Newsletter Pariwisata Indonesia Edisi 43 - July 2013

Page 1

Vol. 4 l No. 43 l Juli 2013

Gerak Bersama

Stakeholders Pertumbuhan pariwisata kita on track, namun memang harus kerja keras untuk berharap peak season ini lebih tinggi hasilnya, dan, nanti saat off season, strateginya seperti apa, para pelaku industri diharapkan mempunyai kiat-kiat. Menteri Parekraf Mari Elka Pangestu mengingatkan hal itu ketika menjelaskan capaian-capaian periode Januari–Mei 2013. Target moderat jumlah wisman 2013 adalah 8,6 juta, target lebih optimis 9 juta.

Mulai Menjadi Kota Sport and Culture Tourism halm.

7

Menguatkan Kemauan Gerak Bersama halm.

11

Memulai dan Mengembangkan DMO halm.

Vol. 4 l No. 43 l Juli 2013

26

www.newsletter-pariwisataindonesia.com


Tak kurang dari 63 orang berbagai unsur stakeholders pariwisata, tentu saja ter­ utama dari kalangan pelaku bisnis, dihimpun bersama oleh Kemenparekraf pada satu Focus Group Discussion (FGD), tahun ini dilaksanakan 2 Juli 2013 di Jakarta, sehari setelah Menteri Parekraf Mari Elka Pangestu meng­ umumkan capaian-capaian Kementerian selama periode Januari–Mei 2013. Pembahasan di situ sepenuhnya pada aksi dan kegiatan nyata apa yang sebaiknya dilakukan selama semester kedua 2013, demi mem-back up pencapaian target jumlah kujungan wisman 2013, di tengah suasana ekonomi di Eropa dan Amerika yang masih ‘galau’ dan setiap saat bisa memengaruhi arus wisatawan global. Pembahasan tersebut memadukan masukan dari para praktisi bisnis pariwisata, dengan kebijakan dan strategi pemasaran yang telah di­ konsep dan direncanakan oleh Kemenparekraf. Tema FGD itu berjudul “Action Plan, Upaya Pencapaian Target 9 juta Wisman, Agustus–Desember 2013”. Sesuai dengan sifat action plan yang berjangka pendek, sasaran rencana aksi itu pun difokuskan pada penggarapan tiga pasar utama yang terdekat secara geografis, selain itu, termasuk dalam pasar yang dihubungkan dengan relatif banyak aksesibilitas. Baik aksesibilitas udara maupun laut. Itulah pasar Singapura, Malaysia dan Australia. Ketika waktunya membahas materi, tiga

Utama

Pengarah: Wakil Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Penanggungjawab: Direktur Jenderal Pemasaran Pariwisata Wakil Penanggungjawab: Direktur Pengembangan Pasar dan Informasi Pariwisata Penerbit/Pemimpin Redaksi: Arifin Hutabarat Dewan Redaksi: Direktur Promosi Pariwisata Dalam Negeri; Direktur Promosi Pariwisata Luar Negeri; Direktur Konvensi, Insentive, Even dan Wisata Minat Khusus; Direktur Pencitraan Indonesia; T. Burhanuddin; Wisnu B. Sulaiman. Reporter: Benito Lopulalan Alamat: Direktorat Jenderal Pemasaran Pariwisata Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Jl. Medan Merdeka Barat No.17, Lantai 3 Jakarta 10110 Telp : 021 383 8220 Fax : 021 380 8612, Email : jurnal@indonesia.travel www.newsletter-pariwisataindonesia.com Jika Anda mem­ punyai informasi dan pendapat un­ tuk Newsletter ini, ­silakan kirim ke alamat di atas.

2

Kelompok pasar Malaysia.

Kelompok pasar Singapura.

Kelompok pasar Australia.

kelompok masing-masing lengkap terdiri dari stakeholders unsur pemerintah dan swasta. 4Kelompok 1, pasar Singapura: Moderator: Chrismiastuti, Pendamping: Jordi Paliama, Koordinator: Budihardjanti. (1) VITO Singapura, (2) Singapore Airlines, (3) Disbudpar Prov Keppri, (4) PHRI, (5) BPPI, (6) Dir. Pengembangan KIEMK, (7) Dir PPIP, (8) Dir PI, (9). Kasubdit IPPLN, (10) Kasubdit Wilayah ASEAN, (11) Kasubdit Promosi, Tujuan Wisata II, (12) Bayu Buana Travel, (13). Pratama Tour & Travel, (14) ­Exotic Java Trails, (15) Travel Boutique by Madania, (16) Aston Braga Hotel & Residence, (17). PT Mitra Global Holiday, (18) Cherokee Adventure, (19) Tauzia Hotel Management, (20) ­Citra Gilang Tour Semarang, (21) PT Raun Sumatra Tours &

Vol. 4 l No. 43 l Juli 2013

Travel, (22) Swiss-Bel I­ nternational. 4Kelompok 2, pasar Malaysia: Moderator: Agustini Rahayu, Pendamping: Putu Ngurah, Koordinator: Katijah. (1) VITO MALAYSIA, (2) Disbudpar Prov. Jabar, (3) Disbudpar Prov. Sumbar, (4) ASITA, (5) Kepala Pusat Data dan Informasi, (6) Dir PLN, (7) Kasub­dit IPDN, (8) Kasubdit Wilayah Asia, (9) Kasubdit Wilayah Timur Tengah dan Afrika, (10) Kasubdit Promosi Tujuan Wisata I, (11) Kasubdit Promosi Tujuan Wisata III, (12) Panca Wisata Travel, (13) Ibis Bandung Trans Studio, (14) PT HSJI, (15) Swiss Bel International, (16) PT ATA Indonesia, (17) PT Pathindo Permai, (18) Aston Denpasar, (19) Kasubdit Komunikasi ­Media Cetak, (20) Kasubdit Kerjasama Kemitraan, (21) Kasubdit ­Promosi KIE Korporasi.


Salam Kreatif! Menteri Parekraf Mari Elka Pangestu mendemonstrasikan cara mengekspresikan salam ‘kreatif’, dengan gesture tiga jari tangan kanan. “Orang kreatif OKE,” itu semboyan orang kreatif, ujar Menteri, seraya mengangkat tangan kanan dan menyusun tiga jari seperti diperagakannya. Indonesia mempunyai daya saing yang kuat di industri kreatif karena kita memiliki banyak orang kreatif, kata Menteri.

Utama

A

8,6 Juta Wisman Sudah Di Tangan

pakah kita akan mencapai target 2013? Menteri Parekraf Mari Elka Pangestu meyakinkan, bahwa target moderat 8,6 juta wisman, “Saya cukup optimis bisa mencapainya, ­karena 8,6 juta itu perlunya pertumbuhan 6–7% dibanding tahun lalu. Berarti kita on track dari segi pertumbuhan. Jumlah wisman Januari–Mei 3.364.884 itu kira-kira 41% dari jumlah keseluruhan tahun lalu. Jadi sepertinya kita on track untuk mencapai tar-

get moderat tersebut, bahkan, peak season yang baru akan mulai dan akan berlangsung sampai dengan Agustus, tentu akan lebih meningkatkan lagi pertumbuhan jumlah wisman”. Plus, “Saya selalu mengatakan this is the year of MICE, tahun ini banyak perhelatan internasional, APEC, World Trade Organisation Ministery Meeting di akhir tahun maupun World Tourism Organisation Summit di bulan Oktober. “ Ada dua even WTO tahun ini kita menjadi tuan rumah. Even Miss World dan banyak lagi

4Kelompok 3, pasar Australia: Modera­ tor: ­Vincencius Jemadu, Pendamping: Oni ­Yulfian, Koordinator: Ganda Sumantri. (1) Disbudpar Prov DKI Jakarta, (2) Disbudpar Prov. DI Yogyakarta, (3) ASITA, (4) GIPI dan Gahawisri, (5) Sekditjen Pemasaran Pariwisata, (6) Dir. Promosi KIEMK, (7) Kasubdit PPP, (8) Kasubdit Amerika dan Pasifik, (9) Kasubdit Wilayah Eropa, (10) Kasubdit Promosi Tujuan Wisata IV, (11) Kasubdit Promosi Tujuan Wisata V, (12) Pacto Ltd, (13) Tama Tour Travel, (14) Adventure Indonesia, (15) PT Transnusa Air Services, (16) PT HSJI, (17) Swiss Bel International, (18) PT. ATA Indonesia, (19) Kasubdit Promosi KIE Pemerintah dan Non Pemerintah, (20) Kabag Umum dan Informasi Setdijen Pemasaran.

Kesimpulan rencana aksi: Dari setiap kelompok tersebut, kemudian dihasilkan rencana aksi jangka pendek menuju ke penghujung tahun 2013. Hasil-hasil itu juga merupakan pemaduan antara rencana pemerintah yang sebelumnya telah tersusun, dengan aspirasi-aspirasi yang ‘workable’ yang dimasukkan oleh para pelaku bisnis. Apa hasilnya? Dari 10 even yang ditawarkan penyelenggara FGD pada pembukaannya, ternyata berkembang menjadi 49 even yang akan diproduktifkan menambah jumlah kunjungan wisman pada periode akhir 2013. Ke semuanya itu, diharapkan dibuat kemasan paket-paket wisatanya.

Vol. 4 l No. 43 l Juli 2013

perhelatan MICE. Jumlah kunjungan wisman ke Indonesia periode Januari–Mei 2013 itu pertumbuhannya 5,79% dibandingkan periode sama tahun sebelumnya.

Ini adalah salah satu kampanye pemasaran bertema Singapore tropical gateaway, evennya di Bintan.

3


Timur Tengah memberi pertumbuhan paling tinggi, itu tentu buah hasil dari aktivitas promosi di Arab Travel Mart dan beberapa kegiatan yang meng­ intensifkan promosi di sana. Menteri menunjukkan juga RRC tetap kuat bertumbuh, pun Asia yang lain, India, Hongkong, Jepang dan Taiwan, bahkan wisman dari negara tetangga, Thailand dan Philipina. Ketika menguraikan capaian-capaian Kemen­ parekraf Januari–Mei 2013, Menteri menunjukkan, Singapura, Malaysia, Australia, China dan Jepang tetap adalah 5 pasar utama. Adapun 10 besar pertumbuhan berdasarkan pasar, urutannya dalam pertumbuhan yang tinggi mulai dari Uni Emirat Arab dan Hongkong. Tapi yang menarik, kata Menteri, dari dua tetangga ASEAN, Thailand dan Philipina pertumbuhannya juga tinggi, double digit. RRC tumbuh 21% dan sisanya Jepang, menggembirakan ­de­ngan pertumbuhan 14 %, Rusia juga 14% dan Taiwan 12,8%. Timur Tengah disebut tadi, tumbuh 18,9%. Itu termasuk dalam pertumbuhan top ten di bulan Mei 2013 dibanding Mei 2012. n

Utama

Diperkirakan 80% dari seluruh 40 even dimaksud masing-masing bisa dikemas paket wisata­nya untuk dijual. Demikian pula termasuk rencana promosi dengan media plan dimana beberapa usulan dari masing-masing kelompok dipandang telah sampai di tahap 75% siap, sementara ada beberapa yang menyusul untuk didiskusikan lebih lanjut. Untuk Pasar Singapura, Indra Sakti, dari Badan Promosi Pariwisata Indonesia (BPPI) meringkaskan kesimpulan Action plan: Beberapa even dalam kurun waktu 4 bulan hingga akhir tahun 2013. Batam International Sea Eagle Foot Race, tanggal 29 Agustus–1 September. Target 150 wisman. Untuk semua even di Batam tidak perlu buat paket. Yang utama adalah informasi dan campaign di Singapura melalui iklan dan bekerja sama dengan VITO Singapura. Rencana iklan pemuatannya di Todays Paper, Chanel News Asia, di inflight magazine, Singapore Airlines, Silk Air dan AirAsia. Festival Musik Bambu Nusantara ke-7, bertempat di JCC tanggal 27–28 Agustus. Target wismannya 2.000, tindak lanjutnya akan dikemas paket even dan dijual ke luar Batam. Melibatkan BPPI, agen Citra Gilang Travel, Cheerokee dan NG Holiday. Kemudian ada Kenduri Seni Melayu Batam,

4

Proporsi Jumlah Kunjungan Wisman Januari–Mei 2013 Berdasarkan Pasar :

Capaian dan Target Wisman 2010–2013

September 2013, target 300 wisman, kordinasi dengan Pemda Batam dan VITO Singapura. Batam International Culinary Fiesta, September, jumlah targetnya 500 wisman. Balinale Film Festival di Bali, 4–10 Oktober, wisman Singapura ditargetkan 100 pax. Jakarta Marathon, even besar ini pada 27 Oktober 2013, target pertamanya lebih dari 300 orang Singapura akan datang, sebagai peserta pelari dan mereka akan membawa keluarga, sekalian wisata belanja. Target seluruh wisman untuk even ini 1.000 peserta. Kerja sama dengan SQ, apointed agent untuk menjual tiket marathon. SQ akan memberi special fare. Ke Borobudur 10K Semarang, 10 November 2013 diharapkan bisa didatangkan 600 wisman.

Vol. 4 l No. 43 l Juli 2013

Industri wisata Semarang siap membuat paket dan diprediksi tidak hanya masuk dari Semarang melainkan juga dari Yogya dan Solo, artinya, beberapa pelabuhan udara menjadi pintu masuk wisman. Musi Triboatton di Palembang, November 2013 tahun lalu ada 5 negara yang mengikuti, Malaysia, Singapura, Kamboja, Thailand, dan ­International student. Diharapkan peserta dari seluruh negara juga hadir. ‘Kemilau Nusantara’ di Gedung Sate, ­Bandung 12 Oktober 2013, target 100 orang peserta dari mancanegara. Even di Jawa Barat ini bisa menarik komunitas fotografi dari Singapura, Malaysia, paketnya


Utama

P

Bersama Jajaran Praktisi

ukul 2 kurang lima menit siang hari itu, Menteri Parekraf Mari Elka Pangestu memasuki ruangan Balairung Soesilo Sudarman, di ­dalam gedung Sapta Pesona Kemenparekraf. Dengan langkah ringan dan satu dua kali menerima salam jabat tangan, Menteri menuju head table, mengambil tempat duduk di bagian tengah. Bersamaan itu tampak Wakil Menteri Parekraf Sapta Nirwandar meng­ambil tempat duduk di sebelah kanan Menteri. Segera kursikursi sepanjang meja depan itu dipenuhi oleh stakeholders pariwisata. Lalu jumpa pers pun dimulai. Demikianlah selalu setiap awal bulan, Men­teri mengadakan jumpa pers untuk me­nyampaikan informasi tentang capaian-capai­an mutakhir, perdiodik bulanan, dari kegiatan pariwisata dan ekonomi kreatif. Dan selalu me­ngajak para pemangku kepentingan, terutama lagi dari kalangan pelaku bisnis pariwisata, untuk bersama memberikan penjelasan.

bisa dikemas oleh travel agent untuk Malaysia. Batam Great Sale, tanggal 1–31 Desember 2013 diperkirakan mendatangkan sekitar 110 ribu wisman. Hari Raya Qurban, Oktober 2013 peserta akan lumayan banyak 2.000 orang, warga Singapura ingin berkurban di Batam. Tahun lalu berkisar 1.500 muslim Singapura masuk ke Batam untuk acara serupa. Tahun ini malah untuk Bandung dan Semarang telah tercatat pendaf­taran 100 orang lewat satu travel agent yang telah booking untuk hari Raya Kurban. ‘Kenduri Akhir Tahun’ diusulkan diubah namanya menjadi ‘New Year Celebration’, di Batam 31 Desember 2013. Pesertanya sekitar 3.000 orang. Jadi dari kelompok satu pasar Singapura total tambahan jumlah wisman yang diprediksi datang pada 4 bulan ke depan ini adalah berjumlah 128.060 wisman. Untuk pasar Malaysia, kesimpulan action plan diuraikan oleh Firmansyah dari Travel Butik dan Bis Trans Butik, Bandung. Akan ikut serta di ­MATTA Fair, bulan September, target wismannya sekitar 15 ribu orang periode ­September–Desember. Juga ikut serta pada Malaysia International Travel Mart (MITM) di bulan Oktober. Even Kemilau Nusantara, 12 Oktober, target sekitar 500 wisman. Kemasan paketnya akan menyusul dari

Memberi penjelasan bersama stakeholders setiap awal bulan.

Dinas Pariwisata di Jawa Barat. ‘Wayang Asean Festival’, September juga di Jabar, target wisman 500 orang. IVCA, International Veteran Cycling ­Association, organisasi induk dunia penggemar sepeda tua, Indonesia sudah mendaftar jadi anggotanya. Rencananya IVCA akan mengadakan kongres di Bandung pada Oktober. Perkiraan peserta 300 orang. Selama ini even sepeda dimaksud barulah mendatangkan dari Malaysia saja, bulan Juni yang lalu sekitar 150 orang khusus untuk ­kegiatan tur bersepeda di Bandung. Paketnya sudah terjual. Yogya International Street Performance, 7–8 September di Yogyakarta, target 300 orang. ‘Asia Tree’ akan diikuti oleh 10 negara, tanggal 24–25 September di Yogyakarta, targetnya 100 wisman Malaysia. Di daerah Yogyakarta, Sumpah Pemuda Bikers Gathering acara hobby Motor,­ ­Oktober, targetnya 100 orang. Informasi acara motor yang berisik itu ternyata selalu mengundang wisatawan luar tanpa kita ketahui. ‘Yogya International Heritage Walk’ 22–24 November, target utamanya wisman dari Jepang, namun bisa dibuatkan paketnya untuk Malaysia. Sawah Lunto Musik Festival, di Sumbar target

Vol. 4 l No. 43 l Juli 2013

100 orang, paket sedang disusun. Pekan Budaya bulan November di Sumbar, menargetkan 300 wisman. Ada Festival Rendang di Sumbar bulan Oktober, target 300 wisman. Festival Pacu Jalur, 22 Agustus, targetnya 500 orang. Acara berlangsung 3 hari, juga dengan atraksi seni budaya tanggal 22 Agustus di Riau, sangat mungkin dibuatkan paket. Festival Budaya Melayu, Oktober di Riau, targetnya 250 orang. Jadi semua yang beraroma Melayu akan ditampilkan di sini. Tour De Bintan, target 750 orang, lomba sepeda mengelilingi Pulau Bintan. Ajang Metamen, Agustus, targetnya 750 orang. Ini sejenis triathlon namun jaraknya dua kali lipat dari triathlon. Lomba ini punya 3 macam kegiatan atletik. Tapi jarak tempuh yang dilombakan 2 kali daripada jarak-jarak yang dilombakan dalam triathlon internasional. Lalu Asean Jazz 21 September, itu 10 ribu orang targetnya, konser musik jazz selama dua hari non stop melibatkan musisi dari dalam dan luar ­negeri. Batam International Sea Eagles, ­29 Agustus–­1 September, sekitar 150 orang wisman ditargetkan datang. Festival Musik Bambu Nusantara, September, targetnya sekitar 2.000 orang.

