2 minute read
LOVE YOURSELF
from AKSSI EDISI 16
Bentuk Tubuh Bukanlah love yourself
Parameter dari Kecantikan
Advertisement
Sudah bukan rahasia umum lagi jika setiap orang begitu memperhatikan bentuk tubuhnya. Setidaknya hal itu berlangsung hampir setiap hari ketika mereka sedang menatap pantulan dirinya di cermin. “Kok tubuhku gemuk?” “Kenapa hidungku gede, sih?” “Ah, kenapa wajahku tidak putih seperti idol-idol Korea?” Awalnya mereka hanya memberikan penilaian negatif atas tubuhnya sendiri, tetapi lama-kelamaan berlanjut membandingkannya dengan tubuh orang lain hingga tanpa sadar tindakannya telah merujuk pada istilah yang disebut dengan body shaming.
Apakah yang dimaksud dengan body shaming? Body shaming adalah istilah yang mengacu pada kegiatan mengkritik dan mengomentari secara negatif terhadap fisik, penampilan, dan citra diri sendiri maupun orang lain. Selain mengkritik tubuh sendiri, mengkritik penampilan orang lain baik secara sembunyi-sembunyi maupun terang-terangan juga termasuk body shaming loh Smanesanians… Meskipun dianggap sepele, namun body shaming bisa mempengaruhi kepercayaan diri seseorang baik pria ataupun wanita. Tetapi ironisnya, beberapa dari kita masih menganggap bahwa body shaming hanyalah sebuah candaan belaka. Contohnya ketika si A melempar candaan kepada si B yang bertubuh gemuk. “Eh, badan lo kok lebih gendutan sih? Eh bukan gendutan, deng. Cuma dari jauh udah kelihatan hehehe…” Si body shamers (sebutan untuk orang yang melakukan body shaming) tidak berfikir apabila body shaming yang ia anggap sebagai candaan bisa membuat korban merasa kurang percaya diri hingga berupaya keras mengubah tubuhnya. Bahkan korban kerap kali dicap mudah baper dan sensitif apabila disinggung mengenai “candaan” si body shamers. Itulah sebabnya, body shaming menandakan seseorang belum dewasa.
Sebuah survey menyebutkan bahwa sebanyak 93% wanita dan 83% pria mengungkapkan ketidakpercayaan atas dirinya sendiri akibat body shaming yang dilontarkan orang-orang di sekitarnya. Tetapi diantara keduanya, kaum wanitalah yang cenderung lebih bisa dipengaruhi body shaming. Karena beragam alasan mereka mudah terpengaruh sehingga tidak percaya diri dengan tubuh yang ia miliki. Pemikiran negatif itu terus terjadi berulang-ulang sehingga membuat seseorang semakin berusaha mengubah bentuk tubuhnya menjadi apa yang menurutnya cantik. Tidak jarang mereka juga mengalami depresi, menyakiti dirinya sendiri, hingga berniat bunuh diri. Padahal cukup dengan bersyukur dan mencintai diri sendiri, kita terhindar dari segala kemungkinan negatif yang merugikan.
Pada dasarnya semua wanita terlahir cantik. Cantik itu relatif dan bentuk tubuh bukan merupakan parameter dari kecantikan. Perempuan bukanlah barang yang dapat dibedakan berdasarkan jenis, bentuk, dan penampilannya. Setiap orang pasti memiliki daya tariknya sendiri. Oleh sebab itu bentuk tubuh tidak boleh dianggap sebagai suatu tekanan untuk tampil cantik. Percayalah, seseorang yang bahagia menerima dirinya sendiri dan bersyukur atas apa yang ia miliki akan mendapatkan salah satu aspek cantik yang sesungguhnya yaitu inner beauty atau cantik dari hati. Lagipula jika semua manusia di dunia mempunyai fisik yang selalu sempurna, dunia akan terlihat membosankan, ‘kan? Lain halnya dengan manusia yang diciptakan dengan keberagaman. Selain karena keberagaman itu indah dan patut kita syukuri, kita juga terdorong untuk saling menghargai sesama manusia. Jadi tunggu apalagi? Yuk mulai bersyukur dan stop body shaming!
Oleh : Amelya Haniif