Perspektif PPI UKM dari masa ke masa

Page 1

01


02


Perspektif Persatuan Pelajar Indonesia Universiti Kebangsaan Malaysia Dari Masa Ke Masa

EDITOR RIKA SRI UTAMI SYADZA FIRDAUSIAH RIDAYANI SIMANJUNTAK FANINDIA PURNAMA SARI TITO MAULANA

ISBN No : 978-602-14781-1-0

Penerbit Kemala Indonesia, Jakarta

i


Judul : Perspektif Persatuan Pelajar Indonesia – Universiti Kebangsaan Malaysia dari Masa ke Masa. Cetakan pertama : Maret, 2014 Seri : I (Pertama) Editor : Rika Sri Utami, Syadza Firdausiah, Fanindia Purnama Sari, Tito Maulana E – mail : admin@kemalapublisher.com Dilarang mengutip atau memperbanyak sebagian atau seluruh isi buku ini dalam bentuk apapun (seperti cetakan, fotokopi, mikrofilm, VCD, CD-ROM, dan rekaman suara) tanpa izin tertulis dari pemegang hak cipta/Penerbit. ISBN No. 978-602-14781-0-3 Typeset menggunakan : Adobe InDesign. Desain sampul : Tito Maulana BISAC Subject Heading : 048000, 032000, 026000, 016000 Kata kunci : Persatuan Pelajar Indonesia, Universiti Kebangsaan Malaysia, PPI Malaysia, UKM.

Penerbit Kemala Indonesia Jalan Raya Tengah Haji Ilyas No.47 Kampung Tengah, Kramat Jati, Jakarta Timur, 13540 Indonesia Telp No. +62-8779 4021 Fax No. +62-8779 4021 E-mail: admin@kemalapublisher.com Website : www.kemalapublisher.com Hak Cipta @ Copyright 2015 oleh Kemala Indonesia Publisher, Jakarta Semua naskah diterbitkan pada buku ini dilindungi hak cipta. Semua hak penyediaan, khususnya terjemahan kedalam bahasa asing. Tidak diperbolehkan untuk dapat membuat kembali atau dihasilkan kembali dalam segala bentuknya atau dengan kata lain, elektronik atau mekanik, termasuk fotocopy, rekaman atau setiap penyimpan informasi tanpa seizin penulis dan penerbit monograf ini. Membuat kembali dalam catatan kuliah, radio dan pemancar televisi, film magnetik atau sama bentuk apapun juga merupakan masalah mengenai hak cipta. Fotocopy untuk penggunaan orang pribadi harus dibatasi untuk satu kopi setiap pribadi saja atau sebagian saja pada buku ini.

ii


Pengantar Redaksi Assalamualaikum Wr Wb dan Salam Sejahtera, Ini merupakan suatu penghargaan bagi Almamater serta kerabat, handai taulan atas tersusun ide pemikiran sesuai dengan perspektif pelajar – pelajar Universiti Kebangsaan Malaysia. Persatuan Pelajar Indonesia atau yang dikenal di seluruh PPI dunia sebagai sebuah organisasi yang menyatukan visi dan misi untuk menjalankan kewajiban akademik dan non – akademik. Perlunya inovasi pemikiran – pemikiran pada saat menjalankan organisasi ini sebagai elemen pengurus, anggota ataupula organisasi yang berada dibawahnya sebagai organisasi elementer yang bersifat pembentuk. Sebuah perjalanan yang panjang dari organisasi PPI – UKM dari tanggal 17 Februari 2006, sebagai organisasi yang dilegalkan atau disahkan sebagai organisasi pelajar / pertubuhan pelajar didalam lingkungan Universiti Kebangsaan Malaysia, Selangor untuk dapat berkreasi, berinovasi serta memberikan warna yang mempunyai karakteristik tersendiri. Karakteristik yang difahamkan ialah identitas pelajar dari Indonesia dengan tingkat tantangan hidup yang cukup unik, berani serta menerima segala tantangan kehidupan. Buku ini merupakan sebuah catatan perjalanan hidup bagi penggerak organisatoris PPI – UKM dalam menjalani kehidupan di masa kedepan. Segala permasalahan, konflik kepentingan dan suka duka merupakan kenangan – kenangan dalam menjalani kehidupan kembali menjadi mahasiswa atau memulai menjadi mahasiswa. Editor sangat menjunjung tinggi dan penghargaan setinggi – tingginya kepada seluruh elemen Persatuan Pelajar Indonesia – Universiti Kebangsaan Malaysia atas partisipasi dan kontribusi yang diberikan pada organisasi ini. Semoga, ini menjadi pelajaran yang berharga bagi penggerak PPI – UKM untuk dapat memberikan pencerahan serta inovasi yang dapat memberikan kontribusi bagi seluruh rakyat Indonesia. Wassalamualaikum Wr Wb dan semoga PPI tetap Jaya!

Bangi, 2015 Tim Editor iii


Kata Sambutan

Ketua Umum Persatuan Pelajar Indonesia Universiti Kebangsaan Indonesia Periode 2014/2015

Assalamualaikum Wr Wb dan Salam Sejahtera, Suatu kebanggaan bagi seluruh warga PPI UKM dapat menerbitkan sebuah buku mengenai pandangan dari seluruh elemen – elemen yang penting sebuah organisasi kemahasiswaan yang berasal dari Indonesia. Segala daya upaya untuk dapat menjadikan sebuah kontribusi yang bermakna dan selalu menjadi insan yang cemerlang. Segala suka dan duka yang dilalui beserta keluarga disamping mereka ataupula ditinggalkan untuk masa tertentu mempunyai warna hidup tersendiri bagi mahasiswa dengan tekad mendapatkan berkah dan rahmat Allah SWT untuk menjadi yang terdepan dari segala amal dan perbuatan. Saya mengucapkan selamat dan tahniah kepada seluruh pengurus PPI – UKM dari sehingga dulu dan sekarang dapat memberikan refleksi dari sebuah perjuangan organisasi kemahasiswaan. Segala pandangan – pandangan merupakan cerminan positif dan pegangan untuk dapat menjalankan PPI – UKM sebaik mungkin dimasa depan. Kemajemukan budaya dan kepercayaan merupakan sebuah kekuatan yang sangat besar untuk dapat menyumbangkan fikiran – fikiran yang bernas serta bermanfaat bagi masyarakat dan negara Indonesia. Semoga, buku ini dapat menjadi cerminan hati dan fikiran sebagai mahasiswa yang cerdas, ulet, kreatif dan inovatif bagi bangsa Indonesia yang kita cintai. Wassalamualaikum Wr Wb dan semoga PPI tetap terdepan!

Bangi, 2015 Ir. Harry Ramza, M.T.

iv


Daftar Isi

Pengantar Redaksi

iii

Kata Sambutan

iv

Daftar Isi

v

Optimisme dan Sepak Terjang PPI - UKM

1

Catatan Kehidupan : Keterpaduan Pemikiran (Integration Minding)

5

Indahnya Membangun Kebersamaan di Negeri Jiran

11

Kongres Persatuan Pelajar Indonesia Malaysia ke 16 di Universitas UCSI, Kuala Lumpur

15

Kebersamaan PPI dalam Kemajemukan budaya

20

The Ocean Love

23

PPI dan Primordialisme

30

Mahasiswa Indonesia yang Bermutu

37

PPI UKM sebagai Perekat dan Wajah Indonesia

42

Persatuan Pelajar Indonesia Malaysia (PPI-M) Menurut Perspektif Otonomi Cabang UKM

47

Meriahnya Acara Dinner Sumpah Pemuda

50

Lampiran 1: Legalitas atau Akta Pembentukan Organisasi Persatuan Pelajar Indonesia Universiti Kebangsaan Malaysia, Selangor

56

Lampiran 2 : Surat Berita Acara, Pengukuhan Pengurus PPI – UKM Periode 2014 - 2015

57

v


OPTIMISME DAN SEPAK TERJANG PPI - UKM

ARHAM SELO, S.Sos, M.A Ketua Dewan Pertimbangan Organisasi PPI UKM Periode 2013 – 2014 Program Ph.D, Jabatan Komunikasi dan Media Fakulti Sains Sosial dan Kemanusiaan, Universiti Kebangsaan Malaysia Email : arhamselo69@gmail.com

“Seandainya....kampus UKM itu berada di tengah lautan yang paling dalam, atau berada di tengah hutan rimba belantara ..... atau lagi mengawan-awan di udara yang tidak jelas dimana letak dan keberadaannya.....maka sungguh saya tidak pernah takut mencarinya ke sana, selagi masih ada PPI-UKM yang menemani, karena PPI-lah yang pasti akan menunjukkan padaku, tentang letak keberadaannya”. (Arham Selo, 6 Agustus 2013). Masih teringat ketika musyawarah PPI-UKM berlangsung untuk menentukan pengurus 2014/2015. Sebelum pemilihan dimulai saya sempat menelorkan argumen dalam sebuah kalimat...”saudara-saudaraku sekalian, sebelum kita memilih salah satu diantara dua calon Ketua PPI-UKM izinkanlah saya menyampaikan bahwa......setelah saya melihat kawan-kawan Ketua PPI dari negara lain, pada umumnya yang dipilih ketua PPI adalah yang sementara kuliah sarjana (S-1), alasannya sangat riil bahwa mereka lebih banyak waktu untuk mengurus organisasi, umur masih muda dan gesit, belum terlalu banyak urusanurusan rutin rumah tangga yang harus dia tunaikan, serta belum banyak amanah yang dia harus pertanggungjawabkan. Semua pelajar S1 yang kebetulan calonnya 1


juga daripada S1 menoleh kepada saya dan tepuk tangan... sudah tentu mereka sependapat dengan saya. Gumam dalam hati saya. Tapi....kalau ternyata hari ini ada kawan kita yang sementara menjalani PhD (S-3) dan berkeinginan untuk menjadi ketua PPI-UKM, maka sangat perlu diapresiasi dan didukung. Karena itu merupakan luapan suara hati nurani yang lebih dalam. Suara dan tepuk tangan peserta mubes menjadi lebih riuh. Alasannya adalah ..... bukan hanya mencari prestise dan popularitas, namun saya mengamati bahwa ada keinginan terpendam dan potensial yang terselubung untuk diejawantahkan. Agar dapat berkonstribusi langsung dalam memberikan warna ekslusif terhadap program kerja PPI-UKM kedepan. Ada sesuatu yang lain daripada biasanya, minimal ada optimisme yang terabadikan untuk dapat mengawal kualitas program PPI-UKM ke depan untuk periode 2014/2015,...... tapi..... mungkinkah hal itu dapat terealisasi?

Optimisme Pemeo lama mengatakan bahwa “dimana ada kemauan dan disitu pula ada jalannya�. Artinya, bahwa ketika kemauan sudah ada, berarti kesiapan sudah mantap sebagai wujud implementasi daripada menyatunya pikiran dan hati untuk bereaksi. Sudah menjadi sunnatullah bahwa satu-satunya mahluk yang istimewa dan telah dikaruniai akal pemikiran yang cerdas hanyalah manusia. Bukan hanya sebagai konseptor semata, akan tetapi juga dapat bertindak sebagai praktisi yang mampu mewujudkan nilai-nilai konsep dalam bentuk simbol-simbol, berupa perilaku yang dapat diterima oleh oleh masyarakat awam maupun masyarakat ilmuwan. Bahkan, dapat menjadi rujukan bagi mahluk-mahluk lainnya selain manusia. Jika hal ini mengkristal dalam diri pribadi seseorang, sudah tentu dapat dengan leluasa mengatur langkah untuk menuju pada sebuah proses pencapaian yang syarat dengan nilai-nilai kompetisi manusiawi, baik dalam kepentingan pribadi maupun sebagai keinginan kepentingan kelompok (organisasi). Optimisme adalah sesuatu yang sangat diperlukan dalam kehidupan manusia. Keberadaannya sangat diperhitungkan untuk menentukan langkah dan perilaku setiap orang. Merupakan sesuatu yang tidak dapat disimbolkan, melainkan hanya dapat dilihat hasil refleksi yang ditimbulkan, sebagai pertanda tumbuhnya 2


satu optimisme pada diri pribadi. Bahkan dapat menjadi pembeda yang sangat prinsip di antara sesama manusia yang mempunyai standar kelahiran yang sama. Tercapainya satu program merupakan satu wujud daripada sebuah komitmen dan optimisme yang begitu kuat. Optimisme mempunyai kekuatan supranatural bahkan dapat menjadi superman untuk dapat berbaur pada kancah kehidupan. Tanpa harus melihat suku bangsa, warna kulit, agama bahkan simbol-simbol kehidupan manusia lainnya. Merupakan satu kesucian yang menjadi penguat untuk melakukan proses kompetisi dalam melakoni berbagai model organisasi kampus, bahkan turut menjadi media inspirasi dalam pengambilan keputusan di area manapun, termasuk pada organisasi PPI-UKM.

