Mi mei2015 18 24 mei 2015

Page 1

Edisi 18 - 24 MEI 2015 Rp 30.000,00

Mempertanyakan

Masa Depan Bisnis Pertambangan

Sifat Ambisius

Hantarkannya ke Gerbang Kesuksesan

Industri Pertambangan Bagai Pilar Perekonomian yang Keropos Mitra Investor

@mitrainvestor

cs@mitrainvestor.co.id

1


2

MITRA INVESTOR EDISI 18 - 24 MEI 2015


EDITORIAL

Industri Pertambangan Bagai Pilar Perekonomian yang Keropos Sektor perekonomian merupakan pilar negeri yang harus dijaga agar tetap berdiri tegak dan menopang kesejahteraan masyarakat. Perekonomian yang kokoh juga harus mampu memanfaatkan sumberdaya alam seoptimal mungkin. Sudah selayaknya pilar ini menjadi salah satu acuan terpenting dalam mengambil kebijakan strategis oleh pemerintah. Industri pertambangan, menjadi salah satu sektor terpenting dalam perekonomian Indonesia. Sektor ini memberdayakan sumber daya alam berupa barang tambang dan minyak yang selanjutnya menjadi komoditas terpenting di dunia ini. Pertambangan memberikan sumbangsih sangat besar terhadap perekonomian Negeri ini. Sebagai lahan basah, sektor ini dapat memberikan pendapatan negara melalu ekspor, peningkatan aktifitas ekonomi, pembangunan daerah, sumber penerimaan baik anggaran pusat atau anggaran negara. Selanjutnya juga memperluas lapangan pekerjaan. Namun ironisnya Indonesia belum bisa memaksimalkan pendapatan negeri ini dari sektor pertambangan. Kekayaan alam yang melimpah tidak membuat negeri ini kaya, tapi justru dijajah secara ekonomi oleh bangsa yang memiliki adidaya. Indonesia belum bisa mengolah dengan baik sektor ini. Pengolahan bahan mentah menjadi siap pakai seolah adalah hal yang sangat sulit di negeri ini. Terpaksa harus menggunakan “kepintaran” negara lain untuk mendapatkan produk olahan yang siap digunakan. Terdapat empat faktor penting yang menjadi tantangan kedepan sektor ini. Bagi para investor menjadi hal utama untuk menganalisa hal ini sebelum melakukan investasi di dunia pertambangan. Pertama faktor kekuatan, sektor pertambangan menjadi pilar perekonomian negeri dan menjadi salah satu industri strategis. Tingginya pengembalian investasi masih sangat kuat di sektor ini. Faktor kelemahan, banyaknya regulasi bermasalah dan sulitnya mengurus perijinan menjadi kesulitan kontrol sektor tambang bagi negeri ini. Peraturan yang tumpang tindih justru membuat kontrol yang semakin sulit. Faktor tantangan, perubahan iklim politik, peraturan, pengurangan lahan eksplorasi dan eksploitasi, pelarangan ekspor bahan baku dan lain sebagainya mengharuskan industri pertambangan siap dengan semua kondisi yang mungkin terjadi. Faktor peluang, melalui penyelenggaraan program Corporate Social Responsibility (CSR) sektor ini mampu mengembangkan sektor lain seperti ekonomi, pendidikan, kesehatan, serta pemberdayaan generasi selanjutnya. Sebagai sektor yang merajai perekonomian, pertambangan merupakan salah satu lokasi berinvestasi terbaik bagi investor yang memiliki finansial lebih. Namun tetap harus dicermati bahwa perubahan iklim perekonomian negeri sangat berpengaruh terhadap sektor pertambangan ini.

Mitra Investor

@mitrainvestor

Pemimpin Umum ADI PAMUNGKAS, ST Pemimpin Redaksi SURIYA EFFENDI, SE Editorial SURIYA EFFENDI, SE KUNTI FARIKHA, S.Pi EDWI RIA AGUSTINA, S. Pi BADI UZZAMAN, S. Pi Reporter / Penulis KUNTI FARIKHA, S.Pi EDWI RIA AGUSTINA, S. Pi RIDHA RIKI PANCAHWATI, SE Desainer kreatif HIMAWAN INTRADA, SE Fotografer HIMAWAN INTRADA, SE Distribusi PURWANTO Produksi HIMAWAN INTRADA, SE PURWANTO Humas SURIYA EFFENDI, SE RIDHA RIKI PANCHAWATI, SE SORAYA KARUNIA SARI, S. ST Promosi dan iklan HIMAWAN INTRADA, SE ADI PAMUNGKAS, ST WIDIATMIKO ARI SAPUTRO, ST Keuangan DESI MAYASARI, SE Sekretaris AYU LESTARI Alamat Redaksi / Usaha JL. MT. Haryono No 970 Ruko Metro Plaza 21 SEMARANG TELP : 024 – 7069 4444 08112778444 Web : www.mitrainvestor.co.id Email : cs@mitrainvestor.co.id Kritik dan saran : pr@mitrainvestor.co.id Periklanan : iklan@mitrainvestor.co.id Twitter : @mitrainvestor Facebook : mitrainvestor

cs@mitrainvestor.co.id

3


KILASAN

6 Kekayaan Perut Bumi Pertiwi Indonesia merupakan salah satu negara yang penghasil bahan tambang terbesar di dunia. Terdapat banyak jenis bahan tambang yang dihasilkan dari perut bumi Indonesia, berikut di antaranya.

PROFIL

16 Sifat Ambisius Hantarkannya ke Gerbang Kesuksesan Samin Tan, dikenal sebagai seorang pengusaha ambisius dalam menjalankan bisnis dan perusahaan. Tak mengherankan, buah hasil tekadnya tersebut membuat pria kelahiran Teluk Pinang, Riau 3 Maret 1964 kini berhasil mendapatkan apa yang diinginkan.

HEADLINE

20 Mempertanyakan Masa Depan Bisnis Pertambangan Dilihat dari sisi ekonomi, industri yang bergerak di sektor pertambangan memang sangatlah menggiurkan. Tidak dipungkiri negara dengan kekayaan sumber daya alam dari hasil pertambangan mampu mencetak sejumlah perusahaan yang memiliki tujuan utama untuk mengeksplorasi dan mengeksploitasi kelimpahan perut negeri.

4

MITRA INVESTOR EDISI 18 - 24 MEI 2015


TECHNOLOGI

34 Kecanggihan Detektor Logam Emas Minelab Electronics Pty Ltd, sebuah perusahaan swasta asal Torrensville, Australia Selatan yang juga memiliki kantor regional berlokasi di Cork Islandia dan Chicago USA meluncurkan teknologi mutakhir pendeteksi emas dan metal genggam.

ENTREPRENEUR

38

Proses Merangkak hingga Berdirinya EZRA

Pria bernama Slamet Erzra lahir di Jambi 1965. Pendidikan dasarnya di SDN 008 Palaran 1981, berlanjut di SMPN Palaran 1984 dan SMAN 4 Samarinda 1987, hingga akhirnya menyelesaikan di Universitas Mulawarman FKIP pendidikan Biologi 1994.

NEWS EVENT

46 Wujudkan Industri Rendah Emisi Berkelanjutan Indonesia merupakan negara yang terkenal akan kelimpahan sumber daya alam, termasuk di antaranya hasil tambang seperti minyak bumi, gas alam, batubara, emas, timah, nikel.

Mitra Investor

@mitrainvestor

cs@mitrainvestor.co.id

5


N

A

IL

K

SA

Indonesia merupakan salah satu negara yang penghasil bahan tambang terbesar di dunia. Terdapat banyak jenis bahan tambang yang dihasilkan dari perut bumi Indonesia, berikut di antaranya.

Kekayaan Perut Bumi Pertiwi 1. Minyak bumi dan gas Sumber energi utama untuk keperluan transportasi, industri, dan rumah tangga. Didapatkan dengan cara mengebor permukaan bumi baik di darat maupun laut. Adapun kini telah berkembang berbagai sumber energi alternatif seperti bioenergi yang dihasilkan dari jenis tumbuhan, matahari, gelombang, dan angin. 2. Batu bara Terbentuk dari endapan sisa tumbuhan selama jutaan tahun lalu yang digunakan sebagai pembangkit listrik, industri batu bata, semen, dan sebagainya. Indonesia sendiri hanya memiliki cadangan batu bara sebesar 0,5% dari cadangan di dunia. Namun jika dilihat dari produksinya, cadangan Indonesia menduduki posisi terbesar ke-6 dengan jumlah produksi hingga 246 juta ton. Potensi terbesarnya berada di wilayah Kalimantan Timur, Sumatera, dan Sumatera Barat. 3. Bauksit Kerap dimanfaatkan untuk industri logam, keramik, dan

6

kimia. Potensinya cukup besar dengan jumlah produksi mencapai 1.262.710 ton. Penambangan dilakukan di Pulau Bintan, Pulau Koyang, dan Singkawang dengan pabrik peleburan bauksit yang dibangun di Sumatera Utara. Olahan bauksit tak hanya dipasarkan dalam negeri, namun juga diekspor ke Jepang. 4. Emas Cadangan kekayaan suatu negara ini sering kita jumpai untuk dimanfaatkan sebagai perhiasan, uang, dan harta simpanan. Lokasi penambangan emas terpopuler di Indonesia terletak di daerah Papua (Freeport, Timika), Bolaang Mongondow, Minahasa, Sambas, Logos, Rejang Lebong, Meulaboh, dan Jawa Barat di Cikotok dan Pongkor.

5. Timah Terbentuk dari biji timah yang terdapat pada batuan granit yang hancur akibat pelapukan dan erosi. Dimanfaatkan untuk bahan baku solder, logam pelapis, dan pembuatan kaleng. Indonesia disebut sebagai penghasil timah terbesar keempat di dunia setelah Malaysia, Bolivia, dan Thailand. Aktivitas penambangan

MITRA INVESTOR EDISI 18 - 24 MEI 2015

di Pulau Bangka, Pulau Belitung, Pulau Singkep, dan Pulau Karimun. Mayoritas hasil penambangan diekspor ke Singapura dan negara di Eropa. 6. Tembaga Penambangan tembaga secara besar-besara dilakukan di Papua oleh PT. Freeport asal Amerika sejak tahun 1972. Bijih tembaga ini mengandung bijih emas dan perak yang banyak digunakan industri peralatan listrik, konstruksi, kapal laut, pesawat terbang dan lainnya. Konsentrat tembaga yang dihasilkan sebagian besar diekspor ke Jepang. 7. Nikel Daerah utama penghasil nikel terletak di Soroako dan Pomala, Sulawesi Tenggara yang dilengkapi dengan pabrik peleburan modern. Bahan yang banyak digunkaan pada industri logam ini banyak diekspor ke Jepang. Selain ketujuh bahan tambang di atas, Indonesia juga menyimpan sejumlah kekayaan lainnya yang tak kalah potensialnya seperti pasir besi, aspal, mangan, belerang, marmer, dan yodium.[]


Pasang Surut Industri Jasa Salah satu gambaran pilar pembangunan ekonomi nasional terlihat pada industri dan jasa di bidang pertambangan. Sektor industri tersebut menjadi pilihan industri yang strategis dan berperan cukup signifikan bagi pembangunan perekonomian di Indonesia dalam beberapa tahun terakhir. Hal ini merupakan sebagian kecil dari proses awal pengelolaan Sumber Daya Alam (SDA) yang kaya akan menghasilkan pendapatan finansial guna kesejahteraan rakyat. Penompang utama di industri nasional ini ialah jasa pertambangan yang juga memiliki peran aktif terkait dengan perkembangannya secara umum. Sebuah lini dari serangkaian kegiatan di industri pertambangan berupa jasa diantaranya meliputi survei, eksplorasi, pengadaan alat berat, konsultasi, transportasi dan infrastruktur pendukung lainnya. Sebagaimana perkembangan industri lainnya, jasa pertambangan nasional industri juga mengalami pasang surut yang erat kaitannya dengan demand (permintaan), baik terhadap pasar domestik maupun global. Misalnya krisis ekonomi yang melanda Amerika di tahun 2008 dan krisis ekonomi di Eropa pada tahun 2012. Akibat terganggunya perekonomian global tersebut, dampaknya juga terasa pada industri jasa pertambangan. Terjadinya penurunan permintaan pasar terhadap produk hasil tambang, diantaranya batubara yang saat ini menjadi pionir pertambangan di Indonesia. Kendala itu tidak menyurutkan industri jasa pertambangan untuk dapat berkonstribusi di dalam pembangunan nasional Indonesia. Industri jasa sektor pertambangan merupakan aset yang wajib didukung oleh semua pihak. Hal ini untuk mempertahankan kiprahnya dalam membantu perkembangan perekonomian di Indonesia. Sektor usaha tersebut mempunyai daya saing yang tinggi di tingkat nasional dan internasional. Tantangan jasa pertambangan di negara kita di masa mendatang ialah menyusun strategi guna mengantisipasi krisis global yang kini masih menjadi masalah besar. Tak hanya itu, regulasi pemer-

