Love In Roleplayer

Page 1


Love In Roleplayer

Part 1

Dimulai dari pagi hari, yap! Pagi yang cukup suram, seperti biasanya. Entah kenapa pagi hariku selalu diwarnai kesuraman. Pagi hari saja sudah diomeli, bangun tidur telat sedikit sudah disiram dengan segelas air, segelas air yang diulang maksudku. Yap, lagi-lagi pagi ini ibuku membawa gelas beserta ember yang bagiku kecil, tapi cukup besar bagi anak kucing berendam di dalamnya. Ia terus menggandeng keduanya, membawanya menuju kamarku yang cukup berantakan. Klek. terdengar bunyi pintu terbuka, tetapi aku selalu saja pura-pura tidak dengar. “Risti! Masih saja kamu begini ya! Kapan kamu bisa berubah hah? Apa kata suami mu entar kalo kamu udah berkeluarga?!,� omel ibu sambil menyiramkan segelas air, ingat! Berkali-kali. Aku sebenarnya senang, bisa langsung mandi saat aku belum tersadar dari tidurku. Tapi lama-kelamaan aku jadi benci, mengetahui bagaimana cara ibu mengguyurku menggunakan kedua benda kesayangannya itu. Ternyata, ibu menggunakan teknik, teman-teman! Yaitu teknik mandiin mayat. Oke, aku ulang lagi biar readers sedikit tercengang. MANDIIN MAYAT, bre! kali ini pake intonasi agak tinggi, dengan tulisan capslock disertai backsound. Jreng jreng jreng. Cukup dramatis. Belum lagi kata-katanya tadi yang selalu menggunakan kata “suami mu�, memang nya habis tamat SMA aku langsung dinikahkan apa?! Aku tidak suka ibu berbicara menggunakan kata itu,

~2~


menurutku itu sama saja dengan menyinggung ku. Tau tidak kenapa? Ah, lihat saja nanti *nde. Skip. Ibuku terus saja melakukannya. Mengguyurku dengan perlahan, dari ujung kepala sampai kaki, sambil mengomeliku dengan intonasi nada yang sangat lembut. Bisa dibilang sok lembut. Karena ketidaksukaanku, otomatis aku langsung lompat dari tempat tidur, mengambil handukku, lalu berjalan santai bak model menuju kamar mandi. Sambil menggantung handukku di gantungan, “ibu sayang, bisa tidak membangunkanku dengan perlakuan yang manis sedikiiit saja. Aku ingin merasakannya, seperti anak-anak yang lain,� pintaku dengan kata-kata memohon. Kali ini cukup lembut, agar ibu tidak tersinggung dan mengabulkan permohonanku, yang mustahil untuk dikabulkan. “apa kamu bilang?? Oh tidak bisa, kamu sudah bisa merayu ibumu ya sekarang? Siapa yang mengajarimu? Sudah cepatlah mandi jangan terlalu banyak berharap!,� omel ibu, lagi. Lihat, dari kata-katanya saja sudah terlihat bahwa ibuku benar-benar gaul. Tetapi Ibu selalu saja begitu. Padahal aku sudah menggunakan intonasi nada seperti cinderella, kalemnya bukan main. Tapi ia selalu tau bagaimana cara-caraku apabila meminta sesuatu darinya. Aku hanya bisa menghembuskan nafas, pelan, lalu tertawa kecil mendengar kata-kata ibuku tadi. Inilah pagi hariku yang sangat menyeramkan.

*nde dalam bahasa Korea berarti ya

~3~


Ohiya, kita belum kenalan. Lemme introduce maself. kenalin, namaku Risti Arimbi, lahir di Depok, 3 Februari 1999. Yap! Umurku 16 tahun dan teman baruku ratarata menduga kalau umurku 14 tahun, haha aku hanya bisa tertawa keras sambil memegangi perutku. Mereka bilang muka ku berbanding terbalik dengan umurku yang sekarang, dengan kata lain baby face yang berarti muka bayi alias imut-imut gitu. Maklum anak muda ya, masih ABG. Aku baru selesai UN, setahun yang lalu tepatnya. Lanjut. Aku mempunyai seorang ibu dan ayah, mereka sangat baik sekali, hanya terkadang dan itu pun jarang. Terutama ibu, ibu sangat galak, tapi itulah yang membuat ku tertawa sepanjang hari. Ada saja bahan lelucon yang ibu gunakan untuk membuat anak-anak nya tertawa. Sedangkan ayah, ayah begitu baik, dari cara berbicaranya saja sudah menandakan kalau ia benar-benar kalem. Tapi karena pekerjaannya, ia rela pergi keluar kota demi menafkahi keluarganya, benar-benar ayah teladan. Satu lagi, aku punya saudara laki-laki dengan paras rupawan dan menjadi idola para kaum hawa di sekolah, namanya Reynald. Tentu saja ia terkenal di sekolah, semua murid dari kelas 10 sampai 12, termasuk para guru pasti mengenalnya. Aku bahkan tak menyangka punya kakak super seperti dia. Kami hanya berbeda 2 tahun. Walaupun ia ganteng, tapi dia tidak sombong di depan semua orang, setiap kali ada yang senyum kepadanya, pasti ia membalas senyum tersebut. Apalagi setiap pagi ia sudah diberi ucapan ‘Selamat Pagi’ dari para *sasaeng fans nya yang mentel nya ga ketulungan, *CM lagi! Ih aku yang melihat nya saja jijik, apalagi kakak ku. Tapi kakak ku selalu bilang, “udah gapapa, senyumin aja like a prince. Yang penting banyak fans,� sambil ngedipngedip sok imut gitu. Ya otomatis ku toyor saja kepala nya, haha.

*sasaeng fans dalam bahasa korea berarti fans fanatik. *CM : Cari Muka, mencari perhatian orang-orang yang berada disekitarnya.

