Masterpiece E-Magazine #02 Gen Alpha

Page 1



Editor’s Note Pada edisi kedua E-magz Masterpiece ini, tema yang diangkat adalah mengenai inspirasi. Seorang seniman dan desainer sangat membutuhkan inspirasi ketika berkarya. Dengan adanya inspirasi, seseorang akan lebih termotivasi dalam menciptakan sebuah karya. Meskipun begitu, masih banyak seniman dan desainer kesulitan dalam mencari inspirasi. Kali ini, Masterpiece ingin membahas bagaimana caranya kita sebagai seorang seniman dan desainer dapat mencari inspirasi sehingga kita mampu mengembangkan kemampuan dan menciptakan karya terbaik.


Honorary Publisher Prof. Dr. Ninok Leksono (Rektor UMN) Board of Supervisors Muhammad Cahya Mulya Daulay, S.Sn., M.Ds Mohammad Rizaldi, S.T., M. Ds. Kus Sudarsono, S.E., M.Sn Hendrico Firzandy Latupeirissa, S.T., M.Ars Founder Mohammad Rizaldi, S.T., M. Ds. Triden Tan Editorial Supervisor Roy Anthonius Susanto, S.Sn., M.Ds. Editor in Chief Elisabeth Vania Art Director Andreas Budiarto

Editor Michelle Gunawan Sean Richard Queenshell Lovevinca Graphic Designer Natasha Pratiwi Laurentia Agatha Illustrator Angela Annetta M. Fatha Zakiya Amanda Gabriel Jessica Amelia



06 Masterpiece E-Magz #2

Bedah Karya

Brand Rejuvenation Keuskupan Agung Jakarta Karya Theresia Maria Mahasiswa Tugas Akhir Prodi DKV UMN Semester Ganjil 2019/2020 P

bit.ly/tmsnportfolio2019

JUR

Laurentia & Michelle Gunawan

BE

be.net/theresiamsn

ED

Queenshell Lovevinca

IG

@theresiamsn


gembala baik dan murah hati dengan pendekatan visual yang terinspirasi dari seni kaca patri era early Christian art. Brand story KAJ terinspirasi dari “The Good Shepherd�.

07

Masters, pada edisi majalah kali ini, Masterpiece akan mengajak kalian semua untuk membedah sebuah karya tugas akhir dari Theresia Maria yang berjudul “Perancangan Brand Rejuvenation Keuskupan Agung Jakarta.� Karya ini merupakan perancangan identitas visual yang mencerminkan sikap

(Saya) mengangkat topik ini karena tertarik dengan layanan branding sebagai upaya kreatif gereja untuk tetap hidup di tengah zaman modern ini. Apalagi KAJ sebagai payung bagi gereja Katolik membutuhkan identitas sebagai bagian dari keseluruhan umat di gereja termasuk memvisualisasikan visi, misi, dan tujuan gereja. Awalnya dari (mata kuliah) Academic Writing (ACW), (saya) mengajukan tentang typeface sebagai identitas tapi saat dilakukan research dan diperdalam lagi, ternyata permasalahan di KAJ bukan hanya tentang typeface, tetapi identitasnya. Lalu studi

eksisting ke identitas-identitas keuskupan/gereja di luar negeri, ternyata sudah ada yang melakukan rebranding, tetapi KAJ sendiri belum memiliki brand guidelines sehingga menyebabkan ketidaksesuaian dan ketidaksamaan identitas antar gereja katolik di bawah KAJ.

Masterpiece E-Magz #2

Mengapa memilih brand rejuvenation KAJ sebagai topik yang digunakan dalam tugas akhir dan bagaimana awalnya ide topik tersebut muncul?


Apa kendala yang dihadapi selama pengerjaan TA dan bagaimana cara mengatasinya?

