Newsletter Pariwisata Indonesia Edisi 38

Page 1

Vol. 4 l No. 38 l Februari 2013

Ciptakan Success Story

Momentum

Investasi di Bahari S

halm. 5

inar surya baru saja menerangi laut di horizon sebelah timur. Para wisatawan di kapal Seven Seas Voyager mulai bermunculan di atas dek. Mimik antusias bertebaran menyambut fajar tropis, sementara di arah barat tampak Pulau Bali, semakin dekat, sekitar tiga puluh menit kemudian mereka merapat di dermaga pelabuhan Benoa. Dan, tertib teratur tampaklah wisman tua muda itu menuruni tangga kapal, beberapa saat kemudian mereka berangkat kelompok demi kelompok, gerak tubuh mereka serba excited, memang, mereka hendak menikmati tur berkeliling di pulau dewata. Sederetan bus wisata telah menanti sedari subuh.

Kapal pesiar merapat di Benoa, Bali, 7 Februari 2013.

Kita Di Tengah Pelayaran 13 Negara halm.

12

Kapal Pesiar Internasional halm.

18

Barang Suvenir yang Bersaing halm.

26

Wisman yang ke 1 Miliar halm.

28

Vol. 4 l No. 38www.newsletter-pariwisataindonesia.com l Februari 2013


Utama Kita menyaksikan ketika kapal Seven Seas Voyager merapat di pelabuhan Benoa, Bali, pagi hari (7/2/2013). Begitulah selalu gambaran ke­ sibukan setiap kali kapal besar yang meng­angkut penumpang ratusan hingga ribuan orang, sing­ gah di pelabuhan-pelabuhan laut Indonesia. Benoa itu sendiri kini membuat harapan menjadi kenyataan, dari tiga tahun lalu ketika Dirjen Pemasaran Pariwisata waktu itu mem­ proyeksikannya menjadi turn around port. Arti­ nya, kapal pesiar dari mancanegara tak hanya singgah, tetapi juga menurunkan penumpang wisman, dan sebaliknya juga menaikkan pe­ numpang dari Indonesia (Bali) untuk berlayar. Di antara seluruh pelabuhan di Indonesia, Benoa saja menerima 35 ship calls kapal pesiar besar dengan total jumlah penumpang 22.656 wisman selama tahun 2011, dan tahun 2012 menerima 35 ship calls, dengan total jumlah penumpang 29.464 orang. Seven Seas Voyager, misalnya, panjang 204,2 meter dengan berat kotor (GRT) 42.363 ton, hari itu dia mengangkut 675 penumpang. Kategori kapal pesiar internasional yang telah singgah di Indonesia bervariasi, dari kapal berukuran panjang 296 meter berbobot 115.875 GRT, dan terkecil panjangnya 88 meter dengan 4.077 GRT. Cruise traffic ke Indonesia beberapa tahun Pengarah: Wakil Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Penanggungjawab: Direktur Jenderal Pemasaran Pariwisata Wakil Penanggungjawab: Direktur Pengembangan Pasar dan Informasi Pariwisata Penerbit/Pemimpin Redaksi: Arifin Hutabarat Dewan Redaksi: Direktur Promosi Pariwisata Dalam Negeri; Direktur Promosi Pariwisata Luar Negeri; Direktur Konvensi, Insentive, Even dan Wisata Minat Khusus; Direktur Pencitraan Indonesia; T. Burhanuddin; Wisnu B. Sulaiman. Reporter: Benito Lopulalan Alamat: Direktorat Jenderal Pemasaran Pariwisata Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Jl. Medan Merdeka Barat No.17, Lantai 3 Jakarta 10110 Telp : 021 383 8220 Fax : 021 380 8612, Email : jurnal@indonesia.travel www.newsletter-pariwisataindonesia.com

Wisata bahari di Indonesia amatlah luas, seperti per­ nah dilaporkan, peluang itu bagaikan tak bertepi, se­ luas laut yang mengisi dua pertiga wilayah Indonesia, seakan the sky is the limit.

terakhir hingga 2013 meningkat, dapat dilihat pada grafik di atas ini. Wisata bahari di Indonesia amatlah luas, se­ perti pernah dilaporkan, peluang itu bagaikan tak bertepi, seluas laut yang mengisi dua pertiga wilayah Indonesia, seakan the sky is the limit. Ketika Seven Seas Voyager itu merapat ke der­ maga Benoa, di Pulau Serangan, tak jauh lokasi­ nya dari Benoa, beberapa kelompok-kelompok kecil wisman, ada juga wisnus, pada waktu itu tengah sibuk mengemasi layar-layar hendak dikembangkan di atas perahu yacht masingmasing. Sebentar kemudian mereka berlayar mengarungi laut. Dan berpapasan dengan ne­ layan yang sedang menuju pantai membawa ikan hasil tangkapan. Bersamaan saat itu, mungkin dua tiga kapal ‘ekspedisi’ sedang meninggalkan pelabuhan ­Bitung di Sulawesi Utara, mengarungi laut, wisata bahari, mampir di desa-desa nelayan, atau berlabuh di perairan Wakatobi atau Raja Ampat: para wismannya menyelam. Yeah, situasi kondisi kedamaian di laut dan di pantai-pantai kini membuka cakrawala dan momentum, saatnya wisata bahari dijadikan lapangan investasi, mulai usaha kecil, mene­­

Jika Anda mempu­ nyai informasi dan pendapat untuk Newsletter ini, silakan kirim ke alamat di atas.

2

Vol. 4 l No. 38 l Februari 2013

ngah hingga usaha berskala besar. Tiga kegiatan wisata bahari sedang menemu­ kan momentum berinvestasi: untuk melayani wisata kapal pesiar, ekspedisi, yachter hingga rekreasi laut mulai dari menyelam, memancing, dan pelbagai aktivitas. Memang ada yang bilang: dua pertiga wilayah negeri kita merupakan laut, tetapi mengapa belakangan ini seakan hidup ‘budaya’ takut laut? Sementara itu, kegiatan wisata bahari menciptakan dampak langsung pada kesempatan usaha, kesempatan kerja yang kian meluas. Wisata pesiar di laut (sea cruise) sesungguhnya telah diperkenalkan di Bali sejak tahun 1934. Perusahaan pelayaran Belanda Koninklijke Paketvaart Maatschappij (KPM) melayarkan wisatawan dari Batavia (Jakarta)–Semarang– Tanjung Perak, Surabaya-pelabuhan Buleleng di Singaraja, Bali. Benoa kini berfungsi sebagai pelabuhan penumpang, pelabuhan kargo, pelabuhan peri­kanan dan sekarang bertambah menjadi pelabuhan kapal pesiar. Iwan Sabatini, General Manager Pelindo III pengeloa Benoa men­ jelaskan telah diantisipasi kebutuhan prasarana guna melayani kapal berukuran panjang sejak tahun 2010–2011. Sebelumnya rata-rata kapal yang datang di Benoa buatan tahun 1998, panjang kapal kurang dari 150 meter LOA (length over all). Seka­ rang ini sudah mulai menerima kapal-kapal dengan panjang 200–260 meter. Kapal 100 ribu Gross Tonage (GRT) juga sudah datang, umum­ nya labuh (anchor) karena belum bisa merapat ke dermaga. Kapal Legend of The Seas, 94 ribu GT yang panjangnya 264 meter, merupakan kapal terpanjang yang pernah sandar (along side) di dermaga pelabuhan Benoa. Kendala pertama yang masih dihadapi di Benoa adalah kesiapan alur (channel access).


Utama

Kita di Forum WEF dan WTO

M

Menteri Mari Elka Pangestu di forum WTO, Jenewa.

enteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Mari Elka Pangestu menghadiri perte­muan tahunan World ­Economic Forum (WEF) di Davos, Swiss, pada 22–26 ­Januari 2013. Mari Elka Pangestu berpartisipasi dalam berbagai kegiatan, termasuk dalam kapasitasnya sebagai CoChair dari New Models of Travel and Tourism Council WEF.

Sebelumnya, dengan kedalaman -8 m sampai -9 m LWS (low water spring/ketinggian saat air surut) masih aman karena kapal yang datang berkisar 68–78 ribu GT. Seiring dengan perkembangan kapal yang se­ makin besar, Dirjen Pelabuhan dan Pengeruk­an Departemen Perhubungan telah mendalamkan alur sepanjang 2 mil laut hingga -10 meter LWS. Pendalaman bukan hanya mengeruk pasir tapi juga memotong batu-batu karang di ujung Pulau Serangan sebanyak 260 ribu meter kubik di tahun 2012. Diameter turning basin (kolam putar) 325 meter sekarang ini. Direncanakan

Setelah Davos, Mari Pangestu melanjutkan perjalanan ke Jenewa, menghadiri pertemuan General Council WTO (World Trade Organization) 29–31 Januari 2013. Pada sidang itu seluruh kandidat Direktur Jenderal WTO memaparkan visi dan misinya yang dilanjutkan dengan sesi tanya jawab. Mari Elka Pangestu mem­presentasikan visinya dan bertemu dengan General Council WTO pada 29 Januari 2013. Setelah itu berbicara di hadapan satu konferensi pers.

pada tahun 2014 sudah bisa mencapai 425 me­ ter untuk memenuhi standar turning basin bagi kapal pesiar sepanjang 410 meter. Pengerjaan ini dilaksanakan oleh PT Pelindo III. Kedalaman kolam putar -10 meter LWS di tahun 2012, akan didalamkan lagi menjadi -11 meter LWS di tahun 2013, dan di tahun 2014 di­ harapkan sudah bisa mencapai -12 meter LWS. Standar kedalaman (draft) kolam untuk kapal pesiar -11 meter LWS. Kendala kedua adalah dermaga. Pelindo menyiapkan dermaga timur dan selatan untuk kapal pesiar. Dermaga timur difokuskan untuk

kapal pesiar, dan dermaga selatan, dalam kon­ disi tertentu, bisa juga dipakai melayani kapal pesiar dan domestik apabila dalam satu hari ada dua kapal sandar. “Kita pernah mengalami itu meskipun tidak sering,” kata Iwan Sabatini. Panjang derma­ ga timur 295 meter dengan kedalaman -8 m ­hingga -10 m LWS. Ketika Legend of The Seas yang panjangnya 264 m sandar, sisa space di dermaga sempit sekali. Sedangkan dermaga selatan panjang­ nya hanya 205 meter dengan kedalaman -6 m sampai -7 m LWS. Salah satu syarat kapal bisa

Vol. 4 l No. 38 l Februari 2013

3


Utama Sebagai bagian dari agenda WEF, Mari Elka Pangestu memimpin sejumlah sesi diskusi yang dihadiri oleh para pemimpin bisnis mau­ pun penyusun kebijakan di sektor perjalanan dan pariwisata. Dalam berbagai pertemuan terkait dengan Dewan New Models of Travel and Tourism dari WEF, semakin ditekankan pentingnya sektor perjalanan dan pariwisata terhadap pertumbuh­ an ekonomi dan penciptaan lapangan kerja, terutama di tengah perlambatan perekonomian global. Tren global juga menunjukkan bahwa per­ tumbuhan dan penciptaan lapangan kerja dapat didorong dengan menyediakan fasili­ tasi perdagangan dan fasilitasi perjalanan yang lebih baik, termasuk infrastruktur yang lebih baik serta fasilitasi visa. Terkait dengan hal ini, Dewan yang dipimpin Mari Elka Pangestu mengajukan suatu strategi untuk memperluas dukungan akan pemahaman ini dan melakukan rencana aksi tindak lanjut. Strategi yang diajukan berupa perancangan Smart Visa. Program tersebut pada dasarnya me­ nitikberatkan pada identifikasi dan promosi best practice dari beberapa penerbitan visa agar dapat memfasilitasi pergerakan dan perjalanan orang. Beberapa contoh dari Smart Visa yang baik misalnya APEC Business Card, free visa Intra-EU dan Intra-ASEAN, e-Visa Australia, Free Transit

an tersebut yang melibatkan pemerintah dan sektor swasta pada pertemuan WEF tingkat regional di Peru dan Myanmar serta Pertemuan Menteri Pariwisata APEC 2013. Di sela pertemuan tahunan WEF 2013, Mari Elka Pangestu juga mengadakan serangkaian pertemuan bilateral dengan menteri-menteri dari berbagai negara. Terkait dengan nomi­ nasi Indonesia untuk posisi Direktur Jenderal WTO (World Trade Organization), ­Mari Elka ­Pangestu mendiskusikan dan bertukar pikiran mengenai sistem perdagangan global saat ini, mengenai pentingnya mempertahankan ke­ percayaan pada perjanjian perdagangan multi­ lateral. n

oleh penumpang maupun kru yang tidak ikut bepergian keluar area pelabuhan; bekerja sama de­ngan PT Telkom menyediakan free Wifi di seki­ tar 6 titik di terminal; penukaran uang; bekerja sama dengan PT Pos Indonesia menyiapkan free post card sehingga penumpang hanya perlu

membayar biaya perangko. Sedang diwacana­ kan membangun kafe di dalam terminal. Turun dari kapal, penumpang akan melewati terminal menuju bis masing-masing atau keluar ke tempat parkir dimana taksi dan mobil-mobil yang disewakan telah menunggu. Taksi biasa­

l

Distribusi Cruise Calls d i Ind

CRUISE SEASON 2013 4 70 destinasi. 4 Dari 306 calls, 155 diantaranya dilakukan oleh kapal ekspedisi. 4 Rata-rata kapasitas kapal pesiar yang berlayar di Indonesia 1,054 pax. 4 3 Kapal dengan kapasitas >2,000 pax mengunjungi Indonesia tahun 2013: Celebrity Solstice, Radiance of the Seas & Diamond Princess.

Vol. 4 l No. 38 l Februari 2013

on

ia

4

Visa di Beijing, Smart Visa Uni Emirat Arab, serta visa negara ketiga yang diadopsi oleh Mexico dan Filipina (yaitu bebas visa bagi pemegang Visa Amerika Serikat dan Visa Schengen). Aksi tindak lanjut pertama adalah pembuat­ an perangkat pendukung Smart Visa berupa website khusus (akan bernama borders.com) yang akan memberikan informasi terkait best practices dan juga menyediakan informasi terkait dengan dampak positif yang diperoleh dari penerapannya. Tindak lanjut kedua adalah perluasan du­ kungan serta penginisiasian diskusi serta studi pada tingkat nasional dan regional. Selain itu akan dilaksanakan dialog antar kedua tingkat­

es

sandar dengan baik di dermaga harus ada space kosong 10% dari panjang kapal (5% kiri dan 5% kanan) untuk mengikat kapal. Agar kapal-kapal yang panjangnya 300 meter bisa sandar, pihak Pelindo sedang mem­ bangun mooring dolphin sepanjang 40 meter di dermaga timur. Di sisi terminal, bisa dikata­ kan pelabuhan Benoa sudah cukup siap. Tentu ­jangan dibandingkan dengan terminal modern di luar negeri saat ini. Namun sewaktu penumpang mendarat di Bali, mereka biasanya disambut dengan tarian Bali yang tidak ditemui di tempat lain. Hingga sekarang dicari terus inovasi-inovasi baru guna membuat penumpang bisa enjoy saat debarkasi maupun embarkasi. Beberapa fasilitas yang telah disediakan di terminal penumpang dalam sebuah ­bangunan khas Bali: pijat refleksi, bisa dimanfaatkan

Menteri Mari Elka Pangestu saat jumpa pers di WTO, Jenewa.

( Kemenparekraf )


Utama

Strategi Menciptakan

Success Story

E

nam puluh orang pada rapat pagi itu (6/2/2013) dipimpin ­langsung oleh Wamen Parekraf Sapta ­Nirwandar, bersama Sekjen, Dirjen Pemasaran Pariwisata, Dirjen ­Pengembangan

nya sudah dikoordinasikan dengan paguyuban transportasi Benoa. Iwan Sabatini memperhatikan empat ma­ cam tipe penumpang kapal pesiar: yang meng­ ikuti paket tur, yang tidak mengikuti paket tur (FIT) biasanya menggunakan taksi untuk ber­ wisata; kelompok keluarga atau kolega yang memilih naik minivan, mobil-mobil sewaan; penumpang anak-anak muda yang lebih suka naik angkot. Ada empat travel agent sebagai ground handling agent di Bali: DestinAsian, Pacto, Bali Prestige, dan Intercruise. Peluang dan tantangan me­ mang tersedia berbarengan. Pelabuhan Benoa itu kategori kelas 2 dan pelabuhan Celukan­ bawang di daerah Buleleng di utara Bali, kelas 3. Di sana lebih alami dan asri, perairannya dalam. Di sana belum siap sebenarnya untuk mene­ rima penumpang, maka yang tersedia hanya

Destinasi, Direktur Promosi Dalam Negeri, Direk­ tur Konvensi, Insentif, Even, dan Minat Khusus, tim dari UI dan IKJ. Dua tim itu menguraikan hasil survei yang telah dilakukan dalam rangka gagasan Kemenparekraf hendak ‘menciptakan’

even yang ‘cocok’ dilaksanakan di kawasan des­ tinasi Toraja, Sulawesi Selatan, dan di kawasan destinasi Kutai, Kalimantan Timur. Berdimensi jangka panjang, maksudnya, s­ekali suatu even dirancang dan dilaksanakan, sebaik­

Pertumbuhan Jumlah Cruise Calls ke Indonesia 2001–2013 Keterangan: *2013 angka proyeksi

Vol. 4 l No. 38 l Februari 2013

5


Utama pelaksanaannya nanti ‘berkualitas’ kendati isi­ nya justru banyak menampilkan konten tradi­ sional. Jika sukses, memang, seperti ungkapan manejemen, success will breed success. Lagi pula, konsep even, bersamaan dengan proyeksi hasil pencitraan destinasi yang kuat, akan selalu mengandung dampak langsung di sektor riil, yakni wisatawan datang bertambah banyak, hotel dan usaha-usaha masyarakat ber­ tambah produktif bahkan bisa menciptakan usa­ ha dan kegiatan eknomi masyarakat lainnya. n

nya kegiatan tersebut bisa berulang terlaksana hingga puluhan kali bahkan ratusan kali. Wamen Parekraf meringkaskan strategi pelaksanaan even dalam pemasaran pariwisata dapat dibandingkan dengan berbagai even di dunia yang hingga sekarang telah berusia lebih seratus tahun. Disebutkannya antara lain Bienniel Art Festival Italia, even olah raga Tour de France sudah 107 tahun, dan pelbagai even budaya, olahraga, di beberapa negara. Kalau mau berhasil di bidang pariwisata,

c­ iptakanlah satu demi satu success story, begi­ tulah Wamen Parekraf Sapta Nirwandar selalu mengingatkan kepada masyarakat pariwisata di Indonesia, baik kalangan pemda, industri pari­ wisata, sampai komunitas-komunitas sosial, seni budaya, olahraga. Untuk kawasan Toraja dan Kutai, Wamen Parekraf tengah mendorong terciptanya ­konsep penyelenggaraan even yang akan bisa di­ekspos dan menarik minat kunjung­ an wisman dan wisnus ke destinasi tersebut. Konsepnya perlu disiapkan komprehensif,

dermaga, belum ada terminal penumpang. Panjang dermaga baru bisa menerima kapal kurang dari 200 meter untuk sandar. Kapal Azamara akhir bulan Januari 2013 singgah di sana. Kapten kapalnya mengata­ kan ingin bisa kembali berlabuh di Benoa dan ­Celukanbawang, karena mereka bisa menda­ patkan pengalaman berbeda tentang Bali di pulau yang sama. Tahun ini hingga awal Februari 2013, pela­ buhan Lembar, Lombok telah didatangi enam kapal pesiar, mengalahkan pelabuhan Benoa yang baru disinggahi lima kapal. Di Lembar kapal bisanya anchor, menjatuhkan jangkar, tak bisa merapat. Jadi ke depannya tersedia segitiga yang potensial masuk dalam itinerary bagi kapal pesiar: Benoa, Bali Selatan–Lembar, Lombok– Celukanbawang, Bali Utara. Khusus mengenai Celukanbawang, Wakil Ketua Destinasi Bali Tourism Board (BTB) ­Bagus Sudibya mengingatkan, di sana sekarang su­ dah mulai ada keluhan dari kapal-kapal kargo yang merasa terhambat karena pelabuhan akan disterilkan manakala kapal pesiar masuk hen­ dak berlabuh. Selain itu, dari segi estetika, keselamatan, higienitas dan service seperti toilet, ruang tung­ gu, ruang untuk embarkasi dan debarkasi tidak memenuhi syarat sebagai sebuah pelabuhan kapal pesiar. “Sudah saatnya kita mempunyai badan oto­ ritas pelabuhan kapal pesiar,” kata Ida Bagus Ngurah Wijaya, Ketua Bali Tourism Board. Sekiranya pengalaman dan perkembangan di Bali, diambil sebagai perbandingan guna pengembangan pelabuhan wisata bahari di daerah-daerah lain, Yasa Sediya dari ASITA Bali menambahkan, para pengelola cruise ­liners

