Newsletter Pariwisata Indonesia Edisi 52 - April 2014

Page 1

Vol. n No. n April 2014 n No. n Januari Vol. 55 4952 2014

Tahap Baru Lagi Even-Even Wisata :

Tour de Singkarak l Jakarta Marathon l Sail Raja Ampat l Festival Danau Toba l Musi Triboatton l Akhir Tahun di Perbatasan l

Pariwisata Indonesia n Vol. 5 n No. 52 n April 2014

1


D

i bawah Twin Tower yang terkenal itu, Kuala Lumpur, tamannya membuat rakyat, wisnusnya dan wisman, merasa care free bersantai menyaksikan ­warna warni air mancur. Twin Tower menjadi a must to see bagi setiap pengunjung ke kota Malaysia itu. Di Indonesia kini syukurlah, banyak kota dengan Walikota baru memperhatikan dan hendak memba­ ngun taman-taman kota.

D

i negara yang menurut ukuran tertentu relatif lebih maju pariwisatanya, hampir di setiap hotel ­diingatkan go green melalui selebaran di kamar. ­Untuk fasilitas umum seperti informasi rute kereta api ­dalam kota, misal mono rail di Kuala Lumpur, selebaran berisi informasi yang disebut ‘self explanatory’ juga mudah didapatkan oleh wisatawan. Nyaris Anda tak perlu bertanya lagi kalau sudah membacanya. Dan kita tinggal melaksanakan perjalanan mengikuti petunjuknya. Materi-materi di fasilitas-fasilitas umum khususnya yang membantu informasi untuk wisatawan, sedari kini perlu diperbanyak oleh unit-unit yang bersangkutan. Itu mendukung kredibilitas kota di bidang pelayanan umum.

Isi Nomor ini

Pengarah: Wakil Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Penanggungjawab: Direktur Jenderal Pemasaran Pariwisata Wakil Penanggungjawab: Direktur Pengembangan Pasar dan Informasi Pariwisata Penerbit/Pemimpin Redaksi: Arifin Hutabarat Dewan Redaksi: Direktur Promosi Pariwisata Dalam Negeri; Direktur Promosi Pariwisata Luar Negeri; Direktur Konvensi, Insentive, Even dan Wisata Minat Khusus; Direktur Pencitraan Indonesia; T. Burhanuddin; Wisnu B. Sulaiman. Reporter: Benito Lopulalan Alamat: Direktorat Jenderal Pemasaran Pariwisata Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Jl. Medan Merdeka Barat No.17, Lantai 3 Jakarta 10110 Telp : 021 383 8220 Fax : 021 380 8612, Email : jurnal@indonesia.travel Jika Anda mem­ punyai infomasi dan pendapat untuk Newsletter ini, ­silakan kirim ke alamat di atas.

2

Terbuka Tahap Baru Pengembangan Even-Even Wisata Marketing Week Dibuat Berspektrum Budaya dan Menghibur Legu Gam oleh Kesultanan Ternate Konsep DP Mestinya Memacu Operator Tur di Destinasi Negeri Festival Sepanjang Tahun Zamrud Di Katuliswa Mengatur Tiket Masuk di Obyek Daya Tarik Wisata

Pariwisata Indonesia n Vol. 5 n No. 52 n April 2014

www.newsletter-pariwisataindonesia.com

4 9 10 14 17 22


Menteri Parekraf Mari Elka Pangestu berbicara dan memberi penjelasan-penjelasan, bersama dengan Direktur Utama Garuda Indonesia Emirsyah Satar dan Ketua Badan Promosi Pariwisata Indonesia (BPPI) Yanti Sukamdani,

Hal.

5

Indonesia bagian timur yang menarik, apalagi mengenai

Papua dan Papua barat. Dan pasti punya aspek sejarah dan budayanya. Lantas, bagai­mana kita mengembangkannya?

Perihal events sebagai satu

Hal.

7

cara mendatangkan wisatawan, bahkan sesungguhnya

berdampak langsung pada sekurang-kurangnya tiga hasil bagi kepentingan pariwisata, kembali diuraikan oleh Sapta Nirwandar.

Ke pasar wisatawan Arab atau Timur Tengah antara lain Indonesia mengikuti even

Hal.

Hal.

24

26

Arabian Travel Market

(ATM) 2013, di Dubai pada 6–9 Mei 2013. Sebanyak 31 pelaku bisnis dari Indonesia diorganisasi oleh Ditjen Pemasaran Pariwisata menghadiri ATM tersebut, ditambah satu tim kesenian.

Tanggal 26 Februari 2014 kapal pesiar MS Celebrity Solstice baru tiba pagi hari dan tengah berlabuh di pela­buhan Benoa, Bali.

Cruise ship

ini termasuk dalam ‘Brand’ RCCL ships. Kabin kapalnya dipenuhi oleh penumpang tak kurang jumlahnya 2.700 orang. Tambah 1.000 lebih crew.

Pariwisata Indonesia n Vol. 5 n No. 52 n April 2014

3


Utama

Terbuka Tahap Baru

Pengembangan Even-Even Wisata

T

Ribuan pelari saling beradu cepat dalam perhelatan lomba lari, Jakarta Marathon 2013, di kawasan Jalan MH Thamrin, Jakarta.

4

Pariwisata Indonesia n Vol. 5 n No. 52 n April 2014

ahun 2014 ini, Tour de Singkarak memasuki edisi ke-6, Musi ­Triboatton tahun ke-3, festival Danau Toba ­untuk ke-2 kali (sama seperti ­Jakarta Marathon). Adapun even Sail Raja Ampat di Papua ­merupakan lanjutan seri dari ajang bahari sekali setahun, kali ini mempromosikan kawasan Papua dengan destinasi Raja Ampat yang telah menjadi ikonik itu. Even-even disebutkan tadi boleh ­dikatakan kini membuka ‘babak baru’ bagi kemajuan ­pariwisata Indonesia. Sport event dikombinasikan dengan cultural presentation telah mulai bertransformasi menjadi metode mendatangkan wisatawan. Kemenparekraf telah mengambil inisiatif memperkenalkan peristiwa-peristiwa tersebut. Apa yang terjadi dan diperoleh? Even yang ‘respected’ atau ‘credible’ ­berfungsi dan berdampak memajukan pariwisata seti­ daknya melalui tiga aspek kegiatan. Ibarat di dunia penerbangan dikenal tiga proses: pelayanan yakni pre, in and post flight services, pada even pariwisata ini pun terjadi pre event image ­building, bersamaan proses pemasaran, dan pembangunan atau pengembangan destinasi. Kedua, in event tourist arrivals, di mana wisatawan datang berkunjung untuk menyaksi­ kan peristiwanya seraya tur, bersamaan itu terjadi top publicity, di mana jalannya peristiwa diberitakan berbagai media di dalam dan di luar negeri. Kemudian post event publicity and product ­selling to attract tourist, yang berarti akan bergulir terus pemberitaan dan penulisan bukan hanya tentang evennya, tetapi justru tentang kesan dan kenangan mengenai pengalaman berwisata dan tentang destinasi yang dikunjungi. Akumulasi hasilnya tampak pada meningkatnya jumlah wisatawan yang berkunjung ke destinasi di mana even berlangsung, sarana dan prasarana di destinasi pun meningkat kualitasnya, sementara sumber daya manusia setempat memetik pengalaman meningkatkan kualitas pelayanan pula. Terjadi proses capacity building. Alhasil, metode even dalam menarik kun­ jung­an wisatawan juga berdwifungsi, yakni ‘­memasarkan’ dan ‘mengembangkan’ destinasi.


Timur Indonesia

Kini Sungguh Terbuka

A

pakah ‘kekuatan’ Indonesia Timur di bidang pariwisata? Menurut Menteri Parekraf Mari Elka Pangestu, wisata alam dan ecotourism yang menonjol, tetapi tentunya sejarah dan budaya menjadi bagian yang integral dari apa yang di­ miliki oleh setiap daerah. Indonesia bagian timur itu menarik, apalagi Papua dan Papua barat. Dan

pasti punya aspek sejarah dan budayanya. Forum Wartawan Parekraf menyelenggarakan satu Seminar Membangun Konektifitas di ­Indonesia Timur untuk Pengembangan Pariwisata bulan lalu di Jakarta. Menteri berbicara dan memberi penjelasanpenjelasan, bersama dengan Direktur Utama Garuda Indonesia Emirsyah Satar dan Ketua Badan Promosi Pariwisata Indonesia (BPPI) Yanti Sukamdani. Pada sesi itu Menteri menjelaskan, bagai­ mana kita mengembangkannya? Yang menjadi PR (pekerjaan rumah) bagi Kementerian kami dan Kementerian yang lain, kata ­Menteri, di Indonesia bagian timur banyak ­terdapat ekowisata terkait banyaknya daerah konservasi dan kawasan taman nasional. Kita sedang melakukan koor-

dinasi dengan Kementerian Kehutanan dan mungkin juga nanti dengan Kementerian Lingkungan Hidup. Kita sepakat bahwa diperlukan standardisasi. Menurut Menteri, kita tidak mengarahkan ­Indonesia bagian timur untuk kegiatan mass tourism kecuali Bali, dan Lombok. Tetapi merupakan specialised tourism dan quality tourism. Wisata menyelam berdurasi minimal 5 hari jadi rata-rata wisatawan long stay. Wisatawan dari kapal pesiar juga tinggal berhari-hari. ­Ekowisata pun cenderung long stay dan high spend, dan willing to spend, bahkan juga give back, artinya bukan hanya untuk berwisata menyelam saja tapi sekaligus melakukan aktifitas seperti me­ nanam terumbu karang, mengajar, melakukan riset dan sebagainya. Yang penting kita sedang memproses me­ netapkan standar ekowisata, standar untuk ­wisata yacht, diving dan cruise, standar untuk industrinya sekalian juga untuk guide-nya. ­Kalau kita ingin mempromosikan wisata diving maka kita harus bisa credible dalam hal ini berarti harus ada standar untuk dive resort, dive guide, perlengkapan dan equipment dan medical support. Contohnya, ketersediaan apa yang disebut ‘decompressor ­chamber’ itu penting. Tentunya di samping ­infrastruktur lainnya.

Menteri Parekraf Mari Elka Pangestu dan Dirut Garuda Indonesia Emirsyah Satar (kanan-kiri).

Tekun dan akselerasi di daerah

Wisata bahari, seperti ditekankan oleh Menteri Parekraf Mari Elka Pangestu, terkait 80% dari wilayah Indonesia adalah laut, maka beberapa kegiatannya diprioritaskan, kapal pesiar, kapal layar yacht dan wisata diving. Sekitar 700 diving spot bertebar di laut Indonesia, “Salah satu yang best in the world adalah Raja Ampat. Maka itu tahun ini Sail Raja Ampat digelar,” ujar Menteri. Di tahun-tahun sebelumnya even Sail Indonesia telah dilaksanakan beberapa kali, mulai dari Sail Indonesia, Sail Banda, Sail Morotai, Sail Belitung dan tahun lalu Sail Komodo. Mulai tahun 2014 ini peristiwa-peristiwa Sail di kawasan timur Indonesia, mendapatkan momentum yang semakin diperkuat dengan telah berkembangnya dengan pesat aksesibilitas atau konektifitas udara, di mana penerbangan nasional telah menambah armada, menambah rute baru hingga ke kota-kota lebih kecil, dan me-

nambah frekuensi pelayanan terbang ke kawasan timur. Wisman dan wisnus kini dan tahun-tahun mendatang akan mendapatkan pilihan yang kian bervariasi untuk destinasi di timur Indonesia, dan pilihan angkutan udara yang banyak pula. Jadi, ketika semacam even Sail Komodo atau Sail Raja Ampat digelar secara internasional, tentu yang diharapkan bukan saja wisatawan datang berduyun-duyun memadati destinasi tersebut pada hari-hari terselenggaranya fes­tival atau lomba. Justru destinasi seperti Raja Ampat dan Pulau Komodo merupakan kawasan dengan carrying ­capacity yang bukan saja terbatas, tetapi memang perlu ‘dibatasi’ dalam hal jumlah wisatawan yang berkunjung. Destinasi tersebut ibarat boutique yang punya nilai dan harga ‘khusus yang relatif lebih tinggi’, sehingga tak memerlukan mass tourism. Namun demikian, citra yang dibangun dari

‘event’ dalam konteks metode mendatangkan turis, dalam hal itu berfungsi membangun ­citranya yang ikonik. Yaitu citra kekayaan dan ­kenyamanan wisata bahari negeri ini khususnya di kawasan timur negeri kepulauan Indonesia. Adalah Gubernur Sumatra Barat (waktu itu) Gamawan Fauzi terkesan cepat setelah sekali perbincangan, memberikan anggukan dan salam tanda setuju, ketika pertama kali Dirjen Pemasar­ an Pariwisata (waktu itu) Sapta ­Nirwandar menyampaikan presentasi konsep dan rencana Tour de Singkarak di tahun 2009. Maka terlaksana­lah pertama kali, tiga pemerintah kabupaten dan satu pemerintah kota di provinsi itu bersama ­Kemenparekraf menggelar Tour de Singkarak. Tahun 2014 ini, kesembilan belas pemda dan pemkot se-Provinsi Sumbar niscaya ikut terlibat langsung andaikan Kabupaten Mentawai bukan berbentuk kepulauan yang dipisahkan oleh laut dari daratan Sumatra.

Pariwisata Indonesia n Vol. 5 n No. 52 n April 2014

5


Selanjutnya menteri menggambarkan untuk wisata yacht dan cruise sudah ada tim koordinasi agar mempermudah in and out dalam proses keimigrasian. Tentu prioritas untuk ­pembangunan pelabuhan dan dermaga demi­ kian penting mengingat Indonesia bagian timur terdiri dari pulau-pulau. Maka potensinya di pariwisata adalah fly in, datang melalui udara kemudian ber­aktifitas sailing, setelah itu fly out, terbang kembali keluar ke destinasi lain, maka konektivitas udara berperan di situ. Dari mana sajakah wisatawan selama ini? ­Umumnya wisman yang berkunjung ke Indonesia bagian timur itu warga Eropa dan Amerika, cukup tinggi jumlahnya. Tapi sekitar 40% wisatawan cruise ke Indonesia adalah warga Australia. Warga Asia mulai masuk, dari Jepang. Ke kawasan Raja Ampat di Papua tampak wismannya dominan

TDS ke-6 kali ini, akan dilaksanakan pada tanggal 7–15 Juni 2014, jadwal itu sudah diumumkan di UCI Road Calendar, 2013–2014 Season, dalam kategori Asia Tour. Itu pula salah satu kuncinya, yakni even ­sebaiknya diupayakan masuk ke dalam salah satu jadwal asosiasi atau perhimpunan resmi ­internasional. Dengan begitu me­ngandung ‘­jaminan mutu’ dan kredibilitas bagi masyarakat internasional. ‘Kunci’ itu diterapkan ­dalam mengenalkan Jakarta Marathon. Ketika menyampaikan konsep­ nya kepada Gubernur DKI Joko Widodo, ide itu langsung‘­ditangkap’, ­maksudnya disetujui. Jakarta Marathon menggandeng konsultan dan tenaga ahli dari ASO Perancis, yang adalah juga penyelenggaran Paris Marathon selain Tour de France, dan, Tour de Singkarak. Jakarta Marathon sejak edisi pertama, —yang terlaksana pada 27 Oktober 2013—, sebelumnya langsung diumumkan alias diluncurkan di tengah pelaksanaan Paris Marathon pada 4 April 2013. Rute Marathon kelas dunia juga diwajibkan memenuhi persyaratan kualitas jalan raya rute lomba, selain itu tentu juga persyaratan pe­ ngelolaan bukan hanya prosesi lomba tetapi juga ke­tertiban masyarakat penonton yang antusias. Lainnya lagi, Danau Toba di Sumatra Utara, setelah melewati krisis multidimensi negeri ini di tahun 1998, jumlah wisatawan ke destinasi itu anjlok. Kemudian, pertumbuhannya nyaris ­stagnan, fasilitas akomodasi dan atraksi di DTW itu

6

dari Eropa dan Amerika, Jepang, dari Tiongkok masih sedikit sekali. Akan halnya wisman dari Asia mulai masuk sejalan dengan indikasi tumbuhnya masyarakat midle class. Menteri menyatakan sungguh perlu memanfaatkan konektifitas yang dibuka Garuda Indonesia, bermitra dengan airlines demi membuka berbagai daerah di kawasan timur. Menteri mengutip WTTC (World Travel and Tourism Council) yang memperkirakan tahun 2014 ini Indonesia berpeluang mencapai pertumbuhan kunjungan wisman 14,2% dan wisnus 6,3%. Kontribusi sektor pariwisata terhadap perekonomian diperkirakan bisa mencapai 8,1%. “Jadi peluang kita untuk mencapai proyeksi tersebut memang cukup terbuka, karena daya ­saing pariwisata Indonesia terus membaik. Apalagi persepsi terhadap Indonesia kini makin

positif,” kata Menteri Parekraf. Strategi pemasaran destinasi ‘Bali and beyond’ kini mendapatkan dukungan semakin kuat. Yaitu kombinasi antara kian banyaknya secondary tier cities yang dilayani oleh maskapai penerbangan utama Garuda, sedangkan operator ini tidak lagi termasuk black list pada otoritas penerbangan di Eropa, maka penumpang wisman dari barat sana pun tak segan membeli paket wisata yang me­ ngandung perjalanan terbang antarkota di dalam negeri Indonesia dengan maskapai tersebut. Untuk pariwisata Indonesia, Dirut Garuda Emirsyah Satar mengutip pemeo dari dunia bisnis pelayaran, ‘the trade follows the ship, atau the ship follows the trade’. Kini, wilayah udara Indonesia timur sudah ­terbuka maka para pelaku bisnis wisata bisa mengikuti arus gerak airlines. n

Aksi musisi jazz muda Indonesia, Barry Likumahuwa pada 6th Asean Jazz Festival (AJF) di Batam (atas). Sejumlah peserta mengayuh perahu naga dalam even Musi Triboatton 2012 di Benteng Kuto Besak Palembang (bawah).

mengalami penurunan bisnis yang drastis. ­Banyak fasilitas tak ­terpelihara. Kemenparekraf lalu melangkah lagi, mempresentasikan gagasan Festival Danau Toba yang berkonsep skala internasional kepada peme­ rintah Provinsi Sumatra Utara dan para bupati di sekeliling danau tersebut. Lalu, untuk pertama kali diselenggarakanlah Festival Danau Toba ­tahun 2013. Di situ pun dialami betapa ‘pengembangan destinasi’, perbaikan fisik sarana dan prasarana

Pariwisata Indonesia n Vol. 5 n No. 52 n April 2014

setempat, jelas diperlukan ­malahan mestinya ‘diakselerasi’ untuk mendukung keberhasilan even. Sarana dan prasarana yang digunakan dan disaksikan oleh wisatawan, dan awak media, menjadi perhatian, apakah destinasi tersebut layak dikunjungi oleh lebih banyak wisatawan pada waktu-waktu setelah even berlangsung. Ide-ide baru selalu membutuhkan ketekunan ketika disosialisasikan, maka demikian pulalah manakala ‘ide orisinal’ semacam even Musi ­Triboatton dilontarkan ke pemerintah provinsi ­Sumatra Selatan dan beberapa kabupaten. Hasilnya kemudian edisi perdana Musi Triboatton


d­ igelar tahun 2012, dilanjutkan yang kedua ­tahun 2013, empat kabupaten dan satu kota langsung mendukung. Pada edisi ke-3 tahun 2014, semua konsisten meneruskan komitmen bergotong royong akan mendukung p­ elaksanaannya. Apa yang tampak pada saat penyelenggaraan even tahun kedua? Beberapa dermaga yang sehari-hari biasa digunakan rakyat di desa di pinggir sungai, telah menjalani perbaikan. Ada pembangunan baru dermaga dalam proses. Jadi, selain even Triboatton itu memerlukan sarana prasarana yang kualitasnya ‘­acceptable’, —betapapun belum ‘perfect’—, even semacam itu membawa rakyat yang kemudian menikmati ketersediaan fasilitas bagi kegiatan hidup ­sehari-hari. Bukankah Sungai Musi itu sendiri merupakan satu aset sumber daya alam utama yang dimiliki oleh provinsi ini, dan itu mengandung potensi dan peran bagi berbagai aspek kehidupan masyarakat? Sarana dan prasarana hingga pada ‘pernak-pernik’ yang terkait dengan Sungai Musi seyogianya selalu menjadi prioritas dan bahkan boleh jadi ‘lebih daripada yang lain’.

