Edisi Khusus 53 / Thn.XII / September/ 2010
Kembali ke Fitrah dengan semangat baru..
S
elamat pagi sobat kampus! Selamat datang kami ucapkan buat seluruh mahasiswa baru di lingkungan kampus Universitas Tanjungpura dan salam kenal dari redaksi Civitas Mimbar Untan. Selama dua bulan ini Civitas Mimbar Untan tidak dapat memberikan informasi kepada sobat kampus seperti biasanya, dikarenakan dua bulan itu adalah masa tenang bagi sebagian kru kami dan mahasiswa Untan pada umumnya. Kini, kami hadir dengan Civitas Edisi Khusus Mahasiswa baru (Maba) yang bertepatan dengan hari raya Idul Fitri 1431 H. Berhubungan ini adalah Civitas Edisi Khusus, maka kami berusaha membuatnya menjadi lebih beda dari biasanya. Kami telah bekerja sebaik mungkin untuk dapat menyajikan yang terbaik bagi sobat kampus terutama bagi para pendatang baru di lingkungan kampus Untan. Isu yang diangkat pun sebagian besar sebagai masukan bagi sobat kampus agar dapat menjalani kehidupan kampus dengan mudah. Headline yang diangkat pada edisi ini adalah Lika-liku Pemirama BEM Untan (jilid 2). Hal ini merupakan serangkaian berita yang pernah diangkat pada Civitas edisi khusus sebelumnya . Segenap kru Civitas Mimbar Untan mengucapkan terima kasih atas segala bantuan yang telah diberikan dan berharap agar civitas ini berguna bagi sobat kampus. Kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat konstruktif agar kami dapat berkarya lebih baik lagi di masa yang akan datang. Hidup pers mahasiswa!!!
Assalamualaikum dan salam sejahtera. Terimaksih sebelumnya pada Mimbar Untan karena sudi memasukkan kebingungan saya ini. Saat awal-awal kuliah saya pernah mendengar bahwa setiap hari sabtu tidak ada perkuliahan. Karena hari tersebut merupakan hari untuk kegiatan mahasiswa dan hari untuk berkonsultasi dengan dosen PA. Tetapi sekarang hari sabtu juga kuliah ditambah dengan kuliah-kuliah yang tidak terjadwal sehingga kuliah terasa padat dan banyak rencana yang tertunda karena hal tersebut. Berbagai alasan dari dosen untuk melakukan hal tersebut seperti harus kuliah lanjut, mengajar di tempat lain, karena pekerjaan/ jabatannya yang lain dan lainnya. Sebagai mahasiswa saya tidak ada pilahan lain. Ada beberapa dosen mengatakan “kita harus sesuai jadwal� tetapi ada pula dosen yang seenaknya mengganti jadwal dengan hari yang lain, apakah boleh seperti itu? Mungkin kesepakatan ya jawabannya. Jika mahasiswa terlambat tanpa mau tahu alasannya langsung dikeluarkan oleh beberapa dosen tapi tidak berlaku pada dosen tersebut, apa karena status ?. Jadi disitulah letak kebinggungan saya. Kapan mau ketemu dosen Pembimbing jadinya jika selalu sibuk seperti itu ntah mahasiswanya yang sibuk atau dosennya yang sibuk, mau bekunjung kerumahnya pasti dibilang pengganggu ? kalau waktu untuk konsultasi ditetapkan pasti enak tuch berurusan. Ini hanya curhat saja bukan menyalahkan karena setiap orang pasti punya permasalahan. Mungkin aku tidak tau hak dan kewajibanku sebagai mahasiswa serta aku juga tidak tahu hak dan kewajiban seorang dosen karena aku tidak pernah baca tentang hal itu. Sekian ungkapan kebingungan dan curhatku. Wassalam.
- Iwan FKIP 07 -
Promo Siakad SMS habis ? Terimakasih pada Mimbar Untan yang berkenan menerbitkan tulisan saya.Masa-masa akhir semester merupakan saat-saat yang dinantikan untuk melihat hasil jerih payah kita selama semester yang lalu. Berbondong-bondong mahasiswa datang ke Puskom untuk melihat nilainya meskipun harus antri dan terkadang harus berdesak-desakan. Apalagi yang berada di luar kota, harus mengurungkan rasa penasarannya itu untuk melihat nilai akhir mereka. Beberapa semester yang lalu, saya pernah membaca pengumuman bahwa telah hadir siakad SMS dimana kita hanya perlu mendaftarkan diri dan nomor telpon genggam kita lalu kita dengan mudah mengakses nilai akhir semester lewat HP. Saya sempat menikmati fasilitas tersebut namun sekarang tak pernah lagi. Hal tersebut sangat membantu dalam memantau perkembangan nilai saya apalagi jika ada nilai yang bermasalah, saya jadi bisa mengurusnya dengan segera. Apa yang membuat hal yang sangat baik tersebut tidak berjalan lagi ? Apakah masa promosi sms siakad telah habis ? - Heru -
Buletin Mimbar Untan Civitas Diterbitkan oleh : Lembaga Pers Mahasiswa Universitas Tanjungpura Pontianak Ketua Umum : Odilo Tarigasa Sekretaris Umum : Irwan Kurniawan Bendahara Umum : Sumarti Dewiyani Divisi PSDM : Dewi Hairani, Tri Mulyaningsih Divisi Litbang : Andri Setiawan, Riya Divisi Penerbitan : Ihwan Ridho, Rizky Amaliah
2
Divisi Penyiaran : Jumardi Budiman, Agus Witarsa Divisi Peusahaan : Suri Mayanti, Riza Erni Anggota Tetap : Iswandi, Yulia Citra, Sri P, Elia Maryanti, Suwendi Pemimpin Redaksi : Dewi Hairani Sekretaris Redaksi : Rizky Amaliah Redaktur : Agustinah, Odilo, Jb
Reporter : Jumardi B Fotografer : Jb Layouter : Odilo, IKur
Edisi khusus 53 / Thn.XII / September/ 2010
REDAKSI Alamat Redaksi : Jl. Daya Nasional Gedung MKDU Untan, HP: 081352592596. email:l pm_untan@yahoo.com, blog: lpmuntan.blogspot.com Percetakan : Artha Grafistama, Jl. Pahlawan No. 20 Telp.(0561) 765000-766000 (Isi diluar tanggung jawab penerbit).