Mitra Investor

@mitrainvestor

intah daerah dan pemerintah pusat yang hanya mementingkan pihak-pihak tertentu, menambah rumit dunia pertambangan. Banyak Perda yang kerap tumpang tindih dengan regulasi sebelumnya dan beberapa lainnya malah bertolak belakang antara satu dengan lainnya. Tantangan lain dunia pertambangan yakni komitmen perusahaan jasa pertambangan yang senantiasa harus meminimalisir dampak kerusakan lingkungan. ASPINDO (Asosiasi Jasa Pertambangan Indonesia) beserta anggotanya berkomitmen melakukan pembangunan secara berkesinambungan dengan cara menjaga lingkungan dan memperbaiki kerusakannya pasca kegiatan tambang. Beragam program jenis dilaksanakan asosiasi tersebut guna membangun dan melestarikan lingkungan sekitar lokasi pertambangan. Seiring denganperkembangannya, kini industri jasa pertambangan di Indonesia mampu berkonstribusi dalam pembangunan ekonomi, berupa wadah dan penyerapan tenaga kerja serta dan peningkatan nilai tambah SDA. Melalui program bernama Corporate Social Responsibilty (CSR), industri ini turut aktif dalam membangun pribadi masyarakat di bidang kesehatan, pendidikan, ekonomi dan usaha memberdayakan generasi muda.[]

cs@mitrainvestor.co.id

7


N

A

IL

K

SA

Menyimak Potensi Kaltim Tujuan Investasi

Kaltim, salah satu provinsi di Pulau Kalimantan ini masih menjadi salah satu tujuan utama investor lokal maupun investor asing untuk menanamkan modalnya yang didominasi oleh eksploitasi sumberdaya alam tak terbaharukan seperti pertambangan. Sementara sektor lainnya belum menunjukkan pertumbuhan signifikan. Franky Sibarani, Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) menyatakan bahwa realisasi investasi di Kalimantan Timur tahun 2014 mencapai Rp 36 triliun. Mengalami peningkatan signifikan dibanding tahun sebelumnya yang hanya Rp 28,3 triliun. “Pertumbuhan Kalimantan Timur sejak 2010 hingga 2015 selalu masuk 5 besar,� ujar Franky. Rasio investasi yang tercatat dalam lima besar nasional ini merupakan gambaran peran pemerintah daerah terhadap arus investasi yang masuk ke dalam daerahnya. Disebutkan rasio investasi Kalimantan Timur mencapai 40% dalam skala nasional, berada di bawah DKI Jakarta yang tercatat 67%, Jawa barat 58%, dan Jawa Timur 41%. Aktivitas pertambangan yang ramai dilakukan di Kalimantan Timur meliputi pertambangan migas dan non-migas seperti batu bara. Merupakan hasil tambang yang memiliki pengaruh besar bagi perekonomian Kalimantan Timur maupun Indonesia sendiri. Hingga kini, keduanya menjadi komoditi ekspor utama penyumbang devisa negara.

8

Produksi batu bara misalnya, perkembangannya sejak tahun 2004 terus meningkat. Tahun 2012 berhasil mencapai produksi sebesar 216.669.424 ton atau setara dengan peningkatan 4,13%. Di samping pertambangan emas dan minyak yang dilakukan di Kalimantan Timur, areal pertambangan yang berkembang cukup pesat dan mengalami perluasan area eksplorasi adalah tambang batu bara. Menurut data yang dirilis oleh Dinas Pertambangan dan Energi Provinsi Kalimantan Timur menyebutkan hingga tahun 2009 konsesi area tambang batu bara yang sedang dieksploitasi seluas Âą 281.953 ha. Sebagai sumber daya alam yang tidak dapat diperbaharui, batu bara bisa diolah untuk dijadikan sumber energi alternatif,

MITRA INVESTOR EDISI 18 - 24 MEI 2015

mengingat cadangan yang dimiliki Kalimantan Timur relatif besar. Berdasarkan kandungannya, batubara bisa diolah menjadi sumber energi baru melalui proses liquifikasi atau gasifikasi. Produk yang dihasilkan dari pencairan batubara atau liquefaction coal berupa bahan bakar minyak. Berdasarkan hasil perhitungan finansialnya, usaha batu bara cair ini layak dilakukan apabila terdapat diversifikasi produk dan jaminan harga produk di atas harga yang tengah berlaku. Sementara hasil proses gasifikasi adalah Coal Bed Methane (CBM). Gas hidrokarbon yang teradsorpsi di batubara ini telah banyak dimanfaatkan industri rumah tangga di dunia. Bahkan kini dikembangkan menjadi bahan bakar pembangkit tenaga listrik. []


Tren Produksi dan Ekspor Batubara

Batubara merupakan sumber energi penting yang dimanfaatkan untuk kegiatan pembangkitan listrik sekaligus berfungsi sebagai bahan bahar pokok dalam produksi semen dan baja. Sumber energi penting lainnya seperti gas alam yang lebih rentan terhadap fluktuasi harga di pasar dunia membuat banyak industri beralih ke energi batu bara. Indonesia sendiri disebutkan sebagai produsen terbesar keempat di dunia setelah China, USA, dan Australia. Ketiga daerah mencakup Sumatera Selatan, Kalimantan Timur, dan Kalimantan Selatan disebutsebut menjadi lokasi penambangan sumberdaya batubara terbesar di Indonesia.

vestasi demi menjamin pasokan di kemudian hari sekaligus memproteksi perusahaannya dari fluktuasi harga.

Gambaran masa depan yang menjanjikan menjadi alasan mengapa belakangan ini banyak perusahaan yang memulai, memperluas industri batubara, hingga bahkan mengganti kegiatan usaha pokoknya. Harga batubara yang dinilai lebih mahal nantinya merupakan rangsangan bagi perusahaan yang notabene sangat bergantung pada suplai batubara seperti Astra International, Semen Indonesia, dan PLN untuk berin-

Pertama, karena kekuatan dominan pembangkitan listrik yang menyebutkan bahwa paling sedikit 27% dari energi total dunia dan lebih dari 39% seluruh lisrik dihasilkan dari pembangkit listrik bertenaga batubara. Kedua, tersedianya limpahan cadangan batubara berkualitas menengah dan bawah yang dijual dengan harga kompetitif di pasar global. Alasan ketiga, Indonesia memiliki posisi strategis dalam pasar China dan Indonesia. Karena kedua negara ini membuka beberapa pembangkit listrik dengan menggunakan tenaga batubara sebagai suplai kebutuhan listrik penduduknya yang terbilang besar membuat permintaan batubara kualitas rendah dari kedua negara meningkat signifikan. Terakhir, tak lain karena tingkat penggunaan batubara di dalam negeri masih terbilang relatif rendah. Ditambah dengan peningkatan produksi nasional dan permintaan internasional membuat laju ekspor tinggi.[]

Tak hanya puas sebagai produsen, saat ini Indonesia juga dikenal sebagai eksportir terkemuka di sektor batubara. Dikenal China, India, Korea, dan Jepang sebagai negara utama tujuan ekspor. Terdapat dua jenis batubara yang diekspor, yakni kualitas rendah (di bawah 5100cal/gram) dan kualitas menengah antara 5100 dan 6100 cal/gram. Sebagian besar merupakan permintaan dari China dan India. Dengan menyandang predikat eksportir batubara, sudah sangat jelas batubara memiliki peran penting terhadap pemasukan pendapatan dalam negeri. Komoditas satu ini menghasilkan 85% dari pendapatan sektor pertambangan. Sejak memasuki era 1990-an, ketika sektor pertambangan batubara kembali dibuka untuk investasi asing, setidaknya Indonesia mengalami peningkatan baik dari segi produksi, ekspor maupun penjualannya di dalam negeri. Ekspor batubara asal Indonesia pun membumbung tinggi dengan pencapaian sekitar 70 hingga 80% dari total produksi. Lantas, apakah yang mendorong peningkatan produksi dan ekspor batubara di Indonesia? Berikut pemaparannya.

Mitra Investor

@mitrainvestor

cs@mitrainvestor.co.id

9


N

SA

A

Tantangan terberat yang sering dihadapi oleh negara yang kaya akan sumber daya alam yakni maraknya K praktik pertambangan ilegal. Kasus seperti ini jelas sangat merugikan pendapatan finansial suatu negara. Berbagai persoalan runtutan dipastikan terjadi, antara lain terganggunya kelestarian lingkungan, konflik sosial yang dapat memicu munculnya kemiskinan baru. Merambahnya pertambangan ilegal ditengarai banyaknya oknum dari kelompok petambang dari rakyat kecil yang berjumlah besar. Tentu ada keterkaitan dengan pihak yang berkuasa (pemilik modal) sehingga praktik ini sulit untuk dihapuskan. Tahun 2012 lau, Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) menemukan 115 pertambangan ilegal di kawasan Timur Indonesia. Kerugian yang ditanggung negara akibat praktik tanpa ijin tersebut yaitu sebesar Rp100 milyar. Negara yang mengalami

pemerintah daerah tidak mampu menegaskan aturan tentang pengelolaan kebijakan pembangunan. Akibatnya, pengelolaan tambang rakyat didominasi oleh para pendatang, baik sebagai memiliki modal ataupun hanya penambang. Kondisi itulah yang menyebabkan berkurangnya pendapatan masyarakat pribumi terkait dengan besarnya finansial yang bisa didapat jika mereka berkecimpung di dunia pertambangan.

hal serupa yakni Vietnam (2011), ekspor ilegal biji besi ke Cina merugikan pemerintah hingga USD 164 juta. Kejadian di Filipina, 95% emas diperdagangkan di pasar gelap.

Salah satu sebab terjadinya pertambangan ilegal ialah tidak terealisasikannya PP No. 23 tahun 2010 di lapangan. Peraturan tersebut memaparkan mengenai beban yang sama antara pertambangan rakyat dan perusahaan. Bentuk persamaannya yakni dalam hal pengajuan ijin pertambangan dan reklamasi. Mayoritas pertambangan ilegal rakyat (tanpa ijin) mengabaikan aspek kelestarian lingkungan pra dan pasca tambang serta keselamatan kerja. Kejadian ini menimbulkan asumsi bagi para peneliti dan Asosiasi pertambangan Indonesia yang menggolongkan pertambangan rakyat sebagai masyarakat yang menambang atau penggalian, bukan kegiatan pertambangan. Penggalian tambang ilegal juga menyebabkan penurunaan terhadap daya dukung lingkungan. Keterbatasan pengelolaan lingkungan sekitar, 40% sisa olahan tambang dibuang dalam bentuk bongkahan tanah. Peran pemerintah sangat diharapkan untuk dapat menyiapkan konsep untuk pengelolaan tambang secara berkelanjutan. Kesejahteraan masyarakat dan pendapatan negara dapat meningkat apabila konsep, penerapan serta pengawasan pengelolaan pertambangan Indonesia berjalan serentak. []

IL

Ilegal, Rugikan Banyak Dimensi Pertambangan ilegal juga dikenal dengan PETI (Penambang Tanpa Ijin) tidak dikelola oleh tambang di negara kita. Hal ini sesuai aturan dalam UU No. 4 tahun 2009 yang menjelaskan bahwa “pemerintah telah mengakomodir kegiatan pertambangan yang dilakukan oleh masyarakat dengan mengeluarkan Ijin Pertambangan Rakyat (IPR) yang dilakukan di sebuah wilayah pertambangan�. IPR seharusnya merupakan alternatif pilihan usaha bagi masyarakat yang berdomisili di area penghasil barang tambang untuk mendorong pertumbuhan ekonominya. Nampaknya,

10

MITRA INVESTOR EDISI 18 - 24 MEI 2015


Pertambangan merupakan serangkaian aktivitas dalam rangka mencari, menambang (menggali), mengolah, memanfaatkan dan menjual bahan galian (mineral, panas bumi, batu bara, migas). Aktivitas ini memiliki dampak beragam, tentunya menimbulkan sisi positif dan negatif. Sisi positif pertambangan yakni dalam hal pendapatan finansial, baik dalam bentuk devisa maupun pendapatan asli daerah. Penyerapan tenaga kerja yang berasal dari masyarakat sekitar

Stop Kerusakan Lingkungan Akibat Kegiatan Ini

hingga masyarakat luar area pertambangan. Adanya perusahaan pertambangan di suatu area akan berpengaruh secara sistematik, terutama pada segi ekonominya. Tenaga kerja yang diserap dari masyarakat sekita biasanya diperkerjakan sebagai tenaga managerial, teknis operasional, teknis tambang dan tenaga pendukung lainnya. Pembangunan daerah di area pertambangan pastinya akan terus mengalami perkembangan seiring dengan sarana prasarana pendukung perusahaan itu sendiri. Infrastruktur yang dibangun untuk kelancaran pertambangan dapat jadi pemicu untuk meningkatkan pembangunan daerah tersebut. Aspek yang dibangun dapat dari segi sosial, perekonomian dan kesehatan. Pertambangan berkelanjutan diharapkan dapat berimbas baik dengan perbaikan insfrastruktur sosial, diantaranya tempat ibadah. Dari segi ekonomi, misalnya perbankan, pasar, dan sarana pendidikan. Lebih dari dampak

positif daerah sekitar area pertambangan, industri ini ialah salah satu pendapatan finansial terbesar di sebuah Negara. Apabila potensi tambang Indonesia dikelola dengan baik, maka akan mengangkat Negara di kancah internasional. Segudang kelebihan dunia pertambangan ternyata menyisakan sekelumit permasalahan klasik yang tak kunjung ada jalan keluarnya. Kegiatan pertambangan yang berlokasi di kawasan hutan bisa menjadi pemicu kerusakan ekosistem hutan. Terganggunya kelestarian lingkungan hutan tersebut dalam bentuk pencemaran pada air, udara dan tanah. Usaha ini dalam kurun waktu singkat bisa merubah bentuk topografi dan land impact, sehingga keseimbangan sistem ekologi di daerah sekitarnya akan terganggu. Jika hanya memikirkan keuntungan finansial saja, maka keselamatan kerja dan kondisi geologi lapangan sering

Mitra Investor

@mitrainvestor

diabaikan. Dampaknya, bencana seperti tanah longsor, keruntuhan tambang, ledakan tambang dan gempa sangat mungkin terjadi. Pembukaan lahan sebagai area pertambangan merusak lahan yang semula berfungsi sebaagai perkebunan atau pertanian. Selain lahan, ekosistem perairan juga mengalami kerusakan. misalnya tambak atau terumbu karang di pesisir. Air tambang bersifat asam dan berpotensi racun. Tidak mungkin memang menjadikan suatu kegiatan hanya memiliki sisi positif saja. Meski begitu, upaya untuk meminimalisir dampak kerusakan lingkungan yang diakibatkan oleh dampak kegiatan tambang harus dilakukan. Caranya yaitu dengan menata letak lokasi pertambangan sehingga kerusakan lahan dapat dikurangi. Langkah lainnya yakni megolah limbah pertambangan sehingga saat dibuang tidak menyebabkan kerusakan dan tidak membuat suatu ekosistem terganggu.[]

cs@mitrainvestor.co.id

11


N

A

IL

K

SA

sahaan. Faktor-faktor inilah yang menyebabkan bisnis pertambangan bermodalkan dana yang besar.