08 Masterpiece E-Magz #2

Kendalanya adalah saat mengumpulkan data perlu usaha lebih karena topik yang saya pilih termasuk jarang ada yang meneliti dan cukup sensitif, jadi harus lebih hati-hati saat melakukan wawancara dan membuat kuesioner. Selain itu, TA dan magang waktunya bersamaan, jadi lumayan keteteran ngatur waktunya jadi awal-awal

sempat tidak kepegang TAnya, tapi pada akhirnya harus menyelesaikan apa yang sudah dimulai jadi dikerjain aja sebaik-baiknya


09 Masterpiece E-Magz #2

Lalu sebenarnya apa yang menjadi penilaian sebuah karya yang baik? Bapak Roy Anthonius selaku dosen pembimbing Theresia dalam tugas akhir akan menjawab pertanyaan tersebut. Nilai terdiri dari berbagai komponen, namun karya yang baik adalah karya yang mampu menjawab permasalahan. Dalam hal ini There mampu menghadirkan sebuah identitas visual baru hasil peremajaan brand identity sebuah Gereja Keuskupan Jakarta. Terdapat eksplorasi yang cukup matang baik dari sisi data pendukung, pendekatan visual berdasarkan latar budaya (kearifan lokal Jakarta), kedalaman makna (semantik) yg diambil dari

pemahaman religi Katolik yang dalam menjadikan karya akhir There bukan hanya baik dari sisi estetis namun juga menjawab kebutuhan Gereja untuk relevan dan kontekstual dengan umat yg berusia remaja hingga pemuda.


REVIEW STUDIO

10 Masterpiece E-Magz #2

Menilik Dunia Magang di Industri Kreatif JUR ED

Elisabeth Vania & Michelle Gunawan Queenshell Lovevinca

Bagi kalian yang akan melamar atau penasaran bagaimana kondisi selama seseorang menjalani magang, kalian tidak perlu khawatir karena Masterpiece telah melakukan wawancara dengan Damai Arungsamudra dan studio SunVisual selaku studio tempat mahasiswa DKV UMN tingkat akhir tersebut magang.

Pertama, Masterpiece mewawancarai pihak SunVisual sebagai studio yang menerima mahasiswa magang di perusahaannya. Berikut hasil wawancara yang berhasil kami dapatkan.


Tantangan kita sebagai pelaku kreatif adalah memosisikan diri sebagai perancang yang dapat dipercaya.

SUNVisual adalah perusahaan konsultan perancangan merk dan komunikasi yang mengelola sendiri tim kreatifnya. SUNVisual bermitra secara strategis dengan disiplin lainnya untuk proyek kreatif yang memerlukan mediamedia mutakhir. SUNVisual didirikan pada Oktober 2009, oleh Ismiaji Cahyono dan Citra Lestari, setelah sebelumnya melaksanakan mitra kerja ‘freelance’ selama dua tahun. Usaha kreatif ini dilaksanakan berdasarkan nilai-nilai utama “Purpose, Audience, Perception” karena desain harus memiliki Maksud, desain harus fokus pada Penggunanya, dan desain harus menuai Tanggapan atau respons. Selama berjalan SUNVisual telah memperoleh resepsi yang sangat baik dan berkelanjutan kerjasamanya

karena berkarakter “Swift, Practical, Strategic, dan Sophisticated” (Gesit, Praktis, Strategis, dan Canggih). Keberhasilan ini hanya dapat tercapai dengan tim yang kecil dan pengelolaan proses kreatif

yang efisien. Kami percaya dengan fokus pada nilai-nilai utama tersebut, karya desain tidak lagi mengandalkan ‘gaya’ atau ‘tampilan’ karena aspek ‘permukaan’ tersebut akan dengan sendirinya terungkap.

Masterpiece E-Magz #2

Tolong jelaskan secara singkat mengenai SunVisual?