5


Ketika jumpa pers tanggal 1 Juli 2013, usai mengawali penjelasan, Menteri mengatakan: “Jadi itu sekilas me­ ngenai gambaran pariwisata, kami persilahkan ditambahi oleh para stakeholder.” Hari itu hadir bersama di head table wakilwakil stakeholders dari PHRI (Persatuan Hotel Restoran Indonesia), ASITA (Asosiasi Travel Agent Indonesia), GIPI (Gabungan Industri Pariwisata Indonesia), pernah juga hadir Apindo (Asosiasi Pengusaha Indonesia). Sementara di kursi hadirin tampak juga datang dari berbagai kalang­an, dari bidang airlines

Utama

h­ ingga perguruan tinggi, kadang ada yang datang dari daerah. Di forum itu, para wartawan tentulah yang terbanyak. Komunikasi dengan pemangku ­kepentingan dan para pelaku bisnis pariwisata dikembangkan terus oleh Kemenparekraf. Adakalanya langsung bertemu dengan para praktisi bisnis, di ­samping dan terutama melalui asosiasi-asosiasi ­perusa­ha­an bidang pariwisata di level pusat, dan, daerah. Seperti diterangkan Menteri, “Hari ini para stakeholder pariwisata yang kami undang ber­ kaitan juga dengan upaya menyambung dari pertemuan kita minggu lalu, dimana kita ber-

K­ enduri Seni Melayu Batam, September, menargetkan 100 orang wisman dari Malaysia. Batam Internasional Culinary Fiesta, September, juga targetnya 500 orang. Balinale Internasional Film Festival 4–10 Oktober, targetnya 100 orang dari Malaysia. Jakarta Marathon DKI, target sampai 1000 orang dari Malaysia. Batam Great Sale tanggal 1-31 Desember, 110 ribu orang targetnya. Kenduri Akhir Tahun di Batam 31 Desember target wismannya 3.000 orang. Festival Pulau Penyengat, Oktober di Tanjung Pinang, itu targetnya 500 orang. Akhirnya untuk pasar Australia, Laura dari ­Gahawisri bersama Wanto dari Adventure Indonesia, memaparkan action plan yang disepakati: Festival Lembah Baliem, 12–15 Agustus, target wismannya dari komunitas minat khusus ­Australia, ditargetkan 200 wisman. Sail Komodo dan Sail Derawan, juga menargetkan komunitas Australia 300 orang, kemasan paketnya wild life bisa dipaketkan juga dengan Lombok. Festival Teluk Ambon 11–14 September 2013 targetnya 100 orang. Paketnya meng­adakan Lomba Fotografi bawah laut. Festival Raja Ampat, 18–21 Oktober 2013, 100 wisman targetnya. Kemasan paketnya lomba fotografi under water begitu juga dengan Festival Asmat tanggal 9–14 Oktober, komunitas Australia maksimal 100 peserta, kemasan paketnya adventure atau minat khusus. Terkait rencana iklan, mengingat waktu yang singkat dan dana terbatas, akan diatasi dengan memanfaatkan iklan informasi secara umum, namun mencantumkan kontak person dari masing-masing pelaku industri. Untuk detil informasi akan di hyperlink ­sesuai dengan unsur industri masing-masing sehingga konsumen dapat menghubungi secara langsung. Setelah itu, Wanto dari Adventure Indonesia menambahkan, bahwa 4 even lainnya diharapkan dapat mendatangkan lebih banyak tamu dari Australia. Yaitu, even AUDAX di Lombok yang akan berlangsung sekitar September atau Oktober, sudah pasti diikuti 20

6

temu dengan teman-teman ini untuk melihat dampak dari kenaikan BBM. Setelah seminggu kita minta untuk dianalisa nanti mereka akan sampaikan hasil analisa dari dampak BBM dan langkah apa yang perlu dilakukan.“ Setelah membuka jumpa pers dengan menjelaskan hasil-hasil yang dicapai selama periode Januari–Mei 2013, Menteri mempersilahkan ­Ke­tua PHRI Yanti Sukamdani, lalu Sekjen ASITA Rudiana, Ketua GIPI Didin Junaedi, dan ­seterusnya. Jadi, fakta dan data dan observasi dari sisi para pelaku bisnis, melengkapi gambaran situasi yang diuraikan dari Kemenparekraf. n

negara termasuk Australia, dengan kemasan paket berupa sport event cycling di Nusa Tenggara Barat. Down Under Rally, Hari Nusantara di bulan Desember; dan khusus Jakarta Marathon, (27 ­Oktober), minimal 100 orang yang akan bisa diraih hadir dengan kemasan sport event. Yogyakarta International Heritage Walk tanggal 24–25 November sebagai sport event diharapkan 100 orang akan berpartisipasi. Alhasil total, sekitar 1.050 orang wisman akan didatangkan, belum termasuk hitungan jumlah peserta yang mengunjungi Audax. Maka, action plan itu tinggal diefektifkan menjadi aksi di pasar. Menuju setidaknya capaian target medium kunjung­ an wisman ke Indonesia tahun 2013, sekitar 8,6 juta. Target optimis ber­ada di angka 9 juta wisman. Seperti diutarakan oleh Menteri Parekraf, ­kalau target medium rasanya sudah optimis bisa tercapai. n

Vol. 4 l No. 43 l Juli 2013

Kantor VITO di Singapura.


Palembang

G

ubernur Sumatera Selatan, Alex Noerdin, mengakui bahwa Sumatera Selatan, Palembang khususnya, kini sebagai kota sport tourism dan culture tourism. Setelah even SEA Games di ­tahun 2011, ­berturut-turut kota itu menjadi tuan rumah Kongres Parlemen Islam Sedunia di bulan Januari 2012. Setelah itu Konferensi Dunia mengenai Dunia Melayu dan Islam, dan 22 September 2013 akan menjadi tuan rumah Islamic Solidarity Games, ­pekan olahraga negara-negara Islam sedunia. Tahun 2014, ASEAN University Games akan ­di­selenggarakan di provinsi ini. Sudah ter­daftar 37 negara dan 1.750 atlet, serta official untuk Islamic Solidarity Games, angka tersebut masih mungkin terus berkembang. Gubernur Sumsel mengatakan,”Semua acara itu kami akan manfaatkan bukan hanya sebagai pesta olahraga tapi juga memanfaatkannya jauh setelah even, yakni membangun provinsi, membangun daerah”. Maka ketika meresmikan pembukaan Festival Sriwijaya XXI pada 3 Juli 2013 di Palembang, bersama Gubernur Sumsel, Wamenparekraf Sapta Nirwandar memancarkan wajah bahagia ­seraya menegaskan, Sumsel menjadi salah satu daerah yang telah merasakan manfaat dari sport tourism sebagai wahana mengangkat ­destinasi, memperkenalkan kuliner, adat dan budaya, mempromosikan daerah sekaligus memberikan kesejahteraan bagi masyarakat. Diakuinya juga, setelah Palembang menjadi tuan rumah SEA Games, sekarang banyak even olahraga kelas dunia ingin berkompetisi di ­Sumatera Selatan. Kemenparekraf, kata Wamen, akan tetap berkomitmen menggelar Musi Triboatton 2013. Even ini akan memberi dampak positif terhadap wisata sungai. Dengan adanya kegiatan semacam itu, ­diharapkan Sungai Musi selain tetap bisa ­dilayari sekaligus menjadi obyek dan destinasi ­pari­wisata. Kemenparekraf juga akan selalu mendukung even budaya seperti Festival Sriwijaya.

Mulai Menjadi Kota Sport and Culture Tourism Wamen Parekraf Sapta Nirwandar (kanan) dan Gubernur Sumsel Alex Noerdin (kiri).

Bersama menabuh gendang, meresmikan pembukaan Festival Sriwijaya XXI 2013.

Nah, Aksesibilitas dan Akomodasi Meningkat Kian ramainya kegiatan bisnis bertalian d­ engan pariwisata bagi Palembang semakin kentara setidaknya dari pergerakan bisnis aksesi­ bilitas udara. Seat Load Factor (SLF) penerbangan dari Malaysia dan Singapura, tercatat rata-rata mencapai 90%. Wisman dari Malaysia datang berlibur, berwisata kuliner, dan menapak­tilasi hubungan historis Malaka dan Sumsel. Dari ­Singapura lebih banyak datang untuk berbisnis. Frekuensi penerbangan oleh Silk Air dari ­Singapura baru seminggu 4 kali tetapi AirAsia dari Kuala lumpur mendarat dan berangkat 1 kali setiap hari.

Vol. 4 l No. 43 l Juli 2013

Wisata susur sungai di Sumsel, di luar Kota Palembang, memang diakui, belum banyak bisa dijual. Kalangan pelaku bisnis memperkirakan untuk itu rasanya perlu waktu 2–3 kali kegiatan semacam Triboatton diselenggarakan. Diperlukan sarana dan prasarana yang lebih cukup daripada sekarang ini. Pemda Sumsel berharap ada investor yang mau berinvestasi. Wisata menyusuri sungai yang sudah efektif beroperasi kini adanya di Kota Palembang. Kemajuannya ialah, menyongsong pelaksanaan Triboatton tahun ini, disiapkan paket-paket wisata, ada yang berdurasi 5 hari, namun bisa dipilih dan konsumen tak perlu membeli paket secara keseluruhan. Misalnya, mengambil satu

7


paket mulai dari Pendopo untuk city tour, atau paket di kabupaten Musi Banyuasin (Muba). Mereka bisa menikmati tidur di rumah penduduk atau di kapal di atas sungai, mencicipi kuliner di setiap daerah, menyaksikan ekspresiekspresi budaya, termasuk menikmati panorama alam.

Masyarakat menikmati pemandangan tepian Sungai Musi di malam hari dalam area Festival Sriwijaya XXI.

Palembang

Paket bersama

Paket wisata inbound baik untuk sasaran pasar dalam maupun luar negeri sudah mulai terlihat. Di Palembang terbuka peluang lebih banyak dari sport tourism. Di sini venue olahraganya ter­ integrasi dalam satu lanskap. Kemudian, wisata MICE. Itulah sekarang yang dijual oleh pelaku industri pariwisata. Sementara highlight yang dipasarkan tetap Sungai Musi dan Jembatan Ampera. Adapun kawasan Pagaralam dan Danau Ranau lokasinya jauh dari Palembang, waktu tempuhnya bisa mencapai 8–12 jam perjalanan darat. Umumnya wisatawan hingga saat ini ­cenderung memilih paket wisata kota berdurasi 3 hari 2 malam. Hari pertama, tamu menuju ke Museum Balaputra Dewa, ke Bukit Siguntang, lalu makan siang, terus ke kawasan Tangga Buntung—termasuk di dalam wilayah kota tua Palembang—dan Ramayana. Di sana hidup pusat kerajinan kain songket dan suvenir lain khas Sumsel. Biasanya tur hari pertama di­akhiri dengan makan malam di restoran River Side sambil menikmati pemandangan Sungai Musi di malam hari. Di hari kedua, tamu akan mengikuti tur di Sungai Musi yang bisa memakan waktu lebih dari setengah hari. Pulau Kemaro dan Kampung Kapitan, dua di antara obyek yang dikunjungi. Hari ketiga, sebelum kembali, biasanya acara bebas.

Yang harus diprioritaskan dalam mengem- lebih lanjut. bangkan wisata susur sungai di Musi tentulah Penumpang yang murni wisatawan dari memelihara kebersihan sungai. Perlu menambah Malaysia sekitar 40% atau 50 penumpang dari sarana transportasi sungai berkapasitas lebih dari total seat penerbangan Malaysia ke Palem20 orang. bang. Wisatawan asal Singapura Saat ini di Palembang ber­ malah lebih sedikit hanya sekitar operasi 2 kapal yang represen­10–20% dari total seat. tatif, salah satunya kapal KemASITA Sumsel, dengan angbang ­Dadar milik pemda. Namun, gotanya ­senan­tiasa mengikut tarif naik kapal tersebut diperhiMATTA Fair di Kuala ­Lumpur tungkan masih terlalu tinggi ­setahun dua kali dan ITB bagi biro perjalanan. Kendati ­Singapura. Kegiatan promosi luar tak banyak, tersedia kapal-kapal negeri dikonsentrasikan di dua kayu berkapasitas lebih dari 20 pasar ­negara-negara tersebut Anthon Wahyudi orang. Kapal-kapal tradisional karena sudah dilayani oleh pe­ milik masyarakat, umumnya terbuat dari kayu nerbangan langsung. dilengkapi motor tempel, memang, ini tetap “Kami tidak muluk-muluk mau promosi ke diberdayakan. Lalu obyek wisata obyek wisata di Eropa, walaupun itu juga perlu. Sementara, wisa­ sekitar Sungai Musi memerlukan pembenahan tawan asing yang berada di KL dan ­Singapura masih sedikit sekali memanfaatkannya untuk Airlines, Kapasitas Tempat Duduk, Rute, dan Frekuensi Penerbangan datang ke Palembang maupun Sumsel,” Anthon dari dan ke Palembang, Sumsel Wahyudi, Ketua ASITA Sumsel menjelaskan. Muncul wacana dari ASITA setempat untuk membuat paket bersama dengan ASITA Babel. Menurut Anthon, Palembang harus berbesar hati kalau alamnya tidak terlalu mendukung, ­namun di Provinsi Bangka Belitong lebih bagus, di sana ada pantai dan pulau. Paket bersama itu akan berdurasi selama 4 hari 3 malam. Bisa memulainya dari Bangka lalu keluar dari Palembang, atau sebaliknya. Tamu bisa datang melalui Palembang lalu tinggal ­selama 2 hari, dan 2 hari berikutnya dihabiskan di Babel. Penerbangan langsung Palembang–Babel cuma butuh 30 menit one way, beroperasi setiap

Sumber: diolah dari Paparan Gubernur Sumsel dalam Seminar Nasional Festival Sriwijaya XXI 3-7 Juli 2013.

8

Vol. 4 l No. 43 l Juli 2013


Palembang

Fasilitas Akomodasi di Sumsel

Sumber: diolah dari Paparan Gubernur Sumsel dalam Seminar Nasional Festival Sriwijaya XXI 3-7 Juli 2013.

sula dan Grand Zuri akan Jumlah Wisman & Wisnus ke Sumsel Tahun 2004–2012 didirikan di sana. Di Lahat telah ber­operasi hotel Grand Zuri. Bisa dikatakan hotel berbintang su­ dah menyebar di hampir seluruh Sumsel di samping hotel-hotel yang sudah ada sebelumnya. Hotel melati di Kota Palembang tercatat 90 jumlahnya. Bisnis akomodasi di Kota Palembang dan Hotel berjaringan interProvinsi Sumsel dililhat dari sisi okupansi cukup nasional, tersebutlah Novo­ ‘menggembirakan’. Di kota okupansinya rata-rata tel dan Swissbel, jaringan 70%. Ini telah mencuat sejak penyelenggaraan lokal Horison, ­Aston, dan SEA Games dua tahun lalu. Arya Duta. Semenjak pekan olahraga se-ASEAN tersebut Ketua PHRI Sumsel hingga saat ini telah Herlan Aspiudin bertambah 1.000 kamar melihat jumlah tamu wisman Akomodasi Tempat Konvensi di Kota Palembang ­hotel. Di tahun 2013 ini menginap memang relatif saja sejumlah 10 ­hotel masih kecil. Itu pun jelas berkat baru sedang dalam adanya penerbangan langsung proses konstruksi dan dari Malaysia dan Singapura. diperkirakan akan siap Tamu yang murni wisatawan tahun depan. dari Malaysia dan Singapura diTahun 2014 akan taksirnya sekitar 10%. bertambah 600–700 Tapi, pertanyaan yang meHerlan Aspiudin kamar. Dengan tambah­ merlukan jawaban secepatnya an itu, hotel di sini mampu menampung peserta adalah mengapa jumlah wisman pekan olahraga mahasiswa ASEAN, jadi tidak ­tahun 2012 turun dibanding tahun 2011 ? sahamnya dimiliki oleh Singapura dan ­Malaysia. perlu lagi menggunakan kapal-kapal pesiar unYaitu dari jumlah 42.953 (2011) menjadi Sebenarnya itu bukan masalah. Turis atau wisa­ tuk fasilitas akomodasi seperti saat pelaksanaan 30.117 (2012). Sementara di sisi penerbangan tawan boleh saja bermotivasi dan bertujuan berSEA Games yang lalu. tidak ada perubahan kapasitas? beda selain liburan, maka itulah ada wisatawan Jadi, kini beroperasi 40 hotel bintang 5 hingKomposisi tamu bisnis bisa dikatakan lebih bisnis, MICE, olahraga, dan seterusnya. ga bintang 1 di Kota Palembang. Di seluruh Sum- banyak daripada tamu murni turis. Tak jarang PHRI mengakui mengandalkan even sport sel jumlahnya 52 hotel bintang. Di Muara Enim wisman datang berkunjung sekaligus ­melakukan tourism dan MICE yang dipandang sudah siap di dua hotel bintang 3. Direncanakan Hotel Penin- kegiatan bisnis. Sebagian perkebunan di Sumsel Kota Palembang. Obyek wisata lainnya, maaf, belumlah siap benar. Sarana dan prasarananya memang tersedia namun masih perlu ditingkatkan cara dan kualitas pengelolaannya. Kerja sama dan koordinasi PHRI dengan travel agent dan pemda dinyatakan berjalan bagus, bersamaan itu, berkoordinasi dengan kepolisian agar meminimalisasikan razia pada hotel demi tingkat okupansi yang tinggi tetap terjaga. Dari sisi pariwisata, industri perhotelan ­sudah siap, tinggal menambah kegiatan promosi. ­Sumsel sedang memproses berdirinya BPPD Empek-empek Palembang (kiri). Model, empek-empek berisi tahu, ditambah dengan mentimun dan soun (­Badan Promosi Pariwisata Daerah). n yang disiram kuah kaldu ikan Hmmm, melihatnya, menitikkan air liur (kanan). hari, dan tentunya itu tidak akan melelahkan bagi wisatawan. Tercatat anggota ASITA Sumsel berjumlah 90 agen, menurut Anthon, di antaranya 40 BPW (Biro Perjalanan Wisata) atau operator tur, ­90%-nya berbasis di Palembang.