Redaksi menerima tulisan berupa opini, essai, laporan kegiatan kampus, cerpen,hasil investigasi, surat pembaca disertai identitas diri. Tulisan diketik di lembaran folio dengan spasi ganda. Kirimkan ke Sekretariat LPM Untan, langsung. Redaksi berhak mengedit tulisan tanpa mengubah makna tulisan.
Surat Pembaca
Bagaimanakah Seharusnya?
Opini Civitas Civitas Opini Opini Civitas
Pers Mahasiswa Tonggak Demokrasi Kampus dan Pawang Ideologi Sosialis Mahasiswa
Oleh Jumardi Budiman
Z
aman reformasi tahun 1998 menjadi tonggak awal kebangkitan pergerakan mahasiswa. Kebebasan untuk menyampaikan pendapat, berserikat dan berkumpul sesuai dengan amanat Undang-Undang Dasar 1945 pasal 28 benar-benar dapat dilaksanakan oleh mahasiswa. Tidak ada lagi penangkapan dan pembungkaman suara mahasiswa seperti rezim sebelumnya. Kebebasan yang bertanggung jawab itu terjadi hampir di semua lini kehidupan masyarakat dan mahasiswa mulai dari kebebasan beropini, membentuk organisasi serta kebebasan untuk menyampaikan aspirasi atas sesuatu yang dianggap salah. Tak terkecuali Lembaga Pers Mahasiswa(LPM) yang dibentuk untuk memberdayakan mahasiswa. Kehadiran LPM di semua kampus saat ini dapat dikatakan sebagai suatu kebutuhan bagi mahasiswa. Salah satu kode etik jurnalistik adalah para jurnalis harus menyampaikan kebenaran tanpa menambah atau mengurangi kebenaran tersebut. Hal ini juga berlaku bagi jurnalis kampus yang tergabung dalam LPM. Fungsi utama LPM adalah mewartakan setiap peristiwa yang terjadi penting di sekitar kampus kepada masyarakat kampus. Dengan mengedepankan ideologi yang berlandaskan pada kode etik, LPM berkembang menjadi suatu lembaga yang independen dalam hal menyampaikan kebenaran, tanpa adanya intervensi yang merusak dari pihak-pihak lain. Fungsi kontrol juga dapat diperankan oleh setiap LPM di Indonesia dalam menanggulangi penyelewengan atau pelecehan terhadap nilai-nilai demokrasi kampus. Untuk dapat menjalankan perannya sebagai pengawas dan penuntun jalannya demokrasi kampus, mahasiswa yang tergabung dalam LPM itu justru harus lebih mengerti tentang makna demokrasi dan sanggup untuk
“”
Hari ini adalah hari ketika dendam mulai membatu . Dendam yang disimpan, lalu turun ke hati mengeras seperti batu. Guru bukan dewa yang selalu benar dan murid bukan kerbau yang tidak tahu apa-apa ( Cuplikan kalimat dalam Catatan Seorang Demonstran)
mengaplikasikannya dalam setiap lini kehidupan. Jangan sampai ideologi pers kampus terjajah oleh kediktaktoran penguasa kampus. Makna perjuangan menegakkan demokrasi yang tidak selalu identik dengan hasil instan, dapat teman yang berprinsip sama, atau dukungan dari semua pihak harus benar-benar tertanam dalam benak anggota LPM. Meski dapat cercaan, diserang dan anggap sebagai pemberontak, pilarpilar demokrasi harus tetap ditonjolkan oleh insan pers kampus. Sebagai pers kampus jangan sampai terpikat dan terjerat dalam kultur masyarakat ‘bisu’ . Namun lebih baik jika para anggota LPM dapat mengajak dan mengayomi mahasiswa lain untuk lebih giat dalam menegakkan demokrasi tanpa takut untuk dimusuhi dan bahkan disingkirkan oleh pihak-pihak yang memang tidak ingin demokrasi itu tegak. Salah satu tokoh yang berjuang menegakkan nilai-nilai keadilan di kampus adalah Soe Hoek Gie lewat buku “Catatan Seorang Demonstran” yang diterbitkan oleh LP3ES. Membaca sosok Gie ini identik dengan membaca suatu tipologis perjuangan seorang pelaku sejarah yang kesepian, tidak banyak teman mendukung atau boleh dikatakan sendirian melawan arus karena teman-teman perjuangannya lebih memilih kursi kemapanan dan kenikmatan kekuasaan.
Mengutip kata Khalil Gibran, “anak itu milik zamannya”. Semua yang dilakukan dan dihadapi oleh mahasiswa era reformasi memang tidak dapat sepenuhnya disamakan atau dijadikan tolak ukur perjuangan Gie. Gie menjadi anak muda idealis ditengah himpitan rezim yang berlaku tiran atau diktaktorian. Gie menemukan objek perlawanan yang benar-benar mengarah secara monolitik kepada bentuk penyelenggaraan kekuasaan yang jahat, khianat dan sesat. Gie bisa dengan lantang mengatakan bangsat kepada penguasa rezim saat itu (sebagian kata dalam Catatan Seorang Demonstran), namun ditengah masyarakat kampus yang lebih banyak menyuburkan para “bangsat”, para pedagang pendidikan, pemburu dan penyandang gelar palsu serta pembungkam kebebasan yang saat ini dikemas dalam sosok bermoral dan berwibawa, tentu tidak mudah pers kampus untuk menyebutkannya satu-persatu. Sekarang bukan zamannya pers kampus dengan gegabah turun ke jalan, melakukan demonstrasi atau celakanya terjerumus dalam tindakan anarki yang justru semakin menyudutkan posisi pers di tengah masyarakat kampus yang “bisu”. Orde reformasi harus disikapi dengan lebih kritis terhadap berbagai hal yang terjadi di lingkungan kampus yang berpotensi kembali memunculkan kaum neo jahiliyah dan upaya penciptaan masyarakat intelektual “gila gelar” pada sistem demokrasi kampus. Sikap kritis insan pers kampus dapat dituang dalam tulisan yang dapat meyadarkan mahasiswa lain akan bahaya para bandit intelektual dan aborsi nilai edukasi. Prinsip yang tetap harus dipegang oleh insan pers kampus bahwa pena itu lebih tajam dibandingkan pedang dan dengan ketajaman pena ini, realitas kaum bisu yang membelenggu masyarakat kampus bisa diubah. Hidup Pers Mahasiswa !!!! []
Edisi Khusus 53 / Thn.XII / September/ 2010
3
Headline HeadlineCivitas Civitas
JALAN BERLIKU PEMIRAMA BEM UNTAN
Jilid II