Sepak Terjang PPI-UKM Ada imej yang berkembang di tengah masyarakat, bahwa organisasi PPI di negara manapun di dunia ini termasuk PPI-UKM tidak jauh beda dengan organisasi internal kampus dalam negeri kita. Tidak ubahnya seperti perkumpulan mahasiswa dalam satu prodi, satu jurusan, satu fakulti bahkan universitas. Boleh jadi premis itu benar, kalau menilik PPI dari aspek kuantiti peserta anggotanya saja. Namun, mereka tidak menyadari bahwa bagaimanapun modelnya PPI, apa dia kurus, langsing atau gemuk dengan kuantitas jumlah personil yang ada, sudah tentu merupakan satu simbol pencerminan akademik pelajar Indonesia. Kekuatan organisasi PPI sudah teruji, karena dapat menyatukan pelajar-pelajar kita dari Sabang sampai Merauke. Mereka dapat duduk bersama, makan bersama, berpikir bersama, kerja bersama serta kebersamaan lainnya yang tentunya dapat bernilai konstruktif. Bahkan ada yang berpendapat bahwa PPI adalah organisasi anak-anak. Sampai hari ini organisasi PPI khusunya PPI-UKM memang masih kelihatan seperti organisasi anak-anak, tetapi personilnya sudah mampu bertindak dan berjiwa dewasa. Artinya, anak-anak yang berjiwa dewasa sungguh jauh lebih baik dan lebih mulia ketimbang dengan organisasi orang dewasa, yang ribuan jumlah anggotanya sebagian adalah orang yang sudah lama hidup di dunia (Orang lama, bukan orang tua), namun perilaku dan tindakannya seperti anakanak Taman Kanak-kanak. Tentu saja sekiranya disuruh memilih di antara dua, 3


maka sudah pasti kita pilih yang pertama yaitu anak-anak yang bersifat dewasa. Alasanya sangat sederhana, bahwa setiap periode kepengurusan organisasi PPIUKM selalu mengalami perkembangan yang cukup signifikan. Indikasinya adalah selalu menjadi lebih baik daripada kepengurusan sebelumnya. Tolok ukurnya mengalami peningkatan yang pesat dari aspek kualitas program kerjanya. Saya berpikir bahwa harapan itulah yang kita idam-idamkan, hal ini dapat menjadi satu barometer untuk kepengurusannya selanjutnya agar PPI-UKM harus lebih eksis di masa hadapan. Akhirnya, kita berharap agar PPI-UKM dimasa-masa hadapan tidak hanya sekadar tempat berkumpulnya pelajar-pelajar yang multi etnis, suku dan ragam agama dari Indonesia, tetapi juga mampu didesain menjadi satu organisasi yang dapat mengayomi pelajar-pelajar kita yang kelak dapat dimintai satu konsep pemikiran akademik yang gaungnya dapat membahana. Baik di kalangan pelajar sendiri, bahkan dapat menjadi penawar yang ampuh untuk pertimbangan kontruktif dalam pengambilan keputusan pada sebuah universitas di manapun berada. Lebih dariapada itu PPI-UKM dapat juga menjadi satu titik persinggahan yang dirindukan oleh pejabat-pejabat (pemegang kekuasaan) dan seluruh masyarakat pengunjung dari Indonesia ketika melakukan lawatan ke Malaysia. Kesemuanya dapat tercapai dengan sebuah optimisme yang kuat dibarengi dengan kerja keras dan senantiasa merapatkan diri pada Kedutaan Besar Republik Indonesia yang ada di Kuala Lumpur. Bagaimanapun juga KBRI sebagai wadah perpanjangan pemerintah di luar negeri. Semoga, Selamat maju jaya...Wassalam.

4


Catatan Ringan Kehidupan:

KETERPADUAN PEMIKIRAN (Integration Minding)

ROER EKA PAWINANTO, S. Pd. Ketua Bidang Pengembangan Intelektual Persatuan Pelajar Indonesia Universiti Kebangsaan Malaysia Periode 2014 – 2015 Program Master of Science, Microengineering and Nanotechnology, IMEN UKM Email : roer.eka@gmail.com

PROLOG Indonesia dikenal sebagai negara yang terdiri dari pulau – pulau dengan berbagai bahasa, budaya dan bangsa. Dari berbagai bentuk perbedaan masyarakat, dahulunya dikenal dengan sebutan Nusantara menjadi suatu kekuatan yang besar. Kekuatan yang dimaksudkan di sini ialah kekuatan untuk membangun masyarakat menjadikan peradaban yang bagus. Untuk menjadikan peradaban yang bagus dan tinggi memerlukan manusia – manusia Indonesia yang berpendidikan tinggi dan wawasan yang luas. Manusia – manusia Indonesia yang diperlukan untuk membangun sebuah peradaban maju selayaknya mempunyai asas – asas yang kuat yaitu asas ketuhanan dan keimanan. Asas ini menggunakan fungsi Agama sebagai landasan berpikir untuk setiap manusia Indonesia, karena apapun bentuk – bentuk peradaban fungsi Agama dan Negara tidak dapat dipisahkan satu sama lainnya. Keterpaduan dalam konteks Indonesia tidak bisa dipisahkan dengan sosial – 5


budaya dari falsafah hidup suku – suku atau etnis - etnis yang ada di dalam Negara Indonesia. Negara Indonesia menjadi besar karena elemen – elemen pembentuk masyarakat besar seperti suku – suku, kampung, serta daerah. Keterpaduan telah ditanamkan sejak dahulu oleh pemikir, ulama, ilmuwan, orang tua dan nenek moyang. Hasil yang diperoleh seperti sekarang yaitu sebuah kemerdekaan, bermakna kemerdekaan berpikir, bertindak dan menentukan arah serta tujuan hidup dalam bermasyarakat. Keterpaduan mempunyai makna yang dalam yaitu menyatukan berbagai elemen masyarakat tanpa harus menghilangkan jati diri masyarakat tersebut. Keterpaduan bukan berarti menjadikan asas ketuhanan dan keimanan setiap elemen masyarakat menjadi satu atau dapat dikatakan semua agama menjadi satu. Asas ketuhanan dan keimanan mempunyai pengertian Benar dan Salah sehingga diperlukan sebuah sifat tolak – angsur. Sifat ini dapat diterangkan bahwa ‘kebenaran’ yang dipegang oleh elemen masyarakat bukan menghancurkan ‘kesalahan’ yang dipegang oleh elemen masyarakat lainnya. Sifat Tolak – Angsur digunakan untuk saling menjaga pada setiap elemen masyarakat Indonesia. Beberapa keterpaduan masyarakat yang harus dipikirkan oleh masyarakat Indonesia.

KETERPADUAN KESEPAHAMAN Memahami budaya – budaya pembentuk Indonesia sangat diperlukan untuk memperkokoh masyarakat Indonesia sebagai suatu bangsa. Bermacam – macam cara untuk membentuk kesepahaman seperti saling memahami keadaan lingkungan etnis – etnis tertentu, saling berkunjung ke setiap elemen masyarakat dan bentuk – bentuk lain yang dapat membentuk kesepahaman. Pembentukan kesepahaman dalam konteks ke-Indonesiaan terasa sangat mahal karena letak geografis yang saling berjauhan menyebabkan biaya transportasi untuk mengunjungi tempat daerah yang berbeda menjadi sangat mahal. Contoh kasus, biaya pergi ke daerah kawasan timur dari kawasan barat Indonesia lebih besar daripada pergi ke luar negeri. Keterpaduan kesepahaman akan terbentuk apabila setiap elemen masyarakat setiap daerah yang berbeda mencapai tingkat kemajuan dari segi ekonomi, industri dan pendidikan. Kesepahaman akan dapat berkembang apabila media informasi mencapai tingkat yang maju. Media 6


informasi memberikan penerangan tentang kekuatan sumber daya yang dimiliki oleh setiap daerah. Keadaan inilah yang dapat membuat keterpaduan kesepahaman akan terwujud.

KETERPADUAN BUDAYA

Seperti diketahui bahwa khazanah budaya Indonesia yang tinggi dan adat yang luhur. Budaya pada setiap daerah atau etnis – etnis tertentu akan selalu mengajarkan tata – krama, sopan – santun dan budi – bicara. Sangat jauh berbeda apabila dibandingkan dengan negara – negara eropa, amerika dan lainnya. Penggunaan kata – kata biasanya mengikuti tingkatan, antara orang berusia tua terhadap orang muda, antara orang – orang yang berusia sebaya dan antara orang muda terhadap yang lebih muda daripadanya. Tujuan penggunaan kata dalam pertuturan ini ialah untuk menghormati sesama masyarakat sebagai wujud masyarakat Indonesia yang majemuk. Kita telah paham bahwa asas bahasa Indonesia ialah bahasa Melayu sebagai bahasa pengantar sehingga berkembang sesuai dengan zaman menjadikannya Bahasa Indonesia. Pembentukan sebuah Bahasa Indonesia didasarkan atas keterpaduan budaya - budaya Nusantara khususnya kawasan Indonesia. Keterpaduan budaya yang telah terbina karena sifat inklusif yang dipunyai elemen – elemen masyarakat Indonesia.

KETERPADUAN SOSIAL Kehidupan sosial merupakan bentuk kehidupan saling berhubungan atau saling keterkaitan pada setiap elemen masyarakat. Interaksi satu dengan yang lainnya telah diajarkan dan dijelaskan secara jelas didalam kitab suci agama yang ada di Indonesia. Sosialisasi masyarakat akan membentuk peradaban manusia yang lebih maju. Agama Islam tidak mengajarkan sifat eksklusif terhadap kelompok masyarakat lainnya. Islam mengajarkan saling membantu atau tolong menolong walaupun kepahaman iman antara benar dan salah tetap dipegang. Kepahaman pada skala abu – abu tidak pernah ada, namun demikian secara pelaksanaannya tolong – menolong, bantu – membantu sangat dianjurkan dalam agama Islam. Sosialisasi masyarakat antara setiap daerah atau suku – suku etnis lainnya sangat perlu dilakukan untuk membentuk masyarakat Indonesia. Keterpaduan 7


sosial akan berjalan dengan baik apabila keterpaduan kesepahaman telah dilalui dengan baik. Untuk konteks ke-Indonesiaan bahwa keadaan sosial mempunyai makna yang banyak, hal ini dapat berupa kehidupan pendidikan, kesehatan, ekonomi masyarakat untuk mencapai tujuan atau menjalani kehidupan serta memenuhi keperluannya. Keadaan keterpaduan sosial dilandaskan dengan dasar negara Indonesia yaitu Keadilan Sosial Masyarakat bagi Seluruh Rakyat Indonesia. Keadaan sosial yang stabil apabila masyarakat dapat memenuhi segala keperluan hidup sesuai dengan kemampuannya. Keadaan sosial yang tidak baik akan berdampak buruk ke segala sendi kehidupan bernegara dan berbangsa. Indonesia akan runtuh apabila keadaan sosial yang buruk, tidak stabil dan rendah. Sumber masalah dari gejala sosial yang buruk disebabkan mental dan spiritual masyarakat yang rendah dan rusak. Untuk mengatasi gejala sosial ini sangat diharapkan dengan membentuk tatanan dan administrasi kehidupan masyarakat yang tersusun, terbuka dan rapi, bukan mempertahankan susunan yang tidak teratur untuk kepentingan pribadi dan golongan tertentu. Masyarakat merasa nyaman akan keterpaduan sosial apabila dikemas dengan rapi, terstruktur, manajemen pengaturan masyarakat dengan baik. Suku – suku, etnis – etnis, daerah – daerah, kawasan - kawasan akan tunduk dan mengikuti aturan yang telah ditetapkan atau disepakati jika pemikiran keterpaduan sosial berjalan dengan baik.

KETERPADUAN GEOGRAFI Kemajemukan masyarakat Indonesia dikarenakan banyaknya pulau – pulau yang ada sehingga menimbulkan perbedaan diantara satu sama lainnya. Perbedaan – perbedaan timbul karena faktor – faktor ekonomi, akar budaya dan agama, sehingga menghasilkan pandangan negatif terhadap keterpaduan internal. Keterpaduan geografi diperlukan pada peringkat awal dalam konteks pemikiran ke-Indonesiaan. Pemikiran keterpaduan Mafilindo (Malaysia, Filipina dan Indonesia) pernah ada sebagai konfederasi yang bersifat non – politik. Pada Juli 1963 diucapkan oleh Presiden Filipina Diosdado Macapagal, mengatakan bahawa pemikiran Mafilindo ini merupakan gagasan yang telah dipikirkan oleh Jose 8


Rizal pahlawan Filipina untuk menyatukan seluruh bangsa Melayu yang tepisah daripada koloni penjajahan. Pemikiran ini menjelaskan bahawa Mafilindo ialah gabungan kawasan ini dibangun untuk menyelesaikan isu dan memenuhi kepentingan serta keperluan masyarakat ketiga kawasan ini dengan semangat pemikiran keterpaduan geografi. Konsep keterpaduan geografi telah ada beratus – ratus tahun yang lampau, maka sudah sepatutnya dalam konteks ke-Indonesiaan pemikiran keterpaduan ini ada didalam elemen – elemen masyarakat Indonesia.

KETERPADUAN TUJUAN Setiap elemen – elemen masyarakat besar mempunyai gagasan untuk mempertahankan kehidupan. Gagasan ini selalu diwarnai dengan tujuan – tujuan kelompok atau etnis – etnis yang dilandaskan kepahaman dan keimanan. Dalam konteks ke-Indonesiaan sangat diperlukan keseragaman gagasan (uniformity ideas) untuk menjadikan sebuah kawasan yang kuat tanpa campur – tangan pihak luar dan dilandaskan keimanan yang kuat. Tujuan keterpaduan ini hendaknya diutamakan untuk kepentingan masyarakat yang lebih besar. Seperti yang telah ditanamkan sejak dahulu bahwa keterpaduan tujuan dibentuk karena landasan pemikiran ketuhanan dan keimanan yang kuat, mempunyai sifat manusiawi dengan mengikuti adab – adab atau tata cara yang baik, landasan keterpaduan masyarakat dalam konteks ke-Indonesia-an, musyawarah dan mufakat dan kita hendaknya dapat bersifat adil untuk masyarakat yang lebih besar. Dari landasan – landasan tersebut, keterpaduan tujuan dari seluruh elemen – elemen pembentuk ialah ‘kesejahteraan dan kemakmuran’. Kesejahteraan dan kemakmuran ialah kemampuan masyarakat, kelompok, kawasan – kawasan atau etnis – etnis untuk dapat memenuhi lima keperluan utama hidup mereka, iaitu; pangan, pakaian, papan, pendidikan dan perobatan atau dikenal 5P.

