MATA NTT
THE NTT’S PICTURE STYLE
Kampung megalitik yang masih bertahan dengan segala tradisi dan kearifannya
Koleksi foto-foto di perkampungan tradisional dengan segala keindahannya
Si kecil yang sering dilupakan Sekilas tentang keberadan dan perannya
MATA NTT | the NTT’s picture style Adalah sebuah wadah bagi para pecinta fotografi untuk mengeksplorasi dirinya dalam bentuk belajar, memamerkan hasil karya serta berbagi pengetahuan tentang fotografi sekaligus menunjukan keindahan dan kearifan dari alam dan kebudayaan Nusa Tenggara Timur (NTT). Ide untuk menerbitkan majalah ini tumbuh dari pesatnya kemajuan dunia fotografi di NTT. Fotografi yang dulunya hanya digeluti oleh sebagian orang yang menjadikannya sebagai profesi, mulai berkembang menjadi salah satu hobi dengan tingkat ketertarikan yang luar biasa. Fotografi mulai dipandang sebagai suatu bentuk penyaluran ekpresi dalam bentuk visual oleh para pencintanya. Bentuk penyaluran ekspresi inilah yang turut memperkaya dunia fotografi NTT bukan hanya dari segi jumlah tetapi juga jenis atau genre fotografi yang diminati. Dengan kondisi inilah maka MATA NTT akan selalu mencoba menampilkan hasil karya rekan-rekan pecinta fotografi NTT sesuai dengan gaya berfotografi ala anak NTT sekaligus mengeksplorasi kekayaan budaya dan pariwisata di Nusa Tenggara Timur. Untuk itu kami menanti kontribusi dari rekan-rekan semua dalam bentuk foto tunggal, foto essay, tulisan wisata, pengalaman perjalanan atau tulisan tentang budaya yang berlokasi di NTT dengan menyertakan informasi dan deskripsi foto.
Markus Ely Manafe
Olyvianus Dadi
Wilson Therik
Wilfridus Ero
Lans Lolo
NoyaLetuna
Danny Wetangterah
Ody Mesakh
Vico S.Patty
Danny S. A. Mooy
Pada edisi perdana ini, Redaksi MATA NTT mengucapkan limpah terima kasih kepada semua rekan-rekan yang telah membantu baik secara langsung maupun tidak langsung melalui kepercayaan rekan-rekan untuk menampilkan hasil karya berupa foto maupun tulisan untuk dimuat dalam majalah ini. Dunia fotografi yang telah dicintai dan digeluti oleh rekan-rekan semua kiranya dapat membawa manfaat bukan saja bagi kita sebagai pelakunya tetapi juga bagi masyarakat luas di bumi Flobamora negeri 1.192 pulau. Kita semua memang sudah seharusnya menjadi bagian utama dari pembangunan daerah tercinta ini lewat bakat, kemampuan dan segala potensi yang kita miliki. Khusunya lewat fotografi, kita dapat memvisualisasikan Nusa Tenggara Timur ini dari berbagai segi dengan mengangkat keindahan alam dan kearifan budaya di setiap jengkal Flobamora tercinta ini. Nusa Tenggara Timur sungguh indah dan masih banyak misteri yang perlu kita angkat kepermukaan untuk lebih di kenal oleh masyarakat luas melalui karya seni di bidang fotografi. Setiap foto dan tulisan yang kita buat akan menceritakan tentang bagaimana Nusa Tenggara Timur ini sebenarnya. Sekali lagi perlu kami garis bawahi bahwa majalah ini adalah majalah fotografi bagi seluruh pecinta fotografi dan juga bagi masyarakat Nusa Tenggara Timur. Kami akan menampung semua foto yang dikirimkan oleh para rekan fotografer tanpa membatasi aliran fotografi yang disukai oleh rekan-rekan. Setiap foto yang dikirimkan akan kami kurasi (seleksi) terlebih dahulu untuk selanjutnya akan kami tampilkan dalam majalah MATA NTT ini. Di akhir Ungkapan terima kasih ini, kami ingin menyampaikan bahwa inilah hadiah Ulang Tahun dari kami pecinta fotografi kepada Provinsi Nusa Tenggara Timur yang berulang tahun pada 20 Desember 2012. Di ulang tahunnya yang ke 54 ini kami atas nama seluruh rekan fotografer Nusa Tenggara Timur mendoakan agar Nusa Tenggara Timur tetap maju, masyarakat aman dan sejahtra dalam perlindungan Tuhan Yang Maha Esa. Dan kami tetap percaya bahwa Nusa Tenggara Timur adalah surganya para fotografer.
