18 minute read
AKTIVITA
from Satu Tahun Ikhtiar Mewujudkan Pancacita | Majalah Universum UIN Alauddin Makassar Edisi Juli 2020
Unit Pengumpul Zakat (UPZ) dan Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LP2M) UIN Alauddin Makassar menyerahkan bantuan untuk korban longsor di Desa Rumbia, Kecamatan Rumbia, Kabupaten Jenepont.
UPZ dan LP2M UIN Alauddin Bantu Korban Jeneponto
Advertisement
Universum - Unit Pengumpul Zakat (UPZ) dan Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LP2M) UIN Alauddin Makassar menyerahkan bantuan untuk korban longsor di Desa Rumbia, Kecamatan Rumbia, Kabupaten Jenepont.
Bantuan yang diserahkan kepada korban terdampak banjir dan longsor ini, merupakan bentuk kepedulian sivitas akademika UIN Alauddin yang disalurkan melalui UPZ dan LP2M UIN Alauddin Makassar.
Ketua UPZ UIN Alauddin Makassar, Dr Andi Darussalam Tajang bersama pengurus UPZ lainnya, Dr Asrul Muslim, dan Dr Hj St Asiqah Usman Ali, Lc.,M.ThI, diterima oleh Camat Kecamatan Rumbia Abdul Rajab Kr. Lau , Rabu, (24/6/2020).
Sementara, LP2M yang diwakili Kepala Pusat Pengabdian Masyarakat, Dr Muhammad Suhufi, S Ag., M Ag menyerahkan bantuan tersebut tiga hari sebelum UPZ yakni Minggu (21/6). Muhammad Shuhufi mengatakan, bantuan ini merupakan bentuk kepedulian pihak UIN Alauddin Makassar khususnya LP2M. Mengingat Desa Rumbia ini juga merupakan salah satu Desa binaan kampus kami.
Dirinya menyebutkan paket yang diserahkan berupa perlengkapan salat terdiri dari sajadah, sarung, Al Qur’an dan mukenah sebanyak 50 paket.
“Kami juga menyerahkan beberapa kebutuhan pokok dan sejumlah pakaian layak pakai untuk mereka yang terdampak,” kata Shuhufi saat ditemui di sela-sela penyaluran bantuan.
Muhammad Shuhufi yang juga Pembina Putra Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Pramuka UIN Alauddin ini berharap bantuan tersebut dapat meringankan beban masyarakat yang menjadi korban bencana alam.
Sejalan dengan itu, Ketua UPZ UIN Alauddin Dr Andi Darussalam Tajang membeberkan paket yang kami serahkan kepada 30 KK adalah donasi yang diberikan oleh sivitas akademika UIN Alauddin. “Paket yang kami serahkan kepada 30 KK adalah donasi yang diberikan oleh sivitas akademika UIN Alauddin. Paketnya berupa peralatan makan, peralatan masak, dan bahan makanan,” kata Andi Darussalam.
Camat Rumbia Abdul Rajab Lau mengaku sangat mengapresiasi dan berterima kasih atas kepedulian LP2M dan UPZ UIN Alauddin yang telah membantu warganya.Terutama paket peralatan masak dan makan yang tentu saja sangat dibutuhkan oleh warganya. Menurutnya saat ini bantuan tersebut sangat dibutuhkan oleh masyarakat terdampak bencana alam yang ada di wilayahnya.
“Harapan saya semoga kepada masyarakat penerima tadi bantuannya dapat dimanfaatkan dengan sebaikbaiknya terus saya juga berharap semoga bantuan ini dapat bernilai ibadah bagi seluruh sivitas akademika UIN Alauddin Makassar khususnya kepada para donatur,” harapnya.
Turut hadir dalam penyaluran bantuan ini beberapa jajaran LP2M dan anggota Pramuka UIN Alauddin Makassar yang membantu menyalurkan langsung ke rumah-rumah warga yang terdampak bencana.
Sekadar diketahui musibah tanah longsor disertai banjir bandang di Desa Rumbia, Kecamatan Rumbia, Kabupaten Jeneponto, Provinsi Sulawesi Selatan ini terjadi Jumat (12/6) lalu akibat curah hujan yang tinggi.