“Semestinya mahasiswa dapat memberikan contoh yang baik dalam pelaksanaan pemilu. Semuanya mesti transparan, dan jangan ada anarkisme seperti kebanyakan pemilihan yang berlangsung di masyarakat”, ungkap Eddy Suratman selaku PR III
oleh Jumardi Budiman
Polemik seputar Pemilihan Raya Mahasiswa (Pemirama) sepertinya sudah menjadi bagian dari agenda tahunan itu. Tahun lalu saja permasalahan jumlah suara yang menuai kontroversi dari berbagai pihak, tahun ini kembali permasalahan pada waktu penyelenggaraannya. Idealnya, Pemirama Untan tahun 2010 sudah dilaksanakan sekitar pertengahan Maret lalu. Dengan demikian, saat tahun ajaran baru tampuk kepemimpinan Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Untan seharunya sudah berganti. Namun, fakta di lapangan menunjukkan hingga akhir tahun ajaran 2009/2010, Presiden Mahasiswa yang saat ini dijabat oleh Aditya Nugroho belum dipurnatugaskan karena belum adanya ketua BEM yang baru. Padahal surat keputusan masa jabatan Aditya selaku ketua BEM periode 2009/2010 sudah berakhir pada akhir Juli lalu. Ironisnya lagi, Komisi Pemilihan Raya Mahasiswa (KPRM) baru
4
disahkan sekitar akhir Agustus melalui SK pengangkatan yang dikeluarkan oleh BEM Untan. Padahal KPRM merupakan pelaksana teknis Pemirama yang semestinya sudah dibentuk jauh hari sebelumnya agar persiapan menjadi lebih matang. Waktu pelaksanaan Pemirama yang molor ini sebenarnya tidak begitu disadari oleh semua mahasiswa di Untan, terlebih bagi mahasiswa yang memang tidak tertarik pada organisasi kemahasiswaan. Namun, masalahnya menjadi berbeda tatkala BEM Untan melalui bidang Sosial, Politik dan Advokasi (Sospolad)nya menerbitkan selebaran yang berisi ungkapan ketidakpuasan terhadap kinerja Dewan Perwakilan Mahasiswa (DPM) Untan yang dinilai lamban melaksanakan Pemirama. Kontan, hal ini kemudian menimbulkan pertanyaan dari kalangan mahasiswa tentang pelaksanaan Pemirama, terlebih hal ini mencerminkan tidak adanya koordinasi antara dua
Edisi khusus 53 / Thn.XII / September/ 2010
lembaga itu. Saat ditemui di sebuah kedai minuman beberapa waktu yang lalu, Eko Sanjaya selaku ketua DPM 2009/ 2010, membenarkan bahwa memang terjadi keterlambatan dalam pelaksanaan Pemirama tahun ini. Ia mengakui, mekanisme pelaksanaan pemirama belum berjalan sebagaimana mestinya. “Kita akui, ada beberapa oknum anggota DPM yang tidak aktif, akibatnya banyak program kerja terbengkalai, termasuk pelaksanaan Pemirama tahun ini” kata Eko. Ditambahkan pula, koordinasi dan komunikasi pihaknya dengan BEM Untan memang kurang. Namun Eko, membantah kalau DPM tidak melakukan tindakan apapun. Mereka pernah mengundang BEM fakultas untuk melakukan hearing atau dengar pendapat mengenai pembahasan rancangan undang-undang Pemirama, tapi hanya sedikit perwakilan BEM fakultas yang datang. Ditemui di tempat terpisah, ketua BEM 2009/2010, Aditya Nugroho mengungkapkan pihaknya telah mengingatkan DPM untuk segera membentuk KPRM agar Pemirama dapat segera terlaksana. “Kita sudah mengingatkan DPM sekitar bulan Februari dan Maret, namun rancangan undang-undang baru diajukan sekitar bulan Juni.”kata Aditya. Saat itu pihaknya langsung menyetujui mengingat waktu pelaksanaan yang sudah semakin mendekati akhir masa kepengurusannya. Senada dengan Eko, Aditya mengungkapkan masalah koordinasi dan komunikasi antara BEM dan DPM tidak begitu lancar sehingga ia
Headline Civitas Civitas CivitasHeadline Headline
Berkaca dari pemirama sebelumnya bahwa jumlah pemilih hanya berkisar 16,67 % dari total mahasiswa Untan, baik Eko maupun Aditya menekankan perlunya sosialisasi yang lebih luas mengenai sistematika pemilihan maupun calon ketua. mengaku tidak tahu alasan bahwa dalam penghitungan suara keterlambatan pengajuan RUU harus transparan dan diawasai semua pihak agar persoalan keabsahan Pemirama oleh DPM. Menanggapi hal itu, Pembantu jumlah suara tidak terulang kembali. Hal ini disetujui pula oleh Eddy Rektor III, Eddy Suratman mengatakan bahwa pihaknya tidak Suratman. Ia mengungkapkan bahwa akan mengintervensi masalah pemirama seharusnya dapat jadi tersebut. Ia hanya berharap, contoh ideal pelaksanaan proses semuanya dapat terselesaikan dengan demokrasi. “Semestinya baik, dan mahasiswa Pemirama d a p a t d a p a t memberikan t e t a p Berdasarkan Surat contoh yang berjalan Keputusan Rektor baik dalam meskipun p e l a k s a naan s u d a h Untan, masa bakti p e m i l u . sangat kepengurusan BEM Semuanya terlambat. m e s t i “Kalau Universitas transparan, dan a d a jangan ada masalah hingga Juli 2010 anarkisme bicarakan s e p e r t i baik-baik, karena kita organisasi mahasiswa kebanyakan pemilihan yang bukan OSIS lagi. Pihak rektorat berlangsung di masyarakat” tegas senantiasa siap membantu bila Eddy. Dengan waktu sesingkat ini, kita diperlukan baik dalam hal pembiayaan maupun masalah lain,” kata Eddy saat lihat saja apakah pelaksanaan diwawancarai via telepon beberapa Pemirama tahun ini dapat lebih baik dari sebelumnya atau malah semakin waktu lalu. Terlepas dari kendala internal buruk. Langkah Berani BEM Untan. kedua lembaga tersebut, kini Keputusan BEM Untan menerbitkan pelaksanaan pemirama tergantung dari kinerja KPRM yang telah selebaran yang mempertanyakan DPM untan dan terbentuk. Untuk itu, komisi yang kinerja diketuai oleh Sunardi, perwakilan menempelkannya ke seluruh majalah FMIPA dan beranggotakan sembilan dinding setiap fakultas memancing orang itu harus bekerja keras agar reaksi beragam dari kalangan