Edisi54 - Newsletter Pariwisata Indonesia

Page 1

Vol. n No. n Juni 2014 n Januari Vol. 5 n5No. 4954 2014

Kesiapan di Indonesia Timur

Pariwisata Indonesia n Vol. 5 n No. 54 n Juni 2014

1


Y

ang namanya KLIA, Kuala Lumpur International Airport, (gambar di atas) selain besar, estetika di bagian dalam gedung terminalnya ­memang memberikan kesan nyaman dan sejuk. Pihak Malaysia ­punya niat juga hendak menandingi bandara Changi Singapura. Bandara hanyalah pintu masuk ke suatu destinasi, tetapi harus diakui keindahan dan kenyamanan di bandara pintu masuk dan keluar, men­ cerminkan pula citra desti-nasinya sendiri. Kalau bandara pintu masuk ‘cakap’, di benak wisatawan niscaya terbayang kotanya juga cakap, dan ­destinasi wisata di belakang bandara juga mendapatkan citra yang baik. Hanya pengalaman wisatawan kemudiannya, itulah yang lebih pas me­ nentukan penilaian.

Isi Nomor ini

Pengarah: Wakil Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Penanggungjawab: Direktur Jenderal Pemasaran Pariwisata Wakil Penanggungjawab: Direktur Pengembangan Pasar dan Informasi Pariwisata Penerbit/Pemimpin Redaksi: Arifin Hutabarat Dewan Redaksi: Direktur Promosi Pariwisata Dalam Negeri; Direktur Promosi Pariwisata Luar Negeri; Direktur Konvensi, Insentive, Even dan Wisata Minat Khusus; Direktur Pencitraan Indonesia; T. Burhanuddin; Wisnu B. Sulaiman. Reporter: Benito Lopulalan Alamat: Direktorat Jenderal Pemasaran Pariwisata Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Jl. Medan Merdeka Barat No.17, Lantai 3 Jakarta 10110 Telp : 021 383 8220 Fax : 021 380 8612, Email : jurnal@indonesia.travel Jika Anda mem­ punyai infomasi dan pendapat untuk Newsletter ini, ­silakan kirim ke alamat di atas.

2

Membangun dari Timur Target Wisman Tahun Ini Optimis Tercapai Selangkah Lagi, ‘Gowes’ pun Bisa Menarik Wisnus Mempertajam Terus Pemahaman Ekonomi Kreatif Mewujudkan Pusat Wisata Bahari Semakin Banyak Turis Tiongkok, Mulai Tak InginSemata Jadi Pasar Sabang di Aceh Keeps Moving...

Pariwisata Indonesia n Vol. 5 n No. 54 n Juni 2014

www.newsletter-pariwisataindonesia.com

4 6 10 12 14 22 25


Menparekraf Mari Elka Pangestu

pembekalan

5

memberikan tentang pariwisata dan ekonomi kreatif kepada Calon Kepala Perwakilan Republik Indonesia, pada acara Pekan Orientasi di Gedung Nusantara Kementerian Luar Negeri 16 Juni 2014.

13

Wamen Parekraf, Sapta Nirwandar mengatakan, “Salah satu hal penting yang teridenfikasi dalam studi WIPO ini adalah walaupun kontribusi industri kreatif nasional terus tumbuh positif, ­namun jika dibandingkan dengan negara-­negara tetangga kontribusi

Hal.

Hal.

masih harus terus dioptimalkan.”

industri kreatif nasional

Hal.

Hal.

18

27

Dengan tema Penguatan Strategi Pemasaran Pariwisata Dalam dan Luar Negeri,

forum di Bali

dilaksanakanlah satu oleh Direktorat Pengembangan Pasar dan Informasi Pariwisata, pada 19 Juni 2014.

Pemahaman dan konsep yang semakin tepat terkait penyelenggaraan even di daerah, tampak telah diterima lebih utuh. Gubernur Sumsel, Alex Noerdin menegaskan, “Bukan Sea Games-nya yang kita cari, tapi

persiapan infrastruktur

dan lain-lain untuk menyambut even-even tersebut.”

Pariwisata Indonesia n Vol. 5 n No. 54 n Juni 2014

3


Utama

Membangun dari Timur

N

ama Raja Ampat sudah men­dunia. Boleh dikatakan seakan ‘wakil’ dari citra Papua khususnya, Indonesia bagian timur ­umumnya. Mencitra­ kan hebatnya potensi wisata bahari negeri ini. Namun memang ada keterbatasannya, ­dalam arti positif, bahwa di situ perlu menjaga carrying capacity, sustainability, sehingga bukan untuk mass tourism. ­Kalau ini bisa diangkat sebagai model pengem­bangan destinasi yang ‘cocok’, maka dengan tetap memerlukan beberapa pencermatan tertentu, baik diikuti laporan dari lapangan, di halaman 31–33 edisi ini. Bagaimana kegiatan bisnis pariwisata ­sedang berlangsung di sana?

Ke Tengah Lalu Timur Indonesia

Sekitar pukul 21.00, calon penumpang berdatang­an ke pul-pul perusahaan bis antarkota antarprovinsi (AKAP) di Kota Makassar. Diantara penumpang domestik, tam­ pak seorang atau dalam grup kecil terdiri dari 2–3 orang, wisatawan asing berbaur menunggu bis di ruang tunggu yang terlihat apa adanya. Mereka letakan backpack-nya di depan atau ­samping. Bis AKAP dari Makassar selain melayani kota-kota di ­Sulawesi Selatan juga ke Palu di ­Sulawesi Tengah dan ­Kendari di ­tenggara. Bis-bis trans Sulawesi dari Makassar umumnya meng­ gunakan bis Scania dengan reclining seat dan bisa ­direbahkan hingga penumpang bisa tidur. Perjalanan malam lebih di­sukai ­sebab bisa menghemat waktu ­tempuh sampai 2 jam dan relatif bebas dari kemacetan. Umumnya wisatawan bule memilih bis kelas ekonomi atau bisnis dengan tujuan akhir Rantepao, Toraja Utara. Sebelum pukul enam pagi, bis-bis dari ­Makassar memasuki Rantepao. Ada yang naik ojek, becak atau berjalan kaki langsung menuju penginapan se­ mentara yang lainnya masuk-keluar hotel mencari ­tempat menginap. Barang bawaan bisa dititipkan di ­resepsionis. Orang-orang yang menawarkan jasa peman­duan

4

Pariwisata Indonesia n Vol. 5 n No. 54 n Juni 2014

D

i destinasi Bali, agen-agen lokal sebenarnya telah sejak lama menawarkan juga paket-paket tur ke ‘beyond Bali’. Tetapi ke arah tengah dan timur Indonesia, terbatas ter­ utama ke NTB dan NTT termasuk utamanya ke Pulau Komodo. Ke Yogyakarta, sudah lama berkem­ bang kendati bisnisnya naik-turun, antara one full day trip yang berarti terbang dari Bali pagi hari, lalu tur sehari di Yogya­ karta, dan sorenya kembali langsung ke Bali, dan, trip yang menginap satu malam di Yogyakarta. Belakangan ini, tujuan Wakatobi dan Raja Ampat pun mulai dipopulerkan dijual oleh agen-agen di Bali. Dalam keadaan itu tampak potensi Bali seba­ gai destinasi sendiri, sekaligus sebagai point of distribution untuk kunjungan wisman ke bagian tengah dan timur Indonesia. Prospek kian bagus, manakala kini operator penerbangan nasional mu­ lai merealisasikan pembukaan rute baru langsung ke bagian tengah dan timur melalui Makassar. n

sudah siap-siap di lobi. Setelah menye­pakati harga, wisatawan akan mengikuti sang ­pemandu untuk melihat upacara Rambu Solo di desa-desa sekitar Rantepao yang sekarang ini nyaris setiap hari ada. Wisatawan bisa menyewa motor atau dibonceng oleh pemandu dengan motor.


Membekali Pariwisata Para Diplomat Menparekraf Mari Elka Pangestu memberikan pembekalan tentang pariwisata dan ekonomi kreatif kepada Calon Kepala Perwakilan Republik Indonesia, pada acara Pekan Orientasi di Gedung Nusantara Kementerian Luar Negeri 16 Juni 2014. Menparekraf di dampingi oleh Dirjen EKSB Ahman Sya, Dirjen EKMDI Harry Waluyo, dan Dirjen Pemasaran Pariwisata Indonesia Esthy Reko Astuti.

Menjelang akhir tahun 2012 lalu, wisatawan yang telah berada di Toraja 3–4 hari rata-rata akan meneruskan perjalanan ke Togean melalui Tentena atau kembali ke selatan menuju Bira dan Bulukumba melalui Makassar.

Dari Rantepao ke Tentena ditempuh sekitar 12 jam perjalanan darat kemudian dilanjutkan ­dengan perjalanan laut. Tampaknya wisatawan lebih menyukai rute ini daripada melalui Gorontalo. Waktu sarapan

Suasana Festival Raja Ampat 2013 yang dilaksanakan pada sore hari di Waisai.

pagi menjadi ajang bertukar informasi diantara sesama wisatawan. Dan Togean menjadi trending topic-nya. Di antara penumpang Express Air menuju ­Sorong dan Manokwari yang take off dini hari dari Jakarta, terlihat beberapa bule dalam grup kecil berjumlah genap. Umumnya mereka turun di Sorong. Di lobi Hotel Meridian, tempat Tourist Information Center sekaligus tempat membeli pass masuk ke Raja Ampat, wisatawan yang baru datang menunggu di lobi sementara penjemput mereka membeli pass seharga sekitar USD 100 per orang. Di lobi itu ada lagi wisawatan asing dalam grup-grup kecil sedang duduk santai menikmati minuman dingin. Kulit mereka sudah ­kecoklatan. Fasilitas seadanya dan pelayanan minimal di Sorong selama menunggu pesawat yang akan membawa mereka pulang, tidak menghilangkan raut kepuasan dan senyum gembira dari wajahwajahnya. Di kawasan perairan pelabuhan Sorong, tam­ pak dua kapal liveaboard sedang parkir. Awak kapal sedang membersihkan dan menyiapkan kapal untuk membawa tamu berikutnya. Pembukaan Festival Raja Ampat 2013 d­i­

Pariwisata Indonesia n Vol. 5 n No. 54 n Juni 2014

5


Utama

Target Wisman Tahun Ini

D

ata BPS dan Pusdatin Kemen­ parekraf menyebutkan, pertum­ buhan tinggi yang hebat terjadi pada pintu masuk Bandara Inter­ nasional Lombok (BIL) 190,59%, disusul Bandara Adisucipto Yogyakarta dan Husein Sastranegara Bandung masing-masing sebesar 35,56%, lalu Bandara Kualanamu Medan sebesar 11,75%, Makassar 17,03%. Pintu masuk BIL memang menunjukkan ­keistimewaan karena selama empat bulan (Januari–April) berturut-berturut mengalami pertumbuhan yang stabil di atas 130% seiring dimulainya beberapa penerbangan langsung dari Australia. Jumlah kunjungan wisman periode Januari–April 2014 mencapai 2.947.684, berarti tumbuh dua digit, sebesar 10,64% dibandingkan periode yang sama tahun 2013 yaitu 2.664.176 wisman. Pada bulan April khususnya, dibanding Maret 2014 memang turun 5,1%, tapi dibandingkan

laksanakan pada sore hari di Waisai. Wisatawan yang kebetulan menginap di Waigeo menyem­ patkan diri mengunjungi area festival. Tampak­ nya mereka baru selesai menyelam. Wisatawan yang tinggal di pulau-pulau lain agak kesulitan ke tempat festival, sebab jarak antarpulau di sini paling dekat satu jam perjalanan laut. Festival menjadi hiburan bukan hanya bagi warga tapi juga bagi para wisatawan. Ada dua kemungkinan tujuan penumpang ­asing di bandara Hasanuddin, Makassar. Yang berhenti di Makassar untuk melanjutkan per­ jalanan ke Toraja, sebagian lagi hingga Togean, atau ke selatan menuju Bira dan Bulukumba. Dan yang transit menuju Manado. Makassar masih menjadi kota transit. Jika mereka tiba di pagi atau siang hari, mereka yang bertujuan ke Toraja paling sering mengunjungi Benteng Rotterdam dulu. Kalau mereka tiba di malam hari, menginap dulu semalam dan melan­ jutkan perjalanan keesokan paginya. Dari Benteng Rotterdam, setelah bertanyatanya di kantor HPI Sulawesi Selatan, baru ­mereka melihat-lihat kota sambil menunggu waktu keberangkatan di malam hari. Disadari atau tidak, Sorong menjadi kota sub-

6

Menteri Parekraf Mari Elka Pangestu, pada acara jumpa pers, 2 Juni 2014, di Balairung Soesilo Soedarman.

hub paling ramai di Papua, terutama setelah Raja Ampat menjadi destinasi wisata selam dunia. Bandara Domine Edward Osok yang baru

masih dalam pembangunan. Mungkin terbersit rasa tidak percaya di antara para wisman ketika tiba dan berangkat dari bandara ini. Sepertinya

Wisman di Raja Ampat (kiri) dan wisman di Toraja (kanan).

Pariwisata Indonesia n Vol. 5 n No. 54 n Juni 2014


Optimis Tercapai April 2013 meningkat 12,4%, dengan jumlah tambahan wisman sebanyak 80.215 orang. Perkembangan tersebut ditambah dengan analisis lainnya, makai Menteri Parekraf Mari Elka Pangestu, ketika mengumumkannya di hadapan pers awal Juni ini, menyatakan kita ­optimis bahwa pertumbuhan wisman tahun ini bisa mencapai double digit. Sehingga target pencapaian wisman tahun 2014 sebesar 9,3 juta hingga 9,5 juta atau pertumbuhan 6–8%, dapat terlampaui. Apalagi mengingat bahwa peak season di ­bulan Juni–Agustus dan di akhir tahun masih akan menyumbangkan tambahan wisman. Kunjungan wisman melalui tiga pintu utama pun yakni Bandara Soekarno-Hatta, Bandara Ngurah Rai, dan Batam pada empat bulan pertama 2014 mengalami pertumbuhan tinggi ­masing-masing sebesar 7,57%, 14,84%, 10,39%. Pertumbuhan tinggi juga terjadi pada

Bandara Minangkabau Sumatera Barat pada ­Januari–April sebesar 23%. Diharapkan pada akhir Mei dan awal Juni, akan meningkat tajam karena adanya event internasional balap sepeda Tour de Singkarak 2014 yang akan berlangsung minggu pertama hingga kedua Juni. Hampir semua pasar utama pariwisata Indo­ nesia pada empat bulan pertama, mengalami pertumbuhan signifikan. Mari Pangestu me­ ngatakan, dari pasar utama yang menggembi­ rakan adalah tumbuhnya pasar RRT yang pada kuartal I/2014 ini mencapai 30,42% dengan jumlah wisman sebesar 324.344 atau mengalah­ kan wisman Australia sebanyak 316.122 wisman. Wisman RRT kini menempati urutan ke-3 setelah Singapura dan Malaysia masing-masing sebesar 463.924 dan 413.504 wisman. Sementara itu berdasarkan kebangsaan, wis­ man yang mengalami pertumbuhan tinggi pada April 2014 yakni; Bahrain sebesar 64,38%, Mesir 53,09%, Arab Saudi 37,34%, Jerman 32,57%,

mereka berusaha memakluminya. Pembenahan di kota Sorong tampaknya juga belum banyak di­ lakukan. Apakah mesti bangunan baru dari ­beton

yang terlihat mewah? Rasanya, wisatawan, ­terutama dari mancanegara, akan lebih meng­ hargai ­bangunan-bangunan fisik yang ramah

Menteri Parekraf Mari Elka Pangestu.

lingkung­an, mulai dari rancang bangun, interior hingga material yang digunakan. Elemen-elemen khas Papua seperti ukiran kayu dan anyaman mesti ditonjolkan. Lalu ­kebersihan yang terjaga. Ada fasilitas toilet yang bersih, ada pilihan toilet duduk dan jongkok ­untuk mengakomodasi kebutuhan orang asing dan domestik/lokal lebih baik dengan air yang selalu tersedia. Menyediakan sebuah tempat khusus suvenir yang diisi oleh UMKM atau perajin dari Sorong dan daerah lain di Papua. Dan akan lebih baik lagi jika di tempat tersebut ada per­ wakilan TIC dari daerah-daerah lain di Papua. Di Raja Ampat, selain mengintensifkan sadar wisata dan Sapta Pesona, standar kebersihan terutama di homestay/guest house mesti lebih ditingkatkan. Mengawasi kualitas dan membuat standar higienitas makanan dan minuman yang disediakan di resor, hotel, homestay/guest house. Kemudian pengelolaan sampah yang baik dan benar serta dapat dilakukan secara mandiri oleh masyarakat. Yang tak kalah penting adalah menyiapkan ketersediaan sumber daya manusia lokal. Di dive resort, banyak menggunakan jasa dari tenaga profesional dari luar Papua. n

