penyusunan PL3219 Studio Perencanaan Kota
Rencana Detail Tata Ruang dan Peraturan Zonasi Sub Wilayah Kota Gedebage, Kota Bandung Tahun 2021-2041
OUTLINE PENDAHULUAN 1
2
3
Latar Belakang
Gambaran Umum
Ketentuan Umum RDTR-PZ
Latar Belakang
Perkembangan Kota Bandung yang pesat mempengaruhi posisi relatif SWK Gedebage di dalamnya yang dipengaruhi berbagai faktor, baik faktor dari dalam SWK hingga luar SWK. Dengan realita dan potensi yang dimiliki SWK Gedebage terhadap perkembangan penataan ruang Kota Bandung, diperlukan perencanaan terinci dengan baik untuk dapat dioperasionalkan dalam pelaksanaan pemanfaatan ruang beserta pengendalian pemanfaatan ruang. Keperluan-keperluan tersebut dapat diwujudkan dengan adanya penyusunan Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) dan Peraturan Zonasi (PZ) untuk mengakomodasi kebutuhan pengembangan rencana detail tata ruang secara paripurna bagi SWK Gedebage.
Gambaran Umum
SWK GEDEBAGE Merupakan salah satu dari 8 SWK di Kota Bandung yang menjadi ruang lingkup wilayah studi pembuatan Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) dan Peraturan Zonasi SWK Gedebage Tahun 2021 2041.
Gambaran Umum
SWK GEDEBAGE Terdiri dari dua kecamatan, Kecamatan Rancasari & Kecamatan Gedebage dengan total 8 kelurahan. Total jumlah penduduk SWK Gedebage adalah 123.549 jiwa (4,93% Kota Bandung).
Ketentuan Umum
Ketentuan Umum RDTR dan Peraturan Zonasi Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) adalah rencana secara terperinci tentang tata ruang wilayah kabupaten/kota yang dilengkapi dengan peraturan zonasi kabupaten/kota. -
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 21 Tahun 2021
RDTR dan Peraturan Zonasi memiliki beberapa fungsi, antara lain: ❖ Sebagai instrumen pengendalian mutu dalam pemanfaatan ruang ❖ Menjadi acuan bagi kegiatan pemanfaatan ruang yang lebih rinci dari kegiatan pemanfaatan ruang ❖ Menjadi acuan bagi kegiatan pengendalian pemanfaatan ruang ❖ Menjadi acuan dalam penerbitan izin pemanfaatan ruang ❖ Menjadi acuan dalam penyusunan Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan (RTBL)
RDTR dan Peraturan Zonasi memiliki beberapa manfaat, antara lain: ❖ Penentu lokasi berbagai kegiatan yang mempunyai kesamaan fungsi dan lingkungan permukiman dengan karakteristik tertentu ❖ Alat operasionalisasi dalam sistem pengendalian dan pengawasan pelaksanaan pembangunan fisik yang dilaksanakan oleh Pemerintah, Pemerintah Daerah, dan masyarakat ❖ Ketentuan intensitas pemanfaatan ruang sesuai fungsinya ❖ Ketentuan untuk penyusunan program pengembangan kawasan dan pengendalian pemanfaatan ruang bagi kawasan yang diprioritaskan
Ketentuan Umum
Ketentuan Umum RDTR dan Peraturan Zonasi Menurut Permen ATR/BPN No. 16 tahun 2018, Rencana Detail Tata Ruang memiliki muatan sebagai berikut: ❖
❖
❖
❖
❖
Tujuan penataan BWP Nilai dan/atau kualitas terukur yang akan dicapai sesuai dengan arahan pencapaian sebagaimana ditetapkan dalam RTRW kabupaten/kota dan merupakan alasan disusunnya RDTR yang apabila diperlukan dapat dilengkapi konsep pencapaian. Rencana struktur ruang Merupakan susunan pusat-pusat pelayanan dan sistem jaringan prasarana di BWP yang akan dikembangkan untuk mencapai tujuan dalam melayani kegiatan skala BWP, meliputi rencana pengembangan pusat pelayanan, rencana jaringan transportasi, dan rencana jaringan prasarana. Rencana pola ruang Rencana distribusi zona pada BWP yang akan diatur sesuai dengan fungsi dan peruntukannya, meliputi zona lindung dan zona budidaya. Penetapan sub BWP yang diprioritaskan penanganannya Upaya dalam rangka operasionalisasi rencana tata ruang yang bertujuan untuk mengembangkan, melestarikan, melindungi, memperbaiki, mengoordinasikan keterpaduan pembangunan, dan/atau melaksanakan revitalisasi di kawasan yang dianggap memiliki prioritas. Ketentuan pemanfaatan ruang Upaya mewujudkan RDTR dalam bentuk program pengembangan BWP dalam jangka waktu perencanaan 5 tahunan sampai akhir tahun masa perencanaan.
Ketentuan Umum
Ketentuan Umum RDTR dan Peraturan Zonasi Menurut Permen ATR/BPN No. 16 tahun 2018, Peraturan Zonasi memiliki muatan sebagai berikut: ❖
Aturan Dasar Persyaratan pemanfaatan ruang meliputi, ketentuan kegiatan dan penggunaan lahan, ketentuan intensitas pemanfaatan ruang, ketentuan tata bangunan, ketentuan prasarana dan sarana minimal, ketentuan khusus, dan standar teknis, dan/atau ketentuan pelaksanaan.
❖
Teknik Pengaturan Zonasi Ketentuan lain dari zonasi konvensional yang dikembangkan untuk memberikan fleksibilitas dalam penerapan aturan zonasi dan ditujukan untuk mengatasi berbagai permasalahan dalam penerapan peraturan zonasi dasar, mempertimbangkan kondisi kontekstual kawasan dan arah penataan ruang.
OUTLINE MUATAN 1
2
3
4
5
6
Tujuan Penataan BWP
Rencana Struktur Ruang
Rencana Pola Ruang
Sub BWP Prioritas
Ketentuan Pemanfaatan Ruang
Peraturan Zonasi
1
Tujuan penataan bwp Tujuan dan Prinsip Penataan BWP
Tujuan dan Prinsip Penataan BWP
Tujuan Penataan BWP
Prinsip-Prinsip Penataan BWP
RDTR SWK Gedebage Tahun 2021-2041
Prinsip-prinsip penataan ruang SWK Gedebage, yakni:
Mewujudkan SWK Gedebage yang berkelanjutan sebagai Pusat Pelayanan Kota dan simpul transportasi yang mendukung pengembangan kegiatan ekonomi kreatif
1.
Mengoptimalkan peran SWK Gedebage sebagai Pusat Pelayanan Kota berkelanjutan yang mendukung pengembangan sosial, kegiatan ekonomi kreatif, dan manajemen lingkungan.
2.
Mengoptimalkan penyediaan sarana prasarana pusat pelayanan untuk menunjang SPK dan Pusat Lingkungan SWK Gedebage
3.
Mengoptimalkan pemanfaatan ruang SWK Gedebage yang menyediakan ruang terbuka hijau dan fungsi ekologis yang sesuai dengan peraturan perundang-undangan
4.
Mengembangkan sistem transportasi terpadu yang memungkinkan terhubungnya SWK Gedebage dengan daerah di sekitarnya
2
rencana struktur ruang Sistem Pusat Pelayanan
Jaringan Transportasi
Jaringan Prasarana
Sistem Pusat Pelayanan
Pusat Pelayanan
Tingkat Pelayanan
PL Mekarjaya
77,78%
PL Cimincrang
44,44%
PL Rancabolang
22,22%
PL Cisaranten Kidul
77,78%
PL Cipamokolan
100%
PL Derwati
55,56%
PL Manjahlega
66,67%
PL Rancanumpang
55,56%
PL Gedebage
23,07%
PL Rancasari
69,23%
SPK Derwati
35,00%
PPK Gedebage
45,45%
TOTAL
61,05%
Hasil Analisis, 2021
Sistem Pusat Pelayanan
Pusat Pelayanan
Sarana PPK
Sarana SPK Perpustakaan
Sarana Pusat Lingkungan Kecamatan
Sarana Pusat Lingkungan Kelurahan
Perpustakaan Gedung Serba Guna
Rumah Sakit Kelas C
Puskesmas Kecamatan
Puskesmas
Gedung Hiburan & Rekreasi, Gedung Kesenian, Gedung Seni Tradisional
Gedung Serba Guna
Masjid Kecamatan
Klinik Bersalin
Stadiun Mini
Balai Serba Guna
Gedung Pertunjukan
Pemakaman
Balai Serba Guna + Parkir Umum
Taman Kota
Lapangan Olahraga
Lapangan Olahraga
Kantor Pelayanan Umum
Kantor Kecamatan
Pusat Pertokoan & Pasar
Koramil
Kantor Polisi
Apotek
Kantor Urusan Agama
Pos Pemadam Kebakaran
TPS
Pos Pemadam Kebakaran
Balai Nikah
Masjid Kelurahan
Kantor Polisi
Kantor Pos
Pusat Perbelanjaan
Kantor Kelurahan
Terminal
Dipo Kebersihan
Pangkalan Angkot
Perguruan Tinggi
Pusat Perbelanjaan/Pasar
Masjid dan Tempat Ibadah Lain
Parkir Umum
Gelanggang Olahraga
Masjid dan Tempat ibadah Lain
Kantor Pos Wilayah
Perguruan Tinggi
Kantor PLN Wilayah
Kantor Kecamatan
Kantor Urusan Agama
Gardu Listrik
Parkir Umum
Terminal Transit
Pusat Perbelanjaan, Pasar, Bank Rumah Sakit Kelas A Taman Kota Kantor Pemerintah Kantor Telekomunikasi Wilayah Kantor PDAM Wilayah Pos Pemadam Kebakaran
Pertokoan
Sumber : RTRW Kota Bandung, 2011 SNI 03-1733-2004
Sistem Pusat Pelayanan
No
Administrasi
Pusat Pelayanan Luas Eksisting Pusat Pelayanan (Ha)
Kebutuhan Tambahan Luas Lahan Sarana Penunjang Pusat Pelayanan Teraglomerasi (Ha)
Kebutuhan Tambahan Luas Lahan Sarana Skala Kota- RW yang Tidak Teraglomerasi (Ha)
Kebutuhan Tambahan Luas Lahan Total (Ha)
1
Kelurahan Rancabolang
0,71
5,93
3,27
6,32
2
Kelurahan Rancanumpang
19,73
2,15
0,54
2,89
3
Kelurahan Cisaranten Kidul
2,73
22,96
21,94
22,96
4
Kelurahan Cimincrang
20,50
18,31
15,57
18,73
43,67
28,32
20,28
29,85
Kecamatan Gedebage 1
Kelurahan Derwati
0,41
26,26
0,27
26,67
2
Kelurahan Cipamokolan
3,95
1,70
1,53
2,71
3
Kelurahan Manjahlega
1,67
1,49
1,07
2,56
4
Kelurahan Mekarjaya
2,94
1,07
0,86
3,57
Kecamatan Rancasari
8,96
30,52
3,72
35,50
SWK Gedebage
52,63
58,84
24,00
65,35
Hasil Analisis, 2021
Sistem Pusat Pelayanan
Sistem Pusat Pelayanan
Kegiatan Fungsional Fungsi Primer ● Pertama (I) ●
TOD/Terminal Terpadu Gedebage Dry Port
Sekunder Pusat Pelayanan Kota
Kedua (II)
Industri dan Industri pergudangan
Sub Pusat Kota
Ketiga (III)
Industri Lokal
Pusat Pelayanan Kecamatan dan Kelurahan
Sistem Pusat Pelayanan
Jaringan Transportasi
Jaringan Jalan Eksisting Hierarki Jalan
Arteri Primer
Kolektor Primer
Lokal Primer
Lokal Sekunder
Total Panjang Jalan (km)
Nama Jalan Jl. Soekarno-Hatta
6,51
Jl. Gedebage Selatan Jl. Raya Derwati Jl. Terusan Derwati Jl. Ciwastra
Jl. Rancasawo Jl. Cimincrang Jl. Rancanumpang
Jl. Inspeksi Cidurian-Cibogo Jl. Cipamokolan Selatan Jl. Bebedahan Tengah Jl. Rancapanci Jl. Magna Raya
Jl. Rancanumpang Jl. SOR GBLA Jl. Adi Flora Raya Jl. Cemara Raya
Jl. Pesona Ciwastra Village Jl. Abubakar Siddiq Jl. Utsman bin Affan Jl. Umar bin Khattab
Jl. Rancaoray Jl. Pesona Ciwastra Village Jl. Abubakar Siddiq 6,4 Jl. Utsman bin Affan Jl. Umar bin Khattab
9,94
40,08
Lingkungan Sekunder
-
231,92
Jalan Tol
Tol Padalarang-Cileunyi
6,35
Jaringan Transportasi
Penampang Eksisting Jaringan Jalan
Jalan Soekarno Hatta
Kondisi Rumija (m)
Kondisi Badan Jalan (m)
Hirarki Jalan
Arteri Primer (Jl. Soekarno Hatta)
Keterangan Ideal
Eksisting
Ideal
Eksisting
21,40
37
11
15
Sudah Memenuhi Standar
Sumber: Google Earth, 2021 dan Hasil observasi, 2021
Jaringan Transportasi
Penampang Eksisting Jaringan Jalan Jalan Gedebage Selatan
Kondisi Rumija (m)
Kondisi Badan Jalan (m)
Hirarki Jalan
Kolektor Primer (Jl. Gedebage Selatan)
Keterangan Ideal
Eksisting
Ideal
Eksisting
19,40
17
9
10
Sumber: Google Earth, 2021 dan Hasil observasi, 2021 Sumber: Google Earth, 2021 dan Hasil observasi, 2021
Sudah Memenuhi Standar
Jaringan Transportasi
Penampang Eksisting Jaringan Jalan Jalan Tata Surya
Kondisi Rumija (m)
Kondisi Badan Jalan (m)
Hirarki Jalan
Lokal (Jl. Tata Surya)
Keterangan Ideal
Eksisting
Ideal
Eksisting
10,50
12
7,5
5,4
Perlu adanya Pelebaran Jalan
Sumber: Google Earth, 2021 dan Hasil observasi, 2021
Jaringan Transportasi
Penampang Eksisting Jaringan Jalan Jalan Baturaden Raya
Kondisi Rumija (m)
Kondisi Badan Jalan (m)
Hirarki Jalan
Lingkungan (Jl.