KETERPADUAN HARAPAN Semua elemen – elemen pembentuk suatu bangsa akan meletakkan harapan – harapan agar dapat atau mencapai kesejahteraan dan kemakmuran. 9


Umumnya, di dalam benak dan pikiran yang timbul ialah mempertahankan hidup atau kecukupan pangan atau terpenuhinya makan tiga kali dalam sehari. Kemampuan membeli dan menggunakan pakaian yang melekat layak di badan untuk menghindari bahaya penyakit bagi semua orang, kemampuan membuat rumah untuk menghindari gangguan bahaya alam dan lingkungan, kemampuan masyarakat Indonesia untuk mendapatkan pendidikan agar dapat berkembang dengan baik sebagai manusia Indonesia yang mempunyai peradaban tinggi tanpa sifat tamak dan korupsi untuk kepentingan pribadi. Kemampuan masyarakat untuk mendapatkan fasilitas kesehatan agar terhindar dari penyakit – penyakit serta dapat menjaga keadaan badan dalam menjalankan tugas dan pekerjaan manusia sebagai bahagian masyarakat dan negara Indonesia dengan mental yang sebaik - baiknya. Masalah yang sangat penting ialah memajukan dan meningkatkan sosial dan budaya di seluruh kawasan – kawasan, daerah – daerah dan etnis – etnis yang ada di seluruh Nusantara ini, khususnya Indonesia sehingga memberikan hasil pembangunan yang merata. Seluruh elemen – elemen masyarakat mempunyai rasaketerpaduan yang sama dari ujung timur ke ujung barat Indonesia. Segala bentuk keterpaduan memerlukan interaksi sesama elemen – elemen masyarakat, bukan secara formasi konsep di atas kertas ini. Pembentuk keterpaduan selayaknya menjadi fasilitas atau fasilitator dengan memberikan dasar – dasar pemikiran keterpaduan bangsa dengan mementingkan keperluan rakyat banyak berbanding kepentingan pribadi dan keluarganya.

10


Indahnya Membangun Kebersamaan Di Negeri Jiran ARIF MURTI ROZAMURI, B.Sc. M.A Ketua Umum Persatuan Pelajar Indonesia, Universiti Kebangsaan Malaysia Periode 2011 – 2012 Program Peningkatan Kualiti dan Produktiviti Fakulti Sains Sosial dan Kemanusiaan, Universiti Kebangsaan Malaysia Email : ayiep_murti@yahoo.com

Terkadang kita perlu “hijrah” untuk mendapatkan tantangan dan pengalaman yang baru. Berbagai macam cara yang dapat kita lakukan, salah satu pilihan hijrah yang di pilih ialah untuk hijrah menuntut ilmu di Malaysia. Berbagai macam pertanyaan dari sahabat, keluarga dan akademisi kenapa harus ke Malaysia?. Menurut hemat penulis pertanyaan itu tidak perlu dijawab tetapi yang penting ialah bagaimana kita membuktikan bahwa pilihan itu merupakan yang terbaik bagi kita. Mantan Perdana Menteri Malaysia Tun Mahathir Mohammad Pernah berkata Kalau Malaysia tidak dijajah oleh Inggris dan Indonesia tidak dijajah Belanda, maka Indonesia dan Malaysia akan bersatu. Ucapan itu tentu lebih memperkuat lagi bahwa ada hubungan yang erat dan emosional yang sama antara Indonesia dan Malaysia. Membahas hubungan Indonesia dan Malaysia seperti melihat air di lautan yang tak ada habisnya, rasa saling memiliki dan kedekatan yang tinggi sehingga terkadang diantara kedua negera sensitif dengan perkara yang kecil mahupun besar. Ketika hadir di Malaysia tentu yang akan di cari adalah saudara sebangsa dan senegara. Malaysia bukanlah negara yang “asing” bagi warganegara Indonesia, 11


karena ramainya penduduk Indonesia yang bekerja dan belajar di Malaysia. Mulai dari Tenaga Kerja Indonesia sehingga Tenaga Kerja Intelektual ada di Malaysia. Salah satu peninggalan dari Tokoh Bangsa yaitu Bung Hatta ialah Perhimpunan Pelajar Indonesia dan kini sudah berganti menjadi Persatuan Pelajar Indonesia. Wadah dan organisasi ini juga hadir di Malaysia. Karena ramainya pelajar Indonesia di Malaysia, organisasi ini juga hadir di beberapa kampus di Malaysia, salah satunya ialah Persatuan Pelajar Indonesia, Universiti Kebangsaan Malaysia. Peran Persatuan Pelajar Indonesia – Universiti Kebangsaan Malaysia diharapkan mampu menjadi wadah B4 (Berhimpun, Bersama, Berkarya, Berprestasi). Persatuan Pelajar Indonesia Universiti – Kebangsaan Malaysia memiliki berbagai anggota mulai dari sabang sampai merauke. Bersama-sama dengan Persatuan Pelajar Indonesia – Universiti Kebangsaan Malaysia ada juga paguyuban kedaerahan yang menjadi mitra kerja dalam membangun kebersamaan. Mulai dari Persatuan Mahasiswa Riau Malaysia (PMRM), Badan Kebajikan Mahasiswa Aceh (BAKADMA), Ikatan Keluarga Mahasiswa Minang (IKMM), Ikatan Pelajar Alumni Sumatera Utara (IPAMSU), Ikatan Mahasiswa Sulawesi Selatan (IMSSIMA) dan berbagai paguyuban kedaerahan lainnya. Bersama-sama dengan Persatuan Pelajar Indonesia – Universiti Kebangsaan Malaysia paguyuban kedaerahan ini membangun kebersamaan di negeri jiran, mulai dari kegiatan pesta kebudayaan Indonesia, piala paguyuban, acara keagamaan, silaturahmi dan berbagai macam kegiatan yang dilaksanakan untuk membangun kebersamaan di negeri jiran. Salah satu kegiatan yang dilaksanakan untuk membangun kebersamaan diantara paguyuban dilahirkan/dicetuskan di kepengurusan PPIUKM Periode 2011/2012 dibawah kepemimpinan Arif Murti Rozamuri ialah “Piala Paguyuban”. Kegiatan ini sebagai ajang silaturahmi diantara paguyuban yang menjadi mitra kerja Persatuan Pelajar Indonesia – Universiti Kebangsaan Malaysia selama ini melalui kegiatan pertandingan futsal, badminton dan pesta makanan paguyuban kedaerahan. Di dalam hal ini ada beberapa tantangan dan tugas bagi kita semua terhadap eksistensi dan keberlanjutan Persatuan Pelajar Indonesia Universiti Kebangsaan Malaysia. Hal tersebut disingkat dengan istilah KDIP (Kaderisasi, Diplomasi, 12


Intelektual, Publikasi) Hal pertama yang menjadi tantangan bagi Persatuan PelajarIndonesia ialah Kaderisasi. Sesuai harapan kita bersama bahwa Persatuan PelajarIndonesia diharapkan mampu menjadi organisasi untuk kita berkarya. Mahasiswa Indonesia yang melanjutkan pendidikan Degree (S1) di Malaysia tentu belum mendapatkan kesempatan mengikuti organisasi di kampus Indonesia. Berbekal pengalaman di Osis, Pramuka, Rohis dan organisasi lainnya ketika SMA yang akan mereka bawa ke Malaysia. proses pembelajaran organisasi dan kaderisasi tentu menjadi tugas dan tanggungjawab bagi setiap pengurus Persatuan PelajarIndonesia. Karena keberlanjutan organisasi dan semakin baiknya organisasi tergantung dengan bagaimana proses pengkaderan yang dilakukan organisasi tersebut. Yang kedua menjadi tantangan bagi Persatuan Pelajar Indonesia ialah Diplomasi. Kemampuan diplomasi bagi pelajar Indonesia yang sekolah di luar negeri perlu tinggi dan bagus. Karena mahasiswa yang hadir di Malaysia mahupun negara lainnya sebagai representasi dari Indonesia. Kemampuan dan kemahiran diplomasi perlu dibina, dibangun dan dipertingkatkan. Kemudian yang ketiga ialah intelektual. Salah satu tujuan utama hadir di Malaysia ialah untuk meningkatkan intektual. Persatuan Pelajar Indonesia memiliki peran untuk meningkatkan intelektual pelajar Indonesia dengan berbagai macam kegiatan dan aktivitas yang dapat dilakukan. Salah satu hal yang positif dilakukan pengurus PPI-UKM Periode 2010/2011 dibawah Kepemimpinan Nabil Ahmad Fauzi yaitu kegiatan International Scientific Conference dan dilanjutkan

Foto Panitia Piala Paguyuban 2012 di Stadion Badminton VROX

13


ke pengurus PPI-UKM Periode 2011/2012 dibawah Kepemimpinan Arif Murti Rozamuri yaitu 2nd International Scientific Conference. Dan yang terakhir ialah Publikasi, peran publikasi untuk menjadi sumber informasi dan eksistensi pelajar Indonesia khususnya di Malaysia sangat penting. Melalui publikasi yang baik dan berkesan masyarakat Indonesia dan Malaysia dapat melihat bahwa adanya eksistensi dan peran dari mahasiswa Indonesia dalam mempererat dan membina hubungan yang baik antara Indonesia dan Malaysia. Indahnya sahabat dengan candaan dan gurauan, indahnya sebuah cinta dengan kebersamaan. Besar harapan kita agar Persatuan Pelajar Indonesia senantiasa memberikan kebersamaan yang luar biasa di Malaysia.

14


KONGRES PERSATUAN PELAJAR INDONESIA – MALAYSIA (PPI – M) KE - 16 DI UNIVERSITAS UCSI, KUALA LUMPUR TANGGAL 27 – 28 SEPTEMBER 2014

TITO MAULANA, B. Sc. Arch Ketua 1 Persatuan Pelajar Indonesia, Universiti Kebangsaan Malaysia Periode 2014 - 2015 Program Master of Science in Architecture, Jabatan Seni Bina, Fakulti Kejuruteraan dan Alam Bina Email : 92maulana@gmail.com

Kongres PPI – M di Universitas UCSI, Kuala Lumpur ke 16 dibuka oleh Duta Besar Indonesia Bapak Marsekal TNI (Purn) Herman Prayitno serta dihadiri oleh Ketua Panitia Fawzy Faridin, Ketua PPI – UCSI Saudara Stanley Ow, Ketua PPI – M yang akan digantikan Saudara Gushairi, Deputy Vice Chancelor UCSI Asistance Professor Silvester Lim dan Atase Pendidikan, KBRI Kuala Lumpur Professor Dr. Ari Purbayanto. Pada kongres ke – 16 ini dihadiri 30 cabang Persatuan Pelajar Indonesia yang tersebar diseluruh Malaysia atau seluruh perguruan tinggi swasta dan negeri (atau dikenal Institusi Pengajian Tinggi Awam dan Swasta – IPTA/S). Serta pada saat itu Universitas UCSI Kuala Lumpur sebagai tuan rumah penyelenggara kongres juga didukung oleh panitia – panitia dari pelajar yang berasal dari Indonesia yang sedang mengikuti pendidikan di perguruan tinggi tersebut. Kongres ini sangat didukung oleh fihak pimpinan perguruan tinggi atau Canselor karena dianggap sebagai organisasi yang sangat aktif dalam menjalankan kegiatan kemahasiswaan 15


diluar konteks akademik. Menurut Ketua PPI – UCSI, Stanley Ow bahwa jumlah mahasiswa yang paling banyak dan organisasi kemahasiswaan yang terbesar di Universitas UCSI Kuala Lumpur pada peringkat pertama ialah China Student Association, kedua ialah Indonesia Student Association (PPI – UCSI), ketiga ialah mahasiswa dari timur tengah dan Afrika. Untuk mahasiswa timur tengah termasuk Iran, Lybia, Irak dan Afrika Selatan. PPI – UCSI merupakan organisasi mahasiswa yang tergolong paling aktif sehingga mendapat tanggapan yang sangat positif dengan mendapatkan fasilitas Konvension Hall utama sebagai tempat berlangsungnya kongres ke – 16. Sesuai dengan pidato yang disampaikan oleh Duta Besar RI untuk Malaysia bahwa mahasiswa PPI – M sebagai tulang punggung perubahan Indonesia dimasa yang akan datang harus dapat memberikan kontribusi secara nyata untuk bangsa dan negara. Bentuk kontribusi haruslah berbentuk nyata sesuai dengan keahlian dan bidang yang dipelajari selama berada di Malaysia. Mahasiswa PPI – M hendaklah jauh dari kepentingan partai – partai politik walaupun kita perlu mengetahui pembelajaran politik. Pola – pola pengembangan akademik seperti hasil riset, penerapan riset kepada masyarakat dan Industri perlu ditanamkan serta menunjukkan kemampuan hasil mahasiswa PPI – M ketingkat internasional dan nasional.