Akhir Tahun dan Border Cross Tourism

Program yang diuraikan berikut ini telah menjadi salah satu ciri khas juga dalam strategi pemasaran pariwisata Indonesia. Wamen Sapta Nirwandar ketika selaku Dirjen Pemasaran Pariwisata menamakan ­program-program ‘penerobosan’ tersebut ibarat ‘injury time’ dalam pertandingan sepakbola. Di akhir tahun, dilaksanakan even-even di perbatasan negara, yang dirancang mampu menambah jumlah kunjungan wisman. Evennya dirancang mulai dari yang mengandung daya tarik budaya, musik, hingga kandungan aspek emosional dan religi. Antara lain even bertemu dengan pemusik dan pemain film serial TV yang ‘digandrungi’ oleh masyarakat di negeri jiran ­Malaysia dan Singapura, hingga juga even wisata sambil melaksanakan kegiatan agama semacam kurban dan zakat. Beberapa macam even akhir tahun dilaksanakan di destinasi Pulau Batam dan Bintan yang berkembang sekaligus berfungsi menjadi border cross tourism. Even musik ASEAN Jazz Festival dilaksanakan di Batam secara konsisten. Wisata melintasi perbatasan merupakan salah satu daya mendorong peningkatan bisnis pariwisata di hampir semua kawasan di dunia. Di Amerika Utara, apalagi di Eropa, hingga di antara beberapa kawasan sub regional di Asia. Termasuk di sub regional kawasan ­Mekong antara Vietnam, Kamboja, Laos, dan ­I­ndonesia-Malaysia-Singapura. n

Events

Wamen Parekraf Sapta Nirwandar.

Sekaligus Tiga Hasil

S

etidaknya sudah 12 even yang praktis ‘diciptakan dan diinisiasi’ oleh Kemenparekraf beberapa tahun ini di dalam negeri, tetapi jangkauannya mencakup promosi ke pasar di luar negeri dan berkonsep mendatangkan wisman secara langsung. Yaitu: Tour de Singkarak, Musi Triboatton, Year End Fetivities, Festival Danau Toba, Festival Internasional Toraja, Festival Jazz ASEAN, Festival Musik Bambu, ­Sabang International Regatta, Jakarta Marathon, Lombok Pearl Festival, Festival Perbatasan Timoresia, Coffee Festival. Perihal events sebagai satu cara mendatangkan wisatawan, bahkan sesungguhnya berdampak langsung pada sekurang-kurangnya tiga hasil bagi kepentingan pariwisata, kembali diuraikan oleh Sapta Nirwandar. TDS (Tour de Singkarak), tadinya hanya olahraga prestasi, tapi sekarang juga menjadi olahraga rekreasi. Kawan-kawan dari Indonesia Marketing Association sangat aktif memasarkan Indonesia. Kita dukung, kata Wamen. Parekraf tentu sangat peduli dan mendukung, even-even harus kita adakan, bahkan presiden selalu menganjurkan, utamanya adalah meeting. Maka itulah di Kementerian Parekraf ada divisi khusus MICE; Meeting, Incentives, Convention and Events. Kegiatan olahraga internasional seperti Olimpiade, Piala Dunia—akan dilaksanakan di Brazil tahun ini—, tiketnya yang paling murah sudah terjual habis. Piala Dunia memang paling laku. Tapi untuk mendapatkan konsensinya juga tidak sembarangan. Kedua, Olimpiade, yang terakhir diadakan di London, yang sebelumnya bersaing dengan Paris. Even besar selanjutnya adalah tenis. Yang paling dekat adalah Australian Open yang tidak mudah mendapatkan tiket masuknya. Even-even seperti ini sudah menjual tiketnya secara online. Jadwalnya sudah bisa diketahui sejak jauh hari sebelumnya. Kalau belum mendapatkannya, kita masih mungkin menyaksikan dengan membeli tiket-tiket yang

Pariwisata Indonesia n Vol. 5 n No. 52 n April 2014

7


Events tidak jadi dibeli. Even-even besar seperti itu bukan hanya untuk memacu ­prestasi, tapi juga menjadi ajang bisnis besar. Bahkan sudah menjadi industri ­internasional. Sapta Nirwandar mengakui membuat even berkelas dunia tidak selalu mudah buat Indonesia. Menurut Wamen, dengan melaksanakan even-even, mudah-mudahan Indonesia bisa berkelas internasional. Kalau meeting, katanya, kita sudah menjadi the best ever penyelenggaraan APEC. Pujian itu datang langsung dari para pemimpin negara yang hadir. Meskipun ada pro dan kontra, tapi kita juga sukses menyelenggarakan Miss World. Kita bisa promosi ke 120 negara. Kemudian WTO, World Tourism ­Organization, juga di Bali dan Jakarta. Ada lagi WTO yang lain, World Toilet Organization, juga menyelenggarakan konferensi di Indonesia. Jadi dalam hal penyelenggaraan even kita sudah lumayan. Menurut Wamen Sapta Nirwandar, even ada dua, olahraga dan budaya. Even budaya yang baru saja berlalu adalah Java Jazz. Dulu pelaksananya (Peter Gonta) selalu meminta para musisi dari luar negeri mau main di Jakarta, sekarang

ish, semuanya sama. Yang terlambat daftar bayaranya USD 500. ­Lomba lari New York Marathon dibatasi hanya 14 jam.” Dilanjutkannya, “Jangan lupa, seorang pelari biasanya tidak akan datang sendiri. Minimal 2 orang. Berapa hotel, restoran, dan seterusnya, dengan adanya even marathon besar juga melibatkan industri, yang paling dekat adalah pembuatan kaos, sepatu, topi, jam, makanan, energy bar, tas, dan seterusnya. Hari ketiga NY Marathon, para pendukung peserta marathon memborong macam-macam barang suvenir terkait even dan kota NY. ­Bukan hanya even marathon saja, tapi di dalamnya termasuk pameran mengenai industri marathon. Seberapa sakti even-even ini? Portugal, se­telah menyelenggarakan WC, kunjungan wisatawannya langsung meningkat. Stimulasi ekonomi langsung dari peserta dan tamu-tamu yang datang terhadap hotel, restoran, dan sebagainya. Yang ketiga, news value. Baik yang disebarluaskan oleh para wartawan maupun dari si peserta dan rombongannya yang akan membuat berita sendiri-sendiri melalui Whatssap, dan media lainnya. Makanya orang berlombalomba, bidding antarnegara. Sewaktu bidding untuk Olimpiade, Perdana Menteri Inggris datang langsung ke Singapura.” Even-even besar seperti itu juga tidak lepas dari IT. Pendaftaran sekarang melalui online. Even-even seperti ini selain news value juga sebagai ajang inspirasi, ekspresi. Kalau kita tidak pernah mengadakan even seperti Jakarta Marathon, kapan kita akan memberikan ruang berekspresi kepada masyarakat dan para olah­ ragawan kita? Ini juga penting. Wamen lalu mengkaitkannya dengan even diadakannya untuk kedua kali sejak pertama tahun lalu, ­Jakarta Marketing Week. Diusulkannya: Kenapa nantinya kita tidak sekalian membuat Indonesia Marketing Week. Daripada kita selalu menunggu Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Mari Elka Pangestu (kiri) meninjau salah satu stand mutiara Lombok di arena ­even-even yang disirkulasikan oleh Lombok Sumbawa Pearl Festival (LSPF) 2012 di Hotel Lombok Raya Mataram, Nusa Tenggara Barat. negara-negara lain, mengapa kita merekalah yang meminta untuk ikut tampil di sini. tidak bisa membuatnya sendiri? Kementerian Parekraf akan selalu menduEvent to generate tourism itu pengaruhnya kuat sekali. Kita baru saja kung kegiatan-kegiatan kreatif. mengikuti even yang usianya sudah 110 tahun, yakni Venice Biennale di Menurutnya, berikutnya adalah batik. Batik sekarang fashionable. kota Venice. Di sana ditampilkan art, arsitektur, dan ­seterusnya. Sehingga Itulah mengapa kita membuat even dengan acara ­Putra-Putri Batik untuk menjadi suatu pesta budaya. ­generasi muda. Generasi muda kita saat ini ada 90 juta. Kalau mereka meEven-even olahraga yang penting juga sudah diselenggarakan di sini. makai ­sepotong batik, berapa banyak dampaknya? Sekarang sudah luma­Itulah di antaranya marathon. Kita selenggarakan marathon di Jakarta. yan ­mereka memakai batik di lengan saja, sebagian dari baju, akan lebih Sapta Nirwandar juga kembali teringat. Katanya, “Dalam 30 menit, baik lagi jika mengenakan kemeja sepenuhnya batik. Jokowi setuju. Karena Jakarta perlu dipromosikan seperti kota-kota besar Akhirnya bagi Ibukota Jakarta sendiri, diharapkan, even olahraga dan lainnya. Even-even marathon besar di London, Paris, dan New York menjadi budaya tersebut bisa menjadi ikonik bagi kota besar ini. Sekaligus ­menjadi promosi besar-besaran. Yang paling menakjubkan dari New York marathon, destinasi untuk industri kreatif kita, serta memberikan stimulasi bagi ­Jakarta biaya untuk ikut sertanya USD 350. Tak masalah apakah pesertanya menyedan Indonesia. Ada 200 orang pelari Jepang ikut dalam Jakarta Marathon lesaikan lomba selama 10 jam, 8 jam, atau yang gagal mencapai garis fintahun lalu. Tahun ini katanya akan ada 500 pelari yang akan ikut. n

8

Pariwisata Indonesia n Vol. 5 n No. 52 n April 2014


Events

Even berjudul Jakarta Markeng Week sebenarnya termasuk bagian program promosi Jakarta di bawah slogan Enjoy Jakarta. (Ke-5 sampai 7 dari kiri): Hayono Isman, Sapta Nirwandar, Hermawan Kartajaya bersama pendukung-pendukung dari berbagai kalangan saat peluncuran even tersebut sebelum pelaksanaan evennya sendiri.

E

Marketing Week

ven ini akan dilaksanakan pada 7–13 Mei 2014, namun sudah diumumkan sebulan sebelumnya, ketika pada 7 April 2014 Wamen Parekraf Sapta Nirwandar dan CEO MarkPlus, Hermawan Kartajaya, meluncurkan Jakarta Marketing Week 2014 (JMW). Even itu dirancang untuk selama seminggu memenuhi kebutuhan masyarakat akan ­ihwal ‘pemasaran masa kini’, juga diselingi variasi akan dikunjungi wisman dan wisnus. hiburan ‘berkelas’ — yang ujung-ujungnya ber­ Saat pembukaan JMW 2014 nanti, satu even kait juga dengan esensi konsep dan kegiatan pe- besar bagi Jakarta, Jakarta Marathon 2014 sekamasaran mutakhir — termasuk peranan hebat ligus diluncurkan oleh Menteri Pemuda dan dari teknologi informasi. Jadi, tampak memberi Olahraga KRMT Roy Suryo, Wakil Menteri Parisesuatu kepada setiap pengunjung yang berke- wisata dan Ekonomi Kreatif Sapta Nirwandar pentingan dengan aktivitas pemasaran, hingga dan Gubernur DKI Jakarta, Joko Widodo. bagi mereka yang mungkin merasa baru punya Evennya tentang ‘pemasaran’, namun intuisi pemasaran dan ingin mengefektifkannya. akan diperkaya dengan atraksi menarik bagi Di JMW itu, para pelaku di dunia pemasaran masyarakat lebih luas, seperti barongsai dan akan saling berhubungan satu sama lain, baik pencak silat dari cabang anggota FORMI (­Federasi ­kalangan bisnis, industri, serta pemerintahan. Olahraga Rekreasi Masyarakat Indonesia). Ini pun Para pengunjung akan mendapatkan banyak demi mengiringi peluncuran The 6th TAFISA World benefit, mulai dari ilmu, networking, hiburan, Sport for All Games oleh Hayono Isman, ketua (knowledge, networking & entertainment) dan FORMI. Even tersebut akan diselenggarakan di disediakan pula berbagai hadiah menarik. Jakarta pada tahun 2016, “Puluhan ribu peserta­ nya dari lebih 100 negara kami harapkan akan ­Pengunjung tidak dipungut biaya apapun. Sesi berbagi ilmu tersebut akan disajikan datang,” ujar Hayono Isman. Satu hal baru lagi adalah mengenalkan pe­ melalui berbagai tema mulai dari Brand Hours, Marcomm Hours, Sales Hours, Service Hours, Tour- nerapan aplikasi atau software teknologi digital ism Hours, dan Digital Hours. Hiburan yang disa- RFID (Radio Frequency Identification) hasil kerja jikan pun sangat beragam, dari musik, film, olahraga dan penganuge-rahan penghargaan. Akan hadir para ahli dari berbagai industri yang akan membagi kisah sukses dalam menjalankan roda bisnisnya, serta berbagi ilmu dan update terakhir dari industri terkait seperti Telkom Indonesia, Semen Indonesia, AUTO2000, Google, hingga WeChat. Ini dijadikan even berganda, Festival Toraja Inernasional 2013 pertama kali diadakan, di mana tentunya diharapkan konsepnya akan dilanjutkan setiap tahun.

Dibuat Berspektrum Budaya dan Menghibur sama dengan Wooz.in, di mana pengunjung akan mendapatkan kartu yang dapat digunakan untuk melihat jadwal, sebagai tanda reservasi kursi, serta pengumpulan poin dan kuis untuk mendapatkan hadiah utama.

JMW 2014

Ini pun sebenarnya termasuk dalam salah satu rangkaian even yang diorganisasi oleh MarkPlus, Inc. yaitu Indonesia Marketeers Festival 2014 di 17 kota mulai 14 April 2014 di Padang hingga 26 Juni 2014 di Denpasar. Direncanakan JMW 2014 akan ditutup oleh Wakil Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahja ­Purnama, dan Wakil Menteri ­Kementerian ­Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Sapta ­Nirwandar, dengan berbagai atraksi lagi, dan, penampilan dari JKT48. Apa itu JKT48? Pertunjukan JKT48, sebuah girl band, tampaknya untuk menarik segmen remaja dan generasi muda. Jakarta sebagai destinasi membutuhkan even-even yang ‘credible’ dan berdampak meng­undang pe­ ngunjung datang, dan akan datang lagi, ekonomi masyarakat merasakannya, dan kabar positif yang ‘joyful’ tentang Ibukota ini akan berkesinambungan muncul di media main stream maupun media sosial di jaringan internet. Jakarta memerlukan real tourists, di samping para pebisnis internasional setiap hari mendarat dan berangkat dari bandara Soekarno-Hatta. n

Pariwisata Indonesia n Vol. 5 n No. 52 n April 2014

9


Events

Legu Gam oleh Kesultanan Ternate

Dirjen Pemasaran Pariwisata Esthy Reko Astuty, Ratu Nita Budhi Susanti dan Sultan Mudaffar Syah menjelaskan pada pers di Jakarta, Maret 2014.

E

ven Legu Gam di Ternate dilaksanakan pada 12–26 April 2014. Ini merupakan ke-13 kali, setiap tahun konsisten terselenggara. Ratu Nita Budhi Susanti dan Sultan Mudaffar Syah dari Ternate datang ke Jakarta menjelaskan kepada pers ibukota, didampingi oleh Dirjen Pemasaran Pariwisata Esthy Reko Astuty. Kegiatan di festival itu antara lain: pawai obor jalan kaki keliling Kota Ternate, membawa obor-obor besar dan kecil oleh masyarakat Ternate, pertunjukan drama musikal, pameran budaya, pariwisata, dan hasil-hasil pembangunan oleh pemerintah, swasta, komunitas usaha seni dan pengrajin, kirab budaya, panggung budaya, Live in Cocert dengan dukungan artis dari Ibukota, dan berbagai acara lain. Kemajuan demi kemajuan tahun demi tahun tampak pada kerapihan pengorgani­ sasiannya, telah menjadi even ta­ hunan nasional, sejak tahun 2007, Kemenparekraf terus mendukung. Penyelenggara dewasa ini ­mulai mengarahkan semakin fokus pada upaya bagaimana even ini sungguh mendatangkan wis­man, di samping wisnus yang telah ­banyak mengenal Legu Gam. n

F

estival Legu Gam di Ternate merupakan salah satu even yang diinisiasi oleh masyarakat kesultanan. ­Jadwal ­penyelenggaraannya berkisar pada Hari Jadi (HUT) Sultan Ternate. Masyarakat memang berpesta dengan rangkaian acara-acara yang kental tradisional. Pimpinan pemerintahan dan masyarakat secara bersama memelihara dan mengembangkan even ini. Sustainability sebagaimana dimaklumi mengandung tiga azas: memelihara, mengembangkan, dan memanfaatkan. Foto foto ini ­memperlihatkan peristiwanya di tahun 2013. n

Pesta Budaya, Pesta Rakyat Asmat

E

ven sekali setahun ini dilaksanakan berkat kerja sama pihak Keuskup­ an Agats dengan dukungan Pemda Kabupaten, sejak terbentuknya Kabupaten itu di tahun 2003. Pesta Budaya Asmat, tanggal 9–14 Oktober 2013, di Papua Barat, ­telah 29 kali dilaksanakan sebagai ‘pesta rakyat’, menampilkan seni budaya ­daerah dan wujud-wujud kearifan lokal, seni ukir dan kerajinan masyarakat

10

Pariwisata Indonesia n Vol. 5 n No. 52 n April 2014

suku Asmat dari 12 rumpun/kelompok suku yang berada di 19 distrik di ­Kabupaten Asmat. Dibuka dengan upacara tradisional menaburkan kapur putih yang ­terbuat dari kerang kepada peserta dan pengunjung dan diikuti dengan bunyi-­bunyian tifa dan nyanyian tradisional. Malam harinya ditampilkan penabuh­an tifa dan eksibisi tarian. n