Keterangan Ideal
Eksisting
Ideal
Eksisting
10,50
7
6,5
4
Baturaden Raya)) Sumber: Google Earth, 2021 dan Hasil observasi, 2021
Perlu adanya Pelebaran Jalan
Sumber: Google Earth, 2021 dan Hasil observasi, 2021
Jaringan Transportasi
Rencana Jaringan Jalan
Nama Jalan
Hierarki Program Eksisti ng
Minim um
Rumija (m)
Panjan Renca Eksisti Minim Renca Eksisti Minim Renca g (km) na ng um na ng um na
Jalan Peningka Kolekto Arteri Arteri r Sekund Gedebage tan Primer Selatan Hierarki Primer er PeningJalan katan Cimincrang Hierarki
Badan Jalan (m)
Kolekto Arteri Arteri r Sekund Sekund Primer er er
7
7
11
11
8
11
8
8
21,40
21,40
11
3,88
8
2,19
Sumber
Justifikasi
RTRW, Penghubung PKN Bandung Masterplan PPK Gedebage) dengan PKN transportas Lain i kota RTRW, Masterplan transportas i kota Masterplan transportas i kota
Penghubung PPK Gedebage dengan SPK UjungBerung dan SPK Antapani
Jalan Peningka Lokal Rancanum tan Primer pang Hierarki
6
7
13
13
1,3
Jalan Peningka Lokal Rancapanc tan Primer i (Utara) Hierarki
6
9
7
19,40
2,36
Masterplan Penghubung antara SPK Kordon transportas dan SPK Derwati ke PPK Gedebage i kota
7
3,23
Masterplan Penghubung antara SPK Kordon transportas dan SPK Derwati ke PPK Gedebage i kota
13
2,05
42,24 Rencana Studio
Melayani Pusat Layanan Kecamatan Gedebage
Jalan Peningka Lokal Rancapanc tan Primer i (Selatan) Hierarki Peningka Jalan Adi tan Flora Raya Hierarki Jalan Peningka Inspeksi tan Cidurian Hierarki Cibogo
Lokal Primer
6 Kolekt Kolekt or or Primer Primer
6
9
7
7
7
13
19,40
Penghubung antara SPK Kordon dan SPK Derwati ke PPK Gedebage
Lokal Primer
6
6
6
6
2,68
Rencana Studio
Melayani Pusat Layanan Kecamatan Rancasari
Jalan Peningka Lokal Rancabola tan Primer ng Hierarki
6
7
10
10
2,3
Rencana Studio
Melayani Pusat Layanan Kelurahan Rancabolang
Rencana
Reklasifikasi, sebelumnya tidak
Jalan Sor
Reklasifik
Jaringan Transportasi
Nama Jalan
Program
Jalan Gedebage Peningkatan Selatan Hierarki 1 Ruas Jalan Baru
Rencana Jaringan Jalan Arteri Primer
Hierarki Eksisting Kolektor Primer
Penambahan Jalan Baru
Minimum
Arteri Primer
Rencana
Badan Jalan (m)
Rumija (m)
Eksisting Minimum Rencana
Eksisting Minimum Rencana
Arteri Primer
7
Arteri Primer
-
8
11
11
Panjang (km)
11
3,88
21,40
2,30
21,40 11
-
Sumber RTRW, Masterplan transportasi kota
Justifikasi
Penghubung PKN Bandung (PPK Gedebage) dengan PKN Lain Akses untuk SPU dan perumahan baru
Jaringan Transportasi
Nama Jalan Jalan Cimincrang
Rencana Jaringan Jalan Arteri Sekunder
Program Peningkatan Hierarki
Hierarki
Badan Jalan (m)
Rumija (m)
Eksisting Minimum Rencana
Eksisting Minimum Rencana
Eksisting Minimum Rencana
Kolektor Primer
Arteri Arteri Sekunder Sekunder
7
11
8
8
21,40
8
Panjang (km) 2,19
Sumber
Justifikasi
RTRW, Penghubung PPK Gedebage dengan Masterplan SPK UjungBerung dan SPK Antapani transportasi kota
Jaringan Transportasi
Rencana Kolektor Primer Hierarki Nama Jalan
Program
Eksisting
Minimum
Badan Jalan (m) Rencana
Eksisting
Minimum
Rumija (m) Rencana
Eksisting
Minimum
Rencana
Panjang (km)
Total Panjang (km)
Justifikasi
Jalan Rancanumpang
Peningkatan Hierarki
Lokal Primer
Kolektor Primer
6
7
13
13
1,3
Penghubung antara SPK Kordon dan SPK Derwati ke PPK Gedebage
Jalan Rancapanci (Utara)
Peningkatan Hierarki
Lokal Primer
Kolektor Primer
6
9
7
19,40
2,36
Penghubung antara SPK Kordon dan SPK Derwati ke PPK Gedebage
Jalan Rancapanci (Selatan)
Peningkatan Hierarki
Lokal Primer
Kolektor Primer
6
7
7
7
3,23
Penghubung antara SPK Kordon dan SPK Derwati ke PPK Gedebage
Jalan Adi Flora Raya
Peningkatan Hierarki
Lokal Primer
Kolektor Primer
6
7
13
13
2,05
Melayani Pusat Layanan Kecamatan Gedebage
Jalan Inspeksi Cidurian Cibogo
Peningkatan Hierarki
Lokal Primer
Kolektor Primer
6
6
6
6
2,68
Jalan Rancabolang
Peningkatan Hierarki
Lokal Primer
Kolektor Primer
6
7
10
10
2,3
Melayani Pusat Layanan Kelurahan Rancabolang
Jalan Sor GBLA
Reklasifikasi Jalan
-
Kolektor Primer
9
7.6
14
14
6,3
Reklasifikasi, sebelumnya tidak memiliki hierarki
6 Ruas Jalan Baru
Penambahan Jalan Baru
-
Kolektor Primer
-
9
-
19,40
12,02
Kolektor Primer
9
19,40
42,24
Melayani Pusat Layanan Kecamatan Rancasari
Akses untuk SPU dan perumahan baru
Jaringan Transportasi
Rencana Jaringan Jalan Kolektor Sekunder
Hierarki Nama Jalan
Program
Jalan Kali Cipamokolan Selatan
Peningkatan Hierarki
4 Ruas Jalan Baru
Penambahan Jalan Baru
Eksisting
Minimum
Badan Jalan (m) Rencana Kolektor Sekunder
Lokal Primer
Eksisting
6
Kolektor Sekunder -
Minimum
Rumija (m) Rencana
Eksisting
7
10
9 Kolektor Sekunder
-
Minimum
Rencana
Panjang (km)
Total Panjang (km)
Justifikasi
10
3,06
3,06
Peningkatan Pelayanan Aksesibilitas
19,40
3,59
3,59
19,40 9
-
Akses untuk SPU dan perumahan baru
Jaringan Transportasi
Rencana Jaringan Jalan Lokal Primer
Hierarki Nama Jalan
Program
Eksisting
Jalan Cipamokolan
Peningkatan Hierarki
Lokal Primer
Jalan Riung Gede Permai
Peningkatan Hierarki
Lokal Primer
Minimum
Lokal Primer
Badan Jalan (m) Rencana Lokal primer
Eksisting
Minimum
6
Rumija (m)
Rencana 4
Eksisting Minimum 7
7,5 Lokal primer
6
Rencana
Panjang (km)
7
0,76
10,50 5,5
7
Total Panjang (km)
Justifikasi
Melayani Pusat Layanan Kelurahan Cipamokolan 1,01
9
0,25
Melayani Pusat Layanan Kelurahan Cisaranten Kidul
Jaringan Transportasi
Rencana Jaringan Jalan Lokal Sekunder
Hierarki Nama Jalan
Program
Eksisting
Jalan Riung Saluyu
Peningkatan Hierarki
Lingkungan Sekunder
Jalan Terusan Saluyu
Peningkatan Hierarki
Lingkungan Sekunder
21 Ruas Jalan Baru
Penambahan Jalan Baru
-
Minimum
Lokal Sekunder
Badan Jalan (m) Rencana
Eksisting
Lokal Sekunder
6
Lokal Sekunder
6
Lokal Sekunder
-
Minimum
7,5
Rumija (m)
Rencana
Eksisting
5
7
6,5
7
7,5
-
Minimum
10,50
Rencana
Panjang (km)
8
0,97
10
1,11
10,50
10,62
Total Panjang (km)
12,70
Sumber
Justifikasi
Rencana Studio
Peningkatan Pelayanan Aksesibilitas
Rencana Studio
Peningkatan Pelayanan Aksesibilitas
Rencana Studio
Akses untuk SPU dan perumahan baru
Jaringan Transportasi
Rencana Jaringan Jalan Lingkungan Sekunder
Hierarki Nama Jalan
Program
160 Ruas Jalan Baru
Penambahan Jalan Baru
Eksisting
-
Badan Jalan (m)
Rumija (m)
Minimum
Rencana
Eksisting
Minimum
Rencana
Eksisting
Minimum
Rencana
Lingkungan Sekunder
Lingkungan Sekunder
-
6,5
6,5
-
10,50
10,50
Panjang (km)
Total Panjang (km)
42,46
42,46
Sumber
Rencana Studio
Justifikasi
Akses SPU dan Perumahan Baru
Jaringan Transportasi
Jaringan Transportasi Umum
Jaringan Transportasi
Rencana Jaringan Transportasi Umum
Jaringan Transportasi Umum Jenis Jalur
Cakupan Wilayah
Keterangan
Jalur Utama Kota Berbasis Rel Ganda Rel atau Double Track Heavy Rail
Padalarang - Kiaracondong - Gedebage - Menghubungkan TOD Gedebage dengan Stasiun Kota Bandung, Stasiun Cicalengka KCJB, dan Kabupaten Bandung
Light Rapid Transit (LRT) Rel Dalam Kota Bandung
Cimindi - Jalan Gedebage
Menghubungkan TOD Gedebage dengan Stasiun Kota Bandung
Leuwi Panjang - Gedebage - Jatinangor Light Rapid Transit (LRT) Rel Bandung Raya
Cimindi - Gedebage - Tegalluar
Titik TOD merupakan pertemuan antara 3 jalur LRT, yang menghubungkan TOD Gedebage dengan Padalarang, Cililin, Soreang, Ciparay, Majalaya, dan Tanjungsari
Gedebage - Tegalluar - Majalaya Kereta Cepat Jakarta Rel Bandung (KCJB)
Jakarta - Karawang - Walini - Tegalluar
Menghubungkan Tegalluar, Kab. Bandung (bagian tenggara Kota Bandung) dengan Ibukota Jakarta
Trans Metro Bandung (TMB)
Jalan Cibiru - Jalan Cibeureum
Menghubungkan SWK Gedebage dengan Kota Bandung, melalui tiga poin akses, yaitu di bagian utara sepanjang Jl. Soetta, melewati TOD Gedebage dan Jl. Inspeksi Cidurian, serta di bagian barat melalui Jl. Ciwastra
Jalan Soekarno-Hatta - Gedebage Derwati - Kordon - Buah Batu - Pusat Kota (Alun-Alun)
Angkutan pelajar koridor 6 menghubungkan Cibiru dengan pusat kota melewati TOD Gedebage
Jalan
Koridor Angkutan Jalan Pelajar Kota Bandung
Jaringan Transportasi
Rencana Lajur Sepeda
Jaringan Prasarana
Rencana Pengembangan Jaringan Energi/Kelistrikan -
Terdapat rencana perluasan jaringan SUTM dan SUTR Penambahan 5 buah Gardu listrik distribusi di area blankspot
Jaringan Prasarana
Rencana Pengembangan Jaringan Telekomunikasi Jumlah menara BTS di SWK Gedebage sudah mencukupi dan tidak terdapat blankspot sehingga tidak diperlukan adanya penambahan menara BTS. Penambahan hanya dilakukan pada perluasan jaringan kabel fiber optik ke jaringan jalan yang baru untuk menjangkau target pelayanan rencana.
Jaringan Prasarana
Rencana Pengembangan Jaringan Air Bersih Pengembangan jaringan air minum meliputi : ● Perluasan dan peningkatan hierarki jaringan distribusi air bersih menyesuaikan rencana jaringan jalan
Berdasarkan hasil analisis diketahui : ● Supply air bersih untuk SWK Gedebage adalah sebesar 4950 l/detik ● Demand total air bersih SWK Gedebage hingga tahun 2041 adalah sebesar 1480,43 l/detik ● Tidak terdapat gap kekurangan air bersih hingga pada tahun 2041
Jaringan Prasarana
Rencana Pengembangan Jaringan Drainase Pengembangan jaringan drainase dilakukan dengan : - Penataan sistem jaringan drainase sesuai Permen PUPR Nomor 12 Tahun 2014 - Normalisasi sungai - Pembangunan dan peningkatan hierarki saluran drainase menyesuaikan rencana jaringan jalan
Jaringan Prasarana
Rencana Pengembangan Jaringan Air Limbah Pengembangan jaringan air limbah dilakukan dengan pengembangan jaringan perpipaan air limbah yang terkoneksi dengan rumah maupun bangunan fungsional lainnya serta akan bermuara pada IPAL.
Jaringan Prasarana
Rencana Pengembangan Sistem Persampahan Dibutuhkan 3 penambahan TPS dengan volume 12 m3 dengan rincian sebgai berikut. 1. 2. 3.
1 TPS di Cisaranten Kidul 1 TPS di Manjahlega 1 TPS di Cimincrang
Jaringan Prasarana
Rencana Jalur dan Ruang Evakuasi Bencana Ruang Evakuasi
Fasilitas
Taman Ruang Terbuka Publik
Lapangan
Toilet Umum
Tempat parkir Gedung Sekolah Bangunan Keagamaan
Bangunan
Gedung sarana olahraga Kantor Kelurahan
- Toilet Umum - Kamar Mandi - Gudang
Jaringan Prasarana
Rencana Jalur dan Ruang Evakuasi Bencana Keterjangkauan TES
Jaringan Prasarana
Rencana Jalur dan Ruang Evakuasi Bencana Luas dan Kapasitas TES
LOKASI TES
LUAS TES (m2)
KAPASITAS (jiwa)
LOKASI TES
LUAS TES (m2)
KAPASITAS (jiwa)
TES 1 (Rancabolang)
4290
2145
TES (Manjahlega)
8480
4240
TES 2 (Rancabolang)
13600
6800
TES (Mekarjaya)
9270
4635
TES (Rancanumpang)
10500
5250
TES 1 (Cipamokolan)
3310
1655
TES 1 (Cimencrang)
9430
4715
TES 2 (Cipamokolan)
13400
6700
TES 2 ( Cimencrang)
7610
3805
TES 1 (Derwati)
9270
4635
TES 1 (Cisaranten Kidul)
24200
12100
TES 2 (Derwati)
13200
6600
TES 2 (Cisaranten Kidul)
2270
1135
Luas dan Kapasitas TEA LOKASI TEA TEA GBLA
LUAS TEA (m2)
KAPASITAS (jiwa)
221300
110650
Sarana Prasarana
Rencana Sarana dan Prasarana Umum Kebutuhan Lahan 2021 - 2041 (Ha) No
Delineasi
1
Kelurahan Rancabolang
2
Pendidikan Kesehatan
Peribadatan
RTH
Perdagangan dan Jasa
25,3
0,04
2,1
6,6
1,5
Kelurahan Rancanumpang
8,7
0,0
0,8
3,5
0,5
3
Kelurahan Cisaranten Kidul
39,1
0,1
2,8
12,4
2,1
4
Kelurahan Cimincrang
17,8
0,1
0,1
5,7
1,2
90,9
0,17
5,8
33,4
5,3
Kecamatan Gedebage 1
Kelurahan Derwati
17,5
0,06
1,1
5,7
0,5
2
Kelurahan Cipamokolan
13,4
1
1,1
6,2
0,5
3
Kelurahan Manjahlega
1,0
0,0
0,0
0,3
0,1
4
Kelurahan Mekarjaya
12,3
0,0
1,1
4,9
0,4
Kecamatan Rancasari
44,1
1,08
3,4
19,6
1,5
SWK Gedebage
134,9
1,25
9,2
53,0
6,8
Sarana Prasarana
Rencana Sarana dan Prasarana Umum Rancabolang
Sarana
Pendidikan
Kesehatan
Peribadatan
RTH
Sub Sarana
Rencana Penambahan Sarana
Kebutuhan Kebutuhan Kebutuhan Kebutuhan Kebutuhan Supply Luas 2021 Luas 2026 Luas 2031 Luas 2036 Luas 2041 202 203 (Ha) (Ha) (Ha) (Ha) (Ha) 2021 2031 2041 6 6
TK
4
7
7
6
6
6
0,4
0,4
0,3
0,3
0,3
SD
0
6
6
6
5
5
1,2
1,2
1,2
1,0
1,0
SMP
0
2
2
2
2
1
1,8
1,8
1,8
1,8
0,9
SMA
1
2
2
2
1
1
2,5
2,5
2,5
1,3
1,3
Apotek
1
0
1
0
0
0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
Puskesmas
0
0
0
1
0
0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
Klinik
4
1
1
1
1
1
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
Masjid
11
2
2
1
1
1
0,1
0,1
0,1
0,1
0,1
Mushola
7
35
35
34
34
34
0,4
0,0
0,0
0,0
0,0
Taman RT
0
36
36
36
36
35
0,9
0,9
0,9
0,9
0,9
Taman RW
0
2
2
2
2
2
0,3
0,3
0,3
0,3
0,3
Taman Kelurahan
0
0
1
0
0
0
0,0
0,9
0,0
0,0
0,0
33
30
29
29
29
29
0,3
0,3
0,3
0,3
0,3
33
0
0
0
0
0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
94
123
124
120
117
115
7,8
8,3
7,3
5,9
4,9
Perdagangan Toko / Warung dan Jasa Pertokoan Total
Sarana Prasarana
Rencana Sarana dan Prasarana Umum Rancanumpang
Sarana
Sub Sarana
Rencana Penambahan Sarana
Supply
2021
Pendidikan
Kesehatan
Peribadatan
RTH Perdagangan dan Jasa
Kebutuhan Kebutuhan Kebutuhan Kebutuhan Kebutuhan Luas 2021 Luas 2026 Luas 2031 Luas 2036 Luas 2041 202 203 (Ha) (Ha) (Ha) (Ha) (Ha) 2031 2041 6 6
TK
4
2
2
2
3
3
0,1
0,1
0,1
0,2
0,2
SD
5
1
1
2
2
2
0,2
0,2
0,4
0,4
0,4
SMP
1
1
1
1
0
0
0,9
0,9
0,9
0,0
0,0
SMA
1
1
1
1
0
0
1,3
1,3
1,3
0,0
0,0
Apotek
1
0
0
0
0
0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
Puskesmas
1
0
0
0
0
0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
Klinik
0
1
1
1
1
0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
Masjid
9
0
0
0
0
0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
Mushola
5
16
15
15
15
15
0,2
0,0
0,0
0,0
0,0
Taman RT
3
16
16
16
15
15
0,4
0,4
0,4
0,4
0,4
Taman RW
3
1
1
1
1
1
0,1
0,1
0,1
0,1
0,1
Taman Kelurahan
0
1
0
0
0
0
0,9
0,0
0,0
0,0
0,0
Toko / Warung
66
3
3
3
3
3
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
Pertokoan
30
0
0
0
0
0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
33
40
38
39
37
36
4,1
3,0
3,2
1,1
1,1
Total
Sarana Prasarana
Rencana Sarana dan Prasarana Umum Cisaranten Kidul
Sarana
Pendidikan
Kesehatan
Peribadatan
RTH Perdagangan dan Jasa
Sub Sarana
Supply
Rencana Penambahan Sarana Kebutuhan Kebutuhan Kebutuhan Kebutuhan Kebutuhan Luas 2021 Luas 2026 Luas 2031 Luas 2036 Luas 2041 2021 2026 2031 2036 2041 (Ha) (Ha) (Ha) (Ha) (Ha)
TK
6
10
10
10
10
9
0,5
0,5
0,5
0,5
0,5
SD
4
8
8
8
8
7
1,6
1,6
1,6
1,6