Pertumbuhan Jumlah Cruise Calls ke-6 Pelabuhan Cruise 2010–2012

6

Sumber: PT. Pelabuhan Indonesia III (Persero) & Cruise Consulting Management

mengharapkan Indonesia serius menggarap marquee port. Apa pula itu? Pelabuhan yang dikembangkan khusus untuk menerima kapalkapal pesiar besar. Pelabuhan di Bali itu sung­ guh dijadikan marquee port. Pada sisi lain, menurut Yasa Sediya, pela­ buhan-pelabuhan kecil lainnya mesti melihat arah perkembangan, jangan sampai semua bertujuan dibuka untuk kapal besar. Karena, kapal-kapal kecil tidak mensyaratkan harus di­ layani oleh pelabuhan modern. Mereka cukup memerlukan akses untuk bisa mengikat dan merapatkan kapal. Atau, bisa lego jangkar dan bisa menurunkan penumpangnya dengan ten­ der boat di atas ponton/jetty yang aman dan berstandar internasional. “Satu saja dulu yang representatif. Masa su­ dah 80 tahun Bali menerima kapal pesiar, tapi tidak mutakhir sarana dan prasarananya,” itu komentar Ketut Ardana, Ketua ASITA Bali. Adapun perihal peran para agen-agen lokal, manajemen Pelindo Benoa berharap agar ­shipping agent, yang saat ini hanya dua agent beroperasi melayani kapal penumpang di Vol. 4 l No. 38 l Februari 2013

Indonesia, aktif merespon demand dari kapalkapal pesiar yang hendak masuk ke Indonesia, ­utamanya ke Bali. Apalagi salah satu shipping agent tidak memiliki agen lokal di Benoa, sehingga harus menunjuk agen lokal dari tempat lain, ini terka­ dang menghambat koordinasi di lapangan. Jangan pula melupakan memenuhi syaratsyarat aksesibilitas, seperti transportasi darat dan udara; akomodasi; tempat-tempat beserta obyek di mana tujuan para wisatawan bahari itu di darat, dimaksudkan. Jadi peluang dan tantangan itu bukan di sekitar pelabuhan saja, tapi juga obyek-obyek wisatanya. Wisatawan dari kapal pesiar mau da­ tang demi destinasinya yang menarik. Bagus Sudibya melihat mengelola wisata bahari sangat lintas sektoral sehingga sangat dibutuhkan kerja sama, pemahaman dan koor­ dinasi yang baik. Bukan hanya Kementrian Pari­ wisata yang berkepentingan untuk mengem­ bangkan wisata bahari, di sana juga melibatkan peran Kementrian Perhubungan, Kementrian Pekerjaan Umum, Bea Cukai, Keimigrasian,


Utama

TDS 2013 Ketika Rapat Koor­ dinasi untuk pe­ nyelenggaraan Tour de Singkarak (TDS) yang kelima kali, —akan dilaksanakan 2–9 Juni 2013—, praktis semua bupati dan walikota dari Sumatra Barat hadir. Pertemuannya dipimpin oleh Wamen Pare­­ kraf Sapta Nirwandar, didampingi Dirjen Pemasar­an Pariwisata Esthy Reko Astuty, tanggal 7 Februari 2013 di Balairung Soesilo Soedarman, Kemenparekraf Jakarta. Wamen, Dirjen, wagub, bupati, walikota dan unsur industri pariwisata hari itu sekaligus meng­ evaluasi s­ uccess story dari TDS. Awalnya tahun pertama TDS diikuti oleh em­ pat kabupaten/kota, pada tahun 2013 berkem­ bang menjadi 16 kabupaten/kota. Data menunjukkan, Tour De Singkarak itu nomor lima terbanyak penontonnya. Tidak mengherankan kalau Tour de France di Perancis disaksikan oleh 10–12 juta penonton, even itu

pemda-pemda, dan pertahanan nasional. Dengan luas laut dua pertiga wilayah Tanah Air, orang akan mudah sekali masuk dan keluar wilayah laut kita yang menyebabkan perizinan tidak bisa keluar dengan sesederhana yang bisa dipikirkan. Melihat potensi dari iklim tropis yang kita mi­ liki, wisata bahari di Indonesia bisa dikembang­ kan sepanjang tahun. Siapa pasar wisata kapal pesiar di Indonesia? Dilihat dari sisi ekonomi, di Eropa dan di Amerika sudah menurun. Gejala cruise liners belakangan ini mengalihkan pasar ke Asia. Ada kecenderungan memindahkannya ke Cina atau ke Singapura. Dan baru-baru ini Cina meng­ umumkan telah membangun sebuah kapal pe­ siar besar yang akan segera dioperasikan. Wisman di kapal pesiar itu bercampur baur. Dari Australia, Eropa, Amerika dan Asia. Misalnya, saat kapal sandar di Singapura, sebagian penumpang turun dan penumpang yang baru lalu naik. Bisa warga negara Singapura, India, Eropa dan lain-lain naik ke kapal untuk memulai cruise. Apakah cruising mengelilingi Singa-

sudah berusia lebih dari 100 tahun. Di Italia 6,8 juta penonton, Sancos tour down under 750 ribu penonton, dan, TDS sekitar 600–700 ribu pe­ nonton. Di Indonesia ini terbesar. TDS awalnya diikuti empat kabupaten/kota kini berjumlah 9 kabupaten dan 7 kota. Masingmasing daerah dapat menunjukkan keunikan­ nya. “Ini yang penting untuk acara ini,” ujar

Sapta Nirawandar. Pelaksanaan di tahun 2012 begitu meriahnya dengan 100 lebih media hadir termasuk media internasional. Pemuatan berita dan artikel di­ taksir ekivalen bernilai Rp 1,4 miliar. Itu meru­ pakan kontribusi dari peran wartawan dan me­ dia. Para bupati mengakui terjadi peningkatan sarana dan prasarana jalan yang diperbaiki oleh

pura–kepulauan nusantara–Singapura, atau cross sailing dari Singapura-Australia dengan stop over di beberapa titik di Indonesia. Sampai sekarang Singapura sebagai hub bagi kapal-kapal pesiar karena konsep pelabuhan dan kapal sandar di sana adalah turn around. Jadi kita bisa mendapatkan wisatawan mixed on board. Sudah barang tentu setiap cruise liner me­ nyasar pasar masing-masing. Ada mencari

wisman orang lanjut usia (senior) dimana 80% penumpangnya berusia 60 tahun ke atas. Banyak penumpangnya menggunakan kursi roda atau tongkat. Ada cruise liners yang pasarnya untuk keluarga dan generasi yang lebih muda. Itu jika dilihat dari kapal-kapal pesiar besar. Masyarakat penggemar pengalaman di laut sebagian merupakan pasar yang memilih berpesiar dengan menggunakan kapal-kapal yang lebih kecil dengan kondisi yang lebih private.

Kapal pesiar sandar di dermaga pelabuhan Benoa.

Vol. 4 l No. 38 l Februari 2013

7


Utama pemda provinsi dan dinas PU, jadi masyarakat merasa senang. Mempersiapkan TDS, jalan-jalan dirapikan, bermanfaat ekonomi secara luas. Jumlah ho­ tel bertambah dan berikutnya wisatawan pun meningkat. “Itu yang tangible,” kata Wamen. Yang intangible antara lain orang sudah tidak menanyakan lagi Sumatera Barat pernah kena tsunami, kena gempa, dan seterusnya. Sudah recovery, dan tentunya pedagang-pedagang pun digairahkan pula. Wagub Sumbar, Muslim Kasim menya­ takan terima kasih pada Kemenparekraf yang mempromosikan Sumbar. Sekarang sudah ber­ operasi penerbangan langsung antara Padang dan ­Singapura dan Kuala Lumpur. Jadi para Bupati dan Walikota dapat mempromosikan wilayahnya. di pasar wisman di negeri jiran itu.

Paket Wisata

Berkaitan paket-paket wisata, jika pada hari

Seperti kapal ekspedisi dan yacht. Menurut Yasa Sediya, Bali sudah mulai menjadi tempat singgah kapal-kapal ekspe­ disi. Tipikal kapal-kapal ekspedisi lebih mencari daerah-daerah yang remote dan unik seperti Raja Ampat, Kokas, Asmat, Komodo, kepulauan Maluku dan lain sebagainya. Kapal ekspedisi, kapal pesiar berkapasitas sekitar 125–175 penumpang. Ada pula kapal ekspedisi yang dilengkapi dengan lecture ship di atas kapal mengenai kebudayaan, mengenai flora dan fauna atau alam di tempat-tempat yang disinggahi. Penumpangnya bercampur dari Eropa, Amerika dan Australia. Kapal kecil seperti ini juga berpotensi menjadikan Indone­ sia turn around point. Kapal untuk berpesiar di laut yang lebih kecil lagi itulah yang disebut dengan yacht. Sebuah kapal yang memiliki kabin sudah bisa disebut yacht. Apakah itu monohall (one body) seperti phinisi, catamaran (two body), atau trimaran (three body atau jukung). Itu milik pribadi atau milik perusahaan. ­Sebagian untuk dipakai sendiri, sebagian lain untuk disewakan. Pemilik yacht atau yang ber­ pesiar menggunakan yacht sudah pasti orangorang pencinta laut. Di Bali, pelabuhan untuk yacht berlokasi di

8

H di kota lokasi even hotel terisi penuh, maka digunakan hotel di kota sekitar. Untuk kota Pa­ dang tidak ada kekurangan. Ketika even di Sawah Lunto dan hotel-hotelnya penuh, seba­gian tamu/ wisatawan diinapkan di Bukit Tinggi dan Solok. Menurut pihak ASITA, mereka telah memasar­ kan paket wisata bersepeda, berkoordinasi de­ ngan komunitas sepeda. Jika sebelumnya hanya menjual paket wisata yang biasa-biasa saja, se­ jak TDS empat tahun lalu mulai menjual paket wisata bersepeda, dan wisatawan datang. Paket wisata sepeda diciptakan seperti hal­ nya paket main golf, karena, Alhamdulilah, bagi wisatawan yang membawa sepeda, diberikan keringanan, mengangkut sepeda digratiskan oleh pihak airlines, tidak dihitung sebagai ­bagasi. Itu sungguh sangat menunjang. Walikota Bukit Tinggi, Ismet Amzis, mence­ ritakan dampak positif. Hotel berbintang tadi­ nya hanya dua, kini tersedia dua hotel bintang 3, ditambah hotel bintang 2, dan 8 hotel bin­

tang 1. Hotel Melati mencapai 40 unit ditambah lagi dengan pondok wisata setelah ‘fenomena’ pelaksanaan TDS. Di industri kreatif, Bukit Tinggi tidak punya industri besar maka kian ramai UKM usaha kera­ jinan masyarakat. Bukit Tinggi untuk tahun 2013 ditentukan sebagai tempat Grand Opening and Start. Se­ tiap pemda telah menyatakan komitmen dan mengalokasikan dukungan dari APBD, ditam­ bah dinas-dinas seperti koperasi, akan melak­ sanakan pameran hasil pembuat pernak pernik berlogokan jam gadang. Malam pembukaan­ nya akan dimeriahkan dengan pesta kembang api. Seluruh etape lomba ditingkatkan menjadi 1.000 kilometer (tahun sebelumnya 854 km). Ini masuk agenda resmi Union Cycliste Internationale (UCI), organisasi balap sepeda dunia. Kunjungan wisatawan meningkat tinggi, dampak yang cukup besar dengan adanya TDS. Ini membangun success story. n

Program Kemenparekraf untuk Pemasaran Wisata Kapal Pesiar 2013

Bali Marina, Benoa. Sebagian yacht berlabuh di Serangan. Kebanyakan yacht itu dari Australia meskipun ada di antaranya milik warga Indonesia. Di sana sebenarnya dermaga milik masyarakat jadi belum beroperasi pada standar keamanan dan keselamatan yang baku Dari semua aspek-aspek perkembangan itu­ Vol. 4 l No. 38 l Februari 2013

lah dikatakan Bali berpotensi bukan saja destination port tapi juga menjadi hub and turn around port, bagi kapal pesiar besar maupun kecil. Pelabuhan Benoa sudah mulai membuat mimpi itu jadi nyata. n Lihat juga hal hal 18–20


Utama

Ke Arah

Trendsetter di Dunia

M

enteri Parekraf Mari Elka ­Pangestu meresmikan di­ mulainya kegiatan pameran Indonesia Fashion Week (IFW). “Baru saja kita menyaksikan rancangan 30 de­ sainer muda berbakat. Melihat hasil rancangan yang indah itu, kami percaya Indonesia dapat mencapai target untuk menjadi salah satu pusat mode dunia pada tahun 2025,” kata Menteri di hari pem-bukaan IFW 2013. Tahun ini merupakan penyelengaraan yang kedua, pada tanggal 14–17 Februari 2013 di JCC, Jakarta. Kalau TDS (Tour de Singkarak) sudah menjadi global promotion bagi Indo­ nesia, seperti dinyatakan oleh Wamen Sapta ­Nirwandar, demikian pula proyeksinya terh­ adap penyelenggaraan IFW ini. Ditjen Pemasaran Pariwisata bersama orga­nizer dan stakeholders menggaungkan even ini sebelumnya dengan melaksanakan ­launching di Balairung Kemenparekraf, tanggal 6 Februari 2013. Even seperti ini perlu diketahui masyarakat secara luas, di dalam dan luar ne­ geri, kata ­Sapta Nirwandar. Launching dan jumpa pers pun digelar, ba­ nyak dari kalangan media bidang fesyen, gaya hidup, di samping wartawan dan penulis pari­ wisata. Dengan even ini nanti menciptakan satu lagi success story yang terukur, akan menuju ke arah peran salah satu trend setter di dunia, ten­ tunya. Indonesia sebagai destinasi pariwisata pun menarik perhatian. Even didukung dengan kombinasi langsung lima Kementerian. Di Balairung gedung Sapta Pesona Kemenparekraf saat peluncuran dan jumpa pers, semua terkoordinasi, dari Kemente­ rian Koordinator Perekonomian, Kemenparekraf, Kementerian Perindustrian, Kementerian Perda­ gangan, dan Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil Menengah. Juga dari Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo). IFW dirancang mengkombinasikan fashion show, sosialisasi fashion terbaru, pameran da­

Wamen Parekraf (berdiri), para Dirjen dan dari Apindo menggaungkan.

Kreasi Lenny Agustin, Indonesia di IFW 2013.

Karya Poppy Darsono (kiri), dan kreasi dari desainer Brazilia (kanan).

gang, ruang pamer fashion terlengkap, seminar, kompetisi yang menyatukan semua elemen seperti desainer, akademisi, asosiasi, bisnis dan pemerintah. Produk-produk modenya menampilkan pe­ serta dari dalam dan luar negeri. Dari dalam negeri ditampilkan konsep dan tren yang ber­ akar pada budaya lokal serta berunsur krea­ tifitas otentik Indonesia. Kali ini, IFW mendapat tamu spesial dari World Fashion Week (WFW), organisasi mode dunia yang berpusat di Washington DC, Amerika Se­ rikat. WFW dipimpin oleh Paco De Jaimes ber­

partisipasi bersama Samuel Cirnansck (Brazil), Melinda Looi (Malaysia), Addy van den Krommenacker (Belanda), dan Camilla Welton. Ada mitra binaan BNI turut menampilkan fashion tradisional seperti Tenun Toraja, Busana Muslim dari Melawai, Bordir Minang dari Bukit­ inggi, Kain Ulos Sumatera Utara, Kain Songket dari Palembang, Kain Sasirangan dari Banjarma­ sin, Sulam Usus dari Lampung, dan Batik Solo. Di pameran itu dirilis blue print Kreatif Fa­ shion yang telah dirancang oleh Asosiasi Mode (­APPMI) bersama Kemenparekraf, Ditjen Ekono­ mi Kreatif Berbasis Media, Desain dan Iptek. n

Vol. 4 l No. 38 l Februari 2013

9


Strategi

Mari Mengintensifkan

Penggarapan Pasar Cina

Satu CEO tour operator yakin bisa mengirimkan sekitar 500 ribu wisatawan. l Industri kita pun harus mengembangkan operasi dengan IT dan pendekatan komunitas. l

P

asar wisatawan dari daratan Cina kini terbesar jumlahnya di dunia, sudah mendekati 80 juta orang per tahun. Awal tahun 2013 ini Dirjen Pemasaran Pariwisata Esthy Reko ­Astuty mengambil langkah strategis, berang­ kat ke sana akhir Januari 2013. Kali ini salah satu pertemuan khususnya ‘berunding’ dengan CEO salah satu agen online di bisnis outbound yang besar di negeri itu. Agen tersebut mem­ punyai klien mencapai 60 juta konsumen. Selain tentu mengetahui persis karakter dan minat wisatawan Cina bepergian ke mancaneg­ ara, agen itu telah mempelajari dan memahami karakter destinasi wisata di Indonesia. Dan minatnya mengirimkan wisatawan ke Indonesia pun ternyata demikian besar. Dari presentasi dan diskusi, si agen dengan Dirjen ­Pemasaran Pariwisata di Shanghai, Cina, CEO tour operator itu menyatakan keyakinannya akan bisa mengirimkan sekitar 500 ribu wisatawan setahun ke destinasi-destinasi di Indonesia. Keyakinan tersebut, disamping berdasar­ kan pengalamannya dan jejaring konsumen­ nya yang telah luas, dan destinasi di Indonesia diyakini­nya, selain tujuan Pulau Bali, dipasar­ kannya juga destinasi lain seperti Lombok hing­ ga Labuan Bajo untuk menyaksikan komodo. Lebih dari itu, menurut Dirjen, strateginya juga sejalan dengan strategi yang diinginkan oleh Kemenparekraf, yakni, memasuki pasar-pasar di luar kota-kota besar Cina. Beberapa kota besar seperti Beijing, Shang­ hai, Guangzhouw (dan Hong Kong) telah relatif mantap tergarap, dengan telah berkembangnya jumlah frekuensi penerbangan langsung dari

10

Dirjen Pemasaran Pariwisata Esthy Reko Astuty

kota-kota utama tersebut ke Indonesia. “Mereka juga berencana menarik wisatawan dari kota-kota sekunder di Cina ke Indonesia dengan penerbangan charter,” demikian di­ terangkan Dirjen Esthy Astuty. “Kita menar­ getkan sekitar satu juta wisatawan dari Cina untuk tahun 2013,” ditegaskan oleh Dirjen. Selain dinyatakan bahwa agen tersebut memiliki klien 60 juta, sekitar tiga juta di antara­nya tergolong high end consumers. Tapi memang, berhentinya operasi Batavia Air sejak awal Februari 2013 ini termasuk perbangan­ nya ke Cina, sempat melahirkan kendala yakni berkurangnya ketersediaan seat penerbangan langsung antara Cina–Indonesia. Karena itu pula Dirjen dan CEO agen melihat cara lain untuk memenuhi kekurangan kapasitas, antara lain dengan operasi charter flight. Esthy Astuty menyatakan hal itu pun telah disampaikan juga kepada Garuda Indonesia. Terbuka kemungkinan besar di mana kapasi­ tas penerbangan yang belum digunakan oleh maskapai pihak Indonesia,—dalam rangka ­reciprocal agreement antar kedua negara—, izinnya dapat dipergunakan oleh maskapai lain yang bersedia mengoperasikannya. Vol. 4 l No. 38 l Februari 2013