perhelatan pesta demokrasi kampus mahasiswa untan sendiri terutama itu dapat terlaksana paling lambat para aktivis kampus yang memang bulan Oktober 2010 sesuai target yang memantau kinerja kedua lembaga ini. ditentukan baik oleh BEM mupun DPM. Ada yang heran atas langkah tersebut, Berkaca dari pemirama adapula yang hanya biasa-biasa saja. Salah satunya adalah Abdul Sofii, sebelumnya bahwa jumlah pemilih hanya berkisar antara 2000 sampai ketua DPM FKIP Untan. Mahasiswa 2500 pemilih atau sekitar 16,67 % dari pendidikan ekonomi ini turut total mahasiswa Untan, baik Eko membenarkan tindakan BEM Untan. maupun Aditya menekankan perlunya Menurutnya kinerja BEM untan tahun sosialisasi yang lebih luas mengenai ini mengecewakan dan tidak professistematika pemilihan maupun calon sional. “Selebaran itu merupakan kritikan ketua. Keduanya juga sependapat
positif buat DPM untan agar bertanggung jawab terhadap amanah yang diembankan, bukan malah sebaliknya”, tandas Abdul Namun, tanggapan berbeda datang dari Ardi, mahasiswa FKIP Untan. Ia menilai langkah BEM tersebut terlalu gegabah yang justru menampakkan bahwa antara BEM dan DPM tidak ada koordinasi sama sekali. Menurut Aditya, langkah tersebut diambil setelah usaha untuk menghubungi dan menanyakan ihwal Pemirama kepada DPM tidak mendapat respon dari DPM. Pembuatan selebaran itu juga merupakan niat baik BEM dalam membangun komunikasi dengan DPM. “Jangan dilihat pamfletnya, tapi substansinya. terbukti setelah selebaran itu dipublikasikan, DPM langsung merespon dengan mengajukan RUU Pemirama dan membentuk KPRM” jelas Aditya. Ia juga berharap dengan ditempelkannya selebaran tersebut, masyarkat untan menjadi tahu akan kinerja BEM dan DPM sehingga mempermudah pengawasan terhadap jalannya roda kepengurusan lembaga tersebut. Menanggapi hal tersebut, Eko Sanjaya selaku ketua DPM tidak banyak berkomentar. Pihaknya tidak akan menanggapi selebaran tersebut dengan berlebihan. “Justru penempelan selebaran itu sebagai bukti bahwa DPM masih diperdulikan,” tambah Eko [].
Pojok Bang Miun Mahasiswa adalah pejuang aspirasi rakyat, harus idealis dan menjaga solidaritas sesama. Berpikir dengan kepala dingin, bertindak secara arif.
Edisi Khusus 53 / Thn.XII / September/ 2010
5
Headline Civitas
Mengintip Sejarah Untan Oleh Ihwan Ridho
U
niversitas Tanjungpura (Untan) merupakan salah satu dari beberapa Perguruan Tinggi yang terdapat di Kalimantan Barat. Sebelum dinamai Untan, universitas ini bernamakan Universitas Daya Nasional karena masih dibawah naungan Yayasan Perguruan Tinggi Daya Nasional dan sebagai sebuah universitas swasta. Pendiri lembaga tersebut merupakan tokohtokoh politik dan pemuka masyarakat Kalimantan Barat yaitu Koesno, Sabam Henderik Marpaung, dan kawan-kawan pada tanggal 20 Mei 1959. Pada saat itu, universitas ini hanya memiliki dua fakultas yaitu Fakultas Hukum dan Fakultas Tata Niaga. Para tenaga pengajar pada masa-masa tersebut adalah para sarjana dan sarjana muda yang terdapat di daerah Kalimantan Barat.
6
Tanggal 16 Mei 1963, status Untan berubah menjadi universitas negeri berdasarkan Surat Keputusan Menteri PTIP Nomor 53 Tahun 1963. Dengan ditetapkannya sebagai universitas negeri, tanggal peringatan penetapan status universitas negeri ditetapkan pada 20 Mei 1963 dengan nama Universitas Negeri Pontianak (UNEP). Pada saat itu ditandai pula dengan dibukanya dua fakultas baru yaitu Fakultas Pertanian dan Fakultas Teknik serta perubahan nama Fakultas Tata Niaga menjadi Fakultas Ekonomi. Pelopor pembuka Fakultas Pertanian adalah Ir. Soedarso Rawidjo, Kepala Dinas Pertanian Prop. Kalbar dan pelopor pem-buka Fakultas Teknik adalah Ir. Ketut Kontra, Kepala PLN Kalbar saat itu. Sejalan dengan situasi politik RI tahun 1965, nama universitas diubah menjadi Universitas Dwikora (berdasarkan Surat Keputusan Presiden RI Nomor 278 Tahun 1965 tanggal 14 September 1965), sekaligus menandai pembukaan Fa-
Edisi khusus 53 / Thn.XII / September/ 2010
kultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (Fisipol) yang dipelopori oleh Drs. Soepardal, Kepala Bagian Sosial Politik pada Kantor Gubernur KDH Prop. Kalbar. Ketua Presidium dijabat oleh Kolonel Dokter Soegeng, Pakesdam XII Tanjungpura. Tak lama kemudian, Universitas Dwikora berganti lagi menjadi Universitas Tanjungpura (UNTAN) berdasarkan Surat Kepu-tusan Presiden RI Nomor 171 Tahun 1967. Nama Untan diambil karena berasal dari Kerajaan Tanjungpura yang merupakan kerajaan tertua di Kalimantan Barat dan terletak di Kabupaten Ketapang pada abad ke-14. Berdasarkan Surat Keputusan Presiden RI Nomor 39/14/1969, Letkol CKH Muhammad Isja, SH diangkat sebagai Rektor pertama. Seiring berjalannya waktu, kursi kepemimpinan Untan telah diduduki oleh 9 orang yang berbeda mulai dari Letkol CKH. Muhammad Isja, SH, Prof. Drs. Hindersah Wiraatmadja, Drs. Wan Usman, Ir. Soepartono Siswopranoto, Prof. Dr.H. Hadari Nawawi,
Mahmud Akil,SH, Ir. Hj. Purnamawati, Prof. Hj. Asniar Ismail, S.E., M.M., dan saat ini dipimpin oleh Prof. Dr. H. Chairil Effendi,M.S. Saat ini, Untan memiliki 9 Fakultas yang terdiri dari Fakultas Pertanian (Faperta), Fakultas Hukum (FH), Fakultas Ilmu Sosial dan Politik (Fisip), Fakultas Ekonomi (Fekon), Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP), Fakultas Teknik (FT), Fakultas Kehutanan, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) serta Fakultas Kedokteran. []
P
ojok Bang Miun
Untan, dahulu d i p e rj u a n g ka n untuk ada.