1,4
SMP
1
3
3
3
2
2
2,7
2,7
2,7
1,8
1,8
SMA
1
3
3
3
2
2
3,8
3,8
3,8
2,5
2,5
Apotek
5
0
0
0
0
0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
Puskesmas
1
0
0
1
0
0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
Klinik
4
2
2
2
2
2
0,00
0,0
0,0
0,0
0,0
Masjid
25
0
0
0
0
3
0,0
0,0
0,0
0,0
0,2
Mushola
9
54
54
53
53
53
0,5
0,0
0,0
0,0
0,0
Taman RT
0
56
55
55
55
55
1,4
1,4
1,4
1,4
1,4
Taman RW
0
6
6
6
5
5
0,8
0,8
0,8
0,6
0,6
Taman Kelurahan
0
1
1
0
0
0
0,7
1,1
0,0
0,0
0,0
Toko / Warung
65
43
42
42
42
42
0,4
0,4
0,4
0,4
0,4
Pertokoan
65
0
0
0
0
0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
186
190
358
524
692
858
12,4
12,2
11,1
8,8
8,7
Total
Sarana Prasarana
Rencana Sarana dan Prasarana Umum Cimincrang
Sarana
Pendidikan
Kesehatan
Peribadatan
RTH Perdagangan dan Jasa
Sub Sarana
Supply
Rencana Penambahan Sarana Kebutuhan Kebutuhan Kebutuhan Kebutuhan Kebutuhan Luas 2021 Luas 2026 Luas 2031 Luas 2036 Luas 2041 2021 2026 2031 2036 2041 (Ha) (Ha) (Ha) (Ha) (Ha)
TK
0
6
5
5
5
5
0,3
0,3
0,3
0,3
0,3
SD
2
4
4
4
3
3
0,8
0,8
0,8
0,6
0,6
SMP
1
2
1
1
1
1
1,8
0,9
0,9
0,9
0,9
SMA
1
2
1
1
1
1
2,5
1,3
1,3
1,3
1,3
Apotek
0
0
0
1
1
1
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
Puskesmas
0
0
0
1
1
1
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
Klinik
1
1
1
1
1
1
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
Masjid
8
2
2
2
2
2
0,1
0,1
0,1
0,1
0,1
Mushola
2
26
25
25
25
25
0,3
0,0
0,0
0,0
0,0
Taman RT
0
26
26
26
25
25
0,7
0,7
0,7
0,6
0,6
Taman RW
0
3
3
3
2
2
0,4
0,4
0,4
0,3
0,3
Taman Kelurahan
0
0
0
1
0
0
0,0
0,0
0,9
0,0
0,0
Toko / Warung
9
24
24
24
24
23
0,2
0,2
0,2
0,2
0,2
Pertokoan
9
0
0
0
0
0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
33
96
92
95
91
90
7,0
4,6
5,5
4,3
4,3
Total
Sarana Prasarana
Rencana Sarana dan Prasarana Umum Derwati
Sarana
Pendidikan
Kesehatan
Peribadatan
RTH Perdagangan dan Jasa
Sub Sarana
Supply
Rencana Penambahan Sarana
Kebutuhan Kebutuha Kebutuha Kebutuha Kebutuha Luas 2021 n Luas n Luas n Luas n Luas (Ha) 2026 (Ha) 2031 (Ha) 2036 (Ha) 2041 (Ha) 2021 2026 2031 2036 2041
TK
7
4
4
4
4
3
0,2
0,2
0,2
0,2
0,2
SD
2
4
4
4
3
3
0,8
0,8
0,8
0,6
0,6
SMP
1
2
1
1
1
1
1,8
0,9
0,9
0,9
0,9
SMA
1
2
1
1
1
1
2,5
1,3
1,3
1,3
1,3
Apotek
0
1
0
0
0
0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
Puskesmas
0
1
0
0
0
0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
Klinik
5
1
0
0
0
0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
Masjid
19
0
0
0
0
0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
Mushola
16
23
23
22
22
22
0,2
0,0
0,0
0,0
0,0
Taman RT
0
26
26
26
25
25
0,7
0,7
0,7
0,6
0,6
Taman RW
0
3
3
3
2
2
0,4
0,4
0,4
0,3
0,3
Taman Kelurahan
0
1
0
0
0
0
0,9
0,0
0,0
0,0
0,0
Toko / Warung
77
11
10
10
10
10
0,1
0,1
0,1
0,1
0,1
Pertokoan
77
0
0
0
0
0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
205
79
72
71
68
67
7,6
4,3
4,3
3,9
3,9
Total
Sarana Prasarana
Rencana Sarana dan Prasarana Umum Cipamokolan
Sarana
Pendidikan
Kesehatan
Peribadatan
RTH
Sub Sarana
Supply
Rencana Penambahan Sarana Kebutuhan Kebutuhan Kebutuhan Kebutuhan Kebutuhan Luas 2021 Luas 2026 Luas 2031 Luas 2036 Luas 2041 2021 2026 2031 2036 2041 (Ha) (Ha) (Ha) (Ha) (Ha)
TK
9
3
3
3
3
2
0,2
0,2
0,2
0,2
0,1
SD
2
4
3
3
3
3
0,8
0,6
0,6
0,6
0,6
SMP
2
1
1
1
1
0
0,9
0,9
0,9
0,9
0,0
SMA
1
1
1
1
1
1
1,3
1,3
1,3
1,3
1,3
Apotek
5
0
0
0
0
0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
Puskesmas
0
1
0
0
0
0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
Klinik
1
1
1
1
1
1
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
Masjid
20
0
0
0
0
0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
Mushola
1
23
23
22
22
22
0,2
0,0
0,0
0,0
0,0
Taman RT
4
22
22
22
22
21
0,6
0,6
0,6
0,6
0,5
Taman RW
0
3
2
2
2
2
0,4
0,3
0,3
0,3
0,3
Taman Kelurahan
0
1
1
0
0
0
0,9
1,1
0,0
0,3
0,0
66
10
10
9
9
9
0,1
0,1
0,1
0,1
0,1
66
0
0
0
0
0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
45
223
234
245
10
265
5,3
4,9
3,8
4,2
2,8
Perdagangan Toko / Warung dan Jasa Pertokoan Total
Sarana Prasarana
Rencana Sarana dan Prasarana Umum Manjahlega
Sarana
Sub Sarana
Rencana Penambahan Sarana
Supply
2021 2026 2031 2036 2041
Pendidikan
Kesehatan
Peribadatan
RTH Perdagangan dan Jasa
Kebutuha Kebutuha Kebutuha Kebutuha Kebutuha n Luas n Luas n Luas n Luas n Luas 2021 (Ha) 2026 (Ha) 2031 (Ha) 2036 (Ha) 2041 (Ha)
TK
18
0
0
0
0
0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
SD
14
0
0
0
0
0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
SMP
5
0
0
0
0
0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
SMA
5
0
0
0
0
0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
Apotek
1
0
0
0
0
0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
Puskesmas
1
0
0
0
0
0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
Klinik
4
0
0
1
0
0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
Masjid
9
0
0
0
0
0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
Mushola
88
1
1
0
1
0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
Taman RT
88
1
1
0
1
0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
Taman RW
9
0
0
0
0
0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
Taman Kelurahan
1
0
0
0
0
0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,2
88
1
1
0
1
0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
4
0
0
0
0
0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,1
332
3,12
0,8
0,1
0,1
0,1
0,1
0,4
Toko / Warung Pertokoan Total
3,24 1,36 3,48
Sarana Prasarana
Rencana Sarana dan Prasarana Umum Mekarjaya
Sarana
Sub Sarana
Rencana Penambahan Sarana
Supply
2021 2026 2031 2036 2041
Pendidikan
Kesehatan
Peribadatan
RTH Perdagangan dan Jasa
Kebutuha Kebutuha Kebutuha Kebutuha Kebutuha n Luas n Luas n Luas n Luas n Luas 2021 (Ha) 2026 (Ha) 2031 (Ha) 2036 (Ha) 2041 (Ha)
TK
5
4
4
3
3
3
0,2
0,2
0,2
0,2
0,2
SD
3
3
3
3
3
2
0,6
0,6
0,6
0,6
0,4
SMP
2
1
1
1
1
0
0,9
0,9
0,9
0,9
0,0
SMA
2
1
1
1
1
0
1,3
1,3
1,3
1,3
0,0
Apotek
2
1
0
0
0
0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
Puskesmas
1
0
0
0
0
0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
Klinik
1
1
1
1
1
0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
Masjid
20
0
0
0
0
0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
Mushola
1
24
24
24
24
23
0,2
0,0
0,0
0,0
0,0
Taman RT
4
22
21
21
21
21
0,6
0,5
0,5
0,5
0,5
Taman RW
0
3
2
2
2
2
0,4
0,3
0,3
0,3
0,3
Taman Kelurahan
0
1
0
0
0
0
0,9
0,0
0,0
0,0
0,0
Toko / Warung
70
8
8
8
8
8
0,1
0,1
0,1
0,1
0,1
Pertokoan
70
0
0
0
0
0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
41
61
57
56
56
51
5,1
3,8
3,8
3,8
1,4
Total
Alur Struktur Ruang → Pola Ruang Struktur Pusat Pelayanan Kota
Sub Pusat Pelayanan Kota
Pusat Lingkungan Kecamatan
Pusat Lingkungan Kelurahan
Pusat Lingkungan RW
Sarana Minimal Skala Kota
Sarana Minimal Skala Kota
Sarana Minimal Skala Kecamatan
Sarana Minimal Skala Kelurahan
Sarana Minimal Skala RW
SPU Skala Kecamatan Taman Kecamatan Pemakaman PDJ skala Kota
SPU Skala Kelurahan
Taman Kelurahan PDJ skala BWP
SPU Skala RW Taman RW PDJ skala Sub BWP
Pola Ruang SPU Skala Kota Taman Kota PDJ skala Kota
3
rencana pola ruang Klasifikasi Zona Subzona
Peta Pola Ruang
Pola Ruang
Klasifikasi Zona Subzona
Zona Lindung 1. Kawasan Perlindungan Setempat ● Zona Sempadan Jalan Tol (PS-1) ●
Zona Sempadan Jaringan Jalan (PS-2)
●
Zona Sempadan Rel Kereta Api (PS-3)
● ●
●
3. Kawasan Lindung Buatan
●
Danau (SC-1)
Zona Budidaya 1. Kawasan Perumahan
●
Perumahan Kepadatan Tinggi (R2)
●
Perumahan Kepadatan Sedang (R-3)
●
Perumahan Kepadatan Sedang (R-4)
Zona Sempadan Sungai (PS-4)
4. Kawasan Industri ●
Industri Besar (I-1)
●
Industri Kecil dan Menengah (I-2)
5. Kawasan Sarana Pelayanan Umum ●
Sarana Pelayanan Umum Skala Kota (SPU-1)
●
Sarana Pelayanan Umum Skala Kecamatan (SPU-2)
●
Sarana Pelayanan Umum Skala Kelurahan (SPU-3)
●
Sarana Pelayanan Umum RW (SPU-4)
6. Kawasan Campuran
Zona Sempadan SUTET (PS-5) Zona Sempadan Danau (PS-6)
●
Campuran Intensitas Tinggi (C-1)
●
Campuran Intensitas Sedang (C-2)
●
Campuran Intensitas Sedang (C-3)
2. Kawasan Perdagangan dan Jasa 2. Kawasan RTH ●
Hutan Kota (RTH-1)
●
Taman Kota (RTH-2)
●
Taman Kecamatan (RTH-3)
●
Taman Kelurahan (RTH-4)
●
Taman RW (RTH-5)
●
Pemakaman (RTH-7)
●
Perdagangan dan Jasa Skala Kota (K-1)
●
Perdagangan dan Jasa Skala BWP (K-2)
●
Perdagangan dan Jasa Skala SBWP (K-3)
3. Kawasan Perkantoran
7. Kawasan Pertahanan dan Keamanan ●
Pertahanan dan Keamanan (HK)
8. Kawasan Wisata
●
Kantor Pemerintahan (KT-1)
●
Wisata Alam (W-1)
●
Kantor Swasta (KT-2)
●
Wisata Buatan (W-2)
Pola Ruang
Peta Rencana Pola Ruang
Klasifikasi Zona Subzona
Pola Ruang
Zona
Sub Zona
Kode
Luas (Ha)
Definisi
Program Perwujudan
Lokasi
LINDUNG
Sempadan Tol
Sempadan Perlindungan Jaringan Setempat Jalan
Sempadan Rel KA
PS-1
PS-2
PS-3
17,24
● Penetapan kawasan Zona sepanjang jalan tol sempadan jalan tol yang ditetapkan dengan ● Pembebasan dan fungsi utama melindungi pembersihan sempadan fungsi utama dari jalan tol jalan tol dan bangunan agar tidak terganggu liar diatur oleh pengelola jalan ● Pemeliharaan dan bebas hambatan sesuai penghijauan sempadan rancangan teknis jalan tol
-Kel. Derwati -Kel. Rancanumpang -Kel. Rancabolang -Kel. Mekarjaya
0,55
Zona sepanjang jalan yang ditetapkan dengan fungsi utama melindungi fungsi utama dari jalan agar tidak terganggu
● Penetapan kawasan sempadan jalan ● Pembebasan lahan dan pembersihan sempadan jalan ● Pemeliharaan dan penghijauan sempadan jalan
-Kel. Rancanumpang -Kel. Cimincrang -Kel. Cipamokolan -Kel. Manjahlega
6,24
Zona sepanjang jalan rel ● Penetapan kawasan kereta api merupakan RTH sempadan Rel KA yang memiliki fungsi ● Pembebasan lahan utama untuk membatasi terbangun pada interaksi antara kegiatan sempadan Rel KA masyarakat dengan jalan ● Pemeliharaan dan rel kereta api dengan lebar penghijauan sempadan 10m dari as jalan rel Rel KA terdekat.
-Kel. Cimincrang -Kel. Cisaranten Kidul
PS-1
PS-2
PS-3
Klasifikasi Zona Subzona
Pola Ruang
Zona
Sub Zona
Kode
Luas (Ha)
Definisi
Program Perwujudan
Lokasi
LINDUNG
Sempadan Sungai
Perlindungan setempat Sempadan SUTET
Sempadan Danau
PS-4
PS-5
PS-6
39,66
Garis maya di kiri dan kanan palung sungai yang ditetapkan sebagai batas perlindungan sungai dengan lebar 3m untuk sungai bertanggul di kawasan perkotaan.
● Pembebasan lahan di kawasan bantaran sungai ● Penetapan kawasan sempadan sungai serta peningkatan kualitas ● Pengelolaan, pemeliharaan, pelestarian, rehabilitasi, kawasan sempadan sungai ● Pengembangan RTH di sempadan sungai ● Pengawasan kawasan sempadan sungai
-Sungai Cipamokolan -Sungai Cidurian -Sungai Cinambo
10,57
Zona sekitar SUTET yang ditetapkan dengan fungsi utama melindungi fungsi utama dari SUTET agar tidak terganggu dengan lebar 10 m untuk lokasi jalan raya.
● Penetapan kawasan sempadan SUTET ● Pembebasan lahan terbangun pada sempadan SUTET ● Penataan sempadan jaringan SUTET ● Pemeliharaan dan penghijauan sempadan SUTET
-Kel. Derwati -Kel. Mekarjaya -Kel. Rancanumpang -Kel. Rancabolang -Kel. Cisaranten Kidul -Kel. Cimincrang
24,45
Luasan lahan yang mengelilingi dan berjarak tertentu dari tepi danau yang berfungsi sebagai kawasan pelindung danau dengan garis sempadan paling sedikit berjarak 50 m dari tepi muka air tertinggi yang pernah terjadi.
● Penataan kawasan sempadan danau ● Pemeliharaan kawasan sempadan danau
-Kel. Rancabolang -Kel. Cisaranten Kidul
PS-4
PS-5
PS-6
Klasifikasi Zona Subzona
Pola Ruang
Zona
Sub Zona Kode
Luas (Ha)
Definisi
Program Perwujudan
Lokasi
RTH-1
LINDUNG Hutan Kota
RTH-1
34,51
Hutan Kota dapat disediakan dalam bentuk taman yang ditujukan untuk melayani penduduk satu kota
● Penambahan, penataan dan revitalisasi RTH Hutan Kota ● Pemeliharaan RTH Hutan Kota
-Kel. Rancanumpang -Kel. Cimincrang
Taman Kota
RTH-2
18,42
Taman Kota dapat disediakan dalam bentuk taman yang ditujukan untuk melayani penduduk satu kota
● Penambahan, penataan dan revitalisasi Taman Kota ● Pemeliharaan Taman Hutan Kota
-Kel. Derwati -Kel. Cisaranten Kidul -Kel. Cimincrang
2,15
Taman kecamatan dapat disediakan dalam bentuk taman yang ditujukan untuk melayani penduduk satu kecamatan dengan luas area 1,25 Ha
● Penambahan, penataan dan revitalisasi Taman Kecamatan ● Pemeliharaan Taman Kecamatan
-Kel. Cipamokolan -Kel. Rancabolang
9,16
Taman kelurahan dapat disediakan dalam bentuk taman yang ditujukan untuk melayani penduduk satu kelurahan dengan luas area 0,9 Ha
● Penambahan, penataan dan revitalisasi Taman Kelurahan ● Pemeliharaan Taman Kelurahan
Tersebar di Seluruh SWK Gedebage
25,79
Taman RW dapat disediakan dalam bentuk taman yang ditujukan untuk melayani penduduk satu RW dengan luas area 0,5 Ha
● Penambahan, penataan dan revitalisasi Taman RW ● Pemeliharaan Taman RW
Tersebar di Seluruh SWK Gedebage
● Pemagaran RTH Pemakaman yang berbatasan langsung dengan permukiman ● Pemeliharaan dan Penghijauan RTH Pemakaman ● Penambahan, penataan dan revitalisasi RTH pemakaman
-Kel. Derwati -Kel. Rancabolang -Kel. Cipamokolan -Kel. Mekarjaya
● Pengembangan dan pelestarian kawasan danau
-Kel. Rancabolang -Kel. Cisaranten Kidul
Taman Kecamatan
RTH
Taman Kelurahan
Taman RW
Lindung Buatan
RTH-3
RTH-4
RTH-5
Pemakaman
RTH-7
16,20
RTH yang ditunjukkan untuk menyediakan lahan bagi pekuburan masyarakat dengan luas menyesuaikan dengan kondisi
Danau
SC-1
28,08
Zona perairan buatan
RTH-2
RTH-3
RTH-4
RTH-5
RTH-7
SC-1
Klasifikasi Zona Subzona
Pola Ruang
Zona
Sub Zona
Kode
Luas (Ha)
Definisi
Program Perwujudan
Lokasi
R-2
BUDIDAYA
Perumahan Kepadatan Tinggi
Perumahan
Perumahan Kepadatan Sedang
Perumahan Kepadatan Rendah
R-2
R-3
R-4
Zona perumahan dengan kepadatan minimal 40bangunan/ha, kepadatan penduduk 228,55 rata-rata diatas 200 jiwa/ha, berbentuk perumahan vertikal tinggi, perumahan vertikal sedang maupun perumahan landed
459,75
17,51
Zona perumahan dengan kepadatan antara 15-40 bangunan/ha, kepadatan penduduk rata-rata maksimum 200 jiwa/ha, berbentuk perumahan vertikal sedang maupun perumahan landed.
