Newsletter Pariwisata Indonesia Edisi Mei 2013

Page 1

Vol. 4 l No. 41 l Mei 2013

Konferensi Investasi Pariwisata dan Hospitality Indonesia, di Jakarta.

Arah Perjalanan Kita

P Dimulai dari Perkenalan Budaya halm.

8

erjalanan kepariwisataan kita dapat dilihat dari 足kecenderungan investasi, atau, ke arah mana investasi hendak didorong. Geografis bisa ke barat, tengah atau timur. Secara tematik 足apakah bahari, alam dan budaya dan heritage, atau bidang akomodasi, transportasi, terbuka bagi usaha besar hingga UMKM, dan 足aseterusnya.

Semangat Festival dan Bahari di Timur halm.

13

Oh, Festival Danau Toba 2013 halm.

18

Vol. 4 l No. 41 l Mei 2013 www.newsletter-pariwisataindonesia.com

Gondang Bolon, drum tradisional Batak.


Utama Lokasi Peluang Investasi Saat Ini

Sabang, Aceh

Lake Toba North Sumatra

Bintan, Riau Achipelago Belitung, Babel

Tanjung Lesung, Banten

Bugam Raya, Central Kalimantan

Mandalika, West Nusa Tenggara

Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Mari Elka Pangestu, memberikan keynote speech pada Konferensi Investasi Pariwisata dan ­Hospitality Indonesia–The 1st Annual Indonesia Hospitality and Tourism Investment Conference di Jakarta, 7 Mei 2013. Konferensi itu membahas luas daya tarik yang berkaitan dengan ekonomi nasional, industri perhotelan, dan investasi, dan dipandang sebagai momen yang tepat bagi para peserta untuk bertukar gagasan seraya memperbarui kontakkontak bisnis. Kalangan pebisnis nasional dan internasional memanfaatkan betul konferensi itu. Dari situ pula tergambar ke arah mana pariwisata kita, sedang berkembang, atau ‘diarahkan’. Stakeholders pariwisata baik sekali ­menyimak kembali, mulai dari pemda, korporasi besar hingga pelaku bisnis di daerah. Sebagaimana Pengarah: Wakil Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Penanggungjawab: Direktur Jenderal Pemasaran Pariwisata Wakil Penanggungjawab: Direktur Pengembangan Pasar dan Informasi Pariwisata Penerbit/Pemimpin Redaksi: Arifin Hutabarat Dewan Redaksi: Direktur Promosi Pariwisata Dalam Negeri; Direktur Promosi Pariwisata Luar Negeri; Direktur Konvensi, Insentive, Even dan Wisata Minat Khusus; Direktur Pencitraan Indonesia; T. Burhanuddin; Wisnu B. Sulaiman. Reporter: Benito Lopulalan Alamat: Direktorat Jenderal Pemasaran Pariwisata Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Jl. Medan Merdeka Barat No.17, Lantai 3 Jakarta 10110 Telp : 021 383 8220 Fax : 021 380 8612, Email : jurnal@indonesia.travel www.newsletter-pariwisataindonesia.com Jika Anda mem­ punyai informasi dan pendapat un­ tuk Newsletter ini, ­silakan kirim ke alamat di atas.

2

Wakatobi, Southeast Sulawesi

para ahli menyatakan bahwa tingkat ekonomi nasional yang erat berkaitan dengan pendapatan nasional hingga penghasilan per kapita (Gross National Income, GNI), itu selanjutnya akan memacu motivasi warga melakukan perjalanan, ketika penghasilan individu meningkatakan mendorong permintaan kegiatan travel business. Proyeksi ekonomi dunia yang diumumkan pada Januari 2013 menyiratkan bahwa pertumbuhan global tahun 2013, rata-rata 3,5 persen. Tapi di kawasan Eropa masih tertunda akibat kontraksi ekonomi yang berlarut-larut. Ini memang berarti situasi ekonomi global masih rapuh dengan ketidakstabilan di zona euro. Pertumbuhan di Asia-Pasifik telah melambat (laporanIMF, Oktober 2012). Di Asia, pertumbuhan PDB selama semester pertama 2012, jatuh ke tingkat terendah sejak 2008. Namun secara lebih luas, kondisi keuangan tetap akomodatif, dan arus masuk modal telah kembali mengalir. Jadi, pertumbuhan diproyeksikan akan maju, pelahan meningkat, sehingga Asia tetap akan menjadi leader di antara pertumbuhan global. Diperkirakan akan berkembang lebih dari 2 persentase poin di atas rata-rata tingkat pertumbuhan dunia tahun 2013. Dari situlah datang pesan optimisme tentang ekonomi Asia Pasifik 2013. Statistik WTO telah mencatat satu miliar (l­ebih) jumlah wisman seluruh dunia tahun 2012. Adapun jumlah wisnus di seluruh dunia bahkan mencapai lima miliar. Jumlah wisman itu menghasilkan US$ 1 triliun sebagai devisa ekspor bagi negara-negara yang dikunjungi, mendekati 6% dari keseluruhan nilai ekspor barang dan jasa di dunia. Dan itu sama dengan 30% dari seluruh nilai ekspor jika dihitung untuk sektor jasa saja. Satu di antara 12 macam pekerjaan di dunia merupakan lapangan kerja yang terkait dengan pariwisata. Tahun 2013 ini memang diperkirakan pertumbuhan akan berada di tingkat moderat, antara 2–4%. Toh jumlah perjalanan wisman

Vol. 4 l No. 41 l Mei 2013

Dampak Ganda Pariwisata Indonesia Tahun 2012 : Tak diragukan lagi, kegiatan pariwisata membawa dampak panjang terhadap ke­ giatan ekonomi dan sosial masyarakat. Tergambar antara lain beberapa data utama mutakhir ini: Jumlah kunjungan wisman: 8.044.462. Jumlah perjalanan wisnis: >250 juta. Terhadap tenaga kerja: 8,37% atau sekitar 9,28 juta tenaga kerja bidang pariwisata di antara seluruh tenaga kerja di Indonesia. Ini mencerminkan pelaksanaan prinsip ­pro-job, pro-poor, pro-growth. Terhadap pendapatan nasional, menghasilkan nilai Rp 104,5 triliun atau 4,03% dari total pendapatan nasional. Ini berdampak meningkatnya penghasilan alias gaji tahun demi tahun. akan tetap tumbuh di tengah ketidakpastian ekonomi global. Adapun bagi Indonesia, World Bank memproyeksikan pertumbuhan ekonomi tahun 2013 akan berkisar 6,3%. Proyeksi ini menyatakan bahwa konsumsi domestik dan pertumbuhan investasi akan tetap kuat. Sementara itu, pemerintah Indonesia memprakirakan pertumbuhan ekonominya positif antara 6,6–6,8 % untuk 2013, setelah tahun 2012 dilalui dengan pertumbuhan 6,5%. PDB Indonesia pada triwulan ketiga 2012 meningkat 3,21 % dari triwulan sebelumnya. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat ­ekonomi nasional Indonesia sebagai yang terbesar di antara ekonomi nasional negara-negara Asia Tenggara. Ekonomi Indonesia berbasis pasar di mana pemerintah memainkan peran penting dengan memiliki lebih dari 164 perusahaan ­milik negara. Kumulatif PDB di Indonesia hingga triwulan ketiga 2012 meningkat dengan 6,3% diban­ding periode yang sama tahun sebelumnya. Dan, sektor investasi memberi peran 10,77%. Investasi membelanjakan sepertiga dari keseluruhan nilai pengeluaran atas barang dan jasa di Indonesia, dan ini akan stabil positif di tahun 2013. Sebuah laporan dari Nielsen bulan Januari 2012 mengungkapkan fakta berikut: Beberapa tahun sebelumnya diperkirakan rata-rata penghasilan


Utama Terhadap Produk Domestik Bruto (PDB), menghasilkan Rp 321,57 triliun atau 3,9% dari total PDB. Peran pariwisata tetap besar bahkan di tengah tekanan krisis ekonomi dunia. Untuk pajak ke negara, menghasilkan Rp 11,57 triliun atau 3,77% dari total penerimaan pajak nasional. Jumlah nilai ­absolut penerimaan pajak tak langsung meningkat terus tiap tahun. Di sektor investasi, dicapai Rp 120 triliun, sama dengan 1,47% dari total investasi secara nasional. Barang-barang modal yang dibutuhkan pada kegiatan pariwisata, mencakup: gedung akomodasi, restoran, gedung yang tak digunakan untuk tempat tinggal penduduk, olahraga, rekreasi, ­entertainment, seni dan budaya, infrastruktur, gedung-gedung lainnya, permesinan, peralatan, kendaraan, dan lain-lain (berdasarkan uraian dari WTO). Itulah hasil quick count dari Tim Dampak Ekonomi Kemenparekraf. Menparekraf memaparkannya pada konferensi tersebut. n per kapita di Indonesia tahun 2020 akan dicapai US$ 3.000. Awal 2011 Indonesia telah mencapai angka tersebut. Kelas menengah tumbuh pesat menjadi 48% dari jumlah penduduk. Berbagai kegiatan industri termasuk sektor investasi, bisalah mengharapkan manfaat dari kekuatan daya beli dan tenaga kerja yang terampil dari kelas menengah ini. Memang, pada sektor investasi, beberapa ahli mengingatkan beberapa prasyarat yang layak dipertimbangkan.

Indonesia are growing better and greater for hospitality and tourism investment. Mari Elka Pangestu

Perkembangan Investasi di Pariwisata Indonesia Indonesia and China are 2 top Countries in The World for hotel investment. 2012. Hotel and Restaurant share 2.5% of total National Investment. Source: Indonesia Investment Coordinating Board

Pelaksanaan Investasi di Perhotelan di Indonesia — (USD Million)

Khas Pariwisata

Adapun kegiatan pariwisata, implikasinya ialah, lapangan kerja, peluang bisnis untuk ­usaha kecil dan menengah, pembaharuan wilayah perkotaan dan pedesaan, dan, jika dikelola ­denga tepat, pelestarian dan promosi atas sumbersumber daya alam. Lalu, terbuka banyak peluang investasi di sektor hotel. Penanaman modal asing langsung (PMA), ­Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) tanggal 22 Januari 2013 membuat laporan, bahwa investasi asing langsung di Indonesia per tiga bulan, telah mencapai tertinggi di akhir 2012, ­sejalan dengan daya tarik dari peningkatan jumlah kelas menengah masyarakat. Investasi langsung di Indonesia, Foreign Direct Investment (FDI) meningkat 22,9% dari periode

Source: Indonesia Investment Coordinating Board

sama tahun sebelumnya, mencapai US$ 5,9 ­miliar. Gabungan investasi asing dan domestik selama tahun lalu meningkat 24,6% sehingga total mencapai US$ 32,3 miliar, melampaui target US$ 29,2 miliar. Kemudian, untuk mempercepat proses pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan, peme­ rintah menerapkan konsep MP3EI, sejak Mei 2011. Itu akan dijalankan dengan meningkatkan kerja sama antara pemerintah pusat, daerah,

Vol. 4 l No. 41 l Mei 2013

BUMN, dan sektor swasta. Pemerintah sebagai regulator, fasilitator dan katalisator, guna mendukung pertumbuhan ekonomi dan memberikan insentif fiskal maupun non-fiskal, dan sektor swasta diberikan peran utama, khususnya pembangunan infrastruktur di daerah-daerah. MP3EI mengidentifikasi enam koridor eko­ nomi: 1. SUMATRA; 2. JAWA; 3. KALIMANTAN; 4. SULAWESI; 5. BALI–NUSA TENGGARA; 6. PAPUA– MALUKU.

3


Utama 88 Kawasan Strategis Pengembangan Pariwisata

Peta Distribusi 88 KSPN

Dalam hal konektifitas, aksesibilitas melalui udara akan mencakup operasi penerbangan pada 107 kota di dalam negeri dan 38 kota di luar negeri, yang dilayani oleh sembilan maskapai nasional dan 40 airlines asing. Open Sky ASEAN di bidang penerbangan memasukkan lima kota di Indonesia untuk skema itu, yakni Jakarta, Medan, Surabaya, Denpasar dan Makassar. Tren meningkatnya jumlah pe­ numpang penerbangan berlangsung terus dari tahun ke tahun. Di sektor hotel, di seluruh Indonesia tahun 2011 telah tercatat 1.489 hotel bintang, itu meningkat 14% dari jumlah 1.306 tahun sebelumnya. Sejalan dengan kebijakan dan program

MP3EI, kebutuhan investasi lebih lanjut di sektor hotel jelas menjadi salah satu prioritas, terutama ke daerah-daerah di luar detinasi Bali. Prospek tahun 2013 memang cukup kuat untuk tumbuh lagi. WTO memprediksi wisman di dunia akan meningkat 3–4% tahun 2013. Perkiraan jangka panjang hingga 2030 rata-rata pertumbuhannya akan berkiar 3,8% per tahun. Itulah, menurut Menteri Parekraf Mari Elka Pangestu, membangun ‘percaya diri’ bahwa Indonesia memasang target jumlah kunjungan wisman tahun 2013 dengan tiga skenario: 8,3 juta wisman sebagai target terendah, 8,6 juta target sedang, dan 9 juta target optimis. Setiap upaya kini ditujukan mencapai target

Peluang dan Ketentuan Pokok untuk Investasi Pariwisata di Indonesia : 100% of capital share can be owned by foreign investor for the following business: 43 to 5 Star Rated Classified Hotel. 4Tourism Resort. 4Golf Course & Driving Range. 4Convention & Exhibition Center. 4International Hotel Operator. 4Tourism Consultant (included Hotel Management). Foreign Equity Participation (50% share owned by foreign investor) for the following business: 41 and 2 Star Hotel. 4Non Classified Hotel. 4Motel & Lodging Service. 4Home-stay. 4Catering. 4Spa. 4Amusement Center. 4Bar, Café, Singing Room (karaoke)

4

4Restaurant. 4Recreational Parks. 4Tour Operator. 4PCO (Professional Conference Organizer) 4Impresario. 4Tourism Attraction. 4Culture and Nature Tourism (except in conservation site).

Vol. 4 l No. 41 l Mei 2013

9 juta wisman, dengan menentukan 16 target pasar utama. Yakni: Singapura, Malaysia, ­Australia, China, Jepang, Korea, Taiwan, USA, UK, ­Jerman, Belanda, Perancis, Rusia, Filipina, India dan Timur Tengah. Kita amat kaya dengan keunikan, namun tersebar luas di seantero negeri kepulauan ini. Untuk merumuskan konsep yang dapat meng­ akomodasi semua keunikan itu, agar menunjukkan Indonesia yang indah sebagai satu kesatuan, itulah mengapa kita menciptakan rencana induk dengan Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN). Di dalamnya tercakup 88 KSPN. “Kita sadar tidak bisa membangun semuanya dalam satu waktu,” ujar Menteri. Karena itu pula dipilih 16 di antaranya sebagai flagship program Kementerian Parekraf yang sedang tahap dikembangkan sekarang ini. Dengan itu, tampak peluang investasi yang sedemikian banyak. Tengoklah: Tanjung Lesung dengan pantai indah di Provinsi Banten. Resor Mandalika dengan gunung-pantai nan indah di NTB, 20 menit dari Bandara Internasional Lombok. Pulau Bangka Belitong. Bugam Raya di Provinsi Kalimantan Selatan yang terkenal dengan orangutan. Kemudian, Danau Toba yang dikenal dunia sebagai Giant Lake alias danau raksasa. Wakatobi di Sulawesi Tenggara. Kota Sabang di Pulau Weh, Provinsi Aceh. “Indonesia are growing better and greater for hospitality and tourism investment,” kata Menteri Parekraf, Mari Elka Pangestu. n 4 Travel Agent and tourist guide only permitted for domestic investor. 4 Gambling or Casino is banned in Indonesia.


Pemasaran Destinasi

Babak Baru Pemasaran Danau Toba

“K

alau tahun lalu nilai investasi kita tumbuh 200 persen, kita tidak begitu mengharapkan untuk sama 200% tapi yang pasti tahun ini (2013) pertumbuhannya minimal double digit,” kata Menparekraf, Mari Elka Pangestu, sesaat setelah memberikan Key Note Speech pada The 1st Annual Indonesia Hospitality and Tourism Investment Conference, di Hotel Ritz Carlton, Jakarta, Selasa (7/5). Menteri ketika itu menayangkan di layar peta geografis, menunjukkan di mana investasi untuk perhotelan sungguh sedang terbuka. Sementara itu, kawasan Danau Toba, agaknya memerlukan lagi investasi hotel-hotel baru. Ini terutama kalau babak baru pemasaran danau ini hendak dimulai dan selanjutnya konsisten untuk semakin menggairahkan, dengan rencana penggelaran tiap tahun festival Danau Toba. Wamenparekraf Sapta Nirwandar, selaku ‘pencetus’ idenya, sebagaimana diceritakan oleh Bupati Kabupaten Samosir, Mangindar ­Simbolon, sedari awal ikut memeriksa dan ‘menulis-nulis sendiri’akan konsep-konsep yang disusun oleh ahlinya, ihwal merencanakan even festival danau itu. “Harus dikonsep dengan setidaknya rencana untuk periode lima tahun,” kata Sapta Nirwarndar. Wamen juga telah mempresentasikan sendiri konsep festival itu, bersama dengan Gubernur Sumatra Utara, Gatot Pujo Nugroho, di hadap­ an tokoh-tokoh dan pengusaha nasional asal ­Sumatra Utara di Jakarta, medio Mei. Festival itu akan mengundang kunjungan wisman. Dan promosi festival akan menggaungkan kembali daya tarik Danau Toba sebagai destinasi wisata untuk wisman dan wisnus. Adalah menarik, bahwa sejak Mei ini pula, di bandara Soekarno-Hatta telah terpampang promosi dibukanya lapangan terbang di ­Silangit, kota Balige. Lokasinya ke arah selatan kota Parapat di sisi pantai Danau Toba juga. Dengan demikian dari Jakarta, dari Batam dan Medan atau dari bandara lain, wisatawan dapat terbang langsung

Wamen Parekraf Sapta Niwandar mempresentasikan konsep penyelenggaraan Festival Danau Toba, diproyeksikan untuk diadakan setiap September pada lima tahun yang akan datang, dan dirancang hingga puluhan tahun sesudahnya.

Terbang langsung ke Danau Toba, mulai didpromosikan di bandara Soekaro-Hatta.

ke Silangit. Dari bandara ini sekitar satu jam saja berkendara mobil tibalah langsung di Parapat, pusat kegiatan pariwisata di danau ini. Bandingkan dengan kebiasaan selama ini, di mana pintu masuk hanya melalui Medan, dan dari ibukota provinsi Sumut ini diperlukan perjalanan darat 5-6 jam untuk tiba di Toba. ­Gubernur

Vol. 4 l No. 41 l Mei 2013

S­ umatera Utara, Gatot Pujo Nugroho, bersama jajarannya tampak juga yakin setelah, mende­ ngar cerita pengalaman kemajuan-­kemajuan pariwisata di Sumatra Barat, antara lain ­dengan penggelaran ajang Tour de Singkarak, yang meng­gemakan di dalam dan luar negeri akan kesiapan destinasi itu untuk dikunjungi.

