Edisi45

Page 1

Vol. 4 l No. 45 l September 2013

Ketika Konsumen Memilih Destinasi Kita Membangun Pasar Seraya Menurunkan ‘Tradisi Bambu’ halm.

10

Singapura dan Malaysia, pasar utama terbanyak mengirimkan wismannya ke Indonesia. Kita mengirimkan industri pariwisata ke MATTA Fair di Kuala Lumpur, menguatkan promosi dan penjualan. Kini operator penerbangan dari Singapura dan Kuala Lumpur melayani hampir setiap kota besar di Indonesia. Baik pula diikuti, antara lain, pandangan operator tur mereka.

Resonansi Festival Danau Toba halm. Vol. 4 l No. 45 l September 2013

17

Memperhatikan Wisatawan Singapura Dewasa Ini halm.

30

www.newsletter-pariwisataindonesia.com


Utama

Penduduk Singapura bulan Juni:

S

ebuah konsorsium yang terdiri dari Imperial T & T dan sepuluh agensi lain baru dimulai pada bulan Maret 2013. Mereka mempromosikan dan menjual tujuh destinasi di Indonesia dalam sembilan ­paket wisata. Konsorsium ini didukung oleh SilkAir dan VITO Singapura. Ada hampir 100 agensi membantu menjual Indonesia di seluruh Singapura. ­Michael YB Kee, Managing Director Imperial Tours and Travel Pte Ltd mengatakan, “We are the only one who do this.” Dalam setahun mereka akan berpromosi dua kali; memuat iklan di bulan Maret dengan target musim liburan sekolah Mei–Juni, kemudian beriklan lagi di bulan September dengan target musim liburan sekolah pertengahan November hingga Desember. Mereka tidak melakukan apapun selama low season di bulan Juli–Agustus di Singapura. ­Mereka memanfaatkannya untuk mengecek semua program sebelum dijual kepada konsumen. Agensi menginginkan keselamatan tamunya. Dia mencontohkan, dia mesti menghapus ­Gedong Songo dari dalam daftar setelah dia sendiri mencoba menjalaninya. Menurutnya, perjalanan menunggangi kuda naik dan turun di Gedong Songo menarik tapi itu Pengarah: Wakil Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Penanggungjawab: Direktur Jenderal Pemasaran Pariwisata Wakil Penanggungjawab: Direktur Pengembangan Pasar dan Informasi Pariwisata Penerbit/Pemimpin Redaksi: Arifin Hutabarat Dewan Redaksi: Direktur Promosi Pariwisata Dalam Negeri; Direktur Promosi Pariwisata Luar Negeri; Direktur Konvensi, Insentive, Even dan Wisata Minat Khusus; Direktur Pencitraan Indonesia; T. Burhanuddin; Wisnu B. Sulaiman. Reporter: Benito Lopulalan Alamat: Direktorat Jenderal Pemasaran Pariwisata Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Jl. Medan Merdeka Barat No.17, Lantai 3 Jakarta 10110 Telp : 021 383 8220 Fax : 021 380 8612, Email : jurnal@indonesia.travel www.newsletter-pariwisataindonesia.com Jika Anda mem­ punyai informasi dan pendapat un­ tuk Newsletter ini, ­silakan kirim ke alamat di atas.

2

Year

Citizens

Permanent Residents

Non-Residents

Total

2010 (sensus) 2011 2012

3,230,700 3,257,200 3,285,100

541,000 532,000 533,100

1,305,000 1,394,400 1,494,200

5,076,700 5,183,600 5,312,400

Outbound dari Residen Singapura dan Moda Transportasi:

Transportation Mode

2010

2011

2012

Air Sea Total

5,617,110 1,725,166 7,342,276

6,082,620 1,670,306 7,752,926

6,485,268 1,562,540 8,047,808 Sumber: Immigration and Checkpoints Authority

Catatan tabel:

Tabel 1 dan Tabel 2 diolah dari data yang dipublikasikan dalam Yearbook of Statistic Singapore 2013 (www.singstat.gov.sg). Total populasi di Singapura terdiri dari warga negara Singapura, Residen dan ­Non-residen. Residen terdiri dari warga negara Singapura dan residen permanen. Non-residen terdiri dari orang asing yang bekerja, belajar, dan tinggal di Singapura namun tidak memiliki izin tinggal permanen dan tidak termasuk wisatawan serta pengunjung jangka pendek.

Wisatawan tengah menunggang kuda di Gedong Songo.

tidak akan mudah ketika satu grup 50–60 orang bersamaan melakukannya. Agensi harus melihat usia peserta dan memikirkan bahwa tidak semua peserta bisa menjalani semua kegiatan di dalam program. Karena itulah semua programnya baru efektif berjalan mulai bulan September tahun ini. Konsorsium itu berharap bisnis perjalanan ke Indonesia meningkat sebesar 10–15% di tahun pertama dan bisa mencapai 15% di tahun depan. Mereka optimis karena mereka mengerti dengan jelas bagaimana mempromosikan Indonesia, mengetahui tempat-tempat menarik, dan tahu jalan menuju ke sana. Dia sendiri mendapatkan undangan dari ­Garuda, Silkair, dan Airasia yang terbang ke Makassar baru-baru ini untuk membantu mempromosikannya. Dia maklum atraksi utama melihat makam di atas goa di Toraja memerlukan perjalanan darat hingga 8 jam. Pasar Eropa mungkin mau melakukannya tapi pasar Singapura pada umumnya tidak melakukan perjalanan semacam itu. Silkair juga terbang ke Manado. Itu jelas destinasi bagi para penyelam. Namun pasar ini,

Vol. 4 l No. 45 l September 2013

jumlahnya tidak terlalu banyak, dan bagi agen, wisatawan tipe ini biasanya hanya sekali meng­ ikuti tur bersama biro perjalanan, setelah itu mereka akan langsung menghubungi dive master untuk perjalanan berikutnya. “It is the problem to promote such destinations. It is niche market and not repeater business. The niche market is not the market that the agencies looking at. This niche market is going by themselves. We cannot advertise it because it is such wasting money for us,” dia mengungkapkan ­alasannya. Nah, itulah menunjukkan para pelaku bisnis di bidang ini perlu aktif memasarkan dan menjual sendiri, toh telah tersedia ‘marketing communication’ dan ‘saluran distribusi’ modern melalui ­media sosial hingga online booking. Dia menggambarkan untuk memasang sebuah iklan yang tidak terlalu besar sekali yang harganya sekitar S$ 2,000. Bila beriklan 10 kali biayanya sekitar S$ 20,000. Itu berarti minimal perlu 100 pax untuk menutupi biayanya. Mereka melihat destinasi seperti Jateng dan Medan cocok sebagai destinasi liburan ­keluarga


Kita dan Dunia

D

i banyak forum dunia kita tampil. Nama ­Indonesia, lalu branding Wonderful Indonesia sudah barang tentu terbawa. ­Sejatinya awareness dan kian kuatnya nama Indonesia, itulah yang perlu diproduktifkan oleh pelaku bisnis pariwisata kita. Menparekraf Mari Elka Pangestu ambil bagian pada pertemuan World Travel and Tourism Council (WTTC) Asia Summit, yang mengambil tema Membicarakan ‘Asia sebagai Kekuatan Utama Industri Pariwisata dan Perjalanan Global’. Staying Ahead of Tomorrow, di masuk agar manfaat pariwisata dirasakan oleh ini dan di masa yang akan datang. Seoul, Korea, 10–11 September 2013. WTTC merupakan sebuah lembaga yang Tiga hal utama yang dibahas, yaitu fasilitasi komunitas di lokasi wisata. Menteri diminta memberi perspektif di sesi para anggotanya terdiri dari para petinggi dari perjalanan wisman melalui kemudahan visa dan konektivitas udara, pengembangan produk wisa- terkait dengan Asia sebagai Kekuatan Utama sektor swasta yang bergerak di bidang industri ta dan promosi wisata yang mencakup lebih dari Industri Pariwisata dan Perjalanan Global (Asia: perjalanan dan pariwisata terkemuka seperti satu destinasi (joint promotion of destinations) Powering Global Travel and Tourism). Asia Pasifik, industri penerbangan, hotel, biro perjalanan, dan seperti yang dilakukan di ASEAN, dan kebijakan terutama Asia Tenggara, merupakan wilayah sebagainya. Namun dalam pertemuannya, WTTC ­selalu untuk menjamin pariwisata berkelanjutan ter- dengan pertumbuhan tertinggi di masa lalu, saat

dan generasi yang lebih tua. pantai-pantai di Indonesia. ­Destinasi-destinasi semacam itu Dia mencontohkan lagi se­ lebih mengedepankan unsurbuah paket de­ngan menginap unsur ke­budayaan. Jangan salah di kawasan sumber air panas di juga, 5–10 tahun yang akan da­Kinabalu, Malaysia. Paket tersetang generasi muda ini akan berbut sangat ­populer di kalangan tambah tua. warga Singapura. Mungkin saat ini orientasi Bila melihat dari kelompok mereka pergi ke ­Bandung, Batam, usia, generasi usia 40-an tahun Michael YB Kee Bintan dan Bali. Suatu saat, me­ hingga 50+ biasa­nya menyukai reka akan mencari alternatif deswisata kuliner dan belanja. tinasi lain. Saingan potensial Indonesia di masa Mereka ini rata-rata telah ­stabil dalam hal yang akan datang adalah Filipina. pendapatan. Generasi yang ­lebih muda, di Namun publikasi yang kurang baik men- antara 20-an tahun sampai awal 30 tahun, masih jadi hambatannya. “Many years ago, I promoted ­me­ngenal istilah ‘traveling’, ­yakni bepergian ­Indonesia. But when the racial issues came up, I ­untuk melakukan macam-macam kegiatan: shuffled,” ­katanya. ­menyelam, mendaki gunung, trekking dan lainSecara umum, alasan orang Singapura lain. ­me­milih Indonesia karena di kota itu tidak ada Bagi anak-anak sekolah, Indonesia menjadi dae­rah ­pegunungan berhawa sejuk, sumber tempat belajar dan memahami beragam hal. Bagi mata air ­panas yang sangat baik untuk ­kesehatan, keluarga, hampir sama dengan generasi yang tidak ada situs-situs tua bersejarah, tidak mem- lebih tua, menyukai wisata kuliner dan belanja. punya kawasan pertanian yang masih alami, “Family groups would be the mean business in dan ­pantainya tidak bisa dibandingkan dengan the future. Because Singaporean don’t spend much

Vol. 4 l No. 45 l September 2013

time with their children. During school holiday, they want to be together with their family. They need some places for good food and shopping. The potential of this kind of groups is they will bring grandparents coming with them. Especially the Malay families. This would be a slow but growing market in the future,” lanjutnya. Beberapa hambatan umum yang dihadapi oleh agensi-agensi di Singapura kala mempromosikan dan menjual Indonesia, pertama adalah masih minimnya data base yang dimiliki perusahaanperusahaan perjalanan di ­Indonesia. Itu kadang menyulitkan dan menimbulkan ­kesalahpahaman dalam operasional bisnis. Kedua, itinerary dalam program yang ditawarkan kebanyakan masih melihat dari ­perspektif lokal. Agensi di Singapura cukup mengerti ­dengan kondisi ini karena perjalanan di dalam negeri Indonesia sudah mencapai lebih dari 200 juta dalam setahun jadi konsentrasi masih ­berada di dalam negeri. Hal lainnya mengenai pelayanan dan kreatifitas. Secara fisik hotel-hotel di Indonesia sudah baik, tarifnya pun menarik dan kompetitif.

3


Kita dan Dunia

melibatkan pihak pemerintah agar terjadi ­komunikasi dan persamaan persepsi antara sektor publik dan swasta dalam mengembangkan pariwisata. Menparekraf didampingi Dubes RI di Seoul, John A Prasetio, dan Dirjen Ekonomi Kreatif berbasis Media, Desain, Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Kemenparekraf, Harry Waluyo, bertemu dengan Menteri Pariwisata Yoo ­Jingryo, Menteri Ilmu Pengetahuan, Teknologi ­Komunikasi dan Informasi dan Perencanaan Masa Depan (Minister of Science, ICT & Future Planning) Choi Munkee, serta CEO Korea Creative Agency ­(KOCCA) Hong Sangpyo. Pertemuan di tingkat pejabat tinggi juga dilakukan dengan Korea Film Council.

Pertemuan Menteri Parakraf dengan Menteri Kebudayaan, Olahraga dan Pariwisata Korea Selatan.

Dengan China, MoU dan Rencana Aksi

Di Beijing, Menparekraf menemui Ketua China National Tourism Administration (CNTA), Shao Qiwei, dan Wakilnya, Du Jiang, membahas pembaruan Memorandum of ­Understanding (MoU) bidang kerja sama pariwisata kedua ­negara. MoU kedua negara ditandatangani di tahun 2000 maka perlu diperbarui. RRC telah mencatat rekor baru di pariwisata dunia, kini menempati peringkat pertama sebagai sumber pasar wisata dalam hal pengeluaran yang mencapai US$ 102 juta, atau meningkat

40% dari tahun 2011 yang hanya mencapai US$ 73 juta. Dalam hal ini, volume wisatawan RRC yang bepergian ke luar negeri meningkat pesat dari hanya 10 juta pada tahun 2000 menjadi 83 juta pada tahun 2012. Mengingat begitu besarnya peluang pasar wisatawan RRC tersebut, Menparekraf menyatakan, Indonesia harus memiliki strategi yang tepat dan bergerak cepat untuk membidik pasar wisatawan dari negara tersebut. Tahun 2012 jumlah wisatawan asal RRC yang berkunjung ke Indonesia mencapai 726.088

(ditambah 81.782 dari Hong Kong). Itu masih di bawah jumlah yang ke Malaysia sebanyak 1,56 juta wisatawan dan ke Thailand sebanyak 2,7 juta wisatawan. Pembaruan MoU dan pengaturan kerja sama di bidang pariwisata akan juga ditindak­lanjuti dengan Rencana Aksi termasuk promosi bersama, berbagi informasi, fasilitasi perjalanan, peningkatan kapasitas dan investasi pariwisata di kedua negara, diharapkan tidak hanya terjadi di level pemerintah pusat, tetapi juga di tingkat pemerintah daerah serta kerja sama ­antarsektor

N­ amun, kekurangan staf yang mampu ­berbahasa Inggris, di hotel maupun restoran, bisa menurunkan kualitas pelayanan. Di obyek-obyek wisata juga sama saja. ­Bertambahnya pemandu lokal yang bisa berbahasa Inggris, misalnya di Candi Borobudur dan Prambanan, akan menunjang destinasi yang dikunjungi. Apa yang dilakukan Saung Angklung Udjo di Bandung mungkin bisa dicontoh. Sebuah bros kecil berbentuk angklung akan dikalungkan oleh seorang petugas di konter pembelian tiket masuk melihat pertunjukan musik angklung. Bros kecil itu menggantikan tiket kertas dan bisa dibawa pulang sebagai suvenir. Hal-hal sederhana semacam ini akan membawa industri pariwisata semakin tumbuh dan berkembang. Michael YB Kee mau tidak mau ­mengeluarkan pertunjukan Ramayana Ballet dari dalam daftar programnya. Bukan semata tiket masuk pertunjukannya yang cukup mahal. Selama musim hujan, rata-rata dimulai sejak bulan ­November, pertunjukan outdoor ditiadakan.

Pertunjukan indoor dirasakan kurang menarik. Mungkin me­ngenai hal ini, kita bisa belajar dari Siam Niramit di Bangkok, Thailand yang penontonnya selalu penuh setiap hari. Bisnis online perjalanan di Singapura lebih fokus menjual paket Free & Easy (F & E). Paket F & E akan mati 10 tahun ke depan, karena generasi muda akan lebih banyak memanfaatkan internet ketika mengatur perjalanannya. Menurut dia, perusahaannya masih bisa mempertahankan paket F & E untuk kelas hotel yang lebih tinggi, yakni properti bintang 5. Orang Si­ngapura masih mendatangi agen perjalanan mencari paket wisata. Dengan mengikuti tur, ­biaya liburan menjadi lebih murah, terutama ­biaya transportasi. Inilah yang dicari oleh konsumen. Jadi bagi mereka, agen perjalanan di ­Singapura tidak kehilangan konsumen oleh perkembangan online dewasa ini. Berbeda dengan paket F & E. Paket ini mungkin dicari oleh weekenders, biasanya generasi muda, yang merasa perlu short trip untuk menghilang-

kan kejenuhan. Mereka juga akan melihat harga yang ditawarkan. Hotel bisa menggarap segmen pasar semacam ini. Penduduk Singapura akan mencapai 6 juta orang tahun 2014. Expatriates terus ­meningkat. Pasarnya akan terus berkembang. Even semacam country travel fair, terpisah dari even utama ­seperti ITB Asia atau NATAS, gabungan dari beberapa provinsi yang dipromosikan, masingmasing menggelar pertunjukan seni budayanya, menggelar dan menjual produk-produk yang dihasilkan di daerahnya, sambil memperlihatkan obyek-obyek, akan membantu ­mengefektif­kan usaha promosi yang telah dilakukan oleh ­stakeholders pariwisata Indonesia dengan ­mendatangkan agensi dari Singapura ke travel mart maupun meninjau langsung di Indonesia. Travel agent di Singapura sudah paham antara Jawa Barat, Jawa Tengah, Yogyakarta dan Bali itu berbeda-beda, tapi publik Singapura masih ­banyak yang belum memahaminya. n

4

Vol. 4 l No. 45 l September 2013

Lihat juga halaman 30, dan seterusnya


Kita dan Dunia

industri pariwisata ke­ dua negara. Pada bulan November mendatang, Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif akan melakukan promosi ke beberapa kota di RRC. Undang-Undang Pariwisata baru saja disahkan oleh Pemerintah RRC, yang akan menjadi rujukan

kerja sama pariwisata dengan negara lainnya. Undang-Undang Pariwisata tersebut akan mulai berlaku efektif pada 1 Oktober 2013 mendatang. UU Pariwisata RRT tersebut disusun dengan tujuan untuk mengatur cara kerja dan produk wisata yang ditawarkan oleh operator industri pariwisata agar transparan, bermutu dan bertanggung jawab, melindungi hak-hak hukum dan kepentingan para wisatawan dan operator

industri pariwisata, mengatur regulasi pasar pariwisata, melindungi dan memanfaatkan sumber daya pariwisata secara rasional, dan mempromosikan pembangunan berkelanjutan dan pariwisata yang sehat. Pihak CNTA setuju dengan usul Kemenparekraf agar implementasi dari UU Pariwisata yang baru tersebut dapat disosialisasikan kepada para pelaku industri pariwisata di Indonesia. n

Ketua Komite Eksekutif UNWTO

M

enteri Parekraf Mari Elka ­Pangestu, berperan sebagai salah satu Vice President dalam memimpin sidang-sidang ­UNWTO ke-20. Menteri memimpin delegasi Indonesia pada pertemuan dua tahunan 20th General Assembly United Nations World Tourism Organization (UNWTO) yang diselenggarakan di dua destinasi wisata di dua negara di benua Afrika yang bertetangga, yaitu Victoria Falls, Zimbabwe, dan Livingstone, Zambia pada 24–29 Agustus 2013. Menteri didampingi Duta Besar RI di Madrid yang adalah perwakilan tetap RI di UNWTO dan Duta Besar RI di Harare serta sejumlah pejabat terkait lainnya. Pada Sidang Umum ke20 ­UNWTO ini, Indonesia ditetapkan sebagai salah satu Wakil Presiden Sidang Majelis Umum ­UNWTO mewakili negara-negara di kawasan Asia Timur dan Pasifik. Pada sidang itu Mari Pangestu antara lain mengajak para peserta untuk menaruh perhatian pada 3 isu utama, yaitu peningkatan pembangun­ an fasilitas infrastruktur bandara, peningkatan koordinasi lintas sektor untuk memprioritaskan pembangunan pariwisata, dan pentingnya pembangunan pariwisata berkelanjutan terkait de­ ngan isu lingkungan dan perubahan iklim global. Ketika mengikuti pertemuan WTO, di luar sidang Menteri mengadakan beberapa pertemuan bilateral masing-masing dengan Menteri Pariwisata China, Vietnam, Korea Selatan dan Malaysia. Itu antara lain berkaitan dengan rencana pertemuan tingkat Menteri Pariwisata pada APEC Summit di Bali awal Oktober 2013 ini. Kemudian, Indonesia maju selangkah lagi. Sidang umum UNWTO di Livingstone, Zambia, 29 Agustus 2013 memilih Indonesia sebagai Ketua Dewan Eksekutif untuk periode 2013–2014.

