One Day We Will Meet Again!

Page 1


One Day We Will Meet Again! Aku akan menceritakan sebuah kisah.. sebuah kisah berdasarkan kenyataan masa lalu.. Namaku adalah Ivan. saat itu, aku masih berumur 8 tahun, mungkin bisa di bilang bahwa aku adalah tipe anak yang pendiam, penyendiri, dan tak pernah di dekati teman teman ku yang lain karena pergaulan mereka yang hanya mengenal teman dekat mereka saja. Mereka semua tak bisa benar benar menganggap keberadaanku karena fisik ku yang lemah ini. Karena itu lah, aku selalu tak nyaman saat aku berada di sekitar keramaian orang lain.

Kakek ku pernah bercerita sedikit tentang kisah yang ada di keluarga ku. dulu, ayah ku meninggal sebelum aku mengenal nya, dan setelah aku lahir, ibu ku lah yang merawatku sekaligus menghidupi nafkah keluaraga. namun karena kesibukan nya sendiri pun, ia mulai berubah.

Berjudi, mabuk mabukan, selalu saja keluar malam. Itu lah yang telah menjadi keseharian aktifitas nya. Bahkan kini ia hampir tak pernah memperdulikian ku lagi. dan di malam itu juga lah, ia pergi meninggalkan ku karena faktor keuangan keluarga yang semakin menipis dan kondisi hubungan keluarga kami yang sangat kacau.

Aku merasa tak pernah di anggap lagi di dunia ini,, karena aku bukan lah siapa siapa lagi. Sejak saat itulah aku mulai tinggal bersama kakek ku. Namun entah mengapa, dangan perubahan ini aku lebih sedikit bahagia saat mulai tinggal di tempat kakek ku. Hari hari yang menyenangkan pun bisa ku lalui karena kakek ku yang selalu punya cara nya sendiri untuk bisa menghibur orang lain. Dan aku pun mulai berpikir kembali bahwa aku takkan pernah sendirian lagi di dunia ini.


6 tahun pun berselang semenjak aku tinggal bersama kakekku. Aku yang sekarang bukan lah lagi seorang anak penyendiri yang menganggap diri nya bukanlah siapa siapa di dunia ini. Sekarang aku sudah bisa mengerti betapa menderita nya menjadi seorang anak yang penyendiri, dan inilah saat nya bagiku merubah hal hal buruk tersebut.

Hari itu aku telah resmi untuk duduk di bangku kelas 1 SMP. Dan kakek pun merayakan nya dengan mengajakku ke suatu tempat , tempat itu adalah bukit di belakang rumah kakekku. Malam itu juga bertepatan dengan hari perayaan malam tahun baru, jadi tak heran jika banyak orang yang datang ke bukit itu untuk melihat indah nya suasana kembang api di malam tahun baru.

Aku sangat menikmati suasana pada malam itu, hingga suatu ketika aku bertemu seorang anak perempuan seusia ku yang baru saja ku kenal, ia memintaku membantu nya untuk mencari barang nya yang hilang di suatu tempat, awal nya aku memeang sedikit ragu, namun tanpa pamrih pun aku mau membantu nya.

kami mencari nya dengan susah payah, perempuan itu benar benar sangat khawatir dan cemas dengan barang yang ia cari tersebut. aku tak sempat bertanya benda apa itu, tapi mungkin itu adalah suatu hal yang paling penting dan berharga bagi nya.

setelah hampir setengah jam berlalu kami mencari , kami pun menemukan apa yang ia cari. dan ternyata itu adalah 2 gelang yang saling terikat satu sama lain. aku sendiri juga sedikit bertanya tanya kenapa benda seperti itu bisa menjadi barang yang paling berharga bagi nya. Ia pun menceritakan semua nya bahwa itu adalah kenang kenangan yang ia dapatkan dari orang tua nya yang kini sedang bekerja di luar kota. dan ia juga mengatakan bahwa gelang itu di buat oleh ayah nya sendiri saat pertama kali ayah nya betemu dngan ibu nya. Perempuan itu mengatakan bahwa gelang ini adalah sebuah benda berharga di keluarga nya.


melihat nya bahagia dan tersenyum manis saat ia menceritakan kisah gelang itu pun membuat jantung ku berdebar debar.. Nama nya adalah Lisa, dan begitulah kisah kami bisa bertemu dan saling mengenal satu sama lain. bertemu di malam tahun baru, dengan suasana yang penuh kegembiraan. Bahkan aku sendiri merasa akan bisa berteman baik dengan nya. atau mungkin, ini bisa menjadi sebuah awal dari persahabatan kami..