Kini, apa yang akan dilakukan ?
Kampus Civitas
Unit-Unit Kegiatan Mahasiswa Tingkat Universitas Oleh Dewi Hairani Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) merupakan tempat menyalurkan minat dan bakat, karena banyak ilmu yang akan didapat terutama ilmu terapan yang akan dipelajari bila sudah menjadi anggotannya. Tidak sedikit sarjana mendapatkan suatu pekerjaan yang berdasarkan ilmu yang didapatnya ketika menjadi anggota organisasi mahasiswa, yang tidak dapat di bangku kuliah. Berikut adalah beberapa UKM yang ada di lingkungan Universitas Tanjungpura yang beralamat di Jl. M. Isja Komp. PKM Untan. Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Pada awalnya BEM dikenal dengan Senat Mahasiswa Perguruan Tinggi (SMPT), baru pada tanggal 28 Maret 1999 berubah nama menjadi BEM. Lembaga ini berada di bawah naungan rektorat dan setingkat UKM. BEM berfungsi sebagai pemerintahan mahasiswa Untan yang tugas dan wewenangnya hampir sama dengan badan eksekutif pemerintahan RI, hanya saja yang menjadi rakyatnya adalah mahasiswa Untan yang ketuanya disebut dengan Presiden mahasiswa (Presma) juga dibantu dengan wakil dan menterinya. Jenis kegiatan BEM antara lain mengakomodasi minat dan bakat mahasiswa, penalaran ilmiah, advokasi dan sebagainya yang sesuai dengan program kerja. Untuk Periode 2009/2010, BEM Untan diketuai oleh Aditya Nugroho.
Koperasi Mahasiswa (Kopma) Untan Sesuai dengan namanya, UKM ini lebih menekankan pada kegiatan perkoperasian sekaligus sebagai tempat untuk belajar kewirausahaan. Unit kegiatan yang beralamat di jalan M. Isja ini juga menyediakan tempat pelayanan mahasiswa seperti warnet dan beberapa unit usaha lain.
Mahasiswa Pecinta Alam (Mapala) Untan UKM ini bisa jadi pilihan utama bagi mahasiswa yang memang suka berpetualang dan aktif di gerakan pecinta alam. Mapala untan berdiri tanggal 28 Oktober 1982 dan mempunyai tiga aspek fokus yakni pemberdayaan masyarakat, lingkungan hidup dan penelitian (yang biasa dilakukan pada saat ekspedisi). Kesetiakawanan adalah prinsip dasar organisasi ini. Pendidikan Lingkungan Hidup, Bina Desa Mapala, dan Ekspedisi Wajib merupakan beberapa contoh kegiatan tahunan Mapala. Selain itu, ada pula UKM yang bergerak di bidang pengembangan Seni Mahasiswa Untan yang dikenal dengan nama Sarang Semut. Adapun satu-satunya UKM yang telah terbukti mumpuni dalam mencetak calon wartawan yakni Lembaga Pers Mahasiswa Untan akan dibahas lebih mendalam pada halaman berikutnya. Racana Karang Tanjung Junjung Buih Untan UKM Pramuka Untan merupakan tingkat lanjut organisasi kepanduan di tingkat universitas. Gugus Depan 04041-04042 Tanjungpura ini didirikan pada tanggal 13 desember 1981. Motto dalam berorganisasi: “Luhur Budi, Ikhlas Berbhakti, Pandu Sejati, Teguh Memegang Janji�. Riyan Febrianto yang menjabat sebagai ketua adat putra dan Kurniawati AR sebagai ketua adat putri serta para anggotanya telah merumuskan visi UKM Pramuka Untan (Racana Karang TunjungJunjung Buih) periode 2010-2011 adalah sebagai tempat pilihan pengembangan dan pembentukan aktifitas mahasiswa. Adapun aktivitas yang biasa dilakukan antara lain penerimaan anggota baru 2 kali setahun (Oktober dan Februari), latihan rutin bagi anggota, Pesta Siaga dan Malam Perayaan Hut Gudep, memberikan penghargaan kepada anggota yang berprestasi, menyelenggarakan Tanjungpura’s Scoutmentship Camp (TSC), menyelenggarakan Tour The Scout Pramuka tingkat penggalang pada bulan Februari dalam rangka memperingati Hari Boden Powell, melakukan bakti Pramuka, melakukan studi perbandingan antar Racana, melaksanakan aktivitas keagamaan, olahraga rutin bersama. Sekretariat Pramuka beralamat di Jl. M. Isja Komp. PKM Untan Edisi Khusus 53 / Thn.XII / September/ 2010
7
Kampus Civitas Persatuan Olahraga Beladiri Untan (POBU) Organisasi ini dikhususkan bagi mahasiswa yang ingin belajar dan berlatih olahraga beladiri seperti karate, tae kwon do, boxing, kempo dan olahraga beladiri lainnya. Selain mahasiswa Untan, UKM yang melatih kekuatan fisik dan mental ini juga menerima anggota dari kalangan pelajar. Anggota POBU biasanya berlatih di aula PKM Untan yang letaknya di depan sekretariat POBU dan masih dalam kawasan komplek PKM Untan. Tak jarang, anggota POBU juga diprecaya untuk mewakili Untan bahkan Kalimantan Barat dalam beberapa event beladiri tingkat regional maupun nasional.
