Majalah Unesa 135

Page 1



WARNA REDAKSI

D

alam edisi ini, kami mengangkat tema komersialisasi hasil riset atau penelitian. Pada satu sisi, Unesa telah mencapai status mandiri dalam kinerja penelitian. Pada sisi lain, semakin kencang tuntutan agar perguruan tinggi menyebarkan hasil untuk dapat dinikmati masyarakat luas. Dengan begitu, hasil riset tidak hanya mengendon di rak perpustakaan atau sekadar dibahas dalam forum konferensi, tetapi ada implementasi lanjutnya. Konsep komersialisasi hasil riset mengandung pengertian adanya upaya komodifikasi, menganggap hasil riset sebagai komoditas (produk komersial) yang tentu saja dengan sengaja diolah sedemikian rupa untuk dikomersionalkan (diperdagangkan). Di mata Unesa, komersialisasi hasil riset dapat bermakna ganda. Pertama, komersialisasi bertujuan untuk menebarkan kegunaan praktis dari hasil-hasil riset. Kedua, komersialisasi juga diharapkan untuk meraup keuntungan finansial. Sayangnya, sebagian kalangan masyarakat menganggap setiap hasil riset dan pengembangan bisa secara serta-merta dan cepat menjadi produk komersial. Seakan prosesnya hanya bim salabim, semudah membalik telapak tangan. Namun, anggapan ini tampaknya perlu diluruskan karena setiap hasil riset tidak selalu cepat menjadi produk komersial yang termanfaatkan oleh masyarakat. Masyarakat agaknya perlu memahami bahwa ada

serangkaian proses panjang yang perlu dilalui oleh komersialisasi hasil riset, termasuk pengurusan hak paten. Inilah yang tidak diketahui luas oleh masyarakat, yang mengakibatkan munculnya anggapan tidak benar di atas. Di dalam kampus sendiri,

Diperlukan kesadaran bersama untuk memahami tingkat kelayakan hasil riset untuk komersialisasi. Maksudnya, kita perlu menghargai hasilhasil riset yang memang lebih dulu dilaksanakan untuk dapat diinkubasi dan diproses lanjut untuk komersialisasi. Pada sisi lain, warga perlu menyikapi dengan legawa jika hasil riset tidak memenuhi syarat kelayakan. Jika masih mungkin, ke depan “pengarahan� menuju pemenuhan syarat komersialisasi perlu dilakukan. Harapan kita, komersialisasi hasil riset di Unesa akan berjalan semakin baik dari tahun ke tahun. Jika hal ini terjadi, bukan tidak mungkin, sebaran hasil riset semakin dirasakan manfaatnya oleh masyarakat, dan pada sisi lain Unesa memetik meraup hasil upaya income generating dari komersialisasi itu. Itulah sekilas paparan tentang tema komersialisasi hasil riset. Guna memenuhi informasi lain, dalam edisi ini kami juga menyuguhkan berbagai tulisan yang terkait dengan pemikiran, pengalaman, dan prestasi dosen dan mahasiswa Unesa. Seberapa pun yang mereka sumbangkan, mereka pantas mendapatkan apresiasi atau penghargaan sewajarnya. Pada sisi lain, warga Unesa dapat memetik hikmah dan inspirasi dari apa yang telah merika sumbangkan. Akhirnya, selamat membaca, berkarya, dan berpretasi untuk Unesa jaya. Dari Unesa untuk Indonesia.n

KOMERSIALISASI HASIL RISET komersialisasi hasil riset belum menjadi arus utama pemahaman bersama. Itulah mengapa Unesa mengambil kebijakan untuk menindaklanjuti komersialisasi hasil riset secara nyata, agar tidak timbul lagi ketidaktahuan dan keraguan. Praktisnya, agar tidak hanya berakhir sebatas paten, hasil riset warga Unesa mesti diinkubasi hingga akhirnya bisa digunakan industri dan manfaatnya dirasakan masyarakat luas. Dibentuknya Pusat Inkubasi Bisnis, dengan belasan tenan yang disediakan, merupakan langkah awal yang strategis untuk membuka gerbang komersialisasi hasil riset. Pusat ini akan memungkinkan hasil-hasil riset yang layak jual atau layak komersial untuk dikembangkan menjadi produk komersial. Memang, tingkat kelayakan hasil riset untuk dikomersialkan mungkin saja diperdebatkan di kalangan periset sendiri. Hal ini mengingat, ada hasil riset yang tangible dan berbasis teknologi (tepat guna); ada pula hasil riset yang intangible. Dalam konteks ini, hasil riset tentang nano gold, misalnya, tentu berbeda dengan hasil riset karya sastra atau filsafat.

Majalah Unesa

Much. Khoiri Ketua Satuan Kehumasan

| Nomor: 135 Tahun XX - November 2019 |

3


DAFTAR RUBRIK

18

FOTO: DOK/ISTIMEWA

N OV E M B E R 2 0 1 9

Edisi Ini

05

KOMERSIALISASI HASIL PENELITIAN

24

INSIPIRASI ALUMNI KIPRAH ABD. GHOFUR SEBAGAI TRAINER GOOGLE GAPURA DIGITAL

27

FE UNESA JUARA 1 LOMBA BUSSINES PLAN IAIN KUDUS

26

UNESA JUARA UMUM LPTK CUP IX DI PADANG

28

KABAR PKM DESA WISATA BUDAYA BERBASIS KEARIFAN LOKAL DESA BANARAN KABUPATEN NGANJUK

29

UNESA - TAIWAN KERJA SAMA

30

EMTEK GOES TO CAMPUS UNESA

31

SEMINAR SASTRA GLOBAL

32

RESENSI BUKU

Di abad ini, Gen Z tidak hanya perlu dididik untuk berkompetisi, tapi yang juga jauh lebih penting adalah dididik untuk berkolaborasi. Orientasi ke depan bukan lagi menguatkan individu seorang, tapi menguatkan kelompok.

Majalah Unesa ISSN 1411 – 397X Nomor 135 Tahun XX - November 2019 PELINDUNG: Prof. Dr. Nurhasan, M.Kes. (Rektor), Prof. Dr. Bambang Yulianto, M.Pd. (WR Bidang I), Suprapto, S.Pd, M.T. (WR Bidang II), Dr. Agus Hariyanto, M. Kes. (WR Bidang III), Dr. Sujarwanto, M.Pd. (WR Bidang IV) PENANGGUNG JAWAB: Drs. Much Koiri, M.Si (Kepala Satuan Kehumasan Unesa), Dra. Ec. Ratih Pudjiastuti, M.Si (Kepala BAAK) PEMIMPIN REDAKSI: Fafi Inayatillah, S.Pd., M.Pd., Sri Rokhayati, M.M. REDAKTUR: Abdur Rohman, S.Pd., Mubasyir Aidi, S.Pd., Prima Vidya Asteria, S.Pd., M.Pd., Vinda Maya Setianingrum, S.Sos., MA, Gilang Gusti Aji, S.I.P., M.Si. PENYUNTING BAHASA: Syaiful Rahman, S.Pd. REPORTER: Wahyu Utomo, Ayunda, Syaiful H, Syaiful R, Inayah, Suryo Waskito, Emir Musa, Mira Carera, Nely Eka, Tarida, M. Rizki, Titan, Hasna, Intan, Jumad, Fibrina. FOTOGRAFER: M. Wahyu Utomo, Hartono. DESAIN/LAYOUT: Abdur Rohman, Basyir Aidi ADMINISTRASI: Roni, S.T. , Supi’ah, S.E. DISTRIBUSI: Lusia Patria, S.Sos, Hartono PENERBIT: Humas Universitas Negeri Surabaya ALAMAT REDAKSI: Kantor Humas Unesa Gedung Rektorat Kampus Unesa Lidah Wetan Surabaya. MAJALAH UNESA menerima tulisan sesuai dengan rubrikasi dan visi-misi Kehumasan Universitas Negeri Surabaya. Naskah dikirim ke email humasnyaunesa@yahoo.com, apakabarunesa@gmail.com

4

| Nomor: 135 Tahun XX - November 2019 |

Majalah Unesa


LAPORAN UTAMA

KOMERSIALISASI HASIL PENELITIAN UNESA TELAH MENGHASILKAN BERBAGAI PENELITIAN YANG KE DEPAN TENTU BISA DIKOMERSIALKAN SEHINGGA LEBIH BERNILAI MANFAAT SECARA EKONOMIS. BERIKUT BEBERAPA HASIL PENELITIAN YANG BERPELUANG UNTUK DIKOMERSIALKAN? Majalah Unesa

| Nomor: 135 Tahun XX - November 2019 |

5


LAPORAN

UTAMA

CIPTAKAN ALAT PENGUKUR KELINCAHAN ATLET BULUTANGKIS

K

olaborasi lintas disiplin keilmuan (olahraga dan teknik mesin) berhasil menghasilkan alat pengukur kelincahan atlet. Peneletian tersebut dilakukan oleh Dr. Puji Juniarto, M.Pd bersama Dr. Purbodjati, M.S, Agung Prijo Budijono, ST, MT dan Nur Ahmad Arief, S.Pd, M.Pd dengan judul Implementasi Alat Latihan Shadow Berbasis Microcontroller dalam Meningkatkan Kelincahan Atlet Bulu Tangkis. Menurut Puji, alat tersebut diperuntukkan untuk melihat kelincahan atlet bulu tangkis. Secara detail, Puji menjelaskan cara kerja alat tersebut. Alat tersebut bekerja dengan mencatat kecepatan, ketepatan dan estimasi waktu yang digunakan atlet. Adanya microcontroller sebagai chip berfungsi sebagai pengontrol rangkaian elektronik dan dapat menyimpan program did yang umumnya terdiri dari CPU (Central Processing Unit), memori, I/O dan unit pendukung lainnya seperti Analog-toDigital Converter (ADC) yang sudah terintegrasi di dalamnya. “Melalui chip itu, pengukuran kelincahan atlet bulutangkis dapat dilakukan dengan cepat dan efisien,” ungkapnya. Lebih lanjut Puji menjelaskan, alat yang digunakan tersebut dibentuk seperti tombol-tombol kecil yang diletakkan di bawah karpet. Ketika para atlet menginjak karpet tersebut maka akan terekam satu persatu gerakan dan kecepatannya. “Selama ini, untuk kelincahan jika menggunakan cara manual,baru ketahuan setelah selesai berapa waktunya. Kalau ini per gerakan sudah bisa terdeteksi,“ jelasnya. Selain menggunakan teknologi canggih, penelitian ini juga memasukkan salah satu teknik latihan kelincahan dalam bulutangkis yaitu latihan shadow. Dalam latihan shadow,

6

Dr. Puji Juniarto, M.Pd Dosen dan peneliti Unesa

terang Puji, para atlet akan berlatih gerakan lari atau langkah kaki cepat ke depan kanan, depan kiri ke samping kanan, ke samping kiri, belakang kanan, belakang kiri dan pukulan khayal. HASIL KOLABORASI Puji mengakui, dalam mengerjakan penelitian tidak bisa dilakukan sendiri. Para dosen di bidang teknik mesin sangat besar perannya. Sebab, merekalah yang mengeksekusi pembuatan alat ini sehingga mampu bekerja secara optimal. Puji mengatakan bahwa penelitian semacam ini sebenarnya juga merupakan keinginan rektor, yang mana dapat mewujudkan kolaborasi antar bidang salah satunya bidang teknik dan olahraga “Saya sudah mengawalinya,” ujarnya. Puji pun mengaku dalam proses pengerjaan alat, ditemukan banyak kendala. Berkali-kali mereka harus menguji coba alat dan mengakalinya agar ke depan alat tersebut lebih efisien dan tidak menyulitkan atlet. Namun, dengan segala kendala yang dihadapi, mereka berhasil

| Nomor: 135 Tahun XX - November 2019 |

Majalah Unesa

menghasilkan alat yang dapat mengukur kelincahan atlet bulu tangkis sesuai dengan apa yang diinginkan. Puji mengatakan bahwa alat ini bisa dikembangkan bukan hanya pada cabang olahraga bulu tangkis, namun juga bisa digunakan cabang olahraga lain selama olahraga tersebut membutuhkan kelincahan dan footwork. Puji mengakui bahwa secara teknologi mungkin penelitian ini bisa dikatakan ketinggalan jika dibandingkan dengan orang barat, namun rasa bangga tetap muncul karena mampu membuat teknologi semacam ini dengan kemampuan yang dimiliki oleh anak negeri tidak bisa dibandingkan dengan apapun. Rencananya, alat ini akan digunakan untuk melatih para mahasiswa, namun karena keterbatasan tempat dan biaya, alat ini belum bisa digunakan dalam latihan tersebut. Selain itu, alat ini juga memiliki peluang untuk dikomersilkan. Sayangnya, sampai saat ini belum ada perusahaan yang tertarik dengan alat ini. “Kita terkendala oleh banyak kekurangan yang kita miliki, jadi kalau suatu perusahaan yang menangani ya bisa lebih sempurna,” jelasnya. Puji mengakui, mungkin banyak alat yang hampir sama dengan alat ini meskipun jelas terdapat perbedaannya. Rata-rata alat seperti itu diproduksi dari luar negeri dengan harga yang mahal. Ia juga mengakui bahwa bidang olahraga tidak bisa berdiri sendiri, diperlukan kolaborasi dengan bidang teknik maupun bidang lain untuk memperkaya dan mengembangkan inovasi yang lebih maju. “Bukan hanya olahraga, bidangbidang lain juga seharusnya melakukan kolaborasi. Karena penelitian tidak dituntut dalam satu disiplin ilmu yang sama saja, melainkan bisa dilakukan oleh beberapa disiplin ilmu yang berbeda menjadi satu,“ pungkasnya. n (HASNA)


LAPORAN UTAMA

ALAT SANGRAI: Alat sangrai karya dosen Teknik Unesa, sedang dalam tahap penyempurnaan dan segera bisa dikomersialisasikan.

