Newsletter Edisi 29

Page 1

Vol. 3 l No. 29 l Mei 2012

TDS Dampak dan

Gandanya

H

ari Senin 4 Juni 2012 di kota ­Sawahlunto, Sumatera Barat. Kendati tengah hari pukul 2 tepat, namun hawa terasa sejuk, 250 orang pebalap 18 tim dari manca negara dan tujuh tim pebalap ­Indonesia, semua sudah siap di garis start. Empat menit ­kemudian semua meluncur dan lomba ajang Tour de ­Singkarak itu resmi dimulai. Itulah ­skenarionya. Ribuan masyarakat mengelu-elukan, setelah sebelumnya lokasi start TDS 2012 ini bergemuruh dengan hiburan seni ­budaya, sorak sorai kegembiraan menyambut para pebalap. Ajang ini akan berlangsung 4 –10 Juni 2012. Ya, nama TDS sejak pertama kali diadakan tahun 2009, kini telah semakin mendunia.

ISI NOMOR INI

4 8

Pro-aktif dari Danau Toba Surabaya, Kota Jasa dan Perdagangan

Vol. 3 l No. 29 l Mei 2012

11 Dan Sungai Kapuas Itu Solo 20 Pro-Aktifnya

Mengamati 29 TurBurung baru dari DIY 34 Kabar

www.newsletter-pariwisataindonesia.com


Utama Perhatikanlah peta rute setiap etape yang akan ditempuh oleh para peserta pebalap TDS 2012, maupun tentunya oleh para penu­ lis dan fotografer serta para ‘penggembira’. Terbayanglah mereka akan mendapatkan suatu kombinasi yang komplit: pemandang­ an terbentangnya sawah, gunung dan bukitbukit, danau, sungai-sungai, rumah-rumah penduduk di desa, pantai dengan peman­ dangan laut, penduduk lokal sendiri tentu mengelu-elukan. Wah, di manakah di dunia ini mereka bisa mendapatkan rangakaian suasana alam silihberganti sedemikian rupa dalam satu rute? Dan begitulah juga jika kita ­sebagai wisnus datang ikut menyaksikan ­antusiasme ini. Kombinasi ‘komplit’ dari ciri dan karak­ter alam yang indah ini merupakan salah satu keistimewaan TDS. Menciptakan even demi promosi pariwisata dan layak jual memang mesti sesuai dengan sumber daya alam serta sumber budaya itu sendiri.

Peta Rute TDS 2012 : STAGE 1

STAGE 5

SAWAHLUNTO–SAWAHLUNTO Monday 4th June 2012, Distance 77.6 Km

P PANJANG–SINGKARAK Friday 8th June 2012, Distance 149.0 Km To Bukittinggi

To Lintau Buo

Tanjung Ampalo

To Talawi START FINISH Sawahlunto

Muara Sijunjung FINISH Singkarak

Muara Bodi

Muara Kalaban

Airport

STAGE 2

MUARA SIJUNJUNG–HARAU Tuesday 5th June 2012, Distance 124.5 Km FINISH Harau

Solok

To Batuampar

Pacific Ocean

To Bukittinggi

Lubuk Selasih

Alahan Panjang Lintau Buo

To Padang Panjang Batusangkar

th

Rambatan

Simpang Sitangkai

START Pariaman

To Pasaman

Talawi Muara Sijunjung START

Solok

To Pulau Punjung

STAGE 3

PAYAKUMBUH–ISTANO BASA Wednesday 6th June 2012 – Distance 102 Km

Padang

To Jambu Air Bukittinggi

START Ngalau

Pacific Ocean

Baso

FINISH Painan

Lintau Buo

Padang Panjang To Anai

Payakumbuh

Batusangkar Tanah Datar Istano FINISH Basa

Batipuh

Ombilin To Solok

STAGE 7

PADANG CIRCUIT RACE Sunday 10th June 2012, Distance 99.3 Km

Sumpur Kudus To Muara Sijunjung

Talawi To Sawahlunto

Airport

To Pariaman Polsek kawasan

STAGE 4

ANAI GOLF–BUKITTINGGI Thursday 7th June 2012 – Distance 157.7 Km To Malabar Lubuk Basung

Muko muko

By Pass

Lubuk Minturun

To Jambu Air Matur

Bukittinggi FINISH

Pacific Ocean

Tabing Simpang Balai Baru

Tiku Padang Panjang START

Jika Anda mempunyai informasi dan pendapat untuk Newsletter ini, silakan kirim ke alamat tersebut di atas.

2

To Solok Selatan

STAGE 6

PARIAMAN–PAINAN Saturday 9 June 2012, Distance 143.9 Km

Tanah Datar

Ombilin

To Pasaman

www.newsletter-pariwisataindonesia.com

Bukit Sieh

Padang

Ngalau

To Harau

Penanggung jawab : Sapta Nirwandar Penerbit/Pemimpin Redaksi : Arifin Hutabarat Dewan Redaksi : Sadar Pakarti Budi Faried Moertolo T. Burhanuddin Wisnu B. Sulaeman Reporter : Benito Lopulalan Alamat : Direktorat Jenderal Pemasaran Pariwisata Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Jl. Medan Merdeka Barat No.17 Lantai 3 Jakarta 10110 Telp : 021 383 8220 Fax : 021 380 8612, Email : jurnal@indonesia.travel

Sawahlunto To Sijunjung

Simpang Tanah Badantuang

Payakumbuh

TDS kini serasa membawa dunia datang ke destinasi wisata Sumatera Barat, bukan saja lantaran semakin banyak peserta dari tahun ke tahun. Lebih dari itu, tahun ini ­diadakan kerja sama dengan ASO, ­organisasi penyelenggara Tour de France. Ini menjadi ‘pengakuan’ akan ­kualitas TDS yang diharapkan. Lebih jauh lagi, ‘­recognition’ itu meningkatkan bobot nilai yang akan mendapat tempat pada publi­ kasi berbagai media di dunia internasio­nal. Dan memang itulah salah satu sasar­an dari di­cetuskannya even olahraga plus promosi pariwisata semacam TDS ini.

START

Padang Panjang

Anai Golf

Padang START FINISH

By Pass

UNAND

To Solok

Sicincin

Pariaman

Vol. 3 l No. 29 l Mei 2012


Utama Tujuh etape TDS 2012 berarti akan mengambil tempat start dan di kotakota ini: Sawahlunto, Muaro Sijunjung, Payakumbuh, Bukittinggi, Padang Panjang, Pariaman, dan kota Padang. Wamenparekraf Sapta Nirwandar, pen­ cetus TDS, telah meyakinkan dunia dan mencontohkan kemajuan tahun per tahun dari kerja ‘gotong royong’ TDS ini pada se­ tiap kesempatan dan menyemangati stake­ holders pariwisata Indonesia di berbagai daerah,manakala berbicara mengenai upayaupaya promosi yang ‘kreatif’ dan ‘pro-aktif’. “Contohnya Tour de Singkarak,” kata ­Wamen. “Tahun 2012 ini memasuki ­tahun yang ke-4. Tahun pertama empat kabupaten saja yang terlibat. Tahun ini 14 kabupaten. Hebatnya, semua ikut bidding bersaing untuk menjadi tempat start. Organisasi penyelenggara Tour de France membantu menyu­ sun itinerary.” Cerita tentang balap itu sendiri, melintasi lika-liku alam yang permai, udara sejuk di dataran rata-rata sekian ratus meter di atas permukaan laut, dan juga pesisir pantai, tak diragukan akan menjadi bacaan masyarakat di manca negara. News story tentang balapan, dan, ­human interest story tentang keindahan alam, keunik­ an, seni budaya masyarakat yang ‘khas’, di zaman revolusi informasi sekarang, tentulah tidak terbatas akan ditulis oleh para jurnalis dan penulis semata. Tulisan mereka semakin diramaikan oleh para pebalap peserta dan ‘rekan-rekan penggembira’ mereka melalui blog, website, Facebook, Twitter dan seterusnya. Bukankah itu fenomena arus informasi sekarang yang juga berpengaruh membentuk persepsi dan opini publik? Media sosial di internet pun kini ikut merambah berfungsi ‘third party endorsement’ ketika mereka menyebarkan pengalaman tentang even dan destinasinya. Dalam ungkapan contoh yang dikemukakan oleh Direktur Pengembangan Pasar dan Informasi Pariwisata, Kemenparekraf, Sadar Pakarti Budi : Sekarang ini zamannya pemasaran hori­ sontal. Jika seorang newsmaker naik sepeda atau becak, lalu di up-load di Twitter, itu akan memberikan dampak kemana-mana. Misal­nya, sang tokoh newsmaker difoto pakai handphone, lalu di up-load di Twitter dan ditanggapi oleh tujuh ribu orang, itu akan menyebar ke tujuh ribu orang berikutnya, demikian seterusnya, berdampak besar sekali. Dengan kata lain, di samping TDS seakan membawa dunia datang berkunjung menyaksikan destinasi wisata Sumatera Barat, juga TDS menggemakan destinasi ini ke te­ ngah masyarakat dunia. Unik sekali pengalaman peserta dan pe­ ngunjung TDS 2012 ini. Sejumlah 250 ­pebalap kelas internasional berlaga di sepanjang 856

Vol. 3 l No. 29 l Mei 2012

Dan tengok, serta bayangkan pula keseluruhan 14 kabupaten di provinsi Sumatera Barat, yang bekerja bersama dan dapat dipastikan membuka peluang meningkatkan kemampuan pengorganisasian even besar berkelas internasional. Selain terbentang jalan panjang yang akan meningkatkan dan meluaskan gema TDS khususnya dan Indonesia umumnya pada tahun-tahun mendatang, ini pun bisa memicu inspirasi bagi destinasi wisata lain dalam memanfaatkan sumber daya alam masing-masing, dijadikan ingredients menciptakan even pariwisata yang layak jual ke pasar internasional.

TdF Sudah 98 Tahun TDS, perhelatan bertema sport tourism telah menjadi agenda tahunan Union Cycliste Internationale (UCI). Kemenparekraf tahun ini kembali mengundang Amaury Sport Organization (ASO), penyelenggara Tour de France, untuk hadir dan memberikan masukan terhadap penyelenggaraan TDS 2012. “Pada tahap persiapan, ASO bersama Kemenpa­ rekraf, PB ISSI, dan Pemprov/Pemkot/Pemkab Sumbar terlibat akif dalam pembuatan rancangan rute etape TDS 2012”, kata Sapta Nirwandar. TDS 2012 akan diikuti oleh 250 pebalap sepeda dari 17 negara meliputi: Jepang, Iran, Singapura, Australia, Uzbekistan, Ukraina, Kirgiztan, Rusia, Taipei, Amerika Serikat, Jerman, Belanda, Brunei, Selandia Baru, Perancis, Vietnam, Malaysia dan Indonesia. Mereka akan masuk ke dalam delapan belas tim internasional antara lain: Aisan Racing Team, Azad University Cross Team, OCBC Singapore Continental Cycling Team, Genesis Wealth Advisers Pro Cycling Team, Uzbekistan Suren Team, Eddy Hollands Bicycle Services, Tabriz Pet-rochemical Team, Action Cycling Team, Australian National Team, Trengganu Pro, Japan Cycling kilometer total rute yang ditempuh. Tahun ini pula total hadiah ­pemenang ditingkatkan menjadi bernilai Rp 1 miliar. Hmm, masakan rendang yang sudah ‘mendunia’ kebetulan tanah ­kelahirannya ada di bumi minang ini. Maka, potensi dampak ganda even semacam TDS ini bisa dibuat daftarnya seperti ini: komunitas penggemar balap sepeda di dunia niscaya membacanya; media olah raga umumnya dan bike magazines tentu menyiarkannya;

Federation, Pre Black Racing Team, Budget Forklifts dan dua tim lain yang masih dalam konfirmasi. Indonesia sendiri akan menurunkan 7 tim nasional yang terdiri dari Polygon Sweet Nice, Araya, Putra Perjuangan, Wa­ rung Sego Penyetan, Custom Cycling Club, Binong Baru Club Pessel, dan Sumatera Barat. Partisipasi dan dukungan Pemda Sumbar meliputi hadiah lomba, liputan media daerah, perbaikan infrastruktur jalan, perbaikan sarana dan prasarana lokasi start dan finish serta perlengkapannya, penyelenggaraan jamuan makan, pengamanan kegiatan dan pengaturan lain serta penyediaan cenderamata. Adapun Tour de France (TDF) 2011 merupakan even tahun ke-98, dilaksanakan 2–24 Juli 2011, tapi menempuh jarak total 3.430,5 KM dalam 21 etape, diikuti oleh 219 pebalap dari 21 negara: Salah satu penulisnya bernama Francois ­Thomazeau menceritakan: The Tour is also a great way to discover French regions. Every day, the ­Tourist Guide will point out the most spectacular sites, the highlights of architecture or culture to be found on the race course. n rubrik sport pada media-media mainstream akan mengutip berita-berita tentang TDS; para pewarta, penulis, blogger, facebooker dan seterusnya akan menyebarluaskan cerita-­­ce­ rita yang mau tak mau menyajikan destinasi yang dikunjungi ini. Pendek kata, berita, ­informasi dan story positif ini akan menghasilkan dampak ganda yang positif. Hasil akhirnya ialah peningkatan kuantitas dan kualitas wisman. Dan tentu juga peningkatan jumlah wisnus. n

3


Pemasaran Destinasi

Pro-aktif dari

Danau Toba S

ikap insiatif yang baru tercermin dari langkah tokoh masyarakat Sumatera Utara, TB Silalahi, yang mengajak tujuh bupati ber­ sama ­beberapa instansi lainnya, ­datang berkunjung dan berdiskusi dengan ­Wamenparekraf Sapta Nirwandar. Di Danau Toba, sudah beberapa kali diselenggarakan Pesta Danau Toba, tahun demi tahun, namun dirasakan hasil yang diharapkan tidaklah terpenuhi. Tahun 2012 ini akan diselenggarakan kembali pada akhir Juni 2012. TB Silalahi mengambil langkah pen­ dekatan dengan bersama para bupati dan instansi lain tersebut, membicarakan ­de­ngan Wamenparekraf bagaimana agar kegiatan khususnya Pesta Danau Toba, sungguh membawa dampak hasil memajukan pariwisata Sumatera Utara. Selain itu kegiatan umumnya, ialah agar industri pariwisata di Danau Toba khususnya sungguh bisa bertumbuh positif. Maka antara lain mendesaklah pembicaraan untuk membuka penerbangan langsung ke Danau Toba. Ada keistimewaan Danau Toba. ­Pantai danaunya berada di tujuh kabupaten, dengan demikian, setiap kabupaten berkepentingan akan setiap perkembangan dari

4

danau tersebut. Di ruang rapat Wamenparekraf pada Jum­at 27 April 2012, berlangsunglah ­diskusi, yang inti sarinya seperti berikut.

TB. Silalahi :

Dua hal harus kita benahi untuk menaik­kan jumlah wisatawan ke Danau Toba. Pertama, harus ada yang ­dinikmati wisman di sana selain pemandangan ­danau saja. Satu hari satu malam, kalau hanya melihat-lihat danau sudah selesai. Tapi kita mesti bicara yang lain, dan inilah tugas para Pak Bupati. Konsep sudah ada, mencakup ­tujuh ­kabupaten yang berada di sekeliling ­Danau Toba. Urusan kita menyediakan tempattempat wisata dan yang ­berikut adalah prasarana, disamping objek ­wisata. Menteri BUMN pernah, bersama para ­bupati, me­ minta Menteri Perhubungan, agar ­lapangan terbang Silangit di Balige, pantai Danau Toba, bisa dibangun, dan bila dana belum ada, bisa dibantu oleh Kemeneg BUMN. Jadi singkatnya, harus diatasi masalah prasarana jalan dan perhubungan, di mana orang mengeluh jalan-jalan rusak dari Medan sampai Parapat, harus ditempuh minimal 4,5–5 jam. Kalau di destinasi lain selama lima jam itu sudah banyak

obyek wisata yang dilihat. Inilah satu satunya solusi, mempercepat diadakannya layanan penerbangan. Adapun hal lapangan terbang yang ada di Silangit, kondisi lapangan pacu­ nya ­sudah lebih panjang dari yang di ­Yogyakarta. Tapi bagaimanapun mewahnya ­lapangan, kalau tidak ada pesawat datang akan mubazir. Lion Air pernah ditawari tapi menyatakan rute itu akan merugi bagi airlines. Padahal kalau penerbangan perintis akan datang bantuan dari Menteri Bumn. Ada kemungkinan cara subsidi pada ­Merpati Air, rute yang visible adalah Jakarta–­ Silangit pergi pulang , dan via Batam. Kenapa Batam? Ada dua fakta, yakni sekitar 300 ribu captive market anggota masyarakat di Batam (berasal dari sekitar Danau Toba). Jika ada penerbang­an Batam–Silangit pergi pulang , tiap hari Sabtu saja bisa 20–30 orang yang pulang pergi ­dengan harga terjangkau. Kemudian entry port di Batam bagi wisman, dari pada di Medan. Turis Singapura mudah naik feri ke Batam, lalu terbang ke Danau Toba. Jadi selain yang dari Singa­ pura, di Batam, yang dari Jakarta juga bisa ke Silangit. Itu kita tawarkan ke Garuda, Merpati dan Lion Air.

Vol. 3 l No. 29 l Mei 2012


Pemasaran Destinasi

Dari Jepang akan Meningkat

R

ute penerbangan langsung dari bandara Haneda, Tokyo, akhirnya terealisasi oleh Garuda Indonesia dan penerbangan perdana (inaugural flight) dilaksanakan pada 28 April 2012. Perhatian khusus dan kalau perlu agak ‘memanjakan’ konsumen dari negeri Sakura itu, rasanya memang diperlukan. Pasar wisatawan Jepang tetap ‘lucrative’ maka itulah Garuda Indonesia pun meningkatkan terus jumlah penerbangannya. Menparekraf Mari Elka Pangestu terbang ke Denpasar pada 27 April sore, untuk keesokan pagi harinya 28 April 2012 Menteri bersama Dirut Garuda Indonesia Emirsyah Satar berada kembali di bandara Ngurah Rai, menyambut dalam satu acara sambutan khusus terhadap sekitar 250 penumpang yang pagi itu dibawa oleh Inaugural Flight Garuda dari Tokyo. Mendapatkan slot time bagi Garuda Indonesia ber­ operasi ke Bandara Haneda itu membawa manfaat besar secara ekonomis. Lokasinya di tengah kota metropolitan Tokyo, memberi kemudahan, kecepatan, dan ongkos yang lebih hemat, bagi penumpang penerbangan, dibandingkan jika menggunakan penerbangan melalui bandara ­Narita. Sebagian besar penerbangan ke dari Tokyo memang beroperasi melalui Narita, yang lokasinya berjarak lebih satu jam dengan limousine bus dari kota Tokyo. Garuda Indonesia sendiri melayani penerbangan langsung dari Narita, Tokyo, dan dari bandara Kansai Interna-

Selama ini rombongan wisatawan ke Toba datang melalui jalan darat dari ­Medan. Untuk itu harus ada penerbangan ­pionir. Kita harus konsentrasi antara ­Kementerian Perhubungan dan ­Pariwista, para bupati dan saya sebagai tokoh masya­ rakat di sana. Dalam waktu dekat ini ada Pesta Da­ nau Toba tanggal 30 Juni sampai 14 Juli 2012. ­Kenapa tanggal itu? Karena bertepatan de­ngan periode libur sekolah. Pada even Pesta Danau Toba yang lalu, faktanya seakan hanya pesta orang setempat saja, tidak ada wisatawan. Padahal bupati ikut membiayai, namun wisatawan tidak tampak datang. Setelah itu muncul gagasan, dengan adanya pesta ini, kenapa tidak dijadikan sekaligus sebagai try out memulai layanan penerbang­ an, selama 2 minggu pelaksana­an pesta danau toba sebagai try out dengan kampanye melalui news dari koran, media online, biro perjalanan. Walikota Siantar setuju. Jadi menurut saya supaya perusahaan penerbangan ini tidak terlalu rugi, kita sama-sama memberi subsidi dari setiap kabupaten. Bila ini berhasil, maka akan berjalan dengan bagus. Kita bisa tawarkan ke Lion Air, Batavia Air. Ada waktu dua bulan menuju Pesta Danau Toba. Tolong arahkan

Vol. 3 l No. 29 l Mei 2012

tional, Osaka, masing-masing dua kali setiap hari. Diyakini bahwa penerbangan dari bandara Haneda itu akan ramai diisi wisatawan bertujuan Bali. Jelas ini akan segera meningkatkan kembali jumlah kunjungan wisman

kami Pak Wamen mengenai ini.

Wamen Parekraf Sapta Nirwandar :

Kita setuju bila festival ini dimanfaatkan sebagai entry point dan akselerasi. Nantinya dengan cara persiapan. Sambil memanfaatkan lebih komprehensif, ini sebagai trigger. Nah sekarang justru dari Kementerian Perhubungan sebagai ujung tombaknya. Bagaimana kesiapannya, periode terbang selama dua minggu itu di­ tawarkan juga kepada travel agent. Jadi pak Joko (dari Kemenhub) terkait.