the NTT’s picture style
Bagaimana mengirimkan karya anda? MATA NTT adalah media fotografi yang terbuka bagi siapapun yang ingin berkarya, sehingga kami tidak membatasi olah digital yang dilakukan oleh fotografer asalkan setiap foto di bubuhi info dan deskripsi karya. Namun yang perlu diingat bahwa redaksi tidak akan menampilkan foto yang mengandung unsur pornografi, SARA atau bentuk provokasi negatif lainya. Karya yang dikirim merupakan karya sendiri dan bila merupakan karya orang lain maka sang pengirim harus telah mendapatkan persetujuan dari pemilik foto tersebut. Redaksi tidak bertanggung jawab atas penyalahgunaan hasil karya orang lain ataupun penyalahgunaan hak publikasi dari objek yang ditampilkan. Dengan mengirimkan foto ke majalah ini maka sang pengirim dinilai telah menyepakati ketentuan kami ini. Ukuran foto yang diterima oleh redaksi adalah foto yang memiliki ukuran sisi terpanjang 1024 px dengan Resolusi 200-300 dpi Karya foto dikirmkan ke: mata_ntt@yahoo.com
FIQUL EL KHOIR
DWI HARTO PRAYITNO WILSON THERIK JONI TRISONGKO
FERRY ZAN PANDE PUTU HADI WIGUNA
Kampung Bena
DANNY WETANGTERAH MARKUS ELY MANAFE
Landscape Nusa Tenggara Timur
Tugu Fourth Foundation
FOTO SAMPUL Oleh : Fiqul El Khoir
the NTT’s picture style
Kampung BENA
| Oleh : Fiqul El Khoir
Kampung Bena secara administratif berada dalam wilayah Kabupaten Ngada, Provinsi Nusa Tenggara Timur. Kampung Bena merupakan cagar budaya di daratan pulau Flores yang turut memperkaya keragaman budaya Nusa Tenggara Timur . Kampung Bena, sebuah kampung tradisional yang masih menyimpan dan memelihara nilai-nilai dan segala kearifan yang terkandung di dalamnya. Hal ini dapat dilihat dari penataan lingkungan, arsitektur rumah, perilaku dan kebiasaan masyarakatnya serta dari tenunan yang mereka hasilkan di kampung ini.
Š Fiqul El Khoir
Š Fiqul El Khoir
the NTT’s picture style
© Fiqul El Khoir
Cagar Megalitik Kampung bena masih terus memelihara cagar budaya megalitiknya dengan baik.
© Fiqul El Khoir
the NTT’s picture style
Š Fiqul El Khoir
Pintal Benang Mama sedang memintal benang dari kapas. Proses pemintalan dan pewarnaan benang semuanya dilakukan secara tradisional dengan bahan yang di ambil dari alam sekitar.
the NTT’s picture style
Š Fiqul El Khoir
Fiqul El Khoir Fotografer kelahiran Gresik ini mencintai fotografi sebagai hobi dan menjadikan hobi ini sebagai ajang menyalurkan ekspresi sekaligus sebagai wadah untuk mempererat persaudaraan sekaligus memajukan Nusa Tenggara Timur.
Š Fiqul El Khoir
the NTT’s picture style
GALERI LANDSCAPE Sebagai salah satu provinsi kepulauan di nusantara, Nusa Tenggara Timur yang berada paling selatan memiliki keindahan alam yang luar biasa. Banyaknya pantai-pantai indah, lautnya yang masih bersih, daerah pegunungan dengan hutan yang terjaga keasriannya serta keaneka ragam suku, adat istiadat, bahasa dan budaya kian menambah kesan eksotis Nusa Tenggara Timur. Dalam beberapa tahun terakhir ini terjadi peningkatan jumlah wisatawan lokal dan mancanegara karena adanya promosi tentang taman Nasional komodo yang pada akhirnya berhasil menjadikannya sebagai salah satu dari The New Seven Wonders Of Nature.