Menteri Parekraf Mari Elka Pangestu (kanan) memimpin satu sidang umum UNWTO 2013.

Wamen Parekraf Sapta Nirwandar (kedua kiri) saat menghadiri pemilihan Ketua Komite Eksekutif UNWTO 2013.

Indonesia diwakili oleh Sapta Nirwandar, Wamen Parekraf. Saat menerima hasil pemilihan itu, Wamen menyatakan akan berupaya kuat ­untuk memenuhi harapan-harapan dari anggota organisasi. Sapta menyatakan kepercayaan itu mencer­­

Vol. 4 l No. 45 l September 2013

minkan­ pengakuan terhadap Indonesia yang telah lama aktif sebagai anggota. Indonesia juga anggota pada komite anggaran dan komite etik pariwisata dunia. Untuk yang terakhir itu Indonesia kini diwakili oleh I Gede Ardika, mantan Menteri Pariwisata Indonesia. n

5


TIME 2013:

Event

U

ntuk Pasar Wisata (Internasional) Indonesia, TIME 2013, ­tanggal 18–21 Oktober, di Padang, ­Wamen Parekraf Sapta ­Nirwandar menyederhanakan bahasanya ketika mengatakan: Tolong teman-teman industri di Sumbar termasuk Pacto untuk create something new for tourism industry.“ Tahun depan juga di Sumbar, kata Wamen. ­Mudah-mudahan memacu jumlah ­penerbangan Wamen Sapta Nirwandar dan jumlah wisatawan yang datang. Sumbar menjadi kota tujuan wisata nasional dan internasional. Supaya bisa ­conecting dengan penerbangan di Asia Tenggara. Dan tentunya hub Kuala Lumpur. Nah itu yang kita lihat sebagai potensi Sumbar yang kaya dengan alam dan tentunya juga dengan budayanya. Tahun lalu dan tahun sebelumnya di Lampung, lumayan berhasil, buyers banyak yang datang. Sellers dari seluruh Indonesia. Jadi tidak hanya dari Sumbar sellers-nya atau penjual nya. Tapi tentunya kita harapkan yang paling banyak dari Sumbar kalau tidak ngapain di adakan di situ, kata ­Wamen. Meity Robot, ketua Pelaksana TIME men-erangkan, tahun lalu di

B­ andar Lampung 86 buyers, target tahun ini 80, dan sudah mendaftar 66 hingga pertengahan September. Di hadapan para wartawan, bersama Kadis Pariwisata Sumbar dan Pacto selaku pelaksana pengelola even, Sapta Nirwandar terdengar memberi pesan yang sebenarnya tertuju pada ­industri pariwisata umumnya. Sumbar dengan TIME ini menjadi contoh. Saat itu Sapta Nirwandar mengingatkan, ­janganlah menjual produk paket yang ‘itu-itu aja’. Air terjun, Jam Gadang, ‘dari dulu sampai sekarang’. Padahal banyak sekali tempat-tempat yang menarik yang eksotik. Jangan dilihat dari kacamata kita. Kalau kita setiap hari melihat sesuatu biasa-biasa saja, tapi mata asing akan berbeda. Mereka akan tertarik dan senang dari biasanya. Seni pertunjukan harus dipertunjukan, ujar Wamen. Kan ada balai ­budaya, Taman Budaya dikemas sedemikian rupa, mereka bisa melihat tari tari Sumbar... bagus bahkan kalau di Padang Panjang.... Umpamanya ada orkestra. Padang Panjang punya orkestra. Bahkan kalau bisa dilihat ada rumah puisi. Jadi di rumah puisi itu belakangnya museum puisi nya Taufik Ismail. Di

Festival Derawan

P

ada puncak acara Festival Derawan, di Kalimantan Timur, Dirjen Pemasaran Pariwisata, Esthy Reko Astuty, selaku Ketua Bidang Pelaksanaan Festival sebagai bagian dari keseluruhan program Sail Komodo melaporkan pelaksanaannya, antara lain: Grand Launching Festival Derawan 2013 dan Mini Exhibition telah dilaksanakan pada 19 Juni 2013 di Balairung Soesilo Soedarman, Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif; Live On Board menggunakan kapal MV (motor vehicle) White Manta dilaksanakan pada 23–29 Juni 2013 di Kepulauan Derawan dengan jumlah penyelam 45 orang berasal dari 9 negara yaitu Perancis, Korea, Singapura, Jerman, Inggris, Amerika, Australia, Jepang dan Finlandia. Kejurnas Selam dilaksanakan di Pulau Derawan pada tanggal 24–29 Juni 2013 yang diikuti oleh anggota POSSI sebanyak 338 orang berasal dari 16 provinsi antara lain dari Kepulauan Riau, Kalimantan Barat, Sulawesi Selatan, Riau, Maluku Utara, Lampung, Banten, dan Jawa Barat. Pramuka Saka Bahari yaitu Pelayaran Lingkar Nusantara (Pelantara) yang diikuti oleh pramuka se Indonesia sebanyak 530 orang dan pramuka

6

dari kwartir cabang se provinsi Kaltim sebanyak 573 orang dilaksanakan pada tanggal 4–7 September 2013 dengan melewati jalur Surabaya– Jakarta–Makassar–Derawan. Pertemuan Destinasi Wisata Bahari Indonesia dilaksanakan pada tanggal 11 September 2013 di Hotel Bumi Segah, Tanjung Redeb, Kabupaten Berau. Yacht Rally dilaksanakan pada 12–20 September 2013 yang diikuti peserta dari Amerika, Aus-

Vol. 4 l No. 45 l September 2013

tralia, Perancis, Austria, Jepang, Jerman, Selandia Baru, Kanada, Korea Selatan, Belanda, Hongkong, seluruh kapal sebanyak 29 kapal dengan total peserta 95 orang (29 captain dan 66 crew) yang masuk ke Kepulauan Derawan melalui pintu masuk Filipina dan Malaysia. Game Fishing/traditional fishing pada 12–15 September 2013, dengan total peserta sebanyak 30 tim yang terdiri dari masyarakat dan nelayan di lingkungan Kabupaten Berau.


untuk teman-teman industri di Sumbar...

Pada TIME di Bandar Lampung tahun lalu, tampak buyer bertemu seller, mereka memang berkonsentrasi di hari business meeting.

belakang itu hotel... Terus di surounding sawah dan sayur-sayuran sebelah kiri kanan nya bagus bukit, gunung... Bukit Siggalang dan Merapi. Udaranya dingin... Buat buyer, itu aduhai... Maka ­sebaiknya buat paket baru... Kalau hanya menujukkan jam gadang, apa lagi disitu yang bisa dilihat? Tak sampai setengah jam ceritanya selesai, bahwa.... Jam Gadang dibikin oleh Belanda, selesai... Jadi, memang perlu sesuatu yang baru, industri pariwisata memang harus kreatif. Dan buyer mewakili konsumen, mencaricarinya.... n

Kaltim dan SKPD Kabupaten Berau, saat ini ­sedang dilaksanakan pada tanggal 17–21 September 2013 di Komplek Pasar Adji Dilayas, Tanjung Redeb, Kab. Berau. Pentas Seni dan Budaya serta Panggung Gembira dilaksana­kan di ­Pulau Derawan pada tanggal 15 S­ eptember 2013. Kegiatan Bhakti Sosial berupa operasi katarak di ­Tanjung Redeb dan sunatan massal serta bedah kampung di Pulau Derawan pada tanggal 15–21 September 2013. Sebagai puncak acara dari seluruh rangkaian kegiatan Festival Derawan 2013 dilaksanakan pada 20 September 2013 di Tanjung Redeb, bersamaan dengan pelaksanaan Festival Kuliner. n

Dirjen Pemasaran Pariwisata Esthy Reko Astuty.

Seminar Coral Triangle Initiative pada 17 ­September 2013 di Samarinda dengan peserta sebanyak 300 orang yang berasal dari Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota se Provinsi Kaltim dan Kaltara, Perguruan Tinggi, LSM dan masyarakat umum, dengan narasumber dari Kementerian Kelautan dan Perikanan, Pemprov Kaltim, Pemkab Berau, The Nature Conservation, dan Fakultas Perikanan Universitas Mulawarman Samarinda. Pameran/Expo yang diikuti oleh SKPD Provinsi

Vol. 4 l No. 45 l September 2013

7


Diaspora Indonesia menampilkan tari Bali, memainkan gamelan, dan yang menonton warga setempat, termasuk expatriate di negara tersebut.

Diaspora Indonesia

S

‘Little Indonesia’ oleh Diaspora di Jepang

ekelompok warga Jepang melenggaklonggok dan lemah gemulai menari di lantai tanpa panggung, tari Bali, di sisi samping para pemusik gamelan, juga warga Jepang, mengiringinya. Seorang malah demo membatik. Satu restoran Indonesia ternama di Tokyo menyajikan makanan Indonesia selama dua hari itu. Dua diaspora Indonesia yang belakangan ini begitu aktif mengembangkan sayap pariwisata di Jepang, turut melibatkan diri. Priscilla ­Takebe dengan bendera Daniel’s Resort and ­Immanuel Dive Center, dan Mahmudi Fukumoto dengan Keihin Tour, salah satu anak perusahaan dari Keihin Group. Itu terjadi pada 6–7 September lalu sebagai aktivitas berjudul Little Indonesia di Tokyo, Jepang, persisnya di ruang eksibisi Asean-

8

Japan Center (AJC) Tokyo. Di dalamnya selain pameran produk UKM indonesia, juga pariwisata. Semacam TTI, ­trade-tourism-investment promotion. Sektor pariwisata kali ini memperkenalkan destinasi-destinasi wisata Sulawesi Utara dan ­Yogyakarta. Keduanya dirasa potensial untuk pasar Jepang, sekaligus menampilkan aneka produk dan destinasi wisata di luar Bali. Nah, untuk itulah, Direktur Pariwisata AJC menggandeng perusahaan travel yang dikelola diaspora Indonesia yang bermukim di Jepang. Juga penerbangan Garuda Indonesia ikut serta. “Partisipasi kami dalam ajang promosi terpadu ini merupakan wujud keinginan kami yang ber­ada di rantau untuk juga turut berkontribusi dalam memajukan pariwisata ­Indonesia.

Vol. 4 l No. 45 l September 2013

Tentunya juga keinginan kami untuk lebih ­memperkenalkan lebih luas kampung halaman kepada masyarakat Jepang,” kata Mahmudi Fukumoto. Dialah yang bulan Agustus lalu baru kembali dari pertemuan Kongres Diaspora Indonesia Kedua di Jakarta ­sebagai salah satu pembicara utama. Priscilla Takebe, mewakili pariwisata ­Manado di Jepang juga menyatakan optimis dengan prospek pasar Jepang terhadap destinasi baru Indonesia di luar Bali. “Minat Jepang terhadap produk wisata di ­Sulut cukup tinggi, terutama untuk diving dan long stay, dan akan lebih menunjang lagi bila dapat diwujudkan penerbangan langsung dari Manado ke Jepang,” imbuhnya. Rata-rata per hari datang 300-an orang


Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Mari Elka Pangestu berbicara pada Public Forum di Kongres Diaspora Indonesia Kedua dengan tema Peran Diaspora Dalam Menduniakan Seni Budaya Indonesia di Jakarta Convention Center, 19 Agustus 2013.

p­ engunjung bebas dan undangan mengunjungi kegiatan ini. Atase Perdagangan KBRI Tokyo, bertindak selaku leading sector, Julia Silalahi, mengatakan bahwa produk-produk kerajinan yang diusung pun adalah yang terpilih dan lebih baik dari pada tahun-tahun sebelumnya. Diaspora Indonesia yang berada di Jepang diajak ikut aktif, tentu efektif dalam menarik wisatawan Jepang untuk mengunjungi ­daerah lain di tanah air di luar Bali, itu menurut ­Dananjaya Axioma, Direktur Pariwisata AJC. Dubes Mohammad Lutfi, didampingi Sekjen AJC, Yoshikuni Ohnishi, disaksikan puluhan pengunjung membuka dimulainya perhelatan promosi produk Indonesia tersebut di pagi hari Sabtu 6 September. Ini untuk kelima kalinya di­ selenggarakan setiap tahun sejak 2008 (kecuali tahun 2012). Memang, beberapa negara seperti India, ­Tiongkok dan Vietnam, telah menggunakan diaspora mereka untuk menyumbang kepada pembangunan negara mereka baik dari segi talenta yang bisa ditarik atau dikerjasamakan, investasi dan diplomasi budaya.

Kongres

Setelah yang pertama di Los Angeles pada ­bulan Juli 2012, Kongres ke-2 Diaspora Indo­nesia, pertemuan terbesar orang Indonesia yang tinggal di luar negeri, diselenggarakan oleh ­Kementerian Luar Negeri pada 18–20 Agustus di Jakarta. Kongres Diaspora Indonesia bertujuan ­untuk meningkatkan kebersamaan antar Diaspora Indonesia dan untuk lebih efektif membangun kekuatan Indonesia. KDI II (singkatan Kongres Diaspora Indonesia) diharapkan dapat mencip-

takan inisiatif konkret untuk memberdayakan masyarakat Indonesia di pelosok dunia, begitulah statement dari Kemenlu pada siaran pers di situsnya. Selama tiga hari kongres, fokus pembicaraan pada pendidikan, energy, masakan Indonesia, bisnis dan investasi, penerbangan, pelayanan kesehatan masyarakat, ekonomi hijau, pekerja migran, imigrasi dan kewarganegaraan serta ilmu pengetahuan dan inovasi. Tema kongresnya Diaspora Indonesian Kembali ke Tanah Air mereka, dibuka oleh Presiden Susilo Bambang Yudhyono di Jakarta Convention Center. Tokoh-tokoh Indonesia, BJ Habibie, Sri ­Mulyani Indrawati, Gatot M Suwondo, ­Sehat Sutardja dari Marvell Technology Group dan Iwan Sunito dari Crown International ­Holdings Group menghadirinya. Duta Besar Indonesia untuk AS, Dino Patti Djalal, memainkan peran kunci dalam menyelenggarakan kongres pertama. Para warga ­negara Indonesia yang tinggal dan bekerja di luar negeri serta mereka yang lahir sebagai warga negara Indonesia tetapi telah menjalani naturalisasi se­ bagai warga negara-negara lain adalah bagian dari Diaspora Indonesia.

Duta Wisata

Baik pemerintah maupun Jaringan Diaspora Indonesia (IDN) tidak memiliki angka yang pasti, namun diperkirakan diaspora Indonesia ber­ jumlah sekitar 8 juta dan tersebar di lebih dari 120 negara. Menurut Bank Dunia, sekitar 6,5 juta pekerja migran Indonesia menyetorkan US $ 7,2 miliar,

Vol. 4 l No. 45 l September 2013

atau 1 persen dari PDB negara Indonesia, ke ­rumah mereka pada tahun 2012. Indonesia adalah penerima terbesar ketiga di Asia Tenggara setelah Filipina ($ 24.450.000.000) dan Vietnam ($ 10 miliar). Di Malaysia diketahui jumlah tertinggi ­Diaspora Indonesia, sekitar 2,5 juta orang baik legal dan pekerja ilegal. Di Arab Saudi lebih dari 1 juta, baik legal dan ilegal, sedangkan di AS se­ kitar 150.000. Tahun lalu di Kongres I di Los Angeles, AS, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Mari Elka Pangestu serta beberapa pejabat peme­ rintah lain, anggota DPR, kalangan swasta dan LSM menghadiri pertemuan CID (Congress of ­Indonesian Diaspora) pada 7–8 Juli 2012. Presiden Susilo Bambang Yudhoyono waktu itu meminta Kementerian Luar Negeri untuk membuat desk diaspora. Itu merupakan pertama kalinya ada pertemuan skala besar antara Diaspora Indonesia dari seluruh dunia, dari AS, Kanada, Qatar, Eropa, Azerbaijan, Mauritius dan negara lainnya. Hadir juga perwakilan dari perkumpulan ­mahasiswa, kaum profesional dan masyarakat Indonesia dari berbagai belahan dunia. Dalam forum tersebut Mari Pangestu juga berkesempatan menyampaikan berbagai hal. “Semua Diaspora Indonesia berpotensi menjadi Duta Wisata Indonesia dan Kemenparekraf telah membawa bahan promosi untuk setiap peserta yang diharapkan dapat digunakan dan jika diperlukan akan dikirim tambahan bahan. Kemen­parekraf berencana menggunakan ­database diaspora sebagai duta promosi wisata di mana pun mereka berada,” jelas Mari ­Pangestu. Bagi Kemenparekraf, menurut Menteri, ­database dan jaringan yang terbentuk dari CID, diharapkan bisa terus dikembangkan dan sa­ngat dapat menjadi cikal bakal kekuatan ­Indonesia di luar untuk mengembangkan industri kreatif, ­promosi wisata dan kuliner Indonesia. ­ Kemenparekraf juga akan menindaklanjuti berbagai usul di bidangnya. India mencatat cuma 1,37 juta. Kementerian Luar Negeri India, awal Agustus yang lalu mengumumkan sebanyak 1.372.624 orang India di luar negeri telah terdaftar sebagai warga negara di luar negeri India (diaspora) yang tercatat hingga akhir Juli 2013. Jumlah tertinggi 520.055 orang di Amerika Serikat, di Inggris 307.822, di Australia 133.755 dan Kanada 114.748 orang. Itu laporan dari 107 kantor Misi dan Pos Perwakilan India di luar ­negerinya. Jadi, sekedar membandingkan, jumlah diaspora kita jauh lebih banyak. n

9


Event

Membangun Pasar Seraya Menurunkan

‘Tradisi Bambu’

D

i Jakarta, ada dua grup arumba, ­masing-masing menamakan diri Saputangan dan Buluh Perindu. ­Me­reka tampil di hari pertama Festival Musik Bambu Nusantara VII (FMBN VII 2013). Mereka adalah komunitas ibu-ibu warga ­ne­gara Jepang yang tinggal di Indonesia, suatu saat berkenalan dengan musik bambu setelah tinggal di negeri ini, akhirnya tertarik dan ‘jatuh cinta’. Salah seorang ibu setengah berseru meng­ ucapkan, “Tanoshii”. Maksudnya, menarik. FMBN 2013 di Assembly Hall Jakarta Convention Center (JCC) pada 27–28 Agustus 2013 merupakan penyelenggaraan ketujuh kali. Kemenparekraf mengajak gigih dan konsisten menyelenggarakan even ini. Dengan ­pemusik kondang Dwiki Darmawan, festival ini menjadi even kolaborasi musik ­etnis dari bambu seperti angklung, karinding, celempung, lodong, calung, seruling, dan lain sebagainya yang belum banyak dieksplorasi de­ngan musik kontemporer. Wamen Parekraf Sapta Nirwandar meng­ungkapkan, setelah angklung diakui sebagai warisan budaya tidak benda dunia (intangible world heritage) selain batik, wayang dan keris, alat musik ini kembali sering ditampilkan dalam bentuk orkestra dan semakin banyak dibina dan dilatih di sekolahsekolah di Indonesia bahkan di luar negeri. FMBN bukan hanya sebagai ajang berkumpul para seniman bambu dalam mengekspresikan karyanya, juga menjadi sarana mengajak masyarakat melestarikan musik bambu dan permainan tradisional dari bambu yang tersebar di seluruh Indonesia. Tujuannya, agar produk dari bambu, termasuk musik dari bambu, semakin mendunia. Cita-cita dari festival bambu ini membawa kita pada perkembangan di Flores. Di beberapa kabupaten di pulau itu, dua tiga tahun terakhir ini ­tengah diupayakan agar tradisi menenun tenun ikat diturunkan pada ­generasi muda. Masyarakat sendiri memberikan pengajaran dan pelatihan pada gadis-gadis muda untuk bisa dan mau ­bekerja menghasilkan tenun ikat Flores. Selain secara budaya mewarisi tradisi menenun, secara ekonomi pun memberikan hasil yang memadai. Proses menurunkan tradisi dan kepintaran menenun ikat itu diharapkan berjalan konsisten. Akan halnya kesinambungan memelihara tradisi, disuarakan juga oleh Sukirno, pengrajin wayang di Yogyakarta. Dia mengeluh anak-anak muda cenderung tak mau meneruskan tradisi bukan hanya memproduksi wayang, juga memainkannya. Mantan grup nasyid Debu asal Ame­rika, Naseem Nahid, telah 14 tahun tinggal di Indonesia. Belum lama ini dia sendiri pernah bekerja sama

10

Kelompok Saputangan.