Wakil dari Kemenhub :

Terkait dengan Bandara Silangit dalam rangka mendorong Program Pesta Danau Toba, kami sedang melakukan koordinasi ­internal. Fasilitas sudah cukup hanya kurang fasilitas pemadam kebakaran sebagai unsur utama dari keselamatan belum terpenuhi, kami sedang mengupayakan. Mengenai airlines-nya segera akan di­siap­kan surat ke airlines yang punya ­penerbangan Jakarta–Medan atau Jakarta– Batam. Yang punya rute Batam ke Medan adalah ­Batavia, Lion dan Sriwijaya, jadi bisa diperpanjang programnya. Batam– Medan–­Silangit, itu kemungkin­an bisa.

asal Jepang, dan khususnya dari penduduk kota metro­ politan Tokyo. Waktu dan biaya tur mereka lebih hemat dan itu cukup memberi arti serta dampak yang ‘menarik’. Garuda Indonesia pada 2012 ini telah dan akan mem­ buka beberapa rute internasional se­perti ­ Den­pasar– Haneda efektif 27 April 2012, dan ­Jakarta–Taipei efektif 24 Mei 2012. n

Kami juga akan sampaikan ke air­ lines bila memungikinkan bisa, untuk membuat extra flight. Melakukan ­exercise, karena te­rus terang Kementerian Perhubungan tidak bisa memaksa airlines. Namun mudah-­mudahan untuk keperluan dua minggu itu pasar dibangkitkan dengan event itu. Yang mungkin bisa masuk antara lain Bata­ via, Sriwijaya, Lion Air. Sedangkan Merpati itu punya rute Medan Gunung Sitoli dengan MA-60, dan Merpati ter­ kendala kekurangan ­pesawat. Setelah tawaran disampaikan biasa­ nya seminggu dua minggu mereka akan me­respon. Garuda sedang membeli pesawat kapasitas 100 orang, lebih kecil dari pesawat Boeing 737-500. Kalau nanti sudah datang mungkin bisa untuk menjangkau rute-rute pendek.

Sapta Nirwandar :

Jadi Batam–Medan–Silangit, pili­han­ nya antara lain Sriwijaya–Batavia–Wings Air-Lion Air.

Wakil dari Kemenhub :

Namun untuk ke Silangit itu pesawat 738-739 ada restriksi belum bisa penuh, ka­rena yang terbesar masuk

5


Pemasaran Destinasi

Wamen Parekraf Sapta Nirwandar (tengah kiri) dan TB Silalahi (tengah kanan) memimpin pertemuan.

ke Silangit adalah tipe 737-500. Dan 737500 ini dimiliki oleh Garuda, Sriwijaya, Lion dan Batavia. Kami berpikir, kalau charter nanti har­ ga­nya tinggi sekali, maka diupayakan terbang regular, jadi kita keluarkan izin extra flight Medan–Silangit. Medan-Sila­ngit dulu pernah ada penerbangan charter oleh pemerintah daerah.

Sapta Nirwandar :

Kalau regular untuk dapatkan penum­ pang bekerja sama dengan biro perjalanan, itu tergantung permintaan terbang 5–7 kali sehari bisa. Medan–Silangit 45 menit.

TB Silalahi :

Saya pernah diberitahu ada charer flight yang bersedia membantu kita selama penerbangan dua minggu dimaksudkan, melakukan regular flight. Dia mau gunakan pesawat F-100, tapi harus ada izin dari ­Kemenhub, pertanyaannya bisakah selama ada Pesta Danau Toba dihimbau diberlakukan penerbangan reguler untuk menggoda Lion dan Batavia berminat pula mengetes pasar?

Wakil dari Kemenhub :

Peraturan memungkinkan selama ti­dak ada perusahaan yang menerbangi rute itu. Kalau charter artinya tidak boleh men­jual secara ritail. Maka bisa mengajukan permohonan ke Dirjen Perhubungan Udara, kami akan berikan izin melayani ­berja­dwal, sehingga dengan jadwal pasti bisa berhak menjual tiket asal tidak ada airline lain yang menerbangi rute tersebut. Kami akan tanyakan kepada airlines berjadwal yang

6

berminat, sehingga mereka langsung saja mengajukan surat permohonan melakukan penerbangan berjadwal dengan tarif sebesar sekian, kami akan proses.

Sapta Nirwandar :

Kalau dibalik, kalau di dua minggu ini dibuat reguler pesawat charter rute Jakarta–Medan– Silangit atau Batam–Medan–­Silangit?

Wakil dari Kemenhub :

Saya akan di-complain, oleh operator berjadwal kalau memberi izin pesawat charter menerbangkan Jakarta–Batam–­Silangit, pe­r­­­aturan undang-undang, perusahaan charter bisa reguler selama tidak ada airlines berjadwal yang menerbanginya. Jakarta– Batam, lalu Batam–Silangit, Jakarta–Batam nya yang tidak mungkin karena sudah ada yang berjadwal, sedangkan kalau Jakarta– Silangit saja, tentu airlines akan rugi. Caranya harus ditawarkan dulu, kalau umpamanaya Lion, Batavia, Sriwijaya, Wings tidak bersedia. Kami akan tawarkan pada airlines berjadwal. Jadi sampai Sila­ngit, Batam– Sila­ngit. Jakarta–Batam sudah ada oleh hampir semua ope­rator. Jika dalam satu minggu tidak ada respon, maka kita akan tempuh Jakarta–Batam–Silangit, Silangit– Batam–Jakarta, minimal untuk periode dua minggu itu. Maka dari charter base menjadi regular base agar biro perjalanan pun dapat menjual paket-­paket ke Danau Toba. Kami butuh surat dari yang bersangutan.

TB. Silalahi :

Reguler tidak usah kita kejar untuk Danau Toba. Dulu pernah beroperasi reguler, tapi putus, rugi. Kalau dari charter seba-

gai pengaman. Sehingga dengan demikian mengisi Batam untuk promosi mengangkut orang Singapura.

Wakil dari Panitia Pesta Danau Toba :

Biasanya setiap ada event Danau Toba orang kecewa. Ada masukan yang harus kita sikapi. Yang pertama, pesta Danau Toba itu kegiatannya mesti ada di semua kabupaten. Dari Bandara Silangit bisa disiapkan tiga kapal, untuk mengangkut wisatawan ke arah tiga tourist spots berbeda. Di tahun-tahun yang lalu kesannya Pesta Danau Toba itu tidak hidup, ­pengusaha masyarakat tidak gairah. Para pengusaha hotel mengakui bahwa dalam setahun me­reka tiga kali periode panen, yaitu Natal, liburan sekolah, dan saat ada event. Bagai­mana jika penerbangan ada tapi perlu dipertahankan.

Sapta Nirwandar :

Ada dua hal yang ditawarkan sebagai pemicu untuk menggugah, sambil kita berpikir konseptual jangka panjang. Pengalaman saya dalam membuat festival tidak mungkin dalam dua bulan. Kita buat festival satu tahun ke depan dipersiapkan dari seluruh sektor. Promosi dua bulan sangat terbatas. Kalau masuk ­kalender event perlu waktu satu tahun. Tema tiap tahun perlu ditentukan. Ada masalah pengelolaan Toba itu sendiri, kesulitan mengintegrasikan semua kabupaten. Belum lagi dari sektoral, ada masalah air, kerambah dan lainlain. Kita bisa jadikan (tahun ini) sebagai pemicu, lalu akan dijalankan selanjutnya.

Vol. 3 l No. 29 l Mei 2012


Pemasaran Destinasi Contohnya Tour de Singkarak, tahun ini su- Perluasan wilayah di luar Parapat. Terdengar ada rencana pembuatan diorama dah yang ke-4. Tahun pertama empat kabupaten. wisata, jadi akan merupakan ‘Man made ­Tahun ini 14 kabupaten. Hebatnya, semua destination’, berdasarkan sejarah katanya ikut bidding bersaing untuk menjadi tem- dulu terjadi ledakan dahsyat yang melapat start. Pemerintah pusat membiayai 6 hirkan Danau Toba, belum tertandingi M. Kabupaten masing-masing antara ­Rp kedahsyatannya, ada dasar scientific yang 500 juta–1 miliar. Tour de france memban- mengungkapkannya. Jadi, bisa disajikan tu menyusun itinerary. Nah, bagaimana melalui bentuk multimedia. Termasuk para bupati sepanjang tepian Festival Danau Toba supaya bisa sekelas itu. ­Untuk sekarang dua bulan lagi event- Danau Toba, pemandangan tampak jelek nya, kita dukung, tapi untuk tahun depan ketika tampak banyak lapo yang tutup, jadi harus dibenahi. Apakah perlu badan dibuatkan satu konsep yang holistic. Nah untuk Danau Toba temanya apa, tar- pe­ngelola untuk mengelola secara ke­ getnya apa, jadwalnya kapan? Kalau jadwal- seluruhan komprehensif di Toba sendiri. nya teratur maka orang akan menunggu. Di Nah menurut saya kalau boleh menawarSingakarak setiap tahun restoran Padang menunggu. Model penyelenggaraan seperti apa? Promosinya bagai­mana? ­ Untuk festival event ini bisa mengundang dari luar ne­geri, kita bisa promosi di Belanda, ada Tong-Tong Fair, (tapi sekarang tidak keburu). Lalu tentukan, siapa pemilik atau penyelenggara event ini, provinsi kah? Insfrastruktur dibahas, juga hotel, ka­rena tidak mungkin meng­ koordinasikan hotel ter­ masuk homestay secara mendadak. Di Manado sebagai contoh ada ma­ syarakat gereja seluruh dunia berkumpul, homestay disiapkan dan digunakan, sampai saat ini mereka datang kembali dan tinggal lagi di homestay tersebut. Res­ taurant halal ada, paket Semaraknya Festival Danau Toba. wisata juga disiapkan. Termasuk ke museum, di saat festival ditawarkan dalam satu pa- kan Danau Toba menjadi icon, kita buat ket. Penyebaran kegiatan juga perlu agar berkonsep, dengan didukung kareografer tidak hanya di Parapat. Lalu siapkan pe- yang baik, promosi cukup, baru kita kelomandu wisata, usaha souvenir, bukankah la infrastruktur de­ngan baik. Contoh lain tak mudah menetapkan apa suvenirnya seperti di Lombok Sumbawa, icon-nya hanya dalam dua bulan? ­Apakah lukisan, cuma mutiara. Kalau ini bisa kita tawarapa Ulos, apa dompet karena sekian ba­ kan, adakan DMO kalau bicara dalam kerangka Ripnas. Di dalam Kepres ada nyak tipe wisatawan yang akan datang? Permasalahan yang lebih berat ­memang satu yang disebut perbaikan danau nahal pengelolaan danau. Masalahnya kuali- sional, ketuanya Kemen LH. tas air, eceng gondok, kerambah ikan, transportasi jalan darat, kapal, ini meru- Wakil dari Kemen LH : pakan masalah jangka panjang semua. Saya ingin menambahkan, sudah ada Badan pengelola khusus untuk Danau komunikasi dengan pariwisata, dimana Toba perlu ada. Fokus grup diskusi perlu LH diminta menyusun rencana konsepdiadakan untuk pengelolaan Danau Toba. tual untuk bagaimana sebaiknya menata

Vol. 3 l No. 29 l Mei 2012

Danau Toba sebaiknya, termasuk permasalahan di perairan di daerah tangkap­ an. Karakteristik danau ini memang berbeda, kita akan mendesainnya.

Sapta Nirwandar :

Baik, kita simpulkan bahwa untuk masa yang akan datang, fetival jangan dipersiapkan hanya dua bulan seperti sekarang ini. Lalu, pada waktunya perlu memformulasikan apakah event di Danau Toba ini milik provinsi, kabupaten, atau yayasan? Kalau Tour de Singkarak, Provinsi Sumbar mendukung biaya 6 M, jalan-jalan raya diperbaiki, tidak rusak. Dulu tidak ada yang tertarik, sekarang kabupaten ikutmembiayai 1,5 M untuk menjadi lokasi start. Jadi, kita bisa membicarakan dan menawarkan untuk tahun ­depan perencanaan event de­ ngan suatu konsep kom­­ perhensif, bahkan konsep mengelola Danau Toba.

TB Silalahi :

Saya melihat Sumut bukan hanya parwisatanya, tapi grand desain, semua tidak ada artinya kalau tidak ada prasarana. Prasarana perhu­ bungan kalau ada, jadi tidak terisolasi, ada re­ gular flight dan destinasi terbuka, maka pendidik­­­ an berkembang, ­semua berkembang, dan pariwisata berkembang. Pesta Danau Toba sebagai trigger, berbeda dengan Singkarak di mana regular flight sudah tersedia, hubung­ an internasional sudah ada. Maksudnya kita sesuaikan mungkin yang ada nanti ­penerbangan tertentu ­Jumat–Sabtu–Minggu. Kalau sudah diketahui oleh orang ­Jakarta, maka akan diatur puncak acara tertentu pada hari-hari itu. Travel agent akan mempromosikan a­ cara festival. Perlu koordinasi gar sukses. Di ­Sulawesi pernah diselenggarakan kegiatan pesta, padahal puluhan jam terbang dari Prancis, toh tamunya datang, tapi satu tahun sebe­ lumnya memanag sudah terpampang peng­ umuman di kedutaan besar di luar negeri. Jadi, sekarang tinggal dua bulan ­(untuk pelaksanaan Pesta Danau Toba 2012), pa­ ling tidak diusahakan agar disiarkan di media-media di Jakarta. n

7


Pemasaran Destinasi

Surabaya

Kota Jasa dan Perdagangan

S

ebenarnya di Surabaya ini wisata utamanya adalah wisata belanja, wisata kuliner, wisata golf, wisata heritage, ini mengingat akhir-akhir ini kota Surabaya sebagai kota perdagangan dan jasa. Ada inisiatif dari pihak swasta yaitu House of Sampoerna atau HOS. Mengikuti tur dari HOS Sampoerna itu menjadi bagian yang menarik dari wisata heritage di Surabaya. Sudah dilakukan upaya pelestarian ba­ ngunan-bangunan lama. Di Jakarta sudah dibatasi wilayah kota tuanya, maka di Surabaya sudah direncanakan untuk juga memberi batas-batas wilayah kota tua. Kota tua di Surabaya itu sebenarnya posisinya ber­ ada di Jembatan Merah, di Jalan Rajawali, daerah pecinan, kampung arab. Kota Surabaya juga mempunyai eko­ wisata, di hutan mangrove Wonorejo. Mulai banyak dikunjungi wisman. Wisman ingin melihat yang lebih alami, wisman Eropa lebih senang misalnya dengan menggunakan fasilitas dari HOS. Wisman dari Asia Timur suka berbelanja, orang Malaysia juga suka golf. Ada lima lapangan golf berstandar internasional di Surabaya. Wisnus suka berbelanja dan makan. Wisata religi berkunjung ke Mesjid Sunan Ampel dan Mesjid Agung Al Akbar. Maskapai penerbangan Garuda mem-

8

buka rute Surabaya–Bandung pergi pulang dan ternyata penuh terus. Tampaknya ­harga-harga di sini bisa bersaing dengan Bandung. Wisata belanja di Surabaya diklaim lebih variatif. Di Bandung fesyennya lebih banyak distro. Tapi mal-mal Surabaya menyediakan barang-barang yang branded. Harganya sebenarnya juga lebih murah. Maka tak heran, pangsa konsumen terbanyak datang dari Indonesia Timur. Jadi wisatawan domestik, yang angka­ nya mencapai 9 juta, yang datang ke Surabaya didominasi oleh wisnus dari Indonesia bagian timur yang rata-rata datang bertujuan belanja. Surabaya seakan menjadi hub bagi Indonesia timur. “Posisi ini sudah kita manfaatkan,” kata Wiwiek Widayati, Kadisbudpar Kota Surabaya. Sekarang sedang dicoba untuk melakukan kerja sama dengan kota-kota di Indonesia bagian timur di bidang pariwisata, di Kalimantan dan Sulawesi. Wisman yang berkunjung ke Makassar, ke Bunaken, ke­ situlah diinginkan sinergi. Agar di Bunaken, wisman juga bisa mendapatkan informasi mengenai Surabaya sehingga mau datang ke sini. Surabaya diakui juga sebagai kota ­transit. Pernah dicapai length of stay wisatawan di Surabaya antara 2–3 hari, maka itulah yang

dibidik agar wisatawan tidak sekadar transit. Ini berlaku untuk wisman dan wisnus. Nah, bagaimana mengemasnya? Satu hal adalah bekerja sama dengan semua stakeholder pariwisata di sini maupun di kota-kota lain dan mengadakan atraksiatraksi di Surabaya. Konsepnya, agar selain datang untuk berbisnis, pengunjung juga bisa melihat sesuatu. Sudah dibuat calen­ dar of event untuk wisatawan dan business traveler. ­Misalnya? Ada parade budaya, ada Surabaya shopping festival yang berlangsung selama sebulan dengan menawarkan diskon sampai 80%. Diskon ini untuk belanja saja dulu, belum termasuk kuliner. Sejumlah 16 mal ikut dalam program pesta diskon tersebut. Juga sudah diadakan pertunjukan reg­ uler yakni pertunjukan seni tradisi yang khas Jawa Timur seperti ludruk, ketoprak, wayang orang dan sebagainya masih dipentaskan secara rutin di Taman Hiburan Raykat (THR). Informasi calendar of event itu disebarkan di hotel-hotel. Tentu saja wisnus banyak menonton pertunjuk­an ludruk. Ada Islamic dance and music performance di wisata religi Ampel. Latihan tari di Cak Durasim disediakan untuk bisa dilihat oleh wisatawan. Reog dance setiap hari ­Minggu pasti dipertunjukkan di Balai Pemuda. Bersamaan itu, telah dibina kerja sama

Vol. 3 l No. 29 l Mei 2012


PemasaranUTAMA Destinasi dengan casa grande (kumpulan hotel-hotel internasional) dan PHRI. Selain informasi­ nya beredar di hotel-hotel tersebut, dipromosikan pula ke dalam Garuda in flight magazine. Seperti edisi bulan Mei saat ini disajikan artikel mengenai kegiatan-ke­giatan wisata di Surabaya, disiarkan paket wisata 3 hari 3 malam, dan 4 hari 4 malam termasuk menonton traditional art p­ erformance. Dua strategi ditempuh untuk memasarkan produk-produk wisata unggulan dan bagaimana mengoptimalkan pemasarannya. Produk pariwisata tentu termasuk atraksi tersebut tadi. UKM pun dipandang sebagai produk wisata, meningkatkan layanan restoran, café dan sebagainya. Jadi, kini tersedia hiburan-hiburan yang sifatnya tradisional dan modern, termasuk spa, dan tempat-tempat hiburan modern lainnya. Tidak seperti Bali, Yogya dan ­Malang yang dianugerahi keindahan alam, Surabaya menyadari posisinya sebagai kota jasa dan perdagangan maka harus menjual lebih banyak aktraksi buatan, kuliner, dan jasanya ada di hotel, restoran dan hiburan. Di situ rasanya sudah optimal. Khususnya untuk wisman diarahkan ke yang tradisional dan mengangkat kearifan lokal. Jadi sekarang ini sudah ada kampungkampung wisata. Kampung-kampung wi­sata ini sebenarnya luar biasa ­karena bergerak dari kampung lingkungan, ­dikunjungi oleh wisman dan wisnus. Di kampung wisata Jambangan misalnya, bisa melihat bagaimana mereka mendaur ulang sampah plastik, ada agen perjalanan memasukkannya ke dalam tour itinerary. Di mesjid agung Al Akbar bahkan dijadikan tempat display produk daur ulang mereka. Wisatawan pun dapat belajar bagaimana mereka mendaur ulang. Pihak HOS sudah menjalin kerja sama dengan museum-museum menyelenggarakan tour of the museum. Di Surabaya terdapat antara lain museum Mpu Tantular, Museum HOS, Museum Tugu Pahlawan, Museum Kesehatan. Semua itu akan dibicarakan dengan usaha biro perjalanan sekaligus ­dengan para pemandu wisata. Karena mereka ­membantu mempromosikan Surabaya. Dengan demikian, ketika wisatawan masuk ke Surabaya, akan ditawarkan atraksi sebelum mereka overland ke tempat yang lain. Tahun 2012 ini sedang dipersiapkan bis wisata lainnya untuk itu. Jadi konsepnya hampir sama dengan yang dijalankan oleh HOS, yang baru mengoperasikan satu bis saja. Konektivitas penerbangan Surabaya ter­ masuk luar biasa. Penerbangan ­internasional lihatlah Airasia, Garuda dan Silkair yang melayani Surabaya-Singapura sehari dua kali. rute Kuala Lumpur, dulu ada penerbangan Surabaya—Singapura tapi sudah tidak

Vol. 3 l No. 29 l Mei 2012

beroperasi lagi karena hanya untuk meng­ angkut TKI. Airline ­asing ke Surabaya tak sedikit, Airasia, Cathay ­Pacific, China Airlines, Delta, Eva Air, MAS, Saudi Arabia, Qantas, Silkair, Value Air. Sayangnya, diakui sampai saat ini belum ada wisman yang datang ke traditional art performance. Konektivitas di darat mudah dan lancar. Ketika turun di bandara masuk Surabaya bisa langsung melanjutkan perjalanan ke Probolinggo, yang paling banyak nyatanya ke Bromo dan Malang. Mereka menggunakan mobil-mobil travel atau kereta. Jurusan kereta sangat memungkinkan untuk tur bagi wisatawan, begitu juga bis dari terminal Purabaya. Surabaya juga menjadi tempat sandar cruise ship. Di awal tahun 2012 sudah singgah empat kapal, di bulan ­Januari dan ­Februari, yakni kapal Seaburn Legend dari Singapura. Tahun 2011 lalu cruise ship Alba­ tros dari Jerman. (Note: Kapal=ship) Cruise ship tersebut mengambil rute pelayaran Singapura–Semarang–Surabaya– Bali. Seaburn ber-ABK 450 orang lebih, turis yang turun ke darat sekitar 250 orang. Ada

yang ikut acara paket, ada yang independen. Paket yang ditawarkan adalah kunjungan ke Kebon Binatang Surabaya (KBS), Pasar Bunga Kayun, Joko Dolog, Monkalsel (Monumen Kapal Selam), ditambahkan dengan jamuan makan siang dengan menyediakan penganan tradisional Surabaya di rumah walikota. Mereka juga diajak ke HOS dan Tugu Pahlawan. Cruise ship dari Belanda belum masuk ke sini. Turis yang turun di Semarang lantaran Borobudur sebagai magnetnya. Untuk paket luar kota dibuatkan kunjungan ke kompleks candi Trowulan, Mojokerto. Surabaya–Mojokerto bisa ditempuh maksimal dua jam. Jatim sudah mempunyai BPPD (Badan Promosi Pariwisata Daerah), tidak ada di kota Surabaya, tapi sudah lama memiliki badan Surabaya Tourism Promotion Board. Dalam STPB ini terdapat unsur pemerintah, PHRI, Casa Grande (asosiasi hotel berbintang), ASITA. Di sini ada HPI Provinsi Jatim, mereka ini aktif. Ada yang bekerja secara independen ada juga yang bergabung dengan perusahaan biro perjalanan. n