Hmm, Bisnis Hotel pun

Mencuat

Vol. 4 l No. 43 l Juli 2013

9


Bisnis

‘Reminder’ lagi untuk Travel Agent dan BPW

P

esan-pesan ini mengingatkan lagi para sanan perjalanan ke luar negeri, selama lima tahun pelaku bisnis Travel Agent dan Tour terakhir telah naik empat kali lipat lebih, dari 9 persen ­Operator (BPW). Proporsi peran mereka menjadi 42 persen. dan tata cara berbisnis sedang berubah Alhasil pada tahun 2012, untuk pertama kali­nya, dan bergeser. Kalau tak menyesuaikan gerak langkah, lebih banyak perjalanan dipesan melalui internet tentu akan ditinggalkan oleh pasar dan konsumen. daripada melalui agen-agen perjalanan. Sebaliknya, Berdasarkan data statistis, di Eropa Barat, agen meskipun ada kenaikan pemesanan melalui internet, perjalanan menjadi semakin kurang di Cina dan Rusia agen perjalanan pen­ting. Pada tahun 2008, rata-rata tetap mempertahankan pangsa pasar satu dari tiga perjalanan dipesan yang tinggi sebagai media pemesanmelalui agen-agen ­perjalanan tetapi an perjalanan. pada 2012 hanya satu dari lima perDi Cina lebih dari setengah (52 jalanan. persen) dari seluruh perjalanan ke Warga Inggris menggunakan inluar negeri dipesan melalui agenternet paling rajin, internet menjadi agen perjalanan, itu berarti meski­ pilihan alat pemesanan perjalanan pun perannya menurun mereka tetap hingga 78 persen. Itu meningkat 47 menjadi tempat paling penting untuk persen dari tahun 2008. Hanya 15 pemesanan perjalanan. Toh, di Rusia, Dr Martin Buck persen perjalanan ke luar negeri yang cuma 36 persen perjalanan dipesan dipesan melalui agen-agen perjalanmelalui agen-agen perjalanan. an, berkurang dua pertiga daripada tahun 2008. Dibandingkan dengan tahun 2008, agen perItalia, Kanada, Jepang, Perancis dan Belanda juga jalanan telah mempertahankan pangsa pasarnya dan merupakan pasar wisata dengan pemesanan internet masih diandalkan dalam satu dari tiga pemesanan di atas rata-rata (antara 61 dan 67 persen), hanya di perjalanan. Jerman penggunaan media ini di bawah rata-rata, Di Cina dan Rusia, pangsa pasar agen perjalanan ­namun tetap tinggi yakni 53 persen. berada jauh di atas dari Eropa Barat, rata-rata 21 Di Cina dan Rusia warga memesan perjalanan bu- persen. kannya pergi ke agen perjalanan tapi justru semakin Dr Martin Buck, Direktur Travel & Logistik di banyak memanfaatkan internet. Messe Berlin mengatakan, “Selama bertahun-­tahun, Menurut evaluasi khusus kecen­derungan internet menjadi media paling pen­ IPK International selama ting untuk pemesanan perjalanan telah ditunjukkan 2008–2012, pangsa pasar di hampir semua pasar. ­Posisi teratas ditempati pe­ pemesanan internet di nerbangan, diikuti oleh akomodasi, juga asuransi Cina lebih dari dua kali ­perjalanan atau penye­waan mobil yang dipesan selipat atau naik menjadi cara online. Di negara-negara di mana sulit memper19–39 persen dari total. oleh visa, agen perjalanan terus memainkan peran Di Rusia juga, inter­ penting untuk perjalanan jarak jauh”. net telah dengan ceKecenderungan pola perubahan dan perge­seran pat menjadi media serupa itu niscaya akan menjalar ke seluruh dunia di pen­ting untuk peme- mana bisnis pariwisata bergerak maju terus. n

10

Vol. 4 l No. 43 l Juli 2013


Pengembangan Pasar

I

ni boleh jadi dirasakan bukan sebagai model berskala besar, namun untuk kesekian kalinya mencerminkan kongkritisasi upaya menguatkan gerak bersama antara para stakeholders pariwisata. Di tataran praktis terutama gerak bersama kian perlu diperkuat antara unsur usaha Akomodasi, Aksesbilitas yakni airlines, Tour and Travel Agent, dan pemerintah daerah sebagai ‘pemilik faktor Atraksi di destinasi’. Direktorat Pengembangan Pasar dan Informasi Pariwisata (PPIP) bertindak selaku ‘sahibul bait’, mengundang para peserta ke FGD di Jakarta tanggal 2 Juli 2013. Dirjen ­Pemasaran Pariwisata Esthy Reko Astuty, memimpin di awal rapat, kemudian Direktur PPIP Fransesca Nina melanjutkan sebagai moderator. Dirjen menceritakan latar belakang, bagaimana Direktorat PPIP sebelumnya sudah berkali-kali di lingkup internal mengadakan diskusi membahas action plan yang hendak dituntaskan melalui FGD ini. “Hasil dari beberapa pembahasan di internal, khususnya di Pemasaran, itu akan di share di FGD ini,” kata Dirjen. Konfigurasi hadirin hari itu pun menunjukkan bagaimana industri merefleksikan concern, bersama asosiasi dan ‘temanteman dari daerah’, —bahwa ­pembangunan pariwisata— tidak hanya target pemerintah, tapi untuk pembangunan pariwisata Indonesia secara keseluruhan. Diingatkan lagi, sesuai dengan Renstra Kementerian Pari­ wisata dan Ekonomi Kreatif, kita sudah menetapkan target sampai 2014. Target-target ini terkait langsung dengan peran para ‘pemain’ di lapangan bisnis, kata Dirjen. Sehari sebelumnya, pada press conference Menteri Parekraf dan Wamen Parekraf, juga bersama para asosiasi pelaku bisnis pariwisata, —menyampaikan hasil yang tercapai dalam hal kunjungan wisman hingga bulan Mei 2013. Akumulasi periode Januari–Mei barulah mencapai ratarata 5,79%. Agar meraih target 9 juta, tahun 2013 kita perlu pertumbuhan rata-rata 12,5% dibandingkan tahun 2012. “Nah ini memang agak berat, sebagaimana diakui Bu Menteri,” ujar Dirjen. Pimpinan Kementerian memang terus menganjurkan,

Menguatkan Kemauan Gerak Bersama Dirjen Pemasaran Esthy Reko Astuty (kiri) membuka lalu mengikuti, dan Direktur Pengembang­an Pasar & Informasi Pariwisata Fransesca Nina (kanan) selaku penyelenggara dan moderataor.

kita tidak boleh pesimis dulu, kita coba target yang 9 juta kalau memang bisa. Baru kita upayakan yang moderat kalau itu tidak bisa. “Dari kami (pemerintah) baik pusat maupun daerah pe­ rannya memfasilitasi, merekomendasi, mendorong dan juga memberikan fasilitas untuk teman-teman industri men­capai target. Karena memang yang memiliki bisnis adalah temanteman dari industri,” begitulah disimpulkan Dirjen.

Vol. 4 l No. 43 l Juli 2013

11


Pengembangan Pasar Ketika forum membahas materi, suara bersemangat dan menukik tajam membedah apa yang sebaiknya dilakukan, datang dari para peserta unsur industri. Wakil dari Singapore Airlines, misalnya, di forum itu sadar bagaimana sesungguhnya ide penyeleggaraan The Jakarta Marathon (rencana dilaksanakan pada 27 Oktober 2013), berpotensi bagi maskapainya menarik wisman dari Singapura. Suatu skema kerja sama kemudian direncanakan akan di­ tindaklanjuti dan diwujudkan, setelah FGD usai. n

Business talk di TIME Lampung 2012.

B

5Di situ bertemu unsur pemerintah, pusat (Kemenparekraf)

dan daerah (Disparda) dengan para ­praktisi bisnis pariwisata, terutama dari destinasi yang dilayani oleh penerbangan langsung dari/ke tiga pasar utama terdekat, Singapura, Malaysia, Australia. Materi yang dibicarakan memang hampir sepenuhnya aspek rinci pelaksanaan kegiatan jangka pendek menuju ke penghujung tahun 2013. Fokus pada apa, bagaimana dan berapa, dari berbagai even di lapangan yang bisa mendongkrak kunjungan wisman. Boleh dikatakan memberi daya ekstra terhadap ke­ giatan-kegiatan pemasaran umumnya yang telah terancang untuk tahun 2013. Terasa semangat yang dipupuk agar stakeholders pariwisata pada berbagai tingkatan, secara bersama-sama terhindar dari jebakan sikap ‘business as usual’. Karena perkembangan eko­nomi ­dunia ­umumnya dan pariwisata global pada khususnya masih saja dibayangi oleh gejala ‘melambatnya ekonomi’ di ­Barat. Itu berpengaruh pada naik turunnya dan bergeser-gesernya pola perjalanan wisman di dunia. Maka secara periodik dari waktu ke waktu dicermati, dan, semacam FGD ini diperlukan. Tahun lalu pun untuk kuartal terakhir diantisipasi dengan langkah serupa ini, yang kemudian berbagai even promosi dan pergelaran even pariwisata yang diselenggarakan, langsung dapat menarik sejumlah kunjungan turis.

12

Vol. 4 l No. 43 l Juli 2013

erbicara tentang buyer dari manca­negara yang datang ikut serta pada TIME atau Pasar Wisata Indonesia, Ketut Salam, Managing Director Pacto Convex selaku Organizing Committee-nya, menceritakan sekalian perkembangan dan ­harapan-harapan. Tahun ini TIME akan dilaksanakan di Padang, ­Sumatera Barat, bulan Oktober, setelah dua tahun terakhir ajang itu mengambil tempat di Lampung. Buyer? Konsep kita mengutamakan peserta dari negara yang belum banyak atau belum ada agenagennya, bisa kita undang, agar dalam 3–4 tahun ‘mantap’ si agen itu memiliki produk yang menjual Indonesia. Maklum bukan? Perhatikan pula persaingan destinasi. Yang long haule, untuk orang Amerika misalnya, nuansa pantai Bali banyak miripnya seperti ­Caribia, Puket, bahkan Langkawi, kita masih bersainglah dengan mereka. Jadi kalau TIME diikutsertai oleh 100 Ketut Salam buyer, itu ­bagus. Sekarang wisatawan ­kebanyakan ­traveling short haule, length of stay lebih pendek. Ada pula sebagian wisman punya karakter tinggal lama, tapi mereka hanya tidur, renang, tidur renang, mabuk, dua minggu pulang. Karakteristik spesifik ini kita perhatikan. Kita menginginkan tamu tinggal relatif lama, ber­belanja banyak, pergi berjalan kemana-mana. Contoh­nya lagi kalau ke Bali tak cukup hanya ke Nusa Dua, bawalah mereka pergi ke Pemuteran, Gilimanuk, dan ­seterusnya. Jadi bisa diimajinasikan, suatu saat ada orang mencabut brosur di rak penjualan di kantor agen


TIME 2013

Meyongsong dengan Serius

Peluang Daerah perjalanan di Belanda, brosur itu lantang menampilkan: Visit Lampung. Nah, itu baru nama­ nya mengembangkan secara harfiah, benarbenar berkembang. Seperti di Lombok, apa benefit setelah meng­ adakan Pasar Wisata? Menurut Ketut Salam, mereka sangat happy. Bahkan Gili menjadi tempat MICE. Kebetulan gubernurnya berpikiran maju jadi kita dapat benefitnya. Tak sedikit yang menginginkan pindah­pindah, agar TIME jangan diadakan di Jakarta saja, kendati diakui bahwa di Jakarta handling akan lebih mudah, seller mungkin lebih banyak. Kalau ditanya? Lebih baik disini (Jakarta). Tapi pikirkan juga daerah Indonesia lainnya. Ini memang bukan sekedar pertimbangan only ­business. Berpikirnya mestilah dengan ruang lingkup nasional yang luas. Dan, dengan Pak Sapta Nirwandar, Wakil Menteri Parekraf, gayung itu bersambut dan efektif, tepat, ber­kemampuan serta berkekuatan untuk mewujudkan hal itu, kata Ketut Salam. Di Lampung bertumbuh, tapi Indonesia timur juga ingin bertumbuh. Ini juga dilematis mau tetap di Jakarta atau berpindah? Kami ambil jalan tengah, mungkin tidak perlu lagi nanti dua tahun di satu lokasi, cukup setahun saja. ­Supaya daerah lain dapat kesempatan. Batam pun meng­ inginkannya. Tapi, ya, daerah yang berminat jadi host harus serius. Bila dilaksanakan di satu daerah, maka harusnya memberi benefit juga bagi daerah sekitarnya. Muncullah ide baru, dikembangkan

dengan model satelit, dengan cara, ­ditawarkan daerah yang menjadi satelit terhadap Pasar Wisata di daerah tertentu. Programnya, setelah selesai acara TIME, direkrut beberapa peserta buyer yang potensial dan berminat untuk meng­ ikuti tur bisnis ke daerah satelit. Menurut Ketut Salam, konsep itu pernah terwujud di Jawa Timur, di mana dilahirkan even Majapahit Travel Fair, dibawa ke sana 30 buyer yang spesifik yang ingin menjualkan Jatim. ­Diadakan table top meeting di hotel setidaknya dua kali. Kemudian ajang itu tumbuh menjadi pasar mandiri. Yang terpenting adalah sikap di daerah yang mendukung pengembangan ajang wisata ini. Itu yang cukup sulit, itu menyangkut mental. Perfect yang diinginkan orang, bukan yang diinginkan oleh kita, itu lebih penting. TIME tahun 2013 ini akan dilangsungkan di Padang, kota itu sudah agak international, karena TDS (Tour de Singkarak) sudah terlaksana 5 kali, paling tidak exposure event internasional sudah memadai. Lagi pula, open mindeness-nya gubernur, kepala dinas pariwisata, para bupati setempat, selain sikap dan pengetahuan yang bisa diandalkan. Dimaksudkan sikap di daerah adalah sikap yang positif, merupakan respon dari orang yang dikumpulkan, sikap kolektif, ujungnya ialah menyangkut sumber daya manusia. “Contoh ringan tahun 2009, di Manado, saya usai sarapan, supir tak datang-datang kendati berulang kali dipanggil.”

Vol. 4 l No. 43 l Juli 2013

Yang siap memang di Jawa dan Bali, Jakarta, Bandung, Yogyakarta, Solo, Surabaya, sikapnya matang. Dalam komunikasi tidak cenderung terjadi miss. Mutunya ada, bilang ‘A’ ya ‘A’. Sebenarnya hal knowledge mudah diserap, cuma yang masalah ialah sikap efisiensi, kecepatan dan kontrol kualiti. Kongkritnya sikap bila berjalan terus akan menjadi budaya. Sikap sangat penting berperan dalam sukses tidaknya suatu acara. Sikap positif menjadi ­kemampuan mendasar. Artinya, even seperti ini tidak bisa langsung pedas kalau digigit, hanya kalau konsisten baru kelihatan hasilnya dua ­tahun, asal mereka di daerah jalan terus. Kalau mereka mau mematangkan sendiri bagus. Seperti di Sumbar, Ketut Salam diundang memberi informasi yang benar saat mereka meng­adakan rapat koordinasi. Saya mau paling tidak dapat membentuk persepsi yang sama. Karena tadinya belum sama di daerah ini. Jadi kerja berat, yang mereka butuhkan pedoman, ini, ini... kalau mereka patuh itu bisa jalan. Satu yang penting peran apa yang dimainkan untuk mendukung suksesnya ini. Bagaimana mengimplementasi peran itu ialah dengan mengikuti prosedur yang baku, maka akan sukses. Bagaimana dengan mendatangkan dari ­daerah-daerah Indonesia tengah dan timur, sulitkah? Ada, bisa, di timur memang belum banyak, kalau kita giat ada Raja Ampat, Banda, bisa, cuma sebetulnya sebaiknya penggarapnya diperankan pemda.

