Arsitektur Istimewa dari Jogja September 2017 BALAI MELAYU MUSEUM HOTEL JEMBAK RESORT COMPLEX KALYANA RESORT
Hundagi Hundagi
1
2017
REDAKTUR
arsitektur istimewa dari j September 2017 Pemimpin Umum Ahmad Saifudin Mutaqi, IAI, AA Pemimpin Redaksi Suparwoko, IAI Redaktur Pelaksana Karya Mas Joni, IAI Profil (Heritage) Adibowo, IAI Berita Nilus Fatmarini, IAI Pemimpin Keuangan Dan Produksi R. Trisno Seputro S, IAI Keuangan Sofia Asnatul Ulfah, IAI Team Editor Edward S. Sudharsono, IAI, AA Eddy Christianto, IAI Barito Adibuldan R R , IAI Sumardi SM, IAI Team Produksi Elmi Imam Pamuji Team Artistik Rizeki Raharja, IAI M. Hardyan Prastyanto, S. Ars Pemimpin Sirkulasi Dan Pemasaran Rina Septiana Alamat Redaksi : Beti Kartiningrum, IAI Arief Oktava, IAI Gedung BLPT Lt. 3 Jalan. Kyai Mojo 70 Yogyakarta | Telepon: (0274) 515036 | Email: iai_diy@yahoo. co.id | Web: http://iai-diy.or.id/ Sementara setiap usaha telah dilakukan untuk memastikan bahwa informasi yang terkandung di sini akurat, penerbit tidak akan menerima tanggung jawab atas kelalaian atau kesalahan. Penerbit tidak bertanggung jawab atas pernyataan atau pendapat yang diungkapkan oleh penulis atau pernyataan tersebut senantiasa mewakili pandangan penerbit kecuali dinyatakan lain. IAI Yogyakarta menolak setiap dan semua tanggung jawab, yang dapat diklaim menimbulkan ketergantungan pada informasi yang disajikan dalam publikasi. Hak cipta dilindungi Undang-Undang. Tidak ada bagian dari publikasi ini boleh direproduksi, disimpan dalam sistem pengambilan, atau dikirim dalam bentuk apapun atau dengan cara apapun, elektronik, mekanik, fotokopi, rekaman, atau lainnya tanpa izin tertulis dari penerbit.
2
Hundagi
jogja M A H A R G Y A !!! Dengan dijadikannya tata ruang sebagai salah satu poin keistimewaan, penataan ruang DIY berpeluang untuk diperkuat sesuai dengan karakter lokal. Peran para arsitek menjadi jelas dalam memberikan kontribusi pada Tata Ruang DIY yang terkait dengan tujuan untuk mengembalikan, memperbaiki, menguatkan dan mengembangkan NILAI dan FUNGSI ruang keistimewaan DIY. Prof Ir. Sidharta (Arsitek, 1983), berpesan: “Kepada arsitek Indonesia, saya serukan: marilah kita membina Arsitektur lndonesia dengan penuh kesadaran dan dedikasi. Janganlah menganggap Arsitektur sekedar sebagai profesi saja, tetapi lebih-lebih sebagai tugas dan kewajiban nasional.” Sehingga seruan tersebut juga tertuju kepada para Arsitek Merdeka - Arsitek DIY untuk mengimplementasikan Tata Ruang Keistimewaan sesuai pesan Prof. Ir. Shidarta tersebut. Pada terbitan perdana, Majalah Hundagi IAI DIY mencoba mempresentasi berbagai potensi keistimewaan para Arsitek Jogja yang berkontribusi tidak hanya di wilayah regional DIY tapi juga luar DIY.
Bangunan Hotel yang dibuka pada tahun 2016 di Jalan Magelang, hotel Tara, memiliki konsep vernakular, dimana Arsitektur vernakular sendiri terbentuk dari proses yang berangsur lama dan berulang-ulang sesuai dengan perilaku, kebiasaan, kebudayaan di tempat asalnya, tanpa adanya intervensi dari arsitek profesional serta bercirikan penggunaan material lokal. (Arboleda, 2011). Sedangkan Masjid yang dibangun di Jalan Mataram menggunakadi keempat sisinya sehingga terkesan senada dengan Masjid Ulil Albab yang berada di sisi utara gedung perpustakaan tersebut. “Contrast and Harmony” menjadi fakta kelahiran kembali Candi Ganesha Kimpulan di tengah arsitektur Perpustakaan Kampus UII yang modern. pada akhirnya HUndagi Hadir sebagai wadah ekspresi aritek Jogja Istimewa untu eskpresikan kayanya Selamat berkarya dan bersilahturahmi Arsitek Merdeka!!!
Hundagi
3
4
Hundagi
DAFTAR ISI
06 Arsitektur vernakular yang tumbuh dan lahir dari rakyat serta sejalan dengan paham kosmologi, pandangan hidup, gaya hidup dan memiliki khas sebagai cerminan jati diri dimana arsitektur itu berasal (Wiranto, 1999)
14 Karena seiring dengan pertambahan jumlah penduduk, maka kebutuhan tempat tinggal juga meningkat. Namun tidak semua orang bisa memenuhi tempat tinggal nya secara layak dan legal. Rusunawa Dabag adalah salah satu alternatif penyelesaian.
Lingkungan Layak Huni di Yogyakarta
SD Budi Mulia Dua
Riverside RE-HALE Ratmakan Kampung
Hundagi
5
“Memangku Adat Menjemput Zaman” adalah semangat yang diusung dalam konsep hotel ini, dimana sebuah desain harus mampu mengakomodasi perkembangan zaman (modern) tanpa meninggalkan ‘ruh’ nya yang terwujudkan dari simbol-simbol yang kaya akan makna.
10 Desain ini berkeinginan untuk mengajak orang yang tinggal di sana untuk merasakan keindahan alam dan memunculkan keinginan untuk menjaganya melalui desain resort ini.
22
28 32
Mengembalikan Profesi Masyarakat Dusun Nglepen
36
Pengaruh Media Sosial Terhadap Tren Desain
40 44
“White Is More” collaborative small home office
46
Balai Melayu Museum Hotel Cinthyaningtyas Meytasari, IAI Dimas Kharisma Yunizar, IAI Gambiran, Yogyakarta “Memangku Adat Menjemput Zaman” Yang bertiang dan bertangga Beratap penampung hujan penyanggah panas Berdinding penghambat angin dan tempias Berselasar dan berpelantar Beruang besar berbilik dalam Berpenangah dan bertepian
Tempat berhimpun sanak saudara Tempat berunding cerdik pandai Tempat bercakap alim ulama Tempat beradat berketurunan
Yang berpintu berundak-undak Bertindak panjang berterawang Berparan beranjung tinggi Berselembayung bersayap layang Berperabung kuda berlari Berlarik jerajak luar Bertebuk kisi-kisi dalam Bidainya tingkat bertingkat Kaki dan atap berombak-ombak Berhalaman berdusun
Di situ berlabuh kaum kerabat Disitu bertambat sanak famili Di situ berhenti dagang laku
Begitulah konsep dari hotel ini, yang memadukan fungsi hunian (penginapan) dan sebagai Pusat Kajian dan Pengembangan Budaya, khususnya budaya Melayu. “Memangku Adat Menjemput Zaman” adalah semangat yang diusung dalam konsep hotel ini, dimana sebuah desain harus mampu mengakomodasi perkembangan zaman (modern) tanpa meninggalkan ‘ruh’ nya yang terwujudkan dari simbol-simbol yang kaya akan makna. Pemilik yang seorang “Datuk” menghendaki agar bangunan mampu memenuhi fungsinya sebagai penginapan, museum, sekaligus sebagai pusat kajian dan pengembangan budaya (Melayu). Fasade maupun interior bangunan harus mampu menjadi media pendidikan dan syiar kebudayaan Melayu, dimana apabila dicermati, banyak hal yang tidak jauh berbeda dengan budaya Jawa, dan di sinilah salah satu poin penyambung antar budaya, bahwa sesungguhnya telah terjadi akulturasi. Hotel ini merupakan pengembangan dari boutique hotel yang saat ini sudah ada, sehingga bangunan walaupun berarsitektur modern tetap harus bisa menyatu dangan bangunan hotel pertama yang ber’mazhab’ vernakular Melayu. Tematik bangunan ini sebagai bangunan yang ‘mengusung’ budaya Melayu tentu saja tanpa meninggalkan syarat utama sebuah perancangan, yaitu fungsi, kenyamanan, estetika, keselamatan, serta teknik struktur, dimana kesemuanya harus sesuai dengan konteks lingkungan dan efisiensi. Hal ini dapat dilihat diantaranya dari pola tata ruang (misal: zonasi yang jelas, penyediaan dan penempatan ruang-ruang yang berfungsi sosial maupun yang dapat langsung diakses dari luar, sirkulasi, dll), kontrol penghawaan dan pencahayaan dengan memaksimalkan penghawaan dan pencahayaan alami (void, cross ventilation, dll), secondary skin sebagai pengontrol panas dan cahaya matahari sekaligus sebagai media syiar, atap berupa atap pelana Melayu (tropis sekaligus menampilkan arsitektur Melayu), dll. 6
Hundagi
foto
Estetika Melayu Ekspresi arsitektur melayu diwujudkan arsitek dengan pemakaian berbagai ornamen dan ragam hias pada elemenelemen bangunan, baik eksterior maupun interior. Pada fasad bangunan yang berupa secondary skin, arsitek menggunakan motif khas melayu, sehingga selain sebagai “filter� matahari, kebisingan dan polusi juga sebagai media siar budaya melayu. Arsitek menjadikan atap sebagai media untuk membentuk karakter bangunan, maka bentuk atap menggunakan bentuk tradisional melayu Riau yang dimodifikasi. Penggunaan atap yang bertipe pelana ini juga mendukung kaidah arsitektur tropis, yaitu untuk memperlancar sirkualsi air hujan, menahan tampias hujan menjadi lebih baik dan menekan suhu panas yang tercipta pada siang hari.
Hundagi
7
Aspek Biologis Aspek biologis diwujudkan dengan ketersediaan berbagai fasilitas yang mendukung manusia untuk memenuhi kebutuhan biologisnya, diantaranya dengan pengadaan restoran, cafĂŠ dan toilet yang mudah diakses.
Aspek Psikologis Aspek psikologis menitik beratkan pada daya tarik visual, aksesiblitas yang mudah, aman, jelas dan nyaman. Arsitek menghadirkan keindahan perpaduan antara arsitektur tradisional dan modern, kemudian secara desain mempertimbangkan berbagai unsur yang berdasar pada standar kenyamanan, seperti modul kamar hotel yang memiliki luas minimal 24 m2 dan selasar yang memiliki lebar 2m.
Aspek Sosial Dalam mewujudkan aspek sosial, arsitek menambahakan beberapa fasilitas yang tidak hanya dapat digunakan oleh penyewa hotel, tetapi juga dapat digunakan untuk umum, seperti panggung pertunjukan, ruang serba guna dan perpustakaan mini yang dapat diakses langsung oleh masyarakat luar tanpa mengganggu penyewa kamar dan penghuni gedung lainnya.
8
Hundagi
Pengendalian Termal Penghawaan alami dan control suhu memanfaatkan vegetasi, air dan void. Dengan adanya inner court, banyaknya bukaan dan penataan ruang dibuat untuk memungkinkan sistem cross ventilation yang baik. Kondisi ini memungkinkan untuk menaruh artificial seperti AC hanya pada beberapa ruangan saja, seperti kamar, dan ruang pertemuan. Sedangkan area lobby, tempat makan dan selasar hanya menggunakan kipas angin sebagai media pembantu pergerakan udara. Pemilihan material, arsitek menggunakan pertimbangan ketersediaan bahan, harga dan lingkungan, sehingga menghindari penggunaan kayu solid seperti jati maupun ulin. Material yang digunakan lebih banyak menggunakan logam dan besi untuk menciptakan ekspresi bangunan modern. Pagar-pagar balkon yang menggunakan motif arsitektur melayu juga menggunakan besi tempa, sehingga tetap menampilkan seni tradisional melayu walaupun dengan material yang modern. DATA PROYEK Nama Proyek : Balai Melayu Museum Hotel Jenis Bangunan : Hotel Lokasi : Jl. Gambiran no 85, Yogyakarta Pemilik : H. Mahyudin Al Mundra, SH, MM, MA Tahun : 2015-2016 Luas Lahan : 783 m2 Luas Lantai : 4340,5 m2 Jumlah Lantai :6
Hundagi
9
Jembak Resort Complex Rizeki Raharja, IAI Gunung Kidul, Yogakarta Kawasan karst di Kabupaten Gunung Kidul merupakan salah satu lokasi yang potensial untuk dibangun resort pinggir pantai, selain menyuguhkan pemandangan laut yang indah, di kawasan ini juga menyediakan pesona alam yang masih asri. Jembak Resort Complex adalah sebuah komplek resort dengan luas lahan 19543 m2 yang memuat cottage, villa dan kondotel.Pemilihan lokasi yaitu kawasan pinggir pantai karst juga karena belum adanya tipe bangunan sejenis resort di kawasan ini
Fakta yang ditemukan arsitek di lapangan, gaya arsitektur di Gunung Kidul masih mengangkat dan kental dengan tradisi jawa, kecuali bangunan di sekitar pinggir pantai yang sudah lebih terbuka dan banyak menggunakan sistem rumah panggung, hal tersebut dipengaruhi oleh topografi lingkungannya. Selain itu terdapat kendalaberupa lokasi, yaitu perbukitan karst yang terbentuk akibat aktivitas lempeng bumi sehingga rawan gempa.
Dalam menanggapi berbagai hasil studi lapangan Keterlibatan arsitek dalam proyek ini dimulai dari dan literatur, arsitek mengambil konsep arsitektur proses konseptual desain. Arsitek menambah- vernakular dalam perancangannya. Konsep arsitektur kan bahwa bagian terpenting dari sebuah vernakular yang tumbuh dan lahir dari rakyat serta perencanaan adalah kemampuan akan me sejalan dengan paham kosmologi, pandangan hidup, mahami aktivitas yang akan dilakukan pengunjung, gaya hidup dan memiliki khas sebagai cerminan jati maka dalam tahap ini dilakukan berbagai studi diri dimana arsitektur itu berasal (Wiranto, 1999) menlapangan, terutama kebutuhan pasar dan studi jadi jawaban berbagai potensi permasalahan yang lingkungan. ada di lokasi.