● Pembangunan Rusun ● Pengendalian kepadatan bangunan perumahan ● Penataan, rehabilitasi, dan perbaikan kualitas lingkungan perumahan kepadatan tinggi dan permukiman kumuh ● Relokasi perumahan yang berada di zona lindung
● Pengendalian kepadatan bangunan perumahan ● perbaikan kualitas lingkungan perumahan ● Relokasi perumahan yang berada di zona lindung
Zona perumahan dengan kepadatan ● Pengendalian kepadatan kurang dari bangunan perumahan 15bangunan/ha, ● perbaikan kualitas kepdatan penduduk lingkungan perumahan rata-rata 75 jiwa/ha ● Relokasi perumahan dengan rata-rata kavling yang berada di zona bangunan direncanakan lindung lebih dari 350 m2.
Tersebar di Seluruh Kelurahan SWK Gedebage
Tersebar di Seluruh Kelurahan SWK Gedebage
Kel. Cisaranten Kidul Kel. Rancabolang Kel. Cipamokolan Kel. Cimincrang Kel. Rancanumpan g
R-3
R-4
Klasifikasi Zona Subzona
Pola Ruang
Zona
Sub Zona
Kode
Luas (Ha)
Definisi
Program Perwujudan
Lokasi
BUDIDAYA
Zona Perdagangan dan Jasa Skala Kota
Zona Perdagangan Perdagangan dan Jasa dan Jasa Skala SWK
Zona Perdagangan dan Jasa Skala Sub-SWK
K1
K2
K3
23,73
Zona perniagaan tempat membeli barang dari suatu tempat dan suatu waktu dan menjual barang tersebut di tempat dan waktu tertentu untuk memperoleh keuntungan yang melayani kota
31,5
Zona perniagaan tempat membeli barang dari suatu tempat dan suatu waktu dan menjual barang tersebut di tempat dan waktu tertentu untuk memperoleh keuntungan yang melayani SWK
158,32
Zona perniagaan tempat membeli barang dari suatu tempat dan suatu waktu dan menjual barang tersebut di tempat dan waktu tertentu untuk memperoleh keuntungan yang melayani Siub SWK
● Pengembangan dan penataan kawasan strategis perdagangan ● Penataan perdagangan dan jasa skala kota ● Penyediaan dan pengembangan sarana perdagangan dan jasa skala kota
● Penataan perdagangan dan jasa skala BWP ● Penyediaan dan pengembangan sarana perdagangan dan jasa skala BWP
● Penataan perdagangan dan jasa skala Sub BWP ● Penyediaan dan pengembangan sarana perdagangan dan jasa skala Sub BWP
-Kel. Derwati -Kel. Rancabolang -Kel. Cisaranten Kidul
-Kel. Derwati -Kel. Mekarjaya -Kel. Rancabolang -Kel. Cipamokolan -Kel. Rancanumpang -Kel. Manjahlega -Kel. Cimincrang
Tersebar di Seluruh SWK Gedebage
K-1
K-2
K-3
Klasifikasi Zona Subzona
Pola Ruang
Zona
Sub Zona
Kode
Luas (Ha)
Definisi
Program Perwujudan
Lokasi
BUDIDAYA
Campuran Tinggi
Peruntukan Campuran
Campuran Sedang
Campuran Rendah
C-1
C-2
C-3
56,26
Zona campuran dengan kepadatan sangat tinggi dengan hunian dan kegiatan lainnya KDB maksimum 65% dan ketinggian bangunan lebih dari 8 lantai
● Pengembangan dan pengarahan kawasan untuk kegiatan campuran tinggi ● Pengendalian kepadatan bangunan dengan KDB maksimal 65% dan ketinggian bangunan lebih dari 8 lantai ● Penerapan konsep superblok yang disesuaikan dengan pengaturan pemanfaatan ruang
-Kel. Cisaranten Kidul -Kel. Cimincrang
3,35
Zona campuran dengan kepadatan sangat tinggi dengan hunian dan kegiatan lainnya KDB maksimum 70% dan ketinggian bangunan 5 hingga 8 lantai
● Pengembangan dan pengarahan kawasan untuk kegiatan campuran sedang ● Pengendalian kepadatan bangunan dengan KDB maksimal 70% dan ketinggian bangunan 5 hingga 8 lantai ● Penerapan konsep superblok yang disesuaikan dengan pengaturan pemanfaatan ruang
-Kel. Manjahlega
1,55
Zona campuran dengan kepadatan sangat tinggi dengan hunian dan kegiatan lainnya KDB maksimum 70% dan ketinggian bangunan kurang dari 5 lantai
● Pengembangan dan pengarahan kawasan untuk kegiatan campuran rendah ● Pengendalian kepadatan bangunan dengan KDB maksimal 70% dan ketinggian bangunan 5 hingga 8 lantai ● Penerapan konsep superblok yang disesuaikan dengan pengaturan pemanfaatan ruang
-Kel. Manjahlega
C-1
C-2
C-3
Klasifikasi Zona Subzona
Pola Ruang
Zona
Sub Zona
Kode
Luas (Ha)
Definisi
Program Perwujudan
Lokasi
BUDIDAYA
Industri Besar
I-1
Zona tempat kegiatan pengumpulan, pengolahan, pengepakan dan pengiriman hasil industri dalam jumlah besar
● Penataan dan pengendalian industri besar ● Pemberian insentif berupa penyediaan ruang parkir
Kel. Cisaranten Kidul Kel. Derwati Kel. Rancabolang
3,95
Zona industri dengan modal kecil dan tenaga kerja yang sedikit dengan peralatan sederhana.
● Penetapan lokasi dan penataan industri kecil dan menengah ● Pengembangan kawasan industri kecil dan menengah
Kel. Cisaranten Kidul Kel. Derwati Kel. Rancabolang Kel. Cipamokolan Kel. Mekarjaya Kel. Manjahlega
18,56
Industri Industri Kecil Menengah
I-2
Kantor Pemerintah
KT-1
13,61
● Pengembangan kawasan kantor pemerintahan skala kota Zona tempat kantor pemerintahan ● Peremajaan dan melaksanakan tugas dan penegasan fungsi pada fungsinya. area yang sebelumnya merupakan lahan perkantoran pemerintahan
Kantor Swasta
KT-2
11,09
Zona tempat bekerja/berusaha
Perkantoran
● Penataan kawasan perkantoran swasta
Tersebar di Seluruh Kelurahan di SWK Gedebage
Kel. Cimincrang Kel Cipamokolan
I-1
I-2
KT-1
KT-2
Klasifikasi Zona Subzona
Pola Ruang
Zona
Sub Zona
Kode
Luas (Ha)
Definisi
Program Perwujudan
Lokasi
BUDIDAYA
SPU Skala Kota
SPU Skala Kecamatan
SPU-1
SPU-2
57,41
Peruntukan ruang yang dikembangkan untuk menampung fungsi kegiatan yang berupa pendidikan, kesehatan, peribadatan, sosial budaya, olahraga dan rekreasi, dengan Tersebar di Seluruh fasilitasnya dengan skala pelayanan kota berupa perguruan SWK Gedebage tinggi, RS. Kelas A, masjid, gedung pertemuan umum, perpustakaan, gelanggang olahraga, gedung hiburan dan kreasi, gedung kesenian, dan gedung seni tradisional
15,31
Peruntukan ruang yang dikembangkan untuk menampung fungsi kegiatan yang berupa pendidikan, kesehatan, peribadatan, sosial budaya, olahraga dan rekreasi, dengan Tersebar di Seluruh fasilitasnya dengan skala pelayanan kecamatan berupa SWK Gedebage Puskesmas, masjid, balai serbaguna, lap. Olahraga, pangkal angkot, SMP, SMA
17,83
Peruntukan ruang yang dikembangkan untuk menampung fungsi kegiatan yang berupa pendidikan, kesehatan, peribadatan, sosial budaya, olahraga dan rekreasi, dengan Tersebar di Seluruh fasilitasnya dengan skala pelayanan kelurahan berupa SWK Gedebage puskesmas, apotek, klinik, balai serba guna, lap. olahraga dan SD
5,90
Peruntukan ruang yang dikembangkan untuk menampung fungsi kegiatan yang berupa pendidikan, kesehatan, Tersebar di Seluruh peribadatan, sosial budaya, olahraga dan rekreasi, dengan SWK Gedebage fasilitasnya dengan skala pelayanan RW berupa masjid, pos hansip
Sarana Pelayanan Umum SPU Skala Kelurahan
SPU Skala RW
SPU-3
SPU-4
SPU-1
SPU-2
SPU-3
SPU-4
Klasifikasi Zona Subzona
Pola Ruang
Zona
Sub Zona
Kode
Luas (Ha)
Definisi
Perwujudan
Lokasi
BUDIDAYA
Pertahanan Pertahanan dan dan Keamanan Keamanan
Wisata Buatan
HK
W-2
7,64
1,98
● Pengembangan wisata Zona tempat pemancingan rekreasi/tempat Galatama Ikan Mas -Kel. Mekarjaya -Kel. Rancabolang berwisata berupa Bumi Adipura obyek wisata buatan ● Pengembangan wisata kampung tulip
2,61
Zona tempat ● Pengembangan rekreasi/tempat dan pelestarian Kel. Cisaranten Kidul berwisata berupa kawasan wisata obyek wisata alam Rancabayawak
Wisata
Wisata Alam
W-1
● Pengembangan pertahanan dan keamanan ● Pengembangan - Kel. Cimincrang kawasan - Kel. Cisaranten Kidul perkantoran dan - Kel Cipamokolan instansi militer sesuai dengan rencana tata ruang kawasan militer
Zona pertahanan dan keamanan adalah Zona yang diperuntukkan untuk kegiatan atau instalasi militer, kepolisian, maupun infrastruktur penunjangnya berupa Polda Jawa Barat
HK
W-2
W-1
Pola Ruang
Rencana Pola Ruang Kel. Manjahlega
Kelurahan Manjahlega didominasi oleh zona perumahan selain itu Kelurahan Manjahlega juga diisi oleh sub zona campuran intensitas sedang dan rendah, SPU Skala Kota (Rumah sakit), dan Perdagangan dan Jasa Skala BWP (Pasar Tradisional)
Pola Ruang
Rencana Pola Ruang Kel. Derwati
Kelurahan Derwati didominasi oleh zona perumahan selain itu Kelurahan Derwati juga menjadi lokasi SPPK Gedebage sehingga teraglomerasi SPU Skala Kota, Perdagangan dan Jasa Skala Kota, dan Pusat Pemerintahan.
Pola Ruang
Rencana Pola Ruang Kel. Mekarjaya
Kelurahan Mekarjaya didominasi oleh zona perumahan selain itu Kelurahan Mekarjaya juga diisi oleh sub zona wisata buatan (Taman Bunga) serta Perdagangan dan Jasa Skala BWP (Pasar Tradisional)
Pola Ruang
Rencana Pola Ruang Kel. Cipamokolan
Kelurahan Cipamokolan didominasi oleh zona perumahan selain itu Kelurahan Cipamokolan juga menjadi titik lokasi PL Kecamatan Rancasari sehingga di dalamnya teraglomerasi SPU Skala Kecamatan, Perdagangan dan Jasa, serta RTH.
Pola Ruang
Rencana Pola Ruang Kel. Rancabolang
Kelurahan Rancabolang didominasi oleh zona perumahan selain itu Kelurahan Rancabolang juga menjadi titik lokasi PL Kecamatan Gedebage sehingga di dalamnya teraglomerasi SPU Skala Kecamatan, Perdagangan dan Jasa, serta RTH. Di dalam Kelurahan Rancabolang juga terdapat sub zona kantor pemerintahan dan danau buatan.
Pola Ruang
Rencana Pola Ruang Kel. Cisaranten Kidul
Kelurahan Cisaranten Kidul didominasi oleh zona perumahan selain itu Kelurahan Cisaranten Kidul juga menjadi titik lokasi PPK Gedebage sehingga di dalamnya teraglomerasi SPU Skala Kota Perdagangan dan Jasa Skala Kota, serta Taman Kota. Kelurahan Cisaranten Kidul juga terdapat danau buatan.
Pola Ruang
Rencana Pola Ruang Kel. Cimincrang
Kelurahan CImincrang didominasi oleh zona SPU Skala Kota (UIN Bandung dan Masjid Apung) selain itu Kelurahan Cimincrang juga diisi sub zona campuran intensitas tinggi, perkantoran, PDJ skala BWP. Kelurahan Cimincrang juga terdapat danau buatan.
Pola Ruang
Rencana Pola Ruang Kel. Rancanumpang
Kelurahan Rancanumpang didominasi oleh sub zona hutan kota serta terdapat juga zona perumahan dan SPU Skala Kota (Stadion GBLA).
4
sub-bwp prioritas
●
● ● Kawasan TOD Kota PPK Gedebage di Kel. Cisaranten Kidul seluas 88,3 ha ● Arahan pengembangan: RTRW Kota Bandung Tahun 2011-2031 ● Tema penanganan: pembangunan simpul transportasi terpadu yang tangguh terhadap bencana
● ● ●
Pusat SPK Derwati di Kel. Derwati seluas 20,7 hektar Arah pengembangan: RTRW Kota Bandung 2011-2031 Tema penanganan: pengembangan kawasan pusat kegiatan sosial, ekonomi, dan administrasi di SWK Gedebage
●
Pusat PPK Gedebage di Kel. Cisaranten Kidul seluas 13,8 hektar Arahan pengembangan: RTRW Kota Bandung Tahun 2011-2031 Tema penanganan: Pengembangan KSK berbasis ekonomi dan kawasan pusat kegiatan sosial dan administrasi wilayah skala kota.
● Kawasan Cagar Budaya Rancabayawak di sebagian Kel. Cisaranten Kidul dan Rancabolang seluas 4,87 hektar. ● Arahan pengembangan: Rencana Induk Pembangunan Kepariwisataan Daerah Kota Bandung 2012-2025
● Tema penanganan: pembangunan wisata alam dan budaya
Sub BWP Prioritas
PPK Gedebage Perencanaan
Pelaksana
Penyusunan pedoman pembangunan
Distaru
Penyusunan RTBL Kawasan
Pemerintah daerah
Program/ Pemanfaatan
Pelaksana
Pengembangan kawasan pelayanan kegiatan ekonomi skala kota (KSK Gedebage)
Bappelitbang, Distaru
Pembangunan Perpustakaan, Gedung Pertemuan Umum, Pasar.
Dinas PU
Pembangunan Gedung Hiburan dan Rekreasi, Gedung Kesenian, Gedung Seni Tradisional, Pusat Perbelanjaan Utama, dan Bank.
Swasta
Sumber: Matek RDTR Kota Bandung, 2021
Sumber: Matek RDTR Kota Bandung, 2021
Sub BWP Prioritas
SPK Derwati Perencanaan
Pelaksana
Penyusunan RTBL Kawasan
Pemerintah Daerah
Program/ Pemanfaatan
Pelaksana
Pembangunan Perpustakaan, Rumah Sakit Kelas C, Stadion Mini, Koramil, Kantor KUA, Pos wilayah pemadam kebakaran, Kantor Pos, Dipo Kebersihan, dan Pusat Perbelanjaan.
