Civitas edisi 56

Page 1

Edisi 56/Thn.XII/Maret/2011


Surat Pembaca

Layanan Akedemik Kurang Efektif Assalammualaikum Wr. Wb. Terima kasih karena redaksi Mimbar Untan telah bersedia memuat tulisan saya. Saya mahasiswa Kehutanan angkatan 2010, saya harap pihak Pertama-tama kami ucapkan rasa syukur kehadirat TME karena telah memberikan nikmatnya berupa kesehatan sehingga kami dapat menyelesaikan Civitas edisi 56. Tak lupa kami ucapkan terima kasih buat kru Mimbar Untan yang telah bersusah payah mengumpulkan informasi-informasi untuk terus berkarya. Produktivitas kami sebagai wartawan kampus sedang diuji, karena keterlambatan produk yang kami buat. Tapi itu bukanlah hal yang disengaja, memang kesibukan kuliahlah yang sedikit menyita waktu untuk liputan. Sekuat tenaga kami berusaha meluangkan waktu untuk memberikan informasi kepada Civitas Akademika Kampus. Pada Civitas edisi 56 ini, kami mengangkat permasalahan Dana Internet yang lagi hangat-hangatnya menjadi pembicaraan mahasiswa serta DPM dan Klarifikasi sebagai Headline Civitas, selain itu kami juga memuat profil tentang Thamrin Usman yang telah menduduki kursi nomor satu di Untan periode 20112016, serta berbagai informasi-informasi ringan dikolom-kolom yang lainnya. Demikianlah gambaran tentang berita di Civitas edisi 56 ini. Semoga informasi yang kami suguhkan dan datangnya dari berbagai sumber yang telah dipercaya dapat bermanfaat buat CIvitas Akademika Kampus. Selamat buat kru Miun yang baru saja dilantik sebagai wartawan kampus, semoga tetap memberikan yang terbaik untuk Miun dan Untan serta tetaplah menjadi jurnalis yang independen!!! Akhir kata kami ucapkan selamat menikmati sajian informasi dari kami.

Untan dapat meningkatkan kinerjanya dalam memfasilitasi mahasiswa terutama dalam bidang sistem informasi komputer. Karena saat pengisian LIRS secara online terkadang kami harus menunda-nunda, pasalnya sistem layanan akademik yang sering terganggu bahkan yang tidak terkoneksi maupun loadingnya lama. Seharusnya pihak Untan lebih serius dalam menangani fasilitas untuk mahasiswa apalagi sebagai satu-satunya Universitas negeri paling bergengsi di Kalimantan Barat. Sekian dari saya, saya ucapkan terima kasih. Wassalammualaikum Wr. Wb. Helmi Mahasiswa Kehutanan 2010

Dosen Sering Bolos Assalammualaikum Wr. Wb. Terima kasih kepada LPMU telah memberi kesempatan untuk menerbitkan surat ini. Akhir-akhir ini saya merasa kecewa dengan kinerja dosen yang sering tidak masuk atau sering bolos dalam menyalurkan ilmunya. Untuk satu kali kita tidak mempermasalahkan, tetapi hal ini berkali-kali dilakukan. Hal ini membuat kita kecewa saat datang ke kampus. Saya harap pihak Untan bisa lebih memperhatikan permasahalah sepele ini, jangan sampai lagi ada kekosongan mata kuliah apalagi malah tidak memberikan konfirmasi kepada kami di kampus. Sekian dan terima kasih. Wassalammualaikum Wr. Wb.

Mahasiswa Kehutanan

Buletin Mimbar Untan Civitas Diterbitkan oleh : Lembaga Pers Mahasiswa Universitas Tanjungpura Pontianak Ketua Umum : Odillo Tarigasa Sekretaris Umum : Irwan Kurniawan Bendahara Umum : Sumarti Dewiyani Divisi PSDM : Dewi, Tri, Nopri, Vito Divisi Litbang : Riya Yulharmaini Divisi Penerbitan : Ihwan Ridho, Rizky Amaliah,

2

Ayu Gintari, Meidi Prasetyo Divisi Penyiaran : Agus Witarsa, Yulia Citra, Lukman Divisi Perusahaan : Suri Mayanti, Riza Erni, Pemimpin Redaksi : Mulyadi Sekretaris Redaksi : Tsalas Redaktur : Odillo, Rizky, Ridho

Edisi 56/Thn.XII/Maret/2011

Reporter : Ayu, Nopri, Vito, Lukman, Meidi, Anwar, Asmadi, Sam’an, Marikun, Nabu Fotografer : Ridho, Ayu Ide Karikatur : Meidy Prasetyo, Lukman, Nabu Layouter : Nabu

REDAKSI Alamat Redaksi : Jl. Daya Nasional Komplek Gedung MKDU Pontianak 78124 e-mail : lpm_untan@yahoo.com Telepon : 081352592596 Percetakan : Artha Grafistama, Jl. Pahlawan No. 20 Telp.(0561) 765000-766000 (Isi diluar tanggung jawab penerbit). Redaksi menerima pemasangan iklan, tulisan berupa opini, essai, laporan kegiatan kampus, cerpen,hasil investigasi, surat pembaca disertai identitas diri. Tulisan diketik di lembaran folio dengan spasi ganda. Kirimkan ke Sekretariat LPM Untan, langsung. Redaksi berhak mengedit tulisan tanpa mengubah makna tulisan.


Opini Civitas

KETIKA SUMPAH ITU HANYA ISAPAN JEMPOL BELAKA Ketika kita mengingat, mengenang dan merenungkan tanggal 28 oktober terbayanglah bahwa hari-hari tersebut merupakan hari yang penuh perjuangan, hari yang penuh inspirasi, hari yang penuh penjiwaan dari resapan jiwa terdalam dan penuh semangat tinggi. i mana para pemuda mengucapkan sumpah dengan penuh keharuan, penjiwaan dan penghayatan yang mendalam. Sumpah atas bertanah air satu TANAH AIR INDONESIA, berbangsa satu BANGSA INDONESIA, menjunjung tinggi bahasa persatuan BAHASA INDONESIA. Saat itu Indonesia masih di dalam genggaman dan cengkraman koloni–koloni bangsat. Tetes demi tetes darah mengalir dari raga menodai ibu pertiwi karena hanya untuk satu kebebasan, satu kemenangan dan satu kemerdekaan yang diperjuangkan oleh para yang menginginkan kemerdekaan bagi tanah air tercinta, INDONESIA RAYA. Sudah 82 tahun ibu pertiwi menyimpan dan mengenang peristiwa bersejarah itu, yang mana tiap tahun hari itu selalu di peringati oleh rakyat, khususnya kaum muda yang masih membara dan bergelora jiwanya, yang ingat akan perjuangan para pemuda pemudi di masa itu. Tiada ucapan terima kasih untuk rasa syukur, tiada kado untuk kenangan, tapi hanyalah suatu heningan sesaat mengingat dan mengenang jasa-jasa para pemuda pemudi saat dulu kala. Indonesia bisa bebas dan berdiri tegak , bendera merah putih me-njulang tinggi kelangit biru dan kemerdekaan tanah pertiwi ini juga berkat pikiran, pengorbanan dan perjuangan dari kaum muda. Beda zaman beda budaya beda pemimpin. Sekarang sumpah pemuda yang pernah menjadi auman asia itu, hanyalah sebagai simbolik tahunan, Sumpah pemuda hanyalah isapan jempol belaka yang hanyut ditengah hembusan angin pada saat upacara pada tanggal 28 Oktober.

