Newsletter Pariwisata Indonesia Edisi Terbaru Februari 2012

Page 1

Vol. 3 l No. 26 l Februari 2012

sia di Floriade 2012.

Rencana Paviliun Indone

Memperdalam Promosi ke Pasar Eropa:

Manfaatkan Pameran Floriade

di Belanda

K

ita ikut serta di pameran besar Floriade Holticultural World Expo selama enam bulan mulai 5 April 2012. ­Wamenparekraf Sapta Nirwandar terpilih sebagai Chairman, Executive Committee untuk even tersebut. ­Industri pariwisata kudu memanfaatkan bobot promosi pari­ wisata di benua Eropa tahun ini. Indonesia dengan demikian, se­ lain tampil di Floriade yang akan dikunjungi jutaan ‘konsumen’ dari seantero Eropa, juga akan berpromosi di even besar lain: ITB Berlin, WTM London, Fitur Madrid. Bulan ­Januari lalu sudah ber­ promosi di Vakantiebeurs, Belanda, dan World Economic Forum di Davos, Swiss. Seperti menebar jala promosi untuk menangguk, agar wisman Eropa, tetap ‘keluar’ mengunjungi Indonesia. Ber­ samaan itu, kewaspadaan memang diperlukan, mengingat krisis ekonomi Eropa masih berat, para wisman sangat kritis memilih destinasi ke mana hendak berlibur.

ISI NOMOR INI

5 9

Vol. 3 l No. 26 l Februari 2012

Kuliner Kita di World Economic Forum Swiss Apa Itu Ekonomi Kreatif?

Jejak Airlines 15 Mengikuti di Yogyakarta dari VLS 2012 20 Kabar

dari pulau Sebatik, 27 Laporan Nunukan Tamu Dengan Kulinari 29 Menyambut

www.newsletter-pariwisataindonesia.com


Utama

Kuliner Kita

di World Economic Forum Swiss

I

foto: dok. wef

ndonesian Night telah menjadi judul even yang selalu di­ gunakan ketika Indonesia melakukan promosi wisata ku­ liner dan seni budaya. Menparekraf Mari Elka Pangestu mengungkapkan apa yang disuguhkan di forum ‘high end’ World Economic Forum (WEF), yang berlangsung di Davios, Swiss, bulan Januari 2012. Indonesia menyajikan Indonesia food dan kopi. Kopi Indonesia aromanya sangat menarik. Sebelum berangkat, akhir Desember yang lalu, Menteri ­telah menceritakan rencananya bahwa pada event tersebut benar­benar ditampilkan kuliner Indonesia. Itulah forum WEF, ­tanggal 25–28 Januari 2012. Kemenparekraf diundang ke sana untuk menghadiri konferensi mengenai World Economic of ­Tourism Competitiveness ­Industry sebagai SC (steering committee). Di situ kita usahakan untuk mempromosikan image Indonesia yang su­ dah baik d ­ engan menyelenggarakan Indonesia Night. Kita mengadakan testing cuisine dari Indonesia food. ­Beberapa negara juga melakukan hal yang sama seperti Korean night, ­Indian night, China night. Tapi Indonesia dinilai yang paling ­heboh, karena membawa asosiasi chef Indonesia, yang melibat­ kan 7 chef ­untuk membuat makanan Indonesia. Kita menyediakan freshly cooked nasi goreng, rendang dalam testing portion. Ini juga menjadi ajang unjuk kebolehan dari para chef Indonesia dalam menciptakan kuliner Indonesia. n Menparekraf Mari Elka Pangestu.

Penanggung jawab : Sapta Nirwandar Penerbit/Pemimpin Redaksi : Arifin Hutabarat Dewan Redaksi : Sadar Pakarti Budi Faried Moertolo T. Burhanuddin Wisnu B. Sulaeman Reporter : Benito Lopulalan Alamat : Direktorat Jenderal Pemasaran Pariwisata Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Jl. Medan Merdeka Barat No.17 Lantai 3 Jakarta 10110 Telp : 021 383 8220 Fax : 021 380 8612, Email : jurnal@indonesia.travel www.newsletter-pariwisataindonesia.com

Event tersebut bernama lengkap: ­Floriade 2012 World Horticultural Expo, Venlo – The Nether­lands, 5 April to 7 October 2012. Tema sentralnya: “Be part of the theatre in nature, get closer to the quality of life”. Ratu Negeri Belanda direncanakan akan membuka resmi dengan suatu ­seremoni pada tanggal 4 April 2012. Lalu tanggal 5 April dibuka untuk umum, ­selama enam bulan sampai 7 Oktober 2012. ­Diproyeksikan sekitar dua juta orang akan mengunjungi Expo ini. Dari sudut pemasaran ini merupakan ajang untuk konsumen, kendati Floriade pun membuka acara-acara pertemuan, ­konferensi, B to B meetings. Jadi, selain ajang meluaskan citra bagi setiap negeri peserta, terbuka peluang ‘memperdalam dampak promosi ke tengah masyarakat konsumen, selain terhadap industri atau pelaku bisnis’.

Indonesia: Chairman EC

Jika Anda mempunyai informasi dan pendapat untuk Newsletter ini, silakan kirim ke alamat tersebut di atas.

2

Indonesia mendapat kehormatan di ajang ini. Tanggal 31 Januari 2012 berlang­ sung rapat Commisioner General untuk Expo ini. Apa yang terjadi?

Dalam pemilihan Executive ­Committee yang dihadiri oleh 32 Commisioner ­General, Wamen Parekraf, Sapta Nirwandar, di­ pilih sebagai Chairman of the Executive Committee. Wakil Ketua terpilih dari Turki dan anggota Committee dari Jerman. ­Tugas ­Executive Committee ini adalah sebagai wakil seluruh Commisioner General dan mitra Pemerintah Belanda serta Panitia Penyelenggara. Segala bentuk komunikasi para Commi­ sioner General dengan panitia penyeleng­ gara dilakukan melalui ­Executive Commit­ tee. Indonesia ikut serta secara nasional. Terbuka kesempatan bagi berbagai sektor kegiat­an ekonomi, sosial, budaya, ling­ kungan, untuk tampil. Semua penampilan itu akan bermuara pada peningkatan citra negeri Indonesia, ke tengah publik Belan­ da khususnya, Eropa umumnya, di tengah masyarakat Eropa yang sedang ‘galau’ oleh krisis ekonomi. Kemenparekraf sebagai leading sector ­dalam barisan keikutsertaan Indonesia. Kepesertaan dari Indonesia mencakup bi­ dang pertanian, kehutanan, perdagangan,

Vol. 3 l No. 26 l Februari 2012


Utama lingkungan, penanaman modal, BUMN, pariwisata, ekonomi kreatif, seni dan ­budaya. “Semuanya tentu berkaitan dengan tema utama ajang Floriade Belanda ini. Ya, holtikultura, environment activities, green tourism, green economny, living nature, art and culture, sampai green job, dan seterus­ nya,” kata Sadar Pakarti Budi, ­Direktur Pengembangan Pasar dan Informasi ­Pari­wisata Kemenparekraf. Boleh dikatakan menerapkan promosi TTI—Tourism, Trade and Investment. Maka dari sudut pemasaran pariwisata, memba­ wa arti memperdalam dampak promosi ke ­te­ngah pasar konsumen. ­Floriade Belanda akan di­kunjungi,—sudah dapat dipasti­ kan—, ­paling banyak dari warga Belanda, Jerman, Belgia. Selain itu, lazimnya Expo sebesar ini pun dikunjungi oleh para war­ ga dari se­antero Eropa. “Sampai saat ini sudah terhimpun 40 ­instansi pemerintah dan swasta di pusat

Venue Floriade sedang finishing touch.

maupun daerah yang akan berpartisipasi,” demikian diterangkan Wamenparekraf Sapta Nirwandar sekembali dari Negeri Belanda awal Februari ini. “Dan kita akan terus menggalang dukungan,” katanya. Jadi, terbuka peluang bagi berbagai kalangan, dari pemerintah daerah maupun organisasi dan perusaha­ an untuk mengambil bagian. Setiap peserta bisa memilih durasi pe­ nampilan di ajang Floriade, ­misalnya tampil satu, dua sampai tiga ming­ gu, atau dalam ukuran bulan. Setiap negara peserta akan menampilkan salah satu acara puncak masingmasing, dinamakan Country Day. Untuk Country Day itu, Wamen­ parekraf Sapta Nirwandar mene­

rang­kan se­lan­jut­nya, “direncanakan tanggal 17 Agustus 2012 ­Indonesia akan menampilkan pertunjukan dan workshop seni budaya. Ber­tepatan me­rayakan hari kemerdekaan RI yang ke 67. Untuk itu telah dipesan jadwal per­ tunjuk­an di arena pentas utama ber­ kapasitas 1.500 penonton yang terletak dekat dengan lokasi pameran Indonesia.”

Permanen

Dewasa ini Indonesia sedang menyele­ saikan pekerjaan membangun stan. Luas lahan 1.000 m2, termasuk salah satu di antara paviliun besar di ajang Floriade ini. Sedang dibangun replika candi Borobu­ dur berukuran 5 x 5 meter, replika gapura Trowulan, bangunan Toraja dan Joglo,

Miniatur Candi Borobudur sebelum dibawa ke Belanda.

Sebagian dari Tim pembangunan yang mengerjakan pavilun Indonesia.

Vol. 3 l No. 26 l Februari 2012

3


Utama dan, di dalam ruangan diadakan tempat pertunjuk­an wayang. Bangunan-bangunan tersebut akan menjadi alat promosi yang life time, menurut ­Pakarti Budi, karena setelah Floriade 2012 usai, bangunan-bangunan akan diserah terimakan kepada Walikota Venlo. Dan tugu promosi Indonesia itu akan berdiri terus di situ di bawah pengelolaan Pemkot Venlo. Ingatkah Anda? Indonesia juga telah diumumkan akan menjadi Country Partner di ITB Berlin tahun 2013, event khusus pariwisata yang besar di Eropa khusus­ nya, bahkan sebenarnya di dunia. Maka sejak sekarang pun publisitas tentang peran Indonesia tentu akan mu­ lai berkesinambungan keluar di media-media di dunia terutama Eropa. Even promosi khususnya pariwisata yang mengam­ bil tempat di Eropa, yang akan di­ikuti oleh Indonesia tahun 2012 ini, tercatat Vitur di Madrid, Spanyol, WTM di London, Inggris, ditambah kegiatan promosi perma­ nen di Museum Vatikan, dan mengadakan konser orkestra di Eropa. Di bulan Januari yang lalu, berbicara khu­sus untuk pemasaran Eropa, ­Indonesia telah membuka dengan kegiatan yang mempromosikan ­pariwisata, mulai dari Vacantie Burse di Belanda sampai forum World Economic Forum (WEF) di Davos, Swiss. Diharapkan, rangkaian kegiatan yang mempromo­ sikan pariwisata Indonesia ke te­ngah publik konsumen di Eropa, dampaknya akan masuk semakin ‘­mendalam’, sehingga di tengah krisis ekonomi yang memaksa me­ reka ‘amat selektif dalam memilih destinasi wisata’, akan tetap mengingat dan memilih Indonesia. Industri pariwisatalah yang perlu meng­optimalkan pula usaha dan upaya dalam komunikasi bisnis. ­Aksesibilitas udara dari Eropa ke Indonesia tersedia cukup banyak, meskipun harus melalui destinasi lain

di kawasan ASEAN, seperti Singapura, Bangkok, ­Kuala Lumpur, dan lain sebagainya. Lagi pula, statistik jumlah kunjungan warga dari Eropa, tampak masih mengindikasikan ‘harapan’ un­ tuk tetap bertumbuh, meskipun relatif rendah diban­ dingkan kemungkinan lebih besar dari the new ­emerging market se­perti RRC, Rusia, India, dan Australia. Mari melihat posisi Indonesia dalam mendapatkan jumlah wisman dari Eropa berikut ini:

Wisman dari Pasar INGGRIS

2011

2010

Selisih

Pertumbuhan

193,934

186,960

6,974

3.73%

INDIA

168,122

145,179

22,943

15.80%

PERANCIS

170,532

158,280

12,252

7.74%

BELANDA

157,693

153,284

4,409

2.88%

JERMAN

141,883

138,707

3,176

2.29%

FILIPINA

128,862

107,014

21,848

20.42%

TIMUR TENGAH

93,273

77,890

15,383

19.75%

90,899

79,100

11,799

14.92%

RUSIA Target Wisman 2012 dari Pasar Inggris

Pesimis

Moderate

Optimis

188,000

194,000

200,000

Perancis

183,000

189,000

195,000

Belanda

144,000

149,000

155,000

Jerman

138,000

144,000

150,000

Rusia

104,000

111,000

120,000

Sumber: Ditjen Pemasaran Pariwisata Kemenparekraf

Miniatur Candi Borobudur sedang diselesaikan di lahan Floriade Belanda.

4

Vol. 3 l No. 26 l Februari 2012


Utama

Ada Apa di Floriade

F

loriade Belanda merupakan Expo Hortikultura Dunia yang diadakan setiap 10 tahun sekali. Tahun ini tema­nya: Jadilah bagian dari teater di alam, lebih dekat dengan kualitas hidup. Expo ini akan berlangsung 5 April sampai 7 ­Oktober 2012. Tempatnya di kota Venlo, di bagian tengah Negeri Belanda. Berbentuk taman seluas 66 hektar, ter­ bagi dalam lima tema area yang unik, satu sama lain dipisah dengan daerah berbentuk hutan-hutan. Tema tersebut adalah ­Relax & Heal, Green Engine, Pendidikan, ­Inovasi, Lingkungan Hidup dan Pertunjukan Seni Budaya Internasional. Setiap ‘dunia tema’ itu akan memiliki dekorasi, program dan kegiatan sendiri. Dunia di mana Anda akan melihat, merasakan dan menik­mati alam dengan cara yang sama sekali berbe­ da setiap kali mengunjunginya. Sekitar 40 hektar dari luas taman merupakan tempat pertunjukan. Selain itu ada kebun dan paviliun (ba­ ngunan) yang mampu menampung sekitar 100 peserta pameran, dan dua bangunan permanen yang ­disebut Inno­vatoren dan Villa Flora, yang me­rupakan pameran bu­ nga dalam ­ruangan yang terbesar di Eropa. Taman ­Floriade disediakan pula sebagai tempat ­untuk pertemuan, B to B meetings, dan k ­ onferensi. Bukan hanya pameran mengenai horti­ kultura, tapi juga ada program ­harian seni budaya yang akan menampilkan musik, tari, teater dan seni grafis. Akan ada kegiat­ an sehari-hari untuk anak-anak. Program-program yang akan dilang­ sungkan selama Floriade 2012 adalah Panen Floriade Show, piece de resistance, yakni tontonan yang menakjubkan dari akrobat dan musik dunia dilakukan oleh seniman dari seluruh dunia setiap hari. Ada pula . Setiap akhir pekan di musim panas Anda akan menikmati pertunjukan ­cahaya spektakuler, musik hidup di Club Beach,

Vol. 3 l No. 26 l Februari 2012

pemutaran film di udara terbuka dan per­ tunjukan bintang di Teater Floriade sampai tengah malam. Semua negara peserta di Floriade akan diberi kesempatan mempresentasikan ne­ gara mereka kepada pengunjung pada ­acara country days. Selama expo berlang­ sung Anda akan merasakan fitur budaya dan tradisi Limburg (Belanda) yang kuat dalam setiap ­programnya. Panitia mengharapkan para pe­ngunjung bisa tinggal rata-rata selama tujuh jam keti­ ka berkunjung di lokasi pa­meran. Pengun­ jung akan menjadi bagian dari teater alam, dimana Anda akan belajar tentang alam dan mencari tahu seberapa penting bunga, tanaman, pohon, sayuran dan buah dalam kehidupan sehari-hari sambil mendengar­ kan musik yang indah atau menikmati saat-saat santai de­ngan me­masukkan kaki Anda ke dalam air. Di sini juga akan menjadi tempat pendidik­an yang menyenangkan, aktif dan kontemplatif. Panitia menawarkan peng­ aturan grup dan travel trade dalam kelom­ pok besar dan kecil bagi kaum muda dan para orang tua. Tiket masuk sudah dapat dibeli se­ cara online dengan pilihan tiket kombi­ nasi (masuk + mobil kabel/cable car), tiket harian, tiket dua hari atau tiket musiman. Harga tiket bervariasi mulai dari EUR 12,50 sampai EUR 120. Nah, diperkirakan sedikitnya dua juta orang akan berkunjung dari berbagai negara Eropa, selain dari Belanda sendiri. Floriade pertama kali diadakan pada tahun 1960 di Rotterdam, kemudian berturutturut 1972 di ­Amsterdam, 1982 di Amster­ dam, 1992 di Zoetermeer, 2002 di Haarlem­ mermeer, dan tahun 2012 di kota Venlo. “Kalau kita tidak memanfaatkan mo­ mentum ini, harus menunggu sepuluh ta­ hun lagi,” kata Sadar Pakarti Budi, Direk­ tur Pengembangan Pasar dan Informasi Pariwisata Kemenparekraf. n

Sampai saat ini sudah ter­himpun 40 ­instansi pe­merintah dan swasta, di pusat maupun daerah, yang akan ber­ partisipasi pada Floriade Holti­ cultural World Expo.

Sapta Nirwandar – Wamenparekraf

Dimulai dari Vakantiebeurs Belanda

D

i Belanda bulan Januari 2012, Indonesia sudah membuka pe­ masaran melalui even tahun­ an di negeri itu bernama ­Vakantiebeurs. Even tersebut menempati lahan konvensi yang ­luasnya lebih kurang sebesar area even WTM London. Dibandingkan even Fitur di Madrid, Spanyol, rasanya lebih besar. Areanya ­sangat luas. Booth Indonesia tampak pa­ ling banyak dikunjungi dibandingkan booth lainnya, termasuk booth Malaysia. Trennya, pengunjung di booth Indone­ sia menanyakan mengenai Raja Ampat, Papua. Waktu press conference ramai dan pertanya­an­­nya detil sekali. Sadar ­Pakarti Budi, ­Direktur Pengembangan Pasar dan Informasi Pariwi­sata Kemenparekraf, yang memimpin ­delegasi Indonesia, lalu berinisiatif mempersilakan tur ­operator dari Belanda, agar berbahasa Belanda memberikan penjelasan.

5


Utama

Menyadarkan

B

Sadar Pakarti Budi memaparkan dalam jumpa pers di Vakantiebeurs Belanda.

Kemudian wakil penerbangan Ga­ ruda ­Indonesia, juga memberi penjelasan dalam ­bahasa setempat. “Saya mengan­ tar,” ujar ­Pakarti Budi, sehingga dialog jumpa pers itu pun semakin lancar dan ‘mengena’. Pengelola kawasan candi ­Borobudur pun langsung diminta berbicara. “Saya pikir, disini sebaiknya kita langsung jualan saja. Garuda, KBRI, dan tour ­operator saya minta untuk memberikan penjelasan dalam bahasa Belanda. Jadi sifatnya langsung promotif.“ Kali ini yang menjual Indonesia bu­ kan hanya kementerian, tapi juga Garu­ da, tur operator dan industri pariwisata yang membiayai sendiri aktivitas me­ reka. Ada yang beroperasi dengan kan­ tor pusatnya di Belanda dan cabang di Indonesia, atau sebaliknya. Vakantiebeurs berlangsung selama lima hari. Kemenparekraf membuka stan dan diisi oleh industri pariwisata. Di luar kementerian aktif juga stan-

6

stan yang menjual destinasi Indonesia ­terutama Bali. Di stan kementerian, ada ­pengunjung yang menanyakan mengenai ­Madura dan Batu, ada pula yang bertanya ingin mencari tahu tentang tempat di mana oma dan opanya bertempat tinggal ‘tempo doeloe’. Me­reka menanyakan bagaimana cara menuju ke daerahdaerah ­tersebut. Beberapa operator tur Belanda yang ­paling besar adalah Fox, NRV, Kuoni. Fox ­merupakan whole saler. Borobudur sudah bekerja sama dengan Fox, dan pada event tersebut mengadakan kerja sama dengan Kuoni. Pengunjung yang datang ke booth Kementerian demikian ramai, padahal lokasi­nya diapit oleh stan Thailand dan Malaysia. Stan Indonesia menampilkan multi ethnic dan cenderung dengan nuansa Indonesia Timur. Ada satu peserta yang menjual pro­perti dan pusat meditasi di Bali. n

eraktifitas promosi dan ­Public Relations di Floriade selama enam bulan, ­sejak awal April 2012 nanti, ten­ tulah menggam­barkan betapa hasil ‘citra’ yang diba­ngun akan berpen­ garuh pada minat warga Eropa memilih destinasi ­Indonesia, di antara pilihan-pilihan destinasi ta­ hun ini dan tahun depan, yang se­ cara kritis harus mereka tentukan. Wamenparekraf Sapta ­Nirwandar pun menekankan, “Kita perlu me­ nyebarluaskan kegiatan public rela­ tions, pem­beritaan, mempromosi­ kan pada kalangan kita sendiri agar meningkat­kan kesadaran betapa pen­tingnya Floriade 2012 bagi Indo­ nesia.” Maka Pemda ber­­­ sama dinas-dinas pariwisata dan pe­ laku bisnis yang berpotensi sebagai destinasi bagi wis­ man Eropa, dapat memilih jadwal dan akti­vitas yang tepat untuk tampil. Kota Venlo ber­­ jarak tempuh 100 sam­pai 120 menit ­sa­ja ­dengan mo­ bil dari bandara­bandara ­Amsterdam, Brussels, Dusseldorf. Me n p a r e k r a f Mari Elka Pangestu di hadapan stake­ holders pariwisata dalam satu forum di Kemenparekraf pada penghujung tahun 2011, meng­ ingatkan bahwa kita tetap akan ber­ promosi ke negara-negara Eropa dan Amerika. Menurut Menteri, wisman ke Indonesia tahun 2011 dari Inggris, Perancis, Belanda, Jer­ man tampak tetap tumbuh, dan dari Amerika tidak akan menurun. Sementara itu, Menteri menun­ jukkan, pertumbuhan wisman Asia ke Indonesia rata-rata double digit, dari Singapura, RRC, India, juga Australia. Indonesia menutup tahun 2011 dengan pertumbuhan wisman dari Inggeris 3,73%, Perancis 7,74%, ­Belanda 2,88%, Jerman 2,29%. Pertumbuhan yang sedikit me­

Vol. 3 l No. 26 l Februari 2012


Utama

UTAMA UTAMA

Pentingnya Floriade lamban adalah Korea dan Jepang. Karena, Jepang dilanda tsunami dan Korea terkena dampak krisis global. Kita tetap harus mempertahankan pasar Eropa. Kita juga harus melihat tendensi dan karakter wisman dari Eropa dan Ame­rika yang longer stay tourist sedangkan yang dari Asia length of stay-nya lebih pendek tapi frekuen­ sinya lebih sering. Jadi, —-sementara tetap meng­ optimalkan peluang yang masih memberikan ruang di Eropa,—strategi kita di tahun 2012, kata ­Menteri, memang ke negara-­negara yang pertumbuhan ­ekonominya tidak terlalu terganggu krisis

­ekonomi global. Terhadap ekonomi Indonesia ­sendiri, apakah risiko yang sedang dihadapi dari imbas krisis ekonomi di Eropa dan AS? Setelah menguraikan analisis, Perry Warjiyo, Direktur Ekonomi dan Kebijakan Moneter Bank Indo­ nesia menyimpulkan: ”Krisis Eropa dan menurunnya kinerja ekonomi global memang akan berlanjut. Tapi kekuatan ­fundamental ekonomi ­Indonesia dengan kebijak­an makro ekonomi yang sehat serta perce­patan kebijakan investasi dan infra­struktur memberikan optimism atas kinerja ekonomi kita ke depan. ­(Majalah ­Tempo, 5 Februari 2012). n

Peta lokasi Venlo

Fasilitas untuk Peserta

S

etidaknya tiga macam kegiatan ter­ fasilitasi di ajang Floriade Belanda 2012. Ruangan-ruangan untuk business ­meetings, atau konferensi, atau resepsi untuk kapasitas mulai dari 10 sampai 1.000 orang. Apakah business lunch atau gala dinner party, juga pertunjukan seni budaya di main stage maupun di ruangan-ruangan yang khusus untuk undangan. Conference Pavilion, bisa menampung 600 sampai 1.500 orang hadirin. Gedung ­Innovatoren tingginya 70 meter, menyedia­ kan ruangan meeting untuk 175, selain untuk 10 sampai 70 orang.