Korps Sukarela (KSR) PMI Unit Untan Organisasi ini dibentuk untuk menyalurkan minat mahasiswa yang aktif dalam berbagai kegiatan kemanusiaan, yang mana setiap anggotanya akan mendapatkan pelatihan kepalang merahan dan kesehatan yang dapat berguna dalam kehidupan sehari-hari. UKM yang kini diketuai oleh Muhammad Syukri ini memiliki 3 bidang kegiatan yaitu Pertolongan Pertama (PP), Perawatan Keluarga (PK) serta search and rescue (SAR). Peringatan Hari Kesehatan dan Palang Merah Sedunia (HKPMS) merupakan kegiatan rutin KSR. Upacara, aksi simpatik, donor darah sampai bakti sosial adalah rangkaian dalam kegiatan tersebut. dalam menjalankan kegiatannya,organisasi ini selalu berpegang pada tujuh prinsip dasar palang merah yaitu kemanusiaan, kesamaan, kenetralan, kemandirian, kesukarelaan, kesatuan dan kesemestaan. Lingkar Ilmiah Studi Mahasiswa (Lisma) Organisasi ini sangat cocok sekali bagi mahasiswa yang gemar dengan dunia tulis menulis. Teknik-teknik penulisan karya ilmiah ini akan didapati dalam organisasi ini. Lisma berdiri pada tanggal 18 September 2005. Organisasi yang sekarang diketuai oleh Rafindra Ashari Lumban Tobing mempunyai visi membangun dan meningkatkan tradisi ilmiah mahasiswa Untan demi terwujudnya atmosfer akademis yang kondusif dan konstruktif sehingga mampu berpikir dan bersikap secara ilmiah-kritis. adapun misi yang ingin dicapai yakni menciptakan suasana dan sikap ilmiah dalam organisasi khususnya dan civitas akademika Untan pada umumnya dengan berbasis pada nilai intelektual, religious, pengabdian dan keadilan.
UKM Peduli Lingkungan Hidup “Hijau Bersih� (UKM PLH Hiber) Organisasi ini berdiri pada tanggal 8 Oktober 2008 dibentuk untuk membantu upaya-upaya peningkatan kualitas Lingkungan Hidup dengan misi menyelenggarakan dan membantu aksi nyata untuk peningkatan kualitas lingkungan hidup, melakukan advokasi dengan lembaga-lembaga lain, melakukan publikasi, edukasi, dan sosialisasi lingkungan. Saat ini diketuai oleh Beny Thanheri. Untuk kegiatan tahun ini di hiber adalah optimalisai program pohon asuh keluarga, rekrument relawan hijau, green mission (eventevent lingkungan hidup seperti penanaman, kampanye ke sekolah, green music festival, aksi simpatik dll), talkshow in radio dan tv, pelayanan informasi lingkungan. Sarang Pengembangan Seni Mahasiswa Universitas Tanjungpura (Sarang Semut ) Resmi menjadi sebuah UKM lpada saat launching Unit Kegiatan Mahasiswa Sarang Semut tahun 2009 di Nineteen Cafe. UKM ini merupakan tempat untuk belajar berorganisasi sekaligus mengembangkan minat dan bakat bagi mahasiswa Untan khususnya yang memiliki bakat di bidang seni baik itu seni musik, seni tari, design grafis, fotografi, seni lukis, serta seni lainnya baik yang bersifat modern maupun tradisional. Sekretariat di Komplek Gedung UKM jalan M.Isja
8
Edisi khusus 53 / Thn.XII / September/ 2010
Kampus Civitas Badan Kerohanian Mahasiswa Islam (BKMI) Organisasi ini juga bergerak di bidang pembinaan kerohanian mahasiswa yang khususkan bagi mahasiswa yang beragama islam dan membawahi Lembaga Dakwah Kampus (LDK) yang ada masing-masing Fakultas. BKMI terbentuk pada tanggal 19 januari 1982. menjabat sebagai ketua adalah Tomi Tri Handoko. BKMI juga sebagai pusat komunikasi daerah (Puskomda) Kalimantan Barat yang merupakan wadah silaturahmi Lembaga Dakwah Kampus se-Kalbar serta anggota Forum LDK Nasional. Agenda tahunan BKMI yakni Studi Islam Kampus (Studika), Tabligh Akbar, Training Kader, Pelatihan Manajemen Dakwah Kampus, Gebyar Kreativitas Muslimah, BKMI On Air, BKMI Peduli , Milad BKMI dan peringatan hari besar Islam lainnya. Keluarga Mahasiswa Katolik (KMK). Organisasi kerohanian ini berdiri pada tanggal 1 Juli 1990 dibentuk wadah khusus Mahasiswa Katolik yang dikenal dengan KMK dengan BKMK sebagai induk organisasinya. Yang mempunyai visi dan misi yaitu visinya menjadikan organisasi Keluarga Mahasiswa Katolik sebagai wadah pembinaan rohani, sarana Komunikasi, pusat pengembangan kreativitas Mahasiswa dan persiapan kader pemimpin yang Kreatif, inspiratif dan inovatif. Salah satu misi dari KMK yaitu menjadikan KMK sebagai wadah pemersatu seluruh Mahasiswa katolik di lingkungan Untan. Dibawah pimpinan Hermanus Senyan, organisasi ini memiliki agenda tahunan yaitu Orientasi Kegiatan Pembinaan (Orbakina), Latihan Kepemimpinan Keluarga Mahasiswa Katolik (LKKMK), Kemah Bakti Sosial Mahasiswa Katolik (KEBASISTO), Ziarah, Dies Natalis. Persekutuan Mahasiswa Kristen (PMK) Organisasi ini yang diketuai oleh R. Septiani Windyasari yang mempunyai visi dan misi yaitu visinya melayani mahasiswa untuk menerima Yesus Kritus sebagai Tuhan dan Juru selamat pribadi, membina, melatih serta mengutus sebagai alumni Kristen yang menjadi berkat di tengah keluarga, pekerjaan, masyarakat, gereja serta bangsa dan Negara. Sedangkan salah satu misi PMK yaitu melaksanakan penginjilan agar mahasiswa menerima Yesus kristus sebagai Tuhan dan juru selamat pribadi.