11

-Ismiaji, Sunvisual


12 Masterpiece E-Magz #2

yang efisien. Kami percaya dengan fokus pada nilai-nilai utama tersebut, karya desain tidak lagi mengandalkan ‘gaya’ atau ‘tampilan’ karena aspek ‘permukaan’ tersebut akan dengan sendirinya terungkap. Bagi kami, pekerjaan desain lah yang terpenting, makanya selama sepuluh tahun, melalui pengelolaan yang efisien serta pelaksanaan proses kreatif yang fokus pada nilai, SUNVisual dapat berkarya dan menangani beragam proyek berskala besar dan penting. SUNVisual telah berkesempatan menangani proyek-proyek kompleks dari klien-klien sangat prestisius. Proyek-proyek tersebut berskala nasional dan internasional, seperti merancang identitas dan

grafis pameran untuk Paviliun Indonesia di Pesta Buku London 2019 (London Book Fair), dan Frankfurt Book Fair 2017., perancangan identitas untuk instansi pemerintah, dan BUMN. Klien utama kami adalah PT Djarum, Bank BCA, CitiBank, dan lainnya, dimana kami menangani beberapa materi branding dan komunikasi korporat utamanya. Beberapa proyek kami yang berprofil tinggi lainnya adalah grafis buku dan pameran “Perempuan Yang Tak Bisa Dieja” karya kolaborasi Sapardi Djoko Damono (penyair), Darwis Triadi (fotografer senior), dan Vera Anggraini (perancangan kebaya); dan banyak lagi.


Aspek penting apa dari anak intern/ magang yang dicari oleh SunVisual?

Aspek penting kedua adalah inisiatif, karena yang perlu belajar adalah mahasiswa tersebut. Jadi kami menyemangati agar mahasiswa banyak bertanya karena kami tidak memiliki ‘kurikulum’ khusus, meskipun beberapa aspek pengajaran tetap kami sediakan dan kami berikan, seperti pembekalan sejarah Desain Grafis Indonesia.

Aspek penting ketiga adalah memiliki semangat dan keterbukaan untuk mau belajar. SUNVisual merupakan lingkungan belajar desain grafis yang tepat karena berbagi ruang dengan organisasi Desain Grafis Indonesia (DGI), sehingga peserta magang dapat mengamati, mempelajari dan berinteraksi dengan aspek ilmu pengetahuan, teori, sejarah, dan budaya. Karenanya, lingkungan kaya seperti ini langka tersedia di perusahaan lain. Ketiga aspek di atas, apabila terlangkapi, akan membuat pengalaman magang kaya dan produktif. Kami percaya portfolio yang dihasilkan selama magang di SUNVisual berbobot dan penting, sebagai pelajaran dan bekal saat lulus nanti.

Masterpiece E-Magz #2

Aspek penting pertama dalam menjalankan program ini adalah komitmen karena tiap mahasiswa yang mengikuti magang di SUNVisual diterjunkan langsung ke dalam proyek nyata, sehingga memerlukan tanggung jawab dan terbuka untuk menanamkan nilai profesionalisme dalam dirinya.

Kami percaya bahwa dengan berinteraksi langsung dalam proyek, yang sebagian besar membutuhkan kerjasama dan masukan tim akan saling menularkan ‘ilmu’ di antara pelaku kreatif.

13

Internship atau praktik kerja atau program magang adalah kesempatan bagi mahasiswa untuk mempelajari dan mengalami bagaimana kerja di industri dan dunia profesional. Selain proses kreatif, mahasiswa juga mempelajari lika-liku manajemen, dan industri.


Apa harapan SunVisual untuk para calon desainer yang masih berkembang di industri kreatif?

14 Masterpiece E-Magz #2

Bagi SUNVisual regenerasi tim kreatif kami penting. Kami mengapresiasi tiap desainer generasi baru yang masuk ke dalam industri, baik sebagai profesional ataupun pelaku industri/wirausahawan desain. Namun, kami berpendapat bahwa pengalaman sangat penting dalam industri ini. Kerjasama dengan klien sebagian besar terlaksana karena pihak pemberi tugas atau klien ‘percaya’ pada mitra kreatifnya. Tantangan kita sebagai pelaku kreatif adalah memposisikan diri sebagai perancang yang dapat dipercaya.