Predikat ini merupakan usaha dari seluruh masyarakat Indonesia untuk membantu mempromosikan Indonesia dan NTT secara khusus. Namun perlu diketahui bahwa Taman Nasional Komodo bukanlah satu-satunya tujuan wisata di Nusa Tenggara Timur. Masih banyak tempat-tempat indah dan menarik untuk di kunjungi di sini. Setiap pulau memiliki karakteristik alam dan budayanya tersendiri, sehingga tidak ada kata bosan untuk menikmati kekayaan Nusa Tenggara Timur. Daerah kepulauan memang dihadapkan pada masalah akses yang membutuhkan waktu dan tenaga. Tetapi bagi anda yang suka akan tantangan dan petualangan, Nusa Tenggara Timur adalah tujuan anda.
Š joni trisongko
Air terjun Oenesu, Kabupaten Kupang Air terjun Oenesu menantang dari segi sudut pengambilan karena kondisi air terjun yang terdapat bebatuan tak berlumut namun sangat licin membuat kita ditantang untuk ekstra hati-hati untuk menemukan sudut yang pas dan berkelas.
Joni Trisongko Tertarik pada dunia fotografi sejak era foto analog. Sekarang telah beralih ke foto digital dengan tidak membatasi dirinya terhadap aliran foto tertentu; karena menurutnya yang ada di alam ini buat saya menarik untuk diabadikan lewat foto, yaitu keindahan alam-dan seisinya. “Setiap keindahan itu tdk ada habisnya untukk diabadikan (selalu beragam)� ujarnya.
the NTT’s picture style
Dwi Harto Prayitno Pencinta foto landscape yang sekarang berdomisili di Kupang ini sering mengabadikan keindahan pantai-pantai di kupang dan bahkan beberapa daerah lainya di Nusa Tenggara Timur. Kecintaan akan alam NTT ia abadikan lewat bidikan lensanya Š Dwi Harto Prayitno
Menyongsong Senja . Pantai Tablolong, Kecamatan Kupang Barat, Kabupaten Kupang Langit yang hangat saat matahari terbenam dengan hamparan pasir yang luas diselimuti genangan air dangkal merupakan suatu ciri khas sekaligus sensasi tersendiri bagi para pencinta fotografi Landscape serta warga Kupang dan sekitarnya untuk menghabiskan waktu luangnya di pantai indah ini.
Š Dwi Harto Prayitno
Air terjun Oehala, Kabupaten Timor Tengah Selatan Air terjun tujuh tingkat ini memiliki air yang sangat jernih dan sejuk. Berada di tengah-tengah hutan yang masih perawan makin menambah eksotisnya air terjun ini.
the NTT’s picture style
Markus Ely Manafe Pencinta fotografi yang masih terus belajar berbagai genre foto. Berharap fotografi dapat menjadi bagian di hati masyarakat NTT, lebih dikenal dan dicintai.
Š Markus Ely Manafe
Mentari pagi pesisir Maumere. Kabupaten Sikka Warna keemasan dari pantulan mentari pagi menambah eksotime Maumere. Anda dapat menikmati hal seperti ini di sekitar Tempat Pelelangan Ikan Kota Mumere, Kabupaten Sikka.
Š Markus Ely Manafe
Red Sunset. Nunsui, Kota Kupang Langit Kota Kupang yang bersih menjadi daya tarik sendiri pada waktu matahari terbenam, berkas cahaya kemerahan akan sering kita lihat di langit dan pantulannya dari laut yang tenang.
the NTT’s picture style
Š Pande Putu Hadi Wiguna
Koja Doi, Kecamatan Alok Timur, Maumere Pulau ini dihuni sekitar 150 rumah tangga yang sebagian besar merupakan suku Bajo. Menurut cerita teman saya yang penduduk asli Pulau ini, nenek moyang Pulau Kojadoi ini berasal dari Buton. Mata pencaharian penduduk disini adalah nelayan dan berladang. Dahulu pulau ini sempat jaya karena hasil rumput lautnya.
Pande Putu Hadi Wiguna Pria kelahiran Denpasar 10 April 1988 ini mulai mengenal dunia fotografi sejak tiga tahun yang lalu dan saat ini foto landscape-lah yang ia pilih untuk digeluti. Pemuda yang sekarang tinggal dan bekerja di Maumere, Kabupaten Sikka ini berharap semoga melalui foto kita dapat memperkenalkan NTT ke seluruh dunia; sehingga menarik minat wisatawan.