5


Pemasaran Destinasi Lagi pula telah dipahami, betapa festival yang diciptakan dan dikelola secara profesional, berskala internasional dalam praktiknya telah menjadi salah satu metode mengakselerasi pengembangan parwisata. Berbagai negara sedang berkembang, belakangan ini menerapkannya. Negara-negara maju telah sarat dengan success story dalam hal itu. Wamenparekraf selalu mencontohkan beberapa di antaranya, seperti Festival Rio de Janeiro, ajang Tour de France. Bahkan, ternyata, jumlah kunjungan wisatawan ke suatu tempat berbeda dari Menara Eiffel Paris di Perancis, sebenarnya lebih banyak dari yang ke Eiffel, setelah destinasi tersebut rajin menggelar festival. Gubernur Sumatra Utara menyatakan tahun lalu jumlah wisman ke provinsinya tercatat sudah melebihi 200 ribu. Kenaikannya memang berlangsung perlahan. Berapakah bisa diharapkan jumlah wisman ke Sumut? Di tahun 1990-an pernah dicapai sekitar ­300-an ribu wisman berkunjung ke daerah ini. Kemudian anjlok ketika krisis multidimensi melanda Indonesia 1997–1998. Sejak hantaman krisis itu, hampir semua aset industri pariwisata di Danau Toba menderita berkepanjangan. Tak sedikit hotel berhenti operasi. Bagi yang dapat hidup terus, pemeliharaan asetnya berat sekali sehingga menurunkan kualitas akomodasi jauh ke bawah level yang pernah disajikan. Demikian pula jalan-jalan akses setempat. ­Beberapa tahun belakangan ini, kebangkitan mulai terasa lagi. Sebelum 1998, wisman dari ­Malaysia dan Singapura mendominasi kunjungan ke Danau Toba, itu berkat intensifnya penerbang­ an langsung dari Kuala Lumpur dan Singapura. Tapi selain itu, grup-grup wisman dari Eropa dan Amerika biasa datang secara serial, dikelola oleh agen-agen besar dari negara-negara Barat itu. Garuda Indonesia suatu masa malahan pernah membuka penerbangan langsung dari Eropa ke Medan. Akan kembalikah semua keadaan itu, ketika sekarang ‘tempo permainan di industri pariwisata kian meningkat’? Dalam arti, strategi, taktik dan teknik pemasaran pariwisata kini sedang dipacu oleh prinsip siapa cepat, siapa efisien, siapa piawai menggunakan teknologi ­informasi, maka dialah yang akan menang? Kemenparekraf telah mengambil satu terobosan baru, memanfaatkan fenomena wisata lintas batas. Akhir tahun lalu menggelar Festival Budaya Danau Toba dan Tanjung Balai. Itu dimaksudkan mengangkat potensi wisatawan lintas batas, yakni wisata yang menyeberang dengan ferry dari pelabuhan Port Klang, Malaysia, ke pelabuhan Tanjung Balai, di pantai timur Provinsi

6

Pasar suvenir di Pulau Samosir, Danau Toba.

Jumlah Keseluruhan Kunjungan Wisman dengan Direct Flight ke Medan/Sumatra Utara, Menurut BPS : 1995 1996 1997 1998 1999 2006 2007

: : : : : : :

301.287 292.930 244.916 141.899 89.271 130.761 135.563

Jumlah Kunjungan Wisman dengan Direct Flight ke Medan Asal/Tahun Malaysia Singapura Belanda Taiwan/China Inggris Jerman Muangthai Jepang AS

68.21 9.321 4.559 2.709 1.548 1.519 1.257 1.012 955

2005

2006

66.970 10.213 5.168 3.592 2.268 2.557 n.a. 1.936 5.168

77.820 7.328 6.181 n.a. 2.260 3.874 1.484 2.174 3.805

2007 79.348 8.172 7.094 6.138 1.336 2.281 1.111 2.093 4.966

Statistik olahan Bawisda Sumut.

Sumatra Utara. Dari kota yang merupakan salah satu pusat kebudayaan Melayu ini, tinggal menempuh jalan darat sekitar 2,5–3 jam akan bisa tiba di Danau Toba. Walikota Tanjung Balai kini mulai menyiapkan pembangunan pelabuhan ferry yang lebih layak bagi lalu lintas wisman ini, seraya menghidupkan wisata budaya dan kuliner di daerahnya sendiri. Sejak itu, Kabupaten Asahan, tetangganya, yang bersentuhan langsung secara geografis dengan Danau Toba, tergerak pula untuk mempercepat pengembangan pariwisata. Sungai Asahan, bersumber dari Danau Toba,

Vol. 4 l No. 41 l Mei 2013

2004

mengalirkan airnya ke laut, di alirannya itulah berdiri pembangkit listrik besar dan industri aluminium, dan, di kawasannya terdapat bagian sungai yang bagus untuk kegiatan arung jeram. Pernah beberapa kali lomba arung jeram di­ selenggarakan di sini. Patut pula dicatat bahwa deretan kios-kios penjual suvenir di Pulau Samosir telah tersusun rapi dengan jalan-jalan pelintasan yang bersih, cukup menyenangkan suasananya, dan wisatawan santai dapat menikmati dan memilih berbagai pilihan suvenir. Barang suvenir terdiri dari produk kerajinan


Pemasaran Destinasi

Konsistensi di Banyuwangi

B

Potensi Aksesibilitas Baru ke Danau Toba Medan Tanjung Balai

Kuala Lumpur Port Klang Batam Singapura

Danau Toba

Parapat

Bandara Silangit Balige

Jakarta

tradisional berupa tenunan kain ulos kerajinan khas Batak, patung-patung kayu ukiran, barang anyaman lokal, hingga garmen dan kaus-kaus ‘kontemporer’ bermotif keindahan Danau Toba. Para penjual pun tak memaksakan diri me­ ngasong terhadap para pendatang, mereka ­ramah menawarkan barang dan pelayanan pada wisatawan yang sedang melintas berjalan menuju obyek wisata yang hendak ditinjau. n

ahwa melalui pe­nye­ lengga­raan even berdaya jangkau internasio­ nal, merupakan salah satu cara memasarkan destinasi wisata, telah tampak konsisten dilakukan oleh Kabupaten Banyuwangi. Ada lagi International Surf ­Competition yang di­ laksanakan di sana, de­ Wamen Parekraf Sapta Nirwandar ketika menguraikan pada ngan seti­daknya peserta pers perihal penyelenggaraan Festival Banyuwangi tahun 2012, lokal 50 orang, nasional bersama Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas. 50 orang dan internasio­ nal 28 orang yang berasal dari 18 negara. meresmikan pembukaan kompetisi. Itu dilaksanakan pada 24–26 Mei 2013, Kabupaten Banyuwangi ini menyedi Pantai Pulau Merah (Red Island), Desa lenggarakan festival di bulan November– Sumberagung Kecamatan Pesanggaran, Desember 2012. Persiapannya tampak Banyuwangi, Jawa Timur. rapi. Bupatinya pun datang ke Jakarta, “Pemerintah sudah menyiapkan 20 ru- beberapa waktu menjelang pelaksanaan, mah penduduk di sekitar pantai sebagai di Kementerian Parekraf, Jakarta, bersama penginapan bagi para peselancar. Ini ada- Wamen Sapta Nirwandar, dia meng­ lah penerapan eco-tourism atau wisata yang uraikan perkembangan festival daerahberbasis potensi alam dan ­lingkungan,” nya. Untuk tahun 2012 itu, tampak yakin kata Bupati Banyuwangi, Abdullah Azwar telah siap ‘go international’. Anas, ketika mengumumkan kompetisi Di ruang rapat Wamen, bersama Sapta tersebut di Surabaya, 13 Mei 2013. Nirwandar, diumumkannyalah, ­betapa Kompetisi selancar itu digelar untuk pariwisata diharapkan oleh jajaran Pemda­ mempromosikan Pulau Merah seba- nya menjadi salah satu penggerak utama gai salah satu destinasi wisata andalan kegiatan ekonomi masyarakat setempat. Banyuwangi. Selain itu pantai merah akan Diungkapkannya ketika itu, festival dijadikan titik surfing yang baru bagi para tahun 2012 telah berhasil menarik perhapeselancar, katanya. Maka, Menteri Pari- tian, sehingga kian bertambah kalangan wisata dan Ekonomi Kreatif Mari Elka korporasi yang ikut mendukung melalui Pangestu, dan Menteri Pemuda dan sponsorship. Olahraga Roy Suryo, dijadwalkan datang Diakuinya juga bagaimana strategi ­pemasaran dengan penggelaran eveneven termasuk bentuk festival, yang didorong oleh Kemenparekraf, memberikan hasil yang efektif bagi peningkatan kunjungan wisatawan, dari dalam ­negeri maupun luar negeri. Kompetisi surfing internasional itu tidak lagi menggunakan APBN maupun APBD. Pemerintah Banyuwangi bekerja sama dengan Blue Fin Surfing Factory sebagai sponsor utama, begitulah kata Bupati. Inspirasi bagi daerah-daerah n lain? Festivalnya diiklankan di media nasional.

Lihat juga halaman 18 – 19

Vol. 4 l No. 41 l Mei 2013

7


Kalimantan

Dimulai dari

Perkenalan Budaya

I

ni berkaitan dengan kawasan Indonesia bagian tengah. Dimulai dari pendekatan budaya. Itu dilakukan oleh Pulau Kalimantan. Karena kegiatannya di Jakarta, tentulah pertimbangannya agar bisa langsung melompat ke promosi yang berskala nasional, bahkan internasional, lalu evennya diformat bukan de­ ngan nama festival, tetapi Pekan Budaya Dayak. Wakil Presiden RI Boediono, membuka ­acara Pekan Budaya Dayak 2013 di Istora Senayan, ­Jakarta, Sabtu (27/4/2013). Ke mana arah perjalanan pariwisata kita? Ribuan orang suku Dayak mengikuti kegiatan “Kami yakin dalam 5–10 tahun mendatang, sektor pariwisata mampu menjadi selama empat hari itu. Suku dayak terbagi lima salah satu kekuatan ekonomi nasional,” kata Wamen Parekraf wilayah di Kalimantan yakni Provinsi Kalimantan Sapta Nirwandar, di hadapan Pekan Budaya Dayak 2013, Barat, Timur, Tengah, Selatan dan Utara. Disitu di Istora Senayan, Jakarta. ditampilkan Pameran Produk Potensi Daerah dan Produk Inovatif Daerah Kalimantan, Dayak Art ­Carnaval, Dayak Innovation, Kalimantan Investdunia internasional terlebih untuk menarik minat para pelaku ment Forum, dan Dayak Night and Fun. ekonomi baik dari dalam negeri maupun luar negeri. Presiden Majelis Adat Dayak Nasional, Agustin Maka, Wakil Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Sapta Teras Narang, yang adalah Gubernur Provinsi Nirwandar menegaskan, sektor pariwisata dan ekonomi ­kreatif Kalimantan Tengah, bangga, acara Pekan Budaya memiliki nilai tambah yang mampu meningkatkan kualitas Dayak 2013 merupakan suatu kolaborasi dari ekonomi masyarakat. kelima provinsi se-Kalimantan. Kelima wilayah “Tahun lalu, sektor pariwisata memberi kontribusi tersebut untuk pertama kali mengadakan event pergerakan ekonomi sebesar Rp 573 tri­liun. Ini memnasional secara bersamaan. buktikan sektor pariwisata memiliki potensi kuat.” “Ini adalah kick off atau tendangan per“Kami yakin dalam 5–10 tahun ­mendatang, sektama untuk memperkenalkan seni budaya, tor pariwisata mampu menjadi salah satu kekuatan potensi sumber daya alam dan sebagainya ekonomi nasional,” kata Wamen Parekraf. yang dimilki oleh Kalimantan,” kata Teras. Sapta mengajak seluruh pelaku industri pariKalimantan kaya keindahan sungai dan wisata dan pelaku kreatif suku Dayak untuk hutan, ecotourism, serta anggrek hutan dan terus meningkatkan kulitas produknya industri kreatif. Pekan Budaya Dayak di Jasehingga menjadi produk yang mampu karta ini bertujuan agar masyarakat lebih bersaing. luas semakin m ­ engetahuinya. Diharapkan, Pekan Budaya Dayak yang mempertonWakil Presiden Boediono pun mentonkan kesenian suku Dayak dapat menarik minat invesgatakan, “Kalimantan memiliki potensi tor sektor pariwisata dan ekonomi kreatif berinvestasi di sumber daya alam yang beraneka ra­ bumi Dayak. gam, maka dari itu agar potensi terseTampak hadir Menteri Kehutanan, Zulkifli Hasan; but bisa digunakan dengan baik perlu Menteri Riset dan Teknologi, Gusti ­Muhammad Hatta, dikelola dan disatupadukan dengan bersama Wakil Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, unsur produktif lain, seperti SDM Sapta ­Nirwandar; dan Presiden Majelis Adat Dayak terampil, modal dan teknologi.” ­Nasional, Agustin Teras Narang. n Menurut Wapres, Pekan Budaya Dayak bisa memperkeLihat juga halaman 14–15 nalkan budaya Dayak kepada Pakaian tradisional salah satu suku Dayak.

8

Vol. 4 l No. 41 l Mei 2013


Promosi Pariwisata Dalam Negeri

Indikasi Baru Kemajuan Bisnis Wisnus

Dirjen Pemasaran Pariwisata Esthy Reko Astuty (tengah), Wagub NTB Badrul Munir (ke-2 kiri) dan Wagub Sulawesi Selatan Agus Arifin Nu’mang (ke-2 kanan) memberikan penjelasan kepada pers didampingi para Kepala Dinas Pariwisata Provinsi.

K

ali ini even Direct Promotion (DP) yang dilaksanakan untuk ­destinasi Nusa Tenggara Barat (NTB) dengan sasaran pasar Provinsi Sulawesi ­Selatan, dilaksanakan di Makassar, boleh dijadikan model tepat sasaran. Terutama dicerminkan oleh semangat dan praktik bisnis para ­stake­holders yang berpadu dan dinamis. Daerah lain baik memperhatikannya. Sebanyak 53 sellers (Airlines, Hotel, Travel Agent dan pemilik obyek wisata) dari Nusa Tenggara Barat, bersama dengan Pemda-nya dan asosiasi pariwisata bahkan juga pedagang barang kerajinan, berangkat bersama ke Makassar. Rupanya terjalin kerja sama juga dengan operator penerbangan Citilink yang telah membuka rute penerbangan langsung Lombok–Makassar. “Kami memang diberikan diskon khusus,” kata Lalu Gita, Kepala Dinas Pariwisata NTB. Boleh dikatakan ini dijadikan kegiatan pemasaran ­bersama. Tak hanya sampai ‘kekompakan’ dari pihak seller itu saja. Dari pihak buyer, ternyata tak hanya dari agen-agen yang berdomisili ­Makassar, tapi juga datang dari Bali, Jawa Timur dan ­Kalimantan Timur, sehingga mencapai ke­ seluruhan 107 buyers. Dialami juga tanda-tanda yang kian me­ nguatkan, bahwa para wisnus (wisatawan nusantara) semakin cenderung menggunakan

jasa agen-agen perjalanan dan wisata, atau membeli paket-paket wisata untuk bepergian di dalam negeri. Juga, untuk menyelenggarakan ­pertemuan-pertemuan. Ketika kegiatan DP usai, masuk laporan dari peserta Table Top bahwa jumlah transaksi mencapai Rp. 842.000.000. Selanjutnya pertemuan bisnis mereka masih berlanjut, karenanya menurut perkiraan mereka sendiri, “Diperkirakan potensial transaksi akan mencapai 2–3 miliar rupiah,” ujar Gayatri Putu, Kasubdit Promosi Pariwisata

Vol. 4 l No. 41 l Mei 2013

Dalam Negeri yang membawahkan daerah BaliNTB-NTT. Beberapa paket perjalanan yang ditawarkan oleh industri adalah paket lebaran, berbulan madu, paket wisata Panen Mutiara, paket ­meeting, dan lain-lain. Praktek baru dalam bisnis wisnus ini diperlihatkan juga oleh pihak dari Bali. Mulanya mereka sebagai peserta, eh... justru di Table Top ­mendapatkan transaksi paket penyelenggaraan group meeting 40 orang di Bali.

9


Promosi Pariwisata Dalam Negeri

Suasana di hari pameran (atas) dan peserta seller dari NTB, berpasang-pasangan antara agen perjalanan/ tour dan hotel/akomodasi di satu meja.

Tiga Kegiatan Pokok

Selama tiga hari 3–5 Mei 2013 kegiatan DP itu pada dasarnya berisi tiga acara. Pertama, acara pertemuan yang memperlihatkan perhatian besar dari pemerintah. Dirjen Pemasaran Pariwisata, Esthy Reko Astuty, meresmikan pembukaan even bersama dengan Wagub NTB, Badrul Munir, Wagub Sulawesi Selatan, Agus Arifin Nu’mang. Ikut serta tentunya Kepala Dinas Budpar

10

Pemprov NTB, Kadisbudpar Pemprov Sulawesi Selatan, Sekda Kota Makasar, Kadis Budpar Kota Malang, Kadisbudpar Kabupaten Lombok Barat dan Lombok Timur, Kadisbudpar Kota Bima, Kota Mataram dan Sumbawa, Direktur Garuda Cabang Makasar, Ketua BPPD NTB, Ketua ASITA NTB, Ketua ASITA Sulsel, Peserta sellers, buyers, serta komunitas NTB di Makasar. Kedua, Kegiatan Direct Promotion itu sendiri, meliputi: Table top, Penandatanganan MoU, Press

Vol. 4 l No. 41 l Mei 2013

Conference, Gala Dinner, Pameran dan pertunjuk­ an kesenian. Pameran diisi bersama oleh beberapa agen perjalanan, dan penjual barang produk dari NTB. Maka terjadi pula di situ transaksi, penjualan langsung sekitar Rp 300.000.000 selama 2 hari pameran. Adapun pengunjung yang datang tercatat ­rata-rata 10.000 selama berlangsungnya ­pameran. Peserta industri melaporkan ada transaksi potensial berupa pemesanan dan negosiasi harga yang diprediksi mencapai Rp 1 miliar. Pameran dimeriahkan dengan pertunjukan kesenian dari daerah Kabupaten Bima, Lombok Timur, Sumbawa, dan Kota Mataram, serta ­pembagian voucher. Produk yang ditampilkan adalah kerajinan mutiara, batik, dan tenun, serta kerajinan dari anyaman ate. Animo masyarakat Makasar untuk melakukan pembelian produk kerajinan NTB dan industri kreatif (tenun, mutiara laut dan air tawar, Batik Sasambo, dan lain-lain) terlihat cukup tinggi. Ketiga, Penandatanganan MoU dilakukan me­liputi tiga dokumen kerja sama yaitu: antara ASITA Sulsel dengan NTB, antara Dinas Pariwisata Sulsel dengan NTB dan BKPMD Sulsel dengan NTB yang disaksikan oleh Wagub Sulsel dan NTB, Dirjen Pemasaran Pariwisata Kemparekraf dan seluruh peserta Table Top. MoU (Perjanjian kerja sama) merupakan perjanjian kerja sama pariwisata dan investasi antara kedua daerah/provinsi NTB dengan Sulawesi ­Selatan. Indikasi-indikasi itu meng­ isyaratkan kemajuan dalam praktek bisnis wisata nusantara. Selain kombinasi kemampuan pemda dan industri pariwisata setempat, kemajuan hasil yang dicapai juga selaras dengan pemahaman bersama bagaimana melaksanakan promosi pariwisata dari destinasi ke pasar, sesuai dengan karakter alam dan produk yang dimiliki destinasi sendiri, lalu dipilihkan sasaran pasar yang sesuai. Konsep even promosi pariwisata dalam negeri dengan cara seperti itu, telah mulai diterapkan tahun 2012 yang lalu. Jika suatu destinasi hendak dipromosikan, pelaksanaannya bukan mengambil tempat di daerah destinasinya sendiri. Tetapi justru memilih daerah sasaran untuk menjadi pasar, dan ke sanalah para pelaku promosi berangkat dan melakukan kegiatan promosi. Tahap demi tahap diharapkan mengalami kemajuan. sehingga hasilnya pun semakin efektif. Misalnya, di Table Top di Makassar itu, diatur agar satu meja duduk seller berpasangan, yakni satu hotel dan satu agen perjalanan/tur. Mudah berunding dengan buyer yang datang. n


Event

Profesional dan Internasional itu

Ada Naik Kelasnya

Y

ang namanya Tour de Singkarak (TDS) memang perlu digelorakan terus. Suatu ketika kelak sedemikian populer, sehingga seperti mudahnya orang menyebut dan mengingat Tour de France, atau Formula One Kuala Lumpur, dan semacamnya. Pelaksanaan TDS ke-5 akan berlangsung 2–9 Juni 2013, maka diluncurkanlah penggemaannya pada Minggu 12 Mei 2013 di lapangan ­Monas Jakarta, dipimpin langsung oleh Menteri Parekraf Mari Elka Pangestu. Pagi itu diadakan sepeda santai bersama masyarakat untuk me­ meriahkannya. Menparekraf menyatakan apresiasi pada pemda Sumbar yang telah mampu mengembangkan dan meningkatkan event TDS menjadi lebih besar. Dari pertama kali tahun 2009 hanya melewati 5 kota/kabupaten, yang kelima kali ini akan melalui 17 dari 19 daerah di Provinsi Sumbar. Itu salah satu ukuran keberhasilan. Tak sampai di situ, even berkelas dunia ini juga ada proses naik kelasnya. Wamenparekraf, Sapta Nirwandar yang bertindak selaku Executive Chairman, sekaligus penggagas TDS, menjelaskan bahwa penyelenggaraan TDS mendapat pendampingan dari ASO (Amaury Sport Association) yang merupakan event organizer Tour de France yang sudah terselenggara selama lebih 100 tahun. Saat ini TDS telah masuk menjadi event balap sepeda internasional pada level 2.2 yang merupakan tingkatan terbawah dari empat klasifikasi balap sepeda dunia. Apabila penyelenggaraan kali ini bisa maksimal dan lebih baik maka tahun depan Tour de Singkarak bisa naik pada level 2.1, kata Wamen Parekraf. Tahun ini TDS akan memulai etape pertama dengan titik start di Bukittinggi, dan finish pada etape ketujuh, terakhir di kota Padang. Sebanyak 220 atlet sepeda akan melewati rute sepanjang 1173 km; bayangkanlah pemandangan alam nan indah khas Sumatera Barat saling berganti, dari gunung, sungai, persawahan, perkampungan penduduk, dan tentunya Danau Singkarak. Para atlet akan datang dari 18 negara: Australia, Brunei, Kanada, Taipei, Indonesia, Iran, Irlandia, Jepang, Kazakhstan, Malaysia, Mongo-lia, Belanda, Filipina, Singapura, Spanyol, Thailand,

Menteri Parekraf, Wamen Parekraf, Dirjen Pemasaran Pariwisata, ketika bersama masyarakat meluncurkan rencana TDS 2013 di Monas, Jakarta, dengan menggelar kegiatan Fun Bike, Mingu 12/5/2013, dan, pertun­ jukan seni budaya.