Pariwisata Indonesia n Vol. 5 n No. 54 n Juni 2014

7


Utama

Pergerakan Wisatawan Nusantara

Menteri Parekraf juga menjelaskan perkem­ bangan wisatawan nusantara (wisnus) yang pada tiga bulan atau triwulan pertama (­Januari–Maret) 2014 menurut prediksi Direktorat Pengembang­ an Pasar dan Informasi Pariwisata diperkirakan sebesar 55,92 juta atau tumbuh 0,40% diban­ dingkan pada triwulan I/2013 sebesar 55,70 juta pergerakan wisnus. “Jumlah pergerakan wisnus tertinggi ­berasal dari lima provinsi, yakni Jawa Timur, Jawa ­Tengah, Jawa Barat, DKI Jakarta dan Sumatera Utara,” kata Mari. Menurut data transportasi domestik pada moda angkutan kereta api, udara dan laut ­periode Januari–Maret 2014 menunjukkan jum­

lah penumpang sebanyak 76.473.200 orang atau mengalami kenaikan dua digit sebesar 24,12% dibandingkan periode yang sama tahun 2013 sebanyak 61.612.000 orang. Dengan melihat lonjakan penumpang trans­ portasi domestik yang signikan tersebut dapat disimpulkan adanya kenaikan jumlah perjalanan wisnus. Sebagian besar wisnus menggunakan moda transportasi kereta api sebanyak 45,3 juta, pesawat udara 13,2 juta, dan kapal laut sebanyak 3,02 juta wisnus dengan pertumbuhan masingmasing sebesar 38,13%, 1,95%, dan 88,95%. Salah satu pendorong tingginya pergerakan wisnus pada triwulan I/2014 antara lain karena adanya libur ganda dan gencarnya promosi maskapai penerbangan dalam memberikan diskon tiket pesawat. n

Hongkong 29,77%, sedangkan secara akumu­ latif pada kuartal I/2014 wisman yang menga­ lami pertumbuhan tinggi adalah Bahrain sebesar 73,56%, Arab Saudi 54,42%, Uni Emirat Arab 49,58%, Mesir 38,07% dan RRT sebesar 30,42%. Hanya beberapa pasar yang mengalami pertum­ buhan negatif seperti Jepang sebesar -2,76%, Taiwan (-0,24%), Thailand (-0,03), serta Rusia (-11,13%). “Pasar Jepang akhir tahun lalu sempat ­rebound, begitu pula Taiwan awal tahun ini sempat tum­ buh positif. Kita akan terus pelajari ­mengapa pasar ini turun, kemudian segera melakukan strategi promosi yang BPS menyajikan data yang menunjukkan peningkatan relatif tinggi dalam jumlah p­ enumpang kereta api pun efektif,” kata Mari. terjadi periode Januari–April 2014, sebagai berikut : Penyebab turun­ nya pasar Jepang Perkembangan Penumpang Angkutan Kereta Api, April 2014 dan Taiwan lebih banyak karena faktor ekonomi, sedangkan Rusia selain karena ekonomi juga situasi politik dalam negeri. Begitu pula Thailand, ­karena ­faktor politik dan ­situasi keamanan ­dalam negeri.

Kawasan Timur dari kacamata Praktisi Bisnis Yang termasuk destinasi manakah?

8

B

erdasarkan keputusan ­Presiden Re­ publik Indonesia Nomor 55 Tahun 2001 tentang Dewan Pengem­ bangan Kawasan Timur ­Indonesia, Kawasan Timur Indonesia (KTI) itu meliputi 13 wilayah provinsi: Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, Irian Jaya (Papua Barat dan ­Papua, sekarang), Maluku, Maluku Utara, ­Sulawesi Utara, Sulawesi Tengah, Sulawesi ­Selatan, ­Sulawesi Tenggara, Kalimantan Timur, Kalimantan Selatan, Kalimantan Tengah. Freddy Rompas, General Manager Pacto Tour Travel di Bali, menjelaskannya ketika diminta berbicara di forum yang digelar oleh Direktorat Pengembangan Pasar dan Informasi Pariwisata Kemenparekraf, di Bali, pertengahan Juni 2014 ini. Forum itu tema utamanya ialah Penguatan Pemasaran Pariwisata Indonesia, dan fokus topik diarahkan berbicara khususnya tentang kawasan timur Indonesia. Para hadirin peserta pun terdiri dari unsur ­instansi pemerintah, pelaku bisnis ­pariwisata, dari Bali dan dari daerah-daerah ‘beyond Bali’

Pariwisata Indonesia n Vol. 5 n No. 54 n Juni 2014

khususnya dari kawasan timur. Dari kacamatanya selaku pelaku bisnis, dia sebutkan bahwa kesan tentang Indonesia Timur adalah kawasan yang kaya akan sumber daya alam, tetapi kondisinya terisolasi secara geografis, dan aksesibilitas yang terbatas. Lalu, dia mengibaratkan destinasi wisata bagaikan super market. Suatu destinasi wisata, dapat disamakan ­dengan bangunan dan lokasi supermarket. ­Potensi wisata yang ada harus memiliki daya tarik, dan mudah diakses. Jika bangunan supermarket yang indah berlokasi di area yang susah dijangkau, maka akan sulit mendapatkan pe­ ngunjung. Demikian pula dengan pariwisata, kita me­ miliki destinasi yang luar biasa indah, tapi ­untuk mencapainya sangat sulit, maka pengunjung yang akan datang pun sangat terbatas. Siapa yang semestinya menyediakan destinasi wisata ini? Pemerintah yang sangat paham terhadap potensi wilayahnya, yang sekaligus seba­ gai penguasa wilayah di mana lokasi destinasi itu


Ketika Generasi ‘YWN’ Terjun ke Praktek

G

enerasi ‘Youth, Woman, Netizen’ ­Indonesia tertampilkan ketika mereka ikut pameran berjudul ‘­Indie Travel Mart’ di Jakarta ­selama tanggal 20–22 Juni 2014. Lihatlah pe­ nampilan dan bahasa populer yang digunakan, ­seperti tampak di gambar. Di pameran itu, ada tur untuk ikut melatih dan bergaul dengan ular, pun ada tur wajib mem­ bawa satu buku untuk diberikan kepada murid sekolah di destinasi, dan pelbagai tur off the beaten track, dikenalkan oleh orang muda yang kreatif di b­ idang pariwisata. Dua puluh unit usaha kecil ini, pada pameran yang digelar di FX Mall Jakarta, nama usaha ­travel tour-nya juga cermin gaya generasi muda kini. Ada bernama JalanJalan.com, ularindonesia.com, triptrus.com. Ada bernama campatour.com yang baru berdiri empat bulan, tapi mengkhususkan diri untuk melayani wisatawan yang punya minat sangat khusus yakni mereka yang ingin menam­ bah pengetahuan sejarah tentang suatu tempat atau situs yang ada di Indonesia. Pramuwisata untuk itu adalah yang ­menguasai pengetahuan sejarahnya, kata Fitria Chaerani, orang muda pendirinya dan pemimpinnya. Semua unit-unit usaha tur off the beaten track ini, memang bermain dengan pemasaran mela­

lui internet, maka setiap nama usahanya beru­ jung dot kom alias menjadi on line tour operator. Hampir semua mereka melayani wisata khusus ke tempat tempat yang jarang dikenal, tapi ber­ variasi destinasinya, mulai dari pelosok-pelosok di Sumatra, Jawa, Kalimantan hingga Papua. Wakil Menteri Pariwiwisata dan Ekonomi

berada. Ibarat produk yang dijual di supermarket, demikian pula dengan industri pariwisata. Produk industri wisata adalah: hotel, restoran, atraksi wisata, objek wisata. Produk-produk ini sangat dibutuhkan dan tentunya harus dikemas sedemikan rupa, agar menarik untuk dijual.

Seperti halnya bangunan supermarket, jika sudah berlokasi di tempat yang mudah dicapai serta memiliki bangunan yang megah dan menarik, namun bila produk-produk yang ditawarkan, tidak menarik, maka supermarket tersebut juga tidak akan berhasil. Semakin berkualitas dan beragamnya produk yang diperjualkan oleh para produsen, maka ­supermarket tersebut akan terus diminati atau didatangi oleh konsumennya. Demikian pula industri pariwisata, semakin bermutu dan me­ narik hotel-hotel, restoran-restoran serta atraksiatraksi wisata yang ditampilkan, maka destinasi wisata ini akan terus diminati bahkan diburu oleh para wisatawan. Siapa yang bertanggung jawab terhadap ketersediaan elemen produk ini? Tentunya para produsen atau pihak swasta yang menitipjualkan produk-produk wisata pada suatu wilayah des­ tinasi wisata. Mereka harus mampu membuat produknya menarik dan bermutu. Apa yang harus dilakukan agar para wisatawan betah dan mau berlama-lama tinggal di destinasi

Kreatif Sapta Nirwandar datang memberi perhatian dan semangat, ikut pada diskusi saat sebelum pameran itu hendak usai. Lalu, berbi­ cara dengan masing-masing ‘orang muda yang kreatif’ itu di masing-masing stan yang mereka buka dan menjaganya. Ketua BPPI, Yanti Sukamdani, juga mengisi talkshow di tengah pameran bersama satu staf ahli Menteri Pembangunan Daerah Tertinggal. Even itu dikoordinir oleh majalah Destinasi yang telah terbit delapan bulan. n

wisata tersebut? Jawabannya: Standar pelayanan yang baik, Staf Hotel, Restoran, Tour Guide, Driver dan alat transportasi yang layak; Perusahaanperusahaan jasa wisata yang mumpuni. Memang, menurut pimpinan Pacto di Bali ini, pihak swasta sangat berperan penting untuk me­ nyediakan elemen tersebut. Kemudian, disarankannya: Aplikasi ­‘konsep supermarket’ dalam pengelolaan destinasi wisata, memerlukan kerja sama antara pihak peme­rintah dan pihak swasta. Jika semua pihak yang berada pada masing-masing elemen ini me­laksanakan tanggung jawabnya dengan baik dan ­profesional, maka pengembangan destinasi wisata yang ­diibaratkan sebagai ‘supermarket’ pasti sukses. Dan, membentuk Badan Promosi ­Pariwisata yang dikelola bersama pihak Pemerintah dan Swasta dan berfungsi sebagai konsultan. ­Me-lobby pengusaha ataupun jaringan hotel internasional untuk mendirikan atau mengelola hotel di wilayah kita. n Lihat juga halaman 18 dan seterusnya

Pariwisata Indonesia n Vol. 5 n No. 54 n Juni 2014

9


Utama

Even yang semakin mempopulerkan olahraga bersepeda, bertajuk Amazing Gowes di Jakarta ini, didukung Kemenparekraf dan Wamen Parekraf datang membukanya.

K

ementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif mendukung dan memberi­ kan perhatian kepada semua pihak yang telah turut serta mempro­ mosikan kepariwisataan Indonesia, baik melalui penyelenggaraan even maupun penyampaian informasi dengan menggunakan media. Amazing Gowes merupakan sebuah bentuk olahraga rekreasi yang berbentuk aktifitas ber­ sepeda santai melalui rute wisata. Hari Bebas Kendaraan Bermotor atau lebih di­ kenal sebagai Car Free Day bertujuan mensosiali­ sasikan kepada masyarakat untuk menurunkan ketergantungan terhadap kendaraan bermotor, telah menjadi bagian tak terpisahkan dengan komunitas pesepeda santai. Hiruk pikuk ­kawas­an

Selangkah Lagi, ‘Gowes’ pun Bisa Menarik Wisnus dan Wisman car free day telah menjadi wahana interaksi masyarakat pecinta ramah lingkungan untuk memberikan manfaat bagi lingkungan kota maupun untuk diri sendiri.

Dilaksanakanlah Amazing Gowes 2014 dalam rangka menyambut event besar tahunan wisata olahraga Tour De Singkarak di Sumatera Barat sekaligus mempromosikan destinasi wisata ber­ sejarah di Ibu Kota. Kegiatan terse­ but mendapat dukungan penuh dari Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf), Dinas Pariwisata dan Kebudayaan DKI ­Jakarta serta ­Dinas Perhu­ bungan DKI. Wakil Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Wamenparekraf), Sapta Nirwandar mengatakan, Event sepeda santai kali ini dilak­ sanakan selain mempromosikan wisata olahraga dan pemanasan menuju Tour de Singkarak (TdS) juga mengajak masyarakat ibukota untuk lebih me­ngenal destinasi ber­ sejarah di Jakarta melalui rute yang ditempuh.

Sebutan Gowes untuk nama even bersepeda telah meluas di Indonesia, semakin sering diselenggarakan dan disambut oleh masyarakat. Jika pengemasannya kemudian juga berorientasi bisa menarik wisnus, dan wisman, tentulah Gowes Tour pun menjanjikan bagi Tour Operator On-Line yang mampu memasarkannya.

10

Pariwisata Indonesia n Vol. 5 n No. 54 n Juni 2014


Masukan untuk RPJM Pemasaran

“Event semacam Amazing Gowes seperti ini akan lebih baik jika dilakukan tidak hanya seta­ hun sekali dan tidak hanya di Jakarta karena se­ lain mempromosikan wisata olahraga, kegiatan ini juga mempromosikan destinasi, khususnya di Jakarta. Pilihan rute nya juga sangat menarik, tentunya berbeda dengan lainnya karena di se­ tiap etape peserta wajib memecahkan soal yang diberikan.” katanya usai mengikuti gowes di ­Gedung Sapta Pesona, Jakarta, Minggu (1/6). Amazing Gowes 2014, adalah Fun Bike dengan konsep amazing race, menggabungkan unsur petualangan melalui rute Bundaran HI, Taman Ismail Marzuki, dan Taman Prasasti serta unsur tantangan dan kecanggihan teknologi dalam memecahkan soal yang diberikan dan wajib menjawabnya melalui aplikasi WhatsApp seba­ gai syarat pemenang utama. Event itu menarik perhatian beberapa s­ ponsor seperti Telkom Indonesia, Coca-Cola Amatil ­Indonesia, Garuda Indonesia, Volt, Wall’s, Taman Impian Jaya Ancol, Waterbom Jakarta Pantai ­Indah Kapuk, Best Western Hotel Mega Kuningan, Best Western Hariston Hotel Pluit, Best Western Mangga Dua Hotel, Giant, Polo Lounge dan Mercantile Athletic Club. Mereka pun mengambil bagian turut serta menggowes sepeda. Sekretaris Jenderal Kemenparekraf, Ukus ­Kuswara, menjelaskan peserta yang ikut di Amazing Gowes ini juga keliling ke tempat­tempat wisata. Hal ini mendukung pihaknya da­ lam mempromosikan tempat-tempat destinasi di ibukota. Selain bisa menambah kebugaran, even ini memiliki arti luas. “Ada beberapa etape yang harus dilewati dan melihat sebagian tempat-tempat wisata kita termasuk juga museum-museum yang tersebar. Mengenal wisata sekaligus membuat hidup lebih sehat dengan melakukan sepeda santai karena memberikan banyak manfaat dan memanfaat­ kan momen car free day,” ucapnya. Hari Minggu itu dimeriahkan dengan pe­ nampilan band Superglad dan diikuti oleh ­peserta dari Bulgaria dan Belanda. n

D

irjen Pemasaran Pariwisata, Esthy Reko Astuty, membuka seraya memberikan paparan awal untuk satu FGD (Forum Group Discussion) mengenai penyusunan RPJM 2015–2020 dari sisi pemasaran pariwisata. Sekitar 40 orang datang dari berbagai unsur pemangku kepentingan pariwisata, dari instansi lintas sektor, asosiasi pelaku bisnis dan para praktisi juga. FGD setengah hari itu, di pertengahan Juni di Jakarta, telah menghimpun masukanmasukan dari para pembicara dan peserta. n

Penguatan Pemasaran untuk KTI

D

i Bali, Direktorat Pengembangan Pasar dan Informasi Pariwisata (PPIP) mengadakan forum sehari dengan tema utama Penguatan Strategi Pemasaran Pariwisata Dalam dan Luar Negeri. Di situ pun hadir pemangku kepentingan pariwisata dari Bali dan beberapa daerah kawasan timur Indonesia. Francesca Nina, Direktur PPPI ­bersama Kadisparda Bali mengawali pertemuan. n