10
Hundagi
Arsitek melakukan pendekatan perancangan arsitektur vernakular bukan hanya untuk mengangkat konteks lokalitas kawasan sekitar, tetapi juga dari segi metrial, system struktur dan ornament yang diadopsi dari bangunan tradisional setempat. Didalam kompleks resort ini terdapat dua gaya arsitektur vernakular, yaitu Jawa dan Lombok. Konsep Jawa diterapkan pada lobby (penggunaan joglo) dan villa (atap limasan), sedangkan konsep Lombok diaplikasikan pada cottage. Penggunaan joglo pada bangunan merupakan pilihan tepat untuk daerah tahan gempa. Struktur rong-rongan (berupa umpak-soko guru-tumpang sari) pada joglo merupakan system pertahanan beban lateral, karena struktur inti ini didukung oleh fleksibilitas, redaman, stabilitas, elastisitas, daktilitas, kehiperstatisan kayu dan kon-
Untuk pengembangan lansekap, cottage disusun berderet sehingga menyerupai sebuah perkampungan. Masing-masing cottage terdiri dari 1 lantai dengan luasan 28 m2 termasuk kamar mandi pribadi .didalamnya Hundagi
11
struksi, sehingga tahan terhadap getaran gempa berfrekuensi rendah dan akselerasi rendah-tinggi. (Prihatmaji, 2007). Pemilihan material menjadi hal yang krusial dalam perancangan, penggunaan bahan yang menghindari unsur logam untuk menghidari korosi karena berada di pinggir pantai menjadi fokus utama. Maka pada perencanaan proyek ini melibatkan berbagai bagian yang berkaitan dengan industri konstruksi terutama material seperti kayu. Dibalik berbagai permasalah yang ada, lokasi yang berada di pinggir pantai ini juga menawarkan keuntungan dalam hal energy. Sumber daya alam yaitu sinar matahari yang berlimpah dimanfaatkan dengan media panel surya untuk menjadi salah satu sumber .energy resort dan lampu jalan.
Cottage beratap tegola yang menyerupai atap sirap, serta fasadnya memiliki warna kayu dan tekstur batu alam setempat sehingga secara visual sangat sederhana .dan membumi khas nusantara
Bukaan seperi pintu dan jendela didesain agar dapat memasukan cahaya dan udara alami, hal ini disebabkan lokasi pinggirr pantai yang memiliki kelembaban udara tinggi dan udara .panas di siang hari
Penggunaan luas dasar bangunan 2262 m2 dari luas lahan sebesar 19543 m2 telah memenuhi peraturan setempat, yaitu no 14 tahun 2012 yang menghendaki pada pembagian zonasi sedang atau kepadatan bangunan dalam keadaan sedang memiliki koefisien dasar bangunan (KDB) sebesar 60%.
FOTO
INTERIOR BANGUNAN (BUKAAN)
FOTO
INTERIOR BANGUNAN (BUKAAN)
FOTO INTERIOR BANGUNAN VILLA
FOTO
INTERIOR BANGUNAN KONDOTEL
System knock down yang digunakan dalam pembangunan cottage, yaitu pengerjaan bangunan secara paralel, bagian bawah cottage seperti struktur pondasi sampai dinding dilakukan di lokasi, sedangkan bagian atas dilakukan di workshop tukang kayu dan kemudian dirakit di lokasi. Hal tersebut dilakukan atas pertimbangan permasalahan akses yang sulit menuju lokasi dan dapat mempersingkat .waktu pengerjaan
12
Hundagi
FOTO COTTAGE
Bangunan ini berdiri diatas lahan yang sebelumnya meruoakan areal pertanian. Pada proses perencanaan salah satu bagian kawasan tetap dipertahankan menjadi area persawahan. Selain meminimalisir dampak akibat pengalihan fungsi lahan menjadi resort, hal tersebut juga menjadi salah satu daya tarik resort untuk menyuguhkan kesan alami dan tradisional pada pengunjung. Untuk kedepannya, pembangunan diharapkan akan mampu meningkatkan kualitas lingkungan sekitar, terutama dalam sektor perekonomian dan infrastruktur. Dengan dibangunnya resort ini dampak yang ditimbulkan bukan hanya pengalihan fungsi semata tetapi
juga mendukung perkembangan fasilitas dan infrastruktur kawasan sekitar seperti akses yang lebih baik dan tumbunya sektor transportasi serta retail. Berdasarkan studi yang didapat oleh arsitek, Gunung Kidul memiliki permasalahan dengan sumber air. Arsitek mendesain kompleks ini agar dapat memperoleh sumber air dan menggunakannya secara bijak. Pengambilan air tanah bukanlah solusi yang tepat, maka arsitek mengendaki sumber air PDAM sebagai sumber utama untuk pemenuhan kebutuhan air yang kemudian ditampung di water tower kemudan dialirkan melalui sistem gravitasi dengan pemanfaatan kontur lahan. DATA PROYEK Nama Proyek : Jembal Resost Complex Jenis Bangunan : Resort, Restaurant, Hotel dan Beach CLub Lokasi : Pantai Kemandang Gunung Kidul, DIY Pemilik : PT. Pantai Kemandang Indah Tahun : 2015 Luas Lahan : 19543 m2 Luas Lantai : 2262 m2 Jumlah Lantai : 2 Lantai
Hundagi
13
Kalyana Resort Ir. Jacobus B. Wiryawan
Berlokasi di Kaliurang dengan kontur tanah yang cukup menantang dengan perbedaan level di beberapa bagiannya, Jacobus mencoba bermain dengan desain landscape yang berusaha mengikuti kondisi aslinya, termasuk mempertahankan sebanyak mungkin vegetasi yang telah ada. Sejak awal perancangan, Kalyana Resort bukan diorientasikan untuk komersial. Konsep kegiatan di Kalyana Resort sendiri tidak seperti bangunan resort pada umumnya. Resort ini hanya menerima reservasi khusus dengan
pemesanan keseluruhan kamar dan tidak menerima pemesanan untuk satu atau dua kamar saja. Oleh karena itu, target pengguna sejak awal telah dipersempit kepada mereka yang akan mengadakan acara dengan melibatkan banyak orang seperti pernikahan, reuni, pesta ulang tahun, meeting dan lain sebagainya, di mana dibutuhkan kamar-kamar serta hampir seluruh fasilitas di sana seperti ruang terbuka, restoran, ruang pertemuan, dan lain sebagainya.
Gambar: Kalyana Resort
14
Hundagi
Gambar: Kalyana Entrance
Bertujuan mempersatukan bangunan dengan alam dengan tetap memenuhi kebutuhan-kebutuhan ruangnya, bangunan-bangunan di Kalyana Resort dibagi menjadi beberapa unit bangunan: Unit Villa, Unit Kamar, Ruang Makan, Ruang Pertemuan, Office dan BOH, Kolam Renang, dan Pendopo yang diletakkan sesuai fungsi dan view yang dibutuhkan kemudian dihubungkan dengan alur yang fungsional dan menimbulkan pengalaman ruang khusus bagi pengguna.
Gambar: View dari selatan ke utara area padang rumput
Bukan berkonsep sebagai hotel besar yang bersifat komersial, Kalyana Resort berdiri di atas lahan seluas kurang lebih 1 hektar dengan kontur tanah yang alami (datar, bukit, dan jurang) dengan total 23 kamar yang disewakan khusus untuk reservasi. Sang arsitek, Ir. Jacobus B. Wiryawan berkeinginan untuk mengajak orang yang tinggal di sana untuk merasakan keindahan alam dan memunculkan keinginan untuk menjaganya melalui desain resort ini.
KONSEP Menikmati Alam Filosofi Arsitektur yang dipegang sang arsitek adalah Kekuatan, Keindahan, dan Fungsi. Kamarkamar dirancang bukan sebagai kamar yang mewah, akan tetapi tetap nyaman dan memliki durabilitas. Melalui desain resort ini, orang diajak tidak berlama-lama di kamar dan merasa “tertarik keluar untuk menyatu dengan alam� dengan desain landscape yang indah. Berdasarkan alasan tersebut, setiap kamar ditempatkan pada lokasi yang memiliki view yang indah ke arah alam.
Gambar: Pemandangan ke arah Padang rumput
Resort ini tidak dibangun dengan memadati tanahnya (dengan kepadatan hanya kurang dari 15% luas bangunan terhadap luas tanah), maka merupakan keunikan tersendiri bagi mereka yg ingin menikmati alam. Ini sangat membedakan dengan hotel-hotel dikota yang hanya “menjual kamar�, sedangkan resort ini tidak semata menjual kamar, tapi justru menjual kenikmatan alami Gambar: Pendopo Kecil Untuk Santai
Hundagi
15
Landscape Konsep untuk Landscape lebih pada “Menikmati Ciptaan Tuhan� berupa alam yang indah. Bagian entrance dari parkir, kita diajak mulai masuk ke alam, kita akan menemui bangunan resepsionis dan office. Kita berjalan ditengah taman, sebelah kiri ada ruang meeting yang dikelilingi tanaman. Seterusnya kita akan melewati jembatan dengan kolam ikan di bawahnya yang mengalir menuju ruang makan. Ruang makan sendiri di desain terkesan menggantung (di tepi jurang) karena memanfaatkan kontur yang ada, sehingga kita bisa mendapatkan view ke arah jurang, dilengkapi dengan kantilever yang membuat kita seolah-olah berdiri di atas jurang. Dari Ruang makan, kita diajak makin masuk ke alam dan menemukan vista pertama berupa infinity pool.
Deretan kamar sudah mulai terlihat tetapi tersembunyi dibalik pepohonan yang besar. Makin masuk, kita akan menemukan vista utama berupa bentangan rumput hijau luas (lawn) dengan kontur alam yang memberikan kita pandangan panoramic ke alam. Sejauh mata memandang, kita akan melihat pepohonan, dan bukit. Dari arah Pendopo, kita diberi pemandangan langsung ke Gunung Merapi melalui “lawn� tanpa terhalang pepohonan. Pada perancangan dan pembangunannya, sang arsitek meminimalisir penebangan pohon dan mempertahankan pohon yang ada.
16
Hundagi
UNIT-UNIT KAMAR Secara umum, resort dibagi pada 4 kelompok bangunan: 3 Villa dan 1 deretan kamar. Pada Villa 1 terdapat 3 kamar tidur dan fasilitas-fasilitas lain seperti ruang tamu dsb, pada Villa 2 terdapat 2 buah kamar tidur, pada Villa 3 terdapat 4 kamar tidur, dan pada Unit 4 paling besar terdapat 14 kamar tidur dengan susunan ruang yang lebih umum dengan sistem single-loaded. Peletakan unit-unit kamar mengutamakan view yang akan didapatkan setiap kamar. Semua kamar dipastikan memiliki view pemandangan alam yang baik dengan prioritas untuk Villa 1,2, dan 3, kemudian Unit kamar-kamar di Villa 4. Posisi per unit juga disesuaikan sehingga antarunit tidak saling mengganggu secara view yang didapatkan. Selain view alam ke arah jurang dan padang rumput, view di sisi untuk melihat gunung Merapi, serta view ke dalam kawasan resort sendiri dimasukkan dalam pertimbangan desain. Oleh karena itu, kawasan dalam resort seperti kolam renang, pendopo dan unit untuk ruang makan di desain untuk dapat terlihat sebagai elemen yang sama dengan sekitarnya dengan bentukan masa, material, serta permainan vegetasi.
Gambar: Interior Kamar
Desain unit-unit kamar bangunan juga tidak menonjol dan terkesan tenggelam di alam, terkesan relatif sederhana tetapi dengan struktur yang durable dan kuat. “Setiap mendesain, saya membayangkan jika suatu saat bangunan itu harus diwariskan kepada anak cucu kita, apakah baik jika kita mewariskan bangunan yang tidak bisa berdiri kokoh dalam jangka waktu yang lama?�, jelas Jacobus. Jacobus juga memilih warna-warna pohon dan daun seperti krem, coklat dan hijau untuk seluruh unitnya. Konsep-konsep passive design juga diterapkan dalam desain bangunan seperti penggunaan jendela-jendela yang lebar dan pengaturan sirkulasi udara yang baik, selain untuk memasukkan view alam yang maksimal.
Gambar: Interior Kamar
Hundagi
17
UNIT VILLA 1 Unit Villa 1 memiliki luas bangunan sekitar 100m2 dengan dua lantai. Unit ini diletakkan paling depan serta paling muncul dari area pepohonan ke area padang rumput. Pada lantai 1, terdapat ruang keluarga, ruang tamu, kamar mandi, serta kamar tidur yang cukup luas.
Dengan kontur tanah yang memiliki level lebih rendah pada bagian Timurnya, kamar tidur di lantai 1 juga memiliki balkon dengan pemandangan langsung ke arah padang rumput dan jurang. Ruang tamu dan ruang keluarga yang berada dalam satu area memiliki akses teras yang ter-
hubung dengan tangga pendek ke arah selatan sebagai akses mencapai area padang rumput. Tangga untuk mencapai lantai 2 menggunakan sistem “flying stairs� dengan perkuatan khusus. Di lantai kedua, terdapat dua buah kamar tidur serta kamar mandi.
Satu kamar tidur memiliki balkon dengan arah pemandangan yang sama dengan kamar di lantai 1, sedangkan kamar tidur lainnya memiliki jendela besar ke arah selatan untuk melihat pemandangan ke arah resort serta sebagian padang rumput. Sebagai penghubung lantai 1 dan lantai 2, sebuah void cukup besar dibuat di bagian timur. Hal ini juga memungkinkan pemasangan sebuah jendela kaca besar dan menerus dari lantai 1 ke lantai 2 untuk menimbulkan pengalaman ruang yang unik untuk pengguna yang berada di ruang tamu dan ruang keluarga, serta memaksimalkan view pemandangan yang didapat.