Amerika dan Uzbekistan. Mereka akan mempe­ rebutkan hadiah total 1,2 miliar rupiah. Kemenparekraf menyelenggarakannya ber-

Vol. 4 l No. 41 l Mei 2013

sama Pemda Provinsi Sumatera Barat, Pemda Kabupaten/Kota di Sumatera Barat dan Pengurus Besar Ikatan Sport Sepeda Indonesia (PB ISSI). n

11


Event

Menteri Parekraf Mari Elka Pangestu dan Gubernur DKI Joko Widodo.

Giliran Festival Kota Tua Jakarta

T

ahapnya kini memberi perhatian khusus pada Jakarta, untuk sungguh menjadi salah satu destinasi utama pariwisata Indonesia. Kemenparekraf mengambil langkah inisiatif lagi, hendak menggelar satu even format festival. Durasi festivalnya bahkan dirancang akan berlangsung selama tiga minggu. Ini dimaksudkan untuk mencapai kerangka tujuan bersama Pemprov DKI dan beberapa lembaga negara dalam melakukan revitalisasi Kota Tua Jakarta. Di kawasan itu akan diselenggarakan Kota Tua

12

Creative Festival pada Agustus–September 2013. “Inti pengadaan even ini adalah untuk menarik kembali pengunjung serta mengembangkan Kota Tua sebagai pusat kreatif di Jakarta. Untuk itu, kami memerlukan dukungan dari Pemprov DKI,” kata Menteri Parekraf Mari Elka Pangestu usai pertemuannya dengan Gubernur DKI ­Jakarta, Joko Widodo di Gedung Balaikota (10/5). Festival dirancang akan berlangsung selama tiga minggu, masyarakat akan menyaksikan dan terlibat dalam sejumlah kegiatan berbasis seni dan budaya, yakni seni pertunjukan, seni musik,

Vol. 4 l No. 41 l Mei 2013

serta seni kerajinan. Diberitakan, Pemprov DKI Jakarta akan me­ ngerahkan pihak museum untuk terbuka bagi pengunjung umum hingga malam hari. Tujuan­ nya adalah agar masyarakat lebih banyak me­ ngetahui tentang museum, khususnya beberapa yang ada di kawasan Taman Fatahillah dan sekitarnya. Jadi, Kota Tua itu memerlukan adanya ke­ giatan pariwisata yang ‘menggugah’. Namun pada ­akhirnya tentu obyek dan fasilitas-fasilitas hingga pelayanan wisata di lokasi itu perlu di­ sesuaikan dengan ‘requirements’ agar memenuhi kualitas tertentu untuk pariwisata, baik ­domestik, apalagi internasional. Menparekraf menambahkan, pihaknya akan membuat platform pengelolaan Kota Tua Jakarta agar bisa terkoordinasi dengan baik, dengan melibatkan beberapa lembaga negara seperti kementerian Keuangan, Kementerian BUMN, dan Pemprov DKI Jakarta. Menteri malahan mengingatkan bahwa, “Ini merupakan salah satu amanat undang-undang, dimana Kota Tua telah ditetapkan sebagai kawasan strategis pariwisata nasional,” lanjutnya. Gubernur DKI Jakarta menyambutnya. Menparekraf menyatakan optimis langkah ini akan mengatasi permasalahan sekitar pengembangan yang selama ini dihadapi Kota Tua ­Jakarta. “Kami yakin dapat merangkul sejumlah pihak untuk ikut melakukan revitalisasi Kota Tua menjadi salah satu pusat sejarah di Indonesia. Dengan revitalisasi, gedung-gedung yang masih layak pakai akan dapat digunakan kembali, ­de­ngan demikian Kota Tua dapat menjadi salah satu icon Jakarta,” ujar Menteri. Kota Tua Jakarta kini sedang menjalani proses penyiapan Festival 2013. n


Event

Semangat Festival dan Bahari di Timur

Wamen Sapta Nirwandar (tengah), Bupati Eliaser Yentji Sunur (kedua kanan) dan Ketua BPPI Yanti Sukamdani (kedua kiri) meluncurkan rencana Rally Wisata Bahari Lembata.

K

einginan menyelenggarakan festival berkaitan pengembangan pariwisata, cenderung meluas. Masyarakat kian memaklumi dan lalu menginginkan bahwa dengan menggelar even berbentuk ­festival maka pariwisata di dae­rah bisa dibangkitkan. Lalu insiatif pun berdatang­an dari para pemda. Di Jakarta, Kemenparekraf menyambutnya, dan mendu­ kung. Tentu saja tetap proporsional. Dari Kabupaten Lembata, Nusa Tenggara Timur (NTT), Bupati Eliaser Yentji Sunur menjanjikan akan secara aktif mendorong peningkatan ­aksesibilitas yang meng­ hubungkan NTT, khususnya Lembata dengan daerah di luar

Kepulauan NTT. “Selain itu, kami juga akan mendorong akses interkoneksi yang memungkinkan keterhubung­ an daerah-daerah di dalam Kepulauan NTT dalam rangka mendorong peran masyarakat memba­ ngun kepariwisataan daerah,” ujarnya. Janji bupati itu diutarakan ketika Wamen

Vol. 4 l No. 41 l Mei 2013

Parekraf Sapta Nirwandar meresmikan peluncuran rencana penyelenggaraan Rally Wisata Bahari Lembata 2013, bersama bupati, yang mengambil tempat di Kemenparekraf Jakarta. Festival Rally tersebut dimasukkan diantara even nasional bertaraf internasional, Sail Komodo 2013. Pemerintah NTT yang menyelenggarakannya. Kemenparekraf memberi dukungan dan mendorongnya untuk maju. Kekayaan budaya daerah Lembata dinyatakan mampu ikut men­ duniakan nama NTT. “Kita patut berbangga karena, alat musik daerah NTT, khususnya alat musik petik, tatong, akan menjadi tamu pada Festival Musik Bambu Dunia pada bulan Desember mendatang,” kata Wamen Sapta Nirwandar. Festival Musik Bambu Dunia itu diselenggarakan oleh Kemenparekraf dengan skala yang kian meningkat tahun demi tahun, tadinya berlokasi di Bandung, sejak tahun lalu semakin diinternasionalkan dengan memindahkan pelaksanaannya di Jakarta. “NTT merupakan daerah yang masih dalam tahap pembangunan baik aksesibiltas maupun perhotelan. Semakin banyak wisatawan yang datang, maka pergerakan ekonomi masyarakat akan semakin cepat berkembang. Hal ini akan berpengaruh pada minat investor untuk ber­ investasi di sana,” jelasnya. Pelaku bisnis di sana juga meng-update diri dengan teknologi informasi. Pada waktu peluncuran itu, Wamen Parekraf pun menyambut dan meresmikan peluncuran portal Way2East, yang dirancang oleh pelaku bisnis Adi Gerimu. Portal ini hendak memper­ kenalkan destinasi wisata khas NTT, merupakan jaringan sosial yang ingin mempertemukan wisatawan dengan penyedia jasa paket wisata dan asosiasi pariwisata, baik nasional maupun internasional. n

13


Bisnis

Ada Mimpi di Kalimantan Tengah

K

ita telusuri perkembangan di provinsi Kalimantan Tengah dari ­pendekatan bisnisnya. Tak diragukan pulau yang luas itu menyimpan potensi luar biasa, seperti diungkapkan Wamen Parekraf Sapta Nirwandar, setidaknya tiga unsur utama: masyarakat dan kebudayaan Dayak, peluang susur sungai, dan alam hutannya yang merupakan paru-paru dunia. Tahun lalu Kemenparekraf mendukung satu seminar tentang bagaimana mendorong memajukan wisata susur sungai. Bulan April 2013 lalu bersama Gubernur Kalteng Agustin Teras Narang dan masyarakat Dayak, Wamen Sapta Nirwandar juga membuka Pekan Budaya Dayak di Jakarta. Gaungnya lumayan menjangkau publik luas, mengenalkan pulau yang terasa masih memendam kekuatan pariwisata yang belum terbangkitkan. Mau bisnis wisata susur sungai di Kalteng? Mari melihat. Kelotok (perahu tradisional) wisata ‘ngetem’ di tiga tempat di Palangkaraya: di bawah jembatan Kahayan, di dermaga Flamboyan, dan di ­dermaga Rambang. Dua kelotok lainnya ada terutama di desa-desa tempat persinggahan di dermaga Kereng yang menuju Taman Nasional kapal-kapal susur sungai. Sebangau. Yang sudah berbentuk dermaga di Selain itu dilaksanakan workshop agar berbaFlamboyan, Rambang dan Kereng. Sedangkan di gai tarian Dayak bisa ditampilkan lebih menarik bawah jembatan Kahayan belum. Kelotok wisata selain mencari inovasi baru dan mengembangberawal dari komunitas lalu bergabung menjadi kannya. Dan, Walikota Palangkaraya pun sudah kelompok sadar wisata. merencanakan untuk membangun dermaga di Penambahan kelotok wisata akan ­ditanyakan satu lokasi bernama Tajahan. kepada masyarakat, karena me­ Wisatawan Mulai reka yang lebih tahu kebutuhan Meningkat, di lapangan. Saat ini, 30 kelotok ya Masih Perlahan wisata sudah cukup. ASITA Kalteng merasakan pe­ Di tahun ini juga pemkot sudah ningkatan jumlah wisatawan. mulai membangun kafe terapung Itu berkaitan kegiatan MICE di di dermaga Rambang, dilanjut­Palangkaraya, jadi bukan pada kan di Flamboyan. Jadi nantinya kegiatan berwisatanya. Itu di­ ­kelotok-kelotok bisa singgah, unrasakan sejak tahun 2011. tuk makan-minum di situ atau Agustin Teras Narang Bhayu Rhama dari Barama hanya sekedar menikmati matahari tenggelam. Yang juga akan segera diker- Intercity, merasakan peningkatan tersebut sudah jakan adalah membuat tempat loket membeli mulai dari tahun 2011. Barama menerima total karcis naik kelotok wisata di bawah jembatan 20 pax khusus untuk paket tur wisata pada tahun 2011. Di tahun 2012, ada penjualan 70 pax paket Kahayan. Untuk mendukung wisata susur sungai di wisata. Paket itu sudah termasuk hotel dan perPalangkaraya, telah berdiri sanggar-sanggar. ­Dihadapi kendala di pilot project di Desa Sei jalanan wisata tapi tidak termasuk tiket pesawat. ­Gohong. Rumah tua di situ belum direnovasi Selebihnya, mereka lebih banyak menjual paket dan kondisi pelabuhannya belum representatif. kamar hotel. Dia melihat, paket tur di kota ini masih belum Pemkot ingin mengaktifkan sanggar-sanggar

14

Vol. 4 l No. 41 l Mei 2013

dilirik, meskipun sudah dikombinasikan dengan penjualan kamar hotel. “Sebagai travel agent di sini, kita terbantu dengan adanya kegiatan MICE dan penjualan paket hotel atau kamar. Dan itu bukan merupakan penjualan paket wisata keseluruhan,” kata Bhayu Rhama. Lorna Dowson Collins, Direktur Kalimantan Tour Destinations (KTD) menjelaskan di tahun 2011 ada peningkatan jumlah tamu sebesar 68%. Di tahun tersebut KTD mendapat penghargaan dari Responsible Tourism di WTM dan mendapat liputan media cukup besar. Lalu di tahun 2012 meningkat lagi 16%. Tapi di awal tahun 2013, sepanjang Januari–Februari, tamu mereka lumayan menurun. Setelah perahu wisata The Spirit of Kalimantan yang baru selesai direnovasi mereka iklankan kembali menjadi ­luxury cruiser, jumlah booking kembali meningkat. Dan selama bulan Maret–Mei, kedua kapalnya, Rahai’I Pangun dan The Spirit of Kalimantan selalu berlayar. “At the moment, mungkin akan sama dengan tahun 2012,” katanya. Gamaliel Tumon dari Central Borneo Adventure (Wisata Susur Sungai) mengatakan sejak Juli 2012, kedua kapal yang dioperasikannya, Lasang Teras Garu—milik Provinsi Kalteng—dan Tahasak Danum miliknya, bisa berlayar 3–4 kali trip


Bisnis dalam seminggu atau minimal 12 Tumbang Rungan di pertemuan trip dalam se­bulan. Sangat jauh Sungai Kahayan dan Sungai Ru­ jka dibandingkan dengan tahun ngan dimana terdapat Tajahan 2011 yang bisa terjadi tak berlayar dan Pasah Patahu, sebuah temsama sekali. pat spiritual Dayak. Dia membu“Mulai dirasakan ­peningkatan. tuhkan infrastruktur di sana agar Apalagi dari maskapai penerba­ tamunya bisa turun dari kapal ngan mau ikut mempromosikan­ dan singgah. nya. Baik wisman maupun wisBegitu pula di Desa Sei Gohong nus yang datang, kebanyakan dimana KTD kerap menyandarkan Bhayu Rhama mendapat informasi dari temankapal-kapalnya. Dermaga di desa teman. Jadi, promosi dari mulut ke mulut terasa tersebut sudah layak segera diperbaiki karena amat efektif,” lanjutnya. akan memberi manfaat ganda pada masyarakat dan operator, meskipun desa ini juga bisa diakses Apa yang harus dilakukan? dari Jalan Tjilik Riwut. ­Bantuan dan dukungan Jalur susur (cruise pattern) sudah diperlukan. fasilitas umum semacam itu di tempat-tempat Formulasi jalur pendek, menengah dan panjang tersebut agar operator bisa mendatangkan sudah saatnya dibuat. Seperti yang diterapkan wisatawan dan warga desa bisa memanfaatkandi Singapore River. Dengan sungai-sungai yang nya untuk melakukan kegiatan sehari-hari. lebih panjang dan besar, mesti diingat bahwa Jadi pembangunan infrastruktur di obyek dalam wisata susur (cruising) sangat dibutuhkan wisata dan di dalam kota sama penting dan tempat pemberhentian. ­sama-sama dibutuhkan dalam waktu cepat. Tempat pemberhentian sekaligus obyek wisata dalam wisata susur sungai di Palangkaraya bu- Pendekatan pada masyarakat Dalam pendekatan terhadap masyarakat dikan hanya di dalam kota tapi juga di desa-desa sekitarnya. Oleh karena itu, infrastruktur berupa perlukan tim pembimbing dan tim ­pendamping dermaga yang layak untuk sandar dan turun-naik karena masyarakat perlu pembelajaran. Melakupenumpang, dan fasilitas umum seperti toilet kannya juga harus hati-hati. Kebutuhan setiap dan air bersih, mutlak diperlukan di sana. Infra­ obyek, dalam hal ini desa-desa yang telah dan struktur dan fasilitas umum semacam tersebut berpotensi dikunjungi wisatawan, berbedabeda. Sedari awal bersama masyarakat desa pun bisa dimanfaatkan masyarakat setempat. Misalnya, Central Borneo Adventure ingin sama-sama membicarakan mengenai: potensi membuat paket dan jalur susur rutin ke Desa yang paling menonjol, dimana akan melakukan-

nya, bagaimana mengaksesnya, kekurangannya apa sekarang, lalu apa yang bisa dilakukan. Dari sana bisa didapat sebuah gambaran. Berikan ke­ sempatan masyarakat merencanakannya karena merekalah yang akan menjalankan itu. Pihak yang memfasilitasinya, bisa memberi­ kan saran-saran prioritas dan perhitungan keuangan misalnya. “Mungkin ada baiknya jika pemda mau bekerja sama dengan lembaga swadaya-lembaga swadaya yang ada di sini. Lumayan jumlah lembaga swadaya lokal yang bagus. Mereka biasanya berpengalaman sebagai fasilitator di desa dan tahu yang mesti dilakukan. That’s what I’d do,” saran Lorna. Menyediakan dan mempersiapkan SDM Pelaku industri pariwisata khususnya di Palangkaraya masih merasakan kesulitan mendapatkan SDM yang sesuai dengan stadar industri pariwisata. Pendidikan formal SDM pariwisata di Kalteng

Lorna Dowson Collins

Kelotok wisata di bahwah jembatan Kahayan. Vol. 4 l No. 41 l Mei 2013

15


Bisnis Jasa Akomodasi di Kota Palangkaraya per 2012 Nomor

Akomodasi

1 2 3 4 5 Sub Total 6 Total

Bintang 5 Bintang 4 Bintang 3 Bintang 2 Bintang 1 Melati

2012

Jumlah Hotel Jumlah Kamar 1 150 1 110 2 120 4 232 0 8 612 40 1,204 48 1,816

Sumber: Disbudpar Kota Palangkaraya

Biro Perjalanan & Operator Tur di Kota Palangkaraya per 2012 No.

Deskripsi

Jumlah

1 BPW 2 Cabang BPW 3 APW Total

6 2 14 22

Keterangan Anggota ASITA Kalteng 20 BPW.Hanya 3 BPW inbound (15 %).

Sumber: Disbudpar Kota Palangkaraya, ASITA Kalteng.

baru tersedia di dua SMK, di Palangkaraya dan Pangkalanbun, yang menyediakan jurusan usaha perjalanan pariwisata (UPW). Di sana diajarkan menjadi pemandu, staf reservasi, dan lain-lain. Jumlah lulusan dari jurusan UPW dari SMK di Palangkaraya rata-rata hanya 30 orang setahun dan tidak semuanya mau bekerja di bidang pariwisata. Kami berharap mempunyai SDM yang setaraf dengan yang ada di Jawa. Memang saatnya di Kalteng perlu sekolah pariwisata sekaligus untuk memajukan pariwisata di sini. “Mengubah pola pikir itu yang paling ­sulit. Apa yang kami lakukan sekarang, dengan mem­ bim­bing langsung, merupakan bagian mengubah itu, perlahan-lahan. Saya sendiri sudah mengirimkan surat ke SMK negeri, yang punya jurusan pariwisata, mengajak kerja sama dan hendak memberikan kesempatan kepada para pelajar magang di kapal dan akan digaji. Mereka bisa kerja setelah jam sekolah usai. Tapi sampai sekarang, belum ada tanggapan dari sekolah itu,” kata Gamaliel Tumon. Hotel berjaringan internasional dan nasional kini masuk ke Palangkaraya. Kota ini perlu cepat menanggapi kebutuhan SDM dengan kualitas

standar industri pariwisata. Pertumbuhan akomodasi, restoran/rumah makan/kafe dan operator tur susur sungai mesti dimanfaatkan link and match-nya guna menyediakan dan memenuhi kebutuhan industri pariwisata dan menunjang pembangunan pariwisata itu sendiri. Selain itu, kualitas pramuwisata di sini juga harus ditingkatkan. Bukan hanya penguasaan ­bahasa asing, tapi juga pengetahuannya dan teknik penyampaiannya. Seseorang mesti ada yang bisa menyampaikan, bukan hanya namanama flora dan fauna di sepanjang Sungai ­Kahayan dan Rungan, tapi juga sejarah dan kisah-kisah kehidupan di sepanjang kedua sungai tersebut. Itulah yang dilakukan para operator tur susur sungai di Singapore River.