Motivasi Memajukan Even di Daerah

L

Festival Bambu Nusantara Menuju Internasional

S

etelah meliwati tahun-tahun awal festival ini ­dilaksanakan di Kota Bandung, festival Musik ­Bambu Nusantara, Kemenparekraf berinisiatif memindahkan penyelenggaraan dan nama evennya menjadi ­Festival Bambu Nusantara ke Jakarta, mengambil tempat di Jakarta Convention Center. Maksud tujuannya, semakin menginternasionalkan gaung promosinya, menarik lebih banyak penonton dan pesertanya. Tahun 2013 memasuki pelaksanaan yang ke-7 kali, berlangsung pada 27–28 Agustus 2013. Festival Bambu Nusantara VII menghadirkan peserta musisi musik bambu dari dalam dan luar negeri. Efek promosi dalam hal ini selain terhadap wisata nusantara, sekaligus terhadap wisata inernasional. Pengunjungnya kian beragam mulai dari siswa/i sekolah sampai musisi terkenal dari Indonesia maupun dari mancanegara. Daerah Jawa Barat telah lebih dahulu berhasil dipromosikan dengan musik bambu, dan alat musik angklung telah dibawa ke berbagai pelosok dunia. Nyaris tak ada wisman kini yang ke Bandung tanpa singgah menyaksikan bengkel angklung Mang Ujo, dan membawa suvenir angklung sewaktu pulang. Tapi bukankah bambu juga kekayaan alami di berbagai daerah lain? n

evel kabupaten mengambil langkah menciptakan festival, ada juga yang menyebut ‘pesta’ budaya. Mulai dari kabupaten di pulau Jawa seperti Banyuwangi, atau pada level provinsi yang terpencil seperti Bengkulu, sampai hampir setiap kabupaten di provinsi Papua Barat dan Papua. Ada inisiatif yang datangnya dari Pemda, ada dari masyarakat seperti masyarakat kesultanan Ternate, dan, Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif memberikan dukungan pada berbagai aspek dalam penyelenggaraan suatu even. Berkembanglah pola di mana Bupati, Sultan, organisasi swasta atau Panitia Penyelenggara dari daerah datang ke Jakarta untuk didukung oleh Kemenparekraf mengumumkan, mempromosikan, kepada masyarakat luas tentang festival dan pesta rakyat yang hendak digelar. Secara konsepsional even-even ­daerah tersebut membawa misi seti­ daknya dua tujuan yang ­ingin dicapai. Pertama, memelihara dan mengembangkan seni budaya masya­rakat lokal. Kedua, ingin dikenal oleh masyarakat luar dan diharapkan wisa­tawan mau datang berkunjung. Jadi, upaya pengembangan pariwisata selalu melekat pada gagasan penyelenggaraan even di daerah. Pesta budaya Asmat di kabupaten di Papua Barat, contohnya, tahun 2013 telah memasuki tahun ke-27 pelaksanaan. Lalu Festival Teluk Jailolo di Maluku Utara, bersebelahan lokasiya dengan kota Ternate. Dari sudut kepen­ tingan pariwisata, dua even itu berbeda

target market-nya. Budaya Asmat akan potensial menarik kunjungan wisman dan wisnus yang berminat sebagai penggemar hingga pengagum seni budaya peninggalan peradaban lama. Budaya dan alam laut di Teluk Jailolo ditsrgetkan menarik para divers dari mancanegara untuk mau berkenalan dan datang menikmati wisata selam. Setiap daerah memang harus mengkonfirmasi terlebih dahulu, even apa yang hendak digelar, berdasarkan dan sesuai dengan kekayaan sumber daya alam dan budaya masyarakat, sesuai pula dengan segmen konsumen siapa yang tepat untuk diajak berkunjung. Nah, ketika tiba pada pertanyaan ‘siapa konsumennya’, wawasan ­bisnis sebagai kegiatan pariwisata lalu dimasuki. Pada tahap itu ‘kualitas pe­ ngelolaan even’ lalu menjadi persya­ ratan bagi dasar pertimbangan untuk bisa maju dan berhasil. Tahun demi tahun daerah-daerah mestinya memetik pengalaman dan perbandingan, bagaimana agar dua butir tujuan penyelenggaraan even disebutkan tadi, bisa tercapai. Direktorat Jenderal Pemasaran Pariwisata Kemenparekraf punya salah satu divisi: Direktorat Promosi Pariwisata Dalam Negeri. Seperti kata direkturnya, Tazbir, andaikan setiap Provinsi mempunyai satu saja ‘even ­unggulan’, maka akan berarti sekurang-kurangnya 33 even top bergulir di Indonesia setiap tahun. Tapi, kata dia "Kita berharap kualitas even di daerah tidak jauhlah berbeda dengan yang di negara te­ tangga.”

Festival Teluk Jailolo di Maluku Utara.

Pariwisata Indonesia n Vol. 5 n No. 52 n April 2014

11


Events Bahkan untuk pengembangan Events, ­Wamen Sapta Nirwandar mengingatkan bahwa di Kemenparekraf telah diadakan dua divisi. Yaitu, Direktorat Konvensi, Insentive, Even dan Minat Khusus, satu di jajaran Ditjen Pemasaran Pariwisata, dan satu di jajaran Ditjen Pengembangan Destinasi. Kita memang serius dan menaruh harapan pada penyelenggaraan konvensi, even, wisata minat khusus, yang jelas semakin terbukti hasilnya sesuai dengan karakter dan sumber-sumber daya pariwisata di daerah destinasi.

Pendekatan Bisnis

Tetapi membangun pariwisata juga memerlukan pendekatan bisnis, business approach. Kota Palembang memiliki kompleks fasilitas dan stadion olahraga yang bermula dibangun dan digunakan bagi penyelenggaraan ASEAN Games.

Itu menjadi sumber daya unggulan dan tentulah kota ini perlu dan bisa ‘menjemput’ even-even olahraga, selain yang bersifat prestasi, seperti dikatakan Wamen Sapta Nirwandar, juga yang bersifat rekreasi. Kedua tipe even olahraga itu jelas dampaknya mendatangkan wisatawan. Tahun ini bulan November kota Palembang mendapat kesempatan menjadi venue bagi ASEAN University Games, yang akan diikuti oleh 11 negara. Ketika dua tahun lalu dilaksanakan di kota Vientiane, Laos pada 12–20 Desember 2012, sebanyak 600 mobil disewa untuk transportasi selama berlangsungnya even tersebut. Dari aspek kebutuhan transportasi darat saja, adalah menarik mengikuti satu laporan pelaksa­naan ASEAN University Games terakhir di kota Vientiane itu. Inilah ringkasannya: The transpor­tation arrangements put in place for

Salah satu laporan media tentang pelaksanaan ASEAN University Games di Vianane, Laos, tahun 2013.

12

Pariwisata Indonesia n Vol. 5 n No. 52 n April 2014

a­ thletes, foreign delegations, performers and other ­officials during the 16th Asean University Games from ­December 12–20 were well organised and ­every­thing ran smoothly as planned. The Transport Committee has unveiled that they spent around 12 billion kip to hire more than 600 vehicles for the games, aiming to ensure that all the athletes and relevant offi cials were conveyed to the various ­stadiums and sporting venues in a timely manner. Of the total of 600 vehicles deployed, 67 were VIP cars for serving high ranking officials, university deans, and heads of athletes’ delegations, ­according to offi cials. There were 163 minivans on hand to transport organising committee officials, referees, journalists and other personnel, while the transport committee also allocated another11 minivans to serve athletes who were not staying at the athletes’ village. Moreover, the ­committee ­allocated more than 160 buses to transport ­between 3,000 and 4,000 athletes and performers to various training venues in between their competition events. The committee also arranged 27 buses to ­facilitate transport between the athletes’ village and other sporting venues including the National Stadium at Km 16, Chao Anouvong Stadium and Beung Kha Nhong Gymnasium in central Vientiane, as well as Wattay International Airport. The allocation of over 600 vehicles to serve the 16th AUG reflects the attention that Lao officials paid to ensuring that everything associated with the games ran smoothly and they were a memorable and enjoyable experience for all the athletes, offi cials and supporters concerned. Bagi Palembang, sejatinya kini bisa diadakan even olahraga setiap bulan, memproduktifkan sumber daya dan sarana yang telah tersedia. Ya, saatnya kini memperhatikan beberapa praktikaliti bidang pariwisata di daerah, dari pendekatan bisnis, dan lebih khusus lagi bagi kawasan timur negeri ini. “Sebetulnya kami sangat kesulitan menjual ­Indonesia Timur,” itu diungkapkan oleh satu ­operator tur Indonesia berkelas internasional. Kawasan timur Indonesia memang memerlukan pemain baru di bisnis pariwisata, setidaknya para pelaku yang sudah ada agar berupaya ­meningkatkan kemampuan. Baik kapabilitas dan profesionalitas usaha maupun sumber daya ­manusia termasuk pramuwisata. Ini terutama dalam ­upaya menarik wisatawan untuk ber­ kunjung. n


ASEAN

M

‘Kemudahan’ bagi Usaha Besar

Hingga Pegawai dan Profesi Guide

asyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) akan berlaku efektif akhir tahun 2015. Beberapa bagian utama berkaitan pariwisata, di sektor sumber daya manusia, akan berlaku ‘kebebasan’ bergerak antarnegara, itu di bawah MRA (Mutual Recognition Agreement). Di sektor konektivitas udara akan berlaku open sky kebebasan penerbangan bagi ­maskapai ­penerbangan ASEAN di dalam geografi ASEAN, selain di sektor perdagangan barang dan jasa lainnya. Akan lebih mudah dan leluasa bagi ­operator penerbangan ASEAN untuk keluar masuk Indonesia. Selain itu untuk memudahkan kunjung­an atau berwisata antarnegara sesama ASEAN ­sudah ­diusahakan akan adanya fasilitas ­common visa. Dengan fasilitas itu, nanti wisatawan manca­ negara bisa masuk melalui pintu salah satu ­Negara ASEAN lalu visanya berlaku untuk me­ngunjungi negara ASEAN lainnya. Samalah seperti visa ke negara-negara Uni Eropa. Jadi, wisatawan dapat mengunjungi ­Indonesia dan negara ASEAN yang lainnya melalui pintu Negara ASEAN lain seperti Singapura atau Bangkok, maka kita ­optimistis bahwa akan terjadi ­akselerasi pariwisata Indonesia. Itu dijelaskan oleh Menteri Pariwisata dan Ekonomi ­Kreatif, Mari Elka Pangestu menjelaskan perihal sumber daya manusia dan konektivitas dan visa pada ­acara Public Seminar and Soft Launching The ­ASEAN ­Economic Community: A Work in Progress, pada Selasa (18/3/2014) di Jakarta. Itulah yang disebut program ASEAN ­untuk menjadi one single destination. Di sektor pe­ ner­bangan disebutkan sebagai one single aviation market. Di sektor penerbangan ini, bahkan ­dengan pihak Uni Eropa pun kini tengah dipersiapkan akan berlakunya open sky policy antarkedua kawasan ini. Indonesia untuk open sky ASEAN memang membatasi pada lima bandara saja, yakni ­Jakarta, Medan, Surabaya, Denpasar dan Makassar. Tentu maksudnya pada setiap lima kota itu setiap maskapai penerbangan dari ASEAN akan bebas bisa beroperasi, sepanjang ketersediaan slot time di bandara tersebut. Namun demikian dengan kota-kota lain tetap terbuka bagi direct flight dari luar negeri bagi maskapai ASEAN, dalam kerangka dan semangat open sky tetapi melalui pengaturan air service agreement bilateral. Dengan direct flight jumlah wisatawan ­dapat

Ketika guide sedang bertugas.

langsung meningkat, contohnya Januari lalu dengan dibukanya penerbangan langsung Perth–Bandara International Lombok (BIL) ­jumlah wisatawan meningkat 300%, dijelaskan oleh Menteri Mari Pangestu.

Indonesia dan Kambodia Contoh Upaya MRA Implementasi di tingkat nasional MRA on Tou­ rism Professionals, Indonesia dan Kambodia telah diakui sebagai contoh. Sebuah ringkasan dan ­laporan pernah disampaikan oleh Komite Pemantau Profesional Pariwisata ASEAN yang Ketuanya pun dipegang oleh I Gusti Putu ­Laksaguna, dari Kementerian Parekraf. Ikhtisar yang disampaikannya ke semua anggota ASEAN, berjudul Kisah Sukses dan Praktik Terbaik dari Kamboja dan Indonesia, menampilkan inisiatif teladan dari Kamboja dan Indonesia

untuk mendorong implementasi MRA di tingkat nasional. Laporan itu mengeksplorasi dampak pada tingkat negara dukungan AADCP, dan ­pro­ses di negara-negara ini yang telah diambil ­dalam mencapai praktik terbaik. Dilaporkan: ”National Implementation of the Mutual Recognition Arrangement (MRA) on ­Tourism Professionals: Success Stories and Best Practices from Cambodia and Indonesia showcases the exemplary initiative of Cambodia and Indonesia to push forward the MRA national implementation. This Report explores the impact at country level of AADCP’s support, and the process these countries have taken in achieving best practice. The ASEAN Tourism Professionals ­Monitoring Committee hopes that by sharing the success ­stories and best practices from Cambodia and ­Indonesia, other AMSs will be inspired to fully realise the potential of their own work and efforts. We invite you to share in and be inspired by, these achievements.” Indonesia dinyatakan memiliki kurikulum yang sebagian besar selaras dengan standar kompetensi dan kerangka kualifikasi dengan standar regional ASEAN (yaitu ACCSTP, CATC dan RQFSRS). Dari catatan, Indonesia juga telah mengambil peran kepemimpinan yang kuat, sebagai Ketua Technical Task Force ASEAN tentang Ketenaga­ kerjaan, dan sebagai Ketua Komite Pemantau Profesional Pariwisata ASEAN. Selain usaha besar seperti penerbangan dan hotel, pegawai hingga tenaga guide pun akan berkemudahan bergerak di dalam ASEAN. n

Pariwisata Indonesia n Vol. 5 n No. 52 n April 2014

13


Promosi Dalam Negeri

Seller dari Palembang berbisnis di table top di Bandung pada kegiatan DP (kiri dan kanan atas).

Konsep DP Mestinya Memacu

K

ami bertanya kepada dinas pariwisata daerah sebagai destinasi, ke pasar mana di daerah lain ingin memasarkan daerahnya. Berdasar­kan kesepakatan maka disusunlah dan dilaksanakan promosi pariwisata dalam negeri­ nya dengan konsep direct promotion (DP). Seperti Sumatra Selatan yang memilih pasar di Bandung, kegiatan DP Sumsel tahun 2014 ini diselenggarakan di kota Bandung. Demikian dijelaskan Direktur Promosi Pariwisata Dalam Negeri, Tazbir, kepada para wartawan di kota kembang itu. DP Sumsel dilaksanakan pada 4–6 April 2014 bertempat di pusat keramaiannya masa kini, di pusat keramaian Paris van Java. Dari Palembang dipimpin Kepala Dinas Pariwisata Provinsinya, Ahmad Najib, lima usaha hotel, dua agen perjalanan, dua operator penerbangan dan sejumlah penari dan pemusik muda yang memainkan musik dan tarian tradisional Sumsel, berangkat ke Bandung. Di Bandung, dua macam kegiatan diadakan. Hari pertama, table top, di mana para seller dari Palembang itu dipertemukan dengan para buyers dari kota Bandung. Jumlah mereka mencapai 31 agen perjalanan. Lebih satu jam mereka saling bergantian bertemu, berunding bisnis, tentulah utamanya untuk menjual wisata ke Sumsel agar wisnus dari Bandung semakin meningkat jumlahnya yang bepergian ke Palembang. Hari kedua dan ketiga, di salah satu lobi utama Paris van Java, para seller dari Sumsel memamerkan dan menjual produk langsung pada konsu­ men. Airlines Xpressair menawarkan penerbang­ an langsungnya Bandung–Palembang pp setiap

14

hari menggunakan pesawat B737/300/500. Sriwijaya Air menawarkan rute Jakarta– Palembang pp setiap hari, dan tampaknya minat maskapai penerbangan ini ikut serta ­berpromosi ke Bandung ini mengindikasikan akan juga membuka rute langsung Bandung–Palembang. Xpressair sendiri kini dari Bandung juga melayani rute langsung Bandung–Padang pp dan ­Bandung–Pontianak pp juga setiap hari. Dimaklumi bahwa dari bandara Soekarno-Hatta Jakarta ke Bandung pp tersedia layanan angkutan darat dengan frekuensi yang cukup banyak. Ketua ASITA Jawa Barat, Budijanto ­Ardiansyah di saat pameran DP di Bandung

Pariwisata Indonesia n Vol. 5 n No. 52 n April 2014

itu ­mengakui selama ini justru yang tampak ­banyak mengalir ialah wisnus dari Palembang ke ­Bandung. Tetapi anggotanya kini melihat dan mendukung upaya menarik wisnus dari Bandung agar berkunjung ke Palembang. Tak heran 31 agen perjalanan dari ­Bandung menunjukkan aktivitas di saat table top ­dengan seller dari Palembang. Hanya dua agen ­perjalanan dan pelaksana tur Palembang yang ikut ke DP ini, berarti kota itu memerlukan lebih banyak lagi agen yang berminat untuk terjun ke bisnis ­operator tur. Kota Palembang kini memiliki sedikitnya 22 hotel yang representative bagi wisnus dan


Operator Tur di Destinasi

Pertemuan lengkap Kemenparekraf, Disparda dan industri peserta DP.

­ isman, menurut Kepala Dinas Pariwisata w Provinsi Sumsel. Sementara itu Ketua ASITA Sumsel me­ nerangkan, bagi wisatawan untuk tur kota di Palembang memang dapat dipenuhi dengan setengah hari tur di pagi hari dan setengah hari tur di siang hingga sore. Di Palembang sekarang praktisnya dijual tur kota dengan perahu motor melintasi ­sungai Musi ke Pulau Kemaro, dan, melihatlihat Bukit ­Segontang di tengah kota. Cukup menarik jalan-jalan rute yang ditempuh menuju Bukit Segontang itu mengesan­ kan kebersihan kota yang baik dipandang mata. Adapun di sekitar lapangan dekat jembatan ­Ampera sungai Musi, ikon kota Palembang, di situ berada museum Sultan Badaruddin II. Relatif kecil ukuran museumnya namun rapih dan cukup menarik dengan display yang menggambarkan sejarah ringkas Sultan, yang berisi etos kepahlawanan berhadapan dengan

Pusat keramaian kota selalu dipilih jadi tempat dilaksanakannya DP, seperti Paris Van Java di Bandung ini.

kedatangan kapal-kapal asing yang hendak me­ naklukkannya untuk dijajah. Bagi wisnus, jelas kuliner khas Palembang pempek merupakan satu item yang tersohor dan nyaris tiada pengunjung ke Palembang tak membawa pempek dalam box berlabel merek berbeda-beda, ketika hendak pulang. Beberapa merek pempek kini diproduksi di kota ini, dan dengan rata-rata 14 penerbangan

yang berangkat dari bandara Sultan Badaruddin II setiap hari, ditaksir lebih satu ton pempek ikut naik pesawat bersama penumpangnya. Promosi pariwisata dalam ­negeri ­dilaksanakan oleh Kemenparekraf ­secara teratur antara lain melalui program DP seperti ini. Tahun 2014 ini direncanakan akan diadakan sedikitnya 13 kegiatan DP, berarti mempromosikan 13 destinasi yang disilang ke 13 pasar wisnus yang diinginkan oleh masing-masing daerah. ­Telah dilaksanakan bulan Maret 2014 DP Jawa Barat ke Sumatra Barat di Padang, dan DP Bangka Belitung di Yogyakarta. n

Pariwisata Indonesia n Vol. 5 n No. 52 n April 2014

15


Bisnis

P

Pendekatan Bisnis dan Kebijakan Lintas Sektoral

ara pelaku bisnis pariwisata melihat setiap peraturan dan kebijakan dari sudut pendekatan bisnis. Apalagi kebijakan lintas sektoral. Demikian terjadi ketika sosialisasi PP ­Nomor 12 tahun 2014 mengenai Penerapan PNBP (­Penerimaan Negara Bukan Pajak) Jasa Lingkung­ an Wisata Alam khususnya untuk Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TN BTS). Tak kurang dari 160 orang hadir. Diselenggarakan di Kota Malang, 15 April 2014. Forum sosialisasi atau komunikasi antar­ pemangku kepentingan itu membawa kita pada satu aspek lain dalam pariwisata. ­Aspek pendekatan bisnis. Tak banyak dibicarakan orang, namun setidaknya ada tiga pendekatan dalam menyusun kebijakan pariwisata, yaitu holistic approach, discipline approach, dan business a­ pproach. Dengan PP itu harga tiket masuk ke TN BTS dinaikkan sekian ratus persen dan segera berlaku. Latar belakang dan konsepsi untuk PP tersebut dijelaskan telah memenuhi nyaris semua ­elemen untuk holistic atau integral approach, juga pendekatan dari beberapa pertimbangan di­siplin. Tampaknya pendekatan dari sudut kegiat­an bisnis yang terlewatkan. Di pariwisata antara lain, dari sudut pemasaran dan penjualan, penetapan dan pengumuman harga memerlukan jarak waktu yang relatif panjang daripada kalau menjual produk-produk industri biasa. Menjual produk pariwisata diibaratkan menjual ‘mimpi’, sesuatu yang akan terjadi, dan konsumennya pun melakukan pembelian sejak jauh hari sebelum kegiatan mengkonsumsi. Para pelaku bisnis memperbandingkan, ­misalnya, ketersediaan fisik fasilitas umum bagi wisatawan, di destinasi kita belum persis sama dengan kuantitas dan kualitas ‘internasional’. Di bukit Pananjakan, Bromo, pagi hari pukul 4 wisatawan sudah berkumpul demi menanti pemandangan menakjubkan dari sang matahari terbit. Dingin menunggu di alam beratapkan langit. Hanya beberapa orang bisa mendapat tempat duduk di bangku. Lalu antara wisman berbisik: “Kita hanya melongo begini saja lebih dari satu jam?” Maksudnya, alangkah elegan dan ‘berkualitas, jika waktu yang sedemikan banyak tak dibiarkan ‘idle’, antara lain sekiranya di situ ada ‘fasilitas’ misal memutar video penjelasan ringkas tentang BTS, legenda BTS, atau kegiatan ringan lain yang bermakna.