ia juga mengatakan bahwa ia bisa datang ke bukit ini hanya pada saat liburan tahun baru saja, bahkan ia juga tak bisa terlalu lama bermain di bukit ini karena jarak rumah nya yang sangat jauh. kesenangan yang kami lalui hari ini membuat sebuah pengalaman yang berkesan pada malam itu.

namun pada akhir nya kesenangan itu harus berakhir karena batas waktu yang singkat. kami pun berjanji bahwa di malam tahun baru yang selanjut nya, kami akan bertemu lagi di tempat yang sama dan dengan suasana yang sama. aku akan benar benar memegang janji itu samapai hari nya tiba. karena ia adalah orang pertama yang bisa benar" menganggap ku seperti seorang sahabat nya sendiri.

akhir nya kami pun berpisah dan akan bertemu lagi di hari yang akan datang itu. kami terus menunggu dengan perasaan gelisah dan tak tenang. hari itu sudah hari pertama masuk sekolah setelah libur panjang sebelumnya.

hari hari normal pun kembali berlanjut, dan meski pun tahun baru telah berlalu,entah mengapa setiap kali ku pulang sekolah aku selalu saja mengunjungi bukit belakang rumah ku, aku merasa seperti ada yang menarik ku ke arah bukit itu.


penantian yang panjang ini pun takkan ku isi dengan hal hal yang tidak penting. aku akan tetap bersabar dan mengisi hari hari ku dengan hal positif sampai kami bisa bertemu lagi. Kini semester baru pun telah di mulai. Hanya tinggal menunggu sekitar 6 bulan lagi untuk bisa bertemu kembali dengan Lisa. Aku semakin tak sabaran dengan kedatangan hari itu. Namun hari hari normal yang ku lewati ini membuat waktu terasa sangat lama. Dan terkadang aku juga merasa seperti hari itu takkan pernah datang.

Semangat menunggu kedatangan hari itu pun semakin luntur dari diriku. Meski kami baru saja saling kenal pada malam itu, aku tetap ingin bisa bertemu dengan Lisa secepat nya. Bahkan aku juga selalu bertanya Tanya, apakah ia juga merasakan hal yang sama seperti yang kurasakan?.

Dan hari untuk ujian kenaikan kelas pun telah tiba. Aku mempersiapkan segala nya untuk bisa naik ke kelas selanjut nya. Tapi tetap saja aku tak bisa fokus memikirkan ujian selain tentang janji itu. Namun aku akan terus berusaha semampu ku untuk tetap mempertahankan nilai pelajaran ku.

Seminggu berlalu sejak ujian ku berlangsung. Aku semakin di hantui rasa kekhawatiran tentang nilai ujian ku, dan juga janji ku dengan Lisa. hari dimana nilai pengumuman rapor ku pun telah tiba. Aku sangat tegang hingga tak bisa bergerak dari tempat ku.

Hasil pengumuman rapor ku pun di umumkan. Aku berada di peringkat 9 dari 20 siswa di kelas ku. Mendengar kabar itu pun aku sangat senang dan gembira, karena setidaknya beban pkiran ku pun bisa berkurang.


Hanya menunggu 1 bulan lagi samapai malam tahun baru tiba. aku semakin senang sampai sampai selalu mencari-cari pakaian yang cocok ku kenakan untuk pertemuan kami. Ya meski pun itu masih 1 bulan lagi. Namun entah mengapa dari perasaan senang dengan kedatangan hari itu, aku malah semakin tegang dan malu saat membayangkan ku bisa bertemu kembali dengan Lisa.

Yap, hari yang telah lama ku tunggu itu pun semakin mendekat. Dan hari itu adalah Besok! Aku sangat tegang sampai tak bisa tidur Karena memikirkan nya. Dengan perasaan yang tak tenang seperti ini, sempat terlintas dipikiran ku, apa yang sedang ia lakukan sekarang, bagaimana keadaan nya, dan apakah ia punya perasaan gugup yang sama seperti ku?

Sampai pada akhir nya malam tahun baru pun telah tiba. Aku berangkat lebih awal ke bukit tanpa kakekku. Berpakaian rapi, layak nya seperti akan bertemu dengan seorang teman kencan ku. Aku berjalan dengan tergesa-gesa karena perasaan tak sabar yang mulai menggangguku. namun sesampai nya di bukit, aku melihat seorang gadis. Seorang gadis yang wajah nya tak asing lagi bagi ku. Benar, itu adalah wajah Lisa yang pernah ku lihat pada malam tahun baru sebelum nya.