~4~


Aku menuruni tangga sambil menggandeng tas sekolah ku, membawanya ke dapur. Aku duduk di sebelah kakakku, “good mowning kakak sayanggg! Bagaimana hariharimu hm? Hm? Hm?!,” Tanya ku penasaran sambil menyenggol lengan kanannya, lalu mengambil dua buah roti tawar berlapis selai kacang kesukaanku. “jangan ganggu, cogan lagi sibuk sarapan,” jawabnya songong. “hih songong bener yeu, mentang-mentang cogan gaboleh digangguin apa?! Udah serasa prince tau ga lo.” Aku terus melahap roti milikku, sambil sesekali melihat kearah abangku yang sibuk makan sambil mengetik beberapa kata di ponsel nya, ntah dari siapa aku pun tidak tahu. “kan gua udah bilang, gua emang cogan. Lu aja yang suka sirik sama gua. Ngapain liat-liat cogan sebegitunya? Mulai ngefans juga lu sama gua dek?” “idih ngarep lo bang, gue ngefans sama Kim Jooyoung yee, inget! Bukan elu eww najong dah gue,” balas ku sambil menjulurkan lidah kearah nya. “btw lu lagi ngapain bang? Smsan ya? Sama siapa? Cewe yaa?? Ciee hayoloh gue laporin ibu nih ya baru tau rasa dah lo” “hih suka-suka cogan, cogan udah gede, wajar smsan sama cewe. Ga kayak lu, jones mulu dari TK gapernah pacaran,” ledeknya. Jleb. Sumpah, ngena banget ke ujung hati yang paling dalam. Eaak. Tumben bijak gue. Tapi alay. Okay skip.

~5~


Begitulah kegiatan pagi hari ku sebelum berangkat sekolah, tiada hentinya saling meledek bersama, tapi itu seru. Rasanya ga berantem itu ga hidup, wkwk. “ayo bang udahan smsannya, lanjutin kapan-kapan aja. Udah jam setengah 7 nih buruan ke sekolah yuk,” ajakku sambil menarik lengannya yg berotot, sedikit. “duuh sabar bisa kali dek, abang mau balesin sms cewe abang bentaaaar aja yaa adik sayang.” “dih, sok imut banget cara ngomong lo bang. Udah ayok buruan, ntar telat berabe dah.” “abang, dengerin dong katanya adiknya. Tumben bener tuh adikmu,” ucap ibu mendukungku, kemudian meledekku, lagi. “ih ibuuu, malah meledek. Terus saja buuu,” balasku, kesal. Abangku hanya bisa tertawa, lalu ia memasukkan ponsel ke dalam saku celananya, dan kami pun berpamitan kepada ibu, rutinitas sehari-hari. “ibu, baik-baik ya di rumah. Jaga diri bu, kami mencintaimu,” aku pun mencium tangannya, tak lupa kedua pipinya, seperti biasa. Aku berlari menyusul abangku yang sudah membukakan pintu mobil untukku. Tumben sekali dia baik, ucapku dalam hati sambil nyengir-nyegir ga jelas. Sambil menyusuri perjalanan yang membosankan, aku hanya bisa memasangkan headset di telingaku. Mendengarkan lagu dengan nada hip hop, dan banyak rapp-nya mungkin cocok untuk pagi ini, biar semangat dikit. Aku pun mulai menyanyikan beberapa bait rapp dari lagu kesukaanku. “it’s just music wichineun haneulgwa beomjeophage, no mercy nae apeun eonjena gongheohaji,” teriakku sambil menunjukkan jari yang membentuk tanda rocker. Untung saja seluruh kaca mobil ditutup rapat wkwk.

~6~


“aduhduhduh deeek, nyanyi apasi? Berisik tau ga! Mending juga kalo rapp lu bagus, ini ntah kemana-mana. Pusing sendiri gua liat lu, turut prihatin,” bentaknya sambil membekap mulutku, lalu mengomeliku, lagiii. Aku menyingkirkan tangannya dari mulutku. “terserah gue lah, suara-suara gue, hidup-hidup gue kenapa lo yang sibuk bang?! Buruan cepet lanjutin nyetirnya, nikmatin aja suara gue kan bisa.” Reynald hanya bisa meledekku dari belakang, dengan mengomat-amitkan bibirnya tak jelas.

06:58

“gara-gara lo nih bang, liat udah jam 6 lewat 58. 2 menit lagi nih, untung belum masuk.” “yeh gara-gara lu kali, siapa suruh nyanyi-nyanyi ga jelas, ga fokus dong gua jadinya. Berisik amat sih mulut lu,” balasnya sambil menyentil jidatku, kemudian berlari memasuki kelasnya. Huft. Aku hanya bisa menghembuskan nafas melihat tingkahnya. Dalam perjalanan menuju kelas, aku bertemu dengan Jenar, teman sekelas sekaligus teman sebangku ku. Ia sangat baik dan sangat menyenangkan. Banyak yang senang berteman dengannya karena sifat easy going nya dia. Aku pun berniat mengejutkannya dari belakang. “hoy Jennn, good mowning, darl!!!” Aku bahkan tahu apa reaksinya setelah aku mengejutkannya, yap! Lagi-lagi ia terlonjak kaget sambil mengucapkan “ayam ayam” di latahnya.

~7~


“ish Risti!!! Demen bener pagi-pagi ngagetin orang. Lo balas dendam sama gue? Apa salah gue hah?,” Tanya nya kesal. “hahaha, maaf-maaf Jen, canda doing mah. Gaada kok salah lo sama gue udah gaada lagi jenn.” “tau ah males.” Jenar meninggalkanku ditengah lorong sekolah, semakin mempercepat langkahnya. Aku pun menyusulnya dari belakang. “ih Jenn jangan gitu dong, masa lo pagi-pagi udah baper, kan ga seru jenn.” Aku terus membujuknya, bahkan sampai masuk kelas, lalu duduk di bangku masing-masing. Ku lihat Jenar hanya duduk diam, melipat kedua tangannya seperti pelajaran akan segera dimulai, lalu menatap papan tulis, kaku. Ku tarik lengannya, tapi mengapa keras sekali? Tiba-tiba ia menepuk jidat jenong ku. “haha bercanda kali, Ris. Segitunya amat lu takut gue ngambek wkwk ngakak gue Riss.” Jenar memegangi perutnya sambil tertawa. Aku hanya bisa bengong melihat tingkahnya. “iyadeh iya.” “dih sekarang malah lo yang ngambek Ris. Gajebang elu mah.” “iya gue ngambek berat nih, kode minta dikasih Jooyoung real.” “ah lo mimpi mulu tiap hari Ris, sedih gue lama-lama liat lo. Makin hari kok makin jones gitu ya? Haha” “sial lo! Gausah ngatain jones juga kali Jen, gue ga gitu amat. Ini udah kewajiban bagi para fangirl buat ngarepin *bias.”