MESIN PENYANGRAI SEMI OTOMATIS DIAJUKAN KE CPPBT UNESA TELAH MENGHASILKAN BERBAGAI PENELITIAN YANG KE DEPAN TENTU BISA DIKOMERSIALKAN SEHINGGA LEBIH BERNILAI MANFAAT SECARA EKONOMIS. BERIKUT BEBERAPA HASIL PENELITIAN YANG BERPELUANG UNTUK DIKOMERSIALKAN?

W

ahyu Dwi Kurniawan, S.Pd.,M.P salah satu dosen di prodi Pendidikan Teknik Mesin Universitas Negeri Surabaya (Unesa selain mengajar, alumni Unesa ini juga memiliki kesibukan lain, yakni mengembangkan penelitian ke tahap komersialisasi. Salah satu penelitian yang sudah masuk dalam

tahap komersialisasi adalah ‘Mesin Penyangrai Semi Otomatis’. Menurut Wahyu, mesin yang merupakan pengembangan dari alat yang sudah ada ini memiliki hal menarik dibandingkan dengan yang sudah ada di pasaran. Salah satunya adalah mesin penyangrai ini dilengkapi dengan kontrol suhu untuk mengatur derajat suhu yang diinginkan. Misalnya saja, saat proses penyangrai

Majalah Unesa

membutuhkan suhu panas sebesar 150 derajat, pada saat suhu mencapai suhu 151 derajat, api pemanas perlahanlahan akan menyesuaikan dengan suhu yang dibutuhkan. Artinya, akan menghemat juga penggunaan bahan bakar LPG. “Ada sensor panas yang mampu membaca suhu alat ini” jelas Wahyu. Saat ini, Wahyu dan tim yang merupakan mahasiswa jurusan

| Nomor: 135Tahun XX - November 2019 |

7


LAPORAN

UTAMA

teknik mesin sudah mengajukan penelitian di tahap CPPBT (Calon Perusahaan Pemula Berbasis Teknologi). CPBT merupakan wadah untuk mengembangkan produk agar siap komersil. Selain itu, CPPBT adalah program dari Ristekdikti yang bertujuan menyiapkan produk hasil penelitian untuk siap dikomersialisasikan. Dengan diberikan dana dari Ristekdikti untuk pengembangan produk hingga layak komersil. “Setelah sudah selesai lanjut ke PPBT (Perusahaan Pemula Berbasis Teknologi),” ujarnya. Proses ke CPPBT ke PPBT hanya memerlukan waktu kurang dari 1 tahun tergantung pelakunya ingin segera terealisasi atau tidak. Dan lagi, mereka juga perlu mencari CEO. Jadi dalam membangun produk ini butuh sosok yang benar-benar menguasai teknologi, perencanaan bisnis, dan teknik pemasaran. “Jadi harus punya jiwa perusahaan. Ke depan kita ingin membuat perusahaan, nanti alumni-alumni yang akan mengelola. Kita akan membuka lapangan pekerjaan seluas-luasnya. Kita mencetak CEO-CEO baru. Tidak hanya alat ini saja. Kita juga akan menyasar ke UKM-UKM kecil yang modalnya tidak besar,” terang Wahyu HARGA RELATIF TERJANGKAU Alat yang sudah diproduksi ini terbilang memiliki harga yang relatif terjangkau daripada yang sudah beredar di pasaran. “Kalau beli di luar itu mahal, harganya bisa 50 jutaan. Kalau alat kita harganya kita banting. Intinya pangsa pasar bukan untuk kalangan menengah ke atas, tapi kita mencoba menjangkau seluruh lapisan masyarakat,” terang Wahyu. Kisaran harga yang ditawarkan dari alat ini sekitar 15 juta. Tapi kegunaan dan fungsinya sama seperti yang sudah ada. Wahyu menerangkan terkait harga yang bisa dijangkau ini tidak lepas dari komponen yang digunakan. “Dari komponen kalau full stainless steel memang mahal. Tapi kita mengutamakan agar bahan stainleesstell 304 tersebut yang bersentuhan langsung dengan kopi. Jadi tidak perlu banyak menggunakan

8

stenless,” imbuhnya. Wahyu juga menambahkan jika aspek yang penting dalam pengolahan ini adalah agar bisa higienis dan terjaga kebersihannya. Progres untuk mengo­mer­sialisa­ sikan alat ini akan terus berjalan dan bertahap. “Prospek ke depan sudah jalan, tahun ini sudah masuk ke PPBT karena tahun lalu belum ada inkubator maka kami kerja sama dengan kampus lain (Poltek Banyuwangi). Sehingga kami sudah melayani penjualan alat tersebut,” terang Wahyu. Selama alat ini berhasil diciptakan, tim sudah berhasil mengajukan paten danmerk. Wahyu sangat mengapresiasi peran inkubator sangat penting. “Dan Alhamdulillah

UNESA TELAH MENGHASILKAN BERBAGAI PENELITIAN YANG KE DEPAN TENTU BISA DIKOMERSIALKAN SEHINGGA LEBIH BERNILAI MANFAAT SECARA EKONOMIS. BERIKUT BEBERAPA HASIL PENELITIAN YANG BERPELUANG UNTUK DIKOMERSIALKAN?

| Nomor: 135 Tahun XX - November 2019 |

inkubator sangat aktif untuk menunjang produk kami,” imbuhnya. KENDALA PEMASARAN Selama menjalani proses komersialisasi ini, Wahyu mengaku ada beberapa kendala yang harus dihadapi. Salah satunya adalah tahap pengenalan dan pemasaran alat yang tidak bisa instan. “Kita juga pernah door to door ke industri yang membutuhkan alat kita. Pernah juga ikut pameran inovasi di Mall lalu terakhir di internal Unesa” paparnya. Wahyu berharap agar dia dan tim tidak tergantung pada satu alat saja. Melainkan harus ada produk-produk baru yang bisa dikomersialisasikan. “Kita ada tim untuk fokus ke mesin teknologi terbaru yang tidak hanya untuk kopi, tapi juga jamu, peti sudang, sambal, jenang dan macammacam. Kontrolnya sama. Selain itu, ada komponen tambahan yang berguna untuk menahan panas,” paparnya. Wahyu bercerita terkait tim yang sudah membantunya hingga sekarang ini. Mereka adalah mahasiswa dari Jurusan Teknik Mesin. Wahyu memang sengaja melibatkan mereka agar mahasiswa punya pengalaman dan pengetahuan khususnya di dunia wirausaha teknologi. “Keterlibatan mahasiswa sangat besar. Dasarnya kan dari PKM, mereka jadi bisa menyusun proposal, mengetahui proses manufaktur sampai pembuatan laporan. Jadi di project work kita libatkan lagi karena sudah pengalaman.” UjarWahyu. Tak hanya itu, dukungan dari universitas terkait pengembangan alat dan komersialisasi mesin penyangrai ini sangat membantu. Awalnya Wahyu mendapat info dari Prof. Titik Taufiqurrohmah untuk dibimbing ikut program CPBT, Di sana juga akan ada coaching langsung dari pihak yang berpengalaman. “Ini ada contoh dan panduan jadi kita bisa ketahui. Saya juga tergabung dalam tim inkubator Unesa, jadi tongkat estafet ini akan saya serahkan ke alumni nanti. Bukan lepas tangan keseluruhan, tapi akan tetap saya dampingi,” imbuhnya. n (SURYO)

Majalah Unesa


LAPORAN UTAMA

LABUNA SUPER, SOLUSI JITU BAGI PETANI BUAH NAGA

T

ri Yoga Arge Putra yang merupakan salah satu civitas akademik dari fakultas Teknik Universitas Negeri Surabaya tengah meneliti berjudul Labuna Super. Labuna Super itu sendiri merupakan kependekan dari (Lighting Buah Naga Solar Power) yang berfungsi sebagai sistem tracker otomatis guna menekan biaya petani buah naga.

Lebih lanjut Yoga menjelaskan, Labuna Super merupakan pengembangan penerangan sistem photoperiodik control pada buah naga yang bertujuan untuk memanipulasi pembungaan agar buah naga dapat berbuah di luar musim. Dengan penerapan sistem ini hasil panen petani buah naga meningkat. Namun, dibalik hasil panen yang meningkat permasalahan yang dihadapi petani buah naga adalah harus membayar tagihan biaya listrik yang tinggi. “Permasalahan ini menjadi kendala utama petani buah naga selama bertahun-tahun. Jika harga buah naga merosot keuntungan yang diperoleh semakin menurun bahkan merugi,” terangnya. Sebelumnya, ide itu bermula dari permasalahan yang dialami

oleh petani buah naga di daerah Banyuwangi. Pada tahun 2017 tim Labuna mencoba mengajukan proposal PKM-T dan lolos pendanaan. Selepas penelitian PKM dan melihat potensi pasar, ternyata sangat menarik untuk menekuni LABUNA SUPER. “Kami mencoba mengajukan LABUNA di CPPBT(Calon Pengusaha Pemula Berbasis Teknologi) tahun 2018 dan alhamdulilah berhasil lolos dan mendapat kesempatan untuk menyempurnakan alat agar siap komersil,” papar Yoga Dalam penuturannya, Yoga menegaskan penelitian ini menarik karena LABUNA SUPER memberikan solusi bagi para petani buah naga yaitu hasil panen mereka meningkat dengan biaya operasional sedikit. Dan, pengembangan alat Labuna Super sangat Kompleks dengan keunggulan 5 in

Tri Yoga Arge Putra

Sivitas Akademik Fakultas Teknik Unesa

Majalah Unesa

1 dalam satu unit kontrol. Yaitu sistem tracker solar panel, sistem timer otomatis, unit kontrol solar, inverter, dan Automatic Transfer Switch. “Indonesia merupakan negara ke-20 terbesar eksportir buah dunia dan buah naga adalah komoditas ekspor unggulan. melihat potensi pasar petani buah naga di Banyuwangi saja pada tahun 2013 meningkat sebesar 245kwintal/Ha. LABUNA SUPER sudah melalui riset selama 2 tahun dan sudah melengkapi perihal perijinan produk siap komersil, kami meyakini potensi LABUNA SUPER sangat tinggi” Alasan itulah menurut Yoga yang melatar belakangi mengapa penelitian ini perlu dikomersialkan. Yoga mengatakan bahwa kedepannya Ia akan memperluas Segmentasi pasar yang bukan hanya untuk petani buah naga saja namun juga bisa digunakan untuk solar home system yang lagi digalakkan oleh pemerintah green energy. “Strategi kami selain perluasan segmentasi pasar kami juga ingin bermitra dengan pemerintah dalam mendukung terwujudnya green energy di Indonesia. Harapan kami terwujudnya LABUNA SUPER ini dikenal oleh masyarakat luas dan dapat membantu penyerataan energy sampai seluruh pelosok Indonesia.” Pungkasnya n (QQ)

| Nomor: 135 Tahun XX - November 2019 |

9


LAPORAN

UTAMA

EKSPLORASI KELOR UNTUK MAKANAN DAN MINUMAN KELOR (MORINGA OLIEFERA) TERMASUK TANAMAN YANG MUDAH TUMBUH DAN MUDAH DIDAPATKAN DI BERBAGAI DAERAH DENGAN HARGA YANG RELATIF MURAH. KELOR JUGA DISEBUT SEBAGAI THE MIRACHLE TREE ATAU POHON AJAIB KARENA TERBUKTI SECARA ILMIAH MENGANDUNG BANYAK ZAT GIZI YANG BERMANFAAT BAGI KESEHATAN TUBUH. BANYAKNYA MANFAAT GIZI ITU, DR. RITA ISMAWATI, S.PD, M.PD, DOSEN GIZI UNESA MENGEKSPLORE DENGAN BERBAGAI PRODUK MAKANAN DAN MINUMAN BERBAHAN KELOR.

B

eberapa makanan dan minuman sudah dihasilkan dari penelitian yang berbahan baku kelor ini. Diantaranya rempeyek daun kelor, kerupuk daun kelor, kuping gajah daun kelor, keciput daun kelor, tantula daun kelor, stick daun kelor, crackers daun kelor, lapis legit daun kelor, jelly drink daun kelor, dan yogurt daun kelor. Dari beberapa produk yang dihasilkanakan digunakan untuk mengintervensi dan mengatasi masalah gizi, yaitu balita yang kurang gizi dan balita yang stunting. Rita mengungkapkan pada tahun 2015 2017 ia pernah mendapatkan dana penelitian dari IDB untuk produk makanan dan minuman dari daun kelor. “Produk seperti biskuit, crackers, yogurt dan jelly drink yang semuanya terbuat dari daun kelor bisa dijadikan alternatif kepada balita yang kurang gizi. Tentunya dengan pemberian secara rutin selama 3 bulan dapat meningkatkan responimun (Kadar CD4) dan berat badan balita yang kekurangan gizi,” papar Rita. Di tahun ini, Ia juga memperoleh dana penilitian PNBP Unesa yaitu tentang intervensi gizi kepada balita stunting dengan memberikan produk makanan dan minuman dari daun kelor selama 3 bulan. Produk-produk yang sudah dihasilkan tersebut juga pernah dipamerkan dalam kegiatan di lingkupUnesa (Dies Natalis Unesa, Pekan Raya Teknologi FT) maupun di luar Unesa (Expo produk UKM di Grand City). Rita juga memasarkan produknya