Vol. 3 l No. 26 l Februari 2012

Adapun Villa Flora, satu teater dikelilingi rangkaian stan pameran bunga, disewakan untuk digunakan setiap hari mulai pukul lima sore. Unik juga, ini bisa untuk pertunjukan, bisa juga untuk presentasi bisnis, menampung pengunjung dengan 300 tempat duduk. Pada Floriade kali ini, sedikitnya 90 peru­ sahaan Belanda sendiri ikut sebagai peserta, dan 32 negara-negara dari Barat dan Timur. Jadi, unik juga nilai tambah yang diper­ oleh peserta, mengingat di luar itu dua juta pengunjung yang umumnya kategori masyarakat umum atau konsumen datang menyaksikan. n

Peringkat-peringkat

Pariwisata

D

aya saing harga pariwisata ­Indonesia sangat kompetitif, dinilai ­sebagai des­ tinasi value for money. Kita menem­pati peringkat 4 dari 139 negara seba­ gai negara yang value for money. Kita memiliki kekayaan alam menempati peringkat 17 dari 139 negara, kekayaan budaya menempati 39 dari 139 negara. Promosi tahun 2012 akan fokus pada wisa­ ta tematik dan minat khusus. Survey dari VISA beberapa waktu yang lalu mengindikasikan, yang menjadi minat pengunjung adalah mi­ nat khusus aktivitas outdoor seperti trekking dan hiking, wisata kuliner, olahraga air dan spa. Kita memiliki keunggulan untuk empat obyek wisata seperti ini. Juga wisata kuliner yang sudah dibuktikan dengan rendang yang menjadi makanan favorit di dunia. Dalam struktur baru Kemenparekraf, wisa­ ta kuliner akan mendapat tempat khusus. Baik sebagai bagian dari destinasi wisata maupun sebagai bagian dari perekonomian kreatif. Menurut survey VISA, people would like to stay more, pay more, pay money for food. Jadi ku­ liner ini harus dikembangkan sebagai daya tarik yang baru. Infrastruktur adalah satu yang mempenga­ ruhi daya saing pariwisata. Makanya dalam MP3EI (Masterplan Perluasan dan Percepatan Pembangunan Ekonomi Indonesia) dan DMO (Destination Management Organization) di 15 daerah sudah tercantum tentang keharusan perbaikan jalan, pembenahan bandara. Tin­ dak lanjutnya adalah kerja sama kita dengan institusi-institusi terkait. Selain harus mem­ perbaiki infrastruktur fisik, soft infrastructure seperti pelayanan dan imigrasi juga harus diperbaiki. Peringkat daya saing pariwisata ­Indonesia di dunia meningkat dari peringkat ke-81 menjadi ke-74. Ini berdasarkan hasil World Economic Forum. Beberapa tahun lalu ranking Indonesia masih di 111. Kontribusi pariwisata sebesar 4,71% pada PDB. Triwulan pertama–ketiga tahun 2011, pertumbuhan pariwisata 6,67% jauh lebih baik daripada pertumbuhan ekonomi nasio­ nal 6,57%. Perbaikan daya saing pa­ling sig­ nifikan ada pada keamanan dan keselamatan, jadi kita sangat berterima kasih kepada aparat keamanan tak terkecuali kepolisian. Dalam pariwisata isu keamanan sangat penting. Peringkat-peringkat itu diumumkan oleh Menparekraf pada ratusan stakehoilders pari­ wisata Indonesia di akhir Desember 2011. n

7


Utama

Cermin Potensi Eropa

untuk Pelaku Bisnis Indonesia

B

eberapa negara Eropa yang ter­ masuk pasar utama untuk Indo­ nesia, masih menghasilkan pe­ ningkatan jumlah outbound tourist tahun 2011 ke negara destinasi tertentu. Memang, belakangan ini situasi ekonomi Eropa sebagai dimaklumi terus ‘galau’, perusahaan-perusahaan mulai ada yang tutup, atau mengurangi jumlah pegawai. Bagi Indonesia, detil peningkatan dan penurunan jumlah outbound travelers, jika diperhatikan, memberikan ‘ruangan’ untuk bergerak, khususnya bagi pelaku inbound tour operator dalam memasuki pasar-pasar utama tersebut. Sesuai strategi Indonesia tahun 2012 dalam menguatkan promosi wisata tema­ tik, bahari, dan seterusnya, para pelaku bisnis bisa meningkatkan penetrasi men­ jual produk kendati dari ukur­an volume merupakan niche market. Laporan mutakhir dibuat oleh Tourism Economics, satu lembaga dari Oxford Eco­ nomics Company, untuk Market Intelligence Group dari European Travel Com­ mission (ETC). Berjudul European ­Tourism in 2012, Trends and Prospects, hasil­ nya disebar­luaskan Ja­nu­ a­ri yang lalu, agaknya agar masyarakat dunia memaklumi dan boleh jadi terkandung ­maksud mengajak upaya ‘to wea­ ther the strorm’. Perhatikanlah di sam­ ping ini, wisman dari ­Inggris tahun 2011 menu­ run umumnya hanya ke tujuan negara Eropa Timur. Tapi dari Peran­ cis juga menurun untuk tujuan Inggeris, Belanda dan ke Spanyol. Lainnya meningkat. Wisman dari Jerman menurun ke Ing­ gris dan Bulgaria saja. Dari Belanda yang me­nurun termasuk ke ­tetangga terdekatnya Bel­ gia, namun mencatat pe­ ningkatan jumlah yang sig­nifikan ke Montenegro (70% dibandingkan tahun sebelumnya), dan pening­

8

katan yang lumayan tinggi ke ­Spanyol, ­Italia, selain juga ke negara ­Eropa Timur. Dari Rusia, ke semua negara tujuan yang dibandingkan, tampak ­meningkat ‘agak hebat’. Ke negara Eropa Timur dan Barat, semua meningkat tahun 2011 dibandingkan jumlah outbound ­tahun sebe­lumnya. Tak mengherankan dari Rusia ke ­Indonesia pun beberapa tahun terakhir jumlahnya mening­kat, bukan hanya dengan charter flight ke Bali, belakangan juga bertujuan ke ­Lombok. Kentara sekali para pelaku bis­ nis Indonesia harus mengoptimal­ kan upaya dalam menggarap lebih dalam pasar Rusia. Maklumlah, ini memang termasuk the new emer­ ging markets bersama Brasil, India, China (BRIC). Ya, memperbanyak charter flight dari Rusia, mengapa tidak? n

Vol. 3 l No. 26 l Februari 2012


Industri Kreatif

Inilah Kita:

Green and Creative! T

ema utama pariwisata Indonesia tahun 2012 ditetapkan: Green and Creative Tourism. Itu disimpulkan pada lokakarya pariwisata dan ekonomi kreatif di Kemenparekraf, Jakar­ ta, pada akhir Desember 2011. Jika industri kreatif Indonesia bergerak maju bersama pariwisata, bukan mustahil, berpotensi menjadi salah satu trend setter di pariwisata global. Pariwisata sendiri menuntut sikap ­kre­a­tif yang cerdas, itulah mengapa di masa lalu dunia pariwisata pernah me­ munculkan term alternative tourism. Indo­ nesia kini tampil dengan Creative Tourism. Ditambah konsep, bersahabat dengan alam alias environmental friendly. Melalui industri keatif lazim tampil to­ koh alias figures pencipta yang mendu­nia, tampil produk wisata dan ‘produk barang’ dengan brand yang juga mendunia. Kemenparekraf telah menyusun gagas­

Vol. 3 l No. 26 l Februari 2012

an-gagasan Rencana Strategis ­(Renstra) Pengembangan Kepariwisataan dan Eko­ nomi Kreatif memasuki tahun 2012.

Ekonomi Kreatif

Menparekraf, Mari Elka Pangestu, menguraikan apa itu ekonomi kreatif. Ada 15 subsektor ekonomi kreatif dita­ ngani oleh Kemenparekraf. (Lihat diagram di sebelah). Maka pada struktur organisa­ si dalam Kemenparekraf ada dua dirjen yakni Dirjen Industri Kreatif Berbasis Seni dan Budaya seperti film, musik, seni per­ tunjukkan, seni rupa, dan lain sebagainya dan Dirjen Ekonomi Kreatif Berbasis De­ sain, Media dan Iptek. Untuk industri kreatif kita juga akan bekerja sama dengan institusi lain terkait, kata Menteri. Kerja sama ini meliputi pembuatan kebijakan untuk ­menciptakan iklim kondusif untuk perkembangan industri kreatif, dan fasilitasi dan pem-

ber­dayaan pelaku industri kreatif dan pengembangannya. Kontribusi dari ekonomi kreatif sebesar 7,4% terhadap PDB dan target pertum­ buhannya paling tidak mecapai 8% pada tahun 2014, atau ekonomi kreatif harus tumbuh lebih baik daripada pertumbuhan rata-rata perekonomian nasional. Jadi, jika ekonomi kreatif tumbuh maka pariwisata akan tumbuh, juga sebaliknya. Jadi ini harus kita kembangkan mulai 2012. Hubungan antara pariwisata dan eko­ nomi kreatif antara lain kuliner. Tidak bisa dibayangkan pariwisata tanpa kuliner. Karena itu kuliner mempunyai peran sa­ ngat penting dalam pariwisata. Kita juga banyak menampilkan Indonesia dalam film sebagai promosi. Menparekraf menunjukkan perban­ding­ an peran ekonomi kreatif di berbagai nega­ ra di dunia seperti tergambar di ­halaman sebelah.

9


Pemasaran Industri Kreatif Destinasi Pengelompokan Industri Kreatif Berdasarkan Substansi Dominan & Intensitas Sumber daya

Berkata Menteri: “Kami akan meng­ usaha­kan alokasi anggaran untuk ­ekonomi krea­tif yang lebih besar untuk pengem­ bangan seni, film dan seni pertunjukan lainnya. Ini termasuk untuk mengembangkan infrastruktur fisik, sumber daya dan ­apresisasi.”

Pemahaman

Langkah awal ialah dengan mening­ katkan pemahaman mengenai ­ekonomi, ­industri dan apresiasi kreatif di masya­ rakat. Kami menyebutnya menciptakan permintaan, kata Menparekraf. Memberi­ kan fasilitas kepada pelaku ekonomi krea­ tif. Ini terkait misalnya kepada pemula dalam ekonomi kreatif kita akan memberi­ kan pendampingan, kepada yang sudah

10

mencapai tahap hampir mapan kita akan memfasilitasi mereka untuk memperta­ han­kan dan mengembangkan usaha se­ perti bantuan modal, dan sebagainya. Selain menggarap subsektor baru da­ lam kesenian serta potensi besar tapi be­ lum tergarap, kita akan tetap mendorong industri kreatif yang sudah lebih dulu ada seperti fashion dan kerajinan yang mana memiliki keterkaitan dengan institusi lain­ nya seperti perindustrian, perdagangan, dan UKM/koperasi. Dua subsektor terbesar dalam ekonomi kreatif adalah fashion dan kerajinan. Se­ dangkan yang berhubungan dengan iptek seperti design dan animasi, itupun akan tetap kita perhatikan, kembangkan dan kita bangun.

Industri kreatif memiliki potensi besar karena potensi pasar di dalam negeri be­ sar. Jika kita bisa melayani dan memenuhi permintaan dalam negeri itu sudah men­ jadi cikal bakal yang baik. Kembali ihwal kuliner, restoran-resto­ ran Thailand kini bertebaran di luar ne­ geri, sebelumnya, melakukan langkahlangkah persiapan seperti inventarisasi jenis-jenis makanan yang dapat diterima selera internasional. Indonesia mulai menginventarisasi ko­leksi makanan nusantara, juga akan berusaha mencoba memfasilitasi restoranrestoran Indonesia yang ada di luar negeri. Caranya antara lain bekerja sama dengan kedubes Indonesia di luar negeri, makan­ an apa yang belum ada dan yang cocok dengan selera negara tersebut. Yang kami inventarisasi adalah yang mana yang bisa kita kembangkan agar bisa menjadi icon, ujar Menteri selanjutnya. Se­telah itu standarnya. Seperti rendang Indonesia itu bentuknya seperti apa, ras­ anya, menunya, seperti restoran Thailand yang pasti disediakan tom yam kung dan path thai, dan sebagainya. Nasi goreng, rendang, mi goreng, sate, kopi adalah sebagian contoh makanan Indonesia yang sudah mendunia. Cendol dan es kelapa juga saat ini sudah masuk penelitian di CNN. Acara-acara Indonesian Night di luar negeri menjadi ajang promo­ si bagi kuliner Indonesia dengan menyaji­ kan Indonesia food dan kopi. Kopi pasti kita bawa karena aromanya sangat menarik. Untuk subsidi restoran kita memang belum bisa, yang paling realistik saat ini adalah memfasilitasi dan memberdayakan restoran-restoran Indonesia yang sudah beroperasi di luar negeri.

Vol. 3 l No. 26 l Februari 2012


Industri Kreatif

UTAMA Pemasaran Destinasi Restoran Indonesia di luar negeri akan di-inventarisasi, karena merupakan out­ let promosi dan penjualan yang efektif. Dari rasa maka bisa saja terjadi transaksi penjualan bumbu, bersamaan itu, materi promosi wisata bisa juga ditempatkan. Basis fashion kita adalah garmen yang nonpabrik. Ini harus dibedakan. Bukan berarti design yang ada misalnya di daerah tidak se-level dengan Oscar Lawalata. Fashion juga termasuk asesoris seperti tas, sepatu, perhiasan, dan sebagainya. Selain itu juga kerajinan.

Creative Tourism

Ketua Badan Promosi Pariwisata Indo­ nesia (BPPI), Yanti Sukamdani mengurai­ kan pula pengertian creative tourism, yang dijabarkannya tentu dari konsep peme­ rintah, lalu dikaitkannya (link and match) dengan bisnis Board-nya BPPI itu semua terdiri dari unsur swasta. Creativde Tourism bagaima­ na yang hendak dilaksanakan? Salah satu ialah menciptakan dan mendorong pariwisata merancang agar arus bisnis pariwisata di saat Low season, tetap berjalan baik dari sudut bisnis. Da­ lam konteks itu, misalnya, kita akan fokus pada kegiatan shopping, great sale, seminar, summit meetings, dan sebagainya.

Yanti Sukamdani, Ketua BPPI.

Kita misalnya sudah menerima tawar­an dari Cina untuk pameran di sana dengan space free of charge, kata Yanti. Convention pun termasuk creative tourism! Prediksinya, menurut Yanti, daerahdaerah yang bisa menampung kegiatan tersebut adalah Bali, Jakarta, DIY. Kita juga harus ingat bahwa kebanyakan turis yang datang ke Indonesia antara lain dari

APA ITU EKONOMI KREATIF

Telah terjadi pergeseran era perekonomian yaitu dari era ekonomi pertanian menjadi era ekonomi kreatif.

Ekonomi Kreatif merupakan era ekonomi baru yang mengintensifkan infor­ masi dan kreativitas dengan mengandalkan ide dan stock of knowledge dari sumber daya manusianya sebagai faktor produksi utama dalam kegiatan ekonominya.

*Kementerian Perdagangan 2009

Industri kreatif didefinisikan sebagai industri yang berasal dari pemanfaatan kreativitas, keterampilan serta bakat individu untuk menciptakan kesejah­ teraan serta lapangan pekerjaan dengan menghasilkan dan memberdayakan daya kreasi dan daya cipta individu tersebut. *Kementerian Perdagangan 2009

Kreatifitas tidak hanya berbasis artistik, namun bisa juga berbasis sains dan injiniring.

Vol. 3 l No. 26 l Februari 2012

Singapura, bukan dari Eropa. Contoh lain, tipe turis Rusia, mereka be­ rani membayar hotel sampai $500 ka­rena sudah biasa dengan level harga tersebut. Di Negara mereka sendiri mungkin harga segitu baru bisa tinggal di hotel kelas 2. Maksudnya tentulah perlu ‘kreatif’ terus menggarap konsumen Rusia. Tren 2012 adalah creative tourism seperti seminar, convention, pameran, show, dan sebagainya. Hotel non-convention pun bisa hidup dari tingkat okupansi dan restoran­ nya. Di tourism tidak ada batasan harga, pada periode peak season harga kamar naik dengan sendirinya. Langkah riil kita adalah ­melaksanakan tugas justru untuk ­mengkompensasi cende­rung turunnya volume di saat low season, dengan creative tourism dan green ­tourism. Pelaksananya terdiri dari ­perhotel­an, restoran, travel agent, dan ­sebagainya. Dan kuncinya memang pada tiga unsur industri tersebut. Menciptakan berbagai alternatif bentuk kegiatan tur, jadwalnya di low season, acara spesifik yang menarik, atau, menciptakan pasar. Lebih tepatnya lagi, to generate the consumers. Sport event, musical dan art, misalnya, yang dikaitkan langsung dengan paket dan acara-acara yang ‘menghibur turis se­ cara spesifik’, merupakan konsep dalam creative tourism. Contoh lain yang besar ialah World Holticultural Expo yang mulai April ini di­ selenggarakan di Negeri Belanda. Green and creative tourism itu sudah seharusnya dimasukkan ke dalam kegiatan ekonomi. Untuk penyelenggaraan MICE harus di­ perhatikan infrastruktur. Kontribusi hotel sangat bervariasi, kata Yanti selanjutnya. Misalnya hotel convention kontribusinya bisa mencapai 50%, kalau hotel biasa mungkin kontribusinya terhadap MICE hanya 20%. Maka kreatifitas pun di situ dituntut. Kreatif menciptakan tur di dalam ­negeri juga diperlukan. Tur bidang pen­ didikan, misalnya, terbuka peluang kerjasama antara pelaku bisnis dengan sekolah-­sekolah sampai perguruan tinggi. Yakni menciptakan acara yang lain di luar lazimnya study tour akhir tahun pelajar­ an, yang sudah teramat rutin dan ‘begitubegitu saja’. Seperti dikatakan Menteri bahwa ­“Memasuki tahun 2012 kita menghadapi krisis ekonomi global, namun kita yakin bisa bertahan dan menghadapinya, dan Seluruh pemain tampil pada kita akan mendorong kedatangan wisman adegan ‘theyang end’ Lutung Kasarung. dari emerging countries rata-rata tidak terkena dampak krisis ekonomi. Kita pun akan fokus pada wisatawan nusantara yang akan terus tumbuh. n

11


Pemasaran Destinasi Events

P

Menyongsong Kegiatan TIME 2012

asar Wisata Indonesia (Tourism Indonesia Mart and Expo/TIME) ke-17 di Bandarlampung, 12–14 Oktober 2011, telah mencatat ­hasil-hasil yang signifikan. Event itu dihadiri oleh 77 pembeli ­(buyers) dari 23 negara dan 82 penjual (sellers) dari 13 provinsi. Kontrak-kontrak yang potensial telah menghasilkan nilai transaksi sekitar US$ 15,7 juta atau setara Rp 144 miliar. Hasil-hasil kualitatif yang ­signifikan antara lain Informasi tentang destinasi Lampung yang semakin meluas ­tersebar ke mancanegara sebagai dampak dari antara lain: kegiatan promosi event TIME’11 itu sendiri, serta kehadiran ­buyers, dan hadir­ nya 9 wartawan luar negeri yang meliput. Bagi Lampung sendiri sebagai, venue dan tuan rumah penyelenggaraan TIME 2011, tentu saja memperoleh manfaat besar, antara lain meningkatnya citra se­ bagai destinasi pariwisata. Sekaligus ke­ sempatan menjual paket wisata Lampung yang pada gilirannya memberikan rang­

S

Borneo Extravaganza

atu ajang besar dalam hal memasar­ kan Kalimantan akan diseleng­ garakan dengan nama even ­Borneo Extravaganza. Dilaksana­kan di Ja­ karta pada Oktober 2012. Maka tersedia kini lebih dari cukup waktu agar bersiapsiap sedari Januari ini, bagi instansi pe­ merintah maupun swasta untuk ikut serta, seperti: Pemda se-Kalimantan; Kementeri­ an Kehutanan; BPW (Biro Perjalanan Wisata) dari Kalimantan dan Jakarta; ­Hotel-hotel di Kalimantan; Pengelola obyek wisata Kalimantan, dan para pe­ ngusaha kerajinan tangan, cindera mata, pengobatan tradisional, produk makanan, kuliner, serta bermacam usaha lainnya dari Kalimantan. Even itu akan mengambil tempat se­ luas 800 m2 di Mall Taman Anggrek, Jakar­ ta, selama tiga hari tanggal 19–21 Oktober 2012. Sebagai bagian dari strategi promosi pariwisata dalam negeri, even ini akan dilaksanakan setiap ‘tahun genap’ mulai 2012 di pasar wisatawan di luar pulau ­Kalimantan. Sedangkan setiap ‘tahun ganjil’ sejak 2011 yang lalu, penyelenggaraannya dilak­ sanakan bergantian di salah satu ibukota provinsi di dalam wilayah Kalimantan.