Rektor UIN Alauddin Makassar Prof Hamdan Juhannis, melantik 246 Pegawai Negeri Sipil (PNS) UIN Alauddin dengan menggunakan protokol kesehatan pencegahan penularan covid-19, di lapangan utama
246 PNS Dilantik Rektor UIN Alauddin Sesusai Protokol Covid-19
Universum - Rektor UIN Alauddin Makassar Prof Hamdan Juhannis, melantik 246 Pegawai Negeri Sipil (PNS) UIN Alauddin dengan menggunakan protokol kesehatan pencegahan penularan covid-19, di lapangan utama UIN Alauddin tersebut, Jumat (19/6/2020).
Dalam sambutannya, Prof Hamdan berpesan tentang komitmen yang harus dipegangi dan diwujudkan para PNS UIN Alauddin Makassar, yaitu komitmen keislaman, komitmen keindonesiaan dan komitmen ke-UIN-an.
Prof Hamdan menegaskan bahwa komitmen keislaman adalah sesuatu yang tidak bisa ditawar, simbol Islam yang melekat pada kampus itu, adalah marwah yang harus dijunjung dan dijaga oleh segenap warga kampus.
“Islam yang kita kembangkan, adalah Islam wasthiyah atau Islam moderat, penguatan wawasan moderasi beragama telah kita lakukan, semoga itu tidak hanya menjadi pengetahuan, tetapi dapat diejawantahkan dalam segenap aktivitas keseharian, khususnya aktivitas akademik,” paparnya.
Apalagi, lanjut Prof Hamdan, moderasi beragama merupakan salah satu konsen dari kementrerian agama yang sudah tentu menghendaki warganya untuk mengimplementasikan hal itu dalam setiap kegiatan yang terkait dengan profesinya.
Berikutnya adalah komitmen keindonesiaan, Prof Hamdan juga menegaskan bawah nasionalisme atau cinta tanah air adalah hal yang tak bisa ditawar, olehnya ia mengingatkan agar para PNS yang dilantik tidak melakukan hal-hal yang melecehkan negara, baik lewat ucapan maupun perbuatan, di dunia nyata maupun dunia maya.
“Kalian sekarang telah menjadi abdi Negara, bahasa Inggrisnya government employee, pegawai pemerintah, tetapi ada yang lebih bagus, yaitu civil servant, pelayan masyarakat, masyarakat di situ adalah warga kampus, anak-anak kita mahasiswa,” terangnya.
Spirit kebangsaan yang harus dijunjung, tambah Prof Hamdan, adalah nilai-nilai lokal (local genius) yang telah kita pelajari dan telah diwariskan oleh orang tua kita, seperti siri’, getteng, sipakainge dan sipakatau, itulah nilainilai yang akan meneguhkan komitmen kebangsaan kita.
Sementara itu, komitmen Ke-UINan, kata Prof Hamdan, adalah visi besar mewujudkan UIN Alauddin sebagai pusat pencerahan, pusat transformasi pengetahuan dan pusat integrasi keilmuan menuju kampus peradaban.
“Jika dalam komitmen keindonesiaan kita memiliki Pancasila, maka dalam komitmen ke-UIN-an, kita memilki Pancacita yang menjadi haluan dalam periode kemimpinan ini, baik dalam bidang akademik maupun non-akademik, salah satu Pancacita non-akademik yang saya harapkan dapat kita wujudkan adalah kampus asri, kita telah melihat hasil kerja keras itu, tinggal kita lanjutkan dan rawat secara bersamasama” tutup guru besar Sosiologi UIN Alauddin tersebut.
Halalbihalal Fakultas Ushuluddin, Filsafat dan Politik UIN Alauddin Makassar melalui aplikasi Zoom
Jadi Pembicara Halalbibalal FUFP, Ini Pesan Prof Qasim Mattar
Universum - Masih dalam Nuansa Idul Fitri 1441 H, Fakultas Ushuluddin, Filsafat dan Politik UIN Alauddin Makassar menggelar halalbihalal dengan menghadirkan Prof Dr H Qasim Mathar, M.A. Guru Besar Pemikiran Islam sebagai pembawa hikmah halalbihalal dengan tema, “Ibadah dalam Sains dan Teknologi”.
