Newsletter Pariwisata Indonesia Edisi 48

Page 1

Vol. 4 l No. 48 l Desember 2013

2014,

Membuka Peluang Lebih Luas

Tahun 2014 akan membuka gerbang baru, sehingga memperluas peluang bisnis dan mempercepat pertumbuhan jumlah wisman ke Indonesia, selain semakin meluaskan perjalanan wisnus. Salah satu indikasinya ditunjukkan oleh realisasi rencana penambahan rute penerbangan regional dan internasional, perluasan dan pengelolaan bandara-bandara di banyak daerah destinasi di Indonesia. Promosi pariwisata pun telah beberapa tahun ini bagaikan gerakan kesebelasan bergaya total football. Bergerak di semua sisi. Low budget high impact.

Bandara Frans Kasiepo, Papua.

‘Mengolah’ Terus Kota Tua Jakarta halm.

5

Strategi Terintegrasi Pemasaran Kita halm.

11

Dari Berlayar Menyeberang Lautan, Singgah ke Penglipuran halm.

Vol. 4 l No. 48 l Desember 2013

28

www.newsletter-pariwisataindonesia.com


S

alah satu indikator terkuat bahwa ­tahun 2014 akan membuka pintu gerbang yang lebar menuju masuknya Indonesia ke kejayaan pariwisata, adalah realisasi perluasan rute penerbangan ­nasional dan internasional. Garuda, maskapai BUMN yang sudah go public, pada dasarnya merupakan operator penerbangan kelas dunia, menjangkau jaringan akses seluruh ­Indonesia, Pengarah: Wakil Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Penanggungjawab: Direktur Jenderal Pemasaran Pariwisata Wakil Penanggungjawab: Direktur Pengembangan Pasar dan Informasi Pariwisata Penerbit/Pemimpin Redaksi: Arifin Hutabarat Dewan Redaksi: Direktur Promosi Pariwisata Dalam Negeri; Direktur Promosi Pariwisata Luar Negeri; Direktur Konvensi, Insentive, Even dan Wisata Minat Khusus; Direktur Pencitraan Indonesia; T. Burhanuddin; Wisnu B. Sulaiman. Reporter: Benito Lopulalan Alamat: Direktorat Jenderal Pemasaran Pariwisata Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Jl. Medan Merdeka Barat No.17, Lantai 3 Jakarta 10110 Telp : 021 383 8220 Fax : 021 380 8612, Email : jurnal@indonesia.travel www.newsletter-pariwisataindonesia.com

dan, tengah melaksanakan meluaskan jaringan internasional. Sejarahnya pun mencatat, Garuda Indonesia pernah menerbangi sedikitnya 14 kota di Eropa, ada juga ke Amerika dan Afrika. Realisasi penambahan kembali ke Eropa dan Amerika mulai tahun 2014 dan 2015, mengindikasikan kecenderungan searahnya gerak pemasaran yang beberapa tahun terakhir ini dilancarkan dengan gigih dan sabar oleh Kemenparekraf. Setelah Garuda, maskapai nasional lainnya tentu akan mengikuti, mengingat mereka pun menambah jumlah armada setiap bulan sedari tahun lalu. Mulai Maret 2014, penerbangan langsung Jakarta– London dengan pesawat berkapasitas 314 penumpang, empat kali seminggu, akan dimulai oleh Garuda. Sebaliknya dari Eropa, Lufthansa akan mulai kembali mengoperasikan penerbangan langsung dari Frank-

Trans Nusa membuat tourist map:

Jika Anda mem­ punyai informasi dan pendapat un­ tuk Newsletter ini, ­silakan kirim ke alamat di atas.

2

furt ke Indonesia. Garuda menambah lagi frekuensi penerbangan Jakarta–Jeddah dengan pesawat ukuran sama. ­Pe­nerbangannya ke berbagai kota di Australia juga bertambah. Di dalam negeri, tahun 2014 akan dihubungkannya ‘banyak’ kota kabupaten yang bukan hanya berpotensi perjalanan bisnis, tapi justru punya kegiatan pariwisata yang beberapa tahun terakhir, berupaya melakukan pembenahan di dalam destinasi masingmasing, seraya memelihara kegiatan promosi melalui even-even pariwisata. Tahun 2015, Garuda membuka rute penerbangan ke Los Angeles, AS. Kian menarik perhatian ialah pembukaan rute-rute penerbangan ke pulau-pulau di Nusa Tenggara Timur dan Barat, hingga ke Maluku dan ­Papua oleh Garuda. Maskapai dalam negeri lain ­seperti Sriwijaya Air, bahkan sudah dua tahun ini mengecat badan luar pesawatnya dengan kalimat livery: I love Papua. Rute penerbangannya ke kawasan timur Indonesia ditambah sejak tahun 2013 ini. Khususnya di regional ASEAN, Lion Air dan AirAsia jelas memerlukan penambahan rute dan frekuensi tahun 2014, di mana mereka pun telah dibawah kontrak menambah armada pesawat baru dalam jumlah yang tergolong fantastis. Kondisi pariwisata di NTT dan NTB semogalah sungguh menyingsingkan fajar di tahun 2014. Garuda akan melayani rute Denpasar ke Labuan Bajo, Tambolaka, Ende, dan Bima, selanjutnya dari Makassar dan Ambon untuk melayani ruterute penerbangan di wilayah timur Indonesia ke Papua. Kalau di tengah dan timur Indonesia, ­mengutip sebutan yang ditulis di media Australia, NTT merupakan ‘undiscovered Indonesia’, ‘Secluded islands and cities’, kini dilayani oleh Garuda; dan vice president Garuda untuk Australia, Selandia Baru dan Pasifik Barat Daya, Uun Setiawan, yakin menyatakan, “The new services are expected to be particularly popular with Australians who are

Rumahnya musik Sasando

Vol. 4 l No. 48 l Desember 2013


Menteri Parekraf Mari Elka Pangestu.

Strategi Bali and Beyond

P

ada 3 Desember 2013, Menteri Parekraf Mari Elka Pangestu ber­sama Dirut Garuda Indonesia Emirsyah Satar, berangkat naik pesawat turboprop ATR72-600 yang baru didatangkan oleh maskapai nasional itu. Dari mana ke mana? Dari Denpasar ke Labuan Bajo terus ke Bima.

Hari itu Garuda meluncurkan penerbangan ke banyak tujuan wisata ke bandara-bandara di Indonesia Timur yang hanya dapat diakses oleh pesawat yang lebih kecil. Menggunakan pesawat ATR72, ­menjelajahi ­setiap hari dari Bali ke bandara Komodo di Labuan Bajo di Flores kemudian berlanjut ke Ende. Masih dari Bali, telah beroperasi penerbangan lain ke Mataram–Lombok, dan Bima–Sumbawa. Juga rute Denpasar–Labuan Bajo Tambolaka ­(Sumba). Menteri menyatakan lagi keyakinannya, pem­bukaan rute-rute tersebut akan menarik wisatawan internasional lebih banyak untuk ­datang dan mengunjungi lebih banyak tempat di negeri ini. “Penambahan penerbangan dapat meningkatkan peluang untuk wisatawan internasional mencapai Bima dan Ende. Tujuan lainnya akan mengikuti, “ tambahnya. Pemasaran Bali and Beyond yang kembali dikondisikan terus beberapa tahun terakhir ini

“very curious and confident travellers”. Sementara itu untuk kawasan barat Indo­ nesia, strategi pemasaran pariwisata oleh ­Kemenparekraf telah mengkondisikan destinasi­destinasi melalui berbagai ‘event’ promosi di ­destinasi untuk maju ke pasar dunia, lebih daripada sebelumnya. Di Aceh, Sumatera Utara, ­Sumatera Barat, Sumatera Selatan hingga ­Lampung di samping Batam–Bintan. Adapun Jawa–Bali, dilihat dari sudut aksesibilitas udara terhadap sumber-sumber pasar internasional, sudah tak diragukan berada pada posisi mening­ katkan kualitas dan kapasitas. Dalam konteks itu ada dampak positif ter­ hadap bisnis pariwisata, ketika Jakarta berhasil mengurangi beban kepadatan traffic dengan antara lain menggunakan kembali bandara Halim Perdanakusuma, dan meningkatnya ­kemampuan beberapa bandara di tahun 2014, seperti Semarang dan Bandung; beberapa bandara lain akan diserahkan pengelolaannya kepada manajemen swasta. n Lihat juga hal 14–15 Pengelolaannya ditawarkan kepada swasta.

Vol. 4 l No. 48 l Desember 2013

3


oleh Kemenparekraf, di tahun 2014 semakin nyata akan membuahkan hasil. Dari stakeholders pun berkembang inisiatif. Antusiasme peserta pada Borobudur InterHash yang diselenggarakan di Jawa Tengah, oleh penyelenggaranya even olahraga rekreasi tersebut diperluas tahun depan dengan akan dilaksanakannya di Bali dan Nusa Tenggara Timur, pada 10–13 Mei 2014. Dua wilayah tersebut akan dijadikan tuan rumah Wonderful Adventure Indonesia Asia Pacific (WAI-ASPAC) Hash 2014. Di Bali, lokasi WAI adalah di sekitar Tabanan dan Tampak Siring, sementara rute di Labuan Bajo akan berada di daerah Labuan Bajo dan sekitarnya. Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Mari Elka Pangestu menjelaskan bahwa penyelenggaraan itu merupakan (salah satu contoh) upaya untuk mewujudkan ‘wisata Bali and beyond’. “Kegiatan Hash merupakan kegiatan olahraga yang dilaksanakan di alam sehingga peserta dapat melakukan olahraga sekaligus menikmati keindahan alam dan budaya sekitar. Berdasarkan pengalaman Borobudur InterHash tahun lalu, ­peserta yang terdaftar adalah sebanyak 5.000 orang. Diharapkan hal serupa juga terjadi pada penyelenggaraan WAI,” jelas Mari. Even tersebut telah dilakukan peluncurannya di Jakarta pada 28 November 2013. Menurut Dirjen Pengembangan Destinasi, Firmansyah Rachim, hingga bulan November, sebanyak 1.796 orang telah mendaftar ikut serta untuk ajang internasional yang memeragakan per­ saingan mencari jejak, even itu dilaksanakan dua tahunan, yang pertama kali diadakan pada 1978. Maka, jumlah penerbangan yang tahun 2014 bertambah ramai menuju ke Flores, diharapkan mengurangi kendala transportasi alias ­aksesibilitas ke kawasan NTT itu. Garuda Indonesia saat ini melayani pener­ bangan dari Semarang sebanyak sebelas kali per hari, di antaranya menuju Jakarta dan Surabaya. Semarang sudah dilayani beberapa penerbangan ke Singapura. Tak lama lagi ke Kuala Lumpur. Sedangkan kemudahan lainnya juga terdapat untuk jalur internasional seperti ke kota-kota di Australia (Sydney, Melbourne, Perth dan Brisbane), Jepang (Tokyo, Osaka, Nagoya), Korea dan Hongkong tanpa harus melalui Jakarta. Penerbangan Batam–Bandar Lampung kini dilayani satu kali setiap hari. Batam–Balige di pantai Danau Toba, dibuka oleh Lion Air. Batam bisa merupakan pintu masuk dari ­Singapura dan Malaysia ke Danau Toba, Palembang, dan Lampung.

4

Pasar Penumpang Indonesia–ASEAN pp Sementara itu dari perspektif niaga pener­bangan sendiri, peluang bagi Indonesia di k­ awasan ASEAN terbuka lebar dan kian lebar. Jumlah penumpang Indonesia–Malaysia itu ­sekitar 46% dari keseluruhan jumlah penum­panag se-ASEAN, Indonesia–Singapura ­sekitar 43%, dan terbuka peluang peningkatan dengan Thailand yang baru mencapai 7%, dan negara lainnya barulah ­sekitar 1%. Garuda Indonesia mengidentifikasi pasar pe­numpang Indonesia–ASEAN tersebut ­sebagai berikut:

Indonesia

Malaysia

Market Size Pax Share 2011 2012 2011 2012 5.295.264 5.635.693 45,76% 46,47%

Indonesia

Singapore

5.064.454

Indonesia

Thailand

849.429

915.766

Indonesia

Vietnam

149.156

152.551

Indonesia

Philippines

Country

5.172.542 43,76%

Diff. 6%

42,65%

2%

7,34%

7,55%

8%

1,29%

1,26%

2%

147.124

170.003

1,27%

1,40%

16%

Indonesia Brunei Darussalam

40.237

44.514

0,35%

0,37%

11%

Indonesia

Cambodia

16.702

21.311

0,14%

0,18%

28%

Indonesia

Myanmar

7.658

13.120

0,07%

0,11%

71%

2.550

2.469

0,02%

0,02% -3%

11.572.574 12.127.969

100%

100%

Indonesia

Laos T O T A L

5%

Source: www.pax-is.com

Peluang Bisnis

Di hadapan World Travel and Tourism ­Council (WTTC) Asia Summit, di Seoul, Korea, 10–11 September 2013 Menteri Parekraf telah meng­ ungkapkannya. Di situ hadir para Menteri Pariwisata Asia dengan para petinggi sektor swasta pariwisata.