D

Apa yang dibuat pemuda disaat mengenang sumpah pemuda? Apa hanya upacara tahunan? atau karnaval tahunan, dengan aksi ? atau hanya urak–urakkan dijalan yang tidak tentu arah?Apa itu pemuda yang diharapkan para pemuda terdahulu dan apakah itu generasi yang diharapkan untuk menjadi ujung tombak negeri ini? Kita hanya bisa bicara, memerintah, menyorakkan angan, harapan impian yang hanya dikandas otak kita sendiri, bukannya berbuat sesuatu untuk segenap bangsa kita ini. Dimana jiwa dan raga pemuda terdahulu yang idealis dan nasionalis. Apakah sudah terkubur habis dimasa pejuang saat itu? Jawabannya hanya terletak dalam sanubari kita yang terdalam. Sedih rasanya melihat nasib pemuda sekarang, air mata yang berlinang ini ingin meneriakkan, meronta dan memberontak Andai mempunyai raga yang utuh melihat para pemuda yang mengkhianati bangsanya sendiri. Para koruptor, para oknum berdasi merah dan para penjilat kemewahan yang dulunya pernah menjadi muda, pernah mengucapkan sumpah pada saat upacara sendiri menodai dan mendustai kesucian sumpah itu, menjajah bangsanya sendiri dan memunafikkan segala kebenaran untuk bangasanya sendiri. Kesucian sumpah rasanya diinjak–injak tanpa melihat siapa yang meneriakkannya, siapa yang memperjuangkannya dan untuk apa sumpah itu hidup selama 82 tahun. Rasanya tragis, rasanya ingin mencaci maki, merobek setiap lapis kulit tubuhnya dan membakarnya hidup– hidup Tapi itu bukan solusi kawan, itu bukan juga berarti menghilangkan segala sengsara dan penderitaan bangsa kita yang semakin menambah suatu permasalahan baru lagi.

oleh : Ishak Vito *

Kita ini pemuda, kita ini mahasiswa, kita ini agent of change, agent of control dan generasi pembaharu serta ujung tombak bangsa ini. Sakit jangan dibalas sakit, luka jangan dibalas luka, darah jangan dibayar dengan darah dan bahkan mati sekalipun janganlah dibalas kematian yang lebih tragis. Kita pemuda punya sejuta inspirasi, sejuta argumentasi, sejuta aplikasi dan bahkan sejuta aksi. Sudah saatnya kita bertindak dan bergerak didalam kegelapan dengan sebuah pelita yang terangnya menyelimuti dan menggumpalkan seisi kegelapan. Sudah saatnya kita bangun dari tidur yang bermimpikan kemewahan dan khayal yang tidak abadi, sudah saatnya kita bebaskan diri kita dari ego yang menyengsarakan diri dan bangsa ini. Sekarang saatnya kita pemuda melawan penjajah dari bangsa kita sendiri untuk mencapai kemerdekaan sejati dan kekal abadi, sekaranglah saatnya kita buktikan kalau kita pemuda juga bisa mengukir sejarah dalam bangsa bahkan didunia ini dan sekaranglah saatnya kita hidupkan kembali semangat perjuangan dan pengorbanan para pejuang kita terdahulu dalam jiwa dan raga kita !!! INI DADAKU, MANA TINJUMU !!! BERIKAN 10 ORANG PEMUDA, MAKA AKAN KU GEMPARKAN DUNIA INI !!! kata SOEKARNO…. Maju adalah Perjuangan , Mundur adalah Pengkhianatan !!! Diam Tertindas atau Bangkit Melawan !!! Dari Orang yang menginginkan kemerdekaan sejati di tanah IBU PERTIWI !!! []

*) Penulis adalah Wk. HMJ P.IPS FKIP Untan Edisi 56/Thn.XII/Maret/2011

3


Headline Civitas

Kurang Sosialisasi, Dana Internet Dipertanyakan Dana internet sebesar Rp100ribu untuk mahasiswa baru yang tertera di SPP menuai protes. Pasalnya dari 4ribuan mahasiswa baru, hanya sekitar 1/4 yang rasakan manfaatnya dana. Selain itu, kurangnya sosialisasi dari pihak Untan, kegunaan dan tranparansi anggaranpun dipertanyakan.

KARIKATUR LUKMAN

Oleh Mulyadi ahasiswa Fakultas Kehutanan Angkatan 2010 Muhammad Budiman mengatakan tidak pernah menggunakan fasilitas internet dari Untan, padahal SPP sudah dibayarkan. “Saya sama sekali tidak pernah menggunakan fasilitas internet yang tercantum diresi pembayaran yang tercatat. Saya juga bingung untuk apa dana internet itu,” kata Budi Sabtu (5/3). Hal serupa dikatakan oleh Mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Politik angkatan 2010 Jamaludin, ia mengaku bingung mengenai uang yang dibayarkan ke Untan pada semester pertama dan semester dua. Bahkan ia baru sadar, ada pembayaran untuk internet. “Sepertinya banyak teman saya yang tidak tahu adanya dana itu, dan untuk apa,” ujarnya. Jamal, heran mengapa dana tersebut harus dibayarkan untuk mahasiswa. Boleh dihitung dari kalkulasi jumlah mahasiswa

M

4

Edisi 56/Thn.XII/Maret/2011

keseluruhan di Untan khususnya mahasiswa angkatan 2010 yang mengetahui dan bahkan menggunakan dana tersebut paling hanya sebagian saja. “Saya yakin, banyak yang tidak tahu untuk apa dana internet itu. Jika ada yang tahu pun dari teman-teman. Heran juga, jika kita tidak menggunakan dana tersebut, kemudian kemana tujuan dana tersebut. Kita bukan protes, tapi hanya minta kejelasan saja, “ jelasnya kepada reporter LPMU selasa (5/3) kemarin. Sementara itu, Kasubbag TU UPT Puskom Untan Hamka mengatakan, bahwa biaya internet tersebut ditarik dengan jaminan mahasiswa bisa menggunakan secara gratis selama 60 jam di Untan net. “Kita memang menarik dana internet untuk anakanak angkatan baru yang ditagih selama dua semester, jadi mahasiswa bisa internetan tanpa dipungut biaya,” terang Hamka. Pihak puskom juga mengaku, memang selama ini kurang adanya sosialisasi. Hamka mengatakan

pihak puskom sebenarnya punya rencana untuk mensosialisasikan, namun tidak diberi SLOT saat PMB untuk pengsosialisasian. Padahal seluruh mahasiswa bisa menggunakannya secara merata untuk internet itu. “Sangat disayangkan kita tidak pernah diberi kesempatan untuk mensosilisasikan. Alhasil dari total keseluruhan Mahasiswa Baru angkatan 2010 yang berjumlah sekitar 4000 mahasiswa itu yang menggunakan hanya sekitar 1000 mahasiswa saja karena faktor ketidaktahuan itu,” jelas Hamka. Terkait dengan dana kucuran dana internet itu dialirkan dari mahasiswa dikumpulkan untuk penggunaan bandwitch(kuota) dan gaji honor pegawai UPT Puskom, sedangkan biaya maintenance atau perawatan akan ditanggung lewat lobby, oleh UPT Puskom itu sendiri. “Kita inginkan Untan net tidak seperti warnet, jadi selain dari program-program khusus akademik sudah kita tutup termasuk facebook,” katanya. Pembantu Rektor Empat (PR 4) Muhammad Iqbal saat diwawancarai terkait dana internet, pihak Untan tidak pernah menyalahgunakan dana tersebut. “Kami tidak mau korupsi dengan uang mahasiswa serupiah pun nanti takutnya berurusan dengan badan hukum, dan ia juga menuturkan jangan mainmain dengan masalah seperti ini,” tuturnya saat ditemui Jum’at (14/3) kemarin[]