Š Pande Putu Hadi Wiguna
Watukrus, Kecamatan Bola, Maumere Salah satu lokasi wisata religi di Maumere, dimana terdapat sebuah Salib yang tertancap di atas batu karang menghadap ke laut. Watukrus terkait dengan perjalanan misionaris Fransiskus Xaverius dan Dominikus menyebarkan Agama Katholik di Indonesia Timur. Salib ini di tancapkan di pantai Nuba Baluk yang menandakan bahwa daerah ini telah dibaptis.
the NTT’s picture style
Š Ferry Zan
Pantai Oesoko, Kecamatan Insana Utara, Kabupaten Timor Tengah Utara Ini adalah salah satu tempat yang saya suka, karena indah menurut saya. Karena Laut dengan gunung batu yang saling berdampingan serta rumput kering yang kuning ke merah-merahan warnanya. Tempat ini dijadikan tempat keramat atau Pamali orang sekitar sini menyebutnya, yang digunakan untuk mengadakan upacara adat, salah satunya untuk acara adat berdoa meminta hujan
Ferry Zan Ferry yang sekarang menetap di Kota Atambua; berharap bisa membuat NTT dikenal lewat lensa dan dapat dinikmati keindahannya oleh masyarakat Indonesia maupun manca Negara.
Š Ferry Zan
Pantai Ketapang Satu, Kota Kupang
the NTT’s picture style
Matheos Viktor Mesakh, Ketua Komunitas Sejarah Kota Kupang (kiri). Sedang berada di Gedung Arsip Nasional Belanda Foto : Komunitas sejarah kota kupang
B
erbicara tentang sejarah lokal pada generasi sekarang, terutama sejak trauma politik Tahun 1966, agak ahistoris dalam banyak hal. Jadi kalau kotong mau tanya apaapa soal kotong punya sejarah sendiri, harus tanya ke orang lain, harus konsultasi atau meminta referensi ke orang asing dan dokumen asing. Itu satu hal yang patut disesali. Kesadaran sejarah itu harus terus dipupuk dan itu hanya bisa terjadi kalau orang punya referensi sejarah yang memadai. Apalagi Nusa Tenggara Timur terkenal memiliki tradisi sejarah lisan/ tuturan (oral history) yang kuat. Tuturan-tuturan ini seharusnya ditulis/ direkam agar tidak hilang ditelan jaman. Karena itu sejarah lokal harus ditulis dari perspektif sejarah lokal bukan dari orang pusat atau bahkan orang luar negeri yang datang tuntuk meulis sejarah lokal. Tentu saja penulisan sejarah yang semakin dilokalkan itu tidak boleh kehilangan konteksnya dalam percaturan regional, nasional atau global. Karena kalau kehilangan konteks yang lebih luas maka sejarah itu akan jadi seperti dongeng saja. Itulah spirit dibalik kehadiran Komunitas Sejarah Kota Kupang yang memilih “berkantor” di dunia maya melalui group facebook sebagai media informasi dan komunikasi diantara 61 anggota komunitas yang terdiri dari berbagai latar belakang profesi. Kehadiran Komunitas Sejarah Kota Kupang tidak bisa dilepaskan dari sosok Matheos Viktor Messakh, mantan Jurnalis The Jakarta Post yang saat ini bermukim di negeri Belanda guna menyelesaikan studi S3 Sejarah. Beberapa nama yang menjadi bagian dari komunitas ini antara lain Peter A. Rohi (Wartawan Senior Indonesia dan Pelaku Sejarah); Dr. Eben Nuban Timo (Mantan Ketua Sinode GMIT, kini Dosen Fakultas Teologi UKSW Salatiga); serta Dr. Dominggus Elcid Li (Sosiolog dan Direktur Institut Sejarah Timor); dan sejumlah nama lainnya.