*bias : idola

~8~


Di kelas kami hanya berbincang-bincang tidak jelas. Ga seperti anak-anak yang lainnya. Sibuk banget ngerjain tugas MTK, padahal soalnya gampang banget. Eh jawabannya maksudnya. Sombong dikit boleh dong, maklum nih masuk kelas unggulan, hehe. Sampai akhirnya pak Leo, sang guru matematika yang merupakan guru paling alay di sekolah ini pun akhirnya masuk ke kelas. “good pagi anak-anak!!! Apa kabar kalian semua? Pasti sehat kan setelah melihat senyum saya yang cemerlang ini,” sapa nya pada seluruh anggota kelas, kemudian memamerkan gigi-giginya yang berkilau tak karuan, benar-benar menyilaukan mata karena berbanding balik dengan kulitnya. Peace pak. “pagi pak pagi. Kurang sehat nih liat gigi bapak.” “ampun pak ampun! Gak kuat paak.” Terdengar sautan dari arah lainnya. “pak bisa lebih cepat ga pak?” “cepat ngapain nak?” “cepat pak, mingkemin mulut bapak. Bapak ga liat apa yang lain udah pada teler gara-gara liat gigi bapak.” Ku akui memang, teman-temanku udah pada teler ga kuat ngeliat pemandangan yang cukup indah itu. Kulihat Pak Leo sedang celingak-celinguk melihat siswa-siswi lainnya. “oh my god, maafkan bapak nak! Bapak khilaf, insyaallah bapak tidak akan mengulangi tindakan bapak yang membuat kalian seperti ini. Bapak minta maaf nak, sekali lagi minta maaf. Kalian harus kuat! Ayo bangun!,” pintanya. Lalu mengetuk penggaris kayu di papan tulis.

~9~


Pap, pap. Keras sekali. Otomatis seluruh siswa langsung terbangun begitu mendengarnya. “lalu bagaimana cara bapak tersenyum di esok hari nya pak?,” Tanya Billy penasaran. “mungkin bapak akan menghitamkan gigi bapak menggunakan arang yang siap bakar nak,” candanya. Seluruh siswa langsung heboh, tak menyangka. Padahal aku tahu dari kata-katanya saja sudah menandakan bahwa itu tidak benar, apalagi dari wajahnya yang membuatku tak sanggup menahan tawa. Dan akhirnya aku pun tertawa sendiri di kelas, seperti orang yang tak waras. Mata pak Leo serta teman-teman langsung tertuju ke arahku. “eh Risti, kamu ngapain ketawa sendiri? Apa yang lucu? Kamu ngeledek bapak ya?!” “engga pak suer tekewer-kewer dah. Saya ketawa gara-gara ngeliat tingkah tementemen pak. Masa ucapan bapak dianggap serius? Padahal muka bapak kan ga meyakinkan haha.” “oh jadi kamu ga percaya sama bapak? Besok bapak tunjukkin ke kalian semua ya! Lihat saja pembalas bapak! Sudah- sudah lanjutkan belajar nya. Buka buku cetak matematika erlangga halaman 143.” Seluruh siswa tercengang mendengar ucapannya, lalu menuruti ucapan pak Leo.

~ 10 ~


Part 2

Huft, mengapa pulang sekolah aura nya selalu saja panas? Ini benar-benar menyebalkan. Gumam ku sambil berjalan kearah kasur, kemudian berbaring di atasnya. Sembari mengademkan diri, aku teringat akan sesuatu benda, benda kesayanganku. Aku pun bangun dan sibuk mengacak-acak tasku, berusaha menggapai benda kesayanganku yang ku pastikan tak akan pernah lepas dari genggamanku. Aku pun mulai panik ketika tak mendapati ponselku. Oh my god, dimana ponselku? Please, ku harap ini tidak terjadi. Jangan sampai hilang. Aku terus berusaha mencarinya, di sekeliling tas. Bahkan aku sudah mengeluarkan seluruh isi yang sekarang isinya sudah berhamburan di atas kasur. Dan aku baru menyadari, betapa bodohnya aku. Aku bahkan baru saja menyadari kalau aku mulai bodoh. Bagaimana bisa, ponsel yang sedarinya berada di genggamanku, tetapi aku tak menyadarinya. “*Pabo pabo pabo! Aku benar-benar payah”. Ucap ku dalam hati sambil memukul kepala ku dengan kepalan tangan. “Ah sudah sudah, jangan sampai yang lainnya tau kalau sekarang gue mulai pabo. Tarik nafas dalam-dalam Ris, terus hembusin perlahan. Huuh….. Haaah…. Dikira mau lahiran apa. Kok perasaan makin pabo aja sih gue. Udah udah lupain yang tadi. tenangin diri Ris biar lo gak pabo lagi, okay,” komentarku sendirian.

*pabo dalam bahasa Korea berarti bodoh

~ 11 ~


Aku mulai merebahkan badanku di atas kasur, lagi. Tak lupa sambil mengecek beberapa pesan yang belum ku baca. Ah ternyata dari operator aplikasi itu sendiri, benarbenar mengecewakan sekali. Aku pun menghapus beberapa pesan yang tak penting dari Line, kemudian berganti ke Whatsapp, dan terakhir BBM. Yaa bisa dikatakan aku maniak nya social media, tapi itulah ngenesnya, jarang sekali pesan penting masuk, apalagi dari doi. Mustahil sekali yaa teman-teman. Hanya pesan dari operator lah yang menemaniku setiap hari. Benar-benar jones detected. Sebenarnya aku menyadari dengan julukan yang diberi teman-teman kepadaku, yaitu “jones�. Ya mau gimana, dari TK aku memang ga pernah pacaran, bahkan dari lahir, haha. Tapi aku pura-pura ga terima aja di depan mereka, dari pada ketahuan benarbenar jones detected, kan bikin malu seangkatan. Kalo udah bener-bener capek ngadepin mereka, baru nyerah deh. Iyain aja sambil ngangguk-ngangguk dengan mimik muka ga enak gitu biar mereka seneng. Selesai dari tugas ku sehari-hari ini, aku menekan aplikasi dengan nama twitter yang ku unduh di ponsel ku. Menurutku, aplikasi ini wajib di download karena aplikasi nya mencakup seluruh dunia. Yang lain juga sih tapi ini seru. Kita bisa tau informasi idola kita sedang melakukan apa, dimana, dan gimana keadaannya lewat si twitter ini. Benar-benar burung biru kecil yang bermanfaat deh yaa. Aku terus menge-scroll timeline, melihat informasi tentang EXO, boyband asal Korea Selatan favorite ku. Woahh! Ternyata mereka baru saja selesai tampil di Dream Concert, acara yang termasuk megah di Korea Selatan. Lihat saja, mereka benar-benar ganteng dan keren sekali! Makin cinta deh sama EXO. Entah kenapa setiap melihat EXO hatiku selalu dag-dig-dug serrr, habis mereka idaman bangettt.