Halalbihalal yang dihadiri oleh puluhan sivitas akademika Fakultas Ushuluddin dan Filsafat baik dosen, mahasiswa, pegawai, hingga alumni ini dilaksanakan secara daring melalui apliksi zoom.
Turut hadir dalam halalbihalal ini Rektor UIN Alauddin Makassar, Prof Dr H Hamdan Juhannis, Ph D. beserta para Guru Besar dari Fakultas Ushuluddin serta Guru Besar UIN Alauddin Makassar lainnya.
Dalam paparannya, Prof Qasim menjelaskan, virus corona yang menimpa dunia memungkinkan terjadinya intervensi pada ibadah yang selama ini kita lakukan. Baginya, intervensi ibadah itu sesungguhnya bukan hal yang baru dan telah lama terjadi dalam sejarah
Prof Dr H Qasim Mathar, M.A. Guru Besar Pemikiran Islam UIN Alauddin Makassar keberagaman ummat Islam.
Prof Qasim menyebutkan contoh bahwa ketika dirinya melaksanakan ibadah haji, dia menyaksikan bagaimana penjual di sekitar Masjidil Haram tetap Shalat Berjamaah tanpa perlu masuk ke kompleks masjid.
“Mereka berjamaah dari tempatnya dengan mengikuti imam yang didengarnya melalui pengeras suara yang ada atau model khutbah yang pernah terjadi di masa Rasulullah di mana khatib berdiskusi dengan jamaah Jumatya,” tutur Prof Qasim.
Intervensi ibadah akhirnya harus dilaksanakan di masa pandemi dimana berkumpul dianggap berpotensi memungkinkan penyebaran virus dan di saat bersamaan, kemajuan teknologi dapat dipergunakan.
Akan tetapi, banyak orang yang seringkali menolak hal semacam ini karena ketidakfahamannya dan keterbatasan pemahaman fikih yang dimilikinya. Oleh sebab itu Prof Qasim berharap bahwa Fakultas Ushuluddin dan Filsafat UIN Alauddin Makassar dapat menjadi tempat dimana fikih baru lahir. Hal itu karena Fakultas Ushuluddin adalah fakultas yang mempertemukan keberagaman paham dari berbagai kelompok.
“Mencontoh nabi tidak harus persis seperti nabi. Selama kemudian apa yang dilakukan memiliki akar dalam Al-Qur’an dan Al-Hadis, maka hal itu tentu bisa dilaksanakan,” Ujar Prof Qasim.
Seperti biasa, gagasan dari Prof Qasim ini menimbulkan pro kontra yang mengakibatkan banyak profesor lainnya ikut menghangatkan suasana halalbihalal. Seperti Prof Dr H Musafir Pababbari, M Si. Guru Besar bidang sosiologi, Prof Dr H Samiang Katu, M Ag, guru besar studi agama serta Prof Dr H Muh Galib, M. MA guru besar Tafsir.
Dekan Fakultas Ushuluddin dan Filsafat, Dr Muhsin Mahfudz, M. Th.I justru menanggapi positif dinamika halalbihalal yang menurutnya sangat khas Ushuluddin ini.
“Kehangatan diskusi semacam ini adalah bentuk “jabat tangan” hangat para akademisi Fakultas Ushuluddin dan Filsafat karena pertemuan gagasan adalah dialektika pemikiran Islam itu sendiri,” pungkas Dekan FUF
UIN Alauddin Makassar, menyalurkan Zakat Fitrah dari sivitas akademika kepada tenaga harian.