Dengan senyuman manis nya yang sama seperti dulu, ia pun menyapaku. Perasaan deg-degan ini semakin membuat ku tertekan. Saat kami bertemu, aku pun merasa semakin gugup, tetapi justru sebalik nya, ia menunjukan sifat nya yang ceria seperti normal nya hubungan seorang teman tanpa perasaan malu atau pun gugup sama sekali. Namun meski begitu, aku akan tetap menahan perasaan ku dan berusaha untuk tidak merusak suasana yang telah lama kami tunggu.

Pengalaman menyenangkan yang sama pun kami mulai kembali. Meski itu hanya bisa berlangsung dalam kurun waktu beberapa jam saja, namun akan ku buat beberapa jam itu menjadi pengalaman yang takkan pernah bisa kami lupakan. Sejak saat itu kami mulai semakin dekat dan akrab sebagai sepasang sahabat. Ya,


inilah awal kisah kami, 2 orang sahabat yang hanya bisa bertemu sekali dalam setahun dan menghabiskan waktu bersama hanya pada saat perayaan malam tahun baru. Dan juga dari sini lah kisah hidup ku akan menjadi lebih menyenangkan. Seakan dunia yang ku lihat sekarang penuh dengan warna warni yang sama seperti meriahnya warna warni kembang api yang bertaburan bersama cerah nya langit yang menampakkan bintangnya di malam tahun baru.

Malam yang singkat ini pun akan mulai berakhir lagi. Dan sama seperti sebelumnya, kami akan tetap bertemu di bukit ini lagi di malam tahun baru yang akan mendatang. Namun untuk tetap menjaga jarak dan hubungan, kami pun mulai saling berkirim pesan melalui surat. Dari percakapan surat kami yang pertama, mungkin kata-kata ku banyak yang terlihat agak konyol karena perasaan gugup ku.

Setelah sekian lama, kami pun mulai terbiasa dengan percakapan kami melalui surat tersebut. Di tahun baru selanjut nya pun kembali kami bisa bertemu dan bertatap muka kembali. Kini kami telah duduk di bangku kelas 3 SMP, dan banyak perubahan yang terjadi. Entah kenapa, aku merasa Lisa tampak lebih manis dari yang sebelumnya. Kami pun mulai berbincang-bincang mengenai pengalaman kami selama di sekolah.

Dan yang ku tangkap dari pengalaman yang Lisa ceritakan, ia merasa sangat bahagia dengan hari-hari di sekolah nya. Meskipun aku adalah kebalikan nya. Ku hanya merasa di sini lah tempat ku yang semestinya. walau hanya memiliki 1 sahabat, tapi aku tetap mensyukuri kehidupan yang kujalani sekarang.

Dan pada akhir nya, secara tiba-tiba, Lisa memberikan sebuah gelang kenangkenangan berharga keluarga nya pada ku. Ia mengatakan, bahwa gelang ini adalah benda nya yang paling berharga bagi nya, dan hanya keluarga nya lah yang boleh memiliki nya. Namun yang orang tua nya katakan, ia boleh memberikan nya pada siapapun yang dia anggap sebagai orang yang berharga bagi nya. Aku merasa tak


enak hati jika langsung menerima nya, namun karena ia memohon aku pun juga tak bisa menolak nya.

Hingga pada akhir nya, ia memberikan gelang nya sambil mengatakan bahwa gelang itu adalah bukti bahwa kami pernah saling mengenal dan pernah memiliki hubungan sebagai seorang sahabat. Ia mengatakan nya dengan perasaan nya yang paling dalam saat itu, dan sudah pasti aku takkan pernah menolak keinginannya tersebut. Malam kali ini pun semakin memakan waktu kami. Tapi kami tetap takkan menyia-nyiakan pengalaman berkesan dimalam yang singkat ini. Kami pun berpisah, dan akan bertemu kembali di malam tahun baru yang mendatang.

Malam tahun baru yang selanjut nya pun tiba , dengan pakaian yang rapi dan gelang tanda persahabatan kami yang ku pakai, aku pun bergegas menuju ke bukit lebih awal. Dan malam tahun baru kali ini mungkin akan menjadi suasana yang sedikit berbeda, karena Kami telah menjadi sedikit lebih dewasa di pertemuan kali ini. Kali ini aku juga mulai terbiasa dan tak merasa gugup seperti di pertemuanpertemuan yang biasa nya.

selama hampir 15 menit ku menunggu, akhir nya, lisa pun akhir nya tiba dengan tampak mempesona. Jantung ju berdegup sangat kencang sampai-sampai ku berkeringat. Apakah mungkin karena kami hanya bertemu setahun sekali, sehingga banyak perubahan yang cepat terjadi?.