Proses

Di pasar Cina, Kemenparekraf kini me­ningkatkan upaya memasuki kawasan-kawasan di luar kota-kota besar di daratan Cina seperti disebutkan tadi. Wisatawan Cina ke Indonesia menggemari pantai, Bali menjadi tujuan utama. “Sebetulnya memang kebanyakan tertarik akan pantai, kita tawarkan culture atau heritage, religi. Yogya untuk Budhis contohnya. Bali yang mereka kenal selama ini, pantainya di selatan, kita coba yang lebih ke ecotourism, lebih ke Bali Barat dan Utara, lalu ke Lombok dan Labuan Bajo. Itu yang kita coba tawarkan ke mereka,” ujar Esthy Reko Astuty. Dari capaian jumlah kunjungan wisman ke Indonesia tahun 2012 sebanyak 8,040 juta wis­ man, tahun 2013 ini ditargetkan 9 juta, itu ber­ arti sekitar 12,5 % meningkat. “Nah, kita harus putar akal, strategi, fokus tertentu ke pasar yang memang punya po­ tensi, punya peluang dan aksesnya juga sudah memungkinkan. Ya itu pasar Cina, Australia, ­Singapura, Malaysia dan Rusia,” demikianlah Dirjen Pemasaran Pariwisata menguraikan. Cina pertumbuhan ekonominya luar biasa. Yang liburan tadinya hanya saat Tahun Baru Cina, perayaan Hari Buruh 1 Mei , libur tradisional di bulan Oktober, ---di sekitar itulah--- sekarang pada musim liburan sekolah pun masyarakat Cina cenderung pergi keluar negeri. Di sana memang sudah terkenal singkatan SingMaTa, untuk destinasi Singapura Malaysia Thailand. Tiga destinasi itu menggrap pasar ke kota-kota, yang utama, yang outbound-nya besar. Itulah Beijing, Shanghai, Guangzhou, maka Indonesia kini melihat ke secondary target, tidak semata ke yang utama, yang tidak dibidik oleh kompetitor, tapi di sana tersedia potensi yang cukup baik. Kemudian mencoba mendekati kota-kota yang punya pertumbuhan ekonomi tinggi, seperti Provinsi Shantung, dan juga di ­tetangga Shanghai. “Kita langsung mendekati juga ke industri,“ kata Dirjen. Di negeri Cina, memang, pertama, pendekatan haruslah ke pemerintah. Semua pihak di sana lebih meng-apreciate bila terlebih dulu masuk ke jalur pemerintah. “Sambil kita menjajaki approach ke industri­ nya, bagaimana kita bisa bekerja sama,”­katanya. Ada beberapa pemerintah setempat, ­seperti di Provinsi Xantung, cukup ‘agresif’, ­sekitar 5 kota besar di provinsi itu yang potensial. Di sana


Promosi Luar Negeri

Beijing Kuala Lumpur

Shanghai

Singapura

Guangzhou Yogyakarta

Bali Lombok Labuanbajo

Potensi dari luar kota-kota utama di Cina. Rute penerbangan reguler yang hingga kini dimanfaatkan.

bertemu sekaligus pemerintah dan industrinya, dibicarakanlah kerja sama untuk meningkat­ kan kunjungan ke Indonesia, demikian juga kunjung­an dari Indonesia ke sana tentunya. Di samping itu kenyataan industri di sana umumnya beroperasi online. Ini harus diper­ hatikan dan, dilayani. Dari yang mereka pre­ sentasikan, mereka sebenarnya sudah tahu mengenai produk kita. Mereka tahu pasar kita seperti apa dan bagaimana mendekatinya jadi sudah cukup baik melihat peluang yang ada di Indonesia. Perlu cepat dalam melaksanakannya. Kalau ­SingMaTa mereka sudah berhasil, karena geografis lebih dekat, tentu harga-harganya relatif lebih murah. Distinasi Maldive dirasakan agak jauh. Penerbangan tidak kekurangan. Mereka menyampaikan sendiri tentang ke­ mungkinan menggunakan charter flight. Maka, kalau mereka menghadapi masalah mengenai perijinan, “Kita juga support, walau otoritas bu­ kan di kita,” ditegaskan oleh Dirjen. Dari pelaku industri yang lain, banyak juga berinisiatif melakukan kerja sama langsung. Ceritanya, seminggu sebelum pertemuan dengan satu agen besar disebutkan tadi, Dirjen mendampingi unsur pelaku industri wisata dari Indonesia bertemu membicarakan kerja sama dengan holding company di Shanghai, dalam rangka ide melaksanakan penerbangan charter dari Shanghai.

Konsulat Jenderal RI di Shanghai yang men­ dukung, telah menegaskan warga RRC ke Indonesia diberi fasilitas visa on arrival. Tapi, mengingat penerbangan charter selalu membawa rombongan besar, dan penerbangan yang dijalani cukup lama sekitar 6 jam, maka perlu dipikirkan cara agar mereka tidak terlalu terganggu dengan keharusan antri--, quieng, urusan dokumen-dokumen saat kedatangan. Konsulat menyampaikan sebaiknya visa di a­pply dulu sebelum berangkat, maka mereka merasa lebih secured. “Konjen di Shanghai amat ­welcome untuk membantu,” kata Dirjen. Adakah kemungkinan on board immigration? Sedang diharapkan kerja sama dengan imigrasi. Dirrjen Pemasaran Pariwisata telah sempat membicarakannya dengan Dirjen Imigrasi. Ide­ nya, kalau proses itu memungkinkan, diperlu­ kan satu petugas yang menangani, agar cepat, menghindari antri yang panjang saat di darat. Pada rute penerbangan Garuda Indonesia dari Jepang ke Indonesia, visa on board itu sudah berjalan, yakni para penumpang dari Jepang diproses dokumen kedatangannya di atas pe­ sawat beberapa saat menjelang pendaratan. Praktek itu merupakan salah satu strategi untuk menggarap pasar wisman, untuk mencapai tar­ get kunjungan wisman. Agen-agen di Cina umumnya menjual per­ jalanan berupa paket. Dan dengan penjualan

online, prosesnya cepat sekali. “Kita tinggal membantu fasilitasi,” ujar Esthy. Bicara strategi, kita harus ikuti, mau tak mau, perkembangan teknologi pemanfaatan IT dan media sosial, industri kita pun harus mengem­ bangkan operasi ke arah itu. Jadi harus jeli me­ manfaatkan peluang, IT, termasuk mengguna­ kan media sosial. Selanjutnya patut diperhatikan pengalaman, bahwa juga efektif pendekatan komunitas. Toh para ‘komunitas’ itu praktis masing-masing su­ dah mempunyai ‘produk’. Kita tidak perlu lagi meng-create, kita tinggal meng-attach saja produk paket mereka. Komunitas lazimnya su­ dah rutin menyelenggarakan pertemuan tahun­ an, di suatu tempat yang berbeda-beda, maka, di antara sekian banyak komunitas yang telah menyusun schedule kegiatan, begitu didekati dan ditawarkan destinasi, di situlah kebijakan dan strategi penjualan akan berhasil. Adapun di daerah destinasi, baik pemda maupun indus­ trinya perlu didorong terus memperhatikannya. Masih kurang ketersediaan guide yang ber­ bahasa China. Kalau wismannya berasal dari Beijing, Shanghai, mereka ada yang bisa ber­ bahasa Inggris. Tapi kalau dari daerah-daerah di luarnya, namun pertumbuhan ekonomi tinggi, mereka tak banyak berbahasa asing, nah itu kan perlu disiapkan pramuwisata yang lancar ber­ bahasa China. n

Vol. 4 l No. 38 l Februari 2013

11


Asean

P

ariwisata kapal pesiar pun secara eks­ plisit dimasukkan dalam pernyataan kesepakatan para Menteri Pariwisata ASEAN yang berlangsung pada 21 Januari 2013 di Vientiane, Lao PDR. Pertemuan Kedua Belas para menteri pari­ wisata ASEAN Plus Three (China, Jepang dan Re­ publik Korea)—disebut APT—diadakan dalam hubungannya dengan ASEAN Tourism Forum (ATF) 2013 dan Pertemuan ke-16 menteri-menteri pariwisata ASEAN, dengan sebelumnya didahului oleh pertemuan APT NTOs (Kantor-kantor Pariwisata Nasional) pada 19 Januari 2013. Dalam melaksanakan Rencana Kerja APT, para menteri akan mengadopsi Rencana Kerja Kerja sama Pariwisata APT 2013–2017, yang ­meliputi pariwisata yang berkualitas, pengembangan kete­rampilan, pemasaran dan promosi pariwisata bersama, pariwisata kapal pesiar, dan komunikasi krisis pariwisata. Penerapan Rencana Kerja itu nantinya akan mem­ promosikan hubungan dan memperkuat kerja sama antar Organisasi Pariwisata Nasional. Para menteri sepakat membentuk Kelompok Kerja Pariwisata APT untuk menerapkan Rencana Kerja tersebut. Sementara itu, industri pelayaran wisata di ASEAN sedang diharapkan tumbuh cukup pesat, justru oleh kalangan pelaku juga. Sejak menje­ lang akhir tahun lalu, Managing Director Royal ­Caribbean Cruises untuk China dan Asia, Liu ­Zinan, mengatakan: “Gelombang perbaikan baru dan yang akan datang dalam infrastruktur pelayaran di ASEAN merupakan dorongan kuat terhadap ­industri pelayaran di kawasan itu.” Ia mencontohkan berkembangnya pelabuhanpelabuhan di kawasan ini. Itu penting menumbuh­kan pasar pelayaran sekaligus perjalanan yang menarik, operator pelayaran internasional akan tertarik memasuki ASEAN. Disebutkannya Sepang di Malaysia, Subic di Filipina, Benoa di Bali, Indonesia dan Singapura, semuanya sedang dikembangkan atau ditingkat­ kan untuk mengakomodasi lebih banyak jalur pelayaran. Tahun ini, infrastruktur utama yang baru seluas 28.000 m2, Marina Bay Cruise Centre di Singapura, akan mulai beroperasi pada bulan Mei. Fasilitas ini dapat mengakomodasi kapal terbesar di dunia pe­ layaran dan menangani 6.800 penumpang pada satu waktu. Sekarang beroperasi ditandemkan dengan Pusat Cruise Singapura yang juga baru dari hasil investasi US $ 11 juta program peremajaan.

12

Kita Di Tengah The new Marina Bay Cruise Centre di Singapura.

Di Indonesia, menurut dia, fasilitas di pelabuh­ an Benoa di Bali sedang diperluas dan ditingkat­ kan. Sekitar 200 kapal pesiar akan mengunjungi pelabuhan Indonesia tahun ini, naik dari 100 sepuluh tahun yang lalu (tapi itu estimasinya di tahun lalu. Kini tercatat jumlah bisa mencapai 300 calls akan diterima Indonesia tahun ini). Ada yang menambah jalur pelayaran ­seperti Star Cruises dan Costa, dari pangkalannya di Singa­pura, menawarkan pelayaran ke Kuala Lum­ pur, Langkawi, Redang, Penang dan Malaka, ibu­ kota Thailand Bangkok, Phuket dan Koh Samui, di ­Indonesia Bali dan Kepulauan Komodo, dan Viet­ nam Ho Chi Minh, Danang, dan Ha Long Bay. Jalur pelayaran utama yang kini terhampar di ASEAN akan meningkatkan kehadiran cruise ship di Asia Tenggara. Kapal-kapal yang lebih besar termasuk Costa Cruises, Costa Deliziosa, dan Royal Caribbean, panjang kapalnya 311 meter, 137.276 ton, 14 dek penumpang, seperti Voyager of the Seas, kapal pesiar terbesar yang pernah berpang­ Vol. 4 l No. 38 l Februari 2013

kalan di Asia. Celebrity Millennium kapal milik Royal Caribbean akan berpangkal di Singapura tahun ini. Demikian juga Mariner of the Seas, yang ukurannya sama dengan Voyager. Menarik diperhatikan, kapal-kapal yang be­ rangkat dari Singapura, umumnya berlayar ke arah utara, ke Thailand, hingga ke Eropa dan ­Afrika. Yang berangkat dari Hongkong umumnya berlabuh paling selatan di Singapura saja, kemu­ dian putar haluan terus ke Thailand, Eropa hingga Timur Tengah dan Afrika. Tapi yang kapalnya berangkat dari San Fransisco, dan yang dari Sydney, umumnya mengam­ bil rute pelayaran ke beberapa poin kunjungan di ­Indonesia, di Bali, Lombok, Probolinggo, Sema­ rang, Ujung Pandang, ada juga ke Pare-pare. Kemenparekraf memasang strategi dalam pemasaran wisata kapal pesiar antara lain men­ jadikan Benoa di Bali, sebagai turnaround point sebagaimana pernah diumumkan oleh Wamen­ parekraf. Itu kini mulai menjadi kenyataan.


Asean

Pelayaran 13 Negara

Salah satu yang telah mengambil Benoa se­ bagai turnaround point ialah program berlayar 26 hari oleh kapal Seabourn Odyssey. Tanggal 15 Maret 2013 ini, contohnya, memulai perjalanan wisata baharinya dari Benoa, Bali, berkunjung di Lembar, Lombok, lalu ke Celukan Bawang, Probo­ linggo, terus singgah di Surabaya, di Semarang, barulah lanjut ke Singapore, Phuket, ke India di Cochin, Mangalore, Marmagao, Mumbai, hingga ke Khor al Fakkan, Khasab, dan berakhir di Dubai. ASEAN memiliki atribut alami yang mendukung pengembangan cruise. Lebih dari 25.000 pulau di kawasan Asia Tenggara dibandingkan dengan sekitar 7.000 di Karibia. Pameran Cruise Shipping Asia Pasifik di Singapura, akan digelar menjelang akhir 2013 ini, telah menerima pendaftaran 63% peserta pameran akan berasal dari ASEAN, naik dari 46% tahun lalu. Permintaan untuk lokakarya agen perjalanan cruise dan pelatihan, telah me­ lebihi kapasitas.

Kemajuan ASEAN Para Menteri Pariwisata ASEAN di forum ATF tadi, mengakui tahun 2012 sebagai periode di­ namis bagi pariwisata negara APT. Kedatangan wisatawan internasional tumbuh signifikan, ko­nektivitas udara telah ditingkatkan antara ­negara-negara APT, dan itu memberikan kontri­ busi terhadap pertumbuhan positif 11,9% diban­ dingkan dengan 2011. Pada 2012, negara-negara APT menerima lebih dari 98 juta kunjungan internasional. Intra APT tetap sebagai sumber utama pasar dengan pangsa 64,8 persen dibandingkan dengan total kunjung­

an internasional pada tahun 2011. Pertemuan itu dihadiri oleh Pehin Dato Yahya, Menteri Industry and Primary Resources, Brunei Darussalam; Thong Khon, Menteri Tourism, Cambodia; Wang Zhifa, Vice Chairman of China National Tourism ­Adminis­­­tration; I Gusti Putu Laksaguna, Inspek­ tur General Kemenparekraf Indonesia, mewakili Mari Elka Pangestu, Menteri Parekraf Indone­ sia; Yosuke Tsuruho, Wakil Menteri Land, Infrastructure, Transport and Tourism, Jepang; Kwak Youngjin, Wakil Menteri Culture, Sports and Tou­ rism, Rep. of Korea; Bosengkham Vongdara, Menteri Information, Culture and Tourism of Laos PDR; Dato’ Ong Hong Peng, Secretary General, Ministry of Tourism Malaysia, mewakili Dato’ Sri Ng Yen Yen, Menteri Tourism, Malaysia; U Aung Zaw Win, Dirjen Directorate of Hotel and Tourism, Myanmar mewakili Htay Aung, Menteri Hotels and Tourism, Myanmar; Ramon R Jimenez, Men­ teri Muda Pariwisata, Philippines; Lionel Yeo, Chief Executive, Singapore Tourism Board, mewakili S Iswaran, Wakil Menteri Trade and Industry, Si­ ngapura; Sombay Kuruphan, Wakil Menteri Tourism and Sports, Thailand; Ho Anh Tuan, De­ puty Menteri Culture, Sports, and Tourism, Viet­ nam; dan Le Luaong Minh, Sekjen of ASEAN.

Plus 3 Negara Mitra

buhan pariwisata berkelanjutan, puas dengan peningkatan kemajuan kolaborasi di sektor transportasi antara ASEAN dan China, Jepang, dan Korsel, terutama pada inisiatif konektivitas udara antara ASEAN dan peningkatan masingmasing anggota ASEAN dan masing-masing negara Plus Three. Para menteri menyambut baik kesimpulan dari negosiasi Protokol 2 pada pertu­ karan hak kebebasan lalu lintas udara kelima (fifth ­freedom) antara negara anggota ASEAN dan China di bawah Perjanjian ASEAN–China Air Transport yang akan menciptakan aksesibilitas udara lebih ba­nyak di antara kota-kota di ASEAN dan China. Dan menghargai upaya-upaya Jepang untuk per­ luasan konektivitas udara dengan masing-masing ­negara-negara ASEAN, dan menantikan kesimpul­ an awal ASEAN-ROK Air Transport Agreement. Diakui juga peran penting dari ASEAN–Japan Centre, ASEAN–Korea Centre dan ASEAN–China Centre untuk lebih mempromosikan pertukaran pariwisata antara negara-negara ASEAN Plus Three, dan menyatakan penghargaan mereka atas bantuan teknis yang diberikan ketiganya di bidang promosi pariwisata, partisipasi dalam pameran pariwisata yang besar dan peningkatan kapasitas. Para Menteri Pariwisata ASEAN menyampaikan apresiasi mereka kepada China atas dukungan dan bantuan yang diberikan kepada negara anggota

Dalam pernyataan Pelabuhan Benoa di Bali. bersama, para Menteri Pariwisata ASEAN menya­ takan ini: menegaskan kembali komitmen me­ reka untuk memperdalam dan memperluas kola­ borasi. Masing-masing Menteri menugaskan pe­jabat senior untuk mempercepat finalisasi Nota Kesepahaman Kerja sama Pariwisata APT, yang akan menjadi salah satu instrumen penting untuk memperkuat hubungan baik dan kerjasama di ASEAN melalui penyediaan stan gratis di China bidang pariwisata antara negara-negara ASEAN International Travel Mart (CITM) 2012, ­pelatihan Plus Three. pariwisata, shooting film dokumenter, dan pe­ Mereka memperhatikan peran penting aksesi­ ngem­bangan website pemasaran pariwisata bilitas antara negara-negara APT dalam pertum­ ASEAN dalam bahasa China. n Vol. 4 l No. 38 l Februari 2013

13


Pemasaran Destinasi

Rezeki Semakin Datang

Pantai Bungus, dan Salah satu sudut desa Bungus (inzet).