Kebijakan dan panduan ekowisata

Sekarang saatnya membuat dan menetapkan kebijakan dan garis besar panduan ekowisata atau rambu-rambu wisata alam dan budaya. Ini sangat diperlukan karena berhubungan erat dengan konservasi dan proteksi lingkungan dan habitat yang sekaligus menjadi obyek wisata. “The river cruise is the treasure. Jarang sekali ada tempat dimana wisatawan bisa menikmati

river cruise dan memasuki kawasan hutan hanya 15 menit dari bandara,” begitulah Lorna menggambarkan. Saat ini tampaknya masih banyak pihak yang belum terlalu peduli dengan sungai-sungai terutama yang berada di sekitar Palangkaraya karena bukan taman nasional. Para operator tur tersebut sangat mengharapkan pemda jelas dan tegas dalam menerapkan kebijakan dan peraturan yang sudah ada agar hutan-hutan di sepanjang ­sungai terjaga dan terpelihara, serta sungai-sungai tetap bersih. Semakin banyak lahan hutan diproteksi semakin baik. Bila perlu batas jarak tertentu dari tepian sungai tidak boieh pohon ditebang, para pelaku illegal mining diberikan alternatif men­ dapat penghasilan agar tidak menambang lagi di sungai. Untuk membuat standardisasi rambu-rambu wisata alam atau panduan ekowisata kiranya diperlukan workshop guna mengakomodasi kepentingan berbagai pihak di dalamnya dan mencapai persepsi serta pengertian yang sama. Para pelaku industri pariwisata seperti operator tur dan biro perjalanan, pemandu, masyarakat atau kelompok sadar wisata, LSM seperti BOS, dan lain-lain, dimana pemda melalui Dinas Kebudayaan dan Pariwisata, BKSDA dan Dinas Kehutanan, Dinas Perhubungan, Dinas Perikanan dan Kelautan, serta Dewan Adat Dayak (DAD) sebagai yang memfasilitasi. Konsultan dengan pengalaman mengelola ekowisata perlu juga dilibatkan untuk memberi­ kan saran-saran. Industri pariwisata dan institusi yang berhubungan dengan koservasi alam datang dari kepentingan yang berbeda. Setelah itu, yang tidak kalah penting adalah pemberian lisensi kepada setiap operator dan masyarakat yang menjalankan susur sungai dan wisata ke taman nasional. Bukan untuk membatasi tetapi untuk menjaga kualitas ekowisata. Ekowisata tidak menekankan pada mass tourism melainkan quality tourism. ASITA telah meminta kepada pemkot Palangkaraya membuat semacam panduan tur di sungai, yakni poin mana yang harus diketahui dan dimengerti oleh wisatawan. Misalnya, wisatawan naik kelotok tidak perlu berbicara

Data Kunjungan Wisatawan ke Kota Palangkaraya 2008–2011 (orang) Deskripsi

2008

2009

2008–2009 (%)

2010

2009-2010 (%)

2011

2010–2011 (%)

Wisman

195

253

22.92

294

13.95

471

37.58

Wisnus

9,150

94,674

90.34

95,100

0.45

95,316

0.23

9,345

94,927

95,394

95,787

Total

Sumber: diolah dari data statistik Imigrasi Kalimantan Tengah dalam Presentasi Rakernis Kepala Disbudpar Kota Palangkaraya 2013.

16

Vol. 4 l No. 41 l Mei 2013


Bisnis

Lasang Teras Garu (kiri) dan Tahasak Danum (atas) berturut-turut menyusuri Sungai Kahayan di kota Palangkaraya pada hari Sabtu di pertengahan Mei 2013.

dengan motoris karena wisatawan sudah dibekali brosur berisi panduan wisata. Di tempat-tempat yang dijelaskan dalam brosur itu telah dipasang penanda atau rambu. Di atas bumboat yang melintas di Singapore River diputar audio visual guide sehingga pe­ numpang yang semuanya turis bisa menikmati pemandangan di sepanjang sungai sambil mendengarkan penjelasan dan berfoto. Sang motoris hanya duduk tenang mengemudikan kapal.

Famtrip, Famtrip, dan Table Top

ASITA Kalteng mengatakan yang ­dibutuhkan oleh biro perjalanan-biro perjalanan di Palang­ karaya dan sekitarnya adalah mendatangkan biro perjalanan dari luar Kalteng ke sini, travel agent famtrip. Daya menjual di sini bisa efektif melalui daya menjual biro perjalanan-biro perjalanan di luar Kalteng. Mereka akan kesulitan menjual potensi pariwisata di Kalteng jika mereka tidak tahu kondisi obyeknya dan bagaimana pola perjalanannya. Para operator tur susur sungai juga merasa-

kan kebutuhan yang sama. Bagi mereka famtrip jurnalis atau travel writer dan media akan lebih efektif. Central Borneo Adventure pernah melayani famtrip Sriwijaya Air dan artikelnya dimuat dalam inflight magazine bulan Mei 2013. Rencana berikutnya adalah famtrip oleh Garuda yang akan membawa grup terdiri dari travel agent dalam negeri. KTD menerima satu grup workshop fotografi dengan peserta seluruhnya dari Australia dan dipimpin oleh seorang fotografer profesional dan travel writer yang foto dan tulisannya sering dimuat dalam Garuda inflight magazine dan sebuah majalah bagi ekspatriat di Indonesia seperti Jakarta Now dan Java Kini di akhir bulan Mei 2013. Hasil dari workshop trip tersebut direncanakan akan dibukukan dalam e-book. David Metcalf, tour leader dari workshop fotografi tersebut menyayangkan informasi me­ ngenai Festival Isen Mulang, menurutnya salah satu festival very incredible di Indonesia, nyaris tidak terdengar. Dia sendiri baru mengetahuinya tahun lalu secara tidak sengaja.

Vol. 4 l No. 41 l Mei 2013

Artinya, festival tersebut sudah mulai layak dipromosikan lebih luas. Keberadaan hotel-hotel berjaringan seperti Swissbel dan Amaris, hotelhotel berbintang milik lokal dengan kualitas bagus seperti Luwansa dan Aquarius akan bisa menambah nilai jual kegiatan tersebut. Jurnalis dari Jakarta Post dan Jakarta Globe mesti dipertimbangkan untuk diundang meliput festival ini di tahun depan. Mengundang travel writer yang menulis untuk Financial Times, Condenast Traveler, Cruise Magazine, National Geographic, dan Destin Asian akan memberi dampak media coverage internasional. Selain media, mengundang komunitas fotografi dan blogger yang mempunyai banyak ­follower di dunia maya juga akan mengefektifkan promosi pariwisata di Kalteng. Apalagi ditunjang dengan kesempatan dan fasilitas mengikuti ke­ giatan table top di dalam maupun luar negeri. Semua hal tersebut di atas akan sangat mendukung pembangunan pariwisata di Kalteng dan mendukung perkembangan industri dan bisnis pariwisata. Itu tidak akan berjalan tanpa koordinasi kerja sama yang terintegrasi dari seluruh stake holder pariwisata. Gubernur Kalimantan Tengah, Agustin Teras Narang, ketika menandatanganan perjanjian kerja sama Provinsi Kalteng dan Sustainable Management Group (SMG) di Jakarta, Mei 2013, terdengar yakin mengatakan: mesti berani bermimpi dan mewujudkannya bersama-sama. n

17


Event

K

embali pada rencana diselenggarakannya Festival itu, uraiannya se­perti ini. Menyelenggarakan festival pasti melibatkan berbagai elemen termasuk instansi-instansi lintas sektor. Untuk itu diperlukan perbaikan pelbagai ­infrastruktur, di jalan darat, air, dan fasilitas­fasilitas publik dalam jumlah dan kualitas yang memadai. Fasilitas yang sudah tersedia tentu akan di up grade lagi. Maka, selain semua itu akan mendukung keberhasilan festival, yang akan mengesankan bagi wisatawan, lebih dari itu, fasilitas-fasilitas tersebut kemudian bisa dipro­ duktifkan untuk mengadakan kegiatan-kegiatan lain, yang pada dasarnya bersifat promosi dan akhirnya mendatangkan wisatawan. Masyarakat pun selanjutnya akan menikmati fasilitas umum yang kian terpelihara dengan kualitas yang juga meningkat. Dalam konsepnya, ada enam ‘ikon’ yang ­memungkinkan: (1) Solu Bolon (perahu panjang ­tadisional), (2) Paralayang, (3) Renang di danau, (4) Upacara-upacara tradisional, (5) Karnaval Sigale-gale dan (6) World’s Drum Festival Lake Toba. Jadi, ada tiga acara olahraga dan tiga acara seni budaya. Pada Festival Danau Toba itu, akan diisi juga dengan lomba paduan suara dan menyanyi solo putra-putri, pameran pariwisata dan ekonomi kreatif, lokakarya serta permainan­permainan tradisional. Betapa sibuk dan meriahnya suasana tujuh hari festival tersebut. Diharapkan wisnus dan wisman akan membawa pulang kesan yang tak terlupakan, sementara itu masyarakat setempat pun bukan hanya terhibur, tetapi juga akan merasakan bagaimana kegiatan ekonomi hingga di ‘akar rumput’ akan menggeliat di hari-hari itu. Namun tak boleh dilupakan, bahwa justru untuk jangka selanjutnya hingga jangka panjang, festival itu ibarat ‘mercusuar’ yang menebar sinar ke semua penjuru dan mengabarkan bahwa Danau Toba menanti kedatangan turis lebih banyak. Silahkan berkunjung, atau berkunjung kembali. Masyarakat pun layaknya mendapatkan kur­ sus kilat, bagaimana mengelola even besar, bagaimana kembali menerima kunjungan wisman dan wisnus ketika mereka sungguh datang berbondong-bondong. Istilah dalam manajemen ‘learning by doing’ untuk peristiwa ­festival Danau Toba ini. Wamenparekraf Sapta Nirwandar selalu mengingatkan, kalau merencanakan suatu even yang diharapkan membangun dan mengembangkan pariwisata, maka sebaiknya dibuat terencana untuk beberapa tahun ke depan. ­Wamen

18

Oh, Festival Da Foto dan gambar grafis ini memproyeksikan sebagian dari acara-acara yang dirancang.

PARALAYANG DENAH LOKASI

l l

KATEGORI SPRINT 200 M PUTRA

menyebutkan, semua even besar yang efektif mempromosikan pariwisata bisa mencapai ­ratusan tahun usianya. Salah satu tokoh masyarakat Sumut, Akbar

Paralayang LATAR BELAKANG 4Salah satu spot paralayang terbaik dunia. 4Menjual view udara yang indah di Kawasan Danau Toba.

PENENTUAN JUARA 4Pilot harus mendarat di landasan di atas permukaan air dengan diameter titik tengah 3 m – 10 m lingkaran.

Dan satu pilihan lain finish point di atas daratan.

Vol. 4 l No. 41 l Mei 2013

Kategori Akurasi Darat Putra-Putri Kategori Akurasi Air Putra-Putri

Tanjung, setelah menyaksikan presentasi dari Wamen Parekraf, mengusulkan, agar diadakan satu panitia inti yang tetap, setidaknya untuk menjamin kebersinambungan lima tahun ke

Lomba Solu Bolon (perahu panjang) KEPESERTAAN ASAL PESERTA: 411 Kabupaten/Kota di Kawasan Danau Toba. 4Peserta dari Provinsi lain di Indonesia. 4Peserta Internasional. JUMLAH ORANG PER TIM: 9 pendayung, 1 penabuh gondang, dan 2 pendayung cadangan. USIA: Tidak ada batasan Usia.


anau Toba 2013

DENAH LOKASI

Manakala festival ini telah berlangsung, Danau Toba khususnya, Sumatra Utara umumnya, sebagai destinasi pariwisata internasional, rasanya memasuki babak baru. Selain mempercepat learning by doing, semangat masyarakat memajukan kembali pariwisatanya tentulah akan dibangkitkan kembali. Di hadapan tokoh-tokoh masyarakat Su­matra Utara, Sapta Nirwandar menampilkan di ujung presentasinya, suatu proyeksi masa depan yang ‘feasible and workable’: Danau Toba kelak bisa memiliki fasilitas-fasilitas dan pelayanan berkelas internasional yang membangun ‘citra’ sebanding dengan citra Sydney di Australia ­dengan ­Opera House-nya, Paris dengan menara Eiffel, dan ­lain-lain. n

KATEGORI MARATHON PUTRA

d­ epannya. Dan, tentu saja akan diperlukan, boleh jadi, perbaikan-perbaikan pelaksanaan tahun demi tahun. Konsep festival itu tentu memerlukan penge-

masan. Selain untuk menarik wisatawan membeli paket tur ke Danau Toba, juga mengemas PR sehingga gaung publikasinya menjangkau banyak pasar wisatawan di pelosok dunia.

World Drum Competition LATAR BELAKANG Melodic drum di dunia hanya dimiliki oleh ­tradisi masyarakat di Afrika, Myanmar, dan Batak (gondang). Lake Toba’s World Drum Festival merupakan upaya memperkenalkan tradisi drum (gondang) Toba kepada internasional, dengan kemasan tradisional dan kontemporer, bersama-sama dengan jenis drum lainnya (rhythm drum).

Vol. 4 l No. 41 l Mei 2013

Beginilah nanti terbayang festival dengan World Drum Competition, diikuti beberapa negara.

19


Pemasaran Destinasi dan Aksesibilitas

P

Cukupkah Pengalaman

esawat terbang A320 milik AirAsia Ketika mensosialisasikan rencana Visit Lombok Sumbawa Year 2012, Pemda NTB setiap hari mendarat di Bandara menjanjikan potensi pariwisatanya seperti ini : ­International Lombok, Mataram, dan langsung berangkat kembali ke ­Kuala Lumpur. Pesawat itu bisa mengangkut hingga 180 penumpang. Kini telah berjalan setahun, itu berarti, aman. Maksudnya, rute penerbangan Kuala Lumpur– Lombok itu tentulah telah menghasilkan jumlah penumpang rata-rata dalam setiap keberangkatan berkisar di atas 50 persen dari kapasitas angkutnya. Dengan demikian sang operator tidak menderita rugi untuk melayani wisatawan terbang dari dan menuju Lombok dari Malaysia. Di balik pencapaian itu, adalah kisah yang rasanya baru pertama kali dialami oleh maskapai penerbangan atau oleh pemda di Indonesia. Tahun lalu itu, Pemprov NTB menyerahkan dana Rp 500 juta kepada operator AirAsia untuk mendukung kegiatan mempromosikan, memasarkan destinasi Lombok. Wagub NTB Badrul Munir mengungkapkan, sejak dibuka, rute harus ditutup karena PLF alias Potensi Pariwisata Lombok Sumbawa: pemprov membayar 500 juta rupiah setahun ke jumlah penumpang ­rata-rata tiap penerbangan 1. PUNCAK GUNUNG, DASAR LAUT AirAsia, digunakan untuk mempromosikan NTB tak memenuhi tingkat yang diperlukan menurut 2. KEANEKARAGAMAN BUDAYA melalui iklan-iklan perusahaan penerbangan itu, perhitungan komersial pihak airlines. 3. MINAT KHUSUS (TREKING, ARUNG JERAM, DLL) termasuk di pesawat, di jejaring rute-rute interBoleh jadi sebabnya antara lain lantaran 4. KULINER (AYAM TALIWANG) nasionalnya yang sekitar 200 networks. kurang disikapi dengan antusias oleh masyarakat, 5. SHOPPING (MUTIARA) Tadinya AirAsia mengharapkan Rp 2 miliar, sehingga jumlah penumpang tak meningkat. 6. AKSESIBILITAS (GEOGRAFIS) namun kesanggupan APBD terbatas, kata Wagub Maka Wagub NTB Badrul Munir menyatakan 7. FASILITAS AKOMODASI Badrul Munir. Tetapi itulah, sikap pemda adanya rencana Pemprov NTB meneruskan pro8. KOMITMEN PEMERINTAH ­dengan dukungan biaya promosi tersebut, telah gram dukungan promosi pada airlines itu tahun mengekspresikan apreasiasi dan perhatian ter­ ini dan tahun depan. tian dan apresiasi terhadap upaya-upaya maskahadap airlines pendatang. Hal serupa sebenarnya dilaku- pai dan pemda setempat, dan jangan lupa agar Serta merta dukungan itu menkan pada tahun-tahun pertama di­pahami bersama sehingga diikuti oleh para jelma sebagai sikap koope­ratif maskapai penerbangan (yang pelaku industri pariwisata setempat. Promosi dan ‘welcome’ terhadap ­inisiatif baru berdiri waktu itu) bernama bersama niscaya akan mempercepat hasil dalam dan keinginan kerjasama pula Trans Nusa, yang membangun meng-generate konsumen. dari pihak airlines yang membuka dan mengembangkan operasi rute penerbangan baru langsung pada rute-rute penerbangan di Langkah Lain Lagi Tampaknya ada beberapa lagi langkah lain di KUL–Lombok. Perkembangan itu NTB–NTT. kemudian di­ikuti aktifitas pelaku Trans Nusa mengumumkan NTB. Pada bulan September 2013 ini dijadwalkan bisnis, para agen perjalanan, ope­ business plan-nya untuk menca- rampung pembangunan satu gedung yang akan rator tur dan kalangan hotel. pai peran sebagai maskapai uta- digunakan sebagai Pusat Pameran dan PenWagub Badrul Munir Dana yang relatif tak besar itu, ma dan berfokus di kawasan NTT jualan Mutiara. ‘Pusat Mutiara’ itu letaknya di seberang dari telah berfungsi ganda: (1) sikap sharing dengan dan NTB. Kini sudah dihubungkannya hampir lokasi Bandara Internasional Lombok (BIL). Itu airlines mempromosikan destinasi NTB, (2) ikut setiap kota di NTB–NTT–Bali hingga Makassar. mendukukung capaian passenger load factor Wagub NTB mengakui, tak selalu uang tu- pun diharapkan akan menjadi daya tarik yang (PLF) penerbangan. nai dan tak harus semua dari APBD, bisa melalui kuat bagi peningkatan kedatangan wisman ke Kalau PLF rata-rata kurang dari 50% maka rute beberapa alternatif, ada dari kerja sama pihak Lombok, sejalan dengan citra destinasi ini seitu tentu akan ditutup kembali. Terakhir, penga­ swasta, ada berupa bentuk bentuk kerja sama bagai salah satu pusat penghasil mutiara ber­ laman seperti ini terjadi setelah dibuka rute KUL– promosi lain yang terukur nilainya, untuk mema- kualitas di dunia. Kadisparda NTB, Lalu Gita Ariadi juga meng­ Makassar, dalam tempo kurang dari enam bulan jukan pariwisata. Jadi intinya merupakan perha-