Ingin pasang iklan? Hubungin: Divisi Perusahaan LPM Untan Jalan Daya Nasional Komp. MKDU Untan Pontianak 78124, e-mail: lpm_untan@yahoo.com blog: lpmuntan.blogspot.com Contact Person : Suri (085822444315/081352592596)


Headline Civitas

Pemirama Untan Lamban oleh Marikun & Lukman Pemilihan DPM dan Pemirama Untan, 2011 mengundang banyak kekecewaan. Selain sosialisasi yang kurang, pemirama Untan dinilai lamban. eperti yang diungkapkan Mahasiswa (PNM) yang mempeoleh Mahasiswa Fisip, Femil reloh 12 kursi dan Partai Aspirasi Bagja Erlangga, ia menga- Mahasiswa hanya berhasil memtakan pemilihan DPM dan peroleh 7 kursi pada kamis (24/2). BEM Untan, terkesan sangat lama. Tidak hanya karena kemoloran Harusnnya pemilihannya dilak- waktu saja yang membuat mahasissanakan tahun 2010 lalu, sehingga wa kecewa. Kurangnya sosialisasi DPM dan BEM tiyang diberikan dak bisa menjalanoleh KPRM kan fungsinya. menjadi mas“Pemilihan dealah yang menwan perwakilan yebabkan baPemilihan DPM dan BEM nyaknya mahamahasiswa pada tahun 2011 ini sayang lama, harusnya di pilih siswa yang tingatlah kurang badak tahu tenik, ada kerancuan, saat masa jabatnnya habis, tang pelaksakarena tidak tepat naan pemili-hwaktu,” kata Femil. tetapi kali ini pemilihan DPM an DPM ini. Begitu juga deMenurut Lugngan yang dikata- molor sangat lama man mahasiskan Mahasiswa Fawa fakultas kultas Pertanian MIPA meSulaiman, kemoloran pemirama Un- ngatakan bahwa kurangnya sosialitan menyebabkan BEM dan DPM sasi yang diberikan oleh KPRM vakum. “Pemilihan DPM dan BEM kepada mahasiswa Untan. yang lama, harusnya di pilih saat “Melihat pemilihan DPM yang di masa jabatnnya habis, tetapi kali ini lakukan sekarang ini saya merasa pemilihan DPM molor sangat lama,” kecewa karena munculnya dinamika ujar Sulaiman. politik, kecewa kepada KPRM yang Mahasiswa Fkip, Edi Sahudi men- kurang memaksimalkan kinerja, jelaskan bahwa Pemilihan DPM dan seperti sosialisasi sangat kurang dan BEM Untan, tahun 2011 ini menjadi minimnya spanduk dan panpletpolimik bagi mahasiswa, karena panplet, walaupun ada, panflet pemilihan nya molor. Menurut Edi, tersebut di pasang setelah pemilihan karena DPM adalah jabatan yang DPM berlangsung, apakah dana tertinggi di Untan, maka molornya yang kurang atau panitia tidak pemilihan kali ini bisa berefek kep- profesionalisme,” tuturnya. ada fungsi tugas DPM dan BEM. Hal mengenai kurangnya so“Saya berharap kedepan untuk sialisasi dari KPRM terhadap mahaDPM yang baru ini bisa memperbaiki siswa Untan juga dibenarkan oleh kinerja daripada sebelumnya,” ka- salah satu DPM terpilih dari Partai tanya. Lingkar Kampus, Ridho. “Pihak Berdasarkan hasil 32 kursi ang- KPRM harus banyak sosialisasi gota Dewan Perwakilan Mahasiswa kepada mahasiswa Untan di seluruh (DPM) berhasil mengantarkan Partai fakultas-fakultas walaupun tidak Lingkar Kampus dengan perolehan secara lisan mungkin dengan secara suarasebanyak 13 kursi. Di ikuti di pamphlet atau dengan spandukikuti pula oleh Partai Nasionalis spanduk sehingga masih banyak

S

‘’

mahasiswa yang masih belum mengerti tentang pemilihan pemimpin akan tetapi pemilihan DPM 2011 ini sudah berjalan dengan baik dan lancar,” jelasnya. Setelah DPM di tetapkan maka partai yang ikut pemilihan berhak mencalonkan anggota partai tersebut untuk ikut pemilihan menjadi presma dan wapresma pada Pemirama untan, setelah masa pendaftaran di tutup dilakukan verifikasi terhadap balon (bakal calon). Balon presma dan wapresma dari salah satu partai yaitu Partai Lingkar Kampus tidak lolos verifikasi karena terbentur masalah persyaratan yang tidak sesuai dengan undang-undang yang telah ditetapkan oleh KPRM. Oleh karena itu Partai Lingkar kampus menggugat hasil verifikasi terhadap undang-undang KPRM yang sangat membingungkan dan ambigu. Sunardi Ketua KPRM mengatakan bahwa mahasiswa yang menempuh semester enam bisa mencalonkan diri sebagai capresma dan cawapresma pada saat sebelum pendaftaran balon. Pengurus Partai Lingkar Kampus jauh hari sudah menghadap ketua KPRM untuk menanyakan tentang persyaratan menjadi balon, apakah bisa untuk menjadi balon capresma dan cawapresma angkatan 2008 tersebut mencalonkan diri mengikuti Pemirama Untan. Pada saat itu ketua KPRM memberikan tanggapan positif terhadap pihak Partai Lingkar Kampus yang ingin mendaftarkan Presma dan Wapresma. Tetapi pada saat proses verifikasi terhadap seluruh balon yang ikut Pemirama pemilihan Presma dan Wapresma ternyata balon dari Partai Lingkar Kampus tidak lulus verifikasi di karenakan salah satu balon yang di usung Partai Lingkar Kampus tidak memenuhi Edisi 56/Thn.XII/Maret/2011

5


Headline Civitas persyaratan yang pernah di tanggapi oleh ketua KPRM jauh hari sebelum proses pemirama berlangsung. Partai Lingkar Kampus sangat kecewa dengan pernyataan Sunardi yang tidak bisa mengklarifikasi pernyatannya selaku ketua KPRM. ’’lebih kecewanya lagi kami ketika mendengar seorang ketua KPRM berkata itu hanya sebuah gurauan” ujar mulyadi salah satu balon dari Partai Lingkar Kampus. Partai Lingkar Kampus berharap KPRM bisa mengklarifikasikan kembali dari pernyataan Sunardi sebagai ketua KPRM. Menindak lanjuti atas hasil keputusan KPRM Untan tanggal 2/3 pukul 9.00 WIB memutuskan dan menetapkan, pasangan Wahyudi dan Zulfiqar Abbylawa calon Presma dan Wapresma Untan 2011 sebagai calon tunggal. Keputusan ini dilihat dari undang-undang keluarga besar Mahasiswa Universitas Tanjungpura No 2 tahun 2010 tentang Pemilihan Raya Mahasiswa. Edy Suratman selaku Rektor 3 Untan juga menanggapi tentang Pemilihan DPM dan Peresma. Beliau mengatakan bahwa posisi Purek 3 tidak ikut andil dalam pemilihan dan Beliau menyerahkan semuanya kepada KPRM. “posisi purek 3 tidak menginterpensi demokratisasi di dalam interen kampus,tapi memberikan etika mahasiswa kampus, karena menilai bahwa mahasiswa mempunyai tingkat ke kritisan dan kecerdasan di tingkat kami,” ujarnya.[]