Teluk Bayur

tan. Konservasi itu mungkin Aliyus Kopal masih tetap untuk pengembangbiakan. menjadi lurahnya. “Saya di Pulau-pulau lain yang juga dikunjungi adalah sini sebagai fasilitator,” ujarnya. Pulau Sirandah, Pulau Pasupahan, Pulau ­Sinyaru. Sejak tahun 2011 menjadi desa wisata binaan Paling terkenal ya Pulau Pagang dan Sikuai tadi, PNPM Pariwisata. Mereka menerima dana Rp 70 pengunjung ke sana umumnya dari kelas mene­ juta, lalu dibentuk kelompok desa wisata, kemu­ ngah atas. Kelas menengah bawah lebih menyu­ dian dikembangkan. ”Alhamdulilah dari dana kai ke Pulau Kasiak lantaran jarak­nya paling dekat, bantuan itu kami sudah menghasilkan Rp 104 sekitar 1 kilometer, merupa­kan pulau pasir, untuk juta,” katanya. ke sana dikenakan ongkos hanya Rp 10 ribu per Pengurus kelompok desa wisata merekrut orang naik perahu berkapasitas 15 orang penum­ orang-orang yang mau mengabdi pada pariwisata pang. Di situ jarang terjadi cuaca di desa ini. Itu yang mendasari atau esa wisata Bungus, di kota Padang, esktrim. melatarbelakanginya. Merasa tak ­Sumatra Barat (pengucapan dialek Meskipun dikunjungi oleh kelas ber­pe­ngatahuan cukup tentang lokal menyebutnya Bunguih), sudah menengah ba­wah tapi “kami tidak pariwisata namun merasa punya berusia dua tahun sejak 2010. Bebe­ melupakan keamanan penum­ daerah berpotensi, tambah pula, rapa macam kegiatan pariwisata dilaksanakan pang,” kata Lurah Bungus Selatan, rata-­rata anggota yang direkrut oleh masyarakat. Di sana dioperasi­kan peralatan ­Aliyus Kopal. hingga 30 orang sebenarnya se­ seperti banana boat, motor tempel, tentu saja Setiap kapal perahu dilengkapi dang mengangggur dan tidak pula juga sampan tradisional. Kapaldengan pelampung. cukup sekolah, bagaimana ya? Toh kapal motor tempel itu disewakan Jika kapal nelayan dinamakanlah BKM, Badan Keswa­ ­Aliyus Kopal untuk wisata. Ada yang sudah ter­ mengalami kesulitan dayaan Masyarakat, Kampuang Wi­ buat dari fiber. di tengah laut, telah disiapkan satu sata Bu­nguih. Di antaranya beberapa perempuan. Ada pengelola kelompok wisata speed boat untuk setiap saat bisa Lurah berada di luar struktur organisasi lengkap dengan struktur organisasi­ membantu, untuk rescue. Masuk tapi membantu secara teknis bersama dengan nya. Marilah kita tengok ke sana. di situ anggota karang taruna dan perangkat desa dan Pemda Kota Padang. Me­reka Memang Bungus ini bisa di­ ­kelompok tagana. mempedomani sapta pesona. Diajarkan, selaku jadikan sebagai tujuan wisata, Diakui, sudah lama sekitar itu di­ orang pariwisata itu tidak boleh pemarah. Ke­ atau setidaknya tourist spot. Di manfaatkan untuk wisata. ­Me­reka tika tamu tidak jadi membeli paket wisata, tidak Hendro Damuci perair­an laut di wilayah kampung berpikir terus bagaimana caranya jadi berwisata ke pulau, misalnya, ya harus tetap ini bersemayam gugusan pulau. Yang paling ser­ agar bisa mengembangkan potensi. Salah se­ terima dengan senyum. Yaah, rupanya mereka ing disebut, Pulau Sikuai, Pulau Pagang, dan dua orang pemudanya, Hendro Damuci, mengaku yang ­biasanya ‘bandel’, sekarang, dapat uang atau pulau konservasi, yaitu Pulau Bentangu dan Pulau telah mengusahakannya sejak tahun 2000. Per­ tidak, ya tetap tersenyum. Marak. Konservasi primata monyet jenis siamang nah mencari dana CSR dan bantuan-bantuan Desa ini tanpa gapura yang menandakan daerah di Pulau Marak dan babi hutan dan rusa di Pulau lainnya. Pemkot Padang meresponnya pada tahun wisata, itu jadi pikiran, haruskah diba­ngun? Hasil Bentangu. Paling banyak ditemui adalah babi hu­ 2009, ketika itu dia ditunjuk sebagai fasilitator dan yang diperoleh digunakan mensubsidi silang bagi

Desa wisata yang ‘mulai berjalan baik’ di daerah destinasi wisata patut diberikan dukungan lebih lanjut oleh stakeholders setempat. Misalnya, ikut serta menyebarluaskannya melalui internet, web, blog, hingga Facebook dan Twitter. Termasuk dari kalangan usahawan pariwisata, organisasi, pemda lokal, maupun pribadi.

D

14

Vol. 4 l No. 38 l Februari 2013


Pemasaran Destinasi

ke Desa Wisata Bungus beberapa kegiatan. Masyarakat di sini umumnya nelayan, kini dengan sadar berdwifungsi. Di saat tamu atau wisatawan tidak datang, mereka tetap pergi melaut. Perahu merekapun selalu tersedia untuk kegiatan wisata manakala dibutuhkan. Ada juga tamu menyewanya untuk me­man­cing. Sampan berkapasitas 4–5 orang ­disewakan Rp 700 ribu–1 juta per hari atau per malam. ­Berangkat pagi berarti sampai sore, atau bila pergi malam berarti sampai pagi, itu hitungan sewa per hari. To­ talnya selama 12 jam. Tamu-tamu biasa­nya mengi­ nap di pulau-pulau dengan mendirikan tenda. Rezeki semakin datang. Ternyata, ada pula orang fanatik suka mancing malah membeli­kan perahu untuk dipakai sehari-hari oleh masyarakat. Maksudnya, kapan pun sang pe­milik hendak me­ mancing, perahunya sendiri sudah tersedia. Mere­ ka mengelola perahu itu dalam sebuah kelompok desa wisata. Pelbagai informasi mengenai desa wisata bahari kini muncul dari kampung Bunguih ini. Tamu bisa memilih kapal tradisional tanpa motor dengan harga yang tentu berbeda. Masih cukup banyak jumlah sampan tradisional yang memakai cadik, rata-rata nelayan memiliki satu, milik pri­ badi. Jadilah mereka nelayan sekaligus pelaku pariwisata lokal. Belum sempat didata berapa nelayan telah

berdwifungsi. Namun di hari libur, mereka tidak melaut. Ada hari pantangan melaut, Jumat, ­biasanya dari pagi sampai dengan setelah shalat Jumat. Termasuk kegiatan pariwisatanya. Selain kapal tradisional, ada kapal modern dari fiber, speed boat berkapasitas maksimal 10 orang. Sewa boat itu Rp 1,2 juta per hari. Untuk kelom­ pok lebih dari 20 orang, ada lagi kapal sewanya.

Sebuah kapal paling besar berkapasitas 40 orang, jenis kapal tunda yang telah dimodifikasi untuk penggunaan pariwisata. Sewanya berupa paket sekitar Rp 2,5 juta. Tergantung juga pada tujuan­ nya. Rata-rata tamu dibawa ke Pulau Pagang. Di sana bagus untuk menikmati wisata bahari. Jarak antara pulau di laut relatif dekat, dalam sehari kita bisa mengunjungi tiga pulau. Misalnya ke Pulau Sikuai, Pagang dan Silonjong. Tergantung permintaan tamu. Harga sewa tetap sama. Yang beda ialah harga masuk ke tiap pulau. Tamu akan langsung membayar ke pengelola resor. Misalnya di Pulau Pagang biaya masuk Rp 15 ribu per orang. Yang mengelola Pulau Sikuai adalah Grup Pusako, swasta lokal. Sekarang sedang beredar satu gagasan. Bebe­ rapa pulau diinginkan hendak dikelola sendiri. Mereka berniat mengembangkan satu di antara pulau-pulau tersebut menjadi sebuah tempat yang mencerminkan bagaimana masyarakat Mi­ nangkabau hidup menjalani tradisi dari masa ke masa, sejak dulu kala. Yang bisa mencerita­kan zaman tiada listrik, selalu mengenakan pakaian tradisional, dan seterusnya. Tapi belum muncul investor yang bersedia. Seperti dicatat tadi, ada dua pulau yang dipe­ runtukan bagi konservasi dan itu pun sudah di­ masukkan dalam paket berwisata. n

Desa yang Mempekerjakan 120 Pemandu

D

Awal mulut Goa Pindul .

esa yang satu ini sungguh hutan, tapi setelah tahun 2010 menjadi pembicaraan banyak orang. Di situ terdapat sebuah goa, telah puluhan tahun diketahui. Namun belakangan menjadi tempat wisata menyusul didapatnya pengeta­huan tentang pariwisata ketika beberapa anggota masyarakat mengikuti pelatihan di Gunung Kidul. Diajak studi banding ke goa-goa yang terdapat di Pacitan, kemudian diperoleh lagi pelatihan dari dinas provinsi. Merasa cukup, maka akhir­ nya dicoba mengemas goa itu menjadi tempat wisata. Awalnya rada sulit. Masyarakat di sini bertradisi kejawen, di Goa Pindul, itu salah satu namanya --, dipercayai sebagai tempat sarangnya makhluk-makhluk halus. Nah, butuh waktu. Selama hampir empat b­ulan diupayakan sosialisasi, bahwa makhluk halus memang benar ada, tapi ya namanya ciptaan Allah, kita juga bisa mengembangkan dan memanfaatkannya menjadi tempat wisata dan sebagainya. Pertama, dipilih Goa Pindul itu. Berhadapan pendapat yang saling bertolak belakang, sebagian lebih cenderung memikirkan sawah dan ladang, sebagian sependapat

Vol. 4 l No. 38 l Februari 2013

15


Pemasaran Destinasi dengan pemikiran tadi, memanfaatkan Pindul. Praktis setiap hari kelompok terakhir itu pergi ke goa melakukan bersih-bersih. Dirintis sejak Juni 2010. Baru pada bulan Oktober 2010, diundang­ lah bupati, sambil dinyatakan tempat itu dibuka untuk umum. Persisnya 4 Oktober 2010 oleh Bu­ pati Gunung Kidul langsung. Satu bangunan kemudian didirikan untuk se­ kretariat tahun 2011, sebelumnya, sebuah kan­ dang sapi milik masyarakat dipinjam sementara. Kandang yang tak terpakai, disewa. Dinamakan seketariat Dewa Bejo, singkatan dari Desa Wisata Beji Harjo. Tentu ada maknanya. Dewo, dalam pewayangan adalah yang paling tinggi, Bejo arti­ nya keberuntungan. Dimaksudkan, segala sesuatu yang kita lakukan untuk pariwisata di sini akan te­rusmenerus memberi­ kan keberuntungan. Tadinya hanya Goa Pindul, kini ditam­ bah dengan Goa Glatik, dan Sungai Oyo yang ternyata Subagyo juga bagus. Terciptalah kini desa wisata bernama Desa Wisa­ ta Beji Harjo dengan ikonnya Goa Pindul. Adapun Oyo river dijadikan wisata menyusuri sungai. Uniknya, sebagian sungainya mengalir di dalam goa, sebagian lanjutannya di permukaan tanah terbuka. Air sungai yang mengalir dari Goa Pindul akan bertemu di Sungai Oyo pas di air terjunnya. Masih ada satu goa lagi yakni Goa Gelatik, le­ taknya berdekatan. Ini goa kering. Ukuran stalak­ tit dan stalakmitnya hampir sama dengan yang ditemui di Pindul. Bedanya di Goa Pindul stalaktit dan stalakmitnya basah. Kita susur Oyo dulu. Kemudian ke Pindul. Di situ kita melaksanakan cave tubing di Goa Pindul, caving Goa Gelatik, dan Oyo river tubing. Menyu­ suri Oyo dengan perahu. Bisa juga menggunakan tubing alias ban. Safety-nya pun lengkap: jaket pelampung, sepatu (khusus caving, tubing dan rafting), helm. Untuk rafting, semua kelengkapan itu dikena­ kan. Juga dilindungi asuransi, bekerja sama de­ngan PT Jasa Raharja Putera. Mungkin ini satu-satunya obyek wisata yang dikelola oleh masyarakat yang memiliki asuransi. Setiap pengunjung yang mem­ beli tiket otomatis dilindungi asuransi. Dan, mu­ lailah wisman datang. Biasanya pada hari Senin– Selasa. Dari Inggris banyak, dari Malaysia juga. Tahun 2010 dikunjungi oleh hanya 106 orang. Tahun berikutnya 2011 melonjak hingga 18 ribu orang dan ternyata tahun 2012 mencapai 68 ribu

16

Goa Pindul. Sekretariat Dewa Bejo.

Lubang di langit-langit menjelang keluar goa.

orang. Jumlah itu termasuk wisman dan wisnus. Alhasil, masyarakat setempat kini mempunyai 120 pemandu wisata, umumnya warga kalangan muda. Staf di bagian penjualan tiket tadinya be­ kerja di Carefour sekarang ditarik pindah ke sini. Para pemandu itu telah diberikan pelatihan oleh dinas pariwisata lokal dan dinas provinsi. Ditentukanlah SOP, standard operating procedure, bahwa setiap 5 orang tamu akan dipandu oleh 2 orang pramuwisata. Ini berlaku untuk cave tubing dan river tubing, di Goa Pindul, di Goa Gela­ tik dan Sungai Oyo. Vol. 4 l No. 38 l Februari 2013

Catatan: Nama kelompok wisata: Kelom­

pok Sadar Wisata Dewa Bejo. Ketuanya, Subagyo, Ketua Pengelola Desa Wisata Beji Harjo, merang­ kap Ketua Forum Desa Wisata se-Gunung Kidul. Musim terbaik ke Goa Pindul Juli–Desember, pe­ riode air di dalam goa jernih sekali. Ukuran Goa Pindul: Panjang: 350 meter, Lebar: 5 meter, Keda­ laman air rata-rata 7 meter, paling dalam 12 me­ ter. Ketinggian langit-langit goa 7 meter, Tersedia sejumlah 67 helm, dan life jacket 350 buah. Dana PNPM Pariwisata, tahun 2011 (pertama) Rp 65 juta, dan tahun 2012 (kedua) Rp 100 juta. n


Event

Jailolo Pun Maju Terus

K

emenparekraf mendukung sekali even semacam ini. Wamenparekraf yang mengkampanyekan perlunya daerah dan destinasi menciptakan ‘Success Story’ dengan menyelenggarakan ke­ giatan promosi pariwisata di destinasi, —tentu dengan bermutu dan mengesankan—, kali ini pun menebar semangat yang oleh Guber­ nur Malut, disambutnya dengan menyatakan terima kasih, bahwa kawasan Indonesia ke arah timur kini semakin diperhatikan dan karenanya bersemangat membangun dan mengembang­ kan pariwisata. Satu acara Semalam di Jailolo digelar di Balairung Sapta Pesona Kemenparekraf. Waktu­ nya tepat. Mengawali Visit Halmahera Barat Year 2013 di bulan Januari, bersamaan itu, mempro­ mosikan sedari dini rencana Festival Teluk Jailolo yang akan berlangsung lima bulan kemudian, pada 16–18 Mei 2013. Kemenparekraf bersama Pemerintah Kabu­ paten Halmahera Barat menggelar acara seni budaya bertajuk Semalam di Jailolo tersebut pada Kamis malam (31/1/2013). Di situ ditampilkan potensi dan budaya Kabu­ paten Halmahera Barat dengan menampilkan tari-tarian tradisional, juga serangkaian hiburan mini show Sasadu on The Sea yang mereflek­ sikan acara puncak pada Festival Teluk Jailolo mendatang. Bukan itu saja. Juga digelar pertunjukan tar­ ian dan musik daerah Halmahera Barat pada Car Free Day di Ibukota Jakarta, yang dimulai dari Samping Hotel Mandarin Oriental hingga Bundaran Hotel Indonesia, pada Minggu pagi (3/2/2013). Pada acara terbuka itu dilepas 1.000 balon berwarna merah sebagai tanda pembu­ kaan even Visit Halmahera Barat 2013. Hadir dalam acara ‘Semalam di Jailolo’ antara lain Wamenparekraf Sapta Nirwandar, Gu­ bernur Maluku Utara, Thaib Armayin, Bupati Halmahera Barat, Namto Hui Roba. Festival Teluk Jailolo tahun ini memasuki ke-5 kali. Sapta Nirwandar, Wamen Parekraf me­

Saat mengumumkan Visit Halmahera Barat 2013 dan Festival Teluk Jailolo 2013 dalam jumpa pers di Kemenparekraf yang dipimpin oleh Wamen Parekraf Sapta Nirwandar (kedua dari kiri); bersama Gubernur Maluku Utara Thaib Armayin, Bupati Halmahera Barat Namto Hui Roba (ketiga dan empat dari kiri) dan Direktur Promosi Pariwisata Dalam Negeri Faried Moertolo (ujung kiri). Ini dua di antara tampilan Fesval Jailolo 2012. Menarik, bukan?

ngatakan, serangkaian kegiatan pertunjukan ini merupakan upaya Kemenparekraf bersama Pemda Halmahera Barat untuk mempromosi­ kan Kabupatennya agar semakin dikenal oleh masyarakat. “Ini momentum dimulainya Visit Halmahera Barat Year 2013 dan diharapkan menjadi media promosi Festival Teluk Jailolo 2013 yang merupakan even rutin Pemerintah Daerah dan telah ditetapkan dalam kalender event Kemen­ parekraf,” kata Sapta Nirwandar. Wilayah Kabupaten Halmahera Barat termasuk dalam kawasan coral triangle dunia yang Vol. 4 l No. 38 l Februari 2013

memiliki beragam potensi alam bawah laut serta menjadi salah satu desti­ nasi wisata minat khusus untuk selam (diving). Wisatawan ke Teluk Jai­ lolo memang umumnya para divers dari mancane­ gara. Bupatinya pun se­ orang penyelam. Maka diharapkannya jumlah wis­man penyelam bakal se­ makin ba­nyak berkunjung. Pada tahap sekarang ke­ tersediaan akomodasi me­ mang dari home stay, kata Bupati, hotel melati ada 18, tetapi justru telah memberikan peluang bisnis bagi masyarakat setempat. Gubernur Thaib Armayin sependapat dan mempertimbangkan, pemda provinsi-nya ke­ mungkinan memberikan dukungan lang-sung pada maskapai penerbangan, misalnya, berupa dana promosi untuk memasarkan destinasi Maluku Utara. Sebab, sekali airlines membuka rute ke Ternate, Maluku Utara, operator pener­ bangan niscaya mengharapkan mening­katnya lalu lintas penumpang, dan sebagian tentulah para wisatawan. n

17


Utama

Pertumbuhan Pasar Cruise Eropa

Kapal Pesiar Semakin terbangun sarana dan prasarana menerima kunjungan kapal kapal pesiar internasional di demikian banyak pelabuhan laut tersebar di seluruh negeri Indonesia, manfaatnya juga semakin cepat langsung dirasakan masyarakat. Manfaat material mela­ lui pembelanjaan para wisman ketika mendarat, biaya-biaya lain yang di­keluarkan, bersamaan manfaat immaterial dari interaksi yang terjadi antara manajemen kapal, berikut isi kapalnya dengan masyarakat yang dikunjungi.

M

enjadi turn around port akan memberikan dampak luar biasa bagi Bali. Multiplier effectnya panjang karena tamu tidak akan datang sehari di Bali, mereka yang turun paling tidak akan menginap semalam, begitu juga dengan kru kapal, itu berarti mereka akan shopping, makan di restoran dan lainlain. Sedangkan yang akan memulai perjalanan dari Bali, tidak mungkin mereka datang saat kapal datang, paling tidak sehari sebelumnya. Rata-rata mereka menginap 2–3 hari sebelum k­apal sandar.

Pertumbuhan Pasar Cruise Amerika Utara

18

Vol. 4 l No. 38 l Februari 2013


Utama

Internasional PENGEMBANGAN PELABUHAN UNTUK DAPAT DISANDARI KAPAL SEKELAS VOYAGER OF THE SEAS Sabang Belawan

3 pelabuhan yang dapat

mengakomodasi kapal kapasitas besar dengan labuh jangkar : 4Lombok 4Tanah Ampo 4Komodo

Probolinggo

Jakarta

Semarang

Surabaya Benoa Celukan Bawang

5 pelabuhan direncanakan siap akhir 2013 3 pelabuhan direncanakan siap akhir 2014

Pelaksanaan pengembangan pe­ labuhan untuk dapat disandari oleh kapal sekelas dengan kapal Voyager of The Seas, tergambar di sebelah ini. Mestinya meng­ indikasikan peluang bisnis bagi praktisi bisnis, dan, investor. Pelabuhan-pelabuhan tersebut dengan sendirinya ­berpeluang menjadi lokasi pusat-pusat yachter dan kapal Ekspedisi. De­ngan luas­ nya perairan laut Indonesia, ban­ yaknya pulau-pulau, telah dibuka keleluasaan dan kemudahan untuk keluar dan masuk wilayah perairan Indonesia bagi yachter internasional, yang telah diatur melalui satu Peraturan Presiden. Yachter tidak diharuskan masuk dan keluar perairan Indonesia hanya satu point saja.

