MAJALAH XPRESS#22

Page 1

A


B


1


2


3

3


44


5


6


7


8 8


9


10


11

11


12


13


14


15


1616


17


18


19


20


21


22


23

23


24


25


26


27


PENYEMBUH LUKA Oleh: Kristina Elvani Putri Cahayani Semburat jingga terlukis di horizon, senja memiliki makna yang dalam bagi gadis berkulit putih penuh memar yang ia tutupi dari semua orang. Senjalah yang senantiasa menemani sorenya, tempat keluh kesah dan bernafas lega selayaknya gadis pada umumnya. Kata orang-orang gadis itu aneh, hidupnya tertutup, menjauhi kerumunan disebut juga Anti Social. Dia cantik kata orangorang lainya, mata tegas dan semburat kecoklatan mengkilat sekaligus mempesona, hidung mancung, bibir tipis melengkung cantik nyaris sempurna. Namun, Tuhan sang pencinta alam semesta selalu menciptakan manusia dengan kelebihan lengkap pula dengan kekurangan. Memang benar gadis itu cantik, tapi karena itu juga ia dibenci dunia. Dia adalah korban dari kesalahan kedua orang tuanya, disebut pendosa, pembawa sial keluarga, mengotori nama lingkungan, disebut aib kotoran yang harus dimusnahkan itu sudah menjadi biasa baginya.

kepada neneknya, yang kini sudah tenang di pangkuan Tuhan sang pencipta alam semesta beserta isinya. Tinggalah dia seorang dengan luka dalam hati, beserta goresan-goresan yang tertera di sekujur tangan dan kaki bahasa latinya Self Injury. Mungkin kalian akan berfikir dia gila tapi dia tidak. Rusaknya mental belum tentu gila. Dia hanya butuh kasih sayang, dekapan, dan kehangatan. Melakukan hal itu adalah kepuasan bagi Anandira. Dia merasa setidaknya luka yang terlihat di depan mata walau pernah namun, tak seberapa dengan luka di hatinya.

Kenapa haris dia yang menjadi korban? Dia tak tau apa pun. Bukankah bayi lahir tanpa dosa, masih bersih, suci dan begitupun dengan dia, kenapa? Kenapa kesalahan orang tuanya bisa berpengaruh padanya? Ibu dan ayahnya yang berdosa kenapa harus dia yang dihukum? Namun, bukanlah hal yang tabu bahwa perzinaan memang tidak bisa ditoleransi. Agama jelas menentang hal tersebut. Bahkan, Tuhan akan murka dengan hal itu. Belum lagi dikucilkan dari lingkungan, bukan suatu yang baru untuk itu, cibirin, makiam, hinaan semua terucap dengan gamblang oleh mereka, menjadikan hukuman seumur hidup. Lantas kenapa tidak di hukum mati saja, rasa sakit ini lebih sakit lagi dari kematiam. Dia tidak bisa memilih untuk dilahirkan dengan rupa bagaimana, juga tidak memilih mau dilahirkan oleh siapa, tidak memilih pula hidup di lingkungam seperti apa.

Hari ini Anandira pergi ke sekolah, sedikit berbeda karena hari ini hari kelulusannya di SMA CAKRA. Dia memakai baju peninggalan almarhum neneknya, baju kebaya dengan kain jarik sebagai bawahan sederhana namun elegan. Mungkin ini tidak mahal atau tidak dibeli di toko yang besar dangan brend yang terkenal. Namun baju ini dibuat dengan penuh kasih oleh tangan yang keriput pertanda semakin menua. Kebaya itu berwarna lilac, senada dengan sepatu yang ia kenakan. Dia menabung dari hasil bekerja untuk membeli sepatu itu yang kelihatan murah, tapi tidak dengan Anandira. Dia berdiri dan menatap pantulan dirinya di kaca jendala, cantik gumamnya ditambah dengan kain panjang menutup kepalanya, hijab namanya, sekaligus kebanggaannya bahkan mahkotanya setelah ia sadar Tuhan bersamanya, dikala orang membeci, dikala orang jijik, dikala orang menghidar dan membuangnya. Namun tidak dengan Tuhan, yang senantiasa bersamanya. Dan satu hal lagi, Tuhan memberikan aku cahaya baru, memberiku pengalaman hidup, rasa sakit ujian dan banyak lagi. Namun dia tidak lupa memberikan aku seorang sahabat yang mau menemaniku, membagi luka, dan seorang yang diutus Tuhan sebagai penyembuh luka.

Anandira Arunnika Sekar Dewantara, gadis yang memiliki segunung luka dalam hatinya, kehampaan terus menerpanya. Dari dulu dia tinggal sendiri di rumah dengan bangunan cukup tua dan sempit namun bisa menampung dirinya dengan neneknya. Ternyata Tuhan lebih sayang

Revandika Prahaswara, laki-laki dengan rupa mungkin kata orang biasa saja tidak ada kerenkerenannya sama sakali, dan bahkan orang selalu bilang sok baik lah, sok sholeh, dikatakan sok gak punya dosa dan lain-lain. Dia memiliki luka juga, luka karena ia dirundung sanak keluarganya

2828


sanak keluarga yang ikut hadir dalam acara kebahagianya nanti.

sendiri, dijauhi keluarga, sosoknya tidak diharapkan oleh keluarga. Dia laki-laki yang sangat baik, dia terlihat selalu bahagia namun nyatanya di hatinya ada luka. Kenapa aku bilang dia baik? Sebenernya baik kata Anandira sedikit berbeda dan kata orang lain pun demikian. Sebenernya orang baik itu yang seperti apa? Jadi, Revan adalah seorang anak laki-laki dari kalangan menegah ke atas, keluarganya cukup kaya, dan terkenal dermawan yang nyatanya itu semua hanya image dunia maya, Revan memiliki seorang kakak yang selalu jadi kebanggaan keluarga, dan dia terlupakan, dibenci, dan tidak diharapkan. Dia terpaksa bekerja awalnya. Namun kini ia tulus bekerja demi dirinya sendiri untuk menghidupi dirinya sendiri pula, punya keluarga namun tidak terlihat. Dia sosok pekerja keras, jujur, lembut, yang terpeting good atitude, good akhlak, good ibadah. Itulah dia sosok yang dikagumi Anandira.

Acara wisuda telah usai, kini sosok Anandira menyiapkan makanan ringan untuk disajikan kepada keluarga Revan. Jantungnya berasa mau keluar dari tubuhnya, tak sabar menanti hari itu. Ketukan terdengar dibalik pintu menandakan ada tamu. Dia pikir Revan dan keluarganya, tapi sosok itu membuat ia terkejut, sosok yang ia rindukan. Sosok yang ia harapkan untuk menjadi saksi pernikahan, sosok ayah kini berdiri diambang pintu tersenyum menatap sang putri penuh kasih. Lalu datanglah keluarga Revan tanpa Revan. Anandira sedikit terkejut kenapa Revan tidak datang. Lantas beberapa menit kemudian datang lah sosok yang dinanti semua orang dengan balutan jas yang sama dengan yang ia kenakan waktu wisuda tadi. “Maaf saya telat, tadi ada sidikit masalah di caffe” Iya setelah Revan dan keluarganya akur, Revan mendirikan caffe.