Salah Satu Bisnis Unik Di Indonesia

Bisnis yang selalu menjadi primadona bagi investor, baik lokal atapun pemilik modal asing (PMA) salah satunya ialah pertambangan. Ketertarikan ini tentu tak lepas dari keunikan yang dimiliki oleh dunia pertambangan. Bagi Anda yang berminat untuk terjun ke bisnis tambang tersebut, mari pelajari letak keunikannya. 1. Padat modal Jelas bisnis tambang tergolong pada bisnis padat modal. Dibutuhkan investasi dengan nominal yang relatif besar untuk dapat menggeluti bisnis unik ini. Pada kasus yang telah banyak ditemukan menunjukkan bahwa cadangan mineral biasanya terdapat di daerah terpencil. Hal ini membuat akses menuju ke lokasi tambang sulit dan bahkan tidak ada. Sudah menajdi tanggungjawab perusahaan yang bersangkutan untuk menyediakan akses jalan tersebut. Lepas dari permasalahann akses, tingginya investasi yang diperlukan juga dialokasikan untuk pembelian peralatan tambang yang berharga fantastis. Selain itu, pembiayaan digunakan untuk pengadaan bangunan pemukiman pekerja dan bangunan guna kantor peru-

12

2. Fase pra produksi panjang Cadangan tambang bumi tidak dapat ditemukan secara instan. Langkah pertama yang dilakukan untuk memulai bisnis pertambangan yakni eksplorasi lokasi. Setelah ditemukan area yang berpotensi menghasilkan barang tambang, selanjutnya perusahaan harus mengajukan perijinan agar mendapat kelegalan hukum. Ijin telah dikeluarkan, disinilah awal dimulainya bisnis pertambangan dengan cara membuat akses berupa jalan masuk dan kelengkapan sarana prasarana pendukung. Barulah proses pembukaan tanah penutup (tambang terbuka) bisa dikupas dan penggalian terowongan (tambang bawah tanah), sebelum cadangan barang tambang dapat diambil. Tahap demi tahap cukup memakan waktu, berawal dari eksplorasi hingga akhirnya sebuah barand tambang dapat diambil hingga dijual. Kisaran waktu fase pra produksi ini bervariasi, berkisar antara 2- 10 tahun. 3. Resiko rslatif tinggi Kemungkinan resiko bisnis pertambang relatif tinggi, dapat berupa bencana alam hingga kesalahan teknis akibat kelalaian pekerja. Lereng dampak dari galian tambang terbuka sanbat berpotensi untuk longsor. Terowongan galian bisa saja runtuh karena desain yang tidak sesuai dengan keadaan tanah area pertambangan tersebut. 4. SDA tidak dapat diperbarui Usia bisnis pertambangan di suatu wilayah tertentu pasti terbatas. Pembatasnya tak lain ialah jumlah cadangan barang tambang yang semakin menipis ketika terus diproduksi. Mengingat, barang tambang merupakan SDA yang tidak dapat diperbarui. Ketika cadangan barang tambang bumi tidak ditemukan lagi, maka inilah akhir dari semua operasi. Diperlukan ketepatan desain dan pelaksanaan agar bisnis ini dapat dioptimalkan. Sehingga apa yang diupayakan bisa menghasilkan keuntungan finansial yang maksimal.[]

MITRA INVESTOR EDISI 18 - 24 MEI 2015


100 ribu dolar Australia per ha. Peraturana yang dibuat pemerintah tentang reklamasi sudah sangat baik jika dipatuhi. Syarat eksplorasi, produksi hingga pasca tambang tertulis jelas di dalam aturan tersebut.

Mari Pulihkan Lahan Pasca Tambang Para pengusaha yang telah mengantongi ijin usaha pertambangan kerap kali lepas tangan terhadap lubang galian bekas tambang. Cara yang sering dilakukan yakni dengan membayarkan sejumlah dana untuk jaminan reklamasi dan menyerahkan kepengurusan bekas terkait lubang galian tersebut kepada Pemda setempat. Reklamasi atau pemulihan lahan akibat efek samping kegiatan pertambangan yang bertujuan untuk mengembalikan kelestarian lingkungan seperti kondisi semula memang sangat sulit dilakukan. Tanggungjawab pemulihan lahan pasca tambang seharusnya dilakuakan oleh perusahaan dan tidak sekedar memberikan sejumlah dana sebagai jaminan reklamasi kepada Pemda. Selanjutnya dengan mudah bisa meninggalkan bekas galian terbuka ataupun

bawah tanah setelah terselesaikannya kegiatan eksplorasi. Parahnya, para pengusaha tambang nampaknya belum sadar mengenai fungsi dana tersebut. Asumsi ini dikarenakan masih banyak pengusaha yang mangkir atas kewajiban pembayaran dana reklamasi. Besaran dana reklamasi pada lahan tambang khusus batu bara sebesar Rp60 juta per ha, setara dengan Rp500-Rp2000 per ton. Tetapan dana di Indonesia ini sangat kecil dibandingkan dana reklamasi tambang di Australia. Di negara kanguru tersebut, pemeliharaan air asam sisa tambang dialokasikan dana sebesar 60 juta dolar Australia, setara denagn Rp540 miliar per tahunnya. Sedangkan lahan tambang yang ditinggalkan harus dipelihara dengan total biaya sebesar

Mitra Investor

@mitrainvestor

Peraturan Pemerintah Nomor 78/2010 tentang Reklamasi dan Pasca tambang menjelaskan bahwa para calon pemegang ijin usaha pertambangan wajib menyerahkan RKAB (Rencana Kerja dan Anggaran Biaya) eksplorasi. RKAB digunakan sebagai syarat untuk memperoleh ijin, meliputi rincian kegiatan eksplorasi, produksi hingga reklamasi dan pasca tambang dalam waktu 5 tahun ke mendatang. Rencana tertulis tersebut minimal tertera penjelasan mengenai tata guna lahan pra dan pasca kegiatan pertambangan, rencana pembukaan lahan dan program reklamasi (reklamasi lahan bekas tambang dan sekitarnya, pemeliharaan hasil reklamasi, pengembangan/ pemberdayaan masyarakat dan pengawasan). pengajuan rencana reklamasi dan pasca tambang harus secara bersamaan di dalam RKAB sebagai syarat guna ijin usaha pertambangan dan operasi produksi. Pengajuan ijin ini tertuju kepada pejabat terkait di daerah setempat. Persoalan ini terletak pada bagaimana ijin itu dikeluarkan oleh Pemda. Seharusnya, jika ada masalah dalam rencana reklamasi, maka ijin tersebut tidak dapat dikeluarkan. Disinilah fungsi pengawasan diperlukan, teruju pada aparat penegak hukum. Perlu kerjasama berbagai pihak untuk menjaga kelestarian lingkungan agar dapat meminimalisir kerusaakannya akibat kegiatan pertambangan. Pihak yang utama ialah pengusaha, didukung dengan pemerintah dan masyarakat setempat. Desain awal yang tepat akan mengurangi dampak penggalian bahan tambang.[]

cs@mitrainvestor.co.id

13


N

A

IL

K

SA

Pro Kontra Tarif Royalti Dalam satu dekade terakhir, perkembangan penerimaan negara menunjukkan tren peningkatan yang pesat. Akan tetapi, laju peningkatan penerimaan perpajakan dan penerimaan negara bukan pajak (PNBP) mengalami perkembangan yang berbeda. Tercatat selama periode 2006 hingga 2012, PNBP hanya meningkat 22%, sangat jauh berbeda dengan penerimaan perpajakan yang mencapai 107%. Kontribusi dari PNBP sektor pertambangan umum batubara dinilai masih lebih kecil dibanding potensi yang sebenarnya. Rendahnya pertumbuhan PNBP inilah memicu beragam penanganan serius demi mengoptimalkan penerimaan negara. Salah satu cara pemerintah dalam hal ini adalah rencana kenaikan tarif royalti batubra bagi pemegang konsesi izin usaha pertambangan atau IUP yang dimulai tahun 2015 meskipun di tengah harga jual komoditas tambang terpuruk. Bahkan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) melalui Direktur Jenderal Mineral dan Batubara, R Sukhyar

14

menegaskan kebijakan kenaikan tarif royalti tidak mungkin ditarik kembali mengingat pembahasannya telah memasuki lintas kementerian. Santer terdengar pemberitaan terkait revisi PP Nomor 9 Tahun 2012 tentang Jenis dan Tarif Atas Jenis Penerimaan Negara Bukan Pajak yang Berlaku pada Kemenreia ESDM sebagai tindak lanjut pemerintah untuk menggenjot penerimaan negara dari sektor pertambangan sebesar Rp 52,2 triliun dalam APBNP 2015. Disebutkan tarif royalti untuk kalori rendah naik dari 3% menjadi 7%, kalori sedang dari 5% menjadi 9%, sedangkan untuk kalori tinggi meningkat dari 7% menjadi 13,5%. Kebijakan pemerintah ini bukan tanpa alasan. Target PNBP yang sempat mengalami drop hingga Rp 141,3 triliun mejadi alasan mengapa pihaknya mengotak atik cara demi merealisasikan peningkatan PNBP. Kondisi global yang tidak bersahabat yang ditandai dengan penurunan harga minyak dunia menjadi pe-

MITRA INVESTOR EDISI 18 - 24 MEI 2015

nyebab PNBP sektor sumber daya alam migas mengalami penurunan secara drastis dari Rp 142,9 triliun menjadi Rp 81,4 triliun. Karena sulit diharapkan, pos PNBP yang awalnya berasal dari SDA migas kini merambah ke sektor SDA non migas. Pemerintah pun melihat potensi peningkatan pendapatan yang tidak kecil dari optimalisasi penerimaan royalti sektor minerba, ditargetkan naik dari Rp 7,1 triliun menjadi Rp 31,7 triliun. Sikap kekeh pemerintah ini turut menuai kontra dari beberapa pihak, tidak lain Asosiasi Pertambangan Batubara Indonesia (APBI). Melalui Ketua Umumnya, Pandu Syahrir sangat menyayangkan kebijakan lantara saat ini harga jual batubara tengah turun. Menurutnya, harusnya pemerintah lebih intensif membahas perkembangan industri batubara Tanah Air mengingat investasi di sektor ini menurun. Kerjasama antara pengusaha dan pemerintah dirasa perlu demi terwujudnya industri batubara yang lebih berkembang nantinya.[]


Anda pun Bisa

Mendulang Emas di Tambang Sendiri Nilai emas cenderung terus alami kenaikan bahkan di saat terjadi krisis ekonomi sekalipun. Inilah yang kerap menjadi alasan mengapa kini banyak perusahaan yang tertarik untuk memulai membuka usaha pertambangan emas di samping popularitas yang dimilikinya, terutama di negara-negara yang berpotensi untuk dibukanya tambang emas. Ketertarikannya juga didasari atas keuntungan yang akan didapat dari mendulang emas dan menjualnya. Sama halnya dengan jenis usaha lain, dalam usaha pertambangan emas, resiko kegagalan sangat mungkin terjadi. Anda harus benar-benar memiliki pertimbangan dalam memutuskan untuk memulai usaha pertambangan emas sendiri. Hal pertama yang harus dilakukan adalah memeriksa pasokan emas di dalam negeri. Apakah cadangan yang dimiliki memungkinkan untuk dibangun bisnis. Perusahaan besar yang bergerak di bidang semacam ini lebih memilih melakukan penambangan di negara-negara yang sudah bisa dipastikan kelimpahan emasnya. Sementara untuk perusahaan tambang emas sendiri, ada baiknya melakukan riset untuk mengetahui potensi emas di dalam negeri sendiri. Banyak pendapat yang menyatakan bahwa cadangan emas di Republik ini besar, namun hingga kini belum ada data resmi mengenai potensi cadangan emas. Beberapa sumber menyebutkan total cadangan emas Indonesia berkisar kurang lebih 1,3 juta trouy ounces. Jika dilihat dari segi geologinya, Indonesia memanglah

Mitra Investor

menjanjikan. Terjadi pertemuan lempeng Pasifik, Atlantik, dan Australia yang notabene memiliki kandungan bahan mineral dalam jumlah besar. Jalur emasnya pun lebih dari 8 ribu kilometer yang merentang dari Aceh hingga Sulawesi Utara, Kalimantan dan Papua. Poin selanjutnya adalah memilih metode manakah yang akan diterapkan. Setidaknya ada beberapa metode penambangan emas yang dilakukan di sejumlah negara. Sebut saja metode panning atau pendulangan emas dimana metode ini kerap dilakukan oleh sebagian besar penambang emas. Umumnya, lokasi penambangan dilakukan di tempat bekas dari penambangan besar. Ada lagi metode scluicing yang menggunakan kotak pintu air yang difungsikan untuk mengekstrak emas. Atau dengan metode hard rock. Merupakan penghasil emas sebagian besar di dunia dengan menggunakan penambangan emas bawah tanah. Tentunya bagi anda yang tidak akrab dengan proses tersebut akan merasa kesulitan saat melakukan usaha penambangan emas. Namun tidak perlu khawatir, karena ini merupakan alasan Anda untuk lebih memilih memperkerjakan karyawan. Pastinya Anda harus memilih orang yang berkompeten di bidangnya. Dengan demikian, akan lebih menghemat waktu pelatihan dan proses pengembangan bisnis pun akan lebih cepat terlaksana. Peluang meraup keuntungan melalui bisnis kemilau ini pastinya tinggi sehingga bukan tidak mungkin menjadi pilihan bisnis menarik untuk diterjuni.[]

