LAPORAN UTAMA
PLUS MINUS KURIKULUM MERDEKA
Kurikulum protipe resmi berubah menjadi kurikulum merdeka seiring dengan launching Merdeka Belajar episode 15 yang dilakukan Menteri Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi Nadiem Anwar Makarim. Peluncuran Kurikulum Merdeka dan Platform Merdeka Mengajar merupakan upaya mengatasi krisis pembelajaran (learning loss).
P
erubahan kurikulum merupakan suatu hal yang wajar terjadi pada dunia pendidikan lantaran harus menyesuaikan dengan kebutuhan pendidikan yang terus berkembang dan kemajuan zaman. Begitupun penerapan kurikulum merdeka yang diterapkan pemerintah melalui Kemendikbud Ristek sebagai langkah memperbaiki kualitas pendidikan, terutama selama masa pemulihan pembelajaran akibat pandemi covid-19. Pakar pendidikan Unesa, Dr H Bachtiar Syaiful Bachri M.Pd menyambut baik kebijakan Kemendikbud Ristek dalam menerapkan kurikulum merdeka
2022. Menurut Ketua LP3 (Lembaga Pembelajaran dan Profesi) Unesa bahwa perubahan kurikulum wajar dilakukan karena ada situasi yang mengharuskan hal itu dilakukan yakni pandemi covid-19. Ia menyebut bahwa penerapan kurikulum merdeka terkait tiga hal yakni karena pandemi, uji coba menghadapi pandemi, dan upaya pasca pandemi. Selama dua tahun akibat pandemi, terang Bachtiar, tidak semua mata pelajaran sesuai dengan pembelajaran online dan tidak semua pembelajaran online efektif bagi siswa. Ia mengakui pembelajaran online memiliki tujuan yang bagus untuk meningkatkan kemampuan kritis siswa. Namun, dengan berkurangnya penalaran-penalaran di dalam kelas (tatap muka) kepada siswa, dikhawatirkan timbul loss learning yakni menurunnya pengetahuan dan keterampilan siswa karena terputusnya pendidikan secara berkelanjutan. “Ini yang melatarbelakangi lahirnya kurikulum baru (merdeka) sehingga mencegah itu (loss leraning) terjadi,” ungkap dosen kelahiran Surabaya 26 April 1967 tersebut. Secara gamblang, Bachtiar mengungkapkan bahwa kurikulum merdeka bukan diperuntukkan bagi perguruan tinggi, melainkan untuk sekolah mulai PAUD, Sekolah Dasar, SMP (sederajat) dan SMA, Ketua LP3 (Lembaga Pembelajaran dan Profesi) Unesa Dr H Bachtiar Syaiful Bachri M.Pd.
Majalah Unesa
SMK, dan SLB (sederajat). Dosen S3 Teknologi Pendidikan tersebut mengungkapkan bahwa ada tiga dasar yang melandasi kurikulum merdeka yakni pengembangan karakter profil pelajar Pancasila, pembelajaran esensial, dan fleksibilitas guru dalam mengajar. “Ketiga hal itulah yang menjadi karakteristik utama kurikulum merdeka 2022,” paparnya. Bachtiar menjelaskan, berbagai perubahan dan perkembangan zaman, tentu berakibat pada mengendurnya nilai-nilai yang ada dalam diri pelajar. Oleh karena itu, norma, budaya, adat istiadat dan nilai-nilai yang ada di masyarakat harus terus diasah dan ditingkatkan. “Itulah poin penting yang menjadi fokus pengembangan karakter pada kurikulum ini,” ungkap Bachtiar. Sementara itu, terkait dengan materi esensial, Bachtiar menandaskan bahwa anak didik tidak hanya dihadapkan pada materi menghafal, tetapi juga memahami dengan penugasan berbasis proyek. Dengan demikian, para pelajar akan dituntut mampu memecahkan masalah sehingga pemahaman didapatkan melalui tugas dan pemecahan masalah tersebut. “Pembelajaran semacam ini ada dalam kurikulum merdeka. Para siswa dapat belajar secara langsung di lapangan, tidak lagi di dalam kelas,” tandasnya. Pemahaman materi esensial, lanjut Bachtiar, juga berkaitan erat dengan pemahaman mengenai literasi dan numerasi. Literasi
| Nomor: 162 Tahun XXIII - Februari 2022 |
5