INTERMEZZO
Fb
In
Tw
MENCANDU MEDIA SOSIAL buku, Celyne, dan temannya untuk maju ke depan. Bu Dela : “ Oke ibu paham masalahnya, untuk hari ini kita akan belajar tentang penggunaan Handphone saja, karena materi pelajaran matematika juga sudah selesai.” Seluruh murid pun teriak senang dan kembali hening. Bu Dela : “Sekarang bisa dijelaskan kenapa kalian berdua, Celyne dan Tania mengatakan bahwa remaja zaman sekarang harus bawa handphone kemanapun.” Celyne pun menjawab dengan sedikit ragu “Ee.. ya.. anu, Bu. HP itu kan penting banget, semua kebutuhan kita ada di HP, ee.. jadi ya aneh aja kalo remaja sekarang gak bawa HP,” “Iya, Bu. Bener. Saya aja bingung kalo HP saya tertinggal,” sambung Tania. Bu Dela : “Baik, Ibu terima penjelasan kalian. Lalu apa tanggapanmu Naila (si Kutu buku)?” “Mmh.. menurut saya, Bu. HP itu tidak terlalu penting, Bu. HP bisa merusak pribadi seseorang, Bu.” Ujar Naila. Naila adalah salah satu anak yang paling tidak suka dengan modernisasi, atau hal apapun yang sekarang menjadi mendunia. “Huu, kampungan,” celetus salah satu murid dipojok kelas. Di suatu pagi sebelum bel masuk sekolah berbunyi, muridBu dela : “Sudah-sudah, yaa Ibu paham. Begini anak-anak, murid SMAN 3 Blitar masih bersantai di koridor kelas dengan memang betul kata Celyne. Zaman sekarang HP adalah salah satu memandangi layar gawainya. Saat semua sedang asik-asiknya barang yang sangat penting, semua kebutuhan dan kepentingan bermain gadget, ada satu anak yang sama sekali tidak pernah kita, bisa disimpan di HP, kita bisa browsing, kita bisa tau sesuatu memegang smartphone selama di kelas, melainkan buku, buku, dan juga dari Handphone. Tapi, semua itu punya batasan, kita juga hanya buku yang ada ditangannya. Anak itu biasa disebut si Kutu tidak boleh menggunakan HP berlebihan, menggunakan di luar buku, saat si Kutu buku berjalan masuk kelas, tiba-tiba ia dihadang fungsi baiknya, contohnya HP dijadikan tempat menyebar hoaks, oleh 2 anak hits di depan pintu kelas. digunakan untuk menggibah aib seseorang, digunakan untuk Celyne: “Eh ada si Manusia purba kutu buku, nih!” menonton film di YouTube hampir seharian, itu tidak baik. Sekarang Teman Celyne : “Zaman sekarang mana ada sih remaja yang begini, Ibu mau tanya sama Naila. Naila kalau misalkan dikasih ga punya handphone. Ya gak, Lyn? Kasian deh gue.” tugas dari guru dan tugasnya diberi waktu pasti Naila selalu Dengan beraninya si kutu buku menyeletuk, “Kenapa? Gue ngumpulin di akhir. Ibu mau tanya kenapa kok seperti itu?” punya handphone kok, tapi gw tau batas penggunaanya. Gak Naila : “Ya kan saya mencari cara dan mengerjakan rumusnya, kayak kalian kemanapun dimanapun HP mulu yang dipantengin.” cari di buku ini, itu, Bu.” Celyne dan temannya pun kaget dengan jawaban si Kutu buku. Bu Dela : “Nah, makan waktu lama kan? Berbeda dengan Akhirnya seisi kelas pun ricuh dengan ejek-ejekan dan debat. Ada Tania, dia kalau diberi tugas dengan waktu pasti lumayan cepat, yang berpihak di kubu anak hits dan ada juga yang memihak si karena ibu tau dia pasti browsing di internet. Jadi, handphone itu kutu buku. juga punya banyak manfaat, sekarang bukan zamannya literasi Tiba-tiba bel masuk sekolah pun berbunyi, dan kelas itu masih melalui buku-buku tebal, cukup dengan mencari video penjelasan saja berdebat tanpa memperhatikan bahwa sekarang sudah di YouTube atau artikel di Google kita bisa mengetahui, jadi bisa waktunya jam pelajaran. Bu Dela, seorang guru matematika belajar dimanapun. Tapi ingat gunakan candu kalian terhadap pun masuk kelas dengan raut wajah kaget sedikit geram karena Handphone dan sosial media dengan baik, candu untuk belajar, kegaduhan di pagi hari itu. Dono si Ketua kelas pun menyadari candu untuk menambah wawasan, bukan candu menggibah, candu dan akhirnya menenangkan suasana kelas dan menyuruh murid- menebar hoax.” murid duduk ditempatnya masing-masing untuk bersiap memulai Naila pun tercengang mendengar penjelasan Bu Dela, “Benar pelajaran. juga, bahwa kita bisa punya jalan pintas untuk belajar menggunakan Bu Dela : “Selamat pagi anak-anak, seharusnya pagi ini menjadi Handphone. Bukan hanya pintar, tapi juga harus cerdas dalam pagi yang cerah, tapi kenapa kelas ini suasana nya membuat saya belajar”, gumamnya. Tania dan Celyne pun juga sadar bahwa sangat panas? Ada kegaduhan apa dikelas ini?! Celyne? Dono? kecanduan mereka terhadap Handphone harus degera dibatasi, Bisa menjelaskan?” jangan sampai candu bermain HP mengakibatkan mereka lupa Seisi kelas pun langsung hening, Celyne dan temannya saling dengan waktu dan lingkungan sekitar. sikut menyikut karena takut untuk menjelaskan. Akhirnya Dono sebagai ketua kelas pun berdiri dan menjelaskan dengan singkat Writer: Zalfaa’ Putri Arfiliesia (X MIA 2) apa yang baru saja terjadi. Akhirnya Bu Dela menunjuk si Kutu
“Candu sosmed tak seindah candu senyummu” 44
PIONEER #24