@mitrainvestor

cs@mitrainvestor.co.id

15


L

FI

O PR

Samin Tan

Sifat Ambisius Hantarkannya ke Gerbang Kesuksesan Samin Tan, dikenal sebagai seorang pengusaha ambisius dalam menjalankan bisnis dan perusahaan. Tak mengherankan, buah hasil tekadnya tersebut membuat pria kelahiran Teluk Pinang, Riau 3 Maret 1964 kini berhasil mendapatkan apa yang diinginkan. Sejumlah prestasi hasil dari kejayaannya telah ia dapatkan. Meskipun gagal mer-

16

aih gelar sarjana jurusan ekonomi akuntansi Universitas Tarumanegara, siapa sangka tahun 2003 menjadi tahun keberuntungannya dengan menyabet posisi sebagai komisaris perseroan. Disebutkan juga menjabat sebagai Presiden Direktur di beberapa perusahaan terkemuka di Republik ini. Mengenai kekayaannya, ayah dua anak ini sempat dinobatkan

MITRA INVESTOR EDISI 18 - 24 MEI 2015

sebagai salah satu orang terkaya di Indonesia versi Majalah Forbes. Saat itu ia menduduki posisi ke 40. Tidak lama kemudian, Samin Tan berhasil mengalahkan kekayaan Sandiago Uno dan Aburizal Bakrie dengan menempati peringkat ke-28 setelah Ciputra. Diperkirakan total kekayaan yang disimpannya mencapai USD 940 juta. Namanya pun patut diperhitungkan di kancah dalam negeri bahkan Asia.


dagang BRMS pada 3 Mei 2012 yang tak lain merupakan anak perusahaan BUMI. Di BUMI sendiri, pencapaiannya tak main-main, ia mampu menggeser posisi Ketua Umum Kadin Bambang Suryo Sulito menduduki posisi tinggi sebagai Komisaris Utama per tanggal 21 Mei 2012. Anak perusahaan Bumi Plc lainnya, PT. Berau Coal Energy Tbk (BRAU) disebutkan memposisikan Samin Tan sebagai komisarisnya. Begitu halnya dengan PT. Kawasan Industri Jababeka Tbk (KIJA).

Berbicara soal bisnis dan karirnya sudah tidak perlu diragukan. Sederet jabatan penting pernah ia cicipi. Bermitra dengan KPMG Hanadi Sudjendro dan rekan di tahun 1987-1988 menjadi langkah awal bisnisnya. Kemitraannya pun merangkak naik dan berlanjut pada Deloitte Touche di tahun 1998-2002. Pemilik PT. Borneo Lumbung Energi dan Metal Tbk sejak tahun 2007 itu terus melebarkan sayapnya untuk membuktikan eksistensinya sebagai pengusaha sukses di sektor pertambangan dan batubara. Hingga akhirnya Samin Tan berhasil menancapkan taring kejayaannya dengan menduduki posisi sebagai Chairman di Bumi Plc berlokasi di London per 26 Mei 2012. Merupakan perusahaan pertambangan raksasa di Indonesia yang tercatat dalam daftar emiten di London Stock Exchange. Menguasai sekitar 28% saham PT. Bumi Resources Tbk (BUMI), perusahaan batu bara milik Bakrie. Masa keemasan tersebut mampu mengantarkannya ke gerbang kesuksesan dengan mengantongi kekayaan sejumlah USD 940 juta. Samin Tan ternyata juga didaulat menjadi Direktur Utama PT. Bumi Resources Mineral Tbk berkode

Mitra Investor

Sosok Samin Tan tak hanya terkenal dengan kisah perjalanan karirnya yang mengesankan, akan tetapi satu lagi yang sempat menyoroti hidupnya adalah ketika dirinya turut membantu permasalahan Bakrie yang tengah dililit hutang dengan membeli setengah dari saham Bumi Plc di Bursa London. Tak puas dengan apa yang telah dimilikinya, di tahun 2002 Samin Tan menanamkan modalnya sebagai pemilik dari bank investasi, Renaissance Capital Asia. Disebutkan bahwa bank investasi yang dipimpinnya merupakan operator PT. Bumi Resources Tbk saat megakuisisi PT. Kaltim Prima Coal dari tangan Rio Tinto dan Beyond Petroleum. Juli 2013 lalu, Samin berkesempatan melakukan akuisisi terhadap saham senilai USD 223 juta milik Bakrie di Bumi Plc. Dengan akuisisi saham tersebut, saham Bumi Plc sebesar 47% berhak ia kuasai. Melihat pencapaiannya kini, ia mengungkapkan usahanya dalam meyakinkan seluruh pemegang saham atau stakeholders di Bumi Plc agar bersedia bekerja keras untuk merealisasikan visi utama perseroan. Perubahan dari manajemen sebelumnya, Nathaniel Rothschild kepada Samin Tan diharapkan mampu menaikkan kinerja perseroan. Optimisme yang ia pegang bahwa perubahan inilah yang membuat Bumi menjadi penghasil utama batubara kelas internasional.[]

@mitrainvestor

cs@mitrainvestor.co.id

17


18

MITRA INVESTOR EDISI 18 - 24 MEI 2015


Mitra Investor

@mitrainvestor

cs@mitrainvestor.co.id

19


E

N LI

D

EA

H

Mempertanyakan Masa Depan Bisnis Pertambangan modern saat ini.

Melihat empat faktor yang tengah dihadapi Industri pertambangan selalu memberikan sumbangsih besar terhadap perekonomian negara. Mulai dari meningkatnya pendapatan ekspor, peningkatan aktivitas ekonomi, pembangunan daerah, menjadi sumber penerimaan baik anggaran pusat maupun anggaran daerah, hingga meluasnya lapangan kerja. Setidaknya ada empat faktor terkait kekuatan, kelemahan, tantangan dan peluang yang dihadapi sektor industri pertambangan. Dilihat dari sisi ekonomi, industri yang bergerak di sektor pertambangan memang sangatlah menggiurkan. Tidak dipungkiri negara dengan kekayaan sumber daya alam dari hasil pertambangan mampu mencetak sejumlah perusahaan yang memiliki tujuan utama untuk mengeksplorasi dan mengeksploitasi kelimpahan perut neg-

20

eri. Di Indonesia sendiri, sektor pertambangan menjadi sumber utama pendapatan negara. Menjadikannya sebagai salah satu produk yang sangat membantu kehidupan manusia. Sebut saja bahan bakar bensin, besi, bahan bangunan dan lain sebagainya. Bisakah dibayangkan, ketiadaan kegiatan pertambangan akan sangat menyulitkan kehidupan

MITRA INVESTOR EDISI 18 - 24 MEI 2015

Pertama, faktor kekuatan. Seperti yang telah kita ketahui, sektor pertambangan termasuk ke dalam jajaran pilar pembangunan ekonomi nasional dan menjadi salah satu industri strategis yang memiliki kapasitas penting bagi Indonesia. Tingginya harga komoditas dan menguatnya minat investor


memicu pasar perusahaan di bidang pertambangan. Tingkat pengembalian investasinya pun masih kuat. Selanjutnya, faktor kelemahan. Peliknya masalah regulasi dalam perannya untuk mengontrol perusahaan-perusahaan tambang yang berdiri di atas tanah Indonesia merupakan salah satu kelemahan industri potensial ini. Acap kali regulasi pemerintah pusat dan pemerintah daerah tidak komperehensif. Marak tumbuh peraturan yang tumpang tindih dengan regulasi sebelumnya hingga tidak jarang yang bertolak belakang di antara keduanya.

Faktor ketiga, tantangan. Hal terberat bagi pelaku usaha pertambangan adalah menghadapi iklim perubahan paradigma yang sering terjadi di Indonesia. Sebagai contoh, perubahan suhu politik dan peraturan, pengurangan lahan eksplorasi dan eksploitasi, peraturan larangan ekspor bahan baku tambang, dan lain sebagainya. Keterlambatan dalam mengubah persepsi investor terkait iklim investasi akan berdampak pada hilangnya keuntungan ekonomi secara signifikan. Tak hanya sebatas itu, masalah kerusakan lingkungan tampaknya juga mengganjal laju industri pertambangan. Pasalnya saat ini banyak perusahaan

Mitra Investor

@mitrainvestor

pertambangan yang tak lagi mengindahkan analisis dampak lingkungan alias AMDAL yang marak diserukan dari seluruh penjuru dunia. Menjadi PR besar bagi perusahaan pertambangan yang mendukung gerakan hijau untuk meyakinkan masyarakat akan kontribusi mereka terhadap lingkungan. Ini lantaran banyak pihak yang menyamaratakan dan men-judge perusahaan pertambangan sebagai biang kehancuran lingkungan. Karenanya, kerap dijumpai berbagai aksi penutupan lahan pertambangan. Faktor terakhir adalah peluang. Melalui penyelenggaraan program Corporate Social Responsibility atau CSR akan membuat peran sektor pertambangan lebih aktif dalam mengembangkan masyarakat di daerah sekitar pertambangan baik di bidang ekonomi, pendidikan, kesehatan, serta pemberdayaan generasi penerus. Keberlanjutan lonjakan pertambangan global didukung adanya ekspansi yang potensial menjadikan penawaran lapangan pekerjan di industri pertambangan sangat menjanjikan.

cs@mitrainvestor.co.id

21


E

N LI

D

EA

H

Kontribusi besar, jadikannya unggul Hingga kini, sektor industri pertambangan masih berada di posisi teratas dibanding dengan industri lainnya. Terbukti sebagai sektor primadona negara, tercatat sumbangan kontribusi yang diberikan sebesar USD 1,1 miliar. Disusul kemudian industri logam, barang logam, dan mesin elektronik yang mencapai USD 0,8 miliar. Sementara industri tanaman pangan dan perkebunan sebesar USD 0,6 miliar, industri alat angkut dan transportasi mencapai USD 0,6 miliar, dan industri makanan USD 0,5 miliar. Sektor pertambangan juga disebut-sebut sebagai salah satu sektor utama penggerak roda perekonomian Indonesia. Bagaimana tidak, indikasi ini terlihat dari makin meningkatnya kontribusi terhadap penerimaan negara sekaligus memicu pertumbuhan ekonomi dii sektor lainnya. Terbukanya kesempatan

22

kerja juga merupakan salah satu alasannya. Meskipun sektor ini diselimuti berbagai permasalahan yang membawa ke dalam kondisi dilematis seputar permasalahan sosial, perundangan, politik, hingga pertambangan tanpa izin,

MITRA INVESTOR EDISI 18 - 24 MEI 2015

akan tetapi sejatinya terdapat peluang menganga bagi Indonesia. Bahan tambang akan selalu menjadi kebutuhan vital bagi masyarakat. Ditambah potensi secara geologis yang dimiliki Indonesia masih terbilang sangat tinggi sehingga permintaannya pun turut melonjak. Masih ban-


yaknya potensi yang belum digali secara optimal dimana masih terdapat daerah prospektif yang belum dieksplorasi membuka kemungkinan untuk bisa lebih dikemabangkan menjadi wilayah pertambangan.

Harapan masyarakat Bagaikan buah simalakama, sektor pertambangan selalu membawa dampak negatif bagi negara di samping dampak positifnya. Awalnya muncul kegembiraan ketika suatu lahan pertambangan dibuka di wilayahnya. Berharap akan adanya peningkatan taraf hidup yang ditandai dengan mudahnya mendapatkan pekerjaan layak, peningkatan anggaran daerah hingga perekonomian masyarakatnya. Namun tak selamanya industri pertambangan berjalan dengan kelebihannya. Satu per satu permasalahan muncul baik dari segi kelestarian lingkungannya hingga penerimaan negara. Diperlukan sebuah inovasi untuk mencipatakan perubahan lebih baik lagi untuk masa mendatang. Sejumlah harapan rakyat Indonesia terlontar bagi sektor pertambangan. Masyarakat mengharapkan industri pertambangan mampu mengadopsi sistem usaha yang selalu mengusung prinsip “good governance� dan “sustainable development� di area pertambangan. Perusahaan juga diharapkan mampu menyelesaikan daya saing serta sistem royalti terhadap pemasukan negara. Tak lain halnya dengan pemerintah. Masyarakat pun memiliki harapan besar agar segala kebijakan yang ditetapkan dapat terlaksana dengan baik demi menjamin keadilan dalam divestasi kepemilikan

asing.