~ 12 ~


Ngeliat drama terbaru mereka judul nya ‘EXO Next Door’, dengan Moon Gayoung, aktris SM C&C yang ikut berperan penting di dalamnya pun sempat membuat ku meneteskan air mata saking kesal dan cemburu nya melihat mereka melakukan adegan yang romantis. How lucky you are, *eonni. Pas lagi asik-asiknya nge-scroll timeline, eh tiba-tiba ada pesan masuk, yang datangnya dari Line. Ternyata itu dari Billy, teman laki-laki yang sekelas denganku. “hey Ris, lagi dimana? Jalan yuk, mumpung hari sabtu nih, bosen gua di rumah mulu.” Pesannya lewat Line. Aku pun membalas pesannya dengan cepat, karena sejujurnya aku juga bosan di rumah dan tak tahu apa yang harus aku lakukan setelah ini. “oh hay Bil, long time no see, nde? Haha lo ngajak gue jalan? Tumben bener dah. Boleh deh boleh, lo jemput kan? Jam berapa? Biar gue bisa siap-siap, ntar lo ngomel-ngomel lagi kalo gue ngaret.” Balasku penuh tanya, panjaaaang bangettt. Mungkin akan membuat mata Billy panas melihatnya, haha. Tak lama kemudian ada pesan masuk dari Billy lagi. “apanya yang long time no see, kita kan ketemu tiap hari di kelas. Pea bener lu, dih. Terus gua ga boleh ngajak lu jalan? Yaudah gua ngajak yang lain ajedah. Yaelah banyak amat pertanyaan lu, panas woyy panas mata liatnya! Iya gua jemput. Sekarang!!!” Kami pun terus-terusan balas Line, entah kapan selesainya. “wkwk kan ceritanya udah lama ga ketemu Bil, biar gaul dikit. Yeh elo mah gitu doang ngambek yeu, ga asik ih. Hahaha panas? Ntar gue kasih es krim dah itu mata. Buset sekarang buk? Kurang cepat woyy gile lo, gue brb dulu deh kalo gitu.”

*eonni dalam bahasa Korea berarti sebutan untuk perempuan yang memanggil perempuan yang lebih tua darinya

~ 13 ~


“sok-sokan gaul lu, keliatan banget ga gaul kan. Saha teh yang ngambek? *emot flat* bener ya kasih es krim, rasa blueberry kalo bisa! Iyee buruan, yang harum yee gua tunggu lu di kapolsek. Sukurin.” 15 menit kemudian aku kembali masuk kamar, memilih pakaian yang pas untuk kencan malam ini. Anggap saja kencan yaa, ketahuan banget nih jones detected-nya wkwk. Hampir saja lupa, aku pun mengecek pesan yang masuk di ponselku. “woyy buruan turun, gua udah di depan rumah lu nih. Capek gua udah kayak satpam rumah lu tau ga.” “gue emang gaul, lo nya aja yang suka irian sama gue kan haha. Elo lah yang ngambek siapa lagi. Iya ntar gue traktir es krim seribuan dah tenang aje lo. Kok di kapolsek sih? Lo mau ngejebak gue dengan modusin ngajak malming gitu ye? Udah harum ini udaah, sabar gue mau turun nih.” Aku pun bersiap-siap kemudian turun, berpamitan dengan ibuku dengan mengatakan akan pergi kencan dengan seorang pangeran dari negeri seberang, hahaha. “nah ini dia princess kita, princess empang yang ngaretnya ga nahan. Lama amat lu, abis ngapain? Buang air? Lamat amat perasaan. Capek gua nih nungguin elu, ntar pas nyampe pijitin gua ye gamau tau!” “busetdah elo gitu amat, gue abis mandi tadi, kan gue mandi 15 menit wkwk. Mau kemana sih emang? Sampe pijit-pijit segala,” balasku sambil menaiki motornya. “lama amat lu mandi Ris. Mau ke hati Taeyeon *nunna nih Ris, wkwk. Eh btw kok lu berat amat sih Ris? Untung ban motor gua kuat nahan elu.”

*nunna dalam bahasa Korea berarti sebutan untuk laki-laki yang memanggil perempuan yang lebih tua darinya

~ 14 ~


Aku mengepalkan tangan, lalu memukul kepalanya, tenang pelan kok pelan. “ish elo mah, gue ringan ini, kan langsing. Mata lo aja yang katarak. Cantikan juga gue dari pada Taeyeon eonni. Udah buruan jalan, ga nyampe-nyampe ntar,” pintaku tak sabaran mendengar ledekannya yang akan semakin menjadi apabila diteruskan. “aduh sakit Risss,” ringisnya kesakitan sambil memegang kepala menggunakan kedua tangannya. “Iya iya, iyain aja biar elu seneng sekali-kali. Kan dapat pahala gua.” Billy mulai menghidupkan motor, lalu menarik gas nya dan kemudian berhembus pergi menyusuri jalan raya. “eh Bill, kita mau kemana sih?,” tanyaku penasaran, ga sabaran. “ah diem aja lu, liat aja nanti. Ga sabaran banget lu.” “iyadeh iya.” Aku hanya bisa duduk diam di atas motor, sambil melihat pemandangan yang ada. Pemandangan macam apa ini, benar-benar menyesakkan mata. Aku hanya bisa menatap sekitar dengan pandangan yang flat banget. 18 menit berlalu, akhirnya sampai juga ketujuan. Benar-benar gempor ini bokong, eh tau nya ke festival. Ku kira mau ke mall atau kemana gitu, tempat yang bisa buat Billy neraktir habis-habisan. aku pun segera turun dari atas motor dengan muka yang sama seperti tadi, yak! Flat abisss gilak. To be honest, aku paling ga bisa mendengar sesuatu yang tidak boleh ku ketahui, alias surprise, termasuk rahasia lah. “woy gitu amat muka lu, kenapa sih?,” Billy benar-benar kebingungan dengan raut wajahku. “engga gapapa, gue strong as always.”