Meninjau Pontianak

I

konnya Pontianak, Tugu Khatulistiwa, terletak sekitar lima kilo­meter dari pusat kota. Bangunannya menyerupai kubah dan Tugu Kha­ tulistiwa yang tampak dari luar itu adalah replika dari tugu asli yang dibangun pada tahun 1990–1991. Tugu asli dibuat oleh tim Ekspedisi Geografi Internasio­ nal pimpinan ahli geografi Belanda pada tahun 1928, kemudian disempurnakan oleh arsitek Silaban pada tahun 1938, masih tetap berdiri di tengah-tengah dalam bangunan kubah. Di sekelilingnya gambar-gambar berisi sejarah tugu dan fenomena alam titik kulminasi matahari setiap tanggal 21–23 Maret dan 21–23 September yang semuanya ditulis dalam bahasa Indonesia. Tugu ini selalu masuk dalam ­itinerary biro pejalanan untuk city tour. Diakui oleh salah seorang petugas UPT Tugu Khatulistiwa, obyek wisata di Pontianak masih kurang, dan yang ada masih ­belum dikelola secara efektif. Mulai tahun 2012 ini pemkot-nya akan memfokuskan pembenahan di beberapa obyek wisata, salah satunya adalah Tugu Khatulistiwa ini. Diharapkan, manakala tugu ini sudah tertata baik dan apik, pengunjung

tidak akan kecewa. Untuk itu memang memerlukan fasilitas pendukung lain yang menunjang keberadaan tugu tersebut. Dalam grand design-nya, di kawasan Tugu Khatulistiwa nanti akan dilengkapi dengan dermaga sandar. Rencana pembangunannya dimulai tahun 2012 ini, antara lain tempat menjual cenderamata, tempat kuliner untuk menyajikan penganan khas kota Pontianak, tribun untuk melihat atraksi pada even titik kulminasi sekitar bulan Maret dan September, serta fasilitas rekreasi lainnya. Dan tentu saja juga perawatan bangunan tugu agar tampil representatif. Masuk ke sini tidak dipungut bayaran, namun direncanakan ke depannya akan diberlakukan tiket masuk. Kalender even rutin di sini biasanya adalah pada hari-hari terjadinya titik kul-

9


Pemasaran Destinasi

minasi matahari. Namun sekarang poros bumi telah mengalami pergeseran, maka jadwalnya pun berubah-ubah, bisa maju atau mundur. Belum ter­ koordinasi untuk pene­ tapan tanggal kulminasi, belum tercapai semacam MoU dengan intansi yang memang sangat terkait dengan penetap­an tanggal kulminasi, dan sementara ini penetapan tanggalnya diambil dari penentuan oleh LAPAN (Lembaga Antariksa dan Penerbangan Nasional). Lalu, di sini terletak satu masalah. Tidak ada kegiatan lain yang bisa dilakukan wisatawan di sini. Pertunjukan ­tarian dan nyanyi-nyanyi­an ha­nya diselenggarakan saat peristiwa titik kulminasi matahari. Setiap momen-momen kegiatan titik kulminasi para travel agent di Pontianak akan meng­undang turis untuk datang. Mereka rata-rata membawa tamu dari Malaysia dan Brunei mendekati tanggal-tanggal tersebut. Pengunjung asing khususnya di harihari titik kulminasi itu berasal dari Malaysia, Brunei, Korsel, Taiwan dan Hongkong. Dari Malaysia sekitar 60% dan dari Brunei sekitar 20%-nya. Sisanya dari negara-negara lain. n

Note: Tidak ada pertunjukan/atraksi apapun selain dalam acara titik kulminasi.

10

1

1 2 3

Putaran air searah jarum jam, tanah di situ di bagian bumi sebelah utara. Putaran air berlawanan arah jarum jam, tanah di situ di bagian bumi sebelah selatan. Kotak di tengah tempat menaruh tiang saat titik kulminasi sekaligus ujung kiri-kanannya menunjukan garis semu garis khatulistiwa, ujung atas dan bawahnya menunjukan daerah belahan bumi. Garis semen warna hijau merepresentasikan garis khatulistiwa.

4 2

3

4

Ada atraksi lain yang jika dibuatkan sarananya akan menarik dan edukatif, yakni pertunjukan air sebagai media untuk mengetahui suatu daerah berada di bagian utara atau selatan garis khatulistiwa. Atraksi dimaksud menggunakan peralatan sederhana yaitu dengan dua buah ember, sebuah corong dan sepotong lidi sebagai jarum penunjuk. Jika putaran airnya mengarah searah jarum jam berarti bagian itu berada di utara, sebaliknya jika putarannya berlawanan arah jarum jam berarti bagian itu ber­ ada di selatan. Atraksi eksperimental ini baru dilakukan jika ada pengunjung yang memintanya. Dan mereka yang meminta­ nya pun biasanya sudah mengetahui informasi ini sebelum ­datang.

Vol. 3 l No. 29 l Mei 2012


Pemasaran Destinasi

Dan Sungai Kapuas Itu

S

eperti keadaan di kota ­Palembang, Sumsel yang memiliki sumber daya hebat Sungai Musi, dan Samarinda-Balikpapan di Kaltim memiliki Sungai Mahakam, atau Banjamasin di Kalsel dengan Sungai Barito, begitulah Pontia­ nak belum juga mengefektifkan hebatnya potensi sungai Kapuas. ­Lagi-lagi, diperlukan sikap dan perencanaan yang pro-aktif dari jajaran Pemda maupun Pemkot. Penulis ini menggambarkannya dari perjalanan akhir April yang lalu. Awan mendung dan langit biru berselang-seling, sinar matahari sudah tidak terlalu menyengat, udara panas berangsurangsur menyejuk. Anak-anak, beberapa keluarga kecil dan beberapa pasang kekasih mulai datang untuk bersantai di tepian sungai. Suara feri penyeberangan terdengar memberi aba-aba siap berangkat. Sebuah kapal kayu bermotor beratap yang dilengkapi dengan meja dan kursi seperti restoran terapung, tampak menyusuri sungai, beberapa orang sedang bersantap di dalamnya sambil menikmati pemandangan di sepanjang tepian sungai. Itu pemandangan Sungai Kapuas beserta alun-alunnya di hari menjelang sore, di kota Pontianak. Air, sumber bagi kehidupan, maka di wilayah-wilayah yang berdekatan akan bisa ditelusuri perkembangan sosio-budaya masyarakatnya. Menikmati sore hari sambil duduk-duduk santai di Alun-alun Kapuas, waterfront city-nya Kota, kita melihat masyarakat tidak bisa lepas dari Sungai ­Kapuas sebesar ini. Borneo, sebutan awal Pulau Kalimantan, pernah menjadi paru-paru dunia bersama rimba raya di wilayah Amazon Amerika, kaya akan sungai-sungai besar yang panjang melintasi beberapa wilayah-wilayah administratif bahkan melintasi batas kedaulatan negara di pulau yang luasnya 743.330 km². Sungai Kapuas itu terpanjang di Indonesia dengan aliran sejauh 1.143 km dan membe-

Vol. 3 l No. 29 l Mei 2012

lah kota Pontianak. Menyusuri tepian sungai, baik dari darat maupun di atas air, tampak masyarakat memanfaatkannya: dari kebutuhan rumah tangga, untuk mandi dan mencuci di sekitar wilayah pemukim­ an penduduk, sebagai jalur transportasi

perniagaan di wilayah sekitar pasar-pasar di tepian sungai dengan dermaga-dermaga sandar yang ramai kegiatan bongkar muat dari kapal-kapal kayu bermotor; baik dari wilayah pedalaman maupun dari pulaupulau lain, Pulau Jawa dan Sumatera, dan juga masih dimanfaatkan sebagai jalur ­alternatif bagi orang maupun kendaraan bermotor untuk menyeberang. Menyusuri jalan aspal yang agak ber­ debu ke arah timur dari Alun-alun Kapuas, tujuannya adalah melihat Masjid Jami dari pelabuhan Seng Hie. Karena sudah sore, kegiatan di pasar Seng Hie sudah tidak seramai seperti pada pagi dan siang hari. Tapi keadaan tersebut justru bisa lebih menikmati melihat façade bangunan lama yang menampilkan perpaduan unsur Melayu dan Cina. Memang, tampak tidak dirawat tapi masih cukup banyak di daerah pasar grosir ini. Sampai di pelabuhan Seng Hie kegiatan bongkar muat pun sudah mulai selesai. Terlihat seorang awak kapal sedang mencuci jerigen dengan air Sungai Kapuas. Di seberangnya, Mesjid Jami terlihat meng­ apung. Beberapa kali kapal bandong dan kapal penarik melintas. Melihat ke sebelah kiri, selurusan dengan pelabuhan Seng Hie, barulah kita sadari ruko-ruko yang terlihat dari Jalan Sultan Muhamad tadi ternyata adalah sisi belakangnya menghadap Sungai Kapuas. Ada beberapa perahu bersandar di belakang ruko-ruko tersebut, tapi semua sudah tidak menggunakan sungai sebagai akses untuk jalur distribusi barang. Mungkinkah dulu di sana terdapat dermaga-dermaga kecil tempat menambat perahu yang membawa barang-barang ke toko mereka? Dan dari sini pun kita juga bisa melihat percabangan Sungai Kapuas, ke arah tenggara adalah Sungai Kapuas Kecil dan Sungai Landak yang mengalir ke arah timur. Yang terdekat dari pelabuhan Seng Hie adalah Jembatan Kapuas Satu, orang Pon-

11


Pemasaran Destinasi tianak menyebutnya TOL. Tapi baik di TOL 1 maupun Jembatan Landak, jembatan kecil dan sempit, kendaraan yang melalui­nya sangat padat jadi tidak bisa berhenti untuk sekadar berfoto. Di Jembatan atau TOL 2, yang letaknya sebenarnya sudah masuk ke wilayah Kubu Raya, jembatannya cukup lebar dan ada trotoir kecil. Di sini beberapa motor berhenti untuk melihat sunset di Su­ngai Kapuas dari atas jembatan. Di bawah jembatan terdapat usaha pembuatan galang­an kapal tapi sepertinya tidak bisa untuk dilihat. Jembatan ini merupakan salah satu penghubung dalam jalur jalan trans Kalimantan dan menuju perbatasan Malaysia. Sayangnya penerang­ an di sini kurang sehingga agak rawan. Jadi tidak bisa berlama-lama menikmati sunset yang indah.

Sunset di TOL 2.

Lepas waktu isya, kehidupan malam mulai bergairah di kota. Dari pinggiran sampai di tengah kota, sepanjang jalan ba­ nyak sekali yang menggelar meja dan kursi berjualan minuman kopi dan penganan ringan, rata-rata menyajikan pisang goreng Pontianak yang bisa disantap original atau ditambah topping srikaya atau susu. Ada Mi tiaw Apollo, yang sudah berdiri sejak tahun 1968. Sekilas tampilannya se­ perti kwetiaw biasa. Isinya terdiri dari potongan daging sapi diiris tipis dan irisan jeroan sapi seperti usus dan babat. Ditambah dengan rajangan chai sim dan tauge serta diperasi jeruk limau dan sambal encer pedas, hmmm mak nyos. Mie tiaw Apollo adalah salah satu tempat makan halal. Pemilik toko sudah menempelkan label halal di depan kiosnya. Baik yang makan di tempat maupun yang membawanya pulang sama banyaknya. Karena ukuran porsinya besar, ini bisa disantap oleh dua orang. Tapi dari cerita perjalanan ini, sesungguh­ nya terhampar kembali potensi besar river cruise yang belum juga dilirik dengan tajam oleh pemda, sementara kalangan pelaku bisnis di kelas mereka di level setempat, sudah mencium akan peluang yang luas dalam mengembangkan pemasaran pariwisata air Indonesia. n

12

Bisnis

Kafe Banjar

M

encicipi makanan khas kota Pontianak? Di Kafe Banjar Serasan. Meskipun tidak ada petunjuk dari jalan raya, namun bagi peJam operasional Kafé dan Resto Ban­ cinta wisata kuliner, it’s a piece of cake. Fathurahman, sang pemilik ber­cerita, jar Serasan dari pukul 09.00–23.00. Waktu kafe dan restonya berdiri sejak tahun operasional kapal mengikuti jam opera2001. Awalnya resto duduk lesehan sional kafé. Kadang ada juga yang minta di atas keramba dan hanya memakai trip malam. Karena terbatas hanya dari payung sponsor, belum berbentuk tampi- Banjar Serasan sampai ke Alun Kapuas saja, maka durasinya lebih lan seperti sekarang ini. pendek sekitar 40 menit perSeiring waktu dibangunlah gi-pulang. kafe permanen di daratan Tarif sewa kapal sekali trip sebagai pintu masuk ke Kafe dari Se­rasan sampai Tugu dan Resto Banjar Serasan. Khatulistiwa Rp 400.000 jika Sedangkan resto perahunya kapal dipakai sepenuhnya sendiri baru dioperasikan oleh pemesan, tidak bersejak tahun 2006. campur dengan orang lain. Dia mengaku belajar ba­ Kapasitas kapal yang sedang nyak dari pendahulu yang Fathurahman berjalan saat ini bisa meng­ sudah mengadakan usaha serupa, namanya Galaheran, terletak di angkut 25 orang. Sedangkan kapal yang Alun Kapuas sekarang. Tapi Galaheran baru nanti bisa memuat 50–60 orang. Mulai awal Mei 2012 kami akan sudah berhenti, dan menjadikan Kafe dan Resto Banjar Serasan satu-satunya tempat mempunyai dua kapal wisata, kata makan meng­apung sekaligus kapal pe- ­Fathurahman. Pada setiap perjalanan bertugas 2–3 siar di Sungai Kapuas di Pontianak. kru kapal, bergantung Dia bilang, “Di jumlah tamu yang dikapal tidak ada kafé layani. Minimum dua atau restoran. Jadi kaorang awak, juru kepal ini ­kalau dipesan mudi dan seorang ABK. orang, akan memesan Peminat cukup banyak, ­makanannya lebih dahampir setiap hari Ban­ hulu di restoran. Majar Serasan ini berlayar, kanan yang sudah siap bisa tiga kali trip. Tapi baru dibawa ke kapal, kalau hujan dan ber­ terus tamu akan meangin, Fathurahman ti­ nikmati makanan samdak akan menjalankan bil jalan.” kapalnya karena berbaKemana saja pesiar­ haya. nya? Kapal Banjar Sera­ Uniknya, dia sen­ san akan menyusuri diri yang merakit Serasan– Alun Kapuas– ­kapal-kapal itu. Semua­ Tugu Khatulistiwa. Benya memakai me­­sin lum bisa menurunkan mobil, satu menggunatamu di Tugu Khatulistiwa karena tidak tersedia dermaga dan kan mesin mobil Isuzu Panther, yang satu airnya dangkal. Untuk pesiar di malam lagi mesin ­Mitsubishi PS 120. Kapal yang hari dibatasi hanya sampai Alun Kapuas baru ­nanti dilengkapi dengan gigi matic. karena ke arah tugu kondisi di sekitarnya Kapal ­lamanya memakai body kapal air, sudah gelap sekali. Durasi pesiar dari yang baru memakai body kapal bandong, Kafé Serasan–Tugu Khatulistiwa–Kafe kata­nya, jadi lebih stabil. Fathurahman berpendapat, “Saya pi­ Serasan sekitar 1,5 jam.

Vol. 3 l No. 29 l Mei 2012


Bisnis

kir prospek wisata air di Kapuas ini bagus, makanya saya menambah kapal lagi. Kita sebagai pengusaha, seperti saya mengusahakan usaha seperti ini, diminta menyediakan alat keselamatan, pelampung yang utama.” Kafe dan Resto Banjar Serasan menjalin kerja sama dengan hampir semua travel agent di Pontianak. Makan sambil pesiar di Sungai Kapuas dengan kapal Banjar Serasan sudah menjadi bagian itinerary dalam city tour oleh biro perjalanan. Diakuinya tamu wisman selain dari Malaysia dan Brunei, jarang datang ke kafe dan resto-nya. Sekitar 40% tamunya berasal dari Malaysia dan Brunei. Jika pun ada wisman dari luar ASEAN itu hanya sesekali saja. Dia mengira bisa jadi karena kurang informasi.

Harapan sih, pemkot bisa membantu membuatkan jembatan dermaga. Karena jembatan dermaga yang dipakai saat ini berstatus sewa. Harapannya itu konon bisa diwujudkan di tahun 2013 nanti. Menu makanan di sini antara lain Ayam Api Serasan, tumis pakis dan asam pedas ikan senangin. Semua bercita rasa ­masakan

Melayu yang kaya bumbu. Mirip di Pulau Sumatera tapi minus santan kelapa. Yang paling unik adalah Ayam Api Serasan, ­daging ayamnya tidak terbakar meskipun disajikan dengan api yang menyala-­nyala di atas piring. Ditingkahi riak ombak ­Su­ngai Kapuas dan angin semilir, “Maka, mertua liwat pun tak tampak-lah,” kata orang Pontianak. n

Pramuwisata

A

lex Afdal, professional ­freelance guide sekaligus Ketua HPI ­Kalbar, yakin semua stake ­holder pariwisata di Pontianak dan Kalbar ingin pariwisata berkembang. ­Bagaimana masyarakat terutama yang ber­ ada di sekitar destinasi wisata bisa mendapatkan hasilnya. Jika belum terealisasi bisa jadi banyak faktor penyebabnya, diantara­ nya mungkin karena kekurangtahuan, ke­ kurangpahaman, dan sebagainya. Menurut Alex Afdal adalah penting untuk membenahi dulu mindset orangorang yang mau dibedah rumahnya sebelum melaksanakan salah satu program walikota bagi warga miskin. Agar bisa menigkatkan kesejahteraan masyarakat, rumah-rumah yang akan dibedah ini bisa di-up grade sedikit, terutama bagi mereka yang tinggal di tepi-tepi sungai, meminta mereka menyisakan sebuah kamar agar turis bisa tinggal dan menyatu dengan masyarakat seperti yang dilakukan oleh Malaysia.

Vol. 3 l No. 29 l Mei 2012

Namun semuanya berpulang kembali pada kemauan untuk memulai mindset melihat mul­ tiplier effect-nya. Keberadaan BPPD menjadi sangat penting selain goodwill mulai dari anggota dewan sampai pemerintah sebagai eksekutor, alokasikan dana untuk survey, pendokumentasian dan menjualnya. Dulu ada kampanye sadar wisata dan sapta pesona khususnya bagi orang-orang yang ada di destinasi wisata, yang berkecimpung di dunia pariwisata mulai dari layanan transpor dan sebagainya. Itu pun harus tetap dibenahi oleh pemerintah sampai saat ini agar bisa menjadi tuan rumah yang baik, memberikan servis yang baik, dan sebagainya. Karena mereka tidak mempunyai pengetahuan mengenai itu. Jadi campur tangan pemerintah masih diperlukan. Alex bilang, “Buat saya terserah bentuk proyeknya seperti apa, yang penting desti-

Alex Afdal, kanan

nasinya baik dan bagus, turis saya senang dan mereka mau membeli tur saya. Kalau saya diminta kontribusinya seperti apa mulai dari pemikiran sampai tiket masuk saya mau bayar. Yang penting bagaimana cara­ nya pemerintah setempat membenahinya.” Anggota HPI di Kalbar tercatat sekitar 45 orang. Itu karena yang dilatih waktu itu bukan hanya dari Pontianak saja. Di kota Pontianak sendiri berkisar 25 orang yang aktif. “Mempertahankan origanility dari destinasi obyek wisata juga sama pentingnya,” kata dia. n

13


BisnisPemasaran Destinasi

Rendang pun Berjaya di Hong Kong

K

enapa masakan Indonesia? Itulah pertanyaan yang datang dari wartawan saat bincang-bincang dengan Ruby So, pengusaha mu­da kuliner masakan Indonesia dari Hongkong saat berkunjung ke Jakarta awal Mei 2012. Bersama wartawan majalah Next dari Hongkong, salah satu media terbesar di Hongkong, Ruby datang ke Jakarta. Dia sendiri hendak melakukan observasi di ­Jakarta, seraya membantu para wartawan

Sajian di So Bali Bali, Hong Kong.

14

tersebut meliput pariwisata Jakarta pada 30 April hingga 4 Mei 2012 atas undangan Kemenparekraf. Observasinya ialah untuk penjajagan membuka restoran seperti yang sudah dioperasikannya di Hong Kong. Berlokasi di area yang cukup ramai di El­ gin Street, Soho, Hongkong, Ruby membuka restaurant masakan Indonesia pada Juli 2011 dengan nama So Bali-Bali. “Kesulitan awal pendirian restaurant ini antara lain mencari chef masakan Indonesia, lalu menunya, waitress-nya,“ jelas Ruby. Baginya, kuliner Indonesia merupakan peluang tersendiri dari sekian banyak masakan Asia yang sudah lebih dulu terkenal, seperti masakan Thailand dan Vietnam. Dan terbukti restau­ rant dua lantai dengan kapasitas 120 kursi miliknya, selalu ramai dikunjungi pelanggan yang 80% merupakan orang kaukasia, para bule ekspatriat. Itu artinya, masakan Indonesia cukup digemari. Jadi, semakin mempromosikan pula Indonesia sebagai destinasi wisata. Karena namanya So Bali-Bali bukan berarti masakan khas Bali saja yang disajikan. Tapi menunya variatif, seluruh masakan unggulan dari beberapa daerah di Indonesia seperti Soto Ayam, Rawon, Nasi Goreng, Sate, Nasi Tumpeng, dan Es cendol. Ternyata rendang telah menjadi menu paling diminati diantara masakan khas Indonesia yang ada di restaurant itu. Dan kini belum genap satu tahun usahanya, Ruby berencana ­mengembangkan bisnisnya bahkan hingga ke Jakarta dan China. “Saya ingin So Bali-Bali ada di ­Jakarta, juga beberapa kota di China seperti Beijing, Guangzhou,” kata Ruby. Restaurant milik wanita cantik berusia 32 tahun ini, memang untuk kalangan mid up di kota Hongkong. “Saya confident menyatakan bahwa So Bali-Bali merupakan restaurant terbaik di kelasnya di Hongkong,” tambah Ruby. Di Hongkong untuk restoran sekelasnya memang hanya ada 4–5 outlet.