Pariwisata Indonesia n Vol. 5 n No. 54 n Juni 2014

11


Ekonomi Kreatif

M

enteri Pariwisata dan Eko­ nomi Kreatif, Mari Elka Pangestu, membuka sekali­ gus menyampaikan paparan pada Focus Group Discussion (FGD) untuk menyu­ sun Rencana Pengembangan Subsektor Ekonomi Kreatif Nasional 2015–2019. FGD dilaksanakan di kantor Kementerian Parekraf, Rabu (11/6). Menteri memimpin sendiri FGD tersebut. Ekonomi kreatif merupakan sektor peng­ gerak yang dapat menciptakan daya saing bagi sektor lainnya maupun daya saing bagi Bangsa ­Indonesia, kata Menteri. Untuk mempercepat pengembangan ekonomi kreatif pada lima tahun ke depan (2015–2019) perlu disusun rencana pengembangan masingmasing subsektor ekonomi kreatif dengan me­ libatkan seluruh stakeholder ekonomi kreatif (pelaku/praktisi, akademisi, komunitas maupun instansi terkait). Subsektor ekonomi kreatif yang dimaksud, yaitu: 1) Arsitektur; 2) Desain; 3) Film,Video & Fotografi; 4) Kuliner; 5) Kerajinan; 6) Mode; 7) Musik; 8) Penerbi-tan dan Percetakan; 9) Per­ mainan Interaktif; 10) Periklanan; 11) Riset dan Pengembangan; 12) Seni Rupa; 13) Seni Pertun­ jukan; 14) Teknologi Informasi; dan 15) Televisi dan Radio. “Kita bersama-sama telah melaksanakan dua kali FGD, dan saat ini merupakan FGD kita yang ke-3, dimana kita akan bersama-sama merumus­ kan kerangka strategis (visi, misi, tujuan, sasaran, indikator, target, arah kebijakan dan strategi) dan kerangka kerja (indikasi program dan kegiatan) pengembangan subsektor ekonomi kreatif dalam

12

Mempertajam Terus Pemahaman Ekonomi Kreatif

lima tahun (2015-2019) mendatang,” kata Mari Pangestu. Menteri menjelaskan lebih lanjut, bahwa dalam FGD pertama dan kedua, pemangku ke­ pentingan telah bersama-sama mempertajam pemahamannya dalam mendefinisikan setiap subsektor dan memahami ekosistem dan peta industri dari setiap subsektor. Itu menjadi bekal bagi pemangku kepentingan untuk memahami kondisi setiap subsektor di Indonesia saat ini dan kondisi yang berkembang di tingkat global. Hal ini diharapkan dapat meningkatkan kualitas ­perencanaan yang akan dihasilkan nantinya. Mari kembali menekankan tujuh isu ­strategis yang menjadi potensi maupun tantangan yang perlu mendapatkan perhatian para pemangku kepentingan dalam pengembangan ekonomi kre­

Pariwisata Indonesia n Vol. 5 n No. 54 n Juni 2014

atif, yaitu: (1) Ketersediaan Sumber daya kreatif yang profesional dan kompetitif; (2) Ketersedia­ an sumber daya alam yang berkualitas, beragam, dan kompetitif; serta sumber daya budaya yang dapat diakses secara mudah; (3) Industri yang berdaya saing, tumbuh, dan bera­gam; (4) ­Ketersediaan Pembiayaan yang sesuai, mudah diakses dan kompetitif; (5) Perluasan Pasar bagi karya kreatif; (6) Ketersediaan Infrastruktur dan Teknologi yang sesuai dan kompetitif; dan (7) Kelembagaan Yang Mendukung Pengembang­an Ekonomi Kreatif. “Fokus pengembangan subsektor ekonomi kreaf pada periode 2015-2019 adalah pening­ katan daya saing industri kreatif dengan peman­ faatan iptek secara optimal dan pengembangan kreafitas dan kelembagaan industri kreatif” jelas Mari. Dikatakan, kontribusi PDB ekonomi kreatif akan mencapai 8–9% dengan syarat pertum­ buhan PDB IK minimal 7–9%, dimana saat ini ekonomi kreatif telah berkontribusi sebesar 7% dengan tingkat pertumbuhan 5,76%. Selain itu, tingkat partisipasi tenaga kerja ­industri kreatif juga ditargetkan mencapai ­11–12% dari total tenaga kerja nasional, di­ mana saat ini ekonomi kreatif telah berkontri­ busi sebesar 10,7%, dan selain itu akan didorong penciptaan kota kreatif dan ruang publik bagi masyarakat di seluruh wilayah Indonesia. n


Ekonomi Kreatif Wamen Parekraf, Sapta Nirwandar

Fakta Data Pertumbuhan Ekonomi dan Industri Kreatif

I

ndonesia menjadi negara kedua di dunia setelah Inggris Raya yang menempat­ kan sektor ekonomi kreatif pada tingkat ­Kementerian. Indonesia pun negara pertama di dunia yang menempatkan sektor ­pariwisata dan sektor ekonomi kreaf bersama sama di dalam satu kementerian melalui Per­ aturan Presiden No. 92 tahun 2011 mengenai Pembentukkan Kementerian Pariwisata dan Eko­ nomi Kreatif RI. Dibentuknya Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif RI tersebut tidak dapat dilepaskan dari kontribusi signifikan sektor ekonomi ­kreatif terhadap perekonomian Indonesia, baik dalam nilai tambah atau PDB, ­penyerapan ­tenaga kerja, jumlah perusahaan, maupun ­ekspor ­nasional. Pada tahun 2013, sektor ekonomi kreatif mem­ berikan kontribusi kesempatan kerja ­dengan me­ nyerap 11,9 juta tenaga kerja atau 10,72% dari total tenaga kerja nasional serta memberikan kontribusi tidak kurang dari 642 triliun atau 7,05% dari total PDB Nasional. Kontribusi yang positif dari sektor kreatif na­ sional terhadap perekonomian juga dibuktikan melalui suatu studi yang diperkenalkan secara resmi dalam seminar medio Juni 2014 ini. Studi WIPO menghitung kontribusi industri kreatif melalui indikator ‘Output, Value Added dan Employment’ yang terbagi ke dalam ­beberapa sub sektor (Core Copyright Industry, Interdependent Copyright Industry, Paral Copyright Industry dan Non dedicated Support Industry).

Nilai & Peran Copyright dalam Industri Kreatif Indonesia Output

Value added

Lapangan Kerja

Total Copyright

No

Jenis Industry

673,506,900.59 (4.2%)

264,212,744.97 (4.11%)

4,064,345.55 (3.75%)

1 Core Copyright Industries

169,408,059.24 (1.06%)

67,273,614.14 (1.05%)

1,189,710.36 (1.10%)

2

Interdependent Copyright Industries

113,017,173.10 (0.70%)

41,755,138.49 (0.65%)

289.720.22 (0.27%)

3

Partial Copyright Industries

346,821,234.82 (2.16%)

132,091,477.52 (2.06%)

2,223,464.22 (2.05%)

4

Non dedicated Support Industries

44,260,433.43 (0.28%)

23,092,514.83 (0.36%)

361,450.76 (0.33%)

Wamen Parekraf, Sapta Nirwandar menga­ takan, “Salah satu hal penting yang teridenfikasi dalam studi WIPO ini adalah walaupun kontribusi industri kreatif nasional terus tumbuh positif, ­namun jika dibandingkan dengan negara-­negara tetangga kontribusi industri kreatif nasional masih harus terus dioptimalkan.” Namun demikian perkembangan industri ­kreatif di Indonesia masih harus dilengkapi dengan perlindungan terhadap Hak Kekayaan Intelektual (HKI) orang kreatif di seluruh sub sektor industri kreatif guna meningkatkan daya ­saing dan manfaat dalam perkembangan indus­ tri ekonomi kreatif. Untuk merespon hal tersebut, Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif bekerja sama dengan WIPO berinisiatif untuk menyelengga­ rakan National Seminar on Creative Industries and Economic Growth pada 19–20 Juni 2014.

Di situ berbicara narasumber nasional mau­ pun internasional yang mampu mewakili seluruh stakeholder ekonomi kreatif untuk dapat mem­ bagi pengalaman dan mendiskusikan mengenai perkembangan dan peran penting sektor ekono­ mi kreatif terhadap perekonomian nasional. Tinjauannya dari perspektif internasional mapupun nasional dalam upaya terus mengem­ bangkan sektor ekonomi kreatif demi membantu pembangunan ekonomi bangsa. Studi National Seminar on Creative Industries And Economic Growth dilakukan untuk menghi­ tung kontribusi Copyright based Industries yang merupakan bagian dari Creative industries mela­ lui indikator Output, Value added dan Employment yang terbagi ke dalam beberapa sub sektor (Core Copyright Industry, Interdependent Copyright Industry, Paral Copyright Industry dan Non dedicated Support Industry). n

Pariwisata Indonesia n Vol. 5 n No. 54 n Juni 2014

13


Pengembangan Daerah

Mewujudkan Pusat

Kiri: Boat di dermaga Labuan Bajo, NTT. Kanan: Marina Batavia di Jakarta.

I

ndonesia Yacht Show (IYS) 2014 pada 7–8 Juni 2014 di Marina Batavia, Jakarta memasuki tahun kedua. Pameran khusus yacht ini dibuka oleh Walikota Jakarta Utara, Heru Budi Hartono, pada Sabtu, 7 Juni 2014. Pesertanya 31 eksibitor, mewakili perusahaan yacht, manajemen marina, peralatan dan per­ lengkapan elektrik untuk boat, teknik perkapalan dan marina, food and beverage, residensial dan pusat bisnis, serta jasa/broker yang datang dari Indonesia, Singapura, Malaysia, UK, Timteng, dan Perancis. Pada kapasitas 23 berthing yang siap, ­tampak 11 yacht dipamerkan. Media partner yang ­meliput even berasal dari Indonesia, ­Singapura, Hong Kong, Macau, dan India. Sehari sebelumnya, diselenggarakan Indonesia Yacht Forum, Jumat, 6 Juni 2014, juga bertempat di tempat yang sama. Forum dibuka oleh ­Akhyaruddin, Direktur Pengembangan Wisata Minat Khusus, Konvensi, Insentif, dan Even Kemen­parekraf. Dihadiri oleh sebagian ­eksibitor pada IYS 2014, Gahawisri, GIPPI, yachter, dan pengusaha kapal. Di situ berbicara Staf Ahli Menteri Kemenparekraf, Raymond T Lesmana; Ketua GIPPI sekaligus Sekjen Gahawisri, Didien ­Djunaedi; perwakilan dari Asia Pacific Super Yacht, Indonesia Marine Service, Jimmy Blee; Presiden Direktur Kakanoo Marine, Krisnan Kusmara K; Paul Dean, yachter; dan General Manager Simpson Marine (yacht broker) Paul

14

Whelan. Mengapa wisata bahari terasa mahal terutama bagi wisnus? Pertama, biaya paket akomodasi memunculkan angka yang terlihat fantastis. Bila ditelaah lebih lanjut, umumnya biaya paket ter­ sebut sudah termasuk penginapan, makan tiga kali sehari, dan tak jarang yang menawarkan pa­ ket wisata standar minimal. Apalagi jika lokasi­ nya berada di pulau-pulau kecil atau jauh dari pusat kota. Kedua, paket-paket wisata bahari yang me­ nawarkan berbagai aktivitas seperti snorkeling, diving, canoing, sailing, dan lain sebagainya juga masih dianggap kegiatan mahal oleh sebagian besar masyarakat di Indonesia. Menjadi mahal sebab nyaris semua perleng­ kapannya didatangkan dari luar negeri, mulai dari masker, snorkel, fin, regulator, under water camera bag, perahu kano, dan seterusnya. Di toko-toko khusus penjual perlengkapan me­ nyelam dan kegiatan bahari lain, beberapa item seperti masker, snorkel, dan tas kamera untuk di bawah air, permintaannya lumayan tinggi. Ketiga, membangun kapal-kapal layar di sini pun terkendala dengan peraturan dan banyaknya item yang belum diproduksi di dalam negeri dan dikategorikan luxurious goods dalam bea impor. Kayu-kayu yang digunakan untuk memban­ gun kapal pinisi dan kapal-kapal tradisional sudah banyak termasuk ke dalam kayu yang tidak boleh diambil lagi. Untuk membangun sebuah kapal layar dari fiberglass di Indonesia, mulai dari spare

Pariwisata Indonesia n Vol. 5 n No. 54 n Juni 2014

part, teknologi hingga layar dan aksesoris harus didatangkan dari luar negeri, dan sebagian besar termasuk ke dalam kategori luxurious goods. Sepasang suami-istri Jerman-Indonesia yang bermukim di Bali menceritakan pengalamannya. Sang suami berasal dari Jerman dan kebetulan paham membangun kapal dengan layar. Mereka tidak kesulitan mencari bahan baku untuk badan kapal dari fiberglass di Bali. Usaha perbaikan body kapal juga mulai ­banyak. Persoalan datang ketika mereka mesti men­ datangkan spare part dari luar, karena ­Indonesia tidak memproduksinya. Bahkan layar untuk kapal juga mesti diimpor, dan termasuk barang mewah ­dalam bea impor. Mereka pernah ­mengalami ­gagal mengeluarkan layar dari ­pabean, meskipun sudah dikatakan layar tersebut akan digunakan di kapal yang dibangun di Indonesia, berlayar di perairan Indonesia dan akan berbendera merah putih. Keempat, biaya bahan bakar transportasi laut masih tinggi. Sehingga biaya transportasi ­pe­numpang dan barang menjadi mahal. Perlu mencari produk energi baru dari materi yang su­ dah tersedia, bahan bakar alternatif, yang lebih ramah terhadap alam, dan mudah diakses ­dengan biaya tidak terlalu membebani masyarakat.

Geopolitik pariwisata

Pada pembukaan Pekan Lingkungan Indone­ sia 2014 yang berlangsung di Jakarta mulai dari 29 Mei hingga 1 Juni 2014 lalu, Staf Ahli Menteri


Wisata Bahari

Atas: Parkiran kapal-kapal nelayan di Teluk Pelabuhan Ratu, Sukabumi, Jawa Barat di pagi hari.

Kelautan dan Perikanan, Achmad Poernomo, memaparkan, secara keseluruhan 64% pen­ duduk Indonesia bermukim di wilayah pesisir. Ada 7,9 juta orang masuk kategori miskin, 25% dari penduduk miskin di Indonesia, berada di 10.639 desa pesisir. Beberapa permasalahan dalam masyarakat pesisir, yakni tingginya tingkat kemiskinan, borosnya pemanfaatan sumber daya alam, rendahnya kemandirian organisasi sosial desa, ­rendahnya infrastruktur, dan rendahnya ­kesehatan l­ ingkungan. Kondisi itu menempatkan kawasan pesisir rentan terdampak perubahan iklim termasuk bencana alam. Beberapa dampak sudah ter­ jadi, di antaranya kenaikan permukaan air laut di wilayah pesisir yang menyebabkan daratan semakin tergerus, berubahnya garis pantai, ru­ saknya ekosistem laut yang menurunkan hasil tangkapan dan akhirnya dapat menenggelam­ kan pulau. Pada kesempatan yang sama, Plt. Sekretaris KLH, Karliansyah mengatakan, menekan laju pemanasan global yang menyebabkan perubah­ an iklim, salah satunya bisa dilakukan dengan mengubah perilaku dalam pemanfaatan energi, bahan pangan dan pengelolaan sampah. Namun semuanya harus dimulai dari diri sendiri. Sekitar 70% wilayah Negara Republik Indo­ nesia berupa lautan. Sebagian besar pariwisata bahari, khususnya wisata yacht, berkegiatan di pulau-pulau kecil. Dengan membangun dan

Wisnus bersiap-siap snorkeling di Raja Ampat, Papua Barat.

Suasana Desa Buntar di Pulau Buntar, Belitung.

Pariwisata Indonesia n Vol. 5 n No. 54 n Juni 2014

15


Pengembangan Daerah

Didien Junaedi

mengembangkan industri yacht di Indonesia, maka industri ini akan menarik para investor dan kemudian akan membangun pariwisata bahari di sana. Agar industri berkembang, dia harus didu­ kung bukan hanya oleh stake holder pariwisata, tapi juga oleh negara. Membangun dan mengembangkan industri ini berarti harus melibatkan masyarakat pesisir, mempertimbangkan kebutuhan kebudayaan lokal, dan memasukkannya ke dalam skema per­ ekonomian nasional sebagai negara kepulauan. Tentu saja agar ini dapat berjalan dengan baik kita harus menjaga batas wilayah kedaulatan dan

segala aktifitas di dalam perairan ­Indonesia. Itu­ lah latar belakang pelaksanaan cabotage. Yachter dari luar negeri dipersilakan datang. ­Registrasi kapal dan awak yacht dari luar negeri dapat dilakukan secara online di 18 titik yang telah ditetapkan. Selama wisatawan yachter ‘bermain’ di dalam perairan Indonesia, pemerintah mesti menjaga keamanan dan keselamatan mereka. Wisatawan yachter juga harus mematuhi untuk tidak menaikturunkan penumpang selama di sini. Semua wisatawan yachter harus mematuhi semua peraturan yang berlaku di negara tuan rumah.