Foto Pidato Pembukaan oleh Duta Besar RI untuk Malaysia Bapak Marsekal TNI (Purn) Herman Prayitno

16


Foto Pembukaan acara dengan pemukulan gong sebagai tanda dimulainya Kongres ke 16 PPI – Malaysia

Foto Deputy Vice Chancelor UCSI Asistance Professor Silvester Lim (bahagian empat dari kanan), Duta besar RI untuk Malaysia beserta Ketua Penyelengara dari Universitas UCSI, Kuala Lumpur

Begitupula dengan pidato Deputy Vice Chancelor UCSI Asistance Professor Silvester Lim, diperlukan mahasiswa PPI – M atau peserta kongres untuk belajar menjadi pemimpin masa depan serta dapat membangun jaringan atau sinergi sesama organisasi PPI di Malaysia maupun PPI dunia. Proses belajar pemimpin dimulai dari kongres PPI – M sampai dengan membangun organisasi 17


PPI yang ada disetiap kampus. Pada bahagian akhir acara pembukaan, forum dengar pendapat antara peserta kongres dengan Atase Pendidikan yang disampaikan oleh Prof. Dr. Ir. Ari Purbayanto selaku atase yang ditugaskan di KBRI Kuala Lumpur. Forum ini dibuat sehubungan dengan tugas yang baru dijalankan serta sebagai atase baru dilantik pada bulan Agustus 2014. Atase Pendidikan sebelumnya ialah Prof. Rusdi, MA, PhD menempati tugas baru di Pusat Pengembangan Bahasa, Lembaga Kajian Strategis Nasional di Jakarta. Sebagai Atase Pendidikan yang baru Prof. Dr. Ir. Ary Purbayanto mengharapkan kerjasama penuh kepada peserta PPI – M yang mengikuti Kongres ke – 16 ini, bahwa mahasiswa PPI – M sebagai duta dari pemerintah Indonesia yang ada di Malaysia. Duta yang diharapkan dapat berbentuk meluruskan informasi negatif tentang Indonesia dan mendidik atau memberi pemahaman kepada orang atau masyarakat Indonesia yang antipati terhadap tanah airnya sendiri. Dari gambaran kongres PPI – M memberikan rekomendasi kegiatan – kegiatan akademik dan non akademik serta terbentuk media yang dapat menyatukan seluruh elemen – elemen yang ada didalam PPI – M, serta lebih memberikan kontribusi yang nyata tentang pendidikan di Malaysia serta mahasiswa yang sedang melanjutkan pendidikan. Telihat dari aspirasi yang disampaikan bahwa PPI – M hendaklah tidak tercampur dengan partai politik tertentu dan mengutamakan kepentingan mahasiswa dalam memenuhi persyaratan perguruan tinggi yang

Foto bersama Peserta Kongres, Panitia Pelaksana dan tamu – tamu undangan

18


diikuti. Pada malam hari merupakan proses lobi – lobi calon yang akan ditetapkan. Proses ini dilakukan secara alot untuk mengusung calon yang diharapkan oleh konstituen yang merupakan mahasiswa – mahasiswa yang ada diseluruh Malaysia. Didalam kongres PPI – M, peserta tidak membentuk susunan formatur dan mid – formatur. Panitia hanya langsung menunjuk beberapa peserta sebagai pemimpin sidang untuk membahas anggaran dasar dan anggaran rumah tangga PPI – M, serta memimpin sidang sampai terpilihnya Ketua Umum PPI – M yang baru. Dari usulan peserta kongres 16 PPI – M pada hari kedua ditetapkan bakal calon Ketua Umum PPI – M 2014/2015 sebanyak 10 orang dengan nama – nama, Pauzi Ibrahim Nainggolan – UKM, Stevadi Zaki Halim – UM, Muhammad Subkhan – IIUM, Rahmat Ilahi – UPM, Darusman – UNIMAS, Satrya Fajri – UTEM, Akita – UUM, Taufik Caesar – UPM, Muhammad Sobree – UTM, Azka Annisa – USIM. Hasil ini disempurnakan dan dilakukan verifikasi peserta sehingga menjadi bakal calon sebanyak 2 orang. Bakal calon yang terpilih adalah Pauzi Ibrahim Nainggolan dari UKM dan Muhammad Subkhan dari Universiti Islam Antara Bangsa, Kuala Lumpur. Dari hasil pemilihan suara terpilih nama Muhammad Subkhan mendapat suara terbanyak untuk menjadi posisi Ketua Umum PPI – M periode 2014 – 2015 dengan hasil suara sebanyak 29 suara untuk M. Subkhan dan 9 suara untuk Pauzi Nainggolan. Ketua terpilih menerima rekomendasi dari 30 cabang untuk diperhatikan dan dipertimbangkan sebagai program yang akan dijalankan. Selamat Menajalankan Tugas dan amanah.

Foto Ketua PPI – UKM Ir. Harry Ramza, MT, bersama pengurus lama PPI – M 2013/2014 Saudara Stevadi Zaki Halim dari Universiti Malaya, Malaysia

19


KEBERSAMAAN PPI DALAM KEMAJEMUKAN BUDAYA

Ir. HARRY RAMZA, M. T. Ketua Umum Persatuan Pelajar Indonesia, Universiti Kebangsaan Malaysia Periode 2014 - 2015 Program Ph.D. Jabatan Kejuruteraan Elektrik, Elektronik dan Sistem, Fakulti Kejuruteraan dan Alam Bina, Universiti Kebangsaan Malaysia. Email : ramza.harry@gmail.com

Persatuan Pelajar Indonesia yang kita kenal dengan PPI selayaknya mempunyai pemahaman kebersamaan dalam pemikiran dan tindakan. Kebersamaan ini hendaknya dilakukan pada setiap tingkatan pendidikan sekolah menengah, sarjana, magister dan doktoral. Kebersamaan tidak dilihat dengan ucapan yang selalu disebut atau dibicarakan di tempat – tempat tertentu, begitupula tindakan yang selalu dilakukan secara persendirian atau kelompok secara ekslusif. Namun kebersamaan ditunjukkan dengan tindakan dan ucapan diperuntukkan untuk segenap masyarakat Indonesia secara umum serta masyarakat PPI – UKM secara khususnya. Pelajar – pelajar Indonesia yang datang ke Universiti Kebangsaan Malaysia (UKM) mempunyai latar belakang dan budaya yang berbeda satu sama lainnya. Sehingga menimbulkan keadaan ekslusif dikalangan pelajar atau di Indonesia disebut dengan mahasiswa. Budaya primordial sudah terkikis walaupun sebahagian orang masih menggunakannya untuk keperluan komunitas internal. Sebagai wadah bersifat kebangsaan, perlunya meninjau kembali keadaan ini. Apa dan Tujuan PPI sebagai wadah organisasi pelajar Indonesia khususnya di UKM. Bagian – bagian apa sepatutnya untuk diperkuat dan dikembangkan untuk menjadikan PPI sebagai sarana pelajar yang bermanfaat. Tolak – ukur 20


keberhasilan PPI bukanlah dihitung berdasarkan jumlah kegiatan yang dapat dilaksanakan dengan megah dan mewah akan tetapi dilihat dari manfaat yang akan dapat digunakan sepanjang masa bagi masyarakat umum Indonesia. Sesuai dengan misi pertama PPI UKM merangkul dan mempererat jalinan hubungan sesama pelajar Indonesia di UKM dari seluruh kalangan. Makna merangkul dan mempererat disini menerangkan bahwa PPI mempunyai berbagai elemen organisasi yang mewakili daerah dan bermacam – macam etnis yang ada di Indonesia. Elemen – elemen ini merupakan kekuatan besar bagi organisasi pelajar Indonesia untuk dapat menyumbangkan pemikiran atau ide – ide kepada masyarakat Indonesia. Elemen – elemen organisasi ini selayaknya pula bersifat inklusif untuk mencapai keterpaduan pemikiran. Didalam organisasi pelajar daerah atau etnis ini juga mempunyai tingkat pendidikan yang berbeda – beda iaitu; sekolah menengah atas, sarjana, magister, doktoral bahkan individu tersebut telah melampaui seluruh tingkat pendidikan tersebut yang kita kenal sebagai post – doktoral. Pertanyaan yang timbul dari seluruh pelajar Indonesia ialah “Apakah keuntungan yang didapat bagi saya terdapat PPI – UKM ?; Apakah saya mendapatkan jaminan dan biaya hidup jika bergabung serta aktif di PPI – UKM ini ?; Apakah saya mendapatkan biaya sara hidup untuk keluarga yang saya bawa ini ? dan lain – lainnya. Pertanyaan – pertanyaan ini sukar untuk dijawab jika kita tidak memberikan perhatian yang penuh untuk membangun bangsa Indonesia. Jawaban secara umum yang dapat diberikan iaitu segala bentuk yang dihasilkan oleh PPI – UKM diharapkan dapat digunakan sepanjang masa untuk kepentingan masyarakat, bangsa dan negara. PPI – UKM bukanlah sebuah organisasi kebangsaan yang bersifat profitable atau mendapatkan keuntungan, hanya keuntungan untuk masa kedepan dengan rancangan pemikiran pada masa sekarang. Misi kedua ialah mendorong partisipasi seluruh mahasiswa Indonesia untuk ikut serta dan menyampaikan gagasan dalam setiap program. Sebagai organisasi pelajar bersifat kebangsaan meningkatkan partisipasi elemen – elemen organisasi memerlukan kerja yang bagus dan hasil yang nyata. Partisipasi akan terwujud apabila PPI menghasilkan program – program yang dapat dirasakan oleh elemen – elemen organisasi pembentuk PPI tersebut. Ini merupakan pekerjaan 21


rumah yang besar dan tanggung jawab bagi seluruh pengurus PPI – UKM. Anggota masyarakat PPI – UKM tidak akan ikut berpartisipasi dan berpandangan rendah jika pengurus tidak membuat hasil yang baik dan nyata. Inilah tanggung jawab yang harus dijalankan pengurus PPI – UKM terhadap anggota masyarakatnya. Misi ketiga ialah mengoptimalkan kegiatan – kegiatan yang sudah ada, serta meningkatkan gairah pelajar PPI – UKM dalam program akademik. Optimalisasi mempunyai makna yang sangat luas karena berhubungkait dengan efisiensi dan berdaya – guna untuk setiap elemen – elemen organsasi PPI – UKM. Melakukan optimalisasi kegiatan harus didukung dengan sumber daya manusia yang kuat dan keinginan untuk bekerja meningkatkan kemajuan organisasi. Nilai optimum akan besar apabila seluruh anggota dan pengurus berpartisipasi untuk menjalankan kegiatan – kegiatan yang bermanfaat bagi seluruh segenap kalangan pelajar UKM. Hal – hal yang dijelaskan diatas, dapat disimpulkan bahwa perlu adanya kesamaan misi dalam membentuk wadah pemikiran pelajar Indonesia iaitu PPI – UKM. Kita perlu membentuk sifat kebersamaan pemikiran untuk mendapat hasil yang dapat digunakan sepanjang masa atau sepanjang hayat. Setiap pelajar – pelajar Indonesia perlu memperbaharukan sifat – sifat kreatifitas serta menghilangkan latar belakang pemikiran primordialistik. Menghilangkan paradigma pemikiran terhadap PPI – UKM; “Berakit – rakit kita kehulu, berenang – renang ketepian, bersakit – sakit dahulu, matilah engkau kemudian”. Paradigma yang ingin ditanamkan ialah “bersenang – senang kita kemudian”, karena kebersamaan jaringan kerja, kebersamaan pemikiran dan kebersamaan karakter yang dibentuk melalui PPI – UKM. Menunjukkan jati diri setiap pelajar – pelajar UKM dengan adat yang bagus, budaya yang tinggi serta budi bicara yang sopan dan santun dalam bertindak. Jati diri inilah yang akan membentuk kebersamaan didalam PPI – UKM.

22


THE OCEAN LOVE

WAHYU S. PUTRO Sekretaris – I, Persatuan Pelajar Indonesia, Universiti Kebangsaan Malaysia Periode 2014 – 2015 Program MSc, Space Science Centre (ANGKASA) Institut Perubahan Iklim (IPI), Universiti Kebangsaan Malaysia. Email : wsphidjo@gmail.com

PPI UKM merupakan salah satu wadah organisasi para pelajar Indonesia yang sedang belajar di Universiti Kebangsaan Malaysia tercinta ini. Berbagai ras dan suku ikut hadir mewarnai organisasi ini. Ide untuk membentuk organisasi PPI cabang UKM pertama dicetuskan oleh para pelajar Indonesia yang dahulu belajar di UKM dan sekarang beliau sudah menjadi alumni bahkan ada yang menjadi Felo penyelidik di UKM tercinta ini. Berdasarkan pengalaman pribadi saya pada saat itu, pertama kali datang ke Malaysia saya tidak mengetahui bahwa di Malaysia khususnya di UKM terdapat persatuan pelajar Indonesia. Kemudian ada seorang kawan mengajak saya untuk menghadiri musyawarah cabang (MUSCAB) PPI UKM periode 2013-2014 dan sejak itulah saya mengetahui bahwa di UKM ini terdapat kumpulan besar pelajar – pelajar Indonesia. Hari dan bulan terus berlalu hingga rapat MUSCAB PPI UKM periode 2014 – 2015 dilakukan. Pada saat itu terpilihlah Bpk. Harry Ramza sebagai ketua PPI UKM periode 2014 – 2015, dan untuk pertama kalinya saya diamanahkan kepada beliau untuk menempati posisi wakil sekertaris I di PPI UKM yang tercinta ini. Setelah beberapa minggu berjalan kami pun melakukan rapat penyusunan Program Kerja (ProKer) yang di susun oleh tiap – tiap department dibawah wakil ketua 1 dan 2. Dengan rasa saling memilikilah kami bergerak mengemban amanah 23


ini dan agenda pertama yang dilakukan pada saat itu adalah acara pelantikan PPI UKM periode 2014/2015. Acara tersebut awalnya hanya dikonsep acara sederhana, karena pada saat itu hanya mendapatkan dana seadanya maka kami memberanikan diri untuk memasak makanan sendiri untuk sebagai konsumsi yang digunakan pada acara tersebut (Acara Syukuran). Beberapa, kawan yang berasal dari Sumatra, Jawa, dan Sulawesi pun ikut turut dalam acara ini.

Foto 1: Panitia acara Syukuran Pelantikan PPI UKM Tahun periode 2014 – 2015

Tema “The Ocean Love” kali ini akan membahas rasa kekeluargaan yang terdapat di PPI UKM periode 2014 – 2015. Peranan ketua (yang berperan sebagai pak Harry Ramza) diibaratkan nahkoda kapal yang memberi arahan (kapten kapal). “PPI UKM periode 2014 – 2015 tidak akan berjalan tanpa adanya kontribusi dari tiap – tiap department dan para pelajar Indonesia di UKM” kutipan motto dari pak Harry Ramza. Rasa kerinduan terhadap kesatuan organisasi ini ibarat rasa kekeluargaan dimana ras dan suku dinomor sekian-kan sehingga terlahirlah semboyan “Together We Unite in Harmony”. Semangat persatuan ini tidaklah lepas dari semangat para pejuang yang dahulu pada saat Perjuangan Perebutan Irian Barat (Papua) yang di terjadi pada Januari 1962 yang dikenal Pertempuran Laut Aru. Pertempuran tersebut menewaskan Laksamana Pertama Yos Sudarso. Seperti yang saya baca pada saat 24


itu Laksamana Pertama Yos Sudarso dengan menggunakan kapal KRI Macan Tutul dengan beserta anggota berhasil mengusir pasukan “Royal Netherland Navy” walaupun nyawa adalah salah satu taruhan. KRI Macan Tutul merupakan kapal jenis Patroli perairan, kapal ini hanya memiliki beberapa senjata Gun 20mm yang terletak dibaringan belakang kapal (lihat foto 2.) walaupun saat itu kapal ini paling canggih dibandingkan kapal dari pasukan “Royal Netherland Navy”.