12

sangan untuk berkembangnya kunjungan wisatawan. Ajang TIME 2011 menambah daya jual destinasi wisata karena dihadiri tokoh

pelaku pariwisata dunia. Juga, menam­ bah wawasan masyarakat tentang kepari­ wisataan yang selanjutnya akan menum­ buhkan sikap sadar wisata. Direncanakan Pemda Propinsi Lam­ pung kembali menjadi tuan rumah pe­ nyelenggaraan TIME ke 18 tahun 2012. Dengan mempertimbangkan agenda bur­ sa pariwisata dunia, jadual pelaksanaan TIME 2012 akan berlangsung selama 3 hari yakni tanggal 8–11 Oktober 2012. Para Pemda, Disparda, industri pari­ wisata dari daerah yang mengharapkan pertumbuhan jumlah kunjungan wisatawan melalui TIME 2012, dapat me­ nyiapkan keikutsertaan dari sekarang. n

Tahun lalu dimulai di Balikpapan. Borneo Extravaganza di Jakarta bulan Oktober yang akan datang diyakini akan menghasilkan nilai tambah yang sangat berarti, antara lain meningkatkan jumlah kunjungan wisatawan ke destinasi di pu­ lau itu. Acara dan kegiatannya selama tiga hari even, telah dirancang dengan baik, dan Mall Taman Anggrek itu sudah terkenal ramai dikunjungi oleh masyarakat golong­ an menengah ke atas.

Masyarakat ini rata-rata berkemam­ puan melakukan perjalanan wisata ­se­tiap tahun, baik di dalam negeri maupun ke luar negeri. Mereka diharapkan akan mengunjungi Kalimantan dengan mem­ beli paket-paket wisata di pameran i­ni. Masyarakat pengunjung ke Mal terse­ but akan menyaksikan pameran obyek wisata, suguhan seni budaya, kuliner dan

hasil-hasil kerajinan tangan khas serta cin­ deramata. Di atas semuanya itu, para BPW yang darri Kalimantan dan dari Jakarta, serta hotel-hotel yang ada di Kalimantan, akan menawarkan dan menjual langsung paket-paket wisata yang dapat dibeli oleh para pengunjung. Kalimantan menyimpan potensi pari­ wisata yang lain dari yang lain, dan suatu ketika diyakini akan menjadi destinasi pariwisata yang laris, baik untuk pasar wisnus maupun wisman. Wisata etnik, wisata pedalaman, wisata sungai, wisata eko dan wisata alam, sam­ pai pun wisata bahari di Kalimantan, be­ lum banyak yang disentuh dan dikelola untuk pariwisata modern atau pariwisata masa kini. Konsumen pariwisata masa kini sema­ kin segmented, semakin community based, semakin terpilah dalam niche market yang beragam dan yang mencari alternatif, dan semakin terbagi dalam kelompok­kelompok kecil ketimbang mass tourism. Kalimantan tampak akan tampil tahap demi tahap menarik wisnus dan wisman, dengan strategi pemasaran dan promosi yang diperkenalkan oleh Kemenparekraf ini. n

Vol. 3 l No. 26 l Februari 2012


Pengembangan Pasar

K

Di Penghujung 2011

egiatan fam trip (familiarization trip) dari berbagai pihak, baik dari instansi pemerintahan maupun industri, dan justru terutama dari pasar Eropa, masih dimintakan dalam kurun waktu tiga bulan menjelang berakhirnya tahun 2011. Ini menandakan makin kuatnya dampak dari hasil promosi dan pemasaran pariwisata Indonesia yang sudah di­laksanakan,

kata Direktur Pengembangan Pasar dan Informasi Pariwisata Kemenparekraf, Sadar Pakarti Budi. Mengundang, mendukung, dan membantu untuk ­pelaksanaan perjalanan bagi para penulis, pewarta, fotografer, kamerawan, dan prominent figures, dilaksanakan oleh Kemenparekraf sebagai strategi penetrasi pada pasar melalui pembentukan awareness, dan, persepsi tentang Indonesia.

Malaysia ke Lombok

J

urnalis dari Malaysia diundang oleh Kemenparekraf mengikuti Famtrip ke Lombok se­ lama 5 hari pada 29 November–2 Desember 2011. Satu rombongan 14 orang ma­singmasing berasal dari BASF Petronas, TV3, TM travel, MSP Communications Sdn-Bhd, Wanita Magazine, Harian Metro, dan dari maskapai penerbangan Garuda Indonesia. Awareness tentang Indonesia tetap harus terus digulirkan, utamanya ke daerahdaerah di Malaysia yang belum kerap menjadi sumber wisatawan dari Negara tersebut. Di pulau Lombok mereka mengunjungi salah satu desa tradisional, Dusun Sade di Desa Rambitan, Lombok Tengah. Dusun ini biasa dijadikan tempat singgah wisatawan sebe­ lum atau sesudah berkunjung ke pantai selatan pulau yang baru saja mengoperasikan bandara internasional yang baru dibangun: Bandara Internasional Lombok (BIL). Para jurnalis disambut kepala suku desa dan pejabat dari Dinas Pariwisata. Di hari ke dua mereka menuju Tanjung Aan Beach, dan Kuta Beach. Pantai Tanjung Aan terle­ tak tidak jauh dari Pantai Kuta (Lombok) dan merupakan pantai surga bagi para pecinta wisata pantai.

2.170 friends di facebook-nya. Sedangkan dari Malaysia ikut serta Lutfyah Sheikh Omar, penyanyi yang aktif dalam sinetron televisi di Malaysia, yang memiliki 4.918 friend list. Kunjungan di Batam ini di-posting di facebook dan twitter akun mereka. Jadi, ribuan orang follower dan friends dapat mengetahui perjalanan mereka yang berarti sama den­ gan mempromosikan Batam. n

Kerjasama KJRI Kanada

I

Perjalanan berikutnya diselingi dengan inspeksi hotel ke Lombok Lodge, yang ter­ letak di sekitar hotel Oberoi. Berlanjut, di Gili Trawangan mereka melakukan inspeksi ke Vila Ombak Hotel disela-sela kegiatan city tour kota Lombok. Hari ke 4 sebelum kembali ke Kuala Lumpur, mereka mengunjungi art market di kawasan pantai Senggigi. n

ni kerjasama dengan Konsulat Jenderal RI (KJRI) di Vancouver, Kanada. Tiga orang dari tour operator didatangkan ke Jakarta, mengunjungi Yogyakarta dan Lombok pada tanggal 5–9 November 2011. Dalam Jogja City Tour, mereka mengunjungi Candi Borobudur, dan Candi Mendut. Di Taman Sari Water Castle, mereka melihat dari dekat pembuatan wayang kulit dan pengra­ jin batik. Kemudian melihat langsung proses pembuatan perak di Ansor silver home indus­ try. Terakhir ke Candi Prambanan dan ke Malioboro Yogya untuk membeli suvenir khas Yogya. Hari ke-7 sebelum terbang ke Lombok mereka singgah di Keraton Yogyakarta. Tempat pertama yang dikunjungi di Lombok adalah Desa Banyumulek yang meru­ pakan tempat kerajinan keramik, untuk melihat langsung proses pembuatannya. Lalu ke Desa Sukarara tempat pengrajin kain tenun. Tanjung Aan dan Desa Tradisional Sasak masuk dalam agenda perjalanan mereka berikutnya. n

Public Figures

S

eraya memanfaatkan social media marketing yaitu aplikasi jejaring sosial facebook, twitter, dan mengundang public figures dengan fam trip, juga pewarta media, meli­ put acara Insert di Trans TV, Batam. Para artis diminta memutakhirkan status pada media jejaring sosial yang mereka miliki, meng-upload foto dan video kegiatan selama Famtrip di website Kemenparekraf dan you tube. Kunjungannya tanggal 15–17 Desember 2011. Prominent figures dari Indonesia, Malaysia dan Singapura yang diketahui mempunyai banyak penggemar, diundang. Mereka datang dengan dukungan tim peliput ke Batam. Dari Indonesia artis yang dipilih Fairus Faisal yang memiliki 2.693 followers di Twitter dan 1.783 friends di Facebook-nya. Dari Singapura diundang Sahril Kahar, artis pemenang acara Anugrah Skrin 2010 di Singapura, dengan friend list di facebook 1.148, dan Nordiana Amran, artis yang memiliki

Vol. 3 l No. 26 l Februari 2012

13


Pengembangan Pasar Kesamaan dengan Wisman India

Hutan Monyet Sakral di Ubud. Hutan ini adalah cagar alam. Ratusan kera hidup di dalamnya. Di sini juga terdapat sebuah pura kecil dan sejumlah toko suvenir. Saat itu para jurnalis membawa be­ berapa sisir pisang untuk diberikan langsung pada kera-kera itu. Agenda berikutnya ke Pura Besakih, pura terbesar di Bali, terletak di bagian timur Bali di Kabupaten Karangasem, yang berdiri kokoh di kaki gunung Agung dan setiap ada upacara selalu dipadati oleh umat Hindu dari seluruh Indonesia. Dimaklumi pura ini tempat pusat kegiatan dari seluruh pura yang ada di Bali. Tanah Lot juga dijadikan bagian dari itinerary Famtrip mereka. Di sana terdapat dua pura yang terletak di atas batu besar. Satu di atas bongkahan batu dan satunya lagi di atas tebing mirip dengan Pura Ulu-watu. Pura Tanah Lot ini merupakan bagian dari pura Dang Kahyangan, tempat pemu­ jaan dewa-dewa penjaga laut. n

L

ain pula dengan India. Jurnalis dari media The Free Press Journal, Events Standard, Cymbal Media, Hospitality Biz, diundang ke Bali, mulai 14 sampai 18 November 2011, sekaligus mengun­ jungi berbagai obyek wisata menarik. Kesamaan akar budaya Hindu menjadi modal untuk menarik wisman India. Selain itu, pasar wisatawan outbound-nya sedang subur, amat potensial untuk ditingkatkan jumlahnya ke Indonesia. Untuk itu perlu dukungan pemberitaan yang tepat me­ ngenai Bali, untuk menggenjot kunjungan wis­ man India, yang untuk tahun 2011, ditargetkan sebanyak 160 ribu. Tempat yang dikunjungi adalah Pulau Penyu, pulau kecil di antara hingar-bingarnya olah raga pantai di Tanjung Benoa, Nusa Dua, Bali. Lalu ke

Keragaman yang Mengesankan

Pasar Mesir

P

K

asar wisman ASEAN, seperti Filipina, menjelang akhir tahun digarap juga. Pada 14–18 November 2011 bertujuan Yogyakarta dan Bali, diundanglah para warta­ wan dari Manila Buletin, Philipine Star, Travel Update, Mla Times, Travelife Magazine, dan KBRI Manila. Dimulai dengan menyinggahi Candi Borobudur, Candi Prambanan, dan Candi Sewu, di sini mereka kagum akan penginggalan budaya tersebut. Lalu di­ ajak ke Malioboro Yogya, ke pasar tradisional, mengamati keseharian warga Yogya­ karta dengan ciri khasnya tersendiri, kemudian melihat kerajinan para pembatik. Keesokan harinya menuju Bali. Di pulau ini singgah di Taman Ayun, dimana ter­ dapat Pura Taman Ayun yang menjadi pura Ibu (Paibon) bagi Kerajaan Mengwi Bali. Puranya dikelilingi kolam ikan, sehingga pada saat berada di tempat ini seolah-olah berada di tengah danau. Dibangun pada abad 17 oleh raja pertama Kerajaan Mengwi Tjokerda Sakti Blambangan. Berikutnya, Tanah Lot menjadi destinasi pilihan. Di hari ke empat mereka me­ nyaksikan pementasan tari Barong di Batu Bulan, lalu ke desa Batuan mempelajari rumah adat Bali, dilanjutkan ke Ubud dan Kintamani. Nah, budaya yang berbeda dari dua daerah destinasi saja, yang dikunjungi, ­mereka menyimpulkan keberagaman yang nyata, dan mengaguminya. Sebagian dari mereka bukan pertama kali berkunjung ke Indonesia, namun kesannya tidak berbeda dari kunjungan sebelumnya. n

14

husus bagi media dari Kairo, Mesir, dan peme­ nang Photo Contest yang dilaksanakan oleh KBRI Kairo sebelumnya, Famtrip ini di­ laksanakan pada 21–25 No­ vember 2011, didukung oleh Kemenparekraf. Dari sudut pemasaran, meski di Mesir untuk sementara waktu terjadi pergolakan politik, namun wisman dari negeri sejuta piramid itu tetap menjadi target awareness tentang wisata Indonesia. Media yang diundang adalah El Ahram El Araby Magazine, Middle East News Agency, El Akhbar Newspaper, El Gomhouria Newspaper, Akhbar El-Usbu El Dauliyyah Newspaper, TV Cairo Channel, dan The Egyptian Gazzette. Generasi muda Mesir umumnya tidak terlalu familiar dengan Indonesia, berbeda dengan generasi lebih tua yang mengalami masa eratnya hubungan Indonesia Mesir pada era pelaksanaan Konferensi Asia Afrika 1955. Untuk itu apa yang diketahui para jurnalis ini mengenai Indonesia melalui ‘word of mouth’ sebelumnya dapat dibuktikan melalui Famtrip, lalu disiarkan ke masyarakat Mesir. Wisata alam, pepohonan subur, menarik perhatian mereka yang negaranya ­sebagian merupakan gurun pasir. Pengalaman belanja, destinasi yang modern ­seperti mal, hotel, restauran, juga menjadi sasaran mereka. Umumnya, lama bepergian wisatawan Mesir adalah satu minggu sampai 10 hari, dengan pola tinggal 2–3 hari ke tiga tempat di suatu negara. Mereka biasanya kurang berminat pada perjalanan yang terlalu terikat jadual, jadi memerlukan waktu free and easy. Karena itulah dipilih destinasi yang tepat yakni Jakarta, Bandung dan Bali untuk diliput. n

Vol. 3 l No. 26 l Februari 2012


Aksesibilitas

UTAMA Pemasaran Destinasi

Mengikuti Jejak Airlines di Yogyakarta Suasana bandara Adisutjipto, Yogyakarta.

Juga Kepentingan, Makassar, Manado untuk wisman

Garuda Indonesia (GA) dan MAS ­(Malaysian Airlines), menghentikan pener­bangannya pa­ da rute KUL-YOG, dan GA juga menghen­ tikan penerbangan rute ­SIN-YOG. Tinggal kini AirAsia saja melayani KUL-YOG dan ­SIN-YOG. Mengapa dua airlines itu berhenti. Seakanakan dibukanya penerbangan rute tersebut sia-sia, kurang dimanfaatkan oleh stakeholders pariwisata di destinasi Yogya. Ini mengingat­ kan kredo The Trade Follow the Ship. Kredo tersebut selama ini mendunia di bis­ nis pelayaran, dimana daerah produksi yang posisinya masih mencari pasar, akan meng­ ikuti ke mana kapal dagang ­berlayar. Sebaliknya, daerah produksi yang berpo­ sisi ‘dicari oleh pasar/konsumen’, berlakulah the ship follows the trade; maka jika diterap­ kan ke pariwisata, pihak pener­bangan akan mengikuti arah arus wisman dan membuka rute baru. Dalam konteks destinasi Yogyakarta tadi, terkesan disalahkan pihak airlines tidak mam­ pu memasarkan produk pener­bangannya se­ hingga tidak bisa menjual ‘seat’ maka seat load factor (SLF) atau jumlah penumpangnya tidak

Vol. 3 l No. 26 l Februari 2012

bisa menghasilkan pendapatan yang menu­ tupi biaya ope­rasional. Catatan datang dari pengalaman pe­ner­ bangan AirAsia membuka rute SIN-UPG dua tahun silam. Kurang dari ­setahun ­sejak di­operasikan, lantas dihentikan ka­rena SLF yang tidak memadai, dan tidak muncul ke­ ma­juan atau trend yang positif, ber­arti juga di Makassar the trade did not follow the ship. Para industri pariwisata agaknya tidak me­masarkan dan menjual ‘produk wisata’ ke pasar di Singapura untuk memanfaatkan kapasitas yang disediakan oleh airlines. Atau, tidak terjadi sinergi dan sinkronisasi pen­ jualan ‘produk’ Yogya ke pasar Singapura. Konsekuensinya yang terjadi ya itu tadi, air­ lines tidak mencapai tingkat load factor yang diharapkannya, lalu sampai pada kesimpul­ an harus menutup rute tersebut. Di Manado, kini tinggal Silk Air yang ber­ tahan melayani rute SIN-MDC. Tentulah per­ timbangan komersialnya masih terpenuhi. Nah, kini akan terbuka rute Manado ke China (Guangzhouw, dan lain-lain), dimulai dengan charter flight oleh Batavia Air, karenanya kini diperlukan the trade must follow the ship. Para industri pariwisata setempat mestinya proaktif melakukan sinergi pemasaran dan pen­

jualan produk wisata ke pasar China, mung­ kin juga produk wisata arah timbal balik.

Strategi Airlines

Belakangan ini pihak SQ kembali melirik rute SIN-YOG. Secara komersial agaknya akan menerapkan strategi penjualan tiket dengan menawarkan ke pasar Eropa dan pasar lain-lain beyond SIN, apa yang disebut through fare. Yaitu harga penjualan tiket di Eropa, Amerika, atau lainnya menuju ke SIN akan termasuk biaya tiket SIN-YOG pp. Secara komersial, perhitungan cara ini akan memetik keuntungan dari long haul flights, atau mungkin dikatakan juga sebagai long haul profit, akan mensubsidi short haul flights. Penjualan seat penerbangan berjarak lebih sepuluh jam terbang atau lebih, dari Eropa, Amerika, dan lain-lain ke SIN, akan memban­ tu layanan penerbangan satu jam atau lebih, seperti pe­ner­bangan rute ­SIN-YOG. Gejala tersebut memproyeksikan ha­rap­an baru yang akan menambah wisman ke ­Yogya. Itu pula sebenarnya yang sudah lazim dilaku­ kan oleh airlines di tahun-tahun ­1985-an sam­ pai 1990-an, ketika SQ melakukan penjualan tersebut di Eropa secara terbuka, dan beriklan terbuka menjual destinasi Yogya dan Bali se­ bagai desti-nasi lanjutan dari SIN. Dari data Badan Pusat Statistik (BPS) Yog­yakarta, tercatat jumlah wisatawan yang menginap di hotel selama bulan ­Oktober 2011 lalu sebanyak 221.495 orang, di antaranya 208.721 orang wisatawan domestik dan 12.774 orang saja wisatawan mancanegara. Pada 2010 tercatat kunjungan ­wisa­ta­wan sebanyak 1.456.980 orang, dengan rincian 152.843 dari mancanegara dan 1.304.137 orang dari nusantara. ­Bentuk wisata di DIY meliputi wisata MICE (Meeting, Incentive, Convention and Exhibition), wisata budaya, wisata alam, wisata minat khusus dan ber­ bagai fasilitas wisata lainnya, seperti resort, hotel, dan restoran. Tercatat ada 37 hotel berbintang dan 1.011 hotel melati di seluruh DIY pada 2010. Pada tahun itu tedapat 91 desa wisata dengan 51 di antaranya dinyatakan layak dikunjungi. DIY juga diuntungkan oleh jarak antara