~ 15 ~


“dih kenapa malah nyambung ke strong segala, udah kayak Agung Hercules lu tau gak. Jijik gua idih.” “biasa aja kali,” jawab ku datar, lalu memalingkan muka kea rah lain. “senyum dong senyuuum, dikit aja plis! Demi seorang pangeran.” “pangeran? Jooyung kali ah pangeran yang ada di hati gue.” “loh terus gua mau dikemanain bro? lu tinggalin gua gitu aja? Wah PHP dong lu, ga nyangka nih gua.” “jijik gue jijik, sejak kapan kita couple-an? ngarep banget deh lo.” “iya iyain aja demi queen.” Kemudian Billy merangkul bahuku, seperti seorang anak laki-laki yang sedang merangkul sahabat laki-laki nya. Kami pun berjalan beriringan, sambil melihat keramain yang ada. Benar-benar ramai sekali malam ini. Tak sadar dengan apa yang telah Billy lakukan, ternyata ia membawa ku menuju jalan dimana penuh dengan orang-orang yang tengah melihat kembang api, hwaaa cantik banget! Aku pun menatap beberapa kembang api yang tengah mekar di langit hitam dengan mata berbinar-binar, takjup dengan keindahannya. Ketika sedang asik nya melihat kembang api, tiba-tiba telapak tangan seseorang menghalangi pandanganku, benar-benar menggangguku. “woy Ris, gitu amat liatnya. Cem ga pernah liat kembang api aja, dasar MKKB lu, heran gua.” Aku pun menyingkirkan tangannya yang menghalangi ku, tapi dia malah menepuk jidatku menggunakan telapak tangannya. Huft. “aduuh tangan lo nyemak tau ga? Ganggu orang lagi enak-enakan aja.”

~ 16 ~


“yeeh abis elu cem anak-anak bat, liat kembang api aja segitunya, hahahah ngakak gua liat ekspresi lu Ris.” “biasa aja biasa aja woyy,” balasku dengan muka datar, lagi. “udah yuk pulang, bete gue pen tidur cepet jadinya.” “ah lu gitu aja pake ngambek segala Ris. Eh ris kesitu bentar yuu……..,” belum selesai Billy bicara, tiba-tiba Risti meninggalkan nya sendirian, tak menghiraukan ucapannya. Otomatis billy langsung menyusulku dari belakang, lalu berhenti sambil merangkul bahuku, “Ris jangan ngambek dong, ga enak liatnya. Ntar lu makin jelek kalo gitu mulu. Astaghfirullah salah ucap Ris, maksudnya ntar cantik lu ilang kalo ngambek mulu.” Aku hanya membalas singkat bujukannya, “bodooo, ga peduli gue, yang penting punya muka.” “yeh jangan gitu, gua traktir es krim kesukaan lu mau? Plus permen kapas dah.” Raut wajahku langsung berubah setelah mendengar ucapannya. “bener yaa bener? Awas lo bohong.” “iya iya, sejak kapan prince bohong sama princess nya? Ga mungkin kan Ris, hahaha.” “gembel mulu lo, heran princess,” ledekku sambil mencubit perutnya, yang membuat Billy meringis kesakitan. “aduuh sakit Ris, cubitan lu pedes banget sumpeh.” Billy hanya bisa mengerang kesakitan sambil memegangi perutnya. “btw apa tadi lu bilang? Gembel? Gombal woyy yang bener. Kan pea kan, heran lagi dah gua Ris ngeliat elu.” Selama perjalan menuju kios, kami hanya berbincang-bincang tak jelas, saling meledek satu sama lain.

~ 17 ~


Sambil menodongkan segelas es krim dan setangkai permen kapas, “woy Ris melamun aja lu, mikirin apa sih? Nih es krim sama permen kapas favorite lu,” tegurnya yang membuat lamunan ku buyar. “ebuset lo ganggu aja, ga ada apa-apa kok. Makasih ya Bill,” balasku tersenyum, sambil mengambil es krim serta permen kapas yang diberikannya padaku. “udah yuk pulang, gue habisin di jalan aja. Sisanya ntar di rumah,” tambahku. “haelah berdebu dong yang. Buuk boleh minta kantong satu ga?,” tanya nya polos pada ibu penjaga kios. “makasih ya buk.” “apa lo bilang? Yang?! Ngarep lo woyy.” Billy pun memberikan sebuah kantong plastik kecil berwarna merah muda itu kepadaku, “bawel amat lu Ris, berharap sedikit kaga ngapa kali. Nih masukin ke kantong, biar tetep steril. Ntar lu sakit, terus ga masuk sekolah lagi hari senin gegara makanan. Yang ada gua merasa bersalah sama lu.” Aku hanya bisa mengangguk dan menuruti semua ucapannya, yang membuat ku diam tercengang, baru menyadari betapa pedulinya anak laki-laki ini padaku. Apakah dia memiliki perasaan kepadaku? Apakah dia suka padaku? Aaaaa aku benar-benar bingung dengan apa yang ada di benakku sekarang. Tak terasa sudah hampir jam 10 malam, kami pun berencana untuk pulang, karena sudah terlalu malam untuk melanjutkan perjalanan keliling festival dan mata ini pun sebenarnya sudah sisa 5 watt. Sampai rumah pun mungkin kami akan kena sedikit omelan, untukku sih tidak sedikit, mungkin banyak dan itu cukup panas di telingaku. Billy pun mengantarku pulang, kembali ke rumah. “Bil thanks loh ya jalan-jalannya, baik amat lo traktirin gue lagi,” ucapku setelah turun dari motornya, lalu berdiri dengan benar.

~ 18 ~


“iya, wif my pleasure my queen, terima kasih kembali sudah menemani malam ini dan membuatku tersenyum, walaupun sedikit suram haha, ga kok canda doang. Ohiya ini es krim sama permen kapas lu, ntar nyampe rumah terus lu ayan cuma gegara ini kan berabe ntar,” ejeknya, lagi. “ih ga gitu juga kali Bil, alay amat lo. Udah ya gue masuk dulu, ntar kena ceramah nyokap gue mau nanggung lo?.” “eh engga deh Ris makasih banyak, denger ceramah bokap gua aja udah bahagia bener apalagi denger ceramah nyokap lu Ris haha udah sana masuk lu.” “haha makanya cobain dulu Bil. Gue masuk dulu yaa sampai jumpa hari senin Bil, hati-hati di jalan,” aku pun melambaikan tangan kananku ke arahnya, dengan tangan kiri yang sedang memegang kantong plastik berisikan jajanan. “jangan lupa balas chat gua ya Ris.” Aku hanya mengangguk lembut sambil tersenyum simpul kearahnya, menunggunya pergi berlalu bersama motor kesayangannya sampai sudah tak terlihat lagi. Aku pun memasuki rumahku dengan kaki sedikit meninjit sambil celingak-celingukkan, takut ketahuan oleh kakakku, apalagi ibuku. “Uh ternyata mereka sudah tidur, aman nih,” ucapku dalam hati. Aku bergegas masuk ke kamar, mengganti pakaian, lalu berbaring di atas kasur, menunggu chat yang dijanjikan oleh Billy tadi. Karena mataku sudah tak tahan lagi, akhirnya aku duluan yang mulai mengirim pesan untuknya, “Bill, tidur duluan yaa. Maaf ga bisa balas chat lo, gue ngantuk banget sumpah. Good night yo Bill, jangan lupa mimpiin gue lo, wkwk *emot melambaikan tangan**emot senyum*,” tulisku singkat pada pesan tersebut. Aku pun menarik selimut ku lalu menyiapkan ancang-ancang untuk tidur, tak lupa berdoa terlebih dahulu seperti biasanya, dan aku pun tertidur pulas.