Pertanyaannya adalah bagaimana kita dapat dipercaya tanpa pengalaman? Bagaimana sang klien mau memberi tugas atau bekerjasama apabila calon perancang tidak mampu menunjukkan penguasaan bidang, mengidentifikasi masalah, dan menyajikan sampel karya yang terkait dengan tantangan yang ia miliki?


BE behance.net/sunvisual WEB sunvisual.com IG @sunvisual

Masterpiece E-Magz #2

Kami juga berharap agar generasi baru mau aktif berpartisipasi dalam organisasi kreatif, baik itu asosiasi ataupun komunitas, karena berserikat dan berkumpul penting, bukan hanya untuk bersosialisasi, tetapi untuk memperkaya diri dengan informasi, membuka peluang kolaborasi saling silang. Aktif berorganisasi mengeratkan persatuan antar pelaku sehingga memiliki massa untuk menyampaikan pendapat pada pihak yang berkepentingan seperti pemerintah, ataupun pihak pelaku industri lainnya.

15

Kami berpendapat bahwa lulusan akan memperoleh manfaat yang berharga dengan bekerja untuk perusahaan desain, kecil atau besar, minimal satu tahun atau maksimal dua tahun sebelum ia melangkah untuk membuka perusahaannya sendiri. Akan lebih baik apabila ia dapat mengalami dua atau tiga perusahaan sebelum berwirausaha dalam industri kreatif. Harapan kami, dalam konteks ini, agar generasi pelaku industri kreatif terbuka untuk belajar, sabar untuk belajar, dan benar-benar belajar, sehingga menghasilkan portfolio yang baik dan cukup untuk meyakinkan dan menumbuhkan ‘percaya’ atau trust dari calon pemberi tugas.


16 Masterpiece E-Magz #2

Setelah mendengar perspektif studio, Masterpiece juga mendapatkan sudut pandang dari mahasiswa yang berkesempatan untuk magang di SUNVisual. Berikut adalah hasil wawancara kami dengan Damai selaku mahasiswa magang di studio tersebut. BE Behance.net/damaiarungsamudra IG @dammksy

Kenapa Anda memilih untuk magang di SUNVisual? Saya memilih SUNVisual sebagai tempat magang karena dua alasan. Pertama, saya ingin mendapatkan pengalaman bekerja di suatu studio desain grafis bersama sebuah tim desain. Kedua, saya sering mendengar reputasi SUNVisual sebagai studio yang sudah profesional, berdiri cukup lama, dan memiliki sistem kerja yang cenderung rapi dan disiplin.


Saya rasa sepahit-pahitnya feedback yang didapatkan, memang diperlukan untuk menghasilkan sebuah karya 17

yang layak dan sesuai dengan standar industri -Damai Arungsamudra Bagaimana perasaan Anda ketika magang di SUNVisual? Awal memulai kerja magang, saya merasa semangat dan sangat siap untuk bekerja dalam proyek desain. Little did I know, ternyata flow kerja di SUNVisual sangat cepat dan kuantitas proyek yang dikerjakan oleh satu desainer dalam satu waktu cukup banyak. Sekarang saya tahu bahwa pekerjaan yang diberikan SUNVisual merupakan jumlah yang normal untuk studio desain. Sehingga beberapa minggu pertama saya merasa cukup kewalahan dan kesulitan untuk menyesuaikan diri dengan kecepatan kerja di studio,

tapi untungnya saya berhasil beradaptasi setelah beberapa waktu. Di samping itu semua, bekerja di SUNVisual cukup menyenangkan dan menantang di waktu yang bersamaan karena para senior sangat terbuka dan jujur dalam memberikan feedback. Saya rasa sepahit-pahitnya feedback yang didapatkan, memang diperlukan untuk menghasilkan sebuah karya yang layak dan sesuai dengan standar industri profesional. Saya belajar banyak sekali hal yang tidak diajarkan di universitas mulai dari proses menentukan konsep desain hingga teknis software desain.

Masterpiece E-Magz #2

profesional.


Bagaimana suka duka Anda ketika magang di SUNVisual?