Selesai menyelam, wisatawan beristirahat sambil menikmati sunset di Waiwo Dive Resort, Raja Ampat, Papua Barat.

16

Pariwisata Indonesia n Vol. 5 n No. 54 n Juni 2014

Di dalam industri yacht, ada yang menyukai yacht dan berlayar dengannya karena hobi. Dan, orang yang mempunyai yacht untuk kepenting­ an bisnis, meskipun ini masih belum terlalu dikenal di Indonesia. Yacht milik pribadi tidak ­diperbolehkan digunakan untuk kegiatan bisnis, hanya untuk hobi. Kini dirasakan betul dibutuhkan geopolitik pariwisata Indonesia. Pariwisata sudah semes­ tinya menjadi prioritas di dalam pembangunan ekonomi Indonesia. Sebab pariwisata adalah ­sustainable economic development yang bisa di­ manfaatkan secara maksimal. Pariwisata adalah sebuah bisnis. Dia membu­ tuhkan permodalan dan kesiapan infrastruktur serta tidak kalah pentingnya ialah membangun dan menyiapkan sumber daya manusianya. Membangun pariwisata juga membutuhkan political will dan menuntut komitmen yang jelas serta keberanian. Mau tidak mau kita harus ­mengakui dan berterima kasih kepada orangorang asing yang menemukan obyek-obyek ­wisata bahari. Pantai Kuta di Bali dan selatan Lombok, G-land di Jawa Timur, pantai Sawarna di selatan Banten, Krui di Lampung, hanyalah ­beberapa pantai yang ‘ditemukan’ oleh para surfer dari luar negeri dan kemudian menjadi terkenal. Itu belum termasuk titik-titik penyelaman ekso­ tis, mulai dari Sabang, Bali, Sulawesi, Nusa Teng­ gara hingga Papua. Saat ini, wisata bahari Indonesia tampak dikuasai bule-bule. Mereka memiliki keahlian mengemas dan memasarkannya ke segmen yang memang mempunyai buying power. Gahawisri, asosiasi pengusaha wisata bahari di Indonesia, sedang mengajukan usulan relak­ sasi pajak, atau zero percent tax, atas impor per­ alatan dan perlengkapan wisata bahari termasuk boat, yacht, dan lain-lain. Selain itu, pendekatan


Indonesia Yacht Forum 2014 dibuka oleh Akhyaruddin, Direktur Pengembangan Wisata Minat Khusus, Konvensi, Insentif, dan Even, Kemenparekraf.

kepada lembaga-lembaga keuangan bank atau­ pun non bank agar bisa memberikan fasilitas ter­ hadap usaha terkait wisata bahari. “Kami tidak bisa mengubah peraturan menge­ nai pajak impor atas yacht. Tapi, agar industri ini berkembang, kita butuh boat, yacht, super yacht, catamaran dan lain sebagainya. Yang paling pen­ ting, meyakinkan pemerintah betapa pentingnya menumbuhkan industri yacht dalam pariwisata bahari di Indonesia. Mudah-mudahan, pemimpin negara yang akan datang mempunyai wawasan pariwisata, dan menjadikan pariwisata seba­ gai jantung perekonomian,” Sekjen Gahawisri, ­Didien Djunaedi mengatakan. Sebagai pusat wisata bahari, geopolitik pari­ wisata bukan hanya mengenai pariwisata itu sendiri tapi juga terkait erat dengan kelautan. Kegiatan pariwisata yang beretika akan men­ dukung perlindungan terhadap kawasan pesisir yang sangat strategis. Kementerian Kelautan dan Perikanan mentar­ getkan perluasan wilayah konservasi dari 15,8 juta hektar saat ini menjadi 20 juta hektar pada 2020 atau setara 6,5% wilayah laut Indonesia. Kawasan pesisir memiliki terumbu karang yang luasnya 14% dari luas terumbu karang dunia,

mangrove di Indonesia merupakan 23% luas mangrove dunia serta 25% ikan di dunia ada di wilayah perairan Indonesia.

Fly and cruise

Ekowisata adalah salah satu yang paling ideal dikembangkan di wilayah pesisir dan pulaupulau. Sebab di dalam ekowisata ada pember­ dayaan masyarakat yang mana mereka langsung merasakan manfaat ekonominya, selain konser­ vasi alam dan budaya serta tradisi masyarakat. Sudah banyak daerah yang membuktikan, kawasan konservasi akan berhasil apabila masyarakat di sana dilibatkan. Agar menjadi menarik, maka program konservasi tidak men­

jauhkan mereka dari kegiatan ekonomi dan so­ sial. Yang sudah melekat pun bisa memberikan manfaat tambahan ekonomi secara langsung. Pendekatan melalui komunikasi informal dan layaknya orang tua asuh, melibatkan masyarakat setempat dalam membuat dan mengevaluasi program, hanyalah beberapa hal yang dapat di­ lakukan untuk menanamkan rasa percaya diri pada mereka. Setelah itu, mengembangkan program fly and cruise bagi wisatawan dalam ­pariwisata ­bahari di Indonesia. Turis datang dengan pe­ sawat lalu cruising atau berlayar dengan yacht atau boat. Dan ini bisa untuk menarik wisman dan wisnus. n

Pariwisata Indonesia n Vol. 5 n No. 54 n Juni 2014

17


‘Exercise’ Jumlah Wis Kunjungan Wisman di Bali 320,000 300,000 280,000

2014

260,000

2013

240,000

2012 2011

220,000 200,000 180,000 Jan Jan

Feb Feb

Mar Mar

Apr Apr

Mei Mei

Jun

Jul

Jun

Jul

Agus

Sep

Agus

Okt

Sep

Nov

Okt

Des Sumber: BPS Des TOTAL

Nov

2014

278,685

269,367

268,418

277,925

2013

229,561

236,971

247,024

239,400

244,874

275,452

297,723

309,051

305,429

266,453

296,990

292,961

2012

249,728

209,160

222,950

222,657

220,508

241,108

271,371

253,970

255,717

252,716

237,874

264,366

2011

208,337

201,457

202,539

224,423

208,832

245,248

279,219

252,698

252,855

244,421

220,341

248,336 2,788,706

1,094,395

Kunjungan Wisman di Makassar

3,241,889

2,902,125

2,100 BPS Sumber: 1,900 1,700 2014

1,500

2013

1,300

2012 2011

1,100 900 700 Jan

Feb

Mar

Apr

Mei Mei

Jun Jun

Jul Jul

Agus Agus

Sep Sep

Okt

Nov

Okt

Des

Nov

Sumber: BPS Des TOTAL

Jan

Feb

2014

1.707

1.213

2013

808

972

1.455

1.311

1.655

2.009

1.582

1.579

1.864

1.422

1.554

1.519

17.730

2012

1.064

1.048

1.277

1.192

1.039

1.041

1.073

1.168

1.004

1.130

1.440

1.405

13.881

2011

906

1.083

939

1.146

1.090

1.289

1.277

1.295

964

1.178

1.615

1.513

14.295

2,500BPS Sumber:

Mar

Apr

2.920

Kunjungan Wisman di Manado

2,000 2014 2013

1,500

2012 2011

1,000 500 Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jan

Feb

Mar

2014

1,694

1,079

1,340

2013

1,108

1,552

2012

1,827

2011

1,050

Jul Agus Sep Okt Nov Des

Apr

Mei

Jun

Jul

Agus

Sep

Okt

Nov

Des TOTAL Sumber: BPS

1,695

1,763

1,693

1,740

1,803

1,622

1,891

1,923

1,627

1,500

19,917

1,171

1,579

1,669

1,442

1,636

1,763

1,503

1,679

1,867

1,364

1,611

19,111

1,264

1,778

1,764

1,436

1,513

2,011

2,199

1,927

2,100

1,425

1,607

20,074

4,113

Kunjungan Wisman di Lombok

Sumber: BPS

10,000 8,000 6,000

2014

4,000

2012

2013 2011

2,000 -

Jan Feb Mar Apr Mei Jun

Jul Agus Sep Okt Nov Des Sumber: BPS

Jan

Feb

Mar

Apr

2014

5,105

4,862

5,987

5,413

2013

18

1,077

1,734

2,258

2,284

2012

1,230

2011

1,164

Mei

Jun

Jul

Agus

Sep

Okt

Sumber: BPS

1,315

1,639

Des

TOTAL 21,367

2,434

2,711

2,444

3,246

3,829

5,294

Pariwisata Indonesia n Vol. 5 n No. 54 n Juni 2014 871 1,348 1,482 942 1,384 1,219 996 1,037 2,251 835

Nov

1,698

1,683

2,182

1,506

1,216

1,629

5,386

7,683

40,380

1,745

2,527

17,032

1,368

1,703

17,938

Freddy Rompas dari Pacto Tour Travel, Ganda Sumantri, Bud menyajikan fakta dan data dan bertanyajawab dengan pesert

D

engan tema Penguatan Strategi Pemasaran Pariwisata Dalam dan Luar Negeri, dilaksanakanlah satu forum di Bali oleh Direktorat Pengembangan Pasar dan Informasi Pariwisata, pada 19 Juni 2014. Hari itu sebenarnya difokuskan untuk para pemangku kepentingan pariwisata di kawasan timur Indonesia (KTI). Fakta dan data tentang pasar dan tentang destinasi yang mutakhir, ter­ saji di situ. Para peserta, baik dari Bali maupun dari daerah beyond Bali tampak puas sekali mem­ peroleh data yang serba lengkap. Andaikan dinas pariwisata maupun pelaku bisnis wisata dari semua daerah KTI hadir, ten­ tulah bisa membuat masing-masing exercise atau ‘hitungan-hitungan sendiri’ bagaimana potensi dan realitas perkembangan kegiatan ­pariwisatanya. Lalu, sebagaimana diakui oleh para peserta yang hadir, data dan fakta yang disajikan itu diharapkan agar selanjutnya bisa dengan mudah diakses. Dengan fakta dan data itu, para pemangku ­kepentingan pariwisata di masing-masing dae­ rah bisa lebih realistis menyesuaikan langkah masing-masing, bagaimana selanjutnya mema­


sman ke Daerah Anda! 10 PASAR UTAMA 2012 10 Pasar UtamaBALI Bali 2012 NO 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

NEGARA

Australia China Jepang Malaysia Singapura Korea Selatan Inggris Perancis Taiwan Amerika Serikat Pasar Lainnya JUMLAH

WISMAN 806,843 310,995 184,745 179,756 156,635 120,700 106,123 105,181 103,422 89,584 738,141 2.902.125

Sumber: Statistical Report on Visitor Arrivals to Indonesia 2012 Sumber : Statistical Report on Visitor Arrivals to Indonesia 2012

10 UTAMA MANADO 10PASAR PASAR UTAMA LOMBOK 2012 10 Pasar Utama Lombok2012 2012 NO

dihardjanti, Katijah dari Kemenparekraf (kiri-kanan) ta.

jukan pariwisata. Memajukan dalam ar, mening足 katkan jumlah kunjungan wisatawan, baik wis足 man, maupun wisnus. Beberapa data mutakhir yang tersaji di situ, yang semua akhirnya diminta di-copy oleh para peserta, menunjukkan bagaimana arus kunjun足 gan wisatawan khususnya wisman, berkait langsung dengan jumlah kapasitas penerbangan langsung dari luar negeri.

NEGARA

WISMAN

1

SINGAPURA

2

MALAYSIA

3.111

3

INGGRIS

1.303

4

JERMAN

995

5

PERANCIS

682

6

BELANDA

646

7

KOREA SELATAN

560

8

AUSTRALIA

558

9

SWISS

397

10

AMERIKA SERIKAT

383

5.513

PASAR LAINNYA JUMLAH

2.884 17.032

Sumber: Statistical Report on Visitor Arrivals to Indonesia 2012 Sumber : Statistical Report on Visitor Arrivals to Indonesia 2012

10 PASAR UTAMA MAKASSAR 2012 10 UTAMA MANADO 2012 10PASAR PASAR UTAMA MANADO 2012 10 Pasar Utama Manado 2012 10 Pasar Utama Makassar 2012 NO 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

NEGARA

MALAYSIA SINGAPURA INGGRIS FILIPINA ITALIA JERMAN AUSTRALIA CHINA PERANCIS AMERIKA SERIKAT PASAR LAINNYA JUMLAH

WISMAN

NO

8.709 753 537 425 370 364 282 272 264 186 1.719 13.881

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

Sumber: Statistical Report on Visitor Arrivals to Indonesia 2012 Sumber : Statistical Report on Visitor Arrivals to Indonesia 2012

NEGARA

SINGAPURA MALAYSIA JERMAN JEPANG AMERIKA SERIKAT BELANDA INGGRIS AUSTRALIA PERANCIS ITALIA PASAR LAINNYA JUMLAH

WISMAN 4.802 1.835 1.511 1.427 1.304 1.239 1.142 817 659 510 3.865 19.111

Sumber: Statistical Report on Visitor Arrivals to Indonesia 2012 Sumber : Statistical Report on Visitor Arrivals to Indonesia 2012

Pariwisata Indonesia n Vol. 5 n No. 54 n Juni 2014

19


United Kingdom Outbound & Key Destinations 2011 vs 2012

China Outbound & K China Outbound2011 & KeyvsDe2

United Kingdom Outbound & Key Destinations, 2011 vs 2012 7,799

8,000

7,557

16,000

7,000

14,000

6,000

12,000

5,000 2,232

3,000

2011 1,355 1,300

7,341

6,000

1,303 1,290

2,793

4,000

421 452

1,000

8,071

8,000

2,086

2,000

13,600

10,000

2012

4,000

14,929

2,000

-

Singapura

Thailand

China

Indonesia Hong Kong

-

Hong kong

Macau

Kors

Sumber: Euromonitor, September 2013

Euromonitor ,September 2013

Euromonitor ,August 2013

Japan Outbound & Key Destinations 2011 vs 2012

Japan Outbound & Key Destinations, 2011 vs 2012 3,836

4,000

3,660 3,563 3,170

3,500 3,000

2,068 1,983

2,500

2012

2,000

1,265 1,147 1,240

1,500

2011

1,048

1,000 500 -

China

Korsel

USA

Taiwan

Thailand

Beberapa di antaranya seperti kapasitas tempat duduk penerbangan langsung dari luar 足negeri, dan berapa jumlah wisman yang mendarat langsung di desnasi dari luar negeri, dicontohkan seper ke Bali, Makassar, Manado, Lombok. Pada seap daerah destinasi tersebut, ditunjuk足 kan pula dari mana saja terutama sumber wisatawannya. Korelasi antara besaran kapasitas seat penerbangan dengan jumlah wisman yang masuk dari sumber atau asal penerbangan di足 maksud, jelas pula terlihat. Dari sudut aksesibilitas itu, maka daerah tersebut maupun daerah-daerah lain di KTI dapat

Sumber: Euromonitor, September 2013

Euromonitor ,September 2013

SEAT CAPACITY PASA Seat Capacity Pa

eff.eff. 27 27 Oktober 2013 Oktober 201

Malaysia Outbound & Key Destinations 2011 vs 2012

Malaysia Outbound & Key Destinations, 2011 vs 2012 8,000

7,799 7,557

7,000 6,000 5,000

2012

4,000

2011

3,000

2,232

2,086

2,000

1,355 1,300 1,303 1,290 421 452

1,000 -

Singapura

Thailand

China

Indonesia Hong Kong Sumber: Euromonitor, September 2013

Euromonitor September 2013

No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17

Negara Asal SINGAPURA MALAYSIA TIM-TENG AUSTRALIA TAIWAN JEPANG KORSEL BELANDA CINA FILIPINA RUSIA USA INGGRIS PERANCIS INDIA JERMAN LAINNYA TOTAL

Maskapai Asing 2.766.244 2.998.944 1.585.376 1.037.088 832.156 217.672 417.456 310.492 297.960 157.664 17.264

1.547.468 12.185.784

Sumber: Direktorat Angkutan Udara, Kemhub Sumber: Kemenhub

20

Pariwisata Indonesia n Vol. 5 n No. 54 n Juni 2014


Singapore Outbound & Key Destinations 2011 vs 2012

Key Destinations 2012 estinations, 2011 vs 2012

3

sel

Singapore Outbound & Key Destinations, 2011 vs 2012 14,000

12,949

13,306

12,000 10,000 2012

8,000

2012 2011

2011

6,000 4,000

2,157 2,003 1,401

1,970 1,784

Thailand

Taiwan

mempersiapkan diri dan menyesuaikan langkahlangkah pemasaran kelak, agar efisien dan efek­ tif mengenai pada sasaran pasar yang tepat. Dari sudut ketersediaan jumlah penerbang­ an langsung dari luar negeri ke Indonesia, jelas tampak sedaknya terbesar adalah dari ­Malaysia, Singapura, Timur Tengah, Australia, Taiwan, masing-masing di atas jumlah 500 ribu seat. Di bawah kapasitas 500 ribu seat ada dari Jepang, Korsel, Belanda, China dan Filipina. Dari sudut destinasi, terbanyak kapasitas seat penerbangan langsung berturut-turut ialah ke: Jakarta, Bali, Medan, Surabaya, Bandung, ­Pekanbaru, Yogya, Padang, selanjutnya, destinasi