18
Hundagi
UNIT VILLA 2 Unit Villa 2 diletakkan di sebelah barat Unit Villa 1 dan memiliki luas sekitar 67m2 dengan dua lantai. Akses yang menghubungkan villa dengan akses resort berupa jalan setapak yang didesain dengan elemen landscape berupa paving. Unit ini memiliki dua buah kamar tidur pada lantai 1 dan 2 lengkap dengan kamar mandi. Bukaan dimaksimalkan ke arah selatan serta barat untuk mendapat view alam padang rumput juga tata landscape di dalam kawasan resort sendiri. Interior bangunan didesain sederhana dengan warna-warna alam seperti coklat, krem, dan hijau.
Gambar: Eksterior Unit 2
UNIT VILLA 3 Unit Villa 3 berada di sebelah barat Unit Villa 2 dan memiliki luas sekitar 150m2 dan merupakan bangunan dua lantai. Terdapat empat buah kamar tidur, dua di lantai 1 dan dua buah di lantai 2 lengkap dengan kamar mandi pribadi setiap kamar. Di lantai 1 terdapat teras dan ruang bersama yang terhubung dengan akses tangga menuju lantai 2. Untuk menimbulkan kesan luas dan megah, serta alasan penghawaan, dibuat sebuah void di bagian depan. Hal ini juga memungkinkan pemasangan jendela besar menerus untuk memaksimalkan view ke arah area pepohonan di kawasan resort.
Hundagi
19
Material-material yang digunakan baik eksterior maupun interior juga merupakan material dengan sentuhan alam seperti kayu dan batu alam. Bangunan Villa ini didesain dengan bentuk bangunan tropis modern dengan banyak bukaan baik untuk view maupun penghawaan alami. Kenyamanan tetap diutamakan dalam bangunan, sehingga pengguna tetap dapat memilih untuk menggunakan fasilitas penghawaan buatan selain untuk menghindari adanya hewan-hewan tertentu yang masuk ke kamar dan mengurangi kenyamanan pengguna.
Gambar: Interior Ruang Tamu Unit 3
Seperti kedua unit sebelumya, unit 3 ini juga didesain dengan konsep bangunan tropis modern dengan kemiringan atap cukup besar dan tritisan yang panjang. Tritisan di bagian depan diperpanjang sampai meneduhi teras dan disangga oleh kolom-kolom beton yang difinishing dengan batu alam. Material-material baik interior dan eksterior menggunakan motif kayu dan batu alam untuk menyatukan bangunan dengan alam sekitar nya. Pengguna dapat mengakses kawasan resort dari bangunan melalui path berupa paving yang terhubung dengan jalan utama resort baik menuju padang rumput maupun ke area depan resepsionis.
UNIT VILLA 4 Merupakan unit bangunan terbesar. Bangunan ini memiliki 14 buah kamar tidur lengkap dengan kamar mandi pribadi. Terdiri dari 2 lantai, bangunan ini memiliki luas sekitar 355m2. Dengan sistem single-loaded, tiap kamar memiliki bukaan ke arah resort untuk mendapat view dari penataan landscape resort.
Gambar: Eksterior Unit 4
20
Hundagi
PENDOPO RUANG MAKAN, INFINITY POOL, RUANG PERTEMUAN, PENDOPO ATAS
Ruang makan digunakan untuk breakfast dan menerima pesanan tamu dan tidak berfungsi sebagai restoran. Hal ini juga menjaga ketenangan dan privasi orang-orang yang menginap di sana untuk kembali lebih menikmati alam yang tenang dan indah. Bangunan ini terletak di tengah-tengah antara unit-unit kamar dan bangunan service (in-between) untuk memudahkan akses pengunjung maupun pelayan. Melalui sebuah path kayu dan paving, pengguna diajak melewati tatanan vegetasi di sekitar kolam ikan menuju area infinity pool. Kolam renang yang agak ‘diangkat’ dengan pemandangan langsung ke arah jurang dengan level lebih rendah menimbulkan efek ‘infinity’ sehingga pengguna akan merasa berenang di tepi jurang. Kolam renang ini juga dilengkapi dengan area berjemur dengan pemandangan baik ke arah pepohonan resort maupun jurang.
Gambar: Kolam Renang
Gambar: Ruang Makan
Gambar: Pendopo Entrance
Ruang Pertemuan dan audio visual berlokasi di bagian selatan dekat dengan resepsionis tetapi memiliki akses mudah menuju ruang makan. Ruang pertemuan ini didesain untuk dapat digunakan oleh 20 orang dilengkapi ruang audio visual dengan treatment akustik.
Hundagi
21
Salah satu spot favorit pengunjung adalah pendopo untuk bersantai yang terletak di sebelah selatan site. Dari pendopo ini, pengguna bisa mendapatkan view 360 derajat ke alam terbuka, pandangan lurus ke gunung Merapi melalui view hamparan padang rumput dan jurang alami.
Selain pemanfaatan kontur, penggunaan material yang ramah lingkungan tetapi durable, penataan landscape dan desain bangunannya, sistem jaringan air dan pengolahan air limbah juga sangat dipikirkan sehingga tidak mencemari lingkungan.
RUSUNAWA DABAG, CONDONGCATUR Dara Asri Widyaningrum, S. Ars Ahmad Saifudin Mutaqi, IAI, AA
PENGANTAR Pertumbuhan penduduk di Yogyakarta semakin tahun semakin meningkat. Beberapa yang mempengaruhi pertumbuhan penduduk di Yogyakarta yaitu dari kelahiran, migrasi, dan beberapa masyarakat yang mengadu nasib di yogyakarta seperti mahasiswa dan orang yang bekerja. Karena seiring dengan pertambahan jumlah penduduk, maka kebutuhan tempat tinggal juga meningkat. Namun tidak semua orang bisa memenuhi tempat tinggal nya secara layak dan legal. Beberapa dari mereka memilih untuk tinggal di rumah sewa (kontrakan), kamar sewa atau kos-kosan bahkan membangun rumah diatas tanah milik pemerintah atau bisa dikatakan bukan tanah hak milik dirinya sendiri. Selain itu karena alasan mahalnya harga jual tanah dan rumah menjadi alasan masyarakat khususnya MBR tidak membeli/memiliki tempat tinggal tetap secara pribadi. Walaupun sistem pembayaran dengan KPR dan uang muka yang kecil hal itu masih dirasa berat bagi MBR. Beberapa kasus masih ditemukan Pemda menempatkan Rusunawa di lokasi yang kurang bagus sehingga kalau dibangun masyarakat enggan untuk menghuninya. Rusunawa di Marunda salah satu contoh yang kurang berhasil karena lokasinya yang sulit dijangkau akhirnya tidak ada masyarakat Jakarta yang menempati lokasi tersebut. Karena lokasi yang kurang strategis bisa menjadi penghambat untuk kesuksesan rusunawa. Pada umumnya rusunawa sebaiknya dibangun di dekat pusat kota namun tidak terlalu menimbulakan gangguan dan kebisingan. Selain itu alasan dipilihnya lokasi yang strategis ini juga untuk mempermudah kegiatan penghuninya agar tidak terlalu berat terutama dalam hal biaya transpotasi.
22
Hundagi
RUSUNAWA DABAG, TETANGGA SELOKAN MATARAM Lokasi objek pembahasan untuk lokasi Rusunawa bertempat di Lokasi : Dabag, Condongcatur, Depok, Sleman. Rusunawa Dabag I berlokasi di daerah Seturan, Condoncatur, Sleman yang melewati jalan Selokan Mataram. Selokan Mataram merupakan jalan yang cukup ramai dan sering dilewati oleh pengguna jalan karena berdekatan dengan pusat aktivitas di Perkotaan Yogyakarta.
Hundagi
23
Selain itu daerah seturan juga banyak terdapat bangunan dengan fungsi beragam seperti kampus YKPN, bank, kuliner, swalayan, hotel dan beberapa bangunan komersil lain. Walaupun letaknya ditengah kota tapi untuk lokasi tepatnya tidak membuat kebisingan bagi lingkungan sekitar rusunawa. Selain itu penghuni dari rusunawa dabag juga kebanyakan bekerja dan beraktivitas di daerah sekitar seturan. Sehingga lokasi rusunawa cukup strategis untuk membantu aktifitas penghuni rusunawa.
Rusunawa Dabag berlokasi cukup strategis yaitu berada di Jalan Nologaten, Condongcatur, Yogyakarta. Lokasi ini merupakan lokasi yang memiliki aktifitas komersil tinggi, lalu lintas yang cukup padat dan juga dekat dengan beberapa fungsi bangunan lain seperti kampus Atmajaya, kampus UPN, Rumah Sakit Condongcatur, perkantoran dan fungsi bangunan lainnya yang merupakan penunjang dari rusunawa tersebut. Jadi dari tinjauan ini lokasi Rusunawa Dabag, Condoncatur, Yogyakarta dapat dikatakan cukup strategis dari segi lokasi pembangunannya.
Bentuk Strategi Pemasaran Strategi untuk pemasaran produk real estate dalam hal ini adalah Rusunawa yang diperuntukan bagi MBR mengacu pada prinsip 4P yaitu : 1. Product of Property 2. Placement and Distribution 3. Promotion and Advertisment 4. Pricing and Sales
Beberapa fasilitas lain seperti fasilitas kesehatan dan fasilitas pendidikan perlu ditambah untuk memenuhi kebutuhan penghuni. Dari jumlah unit rumah susun yang disewakan yaitu sekitar 369 unit maka perlu nya fasilitas layanan pendidikan seperti taman kanak – kanak atau PAUD dan klinik atau Posyandu.
24
Hundagi
FASILITAS SOSIAL RUSUNAWA Rusunawa Dabag I Terdiri dari 2 (dua) Twin Blok Memiliki 198 unit rumah Type 27 m2 dengan status disewakan dan dengan tarif Rp. 350.000,-/bulan. Untuk rincian denah pertipe nya yaitu memiliki 2 kamar tidur dan satu kamar mandi serta ruang untuk berjemur pakaian, kamar mandi umum, ruang terbuka (lapangan), parkir, mushola, dan juga disediakan ruang untuk usaha. Ruang untuk usaha dimanfaatkan untuk mendapatkan penghasilan dan yang dilakukan antara lain seperti menjual sembako, makanan, laundry. Kemudian disediakan juga unit untuk difabel yang semuanya diletakkan di lantai satu.
Hundagi
25
Desain bangunan juga direncanakan baik dengan mempertimbangkan unsur estetika bangunan seperti menyembunyikan ruang untuk menjemur pakaian, aluran sirkulasi juga baik dan akses juga mudah. Selain itu dari kualitas bangunan juga baik dari penggunaan material sehingga perawatan dan akustik juga baik (jarang terjadi kerusakan pada bangunan). Namun kendala teknis lain seperti air yang keruh, pompa air yang sering macet, dan beberapa desain bangunan yang kurang mencegah tindakan kriminal dan asusila. Masih kurangnya pemanfaatan ruang terbuka untuk ruang publik seperti lapangan dan taman. Masih kurang vegetasi sehingga terasa panas dan kering pada saat siang hari.
KETENTUAN HARGA SEWA Untuk ketentuan harga sewa rusunawa di Sleman sudah ditentukan yaitu sebagai berikut: Lantai Hunian / Ruang Usaha Lantai V Lantai IV Lantai III Lantai II Lantai I Khusus Defabel Ruang Usaha Tipe 27
Harga Sewa / Tarif Retribusi Rp. 186.000,- / bulan Rp. 211.000,- / bulan Rp. 241.000,- / bulan Rp. 266.000,- / bulan Rp. 186.000,- / bulan Rp. 399.000,- / bulan
Selain itu, masa penyewaan rusunawa ber dasrkan Peraturan UPT Rusunawa, masa sewa rusunawa maksimal selama tiga tahun. Apabila dalam waktu tiga tahun setelah dievaluasi tidak dapat membeli rumah sendiri maka bisa diperpanjang sampai 5 tahun. Namun apabila juga masih belum memenuhi maka akan dievaluasi kembali sesuai dengan ketetapan pemda masing – masing. Kemudian untuk pe-
masaran perlunya bimbingan, penyuluhan dan edukasi bagi masyarakat khususnya masyarakat berpenghasilan rendah untuk mereka bisa mendapatkan tempat tinggal yang lebih layak.
26
Hundagi
KESIMPULAN 1. Dari Segi tinjauan lokasi, Rusunawa Dabag Condongcatur Sleman cukup strategis karena berdekatan dengan pusat kota, ruang komersil, beberapa bangunan lain seperti kampus, rumah sakit, perkantoran dan tempat – tempat lain. Maka Rusunawa Dabag bisa jadi contoh untuk perencanaan rusunawa yang lain dari segi lokasi 2. Dari segi tinjauan fasilitas, Rusunawa Dabag Condongcatur Sleman cukup memadai. Beberapa jenis fasilitas sudah terpenuhi seperti fasilitas niaga, fasilitas peribadatan, fasilitas pelayanan umum, ruang terbuka dan kamar sewa yang memadai. Namun beberapa fasilitas lain seperti fasilitas kesehatan dan pendidikan belum terpenuhi. Dari jumlah unit rumah susun yang disewakan yaitu sekitar 369 unit maka perlu nya fasilitas layanan pendidikan seperti taman kanak – kanak atau PAUD dan klinik atau Posyandu.
Hundagi
27
3. Dari segi tinjauan pemasaran strategi untuk pemasaran Rusunawa yang diperuntukan bagi MBR mengacu pada prinsip 4P yaitu Product of Property, Placement and Distribution, Promotion and Advertisment Pricing and Sales . Dengan strategi ini diharapakan dapat mencapai hasil yang lebih baik dalam pemasaran rusunawa.
Mengembalikan Profesi Masyarakat Dusun Nglepen Rizky Atma Satria, S. Ars Ahmad Saifudin Mutaqi, IAI, AA Optimasi Penggunaan Lahan Kebun Di Kawasan Permukiman Dusun Nglepen Dengan Prinsip Highest And Best Use PENGANTAR Gempa yang terjadi pada tahun 2006 lalu memaksa masyarakat Dusun Sengir, Desa Sumberharjo untuk pindah ke Dusun Nglepen, Prambanan. Rekonstruksi pasca gempa yang dilakukan memiliki inovasi-inovasi yang
variatif yang beberapa diantaranya cenderung menyimpang dengan budaya masyarakat Indonesia pada umumnya dengan dalih mempersingkat waktu dan pelaksanaan rekonstruksi.