13


Agar lebih dikonkritkan, di samping sikap mendukung. Pemda mencari mana yang punya potensi, misalnya Papua Barat membeli 3–4 booth diberikan ke nelayan menggunakannya. Itu sulit meyakinkannya. Coba di pasar wisata Pemda mengambil—katakanlah 45 m2. Karena ini Pasar Wisata maka bisakah pemda membawa ope­ rator yang praktisi. Mereka yang tahu persis. Jadi kembali ke masalah sikap, dalam hal kehendak memajukan pariwisata. Kalau dilandaskan pada halhal yang komersial saja masih belum bisa jalan. Makanya dulu saya serius melakukan ­roadshow, membawa pembicara memberikan ilmu kepada calon-calon yang hendak dikirim ­untuk bertugas menjaga booth, itu supaya ­bagus tampil di kancah internasional dalam rangka pasar wisata. Dengan time frame-nya empat bulan sebelum even. Yang dibangun adalah pengertian, bahwa jika awalnya peserta bisa hadir di Pasar Wisata (TIME) dengan baik, maka tahun lainnya bisa di luar negeri, misalnya ke ATF dengan baik, tahun berikutnya bisa di WTM. TIME tentu sukses. ­Sarana prasarana dan networking di TIME itu, hasilnya tak kosong. Dari segi buyer? Sekarang kecenderungan terbang jauh berkurang, karena waktu, dan mahal lantaran krisis di USA, Eropa masih berlaku. Katakan kalau orang USA berlibur mereka ke Caribia, kecuali ngebet benar ingin ke Bali. Kita ingin regional dulu dikembangkan. Direktur kami yang orang Italia, dia tekankan sekali masalah itu, dulu saya selektif kalau bisa ­semua buyer bayar, walau tiket kita bayar. Mereka juga para buyer punya hubungan yang baik dengan para airlines, maka sebetulnya kita tak menghadapi kesulitan. Setiap kali TIME, selalu diumumkan hasil transaksi ter-record, karena ada isian akhir periode pameran, hari terakhir. Disebut transaksi bukan pembeli saat itu. Memang ada datanya. Kalau dulu tahun 95, 96,97, buyer tercatat resmi 250, tapi sebenarnya termasuk ‘penumpang gelap’. TIME di Indonesia memang beda dengan NATAS di Singapura dan MATTA di Malaysia. TIME hanya trade event, sedangkan mereka merangkap sekaligus ­pameran untuk consumer. Roadshow ke daerah bagaimana? Kalau bisa ke daerah paling tidak ke Medan misalnya untuk wilayah Sumatera. Roadshow itu mengandung pemberian training. Kalau perlu sampai ke ­Papua, ­Makassar, Manado, Jayapura. Jadi pada acara itu diberikan ­informasi sekilas Pasar Wisata, bagai­mana sebaiknya tampil di event international, itu sangat dihargai oleh mereka. Misalnya Flores, di sana banyak tempat yang manis cuma orang belum dapat cara meng- e­xposurenya... eksotik. n

TIME 2013

14

Dari Tengah dan Timur Indonesia,

Datanglah

P

asar Wisata Indonesia atau TIME (Tourism Indonesia Mart and Expo) di Padang, 18–21 Oktober ini merupakan yang ke-19 kali. Sampai awal Juli 2013, tampak masih tersedia ruang jika pemda dan industri pariwisata di bagian tengah dan timur Indonesia ikut serta. Dari daftar seller yang dicantumkan terbuka dengan floorplan ajang tersebut, tampak baru tiga peserta dari tengah-timur Indonesia masingmasing dari Flores, Sulawesi Tenggara dan Borneo yang telah terdaftar. Pasar Wisata Indonesia sebagai dimaklumi merupakan tourism trade event, sepenuhnya ajang diisi oleh penjual hanya dari Indonesia. Sedangkan pembeli datang dari berbagai negara. Kemenparekraf memberi dukungan kuat terhadap even ini. Tahun ini, merujuk pada seller yang telah terdaftar, industri pariwisata Indonesia, memang, tampaknya di­ ujungtombaki oleh para operator akomodasi perhotelan. Jumlahnya terbanyak, namun syukurnya, mewakili berbagai daerah dari barat ke timur Indonesia. Travel agent dan tour operator relatif sedikit jumlahnya. Tahun lalu di Lampung 83 ­buyers menghadirinya, dari 28 negara, antara lain India, Singapura, China, Belanda, Australia, ­Malaysia, Uni Emirat Arab. Adapun sellers dari Indonesia sebanyak 74 yang mengisi 60 booth, terdiri atas unsur-unsur industri hotel, resor dan spa 75%, kantor-kantor/dinas pariwisata 10%, Tour Operator/Travel Agent 7%, Adventure/Activity Holiday 3%, Airlines 1,5% serta lain-lain kegiatan usaha 8,5%.

Sumber : tourismindonesiamartexpo.com

Tahun ini seluruh booth yang disediakan berjumlah 81, dan berdasarkan floorplan yang dirilis di website-nya, masih terbuka sejumlah booth yang menanti datangnya pendaftar seller. Satu atau dua saja travel agent/tour operator dan hotel datang lagi dari masingmasing destinasi NTB, NTT, Kalimantan, Sulawesi Utara dan Papua, peluang bisnis agaknya cukup baik. Optimisme didukung oleh faktor kian ramainya dibuka penerbangan ke bagian tengah dan timur Indonesia oleh maskapai penerbangan nasional. Bersamaan itu, bandara hub seperti Makassar, dan Surabaya, juga semakin banyak dihubungkan ke bandara internasional yang besar, Singapura dan Malaysia, bahkan China. Produk wisata dari tengah dan timur Indonesia tentu akan ‘memperbarui’ variasi produk dan destinasi dari Indonesia. ­Sebagian buyer dari mancanegara mencari dan mengharapkannya. n

Vol. 4 l No. 43 l Juli 2013


Ekonomi Kreatif

A

Posisi dan Langkah-langkah Kita

wal Juli 2013, Menteri Parekraf Mari Elka Pangestu menceritakan kepada pers sampai di mana kegiatan-kegiatan pengembang­ an ekonomi kreatif dalam lingkup Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif. Sekilas mengenai ekonomi kreatif, kita ­ingin meng-high light bahwa nanti mulai bulan ­November 2013 kita akan melaksanakan Bulan ­Kreatif Indonesia di Jakarta, kata Menteri. Untuk itu tidak tertutup kemungkinan jika ada daerah lain yang berminat ikut serta. Kementerian Parekraf terlibat langsung dan mendukung sepenuhnya. Keseluruhan kegiatan itu akan berlangsung dari akhir Oktober sampai awal Desember 2013. Itu tentu akan menarik datangnya wisatawan dalam negeri. Ada 2–3 even lain yang berlingkup internasional seperti IPAM, kendati bagian terbesar fokusnya ke dalam negeri juga. Suatu hari kelak even-even ini bisa juga menjadi lebih meng­ internasional, sekarang ini beberapa masih relatif baru. Menciptakan even tentunya akan bisa menarik wisnus maupun wisman di kemudian hari, kata Menteri. Contoh, sudah diprogramkan: Art summit Indonesia akan diselenggarakan di Solo; Pekan Kreasi Dalang Muda Indonesia di Tasikmalaya; IPAM, singkatan dari Indonesia Performing Art Mart; kemudian Festival Nasional Seni Pertunjukan Indonesia dan Pekan Produk Kreatif Indonesia yang merupakan acara reguler, dan, festival lagu anak yang launching-nya telah dilaksanakan di PPKI tahun lalu. Menteri Perakraf mengingatkan, PPKI merupakan kegiatan yang diselenggarakan atas koordinasi antara 16 Kementerian dengan Kadin. Sebenarnya sudah dimulai sejak tahun 2007, kini memasuki tahun ke-7. Apa saja isi PPKI? Kegiatan bertema creative wave, meningkatkan pemahaman dan keterlibatan pelaku dan masyarakat untuk mengembangkan ekonomi kreatif Indonesia. Mengingat ekonomi kreatif yang relatif baru itu, maka perlu sosialisasi. Lagi pula pemahaman ternyata harus dibangun terus menerus secara konsisten melalui penyelenggaraan acara-acara. Akan ada kegiatan business match making. Diundang ke situ kalangan investor, kalangan perbankan, dengan harapan membuka akses pasar,

akses pembiayaan dan match making. Kegiatan yang akan menumbuhkan creative talent and creative preuneur. Diselenggarakan work shop dan pelatihan pendampingan, dan sebagainya, jadi, hasilnya berupa peningkatan kapasitas pelaku kreatif, pengembangan produk kreatif dan pengembangan kemampuan wira usaha. “Yang Kreatif Yang Berdaya Saing”. Saat ini kita lihat banyak orang kreatif bisa menjadi sumber daya saing ke depan. Kegiatan lainnya adalah convention, gelar seni pertunjukan, pameran dan even-even khusus.Di situ nanti ada beberapa even khusus yang bersamaan dilangsungkan, direncanakan keseluruhannya total 119 ­kegiatan. Tahun lalu dianggap cukup berhasil. Tidak dilaksanakan di JCC, karena kalau di JCC orang ­harus sengaja dan khusus datang ke situ. ­Lokasinya dipilih di mall, tempat di mana banyak orang sehari-harinya datang sendiri. Maka kali ini mengambil tempat di Epi Walk di jalan Rasuna Said, tanggal 27 September–31 Desember 2013. Kita ingin melakukan sosialisasi dan mengkomunikasikannya kepada publik sejak jauh-jauh hari supaya meluas minat dan me­ ningkat partisipasi masyarakat, ujar Menteri, kita

Vol. 4 l No. 43 l Juli 2013

harapkan lebih meluas lagi dari tahun lalu. Ada lagi kabar baik dari bidang ekonomi ­kreatif. Rata-rata pengunjung web www.indonesiakreatif.net per bulan meningkat lebih dari 80% dibandingkan tahun 2012, ini mudah mudahan berarti kian bertambah pemahaman dan interest yang lebih besar terhadap ekonomi kreatif. Portal indonesia kreatif itu isinya menampilkan kegiatan dan even, serta pelbagai ihwal industri kreatif termasuk angka-angka, blue print dan seterusnya. Ditampilkan juga showcase di situ. Jadi pelaku kreatif bisa menampilkan produk atau jasa. Sampai dengan Juni 2013 show case indonesiakreatif.net paling banyak diisi oleh sub sektor desain dan mode. Terakhir portal tersebut menyediakan direktori sebagai tempat mengumpulkan profil pelaku perusahan dan komunitas kreatif. Hingga Juni 2013 tercatat 597 pelaku kreatif, 202 perusahaan kreatif, dan 99 komunitas kreatif yang telah dihimpun dalam direktori ini. Ini pen­ ting agar kita mudah berinteraksi dengan orangorang kreatif. Jumlah mereka banyak, maka itu kita dorong mereka untuk membentuk komunitas, sehingga kita bisa mempunyai mitra berkomunikasi dalam upaya-upaya pengembangan. ***

15


Ekonomi kreatif, dari segi pertumbuhan, yang agak tinggi pertumbuhannya ternyata fashion, dan yang terkait termasuk IT base dan Media. Permainan interaktif dan layanan komputer serta piranti lunak, ini dua sub sektor yang pertumbuhannya double digit dimana fashion pertumbuhannya tertinggi sedangkan yang lain sekitar 4–5%. Film, video dan fotografi pertumbuhannya tinggi sekitar 8%, sedangkan kerajinan tidak terlalu tinggi, pertumbuhannya sekitar 4–5%. Kita ingin fokus pada fashion, sementara satu lagi memang tengah ditunggu yakni kuliner. Fashion dan kuliner itu dua industri kreatif yang pasar dalam negerinya besar. Maka itu basisnya untuk tumbuh luar biasa. Sedangkan yang ingin kita dorong adalah yang menurut kita mungkin industri yang me­ rupakan our future competitiveness, daya saing kita di masa depan. Sekali lagi, itu pasar dalam negerinya adalah b­ esar. **** Ada konser internasional digelar di Indonesia. Menteri bertanya kepada beberapa promotor, kalau praktiknya mendatangkan bintang terkenal seperti Stink atau El Divo atau David Foster, para promotor itu mengatakan bahwa penontonnya bisa mencapai 30% adalah pengunjung dari luar negeri. Kita perlu bertanya lebih lanjut kepada para promotor untuk mendapat estimasi kira-kira berapa konser yang akan mereka laksanakan tahun ini dan kira-kira pengunjung konser itu berapa? Jika konser diselenggarakan di Senayan, total penonton bisa mencapai 30 ribu orang. Dan, jika wisman datang, tentulah mereka di Jakarta tidak hanya menonton konser itu saja, bukan? Java Jazz pun, menurut Menteri, meningkat pengunjung internasionalnya, antara 10–20% dari luar Indonesia maupun luar Jakarta, artinya, wisnus. n

16

Vol. 4 l No. 43 l Juli 2013

PEKAN PRODUK KREATIF INDONESIA 2013


E

VA Air, maskapai penerbangan Taiwan, resmi ma­suk aliansi Star Alliance sejak Juni 2013. Ketika upacara resmi penerimaannya oleh aliansi, Juni 17, 2013 di Taiwan Taoyuan International Airport, di situ beberapa kali dalam pidato resmi disebut-sebut kota Surabaya dan Jakarta. Aliansi itu, untuk kawasan Asia Pasifik saja, melayani dengan 19 airlines anggota, lebih dari 4.000 penerbangan per hari berangkat dan mendarat di Asia/Pacific, di 280 bandara tersebar di 44 negara. Jaringan globalnya beranggotakan 28 maskapai, mengoperasikan 21.900 penerbangan setiap hari ke 1.328 bandara di 195 negara. Ke Indonesia? “In addition to bringing Kaohsiung in Taiwan and Surabaya in Indonesia as unique airports to the network, EVA Air expands the Alliance’s pre­ sence on the important Cross Straits market, which has grown from an annual passenger volume of just over 3 million in 2009 to around 9 million in 2012,” itu dinyatakan oleh salah satu top executive Eva Air pada saat upacara tadi. Bagi Eva Air sendiri, Jakarta merupakan satu di antara lima kota yang pertama-tama diterbangi keluar negeri di awal berdirinya pada Oktober 1989. Yaitu Jakarta, Bangkok, Seoul, ­Singapura dan Kuala Lumpur. Apa maknanya? Industri pariwisata Indonesia sejatinya bisa mengambil inisiatif untuk bersama Eva Air dapat memanfaatkan jejaring penerbangan aliansi itu, mendatangkan wisman dari berbagai penjuru dunia. Lagi-lagi kota Surabaya khususnya dan destinasi Provinsi Jawa Timur umumnya, plus jika dikombinasikan ke Bali, menghadapi peluang bisnis global tersebut. Toh pada dasarnya destinasi seperti Surabaya dan Jatim, hingga sekarang akan lebih tepat menerobos ‘niche market’ ke seantero dunia. Yang penting rute pelayanan penerbangannya dapat diandalkan. ***** Di lain perkembangan, sensitifitas arus wisatawan terhadap pengaruh kurs mata uang ditunjukkan lagi oleh pasar wisatawan outbound dari India. Jumlah outbound traveler warga India turun sekitar 20% selama Mei–Juni 2013 akibat dari melemahnya mata uang Rupee terhadap dollar. Survei menunjukkan turunnya jumlah wisa­ tawan India ke luar negeri itu terutama dari kalangan kelas menengah. Dampak lain lagi, wisatawan India bukan hanya membatasi jumlah hari bepergian ke luar negeri, juga cenderung

Kita dan Dunia

Yang Sensitif dan Yang Memberi Harapan

berwisata di dalam negeri saja. Travel Agent di India mengurangi durasi dalam paket-paket yang ditawarkan, sementara turis dari masyarakat kelas menengah yang tetap bepergian ke luar negeri jadinya memilih fasilitas akomodasi yang lebih murah. Depresiasi Rupee bulan Juli 2013 sebenarnya mencapai 16,6% berdasarkan year-on-year. Dan itu mengakibatkan harga tur ke luar negeri naik berkisar 15%. Tapi sebaliknya, mata uang yang mengalami depresiasi itu tampak menguatkan daya untuk menarik wisatawan asing berkunjung ke India. Di Malaysia, travel agent menyatakan me­ ningkat wisatawan dari Malaysia ke India sekitar 40%. Dalam hal itu Malaysia beruntung. Malindo, maskapai penerbangan baru patungan Lion Air di Malaysia, mengumumkan akan membuka pener­ bangan Kuala Lumpur–New Delhi, juga akan membuka rute ke Kolkata, Trivandrum, Chennai and Bangalore. Malindo dikabarkan menyaingi Singapore Airlines dan Silk Air dalam harga tiket. Malaysian Airlines bahkan juga tahun ini akan menambah rute dan frekuensi ke India Selatan. Warga Malaysia keturunan India kebanyakan dari selatan India. Maka tak heran nanti jumlah wisman dari Malaysia akan meningkat tajam masuk ke India. Demikianlah ibarat bejana, arus wisatawan internasional selalu mencari titik keseimbangan baru, seimbang antara pipa kiri dan pipa kanan. Penyebab pergeseran arus wisman antara lain perubahan kurs mata uang tadi. Ketika di satu alur wisman menurun, di alaur lainnya tentu menaik. Jadi, situasi seperti itu baik diwaspadai, dan dicermati untuk mengantisipasi langkah yang perlu diambil mengatasi ‘ketakberuntungan’ sekalipun sifatnya mungkin situasional. *****

Vol. 4 l No. 43 l Juli 2013

Bagi Wamen Parekraf Sapta Nirwandar, ihwal harapan akan jumlah kunjungan wisman, sebenarnya datang dari optimisme yang ditentukan oleh aksesibilitas dari beberapa tempat terutama dari ASEAN, lebih khusus lagi dari Kuala Lumpur dan Singapura. Kuala Lumpur telah menambah lagi penerbangan 4 kali ke Surabaya dengan AirAsia, tetap bertahan untuk ke Bandung 5 kali, dan penerbangan rute baru ke Semarang dan Solo. Di dalam negeri, kata Wamen Parekraf, bisa dibayangkan, ke Ternate saja kini telah ber­ operasi 3 direct flight. Itu selain menambah wisnus, niscaya juga sebagian wisman. Ada Garuda, Sriwijaya, Ekspress Air. Wamen semakin yakin dengan perkembang­ an semakin maraknya penyelenggaraan even di daerah. Ada yang telah membangun branding dan mendatangkan sejumlah wisman, antara lain Festival Sentani, Festival Erau, Sriwijaya Festival, Lombok Festival, ‘menggairahkan ekonomi lokal’, di mana sekaligus wisnus datang ke sana dan sebagian kecil wisman. Ke Sriwijaya Festival, misalnya, ke Palembang sana beroperasi tiap hari penerbangan langsung dari Singapura. Akses dari laut, melalui marine tourism, ­kapal pesiar, pun sedang meningkat. Fremantle Yacht Race akan diikuti oleh 60 peserta. Jangan lupa 60 peserta, artinya setiap 1 yacht diawaki oleh 6–7 orang, jadi keseluruhan sekitar 400-an orang, di­tambah lagi teman-teman pendamping penggembiranya dan seterusnya, diestimasikan 1.000 lebih mereka akan datang ke Bali. Akan ada Sail Komodo, juga ada Sail Derawan dan ­sebagainya. Ke Surabaya penerbangan dari Singapura dan Kuala Lumpur terasa mendadak meningkat relatif tinggi. Ternyata bukan hanya demi mengangkut TKI, justru tampak banyak orang Malaysia dan Singapura mendarat di sana. n

17


Bali

Jalan Di Atas Laut

Ketika masyarakat Bali berbondong-bondong menikmati wisata rakyat menjajal jalan tol Bali di atas air laut, sepanjang 12,7 km, Sabtu sore (6/7/2013), foto ini direkam. Di kejauhan tampak jalan di atas air itu. Khusus hari Sabtu itu masyarakat diberi kesempatan tanpa kendaraan bermotor, melintasi jalan baru Tol Bali, dari Nusa Dua (sisi kanan gambar), menuju kawasan bandara Ngurah Rai, dan lanjut ke pelabuhan laut Benoa. Di antara rakyat yang berlalu lalang mengendarai sepeda dan berjalan kaki, seakan tur massal, Menteri BUMN Dahlan Iskan ikut berbaur. Lintasan jalan tol tersebut akan dioperasikan penuh mulai Agustus 2013, menyongsong diselenggarakannya pertemuan APEC Bali 2013. Infrastruktur yang dibangun berbiaya Rp 2,4 triliun ini, tampak membuka kesempatan baru yang unik, bagi wisatawan menyaksikan pemandangan terbit matahari di timur dan matahari tenggelam di barat, sementara ke satu bagian di timur hamparan laut lepas, dan hutan bakau alias mangrove tampak ke sisi kiri dan kanan. Pemandangan foto ini diambil dari bukit Mumbul di sekitar kawasan Nusa Dua, di situ pun kini beroperasi beberapa hotel yang disenangi oleh wisman dan wisnus. Suasana laut di bawah jembatan tol itu pun tampaknya membuka peluang lain lagi, bagi wisata bahari, berkeliling di seputar kawasan teluk di jalan tol di mana jalan tol ini melintang, setiap hari bisa menyaksikan aktifitas nelayan khususnya, masyarakat lokal umumnya, yang berseliweran menjalankan kegiatan ekonomi sehari-hari di atas perahu dayung dan bermotor tempel. Kawasan Nusa Dua dan Tanjung Benoa sebagai dimaklumi telah menjadi salah satu pusat akomodasi wisman dan wisnus, di situ pula pusat kuliner dengan restoran-restoran lokal yang telah menciptakan nama-nama beken dan digemari wisatawan. Last but not least, jalan melintas di atas air itu akan mengurangi beban jalan bypass dan jalan sekitar bandara dari kemacetan lalu lintas yang beberapa tahun belakangan ini telah menjadi ‘keluhan internasional’.