Indonesia

679

Thailand

667

676

China

529

550

Hong Kong

Euromonitor ,September 2013

yang ada di KTI yakni Lombok, Makassar, Balikpa­ pan, Manado dan Ponanak. Maka, masing-masing daerah dapat mem­ perbandingkan antara kapasitas penerbangan yang tersedia, dengan realitas seberapa banyak wisman yang telah berhasil ditarik atau jumlah berkunjung yang mendarat langsung ke desti­ nasi tersebut. Dengan demikian diharapkan daerah-­daerah, khususnya di KTI, dari pertemuan itu dapat membawa bahan-bahan untuk mempermbang­ kan langkah penguatan terhadap pelaksanaan strategi pemasaran dalam dan luar negeri. Tetapi baik diperhatikan, jumlah wisman dari

AR 2014 asarUTAMA Utama 2014

RRT ke Indonesia secara keseluruhan meningkat terus dengan signifikan. Itu menunjukkan dua perkembangan: sebagian wisatawan dari RRT terbang ke Indonesia melalui negara ke tiga, misalnya ke Malaysia dan Singapura, dari sana melanjutkan penerbangan ke Indonesia. Dan se­ bagian lain tentulah terbang langsung dan men­ darat di destinasi Indonesia. Kita pun tengah berupaya menarik ­sebanyak mungkin penerbangan langsung dari RRT ke Indo­ nesia agar bertambah terus. Itu dilihat dari sudut jumlah outbound tourist dari RRT yang mening­ katkan setiap tahun. Dan destinasi ­Indonesia juga sedang menaik popularitasnya di sana. n

Seat Capacity ke Destinasi 2014 SEAT CAPACITY KE DESTINASI 2014

-13 29–Maret 2014 29 maret 2014

1.225.016 9.439.144

Malaysia

804

Sumber: Euromonitor, September 2013

Sumber: Euromonitor, September 2013

Maskapai Nasional 3.452.436 2.443.064 445.900 808.080 58.968 441.116 195.104 80.808 288.652

1,332 1,211

2,000

eff.eff. 2727Oktober 2013- 29 – 29 maret Oktober 2013 Maret 20142014

Total Seat 6.218.680 5.442.008 2.031.276 1.845.168 891.124 658.788 612.560 391.300 586.612 157.664 17.264 2.772.484 21.624.928 Sumber: Kemenhub

Destinasi

Maskapai Asing

Maskapai Nasional

Total Seat

1

JAKARTA

5.629.884

4.774.848

10.404.732

2

BALI

3.548.272

2.017.808

5.566.080

3 4 5 6 7

MEDAN SURABAYA BANDUNG PEKANBARU JOGJA

764.920 700.180 177.632 205.920 219.960

894.036 991.692 327.600 105.456 65.520

1.658.956 1.691.872 505.232 311.376 285.480

8

MAKASSAR

9 10 11 12

PADANG SEMARANG PALEMBANG BALIKPAPAN

131.040 90.792 99.216 78.624

13

LOMBOK

14 15 16

PONTIANAK ACEH SOLO

17

MANADO

42.120

18 19

TARAKAN BATAM

24.752 29.952

TOTAL

62.712

28.080

90.792

65.520 91.416

131.040 156.312 99.216 170.040

173.160

-

173.160

35.360 80.496 90.792

50.960 -

86.320 80.496 90.792

12.185.784

Sumber: Kemenhub Sumber: Direktorat Angkutan Udara, Kemhub

-

42.120

26.208

24.752 56.160

9.439.144

21.624.928 Sumber: Kemenhub

Pariwisata Indonesia n Vol. 5 n No. 54 n Juni 2014

21


Kita dan Dunia

P

ariwisata telah menyumbang ratarata 28% GDP negara selama 5 ­tahun terakhir di Maladewa. ­Otoritas Mone­ter Maladewa (Maldives Mone­ tary Authority) mencatat, jumlah kedatang­an turis ke Maladewa meningkat sampai dengan 16% selama 4 bulan terakhir. Ini sebagian besar disebabkan berkembangnya pasar Asia. Tapi jumlah kedatangan dari Eropa ­menurun drastis. Meskipun demikian, faktanya ialah Eropa masih menjadi pangsa pasar terbesar pada ­kuartal pertama 2014 dengan 51,3 persen. Defisit tersebut kini telah diisi oleh pertumbuhan besar-besaran dan berkelanjutan di pasar Asia Pasifik. Ada 105.309 pengunjung di kuartal per­ tama ­tahun ini saja. Dan pasar Asia Pasifik mem­ perlihatkan peningkatan pertumbuhan 24,4% ­sehingga menjadi 42,2% dari total kedatangan. Lebih lanjut dilaporkan, hal itu terjadi karena meningkatnya kedatangan turis asal Tiongkok. RRT telah menjadi sumber utama pengunjung dan pendapatan tahun ini. Pertumbuhan yang telah terjadi beberapa tahun terakhir akan terus tumbuh meningkat. Negara ini mencatat per­ tumbuhan 24% dalam jumlah kedatangan dari Cina, ada 16.960 lebih wisatawan ­dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun lalu. Pada 2013, Maladewa telah meraih banyak ­keuntungan dari kedatangan wisatawan asal RRT yang naik sebesar 44 persen. Implikasi dari kecenderungan tersebut, Mal­ adewa akan terus mengalami pertumbuhan be­ sar wisatawan dari Cina dan negara-negara Asia lainnya di tahun ini.

Building the Chinese connection: Apa yang diinginkan oleh turis dari Cina?

Wisatawan asing dari Cina mencapai rekor 83 juta tahun 2012 dan diperkirakan melambung hingga 94 juta pada tahun 2013. Operator wisata di seluruh dunia berlomba-lomba menge­ksplorasi pilihan untuk mengakomodasi selera mereka. The China Daily pada bulan Juni 2013 meng­ amati, wisatawan Cina menghabiskan US$ 85 ­miliar pada perjalanan keluar negeri di ­negara-negara yang memberi pelayanan ­preferensi bacaan da­ lam bahasa Mandarin, ­mereka tetap bisa men­ cicipi teh, mengemudi dan menghabiskan waktu bersama keluarga, dan seterusnya.

22

Semakin Banyak Turis Tiongkok, Mulai Tak Ingin Semata Jadi Pasar Sebuah studi mengenai kebiasaan sosial dari wisatawan Cina yang golongan mewah, mene­ gaskan, Perancis (dengan nama-nama merek desainernya), AS, Singapura, Swiss, Inggris dan Italia menjadi tempat liburan terpopuler di Cina. Turis Cina yang kaya lebih memilih ­jaringan hotel Shangri-La dan mereka suka belanja ­terutama barang-barang bermerek high end asal Perancis seper Louis Vitton, Hermes, Chanel dan Cartier. Sebuah laporan pada bulan Juni tahun lalu menunjukkan, ada 600 miliarder dan 2,8 juta jutawan di Cina. Semua itu seharusnya mendo­ rong pasar perjalanan outbound dari daratan dan Hong Kong. Etnis Tionghoa di China, Singapura, Malaysia dan Taiwan yang memilih berlibur ke luar negeri menyumbang hampir setengah dari para wisatawan ke Australia. Wisatawan Asia yang mengunjungi Australia sering kali juga memilih salah satu pulau sebagai bagian tujuan sekunder dari perjalanannya. Hubungan Perancis dengan negara-negara seperti Kaledonia Baru, Polinesia Perancis dan

Pariwisata Indonesia n Vol. 5 n No. 54 n Juni 2014

Vanuatu, telah membuat pulau-pulau tersebut menjadi tujuan liburan yang lebih menarik dari­ pada pilihan tujuan wisata di pulau-pulau lain terutama bagi pengunjung Cina pencari label Perancis. Ekonom sekaligus Kepala Penelitian Pari­wisata Australia, Leo Jago menilai, biaya dan nilai tukar mata uang bukan halangan utama bagi wisatawan Cina. Tapi turis Cina perlu diyakinkan bahwa mereka akan mendapatkan apa yang diharapkan dari tempat liburannya. Dia menga­ takan Cina merupakan pasar wisatawan belanja tertinggi di dunia. Tetapi bagi individu atau seke­ lompok negara yang ingin menarik mereka maka harus menawarkan apa yang mereka minta. Semua berawal dengan menyediakan aksesi­ bilitas udara yang lebih baik antara Cina dan destinasi sehingga mereka akan mulai memper­ lakukan kita sebagai ‘monodestinasi’. (Pada umumnya, pola perjalanan turis Asia adalah monodestinasi, atau hanya pergi menuju satu daerah tujuan, termasuk wisatawan asal ­Tiongkok).


Turis China berpose dengan latar belakang Opera House di Sydney, Australia.

Wisatawan Cina kini juga suka menikmat visa kedatangan (visa on arrival). Operator harus ber­ adaptasi dengan kebutuhan budaya pengunjung. Misalnya, mereka harus mampu untuk menyapa dalam bahasa Mandarin atau Kanton, dua dialek bahasa yang paling banyak digunakan. Untuk memenangkan hati tamu-tamu dari Shanghai dan Guangzhou, mengingat aksesibili­ tas udara langsung biasanya berada di kota-kota dengan populasi sangat besar, banyak orang Cina ingin melarikan diri dari ‘intensitas kehidupan perkotaan’. Di banyak kota, ruang pribadi semakin berkurang dan adanya gangguan kabut asap. Hotel di Cina biasanya sangat baik—bintang empat dan bintang lima. Wakil Presiden Accor untuk Selandia Baru dan Fiji, Garth Simmons, mengatakan, grup Accor berusaha untuk memperkenalkan ’standar pelayanan optimal’ di berb­ agai hotelnya agar dapat memenuhi permintaan pasar Cina. Sebuah komponen kunci dari standar adalah berupa pelatihan dan pendidikan staf di garis depan di hotel, menyediakan makanan tertentu

sebagai bagian dari menu sarapan prasmanan, serta televisi dan surat kabar berbahasa Cina. “Telah ada pembicaraan membangun ‘hotel Cina’ di Selandia Baru, tapi itu bukan apa yang diinginkan pasar Cina. Mereka ingin pengalaman Kiwi asli, tapi dengan layanan yang membuat klien merasa nyaman,” kata Simmons. Dibandingkan lima tahun lalu, wisatawan independen dari Cina juga semakin meningkat. Jumlahnya bahkan cenderung lebih banyak daripada kelompok tur yang dipandu. Sejak dua tahun lalu FIT ini datang dari segmen minat khusus, seperti memancing, berarung jeram, main ski atau fotografi. Kegiatan memancing di laut dengan kapal charter menjadi kegiatan favorit lain apalagi dapat menyediakan ‘menu seafood favorit Cina’.

China Xian Silk Road International Touris Expo 2014

Tetapi, raksasa ini juga tidak ingin hanya menjadi pasar sumber wisatawan internasional. Berbagai even besar dan sangat besar diadakan

bukan hanya di kota-kota utama seperti Beijing, Shanghai, dan Guangzhou. Memanfaatkan sejarah panjang peradaban Tiongkok, China Xian Silk Road International Touris Expo (CSRITE) 2014 akan diselenggarakan pada tanggal 19–21 September 2014 di Xian, ibukota Provinsi Shaanxi. Kota ini adalah satu dari empat kota peradaban kuno di Cina di mana jalan sutra awalnya dimulai. Kota Xian menerima 3,526 juta inbound tourists pada tahun 2013, atau naik 5,02% dibandingkan tahun 2012. The Silk Road atau Jalan sutera adalah jalur perdagangan yang dibuka di Cina ribuan tahun lalu, membentang menyeberangi negeri dan menghubungkan ibukota-ibukota peradaban kuno di negara-negara tetangga, memberikan koridor yang besar sekali untuk bertukar barang dan budaya. Situasi dan kondisi di kota-kota dan negara-negara di sepanjang jalan sutra sekarang jauh berbeda dan tidak lagi menjalankan peran yang sama. Tetapi, menjadi landmark budaya bagi situs-situs sejarah yang perlu dilestarikan. CSRITE 2014 merupakan ajang bagi lembagalembaga pariwisata international dan traders untuk bertemu dan membahas pentingnya The Silk Road serta potensinya sebagai tujuan wisata. Sekitar 500 peserta pameran dari 30 negara dan 30.000 pengunjung diharapkan datang. Akan ada presentasi, seminar, dan beberapa pertunjukan hiburan. Peserta pameran yang di­ harapkan hadir akan datang dari berbagai macam sub sektor: maskapai penerbangan, ­hotel dan ­operator tur yang akan mewakili resor ­pantai, kamp liburan, dan peliputan dari ­berbagai media. Jalur dari Jalan sutra membentang dari Jepang melalui Cina daratan, menyeberang ke Kirgistan, Tajikistan, Usbekistan, Turkmenistan, Iran, Irak, dan menyebar ke India, Turki, Suriah, dan ­Korea Selatan. Hubungan ini dan sejarah yang di­miliki bersama diharapkan akan me­ mungkinkan negara-negara tersebut untuk mau melindungi landmark di sepanjang rute dan se­ lanjutnya men­dirikan situs-situs warisan guna menciptakan ‘Silk Road Economic Belt’ yang baru. ­Memaksimakan hubungan sejarah dan emo­ sional Indonesia–Tiongkok, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Mari Elka Pangestu me­ nyatakan jumlah turis asing yang berkunjung ke Indonesia pada periode Januari–April 2014 ­meningkat 10,6 persen ketimbang periode yang

Pariwisata Indonesia n Vol. 5 n No. 54 n Juni 2014

23


Kita dan Dunia

The Silk Road atau jalan sutera adalah jalur perdagangan yang dibuka di Cina ribuan tahun lalu, dan menjadi potensi tujuan wisata.

sama tahun lalu. Manurut Menteri, turis asal Cina yang me­ ngunjungi Indonesia mencapai 30 persen dan menempati peringkat ketiga setelah Singapura dan Malaysia. Mari mengklaim lonjakan turis Cina merupakan hasil kerja keras promosi gencar se-jak tahun lalu. Peningkatan itu juga didorong semakin banyaknya rute penerbangan langsung ke tujuan-tujuan wisata di Indonesia. Ahli media sosial Cina, Ken Hong, dikutip mengatakan ada kebutuhan agar para opera­ tor pariwisata lebih terlibat dengan wisatawan ­China melalui platform seperti Weibo, Facebook atau Twitter versi Cina. Tetapi untuk menangkap lebih banyak turis keluar dari Cina, industri juga harus melakukan pekerjaan yang lebih baik dengan ‘menceritakan kisah mengenai Indonesia’ termasuk memberi­ kan lebih banyak aset digital seperti halaman si­ tus yang memungkinkan para wisatawan dapat merencanakan perjalanan mereka. Indonesia dan Tiongkok sudah terhubung se­ jak berabad-abad lalu. Ini bisa dilihat dari jejak akulturasi di seluruh wilayah Nusantara. Dalam perjalanan hubungan antara keduanya memang

24

Wisman Cina yang berkunjung ke Bali.

ada pasang-surut. Namun, lebih banyak hal yang bisa ­dieksplorasi dan itu bukan hanya jejak pelayaran Cheng Ho, tapi juga melalui batik dan kebaya encim, jejak akulturasi dalam kuliner dan sebagainya. Situs resmi pariwisata Indonesia pun kini sudah dibuatkan dalam versi bahasa ­Mandarin guna mempermudah calon wisatawan asal ­Tiongkok mencari informasi mengenai tujuantujuan wisata di Indonesia. Ada baiknya pula bila

Pariwisata Indonesia n Vol. 5 n No. 54 n Juni 2014

sekelumit hubungan sejarah di antara dua negara besar ini ditampilkan di dalamnya. Konsumen Cina telah menjadi semakin mak­ mur setelah ledakan ekonomi dan ­menghabiskan liburan di luar negeri semakin populer dengan ­aktivitas kunci berbelanja. Ada saran, ekspansi yang cepat di kelas menengah Cina tidak diragu­ kan lagi masih akan terus berlanjut dalam waktu dekat dan selama bertahun-tahun yang akan datang. Kebiasaan berbelanja mereka mestinya bisa dijadikan ajang memperkenalkan produk-produk UKM. Kita bisa menunjukkan kualitas produk merk asli Indonesia tak kalah dari merk global. Ini juga bisa menjadi salah satu langkah ­mem­­batasi membanjirnya produk buatan Cina karena tak jarang turis yang berlibur di sini memanfaatkan waktu untuk menjajaki membuka bisnis. Namun agar dapat merealisasikan itu semua, kita harus bahu-membahu mempersiapkan dan menyediakan sarana fisik dan SDM yang dibu­ tuhkan untuk memasuki pasar wisatawan me­ nengah hingga megakaya dari Cina. Atau kita mungkin akan kehilangan kesempatan menarik pemboros terbesar di dunia. n