28
Hundagi
Sebagian besar masyarakat Nglepen bermata pencaharian sebagai petani, buruh tani dan buruh bangunan. Mereka juga memelihara hewan ternak seperti sapi, kambing dan ayam sebagai penghasilan tambahan. Setelah di relokasi, masyarakat Nglepen tetap bermata pencaharian sebagai petani, karena lahan pertanian mereka masih ada bahkan lebih dekat dengan pemukiman dimana mereka tinggal sekarang. Bagi hewan ternak seperti sapi dan kambing diberikan lahan khusus diluar pemukiman Rumah Dome, karena peraturan yang dikeluarkan oleh pihak WANGO tidak memperbolehkan memelihara hewan ternak di dalam pemukiman Rumah Dome. Dengan desain bangunan yang kontradiktif dengan iklim setempat, kawasan ini justru menjadi salah satu destinasi wisata karena keunikan bentuk bangunannya dan setiap tahunnya memiliki peningkatan wisatawan yang tinggi.
Namun pada beberapa aspek negatif, seperti contoh nya kekurangan lahan untuk kegiatan ternak yang notabennya kegiatan ternak ini merupakan profesi sehari-hari warga ketika belum terjadi pemindahan, namun karena keterbatasan lahan membuat warga kehilangan profesi tersebut. Padahal profesi tersebut merupakan pekerjaan yang dapat menjadi pendapatan tambahan sehari-hari. Dengan minimnya dukungan lahan untuk beternak memunculkan inisatif warga untuk membuat kandang-kandang ternak di sekitar rumah untuk dijadikan penghasilan tambahan sehari-hari. Dampak dari penambahan-penambahan kandang ternak ini jika dibiarkan dapat menjadikan citra buruk kawasan yang nantinya dapat mengurangi minat wisatawan karena kondisinya yang kumuh.
Pemindahan masyarakat dusun Nglepen dari rumah sebelumnya akibat bencana gempa memiliki dampak positif dan negative. Dampak positif yang di timbulkan dari adanya permukiman ini adalah kawasan permukiman Nglepen menjadi salah satu obyek destinasi wisata domestic maupun mancanegara karena bentuk bangunan yang unik yang pada akhirnya memiliki julukan sebagai rumah dome teletubies. Dampak positif ini tentu menjadi keuntungan tersendiri bagi warga karena dapat meningkatkan nilai ekonomi kawasan.
Hundagi
29
Analisis Highest and Best Use (HBU) terhadap Lahan Kebun Dusun Nglepen yang dilakukan hanya meliputi analisis terhadap dua kriteria, yaitu kriteria memungkinkan secara fisik (physically possible) dan kriteria memungkinkan secara peraturan (legally permissible). 1. Analisa Aspek Fisik Kriteria memungkinkan secara fisik ini meliputi lokasi, ukuran, bentuk tanah, luas, ketinggian, dan kontur tanah berpengaruh terhadap kegunaan aset yang dibangun diatasnya.
1.2 Ukuran dan Bentuk Lahan Bentuk dan ukuran dari lahan kebun eksisting yang akan di optimasi menjadi farm estate berbentuk persegi panjang dengan luasan 2.900 m2. 1.3 Topografi Topografi tapak berada pada 120m dari permukaan laut (sumber: google earth) dengan kontur tanah datar, dan elevasi tanah kurang dari 60 cm dari permukaan eksisting. 1.4 Aksesibilitas dan Utilitas Lahan Pencapaian ke lokasi sangat mudah dapat 1.1 Lokasi Lahan ditempuh dari beberapa arah, sarana angkutan Dusun Nglepen terletak di Sumberharjo, perkotaan dan taxi tersedia 24 jam. Dan juga ketersePrambanan, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa diaan infrastruktur yang memadai, seperti tersedianya Yogyakarta dengan luasan Âą2,5 ha dan keberadaan jaringan listrik dari PLN, jaringan air bersih dari PDAM lahan kebun yang terletak pada bagian selatan per- di lokasi lahan ini. mukiman dengan luasan Âą2.900 m2. Dusun ini merupakan permukiman yang di bangun pasca gempa Yogya tahun 2006. Lahan tersebut mulanya adalah tanah kas desa yang digunakan untuk area pembangunan, begitu juga lahan kebun yang merupakan tanah kas desa.
30
Hundagi
KESIMPULAN Dari hasil analisa Highest and Best Use pada lahan seluas 2.900 m2 di Dusun Nglepen, Sumberharjo, Prambanan didapatkan kesimpulan sebagai berikut : Berdasarkan peraturan daerah provinsi DIY didapatkan bahwa lahan ini masih berada di kawasan perkebunan dan memiliki kondisi yang strategis untuk dapat di kunjungi oleh pendatang sebagai wisatawan asing atau domestikdengan luas lantai maksimal 1.160 m2 dengan ketinggian maksimum 40m. Lahan ini terletak di daerah yang mempunyai aksesibilitas, utilitas yang cukup baik. Dengan kontur tanah yang datar juga memberikan nilai yang baik. Sehingga berpengaruh terhadap kegunaan yang dapat diolah dan dibangun diatasnya. Dari hasil aspek legaltas, bangunan penunjang farm estate memiliki volume yang tidak terlalu besar namun efisien bagi pengguna (masyarakat dusunNglepen) sehingga peraturan-peraturan yang berlaku diatas lahan dapat dipenuhi tanpa harus melanggar.
Hundagi
31
Dengan pengoptimalan lahan kebun menjadi farm estate maka diharapkan lokasi ini dapat mengembalikan lapangan kerja sebelumnya bagi masyarakat kawasan Dusun Nglepen dan dengan kehadiran farm estate ini juga mampu menghindari penambahan-penambahan bangunan fasilitas seperti kandang ternak dan lumbung penyimpanan di sekitar rumah warga agar tidak menimbulkan kesan kumuh di kemudian hari.
Lingkungan Layak Huni di Yogyakarta Amalia Nur Fitriani, S. Ars Suparwoko, Ph.D, IAI Analisis Strategi Investasi Dalam Mendukung Perumahan Biaya Terjangkau Dan Lingkungan Layak Huni Di Yogyakarta Studi kasus Kanal Tan Hoa Lo Gom dan Kali Code Pengantar Permukiman kumuh merupakan persoalan yang di hadapi oleh hampir semua kota-kota besar di Indonesia dan negara-negara berkembang lainnya. Kajian teradap permukiman kumu (slum), pada umumnya mencakup tiga segi, pertama kondisi fisiknya, kedua kondisi sosail ekonomi budaya komunitas yang bermukim di permukiman tersebut, dan ketiga dampak kedua kondisi tersebut teradap dinamika kota secara keseluruan.
Pertumbuan penduduk merupakan fakor utama yang mendorong terjadinya permukiman kumu, selain kondisi sosial ekonomi masyarakat dan kemampuan pengelola kota dalam membuat dan menegakkan regulasi akan menentukan kualitas permukiman yang terwujud.
32
Hundagi
Kenaikan Harga Tanah dan Keterjangkauan Perumahan Masyarakat Yogyakarta Ketika pertumbuhan penduduk yang tinggi maka kebutuhan akan perumahan menjadi semakin tinggi. Permasalahan yang muncul pada kebanyakan negara berkembang, ketika permintaan perumaan dihadapkan dengan harga properti yang semakin tinggi sedangkan pendapatan stagnan maka daya beli masyarakat (purchasing power) menjadi menurun, kemudian timbul masalah baru berupa menjamurnya pemukiman non-legal dan kumuh di sebagian area perkotaan. Permukiman Kali Code Yogyakarta Dari bebrapa sungai besar yang memiliki peran penting dalam membentuk DI Yogyakarta, kali Code merupakan salah satu sungai yang sering menjadi pusat perhatian banyak pihak dan memiliki tingkat pengelolaan yang mendesak karena berpotensi besar untuk diekmbangkan eksotismenya sebagai ekowisata karena letaknya yang strategis dan melalui pusat-pusat penting di DI Yogyakarta. Seiring dengan pertumbuhan kota, pemukiman informal yang padat terus menghiasi bantaran sungai dan mengakibatkan degradasi lingkungan sungai dan memicu banyak permasalahan seperti banjir dan pencemaran air.
Konsep “Urban Upgrading� Projek THLG ini merupakan salah satu pilot projek yang dianggap sukses dengan sebagian besar tujuannya tercapai dan terus meningkat setelah 6 tahun peninjauan dampak jangka panjang oleh Royal Tropical Institute of Amsterdam (KIT). Fokus investasi yang dijalankan meliputi 3 variable pembangunan secara fisik dan non-fisik yaitu (1) Waste Collection, (2) Urban Upgrading, dan (3) Credit and saving.
Kanal Tan Hoa Lo Gom
Hundagi
33
Pemilikan Dan Penguasaan Tanah
Persoalan yang timbul di kawasan Code bersifat kompleks dan tidak jelas status tanahnya. Berdasarkan penelitian Geocitra-Konsultan, melalui sampel sebesar 206 responden, diketahui hanya sekitar 10% responden yang mempunyai tanah dengan status hak milik; 22% berstatus hak pakai; sekitar 4% dengan ijin dari kampong; 8% “ngindung� atau “magersari� system tradisional perjanjian pemanfaatan tanah dimana pemilik memberi kewenangan penggunaan sebidang tanah untuk perumahan para kerabatnya tanpa imbalan uang yang berarti; 38% tanpa surat-surat resmi; dan sisanya tidak diketahui statusinya (Geocitra, 1985 dalam Setiawan, 1993).
Secara keseluruhan kegiatan ini mem berikan kehidupan yang lebih baik kepada masyarakat di bantaran Sungai Code. Secara sosial terlihat bahwa masyarakat menjadi lebih solid, yaitu: (1) mempunyai kemampuan dalam mengidentifikasi permasalahan serta merumuskan alternatif pemecahannya; (2) telah terbentuk berbagai struktur kelembagaan; serta (3) terjadi perubahan perilaku dalam menghadapi pihak luar maupun perubahan-perubahan yang mungkin terjadi.
Selain itu, terlihat juga adanya perubahan fisik pada kawasan bantaran Sungai Code, yang secara mencolok diperlihatkan oleh arsitektur bangunan maupun kondisi sungai yang semakin bersih dan rapi. Dalam program yang mendukung adanya mekanisme perbankan berbasis masyarakat di kawasan Kali Code, belum didapatkan informasi yang konkret mengenai hal tersebut, sehingga perlu adanya penelitian lebih lanjut tentang ada atau tidaknya system yang mengatur keuangan masyarakat sekitar, tetapi dalam hal
kelembagaan didalam tubuh masyarakat Code itu sendiri, telah banyak dibahas betapa solid dan utuhnya semangat warga dalam bersatu membentuk berbagai komunitas dan perkumpulan informal. Salah satu contohnya adalah yang dijelaskan pada penelitian yang dilakukan (Handayani, 2012) tentang semangat gotong royong yang dilakukan warga Code dalam melakukan kegiatan pembuatan tanggul untuk mencegah banjjir dan membersihkan sampah yang mencemari air.
34
Hundagi
Berdasarkan paparan diatas yang merupakan tujuan dari pembuatan kajian mengenai strategi investasi untuk mengetahu indicator, variable dan tolak ukur dalam pengadaan perumahan biaya terjangkau dan lingkungan layak huni yang cocok untuk diterapkan di Yogyakarta dengan pendekatan Urban Upgrading yang telah berhasil diterapkan pada Projek Tan Hoa Lo Gom di Vietnam, terdapat beberapa poin variabel: 1. Waste Collection, pada variable ini, di kawasan Kali Code belum terdapat organisasi yang jelas tentang pengolahan sampah baik padat maupun cair. Perlu adanya re-organisasi yang dilakukan oleh berbagai pihak seperti kolektor sampah, dinas kebersihan kota serta masyarakat tentang mekanisme yang paling efektif dalam penanganan sampah. Sistem penanganan sampah padat yang telah dilakukan oleh projek THLG dapat menjadi acuan untuk emngatasi permasalahan persampahan yang sejenis dengan permasalahan di Kali Code 2. Housing, permasalahan yang ada berupa pertumbukan perumahan informal yang tidak terkendali di Vietnam menjadikan projek ini timbul dan menghasilkan solusi berupa In Situ Apartment dan Site and Service yang dianggap berhasil dan terus berkembang membentuk lingkungan yang jauh lebih baik dari sebelumnya dalam hal kesehatan maupun kelayakan lingkungan. Hal tersebut belum terlihat secara jelas pada penanganan permasalahan housing di Kali Code, pada beberapa titik telah ada penyelesaian perumahan seperti yang telah dilakukan, contohnya oleh Romo Mangun terhadap bantaran kali dengan upgrading SDA dan preservasi kondisi dengan improvisasi yang menghasilkan lingkungan yang layak huni, tetapi pada titik-titik lainnya perlu adanya solusi perumahan yang lebih konkrit dan pilot projek THLG ini dapat menjadi acuan untuk dikembangkan karena memiliki permasalahan dan tujuan yang sejenis
Hundagi
35
Credit and Saving, Dengan pengembangan dan perbaikan lingkunga perumahan sehingga memudahkan untuk dilakukan pendataan penduduk yang belum memiliki akses terhadap layanan public karena terkendala identitas, pada pilot projek THLG ini, dengan pengembangan perumahan yang tepat, masyarakat yang terkena dampak relokasi perumahan untuk perbaikan kanal menjadi memiliki akses untuk memiliki status kependudukan yang jelas, hal tersebut sangat cocok untuk diterapkan pada permasalahan Kali Code yang berdasarkan penelitian sebelumnya masih banyak penduduk belum memiliki status kependudukan. Kelembagaan perbankan untuk mendukung program perumahan juga belum terlihat di kawasan Code sehingga perlu adanya upaya dari pemerintah untuk memfasilitasi program tersebut demi keberlanjutan program perumahan biaya terjangkau dan layak huni di kawasan Code Yogyakarta.
PENGARUH MEDIA SOSIAL TERHADAP TREN DESAIN Muhammad Hardyan Prastyanto, S. Ars Asihah Marwangi, S. Ars Suparwoko, Ph.D, IAI Tren Desain Pada Bangunan Rumah Makan Didaerah Perkotaan Daerah Istimewa Yogyakarta Pengantar
Sekarang ini kita dihadapkan pada beberapa kecenderungan paradoksal. Dalam bidang budaya, disatu sisi kita menyaksikan munculnya semangat etnis dan keberagamaan yang kian menguat, tetapi pada sisi lain kita juga menyaksikan arus ideologi baru yang bercirikan transnasionalisme, globalisme, dan sekularisme.