Ruby So, pengusaha muda membuka restoran spesialis kulinari Indonesia di Central Hong Kong, sejak Juli 2011.

Promosi Indonesia

Ruby kerap mengundang konsulat I­ ndo­nesia, kalangan perbankan untuk meng­adakan kegiatan meeting di restaurant nya. Dukungan dari Garuda Indonesia pun datang, berupa tiket door prize Hongkong– Bali pergi pulang yang diundi 6 bulan ­sekali untuk satu orang. Agar menjadi magnet bagi lingkungan sekitarnya, Tari Bali digelar setiap akhir pekan di luar reataurant-nya di tepi jalan raya. Terbukti upaya ini membawa dampak bagi kedatangan pengunjung. Kembali ke jawaban pertanyaan awal kenapa masakan Indonesia? “Karena saya berdarah Indonesia, saya juga suka masak­ an Indonesia. Rasa masakan Indonesia melekat di lidah saya karena saya sudah diperkenalkan masakan tersebut sejak kecil,” jelas Ruby. Dan diakuinya, hasil investasi USD 35,000 usaha kulinernya ini, cukup berbuah manis keuntungan. Upaya yang perlu diapresiasikan, mempromosikan Indonesia melalui kuliner di negeri orang yang sebagian besar justru belum mengenal masakan Indonesia. Dan dia membawa tiga orang juru masak, chef, dari Jakarta, dan betah bekerja di So Bali Bali, Hong Kong. n

Vol. 3 l No. 29 l Mei 2012


BPPI

Sosialisasi, Bersiap untuk Berkiprah

B

adan Promosi Pariwisata Indonesia (BPPI) dibentuk sebagai menjalan­ kan amanat Undang-Undang. Maka sejak terbentuk akhir tahun 2011, BPPI telah berangsur melakukan langkah-langkah sosialisasi. Langkah-langkah itu termasuk kegiatan perkenalan dan pe­ ngenalan ke daerah-daerah. Secara resmi di Kemenparekraf, Jakarta, sosialisasi program kerja BPPI dilaksanakan dengan dihadiri sekitar 100 peserta dari kalangan pengurus BPPD (Badan Promosi Pariwisata Daerah), yang juga terbentuk sesuai bunyi Undang-Undang tentang Kepariwisataan, dihadiri juga oleh pejabat di lingkungan Kemenparekraf, serta stakeholder pariwisata. Dalam melaksanakan promosi pariwisata, Kemenparekraf akan fokus pada peningkatan pencitraan nasional (country image) sementara BPPI akan fokus pada pencitraan produk (product image), kata Wakil Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Wamen Parekraf) ­Sapta Nirwandar. Dengan fokus yang berbeda, Wamen menjelaskan, maka promosi pariwisata yang dilakukan oleh Kemenparekraf dan BPPI tidak saling tumpang tindih, justru akan ­saling melengkapi dan bersinergi, kata Sapta ­Nirwandar. Sosialisasi program kerja BPPI itu berlang-

Vol. 3 l No. 29 l Mei 2012

Dari kanan ke kiri: Wamenparekraf Sapta Nirwandar, Ketua BPPI Yanti Sukamdani, Sekjen Kemenparekraf Wardiyatmo dan Sekretaris BPPI Retno Kusumayanti saat sosialisasi BPPI di Kemenparekraf.

sung di Balairung Soesilo Soedarman Gedung Sapta Pesona Jakarta, Kamis (10/5). Wamen Parekraf memimpin pertemuan sosialisasi tersebut bersama Sekjen Kemenparekraf dan Pengurus BPPI. Wamen memberikan contoh, dalam me­ lakukan promosi pariwisata di luar negeri seperti pameran ITB Berlin (Jerman) dan WTM

London (Inggris), Kemenparekraf fokus pada penyediaan booth, bahan informasi mengenai potensi pariwisata Indonesia, sedangkan BPPI fokus bagaimana mengisi booth dan menjual produk pada pameran tersebut. Sementara Ketua BPPI, Yanti Sukamdani menguraikan strategi promosi BPPI yang membagi tiga tema, yakni Low Season Tourism,

Ketua Umum BPPI, Yanti Sukamdani mengatakan, BPPI akan melaksanakan tiga program promosi pariwisata yakni low season tourism berupa paket-paket promosi untuk mengisi bulan-bulan sepi kunjungan wisatawan, ­creative tourism dengan menyelenggarakan festival kuliner ataupun fesyen, serta green tourism berhubungan de­ ngan upaya hotel mengimplementasikan konsep hijau yang saat ini menjadi isu dunia. “Tiga bentuk promosi pariwisata yang dilakukan BPPI ini selaras dengan program promosi Pemerintah (Kemenparekraf) yang mengangkat tema ‘Green and Creative Tourism’ pada tahun ini,” kata Yanti. Dengan menguraikan gagasan tersebut seperti ter­gambar diatas, maka ta­hun 2012 ini merupakan tahun persiapan berbagai aspek untuk menjalankan organisasi BPPI. Tahun 2013 kegiatan riel promosi dimaksud akan terlaksana, dan digambarkan kegiatan akan semakin membesar tahun demi tahun.

15


BPPI Melalui tayangan ini ditunjukkannya bagaimana BPPI akan berhubungan dengan Ditjen Pemasaran Pariwisata untuk pelaksanaan promosi Low Season, lalu dengan Ditjen Ekonomi Kreatif untuk promosi Creative Tourism, dan dengan Ditjen Pengembangan Destinasi untuk kegiatan promosi bertema Green Tourism.

an yang dilangsungkan di periode low season, akan membuka peluang sedikitnya dari sudut biaya, bisa menciptakan harga paket tur yang relatif ‘merangsang’ alias ‘murah’ karena memang dasarnya harga-harga kamar, tiket, dan lain-lain, lazim berada di level yang disebut ‘bottom price’. Dengan demikian pula justru para pengelola hotel, transportasi darat dan udara, akan mendapatkan tamu dan penum­ pang dan dapat mengangkat load factor atau okupansi kamar menjadi relatif tinggi. Di dunia penerbangan sebagai dimaklumi, mengennal tiga harga yakni: peak price untuk musim puncak, shoulder price untuk hargaharga di antara musim puncak dan low season, dan bottom price, yakni terjadi di musim di mana sungguh sangat rendah tingkat jumlah perjalanan orang. Maka strategi mempromosikan pariwisata low season memberi harapan baru.

UU Kepariwisataan

Tugas dan fungsi BPPI yang ditentukan oleh Undang Undang No. 10 Tahun 2009 berbunyi sebagai berikut:

Pasal 41

Creative Tourism dan Green Tourism. Dapat kita catat, pariwisata Indonesia tampak membutuhkan kegiatan-kegiatan dari para pelaku bisnis dan pemangku kepenting­ an di masyarakat untuk menggerakkan atau menarik arus wisatawan justru di masa-masa periode low season. Pada periode peak season di bidang pariwisata, arus dan jumlah wisatawan seakan dengan sendirinya meningkat. Para unsur ­industri pariwisata memperlakukan peak sea­ son ibarat musim panen di pertanian, yakni saat memetik hasil terbaik dan tertinggi di antara periode-periode lain sepanjang tahun. Dalam keadaan itulah pada musim puncak seperti bulan-bulan liburan sekolah atau liburan panjang atau musim puncak lain, ­harga-harga tiket penerbangan, akomodasi hotel, dan sarana lainnya selalu meningkat dari biasanya. Para pelaku bisnis menjauhkan diri dari pemberian diskon atau harga promosi.

16

Demikian pula pada musim puncak turis berkaitan liburan musim panas atau musim dingin, para pengelola hotel, operator tur, biro perjalanan, penerbangan dan moda transportasi lain, akan sibuk bukan hanya melayani, juga mendapatkan keuntungan bisnis yang bagus. Tapi low season membuat harga-harga cen­ derung diturunkan, jumlah wisatawan relatif sedikit, okupansi hotel dan passenger load ­factor penerbangan pun rendah. Maka di balik keadaan itu, jika semacam BPPI menciiptakan kegiatan-kegiatan yang bersifat promosi, dan meng-generate konsu­ men pariwisata alias wisatawan untuk bepergian, maka sinergi promosi itu pun akan me­ rangsang wisatawan mengadakan perjalanan dan hasilnya mengisi periode low season, atau pada periode off season yang belum serendah low season. Menciptakan dan mempromosikan kegiat­

1). Badan Promosi Pariwisata Indonesia mem­­punyai tugas: (a) meningkatkan citra kepariwisataan Indonesia; (b) meningkatkan kunjungan wisatawan manca negara dan penerimaan devisa; (c) meningkatkan kunjungan wisatawan nusantara dan pembelanjaan; (d) menggalang pendanaan dari sumber selain Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara dan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan; dan (e) melakukan riset dalam rangka pengembangan usaha dan bisnis pariwisata. 2). Badan Promosi Pariwisata Indonesia mem­ punyai fungsi sebagai: (a) koordinator promosi pariwisata yang dilakukan dunia usaha di pusat dan daerah; dan (b) mitra kerja Pemerintah dan Pemerintah Daerah.

Pasal 42

1). Sumber pembiayaan Badan Promosi Pariwisata Indonesia berasal dari: (a) pemangku kepentingan; dan (b) sumber lainnya yang sah dan tidak mengikat sesuai ­dengan ketentuan peraturan perundangundangan. 2). Bantuan dana yang bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara dan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah bersifat hibah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. 3). Pengelolaan dana yang bersumber dari non-Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara dan non-Anggran Pendapatan dan Belanja Daerah wajib diaudit oleh akuntan publik dan diumumkan kepada masyarakat. n

Vol. 3 l No. 29 l Mei 2012


Promosi Dalam Negeri

Lihat Saja

Hasil Karya Kami...

Di pantai Keiburse, Merauke.

S

wiss-belhotel di kota Merauke, Papua, baru saja memulai operasi beberapa bulan ini. Dengan jumlah kamar 102 dan gedung yang seluruhnya baru dibangun, keberadaannya tentulah akan memicu dan memacu perkembangan ­kegiatan bisnis di kota ujung paling timur negeri Indonesia. Sekiranya Anda sungguh melangkahkan kaki ke Merauke, kota kabupaten di ufuk timur negeri ini, saat mendarat pun Anda boleh jadi akan merasakan seperti bermimpi. Sungguhkah aku di Merauke? Maklum kan, sejak taman kanak-kanak kita menyebutnyebut namanya mungkin sudah beribu-ribu kali, dalam nyanyi: Dari Sabang sampai Merauke. Terlebih lagi jika Anda sudah pernah pula (seperti penulis ini), ke Tugu Nol Kilometer ­Indonesia di ujung pulau Weh, kota Sabang, perbatasan Indonesia di bagian Utara-Barat atau arah mata angin Barat Laut negeri ini. Rasa syukur mengalir dari dalam dada. Inilah tanah airku. Di kantor Dinas Kebudayaan dan Pariwisata setempat, tercatat jumlah kunjung­ an wisnus 9190 orang tahun 2010, 5430 orang 2009 dan 5680 orang 2008. Jumlah wisman? Sebanyak 110 orang, 303 orang dan 148 orang dan 199 orang masing-masing untuk tahun 2011, 2010, 2009 dan 2008. Ritme dan ‘kesejahteraan’ masa lalu masih dinafaskan hingga kini. Sebagian penduduk kota Merauke, setiap hari tampak de­ ngan santai membawa jarring ikan, lalu menjaring ikan mujahir dengan mudahnya, ikan yang hidup subur di kanal-kanal yang melintasi di tengah hingga di pinggir-pinggir kota. Tampak mudah sekali mereka mendapatkan ikan, dibawa pulang, di­goreng atau digulai, makan bersama keluarga. Beras, murah dan mudah, sebagian penduduk pun memiliki sawah, ternak ayam, sampai sapi. Janganlah sebut sayur, mereka memetik ke kebun.

Vol. 3 l No. 29 l Mei 2012

Festival Dambu, Suku Kima-kima, Merauke.

17


Promosi Dalam Negeri

Catatan Jumlah Wisman dan Wisnus di kantor Kadisbudpar Merauke.

Alhasil, sebagian kecil saja dari bahanbahan makanan sehari-hari yang dibeli. Menjaring ikan juga bertujuan untuk dijual. Itu lebih mudah lagi, ikan-ikan tanggapan itu digelar atau digantung di ­pinggir jalan, tak lama kemudian dibeli oleh warga yang tengah dalam perjalanan hendak pulang ke rumah. Damainya hidup, menurut penuturan penduduk Merauke, sudah ‘dari sononya’ merupakan karakter masyarakat suku­suku di kabupaten ini. Suku Marind tertua dan terbanyak, sifat santun, menghindari perselisihan, merupakan karak­ter ­utama masyarakat, mereka yang mendiami pu­ sat-pusat kampung adat mereka, hingga me­reka yang sudah men­diami perkotaan dan bercampur baur. Di tengah masyarakat penduduk Me­

Kendaraan untuk ke Boven Digul dari Merauke. Jalan raya penghubung meliuk-liuk turun naik, setiap kali usai hujan, beberapa bagian jalan yang rendah terendam air dan tidak bisa dilewati oleh kendaraan tipe mini bus atau mobil kecil.

18

Itulah rumah semut-nya. Tingginya bisa mencapai 5 meter.

rauke ini, hampir semua suku dari dae­ seakan terbuat dari gundukan tanah liat rah-daerah seberang hadir. Lebih se­ratus yang di­susun menjulang, tingginya bisa tahun lalu rombongan transmigran dari antara 3 sampai 5 meter. Menakjubkan. Dekatilah. Tak terlihat pulau Jawa mendarat di sini. Maka dengan seekor pun semut. Dan tiaringan mereka menamakan da yang tahu, kapan semut­Jamer, Jawa–Merauke, ketusemut itu bekerja, tahu-tahu runan dari hasil per­kawin­an setiap pagi rumah-rumah campuran dari pendatang semut itu tampak berangsur de­ngan penduduk asli. kian meninggi. Oke, pertanyaannya tentu Entah sudah berapa abad berbunyi: apa yang dilihat lamanya ha­bitat de­ngan dan ke mana kita jalan-jalan ­rumah semut ini hidup jika sudah berada di bumi di sini. Tak menimbulkan Merauke yang damai ini? gangguan, sebaliknya tak Pertama, pergi meninjau Daud Hollenger diganggu oleh manusia. tapal batas Negara dengan Kadisbudpar Kab Merauke Maka jadilah siklus kehi­ Papua New Guinea. Di sekidupan ini kini menjadi salah tar situ tampak bagian Negara kita jauh lebih baik keadaannya dari- satu ciri, atau ‘spot’ bagi wisatawan untuk pada di tanah bagian PNG. Di seberang mengaguminya. Maka warga Merauke memetik satu tapal batas itu, belum ada prasarana sama sekali ke­cuali jalan setapak menerobos kearifan lokal dari fenomena alam itu. hutan-hutan. Jalan setapak itu yang dil- Kehidupan rumah semut itu melahirkan intasi oleh warga dari PNG, ada yang peribahasa: “Jangan tanya kapan kami bahkan dua hari atau lebih bersepeda bekerja, lihat sajalah hasil karya kami…” Tapi adalah seorang polisi yang telah dari tempat asal, hanya untuk berbelanja membeli ‘sembako’ yang akan dijualnya di bertugas sejak tahun 1993 sebagai komankampung halaman. Artinya, mereka bisa dan di pos tabal batas ini. Menurut temuan dia, ‘serangga’ halus mengambil untung ­50–60% dari harga beli, se­perti dituturkan salah satu pelintas yang disangka semut itu, bekerja selalu tengah malam antara pukul 2 hingga 5 batas dari PNG ini. Di perjalanan kita melewati Taman Na- pagi. Itu merupakan kebiasaan jadual di sional Wa­sur. Di sepanjang jalan ini bisa mana serangga halus bisa terlihat sibuk dihampiri rumah-rumah semut, ya, mere­ bekerja membangun rumah tanah. Jika dibelah salah satu bagian, di rongka sebut sebagai Rumah Semut. Bertebar­ an letaknya, ratusan jumlahnya, tampak ga dalam bangunan rumahnya bisa terli-

Vol. 3 l No. 29 l Mei 2012


Promosi Dalam Negeri

hat ‘semut’ yang dimaksudkan penduduk, yaitu sebenarnya tampak semacam ‘rayap’, sangat halus tubuhnya berukuran sekitar setengah besarnya butir beras. Tapi itulah ajabnya, struktur dan aduk­an tanah yang disusun oleh makhluk mikro-mini ini, tak mudah rubuh, ­bahkan cukup keras untuk ditebas jika hanya menggunakan tangan kosong.

Suku Marind dan Festival

tadi, namun jumlah wisnus yang dicatat oleh Dinas Pariwisata Merauke telah mencapai sekitar 6.000-an orang per tahun. Aslinya nilai dan kehidupan masyarakat di Merauke kini, yang mulai bersentuh­an dengan hotel modern seperti Swiss-­bellhotel, menguak satu tabir bahwa Me­rauke akan mulai perlu mengembangkan pariwisatanya, untuk peningkatan kualitas hidup dan kesejahteraan.

Mengelola Pariwisata

Penduduk asli kabupaten Direktur Promosi PariMerauke adalah suku Marind wisata Dalam Negeri, Faried yang terdiri dari sembilan sub Moertolo, satu hari 17 April Indra Kemal suku. Seperti disebutkan tadi, 2012 menguraikan kebiGM Swiss-bellhotel, Merauke. banyak dialek bahasa yang berjakan pengembang­an keparibeda, namun bahasa Indonesia wisataan nasional dan lebih jualah bahasa peng­antar sehari-hari. fokus lagi pada uraian pengembangan peKini, dari sudut pariwisata, Festival masaran pariwisata, dalam acara bertajuk Dambu yang diselenggarakan tiap bulan Pengembangan Kepariwisataan Daerah Kabu­ Oktober di kecamatan bernama Kimaan, paten Merauke. merupakan salah satu yang dibanggaJelas sekali betapa para peserta temu kan. Itulah pesta ungkapan terirma kasih wicara itu, memanfaatkan sebesar-besar­ ­kepada Tuhan atas hasil panen, dan me- nya dialog yang membuka cakrawala nampilkan kompetisi hasil-hasil panen pem­bangunan, dan, pengembangan pari­ antar penduduk. wisata. Para stakeholders pariwisata setem­ Pada even itu masyarakat menyaksikan pat pada malam itu terutama diwarnai oleh hiburan tradisional seraya tetap meng­apresiasi tarian-tarian tradi­ Peta sional dan juga pertandingan ‘guMerauke lat tradisional’. Adapun untuk menikmati ma­ di Papua rine tou­rism, Merauke menawarkan naik kapal local speed boat, menuju Keiburse, sekitar satu jam perjalanan. Dan anda lihatlah bersih lautnya, pantainya, sejuk dan tampak adem, seperti di gambar di atas. Ketika pengunjung datang ke sini, maka berinteraksi dengan suku Marind atau suku Kinaam, merupakan satu daya tarik wisata yang mengesankan. Belum banyak jumlah wisman yang datang seperti disebutkan

Vol. 3 l No. 29 l Mei 2012

Faried Moertolo

keha­diran kepala-kepala adat, ­pastor, di ­samping satuan kerja di Pemkab ­Merauke. Faried Moertolo akhirnya menganjur­ kan pengembangan yang bertahap bagi Merauke, namun hampir-hampir paralel antara pengembangan aksesibilitas, pe­ nge­masan obyek-obyek daya tarik wisata, dan, akomodasi. Swiss-belhotel sebagai ako­modasi kelas internasional telah membuktikan bahwa harapan pengembangan di Merauke telah semakin dekat di hadap­ an mata. Indra Kemal, General Manager Swissbellhotel pun menyatakan bahwa dia akan menjalin kerja sama untuk mulai ikut menghidupkan pariwisata. Direncanakan meng­ adakan festival seni budaya. “Kami akan menjual paket­paket berwisata di dalam kawas­ an Merauke ini, kepada para tamu hotel,” kata Indra. ­Hotelnya mengoperasikan 103 kamar dan sejak beroperasi awal 2012 ini kebanyak­an tamunya memang para business travellers. Ya, berarti bisnis baru dan ­investasi baru tampaknya sedang mulai mengalir ke kabupaten Merauke khususnya, provinsi Papua umumnya. n

19


Kota

Pro-Aktifnya

Solo Kota Solo agaknya sudah maju satu langkah di depan. Inilah laporannya.