Upaya-Upaya dari Daerah

S

Sabang di Aceh Keeps Moving...

abang di Pulau Weh, ujung paling utara bagian barat negeri ini, paten/kota di Aceh. ­Tujuannya, mempromosikan potensi daerah masingtelah berjalan slow but sure dilihat dari kemajuan pariwisata. masing dan membuka peluang termasuk menarik minat para wisatawan Wisata di pulau itu sendiri fokusnya wisata bahari, lebih terfokus lokal dan mancanegara yang sedang berkunjung ke Sabang agar juga mau lagi pada kegiatan wisata selam (diving), selain kapal-kapal pe­ berkunjung ke sejumlah daerah itu. siar besar pun singgah di situ. Diadakanlah Festival Sabang Fair (FSF) 2014, Kemenparekraf mendukung kegiatan tersebut. Selain mendukung berlangsung tanggal 18–24 Juni 2014 di Arena Sabang Fair, Kota Sabang, ­beberapa kegiatan seni budaya serupa di Provinsi Aceh, beberapa even yang Provinsi Nangroe Aceh Darussalam. ‘menjangkau langsung’ terpromosi­ Temanya Semangat dalam Keber­ kan ke luar negeri, diinisiasi oleh samaan. Perhatikan pesan yang Kemenparekraf seper Sabang Jazz ditulis berbunyi ucapan to the point: Festival dan Sabang International “Ini Perayaan Kebudayaan. Ini SeRegatta. mangat Dalam Kebersamaan. Kunju­ Sabang di Pulau Weh telah men­ ngilah….” jadi salah satu destinasi wisata Festival bertujuan memelihara bahari yang sedang berkembang. kebudayaan dan menjadikannya Boleh dikatakan ibarat embrio sabagai sarana mem­promosikan po­ destinasi yang sedang berproses tensi di 23 kabupaten/kota di Provinsi untuk menjadi destinasi yang akan Aceh. Penyelenggaraannya juga ter­ sungguh semakin menarik banyak kait dengan hari jadi Kota ­Sabang wisatawan. Kunjungan wisatawan ke-49 yang jatuh pada 24 Juni. ke Pulau Weh, Sabang pada tahun Seminggu penuh lamanya festi­ Salah satu kesenian tari diperlombakan dalam FSF 2014. 2013 lalu tercatat sekitar 7.000 (Sumber foto: hp://sabangfairfesval.com/) val itu. Para peserta menampilkan orang wisatawan mancanegara dan aneka lomba seni ­budaya Aceh, ­pameran yang menampilkan industri lebih dari 450.000 orang wisatawan nusantara. ­kreatif dari seluruh daerah di provinsi ini, dan Panggung Hiburan Rakyat FSF itu seterusnya direncanakan akan menjadi festival kebudayaan (PHR). Berbagai ­kegiatan kese­nian tersebut diolah agar seni ­tradisi dapat ­tahunan. Jika tahun ini FSF masih di tingkat lokal, apabila bisa dilaksanakan terpelihara sekaligus mengembangkannya sejalan mengalirnya zaman. setiap tahun, bukan tak mungkin festival ini ‘naik kelas’ jadi festival nasional Pameran industri kreatif di tengah festival ini diikuti oleh seluruh kabu­ dan internasional. Pariwisata Indonesia n Vol. 5 n No. 54 n Juni 2014

25


Upaya-Upaya dari Daerah

Pasangan wisman dari Inggris di Festival Sabang Fair 2014. (Sumber foto: hp://sabangfairfesval.com)

Pameran produk kreatif di FSF 2014.

Usaha akomodasi di Sabang dan sepanjang pantai Pulau Weh itu sedang ­bertumbuh, kendati perlahan-perlahan, namun tampak seiring dengan pertambahan jumlah wisatawan yang berkunjung. Rata-rata wisatawan selam manca­negara memilih ­menginap di kantong-kantong resor dan home stay tepi pantai seperti di Gapang dan Iboih di sebelah barat, dan di Sumur Tiga Anoi Itam di bagian timur. Kantong-kantong akomodasi itu terasa jauh dari pusat kota Sabang sebab tidak ada kendara­an umum yang bisa membawa mereka. Jika mengenderai motor sendiri, ­kawasan hutan konservasi masih alami dan lebat di antara Iboih–Gapang menuju kota dan di jalan-jalan yang menghubungkannya relatif tidak ada penerang­an jalan. Menjadi pembicaraan umum juga di situ adanya ancaman gerombolan babi hutan yang menyeberangi jalan bisa datang tiba-tiba. Tetapi, sebagian besar wisatawan selam ­mancanegara memaklumi keadaan hiburan malam di sini. ­Mereka tahu di sini adalah kawasan muslim. Fisik yang sudah cukup lelah setelah seharian menyelam, penyelaman biasanya dimulai sejak pagi hari sekitar pukul 7 atau 8, di malam hari mereka manfaatkan untuk berisrahat. Di Gapang dan Iboih, sebagian turis mendatangi warung-warung masyarakat dan ­kedai dive resort untuk makan malam, berbincang dengan sesama turis atau ngobrol ­ringan dengan masyarakat setempat. Jangan salah, di warung atau kedai itu, masyarakat sudah bisa menyajikan roti dan pizza buatan sendiri selain nasi goreng, mi goreng dan rebus serta masakan aceh. Sedangkan di kawasan Sumur Tiga sampai Anoi Itam, turis lebih memilih meme­ san makan malam di penginapan dan duduk-duduk di teras-teras kayu yang langsung menghadap ke pantai. Bagi wisatawan Melayu dari Malaysia yang memilih ke Sabang, umumnya tidak ­menginap. Mereka datang sekedar sight seeing dalam ­one-day-tour. Bagi wisatawan ­Chinese dari ­Malaysia dan Singapura, datang ke Aceh berarti ya ke ­Sabang untuk ­menyelam atau memancing. Sesekali mereka turun ke kota untuk wisata kuliner di malam hari. Lain halnya dengan wisatawan nusantara. Mereka lebih memilih menginap di tengah kota sebab sebagian besar tujuan utamanya memang bukan untuk menyelam. Setelah shalat magrib atau isya, kegiatan utamanya adalah wisata kuliner di Jalan Perdagangan dan di sekitar Sabang Fair. Yang paling sering dicari adalah mi sabang, sate gurita, dan bakpia sabang untuk oleh-oleh. Even-even seperti festival, menghidupkan kembali suasana berkegiatan di sekitar pelabuh­an Sabang di malam hari. Baik dipertanyakan apakah para wisatawan penyelam di sana memerlukan kegiatan outdoor di malam hari agar mengurangi kebosanan— boring. Wisatawan selam rata-rata tidak menginap sekedar satu-dua malam. Tentu saja kegiatan-kegiatan yang bersifat relaksasi itu dikemas disesuaikan dengan kultur islami setempat, di­informasikan di kantong-kantong wisatawan, dan disediakan fasilitas. n

Taman Wisata Kuliner di Sabang Fair dikunjungi oleh warga setempat dan turis lokal/domestik. Tetapi tempat ini tampaknya belum mampu menarik wisman.

26

Pariwisata Indonesia n Vol. 5 n No. 54 n Juni 2014


Kota Pagaralam tertutup tirai kabut. Inilah agrowisata kebun teh di Gunung Dempo.

Upaya-Upaya dari Daerah

Mengajak Agen dan Media dari Malaysia

Pemahaman dan konsep yang semakin tepat terkait penyelenggaraan even di daerah, tampak telah diterima lebih utuh. Gubernur Sumsel, Alex Noerdin menegaskan, “Bukan Sea Games-nya yang kita cari, tapi persiapan infrastruktur dan lain-lain untuk menyambut even-even tersebut.”

S

elalu mengenang dan mengingat­ kan kembali akan kejayaan kerajaan Sriwijaya. Festival Sriwijaya ke-22 di­ laksanakan pada tanggal 16–22 Juni 2014, di Taman Purbakala Kerajaan Sriwijaya, Karanganyar, Palembang, Sumatera Selatan. Kerajaan Sriwijaya berdiri pada 16 Juni 683 M di Palembang. Istananya didirikan di kawasan ­Taman Purbakala Kerajaan Sriwijaya (TPKS) saat ini. Sriwijaya berkembang menjadi kerajaan maritim terbesar saat itu yang wilayahnya ter­ bentang dari Filipina hingga Madagaskar dan dari Thailand hingga Afrika Selatan. Selama masa kejayaannya, Sriwijaya mengon­ trol dan mengendalikan jalur pelayaran dan per­ dagangan di Selat Malaka, melaksanakan per­ dagangan bebas dengan Tiongkok dan India.

Menurut hasil penelitian Dr Moh Yamin, k­ erajaan Sriwijaya menjadi nusantara raya per­ tama dan rajanya dipilih oleh rakyat ­bukan dari garis keturunan. Festival Sriwijaya diselenggarakan untuk ­menyambut hari jadi Kota Palembang yang jatuh ­setiap tanggal 16 Juni dan tahun ini ­sudah ­berusia 1331 tahun. Peserta festivalnya ­berasal dari ­seluruh kabupaten dan kota di Provinsi ­Sumatera Selatan, sejumlah provinsi di ­Indonesia, dan ­negara-negara tetangga yang memiliki sangkut paut sejarah dengan Sriwijaya. Selain Indonesia, peserta juga datang dari ­Negara bagian ­Malaka, Malaysia; Singapura, Thailand, dan Brunei ­Darussalam. Kegiatan selama festival antara lain atraksi bernuansa Kerajaan Sriwijaya, aneka macam

b­ udaya, dan kuliner khas dari masing-masing ­daerah. Tahun ini, pengunjung diajak ­melihat langsung ke lokasi pembuatan makanan ­setempat seperti empek-empek. Bagaimana festival ini telah diselenggarakan sebanyak 22 kali tanpa terputus? Sebab pem­ bangunan di sini dinyatakan berwawasan ling­ kungan, berkomitmen yang kuat dari seluruh pemangku kepentingan, serta dukungan dari legislaf dan masyarakat. Tujuannya menjaga nilai-nilai sejarah dan budaya yang diwariskan, dan meningkatkan kunjungan wisatawan. Kemenparekraf mengapresiasi dan menyam­ but festival-festival semacam ini. Even-even tersebut akan membantu kepariwisataan dan ekonomi kreatif di daerah guna mencapai target nasional.

Pariwisata Indonesia n Vol. 5 n No. 54 n Juni 2014

27


Upaya-Upaya dari Daerah Beberapa even internasional

Palembang memang mulai mendapatkan beruntun peristiwa internasional. Even-even berskala nasional dan internasional akan d­iselenggarakan lagi di Kota Palembang. SEA Games 2011 dan Islamic Solidarity Games 2013 telah ikut memberikan dampak riil antara lain jumlah konektivitas udara kini sebanyak 30 kali penerbangan dalam sehari, dan meningkatnya pertumbuhan jumlah kamar hotel. Even besar yang akan segera diselenggara­ kan di kota empek-empek di tahun 2014 adalah ­Musabaqoh Tilawal Quran (MTQ) internasional pada September 2014, dan ASEAN University Games pada bulan November. Dengan pengun­ duran diri Vietnam sebagai tuan rumah SEA Games 2019, Sumatera Selatan telah ditunjuk menggantikannya. Pemahaman dan konsep yang semakin tepat terkait penyelenggaraan even di daerah, tampak telah diterima lebih jelas. Gubernur Sumsel, Alex Noerdin menegaskan, “Bukan Sea Games-nya yang kita cari, tapi persiapan infrastruktur dan lain-lain untuk menyambut even-even tersebut.”

Famtrip: mengenalkan wisata alam, sejarah, dan olahraga

Tersebutlah seorang raja berasal dari ­Kerajaan Sriwijaya bernama Parameswara. Raja ini men­ darat di wilayah semenanjung di seberang ­Suwarnadwipa. Di sana ditemukan sebuah ­pohon yang disebut maka. Dinamailah daerah baru itu Malaka.

Parameswara mendirikan sebuah kerajaan di situ yang kemudian dikenal menjadi Kerajaan Melayu kuno. Setelah dia masuk Islam namanya berganti menjadi Sultan Megat Syah. Setelah kerajaan Sriwijaya runtuh dan kera­ jaan Majapahit berkembang menjadi besar, banyak raja-rajanya melarikan diri hingga ke Tu­ masek dan semenanjung di Selat Malaka. Mereka yang akhirnya menetap di Tumasek mengganti nama pulau itu dengan Singapura. Kalau wisatawan berkunjung ke Palembang khususnya dan Sumsel umumnya, apa dan ke­ mana hendak melihat-lihat? Di tengah kota Palembang terdapat satu kom­ pleks makam-makam di satu taman di atas Bukit Siguntang. Sampai dengan saat ini, memang belum ada yang mengetahui pas bagaimana hub-ungannya dalam sejarah panjang Kerajaan Sriwijaya. Berada di puncak bukit 27 mdpl dengan luas area 12,5 hektar, dari keempat menara pan­ dangnya, jika dak terhalang pohon-pohon yang rimbun, pengunjung bisa memandang Kota Palembang. Pengunjung lokal dan wisatawan domestik datang berkunjung ke sini karena bukit ini adalah tempat tertinggi di kota dan harga tiket masuknya relatif murah, hanya Rp 3 ribu ­untuk pengunjung umum (dewasa dan anakanak) dan Rp 2 ribu bagi pelajar. Yang baru bisa diketahui adalah Bukit ­Siguntang menjadi pusat belajar para biksu ­dalam periode keemasan Sriwijaya pada abad VII–XII. Mungkin itu sebabnya keka ekskavasi dilakukan

tidak ditemukan satu pun jasad. Dalam ajaran Budha, jasad yang telah meninggal di­kremasi. Walaupun makam-makam yang tampak saat ini menyerupai makam-makam yang dipenga­ ruhi ajaran Islam, namun tidak ada satupun yang menghadap kiblat seperti yang disyaratkan. Kalau tak ada even, cukup melihat-lihat saja. Kompleks Jakabaring, tadinya hanyalah area rawa-rawa dak jauh dari pusat Kota Palembang sebelum berubah menjadi sport city seperti saat ini. Luas keseluruhan Jakabaring sport city 310 hektar, namun yang sudah direklamasi baru seki­ tar 70 hektar. Nama Jakabaring merupakan singkatan dari suku-suku yang mendiami daerah itu sebelumya, yakni suku Jawa (Ja), orang yang berasal dari ­Lahat (Ka, artinya kamu dalam bahasa Lahat), suku Batak (Ba) dan orang yang berasal dari ­Komering (Ring). Kalau ke luar kota, ke Kabupaten Lahat, berjarak delapan jam perjalanan darat dari Kota Palembang. Atau lima jam perjalanan dengan kereta api. Jalur kereta api dilayani dengan rang­ kaian kereta ekonomi, bisnis dan eksekutif. Kereta eksekutif berangkat dari Palembang sekitar pukul 20.00. Penanda Kabupaten Lahat adalah gunung jari, yakni puncak gunung ber­ bentuk ibu jari sedang mengacung. Akhir-akhir ini berbagai media nasional mengekspos penemuan kerangka manusia purba Homo Sapiens di Goa Harimau, di wilayah Ogan Komering Ulu (OKU). Di sepanjang wilayah Lahat hingga ­Pagaralam,

Kiri: stadion atletik di kompleks Jakabaring. Kanan: danau buatan dan taman di dalam kompleks Jakabaring dimanfaatkan untuk berolahraga dan rekreasi oleh warga Palembang dan sekitarnya.