18 Masterpiece E-Magz #2

Duka magang di SUNVisual seperti yang sudah disebutkan sebelumnya, saya mendapatkan banyak feedback yang “blak-blakan� dari rekanrekan desainer dan creative director di studio. Selain itu, saya juga sempat merasa kesulitan untuk menyesuaikan diri dengan kecepatan dan flow kerja di SUNVisual. Seperti tidak terbuka untuk bertanya dan tertinggal dalam beberapa proyek. Setelah beberapa waktu, saya merasa lebih dapat menyesuaikan diri dengan pace kerja, flow kerja, dan lebih terbuka terhadap kritik. Pada akhir periode kerja magang ketika saya sedang menulis laporan magang, saya menyadari bahwa semua yang saya kerjakan selama melaksanakan kerja magang di SUNVisual tidak mungkin saya lakukan sebelumnya. Di saat itu saya merasa bahwa saya telah belajar banyak sekali hanya dalam waktu yang cukup singkat.

Di samping itu semua juga saya merasa senang karena semua rekan kerja di SUNVisual dari creative director, project manager, account executive, dan desainer-desainer senior sangat terbuka dan memperlakukan saya dengan baik. Saya juga bersyukur karena saya diperlakukan secara setara dengan desainer lainnya (tidak mendapatkan perlakuan khusus hanya karena saya anak magang) sehingga saya benar-benar mengalami bekerja dalam sebuah proyek desain dan berhubungan dengan klien. Terakhir, magang di SUNVisual sangat menyenangkan karena walaupun jam kerjanya ketat dari jam 9, tetapi kami selalu pulang tepat waktu di jam 5.


Bagaimana suka duka Anda ketika magang di SUNVisual? Untuk job desc spesifik sebenarnya bervariasi di setiap proyek yang dikerjakan

Bagaimana tahapan kerja di SUNVisual? Tahapan kerja di SUNVisual selalu dimulai dengan rapat internal dimana CD dan AE menjelaskan brief sebuah proyek kemudian mendelegasikan desainer untuk mengerjakan proyek tersebut. Umumnya akan dipilih satu sampai tiga desainer, tergantung skala proyek. Kemudian desainer diminta untuk menentukan konsep desain dan moodboard. Konsep dan moodboard ini diharapkan

untuk setidaknya berlandaskan pada riset (sederhana). Riset dapat kita lakukan melalui sumber pustaka yang ada di studio (studio SUNVisual memiliki banyak sekali buku) atau referensi online. Setelah konsep visual dan moodboard disetujui oleh CD, desainer akan mulai mendesain konsep visual yang akan dipresentasikan/di-propose kepada klien. Konsep ini sudah semirip mungkin dengan hasil akhir produk yang

Masterpiece E-Magz #2

seperti mengerjakan konsep visual buku, laporan keuangan perusahaan, collateral pameran, dan lain-lain, tetapi secara umum selalu dilakukan proses desain, asistensi, dan revisi kepada CD.

19

Tanggung jawab saya selama magang meliputi pekerjaan konsep desain yang akan diajukan ke klien, membantu mengerjakan aset/collateral dari proyek yang sedang dikerjakan oleh desainer senior di studio, mengikuti rapat internal rutin bersama Account Executive (AE) dan Creative Director (CD), dan melaporkan pekerjaan kepada CD secara rutin.


diharapkan, anggap saja 75% dari hasil akhir. Ketika klien sudah menyetujui, desainer baru akan melanjutkan proses desain konten. Selama proses desain, kami akan melakukan asistensi kepada CD, dan CD akan memberikan feedback.

Apabila perlu akan dilakukan perubahan terhadap karya desain. Proses ini terjadi berulang-ulang sampai mendapatkan hasil yang diharapkan.