20

Vol. 4 l No. 41 l Mei 2013


Lombok itu Menginspirasi? akui, itu berkat kerja sama pemda dengan beber- masukkan dan menangani turis berkunjung di rena slot time di Bandara Internasional Soe­karnoapa instansi terkait. Diuraikannya juga dengan NTB. Bukankah jumlah itu sudah relatif besar? Hatta, belum ada. Mirip problemanya dengan Jet Garuda Indonesia sedang terjadi saling pende­ Dia sendiri menangani wisman yang dikirim Star yang hendak membuka layanan langsung, katan. Dengan anak perusahaanke Lombok oleh ope­rator tur Australia–BIL, dan Tiger Airline dan Batik Airline, nya, ­Citilink, menurut Lalu Gita, besar di dunia, antara lain yang untuk rute penerbangan Singapura–BIL, dimana wujud saling dukung telah terterkenal dari Eropa, Kuoni, TUI, mereka belum memperoleh slot time dari bancapai misalnya demi mengikuti Voyage. ­“Sudah berjalan 20 ta- dara asal masing-masing. kegiatan even Direct Promotion Itu diungkapkan oleh General Manager (GM) hun,” ujarnya. untuk memasarkan destinasi NTB PT Angkasa Pura (AP) I BIL, Pujiono, kepada Masih Luas di Makassar, Sulawesi Selatan, wartawan di Lombok. Setelah beroperasi setahun Masih luas terbentang lapang­ sejak Oktober 2011, bandara ini mencatat rataoperator LCC itu memberikan an yang harus dijelajahi oleh rata tiga ribu penumpang per hari, pada momen diskon khusus bagi para pelaku indusri pariwisata di Lombok tertentu bisa mencapai lima ribu, dibandingkan bisnis wisata NTB untuk terbang khususnya dan NTB umumnya. dengan sebelumnya di bandara lama Selaparang, pp ke ­Makassar dari Lombok. Lalu Gita Ariadi Bandara Internasional Lombok rata-rata 1.500 penumpang sehari yang dilayani. Jumlah rombongan mendekati yang dipopuler­kan dengan sebutan BIL—agar ­seratus orang. Tentu jumlah frekuensi dan maskapai operator Even Direct Promotion merupakan ajang pro- mudah diingat—kapa­sitasnya hingga sekarang juga bertambah. Paling akhir, maskapai AirAsia mosi pariwisata dalam negeri yang diselengga- baru terpakai sebagian kecil. masuk ke BIL dengan rute LomSejak mulai dioperasikan rakan oleh Kemenparekraf. Sampai di manakah bok–Kuala Lumpur. Dan Citilink ­Oktober 2011 lalu, layanan keberhasilan NTB menarik wisman dan wisnus? menerbangi Lombok–Makassar. Menurut Lalu Gita, jumlah keseluruhan pener­bangan langsung ke dan Kadisparda Lalu Gita pernah wisatawan yang mengunjungi Lombok atau NTB dari luar negeri, barulah diisi oleh mengumumkan bahwa tahun telah mencapai sekitar 1 juta wisatawan tahun dua maskapai, yaitu ­AirAsia dan 2013 ini akan mengirim sales 2012. Sesuai dengan target yang dipasang untuk Silk Air. ­mission ke Malaysia, Saudi Arabia, Syukurnya, penerbangan doVisit Lombok Sumbawa Year 2012. Dia menyataChina, Hong Kong, Singapura dan mestik bertambah cukup banyak, kan sekitar 40% adalah wisman. Australia. Bagaimana pula cara menghitung dan sum- bukan hanya frekuensi, tetapi Anyway, okelah, itu sudah me­ ber datanya? Data itu merupakan pengolahan juga rute. Kini dilayani oleh pe­ rupakan pertanda positif yang Awan Aswinabawa oleh pemda berdasarkan dari beberapa sumber, nerbangan ke kota-kota Jakarta, harus disikapi dengan ­antusias yakni dari pihak imigrasi, pihak hotel, kapal- Bandung, Surabaya, Denpasar, Makassar. Dan, oleh stakeholders pariwisata di Lombok khususkapal laut yang beroperasi antara Bali–Lombok kota Singapura dan Kuala Lumpur. nya, NTB umumnya. Di Indonesia, ada permasalahan yang merutermasuk ke Gili-gili, dan data dari agen-agen Kita bisa berspekulasi bahwa akhirnya, pakan faktor ‘beyond control’ bagi suatu bandara setidaknya dalam tahun 2013, para operator tur/perjalanan. Di NTB, dewasa ini tercatat 130 agen per­ seperti BIL. Yaitu, tergantung pada ketersediaan penerbangan disebut tadi akan bisa merealisasi ja­­­lanan dan operator tur dalam ­keanggotaan time slot di bandara asal, ketika maskapai pe­ menambah kapasitas tempat duduk dan rute ­ASITA, ­Ketua Badan Promosi Pariwisata Daerah nerbangan hendak membuka rute ke BIL. baru, dan, berarti akan mempromosikan lebih Hingga awal Mei 2013, Mandala Airline belum luas lagi untuk menarik kunjungan wisman ke NTB, Awan Aswinabawa, di antaranya sekitar 60 yang aktif melaksanakan bisnis inbound, me- bisa memulai penerbangan rute Jakarta–BIL, ka­ Lombok. n

Wisatawan menikmati pantai Gili Trawangan, Desa Gili Indah, Kecamatan Pemenang, Tanjung, Kabupaten Lombok Utara, NTB.

Vol. 4 l No. 41 l Mei 2013

21


Aksesibilitas

Bandar udara Lampung.

Tambahan Peluang Bagi Pelaku Bisnis Wisata

B

ulan Juli–Agustus, setiap tahun selalu mencatat jumlah tertinggi wisman ke Indonesia. Itu memang merupakan musim puncak turis di dunia (peak ­season), ketika di belahan bumi utara musim panas sedang tiba dan summer vacation berlaku umum. ­ Negara ­belahan bumi utara kebanyakan negara industri maju dan ekonomi masyarakatnya memberi daya beli untuk bepergian berlibur ke mancanegara. Nah, biasanya airlines pun membuka rute baru atau penambahan frekuensi terbang, menjelang dan selama peak season. Indonesia tahun 2013 ini tampaknya memperoleh ‘peluang’ relatif besar, beberapa maskapai penerbangan telah meng­ umumkan pembukaan rute baru, atau penambahan frekuensi terbang. Selain dioperasikan oleh operatornya sendiri, ada juga yang meluaskan jangkauan layanan ke Indonesia melalui perluasan code sharing atau kerja sama dengan mitra operator yang tergabung dalam aliansi penerbangan dunia. Setidaknya telah diketahui dua aliansi dimaksud, Star Alliance dan Oneworld ­Alliance. Penerbangan code sharing meluas diantaranya Garuda de­ ngan Etihad, Mandala dengan Tiger ­Airlines, bahkan Lufthansa maskapai Jerman pun mengumumkan mulai Juli 2013 mem-

22

Vol. 4 l No. 41 l Mei 2013

perluas rutenya ke ­Indonesia untuk melayani penerbangan memasuki langsung enam kota destinasi wisata, Surabaya, Bandung, Semarang, Medan, Denpasar, ­Balikpapan. Lufthansa sendiri terbang langsung ke ­Jakarta. Maka ke daerah-daerah destinasi di luar Jakarta, dilayani melalui kerja samanya dengan airlines yang menerbangi rute regional dari Singapura dan Bangkok. Para pelaku bisnis pariwisata Indonesia perlu memberi ­perhatian dan menggarap peluang yang akan disodorkan oleh gerak para operator penerbangan ini. Salah satu cara ­pema­saran tercepat dewasa ini, jika hendak memasarkan produk wisata, paket-paket tur, layanan di darat (land arrangement) hingga layanan pramu­wisata, ialah melalui pemasaran online. Penawaran melalui internet, di samping memperkuat dan meningkatkan bisnis yang sudah ada, juga berpeluang besar menjaring koneksi baru, atau pelanggan baru, alias wisatawan yang ingin berkunjung ke Indonesia. Mulai 25 Juli 2013, Tiger Airways akan terbang ke ibukota Indonesia empat kali seminggu pada hari Senin, Selasa, Kamis, dan Sabtu, lalu bulan September ditingkatkannya menjadi pener­bangan setiap hari. Di dalam negeri di Indonesia, maskapai ini terbang antara Jakarta dan kota-kota utama termasuk Bali (Denpasar), Medan, Surabaya, ­Padang, Pekanbaru dan Yogyakarta, melalui kerja ­samanya dengan Mandala Airlines. Mulai 11 Juni 2013 ini, AirAsia menambah frekuensi penerbangan rute Lombok–Kuala ­Lumpur menjadi setiap hari, dari sebelumnya hanya 4 kali seminggu. Singapore Airlines (SIA) mulai tanggal 26 Juli 2013, akan mengambil alih salah satu dari dua penerbangan setiap hari ke Surabaya yang ­biasanya dioperasikan oleh anak perusahaannya Silk Air. Selain itu, meningkatkan frekuensi ke ibukota Jakarta dan ke Bali.


Aksesibilitas Dengan mengoperasikan Airbus A330 berkapasitas 285 kursi untuk penerbang­an Surabaya setiap hari, berarti meningkatkan kapasistas gabungan SIA dan Silk pada rute itu dengan 48%. Sejak hari itu pula SIA akan memperkenalkan layanan pe­ nerbangan yang kesembilan setiap hari ke Jakarta sekaligus menambahkan layanan harian keempat ke Denpasar (Bali). Airlines itu kini mengoperasikan 56 pener­bangan per minggu ke Jakarta, dan 21 penerbangan mingguan ke Denpasar. Silk Air, anak perusahaannya kini mengoperasikan 60 kali penerbangan per minggu ke sembilan destinasi Indonesia. Bulan Juli dan Agustus 2013 akan meluncurkan layanan ke dua poin lagi, yaitu Semarang dan Makassar. “Perekonomian Indonesia tumbuh dan ini telah meningkatkan permintaan untuk keperluan bisnis dan wisata,” kata Ms Lee Wen Fen, Penjabat Wakil Presiden Senior Pemasaran ­Perencanaan SIA. Adapun Garuda Indonesia, meningkatkan pemasaran domestik maupun internasional ­tahun 2013 ini dengan membuka beberapa rute domestik; Denpasar–Balikpapan, Balikpapan– Banjarmasin, Balikpapan–Menado, Balikpapan–Berau, Jakarta–Tanjung Pinang, dan rute internasional: Jakarta–London, Medan–Penang, Denpasar–Bangkok, Denpasar–Brisbane dan Denpasar–Kuala Lumpur. Maskapai penerbangan murah tersebut siap menjadikan bandara Subang SkyPark sebagai penghubung penerbangan Malaysia–Indonesia. Subang Jaya merupakan salah satu kota yang terletak di ­Selangor, Malaysia dijadikan sebagai penghubung penerbang­ an domestik Malaysia dan luar negeri terutama untuk penerbangan ke Thailand dan Sumatera Utara. Persetujuan penggunaan Subang airport dijadwalkan diperoleh pada akhir Mei 2013 dan tiket mulai dipasarkan di awal Juni 2013. Dari Australia, surat kabar The Sydney Morning Herald di­kutip telah melaporkan bahwa Thailand, Indonesia dan Amerika ­Serikat tetap menjadi tujuan paling populer bagi warga Australia berlibur ke luar negeri. Thailand, Indonesia dan Amerika Serikat tumbuh dalam popularitas selama 12 bulan terakhir, Selandia Baru tetap tujuan yang paling disukai untuk keluar Australia. Dipicu oleh menguatnya dolar Australia, membuat 8 juta warga Australia mengambil perjalanan ke luar negeri pada tahun 2012, meningkat 8% diban­dingkan 2011. Angka-angka yang diterbitkan pada akhir April 2013 oleh Biro Statistik Australia menunjukkan, jumlah warga Australia yang mengunjungi lima favorit tujuan luar negeri selama satu tahun ter­akhir, ialah:

• Selandia Baru (1,1 juta) • Indonesia (910,000) naik 13% • U.S.A. (819.000) naik 9% • Thailand (600.000) naik 23% • Inggris (487.000)

Garuda Indonesia telah membuka ­pemesanan untuk layanan rute baru dari Brisbane ke ­Jakarta yang akan kembali ­dioperasikan tanggal 1 Agustus setelah lima tahun absen. Ini pun penerba­ngan setiap hari dengan pesawat B737-800, melalui Denpasar. Adapun dari kerjasamanya code sharing pe­nerbangan dengan maskapai besar Etihad, akan dicakupnya rute Jakarta dan Abu Dhabi, Kuala Lumpur dan Abu Dhabi dan selanjutnya ke/ dari Amman, Bahrain, Beirut, Dammam, Frankfurt, Istanbul, Kuwait, London Heathrow, Milan Malpensa, Munich, Muscat, Paris Charles de Gaulle dan Riyadh.

Bandara Canggih

Salah satu yang membesarkan hati antara lain :

Bandara International Kuala Namu, juga akan memulai operasi terbatas bulan Juli mendatang. Bandara ini akan menggantikan Polonia yang berada di pusat Kota Medan, yang sudah teramat overloaded.

Kabin penumpang pesawat penerbangan nasional.

Kemampuan tekhnis bandara baru ini cukup mencolok, di mana pe­sawat tipe A-380 dapat diterimanya. “Secara teknis iya, bisa. Tapi apakah kita memutuskan untuk menerima A380 atau tidak, itu belum diputuskan,” Wakil Menteri Perhubungan, Bambang Susantono, menerangkan. Untuk memperluas jaringan penerbangan dan memperkuat konektivitas di wilayah barat Indonesia, Garuda Indonesia secara resmi juga telah meresmikan ‘hub’ Medan pada awal bulan Mei lalu untuk meningkatkan konektivitas di wilayah Indonesia Barat dan wilayah sekitarnya. Garuda membuka dua rute penerbangan baru, Jakarta– Tanjung Pandan dan Jakarta–Bengkulu, mulai Mei 2013. Medan menjadi ‘hub’ keempat Garuda Indonesia setelah Jakarta, Denpasar, dan Makassar.

Vol. 4 l No. 41 l Mei 2013

23


Aksesibilitas Melalui ‘hub’ itu, dilayaninya penerbangan langsung dari ­ edan menuju kota-kota di sekitarnya seperti Pekanbaru, M Batam, Palembang, Padang, Aceh dan Penang. Penerbangan dari hub Medan tersebut dilayani dengan pesawat CRJ1000 berkapasitas 96 kursi dengan ­konfi­­gurasi 12 kursi di Kelas ­Eksekutif dan 84 kursi di Kelas Ekonomi. Bagi manajemen hotel, agen perjalanan dan operator tur, hingga usaha-usaha bidang land arrangement dan pramu­ wisata yang proaktif, sebaiknyalah kini mengarahkan pema­ saran dan ‘penjualan’ online ke kota-kota yang betapapun jauh terletak dari Indonesia, tetapi akan dilayani oleh penerbangan mulai Juli 2013 ini. Pihak airlines tentu berharap, dan, sesungguhnyalah, caloncalon wisman di pelosok dunia ini akan tertarik berkunjung ke Indonesia ketika mengetahui adanya layanan penerbangan yang ‘convenient’ bagi perjalanan mereka. Teringat kembali akan satu misal, dan itu diharapkan tak terulang, pengalaman seorang wisman dari Kanada (dimuat di PI nomor 38). Dia menulis di blog dan facebook-nya tanggal 28 Februari 2012. Begini (terjemahan dari bahasa Inggris): Apakah Anda merencanakan perjalanan ke Bitung? Jika ­demikian, saya ingin menceritakan pada Anda. Setelah mencari melalui internet sebelum meninggalkan

Internet gratis di bandara Hongkong.

24

Vol. 4 l No. 41 l Mei 2013

rumah, saya tak memperoleh ­keterangan yang dibutuhkan, maka kami memutuskan mencari peluang saja jika sudah tiba di sana dan berkeliaran secara independen di sekitar wilayah pusat kota. Secara kebetulan kami berjumpa dengan seseorang bernama Hamed. Dia fasih berbicara bahasa Inggris, menawari kami tur sehari penuh untuk memperoleh highlights kota dan sekitarnya. Ketika itu kami berjumpa pula dan bergabung dengan dua pasangan tambahan, lalu kami yang telah berjumlah enam orang wisatawan, dibawa tur menggunakan sebuah mobil van A/C, sangat bagus untuk ongkos 80 USD total. Makan siang tidak termasuk, kami semua memang inginnya melihat-lihat sebanyak mungkin. Disediakannya air dan buah; kami berhenti dan meninjau tempat-tempat ini: Waruga (kuburan kuno yang unik), kawasan sawah, Fish Farm, ­Danau Tondano, pasar basah lokal, Chinese Temple, Monumen Blessing Yesus, Monument Eiffel Tower, ha­ nya untuk menyebutkan beberapa. Ia adalah pemandu yang sangat baik, dan kami tidak akan ragu memintanya lagi suatu saat. Anda dapat menghubunginya di nomor telepon ini. Dia cantumkan nomor hp dimaksud. n


Bisnis

Operator Tur dari Pramuwisata Mereka Memanfaatkan Online

O

perator lokal lumayan banyak di kaHarga paket, khususnya ke Krakatau, di Carita wasan pantai Carita, Banten. Awalnya relatif lebih murah daripada yang ditawarkan di mereka adalah pemandu wisata di sini, Anyer. Dari sisi jarak, Anyer–Krakatau lebih dekat, kemudian masing-masing mempunyai sekitar 25 mil, sedangkan dari Carita sekitar 28 mil. website, akhirnya banyak dari me­reka membuat Waktu tempuhnya hampir sama. Yang membedaperusahaan CV. Masing-masing mempunyai spe­ kannya, kapal yang digunakan di Anyer lebih besar sialisasi, ada yang fokus di Krakatau, ada yang fokus daripada yang dipakai di Carita umumnya. di Ujungkulon. Selain itu, semua pemandu di Sejak tahun 1995–1996, Carita sudah berlisensi dan bersaat peralihan dari Provinsi sertifikat. Di Pandeglang seluJabar ke Provinsi Banten, secara ruhnya berjumlah 42 pemandu, ­administratif, Krakatau termasuk di antara mereka 38 orang sudah ke dalam wilayah Lampung, lulus uji kompetensi. Ketiga pu­karena secara geografis lebih luh delapan orang semua berasal dekat jaraknya. dari warga lokal. Tapi Krakatau itu sudah lama Selain bahasa Inggris, ada menjadi ikon Banten, selain badak 2 orang pemandu berbahasa jawa ­(Rhinoceros sondaicus), se­ Perancis dan 2 orang berbahasa Rohman Edy hingga 95% wisatawan yang akan ­Jerman. Diberikan juga pelatihan ke Krakatau datangnya melalui guiding dan standar kompetensi. Carita. Tamu yang hendak ke Krakatau atau Ujung Rohman melihat sadar wisata di masyarakat Kulon 95% adalah wisman dalam kelompok kecil masih kurang. Itu perlu pendekatan dan pembinaan rata-rata 2–4 orang dalam satu trip. oleh pemda. Selain itu, dia mengingatkan, pelaku Di Kabupaten Pandeglang, Ketua cabang Himpun­ lainnya seperti hotel, operator tur dan pengelola an Pramuwisata adalah Rohman Edy. Menurut dia, obyek wisata juga perlu disentuh agar pariwisata di 5–7 operator tur yang aktif di sekitar pantai Carita. Banten berkembang lebih baik. Masing-masing memiliki pasarnya sendiri. Seperti dicetakan sebelumnya, Apud Saefudin, spesialis Perubahan itulah yang konstan melayani tamu dari Perancis, yang lain ada speDemikianlah sebenarnya di Indonesia hampir sialis tamu dari Jerman, Itali, dan dia sendiri banyak semua agen perjalanan dan operator tur yang kini membawa tamu dari Australia dan Amerika. masuk kategori perusahaan besar dan menengah, Masing-masing operator tur mempunyai situs di internet, sangat membantu promosi potensi wisata yang mereka ‘jual’. Untuk bisnisnya sen­diri rata-rata menangani 4 trip dalam seminggu, masing-masing trip membawa 2 orang tamu berarti dalam 1 bulan sekitar 30 wisman yang mengunjungi Krakatau. Dengan hitungan rata-rata harga paket ke Krakatau sekitar Rp 3 juta/orang, setiap operator bisa memutar omzet minimal Rp 90–100 juta per bulan. Para operator di sini sudah merasakan sen­diri keuntungan dengan cara berusaha ­seperti itu. Dia mengaku kapal-kapal yang digunakan ­untuk wisata di sini sudah memenuhi standar ­internasional turis: tersedia pelampung (life jacket), kompas, GPS, dan expert skipper. Peraturan pelayaran ditaati dan dipenuhi. ­Artinya, jika tidak mendapat izin berlayar dari syahWisatawan trekking di Krakatau. bandar kapal tidak akan bisa berlayar.