Vol. 4 l No. 48 l Desember 2013

Menurut Menteri, khusus ASEAN, sekitar 45% dari kunjungan wisman bersumber dari ASEAN. Dalam jangka panjang, jumlah wisman ke ASEAN akan meningkat hampir tiga kali lipat, dari 69,9 juta di tahun 2010 menjadi 187 juta di tahun 2030 atau dari 7,4% dari pangsa dunia menjadi 10,3% di tahun 2030. n


Basuki Tjahja Purnama, Wakil Gubernur DKI Jakarta, Sapta Nirwandar, Wamen Parekraf, Hermawan ­Kartajaya, CEO & Founder Markplus Inc, dan Datuk Seri Idris Bin HJ Haron, Chief Minister of Melaka (kanan-kiri).

Pemasaran Destinasi

K

ali ini yang diolah tentang Kota Tua Jakarta adalah pemasarannya. ­Bukan pula melalui promosi konvensional belaka, tetapi dengan menyandingkannya sebagai sister city, dengan kota Melaka, Malaysia. Sister City kedua kota dikukuhkan dengan penandatanganan dilakukan oleh Wakil Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahja Purnama, atau Ahok, dan Chief Minister of Melaka YAB Datuk Seri Ir HJ Idris Bin HJ Haron. Disaksikan oleh Wamen Parekraf Sapta ­Nirwandar dan Hermawan Kartajaya, CEO & Founder Markplus.Inc, di hadapan khalayak yang memenuhi ruangan Ballroom The Ritz Carlton, Jakarta saat berlangsung juga acara Malam Apresiasi Wonderful Indonesia, 12 Desember 2013. Kota Tua Jakarta sepatutnya menjadi ikon kuat bagi Ibukota Negara Indonesia menarik ­kunjungan wisman dan wisnus. Pemda DKI sekarang memperlihatkan langkah-langkah baru nyata untuk mengelola kawasan bersejarah itu yang pada dasarnya memiliki aspek keunikan,

‘Mengolah’ Terus Kota Tua Jakarta kesejarahan yang menarik. Puluhan tahun telah berlalu dan kawasan itu senantiasa ditampilkan nyaris pada setiap materi promosi wisata destinasi Jakarta. Yang terasa kurang maju adalah keadaan kawasan tersebut yang berkembang kurang sejalan dengan me­ ningkatnya persaingan antardestinasi di pasar wisman. Bangunan fisik, sarana prasarana maupun tata kelola tourist spot itu belum sempat terjamah secara modern. Sekarang tampak Pemda DKI, tentu saja Kemenparekraf pun mendorong mamajukannya. Kemajuan itu pula terasa dengan disandingkannya “Secara langsung, antara Kota Tua dan Kota Melaka”, itulah istilah yang digunakan oleh Wagub DKI Basuki Tjahja Purnama. Sister city itu langsung menancap pada konotasi pemasaran kedua ‘spot’ yang boleh jadi saling melengkapi. Kota Tua Jakarta salah satu peninggalan sejarah terkonservasi dengan baik, kaya warisan sejarah berupa gedung-gedung tua dengan arsitektur kuno bergaya Belanda—spot wisata bagi masyarakat di mana sarat berpotensi tem-

Vol. 4 l No. 48 l Desember 2013

pat masyarakat berakvitas interaktif, pengenalan sejarah yang menarik disimak. Kota Melaka telah puluhan tahun dima­ syhurkan oleh pemasaran pariwisata negeri itu. ­Bangunan-bangunan tua peninggalan Portugis dan Belanda di kedua ‘kota’ mencerminkan langgam yang hampir mirip, yakni arsitektur bergaya Belanda, aspek budaya ‘kawasan Pecinan’ dengan masyarakat peranakan, keduanya secara spesifik ditautkan. Ujung-ujungnya tentu diharapkan suatu simbiose dalam pemasaran masing-­masing destinasi ke pasar wisman. Inisiatif diambil oleh sektor swasta, lembaga pemasaran Markplus Inc, didukung oleh Kemenpareraf, untuk programnya yang disebut The Real Wonder of the World (WOW). Maka, sister city Kota Tua Jakarta dan Kota Melaka, terbuka menjadi peluang bagi industri pariwisata menalarkannya pada sinergi pema­ saran. Malaysia, salah satu target pasar utama pariwisata kita, dan Kota Melaka salah satu destinasi yang tampaknya telah berhasil menarik kunjungan wisman, dari Barat dan dari Timur. n

5


Event

“K

Membawa Sasando Ke Dunia

Menarik Wisman ke NTT

ita bawa ke Jakarta. Kita bawa ke dunia.” Itulah pesan utama, yang menurut Wamen Parekraf Sapta Nirwandar, mengapa kali ini digelar lagi penampilan musik Sasando yang aslinya hidup nun di sana, di pulau paling selatan negeri Indonesia, Pulau Rote Ndao. Dan pulau itu jelas merupakan bagian dari ­jajaran ­pulau-pulau yang membentuk kawasan pariwisata Nusa Tenggara Timur, ­bersebelahan dengan Nusa Tenggara Barat, di mana world ­wonder Komodo hidup di habitatnya. Sasando, alat musik tradisional yang amat khas itu, bagian kehidupan masyarakat di Pulau Rote. Perangkat itu terdiri dari tiga alat yang disatukan yakni bass, rythm (cord) dan melodi, yang menggunakan daun lontar sebagai resonatornya. Bahasa Rote menyebutnya haik. Tidak ada di dunia yang mempunyai alat musik etnik seperti Sasando ini. Di Malaysia, Philipina dan ­Madagaskar dite­mukan alat serupa, tapi tak menggunakan resonator sebagai pengeras suara. Malam Apresiasi Wonderful Indonesia 2013 mengusung tema The Great Indonesian ­Songbook, Sound From Rote Ndao. Sapta Nirwandar menyebutnya ‘sasando in concerto’, menampilkan ratusan musisi yang diterbangkan dari Rote Ndao ke Jakarta. Mereka memukau membawa­ kan orkes Sasando yang dipandu langsung oleh D­wiki Dharmawan. Sejumlah artis dan seniman, ­David Naif, Lea Simanjuntak, Monita

6

Sasando in Concerto, malam (12/12/2013) di Ballroom Ritz Carlton, Jakarta, Malam Apresiasi Wonderful Indonesia.

Tahalea, Ivan Nestorman, Zaneta Naomi, mendukung event yang diselenggarakan oleh Marketeers, Kemenparekraf mendukung penuh. Ada lagi kandungan pesan dari strategi penggelaran event dan mengangkat budaya musik Sasando. Seperti even lain di berbagai daerah, menurut Wamen Parekraf, kegiatan semacam

Vol. 4 l No. 48 l Desember 2013

ini berfungsi membuka inspirasi dan dorongan bagi daerah-daerah lain. Maksudnya tentu dalam hal menggali sumber-sumber potensial dan relevan untuk mengembangkan pariwisata dan ekonomi kreatif. Mempersiapkannya, lalu membawa meng­gemakannya ke luar daerah. Ke pasar ­pariwisata dan konsumen industri kreatif.


Wamen Sapta Nirwandar memperlihatkan Sasando saat diterimanya di malam konser Sasando di Jakarta.

Ke pasar internasional

Produk wisata punya dua elemen menarik: cerita sejarah, dan, legenda. Bukankah nyaris setiap pramuwisata dan objek wisata, punya ‘­legenda’ yang diceritakan, semakin menarik terdengar, semakin asyik wisatawan menikmatinya. Sasando pun demikian. Mungkin sejarah atau legenda, ceritanya, pernah dimuat di Pos ­Kupang, begini. Salah satu faktor yang mempengaruhi lahirnya kebudayaan suatu daerah adalah struktur dan kondisi alam dari daerah itu. Itu juga tampak pada kebudayaan orang Rote tempat asal alat musik sasando. Tanaman lontar di Pulau Rote cukup memberi arti bagi NTT (Nusa Tenggara Timur) karena dari pohon itu, ide membuat sasando muncul. Maka pohon lontar sendiri sebagai peletak dasar kebudayaan masyarakat. Masyarakat memanfaatkan tanaman ini sebagai sumber kehidupan, yaitu penghasil tuak, sopi (­minuman tradisional), gula lempeng, gula air, gula semut, tikar, haik, sandal, topi atap rumah maupun bahan bangunan, dan lebih dari itu, menganggap tanaman ini memiliki nilai lebih karena menginspirasi lahirnya alat musik sasando. Sampai sekarang daun pohon lontar ini masih tetap dipertahankan sebagai resonator alat musik ini. Yusak Meok, salah satu pemateri pada ­seminar Musik Sasando pada 17 Desember 2009, mengatakan, Sasando seharusnya ber­nama sasandu, artinya bunyi yang dihasilkan dari getar. Inspirasi penemunya lahir dari hasil interaksi dengan alam. Menurut Meok, ada berbagai versi mengenai se-

jarahnya, di antaranya, alat musik ini konon tercipta ketika seorang pemuda bernama Sangguana di tahun 1650-an terdampar di Pulau Ndana. Dia memiliki bakat seni, sehingga penduduk membawanya ke istana, kemudian putri istana terpikat dan meminta Sangguana menciptakan alat musik. Dia bermimpi pada suatu malam sedang memainkan alat musik ciptaannya, kemudian diberi nama sandu (­ bergetar). Cerita lain, penemuannya oleh dua penggembala ternama Lumbilang dan Balialang. Cerita lain lagi, sasandu ditemukan oleh dua sahabat yakni Lunggi Lain dan Balok Ama Sina. ­Karena alat musik yang telah dipasang dalam haik itu ­beresonansi, maka disebut sandu atau sanu, artinya, bergetar. Kemudian di­ sebutlah sasandu, artinya, bergetar ber­ ulang-ulang. Lama kelamaan lebih dilafalkan menjadi sasando, namun tidak mengubah bentuk dan ­suaranya. Kini sejalan upaya-upaya pariwisata, ­sasando mulai merambah ke luar NTT. Dipasarkan pula melalui internet. Bervariasi ukuran dan harga­nya. Justru untuk pasar internasional, penawarannya begini: Sasando Shop sale: many type of Sasando for gift, collection, and can be used to play for beginner and professional ­Sasando Player. Electric Sasando 45 Strings (without stand) IDR 3.500.000,- Electric Sasando 45 Strings (with stand) IDR 4.250.000,Electric Sasando 32 Strings IDR 3.350.000,Sasandu (Sasando Gong) IDR 800.000,- Sasando for gift & collection IDR 200.000, Miniature Sasando (Height 12-15 cm) IDR 50.000,- Handmade Drawing and used by Profesional Sasando Player Free: Sasando stem and Cabel 3 meter for each order of electric Sasando. Akhirnya, ditawarkan: Contact us for Solo or Group Performance in National and International Ceremony. n

Vol. 4 l No. 48 l Desember 2013

Maestro sasando memainkan ‘sasando with stand’.

7


Aksesibilitas Konektivitas

Langkah BPPI

Suasana forum ITEDS 2013.

S

atu forum bertajuk International Travel Experience & Distribuon Summit 2013 (ITEDS), berlangsung di Jakarta, 27–28 November 2013. Pada dua hari pertemuan itu para pembicara membawakan beberapa isu di dunia pariwisata umumnya, dan khususnya berkaitan upayaupaya pengembangan pariwisata lebih lanjut di Indonesia. Pertemuan internasional itu diselenggarakan oleh Badan Promosi Pariwisata Indonesia (BPPI) dengan rancangan isu-isu utama, yakni: Mengembangkan kemitraan global dan kerja sama internasional untuk mendukung sektor pariwisata ‘inbound’ di Indonesia. Mengembangkan kemitraan kreatif dan program kerja sama internasional untuk me­

1 2

ningkatkan bisnis perjalanan ke Indonesia. Mengembangkan strategi pemasaran dan distribusi pariwisata yang efektif untuk ­ASEAN. Peran penting penyedia teknologi dan distributor perjalanan dalam menghubungkan konsumen dengan pemasok perjalanan. Memperluas saluran distribusi online untuk memperkaya pengalaman dalam hal pemesanan oleh penumpang. Keberhasilan pengembangan dan ­pemasaran produk-produk pariwisata. Menggabungkan strategi distribusi yang efektif untuk mendukung wisata inbound dan pariwisata umumnya. Apa yang benar-benar dibutuhkan oleh agen perjalanan dan maskapai penerbangan dari

3 4 5 6 7 8

l Network services to 107 domestic cities and 38 overseas cities. l Served by 18 airlines for domestic and 49 international airlines

(9 national and 40 foreign airlines).

l Indonesia has ratified the ASEAN Multilateral Agreement On Full Liberalization

of Passenger Air Services (MAFLPAS) more than 5 airports (Jakarta, Medan, Surabaya, Denpasar, Makassar).