18

Vol. 4 l No. 43 l Juli 2013


Mengelola Pergerakan Manusia Bandara Ngurah Rai Bali, di tengah kepadatan aktifitas pembangunan gedung baru dan perluasan, mengelola arus pergerakan manusia dan lalu lintas kendaraan bermotor dengan cara tergolong ‘­canggih’. Kegiatan pembangunannya diantisipasi dengan menyediakan jejaring jalan-jalan bagi k­endaraan bermotor masyarakat pengantar dan penjemput penumpang, apalagi angkutan wisata maupun taksi. Alurnya telah dirancang sedemikian sehingga arus lalinnya mengalir teratur dan mencegah kongesti, kemacetan di dalam kompleks bandara pun terelakkan. Begitulah tampak pela­ taran pathway yang cukup rapi mengalirkan pergerakan penumpang antara terminal kedatangan dan keberangkatan dengan lokasi di mana mobil pengantar atau penjemput berhenti tanpa menimbulkan kemacetan arus. Pembangunan dan perluasan kapasitas bandara Ngurah Rai juga direncanakan rampung sebelum pelaksanaan APEC Summit 2013.

Vol. 4 l No. 43 l Juli 2013

19


Bisnis

Gerak Pelaku Bisnis

D

engan banyaknya frekuensi pener­ bangan, diharapkan wisatawan man­canegara yang masuk ke Surabaya dan Jatim akan meningkat. Dewasa ini kunjungan wisman didominasi terutama dari Malaysia berkat penerbangan langsung dari Kuala Lumpur, Penang dan Johor Bahru. Rute Surabaya–Malaysia bukan hanya dilayani oleh AirAsia tapi juga oleh Mandala. Jumlah dan frekuensi penerbangan dari Singa­ pura juga bertambah terus di antaranya Silk Air, Value Air, China Airlines, Lion, dan lain-lain. Rute ini kebanyakan diisi oleh orang Indonesia bepergian ke Singapura, atau orang Indonesia yang bermukim/bekerja/sekolah di Singapura pulang ke Surabaya, dan business traveler. Wisman, baik warga negara Singapura, residen, ataupun turis asing yang sedang berada di Singapura, tampaknya belum terlihat banyak memanfaatkan rute ini. Wisman khususnya warga negara Singapura datang ke sini masih relatif sedikit tapi sudah mulai masuk. “Saya sudah berpromosi di sana selama empat tahun, dan baru terlihat hasilnya mulai tahun ini. Mereka mau datang ke Bromo melihat alam, ke Batu melihat apple plantation, ke TSI, dan ­Surabaya. Persentasinya mungkin tidak sampai 10% dari wisatawan yang masuk. Wisatawan bertujuan leisure tidak sampai 10% dari kapa­ sitas penumpang pesawat ke Surabaya. Baik maskapai penerbangan lokal maupun asing,” itu kesan ­diutarakan oleh Monas Tjahjono, Mana­ ging Director Monas Tours and Travel, berdasarkan pengalamannya. Dia merasakan wisman dari Malaysia bertujuan leisure jumlahnya lebih banyak. Pasar Malaysia sudah jauh lebih dulu hidup dan konsumen lebih mengenal Jatim ketimbang orang Singapura mengenalnya. Monas Tjahjono pernah mendapat ­masukan dari beberapa agen di Singapura bahwa orang Singapura masih merasakan sisa-sisa trauma mengingat peristiwa tahun 1998. Karakter wisa­ tawannya berbeda dengan wisatawan Malaysia. Orang Malaysia menganggap orang Indonesia serumpun, masih saudara, perbedaan bahasa tidak ada. Sedangkan di Singapura mayoritas etnis Cina, tidak semua bisa berbahasa Melayu hanya berbahasa Cina dan Inggris, komunitas Melayu di sana pun kecil. Perlahan itu terkikis dan Monas T & T mulai merasakannya sejak tahun 2012. Sebelum-

20

Bus ala trem ‘tempo doeloe’ untuk mengangkut peserta tur Surabaya Heritage Track.

nya, orang Singapura seakan hanya kenal 3B di pembuatan rokok kretek secara manual, terus ke ­Indonesia: Bali, Batam, dan Bintan. kampung Arab dan makam Sunan Ampel, dilanSetelah beberapa kali melakukan penilaian, jutkan ke pelabuhan melihat aktivitas bongkar Kota Surabaya potensial menjadi destinasi golf muat di pelabuhan Kalimas, ke Kebun Binatang dan shopping. Lima international golf courses, untuk melihat orangutan dan komodo. ­semuanya didesign nama berkelas dunia, ter“Sebagai pengganti Kebun Binatang Suramasuk Jack Nicklaus, Andy Tew. baya, sekarang ini saya sedang mewajibkan para Paket wisata golf dapat mempramuwisata agar membawa perlama LoS (Length of Stay) tamu-tamu wisatawan ke lokasi wisatawan. Perbandingannya lambang kota Surabaya, ikan hiu seperti ini: Monas T & T medan buaya, di belakang Monunawarkan paket golf di Surabaya men Kapal Selam (Monkalsel). mulai dari 3 hari 2 malam, 4 hari Saya pikir, kenapa Merlion di Sin3 malam, dan 5 hari 4 malam. gapura bisa begitu terkenal tetapi Paket lainnya seperti paket ke ikon Surabaya tidak? Patung kota Bromo berdurasi 5 hari 4 malam, kami cukup besar dan Oke kok porsi di Surabaya hanya 1 malam, serta layak untuk dijual seperti Monas Tjahjono kebanyakan saat hendak pulang. si Merlion. Mestinya pemda bisa Paket yang paling ramai dibeli, baik untuk membuat lokasi simbol kota ini menjadi ramai, golf dan leisure, durasi 4 hari 3 malam. Setiba kami biro perjalanan pasti akan mengikuti de­ di Surabaya dengan pesawat pagi, langsung ke ngan mendatangkan turis ke sana. City tour kami Bromo, menginap untuk menyaksikan matahari hanya berdurasi 4 jam,” Monas menerangkan. terbit. Dilanjutkan ke Malang meninjau apple Surabaya belum bisa berdiri sendiri untuk plantation. Esoknya kembali ke Surabaya lewat dijual sebagai satu paket tur, perlu kombinasi Tanggulangin dan Sidoarjo sambil berkunjung ke de­ngan Jatim. Kota tak punya cukup obyek. sentra perajin kulit dan kerupuk, terakhir city tour ­Untuk leisure, highlight-nya tetap Bromo. ­Daerah Surabaya. Itu paket paling populer di kalangan lainnya, lebih banyak dikoneksikan dengan wisman Malaysia dan Singapura yang mereka ­Yogyakarta. tangani. Dalam satu bulan, Monas T & T menangani Dia pernah mencoba menjual Gunung Ijen tapi wisman dari Malaysia dan Singapura rata-rata 30 belum berhasil. Itinerary city tour-nya berkun- arrival, yakni 25 dari Malaysia dan 5 Singapura. jung ke HOS (House of Sampoerna), melihat Ketiga puluh arrival tersebut bercampur antara

Vol. 4 l No. 43 l Juli 2013


Inbound untuk Jatim Sejumlah wisatawan sedang turun dan menikmati tarian tradisional di dermaga Jamrud, Pelabuhan Tanjung Perak, Surabaya. Wisatawan dari Amerika dan Eropa tersebut akan berkeliling Surabaya untuk mengunjungi beberapa objek wisata yang ada. Mereka ini adalah bagian dari kedatangan kapal Pesiar MV Seabourn Odyssey yang saat itu sandar di Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya.

grup dan FIT. Grup Malaysia biasa rata-rata terdiri dari 20 orang, mengambil program 4 hari 3 malam. Telah dicoba membuat dan menjual paket 1 day tour Jatim dan dipromosikannya di beberapa hotel seperti Sheraton dan Marriott, namun hasilnya belum terlihat. Beberapa obyek di Jatim seperti Malang dan Trowulan bisa dikunjungi ­dalam sehari. Trowulan, situs purbakala di Mojokerto, berjarak 1,5–2 jam perjalanan darat dari Surabaya. Ke Malang 3–4 jam. Jadi total bisa ditempuh dalam satu hari penuh. Paket Midnight Bromo tour, bisa diterapkan dengan perjalanan malam dan kembali ke Surabaya di pagi hari. Dia masih mencari penyebab ‘kurang laku’-nya apakah terletak pada pengemasan paket atau pada branding dari ODTW-nya. Menurutnya, ODTW di Kota Surabaya belum siap. Dari ketersediaan English speaking local guide di obyek misalnya Monkalsel, Museum Mpu Tantular, dan Museum Tugu Pahlawan. Lalu kesiapan infrastruktur di obyek seperti tempat parkir, toilet umum, informasi dalam bahasa ­Inggris dan lain-lain. Bahkan lokasi TIC (Tourist Information Center) di terminal kedatangan internasional bandara Juanda terasa kurang efektif. TIC seharusnya tampak eye catching dan mudah ditemukan di dalam terminal kedatangan di bandara. Paling tidak, mestilah tersedia brosur dan peta petunjuk ODTW.

Gerak Pebisnis

Sudah dua tahun berturut-turut Casa Grande Jatim aktif mengadakan even table top di Kuala Lumpur dan Singapura, bersama 20 industri dari biro perjalanan, hotel bintang 5 hingga bintang 3, obyek wisata seperti TSI dan pengelola golf course. Di Kuala Lumpur dan Singapura, mengundang travel agent untuk datang mendengarkan presentasi masing-masing peserta. Setiap industri mendapat 1 meja. Even kedua di Kuala Lumpur bulan Februari 2013 berhasil mengundang 50 agent. Di Singapura tidak terlalu bagus karena hanya 30 agent datang. Road show-nya berturut-turut dari Kuala Lumpur ke Singapura. Pertama kali dilakukan tahun 2012 di Kuala Lumpur dan dianggap cukup berhasil. Sedangkan di Singapura baru diadakan di tahun 2013 mengingat belum banyak traffic orang dari ­Singapura masuk tahun lalu. Rencananya ini akan jadi ­calendar of event Casa Grande Jatim setiap tahun meskipun ­belum ditentukan jadwal tetapnya. Evennya akan ­melihat jadwal libur di Malaysia dan Singapura serta mempertimbangkan jadwal even lain. Sengaja dipilih bulan Februari menjelang Matta Fair yang selalu diadakan setiap bulan Maret dan ­September. Harapannya, industri di Jatim bisa menanamkan branding pada travel agent di sana. Di Matta fair, travel agent sanalah yang akan

Vol. 4 l No. 43 l Juli 2013

menjualnya. Itu dijadikan strategi marketing menjual paket Surabaya dan Jatim. Antara tahun 2012 dan 2013 agent yang diundang tidak sama karena peserta industri dari Surabaya dan Jatim yang ikut sebagai peserta masih sama. Tujuannya untuk memperbanyak kontak di Malaysia dan Singapura bagi para pelaku industri sini. “Hasil dari kegiatan itu sudah dirasakan. ­Industri perhotelan merasakan peningkatan tamu,” tambahnya. Yang paling mudah tentu menggarap pasar wisman yang sudah terlayaani oleh direct filght ke Surabaya, seperti Malaysia, Singapura dan Thailand. Penerbangan Taipei–Surabaya masih melewati Singapura, belum langsung. Wisman dari Taiwan sempat booming ke Jatim sebelum peristiwa 1998, namun setelahnya nyaris tidak ada. Mereka memang tetap datang ke Indonesia tapi ke Bali. Tahun 1980-an, Jatim sempat termasuk top destination di pasar China. Paketnya yang ter­ kenal Bromo–Gunung Kawi. Sudah beberapa kali dicoba mengundang famtrip travel agent dari sana. Di sini, ada beberapa biro perjalanan yang menangani wisman dari Cina dan Taiwan, tapi frekuensinya sudah tidak seperti dulu. Di sisi lain, Kota Surabaya belum punya operator tur khusus menangani wisatawan kapal pesiar. Dua diantara yang pernah menanganinya adalah Aneka ­Kartika dan Pacto. n

21


Geowisata di Selatan Sumsel Ingin punya contoh success story.

Danau Ranau

D

a n a u Goa Putri Keberadaannya sekitar 4 jam perjalanan Ranau s e l u a s dari ­Danau Ranau atau 7–8 jam perjalanan 8 x 1 6 darat dari Kota Palembang. Goa Putri dan km persegi itu berada Museum Si Pahit ­Lidah dibuka untuk umum di Kecamatan Ban­ sejak tahun 2011. Dari total goa sepanjang ding Agung, Ogan ­Komering Ulu (OKU) Selatan. 2 km, yang baru dieksplorasi 270 meter, Dikelilingi per­bukitan hijau dan sebuah Gunung yakni sepanjang jalan setapak permanen Seminung (1.881 mdpl), menjulang di tengahnya. berundak-undak mengikuti kontur goa. Itu Kawasan sejuk itu dari Palembang berjarak 342 km baru dibangun tahun 2011–2012. Dengan ketinggian 53 meter di atau 10–12 jam perjalanan darat. dalam goa, pengunjung cukup nyaDari Baturaja 130 km tapi 4 man menikmati efek pen­cahayaan jam perjalanan, dan hanya 50 pada stalaktit dan stalakmit di dakm, sekitar 2 jam perjalanan dari lamnya. Legenda mengenai goa ini ibukota OKU S­ elatan, Muara Dua. dikaji sejak tahun 1989, namun pePerbukitan hijau di sekelilingnya nelitian secara ilmiah baru dimulai menjadi per­batasan alamiah dua tahun 2011. Berbeda dengan obyek provinsi yang membagi 2/3 luas wisata Goa Pindul di Gunung Kidul, danau ke dalam wilayah Provinsi Yogyakarta, di mana penelitian Sumsel dan 1/3-nya masuk ke Herawati ­ilmiah dilakukan sebelum dibuka wilayah Provinsi Lampung. Bagian Wakil Bupati OKU Selatan untuk umum. paling dalam diperkirakan sekitar Selama tahun 2012 tercatat 30 1.880 meter dan kondisi di bawah ribu pengunjung, termasuk wisnus dan wisman. permukaan air berbukit-bukit. Danau ini rupanya menjadi rute AKAP (antarkota Wisman yang 20 orang di tahun 2012 berasal dari antarprovinsi) bagi lebih dari 100 kapal kayu motor Perancis dan Belanda, kebanyakan ilmuwan. Masih ada dua goa lagi di kawasan itu, Goa di sepanjang garis danau. Selain itu menjadi tempat budidaya perikanan air tawar jenis mujaer dan nila Harimau dan Goa Selaba. Di Goa Harimau masih dengan karamba, juga masih dimanfaatkan untuk berlangsung proses ekskavasi dimana di dalamnya mandi dan mencuci. Dermaganya bisa dikatakan didapati kerangka manusia dan artefak dari zaman berkondisi baik, sampai saat ini baru dimanfaatkan prasejarah. Goa Selaba sengaja dikhususkan sebasebagai tempat Hari Pasar setiap Sabtu, dan even gai goa penjelajahan. Festival Danau Ranau setiap akhir tahun. Belum ada hotel atau resor di sini. Menurut data Identifikasi kendala Wakil Bupati OKU Selatan, Herawati, ketika kita di UPTD Danau Ranau, ada 41 home stay di rumah penduduk per tahun 2011. Wisman berkunjung ke temui, mengemukakan kendala yang dihadapi undanau ini di tahun 2010 dicatat 16 orang, ­tahun tuk mengembangkan pariwisata. Pertama, masya­ 2011 ada 6 orang dan hanya 5 orang di tahun rakat belum mempunyai sense of tourism, belum menyadari keindahan alam dan potensi budayanya 2012. Wisnus yang datang tahun 2010 sebanyak bisa memiliki nilai tambah secara ekonomi. Kedua, 33.346, tahun 2011 ada 32.537, menurun lagi di infrastruktur jalan dan sarana transportasi belum menunjang. tahun 2012 hanya 31.224 orang.