P

erjalanan menemukan the Spirit of the heart of Java ternyata tidak bisa ditemukan hanya di satu tempat. Setiap daerah saling berkaitan antara satu dengan lainnya. Widdi ­Srihanto sebagai Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kota Solo tampak sudah memiliki visi itu dengan rencananya ­untuk menjalin kerja sama dengan Yogya, Semarang dan Kabupaten Magelang yang akan dituangkan dalam MoU untuk membuat paket wisata. Paket wisata dimaksudkan mencakup wisa­tawan yang masuk dari penerbangan ke Semarang, Solo atau Yogya, paketnya akan termasuk mengunjungi Borobudur dan spot lain di luar kota Solo. Sedangkan kegiatan untuk ­memasukkan promosi Solo ke dalam Visit Jateng yang sekarang ini sedang dilakukan adalah meng­ adakan morning tea setiap sebulan sekali di hari Sabtu dengan mengundang para general manager hotel, ASITA, PHRI dan guide untuk memberitahukan program-program disbudpar menjelang Visit Jateng. Ini telah dilakukan sejak pencanangan visit dua atau tiga bulan yang lalu. Yah, itu memang kata kuncinya. Berhu­ bungan dan berkordinasi langsung dengan kalangan pelaku bisnis pariwisata. Pada akhir­nya, merekalah yang menggerakkan roda operasional sehingga wisman mengalir datang berkunjung, dan kemudian, berkunjung lagi. Mereka yang kemudian secara nyata menyusun paket yang ‘layak jual’ dan lalu memasarkan dan menjualnya ke pasar wisman.

Pro-aktif-nya Solo

Untuk promosi keluar negeri, yang menjadi fokus adalah mem-branding Solo ke ­Malaysia dan Singapura. Menurut Widdi ­Srihanto, dari pihak Malaysia meminta empat hal untuk mempromosikan Solo. Keempat hal yang mereka inginkan itu semua tersedia, yaitu, normal tur yakni belanja di kampung batik dan kuliner; wisata golf, di sini ada dua lapangan. Ketiga, wisata religi,

20

­ asing dan terbelenggu m ­batas-batas admi­nistrasi karena mau tidak mau mereka akan saling melibatkan satu sama lain untuk mempromosikan destinasi wisata yang berada dalam teritorinya, sekaligus memperkenalkan daerah. Tapi jika ketujuh pemda ini mau berga­bung, berkoor­ dinasi dan berkonsolidasi, dan mau bersama-sama mem­bangun pariwisata lin­ tas daerah serta mempuPertunjukan Wayang Orang Sriwedari. nyai pemikiran borderless, pariwisata Solo dan sekitar­ nya akan semakin kuat, masyarakat pun akan le­bih bisa merasakan hasilnya sehingga kota-kota ini akan menjadi lebih hidup. Tidak masalah wisatawan luar datang ke sini menginap dan wisata kuliner di Solo dan jalan-jalan ke ­Sangiran, ­Boyolali dan daerah lainnya. Widdi Srihanto menargetkan rencana dan pelaksanaan promosi untuk periode ­2012–2013. Tahun Slide berbahasa Indonesia menampilkan sinopsis cerita. pertama 2012 dimulai peng­ identifikasian dan observasi, yakni acara haul-haulan dari habib karena kemudian di tahun kedua memulai kerja mereka juga menyukai itu. Dan yang keem- sama. Yang juga termasuk ke dalam rencana pat adalah twin tour, maksudnya Solo harus kerja selama dua tahun ini adalah membuka bisa bekerja sama dengan daerah lain yang jalinan dengan Singapore Tourism Board (STB) berarti Solo tidak hanya single destination dan Silkair untuk membuka penerbangan tapi juga mencakup tur ke Sangiran, Yogya, langsung ke Solo. Setelah promosi di kedua negara ini berjalan, rencana selanjutnya adaBorobudur dan sebagainya. Widdi Srihanto mengatakan, “Orang- lah mempromosikan Solo ke Filipina atau orang Malaysia masih menganggap Solo Thailand. Rencana promosi paling besar adalah seperti dulu, masih kuno, tidak seperti Kuala mengikuti ITB di Jerman tahun depan. Ini Lumpur.” Maka dalam salah satu rencananya un- berhubungan dengan mobil Esemka, Jerman tuk mempromosikan Solo di Malaysia ada­ agaknya tertarik dengan isu itu. Kota Solo lah mengundang orang Malysia untuk akan menggenjot pasar yang sudah punya ­meng­ikuti Bengawan Solo Travel Mart (BTM) penerbangan langsung ke kota ini. pada ­28–29 April 2012, setelah itu mengajak mereka famtrip keliling Solo untuk tahu bah- Wayang Orang Sriwedari wa Solo sekarang telah berubah. Famtrip itu Di Pariwisata Indonesia edisi Maret 2012 mengajak 10 orang dari Malaysia, terdiri dari lalu diceritakan kisah sukses sanggar seni wartawan dan travel agent. berbasis kesenian tradisional yang diupayaKadisbudpar ini diamini oleh HPI Solo. kan oleh komunitas dan masyarakat. Seperti diungkapkan oleh Ponco ­Akhiriyanto, Di Solo, dihidupkan pertunjukan seni berSekretaris HPI, bahwa berbicara mengenai basis kesenian tradisional dan mengangkat pariwisata di Solo sangat berkaitan erat de­ kebudayaan Jawa yang dikelola sepenuhnya ngan daerah-daerah administrasi yang dulu­ oleh pemerintah daerah. Ya, itulah Wayang nya masuk dalam karasidenan Surakarta, Orang Sriwedari. yang terdiri dari Surakarta/Solo, Boyolali, Wayang Orang Sriwedari berdiri sejak 10 Juli Sukoharjo, Karanganyar, Wonogiri, Sragen, 1910. Lokasinya dari dulu hingga kini masih dan Klaten. berada di Taman Hiburan Rakyat (THR) Ketujuh daerah administrasi itu tidak ­Sriwedari. Dan 90% dari pemain Wayang bisa hanya memikirkan kepentingan masing- ini adalah PNS dari Dinas Kebudayaan dan

Vol. 3 l No. 29 l Mei 2012


Kota kambing yang kemudian dikenal ­dengan istilah radio kambing. Inilah yang menjadi cikal bakal RRI. Diterangkan oleh pramuwisata pura bah­wa di setiap keraton pasti ada congklak/­ dakon yang merupakan dasar belajar menari dulu. Ibu-ibu yang terlihat di dalam keraton merupakan para pengasuh putra-putri raja, namanya poronini atau dayang. Karena anak-anak raja sudah dewasa maka poronini dikaryakan di sini sambil mengawasi bendabenda yang ada. Mereka pun diperbolehkan berjualan untuk menambah pendapatan. Koleksi perhiasan dalam keraton merupa­Pariwisata Kota Solo. Memang saat memasuki gedung pertun­ jukan Wayang Orang Sriwedari tampak rasa­ nya tidak menarik. Tapi mungkin Anda tidak akan menyangka, gedung tua itu berkapasitas sekitar 800 tempat duduk, 600 tempat duduk di bawah dan 250 tempat duduk di balkon dan pada hari Kamis–Sabtu, khususnya di malam Minggu, lebih dari separuh kuota tempat duduk terisi. Di malam Minggu bisa lebih dari 400 penonton, kadang di hari Selasa bisa mencapai 600-an orang. Paling sedikit pada Kamis–Sabtu penonton mencapai 150 orang. Dan di harihari lainnya seperti hari Senin-Rabu hanya 50–60-an orang penonton saja.

Pura Mangkunegaran

Bangunan-bangunan yang ada di sekitar pura terdiri dari Candi Ratna yang sekarang menjadi pintu masuk pengunjung, kemudian bangunan untuk para prajurit, di sebelahnya ada bangunan logistik beras, kemudian ba­ ngunan baru yang diperuntukan bagi ­notopojo, para abdi dalem atau keturunan yang memelihara keraton. Di atasnya ada perpustakaan yang ber­ isi koleksi buku-buku dalam tulisan Jawa. ­Perpustakaan dibuka untuk umum hari Senin-Kamis dan Sabtu pukul 09.00–13.00, kecuali hari Jumat hanya dibuka dari pukul 09.00–11.00. Banyak dari buku-buku bahasa Jawa itu yang sudah diterjemahkan ke dalam berbagai bahasa termasuk bahasa Belanda dan lain sebagainya. Dan luas Pura Mangkunegoro lebih kurang 10 ha. Saat masuk ke dalam keraton selain harus melepas alas kaki dan membawanya dalam sebuah kantong plastik hitam yang sudah diberikan di pintu masuk, juga dilarang ­untuk mengambil foto di dalam keraton. Di ­dalamnya pengunjung bisa melihat perlengkapan menari Srimpi yang terakhir digunakan pada tahun 1937 oleh Gusti Nurul, putri dari Mangkunegoro VII, yang menari di ­Belanda. Waktu itu tariannya disiarkan. Demi mendengarkan siaran itu tentara ­Indonesia membawa radio komunikasi sampai ke daerah Karanganyar dan disimpan di dalam kandang

Vol. 3 l No. 29 l Mei 2012

kan penemuan dari rakyat, dan kebanyakan ditemukan di daerah Wonogiri yang ­dilewati Sungai Bengawan Solo sebelum kerajaan berdiri. Saat itu sungai merupakan jalan utama berkunjung ke Solo dan menjadi jalur perdagangan yang ramai. Taman di dalam keputren lebih berwarna dan menguatkan kesan keraton yang ramah dan terbuka bagi siapa saja. Joko Pramudyo dari Kantor Pariwisata Mangkunegaran mengemukakan jumlah wisatawan ke Pura Mangkunegoro tahun 2010 tercatat 15.149 wisnus dan 21.249 wisman. Lalu tahun 2011 ada 18.078 wisnus dan 19.579 wisman. Di awal tahun 2012 selama bulan Januari–Februari sudah datang 2.919 wisnus dan 2.873 wisman. Belanda dan warga negara-negara UE merupakan wisatawan yang paling banyak di antara seluruh pe­ ngunjung wisman. Dalam rangka jelang Visit Jateng 2013, Widdi Srihanto, Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kota Solo dengan yakin mengatakan obyek destinasi wisata utama andalan di Solo adalah keraton. Pura Mangkunegaran masuk itinerary wajib dalam tur kota Solo, maka pramuwisata lokal di Pura Mangkunegaran yang berjumlah sekitar 12 orang yang menguasai bahasa Spanyol, Perancis, Jerman, Jepang, dan Belanda, telah dipersiapkan. Keistimewaan dari Pura ­Mangkunegaran adalah di sini bukan hanya sekedar mu­seum tapi juga berkaitan dengan sejarah, adat istia­dat, bangunan, dan seni budaya. Joko Pramudyo mengakui mengelola museum itu sulit. Namun demikian, saat rakor barasmus se-Jateng yang belum lama diadakan di

Bandungan, Semarang, 48 museum di Jateng akan saling berkoordinasi dan menyatakan siap menerima Visit Jateng 2013. Bagi Puro Mangkunegaran dengan berbagai macam kompleksitas masalahnya, me­ nurut Joko Pramudyo, pura sudah berusaha mengemas keraton menjadi sebuah daya tarik dan itu dipertahankan dan ditingkatkan hingga saat ini. Bahkan ini sudah dilakukan jauh sebelum ada Visit Jateng, Visit ASEAN ataupun Visit Indonesia Year. Bagaimana cara pura melakukannya? Dengan mengadakan penggalian-penggalian, pembakuan, pendokumentasian, dan pelestarian. Salah satunya di bidang tari. Dari ratusan atau ribuan tari klasik, tidak menutup kemungkinan untuk memadukannnya dengan unsur lain seperti cerita pewayangan yang diwujudkan dalam bentuk tari. Ini nantinya dalam bentuk wireng dengan durasi yang lebih singkat karena hanya petilan-petilannya yang diambil. Jika tariannya full itu namanya fragmen. Biaya memang menjadi kendala dalam melakukan penggalian, pembakuan, pendokumentasian dan pelestarian. Karena selain tari, pura juga berusaha tetap mengadakan

upacara adat, seperti khol-kholan (haul) yang masih berjalan; tedak siten, yakni bayi yang mau turun ke tanah atau mulai berjalan, ini juga masih dijalankan oleh putra dari raja; ruwan, yakni memperingati bulan arwah, biasanya dilakukan menjelang bulan puasa, atau dikenal juga dengan ziarah kubur. Ada juga tirakatan atau wilujengan yang dilakukan secara masal untuk mendoakan para leluhur dan kelangsungan pura. Jadi intinya Pura Mangkunegaran sudah siap. Pura sudah dibuka untuk umum sejak tahun 1968. Selain mengemas tempat dan sejarahnya, Pura Mangkunegaran sudah memiliki jadwal reguler pertunjukan berupa latihan karawitan dan gamelan dengan tarian pada hari Rabu pagi, dan dibuka untuk umum se­ hingga wisatawan pun bisa melihatnya. Di hari Sabtu pun ada latihan gamelan tanpa latihan menari. Keduanya berlangsung dari pukul 10.00–12.00. Siaran langsung dua kali dalam sebulan oleh RRI, dan itu ­durasinya bisa sampai pukul 13.00. n

21


Bandara

Juga, Terminal Industri Kreatif

S

elain berfungsi amat penting sebagai pintu gerbang dan wajah pertama dari destinasi wisata, yang dilihat wisatawan saat tiba, terminal penumpang juga ternyata dapat dan harus difungsikan sebagai terminal bagi industri kreatif. Seorang turis, Jean-Jaques, warga negara Kanada, memandang pilar kayu berukir di Air­ port Sepinggan, Balikpapan. Pilar itu dibuat dari kayu gelap, dengan kedahsyatan khas Kalimantan : ukuran diameter kayunya, lebih besar dari sepemelukan orang dewasa. Selain itu, keindah­ an detail ukiran pada pilar itu menceritakan kekuatan budaya dan ketrampilan tradisi sukusuku di Kalimantan Timur. “I wonder, how big the real tree was,” katanya, sambil memandang pilar itu. Pilar kayu besar, tinggi menjulang sekitar 10 meter, berukir de­ ngan detil ukiran dari beberapa suku Dayak Kalimantan Timur, menjadi tampilan khas Airport Sepinggan di Balikpapan. Para pengunjung yang baru pertama kali datang di airport ini seolah diajak membayangkan sebuah masa, ketika Kalimantan penuh padat oleh pohon-pohon kayu raksasa, ketika suku-suku pedalaman berkelana di wilayah penuh pohon-pohon hutan tropis. Gaya ‘pameran pilar’ ala Sepinggan ini rupa­nya diadopsi pula oleh bandara Tarakan, yang juga terletak di Kalimantan Timur. Bedanya, ornamen hias yang melekat pada pilar-pilar di Bandara Tarakan bukanlah hasil ukiran, tetapi merupakan lukisan dengan cat minyak. Mungkin pertimbangan biaya menjadi salah satu penyebab pilihan ini. Tetapi justru karena ­inilah, maka ornamen-ornamen pilar ala bandara ­Tarakan memiliki warna-warna menarik. Warna khas suku-suku asli Tarakan inilah yang juga tampak dalam produk batik khas Tarakan. Bandara memang bukan cuma gerbang sebuah daerah, berbagai ruang dalam airport dan landskap sekitar airport, adalah lahan untuk memamerkan kebudayaan daerah. Bermacam ornamen kebudayaan menghiasi sudut-sudut airport di berbagai wilayah Indonesia. Begitulah, di sejumlah daerah, para pramu­wi­ sata bisa mulai memperkenalkan ornamen khas daerahnya sejak di wilayah kedatangan bandara. Pilar-pilar di bandara Sepinggan atau Tarakan pastilah sudah sering dipakai oleh para pramu­ wisata untuk memperkenalkan kebudayaan daerah mereka, baik kepada para wisatawan ataupun ekspatriat eksekutif perusahaan tambang, yang kebetulan datang mengunjungi kota ini. “Bali punya peranan dalam memperkenalkan kebudayaan melalui ornamen dan arsitektur di airport-nya,” ujar Hartanto, seorang penulis kebudayaan yang banyak berkelana di berbagai sudut Indonesia. Menurut Hartanto, ini diawali ketika Bali me-

22

Gaya arsitektur di Bandara Soekarno-Hatta meng­adopsi keindahan pohon kamboja.

napaki dunia pariwisata massal di era 1980-an. Gubernur Bali saat itu, Ida Bagus ­Mantra, memperkenalkan konsep ‘Pariwisata Budaya’ (cul­ tural tourism). Dengan segera, konsep ini mendasari desain pembangunan di Bali, dan jadilah ‘pembangunan berwawasan budaya’. Konsep ini tercermin dalam rupa desain bangunan. Dalam desain arsitekturnya, berbagai hotel, toko, serta kantor-kantor pemerintah dan swasta diwajibkan mengadopsi elemen kebudayaan Bali. Maka tak heran jika bangunan keagamaan dari kalangan non-hindu pun, mengandung elemen kebudayaan Bali. Jejak dari konsep ini terasa hingga sekarang. Hotel-hotel dan berbagai bangunan modern di Bali, kental oleh ornamen-ornamen kebudayaan tradisional, me­ representasi Bali dalam bentuk bangunan, atau ornamen lukisan, patung, bentuk pilar atau ukiran ­dinding. Salah satu perwujudan kebudayaan Bali adalah tinggi bangunan yang tak boleh lebih dari 16 meter, atau tak boleh lebih tinggi dari pohon kelapa yang daunnya banyak dimanfaatkan untuk

membuat sesajen di Bali. Ini juga berlaku untuk Bandara Internasional Ngurah Rai di Denpasar, walaupun tentu saja ada kompromi bagi menara pengawas di bandara. “Lihat saja,” ujar Hartanto, “dari kejauhan, bentuk atap airport Ngurah Rai memiliki lekuk yang sangat kental dengan nuansa Bali.” Sesudah keluar dari areal bandara, kedahsyat­ an pameran kebudayaan di lansekap bandara Denpasar tampak dalam wujud patung besar, yang secara dinamis mencerminkan episode ­Baratayuda, ketika Gatotkaca menjelang gugur di panah Adipati Karna. Di sudut-sudut taman dalam lingkungan bandara Ngurah Rai, tanaman bunga Kamboja memberikan nuansa yang khas Bali. Keindahan pohon Kamboja hias ini bahkan di adopsi oleh Bandara Soekarno-Hatta di Jakarta. Dari dalam ruang tunggu, terutama di terminal 1 dan 2, tampak berderet tegakan pohon Kamboja dengan bunga aneka warna. Pemandangan ini mengingatkan pada Bali, walaupun sebenarnya Bandara tersebut berada di Jakarta. Selain itu, gapura Bali pun mengantarkan pengunjung masuk atau keluar dari wilayah bandara di Ibukota negara ini. Rupanya, para arsitek bandara ini hendak menyatakan bahwa Bali adalah sebuah wilayah di Indonesia. Tetapi bandara memang bukan cuma sekedar tempat untuk pameran kebudayaan arsitektur seperti yang telah dilakukan Bali. Beberapa dae-rah bahkan pernah, dan masih, menggunakan ruang-ruang di bandara sebagai ruang pamer produk kreatif daerahnya. Ini memang trend yang sedang terjadi di berbagai sudut planet ini: bandara sebagai ruang pamer. Lobi ruang tunggu Bandara Internasional Juanda di Surabaya, misalnya, tahun lalu sempat disulap jadi galeri pamer beragam produk UKM. Maklumlah, 53% roda perekonomian di Jatim, menurut Nina Sukarwo, penggerak PKK Jatim, digerakkan oleh sektor UKM. “UKM di Jatim memang punya andil luar biasa besar dan harus ditangani serius jika ingin memajukan ekonomi Jatim.” Bentuk keseriusan tersebut adalah ‘menghadang dengan promosi produk’ di bandara.

Vol. 3 l No. 29 l Mei 2012


Surabaya

Antusiasme Masyarakat dan Pemkot

Y

S­ ebagaimana dilansir dalam poskota.com, pa­mer­ an ini dilakukan untuk menghadang produk Cina yang banyak menyerbu ke berbagai dae­ rah, termasuk Jatim. Selain itu pameran foto kebudayaan Jatim pun sempat dilaksanakan di bandara Juanda. Yogyakarta bahkan memasukkan bandara Adi Sucipto sebagai bagian ruang pamer saat penyelenggaraan Festival Kesenian Yogyakarta (FKY) Juni 2011 lalu. Di Bandara Adi Sutjipto, panitia FKY 2011 menempatkan 15 karya tiga dimensi yang dirangkai menjadi bentuk pameran seni rupa sekaligus menghadirkan informasi kegiatan FKY 2011. Yogyakarta tampak menjadikan bandaranya sebagai ruang pamer kreatif yang sebenarnya. Di jalur kedatangan penumpang bandara ini, hingga saat tulisan ini dibuat, terdapat sudut yang memamerkan proses pembatikan, khususnya batik tulis. Di tempat itu dijelaskan alat membatik seperti canting, yang terbuat dari bahan tembaga yang ujungnya menyerupai paruh burung, lengkap dengan wajan dan anglo (kompor kecil). Gawangan, yang terbuat dari kayu atau bambu, sebagai tempat meletakkan kain. Di­tampilkan pula langkah-langkah proses membatik lengkap dengan istilah tradisionalnya seperti nglowong (membuat pola), nembok (menutup pola dengan malam), medel (mencelup warna), mbironi (pro­ ses pewarnaan biru) dan nyoga, mencelup kain kedalam pewarna soga dan akhirnya nglorod, yaitu menghilangkan lilin batik menggunakan air mendidih. Dengan segala keberaniannya, menjadikan ruangannya sebagai sarana pamer kreativitas. Sayangnya di bandara Yogyakarta ini tak terdapat peta yang menunjukkan dimana saja kita dapat menemukan benda-benda seperti yang dipamer-kan itu. Padahal itu akan sangat memudahkan para wisatawan yang mengadakan perjalanan secara mandiri. Atau barangkali para pengambil keputusan di Bandara Yogyakarta tak mau mengambil rejeki para pramuwisata? Memang dibutuhkan kerjassama lebih tertata, dari berbagai pihak, untuk menjadikan bandara sebagai terminal industri kreatif. n

Vol. 3 l No. 29 l Mei 2012

ang namanya House Of Sam­ poerna (HOS) di kota Surabaya itu, dibuka kembali untuk umum sejak tahun 2003. Sebelumnya bangunan ini masih tergabung dengan pabrik, maka dipergunakan untuk kantor. Karena sebelum Indonesia merdeka, gedung HOS yang berfungsi sebagai Sampoerna Theatre itu telah dibuka untuk umum, dengan konsep yang tentunya berbeda dengan saat ini. Rani Anggraini, Manager Museum HOS menceritakan, “Dilatarbelakangi Surabaya sebagai kota Pahlawan, makanya kami ingin bercerita apa itu kota pahlawan.” Juga mengingat obyek wisata di Surabaya tidak banyak. Kebe­ tulan bangunan-bangunan ca­gar budaya yang memiliki cerita itu banyak terdapat di daerah Surabaya utara, seperti bangunan-bangunan yang berhubungan de­ngan perisitiwa 10 November 1945. Sampai akhirnya HOS meluncurkan Surabaya ­Herit-age Track (SHT) pada bulan Juni 2009. Sebelum SHT berjalan, banyak ba­ ngunan di sekitar HOS tidak sebagus seperti yang ter-lihat sekarang. Karena bis merah terang SHT berhenti dan pramuwisatanya menceritakan mengenai sejarah dari bangunan-bangunan itu, lama-lama para pemilik bangunan­bangunan lama sadar kalau mereka itu sedang diceritakan kepada orang lain sehingga akhirnya mereka mau berbenah misalnya dengan mengecat rumahnya. Pemerintah kota Surabaya sangat mendukung dengan cara membuat daftar bangunan cagar budaya. Kepedulian pemkot Surabaya salah satunya adalah dengan menandakan bangunan­bangunan cagar budaya dengan plat dan sebagainya.