Foto 2. KRI Macan Tutul

Laksamana Yos Sudarso beliau tidak takut / menyerah menghadapi pasukan “Royal Netherland Navy” dibawah perintah Ratu belanda pada saat itu. Ratu belanda menyediakan kapal yang dilengkapi persenjataan lengkap, salah satunya adalah kapal Van Galen (Frigates Class) dengan kecanggihan pada saat itu kapal ini dilengkapi oleh perlengkapan Radar LW-03, DA-02, M45, M44 serta Sonar Types 170B, 162 dengan OTO-Melara 76mm gun dibaringan depan, 2 missile di baringan kanan dan kiri (SeaCat) dan Anti submarine Torpedo Mk 32 (Lihat Foto 3). Kapal ini adalah termasuk kelas penghancur serta paling canggih di kelasnya, Setelah melihat kapal KRI Macan Tutul yang di tumpangi oleh Laksamana Yos Sudarso hancur para rakyat papua pun bersatu dan akhirnya kapal tersebut berhasil diusir dari tanah Papua, karena mental para pejuang kita dan 25


Foto 3. Kapal Van Galen (Frigates Class)

semangat para rakyat papua bersatu untuk satu tujuan yaitu “Negara Kesatuan Republik Indonesia�. Kemudian Ratu belanda mengadakan jejak pendapat karena rasa tidak puas dengan kekalahan itu serta sudah berakhirnya perang dunia 2 yang di tandai kekalahan jepang pada pihak sekutu pada saat itu sehingga tidak ada peperangan lagi. Hasil dari jejak pendapat adalah Irian barat resmi menjadi daerah kesatuan NKRI dan diberi nama baru yaitu “Irian Jaya�. Sehingga, Indonesia resmi menjadi Negara Kepulauan. Pada tahun 1987 pemerintah Indonesia membeli beberapa kapal perang untuk memperkuat alutista Indonesia didaerah perairan. Sehingga, pemerintah Indonesia membeli kapal dari belanda (Frigate Class) salah satunya adalah kapal Van Galen yang dirubah menjadi KRI Yos Sudarso Dengan nomor lambung 353 karena nilai sejarahnya, kapal ini yang telah menenggelamkan KRI Macan Tutul yang di tumpangi oleh

26


Foto 4. KRI Yos Sudarso No. Lambung 353

Laksamana Yos Sudarso pada saat itu (lihat foto 4). Pemerintah Indonesia bekerja sama dengan pemerintah rusia memodifikasi kapal ini dengan dilengkapi sebuah missile di baringan belakang (missile P-800 Oniks Yakhont) (lihat Foto 5) (uji coba missile P-800 Oniks Yakhont), menurut sejarahnya missile ini merupakan missile yang paling canggih yang diberikan pemerintah rusia kepada Indonesia (salah satunya) untuk memajukan alutista NKRI dan menurut berbagai sumber missile ini sangat ditakuti oleh alutista Negara – Negara tetangga Indonesia karena jangkuan missle ini + 300km dimensi 27


Foto 5. Uji coba Missile P-800 Oniks Yakhont

Foto 6. Dimensi Missile P-800 Oniks Yakhont

28


missile ini panjangnya hampir 9 ft setara 1 kontainer (lihat Foto 6). Dari sinilah kita belajar, perbedaan bukanlah suatu masalah utama dalam melakukan suatu organisasi. Berbeda pendapat adalah hal yang wajar dalam suatu organisasi untuk mencari solusi kita harus menyamakan persepsi antara individu yang satu dengan yang lain. “The Ocean Love� adalah sebuatan yang saya buat untuk mengapresiasi kekompakan PPI UKM periode 2014-2015 ini, dengan semangat kekeluargaan sehingga dapat mengarungi “Ocean� (Kehidupan berorganisasi) dengan rasa cinta (Love) yang saling memiliki satu sama lain, Terima kasih.

29


PPI DAN PRIMORDIALISME

MUHAMMAD YASAR, S.TP, M. Sc Wakil Ketua Dewan Pertimbangan Organisasi PPI UKM Periode Kepengurusan 2013 - 2014. Program Ph.D., LESTARI Institute, Universiti Kebangsaan Malaysia. Email : yasar.unsyiah@gmail.com

Tulisan ini lahir dari sebuah pengamatan dan pengalaman ber-PPI di UKM. Awalnya penulis tidak begitu peduli dengan aktivitas PPI, alasannya cukup sederhana yaitu ingin menjadi mahasiswa yang fokus terhadap studi, agar bisa cepat-cepat selesai dan segera pulang ke Indonesia untuk sebuah pengabdian yang sesungguhnya. Namun tak dapat disangkal bahwa jiwa organisatoris yang terlanjur terpupuk sejak era sekolahan akhirnya secara sedikit demi sedikit turut mengecap manis, pahit, asam dan asinnya lembaga representasi mahasiswa Indonesia ini. Lagipun seperti ungkapan Buya Hamka yang sangat terkenal belakangan ini yaitu kalau hidup hanya sekedar hidup, kera di rimba juga hidup. Kalau kerja hanya sekedar kerja, kerbau di sawah juga bekerja. Nah, berarti kalau ke kampus hanya sekedar ke kampus, monyet di UKM juga ke kampus, malah bermukim lagi. Sedikit review ke belakang, penulis mulai bergabung menjadi mahasiswa UKM di era Saudara Danang menjabat sebagai Ketua Umum PPI UKM yaitu pada periode kepengurusan 2009/2010. Estafet kepengurusan untuk periode berikutnya dilanjutkan oleh saudara Nabil Ahmad Fauzi dan di sini penulis turut dipercaya sebagai salah seorang unsur pengurus. Tetapi disebabkan urusan riset (untuk keperluan thesis) yang dijalankan di dalam negeri, penulis baru dapat memberikan kontribusi positif dipenghujung periode kepengurusan. Kebetulan 30


ketika itu mahasiswa Aceh se-Malaysia telah menetapkan UKM atau Bakadma (paguyuban mahasiswa Aceh UKM) sebagai tuan rumah penyelenggaraan Aceh Development International Conference (ADIC) 2011 dimana penulis dipercayakan sebagai Ketua Panitianya. Acara ini merupakan annual program mahasiswa asal Aceh di seluruh perguruan tinggi yang ada di Malaysia. Walaupun kegiatan seminar internasional ini bersifat lebih lokal (kedaerahan) namun berhasil dipadu dalam sebuah joint committee antara Badan Kebajikan Pendidikan Mahasiswa Aceh (Bakadma) dengan PPI UKM. Sayangnya pelaksanaan event besar ini berada di masa transisi antara saudara Nabil Ahmad Fauzi dengan saudara Arif Murti Rozamuri sehingga diyakini bahwa sejarah ini tidak tercatat dengan rapi dalam dokumen PPI UKM. Padahal ada 150 paper berhasil dibukukan dalam bentuk dua jilid prosiding yang ditulis oleh peserta dari 15 negara (Indonesia, Malaysia, Thailand, Singapura, Filipina, Iran, Irak, Saudi Arabia, India, Bangladesh, Nigeria, Denmark, Australia, Austria dan Inggris). Kegiatan yang mencapai 500 orang audien ini juga turut dihadiri oleh tokoh-tokoh penting seperti : Tan Sri Dai Bahtiar (Duta Besar RI untuk Malaysia), Dr. Mustafa Abubakar (Menteri BUMN RI), Dr. Ahmad Farhan Hamid (Wakil Ketua MPR RI), drh. Irwandi Yusuf, M.Sc (Gubernur Aceh) serta sejumlah tokoh nasional lainnya dari berbagi elemen. Suksesnya penyelenggaraan event internasional ini tentunya menjadi pengalaman paling berharga dan tidak mungkin terlupakan. Apalagi tantangan yang ditemui tidak hanya pada tataran teknis semata. Malah kalau boleh dinyatakan, tantangan non teknis adalah jauh lebih berat dan menyita lebih dari separoh energi panitia. Agenda lokal yang dianggap mengusung isu sensitif hubungan Aceh dengan pemerintah pusat, sempat dianggap masalah oleh UKM sebagai salah satu penaung program ini. Padahal objektif kegiatan adalah murni akademik yaitu untuk menghimpun hasil penelitian yang pernah dikaji oleh para peneliti tentang Aceh di seluruh dunia, supaya diantara hasil tersebut dapat diimplementasikan bagi pembangunan Aceh paska konflik dan tsunami. Akhirnya berkat komunikasi yang efektif dan dukungan penuh dari berbagai pihak termasuk Kedutaan RI Kuala Lumpur, acara ini dapat terselenggara dengan baik dan lancar walaupun pada akhirnya acara ini lebih dianggap sebagai 31


acara Bakadma ketimbang PPInya. Inilah salah satu kasus yang ingin diketengahkan dalam rangka memformulasikan kembali peran dan fungsi PPI sebagai lembaga representatif mahasiswa Indonesia di UKM khususnya dan di Malaysia pada umumnya. Terdapat sejumlah organisasi paguyuban yang tumbuh dan berkembang atas dasar primordial positif kedaerahan, diantaranya Bakadma (Aceh), Ipamsu (Sumatera Utara), IKMM (Sumatera Barat), PMRM (Riau), IMSDIMA (Makasar), dan lain sebagainya. Eksistensi organisasi paguyuban ini jauh lebih bagus kalau tidak mau disebutkan mengalahkan PPI sebagai wadah nasional yang seharusnya menaungi daerah. Padahal, peraturan keorganisasian di UKM (berlaku sama di seluruh perguruan tinggi di Malaysia) tidak mengakui organisasi yang bersifat kedaerahan. UKM hanya mengiktiraf PPI sebagai satu-satunya organisasi mahasiswa Internasional asal Indonesia. Selebihnya UKM berharap dapat bernaung sepenuhnya di bawah payung PPI. Tak dapat disangkal bahwa kemunculan organisasi paguyuban menjadi barometer kedinamisan dunia organisasi di kalangan mahasiswa Indonesia. Keberadaan organisasi paguyuban bukanlah refleksi dari ketidakkompakan atau disharmonisasi kelompok mahasiswa Indonesia. Eksistensi mereka kebanyakannya adalah untuk merespon isu kedaerahan semata yang tidak mungkin terakomodir sepenuhnya di PPI. Tetapi kondisi yang demikian terkadang gagal disikapi secara bijak, baik oleh UKM atau PPI sendiri. Malah terkadang ego sektoral ini turut dimunculkan dalam menjalankan roda kepengurusan yang semestinya menjadi elemen perekat antara PPI dengan organisasi paguyuban. Sebut saja isu Sumateranisasi di era Arif Murti, Jawanisasi di era Satria atau juga Sulawesinisasi di era Nasrullah.

Upaya Perekat Gagasan dan inisiatif program olah raga piala “Paguyuban Cup� yang ditempuh era Arif Murti boleh dikatakan sebagai salah satu upaya lebih merekatkan PPI dengan organisasi paguyuban yang ada. Kegiatan ini mendapat sambutan positif dan telahpun menjadi agenda rutin PPI yang selalu ditunggu hingga kepengurusan Harry Ramza (2014/2015). Walaupun program ini belum 32


sepenuhnya mampu meningkatkan keterlibatan mahasiswa dalam ber-PPI, setidaknya PPI telah menyediakan wadah yang positif untuk mengapresiasi keberadaan organisasi paguyuban ini. Tapi ke depan, tentunya sebuah upaya yang lebih serius perlu dijalankan untuk melebur (dalam tanda kutip) organisasi paguyuban ke dalam bingkai PPI. Untuk membentuk organisasi paguyuban sebagai sebuah unit di bawah PPI barangkali tidak mungkin karena organisasi paguyubanpun memiliki karakter yang berbeda dan tidak menyeluruh (hanya beberapa daerah saja yang memiliki organisasi paguyuban). Sebagai contoh: Ipamsu bukan hanya dari elemen mahasiswa, demikian juga dengan IKMM. Mereka turut melibatkan unsur masyarakat didalamnya. Wilayah kerja mereka juga tidak hanya meliputi UKM semata melainkan lebih luas yaitu seluruh Malaysia, namun keberadaan organisasi-organisasi paguyuban ini dapat dioptimalkan dalam bentuk joint committee sebagaimana dicontohkan Bakadma sebelumnya. Tapi yang lebih penting adalah bagaimana mensinergikan antara peran dan fungsi PPI dengan organisasi paguyuban itu sendiri. PPI harus mampu merangkul dan mewadahi kreatifitas anak-anak paguyuban. Keberadaan organisasi paguyuban dapat diletakkan sebagai fungsi koordinasi dalam jenjang struktural PPI. Karena dengan demikian, penglibatan mahasiswa dapat lebih ditingkatkan sehingga PPI dapat benar-benar disebut sebagai lembaga representatif mahasiswa Indonesia khususnya di UKM.