Selain diskusi di dunia maya, Komunitas Sejarah Kota Kupang pernah bekerjasama dengan para pecinta fotografer di Kota Kupang menggelar Seminar Sehari dengan tema “Mencari Jejak Kota Kupang” pada bulan April 2012 dengan menghadirkan pembicara tunggal Peter A. Rohi. Tujuan terjauh dari Komunitas Sejarah Kota Kupang adalah melakukan penelitian dan penulisan sejarah lokal dalam perspektif lokal oleh orang lokal namun tetap dalam konteks regional, nasional dan global. Karena menulis sejarah pada masa sekarang bukan lagi penulisan sejarah tradisional yang cuma deskriptif, tetapi sejarah sudah memanfaatkan ilmu-ilmu lain untuk penulisan sejarah dengan lebih komprehensif karena itu Komunitas Sejarah Kota Kupang terbuka untuk siapa saja yang ingin bergabung sepanjang yang bersangkutan mencintai sejarah dan tidak harus menjadi seorang sejarahwan. Tujuan lainnya dari Komunitas Sejarah Kota Kupang adalah mendorong anak NTT belajar sejarah lokal dan ada yang sekolah sejarah (studi ilmu sejarah dengan serius) agar ke depan muncul sejarahwan-sejarahwan lokal yang handal. Apa yang dihadapi Komunitas Sejarah Kota Kupang hari ini adalah apa yang dilakukan hari kemarin; dan apa yang kita temui di masa depan adalah hasil dari apa yang kita perbuat hari ini. Sebab sejarah adalah guru kehidupan, historia magistra vitae. KOMUNITAS SEJARAH KOTA KUPANG Berdiri pada tanggal 14 Februari 2012. Alamat Facebook:
Komunitas Sejarah Kota Kupang
Pengurus: Matheos Viktor Messakh (Admin Ketua) Theny Marthen Panie (Admin Anggota) Wilson M.A. Therik (Admin Anggota)
the NTT’s picture style
TUGU FOURTH Tulisan oleh : Wilson Therik
FOUNDATION Peter Apollonius Rohi Wartawan Senior Indonesia dan Pelaku Sejarah
Tugu Fourth Foundation yang berdiri di Kota Kupang pada tahun 1942 adalah satu-satunya Tugu Hak Azasi Manusia di dunia. Tugu itu landasannya adalah lima lingkaran bertingkat yang memaknai Pancasila mendukung nilai-nilai yang universal itu. Tugu ini untuk warga NTT popular dengan nama Tugu Pancasila, seharusnya nama tugu ini adalah Tugu HAM ujar Peter Apollonius Rohi, Wartawan Senior Indonesia dan Pelaku Sejarah. Peter A. Rohi menuturkan bahwa Orang-orang tua kita, ketika usai perang dunia seantero NTT hancur, membuat mereka berfikir untuk menerima Fourth Foundation (yang penjabarannya terdapat dalam Declaration of Human Right). Tugu ini berdiri ketika Declaration of Human Right belum disahkan, sementara orang-orang tua kita di Kupang sudah memiliki tugu itu sebagai simbol keluar dari penindasan rezim Jepang dan sebelumnya oleh Belanda. Tetapi pada era Soeharto tulisan pada tugu itu ditutup dengan cat hitam. Barulah Peter A. Rohi meminta kepada Ketua Bappeda NTT yang saat itu dijabat oleh Drs. J.L. Therik (As Therik) untuk menghapus cat itu sehingga dapat terbaca tulisan: Freedom of Speech, Freedom to worship God, Fredoom from want, dan Fredoom from Fear.
Š Wilson Therik
the NTT’s picture style
Tugu Fourth Foundation Kupang tahun 1942 Sumber : Koleksi Komunitas Sejarah Kota Kupang
HISTOGRAM
Si Kecil Yang Sering Dilupakan Tulisan dan foto oleh : Danny Wetangterah
Fitur histogram sepertinya sudah wajib ada pada setiap kamera digital sekarang. Tapi banyak yang melupakan fungsinya. Apa itu histogram? Cobalah cek kamera anda, kemungkinan besar memiliki fitur ini. Biasanya berada pada turunan menu "display" untuk melihat hasil foto. Jika anda menggunakan DSLR, maka sudah pasti fitur ini ada di kamera anda, karena Histogram adalah salah satu fitur yang powerful pada fotografi digital.
Foto1. Foto under eksposure
Histogram adalah sebuah grafik yang akan menampilkan kualitas exposure (pencahayaan, tonal range) yang kita hasilkan pada foto kita. Grafik tersebut menunjukan jumlah cahaya dari perbandingan gelap dan terang pada subjek foto kita. Grafik histogram terwakili oleh dua sumbu. Sumbu vertikal, mewakili banyaknya pixel dan keterwakilan dari ketajaman (kontras/sharpness) dari subjek foto kita. Sementara sumbu horisontal mewakili banyaknya terang (brightness/ highlight dan wash out) pada hasil foto kita.