15


Aksesibilitas lokasi obyek wisata yang terjangkau dan mudah ditempuh. Maka produk wisata di Yogyakarta relatif efisien da­ lam ‘biaya produksi­nya’. Kini pun mulai mengalir keingin­ an Yogyakarta akan dijadikan daerah dampingan tujuan wisata bagi wis­ man yang berkunjung ke Singapura. Wisman ke Singapura nyata­nya ratarata hanya tinggal selama tiga hari, padahal mereka masih ingin dan mempunyai waktu libur melanjutkan perjalanan wisata ke daerah lain. Pelu­ Istidjab Danunagoro Tengku Berhanuddin ang ini hendak dimanfaatkan oleh pe­ merintah Singapura dan ingin bekerja sama dengan Pemerintah Provinsi DIY. Perwakilan Kementerian Luar Negeri dan Dalam Negeri Singapura, Masagus ­Zulkifli, diberitakan menyampaikan hal ini di Ge­ dhong Jene Kraton Yogyakarta, Ahad, 11 Desember 2011. Dia datang untuk membahas kerja sama di bidang pariwisata ini. Sebagaimana dilansir di pers, dalam satu tahun, menurut Masagus, ada sekitar 12 juta wisman yang datang ke Singa­pura. Agar para wisman ini juga mudah berkunjung ke Yogyakarta, kata dia, perlu dibuka jalur baru Edwin Ismedi Himna Singapura–Yogyakarta. Rencananya maska­ pai penerbangan Singapore Airlines akan di­ 2010 terdata sekitar 2,84 juta orang penum­ gunakan. Tapi ada pula diberitakan, menurut ­Asita pang Kereta Api per tahun yang datang dan Yogya, di akhir tahun 2011, DIY lebih banyak berangkat dari dan ke Yogya­karta. Sementara dikunjungi turis dari negara-­negara Asia penumpang yang datang dan berangkat, dari Tenggara. Ada turis dari Eropa dan Amerika dan ke Bandar Udara Adistujipto tercatat 3,2 juta orang per t­ ahun. Serikat, tapi tidak seberapa ba­nyak. Jadi, memang, wisnus memberi du­kungan “Turis Eropa dan Amerika menurun ka­ rena bukan bulannya datang ke Yogyakarta hebat pada industri pariwisata Yogyakarta. di akhir tahun,” kata Edwin Ismedi Himna, Para manajemen hotel di Yogyakarta membu­ Ke­tua Asita Yogya, dikutip oleh media. Keba­ kukan rata-rata 85 % tamu hotel berasal dari nyakan para turis asing yang datang di ­akhir wisnus. Dengan kata lain, jika instansi dan ­industri tahun berasal dari Malay­sia dan Singa­pura, pariwisata di Yogyakarta bisa ber­sinergi me­ selain dari Filipina, Viet­nam, dan Thailand. Di DIY tercatat 67 agen perjalanan di masarkan dan menjual ‘produk wisata’ de­ bawah naungan Asita yang melayani turis ngan cara menerapkan the trade follows the dari luar negeri selaku tourist handling agent ship, bukankah terbuka peluang mempercepat peningkatan pula jumlah kunjungan wisman? atau inbound tour operator. Ketua Himpunan Pramuwisata Indone­ Dan, airlines yang membuka rute baru seperti sia (HPI) di DIY, Andi Mudhiuddin, dikutip SIN-YOG, mungkin nanti sesudah itu juga menyatakan, saat ini mereka memiliki sekitar BKK-YOG, HKG-YOG, dan lain-lain, akan 300 pramuwisata alias pemandu wisata pro­ mendapatkan capaian seat load factor yang se­ fesional yang siap melayani dan mengantar cara komersial menguntungkan airlines? Bersamaan itu tentu tercapai hasil win-win tamu ke mana pun tujuan ­mereka. Menurut Bank Indonesia (BI) Yogya, tahun antar unsur industri pariwisata se­tempat. 2009, tercatat 2,9 juta turis domestik dan seki­ tar 123 ribu saja wisman datang dan mengi­ Minat Wisatawan… nap di Yogyakarta. Kalau pendapat Istidjab Danunagoro, “Jumlah wisatawan domestik sebesar ketua PHRI Yogyakarta, rata-rata lebih 85 2,9 juta yang dilaporkan ini hanyalah tamu persen okupansi hotel di Yogya itu diisi oleh yang menginap di hotel. Jika menghitung tamu dari dalam negeri. Mengaku itu sebagai wisatawan domestik yang berkunjung perkembangan yang positif dan tetap perlu ­namun tidak menginap (di hotel), kemung­ dipertahankan atau dikembangkan. kinan jumlahnya akan lebih besar lagi,” papar Tapi untuk melihat mengapa airlines Pemimpin BI Yogyakarta, Dewi Setyowati. tidak sukses melayani rute langsung dari Sementara itu BPS mengumumkan, tahun Kuala Lumpur dan Singapura ke Yogya?

16

“­ Penerbangan agaknya kurang jitu da­ lam menerapkan strategi pemasaran,” begitulah pengamatannya. Tapi dari sudut airlines, Tengku ­Burhanuddin, sekjen INACA (Asosia­ si Perusahaan Penerbangan Nasional Indonesia), menguraikan, sukses atau tidak, tergantung juga pada ‘karakter’ atau ‘minat’ masyarakat di pasar yang mestinya sesuai dengan produk di ‘destinasi’. Rasanya masyarakat wisatawan di ­Kuala Lumpur, cenderung lebih menyukai tur ke destinasi dengan kegiatan utama kuliner, shopping, dan sedikit jalan-jalan. Karenanya penerbangan Kuala Lumpur–Bandung tampak berhasil sangat baik. “Tur di Yogyakarta yang kental dengan produk wisata budaya, ke candi Borobudur dan Prambanan dan sekitarnya, tampaknya kurang diminati,” ujar Tengku Berhanuddin. Mungkin yang lebih cocok adalah masyarakat wisatawan di Thailand ketimbang Malaysia, kata dia. Eropa dan wisatawan dari negeri Barat lainnya, menurut Burhanuddin, jelas memi­ nati tur budaya dan sejarah di ­Yogya. Dalam konteks itu pula, ­agaknya airlines Garuda Indo­ nesia baru saja me­ngu­rangi frekuensi pener­ bangannya ke Amsterdam, Belanda, menjadi empat kali saja per minggu, dari sebelum­ nya penerbang­an setiap hari. Maka wisman dari long haul flight ke Indonesia kebanyakan menggunakan airlines yang juga menjual tur di destinasi Singapura, Malaysia, Thailand, bahkan Hong Kong. Logislah kiranya kalau Singapore Airlines ingin membuka ope­rasi SIN-YOG. Wisman ke Yogya juga masih saja diisi dengan kepanjangan tur ke tujuan Bali. Kalau hanya tur ke obyek candi Borobudur, Pram­ banan, Boko, dan suvenir kerajinan perak, batik, mereka cenderung datang pagi pulang petang; menggunakan pesawat pertama pagi hari dari Bali dan pe­nerbangan terakhir dari Yogya ­kembali ke Bali. Fenomena sudah lama berlangsung utamanya dari kalangan turis dari Jepang, dan sedikit dari Australia. Bagaimana menahan wisman agar me­ngi­ nap atau tinggal lebih lama di Yogya? MICE merupakan salah satu alternatif atau upaya. Tampaknya diperlukan pula ‘krea­tifitas’ men­ciptakan itinerary dan layanan yang unik ‘salesable’, sebutlah contohnya rencana pro­ gram Corporate ­Regional Meetings dari big cor­ poration Ogilvy, sebagaimana dilaporkan pada news story di halaman lain edisi ini. Pada satu rencana konferensi 350 orang peserta dari Asia Pasifik, yang hendak dilak­ sanakan di Yogyakarta, sebanyak 110 mobil jip disewa, untuk digunakan tur di Yogya­ karta. Dari itu saja terkesan menarik dan unik, bukan? n

Vol. 3 l No. 26 l Februari 2012


Bisnis

Mari Menjaga Citra Keamanan Konferensi di Yogya Telah dan Harus Dibatalkan

W

isman, sebagian besar warga buatan saja, ditata dengan setting pasar tra­ Amerika Serikat, tampak si­buk disional dan original, layaknya di Jawa 100 berlalu lalang di Yog­ya­karta. tahun yang lalu. Mereka mengendarai, —ham­ Rombongan wisman itu sebenarnya lebih pir semua—, mobil jip. Jumlah grup itu seki­ 350 orang, sebab, ada di antara me­reka yang tar 350 orang, maka jip yang disewa untuk datang dengan pasangan, ­lazim disebut semereka gunakan, berapa jumlahnya? Ada 110 bagai spouse bagi peserta pada kegiatan kon­ mobil. Tentu saja dengan driver. ferensi atau meetings. Ingat cerita tersedianya sekitar 200 mobil jip di kawasan gunung Bromo? Di destinasi pegunungan tersebut wisatawan setiap hari dibawa berkeli­ ling mendaki dan menurun di atas ken­ daraan jip yang disewa dengan driver yang sudah mengua­sai situasi kondisi lapangan. Ini salah satu ciri khas di Bromo. Jumlah jip yang lumayan ba­ nyaknya, diatur dalam satu ­koperasi yang mengatur giliran pemakai­an bagi setiap kendaraan turis tersebut. Kembali ke cerita Yogya. Santai ­menik­mati, para turis menuju kawas­ an ­pariwisata candi Borobudur. Itu di Agnes Priyanti Aria Yuda sore hari menjelang magrib, ka­rena tujuan mereka memang akan menghadiri Pembaca, pemandangan di atas ­merupakan sunset farewell party di sekitar Borobudur dan proyeksi imajinasi terjadinya pe­ristiwa bulan ­Prambanan. Mei 2012 yang akan datang. Nah, siapakah Pemandangan itu unik. Para wisman da­ mereka? Sekitar 350 orang dari Asia Pasifik lam rombongan besar menggunakan sekitar sudah ‘dipastikan’ akan berkonferensi di 110 mobil jip hari itu, dan tidak cukup sam­ Yog­yakarta bulan Mei 2012. Ogilvy, perusa­ pai di situ. Sebelum atau sesudah party, para haan salah satu terbesar di dunia di bisnis ad­ wisatawan tampak sibuk tawar menawar vertising, sudah mencapai persiapan matang barang, mau membeli apa? Me­reka sedang sepenuhnya sampai dengan posisi minggu belanja di sebuah pasar buat­an, dinamakan ketiga ­Januari 2012, bersama dengan handling ‘handicraft village’. Pasar ‘kaget’ itu memang agent di Yogya. Eh, akhir Januari mereka me­

Vol. 3 l No. 26 l Februari 2012

ngirim surat membatalkan acara Asia Pacific Regional Meeting tersebut. Mari membayangkan. Yang disiapkan se­ jak perundingan bulan Oktober 2011, adalah konferensi tanggal 13–17 Mei 2012. Jumlah peserta sebanyak itu datangnya dari berbagai Negara, kantor-kantor ­cabang Ogilvy di Asia Pasifik. Konferensinya akan mengambil tem­ pat di Sheraton Hotel, di mana telah diblok sebanyak 208 kamar, maka fasilitas penginap­ an ditambah de­ngan mem-book tiga hotel lain. Sudah disiapkan 10 mobil Innova dan 10 mo­ bil Elf, khusus untuk melayani transfer antar hotel dan Venue bagi tamu selama konferensi. Lebih menarik lagi, sudah disiapkan 110 mobil jeep, yang akan mereka gunakan tur. Kemana? Ke kawasan candi Borobudur, Prambanan, dan lain-lain. Dan lagi, bukan itu saja, seperti disebutkan di atas tadi. Di Borobudur, akan diadakan sunset fare­ well party. Disiapkan pula satu pagelar­an ‘handicraft village’. Ditata dengan setting yang “sangat tradisional, original, seperti layaknya pasar di Jawa 100 tahun yang lalu,” kata ­Agnes Priyanti, Marketing dan Product Mana­ ger dari Dewatha Sakti Tours, yang menangani event corporate meeting itu. Maaf, ada lagi uniknya. Untuk itu me­reka meminta dan disiapkan, fasilitas ­toilet semen­ tara yang akan dibuat tersedia selama party tersebut. “Ini memang high end c­onsumers,” ujar Agnes. Inilah sayangnya. Minggu pertama Febru­ ari 2012, adalah jadual pembayaran pertama hendak ditunaikan oleh Ogilvy. Tapi ya, begi­ tulah, yang diterima ternyata surat perminta­ an atau tepatnya pemberitahuan, bahwa de­ngan sangat menyesal, acara dibatal­ kan. Alasan? Mereka meng­alaskan ‘­security’, se­hingga mereka merasa perlu memindahkan konferensi itu ke luar Indonesia. Agnes pasrah menyatakan ­mereka ­tam­pak serius dengan alasannya. Se­ be­­lumnya, ketika berunding untuk per­siapan sejak awal, me­reka datang beberapa kali, di bulan Oktober dan Desember 2011. Setiap kali datang ke Yog­yakarta mereka menghabiskan wak­­tu se­minggu tinggal di kota gudeg. “Jadi, pembatalan tidak dibuatbuat alasannya,” kesimpulan Agnes. ­Kendati demikian, katanya, beberapa hotel yang sudah dipesan itu, masih mencari ­upaya pendekatan agar pembatalan ­ditinjau kembali. Dan ­Agnes sendiri seakan tak mau mencari tahu ke mana mereka memindahkan konferensinya. Pihak Ogilvy mengekspresikan ­‘kese­dihan’ melalui surat pembatalan yang dikirimkan via email, dengan penjelasan yang memang masuk di akal, dan tim Ogilvy pun secara face to face masih akan berupaya menjelaskannya lagi. n

17


Bisnis

Yogya

Dominan untuk Pasar Long-haul Trips

I

nbound operator-nya Agnes ­me­­nangani jumlah wisman 2011 mencapai 3.625 orang. ­Tahun 2012 ini dipekirakannya mening­kat menjadi 4025 orang. Memang ternyata wisman ke Yog­ ya banyak yang berasal dari Negara­negara jauh, long haul trips dari ­Eropa dan Amerika. Sekitar 60 persen turis­nya didatangkan dari Perancis, selebihnya 35 persen terakumulasi dari Belanda, Amerika Serikat, dan Rusia. Dan lima persen wisatawan nusantara. “Tahun 2011 itu jumlah tamu dari Eropa sebenarnya menurun sekitar 15 pct dari jumlah tahun sebelum­ nya,” ujar ­Agnes. Untuk tahun 2012 ini dia optimis naik kembali. Adapun bagi Wednes Aria Yuda dari PT Ayu Mandiri Tours & Travel di Yogyakarta juga, jumlah wisman­ nya tahun 2009 sekitar 1200 orang dan masih meningkat di tahun 2010 menjadi sekitar 1350. Dari mana asal mereka? Dari lima Negara di Eropa Barat, termasuk Perancis, Belanda, Italia. “Pada awal 2011 sebenarnya krisis eko­nomi Eropa sudah membesar di Yunani dan bahkan merembet sam­ pai Italia dan Jerman, namun ternyata pasar Eropa tetap besar ke Yogyakar­ ta. Memang ada pengurang­an lama tinggal. Jadi berkurang satu hari dari tahun-tahun sebelumnya. Misalkan yang biasanya mempunyai program kunjungan tiga hari dua malam di Yogyakarta, tahun 2011 berkurang menjadi dua hari satu malam,” de­ mikian menurut Aria Yuda. Dia menyatakan, dengan masih belum selesainya krisis ekonomi di Eropa, maka agen-agen inbound yang pasarnya Eropa seperti dia, hanya bisa berharap supaya dapat mem­ pertahankan produksi pada tahun 2012. Tidak ada target yang berlebih­ an selain mempertahankan kondisi yang telah dilalui pada ­tahun 2011. Meski demikian, manakala ada lagi long haul flights seperti Singapore Airlines menyambung rute ke Yogya, para stakeholders jika memanfaat­ kan dengan kreatif, tentu terbuka ­peningkatan baru. n

18

Rakornis Promosi Pariwisata Dalam Negeri.

Idealnya Mengikuti Rute Airlines

K

etika diselenggarakan Rakornis (Ra­ pat Koordinasi dan Sinkroni­sasi) Promosi Pariwisata Dalam Neg­ eri se-Kalimantan di Jakarta pada Kamis (26/1/2012), Direktur Promosi Pari­ wisata Dalam Negeri (PDN) Kemenparekraf, Faried Moertolo ­menerapkan program baru. Agar efektif lebih cepat hasilnya dalam praktik bisnis, dibukanya kesempatan ­ba­gi maskapai penerbangan Merpati Nusantara mengutarakan rencana-rencana pe­nerbangan tahun 2012 ini yang bertujuan kota-kota di Kalimantan. Direktur PDN terlebih dahulu memapar­ kan konsep, strategi, dan program PDN un­ tuk 2012, khususnya terkait kegiat­an dengan Kalimantan, sebagai destinasi dan sebagai pasar. Sesudah itu masing-masing Kepala Di­ nas Pariwisata Provinsi memberi­kan papar­an ringkas sekaligus tanggap­an terhadap papar­ an dari Direktur PDN. Setelah itu, giliran manajemen maskapai Merpati Nusantara memaparkan rencana, ter­ masuk adanya pembukaan rute penerbangan baru, misal ke kota Balikpapan, juga tentang Balikpapan yang kini sedang disiapkan oleh Merpati untuk menjadi salah satu hub bagi operasi pener­bangannya.

P

Lalu tampil kebutuhan akan penerbang­an ke Berau, ke Putussi-bau, Palangkaraya dan lain-lain bahkan juga ke Pontianak yang su­ dah dilayani oleh sedikitnya tujuh airlines. Diskusi kemudiannya menunjukkan pe­ ma­haman yang semakin realistis bagai­mana promosi pariwisata suatu destinasi akan ber­ hasil secara nyata, kalau sungguh didasarkan juga pada ketersediaan tiga A, yakni Atraksi, Akomodasi, dan, ­Aksesibilitas. “Sehebat apapun Atraksi yang dipunyai, atau Akomodasi yang cukup jumlahnya, na­ mun kalau akses seperti penerbang­an tidak tersedia, maka nilai tambah dari ke­giatan promosi menjadi hampir tak berarti,” kata Faried Moertolo. Merpati akan membuka beberapa pe­ner­ bangan baru ke Kalimantan. Ke Pontianak, Palangkaraya, dan ketika ­diminta ke Putus­ sibau, MNA tertarik untuk meng­adakan pe­ nelitian dan perhitungan komersialnya. Ka­ lau feasible, tentu dilaksanakan. Maka rencana seperti itu pun, para instansi pariwisata di daerah, perlu mengajak para agen perjalanan dan akomodasi, usaha atrak­ si, di daerah masing-masing, untuk menyiap­ kan dan melakukan penjualan ‘produk’ yang salesable di kota-kota rute MNA tersebut. n

Bicara Statistik

ada tahun 2009, tercatat 2,9 juta turis domestik dan sekitar 123 ribu wisatawan mancanegara datang dan menginap di Yogyakarta. “Jumlah wisatawan domestik sebesar 2,9 juta yang dilaporkan ini hanyalah tamu yang menginap di hotel. Jika menghitung wisatawan domestik yang berkunjung tapi tidak menginap, kemungkinan jumlahnya akan lebih besar lagi,” papar Pemimpin BI Yogyakarta, Dewi ­Setyowati. Menurut catatan Badan Pusat Statistik (BPS), ­tahun

2010 terdata sekitar 2,84 juta orang penumpang Kereta Api per tahun yang datang dan berangkat dari dan ke Yogyakarta. Bersamaan itu penumpang yang da­ tang dan berangkat, dari dan ke Bandar Udara Adi­ sutjipto, Yogyakarta, tercatat 3,2 juta orang per tahun. Khusus untuk jumlah wisman yang langsung men­ darat di bandara Adisucipto, periode Januari–November 2011 tercatat 44.263, meningkat tipis 1,24 persen dibandingkan periode yang sama tahun 2011 yang ter­ catat 43.720 wisman. n

Vol. 3 l No. 26 l Februari 2012


Events Pameran Batik di Batam

P

engusaha batik dan para Dinas Kebudayaan dan Pariwisata dari berbagai daerah pun berpameran batik di Batam. Mereka mengisi 20 stan, datang dari Jawa Timur, Batam, Kepulauan Riau, Sumatera Barat dan lain-lain. Kemenparekraf men­ duung kegiatan itu, juga de­ngan ikut serta. Pameran Batik Indonesia itu bertema Batam Sebagai Pusat Promosi Batik Indonesia Untuk ASEAN, bertujuan mempromo­ sikan Batik Indonesia ke Negara-negara tetangga di kawasan ASEAN. Berlangsung tanggal 2 sampai 4 Desember 2011 di Mega Mall Batam ­Center, Kota Batam, Wakil Menteri Perindustrian Alex Retraubun meresmikan pem­bukaannya.

Kota Batam berkeinginan menjadi kota pusat promosi batik di kawasan ASEAN khususnya Malaysia, Singapura, dan Brunei Darussalam. Dengan promosi ini di­ harapkan batik Indonesia dapat lebih dikenal dan digemari oleh masyarakat dunia. Selain itu, kegiatan ini juga merupakan usaha untuk dapat menarik wisatawan nu­ santara dan mancanegara lebih banyak lagi ke Kota Batam. Diadakan juga acara pendamping seperti Business Meeting, demo rias pengan­ tin, pemutaran film dokumenter tentang batik, fashion show, belajar dan lomba membatik, dan live music. Selain itu, Direktorat Promosi Pariwisata Dalam Negeri menggelar acara Gala Dinner yang dihadiri oleh lebih kurang 150 undangan, di ­antaranya Wakil Walikota Batam, Ketua Kadin Batam, Dirjen IKM Kementerian Per­ dagangan, Perwakilan Kedutaan Besar Vietnam di Indonesia, Konsulat Singapura dan Atase Filipina. n

Diadakan di kota Bintan pada 11–13 November 2011, balap sepeda interna­ sional ini diikuti oleh 25 negara antara lain: Malaysia, Singapura, Jepang, Korea, Amerika, Belanda, Swiss, China, Hongkong dan lain-lain. Para peserta, wisnus dan wisman, menikmati kegiatan yang diselingi dengan tontonan atraksi budaya dan penampilan kesenian khas Kepulauan Riau, pada acara jamuan makan. Kegiatan resmi dibuka dan ditutup oleh Direktur Promosi dalam Negeri Kemenparekraf, di­ hadiri oleh pemerintah daerah seprovinsi Kepulauan Riau dan Kota Bintan. n

Pekan Pesona Jambi

S

ebesar atau sekecil apapun even yang dikelola di tingkat daerah, tahun demi ta­ hun yang dirasakan perlu adalah meningkatkan kualitas pengelolaannya dengan konsisten. Mengadakan kegiatan festival atau pekan seni budaya sudah semakin menjalar sebagai kreatifitas di daerah-daerah seluruh Indonesia. Di Jambi, Pekan Pesona Budaya diselenggarakan dan Kemenparekraf mem­ berikan dukungan. Tempat pelaksanaan di Taman Rimba Pal Merah di kota Jambi, selama sepekan tanggal 19–25 November 2011. Dimulai dengan peresmian oleh Gubernur Jambi, lalu parade kesenian daerah Jambi yang ditampilkan oleh seluruh kabupaten kota se-provinsi. Selanjutnya pa­ meran hasil kerajinan dan paket wisata yang ada di provinsi ini. Antusiasme dan apresiasi masyarakat tampak menggembirakan, mencermin­kan kemauan menggali dan mengembangkan seni budaya daerah. Ada semangat meles­ tarikan seni, budaya dan keindahan alam. Bahkan bagi masyarakat lokal juga berarti merekatkan rasa persatuan dan kesatuan suku-suku bangsa, etnik budaya di Jambi. n

Memilih Uda dan Uni di Sumbar

D

Tour de Bintan

D

emikianlah awalan nama event dengan “Tour de…” kian meluas, dan negeri In­ donesia ini faktanya memang memiliki sumber-sumber alam dan manusia yang berpotensi besar, juga dilakukan pada penyelenggaraan kegiatan Tour de Bintan, memadukan olahraga balap sepeda dengan pariwisata. Lebih menguntungkan lagi jenis olahraga ini berkaitan dengan potensi berskala internasional. TDS atau Tour de Singkarak, ada pula Tour de Merapi di Yogya, tentu juga diketahui Tour de Indonesia.