Saat ini aku benar-benar merasakan nya, apa ini yang nama nya cinta?, namun mana mungkin ku merusak persahabatan ini dengan hal konyol seperti itu. Lagi pula, lisa pasti tak mempunyai perasaan yang sama dengan ku. Jadi mungkin akan lebih baik jika tetap seperti ini.


Dan karena kini kami telah duduk di bangku kelas 2 SMA, maka kami bisa bersenang-senang sedikit lebih lama dari malam sebelum nya. Ya, kami akan menghabiskan waktu sampai malam puncak tahun baru, yaitu tengah malam . Dan tentu nya takkan menyenangkan jika hanya sekedar melihat-lihat kembang api dan mengelilingi bukit ini saja, maka aku mendapatkan sebuah ide.

Menurut ku alangkah indah nya jika bisa menghabiskan waktu untuk jalan-jalan di sekitar kota sebelum perayaan berganti nya tahun tepat nya tengah malam. Dengan wajahnya yang ceria pun, ia menerima ajakan ku. Bisa berkeliling dengan orang yang kita sayangi, apalagi jika sahabat sendiri, mungkin bisa jadi salah satu pengalaman yang tak terlupakan.

2 jam pun telah berlalu sejak kami mulai jalan-jalan. Karena lelah, kami pun istirahat dan makan malam di restaurant sedrhana terdekat. Di tengah saat-saat makan malam, kami pun semakin membicrakan banyak hal yang menyenangkan. Kami sangat menikmati pembicaraan saat itu. sampai pada akhir nya Lisa lisa pun menanyakan sesuatu pada ku. “Ivan, apa ini yang sisebut dengan kencan?�.

Ia tiba-tiba menanyakan hal seperti itu dengan wajah malu-malu. Dan ia semakin tampak manis di mataku!. Sejenak ku berpikir, apa ini yang di sebut KODE penyampaian perasaan seorang perempuan pada laki-laki yang di sukai nya?

Karena malu dan juga sangat mendadak ia menanyai ku tentang hal seperti itu, aku pun langsung mengalihkan pembicaraan dengan terpaksa. Meskipun aku juga ingin mengatakan pada nya bahwa ia sangat cantik malam ini. Aku tetap ingin menjaga hubungan persahabatan ini. tapi yang ku tau bukankah aneh jika kita malah tertutup dan menyembunyikan sesuatu pada sahabat dekat kita sendiri?. Atau mungkin aku memang harus mengatakan nya? . ya, menurut ku aku harus mengatakan nya. lagi pula kami juga sudah kelas 3 SMA, pasti aku juga punya


cukup keberanian untuk mengatakan nya. Meskipun ini bukan pernyataan perasaan cinta. Yap, aku akan mengatakan hal itu secepat nya!.

Akhir nya tiba lah pada malam puncak pergantian tahun!. Aku sangat senang sekali di malam itu. Karena moment merayakan malam puncak pergantian tahun itu adalah hal pertama kali yang kami rayakan bersama. Kurasa Lisa juga memiliki perasaan yang sama dengan ku malam itu. Kembang api tanda pergantian tahun pun di luncurkan, kami benar-benar sangat menikmati suasana malam itu, Suasana berbeda yang belum pernah kami lewati sebelum nya. Aku sangat ingin memegang tangan nya di malam itu, tapi entah kenapa seperti ada yang menghalangiku untuk menyentuh tangan nya. Dan setelah ku pikir, aku tak bisa melakukan nya. Karena kami ini adalah sahabat!.

Setelah malam itu berakhir, kembali kami akan berpisah dan akan bertemu dimalam tahun baru selanjut nya. Di perpisahan kali ini entah mengapa aku sangat tak ingin ia pergi, aku ingin selama nya selalu bersama. Di bukit itu, dengan suasana yang sangat menyenangkan dan penuh warna kembang api yang menghiasi langit. Bahkan sesuatu yang tadi nya ingin ku katakan pada nya juga masih belum sempat tersampaikan. Apakah benar kalau aku memang menyukai sahabat ku sendiri?. Mungkin aku akan menyatakan nya suatu saat nanti. tapi aku takkan khawatir, selama kami bisa berkirim surat aku punya banyak kesempatan untuk mengatakan nya.

Meski aku merasa sedikit ada penyesalan karena ku masih tak bisa mengatakan perasaan ku, aku tetap bahagia. Karena di saat kami berpisah, Lisa pun tetap tersenyum bahagia dan mengatakan “aku sangat ingin kita bisa tetap bersama dan menghabiskan waktu lebih lama setiap kali kita bertemu. Tapi jangan khawatir, karena kita pasti tetap bertemu lagi nanti nya. Karena kita ini sahabat kan?�. Mendengar nya mengatakan hal itu, aku pun mulai memikirkan tentang menyatakan perasaan ku pada nya. Apakah lebih baik jika ku kubur saja perasaan


ku pada nya dan melupakan segala sesuatu tantang perasaan suka ku pada nya?. Kurasa jawaban ku adalah IYA.