Foto2. Foto over eksposure
Histogram selain pada kamera, kita juga melihat grafik histogram hasil foto kita pada software pengolah foto semisal Photoshop. Yaitu pada menu "Level" (Ctrl+L). Bagaimana memahami Histogram? Mudahnya begini, untuk nilai brightness; jika "gunung-lembah" yang terbentuk pada grafik histogram cenderung berada ke kiri, maka foto kita akan semakin gelap. Sebaliknya, jika "gununglembah" histogram cenderung ke kanan, maka foto kita akan semakin terang. Sementara untuk nilai kontras, jika "gununglembah" dari grafik histogram semakin tinggi maka nila kontras pada subjek yang kita potret juga tinggi. Dengan kata lain; jika "gunung-lembah histogram" hasil foto kita menyentuh bagian kiri grafik, maka foto tersebut cenderung kurang cahaya (under exposure), sementara kalau "gunung-lembah histogram" foto kita menyentuh bagian kanan grafik maka foto kita terlalu banyak cahaya (over exposure) - lihat gambar. foto 1: (foto under eksposure dengan gambar histogramnya) foto 2: (foto under eksposure dengan gambar histogramnya) Pada kondisi normal; foto dengan cahaya cukup maka "gununglembah" dari grafik histogramnya akan menyebar dan cenderung meninggi di bagian tengah. foto 3: (foto dengan eksposure pas dengan gambar histogramnya) Kegunaan Histogram Histogram menunjukan nilai exposure dari hasil foto kita. Dalam kondisi normal grafik Histogram pada kamera bisa menjadi alat pertama untuk melihat kualitas pencahayaan pada hasil foto kita. Kita tidak bisa selalu bisa mengandalkan LCD untuk melihat hasil
Foto3. Foto dengan eksposure yang pas
foto kita, karena tampilan LCD tidak serta merta mewakili tampilan hasil foto kita. Apalagi jika pengaturan brightness/contrast LCD Kamera kita tidak tepat atau salah. Histogram juga akan sangat membantu ketika memotret di suasana yang ekstrim, ketika kita tidak bisa mengandalkan LCD untuk melihat hasil foto kita. Misalnya ketika memotret di luar ruangan di siang hari yang panas, atau ketika malam hari ketika cahaya gelap sekali. Pada kondisi-kondisi inilah LCD kamera kita mudah "menipu" kita. Memperbaiki Foto lewat Histogram di Photoshop. Memperbaiki kualitas exposure pada foto dengan panduan histogram adalah salah satu teknik dasar dari perbaikan foto. Ini dibutuhkan karena hampir 70% foto yang dihasilkan kita cenderung "kurang tepat" pengaturan exposurenya. Karena itu, perbaikan exposure dengan panduan histogram adalah langkah awal yang baik memperbaiki hasil foto kita. Pada Photoshop, memperbaiki foto dengan panduan histogram berada pada fitur menu Level (Ctrl+L).
the NTT’s picture stylee
Pada menu histogram Level ini terdapat tiga titik yang masing-masing menunjuk pada shadow (sebelah kiri), midtone (tengah) dan highlight (sebelah kanan). Pada konisi normal, eksposur yang baik menunjukkan pola histogram berupa gunung dengan lembah di kiri dan kanan dengan ujung yang bisa berakhir mendekati atau tepat pada titik shadow dan highlight. Namun tak semua grafik histogram harus begitu. Tergantung dari pencahayaan yang ingin ditampilkan oleh sang fotografer. Nah untuk memperbaiki eksposur foto; kita harus menjaga agar detail gelap (shadow) di kiri dan terang (highlight) di kanan grafik tetap tercakup dalam grafik, dan tidak memotongnya. Kita dapat mengatur nilai shadow dan highlight dengan menggeser titik shadow dan highlight pada histogramnya. Hati-hati, kesalahan mengatur level justeru dapat merusak foto. Sehingga disarankan pengaturan level dilakukan dengan menggunakan "Adjustment Layer" (Menu Layer - New Adjustment Layer - Level). Lihat contoh, pada gambar berikut ini adalah foto mentah hasil pemotretan. Setelah mengaktifkan menu Layer (Ctrl+L), kita bisa melihat kualitas eksposur foto ini kurang tepat. Grafik Histogram cenderung terlalu menumpuk ke tengah.