~ 19 ~


Part 3

2 hari setelah kejadian itu, yap! Hari senin pun kembali terulang. Kegiatan pagi hari ini ya seperti biasa-biasanya, tidak ada yang menyenangkan. Bangun tidur selalu saja disiram air oleh ibuku, mau sarapan pun berantem dulu sama cogan, heran. Susah banget dilewatin, tapi ini lah hidupku, untung udah terbiasa jadi ga usah diambil pusing banget dah. Seketika terdengar suara yang memanggil-manggil nama ku dengan lembut, saking lembutnya sampai membuat ku enek mendengarnya, sok lembut itu mah namanya. Dari suaranya, seperti suara anak laki-laki. “Risti…… Risti……” Selang beberapa menit kemudian, “Risti…… Risti……” Karena penasaran pun aku mengintipnya dari jendela. Dan tebak saja siapa yang mengeluarkan suara dengan sok imutnya itu? Readers pasti sudah tau siapa dia, haha. Aku pun membuka pintu, dan berjalan keluar rumah dengan lambat. “woy Ris lama amat lu gua panggil. Kemaren pea, masa iya sekarang budek sih? Haelah ngenes bat hidup lu Ris,” lagi-lagi dia meledekku. “ga lucu lo Bil. Ngapain lu kesini? Kalo mau pergi sekolah pergi aja, ga usah pake ke rumah gue dulu.” “siapa juga yang ngelawak Ris. Gua kan mau jemput lu, ga boleh nih? Gitu aja bete lu Ris, cepet tua lu ntar. Gua ga mau liat lu kayak begono,” bujuknya. “iya dah iya maaf. Terus gue pergi bareng lu nih?.”

~ 20 ~


“iyalah pea. Udah buruan cepet beres-beres, ntar kita telat lagi. Upacara nih Ris inget.” “iye iye, ganteng-ganteng bawel lo,” sambil meledeknya, aku pun bergegas masuk, mengambil tasku lalu pergi ke sekolah bersama Billy hari ini. Tumben sekali. Tak lupa berpamitan terlebih dahulu sebelum pergi. Pagi hari ini pun dimulai, aku dan Billy semakin hari semakin dekat saja. Apakah ini yang dinamakan CINLOK? Ah tidak mungkin, pikirku. Lewati saja hari-hari ini, tak usah ambil pusing Ris, tambahku lagi sambil tersenyum lebar sendirian. Aku merasakan ada seseorang yang sedang menepuk bahuku pelan, “pagi Ris!! Eh Risti senyum-senyum sendiri, kenapa lo? Lagi seneng? Jatuh cinta nih pasti? Ciee hahaha,” sapanya, benar-benar membuyarkanku dari lamunan indah ku, eh ga deh, biasa aja. “pagi kembali Jen! Ngangetin aja lo pagi-pagi, balas dendam nih sama gue? Engga laah gue ga kenapa-kenapa kok, Cuma pengen senyum aja,” balasku, mengelabui. “kaga Ris haelah gitu amat lo. Haha gue tau kali, pasti ada sesuatu nih, cerita dongg.” “ih tau aja lo Jen, ntar deh nunggu waktu yang tepat gue pasti bakalan cerita, okay?.” Aku pun melanjutkan pembicaraan ketika pak Leo lagi-lagi masuk kelas hari ini. “eh Jen, bapak lo udah masuk tuh, lanjut belajar dah.” “enak aja bapak gue, bapak kita bersama kali Ris,” sautnya, tiba-tiba. “bapak orang ah, bapak gue sibuk kerja Jen. Udah ah udah,” jelasku, meluruskan masalah. Kami pun menghentikan perdebatan yang ada, kemudian melanjutkan pelajaran yang cukup membuatku tak mengerti dengan penjelasannya. Tapi cara ia mengajar cukup menjadi moodboster di pagi hariku yang suram seperti ini.

~ 21 ~


Kring….. kring….. kring….. Bel tanda istirahat pun berbunyi, seperti biasa, ketika istirahat kami makan bekal yang kami bawa bersama. Ya walaupun kami sudah kelas 1 SMA, alias kelas 10, tapi sifat kami masih saja seperti anak SMP, bahkan SD. Kami semua kompak, kalau satu orang bawa bekal, yang lain juga harus janji bawa bekal, biar seru. Agar rasa kekeluargaan makin tercipta, bahkan kami makan di lantai, tepatnya di samping meja guru, duduk beramai-ramai. Terkadang guru yang lewat di depan kelas, lalu tak sengaja melihat kami pun bingung dengan apa yang sedang kami perbuat. Rata-rata guru mengira kami sedang bermain sebuah games, contohnya saja pecah telor, atau pippo pippo, atau bahkan suit pukul. Haha terlalu banyak games, tapi anggapan semua guru salah. Ketika guru mendekat, dan apa reaksi mereka? Mereka langsung tercengang, seperti guru-guru yang berperan di FTV, alay nya ga karuan. Kayak ga pernah liat orang makan aja. Okay sip. Skip yaa teman-teman. Ini ga terlalu penting. Jadi ga usah di bahas. Tapi karena aku seorang princess, semua rakyatku wajib tau. Krik….. krik….. krik….. ………. Haha tidak kawan, aku hanya bercanda. [ ditujukan untuk kaum readers setia ]