Kami berharap semoga semua informasi tentang UKM yang kami sajikan dapat bermanfaat bagi mahasiswa baru untuk menentukan pilihan berorganisasi yang sesuai dengan minat dan bakat masing-masing sehingga dapat mengembangkan potensi yang dimiliki.[]
Edisi Khusus 53 / Thn.XII / September/ 2010
9
Tips Civitas
Tips Menyesuaikan Diri di Lingkungan Kampus Oleh: Irwan Kurniawan
Sebelumnya kita luruskan dulu niat saat kita memulai suatu agenda. Agar tidak jauh dari harapan kita. Tips ini didapat dari pengalaman. adapun tips-tipsnya adalah sebagai berikut. 1. Sebagai pendatang baru hendaknya berlaku sopan dan ramah pada semua orang, apalagi pada orang yang terdahulu di lingkungan itu. 2. Usahakan sikap dan penampilan kita tampak santai dan tidak terlalu mencolok agar tidak menyebabkan banyak asumsi tentang kita. 3. Banyaklah bertanya dan analisa kembali, sehingga
10
kita bisa mudah bersosialisasi 4. Persiapkan planning selanjutnya melalui informasi yang dikumpulkan dari banyak bertanya tadi. 5. Carilah teman yang sepaham dan sejalan (maksudnya bukan untuk pilih-pilih teman tapi orang yang dipercaya) serta sebisa mungkin usahakan merendah diri, 6. Selama itu baik, ikutilah kegiatan yang diadakan kampus karena dari situlah kita banyak mendapat pelajaran/ pengalaman, teman dan bisa tetap exist. 7. Pergunakanlah bahasa yang benar agar lawan bicara
Edisi khusus 53 / Thn.XII / September/ 2010
dapat mengerti dan tidak menganggap kita aneh. 8. Yang terakhir tetap semangat karena masih banyak yang perlu dicari dan bukan sekedar kuliah semata. Dinamika kehdupan kampus itu asyik dengan banyak lika-liku, bagaikan miniatur kehidupan di dunia. Di dalamnya ada politik, bisnis, perjuangan, cerita (cinta, sedih, senang dan lucu) dan banyak lagi.Tidak ada kata tidak bisa..!!! sebelum dicoba. Setelah di jalani barulah kita tahu rasanya. Oke coy, selamat mencoba!
Profil Civitas
Belajar menjadi Wartawan Kampus & Penyiar Radio Manfaatkan masa perkuliahan untuk belajar berorganisasi dan mempelajari dunia jurnalistik sedini mungkin Mendapatkan status baru sebagai mahasiswa, tentu membutuhkan penyesuaian. Mahasiswa, dituntut mampu mandiri, disiplin dan bisa membangun diri agar menjadi seorang lulusan yang berkualitas. Pada masa-masa semester awal, sebagian besar mahasiswa baru bingung dan malu untuk beradaptasi dengan iklim belajar mengajar yang berbeda di jenjang pendidikan terdahulu. Solusi untuk mengatasi rasa bingung dan rasa malu itu ialah dengan melakukan penyesuaian diri seoptimal mungkin. Caranya bisa dengan komunikasi dengan dosen pembimbing akademik atau dengan para senior. Orangorang inilah yang sekiranya dapat memberikan pandangan untuk bagaimana menjalani masa perkuliahan. Sebagai seorang intelek yang sedang ditempa di kampus, pembangunan karakter merupakan bagian yang tidak bisa diabaikan, karena karakter dirilah yang nanti menuntun ke arah kesuksesan hidup. Dalam proses pembentukan karakter diri, kegiatan intrakurikuler belum cukup memadai dan harus didukung dengan kegiatan ektrakurikuler seperti organisasi kampus. Melalui organisasi kampus, mahasiswa diajak belajar bersama mengembangkan potensi diri sesuai dengan minatnya serta mampu menjalankan sebuah organisasi. Hal positif lainnya ialah berkesempatan memperoleh relasi dengan mahasiswa multi angkatan dan jurusan yang berbeda. Lembaga Pers Mahasiswa Untan (LPMU) merupakan salah satu wadah mahasiswa yang tertarik untuk belajar menjadi seorang wartawan kampus dan penyiar radio. Untuk bisa terdaftar sebagai anggota LPMU, mahasiswa tersebut tidak harus mengerti dengan dunia jurnalistik namun kemauan belajar yang tinggi paling dipentingkan. Seorang calon anggota LPM dibentuk untuk bisa menguasai dunia jurnalistik baik media cetak maupun media elektonik radio komunitas. Proses pembelajaran dunia jurnalistik meliputi tahap pengenalan dasar-dasar jurnalistik, tahap penguatan pengetahuan disertai dengan praktek langsung, dan tahap pengembangan kapasitas jurnalistik tingkat lanjut. Selain itu juga, anggota LPMU dilatih untuk bisa menjadi seorang organisatoris yang memiliki kapasitas baik dalam memanajemen sebuah organisasi melalui bimbingan para senior dan alumni LPMU. Dalam setahun, ada banyak kegiatan yang diprogramkan LPMU bagi para anggotanya antara lain: pelatihan-pelatihan jurnalistik, kunjungan media ke redaksi harian-harian lokal serta stasiun radio yang ada, up-grading pengurus, peringatan HUT LPMU serta Untan Voice Radio (Radio Komunitas Untan/ UV), buka puasa bersama para alumni LPMU serta agenda-agenda seru lainnya. Sebagai wujud nyata kehadiran dan eksistensi LPMU sebagai satu-satunya Unit Kegiatan Mahasiswa yang bergerak di bidang jurnalistik di Untan, ada beberapa