PPI Malaysia, representatifkah? Lain PPI Cabang (khusus UKM) lain pula PPI Malaysia yang disebut sebagai lembaga representasi mahasiswa Indonesia seluruh Malaysia. Isu primordialisme yang berkembang di sana bukan lagi dalam skop daerah melainkan dalam skop cabang. Menurut M. Pauzi Ibrahim Nainggolan, salah seorang pengurus PPIM 2014/2015, terdapat 38 PPI Cabang se-Malaysia dan 6 PPI Cabang Persiapan. Meski mengaku sebagai satu kesatuan yaitu PPI (bahkan sudah mendunia), namun masing-masing cabang mempunyai logo yang berbeda-beda. Ini menunjukkan ego sektoral cabang atau kegagalan pengurusan dilevel yang lebih tinggi dalam mengemas statuta organisasi secara seragam dan elegan. Dua era kepengurusan 33


PPIM terakhir sangat kental dengan UIA-nisasinya. Pertanyaannya adalah apakah kita sedang mengalami degradasi potensi kepemimpinan dan keorganisasian? Jawaban sederhananya “iya�. Walaupun penulis tidak meyakini hal itu sepenuhnya. Dalam suksesi kepengurusan PPIM 2013/2014, penulis sempat berniat untuk maju dalam bursa pencalonan. Namun niat tersebut sempat terganjal isu yang bernuansa primordial juga di level kepengurusan seumur jagung PPI UKM kala itu. Tidak ada mekanisme organisasi yang dijalankan untuk menjaring kader potensial untuk diorbitkan ke level pengurusan yang lebih tinggi atau malah terdapat upaya mengkebiri peran dan fungsi keorganisasian secara sistematis di sana, wallahualam bim sawab. Yang jelas kita ambil saja sisi positifnya. Walau tanpa restu legal dari pimpinan PPI UKM ketika itu, penulis tetap menuju arena kongres PPIM yang katanya merupakan forum tertinggi dengan kekuasaan tertinggi telah dilimpahkan oleh cabang kepada delegasinya masingmasing. Penulis bersama tim ditolak hadir oleh pimpinan sidang sementara kala itu karena gagal menunjukkan surat delegasi dari cabang (maksudnya PPI UKM). Walau mendapat sedikit pertentangan di level peserta sendiri tentang posisi mahasiswa lain selain utusan dan peninjau cabang, pimpinan sidang malah melimpahkan kewenangan palunya kepada panitia pengarah (SC) untuk memutuskan. Peristiwa ini tentunya sangat menciderai proses dan mekanisme persidangan. Terlepas dari kepentingan atau sentimentil politik yang sedang berjalan ketika itu, penulis perlu merasionalkan bahwa kekuasaan tertinggi ada di peserta bukannya di SC. Panitia Pengarah mestinya hanya menyiapkan draft persidangan bukan memutuskan. Segala keputusan SC sebelumnya di luar persidangan bukanlah satu ketetapan. Dan ini merupakan pemahaman yang sangat sederhana sekali. Akhirnya penulis berkesimpulan bahawa peserta belum mengetahui hal-hal sederhana namun urgen seperti ini, atau malah terdapat upaya politisasi sedemikian rupa untuk kepentingan kelompok tertentu. Kalau kemungkinan pertama yang terjadi, masih bisa diperbaiki secara perlahan-lahan di kemudian hari. Namun yang parah adalah justeru kemungkinan kedua itu yang berlaku. Tidak semestinya lembaga sesuci PPIM ditunggangi oleh kepentingan pragmatis kelompok tertentu. Jika ini terjadi maka tidak ada pilihan lain selain memurnikan 34


ideologi organisasi mahasiswa kepada khittahnya yang independent. Tidak perlu logika yang terlalu tinggi untuk mengidentifikasi dugaan ini. Seandainya PPIM berada pada kondisi independent maka tidak sulit baginya untuk memposisikan diri dalam pesta demokrasi Pemilu 2014 baik Pileg maupun Pilpres silam. Mahasiswa dapat lebih lantang menyuarakan azas pemilu yang luber dan jurdil. Mereka mestinya berada di garda terdepan dalam mengawal pemilu tanpa kecurangan, intimidasi, black campaign, dan hal-hal lain yang menciderai proses demokrasi itu sendiri. Padahal jauh di luar sana, masyarakat menggantung pengharapan yang tinggi, hanya mahasiswa yang dapat dipercaya dan dihandalkan. Lupakan hal pemilu dan kembali ke laptop. Apa yang perlu dibenahi dalam kontek PPI Malaysia tersebut? Pendapat pribadi penulis, petinggi PPIM sekarang harus mampu membuka akses setinggi-tingginya bagi seluruh mahasiswa yang diklaim sebagai anggota untuk turut memberikan kontribusinya terhadap PPIM. Hal ini perlu dimulai pada kongres mendatang. Alasan terbatasnya anggaran PPIM yang diplotkan KBRI untuk kongres selama ini telah membenarkan pembatasan jumlah delegasi yang hadir. Padahal jauh sebelumnya tidak ada pembatasan jumlah peserta. Kalaupun dibatasi hanya dari segi utusan atau peninjau, tidak untuk penggembira. Peran penggembira inilah yang menjadi roh dan gezah sebuah kongres. Jadikanlah kongres sebagai ajang pertemuan akbar seluruh mahasiswa se Malaysia. Senior dan junior akan berkumpul disana bahkan tidak menutup kemungkinan terhadap alumni yang masih peduli terhadap perkembangan kehidupan organisasi kemahasiswaan. Tidak perlu kekawatiran yang berlebihan atas kondusifitas keadaan. Biarkan proses yang mematangkan kedewasaan berpolitik ala mahasiswa. Akan banyak pembelajaran yang bisa dijumpai atau diperoleh di arena kongres serupa ini, seperti semakin kuatnya silaturahmi, terjadinya interaksi positif bagi perkembangan organisasi, sharing informasi, dan yang lebih penting adalah terujinya sebuah kepemimpinan mahasiswa yang kuat hasil dari sebuah proses pengkaderan. Tidak semua kita memiliki background organisasi yang baik, tetapi tidak pula semua kita buta akan organisasi. Semakin besar kesempatan interaksi maka akan semakin besar pula peluang transfer informasi. Ingat, mahasiswa 35


hari ini adalah pemimpin di masa depan. Kehidupan organisasi mahasiswa hari ini merupakan miniatur atau cerminam masa depan bangsa kita. Oleh sebab itu mari kita wujudkan proses kehidupan organisasi mahasiswa yang lebih dinamis. Singkirkan primordialisme sempit karena ia akan mempersempit perkembangan itu sendiri. “Majulah PPI, Jayalah Indonesiaku�

36


Mahasiswa Indonesia yang Bermutu dr. ZULHAM YAMAMOTO, M. Biomed Ketua Dewan Pertimbangan Organisasi PPI UKM Periode Kepengurusan 2013 - 2014. Program Ph.D. (Biokimia) Pusat Pengajian Biosains dan Bioteknologi, Fakulti Sains dan Teknologi, Universiti Kebangsaan Malaysia Email : dr_zulham@yahoo.com

Ada yang mengusik perasaan saya ketika pelantikan pengurus PPI UKM pada 2012. Pertanyaan pembina PPI UKM saat itu seperti mercon yang meletup di telinga. Pertanyaan sederhana. “Kenapa mahasiswa Indonesia banyak yang kurang berprestasi dalam akademik?� Beliau juga tentu merasakan hal yang lebih kurang sama seperti yang saya rasakan ketika beliau mendapatkan pertanyaan serupa dari kolega-kolega beliau di kampus. Bagi saya, kasus-kasus dan pertanyaan seperti ini lumrah ada di universitas mana pun di dunia tanpa terkait dengan asal mahasiswa. Mungkin, pengharapan dosen-dosen Malaysia atas duta-duta Indonesia yang belajar di luar Indonesia adalah cukup tinggi. Lalu, apakah semua mahasiswa Indonesia perlu menunjukkan kegemilangan prestasi? Tentu saja, ya. Karena menyangkut nama Indonesia dan kebanggaan sebagai bagian Indonesia, setiap mahasiswa Indonesia perlu menunjukkan kegemilangan akademik dan non akademik. Sebagai anak bangsa Indonesia, saya ingin mahasiswa Indonesia menjadi duta Indonesia yang mengenalkan bahwa Indonesia adalah negeri dengan kualitas baik. Cerminan awal dari kualitas baik Indonesia berada pada mahasiswa Indonesia. 37


Sejurus kemudian saya berpikir dan berkilah. PPI UKM tidak pernah punya data tentang hal ini. Pun, UKM tidak pernah menyampaikan perihal ini kepada PPI UKM (sesuatu yang saya sangat ingin tahu dan tidak pernah dapat saya ketahui). Bantahan lainnya, saya menunjukkan beberapa mahasiswa Indonesia yang berprestasi dalam akademiksebagai contoh pengingkaran. Tidak pula lupa, saya membanggakan PPI UKM yang punya tradisi besar dalam meramaikan kegiatan olah raga, ilmiah, dan budaya di kampus UKM dan di kampus lain di institut pengajian tinggi Malaysia. Di masa kepengurusan PPI UKM sebelumnya, PPI UKM dipuji karena mampu menyelenggarakan satu konferensi ilmiah internasional dengan peserta yang mencapai ratusan. Mahasiswa pasca sarjana malah ikut konferensi di luar negeri dengan membawa nama Universiti Kebangsaan Malaysia, bukan institusi tempat ia menjadi dosen/peneliti. Beberapa teman malah menghasilkan paten dalam bidangnya. Dan kalau pun isu tentang kualitas itu adalah benar, saya juga menyampaikan hal yang sama juga berlaku pada beberapa mahasiswa asal Malaysia yang kuliah di kampus tempat saya mengajar. Kalau isu itu benar adanya maka beberapa hal dapat menjadi penyebab. Pada tahap awal semua mahasiswa pasti akan mengalami perbedaan budaya yang dapat menimbulkan syok budaya. Menjadi mahasiswa adalah hal baru, yang berbeda dengan masa SMA. Kuliah di Malaysia ternyata tidak sama seperti di Indonesia. Juga tidak seperti yang digambarkan dalam benak setiap mahasiswa. Perbedaan bahasa dan kehidupan sehari-hari sudah pasti akan menjadi makanan sehari-hari. Bahasa Melayu ternyata memiliki perbedaan dengan bahasa Indonesia. Bahasa Inggris yang digunakan di Malaysia adalah bahasa Inggris dengan gaya British, bukan seperti di Indonesia yang biasa mempelajari bahasa Inggris a laUnited States of America.Bagi sebagian yang lain, bertahan hidup, membiayai keluarga, dan tetap berjuang untuk kuliah hingga tamat adalah perkara besar yang menghantui setiap waktu. Saya senantiasa terbayang tentang cerita teman-teman pendahulu yang berada di laboratorium saat siang tapi bekerja malam hari dengan profesi lain. Ada yang menjadi penjaga kedai atau bekerja di hotel sebagai door man atau di dapur hotel.Ada pula yang menjadi tukang cat di hujung minggu. Sebagian lain menjalani hidup sebagai “tukang antar jemput� dari dan ke bandar udara, 38


atau tourist guide paket pariwisata berkeliling Kuala Lumpur dan Putrajaya. Tak terbayangkan betapa kegigihan ditunjukkan, karena masih banyak pekerjaan lain yang mahasiswa Indonesia lakukan sembari berjihad untuk menuntut ilmu. Mereka bertahan hidup, eksis, dan mampu menyelesaikan pendidikan. Mereka ini adalah pejuang sebenarnya di masa kini. Mereka ada di sekeliling kita dan menginspirasi jiwa-jiwa dalam kekosongan di perikehidupan yang semakin memprihatinkan. Dalam berbagai kesempatan pertemuan dengan atase pendidikan, saya sering menanyakan beasiswa bagi mahasiswa Indonesia. Saya sering menjadi malu karena saya secara verbal sering meminta peninjauan kembali atas hilangnya kesempatan teman-teman mendapat beasiswa dari dikti. Jangan-jangan, atase pendidikan kenal betul dengan saya karena sering bertanya mengenai beasiswa. Saya pribadi kurang suka jika mahasiswa Indonesia menerima beasiswa dari negara lain. Entah itu berlabel beasiswa atau graduate research assistant. Kalau Indonesia sebagai negara mampu membiayai,mengapa negara tidak hadir membiayai rakyatnya untuk mencapai taraf pendidikan tertinggi. Kalau negara bisa mandiri menyekolahkan rakyat, mengapa negara membiarkan rakyat diberi uang sekolah dan biaya hidup oleh negara lain? Bagi saya ini adalah masalah kemandirian bangsa dan negara. Namun, di sisi sebagai manusia, saya memahami bahwa selagi itu adalah sumber yang halal dan tidak mengikat maka adalah sahsah saja untuk menerima bantuan dari negara lain. Dan sang negara pemberi dapat saja melakukan itu. Saya berharap pemberian seperti ini dapat disikapi oleh teman-teman sebagai penghargaan atas kinerja mahasiswa Indonesia dalam mengharumkan institusi pendidikan tempat ia menuntut ilmu. Namun, yang saya khawatirkan adalah, jika ditilik lebih dalam, pemberian itu akan membuat penerima tidak hanya senang namun juga merasa bahwa negara pemberi adalah negara keduanya. Saya menyadari bahwa mencetak mahasiswa bermutu bukan perkara mudah bagi PPI UKM. PPI UKM tidak punya duit, tidak punya data, dan tidak punya metodologi. Sekelompok orang pengurus juga punya tantangan yang sama: bertahan hidup dan menyelesaikan kuliah. Mereka juga menghadapi kesempitan waktu untuk dirinya, penyelia, tugas-tugas, keluarga atau malah mengurusi mahasiswa yang bermasalah dalam hal akademik. 39


Sebenarnya setiap mahasiswa Indonesia sudah dilengkapi dengan kreatifitas, karakter pejuang, dan kuat dalam menghadapi tantangan. Kita ini bukanlah kumpulan orang-orang lemah kemauan atau lemah akal. Kemudian yang perlu hadir dalam kesadaran kita bersama adalah kesadaran untuk menunjukkan potensi kita yang sebaik-baiknya. Kita dapat menunjukkan motivasi diri menjadi terbaik karena alasan tuntutan agama atau alasan-alasan lainnya seperti untuk diri kita di masa depan, untuk keluarga, untuk daerah, dan untuk negara yang kita cintai, INDONESIA. Kesadaran atas kesamaan tujuan dapat diharapkan untuk melahirkan komunitas yang dapat berbagi pengalaman, pengetahuan, dan saling memotivasi. Komunitas ini dapat dibentuk atas kesamaan minat dan kesamaan keperluan. Kesamaan minat dapat diterjemahkan secara terbatas sebagai kesamaan dalam disiplin ilmu. Ilmu sains hayat akan membentuk komunitas sendiri untuk membicarakan berbagai ilmu biologi. Ilmu politik sering mengadakan pertemuan bersama membahas kebijakan. Komunitas teknik akan berbagi dalam transfer keterampilan kejuruteraan. Begitu pula dengan peminat ilmu lainnya. Komunitas ini terdiri atas mahasiswa S1, S2, dan S3. Saya ingin melihat mahasiswa S1 bertanya kepada seniornya di pasca sarjana. Saya ingin agar mahasiswa pasca sarjana dapat memberikan bimbingan kepada mahasiswa S1.Saya berharap akan ada satu catatan kuliah, hand out perkuliahan, dan rangkuman soal-soal yang sering diujikan yang akan diserahkan dari satu angkatan mahasiswa senior kepada mahasiswa junior. Pada tingkat pasca sarjana, kesamaan keperluan dapat dilihat dalam hal publikasi. Dengan syarat publikasi artikel internasional yang minimal 2 buah, maka syarat ini cukup membuat pusing mahasiswa-mahasiswa kita yang melanjutkan kuliah di sini. Acap kali kita mendengar keluhan dengan kemampuan bahasa Inggris kita yang terbatas. Belum lagi, kalau kita akan melakukan konferensi internasional. Pada contoh-contoh ini PPI UKM dapat mengambil peran untuk membentuk satu kelompok proof reader yang profesional namun bertarif rendah. Mungkin bentuknya bisa seperti dewan bahasa Inggris PPI UKM atau editorial board pada satu jurnal. Mereka ini diberi tugas untuk memperbaiki penulisan, mengkritisi, 40


dan menghaluskan bahasa Inggris. Anggotanya tentu harus mengikutsertakan mahasiswa pasca sarjana dalam bahasa Inggris. Untuk menyempurnakan, PPI UKM perlu membuat satu direktori kepakaran mahasiswa-mahasiswa pasca sarjana. Dengan pembentukan komunitas seperti ini, saya berharap agar jenjang komunikasi antar generasi tidak melebar bahkan sebaliknya memberi sinergi bagi kebaikan dan peningkatan kualitas mahasiswa Indonesia. Semakin seorang mahasiswa terikat pada kepentingannya dengan PPI UKM maka PPI UKM akan semakin dihargai dan dicintai.