Vol. 4 l No. 41 l Mei 2013

asal muasalnya didirikan oleh pengusaha yang memulai karir sebagai pramuwisata. Success story mereka kaya dengan romantisme perjuangan. Bermula bekerja sebagai guide. Beberapa tahun menimba pengalaman, dan memperkuat kemampuan diri, lalu mundur dari tempat bekerja dan mendirikan perusahaan. ­Kontak-kontaknya yang terjalin dengan wisatawan sebagai konsumen, atau dengan pengusaha agen perjalanan luar negeri, kontak-kontak itu dikembangkan menjadi business deal. Kemudian dipelihara, dan, ditumbuhkan lagi. Mantan guide profesional relatif lebih mudah menumbuhkan usahanya, dan meningkatkan karier selaku pengusaha. Di zaman online belakangan ini, muncullah fenomena baru. Para pramuwisata, ada yang mendirikan perusahaan, ada pula yang secara individual menjalankan praktik bisnis layaknya perusahaan operator tur. Tentu saja kecerdasan memanfaatkan teknologi online menjadi modal utama, pendukung terhadap modal mereka lainnya, yakni menguasai pekerjaan lapangan. Menguasai pekerjaan lapangan itu dimaksudkan ialah ‘memahami psikologi wisatawan berdasarkan koleksi pengalaman nyata menangani mereka berwisata’. Di Bali yang demikian ramai, di satu sisi seakan menjadi problem, dengan isu mereka ­operator tanpa izin resmi. Tapi disisi lain mereka ber­argumen, bahwa mereka dengan nyata dapat mendatangkan sendiri wisman, ya itu tadi, melalui ­jejaring kenalan, dan jejaring komunikasi internet alias ­online. Setiap kali timbul problem karena terjadinya ­‘perubahan dan pergeseran-pergeseran’, tentu yang terbaik adalah menemukan solusi. Mengatur de­ ngan ­bijaksana. Kata ilmu manajemen, manajemen itu sen­diri berfungsi mengelola perubahan-perubahan yang terjadi. The challenge is always the change itself, ­because the change is constant. n

25


Indonesia Tengah

Membuka Pasar untuk

Wisata Susur Sungai, Kendati Perlu Terkendali Kalimantan Tengah tampak telah maju beberapa langkah. Tapi seluruh Pulau Kalimantan suatu ketika ramai dikunjungi wisatawan dalam dan luar negeri, manakala susur sungai, bertemu dengan masyarakat Dayak, simpati pada ekologi, berkelana di tengah hutan tropis paru-paru dunia, mencapai tahap sebagai daya tarik yang terkelola dengan modern. Namun, tanpa harus diharapkan pengunjung melimpah ruah, pengendalian pun diminta terlaksana dengan pengelolaan yang modern pula. Yang utama, orientasi pada peningkatan kesejahteraan masyarakat dan sustainable. Menyusuri Sungai Kahayan kini

Satu pagi hari Sabtu bulan Mei 2013, ramai orang menunggu di dermaga Tugu Soekarno, ­Palangkaraya, Kalimantan Tengah. Mereka tengah bersiap hendak menyusuri Sungai Kahayan naik KM Lasang Teras Garu dan Tahasak Danum. Perjalanan dimulai pukul 10.00. Tak jauh dari sana, dua kelotok wisata sedang menunggu pe­numpang dekat jembatan Kahayan. Kelotok wisata di bawah jembatan Kahayan menawarkan dua rute. Rute penuh selama 1 jam dari jembatan Kahayan–berbelok di terusan Kudung– dermaga Rambang–kembali ke bawah jembatan. Rute yang lebih pendek selama 30 menit dari bawah jembatan Kahayan–berbelok di terusan Kudung-bawah jembatan atau, dari bawah jembatan Kahayan–dermaga Rambang–kembali lagi ke jembatan. Rute penuh tarifnya Rp 175 ribu per kelotok de­ngan penumpang 5–10 orang. Bila ada tamu

memilih rute penuh dengan tambahan hingga ke Pulau Hampapak, tarifnya Rp 200–250 ribu per kelotok. Sedangkan rute pendek Rp 100 ribu. Berbeda dengan menggunakan kapal, menyusuri sungai di atas kelotok memang lebih berisik. Tapi, rasanya living like locals. Bentuk yang lebih kecil memungkinkannya mendekati rumah-rumah yang ‘halaman depan’-nya dimanfaatkan untuk budidaya ikan dalam keramba. Ada juga warung dan toko kelontong terapung. Di pertengahan jalan, kelotok-kelotok wisata berpapasan dengan Lasang Teras Garu dan Tahasak Danum. Di Kumkum, ada kelotok wisata yang sedang menunggu tamunya santap siang. Sungai Kahayan kini mulai ramai dengan kelotok dan kapal yang membawa masyarakat, barangbarang, dan turis. Gamaliel Tumon dari Central Borneo Adventure membenarkan, masyarakat menyadari mulai dikunjungi turis, tapi belum tahu mesti berbuat apa.

Berfoto bersama para penari dan pemusik di Sei Gohong.

26

Vol. 4 l No. 41 l Mei 2013

Wisman mancanegara bersiap membidik orangutan yang

Wisata susur sungai terlihat dampaknya, meskipun utamanya dirasakan di Palangkaraya dan Tanjung Puting. Di sisi lain, kepariwisataan juga tidak bisa terlalu dipercepat agar masyarakat jangan ter­ kaget-kaget. Sehari sebelumnya, di Sungai Rungan, pertama kalinya dua kapal turis ‘modern’ bernama Rahai’I Pangun dan The Spirit of Kalimantan berlayar berdampingan. Keduanya membawa satu grup photography workshop dari Australia yang di­ organisasi oleh seorang fotografer dan travel writer profesional, David Metcalf. Khusus trip kali itu, rutenya dari dermaga Rambang di Palangkaraya– Danau Tundai–Pulau Hampapak–Pulau Bapalas–­ Tangkiling–Desa Sei Gohong. Kalimantan Tour Destinations (KTD) mengoperasikan penuh dua kapalnya itu. Satu lagi kapal baru, Ruhuii Rahayu, tengah dalam proses finishing. Yang baru itu ukurannya lebih kecil, dengan ruangan yang fleksibel terdiri dari 1 double cabin dilengkapi folding door yang langsung menghadap ke dek. Di dek masih bisa memuat empat orang. Kapal tersebut bisa digunakan sebagai private charter atau luxury honey moon boat untuk 2 orang, atau bisa juga dipakai satu keluarga, menurut Direktur KTD, Lorna Dowson-Collins. Jadi, bisa disewa dengan harga lebih murah, tapi sebagai private charter sewanya akan lebih mahal daripada Rahaii Pangun. “I think they would love it. Our customer did booking before they come here. Biasanya mereka booking dari Inggris, dari Amerika beberapa bulan sebelumnya. Mereka mengenal kami dari website. So, bukanlah mereka yang bertempat tinggal di sini lalu berpikir mau naik river cruise. The unique ­selling point here in Palangkaraya is when you go to this ­island, you don’t see many people or tourists. It looks like more exclusive here,” katanya. Dari pengalamannya, ketika mereka menambahkan kata ‘luxury’ untuk menyebut nama kapalnya The Spirit of Kalimantan, banyak yang tertarik, permintaan meningkat lagi. Ada satu operator di Australia menginginkan kerja sama sistem direct sales. Operator tersebut menjual paket river cruise di Borneo seharga USD 1000/hari. Berarti Palangka­ raya sangat mungkin untuk menjual paket river


sedang makan di Pulau Bapalas, salah satu pulau pralepasliaran orangutan. Dan suasana di dalam Lasang Teras Garu.

cruise yang lebih mahal, kendati jumlah turisnya tidak massal, tapi high end atau sangat ekslusif.

Adalah satu contoh, untuk melihat gorila di ­Taman Nasional Uganda, Afrika, wisatawan harus antri, bahkan kadang harus menunggu 1–2 tahun, untuk mendapatkan tiket. Biaya­ nya sekitar USD 5 ribu per orang. Jumlah pengunjung ke sana pun dibatasi hanya 70 orang per bulan. Mereka menggunakan penghasilan dari tiket masuk secara efektif. Hasil tiket masuk tersebut digunakan oleh masyarakat di sekitar taman nasional yang harus menjaganya, membiayai sekolahsekolah, dan lain-lain.

TN Sebangau

yang diajak dalam kapal akan memperlihatkan bagaimana cara menangkap ikan saluang dengan menggunakan bumbung dari bekas kemasan botol minuman mineral. Dari sana menyusuri Sungai Kahayan di dalam kota dan mengunjungi pasar malam tradisional Blauran. Hari ketiga kembali pulang. “Yang kita pikirkan bagaimana mengembangkan wisata alam dalam waktu yang efektif dan tidak terlalu lama,” Bhayu Rhama dari Barama Intercity, menjelaskan. Barama pernah bekerja sama dengan Garuda membuat paket ‘gowes’. Durasinya 2 hari 1 malam. Wisnus cukup banyak meminati paket ini.

Jumlah Wisatawan ke Taman Nasional Tanjung Puting, Kalteng 2008-2012 (orang)

Agen lain Barama Intercity mempunyai paket-paket inbound ke Taman Nasonal (TN) Sebangau, menjual wisata susur sungai ­Kahayan. Kapal yang digunakan, bukan kelotok, pertimbangannya aspek keamanan, dan agar lebih tenang suasananya ketika menjelaskan narasi mengenai Taman Nasional yang ditinjau. Ditawarkan beberapa paket standar: 3 hari 2 malam, 4 hari 3 malam, dan 5 hari 4 malam. Terbanyak diminati ialah 3 hari 2 malam. Tamu tidak menginap di atas kapal, Sumber: Presentasi Kepala Balai Taman Nasional Tanjung Puting tetap di hotel-hotel di sekitar Palangkaraya. MeGaruda tiba di Palangkaraya di pagi hari, romnyusuri TN Sebangau selama 3 jam termasuk per- bongannya langsung ke kawasan Arboretum Nyaru jalanan pergi-pulang. Menteng untuk bersepeda, makan siang di Danau Acara perjalanannya (itinerary) seperti berikut: Tahai, dan gowes lagi di TWA Tangkiling. Esoknya di hari pertama tamu diajak ke Museum Balanga, kembali pulang. Paket ini terjual tahun 2011, tapi museum budaya Palangkaraya, lalu ke Arboretum memang kemudian terhenti. Nyaru Menteng, tempat rehabilitasi dan pusat “Wisata susur sungai harus tetap diekspos dan ­informasi orangutan, santap siang di Danau Tahai materi di dalamnya diperkaya. Wilayah lain di yang masih berada dalam kawasan Nyaru Men- ­Kalteng belum bisa mengalahkan wisata susur teng, berakhir dengan menyusuri Sungai Rungan ­sungai di Kotawaringin Barat (Kobar) yang berakhir melihat-lihat tempat pelepasliaran orangutan di di TN Tanjung Puting. Di sana ada sungai hitam dan Pulau Kaja. variasi-variasinya yang bisa diceritakan sepanjang Hari kedua menyusuri sungai dan rawa-rawa di perjalanan. Di Palangkaraya pemandangannya TN Sebangau, santap siang di sebuah pondok, se­ nyaris sama, kecuali river cruise dengan turun ke telah makan, orang lokal di sekitar taman nasional desa-desa,” lanjutnya kemudian. Vol. 4 l No. 41 l Mei 2013

TN Tanjung Puting kini

Kelotok milik masyarakat di TN Tanjung Puting (TNTP) didesain untuk tamu bisa menginap dan makan di kapal. Kelotok-kelotok itu kemampuannya mengangkut 10–20 orang. Wisman pengunjung TNTP tercatat berasal dari 37 negara. Di tahun 2012, kebanyakan datang dari AS, Spanyol, Australia, Inggris dan Belanda. Penerbangan dari Jakarta ke Pangkalanbun 1 jam 10 menit. Dua maskapai penerbangan melayani rute tersebut, Trigana dan Kalstar. Dari bandara di Pangkalanbun ke loket tiket di pelabuhan Kumai jaraknya 15 menit melalui darat. Di sana ada pusat informasi, hendak dijadikan TIC (tourist information center) dengan peralatan pemutaran film. Dari pelabuhan Kumai ke TNTP memerlukan waktu 1–1,5 jam perjalanan dengan kapal cepat, atau 2–3 jam dengan kelotok. Setiba di taman nasional, sebagian tamu menginap di hotel atau bungalow di sekitar sana, ada pula yang menginap di kelotok. Lokasi menginapnya di luar kawasan taman nasional tapi bukan di Pangkalanbun. Pola perjalanan wisatawan ke TNTP rata-rata 3 hari 2 malam. Selama itu, wisatawan meninjau feeding ground di Tanjung Harapan, Pondok Tangui, dan Camp Leakey. Feeding time di Tanjung Harapan pukul 9.00, di Camp Leakey pukul 14.00, dan di Pondok Tangui pukul 15.00. Hanya sekali sehari di setiap tempat itu. Umumnya menuju Camp Leakey lebih dulu, tergantung jam ketibaan. Bila telat bisa langsung menuju Pondok Tangui, bila menginap lebih dulu, langsung ke Tanjung Harapan. Yang digunakan boat house, bukan kelotok kecil. Menuju ketiga feeding ground tersebut, wisa­ tawan akan menyusuri Sungai Sekonyer dan Sungai Simpang Kanan. Tanjung Harapan dan Pondok Ta­ ngui berada di Sungai Sekonyer dan Camp Leakey di Sungai Simpang Kanan. Sekitar pukul 16.00-16.30 mulai bisa melihat bekantan, berbagai macam burung seperti raja udang, rangkong, dan lain-lain. Mengenai keluhan dari wisatawan, Soewignyo, Kepala Taman Nasional Tanjung Puting menanggapinya begini: ada 45 kelotok milik masyarakat

27


Indonesia Tengah

Kelotok di TNTP.

yang beroperasi di TNTP dan suatu waktu itu semua jalan, terutama dalam high season. Pada saat kelotok-kelotok itu sandar bersamaan maka terjadi penumpukan. Diperlukan kini tempat sandar khusus,agar dermaga hanya tempat naikturun penumpang. Dermaga itu kapasitasnya untuk sandar 5–6 kapal. Jika dibiarkan tanpa dibatasi kuota pengunjung, TNTP akan mengalami mass tourism dan tidak lagi berkarakter ekowisata. Menurut pengkajian sementara ini, jumlah ­pengunjung ke TNTP bisa dibatasi hingga 18 ribu orang setahun atau sekitar 1.500 pengunjung per bulan. (Ini rasanya terlalu sedikit). Sekarang lebih mengutamakan bagaimana mengatur jam feeding. Masih dikaji apabila jam feeding bersamaan akan bisa memecah konsentrasi pengunjung di feeding ground. Adapun yang akan dikembangkan oleh Sustainable Management Group (SMG) adalah kawasan sekitar Sungai Buluh Kecil dan Buluh Besar ke arah laut. Sistem zonasinya sudah disahkan. Diharapkan di sana bisa menjadi solusi agar tidak terjadi pe­ numpukan pengunjung. Fasilitas pariwisata praktis belum tersedia, baru dilakukan penelitian-penelitian. Direncanakan akan diadakan dermaga, resor/penginapan, obyeknya berupa feeding site orangutan yang baru, pembinaan habitat rusa, bird watching, konservasi penyu sisik, dan susur sungai.

Desa dan dermaga Tangkiling di kejauhan.

Pelibatan Masyarakat dalam Pengelolaan TNTP

Sumber: Presentasi Kepala Balai Taman Nasional Tanjung Puting

Di TNTP telah terbentuk Forum Pengembangan Ekowisata Kotawaringin Barat, yang terdiri dari seluruh stake holder pariwisata di sana. Forumnya terbagi atas bidang pengembangan SDM, pengem-

bangan produk termasuk paket-paket wisata, dan pendidikan masyarakat. Mereka mensosialisasikan program-program kepada para guru PLH (pendi­ dikan lingkungan hidup) di SMP-SMA, penyuluhan kader-kader kodarwis, dan desa wisata di sekitar taman nasional. Begitulah, Kalteng ideal sebagai kawasan eko­ wisata dengan atraksi satwa dan susur sungai. ­Akselerasi kini dibutuhkan di sini. Syukurlah, September 2013 akan diadakan IBTF (International Business Ecotravel Forum), ­kegiatan B to B khusus ekowisata. Buyers yang datang direncanakan travel agent dari 30 negara. Sellers dari Jakarta, Bali dan Pangkalanbun, belum ada travel agent dari daerah-daerah lain di Kalteng yang mendaftar. Tujuannya, mendekatkan travel agent dari ­Jakarta dan Bali dengan yang ada di Tanjung Puting sekaligus menjual keluar. Biro perjalanan di sekitar Tanjung Putting juga menjalankan praktek bisnis online. Kegiatan-kegiatan yang bisa mempercepat pariwisata di sini antara lain: lomba perahu kelotok, lomba perahu dayung, lomba ketangkasan sumpit, lomba perahu naga. Idealnya kegiatan tersebut dilaksanakan di antara bulan-bulan Februari– April. Jadi, pusat untuk investasi ke pariwisata di sini berlokasi di Palangkaraya dan Pangkalanbun, ­keduanya terpisah jarak 8–10 jam perjalanan darat atau 45 menit perjalanan udara. n

Kiri-kanan: wisatawan langsung membeli kelapa muda yang baru dipetik di Sei Gohong. Dan demi keselamatan, wisatawan menggunakan pelampung sebelum river cruise.

28

Vol. 4 l No. 41 l Mei 2013


Market Probe

Garuda di bandara Guangzhou China.

Jangan Takut

Ekonomi Cina Menurun

N

egeri Cina nyatanya telah menjadi salah satu kekuatan besar ekonomi dunia, dan begitu pula di sektor pariwisata. Outbound traveler-nya dikabarkan mencapai sekitar 80 juta, ulang, 80 juta, pertama kali mulai melebihi jumlah yang selama ini terbesar di dunia, wisman asal Amerika Serikat atau Jerman. Tapi belakangan ini sebagian analis mulai pula mengingatkan, ekonomi Cina dicurigai akan menurun. Sejauh mana nanti realitasnya? Bukankah, kalau mengalami galau ekonomi seperti di zona Euro sekarang, arus pariwisata pun akan terpenga­ ruh, artinya, akan berkurang, menurun jumlahnya, setidaknya mengurangi perjalanan jarak jauh, me­ milih dengan kritis destinasinya, dan seterusnya? Toh, boleh juga dianut, bahwa sejatuh-jatuhnya ekonomi Cina, merujuk para analis ekonomi sekarang, tak diharapkan jumlah outbound travelers-nya pun lantas anjlok. Jadi, harapan terhadap puluhan juta warga Cina yang hendak bepergian wisata setiap tahun, masih bisa dijadikan tumpuan hingga beberapa tahun the foreseeable future. Angka pariwisata Cina menunjukkan tanda-tanda menurun pada jumlah wisman yang mengunjungi negeri itu, memang, tampak lagi terjadi pada kuartal pertama 2013, tapi lebih banyak warga Cina pergi ke luar negeri, sebagaimana diumumkan oleh Badan Pariwisata Nasional China. Turis inbound mencatat 31.600.000 orang pada kuartal pertama 2013, turun 2 persen dari periode yang sama tahun lalu, namun wisatawan outbound mencapai jumlah 22,6 juta pada kuartal pertama, naik 16 persen dari periode sama tahun sebelumnya. Pendapatan pariwisata China mencapai sekitar 835 miliar yuan (133.600.000.000 dolar AS) pada

kuartal pertama, naik 15,8 persen dari periode yang sama tahun lalu. Wisata dalam negerinya berjumlah sekitar 1 ­miliar perjalanan juga pada kuartal pertama, naik 14 persen dari tahun sebelumnya. Pendapatan meningkat 18 persen dengan nilai 763 miliar yuan selama kuartal pertama 2013, menurut badan pariwisata tersebut. Menarik diperhatikan, sejak tahun 2011 peme­ rintahnya mengumumkan, akan berupaya meningkatkan wisata dalam negeri. Pertanda bukan hanya diharapkannya peran pariwisata dari inbound saja, tetapi juga dari wisata domestiknya. Jadi, negeri raksasa China pun mengharapkan peran besar dari ‘wisata nusantaranya’. Jangankan China, negeri Arab Saudi sama, sejak tahun lalu bertekad menggalakkan wisata domestik. Kita Indonesia telah on the right track semenjak beberapa tahun lalu mengkampanyekan Kenali Negerimu Cintai Negerimu.