Sketsa untuk langkah kedepan Terkait kendala dan peluang yang tengah dihadapi perindustrian pertambangan saat ini, terdapat sejumlah langkah ke depan yang bisa dilakukan. Di antaranya dengan menjalankan regulasi yang telah dibuat berdasarkan perencanaan matang. Didukung sinkronisasi dan harmonisasi kebijakan yang baik sebagai pijakan untuk memperbaiki tatakelola baik dalam hal perizinan, pengawasan, dan optimalisasi keuntungan untuk pembangunan. Diperlukan peningkatan optimalisasi keterlibatan sumber daya publik dalam rantai industri sektor pertambangan. Mendorong pertumbuhan industri yang melibatkan produk lokal serta entitas lokal sehingga bisa meningkatkan nilai tambah produk pertambangan nasional. Dalam hal ini Badan Usaha Milik Negara dan Badan Usaha Milik Daerah haruslah bersiap untuk menghadapi peluang pelaksanaan divestasi. Adapun banyak pilihan sumber pendanaan seperti penerbitan obligasi dan kerjasama kemitraan lembaga keuangan. Pengembangan sektor pertambangan juga boleh luput dengan terus mengaplikasikan prinsip-prinsip sustainability atau industri berkelanjutan. Instrumen yang dinilai ampuh untuk menjawab segala tantangan berkelanjutan dicontohkan dengan pembatasan kuota, penataan tata niaga komoditas sehingga diperoleh harga yang memadai, pelarangan praktik penjualan bahan mentah, serta pengelolaan lingkungan yang baik.

dalam jangka panjang di sektor pertambangan dan energi. Dengan memanfaatkan cadangan sumber daya yang besar dan potensial harusnya Indonesia mampu menjadi pelaku utama dalam merajai industri serta perdagangan komoditas pertambangan baik skala nasional maupun internasional. Rancangan kebijakan strategis dalam memanfaatkan sumber daya alam lebih ditujukan kepada pengusaha yang akan menanamkan investasi di sektor pertambangan. Adapun empat syarat yang harus terpenuhi, antara lain investor haruslah memperhatikan masyarakat sekitar area pertambangan dengan memberikan dana CSR, bisa menyerap tenaga kerja lebih banyak, mampu memberikan pemasukan kepada negara sebagai pemilik sah sumber daya alam, dan kewajiban investor untuk selalu menjaga keseimbangan dan kelestarian kawasan pertambangan. Industri pertambangan memiliki daya saing yang tinggi, karenanya harus didukung oleh semua pihak agar terus berkarya demi mendorong perekonomian negara.[]

Pemerintah tampaknya juga harus mencanangkan rencanan

Mitra Investor

@mitrainvestor

cs@mitrainvestor.co.id

23


E

N LI

D

EA

H

Asing Makin Menggurita

Nikmati Tambang Indonesia Merdeka dari penjajahan fisik dari negera-negara asing memang telah Indonesia lalui. Namun merdeka dari proses intervensi dan dominasi asing di berbagai lini di negeri ini belum sepenuhnya tercapai. Dominasi pada aspek politik, hukum, sosial, dan terlebih ekonomi justru malah semakin kuat. Celakanya, banyak pihak bahkan pemimpin negeri antara sadar atau tidak telah menjadi bagian dalam membantu proses penjajahan masa kini, sebuah kehebatan dari adanya neoimperialisme. Pasal 33 UUD tahun 1945 telah menyebutkan pengelolaan sumberdaya alam Indonesia yang menyangkut kemaslahatan orang banyak dipegang oleh pemerintah dengan menjunjung tinggi azas kekeluargaan, kebersamaan, demokrasi ekonomi, dan keadilan. Karenanya, pemerintah diharapkan mampu menguasai sekaligus mengelola sumber daya alam bernilai strategis untuk merealisasikan kesejahteraan bagi rakyat Indonesia di seluruh pelosok Nusantara secara merata. Akan tetapi apa yang kita lihat dan alami sekarang sumber daya alam yang

24

digembor-gemborkan melimpah ruah di tanah Indonesia tidak sepenuhnya bisa dirasaka oleh rakyat Indonesia. Kemakmuran rakyat yang dijanjikan seakanakan sulit terbuktikan. Banyaknya sumber daya alam khusunya sektor pertambangan di berbagai daerah Indonesia jatuh ke tangan asing merupakan bukti adanya ketimpangan di antara

MITRA INVESTOR EDISI 18 - 24 MEI 2015

besarnya potensi alam yang dimiliki dengan kesejahteraan masyarakat di wilayah dimana sumber daya tersebut berada. Mirisnya, Indonesia hanya mencicipi sebagian kecil dari hasil pengelolaan sumber daya alamnya, sedangkan pihak asing meraup hasil lebih besar. Keuntungan pun lebih berpi-


Mencermati investasi asing dan efeknya Berdasarkan data Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) menyebutkan realisasi investasi untuk kuartal pertama 2015 terdiri dari penanaman modal dalam negeri (PMDN) sebesar 42,5 triliun atau mengalami kenaikan 22,8% sementara penanaman modal asing (PMA) lebih unggul dengan pencapaian sebesar 82,1 triliun rupiah, naik 14,01%. Dalam hal ini tentunya PMA mengincar sektor usaha dengan pencapaian keuntungan yang tinggi, tak lain adalah sektor pertambangan sebesar USD 4,7 miliar atau sekitar 16,4%. Disusul sektor industri makanan USD 3,1 miliar (11%), transportasi, gudang dan telekomunikasi USD 3,0 miliar (10,5%), industri logam, mesin dan elektronik USD 2,5 miliar (8,7%), serta kimia dan farmasi USD 2,3 miliar (8,1%). hak pada asing. Miris memang tatkala melihat kondisi seperti ini, sama halnya dengan sektor industri, perkebunan, pariwisata, dan macam sektor lainnya. Awal mulanya kehadiran pihak asing diharapkan mampu mengelola kekayaan sumber daya alam Indonesia dengan baik demi mendorong perekonomian nasioanal. Namun lain pada

kenyataannya. Pihak asing justru berada di posisi menguntungkan serambi melihat kondisi Indonesia yang hanya merasakan sedikit dari hasil pengelolaan sumber daya tersebut. Kondisi seperti ini menunjukkan inkonstitusional pemerintah Indonesia dalam mengimplementasikan UUD 1945.

Mitra Investor

@mitrainvestor

Dalam rangka menarik kalangan investor agar berbondongbondong menginvestasikan modalnya ke Indonesia, pemerintah telah menyiapkan berbagai jurus jitu, yakni pemberlakuan sistem pelayanan terpadu satu pintu (PTSP) untuk memudahkan proses perizinan investasi. Upaya keras dilakukan pemerintah agar

cs@mitrainvestor.co.id

25


E

N LI

D

EA

mestik pun turut meningkat. Hal inilah yang selanjutnya membuat negara-negara berkembang ketergantungan terhadap perusahaan-perusahaan multinasional dan juga negara-negara maju terkait modal investasi ataupun barang, mesin, dan bahan baku yang memang diakui belum bisa dihasilkan di dalam negeri.

H

Dicontohkan pada Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 1 Tahun 2014 dan Peraturan Menteri (Permen) ESDM Nomor 1 tahun 2014 yang merupakan aturan pelaksana dari Undang-undang Nomor 4 tahun 2009 tentang Mineral dan Batubara terkait pengolahan dan pemurnian alias hilirisasi dinilai sebagai bukti keberpihakannya pemerintah terhadap perusahaan tambang asing. Ketika produk dari hilirisasi bersumber dari pemodal asing dijualkan kembali kepada Indonesia dengan harga yang dibanderol lebih tinggi, lantas nilai tambah apakah yang bisa dinikmati Indonesia. Selama ini, Indonesia harus membeli produk hasil pengolahan dan pemurnian dari luar negeri padahal bahan baku produknya sendiri berasal dari tanah Indonesia. Alih-alih ingin meningkatkan nilai tambah produk Indonesia namun justru malah membuat kapasitas asing jauh lebih berkuasa. di tahun ini Indonesia mampu mencapai target pertumbuhan ekonomi sebesar 5,8% dan 7% di tahun 2017 mendatang. Kendati demikian, upaya pemerintah dalam memikat investor-investor asing haruslah dibarengi sikap hati-hati. Pasalnya meskipun peran investasi asing cukup signifikan yang dinilai mampu mendorong pertumbuhan perekonomian negara, bukan berarti tanpa resiko. Tidak ada pembenaran bahwa PMA tidak memiliki dampak negatif bagi perekonomian.

26

Bagi negara berkembang seperti Indonesia,penanaman modal asing bisa membawa negeri ini menuju atmosfer kemajuan di bidang ekonomi khususnya. Namun tidak demikian, penanaman modal asing tidak selamanya membawa kemajuan bagi negara-negara berkembang. Disebabkan karena tujuan penanaman modal asing yang mayoritas dilakukan oleh perusahaan multinasional adalah untuk mewujudkan dan bahkan memperluas pasaran domestik tempat mereka menanamkan modal sehingga konsumsi do-

MITRA INVESTOR EDISI 18 - 24 MEI 2015

Inilah investasi asing yang makin menggurita Sejauh ini, tercatat beberapa industri di sektor pertambangan yang tengah dijajah asing. Pertama adalah minyak mentah. Menurut data Kementerian ESDM menyebutkan sebanyak 72% dari 315 juta barel minyak dan kondesat tahun 2012 diproduksi oleh perusahaan asing. Ada di antaranya PT. Chevron asal Amerika Serikat sebesar 43%, Total E&P yang lokasi di Prancis (8%), Conoco yang juga dari Amerika Serikat (6%) dan perusahaan asal Tiongkok CNOOC (4%). Ada juga perusa-


haan swasta nasional yang juga turut menikmati keuntungan dari hasil minyak dalam negeri. Sebut saja Energi Mega Persada milik Bakrie Group dan MedcoEnergi dimana pengendali sahamnya berada di tangan keluarga Panigoro. Sementara Pertamina, perusahaan asli milik negara hanya puas dengan memproduksi 23% dari 315 juta barel. Sumber daya alam kedua adalah gas alam. Tahun 2012 pernah mencatatkan produksi sebesar 2,98 TSCF yang sebagian besarnya diproduksi oleh perusahaan asing. Enam perusahaan asing terbesar menguasai hingga 67%. Adalah Total E&P (23%), British Petrolium, perusahaan yang berasal dari Inggris (14%), Vico, perusahaan patungan BP dan Eni asal Italia (19%), Conoco dan Exxon asal AS masing-masing sebanyak 5% dan Petrochina (4%). Lagi-lagi, Pertamina hanya mampu memproduksi dengan jumlah lebih kecil, yakni sebesar 15%. Ketiga, “emas hitam� batubara. Eksploitasi batubara di negeri ini gencar dilakukan para investor asing. Bumi Resources yang membawahi Kaltim Prima Coal dan Arutmin, memiliki pangsa produksi sekitar 20% dari produksi nasional. Disusul perusahaan penghasil batubara terbesar kedua tahun 2014 Kideco asal Korea Selatan. Ratusan perusahaan swasta lainnya seperti BHP Billiton asal Australia juga tidak kalah melakukan eksploitasi terhadap sumber daya alam tak terbaharukan satu ini. PT. Bukit Asam yang merupakan perusahaan milik pemerintah hanya mampu memproduksi sekitar 16,4 juta ton atau 4% dari 453 juta ton produksi nasional di tahun 2014. Potensi lainnya, ada emas dan tembaga. Ladang emas terkemuka sekaligus terbesar di dunia yang berlokasi di Grasberg, Puncak Jaya, Papua kini terus dikelola perusahaan

asal Amerika Serika, PT. Freeport Indonesia. Dalam Laporan Keuangan Freeport tahun 2014 lalu, tercata sebesar 39,7 juta ons atau 1.125 ton emas masih tersimpan sebagai cadangannya. Sedangkan untuk cadangan tembaga sebesar 19,7 juta ton. Sekian banyaknya cadangan yang dimiliki setidaknya akan dinikmati perusahaan asing tersebut hingga tahun 2012 dan selanjutnya akan diperpanjang sampai dengan tahun 2041. Tak salah jika Freeport mendapat julukan “si anak emas� lantaran hingga kini tak kunjung membangun smelter. Sangatlah tidak logis untuk perusahaan sekelasnya tidak bisa membangun smelter. Seakan mendapatkan sebuah keistimewaan tersendiri meskipun telah menyalahi UU Minerba yang telah berlaku efektif. Tak hanya Papua, tambang emas lainnya seperti Batu Hijau yang berada di Sumbawa NTB saat ini tengah dikelola PT. Newmont Nusa Tenggara, tak lain adalah perusahaan asing asal Amerika Serikat Newmont Mining Corporation.