Bis Surabaya Heritage Track (SHT).

Bangunan cagar budaya juga ada kelas-kelasnya, jadi kita bisa mengetahui yang mana yang boleh dipugar dan yang mana yang tidak. Bangunan-bangunan yang termasuk kelas A memang tidak boleh diapa­apakan. Contohnya bangunan-bangunan di sekitar Kali Sosok. Tapi untuk bangunan-bangunan di kelas B dan C, selama fasad bangunannya masih terlihat, masih boleh dipugar.

Penandaan bangunan-bangunan ca­gar bu­daya oleh pemkot itu sudah menunjukkan kepedulian dan komitmen pemda. Pemkot selalu menghimbau dan mengingatkan kepada pemilik bangunan tua tersebut agar mereka menyadari bangunan-bangunan itu adalah bangunan bersejarah. Masyarakat pun kemudian men-support. Pemkot sangat antusias dan ingin membantu. HOS tidak akan menambah jumlah armada bis turnya. Mengapa? Karena HOS ingin mengetuk ­institusi-institusi lainnya. HOS berharap program­programnya dapat menular ke wilayahwilayah lainnya yang tidak kalah memiliki kekayaan heritage. Tur reguler SHT terbagi dua, yakni short tour dari Selasa–Kamis: berdurasi 1,5 jam, dan long tour hari Jumat–­ Minggu: berdurasi 1,5 – 2 jam. Selain tur reguler, sejak tahun 2010 HOS menjalankan paket tur dengan tujuh tema ­selama setahun. Saat Imlek, mengadakan Lunar Trek yang membicarakan mengenai kehidupan ­etnis Tionghoa di Surabaya. Mulai dari membeli kue kacang dan kue bakpia ‘­Kemenangan’ di Jalan Kembang Jepun atau kya-kya, sejarah kuenya, sampai

23


Surabaya

Pemandangan selama mengikuti tur SHT. Mempromosikan tur kota ini tentu menarik wisatawan untuk menikmati tinggal dan berwisata di dalam kota, sebelum melanjutkan ke obyek daya tarik wisata lain.

Hotel Majapahit

Gedung Cerutu

ritual persembah­an ke Dewa Dapur dan harus ada sisi edukasinya. Apapun bentuk yang mau dipamerkan di galeri ini. Sepersebagainya. Setelah itu trekker, sebutan kepada para ti pa­meran oshie oleh seniman asal Jepang, pengunjung yang mengikuti SHT, dibawa Soho ­Konishi, yang sedang berlangsung ke Rumah Abu Han dan melihat prosesi saat penulis berkunjung ke galeri HOS. Untuk ­menghasilkan ritual di sana, dan diakhiri karya yang akan dipa­mer­ dengan kunjungan ke klenkan, Mr Soho dan HOS be­ teng juga untuk melihat kerja sama dengan 350 orang ritual-ritualnya. ibu-ibu PKK se-­Surabaya. Tema tur lainnya adalah Mereka meng­ikuti workshop temple trek ­dengan menmembuat oshie dari senidatangi pura yang ada di mannya langsung. Cara­ Surabaya. Kemudian tour of nya, HOS mengundang 31 the museum pada bulan Mei, orang ibu-ibu dari 31 kecaholiday season yang diadamatan di ­seluruh Surabaya kan bulan Juni–Juli, trek ng­ belajar membuat oshie di abuburit dengan mendatangi Rani Anggraini Manager Museum galeri HOS. mesjid-mesjid selama bulan Seminggu kemudian dipuasa, dimana para trekker bisa membeli makanan untuk buka puasa, adakan workshop yang mengambil tempat karena turnya dilakukan pada tur terakhir di mal. Jadi 31 orang ibu-ibu yang telah mengikuti workshop menularkan ­ilmunya di sore hari yang dimulai pukul 15.00. Dua tema tur di akhir tahun adalah kepada 10 orang ibu-ibu lainnya. Jadi heroic tour selama bulan November dan ada sekitar 350-an orang di mal membuat year-end tour. Kegiatan yang dilakukan ­oshie. Pengunjung HOS dan SHT ini memang dalam year-end tour misalnya old fabrique tour, mengunjungi pabrik-pabrik tua yang masih didominasi wisnus. Tahun 2011 ­total pengunjung 134.850 orang, meninmasih eksis hingga saat ini. Fasillitas di HOS, selain Museum yang gkat dari tahun 2010 berjumlah 121.264 di dalamnya bisa disaksikan pekerja sedang orang. Dari jumlah tersebut 90% adalah melinting rokok di ruangan eks-bioskop wisnus, 10%-nya wisman, jadi sekitar Sam-poerna, toko suvenir yang menjual 12.500 wisman per tahun. Namun total 10% pengunjung asing barang-barang produk UKM dari Surabaya tersebut terdiri dari 115 negara. Pengundan Jawa Timur, juga ada kafe dan galeri. Yang bisa berpameran di galeri HOS jung dari negara-negara di Afrika sudah itu harus unik, punya isi tradisional, dan datang ke sini. Juga dari negara-negara

24

Jembatan Merah

Eropa timur khususnya negara-negara pecahan Uni Soviet seperti Slovenia, Ukraina dan sebagainya. Semua itu juga termasuk trekker yang mengi-kuti SHT. Tidak ada pakem meng­ ikuti tur di HOS dan SHT. Yang paling sering dilakukan adalah orang ingin naik SHT, sambil menunggu mereka jalan-jalan dulu ke museum. Setelah mengikuti SHT, mereka makan dan minum di kafe lalu berkunjung ke galeri. Pada intinya HOS bekerja sama dengan siapapun. Informasi SHT dibagikan kepada biro perjalanan, hotel dan lain-lain. Bisa dibilang HOS dan SHT sudah menjadi itinerary biro per-jalanan. Jadual buka HOS dari pukul 09.00–22.00 setiap hari. Bahkan pengunjung bisa me­ rasakan night at the museum di sini. Kecuali SHT, ini tidak beroperasi pada hari Senin. Jadual operasional SHT ada tiga, yakni pukul 09.00, 13.00 dan 15.00. HOS akan tutup pada saat lebaran saja. Di harihari libur pengunjungnya bisa mencapai 800 orang per hari. Rani Anggaraini mengatakan, “Sekarang ini rata-rata dialami 11.000-12.000 pengunjung per bulan. Yang membedakan pengunjung HOS dengan museum lainnya adalah 90% pengunjung museum kami adalah wisatawan, 10% lainnya adalah anak sekolah. Di museum lain 90% pengunjungnya adalah anak-anak sekolah. Anak sekolah yang kami maksud di sini adalah mahasiswa dan kebanyakan datang dari Malang dan Jateng.“ n

Vol. 3 l No. 29 l Mei 2012


Promosi Luar Negeri LA Travel & Adventure Show

Float Indonesia saat parade.

Pasadena – Amerika Serikat Tahun ini Kemenparekraf mengawali promosi luar negeri­ nya di Amerika Serikat, dengan berpartisipasi pada Tourna­ ment of Roses tahun 2012, pada tanggal 2–3 Januari 2012.

ATF Manado ASEAN Tourism Forum (ATF) di­ gelar di Manado, Sulawesi Utara pada 13 –15 Januari 2012. Event ini berskala regional di kawasan ­ASEAN yang bersifat internasional, dilaksanakan setiap tahun secara bergiliran menurut alpabet.

Vakantiebeurs di Belanda Kali ini Indonesia berpartisipasi pada pameran Vakantie­ beurs di Belanda, dengan menempati area seluas 140 m2. Di area tersebut berbagai kegiatan dilaksanakan termasuk penampilan dari musisi Sasando dan penyanyi, serta coffee corner yang selalu mendapat perhatian pengunjung selama pameran berlangsung Perusahaan yang berpartisipasi ada 20. Selama lima hari pelaksanaannya, 10–15 Januari 2012, setiap perusahaan rata-rata mendapatkan 25 appointment pros­ pective dengan jumlah peroleh­ an rata-rata 337 wisman, dengan total devisa yang dihasilkan sekitar Rp 134 miliar. Aktivitas di Paviliun.

Vol. 3 l No. 29 l Mei 2012

Partisipasi Indonesia pada event ini disambut baik oleh para travel agent, baik dari Indonesia yang ada di Los Angeles maupun travel agent Amerika. Acaranya diadakan di Long Beach Convention Center, California, Amerika Serikat pada 14–15 Januari 2012. Booth Indonesia Keikutsertaan Indonesia di LA Travel & Adven­ ture tahun 2012 menarik ribuan peserta yang hadir. Keindahan stand Indonesia dalam event ini juga dianugerahi penghargaan Best of Show Booth Design oleh panitia penyelenggara. Bahkan, masakan Rendang yang disajikan dalam demo masakan juga dinobatkan sebagai The Most Balanced Food, yaitu makanan yang paling enak dengan komposisi rasa yang lengkap. Destinasi pariwisata Indonesia di mata masyarakat ­Amerika Serikat khususnya negara bagian California sangat dikenal, khususnya Bali juga tempat diving, seperti Wakatobi, Raja ­Ampat dan Bunaken. Jumlah transaksi di stand Indonesia oleh 3 industri pariwisata yang berpartisipasi diperkirakan sebesar US$ 1.060.200 atau sekitar Rp 9,1 miliar.

Kembali ke Fitur, Spanyol FITUR (Feria Internaconale de Turisme), yang diselenggarakan di IFEMA, Madrid tanggal 18–22 Januari 2012 merupakan salah satu kegiatan pameran pariwisata tahunan terbesar di kawasan Eropa setelah ITB Berlin, WTM London dan Vakantiebeurs Utrecht. Pavilion Indonesia menempati stand seluas 63m² pada partisipasinya di ke­ giatan ini. Pavilion Indo­ nesia diisi oleh 10 industri, terdiri dari tour operator, hotel dan resort. Salah satu peserta yang hadir ber­ asal dari Spanyol yaitu Viajes Bur­ gos yang khusus menjual Bali. Profil pengunPavilion Indonesia dengan desain etnik modern jung yang hadir kain batik, digital printing, patung wayang memiliki minat dan patung GWK. terhadap leisure dan special interest product seperti trekking, hiking dan rafting. Kegiatan ini efektif untuk memperkenalkan ragam produk dan mempromosikan destinasi selain Bali kepada para pe­ ngunjung yang merupakan calon wisatawan potensial. Pengunjung yang hadir di ekspo ini sebagian besar mencari informasi untuk liburan musim panas pada bulan Juli sampai dengan September.

25


Promosi Luar Negeri Jumlah wisman asal India, menurut data dari Badan Pusat Statistik RI yang berkunjung ke Indonesia pada tahun 2011 adalah sebesar 168.122 wisman, dengan rata-rata lama tinggal selama 8,68 hari dan rata-rata pengeluaran per kunjungan sebesar USD 1,074.89. Umumnya masyarakat India menyukai produk wisata berupa belanja, situs arkeologi, tamasya, wisata agro dan pantai. Dengan jumlah penduduk sebesar lebih dari 1,1 miliar dan pertumbuhan GDP tahunan sebesar 8%, India merupakan pasar yang sangat potensial bagi produk pariwisata Indonesia di masa depan. Partisipasi Indonesia pada pameran ini mencatat hasil kontrak yang berpotensi transaksi berkisar Rp 38,5 miliar.

Sambutan delegasi.

Ke Brussels Holiday Fair Di Eropa kembali Kemenparekraf berpartisipasi di Brussels Holiday Fair 2012, Brussel, Belgia pada 2–6 Februari 2012, de­ ngan membawa 12 exhibitor di bidang pariwisata. Aktifitas selama pameran antara lain business meeting di 12 meja exhibitor; Counter Visa Service oleh KBRI Brussels; Demo melukis cepat; Demo dan workshop membatik; serta Coffee­Corner. Di sana, setiap perusahaan rata-rata mendapatkan 29 prospec­ tive agreement dengan jumlah perolehan rata-rata 175 wisman. Sehingga total wisman yang dihasilkan sekitar 25.260 wisman. Total devisa yang akan dihasilkan diperkirakan Rp 30 ­miliar dengan rata-rata lama tinggal 14 hari.

Ke Istanbul dan Ankara Kegiatannya dilaksanakan pada 13–15 Februari 2012. Sales Mission dimulai di Hotel Ramada Plaza, Istambul. Aktivitasnya berupa video presentation pariwisata Indonesia dan opening speech, sedangkan product presentation masing-masing industri di bawakan oleh Qatar Airways, MG Holiday dan Jet Golf Inter­ national selaku peserta. Sesi Business to Business (B to B) juga dilaksanakan. Kemudian sales mission dilanjutkan di Hotel Hilton, Ankara.

Booth Indonesia

Menembus EMITT 2012 Untuk wilayah Timur Tengah dan Eropa, ajang ini terbilang paling besar di bidang pariwisata internasional. Tahun ini ne­ gara yang berpartisipasi sebanyak 62 negara dan 4.500 exhibi­ tor serta 128.000 pengunjung. Indonesia berpartisipasi pada East Mediterannean International Travel And Tourism (EMITT) ini, yang digelar di Istambul Turki pada 9–12 Februari 2012.

Makin Berhasil di South Asia Travel & Trade Expo 2012 Indonesia meningkatkan keberhasilannya pada ­partisipasi di South Asia Travel & Trade Expo 2012 (SATTE), Pragati Mai­ dan, New Delhi India pada 10–12 Februari 2012.

Business meeting di booth Indonesia.

26

Menjajaki Travel Tour Expo (TTE) Kemenparekraf untuk pertama kalinya berpartisipasi pada event ini, dengan memfasilitasi 4 industri dari Jakarta, Bali dan Surabaya, PT Pacto LTD, PT Dwidaya Worldwide Tour & Travel, PT Indo Journey Jakarta, Aneka Kartika Tours. Kemenparekraf menempati lahan seluas 24 m2 dengan 4 booth. Dari serangkaian kegiatan di Travel Tour Expo (TTE), yang digelar 14–15 Februari 2012 di SMX Convention Center, Mall of Asia, Manila Philipina, salah satu yang menarik adalah penyelenggaraan Awarding of Trophies to the Special Awards ­Categories, dengan beberapa kategori antara lain; Best Decorated Booth, Best in Marketing Effort, Most Popular Booth, Best Performance, Most Popular Performance yang dimenangkan oleh beberapa National Tourism Organization. Dalam keikutsertaan Indonesia yang diwakili oleh 4 sellers, telah terjadi transaksi langsung sebanyak 219 pax dengan nilai transaksi sekitar Rp 582 juta. Kesempatan ini tentu tidak di­ lewatkan oleh para peserta untuk mencari networking dengan travel agent Filipina, selain dengan pengunjung yang berjumlah sekitar 30.000 orang.

Vol. 3 l No. 29 l Mei 2012


Promosi Luar Negeri Booth Indonesia

Dari hasil Table Top Meeting di kedua kota tersebut terjadi prospective appointment sebanyak 18 dengan perkiraan jumlah hasil 1.200 pax. Diperkirakan total devisa yang akan masuk sekitar Rp 9 miliar.

Perth Holiday & Travel Expo Untuk Consumer

Kini Oneworld Travel Mart (OTM) Lebih Bergema Oneworld Travel Mart (OTM) adalah bursa pameran pariwisata tahunan terbesar di India bersifat B to B dan B to C show dengan fokus pemasaran outbound. Setiap tahunnya, OTM diadakan di dua kota terbesar penyumbang turis outbound India, Mumbai dan New Delhi. Mulai tahun 2012, OTM yang sebelumnya adalah singkatan dari Outbound Travel Mart berubah nama menjadi Oneworld Travel Mart. Tahun ini dilaksanakan di Bombay Exhibition Centre, Goregaon (East), Mumbai, India, pada 17–19 Februari 2012. Indonesia berpartisipasi pada ajang ini dan sukses.

Pameran Perth Holiday & Travel Expo 2012 di Burwood Entertainment Complex, Perth, Australia berjalan sangat meriah dan ramai pengunjung karena pameran ini bersifat Consumer. Dilaksanakan selama dua hari dari tanggal 18–19 Februari 2012 dengan tiket masuk US$ 10 per orang. Para pengunjung stand Indonesia pada umumnya sudah mengetahui Indonesia dan keindahan alamnya. Yang dominan mereka mengenal Bali. Tidak heran pengunjung banyak yang pernah bahkan beberapa kali mengunjungi Indonesia, selain ada juga yang belum tahu sama sekali, dan merencanakan tahun mendatang berkunjung. Para pengunjung pameran diberikan goody bag yang berisi bahan informasi pariwisata Indonesia dan souvenir. Selama dua hari pameran sekitar 26 ribu pengunjung memasuki pa­ meran ini. Maka promosi ini efektif untuk target peminat wisata langsung.

Borsa Internazionale del Turismo (BIT) Paviliun Indonesia menempati lahan seluas 40 m2 di pameran Borsa Internazionale Del Turismo (BIT), Milan, Italia tanggal 16–19 Februari 2012. Mayoritas peserta menyatakan bahwa tujuan utama ­mereka berpartisipasi di BIT Milan adalah untuk menjaring kerja sama baru serta meningkatkan kerja sama yang telah ada. ­Mereka juga berpendapat bahwa keikutsertaan pada BIT Milan ­sangatlah penting. Setiap perusahaan rata-rata mendapatkan 36 appointment prospective dengan jumlah perolehan rata-rata 150 wisman. Yang turut serta pada BIT 2012 ada 7 perusahaan, jadi sekitar akan datang sekitar 5.400 wisma, dengan perkiraan total devisa yang akan dihasilkan ekivalen Rp 52 miliar.

Ke Taicung dan Taipei Sales mission ke Taichung, dilaksanakan pada 22 Februari 2012 dan dalam pertemua di The One Hotel, di kota itu, hadir travel agent dan tour operator Taiwan, Garuda Indonesia ­Taiwan, Kepala KDEI (Kamar Dagang dan Ekonomi Indonesia) ­Taichung dan Taipei. Pada kesempatan itu delegasi Indonesia menyajikan ‘Indonesia Tourism Up Date’. Dilanjutkan dengan acara tanya jawab dan business meeting/table top. Dari industri Taiwan ikut serta 60 buyers. Di Taipei, berlangsung pada 23 Februari 2012 di Hotel Re­ agent, dihadiri oleh Kepala Perwakilan KDEI – Taipei, lima dari industri pariwisata Indonesia.

Vol. 3 l No. 29 l Mei 2012

Bagian Informasi stand Indonesia.

Serbia, IFT 2012 International Fair of Tourism (IFT) merupakan bursa pariwisata terbesar di Serbia dan Eropa Tengah, dan telah dilaksanakan lebih dari 30 tahun. Menempati lahan seluas 15.030 m2, event ini diikuti oleh 1000 peserta dari 46 negara, dengan dikunjungi sekitar 60.000 orang. Kemenparekraf berpartisipasi untuk kedua kali tahun ini, sementara keikutsertaan melalui KBRI telah lebih dari sepuluh kali. Seluas 60m2, booth Indonesia diwakili oleh Panorama Tours, Marintur, dan PT Candi Wisata Borobudur, Prambanan dan Ratu Boko, yang setiap harinya dikunjungi sekitar 300 orang baik dari kalangan professional ataupun masyarakat umum. Tercatat PT Panorama Tours mendapatkan kontrak senilai Euro 2 juta pada pameran yang memperkenalkan budaya, destinasi wisata Indonesia yang unik, berbeda dengan kebudayaan Asia lainnya ini.

27


Promosi Luar Negeri Hasil di NATAS Tahun ini, NATAS Travel Fair di Singapore berlangsung mulai 22 hingga 26 ­Februari. Di atas lahan seluas lebih dari 20.000 m2 untuk 800 booth de­ ngan 200 exhibitor dari 17 ne­ gara termasuk dari 14 National Table Top Tourism Organisation: Australia, Brazil, Egyptian, Hongkong, India, Italia, Jepang, Korea, Macau, Malaysia, Sabah Tourism Board, Selandia Baru, Thailand. Indonesia mengambil lahan 144 m2 untuk diisi oleh 16 booth dengan 50 sellers. Kegiatan yang dilakukan selama pameran antara lain penjualan paket-paket wisata Jakarta, Bali, Yogjakarta, Surabaya, Batam/ Bintan, Bandung, Manado, Makassar, Medan, Lombok dan Semarang, serta pelayanan informasi kepada para pengunjung yang jumlahnya sekitar 30.000 orang selama pameran berlangsung. Diperkirakan telah terjadi transaksi dengan taksiran ­volume jumlah konsumen sebanyak 5.716 pax dengan total nilai kontrak potensial itu sekitar Rp 12,5 miliar. Melalui pameran ini diketahui Batam/Bintan masih merupakan destinasi yang pa­ling diminati kemudian disusul Bali, Bandung, Yogyakarta dan Jakarta.