Kini Anandira telah sampai. Ia mengedarkan padangan ke seluruh penjuru aula mencari sosok yang ia kagumi, sahabatnya sendiri. Netranya tertuju pada suatu titik. Ia melihat Revan berdiri memberi salam kepada para guru, dengan balutan jas dan dasi yang tertengger rapi di kerah kemeja putih yang ia kenakan, tampan gumam Anandira. Balutan itu sangat cocok dengan Revan. Dengan wajah yang masih terkagumkagum Anandira tidak menyadari ada anak kecil menghampirinya, membawa sepuncuk surat yang deberikan kepadanya.

Semuanya berjalan lancar hari ini ia berbelanja bersama Hana istri dari Ahmad kakak Revan. Ia juga pergi bersama Revan dan Ahmad, dengan barang belanjaan yang banyak keempatnya pun lelah memutuskan untuk pergi ke taman agar sedikit segar. “Kak, aku izin beli minum, kakak titip sesuatu?” Pamit Anandira kepada Ahmad. Ia pergi setelah mendapat izin dan daftar pesanan dari kakaknya.

“ Untuk Anandira

Di ujung jalan Bus berjalan dengan pontangpanting menandakan pengemudi kehilangan kendali. Bus melaju cepat menuju Anandira yang sedang menyebrang sambil menelfon dari dahinya yang berkerut pasti itu kaadan yang genting. Revan memekik, meneriaki Anandira, dan Ahmad serta Hana yang masih terperangah dengan suasana yang terjadi. Teriakan para warga tidak di dengarkan oleh Anandira, sampai.....

Assalamualaikum. Selamat hari kelulusan, makasih telah menjadi sosok Anandira, karena kehadiranmu, Ayah, Ibu, Kakak hatinya luluh kini mereka menyayangiku. Terimakasih telah memberiku kekuatan, terimakasih telah hadir menjadi sosok gadis cantik, baik hatinya lembut tutur katanya. Terimakasih telah menjadi bagian dari diriku, makasih telah memberiku kesempatan menjadi seorang yang membuat kamu tersenyum. Teruntuk Anandira Arunnika Sekar Dewantara, akhiri penantianmu dan jadilah teman sehidup sematiku, menjadikan alasan untuk aku hidup, bahagia, dan menagis. Tunggu aku bersama keluargaku d irumah, maka aku kan meminangmu dengan Surah Al-Rohman.

Break!! Suara tubrukan mengema disetiap sudut. Diikuti tubuh yang terlempar beberapa meter. Dari tabrakan yang terjadi, banyak darah menggenang di jalan. Disusul dengan teriakan warga dan segera berkerumun melihat korban. Gadis putih dengan hijab putih kini penuh darah. Menyisakan luka bagi seseorang yang masih terduduk kaku, dengan apa yang terjadi, menepis kenyataan, berharap itu bukan gadis pujaan hatinya yang sebentar lagi akan menjadi miliknya, teriakan Hana dan Ahmad menyadarkan. Tidak ini hanya mimpi pikirnya. Separuh hatinya sudah hancur, sorot matanya sendu. Revan pun terduduk kaku di samping Anandira yang saat ini sudah bertemu dan mengadap Tuhan.

Dari Revan” Tanpa sadar buliran bening keluar dari sudut matanya jatuh menyentuh bumi. Bahagia tentu, tapi juga terasa perih di momen bahagia ini. Siapa yang akan menjadi walinya, siapa yang mendapinginya, dimana sosok ayah yang akan menyerahkan putrinya, dimana seorang ibu yang akan menangisi putri kecil yang akan pergi bersama seorang laki laki dambaannya, dimana

Teriakan, jerit tangis memilukan, 29 29


mencengkam suasana. Ditambah suara sirine ambulan yang memekakkan indra pendengar. Anandira langsung dikebumikan pada saat itu juga. bayang-bayang tentang Anandira terlitas dalam benak Revan layaknya Hologram. “ Aku ingin mati, aku tidak kuat di sini!” “ Mengapa aku dilahirkan, mengapa harus aku?” “ Senja kenapa hidup terasa tidak adil?” Suara-suara itu mengema di indra pendengaran Revan, dia sangat terpuruk, duduk di sudut ruangan, menangis kadang pula menatap sendu foto kecil yang didompetnya, benar itu foto Anandira. Ayah Anandira yang memberikannya. Semingu, sudah semingu Anandira pergi dan kini Revan baru berani datang kemakamnya. Keheningan menerpanya. “Ra, keinginanmu sudah terwujud. Kamu pergi menghadap Tuhan. Rasa sakit yang kamu rasakan telah hilang. Kamu pasti bahagia disini ketemu nenek yang selama ini kamu rindukan. Tunggu aku disana supaya aku bisa selalu ada disampingmu. Tuhan, jaga Anandira dia gadis kuat dan hebat.” Sebaik-baiknya penyembuh hati adalah Tuhan Yang Maha Esa. Jangan bergantung, berharap kepada manusia ciptaan-Nya terlalu berlebihan itu sangat tidak baik. Sebagai pembelajaran, anak tidaklah salah atas kesalahan orang tuanya. Mereka memiliki ikatan tapi bukan berarti anak akan mengikutinya. Anak akan ikut berdosa apabila orang tuanya melakukan dosa. Mereka sama dengan kita memiliki perasaan, mereka bisa terluka, biarkan Tuhan yang memutuskan, kita manusia tidak perlu menghakimi. TAMAT

3030


VIVI DI KAMPUNG VIETNAM Tahukah kalian Kampung Vietnam? Kampung Vietnam adalah sebuah kampung dengan luas 80 hektar yang dulunya digunakan sebagai tempat penampungan pengungsi Vietnam kala terjadi perang saudara di negaranya. Setelah keadaan Vietnam membaik, para pengungsi itu dipulangkan kembali. Namun beredar kabar bahwa sepeninggalan para pengungsi, kampung tersebut dihuni oleh makhuk tak kasat mata. Maka dari itu, banyak orang yang menjadikan Kampung Vietnam sebagai lokasi uji nyali.

yang memang dibangun untuk mengenang kejadian di kampung Vietnam. Vivi mendengar sayup suara tangis. Suara yang tipis namun terdengar miris. Gadis bermata coklat itu lantas mencari-cari sumber suara, namun tak diketemukannya. Merasa dirinya tengah dipermainkan, Vivi beranjak pergi dari tempat itu dan menuju ke musholla. Selepas menjalankan ibadah, ketiga mudamudi tersebut berkumpul untuk menyantap makan malam mereka. “Kalian udah ngeliat hantu belum?” celetuk Vivi.

