edisi III / Oktober / 2010
Anak… Bibit Yang Kita Tanam Untuk Masa Depan Bersama
seribu kata-kata. Anak anak belajar dari apa yang dilihat, didengar, dan dikerjakan bersama orang tuanya. Artinya, pribadi anak biasanya tidak jauh dari kepribadian orang tua, dan cara orang tua mendidiknya. Pepatah Jawa mengatakan “kacang mangsa ninggal lanjaran”. Atau pepetah melayu mengatakan “Air cucuran jatuh ke bawah” artinya apa yang dilakukan orang tua menjadi teladan bagi anaknya. Jika orang tuanya hobby ke mall, maka anaknya pun tidak akan jauh dari situ. Jika orang tuanya suka membaca buku, belajar, maka a n a k p u n a ka n m e n ga n g ga p membaca dan belajar bukan hal berat dan aneh. J Doa orang tua kepada anak. Doa adalah senjata orang-orang yang percaya bahwa kekuatan doa mendorong tindakan alam bawah sadar untuk mewujudkan apa yang dicita citakan oleh orang yang berdoa. Doa ibarat senjatanya orang orang yang percaya pada konsep bahwa Tuhan masih ada. Karena bagi orang orang tertentu, mereka tidak mau berdoa karena menganggap agama bukan hal penting, serta Tuhan itu tidak ada. Kepada mereka yang berkeyakinan seperti itu tentunya kita cukup menghargai perbedaan yang ada. Toh tidak ada paksaan dalam berdoa.
Waktunya kini kita berefleksi, apakah anak-anak kita akan menjadi perhiasan hidup, musuh orang tua, cobaan, atau penyambung amal social kita. Tentu tergantung dari bagaimana kita memiliki cara pandang. Semoga pandangan positif pada anak, akan membuahkan sikan-sikap yang menghargai sosok anak sesuai tahapan perkembangannya. Kini saatnya untuk mengakhiri kekerasan pada anak, sekarang juga. Pada merekalah kita titipkan masa depan kita.
Media Belajar Bersama PUSAT LAYANAN INFORMASI PEREMPUAN WOMAN RESOURCE CENTRE
Berbah, 11 Oktober 2010. Sri Roviana
- Kekerasan terhadap anak - Pengasuhan Anak - Anakku mandiri
14
- A n a k … B i b i t Ya n g K i ta Ta n a m U nt u k M a s a D e p a n B e rs a m a