Kembali ke China

Awal tahun 2013, Pemerintah Cina mengeluarkan satu dokumen berjudul Outlines of the Chinese Citizen’s Travel Initiatives 2013–2020, menguraikan rincian rencana untuk meningkatkan perjalanan warga China dan mengembangkan infrastruktur pariwisata seraya menawarkan insentif untuk bepergian. Di antara langkah-langkah spesifik yang hendak dijalankan pemerintah China disebutkan: 4 Membangun atau memperluas bandara, jalan raya, hotel dan atraksi. 4 Meningkatkan jumlah cuti yang dibayar untuk pekerja.

Vol. 4 l No. 41 l Mei 2013

4 Meningkatkan pemotongan pajak untuk ­insentif perjalanan perusahaan dan bertujuan konferensi. 4 Memungkinkan sekolah untuk ­menambah perjalanan liburan murid-murid di luar musim panas dan musim dingin. Januari–Oktober 2012, jumlah pengunjung dari Cina ke Amerika Serikat naik 37 persen dari periode sama tahun 2011. Pengunjung dari Cina ke AS telah meningkat secara dramatis sejak 2008. Maka industri wisata di negeri Paman Sam itu saat-saat ini semakin dianjurkan memanfaatkan gelombang wisatawan Cina. Pengusaha operator tur di AS menanggapi begini: “Pemimpin China menyadari bahwa kegiat­ an perjalanan alias berwisata akan memperluas cakrawala dari warganya, ketika orang melihat dunia lebih banyak, mereka tentu kembali ke China terinspirasi dan lebih siap untuk menjadi peng­ usaha kreatif.” Diperkirakan akan terjadi peningkatan 10 persen dalam perjalanan warga China untuk domestik dan internasional selama 2013 ini. Dan menekankan pariwisata ini akan berkelanjutan. Semakin menarik hati lagi fenomena wisata China, ketika beberapa bulan yang lalu, pemerintahnya juga mengeluarkan nasehat-nasehat pada warganya yang berwisata ke mancanegara. Diberikan advis bagaimana sebaiknya berperilaku selama berwisata di negeri orang. Agaknya komplein tentang perilaku itu telah bermunculan, kendati, di beberapa negara hasil survei menunjukkan, wisman dari China tergolong ‘higher spenders’ alias belanja mereka masuk tertinggi dibandingkan wisman asal negara lain. Bagaimana mereka ke negara tetangga dekat? Dapat dilihat perkembangan ini: Wisman ke Malaysia, Januari–Desember 2012 dan 2011, menurut kebangsaan : 1. Singapura 13,014,268 dan 13,372,647 Pertumbuhan -2.7% 2. Indonesia 2,382,606 dan 2,134,381 Pertumbuhan 11.6% 3. China 1,558,785 dan 1,250,536 Pertumbuhan 24.6% Grand Total 25,032,708 dan 24,714,324 Pertumbuhan 1.3% (Source : Tourism Malaysia with the cooperation of Immigration Department)

Malaysia mengerahkan Charter Flight : Negeri itu akan menerima lebih ­banyak turis asal kota Wuhan, Cina, mulai 1 April 2013, dengan dimulainya penerbangan dua kali seminggu. Hubei New Airlines International Travel Service dan AirAsia menandatangani kesepakatan awal Maret 2013 di Wuhan. Pengoperasian penerbangan charter dari Wuhan ke Kuala Lumpur adalah sejalan dengan upaya untuk mempromosikan Malaysia di kota ini dan akan berlangsung setidaknya dua tahun.

29


Market Probe

Jembatan yang menjadi daya tarik turis di kota Chengdu, Provinsi Sichuan, Cina.

Penandatanganan itu disaksikan oleh Direktur Tourism Malaysia di Shanghai Effendy Mat Yaman, dan Direktur Tourism Malaysia Beijing, Noran Ujang, pejabat pemerintah daerah di Hubei dan Wuhan, serta lebih dari 20 pelaku bisnis dari Malaysia yang berpartisipasi dalam Misi Penjualan Tou­ rism Malaysia ke Wuhan, Chengdu, Chongqing dan Guangzhou, pada 1–8 Maret 2013, dan, 30 agen perjalanan dan anggota media dari Wuhan. Malaysia mendukung upaya ini karena tidak ada penerbangan langsung dari Wuhan ke Malaysia. Itu juga untuk memastikan keberhasilan kesepakatan antara Hubei New Airline International Travel Service dan AirAsia dalam mengatur penerbangan charter. Wuhan termasuk secondary city di China tapi ibu kota Provinsi Hubei dan memiliki populasi 9,7 juta. Kota ini terkenal karena memiliki banyak lembaga pendidikan tinggi terkenal seperti Universitas Wuhan dan Huazhong University of Science & Techno­ logy, serta tiga zona pengembangan tingkat ­negara dan banyak perusahaan inkubator. Dalam hal kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, Wuhan berada di peringkat ketiga di Cina. Dilain perkembangan, wisman ke Thailand Januari–Maret 2013 berdasarkan kebangsaan: 1. Cina 1.122.691 Pertumbuhan 93,47% 2 Malaysia 627.759 Pertumbuhan 1,94% 3. Rusia 584.516 Pertumbuhan 26.00% 4. Jepang 408.048 Pertumbuhan 22,07% 5. Korea 350.529 Pertumbuhan 19,79% 6. Jerman 252.108 Pertumbuhan 12,22% 7. India 249.350 Pertumbuhan 18.21% 8. Inggris Raya 246.943 Pertumbuhan 2,83% 9. USA 227.319 Pertumbuhan 8,25% 10. Australia 224.530 Pertumbuhan 5,55% (Sumber: Kementerian Pariwisata dan Olahraga Thailand)

30

Seperti Malaysia, Thailand juga memasuki kotakota kedua (secondary cities) di China, selain kotakota besar yang sudah lama digarap yakni Beijing, Shanghai, Guangzhou, selain Hong Kong. Kota-kota dimaksud antara lain Chengdu, Kunming, Schenzhen, Wuhan. Ke Thailand, selama kuartal pertama 2013 jumlah wisman dari China pangsanya 32%. Keuntung­ an Thailand ialah letaknya yang dapat ditempuh dari kota-kota China tersebut dengan penerbangan antara 1,5 jam dan paling lama empat jam. Maka ongkos terbang, --notabene dengan menggunakan penerbangan reguler atau normal scheduled airlines--, yang merupakan salah satu unsur utama dalam paket wisata internasional, membuat harga jual akhir setiap paket menjadi lebih rendah, dibandingkan misalnya harga paket ke Indonesia. Khususnya dalam menggarap pasar China, menurut para pebisnis, para pengusaha perhotelan, bersedia melaksanakan promosi bersama dengan jalan mengatur penurunan harga atau pemberian diskon besar bagi wisatawan China, untuk ditarik ke Thailand pada periode-periode tertentu. Dikabarkan mereka juga mendapaatkan ‘semacam subsidi’(boleh jadi berupa dukungan biaya promosi, atau tunai).

Kota-kota Kedua itu Chengdu adalah ibukota Provinsi Sechuan, berada di bagian barat daratan Cina, jaraknya tiga jam terbang dari Hong Kong. Penduduk provinsi ini sekitar 110 juta jiwa, di kota Chengdu sendiri diisi oleh sekitar 13 juta orang. Rata-rata per tahun sekitar 400 ribu orang dari kota Chengdu berangkat melakukan perjalanan ke luar negeri. Jumlah itu memang masih relatif kecil diban­ dingkan seluruh outbound travelers dari Cina. Tetapi baik pejabat pemerintahnya maupun para agen per-

Vol. 4 l No. 41 l Mei 2013

jalanan yakin pertumbuhannya akan semakin cepat. Hampir tidak berbeda dengan apa yang ditemukan di kota Kunming, ibukota Provinsi Yunan. Kunming letaknya sekitar dua jam terbang dari Chengdu, maka antara Kunming dan Hong Kong ditempuh dengan penerbangan sekitar 1,5 jam. Dari Chengdu atau Kunming wisatawan bisa ke Bali dengan terbang melalui Hong Kong. Kalau dari Guangzhouw dan Shanghai, dapat digunakan penerbangan langsung ke Bali. Ada penerbangan Garuda Indonesia, atau Singapore Airlines melalui Singapore, Cathay Pacific via Hong Kong, dan lain-lain. Di Chengdu dan Kunming pernah ­ditemukan rencana para pelaku bisnis di kota itu untuk mening­katkan jumlah ‘charter flight’ ke Bali. Dari Chengdu tahun 2011 sudah ada beberapa kali pe­ nerbangan charter, dan tahun 2012 di hari Imlek, charter menggunakan pesawat A330 Batavia Air (waktu itu), per pesawat berkapasitas 300 pax. Di Chengdu, lima agen setempat membentuk konsorsium, di Kunming tiga agen, mereka ma­ sing-masing menjual paket wisata ke Bali dengan charter flight. Masing-masing konsorsium itu ‘sudah siap’ untuk menjual penerbangan charter mulai Juli 2011, dengan jumlah 16 kali penerbangan charter dari masing-masing kota Chengdu dan Kunming. Jadi, dengan total 32 penerbangan charter maka sekitar 6000 wisatawan dari dua kota ini mereka bawa ke Bali antara Juli 2011 sampai hari Imlek bulan Februari 2012. Kegiatan bisnis seperti ini tentu saja merupakan hasil dari promosi pariwisata Indonesia ke negeri Cina yang dilaksanakan sebelumnya. Kini, strategi memasuki kota-kota baru seperti ini tampak perlu dilanjutkan, jika diingat ‘main stream’ lalu lintas udara dari Cina daratan ke Indonesia masih terbatas dari tiga kota Beijing, Shanghai dan Guangzhouw.


Market Probe Adalah menguntungkan bahwa dari Hong Kong ke Indonesia beroperasi berbagai penerbangan, langsung atau tidak langsung, yang juga mengangkut wisatawan dari Cina ke Indonesia. Cathay Pacific, terbang dari Hong Kong ke Indonesia empat kali setiap hari bertujuan Jakarta, Surabaya dan Bali. Beijing, Shanghai dan Guangzhow dihubungkan ke Indonesia oleh penerbangan nasional Garuda Indonesia dan dua maskapai pe­ nerbangan Cina. Syukurnya, dari Hong Kong dibuka satu penerbangan lagi, Hong Kong Airlines, langsung ke Bali. Membuka rute baru penerbangan berjadwal langsung antara kota-kota lain di Cina bertujuan Indonesia, atau sebaliknya, harus diakui, bukanlah perkara mudah. Tampaknya penerbangan charter merupakan salah satu pilihan ekonomi terbaik. Indonesia sudah berhasil membuktikan pengalaman dari meningkatnya jumlah wisman dari Rusia ke Indonesia setiap tahun dengan tingkat pertumbuhan yang signifikan, yang hampir sepenuhnya mengandalkan kegiatan penerbangan charter hingga saat ini. Perbandingan lain memang bisa dilihat ke beberapa destinasi pariwisata, termasuk pesaing Indonesia seperti Thailand, berupaya menarik pe­ nerbangan charter dari kota-kota kecil di luar kota Roma, Italia, terbang membawa wisatawan langsung ke Puket atau ke Chiangmai. Ada pemimpin travel agent di Chengdu dan Kunming mengatakan, jika charter flight berfungsi membuka dan men-generate pasar, maka bisnis itu sendiri menjadi alat promosi yang ampuh, ditambah promosi word of mouth dari wisatawan setelah kembali dari kunjungan ke Indonesia. Penerbangan charter juga bisa menawarkan harga tiket lebih rendah daripada tiket penerbangan reguler dari kotakota kedua tadi. Ketika kondisi pasar telah ‘mulai basah’, pihak airlines akan melirik pada kemungkinan membuka rute baru penerbangan berjadwal. Berikutnya, akan terjadi the trade follow the ship. Dan demikianlah seterusnya, volume lalu lintas udara bergulir membesar. Wartawan koran West China City Daily mengutip Ketua ASITA-nya kota Chengdu, Zhang Jiang Kui mengatakan: “Chengdu adalah kota nomor satu di Cina bagian Barat; menjadi target dari negara-negara Asia Tenggara (dalam menarik wisatawan). Se­ telah charter flight beroperasi, maka menjadi lebih mudah bagi grup wisatawan dari Chengdu pergi ke Indonesia, dan berkurang setengah dari lamanya jam terbang, menghemat sekitar 2.000 Yuan atau setara Rp 2,6 juta.” Alhasil, lantaran jarak geografis ke Indonesia membuat penerbangan lebih dari empat jam hingga tujuh jam, maka biaya tiket pun lebih mahal, dibandingkan antar beberapa kota di China ke Thailand yang dapat ditempuh bahkan satu jam, paling lama 4 jam, demikian pula ke Malaysia. Sebagian penerbangan oleh maskapai nasional

Kegiatan di Guangzhou VITO (Visit Indonesia Tourism Officer) yang di Guangzhou, di akhir 2012 antara lain telah menunjukkan ‘opportunities’. Maskapai China Southern Airlines memulai penerbangan langsung ke Bali di akhir Oktober 2012. Rute ini menghemat waktu perjalanan tiga jam, kendati baru dua kali seminggu. Targetnya mendukung ke arah pencapaian 1 juta wisman dari China setahun. Upaya-upaya lain di akhir tahun itu antara lain ikut pada China (Guangdong) International Tourism Industry Expo (CITE), China Shanghai International Travel Mart (CITM). Sasarannya, memperkaya pengenalan produk wisata Indonesia, menyelenggarakan Indonesia Workshop, Online training, bersama Garuda melaksanakan Media FAM Trip, jumpa pers bersama ­Southern China Airlines, dan consumer promotion event serta seminar dengan agen-agen. Untuk promosi langsung ke konsumen, bersama agen-agen memasang iklan di media cetak, selain iklannya di bus, subway and billboards di bandara. Dipasarkannya 25 ‘brand’ di China: 1.A festival of festivals, 2.SPA, 3.Sybaritic stays, 4.Homestays, 5.Bali’s food, 6.Offerings, 7.Crafts of the islands, 8.Balinese dance, 9.Ubud, 10.Echoes of the gamelan, 11. Bali’s never-ending night, 12.Jatiluwih rice fields, 13.Underwater Gilis, 14.Diving Bali, 15.Bukit Peninsula beaches, 16.Jimbaran seafood, 17.Surfing Bali, 18.Kuta Beach, 19.Seminyak, 20.Pura Luhur Ulu Watu, 21.Sunrise over Trawangan, 22.Snorkelling, 23. Mawun Beach, 24.Surfing Lombok, 25.Hiking Rinjani. n

Indonesia dari China ke Indonesia rutenya langsung ke Jakarta, sehingga diperlukan transit time berkisar tiga jam di Jakarta untuk selanjutnya terbang ke Bali. Total jam perjalanan menjadi jauh lebih lama. Sementara ini Bali masih merupakan tujuan utama bagi wisatawan China. Ditemukan beberapa pihak di China yang ingin melancarkan bisnis charter flight langsung ke Bali. Tetapi hanya sebagian yang pernah terlayani dan terealisasi. Kalangan penerbangan untuk urusan charter memerlukan kemudahan dan dukungan. Ada ke­ lompok agen di China, yang membatasi permintaan hanya pada dukungan mencetakkan brosur atau mendukung pemasangan iklan di media, kalau mereka memulai mempromosikan paket wisata baru. Ihwal SDM, diperlukan lebih banyak pramuwisata yang fasih berbahasa Mandarin, dan, sedikit banyak memahami ‘psikologi’ dan ‘behavior’ warga China ketika mereka bepergian di luar negeri.

Ekonomi China menurun? Analis-analis di Barat menurunkan artikel, Gelembung ekonomi China hendak buyar. China memiliki populasi dan ekonomi terbesar kedua di dunia. Dalam beberapa tahun terakhir, tingkat perVol. 4 l No. 41 l Mei 2013

tumbuhan ekonominya rata-rata 9–10%. Faktanya Cina sekarang negara perdagangan terbesar dunia. Tapi di paruh kedua tahun 2012, turun. Pertumbuhan 7,6%, terendah dalam tiga tahun terakhir. ‘Bendera merah’ atau tanda peringatan lain muncul menjelang akhir musim panas 2012 ketika Indeks Pembelian Manajer, yang mengukur aktivitas manufaktur, jatuh ke level terendah dalam sembilan bulan—turun dari 53,1 ke 52,0. Nyaris menandakan ‘bahaya’ di depan mata. Mulai ‘curiga’ terhadap gejala pada ekonomi China yang inspiratif ini, lalu bertanya: Apakah di ambang penurunan? Analis menduga pertumbuhan ­ekonominya tahun 2013 akan jatuh antara 7,5% dan 8,0%, namun isu-isu tentang kebijakannya boleh jadi berakibat akan menurun lagi bahkan lebih rendah—malahan mungkin menjadi 7,0%. Pertumbuhan ekonomi yang cepat selama ini disebut seperti membangun gelembung, mendaki tajam menuju ke puncak... Sekarang sepertinya menuju ke penurunan. Itu menurut analis di Barat. Bagi Indonesia, peluang besar tetap sedang terbuka, bagi operator penerbangan, dan agen-agen yang mau bekerja sama dengan mereka. n (Arifin Hutabarat, dari berbagai sumber)

31


What Do They Say?

Strategi dan Improvisasi Batavia, Jakarta sekarang, sebenarnya pernah dijuluki the jewel of the Java. Peninggalannya yang masih ‘kokoh’ saat ini memang belum diasah menjadi sebuah berlian sempurna. Masih memerlukan usaha keras dan ketekunan dari semua pihak agar situs yang menjadi bagian dari berdirinya sejarah negara ini mampu merepresentasikan dirinya. Ini kata Dr Harsh Varma, Director Technical Cooperation and Services UNWTO: “Kota Tua is very reach area. It’s very good, the culture, the heritage, the people and the buildings. There must be a systematical and scientific ­effort, and joint effort of ­every body to promote it: The Ministry of Tourism and Crea-tive Economy, The Office of Government of Jakarta, the local people, and every Dr Harsh Varma body. Yes, I have been in Kota Tua before. It’s excellence. Very rich culture heritage,” begitulah yang dilihat dan dirasakan oleh Dr Harsh Varma. Dia berbicara juga di hadapan pers Indonesia saat Menparekraf Mari Elka Pangestu memberikan keterangan pada acara jumpa pers ­sehubungan penyelenggaraan satu workshop mengenai Kota Tua Jakarta, awal Mei 2013. Ihwal workshop itu sendiri, kata dia: “This workshop will give a wider perspective on how to manage and develop Kotu by using the tourism to reactivate the business and economics within the area. We need a strategy and improvement on conservation in a special project for short term, medium term, and long term. This should be done in a practical practice with the joint efforts of all stakeholders.”