Source : Buku Profil Direktorat Jenderal Perhubungan Udara 2011

8

Vol. 4 l No. 48 l Desember 2013

Global Distribuon System dewasa ini. Mempromosikan destinasi melalui saluran distribusi perjalanan baru. Mempromosikan rute penerbangan baru melalui perjanjian strategis dan kemitraan pemasaran. Peran bandara dalam mendukung dan membangun pertumbuhan pariwisata dan meningkatkan rute pariwisata. Ketika Wamen Parekraf Sapta Nirwandar memberikan pandangannya, diutarakan bebe­ rapa rencana strategis pengembangan pariwisata yang dewasa ini tengah dalam pelaksanaan dan menjadi harapan. Antara lain, terkait pengembangan pelabuhan udara dan laut, perlu ditingkatkannya kemampuan ground handling, imigrasi, bea cukai. Menyangkut antisipasi pelaksanaan open sky policy, Indonesia menyongsongnya dan membutuhkan peningkatan kemampuan bandara dan konekfitas, fasilitas kebandaraan dan kualitas pelayanan dari kalangan penerbangan. Ditunjukkan pula oleh Wamen Parekraf pentingnya melaksanakan pengembangan kawasan timur Indonesia, lebih spesifik ialah penerbangan langsung antardestinasi termasuk pulau-pulau di ­kawasan tersebut. Dari situ tampak harapan-harapan pariwisata terhadap akan dikembangkannya jaringan pelayanan penerbangan ke 107 kota-kota di dalam negeri dan 38 kota-kota di luar negeri. Itu akan dilaksanakan oleh 18 maskapai penerbangan di rute dalam negeri dan 49 airline untuk rute internasional. Wamen menampilkan profil proyeksi penerbangan ini dari Kementerian Perhubungan. n

9 10 11


Aksesibilitas Konektivitas

Rute inernasional Garuda 2014 dan 2015 8����������������9�)���

2014, Membuka Gerbang Peluang

�� ������������I 5 ������ I $��� �� =

��

Rute dalam negeri Garuda 2014 dan 2015

��9�9�)����%�#2=%�#�

Dengan pesawat ATR72 Garuda memasuki kota-kota kecil di tengah dan timur Indonesia

S

eperti kata Ketua BPPI, ­Yanti ­Sukamdani, pelaksanaan ­Summit ITED 2013 (International Travel ­Experience & Distribution) merupakan langkah strategis bagi Indonesia dewasa ini. Pada forum ITEDS 2013 itu berbicara mulai dari Wamen Parekraf Sapta Nirwandar memberikan keynotes, lalu Dirjen Pemasaran Pariwisata Esthy Reko Astuty, kemudian para eksekutif puncak dari maskapai penerbangan, operator tur, per­hotelan, badan pariwisata, dari Malaysia, Australia, Jepang, Filipina dan Indonesia.

���������

�����

������� ������

���������

����� ����������

������

����� �����

���������

����

����������

����

������������ ���������� ����������

��������

���������

���#����� �

�������

������

����

!� �� ����� ���

�����������

������

�������

�������� �������� �������� ������

��������

>������ �����

$���� ���� �������

��������

,����)�

������

��������

!���������

������� "���������

������ ���� ����� ���� �������

���� � %���

���������

�������������� ��������������������� �!"

�������

���������

�����������������#��� �!"

��

Vol. 4 l No. 48 l Desember 2013

������� ������

$�������� ����'��� �� %������ ��L%��� ����� #�� �� ��������( ���(� ��& ������(� ���'� �� ) 5�� ��� ������� &��# ���&�( %���� ��� �=�� �

9


Aksesibilitas Konektivitas Materi yang dibicarakan demikian strategis bagi Indonesia, memasuki periode baru 2014 dan seterusnya, sehingga isinya pun patut didalami oleh para pelaku bisnis pariwisata. Di situ pula dapat diikuti bagaimana tahun 2014 merupakan periode yang kuat bagi Indonesia untuk melajukan pertumbuhan dan perluasan pariwisatanya. Menarik perhatian, satu maskapai nasional yang relatif kecil dan berusia muda, TransNusa, namun memfokuskan daerah operasinya khusus antarpulau di kepulauan Nusa Tenggara Timur dan Barat. Bandara-bandara relatif kecil di pulau-pulau itu, namun merupakan spot pariwisata potensial, mulai 2014 semakin banyak dihubungkannya, dengan bandara hub Makassar, Surabaya, Mata­ ram, yang sudah terhubung langsung dengan luar negeri, di samping Denpasar dan Jakarta. LCC Citilink menguraikan rencananya di sidang ITEDS 2013 itu. Terkuak lagi horizon baru bagi pelaku bisnis wisata inbound. LCC sebagaimana dimaklumi telah membukukan peran dalam meluaskan dan mendorong pertumbuhan jumlah travelers internasional. Khususnya di ASEAN, LCC Air Asia contohnya telah dimaklumi akan menambah lagi rute dan frekuensi penerbangannya. Kini datang lagi ­Citilink, yang ternyata mulai tahun 2014 akan membuka rute ke ASEAN dan Australia. n

TransNusa memusatkan operasi di pulau-pulau NTT dan NTB

2014 Citilink pun terbang ke regional ASEAN dan Australia

Revolusi Saluran Distribusi

A

l

irlines di satu sisi berperan ibarat lokomotif, ketika membuka rute dan menambah frekuensi, akan menciptakan dan menarik pertumbuhan kegiatan bisnis lain. Bagi sektor pariwisata, membuka peluang meningkatkan arus wisatawan. Tinggal pertanyaan, siapa stake­ holders pariwisata yang proaktif memanfaatkan peluang agar menjadi efektif? Senior Vice President, Malaysian Airlines, berbicara di hadapan forum ITEDS 2013 tersebut, diuraikannya, saluran distribusi dan penjualan tiket airlines kini demikian luas, demikian pendek kini jarak antara konsumen dengan penjual tiket. Sistem dan saluran distribusi bisnis penerbangan kini berlangsung melalui sederet outlet berikut ini:

10

Airline IBE Airline Call Centre l Airlines ATO’s / CTO’s l MASbiz (launch in 2014) l Airline Partner’s l GDS / CRS l Travel Management Companies l Traditional High Street Agencies l Online Travel Agencies l Global Sales Agents (GSA Network) l Strategic Partners API’s (direct connect) l Googgle / Yahoo / – Meta Search engines l Mobility — Smart phones, tablets l Consolidators – outside of Home Market only l eGDS – Emerging Distribution Channels, FarePortal l New distribution options l Retail partners, grocery chains, Western Union l Post Offices, and convenience stores like (7–11’s) l

Vol. 4 l No. 48 l Desember 2013


Strategi Terintegrasi Pemasaran Kita

Aksesibilitas Konektivitas

B

erbicara strategi pemasaran pariwisata 2014, Dirjen Esthy Reko Astuty mengingatkan kembali apa yang sudah dan tengah difokuskan oleh Indo­ nesia. Seakan satu rumus 16.16.7, Indonesia memfokuskan pasar 16 negara, dan di dalam negeri menguatkan 16 kawasan strategis pariwisata, serta memberi perhatian khusus pada pengembangan 7 wisata minat khusus. Ketika berbicara di hadapan ­ITEDS 2013 (International Travel ­Experience and Distribution Summit) di Jakarta, 1. Tourism Branding akhir ­November 2013, kepada forum di­ atch 2. Product- Market M ungkapkannya lagi apa yang dilakukan di Target Markets, bidang pemasaran internasional. 3. Designation of 16 tions and Strategi pemasaran terintegrasi di­ 16 Priority Destina 7 Primary Products gambarkannya seperti ini: mpaign 4. PR-ing and Sales Ca ternational 5. Partnerships and In Networking TOs 6. Development of VI

Dirjen Pemasaran Esthy Reko Astuty.

Product Market Match terbuka lagi bagi industri wisata dengan dibukanya rute-rute langsung ke destinasi ‘beyond Bali’, produk baru yang disesuaikan dengan aksesibilitas, dan, pasar yang masih terbuka. Untuk pasar ASEAN Garuda pernah mengungkapkan data yang menunjukkan besaran pasar penumpang penerbangan pp antarkota di ASEAN.

Masih di antara 16 pasar utama dimaksud, Indonesia akan memberikan prioritas ­kegiatan promosi yang digambarkan oleh Dirjen seperti ini:

Priority of Promotion

JAPAN KOREA

TAIWAN

United States

United Kingdom Netherlands Russia

France

Middle East

Philippines

Market Size 2012 Origin

Destination

Market Size

CGK

SIN

3.132.215

KUL

SIN

3.087.175

BKK

SIN

2.792.080

CGK

KUL

1.675.220

MNL

SIN

1.403.679

BKK

KUL

1.293.538

SGN

SIN

977.474

DPS

SIN

889.060

BKK

SGN

731.405

PEN

SIN

697.066

DPS

KUL

692.855

KUL

SGN

687.182

KUL

SUB

674.332

KUL

MES

647.681

HKT

SIN

594.915

GERMANY

India

Malaysia

Singapore

Australia

CHINA

Para pelaku industri pariwisata di Indonesia memasuki tahun 2014, baik menalarkan dan ­menerapkan bisnis di bidang masing-masing. Saat ini Kementerian tengah mempersiapkan beberapa event utama promosi pariwisata, yakni: Indonesia sebagai ‘Official Partner Country’ di Expo Milano 2015; ikut serta pada international trade shows di DEMA Show Florida, Cruise Shipping Exhibition Miami, ITB Berlin, WTW London, JATA Travel Show Tokyo; dukungan terhadap even Jakarta Marathon, Tennis Women Open Tournament Bali, Musi Triboaton; penyelenggaraan Familiarization Trip; pengorganisasian even nasional dan internasional seperti Tour de Singkarak, TIME; dan kegiatan promosi khusus untuk pasar China. n

Vol. 4 l No. 48 l Desember 2013

11


WTM London

Menampilkan

The Living Culture, Orang Inggris Banyak ke Indonesia

12

Vol. 4 l No. 48 l Desember 2013

P

ariwisata itu punya roh, apa yang ­disebut the living culture. Maksudnya? Budaya yang tercermin pada ­kehidupan sehari-hari, mudah ditemukan, diperhatikan dan ‘dinikmati’ oleh wisatawan. Wisatawan pergi meninggalkan ­rumah tempat tinggal dan living culture yang rutin dijalaninya dalam keseharian, menuju ke tempat di mana dia bisa merasakan pengalaman,—­experience, yang berbeda, itu berbeda dari rutinitas, tentu saja dengan suasana menyenangkan baginya. Ke World Travel Mart (WTM) di London, 4–7 ­November 2013, Indonesia menyajikan tema itu: the living culture. Tampak fisiknya atau ­tangible, ­disaksikan dan dinikmati oleh masyarakat pebis­ nis wisata dari mancanegara, selain masyarakat ­Inggris sendiri, di paviliun Indo­nesia: pembuatan secara tradisional kapal phinisi (yang hingga kini masih hidup) dari Bulukumba, S­ ulawesi Selatan. Sejumlah 40 pelaku industri pariwisata Indonesia yang berasal dari Jawa Barat, Jawa Tengah, DKI Jakarta, Bali, Nusa Tenggara Barat, Kalimantan Timur, Sulawesi Utara, dan Papua memamerkan dan memasarkan produk. Dua hari B2B, dan satu hari untuk khalayak konsumen. Empat pemerintah daerah ikut berpameran, dari DKI ­Jakarta, Batam, Buleleng, dan Manado. Format pameran kali ini berselaras dengan promosi Garuda Indonesia yang akan membuka jalur penerbangan langsung London–Jakarta mulai Mei 2014.