Esthy Reko Astuty, Dirjen Pemasaran Pariwisata meresmikan FMBN 2013.

Kelompok Buluh Perindu, ibu-ibu warga Jepang.

Vol. 4 l No. 45 l September 2013


Dwiki Dharmawan dan Green Bamboo Ensamble di Festival Musik Bambu Nusantara VII 2013.

Atas: Wildan dari SAU (kiri) memainkan grand angklung, kreasi inovatif terbaru dari Saung Angklung Udjo Bandung, bersama Dwiki Dharmawan. Bawah: saluang dan seniman dari Sumbar.

d­ engan musisi-musisi Indonesia, termasuk Dwiki Darmawan, bersama grup Krakatau-nya, Balawan dan lain-lain untuk ke­perluan syuting salah satu stasiun televisi Turki. “Festival musik bambu ini keren banget. Yang kurang dari penyelenggaraan festival-festival di Indonesia adalah promosi,” kata Naseem. Dia mengetahui tentang FMBN VII dari Dwiki Darmawan dan me­ rasa menyesal tidak mengetahui lebih banyak mengenai musik bambu ­Indonesia sebelumnya sehingga tidak bisa menawarkannya kepada stasiun televisi Turki tersebut. Jumlah peserta FMBN VII 2013 mencapai 750 orang berasal dari Jakarta, Bandung, Malang, Bali, Lampung, Kalimantan hingga komunitas ibu-ibu warga negara Jepang yang tergabung dalam grup arumba tadi. Pengunjung tahun 2012 mencapai 5 ribu orang. Dengan kemasan yang berbeda maka ­tahun ini diharapkan jumlah pengunjung dua kali lipat menjadi 10 ribu orang selama 2 hari festival. Dijalin kerja sama dengan pihak agen perjalanan membuat paket wisata yang bisa menjaring ­wisnus dan wisman. Maka ketika meresmikan pembukaan festivalnya, Dirjen Pemasaran Pariwisata Esthy Reko Astuti menekankan bahwa penyelenggaraan FMBN bukan hanya mempromosikan potensi bambu di Indonesia beserta ekonomi kreatif yang menyertainya, namun juga berpengaruh terhadap promosi pariwisata Indonesia. Di samping itu, dengan adanya festival ini akan mengedukasi anak-anak agar lebih me­ngenal warisan budaya bangsanya. Dia berharap bisa lebih banyak mengajak stakeholders ber­partisipasi dalam festival musik bambu pada tahun depan. Selain itu, tahun ini juga diadakan pameran di 20 booth yang disediakan penyelenggara, menampilkan kuliner berbahan bambu, berbagai macam merchandise dari bambu, seni rupa berupa lukisan, serta peragaan busana yang dipadukan dengan karya-karya yang terbuat dari bambu. Bambu beserta produk-produk turunannya dengan demikian memang diharapkan akan menjadi salah satu daya tarik bagi wisnus, dan, tentu saja bagi wisman, dari tahun ke tahun. n

Vol. 4 l No. 45 l September 2013

11


Event

T

iap jenis musik punya penggemar tersendiri, dari yang fanatik, sete­ ngah berat dan yang ­biasa-biasa saja. Dari sudut bisnis pariwisata, mereka membentuk se­ buah niche market sendiri pula. Bagi pemasaran pariwisata keseluruhan, kombinasi tersebut membawa arus wisatawan yang semakin besar. Dan itulah yang tampak, antara lain, hasil proyeksi dari Festival Jazz ASEAN. Wamen Parekraf Sapta Nirwandar senan­tiasa hadir dan seakan Sapta Nirwandar (ketiga dari kiri) menyaksikan antusiasme bersama musisi dan pengunjung penonton. menyatu dengan pemusik maupun penonton, waktu pembukaan atau penutupan. Tahun ini sudah keenam kali penyelenggaraannya, 20–21 September 2013 di pantai Harbor Bay, Batam. Selalu di tempat ini, maka strategi pemasaran pariwisata tercakup di ­dalamnya. Yaitu meng­garap ASEAN umumnya dan Singa­pura—Malaysia khususnya, sebagai pasar utama bagi inbound sipasi seniman ASEAN, tetapi juga meng­undang khususnya, di kalangan masyarakat musik, tentu business. Demikian pula strategi menghidup- musisi dari Perancis, Italia, Brasil, ­Amerika akan menarik kunjungan lagi pada bulan-bulan kan secara konsisten kegiatan pariwisata di ­Serikat, Kanada, Turki, Jordania, dan lain-lain dan tahun-tahun seterusnya. Sierra Soetedjo, dua kali dia ikut, menga­perbatasan. lagi. Itu ­diungkapkan oleh Dwiki Dharmawan. Dwiki Dharmawan World Peace Band memBagi Wamen Parekraf Sapta Nirwandar, takan: “Festival ini unik, aku bisa ber­kolaborasi buka festival. Setelah itu berlakulah suasana justru konsistensi setiap tahun, jadwal maupun dengan seniman lain dan keintiman dengan fiesta: para pemusik tampil mempesona selama lokasi, dan tema suatu even, itulah yang diran- ­penonton di sini benar-benar sesuatu yang dua malam; penonton antusias, mengangguk- cangnya dalam strategi even musik, even olah- ­indah”. Setidaknya ada lebih dari 50 festival jazz di ­anggukkan kepala seiring dengan ritme jazz. raga, hingga even seni budaya. Semua tampak sangat menikmatinya. Baik para Pada saat even berlangsung, ada bisnis lang- ­Indonesia, menurut Rizky Handayani, ­Direktur pemusik dari Indonesia, Singapura, Malaysia sung yang diperoleh masyarakat, sejumlah wis- Konvensi, Insentif dan Wisata Minat Khusus maupun penontonnya. nus dan wisman tentu datang berkunjung. Tapi ­Kemenparekraf. ASEAN Jazz Festival kian mengemuka sebagai Selama bertahun-tahun, kami telah memper- post event, terbentuknya citra dan persepsi positif luas perbatasan kita bukan hanya melalui parti- tetang Indonesia umumnya dan destinasi Batam festival musik dan pariwisata, layaknya di bidang kegiatan lain ada festival dengan sport tourism, yang juga berdampak setidaknya tiga hasil: ­datangnya wisatawan berkunjung saat even, bergaungnya peristiwa itu menjadi promosi yang meluas tentang destinasi, dan, jangka waktu seterusnya adalah tergeraknya wisatawan untuk berkunjung. Kemenparekraf menyelenggarakannya bekerja sama dengan Pemerintah Kepulauan Riau dan Otoritas Kota Batam. Wakil Gubernur Kepulauan Riau, HM Suryo Respationo malahan mengatakan, “Mungkin tahun-tahun mendatang festival harus tumbuh dari hanya 2–3 hari fiesta menjadi festival selama seminggu”. Gubernur menyaksikan hasil positif. n

ASEAN Jazz Festival pun Kini Keenam kali

12

Vol. 4 l No. 45 l September 2013


Berita untuk Destinasi di Luar

Jawa Bali

Ratusan agen Malaysia menjual paket tur untuk ratusan destinasi wisata mancanegara di Matta Fair. Pengunjung konsumen pariwisata selama tiga hari pameran, dapat memilih dan langsung membeli. Mereka menawarkan destinasi Indonesia umumnya untuk ke Bali, Danau Toba, Bandung, Batam Bintan, dan di beberapa tampak ditampilkan Jakarta, Yogyakarta, dan Jawa Timur. Ini mengindikasikan, destinasi di luar itu jelas perlu menerobos dan membina pemasaran ke pasar yang diserbu oleh demikian banyak pemasar dari destinasi mancanegara. Tanda panah menunjukkan paket Indonesia yang sedang dijual.

Promosi Luar Negeri

L

ebih 100 ribu warga Malaysia datang berkunjung, mengempit dompet berisi uang tunai dan kartu kredit, ke pameran pariwisata MATTA Fair. Di tempat itu mereka langsung memilih-milih hendak ke mana berlibur atau berwisata di akhir tahun, lalu membeli dan membayarnya. Kebiasaan warga Malaysia, sebagaimana ­kebanyakan masyarakat di ASEAN, berlibur ke luar negeri tidaklah membutuhkan waktu penentuan berbulan-bulan sebelumnya; apakah setahun di muka layaknya kebiasaan warga di belahan barat bumi ini, atau setidaknya setengah tahun. Ketika mereka datang ke MATTA Fair (Pameran Malaysia Association of Tour and Travel Agent) tanggal 6–8 September 2013, di gedung Putra World Trade Center, Kuala Lumpur, umumnya hendak membeli tur untuk beriwisata pada ­bulan November–Desember 2013. Memahami psikologi dan perilaku konsumen tur mancanegara di suatu pasar tentu amat ­membantu kita dalam memasuki pasar ­konsumen tersebut. Lalu, di pasar yang ‘subur’ outbound travel-nya seperti Malaysia dan ­Singapura, ­Indonesia perlu memahami bahwa destinasi kita sebagai salah satu diantara ­puluhan destinasi lain yang dijual di sana. “We are one of those”, begitulah kalau kesadaran bersaing hendak ditingkatkan. MATTA Fair September 2013 itu mengindikasikan setidaknya dua hal. Pertama, wisatawan Malaysia biasa memutuskan hendak pergi berwisata ke mana dua

bulan sebelumnya. Kedua, “Bulan November–Desember merupakan periode banyak libur di Malaysia, termasuk liburan panjang anak sekolah,” kata Obed, ­Direktur VITO (Visit Indonesia Tourism ­Officer) di Kuala Lumpur. Ada makna lain. Yakni, sekiranya Anda menyelenggarakan suatu even di destinasi, dan punya potensi pasar konsumen (wisatawan ­pe­minat) di pasar Malaysia (dan Singapura), maka mereka masih bisa didekati dengan ­pemasaran penjualan dua tiga bulan menjelang hari H pelaksanaan even dimaksud. MATTA Fair itu sendiri dilaksanakan bukan hanya di Kuala Lumpur; mereka juga menyelengarakannya di kota-kota lain, Penang, Perak, Malaka dan seterusnya. Belakangan ini, pameran wisata itu juga ­menyeimbangkan promosi pariwisata di dalam negeri, dengan wisata ke luar negeri. Maklumlah, sekitar 2.800 anggota MATTA. Di Indonesia asosiasi serupa ini adalah ASITA (Asosiasi Tour dan Travel Agent Indonesia). Organisasi MATTA dalam menghidupkan peran organisasi dan manfaat bagi anggota, mendirikan perusahaan yang sepenuhnya milik Asosiasi. Perusahaan ini yang mengelola pelaksanaan berbagai even dalam mempromosikan pariwisata Malaysia, sembari memberi manfaat bagi kepentingan para anggotanya. Kembali pada ihwal proses penjualan paketpaket wisata disebutkan tadi, memang, ­per­aturan

Vol. 4 l No. 45 l September 2013

setempat tidak mengizinkan agen-agen dari luar negeri, ketika berada di Malaysia, melakukan penjualan langsung pada konsumen. Saat ikut serta aktif sebagai peserta di paviliun Indonesia pada MATTA Fair 6–8 September 2013, misalnya, ada saja konsumen yang ‘meng­inginkan ­transaksi langsung, ingin membeli ­paket tur dan ingin membayar’. Agen peserta Indonesia dalam keadaan itu tentu saja tak dapat mengabulkan. Tetapi ada saja di antara para pembeli tadi, diterima melakukan ‘booking’ alias pemesanan di konter agen Indonesia tersebut, dan sang konsumen mengaku tak keberatan melakukan pembayaran kemudian seusai pameran. Itu mungkin melalui proses transfer dan sebagainya. Sebenarnya situasi itu mengandung sikap positif, yakni adanya kepercayaan pihak konsumen kepada sang agen.

13


Promosi Luar Negeri B to B

MATTA Fair di Kuala Lumpur dilaksanakan dua kali setahun, bulan Maret dan September. ­Indonesia praktis selalu ikut aktif, sesuai status Malaysia (dan Singapura) sebagai dua di antara 16 pasar utama dalam strategi pema­ saran ­pariwisata. Nah, Indonesia menginisiasi pertemuan Business to Business (B to B) dengan ­forum Table Top. Sehari sebelum Matta Fair dibuka, ­diadakan Table Top. Pada even awal September ini, ­Kemenparekraf mengajak 110 industri pariwisata Indonesia ikut serta. Industri Indonesia sebagai seller, dipertemukan dengan sekitar 120 industri pariwisata Malaysia selaku buyer. Di situlah terjadi transaksi ‘kontrak’ antaragen. “Setiap table top selesai, para agen melaporkan berapa nilai potensial kontrak yang mereka peroleh,” ujar Chrismiastuty, Kasubdit Promosi Pariwisata Kemenparekraf untuk wilayah ASEAN. Para peserta di Table Top, dari pihak agen-agen Malaysia, mereka pulalah yang esok harinya memasarkan dan menjual paket-paket wisata Indonesia ke tengah publik yang mengerumuni pasar wisata Matta itu.

Warga pengunjung pameran langsung memilih tur dan membayar, setiap stan agen tur bersiap dengan se­ jumlah petugas sales executives. Hanya perusahaan lokal boleh bertransaksi langsung dengan konsumen.

Akan halnya pasar Malaysia ini, para pengelola destinasi di Indonesia sesungguhnya meng­ha­dapi peluang yang kian luas. Dari Kuala Lumpur kini beroperasi penerbangan langsung ke enam belas kota besar di Indonesia, dan cenderung akan bertambah, di mana LCC operator penerbangan murah dari ­Malaysia pun memerlukan destinasi baru. Sama situasinya dengan LCC Indonesia (Air­ Asia, Lion, Sriwijaya, Mandala, dan lain-lain) bahkan bigger player Garuda Indonesia juga sedang cenderung ke arah menambah penerbangan rute

Di dalam paviliun Indonesia, stan peserta penjual paket wisata menerima pemesanan (booking) tanpa ­transaksi, dan memberikan informasi luas yang dibutuhkan oleh calon konsumen. Sejumlah 110 industri wisata peserta Indonesia mengisi paviliun seluas 270 m2, meningkat dari keikutsertaan pada MATTA Fair sebelumnya ketika Indonesia menempati lahan 240 m2.

14

Vol. 4 l No. 45 l September 2013

baru ke negara tetangga, selain di dalam negeri. Tetapi, yah, penetrasi pasar itu sendiri sejati­ nya dilakukan oleh para pelaku bisnis pariwisata di daerah. Boleh dikatakan, destination ­marketing road telah dibuka dan dimudahkan terus oleh ­Kemenparekraf, bersamaan itu operator penerbangan pun telah memperlihatkan gerak yang mendukung, membuka rute baru atau menambah frekuensi penerbangan langsung. Yang mutakhir, ketika Festival Danau Toba 8–14 September 2013 diupayakan dengan ulet dengan menggalang beberapa kabupaten dan pemprov kawasan itu menyelengarakannya, muncul Wings Air anak maskapai Lion Air membuka rute baru penerbangan tiga kali seminggu Batam–Silangit (Balige) pp. Dimulainya bahkan sejak 6 September 2013. Bandara Silangit berlokasi di pantai sisi ­selatan Danau Toba, dari situ berjarak tempuh 1,5 jam saja berkendara mobil mencapai kota ­Parapat, pusat destinasi di Danau Toba. Dari Parapat ­sekitar setengah jam sampai 45 menit naik ferry jika meneyeberang ke Pulau Samosir di tengahtengah danau terbesar di Asia itu. Penerbangannya menggunakan pesawat ­ATR-72 berkapasitas 72 penumpang, satu arah perjalanan ditempuh 1 jam 40 menit. Maka ­pilihan bagi wisatawan Singapura–Malaysia berwisata ke Danau Toba menjadi menyenangkan. Bisa langsung ke Toba dari Batam, tanpa harus terbang terlebih dulu ke Medan. Peminat yang ingin tur melalui Medan, dari ibukota Provinsi Sumatra Utara ini ke Danau Toba memerlukan sekitar 5–6 jam perjalanan bus wisata. n


Promosi Luar Negeri

Favorit Destination Partner

di Malaysia

“T

angkap”, begitulah nuansa jawaban dari Wamen Parekraf Sapta Nirwandar, ketika dilapori datangnya penawaran dari pihak Malaysia bagi Indonesia untuk menjadi Favorit Destination Partner. Saat itu awal tahun ini pihak Malaysia tengah mulai mempersiapkan lagi MATTA Fair yang hendak digelar 6–8 September 2013. Partner destinasi favorit itu akan membawa Indonesia menjadi mitra tujuan wisata favorit, sehingga memperoleh peluang dapat perhatian khusus dari pengunjung. Dengan demikian pula, di setiap sisi ­ruangan pameran dan nyaris di setiap kesempatan, ­branding Wonderful Indonesia, ­Favorit Destination Partner terbaca oleh khalayak. “Citra dan branding Indonesia meramaikan, muncul di semua materi promosi even,” ujar Nia Niscaya, Direktur Promosi Luar Negeri ­Pariwisata. Indonesian Food Festival pun disajikan selama 3 hari itu. Seperti diumumkan oleh pihak panitia pameran sendiri, ini akan menjadi waktu terbaik untuk menikmati lezatnya masakan ­Indonesia. Di paviliun Indonesia, setiap hari di­ gelar ­pertunjuk­an seni budaya Indonesia, ­tarian hingga tampilan penyanyi grup Batak dari ­Sumatra Utara. Ada kekhususan lagi pada momentum kali ini. Untuk pertama kalinya, MATTA Fair dilaksanakan serentak dengan diselenggarakannya WITM, World Islamic Travel Mart. Keduanya dibuat saling melengkapi. Maka, ke situ pun Indonesia aktif. Wamen Parekraf Sapta Nirwandar datang dan berbicara di dalam konferensi ke-7 WITM pada pada 4–5 September 2013 di gedung yang sama. Esok harinya, Minister of Domestic Trade, ­Cooperative and Consumerism, atas nama ­Menteri Pariwisata Malaysia meresmikan dan memberikan sambutan pada pembukaan MATTA Fair. ­Wamen Parekraf Sapta Nirwandar pun kembali memenuhi undangan membuka bersama even MATTA.