Dinas PU, Swasta
Penataan kawasan pusat SPK Derwati
Distaru
Perbaikan lingkungan dan infrastruktur serta utilitas
Dinas PU
Sumber: sketchup.cgtips.org, 2021
Sumber: Matek RDTR Kota Bandung, 2021
Sub BWP Prioritas
Kawasan TOD
Sumber: Matek RDTR Kota Bandung, 2021
Sumber: Bappelitbang Kota Bandung, 2021
Perencanaan
Pelaksana
Penyusunan RTBL kawasan
Pemerintah Daerah
Program/ Pemanfaatan Pengendalian
Pelaksana Pelaksana
Pembangunan Stasiun Intermoda (Stasiun Gedebage dan Terminal Tipe A) Insentif bagi pengembang yang menyediakan ruang publik
Dinas Distaru Perhubungan, PT KAI
Pengalihan hak membangun Pengembangan kawasan campuran berintensitas tinggi (Komersil, Perkantoran, Publik, dan Zona pengenaan fiskal khusus Permukiman)
Distaru Distaru
Pengendalian pembangunan di sekitar sempadan Perbaikan lingkungan dan infrastruktur serta utilitas sungai dan permukiman kumuh
Distaru, Dinas PUDPKP3
Penataan fungsi kawasan TOD untuk mengurangi Pemantauan, evaluasi, dan pelaporan terhadap kebutuhan jarak perjalanan tumbuh dan berkembangnya permukiman kumuh yang melibatkan peran masyarakat Pengembangan fasilitas lingkungan untuk moda transportasi tidak bermotor dan pejalan kaki
Distaru Distaru, DPKP3
Pengadaan Ruang Terbuka Hijau/Taman
DPKP3
Pembangunan danau buatan
Dinas PU
Peremajaan kawasan permukiman kumuh
DPKP3
Distaru
Dinas PU
Sub BWP Prioritas
Kawasan Cagar Budaya Rancabayawak
Perencanaan Penyusunan perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi terkait sistem manajerial kawasan cagar budaya
Program/ Pemanfaatan
Sumber: onlinecourse247.com, Sumber: Dokumentasi Pribadi,2020 2021 Sumber: mongabay.com, 2020
Pelaksana Disbudpar Kota Bandung
Pelaksana
Penyediaan fasilitas umum seperti sanitasi dan kebersihan, disabilitas, rekreasi, lahan parkir, ibadah
Dinas PU Kota Bandung, Disbudpar Kota Bandung
Penyediaan fasilitas pariwisata seperti pusat informasi, toko cinderamata & oleh-oleh
Disbudpar Kota Bandung
Pemeliharaan dengan cara merawat Cagar Budaya
Disbudpar Kota Bandung
Pengembangan Cagar Budaya untuk memacu pengembangan ekonomi
Disbudpar Kota Bandung
Sumber: cgtrader.com, 2020
Pengendalian
Sumber: mongabay.com, 2020
Sumber: Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2010 tentang Cagar Budaya, Perda Kota Bandung Nomor 1 Tahun 2013, Rencana Induk Pembangunan Kepariwisataan Daerah Tahun 2012-2025, PP Nomor 50 Tahun 2011 Tentang Rencana Induk Pembangunan Kepariwisataan Nasional Tahun 2010 - 2025
Pelaksana
Pengamanan untuk menjaga Cagar Budaya yang melibatkan peran masyarakat
Disbudpar Kota Bandung
Pelindungan Cagar Budaya melalui sistem zonasi
Disbudpar Kota Bandung, Distaru Kota Bandung
5
ketentuan pemanfaatan ruang Perwujudan Struktur Ruang
Perwujudan Pola Ruang
Perwujudan Sub BWP Prioritas
Link Ketentuan Pemanfaatan Ruang
Pemanfaatan Ruang Secara garis besar, terdapat pelaksana program dan sumber dana sebagai berikut; PELAKSANA PROGRAM LINGKUP NASIONAL ● Badan Pengatur Jalan Tol Kementerian PUPR RI ● Kementerian Perhubungan RI ● Kementerian Pertahanan dan Keamanan RI ● PT KAI
PELAKSANA PROGRAM LINGKUP PROVINSI
PELAKSANA PROGRAM LINGKUP KOTA ●
●
●
Dinas Bina Marga dan Penataan Ruang Provinsi Jawa Barat BAPPEDA Provinsi Jawa Barat
● ● ●
●
Dinas Pekerjaan Umum Kota Bandung Dinas Penataan Ruang Kota Bandung Dinas Kesehatan Kota Bandung Dinas Pemuda dan Olahraga Kota Bandung Dinas LHK Kota Bandung
SUMBER DANA ● ● ●
APBN APBD Provinsi Jawa Barat APBD Kota Bandung
● ● ●
Investor/ Swasta KPBU Masyarakat
● ●
●
● ●
DPKP3 Kota Bandung Dinas Perdagangan dan Industri Kota Bandung Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Bandung PLN Kota Bandung PDAM Tirtawening
6
peraturan zonasi Sarana dan Prasarana Minimum
Klasifikasi Zona/Sub Zona
Sarana dan Prasarana Minimum
Definisi Zona/Sub Zona
Standar Teknis
Ketentuan Kegiatan dan Penggunaan Lahan
Ketentuan Khusus
Intensitas Pemanfaatan Ruang
Teknik Pengaturan Zonasi
Aturan Dasar PZ
KLASIFIKASI ZONA/SUB ZONA YANG ADA DI SWK GEDEBAGE Zona
Kode
Sub Zona
Perlindungan setempat
PS
Perlindungan buatan
SC
RTH
-
-
Danau Buatan
SC-1
RTH Hutan Kota
RTH-1
Taman Kota (RTH-2) Taman Kecamatan (RTH-3_ Taman Kelurahan (RTH-4) Taman RW (RTH-5) Pemakaman
RTH-7
Perumahan Kepadatan Tinggi
R
R2-1
b) Vertikal sedang (KDB 40%, 5-8 lantai)
R2-2
Perumahan Kepadatan Sedang
Campuran
K
C
KT
Industri
I
Wisata
W
R2
a) Vertikal tinggi (KDB max 40%, >8 lantai)
c) Landed (luas persil <150 m2)
Perdagangan dan jasa
Perkantoran
BUDIDAYA
Perumahan
Kode
Sub Zona
Kode
BUDIDAYA
LINDUNG
Lindung alami
Zona
Kode
R2-3 R3
Sarana Pelayanan Umum
SPU
Zona Perdagangan dan Jasa Skala Kota
K-1
Zona Perdagangan dan Jasa Skala SWK
K-2
Zona Perdagangan dan Jasa Skala Sub SWK
K-3
Campuran Intensitas Tinggi
C-1
Campuran Intensitas Sedang
C-2
Campuran Intensitas Rendah
C-3
Perkantoran Pemerintah
KT-1
Perkantoran Swasta
KT-2
Industri Besar
I-1
Industri Kecil Menengah
I-2
Wisata Alam
W-1
Wisata Buatan
W-2
Skala Kota
SPU-1
Skala Kecamatan
SPU-2
Skala Kelurahan
SPU-3
Skala RW
SPU-4
Pertahanan Keamanan
HK
Pertahanan dan keamanan
a) Vertikal rendah (KDB 40%, <5 lantai)
R3-1
Tempat Pemrosesan Akhir
TPA
Tempat Penampungan Sampah Sementara (TPS)
b) Landed (luas persil 150-350 m2)
R3-2
Peruntukan Lainnya
PL
Tempat Evakuasi Bencana
Perumahan Kepadatan Rendah
R4
HK TPA-2 PL-1
Aturan Dasar PZ
DEFINISI ZONA/SUB ZONA DAN KUALITAS LOKAL MINIMUM YANG DIHARAPKAN Ketentuan Umum Peraturan Zonasi
Zona
Sub Zona
Definisi
Kualitas yang Diharapkan
Zona sepanjang jalan tol, jaringan jalan, rel kereta, sungai serta sekeliling danau buatan dan mata air yang ditetapkan dengan fungsi utama melindungi fungsi utama dari jalan tol, jaringan jalan, rel kereta, sungai serta sekeliling dana buatan dan mata air agar tidak terganggu.
Zona perlindungan sempadan danau/waduk, sempadan sungai dan sempadan mata air yang terjaga dan terlindungi sehingga tidak mengganggu fungsi kualitas danau buatan/waduk, sungai, mata air, rel KA, tol, dan SUTET dan memenuhi aspek kesehatan dan keselamatan.
LINDUNG ●
● Perlindungan setempat (PS)
●
● ●
Dilarang adanya kegiatan/bangunan/bangun-b angunan di dalam batas sempadan yang mengganggu fungsi danau/waduk, sungai dan mata air Ketentuan lebar sempadan merujuk peraturan perundangan Diperkenankan adanya prasarana dan/atau sarana vital dengan KDB maksimum 2% Dapat dimanfaatkan untuk rekreasi Ketentuan KDB, KLB dan KDH merujuk pada Lampiran IX Rencana Pengaturan KDB, KLB Maksimum dan KDH Minimum
Aturan Dasar PZ
DEFINISI ZONA/SUB ZONA DAN KUALITAS LOKAL MINIMUM YANG DIHARAPKAN Zona
Ketentuan Umum Peraturan Zonasi ● ●
Perlindung an buatan (SC)
● ● ●
●
Lindung Alami (RTH)
Sub Zona
Dilarang adanya kegiatan budidaya. Diperkenankan adanya prasarana dan/atau sarana vital dengan KDB maksimum 2%. Dapat dimanfaatkan untuk ekowisata Dilarang adanya kegiatan/bangunan/bangun-bangunan yang Danau mengganggu fungsi, struktur dan langgam cagar budaya. Buatan Diperkenankan adanya penyesuaian penggunaan bangunan (SC-1) (re-adaptive use) dengan syarat tetap menjaga/mempertahankan struktur dan langgam bangunan Ketentuan KDB, KLB dan KDH merujuk pada Lampiran IX Rencana Pengaturan KDB, KLB Maksimum dan KDH Minimum
Dilarang adanya kegiatan/ bangun- bangunan yang mengganggu fungsi lindung kawasan
Definisi
Zona perairan buatan
Hutan Kota (RTH-1)
Suatu hamparan lahan yang terdiri dari pohon-pohon yang kompak dan rapat di dalam wilayah perkotaan baik pada tanah negara maupun tanah hak, yang ditetapkan sebagai hutan kota oleh pejabat yang berwenang.
Taman Kota (RTH-2)
Lahan terbuka yang berfungsi sosial dan estetik sebagai sarana kegiatan rekreatif, edukasi atau kegiatan lain yang ditujukan untuk melayani penduduk satu kota atau bagian wilayah kota
Taman Kecamata n (RTH-3)
Taman yang ditujukan untuk melayani penduduk satu kecamatan
Taman Kelurahan (RTH-4)
Taman yang ditujukan untuk melayani penduduk satu kelurahan
Taman RW (RTH-5)
Taman yang ditujukan untuk melayani penduduk satu RW, khususnya kegiatan remaja, kegiatan olahraga masyarakat, serta kegiatan masyarakat lainnya di lingkungan RW tersebut
RTH Pemakam an (RTH-7)
Lahan terbuka hijau yang memiliki fungsi utama sebagai tempat penguburan jenazah juga memiliki fungsi ekologis yaitu sebagai daerah resapan air, tempat pertumbuhan berbagai jenis vegetasi, pencipta iklim mikro serta tempat hidup burung serta fungsi sosial masyarakat disekitar seperti beristirahat dan sebagai sumber pendapatan.
Kualitas yang Diharapkan
Zona yang pemanfaatan ruangnya tidak mengganggu fungsi lindung danau sebagai penampung air hujan.
Zona yang pemanfaatan ruangnya mampu memenuhi terpeliharanya fungsi lindung kawasan
Aturan Dasar PZ
DEFINISI ZONA/SUB ZONA DAN KUALITAS LOKAL MINIMUM YANG DIHARAPKAN Zona
Perumahan (R)
Ketentuan Umum Peraturan Zonasi
Klasifikasi ● Tipologi lebih detail didasarkan pada klasifikasi kepadatan seperti perumahan kepadatan rendah, sedang dan tinggi berdasarkan batasan ketentuan yang berlaku maupun berdasarkan pertimbangan perlindungan kawasan (Kawasan Bandung Utara) ● Dapat menampung kegiatan yang terkait langsung dengan kegiatan hunian yang dilengkapi dengan prasarana dan sarana pendukungnya ● Ketentuan zonasi untuk perumahan di Kawasan Bandung Utara mengacu pada peraturan perundangan yang berlaku. ● Ketentuan zonasi Kawasan Perumahan Kepadatan Sedang di Kelurahan Wates, Mengger, Kujang Sari, Cijaura, Mekar Jaya dan Derwati akan diberi perlakuan khusus terkait penanganan banjir. Intensitas ● Ketentuan KDB, KLB dan KDH merujuk pada Lampiran IX mengenai Rencana Pengaturan KDB, KLB Maksimum dan KDH Minimum; ● KDB untuk kapling kurang dari 60 m2 diatur secara khusus. ● Ketentuan intensitas bangunan pada Kawasan Bandung Utara merujuk pada Lampiran IX. Tata Bangunan ● Ketentuan tata bangunan merujuk pada Lampiran IX.
Sub Zona
Definisi
Kualitas yang Diharapkan
Perumahan (R)
Peruntukan ruang yang terdiri atas kelompok rumah tinggal yang mewadahi kehidupan dan penghidupan masyarakat yang dilengkapi dengan fasilitasnya.
Perumahan Kepadatan Tinggi (R2)
Zona perumahan dengan kepadatan minimal 40bangunan/ha, kepadatan penduduk rata-rata diatas 200 jiwa/ha, berbentuk perumahan vertikal tinggi, perumahan vertikal sedang maupun perumahan landed.
a) Vertikal tinggi (KDB max 40%, >8 lantai) (R2-1)
Mempertahankan lingkungan hunian yang memfasilitasi Zona perumahan dengan kepadatan sangat tinggi berbentuk rumah susun, atau keberadaan rumah susun maupun apartemen dengan jumlah lantai apartemen dengan KDB maksimum 40% dan ketinggian bangunan lebih dari 8 lantai. tinggi /lebih dari 8 lantai yang lengkap, tidak sebatas fungsi utama, namun dilengkapi dengan fasilitas hidup sehari-hari.
b) Vertikal sedang (KDB 40%, 5-8 lantai) (R2-2)
Mempertahankan lingkungan hunian yang memfasilitasi Zona perumahan dengan kepadatan sangat tinggi berbentuk rumah susun, atau keberadaan rumah susun maupun apartemen dengan jumlah lantai apartemen dengan KDB maksimum 40% dan ketinggian bangunan antara 5 sampai 8 sedang /lebih dari 5 sampai 8 lantai yang lengkap, tidak sebatas lantai. fungsi utama, namun dilengkapi dengan fasilitas hidup sehari-hari.
c) Landed (luas persil <150 m2) (R2-3)
Zona perumahan dengan rata-rata kavling bangunan direncanakan kurang dari 150 m2 dengan tinggi bangunan maksimum 3 lantai
Perumahan Kepadatan Sedang (R3)
Zona perumahan dengan kepadatan antara 15-40 bangunan/ha, kepadatan penduduk rata-rata maksimum 200 jiwa/ha, berbentuk perumahan vertikal sedang maupun perumahan landed.
a) Vertikal rendah (KDB 40%, <5 lantai) (R3-1)
Zona perumahan dengan kepadatan sangat tinggi berbentuk rumah susun, atau apartemen dengan KDB maksimum 50% dan ketinggian bangunan tidak lebih dari 5 lantai.
Mempertahankan lingkungan hunian yang memfasilitasi keberadaan rumah susun maupun apartemen dengan jumlah lantai sampai dengan 5 lantai yang lengkap, tidak sebatas fungsi utama, namun dilengkapi dengan fasilitas hidup sehari-hari.
b) Landed (luas persil 150-350 m2) (R3-2)
Zona perumahan dengan rata-rata kavling bangunan direncanakan 150 m2-350 m2
Zona perumahan dengan intensitas sedang, dengan kegiatan perdagangan untuk keperluan sehari-hari serta fasilitas penunjang kegiatan perumahan diperkenankan dengan jumlah yang terkendali dan sesuai standar penyediaan fasilitas umum dan fasilitas sosial.
Perumahan Kepadatan Rendah (R4)
Zona perumahan dengan kepadatan kurang dari 15bangunan/ha, kepdatan penduduk rata-rata 75 jiwa/ha dengan rata-rata kavling bangunan direncanakan lebih dari 350 m2.
Mempertahankan lingkungan yang memfasilitasi low-rise housing, dengan luas kavling besar. Perdagangan dan fasilitas sosial dan umum melampaui standar diperkenankan sejauh tidak mengganggu fungsi zona perumahan besar.
Zona dengan perumahan yang saling berdekatan dengan jumlah lantai rendah (tinggi 1 s/d 3 lantai) dilengkapi dengan fasilitas penunjang sesuai standar. Kegiatan ekonomi yang bersifat lokal diperkenankan.