UIN Alauddin Kini Punya Lembaga Zakat
Universum - Rektor UIN Alauddin Prof Hamdan Juhannis melaunching Unit Pengumpul Zakat (UPZ) BAZNAS UIN Alauddin Makassar berdasarkan SK Ketua BAZNAS Provinsi Sulawesi Selatan bernomor 091/SK/BAZNAS-PROV. SULSEL/V/2020. Launching tersebut secara simbolik ditandai dengan penyetoran perdana zakat fitrah oleh Rektor kepada panitia UPZ BAZNAS UIN Alauddin, Senin (18/5/2020) di Lantai 4 Gedung Rektorat UIN Alauddin Makassar.
Dalam sambutannya, Prof Hamdan menghimbau kepada seluruh sivitas akademika dan keluarga besar UIN Alauddin agar dapat menyalurkan zakat fitrah, zakat mal, infaq dan sedekahnya ke UPZ BAZNAS UIN Alauddin. “Ini adalah salah bentuk pengabdian masyarakat yang dilakukan oleh UIN Alauddin, apalagi di tengah situasi penuh keterbatasan karena pandemi covid-19 saat ini, kehadiran Unit Pengumpul Zakat ini sangat besar artinya bagi saudarasaudara kita yang berhak menerimanya,” ungkapnya.
Adapun ketentuan pembayaran zakat fitrah yang dikeluarkan oleh UPZ BAZNAS UIN Alauddin, merujuk pada edaran Kantor Kementerian Agama Kota
Setelah launching, Unit Pengumpul Zakat (UPZ) Baznas UIN Alauddin Makassar, menyalurkan Zakat Fitrah dari sivitas akademika kepada tenaga harian, security dan cleaning service, Kamis (21/5) di Gedung Rektorat UIN Alauddin Makassar. Kegiatan tersebut dihadiri oleh sejumlah pimpinan kampus, diantaranya Wakil Rektor II Dr Wahyuddin Naro, Wakil Rektor IV Dr Kamaluddin Abu Nawas dan Kepala Biro Administrasi Umum, Perencanaan dan Keuangan Drs Alwan Suban.
Wakil Rektor IV Dr Kamaluddin Abu Nawas yang mewakil para pimpinan UIN Alauddin mengatakan bahwa penyaluran zakat tersebut adalah yang perdana sejak UPZ UIN Alauddin diluncurkan Senin (18/5) yang lalu, berdasarkan SK penugasan dari BAZNAS Provinsi Sulawesi Selatan. Sementara itu, Sekertaris UPZ UIN Alauddin Dr Asrul Muslim menyampaikan rasa terima kasih kepada Rektor, para pimpinan dan sivitas akademika yang telah mempercayakan penyaluran zakatnya pada UPZ UIN Alauddin yang baru saja dibentuk.
“Alhamdulillah telah disalurkan zakat fitrah tahap pertama sebesar 5 juta rupiah, selanjutnya akan disalurkan pada tahap kedua yaitu sehari sebelum idul fitri,” terangnya.
Selain itu, sambung Asrul, zakat fitrah tersebut juga akan disalurkan kepada para mahasiswa perantau yang tidak termasuk pada golongan penerima bantuan PLN yang telah disalurkan sebelumnya. “Mahasiswa perantau yang masih menetap di sekitar Makassar dan Gowa yang dalam kategori penerima zakat sesuai syariat,” tutup Asrul.
Penyerahan zakat fitrah tersebut secara simbolis dilakukan oleh masingmasing pimpinan kampus yang hadir kepada perwakilan penerima.
pini
Gedung Auditorium UIN Alauddin Makassar
Momentum dan Monumen Kepemimpinan
DR. FIRDAUS MUHAMMAD, MA Dekan Fakultas Dakwah dan Komunikasi }
Keberhasilan pemimpin dan kepemimpinannya diraih dari kemampuan menciptakan atau memanfaatkan momentum. Momentum itulah mengantarkan seorang pemimpin dicatat sejarah atas prestasi dan prestisenya yang diabadikan dengan monumen penanda legacy yang menyejarah. Dari noktah inilah, saya menyibak awal kepemimpinan Prof. H. Hamdan Juhannis, MA, Ph.D selaku Rektor UIN Alauddin Makassar, menemukan momentum, tepat setahun menjalankan amanah mulia itu pada kamis, 23 Juli 2020. Sebagai intelektual sekaligus pimpinan tertinggi di kampus peradaban, UIN Alauddin Makassar, beliau menuangkan gagasan, pengalaman dan harapan-harapannya dalam tulisan bertajuk; Membumikan Pancacita: Catatan Pinggir Satu Tahun Kepemimpinan.