Salah satu dari banyaknya orang tersebut adalah Vivi. Ia dan 2 orang temannya nekat mengunjungi Kampung Vietnam hanya untuk membuktikan keangkerannya. Sore menjelang malam hari itu, ketiga muda-mudi sampai di tempat tujuan. Rencananya, mereka akan pulang ke rumah pukul 10 malam. Ketiganya melepas penat sebentar dan bersiap menunaikan sholat magrib.

“Hust, kalo ngomong dijaga dong. Ini kan bukan tempat kita.” Omel Maira. “Iya-iya maaf.” “Udah, mendingan kita habisin makanan ini. Setelah itu kita uji nyali.” Ucap Riska yang dijawab oleh anggukan kedua temannya.

“Aku ke musholla dulu ya.” Ucap Vivi kepada 2 temannya.

***

“Tumben rajin.” balas Riska, teman sekaligus sepupu Vivi.

Malam kian larut, namun tekad ketiga anak manusia itu tak pernah surut. Mereka memulai uji nyali dengan Maira terlebih dahulu.

“Biarin.” Jawab Vivi sembari melenggang pergi.

“Mai, kamu duluan ya. Setelah itu aku kemudian Riska.” Kata Vivi.

Memang dasar kepo gadis itu, bukannya langsung ke musholla, Vivi malah berjalan-jalan melihat keadaan sekitar. Hingga tiba di sebuah monumen kemanusiaan

31 31


“Kita uji nyali minimal 10 menit. Kalau ada yang kurang, berarti dia yang akan traktir kita sewaktu pulang dari sini, okey?” lanjutnya yang dibalas acungan jempol oleh kedua temannya. “Semangat ya Mai.” Ucap Riska. Setelahnya, Maira berlalu meninggalkan temantemannya. 5 menit berlalu tak ada hal ganjil terlihat. Hingga di menit ke 9, Maira mendengar suara tangis yang tipis namun miris. Diedarkannya pandangan keseluruh tempat, namun tak juga ia temui seorang pun disana. Tanpa pikir panjang, gadis itu berlari menghampiri kedua temannya.

“Suara cewe nangis, kamu?” tanya Maira. “Kalau aku tadi li-.” Belum selesai Vivi menjawab, terdengar teriakan memekakkan telinga. “Huaaaa huaaaa hantuuu.” Dari kejauhan, Riska berlari sembari berteriak ketakutan. “Ada apaan Ris?” tanya Maira cemas. “Huuh huuh, kita pulang sekarang aja.” Ucap Riska ertai menarik tangan Vivi. “Iya ada apa dulu?” “Nanti aja aku ertain, sekarang kita pergi dari sini.”

“Huuh..huuh...udah 10 menit kan, berarti aku aman dong.” Serunya dengan nafas tersengal-sengal.

“Oke-oke.”

“Iya deh kamu berhasil, selamat ya. Sekarang giliran aku.” Kata Vivi diiringi langkahan kaki menuju tempat uji nyali. Tentu saja tempatnya berbeda dengan tempat Maira. Baru saja sampai, hawa dingin langsung menusuk sampai tulang. Untung saja gadis itu memakai pakaian hangat.

***

Didalam mobil, suasana senyap. Tak ada obrolan tercipta dari ketinganya. Sampai Maira membuka pembicaraan. “Ris, tadi ada apa?”

“Gelap banget disini.” Ucapnya dalam hati Vivi mengedarkan pandangannya hingga berhenti disatu titik, dirinya melihat bayangan hitam melesat kemudian hilang. Mata gadis berambut hitam itu melotot nyaris copot. Ia terdiam memaku sembari merapat doa seingatnya. Hingga tak terasa 10 menit berlalu, Vivi berlari meninggalkan tempat menyeramkan itu.

“Ta-tadi sewaktu aku di tempat uji nyali, aku liat ada cewe. Aku kira itu kamu Vi, karena rambutnya sama-sama panjang dan hitam. Terus aku samperin dia. Aku tanyain kok kamu ngikutin aku, eh dia nggak nyaut. Yaudah aku tarik tangannya. Tiba-tiba dia noleh dan wajahnya penuh darah. Aku merinding dan hampir pingsang di tempat.” “Astaga, serem banget Ris.” Ucap Maira.

Buughh.... “Aww, kok bisa jatuh sih.” Gerutunya, kemudian ia berdiri dan melihat sesuatu di tanah. Tangannya terjulur meraih ertain.

“Berarti kamu nyamain aku sama hantu dong Ris?” gerutu Vivi. “Ya kan aku nggak tau kalau itu bukan kamu.”

“Mengkudu? perasaan nggak ada pohon mengkudu deh.” Ucapnya kemudian ertain berlari ertain temannya. “10 menit pas, ertain yeay.” Serunya puas. “Yayaya, sekarang waktunya miss pemberani yang uji nyali, bye-bye.” Kata Riska.

“Iyain deh.” Saat asik-asiknya bercengkerama, tiba-tiba Vivi yang sedang menyetir hilang fokus. Ia melihat sesosok perempuan dengan wajah berdarah persis seperti cerita Riska tengah berada tepat di depan mobil mereka. Ciiiittt...

“Ati-ati say, ntar dimakan hantu loh.” Ujar Vivi. “Sejak kapan aku percaya hantu?” Riska lantas pergi meninggalkan Vivi dan Maira. “Mai, kamu tadi liat apa?” kata Vivi memulai pembicaraan dengan Maira. “Aku nggak liat sih, erta denger aja.” “Oh ya, denger apa?”

“Aduh, hati-hati dong Vi. Kamu mau kita celaka?” omel Riska. “Li-lihat.” Kata Vivi sembari menunjuk perempuan itu dengan gemetar. “Astaga, i-itu hantu yang tadi.” Seru Riska. Kedua gadis itu panik dan ketakutan, sementara Maira tengah merapal doa seingatnya. Sosok itu kian mendekat hingga hanya berjarak setengah meter dari mobil

3232


kemudian menghilang. Sejak pulang dari Kampung Vietnam, mereka bertiga acap kali mengalami halhal di luar nalar. Mulai dari Maira yang mendengar suara tangis, Riska yang melihat sosok wanita, dan Vivi yang diteror hantu perempuan. 1 minggu berlalu, dan ketiga anak manusia itu kembali berkumpul di rumah Vivi sembari menonton film. “Hari ini kita mau nonton film apa nih?” tanya Maira antusias. “Bumi Manusia, Teman Tapi Menikah, atau Rumah Kentang?” ujar Riska merekomendasikan sejumlah judul film. “Rumah kentang aja deh.” Jawab Vivi. “Oke deh.” Tak ada yang aneh selama film ditayangkan, hingga pada menit ke-30 suasana mendadak mencekam. Hawa dingin entah dari mana masuk menyusup ke dalam tulang. Tiba-tiba Vivi bertingkah aneh. Ia mulai menunduk kemudian menangis. Ya, tangisan miris seperti halnya sosok perempuan tempo hari.

apa ya n g sebenarnya terjadi. “Apa ada larangan yang kalian langgar?”