10

baik melalui online maupun ofline. “Pemasaran secara offline dilakukan dengan membuka ‘Moringa Food Shop’ di Toko Dharma WanitaUnesa yang berada di komplek Ruko Kampus Ketintang Surabaya,” jelasnya. Berdirinya ‘Moringa Food Shop’ bermula pada tahun 2017 Rita mendapatkan program Calon Perusahaan Pemula Berbasis Teknologi (CPPBT) dari Kemenristekdikti. Awal memasarkan produk berbahan daun kelor ini, Ia mengaku kesusahan. Pasalnya, masih ada persepsi dan kepercayaan yang salah di masyarakat kalau daun kelor itu digunakan untuk mengusir setan, memandikan orang mati, bahkan tidak boleh dimakan bagi orang yang menggunakan jarum (jawa “susuk”) yang bertujuan untuk meningkatkan kepercayaan, pengasih, mencari jodoh dan lain-lain. “Persepsi dan kepercayaan yang salah tersebut harus dihilangkan dengan mensosialisasikan keunggulan zat gizi dan manfaat yang ada pada daun kelor, serta penggunaan daun kelor dalam makanan sehari-hari masyarakat,” jelas Rita. Menurut penelitian yang sudah dilakukan, daun kelor memiliki kandungan semua unsur asam amino yang sangat penting. Perbandingan unsur gizi yang terkandung dalam daun kelor jauh lebih banyak dibanding dengan tumbuhan lain. Daun kelor mengandung vitamin A lebih banyak 6,8 mg dibandingkan dengan vitamin A yang terkandung dalam wortel. Vitamin C yang terkandung dalam daun kelor yaitu 220 mg tujuh kali lebih tinggi dibandingkan dengan vitamin C

| Nomor: 135 Tahun XX - November 2019 |

Majalah Unesa

yang terkandung dalam buah jeruk. Jumlah kalsium yang empat kali lebih banyak dibandingkan dengan susu, tinggi kalsium sekitar 40 mg/100 gram. Kalium pada daun kelor 259 mg tiga kali lebih banyak dibandingkan dengan buah pisang. Protein yang terkandung dalam daun kelor sebesar 6,7 gram, dua kali lebih banyak dari protein sebutir telur. Dan zat besi yang 25 kali lebih tinggi dibandingkan dengan bayam, mengandung fosfor 70 mg/100 gram. Rita kerap mesosilaisasikan kandungan gizi daun kelor ini saat diberikan kesempatan menjadi narasumber atau juri pada lomba kreasi/cipta menu. “Saya selalu sisipkan keunggulan dan manfaat daun kelor yang dapat dibuat makanan dan minuman yang dapat dikonsumsi seharihari. Dan terbukti pada hasil penelitian dapat digunakan untuk mengatasi masalah gizi yaitu untuk balita kurang gizi dan balita stunting,” kata Rita. Ia juga berharap agar daun kelor ini bisa menjadi salah satu sayuran yang diprioritaskan dalam memenuhi kebutuhan gizi masyarakat Indonesia. Di Jepang misalnya, teh hijau/green tea sudah banyak digunakan sebagai salah satu varian rasa berbagai produk makanan dan minuman. Rita menuturkan agar daun kelor yang banyak dan mudah ditemukan di Indonesia bisa disejajarkan dengan teh hijau/green tea. “Itulah keinginan saya untuk mensosialisasikan kelor tidak hanya di Indonesia tetapi juga di luar negeri dengan produk makanan tradisional yang dibuat dari daun kelor,” pungkas Rita. n (SURYO)


LAPORAN UTAMA Dr. I Made Arsana, S.Pd., MT

CIPTAKAN FILTER UDARA MOBIL BERBASIS TEKNOLOGI CYCLONE

D

osen jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Negeri Surabaya telah berhasil menciptakansebuah filter udara mobil berbasis teknologi cyclone. Atas penemuan alat itu, ia berhasil lolos dalam program CPPBT (Calon Perusahaan Pemula Berbasis Teknologi) yang diselenggarakan oleh Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Kemenristekdikti) tahun 2017. Dan, kini sedang mempersiapkan naik kelas ke PPBT yakni sebuah program yang bertujuan mendorong penyempurnaan produk inovasi teknologi yang sudah masuk pada kategori prototype dan fase pra-komersial untuk disiapkan menuju komersil. Filter udara mobil karya dosen lulusan S3 Teknik Kimia ITS ini menggunakan teknologi cyclone yang ditempatkan di intermedipole. Intermedipole adalah tempat khusus saluran masuk udara yang berada di antara mesin dan karburator. Teknologi udara berfungsi membuat pusaran masuk ke dalam silinder. “Apabila modifikasi airtech yang diletakkan di intermedipol tidak bagus, maka akan merugikan dan merusak mesin. Karena harus membongkar pasang intermedipole dan apabila penempatan tidak sesuai maka akan penuh resiko. Dan apabila cyclone tertarik/rusak pada saat terjadi hisapan, maka akan merusak mesin. Itulah sebab yang mendasari saya membuat sebuah teknologi udara yang build in dalam komponen filter udara.� Ujar Dosen kelahiran Denpasar tersebut. Berbeda dengan filter biasa. Made menjelaskan filter udara mobil teknologi cyclone memiliki design yang kompak dan menyatu antara filter udara dengan teknologi yang digunakan. Filter udara mobil teknologi cyclone adalah teknologi udara yang dimasukkan ke dalam komponen filter

udara. Cyclone memiliki desain sirip membentuk sudut-sudut menyerupai pusaran angin, sehingga aliran yang terbentuk cenderung turbulen (pusaran) dan tidak ada hambatan udara yang masuk ke filter udara. Secara konstruksi filter ini terdiri dari elemen penyaring dan sudu-sudu aliran berpusar. Alat ini berfungsi sebagai penyaring udara yang kemudian diciptakan aliran berpusar oleh sudu-sudu pada cyclone. Ketika mesin dihidupkan, maka akan terjadi hisapan di dalam silinder dan piston akan bergerak lurus. Akibatnya akan terjadi tekanan vakum udara luar dan akan dihisap masuk ke dalam silinder. Berbeda dengan filter udara mobil biasa tanpa cyclone, udara masuk lurus tanpa adanya putaran dalam silinder. Ide sederhana ini membutuhkan sebuah pengalaman untuk memunculkan filter udara mobil berteknologi cyclone. Made menambahkan bahwa alatnya sudah diujicoba dan menghasilkan kenaikan performa mesin (torsi dan daya) ratarata sebesar 9.94%. Daya naik paling signifikan pada rpm tinggi. Karena cyclone dibutuhkan pada pusaran tinggi. Ketika rpm tinggi, maka waktu pembakaran menjadi semakin singkat. Pembakaran adalah reaksi kimia yang menghasilkan panas akibat reaksi antara O2 dan bahan bakar. Setiap atom bahan bakar mendapatkan atom oksigen sehingga mereka saling berpasangan di setiap sudu-sudu dalam cyclone secara merata. Pembakaran dalam ruang bakar menjadi lebih

sempurna dan menurunkan konsumsi bahan bakar spesifik (Sfc) rata-rata sebesar 17.13%. Filter udara mobil tipe cyclone ini dapat menurunkan kadar emisi gas buang rata-rata sebesar 2.27% untuk CO dan 13.21% untuk HC. Dosen alumnus UNY memaparkan, bahan filter cyclone terdiri dari plat seng, plat alumunium, saringan kawat, sarigan busa halus, lem G, resin bening, catalis, cobalt, pigmen, talk, batu gerinda potong, batu gerinda poles, ampelas, cat warna silver, kertas duplex, dan plastic laminasi. Material perekat antara sudu-sudu cyclone, saringan kawat dan penyaring debu menggunakan material komposit seperti resin karena memiliki karakter kokoh setelah kering dan tergolong ringan ketika digunakan sebagai material perekat. “Strategi agar produk filter udara cyclone dapat diedarkan yaitu dengan adanya legitimasi. Salah satunya dengan pengurusan untuk mendapakan SK SIUP, SK TDP, dan SK SNI dengan tujuan melindungi kepentingan umum, keamanan negara, perkembangan ekonomi nasional, dan pelestarian fungsi lingkungan hidup. Strategi yang dilakukan yaitu dengan terus melakukan sosialisasi produk berupa kegiatan promosi dengan sajian teknis yang logis sehingga mampu menaikkan kepercayaan konsumen terhadap produk filter udara cyclone. n (KHUSNUL/ SURYO)

Dr. I Made Arsana, S.Pd., MT

Dosen Jurusan Teknik Mesin, FT Unesa

Majalah Unesa

| Nomor: 135 Tahun XX - November 2019 |

11


LAPORAN

UTAMA

Aris Anshori, S.Pd., M.T

I

CIPTAKAN ALAT PEMBANGKIT LISTRIK HYBRID PORTABLE

ndonesia masih membutuhkan pasokan energi yang stabil dalam merealisasikan peta jalan revolusi industri gelombang keempat atau Revolusi Industri 4.0. Pasokan energi melalui kelistrikan saat ini masih ditopang sebagian besar oleh batubara. Energi listrik sangat bergantung pada ketersediaan sumber daya alam untuk dijadikan sarana pembangkit listrik. Kebutuhan akan energi di era industri 4.0 saat ini, membutuhkan suatu energi alternatif yang bersih, ramah lingkungan, dan terbaharukan. Energi listrik adalah energi yang paling banyak digunakan oleh masyarakat. Dan, masih banyak daerah di Indonesia yang belum teraliri listrik. Berlatar belakang hal tersebut, Aris Anshori, salah satu dosen jurusan Teknik Mesin Universitas Negeri Surabaya telah dapat menciptakan sebuah alat pembangkit listrik hybrid portable. Pembangkit listrik hybrid portable adalah pembangkit listrik yang mengintegrasikan solar cell, turbin angin, dan fuel cell menjadi satu yang dapat menghasilkan listrik skala rumah tangga (kecil) yang mudah dipindahtempatkan dan bisa

12

diletakkan dimana saja. Aris menambahkan bahwa pembangkit listrik hybrid portable buatannya terdiri dari 2 (dua) sistem. Pertama terdiri dari alat yang berfungsi untuk mengkonversi energi panas matahari, angin, dan fuelcell menjadi energi listrik. Kedua terdiri dari kotak kontrol panel yang berfungsi sebagai pengontrol ketiga alat tersebut. Kapasitas daya pembangkitlistrik hybrid portable bermacam-macam. Mulai dari 450 watt, 900 watt, dan 1300 watt. “Cara kerja pembangkit listrik hybrid portable ini sangat mudah. Sistem solar cell, turbin angin, dan fuel cell dihubungkan pada masingmasing terminal yang ada di belakang kotak kontrol panel. Energi listrik yang dihasilkan oleh solar cell, turbin angin dan fuelcell akan tersimpan oleh sistem penyimpanan yang ada di kontrol panel. Sedangkan untuk penggunaan energi listrik dengan menghubungkan terminal output 220 volt,� papar dosen alumnus Universitas Brawijaya itu. Aris menjelaskan bahwa pembangkit listrik hybrid portable miliknya dapat di on-grid-kan dengan sistem jaringan listrik PLN sehingga

| Nomor: 135 Tahun XX - November 2019 |

Majalah Unesa

dapat menghemat pemakaian listrik sehari-hari. Selain mudah dioperasikan, pembangkit listrik hybrid portable juga sangat cocok digunakan untuk skala rumah tangga yang berada di daerah pelosok yang belum memiliki jaringan listrik PLN. Untuk harga alatnya sendiri, dosen kelahiran Ponorogo ini mematok harga 6 juta untuk pembangkitl istrik hybrid portable kapasitas daya 450 watt, 12 juta untuk kapasitas daya 900 watt, dan sedangkan pembangkit listrik hybrid portable dengan kapasitas daya 2000 watt ia patok harga sekitar 20 juta rupiah. Saat ini, Aris sedang mempersiapkan produknya untuk lanjut ke tahap PPBT. Ia berharap agar alatnya dapat bermanfaat untuk masyarakat dan mampu memenuhi kebutuhan listrik masyarakat. “Perlu adanya keterlibatan mahasiswa dalam melakukan riset. Saya melibatkan kurang lebih 4 mahasiswa. Hal ini dilakukan agar iklim kolaborasi atau payung penelitian antara dosen dan mahasiswa menjadi sinkron dan risetnya terfokus dalam beberapa bidang. n (KHUSNUL/SURYO)


LAPORAN UTAMA

MESIN PEMECAH TELUR DAN PEMISAH TELUR OTOMATIS CAHLURAH (PEMECAH TELUR DAN PEMISAH OTOMATIS) MULANYA MERUPAKAN BENTUK PKM DARI ANAK-ANAK MAHASISWA FT. OLEH AGUNG PRIJO BUDIJONO, S.T, M.T, PKM TERSEBUT AJUKAN KE CPPBT. “AWALNYA HANYA SEKADAR ISENG SAJA,� UNGKAP AGUNG.