Menteri Hasan bin Malek bersama Wamen Parekraf Sapta Nirwandar (ke-4 dan 5 dari kanan) bersama para petinggi MATTA Fair dan Dirjen Pemasaran Pariwisata Esthy Reko Astuty (ujung kiri) meresmikan pembukaan even besar ini pada siang hari 6 September 2013.

Sebagai Favorit Destination Partner, Indonesia juga diwakili Dirjen Pemasaran Pariwisata, Esthy Reko Astuty yang menyambut di acara pembukaan bersama dengan Presiden MATTA dan Ketua Penyelenggara even MATTA Fair. Pameran MATTA menempati 8 hall di gedung Putra World Trade Center, Kuala Lumpur. Even itu sendiri telah dilangsungkan tiap tahun selama dua dasawarsa. Adapun WITM merupakan inovasi baru oleh MATTA. Saat itu diperkenalkan pada tahun 2012 hanya untuk acara perdana. MATTA sekarang bermaksud hendak mengembangkan dan menumbuhkan WITM. Keinginan untuk mendorong hubungan pariwisata, saling kunjung antarmasyarakat Malaysia dan Indonesia, sama-sama diutarakan oleh Dato’ Hasan bin Malek, Minister of Domestic Trade, Cooperative and Consumerism, Malaysia, dan Wamen Parekraf Sapta Nirwandar saat berbicara kepada pers setempat. Sapta Nirwandar juga menggarisbawahi

Vol. 4 l No. 45 l September 2013

upaya-upaya promosi Islamic Travel. “Kami pun akan me-launch Indonesia sebagai destinasi wisata syariah, bulan Oktober nanti, kami di Indonesia sudah dan tengah meningkatkan terus fasilitas untuk wisata halal. Kami menyebut wisata syariah. Ada proses peningkatan kualitas dan sertifikasi,” ujarnya. Menempati hampir 28.000 m2 ruang pameran, WITM—MATTA Fair September 2013 menampung 1.250 booth dengan lebih dari 200 peserta pameran yang menjual beragam paket wisata dan perjalanan serta tiket penerbangan yang seakan tak terbatas. Agen-agen perjalanan menempati sekitar 750 stan, sehingga pembeli dan penjual me­ miliki kesempatan untuk komunikasi langsung dan memperluas bisnis mereka melalui forum Travel Exchange selain menjual langsung pada konsumen. Even ini menjadi salah satu pasar utama yang perlu dimanfaatkan dalam rangka pemasaran di kawasan ASEAN. n

15


Menanti Bus City Tour di Jakarta

Beginilah nikmatnya wisa­ tawan memandangi kota Frankfurt di Jerman ketika berkeliling di atas bus city tour, dan duduk di dek atas terbuka. Di sana sudah jauh lebih maju, tentunya. Di setiap tempat duduk tersedia tombol-tombol untuk memilih bahasa pengantar apa yang hendak Anda dengar, saat ber­ keliling dan sound system layaknya suara tour guide menerangkan apa yang sedang dilewati. Ada delapan bahasa tersedia.

K

abar menggembirakan datang ketika baru-baru ini diberitakan Pemda DKI tengah merencanakan mengadakan bus untuk city tour bagi wisatawan di Jakarta. Belum jelas apakah rancangannya sebagai bus gratis dengan penge­ lolaan tertentu, atau, akan mengenakan biaya tiket untuk menaiki bus. Tapi konsepnya, bus itu akan berkeliling berjadwal, menyinggahi point of interest tertentu sepanjang jalan Thamrin–Sudirman hingga Kota Tua dan Sunda Kelapa. Jakarta memang ketinggalan dalam hal ini.

Surabaya sudah punya bus gratis berwisata ke kota tua. Disediakan oleh perusahaan swasta. Foto di atas itu tampilan busnya, dan tampak pula di sini suasana di dalam bus dengan penumpang para wisnus. Para wisman pun memanfaatkan ketersediaan layanan ini. Solo sudah lebih dulu menyediakan bus wisata kota. Penampilannya genjreng dan selalu menarik perhatian. Dioperasikan oleh Dinas Perhubungan Kota Solo, tiketnya hanya Rp 20 ribu/trip/orang.

Busnya bertingkat seperti ini. Tur kota dengan bus ini memang dipungut bayaran, karena diselenggarakan oleh perusahaan wisata.

Lalu wisnus maupun wisman me­ naikinya untuk city tour, karena model bus ini memang me­nyinggahi lokasilokasi wisata kota.

Ini salah satu bentuk bus wisata kota di Kuala Lumpur. Ada yang dioperasikan oleh hotel, ada oleh biro perjalanan. Ada yang gratis, ada yang harus berbayar. Untuk ke Menara ­Kembar KL, sebagian hotel menyediakan shuttle bus service gratis untuk tamu-tamu.

16

Vol. 4 l No. 45 l September 2013


Pemasaran Destinasi Kuatnya arus ide menciptakan dan me­ ngem­bangkan penyelenggaraan event yang dialirkan oleh Kemenparekraf, guna secara langsung dan tak langsung menggerakkan arus wisatawan, telah be­resonansi ke semua penjuru ­Tanah Air. Tiada ­bulan kini tanpa adanya even pariwisata, yang dilaksa­nakan seakan bersahut-­sahutan dari satu daerah ke daerah lain. Bulan September ini saja setidaknya bergaung diselenggarakannya ­Festival Teluk Ambon, Festival Banyuwangi, Festival Jazz Asean, Festival Dera­wan, dan seterusnya. Festival Danau Toba salah satu di antaranya, tetapi yang satu ini punya kandung­an tersendiri untuk dilihat khusus.

Resonansi Festival Danau Toba

U

sai sudah terselenggaranya ­Festival Danau Toba, singkatkanlah FDT. Destinasi ini pernah mencatat tahun-tahun kejayaan, pakailah term ‘kejayaan’ dalam konteks ini, ketika di tahun 1980 hingga 1990-an setiap tahun jumlah wisman berkunjung meningkat terus. Suatu tahun menjelang krisis multidimensi melanda Indonesia tahun 1997–1998, statistik mencatat jumlah kunjungan wisman ke kawasan Sumatra Utara berkisar 350 ribu. Danau Toba merupakan pusat destinasi, memang, wisman dari Singapura dan Malaysia mendominasi, namun jumlah wisman pemegang paspor negara-negara Eropa dan Amerika pun meningkat tahun demi tahun. Krisis multidimensi melanda negeri, dan sejak itu kunjungan wisman anjlok nyaris ke titik nadir. Hotel-hotel yang tadinya semarak, operator tur dan travel agent yang sibuk, tentu saja juga para pramuwisata yang happy, ibarat bunga, langsung layu. Berkepanjangan, musim tumbuh dan berkembang seakan tak muncul-muncul. Lahir upaya-upaya. Di antaranya menggelar

even Pesta Danau Toba. Rupanya kurang berkembang. Pariwisata di destinasi itu terasa lambat bertumbuh kembali. Jumlah wisman maupun wisnus tak bertumbuh seperti yang diharapkan. Tetapi benar, wisnus telah memainkan peran penting bagi sebagian usaha akomodasi di sini untuk ‘bertahan’. Nyaris kondisi bisnis akomodasi, sebagai salah satu ukuran, tak mengalami perkembangan maju dalam arti, sebagian besar berjuang keras untuk menjaga pemeliharaan fasilitas.

Vol. 4 l No. 45 l September 2013

Di Jakarta, beberapa pengalaman tahuntahun belakangan ini, menerapkan konsep pengelolaan even yang ‘konsisten’ dan ‘menuju ke level even internasional’, telah menunjukkan hasil-hasil positif yang bersifat inspiratif. Maka, sejak awal ide hendak menyelenggarakan Festival Danau Toba 2013, Wamen Parekraf berupaya meyakinkan, untuk menyusun konsep dan stra­ tegi penyelenggaraan semacam even FDT, perlu dipahami setidaknya dua ‘requirements’.

17


Pemasaran Destinasi Pertama, konsistensi penyelenggaraan ­dengan kualitas pengelolaan bernuansa internasional. Kedua, FDT 2013 (FTB) yang akan dijadikan agenda tahunan pariwisata Sumatera Utara (Sumut) pun tidak bisa dengan cepat di­kenal hingga ke luar negeri tetapi paling cepat lima tahun ke depan. Sejak awal penggagasan hingga pada saat sosialisasi tahap akhir, kepada masyarakat dan stakeholders pariwisata di Sumatra Utara, ­Wamen Parekraf Sapta Nirwandar menegaskan: “Perlu waktu untuk dikenal dan diminati dan itu terjadi pada semua agenda atau obyek pariwisata dae­ rah lainnya termasuk Bali dan Lombok. Karena itu perlu terus dipromosikan,” ujarnya di Medan Kamis (22/8/2013), pada Sosialisasi Festival ­Danau Toba yang hendak diselenggarakan di Pulau Samosir, Danau Toba, mulai tanggal 8–14 September 2013. Bali, sebagai contoh, dipromosikan sejak lama, sehingga kalau sekarang ketenaran pariwisata daerah itu dinikmati pemerintah dan masyarakatnya, menurut Sapta, itu wajar belaka. Hal sama dengan destinasi Lombok juga ­Danau Singkarak, Sumatera Barat (Sumbar) yang juga perlu waktu untuk dikenal dan dicari orang untuk menjadi tempat wisata. “Untuk dikenal, memang harus perlu rutin atau konsisten dipromosikan. Itu yang sedang dan akan dilakukan dengan Festival Danau Toba yang dimulai tahun ini dari sebelumnya yang dikenal dengan Pesta Danau Toba,” katanya.

Ratusan penari menyajikan tarian khas Batak, Tortor Cawan.

Even yang ‘Action’

Sesuai dengan sumber daya alamnya, FDT 2013 menampilkan beberapa keunikan. Lomba renang perairan terbuka, mengelilingi Pulau ­Samosir hingga total 117 km yang direnangi.

18

Vol. 4 l No. 45 l September 2013


Ribuan penonton menyaksikan (atas). Menko Perekonomian Hatta Rajasa dan Wamen Parekraf Sapta Nirwandar, ‘diulosi’ oleh masyarakat, mengenakan ulos sebagai penghormatan dari adat Batak. Festival itu sendiri tentulah berfungsi memelihara, mengem­ bangkan dan pemanfaatan warisan budaya. Menko meresmikan pembukaan mulainya FDT 2013 (kiri). Pemusik tradisonal penyam­ but tamu (bawah).

Solu Bolon atau lomba perahu panjang, dan paralayang, ini diadakan di venue utama Festival, yaitu di dermaga Hotel Dumasari dan Bukit Beta, di pulau itu. Sebanyak 12 atlet renang nasional putra dan putri mengawali nomor eksebisi renang perairan terbuka ini. Lomba Solu Bolon, perahu dayung khas Batak berhias Gorga, kategori 1.000 meter melibatkan 20 tim. Lompa paralayang kategori Ground ­Landing atau pendaratan di darat diikuti lebih dari 140

a­ tlet paralayang nasional. Mereka take off dari satu ketinggian bukit Silakhosa dan mendarat di Bukit Beta. Pada lomba keesokan harinya, ­mereka mendarat di atas perairan Danau Toba. Di kegiatan lain dilaksanakanlah Lake Toba World Drum Festival. Pesertanya dari dalam dan luar negeri. Inilah mereka: PARGONSI (Para ­Music Gendang Bermelodi) yang dari kawasan Danau Toba; Gendang Belek, dari Lombok; Kuntulan dari Banyuwangi; Musik Dol, Bengkulu; Gandang Tasa dari Sumatera Barat; Balawan dari Bali dan

Vol. 4 l No. 45 l September 2013

Made Wiyanta juga dari Bali. Dari internasional? Grup Saingwaing dari Myanmar; Badaema dari Afrika; Taiko dari Jepang; Michael dari Dalas Amerika Serikat; Jamal and Bridge ensemble dari Singapura, dan Poolvalur Sriji dari Malaysia. Pada upacara pembukaan Festival di lapang­ an terbuka, ratusan penari membawakan Tortor Cawan. Ribuan penonton gembira menyaksikan. Resonansi peristiwa kali ini diharapkan bergema ke dalam dan ke luar. n

19


Kuala Lumpur

Pemasaran Destinasi

Medan

Yang Pendorong dan Yang Akselerator

Singapura Pematang Siantar Prapat

Pulau Samosir

Batam

Bandara Silangit

M

enjelang usai FDT 2013, Wamen Parekraf Sapta Nirwandar menegaskan, infrastruktur, ­terutama akses menuju Danau Toba, harus segera diperbaiki agar mampu mendukung perkembangan pariwisata di daerah tersebut. “Tanpa jalan tol, kawasan Danau Toba akan sulit berkembang, apalagi saat ini transportasi menuju sini sangat padat dan jalannya kecil,” kata Sapta. Rencana pembangunan jalan tol dari Medan menuju Pematang Siantar sudah dalam pengkajian, katanya. Sapta mengingatkan, jalan raya sudah sangat padat dan jaraknya membutuhkan waktu lama untuk ke Danau Toba. Jika ada tol, bisa ditempuh dua jam. Itu jelas akan mempermudah bagi wisatawan, ujarnya. Pengembangan Bandara Silangit yang berada di Kabupaten Toba Samosir harus dimaksimalkan, apalagi saat ini mulai diterbangi pesawat salah satu maskapai swasta nasional. “Bandara ini nantinya membidik warga Batak yang ada di luar. Begitu juga dengan wisatawan asing. Jika penerbangan internasional, maka akan lebih mudah lagi,” katanya. Wamen Parekraf lalu mengingatkan, jika infra­struktur telah mendukung, tinggal saatnya meningkatkan semua materi yang telah dimiliki, mulai pemaksimalan kawasan Danau Toba hingga pengembangan budaya asli tanah Batak yang salah satunya dengan membuat paket wisata. “Festival harus dibuat lebih bermutu lagi. Atraksinya harus unik, apalagi budaya di sini sudah oke. Tapi, jangan ketinggalan. Jalan di sini (Samosir) juga harus ditingkatkan,” kata Sapta Nirwandar. Bupati Samosir Mangindar Simbolon menambahkan, khusus untuk Bandara ­Silangit, pihaknya telah melakukan kerja sama peme­ rintah kabupaten yang berada di sekitar ­Danau

20

Jalan tol yang dibutuhkan.

Penerbangan internasional yang ada sekarang. Penerbangan domestik yang ada sekarang, ditambah dari Banda Aceh, Padang, Palembang, Pekanbaru.

Toba. “Tahun 2014 kita sudah sepakat untuk meningkatkan Bandara Silangit menjadi bandara internasional,” katanya. Menurut Mangindar, selain memaksimalkan bandara tersebut, pihaknya mewacanakan penggunaan pesawat amfibi yang turun langsung di Danau Toba. Rencana ini telah diuji coba bebe­ rapa waktu lalu. Direktur Umum Lion Air, induk ­perusahaan Wings Air yang telah membuka tiga kali ­seminggu penerbangan dari Batam ke Sila­ngit pp, Edward Sirait diberitakan juga menyatakan kemungkinan ditingkatkannya menjadi penerbangan harian. Penerbangan langsung ­Jakarta–Silangit juga sedang direncanakan untuk sekitar awal tahun 2014. Waktu terbang Batam–Silangit 1 jam 40 menit dengan pesawat ATR-72, jalan darat Silangit– Parapat sekitar 1 jam 30 menit. Boleh jadi dalam

Vol. 4 l No. 45 l September 2013

Jakarta Penerbangan domestik yang diharapkan.

perspektif jangka pendek Silangit dijadikan status dapat ­menerima penerbangan internasional, sehingga menjadi­kan seluruh bandara tipe ini menjadi 30 di Indonesia. Itu membuka peluang setidaknya bagi LCC beroperassi dari Singapura, Malaysia hingga Thailand. Penerbangan dalam prakteknya bisa berperan pendorong bagi pengembangan kegiatan bisnis lain. Termasuk mendorong bisnis pariwisata. Maka pengelola destinasi berperan ‘­menarik’ wisatawan alias penumpang bagi operator penerbangan. Dalam konteks demikian, seperti diingatkan oleh Wamen Parekraf tadi, kualitas sarana, prasarana serta pelayanan di destinasi perlu menyongsongnya dengan meningkatkan kualitas dari apa yang telah dimiliki. Sudah barang tentu dirangkai dalam suatu rencana pengembangan yang terpadu. Even semacam FDT merupakan akselerator. n


What do They Say...