Lisa pun akhir nya pulang. Aku tau bahwa ia juga punya perasaan yang sama padaku kali ini. Ku merasa, aku tak ingin semua nya berakhir. Aku benar-benar ingin memiliki nya meski pada akhir nya selalu aku yang akan terluka. Sejak kami berpisah malam itu, aku selalu saja merasa ada sesuatu yang akan menghampiri kami. Sesuatu yang tak bisa ku rasakan secara langung, dan yang jelas itu seperti sesuatu yang tak pernah ku inginkan. Tapi ya biarlah, itu semua juga cuma perasaan ku saja, semua nya juga belum tentu benar.

Seminggu berselang setelah malam itu. Kami tetap berkirim surat dan saling memberi kabar tentang aktivitas keseharian kami. Hubungan dan percakapan kami melalui surat itu pun tetap lancar seperti biasa nya. Dan masih sempat terpikir tentang apa yang ingin ku ucapkan malam itu. Tapi kini aku akan tetap menjaga hubungan kami sebagai seorang sahabat.

Sampai akhirnya sesuatu yang tak ku inginkan pun terjadi. Lisa mengirimi ku surat, bahwa isi surat itu adalah pernyataan bahwa ia akan pindah karena masalah pekerjaan orang tua nya. Dan ia juga mengatakan bahwa rumah nya yang akan ia tempati kali ini akan sangat jauh dari bukit tempat kami akan bertemu. Ia juga mengatakan bahwa kemungkin kami akan bisa bertemu lagi, adalah 5%. Mendengar kabar yang ia kirim padaku, membuat dadaku terasa sesak.

Kenapa hal seperti ini bisa terjadi?, apa setelah ini kami memang tak bisa bertemu lagi?, apakah malam perayaan tahun baru kemarin adalah hari terakhir kami bertemu?. Ternyata perasaan buruk ku waktu itu memang benar-benar terjadi. Dari surat yang Lisa kirim, ia seperti tak merasa sedih, karena sebenar nya yang ia lakukan adalah untuk tetap membuat ku tak patah semangat dan sedih karena kabar tersebut. Tapi, aku tau persis apa yang ia rasakan. Lisa pasti sama sepertiku, ia


pasti sangat sedih sampai saat ini karena hal itu. Sambil menahan air mata, aku membuat surat balasan untuk nya bahwa apapun yang terjadi, kita akan tetap jadi sahabat. Karena hal seperti itu takkan bisa menjadi penghalang untuk persahabatn kita.

Aku mengatakan pada nya untuk tetap tegar dan meyakinkan nya bahwa kami pasti akan bisa bertemu lagi. Namun aku sendiri juga tak yakin tantang hal itu. Apakah aku telah membeikan janji palsu pada nya?. Aku tau hari-hari setelah ini pasti akan lebih tak menyenangkan dari yang sebelum nya. Karena kini kami telah menjadi murid kelas 3 SMA, maka pasti akan banyak hal-hal normal yang akan kami lewati. Belajar, menyelesaikan tugas sekolah layak nya murid normal lain nya.

Sejak kabar kepindahan Lisa ke rumah baru nya, kami pun mulai sangat jarang saling bertukar surat, karena mungkin tak ada pengalaman menyenangkan yang harus di ceritakan, dan juga karena kesibukan kami dalam mempersiapkan diri untuk ujian penentu kelulusan nanti nya. Aku merasa, seperti kehiangan sesuatu yang sangat berarti dalam hidup ku.

Ujian penentu kelulusan kami pun telah tiba. Sejak kabar kepindahan Lisa hari itu, kami sudah mulai tak saling berkirim surat seperti dulu. Kurasa ini memang sudah di takdirkan pada ku sejak ku lahir ke dunia ini. Apa ini arti nya aku akan sendiri lagi? Kurasa iya.

Ujian kelulusan pun telah berlalu, kini aku hanya tinggal menunggu hasil nilai ku. Rasa khawatir, putus asa, penuh kebimbangan, semua nya mengisi ruang hati ku. Namun aku akan tetap bertahan, karena ku juga yakin bahwa sekarang Lisa juga pasti tetap tenang dan bisa membuang semua perasaan negatif nya. Itu lah Lisa yang selama ini ku kenal.