Melalui sosial media pergerakan arus globalisasi terakomodasi untuk menyebar keseluruh penjuru dunia. Selain itu globalisasi juga menuntut komersilisasi banyak bidang, termasuk arsitektur. Dalam arsitektur bangunan komersial, daya tarik pada bangunan menjadi aspek penting terhadap fungsi bangunan tersebut.
36
Hundagi
Metafora Arsitektur
Desain. Diakses 12 Juni 2015 darihttp://waodeizzati. blogspot.com/2013/04/teori-transformasi.html).
Metaphora dapat dikategorikan dalam tiga hal : pertama, metaphora yang tidak dapat diraba, yaitu penciptaan konsep, ide, kondisi manusia atau jumlah kasus. Kedua adalah metaphora yang dapat diraba yaitu mengacu pada beberapa visual atau sifat material seperti sebuah rumah yang berupa kastil. Sedangkan yang ketiga adalah metaphora kombinasi dari keduanya yaitu antara konsep dan visual saling tumpang tindih sebagai resep dari titik awal dan visual digunakan untuk mengawasi nilai.
Dengan menggunakan teori perubahan bentuk transformasi diatas menjadi dasar penulis melakukan survey wawancara yang dapat dilihat pada Tabel 7 dengan aspek peninjauan pada visual bentuk atau sifat material.
Berdasarkan teori arsitektur dengan indikator diantaranya meliputi keindahan/estetika (venustas), kekuatan (firmitas), dan kegunaan/fungsi (utilitas) (Vitrovius), Rumah makan yang menjadi objek survey sekunder Dari ketiga metaphora tersebut dapat dibedakan lebih memiliki beberapa unsur primer dalam bangunan jauh lagi didasarkan pada kekuatan masing-masing yang menjadi daya tarik pengunjung terhadap rumah situasi dengan tujuan dari evaluasi kritik atau latar be- makan tersebut. Diantaranya yaitu unsur perubahan lakang tujuan desain. (Arch, Izzat. 2013. Arsitektur dan fasad dan interior bangunan.
https://www.yogyes.com/en/places/1169/1.jpg Hundagi
37
Trend Desain Fasad bangunan terindefikasi mengalami perubahan pada atap, dinding, dan serambi. Pada atap rumah makan terjadi Perubahan Bentuk. Masyarakat lebih menyukai rumah makan dengan bentuk atap yang tidak Konvensional.Selain itu, pemilik rumah makan banyak menggunakan pilihan warna kombinasi pada dinding untuk menarik perhatian pelanggan. Tekstur dinding yang Alami (bata Ekspose) juga disenangi masyarakat untuk dijadikan background Foto. Perubahan juga melingkupi bagian serambi rumah makan. Bentuk serambi rumah makan semakin Variatif dan modern. Modernisasi pada serambi menjadi daya tarik terhadap rumah makan. Pola lantai yang hanya grid menjadi pola yang lebih terkonsep.Pada masa sebelum era social media furniture yang digunakan lebih ornamentalis.
nonosumato.blogspot.com
Terjadi perubahan jenis pada finishing.Tekstur dinding lebih variatif dari sebelum masa era social media. Fungsi pencahayaan tidak hanya sebagai penerangan tetapi juga sebagai bagian dari dekorasi.Material plafon lebih diekspos dari sebelumnya.Tekstur dinding Plaster tidak lagi diminati.
nonosumato.blogspot.com
38
Hundagi
Kesimpulan
nonosumato.blogspot.com
Data Survey Aplikasi Path Nama Tempat Il Mondo Tickles Knock Hangspot
Jumlah 67 270 33
Sumber: Penulis
Hundagi
39
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi turut mempengaruhi perubahan budaya ditengah masyarakat. Media sosial sebagai produk teknologi menjadi pilihan praktis masyarakat untuk berkomunikasi dalam kehidupan sehari-hari. Teknologi yang terus berkembang membuat alat komunikasi berupa media sosial terus mengalami pembaruan pada fasalitas yang tersedia didalamnya. Hal ini menimbulkan budaya-budaya baru ditengah masyarakat diantaranya share moment. Budaya Share moment terus berkembang menjadi kebiasaan yang diikuti dengan budaya eksplorasi tempat menarik yang kemudian dishare di akun media sosial. Budaya ini menjadi dasar atas perubahan tren di masyarakat, termasuk arsitektur rumah makan. Rumah makan yang menjadi tempat berkumpul baik bersama teman maupun keluarga telah berubah menjadi tempat yang menarik untuk dijadikan background foto. Il mundo, Knock Hangspot, dan Tickles adalah tiga rumah makan dengan # (hastag) terbanyak di media sosial yang menjadi pilihan pengunjung di Daerah Perkotaan Yogyakarta seperti pada tabel Hasil survey Aplikasi Path. Secara arsitektural, keunikan-keunikan yang menjadi daya tarik dari ketiga rumah makan tersebut. Keunikan ini terdapat pada elemen interior, fasad, tekstur, material, furniture bahkan konsep bangunan itu sendiri. Hal ini menunjukan adanya perubahan tren desain rumah makan yang semula desain konvensional menjadi desain yang lebih terkonsep. Perubahan tersebut merupakan metafora dari arsitektur rumah makan yang secara umum dipengaruhi oleh perkembangan media sosial ditengah masyarakat.
SD Budi Mulia Dua Arief Oktava, IAI
Yayasan Budi Mulia Dua dikenal sebagai yayasan yang bergerak di bidang pendidikan. Dasar pendidikan yang digunakan yaitu mendampingi siswa belajar dan berkembang sesuai dengan kemampuan pikir, minat, dan bakat setiap siswa. Tujuan akhir yang diharapkan dari penggunaan system kurikulum pendidikan berbasis kreativitas adalah anak mampu tumbuh menjadi individu yang berakhlak mulia, cerdas, dan terampil.
Jalan Seturan, Catur Tunggal, Depok, Sleman, Yogyakarta. Kawasan Seturan saat ini berkembang menjadi area bisnis, dari perdagangan hingga apartemen, sehingga lingkungan sedemikian tersebut kurang sesuai dengan konsep pembelajaran sekolah. Di samping itu, kegiatan antar jemput siswa pun selalu menyebabkan kemacetan lalu lintas. Namun, dari itu semua perpindahan SD Budi Mulia Dua dari lokasi lama yaitu keinginan untuk membuat sebuah kawasan sekolah Yayasan Budi Mulia Dua memiliki motto Bersekolah terpadu dari Taman Kanak-kanak sampai dengan dengan Senang dan Senang di Sekolah. Motto terse- SMU di daerah Purwomartani, Ngemplak, Sleman, but menjadi dasar utama dalam menciptakan sua- Yogyakarta. sana lingkungan sekolah yang tidak hanya mampu mengakomodasi kebutuhan pendidikan, namun juga mengutamakan faktor kenyamanan. Hal inilah yang kemudian menjadi salah satu alasan pindahnya kompleks SD Budi Mulia Dua yang sebelumnya berada di
40
Hundagi
Kapasitas SD Budi Mulia Dua dalam setiap angkatan terdiri dari empat kelas paralel, masing-masing kelas terdiri dari 25 sampai 30 siswa. Dengan demikian, ada 100 sampai 120 siswa dalam setiap angkatan, sehingga total siswa SD Budi Mulia Dua yaitu 600 hingga 720 siswa. Sekolah memiliki konsep pembelajaran yang terbuka untuk mewadahi kegiatan siswa, terutama setelah pelajaran di dalam kelas usai. Gagasan awal pemenuhan aktivitas tersebut yaitu dengan pembuatan selasar yang lebar di setiap lantai sebagai area para siswa bercengkrama sekaligus menyiapkan atau menyimpan peralatan sekolah siswa di loker pribadi ( foto 1 ). Alih-alih tangga, koneksi utama antar lantai dibuat ramp yang rupanya menjadi hal menarik bagi para siswa untuk beraktifitas ( foto 2).
Foto 1
Hundagi
41
Arah site yang menghadap timur-barat menjadi nilai lebih dalam pengolahan gubahan massa pembentuk ruang kelas. Dua massa bangunan ruang kelas tersebut dihubungkan oleh massa bangunan fungsi pendukung pendidikan, seperti ruang guru, aula, ruang jaga, dan laboratorium, sehingga bangunan utuh yang terbuntuk menyerupai huruf U ( gambar 1 ). massa penghubung tersebut Selain sebagai fungsi pendukung pendidikan, juga sebagai pintu masuk SD Budi Mulia Dua.
Foto 2
Komposisi ruang kelas didesain agar seluruhnya mendapatkan cahaya dan sirkulasi udara alami, kecuali ruang-ruang yang membutuhkan mesin pendingin, seperti perpustakaan, laboratorium, ruang komputer, ruang server, dan ruang rapat. Bukaan yang lebar menghadap utara-selatan dan shading menjadi prioritas utama dalam desain untuk mendapatkan cahaya dan sirkulasi udara alami di dalam kelas. Bentuk shading ( foto 3) dimodifikasi sedemikaian rupa, sehingga kesan tipikal dengan bangunan lain milik yayasan bisa diminimalisir, namun tetap menjadi satu kesatuan konsep kawasan dengan bangunan milik yayasan.
Monumental gedung tersebut ditandai dengan pintu masuk yang berbentuk selubung dinding secondary skin setengah lingkaran menjadi ikon utama dari SD Budi Mulia dua itu sendiri. Akan tetapi, menjadi sangat humanis bagi siswa dalam beraktifitas terutama saat menunggu waktu jemputan pulang sekolah ( foto 4 ). Cara pengolahannya dengan membuat penutup atap geometris yang overlap pada dinding setengah lingkaran. Selain itu, pengolahan landscape depan dengan dominasi tanaman peneduh menjadikan fungsi dinding setengah lingkaran tersebut tidak hanya sebagai gerbang masuk, namun juga sebagai secondary layer bagi bangunan utama.
Foto 3
Foto 4
42
Hundagi
Gambar Skematik Potongan
Data proyek Prinsipal arsitek : arief oktava, IAI Studio : final 3 studio Tim arsitek : Aron Kirti M, Bidari T Wulan Konstruktor : Johan Budianto Nama Proyek : SD Budi Mulia Dua Lokasi proyek : Purwomartani, Ngemplak, Sleman Jenis banguan : fasilitas pendidikan Pemilik : Yayasan Budi Mulia dua Yogyakarta Tahun perancangan : 2014 Tahun pembangunan : 2015-2016 Tahun operasional : 2017 Luas lahan : 4632.94 m2 Luas lantai : 4892.38 m2 Jumlah lantai : 3
Gambar Skematik Denah Hundagi
43
“White Is More” Collaborative Small Home Office Satria Agung Permana 2Nd Places Jaya Board Design Competition Small Office Home Office
Dari Ruko Menuju Soho
Intervensi Warna Putih
Menilik sejarah fungsi hunian mix di Indonesia, telah dikenal sebutan ruko atau “rumah toko” yang telah mengakar di berbagai tempat. Trend ini berubah mengikuti zaman, namun masih dengan pola yang sama. Memberi dua atau lebih fungsi dalam satu massa bangunan. Soho atau small office home office, menggabungkan fungsi kantor dan hunian dalam satu masa. Soho yang akan diajukan membawa tema kolaborasi, menghidupkan kembali semangat gotong royong melalui fungsi dan gagasan arsitektural. Soho yang adaptif serta kolaboratif menjadi tujuan utama rancangan ini. Kebutuhan ruang yang dinamis ditengah perkembangan ekonomi menjadi penting.
Warna putih tercipta dari kombinasi seluruh warna. Putih seperti kertas, siap untuk dituangkan tinta lain agar menceritakan hal lain. Dalam sebuah soho, putih melambangkan titik awal, dimana akan diwarnai oleh beragam imajinasi dan gagasan dari staff. Putih diwujudkan secara arsitektural, arsitek berkolaborasi dengan pemilik maupun pihak lain terkait. Rancangan ini akan berkembang dengan warna dari keduabelah pihak. Mengaplikasikan produk dari Jayaboard pada detail arsitektural hingga interior, kolaborasi yang baik akan menjadi sangat mungkin
44
Hundagi
Hundagi
45
Riverside RE-HALE Ratmakan Kampung Nizar Caraka Trihanasia, S. Ars Muhammad Hardyan Prastyanto, S. Ars Yushna Septian Adiyarta, S. Ars Haidar Muhammad, S. Psi Honourable Mention Price - International Youth Competition World Sustainable Built Environment Conference 2017, Hongkong
Background Ratmakan kampung spreads along the river’s edge but the communities in the area avoids Code river as it’s vulnerability to flood. People build dyke to separate the kampung with the river because of past trauma. They build high walls to search for security as to erase Code river from their existence. Re:Hale concept comes as remedy to human-nature relation between Ratmakan kampung and Code river. The dyke which stands as Code river built environment only provides security, not life. Re:Hale concept integrates flood protection system with public spaces, riverfront, buildings even green spaces to enhance Ratmakan kampung daily life.
In Yogyakarta, dense urban villages known as kampungs usually emerge along river. People uses river as part of their everyday life whice depend on it. But as Yogyakarta becomes denser, river cannot accomodate people basic needs anymore. One of the communities that lives along riverside is Ratmakan Kampung. Established in 1920s, this kampung keeps on growing. As it gets dencer, it speads closer to the river. In 1970s the big flood hits, destroying most of the houses that stands to close on the riverside. knowing this the goverment then took action in deceloping the riverside built environment by making dykes along the river. 46
Hundagi
Location
The rapid urbanization in Ratmakan Kampung has become uncontrolled which impact on housing backlog of the place, Immigrants sprawl horizontally along rivers which violates local regulation regarding the river 3 meters setbacks. there are total 40 houses that violates the setbacks which becomes problems for the immigrants themself because of food vulnerable. The impact of violation of the river setbacks itself exploits the code tiver. the ecology of the river get downgraded to the point where it not livable for fish anymore. the existence of the river becomes forgotten and now it only stands as wet waste dump and source of flood. Our proposal integrates the flood mitigation system with the surrinding ecology and architecture. creating a whole new upgrade of code river that suitbale for the people and nature, now and tommorrow.