S

aat itu, Agung berpikir kira-kira mesin apa yang dibutuhkan dan mendapat perhatian dari para pengusaha. Dari pemikiran tersebut, Agung mencoba mengembangkan mesin hasil PKM dari mahasiswa yang sebelumnya belum maksimal coba dimaksimalkan lagi. Riset pada mesin tetap dilakukan agar mengetahui kerusakan serta penyebab dari kerusakan dengan diskusi bersama tim Ristek. Kemudian, disempurnakan dengan keputusan dari tim Ristek bahwa bisa mengambil ide dari mesin pemecah dan pemisah telur yang ada di Polandia. Agung beserta tim pun melihat mesin pemecah dan pemisah telur yang ada di Polandia. Kemudian, mereka mencoba memetakan

mekanisme dari mesin tersebut. Mesin pemecah telur dari Polandia itu hanya sebagai ide, jadi ia hanya melihat kemudian menerjemahkan mekanismenya dan kontrol sepenuhnya dari Agung beserta timnya. Dari ide tersebut menginspirasi Agung hingga finishing. Agung sempat putus asa karena mesin yang telah dibuat tidak berjalan sesuai harapan. Saat melakukan uji coba pemecahan dan pemisahan telur hampir menghabiskan sebanyak 100 butir telur. Hasilnya, pemisahan belum sempurna karena kuning telur yang rentan pecah. Agung akhirnya membuat perubahan dalam mesin yang sangat signifikan yaitu dari sisi mekaniknya, tampilannya, sistem kontrolnya semuanya diubah hingga maksimum. Setelah yakin bahwa

Majalah Unesa

mesin sudah cukup baik, Agung mengupload video cara kerja mesin Cahlurah tersebut ke Youtube sebagai syarat mengikuti CPPBT. Sebenarnya, Agung ragu bahwa mesin itu akan ada yang membeli. Namun, tak disangka bahwa mesin yang dibuat menarik perhatian salah satu perusahaan roti di Surabaya yaitu toko roti Lapis Surabaya Bude Pakde. Perusahaan tersebut membeli Cahlurah yang memiliki dua jalur pemisah dengan harga 35 juta rupiah. Mesin Cahlurah sampai saat ini masih dalam fase penyempurnaan, dimana pemecahan dan pemisahannya sudah baik. Akan tetapi yang menjadikan hasil dari pemisahannya kurang baik ialah kualitas telur di Indonesia yang kurang baik. Agung mencontohkan telur yang dijual di

| Nomor: 135 Tahun XX - November 2019 |

13


LAPORAN

UTAMA

toko sembako, telur yang dijual bisa jadi sudah berumur sekitar tujuh hingga sepuluh hari dan apabila dipisah dengan keadaan kuning telur yang utuh itu sangat susah. Awalnya, Agung mengira bahwa mesinnya yang memang bekerja kurang baik, tetapi ia akhirnya yakin dengan mesin hasil buatannya tersebut setelah ia berdiskusi dengan agen telur dan mereka mengatakan bahwa yang salah bukan mesinnya, melainkan kualitas telur di Indonesia ini yang kebanyakan kurang bagus. “Telur dengan warna kulit yang terang dengan yang puyeh itu tidak sama, dari segi kualitas telur dan harga pun juga tidak sama. Jadi kualitas telur juga sangat menentukan hasil dari pemisahan telur dari mesin ini. Sampai saat ini Agung beserta tim masih menyempurnakan hingga telur apapun bisa dipisah dengan baik,� ungkapnya. Prospek ke depan yang akan dilakukan Agung yang pertama ialah mengembangkan dengan mekanisme yang baru. Kedua, dari ide mesin pemecah telur ini akhirnya

ia pun memiliki ide membuat mesin lain karena Agung akhirnya dekat dengan produsen makanan. Ide yang muncul berikutnya ialah membuat filter otomatis, oven otomatis dan lain sebagainya. Dari terjualan mesin pemisah telur ini, Agung juga mendapat proyek dari perusahaan Lapis Surabaya Bude Pakde sekitar 150 juta rupiah. Dan mereka tidak percaya kalau mesin itu adalah produk Indonesia, dan makin tidak percaya lagi kalau produk ini dari jurusan Teknik Mesin Unesa. Agung mengatakan, proses pembuatan mesin tersebut sangat lama yaitu dimulai dari tahun 2016. Sampai saat ini mesin pun masih disempurnakan sesuai dengan keinginan pembeli. Cahlurah ini memiliki dua tipe. Pertama. tipe satu jalur dan kedua tipe dua jalur. Masingmasing setiap jalur berkapasitas 1.200 per jam. Masing-masing mesin dijual dengan harga 25 juta rupiah dan 35 juta rupiah. Mulanya, Agung menduga yang terjual adalah mesin dengan satu

jalur, tetapi pada saat CPPBT reviewer berkata bahwa yang terjual pasti yang dua jalur. Dan, ternyata memang benar, yang terjual tipe dua jalur karena perbedaan hasilnya besar sedangkan selisih harganya sedikit. Rencana ke depan, Agung ingin membuat sebuah pabrik yang saat ini ia sudah memiliki bengkel mobil. Agung juga berkeinginan membuat pendidikan untuk menambal kekurangankekurangan yang ada di Unesa, bisa dibilang Branding Unesa. Ia mengaku sudah memegang banyak kegiatan mahasiswa seperti di PKM, MCT, Kontes Mobil Hemat Energi, Robot dan semua yang ia bina pasti berprestasi. Akan tetapi Agung mengaku belum melihat mahaisiswa FT Unesa ini maksimal. “Saya belum melihat cultur riset yang ada pada diri mahasiswa FT Unesa. Padahal, hal itu dapat membangun karakter. Tapi, saya etap optimis karena setiap tahun tim MCT selalu tembus PIMNAS,� pungkasnya. (IC/FBR)

HAIR CROSS PRODUK UNGGULAN PERAWATAN RAMBUT

B

iyan Yesi Wilujeng, S.Pd, M.Pd, salah satu dosen Unesa berhasil menciptakan Hair Cross menjadi salah satu produk unggulan Unesa. Hair Cross merupakan brand perawatan rambut/hair tonic hasil penelitian Biyan Yesi Wilujeng, S.Pd., M.Pd. dosen jurusan PKK Unesa. Produk ini juga lolos dalam seleksi CPPBT yang diadakan Kemenristek Dikti tahun lalu. Hair Crossi adalah salah satu kosmetik perawatan rambut atau biasa disebut

14

| Nomor: 135 Tahun XX - November 2019 |

hair tonic. Dengan menggunakan bahanbahan yang alami, produk ini memiliki banyak manfaat, salah satunya adalah merangsang pertumbuhan rambut dan mencegah kerontokan rambut. Hair Tonic terdiri dari bahan aktif yang alami salah satunya pandan wangi. Pandan wangi mengandung flavonoid dan polifenol yang berfungsi sebagai antioksidan alami. Selain itu kandungan alkoholnya relatif lebih rendah, tidak menimbulkan efek kering pada kulit kepala.

Majalah Unesa

Bekerjasama dengan industri kosmetik PT. Kreasi Multi Rezeki, produk ini sudah diproduksi dan sudah melalui pelbagai pengujian. Mulai yakni uji sample 1, uji sample 2, CEO (uji kandungan kosmetik), uji MSDS (uji kandungan kosmetik lanjutan), dan juga sudah terdaftar BPOM sehingga memiliki kualitas dan keamanan yang terjamin. Kedepan produk unggulan ini akan dikenalkan UMKM yang ada, Instagram, Iklan, shopee dan media lain yang ada.n (EM)


LAPORAN UTAMA Dr. Warju, S.Pd, S.T, M.T,

LANGGANAN LAHIRKAN BANYAK PROTOTYPE KNALPOT

W

arju, S.Pd, S.T, M.T, salah satu doktor dan dosen Fakultas Teknik ini sudah layak disebut pakar knalpot. Dosen yang kerap ditemui di lab pengujian performa mesin telah memiliki banyak produk uji coba pada prototype knalpot. Saat ini, ia sudah mengantongi 5 paten atas produk knalpot buatannya yakni knalpot Diesel Particulate Filter (DPF) dengan teknologi untuk mereduksi opasitas atau kepekatan asap. Knalpot tersebut memang didesain khusus untuk mesin diesel. Selain itu, ada juga knalpot sepeda motor ramah lingkungan berteknologi Metallic Catalytic Converter (MCC), knalpot mobil bensin ramah lingkungan yang juga berteknologi Metallic Catalytic Converter (MCC), Knalpot MCC untuk tipe sport dan terakhir knalpot MCC tipe Matic. Semua karya Warju memiliki 2 keunggulan. Pertama harganya jauh lebih murah. Knalpot sepeda kisaran 800 ribu dan knalpot mobil kisaran 1,5 juta. Harga tersebut tentu jauh lebih murah dibandingkan dengan harga knalpot mobil pabrik yang harganya mencapai 6 juta. Meski berharga relative murah, namun performanya tidak jauh berbeda dengan knalpot standar pabrikan. Selain harga keunggulan kedua adalah semua knalpot buatan Warju memiliki konsep CKD (Completely Knock down) yang artinya bisa dilakukan bongkar pasang. Tujuannya untuk mempermudah pembersihan dan penggantian material filter. Semua knalpot buatan Warju sudah lolos uji emisi dan uji kebisingan. Karyanya juga lolos seleksi unggulan berpotensi hak kekayaan intelektual (Uber-HKI) dan program CPPBT (Calon Perusahaan

Pemula Berbasis Teknologi). Karya yang paling baru adalah Diesel Particulate Trap (DPT) atau bisa disebut Diesel Particulate Filter (DPF) dengan 2 ukuran, yakni ukuran kecil dan ukuran besar. Knalpot tersebut menggunakan teknologi wiremesh honeycomb steel dengan panjang 20 cm untuk yang kecil dan 40 cm untuk yang besar. Wiremesh digulung lalu diberi pemisah kawat dengan tebal 3 mm untuk membuat rongga saat gas buang itu mengalir keluar dan tidak menimbulkan mampet. Perbedaannya adalah DPT 40 cm dapat mengurangi gas buangan asap (PM) hingga 89%, sedangkan DPT 20 cm dapat mengurangi hingga 82% dengan material yang lebih sedikit. Rencananya, DPT ini akan dijual seharga 2,5 juta sudah termasuk casing. Titanium Dioxide Catalitic Converter terbuat dari lembaran tembaga dengan ukuran 2 mm dan 4 mm yang dilapisi dengan titanium dioksida sebagai katalis untuk mempercepat oksidasi CO dan HC. Pelapisannya menggunakan bantuan sodium silica (Na2SiO3) yang dicampurkan degan titanium dioksida (TiO2) dengan rasio 10:1, dilapiskan ke pelat tembaga lalu dipanaskan hingga suhu 100 selama 12 jam, lalu dipanaskan lagi pada suhu 250 selama 6 jam. Rencananya produk ini akan dijual dengan harga 975 ribu. Kedua produk terbaru tersebut juga akan didaftarkan paten pada tahun 2020. Untuk penelitian selanjutnyaa Warju akan mencoba meneliti Catalitic Converter dilapisi dengan teknologi nano gold. Kerja sama dengan teknologi nano gold bisa meningkatkan kecepatan reaksi dari oksidasi emisi CO dan HC. Sehingga kedepan juga bisa bekerjasama dengan FMIPA. n (EM)

Majalah Unesa

MESIN PRESS SEPATU SYSTEM HIDROLI FIRMAN Yasa Utama, S.Pd, M.T, dosen Fakultas Teknik Unesa berhasil menciptakan produk aplikatif berupa mesin press sepatu sistem hidroli. Mesin press ini memiliki kelebihan tidak hanya harganya yang kompetitif, tapi juga hemat listrik. Firman mengatakan produk ini sangat aplikatif dan berhubungan langsung dengan UMKM seepatu dan sandal. Produk mesin Press sepatu system hidroli ini memiliki beberapa kelebihan. Di antaranya, harga cenderung lebih murah dan sedikit konsumsi listrik. Untuk memasarkan produk ini, Firman menggunakan dua strategi yakni online dan offline. Ke depan, Firman akan terus mencoba alat semacam ini untuk komoditas yang lain. “Alat semacam ini harus sudah dibuat berbasis IoT tersebut,� paparnya. Firman berharap ke depan, khususnya Unesa memiliki unit produksi yang bisa mewadahi dan melakukan pembuatan produk sendiri untuk dikomersilkan. Dengan semakin banyak HKI yang dimiliki, terang Firman, grade Unesa juga akan meningkat. n (SH)

| Nomor: 135 Tahun XX - November 2019 |

15


BINCANG

UTAMA

Wawancara dengan Prof. Dr. Titik Taufikurohmah, S.Si, M.Si, Ketua PIB Unesa

PUSAT INKUBATOR BISNIS NANTI AKAN FOKUS PADA JALUR PINTAS

PUSAT INKUBATOR BISNIS UNESA (PIB-UNESA) AKAN MELAKUKAN KOMERSIALISASI PRODUK-PRODUK HASIL PENELITIAN. SEPERTI APA KONSEP DAN STRATEGI YANG AKAN DILAKUKAN. BERIKUT BINCANG-BINCANG DENGAN PROF. TITIK TAUFIKOROHMAH SEPUTAR KOMERSIALISASI PRODUK-PRODUK HASIL PENELITIAN. Bagaimana mekanisme dan jalur produk yang akan dikomersialkan? Produk-produk yang akan dikomersilkan diambil dari 3 jalur. Pertama dari penelitian-penelitian CPPBT, lalu akan menjadi PPBT yang diadakan oleh Kemenristek

16

Dikti. Setelah produk jadi maka akan dilakukan komerisialisasi. Untuk saat ini, peneliti dari Jalur CPPBT tahun lalu, kerena Pusat Inkubator Bisnis Unesa dianggap masih belum berdiri, sehingga semua peneliti CPPBT yang ada di Unesa masih mengikuti PIB perguruan tinggi lain. Mulai tahun ini

| Nomor: 135 Tahun XX - November 2019 |

Majalah Unesa

semoga mereka bisa kembali lagi ke Unesa. Jalur berikutnya? Jalur kedua adalah dari penelitian yang bukan CPPBT, yakni penelitian dari RPM yang lain yang sudah


BINCANG UTAMA pada area penelitian terapan dan penelitian pengembangan. Karena riset terapan dan riset pengembangan sudah menghasilkan prototype, yang nantinya akan menjadi produk yang komersial. Untuk yang jalur kedua diawali dengan penelitian Nano Gold yang sudah bekerja sama dengan PT. Gizi dan juga ada perusahaan lain yang menggunakan teknologi nano gold tapi dengan merek jual yang berbeda. Jalur ketiga adalah jalur pintas yang muncul berkat kebijakan Rektor, pembuatan produk dengan produksi sendiri/ mandiri (tidak melakukan kerjasama). Contohnya yang akan launching tahun ini adalah Kece Kosmetik yakni hasil penelitian kosmetik yang diberi merek “KECE� yang terdiri dari Kece serum, Kece Cream Pagi dan Kece Cream Malam. Nantinya produk Unesa ini akan dikomersialisasikan dengan melibatkan seluruh civitas akademik Unesa, baik dosen, karyawan ataupun tendik jika mereka tidak keberatan dalam pemasarannya. Kece Kosmetik ini juga menjadi starter, pemicu dan memotivasi agar nantinya banyak peneliti yang terlibat untuk memproduksi sendiri dan menjadi bagian dari produk unggulan Unesa. Apa dampaknya bagi peneliti? Jika peneliti sudah tahu bahwa produk yang mereka buat dapat diproduksi oleh Unesa, maka mereka (para peneliti) akan terpicu semangatnya untuk membuat produkproduk baru yang inovatif. Peneliti dari Fakultas Teknik sudah banyak membuat produk-produk yang inovatif seperti dari tata boga dan tata busana. Produk yang mereka buat nanti bisa menjadi produk komersial dengan brand Unesa sehingga mudah masuk kedalam market. Jalur mana nanti yang akan jadi fokus PIB? Jalur ketiga ini adalah kegiatan yang di-handle langsung oleh PIBUnesa, nantinya PIB akan memasarkan produk dan hasilnya akan langsung disetorkan ke rekening rektor.