“Vi, kamu kenapa?” tanya Riska gusar, namun tak ada jawaban.

“Tidak pak, kami hanya beruji nyali satu per satu. Maira mendengar tangisan, Riska melihat sosok, dan saya melihat bayangan kemudian berlari dan terjatuh. Saya tersandung oleh buah mengkudu.”

Tangisan itu kian lama kian menjadi-jadi. Wajah Vivi juga perlahan berubah menyeramkan. “Vi, sadar Vi Istigfar. Vivi sadar!” teriak Riska.

“Lantas?”

“Mai, kamu panggilkan pak ustad sekarang.”

“Buah itu saya simpan pak. Saya pikir itu hal yang langka, karena di tempat itu tidak ada pohon mengkudu.”

“Iya Ris.” Seru Maira sembari berlari menemui pak ustad.

“Itulah sebabnya, di Kampung Vietnam dilarang membawa pulang buah mengkudu yang dijumpai disana. Lebih baik kamu kembalikan mengukudu itu.” Jelas pak ustad.

Tak lama, pak ustad pun datang. “Assalamualaikum, ada apa ini?”

“Astaga Vi, jadi selama ini penyebab kita diteror itu karena kamu bawa mengkudu dari Kampung Vietnam.” Sahut Riska.

“Waalaikumsalam pak. Tolong pak ,Vivi sepertinya kesurupan.” Ujar Riska. “Astagfirullah, ayo kita bawa ke ruang tamu.” Ucap pak ustad.

“Ya maaf, aku nggak tau soalnya.” “Udah-udah nggak usah saling nyalahin. Mending besok kita kesana terus balikin tuh mengkudu.” Ujar Maira.

15 menit sudah pak ustad merapalkan doa untuk menyembuhkan Vivi. Dibantu pula oleh Riska dan Maira. Sepertinya hantu yang berada dalam tubuh Vivi lumayan kuat. Terlihat dari masih banyaknya tenaga untuk melawan ketiga orang tersebut. Setelah usaha yang teramat menguras tenaga, akhirnya Vivi berhasil disembuhkan. Gadis itu terlihat lemas dan berantakan.

Keesokan paginya, mereka berangkat ke Kampung Vietnam untuk mengembalikan buah mengkudu yang dibawa pulang oleh Vivi. Setelahnya, teror terhadap ketiga muda-mudi itupun berakhir. Pesan yang bisa diambil: Saat kita berada ditempat asing, ada baiknya untuk menjaga sikap. Karena saling menghargai bukan hanya antarmanusia saja, tetapi juga antara manusia dengan makhluk lain. (sekar/S3)

“Vi, minum dulu.” Ucap Maria sambil memberikan segelas air. “Makasih Mai.” Balasnya lemah. “Nak Vivi, kalau boleh tau kenapa kamu bisa seperti ini?” tanya pak ustad. “Semingu yang lalu, kami bertiga pergi ke Kampung Vietnam untuk beruji nyali. Setelah pulang dari sana, kami mengalami banyak hal ganjil.” Ujar Vivi memaparkan 33 33


SURGA DI BALIK ALAM MUNJUNGAN Hai sahabat XPRESS, kali ini saya mau memperkenalkan kepada kalian sebuah wisata di Trenggalek tapi lebih tepatnya sih di kecamatan Munjungan. Pasti sebagian sahabat XPRESS sudah tau wisatawisata ini. Namun, sebagian juga pasti ada yang belum tau dong. Berikut ulasannya untuk sahabat semua.

Air Terjun Coban Wonoasri Iya, wisata ini namanya air terjun Coban Wonoasri, yang berada di desa Bangun, kecamatan Munjungan, kabupaten Trenggalek yang memiliki jarak ± 58 km dari pusat kota Trenggalek. Yang begitu luar biasa selain coban ini adalah panorama pemandangan yang berada di sekeliling air terjun ini. Untuk berkunjung ke lokasi ini, tidak usah memikirkan pengeluaran yang banyak. Pasalnya di Coban Wonoasri ini tidak ada tiket masuk dan teman-teman bisa menikmati pemandangan alam yang luar biasa. Jangan takut untuk menuju

mengunjungi coban ini karena untuk sepeda motor bisa diparkir di dekat destinasi ini. Di area ini juga terdapat kamar ganti yang bisa dipakai oleh wisatawan yang datang ke sana. Hal yang bisa dilakukan selain berselfie atau berfoto-foto adalah berenang, tapi dengan catatan harus berhati-hati. Bagi wisatawan yang tidak membawa bekal makanan jangan khawatir ya, soalnya di coban ini sudah tersedia penjual makanan. Kalau masih penasaran dengan wisata ini silahkan dikunjungi. Tidak susah kok untuk mencari wisata yang satu ini. Tapi dimanapun kita berada dan dengan keadaan yang seperti apapun wajib hukumnya menjaga lingkungan ya, dan tidak boleh merusak fasilitas yang sudah disediakan. Ketika wisatawan mengunjungi tempat ini hal yang pasti diucapkan adalah ” i’m happy to be here ” Capek dalam perjalanan pasti terbayarkan jika sudah melihat destinasi wisata yang satu ini.

Pantai Kebo Saat ini di Trenggalek terdapat salah satu wisata pantai yang mulai diserbu wisatawan lokal Trenggalek, yakni wisata Pantai Kebo yang berada di desa Ngulungwetan, kecamatan Munjungan. Kenapa sih dinamakan pantai Kebo? Karena hingga sekarang di kawasan pantai ini masih digunakan warga untuk menggembala kerbau. Sedangkan salah satu spot keindahan yang diburu wisatawan

adalah kondisi alamnya yang masih asri, dan berbeda dengan pantai-pantai pada umumnya. Pantai Kebo ini memiliki spot yang terbilang beda dari pantai-pantai yang ada di pesisir selatan. Rerumputan hijau luas dengan aliran air bak sungai. Dan beberapa ekor kerbau dengan latar belakang bukit-bukit hijau. Sungguh indah dan menawan. Membuat wisatawan ingin terusterusan mengabadikan momen tersebut. “Wisata ini sebenarnya sudah lama ada, hanya saja baru dikenal masyarakat banyak gara-gara media sosial. Ada beberapa netizen mengunggah foto maupun video Pantai Kebo di medsos. Dan sekarang pengunjungnya sudah semakin banyak,” papar Dewi Sulistyowati, salah satu pengelola tempat wisata, Senin (30/11/2020). Sebelumnya, wisata Pantai Kebo tersebut hanya dikunjungi oleh warga sekitar. Namun dengan bantuan media sosial,