Site Analisys
space management in ratmakan kampung has become crucial where the terms of private and public space becomes blurry. public spaces cannot acomodate the needs of many. social interactions only happen in small cicles within the small space that leads to so many circles within the community. Many circles then leads to social gaps that hampers the kampung to unite. Diagram Concept The spatial analysis reveals that ratmakan kampung most vibrant place is on the riverside edges. Ironically it is the most isolated and vulnerable to flood. the kampugn dreams to have enough space to have culinary area, community building, and playgrounds so that their childern can lay without worries. In the process, the concept will conduct open design approach that allows all stakeholders to benefits. making ratmakan and government to embrce code river, celebrating the river and kampung. Hundagi
47
Phase Stairs Stairs is carried out by the community with the help of goverment funding. it clears up and sterilize houses that stands on the 3 meters river setbacks from the dyke which are flood vulnerable. This phase focuses on the people whose houses being sterilize to be relocate into share houses. share houses are designed to be specifically fullfill ratmakan kampung basic needs while preserving its soul of heritage. Implementation Flow : - Discussion and sosialization - Mutual understanding between the goverment and ratmakan people - share house design by volunteers and people - share house construction - river setback eviction - river normaliztion Phase Sponge Sponge focuses on the river itself. the idea is to normalize and enhance the natural ecology of code river through the new built environment. transforming the dyke and the riverside to become sponge that absorb and slowing downd the incoming flood so that the collected water can be harvested. also to be a reminder for the people of the city that a river exist among them. this phase is carried out and financed top down by the goverment. Implementation Flow : - Infrastructure upgrading - wet waste management - floodplain built environment - playscape built environment - architecture intergration with flood management system - community empowerment Phase Pocket Pocket focuses on the integration between two phases. the goal itself is to stimulate both social and environment awarness that exist in ratmakan kampung. this phase is carried out by the goverment and the communities. Implementation Flow : - Vertical Kampung blurprint - Share House upgrading to vertical Kampung - River-based activity
48
Hundagi
Vertical Kampung Concept
Flood Situation
Hundagi
49
ARCHIPRENEUR ARCHITECTURE + ENTREPRENEUR Kontributor: Gerarda Orbita Ida Cahyandari, IAI Hari Ulangtahun ke 58 Ikatan Arsitek Indonesia (IAI) tanggal 17 September 2017, menjadi sangat berarti dengan hadirnya Undang-undang (UU) Nomer 6 Tahun 2017 tentang profesi Arsitek yang telah disahkan. Kekuatan profesi arsitek dirayakan oleh IAI DIY melalui rangkaian kegiatan berarsitektur. Salah satu yang menjadi acara pembuka adalah ARCHIpreneur, diadakan tanggal 7 Oktober 2017 di Kampus 2, Universitas Teknologi Nasional, mulai pukul 09.00 – 13.00 wib. ARCHIpreneur mengarahkan mahasiswa berwirausaha mandiri di bidang arsitektur. Tujuan ARCHIpreneur Pemanasan global, perubahan iklim, dan energi, telah menjadi isu terkini yang penting. Di Amerika Serikat, sektor properti atau bangunan bertanggungjawab terhadap hampir separuh (44.6%) dari emisi CO2 di tahun 2010, lebih tinggi daripada sektor transportasi yaitu 34.3% dan industri 21.1%. Menurut U.S. Energy Information Administration (EIA), sektor bangunan menggunakan hampir separuh (47.6%) dari semua energi yang dihasilkan. Demikian juga 74.9% dari jumlah energi listrik yang dihasilkan digunakan untuk pengoperasian bangunan. Arsitek dapat menggubah dan mengubah bumi ini melalui rancangannya. Kepiawaian mendesain ruang dan bentuk, menjanji kan masa depan bagi lingkungan dan lingkungan terbangun. Arsitek memiliki peran sebagai agen perubahan untuk mendukung pesan positif mengenai lingkungan. Salah satunya adalah mencintai lingkungan dan hidup sehat. ARCHIpreneur adalah ajang komunikasi interaktif antara para arsitek, sarjana lulusan baru arsitek-
tur, dan mahasiswa program studi arsitektur, untuk meningkatkan wawasan kemandirian usaha dalam bidang perencanaan dan perancangan lingkungan terbangun. Kemandirian usaha yang dirintis oleh arsitek secara profesional diharapkan membuka peluang usaha bagi para lulusan baru dan mahasiswa arsitektur sehingga tidak bergantung pada perusahaan properti, konsultan, atau kontraktor besar. Acara ini menghadirkan arsitek muda berpengalaman yang memiliki konsultan secara mandiri dengan rekam jejak profesional yang matang, yaitu Judy Pranata (alumni UAJY), Ismail Yakub (alumni UII), dan A. Djoko Istiadji (alumni UGM). Moderator diskusi adalah Yanuarius Benny Kristiawan, yang juga seorang arsitek. Kesempatan tersebut sekaligus untuk meng-update pengetahuan mahasiswa Arsitektur dengan isu arsitek masa kini, seperti isu hemat energi dan ramah lingkungan. Para mahasiswa dan lulusan baru juga dimotivasi untuk membuka biro konsultan perencana sendiri. Mereka dapat belajar dari pengalaman praktisi yang sudah sukses, untuk berbagi kisah awal usaha
mereka. Judy Pranata berpengalaman merancang desain interior sejumlah hotel mewah di Jakarta dan luar negeri, yang mendominasi interior hotel mewah sejumlah negara seperti Christian Dior di Doha, Qatar, hingga Al Salam Hospital. Ismail Yakub merancang master plan revitalisasi Stasiun Tugu dan sejumlah hotel dan rumah sakit, serta arsitek Eastparc Hotel serta Jogja International Hospital. Djoko Istiadji perancang bangunan rumah sakit di Jawa Tengah dan hotel di Jakarta. Konsep hidup sehat juga mewarnai acara ini dengan makanan menu nabati. Kegiatan ini disponsori oleh MOWILEX, yang peduli dengan produk arsitektural yang aman bagi penghuni, dan didukung oleh Paguyuban Mahasiswa Arsitektur Yogyakarta (PAMIY). Acara ini dihadiri oleh 150 peserta dengan antuasiasme tinggi.
50
Hundagi
Perkembangan Pendidikan Arsitektur Pendidikan arsitektur berkembang dengan pesat dengan bertambahnya program studi baru di DIY. Jumlahnya saat ini ada 9 program studi yaitu di UGM, UII, UAJY, UKDW, UTY, ATA YKPN, UNISA, UWM, dan Universitas Amikom. Lulusan yang tentu saja akan bertambah, perlu dibekali dengan pengetahuan kewirausahaan dalam bidang lingkungan terbangun. Hal ini dapat menciptakan suasana kompetisi yang sehat dan menghasilkan karya yang turut membangun Indonesia. Karena itu ARCHIprenuer, berfungsi sebagai tempat mensosialisasikan wadah organisasi arsitek maupun menyamakan visi dan misi antara pendidikan arsitektur dan asosiasi profesi. Kewirausahaan yang telah dirintis oleh arsitek-arsitek di Yogyakarta, diharapkan dapat menjadi pembelajaran yang efektif bagi kesiapan calon-calon arsitek masa depan. Pembelajaran tentang kewirausahaan dapat menjadi ajang diskusi pengalaman dan presentasi karya-karya terbaik. Isu terkini dalam kaitan rancang bangun adalah rancangan para arsitek pemula harus bisa menyesuaikan antara bangunan yang dirancang dengan kondisi lingkungan, seperti tingkat kehematan energi dan pemakaian bahan ramah lingkungan. Telah diberitakan melalui:
-
http://www.radarjogja.co.id/ archiprenuer-siapkan-arsitek-yang-berjiwa-entrepreneur/ http://jogja.sorot.co/berita-48556-berusia-58-tahun-ikatan-arsitek-indonesia-diy-dorong-kemandirian-arsitek-pemula.html http://www.solopos.com/2017/10/10/ini-diasolusi-atasi-pengangguran-arsitek-858493 http://www.harianjogja.com/baca/2017/10/10/ ini-dia-solusi-atasi-pengangguran-arsitek-858493
Susunan Acara Waktu Urutan Acara Petugas 09.00 – 09.25 Registrasi Administrasi IAI 09.25 – 09.30 Pembukaan: Pembina Panitia HUT ke 58 IAI Bp.Ir. Trisno, IAI MC/PAMIY 09.30 – 09.35 Doa, Menyanyikan Indonesia Raya, Menyanyikan Hymne IAI MC/PAMIY 09.35 – 09.55 Presentasi MOWILEX MC/PAMIY 09.55 – 10.00 Moderator mempersiapkan diri: Bp. Benny Kristiawan, S.T., M.Sc. MC/PAMIY 10.00 – 10.30 Presentasi nara sumber 1 oleh Judy Pranata, S.T. Moderator 10.30 – 11.00 Presentasi nara sumber 2 oleh Ismail Yakub, S.T. Moderator 11.00 – 11.30 Presentasi nara sumber 3 Ir. A. Djoko Istiadji, M.Build.Sc., IAI Moderator 11.30 – 12.30 Diskusi Moderator 12.30 – 12.40 Penyerahan Sertifikat Narasumber. MC/PAMIY 12.40 – 12.50 Penutupan oleh Ketua Program Studi Arsitektur FST – UTY MC/PAMIY 12.50 – 13.00 Doa Penutup MC/PAMIY
Hundagi
51
Pembukaan oleh Pembina Panitia HUT ke 58 IAI Bp. Ir. Trisno, IAI
Presentasi oleh arsitek Judy Pranata
Presentasi oleh Mowilex, sebagai sponsor tunggal
Peserta mencapai 150 orang meliputi arsitek senior, arsitek pemula, dan mahasiswa
52
Hundagi
Perkenalan narasumber oleh moderator Yanuarius Benny Kristiawan, M.Sc.
Presentasi oleh arsitek A. Djoko Istiadji
Ucapan terimakasih oleh ketua panitia HUT ke 58 IAI Ulfa Sofia kepada narasumber, arsitek Ismail Yakub
Penutupan acara oleh Kaprodi Arsitektur FST UTY, Ibu Dera Hundagi
53
Berawal dari rasa penasaran bagaimana cara untuk melakukan optimasi profesi yang berbasis pendidikan arsitektur yang telah ditempuhnya, value maka Elmi Imam Pamuji melakukan dengan membangun Mulia Estate Asia Grup.
Awal Karir Arsitektur Masuk pada prodi Jurusan Arsitektur UGM merupakan pilihan nekat yang dilakukannya karena hanya prodi inilah yang menjadi satu-satunya opsi yang ditulis pada saat pendaftaran Ujian Masuk Universitas Gadjah Mada (UM-UGM) pada tahun 2005 silam. Kenekatannya berbuah hasil positif dengan diterima pada prodi tersebut.
Proses ini ditempuhnya secara menyengaja untuk mempercepat proses pemahaman bagaimana industri arsitektur ini bergerak.
Lulus Kuliah Lulus kuliah pada medio tahun 2009 dengan gelar cum laude ternyata tidak cukup untuk memahami industri arsitektur, maka diputuskan untuk melanjutkan bekerja pada biro bisnis arsitektur dan event Rasa penasarannya muncul sejak organizer pariwisata bertaraf Interhari pertama perkuliahan di kam- nasional milik Ibu Prof. Ir. Wiendu pus, tatkala seorang Dosen yang Nuryanti, M. Arch., Ph.D. menawarkan sebuah “pekerjaan� membantu melakukan scanning Disini karir arsitektur dibangun koleksi slide foto 35mm miliknya bersamaan pula dengan karir maka dengan sigap menerima manajemen bisnis arsitektur dentawaran tersebut. gan banyak terlibat pada diskusi non-teknikal bersama Direksi-direksi Ditengah kegiatan kuliah dan ber- didalamnya. sosialita dengan dunia kampus, Elmi Imam Pamuji bekerja pada Jadwal petualangan berkarirsebagai sebuah biro Arsitektur milik Bpk. Ir. arsitek yang sedianya berlanjut ke Adi Utomo Hatmoko, M.Arch dan Jakarta dan direncanakan melommembantu beberapa pekerjaan pat ke negara tetangga urung milik beberapa dosen lainnya, di- dilakukan demi mempercepat bisnis antaranya adalah Bpk. Ir.Ikapu- arsitektur yang ingin dibangunnya tra, M.Eng., Ph.D ; Bpk. Dr. Ing. Ir. sendiri. Eugenius Pradipto dan beberapa dosen lainnya.
Perencanaan Awal Apartemen JRA Dokumen Bisnis Analisis Courtesy : Mulia Estate Asia (2017)
Membangun Bisnis, Membangun Kepercayaan
Bisnis = Membangun Kepercayaan Dunia bisnis merupakan salah satu dunia yang relatif asing di dalam keluarga besar Elmi Imam Pamuji. Orang tuanya yakni Bpk. Prof. Dr. Abdul Ghofur Anshori, SH., MH. ingin anak-nya menjadi seperti dirinya. Proses panjang untuk menuruti, melobi dan memberikan penjelasan akan passion dan cita-cita besar pada akhirnya mampu memberikan kepercayaan (baca:ridho) orang tua pada anak yang merupakan salah satu kunci awal dalam berbisnis. Jejak bisnisnya di awali dari financial capital yang relatif kecil, namun kepercayaan Sang Maha Pemilik yang didistribusikan melalui beberapa investor pada Elmi Imam Pamuji merupakan titik awal dibangunnya bisnis property developer yang diberi nama Mulia Estate Asia (MEA).
54
Hundagi
Dalam membangun kepercayaan bisnis (business trust) setidaknya dibutuhkan beberapa hal menurut Imam Pamuji : (1) visi fundamental yang jelas; dalam membangun hal ini beberapa pebisnis lain memiliki beberapa cara dan dirinya memilih membangun hal tersebut dari sisi spiritual. Sisi spiritual seorang pebisnis akan sangat mempengaruhi pola dan keputusan dalam berbisnis, dimulai dari menentukan struktur modal perusahaan, melakukan pola manajerial dalam perusahaannya hingga penentuan exit strategy dikala terjadi krisis dan
Hundagi
55
instabilitas dalam perusahaan serta industri yang digelutinya.