KPRM bantah kurang sosialisasi KPRM mengaku Pemilihan raya mahasiswa terlambat dilaksanakan. Sehingga keterlambatan berpengaruh ke SK rektor untuk kepengurusan BEM dan DPM untan juga terlambat. DPM sebagai lembaga legislasi telah lama membuat UU tentang partai mahasiswa dan UU tentang pemilihan raya mahasiswa (Pemirama). “Kemoloran tersebut bukan keinginan KPRM, masa libur yang lama juga menjadi kendala. Makanya

6

Edisi 56/Thn.XII/Maret/2011

dimundurkan. Kan tidak rasional jika pemirama digelar namun kondisi kampus pada waktu itu sedang libur,” kata Sunardi, Sabtu (12/3). Dijelaskan bahwa Kronologis terjadinya UU pemirama dan UU partai mahasiswa telah sesuai prosedur yang dilakukan. Yaitu hearing dengan seluruh instrument mahasiswa di tingkat untan dan tingkat fakultas serta melakukan sosialisasi kepada mahasiswa di seluruh kampus dengan cara menempel UU di mading-mading seluruh fakultas. “Kita sudah sosialisasikan semua kampus,” kata Sunardi. Dalam pelaksanaan pemirama, DPM membentuk KPRM karena UU pemirama pasal 12 mengamanahkan hal tersebut. Sampai terlaksananya pemirama, KPRM telah melaksanakan pemirama sesuai dengan prosedur yang dilakukan bahkan pemirama untuk menjaring anggota Dewan Perwakilan Mahasiswa (DPM) telah dilaksanakan pada tanggal 24 februari 2011 dan tidak menuai protes. Sunardi menambahkan setelah melakukan pemirama DPM, KPRM masih memiliki tanggung jawab untuk menyelenggarakan pemirama BEM yang tertuang dalam UU pemirama pasal 22. Artinya pemirama akan dilaksanakan oleh KPRM untuk memilih presiden dan wakil presiden mahasiswa untan menggantikan kepengurusan BEM yang katanya telah molor kurang dari dua tahun. “Pemirama memang alat pencerdasan dan wadah aspirasi mahasiswa, namun sangat di sayangkan bila aturan di buat tidak dijalankan. KPRM hanya sebagai pelaksana pemirama, tugasnya KPRM akan mengacu kepada UU yang telah dibuat. Namun apabila UU yang dibuat tidak dilaksanakan sesuai aturan maka pembodohanlah yang terjadi,” jelas Sunardi. Sementara Sekretaris DPM, Harni terkait persoalan tidak lolosnya salah satu calon dalam verifikasi oleh KPRM. Itu semua mengacu kepada UU pemirama tentang persyaratan calon presma dan wapresma pada pasal 18 poin 2. KPRM telah melakukan ketetapan sesuai dengan aturan, artinya dalam SK KPRM nomor 28/KPRM/KBM-UNTAN/ 03/20H telah sesuai konstitusi karena penetapan tersebut hanya untuk menetapkan calon presiden mahasiswa yang dinyatakan lolos verfikasi. “Kita sudah menyurati seluruh partai mahasiswa yang menjadi pe-

serta pemirama, berarti pada dasarnya kita juga sosialisasikan kepada partai. Bahkan terkait persyaratan calon presiden dan wakil presiden mahasiswa semua perserta pemirama telah memiliki UU yang berkaitan dengan pencalonan presma dan wapresma untan,” lanjut Harni. KPRM mengaku memang ada utusan dari salah satu partai mahasiswa mendatangi KPRM terkait persyaratan calon presma dan wapresma. Namun tidak ada pertanyaan secara langsung terkait angkatan berapa yang boleh mendaftar menjadi capres dan cawapresma. “Mereka datang hanya menanyakan semester berapa. Pertanyaannya yaitu semester enam itu angkatan dua ribu delapan kan?” ‘lalu Sunardi menjawab “iya.,” cerita nya mencontohkan. Namun penyataan sunardi tersebut bukan menjurus kepada bahwa angkatan dua ribu delapan itu boleh mencalonkan diri menjadi presma dan wapresma. Bahkan pada waktu sebelum pencalonan dan pengambilan formulir ada kader dari salah satu partai yang menggugat mempertanyakan tentang persayaratan kepada anggota KPRM via telpon terkait masalah angkatan yang memenuhi syarat pencalonan dan hal tersebut telah dijelaskan secara menyeluruh oleh anggota KPRM yaitu al Aminuddin. “Pada dasarnya KPRM akan menerima siapapun yang mendaftar kepada KPRM namun ada aturan yang berlaku bagi KPRM untuk menentukan lolos atau tidaknya bakal calon yang mendaftar,” katanya.[]


Khusus Civitas

Karya Mahasiswa Teknik Menemui Titik Terang Listrik dari Kembang Sepatu Akhirnya pelaksanaan Ekspo Hasil Karya Mahasiswa Teknik Elektro Untan terselenggara. Karya-karya Mahasiswa Fakultas Teknik di pertontonkan tepat di Pontianak Convention Centre (PCC) pada tanggal 9-14 Maret 2011. Oleh Asmadi elangkaan BBM dan hujan gerimis tak menyurutkan niat ratusan penonton menyaksikan presentasi tentang listrik dari kembang sepatu di Pontianak Convention Centre (PCC). Tepatnya pukul 19.30 Wib, Kamis (10/3), pertunjukan dimulai dan dihadiri dari berbagai kalangan, mulai dari siswa SMA, SMK, mahasiswa, guru, dosen hingga masyarakat umum. Keriuhan penonton reda karena menyaksikan penjelasan yang disampaikan oleh tujuh orang narasumber. Satu diantaranya dosen pembimbing jurusan Teknik Elektro, Ferry Hadary serta enam orang mahasiswa Teknik Elektro dan Teknik Lingkungan. Dalam persentasi itu, dijelaskan tentang penemuan mereka yaitu bahan, alat yang digunakan, tahap penelitian serta cara kerjanya. Untuk memulai pengaliran listriknya langkah pertama yang dilakukan yaitu dengan mengekstrak bunga kembang sepatu yang mengandung Antosianin, kemudian ekstraknya dapat menyerap maupun meneruskan spekrum cahaya tampak. Zat warna itu berfungsi sebagai photosensititizer, yang dikenal sebagai teknologi sistem sel surya pewarna tersensitisasi atau SSPT, yang terdiri dari transparent conduction Oxide yang juga berfungsi sebagai elektroda. Kemudian TCO dijepitkan ke semi