41


PPI UKM Sebagai Perekat Dan Wajah Indonesia Nabil Ahmad Fauzi, M.Soc. Sc. Ketua Umum Persatuan Pelajar Indonesia Universiti Kebangsaan Malaysia Periode 2010 - 2011 Alumni Program Master of Strategic and Security Analysis FSSK UKM 2011 Dosen FISIP UPN Veteran Jakarta Email: nabilisme@gmail.com

Menjelang Musyawarah Cabang (Muscab) PPI UKM tahun 2010, saya menulis sebuah catatan refleksi di Facebook. Tulisan singkat tersebut saya maksudkan untuk mengambil inspirasi tentang peran mahasiswa Indonesia dan perhimpunannya di luarnegeri. Inspirasi itu dating dari sosok dan peran bersejarah proklamator sekaligus founding father kita, Mohammad Hatta. Berikut adalah catatan saya: “Jejak Inspirasi dari Seorang Hatta Muda� Kuliah, baca, berjuang, bergaul, berorganisasi, mengamati dan menikmati kehidupan, semuanya dengan kebebasan dan tanggung jawab. Pola itulah yang telah berhasil terbentuk dalam kiprah seorang pemuda minang bernama Mohammad Athar yang pada akhirnya dikenail sebagai Bung Hatta. Selama 11 tahun, 20 September 1921- 20 Juli 1932,Hatta muda belajar dan berjuang di negeri yang menjajah bangsanya, Belanda. Hatta merupakan sedikit diantara founding fathers bangsa kita yang mengecap 42


pendidikan di Belanda tepatnya ia belajar pada Handels Hoge School di Rotterdam. Hatta muda adalah figure inspiratif bagi pelajar Indonesia di luar negeri dengan peran organisasinya yang menjadi role model persatuan pelajar Indonesia. Jejak perjuangan Hatta muda dimulai sebagai anggota Indische Vereniging yang pada tahun 1922 berganti nama menjadi Indonesische Vereniging. Perkumpulan yang menolak bekerja sama dengan Belanda itu kemudian berganti nama lagi menjadi Perhimpunan Indonesia (PI) yang menjadi wadah persatuan pelajar Indonesia di Belanda. Berorganisasi adalah jalan perjuangan. Begitulah Hatta mengabdikan dirinya untuk memperjuangkan ambisinya: Indonesia Merdeka. Semua harapan dan cita-cita itu dibuktikan dengan tindakannya. Pada aspek internal, Hatta muda mengusahakan agar majalah perkumpulan, Hindia Poetra bisa terbit secara teratur sebagai dasar pengikat antar anggota. Pada tahun 1924 majalahini bernama Indonesia Merdeka. Perjuangan Hatta muda semakin menjadi-jadi ketika terpilih menjadi Ketua PI pada tanggal 17 Januari 1926 yang kemudian berlanjut sampai tahun 1930. Di bawah kepemimpinannya, PI berkembang dari perkumpulan mahasiswa biasa menjadi organisasi politik yang mempengaruhi jalannya politik rakyat di Indonesia. Sehingga akhirnya diakui oleh Pemufakatan Perhimpunan Politik Kebangsaan Indonesia (PPPI) PI sebagai garda terdepan dari pergerakan nasional yang berada di Eropa. Dengan kesadaran penuh akan tanggung jawab sebagai duta bagi bangsanya, Hatta muda memasuki banyak ruang-ruang konferensi Internasional dengan tujuan yang satu: dukungan bagi Indonesia merdeka. Dan itulah salah satu sumbangan besar Hatta muda dan persatuan pelajar Indonesia di Belanda bagi jalan perjuangan kemerdekaan Indonesia.

43


Peran Bung Hatta tersebut akan selalu menjadi bukti yang menyejarahakan peran strategis yang dimiliki oleh mahasiswa Indonesia di luar negeri bagi bangsanya. Hatta dan perhimpunan mahasiswa Indonesia turut menyumbang batu bata bagi bangunan Indonesia merdeka.

Program Kegiatan PPI UKM

Dalam konteks dan ruang lingkup yang lebih kecil, saya mencoba

mengambil inspirasi tersebut dalam memimpin PPI UKM periode 2010-2011. Ada peran internal PPI UKM sebagai wadah perekat bagimahasiswa Indonesia. Namun, PPI UKM juga memiliki tanggung jawab untuk menjalankan peran eksternal sebagai wajah Indonesia di Malaysia. Ada aturan tak tertulis yang menyatakan bahwa peran dan fungsi umum PPI adalah sebagai wadah silaturahim, advokasi, pengembangan intelektual dan akademik, serta olahraga dan senibudaya dari mahasiswa Indonesia di luar negeri. Karena itulah, selalunya program kerja PPI harus merangkumi berbagai fungsi tersebut. Begitu juga dalam kepengurusan PPI UKM yang saya pimpin. PPI UKM sebagai wadah silaturahim diimplementasikan dengan program-program seperti Pengajian Umum Bulanan, Forum silaturahim dengan Paguyuban Daerah, Penyambutan mahasiswa baru, Stan Waroeng Indonesia di arena Konvokesyen, Halal Bi Halal, Program Qurban, Program Ramadhan dan lain sebagainya. Fungsi advokasi diwujudkan melalui advokasi permasalahan pengurusan student visa dan pendampingan bagi mahasiswa korban tindak kriminalitas. Sementara fungsi pengembangan intelektual dan akademik melalui pelatihan-pelatihan ilmiah dan juga pelaksanaan kegiatan International Scientific Conference (ISC) 2011 yang terdiri dari International Conference on Advance Science, Engineering, and Information Technology (ICASEIT) dan International Conference of Social Science, Economy and Arts (ICSSEA) yang diikuti 200 pesertadari 20 negara. Adapun fungsi aktualisasi olahraga dilaksanakan melalui partisipasi dalam berbagi turnamen, Pekan Olahraga PPI se-Malaysia (POPPIM) 2010 di mana PPI UKM berhasil menjadi juara umum dan program Garuda Cup III tahun 2011. 44


Sedangkan fungsi seni budaya dikembangkan melalui partisipasi tim kesenian di berbagai acara dan festival. Peran Diplomasi PPI UKM Selain berbagai kegiatan tersebut di atas, PPI UKM juga concern dengan peran diplomasi, baik dalam konteks diplomasi hubungan Indonesia-Malaysia maupun dengan mahasiswa internasional lainnya di UKM. Saya menilai, dinamika hubungan Indonesia dengan Malaysia senantiasa menjadi salah satu trending topic yang terpanas. Hal ini disebabkan karena sifat alamiahnya yang unik. Meski hubungan Indonesia dengan Malaysia merupakan hubungan luar negeri, tetapi dimensinya terasa sangat lokal. Sebabnya, jika ada satu saja peristiwa yang terjadi terhadap warga negara Indonesia di Malaysia, maka akan berdampak secara luas di Indonesia Hubungan kedua Negara diikat melalui tiga dimensi hubungan, yakni hubungan diplomatik (politik antar negara), geografis (posisi sebagai Negara bertetangga), dan kultural (rumpun Melayu). Ketiga dimensi hubungan tersebut saling menopang untuk membentuk sebuah pola hubungan yang unik. Hubungan panas dingin kedua Negara setidaknya dipicu oleh tiga isu besar yang selalu menyita perhatian publik, yakni kasus klaim kebudayaan, kasus seputar TKI dan kasus hubungan sosial politik. Maka, diperlukan pihak yang mampu menjalankan peran soft diplomacy melalui people to people contact untuk mendudukan secara objektif berbagai situasi yang berkembang untuk menjaga arah hubungan kedua Negara terus berlangsung baik dan konstruktif. Oleh karenaitu, saya memandang peran tersebut bisa dijalankan oleh PPI UKM. Karena itu, dalam kepengurusan PPI UKM periode 2010-2011 saya menjalin hubungan kerjasama yang konstruktif dengan berbagai elemen mahasiswa Malaysia di UKM, mulai dari Persatuaan Mahasiswa UKM (PMUKM) sebagai lembaga persatuan pelajar resmi di UKM, Ikatan Studi Islam UKM (ISI UKM), Aspirasi serta Gerakan Mahasiswa UKM (GMUKM). Selain itu, PPI UKM juga menjalin kerja sama dengan organisasi mahasiswa di luar UKM yaitu GAMIS (Gerakan Mahasiswa Islam Se Malaysia). Dalam konteks kedua, peran PPI UKM untuk menjalin citra dan 45


hubungan baik dengan berbagai perwakilan mahasiswa internasional tidak kalah pentingnya. Karena itu, PPI UKM berpartisipasi aktif dalam International Student ForumUKM yang berada di bawah koordinasi PPS UKM. ISF ini merangkumi persatuan mahasiswa internasional seperti Palestina, Bangladesh, Yaman, Sudan, Iran, Yordania, China dan lainnya. Salah satu program ISF ini adalah International Student Festival tahun 2010. Penutup Jika dulu di era Hatta muda, mahasiswa Indonesia mewakili wajah sebuah bangsa terjajah dengan membawa agenda perjuangan kemerdekaan. Hari ini, mahasiswa Indonesia di luar negeri mewakili wajah Indonesia sebagai Negara emerging market, pemimpin ASEAN, Negara anggota G-20, Negara demokrasi terbesar ketiga di dunia serta status sebagai Negara dengan populasi muslim terbesar di dunia. Mereka membawa identitas baru Indonesia yang digambarkan secara singkat dengan; Islam moderat, demokrasi dan modernitas. Meski berada dalam periode yang jauh berbeda, sejatinya peran strategis mahasiswa Indonesia dan pehimpunannya di luar negeri tidaklah berubah. Mereka tetap berperan sebagai duta bangsa yang mewakili wajah Indonesia. Maka dalam konteks kontemporer, mahasiswa Indonesia dan perhimpunannya di luar negeri hari ini harus membawa agenda kontributif untuk negeri. Mereka harus berperan sebagai diplomat melalui jalur akademik dan seni budaya serta membangun network yang bermanfaat bagi pembangunan negara.