Vol. 3 l No. 26 l Februari 2012

i Padang, Sumatera Barat, diadakan juga Pemilihan Duta Wisata, memilih Uda Uni Sumatera Barat (Uda untuk pria dan Uni untuk wanita). Para peserta pun dikarantina selama 3 hari dari tanggal 1–4 Desember 2011 di Pangeran Beach Hotel. Kriteria penilaiannya mencakup wawasan, communication skill, sikap, pengetahuan kepariwisataan, dan pemahaman seni dan budaya Sumatera Barat. Kemudian ber­ akhir di malam grand final tanggal 4 Desember 2011 di Ballroom Hotel Pangeran Beach, Padang. Acara grand final di­ buka resmi oleh Raseno Arya, Kasubdit Promosi Tujuan Wisata Wilayah I Kemenparekraf. Malam itu ditampilkan atraksi budaya dan kese­nian dan penampilan baju daerah yang diperagakan oleh uda uni kabupaten kota se-provinsi Sumatera Barat. n

19


Wisata Bahari Pemasaran Destinasi

Kabar dari VLS 2012

M

enuju pantai Kuta dan Tanjung Aan sekitar 50 km dari Bandara Internasional Lombok (BIL) di sebelah selatan Pulau Lombok, penulis ini berhenti sebentar di jalan raya ­Praya untuk melihat kehidupan desa adat suku Sasak. Dikenal dengan nama Rambitan Sade, di sana ada tiga desa adat Sasak yakni, Ende, Rambitan dan Sade. Desa Rambitan Sade sudah dikenal menjadi tujuan wisata, salah satu pilihan utama dalam itinerary round trip Lombok. Tapi ada komentar, semakin hari kurang diminati wisatawan karena sudah terlalu touristic dan tidak lagi mempertahankan, minimal bentuk bangunan tradisional Sasak. Salah satu dusun masih mempertahankan tradisi suku Sasak di dusun Ende. Di dusun ini ada sekitar 29 rumah tradi­ sional Sasak. Tata ruangnya mempertahan­ kan tradisi. Bangunan tradisional mengguna­ kan bahan-bahan alami, menariknya, bahan campuran tanah liat dengan kotoran kerbau

untuk pondasi rumah dan lantai, yang tam­ pak sama seperti semen. Pada hari-hari tertentu, lantai dari ‘semen organik’ ini dibersihkan, juga dengan meng­ gunakan kotoran hewan dari sapi atau kuda. Fungsinya untuk memberikan kehangatan di dalam rumah yang tidak tinggi dan sedikit ventilasi. Bukan hanya itu, kehangatan di da­ lam rumah akan mengundang arwah leluhur untuk berkumpul kembali dengan keluarga besarnya. Perkenalan saya dengan sesepuh di dusun ini, seorang nenek berusia 115 tahun, dia tam­ pak sehat, seakan bukti kearifan lokal terka­ dang bisa jauh lebih bijak. Desa-desa adat di Pulau Lombok masih banyak, terutama di timur dan sepanjang jalur trekking ke Gunung Rinjani. Tur operator menawarkan tur ke desa-desa adat itu seba­ gai bagian dari program trekking. Akomodasi­

20

nya sederhana di rumah penduduk (home stay), atau hotel kecil di dekat area desa adat, ini diminati oleh wisman. Para wisman berinteraksi dan merasakan pengalaman hidup di desa, itu menjadi daya tarik bagi mereka. Tur operator sebelumnya sudah menginformasikan apa yang akan didapat dan dialami, dan wisman memberi­ kan respon positif.

Kuta dan Tanjung Aan

Sepanjang 56 km jalan menuju pantai Kuta di selatan Mataram, mulus. Jalan menuju pantai sudah dibuka sejak lima tahun, dilapis aspal hot-mix sejak tiga tahun yang lalu, ber­ samaan dengan pembukaan jalur jalan raya menuju BIL. Rindang dan hijau hutan alam­ nya di sepanjang jalan. Semakin mendekati pantai, semakin sering berpapasan dengan wisman yang mengendarai sepeda motor. Ada saran sebaiknya jangan pergi ke wilayah ini malam hari, meskipun ada perkampung­ an karena tiadanya penerangan jalan maka

keadaan masih agak rawan. Kuta, pantai landai dengan pasir putih berbentuk seperti merica dan ombak yang tidak terlalu besar serta hangatnya air laut, menawarkan sesuatu yang memang ‘berbe­ da’. Seolah reinkarnasi dari Kuta Bali bebe­ rapa puluh tahun silam. Sepanjang jalan dari pantai Kuta ke Tanjung Aan, sudah berderet bungalow kecil dan kafe, pengunjungnya di­ dominasi wisman. Tanjung Aan, pantai landai yang diapit oleh bukit-bukit karang dengan dua bentuk pasir putihnya yang berbeda, merica dan ha­ lus, ombaknya sedikit lebih besar daripada di Kuta, seolah mengatakan ini hanyalah secarik keindahan alam di Pulau Lombok. Beberapa pemuda dari perkampungan sekitar pantai berinisiatif memahat salah satu dinding batu karang menjadi anak tangga sehingga pengunjung bisa naik ke salah satu

bukit karang. Di atas bukit karang, wisman dan wisnus menikmati pemandangan yang menentramkan hati. Dari sini pandangan lebih leluasa, di de­ pan laut, di kiri-kanan dua bukit karang yang menjorok ke laut lepas, dan di belakang perbukitan hijau dengan hamparan sawah. Terbayang jika anak tangga tadi dibuat per­ manen, ada pagar pembatas di tepi tebing­ nya, pun hal yang sama dilakukan di kedua bukit yang lebih menjorok itu, niscaya akan lebih menarik. Pantai bersih dari sampah plastik, batubatu karang bersih dari perusakan. Tentu ini akan lebih indah lagi jika penjual cendera­ mata atau es kelapa muda, ditata teratur dan memelihara kenyamanan pengunjung. Ah... lembut sekali pasir itu, kaki bisa tertanam di pasir merica Tanjung Aan.

Desa Sukarara, Desa Tenun

Mataram, ibukota provinsi, bisa dibilang sepi. Dipersepsikan orang, tidak ada yang

bisa dilihat di kota ini. Nyaris tidak tampak wisman. Tapi kota ini agaknya bukan un­ tuk dilihat dengan indera penglihatan, tapi mungkin dengan mata hati. Oke-lah, teruskan tur ke pedalaman. Desa Sukarara, 25 km dari Mataram, salah satu desa pengrajin tenun khas Lombok. Sekitar 2.000 orang menenun setiap hari, se­ muanya perempuan. Tahu ceritanya? Lakilaki ditabukan menenun! Karena, alat tenun diikatkan ke pinggang, itu diyakini bisa men­ gakibatkan kemandulan. Sebaliknya, disyaratkan perempuan bisa menikah setelah dia bisa menenun dan harus membuat tiga helai kain sebagai persemba­ han pada pernikahannya. Desa ini merupakan salah satu spot atraksi bagi wisatawan, baik wisman maupun wis­ nus, selain beberapa wilayah sentra kerajinan seperti gerabah dan ukiran.

Vol. 3 l No. 26 l Februari 2012


Pemasaran Destinasi

UTAMA WISATA BAHARI

Di sini wisatawan diajak berkeliling me­ lihat kegiatan para perempuan, kebanyak­ an kaum ibu, mulai dari memintal benang, meng­atur benang setelah dipola oleh ‘kaum sepuh’. Hanya orang tua yang bisa membuat pola di kain tenun, menenun, hingga proses finishing. Hasil tenun desa ini adalah songket ke­ dogan dan kain ikat. Pengunjung bisa berin­ teraksi langsung dengan para penenun, juga mencoba menenun atau memakai kostum adat Sasak lengkap dengan sarung tenunnya. Ternyata, harga yang dibandrol untuk sehelai kain tenun ATBM (alat tenun bukan mesin) rasanya terlalu murah. Seorang pene­ nun bisa menyelesaikan sehelai kain tenun tanpa motif selama satu bulan, motif seder­

hana bisa selesai dalam waktu 1,5 sampai 2 bulan, dan motif yang rumit baru bisa selesai dalam waktu tiga bulan. Itu pun harus disi­ plin menenun pukul 8.00-17.00 setiap hari. Motif tidak digambar pada kertas tapi langsung diaplikasikan ke pengaturan benang dan posisi benang di alat tenun. Benang yang putus saat menenun tidak masalah, tapi jika terjadi kesalahan harus diulang. Para pene­ nun memanfaatkan banyak bahan alami un­ tuk pewarnaan dan efek pada motif. Beberapa koperasi menampung hasil dari penenun. Produk tidak dikirim dan dijual ke daerah lain. Mereka mengandalkan turis da­ tang, membeli. Menenun menjadi andalan di desa ini.

Senggigi Beach

Jantung pariwisata Lombok, area pantai Senggigi, dimulai dari Batu Bolong, 8 km dari Mataram. Sebuah pura yang tidak terlalu besar berdiri di atas batu karang berlubang, mirip pura di Tanah Lot Bali. Di pinggir jalan, aksesnya mu­ dah, dan yang pasti, indah. Di kiri-kanan jalan pan­ tai ini sudah penuh dere­

tan penginapan, bintang dan non-­bintang, restoran dan kafe, pertokoan, bank dan fasili­ tas lainnya. Kontur pantainya berbukit, mem­ beri pilihan untuk menik-mati pemandangan dari bibir pantai atau dari atas bukit. Laut, pantai, perbukitan, resor adalah yang bisa kita lihat di sepanjang area ini. Ada dua titik stop over ke arah utara area wisata Senggigi, Malimbu dan Nipah. Kedua stop over ini berada di tikungan jalan yang ­sengaja dibuat lebih lebar untuk parkir kenda­ raan dan pedestrian dengan pagar pembatas. Banyak turis sengaja berhenti untuk menik­ mati pemandangan laut, pantai, siluet tiga gili dan Gunung Agung di kejauhan. Di sini juga another side of sunset view dari Senggigi. Dan baik wisnus maupun wisman tetap enjoy. Pantai Mangsit, 2 km ke utara Senggigi, bukan area yang ramai, tampak cocok buat peristirahatan lepas dari hiruk pikuk kehi­ dupan kota. n

Berbenah Selanjutnya

di Lombok

K

epala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi NTB, Lalu Gita ­Ariadi, mengatakan bahwa pada VLS ­(Visit Lombok Sumbawa) 2012, Provinsi NTB menargetkan satu juta wisatawan di tahun 2012, wisman dan ­wisnus. Wisatawan yang datang ke NTB mencapai 886.880 orang di tahun 2011. Disbudpar provinsi telah menerima lapor­ an dari hotel seperti Sheraton yang memberi­ tahukan tingkat okupansi mereka penuh di bulan Januari. Penerbangan ke Lombok di bulan Januari kekurangan seat. Jadi pada low season saat ini tingkat oku­ pansi hotel berbanding lurus dengan seat capacity pesawat. Biasanya, high season mu­ lai bulan April. Bukan hanya itu, Disbudpar provinsi telah menerima proposal untuk ber­ bagai kegiatan MICE yang akan diadakan di Lombok. Selama tahun 2012 diperkirakan akan banyak EO yang melakukan inspeksi di sini. Menurut Lalu Gita, penuh optmisme, “Ini

Vol. 3 l No. 26 l Februari 2012

Salah satu penginapan di Gili Trawangan.

ada prospek, benar-benar tahun kunjungan.” Mengenai tanda-tanda fisik VLS 2012 yang terlihat adem-adem saja, menurut dia, akan segera dimulai karena anggaran tahun 2012 baru saja keluar. Saat menyambut VLS 2012, sekarang ini, Lombok mempunyai sekitar 50 hotel berbin­ tang yang mengakomodasi 2.500 kamar dan 4.800 kamar hotel non-bintang. Banyak hotel dan vila baru bertumbuhan, menciptakan 1500-an tambahan kamar hotel berbintang. Bagaimana ketersediaan guide? Disbudpar NTB sedang mengaktifkan kembali Himpunan Pramuwisata Indonesia (HPI). Dari sekitar 500-an orang yang ter­ daftar di HPI sebelum pariwisata Lombok mengalami down season menyusul kejadian kerusuhan di awal tahun 2000, sekarang su­ dah berkumpul lagi sekitar 300-an orang. Pada umunya mereka generasi yang lebih muda, sudah kembali aktif. Bahasa Inggris adalah bahasa yang dominan dikuasai, ada juga dalam jumlah terbatas, pramuwisata

yang menguasai bahasa Perancis, Rusia, ­Belanda, Jepang, dan Arab. Bahasa Arab lebih gampang. karena adanya mereka yang per­ nah menjadi TKI/TKW di Saudi Arabia saat low season, kemudian beralih profesi menjadi guide setelah kembali ke tanah air. Selain itu, juga banyak alumni universi­ tas di kawasan Arab berasal dari NTB. Kita juga akan menggarap wisman dari kawasan Timur ­Tengah karena itu merupakan pasar potensial, kata dia. Disbudpar NTB sudah membentuk ­Badan Promosi Pariwisata Daerah sejak dua tahun yang lalu sesuai dengan amanat UU ­Nomor 10 tahun 2009. Badan ini akan menjadi mitra pemda, akan menjadi lembaga swasta mandi­ ri yang menjadi agen untuk berpromosi, yang memberikan advis dan analisa pasar, cara ber­ promosi, dan sebagainya. Di dalamnya duduk para pelaku industri pariwisata. Pengurus dan anggotanya terdiri dari ketua HPI, ketua ASITA, PHRI, akademi­ si dan wartawan. Mereka mendapatkan dana

21


Pemasaran Destinasi hibah dari pemda untuk berpromosi. Disbud­ par berposisi sebagai koordinator. BIL ini masih sangat bisa dikembangkan, kata Gita. Peralihan dari operasional bandara lama seluas 60 ha ke bandara baru yang luas­ nya 10 kali lipat lebih besar memerlukan wak­ tu dan semuanya dalam proses pembenahan. Termasuk perekrutan pegawai. Pengelola bandara pun akan merekrut masyarakat di sekitarnya. Setelah perekrut­ an juga dibutuhkan training. Itulah langkahlangkah awal yang dilakukan oleh Angkasa Pura sebagai pengelola BIL. Dengan adanya tahun kunjungan, mau tidak mau Lombok harus menambah pener­ bangan. Pemerintah provinsi akan membuat permohonan baru untuk membuka jalur-jalur baru, terutama yang potensial. Yang diingin­ kan terutama adalah rute BIL–Yogyakarta, BIL–Solo, BIL–Semarang. Ketiga destinasi tersebut merupakan destinasi wisata yang memungkinkan transfer wisatawan. Selain itu, ikatan sosial di ketiga daerah tersebut sangat kuat karena banyak orang NTB menja­ di alumni dari sekolah-sekolah yang di ketiga daerah tersebut. Destinasi berikutnya, adalah BIL–Balik­ papan, kata Lalu Gita selanjutnya. Pertimba­ ngannya, banyak ekspatriat yang tinggal di Balikpapan, tentu memerlukan refreshing. Selama ini destinasi libur yang utama bagi mereka adalah Denpasar, Bali, dan Manado yang sudah tersedia direct flight. Sekarang ini mereka harus menjalani transit atau transfer di Bali atau Surabaya sebelum ke Lombok. Tidak menarik jadinya bagi mereka yang membawa keluarga. Destinasi potensial yang akan digarap adalah BIL–Makassar mengingat banyak transmigran asal NTB yang berhasil di Sula­ wesi Selatan dan ini membuat lalu lintas para transmigran yang hendak pulang ke kam­ pung halaman ramai. Yang terpenting adalah, Makassar sebagai pintu gerbang ke wilayah Indonesia timur lainnya. Airasia akan beroperasi pada sekitar Maret–April 2012. Maskapai penerbangan ini telah menjajaki pasar sejak tahun lalu. Maska­ pai penerbangan Garuda, Lion Air, Batavia Air, dan Merpati, kini melayani pe­nerbangan ke Lombok. Semua maskapai penerbangan itu rencananya akan menambah frekuensi. Maskapai lainnya Sky Aviation akan mem­ buka rute Denpasar–Lombok. Maskapai pe­ nerbangan internasional yang sudah berjalan dilayani oleh Silk Air, yang saat ini melayani rute Singapura–Lombok tiga kali seminggu. Rencananya akan menambah frekuensi pe­ nerbangan menjadi lima kali seminggu mu­ lai Maret 2012. Bagusnya, ada beroperasi ­chartered flight dari Rusia, ini akan membawa sekitar 4.000-an wisman sampai Mei 2012. Dengan adanya BIL dan rencana sejum­

22

Provinsi NTB menargetkan 1.000.000 wisatawan di tahun 2012. Lalu Gita Ariadi lah maskapai penerbangan ­meningkatkan frekuensi layanan, tentu jumlah moda ang­ kut­an darat seperti taksi di bandara harus ditambah. Juga penambahan rent car. Saat ini wisatawan lebih memilih ­memakai rent car. Mengenai angkutan umum selain tak­ si dan bis bandara, itu tergantung permintaan pasar. Tapi tetap tersedia untuk stand by. Selama tahun 2011 tercatat 30 anggota baru yang bergabung dengan ASITA. Di ta­ hun 2012, Disbudpar Provinsi Lombok juga akan fokus pada pengembangan MICE ka­ rena posisi Lombok yang berada di tengahtengah Indonesia. Jumlah wisnus tahun lalu mencapai 522.684 orang, lebih banyak daripa­ da wisman. Itu berkat berkembangnya MICE. Dan destinasi pantai tetap menjadi andalan pariwisata Lombok untuk menggaet turis. Untuk memenuhi kebutuhan listrik, ren­ cananya pada bulan Maret 2012, PLTU di Ciranjang segera beroperasi sebagai jawaban atas masalah infrastruktur energi. Masalah

ketersediaan listrik ini juga ditanyakan oleh para calon investor. Jika ketersediaan listrik sudah bisa dipenuhi, maka infrastruktur pe­ nunjang pariwisata akan berkembang lebih hebat lagi. Jalan-jalan juga akan ditambah. Sudah ada Perda khusus mengenai perce­ patan pembangunan jalan. Jalan-jalan yang menuju obyek wisata akan menjadi prioritas. Apa kata kata turis? Kita bisa mencatat kata mereka. Kami akan tetap pergi ke Lombok, karena alamnya yang indah dan kehidupan tradi­ sional. Kami bisa menikmati setiap pantai yang tidak terlalu ramai, atau berinteraksi dengan masyarakat di kampung sekitar pan­ tai dan di kaki gunung dalam suasana keke­ luargaan yang hangat. Potensi pariwisata NTB ibarat padi gora. Kendala-kendala yang kini tampak di Lom­ bok seperti awan mendung tebal yang pada saatnya akan berangsur-angsur menghilang dan hasilnya adalah akan seperti pelangi di atas horizon pantai Mangsit Senggigi di suatu pagi. Wisatawan tahu, di NTB mereka nanti bisa berkuda di padang sabana sambil mencari madu murni di Pulau Sumbawa, berkunjung ke istana kerajaan Sumbawa, ­meng­eks­plor se­ cret islands di sekitar Sumbawa dan Lombok, menyusuri hidden beaches-nya. Penulis ini ingin mengambil yang terting­ gal dalam perjalanan kali ini, yaitu sepotong matahari terbit di puncak Rinjani serta me­ nikmati sepiring matahari terbenam dalam serabi Lombok. Taburan pasir putih pantai Mangsit bisa ibarat parutan kelapa di atas serabi dan ­pelangi di atas Selat Lombok sebagai ­pemanisnya. n

Vol. 3 l No. 26 l Februari 2012


Kalimantan Timur

Kombinasi

Tarakan–Derawan–Sebatik plus?