( Kemenparekraf )

Shore excursion pattern

Rata-rata kapal pesiar besar di Bali memang tinggal 12 jam. Bi­ lamana overnight paling lama hanya dua malam. Rata-rata lama shore excursion (tur di darat) 6-8 jam. Trip ini biasanya akan dise­ suaikan dengan kondisi destinasi dimana kapal labuh atau sandar. Tur darat sehari penuh seringnya mencapai hingga ke ­Kintamani di mana banyak obyek dikunjungi di sekitarnya. ­Untuk tur setengah hari rata-rata sampai Pura Besakih dengan lama tur 6 jam.

Pertumbuhan Pasar Cruise Australia 2002–2011

Peluang yang harus dimanfaatkan

Sudah tidak diragukan Indonesia sebagai one of the most ­ onderful cruise attraction in the world. Tidak perlu semua w pelabuhan di Indonesia dibangun menjadi pelabuhan modern seperti di Singapura. Yang diperlukan adalah tempat berlabuh atau sandar yang aman bagi kapal, harus nyaman bagi penum­ pang saat mereka turun di ponton/jetty. Vol. 4 l No. 38 l Februari 2013

19


Utama Pasarnya terbuka luas dan Pertumbuhan Jumlah Cruise Traffic wisatawan kapal pesiar ingin ke Indonesia 2001–2013 datang ke sini. Paling tidak, ada satu pelabuhan yang re­ presentatif di Bali, supaya bisa dipakai menjadi destinasi in­ ternasional. Setelah itu, baru ke inter-insulernya, antarkepu­ lauan. Dari kacamata pelaku bisnis, Bagus Sudibya mengatakan bahwa kesempatan bisnis bagi pelabuhan sama dengan ke­ sempatan destinasinya. Mak­ sudnya, masing-masing daerah yang mempunyai pelabuhan harus memiliki ikonnya sendiri, ( Kemenparekraf ) sebuah destinasi yang ikonik. Keterangan: *2013 angka proyeksi Misalnya Semarang dengan Borobudurnya, Probolinggo se­ bagai pintu masuk ke Bromo dan lain sebagainya. Setelah menyiapkan pelabuhan untuk kapal besar, lalu me­ Satu Diantara Tujuh Wisata Minat Khusus nyiapkan marina untuk yacht. Keberadaan kapal-kapal kecil ini akan memberikan kesempatan masyarakat membuka usaha emenparekraf sekarang sedang menggiatkan promosi untuk seperti usaha reparasi dan seterusnya. Orang Indonesia memiliki me­na­rik kunjungan wisatawan ­dengan maksud tujuan ‘minat keterampilan tinggi dalam perkayuan dan tangan-tangannya khusus’, lazim disebut special ­interest ­tourists. Yang dilakukan oleh piawai berseni, penumpang dan pemilik yacht juga memerlukan ­pemerintah dan ­mengajak agar industri pariwisata meng­ikutinya, ialah air dan bahan bakar serta akan berbelanja kebutuhan logistiknya menyo­sialisasikan informasi, meng­kampa­nyekan me­ngenai tujuh kate­ langsung ke masyarakat, dan seterusnya. gori wisata minat khusus yakni: 1. Wisata Budaya dan Sejarah; 2. Wisata “Inilah trickling down effect dari adanya cruise,” kata Bagus Alam dan Ekow-isata ; 3. Wisata Olah Raga Rekreasi (menyelam, selancar, Sudibya. “Sekarang tinggal bagaimana kita bisa menang­ kapal layar, treking, dan mendaki, golf, bersepeda, marathon, hash); 4. kap peluang itu. Untuk membangun wisata bahari di Bali dan Wisata Kapal Pesiar; 5. Wisata Kuliner dan Belanja; 6. Wisata Kesehatan di ­Indonesia, sangat diperlukan keseriusan,“ tambah Ketut dan Kebugaran; dan 7. Wisata Konvensi, Insentif, Pa­meran dan Even. ­Ardana. n

K

20

Vol. 4 l No. 38 l Februari 2013


Kapal Wisata Hub Port Kupang

Pergerakan para yachter di perairan Indonesia akan difasilitasi dengan hub port yang direncana­ kan di Kupang, Nusa Tenggara Timur. “Kita harap­ kan Eltari (bandara Kupang) terhubung dengan Darwin (­Australia). Bandara Kupang bisa berko­ laborasi ­de­ngan marina besar di Kupang (manakala ­marinanya sudah terbangun, red.). Jadi, orang-orang yang menaruh kapal di sana bisa pulang ke Darwin melalui Eltari. Dari Dar­ win bisa ke mana-mana. Kawasan itu ideal sekali ­untuk yachter. Masa kita tidak bisa mencapai target di tahun 2016, tidak bisa mendapatkan investor yang mau membangun marina di Kupang?” ujar ­Achyaruddin. Para yachter disilakan masuk Dalam perspektif membangun ­wisata dan keluar dari pintu-pintu ini. ­bahari ini berbagai even Sail ­telah di­ selengarakan. Sail Indonesia, Sail Buna­ken, Sail Banda, Sail Wakatobi–Bangka ­Belitung, ran laut ­Indonesia selama beberapa Yacht Races, dan ajang ­lain-lainnya. tiga bulan, maka kebijakan Tahun ini akan digelar Sail Komodo, maka ini perpres tersebut membuka akan menjadi ajang strategis menonjolkan kemungkinan untuk bisa NTT. mencapai enam bulan. Ke­ Sasaran yang diharapkan ialah menarik mudahan itu nantinya ber­ 10 ribu yacht bisa bermain di Indonesia tahun Achyaruddin kat semua entry-exit ports 2015–2016. Tahun 2012 tercatat sekitar 900 tadi telah bekerja online. yacht. Kelancaran urus­an masuk dan keluar kapalUntuk pelaksanaan perpres itu dari sudut pari­ kapal wisata melalui 18 ports tadi, ditambah kekuat­ wisata, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif an informasi dan promosi dunia maya yang banyak ata yacht, dalam bahasa Indonesia, telah mengeluarkan surat Keputusan Menteri. digunakan oleh kalang­an yachter, merupakan lan­ bisa dipadankan sebagai ‘kapal wisata’. ­Pembahasan-pembahasan sedang berlangsung dasan untuk ­harapan itu. ­Ketika terlaksana apa yang diamanat­ dengan berbagai instansi lintas sektoral, dengan Adapun marina di Kupang, sedang on progress. kan dalam Perpres No.79 Tahun 2011, Kemlu, Perhubungan, Kemenhukham, Kelautan dan Sejalan itu pula flag off Sail Komodo akan dilakukan maka yachter atau kapal wisata asing dari manca­ Perikanan, Mabes TNI AL dan lain-lain. di sana. Itu untuk menunjukkan pada dunia ba­ Menurut Direktur Pengembangan Wisata Minat gaimana sail kapal wisata bisa dimulai dari Kupang. negara akan mudah menikmati bahari Indonesia. Peraturan Presiden Nomor 79 Tahun 2011 dimak­ Khusus, Konvensi, Insentif dan Even, Kemenparekraf, Marina itu, ibarat gula, akan mengundang semutsud ialah tentang Kunjungan Kapal Wisata (Yacht) Achyaruddin, sistem prosedurnya akan siap dibuat­ semut alias para yachter akan datang. Asing Ke Indonesia. Mereka bisa masuk melalui satu kan tahun 2013 ini. Mudah-mudahan tahun 2014 Kupang merupakan pelabuhan alam, kedalaman di antara 18 pelabuhan entry yang telah ditentukan, sudah terealisasi di seluruh 18 pelabuhan, katanya. laut pantainya 20 meter lebih. Maka yang ditunggu demikian pula bisa keluar dari sekarang adalah para investor. mana saja di antara 18 ­pelabuhan Dan baik diperhatikan. Para tersebut. yachter yang memperoleh izin Demi memberi ­kemudahan tiga bulan di Indonesia, rata-rata dan kelancaran, kini sedang ‘main’ alias turun di darat selama diproses pengembangan fasilitas 40 hari. Maka dengan kebijakan fisik, kantor-kantor pelayanan izin nanti diberikan enam bulan, CIQP (bea cukai, imigrasi, karan­ matematis tentulah mereka tu­ tina, kepelabuhanan). Dan, di run di darat sekitar 80 hari. Per setiap point itu mereka bisa satu kapal membelanjakan USD mengurus mendapatkan CAIT 1.000 satu kali mendarat. Jika ­(Clearance Approval Indonesia mendarat selama lima hari be­ Territory). Juga, untuk izin kapal rarti per kapal mengeluarkan bisa masuk, nanti cukup sang USD 5 ribu. Ya, satu kapal itu kan pemilik kapal sendiri langsung bisa muat 5–6 orang. bertindak sebagai ‘penjamin’. Statistik berbicara, di ka­ Kota dan Masih ada prospek meng­ wasan perairan ASEAN dan pelabuhan Kupang gairahkan lagi. Kalau selama ini ­Pasifik ­berlayar ± 50.000 yacht dari udara. mereka bisa ‘bermain’ di perai­ per t­ ahun. n

Menarik 10 Ribu Yachter

K

Vol. 4 l No. 38 l Februari 2013

21


Bisnis

Yacht dan Kapal

berbendera merah putih. Apa pula kaitan bisnis dengan bendera ini? Adalah peraturan yang disebut sistem cabotage, di mana ka­ pal berbendera asing, tidak boleh mengangkut dan menurunkan penumpang di antara tujuan-­tujuan di dalam rute wilayah dalam negeri. Tanpa ben­ dera Indonesia, kapal boleh menerima penumpang isnis di wisata bahari mengekspos pe­ Andai di Indonesia banyak tersedia tipe super naik dari Bali, tetapi tidak boleh menurunkannya di luang, setidaknya tiga kegiatan. Per­ yacht atau modern sailing yacht... wah, akan banyak wilayah Indonesia lain. Sebaliknya, penumpang di­ gerakan kapal pesiar yang berukuran be­ wisman tertarik, datang, menyewa, dan mereka bisa izinkan turun di Indonesia tapi tidak boleh naik dari sar—mewah—skala internasional, lalu berlayar dari satu pulau ke pulau lain, misalnya, dari dalam wilayah Indonesia. Jadi, kapal yang ingin menaik-turunkan penum­ pergerakan kapal-kapal ber­ukuran Pulau Bali ke timur hingga Papua. jauh lebih kecil yang dikategorikan Atau ke Sulawesi, Kalimantan, bah­ pang di dalam Indonesia haruslah berbendera expedition ship dan ­liveaboard ship, kan hingga ke Sabang di Pulau Weh, Indonesia. Maknanya kapal tersebut terdaftar di Indonesia, dengan memenuhi persyaratan tertentu, dan pelayaran yacht, baik yang di­ di perairan sebelah utara Aceh. miliki dan digunakan pribadi, mau­ Pada prakteknya, kapal cruise terlepas dari urusan kepemilikannya. Jika kebetulan pun yang disewakan. yang besar, dan tipe kapal expedi- sedang berlayar menyeberang dari Jawa ke Bali dan “Indonesia bagus untuk yacht,” tion yang berukuran jauh lebih kecil, berpapasan dengan kapal berbendera Filipina, itu William Robin Engel, meyakinkan, berlayar misalnya dari Hong Kong ke pun tidak boleh dinaiki oleh penumpang yang ka­ dia sendiri berpraktek di bisnis ini. arah selatan, Filipina, Malaysia, Si­ takanlah hendak pindah kapal. Peraturan cabotage Diceritakannya, beberapa orang ter­ ngapura, lalu melintasi laut Indone­ berlaku bukan hanya untuk kapal pesiar penumpang lihat seperti ‘miskin’ yang ditemuinya sia menuju ke Australia. “Pokoknya tapi juga kapal kargo. William Robin Engel Contoh lain lagi, seandainya pada pelayaran dari berlabuh di Pulau ­Serangan (Bali), mereka berlayar ke mana-mana,” bisa dijumpai juga di beberapa tempat lain di luar kata William Robin. Maksudnya tentulah peluang Bali ke Komodo tampak kapal berbendara Thailand negeri. Mereka ternyata punya yacht atau ­kapal. berkeliling pulau-pulau di Indonesia menawarkan menaik-turunkan penumpang (baca wisatawan) Di Indonesia sebenarnya lumayan banyak orang tempat-tempat singgah yang demikian banyak pada rute itu, dan itu terjadi sekitar 3–4 tahun lalu, maka itu termasuk kegiatan ‘ilegal’. Dan, tentu saja, yang ingin menyewa kapal semacam itu. Ada warga variasinya. Colorado yang mengirim yacht-nya ke sini. Dia tentu Adapun kapal pesiar, kalau bisa Indonesia suatu merugikan bagi Indonesia, sebab semua penghasil­ mengeluarkan biaya sendiri. Orang seperti itu biasa­ ketika memiliki sendiri. Setiap minggu, atau setiap an me­reka dari mengoperasikan ke­giatan wisata ini nya sudah menyusun rencana, sehingga merupakan 2 minggu, atau setiap 3 minggu bisa dibuat rencana praktis dibawa pulang ke negaranya. Perihal itu sebenarnya kalangan praktek bisnis. pelaku bisnis wisata bahari di Satu bulan di Indonesia, kapalnya Labuan Bajo dekat pulau Komodo, disewakan, kemudian bulan berikut­ mengklaim menemukan kapal nya kapal dipindahkan ke Australia, atau boat berben­dera asing masih di sana disewakan lagi, berlayar lagi. menjalankan bisnis tersebut hingga Kalau orang Indonesia punya kapal akhir tahun lalu. seperti ini, tak sedikit nanti wisman Tapi kita memang dihadapkan yang mau datang dan menyewa. dengan tantangan dan peluang “Kami menjalankan bisnis ­seperti berkaitan bisnis ini. Kita belum itu, kami punya banyak kapal kayu,“ mempunyai marina yang cukup, ujar William. Tapi belum bisa yakni pelabuhan tempat yacht san­ mengimpor kapal jenis yacht mo­ dar dan disimpan. Hanya di Jakarta, dern, dengan ­alasan bea masuk yang dengan penduduk berjumlah 15 dirasakan tinggi. juta, dipunyai tiga marina: namanya Menurutnya,—dia juga anggota Marina Mutiara, Marina Ancol dan pengurus Gahawisri (Gabungan Pe­ Marina Batavia. Itupun kondisi tiga ngusaha Wisata Bahari) —, perihal marina ini belakangan ini berbedabea masuk itu telah pernah diutara­ beda: Marina Ancol cenderung kan kepada Kementerian Keuangan. Kapal pesiar Silver Shadow yang mengangkut ribuan turis mancanegara merapat dipenuhi kapal-kapal kecil untuk ke Idenya, agar mendukung kegiatan di Pelabuhan Benoa, Bali. Pulau Seribu. Marina Batavia sudah wisata ini tumbuh lebih cepat, bea masuk yang tinggi itu baiknya diturunkan, terhadap pelayaran yang besar. Diadakan lecture on board setengah penuh. Sedangkan pantai Mutiara sudah peralatan wisata bahari umumnya selain terhadap mengenai kebudayaan kesenian Flores misalnya. ‘tenggelam penuh’. Kalau wisman Australia mau datang ke Indone­ kapal-kapal yacht. Termasuklah misalnya peralatan Ada lectureship untuk budaya Papua, lectureship water sky, water sport, karena memang hampir se­ ­untuk budaya Sulawesi, selain relaxing dan shopping sia dengan kapal atau yacht, di Bali hanya ada satu mua perlu diimpor. di Jawa. Itu artinya, kapal tersebut haruslah ber­ marina, yakni di Benoa. Di sana mampu memuat maksimal 30 kapal. Adapun di Padangbai dan Tanah Namun keadaan itu bukan berarti menghalangi bendera Indonesia. kelanjutan bisnis ini. Yang dimiliki umumnya kapal Di pelabuhan Hongkong maupun Sydney, baik Ampo, tersedia fasilitas hanya buat kapal feri—agar terbuat dari kayu, seperti phinisi, dan, itulah yang kapal-kapal besar atau ekspedisi, sedemikian ba­ bisa merapat—naik dan turun penumpang. Tidak disosialisasikan dalam pemasarannya. nyak tampak sandar, namun tidak kelihatan yang bisa parkir di situ. Di Flores belum ada marina. n

Berbendera Merah Putih

B

22

Vol. 4 l No. 38 l Februari 2013


Bisnis

Klaster Kegiatan di Laut

N

ama pelabuhan Bitung sudah mendunia, tak lain oleh ke­ giatan wisata bahari. Kendati disinggahi satu dua kali saja setahun oleh international cruise ships yang besar dan me­ wah, dan di situ lima kapal Liveaboard mengambil tempat untuk home base. Namun antara bulan Juni–Oktober, ramai dikunjungi kapal-kapal kelas liveaboard yang memang kategori khusus digunakan para divers. Wisman ini datang dari semua penjuru dunia, dari Amerika, Eropa, Rusia, Jepang hingga Australia. Sebuah kapal bernama Ocean Rover pindah dari Thailand, di tahun 2008 ke Bitung. Pemiliknya kini warga Austria. Di buritan kapal itu berkibar ben­ dera merah putih. Setiap kali trip berangkat dari Bitung mengangkut 16 orang wisman, di 8 kabin @ 2 orang, dan dua kabin single bed. Kalau di perairan sekitar Sulawesi Utara, “setahun kami melaksanakan 10–12 trip, rata-rata berdurasi 12 hari,” dijelaskan oleh Ute Neininger, manajer reservasinya. Periode November hingga Mei, cuaca di kawasan timur Indonesia termasuk Papua berbeda, dan kebalikannya dari Sulawesi Utara. Maka kapalnya pindah ke kawasan perairan Raja Ampat. Di sana pun beroperasi, mendatangkan lagi wisman dari berbagai negara. Kapal-kapal liveaboard ini secara kasat mata telah banyak tampak ber­ operasi di Bali, Nusa Tenggara, Sulawesi Utara hingga Papua. Tipe kapal ini juga digunakan sebagai expedition ship, jenis lain lagi dalam kegiatan wisa­ ta bahari. Rute-rute pelayaran yang mereka layani seperti telah membagi bahari Indonesia dalam beberapa klaster. Lihatlah beberapa di antara rute yang sudah on sale ini :

Vol. 4 l No. 38 l Februari 2013

23


Bisnis Setiap kali singgah di desa pantai di tengah per­ jalanan, mereka turun. Mereka tur desa, menyak­ sikan kehidupan masyarakat, interaksi pun terjadi, tentulah dalam suasana yang menceriakan, baik bagi penduduk yang ramah menyambut wisman, maupun bagi wisman yang merasakan eksotika berkomunikasi dengan ma­syarakat yang intact da­ lam tradisi keseharian. Ada desa di mana beberapa becak menjadi alat transportasi. Mereka berkeliling menunggang beca. Yang menunggang dan penduduk yang menonton kian ceria dan komunikatif. Dari sudut bisnis, menurut Ute, usa­hanya men­ cantumkan tag line: Luxury Liveaboard ­Diving & Adventure Cruises in Indonesia, para pelaku merasa puas. Praktis tak ada kendala, berjalan mulus. Maka bisnis small ship cruises ini berpotensi besar di negeri ini. Pela­buhan-pelabuhan Bitung hingga di desa-de­ sa nelayan tempat singgah, memang, menyenang­ kan hati para kapten kapal, mendapati setiap desa berlaut dalam alami, dan, bersih. Untuk wisata bahari kelas expedition ship, liveaboard cruise, dan yacht, kawasaan tengah dan timur Indonesia rasanya telah dianugerahi oleh Yang Maha Kuasa pada Indonesia untuk dijadikan salah satu pusat wisata bahari di dunia. Dengan kata-kata aslinya, William Robin bi­lang: “Indonesia will be tourism mecca”. Karenanya, perlu mengundang kapal-kapal lagi untuk datang. Indonesia cukup banyak memproduksi kapal kayu, jadi, tidak terbebani bea masuk impor. Itu­ lah sebabnya, paling ba­nyak sekarang tersedia kapalkapal terbuat dari kayu. Tapi kalau masuk pada sport bahari, dan benarbenar bisa berlayar, harus menggunakan fibre glass dan belum bisa dibuat di sini. Kapal untuk sport ­fishing, water sport skiing, masih sedikit sekali. Mengingat luasnya kepulauan Indonesia, dan me­ nyaksikan banyaknya kapal-kapal tersebut di Florida atau di Caribbean, “it’s like the wrong place.” Di dunia tidak ada tempat seperti alam laut dan pulau-pulau Indonesia. “It is a perfect ­tourism, a marine tourism product.” Pesan-pesan yang ditiupkan

Salah satu kapal yang pindah dari Thailand ke Indonesia.

oleh angin nyata dari laut Indonesia serasa bersu­ ara kian keras mengimbau: “Wahai para investor, segeralah bergerak ke sana”. Pengalaman Tersebut pula satu pengalaman wisman asal Ka­ nada dari turnya berkunjung ke Bitung itu sendiri. Dia menulis di blog dan facebook-nya tanggal 28 Febru­ ari 2012. Begini (terjemahan dari bahasa Inggris) : “Apakah Anda merencanakan perjalanan ke Bi­ tung? Jika demikian, saya ingin mencerita­kan pada Anda. Setelah mencari melalui internet sebelum me­

ninggalkan rumah, saya tak memperoleh keterangan, maka kami memutuskan mencari peluang saja jika sudah tiba di sana dan berkeliaran secara independen sekitar wilayah pusat kota. Secara kebetulan kami menemukan seseorang bernama Hamed. Dia fasih berbicara bahasa Inggris, menawari kami tur sehari penuh untuk memperoleh highlights kota dan seki­ tarnya. Kami berjumpa pula dan bergabung dengan pasangan tambahan, lalu kami yang telah berjumlah enam orang, dibawa tur menggunakan sebuah mobil van A/C, sangat bagus untuk ongkos 80 USD total. Makan siang tidak termasuk, kami semua memang inginnya melihat sebanyak mungkin. Disediakannya air dan buah; kami berhenti dan meninjau tempat­tempat ini: Waruga (kuburan kuno yang unik), kawas­an sawah, Fish Farm, Danau Tondano, pasar ba­ sah lokal, Chinese Temple, Monumen Blessing Yesus, Monumen Eiffel Tower, hanya untuk menyebutkan beberapa. Ia adalah pemandu yang sangat baik, dan kami tidak akan ragu memintanya lagi suatu saat. Anda dapat menghubunginya di nomor telepon ini. Dia cantumkan nomor handphone dimaksud. n

Pelabuhan Bitung lingkungannya tenang, dalam lautnya alami cukup untuk kapal merapat (kiri). Salah satu sisi tempat kapal-kapal wisata berlabuh (kanan).