HUMAS JUGA SUDAH IKUT JUGA MEMBANTU MEMPERKENALKAN PENELITIAN-PENELTIAN DOSEN UNESA YANG ADA. BERITA-BERITA YANG DITULIS HUMAS AKAN DIBACA OLEH MASYARAKAT LUAS, HARAPANNYA MELALUI MEDIA NANTINYA JUGA AKAN KETEMU ANTARA PENGGUNA TEKNOLOGI DAN PENCIPTA TEKNOLOGI TERSEBUT. Jalur ketiga nantinya juga akan disandingkan dengan teaching industri. Ke depan Unesa akan membangun kawasan sains dan teknologi, lalu digabungkan dengan kegiatan teaching industri di fakultas teknik. Kece Kosmetik sudah menjadi bagian dari produk teaching Industri. Bagaimana strategi komersialisasi yang akan dilakukan? Stratergi komersialisasi sudah kami tuangkan dalam beberapa program. Pertama, proses komersialisasi yang dimulai dari pendaftaran perijinan. Dalam hal ini pendaftaran perijinan sudah kami digagas dan sudah dianggarkan sebagai lembaga. Tapi, eksekusinya masih belum terlaksana, karena pemilik gagasan/penelitian juga harus mau bergerak. Hal ini karena masalah perijinan tidak serta merta dapat dibebankan pada PIB, tapi juga si pemilik gagasan itu harus mengurus surat domisili yang proses administrasinya harus dipenuhi oleh pribadi masing-masing. PIB tidak dapat mengurus masalah perijinan yang harus dipenuhi secara personal, karena mereka harus mengurus ke RT/RW masing-masing. PIB sudah siap untuk membantu mengajukan surat tanda daftar Industri, SIUP (Surat Ijin Usaha

Majalah Unesa

Perdagangan), dan lainnya, tinggal menunggu peneliti untuk bergerak. Selanjutnya, PIB juga sudah menganggarkan untuk pameran produk hasil yang sudah memiliki ijin. Pameran produk ini bertujuan mempertemukan antara para pembuat produk dari Unesa dengan calon-calon konsumen. Mungkin nantinya ada konsumen yang grosir atau konsumen yang ingin bermitra. Berikutnya, PIB melakukan beberapa pelatihan untuk melatih skill pengelolahan bisnis, karena dalam perjalanannya para pebisnis itu banyak mengalami kendala, baik dalam manajemen keuangannnya, kadang juga kendala dalam keterampilan berwirausaha. Selain itu, humas juga sudah ikut membantu memperkenalkan penelitian-peneltian dosen Unesa yang ada. Berita-berita yang ditulis humas akan dibaca oleh masyarakat luas, harapannya melalui media nantinya juga akan ketemu antara pengguna teknologi dan pencipta teknologi tersebut. Apa harapan dengan komersialisasi ini? Kami sangat berharap bahwa komersialisasi itu tidak harus melalui proses formal, karena sebenarnya saat membuat prototype jika produk itu sangat dibutuhkan oleh masyarakat maka produk tersebut sudah komersial. Seperti saat kita melatih dalam pembuatan sabun cuci, sabun cair, sabun pel, itu belum perijinan, belum ada pengurusan ini dan itu tapi itu sudah dapat dijual kepada masyarakat. Karena jika mengikuti jalur formal maka harus ada perijinan dan alur sulit lainnya. Produk-produk seperti makanan ringan rumahan buatan dosen Jurusan PKK hasil penelitian dengan bahan makanan lain, juga perlu dipicu untuk supaya para peneliti mau membuat lebih banyak produkproduknya. Kami yakin inkubator ini akan memiliki banyak peran karena perguruan tinggi tidak hanya dituntut sebagai tempat pendidikan saja, tapi juga dituntut untuk produk inovasi yang ada. n (EM)

| Nomor: 135 Tahun XX - November 2019 |

17


LENSA

UNESA

MUSYAWARAH GURU BESAR DIGELAR DI UNESA

U

niversitas Negeri Surabaya bersama Forum Guru Besar Indonesia (FDGBI) menyelenggarakan Musyawarah dan Seminar Internasional FDGBI IV yang termasuk serangkaian dari kegiatan Dies Natalis Unesa ke-55. Kerja sama Unesa dengan FDGBI ini membahas bahasa Indonesia-Melayu sebagai bahasa ilmiah internasional. Acara yang dilaksanakan di Hotel Golden Tulip Surabaya itu menghadirkan guru besar baik dari luar dan dalam negeri, di antaranya Prof Drs. Koentjoro, MBSc, Ph.D., Prof. Dr. Koh Young Hun, Prof. Dr. Setya Yuwana, M.A., Prof. Kamaruddin Said, Asst. Professor Siripu Maneechukate, serta Endina Asri Widratama. Pertemuan ini dikemas dalam bentuk musyawarah internasional pada 4-7 November 2019 yang dilaksanakan di Unesa, serta melibatkan berbagai guru besar dari berbagai Negara seperti Malaysia, Korea Selatan, Thailand, dan Singapura. Pada forum ini diikuti 154 guru besar dari 31 delegasi perguruan tinggi. Dalam pertemuan itu, salah satunya merekomendasikan agar bahasa indonesia melayu sebagai bahasa ilmiah internasional. n (HUMAS) PEMBUKAAN: Pemukulan gong oleh Rektor Unesa, Prof. Dr. Nurhasan, M.Kes sebagai tanda dimulainya Forum Guru Besar Indonesia (FDGBI) di Hotel Golden Tulip Surabaya.

18

| Nomor: 135 Tahun XX - November 2019 |

Majalah Unesa


LENSA UNESA

Upacara Peringatan Hari Pahlawan

U

niversitas Negeri Surabaya (Unesa) menggelar upacara peringatan Hari Pahlawan pada 10 November 2019 di halaman Gedung Rektorat, Kampus Unesa Lidah Wetan pada Senin, 11 November 2019. Upacara diikuti oleh pimpinan universitas, dosen, tenaga pendidik, dharma wanita, serta perwakilan mahasiswa tiap fakultas. Sebagai pemimpin upacara adalah Rektor Unesa, Prof. Dr. Nurhasan, M. Kes. n ((AY/WHY/TNI)

Jamuan Makam Malam Bersama Wali Kota Surabaya

F

Prof. Dr. H. Haris Supratno Guru Besar FBS Unesa

orum Dewan Guru Besar Indonesia dan perwakilan guru besar dari negara Thailand, Korea Selatan, Singapura, dan Malaysia hadiri jamuan makan malam bersama Wali Kota Surabaya, Tri Risma Harini. Jamuan makan malam ini digelar di Rumah Dinas Walikota Surabaya dengan suguhan tarian tarian traditional seperti tari remo. Hal ini disuguhkan untuk mengenalkan kesenian Indonesia yang kini mulai mendunia.

Majalah Unesa

Mengawali acara, Tri Risma Harini memberi sambutan selamat datang untuk tamu yang telah hadir. Selain itu, Risma juga menjelaskan mengenai banyak hal tentang Surabaya. Di antaranya mengenai pertumbuhan anak dan gerakan literasi. Rektor Unesa, Prof. Dr. Nurhasan, M.Kes dalam sambutannya mengucapkan terima kasih atas jamuan hangat yang diberikan oleh Walikota Surabaya, Tri Risma Harini. Sejalan dengan pemikiran Risma terkait menjunjung tinggi nilai budaya Indonesia, Rektor juga menjelaskan forum ini telah berjuang untuk mengangkat Bahasa Indonesia sebagai bahasa Ilmiah Internasional. n (HUMAS)

| Nomor: 135 Tahun XX - November 2019 |

19


KIPRAH

LEMBAGA

GRAHA UNESA, BUKAN HANYA SEKADAR TEMPAT PERTEMUAN MIMPI UNESA UNTUK MEMILIKI GEDUNG PERTEMUAN DENGAN DAYA TAMPUNG YANG BESAR, AKHIRNYA TERWUJUD MELALUI PEMBANGUNAN GEDUNG GRAHA UNESA. GEDUNG YANG BERTEMPAT DI JALAN CITRA RAYA UNESA, LIDAH WETAN, LAKARSANTRI, SURABAYA SANGAT LUAS DAN MAMPU MENAMPUNG BANYAK MOBIL. SEJAK TAHUN 2019, GEDUNG INI TELAH BERHASIL MENJADI TUAN RUMAH DALAM BEBERAPA PERHELATAN AKBAR YANG DILAKSANAKAN OLEH UNESA SEPERTI WISUDA UNESA KE 95, WISUDA UNESA KE 96, PAGELARAN PENTAS SENI DAN EMTEK GOES TO CAMPUS.

G

edung ini dibangun berawal dari keinginan Unesa untuk memiliki gedung pertemuan yang juga bisa menjadi gedung untuk acara-acara yang dapat menampung massa dalam jumlah besar. Hal itu yang pada akhirnya melahirkan gedung Graha Unesa, sebagai gedung yang mampu menampung 1000 hingga 8000 orang. Graha Unesa berdiri di atas lahan seluas 36.372.25M 2 dengan luas bangunan 8.499m2. Pembangunan gedung ini dimulai pada 29 Desember 2019 dan dijadwalkan selesai pada bulan November 2020. Meskipun

20

gedung ini belum sepenuhnya rampung, namun gedung ini sudah layak untuk sebuah acara berkapasitas besar. Walaupun gedung ini berada di kawasan Unesa, namun Graha Unesa terbuka untuk disewa oleh umum, di antaranya untuk event wedding, meetting, konser, convention dan pameran bertaraf international. “Tujuan kita adalah supaya bisa menunjukkan kepada masyarakat bahwa Unesa mempunyai ballroom berkelas yang bisa menjadi kebanggaan Unesa” ujar Trisulowati selaku pengelola. Dalam hal tata cara penyewaan dan tarif penyewaannya,

| Nomor: 135 Tahun XX - November 2019 |

Maja lah Unesa

diatur oleh pihak Unesa dan pengelolah Graha. Sedangkan bagi mahasiswa aktif Unesa, Graha memberikan diskon khusus untuk penyewaan gedung ini. Menurut Herman, Banquet operation Graha Unesa, kelebihan Graha Unesa bukan hanya terletak pada kapasitas gedung yang mampu menampung ribuan orang, gedung ini juga terdiri dari 4 lantai yang luas dan mudah diakses. Selain itu, Graha Unesa sendiri menawarkan arsitektur klasik yang indah dan megah. Ke depan, Graha Unesa berencana untuk memperluas dan terus memperbaiki


KIPRAH LEMBAGA sarana dan prasarana gedung. Untuk saat ini, karena masih dalam masa renovasi banyak sarana prasarana yang belum terpenuhi seutuhnya. Berjuta harapan tumbuh untuk salah satu gedung besar ini, harapan besar diungkapkan Trisulowati untuk Graha ke depannya agar bisa menjadi ballrroom atau convention yang bisa menggelar even-even akbar bertaraf international. “Kami sebagai pengelola akan menambah fasilitas seperti tempat siraman, tempat akad nikah, tempat dodol dawet dan fasilitas apapun yang diperlukan apabila ada pengantin yang mau memakai gedung, sehingga apapun yang di perlukan oleh klien sudah tersedia termasuk untuk katering dan banquet yang berstandart hotel bintang lima,“ pungkasnya. n (HASNA)

MEGAH DAN MEWAH: Bangunan mentereng gedung Graha Unesa di kawasan kompleks kampus Unesa Lidah Wetan Surabaya (kiri). Bagian dalam gedung yang megah dengan dekor yang menawan.

RANGKUL PIHAK KETIGA SEBAGAI PENGELOLA

K

husus untuk Hotel Unesa dan Graha Unesa, Wakil Rektor Bidang Umum dan Keuangan, Suprapto, S.Pd., M.T. merangkul pihak ketiga sebagai pengelolanya dalam Kerja sama Manajemen (KSM). Kerja sama manajemen itu sangat menguntungkan karena Unesa

mendapatkan kompensasi yang luar biasa. Mereka (pihak ke-3) bertugas menata Graha Unesa dan Hotel Unesa menjadi lebih baik dan bernilai jual tinggi, seperti memperbaiki parkir, menata interior dan eksterior gedung, menata ruangan dengan sekat yang moveable/dapat dipindah-pindah. Saat ini alhamdulillah interior sudah bagus, walaupun masih 70%. Selama kerja sama dengan pihak ke-3, Wisuda yang diadakan di gedung Graha Unesa adalah gratis. Gratis dalam aspek dekorasi free, konsumsi free, sound system free, videotron free, dan semua free. Yang dianggarkan Unesa untuk wisuda adalah honor untuk panitia dan anggota senat. Unesa juga diberikan kesempatan 15 kali untuk meeting pada gedung tersebut dalam setahun dengan gratis, free konsumsi, free fasilitas,

Unesa tinggal memberikan konsep dan mereka (pihak ke-3) akan menyiapkan segala sesuatunya. Keluarga besar Unesa akan mendapatkan diskon 50% jika ingin menyelenggarakan kegiatan di gedung tersebut, seperti pernikahan, mengadakan acara tertentu, dan kegiatan-kegiatan lainnya. Di sisi lain, meraka (pengelolah pihak ke-3) akan memberikan kompensasi bagi hasil dengan nilai yang cukup besar, yang akan terus meningkat tiap tahun, sesuai yang diatur dalam perjanjian kerja sama manajemen. Secara regulasi kerja sama manajemen ini juga diperbolehkan, Unesa sudah berkonsultasi dengan kementerian, sudah mendapat izin. Jika Unesa mengoperasionalkan dan mengelola sendiri, kecil kemungkinan Unesa bisa mendapat keuntungan lebih dari sekarang. Apalagi dengan biaya operasional gedung yang luar biasa, listrik dan air perbulannya hingga 110 juta. n (ARN/BBS)

Suprapto, S.Pd., M.T.