Aturan Dasar PZ
DEFINISI ZONA/SUB ZONA DAN KUALITAS LOKAL MINIMUM YANG DIHARAPKAN Zona
Perdagangan dan jasa
Ketentuan Umum Peraturan Zonasi ● Klasifikasi yang lebih detail terdiri atas perdagangan dan jasa skala wilayah dan kota [K1}, skala SWK [K2], skala kecamatan [K3] dan skala lingkungan [K4] Klasifikasi: ● Subzona perdagangan dan jasa l didasarkan pada skala pelayanannya (Regional, Kota dengan Pusat Pelayanan Kota (PPK); subwilayah Kota dengan Subpusat Pelayanan Kota (SPK), kecamatan dan lingkungan dengan Pusat Lingkungan (PL) maupun luasannya. Pemanfaatan Ruang: ● Menyediakan prasarana minimum (parkir, bongkar muat, penyimpanan/gudang yang memadai (sesuai standar minimal); Tidak menimbulkan gangguan terhadap kepentingan umum Intensitas: ● Intensitas Pemanfaatan Ruang pada dasarnya ditetapkan dengan mempertimbangkan tipe/karakteristik kegiatan komersial daya dukung baik lahan dan kapasitas jalan (ANDALALIN) Ketentuan KDB, KLB dan KDH merujuk pada pada Lampiran IX Rencana Pengaturan KDB, KLB Maksimum dan KDH Minimum; Tata Bangunan: ● Garis Sempadan Bangunan (GSB) Berdasarkan pusat layanan dan bentuk komerial merujuk pada Lampiran IX Koefisien Tapak Basement (KTB) ● Maksimum sama dengan KDB dan tidak dibawah RTH/KDH. - Tapak basemen tidak berada di bawah ruang hijau (KDH) Koefisien Dasar Hijau (KDH) ● Minimum 10% kecuali untuk bentuk komersial shopping street minimum 0% Ketentuan lainnya: ● Transfer of Development Right (TDR) diatur didalam perda peraturan zonasi Design Review wajib dilakukan untuk bangunan yang memiliki KLB > 2 dan/atau luas lantai > 2000 m2. - Parkir harus dalam bentuk grass block. ● Jalan dalam persil menggunakan paving blok tanpa beton dibawahnya untuk resapan air. Aspal hanya digunakan untuk jalan umum.
Sub Zona
Definisi
Perdagangan dan Jasa (K)
Zona perniagaan tempat membeli barang dari suatu tempat dan suatu waktu dan menjual barang tersebut di tempat dan waktu tertentu untuk memperoleh keuntungan.
Zona Perdagangan dan Jasa Skala Kota (K1)
Zona perniagaan tempat membeli barang dari suatu tempat dan suatu waktu dan menjual barang tersebut di tempat dan waktu tertentu untuk memperoleh keuntungan yang melayani kota
Zona Perdagangan dan Jasa Skala SWK (K2)
Zona Perdagangan dan Jasa Skala Sub SWK (K3)
Kualitas yang Diharapkan
Zona perniagaan tempat membeli barang dari suatu tempat dan suatu waktu dan menjual barang Area perdagangan yang nyaman, aman dan produktif untuk tersebut di tempat dan waktu tertentu untuk berbagai macam pola memperoleh keuntungan yang melayani SWK pengembangan dilengkapi prasarana minimum parkir, yang memadai (sesuai standar minimal) serta tidak menimbulkan gangguan terhadap kepentingan umum. Intensitas Pemanfaatan Ruang pada dasarnya ditetapkan dengan mempertimbangkan Zona perniagaan tempat membeli barang dari suatu tempat dan suatu waktu dan menjual barang tipe/karakteristik kegiatan komersial daya dukung baik tersebut di tempat dan waktu tertentu untuk lahan dan kapasitas jalan memperoleh keuntungan yang melayani SWK (ANDALALIN)
Aturan Dasar PZ
DEFINISI ZONA/SUB ZONA DAN KUALITAS LOKAL MINIMUM YANG DIHARAPKAN Zona
Ketentuan Umum Peraturan Zonasi
Sub Zona
Campuran (C)
Campuran
-
Definisi
Kualitas yang Diharapkan
Zona yang memiliki dua fungsi atau lebih yang bersinergi (hunian, perkantoran, pusat perbelanjaan, pusat rekreasi, pusat pendidikan dan sebagainya) yang memiliki integrasi fungsional dan fisik antar komponen fungsi sehingga penggunaan lahannya lebih intensif. Integrasi tersebut dapat berupa ketergantungan antar fungsi yang satu dengan yang lainnya, KLB yang tinggi, serta koneksi antar fungsi yang dihubungkan dengan jalur pedestrian.
Zona campuran dengan kepadatan tinggi dengan Campuran Intensitas Tinggi hunian dan kegiatan lainnya KDB maksimum 65% dan (C-1) ketinggian bangunan lebih dari 8 lantai. Campuran Intensitas Sedang (C-2)
Zona campuran dengan kepadatan sedang dengan hunian dan kegiatan lainnya KDB maksimum 70% dan ketinggian bangunan 5 hingga 8 lantai.
Campuran Intensitas Rendah (C-3)
Zona campuran kepadatan rendah terdiri dari hunian dan kegiatan lainnya dengan KDB maksimum 70% dan ketinggian bangunan kurang dari 5 lantai.
Zona yang memiliki berbagai aktivitas yang berbeda namun saling melengkapi. Zona ini harus memberi manfaat bagi ekonomi dan sosial suatu wilayah, meningkatkan vitalitas, memberi identitas yang kuat pada satu lokasi, serta menghasilkan lingkungan yang baik, menarik dan berkelanjutan, memberi kemudahan akses dan kehidupan perkotaan yang dinamis serta mengurangi ketidakefisienan sistem urban dengan mengupayakan konektivitas yang baik dengan transportasi publik.
Aturan Dasar PZ
DEFINISI ZONA/SUB ZONA DAN KUALITAS LOKAL MINIMUM YANG DIHARAPKAN Zona
Perkantoran
Industri
Ketentuan Umum Peraturan Zonasi Klasifikasi: Klasifikasi guna lahan dapat dibedakan berdasarkan jenis instansi (pusat, nasional, kota/kabupaten) atau berdasarkan skala pelayanan (Regional, kota, sub pusat kota, atau lingkungan) Pemanfaatan Ruang: Kegiatan penunjang terkait dengan pemerintahan diperkenankan sepanjang tidak mengganggu kegiatan pemerintahan [tempat ibadah, kantin] Intensitas: ● Ketentuan KDB, KLB dan KDH merujuk pada Lampiran IX mengenai Rencana Pengaturan KDB, KLB Maksimum dan KDH Minimum; Tata Bangunan: Ketentuan tata bangunan merujuk pada Lampiran IX Klasifikasi: Klasifikasi Kawasan Industri [I] secara detail dikelompokkan pada industri besar, sedang kecil dan rumah tangga dengan batasan sesuai ketentuan yang berlaku. Pemanfaatan Ruang: ● Membatasi penggunaan non industri; ● Menyediakan prasarana (IPAL, parkir, bongkar-muat, gudang) minimum yang memadai Intensitas: ● Ketentuan KDB, KLB dan KDH merujuk pada Lampiran IX Tabel Rencana Pengaturan KDB, KLB Maksimum dan KDH Minimum; Tata Bangunan: ● Ketentuan tata bangunan merujuk pada Lampiran IX Tabel Rencana Pengaturan KDB, KLB Maksimum dan KDH Minimum.
Sub Zona
Definisi
Kualitas yang Diharapkan
Perkantoran Pemerintah
Zona tempat kantor pemerintahan melaksanakan tugas dan fungsinya.
Zona pemerintahan yang sehat, nyaman, selamat, aman dan asri sesuai dengan ragam karakteristik dan tipe pemerintahan yang dikembangkan. Kegiatan penunjang terkait dengan pemerintahan diperkenankan sepanjang tidak mengganggu kegiatan pemerintahan [tempat ibadah, kantin].
Perkantoran Swasta
Peruntukan ruang yang merupakan bagian dari kawasan budi daya difungsikan untuk pengembangan kegiatan pelayanan selain pemerintahan dan tempat bekerja/berusaha, tempat berusaha, dilengkapi dengan fasilitas umum/sosial pendukungnya.
Zona pemerintahan yang sehat, nyaman, selamat, aman dan asri sesuai dengan ragam karakteristik dan tipe pemerintahan yang dikembangkan. Kegiatan penunjang terkait dengan pemerintahan diperkenankan sepanjang tidak mengganggu kegiatan swasta [tempat ibadah, kantin].
Industri Besar (I-1)
Merupakan zona pemusatan kegiatan pengumpulan, pengolahan, pengepakan dan pengiriman hasil industri yang dilengkapi dengan sarana dan prasarana penunjang Zona tempat
Zona industri yang berkualitas tinggi dan ramah lingkungan, dan terlindunginya masyarakat dan kepentingan umum dari kegiatan industri. Didalamnya dibatasi penggunaan non industri, dilengkapi prasarana (IPAL, parkir, bongkar-muat, gudang) minimum yang memadai
Industri Kecil Menengah (I-2)
Merupakan zona pemusatan kegiatan pengumpulan, pengolahan, pengepakan dan pengiriman hasil industri yang dilengkapi dengan sarana dan prasarana penunjang Zona tempat berskala kecil menengah yaitu memperkerjakan paling banyak 19 orang dengan nilai investasi paling sedikit 1.000.000.000
Zona industri yang berkualitas tinggi dan ramah lingkungan, dan terlindunginya masyarakat dan kepentingan umum dari kegiatan industri. Didalamnya dibatasi penggunaan non industri, dilengkapi prasarana penunjang
Aturan Dasar PZ
DEFINISI ZONA/SUB ZONA DAN KUALITAS LOKAL MINIMUM YANG DIHARAPKAN Zona
Wisata (W)
Sarana Pelayanan Umum (SPU)
Ketentuan Umum Peraturan Zonasi Pemanfaatan Ruang: ● Kegiatan penunjang terkait dengan pariwisata dan rekreasi diperkenankan sepanjang tidak mengganggu kegiatan sekitarnya; Intensitas: ● Ketentuan KDB, KLB dan KDH merujuk pada Lampiran IX Tabel Rencana Pengaturan KDB, KLB Maksimum dan KDH Minimum; GSB mempertimbangkan aspek sempadan
Klasifikasi: Klasifikasi pelayanan umum didasarkan pada skala pelayanan (Nasional, Regional, Kota, Kecamatan, kelurahan dll) Pemanfaatan Ruang: Pemanfaatan ruang pada zona pelayanan umum tidak diperkenankan yang mengganggu berlangsungnya kegiatan pelayanan umum. Intensitas: Ketentuan KDB, KLB dan KDH merujuk pada Lampiran 7 mengenai Rencana Pengaturan KDB, KLB Maksimum dan KDH Minimum; Tata Bangunan: ● Ketentuan untuk perguruan tinggi diatur khusus. ● Ketentuan tata bangunan lainnya merujuk pada Lampiran 7.
Sub Zona
Wisata Alam (W-1)
Definisi Zona tempat rekreasi/tempat berwisata. Obyek wisata alam dapat berupa obyek wisata danau, sungai, hutan
Wisata Buatan (W-2)
Zona tempat rekreasi/tempat berwisata. Obyek wisata buatan dapat berupa obyek wisata danau, sungai, atau berupa obyek wisata bangunan seperti museum, benteng, situs peninggalan sejarah dll
Skala Kota (SPU-1)
Peruntukan ruang yang dikembangkan untuk menampung fungsi kegiatan yang berupa pendidikan, kesehatan, peribadatan, sosial budaya, olahraga dan rekreasi, dengan fasilitasnya untuk pelayanan skala kota
Skala Kecamatan (SPU-2)
Peruntukan ruang yang dikembangkan untuk menampung fungsi kegiatan yang berupa pendidikan, kesehatan, peribadatan, sosial budaya, olahraga dan rekreasi, dengan fasilitasnya untuk pelayanan skala kecamatan
Peruntukan ruang yang dikembangkan untuk menampung fungsi kegiatan yang berupa Skala Kelurahan (SPU-3) pendidikan, kesehatan, peribadatan, sosial budaya, olahraga dan rekreasi, dengan fasilitasnya untuk pelayanan skala kelurahan
Skala RW (SPU-4)
Peruntukan ruang yang dikembangkan untuk menampung fungsi kegiatan yang berupa pendidikan, kesehatan, peribadatan, sosial budaya, olahraga dan rekreasi, dengan fasilitasnya untuk pelayanan skala RW
Kualitas yang Diharapkan
Zona kegiatan yang mempunyai kelebihan baik itu secara fisik alamiah maupun seni budaya dan dijadikan kawasan wisata. Membatasi penggunaan non wisata dan menyediakan prasarana wisata minimum yang memadai
Tersedianya Fasilitas Sosial dan Fasilitas Umum sesuai standar yang sehat, nyaman, selamat, aman dan asri sesuai dengan ragam kepadatan dan tipe hunian yang dikembangkan
Aturan Dasar PZ
DEFINISI ZONA/SUB ZONA DAN KUALITAS LOKAL MINIMUM YANG DIHARAPKAN Zona
Ketentuan Umum Peraturan Zonasi
Sub Zona
Definisi
Kualitas yang Diharapkan
Pemanfaatan Ruang: ● Jenis guna lahan yang lebih detail dapat didasarkan pada klasifikasi fungsi seperti kantor hankam, gudang untuk pertahanan dan keamanan, tempat latihan; berdasarkan jenis instansi (kepolisian maupun militer), perumahan militer/hankam, maupun berdasarkan klasifikasi tingkat kerahasiaan, berbahaya seperti instalasi militer/kepolisian, gudang peluru dll. ● Dapat menampung hunian Zona yang diperuntukkan untuk kegiatan atau Pertahanan dan (asrama/barak/perumahan militer) instalasi militer, kepolisian, maupun infrastruktur keamanan (HK) berkepadatan rendah sampai tinggi dengan penunjangnya. ketentuan yang sama dengan jenis kawasan perumahan yang setara; Intensitas: ● Ketentuan KDB, KLB dan KDH merujuk pada Lampiran IX Rencana Pengaturan KDB, KLB Maksimum dan KDH Minimum; Tata Bangunan: ● Ketentuan tata bangunan merujuk pada Lampiran IX.
Lingkungan fasilitas, instalasi dan kegiatan pertahanan dan keamanan, perumahan pertahanan keamanan/Pertahanan keamanan yang terjamin keselamatan dan keamanannya serta tidak mengganggu lingkungan sekitarnya. Zona ini dapat menampung hunian (asrama/barak/perumahan pertahanan keamanan) berkepadatan rendah sampai tinggi dengan ketentuan yang sama dengan jenis kawasan perumahan yang setara;
Tempat Pemrosesan Akhir (TPA)
Tempat Penampungan Sampah Sementara (TPA-2)
Zona untuk tempat menimbun sampah dan merupakan bentuk terakhir perlakuan sampah
Terdapat ruang untuk menimbun dan mengolah sampah, serta mengumpulkan timbunan sampah sebagai pool terakhir sebelum sampah diolah lebih lanjut agar lingkungan tidak tercemar
Peruntukkan Lainnya (PL)
Evakuasi bencana (PL-1)
Zona untuk ruang evakuasi bencana.
Kawasan yang aman dan mudah dijangkau untuk evakuasi bencana.
Pertahanan Keamanan (HK)
-
Aturan Dasar PZ
KETENTUAN KEGIATAN DAN PENGGUNAAN LAHAN PERTIMBANGAN UMUM
Berlaku untuk semua jenis penggunaan lahan: ● ● ●
● ● ● ●
Kesesuaian dengan arahan pemanfaatan ruang dalam RTRW kabupaten/kota Keseimbangan antara kawasan lindung dan kawasan budi daya dalam suatu wilayah Kelestarian lingkungan (perlindungan dan pengawasan terhadap pemanfaatan air, udara, dan ruang bawah tanah) Perbedaan sifat kegiatan bersangkutan terhadap fungsi zona terkait Definisi zona dan kualitas lokal minimum yang diharapkan Toleransi terhadap tingkat gangguan dan dampak terhadap peruntukan yang ditetapkan Kesesuaian dengan kebijakan lainnya yang dikeluarkan oleh pemerintah daerah kabupaten/kota.
PERTIMBANGAN KHUSUS
Harus dipenuhi agar kegiatan dapat berlangsung pada zona terkait yang meliputi: ● ● ● ●
● ●
Prosedur administrasi yang harus diikuti Kajian kelayakan lingkungan yang harus dipenuhi Prasarana dan/atau sarana tambahan yang harus diadakan sebagai penunjang kegiatan Pembatasan yang harus diberlakukan: Luas fisik pemanfaatan ruang Kaitan dengan kegiatan lain Jumlah tenaga kerja Waktu operasional Masa usaha Penggunaan utilitas untuk kegiatan harus terukur Persyaratan terkait estetika lingkungan Persyaratan lain yang perlu ditambahkan
Aturan Dasar PZ
KETENTUAN KEGIATAN DAN PENGGUNAAN LAHAN KETENTUAN ITBX Simbol
Definisi
I
Pemanfaatan diperbolehkan/diizinkan
T
Pemanfaatan bersyarat secara terbatas
T1
Kegiatan yang dibatasi jumlahnya, berdasarkan standar yang berlaku
T2
Kegiatan yang dibatasi jam operasionalnya
T3
Kegiatan yang dibatasi luas lantai bangunan dalam satu kapling
T4
Simbol
Definisi
B3.1
Lahan parkir
Kegiatan yang dibatasi luas kavlingnya
B3.2
Jalur pejalan kaki
B
Pemanfaatan bersyarat tertentu
B3.3
Tempat sampah
B1
Kegiatan yang wajib melakukan izin dan kajian lingkungan hidup sebagaimana diatur dalam peraturan perundang-undangan
B3.4
Drainase
B2
Kegiatan yang wajib melakukan analisis dampak lalu lintas
B3.5
IPAL
B3
Kegiatan yang wajib menyediakan prasarana minimal yang ditetapkan
B3.6
RTH
B4
Kegiatan penyelenggaraan fasilitas publik atau perumahan untuk MBR yang didanai oleh pemerintah atau swasta
X
Pemanfaatan yang tidak diperbolehkan
Link Tabel Ketentuan ITBX
Aturan Dasar PZ
KETENTUAN KEGIATAN DAN PENGGUNAAN LAHAN Zona
Lindung Alami
Sempada Sempada n Sempada Sempada Sempada n Sekitar Jaringan n Rel KA n Sungai n SUTET Danau Jalan Buatan
Sub Zona
Sempada n Tol
RTH Hutan Kota
Taman Kota
Taman Kecamat an
Taman Keluraha n
Taman RW
RTH Pemaka man
Kegiatan
PS 1
PS 2
PS 3
PS 4
PS 5
PS 6
RTH-1
RTH-2
RTH-3
RTH-4
RTH-5
RTH-7
Rumah Tunggal
X
X
X
X
X
X
x
x
Rumah Kopel
X
X
X
X
X
X
X
X
x
x
X
X
X
X
X
X
Rumah Deret
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
Townhouse
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
Rusun Rendah
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
Rusun Sedang
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
Rusun Tinggi (Apartemen)
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
Asrama
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
Wisma
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
Rumah Kost
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
Panti jompo
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
Panti asuhan dan Yatim Piatu
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
Rumah Dinas
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
Pusat Rehabilitasi
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
No.