24

Vol. 4 l No. 38 l Februari 2013


Bisnis

Tur the Balinese Way of Life

E

lly Malaihollo, Presiden Direktur Bali nya. Umpamanya, Celebrity Millennium, Hotel OperaPrestige—sudah belajar menangani tion Manager-nya mengatakan mereka akan meng­ cruise sejak tahun 1998—beroperasi arahkan kapal-kapal Celebrity kepada generasi lebih mulai tahun 2006, melihat wisata cruise muda. Mereka minta paket-paket tur petualangan. Berbeda dengan kapal seperti Radiance of The sangat potensial untuk Bali yang sudah mapan des­ Seas dan Rhapsody of The Seas yang tinasi dan obyeknya. banyak membawa penumpang kelu­ Anchored atau lego jangkar me­ arga dan lanjut usia. Kapal semacam repotkan, karena kapal harus meng­ Pacific Sun banyak penumpang lan­ gunakan tender boat dan perlu ban­ sia, tapi tahun 2010 kapal ini lebih tuan kapal lokal seperti dari Bali Hai banyak membawa penumpang ke­ untuk mentransfer penumpang ke luarga. Kapal semacam Azamara darat. Prosesnya bisa menghabiskan lebih mengarah ke kapal butik dan waktu 45–60 menit, bila ombak penumpangnya lebih high class. Jadi sedang tinggi prosesnya akan lebih penumpang kapal pesiar itu mulai lama lagi. Elly Malaihollo dari anak-anak hingga orang tua, Tender boat sebenarnya untuk kebutuhan darurat di kapal dan tidak boleh dipakai. mulai dari pasangan hingga grup keluarga. Dulu Tapi di Indonesia, mau tidak mau kapal akan me­ mungkin ya, waktu awal-awal saya belajar mena­ makainya untuk mentransfer penumpang hingga ke ngani cruise sekitar tahun 1987–2000 penumpang­ nya rata-rata sudah tua. Penumpang kapal pesiar dermaga. Tanah Ampo yang direncanakan untuk pelabuhan mulai dari yang biasa-biasa saja hingga yang lux,“ kapal pesiar masih belum siap. Ombak di sana tinggi Elly Malaihollo menjelaskan. Ada sebuah kapal namanya The World. Manaje­ dan ponton kerap kali rusak. Saat ini pelabuhan Benoa paling representatif. Beberapa kapal melirik mennya menamakan Residences at Sea. Di atas ka­ Celukanbawang. Bali Prestige menerima komentar pal disediakan 162 apartemen. Panjangnya hanya dari kapal Azamara yang sandar di sana akhir Januari 198 meter, penumpang on board sekitar 98 orang, dan krunya 350 orang. Di dalamnya ada 1 bedroom 2013 begini, “This is the port we are looking for.” Di Celukanbawang hanya ada dermaga. Penge­ apartment, 2 bedroom apartment, dan 3 bedroom lola pelabuhan akan mensterilkan pelabuhan dari apartment. Pemilik kapal adalah pemilik apartemen kegiatan bongkar muat selama kapal pesiar sandar. di kapal itu. Bukan kamar yang dijual kepada orang Meskipun belum mengadopsi ISPS code, pengaturan lain. Penumpangnya sekaligus pemilik apartemen, atau pemilik menyewakan pada orang lain, atau keamanannya bagus. Bali Prestige, ground handling agent yang mena­ memberikan kesempatan kepada saudaranya naik nganinya menyiapkan tenda layaknya pesta perni­ ke kapal. Pernah masuk ke Indonesia tahun 2010 kahan. Pelabuhan memang tidak modern, justru selama dua minggu dan sandar di Benoa selama 4 banyak hal natural yang bisa dilihat. Komentarnya, malam. Direncanakan pada tahun 2014 dia akan da“Now I see the other side of Bali”, setelah sebelumnya tang lagi ke Indonesia. Alasan naik kapal pesiar karena biaya yang dike­ mereka singgah di Benoa. luarkan bisa lebih murah daripada berwisata den­ Kapal besar yang pernah ditangani, Celebrity gan menggunakan pesawat terbang. Contohnya, pe­ ­Millennium, membawa 2.093 wisman, kru 975 orang. Yang mengikuti paket tur 1.400 orang, sisanya dita­ numpang kapal pesiar dengan membayar USD 250 per hari sudah bisa mendapat kamar hotel, makan ngani oleh travel agent lain atau FIT. Travel agent di luar dari agen yang telah ditunjuk tiga kali sehari ditambah snack, dan ada beberapa kapal harus meminta izin kepada travel agent yang kapal sudah termasuk biaya tur, biasanya tur sete­ ngah hari. Beberapa restorannya lebih eksklusif. ditunjuk sebagai ground handling agent. Tur ke darat umumnya diluar biaya naik kapal Selain itu, kapal-kapal pesiar lebih kecil berpe­ pesiar. Yang memasukan biaya tur setengah hari ke­ numpang 100–125 orang, kapal ekspedisi seperti banyakan kapal-kapal ekspedisi, Spirit of Adventure ­Clipper Odyssey, juga pernah ditanganinya. Kebanyak­ an dari Australia, suka mengunjungi remote area milik Saga dari UK contohnya. Itinerary paket tur harus disesuaikan dengan seperti di Papua, Raja Ampat dan lain sebagainya. Mereka tidak terlalu memusingkan kekurangan fasi­ lamanya kapal sandar, umumnya sehari. Kapallitas lantaran dilengkapi peralatan untuk remote area. kapal Royal Carribbean mulai menginap paling tidak selama satu malam karena mereka merasa satu hari Umumnya mereka interchange atau turn around. “Usia penumpang kapal pesiar tergantung kapal­ belum cukup melihat Bali. Diberi kesempatan pada Vol. 4 l No. 38 l Februari 2013

penumpangnya jika ingin menginap di darat selama singgah. “Judul tur kami adalah The Balinese Way of Life. Kami bawa mereka melihat actual life orang Bali. Selain ke pura, kami ajak melihat rumah-rumah di desa-desa. Penumpang akan turun. Jadi sekarang yang diminati itu interact more with meeting the people,” Elly melanjutkan. Gambaran paket turnya seperti ini: jika labuh atau sandar di pelabuhan Benoa, wisatawan diajak mengunjungi perajin emas dan perak di Desa Celuk, mengunjungi Pura Kehen, ke Desa Penglipuran, ke Kintamani, melihat sawah di Tegalalang, ke galeri seni di Ubud dan terakhir ke Desa Kesiman. Atau, sebuah paket budaya dengan mengunjungi Desa Celuk, Pura Batuan, Desa Mas dan terakhir ke Desa Kedewatan untuk melihat Ancient Barong Dance. Paket turnya langsung menyasar kepada masyarakat di desa. Salah satu desa yang dikunjungi memper­ tunjukan tarian zaman kuno. “Kami membayar pertunjukan itu ke desa. Kami juga membeli snack dan minta disediakan oleh me­ reka sehingga ibu-ibu di sana menyiapkan makanan dengan bungkus plastik agar lebih higienis,” katanya kemudian. Kapal pesiar Celebrity ­Millennium.

Menurut Elly, jika daerah lain sudah mulai di­ singgahi kapal pesiar, harus melihat besar kapal yang akan singgah. Panjang dermaga dan kedalaman ko­ lam merupakan persyaratan yang harus dipenuhi. Jikapun kondisi dermaga masih sederhana dan alami, yang paling penting kapal bisa sandar bukan labuh (anchor). Dia mencontohkan kapal Azamara bisa sandar di dermaga Celukanbawang. “Itulah mengapa mereka tetap happy meskipun kami hanya menyediakan tenda. Akan berbeda cerita jika kapal anchored, penumpang tidak akan mengeluhkan turnya, tapi itu akan mempenga­ruhi mood-nya. Sudah capai setelah tur, masih harus mengantri lagi saat mau kembali ke kapal dan se­ bagainya,” katanya mengakhiri pembicaraan dengan Pariwisata Indonesia di awal Februari 2013. n

25


Bisnis

Barang Suvenir Yang Bersaing

P

ernahkan Anda menyaksikan pa­ meran Inacraft, yang diselenggara­ kan setiap April di Jakarta Con­ vention Center? Pada setiap kali evennya di beberapa tahun terakhir, tampak pengunjung asing, berwajah serius, penuh per­ hatian, berkeliling dari satu ujung stan ke ujung lainnya. Ada yang sendirian, kelompok kecil berdua atau bertiga, bergerak terpisah-pisah, dan mereka lalu mampir di stan yang menarik perhatian mereka. Bukan sekedar terkesima lalu memegang-megang barang yang ditelisiknya. Mereka bertemu, tampak berunding, dan ya memang, mereka tampak tawar menawar ­de­ngan pemilik stan. Siapa pemilik stan? Mereka peserta pameran yang memamerkan dan memasarkan produk handicraft, kerajinan tangan. Dari berbagai

Suvenir keramik dari Belanda seperti ini tentulah dicari wisatawan.

26

Magnet berbentuk wayang dari Jawa Tengah ini (kiri) dilengkapi dengan teks informasi mengenai sang Bima, tapi tak bisa langsung dibaca selengkapnya, sebagian besar teks tertutupi karena ditempatkan di bawah wayang. Ukuran setelah dikemas menjadi 11 x 7 cm.

daerah tentunya. Ratusan peserta di Inacraft itu praktis datang dari seluruh provinsi dari Sabang hingga Merauke. Tetapi apa yang ditawar para pengunjung ­asing ini? Mereka, secara individual, pun ­datang dari pelosok dunia, Asia dan Timur Tengah, ada juga dari Amerika Latin, dan beberapa dari Eropa. Tersebutlah satu contoh, pengunjung dari Hong Kong. Dia sibuk berunding dengan pe­ ngusaha kerajinan tangan dari Yogya. Keba­ nyakan barang yang dijual di stan ini berukuran serba mini, produk suvenir. Ternyata, dia se­ dang mencari produsen kerajinan tangan yang memproduksi barang-barang suvenir berupa ‘kenang-kenangan’ dari satu destinasi wisata. Pengusaha dari Hong Kong itu memberikan order memproduksi ‘suvenir Hong Kong’, untuk dibuat di Yogyakarta, lalu dikirimkan ke Hong Kong. Maka pengunjung di obyek wisata kota Hong Kong yang mengklaim ‘where west meet east’ itu, akan membeli kenang-kenangan dari Hong Kong yang mungkin buatan Yogya. Bukan made in Hong Kong. Tapi memang demikianlah pariwisata mem­ buka kesempatan usaha dan kesempatan kerja, antara lain melalui produksi dan penjualan me­rchandise goods. Dari satu sisi gejala atau feno­mena itu sejatinya sesuatu yang normal, business as usual saja. Setiap even, apalagi even olah raga besar dan ramai, niscaya mem­ buka peluang merchandising business. Dan bagi masyarakat kita umumnya juga telah terbiasa dengan membeli dan membawa oleh-oleh. Setiap oleh-oleh pastilah mencerminkan wajah, atau citra, atau pesan dari even yang disaksikan, Vol. 4 l No. 38 l Februari 2013

atau destinasi yang dikunjungi, dan, dinikmati. Ketika barang kenang-kenangan itu telah mencapai tingkat ‘populer’ (seperti kipas dari Jepang dan Korea, kincir angin dari Belanda, dan seterusnya), sejalan dengan destinasi yang diwakili atau ditampilkannya juga bertam­ bah populer, maka semakin besarlah volume produksinya yang akan diminta oleh pasar. Di ­situlah industri kreatif ini semakin kuat ber­peran ikut mempromosikan destinasi, bersamaan itu, membuka semakin banyak kesem­patan ber­ usaha dan berproduksi. Pesan-pesan yang di­titipkan melalui ba­ rang merchandise atau kenang-­kenangan itu, bukan­kah kadangkala terasa seperti cerita atau

Dari China, salah satunya seperti ini, dengan warna tipikal, merah.


Bisnis informasi yang “niscaya diceritakan oleh para ­pramuwisata atau guide ketika sedang mem­ bawa wisatawan berkeliling meninjau obyek daya tarik wisata?” Masalahnya tiba pada stra­tegi dan taktik berbisnis. Di zaman serba cepat tetapi efisien ­namun tuntutan estetika tetap meningkat, pihak konsumen menuntut ‘kemasan’ yang juga serba efisien namun estetik. Mari kita lihat beberapa perbandingan yang ‘sederhana’, namun diyakini mem­bawa inspi­rasi. Ini ditemui belakangan ini. Suvenir ini adalah magnet untuk ditempel di dinding kulkas, gambarnya Ka’bah. Dikemas dalam plastik transparan sehingga ukur­an kemasannya 17 x 7 cm, dicantumkan merek Arch. Buatan Malaysia. Malaysia bahkan memanfaatkan ­keindahan arsitektur rumah tradisional Minangkabau, dan, selain jelas berjudul Rumah Minangkabau di­cetak juga Malaysia untuk menyatakan itu ­barang suvenir dari Malaysia. Kerapihan dan keindahan desain kemasan­ nya, sama seperti suvenir gambar Ka’bah tadi, ukurannya dibuat standar sama, 17 x 7 cm. Lebih lagi dari itu, di setiap bagian punggung, diurai­ kan informasi mengenai apa dan bagaimana riwayat dari Ka’bah dan Rumah Minangkabau. Mari membaca informasinya tentang Rumah Minangkabau, tercantum begini : Minangkabau House, 1898 — Traditional houses in Negeri Sembilan bear a strong Resemblance to the Minangkabau Houses of ­Sumatra, Indonesia, Because of the migration of Minangkabau ­settlers to the Peninsular in the 17th century. In the early days of the Malay ­Sultanates, many of the Malay rulers and their families lived in timber Palaces. These palaces featured Beautiful carvings on the wall panels and timber posts. This house, built entirely of wood Without nails or screws, was built for a Malay prince in 1898.

Ini salah satu cenderamata di Manado, Su­ lawesi Utara. Jelas ­ditampilkan ikon Bunaken, atraksi utama desti­ nasi wisata ini, di mana para divers dari pelosok dunia mengenalnya sebagai salah satu yang terbaik. Ka­ rena wisata bahari jadi an­ dalan di destinasi ini, maka di perairan ini pula digelar World Ocean Conference tiga tahun yang lalu. Suvenir itu berupa gantungan kunci, da­ lam kemasan plastik sehingga ukurannya men­ jadi 15,5 x 5,7 cm. Yang ini tanpa adanya teks ­keterangan. Jakarta, salah satu suvenirnya menampilkan Monas, ukuran kemas­an plastiknya 10,5 x 5,5 cm, sedangkan isinya berupa tampilan Monas itu, ukurannya 6,7 x 4,9 cm. Ini barang untuk dilekatkan di dinding luar pintu kulkas. Lain lagi cerita di balik suvenir yang mempro­ mosikan Lomba Sumpit Internasional ini. Ke­ tika diselenggarakan tahun 2011 di kota S i n g k a w a n g, barang beru­ pa pin ini dijajakan di tengah ke­r a ma i ­a n berlangsung­ nya even lomba. Ribuan pengunjung berdatangan. Sederhana tapi jelas pesannya sebagai kenang-kenangan menyak­ sikan even lomba, dibuat berdiameter 5,9 cm. Nah, tahun 2012 dilak­ sanakan lagi ajang tersebut, gilirannya di kota Pontianak. Ribuan pengunjung meramaikannya. Sayangnya, pe­ngun­jung tak menemukan merchandise seperti itu, tia­ da dijual cenderamata se­ bagai kenang-kenangan dari menyaksikan even. Vol. 4 l No. 38 l Februari 2013

Kenang-kenangan dari Thailand ini menampilkan gajah.