~ 22 ~


Semua teman-temanku yang sedang makan, otomatis mengeluarkan ponselnya. Tidak semua sih, hanya sebagian, sebagian makan sambil ngobrol, sebagiannya lagi makan sambil mainin ponsel, termasuk aku. Sekalipun lagi makan, aku ga boleh ketinggalan berita tentang bias, alias harus tetap update tentang bias. Sambil memakan bekalku, aku merogoh kantung di rok ku, lalu menggapai ponselku. Yak dapat! Langsung ku nyalakan ponselku, kemudian ku unlock. Lihat saja, wallpaper, kode kunci ponselku, galeri, bahkan semua akun sosial media ku berisi para idola ku. Aku sangat suka melihat mereka, jadi ku isikan saja semua tentang mereka, wkwk maklum seorang fans. Ya seperti biasa, pertama kali ku cek semua pesan yang masuk di ponselku, kemudian beralih ke aplikasi pertama yang paling sering aku kunjungi, yaitu twitter. Aku terus meng-scroll tl sampai bawah, lalu membuka beberapa akun yang berisikan update terbaru tentang bias sambil sesekali menyuapkan beberapa sendok nasi ke mulutku. Oh ternyata nanti sore mereka ada schedule di Music Bank, wah aku harus nonton nih!, ucapku dalam hati sambil kegirangan, sedikit saja, agar tidak kelihatan seperti orang gila yang mulutnya penuh nasi sambil loncat-loncat bahagia dengan I-Phone 6 di tangan kirinya. Benar-benar orang gila, dan tak mungkin ku lakukan untuk saat ini. Sudah mulai bosan dengan hal-hal itu, aku pun menekan tulisan berwarna biru muda, yang bertuliskan trending topic, lalu mengubah lokasi nya dengan lokasi di Indonesia. Tak lupa aku mengetik “Kpopers� di kolom pencariannya. Sambil menunggu loading yang cukup lama, karena sinyal 3 cukup susah di sekolahku, aku pun melahap beberapa sendok nasi lagi, kata ibu badanku harus berisi walaupun bertambah sedikit saja. Beberapa menit kemudian, huft akhirnya loading selesai juga, kembali ku scroll timeline dan ku lihat beberapa akun dengan username serta nickname aktris dan actor dari Korea Selatan, bahkan ada beberapa akun dengan biasku. Otomatis langsung ku buka salah satu akun mereka, dan ku lihat isi biografi nya apakah mereka benar aktris dan

~ 23 ~


aktor Korea tersebut atau tidak. Satu hal yang membuatku bingung adalah mengapa mereka menggunakan Bahasa Indonesia? Oh ternyata, biografi bertuliskan “not the real Jooyoung.” Berarti ini bukan akun asli mereka dong? Lalu ini? Sebagai seorang kpopers, aku harus tau apa maksud mereka membuat akun seperti ini, dengan bertulisan akun aktris juga di biografinya. Sementara di akun lain, ada yang biografi nya bertuliskan “Irene’s Roleplayer”, otomatis aku makin bingung melihatnya. Karena sudah penasaran dengan hal ini, ku tutup bekalku yang isi nya belum habis, lalu pergi duluan menuju bangku tempat dudukku. “Ris, lo udahan makannya? Udah habis emang? Tumben cepet,” tanya salah satu temanku dengan nama Rana. “iya nih haha, belum habis kok, Cuma lagi ga nafsu doang. Udah kalian lanjutin aja makannya,” jawabku dari tempat dudukku, lalu melanjutkan kegiatanku, yaitu mencari apa itu maksud “Roleplayer”. Langsung saja ku cari dengan mengetik kata “pengertian roleplayer” di mbah google, hanya beberapa detik ketika aku ingin minum, loading pun selesai dengan sempurna. Tumben banget nih cepet, tau aja orang lagi penasaran berat, haha, tawaku dalam hati. Ku buka salah satu website yang menjelaskan apa itu roleplayer. Website itu mengatakan, bahwa pengertian “Roleplayer” atau yang biasa disingkat “RP” itu adalah dunia dimana seseorang memparodikan bias/idolanya. Biasanya roleplayer banyak yang kpop, tapi sekarang sudah banyak yang memparodikan artis diluar kpop contohnya western, indonesia, jepang, dll. Roleplayer biasanya dimainkan di media sosial diantaranya facebook, twitter, bbm, whatsapp, line, dll. Bermain roleplayer sih menurut gue seru emang ya. Kita bisa cari couple atau pacar dan pacaran di timeline maupun sekedar chat, tapi bukan pacaran beneran melainkan cuma sekedar status hubungan antara roleplayer aja (misalnya kita nge-charain Krystal f(x), couple kita Kai EXO). Disini, chara berarti orang yang akan kita perankan. Di dunia roleplayer itu

~ 24 ~


seperti dunia biasa aja cuma kita pake nama artis bukan nama kita. Peraturan di roleplayer itu kita hanya boleh mengumbar RL (Real Life) kita di DM (Dirrect Massage) gak boleh secara terang-terangan di timeline. Tentang roleplayer juga ada yang namanya Transgender. Transgender adalah pertukaran gender. Jadi cewek bisa nge-RPin artis cowok dan bisa bercouple juga dengan artis cewek, begitupun sebaliknya. Oh ternyata seperti itu. Akhirnya aku paham, asik juga kayaknya, bisa punya pacar idola kita walaupun ga asli, tapi anggap saja mereka asli. Aku pun berniat membuat akun roleplayer pertama ku, bias yang ku pilih adalah *Ulzzang Baek SuMin, karena aku benar-benar suka dia. Dengan tatapannya yang tajam, serta senyumannya yang manis membuat ku jatuh cinta padanya. Tapi untuk photoshoot, dia benar-benar jarang sekali tersenyum, sehingga dia terlihat cool di luar, padahal di dalamnya manis sekali. Sepulang sekolah, aku langsung membuka laptop ku, dan membuka aplikasi twitter. Ku buat akun baru dengan mengisikan biodata yang harus diisi. Dan jadilah akun roleplayer ku, dengan chara Baek SuMin, yaitu Ulzzang kesukaanku. Ku isikan data Ulzzang tersebut di biografinya, ku sesuaikan avatar, header, serta username dan nickname sesuai dengan Ulzzang tersebut. Huh akhirnya aku bisa memiliki seorang pacar, walau tidak benaran setidaknya bisa membuat ibu, kakak, serta teman-temanku tercengang, haha jahil sekali aku.

*Ulzzang dalam bahasa Korea berarti julukan untuk warga Korea yang memiliki paras cantik di seluruh Korea, walaupun tanpa make up, dalam artian good looking (enak dilihat).

~ 25 ~


Part 4

aku pun memulai hari-hari baruku di roleplayer world, saling kenal dengan chara yang lain. Hitung-hitung sekalian nambah temen kpopers, sama nambah followers di akun sosial media, haha evil banget aku. Jalan satu bulan aku hidup di dunia roleplayer, ada satu akun dengan chara SeHun EXO, mendekatiku. Setiap hari kami mention-an maupun *DM-an. Dan ya! Tebak saja, hari ini tepat tanggal 11 Juni 2014, dia mengungkapkan isi hatinya. Kemudian ia mengirim sebuah gambar dengan sebuket bunga mawar merah dan sebuah boneka beruang di dalamnya, dengan kata-kata, “can I be your prince? And you will be my princess, please. I love you to the moon and back, darling.� Aku yang awalnya biasa saja, seketika jantung ku berdetak cukup kencang. Ini benar-benar membuatku deg-degan, karena mungkin saja dial ah cinta pertama ku di dunia nyata maupun roleplayer. “yes, I will be your princess and you will be my prince. I love you too.� Balas ku singkat, agar tidak terlalu kelihatan jones, haha. Hari-hari berjalan seperti biasanya, sebulan pun telah kami lewati bersama. Kami akur-akur saja, jarang sekali terjadi perkelahian. Kemudian dia mengirim pesan di DM ku, dengan isi meminta nomor whatsapp ku. Agar kami semakin dekat, aku pun memberikan nomorku padanya.