A

­bahan ­bakar perang. da sebuah pelabuhan ferry di pulau ini ka­rena produksi minyaknya,” Bertanya kepada penduduk desa, kami Tarakan, Kalimantan Timur. ujar Arinda Susanti, kepala sekolah SMAN segera mendapat petunjuk lebih jelas. “Tak Sebuah ferry sedang bersan- di Tarakan. usah berjalan kaki, semua bangunannya Perang, tak pelak, membutuhkan ba­ dar, dan angin laut yang ber­ tampak di pinggir jalan,” kata seorang lela­ hembus lembut. Nama tempat ini adalah han bakar minyak. Setiap bulan, di ­tahun ki tua. Tak jauh dari tempatnya, di wilayah 1941, pulau ini memproduksi 80.000 barel Juata Laut. RT 06 Juata Laut, sebuah bangunan terli­ “Coba cari di RT 6,”ujar seorang petugas minyak mentah. Bisa dibayangkan, ­bahwa hat di tepi jalan. Bentuknya serupa bunker. yang berjaga. Dia menunjuk ke arah pemu­ Jepang melawan dengan sengit karena ­Pintunya tertutup, dan ada cap merah yang kiman nelayan tak jauh dari pelabuhan ferry mereka mesti mempertahankan pulau menunjukkan tempat ini dirawat oleh dinas itu, dan memberikan denah. Penulis ini me­ yang menjadi salah satu suplai utama Kebudayaan dan Pariwisata. mang mencari petunjuk pada Lubang angin berdia­ ­mereka yang berjaga di sana, Kawasan ini pun ­merupakan meter sekitar 25 cm terlihat tentang bekas-bekas pening­ daerah perbatasan negara di beberapa sisi bangunan galan perang dunia kedua, de­ngan Malaysia, pariwisata ini, din­dingnya tebal, tempat yang ko­non banyak terda­ perbatasan ini perlu dihidup­ ini jelas pernah menjadi sa­ pat di kota Tarakan. Semesti­ kan. Potensi alamnya me­ mang memungkinkan pari­ rana berlindung yang aman. nya, ada yang terletak dekat wisata ber­kembang. Pasar Mengintip ke dalam, tempat ­pelabuh­an, bukankah musuh negeri te­tangga lumayan ini tampak cukup kering dan datang dari arah laut? potensi, selain pasar domes­ bersih. Ada beberapa ruang­ Reputasi kesejarahan tik, di Tarakan dan sekitarnya, an di dalam sana. Mungkin Tarakan dalam PDII, per­ sudah lama barang makanan seperti ini pula bentuk bun­ tama-tama saya ketahui dari dan minuman kemasan made in Malaysia beredar dan men­ ker perlindungan ­Moammar Jack, seorang Amerika pemi­ jadi konsumsi masyarakat Kadhaffi di Libya sana. lik restoran di Balik­papan. sehari-hari. Rute penerbangan tiap hari. Sayangnya, tak ada keterang­ “It was a real museum of World an apapun tentang sejarah War, you can find some hidden bangun­an ini yang dapat bunkers there,” kata Jack. dibaca. Sejumlah ekspatriat yang Tarakan Terdapat 10 bunker di bekerja di berbagai perusa­ Kota Tarakan yang terletak haan minyak di Balikpapan, di Juata Laut dan Peningki kadangkala berkunjung ke Lama, Karungan Kecamat­ Tarakan untuk ‘berburu’ an Tarakan Timur. Bunkerpeninggalan PDII. Jack rupa­ bunker itu berasal dari kurun nya tahu benar sejarah Kali­ waktu 1936–1939, dua tahun mantan. Memang ada sisa sebelum Jepang menyerbu. peninggalan disini. Sejumlah Tentara Diraja Jepang cuma situs internet juga menyebut butuh waktu dua hari saja Tarakan sebagai panggung untuk mengambil alih pu­ pertama episode Borneo da­ lau ini. Belanda rupanya lam Perang Dunia kedua. bukan jago perang, cukup Per­tempuran ini bermula mengherankan mereka bisa dengan pendaratan amfibi menguasai negeri ini selama oleh pasukan Australia pada lebih dari 300 tahun. 1 Mei, dengan nama sandi Ladang minyak memang Operasi Obo Satu. sempat dibumi hanguskan Tarakan, sebuah pulau oleh Belanda, namun itu lepas pantai ­Kalimantan, bukan masalah bagi Jepang. hanya 300-an kilometer per­ Mereka perbaiki ladang mi­ segi, tetapi reputasinya jauh Balikpapan nyak yang ada dan menyum­ melampaui luasannya. Di bangkan 350.000 barel tiap masa PD II sebagian besar bulan pada tahun 1944. pulau diliputi oleh rawa atau Tugu Perabuan Jepang bukit yang tertutup hutan terletak di Jalan Imam Bon­ lebat. jol, Tarakan. Inilah tempat “Dahulu Jepang merebut

Vol. 3 l No. 26 l Februari 2012

23


Kalimantan Timur Berbagai peninggalan sejarah seperti ini terserak di berbagai sudut Tarakan. Salah satunya meriam ini. Tidak terpelihara dan nyaris terkubur.

­ pacara abu jenazah bagi orang-orang u Jepang korban Perang Dunia II. Pada awalnya, orang-orang Jepang datang ke ­Tarakan sebagai pedagang. Rute yang mereka ­pakai itulah yang kemudian di­ jadikan rute ­ekspansi tentaranya ke Indo­ nesia Timur lewat Tarakan. Para korban perang dari Australia di­ peringati dengan tugu di Jalan Pulau Kali­ mantan, sebelah barat Kompleks KODIM 0907. Inilah makam 225 serdadu Australia yang gugur di pertempuran yang berlang­ sung lebih dari 100 hari, 1 Mei hingga 15 Agustus 1945. Padahal, menurut data arsip PDII, intel sekutu memproyeksikan untuk merebut pulau sekecil Tarakan cuma dibutuhkan enam hari! Di kawasan perumahan Kampong Baru, Kelurahan Pamusian, Tarakan ­Tengah, terdapat tangsi yang dibangun tahun 1945 oleh tentara Australia, segera setelah merebut Tarakan dari kekuasaan Jepang, inilah tempat ribuan tentara ­Australia menanti kepulangan sesudah bertugas di Tarakan. Memori tentang Tarakan selalu di­ hidupkan setiap tahun di Australia, saat berlangsung ANZAC day. “Pada hari itu, para veteran perang Australia akan ber­ pawai dan masyarakat berkumpul di pusat kota, untuk menghormati para ­veteran,” ujar Arinda Susanti. “Mereka bukan veteran yang berjuang untuk kemerdekaan bangsa, tetapi ­veteran yang bertugas di berbagai belahan dunia.”

24

Bunker peninggalan Jepang.

Di salah satu bagian pawai itu, ada seke­ lompok veteran yang berbaris di belakang papan bertuliskan Tarakan. Ibu Arinda pernah mewakili ­Tarakan, membawakan karangan bunga dari masya­rakat Tarakan untuk para veteran itu. Keturunan dari merekalah yang, menurut Jack, punya minat besar untuk berkunjung ke Tarakan. Selain bunker, ada pula pos pengintai di beberapa tempat di Juata Laut. Sejumlah meriam mengintai masa lalu di beberapa sudut kota Tarakan. Kisah yang agak mistis, muncul di se­ putar meriam peninggalan Raja Tarakan, AP Jamalul Kiram, yang terletak di Jalan ­Sumatera (di depan Wisma Patra). Seorang pengunjung lokal menyatakan bahwa meriam itu pernah dipindahkan ke tempat lain, namun suatu malam kem­ bali lagi ke tempat yang sama. Tak ada ­keterangan lain, penduduk lokal percaya saja bahwa kesaktian mistis sang meriam

yang jadi asal penyebab. Di wilayah Juata Laut, kami mengun­ jungi sejumlah bunker tua, dan sayangnya tak ada keterangan tentang bangunan itu, atau pun situs-situs itu. Salah satu ba­ ngun­an, tampaknya bekas pos penjagaan, terlihat bertuliskan “Welcome”. Mungkin karena wisatawan asing kerap berkunjung ke sana. Sebuah bunker senapan mesin tampak di tepian hutan. Ada gambar bendera Jepang di sana. “Ada enam yang seperti ini di bukit situ,” kata seorang warga lokal yang kebe­tulan lewat di sana, menunjuk bukit yang tak jauh dari tempat kami berdiri. “Bukit itu longsor, dan bunker ini meng­ gelinding dari atas.” Kami pun pergi ke tempat itu, dan menyaksikan satu lagi bunker senapan terguling terbalik. Perjalanan di Juata Laut seolah menjadi ekspedisi arkeologi, ketika secara agak mengejutkan kami mendapati sebuah meriam, tampaknya kanon penangkis serang­an udara, yang tampak benar-benar tua dan penuh karat, setengah terkubur dalam tanah, di belakang sebuah mesjid di RT 04 Juata Laut. Ya, meriam ini tampak tidak terpelihara. Sayang sekali. Padahal banyak tempat wisata di dunia ini dengan bangga akan memajang benda bersejarah semacam ini di museum mereka. Mungkin Tarakan bu­ tuh waktu untuk merenungkan kembali kehebatan sejarahnya, dan peninggalan sejarah beberapa negara, yang masih terserak di berbagai sudutnya. Letak pulau dan kota kecil Tarakan ini pun membuka kesempatan dijadikan ­tourist spot, bagi wisatawan bertujuan pulau Derawan. Kawasan Derawan yang sudah mulai masuk dalam tur yang di­ tawarkan untuk marine tourism, terasa perlu dan baik diperkaya dengan tur ke museum sejarah PD. Inilah agaknya ingredients untuk ­itinerary di lepas pantai Kalimantan Timur: Kawas­an Pesisir Kepulauan. Tema: Wisata Bahari. Meliputi: Kepulauan Derawan dan sekitarnya, Tarakan, Nunukan Kepu­ lauan, Bulungan Kepulauan, Sanggata Kepulauan, Muara Sungai Ma-hakam, dan Kutai K ­ arta­negara, Bontang. Yang menentukan bagi wisatawan ­untuk tertarik tentulah antara lain the way we ­present the products. n Lihat juga halaman 26-27-28

Vol. 3 l No. 26 l Februari 2012


Bisnis

Syukurlah, di Gili Trawangan Tertata

T

our Operator bernama Sunda Trails, ikut serta pada ATF Manado 2012 lalu. (Bersama hotel grup Cocotinos mewakili pariwisata provinsi NTB.) Operator ini berfokus pada bisnis online, pasarnya Eropa, khususnya Belanda. Menurut Ms Vivian van Kruchten, Travel Advisor yang datang mewakili Sunda Trails di ATF Manado, di sana dia bertemu dengan banyak agen perjalanan potensial dari luar negeri, komunikasi sudah terbuka dan perlu follow up, karena ini “bisnis jangka panjang tidak bisa langsung didapatkan hasilnya,” ujarnya. Berkaitan Visit Lom­ bok Sumbawa 2012, dia mengatakan, promosi yang paling efektif ada­ lah dengan mengundang para agen perjalanan dan Ms Vivian penulis pariwisata dari van Kruchten luar ne­geri, menginfor­ masikan mengenai ­program VLS 2012, ban­ dara internasional yang baru, maskapai inter­ nasional yang akan melayani Lombok dan hal lainnya di luar informasi mengenai ketiga gili dan Senggigi. Sebagai tur operator, dia cukup optimis dengan kehadiran BIL (Bandara Internasional Lombok). Daerah sebelah selatan Lombok sekarang menjadi lebih maju sejak adanya bandara baru. Tidak masalah jika belum ba­ nyak penerbangan langsung dari internasio­ nal, karena yang penting saat ini adalah meng­ koneksikan Lombok ­dengan rute domestik. Selama ini untuk pergi ke Labuan Bajo di NTT dari Lombok harus melewati Bali. Pun demikian dengan wisman yang hendak meneruskan perjalanan, wisata dari Yogya­ karta ke Lombok harus transit dulu di Sura­ baya atau Bali. Pembukaan rute-rute baru domestik ke Lombok dari Yogyakarta, Labuan Bajo dan Maumere akan memegang peran penting. Bahkan, pembukaan rute baru Semarang– Lombok punya prospek bagus, kata dia. “Klien kami kebanyakan wisman Eropa

Vol. 3 l No. 26 l Februari 2012

yang membawa isu hijau saat mereka ber­ wisata ke Indonesia,” Vivian menerangkan. Mereka mengharapkan ekowisata selama di Lombok. Isu utama ekowisata atau wisata hi­ jau di Indonesia adalah manajemen sampah, terutama sampah plastik. Sampah ini hal kecil yang langsung dilihat oleh turis saat mengunjungi suatu tempat dan memberikan kesan pertama yang kuat. Dalam ekowisata juga harus diingat bagaimana pemerintah setempat menyiapkan masyarakatnya ­untuk menjadi bagian dari wisata hijau seperti yang diharapkan oleh wisatawan terutama ­wisman. Ms Vivian optimis, masyarakat Lombok akan siap menghadapi industri pariwisata. Memang saat ini kendala yang paling buruk adalah ketersediaan listrik. Jika tidak bisa memenuhi kebutuhan vital ini akan semakin banyak turis yang mengeluh dan produktivi­ tas masyarakat tidak maksimal. Maka semua pihak dalam industri pariwisata harus mem­ perhatikan perkembangan dan kapasitas Pulau Lombok sehingga keseimbangan eko­ sistem dan lingkungan tetap terjaga. n

M

eskipun baru berumur sekitar lima tahun, tapi range tamunya mulai dari wisnus sampai wisman, turis berkantong tebal sampai turis bud­ get dan backpacker, dari orang tua dan keluar­ ga sampai mahasiswa dan anak sekolah. Maharani, sebagai pe­ milik Kanza Tour & Travel, di Lombok adalah se­ orang muda yang pernah bekerja di beberapa peru­ sahaan tambang multina­ sional di beberapa pulau Maharani di Indonesia. Boleh jadi, agen perjalanannya sedang membawa se­ mangat muda: energik, idealis, dan keinginan eksplorasi kekayaan alam dan budaya bangsa yang tinggi. SDM di Lombok kini jelas amat membu­ tuhkan pendidikan dan pelatihan bersamaan sosialisasi pariwisata. Ada kejadian seorang

wisman Perancis saat membeli tiket untuk ke Labuan Bajo di kantor airlines. Rupanya tidak ada yang bisa berbahasa Inggris. Tentu ke­ sulitan timbul. Maharani mengakui kurang­ nya kemampuan bahasa asing di daerah tertentu menjadi kendala untuk memajukan ­pariwisata di NTB secara menyeluruh, Lom­ bok khususnya. Mengenai BIL, dia melihat bandara baru ini belum siap betul. Mulai dari ketahanan bangunan terhadap cuaca, calo taksi/rent car dan keamanan bandara secara umum masih menjadi PR yang harus segera disele­ saikan. Dia berpendapat penerbangan lang­ sung domestik, terutama dari Yogyakarta, perlu di­utamakan. Penerbangan langsung internasional yang dia tahu baru Silkair dari ­Singapura yang melayani Lombok satu kali seminggu dan chartered flight yang membawa wisman dari Rusia. n

M

rs Pear’l L. Daphne, pemilik San­ tai Beach Inn di kawasan pantai Mangsit, Lombok, seorang Inggris berusia 60 tahun, sudah menjadi WNI dan memeluk Islam, menyambut tamutamu di cottage mungilnya yang back to nature, simple and homy. Para tamu yang menginap hampir semua wisman. Ibu Siti, panggilan penduduk set­ empat untuk Mrs Pear’l, tahu sekarang ini ada VLS 2012, namun gaung­ nya kurang ­terdengar, kata dia. Setiap langkah biasanya ada plus minus­ nya. Dia melihat adanya Mrs Pear’l L Daphne BIL yang terletak lebih jauh, maka wisatawan yang hendak langsung ke Senggigi atau langsung menyeberang ke gili harus membayar ongkos lebih mahal. Terkadang ongkos transportasi lebih mahal ketimbang harga kamar. Dia juga mengingat­ kan mengenai kondisi di pelabuh­an Lembar (pelabuhan penyeberangan Bali–Lombok) maupun di Bangsal (pelabuhan umum pe­ nyeberangan Lombok-gili): para calo perlu ditertibkan, kata dia. Dia tinggal di Lombok sejak 25 ­tahun yang lalu. Cottage-nya sendiri sudah berdiri sejak ta­ hun 1988, salah satu pionir akomo­dasi di dae­ rah Mangsit. Dia mencermati perkembang­an sosial di sekitarnya. Masyarakat mulai sadar wisata karena mereka telah merasakan dampak langsung pariwisata: terbuka lapang­an kerja, pendapatan meningkat, banyak pen­­­duduk putus sekolah bisa meneruskan pendidikan melalui paket A & B, pelayanan kesehatan meningkat dan kesejahteraan me­ningkat. Pada umumnya penduduk asli kini bisa menerima kehadiran tamu dan pendatang. Selama 24 tahun tidak pernah terjadi tindak­ an kriminal di cottage miliknya maupun di kawasan sekitarnya. n

25


Bisnis

Laporan dari “S

aya makan di Indonesia dan mandi di Malaysia,” kata lelaki itu. Anwar, begitulah dia mem­ perkenalkan diri. Umur­nya sekitar 60 tahun dan dia memiliki sebuah ‘obyek wisata’ yang unik: ­rumahnya sen­ diri. Bagian depan rumahnya terletak di wilayah Indonesia, sedangkan bagian bela­ kang rumahnya ada di wilayah M ­ alaysia. Penulis ini sedang berada di Pulau Se­ batik. Sebuah pulau di batas Indonesia, yang dibelah oleh batas negara. Di bagian Malaysia terdapat kota yang bernama Tawau, sebuah kota perdagangan dan in­ dustri modern. Di bagian Indonesia terda­ pat kecamatan Sebatik, bagian dari kabu­ paten Nunukan, Kalimantan Timur. Kami berbincang di ruang tamunya, di desa Ajikuning kecamatan Sebatik. Saya duduk di sofa, dan Anwar duduk di kursi tepat di hadapan saya.

Perlu Lebih Kencang ke ASEAN

M

enurut Jun Haryasa, Front Office Manager Vila ­Ombak di Gili Trawangan, rata-rata okupansinya sekitar 70% saat tutup buku akhir tahun lalu. Sebanyak 80% tamunya wisman dan 20% adalah wisnus. Sekarang sudah meningkat repeater meskipun new comer tetap yang paling mendominasi di Vila Ombak. Selama dua tahun terakhir wisman dari Perancis yang paling banyak, di­ susul dari Jerman dan Belanda. Dari Asia yang paling banyak datang dari Jepang. Vila Ombak masih merasa tertantang untuk bisa menarik wisman dari negara Asia lainnya, terutama wisman ASEAN dan Australia. Vila Ombak pernah road show sendiri ke Singa­ pura dan Malaysia, mereka masih menemukan pertanyaan, “Lombok itu dimana?” Rupanya promosi Lombok dan NTB harus lebih kencang lagi di tingkat regional ASEAN. Gili konon berasal dari bahasa Belanda yang berarti pulau kecil. Gili Trawangan yang lebih dikenal daripada Pulau Lom­ bok, memiliki dua akses, penyeberangan langsung dari Bali atau penyeberangan dari Lombok. Jika sedang peak ­season, pe­ nyeberangan dari Bali, Padangbai atau Kuta, bisa mencapai 12–15 boat trip sehari. Gili Trawangan menjadi point of interest andalan Provinsi NTB, dan ya... sudah tertata cukup baik. n

Pelabuhan privat milik Vila Ombak di pantai Senggigi.

26

Anwar

“Nah sekarang ini saya di ­Indonesia dan pak di Malaysia,” katanya. Kami tertawa dan menikmati betapa absurdnya batas negara di rumahnya. Tepat di depan rumah Anwar, kurang dari lima meter dari pintu rumahnya terdapat Pos Penjaga­an Tapal Batas. Tertulis di pos itu: NKRI harga Mati. Tak jauh dari situ ada sebuah lapangan kecil. Di ujung yang satu adalah jalan ­aspal kecil yang membelah desa Ajikuning. Di sisi lain lapangan itu ada sungai kecil de­ ngan perahu-perahu yang berjajar. Di tem­ pat itulah saya bertemu Anwar, sekitar satu jam sebelum memasuki rumahnya. Ketika itu dia baru saja menurunkan da­ gangannya dari sebuah pick-up. Dagangan­ nya adalah pisang-pisang produksi lokal. Dijual kemana? untuk dikirim ke Tawau, dengan menggunakan salah satu perahu yang berjajar. Memang begitulah cara pe­ dagang Ajikuning mengangkut dagang­an ke Tawau. “Ini pisang hasil tanaman Kampung

Vol. 3 l No. 26 l Februari 2012


UTAMA WISATA BAHARI Pariwisata Perbatasan

pulau Sebatik, Nunukan Timor, di atas bukit itu,” katanya. Sebagian besar penduduk pulau Sebatik adalah suku Bugis, yang sudah menghuni pulau ini sejak lama. Namun ada juga suku lain. Jawa, Dayak, keturunan Cina, Timor. Ke­ banyakan bekerja sebagai nelayan atau pe­ laut, pekerja perkebunan, atau pedagang. Kami mengobrol tentang hal seharihari. Berbincang tentang kehidupan di per­ batasan. “Kalau sakit, saya ke ­puskesmas. Kalau puskesmas tidak bisa menangani, saya ke pergi Tawau,” kata Anwar. Di rumah sakit kota Tawau, yang nota­ bene adalah milik Malaysia, warga Indone­ sia dapat berobat dengan leluasa. Bahkan surat keterangan miskin dari Indonesia bisa juga diperhatikan. Tapi Anwar punya keistimewaan, dia pernah membantu menangkap seorang penjahat yang dicari Polis Diraja ­Malaysia. Karena itulah dia punya surat penghar­ gaan dari Kepolisian Malaysia, yang mem­buatnya dengan mudah mendapat pelayanan kesehatan di negeri jiran. Di tapal batas ini, persahabatan antara dua negara terasa. “Saya suka pergi ke Tarakan,” kata Hajjah Fatimah, warga Malaysia penduduk Tawau. Tarakan adalah kota utama di Kaltim. Keluarga Fatimah sebagian berwarga ne­ gara Indonesia dan sebagian adalah warga Malaysia. “Kalau beli makanan, saya pergi ke Tawau karena lebih murah. Kalau beli pakaian, saya lebih suka beli pakaian di Indonesia, lebih bagus dan lebih murah.” Sekedar informasi, sekilo gula di ­Tarakan berharga 12 ribu rupiah, sekilo. Gula di Tawau setara Rp. 5.500.

Modal Sosial: Bersahabat

Sebatik adalah pulau menarik, bukan cuma karena tapal batas yang membelah­ nya. Pemandangan di beberapa sudut pulau ini memadukan laut, perbukitan dan perke­ bunan. Kluster-kluster pemukiman Bugis, dengan rumah panggung mereka, mencip­ takan hiasan pemandangan istimewa. Ada satu penginapan, sebuah hotel sederhana yang terletak di pusat kecamat­ an Sebatik. Jalan di depan hotel ini ber­aspal sempurna, bagian dari perbaikan fasili­ tas yang terus berlangsung selama lima tahun terakhir. Rupanya para pemimpin kabupaten ini cukup gerah dengan berba­ gai kritik tentang fasilitas di daerah per­ batasan.