K

konduktor Titaniumdiokxide (TiO2) atau kutub negatif yang sebelumnya telah direndam dalam larutan zat warna tadi, hasil ekstrak tanaman larutan elektrolit serta satu tambahan lapisan karbon yang berfungsi sebagai elektoda karbon atau kutub positif perangkaian SSPT ini dikenal dengan metode Sandwich. Adapun prinsip kerjanya ialah foton yang berasal dari cahaya matahari akan diserap oleh zat warna dan akan dihasilkan elektron. Elektron ini akan dipindahkan dengan cepat ke semi konduktor yang kemudian akan dialirkan ke elektroda, kemudian elektron akan berpindah melalui perantara larutan elektrolit (proses redoks-red) dan kembali lagi ke zat warna. Karena pada proses ini terjadi siklus atau perputaran maka akan dihasilkn listrik. Setelah material-material tersebut diatas telah tersusun dengan baik, selanjutnya dilakukan pengukuran dibawah sinar matahari secara langsung (outdoor) dengan menggunakan multimeter digital yang difungsikan sebagai Voltmeter. Berry Brima Putra, mahasiswa FMIPA mengatakan, penemuan yang ditemukan mahasiswa teknik ini diharapkan tidak hanya di ekspos tetapi juga mampu diaplikasikan dikehidupan nyata. “Penemuan yang sangat kreatif sekali, dapat memotivasi mahasiswa lain untuk berkarya, serta menambah wawasan. Saya harap bisa diaplikasikan ke masyarakat umum. Penemuan ini

bisa menjadi alternatif baru, ditengah krisis BBM yang melanda sekarang ini,” ujarnya saat mengikuti kegiatan tersebut. Selain presentasi dan demo tentang listrik, kegiatan yang tidak kalah menariknya ialah kegiatan seminar, animasi dan video tentang robot, presentasi tentang IT untuk keamanan rumah pintar, perkantoran, dan tes IQ, dan demo robot penghindar halangan (obstacle avoidance) serta robot penjejak lintasan (line tracking). Untuk menambah kemeriahan kegiatan tersebut, juga diadakan berbagai macam pameran seperti pameran laptop, HP, kamera digital dan lain-lain. Kurang lebih 30 stand turut memeriahkan acara tersebut. Dalam penyelenggaraannya panitia yang berasal dari Fakultas Teknik bekerja sama dengan FMIPA. “Dari segi dana kami sangat terbatas, selain itu juga kami memiliki keterbatasan di bidang ilmiah dan untuk itu kami berkaloborasi atau bekerja sama dengan mahasiswa FMIPA,” ujar Yadi Muhammad mahasiswa Teknik Elektro sekaligus ketua panitia. “Untuk itu dalam hal pendanaan dan lainnya, diperoleh dari berbagai instansi pemerintah maupun dari pihak lain, antara lain didapat dari Dikti, Apkomindo, Rektorat Untan, Kementerian Pendidikan dan Olahraga (Kempora), Telkomsel, Bank BRI, mahasiswa teknik itu sendiri serta para dosen-dosen Fakultas Teknik. Dikti sendiri menyumbang dana dan tempat disponsori oleh Apkomindo,” tegasnya. Tujuan dari kegiatan tersebut ialah untuk menampilkan hasil karya mahasiswa Teknik Elekro Untan, khususnya dibidang teknologi tinggi (high tech). “Penelitian awal kami lakukan pada tahun 2010, dan sudah banyak karya-karya yang kami hasilkan, tapi tidak terekspos, karena dengan didasari oleh beberapa kendala serta masalah keterbatasan dana dan ketiadaan media yang mewadahinya, maka pada hasil karya ini saja baru dapat terekspos,” ujar Lubena Hajar, mahasiswa Teknik Lingkungan yang merupakan salah satu nara sumber. Saat ini mereka masih melakukan pengujian dan penelitian lebih lanjut lagi, karena masih terdapat beberapa kekurangan, dan berharap dapat dipatenkan, walaupun untuk mempatenkan suatu temuan itu tidaklah mudah.[] Edisi 56/Thn.XII/Maret/2011

7


Kampus Civitas

Siakad Tidak Dapat Beroperasi Lagi Oleh Anwar atu diantara berbagai layanan akademik yang terdapat di Untan adalah siakad Untan. Telah beroperasi selama kurang lebih 4 tahun. Layanan ini berguna untuk mahasiswa khususnya dalam pengisian Lembar Isian Rencana Studi (LIRS). Website yang dibuat pada tahun 2006 oleh Universitas Nasional (UNAS) sekarang tidak dapat diakses lagi karena terdapat berbagai kendala dalam pengaksesannya. Hal itu dibenarkan oleh Rubini kepala UPT Puskom Untan saat ditemui di puskom kemarin (08/03). “Programnya sudah keberatan untuk diakses, karena jumlah mahasiswa yang bertambah tiap tahunnya dan digunakan pada waktu yang bersamaan jadi layanan siakad untan di-nonaktifkan,” ujarnya. Selain itu juga, terdapat beberapa alasan pihak UPT Puskom menonaktifkan siakad Untan. “Siakad Untan sudah tidak dapat memblok jumlah mahasiswa per kelas, setelah itu mahasiswa bisa mempergunakan

S

jumlah SKS melebihi IP yang diperolehnya, dan masalah yang ketiga adalah jadwal perkuliahan bisa bentrok,” tambahnya. Hal ini membuat resah mahasiswa terutama yang berasal dari daerah untuk mengisi LIRS. “Saya tidak setuju dengan dimatikannya siakad Untan, kasianlah anak daerah mencari informasi tentang pendaftaran, tes, dan pengumuman hasil tes. Dan tidak hanya itu, mahasiswa pasti kesulitan dalam mengisi LIRS,” kata Rolianda mahasiswa Fakultas Hukum angkatan 2010. Nonaktifnya siakad Untan, sangat disesali oleh Romulus mahasiswa FKIP 2008 karena menurutnya beragam manfaat yang bisa didapatkan. “Saya berharap siakad Untan akan terus berlanjut dan jangan sampai dinonaktifkan, karena hal ini sangat bermanfaat sekali bagi mahasiswa. Satudiantaranya memudahkan mahasiswa untuk mengecek nilai,

melihat besarnya tagihan per semester, mengisi jadwal serta mencari informasi dan siakad Untan ini merupakan salah satu sumbernya,” jelasnya. Untuk meminimalisir masalah tersebut, pihak UPT membuat aplikasi terbaru dan diberikan kepada mahasiswa yang mempunyai laptop. “Programer kami sudah membuat aplikasi baru, dan saya harap aktifitas mahasiswa tidak terganggu dengan adanya aplikasi baru ini.” lanjut Rubini. Namun ternyata masih ada sebagian mahasiswa yang tidak mengetahui jika Siakad Untan telah dimatikan. “Saya tidak tahu sama sekali soal ada penonaktifan layanan siakad dari pihak universitas, tapi saya harap ini tidak berlangsung lama dan nantinya sudah aktif kembali, siakad Untan dapat memberikan pelayanan lebih maksimal lagi,” kata Dodi Chandra, mahasiswa Fakultas Pertanian 2010 saat dihubungi lewat ponsel Jum’at kemarin (11/03).[]

Uang Praktikum, Mahal Meski sudah membayar uang praktikum di awal semester, mahasiswa Faperta angkatan 2010 tetap saja menyiapkan alat dan bahan praktikumnya secara mandiri. Oleh Sam’an ejumlah mahasiswa Faperta angkatan 2009 dan 2010 mengeluhkan adanya tarikan biaya praktikum. Kekecewaan ini berawal ketika mereka harus mempersiapkan bahan dan alat praktikum secara mandiri. Belum lagi, setiap peserta praktikum masih harus merogoh koceknya untuk mengkopi modul praktikum. Padahal, saat melakukan registrasi ulang di semester pertama, mereka telah membayar sejumlah uang untuk praktikum. Eka, bukan nama sebenarnya, mahasiswi prodi Agroteknologi ini memberikan keterangan mengenai hal tersebut. “Kemana uang praktikum yang dibayar per semester? Masa’ bahan dan alat serta fotokopi materi praktikum masih harus dibebankan kepada mahasiswa,” ujarnya. Padahal, lanjutnya, kita sudah