20 Masterpiece E-Magz #2

Bagaimana tahapan kerja di SUNVisual? Ada dua proyek yang paling berkesan. Yang pertama berkesan karena saya merasa mengalami sangat banyak kendala dan yang kedua berkesan karena skala proyek besar dan dapat berinteraksi langsung dengan klien. Yang pertama adalah proyek desain konsep visual Annual Report Campina 2019. Pada proyek ini saya mengalami kesulitan dalam menentukan gaya visual yang sesuai dengan mood sehingga proses asistensi memakan waktu yang sangat lama (sekitar tiga minggu) sampai akhirnya baru dapat memulai proses desain.

Setelah konsep visual dan moodboard disetujui oleh CD, desainer akan mulai mendesain konsep visual yang akan dipresentasikan/ di-propose kepada klien. Konsep ini sudah semirip mungkin dengan hasil akhir produk yang diharapkan, anggap saja 75% dari hasil akhir. Ketika klien sudah menyetujui, desainer baru akan melanjutkan proses desain konten. Selama proses desain, kami akan melakukan asistensi kepada CD, dan CD akan memberikan feedback. Apabila perlu akan dilakukan perubahan terhadap karya desain. Proses ini terjadi berulang-ulang sampai mendapatkan hasil yang diharapkan.


Apa proyek yang paling berkesan ketika magang di SUNVisual? Bisakah diceritakan lebih lanjut?

Masterpiece E-Magz #2

Setelah memulai proses desain, saya masih mengalami kesulitan dalam menentukan konsep layout dan konsep infografis untuk konten annual report. Proyek korporat seperti ini terasa baru dan sangat asing untuk saya. Setelah dibantu dan dibimbing oleh teman-teman di studio akhirnya saya berhasil membuat karya yang disetujui oleh CD. Ironisnya, dari dua konsep visual AR Campina yang dikerjakan oleh saya dan desainer senior di SUNVisual, konsep saya dipilih tetapi saat itu periode kerja magang saya sudah selesai.

Yang kedua berkesan karena skala proyek besar dan dapat berinteraksi langsung dengan klien. Ialah proyek Pameran dan Peluncuran Buku Perempuan yang Tak Bisa Dieja. Proyek ini berkesan karena saya merasa berguna dan membantu desainer senior di kantor. Pameran ini dilaksanakan di Museum Nasional sehingga saya merasa senang dilibatkan dalam proyek berskala cukup besar. Saya juga bersyukur karena mendapatkan kesempatan untuk ikut bertemu dengan klien proyek ini yang cukup ternama yaitu Vera Anggraini, Darwis Triadi, dan Sapardi Djoko Damono. Selain itu, pada proyek ini, karya yang saya kerjakan diproduksi dan itu membuat saya senang.

21

Ada dua proyek yang paling berkesan. Yang pertama berkesan karena saya merasa mengalami sangat banyak kendala, ialah proyek desain konsep visual Annual Report Campina 2019. Saya mengalami kesulitan dalam menentukan gaya visual yang sesuai dengan mood sehingga proses asistensi memakan waktu yang sangat lama (sekitar tiga minggu) sampai akhirnya baru dapat memulai proses desain.


22

Masterpiece E-Magz #2


23

Masterpiece E-Magz #2 01 Masterpiece E-Magz #1


Tutorial

24 Masterpiece E-Magz #2

Know-How Membuat Shading yang Menarik Oleh Tolentino, S.Ds.,M.M.- Dosen Universitas Multimedia Nusantara ED

Queenshell Lovevinca

Dari dua objek di atas, mana yang lebih menarik warna pencahayaannya? Dalam artikel ini kita

shading suatu objek pada

akan membahas dan

pencahayaan normal

coba memahami proses

(daylight). Ketika proses


shading, kebanyakan orang terjebak menentukan nilai gelap terang suatu warna hanya dengan mengubah nilai brightness dari warna tersebut. Hasilnya adalah 25

objek jadi terlihat kurang menarik. Cahaya daylight 5500-6500 K, dan jika kita melihat dari gambar diatas, warna cahaya yang dihasilkan agak kebiruan, sehingga apabila kita mengaplikasikannya ke dalam gambar, warna objeknya akan menjadi seperti bola yang disebelah kanan. pada gambar diatas, bagian highlight

CR

Au-

(daerah yang mengarah ke sumber cahaya) warna akan lebih hangat, saturasi berkurang dan lebih terang dalam setiap tahapannya. Sementara bagian shadow warna menjadi lebih dingin, saturasi bertambah dan lebih gelap.