(3) membangun karakter pebisnis yang kuat; membangun karakter bukanlah perkara yang mudah, (2) business mastery dan competen- apalagi karakter pebisnis. cy development; mengenal dengan Memahami esensi bisnis, kuat kebaik industri yang dikerjakan. Be trampilan bisnisnya, paham baberapa yang dapat dilakukan di hasa bisnis hingga mengetahui antaranya adalah dengan me- bagaimana cara membangun neruskan pendidikan formal bisnis “kekayaan� merupakan beberapa dan senantiasa berupaya up-to- diantara karakter yang dibutuhkan date dengan berbagai cara untuk bagi seorang entrepreneur. tetap bertahan dan berkembang dalam industri tersebut. Selain itu yang paling penting adalah senantiasa berpraktek dan koreksi terhadap apa yang telah dilakukan.
Pengembangan Bisnis Minat pada dunia teknologi informasi sejak kecil dan “doktrin� pada dunia pendidikan rupanya tidak bisa lepas dari arah pengembangan bisnis yang dilakukannya. “Membeli� bisnis di industri teknologi informasi dan bisnis edukasi menjadi salah satu objectives yang ingin diselesaikan dalam menjalankan misi bisnisnya.
Bagi dirinya, sejatinya bisnis tidak hanya terletak bagaimana bisnis tersebut menghasilkan Operating Cash Flow (OCF) yang positif namun juga secara nyata dan luas memberikan kemanfaatan bagi siapa saja yang bernaung dibawah payung bisnis yang dipinjamkan Sang Maha Pemilik kepadanya tersebut.
56
Hundagi
Merancang Bisnis Sebuah pengalaman berharga dalam memahami jalannya sebuah operasional korporasi dengan 17 unit usaha yang pernah dialaminya, menjadi kumpulan warna dalam merancang bisnis yang dibangunnya.
“Bagi pebisnis itu konon katanya buka dan tutup bisnis adalah hal yang relatif wajar, semakin sering melakukan eksekusi bisnis maka akan lebih lanyah dalam menentukan berbagai keputusan bisnis yang akan datang” begitulah quote penutup dari Beliau.
Demikian pula dalam membangun “korporasi” yang sedang dibangunnya sejak 2012 ini dengan berbagai unit bisnis yang bermunculan menjadi bagian dari sebuah proses bisnis yang terus akan bergulir.
Karir Bisnis & Arsitektur Elmi Imam Pamuji, ST, MM 2005 : Graduated from S1 Teknik Arsitektur dan Perencanaan UGM 2006 - 2009 : PT. Global Rancang Selaras 2009 - 2011 : STUPPA INDONESIA & PT. 234 Konsultan 2012 - now : Founded Mulia Estate Asia (MEA) Group 2016 : Graduated from S2 Strategic Business MBA MM-UGM 2017 - now : Founded ERP-1 & EzyApps (ERP & Application Developer) 2017 - now : Founded Mulia Bangsa (High School & College)
Hundagi
57
SAYEMBARA PRARANCANGAN
GEDUNG YAYASAN BADAN WAKAF UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA Kontributor: Erlangga Winoto, IAI Latar belakang diselenggarakannya sayembara Gedung Yayasan Badan Wakaf Universitas Islam Indonesia ( UII ) yaitu Sejarah berdirinya UII sampai sekarang, perkembangan dan dinamika universitas ini tidak hanya dilihat sebagai lembaga pendidikan, tetapi lebih merupakan tempat pembelajaran sekaligus sebagai ruang dakwah bagi pemikiran keagamaan. Dengan demikian Yayasan Badan Wakaf UII mengandeng IAI DIY untuk mengundang arsitek-arsitek profesional untuk turut serta dalam sayembara prarancangan (schematic design) Gedung Yayasan badan Wakaf UII di Jalan Cik Di Tiro Yogyakarta, sebagai salah satu identitas visual yang mampu menggambarkan semangat perjuangan UII. Selain itu juga sebagai salah satu pusat pengem-
bangan ilmu pengetahuan dan teknologi sesuai dengan nilai ideologis dan sejarahnya itu diperlukan desain inovatif, visioner dan kreatif untuk menjawab tantangan site dan tuntutan aspek fungsional yang ada di dalamnya lewat gagasan liveable namun tetap bersandar pada nilai-nilai historis dan ideologis UII, culture, dan sustainability.
Sedangkan penjurian tahap kedua pada tanggal 31 Agustus 2017 untuk menentukan pemenang sayembara.
Tim Juri sayembara terdiri dari Ir. Budi Sukada, Grad. Hons.Dip (AA), IAI, Ir. Munichy B. Edrees, M.Arch, IAI, AA, Dr. Ir. Revianto Budi Santosa, M.Arch, Prof. Ir. Totok Roesmanto, M.Eng, IAI dan Ir. Jatmika Adi Suryabrata, M.Sc, Ph.D, Sayembara dengan total hadiah IAI. 175 juta rupiah ini Peluncurannya telah dilakukan pada tanggal 10 juli 2017, dan batas pengumpulannya pada tanggal 22 Agustus 207. Menurut kooerdinator pelaksana Edward S. Sudharsono, IAI, AA, terdapat 71 peserta yang memenuhi persyaratan administratif dan yang memasukan karya sebanyak 55 peserta. Penjurian tahap pertama dilakukan pada tanggal 24 Agustus 2017 untuk menentukan 5 nominator.
Kelima pemenang g sayembara Yayasan Badan Wakaf Universitas Islam Indonesia ( UII ) sebagai berikut : a. Juara 1 : BW UII-50 ( Satrio Suryo Herlambang, IAI dan tim ) b. Juara 2 : BW UII-13 ( Firman Saleh, IAI dan tim ) c. Juara 3 : BW UII-09 ( T. Fahmi Ferdiansyah, IAI dan tim ) d. Harapan 1 : BW UII-56 ( Anila Pramesti, IAI dan tim ) e. Harapan 2 : BW UII-59 ( Dhiksta Olya Widyasmara, IAI dan tim )
Foto Pemenang
58
Hundagi
Juara 1 : BW UII-50 ( Satrio Suryo Herlambang, IAI dan tim )
Juara 2 : BW UII-13 ( Firman Saleh, IAI dan tim )
Juara 3 : BW UII-09 ( T. Fahmi Ferdiansyah, IAI dan tim )
Harapan 1 : BW UII-56 ( Anila Pramesti, IAI dan tim )
Hundagi
59
Harapan 2 : BW UII-59 ( Dhiksta Olya Widyasmara, IAI dan tim )
ARCASIA
Committee of Architecture Education 2017 Kontributor: Alexander Rani Suryandono, IAI Yogyakarta, Indonesia July 12th – 17th 2017
Overview • • • • •
ACAE 2017 Meeting in Yogyakarta, Indonesia Yogyakarta is known as an educational city. Located in the “middle” of Indonesia. Easy access from all over Indonesia as well as overseas More than 100 universities offer Architecture program which 14 universities have professional architects education program in Indonesia The venue: GreenHost Hotel, known of itsgreen uniqueness concept Three events of ACAE 2017: 1. Studio Teaching Workshop 2. Architecture Seminar 3. ACAE Meeting 2017
60
Hundagi
Studio Teaching Workshop • Brought by Mr. Ar. Nuno Soares, director of CURB and Vice President of ARCASIA Zone C • Co-tutors from Indonesian Institute of Architects members who are also teaching staffs at local Universities: UGM, UII, UAJY, UKDW • Participants: 28 person from Universities, Research Institutions and Consultants • Was held four days, July 12th – 15th 2017
Studio Teaching Workshop day one •Introduction of studio teaching workshop •Precedent studies •Group discussion Studio Teaching Workshop day two •Group discussion •Site research •Volumetric studies •Form generation Studio Teaching Workshop day three •Schematic design •Study model •Materials, structures •Detailed design Studio Teaching Workshop day four •Presentation techniques •Review •Presentation •Discussion •Conclusion Hundagi
61
Architectural seminar • July 16th 2017 • Topics: On Architects Education: What’s next • Speakers: Andra Matin, Eko Prawoto, Budiman Hendropurnomo, Ikaputra • Host: Atma Jaya University Yogyakarta • Participants: 70 people from Studio Teaching Workshop participants, university staffs, and Architecture students
ACAE Meeting • Participants: • ARCASIA President: Ar. Jahangir M. Khan • ARCASIA Secretary: Ar. Ramiz Baig • ACAE Chairman: Ar. John Joseph T. Fernandez • Representation of ARCASIA member countries: Ar. Arshad Faruqui (IAP), Ar. Mohd. Zulhemlee An (PAM), Ar. Cho In-Souk (KIRA), Ar. Kaname Yanagisawa (JIA), Hendrajaya Isnaeni (IAI) • IAI President: Ar. Ahmad Djuhara • Representation of Universities in Indonesia • Representation of Indonesian Institute of Archi tects • Preparation for UIA congress 2018 in Tokyo, Japan
62
Hundagi
ARCASIA Yogyakarta Declaration 1. To help create a Studio Summer Exchange Programs with ARCASIA, participated by the ARCASIA member countries 2. To help establish a data tabulation of ARCASIA member institutes recognized universities which will include details of their capabilities to host international events and workshops which focuses on their strength 3. To make ACAE involved in all educational activities in the region in order to promote such activities amongst ARCASIA member countries 4. To engage all young architects to be involved in the above activities that will improve, promote, protect, and strengthen the architecture profession here in Indonesia and all ARCASIA countries
Hundagi
63
Yogyakarta Young Architect Forum (YYAF) Kontributor: Rizeki Raharja, IAI
Permasalahan hak dan kewajiban dalam penyelenggaraan kegiatan professional selalu menjadi cerita yang menarik untuk digali. Ketimpangan, ketidaksesuaian perjanjian, sampai munculnya persaingan yang tidak sehat antar penyedia jasa menjadi imbas negatif yang layak untuk dicermati. Hal ini terjadi juga dalam dunia jasa perancangan arsitektur, dimana akhir-akhir ini terjadi perang harga diantara sesama penyedia jasa arsitek di Yogyakarta, yang ujung-ujungnya adalah pe ngorbanan kualitas desain yang dihasilkan. Yogyakarta Young Architect Forum (YYAF), sebuah forum yang diinisiasi oleh beberapa arsitek muda Yogyakarta menjadi wadah untuk membahas segala kegelisahan yang sama-sama dirasakan oleh para pejuang desain yang sedang menapaki jalan terjal dalam proses berarsitektur. Dalam forum ini, peserta forum saling berdiskusi, berbagi pengalaman, saling menginspirasi dan memberi semangat untuk terus bertahan dan berkembang memajukan profesi arsitektur bersama. Judy Pranata, arsitek yang menggawangi terbentuknya forum YYAF, menyatakan bahwa jasa arsitek muda di Yogyakarta pada khususnya, dan Indonesia pada umumya, masih belum dihargai. Banyak arsitek yang yang baru memulai profesinya dalam dunia rancang bangun yang mati-matian dalam mengerjakan
proyek dengan nilai fee yang sangat minimal. Di sisi lain, konsultan arsitek/arsitek senior yang sudah memiliki reputasi besar, mampu memasang tarif dengan nilai yang cukup tinggi. Pasar jasa arsitektur di Yogya- karta belakangan ini cukup mengeliat. Namun sayangnya berdasarkan informasi hasil diskusi forum, sebagian besar proyek komersial strategis di Yogyakarta sudah diambil oleh konsultan dari Jakarta. Sementara, banyak konsultan di Jakarta yang justru mengalihdayakan pelaksanaan perancangan ke arsitek-arsitek muda di Yogyakarta, dengan mempertimbangkan faktor fee, yang artinya bahwa kualitas hasil pekerjaan arsitek-arsitek muda ini telah memenuhi standar kualitas yang dibutuhkan pasar. Hal ini menjadi sebuah ganjalan, mengingat potensi yang dimiliki oleh sumber daya arsitek muda di Yogyakarta cukup berkualitas, namun sampai saat ini masih belum mampu muncul di permukaan, yang imbasnya adalah penghargaan yang relatif minim akibat stigma “untuk cari pengalaman dulu ya mas�.