Menyiasati peran dominasi PMA Masuknya investasi asing ke Indonesia tidak menutup kemungkinan terjadinya perilaku bisnis yang justru merugikan kita. Dilakukannya praktik untuk meningkatkan nilai impor dan menurunkan nilai ekspor. Hal ini sangat sentisitf hingga bisa memicu dampak negatif terha-

Mitra Investor

@mitrainvestor

dap posisi perkiraan berjalan dalam neraca pembayaran. Meskipun Indonesia tidak dipungkiri juga membutuhkan PMA sebagai salah satu tenaga untuk mendongkrak laju perekonomian nasional, tetap harus diarahkan ke sektor-sektor yang memiliki multiplier effect tinggi demi kepentingan jangka panjang perekonomian dalam negeri. Dengan demikian, kehadiran PMA akan bermanfaat untuk menggerakkan industri-industri domestik . Indonesia bisa saja meniru gaya negara tirai bambu, China dalam mengarahkan investasi asing untung kepentingan ekonomi. Sebut saja UU tentang Usaha Investasi yang Sepenuhnya Milik Asing (Wholly Foreign Owned Investment Enterprise). Diberlakukan di tahun 1986 yang isinnya tentang usahausaha yang sepenuhnya milik asing boleh dibangun di negaranya dengan ketentuan badan usaha asing tersebut bergerak di bidang peralihan teknologi ataupun industri yang berorientasi pada ekspor. Intinya, pemerintah tidak serta merta berupaya keras membuat investasi asing di Tanah Air mengalir deras. Ada baiknya jika pemerintah juga bersungguhsungguh meningkatkan nilai tambahnya sehingga masyarakat bisa turut menikmati. Tanpa adanya sistem kelola yang baik, investasi asing sama halnya dengan penjajahan gaya terbaru.[]

cs@mitrainvestor.co.id

27


E

N LI

D

EA

H

Sisi Negatif Pertambangan Dan Solusinya Menurut jenisnya, potensi bahan tambang yang berada di Indonesia ialah pertambangan minyak, gas bumi dan logamlogam mineral diantara timah putih, nikel, emas, tembaga, air raksa, mangan, belerang dan besi. Selain itu, terdapat pula bahan bahan tambang organik, contohnya batubara dan intan. Pembangunan dan pengelolaan sektor pertambangan harus diikuti dengan pasokan di bidang energi sebagai bahan bakar serta pengolahan wilayah pra pasca kegiatan pertambangan dilakukan. Tak hanya itu, peningkatan pengawasan secara menyeluruh sangat perlu dilakukan. Pengembangan dan pemanfaatan energi mestinya dilakukan secara bijaksana, baik dalam lingkup ekspor ataupun kebtuuhan dalam negeri terkait denagn kemampuan penyediaan cadangan bahan energi dalam jangka panjang. Hal tersebut dikarenakan minyak bumi merupakan sumber utama pada pemakaian energi yang tingkat penggunaannya terus mengalami peningkatan. Padahal persediaannya semakin menipis, mengingat SDA bumi

28

tergolong tidak dapat diperbarui. Perlu adanya pengembangan bagi sumber energi lain, misalnya batu bara, tenaga angin, tenaga air, tenaga matahari, tenaga panas bumi dan tenaga nuklir. Dampak negatif yang diakibatkan oleh kegiatan tambang ialah pencemaran lingkungan

MITRA INVESTOR EDISI 18 - 24 MEI 2015

sekitar area pertambangan. Sebabnya beragam, mulai dari faktor kimia, faktor fisik hingga faktor biologis. Contoh kasus pencemaran lingkungan yang disebabkan gas CO sangat terengaruh oleh adanya keanekaragaman gas di udara, pencemaran akibat tekanan panas bergantung terhadap keadaan suhu, aliran udara setempat


dan kelembaban. Dampak yang ditimbulkan masing-masing jenis bahan tambang akan berbeda. Akibat pencemaran lingkungan pada jenis pertambangan batu bara berbeda dengan pertambangan mangan dan pertambangan gas atau minyak bumi. Misalnya, apabila seseorang terkontaminasi debu mangan makan menimbulkan gejala sukar tidur, kejang otot, nyeri serta gerakan tubuh diluar kesadaran otak, gangguan bicara dan impotensi. Ruang lingkup pembangunan sektor pertambangan memang sangat luas, di mulai dari kegiatan pemetaan, eksplorasi, eksploitasi hingga penelitian deposit bahan galian. Selanjutnya dilakukan pengolahan pada hasil tambang yang telah didapat dan pada akhinya sampai pada proses penjualan. Perlu perhatian dan pengendalian terkait bahaya pencemaran pada lingkungan serta terganggunya keseimbangan ekosistem. Hal ini bertujuan untuk menjaga kelestarian lingkungan akibat dampak yang ditimbulkan oleh bisnis pertambangan. Rantai pertambangan minyak bumi (eksplorasi, eksploitasi, produksi, pemurnian, pengolahan, pengangkutan dan penjualan) memiliki prosentase bahaya relatif tinggi. Contohnya bahaya kebakaran, pengotoran lingkungan oleh tumpahan minyak mengakibatkan kerusakan tumbuhan dan hewan, pencemaran bahan kimia serta keluarnya gas/uap ke udara bebas saat proses pemurnian/pengolahannya. Dalam rangka menghindari kecelakaan pencemaran lingkungan serta terganggunya keseimbangan ekosistem di dalam dan diluar area pertambangan, maka perlu diadakan pengawasan terhadap cara pengolahan

pembangunan dan pertambangan, kecelakaan pertambangan, penyehatan lingkungan pertambangan, pencemaran dan penyakit-penyakit yang mungkin timbul.

Cara Pengolahan Pembangunan Pertambangan Sumber daya bumi di bidang pertambangan seharusnya dikembangkan secara optimal untuk tercapainya suatu pembangunan nasional. Survei dan evaluasi terintegrasi dari para alhi perlu dilakukan ruitn guna memaksimalkan keuntungan serta meminimalisisr kerugian, baik secara ekonomi ataupun ekologis. Penggunaan ekologis di dalam pembangunan pertambangan diperlukan untuk

Mitra Investor

@mitrainvestor

peningkatan mutu hasil tambang. Pengaruh sekunder pada ekosistem perlu dipertimbangkan dalam perencanaan bisnis pertambangan. Setelah semua terlaksana, maka evaluasi dilakukan sehingga kerusakan akibat kegiatan pertambangan dapat dikurangi bahkan dihindari. Proses perlindungan suatu ekosistem akan lebih mudah daripada pemperbaikan setelah terjadi kerusakan. Pemanfaatan sumber daya pertambangan dapat diawali dengan perencanaan yang matang, pengolahan sesuai perencanaan dan penggunaan yang efisien. Hal ini mengingat generasi yang akan datang membutuhkan dan berhak menikmati hasil pembangunan sektor pertambangan.

cs@mitrainvestor.co.id

29


E

N LI

D

EA

dan masyarakat harus terjalin dengan baik, dimana pengelolaan kesehatan lingkungan ialah sebuah penanganan paling kompleks. Kegiatan tersebut berkaitan antara satu pihak dengan pihak lainnya yakni dari hulu (peranan Perindustrian, PU, KLH, Pertanian) baik dalam hal kebijakan serta pembangunan fisik dan Departemen Kesehatan itu sendiri terfokus pada hilirnya dalam bentuk pengelolaan dampak kesehatan.

H

Pencemaran dan Penyakitpenyakit yang mungkin timbul karena Aktivitas Pertambangan

Kecelakaan di Lingkungan Pertambangan Kecelakaan di dalam lingkup area kerja pertambangan memang sangat sering terjadi, terutama pada tambang berlokasi jauh dari tanah. Jenis kecelakaan yang mungkin terjadi berupa jatuh, tertimpa benda kerja, ledakan dan keracunan bahan tambang. Pengetahuan dan tindakan tanggap penyelamatan sangatlah perlu dipelajari bagi pihak yang bersangkutan. Sebagai contoh menggunakan pakaian pelindung selama bekerja dalam kegiatan pertambangan, seperti topi pelindung, baju kerja dan but. Kasus nyata yang dampaknya masih meresahkan hingga saat ini ialah kecelakaan kerja yang terjadi pada lumpur lapindo di Porong-Sidoarjo. Tragedi semburan lumpur yang terjadi beberapa tahun lalu merupakan bukti kelalaian pekerja tambang minyak. Karena lalai

30

menutup bekas lubang galian minyak bumi, akibatnya lumpur bumi keluar dan tak dapat dikendalikan hingga saat ini.

Penyehatan Lingkungan Pertambangan Program Lingkungan Sehat memiliki tujuan untuk mewujudkan mutu lingkungan hidup lebih sehat melalui pengembangan sistem kesehatan kewilayahan guna menggerakkan pembangunan lintas di sektor berwawasan kesehatan. Kegiatan pokok tersebut ialah penyediaan sarana air bersih dan sanitasi dasar, pemeliharaan dan pengawasan kualitas lingkungan, pengendalian dampak risiko lingkungan dan pengembangan wilayah sehat. Pencapaian tujuan usaha penyehatan lingkungan merupakan akumulasi dari berbagai pelaksanaan kegiatan di berbagai lintas sektor. Peran kerjasama antara swasta, pemerintah

MITRA INVESTOR EDISI 18 - 24 MEI 2015

Usaha pertambangan sangat berperan penting di jaman yang kian modern seperti sekarang. Semua kehidupan di dunia ini mengandalkan bahan yang asalnya dari sektor pertambangan. Misalnya biji besi sebagai bahan dasar pembuat peralatan rumah tangga dan kendaraan, alumunium sebagai bahan dasar bagi industri pesawat terbang, emas digunakan untuk bahan pembuat perhiasan, tembaga sebagai bahan dasar peralatan kabel dan berbagai macam bahan tambang lainnya seperti perak, nikel, baja, batu bara, pasir kaca dan timah. Kerusakan lingkungan di area pertambangan ialah sebagai berikut: 1. Pembukaan lahan Langkah pertama yang dilakukan oleh investor bisnis pertambangan ialah pembukaan lahan yang berpotensi bahan tambang. Kegiatan ini akan membuka lahan secara besar-besaran dan menyebabkan pembabatan hutan pada area tersebut. Kemungkinan terjadinya bencana longsong dan kerusakan ekosistem hutan sangat besar.


2. Mengurangi cadangan SDA tak dapat diperbarui Bahan hasil petambangan ialah jenis Sumber Daya Alam yang tak dapat diperbarui. Semakin banyak investor yang tertarik terhadap dunia pertambangan, maka semakin menipis cadangan bahan tambang di bumi. 3. Terganggunya kenyamanan masyarakat sekitar pertambangan Sarana prasarana pendukung pertambangan mayoritas berukuran besar. Kebisingan yang ditimbulkan berpotensi merusak pendengaran manusia. Di tambah lagi kendaraan yang berlalu-lalang di jalanan menuju area pertambangan. 4. Ketidaksesuaian tempat pembuangan limbah Perusahaan tambang terkadang hanya mementingkan keuntungan finansial saja dan mengabaikan kelestarian lingkungan. Salah satunya dengan pembuangan limbah yang tidak sesuai pada tempatnya. Limbah dalam bentuk cair biasanya hanya dibuang ke kali atau sungai. Pengelolaan yang tidak mekasimal membuat cairan limbah yang terbuang memicu pencemaran perairan. 5. Polusi udara Proses pembakaran di pertambangan guna peleburan bahan tambang mentah menimbulkan asap yang menyebabkan polusi di udara bebas. Hal ini berdampak pada kerusakan lapisan ozon.

Kesimpulan Pengelolaan pembangunan sektor pertambangan membutuhkan dana yang bersum-

ber dari investor, tenaga kerja profesional, saranan prasarananpendukung pertambangan dan lahan sebagai area penggalian bahan tambang. Pertambangan di Negara Indonesia terbagi atas dua jenis, yakni jalur ilegal dan legal. Jelas, pertambangan legal di lindungi payung hukum yang berlaku di Indonesia. Penanaman modal, baik domestik maupun PMA terhitung milyaran bahkan hingga trilyunan rupiah. Peristiwa kecelakaan pertambangan yang terjadi di lokasi didominasi oleh penambang yang tertimbun galian akibat longsor. Hal tersebut dikarenakan retaknya lapisan tanah yang menyebabkan gempa. Belum terjaminnya

Mitra Investor

@mitrainvestor

sisi keamanan dan keselamatan pekerja menambah besar prosentase kecelakaan akibat kelalaian pekerja. Resiko cacat hingga kematian sangat mungkin terjadi ketika telah terjun langsung di area pertambangan. Lain halnya pada pertambangan di negara-negara maju, selain peralatan yang lebih canggih, pekerja yang disiplin dalam waktu dan kelengkapan pakaian kerja dapat mengurangi tingkat kecelakaan. Diharapkan negara Indonesia mampu memberikan peraturan bagi perusahaan tambang agar dapat menguntungkan bagi pekerja, investor, pemerintah dan lingkungan sekitar.[]

cs@mitrainvestor.co.id

31


32

MITRA INVESTOR EDISI 18 - 24 MEI 2015


Mitra Investor

@mitrainvestor

cs@mitrainvestor.co.id

33


I

G

O

N

H

C TE

LO

Kecanggihan Detektor Logam Emas Minelab Electronics Pty Ltd, sebuah perusahaan swasta asal Torrensville, Australia Selatan yang juga memiliki kantor regional berlokasi di Cork Islandia dan Chicago USA meluncurkan teknologi mutakhir pendeteksi emas dan metal genggam. Teknologi canggih desain Bruce Candy, seorang ahli fisika ini cocok digunakan oleh para penambang emas skala kecil dan prospektor di seluruh belahan dunia, tak terkecuali Indonesia. Adanya teknologi keluaran Minelab ini meningkatkan efisiensi, produktivitas, dan keamanan dalam melakukuan eksploitasi tambang emas. Disebut sebagai revolusi dalam bidang prospecting yang sangat memungkinkan bisa mendeteksi bongkahan emas alluvial dalam tanah dimana kandungan mineralnya tinggi dan tetap sensitif di kedalaman tanah. Keunggulan teknologi canggih ini terbuktikan dengan adanya penemuan terbaru atas bongkahan 5,5 kg emas di kedalaman 60 cm oleh seorang prospektor di Ballarat, Australia. Dengan menggunakan detektor emas genggam GPX 5000, prospektor berhasil menggali emas yang diperkirakan benilai lebih dari US$ 300 ribu. Prospektor di seluruh kawasan Asia pun juga mulai merasakan kelebihan detektor emas GPX 5000 produksi Minelab. Seorang prospektor di Mongolia dengan menggunkaan teknologi Minelab dikabarkan telah menemukan emas seberat 50 gram di Provinsi Gobi Altai. Detektor metal pada dasarnya bekerja dengan mentransmisikan medan elektromagnetik yang be-

34

rasal dari sensor induktif menuju ke dalam tanah. Seluruh obyek metal di dalam medan elektromagnetik selanjutnya akan teraktivasi dan berbalik memancarkan medannya masing-masing. Medan yang diterima sensor induktif detektor akan menghasilkan respon dan kemudian akan dilanjutkan menjadi informasi bagi sang pengguna detektor. Tanah yang mengandung mineral bukan tidak mungkin menjadi obyek yang sulit untuk diteksi oleh sebuah alat detektor logam. Akan tetapi Minelab merancangnya dengan serangkaian detektor logam emas dengan menggunakan teknologi unggulan penyeimbangan tanah atau ground balancing sehingga detektor mampu menembus tanah termineralisasi tersebut.