Tiketnya 1.000 Euro dari London

T

uris dari Inggris ini, Mr Reg Smith, di hari pertamanya di Pulau Samosir, Danau Toba, sempat menyaksikan ramainya ­pembukaan Festival Danau Toba 2013. Hari Minggu 8 September 2013. Esoknya dia menyeberang kembali ke kota Parapat. Di situ dia berjalan melihat-lihat suasana kota di pantai danau. Lalu berceng­kerama di rumah makan Padang, dengan pramuwisata yang menemaninya selama dua hari di destinasi ini. Ternyata dia tadinya bepergian seorang diri. Dia membaca tentang

S

S­ umatra Utara dan Danau Toba sebelum datang. Yang pertama dia kunjungi sebenarnya satu teman Indonesianya yang tinggal di kota ­Perbaungan, dekat kota Siantar. Di sana malah dia tinggal beberapa hari di rumah temannya, yang pernah tinggal di Inggris. Jadi, dia home stay, menikmati kehidupan sehari-hari masyarakat desa. Hotel tempatnya menginap di Pulau Samosir, dia cari dan temukan sendiri. Dia datang dari kota Derby, Castle Danington, Inggris. Di Danau Toba dia ambil tur ­berkeliling setengah hari di pulau Samosir, selain ber­ istirahat, lalu kembali ke Inggris via SIN. Sebelum ke Danau Toba, dia memang sudah bepergian dua minggu di Hongkong, Thailand, dan Singapura. Ini pertama kali dia ke Indonesia, dan menyatakan indah dan menyukai perjalanannya ini. Dari Inggris ke timur jauh ini harga tiket relatif tinggi, katanya, rata-rata 1.000 poundsterling, maka kebanyakan orang Inggris berwisata liburan tak banyak ke arah ASEAN ini, katanya. Kalau ke Spanyol, Italia, Perancis, bagi mereka ‘sungguh terjangkau’. n

Tahun Depan Kembali

uami istri ini, Mr James & Mrs Lorna Wilding sudah tujuh tahun hidup di laut. Begitu Mr James pensiun dari usahanya selaku konsultan komputer, dia beli kapal catamaran, panjang 14 meter. Rumahnya disewakan ke orang lain. “Untuk biaya kami berlayar”, kata James. Mereka lalu sepanjang tahun berkeliling dunia. Dia mulai dari kawasan Karibian. Hampir semua pelosok dunia yang baik menurut pengetahuannya bagi para yachter, telah mereka kunjungi. Dua tahun yang lalu mereka memasuki perairan laut di Indonesia. Datang kabar cucu pertama mereka telah lahir. “Kami tambatkan yacht di pulau Serangan, Bali. Kami tinggalkan di situ dua bulan. Setelah puas melihat cucu di Inggris, mereka terbang kembali ke Bali, mengambil yacht, dan berlayar lagi.” Tahun ini pasangan ini ikut salah satu jalur sail even Sail Komodo, masuk dari arah Malaysia, kemudian join sekitar 29 yacht berlabuh di laut pantai pulau Derawan. Bersama peserta Sail Komodo rute Derawan lainnya, mereka turun ke darat setiap hari, selain pergi menyelam di sekitar pulau itu. Acara dinner di tengah keramaian masyarakat, yang diselenggarakan Bupati Berau, juga mereka hadiri. Kendati tak ikut makan, namun semua mereka tampak happy diajak ikut menari-nari diiringi musik dangdut yang gembira dan sepenuhnya bernuansa lokal. Mereka rata-rata berlabuh di situ selama seminggu. Ada yang melanjutkan berlayar ke wilayah timur Indonesia, ada yang ke utara ke negara lain. “Tahun depan kami akan ke Indonesia lagi,” kata Mr James. n

P

Dari Afrika Selatan

asangan ini malah sudah 11 tahun berkelana di atas kapal layar yacht mereka. Mr Tim & Mrs Isabel Brunt. Mr Tim punya usaha properti di Afrika Selatan. Rupanya itu sudah mapan bagi mereka lalu membeli yacht. Berkeliling ke hampir semua penjuru dunia. Jadi, bisa berdiam di laut berlama-lama di sesuatu destinasi. “Tahun ini sampailah kami di Indonesia,” begitu dia bercerita, ketika termasuk sebagai peserta Sail Komodo dan ikut berlabuh di pantai pulau Derawan, awal September 2013. Mr Tim sendiri adalah wisatawan penyelam, maka setiap hari selama dua ming­ gu di Derawan, setidaknya dia menyewa boat dan perlengkapan selam, dua kali selam sehari. Isterinya? Oh, ternyata seorang foto­grafer bawah air. Beberapa kali menang dalam lomba foto. “Jelas, kami enjoy sekali di sini,” ujarnya ketika ditemui di pulau Derawan saat hari-hari Festival Derawan berlangsung. Tentu saja. Mereka tinggal di situ dua minggu. n

Vol. 4 l No. 45 l September 2013

21


D

i Indonesia kini kita tak perlu mem-print tiket penerbangan dari komputer, cukup datang langsung ke check-in counter di bandara, sebutkan nama dan perlihatkan KTP atau Paspor, maka kita sudah bisa diberikan boarding pass untuk naik pesawat. Tentu kecuali jika untuk kepentingan administrasi di kantor, E-ticket berbentuk hard copy itu mungkin diperlukan. Atau, bisa juga cukup potongan boarding pass sebagai penggantinya. Kemudahan dalam tata niaga penerbangan di dunia dewasa ini, oleh kemajuan teknologi ­informasi, mengimbas pada perlunya para pelaku bisnis pariwisata mencermati setiap hari, bahkan mungkin ‘mengubah diri’ hampir setiap saat. Contohnya ya itu, tiap orang kini bisa membeli tiket menggunakan komunikasi HP sekalipun, bermacam gadget, praktis bisa dilakukan dari mana saja kapan saja. Dinamis sekali. Salah satu imbas utamanya, lagi-lagi ter­ hadap bisnis travel agent, selain para stakeholders lainnya. Adalah TripAdvisor, salah satu OTA alias online travel agent terbesar di dunia kini. Mereka bahkan menyebut apa yang disebut sebagai ‘­digital ­revolution’ sudah tinggal sejarah masa lalu. ­Revolusi itu telah berganti dengan revolusi peran OTA alias Online Travel Agent. Praktik OTA kini telah menjadi norma, artinya praktek itu dalam bisnis pariwisata di dunia ­sudah terasa sesuatu yang biasa dan normal. Tapi, OTA ini pun ‘sekarang’ hendak terpinggirkan, datanglah kini periode revolusi lagi ­dengan ­munculnya ‘­gadget’ yang membawa dua perubahan: 1) aplikasi komunikasi pemasaran dan penjualan melalui dan bersifat mobile; 2) berbarengan ­dengan itu, media sosial melalui mobile communication gadget juga telah menjadi saluran distribusi dan penjualan yang bergerak amat dinamis. Di negara-negara maju yang berdwipotensi, yakni sebagai pasar wisatawan dan sebagai destinasi pariwisata dunia, para pelaku bisnis pariwisata dari hari ke hari mencermati ‘revolusi’ tersebut. Maklumlah, jika lengah, maka pelaku bisnis bisa tertelan oleh persaingan, baik dalam menjual tur dan perjalanan ke luar negerinya, maupun dalam menarik turis dan traveler dari luar negerinya; atau untuk perjalanan domestik. Demikian pula, sebagai destinasi, bisa kalah dalam persaiangan menarik wisman masuk ke negerinya. Australia salah satu negeri di mana para pelaku bisnis amat ‘sensitive’ dan terus menerus melakukan kajian dan pengamatan, dan, mengambil langkah ‘perubahan’.

22

Bisnis

Revolusi Digital Tinggal

Kini ‘Mobile’ Adaptasi dengan ‘kebiasaan baru’

Agen perjalanan tidak lagi mencari solusi teknologi yang berfokus pada penyediaan ­konten dan produk dan bukan mencari platform yang dapat membantu mereka memecahkan masalah bisnis yang spesifik. Itulah satu pengamatan baru yang dilancarkan di Australia baru-baru ini. Berbicara pada konferensi Reboot Traveltech di Sydney, Mark Mison, Chief Information Officer Sabre Pacific’s, menyoroti perubahan yang signifikan dalam ruang distribusi perjalanan sejak tahun 2002 yang telah menciptakan ‘keadaan normal yang baru’. Di situ ditampilkan, ‘agen perjalanan tradi­ sional’ telah menjalani pertumbuhan, hanya ­rata-rata 2% per tahun dua tahun terakhir. “Benar bahwa banyak konsumen memesan langsung melalui sumber alternatif seperti agen perjalanan online,“ kata Mison. Ini bukan sekedar malapetaka dan ­kesuraman, tapi mengungkapkan sejauh mana para agen memahami dan mengetahui tentang pelanggan­ nya, memahami bagaimana mereka berubah dan memastikan bahwa Anda bersedia dan mampu mengubah layanan Anda terhadap mereka. ­Demikianlah dinyatakan. Lima tahun terakhir telah terlihat peningkatan jumlah pelanggan yang mencari bantuan pada agen-agen dalam menggabungkan berbagai sumber konten. Perusahaan-perusahaan itu lalu mengubah model bisnis mereka dari ‘tradisional’ menjadi ‘merchandiser ritel’ dengan kemampuan untuk ‘sampai menjual, lintas menjual, membeli pada satu harga dan menjualnya di lain harga‘. Pengurangan biaya perusahaan juga menjadi prioritas, seperti kemampuan agen untuk menawarkan sesuatu yang bersifat ‘hybrid, atau, pribadi ‘. “Hal-hal yang mungkin telah membuat Anda sukses di masa lalu tidak menjamin kesuksesan Anda di masa depan,“ dia memperingatkan. Jadi, masalahnya, kemampuan Anda untuk berubah.

Revolusi berikutnya

Satu generasi baru konsumen telah ‘diberdayakan’ dengan akses ke informasi yang luas, itu merupakan faktor utama belakangan ini yang memaksa evolusi agen perjalanan tradisional. Bos Jetset Travelworld Group, Rob Gurney,

Vol. 4 l No. 45 l September 2013

Di ASEAN, kita lebih suka membeli ke konter agen.

mengajukan peringatan lain lagi. Berbicara di Australia Pacific Aviation Summit di Sydney awal Agustus 2013 lalu, dia menegaskan, revolusi ­digital adalah sesuatu dari masa lalu dan sekarang telah menjadi ‘norma’. Kalau 10 atau 15 tahun silam, orang yang diberdayakan dengan semua pengetahuan dan informasi adalah orang-orang agen perjalanan, kata dia. Sekarang, kebanyakannya konsumenlah yang telah diberdayakan. Pengaruh akses dari banyaknya informasi yang tersedia melalui Internet adalah ‘­tantangan ­besar’ untuk agen-agen, ia menambahkan. Hal ini menantang bisnis gaya tradisional dan ­memerlukan adaptasi, mengingat situasinya sungguh kritis. “Kita harus berpersiap untuk ­revolusi berikutnya,“ ujarnya.


Sejarah, OTA Telah Menjadi Norma,

Tengah Mengubah

Perusahaannya sendiri baru-baru ini meng­ umumkan peluncuran sebuah merek baru, sebagai upaya untuk beradaptasi dalam rangka memperkuat pijakan di pasar yang sedemikian berkembang. Terhadap itu memang muncul salah satu komentar lain begini. Kenyataan bahwa konsumen memang ‘lebih diberdayakan’ dengan informasi karena internet tapi itu bukanlah ‘wahyu’, maksudnya, bersifat absolut. Klaim bahwa ini juga ‘menantang yang serba tradisional’ dan bahwa kita semua harus ‘kritis’ beradaptasi, (hanyalah) terdengar seperti ramalan kiamat. Kelebihan informasi (juga) menciptakan kesempatan untuk bertransaksi dan bertatap muka, menurut komentar ini. Semakin banyak konsumen menyaring melalui web dan juga me-

nemukan data yang saling bertentangan—itu menjadi alasan kuat di mana agen perjalanan akan dihubungi oleh pelanggan, dan mereka meminta bantuan. Kami benar-benar mendorong pelanggan kami untuk mendapatkan informasi di internet dan kemudian masuk ke satu situs yang menawarkan kemampuan bisa memenuhi apa saja yang diinginkan dalam hal apapun. Ada OTA seakan memiliki semua jawaban di situs web mereka sendiri, padahal itu mustahil!

Emosi konsumen adalah kunci

Lalu muncullah pandangan ini, yang sesungguhnya mengingatkan kita pada pakar manajemen dunia dasawarsa 1980 dan 1990-an. Peter Drucker, kala itu mengamati teknologi infor-

Vol. 4 l No. 45 l September 2013

masi dan internet sedang mengubah tata niaga dan manajemen, misalnya, pegawai boleh jadi tak harus datang ke kantor, — cukup singgah bekerja di ‘work station’, — semacam warung internet di Indonesia. Melalui internet dia berkomunikasi dengan kantor, dengan bos, dengan rekan-rekan, bahkan sales calls. Itu mengurangi pembuangan waktu di jalan, mengurangi kemacetan lalu lintas. Tapi komunikasi melalui mesin komputer itu, tentu tak sehebat dampak komunikasi manakala antarpersonal terjadi tatap muka, mata saling bertatapan. Melalui komputer tidak ada kontak emosi yang manusiawi. Nah, kini, alasan itu pula digunakan dalam mempertahankan peran travel agent dan tour operator. Hubungan emosional antara agen dan klien akan memungkinkan tata niaga melawan ancaman internet, menurut Direktur Counselor Travel Agency, David Speakman. Dia menegaskan bahwa sementara sebagian dari masyarakat akan didorong untuk membeli online, namun dengan kontak emosional dan feeling saat pembelian perjalanan, berarti malah tetap akan ­banyak yang memilih untuk melakukan pemesanan dan pembelian melalui agen yang se­ penuhnya mereka percayai. Teknologi dan saluran online pada umumnya akan terus membawa kecenderungan menurun­ kan harga-harga. Namun, konsumen akan ­ingin melihat apa yang mereka dapatkan dari uang mereka, yang tepat sesuai keinginan ­mereka, untuk mana teknologi saja tidak akan mampu menjelaskan hal ini atau bahkan memberikannya. “Kontak emosional dengan pelanggan akan membentuk landasan sukses untuk agen di masa depan dan agen yang melakukan ini dengan baik adalah mereka yang memiliki masa depan yang terjamin.“ Namun, Speakman menyoroti tetap penting­ nya merangkul teknologi Internet. Daripada melihat media sosial sebagai bahaya, agen harus menggunakannya untuk berkomunikasi dengan pelanggan mereka pada ‘tingkat pribadi’, ia menambahkan.

Metode bagi operator wisata

Internet semakin penting sebagai metode bagi operator wisata untuk menjangkau konsumen karena jangkauannya melebihi iklan televisi. Menurut Roy Morgan Research, dalam 12 ­bulan sampai Juli 2013, 46% orang ­Australia yang membaca, melihat atau mendengar iklan tentang liburan domestik atau perjalanan ternyata melalui Internet. Ini menandai kenaikan angka 42% dari Juli 2011 dan bertepatan dengan penurunan dominasi iklan televisi, yang merosot

23


ke 73% dari 79% dua tahun sebelumnya. Koran, majalah dan radio juga menurun. Internet semakin banyak digunakan oleh ­organisasi pemasaran ­destinasi sebagai saluran komunikasi, menurut Roy ­Morgan. Website, Facebook, Twitter dan YouTube menjadi cara yang semakin populer untuk mencapai dan membujuk calon wisatawan untuk liburan. Mengajak pengguna media cyber itu untuk mengirimkan foto-foto pengalaman dari perjalanan sendiri, itu amat dihargai konsumen, merupakan cara yang tidak bisa lakukan oleh media tradisional. “Komunikasi internet dan iklan sangat efektif untuk tujuan penargetan orang muda di ­Australia, karena penelitian kami menunjukkan bahwa orang di bawah 35 tahun lebih mungkin dibandingkan mereka yang berusia 35 plus untuk membaca, melihat atau ­mendengar tentang perja­lanan domestik secara online,“ demikian di­ nyatakan. Namun, untuk pasar konsumen di atas usia 50 tahun, komunikasi melalui televisi, surat kabar dan majalah terus memiliki jangkauan yang lebih baik daripada Internet. Itulah rupanya yang mendorong Australia meluncurkan situs web khusus didedikasikan ke pasar Cina, menandai langkah penting dalam upaya pariwisata Australia membujuk wisatawan Cina untuk memilih Australia sebagai tujuan wisata mereka berikutnya.

Bisnis

24

Dibuat dengan firewall China, yang mem­batasi akses ke situs web tertentu, Australia.cn adalah situs pertama yang dikembangkan oleh badan pariwisata nasional negeri itu secara ­eksklusif untuk pasar luar negeri. Itu telah disesuaikan dengan kebutuhan spesifik untuk pasar Cina, menampilkan penga­ laman perjalanan yang disukai oleh wisatawan Cina. Juga mengintegrasikan platform media sosial China seperti Sina Weibo, QQ Weibo dan Kaixin juga dilengkapi dengan bagian bersasaran selebriti Cina, kalangan blogger dan pengikutnya untuk berbagi pengalaman mereka selama bepergian di Australia. Managing Director Tourism Australia, Andrew McEvoy, menggarisbawahi pentingnya pasar tersebut, yang tumbuh cepat, yang diperkirakan akan menghasilkan lebih dari $9 miliar untuk pariwisata Australia pada tahun 2020. “Ini adalah pertama kalinya Tourism Australia mengembangkan host sebuah website konsumen di pasar luar negeri dan merupakan langkah penting demi bertahan terus di tengah persaing­ an di negeri Cina,” katanya. Link langsung ke terjemahan bahasa Cina dari Australia Tourism Data Warehouse juga memberikan akses bagi wisatawan di pasar besar yang sedang berkembang itu, untuk berbagai produk wisata.

Masyarakat Kita

Salut boleh disampaikan pada Garuda Indonesia, yang menyelenggarakan Garuda Indonesia

Vol. 4 l No. 45 l September 2013

Travel Fair (GATF) kesekian kali, di awal September ini di Jakarta. Ternyata, puluhan ribu masyarakat datang, dan, di sana, mereka membeli langsung mulai dari tiket-tiket penerbangan hingga paketpaket wisata. Itu mengindikasikan, bahwa, masyarakat kita ternyata masih tetap cenderung membeli tiket dan perjalanan wisata over the counter; harga diskon diburu; periode perjalanan yang hendak dilakukan, juga dalam jangka waktu dua tiga bulan ke depan; selain itu, Fair tersebut juga ­me­rangsang minat berwisata domestik, selain menjadi pasar tempat membeli tur ke manca­ negara. Keadaan itu mirip dengan apa yang terjadi di MATTA Fair, di Kuala Lumpur, Malaysia, juga awal September ini (laporan di halaman lain). Ini mengindikasikan pula, pada dasarnya masyarakat di kawasan ini bisa merencanakan dan ­memutuskan ‘kemana hendak berwisata’ dalam tempo dua tiga bulan, berbeda dengan pasar-pasar ­utama pariwisata dunia: Eropa, Amerika Serikat, dan sampai batas tertentu, Jepang dan China. Kendati belum ada penelitian dan statistik yang fokus, namun pada umumnya pelaku bisnis di Indonesia merasakan peningkatan jumlah konsumen yang melakukan pemesanan dan pembelian ‘perjalanan’ melalui online. Media sosial, termasuk Twitter, telah dimanfaatkan oleh usahawan-usahawan muda memasarkan sekaligus menjual ‘eceran’ jasa-jasa untuk perjalanan dan wisata domestik. n


Aksesibilitas Penerbangan Banyuwangi

Tak banyak yang menyangka Garuda Indonesia mau terbang ke Banyuwangi, kota yang boleh disebut tertiary city kalau bukan secondary. Tapi telah diumumkan rute penerbangan Surabaya– Banyuwangi–Denpasar, tak lama lagi akan dioperasikannya, dengan rencana menggunakan pesawat ATR-72 berkapasitas 72 penumpang. Kabupaten Banyuwangi dua tahun terakhir ini memang gencar membangun dan mempromosikan pariwisatanya. Festival promosi pariwisata beberapa kali dilaksanakan. Bupatinya ­Azwar Anas berulang kali ke Jakarta dan ­Wamen Parekraf Sapta Nirwandar selalu mendukung setiap festival yang diluncurkan dan digaungkan melalui jumpa pers. Bahkan salah satu festivalnya mengkopi Tour de Singkarak, yakni Tour de Ijen. Selain itu potensi wisata surfing tampak mulai berhasil digaungkannya. Blue fire di Indonesia ini hanya terdapat di sebuah kaki gunung di luar kota Banyuwangi, dipromosikan dengan tampilan berefek dramatis (sebagaimana kenyataan memang demikian) dan menarik ekoturis ingin ke sana. Dan s­ eterusnya. Upayanya agaknya telah mulai membuahkan hasil, jika keputusan Garuda Indonesia ­telah diambil untuk melayani penerbangan ke ­Banyuwangi. Dari sudut niaga penerbangan berkait pariwisata, rute Bali–Banyuwangi–Surabaya rasa­ nya akan saling mendukung antara menarik dan mendorong pertumbuhan pariwisata. Kepala Bandara Blimbingsari Banyuwangi, Andy Hendra, diberitakan menyebut potensi pasar di Banyuwangi cukup tinggi, karena jumlah penumpang yang menggunakan jasa penerbangan meningkat setiap tahun. Data di Bandara Blimbingsari tercatat jumlah penumpang tahun 2011 sebanyak 7.000 orang, tahun 2012 meningkat menjadi 25.000 orang, dan periode Januari–Juli 2013, atau semester I 2013 telah mencapai 21.000 orang. Sebelumnya General Manager (GM) Garuda di Surabaya, Arie Suriyanta kepada sejumlah wartawan mengatakan untuk sementara waktu, penerbangan rute Denpasar–Banyuwangi direncanakan sekali sehari, dan apabila pertumbuhan pasarnya baik, maka maskapain ini akan menambah frekuensi penerbangan tersebut.

Kejar-kejaran Pertumbuhan

Penerbangan dan Penumpang l l l

Harapan tertumpu pada peningkatan kapasitas bandara Penerbangan mendorong kegiatan pembangunan ekonomi Pariwisata mendorong kegiatan ekonomi masyarakat

Bandara Silangit, Danau Toba.