Materi promosi yang paling banyak diminati pengunjung adalah peta Indonesia, CD interaktif, dan list of exhibitor. Jumpa pers dihadiri oleh sekitar 150 orang, di antaranya 60 jurnalis dari dalam dan luar Inggris serta operator tur khusus Eropa, dan media dari Tanah Air. Menteri Parekraf Mari Elka Pangestu sebagai nara sumber, didampingi oleh Dubes RI untuk Kerajaan Inggris Raya dan Republik ­Irlandia serta Direktur Pemasaran dan Penjualan Garuda Indonesia. Menparekraf menekankan lagi mengenai strategi promosi beyond Bali destination. Pasar wisatawan Inggris bagi Indonesia memang ­stabil peningkatannya, termasuk terbesar dalam jumlah diantara beberapa negara utama Eropa. Kebangsaan Inggris ke Indonesia ditargetkan 211.000 wisatawan pada tahun 2013. Pertumbuh­an 7,3% telah dicapai pada periode Januari–September 2013 dibandingkan dengan tahun lalu pada periode yang sama. Januari–­September 2013 telah tercatat 163.000 wisatawan Inggris ke Indonesia. Telah 28 tahun lebih Indonesia berpartisipasi aktif dalam event pariwisata terbesar kedua di dunia ini. Kali ini bersama 184 negara lain ­dengan lebih dari 5.250 peserta. n

Di dalam paviliun Indonesia ini ada mini stage. Setiap hari pengunjung datang me­ nonton pertunjukan seni budaya, ditampilkan oleh tim kesenian yang dikirim Pemda DKI ­Jakarta dan Pemerintah Kabupaten Buleleng dan dari Manado. Juga dari Pemda Denpasar yang menyajikan tarian master puppet dari Bali. Di bagian lain paviliun, ada spa corner, tentu saja di situ berlangsung demo spa dari IWHT. Ke pojok lainnya, hmmm, coffee corner. Tak kurang dari 500 cangkir kopi setiap hari dihabiskan oleh para pe­ngunjung pavilion. Promosi kopi Indonesia memang di­tampilkan terus dalam berbagai kesempatan promosi pariwisata yang dilakukan Kemenparekraf. Kopi Indonesia kian populer (memang banyak diekspor). Di London kali ini disajikan di antaranya adalah kopi Aceh Gayo, kopi Papua Wamena, kopi Bali Kintamani dan kopi Toraja Mamasa. Promosi kuliner Indonesia selaras dengan tema Indonesian Culinary oleh Garuda ­Indonesia ditandai dengan penampilan tumpeng Indonesia lengkap, baik di pavilion ­Indonesia maupun di stan Garuda Indonesia ­dilengkapi lapis legit dan minuman martabe dari Sulawesi. Paviliun Indonesia dalam WTM London 2013 ini masuk dalam ­jajaran Best Booths from all over the world versi majalah Travel Week.

Vol. 4 l No. 48 l Desember 2013

13


2014 U

NWTO menunjukkan, kawasan Asia Pasifik telah mengalami pertumbuhan tertinggi kunjungan wisman sebesar 6% tahun 2005–2012, sebesar 7% di tahun 2012, dan 6,2% di semester pertama 2013. Pertumbuhan di Asia Pasifik juga paling tinggi sebesar 4,9% dan akan meningkat dari 331 juta di tahun 2010 mencapai 530 juta di tahun 2030. Pangsa kunjungan wisman ke Asia Pasifik akan naik dari 22% pada 2010 menjadi 30% di tahun 2030. Hal yang menggembirakan, diutarakan oleh Menparekraf Mari Pangestu, Asia Tenggara (ASEAN) sebagai satu subkawasan, telah meng­ alami pertumbuhan wisatawan internasional tertinggi selama kurun waktu 2005–2012 yaitu 8,3%. Sebesar 9,4% di tahun 2012, dan pada semester pertama tahun 2013 pertumbuhan mencapai 11,3%. Adapun jumlah absolut wisatawan internasional ke ASEAN mencapai 84,6 juta atau sebesar 8,2% total kedatangan wisatawan dunia pada tahun 2012.

Pergerakan wisatawan internasional tersebut banyak dilakukan di dalam kawasan sendiri. Statistik menunjukkan empat dari lima kedatangan wisatawan (80%) di dunia berasal dari kawasan yang sama. Untuk ASEAN plus 6 (RRT, Korea, Jepang, Australia, New Zealand dan India) proporsinya juga mendekati 80% kunjungan wisman ke ASEAN+6 yang berasal dari ASEAN+6. Khusus ASEAN, sekitar 45% dari kunjungan wisman bersumber dari ASEAN. Dalam jangka panjang, jumlah wisman ke ASEAN akan meningkat hampir tiga kali lipat, dari 69,9 juta di tahun 2010 menjadi 187 juta di tahun 2030 atau 7,4% dari pangsa dunia menjadi 10,3% di tahun 2030. ***** ‘Modal kesiapan’ kita boleh dikatakan sudah ‘lumayan’. Berdasarkan kebangsaan Inggris, jumlah wisman ke Indonesia bertumbuh 8,09 persen (184.225 wisman) pada periode periode Januari–Oktober 2013 dari perode sama tahun sebelumnya (170,433 wisman).

Di Bandara Kupang.

14

Vol. 4 l No. 48 l Desember 2013

Demikian juga pertumbuhan dari Timur T­ engah, yang antara lain diperankan oleh penerbangan Indonesia–Arab Saudi. Jumlah wisman tahun 2013 (Januari–Oktober) tumbuh 31,33 persen dibandingkan periode sama tahun se­ belumnya. Sedikit banyak pertumbuhan dari Timur ­Tengah ini selain terkait juga dengan upaya-­upaya Indonesia memajukan wisata syariah, memberi indikasi bahwa wisata syariah ke ­Indonesia akan kian menguat manakala Kemenparekraf mempromosikan tetapi unsur pelaku industri juga maju meluaskan produk wisata memperkuat penjualan ke mancanegara. Adalah menarik, sebagaimana dialami di ­banyak destinasi mancanegara, wisata syariah pun diminati oleh wisatawan non muslim. Amerika Serikat, dilihat dari jumlah wisman pemegang paspor AS yang masuk ke ­Indonesia, pertumbuhannya 6.34 persen pada periode ­Januari–Oktober 2013 (183.325 wisman) diban­ dingkan periode sama 2012 sebanyak 172.397 wisman. Pasar AS itu ibarat buah yang matang untuk dipetik oleh maskapai penerbangan Garuda jika memulai penerbangan langsung ­Indonesia–AS tahun 2015. Serupa dengan jumlah pemegang paspor Inggris yang jumlahnya absolutnya pun ‘lumayan’ tinggi, maka kian berbuah tentu ketika Garuda membuka direct flight 2014. Lagi, pelaku bisnis perlu memanfaatkannya. Dan pasar tersubur China. Indonesia menjadikan tahun 2014 sebagai Indonesia-China Year ­untuk pariwisata. Pendekatan terhadap peme­ rintah dan industri wisata di China diintensifkan tahun 2013, buahnya pun terindikasi akan merebak tahun 2014. Jumlah penerbangan langsung antara China dan Indonesia akan bertambah lagi tahun 2014, ini punya daya dorong kuat terkait rencanarencana penerbangan dan agen perjalanan yang akan menggalakkan penarikan wisatawan dari kota-kota sekunder dan tersier di negeri China. Jadi, bukan hanya dari kota-kota raksasa Beijing, Shanghai, dan Guangzhouw. Di dalam negeri Indonesia, memang, dibutuhkan penyiapan yang cepat dan meluas, dalam beberapa aspek praktis seperti keperluan tenaga pramuwisata berbahasa Mandarin, pemahaman


akan karakter dan kebiasaan wisatawannya, dan seterusnya. Jumlah wisatawan China ke Indonesia pun periode Januari–Oktober 2013 tumbuh 21,43 persen yakni berjumlah 633.921 orang, dibandingkan 522.063 orang pada periode yang sama tahun 2012. Jumlah tersebut melebihi kapasitas penerbangan langsung China–Indonesia, jadi, mengindikasikan, tujuan wisata Indonesia juga didatangi dari China dengan naik penerbangan tak langsung, misalnya melalui paket perjalanan dan wisata yang terbang terlebih dulu ke Malaysia atau Singapura. Kecenderungan ini pun tampaknya akan berlanjut terus.

Pasar India

Garuda Indonesia dan maskapai pe­nerbangan India, Jet Airways, menandatangani kerja sama ‘code share’ yang berlaku efektif mulai 7 ­November 2013. Jet Airways pada rute-rute antara Singapura dengan Mumbai, Delhi, dan Chennai. Sedangkan Jet Airways akan menempatkan kode ­pemasaran di penerbangan Garuda Indonesia pada rute Indonesia–Singapura. Koneksi ini tanpa pembatasan, kendati melalui gerbang internasional Singapura. “Kami meyakini dengan adanya kerja sama code share ini, permintaan untuk perjalanan bisnis maupun wisata dari dan menuju kedua negara akan semakin bertumbuh.” kata Senior Vice President Commercial Jet Airways, Gaurang Shetty. Tapi memang harus diakui, kecenderungan penguatan, perluasan dan pertumbuhan dari peran operator penerbangan dan langkah-langkah strategis promosi pariwisata oleh Kemenparekraf, bagi kalangan industri pelaku bisnis wisata di dalam negeri, perlu ‘menalarkan’ pada kegiatan dan upaya mereka memproduktifkan peluang yang kian terbuka di tahun 2014 di kegiatan bisnis mereka sendiri. Demikian pula pemerintah daerah yang punya kesiapan destinasi, terlebih yang beberapa tahun terakhir telah konsisten menggelar even-even yang mempromosikan daerah destinasinya. Lebih spesifik lagi, bagi daerah-daerah yang segera akan ditunjang lagi oleh penerbangan

Bandara Balikpapan keberangkatan domestik.

langsung luar negeri: Surabaya, Lombok, ­Kupang, Semarang. ***** Wisata minat khusus, terutama wisata bahari, tahun 2014 mestinya menjadi pintu gerbang yang membuka lebih lebar masuknya wisatawan peminat tema bahari ini. Ini bergantung pada harapan 18 poin pintu masuk dan keluar bagi Yachter, diharapkan efektif semua atau hampir semua, dan tahun 2015 diharapkan sepenuhnya efektif, agar ribuan Yachter akan merasa mudah berwisata di perairan laut Indonesia. Pada sisi yang lain, bagi industri terkait cruise ship, juga upaya-upaya penguatan kemampuan port of calls seraya mempromosikannya, menjadi fokus pekerjaan Kemenparekraf bersama dengan stakeholders, untuk menarik lebih banyak wisata kapal pesiar. Tahun 2013 diproyeksikan lebih 300 calls cruise ship. Sedangkan wisata bahari mencakup : wisata menyelam, selancar, kapal layar, wisata kapal pesiar dan rekreasi laut lainnya. ***** Rute penerbangan baru Makassar–Sorong– Manokwari–Jayapura (vv) dimulai sejak Kamis 21/11-2013. Rute penerbangan tersebut akan dilayani Garuda setiap hari. Kota-kota kecil lainnya (dilihat dari sudut ­volume aktifitas bandaranya) sungguh ­berpeluang tahun 2014 ini memanfaatkan niche market dalam pariwisata termasuk wisata bahari tadi. Selain itu, wisata minat khusus: wisata kuliner dan belanja; wisata kesehatan dan kebugaran; dan wisata konvensi, insentif, pameran, dan even.

Vol. 4 l No. 48 l Desember 2013

Walau Garuda sebagai satu indikator utama untuk bisnis wisata inbound yang meluas, mas­ kapai nasional lain seperti Lion, Indonesia AirAsia, Citilink, Sriwijaya Air, Mandala tahun 2014 mulai menambah lagi penerbangan langsung dengan negara-negara tetangga terdekat ASEAN, selain ke selatan, Australia.

Fokus di NTT

Realitas yang menarik ialah sebuah ­maskapai yang memfokus perluasan dan penguatan pasarnya untuk destinasi di dalam kawasan Nusa Tenggara Timur dan Barat. Trans Nusa ­Airlines, menambah lagi pesawatnya sehingga tahun 2014 nyaris semua kota-kota wisata di pulau-pulau NTT itu akan mudah didatangi oleh ­wisman dan wisnus berkat penambahan rute dan ­frekuensinya. Dengan Garuda, Lion, Merpati, ke Labuan Bajo, Sumba, hingga kota kabupaten seperti Tanjung Redep di Kaltim, Banyuwangi di Jatim, dan beberapa di Maluku. Dua tahun terakhir kawasan NTT rasanya dikondisikan untuk segera maju. Even besar Sail Komodo mengkondisikan citranya sebagai destinasi wisata bahari (dan citra Indonesia sebagai negeri bahari tropis). Promosi Komodo tiada putus-putus dilakukan oleh Kemenparekraf. Dan Lombok dengan bandara yang baru, membuka peluang penambahan direct flight dari luar ­negeri (Australia, China, ASEAN). Bandara Labuan Bajo, diestimasi tahun 2014 akan dikelola oleh swasta, itu akan mengurangi beban PT Angkasa Pura I yang telah ‘sarat’. 2014: membutuhkan pebisnis pariwisata yang dinamis. n

15


Kota Tua Jakarta

Jakarta, Siaplah

P

atutlah Kota Tua Jakarta itu sister city langsung dengan Kota Melaka Malaysia. Kini tampak rapih bersih, mengesankan menyenangkan, ­lihatlah foto ini diambil medio Desember 2013. Dari 800 hektar lebih kawasan Kota Tua ­Jakarta, tempat inilah yang paling dikenal dan diingat oleh wisatawan. Museum Fatahillah masih dalam proses konservasi saat ini. Di alunalunnya yang menyenangkan itu, rombongan burung gereja turut bermain bersama pengunjung. Orang-orang berdandan seper pejuang dan noni Belanda siap dijadikan obyek foto (ehem, pengunjung akan membayarnya, tak apalah). Tak ketinggalan sepasang ondel-ondel berdiri di depan museum, siapapun boleh memotret lalu menaruh uang berapapun di dalam ember kecil di hadapannya (ini pun menggembirakan dan membangkitkan rasa ikhlas). Merevitalisasi kota tua memang bukanlah pekerjaan yang dapat dilakukan dalam seke-

jap. Landasan hukum dan kebijakan pemerintah ­memang penting sebagai awalnya, namun ­setelah itu jauh lebih penting adalah menarik dan meng­ajak masyarakat turut berpartisipasi. Mulai dari masyarakat yang tinggal di sana, akademisi termasuk sejarawan, seniman, hingga para profe-sional dan pelaku bisnis baik skala ­kecil maupun besar. Mungkin sudah saatnya kawasan kota tua di seluruh negeri ini menjadi kawasan khusus

d­ alam ekonomi-sosial-budaya. Pemberian ­insentif se­perti diskon tarif dasar listrik dan pajak bangunan kepada para pemilik bangunan cagar budaya untuk menumbuhkan semangat turut memelihara dan menjaganya. Kemudian, dalam jangka waktu tertentu memberikan insentif kepada para pelaku UKM, PKL dan pengusaha baik yang sudah memiliki usaha maupun yang hendak membuka usaha di sini.