46


PERSATUAN PELAJAR INDONESIA MALAYSIA (PPI – M) MENURUT PERSPEKTIF OTONOMI CABANG UKM

AFRI YORDAN, S. Kom Sekretaris Umum Persatuan Pelajar Indonesia Universiti Kebangsaan Malaysia Periode 2014 - 2015 Program Master of Education Email: asyraf.yordan@gmail.com

Persatuan Pelajar Indonesia – Malaysia merupakan organisasi pelajar atau biasa disebut mahasiswa yang berada di negara Malaysia. Organisasi ini terbentuk atas dukungan dari 25 cabang yang tersebar di seluruh Malaysia. Seluruh cabang yang dimaksud adalah cabang kampus perguruan tinggi negeri atau dibawah Kementrian Pendidikan Tinggi (KPT). Ketua Umum PPI – M terpilih atas dukungan dan perwakilan mahasiswa yang mendukungnya. Untuk masa sekarang kongres diadakan pada 27 sampai dengan 28 September 2014, yang akan diadakan di UCSI, Cheras sebagai kongres yang ke 16. Pada masa kepengurusan PPI sebelum ini, nuansa kepentingan partai dan organisasi lainnya sangat terasa berbanding dengan kepentingan akademik dan kepentingan mahasiswa yang harus dijalankan. Organisasi pelajar yang selayaknya memperjuangkan kepentingan kelanjutan studi dan keperluan hidup mahasiswa daripada mendahulukan urusan kepentingan Pemilihan Calon Legislatif dan Eksekutif. Kepentingan Caleg dan Pilpres ini dikarenakan adanya sumber dana 47


tambahan untuk keperluan hidup mahasiswa. Serta berbagai – bagai bentuk kepentingan pribadi, mengatasnamakan kepentingan bersama sebagai mahasiswa PPI – M. Perlunya mengkaji kembali kebijakan, arah dan tujuan PPI – M, serta permasalahan yang timbul dari fihak mahasiswa dan Kementrian Pendidikan Nasional Indonesia (MENDIKNAS) melalui Direktorat Jenderal Perguruan Tinggi (DIKTI). Pengkajian kebijakan ini berguna untuk memperbaiki, menilai dan fasilitasi segala proses pendidikan yang dijalankan bagi seseorang yang hendak melanjutkan pendidikan di Malaysia. PPI – M diharapkan merupakan sebagai perpanjang – tangan pemerintah yaitu Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) melalui Atase Pendidikan untuk dapat mengembangkan fungseddi intelektual dan sosial masyarakat. Menurut sepengetahuan yang didapat bahwa 70% mahasiswa di Universitas Kebangsaan Malaysia berasal dari Indonesia tidak mendapatkan beasiswa atau bermakna mahasiswa tersebut berusaha sendiri dengan mengandalkan Bantuan Dana Penelitian (atau dikenal sebagai Grant Research Asistance – GRA) atau dana penelitian atas permintaan Pembimbing Akademik dengan pembuatan alat. Bantuan yang didapat dengan pola ini hanya berusia 1 tahun sesuai dengan dana yang tersedia. Keadaan ini tidak memberikan kepastian dalam menjalankan pendidikan dan riset. Pada awal tahun 2011, kebijakan Institusi Pengajian Tinggi Awam atau (dikenal di Indonesia) sebagai Perguruan Tinggi Negeri telah melakukan perubahan biaya pendidikan untuk Warga Luar Malaysia dan Persyaratan Akademik untuk kelulusan. KPT telah menetapkan kenaikan biaya pendidikan sebanyak 200% mulai dari tingkat Bachelor, Master dan Doctoral serta standar publikasi ilmiah Internasional yang digunakan adalah ISI – Thomson. Keadaan ini membuat semakin berkurangnya mahasiswa yang berasal dari Indonesia yang datang ke Malaysia. Semakin banyak mahasiswa dari Indonesia yang mengikuti program pendidikan tingkat master dengan pola non – riset atau dengan mengikuti perkuliahan saja. Pola yang sangat berbeda dengan program tingkat magister atau master di Indonesia dengan menggunakan pola campuran perkuliahan dan 48


riset. Permasalahan ini menimbulkan polemik tentang penyetaraan ijazah tentang penyesuaian standar yang ditetapkan oleh DIKTI. Bermacam – macam permasalahan yang timbul tentang mahasiswa sampai dengan pola pendidikan di Malaysia ini. PPI – M seyogyanya dapat membaca peta keadaan pendidikan di Malaysia dan memberikan informasi – informasi yang dapat difahami oleh semua fihak yang berkaitan dengan pendidikan. Nuansa akademik dan kepentingan mahasiswa selayaknya lebih diutamakan berbanding dengan kepentingan Partai Politik, apabila mahasiswa berjuang melalui partai secara psikologis akan terlihat kemampuan atau sosialisasi mahasiswa tersebut didalam kampus atau dengan makna lain bahwa mahasiswa tersebut akan berjuang secara sendiri atau tidak mendapatkan informasi akademik yang lebih luas dibandingkan mahasiswa lainnya. PPI – M sebagai sarana organisasi pelajar tingkat perguruan tinggi agar dapat belajar untuk memperjuangkan kepentingan mahasiswa dalam pencapaian akademik yang cemerlang. Hasil atau produk yang akan dihasilkan adalah manusia PPI – M dengan kompetensi yang tinggi sesuai dengan bidangnya serta diakui oleh masyarakat internasional. Hasil yang terukur dari produk sumber daya manusia adalah penerapan pemikiran atau ide mahasiswa PPI – M kedalam lingkungan masyarakat umum atau masyarakat Indonesia. Permasalahan yang paling penting didalam konteks kemahasiswaan, perlunya peningkatan kemampuan akademik dan non – akademik. Serta mempersatukan setiap elemen – elemen yang ada didalam PPI – M diseluruh perguruan tinggi yang ada di Malaysia.

49


MERIAHNYA ACARA DINNER SUMPAH PEMUDA 28 Oktober 2014 di Kolej Keris Mas, Bangi Aurora Trimasidy Ketua Departemen Dana dan Usaha Persatuan Pelajar Indonesia, Universiti Kebangsaan Malaysia Periode 2014 – 2015 Program B.BA, Jabatan Pengurusan Bisnis Fakulti Ekonomi dan Perniagaan Email: auroratrimasidy@yahoo.com

Meriahnya acara DINNER SUMPAH PEMUDA yang diadakan oleh Persatuan Pelajar Indonesia – Universiti Kebangsaan Malaysia (PPI – UKM) karena suguhan yang ditampilkan oleh artis – artis mahasiswa UKM berupa tarian – tarian daerah beserta deklamasi puisi beserta lagu – lagu yang bernuansa perjuangan dan semangat kepemudaan. Acara DINNER SUMPAH PEMUDA ini dikemas dengan baik oleh Ketua Pelaksana Fajri Irvan serta disertai acara Talk Show bersama Atase Pendidikan – Kedutaan Besar Republik Indonesia Kuala Lumpur oleh Bapak Prof. Dr. Ir. Ary Purbayanto, M.Sc bersama dengan Bapak Yanto sebagai Manajer Mandiri Sejahtera Cargo Sdn Bhd. Untuk acara Talk Show dipandu oleh Bapak Dr. Febriansyah yang juga merupakan salah seorang pensyarah dari UKM. Tujuan diadakannya Dinner Sumpah Pemuda ini ialah untuk memperingati jasa – jasa pemuda yang telah membangun negara Indonesia pada waktu Kongres Pemuda ke – 2 pada 28 Oktober 1928 di Jakarta. Dengan hasil ketetapan berupa ikrar bersama ialah Bertanah Air Satu, Tanah Air Indonesia; Berbangsa Satu, Bangsa Indonesia; dan Berbahasa Satu, Bahasa Indonesia. 50


Foto 1. Persembahan Tarian dari pelajar – pelajar Kalimantan Timur

Pada malam DINNER SUMPAH PEMUDA menghadirkan Pengetua Kolej Keris Mas (KKM) Dr. Mohammad Bin Husin, Pengarah Pusat Pembangunan Mahasiswa dan Perhubungan Alumni UKM, Prof. Madya. Dr. Roslee Rajikan., serta Presiden Persatuan Pelajar Indonesia – Universiti Kebangsaan Malaysia (PPI – UKM) Ir. Harry Ramza, MT., Ketua II Persatuan Pelajar Indonesia – Malaysia (PPI – M) Pauzi Ibrahim Nainggolan serta Ketua Paguyuban yang bernaung ataupula merupakan elemen pendukung PPI – UKM seperti; BAKADMA Aceh, IPAMSU Sumatera Utara, IKMM Sumatera Barat, PMRM Riau, IMSIMA Makassar, Pasundan, Jawa Timur, Madura, Bali, Lombok, Banjarmasin dan lainnya. Kata sambutan dari Pengetua Kolej Keris Mas (KKM) Dr. Mohammad bin Husin mengatakan bahwa beliau sangat mendukung kegiatan – kegiatan yang diadakan oleh PPI – UKM, apalagi yang bersifat peningkatan akademik untuk kecemerlangan pelajar – pelajar UKM khususnya pelajar yang tinggal di Kolej Keris Mas, iapun sangat memberikan apresiasi yang tinggi dalam acara Dinner Sumpah Pemuda yang disertai dengan unsur pendidikan dan kebudayaan. 51


Begitupula yang disampaikan oleh Pengarah Pusat Pembangunan Mahasiswa (PPM) – UKM Prof. Madya. Dr. Roslee Rajikan memberikan penghargaan yang tinggi dengan menyampaikan “Sangat bangga terhadap mahasiswa UKM secara khususnya mahasiswa – mahasiswa yang tergabung dalam PPI – UKM”. Menurut Prof. Roslee juga berujar, panitia menunjukkan kemampuan membuat acara yang menarik dengan kemampuan dan kemahiran sendiri, membuat hidangan penganan yang unik, persembahan tarian – tarian khas daerah, penyampaian puisi dan acara lainnya serta disertai Talk Show yang berhubungan dengan mahasiswa UKM itu sendiri. Kegiatan PPI – UKM diharapkan dapat menghasilkan kontribusi bagi masyarakat Indonesia dan Malaysia agar dapat menjadi contoh bagi seluruh pelajar – pelajar dari tingkat Sarjana Muda (Bachelor), Sarjana (Master) dan Doktoral (PhD).

Foto 2. Kata Sambutan oleh Pengarah Pusat Pengembangan Mahasiswa (PPM) – UKM Prof. Madya. Dr. Roslee Rajikan

Perlunya membangun kerja sama yang baik antara Jabatan PPM – UKM dan Atase Pendidikan KBRI Kuala Lumpur serta PPI – UKM. Tanggapan yang sangat baik dan bangga bahwa PPI – UKM dapat membuat dan mengelola Buletin dan Jurnal Ilmiah, ujar Prof Madya Dr. Roslee. Hal ini yang harus tetap dijaga keberlanjutan agar UKM dapat meningkatkan peringkat Universiti yang terkenal diseluruh dunia. PPI – UKM harus dapat berfungsi sebagai sebuah pertubuhan 52


pelajar yang dapat meningkatkan kualiti akademik pelajar dan kualiti sosial pelajarnya.

Foto 3. Atase Pendidikan KBRI Kuala Lumpur bersama dengan Pengarah Pusat Pembangunan Mahasiswa dan Perhubungan Alumni UKM, Prof. Madya. Dr. Roslee Rajikan beserta Presiden PPI – UKM Ir. Harry Ramza, MT

Seperti yang disampaikan pada malam pembukaan DINNER SUMPAH PEMUDA, fihak Atase Pendidikan, Bapak Ary Purbayanto berujar bahwa “Perlunya pelajar – pelajar UKM menghasilkan suatu kontribusi yang bermakna untuk masyarakat Indonesia dengan kemampuan yang dimiliki oleh pelajar – pelajar UKM”. Hasil – hasil pemikiran ini akan menjadikan sebuah penilaian yang bagus bagi pemerintah Indonesia khususnya sekarang Kementrian Pendidikan Tinggi serta memberikan informasi – informasi tentang pendidikan tinggi yang ada di Malaysia. Menurut beliau, sangat perlunya media informasi untuk menjembatani antara fihak pelajar di UKM dengan Kementrian Pendidikan Tinggi, sehingga citra negatif yang terbangun akan hilang dengan sendirinya seperti “Buat apa belajar di Malaysia, tidak akan memberikan hasil karena dahulu Malaysia belajar dari Indonesia….”. Dilihat dari kacamata yang nyata bahwa tenaga kerja Indonesia memberikan sumbangan yang besar bagi devisa negara dan kerjasama pendidikan Malaysia selalu memperhatikan dan memberikan kesempatan yang 53


besar bagi pelajar – pelajar dan lembaga pendidikan dari Indonesia. Begitupula pelajar – pelajar yang menuntut ilmu di Malaysia selalu menghasilkan patent untuk Industri dan publikasi ilmiah yang jumlahnya sangat banyak. Menurut Atase Pendidikan pula, perlu diperhatikan dengan cermat serta kesabaran tentang ketiadaan beasiswa atau bantuan – bantuan lainnya untuk dapat menyelesaikan pendidikan di Malaysia ini. “Pemuda – pemudi Indonesia yang ada di Malaysia khususnya UKM adalah manusia yang dapat hidup dengan tantangan yang tinggi” ujarnya.

Foto 4. Foto Atase Pendidikan Bapak Prof. Dr. Ir. Ary Purbayanto dan Bapak Yanto, Manager MS – Cargo pada bagian Talk Show dipandu oleh Bapak Dr. Febriansyah, pensyarah politik di UKM

Hal yang serupa disampaikan oleh Bapak Yanto dari MS – Cargo mengatakan “bahwa semua pemuda – pemuda yang ada di Malaysia dari pelajar – pelajar dan tenaga kerja Indonesia mempunyai semangat juang yang tinggi untuk dapat membangun daerah asalnya”. Ada beberapa tenaga kerja Indonesia juga merupakan pelajar – pelajar di beberapa perguruan tinggi begitu sebaliknya, sebahagian pelajar – pelajar bekerja untuk dapat menghidupi dan membiayai kuliah mereka. MS – Cargo sangat memperhatikan fungsi pemuda – pemudi untuk mencerdaskan kehidupan bangsa Indonesia. 54


Sebagai perusahaan atau syarikat swasta yang bergerak di Malaysia memberikan sumbangan pemikiran dalam bentuk kegiatan atau “Program MS – Cerdas”. Program ini telah berjalan dan sangat didukung dan diresmikan oleh Bapak Prof. Dr. Ir. Ary Purbayanto selaku Atase Pendidikan. Program yang bertujuan untuk mendidik tenaga kerja Indonesia yang putus sekolah atau paket belajar. Ini merupakan program kemasyarakatan yang nyata dan sangat bermanfaat bagi masyarakat khususnya pembangunan pemuda – pemudi yang berkualitas tinggi. Program sosial masyarakat yang telah terbangun bersama PPI – UKM seperti pengumpulan baju – baju terpakai untuk digunakan oleh TKI, ini juga merupakan program pengabdian masyarakat yang sangat besar maknanya. Program ini digagas oleh Bapak Wawan Syakir selaku Direktur MS – Cargo bersama rekan – rekan pekerja yang ada di perusahaan tersebut. Pada acara makan malam ini merupakan sebuah penghargaan atau hasil kerja yang dipersembahkan untuk pemuda – pemudi yang telah membangun Indonesia. Dengan rasa kebersamaan yang dibangun dan persembahan – persembahan yang dikoordinasikan oleh Departemen Dana dan Usaha dan Sdr Fajri Irvan beserta rekan – rekan lain dengan semangat kerja yang tinggi. Semoga PPI – UKM tetap jaya, salam PPI.

55


Lampiran 1: Legalitas atau Akta Pembentukan Organisasi Persatuan Pelajar Indonesia Universiti Kebangsaan Malaysia, Selangor

56


Lampiran 2: Surat Berita Acara Pengukuhan Pengurus PPI – UKM Periode 2014 - 2015

57


58


59


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.