Setahun belum tepat merayakan prestasi, lebih tepat sebagai tahun evaluasi atas berbagai capaian dan sejumlah agenda penting dan genting lainnya, perlu dibenahi sebagai ikhtiar menggerakkan roda kepemimpinan lebih baik untuk tahun-tahun mendatang.
Kampus asri adalah impian pertama yang terwujudkan di awal kepemimpinan. Duta kampus asri lahir dari kreasi mahasiswa. Kenyamanan kampus diciptakan, jam malam ditiadakan demi ketertiban kegiatan kampus tanpa bermaksud membatasi ruang kreativitas mereka. Capaian lain, integrasi data sebagai bagian pancacita, membina operator dengan meningkatkan kesejahteraan yang diharapkan bersinergi dengan profesionalisme kerjanya.
Akselarasi akreditasi berjalan membaik menuju prodi unggul menjadi poin lain capain tahun pertama dalam kepemimpinan pak rektor. Selaras itu, publikasi jurnal 38 jurnal terakreditasi, memacu PNS-dosen baru menulis karya ilmiah berstandar scopus mulai menyibak
pini
hasil dengan proses kreatif mereka memulai meneliti dan menulis. Bagian dari penguatan akademik, Prof. Hamdan Juhannis memandang roh perguruan tinggi adalah karya ilmiah, harus ada novelty, distingsi dari karya ilmiah lainnya, diperketat untuk menghindari potensi plagiasi yang menjadi aib dunia kampus. Maka di tahun pertama berhasil diseleksi 100 buku referensi sebagai bagian integrasi kelimuan dan penguatan moderasi.
Pelbagai capaian berhasil diraih, terpenting adalah ikhtiar penguatan networking, beruntung beliau memiliki jejaring kuat dan luas, terbangun jauh sebelum menjabat rektor. Itu modal sosial secara personal yang dikembangkan dalam posisi kepemimpinan di UIN Alauddin. Hal itu juga didukung kemampuan diplomasi Dr. Kamaluddin Abu Nawas selaku wakil rektor bidang kerjasama. Hasilnya, menakjubkan. Sejumlah kerjasama berbagai institusi mulai dijejaki dan sebagiannya terealisasi.
MOMENTUM KEPEMIMPINAN
Kemimpinan dijalankan sesuai dengan kemampuan sang pemimpin. Artinya sosok personal pemimpin sangat berpengaruh, kemampuan akademik dan jejaring. Secara subjektif, saya merefleksikan kepemimpinan sejumlah rektor yang sempat saya saksikan dari style memimpin sejak mahasiswa tahun 1995 hingga kini sebagai dosen. Kepemimpinan Shaleh Putuhena, berwibawa dan sejuk. Setiap mahasiswa, dosen dan pegawai sangat bersimpati dan menaruh hormat tinggi karena kharisma kepemimpinannya.
Kemudian Prof. Dr. H. Muin Salim yang menggagas kepemimpinan dengan tagline Manajemen Rabbani, beliau juga sangat kharismatik dan sosok intelektual cukup brilian terutama dalam bidang tafsir, beliau mengajar sangat sistematis, bicara pelan tetap setiap kata yang terurai kami berusaha merekamnya. Di tengah kesibukannya sebagai rektor kala itu, menyempatkan diri mengajar mahasiswa tingkatan S1 semester awal.
Estafet kepemimpinan beralih ke Prof. Azhar Arsyad yang menjabat dua periode, berhasil membangun kampus II UIN Alauddin di Samata Gowa dengan gedung yang megah dan monumental. Beliau pula yang mengenalkan tagline kampus peradaban. Sayangnya, beliau tidak membangun monument kampus peradaban secara simbol berupa tugu atau miniatur.