1
Perlindungan Setempat
Hunian
Link Tabel Ketentuan ITBX
Aturan Dasar PZ
KETENTUAN KEGIATAN DAN PENGGUNAAN LAHAN Zona
Perumahan Kepadatan Tinggi
Perumahan Kepadatan Sedang
Perumahan Kepadatan Rendah
Perdagangan dan Jasa Kantor Pemerintahan Perdagangan dan Jasa Skala Kota
Perdagangan dan Jasa Skala SWK
Perdagangan dan Jasa Skala Sub SWK
R4
K1
K2
K3
KT
I
I
T1, T3, T4
T1, T3, T4
T1, T3, T4
X
I
I
T1, T3, T4
T1, T3, T4
T1, T3, T4
X
I
I
X
X
X
T1, T3, T4
X
I
I
I
X
T1, T3, T4
T1, T3, T4
T1, T3, T4
X
I
I
I
I
T1, T4
T1, T3, T4
T1, T3, T4
T1, T3, T4
B1, B2, B3.1, B3.2, B3.3, B3.4, B4
I
I
B1, B2, B3.1, B3.2, B3.3, B3.4, B3.6, B4
I
I
X
T1, T3, T4
T1, T3, T4
T1, T3, T4
B1, B2, B3.1, B3.2, B3.3, B3.4, B4
I
B1, B2, B3.1, B3.2, B3.3, B3.4, B3.6, B4
B1, B2, B3.1, B3.2, B3.3, B3.4, B3.6, B4
B1, B2, B3.1, B3.2, B3.3, B3.4, B3.6, B4
B1, B2, B3.1, B3.2, B3.3, B3.4, B3.6, B4
X
T1, T3, T4
T1, T3, T4
T1, T3, T4
B1, B2, B3.1, B3.2, B3.3, B3.4, B4
Asrama
B1, B2, B3.1, B3.2, B3.3, B3.4, B3.6, B4
B1, B2, B3.1, B3.2, B3.3, B3.4, B3.6, B4
B1, B2, B3.1, B3.2, B3.3, B3.4, B3.6, B4
B1, B2, B3.1, B3.2, B3.3, B3.4, B3.6, B4
B1, B2, B3.1, B3.2, B3.3, B3.4, B3.6, B4
T1
T1, T3, T4
T1, T3, T4
T1, T3, T4
X
Wisma
T1, T3
T1, T3
T1, T3
T1, T3
T1, T3
x
T1, T3, T4
T1, T3, T4
T1, T3, T4
x
Rumah Kost
T1, T4
T1, T4
T1, T4
T1,T3,T4
T1,T3,T4
T1,T3,T4
T1, T3, T4
T1, T3, T4
T1, T3, T4
X
Panti jompo
I
I
I
I
I
I
X
X
T1, T3, T4
I
Panti asuhan dan Yatim Piatu
I
I
I
I
I
I
X
X
T1, T3, T4
I
Rumah Dinas
I
I
I
I
I
I
T1, T3, T4
T1, T3, T4
T1, T3, T4
I
Pusat Rehabilitasi
I
I
I
I
I
I
T1, T3, T4
T1, T3, T4
T1, T3, T4
X
No. Sub Zona
Vertikal tinggi
Vertikal sedang
Landed
Vertikal rendah
Landed
Kegiatan
R2-1
R2-2
R2-3
R3-1
R3-2
Rumah Tunggal
I
I
I
I
Rumah Kopel
I
I
I
I
Rumah Deret
I
I
I
Townhouse
I
I
Rusun Rendah
I
Rusun Sedang
Rusun Tinggi (Apartemen)
Hunian 1
Link Tabel Ketentuan ITBX
Aturan Dasar PZ
KETENTUAN KEGIATAN DAN PENGGUNAAN LAHAN Zona
Wisata
Pelayanan Umum
Tempat Pemrosesan Akhir
Industri Pergudangan
Pertahanan dan Keamanan Wisata Buatan
Skala Kota
Skala Kecamatan
Skala Kelurahan
Skala RW
I
W-2
SPU-1
SPU-2
SPU-3
SPU-4
HK
TPA-2
Rumah Tunggal
T1
X
X
X
X
X
T1
X
Rumah Kopel
T1
X
X
X
X
X
T1
X
Rumah Deret
T1
X
X
X
X
X
T1
X
Townhouse
T1
X
X
X
X
X
X
X
Rusun Rendah
B1,B2,B3.1, B3.3, B3.4, B3.5,B4
X
T1, T4
T1, T4
T1, T4
X
T1, T4
X
Rusun Sedang
B1,B2,B3.1, B3.3, B3.4, B3.5,B4
X
T1, T4
T1, T4
X
X
T1, T4
X
Rusun Tinggi (Apartemen)
Sub Zona
Kegiatan
Prasarana Penampungan Sampah Sementara
Hunian
B1,B2,B3.1, B3.3, B3.4, B3.5,B4
X
X
X
X
X
X
X
Asrama
I
X
I
I
X
X
I
X
Wisma
B1
X
T1
T1
T1
X
T1
X
Rumah Kost
B3.1, B3.4
X
X
X
X
X
X
X
Panti jompo
I
X
T1
T1
X
X
X
X
Panti asuhan dan Yatim Piatu
I
X
T1
T1
T1
X
X
X
Rumah Dinas
I
X
T1, T3, T4
X
X
X
I
X
Pusat Rehabilitasi
X
X
T1
X
X
X
X
X
LINK TABEL KETENTUAN INTENSITAS PEMANFAATAN RUANG DAN TATA MASSA BANGUNAN
Aturan Dasar PZ
KETENTUAN INTENSITAS PEMANFAATAN RUANG DAN TATA MASSA BANGUNAN
Zona
Kode Zona
Sub Zona
Kode Sub Zona
KDB Maksimum
KLB Maksimum
Fungsi Jalan
Fungsi Jalan
Arteri
Kolekt Lingkung or an
Arteri
Kolekt or
Lingkun gan
KDH Minimu m
Tata Bangunan
Keterangan
ZONA LINDUNG PS
Perlindungan Setempat
-
Danau Buatan
SC
-
2%
2%
2%
0.02
0.02
0.02
95%
-
Hanya untuk prasarana dan sarana vital
SC-1
-
-
-
-
-
-
-
-
1. Permohonan pembangunan harus melalui pengkajian rancangan (design review) yang menilai dampak pembangunan tersebut terhadap berbagai aspek yang berkaitan 2. Harus memenuhi standar teknis. Persyaratan bangunan di Kawasan Cagar Budaya : - Harus mempertahankan karakter Kawasan Cagar Budaya. - Merupakan overlay zone dari Peraturan Walikota No. 921 tahun 2010. § Dilengkapi prasarana yang memadai § Dikenan insentif atau disinsentif yang mempertimbangkan kepentingan umum.
Lindung Buatan Cagar Budaya
SC-2
-
-
-
-
-
-
-
-
Persyaratan Bangunan Cagar Budaya : § Melestarikan bangunan yang ada § Perubahan fungsi (readaptive use) diperkenankan sesuai dengan zona yang ditetapkan, perubahan intensitas dan tata masa bangunan mengikuti ketentuan zonasi dengan melalui pengkajian rancangan (design review) Persyaratan Bangunan Non Cagar Budaya di Kawasan Cagar Budaya : - Wajib menyerasikan dengan karakter kawasan/sub kawasan Cagar Budaya - Melalui pengkajian rancangan (design review) dan mendapatkan rekomendasi dari Tim Pertimbangan Bangunan Cagar Budaya Kota Bandung
LINK TABEL KETENTUAN INTENSITAS PEMANFAATAN RUANG DAN TATA MASSA BANGUNAN
Aturan Dasar PZ
KETENTUAN INTENSITAS PEMANFAATAN RUANG DAN TATA MASSA BANGUNAN
Zona
RTH
Kode Zona
RTH Kota
Sub Zona
Kode Sub Zona
RTH hutan kota
RTH-1
RTH Taman unit lingkungan/Kota
RTH-2
Taman Kecamatan
RTH-3
Taman Kelurahan
RTH-4
Taman RW
RTH-5
RTH Pemakaman
RTH-7
KDB Maksimum
KLB Maksimum
Fungsi Jalan
Fungsi Jalan
Arteri
Kolekt Lingkung or an
Arteri
Kolekt or
Lingkun gan
KDH Minimu m
Tata Bangun an
Keterangan
-
2%
2%
2%
0.02
0.02
0.02
95%
-
15%
15%
15%
0.3
0.3
0.3
80%
-
5%
5%
5%
0.05
0.05
0.05
90%
-
§ KTB maksimal = KDB § Fasilitas yang boleh dibangun adalah mushola, toilet, perpustakaan, kecuali kegiatan PKL dan fasilitas pendukung lainnya
LINK TABEL SARANA DAN PRASARANA MINIMUM
Aturan Dasar PZ
SARANA DAN PRASARANA MINIMUM (STANDAR UMUM PER ZONA) Zona Perlindungan Setempat
Lindung Buatan
Lindung alami
Kode
PS
SC
RTH
Prasarana Minimum Prasarana - Untuk sempadan sungai dengan lebar > 5 meter dapat dibangun jalur sepeda atau jogging track dengan perkerasan yang dapat menyerap air. - Pengembangan peresapan air dengan memaksimalkan fungsi kawasan perlindungan setempat - Drainase - TPS - Tempat parkir/RTNH
Prasarana - Parkir kendaraan - Tempat Sampah - Drainase lingkungan
Sarana/Fasilitas Minimum
Sarana - Air Bersih - MCK
a. Fasilitas - Untuk taman RW: lapangan olahraga - Untuk taman desa/kelurahan: WC umum dan kursi taman. - Untuk taman kecamatan: lapangan, WC umum, dan kursi taman. - Untuk taman kota: lapangan terbuka, lapangan basket, lapangan volly, WC umum, panggung terbuka, area bermain anak, dan kursi taman. b. Makam (Khusus Untuk pemakaman) - Makam
Perumahan
R
a. Jalur pejalan kaki b. Prasarana - Parkir kendaraan dengan perkerasan yang dapat menyerap air dan jumlahnya sesuai dengan perhitungan kebutuhan. - Tempat sampah - Drainase lingkungan tepi jalan di bawah jalur pejalan kaki. c. Utilitas - Hidran umum - Jalan lokal dan lingkungan
a. Ruang terbuka hijau berupa taman RT, taman RW, taman kota, hutan kota, pemakaman. - Ruang terbuka non hijau - Ruang terbuka non hijau berupa lapangan olahraga, jogging track, areal parkir. b. Fasilitas - Untuk taman RW berupa lapangan untuk berbagai kegiatan, bangku taman - Untuk taman desa/kelurahan aktif berupa lapangan terbuka, track lari, WC umum, kursi taman - Untuk taman kelurahan pasif, fasilitas yang perlu disediakan adalah WC umum, kursi taman. - Untuk taman kecamatan aktif berupa lapangan terbuka, lapangan basket, lapangan volly, trek lari (lebar 5 m panjang 325 m), WC umum, kursi taman - Untuk taman kecamatan pasif, dapat menyediakan lapangan WC umum, kursi taman. - Untuk taman kota berupa lapangan terbuka- Penyediaan fasilitas sesuai dengan ketentuan diatas disesuaikan dengan luasan RTH dan kebutuhan penduduk
LINK TABEL SARANA DAN PRASARANA MINIMUM
Aturan Dasar PZ
SARANA DAN PRASARANA MINIMUM (STANDAR UMUM PER ZONA) Zona
Perdagangan dan jasa
Perkantoran (pemerintahan )
Industri dan pergudangan
Pariwisata
Kode
K
KT
I
W
Prasarana Minimum -
Dilengkapi fasilitas pejalan kaki Menyediakan tempat sampah organik dan anorganik: Bak sampah atau bin plastic atau tong sistem pemadam kebakaran aktif dan hidran drainase dan sumur resapan ruang terbuka hijau privat
a. Jalur pejalan kaki b. Utilitas perkotaan c. Prasarana lingkungan - Menyediakan bak septik yang berada di bagian depan kavling - Menyediakan tempat sampah berupa bin plastik atau tong sampah dipisahkan antara sampah organik dan anorganik - Menyediakan drainase lingkungan tepi jalan, di bawah jalur pejalan kaki. - Setiap bangunan harus menyediakan sumur resapan - Lahan parkir a. Jalur pejalan kaki b. Utilitas perkotaan c. Prasarana lingkungan - Saluran buangan air hujan (drainase) - Saluran buangan air kotor (sewerage) - Instalasi penyedia air bersih - Instalasi penyedia dan jaringan distribusi tenaga listrik - Penerangan jalan pada setiap jalur jalan - Jaringan telekomunikasi - tempat sampah berupa bin plastik atau tong sampah untuk sampah organik dan anorganik - Menyediakan bak septik yang berada di bagian depan kavling - Penyediaan tempat parkir a. Jalur pejalan kaki b. Utilitas perkotaan - Hidran halaman c. Prasarana lingkungan - drainase lingkungan tepi jalan, di bawah jalur pejalan kaki. - Penyediaan lahan parkir SRP/siswa, kebutuhan ruang parkir 0,7-1,0. - tempat sampah berupa bin plastik atau tong sampah
Sarana/Fasilitas Minimum - Fasilitas pendukung Sarana kesehatan. - Fasilitas pendukung Sarana ibadah berupa mushala atau langgar atau masjid. - Fasilitas pendukung Sarana perdagangan dan jasa berupa:
a. Ruang terbuka hijau b. Ruang terbuka non hijau berupa lapangan olahraga, plasa c. Fasilitas pendukung - mushalla dan masjid serta sarana ibadah agama lain; - balai pengobatan, pos kesehatan, apotek; dan - gedung serbaguna.
a. Ruang terbuka hijau b. Ruang terbuka non hijau berupa lapangan olahraga, plasa c. Fasilitas pendukung - kantin, poliklinik, sarana ibadah, rumah penginapan sementara, pusat kesegaran jasmani, halte angkutan - umum, areal penampungan limbah padat, pencadangan tanah untuk perkantoran, bank, pos dan pelayanan telekomunikasi dan keamanan. - fasilitas pemasaran atau "trade center".
a. Ruang terbuka hijau b. Ruang terbuka non hijau berupa plasa, tempat parkir, dan lapangan olahraga.
LINK TABEL SARANA DAN PRASARANA MINIMUM
Aturan Dasar PZ
SARANA DAN PRASARANA MINIMUM (STANDAR UMUM PER ZONA) Zona
Sarana Pelayanan Umum
Pertahanan Keamanan
Tempat Pengolahan Akhir
Peruntukan Lainnya
Kode
Prasarana Minimum
Sarana/Fasilitas Minimum
SPU
a. Jalur pejalan kaki b. Utilitas perkotaan c. Prasarana lingkungan
a. Ruang terbuka hijau b. Ruang terbuka non hijau berupa plasa, tempat parkir, dan lapangan olahraga. c. Fasilitas pendukung dengan jumlah dan kebutuhan luas lahan sesuai standar ketentuan yang berlaku, meliputi: - Sarana ibadah berupa mushalla atau langgar dan masjid serta sarana ibadah agama lain; - Sarana perdagangan dan jasa berupa toko atau warung; dan - Sarana kesehatan berupa klinik atau pos kesehatan.
HK
a. Jalur pejalan kaki b. Utilitas perkotaan - Hidran halaman - Hidran umum - Tempat sampah - Jalan lokal dan lingkungan c. Prasarana lingkungan - Jalur untuk truk pemadam kebakaran dan perlindungan sipil - Bak septik - Drainase lingkungan - Sumur resapan - Lahan parkir (SRP/100 m2 luas lantai)
a. Ruang terbuka hijau b. Ruang terbuka non hijau berupa plasa, tempat parkir, dan lapangan olahraga c. Fasilitas pendukung dengan jumlah dan kebutuhan luas lahan sesuai standar ketentuan yang berlaku
TPA
a. Utilitas perkotaan - Hidran umum b. Prasarana lingkungan - Jalur untuk pemadam kebakaran dan perlindungan sipil - Drainase lingkungan - Lahan parkir (SRP/100 m2 luas lantai)
a. Ruang terbuka hijau b. Ruang terbuka non hijau berupa tempat parkir
a. Jalur evakuasi b. Sarana prasarana evakuasi c. Prasarana lingkungan - Jalur pejalan kaki - Drainase lingkungan - Sumur resapan
a. Sarana lingkungan - Air bersih - MCK
PL
Aturan Dasar PZ
STANDAR TEKNIS Standar teknis berfungsi sebagai panduan pelaksanaan pembangunan dan sekaligus juga berfungsi sebagai instrumen pemeriksaan dan pengawasan pengendalian pemanfaatan ruang. Standar teknis yang digunakan dalam penyusunan RDTR PZ mengikuti peraturan perundang-undangan, termasuk Standar Nasional Indonesia (SNI).