Contoh 1: Foto dengan menu level aktif
Tambahkan sebuah Adjustment Layer Level,
contoh 2: Menambahkan adjustement layer - Level
Dan dengan menggeser pointer shadow (kiri) dan highlight (kanan) ke bagian dalam dan sedikit bermain dengan midtone, maka kita bisa mendapatkan foto dengan eksposur yang tepat.
contoh 3: pengaturan eksposur yang tepat.
Selamat mencoba !
the NTT’s picture style
Danny Wetangterah Lulusan Darwis Triadi School of PhotographyBandung ini adalah seorang pencinta fotografi yang telah mendedikasikan dirinya bagi perkembangan fotografi di kota kupang. Salah satu bukti keseriusannya dalam membina dan menumbuhkan kecintaan masyarakat kusunya kaum muda terhadap fotografi adalah dengan dirintisnya sebuah wadah penagajaran bagi masyarakat yang dinamakan Sekolah MUSA (Multi Media Untuk Semua) yang masih bertahan hingga sekarang. Red
KALENDER BUDAYA NTT
Januari
PESTA REBA Pesta Adat dari Kabupaten Ngada. Bertempat di Kampung Bena 12 Km dari Kota Bajawa. Reba adalah Pesta Tradisional menyambut tahun baru ditandai dengan makan ubi bersama ditemani tari-tarian tradisional dengan iringan musik tradisional. Diramaikan pertandingan tinju tradisional. Pesta ini dirayakan setiap tahun pada Bulan Januari atau akhir Desember.
BIJALUNGU HIUPAANA Upacara Adat dari Anakalang, Kabupaten Sumba Barat. Ritual ini merupakan upacara sakral Merapu sebagai ungkapan syukur kepada sang pencipta sekaligus sebagai awal persiapan alat-alat pertanian dan persiapan jenis-jenis benih pada lahan yang akan ditanam.
PASOLA Dari Kabupaten Sumba Barat. Upacara perang tradisional acara pelipur lara dengan berkuda dan saling melempar lembing dari atas punggung kuda yang sedang berlari cepat antara dua kelompok yang berlawanan. Acara ini dilaksnakan setelah upacara Ritual Nyale yaitu mencari cacing laut saat dini hari yang diawali dari Kodi, Lamboya, Wanokaka dan Gaura. Acara seperti ini juga ada di Kabupaten Sumba Timur namanya Hole yang diselenggarakan pada Bulan Maret di Pantai Kalala.
Februari
PAHORU Dari Pulau Sabu, Kabupaten Kupang. Upacara pengucapan syukur kepada penguasa alam yang diikuti dengan kegiatan atau atraksi perang-perangan antar pemuda, pawaikuda dan pada waktu malam hari ada tarian muda-mudi yang dinamakan Padoa. Acara ini diselenggarakan di tepi Pantai Kampung Bhodo, jaraknya 2 Km dari Kota Seba. Sumber : http://nttprov.go.id
OCDBeach Cafe Lasiana, Kupang-NTT
Š Markus Ely Manafe
the NTT’s picture style
SAHABAT FACEBOOK Bagi rekan-rekan fotografer yang ingin berkunjung ke Nusa Tenggara Timur dan ingin mendapat info lebih banyak tentang daerah tujuan maka depat menghubungi teman-teman di bawah ini. Mari pererat persahabatan lewat fotografi.
Kupang
Adhyt Sa
Sumba
Yushe Dunga
Maya Susetyo
Joni Trisongko Joni Photocolor
Aldino Hadi Alkatiri
Lembata
Alor
Rote
Wilson Therik
Maumere
Wily Otak Mofers
Ayank Chaniago
Yoas Enzo
Pande Putu Hadi Wiguna
Teddy Johannis
Rikky Saba
Manggarai
Daeng Irman
Atambua, Belu
Ferry Zan
Abdinillah Massa
Him 'movic' Massa
the NTT’s picture style
Mengucapkan:
Merry25 Desember Christmas & Happy New Year 2012 01 Januari 2013