Kalian bisa mencoba memilih

hue maka kita juga merubah

warna shading tidak han-

temperatur warna shading.

ya merubah brightness saja,

Selamat mencoba dan berlatih

tetapi juga memainkan peru-

teknik ini di rumah masters!

bahan hue. Dengan merubah

Masterpiece E-Magz #2

memiliki temperatur antara


Tutorial

26

Cara Mudah dan Menyenangkan Belajar AE!

Masterpiece E-Magz #2

Bagi kalian mahasiswa desain pasti sudah tidak asing lagi dengan aplikasi Adobe After Effect. Nah berikut Masterpiece merangkum beberapa tempat untuk mempelajari atau memperdalam ilmu kalian dalam menggunakan AE secara mudah dan menyenangkan, check it out!

Motion Design School Youtube Motion Design School

Channel Youtube ini berisi video-video ini berdurasi sekitar 1 menit yang memuat tips and trick dan tutorial After Effect bagi para animator pemula. Oleh karena penyajiannya tersebut, para pelajar dapat mempelajari video-video di channel ini dengan

cepat dan mudah memahami skill yang diajarkan. Bagi kalian yang berminat di bidang animasi 3D, ada juga video tentang pembuatan animasi 3D dengan software Cinema 4D yang bisa kalian pelajari.

Sumber: youtube.com


27

Ben Marriott Youtube Ben Marriott

Di sini para pemula dapat mempelajari cara membuat efek-efek pada animasi After Effect dan video yang berdurasi sekitar 7-20 menit ini akan dibina oleh Ben Marriott, seorang freelance motion designer dan illustrator di Sydney, Australia. Video-video ini mengajarkan tentang bagaimana cara membuat smooth transitions, character animation, looping background dan sebagainya dengan menggunakan After Effect. Selain itu, channel ini juga memiliki video-video tutorial Adobe Illustrator dan Adobe Photoshop.

Masterpiece E-Magz #2

Sumber: youtube.com


28 Masterpiece E-Magz #2

Sumber: youtube.com

School of Motion Youtube Motion Design School

Di sini, banyak hal yang akan dibahas mulai dari AI, AE, Photoshop Blender dan aplikasi desain lainnya. Dapat dikatakan mirip seperti Crash Course, tetapi lebih berfokus kepada animasi dan desain. Channel ini memiliki 9 playlist, tetapi untuk calon animator pemula seperti kita bisa memulainya dari Photoshop Animation Series dan 30 Days After Effect. Setiap videonya memakan waktu yang cukup lama sekitar 30 menit sampai satu setengah jam. Tidak usah khawatir jika kalian yang lebih memilih video singkat, karena mereka juga menyediakan Quick Tips dan juga 10 Days, 10 Teachers, 10 Tips untuk kalian tonton.


29

Percolate Galactic Youtube Percolate Galactic

Percolate Galactic merupakan studio animasi asal Indonesia yang lebih dikenal karena menciptakan banyak short movies. Namun disisi lain, mereka juga menciptakan satu video tutorial animasi yang bisa kita temukan di Youtube dan IGTV berjudul “Jelas-Jelas Kelas”. Mereka mengajarkan tutorial basic animation menggunakan Adobe Photoshop berdurasi 19 menit yang dipandu oleh animator mereka, Yujin Sick. Selain mendapatkan ilmu mengenai dasar animasi yang mudah dipahami, “kelas” ini juga lebih menyenangkan karena diselingi dengan lelucon-lelucon ringan dan motivasi yang menyemangati para pelajar.

Selamat belajar bagi kalian pegiat animasi! Ingat, video-video ini memang membantu kita sebagai animator pemula, tetapi kesabaran dan ketekunan tetap dibutuhkan untuk mendapatkan hasil yang maksimal.