Vol. 3 l No. 26 l Februari 2012

Kalimantan Timur

Sebatik juga menarik karena masyara­ katnya yang bersahabat. Seolah para ­antropolog dari jaman awal ­pariwisata Bali, keramahan juga bagian dari pe­ ngalam­an kami sejak mendarat di Sebatik suatu siang. Kami bertemu dengan ­Kartini, guru sekolah yang melayani sebuah SMP yang berlokasi agak terpencil di pulau ini. Kami dikenalkan oleh mantan dosennya di Universitas Borneo, Tarakan. Untuk menuju Sebatik, kami mendarat di Tarakan. Paling tidak ada empat maska­ pai dalam negeri yang memiliki rute ke Tarakan. Dari Tarakan, bisa mengambil kapal cepat yang butuh waktu 2,5 jam untuk mencapai Sebatik, mendarat di der­ maga Sungai Nyamuk. Perjalanan laut ke Sungai Nyamuk cukup menyenangkan, karena berabagai pemandangan pulau kecil yang tampak sepanjang perjalanan. Beberapa komunitas tepian laut memiliki pemukiman yang menjorok melewati ba­ tas air. Selepas dermaga Sebatik, kami lang­ sung berhadapan dengan sebuah jem­ batan kayu selebar hampir dua meter, yang menghubungkan dermaga pendarat­ an dengan pemukiman terdekat. Dermaga ini dibuat dengan kekayaan budaya Bugis, yang mampu menciptakan bangunan­bangunan di atas air dengan tingkat keamanan yang terjamin. Kartini, kawan sekaligus pemandu wisata, membawa kami ke berbagai lokasi

Pulau Kalimantan

di Sebatik. Pulau ini menyimpan daya tariknya dalam rupa komunitas tapal ba­ tas di Ajikuning, pada dermaga tepi pan­ tai sepanjang hampir 2.500 meter, yang merupakan jembatan terpanjang di bagian utara Indonesia. Daya tarik pulau ini me­ nyeruak terpapar dalam berbagai komuni­ tas dengan berbagai keterampilan tradisi mereka. Kami diundang dalam perayaan Mau­ lid Nabi di masjid setempat. Di sana, se­ tiap keluarga membawa sebuah bingkisan penuh hiasan bunga buatan. Sebagian bunga-bunga buatan sendiri, sebagian

27


Pariwisata Perbatasan lagi bunga plastik pabrikan. Sebuah pa­ meran kreativitas dan keterampilan tra­ disi masyarakat. Keramahan penduduk ini, terbukti pula dari undangan yang kami terima untuk menginap di salah satu pemukim­an Bugis di desa Sungai Pancang, pesisir Sebatik. Pemukiman ini adalah pemukiman di atas air. Seperti sebuah resor, yang kamarkamarnya dihubungkan oleh jalan pemu­ kiman yang berupa jembatan kayu antar rumah, seolah jalan kayu di pemukiman, menjorok ke luar batas air. Di rumah itu kami menyadari betapa nikmatnya makanan khas Bugis, yang ber­ padu kesegaran ikan hasil tangkapan baru. Ikan goreng, ikan bakar, udang ­goreng kering, sayur urap khas, dua macam sam­ bel, itulah menu makan kami. Mewah, namun tuan rumah masih saja merendah. “Ini makan kampung Bugis.” Pemukiman Bugis di wilayah Sungai Pancang sudah berdiri selama lebih dari 40 tahun, bahkan sudah dimulai sejak be­ berapa orang Bugis dari pemukiman ini datang ke Sebatik di zaman ‘konfrontasi’, namun baru pada paruh kedua tahun 1960-an, pemukiman ini berdiri. Menurut Sukman, seorang nelayan Bugis, pendiri komunitas ini adalah Haji Bedurahim dari Makassar. Seperti berbagai komunitas suku yang lain, para warga komunitas Sungai Pancang juga memiliki hubungan erat dengan Tawau Malaysia. Maklumlah, mereka adalah nelayan yang kerap lang­ sung ‘meng­ekspor’ tangkapan mereka ke negara te­tangga. Di tempat ini, dan di berbagai sudut Sebatik, Rupiah Indonesia berdampingan harmonis dengan Ringgit Malaysia. Keharmonisan yang membantu kedua belah pihak saling menikmati kein­ dahan karya budaya masing-masing. “Tahun baru lalu kami berkumpul di

Hasil perkebunan sawit diangkut dengan perahu (atas). Suasana malam di pemukiman Bugis, di atas Sungai Pancang (bawah).

jembatan ini,” kata Kartini, malam itu di ujung jembatan Sungai Pancang. “Kami menonton pesta kembang api, perayaan tahun baru di Tawau dari sini. Indah seka­ li, gratis, dan kami tak perlu beli kembang api sendiri.” Sebaiknya ini menjadi tambahan inspi­ rasi bisnis bagi industri pariwisata di per­ batasan. n

Dermaga tepi pantai di Ajikuning, merupakan dermaga terpanjang di bagian utara Indonesia. Panjangnya + 2.500 meter.

28

Vol. 3 l No. 26 l Februari 2012


Wisata Kuliner

Menyambut Tamu Dengan Kulinari

O

perator tur di Bandung ketar ketir, soalnya mereka mendapat pesaing baru yang tak pernah terbayang­ kan sebelumnya. Pesaingnya ada­ lah toko kue. Hah? Bandung memang sudah menancapkan diri sebagai kota wisata kuliner, termasuk pada wisman dari Malaysia dan Singapura yang sudah kesengsem dengan makanan dan kue-kue made in Bandung. Tetapi me­ ngapa operator tur yang disaingi? Ternyata, antartoko pun persaingan kian seru. Maka munculah toko kue yang menawarkan pa­ ket shopping kulinari khas Bandung di toko ­mereka dengan bonus one day city tour kepada wisman. Wisman dari Singapura dan Malaysia sudah sangat menikmati kulinari di kota itu dan membawanya sebagai buah ta­ngan. Urang Bandung memang sudah kian kreatif menciptakan kuliner, meski­pun dari bahan yang sama, dan pengemas­an yang menarik dan inovatif. Di kota-kota besar Sulawesi sementara itu orang serasa tak bisa memercayai, bahwa orang yang hendak berangkat me­ninggalkan kota Medan, niscaya membeli kue bernama ‘bika Ambon’. Tapi tak perlu menentengnenteng, cukup memesan dan membayar kue itu di tokonya, dan kue oleh-oleh Medan itu

Pak Bondan di Festival Kuliner Jateng, Desember 2011.

Vol. 3 l No. 26 l Februari 2012

akan diserahkan pada pembeli ketika sudah berada di bandara saat hendak berangkat. Hampir tak ada pengunjung ke kota ­Medan yang tidak membawa kue bika ambon sebagai oleh-oleh, sebagaimana pengunjung kota Bandung dipastikan akan membawa satu di antara macam-macam kue ‘ciptaan kontemporer Bandung’. Kota Semarang yang selama ini terasa kota adem-ayem, tak banyak terdengar mode gaya hidup yang dinamik seperti Bandung, Medan dan Surabaya, dalam ihwal kulinari belakang­an ini seperti bangkit. Di kota yang pelabuhannya dinamakan Tanjung Emas (karena Jakarta punya Tanjung Priuk dan Surabaya punya Tanjung Perak), ini, beberapa toko di pusat oleh-oleh di daerah Pandanaran menjadikan toko mereka one stop shopping. Seperti di toko bandeng presto Djuwana, pengunjung bisa membeli hampir semua penganan ikon kota Semarang, dan malahan dari beberapa daerah di Jawa Tengah seperti Magelang (enting-enting kacang) dan Kudus (jenang kudus). Di toko itu kemudian dike­ mas dalam kardus yang mudah dibawa dan aman bahkan untuk dibawa ke dalam kabin pesawat. Pelayan toko pun umumnya infor­ matif kepada pembeli mengenai ketahanan penganan yang dibeli untuk buah tangan. Toko-toko yang menjual suvenir, termasuk

Bandeng presto khas Semarang.

Sop Babalung

Brownis kukus Amanda.

oleh-oleh penganan, juga ikut dalam program sale yang diadakan oleh pemerintah kota. Tapi Bandung seakan sudah jadi master kulinari di Indonesia. Hampir setiap bulan ada saja tercipta kuliner baru dan sekejap mengalami booming. Maskapai penerbangan internasional pun seolah terbang mengikuti angin kulinari Ban­dung dengan memberi­ kan suvenir berupa kue brownis kukus saat peluncuran penerbangan perdananya di rute Bandung-­Singapura beberapa waktu lalu. Bagaimana dengan Lombok yang tahun ini berada dalam pelaksanaan Visit Lombok Sumbawa 2012? Mulai juga bergerak kearah pengembangan kulinari. Akan ada Festival Kuliner Sambal di bulan Juni 2012 sebagai bagian dari program VLS 2012. Momennya memang pas saat memasuki peak season, tapi untuk mencapai target jumlah kunjungan 1 juta wisatawan di tahun 2012, tentunya di­ harapkan wisatawan mengalir ke Lombok dan Sumbawa sepan­jang tahun tanpa putus. Itu berarti sepanjang tahun wisatawan akan mencari koleksi kuliner di sini, baik

29


WisataWisata KulinerBahari

Sate bulayat di daerah Suranadi.

untuk langsung disantap di tempat maupun untuk dibawa pulang. Wamenparekraf Sapta Nirwandar yang ada-lah alumni Paris, Perancis, kerap meng­ ingatkan contoh pariwisata yang ‘hebat’ jika dihitung baru dari satu contoh souvenir, yaitu parfum. Tiadalah pengunjung ke Paris yang tak membeli parfum sebelum pulang. Maka 70 juta wisman berkunjung per ­tahun, jika membeli satu botol saja, berarti 70 juta botol parfum terjual apakah ukuran ­besar atau kecil. Nah, jika kulinari otentik Lombok bernama ‘ayam taliwang’ sudah me­ nancap pula di persepsi publik, maka satu juta wisatawan ke pulau ini kalau mengkon­ sumsi seekor ayam? Berarti satu juta ekor. Seporsi satu ekor ayam taliwang sekitar Rp 35.000,00, sate pusut (seporsi sekitar Rp 15.000,00), ­tambah lagi kopi Lombok dan kacang ­komang yang juga belakangan ini se­ makin populer pula. Belajar dari negara tetangga Thailand yang mempromosikan pariwisata dan citra des­ tinasinya dalam semangkuk tom yam kung. Mereka pun menjajakan pe­nganan yang tidak lazim seperti penganan dari serangga dan ini pun diminati turis yang ingin menjajalnya. Nasi goreng, mie goreng, sate dan ren­ dang bisa dikatakan sudah menjadi ikon In­ donesia. Ada juga baiknya diangkat kulinari dari beberapa daerah di kepulauan Indone­ sia yang sudah mulai mendunia. Kekayaan rempah dan bumbu di kepulauan Indonesia bisa mengakomodasi semua selera. Dalam kulinari juga ada pemberdayaan masyarakat. Pemberdayaan itu bukan hanya dari segi ekonomi tapi juga untuk menumbuhkan rasa cinta dan kebanggaan pada tanah air. Turis repeater dari Jerman datang lagi ke Jawa dan Bali membawa keluarganya. Pu­ terinya yang duduk di kelas sekolah setara SMP, setiba di Indonesia, sibuk mencari buah dengan pedoman pada gambar buah yang dicetaknya dari internet. Buah apa? Buah rambutan, manggis dan buah salak. Gambar itu dia bawa dari Jerman. Dan buah-buahan itu hendak dibawanya pulang ke Jerman untuk menceritakan dan menun­ jukkan, dan, membuktikan rasa buah itu pada teman-temannya. Itulah tropical fruits

30

Ayam taliwang

Rendang Padang Uni Farah dalam kemasan cantik buat oleh-oleh.

dari Indonesia. Ketika ditemuinya dan dira­ sakannya kue kembang goyang, apa yang terjadi? Dia borong berlusin-lusin bahan kue kembang go­yang itu, untuk dibawa pulang ke Eropa, dan di sana dia tinggal menggoreng di dapur. Lalu dimakan sendiri dan dibagi-bagi pada tetangga. Begitulah kulinari punya eksotika sen­diri ketika terkait dengan kegiatan pariwisata. Ekspatriat yang bekerja di Indonesia banyak yang kepincut dengan gulai dan sambel ijo di restoran padang. Jadi, disadari atau tidak, daerah-­daerah destinasi pariwisata di Indonesia mulai ber­ lomba mempromosikan daerah dengan kuli­ nari masing-masing. Semua media cetak dan stasiun televisi nasional mempunyai dan me­ nayangkan program wisata yang menampil­ kan obyek wisata dan kulinari, terutama se­ bagai tayangan di akhir pekan.

Sate pusut

Program televisi seperti ini memiliki ­rating dan share yang cukup baik. Pemirsa televisi menjadikan seorang Bondan ­Winarno seleb­ riti karena keahliannya dalam menilai masa­ kan nusantara, bahkan seringkali penilaian­ nya di laporan pandangan mata dijadikan referensi oleh pemirsa saat berkunjung ke suatu daerah. Ini bisa dilihat dan dirasakan ketika Pak Bondan diundang ke Festival Kuliner Jawa Tengah bulan Desember 2011 lalu di Sema­ rang. Setiap daerah di dalam lingkungan provinsi Jawa Tengah yang ikut serta dalam festival itu sangat berharap Pak Bondan me­ngeluarkan kata­-kata ­magic-nya, ”Mak nyuuus”, pada kuliner daerahnya yang dici­ cipinya. Kata-kata magic tersebut bisa memba­ wa sebuah kulinari daerah menjadi ‘sele­briti’ dalam perbendaharaan kulinari Indonesia yang sangat beragam macamnya. Yang paling terkini dan istimewa tentulah rasa bangga ketika diumumkan ‘rendang’ menjadi makanan paling enak sedunia versi televisi CNN. Adalah bagian dari tradisi Indonesia men­ jamu tamu dengan minuman dan makanan. Jika kita hanya bisa menyuguhkan segelas air putih atau secangkir teh, ada rasa malu seba­ gai tuan rumah. Begitu pun saat program visit atau tahun kunjungan di suatu daerah, yang berarti akan menerima banyak tamu dari ber­ bagai daerah dan negara. Rasanya ada yang kurang jika tidak disuguhkan kulinari khas dari daerah itu. Sikap tradisional seperti itu pun, jika di­ cerita kan secara candid communication pada wisman, itu pun sudah mengandung daya tarik, bagi telinga wisman yang mendengar. Bukankah pariwisata juga hidup dari cerita yang diceritakan para guide atau tuan ru­ mah tentang ‘kebiasaan’, tentang ‘makanan’ dan tentang ‘legenda­-legenda yang hidup di masyarakat?” Kenyataan memang tidak semua dae­rah punya sikap terbuka dalam menyuguhkan kulinarinya. Di Pulau Jawa yang lebih padat penduduk dan kebiasaan banyak orang yang suka makan di luar rumah, tamu bisa ber­ temu dan mencicipi kulinari daerah yang di­ kunjunginya mulai dari kelas restoran sampai

Vol. 3 l No. 26 l Februari 2012


Persaingan kaki lima. Tapi berbeda di pulau lain, Pulau Lombok misalnya. Di pulau ini masyarakat cende­ rung membuat kulinari untuk dikonsumsi sen­diri, jadi masih banyak kekayaan kulinarinya yang tersembunyi. Pengunjung yang da­ tang dari luar harus mencari tahu apa kulinari lain selain ayam tali­ wang dan sambal beberuk dan di­ mana mereka bisa mencicipinya. Kecamatan Suranadi dekat kota Mata­ram menjadi ikon un­ tuk nyabu, menikmati sate bulayat maksudnya, atau ke rumah makan Masteng di daerah Babakan seki­ tar Cakranegara untuk menikmati masakan yang berbahan dari da­ ging kuda. Itu hanya beberapa spot obyek wisata kulinari di pulau ini. Pengunjung bisa saja tidak menge­ tahui ada nasi puyung yang berasal dari Desa Puyung, bertetangga dengan Desa Sukarara yang men­ jadi spot atraksi turis, jika tidak di­ antar oleh orang Lombok. Molen

Berkunjung ke suatu daerah seperti berkunjung ke rumah orang lain. Kesan itu bukan hanya dari apa yang dilihat oleh panca indera tapi juga dari indera pencecap. ­Indera pencecap itu ada di ­lidah dan hati. Saat seorang tamu terkesan de­ngan pantai yang indah dan bersih atau kesejuk­an dari birunya pegunun­ gan, keramahtamahan tuan rumah dan suguhan­nya berupa kulinari khas daerah tersebut, akan men­ jadi kenangan tak terlupakan dan ­kerinduan. Daerah-daerah perlu dengan cerdas mencermati perkembangan pariwisata dari sudut daya tarik kulinari, dan, oleh-oleh. Ambil ­inspirasinya. n

Vol. 3 l No. 26 l Februari 2012

Seriusnya Presiden Obama

Membangkitkan Pariwisatanya

A

merika Serikat dan Presiden ­Barack Obama, rupanya amat serius ingin mengangkat pertum­ buhan industri pariwisatanya, yang dapat segera mendukung terciptanya kesempatan kerja. Menteri Perdagangan AS, John ­Bryson, bulan Januari yang lalu menunjuk Mario GonzálezLafuente, Direktur Eksekutif Pariwisata Puerto Rico (PRTC), ke dalam jajaran direktur Travel and Tourism Advisory Board (TTAB) Departemen Perdagangan AS, sebagai bagian dari strategi untuk mempromosikan Amerika Serikat. Pengumuman ini dilakukan pada saat kun­ jungan Presiden Obama dan Menteri Perdagang­ an Bryson ke Orlando, Florida, dan merupakan langkah terbaru dalam rangkaian gerakan “We Can’t Wait” yang dilakukan Presiden Obama dan jajaran pemerintahannya untuk membantu menciptakan lapangan kerja. “Presiden Obama telah menyajikan sebuah strategi yang kuat untuk mempromosikan AS sebagai tujuan wisata,” kata González­Lafuente, “Kontribusi saya terutama akan fokus membantu Travel and Tou­rism Advisory Board mengembangkan program pemasaran yang inovatif dan terpadu serta memanfaatkan media sosial, sponsor, dan hiburan yang telah dikenal secara ­efektif.“ Dalam pidato di hari upacara pengambil­an sumpahnya, González-Lafuente memaparkan isu-isu paling mempengaruhi dalam industri pariwisata dan perjalanan di Ame­rika Serikat, yaitu: memperluas program Visa Waiver kepada negara-negara yang secara historis memberikan sejumlah besar pe­ngunjung ke Amerika Serikat seperti Brasil, Kolombia, Chili, dan Meksiko; mengurangi penolakan permintaan visa turis dengan meningkatkan efisiensi di konsuler AS di luar negeri dan mendukung program perjalanan transit di dalam bandara sebagai langkah mengurangi pengaruh negatif pasca peristiwa 9/11; mendukung usaha perjanjian Open Skies AS untuk menghasilkan pe­ningkatan akses ke pasar yang berbeda di AS, meningkat­ an kembali arus lalu lintas udara yang berubah setelah peristiwa 9/11, mendukung tujuan yang

Presiden ­Barack Obama.

saat ini hanya dilayani melalui hub udara uta­ ma, misalnya, untuk pasar seperti Puerto Rico, untuk menjadi pusat penghubung strategis bagi Amerika Latin dan Karibia; meningkatkan kesadaran tentang keuntungan finansial dari menerapkan inisiatif pariwisata hijau kepada para pemilik hotel dan pengembang. Puerto Rico telah mengembangkan pari­ wisata hijau dengan mengembangkan atraksi yang ramah lingkungan dan terkait dengan isu lingkungan, seperti pedoman untuk me­ngelola hotel hijau. Dalam kesempatan tersebut Menteri ­Bryson mengatakan, ”Dewan ini merupakan mata dan telinga bagi industri pariwisata dan perjalanan bangsa, dan saya berkomitmen untuk bekerja dengan masing-masing anggota untuk mem­ bawa lebih banyak pengunjung ke Amerika Serikat,” lanjutnya, “Saya menghargai dedikasi anggota Dewan untuk memulihkan perekono­ mian dan berharap dapat be­kerja sama de­ngan González-Lafuente untuk menempatkan ideide ke dalam tindakan nyata untuk meningkat­ kan penciptaan lapangan kerja di sektor ekono­ mi yang penting ini.” “Selamat kepada Mario atas penunjukan­ nya, untuk menghormati pengalamannya yang luas dan pengetahuannya tentang industri pariwisata. Demikian juga, penunjuk­an ini merupakan pengakuan pemerintah federal ter­ hadap posisi strategis Puerto Rico sebagai salah satu tujuan pariwisata yang pa­ling penting di belahan bumi. Melalui Mario, kami ingin terus memberikan kontribusi bagi pengembangan sektor pariwisata di Amerika Serikat, dengan mengembangkan strategi dan berpartisipasi langsung dalam pemulihan ekonomi bangsa,” kata Gubernur Puerto Rico, Luis G. Fortuno. TTAB berfungsi sebagai badan penasehat untuk Menteri Perdagangan mengenai hal-hal yang berkaitan dengan industri perjalanan dan industri pariwisata di Amerika Serikat. Para anggota mewakili perusahaan dan or­ ganisasi dalam industri pariwisata dan industri perjalanan dari berbagai produk dan layanan, ukuran perusahaan, dan lokasi geografis. De­wan memberikan saran kepada menteri

31


Persaingan ­ engenai kebijakan dan program pemerintah m yang mempengaruhi industri pariwisata dan perjalanan di AS, menawarkan nasihat ten­ tang isu-isu penting yang muncul saat ini, dan menyediakan forum diskusi serta mengusul­ kan solusi untuk berbagai macam masalah terkait dengan industri. “Saya tak sabar untuk meminjamkan keahlian saya ke Travel and Tourism Advisory Board,” kata González-Lafuente, “Travel ada­ lah salah satu sektor yang paling penting di Puerto Rico, sehingga saya memahami betul kebutuhan untuk menerapkan kampanye yang dapat mendorong wisatawan dari selu­ ruh dunia untuk mengunjungi negara yang kaya secara pengalaman dan budaya.“ Itu menyambut dukungan baru dari Presi­ den Obama untuk sektor pariwisata. Industri pari-wisata dan perjalanan AS telah mere­ posisi sektor pariwisata AS dengan ‘hebat’ dalam beberapa tahun terakhir dan mereka sukes melobi pemerintah untuk pendanaan baru yang cukup besar bagi pemasaran dan promosi, serta fasilitasi pariwisata perbatasan yang sudah lama tertunda.