Era kepemimpinan Prof. Qadir Gassing mencanangkan gerakan seribu buku (GSB) sebagai warisan yang berhasil meraih rekor muri, membanggakan. Lalu, Prof. Thib Raya yang berhasil membawa kesejukan, menciptakan rasa persaudaraan, potensi konflik melandai. Singkat tapi kepemimpinannya membekas. Memasuki kepemimpinan Prof. Musafir Pababbari, beliau mengembalikan marwah kampus dengan menaikkan akreditasi universitas menjadi terakreditasi A. Pencapaian spketakuler sehingga peminat calon mahasiswa masuk di UIN cukup meningkat. Tahun 2020 menempati rangking pertama dalam lingkungan PTKIN secara nasional.
Estafet kepemimpinan di UIN Alauddin yang menyejarah itu menjadi halamanhalaman kitab sejarah UIN yang sejatinya dijahit sehingga dalam kepemipinan Prof. Hamdan Juhannis sebagai rektor ke11UIN Alauddin dapat mewujudkan visi misi berbasis pada pancacita. Akselarasi kepemimpinan Prof. Hamdan Juhannis menyibakkan prestasi dan ekspektasi menjanjikan ke depan.
MONUMEN KEPEMIMPINAN
Monumen itu simbol legacy. Borobudur adalah candi yang bercerita tentang kejayaan masa lalu. Begitu juga impian saya terhadap legacy kepemimpinan UIN Alauddin Makassar. Merindukan simbol penanda yang dipahatkan dalam monumen. Sederhana saja, bangunan kecil mungil tapi bercerita, berkisah tentang capaian kepemimpinan secara periodik.
Tepatnya, berharap ketika memasuki area kampus, mulai gerbang, rektorat hingga bangunan fakuktas atau di sudut-sudut kampus yang kian asri, ada tugu sebagai monumen. Selain sebagai penanda keberhasilan kepemimpinan, juga dari sisi estetika, monumen itu sebagai duppa mata.
Dalam hal ini, penulis merindukan berdirinya monumen Pancacita dan Monumen Kampus Peradaban sebagai simbol legacy kepempimpinan dengan momentumnya masing-masing. Bayangkan, kampus megah nan islami masih sulit menemukan tulisan arab sebagai simbol keislaman. Menemukan tulisan Pancacita atau Kampus Peradaban masih sulit ditemukan. Mungkin ada tapi saya kebetulan belum menemukannya di area kampus. Hal ini tampak sederhana, tapi ia tetap bangunan sebagai simbol yang bercerita tadi.
Sederhana, bahkan dapat dilakukan pada semua fakultas sebagai penciri antar satu lembaga dengan lembaga atau unit lain, antar fakultas hingga rektorat. Sebagai bagian dari kepemimpinan Prof. Hamdan Juhannis, Ph.D, tepatnya diamanahi sebagai Dekan Fakultas Dakwah dan Komunikasi, merencanakan impian tersebut dan segera terealisasi, bukan semata berharap dari “uang Negara” yang dikelola institusi ini, tapi membuka jaringan luar yang dapat berkontribusi menancapkan monumen yang memahatkan momentum kepemimpinan yang menyejarah nantinya.
Tapi monumen bukan sekadar bangunan, tapi mencerminkan keberhasilan kepemimpinan secara substantif. Artinya, monumen pancacita ditancapkan setelah meyakini bahwa keluarga besar UIN Alauddin Makassar berhasil membumikan Pancacita seperti harapan pak rektor yang mewujud dalam kesadaran kolektif.
Kebersihan dan keasrian kampus, bukan sekadar tugas cleaning service tapi mahasiswa, dosen dan pegawai memiliki kepedulian mewujudkan kampus yang asri. Tumbuh kesadaran membuat data yang terintegrasi, melahirkan karya ilmiah yang berkualitas. Hal ini mencerminkan bahwa Pancacita membumi sehingga kampus peradaban menjadi nafas segenap civitas kademika UIN Alauddin Makassar. Inilah momentum awal kepemimpinan Prof. H. Hamdan Juhannis, MA. Ph.D yang penuh harapan seperti beliau ungkapkan, “Gantunglah Impianmu Setinggi Imaginasimu tentang Ketinggian”. Dari sinilah bangunan monumen kepemimpinan diabadikan dari kepiawaiannya menciptakan dan memanfaatkan momentum. Saya termasuk orang yang yakin akan kemampuan Pak Rektor mewujudkannya, membumikan Pancacita. Semoga !!!