Pengenalan Destinasi

22

Vol. 4 l No. 43 l Juli 2013

Kemacetan di jalur Palembang-OKI (Ogan K­ omering Ilir) karena pengangkutan batubara. Sebelumnya, Palembang-Muara Dua bisa ditempuh selama 5 jam (berarti sampai di lokasi danau sekitar 7 jam perjalanan). Ini akan berkurang bilamana rel kereta ganda untuk pengangkutan batubara selesai dan beroperasi. Ketiga ialah belum ada kegiatan rutin dan ter­ jadwal tetap. Festival Danau Ranau setiap akhir bulan Desember merupakan satu-satunya kegiatan rutin. Festivalnya sendiri sudah memasuki tahun ke-8 sejak tergabung ke dalam wilayah adminis­trasi OKU Selatan dan sudah termasuk dalam ­kalender pariwisata provinsi. Wakil Bupati juga mengatakan, masyarakat membutuhkan satu contoh nyata, a success story, karena karakter masyarakat berpendirian kukuh. Itu sudah dibuktikan oleh para penyuluh pertanian di sini. Menurutnya, diperlukan sebuah pilot project pariwisata dan sebuah program kerja sama dinas pariwisata dan UKM untuk membawa tokoh/­ pemuka masyarakat keluar daerah sehingga ­mereka menyaksikan bagaimana daerah lain memanfaatkan potensi alam dan budaya. Dan terakhir adalah menyatukan misi, visi dan koordinasi semua stakeholders pariwisata di OKU Selatan. Mungkin maksudnya, diperlukannya kini semacam langkah awal, dengan model program DMO? Tentu saja sebelum dan sesudah ide itu, faktor aksesibilitas jalan darat tadi, perlu dibenahi dahulu? n


DMO

K

Menggalang Sikap ‘Ownership’ di Masyarakat

oordinasi, pemaduan dan gerak bersama antarpemangku kepen­ tingan pariwisata kian terbukti di­butuhkan manakala berada di kawasan destinasi pariwisata. Ihwal itu dimasukkan dalam Renstra Kemen Parekraf. Yang namanya DMO atau Destination Management Organization, kini kian populer, itu bukan sepenuhnya berarti hendak membentuk suatu organisasi, bukan badan hukum, tetapi justru melalui konsep DMO itu, “Kita menjalankan pro­ gram yang berkesinambungan, ­membangun dan memperkuat terus menerus tata kelola yang terpadu di destinasi,” begitulah ditegaskan oleh Dirjen Pengembangan Destinasi Pariwisata, ­Firmansyah Rahim. Program DMO telah dan tengah diterapkan di 15 daerah destinasi pariwisata di seluruh ­Indonesia untuk periode lima tahun sejak 2010 hingga 2014. “Sebagian besar dari 15 DMO saat ini sudah berada dalam tahap pengembangan manajemen destinasi, dan sebagian sudah ada yang memasuki tahap penguatan dan ­penataan organisiasi pengelolaan destinasi atau mema­ suki tahap transformasi DMO keempat,” kata ­Firmansyah. Sementara itu di Bunaken, Manado, salah satu contoh, kini telah di tahap penguatan teknis ke­lompok kerja, dimana hendak dipersiapkan produk unggulan untuk dipasarkan tahun depan. Di sana ditunjuk sebagai koordinator DMO, Winda Mercy Pinky. Pihaknya terus meng­ edukasi masyarakat untuk terlibat dalam menjaga kebersihan serta memanfaatkannya untuk kehidupan ekonomi mereka secara bijaksana. Kendala yang ditemui sepanjang pengembangan program ini, menurut Winda, adalah sampah dan sulitnya ketersediaan air bersih. Namun, sejauh ini terus berupaya mengatasi persoalan tersebut. “Peran kami disini adalah membatasi kesenjangan yang terjadi antara berbagai pihak pelaku dan pendukung DMO Bunaken,” jelasnya. Kerja sama antara kelompok kerja DMO de­ ngan Kemenparekraf dan Pemerintah Daerah terjalin cukup baik. “Kami mensinergikan program yang dijalankan Kemenparekraf sehingga bisa seiring sejalan,” lanjutnya. Gubernur Sulawesi Utara, Sinyo Harry ­Sarundajang, tampak memperhatikan peran

DMO. Dia mengatakan mendurawan, Tanjung Puting, Toraja, kung pengembang­an daerah Wakatobi, Bunaken, Flores, Raja wisata Bunaken yang dilakukan Ampat, Flores juga Komodo (ini oleh ­kelompok kerja Bunaken. kemudian me­luas mencakup Dia mengusulkan, agar ele­ Flores). Bagaimana, di lokasi men masyarakat seperti komu­ daya tarik itu, kita mensinerginitas pecinta alam juga dilibatkan semua stake holder mulai kan dalam program ini. Manado dari transportasinya, aksesebilipun siap menjadi tuan rumah tasnya, dan masyarakat di lokasi Konferensi Nasional DMO yang dimaksud. Bagaimana DMO direncanakan digelar bulan Sep­ masuk ke masyarakat? Konsep­Firmansyah Rahim tember 2013 ini. Bagaimana nya, masyarakat agar berperan ‘menggalang kebersamaan’ unowner daya tarik itu sendiri. Itutuk merealisasikan konsep DMO? lah yang dilakukan pada tahun pertama. Menurut Direktur Perancangan Destinasi Di tahun ke dua mulai mengembangkan de­ dan Investasi Pariwisata Kemenparekraf, Lokot ngan mengajak beberapa stake holder lain seperAhmad Enda, “DMO harus diterapkan dengan ti ASITA dan PHRI. Termasuk Pemerintah Daerah. strategi koordinasi, melibatkan seluruh pemang- Jadi, pekerjaan ini bukan pekerjaan sekedar berku kepentingan, kemitraan, kepentingan dan jangka waktu satu tahun. tujuan bersama, serta memiliki indikator dan Harapan kita dalam 5 tahun akan bisa ke­ kinerja,” katanya. lihatan. Paling tidak tampak peningkatan kunDirjen menjelaskan perkembangannya. jungan dan kepuasan pengunjung. Suasana “Untuk bisa memulai itu maka kami lang- di destinasi wisata makin tertib, seluruh stake sung kepada masyarakat. Nah dipilih di tahun ­holder di tingkat di lokal, propinsi, pusat, se2011, diawali pada 15 daya tarik yang hendak muanya harus bersinergi. dikembangkan. Yaitu Jakarta, Pangandaran, DeSepanjang tahun selama kita hidup kita laku-

Vol. 4 l No. 43 l Juli 2013

23


15 Destinasi DMO (2010–2014) SABANG

DERAWAN

BUNAKEN

TANJUNG PUTING

TOBA

TORAJA

KOTA TUA JAKARTA BATUR-BALI

WAKATOBI

RINJANI KOMODO-KELIMUTU, FLORES PANGANDARAN BOROBUDUR

BROMO TENGGER SEMERU

kan begitu terus”, ujar Dirjen. Program DMO pada dasarnya merupakan program rutin. Ketika di destinasi Tanjung Puting sudah selesai, tahun berikutnya diganti ke destinasi lain. Tanjung Puting itu tetap dikerjakan terus, tentu kadarnya semakin turun karena me­reka sudah siap. Bagaimana caranya? Itu tadi, terfokus di daya tarik, kita mulai dari pemberdayaan ma­ syarakat sehingga menghidupkan rasa ownership dalam mengembangkan daerahnya. Dirjen Firmansyah Rahim menegaskan, “Kita mengharapkan anggaran yang kita butuhkan adalah anggaran untuk berkoordinasi. Jadi bagaimana kita mengkoordinir selu­ ruh stake holder, kita mensinergikan Lokot Ahmad Enda ­supaya berpikiran sama dan bergerak yang sama. Kita harus siapkan untuk DMO ini lebih banyak pertemuan-pertemuan. Menemukan para stake holder yang mau berjalan dengan ­arahan-arahan pendam­ping, istilahnya ‘fasilitator’ kita. Koordinasi ini sebenarnya bisa terjadi kalau kita sering melakukan pertemuan. Nah ini harus didesain oleh siapa? Oleh Kementerian, paling tidak mendesain pertemuan-pertemuan itu se­hingga hasil akhirnya menciptakan sinergi antara seluruh stake holder yang berkepentingan”. Kepada pers, Lokot Ahmad Enda menjelaskan seluk beluk lebih jauh bagaimana proses penerapan DMO mengarah pada terbangunnya tata kelola di destinasi pariwisata Indonesia.

DMO

24

Vol. 4 l No. 43 l Juli 2013

RAJA AMPAT


Beberapa propinsi sudah mulai menunjukkan inisiatif, menurut Lokot, Provinsi Keppri telah meminta untuk difasilitasi. Kita kirim me­reka Prof Winda untuk ­menjelaskan, karena ternyata me­reka mau menggunakan DMO mandiri, tanpa meminta bantuan biaya tapi mengharapkan nara sumber dari K­ ementerian. Kemudian di Provinsi Banten juga akan mengembangkan DMO di satu lokasi, kendati ini tidak termasuk di antara 15 destinasi disebutkan tadi, tentulah ini karena dimaklumi tak mungkin sekaligus semua lokasi bisa dicakup dari Pusat dalam periode hingga 2014. Upaya yang dilakukan Ditjen PDP ialah: 1. Mengembangkan Daya Tarik Wisata (DTW) di daerah 2. Meningkatkan tata kelola destinasi 3. Meningkatkan pemberdayaan masyarakat (salah satunya melalui desa wisata) 4. Meningkatkan sadar wisata (fokus kepada ­Indonesia bersih, indah dan aman) 5. Mengembangkan industri pariwisata dan pola perjalanan wisata/Travel Pattern 6. Memfasilitasi perancangan destinasi dan forum investasi di destinasi pariwisata 7. Mengembangkan destinasi wisata minat khusus, konvensi, insentif dan even. 8. Koordinasi dan perencanaan terpadu pemba­ ngunan destinasi pariwisata.

DMO

DMO Road Maps

Jadi, di daerah-daerah yang sedang ingin berkembang menjadi destinasi dengan daya tarik yang bersaing, upaya menggalang gerak bersama antarpemangku kepentingan, merupakan proses yang tiada henti. Dan harus dimulai terutama bagi daerah-daerah yang boleh dikatakan ‘embrio’ namun punya potensi kuat di bidang pariwisata. n

Program Destination Management Organization (DMO) TAHUN 2011 Fasilitasi Program Pemberdayaan Masyarakat (pelatihan-pelatihan dan bimtek pengelolaan pariwisata kepada stakeholders); Pemetaan stakeholders yang berperan dalam pengembangan dan pengelolaan pariwisata; Penguatan stakeholders pariwisata yang terdiri dari pemerintah daerah, swasta, dan masyarakat.

TAHUN 2012

TAHUN 2013

Peningkatan kapasitas stakeholders pariwisata; Pembentukan Kelompok Kerja DMO; Penguatan SKPD-SKPD / lintas sektor di 15 DMO dalam Pengelolaan dan Pengembangan destinasi Pariwisata; Penguatan Local Working Group DMO; Fasilitasi Penataan dan Revitaliasai Destinasi; Fasilitasi penyusunan Tourism Management Plan.

Penyusunan DSRA (Desain, Strategi dan Rencana Aksi) Pengembangan DMO Tahun 2010 – 2014; Pengembangan bisnis dan peningkatan kapasitas usaha dan industri; Pengembangan ekonomi kreatif dan peningkatan masyarakat dalam kewirausahaan; Pembentukan Kelompok Kerja DMO yang terdiri dari SKPD Provinsi dan Kabupaten, Swasta (Asosiasi dan Perhimpunan), Masyarakat (LWG) Penguatan dan penataan organisasi pengelolaan destinasi Penerapan good governance, transparansi, akuntabilitas, sistemik; Penerapan CSR

Vol. 4 l No. 43 l Juli 2013

25


Pengembangan Destinasi

Memulai dan Mengembangkan

DMO

Studi Kasus di DMO Tanjung Puting, Kalimantan Tengah Edy Hendras W/Fasilitator DMO Tanjung Puting, Kalteng Dan Edy mengungkapkan pengalamannya.

L

atar belakangnya peneliti permo­ nyetan. Permonyetan dalam konteks ini orang utan, menjadi point of inte­ rest bagi pengembangan pariwisata. Dia banyak menulis permonyetan di Indonesia, rupanya monyet-monyet inilah yang sangat menarik untuk pengembangan daerah di beberapa tempat. Salah satunya Tanjung Puting. Dia bulan Agustus ini akan pergi ke Tanjung Puting lagi bersama tim dari Heart of Borneo. Dia pasang niat hendak meng-copy model dan pengalamannya di Tanjung Puting dalam ikut mengembangkan DMO (Destination Management Organization). ‘Mereka’ akan menerapkannya ke daerah daerah di mana belum ada per­siapan atau praktik tata kelola destinasi itu. Edy Hendras Wahyono, dengan lembaga swadaya masyarakatnya yang berkecimpung banyak pada upaya-upaya pelestarian lingkung­ an, menjadi ‘fasilitator’ dalam program Destination Management Organization yang diselenggarakan oleh Kemenparekraf di kawasan Tanjung Puting, Kalimantan Tengah. Awal memulai program DMO itu, di Kota Waringin Barat (Kobar), timnya mengumpulkan Dinas-Dinas untuk sosialisasi dan diminta membantu Tanjung Puting sebagai core, tapi secara langsung kabupaten tetangga dijadikan daerah pengembangan juga. Sebelum ikut membantu untuk program DMO di situ, dia pernah mengkaji kawasan ini. Apa kendalanya untuk pengembangan daerah? Pertama, informasi kurang, kedua, koordinasi kurang. Ada 10 yang dikaji di lapangan. Kalau mau dimajukan kira-kira apa pula yang menjadi core yang perlu dikembangkan. Cukup banyak informasi, juga cukup banyak koordinasi. Cuma, sebelumnya, dalam istilahnya: Antara Dinas Pariwisata daerah dan ASITA sama-sama kerja, namun belum kerja sama yang

26

baik untuk mengembangkan pariwisata yang ­dihadirkan... Artinya masing-masing berjalan sendiri-sendiri. Kemudian, untuk menerapkan DMO di ­Tanjung Puting, kita adakan Local Working Group (LWG). Ditemukan kendala kekurangan SDM. Lalu untuk itu diadakan kegiatan pelatihan. Mula-mula di Tanjung Puting itu isinya serasa orang utan melulu, dalam arti tak ada variasi lain saat berbicara tentang Tanjung Puting. Kemudian berangsur kita masuk pada kebudayaan yang hidup setempat. Ketika berpikir mengembangkan pariwisata, tentu langsung menjadi pertanyaan, apakah orang luar akan datang ke daerah itu hanya berpeluang melihat orang utan semata? Maka jelas perlu paket wisata yang isinya bervarisi, sesuai potensi yang dipunyai. Peningkatan pengetahuan masyarakat! Nah, lantaran Tanjung Puting kawasan konservasi, maka harus ditanamkan untuk dimaklumi oleh maysarakat, bahwa jika konservasi orang utan

terganggu atau rusak, maka pariwisata Tanjung Puting pun akan hancur dan ‘selesai’. Jadi perlu penyebaran pengetahuan ke sekolah-sekolah, untuk menanamkan kesadaran dan pengetahuan itu. Core product pariwisatanya jelas orang utan. Dan pemeliharaan lingkungan. Lalu dilaksanakan kegiatan peningkatan SDM melalui pelatihan pemandu pariwisata ekowisata. Itu dilaksanakan dalam rangka DMO melalui kerja sama dengan LSM di sana. Kita juga kerja sama dengan beberapa travel agent, perguruan tinggi, yang bisa mendukung, cerita Edy. Awalnya bahkan tentang hal-hal yang ­sesungguhnya bersifat elementer. Namun justru mendasar, dan mengandung edukasi tentang cara menyikapi kegiatan bisnisnya. Misalnya, orang travel mempromosikan dan menjual ­paket ­untuk menyaksikan burung, tetapi pas ketika tamu ­datang berkunjung, burung-burung ­sedang ­terbang entah ke mana, tak dapat dilihat

Kunjungan Tahun 2012 ke Tanjung Puting

Vol. 4 l No. 43 l Juli 2013


Kelompok Manajer Perusahaan dan Edy Hendras (kedua dari kanan, depan)

on the spot oleh para wisatawan. Itu sama seperti pe足ngalaman ketika turis berkunjung dengan membeli paket wisata hendak menyaksikan penyu bertelur, tetapi saat kunjungan ke lokasi pelaksanaannya dilakukan tak sesuai dengana jadwal kebiasaan penyu bertelur, maka kecewalah turis lantaran tak berjumpa dengan para sang penyu itu. Solusinya? Dirintis pula komunikasi dan kerja sama de足ngan peneliti orang utan dan peneliti penyu, sebelum membuat dan menjual paket wisatanya. Demikianlah kemudian proses serupa berkembang pada jalinan kerja sama para peneliti dan LSM dan travel agent. Program training diluaskan pada aspek pelayanan dan cara serta teknik menyelamatkan turis, misal kalau turis terjatuh atau tercebur ke sungai, bagaimana menyelamatkan? Ini jelas kerjanya dilakukan dengan masyarakat desa. Masyarakat desa justru dengan demikian diingatkan, jangan hanya sekedar sebagai penonton. Halo Mr.. gitu doang.. dampaknya apa..? Maka kita lanjutkan dengan penelitian-penelitian lagi, di antaranya mengenai PNPM pariwisata, sehingga termotivasilah masyarakat bertanyatanya untuk mengetahui dan menyadarinya. Ketika giliran aspek pemasaran paket wisata diwacanakan, masyarakat terbawa menyadari

mengapa terbatas hanya orang utan tok? Di situlah masuk pengetahuan potensi kuliner dan budaya. Masyarakat memahami dan menyadari, ada beberapa yang bisa dikembangkan sebenarnya menjadi paket wisata, dan orang utan sebagai point of interest utamanya, namun perlu ditambah point of interest pendukung-pendukungnya. Kemudian.. ketika tamu datang dalam jumlah lebih banyak, nah, susah mencari pemandu. Bahkan, kapal alias perahu pun kekurangan, kadang perahu berukuran lebih kecil terpaksa digunakan. Pernah tamu-tamu dari kapal pesiar Orion tahun

Vol. 4 l No. 43 l Juli 2013

lalu singgah. Tercatat telah mencapai jumlah 10 kunjungan kapal pesiar, ada yang datang dari Denpasar, Malaysia, Singapura. Tahun 2013 ini sudah 3 kapal pesiar, itu cukup banyak. Saat-saat seperti itu, kalau jumlah wisatawan mencapai 100 orang yang turun, maka jumlah itu dibagi dua. Lima puluh hari pertama masuk ke hutan, lima puluh ke desa-desa, jadi supaya tidak terlalu crowded. Berurusan dengan kapal pesiar biasanya lancar, mereka sudah punya SOP (standard operating procedure) yang mantap, peralatan perahu sudah baik.. tapi mereka lupa bahwa perahu karet di hutan tak bisa 足digunakan.