Hingga tibalah saat hasil penentuan akan di umumkan. Bahkan semalaman ku selalu terbangun karena terlalu gugup dengan hari ini. Hasil kelulusan pun di umumkan, dan ternyata aku berhasil lulus dengan nilai yang lumayan juga!. Aku sangat senang hari itu, dan berpikir akan mengirimkan surat pada Lisa tentang kabar kelulusan ku ini. Setelah selesai dalam acara itu, aku pun langsung bergegas menuju rumah ku untuk menuliskan surat ku pada Lisa.

Aku berharap Lisa juga bisa merasakan hal yang sama seperti ku. Dan setelah kelulusan ini, Lisa pasti akan di izinkan untuk bisa bertemu lagi dengan ku di tempat pertemuan kami seperti biasanya. Dengan surat yang berisi tentang perasaan gembira ku itu pun kini bebanku pun sudah bisa lebih ringan tanpa harus memikirkan sekolah ku lagi. Dengan surat itu, Lisa pasti juga akan sangat senang membaca nya.

3 minggu berlalu sejak kelulusan ku serta surat yang kukirimkan pada Lisa, namun tak ada satupun surat yang ia balaskan padaku. Apa ada sesuatu yang terjadi pada nya? Apa memang kami tak bisa lagi menjadi sahabat?. Pasti ada sesuatu di balik ini semua. Kini aku sampai kehabisan waktu untuk menunggu surat balasan untuk nya, aku akan mencoba mengiriminya surat untuk memastikan bahwa ia baik-baik saja. Aku menunggu dan terus menunggu surat balasan dari nya. Namun kenyataan nya, aku tak pernah lagi mendengar kabar tentang nya.

5 tahun berlalu.. hari-hari ku bersama Lisa pun benar-benar telah hilang. Malam perayaan tahun baru yang biasa nya di penuhi canda dan tawa kami, kini takkan pernah lagi kutemukan di bukit ini. Mungkin kini Lisa mulai sibuk dengan pekerjaan ataupun kuliah nya. Dan itulah alasan kenapa ia tak bisa bertemu dan mengirimi surat balasan lagi padaku. Sejujur nya aku sangat ingin kami bisa bersama seperti dulu lagi. Namun aku jga tak berhak mengatur hidup orang lain.


Kini aku juga mulai si sibukkan dengan pekerjaan ku Bahkan aku juga tak lagi tinggal di rumah kakekku karena masalah pekerjaan ku tersebut. Tentu nya tak lupa juga aku mengirimi Lisa sebuah surat tentang kepindahan ku. Dan sudah pasti kini jarak di antara kami pun semakin menjauh. Aku pun juga tak bisa lagi selalu ke bukit itu setiap kali malam perayaan tahun baru. Apa ini yang di sebut kehidupan orang dewasa?, kita bekerja, berangkat, mencari penghasilan sendiri, dan pulang tanpa ada pengalaman menarik di hari-hari yang penuh kesibukan seperti sekarang ini.

Dadaku terasa benar-benar sangat sesak, apa seharusnya di malam pertama kali kami bertemu saat itu aku tak perlu bertemu dengan nya, agar rasa penyesalan ini takkan pernah kurasakan?. Namun jika hal itu terjadi, maka aku akan melewatkan sesuatu yang mungkin takkan bisa ku dapatkan lagi dimanapun.

Sampai akhir nya aku mulai mengerti bahwa kini hati ku telah terlanjur mengeras dan mulai kehilangan harapan dan semangat masa muda ku. Hingga pada suatu pagi, ketika aku mulai benar-benar menyadari bahwa aku telah kehilangan sesuatu yang yang indah dalam hidup ku. Aku tau bahwa aku telah berada di ujung batas kemampuan. Dan mulai kehilangan pekerjaan ku. Dan juga ingatan ku tentang Lisa pun semakin menghilang dan menjauhiku.

Kini yang tersisa dari Lisa hanya lah kenangan nya yang terkumpul di gelang yang pernah ia berikan padaku yang masih tetap ku pakai sampai malam itu. Hingga tibalah sebuah hari yang dulu nya selalu ku tunggu setiap tahun, yaitu malam pergantian tahun baru. Malam itu aku berencana akan menemui kakekku dan berencana untuk tinggal di sana sampai aku mendapatkan pekerjaan baru ku, dan tentu nya aku akan mengunjungi bukit di mana kisah hidup dan kisah indah ku benar-benar berawal dari sana.