3434


pantai tersebut kini mulai dikunjungi oleh wisatawan luar kota. “Wisata ini mempunyai keunikan sendiri saat musim kemarau. Jika musim kemarau rumput hijau yang berada di pinggir sungai menuju pantai akan terlihat indah. Dan juga banyak kerbau yang memakan rumput, itu bisa menjadi spot foto yang bagus,” imbuhnya soal wisata Pantai Kebo Trenggalek. “Meski musim tak menentu seperti saat ini, namun tetap ada saja yang datang. Biasanya anak-anak muda yang ingin camping. Dan mereka masih bisa menikmati pemandangan asri khas desa, pantai dan puluhan ekor kerbau,” tambahnya soal Pantai Kebo. Dewi juga menuturkan, kerbau-kerbau di Pantai Kebo adalah hewan peliharaan warga yang dikandangkan dan digembalakan di sekitar lokasi pantai. Sementara saat ini, Dewi menambahkan, pihak desa setempat kini tengah fokus mengelola Pantai Kebo sebagai destinasi wisata. Mereka tengah mengikuti pelatihan pengelolaan tempat wisata dari Pemkab Trenggalek.

Pantai Rajaan

hitam. Pantai Rajaan Mbulu merupakan destinasi yang paling diminati oleh pengunjung. Pasalnya di pantai ini terdapat laguna dengan air yang jernih. Laguna tersebut diapit oleh 2 tebing yang menghalangi ombak.

Pantai Rajaan berada di desa Ngulungkulon, kecamatan Munjungan, kabupaten Trenggalek. Gugusan pantai ini terbagi menjadi 3 kawasan, yaitu Pantai Rajaan Kulon, Pantai Rajaan Wetan, dan Pantai Rajaan Mbulu. Pantai Rajaan Kulon terkenal dengan panorama perpaduan birunya laut, hamparan persawahan warga, dan pohon kelapa yang menjulang tinggi. Pantai ini tidak memeliki garis pantai sehingga pengunjung hanya bisa menikmati panorama tersebut dari area persawahan. Pantai Rajaan Wetan bisa dinikmati dari atas tebing yang cukup mudah dijangkau. Pada tebing ini terdapat aliran air menyerupai air terjun kecil yang mengarah ke laut. Pantai ini didominasi bebatuan oval berwarna

Oleh karenanya, tempat ini aman untuk berenang dan bermain air ketika air laut sedang surut. Masing-masing dari kawasan yang berada di Gugusan Pantai Rajaan memiliki karakter yang khas. Keunikan dan keasrian dari ekosistem alami masih dilestarikan hinga kini. Hal tersebut sejalan dengan prinsip Trenggalek MEROKET. “Tempat wisata yang masih alami tanpa pencamaran,” kata Madi, pengunjung Pantai Rajaan, Trenggalek. (frestinata/S3)

35 35


Eksotisme Si Mungil Serba Bisa Karya: Alif Herlianti

Di kehidupanku, Kau terlalu dimaha pentingkan

Euphoria teknologi dunia maya datang dari negeri tetangga

Hingga sering merampas waktuku bersama sekitar dan orang tua

Menawarkan berbagai ponsel dari yang mahal hingga yang murah harganya

Bahkan karena kecanggihanmu, aku juga kehilangan diriku

Dipamerkannya kepada para manusia agar segera untuk menggenggamnya

Di keluargaku,

Ponsel identik telepon genggam

Kau terlalu diperTuhankan

Sarana modern komunikasi Menyediakan komunikasi yang bervariasi

Sampai bahkan kiblat mungkin menghadap kearahmu

Lewat dunia maya yang penuh teka-teki

Orang tuaku selalu sibuk dengan ponselnya Sampai-sampai aku tak terjamah oleh mereka Bapak, ibu, aku ada di sini bukan di layar ponselmu

Ponsel alat canggih serba bisa Realita bahagia bersarang di dalamnya Nyanyian merdu ada dalam jiwanya

Wahai sang penguasa kecanggihan,

Merekam segala suasana

Sudahkah kau berbenah diri?

Serta menghadirkan berita dari penjuru dunia

Mengupgrade ponsel menjadi paling canggih Sehingga dapat menginstal otak masyarakat bumi

Bapak berkata;

Lalu dijejali ilmu pengetahuan yang multi fungsi

“Anakku, jika kau menggunakan ponsel

Apakah kau sudah memasang antivirus paling kompleks?

dengan bijak, maka kau akan mendapat manfaatnya.

Untuk melindungi generasiku dari bobroknya moralitas bangsa

Ia membantuku menghitung ribuan angka, serta menyalurkan rinduku

Tapi,

agar bertatap muka dengan saudara di sebrang pulau sana.”

Tameng-tameng mulai lepas dari jiwa manusia kini Membuat virus candu masyarakat era modernisasi Semakin menjadi-jadi, pada si mungil itu

Lalu Ibu ikut menambah wacana “Dia amat penting bagi lingkungan kerjaku. Untuk menghubungi rekan-rekan dan meskipun hanya mengirim secuil pesan YA pada sosial media.”

3636


Ringkih Maghrib Karya: Alif Herlianti

Temaram lampu jalan setapak

Tak apa, Tuhan pandang manusia sama saja

Pada pendar senja tinggalkan mega Derit pintu terdengar dari rumah-rumah

Kala takbir

Lalu bulan bergelanyut manja di angkasa

Bungkuk badanmu renta Kala rukuk

Seruan itu tiba

Lututmu tak kuasa tahan lelahnya usia

Lantang pada speaker-speaker rumah Tuhan

Kala sujud

Segala aktivitas ditinggalkan

Keningmu berkerut sembari picingkan mata

Jemput mahsyurnya panggilan Tuhan

Pada tahyat akhirmu Pada salammu

Ringkih itu

Aku menitikkan haru

Dari ujung jalan senja Ia tertatih gendong tuanya

Ringkih itu

Menghampiri surau pada persimpangan jalanan kota

Pada maghrib di pinggiran kota Dingin menyeruak dada

Ringkih itu

tapi kau tetap ada

Kupanggil ia simbah saja

ringkih maghrib itu, engkau

Dengan tudung ala kadarnya Rambut putih menyembul pada kerut pelipisnya Mukena lusuh dan hanya itu-itu saja

37 37


Pengabdian Sang Guru Karya : Prn Untukmu dan padamu Pengabdian suci dalam langkah panjangmu Menapaki jalan untuk sebuah perjuangan Dalam rangka mencerdaskan anak bangsa Tidak kenal lelah Apalagi kata menyerah Sayap-sayap pengabdian akan terus kaukepakkan Demi meraih mimpi dan harapan anak negeri Demi tercipta harapan bersama Sebuah cita yang mulia Guru . . . ,engkau ada Kau menempaku dengan berjuta butiran ilmu dan nasihat bijak Tanpa keluh pun jemu Betapa aku ingin rengkuh semua tentangmu Kupintal seribu doa Agar engkau selalu diridai-Nya

3838


Bingkai Puisi Rindu Karya : Prn Gumpalan mendung bersenandung Gemercik tetes air mata langit Menutupi senja kala merona Bak hati yang membara Dalam kalbu bergelora Kugelitikkan pena mewakili rasa Mengurat pikir mengenang di ujung mata Tentang rasa menggores jiwa Ketika pudar pelangi tiada meniti warna Tanpa kata tanpa cerita Ketika senja beranjak petang Kenangan silam datang membayang Petang beranjak dini Hanya bayang mengusik sepi Seperti kisah telah terurai Kisah kasih telah selesai

39 39


4 TUTORIAL HIJAB KEKINIAN YANG SANGAT SIMPLE TUTORIAL YANG KEDUA

TUTORIAL YANG PERTAMA

• Pastikan pasmina kalian lebih panjang bagian kanan dari pada yang bagian kiri.