Ketika ditanya­ kan, pembuat pin tahun 2011 di Singkawang, yang juga menyaksikan keramaian di Pontianak itu, menyatakan tidak lagi meman­ faatkan “pe­luang bisnis membuat dan menjual cinderamata”, lantar­an dia merasa bukan war­ ga Pontianak. Dengan kata lain, menurut dia, orang Pontianak mestinya yang memproduksi dan menjualnya. Barang suvenir—di mana­pun—membawa pesan—datanglah kembali. Dan membuka kesempatan usaha dan kesempatan kerja ada di situ. n

27


Bisnis

Yacht,

yang belum tersedia di sini. Reparasi fiber glass atau perbaik­ an mesin yang diproduksi di Indo­ nesia, sudah banyak tersedia di Bali. Keterbatasan ini dirasakan sekali bagi kapal berbendera Indonesia dan dibangun di sini. Dan tentu akan le­ bih sulit bagi kapal yang totally built7 hari sampai Sumbawa. Itineraryin di luar negeri jika saat dia berlayar nya hampir sama dengan sailing di sini mengalami kerusakan. Bali–Lombok, bedanya dari Gili Air Zully Schulz Ketiga, pengurusan izin masuk langsung menuju Pulau Panjang di Sumbawa. Yang memilih berlayar 10 hari bisa sam­ (CAIT) yang masih sering dikeluhkan terutama oleh pai Flores. Ke Pulau Moyo, Satonda, ke pulau-pulau para yachter dari luar negeri. “Peminatnya di luar itu banyak loh yang mau ke sini karena Indonesia kan kecil di sekitarnya. Perhitungan biaya sebenarnya per kabin, tapi cantik. Selain dari Australia, ada dari Perancis, Ame­ sekarang dibuat per orang. Untuk 2 orang biayanya rika, Jerman. ­Mereka terpaksa kembali lagi setelah USD 800/day, 4 orang USD 900/day, dan 6 orang USD sampai di Singapura. Kalaupun masuk hanya lewat 1000/day. Harga tersebut sudah termasuk 3 kali ma­ saja, dari Lombok, terus ke Singapura,” lanjutnya. Pelabuhan yacht di Bali hanya di Benoa dan kan, free coffee/tea dan mineral water. Soft drink dan ­Serangan. Di Benoa mungkin tidak terlalu banyak beer akan dikenakan extra charge. Saat berhenti, tamu akan diantar ke pantai ­untuk tapi di Serangan banyak sekali. Paling ramai di bulan snorkeling. Yang mau memancing alatnya sudah September ketika berlangsung even Sail Indonesia. Mereka tidak setiap bulan berada di sini, ada yang tersedia. Itu tidak dikenakan charge lagi. tinggal lama ada yang hanya seben­ tar. Yachter itu selalu berlayar. Contoh sebuah Catamaran, Kapal kecil juga membutuhkan lebih nyaman karena draft antara 1,5–3 meter. ­Pelabuhan lebih stabil dan tidak miring. seperti Marina di Benoa sudah ba­ gus. Di Serangan aman sepanjang tahun karena dilindungi oleh Pulau Bali. Yang penting dalam penyediaan pelabuhan yacht terdapat jembatan bagus dan jetty-nya panjang. Di sekitarnya tersedia fasilitas air bersih dan bahan bakar. Sama seperti kapal besar, kapal kecil juga membutuhkan air, bensin, gas, dan kebutuhan logis­ tik lainnya. Di dalam situsnya mereka mengumumkan akan sailing Bali– “Tamu kami dominannya yang berbahasa Jer­ Singapura. Mengenai itu, Zully menjelaskannya: man, dari Jerman, Swiss dan Austria. Karena Pak “Itu private sailing sebenarnya. Kabin di kapal kami Rheinhold bisa berbahasa Jerman, jadi mereka hanya cukup untuk 6 orang. Sebenarnya kami sudah mungkin merasa lebih nyaman. Kami juga banyak programkan dari tahun lalu. Mudah-mudahan tahun terima tamu dari Amerika, Australia, Belgia. Keba­ ini terlaksana. Kami istilahkan ini join sailing, artinya yang berminat bisa membayar murah. Karena akan nyakan couple atau family,” katanya lagi. Bisnisnya bagus sekali dua tahun terakhir. Masih berlayar sebagai tim jadi mereka akan membantu ada beberapa hambatan. Pertama, belum banyak kami sebagai anggota tim. Kami sudah rencanakan ‘tempat parkir’ untuk catamaran di sekitar Pulau ­banyak berhenti, salah satunya ke Kumai, Kalteng. Bali, jadi belum banyak tempat yang bisa dilihat. Selain mengisi bensin, kami juga ingin melihat Saat ini baru di Nusa Lembongan karena di sana ada orangutan.” Menurutnya, yacht masih dilihat sebagai sebuah tempat mooring. Selebihnya mereka harus cruising kapal dari fiber, mewah dan cruising masih dianggap keluar Bali. Kedua, banyak peralatan dan perlengkapan yacht mahal bagi orang Indonesia. Padahal, peminatnya tidak tersedia di Indonesia, bahkan beberapa item di luar negeri banyak sekali karena alam Indonesia tidak diproduksi di Indonesia tapi termasuk dalam tidak ada tandingannya. Dan berbicara mengenai daftar larangan impor. Seperti layar, peralatan elek­ sailing dan cruising di Indonesia tidak akan ada tronik semacam kulkas 12 dan 24 volt, dan spare part habis-habisnya. n

Bagus Sekali!

R

heinhold dan Zully Schulz, pasangan suami-istri Jerman-Indonesia, mem­ buat sendiri catamaran-nya. Kapal ada kabinnya bisa disebut yacht. Monohall yang one body, catamaran yang two body, dan trimaran dengan three body. Jika ada kabin bisa juga disebut yacht. Dulu mereka memiliki trimaran namun kurang nyaman untuk cruise. Catamaran-nya sekarang ber­ ukuran 8 x 15 meter, memberi space cukup nyaman untuk banyak orang di kapal. Phinisi dari kayu termasuk monohall. Ukuran­ nya bisa besar atau kecil. Yang besar nyaman untuk cruising. Kapal kecil, catamaran lebih nyaman karena lebih stabil dan tidak miring. Mereka membangunnya tahun 2008, dan ber­ operasi tahun 2010. Khusus catamaran, hanya ada dua operator, bernama Bali cat di Serangan dan ­Moggi di Benoa. Milik pasangan Schulz menggunakan layar dan motor Yamaha 4 tak. Untuk cruising pribadi mereka lebih suka menggu­ nakan layar, namun saat membawa tamu yang men-charter, mengguna­ kan motor. Membawa tamu berarti mereka terikat dengan waktu, ada jadwal yang harus dipenuhi. Catamaran-nya dilengkapi solar panel dan win ge­nerator untuk me­ nyalakan lampu, kulkas, radio dan peralatan elektronik lainnya. ­Mereka merencana­kan mengganti mesin yang sedang dipakai dengan ­diesel, penggunaan ­bahan bakarnya lebih hemat hanya 3 liter/jam. “Sailing di Indonesia tidak selalu dapat angin. Meskipun angin jarang bersama kami, tentulah se­ lalu berharap angin itu ada. Pernah kami cruising saat angin barat, menuju ke wilayah timur: ke Lom­ bok, Sumbawa, Flores lalu naik ke Sulawesi. Kita bisa ­sailing sampai ke Asia. Kami kembali dengan meng­ ikuti angin timur, biasanya mulai bulan April–Mei. Tapi kami tidak boleh dengan cara itu membawa tamu ,” Zully menerangkan. Booking paling banyak adalah pelayaran Bali– Lombok selama 5 hari 4 malam. Rutenya, dari base mereka di Serangan ke Nusa Lembongan, dilanjut­ kan ke Labuhan Poh dan Gili Air di Lombok, NTB. Saat kembali ke Serangan, jika memungkinkan ke Amukbay, kalau tidak akan ke Nusa Lembongan lagi. Yang juga ramai peminatnya, sailing selama

28

Vol. 4 l No. 38 l Februari 2013


Pelantikan Pejabat

Mendorong Masyarakat Agar Kreatif dan Inovatif

T

elah dilantik beberapa pejabat eselon II yaitu: Dra Fransisca Nina Soemitra sebagai Direktur Pengembangan Pasar dan Infor­ masi Pariwisata, Ditjen Pemasaran Pariwisata; Ir Rizky Handayani Mustafa, MBIT sebagai Direktur Promosi, Kovensi, Insentif, Event, dan Minat Khusus, Ditjen Pemasaran Pariwisata; Sigit Murdianto, SE MM sebagai Sekretaris Inspektur Jenderal, Itjen; Teti Budi Rachmiati, SH sebagai Inspektur 3, Itjen; dan Drs Dewa Gede Ngurah Byomantara sebagai Ketua Sekolah Tinggi Pariwisata Bali, Badan Pengem­ bangan Sumber Daya Parekraf. Wakil Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kre­ atif Sapta Nirwandar melantik para pejabat

eselon II itu bertempat di Balairung Soesilo Soe­ darman Gedung Sapta Pesona Jakarta kantor Kementerian Parekraf, Jum’at (18/1). Wamenparekraf Sapta Nirwandar berpe­ san kepada para pejabat baru yang dilantik agar memberikan seluruh kemampuan, pengeta­ huan dan dedikasi dalam rangka mensinerjikan antara bidang pariwisata dan ekonomi kreatif, hal ini mengingat Kementerian Parekraf meru­ pakan kementerian baru.

”Pemahaman masyarakat terhadap ekonomi kreatif perlu ditingkatkan dalam upaya mendo­ rong masyarakat agar kreatif dan inovatif dalam mengembangkan keanekaragaman budaya se­bagai daya tarik pariwisata dan kekuatan ekonomi kita. Untuk ini diperlukan pejabat penentu kebijakan yang memiliki kompetensi dan memahami substansi sehingga hasil yang di­capai sesuai dengan visi dan misi Kemen­ parekraf,” kata Sapta Nirwandar. n

pat dimana tujuan bahari itu dan obyek yang men­ jadi obyek wisata bahari itu apa. Untuk mengelola wisa­ ta bahari ini jelas menun­ tut sinkronisasi, suatu Bagus Sudibya sistem untuk mengem­ Bali Tourism Board bangkan wisata bahari yang juga lintas sektoral. Di sana perlu Kemhub, bea cukai, keimigrasian, ada pariwisata, ada Depdagri baik pemda maupun pusat, dan sebagainya. Kita juga berada di iklim tropis yang bisa di­ kembangkan sepanjang tahun. Semestinya menjadi peluang yang luar biasa. n

Semarang, Kumai Kalsel, Lembar Lombok, Kupang, NTT, dan Bima dan Badas di Sumbawa. Bima dan Badas itu di satu kawasan. Mestinya ada sembilan, satu lagi di Banjarmasin, tapi belum. Ada rencana kunjungan kapal pesiar ke sana. Kesiapan fasilitas pelabuhan berkejaran dengan demand dan ukuran kapal. Dulu kebijakan meng­ anggap Benoa sudah aman dengan kedalaman -8 hingga -9 meter, tapi sekarang di luar negeri mem­ buat kapal semakin besar. n

Kapal Pesiar

Lagi, Perihal Wisata Bahari Itu

J

adi begini, pasar cruise itu global. Dia bisa mendatangkan penumpang darimana saja. Tinggal bagaimana sekarang destinasinya dan operasinya di Asia. Sudah saatnya kita mempunyai badan otoritas pelabuh­ IG Ngurah Wijaya an seperti pelabuhanBali Tourism Board pelabuhan besar di luar negeri. Kalau sudah otoritas dia yang menguasainya. Kalau pelabuhannya aman maka penumpangnya bisa 100% yang turun ke darat. n

T

etap saja syarat-syarat yang lain juga harus dipenuhi. Termasuk aksesibilitas, transportasi udara dan darat. Sesudah itu akomodasi, tem-

U

ntuk Pelindo III sebenarnya ada de­ lapan ­pelabuhan yang sempat dikunjungi kapal pesiar: pertama pasti Benoa, kedua Ce­ lukan Bawang yang ada di utara Bali; Tanjung Perak Surabaya, Tanjung Mas

Iwan Sabani GM Pelindo III Benoa

Vol. 4 l No. 38 l Februari 2013

T

ahun 2014 nanti Benoa akan punya sebuah marina. Akan tepat momennya, ketika itu nanti jalan tol telah selesai dan perluas­ an bandara juga selesai. Jangan lupa bahwa di sini bukan hanya pela­ Yasa Sediana buhan yang diperbaiki, ASITA Bali tapi juga obyek-obyek wisatanya. Setelah pelabuhannya bagus, kita harus tahu mau dibawa kemana penumpangnya. Mereka akan datang jika destinasinya menarik. n

29


Bisnis

Perspektif dan Pengalaman dari Malaysia

I

ni masih seputar wisata syariah, rasa­ nya perlu diperhatikan lagi. H Abdul ­Rahman Shaari, Ketua Pengarah, ­Islamic Tourism Center di Malaysia, men­ ceritakan sebagian pengalaman negerinya. Definisi Islam Tourism, menurut dia, kegiatan wisata yang berpedoman pada syariah Islam. Kemudian mengembangkan kegiatan wisata yang berpedoman pada syariah, melihat-lihat perkembangan peradaban dan se­jarah Islam, dan mengenali–memahami–mengalami kehi­ dupan masyarakat Islam. Dalam perkem­ bangannya, dise­ butlah Islamic tou­ rism dan Islamic travel. Yang dise­ but terakhir itu, membangun bisnis travel sesuai de­ ngan syariah Islam, H.A. ­Rahman Shaari dan di sini tidak ada purpose. ­Contoh, “dalam itinerary paket golf di Kinabalu yang kami buat, selalu dicantumkan jadwal shalat, tidak ada clubbing, dan itulah yang kita sebut Islamic travel,” kata dia. Turis muslim ke Malaysia terutama ­datang dari Arab Saudi/Timteng, Iran, Brunei dan ­Indonesia. Dari Indonesia (sekitar 2,1 juta wisa­ tawan) berada pada peringkat kedua terbanyak setelah Arab Saudi. Turis dari Arab Saudi rata-

Soft Launching

Pengembangan Wisata Syariah Indonesia

W

amen Parekraf Sapta Nirwandar (ketiga dari kiri, belakang) memimpin peluncuran soft launching Pengembangan Wisata Syariah Indonesia, di Sura­ baya pada 20 Desember 2012. Tiga pejabat mendampingi Wamen saat hari peluncuran itu sekaligus dengan satu seminar, Direktur Konvensi, Insentif, Even dan Wisata Minat Khusus, Rizki Handayani, Dirjen Pemasaran Pariwisata Esthy Reko Astuty dan Direktur Promosi Pariwisata Luar Negeri Nia Niscaya (kiri ke kanan, baris kedua). Grand launching akan diselenggarakan pada pertengahan tahun 2013 ini. n

rata menginap 9 hari, Brunei antara 6–7 hari, dari Iran hampir sama dengan Arab. Shaari mengajukan pengamatannya, bahwa alasan wisatawan muslim memilih Indonesia, dari pengalaman pendataan yang mereka laku­ kan, pertama adalah mayoritas masyarakat­ nya memeluk Islam. Jelas tersedia makanan halal. Banyak fasilitas yang mempermudah wisatawan muslim di Indonesia seperti banyak hotel yang memberitahukan arah kiblat, jadwal dan alat sholat dan Alquran dise­ diakan, ­makanan buffet umumnya halal, serta pemandu yang bisa berbahasa Arab. “Pengalaman saya,” katanya, di negara-­negara Arab tidak semua­ nya bisa memberikan fasilitas se­ perti itu. Rata-rata tujuan turis muslim, terutama dari Arab, da­ tang ke Indonesia adalah untuk sight seeing. Tentu dimaklumi mengingat banyak tempat untuk Papan petunjuk yang jelas dan strategis letaknya di terminal maksud itu tersedia di Indonesia. penumpang bandara Soekarno-Hatta.

30

Vol. 4 l No. 38 l Februari 2013

Yang mendorong mereka datang, seperti dikata­ kan tadi, adalah karena mayoritas penduduknya muslim, dan, ramah. Di Malaysia sendiri, pada tahun 2013 ini akan diterapkan perbaikan sistem visa yang akan semakin mempermudah wisatawan muslim berkunjung. Bersamaan itu, memperbanyak restoran halal juga akan sangat membantu me­ narik wisatawan muslim mancanegara. Sebelum krisis (9/11), Malaysia telah melan­ carkan promosi melalui seminar-seminar, dan sebagainya, di negara-negara Timteng agar mereka mau datang ke Malaysia. Brunei dan Indonesia memiliki potensi wisata Islam yang sangat kuat, katanya lagi. “Kita juga punya program yang bekerja sama dengan Brunei dan, insya allah ke depannya dengan pemerintah Indonesia, akan bekerja sama juga dalam memajukan wisata Islami,” berkata Abdul Rahman Shaari. Dia ketika itu berbicara di hadapan seminar Pengembangan Wisata Syariah Indonesia di Surabaya, Desem­ ber 2012. n


Promosi Luar Negeri

Faried Moertolo (tengah) menyerahkan cenderamata Sasando mini kepada Chuetsu Igarashi, Walikota Yokote (kanan).

Stan Kamakura (rumah salju) Indonesia di Festival Kamakura 2013.

Penetrasi Pasar Jepang Pendekatan Budaya

B

etapapun kemakmuran ekonomi dan kura). Sudah empat abad tradisi Festival ini dilak­ gaya hidup masyarakat Jepang itu sanakan. Kali ini berlangsung pada 14–16 ­Februari relatif paling modern di Timur, ‘bu­ 2013, di kota Yokote, jumlah pengunjungnya seki­ daya’ warisan beratus tahun tetap tar 220.000 orang. Tentu saja menjadi potensial saja kental tertanam sebagai suatu living culture. bagi promosi pariwisata di musim salju. Termasuk dalam keramahan dan respek pada Sungguh, Pihak Pemerintah Kota itu menun­ tetamu. Maka pendekatan melalui aspek budaya jukkan benar perhatian dan sambutan atas par­ akan lebih mengena dan membawa hasil yang tisipasi Indonesia. Mr Hideyaki Kagaya (Kepala lebih ‘lekas’ ketimbang cara lain. Seksi Pariwisata Pemkot Yokote), dan Mr Tsuyoshi Ketika untuk pertama kali, salah satu Pemda di Komatsuda (Seksi Pariwisata Pemkot Yokote) se­ negeri itu, provinsi Akita, memberikan kesempa­ lama kegiatan berlangsung, terus saja mendam­ tan pada Negara asing ikut serta di sebuah Festi- pingi delegasi dan ikut membantu pengerjaan val Kamakura 2013, Indonesia mengambilnya. Di stan rumah Salju Indonesia. Dari kejauhan pe­ bawa ke sana musisi Sasando. Provinsi Akita seki­ nampang luar rumah salju ini sudah bisa terlihat tar empat jam naik kereta api dari Tokyo. lambang Wonderful Indonesia. Benar saja. Pada hari pertama hingga hari ter­ Delegasi Indonesia yang dipimpin Faried akhir Festival, stan Indonesia ramai dikunjungi. Di Moertolo, Direktur Promosi Pariwisata Dalam mana warga Jepang menikmati musik tradisional Negeri Kemenparekraf, dijamu makan siang oleh nan unik Sasando. Musisi kita menyajikan lagu- Wali Kota Yokote, Mr Chuetsu Igarashi. Bersama lagu Jepang dan Indonesia. Delegasi Indonesia sang Walikota hadir pimpinan Yokote City Tourist pun mengunjungi Akita International University (AIU) di kota Yokote. Justru Mr Ryoichi ­Hamamoto, Center for East Asia Research Professor and Deputy Director AIU memberikan penjelasan tentang musik Sasando kepada para mahasiswa dan dosen-dosen. Yokote Kamakura Snow Festival sendiri merupakan festival salju terbe­ sar di negeri Sumo ini. Di situ dipamer­ kan stan-stan yang memperlihatkan Mahasiswa Akita International University menyaksikan sasandois rumah salju tradisional Jepang (kama­ Ndao di kampus AIU-Akita. Vol. 4 l No. 38 l Februari 2013

Association, dan ada juga pengusaha setempat. Kemudian, diundang oleh pimpinan Hokuto Bank, Mr Akira Sasaki bersama putera Indonesia yang bekerja di Bank itu sekaligus pelatih Badminton Tim Jepang, Nunung Subandoro. Pihak Bank, selain merasa amat terkesan de­ ngan keikutsertaan Indonesia di festival Kama­ kura yang amat tipikal Jepang itu, akhirnya me­ nyatakan: Mereka akan berkunjung ke Indonesia pada bulan Mei 2013. Ketika Wali Kota Yokote mengunjungi rumah salju Indonesia, selain diliput, juga Ketua delegasi Indonesia dapat wawancara khusus dengan radio lokal FM. Pendekatan dengan masuk ke kegiatan tra­di­sional mereka, diharapkan berdampak menda­ lam. Lagi pula kota di Akita merupakan secondary cities yang belakangan ini perlu didekati sebagai pasar wisman, di luar kota-kota metropolitan yang telah lazim dan cukup lama digarap seperti Tokyo, Osaka, Nagoya. Promosi pada tipe consumers fair seperti itu, di masyarakat secondary cities, biasanya menghasilkan lagi promosi ‘dari mulut ke mulut’. Gubernur provinsi Akita, Mr Norihisa ­Satake, mengundang dan bertemu dengan delegasi Indonesia. Ketua delegasi pun berpromosi me­ nyampaikan bahwa perlu ditingkatkan kerja sama dalam bidang pariwisata dan bidang lainnya antara dua pihak. Gubernur menyambut positif dan, menyatakan pula, “berencana akan berkunjung ke Indonesia untuk melanjutkan pendalaman membahas mengenai bidang ekonomi, investasi, budaya dan pariwisata.” Begitulah, pada hari terakhir di Jepang, dele­gasi Indonesia mengambil lagi kesempatan menampilkan musik Sasando di restoran bernama Miyarabi Restoran di kawasan Ikebukuro, kota Tokyo. Para pengunjung restoran tam­ Zakarias pak antusias menikmati. n

31


Aksesibilitas Dilihat dari kesiapan infrastruktur bandara, beberapa bandara internasional di bawah ini agaknya kini mende­ sak memperoleh tambahan penerbangan langsung, setidaknya dari beberapa kota besar di ASEAN, di sam­ ping Asia dekat lainnya termasuk India, China, dan Australia. Untuk yang diindikasikan di bawah ini, tahap sekarang Low Cost Carrier berpeluang berperan untuk membuka, selain Kuala Lumpur dan Singapura.