Wakil Rektor Bidang Bidang Umum dan Keuangan

Majalah Unesa

| Nomor: 135 Tahun XX - November 2019 |

21


KIPRAH

LEMBAGA

Dr. Fida Rachmadiarti, M.Kes.

Wakil Dekan Bidang Akademik FMIPA

F

FMIPA SIAPKAN KURIKULUM OB (OUTCOME BASED EDUCATION) DAN AKREDITASI INTERNASIONAL

akultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) Unesa terus mengimplentasikan kurikulum baru. Wakil Dekan Bidang Akademik FMIPA, Dr. Fida Rachmadiarti, M.Kes., menjelaskan sejak 2015 di FMIPA memberlakukan kurikulum KKNI (Kerangka Kualifikasi Nasional Indoensia). Kemudian sekitar tahun 2017, FMIPA mengembangkan kurikulum tersebut dengan berbasis ecoprenuership. “Kita ada matkul penunjang di semua jurusan yang

22

berbasis ecoprenuership. Ada mata kuliah KWU biasanya diambil pada semester 3,4,5 bergantung pihak jurusan. Ada mata kuliah konservasi alam dan lingkungan yang harus diambil pada semester 2,” terang Dr. Fida. Untuk menunjang ecoprenuership tersebut setiap hari Jumatmulai pagi hingga setelah shalat Jumat, di fakultas MIPA meniadakan kelas perkuliahan. Tujuannya agar mahasiswa mampu sadar dan peduli akan lingkungan

| Nomor: 135 Tahun XX - November 2019 |

Majalah Unesa

sekitar dengan melakukan Jumat bersih di jurusan masing-masing. “Karena FMIPA pernah mendapatkan penghargaan dari Pemkot Surabaya terkai t eco campus, maka kami menggiatkan untuk tiap hari Jumat mengadakan kerja bakti,” imbuhnya. Selain menguatkan cirri khas FMIPA yang berbasis ecoprenuership, mulai tahun 2018 lalu, FMIPA akan mengembangkan kurikulum ke arah OB (Outcome Based Education). “Jadi kurikulum yang berbasis


KIPRAH LEMBAGA ecoprenuership ini kita kembangkan lagi seiring dengan perkembangan zaman. Di sisi lain, untuk meranjak ke akreditas internasional, kurikulum sudah mengarah ke OB,” papar dosen Jurusan Biologi tersebut. Sejak 2018, pihak birokrasi juga tengah gencar melakukan peninjauan terhadap capaian pembelajaran PEO (Program Education Outcome) dan PLO (Program Learning Outcome). Dimana PLO diarahkan jika mahasiswa FMIPA sudah lulus, tidak hanya mengikuti perkembangan zaman saja. “Kurikulum OB ini diarahkan kepada mahasiswa yang sudah lulus, apakah setelah 5 atau 10 tahun ke depan ilmu yang sudah diperoleh masih bisa diimplementasikan,” kata Dr. Fida Dr. Fida juga menegaskan bahwa saat ini FMIPA masih akan menuju ke kurikulum tersebut, belum pada tahap mengimplementasikan. “Kita sedang mengembangkan dokumen-dokumen yang diperlukan untuk mengarah ke OB,” tambahnya. Pada tahun lalu FMIPA sudah meninjau PLO supaya 5 tahun ke depan mahasiswa yang lulus bisa memanfaatkan ilmunya. Namun baru terlaksana di 3 prodi, yakni pendidikan biologi, pendidikan kimia, pendidikan matematika. “Kenapa kita mengembangkan itu? Karena kita ditunjuk untuk mengikuti sertifikasi tingkat ASEAN atau ASEAN University Network (AUN),” terang Dr. Fida. Mengembangkan kurikulum yang baru bukan tanpa kendala. Wakil Dekan Bidang Akademik FMIPA tersebut menerangkan bahwa FMIPA sempat mengembangkan kurikulum ke arah OB, sempat pula mengembangkan dokumen juga. Namun seiring berjalannya waktu, pegantian pimpinan dan sebagainya, proses tersebut sempat berjalan lambat. Baru 2019 ini akan fokus untuk tetap mengembangkan OB, namun arahnya bukan ke AUN tapi nanti mengarah ke akreditasii nternasional yakni ASIIN (Akkreditierungsagentur fur Studiengange der Ingenieurwissenschaften, der Informatik, der Naturwissenschaften und derMathematik) yang bermarkas di Jerman.

“ASIIN INI PUNYA STANDAR SENDIRI, JADI STANDARNYA KITA YANG PUNYA PLO INI MAU TIDAK MAU HARUS MENGINTEGRASIKAN DENGAN SSC (SUBJECTSPESIFIC CRITERIA)NYA ASIIN. KITA MASIH DALAM TAHAP MEMETAKAN KURIKULUM YANG KITA MILIKI DENGAN KURIKULUM ASIIN.”

Majalah Unesa

Akreditasi Internasional ASIIN tetap basisnya OB. Bedanya dengan AUN, standarnya itu masih sesuai dengan apa yang FMIPA inginkan. “ASIIN ini punya standar sendiri, jadi standarnya kita yang punya PLO ini mau tidak mau harus mengintegrasikan dengan SSC (subject-spesific criteria)nya ASIIN. Kita masih dalam tahap memetakan kurikulum yang kita miliki dengan kurikulum ASIIN. Sampai Desember nanti, PLO kita sudah direvisi, nanti PLO nya akan kita sosialisasikan kepada dosen,” jelas Fida. Bukan tanpa alasan kenapaUnesa yang sudah terakreditasi A, berusaha untuk bisa memeroleh akreditasi internasiona tersebut. Fida menuturkan bahwa akreditasi itu tidak diwajibkan dari lembaga BAN-PT. “Itu suka rela kita yang mengajukan. Tapi kalau kita melakukan itu, salah satu keuntungannya kalau mahasiswa kita mau studi ke luar negeri, ijazah bisa disetarakan sehingga tidak perlu martikulasi lagi,” ucapnya. Jika hal itu sudah tercapai, pihak birokrasi tingkat fakultas maupun jurusan tidak bisa bekerja sendiri, perlu ada dukungan dari pimpinan universitas. “Jadi kalau target yang diminta pimpinan adalah Agustus 2020 harus sudah submit. Kalau dari segi SDM, FMIPA sudah mampu melakukan itu. Sekarang, dari pimpinanuniversitas, kami mengharap bantuan beliau karena dananya tidak sedikit,” ungkap Fida. Hambatan lain, jika dana bukan lagi suatumasalah, dalam waktu beberapa bulan, FMIPA juga harus berbenah. Misalnya, dalam hal safety di laboratorium harus benar-benar diperhatikan. Fida juga mengingatka kepada para dosen agar mulai sekarang harus tertib menyimpan dokumen. Karena ini akan menjadi panduan dosen untuk mengembangkan CLO (Course Learning Outcome). “Misalnya CLO tentang merumuskan hipotesis masih belum tercapai tahun ini, maka tahun depan sudah harus tercapai. Kalau belum tercapai juga, apa yang harus kita lakukan agar indikasi CLO itu bisa tercapai” pungkas Fida. n (SURYO)

| Nomor: 135 Tahun XX - November 2019 |

23


INSPIRASI

ALUMNI

ABD. GHOFUR

Trainer Google Gapura Digital

Kiprah Abd. Ghofur sebagai Trainer Google Gapura Digital

DARI GROSIR HANDUK HINGGA TRAINER GOOGLE GAPURA DIGITAL

B

agaimana rasanya menjadi bagian dari Google, sebuah perusahaan besar kelas dunia? Abd. Ghofur berbagi kisah perjalanannya hingga menjadi volunteer trainer di Google Gapura Digital. Dari situlah alumnus S-1 Pendidikan Kepelatihan Olahraga Universitas Negeri Surabaya itu bisa keliling ke berbagai kota demi berbagi pengetahuan terkait digital marketing. “Semuanya dimulai dari bisnis,” kata Ghofur membuka perbincangan pagi

24

itu di Food Court Basebal Unesa, Selasa (20/08/2019). Pada 2010, Ghofur dinyatakan lulus dari bangku kuliah dengan gelar sarjana pendidikan. Layaknya fresh graduate, dia pun mendaftarkan diri ke berbagai lowongan kerja. Akhirnya, dia memutuskan bekerja sebagai seorang guru di SMA PGRI Sidoarjo. Namun, Ghofur tidak bisa bertahan lama di sekolah tersebut. Dia hanya bertahan selama dua bulan. Ghofur pindah mengajar di salah satu SMP

| Nomor: 135 Tahun XX - November 2019 |

Majalah Unesa

di daerah Perak Surabaya. Tapi, lagilagi Ghofur memilih berhenti setelah berlangsung selama satu setengah tahun. “Kemudian saya berhenti. Nganggur. Selama enam bulan,” tuturnya mengisahkan proses perjuangannya. Sembari menganggur itulah, Ghofur mencoba kegiatan baru. Dia menjual cokelat yang dibuat sendiri. Cokelat itu dibentuk seperti lolipop dan dijual keliling ke SD-SD. Kegiatan


INSPIRASI ALUMNI itu dia lakukan setiap hari. Untuk Minggu, Ghofur menjual cokelat di Taman Bungkul Surabaya. Karena desakan dari orang tuanya, akhirnya Ghofur memutuskan untuk mengajar kembali. Dia mengajar di salah satu sekolah dasar di daerah Jemur satu minggu sekali. Pada saat yang sama, Ghofur juga mengajar di SMP PGRI Surabaya. Pada 2012, Ghofur mulai penasaran dengan dunia digital marketing. Dia mencoba belajar secara autodidak melalui YouTube atau website. Satu tahun kemudian, dia mulai membuka bisnis pertamanya, yaitu grosir handuk. “Delapan bulan pertama, saya tidak closing sama sekali. Tidak ada yang menghubungi saya. Tidak ada yang telepon atau chat. Saya hampir menyerah. Wis gak usah online-onlinean,” ujar ayah satu anak itu. Tapi, rezeki tidak akan ke mana. Setelah delapan bulan sabar menunggu, Ghofur berhasil closing 250 pcs handuk sekaligus. Sebuah hotel memesan handuk kepadanya. Tanpa membuang-buang waktu lagi, dia langsung menyiapkan semuanya. “Saya mengambil handuk dari PGS (Pusat Grosir Surabaya, Red.) dan dari pabrik langsung,” kata Ghofur. Dia menambahkan, saat ini sudah ada empat pabrik yang menjadi langganannya. Bahkan, Ghofur sudah mulai membuka cabang bisnis di Bandung karena jumlah pesanan semakin banyak. Untuk di Surabaya, dia sudah memiliki lima orang pegawai yang bertugas mengoperasikan kegiatan bisnisnya. “Kalau mula-mula semua saya tangani sendiri. Ke sekolah, sambil mengajar, saya bawa handuk dua karung. Sehabis ngajar, handukhanduk itu dibawa ke ekspedisi untuk dikirim. Tapi, sekarang sudah ada petugasnya masing-masing,” tambahnya. Saat ditanya, apa label bisnisnya? Ghofur mengatakan: Raja Handuk. Bisnis itu memang belum berbadan hukum, tapi ke depan Ghofur merencanakan ke arah itu. “Ini masih bisnis kecil,” katanya rendah hati. Ghofur menceritakan, bisnis handuk yang dia jalani sebenarnya

tanpa modal. Dia hanya bermodal website dan domain. Saat closing pertama, dia langsung memesan ke pabrik handuk dan membayarnya dengan uang cash. Kemudian, setelah melihat prospek bisnisnya semakin berkembang, Ghofur mulai merambah ke bisnis lain. Dia mulai menjual sepatu dan mengisi pelatihan atau workshop digital marketing. Pada 2017, Ghofur mendapatkan informasi mengenai pembukaan volunteer Google Gapura. Program yang diinisiasi Google ini menyasar UKM-UKM untuk memberikan pelatihan digital marketing. “Kalau pelatihanpelatihan digital marketing di luar kan mahal biayanya. Sulit dijangkau oleh UKM. Melalui program ini Google memberikan pelatihan pada UKM-UKM,” jelas pria kelahiran Bondowoso, September 1986 itu. Setelah melalui semua prosesnya, kini Ghofur resmi jadi volunteer Google Gapura. Dia menjadi trainer mengenai digital marketing. Sudah banyak kota yang dia jajaki untuk berbagi ilmu dan

Majalah Unesa

mengembangkan UKM-UKM. Ke depan, selain mengembangkan bisnisnya, prioritas Ghofur adalah naik haji. Kepada mahasiswa Unesa, dia berpesan agar terus berkaya. “Berkaryalah di bidang apa pun yang bermanfaat bagi banyak orang. Mau jadi apa pun, jadilah orang yang berkualitas dan berkompeten di bidangnya. Jangan terlena dengan kemajuan teknologi. Kemajuan teknologi sejatinya adalah untuk memudahkan kita dalam meningkatkan kualitas diri. Jangan sampai terbalik, kita yang dikendalikan oleh teknologi. Ingat tugas utama dan priorita,” tegas suami Rizky Cahya Dwina itu. n (Syaiful Rahman)

| Nomor: 135 Tahun XX - November 2019 |

25


KABAR

PRESTASI

UNESA RAIH JUARA UMUM LPTK CUP KE-9 DI PADANG

EMAS: Rektor Prof. Dr. Nurhasan, M.Kes. dan Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan dan Alumni, Dr. Agus Hariyanto, M.Kes berhasil meraih medali emas.