• Pastikan pasmina kalian sebelah kanan lebih pendek daripada yang sebelah kiri.

• Setelah itu sisakan bagian depan sedikit aja, lalu kita penitiin.

• Kita lipat bagian sebelah kanan agar terlihat rapi.

• Kemudian pasmina bagian kanan kita lingkarkan ke belakang sampai ke depan,

• Lalu kita tarik ke bagian kiri, setelah itu kasih jarum pentul. • Kemudian bagian sebelah kanan kita masukan ke belakang agar terlihat lebih rapi.

• Setelah itu kita tutupin yang belakang tadi agar terlihat rapi, lalu kita rapikan senyaman mungkin.

• Setelah itu bagian sebelah kiri yang panjang tadi kita selempangkan ke bahu bagian kanan.

Sangat nyaman banget dipakai untuk sehari-hari, buat hangout, acara formal atau nonformal.

• Lalu kita tata serapi mungkin, agar tidak terhambat angin kita kasih jarum pentul di bagian sebelah kiri. Simple dan tutorial yang ini masih kekinian tapi juga syar’i

40

40


TUTORIAL YANG KEEMPAT

TUTORIAL YANG KETIGA

• Pasmina sebelah kiri dengan sebelah kanan, selisih perbedaannya sedikit tapi lebih panjang sebelah kanan.

• Pasmina sebelah kiri lebih pendek dari pada yang sebelah kanan, tetapi selisih perbedaannya sedikit aja.

• Lalu kita pentulin seperti memakai hijab seperti biasa, lalu kita rapikan samping-sampingnya.

• Setelah itu kita kasih jarum pentul seperti biasa. • Lalu angkat pasmina bagian kanan, dan pasmina bagian kiri kita kebelakangin.

• Setelah itu yang bagian kanan kita tarik keatas, lalu kita rapikan.

• Kemudian pasmina bagian kanan tadi kita taruh ke belakang, kita ikat dengan pasmina bagian kiri.

• Kemudian kalau sudah rapi kasih jarum pentul. • Setelah itu yang bagian kiri tadi kita tarik ke belakang kita masukan ke dalam baju agar terlihat rapi.

• Setelah itu kita rapikan. • Sangat simple dan yang pasti masih menutup dada

41

41


MENGENAL LEBIH DEKAT TIM XPRESS ALIF HERLIANTI Halo sobat, perkenalkan namaku Alif Herlianti. Biasa dipanggil dengan Alif. Aku lahir di Kabupaten Trenggalek, tepatnya di Kecamatan Panggul. Aku lahir pada tanggal 16 September tahun 2003 dan terkejut bahwa aku ternyata sudah sedewasa ini. Aku lahir dari keluarga biasa-biasa saja, bapakku bernama Muryono dan ibuku bernama Rahma Solikah. Rasa syukur yang tiada terkira dapat hadir dan menjadi anak dari bapak dan ibu yang hebat. Sejak umurku 4 tahun aku pindah bersama kedua orang tuaku ke pulau sebrang, ke provinsi Kalimantan Tengah. Menjadi transmigran tentu saja tidak mudah. Di Kalimantan, aku di masukkan ke taman kanak-kanak dekat rumah, aku menjadi pribadi yang cengeng dan tertutup. Tetapi ketika masuk ke bangku sekolah dasar aku sudah berubah. Aku menjadi lebih pemberani dan tentu saja tidak cengeng. Berada di sekolah dasar kurasa amat menyenangkan sekali. Sudah tidak dapat dipungkiri, di bangku SMP ternyata lebih menyenangkan. Banyak sekali hal berkesan dan membanggakan selama di SMP diantaranya pernah mewakili Kalimantan Tengah dalam lomba debat bahasa Indonesia yang diadain Kemendik bud di Jakarta dan mewakili provinsi Kalimantan Tengah dalam festival literasi Kemdikbud cabang cipta puisi. Setelah sejak TK sampai SMP merasakan sekolah di swasta, melanjutkan ke sekolah Negeri adalah impian semenjak SMP. Aku pulang ke kotaku, memilih jauh dari orang tua dan menikmati rasa mandiri bersama teman-teman baru. Tetap semangat merajut mimpi ya, karena katanya mimpi ga akan terwujud hanya dengan usaha satu malam saja. Oke sampai jumpa di lain cerita sobat. Salam XPRESS!

DISGA LEONITA WIJAYANTI Disga Leonita Wijayanti, lahir di Kabupaten Trenggalek, Provinsi Jawa Timur, 15 Agustus 2003. Saat ini saya berusia 17 tahun dan masih menempuh study di SMA Negeri 2 Trenggalek. Saya mulai tertarik pada bidang kepenulisan sejenak masih duduk di bangku sekolah menengah pertama di SMP Negeri 1 Gandusari. Bermula dari mengikuti lomba FLS2N cabang cipta cerpen. Dari sanalah saya menemukan bakat lain dari dalam diri saya. Bakat tersebut saya tuangkan dalam kegiatan ekstrakurikuler dalam bidang yang berkaitan dengan kepenulisan. Saya juga mengikuti beberapa komunitas menulis yang ada di kota kelahiran, Trenggalek maupun dengan komunitas lain di Indonesia. Hal ini karena saya juga sering turut ikut serta dalam perlombaan online yang kerap diselenggarakan beberapa komunitas maupun lembaga baik tingkat nasional maupun internasional. Bagi saya, “menulis adalah sarana rekreasi paling terjangkau”. Tak perlu bersusah payah memikirkan berapa banyak materi yang perlu dikeluarkan untuk ditukar dengan ketenangan dan hiburan. Menulis itu indah, cukup dengan rangkaian kata dan aksara tanpa suara, namun mampu menyampaikan amanat dari pengarang pada pembacanya. Tidak ada alasan untuk tidak menulis, bahkan bukankah novel berjudul “Bumi Manusia” karya Pramoedya Ananta Toer itu ditulis di dalam penjara? Salam dari Disga di akun instagram : @leonita_disga. Terima kasih