S

8

membayar biaya praktikum saat daftar ulang pada awal masuk semester 1, lanjutnya. Hal senada juga diungkapkan Hamka,bukan nama sebenarnya, mahasiswa program D3 Perkebunan ini juga memberi keterangan yang memperkuat alasan kekecewaan ini. “Saya sangat kecewa, kita sudah membayar dana praktikum tapi alatalat praktikum tidak cukup,” ungkap Hamka. Sementara itu, seorang mahasiswa prodi Ilmu Tanah juga berkomentar mengenai fasilitas praktikum yang ada. “Jelas kita kecewa karena telah membayar biaya praktikum tapi peralatannya kurang memadai. Mahasiswa juga udah tidak berdaya untuk mengusulkan hal tersebut, karena seharusnya dosen itu punya kesadaran yang lebih akan peralatan praktikum,” ujar mahasiswa 2009 ini yang enggan untuk menyebutkan namanya.

Berkenaan dengan keluhan mahasiswanya, Adi Suyatno, Pembantu Dekan II Faperta, menuturkan bahwa fasilitas praktikum di Faperta ini terkendala pada dana fakultas yang minim. “Kekurangan bahan dan alat praktikum ini selalu diusulkan oleh dosen praktikum, hanya saja fakultas harus tetap menunggu keputusan dari universitas,” ungkap Adi. Mahalnya alat-alat praktikum pun juga menjadi permasalahan. Selain itu, Adi juga menambahkan bahwa pengadaan alat dan bahan praktikum telah dilakukan secara periodik melalui kontraktor. Pihak fakultas hanya menerima barang jadinya saja. “Dana yang fakultas ajukan itu hanya sebatas kebutuhan yang dipakai untuk membayar honor, pengembangan, dan keperluan lainnya,” lanjut Adi memperjelas alasannya. n Bersambung ke hal 11


Kampus Civitas

SMA Santun Dipindah Tangankan Rencana pengembalian SMA Santun Untan kepada pihak FKIP Untan masih dalam proses. Pihak Untan tengah menjalani berbagai prosedur yang ditetapkan sebelumnya dan menunggu SK Rektor. Oleh Vito al ini dibenarkan oleh Kabag Umum, Hukum, Tata Pelaksanaan dan Perlengkapan (UHTP) Untan, Muhammad Ali saat ditemui di ruang kerjanya. Menurutnya, isu yang mengatakan kalau SMA Santun akan dipindah tangankan kembali ke FKIP Untan itu belum benar, karena belum ada keputusan dari Rektor. “Ini tidak sembarangan. Tidak seperti kita mengembalikan barang tetapi harus berdasarkan prosedur yang telah ditetapkan yang awalnya berdasarkan Peraturan Pemerintah RI No. 6 tahun 2006 pasal 23 dan Peraturan

H

FOTO DILO/MIUN

SMA Santun Untan : Tampak sepi karena siswa sedang mengikuti proses belajar mengajar

Menkeu No 96/KMK.06/2007 tentang cara pelaksanaan penggunaan, pemanfaatan, penghapusan dan pemindahtanganan barang milik negara, selanjutnya tergantung kesepakatan antara rektorat dan sekolah,� ujarnya. Saat ini Untan hanya melakukan pendataan aset yang dimiliki SMA

Santun Untan. Sejarahnya, SMA Santun merupakan laboratorium FKIP Untan yang digunakan untuk kegiatan mahasiswa. Tetapi pada tahun 1983 SMA Santun meminjam gedung tersebut sehingga sampai saat ini dikelola oleh pihak yayasan. “Dulu n Bersambung ke hal 10

9


Kampus Civitas

Ekspedisi TIGER Menaklukkan Bukit Baka oleh Harri Ramadani * erawal dari keinginan untuk mengulang kesuksesan kegiatan ekspedisi di Taman Nasional Danau Sentarum Tahun 1996, TIGER (Team of Interpreter and Guide for Environmental Research) Sylva Indonesia PC Untan kembali berekspedisi ke lokasi yang berbeda, yaitu Taman Nasional Bukit Baka Bukit Raya (TN BBBR) dari tanggal 10 hingga 26 Februari 2011. TN BBBR merupakan perwakilan tipe ekosistem hutan hujan tropika pegunungan yang memiliki peranan penting dalam fungsi hidrologis. Sebagai catchment area bagi Daerah Aliran Sungai Melawi di Kalbar dan

B

Daerah Aliran Sungai Katingan di Kalteng. TIGER merupakan bagian dari Sylva Indonesia PC. Untan yang juga berfungsi dalam meningkatkan sumber daya mahasiswa. Kegiatan Ekspedisi bertemakan Hearth of Borneo (HoB) merupakan inisiatif tentang konservasi dan pembangunan secara berkelanjutan di kawasan jantung Borneo di perbatasan Indonesia-Malaysia dan Brunei Darusalam. Tim ekspedisi ini dibagi menjadi 7 kelompok pemerhati (KP) berkekuatan 22 personel yaitu KP Vegetasi, KP Anggrek, KP Herpetofauna, KP Serangga dan KP Burung. Survey ketinggian per 200

meter diatas permukaan laut menjadi konsep ekspedisi. Semua kegiatan ini didokumentasikan dalam bentuk film dokumenter yang dikerjakan oleh Muchlis dan Heri. Ekspedisi ini didampingi oleh 2 orang Staf TN BBBR serta 3 orang penduduk lokal. Tim Ekspedisi TIGER 2011 berhasil mencapai puncak Bukit Baka dan mengakhiri ekspedisi, Jumat (18/2). Kondisi topografi yang curam menyulitkan pengamatan di lapangan namun kepuasan menaklukan semua tantangan tersebut membayar semua itu. [rilis] *) Penulis adalah Ketua Pelaksana Ekspedisi TIGER Sylva Indonesia PC. Untan SMA Santun ...sambungan hal 9

SMA Santun itu memang laboratorium FKIP Untan yang digunakan untuk menunjang serta meningkatkan kualitas para mahasiswa yang berkecimpung di FKIP Untan. Tetapi dipinjam pakai untuk SMA Santun itu sendiri yang kemudian dikelola oleh yayasan SMA Santun yang berdasarkan Notaris No. 99 tanggal 23 Maret 1983 yang terakhir diketuai oleh almarhum Pak Henry Usman,” kata Ali yang dikenal humoris ini. Saat dikonfirmasi rencana pengembalian tersebut, Suryadi, Kepala SMA Santun Untan sudah mengetahui sebelumnya dan berharap dapat terealisasi. “Sebenarnya saya sudah tahu akan wacana ini. Saya menunggu realisasi dari pihak universitas dan menanggapi hal itu secara positif,” ujarnya. “Sejarah awalnya berdiri SMA ini juga diwacanakan untuk menjadi lab school,” terang Suryadi saat ditemui di ruangannya. “Siap tidak siap, harus siap! Dengan harapan untuk menjadi yang terbaik, baik untuk pihak fakultas, baik untuk pihak universitas dan baik juga untuk pihak sekolah,” tegasnya saat ditanya tentang kesiapannya SMA yang sedang dipimpinnya terhadap rencana ini. Aswandi, Dekan FKIP Untan, menjelaskan rencana tersebut masih dalam proses. Hal ini terkait penyerahan bersifat resmi dan berbadan hukum serta ditetapkan dengan adanya SK Rektor. “Rencana SMA Santun akan dikembalikan oleh pihak FKIP melalui Universitas Tanjungpura masih dalam proses. Penyerahan ini bersifat resmi dan berbadan hukum disertai SK