Danau Toba

saing destinasi Danau Toba belaSuasana ibarat ‘gayung berkangan ini tampak pada waktu sambut’ itu pulalah yang tampak tempuh sekitar lima jam dengan antara industri penerbangan dan bus wisata dari Medan. kegiatan-kegiatan pariwisata Jika wisatawan mendarat yang muncul di Sumatera, khususlangsung di bandara Silangit, dari nya di Danau Toba. sini berkendara mobil hanya 1,5 Festival Danau Toba (FDT) telah jam tibalah di Parapat, kota pusat dengan gigih diupayakan Kemendestinasi di pantai Danau Toba. Yudha Nugraha pareraf mengajak ­stakeholders Kepala kantor Wings Air di Sipariwisata Sumatra Utara. Dilaklangit, Yudha Nugraha, merasa sanakan mulai tanggal 8 September 2013. yakin akan keberhasilan dari kebijakan perusaRupanya even itu diantisipasi oleh Wings haan membuka rute ini. Air, LCC, anak maskapai Lion Air, dan, dua hari Di hari pertama, hanya enam penumpang naik sebelum pembukaan FDT, operator ini memulai dari ­Silangit. Di hari kedua dan ketiga menjadi 19 penerbangan tiga kali seminggu langsung dari dan 27. Batam ke bandara Silangit. Yudha Nugraha sebagai kepala stasion Bandara Silangit itu memang punya landasan di bandara Silangit, juga sekalian buka ­kantor pacu yang telah satu tahun lebih selesai diting- ­ticketing. Dia mengaku yakin penerbangan itu katkan untuk mampu didarati pesawat jenis akan mendapat rata-rata sekitar 30 pax dari Boeing-737 dan sekelasnya. ­Silangit dan 30 pax dari Batam. Tapi untuk rute ini Wings Air menggunakan Penjualan ditempuh melalui kerjasama de­ pesawat ATR-72 juga. Ini memang lama di­ ngan sebanyak mungkin travel agent setempat tunggu-tunggu, karena salah satu kendala ber- dan tetap menjalankan penjualan online. Respon

Vol. 4 l No. 45 l September 2013

25


Aksesibilitas Penerbangan masyarakat terasa menggembirakan, kata dia. Dia berharap agen-agen tur di Batam sebaik­ nya menjual paket wisata Danau Toba untuk pasar Singapura dan Malaysia (bagian selatan, tentunya). Jadi, setidaknya efek FDT antara lain tergeraknya pembukaan rute penerbangan ini.

Labuanbajo

Begitulah even Sail Komodo 2013 telah memacu dipercepatnya perbaikan di bandar udara Komodo, Labuan Bajo. Puncak acara even internasional itu berlangsung 13–14 September 2013. Bandara Komodo sudah siap. Landasan pacu bandara sudah diperpanjang dari 1.850 meter menjadi 2.150 meter dan mampu didarati pesawat sekelas Boeing 737. Labuan Bajo, ibu kota Kabupaten Manggarai Barat, merupakan titik keberangkatan wisatawan menuju Taman Nasional Komodo (TNK). Bandara Komodo sebelumnya hanya bisa didarati pesawat ATR 72, Fokker 50 dan MA-60. Wamen Parekraf Sapta Nirwandar selalu menganjurkan dan meyakinkan, penyelenggaraan even yang berkualitas menghasikan salah satu daya dorong peningkatan dan ­akselerasi kualitas sarana dan prasarana, serta koordinasi pembangunannya.

Lobi terminal kedatangan Bandara Labuan Bajo.

Jam Operasi Bandara Diperpanjang

Tahun terasa cepat berganti dan para o­ perator penerbangan nasional sebenarnya telah dalam posisi ingin dan harus menambah lagi fre­kuensi bahkan rute penerbangan dari Jakarta ke dae­ rah-daerah. Namun bandara Soekarno-Hatta di Jakarta telah sedemikian padat sehingga time slot (pengaturan pembagian jadwal berangkat dan tiba pesawat di bandara) di siang hari semakin penuh. Namun jika ingin terbang malam hari ke daerah, banyak bandara di daerah terbatas jam beroperasinya, sehingga tak bisa menerima atau memberangkatkan pesawat di malam hari. Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Dahlan Iskan mendesak sejumlah bandara di luar Jakarta untuk memperpanjang jam operasional. Itu menyusul pernyataan maskapai ­pe­­nerbangan yang mengeluhkan singkatnya waktu pelayanan di beberapa bandara di tanah air. Meski begitu, Dahlan mengatakan, beberapa bandara tersebut tidak wajib memperpanjang jam kerja hingga 24 jam. Tentu tak bisa langsung

26

Bandara Kupang menampilkan replika raksasa alat musik sasando.

diterapkan lantaran infrastruktur terkait, tentu banyak yang harus dilengkapi. Itulah penerbang­ an mendorong pembangunan ekonomi. Sebagai dimaklumi, kebanyakan bandara di Indonesia tidak beroperasi hingga malam hari. Akibatnya terjadi kepadatan pada waktu-waktu tertentu di Bandara Soekarno Hatta untuk memberangkatkan penerbangan ke daerah-daerah. Contohnya Lion Air. “Kalau semua bandara buka sampai pukul 12 malam, kami juga bisa buka penerbangan ­sampai semalam itu,” kata Direktur Umum Lion Air, Edward Sirait.

Tambah penerbangan dari Malaysia

Tahun 2013 dan 2014 tetap akan bertambah frekuensi dan rute penerbangan di Indonesia. Arus ini tak terbendung setidaknya oleh tiga sebab.

Vol. 4 l No. 45 l September 2013

Setiap maskapai sedang menambah jumlah armada; masyarakat golongan ekonomi mene­ngah kian tertarik melakukan perjalanan, bisnis maupun wisata rekreasi; penerbangan pun pada dirinya punya daya dorong terhadap pengembang­an kegiatan ekonomi. Pariwisata, lebih khusus lagi, mendorong kegiatan ekonomi masyarakat. Maskapai Sky Aviation misalnya, menambah frekuensi penerbangan rute Pekanbaru– Malaka mulai September 2013. Biasanya setiap hari Senin, Rabu, Jumat dan Minggu, ditambah satu lagi frekuensi penerbangan di hari Kamis ­sehingga menjadi lima kali dalam sepekan, menurut District Manager Sky Aviation, ­Muhammad Suhardi. Bukankah itu pula peluang yang harus dimanfaatkan oleh industri pariwisata Indonesia, untuk dengan kreatif menjual paket wisata Riau


di pasar Malaysia? Di Sumatra Utara rute baru dibuka oleh Wings Air mulai September ini untuk Batam–Silangit, di tepi pantai Danau Toba. Mestinya para travel agent dan operator tur di Batam dan Singapura, memanfaatkan ini dengan segera menjual paket yang menarik wisman. Tak disangka pula, Garuda Indonesia memulai rute baru Balikpapan–Berau. Ini membuka pe­ luang pasar wisman dari Singapura dan ­Malaysia. Balikpapan dilayani penerbangan setiap hari langsung dari Singapura, dan segera menyusul juga Kuala Lumpur–Balikpapan. Di sana, Kepulauan Derawan boleh dikatakan telah pada tahap lebih dari ‘setengah matang’ untuk menjadi destinasi dan resor wisata bahari. Surga lain lagi bagi wisatawan penyelam, diving. ­Namanya sudah dikenal komunitas penyelam dan belakangan ini juga yachter di dunia. Sejumlah maskapai penerbangan ­domestik terbang ke Balikpapan, sedangkan Garuda ­Indonesia dan SilkAir terbang ke Balikpapan langsung dari Singapura. Lombok pun mulai jadi sasaran baru rute maskapai luar negeri. LCC jadi pendorongnya. Maskapai penerbangan Jetstar Airways memulai rute Perth–Lombok, 24 September 2013. ­Penerbangan ini empat kali seminggu. Alhasil kini Lombok sudah punya penerbangan langsung dari Australia, Singapura, Kuala Lumpur. Terbuka kemungkinan rute baru lagi dari Hong Kong dan China. Silk Air mulai menerbangi rute Makassar ke Singapura sejak awal Agustus 2013 tiga kali ­seminggu dengan Airbus A319 dan A320.

Hongkong–Jakarta

Setelah meluncurkan rute Jakarta–Singapura, Tigerair Mandala kini membuka rute Jakarta– Hongkong empat kali per minggu, dengan pesawat Airbus A320. Jadi, kini melayani empat rute internasional yakni Bangkok, Kuala Lumpur, Singapura dan Hongkong. Tapi Hong Kong–Jakarta hanya di­ buka tiga kali seminggu. Sekarang satu-satunya Low Cost Carrier (LCC) yang memiliki penerbangan langsung antara kedua destinasi tersebut. Bukan mustahil LCC lain akan menyusul. Menurut data Hong Kong Tourism Board (HKTB), tahun 2012 saja wisatawan Indonesia yang berlibur ke Hongkong mencapai 521.000 orang atau 15 persen lebih tinggi jika dibandikan 2011.

15 Maskapai di Bandara Kualanamu

Bandara Internasional Kuala Namu di Suma­ tera Utara beroperasi mulai 25 Juli 2013. Tak kurang 15 maskapai penerbangan yang ber­ operasi di bandara ini; Susi Air, Wings Air, Garuda Indonesia, Lion Air, Sriwijaya Air, Sky Avation, Indonesia AirAsia, Tiger Mandala, Citilink, Mihin Lanka, Malaysia Airlines, AirAsia Ber-had, Firefly, Silk Air, Singapore Airlines.Sedang ditunggu apakah segera akan ada airlines internasional yang membuka rute ke sini? Luas terminal penumpangnya 118.930 m2, pada tahap pertama mampu menampung seban-

yak 8 juta penumpang per tahun. Ini pun diprediksi tak lama kapasitasnya akan ­terlampaui.

Armada Baru

Ihwal setiap maskapai penerbangan saat ini sedang menambah armada setiap bulan, salah satu contohnya ialah Garuda Indonesia. Mulai mengoperasikan pesawat Boeing 777-300ER pertamanya untuk melayani rute penerbangan Jakarta–Jeddah sejak awal Juli 2013. Akan diterimanya 4 pesawat dari total pemesanan 10 pesawat Boeing 777-300ER pada tahun ini. Pesawat kedua akan diterimanya akhir bulan Juli 2013 untuk melayani penerbangan Jakarta– Jeddah mulai Agustus 2013. Dua pesawat Boeing 777-300ER berikutnya akan datang pada akhir tahun ini untuk ­melayani rute penerbangan baru Sydney–Jakarta–London mulai bulan November 2013. Adapun tiga armada lainnya dijadwalkan tiba pada tahun 2014 dan tiga selanjutnya datang pada tahun 2015. Kembali pada ‘kongesti’ di bandara SoekarnoHatta yang telah demikian padat, PT Angkasa Pura II yang mengelola 13 bandara di kawasan barat dan tengah Indonesia, telah ­menyetujui rencana pembangunan landasan pesawat ­(runway) ketiga di pinggir laut Jakarta, tepatnya di pantai utara Bandara Internasional Soekarno Hatta. Bandara (lama di Jakarta) Halim PerdanakusumaKusuma pun akan dioperasikan bagi pener­ bangan reguler, mengurangi beban kepadatan Bandara Soetta. n

Surabaya sungguh marak

Mulai 26 Juli 2013, Singapore Airlines membuka penerbangan harian ke Surabaya. ­Dioperasikannya Airbus A330 berkapasitas 285 tempat duduk, ini akan meningkatkan lagi kapasitas gabungan SQ dan SilkAir di rute tersebut sebesar 48 persen. Lagi, AirAsia Indonesia melayani rute ­Surabaya–Singapura juga sejak Juli 2013, setiap hari demi mengakomodasi tingginya permintaan untuk perjalanan bisnis dan wisata. Sudah di­ operasikannya rute Surabaya–Johor Bahru, Kuala Lumpur, Penang dan Bangkok. “Kami telah membuka penerbangan ke ­Singapura dari Jakarta, Bandung, ­Yogyakarta, Denpasar, Medan, dan Makassar,” jelas ­Dharmadi, Dirut AirAsia Indonesia. Bagi Garuda, berarti bertambah lagi penerbangan langsung rute Singapura ke Denpasar, Jakarta, serta Makasar (transit Balikpapan). Selain itu—ada Medan—Penang.

Lobi terminal kedatangan bandara Kualanamu Medan.

Vol. 4 l No. 45 l September 2013

27


Kita dan Dunia

K

emparekraf dan United Nations Sustainable Development Solutions Network (UN SDSN), bermitra dengan Research Center for Climate Change Universitas Indonesia (RCCC UI) dan Yayasan untuk Indonesia Damai, akan meng­ undang para Menteri, investor, pemimpin bisnis dan pakar industri pariwisata untuk bertemu dan membahas model kemitraan yang inovatif dalam pengembangan industri dan dibangun antara pemerintah dan sektor swasta bidang pariwisata. Upaya ini diyakini dapat berkontribusi secara efektif kepada pembangunan berkelanjutan untuk lingkup Asia Pasifik, khususnya di sektor pariwisata. International Conference on Sustainable Deve­ lopment (ICSD) 2013: Special Focus on Tourism akan diselenggarakan di Bali Nusa Dua Convention Center, pada 5–6 Oktober 2013. Sebagai kegiatan pendukung dari APEC 2013, ICSD berperan sebagai platform untuk menyampaikan komitmen pemimpin-pemimpin di Asia terhadap pembangunan berkelanjutan. Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, yang juga menjadi salah satu anggota dari UN High Level Panel of Eminent Persons on Post 2015 Deve­lopment Agenda, akan menjadi pembicara dalam konferensi ini. Presiden Susilo akan ­menyampaikan pandangannya mengenai pembangunan berkelanjutan sekaligus meresmikan United Nations Sustainable Development ­Solutions Network (UN SDSN) Indonesian Chapter dan ­Regional Hub pada saat Konferensi. Sebagai bagian dari UN SDSN yang mengge­ rakkan para ilmuwan dan tenaga ahli dari sektor swasta, akademisi/peneliti dan masyarakat untuk mempercepat pencarian solusi pembangun­ an berkelanjutan di tingkat lokal, nasional dan global, Regional Hub dimaksudkan untuk memberikan masukan kepada Pemerintah Indonesia mengenai pembangunan berkelanjutan, dianta­ ranya penyusunan kebijakan, pelatihan serta penyampaian program pendidikan di bidang pembangunan berkelanjutan. Pembicara dalam Konferensi di antaranya adalah: Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Indonesia Mari Elka Pangestu; Direktur Pemanfaatan Jasa Lingkungan Kawasan Konservasi dan Hutan Lindung Kementerian Kehutanan IDr Bambang Supriyanto; Pemenang Nobel dan

28

Disamping APEC Summit

Ketua Panel Intergovernmental Panel on Climate Change Dr Rajendra K Pachauri; Dekan School of Public Policy and Management Tsinghua University, Cina, Dr LanXue; United Nations dan Director of The Earth Institute at the Columbia University, USA, Dr Jeffrey Sachs; CEO, Conservation International, USA, Dr Peter Seligmann; dan Chairwoman and Board Member GSTC, UNWTO, Prof Kelly Bricker. Diselenggarakan dengan tema Tri Hita Karana: Moving towards a Sustainable Asia Pacific, Konferensi menyajikan agenda yang komprehensif untuk menaungi kerangka kebijakan di Asia Pasifik. Peserta Konferensi akan memfokuskan perhatiannya pada upaya-upaya yang dapat dilakukan sektor bisnis untuk mendorong secara efektif dan peran pemerintah yang untuk melakukan upaya-upaya yang berkelanjutan. Disamping itu, sektor pariwisata, dan industri secara umum, dapat memenuhi kebutuhannya saat ini tanpa mengorbankan generasi mendatang, baik dari aspek ekonomi, sosial dan lingkungan. “Keanekaragaman hayati Indonesia memiliki peran kunci dalam mempromosikan ekowisata dan pembangunan berkelanjutan,” kata Mari Elka Pangestu. “Pertumbuhan populasi dan urbanisasi yang cepat, pertumbuhan ekonomi dan aktivitas ma­ syarakat lainnya memberikan tantangan dan pengaruh pada keanekaragaman alam Indonesia dan juga dunia. Sangat penting bagi kita untuk mencari solusi pelestarian keanekaragaman alam dengan melibatkan partisipasi masyarakat

Vol. 4 l No. 45 l September 2013

dan organisasi lokal untuk memperoleh manfaat yang maksimal secara berkelanjutan.” Indonesia hanya memiliki luas wilayah kurang dari 2 % dari total luas wilayah dunia, namun memiliki jumlah kepulauan terbanyak di dunia yaitu 17,000 pulau dan terdiri dari lebih 70 % lautan. Negara Indonesia diberkahi sumber daya laut dan pantai yang membuatnya layak diposisikan sebagai perintis ‘blue economy’ baik secara teori maupun implementasinya. Blue Economy adalah konsep pengembangan yang memperkenalkan pemanfaatan teknologi berbasis alam untuk mempromosikan pemanfaatan sumber daya alam untuk pertumbuhan ekonomi, kesejahteraan sosial dan kelestarian lingkungan. “Peresmian United Nations Sustainable Development Solutions Network ASEAN Regional Hub dan Indonesia Chapter of SDSN menjadi batu loncatan yang penting bagi kita bersama,” menurut Prof Jeffrey Sachs, Director of UN SDSN. “Upaya kolaboratif dari sektor pemerintah dan swasta merupakan kunci bagi percepatan pencarian solusi di tataran praktis pembangunan berkelanjutan tingkat lokal, nasional, regional dan global. Kami menyambut baik sekaligus terinspirasi oleh komitmen kuat Indonesia pada upaya pembangunan berkelanjutan dari PBB.” Konferensi dua hari ini akan mengajak diskusi tenaga ahli di bidang pembangunan berkelanjutan dan ekowisata, dan akan memberikan tantangan pada para peserta untuk mengembangkan cetak biru ideal untuk mengkaji ulang pertumbuhan ekonomi, pemerataan sosial dan


Convention venue tersedia selain di Jakarta dan Bali, juga di Surabaya.

jaminan perlindungan bagi lingkungan. “Kami menyambut baik bahwa Tri Hita Karana International Conference on Sustainable Development dilaksanakan sebagai side event dari penyelenggaraan APEC Indonesia 2013”, kata Mari Elka Pangestu, “Asia telah begitu lama menghadapi tantangan terus-menerus dalam hal ­perubahan iklim, penurunan kualitas keanekaragam­an ha­ yati, kelangkaan sumber daya alam dan peningkatan arus urbanisasi; semuanya adalah ruang lingkup yang perlu dan harus diperhatikan oleh pelaku dan seluruh leaders dari APEC ­Economies.” “Menjadi tuan rumah Konferensi di Bali merupakan kesempatan yang ideal mengingat pulau Bali memiliki peranan penting di Indonesia sebagai salah satu tempat ekowisata terkemuka di dunia,” kata Aloysius Arlando, CEO of Singex Group, konsultan even Konferensi. Sebagai bagian dari highlight program, delegasi ICSD 2013 juga dapat memilih untuk meng­ ikuti Educational Tour pada tanggal 4 Oktober 2013 ke Desa Ubud, Puri Taman Sari di Umabian dan Pantai Kedonganan. Ketiga lokasi tersebut merupakan destinasi wisata terkenal yang menonjolkan keindahan alam, budaya dan tradisi Bali serta komitmen masyarakat terhadap pelestarian alam. Pendaftar dapat juga memilih untuk ikut site visit pada tanggal 5 Oktober 2013 ke Kura Kura Bali, sebuah area/daratan hasil reklamasi seluas 700 hektar yang menonjolkan upaya pelestarian terumbu karang lepas pantai. Tour dan site visit ini terbatas untuk registrasi first come first serve bergantung pada kesediaan tempat. n