Foto: Anggota LPMU sedang bersiaran produk yang ditawarkan kepada komunitasnya yaitu: Media Cetak: Buletin Civitas yang terbit setiap bulan, Tabloid Mimbar Untan yang terbit setiap 6 bulan, Majalah Mimbar Untan yang terbit setiap 1 tahun. Media Elektronik – Radio Komunitas. Siaran / on-air selama masa perkuliahan di kalender akademik (dari Pukul 14.30 – 22.30) Sejak berdirinya LPMU hingga sekarang telah mencetak banyak sumber daya manusia yang berkompeten di bidang jurnalistik khususnya antara lain Mursalin (Redaktur Harian Pontianak Post), Nur Iskandar (Pimred Harian Borneo Tribune), Faizal Riza (Ketua KPID Kalbar), Nina Soraya (Wartawan Tribune Pontianak), Heriyanto (Kontributor KBR 68H). LPMU salah satu Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) tingkat Universitas. Nama LPMU telah diresmikan sejak 11 tahun yang lalu. Pada tanggal 25 April 1999, LPMU secara resmi dikelola oleh mahasiswa secara independen tanpa ada campur tangan pihak rektorat. Sebelumnya, LPMU dikenal dengan nama Mimbar Untan sejak tahun 1984 hingga 1999 di bawah naungan dari Humas Untan dengan nama produk “Suara Mahasiswa”. Nama produk “Suara Mahasiswa” ini kemudian diganti menjadi “Mimbar Untan” pada tanggal 1 Agustus 1984. Di tahun 1984 hingga 1992, Mimbar Untan dikelola secara utuh oleh para dosen yang direkrut oleh pihak rektorat. Seiring berjalannya waktu, pada tahun 1992 krisis sumber daya manusia yang dialami keredaksian “Mimbar Untan” membuat pihak rektorat merekrut mahasiswanya menjadi reporter. Sejak saat itu warna dan corak tulisan terbitan Mimbar Untan mengalami perubahan yang signifikan. Dalam perkembangannya, manajemen Mimbar Untan merasakan bahwa perlu adanya suatu gebrakan baru untuk memperlancar arus informasi kepada mahasiswa Untan melalui media lain selain media cetak. Oleh karena itu, pada tanggal 07 Desember 2001 Radio Komunitas bagi masyarakat Untan resmi dibentuk dengan nama “Untan Voice Radio”. Keberadaan radio komunitas ini dibawah naungan LPMU, sejajar dengan 4 divisi LPMU lain. Saat ini siaran UV dapat didengarkan di frekuensi 107,9 FM. Sruktur Kepengurusan LPMU terdiri dari 3 pengurus inti (ketua umum, sekretaris umum, bendahara umum) dan 5 Divisi (Penerbitan, Penyiaran, PSDM, Litbang, Perusahaan). Posisi kepala divisi penyiaran sebagai direktur radio komunitas mahasiswa Untan, Untan Voice (UV) Radio. [] Edisi Khusus 53 / Thn.XII / September/ 2010
11
Seremonial Civitas
oleh Rizky Amaliah
Event nasional Pekan Seni Mahasiswa X yang diselenggarakan sejak 24 Juli hingga 29 Juli 2010, berlangsung dengan sukses dan meriah. Kompetisi yang diikuti oleh tiap utusan dari 30 provinsi ini, mempercayakan Pontianak sebagai tuan rumah penyelenggara. Hal ini sekaligus menjadi kebanggaan karena Kalimantan Barat sebagai propinsi pertama di Pulau Kalimantan yang menjadi tuan rumah Peksiminas. “Positif sekali dengan kegiatan seperti ini, apalagi Kalbar yang menjadi tuan rumah. Ini merupakan suatu penghargaan bagi masyarakat Kalbar”, kata Uray Basrah Arya, pensiunan dinas pendidikan Kota Singkawang yang turut menghadiri acara ini. Hal senada juga diungkapkan oleh Aulia Rahim, mahasiswi STIT Syarif Abdurrahman yang mengaku bangga dengan acara seperti ini apalagi diadakan di Kalimantan Barat. Di bawah koordinasi Eddy Suratman selaku ketua umum Peksiminas, acara yang ditaksir menelan anggaran dana hingga 2,6 Milyar rupiah ini dapat terlaksana dengan baik. Menurut Ketua Harian Peksiminas, Harlia, tidak ada kendala dalam persiapan acara ini. “Untuk kendala hampir tidak ada karena pada saat juri ke sini dan meninjau tempat, mereka sudah merasa sempurna dan dinilai sebagai panitia paling siap sepanjang
12
Peksiminas”, ungkap Harlia, yang juga pernah menjadi Ketua Umum Peksiminas. Hal ini tentunya sejalan dengan komitmen yang disampaikan Eddy Suratman pada 19 Juli lalu yang mengatakan bahwa panitia tidak hanya mengharapkan kontingen Kalbar menang tetapi yang ter-penting terlebih dahulu kita dapat menjadi tuan rumah yang baik. Peksiminas X ini mengusung tema “Melalui Peksiminas Kita Tingkatkan Kreativitas Mahasiswa Indonesia Dalam Mewujudkan Generasi Muda yang Cerdas dan Kompetitif”. Ada 16 tangkai seni yang diperlombakan dalam Peksiminas X yaitu nyanyi pop, nyanyi dangdut, vokal grup, keroncong, seriosa, tari, baca puisi, penulisan cerpen, penulisan lakon, film pendek, poster/ desain grafis, seni lukis, fotografi, dan komik strip. Setiap tangkai seni dinilai oleh tiga juri yang terdiri atas dua juri dari pusat dan satu juri lokal. Untuk penilaian juara umum dilakukan oleh
Edisi khusus 53 / Thn.XII / September/ 2010
juri khusus. Ada yang berbeda dalam penyelenggaraan Peksiminas X ini. Salah satu perbedaan yang mendasar yaitu penggunaan Teknologi Informasi secara lebih maksimal mulai dari publikasi, pendaftaran secara on-line, hingga perhitungan nilai. Ada web khusus Peksiminas yang ditematkan di Jakarta sebagai jaringan utama untuk mempermudah akses informasi mengenai Peksiminas. Namun tampaknya hal ini belum direspon secara baik oleh para peserta, tergambar dari rekapitulasi pendaftaran secara online sebanyak 5 kontigen dari total peserta 30 kontingen. 5 kontingen yang telah memanfaatkan fasilitas pendaftaran peserta secara on-line yaitu DKI Jakarta, Nusa Tenggara Barat, Bandar Lampung, Jawa Timur, dan Sulawesi Tengah sedangkan 25 provinsi lain mendaftarkan kontingennya secara manual. Kegiatan Peksiminas X 24 Juli 2010 dimulai dengan kedatangan para kontingen dari beberapa propinsi dan juri sekaligus melakukan registrasi peserta. Ada beberapa propinsi yang telah datang sejak dua hari sebelumnya yaitu Aceh, Sulawesi Tengah, dan Kepulauan Riau dan ada pula kontingen dari Propinsi Papua yang terlambat datang. Banyak sekali kesan dan tanggapan dari para kontingen dari luar daerah mengenai kedatangan mereka untuk pertama kalinya di Pontianak, antara