27


Pengembangan Destinasi

Kita sebagai penerima tiap hari 100 orang saja yang tamu harus melayani de­ngan berkunjung, maka itu menciptabaik... walaupun kita harus masuk ke su­ngai kan situasi yang luar biasa. membabat rumput. Perahu karet itu berisiko Jadi, kita coba juga mengawasi dari segi besar tertusuk kayu-kayu atau benda tajam di ekonominya. Apakah tamu sebanyak itu men­ sungai hutan. sejahterakan? Kemudian, kunjungan demi kunjungan daKita mulai mengenalkan pelatihan untuk tang meningkat jumlahnya. Walau pun tahun membuat paket wisata, menentukan harga, dan 2012 itu konon kabarnya di Spanyol krismon, kri- aspek lain, bertujuan agar harga-harga yang sis ekonomi --,tapi tercatat wisatawan dari Spa- ditawarkan supaya kompak. Artinya, program nyol jumlahnya paling tinggi. Jumlah wisman DMO yang kita susun, juga membangun kesterbanyak jika diurutkan terdiri atas wisman dari epakatan agar harga-harga antara pelaku bisnis Amerika, Australia, Inggris, Belanda, itulah urut­ tidak meng­arah ke situasi saling menjatuhkan. an 5 besar. Berdasarkan survei yang dilakukan, ­Disepakati, misalnya, harga standar minimal palternyata sudah 47 kewarganegaraan dunia yang ing murah sekian untuk sekian hari. telah berwisata mengunjungi Tanjung Puting. Giliran berikutnya tiba pada training membuat Nah, fokus tetap dengan icon orang utan. IT, membikin face book, ya kita ajari kerja sama Sekarang kita mengembangkan wisata ­training. dengan lintas sektoral, diteruskan juga masuk ke Apa pulakah ini? Ide yang muncul ini cukup siswa sekolah. ­cemerlang. Yaitu, mengundang para manajer dari Sedari awal dikenalkan konsep regenerasi, perusahaan, berkunjung wisata, dan dijadwal- paling tidak, dimunculkan tenaga guide muda. kan satu hari mengikuti training untuk mengenal Pengetahuan standar agar diturunkan langsung memahami mengenai orang utan. ­Mengenali kepada generasi muda. Kita undang 50 sekolah, konflik-konflik dalam kehidupan orang utan, kita berikan pengetahuan tentang pariwisata. melalui geologinya, perilakunya, berbagai aspek Secara populer dikatakan, “harapannya, lulus dibahas. sekolah tanpa harus kuliah pun bisa memandu..” Pernah satu saat jumlah pe­sertanya 300 orang. Ini termasuk sebagai kunjungan Paket dan Pemasaran di Tanjung Puting wisata domestik. Sekarang lihatlah statistik tahun 2001– 2011, jumlah wisatawan melonjak mulai tahun 2012 di mana setahun itu jumlah kunjungan wisatawan telah mencapai 12 ribuan. Apa yang terjadi? Dengan jumlah itu kita sudah mengalami kewalahan dalam melayani. Bayangkan kalau se­

28

Vol. 4 l No. 43 l Juli 2013

Tanjung Puting

Alhamdulilah HPI (Himpunan Pramuwisata Indonesia) di sana juga sudah membuka pelatihan tanpa ada kita fasilitasi. Untuk menjadi guide, proses belajar bersama mulai mereka jalankan. Para kepala desa yang mendapatkan PNPM Pariwisata, kita kumpulkan. Mereka sudah punya paket beragam macam, tapi belum bisa menjualkannya. Akhirnya kita link mereka dengan ASITA. Last but not least, Edy mengisahkan program satu lagi, berhubungan dan mengambil manfaat dari peran media. Kita kerja sama dengan media lokal, ini sifatnya masih lokalan artinya kita bekerja sama untuk sosialisasi. Dan kita menjadi anggota stake holder , bersama para blogger. Pernah juga kita mengundang para blogger kerja sama dengan lintas sektoral di Kementerian Parekraf. Kerja sama itu, setiap ada kegiatan di muat oleh media yang mempengaruhi pemasar­ an publikasi di dalam maupun luar negeri. Kalau Animal Planet, National Geographics telah cukup banyak membahas mengenai orang utan yang ada di Tanjung Puting. Sebelumnya ada lagi Reflexion, bacaan orang yang ingin datang ke Tanjung Puting, kemudian se­telah membacanya lalu mencari travel agent yang bisa membantu. Ada yang paling terkenal belakangan ini namanya Gone to the wild. Sudah diterjemahkan dalam 10 bahasa, diputar di Amerika, Eropa, dan lain-lain. Selama tahun 2012 saya bertanya kepada wisatawan, Anda dapat informasi


dari mana tentang Tanjung Puting... Jawab mereka: “Saya melihat di Gone to the Wild,” rupanya yang diputar di negaranya. Di Imax TMII ini sudah di launching oleh Pak SBY beberapa waktu lalu. Ini menjadi promosi penarik bagi Taman Nasional. Daerah di kawasan itu mengalami pengembangan wilayah. Di Kabupaten pemekaran itu langsung memiliki Dinas Pariwisata sendiri, mereka juga ikut bergabung. Kemudian semakin tampil kunjungan wisa­ tawan domestik dan asing. Tumbuhlah kesadaran bahwa tamu itu tak harus orang bule, dari luar negeri, orang asing lokal pun juga potensi. Maka dijuallah paket ke perusahaan-perusahaan. Alhasil setiap Sabtu mereka dari perusahaanperusahaan menikmati hiburan ke destinasi ini. Terjadi keseimbangan. Dilakukan penghitungan evaluasi ekonomi, kalau turis warga asing paling tidak kalau ke hotel butik mengeluarkan uang Rp

3,5 juta. Kalau 1 tahun 10 ribu orang saja berarti nilai total sekitar Rp 35 miliar uang yang berputar di sana. Dengan kata lain, pengunjung tak usah banyak-banyak, 15 ribu sudah cukup kewalahan. Tapi nilainya tinggi, sementara dampak nega­ tifnya rendah. Kalau wisatawan lokal hitungannya Rp 200.000 per orang tak apaapa, termasuk membayar tiket dan lain-lain. Jumlah kunjungann ke sana cenderung me­ ningkat terus. Diperkirakan 80% orang asing dan selebihnya wisnus. “Jadi, pemanfaatan DMO se­ perti inilah,” ujar Edy Hendras. Kita coba petakan peran dan manfaat bagi stake holder. Program itu, sepanjang hayat masih dikandung badan tentu akan berjalan terus. Pelaku pariwisata meningkat sadar bahwa maju mundurnya pariwisata di sana bergantung semangat masyarakat mengembangkan kepari-

10 KENDALA DALAM PENGEMBANGAN DMO Column D

Vol. 4 l No. 43 l Juli 2013

wisataan. Uniknya lagi, pariwisata di sana kini dirasakan milik masyarakat daerah. Bila ada kasus pengrusakan misalnya merambah hutan Tanjung Puting, masyarakat yang mengontrol. Di sana kini yang maju bukan hanya lantaran hasil kelapa sawit, tapi pariwisata. Merekalah pelaku-pelaku pariwisata. Satu ketika ada pelaku pariwisata diundang Pemda Kabupaten. Sang tamu dengan sukarela membantu. Membersihkan sungai yang dulunya amat bergantung pada tanggung jawab Taman Nasional. Wah, para tamu patungan saweran, mereka akhirnya bekerja sama, melihat sungai tertutup sampah, lalu bekerja sama ­membersihkan. Kabupaten Lamando, tetangganya, masyara­ katnya pun mencoba mengembangkan pariwisata. Tanjung Puting itu seperti di rawa-rawa karena dekat tambang emas jadi sulit mendapat air jernih. Di sana air yang murni pun warnanya seperti coca cola, sedangkan air yang tercemar berwarna seperti kopi susu. Pencemaran oleh tambang merupakan tantangan konservasi lingkungan. Penambangan dan kebakaran hutan ini terjadi setiap tahun. Itulah tantangan yang diingatkan berdasarkan pengalaman di lapangan. Masih ada satu lagi. Wisata minat khusus se­perti ini baiknya dicegah jangan menjadi kawasan mass tourism. Tahap sekarang kita telah melihat beberapa lokasi yang diidentifikasi untuk dikembangkan daerah tujuan wisatanya. Sebenarnya saya ini adalah voluntier di Orang Utan Foundation. Ini ada gambar yatim piatu 350 orang utan, 90% dari korban pembukaan kelapa sawit. Rekan-rekan saya membantu mereka. Kembali pada peran publikasi oleh media. Pengalaman waktu wisata di bidang edukasi misalnya. Kalau kita mengundang majalah Bobo, terbukti yang datang anak-anak. Kalau kita meng­undang wartawan majalah Kartini yang datang kemudian setelah publikasi, ya para ibuibu. Kita mengundang koran-koran yang Rp 500 dijual per lembar di stasiun, pengunjung yang datang adalah para pencinta alam. Nah artinya apa? Media dalam kegiatan ini memang sangat berpengaruh. Yah itulah sekedar sharing tentang Taman Nasional Tanjung ­Puting. Mudah mudahan anda tidak puas. Karena kalau anda sudah puas maka anda tidak akan bertanya. Edy Hendras pun mengakhiri cerita penga­ laman bekerja sama sebagai fasilitator yang ditunjuk oleh Kemenparekraf menerapkan konsep DMO. n

29


Aksesibilitas & Akomodasi

V

isitor alias wisatawan asing datang ke Surabaya umumnya tinggal rata-rata 4 hari. Hari pertama main golf, hari kedua dan ketiga meng­ ikuti ­rapat-rapat, di hari keempat main golf lagi dan belanja. Jadi, berbisnis, menginap di hotel, makan di restoran, main golf, jalan-jalan, dan lain-lain. Selama tahun 2012 jumlah wisman diperkirakan 200 ribu orang. Penambahan operasi penerbangan tentu saja berdampak positif terhadap bisnis perhotelan di kota itu, meskipun penambahannya tidak berbanding lurus. Penambahan hotel dirasakan cepat sekali. Sebagian besar masuk ke segmen hotel budget. Cenderung mirip polanya di sektor ­penerbangan, dimana semakin banyak LCC tidak dengan sendirinya berarti mengurangi pasar maskapai berlayanan penuh, seperti Garuda yang tetap mempunyai segmen pasar sendiri. Lion pun kini meluncurkan penerbangan ber­ layanan penuh melalui Batik Air. Maka hotel budget pun ternyata tak mengurangi bisnis hotel bintang 5 atau di atasnya. Di Surabaya, tingkat okupansi hotel bintang 5 kuartal pertama 2013 dibandingkan kuartal pertama 2012 naik 8%. Tapi hotel bintang 4 dan 3 memang turun 12% pada periode tersebut ­karena terambil oleh hotel budget. Mulai bulan Juli 2011, okupansi hotel budget sekitar 90%. Wuihh. Bulan Januari–April dan ­Ramadhan merupakan low season, dan selebihnya kembali ke peak season. Bisa dikatakan, Surabaya berkarakter city tourism seperti Jakarta dan berbeda dengan Bali sebagai resort tourism. Sampai dengan akhir tahun 2014, Surabaya akan mendapat tambahan 23 hotel baru yang sebagian besarnya adalah hotel budget. Dalam konteks pengembangan pariwisata di Surabaya khususnya dan Provinsi Jatim umumnya, prioritas pertama terletak pada membenahi bandara, lalu pelabuhan Tanjung Perak. Realisasi membangun double track dari Stasiun KA Gubeng ke bandara dan pengoperasian bandara selama 24 jam, kini diwacanakan kembali agar dipercepat. Supaya lalu lintas pergerakan penumpang lebih cepat terurai, karena sekarang ketidaklancaran sudah mulai terjadi. Pelabuhan laut Tanjung Perak sudah disinggahi kapal pesiar. Tapi syarat kedalaman standar

30

Surabaya

Penumpang penerbangan domestik check-in di bandara Juanda Surabaya.

yang dibutuhkan masih belum terpenuhi dan keberadaan jalur-jalur pipa migas di bawah laut menjadi kendala. Kapal pesiar besar mulai singgah sejak tahun 2011. Awalnya memang baru disinggahi kapal berkapasitas 800–900 penumpang, ­belakangan datang kapal berkapasitas di atas 1.500 pe­ numpang. Diakui, tidak banyak biro perjalanan yang membawa turis, khususnya ke Surabaya. Pasar wisman dari Eropa ditangani oleh sebuah agen Aneka Kartika, lainnya seperti Monas, Matrix, dan Metro City fokusnya di pasar Asia Tenggara dan Asia yaitu Malaysia dan Singapura, serta Taiwan.

Vol. 4 l No. 43 l Juli 2013

Lima besar pasar wisman bagi Surabaya dan Jatim adalah Malaysia, Singapura, Cina, Jepang dan Amerika. Wisman dari Thailand mulai meningkat setelah beroperasinya penerbangan langsung ­Bangkok–Surabaya. Sebagian besar mereka menuju Bromo, lalu ke Malang dan Batu. Wisman dari Malaysia tetap fokus pada wisata belanja dan spot favorit di Jembatan Merah Plaza (JMP) dan Tanggulangin, desa sentra kerajinan kulit. Dari Singapura lebih banyak ke Malang untuk menikmati wisata alam. Apabila menginap di Surabaya mereka akan memilih city resort. Di sisi kesiapan obyek wisata di Jatim, tam-


Harapannya Pariwisata Kota

paknya terkendala dengan pemikiran sektoral dan ego masing-masing daerah. Tak sedikit yang belum menyadari bahwa untuk menarik wisatawan agar mau datang maka perlu informasi yang jelas, akses jalan menuju obyek wisata harus bagus, di obyeknya tersedia toilet yang bersih, tidak bau, dan air bersih. Kemudian, tempat parkir kendaraan yang memadai. Memang, dari perspektif industri, ODTW (obyek daya tarik wisata) di Kota Surabaya relatif lebih siap dibandingkan dengan seluruh ODTW di Jatim. Kendala lainnya, belum cukup dicari tahu apa yang diinginkan oleh wisman kalau berkunjung

ke Surabaya dan Jatim. Asosiasi hotel berbintang di Jatim, Casa Grande, Di Jatim itu rupanya ada Dewan Pariwisata telah melaksanakan promosi langsung di MalayIndonesia (Depari). Yusak Anshori, Ketuanya, sia dan Singapura dua tahun terakhir ini. memimpin Surabaya Plaza Hotel selaku General Ada dua indikator untuk mengukur keberManager. Dia Ketua Surabaya Tourism Promotion hasilan sebuah promosi pariwisata daerah, Board (STPB) 2005–2010. Dicontohkannya wis- yaitu dari sisi pemerintah tentunya berupa pe­ man Malaysia yang datang untuk main golf di nerimaan pajak (hotel, restoran dan retribusi lima golf courses yang dirancang oleh profesional dari obyek wisata), dan dari sisi swasta melalui bereputasi internasional. Kemudian mereka ber- tingkat hunian hotel, jumlah wisatawan yang belanja dan dugem. masuk, dan transaksi yang dilakuTipikal wisatawan Asia umumkan wisatawan. nya, kecuali Jepang dan Korea, Peluang Terbuka hampir sama dengan wisnus, di Bandara ­yakni wisata belanja. Termasuk Bandara Internasional Juanda wisman dari ­Thailand. Orang pamelayani lebih dari 16 juta pe­ ham Thailand negara ­pariwisata, numpang per tahun, domestik yang menjadi wisman ke ­Indonesia dan internasional, sementara daya sangat mungkin setiap hari pekertampungnya 6,5 juta pe­numpang jaannya berkaitan de­ngan meYusak Anshori per tahun. Pertumbuhan per­ge­ layani turis, lalu sendirinya ingin rakan penerbangan di bandara ini selama tahun merasakan menjadi turis. “Waktu saya berpromosi di Bali, yang saya 2010–2012 naik rata-rata 9%. Sesuai kapasitas, tuju adalah pasar orang Bali. Sama dengan wis- idealnya 22 pergerakan pesawat/jam. Tahun 2010, tercatat 24 pergerakan/jam, man dari Thailand, mereka telah mendapatkan uang dari hasil pariwisata, tentulah mereka juga pada saat peak hour selama 2012 awal 2013 ingin menikmatinya. Enjoy themselves. Khusus telah mencapai 37–38 pergerakan/jam. Bukan wisman Thailand, mereka juga suka menikmati hanya rute domestik yang bertambah, juga rute kebudayaan lokal,” itu menurut Yusak Anshori. ­internasional. AirAsia telah menghubungkan kota kedua Inovasi paket. Para pelaku bisnis wisata di sini pun sebe- terbesar di Indonesia ini dengan Kuala Lumpur, narnya mengakui, industri di luar negeri mem- Penang, Johor Bahru di Malaysia dan Bangkok, pertanyakan paket wisata di Indonesia ­mengapa Thailand. Maskapai domestik Lion dan Mandala selalu sama selama 15 tahun. Dibutuhkan menghubungkannya ke Singapura. Qatar Airlines ­keberanian dan jiwa besar dari pelaku industri akan segera melayani Surabaya–Jeddah, saat biro perjalanan di tanah air untuk mau memulai ini tengah menunggu slot time dari Kemhub, dimenciptakan paket-paket wisata baru. Jika tidak harapkan tahun 2013 terealisasi. Garuda juga akan melayani rute yang sama ada yang mau menjadi pionir, paket wisata di dengan Qatar di tahun ini. Bahkan Saudi Arabia I­ndonesia akan jalan di tempat. “Jadi kalau mau berbisnis dengan Cina, se- dan Singapore Airlines pun tertarik dengan rute lama bisa berbahasa Mandarin, mempunyai tersebut. Kapasitas bandara menampung ­penumpang inovasi produk dengan harga murah dan banyak, mereka akan beli. Tidak perlu native Mandarin, domestik ditingkatkan pada 2010–2012 rataberbeda dengan Jepang ya. Banyak kok orang In- rata 18–20% per tahun, untuk penumpang donesia bisa berbahasa Mandarin. Makanya saya internasional rata-rata 10%. PT Angkasa Pura lihat memang promosi harus intensif dilakukan I Bandara Juanda mengkonfirmasikan pemba­ ngunan Terminal 2 sudah rampung sekitar 60%. ke Cina,” tambahnya. Promosi kini bisa dilakukan secara online. Tapi Bagian domestik diperkirakan akan selesai bulan perlu diingat cara bisnis tersebut didasarkan pada November 2013 dan bisa langsung dioperasikan. trust, kepercayaan, jadi masih diperlukan promosi Setelah itu, akan langsung dilanjutkan memba­ berhadapan muka dengan datang ke even-even. ngun Terminal 3.