16

Dari sudut pendekatan bisnis, harga produk ASITA DPD Jatim. akan dibayar dengan rasionalitas tanpa komplein Selain itu, penerapan tarif per orang per hari terhadap kualitas yang dikonsumsinya. Maka, dirasakan sangat memberatkan. Kunjungan ke kebijakan menyentuh pariwisata memang harus taman nasional merupakan kunjungan minat selalu lengkap didekati dari business approach. khusus yang umumnya wisatawan akan tinggal Saat anggota ASITA berpameran di ­Malaysia lebih lama. Dan bagaimana teknis pemberian dan Singapura, agen-agen di tiketnya nanti sedangkan bagi sana ­menolak dengan tegas pengunjung yang tergabung ­kenaikan itu. “Ini baru ­rumor saja, dalam rombongan yang tidak ­cancellation sudah hampir 50%,” ­menginap tiketnya kerap kali Nanik ­Sutaningtyas, Seketaris tidak sesuai ­dengan jumlah angASITA Jam m ­ enceritakan. gota rombongan? ASITA DPD Jatim mengatakan Faisal mewakili HPI DPD agen-agen di luar negeri bisa ­Jatim mempertanyakan sejauh menerima kenaikan 20% hingga mana dan kepada siapa PP itu 30%. Tapi kenaikan itu mesti telah diujicobakan sebelum didibarengi dengan peningkatan implementasikan. Pe­ngunjung di kualitas dan fasilitas di obyek Bromo ialah customer yang harus Nanik ­Sutaningtyas ­tujuan. Pada tahun 2013, tarif mendapat pelayanan. masuk untuk pe­ngunjung ­asing Tris dari LWG/DMO BTS mengyang semula hanya Rp 20 ribu sudah naik menja- gambarkannya seperti ini, “Masyarakat Tengger di Rp 75 ribu yang mana menurut pelaku industri selama ini dibina dan dididik terkait pariwisata. tidak dilakukan sosialisasi sebelumnya. Masyarakat Tengger sudah mau berinvestasi dan Dengan komposisi pengunjung 75% pe­ ­melakukan diversifikasi usaha ke pariwisata. Bagi ngunjung lokal dan 25% pengunjung asing, di masyarakat Tengger di sekitar BTS, dari awalnya hari-hari libur kunjungan wisnus bisa mencapai 40 jip ­sekarang sudah 260 unit untuk memberisekitar 1.000 orang. kan fasilitas kepada para wisatawan. Masyarakat Keputusan pelaksanaan dari PP 12/2014 saat menikmati kue pariwisata. ini ditunggu oleh para agen perjalanan di luar Kami bukan hanya membicarakan Bromo negeri. Bila pelaksanaan peraturan tersebut di- tapi ini juga menyangkut TN di seluruh Indonetunda maka mereka tetap akan mendatangkan sia. Dampaknya sudah luar biasa di Bromo yang tamunya. Namun bila tetap akan dilaksanakan menjadi pilot project peraturan ini, bagaimana maka obyek wisata Bromo akan berpotensi ke- jika itu diberlakukan secara nasional? hilangan pengunjung yang akan membatalkan Para pelaku pariwisata di Jawa Timur ­sampai perjalanan. pada kesimpulan, item-item di dalam PP 12/2014 Disebutkan dua hal yang memberatkan BPW sebaiknya ditelaah ulang, stakeholder pariwisata atas PP 12/2014 tersebut. Pertama, sebagai ha- agar diajak membicarakannya. Perlu segera sil melakukan promosi bertahun-tahun hingga ditemukan jalan keluar, win-win solution. sekarang, realisasi bisnis membawa tamu ke Menanggapi hal tersebut, Bambang Bromo banyak yang dilakukan dalam tahun ini. ­Supriyanto, Direktur Pemanfaatan Jasa Lingku­ Banyak dari mereka yang sudah terikat kontrak ngan Kawasan Konservasi dan Hutan ­Lindung Kedan menerima down payment sehingga selisih menhut, menjelaskan PP ini sudah mulai dibahas kenaikan harga yang tidak kecil jumlahnya akan sejak tahun 2004 dan baru selesai tahun 2009. ditanggung oleh pengusaha. Kemenparekraf sendiri berharap ada solusi Di dalam PP itu juga dicantumkan ­pendapatan terbaik bagi industri pariwisata dan masyarakat. bukan pajak yang akan dikenakan kepada selu- Bagaimanapun, 75% pengeluaran wisatawan diruh pelaku pariwisata dalam wilayah Rayon I–III terima dan dirasakan langsung oleh masyarakat. ­mulai dari pengusaha travel agent, pramuwisata Dan kenaikan tarif masuk ke taman-taman nadan lain sebagainya yang masing-masing dike- sional seyogianya dibarengi dengan peningkatan nakan sebesar Rp 400 ribu. fasilitas dan pelayanan. n “Yang kita pertanyakan, apakah ini juga nanti Lihat juga halaman 22–23 akan berlaku di luar TNBTS ? ” bertanya Sekretaris

Pariwisata Indonesia n Vol. 5 n No. 52 n April 2014


Events

I

ndonesia punya riwayat yang bagus dalam hal even-even pariwisata sejak dasawarsa 1980-an. Pada tahap-tahap awal Indo­ nesia memasuki pasar pariwisata dunia secara modern dan adanya Dirjen Pariwisata pada 1980-an, salah satu tagline promosi pariwisata yang sempat menginternasional berbunyi Indonesia, a year round festivities. Negeri yang diibaratkan zamrud di ­katulistiwa, atau Emerald on the Equator, negeri kepulauan yang kaya akan seni budaya dari ratusan suku bangsa dan bahasa, mempunyai even-even tradisional yang juga saling berbeda dari satu ­daerah ke daerah lain, berbeda pula jadwal ­ritualnya. Maka praktis sepanjang tahun negeri ini diisi oleh pergelaran acara daerah yang ber­sifat kemasyarakatan, adat istiadat, dan ­kebiasaan turun temurun menjadi tradisi. Sebagian di antaranya kini masih berlanjut, sebagian tak lagi dilaksanakan. Di masa itu tradisi karapan sapi di Madura, upacara ngaben di Bali, upacara pemakaman di Toraja, tradisi hari raya kesodo di Tengger, adalah beberapa di antara yang masuk dalam itinerary paket wisata yang dipasarkan ke luar negeri. Dan menjadi ikon-ikon pariwisata daerah yang ternyata disambut pasar wisman. Seiring berjalannya zaman, ‘minat’ konsumen pariwisata dunia bertambah dengan apa yang disebut ‘experience tourism’, sebagian wisman mencari dan menginginkan ikut terlibat dalam pengalaman dan aktivitas di destinasi. Maka muncul dan dengan cepat larislah even non ­tradisional, kontemporer. Motivasi dan minat wisman semakin bervariasi. Di situ tercipta dua jenis even. Seperti yang ditangkap dan dijadikan bagian strategi pema­ saran pariwisata Indonesia, Wamen Parekraf Sapta Nirwandar menyatakan: ada even olahraga, dan, even budaya. Perkembangan akhir-akhir ini mengindikasikan, dengan dua macam even yang diarah oleh Wamen Parekraf, Indonesia akan bisa kembali menjadi negeri dengan a year round festivities. Setiap bulan akan ada saja even di daerah­daerah, pada pulau-pulau yang berbeda di Indonesia ini, dan, yang niscaya akan bisa memenuhi minat dan motivasi para wisman bepergian ke luar negeri mereka. Indonesia hendak maju selangkah lagi. Bahwa, kita bisa menciptakan even yang tak selalu harus mengikuti sirkulasi even yang su-

Negeri Festival Sepanjang Tahun

Zamrud Di Katuliswa

Inilah Festival Danau Sentani 2013, di Papua.

dah diorganisasi di dunia. Seperti ketika Sapta ­Nirwandar ­menganjurkan, kalau sudah ada even Jakarta Marketing Week, mengikuti pola dan jadwal Marketing Week yang diadakan di banyak negara setiap bulan Mei, mengapa tak kita adakan satu kegiatan berkesinambungan pula dengan judul dan tema sentral misal Indonesia Marketing Week? Satu contoh ialah pengenalan even Musi ­Triboatton di Sumatera Selatan. Games pada even itu merupakan pertama di dunia mengkombinasikan tiga lomba dalam satu peristiwa: lomba perahu kayak, arung jeram, dan lomba dayung perahu naga yang populer disebut ­dragon boat. Mengapa? Sumber daya alam Sungai Musi me­ ngandung potensi besar untuk itu. Dari Musi ­inspirasi kemudian tentu bisa menjalar ke ­sungai-sungai besar di Pulau Kalimantan. Kalimantan dengan sungai besar Barito, ­Kapuas, Mahakam, bahkan akan bisa bersaing di bidang bisnis river cruise yang telah relatif maju berkembang ‘di Borneo bagian negara Sarawak dari Malaysia’, dan, Vietnam di mana beberapa tahun terakhir telah melonjak jumlah ­kunjungan wisman antara lain bersamaan dengan kian majunya wisata susur sungai. Ketika sungai-sungai di Indonesia kelak diperkenalkan ke dunia melalui even-even olahraga dan budaya, seperti dikemukakan oleh Wamen Sapta Nirwandar, lalu wisata susur sungai kemudian tumbuh menjadi bisnis yang merebak, maka peningkatan kesejahteraan masyarakat

setempat meningkat. Menurut proyeksinya, kebiasaan lama rumahrumah penduduk yang membelakangi sungai, akan ‘perlu’ berubah menjadi sebaliknya. Rumahrumah akan menghadap sungai, maka tepi-tepi sungai tak akan lagi diramaikan oleh MCK, yang sejatinya tak sedap dipandang mata, lagipula memberi citra buruk tentang kebersihan dan kesehatan. Berbagai aktifitas dan even kelak akan bisa tercipta dengan pemanfaatan sumber daya alam seperti sungai-sungai, gunung-gunung, dan ­seterusnya. “Kita harapkan akan muncul investor yang membangun hotel-hotel menghadap sungai,” ujar Sapta Nirwandar. Cukup banyak daerah pada level kabupaten yang telah menciptakan dan menyelenggarakan even-even. Ada yang tadinya bersifat lokal, ada yang berkembang meluas hingga ada yang memberanikan diri mempromosikan ke luar ­negeri. Kementerian Parekraf telah konsisten pula memberi dukungan dan membantu pengembangan. Di situ posisi even-even wisata dewasa ini, yaitu meningkatkan kualitas pengelolaan berdasarkan pengalaman-pengalaman yang telah dipetik, agar even-even level daerah itu sungguh berhasil mendapatkan tiga benefit: jumlah kunjungan wisatawan, stimulasi langsung ­terhadap ekonomi masyarakat, dan, news value yang diperolehnya pada momen-momen pre, in, and post event. n

Pariwisata Indonesia n Vol. 5 n No. 52 n April 2014

17


Aksesibilitas Darat

Hop on Hop off

Tahap Baru Memas

Berkat rel ganda, perjalanan Jakarta–Surabaya dengan kereta menghemat waktu hingga tiga jam. Frekuensi perjalanan KA tentu akan bertambah dan bervariasi. Berkeliling di Pulau Jawa seperti antarnegara di Eropa.

S

tasiun besar KA Gambir, Jakarta. Pagi hari awal April 2014, berbaris orang mengantri rapi di depan loket pem­ belian tiket. Di antara pengantri ada yang berwarna kulit dan wajah orang asing. ­Beberapa orang tampak sedang mencetak sendiri tiket di tempat yang telah disediakan. Di depan gerai sebuah kafe, brand-nya ­internasional, lagi beberapa orang asing ­sedang menyeruput kopi sambil membaca koran di bangku-bangku kafe. Porter sibuk membantu mengangkat barang-barang. Petugas di pintu masuk memeriksa tiket dan identitas para calon penumpang yang hendak masuk. Wajah ­mereka senyum ramah selagi bekerja itu. Tak lama kemudian dari pengeras suara terdengar pengu­ muman mempersilakan penumpang naik ke peron, kereta sudah datang dan akan segera berangkat. ­Pengumumannya berbahasa Indonesia dan ­Inggris. Di lantai dua gedung stasiun itu, ada lagi calon p­ enumpang menunggu. Di Stasiun Manggarai rangkaian kereta-kereta antarkota antarprovinsi mengantri, menunggu giliran diberangkatkan, diselingi oleh rangkaian kereta-kereta komuter Jabodetabek. Kereta bertujuan Cirebon, Argo Jati dan Cirebon Express, saat

itu rupanya mengalami keterlambatan masingmasing hingga 45 menit. Naik kereta dari Jakarta ke arah Surabaya, selepas dari kawasan Jabodetabek, hamparan sawah tampak menguning dan para petani yang sedang memanen, menjadi ­pemandangan hingga kita sampai ke Cirebon. Sayangnya, pe-

mandangan menarik itu sedikit terusik dengan ­banyaknya titik-titik pembuangan sampah di tepi rel kereta di jalur Jakarta–Cirebon. Dan ­kemudian menjelang Semarang Stasiun ­Cirebon. Gedung stasiun ini dibangun tahun 1911. Ternyata, tampilannya cantik, di siang maupun malam hari.

1

2

4

3

Stasiun Cirebon (1) dengan loko kunonya, stasiun Semarang (2) berwajah klasik, dan Pekalongan (3) refleksi khas wajah small town yang ‘kalem’, dan stasiun Pasar Turi Surabaya (4) bertema rumah joglo.

18

Bisa check-in sendiri.

Perjalanan dimulai dari stasiun Gambir Jakarta.

Pariwisata Indonesia n Vol. 5 n No. 52 n April 2014


sarkan Tur Overland di Jawa

Dari dalam kereta pemandangan sepanjang perjalanaan silih berganti, tampilan country side of Indonesia.

Penumpang turun langsung menuju tero­ wongan mengarah ke luar stasiun. Lorong itu masih dalam tahap finishing, mirip lorong-lorong ­subway. Di ujung lorong, poster berwarna ­kuning menyala mengingatkan penumpang untuk mampir ke kampung batik Trusmi. Sejenak mata kita ditarik ke satu lokomotif tua berdiri persis di hadapan stasiun. Kemudian gedung balai kota berhiaskan patung udang berwarna emas, dan itu highlight di jalan utama Kota Cirebon ditambah bangunan-bangunan peninggalan masa kolonial. Ya lumayan, tampak terawat dan dipergunakan. Dengan kendaraan bermotor, sekitar 10 ­menit dari Stasiun Cirebon dapaat melihat Keraton Kasepuhan dan sekitar 5 menit kemudian tiba di pelabuhan laut. Ke kampung batik Trusmi dan lokasi di mana berada deretan rumah makan empal gentong dan nasi jamblang hanya sekitar 20–30 menit saja. Dari Cirebon perjalanan dilanjutkan menuju Pekalongan, naik kereta lagi. Di antara kedua kota di pesisir utara Pulau Jawa itu bukan hanya hamparan sawah yang sudah menguning, sesekali bidang-bidang perkebunan tebu menyeling. Menjelang memasuki Kota Pekalongan, ­tampak bangunan pabrik tua yang atap-atap sengnya terlihat seperti baru saja ditiup angin kencang. Menurut salah seorang penumpang kereta yang akan turun di Stasiun Pekalongan, bangunan itu adalah pabrik gula Sragi yang sudah berdiri sejak zaman Belanda dan masih

beroperasi hingga saat ini. Tak lama setelah melewati perkebun­ an tebu dan bangunan tua pabrik gula, kereta tiba di ­Stasiun Pekalongan. Dari stasiun ini kampung batik Kauman dan Pesindon berjarak kurang dari setengah jam. Begitupun ke Museum Batik di ­depan alun-alun kota, Jetayu namanya. International Batik Center (IBC) yang baru mau mulai terkenal, di Kabupaten Pekalongan, berjarak sedikit lebih jauh, sekitar 30 menit dari stasiun. Bersantap siang dengan nasi soto pe­ka­ longan atau dikenal juga dengan sebutan ‘tauto’, ­singkatan dari soto tauco. Meskipun warnanya merah segar, soto ini sama sekali tidak pedas tapi sedikit asin dan lidah dikejutkan oleh rasa tauconya. Kemudian, sambil menunggu kereta di sore atau malam hari, minum kopi tahlil dulu di sektiar alun-alun kejaksaan. Kopi berasa aneka rempah ini selalu disediakan terutama oleh ­warga keturunan Arab yang mengadakan ­tahlilan baik ­untuk merayakan Maulud Nabi Muhammad SAW, dalam acara duka maupun acara lainnya. Ketan kincau, ketan yang di atasnya ditaburi parutan kelapa dan kuah gula merah, menjadi teman ­minum kopi tahlil. Selesai memuaskan diri dengan aneka ­batik pesisir di Cirebon dan Pekalongan beserta kisahkisahnya, perjalanan pun dilanjutkan semakin ke timur menuju Semarang. Yang menarik ada-

Kondisi kereta kelas ekonomi saat ini. Dengan manajemen penumpang dan fasilitas pendingin udara, berada di dalam gerbong ekonomi bisa memberikan pengalaman yang sama menarik.