Kiri: sepasang ondel-ondel di depan Museum Fatahillah; kanan: sudah dibangun tempat untuk pedagang kaki lima (PKL) di lorong-lorong di sekitar alun-alun. Namun memang, tampaknya itu belum bisa mengakomodasi PKL yang berada di sekitar taman Fatahillah sehingga masih lumayan banyak PKL yang berjualan di luar area tersebut.

16

Vol. 4 l No. 48 l Desember 2013


Memasarkannya Kembali!

Jakarta pada dasarnya menawarkan berbagai mimpi. Langkah lanjutnya, mewujudkan Kota Tua sebagai Indonesia waterfront city termasuk salah satunya. Tak mungkin untuk tak mengatakan, bahwa Kota Tua itu mestinya ‘dwi tunggal’ sebagai tourist spots utama bagi Jakarta, dengan ­pelabuhan Sunda Kelapa. Idealnya, lokasi yang menyimpan kekayaan daya tarik dari sebuah kota Jakarta ini, mudah didatangi melalui jalan utama Ibukota dari Blok M melalui jalan Sisingamangarajja, Jalan Sudirman, Jalan Thamrin, Jalan Gajah Mada lalu berujung di stasiun KA Kota, yang juga sebagai obyek wisata yang menarik ‘diceritakan kembali’ oleh pramuwisata yang piawai. Tibalah di Kota Tua. Dari situ, lanjut ke pela­ buhan pelayaran rakyat Sunda Kelapa, wuih, dari sudut pariwisata, ini seyogianya juga menjadi pemandangan dan cerita ‘legendaris’, menim­ bulkan apresiasi di mata dan telinga. Boleh jadi dibuat khusus city tour reguler atau yang selalu tersedia setiap saat dan dapat dibeli di setiap ­hotel tempat wisatawan menginap. Apalagi bagi wisman cruise ship. Ketika berlabuh di Tanjung Priok, mereka turun ke darat dan tur selama 8 jam pp antara port of calls Tanjung Priok dan Kota Tua dan Sunda Kelapa, mungkin juga lunch di Kota Tua, tentulah durasinya cukup ideal. n

Kiri: salah satu kafe yang memanfaatkan gedung-gedung di sekitar taman Fatahillah. Bawah: menarik bagi wisman dan wisnus untuk berkunjung. Sebenarnya, akses menuju ke sini cukup mudah. Parkir kendaraan di halaman Museum Seni Rupa dan Keramik, bis-bis wisata biasanya akan diparkir di Museum Bank Indonesia. Dari sana, pengunjung perlu hati-hati saat menyeberangi lalu lintas yang padat menuju taman Fatahillah.

Vol. 4 l No. 48 l Desember 2013

17


Di World Tra

M

enparekraf Mari Elka Pangestu ambil bagian pada pertemuan World Travel and Tourism Council (WTTC) Asia ­Summit, yang mengambil tema Staying Ahead of Tomorrow, di Seoul, Korea, 10–11 September 2013. WTTC merupakan sebuah lembaga yang para anggotanya terdiri dari para petinggi dari sektor swasta yang bergerak di bidang industri per­jalanan dan pariwisata terkemuka seperti ­industri penerbangan, hotel, biro perjalanan, dan sebagainya. Namun dalam pertemuannya, WTTC selalu melibatkan pihak pemerintah agar terjadi komunikasi dan persamaan persepsi antara

ng o s g n o y n Me 2014

Pengelolaan Even Internasional di Daerah

K

eteraturan, kebersihan, penjadwalan, bu­ kan saja perlu untuk mensukseskan even internasional di daerah dan membangun kepercayaan publik dalam dan luar negeri ter­ hadap even itu sendiri. Tiga hal itu juga diperlukan dari masyarakat penonton sendiri. Itu tampak telah dipetik pada pengalaman pelaksanaan Tour de Singkarak 2013 di Sumatra Barat. Ajang seperti Musi Triboaton sekaligus meng­ akselerasi daerah-daerah membangun, memperbaiki, atau memperkuat prasarana seperti dermaga di tepi Sungai Musi ini. Sungai yang panjangnya lebih 500 kilometer, tentu merupakan sarana transportasi rakyat. ­Dermaga yang cukup, aman, nyaman, akan mensejahterakan masyarakat. Dan, setiap kali even atau pergerakan wisatawan berlangsung di sungai, ‘kebutuhan’ prasarana pokok itu tersedia setiap saat. n

18

Vol. 4 l No. 48 l Desember 2013


avel and Tourism Council s­ ektor publik dan swasta dalam mengembangkan pariwisata. Pada pertemuan tersebut, Mari ­Pangestu secara khusus diundang oleh WTTC untuk berpartisipasi pada pertemuan tertutup para ­Menteri Pariwisata Asia dengan para petinggi sektor swasta pariwisata. Dalam diskusi tersebut, ada 3 hal utama yang dibahas, yaitu fasilitasi perjalanan wisman melalui kemudahan visa dan konektivitas udara, pengembangan produk wisata dan promosi wisata yang mencakup lebih dari satu destinasi (joint promotion of destinations) seperti yang

dilakukan di ASEAN, dan kebijakan untuk men­ jamin pariwisata berkelanjutan dalam arti lingkungan hidup, sosial dan ekonomi, termasuk agar manfaat pariwisata dirasakan oleh komunitas di lokasi wisata. Mari Pangestu juga diminta memberi ­perspektif di sesi terkait dengan Asia sebagai Kekuatan Utama Industri Pariwisata dan Perjalanan Global (Asia: Powering Global Travel and Tourism). Data menunjukkan bahwa kawasan Asia Pasifik, dan terutama Asia Tenggara, merupakan wilayah yang mengalami pertumbuhan tertinggi

di masa lalu, saat ini dan di masa yang akan ­datang. Mari Pangestu menambahkan, bahwa Asia Tenggara (ASEAN) sebagai satu subkawasan, telah mengalami pertumbuhan wisatawan inter­nasional tertinggi selama kurun waktu 2005–2012 yaitu 8,3%. Sebesar 9,4% di tahun 2012, dan pada semester pertama tahun 2013 per­tumbuh­an mencapai 11,3%. Adapun jumlah absolut wisatawan internasional ke ASEAN mencapai 84,6 juta atau sebesar 8,2% total kedatangan wisatawan dunia pada tahun 2012. n

Perkembangan Strategis:

Travel Experience & Distribution Channel

I

TEDS 2013 (Internaonal Experience & Distribution Summit) di Jakarta, merupakan acara pertama yang diselenggarakan oleh Badan Promosi Pariwisata Indonesia (BPPI). BPPI berdasarkan undang-undang mewakili kepentingan semua agen perjalanan, maskapai penerbangan, hotel, OTAs dan perusahaan tour di Indonesia, untuk mempromosikan pariwisata Indonesia. Visi BPPI untuk 2011–2015 adalah menjadi mitra strategis pemerintah dalam mempromosikan pariwisata melalui peningkatan ekuitas, kreativitas dan keberlanjutan, disiapkannya rencana terutama memajukan arus wisata kala Low Season, mengembangkan konsep pariwisata kreatif, dan Pariwisata Hijau. Kalangan industri pariwisata di Indonesia perlu sekali mengetahui perkembangan strategis dan mutakhir tentang apa yang diuraikan oleh para ahi dan pembicara berkompeten, itu di­ simpulkan oleh Ketua BPPI, Yanti Sukamdani. Wamen Parekraf Sapta Nirwandar memulai dengan keynote speech, dan presentasi dari Dirjen Pemasaran Pariwisata Esthy Reko Astuty, dilanjutkan diskusi interaktif dengan panelis: ­Benito Bengzon Jr, Assistant Secretary Departmen of Tourism Philippines, Masato Takamatsu, Mana­

ging Director & Chief Research Officer Japan Tou­ rism Markeng, Erik Meijer, Director & Executive Vice President Marketing & Sales Garuda, Duncan Bureau, SVP Sales & Distribution Malaysian Airlines, Budi Tirtawisata, CEO Panorama Group, Farriek Tawfik, Director for South East Asia Princess Cruises, Peter Webster, Regional General

Vol. 4 l No. 48 l Desember 2013

Manager–Singapore, Indonesia and Philippines Hilton Hotels, SD Darmono, Chairman (Indonesia Chapter) PATA, Andrew McEvoy, Managing Director Tourism Australia, Casimir Platzer, President IH&RA, Arif Wibowo, Chairman INACA, President Director, Citilink, dan Juvenile Jodjana, President Director Trans Nusa Ailines. n

19


ng o s g n o y n Me 2014

Optimalkan Pasar Malaysia

A

jang pameran promosi pariwisata terbesar di Malaysia, selalu ­diikuti oleh pembeli yang datang dari pelosok dunia, dan yang menjual destinasi di situ pun juga dari berbagai negara. Indonesia memang salah satu yang selalu ­memanfaatkannya. Tampak salah satu stan yang menampilkan penjualan poduk wisata ­Indonesia. Malaysia hingga sekarang mencerminkan pasar yang masih luas bisa digarap oleh para pelaku bisnis wisata dari Indonesia. Beberapa tahun terakhir jumlah wisatawan Malaysia berbondong-bondong ke Bandung, belakangan mulai menyebar ke Surabaya, dan berangsur

20

Vol. 4 l No. 48 l Desember 2013

­bertambah ke destinasi Bali. Namun ke Medan, Semarang atau Jawa ­Tengah, hingga ke Kalimantan dan Sulawesi atau Nusa Tenggara Barat/Timur, tampaknya belum optimal. Kecenderungan wisman dari Malaysia kini mencari alternatif lagi di Indonesia, tapi salah satu minat khusus yang agaknya tak bisa ditawar: kesempatan berbelanja. Dari Malaysia ditargetkan 1.520.000 wisa­­­ ta­wan ke Indonesia tahun 2014, dengan target moderat 1.510.000 dan terendah 1.500.000. Tahun 2013 ditargetkan 1.420.000 sementara ­Januari–Okrober telah tercatat realisasi 948.498 orang. Pertumbuhannya 8,7% dari tahun ­sebelumnya. Akhir 2013 dan pada 2014 bertambah penerbangan langsung antara Kuala Lumpur dan Bali serta Lombok dan Semarang, selain Surabaya dan Makassar. Ke Medan, wisatawan dari Malaysia tahun 2012 tercatat 141.775 dibandingkan 132.503 ­tahun 2011. Ke Padang meningkatnya baru sampai 28.488 dari tahun sebelumnya 26.872. Penerbangan Kuala Lumpur–Padang terbuka lebar mengingat utilisasi bandara Minang International Airport masih di bawah kapasitas. Jadi, perlu ditambah penerbangan langsungnya. Belum banyak diketahui akan minat wisman dari Malaysia terhadap destinasi Aceh, sementara dua aspek pendukung untuk memajukan wisatanya tersedia: penerbangan langsung ­Kuala Lumpur–Banda Aceh beroperasi setiap hari, dan, bukankah destinasi ini kuat dengan potensi mengembangkan ‘wisata syariah’? Ke Palembang, beberapa wisman Malaysia yang sudah berpengalaman ke sana berkomentar: Perlu obyek daya tarik untuk menambah experience; sekarang kalau berkunjung ke sana cukup satu hari, dan selesai. n