U

nesa berhasil meraih juara umum dalam ajang lomba antar Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan (LPTK) Cup ke-9 di Universitas Negeri Padang (UNP) yang berlangsung pada 30 Oktober hingga 3 November 2019. Sebanyak lima belas universitas ikut berlaga dalam ajang lomba bidang olahraga itu. Rektor UNP, Ganefri, M.Pd, Ph.D mengatakan LPTK Cup merupakan rangkaian Dies Natalis UNP tahun 2019 yang bertujuan mempererat jalinan antar LPTK. Ia sangat mengapresiasi animo peserta yang luar biasa. “Tujuan dari bergulirnya kegiatan ini adalah mempererat hubungan silaturahmi antar kampus,” paparnya. Selaku tuan rumah, Ganefri mengucapkan terima kasih kepada seluruh peserta yang ikut memeriahkan gelaran tahunan ini. Sebanyak 533 peserta dari 13 LPTK di Indonesia mengadu kekompakan dalam ajang ini,” ujar Ganefri.

26

Sementara itu, Universitas Negeri Surabaya dalam perlombaan ini menorehkan prestasi yang cukup membanggakan. Pada cabang olahraga tenis, pasangan Unesa yang kali ini menerjunkan langsung Rektor Prof. Dr. Nurhasan, M.Kes. dan Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan dan Alumni, Dr. Agus Hariyanto, M.Kes berhasil meraih medali emas kelas eksekutif A diikuti UM peringkat kedua, dan UN Makasar, dan UNY peringkat tiga bersama. Medali emas juga diboyong Unesa pada cabor tenis ganda campuran yang diwakili oleh Irmantoro dan Ika. Sedangkan Unesa yang diwakili oleh Prof. Dr. Yatim Riyanto, M.Pd., dan Arif Bulqini, M.Kes., berhasil meraih juara perunggu pada cabor tenis eksekutif B. Untuk cabang Bulutangkis, Executive A dimenangkan Unesa yang diwakili oleh Prof. Dr. Hari Setijono, M.Pd dan Dr. Agus Hariyanto, M.Kes, menyusul UNM di posisi kedua, dan UNG posisi ketiga. Executive B

| Nomor: 135 Tahun XX - November 2019 |

Maja lah Unesa

peringkat pertama UNY, disusul UNP di posisi kedua, serta Unnes dan UM di peringkat tiga bersama. Untuk beregu putra, UNM peringkat pertama, UNJ peringkat kedua, serta Unnes dan Unesa peringkat tiga bersama. Sementara itu cabang eksebisi Pentanque double putri yang diwakili ibu rektor Unesa, Dra. Endah Purnomowati, M.Pd., dan Siti Afrikhah, S.Pd., berhasil meriah medali perunggu. Secara keseluruhan Unesa berhask meriah juara umum LPTK Cup ke 9 tahun 2019. “Saya selaku Rektor Unesa mengucapkan terim kasih kepada seluruh pihak yang ikut berpartisipasi dalam LPTK Cup yang diselenggarakan di Padang ini. Pencapaian Unesa sebagai juara umum tentunya tidak terlepas dari kerja keras dan dukungan pihak-pihak terkait. Lepas dari itu semua, semoga kedepan kita bisa semakin guyup dan even seperti ini kembali terlaksana,” ungap rektor. n (WHY)


KABAR PRESTASI

PERDANA IKUT LOMBA, BERHASIL RASIH JUARA 1 BUSSINES PLAN

JAWARA: Muhammad Danang Mahardhika dan Intan Sarikullah sabet juara pertama lomba bussines plan (Kopma) Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Kudus.

M

ahasiswa Unesa kembali berhasil meraih prestasi. Kali ini, Tim Mahasiswa Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi (FE) Universitas Negeri Surabaya (Unesa) yang berhasil menyabet juara pertama lomba bussines plan yang diselenggarakan oleh Koperasi Mahasiswa (Kopma) Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Kudus pada 11-13 November 2019 di Gor IAIN Kudus. Mahasiswa yang berhasil menorehkan prestasi adalah Muhammad

Danang Mahardhika (2019) dan Intan Sarikullah (2019). Mahasiswa Jurusan Manajemen ini membawakan bussines plan dengan judul “Chorona Teachers” Inovasi Pengelolaan Komoditas Biji Trembesi dengan Teknologi Sentrifungsi Force Finishing dan Penerapan Reduce Packaging. Judul tersebut diambil dengan tujuan untuk memanfaatkan limbah yang bersifat merusak diolah menjadi produk yang memiliki nilai jual tinggi. Muhammad Danang Mahardhika yang akrab dipanggil Danang mengaku senang dan bersyukur

karyanya mendapatkan prestasi. Apalagi, kegiatan tersebut merupakan lomba pertama yang diikuti . “Alhamdulillah, berhasil mendapatkan juara pertama setelah melewati berbagai macam proses,” terangnya. Sebelum mengikuti kompetisi, mereka melakukan persiapan terkait barang yang dibutuhkan untuk lomba. Semisal produk, proposal, kemasan, maupun barangbarang yang buat display saat presentasi. Mengenai strategi, mahasiswa berusia 19 tahun itu mengatakan hanya berusaha semaksimal mungkin untuk perfect dan berbeda dari peserta lainnya.

Majalah Unesa

“Kami terus berusaha lebih giat dan meningkatkan kualitas public speaking melalui presentasi, menguasai materi sehingga saat tanya jawab mampu menyakinkan para juri dan audience mengenai produk kami. Kami menggunakan display, prototype produk yang menarik. Inilah yang membedakan kami dengan peserta lain,” ungkapnya. Danang berharap kemenangan yang didapat ini menjadi pemicu untuk terus mengikuti kompetisi agar kemampuan/skill semakin terlatih. n (SH).

| Nomor: 135 Tahun XX - November 2019 |

27


KABAR

PKM

DESA WISATA BUDAYA BERBASIS KEARIFAN LOKAL DESA BANARAN KABUPATEN NGANJUK

P

KM dengan judul Pengembangan Desa Wisata Budaya Berbasis Kearifan Lokal Desa Banaran Kabupaten Nganjuk beranggotakan Welly Suryandoko, S.Pd., M.Pd, Yunita Ernawati, S.Pd., M.A., dan Agus Wahyono. Mereka memilih desa Banaran, Kertosono, Kabupaten Nganjuk karena desa tersebut merupakan satu-satunya kelompok jaranan yang ada di Kertosono. Jaranan ini sudah memiliki nama dan dikenal di daerah Kertosono serta memiliki ciri khas yang berbeda. Keunikan jaranan ini ialah memiliki style jaranan tombokan, jadi dalam jaranan tombokan ini ada tokoh awal yang akan membuka cerita wayang Bima dengan bentuk manusia akan tetapi diserupakan menjadi wayang orang. Setelah wayang Bima muncul, datanglah para jaranan kemudian jepaplok dan lainnya. Dari keunikan tersebut terdapat masalah yaitu belum adanya keterlibatan masyarakat dalam jaranan tersebut, padahal diketahui bahwa jaranan ini lahir di desa Banaran dimana masyarakat Banaran seharusnya ikut serta dalam budaya tersebut. Jaranan ini lebih sering digunakan dan dilestarikan oleh penduduk dari desa lain. Sehingga tim PKM Unesa ini berusaha menggerakkan serta menstimulus masyarakat agar menjadi bagian dari jaranan itu. Karena jaranan ini adalah kearifan budaya lokal desa Banaran yang perlu dilestarikan dan dikembangkan. Apabila masyarakat tidak bisa jaranan, setidaknya masyarakat dapat ikut serta dalam pembuatan kostum ataupun pengrajin gamelan. Saat pertama kali Tim PKM datang ke desa tersebut, salah satu anggotanya yaitu Welly Suryandoko,

28

S.Pd., M.Pd, meminta untuk mementaskan satu pertunjukan penuh jaranan di depan gang dekat jalan raya desa Banaran. Selain itu Welly beserta tim dan masyarakat mengundang Bupati, Wakil Bupati, Camat dan perangkat desa. Karena hal itu masyarakat banyak yang datang untuk melihat pertunjukkan jaranan tersebut, dari situ Tim PKM Unesa tahu bahwa di desa Banaran memiliki jaranan yang terkenal di kalangan masyarakat. Setelah melihat pertunjukkan jaranan, masyarakat dipersilahkan masuk ke dalam desa melaui ganggang yang dinding serta jalanannya telah dilukis dengan tema kearifan lokal desa Banaran. Selain itu masyarakat dari usia masih anak-anak hingga orang dewasa diberi pelatihan mengenai jaranan agar masyarakat tahu spectrum, make up dan kostum jaranan. Welly memberikan pelatihan

| Nomor: 135 Tahun XX - November 2019 |

Majalah Unesa

berupa akting ekspresi, karena pada jaranan sebenarnya tidak 100% semua tokoh mengalami kesurupan. Tembang-tembang dilatih oleh Yunita dan unsur karawitan dilatih oleh Agus. Pada PKM ini memiliki tiga tim utama yaitu Welly Suryandoko, Yunita Ernawati dan Agus Wahyono yang menjadi penggerak PKM ini bersama sepuluh mahasiswa ikut mendampingi masyarakat untuk mewujudkan desa wisata tersebut. Saat ini desa wisata sudah terkenal dan memiliki akun sosial media sendiri seperti Instagram dan Facebok yang sebelumnya tidak ada. Dengan adanya social media tersebut, pertunjukkan jaranan desa Baranan di banjiri pesanan sebanyak 20 hingga 25 kali pertunjukkan dalam sebulan di wilayah Nganjuk dan Kediri. Hingga saat ini aktivitas jaranan di desa tersebut masih bergulir. n (IC/WHY)


SEPUTAR

UNESA

KERJA SAMA DENGAN TAIWAN UNTUK PENGEMBANGAN SDM “Kami Unesa siap menjalin kerja sama dengan NTUST Taiwan dalam bidang pengembangan riset dan pendidikan. Semoga kolaborasi ini dapat terjalin dengan baik.”

W

akil Rektor Bidang Perencanaan dan Kerja Sama, Dr. Sujarwanto, M.Pd., melakukan penandatangan MoU dengan National Taiching University of Science and Technology, Taiwan di ruang rapat lantai 8 Gedung Rektorat pada Selasa 6 November 2019. NTUST Taiwan diwakili Dr. Chun-Hung Hsieh. Dalam sambutannya Dr. Sujarwanto mengucapkan terima kasih kepada NTUST Taiwan yang mempercayakan Unesa ikut berkontribusi dalam pengembangan

Dr. Sujarwanto. SDM untuk kedua belah pihak. ia juga menambahkan MoU ini menjadi titik awal kerja sama kedua pihak dalam hal riset dan pendidikan. “Kami Unesa siap menjalin kerja sama dengan NTUST Taiwan dalam bidang pngembangan riset dan pendidikan. Semoga kolaborasi ini dapat terjalin dengan baik,” ujar Dr. Sujarwanto. Senada dengan Dr. Sujarwanto, President National Taiching University Of Science and Technology Taiwan, Dr. Chun-Hung Hsieh menjelaskan pertemuan MoU ini akan memfokuskan kesamaan bidang

Majalah Unesa

di antara kedua belah pihak. Hal ini diinginkan agar tujuan dari MoU ini bisa selaras dan berjalan dengan baik. “NTUST Taiwan memiliki kesamaan dengan Unesa, seperti bidang pendidikan, riset, kebahasaan, dan teknologi. Kami percaya denga MoU ini dapat mensinergikan upaya dalam perkembangan kualitas SDM,” ungkapnya. Acara dilanjutkan dengan sesi diskusi serta ditutup dengan penukaran cinderamata dan foto bersama. n (WHY)

| Nomor: 135 Tahun XX - November 2019 |

29


SEPUTAR

UNESA

KESEMPATAN: Para mahasiswa menyerbu bareng untuk foto bersama Rektor Unesa Prof. Nurhasan dan Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini yang hadir di arena Emtek Goes To Campus Unesa yang digelar di Graha Unesa.