JUR Fatha Zakiya & Michelle Gunawan ED Queenshell Lovevinca

Masterpiece E-Magz #2

Sumber: wearepercolate.com


Tutorial

30

Mengenal Storyboard dan Kunci dalam Pembuatannya

Masterpiece E-Magz #2

Hola Masters! Pada kesempatan kali ini kalian akan mendapatkan pengetahuan lebih seputar dunia animasi terutama mengenai storyboard langsung dari pakarnya, yaitu Yulio Darmawan yang merupakan alumnus Universitas Multimedia Nusantara, Jurusan Animasi tahun 2016. Ia merupakan founder dan creative director di Studio Arkala, salah satu karyanya adalah “Wonderful Indonesia, Land of Wanders� dan juga dosen ITCGI paruh waktu untuk jurusan animasi di UMN. Sebelum membahas terlalu jauh, kita akan memulai dengan pertanyaan terbesar dalam bahasan ini, sebenarnya apa itu storyboard? Storyboard adalah runtunan gambar berurutan yang digunakan sebagai acuan pre-visualizing dalam animasi, motion graphic dan film. Untuk film, storyboard lebih digunakan sebagai acuan shooting namun dalam

animasi, storyboard memegang peranan begitu besar. Keberadaan storyboard menjadi penting dalam proses pengerjaan suatu karya animasi karena selain menjadi acuan majunya cerita, storyboard digunakan untuk menjadi perkiraan pengeluaran budget dan waktu. Walau tidak akurat, hal tersebut sangat membantu. Dalam dunia animasi, proses preproduction yang dilakukan berupa pengumpulan ide, penyususnan skrip, pembuatan storyboard, kemudia barulah anggota dibagi untuk mengerjakan tugas utama lainnya seperti character design, conceptor, dan lain-lain. Storyboard sendiri harus dikerjakan secara cepat karena ialah pondasi dari animasi. Animasi baru akan busa dimulai jika storyboard sudah direvisi secara matang.


Setiap negara atau bahkan studio memiliki template storyboard masing-masing. Walaupun demikian, seluruh storyboard yang dihasilkan memiliki beberapa kesamaan yaitu.

yang tidak detail (karena 02 Gambar akan direvisi pada akhirnya), tetapi menggambarkan situasi atau suasana yang dimaksud.

03 04 05 06

Gambar tidak berupa stickman, setidaknya ada volumenya. Mampu merekam gestur karakter dan pergerakan untuk proses menjadi animasi. Khusus untuk animatic storyboard, voice over harus disesuaikan dengan gerakannya. Memiliki value (titik terang gelap) yang jelas.

1. Perbanyak menonton film dan animasi 2. Berlatih menggambar secara cepat 3. Banyak melakukan figure drawing 4. Perbanyak frekuensi membaca skrip 5. LATIHAN! LATIHAN! LATIHAN! Kalian juga dapat membuka Pixar in the Box di situs Khan Academy, yang membahas semua hal mengenai storytelling dan storyboard yang perlu kalian ketahui. Dalam Pixar in the Box terdapat kelas gratis yang bisa ikuti dan tips-tips dalam animasi yang diberikan oleh orangorang profesional dari Pixar itu sendiri.

Kita tidak akan tahu kemana arah kita, karena itu telan aja semuanya dulu!

- Yulio JUR Fatha Zakiya & Queenshell Lovevinca ED Sean Richard

Masterpiece E-Magz #2

Storyboard harus memiliki nama shot, jumlah frame, jumlah scene, dan jumlah shot.

31

01

Setelah mengetahui apa dan bagaimana proses pembuatan storyboard, ada juga tips untuk membuat storyboard yang baik, seperti berikut.



33

Masterpiece E-Magz #2


34

Masterpiece E-Magz #2


35

Masterpiece E-Magz #2


36

Masterpiece E-Magz #2


37

Masterpiece E-Magz #2


38

Masterpiece E-Magz #2


39 Masterpiece E-Magz #2


01

Masterpiece E-Magz #2


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.