Sesampai nya di bukit, suasana dan keindahan di tempat itu semakin memudar. Karena banyaknya sampah yang terserak, wajar jika para pengunjung tak seramai dengan tahun-tahun yang sebelum nya. Aku menghampiri sebuah tempat di bukit itu, sebuah tempat dimana kami melihat malam puncak perayaan pergantian tahun untuk yang pertama dan yang terakhir kali nya. Di 5 tahun yang telah berlalu ini, sejak pertemuan terakhir kita di malam itu, sempat ku memikirkan sesuatu.. Lisa, masih kah engkau ingat diri ku?.

Hanya itu lah satu-satu nya pertanyaan yang selalu berada di pikiran ku. Mungkin saat ini, ia sedang merasakan suasana malam tahun baru ini dengan orang yang di sayangi nya. Hari pun semakin larut malam, tapi mungkin aku akan sedikit lebih lama untuk berada di tempat ini. Tetap menghidupi suasana seperti saat kami masih bersama.

Malam itu, saat dimana kembang api mulai bertebaran menghiasi langit, aku tak sengaja tertabrak oleh seorang anak kecil yang sedang bermain di dekitar tempat itu. Seorang anak perempuan yang wajah nya sangat mirip dengan perempuan yang pernah ku sukai 5 tahun lalu. Di meminta maaf dengan sangat sopan, dan dengan senyuman manis nya. Lalu ibu dari orang tua ini pun menghampiri kami sambil meminta maaf karena perbuatan anak nya.

Namun setelah ku lihat lebih dekat lagi ibu dari anak itu, aku samapai tak bisa lagi berkata apa-apa. Sebuah kenyataan yang tak pernah ingin kudapatkan. Aku hanya diam tanpa melakukan apapun. Karena itu adalah Lisa‌ saat itu Lisa juga terlihat sangat terkejut dengan apa yang telah terjai. Kini telah ku sadari bahwa ia telah berkeluarga.

Sakit rasanya melihat kenyataan tersebut. Bahkan aku tak sanggup untuk melihat ke arah wajah nya. Apa yang Lisa pikirkan saat ini? Namun apapun yang terjadi aku akan tetap tersenyum meski harus tersakiti. Sulit rasanya mengatakan sepatah


katapun. Ia pun mulai membuka pembicaraan “apa kabar mu, Ivan? Lama kita tak bertemu�. Mendengar nya saja udah membuat ku sangat sedih. Mengapa ia bisa selancar itu untuk mengatakan nya?. Aku pun membalasnya dengan tetap tersenyum, sambil menanyakan siapa anak yang bersama nya ini. Jawaban yng ku inginkan adalah bahwa anak itu bukanlah anak nya sendiri. Namun itu semua tak sesuai harapan ku. “maaf aku tak pernah membalas surat mu, maaf jika kau pikir aku selalu mengabaikan dan mulai melupakan mu, karena kini aku sudah menikah�. Dengan perasaan yang haru , itu lah yang ia ucapkan pada ku malam itu. Setelah mendengarkan semua alasan nya, bahwa ternyata ia punya sebuah perasaan yang sama dengan ku. Bahwa kami pernah saling menyukai, namun ia tak pernah sanggup untuk mengatakan nya.

Sejak saat hari kelulusan, ia sudah di tunangkan dengan laki-laki yang merupakan seorang anak dari rekan kerja sekaligus sahabat orang tua Lisa demi keeratan hubungan antara keluarga nya. Itulah yang ia katakana padaku.dari cerita nya tersebut aku yakin ia tak bahagia selama hidup nya yang sekarang.namun bagaimanapun juga, beginilah kenyataan yang kami hadapi. Bahkan ia juga mempunyai alasan yang sama seperti ku, mengapa ia datang ke bukit ini. Ia hanya merasa ingin merasakan dan mengenang cerita kehidupan nya yang dulu pernah berawal dari bukit ini.

Namun apapun yang terjadi Lisa akan tetap bisa behagia Karena kini ia sudah mendapatkan harta yang bahkan lebih berharga dari sebuah gelang pengikat persahabatan kami, yaitu anak nya. Dengan pertemuan singkat ini, kami pun harus berpisah. Lisa pergi tanpa sepatah kata pun yang benar-benar ia sampaikan dari lubuk hati nya. Namun justru itu, aku tau bahwa itu ia lakukan hanya untuk menutupi kesedihan nya. Perasaan sakit ini pun semakin tak bisa ku tahan, karena sampai saat terakhir pun aku masih tak bisa meraih nya.

Malam yang terasa sunyi ini semakin tak berarti apapun lagi. Aku telah kehilangan semua nya, apakah kini aku memang takkan bisa mendapatkan kebahgiaan ku


lagi?.. 1 minggu sejak malam itu berlalu, dan aku masih belum mendapatkan pekerjaan baru ku. Hingga tiba pada suatu ketika, Lisa pun mengirimiku surat! Aku sangat terkejut sekaligus sangat senang. Dalam surat itu, ia pun mulai mengatakan berbagai hal yang terjadi pada ku.