Vol. 4 l No. 43 l Juli 2013

31


Aksesibilitas & Akomodasi Terminal 2 akan menjadi terminal internasional dan terminal khusus Garuda, sedangkan Terminal 1 diperuntukkan khusus bagi operator domestik dan LCC. Secara keseluruhan, pemba­ ngunan Terminal 2 diperkirakan akan selesai bulan Februari 2014. Lain lagi pengingatan yang diungkapkan oleh General Manager AP I Bandara Internasional Juanda Surabaya Trikora Harjo. Dia orang ‘udara’, tapi, “Sudah saatnya pemerintah, dalam hal ini Kementerian Perhubungan, juga memperbaiki dan meningkatkan infrastruktur transportasi laut,” kata dia. Menarik juga diperhatikan. Memperbaiki dermaga dan memperbanyak feri kini perlu dilaksanakan. Jika tidak segera, sektor penerbangan akan mendapat tekanan sangat hebat di masa datang. Everyone can fly pun membuahkan tantangan positif. ***** Pengelola bandara sudah berkomunikasi dan memberikan peluang untuk mempromosikan pariwisata Jatim. Bandara menyediakan tempat. Lorong yang cukup lebar di terminal kedatangan bisa dimanfaatkan untuk menaruh brosur-brosur pariwisata di dalam rak-rak atau di atas meja ­informasi. Pengelola tidak akan memungut biaya jika pemda ingin memanfaatkannya. Tapi memang, “Berbeda dengan industri yang mau menaruh pamflet di sini, ya mereka harus membayarnya,” kata Trikora Harjo.

Airlines akan Menyesuaikan dengan Kebutuhan

Beginilah gambaran jumlah penumpang Garuda dari dan ke Surabaya selama 2010–2012 per tahunnya: Surabaya–Jakarta rata-rata naik 5%; Surabaya–Denpasar rata-rata naik sekitar 10%; Surabaya–Balikpapan rata-rata naik 11%; Surabaya–Makassar rata-rata naik 10%; Surabaya–Bandung, naik signifikan, rata-rata 28%; Surabaya–Semarang, baru dibuka, peningkatannya 17%; dan Surabaya–Lombok yang terkecil kenaikannya sebesar 4%. Garuda belum membuka rute internasional langsung dari dan ke Surabaya, masih melalui Denpasar atau Jakarta. Mengenai rute ­Surabaya–Jeddah juga akan transit lebih dulu di Medan. Operasional Garuda untuk Indonesia Timur ­dipusatkan di Makassar sebagai hub.

32

Terminal penumpang bandara Surabaya, lorong peluang promosi.

Trikora Harjo

Ari Suryanta

Meskipun demikian, Surabaya mungkin diproyeksikan menjadi hub Jawa–Bali–Nusa Tenggara dan wilayah di bagian Indonesia timur lainnya. Di bagian barat Garuda sudah memastikan Medan sebagai hub. Di tengah, Balikpapan sebagai hub untuk intra Kalimantan. Di bandara Juanda, satu terminal akan menjadi dedicated terminal pertama yang dimiliki Garuda. Itu untuk memenuhi salah satu persya­ ratan kenaggotaannya pada aliansi Sky Team yang mulai efektif tahun depan. Terminal 2 bandara Juanda akan menjadi terminal khusus Garuda, baik untuk penerbangan domestik maupun internasional. Airlines menilai suatu bandara bukan hanya mengenai terminalnya tapi juga runway. Di ­Soetta dan Juanda dimaklumi sudah penuh. Paling tidak kedua bandara tersebut perlu menambah satu landas pacu lagi. (Bandara Haneda, Tokyo, mengoperasikan 5 runway) Ari Suryanta, General Manager Garuda ­Indonesia untuk Surabaya mengatakan bila permin­taan dari sektor pariwisata meningkat otomatis airlines akan menambah kapasitas, dengan menambah frekuensi atau memperbesar tipe pesawat.

Vol. 4 l No. 43 l Juli 2013

Patrianto Ananta Toer

Di Surabaya, menambah frekuensi jelas sudah sulit. Untuk memperbesar tipe pesawat, lahan parkir pesawat tidak cukup. Bukan sepenuhnya tidak bisa, pesawat ukuran lebih besar boleh mendarat tengah malam karena bandara ­Juanda kini beroperasi 24 jam. Tapi ini tergantung ­apa­kah pair city alias bandara lain pasangannya yang dilayani operator, juga buka 24 jam. Wisman asal Malaysia mulai ­memunculkan pola perjalanan melalui Bandung lalu ke ­Surabaya. Di Bandung berbelanja dilanjutkan ke ­Surabaya berwisata religi. Wisata religi di sini tampaknya mesti dikelola dengan baik, pengunjungnya tidak putus-putus. “Kami bisa saja meningkatkan penumpang dan pendapatan daerah asalkan di obyek wisataobyek wisatanya dibangun fasilitas lebih baik. Contoh toilet, itu sangat penting bagi orang luar, meskipun belum menjadi hal penting bagi masyarakat di sini. Justru banyak mesjid di ­Indonesia yang tidak memperhatikan toiletnya. Toilet umum sebaiknya juga dilengkapi kertas tisu, air, dan selalu dibersihkan. Sayangnya, ­kawasan religi di sekitar Ampel belum terkelola secara terintegrasi. “


Aksesibilitas & Akomodasi Akomodasi

Kalangan perhotelan mengakui pasar untuk Surabaya sedikit berbeda dengan Jakarta dan Bali. Di Bali untuk leisure, di Jakarta untuk bisnis, sedangkan di Surabaya bisnis dan leisure ber­campur. Hotel Majapahit misalnya, mengambil pasar campuran tersebut. Konsepnya sendiri untuk pasar leisure, kendati nyatanya tamu yang murni dari segmen ini hanya 20%–22%, selebihnya tamu bisnis. Sepanjang tahun 2010–2012, perbandingan tamu domestik dan mancanegara di hotel ini 80 : 20. Artinya, 80% tamu nusantara dan paling banyak dari perusahaan, ­kemudian 20% tamu mancanegara bertujuan leisure ­berasal dari Eropa. Tingkat okupansinya rata-rata sekitar 60% pada periode 2010–2012. Dibandingkan dengan tempat lain, sebagai akomodasi bagi orang asing holiday makers, Hotel Majapahit tercatat paling tinggi. Hotel lainnya, menjadi tempat ­leisure bagi wisnus. Itu digambarkan oleh ­Patrianto Ananta Toer, Assistant ­E-commerce Mana­ ger Hotel Maja­ pahit. Di hotel ber­ bintang lainnya, Surabaya Plaza Hotel, komposisi tamu meng­inap juga sama, 80% domestik dan 20% mancanegara. Tamu domestik 80% dari Jakarta sisanya dari daerah lain. ­Tingkat okupansinya ­tahun 2012 sebesar 84%, bulan Januari–Mei 2013 sudah mencapai 87,7%. Kota Surabaya semakin kukuh dikenal sebagai kota bisnis ketimbang kota wisata. Tak apalah. Business travelers pun tergolong wisatawan juga. Ada kecenderungan industri manufaktur mulai merelokasi pabrik-pabriknya dari Jakarta dan Jabar ke Jatim. Perkembangan MICE pun bagus di sini, ­hampir setiap bulan hotel dipenuhi dengan kegiatan MICE. n

What do They Say?

T

oni Panggarbesi, Kepala ­Dinas Jadi mestinya itu sudah cukup. Pariwisata Provinsi Sumatra Se­ Wisata susur sungai di Sumsel, di luar Kota latan mengatakan sekarang su- Palembang, belum bisa dijual, masih perlu dah ada 30 kali penerbangan per waktu 2–3 kali kegiatan semacam Triboatton. hari ke Palembang. Dia menceritakan tentang Yang menjual paket semacam itu travel agent. Festival Sriwijaya. Untuk menjualnya perlu ada sarana dan prasaUntuk tahun 2014, paling tidak sejak Okto- rana yang cukup. ber 2013 nanti, sudah akan launching Festival Kita harapkan ada investor yang mau berSriwijaya XXII . Setelah diadakan evaluasi atas investasi di situ. Jadi wisatanya bukan mepelaksanaan festival sekarang, nyusuri sungai sepanjang 500 dirasakan tiba saatnya ‘memkm kan? Yang mau lakukan itu bersamakan’ dunia pemerintah orang-orang yang betul-betul dengan dunia usaha. petualang. Tapi kita sedang Pemerintah sebagai fasilicoba di tahun 2013 akan lebih tator, dunia usaha dan para mengembangkan Triboatton. budayawan yang akan melakPengembangannya di sini sanakannya. lebih pada persiapan kabu­pa­ Festival Sriwijaya sudah menten/kota. Kita melihat masingjadi kalender tetap. Kita ­ingin masing kabupaten/kotanya Toni Panggarbesi ini nantinya menjadi sebuah sen­diri luar biasa. Di tahun kalender yang sejatinya mengangkat budaya 2011–2012 tampak festival-festival yang bisa Sumsel. Artinya, ini akan menjadi ikon Sumsel diangkat. ke dunia internasional. Setelah ini kita akan Tapi sebaiknya kabupaten-kabupaten itu membentuk tim bersama dan akan mempro- menyampaikan, mempresentasikan, dan mosikannya secara bersama-sama pula. mengangkat budaya­nya masing-masing. Di sini ada dunia usaha dan pemerintah Tidak perlu seragam, agar masing-masing kajuga industri pariwisata, makanya itu semua bupaten menampilkan budaya yang menjadi kita rangkul bersama. ciri khasnya. Pada festival Sriwijaya, diberi kesempatan kepada paguyuban-paguyuban dari berbagai Sungai Musi etnis di Sumsel seperti Batak, Sunda, Madura, untuk mempertunjukan seni budaya masingmasing. Festival Sriwijaya kali ini baru pertama kali memisahkan diri. Tadinya bersatu dengan ­Sriwijaya Expo, itu lebih mengedepankan trade-nya. Festival sekarang lebih mengedepankan pariwisata. Pertimbangannya, akan lebih baik Kunjungan wisatawan dari tahun 2010– kalau semakin banyak even berlangsung. Jika 2012 berkembang luar biasa. Saya belum setiap bulan terselenggara kegiatan seperti mendapatkan angka yang pasti dari BPS, expo, tentu akan lebih baik lagi. Yang ditampil­indikator yang bisa saya sampaikan di sini ada- kan juga beda. Dari venue-nya saja berbeda, lah setiap penerbangan selalu penuh. Indika- selama ini dilaksanakan hanya di kompleks tor lainnya hotel tumbuh luar biasa. Itu yang olahraga Jakabaring, sekarang didekatkan terlihat secara kasat mata. dengan pusat budaya dan sejarahnya di BenDi sini ada dua tur utama, Musi tour dan City teng Kuto Besak. tour. Wisata kota, paket lain yang telah dibuat Jadi, kontennya juga berbeda. Dulu hanya adalah Musi tour, yakni menyusuri Sungai ada lomba tari dan lagu, sekarang diberikan Musi, di mana kita bisa menyaksikan beberapa kebebasan penuh kepada masing-masing obyek wisata baik budaya maupun establish- kabupaten/kota mau menampilkan apa. Jadi ment Baturaja, Pertamina, Pusri, Pelabuhan, ciri khas dari masing-masing daerah akan terdan Pulau Kemaro. tampilkan selama festival ini. n

Vol. 4 l No. 43 l Juli 2013

33


Indi Jumlah Wisman Januari – Mei 2013

Bulan

2013

2012

JANUARI 614.328 FEBRUARI 678.415 MARET 725.316 APRIL 646.117 M E I 700.708 (JAN–MEI) 3.364.884 J U N I J U L I AGUSTUS SEPTEMBER OKTOBER NOVEMBER DESEMBER JUMLAH

(+/-)

Selisih

652.692 -5,88% -38.364 592.502 14,50% 85.913 658.602 10,13% 66.714 626.100 3,2% 20.017 650.883 7,65% 49.825 3.180.779 5,79% 184.105 695.531 701.200 634.194 683.584 688.341 693.867 766.966 8.044.462 Sumber : BPS

Jumlah Wisman Berdasarkan Fokus Pasar dan Kebangsaan Melalui 19 Pintu Masuk

NO.

FOKUS PASAR

1 MALAYSIA 2 SINGAPURA 4 AUSTRALIA 3 CINA 5 JEPANG 6 KORSEL 9 INDIA 10 AMERIKA 7 INGGRIS 8 TAIWAN 12 PERANCIS 11 JERMAN 14 FILIPINA 15 BELANDA 13 TIM-TENG 16 RUSIA LAINNYA GRAND TOTAL

MEI 2013 115.899 108.160 75.031 52.632 35.073 22.322 18.734 17.884 17.360 15.790 15.507 12.333 12.320 10.529 9.600 5.463 156.071 700.708

2012

(+/-)

SELISIH

108.176 7,14 7.723 99.676 8,51 8.484 71.640 4,73 3.391 43.457 21,11 9.175 30.791 13,91 4.282 25.106 -11,09 -2.784 17.661 6,08 1.073 18.603 -3,86 -719 16.836 3,11 524 13.998 12,80 1.792 15.409 0,64 98 12.446 -0,91 -113 11.181 10,19 1.139 10.323 2,00 206 7.998 20,03 1.602 4.797 13,88 666 142.785 9,30 13.286 650.883 7,65 49.825 Sumber: BPS

Jumlah Wisman Berdasarkan Kebangsaan Melalui 19 Pintu Masuk Januari–Mei 2013 vs 2012

NO.

FOKUS PASAR

1 SINGAPURA 2 MALAYSIA 3 AUSTRALIA 4 CINA 5 JEPANG 6 KORSEL 7 AMERIKA 8 TAIWAN 9 INDIA 10 INGGRIS 11 PERANCIS 12 JERMAN 13 BELANDA 14 FILIPINA 15 RUSIA 16 TIM-TENG LAINNYA GRAND TOTAL

JANUARI – MEI 2013 2012 503.916 485.049 351.791 301.322 184.025 128.112 85.286 83.002 81.675 80.653 64.134 57.303 51.164 50.482 45.929 44.791 766.250 3.364.884

(+/-)

SELISIH

478.680 5,27% 25.236 459.586 5,54% 25.463 342.161 2,81% 9.630 264.715 13,83% 36.607 166.774 10,34% 17.251 131.387 -2,49% -3.275 81.197 5,04% 4.089 76.579 8,39% 6.423 72.264 13,02% 9.411 77.049 4,68% 3.604 62.142 3,21% 1.992 54.248 5,63% 3.055 52.339 -2,24% -1.175 46.412 8,77% 4.070 43.531 5,51% 2.398 37.093 20,75% 7.698 734.622 4,31% 31.628 3.180.779 5,79% 184.105 Sumber: BPS

34

Vol. 4 l No. 43 l Juli 2013


kator Jumlah Wisman Melalui 19 Pintu Masuk Januari – Mei 2013 vs 2012 No.

Pintu Masuk

Mei 2013

2012

(+/-) 11,05

SELISIH

1

Bali

244.874

220.508

2

Jakarta

179.737

185.932 -3,33 -6.195

3

Batam

109.335

4

Tanjung Uban

23.729

24.498 -3,14 -769

5

Medan

20.659

18.074

14,30

2.585

6

Surabaya

18.128

17.017

6,53

1.111

12.597

42,64

5.371

94.117

16,17

24.366 15.218

7

Bandung

17.968

8

Tanjung Balai Karimun

8.604

9.399 -8,46 -795

9

Tanjung Pinang

7.921

8.780 -9,78 -859

10

Yogyakarta

7.044

4.925

43,03

2.119

11

Tanjung Priok

5.256

4.995

5,23

261

12

Padang

4.142

2.615

58,39

1.527

13

Lombok. NTB

2.434

942

158,39

1.492

14

Pekanbaru

2.124

1.289

64,78

835

15

Surakarta

2.015

3.325 -39,40 -1.310

16

Entikong, Pontianak

2.009

1.973

1,82

36

17

Manado

1.693

1.442

17,41

251

18

Makassar

1.655

1.039

59,29

616

19

Balikpapan

1.410

1.272

10,85

138

Pintu Lainnya

39.971

36.144

10,59

3.827

Total Wisman

700.708

650.883

7,65

49.825 Sumber: BPS

No.

Pintu Masuk

Mei 2013

2012

(+/-)

1

Bali

244.874

220.508

2

Jakarta

179.737

185.932 -3,33 -6.195

3

Batam

109.335

4

Tanjung Uban

23.729

24.498 -3,14 -769

5

Medan

20.659

18.074

14,30

2.585

6

Surabaya

18.128

17.017

6,53

1.111

12.597

42,64

5.371

94.117

11,05

SELISIH

16,17

24.366 15.218

7

Bandung

17.968

8

Tanjung Balai Karimun

8.604

9.399 -8,46 -795

9

Tanjung Pinang

7.921

8.780 -9,78 -859

10

Yogyakarta

7.044

4.925

43,03

2.119

11

Tanjung Priok

5.256

4.995

5,23

261

12

Padang

4.142

2.615

58,39

1.527

13

Lombok. NTB

2.434

942

158,39

1.492

14

Pekanbaru

2.124

1.289

64,78

835

15

Surakarta

2.015

3.325 -39,40 -1.310

16

Entikong, Pontianak

2.009

1.973

1,82

36

17

Manado

1.693

1.442

17,41

251

18

Makassar

1.655

1.039

59,29

616

19

Balikpapan

1.410

1.272

10,85

138

Pintu Lainnya

39.971

36.144

10,59

3.827

Total Wisman

700.708

650.883

7,65

49.825 Sumber: BPS

Vol. 4 l No. 43 l Juli 2013

35


Even Utama di Dalam Negeri, Mengusung Promosi Pariwisata Menjangkau Tanah Air Sekaligus Pasar Mancanegara

( Dalam

s t i v a l E r a u , F e s t i v a l To To b a , F e raja u a n a ) lD a v i t es F : an nyiap e p s prose

Beberapa di antara even utama promosi pariwisata di dalam negeri, yang diselenggarakan dan yang didukung oleh Kemenparekraf tahun 2013 :

FESTIVAL DANAU SENTANI

Festival Budaya Lembah Baliem

Informasi : Telp. 021-3838220 u Fax. 021-3208612 u Website: www.indonesia.travel u Email: kncn@indonesia.travel Direktorat Promosi Pariwisata Dalam Negeri u Direktorat Jenderal Pemasaran Pariwisata Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif RI u Jalan Medan Merdeka Barat No. 17, Jakarta

36

Vol. 4 l No. 43 l Juli 2013


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.