Ke Sana Produktifkan Momentum

T

ahun 2014 merupakan momentum penting bagi industri wisata utamanya dari kawasan tengah dan timur Indonesia, untuk aktif di TIME (­Tourism Indonesia Mart & Expo). Pemda sedari sekarang seyogianya bersiap mengajak para pelaku bisnis wisata. Ajang ini adalah ‘pasar’ khusus sepenuhnya menawarkan destinasi wisata Indonesia, ­untuk para ‘pembeli’ dari mancanegara. Itu bedanya dengan even promosi pariwisata inernasional lain, hampir semua menawarkan sekaligus destinasi mancanegara, selain tentu utamanya menjual destinasi tuan rumah sendiri dimana ajang dilaksanakan. Jadi, ketika pembeli dari mancanegara diundang atau datang sendiri ke TIME, maka tujuannya tunggal: meng­ eksplore produk baru dari destinasi wisata Indonesia, atau menambah alias meluaskan rute-rute dan produk wisata Indonesia yang sudah mereka jual selama ini. Dari sudut supply, destinasi di wilayah tengah dan timur Indonesia mendapatkan momentum peluang melangkah maju kini dengan dibukanya rute-rute penerbangan baru oleh maskapai penerbangan Indonesia di dalam negeri. TIME tiga tahun terakhir diikuti aktif kebanyakan dari daerah destinasi wisata wilayah Bali, Jawa, Sumatra. Dari NTT, Kalimantan, Sulawesi hingga Maluku dan Papua tampak masih terbatas jumlahnya. Fenomena pertambahan armada pesawat dan penambahan operasi penerbangan di kawasan tengah dan timur Indonesia, membawa dampak terbukanya peluang bisnis baru, atau ‘pendatang baru’ dalam bisnis pariwisata. Yaitu peluang bagi pengusaha yang berminat bergerak di bisnis inbound, dan domestic tourism, mengingat masih kurangnya terasa para ‘operator’ di daerah. Dan ini membutuhkan sumber daya manusia. SDM ini memerlukan pendidikan dan pelatihan, ke­ terampilan berkualitas tekhnis wisata dan teknologi informasi. Totalnya, perlu bersiap antara pemda dan ­stakeholders pariwisata, demi memproduktifkan salah satu faktor ­mutlak dalam membentuk produk wisata: ­aksesibilitas. n

Ajang TIME 2013 di kota Padang, tampak pada gambar ketika Wamen Parekraf bersama Gubernur Sumbar dan Ketua BPPI menjelaskan even pada pers; dan suasana rundingan bisnis antarpeserta, penjual dari dalam negeri dan pembeli dari mancanegara.

Vol. 4 l No. 48 l Desember 2013

21


Pengembangan Pasar

K

egiatan bertajuk Asistensi Pengembangan Pasar Pariwisata Dalam dan Luar Negeri, diselenggarakan dua kali tahun 2013 oleh Direktorat Pengembangan Pasar dan Informasi Pariwisata (PPIP) Ditjen Pemasaran Pariwisata. Yang pertama di Yogyakarta dan yang kedua di Pekanbaru 28 Oktober. Di Yogyakarta memang lebih lengkap dihadiri oleh perwakilan dari masing-masing dinas pariwisata untuk wilayah Indonesia bagian tengah dan asosiasi serta industri pariwisata yang ­berada di DI Yogyakarta. Dari kegiatan ini terjaring berbagai informasi yang disampaikan oleh daerah, asosiasi, serta ­industri pariwisata yang kemudian ­memunculkan rekomendasi untuk kegiatan pemasaran pariwisata. Dari situ pula diharapkan tindak lanjut oleh setiap peserta untuk melaporkannya ke gubernur, sekda, atau kadis pariwisata masingmasing daerah. Kemudian tentunya berdampak pada integrasi dan sinergi mengenai kebijakan antar pemerintah pusat, daerah, dan industri pariwisata yang harus diperkuat. Dalam konteks materi asistensi kali ini tentunya bertujuan menyongsong kegiatan yang hendak dilakukan tahun 2014. Di Yogya itu hadir: Kadisbudpar Daerah Istimewa Yogyakarta; Kadisbudpar Provinsi Jawa Barat; Kadisbudpar Provinsi DKI Jakarta; Kadisbudpar Provinsi Jawa Timur; Kadisbudpar Provinsi Jawa Tengah; Kadisbudpar Provinsi Sulawesi Selatan; Kadisbudpar Provinsi Sulawesi Utara; Kadisbudpar Provinsi Sulawesi Tenggara; Kadisbudpar Provinsi Sulawesi Tengah; Kadisbudpar Provinsi Bali; Kadisbudpar Provinsi Nusa Tenggara Barat; Kadisbudpar Provinsi Nusa Tenggara Timur; Kadisbudpar Provinsi Maluku; Kadisbudpar Provinsi Maluku Utara; Prof Dr I Made Putrawan (Ahli Marketing Strategy, UNJ); Kadisbudpar Kabupa­ ten dan Kota di D.I Yogyakarta; dan 40 dari Asosiasi dan Industri terkait di DI Yogyakarta. Kali ini setelah paparan kebijakan yang menyeluruh oleh Direktur PPIP Francesca Nina, ­Ganda Sumantri Kasubdit Perancangan Pemasaran Pariwisata menyajikan tentang Perancangan Pe-

22

Menyiapkan Sinkronisasi di Daerah

Francesca Nina dan Tazbir, Kadisparda DI Yogyakarta (kiri-kanan).

masaran Pariwisata dan ­Budihardjanti ­Kasubdit Hubungan Lembaga Pariwisata dan Widya Wisata tentang Informasi Pasar Luar Negeri. Ahli Marketing Strategy, I Made Putrawan dari UNJ memaparkan tentang Prospek Pariwisata Indonesia. Dilanjutkan dengan sesi diskusi. Daerah-daerah memperoleh update tentang apa yang tengah dan akan dihadapi dan dikerjakan. Empat subdirektorat Dit. PPIP di antaranya subdirektorat Informasi Pasar Dalam Negeri, ­Informasi Pasar Luar Negeri, Hubungan Lembaga Pariwisata dan Widyawisata, dan Perancangan Pada kesempatan itu diuraikan target yang hendak dicapai tahun 2014. Ganda Sumantri, menguraikan mengenai Perancangan Pemasaran Pariwisata. Pada tahun 2012, jumlah wisatawan internasional mencapai 1,035 miliar, 51% di antaranya berwisata ke Eropa, 22% berkunjung ke Asia Pasifik, 16% pergi ke Amerika, 6% menuju Timur Tengah, dan sisanya yaitu 5% berwisata ke Afrika. Kinerja pariwisata Indonesia tumbuh 5,2% tahun 2012. Target kunjungan wisman yang ditetapkan

Vol. 4 l No. 48 l Desember 2013

oleh Kemenparekraf pada tahun 2013 adalah 9 juta wisman sebagai skenario optimis, skenario moderat yaitu sebanyak 8,6 juta wisman dan terendah 8,3 juta wisman. Tahun 2010–2012, ratarata pertumbuhan kedatangan wisman sebesar 4,39% per tahun, lebih tinggi dari rata-rata pertumbuhan dunia sebesar 3,47% per tahun. Tiga negara terbesar yang berkontribusi ter­ hadap devisa Indonesia adalah Australia, Singa­ pura, dan Malaysia. Bagaimana di daerah? Inbound wisman ke DI Yogyakarta tahun 2010 dan 2011, tertinggi pada Maret 2011 dan terendah di bulan November 2010 menyusul terjadinya letusan Gunung ­Merapi. Ke DIY paling tinggi berasal dari Malaysia, Perancis, dan Singapura. Product market match untuk Malaysia di antaranya belanja, golf, kuliner, dan MICE, sedangkan untuk Singapura yaitu MICE, belanja, golf, olahraga, dan spa. Sama halnya dengan wisman ke DIY, yang ke Jawa Tengah juga didominasi oleh wisatawan Malaysia, Perancis, dan Singapura. Maka berbicara tentang strategi dan program bidang


pemasaran pariwisata, diuraikan di antaranya peningkatan promosi pariwisata dalam dan luar negeri, pembangunan informasi pasar pariwisata, enhancement of tourism ­branding, dan peningkatan aktifitas MICE.

Pemasaran Pariwisata

Menurut Francesca Nina, output analisis pasar dalam dan luar negeri menjadi masukan bagi perancangan pemasaran dalam dan luar negeri yang kemudian akan diolah men­jadi suatu strategi dan masukan bagi direktorat lainnya seperti Direktorat Promosi Dalam Ne­geri, Direktorat Promosi Luar Negeri, MICE, ataupun Pencitraan. Apa Visi, Misi, Tujuan dan Sasaran, serta arah kebijakan dan strategi pemasaran pariwisata nasional. Di tahun 2013 daya saing pariwisata ­Indonesia pada skala dunia berada pada urutan 70, meningkat dari tahun 2009 dan 2011. WEF mengklasifikan daya saing pariwisata dalam 14 pilar, dan pada tahun 2013 peringkat Indonesia yang pa­ling tinggi yaitu pada pilar Sumber Daya Alam. Kontribusi pariwisata ­Indonesia terhadap pariwisata ­Internasional meningkat jika dibandingkan antara tahun 2006 dan 2012. Share pariwisata Indonesia ter­hadap dunia pada tahun 2012

Target Wisman 2014

I Made Putrawan dan Ganda Sumantri (kiri-kanan).

sebesar 0,78% meningkat dari tahun 2006 yang hanya sebesar 0,58%. Share pariwisata Indonesia terhadap pariwisata Asia Pasifik dan ASEAN juga meningkat dari tahun 2006 ke tahun 2012.

Bersamaan itu dampak ekonomi pariwisata Indonesia tahun 2012 terhadap PDB mencapai Rp 321,57 triliun atau 3,90%, membuka kesem­ patan kerja sebanyak 9,28 juta orang, kontribusi Target

No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16

Fokus Pasar Singapura Malaysia Australia Cina Jepang Korea Selatan Filipina Taiwan Amerika Serikat Inggris Perancis India Belanda Timur Tengah Jerman Rusia Lainnya Jumlah

2013

%

1.650.000 1.420.000 1.000.000 820.000 500.000 320.000 250.000 240.000 220.000 230.000 190.000 190.000 165.000 155.000 150.000 100.000 1.000.000 8.600.000

5.40% 6.32% 3.99% 19.40% 10.94% 2.69% 8.79% 10.84% 3.36% 8.45% 11.73% 12.97% 10.90% 4.63% 2.33% 4.46% 1.63% 6.91%

Optimis 1.750.000 1.520.000 1.030.000 970.000 550.000 320.000 260.000 265.000 250.000 240.000 200.000 200.000 195.000 155.000 160.000 105.000 1.030.000 9.200.000

2014 % Moderat 6.06% 1,740,000 7.04% 1,510,000 3.00% 1,020,000 18.29% 960,000 10.00% 540,000 0.00% 310,000 4.00% 250,000 10.42% 255,000 13.64% 240,000 4.35% 230,000 5.26% 190,000 5.26% 180,000 18.18% 180,000 0.00% 140,000 6.67% 150,000 5.00% 95,000 3.00% 1,010,000 6.98% 9,000,000

Pesimis 1,730,000 1,500,000 1,010,000 950,000 530,000 300,000 240,000 245,000 225,000 220,000 180,000 170,000 165,000 130,000 140,000 85,000 980.000 8,800,000

Sumber: Kementerian Pariwisata dan ekonomi Kreatif

Vol. 4 l No. 48 l Desember 2013

23


Pengembangan Pasar

Dan para peserta pun akf berdiskusi.

terhadap upah dan gaji sebesar Rp104,51 triliun, dan penciptaan pajak Rp 11,57 triliun. Kontribusi pariwisata terhadap devisa pada tahun 2011 berada di urutan ke-4 dan meningkat setiap tahunnya. Performa pariwisata dilihat dari pasar wisman pada tahun 2012 semakin mening­ kat. Jumlah kedatangan wisman naik sebanyak 5,2% menjadi 8 juta wisman, pengeluaran per kunjungan juga meningkat 1,4%, devisa menjadi US$ 9.1 miliar, dan spending per day sebesar US$ 147,22 atau naik sebesar 3,17%. Adapun pergerakan wisnus pada tahun 2012 semakin meningkat. Jumlah perjalanan wisnus meningkat sebesar 3.61% menjadi 245,29 juta perjalanan, pengeluaran per tahun dan per per-

jalanan juga meningkat, masing-masing naik 9,31% dan 5,63%, rata-rata perjalanan 1,98 kali dan rata-rata lama berpergian 4,27 hari. Pada tahun 2012, pariwisata Indonesia ber­ hasil mencapai target 8 juta wisman, dengan pertumbuhan 5,16% dari tahun sebelumnya yaitu sebanyak 7,65 juta wisman dari 16 fokus pasar. Di antara 16 fokus pasar tersebut terdapat enam pasar utama pariwisata Indonesia yakni Singapura, Malaysia, Australia, China, Jepang, dan Korea Selatan. Periode 2000–2012, rata-rata pengeluaran wisman memiliki nilai terendah di tahun 2003, dan akibat kondisi krisis global, pengeluaran wisman menurun di tahun 2009, tetapi meningkat

lagi pada tahun 2010. Budihardjanti, antara menyegarkan kembali: Bahwa, pintu masuk utama bagi wisman ­tahun 2013 terbanyak adalah melalui Bali, ­Jakarta, Batam, Tanjung uban, dan Surabaya. Total seat capacity penerbangan langsung dari luar negeri ke Jakarta tahun 2013 sebanyak 9.206.600 seat, sedangkan ke Jogja sebanyak 196.560 seat. Dan 10 pasar utama bagi Yogyakarta tahun 2012 tercatat secara berturut-turut yaitu Malaysia, Singapura, Perancis, Amerika, Inggris, Jerman, Thailand, Jepang, Belanda, dan Australia. Analisa Pasar Dalam Negeri dan Luar Negeri menjadi dasar dalam upaya pencapaian target. Perkembangan pariwisata dunia, kunjungan wisatawan dunia 1995–2012 terus meningkat kecuali tahun 2003 turun -1,6% dan tahun 2009 turun -4,7%. Untuk pertumbuhan kunjungan wisman per kawasan tahun 2011 sudah membaik karena seluruhnya tumbuh positif, kecuali Timur Tengah yang mengalami penurunan -5%.