MITRA INVESTOR EDISI 18 - 24 MEI 2015


Dilengkapi dengan teknologi MPS atau Multi Period Sensing, alat ini mampu memancarkan getaran dari periode waktu yang berbeda. Beragam sinyal tersebut disimpan dalam MPS untuk dijadikan contoh sehingga bisa dibedakan dengan sinyal tanah. Secara efektif, sinyal yang bersumber dari tanah bermineral tinggi sekalipun bisa dibedakan. Karena memiliki tingkat kepekaan yang tinggi, emas kecil di bagian terdalam tanah tetap bisa terdeteksi. Teknologi lainnya yang juga turut mendukung kecanggihan GPX 5000 adalah teknologi DVT atau Dual Voltage Technology. Disebutkan teknologi Pulse Induction canggih milik Minelab menggunakan getaran dua

tingkat tegangan agar MPS lebih ditingkatkan. Sistem kerja kedua tingkat tegangan ini selanjutnya bergabung dengan getar yang berbeda periode waktu. Dimaksudkan untuk meningkatkan transmisi daya ke dalam tanah. Dengan demikian, penggunaan teknologi DVT sangat memungkinkan untuk menghilangkan sinyal tanag sehingga kedalaman deteksi dan tingkat sensitivitasnya turut meningkat. Keuntungannya, deteksi emas ini mampu menjangkau tanah bermineral tinggi dengan kedalaman maksimal. Detektor juga tidak luput dari adanya metode SETA atau yang sering disebut Smart Electronic Timing Alignment. Merupakan metode yang meeberikan kelebihan terhadap kinerja detektor

Mitra Investor

@mitrainvestor

lantaran mampu menyingkirkan sinyal gangguan. SETA sangat dimungkinkan bisa mendeteksi emas lebih banyak dibanding teknologi yang dipakai detektor lainnya. Produk GPX 5000 memiliki berat 2,4 kg per unit termasuk sensor induktif 11 inchi. Ditambah dengan batarai serta aksesoris yang terpasang, total berat unit GPX 5000 menjadi 4,6 kg. Bagi pengguna yang menggunakan alat ini dalam periode lebih lama tidak perlu khawatir karena detektor dilengkapi dengan penggunaan sabuk sehingga akan lebih aman. Sementara panjang detektor bisa disesuaikan. Dimulai dari ukuran 43,3 inchi (1.100 mm) hingga 51,2 inchi (1.300 mm) dengan harga yang dibandrol senilai US$ 6000 per unit.[]

cs@mitrainvestor.co.id

35


I

G

O

N

H

C TE

LO

Teknologi Ekstraksi Menggunakan Bakteri Biomining didefinisikan sebagai proses ekstraksi bahan tambang mineral dari bijinya dan dari sisa tailing pada pertambangan. Proses ini berjalan secara biologis dengan bantuan mikroorganisme kategori bakteri. Teknologi biomining sangat efektif serta yang terpenting ialah ramah lingkungan untuk kegiatan pertambangan logam ataupun jenis bahan tambang lainnya. Proses ektraksi pada biomining merupakan penerapan proses bioleaching dan biooksidasi. Kedua proses tersebut memberikan pengertian berupa konversi mineral atau logam yang asalnya dari biji mineral itu sendiri (ores) dan berubah bentuk menjadi

36

lebih larut di dalam air (bioleaching) atau berwujud residu berupa benda padat (biooksidasi). Inilah yang nantinya akan diaplikasikan ke dalam skala operasi lebih besar sehingga dapat dimanfaatkan oleh industri pertambangan guna pengolahan limbahnya. Di dalam kegiatan industri tambang, teknologi biomining dapat digunakan guna memeroleh berbagai macam jenis logam mineral, diantaranya seng (Zn), tembaga (Cu), kobalt (Co) dan Emas (Au). Ulasan ini membahas lebih dalam mengenai penerapan biomining untuk pemerolehan logam berjenis tembaga (Cu) saja. Proses tersebut menggunakan biji dengan

MITRA INVESTOR EDISI 18 - 24 MEI 2015

kualitas rendah (low grade ores) atau tailing sisa guna memperoleh prosentase hasil logam lebih banyak jika dibandingkan dengan teknik yang digunakan pada tambang konvensional. Teknologi biomining guna memeroleh bahan tambang berupa tembaga memakai prinsip dari proses bioleaching. Proses tersebut nantinyua akan mengubah biji tembaga yang biasanya dalam bentuk tembaga sulfida (tak larut dalam air) ke bentuk tembaga sulfat yang memiliki sifat lebih larut di dalam air. Tujuannya ialah menghasilkan logam terlarut jenis tembaga yang selanjutnya diproses dalam lanjutan berupa smelting dengan


cara menciptakan kondisi asam dari senyawa sulfur yang tereduksi. Speises mikroba yang berperan dalam proses ini yaitu bakteri Acidithiobacillus ferrooxidans. Mikroba tersebut memang secara alami telah hidup dan habitatnya di dalam biji mineral hasil tambang. Melalui teknologi biomining inilah, populasi bakteri Acidithiobacillus ferrooxidans meningkat dan dapat dimanfaatkan untuk reaksi dengan basis microbial leaching. Reaksi utama pada bioleaching tembaga dimulai saat terjadi oksidasi spontan pada sulfida oleh ion Fe(III) yang merupakan hasil dari proses oksidasi ion Fe(II) dengan peran bakteri A. ferrooxidans. Fe(II) yang dioksidasi bakteri tersebut memang terkandung secara alamiah di dalam biji tembaga. Reaksi oksidasi spontan CuS dan ion Fe(III) berlangsung dalam keadaan anaerob. Hasilnya ialah berupa ion Cu(II) dan ion Fe(II) sebagai

Mitra Investor

@mitrainvestor

akhir dari rantai reaksi. Efisiensi dari proses leaching seperti ini dapat dilakukan dengan hanya menyediakan tempat pembuangan limbah berbentuk kolam berukuran besar dengan kedalaman tertentubesar agar tercipta kondisi anoksigenik. Tahapan beriktunya yakni disebut dengan “Metal Recovery�, akan memproses Ion Cu(II) yang terbentuk di awal reaksi. Potongan besi (scrap steel ion)/(Fe0) di masukkan ke dalam kolam tampungan guna memeroleh kembali unsur tembaga yang berasal dari cairan leaching melalui reaksi kimia. Sehingga akan dihasilkan mineral dalam bentuk tembaga murni (Cu0). Reaksi ini juga menghasilkan larutan yang kaya akan ion Fe(II), selanjutnya dipompa kembali menuju ke kolam oksidasi dengan kedalaman kolam lebih dangkal dan dioksidasi kembali hingga menjadi ion Fe(III) dengan bantuan bakteri pengoksidasi besi. Larutan asam yang memiliki kandungan ion Fe (III) tersebut kemudian dipompa kembali ke atas pengumpulan dan selanjutnya ion Fe(III) ini akan digunakan untuk mengoksidasi CuS guna menghasilkan logam tembaga bersifat mudah larut di dalam air. Kolam leaching pada proses biomining tembaga diatur sedemikian rupa agar dapat mengalami kenaikan temperatur di tiap prosesnya. Hal ini berpengaruh terhadap jenis populasi mikroba yang memiliki peran mengoksidasi besi (ion Fe(II). Mulai dari A. ferrooxidans yang ssecara aktif mengoksidasi dalam habitat di kisaran suhu 30oC, pada suhu di atasnya digantikan Leptospirilum ferrooxidans dan Sulfobacillus. Kisaran suhu 60-80oC proses oksidasi besi dilakukan Arkea (organisme yang lingkungan hidupnya ekstrim), seperti Sulfolobus.[]

cs@mitrainvestor.co.id

37


R

EU

EN

PR

E

TR

EN

Proses Merangkak hingga Berdirinya EZRA

Pria bernama Slamet Erzra lahir di Jambi 1965. Pendidikan dasarnya di SDN 008 Palaran 1981, berlanjut di SMPN Palaran 1984 dan SMAN 4 Samarinda 1987, hingga akhirnya menyelesaikan di Universitas Mulawarman FKIP pendidikan Biologi 1994. Riwayat pekerjaan beliau ialah tani ternak ayam 1979 -1991, instalasi jaringan Telkom 1995, pencatat meter PLN 1996, taxi 1996- 1999, rumah makan IBU 77 1999-2004, direktur CV. Intan Boga Utama 2003, direktur CV. Intan Bara Utama 2007 dan direktur PT. Intan Bara Utama 2011.

Ezra menuturkan bahwa untuk dapat bangkit, harus berani mengambil resiko dan jeli mengambil peluang serta jangan pernah menunda pekerjaan. Pengalaman beliau saat berprofesi sebagai pegawai koperasi TELKOM dan PLN, penadapatan finansialnya dapat di ukur secara teratur. Jika menginginkan hasil yang lebih harus banting stir ke pedagang dan pengusaha. Kelompok pengusaha menurut Ezra yakni petani, pemilik warung nasi dan sopir. Hal tersebut karena hasil finansial yang diperoleh bisa melebihi target, tidak bisa teratur/diukur. Alasan inilah yang membuatnya sempat memilih berprofesi sebagai sopir taksi dengan rute antar kota menggunakan mobil L-300. Tak hanya taksi, menjadi sopir truk pun pernak beliau lakoni. Setelah hijrah dari Samarinda

38

ke Muara Teweh Kalimantan tengah, beliau melanjutkan petualangan bisnisnya. Beliau membuka usaha warung kopi, hingga akhirnya berkembang menjadi restoran dan mendirikan perusahaan catering berlambang bendera CV. Intan Boga Utama. Awal bisnis batu baranya berawal dari membanjirnya pesanan konsumsi dari usaha retorannya oleh perusahaan kontraktor tambang batu bara. Dari sinilah beliau mulai mengenal dunia pertambangan dalam jenis batu bara. Merasa tertarik dengan dunia tambang, secara kebetulan di sekitar tempat tinggalnya ada perusahaan tambang batu bara yang masuk dan beliau mengajukan diri sebagai kontraktor. Beliau yakin dengan bisnis baru yang digeluti yaitu sebagai kontraktor batubara akan berbuah manis yakni keuntungan finansial yang jauh lebih besar. Namun realitanya, pihaknya sempat mengalami kerugian berturut-turut selama 3 tahun. Besarnya kerugian terpaksa harus ditanggung oleh bisnis sebelumnya, modal CV. INTAN BOGA UTAMA digunakan untuk menutupi kekurangan dana di bisnis tambang batu bara miliknya. Kondisi ini diakui Ezra karena dirinya

MITRA INVESTOR EDISI 18 - 24 MEI 2015


belum menguasai ilmu mengenai pertambangan. Sepak terjang di dunia bisnis menjadikannya pribadi yang pantang menyerah, akhirnya beliau bisa menemukan solusi dan mulai bangkit dari keterpurukan. Solusinya yakni dengan menghitung seluruh biaya operasional dan produksi tambang. Merasa tidak mampu untuk mempelajari tambang batu bara secara singkat, maka beliau memutuskan mempekerjakan tenaga tenaga ahli yang telah mumpuni di bidang tambang. Awal 2011 merupakan awal kebangkitan bisnis batu bara milik Ezra. Keberhasilan di dalam manajemen dan produksi membuat penjualan meningkat. Prestasi ini berhasil me-recovery kerugian dan sebagai awal investasi baru oleh perusahaan tambangnya. Kesuksesan yang diraih oleh Slamet Erzra tak lepas dari pengalaman hidupnya yang dituntut untuk mandiri sejak dini. Penem-

paan berpisah dengan orangtua sejak usia 12 tahun ternyata bisa menjadi api untuk membakar semangat bekerjanya. Beliau memanfaatkan waktu sebelum/ sepulang sekolah untuk bekerja. Kegiatan sebelum sekolah dihabiskan untuk mempersiapkan barang dagangan berupa es buah yang akan di titipkan ke warung. Waktu sepulang sekolah digunakannya untuk membuat kue, mencongkel pepaya beligo nenas dan bahan lain yang merupakan bahan es buah yang pengolahannya dilakukan keesokan harinya sebelum menuntut ilmu di bangku sekolah. Pengalaman inilah yang menjadi pelajaran cara memanajemen waktu dan keuangan. Menururtnya, seorang pengusaha harus mampu mengatur strategi, kualitas dan kuantitas produk. Strategi terbaik versi Ezra tak lain ialah kejujuran. Bermodalkan sifat jujur untuk membangun jaringan bisnis, menjaga kepercayaan konsumen dan para mitra kerja

Mitra Investor

@mitrainvestor

merupakan kunci utama sukses dalam bisnis. Kiat tersebut berhasil menempatkan beliau sebagai direktur utama sekaligus stakeholder terbesar di perusaha tambang miliknya.[]

cs@mitrainvestor.co.id

39


R

EU

EN

Sosok Wanita Tangguh Ini Wajib Ditiru E

PR

TR

EN

40

Indonesia merupakan negara yang kaya akan Sumber Daya Alam, salah satu yang menjadi incaran investor ialah bahan tambang. Pertambangan di Indonesia bisa dijadikan referensi bagi Anda yang memiliki modal dan berminat untuk terjun ke bisnis penuh tantangan ini. Jika tak memiliki modal, tentu Anda masih bisa bekerjasama dengan cara menjadi pekerja di sektor tersebut. Beikut adalah kisah inspiratif dari seorang wanita yang menjadikan pertambangan sebagai pilihan pengambangan potensi di dalam dirinya.