10

Edisi 56/Thn.XII/Maret/2011

Rektor. Saat ini SMA Santun dikelola oleh pihak yayasan. Baik dari gedung serta fasilitas sarana dan prasarana yang mendukung proses belajar siswa dikelola oleh pihak yayasan,” terang Aswandi. Beberapa siswa menanggapi positif akan hal ini, walaupun belum mengetahui secara pasti rencana ini. “Saya belum tahu akan wacana ini, jika benar saya sangat setuju SMA Santun akan dijadikan Lab FKIP. Karena SMA Santun bisa dikenal dan menjadi lebih baik dan maju,” kata Mahaji Ketua OSIS SMA Santun. Nurmala seorang siswa SMA Santun juga menyetujui pemindah tanganan SMA-nya tersebut. “Saya setuju, agar SMA Santun lebih maju dan dikenal serta tidak diremehin oleh sekolah lain. Selama ini dilihat dari bangunannya, SMA Santun masih perlu banyak perbaikan agar dapat bersaing dengan sekolah lain dan kualitas siswa juga dapat ditingkatkan lagi,” ujar siswa kelas XI IPA ini.

Kembali Menjadi Laboratorium FKIP Untan Keberadaan laboratorium saat ini sangat dinantikan oleh pihak FKIP Untan karena untuk menunjang proses perkuliahan dan meningkatkan kualitas mahasiswa. Sri Buwono, dosen FKIP Untan menuturkan akan perlunya laboratorium bagi FKIP. “Sebenarnya kita ini (FKIP Untan-red) punya laboratorium. Tapi sekarang sudah dialihkan menjadi sekolah, tepatnya SMA Santun. Padahal laboratorium sangat perlu untuk menunjang dan meningkatkan kualitas para mahasiswa serta menjadi salah satu kriteria meningkatkan akreditasi FKIP ini sendiri,”

ujarnya. “Hal ini pernah dibahas dalam rapat senat tentang SMA Santun yang akan diserahkan kembali kepada Untan dan akan dikelola kembali oleh FKIP sebagai laboratorium. Tapi sampai sekarang belum terealisasi, tidak tahu apa kendalanya,” sambung Sri Buwono. Hal ini juga dibenarkan Rustiyarso, Ketua Jurusan Pendidikan IPS ketika dijumpai di ruangannya. “Dulu kita punya laboratorium untuk program micro teaching, praktek pengajaran lapangan atau PPL mahasiswa yang sudah menginjak semester atas. Sekarang saya juga tidak tahu lagi bagaimana perkembangan kabar laboratorium yang terbaru,” ujanya. Ia mengharapkan laboratorium harus diusahakan karena selain berdampak keuntungan kepada mahasiswa juga memberikan keuntungan bagi fakultas serta universitas. “Yang pastinya laboratorium itu harus diusahakan lagi, baik dari pihak fakultas maupun universitas karena keberadaan laboratorium sangat menunjang dan meningkatkan kualitas serta kuantitas mahasiswa yang berdampak juga pada mutu fakultas serta universitas baik di tingkat nasional maupun internasional,” tambah Rustiyarso disela-sela kesibukannya membaca koran. Kata senada juga dituturkan oleh Aswandi dekan FKIP Untan, ia berkeinginan agar FKIP Untan memiliki lab school. “FKIP perlu sebuah lab school untuk meningkatkan mutu mahasiswa dan universitas. Tidak seluruh perguruan tinggi di Indonesia mempunyai lab school,” katanya.[]


Seremonial Civitas

Thamrin Usman Duduki Kursi Nomor Satu Untan Tanggal 10 Februari 2011 merupakan hari bersejarah Universitas Tanjungpura Pontianak. Thamrin Usman yang saat ini menjabat sebagai dekan Fakultas MIPA terpilih menjadi rektor Untan untuk periode 2011-2015. Thamrin menang dengan memperoleh 45 suara. Oleh Ayu Gintari emilihan yang berlangsung secara tertutup di rektorat lantai tiga itu dihadiri oleh seluruh anggota senat Untan. Thamrin berhasil memperoleh 45 suara yang kemudian disusul Chairil Effendi 39 suara dan Syafarudin 1 suara. Dengan begitu Thamrin berhasil menggantikan rektor terdahulu Chairil Effendi dengan selisih enam suara. Mengacu pada Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 24 Tahun 2010, telah ditetapkan bahwa Mendiknas memiliki 35 persen suara dan 65 persen diberikan kepada senat universitas. Dalam pemilihannya, senat universitas yang berjumlah 55 suara dan Kementrian Pendidikan Nasional 30 suara. Saat pemilihan berlangsung, Dirjen Dikti tidak dapat hadir dan diwakili oleh sekretarisnya. “Sebenarnya yang datang Dirjen Dikti namun karena Dirjen harus menggantikan pekerjaan menteri di Jakarta, maka yang menjadi perwakilan adalah Arif Iskandar yang menjabat sebagai sekretaris Dirjen Dikti,” ungkap Abu Bakar Alwi ketua panitia pemilihan rektor saat ditemui diakhir acara. Ketika dimintai keterangan, Thamrin mengatakan bahwa kemenangannya ini merupakan suatu amanah yang besar. “Dibelakang saya telah menungu sekian tugas yang harus di selesaikan” kata Thamrin. Menurutnya langkah awal yang akan ia lakukan untuk Universitas ini adalah memperkuat sumber daya tenaga pendidik dengan melibatkan seluruh civitas akademika Untan dan membentuk tim

P

MIUN/AYU

Ucapan Selamat - Thamrin mendapatkan ucapan selamat usai acara pemilihan rektor.

percepatan pengembangan Untan. Saat ditanya alasan diperlukan pembentukan tim tersebut ia mengatakan agar untan cepat menyaingi universitas lain di Indonesia. “Tim tersebut harus cepat dibentuk, agar Untan kedepannya dapat menyaingi universitas-universitas yang ada di Indonesia. Saat ini, Untan masih dibawah Universitas Lambung Mangkurat Banjarmasin padahalkan kita sama-sama di kalimantan,” ujarnya. Menurut Thamrin yang paling utama adalah core business Untan yaitu peningkatan mutu pendidikan terutama masalah tenaga pendidik dan kependidikan dengan mempersiapkan sarana dan prasarana pendukung. “Mohon maaf jika nantinya saya kurang memprioritaskan halhal yang sekunder dalam mendukung percepatan mutu kampus,”

tambahnya. Thamrin juga mengatakan bahwa kepemimpinannya kelak akan menitik beratkan pada action. Penelitian akan diarahkan kepada masyarakat yang siap di aplikasikan. “Saya ingin penetelitian-penelitian tidak hanya berhenti di jurnal saja, tapi harus ada a plain dan saya juga ingin Untan membentuk kantong-kantong entrepreneurship melalui daerah atau desa binaan.” Mengenai pengembangan mahasiswa, Thamrin telah mempersiapkan beberapa program agar mahasiswa aktif dan dapat terjun langsung ke masyarakat.” Jika ada mahasiswa yang tidak aktif biar nanti saya yang memberinya motiavasi, bila perlu mereka tidak ingat pulang karena sibuk dengan kegiatan” ujarnya sambil tertawa.[] Uang Pratikum ...sambungan hal 8

Meskipun demikian, ada pula mahasiswa yang tidak mempermasalahkan hal tersebut. Bagi mereka yang penting bisa mengikuti kegiatan praktikum apa adanya. Mengenai dugaan kurang transparannya pengelolaan dana praktikum yang ditarik pada awal semes-

ter lalu. Selain itu, Adi juga menjelaskan tentang prosedur penggunaan dana. “Dana yang dibayarkan oleh mahasiswa saat daftar ulang itu masuk ke universitas, kemudian dari universitas masuk ke kas negara.