Festival Indonesia di AS Acara Indonesia Night bertema An Evening in Indonesia pada 1 Maret 2012, dihadiri oleh sekitar 150 tamu undangan yang sebagian besar adalah anggota Komite International University Club (UC) di Washington DC, Amerika Serikat. The University Club merupakan salah satu klub tertua di ­Washington DC didirikan tahun 1904 yang anggotanya terdiri dari: kalang­an lobbyist, pebisnis, anggota kongres, pegawai pemerintah maupun swasta, pengusaha dan diplomat asing. Acara dibuka dengan cocktail reception, makan malam dan hiburan. Hi­ buran ditampilkan pada akhir acara, berupa interaktif angklung, rampak gendang serta tarian. Kemenparekraf mendukung kegiatan ini dengan me­ ngirimkan tim kesenian. Dubes RI untuk Ame­ Interaktif angklung. rika Serikat, Dino Patti Djalal pada kesempatan itu mengundang hadir­in untuk berkunjung ke ­Indonesia dan menikmati keragaman wisata alam dan budaya ­Indonesia. Sedangkan Ketua Komite Internasional UC, Mr Dick Willet menyampaikan bahwa acara ini merupakan momentum bagi anggota UC untuk mengenal Indonesia lebih dekat. Termasuk dalam bagian ‘Festival Indonesia di Amerika Serikat 2012’ adalah Indonesia Cultural Performance pada Pameran Pariwisata The New York Times Travel Show (NYTTS) yang berlangsung pada tanggal 2–4 Maret 2012 di Jacob Javits Center, New York. Tim kesenian dari Kemenparekraf tampil pada 3 Maret 2012 di Asia Stage, dengan tarian dari Jawa Barat Bajidor Kahot dan Lenggang Nyai, serta Musik Angklung. KJRI New York menyewa satu booth pada pameran ini, bersama enam industri pariwisata. Kemenparekraf mengirimkan bahan promosi seperti leaflet, booklet, tourism map, VCD dan suvenir juga dua set ­angklung kepada KJRI New York.

28

Menteri Parekraf di booth Indonesia.

Dan di CSM Miami Cruise Shipping Miami (CSM) 2012 merupakan Pameran ­Internasional Industri Kapal Pesiar dan Destinasi Wisata Bahari terbesar di dunia yang berlangsung di Miami Beach Convention Center, Miami, Florida, USA pada tanggal 12–15 Maret 2012. Pameran ini diikuti oleh 900 exhibi­ tor dari 123 negara, menempati areal seluas 38.000 sqm. Pavilion Indonesia berbentuk island dengan lahan seluas 54 sqm/600 sqft untuk 6 booth. Kegiatan yang dilaksanakan oleh Indonesia pada Pameran ini ­terdiri dari: Pameran/Exhibition, Travex/Travel Exchange, Awareness Campaign, ­ Indonesia Gathering, Cruise Shipping Miami Conference, Indonesia Cultural Performance dan Sales Mission Cruise Operator. Menteri Parekraf, Marie Elka Pangestu dengan delegasi Kemenparekraf, menunjukkan keseriusan Pemerintah dalam pengembangan Indonesia sebagai destinasi kapal pesiar. Pada kesempatan tersebut Menparekraf melakukan pertemuan dan diskusi dengan beberapa operator Cruise terkenal seperti dari Seabourn Cruise and Holland American Line, Orion Expedition Cruise, Royal Carribean Internasiona (RCl), Carnival Cruise, dan MSC Cruise Lines. Pada tahun 2012 ini jumlah call kapal cruise ke Indonesia diperkirakan akan menjadi 199 calls (dengan total penum­pang 118.823 orang) atau mengalami peningkatan sebesar 13% dibandingkan tahun 2011 ­sebanyak 176 calls (penumpang 112.882 orang).

Keberhasilan di ITB 2012 Itu Internationale Tourismus B’rse (ITB) Berlin 2012, tahun ini digelar pada 7–11 Maret 2012, merupakan travel expo terbesar di dunia diikuti oleh 10.644 exhibitor dari 187 negara di dunia de­ngan area seluas 160.000 m2 dan jumlah 172.132 pengunjung. Kegiatan yang dilaksanakan meliputi Awareness campaign di website http://www.itb-berlin. de dan TTG Show Daily; Travel expo, business meeting, pelayanan informasi, distribusi bahan promosi, cutural performance, demo membatik, dan ­coffee corner, Press conference, industrial gathering, Suasana pengunjung di booth Indonesia. dan media interview. Exhibitor yang bergabung di Paviliun Indonesia sebanyak 62 perusahaan dan 9 Pemerintah Daerah. Sama seperti tahun 2011, Indonesia mendapatkan penghargaan Go Asia Award 2012, yaitu Cerftificate of Achievement sebagai Ranking ke-3 Most Popular Destination in Asia yang dipilih berdasarkan ­voting para pengguna dan pengunjung The ­Asia–Travel–Community GoAsia.de. Berdasarkan perhitungan ekspektasi devisa yang dihasilkan dari keikutsertaan Indonesia di ITB Berlin 2012, sekitar Rp 2,14 triliun, me­ ningkat dari tahun lalu, yaitu Rp 1,7 triliun.

Vol. 3 l No. 29 l Mei 2012


Wisata Eko

Tur Mengamati

Burung Dan Kekayaan Kita Luar Biasa!

N

ama areal Gunung Salak tibatiba terdengar kencang di berbagai media ketika sebuah pesawat buatan Rusia menerpa tebing lerengnya. Duka dan doa dipanjatkan bagi korban. Semua reporter televisi, mewakili hati para pemirsa menyatakan: semoga keluarga yang ditinggalkan tetap tabah, semoga korban diterima di sisi ­Allah. Tim SAR bekerja keras, menanggulangi sulitnya medan gunung Salak, dan ketika tulisan ini diselesaikan, perlahan bukti kerja keras itu mulai menampak. Gunung Salak, diam-diam juga menyim­ pan harta karun fauna Indonesia yakni Elang Jawa atau dalam nama ilmiahnya nisaetus bartelsi. Jambulnya yang khas menjadikan satwa ini dianggap identik dengan lambang negara Republik Indonesia dan lambang dasar negara Pancasila yang kelahirannya diperingati tiap tanggal 1 Juni. Sejak 1992, Elang Jawa ditetapkan pemerintah sebagai maskot satwa langka Indonesia. “Dulu, waktu saya masih kecil, sekitar awal tahun 1980-an, masih ada Elang Jawa yang terbang di sekitar desa kami dekat Bubulak, Bogor,” kata Amjah Hasan, ­seorang pengusaha di Bogor. Menurut Amjah, Elang Jawa yang berwarna kecoklatan dan Elang Bondol yang berleher putih suka memangsa ayam yang dipelihara penduduk kampung. “Akibatnya ada saja yang berusaha men­jerat atau menembak,” katanya. Tapi kematian burung-burung liar juga tak lepas dari penggunaan pestisida yang begitu marak di wilayah pertanian. Tak heran bila kini Elang Jawa mulai punah, bahkan masuk dalam daftar hewan yang diindungi. Itulah sebabnya, beberapa komunitas masyarakat di seputar Gunung Salak saat ini mulai sadar dan ikut terlibat

Vol. 3 l No. 29 l Mei 2012

dalam pelestarian Elang Jawa. Salah satu yang ikut berjasa dalam menggalang kesadaran komunitas ini adalah Yayasan ­Telapak yang berpusat di Bogor. Indonesia, dengan ribuan pulau, yang masing-masing menyimpan kekayaan keberagaman biologis, adalah salah satu surga dunia burung. Catatan dari sebuah situs penyelenggara birdwatching tour (pariwisata mengamati burung) menyatakan ada sekitar 1.500 spesies burung di Indonesia. Itu artinya, 17% dari jumlah spesies burung di dunia ada di Indonesia. Dari jumlah itu, 381 spesies tidak dijum­ pai di tempat mana pun di dunia, atau ­endemic spesies. Saat ini ada banyak tempat di Indonesia yang mulai dipopulerkan karena daya tariknya sebagai situs pengamatan burung. Lembaga seperti Burung ­Nusantara, yang menyelenggarakan berbagai ­kegiatan

perlindungan burung dengan berupaya meningkatkan perhatian masyarakat pada kehidupan burung liar, mencantumkan sekitar 68 situs pengamatan burung di seluruh Indonesia. Papua mencatat rekor tersendiri, karena di pulau itu terdaftar hanya 6 situs pengamatan burung, namun jumlah spesies yang bisa diamati mencapai 682 jenis. Database Internasional bahkan menyebutkan di seluruh wilayah Papua Indonesia tercatat 691 spesies burung, dengan 16 jenis spesies endemik. Dari total jenis burung yang ada, 22 jenis terancam punah. Sementara Sumatra menyimpan enam situs yang mengekpos 619 jenis burung; ada sekitar 28 jenis burung yang khas ­Sumatra dan tak ditemukan di daerah lain. Tempat paling terkenal di kalang­ an pecinta burung adalah Taman Nasio­ nal Way Kambas dan Taman Nasional

29


WisataWisata Eko Bahari Kerinci–­Seblat serta TN Bukit Barisan ­Selatan. Dengan mengunjungi dua dari tiga tempat populer itu, pengunjung sudah bisa menyaksikan hampir semua jenis burung di Sumatra. Jawa dan Bali, tentu saja punya ­lebih banyak tempat pengamatan karena infra­ strukturnya yang lebih baik, ada 23 situs pengamatan burung di seluruh Jawa dan Bali, dengan 504 spesies yang dapat disaksikan. Salah satu yang paling ternama adalah Jalak Bali (Bali Starling) yang habitat aslinya di TN Bali Barat. Daftar lengkap dari berbagai situs di Indonesia, beserta petanya dapat dilihat di www.burung-nusantara.org. Bila ingin mengetahui data base internasional burung-burung setiap daerah di Indonesia, lengkap dengan gambar burung, anda dapat mengunjungi http://avibase.bsc-eoc.org . *** Situs pengamatan burung tidak selalu terletak di wilayah terasing jauh dari keramaian. Daerah seperti Jakarta, misalnya, memiliki tempat pengamatan burung, misalnya di sekitar Senayan. Menurut para penggemar burung, paling tidak bisa disaksikan 20 jenis burung di tempat ini. “Setiap saat ada saja wisatawan yang datang berkunjung, mengamati berbagai burung di desa kami,” kata ­Bernardus ­Barat Daya, seorang anggota DPRD Manggarai Barat yang berasal dari wilayah Mbeliling. Desanya dikenal karena air terjun kebanggaan desa ditampilkan sebagai ‘maskot’ dalam sebuah iklan produk obat kuat satu pabrik jamu di Jawa Tengah. Hutan dan kebun kopi, pemukiman tradisional dan lading, bukit dan lembah sekitar desa itu mengagumkan karena keindahan panoramanya. Selain itu, ada satu lagi daya tarik daerah ini yang membuatnya terkenal di kalangan para pecinta burung: hutan yang mengeli­ lingi desa ini menjadi tempat kediaman dari beberapa jenis burung yang khas. Sebut saja Kehicap Flores (Monarca sacerdo­ tum), Serindit Flores atau burung cabai. Baru-baru ini Barat Daya menggalang swadaya warga dalam membangun sejumlah akomodasi pondok bambu, untuk melayani para wisatawan petualang alam dan pengamat burung yang kerap kemalaman karena asik berkelana, memasang telinga dan mata di hutan. “Warga juga semakin tahu tempat­tempat mana yang bisa melihat jenis burung tertentu,” ­katanya. Barat Daya memiliki ambisi untuk mengembangkan desanya menjadi desa wisata hutan dengan menggalang partisipasi masyarakatnya. “Ini baru mimpi, tapi impian kami sudah dimulai, dan turis pun sudah mulai berdatangan,” katanya.

30

Data Tempat Pengamatan Burung di Beberapa Tempat di Indonesia : Daerah

Jumlah Tempat Pengamatan

Jumlah Jenis Burung

Sumatra Kalimantan Java & Bali Sulawesi Lesser Sundas Maluku Papua

6 8 23 9 6 10 6

619 567 504 386 383 432 682

Sumber : Burung Nusantara

Partisipasi dan kesadaran masyarakat dalam soal perlindungan burung memang hal yang sangat krusial, terutama karena senapan angin untuk menembak burung bisa didapatkan dengan mudah, dan menembak burung dianggap kegemaran ringan, sementara pengetahuan tentang jenis burung mana yang hampir punah atau dilindungi, tidak menjadi bagian dari pengetahuan umum publik kita. Anak Agung Ariawan, atau Odeck, pemilik restoran dan tokoh masyarakat di Ubud, Bali, pernah menceritakan bahwa butuh waktu untuk membangun kesadar­ an agar masyarakat menjaga kelestarian burung-burung di desa. Peraturan peme­ rintah, himbauan desa dan adat dikeluar­ kan untuk perlindungan hewan-hewan indah ini. Berbagai poster pun dipajang di tempat-tempat strategis.

Namun itu belum semua, kampanye juga dilakukan kepada para wisatawan. Beberapa kali terjadi di Ubud, sebuah kendaraan wisata tiba-tiba berhenti di tepi jalan, ketika melihat seorang remaja membawa senapan angin untuk menembak burung. Satu atau dua turis keluar dari kenda­ raan, menyapa dan menasehati sang pembawa senapan supaya tidak menembak burung. Bisa saja terjadi bahwa satu pemburu dinasehati oleh beberapa kendaraan wisata. “Kadang-kadang bantuan dari para turis juga berguna,” kata Odeck tersenyum. Hasilnya memang bisa dirasakan di taman-taman hotel di Ubud. Pagi hari adalah saat yang ramai dengan nyanyian burung, dan bunga-bunga taman bukan hanya menyaksikan kumbang dan kupukupu, tetapi juga menjadi tempat burung madu (kolibri) mencari madu. Pemanda­ ngan yang sangat mengasyikkan, apalagi bila ditemani kopi hangat. Pariwisata memang menjadi salah satu andalan untuk memelihara alam, ­karena pariwisata memberikan kontribusi pada ekonomi justru dengan melakukan ­konservasi alam. Ini telah berhasil dilakukan di berbagai sudut dunia, di taman Nasional atau taman swasta, di Afrika atau Asia. Semoga hal ini bukan hanya jadi mitos di Indonesia: kita berharap dunia pariwisata manjur pula membangun kesadaran untuk memelihara dan menjaga kelestarian burung-burung di Indonesia. n

Salah satu wisman asal Belanda yang datang ke Taman Nasional Gunung Halimun, Salak, untuk melihat beberapa spesies burung endemik di pulau Jawa yang ada di Halimun.

Vol. 3 l No. 29 l Mei 2012


Pengembangan Pasar Jurnalis Jerman Didatangkan Awal Tahun Dari PIM Magaziin–Verlag Gmbh, media yang mengangkat holiday dan lifestyle, berkantor di Munich, Jerman, datang ke Jakarta pada 2 Januari 2012 untuk menjalani Famtrip selama hampir dua minggu di Indonesia atas undangan Kemenparekraf. Mereka adalah Richard Josef Kerler dan Christ Maria Kerler. Perjalanan awal setelah beristirahat di Mandarin Oriental Hotel Jakarta, adalah mengunjungi Monas, Museum Gajah, Kota Tua, Museum Fatahilah dan Museum Bank Indonesia. Keesokan harinya mereka menuju Bandung singgah di Kebun Raya Bogor. Di sini mereka mengamati koleksi tumbuhan dari sekitar 15.000 jenis koleksi pohon. Perjalanan dilanjutkan ke Bandung, mereka menikmati wisata belanja Factory Outlet yang bertebaran di kota ini, dan bermalam di Savoy Homann Hotel. Selanjutnya dengan kereta api mereka menuju Wonosobo, di sana menapaki Dataran Tinggi Dieng. Perjalanan berlanjut ke Candi Borobudur, Keraton Yogyakarta, dan Candi Prambanan. Hari ke-8 program terbang ke Bali, di sana mereka menik­ mati halfday tour ke Ubud, lalu bersiap di Padang Bay untuk dengan ferry menyeberang ke Pulau Gili Trawangan. Hari ter­ akhir, 14 Januari 2012 dari Lombok perjalanan berlanjut ke ­Jakarta untuk terbang kembali ke Frankfrut.

Untuk Wisman Jepang, JATA Datang Dua orang dari tour operator Jepang mewakili JATA (Japan Association of Travel Agent) didatangkan dan berada di Jakarta pada 11–13 Januari 2012. Mereka lalu berkunjung ke Manado bersamaan diadakannya ASEAN Tourism Forum (ATF). ATF merupakan even regional di kawasan ASEAN yang bersifat internasional, dilaksanakan setiap tahun secara bergiliran tempat menurut alphabet nama Negara anggota ASEAN. Tahun ini acaranya digelar di Manado, Sulawesi Utara tanggal 13–15 Januari 2012. Sebanyak 1.779 delegasi dari berbagai negara meliputi ; 443 buyers dari 51 negara (336 buyers dan 103 delegasi dagang), 174 media dari 37 negara (internasional & nasional), 896 sellers dari 10 negara ASEAN dan 270 delegasi VIP/ NTO dari 15 negara hadir. Peserta famtrip adalah Tatsuri Nakamura, Senior Executive of the Board of JATA dan Akihiko Hosaka, Manager out bound Travel of JATA. Perjalanan mereka berawal dari bandara Narita-Tokyo, Jepang ke Jakarta, lalu menuju Manado. Sesampai di Manado mereka langsung ke Grand Kawanua Convention Center, tempat ATF berlangsung. Malamnya mengikuti Dinner Reception of ATF 2012.

Vol. 3 l No. 29 l Mei 2012

Keesokan harinya mereka mengikuti ATF Tourism ­Conference. Mereka juga menyempatkan melakukan short presentation, berkenaan Japanese Travel Industry Before and After Tsunami, tragedi 3 November 2011. Setelah itu meninggalkan Manado menuju Jakarta untuk kembali keesokan harinya ke Narita.

Jurnalis dari Irish Michael Flood dari Irish Travel Trade News, mengunjungi ­Jakarta pada tanggal 16–19 Januari 2012. Sebelumnya Michael pernah datang ke Bali. Kali ini hanya ke ­Jakarta untuk tujuan mengetahui lebih banyak mengenai Jakarta, ibu kota negara. Kunjungannya selama tiga hari ini didukung oleh Kemenparekraf. Selama di kota paling sibuk di Indonesia ini, dia mengunjungi Taman Impian Jaya Ancol, Monas, Kota Tua, Taman Mini Indonesia Indah. Dia juga sempat melakukan site inspection ke Mulia Hotel, dan Jakarta Convenvention Center. Sebelum meng­akhiri perjalanannya di Jakarta, Michael diajak ke Grand Indonesia dan Pasaraya untuk berbelanja. Pada tanggal 19 ­Ja­nuari perjalanan famtrip usai, dan dia kembali ke Dublin, Irish. Kesannya positif setelah melewati perjalanan famtrip seperti ditulisnya: ”I was impressed by the standard of accommodation and service level.” Hal tersebut dikemukakan setelah melakukan ­inspection di Hotel Mulia, selain pengalaman di hotel tempatnya bermalam di Putri Duyung Hotel, dan Borobudur Hotel selama di Jakarta. Pendapatnya sebelum melalui perjalanan famtrip adalah, ”Having only visited Bali, I had a very open mind about the rest of Indonesia.” Namun terakhir kesannya setelah berkunjung adalah, “After these three days in Jakarta, I feel that there is a lot of tourism potential between here and other areas of the country. The traffic problem needs to be addressed urgently.”

Jurnalis Spanyol Meliput Bali dan Lombok Famtrip untuk media Spa­nyiol ini merupakan post tour dari penyeleng­ garaan Asean Travel Fair (ATF) di Manado. ­Tempat yang dikunjungi ter­kait de­ngan atraksi wisata yang ada di Bali dan Lombok. Alvaro Leiva adalah nama jurnalisnya. Perja­lannnya ke pulau eksotik itu dilakukan tanggal 2–9 Februari 2012. Di Bali setelah free program satu hari, ke­

31


Pengembangan Pasar esokan harinya dia langsung terbang ke Lombok. Di Lombok, Sade Traditional House menjadi target kunjungannya, lalu ke Sukarara. Tour yang diikuti antara lain mengunjungi Malimbu, Sendang Gili dan Tiu Kelep Waterfalls. Juga mengunjungi Senaru Traditional Village dan Pusuk Monkey Forest. Di Gili Trawangan, Alvaro juga berkesempatan mengikuti water sport. Perjalanan dilanjutkan kembali ke Bali. Di Bali, obyek wisata yang dikunjungi adalah Danau Beratan (Bedugul), Tanah Lot, Celuk, Goa Gajah, dan Danau Kintamani. Dia puas sekali akan pelaksanaan famtrip yang berjalan ­lancar dan pengaturan yang baik. Pendapatnya setelah beberapa kunjungan di Bali dan Lombok adalah, ”It is incredable country, with so many things to discover and the people is very nice.”