lah menjelang memasuki Semarang, rel kereta ­berada di bibir pantai utara. Di satu sisi Laut Jawa membentang dan di sisi lainya hamparan sawah ­dilatarbelakangi perbukitan. Ketika turun di Stasiun Semarang Tawang terdengar lagu-lagu keroncong. Ternyata, ­setiap hari ada pertunjukan musik hidup. Hari itu ­keroncongan dan campur sari menyambut para penumpang yang turun dan menghibur para penumpang yang hendak berangkat. Gedung stasiunnya tampak baru selesai direstorasi, terlihat serasi dengan posisinya bagaikan pintu gerbang paling depan Kota Lama Semarang. Kota Lama ini juga tampak lebih berbenah. Banyak bangun­ an lama yang sempat terbengkalai sekarang

Pariwisata Indonesia n Vol. 5 n No. 52 n April 2014

19


Aksesibilitas Darat sedikit demi sedikit terlihat lebih rapi. Meskipun kawasan ini kerap kali dilanda banjir rob, per­ baikan-perbaikan itu sudah mulai terlihat. Obyek terdekat dari Stasiun Tawang ­adalah ­Lawang Sewu dan Tugu Muda. Kemudian, ­kawasan kuliner dan oleh-oleh di Pandanaran dan Simpang Lima. Bila masih cukup waktu bisa mampir dulu ke Sam Po Kong atau sholat di Mesjid Agung Jawa Tengah. Dari Semarang kereta melaju stabil menuju Surabaya. Pada beberapa lokasi mulai dari ­Bojonegoro, tampak para pekerja dan balokbalok beton di pinggir rel. Beberapa kali kereta berhenti, bergantian dengan kereta pengangkut peti kemas dan kereta diesel, selain kereta komuter lokal. Kereta berhenti di Stasiun Pasar Turi, salah satu dari dua stasiun di Kota Surabaya. Sebenarnya ­jarak dari stasiun ini ke tengah kota tidak-

lah terlalu jauh, namun kerap kali kemacetan di sekitarnya membuat perjalanan menjadi lama. Monumen Kapal Selam (Monkalsel), ­Taman Skate Board dan patung Sura dan Baya—­ lambang Kota Surabaya, Gedung Pemuda, ­Grahadi, Joko Dolok, pusat-pusat perbelanjaan dan berbagai macam akomodasi dari hotel berbintang hingga hotel melati, itu mengambil lokasi di sekitar Gubeng, stasiun KA satu lagi di kota ini. Pada hari-hari Selasa, Sabtu dan Minggu, bis wisata Surabaya Shopping and Culinary Track (SCT) memulai dan mengakhiri perjalanannya di Tourist Information Center di Gedung ­Pemuda. Cukup dengan membayar Rp 7.500 per orang, penumpang akan dibawa mengelilingi hampir seluruh Kota Surabaya sejak dari pukul 9.00 ­sampai pukul 14.00. Durasi turnya cukup lama karena banyak berhenti untuk memberikan ­kesempatan ­berbelanja dan mencicipi kuliner khas Surabaya dan Jawa Timur. Kalau ingin tahu kota tua, bisa mengikuti tur dengan bis wisata Surabaya Heritage Track dari dengan jadwal kompleks

Inilah kawasan Trusmi Cirebon.

Pintu gerbang, dan di dalam International Batik Center, Pekalongan.

20

Pariwisata Indonesia n Vol. 5 n No. 52 n April 2014

tur berangkat pukul 9.00, 13.00, dan 15.00. Bis wisata ini tidak dipungut bayaran.

Tak seperti dulu lagi

Berwisata atau melakukan perjalanan de­ngan kereta ternyata kini menarik. Bisa ­dikatakan ­stasiun-stasiun di Pulau Jawa merupakan ba­ ngun­an-bangunan lama kaya kisah dan sejarah. Jadwal kereta bisa dilihat dalam situs PT Kereta Api Indonesia, membelinya juga bisa secara ­online atau melalui loket penjualan tiket atau datang ke agen perjalanan. Setiap pembelian tiket kereta harus memperlihatkan identitas diri. Tak akan terjadi lagi beberapa penumpang punya nomor tempat duduk yang sama, naik kereta darimana pun. Di stasiun, hanya pe­numpang ­dengan tiket di tangan yang ­dibolehkan masuk hingga ke peron. Sebelum masuk, tiket dan identitas diri penumpang diperiksa. Petugas senantiasa mengumumkan kereta yang datang dan akan berangkat serta beradanya di jalur mana. Di dalam gerbong penumpang, selalu ada petugas customer service, polisi khusus kereta api (polsuska), pramugara/i, cleaning service,

Lain lagi Museum Batik Pekalongan ini.


Peta Jawa Bali Rel Keretapi Jakarta–Surabaya

dan teknisi. Pada saat kereta mulai berjalan, dari pengeras suara, customer service menyapa ­penumpang, menyebutkan rute kereta dan nama masinis yang bertugas. Di kelas eksekutif, customer service berbicara dalam bahasa Indonesia dan Inggris. Layaknya dalam kabin pesawat. Setiap menjelang kereta akan berhenti, customer service menyebutkan nama stasiun dan mengingatkan para penum­ pang yang akan turun agar bersiap-siap, memperhatikan barang-barang bawaan sekaligus mengucapkan terima kasih dan meminta maaf bila ada pelayanan yang kurang memuaskan. Kondisi kereta kelas ekonomi tampak jauh lebih baik sekarang. Di dalam gerbong tentu dilengkapi dengan pendingin udara, stop kontak, kantung plastik untuk membuang sampah, itu semua juga disediakan dalam gerbong-gerbong di kelas bisnis dan eksekutif. Yang berbeda adalah kursinya. Toilet di gerbong penumpang kondisinya juga lebih bersih, sebagian gerbong dilengkapi ­dengan toilet dari stainles yang dilengkapi pegangan dan tisu toilet. Meskipun toilet jongkok, ketersediaan flusher dan airnya serta cara penggunaan toilet agaknya perlu diperhatikan lagi. Penumpang warga asing memilih kelas eksekutif yang lebih nyaman daripada di kelas bisnis dan ekonomi. Tapi bukan berarti mereka tidak ada dalam gerbong-gerbong di kedua kelas yang lebih murah itu. Faktor keamanan, selain keberadaan ­polsuska, CCTV dalam gerbong rasanya diperlukan juga untuk lebih meyakinkan penumpang terhadap keamanan di atas kereta. Menurut pengalaman beberapa penumpang, khususnya di kereta­kereta malam, tak jarang terjadi kehilangan barang bawaan. Mungkin itu sebabnya hingga sekarang banyak penumpang tidak menaruh barang bawaannya di dalam kabin atas. Rata-rata tidak bepergian sendirian agar ada yang menjaga barang bawaan bila salah seorang meninggalkan

tempat duduk. Adapun jalur kereta di selatan Jawa sudah dikenal oleh kalangan wisman overland. Bahkan 8 tahun terakhir tren overland di Jawa mengkombinasikan moda angkutan darat kereta dan bis. Jalur selatan sudah sangat touristy. Sedangkan jalur utara lebih didominasi untuk kepentingan bisnis dan angkutan barang. Kota-kota di pesisir utara bukannya tidak punya potensi pariwisata. Pemangku kepenting­ an pariwisata perlu bekerja sedikit lebih keras menata kota-kotanya sehingga menarik dan

B

Beli Tiket JawaRailPass

ila agen-agen perjalanan di luar ­negeri menaruh kepercayaan, mereka pun bisa menjual tiket kereta Indonesia secara ­online di negeri masing-masing. Di Indonesia, ada agen yang menjual tiket kereta untuk berkeliling Eropa, tiket Eurailpass, yang berlaku untuk naik kereta melintasi berba­ gai negara. Membeli tiket sendiri di Indonesia melalui online juga bisa dilakukan. Dengan Eurailpass, wisatawan ­bepergian overland dari satu negara ke negara lain. Nah, berkeliling beberapa negara di sana dari sudut jarak geografis sama seperti bepergian antarprovinsi dari Jakarta hingga Surabaya. Jadi, semacam ‘JawaRailPass’ boleh jadi digunakan untuk tur overland hop on hop off, wisatawan naik dan turun dan stay overnight di setiap kota-kota yang dilewati KA. Di dunia pariwisata tak salah kalau ­berandai-andai. Andaikan para operator kita piawai mengemas produk, tentu ini membuka babak baru berwisata di Jawa.

berkarakter. Mempersiapkan hardware dan software konektivitas dari dan ke moda kereta api. Obyek-obyek yang sudah ada, seperti di Cirebon dan Pekalongan, mesti diatur dan ditata lagi agar terkemas lebih menarik. Meskipun dengan produk yang sama—batik—spesialisasi diperlukan agar tamu tahu bedanya belanja dan belajar batik di Yogya, Solo, Pekalongan, dan Cirebon. Sumber daya manusia seperti pemandu wisata, biro perjalanan, pegawai hotel dan rumah makan atau restoran, dan pengelola situs-situs atau obyek wisata juga perlu mendapat perhatian. Seperti halnya di Cirebon, dialami pungutan-pungutan yang—meskipun dengan bahasa yang halus—tapi tetap dirasakan kesan memaksakan di situs-situs. Seraya memastikan daerah siap menerima tamu, baik dilakukan sedari awal kini promosi mengenai daerah Anda kapanpun dan kepada siapapun. Jalur kereta di utara Jawa bahkan lebih panjang daripada postweg, jalur pos, yang dibangun Belanda dari Anyer hingga Panarukan. Jalur perkeretaapian di Pulau Jawa sebagian besar juga merupakan peninggalan Belanda. Kisah-kisah dari rangkaian jalur rel kereta yang melewati daerah Anda, niscaya akan menarik bila digali, dan “Kami generasi muda tetap terhubung dengan masa lalu bangsa dan negara ini,” kata beberapa pemuda penggemar wisata. Bukan sekedar romantisme belaka atau mengingatkan luka akibat penjajahan tapi untuk mengingatkan dan membangkitkan semangat untuk berwisata. Itu bagi wisnus. Bagi wisman, terbukanya perjalanan dengan kereta yang meningkatkan kapasitas dan menambah frekuensi, untuk tur overland di Pulau Jawa, —berkat sudah digunakannya rel ganda— kini membuka babak baru pula untuk pengalaman baru. Beberapa agen perjalanan dan operator tur yang ‘progresif’ memang sudah melirik. Dan ada yang sudah bersiap-siap mengemas produk baru dan ingin memasarkannya. n

Pariwisata Indonesia n Vol. 5 n No. 52 n April 2014

21


Sosialisasi Kebijakan dan Pemasaran

I

ni rasanya bisa menjadi model komunikasi antarpemangku kepentingan pariwisata. Terjadi komunikasi dan dialog yang terbuka, ada perbedaan tajam dalam melihat materi yang tengah disosialisasikan, namun tak mengurangi hikmah yang amat baik dipetik oleh semua peserta. Pengaruhnya besar terhadap langkah pemasaran pariwisata khususnya, dan kebijakan memajukan destinasi umumnya. Acaranya, sosialisasi PP Nomor 12 tahun 2014 mengenai Penerapan PNBP (Penerimaan Negara Bukan Pajak) Jasa Lingkungan Wisata Alam ­khu-susnya untuk Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TN BTS). Kendati fokusnya tentang TN BTS, namun juga sebagai ‘jendela’ bagi ­daerah-daerah lain melihat perkembangan seputar PNBP di masing-­masing destinasi. Tak kurang dari 160 orang hadir. ­Diselenggarakan di Kota Malang, 15 April 2014. Praktis semua stake­holders atau pemangku kepentingan pariwisata terwakili. Dari asosiasi industri pariwisata di Jawa Timur (ASITA, HPI, PHRI, ASPPI dan lain-lain), Pemprov Jawa Timur, Pemkot/Pemkab ­Surabaya, Malang, Probolinggo, Lumajang, Pasu­ruan, Kementerian Kehu­tanan dan dinas-dinasnya di tingkat provinsi dan kabupaten/kota serta Balai Besar ­TNBTS, dan dari Kemenparekraf beserta dinas-dinas pariwisata di tingkat provinsi dan kabupaten/kota lainnya. Diungkapkan dalam sesi itu satu perbanding­ an, bahwa total anggaran pengelolaan kawasan konservasi di negara-negara berkembang diperkirakan sebesar US$ 1,3–2,6 miliar per tahun. Sumber pendanaannya berasal dari anggaran dalam negeri dan bantuan luar negeri di antaranya international assistance, multilateral funds, bila­ teral donors, private & community funds. Namun terdapat kecenderung­an dukungan pendanaan kawas­an konservasi akan semakin menurun karena krisis ekonomi global, perubah­ an sistem kelembagaan pemerintah di mana pembiayaan kawasan konservasi diintegrasikan dalam program pembangunan lainnya, dan prio­ ritas terhadap program-program penanggulang­ an kemiskinan. Bambang Supriyanto, Di­rek­tur ­Pemanfaatan Jasa Lingkungan Kawasan Konservasi dan Hutan Lindung Kemenhut, dalam paparannya menyampaikan bahwa penerbitan PP 12 Tahun 2014 ber­alaskan penyesuaian tingkat inflasi

22

Mengatur Tiket Masuk di Obyek Daya Tarik

Wisata

selama 16 tahun terakhir, demi untuk memelihara SDA, menjadi sarana pengatur kebijakan ­pemerintah dalam pemantauan SDA dan optimalisasi pe­ningkatan Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) untuk Intensifikasi Tarif PNBP dan Ekstensi­fikasi Jenis PNBP. Dikutipnya hasil penelitian Soekmadi dalam

canegara); dan Sosial Eko­nomi Masyarakat (mata pencaharian dan keragam­an budaya masyarakat setempat). Adapun tarif masuk ke Kawasan Suaka Alam (KSA), Kawasan Pariwisata Alam (KSA), dan ­Taman Buru (TB) berdasarkan PP No. 12/2014 adalah seperti berikut ini:

Contoh tarif karcis c. Karcis masuk di Kawasan Suaka Alam (KSA), Kawasan Pariwisata Alam (KPA) dan Taman Buru (TB) pada hari kerja. 1. Taman Nasional a). Karcis masuk pengunjung umum i. Rayon (a) Wisatawan Mancanegara (WNA); (b) Wisatawan Nusantara (WNI)

per orang per hari per orang per hari

Rp 250.000,00 Rp 20.000,00

ii. Rayon II (a) Wisatawan Mancanegara (WNA); (b) Wisatawan Nusantara (WNI)

per orang per hari per orang per hari

Rp 200.000,00 Rp 10.000,00

iii. Rayon III (a) Wisatawan Mancanegera (WNA); (b) Wisatawan Nusantara (WNI)

per orang per hari per orang per hari

Rp 150.000,00 Rp 5.000,00

Sustainable Financing for Protected Area bahwa biaya pengelolaan kawasan konservasi ­seperti taman nasional di Indonesia rata-rata US$ 33,95/km2 dan 1 personel bertanggung jawab atas 3.318 ha (Soekmadi, 2002). Luas kawasan konservasi di seluruh Indonesia 27.190.993 Ha. Sedangkan alokasi dananya dalam Pagu Ditjen Perlindungan Hutan dan Konservasi Alam (PHKA) Kementerian Kehutanan hanya Rp 51.578 (US$ 5) per hektar/tahun.

Kriteria penilaian rayonisasi

Ada penetapan rayon yaitu taman nasional, taman hutan raya, taman wisata alam dan taman buru dinerlakukan berdasarkan pada kriteria sebagai berikut: Kelembagaan (kesiapan manajemen, sumber daya manusia, kebijakan pengendalian pengunjung dan sistem peng­anggaran); Informasi dan Promosi (bahan infor­masi, promosi pariwisata alam dan jaringan telekomunikasi); Potensi Obyek dan Daya Tarik Wisata Alam (karak­ teristik, keanekaragaman hayati, keaslian dan kelestarian serta keunikan); Aksesibilitas (moda, infrastruktur dan operator); Sarana Prasa­rana (sarana prasarana pengelola, sarana prasarana pendukung pariwisata alam); Pangsa Pasar (jumlah pengunjung wisatawan nusantara dan man-

Pariwisata Indonesia n Vol. 5 n No. 52 n April 2014

Mengacu pada Contoh Tarif Karcis di atas, maka tarif masuk ke TNBTS ­sebagai pilot project menjadi Rp 200 ribu untuk wisman dan Rp 10 ribu untuk wisnus di hari ­kerja. Tarif tersebut belum termasuk tiket masuk ke ­titik Pananjakan dan kawah ­Gunung Bromo yang masing-masing sebesar Rp 5 ribu serta asuransi sebesar Rp 2.500. Jadi, setiap wisman akan dikenakan Rp 212.500 per orang/ hari dan wisnus Rp 22.500 per orang/hari. Bagi yang ­ingin mendaki Gunung Semeru juga sama cara­nya. Tarif masuk di hari libur dibedakan dalam peraturan ini. Kenaikan biaya masuk ­tersebut juga untuk mendukung subsidi silang seperti yang dimaksud dalam Pasal 5 PP 12 Tahun 2014: Tarif atas Jenis PNBP pada ­kegiatan ­tertentu dapat dikenakan tarif Rp0,00 (nol r­ upiah). Kegiatan tertentu sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi: 4Kegiatan penelitian yang berada di kawasan pelestarian alam dan taman buru, serta ­kawasan suaka alam bagi mahasiswa/­pelajar Indonesia; 4Kegiatan sosial dan religi yang dilaksanakan di kawasan pelestarian; 4Kegiatan pemanfaatan hasil hutan kayu pada hutan alam yang diperuntukkan bagi bantuan terhadap bencana alam.