Juga Self Critics Dari Daerah

Dalam proses tanya jawab dan saling tukar informasi pada forum dengan daerah-daerah seperti itu, adalah menarik sikap memunculkan self critics. Dari satu daerah misalnya bersuara: Manajemen Branding itu sangat penting dalam menarik wisatawan. Seperti di Solo, telah ­beberapa kali diadakan Batik Carnival. Tetapi ketika pemerintahan Jokowi di Solo berakhir, acara-acara tersebut terbengkalai, jadwalnya menjadi tidak menentu, padahal sudah masuk

Suara dan pertanyaan dari daerah.

24

Vol. 4 l No. 48 l Desember 2013


Menyesuaikan Produk dan Pasar Pada sesi Asistensi Pengembangan Pasar untuk daerah-daerah tersebut, disajikan contoh-contoh Product Market Match untuk 2014, antara lain seperti untuk Jerman dan Jepang ini:

Pintu masuk utama bagi wisman ­tahun 2013 terbanyak adalah melalui Bali, ­Jakarta, Batam, Tanjung uban, dan Surabaya.

dalam agenda nasional. Dari NTT bertanya: Ketika Penyelenggaraan Sail Komodo 2013 selesai , lalu dari aspek strategi pemasaran dan perencanaan pariwisata, apa yang kira-kira ampuh dilanjutkan di Indonesia khususnya NTT? Harus membuat business plan ke depan, itu pendapat dari Made Putrawan. Dia mengutip suratkabar yang menyatakan, kemungkinan besar NTT itu akan dipasarkan dengan homestay, jika hotel belum siap. Kepulauan Seribu dapat dijadikan contoh, kata dia. Harap siapkan rumahrumah untuk diubah menjadi homestay. Francesca Nina mengingatkan kembali: 71% wisman ke Indonesia masuk melalui udara. Namun, tidak ada direct flight dari USA ke Indonesia, tetapi wisman USA selalu meningkat dan cukup signifikan, dan sebagian besar pergi ke Manado, Sulawesi Utara untuk diving. USA itu memang pasar diving utama di dunia. Indonesia berpromosi terus ke sana. n

Membangkitkan Sisi Demand dan Supply Promosi yang konsisten di pasar di luar negeri, berarti membangkitkan demand. “Kita harus meng-generate demand terlebih dulu,” itu pernah diungkapkan oleh Sapta Nirwandar, Wamen Parekraf. Promosi dengan menggelar even di dalam negeri, menjadi bagian dari upaya membangkitkan sisi supply. Pemasaran pariwisata selama ini memang menjalankan strategi yang lebih berat pada upaya menggerakkan demand, dan beberapa ­tahun terakhir

Vol. 4 l No. 48 l Desember 2013

diperkuat lagi dengan gerakan dari sisi supply. Dalam hal itu termasuk menciptakan even-even. Even yang dipilih pun di satu sisi berfungsi membangkitkan kepedulian dan kemampuan stakeholders pariwisata di daerah-daerah destinasi, dan di sisi lain pada waktu bersamaan memba­ngun supply untuk pemasaran wisata minat khusus. Minat khusus termasuk wisata pedalaman, gunung, bahari, seni budaya, sejarah, olahraga dan heritage.n

25


Tur Keretaapi

Produk KA dari

S

atu lagi di tahun 2014 bisa menambah daya jual bagi destinasi Jakarta. Yaitu produk wisata keretapi setidaknya ­menuju ­Cirebon. Andaikan wisatawan dari ­Malaysia, Singapura, dan dari negara lain tiba di ­Jakarta, langsung city tour ke Kota Tua atau Sunda ­Kelapa, menginap satu malam, lalu esoknya naik kereta wisata ke kota udang Cirebon. Satu malam di situ, tur lokal termasuk tur belanja, kemudian kembali ke Jakarta. Dan free program, acara shopping, sebelum terbang kembali ke home town masingmasing. Atau lanjut ke Yogya, Bali, dan lainnya? PT Kereta Api Indonesia (KAI) sejak empat tahun lalu sebenarnya sudah punya PT Kereta Pariwisata. Antara lain memanfaatkan kereta (gerbong pe­ numpang kepresidenan), sekarang ini keretanya baru ada 5. Tiap kereta diberi nama, tiap nama mencerminkan destinasi wisata. Ada kereta Bali, Toraja, ­Sumatera. Dioperasikan untuk grup grup pariwisata yang menggunakan secara charter. Ternyata telah cukup tinggi utilisasinya, kebanyakan memang oleh grup grup wisata domestik. Nah, tahun depan 2014 akan bertambah empat kereta lagi. Dengan 5 kereta untuk melayani dalam negeri saja sudah rebutan. Rata-rata dalam sebulan ada 20–30 kali trip. Kadang-kadang bisa mencapai 35 trip. Kereta baru nanti ada yang berkapasitas 21 dan 28 orang. Ada yang kursinya bisa reclining hingga berposisi tidur. Total tambahan kapasitas kereta baru itu sekitar 100 pax. Setiap satu kereta diperhitungkan sebagai satu rombongan. Lalu, satu rombongan sepanjang perjalanan dilayani oleh 1 trip leader merangkap guide, sepasang pramugara/i, 1 orang teknisi merangkap pemandu lagu, dan petugas cleaning service. Minimal 4 orang kru dalam 1 kereta berkapasitas 22 orang. Kalau grup tidak membeli land arrangement dari PT Kereta Pariwisata, maka trip leader hanya bertanggung jawab hingga kereta tiba di tujuan dan ­urusan bagasi selesai. Tapi kalau dipesan sekalian land

Kereta bernama Bali.

Interior kereta Bali.

Peron di stasiun Gambir.

26

Vol. 4 l No. 48 l Desember 2013


Baru Jakarta a­ rrangement, maka trip leader akan men­dampingi rombongan. Dari Jakarta, destinasi yang sudah ‘laris’ ­keba­nyakan ke Cirebon. Tujuan ke Jogja juga mulai ramai. “Ada permintaan dari wisman Australia menginginkan trip kereta hop on hop off dengan perjalanan dari satu kota ke kota lain. Tapi kita belum bisa memenuhi seperti itu. Jadi belinya putus-putus,” kata Dirut PT Kereta Pariwisata, Adi S. Menurut Adi, “kalau kereta-kereta baru itu sudah siap, kami ingin mencobanya. Jadi kita bisa buat paket reguler dan bisa dipublikasikan. Ya open trip. Kita set sebulan sekali atau dua kali dengan tanggal yang sudah ditentukan. Rencananya, misalnya produk berwisata Jakarta–Bandung, di Bandung city tour lalu lanjut naik kereta ke Jogja, sampai di sana city tour lagi. Ada program nginap di atas kereta, tidak di hotel. Kalau kereta sudah bertambah kita ingin mencobanya. Jadi FIT bisa ikut kan?” Wisman memang sudah mencobanya. Ada wisman dari Australia, Jepang dan Eropa. Mereka biasanya langsung pesan sendiri, kendati ada yang diuruskan oleh agen. Mereka senangnya dari kota ke kota. Naik dari Jakarta, ke Bandung, berhenti dulu untuk tur di sana 2 hari, terus lanjut ke Jogja, di sana berhenti lagi untuk tur, lanjut lagi hingga ke Surabaya. Naik kereta wisata setiap pertengahan tahun, ada saja dari Jogja yang membawa orang asing yang ­ingin naik kereta. Umumnya berusia tua, mungkin suka menikmati perjalanannya. Kalau yang mudamuda sukanya yang cepat sampai. Kalau yang tuatua ini kalau cepat sampai justru perjalanannya kurang dinikmati.” “Pernah datang agen dari Malaysia dan Singapura ke sini dengan maksud bisnis. Untuk bicara paket tur Jakarta–Cirebon. “Tapi belum terealisasi,” kata Adi. Nah, itu dia. Pasar wisatawan di Malaysia dan ­Singapura, rasanya cocok dan berpotensi untuk membeli semacam paket tur seperti dicatat di awal ­laporan ini. n

Kereta bernama Sumatera.

Interior kereta Sumatera.

Lantai 2 stasiun kereta Gambir, Jakarta.

Vol. 4 l No. 48 l Desember 2013

27


Bali dan Wisata Cruise

Dari Berlayar Menyeberang Lautan, Singgah ke Penglipuran

P

ara wisman telah menyeberangi ­lautan sejak dari Eropa atau ­Amerika, atau dari Australia atau Singapura, di atas kapal pesiar, ketika singgah di Bali niscaya berkunjung ke Desa Penglipuran. Di desa ini setidaknya tercermin living culture masyarakat Bali ratusan tahun s­ ebelumnya. Desa itu termasuk lingkungan Penglipuran, Kelurahan Kubu, Kecamatan Bangli, Kabupaten Bangli. Kehidupan di situ mempunyai lembaga adat yang bersifat otonom yang bisa mengurus rumah tangga desa sendiri. Ya, desa ini sudah berdiri sejak abad VIII. ­Asal-usul warganya berasal dari Desa Banyu ­Kintamani yang di kala awal bermulanya ­diminta menempati lingkungan Penglipuran oleh raja Kerajaan Bangli. Ketua Kodarwis Desa, kini sekaligus pembina desa wisata, Nengah Monang menjelaskan, ”Kami sedang menelusuri sejarah desa ini. ­Karena sejarahnya, pada awalnya kami ingin memba­ngun desa konservasi bukan desa wisata.

28

Tapi ­semakin lama semakin banyak tamu yang datang maka barulah menjadi desa wisata.” Desanya kini seluas 112 hektar, rapi tertata 76 kavling, dihuni 236 KK. Tiap kavling diwakili satu orang, lalu tujuh puluh enam orang duduk di dewan desa. Mereka menjadi semacam pemuka desa, yakni yang bertanggung jawab terhadap semua keluarga di desa. Dari 76 orang, 45 orang mempunyai pekarangan dan tanah pertanian warisan keluarga, dan 31 orang lainnya hanya memiliki pekarangan saja. Namun, hak dan ­kewajiban serta wewenangnya sama. Desa ini tetap mempertahankan tradisi dan bangunan fisik, terutama rumah-rumah yang dibangun dari bambu. Nengah menerangkan, yang pertama dilestarikan adalah angkul-angkul (gapura) di gerbang, pawon (dapur), dan bale sakenem bertiang enam. Perbedaannya dengan bale bengong ialah dari jumlah tiangnya. Bale bengong hanya ditopang dengan 4 tiang. Fungsinya sendiri hampir sama. Angkul-angkul yang ada di Desa Penglipuran

Vol. 4 l No. 48 l Desember 2013

sedikit berbeda dibandingkan dengan daerah lain di Bali. Di sini tidak terlalu banyak ­aksesoris. Angkul-angkul asli dibangun dari tanah atau batu padas. Yang sekarang umumnya dibangun dari beton dan dilapis. “Kita tidak menggunakan batu padas lagi karena mengingat galian C sangat berbahaya. Kalau terus-menerus digali nanti merusak lingkungan. Jadi akhirnya kami putuskan memakai lapisan saja,” lanjut Nengah. Bangunan tertua yang masih berdiri sampai saat ini diperkirakan berusia 270 tahun. Bisa dikenali dari atap bambunya. Bambu zaman dahulu bisa tahan hingga 25 tahun, tapi bambu sekarang kualitas dan kekuatannya sudah jauh berkurang. Tantangannya sekarang ialah bagaimana mengajak warga desa mau melestarikan dan tahu apa saja yang perlu dilestarikan dari ­bangunan-bangunan yang ada di kavling/pekarangan masing-masing. Karena sampai sekarang sebagian warga belum paham betul. ­Pelestarian


Desa berkehidupan tradisional itu memanjang dibelah oleh seruas jalan utama, hening, sejuk, dan berhias.