EMTEK GOES TO CAMPUS UNESA

E

mtek Goes to Campus yang digelar di Unesa berlangsung meriah. Tri Rismaharini (Walikota Surabaya), Pandji Pragiwaksono, Pevita Pearce, Abimana Aryasatya, Reza Ramadhansyah, dan pembicara handal lainnya tampak hadir di hari kedua EGTC yang diselenggarakan di Graha Unesa, Lidah Wetan, Surabaya pada 7 November 2019. Dalam kegiatan ini, Emtek selaku penyelenggara mengemas acara dengan memadukan nilai edukasi dan entertaimen dengan menghadirkan tokohtokoh inspiratif. Tujuannya adalah untuk memberikan motivasi bagi kaum muda

30

untuk bergerak maju dalam mengembangkan potensi dirinya. EGTC 2019 diselenggarakan selama dua hari. Pada hari pertama digelar Graduate Mentorship Program: Menghadapi Dunia Kerja Di Era Industri 4.0, Digital Business Marketing serta menjaring bakat-bakat muda untuk mengikuti kompetisi audisi presenter. Di luar dugaan peserta yang menghadiri kegiatan di hari pertama membeludak mencapai ratusan peserta. serta dihari kedua narasumber yang hadir menceritakan segala pengalaman inspiratifnya untuk membangun pola pikir generasi muda. EGTC 2019 menjadi tahun pertama Emtek

| Nomor: 135 Tahun XX - November 2019 |

di Unesa. Rektor Unesa, Prof. Dr. Nurhasan, M. Kes., mengucap rasa terima kasih pada Emtek, SCTV, Indosiar, dan pendukung lainnya, serta para mahasiswa dari perguruan tinggi di Indonesia yang ikut serta dalam memeriahkan acara ini. “Mudah mudahan Emtek lebih berjaya lagi. Melalui acara ini dapat memberikan sumbangsih positif untuk menggerakkan kemajuan bangsa dengan penanaman moral yang baik bagi generasi muda. Dalam hal ini Unesa mengucapkan terima kasih kepada Emtek yang mempercayakan Unesa untuk ikut serta menyelenggarakan kegiatan yang luar biasa ini,” ungkap rektor. Rektor menambahkan revolusi industri 4.0

Maja lah Unesa

memberikan pengaruh yang luar biasa dalam dunia industri media. Teknologi informasi yang cepat dapat mengakses ke segala penjuru dunia berkat inovasi dan kreasi yang telah berkembang maju. Untuk itu rektor menghimbau untuk generasi muda agar terus bergerak dalam kemajuan teknologi serta keterbukaan dalam segala bidang ilmu. “Di era ini teknologi dan informasi dapat menjadi pengaruh penting dalam dunia industri media. Segala informasi dan teknologi menjadi bagian yang erat bagi dunia media. Namun yang perlu diperhatikan adalah mengajak seuluruh elemen masyarakat untuk menikmati informasi dengan bijak,” tambah rektor. n (FBR/QQ/WHY)


SEPUTAR UNESA

SEMINAR “KEDUDUKAN PRAMOEDYA ANANTA TOER DALAM GLOBALISASI SASTRA INDONESIA”

P

asca Sarjana Unesa menggelar Seminar Sastra dengan tema “Kedudukan Pramoedya Ananta Toer dalam Globalisasi Sastra Indonesia” pada Selasa 5 November 2019. Kegiatan yang dilaksanakan di Gedung Continuing Progam Development (CPD) lantai 1 Kampus Unesa Lidah Wetan ini mendatangkan narasumber dari Korea, Prof. Koh Yung Hun. Koh Yung Hun sendiri merupakan Indonesianis berkebangsaan Korea yang menggeluti sastra Indonesia, khususnya karya-karya dari Pramoedya Ananta Toer.

Guru Besar Hankuk University of Foreign Studies (HUFS) Korea, Seoul, Korea Selatan ini bahkan telah melakukan kajian tentang penulis “Bumi Manusia” saat beliau melakukan studi Strata 2 (S-2) di HUFS. Kegiatan yang dibuka oleh Dr. Suhartono, M.Pd., dan dimoderatori oleh Dr. Tengsoe Tjahjono, M.Pd ini bertujuan meningkatkan wawasan akademik dan apresiasi terhadap Sastra Indonesia, dalam hal ini berkaitan dengan karya dari Pramoedya Anantatoer. Dalam penyampaiannya, Koh Yung Hun banyak bercerita terkait

ketertarikannya terhadap sastra Indonesia, khususnya karya-karya dari Pram. Beliau juga mengungkapkan jika di Korea, jurusan Bahasa Indonesia sangat diminati. Koh Yung Hun juga mengungkapkan, “Kalau mau mempromosikan Sasindo, perlu mempromosikan Indonesia dulu.” Hal tersebut juga mendapatkan tanggapan dari Suhartono. Menururtnya, panel sastra lebih menarik jika dikaitkan dengan realita, dan hal ini merupakan salah satu ciri khas dari karya Pram, yakni mengacu pada realita kehidupan sekitar. Tidak bisa dipungkiri

Majalah Unesa

jika proses globalisasi bisa saja mengaburkan sejarah bangsa, sehingga ikatan dalam sebuah bangsa akan mengalami kerenggangan. Namun hal tersebut agaknya berbeda jika kita berbicara terkait sastra, sejarah, dan karya yang dihasilkan oleh Pramoedya Ananta Toer, karena kita semua juga tahu jika karya yang dihasilkan oleh Pram merupakan karya yang berkaca dari realita yang ada di kehidupan sekitar. Menanggapi hal tersebut, Suhartono juga berpendapat, “Panel sastra lebih menarik jika dikaitkan dengan realita.” n (AY)

| Nomor: 135 Tahun XX - November 2019 |

31


RESENSI

BUKU

BUKAN MAHASISWA PARTISIPAN, TAPI MAHASISWA MASA DEPAN Di abad ini, Gen Z tidak hanya perlu dididik untuk berkompetisi, tapi yang juga jauh lebih penting adalah dididik untuk berkolaborasi. Orientasi ke depan bukan lagi menguatkan individu seorang, tapi menguatkan kelompok. Oleh karena itu, kemampuan simpati, empati, komunikasi, dan interaksi yang baik harus terus ditanamkan. Singkatnya, skillinterpersonal generasi harus dibangun dengan optimal.

M

enurut Benscik dan Machova, generasi yang lahir dalam rentang waktu 1995—2010 dikategorikan ke dalam sebutan Generasi Z atau Gen Z atau iGeneration. Saat ini, Gen Z sudah banyak yang memasuki bangku kuliah. Sebagian lagi masih duduk di bangku SMA. Gen Z memiliki kesamaan dengan generasi Y, tapi Gen Z mampu mengaplikasikan semua kegiatan dalam satu waktu seperti nge-tweet menggunakan ponsel, browsing dengan PC, dan mendengarkan musik menggunakan headset. Apa pun yang dilakukan kebanyakan berhubungan dengan dunia maya. Sejak kecil Gen Z sudah mengenal teknologi dan akrab dengan gadget canggih yang secara tidak langsung berpengaruh terhadap kepribadiannya. Arus perkembangan teknologi dan informasi yang amat cepat akan membuat Gen Z harus benarbenar gigih agar tidak ketinggalan. Perkembangan informasi yang amat cepat memang memberikan dampak positif pada sisi, namun juga akan menjebak Gen Z ke dalam post truth pada sisi lain. Oleh karena itu, skill berpikir kritis, inovatif, kreatif, dan kolaboratif perlu benar-benar

32

dikuasai. Skill-skill itu tidak akan berkembang dengan baik tanpa ada usaha untuk melatih dan mengembangkannya. Masuk ke lingkungan yang mendukung untuk berlatih adalah cara terbaik yang harus dilakukan. Gen Z perlu melibatkan diri dalam berbagai kegiatan, baik kegiatan sosial nonprofit maupun profit. Di abad ini, Gen Z tidak hanya perlu dididik untuk berkompetisi, tapi yang juga jauh lebih penting adalah dididik untuk berkolaborasi. Orientasi ke depan bukan lagi menguatkan individu seorang, tapi menguatkan kelompok. Oleh karena itu, kemampuan simpati, empati, komunikasi, dan interaksi yang baik harus terus ditanamkan. Singkatnya, skillinterpersonal generasi harus dibangun dengan optimal. Gen Z yang lambat akan benarbenar ditinggalkan oleh mereka yang lebih cepat. Gen Z yang lambat hanya akan menjadi partisipan atau pengikut. Dalam bahasa Rhenald Kasali, pilihannya hanya ada dua, yaitu menjadi passanger atau driver. Mustahil bisa menjadi driver bila tidak memiliki skill yang disebutkan di atas dengan baik. Dalam buku Mahasiswa Gen Z: Bukan Sekadar Mahasiswa Partisipan,

| Nomor: 135 Tahun XX - November 2019 |

Majalah Unesa

Demara Hediana Dewi berbagai hal yang dapat dilakukan oleh mahasiswa Gen Z agar tidak hanya menjadi mahasiswa partisipan atau passanger. Dengan identitasnya, mahasiswanya harus aktif secara mandiri melibatkan diri dalam berbagai kegiatan untuk mengembangkan soft skill yang perlu dikuasai. Selain itu, Gen Z juga harus mampu menganalisis secara kritis dan memanfaatkan berbagai fasilitas di Internet. Kehidupan Gen Z tidak bisa dilepaskan dari dunia Internet, namun bila tidak mampu memanfaatkan dengan baik, Gen Z justru akan terjebak ke dalam post truth. Oleh karena itu, berpikir kritis harus selalu dilatih baik dengan banyak membaca maupun dengan banyak berdiskusi. Dialektikadialektika harus terus dibangun untuk membangun masa depan yang lebih baik. Demara Hediana Dewi menekankan agar Gen Z mulai berpikir untuk bisa hidup mandiri dalam segala hal, termasuk dalam hal finansial. Limpahan perkembangan teknologi dan informasi seharusnya dapat dimanfaatkan oleh Gen Z untuk mencari penghasilan sendiri. Lewat blog, website, YouTube, dan media sosial lainnya, Gen Z dapat berkreasi sehingga dapat menghasilkan


RESENSI BUKU Memang ada satu skill yang sangat penting agar Gen Z mampu bergerak lebih cepat, yaitu kemampuan berbahasa asing. Di era sekarang, interaksi internasional sudah menjadi hal biasa. Tanpa kemampuan bahasa asing, Gen Z akan mengalami hambatan untuk bisa bergerak lebih cepat.

JUDUL : Mahasiswa Gen Z: Bukan Sekadar Mahasiswa Partisipan PENULIS : Demara Hediana Dewi PENERBIT : Meja Tamu TEBAL : viii + 108 halaman ISBN : 978-602-53191-3-6 CETAKAN : Pertama, Desember 2019 PERESENSI : Syaiful Rahman

pendapatan. Kemandirian di bidang finansial tidak hanya akan melatih soft skill entrepreneurship Gen Z, lebih dari itu akan mengubah cara berpikir dan cara pandang mereka. Secara tidak langsung, Gen Z akan mulai belajar berpikir jangka panjang dan berpikir orientasi masa depan. Mereka pun akan memiliki keleluasaan lebih untuk mengeksplor kemampuan dirinya dan mengeksplor lingkungannya. Memang ada satu skill yang sangat penting agar Gen Z mampu bergerak lebih cepat, yaitu kemampuan berbahasa asing. Di era sekarang, interaksi internasional sudah menjadi hal biasa. Tanpa kemampuan bahasa asing, Gen Z akan mengalami hambatan untuk bisa bergerak lebih cepat. Oleh karena itu, hadirnya buku Mahasiswa Gen Z: Bukan Sekadar Mahasiswa Partisipansangat relevan dengan kondisi saat ini. Buku ini menunjukkan apa yang sedang terjadi saat ini dan bagaimana menyikapinya. Buku ini mengajak pembaca untuk melihat dan berpikir open minded terkait situasi dan kondisi saat ini.

Syaiful Rahman Mahasiswa Program Studi Magister Manajemen Pascasarjana Universitas Negeri Surabaya dan penulis buku “Menulis tanpa Kerangka� (2019)

Majalah Unesa

| Nomor: 135 Tahun XX - November 2019 |

33


SPEAK UP

REFLEKSI & HARAPAN

M

emasuki usia yang ke-55 tahun, Unesa kian mentereng dalam penampilan dan makin matang dan pergaulan sesama perguruan tinggi negeri, khususnya eks-LPTK. Bahkan, Unesa terus diperhitungkan dalam kiprahnya meningkatkan prestasi bangsa melalui banyak prestasi yang ditorehkan, baik skala nasional maupun internasional. Ketua Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Hukum (BEMFISH) Universitas Negeri Surabaya (Unesa) Analdo Yoga (20) mengaku, Unesa mampu beradaptasi dengan trend yang ada sehingga kebutuhan seluruh mahasiswanya sedikit demi sedikit terpenuhi. Analdo Yoga menyampaikan beberapa hal sudah dilakukan pihak kampus untuk menunjang aktivitas serta memenuhi kebutuhan mahasiswa seperti membangun beberapa gedung baru, lalu menciptakan aplikasi siakadu dari segi pelayanan administrasi untuk memberikan kemudahan bagi mahasiswa utamanya dalam hal surat menyurat. “Tersedia di web dan bisa langsung di cetak,” ujarnya. Kebijakan lain yakni memberikan penghargaan bagi mahasiswa UNESA yang berhasil lolos dan memperoleh medali Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) dengan membebaskan maahsiswa untuk tidak mengerjakan skripsi. Meski belum memiliki payung hukum, lanjut Aldo, setidaknya, hal itu memacu semangat para mahasiswa utamanya mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Hukum yang memiliki bibit unggul dalam ber-PKM. “Kalau di Fakultas Ilmu Olahraga (FIO) kita tahu selain PKM oke ada juga berbagai macam lomba keolahragaan. Lalu, Fakultas Bahasa dan Seni (FBS) juga kita tahu mereka punya prodi seni musik dan paduan suara. Kalau FISH seharusnya kita gencarkan di PKMnya karena itulah yang dapat kita lakukan

34

secara maksimal,” urai lelaki yang akrab disapa Aldo. Dengan demikian, sambung Aldo, ketika universitas memberikan tugas kepada setiap fakultas untuk menugaskan masing-masing mahasiswa/wi berprestasi mengerjakan tugas dari Kemenrisetdikti, setidaknya UNESA mencatat 300-500 prestasi per tahunnya. Meskipun pembangunan masif dilakukan, Aldo menilai pihak kampus perlu menambah sarana dan prasarana di Fakultas Ilmu Sosial dan Hukum. Mengingat di ajaran tahun ini, pendaftaran jalur Mandiri sudah tidak digratiskan melainkan diterapkan kebijakan Sumbangan Pengembangan Institusi (SPI), ia berharap dana tersebut bisa digunakan dan dimanfaatkan untuk

| Nomor: 135 Tahun XX - November 2019 |

membangun sarana dan prasarana yang dibutuhkan agar menunjang aktivitas dan rutinitas mahasiswa FISH. “FISH belum banyak merasakan pembangunan infrastruktur yang mumpuni. Ruangan masih banyak yang kurang baik, lalu ruangan kelas dan ruang ORMAWA, toilet yang mungkin tahun depan akan mulai dibangun serta tidak mendadak memberikan informasi utamanya kepada teman-teman organisasi,” tandas Aldo. n ARM

Analdo Yoga

Ketua BEM FISH-Unesa

Majalah Unesa




Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.