Dampak terhadap pariwisata

­untuk menunda pelaksanaan peraturan peme­ dibutuhkan di Bromo Tengger Semeru (BTS) Terjadilah dialog di mana peserta menyam- rintah tersebut, agar diberlakukan dalam praktik karena bisa mempersatukan para pelaku industri paikan pandangan kritis mereka. (Plt) Direktur paling cepat 12 bulan sejak peraturan diterbitkan. pariwisata dan masyarakat.” Perancangan Destinasi dan Investasi Pariwisata Ini penting agar cukup waktu mensosialisasikan Peserta pertemuan dari LWG/DMO BTS Kemenparekraf, Lokot A. Enda, memaparkan peraturan, memberikan kesempatan rekonsoli­ (LWG=Local Working Group) mengemukakan dampak dari PP No.12/2014 terhadap kegiatan dasi penjualan program paket-paket wisata kendala-kendala yang sedang dihadapi LWG/ pariwisata di TNBTS. tahun 2015 dan selanjutnya, serta tidak mem- DMO saat ini di antaranya: keamanan menuju Kenaikan tarif masuk ke kawasan ­konservasi bebani kegiatan usaha masyarakat berskala titik Pananjakan; masih ada segmentasi di antara akan memberikan pemasukan kepada negara UMKM. Kemudian, agar pengenaan karcis masuk jip misalnya tamu dari Probolinggo mesti naik jip sehingga dapat digunakan untuk membiayai di­hitung per kunjungan. dari Probolinggo, dan seterusnya; manajemen perlindungan, pelestarian dan pengamanan Jika industri pariwisata mengenal istilah ‘the data; manajemen sampah; dan pengaruh dari ­kawasan konservasi. business follows the ship’ maka bagi wisatawan PP No.12/2014 terhadap desa-desa wisata yang Secara tidak langsung akan menjadi alat kini, baik dari mancanegara maupun domestik, sedang berkembang di sekitar TNBTS seperti seleksi wisatawan karena kegiatan pariwisata ‘we choose and decide with our wallet’. Seperti Gubuklakah. di kawasan konservasi bukanlah mass ­tourism yang dikatakan oleh Andrew J. Wood, mantan LWG/DMO bersama TNBTS sedang memper­product. Kunjungan wisatawan diharapkan Presiden SKAL, “tourists vote and travel with their siapkan rencana pembuatan daftar jip dan stiker bisa mendukung kegiatan konservasi sebagai penanda jip-jip yang diakui oleh Rayonisasi Kawasan Wisata Alam dan pemberdayaan masyarakat secara di Jawa Tengah dan Timur ditunjukkan sebagai berikut : TNBTS. Juga akan dibentuk paguyuban ekonomi dan sosial. para pemilik dan penyewa kuda. Di kota Nama Kawasan Pintu/Akses Kelas Rayon Hanya saja, penerbitan dan penerapan Lumajang sedang diper-siapkan sebuah Merbabu 1. Sawangan Rayon III PP No.12/2014 saat ini dirasakan terlalu museum. 2. Pakis Rayon III tergesa-gesa terutama bagi pelaku pari- 3. Ngablak Rayon III Sinkronisasi Kebijakan wisata di dalam negeri maupun di luar Bromo Tengger Semeru 1. Cemoro Law Rayon II Jadi, PP N0.12/2014 menuai pandang­ negeri. Apabila dipaksakan diterapkan 2. Wonokitri Rayon II an kritis dan usulan-usulan. Pelaku induskemungkinan besar akan menimbulkan 3. Tumpang Rayon II tri pariwisata khususnya di Jawa Timur protes dari mitra biro perjalanan Indo- 4. Senduro Rayon II dan masyarakat di ­sekitar TNBTS sepakat nesia di luar negeri maupun wisatawan 1. Semarang Rayon III mereka tidak menolak peraturan pemerinmancanegara yang telah membeli sejak Karimun Jawa 2. Jepara Rayon III tah tersebut tapi sangat ­keberatan dengan setahun sebelumnya, paket-paket wisata 1. Bandaelit Rayon III beberapa isinya. di Indonesia, salah satunya Bromo. Tentu Meru Betiri 2. Sukamade Rayon III Sekretaris ASITA DPD Jatim, Nanik berpotensi akan merusak citra pariwisata Baluran Bama Rayon III ­Sutaningtyas membenarkan bahwa dan Indonesia. Rawabendo Rayon II dampak kenaikan tarif masuk ke TNBTS Selain itu, biaya yang dikenakan Alas Purwo diolah dari Direktorat Pemanfaatan Jasa Lingkungan Kawasan akan banyak perjalanan wisata ke Bromo per orang atau per unit per hari bukan Sumber: Konservasi dan Hutan Lindung Kemenhut (hp://jasling.dephut.go.id) dibatalkan dan BPW yang fokus bisnisnya hanya memberatkan bagi pengusaha biro perjalanan dan operator tur tapi juga bagi wallets and if they perceive the cost and time re- di inbound cenderung akan menyerah. Dia juga mengatakan kenaikan tarif tersebut wisatawan karena sebagian wisatawan melaku- quired to gain visas, plus the cost of additional kan perjalanan secara m ­ andiri. charges and levies imposed by both central and lo- mendapat tanggapan buruk dari para agen di Wisatawan yang berkunjung ke taman-taman cal governments, are too high, they will reconsider luar negeri. Kompetitor seperti Malaysia langsung menyambutnya dengan mengajak wisman nasional di mana produknya adalah wisata minat where they travel to.” (eTN, Mar 16, 2014). khusus seperti diving (Bunaken), trekking/hiking Kekayaan alam Indonesia sudah diakui tiada untuk berkunjung ke negaranya karena mereka dan cruising (TN Komodo dan TN Tanjung Puting), duanya di dunia. Pendapat umum yang kerap kali tidak ada kenaikan harga-harga. Sebagian travel agent di luar negeri suuntuk itu umumnya wisatawan akan menghabis- disampaikan oleh pelaku industri dan wisatawan kan waktu beberapa hari. dari luar negeri adalah kita kurang percaya dah mengkonfirmasi akan mencoret BTS dari Nilai nominal yang sangat besar untuk masuk diri untuk me-maintain dan me-manage-nya. ­itinerary apabila tarif masuknya naik sekarang juga. Perjalanan akan dialihkan ke Malaysia dan ke taman-taman nasional akan berdampak ­Dengan diberlakukannya (‘mendadak’, red.) besar terhadap kegiatan ekonomi dan sosial PP No.12/2014 dan kondisi yang ada sekarang ­Singapura. “Bromo itu obyek wisata yang lebih memasyarakat. Bila jumlah pengunjung ­menurun, pada sarana dan prasarana di obyek-obyek wisapendapatan masyarakat akan berkurang, mereka ta alam di Indonesia, yang sebagian besar men- narik daripada yang lain. Menurut feedback yang telah melihat dan merasakan keuntungan jadi andalan dan ikon dalam promosi pariwisata dari ­wisman, Bromo itu potensinya bagus, dengan adanya kegiatan pariwisata, ­terhadap Indonesia, dalam persaingan antardestinasi yang ­maintainance-nya kurang bagus. Bromo itu perekonomian maupun lingkungan dan sosial­­ sangat ketat, kita akan menghadapi tantangan ­primadonanya Jatim tapi fasilitasnya minim. Kami semua inginnya menjual paket inbound nya, boleh jadi akan kehilangan semangat. lebih berat lagi. dan domestik, yang dalam ukuran kita, kami Pandangan skeptis terhadap keberadaan juga ingin bersaing dengan yang ada di luar ­kawasan konservasi yang tidak bisa menghidupi DMO Fasilitator DMO (Destination Management negeri. Dengan fasilitas yang ada di Bromo saat masyarakat di sekitarnya bukan tidak mungkin Orga­ni­zation) Bromo Tengger Semeru Kemen­pa­ ini, pemasukan yang sudah kita terima sekarang muncul kembali. Kemenparekraf telah mengajukan usulan rekraf Ary Basoeki mengatakan, ”DMO masih nilainya sudah tinggi loh,” katanya. n Pariwisata Indonesia n Vol. 5 n No. 52 n April 2014

23


Events

Strategi Penjualan Produk

K

e pasar wisatawan Arab atau Timur Tengah antara lain Indonesia mengikuti even Arabian Travel Market (ATM) 2013, di Dubai pada 6–9 Mei 2013. Sebanyak 31 pelaku bisnis dari Indonesia diorganisasi oleh Ditjen Pemasaran Pariwisata menghadiri ATM tersebut, ditambah satu tim kesenian. Para pelaku bisnis wisata Indonesia terdiri dari: Uppala Corporation Bali; Marintur Indonesia; Eden Hotel Kuta Bali; Aston Pluit Hotel & Residence ­Jakarta; Pullman Hotel & Resorts in Indonesia; Fokus Indonesia Tours; The Booths Bali; KAHA Tours; Hotel Borobudur Jakarta; Hotel Indonesia Kempinski Jakarta; Antavaya Inbound Division; The Ascott Limited; Mandarin Oriental Jakarta; Nikko Bali Resort & Spa; VIFA Holiday Indo-nesia; KCBJ Tours Indonesia; Hotel Le Grandeur Mangga Dua Jakarta; Lisa Tours and Travel; Discovery Kartika Plaza Hotel; Merlynn Park Hotel; MG Holiday; ESA Tour; Hotel Ciputra Jakarta; Asia World Indonesia; Misama Gataria Tour & Travel; Bali Supasemesta Wisata; Holiday Resort Lombok; Panbright Travel Service; Montigo Resort, Nongsa; dan Alia Wisata. Para pelaku bisnis membawa pulang kontrak-kontrak transaksi potensial, sebagai hasil, ­sejumlah wisman akan didatangkan ke Indonesia. Dari ATM ini dicatat sekitar 57.408 wisman diperoleh dengan total nilai 98.913.984 USD atau perkiraan rata-rata per kunjungan satu wisatawan US$ 1.723. Dari even seperti itu hasilnya sebenarnya tak terbatas pada kontrak transaksi selama kegiatan tersebut. Justru pascaeven, dampak promosi masih akan berlanjut berpengaruh ke tengah publik, demikian pula publikasi yang didapat dari media setempat, dan kombinasi semua ­efektifitasnya akan membangun ­selain ‘­awareness’, juga menggerakkan ‘desire’, ­keinginan masyarakat untuk mengadakan perjalanan ke ­Indonesia. Ketika tahun 2013 ditutup, statistik menunjukkan tingkat pertumbuhan yang tinggi sekali dari wisatawan Timur Tengah, yaitu meningkat 35 persen tahun 2013 (sejumlah 132.679 ­wisman) dibandingkan tahun 2012 (98.270) n

24

Media setempat meng-interview Dirjen Pemasaran Pariwisata Esthy Reko Astuty.

Pangeran Dubai mengunjungi booth Indonesia diterima oleh Direktur Promosi Luar Negeri Nia Niscaya.

Ada Fokus di Promosi Luar Negeri

P

romosi Pariwisata Luar Negeri juga terutama mewujudkan kegiatan promosi di pasar-pasar wisman melalui keikutsertaan pada even; mulai dari yang spesifik pada pasar di mana even berlangsung hingga even besar dunia, bahkan termasuk even terbesar di dunia seperti ITB Berlin, World Travel Mart London, dan lain yang sekelasnya. Tahun 2013 sedikitnya dilakukan promosi ke luar negeri dengan 67 kegiatan yang ‘­strategis’, terdiri dari ikut serta pada even-even besar dunia dan even promosi pariwisata pada ­negara dan kawasan tertentu, serta melaksanakan even sendiri dengan bekerja sama berbagai pihak, serta mengirimkan misi penjualan yang kemudian mengadakan pertemuan-pertemuan bisnis yang disebut table top. Di situ pelaku bisnis dari ­Indonesia bertindak selaku penjual, seller, dan agen-agen luar negeri seMedia pun mewawancarai pimpinan delegasi saat itu, bagai pembeli, buyer. Sekditjen Pemasaran Pariwisata, I Gus Ngurah Putra.

Pariwisata Indonesia n Vol. 5 n No. 52 n April 2014


Daerah Perlu Perda Pariwisata

N

usa Tenggara Barat khususnya ­Pulau Lombok berada di antara dua kawasan wisata internasional yang namanya tak asing lagi yaitu Pulau Komodo dan Bali. Pemda di lokasi ini, de­ ngan sumber-sumber daya tarik pariwisatanya, serta fasilitas akomodasi yang sudah memadai, diharapkan bisa lebih pro aktif lagi melangkah memajukan pariwisatanya. Terlebih bandara baru di sini telah dinamakan BIL, Bandara Internasional Lombok, yang telah lebih mampu me­ nerima kedatangan penerbangan internasional. Untuk tahun 2014 ini NTB hanya mengajukan tiga usulan agenda kegiatan untuk masuk ke kalender even nasional. Tiga usulan tersebut telah disetujui oleh Kemenparekraf, yaitu Direct Promotion NTB akan dilakukan di Balikpapan, Kalimantan, kemudian Lombok Sumbawa Pearl Festival dan Pendukungan Promosi Pariwisata NTB. Kasubdit Perancangan Pasar Kemenparekraf Ganda Sumantri meninjau selama tiga hari

bulan Februari yang lalu di Nusa Tenggara Barat. Waktu itu tengah berlaangsung Festival Bau Nyale, ini even punya legenda tentang Putri Mandalika, menjadi ritual budaya yang setiap tahun digelar turun-temurun oleh masyarakat meskipun tanpa keterlibatan pihak lain. Lalu ­Kemenparekraf memberi pendukungan. Menurut Ganda, ritual rakyat selain yang

dikemas dalam Festival Bau Nyale, ada juga di Lombok Barat Festival Senggigi, ada lagi Lebaran Topat, dan ritual tahunan namanya Perang Topat, ini melibatkan dua etnis yang berbeda. Sebenarnya bagus jika diajukan masuk dalam kalender even nasional. Atau, dari beberapa ritual itu, pemerintah daerah sebaiknya mampu memilah untuk mengunggulkan yang mana, apakah budaya, kuliner atau potensi alamnya, di Lombok ketiga-tiganya masuk kategori yang cukup prospektif. Disisi lain, ada yang jauh lebih penting bagi kepentingan pengembangan pariwisata di daerah yaitu ‘Perda’ atau Peraturan Daerah tentang Pariwisata. NTB belum kuat ditunjang program jika tak memiliki Perda, karena jika bercermin kepada daerah yang sudah maju di bidang pariwisata telah membuat perda sebagai penunjang untuk membangun dan mengukur batasanbatasan agar menghindari ekses dampak buruk bagi masyarakat. Perda pun menjadi tolok ukur dari kesungguhan pemerintah daerah untuk mengembangkan pariwisata berkaitan dengan upaya peningkatan PAD (Pendapatan Asli Daerah). Jadi, ketika merencanakan dan mengembang­kan even-even untuk memajukan pariwisata dalam berbagai aspeknya, rujukan dan payung Perda akan memberikan kepastian arah dan program. n

‘memasarkan dan berjualan’, dan, publikasi pada media-media setempat maupun internasional, merupakan dua aspek utama dalam meng­ efektifkan pemasaran pariwisata. Ke BITE itu dibawa 15 industri wisata dari ­Indonesia: Bali SinarMentari Tour & Travel; Grand Mirage Resort & Thalasso Spa—Bali; Koma­

neka—Bali; Holiday Resort—Bali; Nusa Dua Beach Hotel & Spa—Bali; Puri Mas Boutique ­Resorts & Spa—Bali; Garuda Indonesia—Beijing; Merlynn Park Hotel—DKI Jakarta; Marina Srikandi Fastboat—Bali; Bali Cahaya Tours & Travel—Bali; Sheraton Senggigi Lombok—NTB; Ayodya Resort Hotel—Bali; Aston Denpasar Hotel—Bali; Gajah Bali Tours—Bali; dan Bidadari Tours—Bali. Memang, bagian terbesar unsur ­industrinya berbasis dan menjual produk tur di Bali. ­Sebagaimana dimaklumi selama ini 85% wisman dari RRT me­ milih Bali untuk destinasi berwisata di Indonesia. Tahun 2014 ini, dengan menerapkan ­strategi promosi pariwisata ke-16 pasar utama di luar negeri, ada fokus khusus pada pasar RRT, melalui even seperti itu, yaitu akan memberi bobot lebih berat untuk mempromosikan daerah destinasi Bali and beyond. Lebih khusus lagi wisman hendak ditujukan ke destinasi di wilayah timur ­Indonesia termasuk utamanya Nusa Tenggara Timur. NTT itu mencakup Komodo, Pulau Flores hingga Timor. Di dalam negeri, operator penerbangan pun menambah rute baru dan frekuensi terbang ke daerah-daerah tersebut. n

Festival Bau Nyale di Nusa Tenggara Barat.

Wartawan LombokKini mendatangi Ganda Sumantri di Kemenparekraf.

Paviliun Indonesia ramai dikunjungi.

Pada pertemuan itu terjadi transaksi kontrak potensial yang akan mendatangkan wisman ke Indonesia, terukur dalam jumlah wisman maupun taksiran nilai devisanya. Even besar di Tiongkok contohnya Beijing International Tourism Expo (BITE) pada 21–23 Juni 2013. Membawa unsur pelaku bisnis untuk

Pariwisata Indonesia n Vol. 5 n No. 52 n April 2014

25


Wisata Cruise Ship

Ketika 2.700 Penumpang Dibawanya

1.332 Mendarat untuk Tur

T

anggal 26 Februari 2014 kapal pesiar MS Celebrity Solstice baru tiba pagi hari dan tengah berlabuh di pela­ buhan Benoa, Bali. Cruise ship ini ter-

masuk dalam ‘Brand’ RCCL ships. Kabin kapalnya dipenuhi oleh penumpang tak kurang jumlahnya 2.700 orang. Tambah 1.000 lebih crew. Nah, ditunjuknyalah satu operator tur se­

Distribusi kunjungan wisman cruise di Indonesia tahun 2012

tempat, tentu yang telah dipercayainya, untuk menangani 1332 penumpang yang hari itu turun ke darat untuk menjalani shore excursion, tur di daratan. Tour Escort petugas dari pihak kapal yang harus ada di hampir setiap bis berjumlah sekitar 20 orang. Hari itu sejumlah 62 bis dikerahkan untuk melayani tur tersebut. Bisnya ber­kapasitas mulai dari 28 hingga 40 tempat duduk. Hmm, untuk itu sejumlah 83 pramuwisata bertugas melayani keseluruhan rombongan ­besar ini. Semua memang berbahasa Inggris. Namun masih dimanfaatkan oleh pihak lokal menyertakan 10 siswa sekolah pariwisata untuk menjalani training alias sebagai trainee. Di luar rombongan yang naik bis, ada lagi sejumlah rombongan kecil yang dengan tulisan Private Journey pada bis mini, mereka menyewa per satu unit kendaraan berisi 2–4 orang saja. Tampak ada satu keluarga terdiri dari 6 orang, ada yang lebih sedikit lagi.

Sumber: Cruise Consulting Management

D

alam strategi pemasaran Kemenparekraf, wisata cruise ship merupakan salah satu di antara ‘rumusan’ 16.7.16, yaitu prioritas promosi16 destinasi wisata dan tujuh wisata minat khusus dengan 16 pasar utama di luar negeri. Dalam tujuh wisata minat khusus itulah wisata cruise ship, yang diharapkan dengan infrastruktur yang sedang dibangun dan ditingkatkan kualitasnya, akan semakin banyak kapal pesiar yang berkunjung ke kepulauan Indonesia. Penyebarannya di tahun 2012 memang lebih separuh di Bali, tapi Nusa Tenggara ­justru sudah mencapai 35%. Pengembangan ke daerah destinasi lain perlu didorong, sudah ­barang tentu memerlukan port of call yang bisa memenuhi apa yang dibutuhkan oleh pihak pengelola kapal. Dia petugas nomor 61 tour escort dari pihak kapal.

26

Pariwisata Indonesia n Vol. 5 n No. 52 n April 2014


Kapal pesiar Celebrity Solstice berlabuh di Benoa Bali pada 26 Februari 2014.

Kapal besar Celebrity Solstice tiba pukul 08.00 pagi dan berlayar kembali pukul 18.00 sore. ­Penanganan shore excursion yang dipesannya jauh hari, menuntut disiplin waktu dan kelancaran urusan-urusan di darat ketika hari pelaksanaan tur tersebut. Sebagai dimaklumi di manapun setiap kapal pesiar ‘mewah’ itu berlabuh rata-rata delapan jam saja, dan 10 jam merupakan jadwal yang maksimal. Dalam tempo itu para wisman dari kapal perlu ditangani untuk tur di darat. Mereka bisa berpencar arah menurut minat dan obyek yang dikunjungi masing-masing, untuk mana oper-

Di setiap bis wajah-wajah para senior ini memancarkan keceriaan selagi tur di daratan Bali.

Sebanyak ini pramuwisata yang bertugas membawa wisman kapal pesiar hari itu.