pini
Ilustrasi: Penggunaan masker pada masa pandemi covid 19
FAJAR, S.SOS M. SI
Dosen Ilmu Politik UIN Alauddin
Makassar } 42
Paranoia Horor, Teror(isme) dan Virus Kebangsaan 2020
02 Maret 2020 adalah tanda dimana Indonesia telah memasuki kuasa pandemik Global Covid 19 sejak diumumkan oleh pemerintah. Tentu ini adalah ujian kebangsaan yang membuat seluruh dunia merasakan iklim paranoia atau iklim ketakutan tak terkecuali Negara Indonesia. Silih berganti media membahas tiap waktu sejak awal diumumkan dari Negeri Tirai Bambu, dan sekarang kita melihat paranoia ini di depan mata kita, mata Indonesia. Mulai dari pusat Ibukota sampai dengan celah pedesaan menyampaikan ketakutan, kecemasan, kegelisahan, kegilaan, kerumunan, pengabaian terhadap manusia dan kemanusiaan yang memberikan sinyal derita dan rasa tidak aman pada tingkat kemanusiaan dan masa depan eksistensi tiap tubuh.
Kita melihat berbagai macam video yang viral yang sampai di ruang Whatsapp kita masing masing dari negara Eropa dan Amerika Latin seperti Equador adanya penumpukan mayat di rumah dan di jalanan yang tidak terurus bahkan terlantar, WHO bahkan melaporkan mencapai angka 5000 kematian dalam semalam, negara yang berpopulasi 2,5 juta jiwa tersebut. Itu jumlah populasi yang sama jika kota Makassar, Kabupaten Maros, Kabupaten Gowa, dan Kabupaten Bone digabung kira-kira menyamai populasi Ekuador. Tentu kita tidak menginginkan kejadian serupa terjadi di tempat yang kita diami disebabkan begitu besarnya citra paranoia horor yang begitu menyesakkan fikiran dan akal sehat
pini
seolah olah eksistensi tubuh ditengah serangan C19 ini adalah jalan menuju kematian.
Dalam masa pandemik global ini, ada banyak analisis yang memberi penafsiran mulai dari kacamata ideologi, ekonomi bahkan meramalkan kehancuran sebuah negara besar dikarenakan tidak mampu mengatasi dengan segera C19 yang ternyata sudah berkembang biak sampai 3 Jenis A, B dan jenis C. Jenis yang mengherankan para pengamat internasional lantaran Jenis C19 yang ada di Amerika berbeda dengan yang ada di Tiongkok. Kita pun masih mengaitkan ini adalah sebuah skema perang antara Amerika dan Tiongkok sehingga silih berganti kita menemukan gambar karikatur antara Donald Thrump dan Presiden Tiongkok Xi Jin Ping sedang bertarung dalam ring sambil mengenakan sabuk tinju, spekulasinya adalah perang dagang antara mereka beralih pada subjek yang namanya Covid 19. Dilain sisi, Tiongkok deklarasi kemenangan melawan C19 pada akhir maret 2020, dan kita tahu populasi rakyat Tiongkok lumayan besar yaitu 1,6 Milyar jumlah penduduk yang mengirimkan kabar ke seluruh dunia tentang kemenangan melawan C19. Layaknya tirai, mereka menguasai dan mulai bangkit dan menutupi aib dalam negaranya sendiri dimana gejala ini bermula.
Dan keuntungan Negeri tirai bambu ini bisa mengirimkan tenaga kesehatan di negara lain berikut menjadi supplayer alat kesehatan yang sangat dibutuhkan seperti APD, Masker dan alat kesehatan lain seperti ventilator. Dunia perlu waspada, dan tetap terjaga mengingat virus C19 ini semakin subur jika berada pada musim dingin, maka negara yang mempunyai 4 musim utamanya musim dingin sampai bersalju diperkirakan terjadi pada bulan juni sampai agustus dibeberapa negaranegara Eropa dan Asia lainnya dimana Flu juga merupakan penyakit musiman yang menggejala dan dianggap berbahaya hingga mengakibatkan kematian.
