LAPORAN KHUSUS
U
niversitas Negeri Surabaya (Unesa) melalui kerja sama dengan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan Ristekdikti menyelenggarakan program Dosen Magang (Dosma) selama 4 bulan sejak 2 Agustus 2021 hinga 30 November 2021. Melalui program tersebut diharapkan dosen magang mendapatkan pengalaman langsung manajemen perguruan tinggi sehingga mampu mengadopsi, mengadaptasi kebijakan Merdeka Belajar Kampus Merdeka dan menjalin jejaring. Program Dosen Magang menjadi pengalaman yang sangat berarti bagi peserta. Salah satunya, dituturkan Kristoforus Dowa Bili, A.Ma, S.Pd, M.Pd, Ketua Dosen Magang di Unesa asal Nusa Tenggara Timur. Kristoforus Dowa Bili mengaku sangat terinspirasi dan termotivasi ketika mengikuti program dosen magang di Unesa. Bagi dosen kelahiran Kalembu Wari Kabupaten Sumba Barat Daya Nusa Tenggara Timur 9 Juli 1984 itu, kegiatan dosen magang membuka cakrawala pengetahuan lebih luas, memberikan inspirasi dan tuntunan dalam melangkah lebih jauh di dunia pendidikan. “Sangat bermanfaat dan menginspirasi, terutama bagi perkembangan pendidikan di NTT dan Wilayah Indonesia Timur lainnya,” ujar dosen yang tinggal di Desa Watu Kawula, Kecamatan Kota, Kabupaten Sumba Barat Daya Nusa Tenggara Timur. Alumnus Diploma Dua PGSD STIKIP Sangto Paulus Ruteng Manggarai itu memiliki beberapa kisah menarik selama mengikuti program dosen magang di Unesa. Dia mengaku termotivasi mengikuti program dosen magang karena didorong keinginan untuk meningkatkan kualitas untuk mengembangkan diri. Oleh karena itu, dosen yang menyelesaikan S1 dan S2 di Universitas Negeri Yogyakarta itu sangat antusias mengikut program semacam magang, diklat, short course dan lainnya. “Motivasi internal saya
14
SANGAT TERINSPIRASI DAN TERMOTIVASI MESKI VIRTUAL Kristoforus Dowa Bili, A.Ma, S.Pd, M.Pd, Ketua Dosen Magang di Unesa asal NTT mengaku sangat terkesan dengan Program Dosma Kemdikbud Ristek. adalah untuk meningkatkan kualitas diri sehingga dapat menunjang perkembangan pendidikan di wilayah timur Indonesia,” ungkapnya. Sebagai putra daerah asal Indonesia Timur, Kristoforus tentu sangat berharap pemerintah memberikan perhatian lebih terhadap Indonesia Timur dengan menyamaratakan penyebaran gelar diploma, sarjana, hingga doktor
| Nomor: 161 Tahun XXIII - Januari 2022 |
Majalah Unesa
di seluruh lingkup pendidikan Indonesia khususnya NTT dan wilayah timur lainnya. Kabupaten yang ditinggali saat ini, terang Krsitoforus merupakan salah satu daerah yang kualitas pendidikannya cukup tertinggal di Indonesia. Selain itu, berbagai akses dan fasilitas penunjang pendidikan terbilang masih jauh dari memadai. “Cara pandang masyarakat timur terhadap “Study is Number One” masih sangat