Langkah Organisasi-organisasi Dunia Demikian juga langkah-langkah yang di­ ambil oleh organisasi besar–World Tourism Or­ ganization (UNWTO), World Travel & Tourism Council (WTTC), dan Forum Ekonomi Dunia (WEF) – untuk mendorong para pemimpin dunia mengakui pentingnya sektor ini, mem­ percepat pengenalan visa elektronik, dan ha­ rus diapresiasi juga langkah mereka untuk menyadarkan G20 mengenai peluang pen­ ciptaan lapangan kerja dalam industri per­ jalanan dan pariwisata serta sektor terkait. “Strategi dan tindakan harus sejalan ­de­ngan konsep-konsep yang bisa diterima dalam pe­ rubahan iklim global, perdagangan, dan wa­ cana pengentasan kemiskinan: negara-­negara miskin dan berkembang membutuhkan keuan­ gan, teknologi, dan pembangunan ­kapasitas untuk menyadari potensi mereka dan mem­ buat transisi kritis ke masa depan pertumbuh­ an yang lebih ramah lingkungan,” kata Profesor Geoffrey Lipman, Presiden ICTP. International Council of Tourism Partners

(ICTP) adalah koalisi baru agen perjalanan dan pariwisata global berbasis akar rumput yang berkomitmen pada kualitas layanan dan pertumbuhan yang ramah lingkungan.ICTP melibatkan masyarakat dan para stakeholder untuk berbagi kualitas dan peluang dari pem­ bangunan ramah lingkungan termasuk per­ alatan dan sumber daya, akses pendana­an, pendidikan, dan dukungan pemasaran. ICTP mendukung pertumbuhan ­penerbangan ber­ ke­lanjutan, formalitas perjalanan efisien, dan perpajakan koheren yang adil. ICTP mendukung Tujuan Pembangun­ an Milenium PBB, Kode Etik Pariwisata ­Global UN-WTO, dan berbagai program yang mendukung mereka. Aliansi ICTP di­ wakili di Haleiwa, Hawaii, Amerika Serikat; ­Brussels, ­Belgia; Bali, Indonesia, dan Victoria, ­Seychelles. Anggotanya termasuk negara, ka­ wasan, dan kota. Anggota saat ini meliputi Seychelles; La Reunion, Johannesburg; Rwanda; Zimba­ bwe; Oman; Grenada; Komodo, serta Saipan, ­Hawaii, termasuk Kamar Dagang North Shore, dan Richmond, Virginia, Amerika ­Serikat. n

Indikator Jumlah Kunjungan Wisatawan Mancanegara Dari 19 Pintu Periode : Januari – Desember 2011 No.

1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22.

Kebangsaan Singapura Malaysia Jepang Korea Selatan Taiwan China India Philippina Hong Kong Thailand Australia Amerika Serikat Inggris Belanda Jerman Perancis Rusia Saudi Arabia Mesir Uni Emirat Arab Bahrain Lainnya

Jumlah

32

TA H U N Kode Negara SPO MLS JEP KS TWN RRC IND PHI HKG TAI ALI AS ING BLD JB+JT FRA RUS SAU MES UEA BRN -

Januari

Februari

Maret

April

Mei

Juni

Juli

79,154 69,911 31,938 27,432 15,503 35,842 11,902 8,753 4,588 5,331 68,457 13,696 12,394 10,698 7,815 8,753 13,082 4,808 276 358 60 85,667

88,146 79,462 36,959 24,731 15,564 52,942 13,130 9,558 5,901 5,649 50,247 12,229 12,894 10,553 8,330 10,078 8,914 6,286 239 328 55 81,199

104,223 90,290 34,735 22,637 14,967 35,203 11,567 10,089 5,646 5,770 58,734 16,269 14,259 10,852 11,074 11,090 8,579 4,448 246 296 25 91,952

97,448 82,868 29,605 22,239 16,768 34,117 14,340 11,372 6,057 8,183 74,776 15,992 19,773 11,714 11,813 15,243 6,405 6,203 202 299 28 90,121

101,746 91,048 27,500 24,317 18,327 35,761 15,801 11,877 4,782 7,110 64,088 14,761 14,748 10,494 11,191 14,950 5,104 6,044 327 276 73 84,232

137,813 93,129 29,934 25,475 19,763 40,508 15,978 10,598 5,591 6,358 82,061 18,622 15,524 10,823 10,942 11,572 4,097 10,827 275 643 79 90,333

108,625 90,004 38,379 28,607 22,278 51,896 14,066 11,278 8,013 8,138 92,614 19,588 19,656 26,619 14,232 23,102 5,037 12,414 371 950 124 113,379

516,418

533,394

562,951

575,566

564,557

640,945

709,370

Vol. 3 l No. 26 l Februari 2012


Indikator Peak Day

Penumpang Domestik Keberangkatan (Ribuan)

Penumpang Angkutan Udara Domestik, 2010 DATANG

1.312 2.093 1.499 1.227 675 1.047 483 702 693

BANDARA

JUM’AT SABTU JUM’AT JUM’AT RABU JUM’AT SABTU JUM’AT SENIN

BERANGKAT

NGURAHRAI JUANDA HASANUDDIN SEPINGGAN SAM RATULANGI ADI SUCIPTO ADI SUMARMO AHMAD YANI SELAPARANG

MINGGU SENIN MINGGU MINGGU JUM’AT MINGGU MINGGU SABTU KAMIS

1.394 2.247 2.682 1.176 679 931 493 615 810

Sumber : PT. Angkasa Pura 1

Perkembangan Jumlah Wisatawan Provinsi NTB (Nusa Tenggara Barat) 2006–2011

NO TAHUN WISMAN WISNUS JUMLAH PERKEMBANGAN (%) 1 2006 179.666 246.911 426.577 3,30

2 3 4 5 6

2007 2008 2009 2010 2011

200.170 213.926 232.525 282.161 364.196

257.209 330.575 386.845 443.227 522.684

426.577 544.501 619.370 725.388 886.880

3,40 19,04 13,75 17,12 22.26

ANGKUTAN

2010

KERETA API JAWA l NON JABODETABEK l JABODETABEK SUMATERA UDARA SOEKARNO-HATTA-Jakarta JUANDA-Surabaya NGURAHRAI-Bali POLONIA-Medan HASANUDDIN-Makassar LAINNYA LAUT TANJUNG PERAK-Surabaya SUKARNO HATTA-Makassar TANJUNG PRIOK-Jakarta BELAWAN-Medan BALIKPAPAN LAINNYA JUMLAH

203 401 198 151 73 843 124 308 5 250 43 778,8 15 469,0 5 234,4 2 686,4 2 521,0 2 360,6 15 507,4 7 072,8 466,9 387,6 205,5 70,8 182,2 5 759,8 254 252.6

2011

+/- %

199 336 -2,00 194 041 -2.07 72 936 -1,23 121 105 -2,58 5 295 0,86 51 517,2 17,68 17 704,8 14,45 5 834,9 11,47 3 243,3 20,73 2 862,3 13,54 2 932,4 24,22 18 939,5 22,13 7 554,3 6,81 506,9 8,57 469,8 21,21 203,0 -1,22 80,9 14,27 216,0 18,55 6 077,7 5,52 258 407.5 1.63 Sumber: BPS, PT. AP I & II

Dinas Kebudayaan & Pariwisata NTB

Masuk Utama Menurut Kebangsaan dan Bulan Kedatangan 2 0 11

Jumlah

Agustus

September

Oktober

November

79,236 62,703 41,629 26,461 15,771 50,183 12,359 10,207 6,004 5,564 74,283 14,737 18,872 13,831 15,870 23,756 5,733 3,292 233 228 42 104,885

94,879 74,606 43,293 21,590 18,531 43,964 12,489 10,049 5,565 6,948 89,375 15,693 17,559 15,874 15,743 14,652 4,849 10,322 336 479 132 93,617

95,787 83,401 35,007 25,507 17,866 43,305 13,505 12,077 5,505 8,958 84,449 16,493 17,737 14,401 14,956 15,915 6,413 8,435 388 231 66 98,304

112,295 105,334 32,599 28,643 15,356 40,818 14,295 12,042 5,598 7,829 68,791 16,439 14,793 9,989 11,107 11,171 8,848 5,416 411 395 88 91,300

585,879

610,545

618,706

613,557

Pertumbuhan (%)

Jan–Des 2011

Jan–Des 2010

149,255 114,554 33,510 24,545 12,842 40,210 18,690 10,962 5,714 5,925 78,620 19,879 15,725 11,845 8,810 10,250 13,838 5,320 391 412 96 94,604

1,248,607 1,037,310 415,088 302,184 203,536 504,749 168,122 128,862 68,964 81,763 886,495 194,398 193,934 157,693 141,883 170,532 90,899 83,815 3,695 4,895 868 1,119,593

1,128,906 1,034,642 406,011 281,785 191,133 421,518 145,179 107,014 59,279 67,968 730,941 171,528 186,960 153,284 138,707 158,280 79,100 68,878 3,277 4,906 829 1,035,298

10.60 0.26 2.24 7.24 6.49 19.75 15.80 20.42 16.34 20.30 21.28 13.33 3.73 2.88 2.29 7.74 14.92 21.69 12.76 -0.22 4.70 8.14

675,997

7,207,885

6,575,423

9.62

Desember

Sumber : BPS

Vol. 3 l No. 26 l Februari 2012

33


INDIKATOR Indikator

Realisasi Wisman Berdasarkan Fokus Pasar

Realisasi Wisman Bulanan Januari–Desember, 2011 vs 2010

Januari–Desember, 2011 vs 2010

BULAN

2011

2010

(+/-) %

JANUARI

548,821

493,799

11.14%

FEBRUARI

568,057

523,135

8.59%

MARET

598,068

594,242

0.64%

APRIL

608,093

555,915

9.39%

M E I

600,191

600,031

0.03%

J U N I

674,402

613,422

9.94%

J U L I

745,451

658,476

13.21%

KOREA SELATAN

AGUSTUS

621,084

586,530

5.89%

INGGRIS

SEPTEMBER

650,071

560,367

16.01%

INDIA

168,122

PERANCIS

170,532

OKTOBER

656,006

594,654

10.32%

NOVEMBER

654,948

578,152

13.28%

DESEMBER

724,539

644,221

12.47%

7,649,731

7,002,944

9.24%

GRAND TOTAL

FOKUS PASAR

SINGAPURA

MALAYSIA

AUSTRALIA

JAN–DES 2011

2010

1,248,607 1,128,906

SELISIH

(+/-) %

119,701

10.60%

1,037,310 1,034,642

2,668

0.26%

886,495

730,941

155,554

21.28%

CHINA

504,749

421,528

83,221

19.74%

JEPANG

415,088

406,011

9,077

2.24%

302,184

281,785

20,399

7.24%

193,934

186,960

6,974

3.73%

145,179

22,943

15.80%

158,280

12,252

7.74%

BELANDA

157,693

153,284

4,409

2.88%

JERMAN

141,883

138,707

3,176

2.29%

FILIPINA

128,862

107,014

21,848

20.42%

TIMUR TENGAH

93,273

77,890

15,383

19.75%

90,899

RUSIA

LAINNYA *) GRAND TOTAL

79,100

11,799

14.92%

2,110,100 1,952,717

157,383

8.06%

7,649,731

646,787

9.24%

7,002,944

*) Kebangsaan lain dan pintu lain.

Jumlah Kunjungan Wisatawan Mancanegara Menurut Pintu P i n t u No.

Kebangsaan

Kode Negara

SoekarnoHatta

Ngurah Rai

Polonia

M a s u k Batam

Juanda

Utama Sam Ratulangi

Entikong

Minangkabau

Adi Sumarmo

1. Singapura SPO 168,159 111,151 11,579 695,153 14,844 2,196 242 356 1,124 2. Malaysia MLS 263,419 169,703 126,667 153,733 42,824 464 20,044 23,728 8,174 3. Jepang JEP 176,047 182,908 1,709 19,161 6,449 1,565 39 137 164 4. Korea Selatan KS 92,075 126,700 1,468 48,203 3,047 201 84 26 84 5. Taiwan TWN 53,804 129,225 2,668 3,565 7,146 51 90 7 25 6. China RRC 180,311 236,859 6,091 22,019 11,864 352 626 375 204 7. India IND 56,893 50,421 2,202 27,176 3,001 125 80 100 235 8. Philippina PHI 36,229 13,835 940 34,774 1,529 277 265 31 38 9. Hong Kong HKG 27,321 21,965 2,196 2,121 4,162 551 101 33 46 10. Thailand TAI 33,545 32,797 2,159 3,789 2,727 338 41 58 193 11. Australia ALI 77,211 770,867 3,490 9,639 2,435 1,151 179 1,407 274 12. Amerika Serikat AS 72,988 86,833 3,098 10,124 4,955 1,615 103 244 384 13. Inggris ING 48,062 104,410 2,700 13,741 2,223 1,071 111 227 251 14. Belanda BLD 68,446 69,576 6,549 3,186 2,513 1,433 173 206 348 15. Jerman JB+JT 36,144 83,449 3,096 3,484 2,794 1,894 54 137 545 16. Perancis FRA 33,908 111,434 1,746 3,078 2,305 871 32 351 4,046 17. Rusia RUS 9,937 75,599 241 509 221 253 3 9 12 18. Saudi Arabia SAU 80,280 2,646 146 171 265 1 4 11 22 19. Mesir MES 1,835 1,565 43 77 29 3 2 4 4 20. Uni Emirat Arab UEA 4,149 449 182 28 49 - - 5 - 21. Bahrain BRN 517 283 21 9 4 - - 7 - 22. Lainnya – 411,742 406,031 13,659 107,841 70,429 5,662 2,981 3,126 7,657 Jumlah 2011 1,933,022 2,788,706 192,650 1,161,581 185,815 20,074 25,254 30,585 23,830 Jumlah 2010 1,823,636 2,546,023 162,410 1,007,446 168,888 20,220 23,436 27,482 22,350 Pertumbuhan 6.00% 9.53% 18.62% 15.30% 10.02% -0.72% 7.76% 11.29% 6.62%

34

Vol. 3 l No. 26 l Februari 2012


Indikator

UTAMA INDIKATOR

Realisasi Wisman Bulanan, 2009 – 2011 800.000

2011

700.000

2010

600.000 2009 500.000 400.000 300.000 200.000 100.000 –

JAN

FEB

JAN

FEB

MAR

MAR

APR

APR

MEI

MEI

JUN

JUN

JUL

AGT

JUL

SEP

AGT

OKT

SEP

NOV

DES

OKT

NOV

DES

TOTAL

2011 548,821 568,057 598,068 608,093 600,191 674,402 745,451 621,084 650,071 656,006 654,948 724,539 7,649,731 2010 493,799 523,135 594,242 555,915 600,031 613,422 658,476 586,530 560,367 594,654 578,152 644,221 7,002,944 2009 473,165 421,555 511,314 487,121 521,735 550,582 593,415 566,797 493,799 547,159 531,669 625,419 6,323,730

Masuk dan Kebangsaan (Periode Januari–Desember 2011) P i n t u Makassar

Mataram

Sepinggan

M a s u k

St Syarif Q-II Tanjung Priok Pknbaru

Tanjung Pinang

Utama Adi Sucipto

Husein Sas- Tanjung tranegara Uban

Balai Karimun

Jumlah 2011

2010

Pertumbuhan (%)

628 3,310 2,192 1,948 167 72,059 5,199 10,930 108,737 38,633 1,248,607 1,128,906 10.60% 7,239 409 4,205 14,139 392 12,573 17,569 96,978 14,273 60,777 1,037,310 1,034,642 0.26% 130 325 437 91 343 183 817 406 24,078 99 415,088 406,011 2.24% 46 370 149 106 2,041 576 238 229 26,472 69 302,184 281,785 7.24% 38 8 68 130 1,185 186 68 57 5,089 126 203,536 191,151 6.48% 145 106 520 324 11,730 1,921 431 216 30,284 371 504,749 421,528 19.74% 44 271 807 551 3,969 1,820 773 497 17,951 1,206 168,122 145,179 15.80% 62 144 398 167 25,697 1,263 303 542 11,927 441 128,862 107,014 20.42% 45 133 79 24 41 334 90 107 9,560 55 68,964 59,279 16.34% 68 28 172 108 2,740 158 588 746 1,222 286 81,763 67,968 20.30% 182 693 1,390 182 238 523 816 682 15,059 77 886,495 730,941 21.28% 188 506 656 420 663 500 1,413 512 9,143 53 194,398 171,528 13.33% 309 1,851 646 130 78 747 1,164 444 15,638 131 193,934 186,960 3.73% 242 504 218 36 83 244 1,267 420 2,208 41 157,693 153,284 2.88% 346 1,070 396 93 554 391 1,126 284 6,009 17 141,883 138,707 2.29% 439 812 658 58 10 341 2,836 207 7,302 98 170,532 158,280 7.74% 27 424 122 21 1,306 58 159 19 1,974 5 90,899 79,100 14.92% 5 18 6 4 - 1 32 84 119 - 83,815 68,878 21.69% 1 1 8 7 45 15 6 6 44 - 3,695 3,277 12.76% - - - - - - - 12 21 - 4,895 4,906 -0.22% - - 1 - - - - 2 24 - 868 829 4.70% 4,111 6,955 2,479 3,443 13,889 12,287 13,265 1,905 30,219 1,912 1,119,593 1,035,270 8.15% 14,295 17,938 15,607 21,982 65,171 106,180 48,160 115,285 337,353 104,397 7,207,885 6,575,423 9.62% 16,211 17,288 10,824 15,278 63,859 97,954 46,987 90,278 313,945 100,908 -11.82% 3.76% 44.19% 43.88% 2.05% 8.40% 2.50% 27.70% 7.46% 3.46% Kunjungan Wisman melalui Pintu Masuk Lainnya 441,846 427,521 3.35% Total Kunjungan Wisman melalui seluruh Pintu Masuk 7,649,731 7,002,944 9.24%

Sumber : BPS

Vol. 3 l No. 26 l Februari 2012

35


Mari Tampil di Expo Floriade Belanda

T

ampil aktif di Expo Holtikultura berskala dunia, di Venlo, Belanda, selama enam bulan tahun 2012 ini merupakan kesempatan luas bagi Indonesia mem­ promosikan dan mem-PR-kan potensi kita sekaligus di bidang TTI–Tourism, Trade and Investment. Even sekali dalam sepuluh tahun ini, bernama Floriade ­Holticultural World Expo 2012, mulai 5 April–7 Oktober 2012, di­ ikuti oleh 32 Negara, akan dikunjungi sekitar dua juta orang, dari Belanda, Jerman, Belgia dan dari negara-negara Eropa lain. Dengan ikut sertanya Indonesia pada expo besar ini, ­berarti: menjalin jaringan dengan pelaku bisnis interna­ sional; meraih berbagai kerjasama pada peluang-peluang yang ditawarkan; menjaring dan meningkatkan jumlah kun­ jungan wisman dari Eropa ke Indonesia; membentuk opini positif masyarakat i­nternasional terhadap ragam potensi dan ­peluang perdagang­an dan investasi di Indonesia. Serta, mem­ perdalam jaringan persahabatan antara masyarakat Eropa

Pendukung/peserta paviliun Indonesia: Kementerian : Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Pertanian, Kehutanan, Perindustrian, Perdagangan, Koperasi & UKM, Pengembangan Daerah Tertinggal, Luar Negeri, BKPM; Bappenas. Pemda: Provinsi: NAD, Jawa Timur, Kalimantan Selatan, Kalimantan Timur, Kalimantan Tengah, Nusa Tenggara Barat, Papua Barat. Kota: Surabaya; Batu; Tulung Agung. Bisnis: Pertamina, BRI, Garuda Indonesia, Raja Ampat.

dengan Indonesia. Sudah 40 instansi, organisasi dan perusahaan ­Indonesia terdaftar menjadi peserta pada stan Indonesia, yang akan menempati lahan 1.000 m2. Masih terbuka kesempatan luas bagi keikutsertaan unsur-unsur kegiatan ekonomi di bidang pariwisata, perdagangan, dan investasi. Setiap peserta ­dapat memilih jadwal untuk tampil di Expo Floriade Belanda ini, yaitu antara periode April–Oktober 2012. Luasnya Expo Floriade 66 hektar, terbagi dalam lima tema area yang unik: Relax & Heal, Green Engine, Pendidikan, ­Inovasi, dan Lingkungan Hidup. Sekitar 40 hektar merupakan tempat pertunjukan seni budaya, musik, tari, teater dan seni grafis. Tersedia tempat B to B meetings, dan konferensi. Indonesia akan menampilkan Country Day pada 17 ­Agustus 2012 di main stage Floriade 2012. Jadi, jangan tunda 10 tahun lagi untuk tampil di Floriade Belanda! Untuk keterangan lebih lanjut, silakan hubungi: PT Vidya Citrapradhana National Event Organizer Floriade 2012 Telp. 021-837000682 – 8315782 Atau dapat mengakses Official website Paviliun Indonesia: http://www.indonesia-wonderfulislands.com

Ditunggu, daerah-daerah lain dan kalangan bisnis yang akan menyusul.

36

Vol. 3 l No. 26 l Februari 2012


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.