Teror ISIS dan Ujian Nasionalisme di Tengah Wabah
Bersabar dari paranoia sistematis dilain sisi negara kita lagi-lagi diperhadapkan kepada bencana ganda yaitu aksi terorisme seperti yang terjadi pada wilayah Sulawesi Tengah, Kabupaten Poso. Kita dipertontonkan adegan baku tembak terduga teroris yang berlangsung pada 14 April 2020 kemarin yang diketahui pelakunya berasal dari kelompok MIT (Mujahidin Indonesia Timur) setelah pelaku penyerangan tersebut bisa dilumpuhkan oleh aparat dan meninggal dunia. Kelompok MIT tersebut yang meninggal dunia, berdasarkan video yang beredar diarak untuk dibawa ke pemakaman dengan begitu ramai dan diiringi dengan pekikan takbir. Padahal kita tahu aksi-aksi terorisme merupakan tindakan kejahatan dan kriminal. Tak luput pula kita diperlihatkan pengantar jenazah pelaku tengah membawa Bendera Hitam yang kita telah sepakati itu adalah bendera ISIS (Islamic State of Iraq and Syiria).
Sangat jelas ini adalah ancaman kebangsaan ditengah pandemik global saat ini, dimana semua rakyat sedang cemas memikirkan dampak C19 tapi disisi lain diwaktu yang bersamaan kita juga menghadapi virus kebangsaan yang tidak kalah ganasnya ingin merongrong kedaulatan negara dan bangsa. Relasi antara MIT dan ISIS mungkin masih kita ingat genealogi bagaimana pimpinan MIT, Almarhum Santoso yang saat 2016 tewas tertembak dalam aksi baku tembak oleh aparat yang juga telah berbaiat ke ISIS dan mendeklarasi diri bersama kelompok MIT menjadikan Poso adalah sentrum gerakan Jihad MIT.
Ada beberapa fenomena yang menarik soal eksistensi gerakan terorisme di Indonesia, seperti menganggap para terorisme tersebut adalah “Hero” atau pahlawan dalam islam dikarenakan narasi narasi yang terbentuk selalu menganggap jenazah teroris diiringi dengan pekikan takbir seolah mereka tewas dalam keadaan yang benar. Narasi tersebut selalu berulang, saat Santoso meninggal juga dinarasikan sebagai mujahid, para pelaku bom bunuh diri seperti bom Bali tahun 2002 yang berhasil merenggut nyawa 200 orang oleh publik dianggap seorang “Hero” pahlawan ataukah mujahid dan meninggal secara syahid. Dan beberapa aksi pengebomam yang langsung menyerang kantor aparat kepolisian beberapa waktu yang lalu.
Dalam analisis Yasraf Amir Piliang, berbagai bentuk kekerasan dan peristiwa horor yang mewarnai kehidupan negarabangsa kita akhir-akhir ini tidak dapat dipisahkan dari peran citra superioritas dan citra kekerasan yang dibangun oleh berbagai pihak. Masing-masing pihak ini membangun kekuatan-kekuatan horor yang dilengkapi dengan mesin-mesin horor dan menggelar berbagai peristiwa horor.
Hal ini menjadi sebuah sinyal derita untuk membangun dan mengepung kesadaran negara bangsa agar kiranya tetap waspada dan lebih berhatihati dalam gerakan terorisme yang menggejala, dikarenakan sel-sel tidur mereka tidak pernah berhenti untuk mencari keadaan yang lowong, lengah dan mereka sangat mengerti kapan harus bangun dan berencana semaksimal mungkin. Semoga negara dan bangsa Indonesia bisa segera lepas dari Virus kebangsaan yang bersamaan hadir di waktu yang kita tidak inginkan terjadi. Wassalam.