Famtrip dari Malaysia ke Semarang Sebanyak tujuh orang dari media Malaysia dan dua orang dari AirAsia diundang di Semarang pada tanggal 29 Maret hingga 1 April 2012 untuk melaksanakan famtrip yang didukung K ­ emenparekraf. Mereka adalah Raja Noraina Binti Raja Ab Rahim dari ­Harian Metro, Muhammad Reduan Bin Kassim dari Glam ­Lelaki, Siti Nur Atiqah Binti Abu Hasan dari Lisa Magazine dan Anparasan Al Murugiah dari media Makal Osai, lainnya ber­ asal dari AirAsia Indonesia dan Malaysia. Hari pertama sesampainya di bandara internasional Ahmad Yani Semarang, mereka disambut dengan kalungan bunga oleh perwakilan Dinas Pariwisata Kota Semarang. Hari berikutnya barulah mengunjungi obyek wisata andalan Semarang yakni Lawang Sewu, lalu menuju Kendal. Di kota prdusen bandeng cabut duri ini, mereka disambut perwakilan Bupati Kendal serta masyarakat setempat. Kegiatan selama di Kendal antara lain melihat proses membatik, mengolah makanan khas Kendal, dan melepas ikan bandeng di Sungai. Dari Kendal perjalanan dilanjutkan ke Pekalongan. Di Pekalongan, obyek yang dikunjungi adalah Museum ­Batik, International Batik Centre (IBC), setelah itu perjalanan berlanjut ke Semarang. Di kota ini mereka mengunjungi Museum Jamu Nyonya Meneer dan berkeliling kebun Nyonya Meener untuk mengetahui tumbuhan asal dari obat herbal yang dihasilkan perusahaan ini. Liputan mereka berlanjut lagi ke Gedong Songo untuk melihat beberapa candi peninggalan kerajaan Mataram Kuno. Lalu tidak luput dalam agenda perjalanan mereka adalah mengunjungi Museum Kereta Api Ambawara, dan ke Taman Budaya Raden Saleh. Keesokan harinya di Semarang peserta mengunjungi Masjid Agung Jawa Tengah dan Klenteng Sam Po Kong, klenteng tertua yang ada di Semarang. Setelah perjalanan usai mereka menuliskan kesan-kesannya, sebagai berikut, ”I really enjoy the trip, Semarang is nice place to visit again, again...” Menurut Anparasan Al Murugiah dari media Makal Osai. Sedangkan menurut Muhammad Reduan Bin Kassim dari Glam Lelaki, “Definitely going to recommended Sema­ rang to my friends in Malaysia.” Menurut Raja Noraina Binti Raja Ab Rahim dari Harian Metro, “This is my new experience. It is suitable for muslim visitor. This place is nice and must promote more for setting more visitor come here. Good luck.” Begitulah publikasi dari media Malaysia yang berkunjung ke Semarang ini diharapkan dapat efektif menjual Semarang. Apalagi Semarang menjadi bagian pendukung penting ‘Visit Jateng 2013’ yang saat ini sedang disiapkan.

32

Kesukaan Eropa? Fam Trip dari Eropa ini diikuti delapan orang peserta yaitu: Ms Katrijn Boschman, tour operator Master Tour, Belgia; Ms Steffi Dieljens, tour operator JetAir; Mr Domenico Gambardella, Director dari TV Rai Italia; Mr Marco Malvestio, pemilik/Author dari TV RAI Italia; Mr Massimo Esposito, editor dan publisher dari Roma Wliere Magazine (RWM); Stefania Aloia, jurnalis dari La Republika, Italia; Mr Hugo Stamm, editor dari Tages-Anzeiger, Swiss; Ms Daniela Marchello, sales agent dari TUI Flex Travel (Trading Brand), Swiss. Kunjungan mereka dilaksanakan pada tanggal 1–8 April 2012 dan sepenuhnya meng-eksplore Bali. Saat berkunjung ke Pulau Menjangan untuk snorkeling, para peserta terlihat puas menyaksikan keadaan bawah laut yang indah sehingga kepuasan dalam kegiatan wisata dapat dirasa maksimal. Adalah menarik dan perlu diperhatikan, berdasarkan hasil pembicaraan dan pengamatan perilaku sehari-hari selama se­ minggu, dapat dicatat kesukaan ‘warga Eropa’ yang seperti ini: Bahwa, mereka menyukai atraksi-atraksi wisata yang unik yang tidak dimiliki oleh negaranya dan negara lainnya seperti tradisi-tradisi yang dilakukan pada waktu tertentu (khususnya tradisi/upacara yang berkaitan dengan budaya masyarakat). 4Kurang menyukai hal-hal yang bersifat hiburan seperti ­water sport yang ada di Tanjung Benoa karena bagi mereka berwisata adalah selain untuk hiburan, wisata juga untuk belajar, mengetahui budaya orang lain dan juga menciptakan suatu hal yang baru bagi diri mereka masing-masing. 4Kurang menyukai berbelanja. 4Hampir semua peserta menyukai makanan Indonesia dan makanan yang disajikan selama kegiatan Fam Trip. 4Semua peserta tidak menyukai air putih sehingga selalu minum dengan soda, bir dan juga softdrink. n

Vol. 3 l No. 29 l Mei 2012


Events

Pemasaran

Pro-aktif

dan Konsisten

P

emasaran yang akan berhasil itu pada dasarnya memiliki sikap pro-aktif dan konsisten. Sikap itu telah berkembang pada berbagai daerah, sementara Kemenparekraf terus menghidupkan dan menjalarkannya. Penye­lenggaraan TDS merupakan salah satu. Dan berbagai provinsi serta kabupaten kota telah mengikuti jejak langkah serupa. Wamenparekraf Sapta Nirwandar bersama Gubernur Provinsi Sumatera Barat Irwan Prayitno, meresmikan peluncuran perhelatan Tour de Singkarak 2012 (TDS) di Balairung Soesilo Soedirman, Gedung Sapta Pesona, Jakarta, Senin (14/5). Peluncuran itu menandai siap digelarnya perhelatan akbar lomba balap sepeda inter­ nasional TDS 2012 di Sumatera Barat (Sumbar) pada 4–10 Juni 2012 mendatang. Perhelatan bertema sport tourism yang telah menjadi agenda tahunan Union Cycliste Internationale (UCI) ini akan diikuti oleh 18 tim internasional dan 7 tim nasional. Dan mereka akan memperebutkan hadiah be­ rupa uang sebesar total Rp 1 miliar. Tour de Singkarak (TDS) 2012 akan me­ lombakan 7 etape yang berjarak total 854 km melewati 14 kabupaten/kota di Suma­tera Barat. Ketujuh etape tersebut adalah: Etape I Sawahlunto–Sawahlunto; Etape II Muara Sijunjung–Lembah Harau; Etape III Payakumbuh-Istana Basa Pagaruyung; Etape IV Sicincin Anai Golf–Bukittinggi; Etape V Padang Panjang–Singkarak; Etape VI Paria-

Ratusan hadirin menyaksikan malam ­peluncuran TDS 2012 oleh Wamenparekraf bersama ­Gubernur ­Suma­tera Barat di gedung Sapta Pesona, ­Kemenparekraf, Jakarta.

Bupati Jailolo (kedua kiri) dari Halmahera Barat, Maluku Utara, konsisten melaksanakan even tahunan Festival Jailolo pada waktunya, dan sebelum dilaksanakan, bersama Wamen Parekraf (kiri) memberikan keterangan pada masyarakat melalui pers di Jakarta.

man–Painan; Etape VII Padang Circuit Race. Sebanyak 14 kabupaten/kota terlibat da­lam perhelatan ini, yakni Kota Padang, Kota Sawahlunto, Kabupaten Sijunjung, Kabupaten 50 Kota, Kota Payakumbuh, Kabupaten Tanah Datar, Kota Bukittinggi, Kabupaten Agam, Kota Padang Panjang, Kota Solok, Kabupaten Solok, Kabupaten Padang Pariaman, Kota Pariaman dan Kabupaten Pesisir Selatan. Kemenparekraf tahun ini kembali me­ ngundang Amaury Sport Organization (ASO), penyelenggara Tour de France, untuk hadir dan memberikan masukan terhadap

Kabupaten Sumbawa menyelenggarakan seminar pariwisata dan mengundang investasi, di gedung Sapta Pesona Kemenparekraf, Jakarta, di tengah pelaksanaan tahun kunjung Lombok Sumbawa NTB 2012. ­Pro-aktif dan konsisten serta menunjukkan orientasi pengembangan pariwisata berjangka panjang. Visit Lombok Sumbawa 2012 telah direncanakan dan dipersiapkana sejak tiga tahun sebelumnya.

Vol. 3 l No. 29 l Mei 2012

penyelenggaraan TDS 2012. “Pada tahap persiapan, ASO bersama Kemenparekraf, PB ISSI, dan Pemprov/ Pemkot/Pemkab Sumbar terlibat akif dalam pembuatan rancangan rute etape TDS 2012”, kata Sapta Nirwandar. TDS 2012 akan diikuti oleh 250 pebalap sepeda dari 17 negara meliputi: Jepang, Iran, Singapura, Australia, Uzbekistan, Ukraina, Kirgiztan, Rusia, Taipei, Amerika Serikat, Jerman, Belanda, Brunei, ­Selandia Baru, Perancis, Vietnam, Malaysia dan Indonesia. Mereka akan masuk ke dalam delapan belas tim internasional antara lain: ­Aisan Ra­ cing Team, Azad University Cross Team, OCBC Singapore Continental Cycling Team, Genesis Wealth Advisers Pro Cycling Team, Uzbekistan Suren Team, Eddy Hollands Bicycle Services, Tabriz Petrochemical Team, Action Cycling Team, Australian National Team, Trengganu Pro, Japan Cycling Federation, Pre Black Racing Team, Budget Forklifts dan dua tim lain yang masih dalam konfirmasi. Indonesia sendiri akan menurunkan 7 tim nasional yang terdiri dari Polygon Sweet Nice, Araya, Putra Perjuangan, Warung Sego Penyetan, Custom Cycling Club, Binong Baru Club Pessel, dan Sumatera Barat. Penyelenggaraan TDS 2012 mendapat dukungan penuh dari Pemerintah Provinsi Sumbar dan 14 kabupaten/kota yang menjadi lokasi penyelenggaraan acara. n

33


Yogyakarta

Kabar baru dari DIY

D

ewasa ini di DI Yogyakarta ­tengah domestik yang mencapai 3,7 juta, dan dikembangkan salah satu potensi penumpang internasional 218.795 orang, di pantai selatan yaitu angin dan total 3,9 juta ­penumpang. Jumlah penum­ keindahan alam, dengan dijadi- pang sebanyak itu telah melebihi kapasikan sebagai arena penyelenggaraan wisata tas normal. Itu dikatakan baru-baru ini dirgantara atau Jogja Air Show. oleh General Manager (GM) Sudah dibuat landasan pesaPT Angkasa Pura I Bandara wat di pantai selatan,kawasan Adisucipto Yogyakarta, Agus pantai Depok, tahun ini akan Adriyanto. Dia menerangkan diperpanjang menjadi 700 mesatu gedung terminal baru ter agar dapat didarati pesawat yang sedang dibangun luasdari luar ­negeri. nya 4.000 meter persegi. Di kawasan itu, adalah Penambahan gedung terkarak­ter ­angin pantai ­selatan minal baru itu diharapkan sebagai satu-satunya yang mampu meng­atasi kepadatan memiliki ‘wind thermal’ di Tazbir Abdullah penumpang di ruang check-in ­Indonesia se­hingga membuat kawasan ini kian ­populer bagi aktifis olah dan ruang tunggu. Pada 2010 jumlah penum­pang domesraga dirgantara, khususnya gantole dan terbang layang. Pengembangan wisata tik maupun inter­nasional sudah mencapai dirgantara ini sudah berjalan selama 4 sebanyak 3,6 juta, mengalami kenaikan tahun dan terus akan dijadikan sebagai menjadi 3,9 juta pe­numpang pada 2011. Terdapat juga penambahan 11 pe­ner­ even internasional, Pe­ngembangan ini merupakan hasil kerja­sama Pemerintah bang­an hingga pada 2011 telah mencapai Daerah dengan TNI Angkatan Udara, dan 47 pe­nerbangan domestik, ditambah tiga penerbangan internasio­nal, sedangkan ­Federasi Aero Sport Indonesia (FASI). Berbagai aktivitas wisata dan olah raga ta­hun 2012 ini diprediksi jumlah penum­ dirgantara akan berpusat di pantai selatan pang naik 10% menjadi 4 juta orang. Dalam satu hari, jumlah pe­numpang Jogja, Ada gantole, aero modelling, RC, dan juga Joy Flight yang banyak menarik mi- melalui Bandara Adisucipto Yogyakarta nat wisatawan yaitu ikut terbang melihat kini rata-rata mencapai 9.400 pe­numpang. Sementara pada hari biasanya, rata-rata ­keindahan tebing pantai selatan dari udara. Kata Tazbir Abdullah, Kadisparda penumpang melalui bandara hanya berJogja, “Jogja tidak hanya memiliki pening­ jumlah 7.400 penumpang, dilayani oleh galan sedjarah dan budaya tapi juga me­ 88 penerbangan baik kedatangan maupun miliki alam dan karakter angin yang keberangkatan. Jogja telah menempatkan diri sebagai sangat baik untuk pengembangan wisata dirgantara. Jogja International Air Show bandar udara tersibuk ke 3 di Pulau Jawa, me­rupakan produk baru dalam upaya setelah Bandar Udara Soekarno-Hatta ­Jakarta dan Juanda Surabaya. pengembangan destinasi wisata di DIY.” Maskapai Penerbangan (Airline) yang Beberapa rekor MURI telah ­didapatkan dalam penyelenggaraan Jogja Air Show, beroperasi di Bandara Internasional Adi­ antara lain, penerbangan pesawat Radio sutjipto adalah : ­Control (RC) terbanyak dalam penyelenggaraan tahun ini yang telah berlangsung Rute Domestik: Garuda Indonesia, Merpati ­Februari yang lalu. Nusantara, Lion Air, Batavia Air, Sriwijaya Air,

Aksesibilitas Udara

Bandara Adisucipto, Yogyakarta, pada tahun 2011 melayani jumlah penumpang

34

­AirAsia Indonesia, Express Air. Rute Internasional: Malaysia Air System, AirAsia.

Bandara Internasional Adi­sutjipto, Jogjakarta.

Rute penerbangan yang dilayani me­ nuju atau dari Bandara Internasional ­Adi­sutjipto Jogjakarta adalah :

Rute Domestik: Jakarta, Denpasar, ­Surabaya, Balikpapan, Banjarmasin, Pontianak, Makasar, Batam. Rute Internasional : Singapura, Malaysia. Selama tahun 2011 jumlah wisman yang mendarat dari penerbangan langsung dari luar negeri di bandara Adisucipto berjumlah 48.160 orang meningkat dari 46.987 tahun 2010. Pada triwulan pertama tahun 2012 ­sudah tercatat 11.495 wisman yang mendarat ­periode Januari–Maret 2012, relatif stabil dibandingkan jumlah wisman 11.521 ­pe­riode Januari–Maret 2011. Di destinasi Yogyakarta ini, BPS mencatat selama tahun 2011 jumlah tamu ­rata-rata per hari ada sebanyak 7.725 orang Indonesia dan 819 orang warga ­asing maka total 8.544 orang. Jumlah inilah yang mengisi kamar-kamar hotel yang beroperasi di DI Yogyakarta. Inisiatif dan langkah pro-aktif apa lagi kah diperlukan oleh Yogyakarta, untuk me­nambah jumlah wisman yang mendarat langsung dari luar negeri?

Penghargaan

Tazbir sendiri menerima tanda Penghargaan dari Indonesia Travel Business Leader Awards (ITBL) 2012 dalam kategori orang yang bergerak di bidang pariwisata dalam lembaga pemerintah. Dari seluruh 17 orang penerima penghargaan, 16 orang adalah dari kalangan industri pariwisata. Seleksi ITBL ini diadakan selama 5 ­bulan melalui survey dan interview ­terhadap 95 kandidat dari seluruh ­Indonesia, kemudian terpi­lih 17 orang. Berdasarkan ­dedikasi, ino­vasi dan terobosan yang dilakukan dalam bidangi pariwisata, khu­susnya promosi. Kegiatan itu sendiri diadakan oleh raja MICE.COM dan Binus ­Business School, penyerahan apresiasinya di Jakarta, 29 ­Ma­ret 2012. n

Vol. 3 l No. 29 l Mei 2012


Indikator

UTAMA INDIKATOR

Jumlah Kunjungan Keseluruhan Wisatawan Mancanegara - Bulanan 2010 - 2012

JAN

FEB

MAR

APR

MEI

JUN

JUL

AGT

SEP

OKT

NOV

DES

TOTAL

2012 652,692 592,502 658602 1,903,796 2011 548,821 568,057 598,068 608,093 600,191 674,402 745,451 621,084 650,071 656,006 654,948 724,539 7,649,731 2010 493,799 523,135 594,242 555,915 600,031 613,422 658,476 586,530 560,367 594,654 578,152 644,221 7,002,944 2010

800.000

Perkembangan Transportasi Nasional Januari–Maret 2011 VS 2012

Dalam ribuan orang

Angkutan Udara 2011 2012 % (+/–) di 5 Bandara Soekarno Hatta-Jakarta 4,015.4 4,658.5 16.02 Juanda-Surabaya 1,307.5 1,569.7 20.05 Ngurah Rai-Bali 719.7 820.8 14.05 Polonia-Medan 700.9 768.5 9.64 Hasanuddin-Makassar 622.9 739.9 18.78 Jumlah 7,366.4 8,557.4 16.17

2012

2011

700.000

600.000

500.000 400.000

JAN

FEB

MAR

APR

MEI

JUN

JUL

AGT

SEP

OKT

NOV

DES

Perkembangan Bulanan Jan-Maret 2012 ANGKUTAN Kereta Api Jawa * Jabodetabek * Non Jabodetabek Sumatera UDARA S oekarno Hatta–Jakarta Juanda–Surabaya Ngurah Rai–Bali Polonia–Medan Hasanuddin–Makassar

JAN 16,283 15,801.0 9,779.0 6,022.0 482.0 2,939.7 1,561.7 530.7 309.6 278.8 258.9

FEB 15,490 15,126 9,840 5,286 364 2,660.3 1,451.7 494.8 245.9 236.4 231.5

MAR TOTAL 17,090 48,863 16,701 47,628 11,285 30,904 5,416 16,724 389 1,235 2,956.8 8,557 1,645.1 4,659 544.2 1,570 265.3 821 253.3 769 248.9 739

Jumlah Kunjungan Wisatawan Manca Negara

Menurut Pintu Masuk Periode Januari–Maret, 2012 vs 2011 Pintu Masuk

Sumber: BPS

Jumlah Kunjungan Wisatawan Mancanegara Berdasarkan Fokus Pasar Januari–Maret, 2012 vs 2011

FOKUS PASAR

JAN – MAR 2012

2011

SINGAPURA 285,466 271,523 MALAYSIA 259,423 239,663 AUSTRALIA 201,533 177,438 CINA 181,422 123,987 JEPANG 103,361 103,632 KORSEL 83,718 74,800 TAIWAN 48,151 46,034 AMERIKA SERIKAT 46,060 42,194 INGGRIS 42,958 39,547 INDIA 41,049 36,599 RUSIA 32,074 30,575 BELANDA 31,499 32,103 FILIPINA 31,455 28,400 PERANCIS 30,520 29,921 JERMAN 30,183 27,219 TIM-TENG 22,923 17,425 LAINNYA 432,001 393,886 1,903,796 1,714,946 Grand Total

SELISIH

(+/-) %

13,943 19,760 24,095 57,435 -271 8,918 2,117 3,866 3,411 4,450 1,499 -604 3,055 599 2,964 5,498 38,115 188,850

5.14% 8.24% 13.58% 46.32% -0.26% 11.92% 4.60% 9.16% 8.63% 12.16% 4.90% -1.88% 10.76% 2.00% 10.89% 31.55% 9.68% 11.01%

*) Kebangsaan lain dan pintu lain.

Vol. 3 l No. 29 l Mei 2012

Januari–Maret 2012

Soekarno-Hatta 477,279 Ngurah Rai 681,838 Polonia 49,455 Batam, Kep. Riau 289,345 Sam Ratulangi 4,577 Juanda 44,747 Entikong 6,232 Adi Sumarmo 5,128 Minangkabau 8,210 Tanjung Priok 15,621 Tanjung Pinang 26,234 BIL, Lombok 3,449 Makassar 3,389 Sepinggan, Balikpapan 4,932 St. Sarif Q-II,Pekanbaru 5,227 Adi Sucipto, Yogyakarta 11,495 Husein Sastranegara, Bandung 33,368 Tanjung Uban, Kep. Riau 82,457 Balai Karimun, Kep. Riau 27,685 Jumlah 19 Pintu 1,780,668 Pintu Lainnya 123,128 Total Wisman 1,903,796

2011

Perubahanthd Jan–Mar 2011

443,936 612,333 42,042 252,019 4,092 41,983 5,988 5,497 8,044 16,585 23,230 3,314 2,928 4,455 4,732 11,521

7.51% 11.35% 17.63% 14.81% 11.85% 6.58% 4.07% -6.71% 2.06% -5.81% 12.93% 4.07% 15.74% 10.71% 10.46% -0.23%

27,187 76,848 26,029 1,612,763 102,183 1,714,946

22.74% 7.30% 6.36% 10.41% 20.50% 11.01% Sumber : BPS

35


Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Direktorat Jenderal Pemasaran Pariwisata

www.indonesia.travel

www.parekraf.go.id

M

emasuki pelaksanaan tahun ke-4, TDS (Tour de Singkarak) semakin mengglo­bal, baik dalam jumlah peserta maupun dalam penyiaran dan liputan informasi, yang berdampak mempromosikan destinasi pariwisata Indonesia. Citra destinasi Danau Singkarak, Sumatera Barat, ­Indonesia, alam indah dan budaya masyarakat yang khas ramah, membentuk persepsi khalayak dunia yang membangun keinginan berkunjung ketempat ini.

4–10 Juni 2012

Kemenparekraf menciptakan dan mendukung Tourism Event untuk pemasaran pariwisata di dalam negeri dan di luar negeri.

4–10 Juni 2012

29 Juni-1 Juli 2012

19-21 Oktober 2012

7–12 ­November 2012

36

8–11 Oktober 2012

18–21 Oktober 2012

22–23 Juni 2012

Vol. 3 l No.Nopember 29 l Mei 2012 2012


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.