64
Hundagi
YYAF#1 Defragmentation Marathon Meeting Pertama yang YYAF #1 yang diselenggarakan pada hari Rabu, 6 September 2017, dihadiri oleh sekitar 30 orang arsitek muda, proses diskusi mengalir deras, dengan banyak lontaran ideide segar. Djoko Istiadji, akademisi sekaligus praktisi di bidang arsitektur memaparkan sejumlah gagasan awal untuk mendefragmentasi keberadaan arsitek-arsitek muda di Yogyakarta yang hanya terdengar segelintir dalam kancah nasional, namun sebenarnya memiliki potensi yang cukup besar jika diwadahi dengan optimal. Konsepnya adalah membuat jaringan yang menyatukan klien, arsitek senior, serta arsitek junior. Dalam posisinya, arsitek senior menjadi host yang berperan sebagai penengah dan mentor bagi arsitek junior. Junior menjadi representatif architect yang mempunyai kesempatan untuk belajar tentang delivery standard dalam bisnis jasa konstruksi, dalam prosesnya mengerjakan project dari klien melalui senior architect. Melalui sistem yang ditata dengan baik, maka forum arsitek muda yogyakarta akan menjadi kuat dan mampu bersain g di kancah nasional/internasional.
dilihat dari beberapa pengalaman yang di bagikan oleh peserta YYAF#2 dalam mengangani berbagai bermacam proyek, baik itu proyek pemerintah, swasta atau bahkan sosial, ternyata mempunyai masalah masing –masing yang terkait dengan standard regulasi fee arsitek. Yang kedua yaitu dilihat sisi organisasi profesi arsitek (IAI) dan undang –undang arsitek yang baru saja di syahkan mengenai standard fee arsitek dan batasan pekerjaan arsitek. Dari kedua perspektif di atas yang menjadi titik temu adalah terkait dengan profesionalisme kita sebagai arsitek. Bagaimana atau apa upaya kita dalam memberikan sebuah pelayanan yang baik bagi masyarakat (klien). Pada akhirnya upaya tersebut menjadi dasar penghargaan atau hak yang nantinya patut kita terima sebagai arsitek. Dari berbagai studi kasus yang disampaikan dapat disimpulkan kita sebagai arsitek dituntut dalam membaca keadaan dan merespon secara positif dalam kegiatan berpraktik arsitektur. tidak hanya dalam hal desain, namun terkait hal teknis yang lainnya, bagaimana berhubungan dengan pihak lain, etika berprofesi atau pun independensi kita sebagai arsitek (profesionalisme YYAF #2 – Fee and Marketplace profesi). Penyikapan tersebut dapat menghasilkan cara Marathon meeting kedua yang diselenggarakan yang kereatig dalam mengangani sebuah proyek seoleh Yogyakarta young architect forum (YYAF) ini, di- hingga pada akhirnya kita tetap dapat menjalankan hadiri oleh sekitar seratus arsitek muda yogyakar- pelayanan kita terhadap masyarakat dengan tidak ta, yang membahas beberapa issue khususnya yang mengorbankan diri kita sendiri. menjadi pergumulan para arsitek muda Yogyakarta. Maraton meeting kali ini menghadirkan beberapa narasumber yaitu Ahmad Saifudin Mutaqi (ketua IAI Yogyakarta), Ary Indra (aboday) dan Andy Rahman (andy rahman architect) dan ricky (Bluprin). Issue yang pertama yaitu diskusi mengenai regulasi dan standard fee arsitek. Issue ini mengangkat masalah yang terjadi khususnya pada para arsitek muda yang sedang atau mulai menapakkan kaki pada dunia arsitektur professional. Diskusi tersebut diambil dari dua perspektif yang berbeda, yang pertama
Hundagi
65
Issue yang kedua diskusi mengenai fakta dan variasi di lapangan terkait dengan standard fee arsitek khususnya para arsitek muda di Yogyakarta. Diskusi ini diawali dengan disampaikannya survey yang sudah dillaksanakan sebelumnya oleh panitia YYAF yang ditujukan untuk mengetahui posisi para arsitek muda Yogyakarta ditinjau dari data perusahaan, proyek yang ditangani sampai kepada masalah fee yang didapatkan. Dari sini didapatkan hasil yang bervariasi mengingat terdapat berbagai macam cara yang digunakan para arsitek muda Yogyakarta untuk dapat bertahan dalam bisnis arsitektur. Diskusi dilanjutkan dengan disampaikannya beberapa pengalaman dalam perhitungan fee arsitek dari peserta YYAF#2 baik peserta dan narasumber yang memiliki jangka waktu pengalaman berpraktik arsitektur yang berbeda-beda. Disini diketahui terdapat berbagai macam cara perhitungan fee yang digunakan sebagai imbalan jasa sebagai arsitek dan lebih jauh dihubungkan dengan pengelolaan perusahaan. Pada akhirnya standarisasi tidak hanya berbicara pada penyamarataan fee arsitek antara satu dengan yang lainnya, tetapi bagaimana membangun profesionalisme sebagai arsitek sehingga kedepannya dari pengalaman yang diperoleh akan meningkatkan hasil yang akan kita peroleh. arsitek merupakan sebuah profesi yang harus terus dibangun, tentunya diawal tidak mungkin dengan pengalaman yang seadanya kita menuntut imbalan yang besar, karena hasil yang kita dapatkan merupakan akumulasi dari pengalaman kita dapatkan. semakin memiliki jam terbang yang tinggi, tentunya akan semakin tinggi imbalan yang didapatkan.
Issue yang ketiga terkait dengan strategi marketing dan marketplace. Diskusi mengenai issue ini diawali dengan pemaparan narasumber terkait bagaimana membangun nama dalam dunia bisnis arsitektur. Dari sini diketahui dalam dprofesi arsitektur membangun nama baik supaya dikenal oleh masyarakat (branding) tidak semerta-merta dapat diperoleh dengan cepat. Terdapat proses panjang bagaimana kita harus mem buktikan pekerjaan kita yang harus dilaksanakan dengan baik dan professional. Tentunya dalam mengumpulkan pengalaman tersebut tidak selalu dilalui dengan jalan yang lancar, tetapi banyak hal yang darus dilalui dan dipelajari, gagal, bangkit dan terus maju. Dari survey yang dilakukan oleh Bluprin, bahwa arsitek dikenal melalui referensi dari pekerjaan yang sebelumnya. Hal ini membuktikan bahwa arsitek harus terus membangun profesionalisme pekerjaan dan terus meningkatkan pengalaman. Disisi lain, dengan adanya perkembangan teknologi yang ada, memungkinkan bagi arsitek untuk menunjukkan karyanya lebih luas lagi, hal ini mendasari bahwa kita sebagai arsitek harus selalu terus mengikuti perkembangan bahkan cara hidup yang terus berubah, sehingga kita dapat menempatkan diri dalam posisi yang tepat sehingga kita sebagai individu dan profesi kita arsitek dapat diketahui dan dihargai oleh masyarakat luas.
66
Hundagi
Hundagi
67
PAGUYUBAN MAHASISWA ARSITEKTUR YOGYAKARTA
(PAMIY) Kontributor: Agus Cahyadie Paguyuban Mahasiswa Arsitektur Yogyakarta (PAMIY) merupakan sebuah organisasi beranggotakan mahasiswa arsitektur Yogyakarta. Anggota PAMIY saat ini terdiri dari 7 perguruan tinggi arsitektur Yogyakarta antara lain, Universitas Kristen Duta Wacana (UKDW); Universitas Teknologi Yogyakarta (UTY); Universitas Islam Indonesia (UII); Universitas Gadjah Mada (UGM); Universitas Widya Mataram Yogyakarta (UWMY); Akademik Teknik Arsitektur YKPN (ATA YKPN) dan Universitas Aisyah (Unisa). Keanggotaan PAMIY akan bertambah seiring bertambahnya perguruan tinggi arsitektur di Yogyakarta. PAMIY menjadi badan koordinasi yang sejajar dengan himpunan mahasiswa di dalam perguruan tinggi tiap anggotanya. Kegiatan PAMIY akan berorientasi untuk mewadahi minat anggotanya dalam berbagai bidang seperti olahraga, seni, pengabdian masyarakat dan keilmuan.
Dalam bidang olahraga dan seni, PAMIY setiap tahunnya mengadakan ARCHIMONY. ARCHIMONY diikuti oleh mahasiswa arsitektur Yogyakarta dan Jawa Tengah merupakan salah satu acara besar yang dilaksanakan PAMIY.
Dengan ARCHIMONY diharapkan munculnya komunikasi yang akrab antar mahasiswa arsitektur di Yogyakarta selain juga menjadi ajang menyalurkan minat bakat dalam cabang yang diselenggarakan.
68
Hundagi
Dalam bidang pengabdian masyarakat, PAMIY berusaha untuk turut serta menjadi motor masyarakat dalam desa binaannya yaitu Desa Surotopo. PAMIY beserta para relawan pengabdian masyarakat secara rutin mengamati perkembangan desa dan terus memberikan dorongan untuk meningkatkan kualitas
kerja dalam arsitektur. PAMIY tergabung dalam himpunan Mahasiswa Arsitektur Indonesia (MAI) dengan menjadi Badan Pengurus Rayon 4 (BPR 4). PAMIY mengkoordinasi mahasiswa arsitektur Yogyakarta untuk turut serta dalam Temu Karya Ilmiah MAI (TKI MAI). Tahun 2016,
Desa Surotopo. (DOKUMENTASI PENGMAS) Dalam bidang keilmuan, PAMIY yang dimotori divisi keilmuan bertujuan meningkatkan kemampuan mahasiswa arsitektur Yogyakarta dengan bekal-bekal keahlian yang diperlukan dalam pekerjaan bidang arsitektur kedepannya. Dengan begitu, mahasiswa arsitektur Yogyakarta jadi lebih siap dalam menyongsong dunia
bertepatan dengan dilaksanakannya TKI MAI XXXIII di Jakarta, PAMIY mengirimkan kontingen berjumlah 123 mahasiswa untuk mengikuti TKI MAI XXXIII. Dalam TKI MAI XXXIII para kontingen dibagi dalam beberapa fokus kegiatan yaitu, pengabdian masyarakat; diskusi ilmiah; workshop; pameran dan forum komunikasi.
Hundagi
69
Pojok Arsitek 1
Cinthyaningtyas Meytasari, IAI Tempat, tanggal lahir Alamat No Handphone Email
2
No Handphone Email
: Salatiga, 15 Juli 1951 : Jalan Tambak 306 Yogyakarta : jacobuswiryawan@yahoo.com
Dara Asri Widyaningrum S.Ars Tempat, tanggal lahir Alamat No Handphone Email
5
: Banjarmasin, 12 Februari 1974: : Pokoh Baru, rt/rw 0017/021, Wedomartani, Ngemplak, Sleman : 081 2269 1721 : rizekiraharja@gmail.com
Ir. Jacobus B. Wiryawan Tempat, tanggal lahir Alamat Email
4
: Magelang, 13 Mei 1978 : Karangwaru Lor TR 2/417 A Karang waru, Tegalrejo, Kota Yogyakarta 55241 : 0812 2728 435 : meichy_taurus@yahoo.com
Rizeki Raharja, IAI Tempat, tanggal lahir Alamat
3
IAI DIY
: Bandar Lampung, 13 Januari 1993 : Jalan Kusumanegara Gang Manukberi KG 1/14 Rejowiangun Kotagede Yogyakarta : 087839995539 : daraasri13@gmail.com
Rizky Atma Satria S. Ars Tempat, tanggal lahir Alamat No Handphone Email
: Balikpapan, 13 Februari 1994 : Jl. Inpres 1 No.54 Balikpapan Utara, : Kal-Tim : 082157005064 : rizkyatmasatria@yahoo.com
70
Hundagi
6
Amalia Nur Fitriani S.Ars Tempat, tanggal lahir Alamat No Handphone Email
7
: Sukabumi, 05 Maret 1995 : Jl. Selabintana no 98 RT10/RW02 kp. Panjalu, ds. Warnasari, kec/kab Sukabumi : 085722505757 : affamalia@gmail.com
M. Hardyan Prastyanto S.Ars Tempat, tanggal lahir Alamat No Handphone Email
: Bangun Jayo, 22 September 1995 : Jl. Kaliurang km 13,3 Perum GPW Blok Rosalia, 19-20, Sleman. : +62 82 37646 7848 : mhardyanp.arch@gmail.com
Arief Oktava, IAI
8
Tempat, tanggal lahir Alamat No Handphone Email
9
: Offenbach, 22 oktober 1981 : Jl Kapuas 2 no A29B, Condongsari, Condong Catur, Sleman : 08157906298 : ariefoktava@gmail.com, final3studio@gmail.com
Satria Agung Permana Tempat, tanggal lahir Alamat No Handphone Email
: Magelang, 5 Oktober 1995 : Karaharjan, Gunung Pring, Muntilan, Magelang : 085866121161 : satriaap@live.com
Nizar Caraka Trihanasia S.Ars
10
Tempat, tanggal lahir Alamat No Handphone Email
Hundagi
71
: Sleman, 12 Januari 1995 : Perumahan Ngori Indah C-9, Wedomartani, Yogyakarta 55584 : +6285726836480 : trihanasia@gmail.com
Kegiatan Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan (PKB) yang dilaksanakan Mandiri / Pelaksana IAI No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
Tanggal 04-April-17 06-Mei-17 08-Mei-17 23-Mei-17 10-Juni-17 12-15 Juli-17 16-Juli-17 17-Juli-17 28-Juli-17 17-Sep-17 07-Okt-17
Kegiatan Uji Kompetensi Sertifikasi Angkatan VIII Rapat Anggota & Sarasehan di Gowongan Inn Hotel Uji Kompetensi Sertifikasi Angkatan IX Uji Kompetensi Sertifikasi angkatan X Presentasi Karya dan Buka Puasa Bersama Studio Teaching Workshop dengan Prof. Nuno Soares di Greenhost Hotel Seminar Internasional “Architecture Education What Next?” di UAJY Arcasia Committe on Architecture Education Metting Discusi Public & Rapat Anggota di UGM HUT ke - 58 IAI “Membangun Negeri Membangun Diri Arsitek Merdeka” Seminar Archipreneur “ Kemandirian Usaha dalam Perencanaan Lingkungan Terpadu”
IAI Mendukung Kegiatan / Bekerjasama dengan Pihak Ketiga No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Tanggal 16-18-Mei-17 17-Mei-17 19-Mei-17 08-Juni-17 31-Juli-17 01-10-Agust-17 14-Agust-17 25-Agust-17 26-30-Agust-17 31-Agust-17
11 12
11-Sep-17 20-Sep-17
Kegiatan Fasilitasi Sertifikasi kerjasama dengan PIP2BPJK Seminar UNISA “Sustainable Health and Architecture” Seminar Asahimas “Sustainable Glazing For Green Building” Penandatangan MOU Antara IAI dan UGM Pelantikan dan Penyerahan SKA dalam Wisuda PPAr UII Bambooland “ Social Enterprise” Kuliah Umum Sonny Sutanto “Perubahan Paradigma Arsitektur” ANABATA Opentalk “Design Process” Kursus Autodek di Arsitektur UGM Penjurian dan Pengumuman Pemenang Sayembara Prarancangan Gedung Badan Wakaf UII Kuliah Umum Quantity Surveyor di UII Seminar Sustainable In Architecture di UII
72
Hundagi
ADVERTISING RATE MAJALAH HUNDAGI
Full Single Page
Half Page Horizontal
Half Page Vertical
Quarter Page
Quarter Page Horizontal
Quarter Page Vertical
10 X 4 Cm Horizontal
10 X 4 Cm Vertical
Magazine Page Size : A4 (21X 29.7Cm) Full Page Rp 5.000.000,00 Half Page Rp 3.000.000,00 Quarter Page Rp 2.000.000,00 10 X 4 Cm Rp 1.000.000,00 Hundagi
73
IAI DIY 2017
Advertising rate Majalah Hundagi: magazine page size : A4 (21x 29.7cm) full page Rp 5.000.000,00 half page Rp 3.000.000,00 quarter page Rp 2.000.000,00 10 x 4 cm Rp 1.000.000,00
74
Hundagi