“Salam untuk Ivan, bagaimana kabar mu sekarang? Ku harap semua nya baik-baik saja. Aku merasa sangat berterima kasih untuk segala sesuatu yang telah kau berikan pada ku, aku sangat senang bahwa saat itu kau mau membantu ku mecarikan gelang ku yang hilang, karena jika itu tak terjadi, maka kita takkan pernah bisa saling mengenal seperti saat ini. Kuharap kau masih menyimpannya sampai sekarang.. Sejak saat kita mulai berkirim surat, tiap kali aku mendapatkan surat dari mu, aku merasa sangat senang. Hingga akhir nya aku sadar, bahwa aku mulai menyukai mu!. Namun sejak ayah ku mengenalkan ku pada seorang laki-laki, aku mendapatkan kabar bahwa aku akan pindah, dan akan di nikahkan dengan laki-laki itu suatu hari nanti. Jadi karena itu, aku tak penah lagi membalas surat mu untuk menghilangkan perasaan suka ku pada mu. Tapi kenyataan nya, kau tetap mengirimi ku surat dan aku masih menyukai mu sampai saat ini. Kini kita juga takkan bisa bertemu lagi, Maaf jika aku tak pernah menyatakan perasaan ku pada mu, karena aku hanya ingin mempertahankan hubungan persahabatan kita! Mulai sekarang kita akan berpisah lebih jauh dari yang kita bayangkan, Jadi karena itulah Ivan, hidup lah layak nya orang lain, carilah cinta mu, dan berbahagialah bersama nya. Karena ku yakin, meski kita tak di takdirkan untuk bersama, tapi dunia akan tau seberapa erat nya hubungan kita di masa lalu, meski kita juga hanya bisa bertemu sekali dalam setahun sekalipun. Karena aku selalu mencintai mu.�.

melihat surat nya kali ini, membuatku semakin putus asa. Kenapa semua hal buruk hanya terjadi pada ku. Namun apapun yang terjadi aku akan tetap tegar sesuai kemauan Lisa. Jika aku memang tak bisa mendapatkan kebahagiaan, maka akulah yang akan mencari kebahagiaan itu sendiri. Yang perlu kulakukan sekarang hanyalah tetap menikmati hidup ku, tanpa ada rasa penyesalan sedikit pun, meski ku belum terbiasa dengan hal tersebut.


4 tahun berlalu, dan kini aku mulai terbiasa dengan semua nya. Menjalani kehidupan normal, mendapatkan pekerjaan, mencari kisah kehidupan ku yang baru, dan menemukan kebahagiaan tentang indahnya suasana dalam rumah tangga yang kini telah ku bangun. Semua nya kini terasa lebih menyenangkan dan tak ada satu pun perasaan putus asa yang menghampiri ku. Karena kini, aku telah menemukan sebuah cinta dari seorang wanita yang kini bisa menjadi pendamping hidup ku.

Aku juga sempat berpikir, bagaimana keadaan Lisa saat ini, yang pasti sekarang ia pasti sedang bersenang-senang dengan keluarga nya, apalagi besok adalah hari libur panjang bagi para anak sekolah dasar. Pasti nya, ia akan mempunyai banyak waktu bersama keluarga nya, terutama buah hati nya. Meski kami sudah tak lagi pernah bertemu, setidak nya kami telah mendapatkan kebahagiaan tersendiri di kehidupan kami masing-masing. Dan kini aku juga mulai ikhlas untuk melepasnya..

Kemarin aku sempat bermimpi, sebuah mimpi yang terjadi berdasarkan kenyataan di masa lalu. Dalam mimpi itu kami masih berumur 13 tahun, kami berada di daerah yang luas dengan langit yang di penuhi warna-warni kembang api dan juga bintang yang menghiasi malam itu. Lampu-lampu kota menyebar tampak di kejauhan, sungguh pemandangan yang sangat mempesona. Kami berjalan di sebuah rerumputan dengan meninggalkan kenangan di setiap langkah nya, dan dengan memegang erat sebuah janji, “Suatu hari kita akan melihat lagi kembang api yang bertaburan di langit bersama. Hanya kita berdua, tanpa ada keraguan hati sedikitpun.â€?. semua orang takkan ada yang percaya tentang besar nya kisah kita, meskipun kita takkan pernah bersama lagi. Namun semua kenangan itu akan tetap ada di dunia ini ,dan itu adalah tempat pertama kali kami bertemu‌ Itulah hal yang selalu kami impikan‌

END....


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.