*DM : Direct Message

~ 26 ~


Mulai lah kami bertukar cerita di whatsapp, seputar kehidupan di dunia nyata. Ia pun menanyakan keberadaanku dimana, berencana ingin bertemu langsung. Dan ternyata apa? Kita sama-sama tinggal di Depok, dan sama-sama kelas 1 SMA. Aaaa apakah ini yang dinamakan cinta? Apakah kami berjodoh? Ku harap saja begitu. Pada saat aku menanyakan ia sekolah dimana, ia pun tidak membalas pesanku lagi, sampai esok hari. Keesokan harinya, aku benar-benar terkejut, tak menyangka. Tau tidak apa yang terjadi? Tepat tanggal 11 Agustus 2014, Billy menyatakan perasaannya padaku! Dengan menggenggam kedua tanganku erat, agar meyakinkanku bahwa cinta nya tulus. Bahkan dia menyatakannya di depan kelas, di depan teman-teman. Makanya nih berisik banget, ga liat apa lagi serius-seriusan, romantis lagi nih haha. “Ris, gua suka sama lu dari awal kita masuk SMA, dan sekarang rasa suka gua ke elu bertambah, makin sayang malah. Gua pingin lu jadi bagian special dari hidup gua. I wanna be your prince, can I? and of course, you will be my princess, the special one of my heart.” Jantungku lagi-lagi berdetak dengan kencang. Aku diam sejenak, membayangi apa yang akan terjadi selanjutnya, sekalian mikirin jawaban sih wkwk. “Ris kapan mau jawab?,” tanya nya memecah keheningan, tak sabaran. “cie Billy ga sabaran. Buruan jawab Ris, jangan buat dia nunggu,” sahut yang lain. Sebagian member saran, sebagiannya lagi Cuma bisa cie-ciein. Ga bagus emang temantemanku ini. “ekhem baiklah, I will answer your question. N-n-n……. Yes, you will be my prince, the prince charming of my life now, Bill.” “you will be my princess charming tho, Ris. Kayak serial Barbie aja wkwk,” candanya, lalu mencium tanganku, tanda keseriusannya. “makasih ya Ris. I love you to the moon and back lah Ris.”

~ 27 ~


Oh my god, lagi-lagi aku tercengang dengan apa yang dia lakukan padaku. “of course I love you too, Bill. Haha.” Teman-teman bersorak, mengucapkan kata cie dan tentu saja pada minta peje, alias pajak jadian. Karena Billy ga tega ngeliat aku ngeluarin duit buat traktirin mereka semua, akhirnya dia yang turun tangan deh, haha, bener-bener baik banget deh. Siangnya, ku cek notifikasi ku. Ternyata ada pesan dari whatsapp, ya ku buka saja siapa tau dari SeHun. Dan akhirnya dia menjawab pertanyaanku yang semalam. “gua sekolah di SMA 7 Depok yang, lu sekolah dimana?” Lagi-lagi aku tercengang, kaget. Ternyata dia teman satu sekolah, se-angkatan malah. Ini luar biasa banget. “loh kok sama? Gue juga sekolah di SMA 7 Depok yang, kelas X MIA 1,” balasku memperjelas. “loh kok samaan lagi? Gua juga kelas X MIA 1 yang.” Wah siapa dia? Aku jadi semakin penasaran. Jangan-jangan dia Ridho? Atau Joni? Atau jangan-jangan Billy lagi?! Oh my god, kehidupan nyata dan rp ku ternyata dekat sekali. “saling tukeran nama real aja yuk, biar saling tau kita siapa. Kenalin yang, nama gua Billy Putra Pratama dari kelas X MIA 1.” Aku makin tercengang saja. “nama gua Risti Arimbi dari kelas X MIA 1, salam kenal Bill.” “eh ini Risti? Seriusan? Ini elu yang? Ga bohong kan?” “engga lah ngapain bohong.” “yang makan di luar yuk, laper gua, pingin melepas rindu juga, sekalian mastiin ini elu apa bukan. Gua masih ga nyangka masa yang.”

~ 28 ~


“yuk boleh. Gue aja ga nyangka yang apalagi elo wkwk.” “gua jemput sekarang yang.” Kita pun ketemuan, makan bareng dan saling jujur satu sama lain. “gue pake nomor lain yang buat RP,” ucap kami serentak. Eh? Kok samaan lagi? “gua tau RP dari twitter yang, elu darimana?.” “samaan yang, gue juga dari twitter. Tapi kok lo ga ada ngasih tau gue kalo lo main RP? Supaya bisa saling follow-followan.” “Yeh kan gua ga tau sayang. Lagian sekarang kan udah follow-followan. Tuh berarti kita emang jodoh kan yang? Dimana-dimana aja status kita pacaran, gua seneng banget yang.” “ga nyangka kan? Gue apalagi yang,” jujurku. “mulai sekarang kita pacaran beneran maupun RP ya yang?,” tanya nya lagi memastikan. Haela ni orang ga percayaan banget sih. “iya sayang iya, pasti!,” jawabku tegas, biar dia percaya. “Makasih sayang, makasih banget! Sama-sama tanggal 11 lagi nih, hehe.” “eh iya ya, keren banget deh.” Billy hanya mengangguk, kemudian tersenyum, “tetaplah di sampingku sampai waktu yang kita perlukan untuk bersama habis. Jadilah tempatku untuk selalu berpegang. Kamu terlalu berharga untuk aku lepas. I love you, Ris. alias SuMinku,” bisiknya sungguh-sungguh.

~ 29 ~


“ciee so sweet haha. I love you too, Bill. My SeHun-ah!.� Balasku tak kalah serius, lalu meneteskan air mata bahagia. Rasanya aku tak bisa berhenti tersenyum dan bersyukur, ternyata jodoh ku di dunia nyata maupun RP adalah Billy, yaitu SeHun ku. Aku benar-benar tak menyangka sekaligus senang, cinta pertama ku terjadi begitu mengesankan. Intinya, aku mencintaimu Bill, Hun.

~ 30 ~


~ 31 ~


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.