Pariwisata Indonesia n Vol. 5 n No. 52 n April 2014

27


Wisata Cruise Ship ataor tur di darat harus mampu ‘­memasarkan’ dan memberikan saran dan melaksanakan perjalanan yang efisien namun menyenangkan. Sang operator di darat mengklaim, “Ini ­merupakan the Top of all the Top dari penjualan cruise operator di Indonesia yang mencapai ­jumlah penumpang sebanyak itu untuk shore excursion.” Dan konon pihak kapal kemudiannya ­mengirimkan surat email: ”Thank you again for everything today. So far we have received only positive feedback from your tours!” Agen Pelayaran Travel Agent, Tour Operator Destinasi, 3 A (Aksesibilitas, Akomodasi, Atraksi) Masyarakat

Maskapai Cruise Liner, Operator Cruise ship, Travel Agent, Tour Operator, Agen Pelayaran, kegiatan bidang Aksesibilitas yang mencakup usaha bidang angkutan udara dan darat, Akomodasi, Atraksi, pramuwisata, pengelola pelabuhan atau port operator, dan masyarakat. Niaga wisata kapal pesiar dibentuk oleh unsur-unsur tersebut, dan masing-masing unsur itu mempunyai mata rantai kegiatan ekonomi sebagai turunannya.

Agen Pelayaran Travel Agent, Tour Operator Destinasi, 3 A (Aksesibilitas, Akomodasi, Atraksi) Masyarakat

28

Sejumlah 60 bus digunakan hari itu.

Tata niaga wisata cruise ship

Dari alur tata niaga pada wisata cruise ship dapat ditelusuri dampak gandanya (multiplier ­effects), yang menghasilkan manfaat baik

Homeport

Maskapai Cruise Operator Cruise

Dua di antara crew on duty dari kapal saat penumpangnya shore excursion di darat.

Port of Call

Agen Pelayaran Travel Agent, Tour Operator Destinasi, 3 A (Aksesibilitas, Akomodasi, Atraksi) Masyarakat

Port of Call

Agen Pelayaran Travel Agent, Tour Operator Destinasi, 3 A (Aksesibilitas, Akomodasi, Atraksi) Masyarakat

Turnaround Port

Pariwisata Indonesia n Vol. 5 n No. 52 n April 2014

t­ angible maupun intangible, baik dalam nilai ekonomi maupun sosial kemasyarakatan. Dampak ganda wisata cruise ship di ­Indonesia, pada prakteknya bisa diukur pada kegiatan ­perusahaan-perusahaan tersebut dalam tata niaga wisata cruise ship, di pelabuhan (dan ­kawasannya) yang dikunjungi oleh cruise ship internasional. Sebagaimana dampak pariwisata pada ­umumnya dan berlaku global, dampak yang dibawa oleh wisata cruise juga tak terbatas ­hanya pada nilai transaksi uang, tetapi pada dirinya membawa pengaruh budaya melalui interaksi yang terjadi di destinasi antara wisatawan dan perusahaan mancanegara dengan masyarakat dan perusahaan-perusahaan/instansi lokal. Dampak dari nilai ekonomi secara kuantitatif di kegiatan cruise ship dapat diukur secara ­langsung, sebagaimana terbukti di negara lain, ketika sistem pelaporan dan keterbukaan ­informasi kegiatan usaha, bisa mendukung. n


Pemasaran Destinasi

Bromo Tengger Semeru Meminta Perhatian Kita

J

alan sepanjang Malang–Tumpang hingga mencapai Desa Gubuklakah lengang, orang-orang masih terlelap di rumah. Tiga jip jenis hardtop melintas masing-masing membawa wisatawan nusantara dan manca­ negara. Ada yang berisi 2,3 hingga 5 orang. Bulan masih purnama pada tanggal 16 April 2014. Sinarnya menerangi hutan dan lading dan jalan menuju pos pertama. Ini perjalanan menuju Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS) dimulai sekitar pukul 1.30 dini hari dari Malang. Demi menyaksikan matahari terbit dari satu bukit namanya Pananjakan. Selain dari Malang, TNBTS juga bisa diakses dari Pasuruan, Probolinggo dan Lumajang. Dari ketiga kota yang mengelilingi taman nasional itu butuh waktu 1,5–2 jam untuk mencapainya. Sebuah jip sudah diparkir di depan pos satu pintu Tumpang. Tiga jip berturut-turut parkir di belakangnya. Ada dua orang petugas di pos yang gelap, salah seorang di antaranya menyalakan genset sumber penerangan di situ. Tersedia sebuah toilet di pos tapi tidak tersedia air ­karena hujan belum turun. Seorang warga Desa Ngadas menawarkan rajutan wol topi/kupluk, syal dan sarung tangan yang berlogo Gunung Bromo

dihargai masing-masing Rp 30 ribu, Rp 20 ribu dan Rp 10 ribu. Semuanya dibuat oleh warga ­Probolinggo. Di situ jalan bercabang dua. Para pendaki yang hendak mencapai Mahameru akan mengambil jalan mendaki di sebelah kanan menuju Ranu Pane. Dan jip-jip yang membawa wisatawan menuruni jalan di sebelah kiri menuju Bromo. Jip langsung berguncang-guncang, jalan sempit itu rupanya dibangun dari conblock tapi sudah hancur. Di bawah penerangan dari sinar bulan purnama, jip melaju di jalanan berpasir berselang-seling tanaman semak. Bunga-bunga berwarna kuning dari rumpun pohon adas dan hembusan angin malam yang masih dingin menebarkan wangi aromatherapy dari rumpun pohon itu. Tidak lama kemudian, bayangan-bayangan hitam dari gunung-gunung di kejauhan semakin mendekat. Jalan berpasir itu akan menjadi sungai di bulan-bulan tertentu. Airnya berasal dari embun yang membeku kemudian mencair. ­Selama musim hujan, udara cukup hangat dan akan membeku hingga mencapai di bawah nol derajat celcius pada bulan Juli–Agustus. Bagi anak-anak muda, melintasi jalan off road

di savana, padang pasir, bekas kaldera raksasa di kaki Gunung Bromo dan Batok memang sangat menarik, tapi bagi yang lebih tua usia atau membawa keluarga rasanya akan kurang nyaman meskipun diakui jalur ini ‘dilengkapi’ peman­ dangan yang menawan dan cukup kental ‘rasa’ petualangannya. Dua jalur lain dari Probolinggo dan Pasuruan mungkin menjadi alternatifnya. Di ujung kaldera, deretan jip mengantri untuk meniti jalan mendaki yang dibangun dari beton permanen. Kerlap-kerlip lampu di Kota Malang terlihat indah dari atas ketinggian. Jalan mendaki itu berakhir di Pananjakan. Berderet-deret jip sudah terparkir. Jarum jam menunjuk angka 4.00 dini hari. Wisatawan berbahasa Indonesia, Inggris, Perancis, Spanyol, Mandarin ramai lalu lalang. Ada yang langsung menuju tempat dari mana hendak melilhat ­sunrise, banyak pula yang duduk-duduk dahulu sambil menyeruput minuman hangat di warungwarung yang berjajar. Hari itu diperkirakan sang mentari akan ­keluar dari peraduan sekitar pukul 5.00. Sunrise hoper, karena wisatawan yang datang ke sini bertujuan menyaksikan dan merasakan momen matahari terbit, sudah memenuhi puncak Bukit

Gunung Bromo dilihat dari Bukit Pananjakan.

Pariwisata Indonesia n Vol. 5 n No. 52 n April 2014

29


Pemasaran Destinasi P­ ananjakan sejak pukul empat. Berdiri di railing menjadi tempat favorit dan diperebutkan semua orang. Guratan merah dan jingga mewarnai langit, pengunjung ramai berseru kegirangan. Bangkubangku panjang dari kayu menjadi pijakan untuk mendapat spot terbaik memotret dan merekam. Mendekati pukul setengah enam pagi, awan putih berarak perlahan-lahan membuka tabir yang menyelimuti Gunung Semeru, Gunung ­Bromo, kemudian Gunung Batok. Pertunjukanpun mencapai klimaksnya. Sunrise berarti menyalakan api harapan kepada sejumlah warga dari desa sekitar Bromo yang menawarkan jasa penyewaan jaket, sarung, selimut, aneka boneka dari—katanya—bunga edelweis, dan foto langsung jadi. Dengan bahasa Inggris seadanya yang dipelajari otodidak, ­mereka menyapa dan menawarkan jasa kepada para wisatawan, wisman tersenyum-senyum. Sekitar pukul 6, pengunjung mulai turun. Di depan deretan warung yang kini dipenuhi wisatawan yang ingin menghangatkan badan atau hendak ke toilet, beberapa orang menja jakan jagung dan kentang bakar. Sebagian langsung menuju jip yang akan membawa berhenti di sebuah bukit sedikit di bawah Pananjakan. Entah kenapa atau siapa yang pertama kali menyebutnya Love Hill (Bukit Cinta). Ini menjadi tempat wajib dikunjungi meskipun tidak secara resmi dicantumkan dalam itinerary. Biarpun tidak ada ribuan gembok cinta seperti di Paris atau Seoul, tempat ini cukup romantis juga ­untuk mengabadikan kenangan di Bromo. Apalagi bersama pasangan. Gunung Batok dan Bromo ­terlihat lebih dekat dari sini. Sunrise hoper kini menuju kawah Bromo. Wisatawan harus meniti 200 anak tangga menuju puncak. Ada empat teras kecil di samping anak tangga untuk beristirahat sejenak. Dari puncak kawah, pengunjung terlihat seperti semut di padang pasir nan luas. Pura suci tempat umat Hindu dan masyarakat Tengger beribadah membawa suasana hikmat. Hanya ada satu hal yang mengganggu dari semua keindahan dan keagungan yang tersaji di puncak kawah Bromo, yakni coret­ an dan grafiti di sepanjang dinding pembatas dan sampah bekas minuman dan makanan. Dari sana, ada yang memilih langsung ­kembali ke kota atau ke penginapan di Cemoro Lawang, adapula yang meneruskan perjalanan menuju

30

Lautan pasir yang konon merupakan bekas kaldera lama Gunung Bromo. Di sinilah lokasi shooting Pasir Berbisik (atas). Pasangan dari Spanyol ini tidak ingin melewatkan momen kenangan pagi hari di Love Hill (bawah).

lautan pasir dan savana sebelum kembali ke ­Malang. Lautan pasir setelah kawah Bromo kini ­men-jadi lebih dikenal di kalangan wisatawan khu-susnya wisatawan nusantara. Setelah di sana dijadikan lokasi pengambilan gambar film Pasir Berbisik yang dibintangi oleh Christine Hakim dan Dian Sastro. Secara komersial film tersebut tidak booming, tapi telah melambungkan lokasi lautan pasir menjadi Pasir Berbisik (Whispering Sand). Dari sana, wisatawan akan melalui padang rumput savana. Tempat yang paling dikenal oleh wisnus di sini adalah Bukit Teletubies sebab ­bentuknya mirip dengan bukit dalam film serial asing anak-anak, Teletubies. Ada satu spot yang belum terlalu banyak dikunjungi. Yakni bagian savana yang dijadikan lokasi pengambilan gambar film 5 CM yang diangkat dari novel berjudul sama. Novel dan filmnya booming, tapi pemandu dan jip rupanya

Pariwisata Indonesia n Vol. 5 n No. 52 n April 2014

masih banyak yang belum mengetahui lokasi persisnya. Kembali ke Kota Malang, melalui jalur yang sama. Kini tampaklah wajah Desa Ngadas, salah satu dari dua desa yang berada di dalam ­Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (enclave). Ladang-ladang di lahan terasering di ­perbukitan dengan kemiringan hampir 90 derajat akan membuat yang melihatnya berpikir, bagaimana mereka mengerjakannya? Kentang, kubis, dan bawang daun merupakan tanaman utama yang diusahakan warga desa. Setelah keluar dari kawasan TNBTS, di kiri-kanan jalan terdapat perkebunan apel Desa Gubuklakah hingga ke perbatasan Tumpang. Warga Malang baru saja memulai aktivitas hariannya ketika sunrise hoper turun dari TNBTS dengan mata yang mulai mengantuk. Ingin segera mengulang rekaman saat mentari menyapa di Bukit Pananjakan, suara dari bisikan pasir dan padang savana.


Meniti 200 anak tangga ke bibir kawah Bromo (kiri). wisatawan mancanegara dan nusantara bercampur. Mereka inilah sunrise hopers, yang doa dan harapannya tiada lain tiada bukan hanya cuaca yang cerah di Bromo.

Sunrise Hoper itu dari Berbagai Penjuru Dunia

L

uas Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (­TNBTS) 50 ribu hektar. Berdasarkan SK Dirjen PHPA No. ­68/ Kpts/DJ-VI/1998 yang diterbitkan pada 4 Mei 1998, TNBTS dibagi menjadi 4 zona, yakni zona inti ­seluas 22.006 ha, zona pemanfaatan intensif 425 ha, zona ­pemanfaatan tradisional 2.360 ha, dan zona rehabilitasi seluas 2.000 ha. “Dari total luas TNBTS 50 ribu hektar, zona yang bisa di-

manfaatkan maksimal 10%. Zona pemanfaatan termasuk yang dimanfaatkan untuk kegiatan wisata seperti titik untuk melihat matahari terbit di Pananjakan dan pen­ dakian ke Semeru,” kata Ayu Dewi Utari, Kepala Balai Besar Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TN BTS). Jumlah pengunjung wisatawan dan pendapatan yang diterima TNBTS dalam rentang waktu 2008 sampai ­dengan 2013 seperti ditunjukkan dalam tabel berikut.

Ayu Dewi Utari

Jumlah Pengunjung Berdasarkan Pintu Masuk (orang) tahun 2008–2013

Sumber: diolah dari data Taman Nasional Bromo Tengger Semeru.

Pariwisata Indonesia n Vol. 5 n No. 52 n April 2014

31


Pemasaran Destinasi

Penyetoran Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP)

Sumber: diolah dari data Taman Nasional Bromo Tengger Semeru.

Di sekitar titik Pananjakan sudah dibangun mushola yang disponsori oleh Bank Syariah Mandiri. Di sekitar situ tersedia 12 toilet. Ayu Dewi Utari menambahkan, ke depan akan dibatasi transportasi yang masuk agar tidak terjadi lagi kemacetan saat akan naik ke Pananjakan termasuk di tempat melihat sunrise. Tak kurang 400 unit jip kini beroperasio di ­TNBTS. Mereka tergabung dalam tiga ­paguyuban, yakni paguyuban Malang, Probolinggo dan ­Pasuruan. Sekitar dua tahun yang lalu, jumlahnya berkisar 200 unit jip. Harga sewa jip yang diusahakan oleh warga Desa Ngadas dan Gubuklakah ditetapkan Rp 450 ribu untuk mengunjungi 2 titik, umumnya Pananjakan dan kawah Bromo. Apabila tamu meminta diantar hingga ke lautan pasir —Pasir Berbisik— hingga ke savana, maka wisatawan akan diminta tambahan Rp 250 ribu. Biaya sewa jip dari Malang rata-rata Rp 1 juta dan wisatawan bisa mengunjungi semua titik yang ada di Bromo (Pananjakan dan Bukit Cinta/Love Hill, kawah Bromo, lautan pasir/Pasir Berbisik, dan savana). Biaya sewa dihitung 1 jip yang bisa diisi 5 orang. Menurut Arif, salah seorang pemilik jip di ­Malang, rata-rata 1 jip mendapat 1 kali trip per hari. Kalau sedang ramai atau musim puncak liburan bisa mendapat 2 sampai 3 kali trip. Musim ramai di BTS berlangsung pada periode bulan April hingga Desember dan low season selama ­Januari sampai Maret. Di weekday, rata-rata jip yang beroperasi sekitar 100–200 unit. Di peak season, semua jip beroperasi. Saat ini, paket sunrise masih yang paling diminati sedang­kan paket sunset kekurangan peminat. Jumlah kuda di TNBTS pun kini sekitar 400 ekor. Kuda yang dipakai umumnya jenis sandel, dari Bima, Sumba dan Sumbawa. Sebagian dimiliki sendiri oleh sang ‘joki’ sebagian joki lain menjadi penarik kuda dan menyetor pendapatan ke pemi-

32

lik. ­Semuanya diusahakan oleh warga ­Tengger. Jasa menyewakan kuda paling banyak di titik kawah Bromo dan hanya sebagian kecil di sekitar ­padang rumput men-jelang lautan pasir. Tarif menyewa kuda di kawasan kawah Rp 125 ribu PP dan menunggu selama wisatawan naik ke puncak kawah. Untuk sekali antar biaya sewanya sekitar Rp 30 ribu sampai Rp 70 ribu dan biasanya masih bisa ditawar. Ucok, salah seorang pemilik yang merangkap menyewakan kuda di titik kawah Bromo, me­ ngaku dalam sehari keuntungan rata-rata yang diperolehnya sebesar Rp 50 ribu setelah dipotong biaya pakan dan perawatan kuda. Dia menyewakan kuda hanya pada pagi hari waktu ramai wisatawan. Siang hingga sore hari bekerja di ladang. Dia menanam kentang dan kubis. Di saat peak season dia bisa membawa 2–3 kali trip, tapi di hari-hari biasa rata-rata hanya sekali trip. Di saat low season bisa tidak

men­dapatkan sewa sama sekali. Berdasarkan pengalamannya, juga temantemannya, susah sekali mengikat plastik penampung kotoran kuda. Gerakan kuda di jalan yang bergelombang membuat plastik sering terlepas. Tentulah ini menjadi tantangan dan kesempatan untuk melakukan berbagai macam penelitian dan inovasi ilmiah yang dapat diterapkan dengan mudah dalam kehidupan sehari-hari.

Fasilitasnya kini

Ada sebuah prasasti bergambar kawasan G­ unung Bromo di tengah-tengah tempat melihat sunrise di Pananjakan. Di sana tertera keterangan dan nama-nama gunung yang bisa dilihat dari tempat itu. Tapi, siapa yang mau peduli melihatnya saat hari masih gelap, tanpa lampu penerangan sama sekali dan semburat merah-jingga di langit lebih menarik konsen-trasi pengunjung. Sepasang turis asing sedang bercakap-cakap

Ucok, salah seorang diantara 400 horsemen di kawasan kawah Bromo. Dia dan teman-teman berharap tidak ada kenaikan tarif masuk ke TNBTS.

Pariwisata Indonesia n Vol. 5 n No. 52 n April 2014


sendiri antarmereka. Mereka mempertanyakan, bukankah menunggu ‘melongo dan diam’ sampai matahari terbit hanya kegiatan buang-buang waktu saja? Kesannya, mereka bosan dengan ‘idle time’ duduk menunggu di bawah keremangan. Di antara waktu menunggu itu terasa sekali kekosongan kegiatan. Mungkin tidak semua orang akan menyukai sedikit keributan pada dini hari, tapi mungkin akan lebih banyak yang meng­ apresiasi jika sambil menunggu mereka bisa menikmati pemutaran film mengenai Bromo dan TNBTS, apalagi dengan narasi dalam bebe­rapa bahasa. Informasi umum yang baik diketahui pengunjung, itu pun rasanya akan menghibur dan ‘mengesankan’. Atau, paling tidak di pos-pos masuk ­dengan penerangan yang cukup disiapkan papan informasi dan peta dalam beberapa bahasa. Jadi sambil menunggu dan beristirahat, pengunjung bisa mencari tahu apa yang akan ditemui dan tempat-tempat menarik yang bisa dikunjungi setelah berada di dalam taman nasional. Seperti di TN Tanjung Puting yang mempunyai beberapa titik melihat orangutan, di TNBTS sudah saatnya disiapkan beberapa titik melihat matahari terbit. Ada bukit lain, Bukit King Kong, yang akhir-akhir ini menjadi titik favorit para ­fotografer. Di titik-titik baru nanti juga disediakan shelter seperti halnya di Pananjakan. Tentu saja tempatnya menyesuaikan zonasi yang telah ditetapkan. Kemudian, selain mencari inovasi agar ­kotoran kuda tidak berserakan di sepanjang jalur menuju kawah, apakah di bibir kawah Bromo memungkinkan untuk dibangun jalan setapak seperti yang ada di Tangkuban Perahu? Jika tidak memungkinkan karena karakteristik alamnya, paling tidak, diadakan petugas yang berjaga di atas sana. Di Pananjakan dan kawah Bromo mencari toilet tidak terlalu susah, kecuali di pos masuk. Setiap warung menyediakan toilet dengan WC jongkok dengan biaya Rp 2.000 per orang. Selain itu disediakan juga toilet di sekitar tempat parkir. Di titik kawah Bromo telah ­disediakan masing-masing empat toilet untuk laki-laki dan perempuan. Di lautan pasir dan savana tidak dijumpai toilet sama sekali. Kemungkinan, di kawasan tersebut juga tidak diperbolehkan ­didirikan bangunan. Semua toilet itu tingkat kebersihannya perlu lebih ditingkatkan. Bukan hanya dari bangunan fisiknya saja tapi juga di bak penampungan air. Fasilitas-fasilitas itu baik dibangun dengan standar ketinggian ukuran tertentu agar pengunjung asing yang berbadan tinggi besar bisa pula menggunakannya dengan nyaman. Secara umum kondisi toilet tampak bersih dan terpelihara.