Pengaruh Menguatnya Dolar Terhadap Rupiah

D

i hadapan jumpa pers di Kemenparekraf (2/9) di Balairung Sapta Pesona, Dirjen Pemasaran Esthy Reka Astuty memperagakan pakaian dan selendang tenun khas Manggarai Barat. Demikian pula Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Mari Elka Pangestu bangkit dari tempat duduknya memperlihatkan blouse hasil tenun yang dikombinasikan dengan pakaian kerjanya yang tampak kontemporer menawan. Produk kreatif tersebut sengaja ditampilkan untuk mengenalkan hasil binaan Kemenparekraf melalui sentra kreatif Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur (NTT). Sekaligus untuk mempromosikan Sail Komodo yang puncakya berlangsung 14 September 2013. Pada jumpa per situ, Menparekraf menjelaskan, saat ini ketika dolar terus menguat terhadap rupiah, ada akibatnya terhadap capaian kunjungan wisman. Dijelaskan Mari bahwa di situasi saat ini, justru sektor pariwisata pertumbuhannya masih relatif baik. “Kalau kita lihat Januari–Juli pertumbuhanya 6,44% dibanding Januari–Juli tahun lalu, ini masih tetap lebih tinggi dari pada pertumbuhan global tourism semester pertama yang besarnya 5%. Itu angka terakhir dari UWTO,” ungkap Mari. Ini berarti, sektor pariwisata masih bertumbuh dengan baik dan menciptakan ­lapangan kerja dan menghasilkan devisa. Positifnya melemahnya rupiah tentu akan menjadikan Indonesia makin menarik untuk dikunjungi. Namun dari sisi budget promosi tentu akan berkurang value-nya. Untuk itu telah ditetapkan langkah-langkah promosi efektif untuk beberapa pasar besar seperti China, Korea, Jepang yang memang pertumbuhannya positif. Itulah yang disebut targeted marketing. “Pasar yang tradisional seperti Australia, Eropa yang pertumbuhannya tinggi, akan kita lakukan promosi yang intensif sehingga jumlahnya bisa membantu peningkatan kunjungan wisman secara signifikan”, jelas Mari lagi. “Istilahnya low cost high impact, menjadi solusi. Seperti bermitra bisa dengan airlines, credit card company, bank, melakukan promosi bersama. BPPI pun diharapakan bisa juga mengambil promosi yang tidak dilakukan Kemenparekraf, sehingga ada pembagian ­tugas,” tegas Mari. Khusus China dengan double digit growth, ditambah dukungan frekuensi penerbangan langsung, rencananya Desember ini akan diadakan promosi ke 6 kota di China. Beberapa perbaikan seiring pula sedang dilakukan, antara lain website berbahasa mandarin disesuaikan dengan konten kepentingan wisman China. Begitu pula untuk brosur, film promosi. n

Vol. 4 l No. 45 l September 2013

29


Utama

Memperhatikan Wisatawan Singapura Dewasa Ini

Paket Jateng–Yogyakarta, Primadona baru

Duo Jateng–Yogyakarta jadi primadona baru di Singapura. Malaysia sebenarnya destinasi terbaik bagi mereka selama ini tetapi mulai melemah competitiveness-nya karena tiket pesawat ke Indonesia jauh lebih rendah. Ada agen yang cukup besar di Singapura mempromosikan 7 destinasi dari 11 destinasi ke mana Silkair terbang. Yaitu Lombok, ­Surabaya, Medan, Semarang, Solo, Bandung, dan yang akan datang adalah Yogyakarta. Maskapai penerbangan itu juga terbang ke Pekanbaru dan Palembang, ­namun mereka tidak mempromosikannya ­karena kedua destinasi itu dipandang bukan daerah ­tujuan wisata utama. Bagi mereka itu dikate­gori­ kan destinasi untuk bisnis. Mengenai rute Makassar, mereka melihat di sana adalah tempat niche market. Itu bukan yang mereka cari. Tetapi destinasi Jakarta dan Bali, kendati Silkair sudah tidak melayani kedua rute itu, para agen tersebut menggunakan ­Garuda lalu mempromosikan destinasinya. Destinasi-destinasi tersebut tadi merupakan rute-rute perjalanan singkat dan menjadi mainstream. Wisatawan Singapura umumnya membeli paket 5 hari perjalanan. Paket paling populer adalah durasi 4 hari karena mereka tidak dapat cuti terlalu lama. Terutama di musim liburan sekolah, pilihannya berlibur Senin–Jumat, Sabtu dan Minggu akan digunakan untuk beristirahat. Wholesaler menjual destinasi Jakarta–Ban­ dung, Jawa Tengah–Yogyakarta, Jatim, Bali, Medan dan Lombok. Tentu Bali dianggap sudah mapan. Bandung pun telah sangat baik. Daerah seperti Lombok, Jateng, Surabaya/Jatim mulai dimunculkan di pasar. Jawa Tengah, dirasakan agresif berpromosi, sekarang menjadi salah satu paket yang paling laku dijual di Singapura. Kebanyakan operator penerbangan murah kini terbang ke Jateng. Airasia ke Semarang, Solo, dan Yogyakarta. SilkAir, 25 November 2013, akan terbang langsung ke Yogyakarta. Semarang, Solo, dan Yogyakarta menjelma menjadi kawasan segitiga yang menarik. ­Dengan banyaknya pilihan penerbangan langsung, per-

30

jalanan menjadi lebih fleksibel dan membuat Jateng–Yogyakarta semakin menarik. Penerbangan langsung telah beroperasi ­sebagai berikut: Untuk menjual 7 destinasi dengan 9 ­paket, Dari

Singapura

Kuala Lumpur

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16

Balikpapan Bandung Jakarta Denpasar Lombok Makassar Manado Medan Palembang Pekanbaru Semarang Solo Surabaya Yogyakarta – –

Balikpapan Banda Aceh Bandung Jakarta Denpasar Lombok Makassar Manado Medan Padang Palembang Pekanbaru Semarang Solo Surabaya Yogyakarta

Sumber: diolah dari situs Kuala Lumpur Int’l Airport, Changi Singapore Int’l Airport, Silkair, AirAsia.

biro perjalanan Imperial dan 10 travel agent bergabung dalam sebuah konsorsium. Mereka memiliki iklan sendiri. Mereka juga didukung oleh SilkAir dan VITO Singapura. Di seluruh ­Singapura, hampir 100 agen retail yang membantu menjual Indonesia. Ada travel agent Shahidah sudah menjual Indonesia selama 20 tahun. Pertimbangannya, punya banyak tempat menarik termasuk tempat belanja dengan harga yang murah. Sekarang budget airlines membuat perjalanan lebih murah lagi. Itu yang orang Singapura suka. Makanya hingga kini agen yang satu ini bisa membawa rata-rata 100 wisatawan ke ­Indonesia setiap bulan. Jadi orang Singapura mau ke Indonesia karena banyak daerah yang ingin dieksplorasi. Tujuan paling populer adalah Jakarta–­ Bandung, paket 5 hari 4 malam. Selain itu juga Bali, Yogyakarta, dan Surabaya. Biasanya, me­

Vol. 4 l No. 45 l September 2013

reka mengambil dua tempat dalam satu paket. Sumini Mocheny, Assistant Manager Shahidah Travel berujar, “Penerbangan Silkair bisa bantu kita. Tapi kita juga harus pilih-pilihlah macam mana yang bisa dijual dan dipromosikan. Rute ke Jakarta yang paling bagus prospeknya.” Hamidah Travel and Tours Pte Ltd yang kebanyakan konsumennya adalah orang Melayu mengatakan dalam dua tahun terakhir bisnisnya berjalan dengan baik. Rata-rata satu kelompok terdiri dari 65 orang per perjalanan. Agen ini bisa mengirim 300–400 pax untuk paket Jakarta– Puncak–Bandung selama musim liburan. Paket 5 hari 4 malam ke Surabaya–Gunung Bromo yang harganya lebih mahal, bisa dikirimkannya 4 ke­ lompok, sekitar 400 pax. Konsorsiumnya baru dimulai pada bulan Maret 2013. Mereka berharap bisnis perjalanan ke ­Indonesia meningkat 10–15% dalam tahun ini. Sejumlah 10 agensi yang bergabung menargetkan membawa 1.000 pax per bulan dan kira-kira akan membawa 6.000 pax di tahun ini. Meskipun sangat baru, tetapi mereka mengharapkan tahun depan akan tumbuh sebesar 15%. Mereka merasa mengerti dengan jelas bagaimana mempromosikan Indonesia, mengetahui tempat-tempat menarik, dan paham jalan menuju ke sana.

Karakter perjalanannya

VITO Singapura menggambarkan wisatawan dari negara itu umumnya menginginkan ­having more fun. Bisa dikelompokkan: yang murni ­leisure; wisatawan MICE; student group dari sekolah dasar hingga perguruan tinggi; golfer; adventure, kebanyakan generasi muda 20-an ­tahun; dan yang ingin melakukan perjalanan religi, bagi umat muslim mengunjungi Wali Songo dan melaksanakan ibadah kurban sedangkan bagi umat Budha mengunjungi Borobudur. Musim libur sekolah merupakan pasar terbesar leisure. Family group kadang-kadang meng­ ajak orang tua dan kakek-nenek pergi berlibur bersama, terutama keluarga dari etnis Melayu. Salah satu tempatnya adalah resor Manajemen Bintan Lagoon Resort, Sales Vice President Mozaic Hotels, Henry Ng, memberi


gambarannya begini, “Turis Singapura yang tinggal di resor, mereka itu ingin spa, makanan yang enak, me­reka mencari sesuatu untuk dibeli, dan mereka ingin ada kegiatan yang dapat mendidik anak-anaknya.” Account Manager dari Chan Brothers MICE and Travel, Alvin Valencia, mengungkapkan hal hampir senada, “Selama tahun 2013, perusahaan kami menerima ba­nyak permintaan dari perusahaan yang ingin mengadakan acara di Indonesia. Akomodasi di Indonesia murah, terjangkau, dan jaringan hotel global pun sudah tersedia, selain tentunya memiliki pemandangan yang indah.” Menurutnya, perusahaan yang banyak memilih Indo­ nesia untuk melaksanakan MICE adalah bidang asuransi dan personal care. Wisatawan paket insentif Henry Ng umumnya ingin bersantai. Bila pergi ke situs sejarah, mereka ingin belajar. Tidak lupa, pasti juga berbelanja. Segmen itu akan memilih tujuan yang di­layani maskapai penerbangan layanan penuh dan memiliki beberapa jadwal dalam sehari seperti Garuda atau SQ. Wisatawan Insentif adalah orang yang mampu membayar, tetapi mereka juga ­sangat cost saver. Selain itu, mempertimbangkan jarak yang ditempuh, bisa menoleransi lama perjalanan hingga 3 jam ke destinasi. “Kami baru saja menyelesaikan beberapa inquiry yang akan mendatangkan 1.500 hingga 2.000 pax ke Indonesia tahun depan. Yang sudah konfirmasi, sebuah perusahaan akan ­mengadakan kegiatan di Bali dan akan dihadiri 1.500 pax. Ini merupakan salah satu bukti bahwa Indonesia menjadi salah satu dari tujuan MICE utama di Singapura,” lanjutnya. Chan ­Brothers MICE and Travel rata-rata menangani sekitar ­60-80 orang per kelompok per perjalanan MICE. Kelompok siswa sekolah lebih memilih untuk pergi selama liburan sekolah di Singapura, yakni bulan Juni dan November–Desember. Kelompok ini meminta beberapa komponen

yang harus dipenuhi: harus berkunjung ke bebe­ Free & Easy. rapa tempat pendidikan di mana bisa belajar dan Paket terpopuler belakangan ini Jakarta– akan mendapatkan pemahaman mengenai bu- Puncak–Bandung 4 hari 3 malam dan 5 hari 4 daya negara lain. malam. Umumnya, menginap dua hari di BanMereka juga perlu terlibat dalam kegiatan dung dan dua hari di Jakarta. Travel agent Hamimasyarakat seperti mengunjungi panti asuhan, dah memilih menginap dulu semalam di Jakarta rumah bagi yang membutuhkan, dan di sana selama akhir pekan sebelum menuju Bandung, mereka dapat melakukan hal-hal seperti meng­ menghindari kemacetan lalu lintas akhir pekan di ajar dan sesuatu seperti itu. Bandung. Dari Jakarta, meneruskan dengan bus Lain lagi kelompok minat khusus. Ada klub lewat Puncak dan berhenti di perkebunan teh. fotografi, diselenggarakan oleh fotografer profe- Hanya di hari-hari tertentu travel agent ini meng­ sional, yang melakukan peratur perjalanan langsung ke jalanan ke Indonesia untuk Bandung karena kadanglokakarya dua kali setahun. kadang harga tiket pesawat Biasanya mereka pergi saat lebih tinggi. low ­season, di tengah bulan Surabaya menjadi titik Mei dan di tengah bulan masuk utama menuju GuNovember. Kelompok ini ternung Bromo dan Malang. diri dari 30 orang setiap kali Biasanya, meng­inap satu melakukan perjalanan. malam di kota sebelum Bintan terkenal sebagai pulang. Di Kota ­Surabaya, Alvin Valencia surga golf. Tapi, pendatang melakukan tur kota sete­ untuk bermain golf ke pulau ini, ternyata, jumlah- ngah hari, sekitar 4 jam, dan belanja oleh-oleh. nya cenderung menurun. Golfer Singapura punya Umumnya melanjutkan perjalanan langsung 3 pilihan, bermain di Johor Bahru (JB), ­Malaysia, ke Bromo. Dari sana ke Malang dan menginap di Batam dan Bintan. Ke JB bisa ditempuh da- selama 1–2 malam. Kemudian, kembali ke Suralam 1 jam perjalanan. Meskipun harus naik feri baya dan pulang ke Singapura. Rata-rata lama untuk pergi ke Batam, biayanya toh lebih murah paketnya 5 hari 4 malam. dan banyak hal yang bisa dilakukan setelah main Paket Jateng berdurasi 4 hari 3 malam hinggolf. Bintan, kualitas lapangannya lebih baik ga 5 hari 4 malam, diprediksi akan menjadi paket dibandingkan dengan yang ada di Malaysia dan primadona berikutnya. Biasanya jarang menginap Batam. Padang golfnya dirancang oleh desainer di Semarang, atau menginap satu malam saja. kelas dunia, Jack N ­ icklaus misalnya. City tour setengah hari, sekitar 4 jam, meliputi Ada lapangan golf 36 holes di Bintan Lagoon kunjungan ke Sampokong, Masjid Agung Jawa Resort. Di pulau inilah yang paling mahal di Tengah (MAJT), Gereja Blenduk, dan Lawangantara ketiga tempat tersebut dan tidak banyak sewu. Kemudian, langsung menuju ­Magelang, yang bisa dilakukan setelahnya. Ini hanya me- rata-rata menginap 1–2 malam di sini. Setelah narik bagi orang-orang tertentu yang tidak suka mengunjungi kompleks Candi Borobudur, tur suasana keramaian. kota di Yogyakarta, Solo akan menjadi tujuan Generasi usia 20-an hingga awal 30-an ­tahun, terakhir yang disinggahi, menginap satu malam ingin berwisata sambil melakukan berbagai sebelum terbang ke Singapura. Rute-rute baru macam kegiatan di pantai, menyelam, mendaki penerbangan murah akan menawarkan lebih gunung, trekking dan lain-lain. Bali menjadi banyak pilihan mulai November 2013. ­tujuan nomor 1, dianggap destinasi yang murah Paket ke Medan selama 4 hari 3 malam sampai dan menarik. Paketnya mulai dari 3 hari 2 malam 5 hari 4 malam selalu inklusif mengunjungi ­Danau sampai 4 hari 3 malam, dari paket penuh hingga Toba dan Pulau Samosir, Berastagi dan Parapat.

Vol. 4 l No. 45 l September 2013

31


Tapi paket ini ­tampaknya mulai kekurang­an peminat ­karena dinyatakan tidak ada sesuatu yang baru dan fasilitasnya juga tidak diperbaharui. Berdasarkan pengalamannya, Michael Kee mengungkapkan bahwa pasar Singapura OK ­dengan 2–3 jam perjalanan di dalam suatu wilayah tetapi tidak untuk pergi ke tujuan lain yang perlu naik pesawat. Kecuali Bali, rata-rata paket perjalanan pergi ke dua atau tiga destinasi yang dapat dicapai 2–3 jam perjalanan darat. Mencampur daerah tujuan wisata pantai dan budaya seperti Bali dan Yogyakarta dalam sebuah paket pun tidak akan berhasil. Rata-rata lama perjalanan maksimal wisa­ tawan MICE adalah 4 hari 3 malam. Dua–tiga hari pertama akan digunakan untuk aktivitas perusahaan dan hanya satu hari untuk aktivitas rekreasi. Karena Bali masih menjadi daerah tujuan utama MICE di Indonesia, wisatawan MICE yang datang ke sana umumnya 90% melakukan aktivitas perusahaan seperti seminar dan 10%-nya ya untuk berekreasi dengan sight seeing misalnya. Chan Brothers MICE and Travel biasanya menawarkan program ekstensi bagi mereka yang ­ingin melakukan sesi pribadi. Perjalanan insentif ke Yogya berdurasi 3 hari 2 malam, 90% ­untuk kegiatan perusahaan seperti seminar, team ­building, atau apapun, dan sisanya 10% untuk sight seeing seperti menikmati makanan dan lain-lain. “Yang kami lakukan di Bali dan Yogya, acara bisnis 90% dan 10% -nya rekreasi,” tambah Alvin Valencia.

Utama

Tantangan-tantangan

Tarif hotel di seluruh Indonesia menarik dan kompetitif dibandingkan dengan tetangga lain seperti Malaysia dan Filipina. Khususnya di Bali, di mana tersedia begitu banyak hotel sekarang. Begitu pula di Bandung. Tapi, masih ada hotelhotel yang membutuhkan beberapa peningkatan terutama dalam pelayanan. Kecuali bila tinggal di sebuah jaringan hotel internasional, pelayanan di hotel-hotel lain belum mencapai standar internasional. Secara fisik mereka OK. Kurangnya staf yang bisa berbahasa Inggris masih menjadi halangan. Memang diperkirakan, dalam jangka 5-10 tahun ke depan, saat pasar di Indonesia berkembang, akan lebih banyak staf Indonesia mampu berbicara lancar bahasa Inggris. Agen-agen di Singapura menyatakan diperlukan sekali pemandu lokal di obyek wisata. Situs warisan dunia seperti Candi Borobudur dan Prambanan harus memiliki pemandu lokal yang

32

memberikan informasi lengkap kepada pengunjung. Tidak murah untuk memasuki situs tersebut. Akan lebih baik jika sarung yang dipinjamkan kepada pengunjung yang akan memakainya selama berada di Candi Borobudur, mungkin ­dengan menambahkan cap Borobudur di kainnya, itu bisa diberikan kepada mereka sebagai suvenir otentik dari Borobudur. Sederhana, namun akan membawa industri pariwisata ­semakin tumbuh dan berkembang. Turis yang datang ke Bintan, pulau resor, belakangan ini cenderung menurun. Pesaing dari Malaysia memiliki taman hiburan baru seperti Legoland, Singapura memiliki Sentosa resor dan kasino. Para pesaing tidak hanya menawarkan fasilitas resor tetapi juga berbagai macam kegiatan dan tempat berbelanja. Henry Ng menjelaskannya, “Tamu-tamu kami 70–80% dari pasar Singapura tahun lalu. Ini hampir sama dengan tahun 2011. Dari 48% yang datang dari Singapura tahun ini, tidak semuanya warga Singapura, hanya 20% saja warga Singapura.” Di semua hotel di Pulau Bintan, para tamu mulai mengeluhkan merasa bosan setelah tinggal 1–2 malam. Kurangnya kegiatan dan harga pada tingkat yang sama seperti di Singapura, membuat persepsi terhadap Bintan lebih mahal daripada Bali atau Phuket. Lumayan banyak promosi yang dilakukan oleh stake holder pariwisata Indonesia di Singapura. Banyak dari kegiatan itu diadakan di hotel-hotel dan mengundang biro perjalanan dari Singapura. Travel agent di Singapura tampaknya sepakat bahwa sudah saatnya Indonesia memikirkan bagaimana bisa mengedukasi masyarakat

Vol. 4 l No. 45 l September 2013

S­ ingapura agar lebih mengenal dan mengerti apa yang dimiliki Indonesia, di mana tempatnya, dan bagaimana mendapatkan atau menuju ke sana. Beberapa agen perjalanan memiliki snapshot tapi apakah mereka memiliki cukup waktu untuk menjelaskan kepada tamunya saat mereka datang untuk membeli paket?