Lalu, kalau ada kebutuhan di tingkat fakultas, mereka harus mengajukan laporan kepada universitas, untuk kemudian diajukan ke kas negara. Jadi, dana yang keluar dari kas negara juga harus melalui universitas, sebelu masuk ke fakultas,” ungkap Adi. [] Edisi 56/Thn.XII/Maret/2011

11


Profil Civitas

Mengubah Nasib dengan Pendidikan Semasa kecil, kesehariannya Ia habiskan untuk mencari uang demi sesuap nasi. Dimulai dari menjual obat ke pelosok-pelosok hingga menjadi pengayuh sampan di sekitaran sungai Kapuas. Itulah sedikit gambaran mengenai sosok Thamrin Usman semasa kecil. Oleh Ayu Gintari ekan Fakultas MIPA yang sebentar lagi akan dilantik menjadi rektor Untan ini pernah bersekolah dan lulus di SMAN 2 Pontianak pada tahun 1981. Thamrin memutuskan untuk melanjutkan pendidikan ke Universitas Gajah Mada dengan modal nekat. “Saya berasal dari keluarga yang ekonominya lemah tapi saya ingin mengubah itu semua, cara saya mengubah itu melalui pendidikan. Lagi pula di keluarga saya kata pendidikan dan agama menjadi perioritas utama,” ujar pria yang dulunya bercita-cita menjadi dokter ini. Di tahun 1987 setelah ia berhasil menyandang gelar Sarjana Sains, Thamrin pun kembali ke kampung halamannya. Tiga bulan selesai diwisuda ia bekerja di salah satu pabrik di Arang Limbung sebagai kepala penjaminan mutu produk. Namun Thamrin mengaku saat ia bekerja di pabrik ada satu kepuasaan yang tak dapat ia rasakan. “Bekerja di pabrik itu enak gajinya 10 kali lipat dari gaji dosen, namun saya merasa terjajahi oleh waktu saat itu dan ilmu saya tidak berkembang, akhirnya tahun 1988 saya positif menjadi dosen di Untan.” Katanya. Selain alasan tersebut Thamrin juga mengatakan bahwa ia berkeinginan untuk belajar di luar negeri, “saya fikir dengan menjadi dosen saya bisa melanjutkan kuliah di luar negeri dan Alhamdulillah saya mendapatkan kesempatan untuk menimba ilmu kimia di Prancis,” lanjutnya setelah

D

menyelesaikan S2 dan S3 Thamrin pun kembali mengabdikan diri di Untan. “Saya itu sudah menggunakan uang negara saat kuliah S2 dan S3 jadi sekarang saatnya saya membalas jasa negara dengan kembali ke Untan, mengajar, mewisuda, dan menciptakan ilmuan-ilmuan yang hebat,” ujar penyuka tempe bacem ini. “Saya juga melakukan penelitian-penelitian yang bermanfaat bagi negara” sambungnya. Satu diantara hasil penelitian Thamrin dan memiliki hak paten adalah Biodiesel dengan katalis abu tandan kosong sawit. Thamrin juga berharap dengan satu hak patennya ini akan memunculkan patenpaten baru dan Untan dapat memfasilitasi. Menurutnya, Ia melangkah ke paten karena ada produk yang dihasilkan dari paten itu, dan juga akan mendapatkan hak royalty. Bapak tiga anak ini juga mengatakan bahwa ia berorientasi pada proses dan bagaimana produk yang dihasilkan memiliki nilai komersial data. Mengapa memilih kelapa sawit? Menurut Thamrin, Kalbar adalah provinsi pengekspor kelapa sawit, sehingga banyak limbah sawit. “Tugas kita adalah bagaimana mencari solusi untuk limbah itu, dan setelah dilakukan penelitian dapatlah diketahui ternyata limbah kelapa sawit tersebut dapat dibuat

Thamrin Usman Foto Ayu/Miun

12

Edisi 56/Thn.XII/Maret/2011

energi alternatif yang kita namakan biodiesel.” Dengan adanya energi alternatif diharapkan masyarakat tidak lagi cemas akan kelangkaan energi.” Terangnya. Dalam proses pembuatan paten ini, menurutnya ia melakukan kaderisasi. “Ada tim yang saya siapkan untuk paten ini ada dosen muda dan beberapa mahasiswa kimia, dengan begitu diharapkan semangat menemukan hal terbaru bisa terjaga.” Lanjutnya. Menurut suami dari Dewi Ayumi ini, Negara Indonesia sudah terlamabat dua puluh tahun dari negara-negara di Eropa. Karena itulah sekarang bagaimana kita mengejar ketertinggalan kita lewat penelitian-penelitian. [] biofile: Nama: Prof. Dr. Thamrin Usman, DEA. Tmpt/Tgl lahir: Pontianak, 10 Nop 1962 Alamat: Jl. Parit H. Husein II Komp. Pesona Mutiara Dewata, A-8, Pontianak Jabatan/Pengalaman Jabatan: n Dekan FMIPA UNTAN Pontianak (2006 - 2009 / 2009 - 2013) n Anggota Senat Universitas Tanjungpura (2009 - 2013) n Anggota Badan Akreditasi Nasional Sekolah/Madrasah (2007-2011) n Sekretaris Badan Pengawas PDAM Kota Pontianak (2009-2011) n Ketua Pusat Penelitian Agroindustri dan Agrobisnis Untan. Pendidikan: n S3 Kimia Agroindustri, ENSCT-INP Toulouse, France (1997) n S2 Kimia Agroindustri, ENSCT-INP Toulouse, France (1994) n S1 Kimia Universitas Gajah Mada (1987) n SMAN 2 Pontianak (1981) n SMP YPK Pontianak (1977) n SDN 18 Kampung Dalam Pontianak (1974) Istri: Dewi Ayumi, SE Anak: 1. Nabila Pyrenina (14 Mei 1994) 2. Abdurrahman Tsany (5 Sept 1996) 3. Amirah Nurazizah (26 Nov 2001) Karya dalam Buku: n Industri Oleokimia Minyak Sawit, Proses, dan Produk Turunannnya (2009/ Penerbit Sahabat, Klaten-Jawa Tengah) n Alternatif Bahan Baku dan Metode Menghasilkan Biodiesel (2009/Penerbit Sahabat, Klaten-Jawa Tengah) n Sejarah Penyelenggaraan Program Studi Pendidikan Dokter Universitas Tanjungpura (2010/Penerbit Untan Press, Pontianak-Kalbar)


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.