SEPTI NUR AZIZAH Halo semua! Kenalin, aku Azizah atau kalian bisa panggil aku Azi untuk kesan yang lebih akrab. Tahun ini, tak terasa menjadi tahun keduaku bersekolah di SMA Negeri 2 Trenggalek, lebih spesifik lagi di kelas MIPA 1. Lahir di Trenggalek, 9 September 2003 silam, menjadi cahaya kedua untuk Abi dan Ummah-ku. Sebagai putri kedua, sejak kecil aku sudah merasa punya rival yang tangguh, yakni kakak perempuanku. Kehidupan baruku seakan baru dimulai saat aku menjadi siswi SMP Negeri 1 Pogalan, merasakan jatuh cinta untuk pertama kalinya, hingga mendapat pengalaman hidup yang merubahku hingga kini. Setelah lulus dari SMP, aku memilih SMA Negeri 2 Trenggalek sebagai tujuanku berikutnya. Dalam dua tahun ini ada banyak hal yang terjadi padaku, seperti: memenangkan kompetisi, menemukan teman, menemukan beberapa tipe guru yang aku takuti, coba-coba melanggar peraturan, dan mengenali seperti apa diriku sendiri. Meski tak ada kisah asmara SMA sejauh ini, but so far, my life is fun! But anyways, terimakasih kepada kalian yang sudah menyempatkan untuk membaca!

AYU SEKAR SARI Hai, namaku Ayu Sekar Sari dan untuk kali ini cukup panggil aku Sekar. Aku lahir pada tanggal 23 Oktober 2003 silam. Aku lahir dari kedua orang tua yang sangat membanggakan bernama Suwandi dan Wahyu Astuti. Aku tumbuh menjadi Sekar kecil yang periang dan menempuh pendidikan di taman kanak-kanak RA. Perwanida. Saat duduk di taman kanak-kanak, aku cukup berprestasi dengan mengikuti lomba senam sampai tingkat provinsi. Begitupun di sekolah dasar, walaupun tidak sampai tingkat provinsi, setidaknya aku pernah mengikuti lomba. Setelah menuntaskan sekolah dasar, aku mulai menaiki tangga yang lebih tinggi lagi yaitu SMP. Aku menghabiskan waktu 3 tahunku itu di SMP Negeri 1 Pogalan yang lokasinya tak jauh dari rumahku. Sekarang, Sekar kecil telah tumbuh dewasa menjadi pribadi yang biasa-biasa saja kurasa. Aku tengah duduk di bangku SMA, tepatnya SMA Negeri 2 Trenggalek. Keseharianku sebagai pelajar berjalan normal dan aku cukup menikmatinya. Aku mempunyai teman-teman yang baik. Salah satunya adalah Alif, teman satu bangku denganku. Tujuan hidupku adalah baik kepada siapapun, entah manusia ataupun hewan. Terkesan klise memang, tapi itulah yang terjadi. Mengapa tujuan hidupku adalah baik kepada siapapun padahal masih banyak tujuan hidup yang mulia di luar sana? Itu karena berbuat baik akan mengantar kita kepada tujuan hidup yang lain. Misalnya saja menjadi orang sukses, hal itu juga dimulai dengan berbuat baik dan bekerja keras tentunya. Terima kasih. CALISTA EKA LUTFI MAHARANI Calista Eka Lutfi Maharani, lahir tanggal 19 Agustus 2004 di kota Trenggalek, Jawa Timur. Mengenyam pendidikan di PAUD Mutiara Insani, lalu melanjutkan di TK Aisyiyah 2 Trenggalek. Sempat pindah SD dikarenakan pekerjaan orang tua. Menjalani tahun pertama di SD Negeri 1 Sumbergedong lalu kenaikan kelas 2 pindah ke SD Negeri 1 Sambirejo. Melanjutkan pendidikan di SMP Negeri 5 Trenggalek mengambil ketrampialan jurusan boga karena suka bereksperimen di dapur. Lulus SMP melanjutkan pendidikan di SMA Negeri 2 Trenggalek mengambil jurusan IPS di kelas X IPS 2. Memilih ekstrakurikuler jurnalistik dan juga teater. Bergabung dalam komunitas pena smada yang anggotanya berisi siswa-siswi yang gemar menulis cerita pendek. Sempat mengikuti workshop cerpen yang dimana pesertanya adalah penulis-penulis cerpen dan karya cerpen tersebut dibukukan ber-ISBN sekarang sudah bisa dibaca atau sudah tersedia di perpustakaan sekolah. Dari kecil umur 7 tahun tinggal di rumah nenek karena orang tua kerja. Selama kurang lebih sekitar 9 tahun tinggal di rumah nenek. Ketika menginjak remaja kembali kerumah orang tua sampai sekarang menetap di Trenggalek. Sangat gemar membaca cerita cerita fiksi dan mengoleksi buku novel dari penulis-penulis Indonesia. Cita cita menjadi dokter hewan.

4242


DEA PUSPITA Salam kenal, namaku Dea Puspita, panggil saja Dea. Perjalanan hidupku sampai saat ini cukup terbilang biasa saja. Aku lahir dan tinggal di Trenggalek, dan saat ini tinggal bersama kakek nenekku. Kenapa tidak bersama orang tua? Mereka orang hebat yang masih mencari rezeki untuk saling melengkapi. Aku berharap bisa menjadi mandiri seperti mereka. Sejak kecil aku dididik lumayan keras. Kata mereka agar kelak dewasa aku menjadi pribadi yang lebih baik. Aku tumbuh menjadi anak yang pendiam. Banyak orang yang mengatakan itu padaku. Tapi tenang saja, aku periang pada orang yang tepat, jadi jangan heran. Saat menginjak pendidikan SMP, aku mulai merasakan yang namanya tantangan. Dari saat aku mulai mengikuti lomba jaranan, carnival, sampai lomba melukis. Mimpiku? Aku hanya ingin jago melukis. Alasannya sederhana, aku hanya ingin mengenang mimpiku selepas tidur dan mengekspresikannya dalam bentuk lukisan. Aku pernah mendengar bahwa hasil karya itu adalah emosi penciptanya yang disampaikan dalam bentuk media. Itu terdengar sederhana dan bermakna. Namun masih banyak segelintir orang yang hanya melihat dari segi keindahannya saja. Terima kasih