28

Pariwisata Indonesia n Vol. 5 n No. 54 n Juni 2014


Kiri: kompleks pemakaman Bukit Siguntang dari menara pandang. Kanan: salah satu makam di kompleks tersebut, bangunannya dibuat berdasarkan petilasan/ jejak yang ditemukan karena jasadnya dak ada.

sudah lebih dahulu ditemukan ­situs-situs ­megalitik. Salah satunya adalah situs megalitik Tinggihari di Lahat. Situs yang ditemukan ta­ hun 1980-an itu berada di puncak bukit di Desa ­Pulau Pinang, Kecamatan Pulau Pinang berjarak 20 ­kilometer dari kota Lahat. Di puncak bukit ­terdapat tiga kompleks situs. Jalan sempit yang diapit tebing dan jurang menuju situs sudah ­beraspal. Di sepanjang jalan tampak kebun karet dan kopi yang diusahakan oleh masyarakat. Menuju daerah pegunungan di Pagaralam, dibutuhkan waktu dua jam lagi dari Lahat. Atau, total menjadi 10 hingga 12 jam perjalanan darat dengan mobil atau bis dari Palembang. Penan­ danya adalah gunung berbentuk segitiga sama sisi dengan hamparan hijau kebun teh seluas 23 ribu hektar. Dempo nama gunung itu. Pagaralam merupakan daerah produsen teh hitam dan teh hijau yang sebagian ­besar ­diekspor ke Belanda, Amerika, dan Timur ­Tengah. Rupa­nya, yang dikenal sebagai kopi lampung sebagian besar biji kopinya ditanam di sini. Jenis kopi yang ditanam umumnya arabika, ­sedangkan di Lahat jenis robusta yang paling ­banyak di­ tanam. Masyarakat mengkonsumsi kopi seharihari maupun yang dijual sebagai ­suvenir adalah jenis kopi robusta. Minum kopi merupakan bagian dari kegiatan rutin sehari-hari. Tapi di sini dak ada kebiasaan ngopi bersama-sama di warung atau kedai khusus menjual minuman kopi. Kota di kawasan pegunungan berhawa sejuk ini dikunjungi 214 ribu wisnus dan 138 wisman selama tahun 2013, menurut Dinas Pariwisata se­ tempat. Sekitar 80% wisman berasal dari ­Malaysia terutama dari Kuala Lumpur dan ­Selangor, dan sisanya dari Eropa dan Amerika. ­Target wisnus utamanya dari Pulau Jawa ­sedangkan pasar wis­

nus dari Padang dan Medan, sebagian kecil pasar wisman, sudah lama eksis. Untuk mencapai target tersebut, Bandara Atung Bungsu di Pagaralam sedang dikebut pembangunannya. Sampai dengan Juni 2014, runway yang sudah selesai dan dioperasikan sepanjang 1.400 meter dan apron untuk tempat parkir dua pesawat kecil. Bangunan terminal ke­ berangkatan dan kedatangan sudah selesai, luas ­bangunan dapat menampung total 24 penum­ pang di terminal kedatangan dan keberangkat­ an. Satu set peralatan detektor calon penumpang dan bagasi sudah terpasang. Bandara itu belum beroperasi secara penuh. Dirjen Perhubungan Udara Kementerian ­Perhubungan sebagai pengelola bandara telah mengizinkan Susi Air melayani penerbangan perins dengan rute Bengkulu—Pagaralam— Palembang sejak 13 Maret 2014. Mulai Juli 2014 rute Palembang-Pagaralam direncanakan akan dingkatkan menjadi empat kali seminggu. Landas pacu masih terus dibangun agar pada akhir tahun ini bisa mencapai 1.500 meter. Dari bandara menuju pusat kota Pagaralam sekitar 30 kilometer tapi harus ditempuh 30 sampai 60 me­ nit. Diharapkan, setelah bandara resmi ber­operasi bisa menumbuhkan pengusaha-pengusaha biro perjalanan wisata, yang saat ini hanya ada 2 saja di Pagaralam, dan menarik mereka membuat paket-paket wisata yang bisa dijual.

Melangkah lagi

Provinsi Sumsel tampak melangkah maju lagi. Kali ini mengadakan Famtrip mengundang dua orang travel agent dari Malaysia, Executive Director UMH Travels & Tour, Sdn Bhd Mohd ­Lokman Hamzah; Tour Executive Mashuri ­Travels & Tour Sdn Bhd Nordiana bin Othman; dan dua orang

dari media perjalanan Malaysia, Photo Journalist Majalah Santai Mohd Firdaus Mohd Dali dan travel blogger Libur Magazine Rosmadi Shakri. Dari dalam negeri peserta terdiri dari Direk­ tur PT Odori Wisata Indonesia, Yogyakarta Eddy Purnomo; dan tiga media, Sriwijaya Air inflight magazine, majalah Venue, Pariwisata Indonesia, dan SCTV. Perjalanan famtrip dilaksanakan pada 17–19 Juni 2014. Para peserta diajak city tour di Kota Palembang mengunjungi situs-situs Sriwijaya dan Jakabaring sport city, menyusuri Sungai Musi dan berkunjung ke Pulau Kemaro, melihat situssitus megalik di Lahat, dan menginap di kawasan perkebunan teh di Gunung Dempo. Mengapa disebut satu langkah maju lagi? Yaitu berani mengundang agen wisata dan me­ dia dari Malaysia. Harapannya tentu agar mulai muncul agen-agen yang menjualkan tur ke Palembang dan Sumsel, untuk pasar wisman di Malaysia. Kalau tidak, penerbangan langsung yang telah cukup lama beroperasi menghubung­ kan ­Palembang—Kuala Lumpur (bahkan juga ada penerbangan Palembang—Singapura), boleh jadi merasa tak didukung oleh jumlah penumpang yang memadai bagi ­pertimbangan ­komersialnya. Penerbangan rute yang rugi, ­lazimnya akan dihentikan oleh maskapai ­tersebut. Maka dalam rangka Festival Sriwijaya tahun ini, diundanglah pelaku bisnis dan media dari pasar di negeri jiran. Festival dibuka Senin (16/6) oleh Gubernur ­Sumatera Selatan, Alex Noerdin, dan Hari ­Untoro Drajat, staf ahli Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif. Wakil Gubernur Sumatera ­Selatan, para anggota DPRD dan jajaran Peme­ rintah Provinsi Sumatera Selatan, tampak hadir pada acara pembukaan itu. n

Pariwisata Indonesia n Vol. 5 n No. 54 n Juni 2014

29


What Do They Say?

Di sini Tak Ada Warung dan Pengamen

M

ohd Lokman bin Hamzah, Executive Director UMH Travel and Services Sdn Bhd, merasa senang ketika berkunjung ke obyek-obyek wisata di Palembang dan dia bilang: Sumsel tidak ada warung-warung dan pengamen seperti di Jakarta dan Bandung. Dia menyayangkan yang mengiku Matta Fair di Malaysia kebanyakan dari hotel-hotel yang ada di Palembang saja, dan biro perjalanan wisata atau operator tur hanya satu dua saja. Dia me­ lihat Sumsel cocok untuk wisata minat khusus mengenai arkeologi. “Di Malaysia ada juga untuk segmen ini. ­Pagaralam mirip Bukittinggi. Untuk ke sini I pre-

Mohd. Lokman bin Hamzah

fer dengan flight, sebab waktu tempuh hanya 45 menit dari Palembang, tidak dengan bis yang 8 sampai 12 jam atau dengan train yang 5 jam. Tapi, untuk wisatawan umum tampaknya Palembang dan Sumsel kurang bisa menarik mereka karena sedikit tempat shopping,” katanya. Orang Malaysia tetap datang ke Indonesia. Mereka lebih suka ke Jakarta dan Bandung ­sebab di sana tempat shopping. Peminat ke Padang dan Bukittinggi pun kini semakin ramai ­karena

hubungan kesejarahan dan emosional seperti Negeri Sembilan di Malaysia yang berbahasa ­Minang. Di sana juga banyak tempat membeli kain songket dengan harga terjangkau. Menurutnya paket wisata ke Sumsel bisa di­ jual mulai dari RM 300 yang masih affordable, dan tambahan RM 200 untuk ket pesawat ke ­Pagaralam bagi yang berminat. “Trennya tetap shopping baru setelah itu sightseeing,” dia menambahkan. n

Contoh Student Tour ke Surabaya

T

ravel Executive dari Mashuri Travel and Tours Sdn Bhd, Kuala Lumpur, Nordiana Othman menjelaskan orang Malaysia lebih menyu­ kai tempat-tempat belanja seperti Pasar Baru di ­Bandung dan Tanah Abang di Jakarta. “Sightseeing yang kami lihat selama famtrip di sini semua ada di Malaysia. Tetapi bagi kami, ini product knowledge. Jadi, jika ada yang tanya tentang Palembang dan Sumatera Selatan kami bisa beritahukan,” kata dia. Dia juga salah satu peserta Famtrip yang ­di­undang oleh Pemprov Sumsel. Baginya, Palem­ bang dan Sumsel bisa ditawarkan dan dijual kepada pasar student dan researcher terutama dalam b­ idang arkeologi dan sejarah. “Yang dibutuhkan? Website yang full informa-

30

Nordiana Othman

tion serta menarik dan famtrip. Famtrip perlu untuk product knowledge. Brosur itu urusan travel agent yang jual package di Malaysia,” tambah­ nya. Di bulan Agustus nanti, perusahaannya akan

Pariwisata Indonesia n Vol. 5 n No. 54 n Juni 2014

membawa grup student dari sebuah universitas di Kuala Lumpur ke Surabaya. Di kota pahlawan student group itu akan berkunjung ke Universitas Airlangga, ITS, dan Universitas Negeri Surabaya. n


Indonesia Timur

Ketika dikatakan:

Raja Ampat

di Rel yang Benar…

Pantai di Waiwo di pagi hari.

D

ari pintu gerbang, tamu-tamu yang akan menginap di Waiwo Dive Resort, salah satu resor di Pulau Waigeo berjarak sekitar 20 menit ke arah barat dari ibukota Kabupaten Raja Ampat Waisai, berjalan kaki di jalan setapak berpasir putih di antara pepohonan tinggi nan rindang dan cukup rapat. Suara aneka burung bersahutan. Di ujung jalan setapak baru terlihat bangunan-bangunan per­ manen cottage, juga berada di antara pepo­honan rindang. Bangunan cottage berdiri individual dan berjarak sehingga privasi tamu terjaga. Sang pemilik tampaknya memang sengaja membiar­ kan sebagian pohon yang ada saat membangun­ nya. Di tepi pantai bangunan dari kayu dijadikan restoran dan beach club. Sampai dengan akhir tahun lalu, lebih dari 80% investasi pariwisata di Kabupaten Raja ­Ampat ­datang dari Penanaman Modal Asing (PMA). ­Investor berasal dari Eropa, Amerika, Turki, Jerman dan lain-lain. Penanam modal dari dalam negeri baru ada tiga investor. Beberapa resor berkualitas bintang 5. Dari 11 resor yang beroperasi, 8 resor milik asing dan 3 milik orang Indonesia. Kapal-kapal ­pinisi yang berfungsi sebagai kapal dan akomodasi ­(liveaboard) yang menjelajahi perairan Raja

A­ mpat sekitar 70% dimiliki asing. Akomodasi lainnya berupa homestay dan guest house. Masyarakat pemilik homestay/guest house di Kabupaten Raja Ampat, bergabung dalam suatu asosiasi. Secara keseluruhan, dioperasikan sekitar 120 kamar di 43 unit homestay/guest house yang dimiliki dan dikelola oleh masyarakat ­setempat. Keberadaannya tersebar di seluruh pulau. ­Terbanyak berada di Pulau Misool, Mansuar, dan kepulauan di daerah selatan. Usaha akomodasi ini baru dimulai antara ­tahun 2010–2011. Sebagian warga menyewa­ kan kamar-kamar di dalam rumah (homestay), ­sebagian lain membangun kamar-kamar khusus di luar rumah induk untuk disewakan (guest house). Homestay/guest house tersebut umum­ nya ­berada di pemekaran kampung di kampungkampung nelayan berbasis pariwisata. Umumnya biaya menginap baik di dive resort maupun di homestay/guest house sudah ter­ masuk makan tiga kali. Ini bisa dimaklumi karena restoran hanya tersedia di hotel dan resor. Beberapa pendatang dari Pulau Jawa dan ­Sulawesi Selatan sudah memulai usaha membuka warung makan di Waisai. Tamu yang menginap di guest house bisa memilih paket menginap sudah termasuk makan 3 kali. Atau tamu akan memba­ yar biaya menginap saja diluar biaya makan.

Rata-rata biaya menginap di penginapan milik masyarakat antara Rp 450–500 ribu per malam full board. Bila tamu menginap selama 5 hari 4 malam biayanya bisa diturunkan sampai Rp 250 ribu per orang per malam sudah termasuk ma­ kan 3 kali. Asosiasi homestay/guest house di Raja ­Ampat sedang berusaha menetapkan batasan tarif minimal-maksimal di antara anggotanya. Direncanakan biaya sewa paling tinggi Rp 500 ribu per malam kepada tamu yang menginap satu malam. Yang menginap lebih lama akan dikena­ kan biaya lebih murah. Harga sewa akomodasi bergantung dari jarak homestay/guest house. Biaya tersebut belum termasuk biaya paket wisata misalnya snorkeling, diving dan lain-lain. Anggota asosiasi menyatakan mereka tidak bisa menurunkan harga paket wisata karena harga bahan bakar solar relatif mahal bisa mencapai Rp 15.000 per liter. Sedangkan biaya di dive resort ditawarkan ­dalam nominal mata uang asing Euro. Ada dua paket ditawarkan: paket diver dan paket non ­diver. Biaya paket diver sudah termasuk biaya penginapan, makan tiga kali sehari, tax and ­service charge, dan paket wisata selam antara 8–12 kali penyelaman. Paket non diver hanya untuk biaya penginapan, makan tiga kali sehari dan tax and service charge

Pariwisata Indonesia n Vol. 5 n No. 54 n Juni 2014

31


Suasana di Waiwo Dive Resort. Akomodasi seperti ini disukai oleh para ecotourist, di antaranya para penyelam, surfer, bird watcher, trekker, dan sebagainya.

Indonesia Timur Kanan: Pondokan di pantai Saleo. Kiri bawah: Misool Ecoresort di Pulau Misool. Harga paket-paket ekowisata yang terlihat fantastis, sebab tamu membeli total experience. (sumber: www.indonesia.travel)

di luar paket menyelam. Biaya paket dikenakan per malam per orang. Harga paket mulai dari EUR 1,000. Biaya tersebut tidak termasuk biaya tiket pesawat, transfer dari Sorong ke resor, marine park entrance dan diving tags. Paket yang paling banyak dijual berdurasi 8 hari 7 malam. Dan yang paling lama paket selama 11 hari 10 malam. Selain asosiasi akomodasi masyarakat, sudah terbentuk koperasi yang menyediakan jasa ­wisata penyelaman. Pemandu selam sudah mendapat pelahan cara memandu dan lain-lain serta mem­ punyai serfikat pemanduan. Sampai dengan akhir tahun (2013) lalu, ­memang baru sekitar 6 orang dive master di situ. Sedangkan penyelam berserfikat lebih banyak.

32

mencapai 1.200 meter. Diharapkan ke depannya bisa diperpanjang hingga 1.600 meter. Pada waktu Festival Raja Ampat 2013, Kepala Dinas Kebudayaan Membangun pariwisata dan Pariwisata Kabupaten Raja berbasis masyarakat Ampat, Yusdi N Lamatenggo, Infrastruktur yang ­dibangun mengatakan bahwa pelahansekarang ­adalah prasarana lahan sudah dilakukan oleh dinas Yusdi N Lamatenggo yang akan mendukung kegiatan pariwisata dan didukung oleh ­pariwisata. Terutama infrastruktur dasar ­seperti ­pemerintah pusat. Contoh, pelatihan rescue, dermaga dan pelabuhan, bandara, jembatan, ­mengelola homestay, melatih ibu-ibu setem­ ­listrik, dan lain-lain. pat memasak, dan menge­lola kebersihan dan Landasan bandara yang berada di dekat laut kerapih­an kamar agar tamu merasa nyaman dan sampai dengan Oktober 2013 panjangnya sudah betah tinggal lebih lama.

Paket wisata penyelaman di dive resort rata-rata berbekal rekomen­ dasi Professional Association of ­Diving Instructors (PADI).

Pariwisata Indonesia n Vol. 5 n No. 54 n Juni 2014


Atas: Keindahan bawah laut seperti ini bahkan sudah bisa dinikmati beberapa meter di bawah permukaan laut saat snorkeling. Kanan: Tebing berbentuk wajah manusia menuju pantai Waiwo, salah satu yang dilewati saat bersepeda di Raja Ampat.