1.
STANDAR KEBUTUHAN UTILITAS
Mengatur besarnya kebutuhan/kapasitas utilitas (air bersih, persampahan, air limbah, drainase, listrik, telepon, gas masak, tv kabel, dst) untuk setiap jenis peruntukan ruang
3.
STANDAR PRASARANA PENDUKUNG
Standar prasarana pendukung terdiri dari sarana parkir, pedestrian, jalur sepeda, TPS, dsb. Standar ini disesuaikan dengan jumlah penduduk atau orang yang harus dilayaninya
2.
STANDAR SARANA PENDUKUNG
Sarana pendukung terdiri dari fasilitas peribadatan, fasilitas pendidikan, fasilitas perdagangan, fasilitas sosial,fasilitas olahraga, fasilitas keamanan, RTH/Taman, SPBU, SPBE, dst. Standar ini disesuaikan dengan jumlah penduduk atau orang yang harus dilayaninya
4.
STANDAR PRASARANA LAIN
Standar prasarana lain (media luar ruang) yang sesuai dengan desain estetika lingkungan yang diinginkan
LINK STANDAR TEKNIS
Aturan Dasar PZ
STANDAR TEKNIS Komponen
Standar
Tempat Parkir Wajib disediakan kecuali peruntukan permukiman/rumah tinggal Parkir Off Street (Di Dalam Persil) Prinsip
Parkir bersama dalam bentuk pelataran parkir, taman parkir, dan atau gedung parkir dapat dibangun pada semua peruntukan lahan kecuali di peruntukan lahan terbuka Penyediaan parkir tidak boleh mengurangi RTH dan memperhatikan dampak lalu lintas serta keamanan, keselamatan, kenyamanan, dan kesehatan Hanya diperbolehkan pada jalan lokal dan kolektor sekunder
Parkir On Street (Di Daerah Milik Jalan)
Diperbolehkan pada kawasan dengan penggunaan lahan sekitarnya adalah perdagangan, jasa dan perkantoran dengan ketentuan telah menyediakan parkir bersama Penyediaan parkir tidak boleh mengurangi luas RTH dan memperhatikan dampak lalu lintas serta keamanan, keselamatan, kenyamanan, dan kesehatan
Permukiman
Rumah susun 1 SRP per 5 unit SRS
Industri
1 SRP per 60 m2 luas lantai bangunan
Perkantoran 1 SRP per 100 m2 luas lantai bangunan Standar Penyediaan Perdagangan Jasa 1 SRP per 20 m2 luas lantai bangunan Rumah Makan
1 SRP per 20 m2 luas lantai bangunan
SPU
1 SRP per 10 m2 luas lantai bangunan
Lainnya
1 SRP per 60 m2 luas lantai bangunan
LINK STANDAR TEKNIS
Aturan Dasar PZ
STANDAR TEKNIS Komponen
Standar Jalur pejalan kaki dengan tipe sidewalk Lebar jalur pejalan kaki - Jalan lokal = 1,2 meter - Jalan kolektor = 1,2 meter - Jalan arteri = 1,8 meter - Untuk kawasan pertokoan dan perdagangan = minimum 2 meter Ruang tambahan diperlukan untuk tempat pemberhentian dan halte bus dengan luas 1,5 meter x 2,4 meter.
Jalur pejalan kaki
Lebar jalur untuk pejalan kaki dan jalur sepeda minimal 2 meter Kemiringan jalur pedestrian (trotoar) memiliki rasio 1:2, - Maksimum 8% untuk kemiringan memanjang, dan disediakan bagian yang mendatar dengan panjang minimal 1,2 m pada setiap jarak maksimal 9 m. - Minimum 2% dan maksimum 4% untuk kemiringan melintang Perbedaan tinggi maksimal antara jalur pejalan kaki dan jalur kendaraan bermotor adalah 0,2 meter dan dengan jalur hijau adalah 0,15 meter Permukaan perkerasan jalur pejalan kaki terbuat dari bahan anti slip Perkerasan harus menerus dan tidak terputus namun yang dapat menyerap air. Dilengkapi fasilitas pejalan kaki seperti lampu jalan, jalur hijau, dan fasilitas penyeberangan terdapat peralatan dan bangunan seperti wadah komunal, komposter komunal, Gerobak sampah, armroll truk, TPS, bangunan pendaur ulang sampah dengan kapasitas pelayanan sesuai standar melakukan pewadahan sampah (individu atau komunal) sesuai jenis sampah yang terpilah yaitu organik, anorganik, dan B3 (sampah bahan berbahya) dengan pewadahan sesuai standar
Prasarana Pengelolaan Sampah
melakukan pengumpulan yang terdiri dari : 1) pola individual tidak langsung dari rumah ke rumah; 2) pola individual langsung dengan truk untuk jalan dan fasilitas umum ; 3) pola komunal langsung untuk pasar dan daerah komersial; 4) pola komunal tidak langsung untuk permukiman padat. melakukan pengolahan dan daur ulang sampah di sumber dan di TPS berupa : 1) pengomposan skala rumah tangga dan daur ulang sampah anorganik , sesuai dengan tipe rumah atau luas halaman yang ada 2) pengomposan skala lingkungan di TPS 3) daur ulang sampah anorganik di TPS
Aturan Dasar PZ
KETENTUAN KHUSUS Komponen Ketentuan Khusus
Aturan Ketentuan Khusus
Sumber
Kawasan KKOP yang ada di SWK Gedebage: kawasan ancangan pendaratan dan lepas landas (approach and take-off area) adalah suatu kawasan perpanjangan kedua ujung landas pacu, di bawah lintasan pesawat udara setelah lepas landas atau akan mendarat, yang dibatasi oleh ukuran panjang dan lebar tertentu.
1. KKOP (Kawasan Keselamatan Operasional Penerbangan)
Batas-batas ketinggian bangunan dan benda tumbuh untuk setiap Kawasan dalam KKOP Untuk mendirikan bangunan baru di dalam Kawasan Pendekatan dan Lepas landas harus memenuhi batas ketinggian dengan tidak melebihi kemiringan 1,6 persen arah ke atas dan ke luar dimulai dari ujung Permukaan Utama pada ketinggian masing-masing ambang Landasan 29 dan Landasan 11 Selain itu, terdapat ketentuan terkait pemanfaatan ruang yang ditetapkan di SWK Gedebage, yaitu terkait batas ketinggian bangunan yang diizinkan di sekitar kawasan bandar udara berdasarkan SI-KKOP (Standar Internasional - Kawasan Keselamatan Operasi Penerbangan), mengingat adanya Bandara Internasional Husein Sastranegara di Kota Bandung. SWK Gedebage berada pada wilayah dengan batas ketinggian bangunan permukaan pendekatan lepas landas sebesar sekitar 210-225 meter, dan batas ketinggian bangunan permukaan horizontal luar sebesar sekitar 217-225 meter.
Pasal 21 Keputusan Menteri Perhubungan No. KM 49 Tahun 2000 http://dishub.jabarprov.go.id/ kkop/batas.php
Persyaratan bangunan di Kawasan Cagar Budaya : - Harus mempertahankan karakter Kawasan Cagar Budaya. - Merupakan overlay zone dari Peraturan Daerah Kota Bandung No. 7 tahun 2018 - Dilengkapi prasarana yang memadai - Dikenan insentif atau disinsentif yang mempertimbangkan kepentingan umum. 2. Cagar Budaya
Persyaratan Bangunan Cagar Budaya : - Melestarikan bangunan yang ada - Perubahan fungsi (readaptive use) diperkenankan sesuai dengan zona yang ditetapkan, perubahan intensitas dan tata massa bangunan mengikuti ketentuan zonasi dengan melalui pengkajian rancangan (design review) Persyaratan Bangunan Non Cagar Budaya di Kawasan Cagar Budaya : - Wajib menyerasikan dengan karakter kawasan/sub kawasan Cagar Budaya - Melalui pengkajian rancangan (design review) dan mendapatkan rekomendasi dari Tim Pertimbangan Bangunan Cagar Budaya Kota Bandung
Perda Kota Bandung No. 7 Tahun 2018 tentang Pengelolaan Kawasan Cagar Budaya
Aturan Dasar PZ
KETENTUAN KHUSUS Komponen Ketentuan Khusus
Aturan Ketentuan Khusus
Sumber
3. Kawasan Rawan Bencana
Rencana penanganan kawasan rawan bencana adalah sebagai berikut: 1. Rencana penanganan rawan bencana kebakaran, terdiri dari : a. pengembangan sistem proteksi kebakaran pada bangunan; dan b. peningkatan cakupan pelayanan penanggulangan bencana kebakaran. 2. Rencana penanganan rawan bencana gerakan tanah dan terdiri dari : a. relokasi bangunan di wilayah rawan bencana longsor; b. pengendalian pembangunan di wilayah rawan gerakan tanah. 3. Rencana penanganan rawan bencana genangan banjir, terdiri dari : a. rehabilitasi dan penataan saluran drainase jalan; b. peningkatan kapasitas saluran drainase jalan; c. pengendalian terhadap alih fungsi lahan; dan d. peningkatan peresapan air melalui rekayasa teknis. 4. Rencana penanganan rawan bencana gempa bumi adalah dengan pengendalian pembangunan pada kawasan rawan gempa bumi sesuai dengan tingkat kerentanan bencana. 5. Rencana penanganan rawan bencana letusan gunung berapi adalah dengan pengendalian pembangunan pada kawasan rawan letusan gunung berapi sesuai dengan tingkat kerentanan bencana.
RTRW Kota Bandung 2011-2031
4. Tempat Evakuasi Bencana
Bentuk ruang evakuasi bencana yang dimaksud dalam rencana ini dijelaskan sebagai berikut: ● Ruang evakuasi bencana dapat berupa ruang yang bersifat permanen dan temporer yang berfungsi menjamin keamanan dan keselamatan bagi para pengungsi ● Ruang evakuasi bencana ditempatkan di ruang-ruang terbuka publik seperti lapangan, taman, dan memanfaatkan fasilitas umum seperti gedung atau lapangan sekolah ● Jalur evakuasi merupakan jalur yang mudah diakses baik oleh orang maupun kendaraan ● Titik atau pos evakuasi bencana dapat berupa ruang terbuka yang berada di lingkungan lokal seperti lapangan olahraga, taman RT/RW, dll, yang sifatnya sebagai tempat penampungan sementara
RTRW Kota Bandung 2011-2031
Aturan Dasar PZ
KETENTUAN KHUSUS Komponen Ketentuan Khusus
5. Lokasi Hankam
6. TOD
Aturan Ketentuan Khusus
Sumber
- Terdiri atas pangkalan militer atau kesatrian, daerah latihan militer, instalasi militer, daerah uji coba peralatan dan persenjataan militer, daerah penyimpanan barang eksplosif dan berbahaya lainnya, daerah disposal amunisi dan peralatan berbahaya lainnya, obyek PP No. 68 Tahun vital nasional, dan kepentingan pertahanan udara. 2014 tentang - Pemanfaatan wilayah di sekitar lokasi-lokasi tersebut harus mendukung dan menjaga fungsinya. Pemanfaatan yang berpotensi Penataan Wilayah tidak mendukung fungsi lokasi tersebut diperbolehkan selama memenuhi persyaratan sesuai dengan ketentuan peraturan Pertahanan Negara perundang-undangan. - Karakter pengembangan kawasan sebagai pusat perekonomian berfungsi primer dan budaya regional serta mempunyai skala pelayanan regional. - Intensitas pemanfaatan ruang tinggi dengan KLB > 5 sampai batas KLB setinggi-tingginya, dengan tetap tidak melampaui daya dukung lingkungan, KDB 80% dan kepadatan hunian 20-75 unit/1000m2 dengan jumlah lantai lebih dari 11 lantai hingga lantai 40 lantai, street frontage minimal 90% - Parkir kendaraan dan sepeda disediakan secara bersama dengan standar maksimum parkir hunian 1 parkir/unit; parkir retail/ kantor 1 parkir/ 100m2; dan maksimum parkir lantai dasar 10% dari luas kavling - Campuran dan keragaman pemanfaatan ruang adalah 20% - 60% untuk perumahan dan 40% - 80% untuk non perumahan (perumahan yang dikembangkan adalah hunian berimbang sebagai upaya mewujudkan keberagaman sosial dan ekonomi kawasan) dan minimal aktivitas yang signifikan di kawasan selama 18 jam.
Peraturan Menteri ATR/BPN No. 16 Tahun 2017 tentang Pedoman Pengembangan Kawasan Berorientasi Transit
1. Kepadatan permukiman lebih dari 5% di atas kota acuan dasar, dan berada dalam jarak antara 500 dan 1000 m dari stasiun 2. Total jumlah unit rumah per hektar paling sedikit 5% di bawah kota acuan dan kawasan berada dalam jarak antara 500 dan 1000 m dari stasiun 3. Area cakupan 500 m (inti) TOD lebih padat dari area cakupan 1000 m dari kawasan TOD
TOD Standard, 3rd ed. New York: ITDP, 2017
Teknik Pengaturan Zonasi
Lokasi Penerapan Teknik Pengaturan Zonasi di SWK Gedebage
Teknik Pengaturan Zonasi yang diterapkan di SWK Gedebage yaitu : ❏ ❏ ❏ ❏
Bonus Zoning Kawasan TOD Kawasan Inti PPK SPK Derwati
❏ Historical Preservation ❏ Kawasan Cagar Budaya Rancabayawak ❏ Flood Plain Zoning ❏ Kawasan Rawan Banjir
Zoning Map
Zoning Map Peta Zonasi - A1
Zoning Map Peta Zonasi - A2
Zoning Map Peta Zonasi - B1
Zoning Map Peta Zonasi - B2
TPZ Bonus Zoning Teknik Pengaturan Zonasi
Jenis
Lokasi
Kawasan TOD (Kelurahan Cisaranten Kidul bagian Utara)
Bonus zoning
Penjelasan Dibutuhkan pembangunan simpul transportasi untuk mendukung konsep Bandung Better Urban Mobility dengan meningkatkan intensitas dan kepadatan bangunan yang diberikan kepada pengembang di kawasan TOD dengan imbalan penyediaan fasilitas publik sesuai dengan ketentuan yang berlaku
Dibutuhkan pengembangan pusat yang kompak agar efektif, efisien, dan terpadu dengan fasilitas Kawasan Inti PPK Gedebage sosial dan fasilitas umum dengan meningkatkan intensitas pemanfaatan ruang
SPK Derwati
Dibutuhkan pengembangan pusat kegiatan sosial, ekonomi, dan administratif yang compact dan efisien dengan meningkatkan intensitas pemanfaatan ruang
Teknik Pengaturan Zonasi
Jenis
Historical/Design Preservation
Historical/Design Preservation Lokasi
Penjelasan
Kawasan Cagar Budaya Rancabayawak
Dibutuhkan pemeliharaan visual dan karakter budaya, bangunan, dan kawasan masyarakat setempat dalam langkah program/pemanfaatan Rancabayawak: 1. Pemanfaatan zona KCB Rancabayawak yang dilakukan untuk tujuan wisata alam dan budaya, mendukung Gedebage sebagai kawasan pariwisata strategis Kota Bandung 2. Penyediaan fasilitas umum seperti sanitasi dan kebersihan, disabilitas, rekreasi, lahan parkir, ibadah, dan fasilitas pariwisata seperti pusat 3. Pengembangan Cagar Budaya yang diarahkan untuk memacu pengembangan ekonomi yang hasilnya digunakan untuk pemeliharaan cagar budaya dan peningkatan kesejahteraan masyarakat 4. Adapun di dalam pemanfaatan, tetap ada langkah pemeliharaan dilakukan dengan cara merawat Cagar Budaya untuk mencegah dan menanggulangi kerusakan akibat pengaruh alam dan/atau perbuatan manusia
Teknik Pengaturan Zonasi
Jenis
Flood plain zoning
Flood Plain Zoning Lokasi
Penjelasan
Kawasan Rawan Banjir
Dibutuhkan ketentuan pemanfaatan ruang pada kawasan rawan banjir untuk mencegah atau mengurangi kerugian yang disebabkan oleh banjir melalui peningkatan KDH dan pengurangan KDB. Adapun penentuan penggunaan lahan yang diizinkan dan pengaturan pemanfaatan ruang 1. Diperlukan pengadaan Ruang Terbuka Biru (RTB) atau kolam retensi dan Ruang Terbuka Hijau (RTH) 2. Kolam retensi yang ada belum bisa memenuhi kebutuhan dan masih berfokus untuk melayani wilayah Summarecon Bandung dan bukan untuk keseluruhan wilayah SWK Gedebage 3. Terdapat arahan rencana pengembangan ruang evakuasi bencana banjir diarahkan di Stadion Utama Sepakbola GBLA, Kec. Gedebage dalam RTRW Kota Bandung 2011-2031 4. Terdapat arahan pembangunan kolam retensi dengan mengoptimalkan RTH sebagai wilayah resapan air di PPK Gedebage pada rencana sistem jaringan sumber daya air dalam RTRW Kota Bandung 2011-2031.
Terima Kasih :)