Kompetisi Memukul

Setiap Penerbangan, Setiap Hari, Setiap Waktu Membawa Pesan bagi TA/Tour Operator dan Pemda l Dan titik pandang tertuju ke tahun 2015 l

B

andara Sultan Hasanuddin di ­Makassar hingga sekarang baru dihubungkan de­ngan luar negeri hanya ke Singapura dan Kuala Lumpur. Padahal kapasitasnya cukup untuk menambah lagi pesawat-pesawat mendarat membawa penumpang dari luar negeri. Dan PT Angkasa Pura, pen­ gelolanya, tengah memasang ancang-ancang langkah merealisasi konsep airport city sebagai salah satu bentuk pengembangan layanan. Tapi, menurut General Manager-nya, Rachman Syafrie, diperlukan dukungan dari pemerintah dae­ rah, bukan hanya untuk cita-cita airport city itu, justru hal mendasar, yakni agar pemda segera menetapkan kawasan-kawasan untuk membangun fasilitas yang bermanfaat bagi wisatawan mancanegara. Selama ini pihaknya kesulitan menambah fre­ kuensi penerbangan luar negeri, kesulitan meyakin­kan pasar internasional, alasannya karena daya tarik Sulsel khususnya bagi wisatawan mancanegara belum sebaik negara lainnya di Kawasan Asia Tenggara, terutama untuk tujuan bisnis dan pariwisata. Kondisi seperti itu

32

agaknya dirasakan juga di beberapa bandara interna­ sional di provinsi lain. Sementara itu, di dunia global, bisnis penerbangan umumnya menghadapi dinamika pertumbuhan yang dialektis. Di Indonesia, perkembangannya di­dominasi oleh pertumbuhan jumlah armada dan penumpang domestik yang signifikan. Konsekuensinya membutuh­ kan infrastruktur kebandaraan dan sumber daya ma­ nusia yang harus juga mengimba­ngi. Dalam kaitannya dengan pariwisata khususnya inbound tourism, baik dilihat beberapa aspek yang dihadapi di dunia global.

Contoh 2 Maskapai Menengah

Diberitakan, dua maskapai penerbangan mene­ ngah ASEAN, Bangkok Airways dan Royal Brunei Airlines (RBA), menyusun kembali dan merestrukturisasi struk­ tur keuangan dan operasional dalam persiapan me­ nyambut era langit terbuka di bawah ASEAN Economic Community (AEC) 2015. Bangkok Airways, ingin memposisikan diri sebagai ‘maskapai butik’ Asia pertama, sedang mempersiapkan

Vol. 4 l No. 38 l Februari 2013

diri masuk bursa saham pada semester pertama tahun 2013 ini. Sedangkan RBA, merestrukturisasi usahanya, seraya melakukan kampanye rebranding maskapainya sebagai ‘kecil tapi bergaya’, mirip de­ngan operasional maskapai butik. “Kompetisi akan memukul setiap penerbangan, set­ iap hari, setiap waktu,” begitulah digambarkan oleh Mr Dermot Mannion, Wakil Ketua Royal Brunei Airlines (RBA), pada forum Aviation Outlook Asia Summit ketika berlangsung ITB Asia 2012 di Singa-pura, Oktober lalu. Presiden Bangkok Airways, Mr Puttipong Prasarttong-Osoth, mengatakan para ­pemegang saham perusahaannya berpandangan bahwa transformasi menjadi entitas publik diperlukan agar meningkatkan modal dasar dalam rangka mempersiapkan prospek pertumbuhan jangka pendek dan jangka menengah. Menurut Puttipong, Bangkok Airways bersiap untuk AEC 2015, akan membangun model bisnisnya sebagai maskapai pengumpan regional untuk jutaan turis yang datang ke Bangkok dari luar negeri. Pelang­ gan Bangkok Airways 90% terbang ke Bangkok melalui operator internasional yang kemudian ditransfer diter­ bangkan ke poin selanjutnya. Bisnis ini diproyeksikan akan terus tumbuh berkembang dengan berlakunya AEC di tahun 2015. Dengan proyeksi perkiraan industri lalu lintas pen­ erbangan di kawasan Asia Tenggara menjadi 629 mil­ iar kilometer penumpang dalam 20 tahun, Bangkok Airways akan meningkatkan frekuensi pada rute yang ada, memperluas jaringan untuk tujuan baru dan tum­ buh peluang codeshare menggunakan Thailand seba­ gai hub ke negara-negara AEC. Maskapainya akan meluncurkan penerbangan harian dari Bangkok ke Vientiane, ibukota Laos, me­ nambah penerbangan harian ke Luang Prabang yang sudah ada saat ini. Juga akan meningkatkan frekuensi ke Yangon, Phuket dan Krabi. Tujuan kese­luruhannya adalah untuk menjadi maskapai penerbangan regional terbaik di dunia dalam waktu lima tahun dalam pering­ kat Skytrax.

Kaitan Pariwisata

Teringat kembali pada pandangan dan posisi yang diambil oleh Singapore Airlines. Maskapai besar ini tampak amat hati-hati dan pimpinan tertinggi­nya me­ nyatakan bahwa penerbangan dunia kini ‘lebih bergo­ lak dan bergerak lebih cepat’. Mr Mak Swee Wah, Executive Vice President (Commercial), Singapore Airlines, menjelaskannya dalam sebuah sesi pada Masa Depan Pariwisata di Asia yang diselenggarakan oleh National Association of Travel Agents of Singapore (Natas) di ITB Asia. Saat itu hadirin penuh sesak oleh hampir 400 agen perjalanan. Berbicara terutama dari perspektif penerbangan, ia mengatakan, Asia terus tumbuh dan begitu pula indus­ tri pariwisata dan perjalanan, UNWTO memperkirakan ada satu miliar wisatawan ­internasional tahun 2012. Masalah utama bagi industri penerbang­an adalah volatilitas berkelanjutan dalam biaya bahan bakar yang dulunya US $ 30 tapi sekarang sudah hampir mencapai US $ 100.


Aksesibilitas Menguraikan perubahan di sektor penerbangan, Mr Mak mengatakan bahwa maskapai penerbang­an dan suasana regulasi sedang cenderung bergerak ke arah liberalisasi. Meskipun itu prosesnya akan lambat, kecenderungan umumnya tampak jelas. Singa­pore Airlines percaya itu merupakan hal yang baik meskipun akan berarti kapasitas penerbangan akan lebih besar, semakin banyak pemain dan sema­kin tinggi kompetisi. Hubungan industri penerbangan ASEAN dengan Masyarakat Ekonomi Eropa juga akan menciptakan leb­ ih banyak kesempatan, terutama penerbangan antara kota-kota besar. Sementara itu, RBA bekerja sama dengan Pariwisata Brunei untuk membawa lebih banyak pengun­jung masuk dengan fokus pada pasar regional dan pariwisata Islami. Potensi besar Cina juga dikenali dengan baik. Road-show telah dilakukan di Shanghai dan Hong Kong serta di Mel­ bourne dan di Jakarta. Juga melirik pasar wisata religi dari Timur Tengah.

Di Australia, Bali dan Lombok sudah disatukan dalam penjualan paket produk wisata :

Ini iklan satu konsorsium agen di Singapura :

Kita ke 2015

Dalam bahasa dan sudut pandang seorang direktur operasi penerbangan, Direktur Operasi Garuda Indonesia, Kapten Novijanto Herupratomo meng­gunakan ukuran target terbang per hari 1.200 kali pada 2015 atau melonjak 211% dari posisi saat ini yang masih 385 kali terbang per hari. Diberitakan, “Melalui program ­quantum leap 2015, Garuda menargetkan mampu mengoperasikan 194 pesawat dan terbang hingga 1.200 kali per hari,” kata ­Novijanto. Jumlah penerbangan per hari di tahun 2012 juga me­ ningkat dari posisi 2010, yakni dari 180 kali per hari atau meningkat 256%. Di kalangan ASEAN, sebenarnya, maskapai Indone­ sia juga diperhitungkan menjadi pesaing berat. Pihak RBA menyatakan menghadapi persaingan regional yang meningkat dari maskapai penerbangan konven­ sional dan operator murah, seperti maskapai pener­ bangan murah Indonesia Lion Air yang telah memesan 200 pesawat untuk periode lebih dari empat tahun dan dapat diharapkan ‘bisa memenuhi segalanya’ dalam strategi ekspansinya. Fenomena LCC AirAsia masih menjadi perban­dingan yang cukup strategis diperhatikan. ­Maskapai ini telah meletakkan ‘pusat syaraf’-nya dengan me­milih Jakarta sebagai kantor pusat regional sejak akhir 2012. Dan, akan masuk bursa saham di Jakarta tahun 2013 ini. Tony Fernandes, CEO AirAsia Group, ­diberitakan menyatakan harapannya akan bisnis besar dari ­ASEAN. Dan diakuinya potensi pasar subur di dalam negeri Indonesia sendiri tentu akan digarap oleh banyak op­ erator. Dia bilang: “no single domestic market in ASEAN, not even Indonesia, can match the potential of a regional market of 600 million people and a combined East Asian market of two billion.” Ya, AirAsia meneteskan air liur melihat pasar ASEAN dengan jumlah penduduk 600 juta, dan Asia Timur

yang berpenduduk dua miliar. Kita lihat di ­Indonesia sendiri, boleh dikatakan, pasar wisata wisnus akan memberikan pertumbuhan yang akan bisa mengim­ bangi penambahan-penambahan jumlah armada penerbangan nasional, dan frekuensi serta rute baru penerbangan di dalam negeri. Lalu terungkap, betapa tenaga profesional bagi kebutuhan operator penerbangan Indonesia ­dewasa ini semakin mendesak. Yang pasti dibutuhkan ­te­naga pilot (cockpit crew), pelayanan di kabin (cabin crew), staf pelayanan di darat, dan seterusnya, yang jauh lebih banyak. Di tengah perkembangan bisnis penerbangan di dunia yang dialektik sekarang, Indonesia sebaiknya jangan ketinggalan memperhatikan serius ‘peluang’ (selain tantangan) dari AEC atau Masyarakat Eko­nomi ASEAN. Pertanyaan yang tersisa saat ini adalah bagai­mana operator nasional menggerakkan kemampuan pada rute-rute di kawasan ASEAN, dan Asia dekat lainnya, seperti ke India, Cina, Australia. Memang, yang sudah tercatat hingga sekarang bahwa setidaknya dua airlines nasional tahun 2013 akan membuka kembali penerbangan ke Darwin, kota bagian utara benua kanguru. Garuda sendiri telah menerbangi Australia dengan 35 kali pener­bangan setiap minggu. Vol. 4 l No. 38 l Februari 2013

Lion Air satu fenomena juga di Indonesia, yang diberitakan telah menunda pembukaan operasi maskapai penerbangan ‘butik’-nya, tetapi memfokus­ kan sementara ini pada pengembangan operasional perusahaan joint venture-nya yang berbasis di Kuala Lumpur. Jadi, ‘pusat syaraf’ maskapai ini ber­ada di Kua­ la Lumpur untuk meliput kawasan ASEAN, sementara pusat syarafnya di Jakarta meng-cover operasi pener­ bangan dalam negeri, dan luar negeri lainnya. Kerja sama code-share Garuda Indonesia dan ­Etihad Airways sesungguhnyalah membuka peluang demikian besar bagi industri pariwisata Indonesia. Dari sudut terbukanya pasar, contohnya, SIA di sam­ping telah me­ nambahkan layanan harian keempat ke Inggris, juga memperluas rute ke Australia, Cina dan India, bersamaan anak perusahaan penerbangan murahnya, memperluas rute ke Australia dan Cina. Terlalu sayang jika industri ­pariwisata tak meng­efektifkan pemanfaatan ­jaringan rute kerja sama Garuda dan Etihad Airways. Berkat kerja sama code-share ­mereka, ­Garuda membuka layanan ke kota-kota London, Paris, Manchester, Moscow, ­Athens, dan Muscat. Garuda pun memin­dahkan hub airport dari Dubai ke Abu Dhabi. Dirut Garuda, Emirsyah ­Satar meng­umumkan, dengan demikian maskapainya kini bisa langsung melayani penumpang dari dan ke-50 kota di Eropa, Amerika Utara, Timur Te­ngah dan Afrika. Maka sebaliknya, penumpang (baca: wisatawan) Etihad kini bisa terbang de­ ngan Garuda Indonesia ke destinasi-desti­ nasi di Kepulauan Indonesia, dan ke Asia, Australia hingga Jepang. Lebih khusus lagi, untuk rute Kuala Lumpur–Jakarta, Abu Dhabi–Jakarta, dan lan­ jut koneksi langsung ke Surabaya, Denpasar, Manado, Makassar, dan Balikpapan. Ingat kembali pada forum di Singapura tadi, ke­ tika 400 praktisi dari biro perjalanan dan ope­rator tur, hadir mengikuti? Kata-kata penutupnya bagi para ‘pe­ main pariwisata’ itu, begini: Mereka harus mengikuti strategi yang sama—fokus pada faktor-faktor makro, mengambil pandangan jangka panjang, mengambil keuntungan dari pasar negara-negara berkembang dan ceruk pasar baru, menge­lola tantangan dengan membuat personalisasi dan kustomisasi produk dan jasa, dan meningkatkan pelatihan dan pendidikan un­ tuk menjamin pemberian layanan. Itu mengandung pesan-pesan bagi usahawan kita, yang hendak meluaskan pasar dan menambah produk, bagi yang sudah beroperasi, dan yang hendak masuk ke bisnis inbound operator. Baik ditambahkan, pema­ saran ke dunia kini kian efisien alias relatif tak mahal, dengan memanfaatkan peran ­internet, website, dan media sosial. Ah, sungguh terlalu sayang jika para pemda ber­ sama pengelola bandara di daerah, tidak jeli mem­ perhatikan ‘fenomena’ ini. Yaitu, “perjuangan dalam persaingan yang sedang dikelola oleh para operator penerbangan.” n

33


Indikator Jumlah Penumpang Berangkat Angkutan Udara Domestik

Sumber : BPS

Jumlah Penumpang Berangkat Angkutan Udara Internasional

Sumber : BPS

Jumlah Kunjungan Wisatawan Mancanegara Menurut Pintu Masuk Utama, dan lain-lain

Sumber : BPS

34

Vol. 4 l No. 38 l Februari 2013


Indikator Jumlah Penumpang Berangkat Angkutan Kereta Api

Sumber : BPS

Profil Wisman 2011 dan 2012

* Sumber : Survei PES 2012, Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif

Jumlah Penumpang Berangkat Dalam Negeri Transportasi Nasional Januari–Desember 2012 (Dalam Ribuan Orang) ANGKUTAN KERETA API JAWA * JABODETABEK * NON JABODETABEK SUMATERA UDARA SOEKARNO HATTA-JAKARTA JUANDA-SURABAYA NGURAH RAI-BALI POLONIA-MEDAN HASANUDDIN-MAKASSAR LAINNYA LAUT TANJUNG PERAK-SURABAYA SUKARNO HATTA-MAKASSAR TANJUNG PRIOK-JAKARTA BELAWAN-MEDAN BALIKPAPAN LAINNYA JUMLAH

JAN

FEB

MAR

APR

16,283 15,801 9,779 6,022 482 4,387.1 1,561.7 530.7 309.6 278.8 258.9 1,447.4 559.6 36.8 38.8 12.8 14.6 14.5 442.1

15,490 15,126 9,840 5,286 364 4,001.0 1,451.7 494.8 245.9 236.4 231.5 1,340.7 524.4 28.6 41.3 9.1 4.8 11.7 428.9

17,090 16,701 11,285 5,416 389 4,426.4 1,645.1 544.2 265.3 253.3 248.9 1,469.6 550.0 24.7 32.3 10.1 3.9 11.8 467.2

16,746 16,376 11,271 5,105 370 4,331.9 1,582.9 522.5 289.0 250.9 248.0 1,438.6 557.8 28.6 31.3 9.9 3.3 12.7 472.0

MEI 17,771 17,401 11,872 5,529 370 4,526.5 1,668.8 542.4 300.2 258.2 249.4 1,507.5 566.6 27.1 29.3 9.3 5.5 11.9 483.5

JUNI 18,764 18,389 12,034 6,355 375 4,624.7 1,685.2 528.6 316.2 267.8 268.9 1,558.0 575.4 21.3 32.0 14.5 7.8 19.1 480.7

JULI 18,309 17,956 12,391 5,565 353 4,716.8 1,671.1 602.6 344.6 268.2 266.7 1,563.6 606.0 27.3 45.4 18.8 9.8 15.3 489.4

AGUST 17,056 16,675 11,471 5,204 381 4,440.6 1,573.9 529.0 334.3 267.6 258.7 1,477.1 639.7 47.1 66.6 25.1 10.9 16.4 473.6

SEPT

OKT

NOV

16,368 16,063 11,556 4,507 305 4,768.5 1,680.6 651.7 322.2 284.7 262.7 1,566.6 589.9 97.9 70.1 25.9 8.3 13.9 373.8

17,127 16,828 11,501 5,327 299 4,727.9 1,686.8 586.7 342.5 284.8 251.2 1,575.9 562.7 31.7 61.2 14.4 3.1 18.8 433.5

15,773 15,436 10,650 4,786 337 4,715.8 1,720.0 607.9 338.8 282.9 231.0 1,535.2 566.3 37.8 37.4 13.8 1.0 15.7 460.6

DES

TOTAL

16,104 202,881 15,745 198,497 10,438 134,088 5,307 64,409 359 4,384 4,876.7 54,544 1,822.1 19,750 608.3 6,749 351.1 3,760 272.7 3,206 190.0 2,966 1,632.5 18,113 599.8 6,898 23.4 432 49.4 535 19.3 183 8.1 81 20.5 182 479.1 5,484

21,229.7 20,015.4 22,066.4 21,635.7 22,864.1 23,964.1 23,631.8 22,136.3 21,726.4 22,417.6 21,055.1 21,580.5 264,323

Vol. 4 l No. 38 l Februari 2013

35


2 – 9 Juni 2013

2013

Even tahun ini membuka peluang para pelaku bisnis pariwisata sebagai peserta, bahkan sebagai sponsor atau pendukung.

Bersiaplah sedari sekarang. Promosi Fasilitasi Penjualan :

1. Direct Promotion di Medan, Bandung, Jakarta,Bali, Surabaya, Batam, Makassar 2. Pesona Borneo ke-2 Banjarmasin 3. Kemilau Sumatera ke-8 Bengkulu 4. Kemilau Sulawesi ke-8 Manado 5. Toraja Expo Jakarta 6. Mutumanikam Nusantara Indonesia Jakarta 7. Pasar Wisata Indonesia (TIME) ke-19 Padang

Even Pariwisata dan Olahraga :

1. Tour de Singkarak ke-5 2. Musi Triboatton ke-2 3. Lomba Sumpit International ke-3

Sumatera Barat Sungai Musi-Sumatera Selatan Kalimantan Timur

FESTIVAL DANAU SENTANI

Festival Budaya Lembah Baliem

Informasi : Telp. 021-3838220 u Fax. 021-3208612 u Website: www.indonesia.travel u Email: kncn@indonesia.travel Direktorat Promosi Pariwisata Dalam Negeri u Direktorat Jenderal Pemasaran Pariwisata Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif RI u Jalan Medan Merdeka Barat No. 17, Jakarta

36

Vol. 4 l No. 38 l Februari 2013


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.