Pariwisata bukan berarti hanya digerakkan oleh pemerintah tapi juga mengajak seluruh masyarakat untuk ikut mendukung. Setiap ­tahun program-program disusun oleh masyarakat ­sendiri dan didukung pemda dalam bentuk ­bantuan biaya atau modal agar mereka bisa turut berpartisipasi. Pemda juga tetap berupaya menyadarkan dan memberikan pengertian kepada masyarakat, bahwa keberhasilan pembangunan pariwisata bukan berada di tangan pemerintah saja, tapi harus ­dengan keter­libatan masyarakat secara langsung. “Kami ingin pariwisata ber­ basis masyarakat menjadi bagian dari pembangunan pariwisata di sini. Beberapa kampung wisata di Misool, ­Waisai, dan beberapa tempat lainnya menunjukkan ­animo besar dan keinginan masyarakat untuk terlibat memajukan pariwisata,” Yusdi melanjutkan. Sebelum Raja Ampat menjadi daerah oto­ nom, lebih dari 10 tahun lalu, gugusan kepu­ lauan di atas kepala burung Pulau Papua telah dikenal oleh para peneliti dan wisatawan asing sejak lama. Menurut data Dinas Kebudayaan dan ­Pariwisata Kabupaten Raja Ampat, hampir 8 ribu orang wisman dan sekitar 2.000 orang wisnus berkunjung selama tahun 2012. Selama tahun 2013 lalu diharapkan bisa men­ capai target 9–12 ribu pengunjung wisman dan wisnus. Pelaksanaan Sail Raja Ampat tahun 2014 diharapkan akan semakin meningkatkan lagi jumlah kunjungan. Perkembangan wisatawan nusantara juga

Kiri dan bawah: Kayak yang dipakai oleh turis berkano di perairan sekitar Pulau Kri dan Pianemo merupakan karya masyarakat Papua di Raja Ampat.

terlihat semakin ‘istimewa’ dari tahun ke tahun. Terutama di kota-kota besar, berlibur, menyelam atau snorkeling di kalangan anak muda sudah ­semakin menjadi tren dan gaya hidup. Dia tambahkan lagi, “Kita terus berharap wisatawan domestik terus berkembang. Sayang­

nya, yang punya hobi dan passion terhadap jenis wisata ini masih wisatawan asing. Paling banyak dari Eropa. Raja Ampat baru berdiri 10 tahun, pembangunan pariwisatanya baru berjalan 6 ­tahun. Namun kita berharap, kita sudah berada di rel yang benar.” n

Pariwisata Indonesia n Vol. 5 n No. 54 n Juni 2014

33


Indi

Realisasi Wisman Berdasarkan Pasar Utama April 2014 No.

Pasar Utama

1 SINGAPURA 2 MALAYSIA 3 AUSTRALIA 4 CINA 5 JEPANG 6 KORSEL 7 INGGRIS 8 AS 9 INDIA 10 PERANCIS 11 TAIWAN 12 JERMAN 13 BELANDA 14 TIM-TENG 15 FILIPINA 16 RUSIA LAINNYA* GRAND TOTAL

2014

April

114,810 97,811 82,744 67,030 34,446 25,379 19,809 18,981 18,790 16,472 15,731 15,109 12,149 12,140 11,606 6,997 156,328 726,332

2013

(+/–)

88,920 29.12% 87,540 11.73% 71,627 15.52% 54,110 23.88% 34,324 0.36% 23,885 6.25% 16,184 22.40% 16,838 12.73% 15,600 20.45% 16,351 0.74% 16,945 -7.16% 11,397 32.57% 10,774 12.76% 8,829 37.50% 10,920 6.28% 8,819 -20.66% 153,054 2.14% 646,117 12.41%

Selisih 25,890 10,271 11,117 12,920 122 1,494 3,625 2,143 3,190 121 -1,214 3,712 1,375 3,311 686 -1,822 3,274 80,215 Sumber: BPS

Realisasi Wisman Berdasarkan Pasar Utama Januari–April 2014 No.

Pasar Utama

1 SINGAPURA 2 MALAYSIA 3 CINA 4 AUSTRALIA 5 JEPANG 6 KORSEL 7 AS 8 INDIA 9 INGGRIS 10 TAIWAN 11 TIM-TENG 12 PERANCIS 13 JERMAN 14 BELANDA 15 FILIPINA 16 RUSIA LAINNYA* GRAND TOTAL

2014 463,924 413,504 324,334 316,122 144,847 114,378 74,797 72,056 68,680 67,053 54,029 52,332 50,279 45,554 42,282 35,964 607,549 2,947,684

2013

(+/–)

395,756 17.22% 369,150 12.02% 248,690 30.42% 276,760 14.22% 148,952 -2.76% 105,790 8.12% 67,402 10.97% 62,941 14.48% 63,293 8.51% 67,212 -0.24% 35,191 53.53% 48,627 7.62% 44,970 11.81% 40,635 12.11% 38,162 10.80% 40,466 -11.13% 610,179 -0.43% 2,664,176 10.64%

Selisih 68,168 44,354 75,644 39,362 -4,105 8,588 7,395 9,115 5,387 -159 18,838 3,705 5,309 4,919 4,120 -4,502 -2,630 283,508 Sumber: BPS

Realisasi Wisman Bulanan, 2011–2014 900,000 800,000 2013

700,000

2012

600,000

2011

500,000

2014

400,000 300,000

2014 2013 2012 2011

Jan

Feb

JAN 753,079 614,328 652,692 548,821

FEB 702,666 678,415 592,502 568,057

Mar

MAR 765,607 725,316 658,602 598,068

Apr

Mei

Jun

Jul

Agt

Sep

Okt

Nov

Des

APR MEI JUN JUL AGT SEP OKT NOV DES 726,332 646,117 700,708 789,594 717,784 771,009 770,878 719,903 807,422 860,655 626,100 650,883 695,531 701,200 634,194 683,584 688,341 693,867 766,966 608,093 600,191 674,402 745,451 621,084 650,071 656,006 654,948 724,539

TOTAL 2,947,684 8,802,129 8,044,462 7,649,731 Sumber: BPS

34

Pariwisata Indonesia n Vol. 5 n No. 54 n Juni 2014


kator

Pintu Masuk April 2014 No.

Pintu Masuk

1 Bali 2 Jakarta 3 Batam 4 Tanjung Uban 5 Surabaya 6 Medan 7 Bandung 8 Tanjung Pinang 9 Tanjung Balai Karimun 10 Yogyakarta 11 Lombok. NTB 12 Tanjung Priok 13 Padang 14 Pekanbaru 15 Entikong. Pontianak 16 Makassar 17 Balikpapan 18 Manado 19 Surakarta Pintu Lainnya Total Wisman

2014

2013

Perubahan thd 2012 Selisih

277,925 180,787 111,929 24,205 19,145 15,956 13,490 8,227 7,621 7,569 5,413 5,182 3,916 1,907 1,430 1,241 1,106 1,079 1,029 37,175 726,332

239,400 162,682 93,163 22,087 17,674 15,011 13,921 7,352 7,591 6,595 2,284 5,758 2,912 1,683 1,408 1,311 1,493 1,763 1,297 40,732 646,117

16.09% 11.13% 20.14% 9.59% 8.32% 6.30% -3.10% 11.90% 0.40% 14.77% 137.00% -10.00% 34.48% 13.31% 1.56% -5.34% -25.92% -38.80% -20.66% -8.73% 12.41%

38,525 18,105 18,766 2,118 1,471 945 -431 875 30 974 3,129 -576 1,004 224 22 -70 -387 -684 -268 -3,557 80,215 Sumber: BPS

Jumlah Wisman dan Pintu Masuk Januari–April 2014 No.

Pintu Masuk

2014

2013

1 Bali 1,094,395 952,956 2 Jakarta 742,992 690,681 3 Batam 450,447 408,064 4 Tanjung Uban 105,115 102,608 5 Surabaya 71,267 70,374 6 Medan 71,258 63,767 7 Bandung 65,770 56,414 8 Tanjung Balai Karimun 33,283 35,374 9 Tanjung Pinang 31,652 31,247 10 Yogyakarta 30,790 22,713 11 Tanjung Priok 24,312 23,249 12 Lombok, NTB 21,367 7,353 13 Padang 16,629 13,519 14 Pekanbaru 8,553 7,234 15 Entikong, Pontianak 6,273 7,358 16 Makassar 5,320 4,546 17 Manado 5,192 6,118 18 Balikpapan 4,402 5,872 19 Surakarta 3,720 4,770 Pintu Lainnya 154,947 149,959 Total Wisman 2,947,684 2,664,176

Perubahan thd 2012 Selisih 14.84% 7.57% 10.39% 2.44% 1.27% 11.75% 16.58% -5.91% 1.30% 35.56% 4.57% 190.59% 23.00% 18.23% -14.75% 17.03% -15.14% -25.03% -22.01% 3.33% 10.64%

141,439 52,311 42,383 2,507 893 7,491 9,356 -2,091 405 8,077 1,063 14,014 3,110 1,319 -1,085 774 -926 -1,470 -1,050 4,988 283,508

Realisasi Wisman Bulanan Januari–April 2014 Bulan

2014

2013

JANUARI 753,079 614,328 FEBRUARI 702,666 678,415 MARET 765,607 725,316 APRIL 726,332 646,117 JAN – APR 2,947,684 2,664,176 MEI 700,708 JUNI 789,594 JULI 717,784 AGUSTUS 771,009 SEPTEMBER 770,878 OKTOBER 719,903 NOVEMBER 807,422 DESEMBER 860,655 GRAND TOTAL 8,802,129

+/–

Selisih

22.59% 3.57% 5.55% 12.41% 10.64%

138,751 24,251 40,291 80,215 283,508

Sumber: BPS

Sumber: BPS

Pariwisata Indonesia n Vol. 5 n No. 54 n Juni 2014

35


Kegiatan Promosi Pariwisata Luar Negeri 2014 No.

Nama Kegiatan

Waktu

Tempat

ASEAN 1 1 Bursa Pariwisata Internasional ASEAN Tourism Forum (ATF) 2014 20–23 Januari Kuching, Sarawak - Malaysia 2 2 Bursa Pariwisata Internasional NATAS Travel Fair 2014 28 Februari–2 Maret Singapore Expo - Singapura 3 3 Bursa Pariwisata Internasional MATTA Fair Kuala Lumpur Maret 2014 14–16 Maret PWTC, Kuala Lumpur - Malaysia 4 4 Sales Mission Consumer Selling Selangor 2014 18–20 April Selangor, Malaysia 5 5 Bursa Pariwisata Internasional Malaysia International Travel Mart (MITM) 2014 8–10 Agustus Mid Velley ,Malaysia 6 6 Bursa Pariwisata Internasional NATAS Holiday Fair 2014 Agustus Singapore Expo - Singapura 7 7 Festival Indonesia Festival Indonesia di ASEAN 2014 Agustus Kuala Lumpur, Malaysia 8 8 Bursa Pariwisata Internasional International Travel Expo (ITE) HCMC 2014 11–13 September Saigon Exhibition & Convention Center, Ho Chi Minh City 9 9 Bursa Pariwisata Internasional ITB Asia 2014 29–31 Oktober Suntec - Singapura 10 10 Bursa Pariwisata Internasional BIMP-EAGA Oktober Davao, Filipina ASIA 10 1 Bursa Pariwisata Internasional South Asia Tourism & Travel Expo (SATTE) 2014 29–31 Januari Pragati Maidan, New Delhi, India 11 2 Festival Indonesia PWI Melalui Pelayaran KRI TNI AL di Asia Timur 2014 20–24 April Qingdao, RRT 12 3 Festival Indonesia PWI di RRT dalam Rangka China-Indonesia 1–2 Mei Shanghai Tourism Year 2014 10–11 Mei Hangzhou 7–8 Juni Shenzhen 18–19 Mei 2014 Ningbo 24–25 Mei 2014 Nanjing 31 Mei–1 Juni 2014 Guangzhou 13 4 Sales Mission Sales Mission Jepang 2014 15 Mei Tokyo, Jepang 14 5 Bursa Pariwisata Internasional Hana Tour 2014 23–25 Mei Seoul, Korsel 15 6 Bursa Pariwisata Internasional Korea Travel Fair (KOTFA) 2014 29 Mei–1 Juni COEX Convention & Exhibition Center, Seoul - Korea 16 7 Sales Mission Sales Mission Taiwan 2014 5–6 Juni Taipei dan Taichung 17 8 Bursa Pariwisata Internasional International Travel Expo (ITE) Hongkong 2014 12–15 Juni Hong Kong Convention & Exhibition Centre 18 9 Sales Mission Sales Mission Asia Selatan, Tengah dan Barat 2014 24–29 Agustus Ahmadabad, Kalkuta dan Hyderabad 19 10 Sales mission Sales Mission Korea 2014 15–18 September Seoul dan Busan 20 11 Bursa Pariwisata Internasional Busan International Travel Fair (BITF) 2014 19–22 September Busan, Korea 21 12 Bursa Pariwisata Internasional JATA Travel Showcase (JTS) 2014 25–28 September Tokyo Big Sight, Tokyo - Jepang 22 13 Bursa Pariwisata Internasional China International Travel Mart (CITM) 2014 23–26 Oktober Kunming International Convention & Exhibition Center, Kunming - RRT 23 14 Bursa Pariwisata Internasional Taipei International Travel Fair (TITF) 2014 7–10 November Taipei World Trade Exhibition Center, Taipei - Taiwan AMERIKA & PASIFIK 24 1 Bursa Pariwisata Internasional Los Angeles Travel and Adventure Show 2014 18–19 Januari LA Convention Center 25 2 Bursa Pariwisata Internasional Perth Holiday & Travel Expo 2014 15–16 Februari Crown Perth, Burswood - Perth 26 3 Bursa Pariwisata Internasional New York Times Travel Show 2014 28 Februari–2 Maret Jacob K. Javits Convention Center, New York 27 4 Bursa Pariwisata Internasional Melbourne Travel Expo 2014 29–30 Maret Carltons Garden, Melbourne 28 5 Bursa Pariwisata Internasional Sydney Holiday & Travel Show 2014 5–6 April Hordern Pavilion, Moore Park, Sydney 29 6 Festival Indonesia PWI Melalui Indofest Adelaide 2014 12–14 April Adelaide, Australia 30 7 Sales Mission Sales Mission Australia 2014 15–19 Juni Sydney, Melbourne dan Perth 31 8 Festival Indonesia PWI di Darwin 2014 Agustus Darwin 32 9 Festival Indonesia Tournament of Roses 2014 1–2 Januari Pasadena, AS TIMUR TENGAH & AFRIKA 33 1 Festival Indonesia Journey to Indonesia 2014 28–30 Maret Rabat, Maroko 34 2 Bursa Pariwisata Internasional Kuwait Travel Market 28–30 April Kuwait City 35 3 Sales Mission Sales Mission Arab Saudi 2014 28 April–1 Mei Mekkah, Madinah, & Jeddah - Arab Saudi 36 4 Bursa Pariwisata Internasional Arabian Travel Mart (ATM) 2014 5–8 Mei Dubai International Convention and Exhibition Center, Dubai - UEA 37 5 Bursa Pariwisata Internasional The Getaway Show 2014 29–31 Agustus Coca Cola Dome, Johannesburg, Afrika Selatan 38 6 Sales Mission Sales Mission Afrika Selatan 2014 September Afrika Selatan EROPA 39 1 Bursa Pariwisata Internasional Vakantiebeurs 2014 14–19 Januari Utrecht, Belanda 40 2 Bursa Pariwisata Internasional Pameran Pariwisata di Museum Vatikan 2014 13 Februari Vatikan, Roma, Italia 41 3 Bursa Pariwisata Internasional International Fair of Tourism (IFT) 2014 27 Februari–2 Maret Beograd, Serbia 42 4 Bursa Pariwisata Internasional Internationale Tourismus Borse (ITB) Berlin 2014 5–9 Maret Berlin, Jerman 43 5 Sales Mission Sales Mission Eropa Timur & Tengah 2014 Juni Rep. Ceko dan Polandia 44 6 Festival Indonesia Promosi Wonderful Indonesia di Trafalgar Square (Hello Indonesia) 31 Mei London, Inggris 45 7 Festival Indonesia Tong Tong Fair 2014 29 Mei–9 Juni Den Haag, Belanda 46 8 Festival Indonesia Promosi Wonderful Indonesia di Austria September Wina, Bratislava 47 9 Bursa Pariwisata Internasional Otdykh Leisure 2014 16–19 September Moskow, Russia 48 10 Bursa Pariwisata Internasional Top Resa 2014 23–26 September Paris, Perancis 49 11 Bursa Pariwisata Internasional World Travel Market (WTM) London 2014 3–6 November London, Inggris

36

Contact Person : Tanjung (njung.ah@gmail.com) & Novi (novirahayu82@gmail.com) William (bill.kalua@gmail.com) & Yan (yan.permana@ymail.com) Eva (eva.agustineaf@gmail.com) & Lanny (lanny.5982@gmail.com) Muchlasin (muchlaselba@gmail.com) & Fehmiu (fehmiu.octavino@gmail.com) Pariwisata Indonesia n Vol. 5 n No. 54 n Juni 2014 Risha & Ayu (eropa.kemparekraf@gmail.com)

3838 305 3838 315 3838 315 3838 308 3838 308


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.