Jip yang akan kembali ke Malang melalui Tumpang sedang melintas di Pasir Berbisik.

Lautan pasir di kaki Gunung Bromo.

Pedagang asongan di sekitar tempat parkir dan di bawah anak tangga menuju kawah ­Bromo memerlukan penataan. Bukan harus mengusir mereka, namun andaikan lapak-lapak itu dikumpulkan dalam satu atau dua zonasi dengan tampilan yang menarik dan ramah lingkungan menyesuaikan karakter alam di sana, bukan tidak mungkin menjadi obyek pendukung di sekitar kawah sebagai obyek utama. Terbitnya PP 12/2014 tentang penyesuaian tarif masuk ke TNBTS tidak akan menghentikan terbitnya sang mentari diantara Batok, Bromo, Semeru, Arjuna dan Widodaren. Pengelola ­TNBTS, pelaku industri pariwisata, dan masyarakat desa di dalam dan di sekitar TNBTS tak jauh berbeda dengan sunrise hoper yang setiap pagi ­memadati

Pananjakan, selalu berdoa dan berharap cuaca yang cerah. “Dan kamu bawa mimpi dan keyakinan kamu itu setiap hari, kamu lihat setiap hari, dan percaya bahwa kamu bisa... biarkan keyakinan kamu, 5 centimeter menggantung mengambang di depan kening kamu... yang kamu perlu cuma kaki yang akan berjalan lebih jauh dari biasanya, tangan yang akan berbuat lebih banyak dari ­biasanya, mata yang akan menatap lebih lama dari biasanya, leher yang akan lebih sering melihat ke atas, lapisan tekad yang seribu kali lebih keras dari baja, dan hati yang akan bekerja lebih keras dari biasanya, serta mulut yang akan selalu berdoa.” (5 cm, hlm. 362–363, Donny Dhirgantoro, Grasindo, 2005) n

Pariwisata Indonesia n Vol. 5 n No. 52 n April 2014

33


Indi

Realisasi Wisman Bulanan 2013–2014 Bulan

2014

JANUARI 753,079 FEBRUARI 702,666 JAN – FEB 1,455,745 MARET APRIL M E I J U N I J U L I AGUSTUS SEPTEMBER OKTOBER NOVEMBER DESEMBER GRAND TOTAL 1,455,745

2013

+/–

614,328 678,415 1,292,743 725,316 646,117 700,708 789,594 717,784 771,009 770,878 719,903 807,422 860,655 8,802,129

22.59% 3.57% 12.61%

Sumber: BPS

Jumlah Kunjungan Wisatawan Mancanegara Menurut Pintu No

Kebangsaan

Soekarno- Ngurah Rai Hatta Bali Banten (U) (U)

Kualanamu (U)

Sam Entikong MinangJuanda kabau Jatim Ratulangi Kalbar Sulut Sumbar (D) (U) (U) (U)

Adi Makassar Sumarmo Sulsel Jateng (U+L) (U)

BIL, NTB (U)

1 Singapura

29,547

22,306

2,828

119,865

2,914

219

24

27

91

244

960

2 Malaysia

53,157

33,558

25,324

26,587

7,445

85

2,519

7,804

598

1,690

1,958

3 Jepang

32,914

30,679

320

3,690

1,114

128

10

46

16

26

130

4 Korea Selatan

19,265

24,292

296

13,885

708

72

38

6

3

194

5 Taiwan

12,160

18,704

519

897

1,459

5

56

9

8

3

34

6 China

47,060

109,001

1,054

5,934

2,174

276

103

42

10

55

375

7 India

-

11,338

11,791

349

6,802

532

15

10

10

10

35

112

8 Philipina

6,423

4,571

183

5,996

337

57

45

3

2

10

40

9 Hongkong

6,191

4,246

144

417

489

113

29

2

3

10

29

10 Thailand

6,090

3,970

273

545

691

24

13

6

2

18

11 Australia

12,731

132,040

636

1,940

478

113

23

151

8

25

3,367

12 Amerika Serikat

13,171

15,880

515

2,072

826

183

21

29

11

46

209

13 Inggris

9,275

14,201

428

2,497

383

122

27

40

15

46

627

14 Belanda

8,259

10,069

683

725

374

136

36

15

11

58

145

15 Jerman

6,599

10,618

556

670

466

309

13

21

14

65

273

16 Perancis

5,316

13,086

314

652

183

58

6

16

225

71

257

49

17 Rusia 18 Arab Saudi 19 Mesir 20 Uni Emirat Arab

-

2,131

17,468

101

133

44

2

7

-

7

115

22,892

751

17

48

28

-

-

-

2

2

2

527

412

12

31

4

-

-

1

-

-

-

1,091

49

2

-

-

-

-

-

-

-

-

21 Bahrain

134

112

1

1

Lainnya

61,214

70,248

2,256

23,110

12,697

809

182

144

547

522

1,122

Jumlah 2014

367,485

548,052

36,809

216,499

33,346

2,773

3,144

8,386

1,577

2,920

9,967

Jumlah 2013

341,451

466,532

30,824

194,630

33,587

2,660

3,659

6,602

2,183

1,780

2,811

7.62

17.47

19.42

11.24

-0.72

4.25

-14.07

27.02

-27.76

64.04

254.57

Pertumbuhan (%)

-

-

-

-

-

-

-

Kunjungan Wisman Melalui Pintu Masuk Lainnya

Total Kunjungan Wisman Melalui Seluruh Pintu Masuk

Catatan : l K eterangan jenis pintu masuk: U (Udara), L (Laut), D (Darat).

34

Batam Kep. Riau (L+U)

Pariwisata Indonesia n Vol. 5 n No. 52 n April 2014


kator Realisasi Wisman Berdasarkan Pasar Utama — Januari–Februari, 2014 vs 2013 No.

Pasar Utama

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16

SINGAPURA MALAYSIA CINA AUSTRALIA JEPANG KORSEL INDIA AS TAIWAN TIM-TENG INGGRIS RUSIA BELANDA PERANCIS JERMAN FILIPINA LAINNYA GRAND TOTAL

Januari 2014

Februari

2013

Perubahan

117,207 80,463 105,410 82,622 88,583 53,203 83,700 72,000 34,520 35,246 33,106 31,708 17,905 14,340 17,615 15,214 16,851 14,281 16,394 11,427 15,397 13,374 12,940 12,579 10,733 9,768 10,683 9,243 10,121 8,868 9,932 7,843 151,982 142,149 753,079 614,328

45.67% 27.58% 66.50% 16.25% -2.06% 4.41% 24.86% 15.78% 18.00% 43.47% 15.13% 2.87% 9.88% 15.58% 14.13% 26.64% 6.92% 22.59

2014

2013

94,587 98,796 101,484 96,334 96,794 87,018 70,469 64,504 38,317 36,701 30,182 25,114 16,931 16,291 17,391 16,164 17,932 18,461 9,792 6,055 14,823 14,959 7,975 8,722 10,603 10,413 11,221 10,810 10,885 10,531 9,783 8,867 143,497 148,675 702,666 678,415

Perubahan thd Feb 2013 -4.26% 5.35% 11.23% 9.25% 4.40% 20.18% 3.93% 7.59% -2.87% 61.72% -0.91% -8.56% 1.82% 3.80% 3.36% 10.33% -3.48% 3.57%

Januari–Februari Perubahan thd 2014 2013 Jan-Feb 2013

211,794 179,259 206,894 178,956 185,377 140,221 154,169 136,504 72,837 71,947 63,288 56,822 34,836 30,631 35,006 31,378 34,783 32,742 26,186 17,482 30,220 28,333 20,915 21,301 21,336 20,181 21,904 20,053 21,006 19,399 19,715 16,710 295,479 290,824 1,455,745 1,292,743

18.15 15.61 32.20 12.94 1.24 11.38 13.73 11.56 6.23 49.79 6.66 (1.81) 5.72 9.23 8.28 17.98 1.60 12.61

Sumber: BPS

Masuk dan Kebangsaan — Bulan Januari–Februari 2014 Sepinggan Kaltim (U)

Sultan Tanjung Tanjung Syarif K II Priok Pinang Riau DKI Jakarta Kep. Riau (U) (L) (L)

Adi Sucipto DIY (U)

Husein Sastranegara Jabar (U)

Tanjung Uban Kep. Riau (L)

Tjg. Balai Karimun Kep.Riau (L)

Jumlah Kunjungan Wisman Melalui 19 Pintu Masuk Utama 2014

2013

Pertumbuhan (%)

313

376

-

9,762

2,144

5,019

9,547

5,608

211,794

179,259 18.15

493

3,048

-

2,171

6,170

23,174

1,464

9,649

206,894

178,956 15.61

51

21

-

31

331

306

3,021

3

72,837

71,947

25

15

-

29

168

158

4,132

2

63,288

56,822 11.38

2

36

-

31

34

35

747

44

34,783

88

244

-

443

430

184

17,838

66

185,377

140,221 32.20

137

71

3

375

337

197

2,405

307

34,836

30,631 13.73

64

24

-

358

151

87

1,292

72

19,715

16,710 17.98

17

11

-

25

31

41

1,079

2

12,879

12,629

1.98

31

34

-

30

293

103

157

49

12,329

12,082

2.04

140

51

3

130

326

294

1,679

34

154,169

136,504 12.94

110

60

11

79

441

226

1,113

3

35,006

31,378 11.56

99

20

3

160

340

134

1,783

20

30,220

28,333

6.66

28

2

4

48

192

96

437

18

21,336

20,181

5.72

52

21

2

92

237

85

898

15

21,006

19,399

8.28

102

23

-

93

297

83

1,096

26

21,904

20,053

9.23

20,915

21,301

-1.81

23,789

15,907 49.55

6.23

10

-

-

5

158

18

667

1

-

-

-

2

15

14

2

-

-

-

4

3

5

-

1,001

754 32.76

-

-

-

-

-

-

6

-

1,148

692 65.90

-

-

-

-

-

-

-

-

32,742

1.24

15

-

248

129 92.25

287

459

10,337

506

2,901

559

4,521

784

193,205

197,319

-2.08

2,052

4,516

10,363

14,368

14,987

30,817

53,901

16,717

1,378,679

1,223,949 12.64

2,984

3,512

12,499

14,072

9,809

25,748

50,677

17,929

-31.23

28.59

-17.09

2.10

52.79

19.69

6.36

-6.76

77,066

68,794 12.02

1,455,745

1,292,743 12.61

Sumber : Ditjen Imigrasi dan BPS (diolah kembali oleh Pusdatin Kemenparekraf)

Pariwisata Indonesia n Vol. 5 n No. 52 n April 2014

35


Even Pemasaran Pariwisata 2014 Dalam Negeri Daftar Kegiatan Direktorat Promosi Pariwisata Dalam Negeri No.

Nama Kegiatan

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13

Direct Promotion Direct Promotion Sumatera Barat di Bali Direct Promotion Sumatera Selatan di Medan Direct Promotion Kep. Bangka Belitung di Yogyakarta Direct Promotion DKI Jakarta di Yogyakarta Direct Promotion Jawa Barat di Padang Direct Promotion Sulawesi di Bali Direct Promotion Kalimantan di Surabaya Direct Promotion Jawa Timur di Batam Direct Promotion Nusa Tenggara Barat di Balikpapan Direct Promotion Nusa Tenggara Timur di Bali Direct Promotion Maluku dan Maluku Utara di Bali Direct Promotion Papua dan Papua Barat di Bali Direct Promotion Kep. Riau di Balikpapan

Tempat Pelaksanaan

Waktu Pelaksanaan

Denpasar Bandung

Juni 2014 April 2014

Yogyakarta Yogyakarta Padang Denpasar Surabaya Batam

Maret 2014 April 2014 Maret 2014 Mei 2014 Mei 2014 Juni 2014

Balikpapan Denpasar

Mei 2014 Juli 2014

Denpasar

Mei 2014

Denpasar Balikpapan

Juli 2014 Mei 2014

Penyelenggaraan Event Berskala Nasional dan Internasional 1 Festival Danau Toba Samosir September 2014 2 Promosi Pariwisata di Perbatasan Batam Juni 2014 3 TIME di Batam Batam Oktober 2014 4 Kemilau Sumatera Tjg Pinang September 2014 5 Kenduri Melayu Batam November 2014 6 Promosi Pariwisata dan Budaya Bambu Nusantara Lampung Mei 2014 7 Pemilihan Putri Pariwisata Indonesia Jakarta September 2014 November 2014 8 Pameran Mutumanikam Nusantara Indonesia Jakarta 9 Promosi Pariwisata Borobudur International Festival Borobudur Juni 2014 10 Festival Tangkuban Perahu di Jawa Barat Bandung Mei 2014 11 Putra Putri Batik Nusantara IV Jakarta Agustus 2014 12 Kemilau Sulawesi Gorontalo Agustus 2014 13 Toraja Festival Toraja Juni 2014 14 Festival Erau Samarinda Mei 2014 15 Borneo Extravaganza Bali Agustus 2014 16 Wisata Remaja 2014 Singkawang Agustus 2014 17 Festival Rakyat Mataraman Pacitan Oktober 2014 18 Festival Danau Kelimutu Ende, NTT Agustus 2014 19 Festival Komodo Labuan Bajo Mei 2014 20 Festival Timoresia Malaka, NTT Oktober 2014 21 Lombok Sumbawa Pearl Festival Mataram Awal Juni 2014 22 Festival Danau Batur di Kintamani Kintamani Minggu II September 2014 23 Festival Seni Jembrana 2014 Jembrana Maret 2014 24 Bali Beyond and Travel Fair Nusa Dua Juni 2014 25 Internasional Sumpit Festival Pontianak September 2014 26 Gebyar Angin Mamiri Makassar September 2014 27 Festival Bumi Raflesia Bengkulu September 2014 28 Festival Bono Riau Oktober 2014 29 Festival Candi Muaro Jambi Jambi Mei 2014 30 Festival Cibaliung Banten Juni 2014 31 Solo Batik Karnival Surakarta Juni 2014 32 Apresiasi Wonderful Indonesia 2014 Jakarta Desember 2014 33 Festival Lagu Daerah Nusantara Jakarta Maret 2014 34 Indonesia Coffee Festival Bandung Agustus 2014 35 Festival Kota Lama Semarang Semarang Mei 2014

Tempat Waktu Pelaksanaan Pelaksanaan Pendukungan Event Seni, Budaya dan Pariwisata Daerah 1 Dukungan Event Pariwisata Provinsi Aceh Banda Aceh Juli 2014 2 Dukungan Event Pariwisata Provinsi di Kepri Kepri Agustus 2014 3 Dukungan Event Pariwisata Provinsi Sumbar Padang Agustus 2014 4 Dukungan Event Pariwisata Provinsi Riau Riau Mei 2014 5 Dukungan Event Pariwisata Provinsi Jambi Jambi November 2014 6 Dukungan Event Pariwisata Provinsi Bengkulu Bengkulu Juli 2014 7 Festival Radin Jambat IX Lampung Maret 2014 8 Dukungan Festival Way Kambas Lampung Oktober 2014 9 Dukungan Festival Lampung Begawe Lampung Juli 2014 10 Gebyar Budaya dan Wisata Nusantara Jakarta Mei 2014 11 Drama Wayang Gedung Kesenian Jakarta Jakarta April 2014 12 the 37th Jazz Goes to Campus Depok Desember 2014 13 Dukungan Drama Wayang Teater Koma Jakarta April 2014 14 Dukungan Federasi Teater Indonesia Jakarta Maret 2014 15 Dukungan Kemilau Nusantara Oktober 2014 16 Dukungan Layang-Layang Internasional Pangandaran Juli 2014 17 Dukungan Jawa Barat Travel Exchange September 2014 18 Dukungan Promosi Parekraf Jawa Tengah Solo Juli 2014 19 Dukungan Promosi Parekraf Yogyakarta Yogyakarta Juli 2014 20 Dukungan Festival Cap Gomeh Singkawang Februari 2014 21 Erau Forklore Internasional and Art Festival Tenggarong, Kaltim Juni 2014 22 Dukungan Festival Seni Budaya Perbatasan Nunukan Juni 2014 23 Dukungan Festival Taglong dan Banjarbaru, Bagarakan Sahur ke-15 Kalsel Juli 2014 24 Dukungan Festival Danau Tondano Tondano Agustus 2014 25 Dukungan Festival Wakatobi Wakatobi, Sultra September 2014 26 Dukungan Sandeq Race Mamuju Agustus 2014 27 Dukungan Festival Losari Makassar November 2014 28 Dukungan Promosi Pariwisata NTB Mataram September 2014 29 Dukungan Legian Beach Festival Legian Juni 2014 30 Dukungan Kuta Karnival Kuta Oktober 2014 31 Dukungan Festival Banyuwngi Banyuwangi November 2014 32 Dukungan Event Pariwisata Lembata 2014 Lembata Agustus 2014 33 Dukungan Malang Flower Festival Malang November 2014 34 Dukungan Festival Teluk Ambon Ambon September 2014 35 Dukungan Festival Tidore Tidore, Maluku Utara April 2014 36 Dukungan Festival Budaya Teluk Humboltd Jayapura Agustus 2014 37 Dukungan Festival Budaya Fak-Fak Fak-Fak, November 2014 Papua Barat 38 Dukungan Festival Legu Gam Ternate April 2014 39 Dukungan Festival Jailolo Jailolo, Halbar Mei 2014 40 Dukungan Festival Danau Sentani Sentani Juni 2014 41 Dukungan Festival Kora-Kora Ternate Desember 2014 42 Dukungan Festival Kei Kei, Maluku Tenggara Oktober 2014 43 Dukungan Festival Asmat Agats, Papua Oktober 2014 44 Dukungan Festival Sail Raja Ampat Waisai, Raja Ampat Juni 2014 45 Dukungan Promosi Pariwisata Provinsi Sumatera Selatan

No.

Informasi :

36

Nama Kegiatan

Telp. 021-3838220 u Fax. 021-3208612 u Website: www.indonesia.travel u Email: kncn@indonesia.travel Direktorat Promosi Pariwisata Dalam Negeri u Direktorat Jenderal Pemasaran Pariwisata Pariwisata Indonesia n Vol. 5 n No. 52 n April 2014 Kreatif RI u Jalan Medan Merdeka Barat No. 17, Jakarta Kementerian Pariwisata dan Ekonomi


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.