THERINA PUTRI WANDIRA Nama saya Therina Putri Wandira, lahir di Trenggalek, 19 November 2003. Therina adalah panggilan akrabku. Saya adalah anak terakhir dari 3 bersaudara buah dari pasangan Sudarwanto dan Mirayu. Kakak saya bernama Rety Maretha dan Hindira Gusti Rahayu. Saya terlahir dari keluarga yang sangat sederhana. Ayah saya seorang wiraswasta sedangkan ibu saya seorang penjahit. Sejak kecil ayah saya selalu menasehatiku agar rajin beribadah, bersikap jujur dan baik terhadap sesama. Saya mulai memasuki jenjang pendidikan pada usia 5 tahun, yaitu di TK Dharma Wirawan 2 yg letaknya tidak jauh dari rumah saya. Saya menempuh TK selama 2 tahun. Di tahun 2010-2016 saya sekolah di SDN 2 Karangsoko. Kemudian setelah lulus melanjutkannya di SMPN 3 Trenggalek dari tahun 2017-2019. Dan kemudian melanjutkan sekolah lagi di SMAN 2 Trenggalek. Di SMA ini saya mengikuti kegiatan ekstrakurikuler futsal dan juga jurnalistik. Hobi saya adalah membaca buku dan mendengarkan musik. Keinginan saya ingin menjadi seorang pengusaha hebat yang bisa membuka lowongan pekerjaan yangg bisa bermanfaat bagi banyak orang. FRESTINATA ARUM MERDUANI Aku adalah Frestinata Arum Merduani sering dipanggil Fresty ataupun Teteh oleh orang-orang disekitarku. Aku lahir di Trenggalek,19 Mei 2003. Sejak kecil aku dibesarkan di Surabaya. Aku anak kedua dari tiga bersaudara, dari pasangan Marjuni dan Yustini. Hobiku menonton film dan membaca. Aku mulai bersekolah di PAUD Ummi Qolbu Surabaya pada tahun 2007-2008. Selepas lulus dari PAUD, di tahun 2009 nenek dan kakekku meninggal dan keluarga memutuskan untuk pindah ke Trenggalek di kampung halaman ayahku, dan 2009 aku melanjutkan sekolah ke TK Dharma Wanita 1 Bangun. Di TK aku mulai suka menggambar dan mewarnai, dan sempat ikut lomba mewarnai ke Trenggalek untuk memperingati Hardiknas. Namun, cuma menjadi peserta tidak menjadi juar nya. Setelah lulus dari TK, aku melanjutkan Sekolah Dasar di SDN 1 Bangun dan lulus tahun 2016, kemudian setelah lulus SD aku melanjutkan Sekolah di SMPN 1 Munjungan dan lulus tahun 2019. Dan akupun melanjutkan Sekolah di SMAN 2 Trenggalek. Aku mengambil jurusan IPS, dan aku mendapatkan teman-teman baru yang sangat menyenangkan. Saat ini aku duduk dibangku kelas XI IPS 3, dan aku berharap bahwa aku bisa lulus dengan nilai yang baik dan melanjutkan pendidikan yang lebih tinggi. KRISTINA ELVANI PUTRI CAHAYANI Nama saya Kristina Elvani Putri Cahayani, lahir di kota Tulungagung pada tanggal 13 November 2004. Saya pindah ke kota Trenggalek saat saya masih duduk dibangku SD hingga kini saya sudah duduk di Sekolah impian saya, SMAN 2 Trenggalek. Saat masih berada di Tulungagung, saya sempat bersekolah PAUD, dan TK disana. Sampai akhirnya melanjutkan ke SDN Jatiprahu di kota Trenggalek. Karena ada alasan tertentu, lalu saya pun pindah sekolah di SDN 2 Kelutan hingga lulus dan melanjutkan di SMP 5 Trenggalek. Menyelesaikan studi disana dengan membawa sertifikat lulusan tata boga, kelulusan pada tahun itu berbeda karena adanya pandemi covid-19. Saat itu saya bingung memilih sekolah di mana, tentu saja mimpiku tetap ingin melanjutkan ke SMAN 2 Trenggalek. Pada akhirnya saya dapat masuk di SMAN 2 Trenggalek sebagai sekolah menengah atasku. kini saya duduk di kelas X IPS 1, Kenapa IPS? Karena kedepannya saya ingin bergelut dibidang managemen. Disini saya mengambil pilihan ekskul Jurnalistik dan Teater. Sebuah pengalaman baru saya mengikuti keduanya dan keduanya juga alasan mengapa saya begitu minat dengan sekolah ini. NABILLA NANDA NURAZIZAH Hai, namaku Nabilla Nanda Nurazizah dan kali ini cukup panggil aku Nabilla. Aku sekarang tengah menempuh pendidikan di salah satu sekolah negeri dikotaku. Aku lahir di Trenggalek pada tanggal 24 Juli 2004 silam. Aku lahir dari orang tua yang bernama Suhar dan Dwi Suharti. Kehidupan masa kecilku tidak seperti teman-temanku yang Bahagia. Waktu aku masih dalam kandungan ibu 3 bulan, ayahku pergi meninggalkan ibuku. Aku tumbuh menjadi Nabilla kecil yang periang walaupun hanya mendapat kasih sayang ibu dan kakek nenek. Aku kecil menempuh pendidikan di taman kanak-kanak dan naik ke sekolah dasar. Setelah menuntaskan sekolah dasar, aku mulai menaiki tingkat yang lebih tinggi lagi yaitu SMP. Aku menghabiskan waktu 3 tahunku itu di SMP 1 Pogalan. Waktu SMP aku sangat bahagia memiliku teman yang baik, ya...walaupun kadang juga jail. Dan sekarang aku sudah tumbuh dewasa, yang dulunya masih menikmati masa kecil sekarang sudah harus belajar untuk bisa mandiri, ya walaupun masih minta uang orang tua sih. Aku tengah duduk di bangku SMA, tepatnya di SMA Negeri 2 Trenggalek. Keseharianku sebagai pelajar berjalan tidak normal karena pandemi covid-19 yang memaksa para siswa untuk sekolah secara daring. Tapi tidak apalah walaupun belum pernah tau wajah teman sekelas tapi aq tetap percaya kalau teman-teman ku baik-baik. YUSNIA INDAH Saya Yusnia, lahir di Trenggalek 18 November 2004. Salah satu siswi kelas X SMA Negeri 2 Trenggalek, jurusan IPS. Pernah bersekolah di SMP Negeri 1 Pogalan, dengan banyak kenangan yang menyenangkan. Hobi membaca buku, terutama buku dengan genre fiksi ilmiah atau yang berhubungan dengan sejarah. Bagi saya membaca merupakan hal yang menyenangkan terlepas dari buku dengan genre apa. Buku fisik lebih menyenangkan daripada buku elektronik. Menonton anime sambil memakan beberapa bungkus cemilan serta secangkir kopi adalah salah satu hal yang saya syukuri di tengah padatnya tugas yang membuat saya stress. Anime dengan genre shounen atau fantasi biasanya memiliki alur cerita yang unik dan plot yang sulit ditebak. Banyak pelajaran dan inspirasi yang saya dapat dari menonton anime. Selama 16 tahun, tidak ada yang lebih membosankan dari PJJ. Terimakasih

43 43


4444


45


46


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.