Prospek inbound dari Singapura

Bisnis online perjalanan lebih fokus menjual paket Free & Easy (F & E). Sebagian besar generasi muda memanfaatkan situs web. Namun 10 tahun ke depan, paket F & E mungkin akan mati. Karena generasi muda kian banyak memanfaatkan inter­ net. Untuk bisnis hotel mungkin masih efektif. Menurut Michael Kee perusahaannya masih bisa mempertahankan paket F & E untuk kelas hotel yang lebih tinggi, yakni properti bintang 5. Tetapi properti bintang 4,3,2 sudah tidak bisa lagi. Jadi, hingga sekarang, orang Singapura masih mendatangi agen perjalanan untuk mencari paket terutama bagi generasi 30 ­tahun ke atas guna mengatur liburannya. Bagi yang ingin ­berpetualang, mereka mendatangi agen perjalanan untuk me­ngatur perjalanannya menghadiri acara tertentu dan melalui agen perjalanan bisa jadi lebih murah dan mudah. F & E bergantung pada harga, ­biasanya ini diminati generasi muda 20-an hingga awal 30 tahun. Para agen beriklan di surat kabar selain memiliki situs web sendiri. Sebuah agen perjalanan memberi gambaran 75% adalah tamu walk-in dan sisanya 25% memesan perjalanannya melalui website. Diakuinya dalam 2–3 tahun ke depan bisnis online akan lebih meningkat. n


Utama

M

Ekspansi Penerbangan

engenai ekspansi rute Silkair di kuat di antara kedua kota, Garuda baru-baru ini ­Indonesia, Soraya Salim, Public meningkatkan kapasitas, yang tadinya ­dengan Affair Head Silkair menjelaskannya pesawat Boeing 737–800 berkapasitas 162 temsebagai berikut. Indonesia adalah pat duduk, dua kali setiap hari, diganti ­dengan pasar yang penting bagi Silkair. Kami sekarang Airbus A330-200 berkapasitas 222 tempat duduk. beroperasi ke sebelas kota di Indonesia (Balik­ Peningkatan kapasitas pada setiap pe­nerbangan papan, Bandung, Lombok, Makassar, Manado, sebesar 37%. Kapasitas penerbangan akan di­ Medan, Palembang, Pekanbaru, Semarang, Sura- sesuaikan lagi pada bulan November mendatang baya, dan Solo) dan akan segera guna memenuhi proyeksi permeluncurkan penerbangan kemintaan p­ enumpang. 12 di Indonesia pada 25 NovemPesawat A332 tersebut akan ber mendatang, ke Yogyakarta. diganti lagi dengan pesawat Dengan penerbangan lang­ Airbus A330-300 berkapasitas sung ke kota-kota utama 257 tempat duduk. Pesawat ter­­sebut, penerbangan itu B737-800 yang melayani penermembantu mengembangkan bangan dua kali sehari dan kempariwisata inbound ke Indonesia bali ke ­Indonesia akan diganti serta me­layani pelancong Indodengan pesawat A332. nesia melalui hub di Singapura. Singapura merupakan salah Nicodemus P. Lampe Selain warga dari Singapura, satu tujuan akhir pekan paling sebagian pe­numpangnya datang populer bagi wisatawan dari dari penerbangan sambungan yang dilayani oleh ­Jakarta untuk bersantai juga aliran konstan dari induk perusahaannya, Singapore Airlines, yang lalu lintas bisnis di antara kedua kota. mencakup rute di Eropa, Amerika dan Asia Utara. Bali kini menjadi destinasi favorit turis Dari national flag carrier, Vice President Asia Re- ­Singapura. Garuda telah melihat pertumbuhan gion Garuda Indonesia di Singapura, N ­ icodemus pe­numpang yang berkelanjutan yang bepergian P Lampe mene­rangkannya sebagai berikut. ke Balikpapan dan Surabaya sejak peluncuran Umumnya, pangsa pasar Garuda Indonesia seki- layanan penerbangan langsung dari Singapura tar 25% dari pasar secara keseluruhan, dan per- baru-baru ini. tumbuhan penum­pang kami terjadi pada segmen Singapura merupakan pasar yang sangat kelas ­Eksekutif dengan rata-rata load factor 75%. penting bagi Garuda dan tetap menjadi negara Singapura–Jakarta merupakan rute tersibuk kunci dalam strategi ekspansi jaringan secara Garuda di luar Indonesia, mengoperasikan 63 keseluruhan. penerbangan ke Jakarta dari Singapura selama Bagi Garuda, “Jelas melihat potensi perjalanseminggu, termasuk dengan penambahan pe­ an udara yang sangat besar antara Singapura dan nerbangan kesembilan setiap hari. Indonesia baik inbound maupun outbound dan Dalam menanggapi tuntutan dua arah yang tetap menjadi tujuan kami untuk memanfaatkan

Vol. 4 l No. 45 l September 2013

pertumbuhan tersebut,” kata Nicodemus. Di bulan Agustus lalu, diluncurkan layanan harian baru dari Singapura ke Surabaya. Sejak akhir Oktober nanti, akan melayani penerbangan ke Surabaya setiap hari. Selain itu, juga memperkenalkan penambahan penerbangan harian kesembilan antara Singapura dan Jakarta serta akan memperluas layanan dari Singapura ke Bali dengan meningkatkan frekuensi penerbangan menjadi sehari dua kali. Dengan perkembangan baru, Garuda akan me­ngoperasikan lebih dari 90 penerbangan ming­guan dari Singapura ke empat destinasi Indonesia yaitu Bali, Jakarta, Balikpapan dan Surabaya. Selain menjadi bagian peserta pada pameran pariwisata seperti NATAS untuk mempromosikan Garuda Indonesia dan kota-kota yang berbeda di Indonesia, Garuda juga secara teratur memperkenalkan promosi penerbangan dan penjualan yang akan mendorong wisatawan untuk melakukan perjalanan dan menjelajahi keajaiban Indonesia. Pada bulan Juli, “Kami meluncurkan ‘GA Visit ­Indonesia Pass’ sehingga wisatawan yang membeli tiket Garuda langsung dari Singapura dapat menikmati penerbangan lompat pulau yang sa­ ngat menarik dengan diskon sampai ­dengan 70% pada penerbangan ke beberapa tujuan utama di Indonesia. Promosi ini berlaku sampai 31 Maret 2014,“ ujar Nicodemus. Singapura pasti akan menjadi salah satu hub utama Garuda di luar Indonesia, kata dia. Nah, begitulah, para stakeholders pariwisata di destinasi-destinasi yang tersebut dalam ­laporan ini tak perlu menunggu lagi. Terbuka peluang memasuki pasar Singapura dan Malaysia dengan kreatif dan cerdas pula. n

33


Indi

Jumlah Kunjungan Wisatawan Mancanegara Menurut Pintu Masuk dan Kebangsaan — P i n t u

M a s u k

Utama

Soekarno- Ngurah Polonia Batam Juanda Sam Adi Makas- Mata- Seping- Sultan Syarif Tanjung Tanjung Adi Entikong MinangNo. Kebangsaan Hatta Rai Ratulangi kabau Sumarmo sar ram gan Priok Pinang Sucipto Kasim II U U U L+U U U D U U U+L U U U L L U

1 Singapura 14,519 8,162 908 47,332 1,231 152 12 18 48 90 267 49 142 - 4,607 812 2 Malaysia 17,780 11,229 6,814 13,721 2,235 43 1,133 1,121 94 526 287 450 657 - 915 1,359 3 Jepang 18,002 17,770 250 2,045 646 143 8 7 20 13 44 28 6 - 9 104 4 Korea Selatan 9,872 12,250 634 3,367 399 65 7 1 1 6 100 20 5 - 70 70 5 Taiwan 6,422 15,748 504 409 777 2 36 4 - 13 5 7 23 - 24 28 6 China 22,133 38,861 988 2,877 1,334 30 90 37 24 32 73 42 59 - 182 109 7 India 6,508 5,738 129 2,656 260 18 12 9 18 4 29 102 48 - 203 107 8 Philipina 3,829 2,477 104 2,488 158 37 8 6 6 15 7 13 14 2 166 89 9 Hongkong 3,354 2,488 94 209 346 26 19 3 2 9 23 5 5 - 25 6 10 Thailand 3,925 2,482 248 562 473 41 8 27 3 18 18 3 15 - 12 115 11 Australia 6,513 74,620 517 941 243 101 20 322 9 19 226 166 31 7 55 169 12 Amerika Serikat 7,391 9,002 405 933 540 133 19 38 25 36 71 87 52 - 45 226 13 Inggris 5,706 12,069 311 1,174 223 91 22 29 26 27 285 71 9 - 73 239 14 Belanda 11,860 9,532 1,072 385 331 172 31 46 35 97 115 33 7 - 18 232 15 Jerman 4,170 10,221 500 381 227 163 11 23 109 54 193 55 10 - 28 195 16 Perancis 5,833 15,509 374 309 251 88 7 59 347 160 160 92 5 - 34 458 17 Rusia 881 4,350 29 43 5 2 - 1 11 - 23 9 - - 6 37 18 Arab Saudi 1,697 87 9 11 17 - - 4 - - 5 1 - - - 1 19 Mesir 201 69 14 12 3 - - 3 - - - 1 - - 1 2 20 Uni Emirat Arab 115 21 - 7 13 5 - - - - - - - - - - 21 Bahrain 29 6 - - - - - - - - - - - - - - Lainnya 38,060 45,032 1,773 11,194 7,185 491 116 227 631 463 513 147 59 5,696 326 2,339 Jumlah 2013 188,800 297,723 15,677 91,056 16,897 1,803 1,559 1,985 1,409 1,582 2,444 1,381 1,147 5,705 6,799 6,697 Jumlah 2012 190,320 271,371 15,851 92,636 16,036 1,763 1,741 2,346 2,188 1,073 1,219 1,289 1,629 5,819 7,199 4,520 Pertumbuhan (%) -0.80 9.71 -1.10 -1.71 5.37 2.27 -10.45 -15.39 -35.60 47.44 100.49 7.14 -29.59 -1.96 -5.56 48.16 Kunjungan wisman melalui pintu masuk lainnya Total kunjungan wisman melalui seluruh pintu masuk Sumber : Ditjen Imigrasi dan BPS (diolah kembali oleh Pusdatin Kemenparekraf) l Catatan : Data kebangsaan tahun 2012 merupakan data sementara l Keterangan jenis pintu masuk : U (Udara), L (Laut), D (Darat)

Jumlah Kunjungan Wisatawan Mancanegara Menurut Pintu Masuk dan Kebangsaan — P i n t u

M a s u k

Utama

MinangAdi Makas- Mata- Seping- Sultan Syarif Tanjung Tanjung Adi Sam No. Kebangsaan Soekarno- Ngurah Polonia Batam Juanda Hatta Rai ram gan Priok Pinang Sucipto Ratulangi Entikong kabau Sumarmo sar Kasim II U U U L+U U U D U U U+L U U U L L U 1 Singapura 103,318 70,961 8,793 404,314 11,104 1,199 133 795 823 430 2,612 2,383 1,680 20 40,227 4,687 2 Malaysia 170,604 103,625 73,895 100,992 26,337 328 10,671 18,352 2,392 4,906 3,012 2,372 7,963 3 7,348 18,412 3 Jepang 115,525 113,460 1,387 13,249 4,185 733 24 116 92 59 326 225 80 1 182 742 4 Korea Selatan 59,750 72,816 1,665 34,026 2,038 196 46 11 25 19 754 130 65 1 258 359 5 Taiwan 39,344 74,033 1,671 2,279 5,128 26 186 19 3 27 21 25 145 2 179 176 6 China 142,448 226,485 5,001 17,440 7,906 661 556 326 95 87 501 182 405 52 1,672 693 7 India 40,442 37,068 1,266 21,979 1,912 78 64 49 130 35 194 488 405 94 1,379 407 8 Philipina 24,581 15,045 786 20,993 1,092 175 106 59 35 56 72 287 95 117 1,225 363 9 Hongkong 20,926 20,203 811 1,082 2,416 247 90 22 16 23 126 98 32 4 181 113 10 Thailand 26,824 18,131 2,072 2,740 3,194 151 55 92 96 86 68 79 282 12 102 1,665 11 Australia 44,293 452,229 2,701 6,860 1,737 693 165 1,379 99 101 780 864 154 50 365 746 12 Amerika Serikat 48,793 55,373 2,269 6,792 3,573 1,100 85 209 189 202 503 556 333 315 342 1,178 13 Inggris 33,295 61,886 1,966 8,763 1,451 538 100 184 117 156 1,300 288 96 111 536 1,003 14 Belanda 37,342 38,278 3,566 2,176 1,694 681 118 104 236 204 510 81 29 552 226 686 15 Jerman 22,610 49,785 2,473 2,456 1,735 1,018 50 165 333 225 784 187 97 37 178 823 16 Perancis 23,702 61,867 1,417 2,113 1,376 490 24 293 2,226 284 1,001 485 43 - 358 1,359 17 Rusia 5,164 49,543 310 320 161 69 9 32 11 22 169 18 39 7 26 306 18 Arab Saudi 57,060 1,805 52 103 132 6 17 4 - 1 10 1 1 - 5 11 19 Mesir 1,698 1,059 52 77 20 - 1 3 1 - 6 13 - - 6 10 20 Uni Emirat Arab 3,477 245 2 37 19 5 - - - - - - - - - - 21 Bahrain 344 83 - 30 9 - - 1 - - - - 1 - - - Lainnya 248,796 247,025 8,677 85,911 48,078 2,960 1,007 1,202 2,954 2,869 2,193 1,121 512 38,163 2,056 9,253 Jumlah 2013 1,270,336 1,771,005 120,832 734,732 125,297 11,354 13,507 23,417 9,873 9,792 14,942 9,883 12,457 39,541 56,851 42,992 Jumlah 2012 1,184,218 1,637,482 116,397 686,960 111,364 11,087 13,963 18,596 15,258 7,734 8,476 10,102 11,526 37,546 62,121 29,889 7.27 8.15 3.81 6.95 12.51 2.41 -3.27 25.92 -35.29 26.61 76.29 -2.17 8.08 5.31 -8.48 43.84 Pertumbuhan (%) Kunjungan wisman melalui pintu masuk lainnya Total kunjungan wisman melalui seluruh pintu masuk Sumber : Ditjen Imigrasi dan BPS (diolah kembali oleh Pusdatin Kemenparekraf) l Catatan : Data kebangsaan tahun 2012 merupakan data sementara l Keterangan jenis pintu masuk : U (Udara), L (Laut), D (Darat)

34

Vol. 4 l No. 45 l September 2013


kator

— Bulan Juli 2013 Jumlah Kunjungan

Husein Sas- Tanjung Balai Ka­ Wisman Melalui 19 tranegara Uban rimun Pintu Masuk Utama U L L 2012 2013 1,312 5,188 1,892 86,741 89,379 4,758 921 3,171 67,214 77,324 118 2,011 1 41,225 41,185 206 2,343 1 29,417 28,279 15 463 25 24,505 17,674 115 4,797 32 71,815 55,293 143 979 114 17,077 14,388 36 814 62 10,331 9,174 24 1,124 - 7,762 7,615 64 62 49 8,125 6,932 113 1,630 7 85,709 86,154 129 554 6 19,692 19,795 68 1,047 22 21,492 19,010 82 124 6 24,178 22,845 51 349 2 16,742 16,094 47 357 10 24,100 23,238 6 108 - 5,511 5,650 16 9 9 1,866 4,586 1 1 1 309 248 - - - 161 1,168 2 - - 37 108 361 2,186 284 117,083 119,190 7,667 25,067 5,694 681,092 665,329 11,642 28,693 7,994 -34.14 -12.64 -28.77 36,692 35,871 717,784 701,200

Pertumbuhan (%) -2.95 -13.07 0.10 4.02 38.65 29.88 18.69 12.61 1.93 17.21 -0.52 -0.52 13.06 5.83 4.03 3.71 -2.46 -59.31 24.60 -86.22 -65.74 -1.77 2.37 2.29 2.37

Sumber : BPS

— Bulan Januari – Juli 2013 Jumlah Kunjungan

Wisman Melalui 19 PertumHusein Sas- Tanjung Balai Pintu Masuk Utama buhan tranegara Uban Ka­rimun (%) 2012 2013 U L L 17,340 50,907 19,881 741,607 704,769 5.23 72,140 6,302 35,038 664,692 634,737 4.72 834 12,109 38 263,367 241,278 9.15 581 11,736 29 184,505 182,938 0.86 103 3,463 155 126,985 109,188 1 6.30 548 30,480 268 435,806 360,646 2 0.84 765 10,348 926 118,029 103,183 1 4.39 316 6,609 411 72,423 65,861 9.96 139 3,398 16 49,943 43,966 1 3.59 567 490 453 57,159 49,935 1 4.47 763 7,360 87 521,426 508,941 2.45 846 4,605 40 127,303 120,427 5.71 424 7,514 241 119,969 112,642 6.50 383 1,071 50 87,987 86,140 2.14 323 3,255 35 86,569 81,184 6.63 298 4,389 67 101,792 97,395 4.51 19 1,102 1 57,328 53,887 6.39 70 35 47 59,360 51,392 15.50 8 9 4 2,967 2,517 17.88 26 16 - 3,827 3,087 23.97 5 2 - 475 523 -9.18 2,049 16,368 2,959 724,153 692,102 4.63 98,547 181,568 60,746 4,607,672 4,306,738 6.99 85,663 194,212 64,144 15.04 -6.51 -5.30 264,590 270,772 -2.28 4,872,262 4,577,510 6.44 Sumber : BPS

Vol. 4 l No. 45 l September 2013

35


Even, Pemasaran Pariwisata Even Utama di Dalam Negeri, Mengusung Promosi Pariwisata Menjangkau Tanah Air Sekaligus Pasar Mancanegara

Beberapa di antara even utama promosi pariwisata di dalam negeri, yang diselenggarakan dan yang didukung oleh Kemenparekraf tahun 2013 :

Festival Budaya Lembah Baliem

36

Informasi : Telp. 021-3838220 u Fax. 021-3208612 u Website: www.indonesia.travel u Email: kncn@indonesia.travel Direktorat Promosi Pariwisata Dalam Negeri u Direktorat Jenderal Pemasaran Pariwisata Vol. 4 l No. 45 l September 2013 Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif RI u Jalan Medan Merdeka Barat No. 17, Jakarta


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.