MITRA INVESTOR EDISI 18 - 24 MEI 2015


Dunia pertambangan memang terkenal dengan tantangan, baik dalam besaran pendapatan finansial maupun resiko bisnisnya. Nominal uang yang didapat pada bisnis ini memang sangat besar, mengingat rantai produksinya yang sangat panjang. Dimulai dengan penentuan lokasi, pembukaan akses menuju lokasi, pengadaan gedung untuk kantor hingga proses penggalian guna pelaksanaan kegiatan penambangan. Resiko yang mungkin terjadi juga sangat besar, kerasnya tantangan pekerjaan membuat jenis profesi bidang tersebut didominasi oleh laki-laki. Meski begitu, tidak menutup kemungkinan bahwa wanita juga mampu terjun ke bidang pekerjaan yang membutuhkan mental dan kondisi fisik priman ini. Sebagai contoh seperti profesi yang dilakoni oleh wanita tangguh bernama Neng Anis Sahatullissaida. Sapaan akrabnya ialah Anis yang sekarang bekerja dengan posisi Mine Quality Control Coordinator di PT Adaro Indonesia. Perusahaan yang bergerak di sektor pertambangan khususnya batubara merupakan produsen Indonesia yang meduduki urutan keempat terbesar di pasar global. Menurut penjelasan dari Neng Anis, awal karir di bidang tambang dimulai sejak bulan April tahun 2011 tepatnya.

"Awal masuk di sebuah perusahaan batu bara Korea, kemudian dapat panggilan untuk join di PT Adaro Indonesia bulan Juni 2011 sebagai Mining Professional Development Program," ujar Neng Anis Sahatullissaida. Ketertarikan dalam dunia pertambangan tak dirasakannya ketika awal berkeja di Perusahaan berkelas tersebut. Namun, ini tak

menjadi alasan untuk ia mangkir dari tanggungjawab pekerjaannya. Neng Anis tergolong sosok wanita yang suka terhadap pekerjaan penuh dengan tantangan. Satu hal yang sangat dihindarinya, yakni bekerja di kota padat penduduk seperti Ibu Kota Jakarta. Akhirnya, ia menekuni dan berkontribusi serta memilih sektor pertambangan sebagai profesi yang digeluti. Jelas, patner kerjanya didominasi oleh lakilaki. Kondisi ini tak membuatnya menjadi minder ataupun canggung. Latar belakang pendidikan sarjananya, yaitu jurusan Geologi UGM pertanahan seperti geologi memang peminatnya mayoritas laki-laki, jika ada wanita pasti sangat kecil prosentasenya. Di masa duduk di bangku kuliah dulu, dari satu angkatan dengan jumlah total 59 orang, hanya 8 orang saja yang berjenis kelamin wanita. Sebab inilah yang menjadikan Anis lebih mudah berinteraksi dengan patnernya karena telah terbiasa. Selain termotivasi karena tantangan kerja yang tak biasa di bisnis pertambangan, yang membuat Neng Anis tetap bertahan dan mengembangkan karirnya ialah pendapatan finansial yang menggiurkan. Pendapatan gelimang rupiah tentu berbanding lurus dengan resiko kerja dan kinerja guna memajukan perusahaan. Tak ada batasan mengenai jenis kelamin terhadap suatu profesi. Contoh nyatanya telah dibuktikan oleh Anis yang mampu bekerja di pertambangan meskipun wanita. Sosok ini sangat menginspirasi untuk pemuda Indonesia lebih berani dan mencoba berbagai bidang untuk ditekuni dan dijadikan sebagai profesi.[]

Mitra Investor

@mitrainvestor

cs@mitrainvestor.co.id

41


R

EU

EN

E

PR

TR

EN

Seorang yang telah dikenal dengan prestasinya sebagai pengusaha muda Indonesia ini memiliki nama langkap Bahlil Lahadalia. Saat ini, beliau resmi mendaftarkan dirinya dalam jabatan sebagai calon Ketua Umum (Ketum) Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (Hipmi) periode 2015-2018. Jabatan

yang diembannya sekarang ialah sebagai Ketua bidang infastruktur dan properti BPP di himpunan yang sama. Bahlil dilahirkan dan berdomisili di Papua, pengalamannya di dunia bisnis sebagai seorang pengusaha serta keterlibatannya dalam kepengurusan organisasi Hipmi dimulai dari struktur Hipmi pada tingkat cabang di Provinsi Papua hingga di kantor pusat.

"Tuntutan organisasi karena Hipmi ini adalah organisasi kader. Dengan usia yang masih muda dan saya mencintai Hipmi ingin berparipurna lalu membuat saya bisa mengabdikan diri pada nusa dan bangsa," kata Bahlil. Kesuksesan pengusaha yang telah bersinar di usia muda ini bukan tanpa alasan. Sejak kecil, dirinya sudah berkecimpung di dunia bisnis meski hanya skala kecil. Bahlil mengawali karier bisnisnya dari nol dengan cara berjualan kue keliling yang dijajakannya dari rumah ke rumah. Sektor bisnis yang kini sukses ialah menjadi pengusaha besar di bisnis pertambangan. Pertambangan miliknya menjadi kontribusi utama terhadap sejumlah pembangunan infrastruktur di Provinsinya. Selain karena pengalaman sejak dini, suksesnya pun juga berkat keikutsertaannya dalam kaderisasi Hipmi yang telah dilakoninya dalam kurun waktu 10 tahun. Perjalanan karier Bahlil di Organisasi Hipmi dimulai dari dari tingkat BPC di Jayapura dan jabatannya saat itu sebagai wakil bendahara BPD Papua. Berlanjut menjadi ketua BPD Papua hingga akhirnya masuk ke BPP Hipmi.

Berlatar belakang dari keluarga sederhana, yakni kedua orang tua beliau yang berkerja sebagai kuli bangunan dan tukang cuci. CEO PT Rifa Capital ini terpaksa bekerja sambil tetap menuntut ilmu. Segala macam pekerjaan sambilan pernah dijalaninya saat masih duduk di bangku sekolah, tujuannya tak lain ialah untuk memenuhi kebutuhan finansial sekolah dan keluarganya.

42

MITRA INVESTOR EDISI 18 - 24 MEI 2015


Tukang Kue Ini Pemilik Tambang Emas Papua Terkait paparan di atas yang menjelaskan bahwa Bahlil kecil ialah seorang penjual kue keliling. Ternyata beliau juga pernah bekerja menjadi sopir serta kondektur angkutan umum ketika masih bersekolah di tingkat SMP dan SMA. Kegigihan dan keuletannya berhasil membawa Bahlil bisa melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi, yaitu di bangku kuliah tepatnya kuliah di Universitas Cendrawasih. Tak tinggal diam, untuk penambah pundi-pundi rupiah, beliau mencari uang tambahan guna biaya kuliah dengan cara menjadi tukang pendorong

gerobak bagi para pembeli di pasar dekat rumahnya. Selepas mengantongi ijazah sarjana, Bahlil bekerja di kantor konsultan keuangan yang berlokasi di Jayapura. Setelah itu, beliau mendirikan perusahaan dibidang kontraktor bermodalkan tabungan dan dana sumbangan dari rekan-rekannya. Selain menggeluti bisnis di bidang infrastruktur, beliau juga mempunyai bisnis pertambangan jenis emas dan nikel. Harapan Bahlil dengan prestasinya di berbagai sektor bisnis dapat menjaga fondasi kekuatan perekonomian Ne-

Mitra Investor

@mitrainvestor

gara Indonesia dan global. Pengusaha muda ini optimis, para pengusaha-pengusaha muda di domestik dapat bersaing sehat dengan pengusaha dalam kancah internasional. Mengingat begitu besar Sumber Daya Alam di Indoensia yang dapat dioptimalkan dan pada akhirnya kesejahteraan masyarakatnya dapat terangkat. Banyak anak putus sekolah yang menggunakan keterbatasan dana sebagai alasannya. Hal ini tentu dibantah dan dibuktikan oleh Bahlil. Meski terlahir dari keluarga sederhana, beliau mampu menjadi pengusaha sukses di usia muda.[]

cs@mitrainvestor.co.id

43


ANALISA

SURIYA EFFENDI, SE TRAINER MITRA INVESTOR

44

MITRA INVESTOR EDISI 18 - 24 MEI 2015


Mitra Investor

@mitrainvestor

cs@mitrainvestor.co.id

45


T

EN

S

EW

mendatang. Salah satunya bisa terwujud melalui Indonesia Climate Change Education Forum and Expo (ICCEFE). Tak lain adalah sebuah forum sekaligus pameran pertama dan terbesar di Indonesia yang mengangkat bahasan terkait perubahan iklim. Dengan mengusung tema “Penguatan Pembangunan Rendah Emisi untuk Masa Depan Berkelanjutan�, ICCEFE dikembangkan untuk mempromosikan solusi perubahan iklim dari berbagai sektor atas keterlibatan pemangku kepentingan menuju pembangunan industri rendah emisi karbon.

EV

N

Indonesia merupakan negara yang terkenal akan kelimpahan sumber daya alam, termasuk di antaranya hasil tambang seperti minyak bumi, gas alam, batubara, emas, timah, nikel. Kegiatan industri dengan mengolah sumberdaya yang ada tak terelakkan di era globalisasi saat ini. Dilakukannya untuk mem-

Kerusakan lingkungan merupakan salah satu masalah yang tak dapat terhindarkan. Area pertambangan semakin terkikis hingga sangat memungkinkan terjadinya erosi. Ditambah pencemaran lingkungan akibat limbah pengolahan tambang semakin menguatkan argumen bahwa pertambangan memi-

bangun dan memajukan perekonomian negara demi mampu bersaing dengan negara lain.

liki dampak negatif yang tidak bisa diremehkan. Terlebih lagi kegiatannya sarat menggunakan bahan bakar fosil telah menyumbangkan gas karbondioksida. Seperti yang telah kita ketahui, fenomena semacam ini menimbulkan efek rumah kaca dan memperparah pemanasan global.

“Kami sangat mengapresiasi Indonesia Climate Change Education Forum & Expo ini karena semua stand menggambarkan upaya mereka untuk mengadaptasi dan memitigasi terhadap perubahan iklim kepada para pengunjung�, ujar Karliansyah, sekretaris Menteri Lingkungan Hidup.

Wujudkan Industri Rendah Emisi Berkelanjutan

Kemunculan industrian pertambangan di Tanah Air tentunya menciptakan lapangan pekerjaan bagi masyarakat, sementara hasil produksinya digunakan dalam pemenuhan permintaan pasar domestik ataupun internasional. Ekspor tambang tersebut selanjutnya meningkatkan penerimaan negara. Investasi asing pun marak ditemukan di sektor satu ini. Di balik dampak positif industri pertambangan, menyisakan permasalahan yang harus mendapat perhatian lebih.

46

Menyimak beragam dampak tersebut, setiap perusahaan segala sektor di Indonesia haruslah memiliki rasa tanggung jawab sosial alias Corporate Social Responsibility (CSR) dengan menjunjung tinggi prinsip pembangunan berkelanjutan, dalam hal ini tanpa harus mengorbankan kebutuhan genarasi

MITRA INVESTOR EDISI 18 - 24 MEI 2015

Acara didukung oleh Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan bekerjasama dengan The Climate Reality Project Indonesia mempersembahkan forum dan pameran terkait solusi dari tantangan perubahan iklim yang kian mengkhawirkan penghuni bumi. Sebelumnya, telah terselenggara ICCEFE sebanyak 4 kali yang mencatatkan 50 ribu hingga 80 ribu pengunjung dari kalangan pejabat pemerintah, investor, peneliti, pakar industri, komunitas pemerhati lingkungan dan masyarakat luas, pelajar, sera lembaga donor internasional. Demikian halnya ICCEFE ke-5 yang dis-


elenggarakan pada 14-17 Mei 2015 berlokasi di Assembly Hall, Jakarta Convention Center diikuti oleh seluruh pemangku kepentingan nasional mulai dari Kementerian, lembaga, BUMN, perusahaan swasta, LSM, Badan Dunia, serta program kerjasama taraf internasional. Dengan berpartisipasi aktif dalam ICCEFE membuka peluang untuk memperluas jaringan dengan para pengambil keputusan pemerintah, investor, dan para pemimpin bisnis di negeri ini. Peluang bisnis baru pun tercipta bagi perusahaan atau lembaga untuk terlibat dengan pemangku kepentingan dan mitra strategis lainnya. Melalui forum edukasi perubahan iklim terbesar di Indonesia, terbuka akses kepada audiens dari berbagai daerah baik lokal maupun internasional, termasuk di dalamnya kelompok profesional terbesar yang memiliki tanggung jawab terhadap perubahan iklim dan lingkungan. Merupakan media efektif dalam menyampaikan promosi program, produk, dan teknologi ramah lingkungan. Forum dan seminar ICCEFE memberikan kesempatan untuk berbagi praktik terbaik, keahlian, pandangan, dan pengalaman di antar peserta nasional, multinasional, dan tak terkecuali masyarakat luas mengenai pembaharuan isu perubahan iklim global. Turut hadir pembicara ahli dari perwakilan pemerintah, pembuat kebijakan, pelaku usaha, peneliti lingkungan, dan para ahli lainnya yang mengangkat penerapan dan penelitian terbarunya terkait mitigasi dan adaptasi perubahan iklim di berbagai sektor industri. Dikemas dalam serangkaian kegiatan termasuk seminar, workshop, dialog interaktif, bedah buku, pemutaran film pendek, pertunjukan seni dan budaya ramah lingkungan guna membangun konsep industri rendah emisi secara berkelanjutan.[]

Mitra Investor

@mitrainvestor

cs@mitrainvestor.co.id

47


48

MITRA INVESTOR EDISI 18 - 24 MEI 2015


Mitra Investor

@mitrainvestor

cs@mitrainvestor.co.id

49


www.mitrainvestor.co.id

50

MITRA INVESTOR EDISI 18 - 24 MEI 2015


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.