Wisnus Vivi bersama suaminya baru saja datang dari Australia di ­Jakarta. Dia baru mengetahui Kota Tua dari adiknya, Bulan. Jadi, pertama kali ­datang ke sini, sedangkan adiknya sudah dua kali. Mereka berdua sepakat Museum Fatahillah juga gedung-gedung tua lainnya sebenarnya bagus tapi terlihat kurang terawat. Di dalam museum, informasinya perlu ditambah dan malah baiknya ­lebih detil, juga penataan koleksi dibuat dengan alur yang menarik dan tidak membosankan. “Kebetulan saya baru dari Thailand dan pergi ke ­museum-museum seperti ini di sana. Terlihat sekali semuanya dirawat dengan baik. Segala sesuatunya dipajang dengan informasi yang agak detil. Di dekat pintu masuk tadi kami lihat ada gerobak dan kios, hanya diletakkan begitu saja, itu apa maksudnya? Tidak ada keterangan apa itu gerobak bakso atau apa. Penataannya juga harus lebih baik. Tampak meja bagus di lantai atas, namun tidak ada keterangan apapun, jadi tidak tahu itu apa,” kata Vivi. Bulan menambahkan, “Penataan di museum seperti gak nyambung. Jadi kurang menarik. Pertama kali datang, saya melihat museum ini rusak

32

Vivi (kiri) dan Bulan (kanan) di atrium Museum Fatahillah.

sekali seperti tidak pernah dirawat dan dibiarkan saja. Kayu-kayu di lantai atas juga sudah banyak goyang-goyang. Saya memang belum pernah tahu mengenai Kota Tua Jakarta sebelumnya. Baru tahu teman menceritakan lalu mengajak ke sini. Sayang, gedung tua yang tidak dipakai lagi didiamkan padahal bisa dijadiin apa gitu.” Vivi melanjutkan, “Itu bisa dijadikan obyek yang bagus kan? Kebetulan suami saya orang Australia dan kurang suka dengan mal, kalau berada di Jakarta terasa monoton kalau hanya ke mal. Kota Tua ini sebenarnya bagus. Apalagi anak-anak muda sekarang senang yang vintage atau jadul.” Selain menjadi lebih bagus, mereka berharap Kota Tua bisa menawarkan kulinari khas Betawi atau kulinari jadul yang mereka yakini akan menambah kawasan ini lebih asyik, terutama bagi kaum muda.

Penyuka Wisata Budaya Tante dan keponakan ini ditemui saat mengikuti tur menjelajah Kota Tua bersama KJB. “Aku sudah sering jalan-jalan ke Kota Tua, sudah lebih dari 5 kali. Pertama kali datang sekitar 2 atau 3 tahun lalu karena ada yang pernah ngomongin Kota Tua. Awalnya tidak tahu jalan-jalannya dengan siapa. Akhirnya mencari sendiri di web, eh, ternyata ada komunitasnya. Jadi ya ikutan jalan bareng dengan komunitas seperti ini,” kata tante Indah. Dia bekerja dan tinggal di daerah Bekasi, dengan mengikuti kegiatan yang dilaksanakan komunitas-komunitas, sudah mengunjungi lima zona di Kota Tua mulai dari Sunda Kelapa, Kampung Arab, Pecinan, hingga semua museum di kawasan itu. Menurutnya, PKL di Kota Tua perlu dibenahi dan ditertibkan. Agar tidak penuh sesak oleh para pedagang dan memberi kenyamanan kepada para pengunjung yang mau datang ke museum-museum di sekitarnya. “Senang jalan-jalan ke museum. Ikutan jalan-jalan bareng ­rombongan sudah dua kali dengan sekarang. Biasanya diajak tante. Capai sih, tapi senang,” begitu kata Gladis, keponakannya yang duduk di kelas 4 SD di Bekasi. Tantenya menambahkan, “Biasanya dia suka bête kalau saya jalan-jalan ke museum dia nggak diajak. Saya mengajak dia agar dak Indah (kiri) dan Gladis. selalu jalan-jalan di mal saja.

Vol. 4 l No. 41 l Mei 2013


What Do They Say?

Mahasiswa dengan Tugas Akhir Tak sedikit mahasiswa atau pelajar yang memanfaatkan kegiatan komunitas-komunitas di Kota Tua untuk merampungkan tugas lapangan atau tugas akhirnya. Seperti dua mahasiswa semester 4 di Unviersitas Bunda Mulia Jakarta, Hendrik dan Dedy. Baik Hendrik maupun Dedy mengetahui lebih banyak tentang Kota Tua dari internet. Hendrik sendiri sudah pernah diajak ke Kota Tua sejak masih duduk di sekolah dasar. “Sudah lebih dari 5 kali. Tapi ke Kota Tua bareng komunitas seperti ini, baru sekali. Biasanya pergi dengan orang tua, saudara, atau bersama teman-teman,” kata Hendrik.

Dedy (kiri) dan Hendrik.

Museum-museum di sekitar Kota Tua yang sudah pernah dikunjungi­ nya: Museum Fatahillah, Museum Mandiri, Museum Bank Indonesia. ­Kecuali Museum Nasional (Museum Gajah), dia belum pernah mengunjungi ­museum lainnya di Jakarta. “Pertama kali mendengar Kota Tua ya saya pikir bangunan-bangunannya sudah tua, sudah runtuh gitu,” lanjutnya.

Sebenarnya dia ­ingin mengikuti ke­giatan ber­tema Imlek di bulan sebelumnya, tapi jumlah pendaftaran peserta sudah penuh. Dia tahu informasi Kota Tua Jakarta dari seorang teman yang membuat dan mempublikasikan buku me­ ngenai gedung-gedung tua di Batavia dan internet. Dia pernah tinggal di Jakarta 20 tahun lalu. Dihitung-hitungnya, Geoff Edwards mungkin 50 kali dia sudah berkunjung ke Kota Tua untuk mengambil foto. Termasuk mengabadikan masyarakat yang tinggal di sekitar tembok lama kota Batavia di area dekat Sunda Kelapa. “Yes, I like Kota Tua. My suggestion is save it. I mean, you need support from government and financial to save the buildings, then fix them up,” ­katanya. Selesai itu, dia kembali ke Australia. Dia sempat mengirim pesan singkat kepada Pariwisata Indonesia, akan kembali lagi di bulan Mei dan Juni tahun ini, masing-masing selama 10 hari, untuk mengikuti tur-tur semacam ini dan minta diberitahu jika ada kegiatan lain yang menarik di daerah lain. n

Wisman 50 Kali? Menyelip satu bule dalam rombongan Jelajah Kota Tua KJB di bulan Maret 2013. Geoff Edwards sengaja datang dari Australia ke Jakarta ­hanya untuk mengikuti ke­ giatan ini.

Kota Tua Semarang. Vol. 4 l No. 41 l Mei 2013

33


Indikator

Jumlah Kunjungan Wisatawan Mancanegara Menurut Pintu Masuk dan Kebangsaan — P i n t u

M a s u k

Utama

Soekarno- Ngurah Polonia Batam Juanda Sam Adi Makas- Mata- Seping- Sultan Syarif Tanjung Tanjung Adi Entikong MinangNo. Kebangsaan Hatta Rai Ratulangi kabau Sumarmo sar ram gan Priok Pinang Sucipto Kasim II U U U L+U U U D U U U+L U U U L L U

1 Singapura 13,212 8,439 896 48,439 1,383 117 26 57 93 38 287 546 224 2 5,050 421 2 Malaysia 20,388 13,841 9,192 14,206 3,828 42 1,045 2,176 326 674 439 277 974 1 991 3,071 3 Jepang 14,887 15,133 170 1,628 631 141 4 33 12 10 73 31 10 - 25 111 4 Korea Selatan 7,776 9,160 149 4,740 304 18 3 2 3 4 199 14 23 - 55 35 5 Taiwan 4,667 10,552 158 300 755 4 16 7 - 3 1 7 10 - 27 30 6 China 18,652 27,540 613 2,102 1,151 73 85 57 13 8 57 36 44 7 252 157 7 India 5,596 4,465 152 3,045 303 6 4 7 22 10 27 61 92 41 119 58 8 Philipina 3,203 2,632 120 3,142 172 20 13 3 6 6 13 38 15 36 191 50 9 Hongkong 2,116 2,321 85 169 347 23 14 2 2 3 13 3 1 - 15 12 10 Thailand 4,336 3,459 566 374 807 33 6 36 22 14 3 14 37 1 19 443 11 Australia 6,048 61,949 325 938 266 105 50 236 14 13 103 125 19 13 52 80 12 Amerika Serikat 5,855 7,901 226 906 480 182 5 38 33 34 55 67 71 - 76 171 13 Inggris 4,279 8,138 385 1,262 208 46 23 24 17 32 187 36 18 - 83 173 14 Belanda 4,281 4,916 397 267 222 156 11 11 47 17 92 8 3 - 51 74 15 Jerman 3,002 6,440 363 293 272 204 7 33 - 46 119 12 16 1 23 106 16 Perancis 3,261 10,545 191 296 217 141 8 42 268 35 270 68 16 - 27 240 17 Rusia 801 7,635 34 14 44 21 3 1 - 2 26 5 4 1 4 50 18 Arab Saudi 7,158 232 4 18 16 - - - - 1 - - 1 - - - 19 Mesir 216 187 5 15 4 - - - - - - 4 - - - 5 20 Uni Emirat Arab 813 44 - 3 - - - - - - - - - - - - 21 Bahrain 58 11 - 4 - - - - - - - - - - - - Lainnya 32,077 33,860 980 11,002 6,264 431 85 147 419 361 320 141 105 5,655 292 1,308 Jumlah 2013 162,682 239,400 15,011 93,163 17,674 1,763 1,408 2,912 1,297 1,311 2,284 1,493 1,683 5,758 7,352 6,595 Jumlah 2012 161,005 222,657 16,383 93,813 16,061 1,669 1,503 2,665 2,189 1,192 1,482 1,333 1,701 5,760 8,734 4,505 Pertumbuhan (%) 1.04 7.52 -8.37 -0.69 10.04 5.63 -6.32 9.27 -40.75 9.98 54.12 12.00 -1.06 -0.03 -15.82 46.39 KUNJUNGAN WISMAN MELALUI PINTU MASUK LAINNYA TOTAL KUNJUNGAN WISMAN MELALUI SELURUH PINTU MASUK Sumber : Ditjen Imigrasi dan BPS (diolah kembali oleh Pusdatin Kemenparekraf) l Catatan : Data kebangsaan tahun 2012 merupakan data sementara l Keterangan jenis pintu masuk : U (Udara), L (Laut), D (Darat)

Jumlah Kunjungan Wisatawan Mancanegara Menurut Pintu Masuk dan Kebangsaan — P i n t u No. Kebangsaan SoekarnoHatta U 1 Singapura 55,733 2 Malaysia 92,748 3 Jepang 64,474 4 Korea Selatan 33,751 5 Taiwan 21,200 6 China 80,319 7 India 21,691 8 Philipina 12,737 9 Hongkong 11,798 10 Thailand 14,636 11 Australia 24,552 12 Amerika Serikat 25,457 13 Inggris 17,964 14 Belanda 15,766 15 Jerman 12,149 16 Perancis 11,153 17 Rusia 3,218 18 Arab Saudi 30,006 19 Mesir 910 20 Uni Emirat Arab 1,936 21 Bahrain 199 Lainnya 138,284 Jumlah 2013 690,681 Jumlah 2012 638,284 Pertumbuhan (%) 8.21

Sumber : Ditjen Imigrasi dan BPS (diolah kembali oleh Pusdatin Kemenparekraf) l Catatan : Data kebangsaan tahun 2012 merupakan data sementara l Keterangan jenis pintu masuk : U (Udara), L (Laut), D (Darat)

34

M a s u k

Utama

Ngurah Polonia Batam Juanda MinangAdi Makas- Mata- Seping- Sultan Syarif Tanjung Tanjung Adi Sam Rai ram gan Priok Pinang Sucipto Ratulangi Entikong kabau Sumarmo sar Kasim II U U L+U U U D U U U+L U U U L L U 34,477 4,489 219,274 5,744 512 74 638 476 213 1,082 1,917 935 20 21,897 2,087 55,680 40,860 55,516 16,578 135 5,827 10,728 1,555 2,475 1,535 1,183 4,693 3 3,934 10,133 65,183 672 7,360 2,389 408 14 75 54 27 192 108 55 1 134 437 40,479 654 21,479 1,184 98 17 8 19 11 386 69 48 1 137 196 38,295 685 1,194 2,837 21 100 8 2 9 8 12 84 2 107 124 128,125 2,403 9,750 4,329 534 276 221 62 36 302 94 254 50 1,104 369 18,312 647 12,836 1,118 46 29 30 78 24 107 251 229 82 727 197 7,151 435 11,759 641 93 68 30 16 15 35 133 51 109 721 126 10,284 495 580 1,414 141 47 11 11 11 61 80 19 4 115 43 9,632 1,037 1,543 1,767 65 23 54 67 39 28 49 97 10 59 899 239,109 1,269 3,919 1,004 359 104 550 66 43 325 535 83 36 204 370 29,337 1,062 3,706 1,795 666 38 127 98 103 290 295 191 314 205 546 31,330 1,114 4,987 824 264 54 122 68 85 619 147 51 111 349 465 18,557 1,450 1,177 835 355 51 40 134 63 234 24 11 552 135 303 24,901 1,244 1,403 1,002 558 28 122 140 116 316 50 68 36 116 383 29,564 649 1,185 696 245 12 167 441 83 592 247 32 - 186 530 35,672 171 159 116 43 9 24 - 12 112 5 35 7 20 198 975 18 71 58 - 1 - - 1 4 - 1 - 1 6 566 20 49 10 - 1 - 1 - - 10 - - 4 8 146 2 12 2 - - - - - - - - - - - 40 - 13 3 - - 1 - - - - 1 - - - 135,141 4,391 50,092 26,028 1,575 585 563 1,482 1,180 1,125 663 296 21,911 1,092 5,293 952,956 63,767 408,064 70,374 6,118 7,358 13,519 4,770 4,546 7,353 5,872 7,234 23,249 31,247 22,713 904,495 65,838 383,158 60,808 6,246 7,735 10,875 7,317 4,581 4,931 6,265 6,928 21,381 34,968 16,000 5.36 -3.15 6.50 15.73 -2.05 -4.87 24.31 -34.81 -0.76 49.12 -6.27 4.42 8.74 -10.64 41.96 KUNJUNGAN WISMAN MELALUI PINTU MASUK LAINNYA TOTAL KUNJUNGAN WISMAN MELALUI SELURUH PINTU MASUK

Vol. 4 l No. 41 l Mei 2013


Indikator

— Bulan April 2013 Jumlah Kunjungan Husein Sas- Tanjung Balai Ka­ Wisman Melalui 19 tranegara Uban rimun Pintu Masuk Utama

U L L 2012 2013 1,832 5,288 2,570 88,920 93,55 10,933 856 4,280 87,540 92,058 92 1,328 5 34,324 32,661 46 1,350 4 23,885 23,085 11 381 16 16,945 14,833 44 3,178 41 54,110 42,751 139 1,359 94 15,600 14,401 45 1,180 35 10,920 10,040 21 419 3 5,569 6,327 72 94 75 10,411 9,091 109 1,173 9 71,627 68,990 101 633 4 16,838 16,535 72 1,173 28 16,184 17,264 50 160 11 10,774 10,530 33 425 2 11,397 11,706 45 668 13 16,351 16,217 1 173 - 8,81 6,965 4 - 5 7,439 5,422 1 - - 437 340 20 - - 880 339 - - - 73 74 250 2,249 396 96,342 96,438 13,921 22,087 7,591 605,385 589,620 12,639 25,784 8,545 10.14 -14.34 -11.16 40,732 36,480 646,117 626,100

Pertumbuhan (%) -4.95 -4.91 5.09 3.47 14.24 26.57 8.33 8.76 -11.98 14.52 3.82 1.83 -6.26 2.32 -2.64 0.83 26.62 37.20 28.53 159.59 -1.35 -0.10 2.67 11.66 3.20

Penerimaan Pariwisata Internasional US$ 1.075.000.000.000

P

enerimaan dari pariwisata internasional di tujuan di ­seluruh dunia tumbuh sebesar 4% pada tahun 2012 mencapai US$ 1.075.000.000.000. Pertumbuhan ini sama dengan kenaikan 4% dalam kedatangan wisatawan ­internasional yang mencapai 1.035.000.000 pada tahun 2012. Sebuah tambahan US$ 219 miliar telah dicatat dalam penerimaan dari angkutan penumpang Taleb Rifai internasional, sehingga total ­ekspor yang dihasilkan oleh pariwisata internasional pada tahun 2012 menjadi US$ 1,3 triliun. Menurut laporan terbaru Barometer UNWTO, penerimaan pariwisata interna­sional mencapai rekor baru pada tahun 2012, mencapai sekitar US$ 1.075.000.000.000 di seluruh dunia, naik 4% secara riil, dari US$ 1.042.000.000.000 pada tahun 2011. “Mengingat pariwisata merupakan ekspor utama bagi banyak negara di se­ luruh dunia, hasil ini adalah berita baik karena menyediakan cadangan devisa bagi negeri tujuan wisata, dan berkontribusi terhadap penciptaan lapangan kerja di bidang pariwisata serta sektor ekonomi terkait,” kata Sekretaris Jenderal ­UNWTO, Taleb Rifai. n

Sumber : BPS

— Bulan Januari–April 2013 Jumlah Kunjungan

Wisman Melalui 19 PertumHusein Sas- Tanjung Balai Pintu Masuk Utama buhan tranegara Uban Ka­rimun (%) 2012 2013 U L L 9,286 25,366 11,536 395,756 379,004 4.42 42,525 3,080 19,962 369,150 351,410 5.05 454 6,886 29 148,952 135,983 9.54 239 6,997 17 105,790 106,281 -0.46 54 2,362 108 67,212 62,581 7.40 254 20,064 144 248,690 221,258 12.40 388 5,561 588 62,941 54,603 15.27 137 3,626 279 38,162 35,231 8.32 77 1,458 15 26,664 24,876 7.19 262 273 290 30,830 27,144 13.58 438 3,735 59 276,760 270,521 2.31 393 2,752 27 67,402 62,594 7.68 253 4,305 181 63,293 60,213 5.12 218 689 41 40,635 42,016 -3.29 171 2,143 24 44,970 41,802 7.58 174 2,627 44 48,627 46,733 4.05 5 659 1 40,466 38,734 4.47 25 17 24 31,208 26,419 18.13 3 7 3 1,592 1,299 22.56 24 8 - 2,130 1,143 86.35 2 2 - 261 234 11.54 1,032 9,991 2,002 402,726 380,209 5.92 56,414 102,608 35,374 2,514,217 2,370,288 6.07 46,007 108,241 36,230 22.62 -5.20 -2.36 149,959 159,608 -6.05 2,664,176 2,529,896 5.31

Distribusi Bulanan Kunjungan Wisatawan Mancanegara ke Indonesia Melalui 19 Pintu Masuk Utama dan Pintu Lainnya, 2013 vs 2012 Bulan Januari 2013 2012 Pertumbuhan (%) Februari 2013 2012 Pertumbuhan (%) Maret 2013 2012 Pertumbuhan (%) April 2013 2012 Pertumbuhan (%) Januari–April 2013 2012 Pertumbuhan (%)

19 Pintu Masuk Utama

Pintu Masuk Lainnya

Total Kunjungan Seluruh Pintu Masuk

581,854 619,959 -6.15

32,474 32,733 -0.79

614328 652692 -5.88

642,095 545,651 17.68

36,320 46,851 -22.48

678,415 592,502 14.50

684,883 615,058 11.35

40,433 43,544 -7.14

725,316 658,602 10.13

605,385 589,620 2.67

40,732 36,480 11.66

646,117 626,100 3.20

2,514,217 2,370,288 6.07

149,959 159,608 -6.05

2,664,176 2,529,896 5.31

Sumber : BPS Sumber: Ditjen Imigrasi dan BPS (diolah kembali oleh Pusdatin Kemenparekraf)

Vol. 4 l No. 41 l Mei 2013

35


Even Utama di Dalam Negeri, Mengusung Promosi Pariwisata Menjangkau Tanah Air Sekaligus Pasar Mancanegara

( Dalam

s t i v a l E r a u , F e s t i v a l To To b a , F e raja u a n a ) lD a v i t es F : an nyiap e p s prose

Beberapa di antara even utama promosi pariwisata di dalam negeri, yang diselenggarakan dan yang didukung oleh Kemenparekraf tahun 2013 :

FESTIVAL DANAU SENTANI

Festival Budaya Lembah Baliem

Informasi : Telp. 021-3838220 u Fax. 021-3208612 u Website: www.indonesia.travel u Email: kncn@indonesia.travel Direktorat Promosi Pariwisata Dalam Negeri u Direktorat Jenderal Pemasaran Pariwisata Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif RI u Jalan Medan Merdeka Barat No. 17, Jakarta

36

Vol. 4 l No. 41 l Mei 2013


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.