Penglipuran bukan berarti tidak menerima budaya dari luar sama sekali. Sudah disepakati, kawasan konservasi utama dalam setiap kavling dimulai dari gerbang hingga pawon. Setelahnya boleh dikembangkan atau membangun bangunan baru. Yang diharapkan, pengembangan ­tersebut berkesinambungan dengan bangunan-­bangunan yang dikonservasi. Dari wilayah desanya, yang termasuk dalam konservasi utama berawal dari gerbang desa hingga pura desa. Adapun gorong-gorong saluran air baru di­ bangun ­se­telah menjadi desa wisata. Ini ­dibangun karena selalu membentuk genangan setiap kali hujan turun. Begitupun warung-­warung milik warga, baru beberapa tahun terakhir dimundurkan dan ber­ada di dalam pekarangan, tidak lagi di pinggir jalan. Ternyata, konservasi desa murni dilakukan secara swadaya oleh masyarakat setempat belum sampai melibatkan dinas konservasi daerah. “Kami sudah sampaikan kepada dinas terkait untuk memasukkan desa ini ke dalam Ripparda.

Padangbai

Benoa

Vol. 4 l No. 48 l Desember 2013

29


Bali dan Wisata Cruise

Sehingga dapat dipahami bahwa sebagai desa wisata pun memerlukan tata ruang dan master plan agar terjaga dengan baik dan bisa dinikmati hingga generasi yang akan datang. Kita sendiri juga sedang menyusun keduanya,” katanya. Dahulu produk utama dari desa ini adalah bambu. Hutan bambu milik desa seluas 45 hektar. Total hutan bambu di lingkungan Penglipuran 75 hektar. Selain itu juga masih ada hutan kayu seluas 4 hektar. Keberadaan hutan-hutan tersebut barangkali lebih tua dari Desa Penglipuran dan masih tetap dipertahankan. Setelah menjadi desa wisata akhirnya banyak tamu menginap. Sekarang sudah terbentuk 25 home stay yang menyediakan 30 kamar. Selain itu desa ini juga menyediakan tiga guest house. Harga sewanya selalu termasuk makan. Jika ada yang memesan, warga desa siap ­menyajikan ­tarian penyambutan seperti tari ­panyem brahma, sekar ­sandar, pus panjali, dan joged bumbung. Jogged bumbung merupakan tari pergaulan dengan ­iringan alat musik dari bambu yang mirip calung. Pengunjung paling banyak menyukai ­tarian ini. Semua aset desa dikelola oleh lembaga adat. Desa dan warga telah merasakan manfaat pariwisata bagi desa mereka. Pembangunan­pembangunan fasilitas umum di Penglipuran tidak lagi mengumpulkan iuran dari warga. ­Pemasukan dari kegiatan pariwisata seperti tiket masuk, penjualan pertunjukan, tur dan lain-lain bisa membiayainya. Sebelumnya, warga mesti mengumpulkan iuran untuk membangun atau merenovasi ­banjar desa, pura dan sebagainya. Budiarta, salah ­seorang pemuda desa yang menjadi pemandu lokal. Menurut dia, memang, kapal-kapal pesiar yang labuh atau sandar di Benoa tidak banyak mendatangkan wisatawannya ke sini. Tapi, apabila kapal berlabuh di Padangbai hampir 80% dari wisatawannya yang mendarat, mampir ke desa ini sebelum ke Ubud, atau setelah ­kunjungan ke Kintamani.

30

Vol. 4 l No. 48 l Desember 2013


Kamar tidur di home stay.

Guest house dan wisnus di desa Penglipuran (atas). Wisman berkeliling (bawah).

Jarak tempuh dari Padangbai ke Desa Penglipuran hanya 15–20 menit. Jarak dari bandara Ngurah Rai sekitar 60 km dan 55 km dari pelabuhan Benoa. Jarak itu biasanya ditempuh sekitar 1,5 sampai 2 jam perjalanan. Makanya yang datang ke Penglipuran kurang dari ­separuh jumlah wisatawan yang mendarat, bila kapal masuk di Benoa. Menurut Nengah, desa ini sudah mulai dikunjungi sejak tahun 1975. Tamu dari kapal pesiar pertama kali dibawa oleh Pacto, Nitour, dan Natrabu. I Nyoman Kandia, salah ­seorang pemandu senior yang pernah menangani wisatawan dari ­kapal pesiar, juga me­ ngatakan dahulu operator tur semacam Pacto dan ­Vayatour yang paling banyak membawa tamunya ke sini, sekarang yang masih melakukannya ialah Destination Asia dan Jan’s tour terutama bila kapal berlabuh di Padangbai. “Kami mengenali tamu dari kapal pesiar bila yang datang dalam jumlah yang sangat ­banyak. Biasanya menggunakan 8, 10, hingga 12 bis. ­Pernah Jan’s tour membawa tamu dari kapal yang berlabuh di Tanah Ampo, sebelum ke Ubud ­mampir dulu ke sini,” Budiarta menggambarkannya. Tamu dari kapal pesiar datang untuk berkunjung saja. Selain itu, tamu-tamu dalam grup lain ­biasanya membuat reservasi dulu jadi bukan hanya berkunjung tapi juga ingin menyaksikan pertunjukan yang diadakan oleh desa. Dia menjelaskan yang datang ke desanya kebanyakan ­ingin melakukan village tour untuk melihat lingkungan desa, pura desa, tradisi, serta akvitas masyarakat sehari-hari. ­Durasi tur rata-rata 1 hingga 2 jam. Setelah itu barulah me­ lihat pertunjukan kesenian. Baik Nengah maupun Budiarta mengakui desanya belum sampai pada tahap mencatat setiap tamu datang berasal dari mana saja. Yang dicatat baru sebatas penjualan tiket masuk. Harga tiket masuknya: Rp 10 ribu per orang untuk orang asing, Rp 7.500 per orang untuk domestik, dan parkirnya Rp 5 ribu per kendaraan. n

Vol. 4 l No. 48 l Desember 2013

31


Indi

B

eberapa indikator ini mengingatkan kembali pada pemangku kepen足tingan bisnis wisata, dan dalam memasuki tahun baru 2014, dengan berbagai perkembangan lain yang berjalan cepat, indikator-indikator ini memberikan lagi pedoman arah bagi setiap kegiatan bisnis, terutama pada bidang pemasaran pariwisata.

Para pemasar akan menalarkan betapa pengguna internet di Asia ternyata rata-rata empat kali lipat dibandingkan jumlah di Eropa atau Amerika. Ada 16 destinasi utama yang sedang diprioritaskan, namun destinasi lain tetap dalam kegiatan pemasaran pariwisata secara nasional. Konsep MP3EI pun kini telah menampakkan kemajuan pelaksanaan secara nyata.

Master Plan Percepatan dan Perluasan Pertumbuhan Ekonomi Indonesia

Sumber : Kemenparekraf

32

Vol. 4 l No. 48 l Desember 2013


kator

16 Kawasan Destinasi Prioritas Kota Tua –Sunda Kelapa Toba Lake

Tanjung Puting

Bromo-Tengger-Semeru

Borobudur

Kintamani-Batur Lake

Pulau Seribu Dari negeri kaya seperti Saudi Arabia hingga negeri raksasa AS dan China, di Barat dan di Timur, hampir semua negeri kini memberi per­hatian serta upaya-upaya terprogram untuk mereka masingmasing memajukan wisata dalam negeri. Kemajuan wisata nusantara di Indonesia ­didorong oleh beberapa daya: pemerintah yang mempromosikan terus, media yang ber­kesinambungan menyiarkan potensi wisata dalam negeri, maskapai penerbangan yang kian luas menghubungkan kota dan destinasi se­antero Indonesia, dan, pertumbuhan kelas menengah dalam sosial ekonomi. Kemajuan itu bagai bola salju. Jumlah pe­numpang moda angkutan yang meningkat, menuntut penambahan kuantitas dan kualitas bandara, jalan raya, kereta api, armada bus, dan seterusnya.

Wakatobi

Toraja

Raja Ampat

Bunaken

Kuta-Sanur-Nusa Dua

Menjangan, Pemuteran

Rinjani

Komodo

Ende–Kelimutu

Perkembangan Wisatawan Nusantara 2008–2013 Tahun

Perjalanan (ribuan)

Rata-rata Perjalanan (kali)

Pengeluaran Per Perjalanan (ribu Rp)

Total Pengeluaran (triliun Rp)

2008

225,041

1.92

547.33

123.17

2009

229,731

1.92

600.30

137.91

2010

234,377

1.92

641.76

150.41

2011

236,752

1.94

679.58

160.89

2012

245,290

1.98

700.00

171.70

2013

106,651

1.90

*)

Keterangan: *) Data sampai dengan Triwulan II (Desember 2012–Mei 2013)

Vol. 4 l No. 48 l Desember 2013

Data belum tersedia Sumber : Pusdatin Kemenparekraf & BPS

33


Indi

Jumlah Kunjungan Wisatawan Mancanegara Menurut Pintu No

Kebangsaan

Soekarno- Ngurah Rai Hatta Bali Banten (U) (U)

Polonia Sumut (U)

Sam Entikong MinangAdi Makassar Batam Juanda kabau Sumarmo Sulsel Kep. Riau Jatim Ratulangi Kalbar Sulut Sumbar Jateng (D) (U+L) (L+U) (U) (U) (U) (U)

BIL, NTB (U)

1 Singapura

146,035

103,552

12,391

582,631

16,475

1,584

158

879

1,142

671

3,257

2 Malaysia

241,781

153,797 105,227

148,504

3 Jepang

170,818

171,395

2,334

18,951

35,517

477

15,683

26,021

3,548

7,860

5,303

6,271

1,168

34

183

160

143

601

4 Korea Selatan

84,882

110,086

2,392

5 Taiwan

56,889

108,658

2,406

46,504

2,910

218

88

30

44

26

1,183

3,451

7,563

35

270

23

6

34

43

6 China

207,107

329,416

7 India

57,859

52,832

7,162

25,973

11,931

822

837

465

120

119

842

1,764

31,598

2,842

126

119

93

166

52

248

8 Philipina

34,837

9 Hongkong

28,992

24,206

1,027

30,423

1,614

222

139

82

50

106

126

29,650

1,100

1,589

3,495

411

156

31

29

28

270

10 Thailand 11 Australia

38,789

28,058

3,396

4,808

4,386

213

61

127

127

117

126

62,579

662,963

3,690

9,825

2,556

928

211

2,068

142

155

3,629

12 Amerika Serikat

69,320

80,842

3,324

10,092

4,968

1,493

102

290

294

268

769

13 Inggris

48,314

98,580

2,781

12,881

2,236

872

127

271

200

209

2,418

14 Belanda

54,932

59,546

5,318

3,368

2,481

1,069

160

307

289

832

15 Jerman

35,572

80,731

3,444

3,596

2,692

1,730

68

215

603

327

1,585

16 Perancis

37,947

105,918

2,110

2,996

2,083

821

28

431

3,801

392

1,674

7,443

65,497

406

459

204

116

9

34

12

38

259

17 Rusia 18 Arab Saudi

97,580

2,809

91

136

187

6

19

9

-

1

18

19 Mesir

2,853

1,652

59

99

26

-

1

6

1

-

9

20 Uni Emirat Arab

7,041

453

2

47

25

5

-

-

-

-

-

681

152

1

35

18

-

-

3

-

-

-

359,735

381,145

12,393

120,832

70,528

4,474

1,308

1,779

4,644

3,822

4,119

980,359 160,826

16,136

20,035

24,968

20,102

11,036

12,760

4.05

-2.28

32.91

-23.41

32.81

114.04

21 Bahrain 22 Lainnya

Jumlah 2012

Pertumbuhan (%)

1,691,403 2,399,885 163,034 9.49

10.50

6.00

8.00

12.55

K unjungan Wisman Melalui Pintu Masuk Lainnya

Total Kunjungan Wisman Melalui Seluruh Pintu Masuk

Catatan : l Data kebangsaan tahun 2012 merupakan data sementara, karena belum termasuk data kebangsaan dari pintu lainnya. l K eterangan jenis pintu masuk: U (Udara), L (Laut), D (Darat).

34

145

Vol. 4 l No. 48 l Desember 2013


kator

Masuk dan Kebangsaan — Bulan Januari–Oktober 2013 Sepinggan Kaltim (U)

Sultan Tanjung Tanjung Syarif K II Priok Pinang Riau DKI Jakarta Kep. Riau (U) (L) (L)

Adi Sucipto DIY (U)

Husein Tanjung SastraUban negara Kep. Riau Jabar (U) (L)

3,149

2,563

20

56,941

7,221

25,109

3,504

12,340

3

10,656

23,607

436

113

1

259

1,308

174

95

1

340

31

227

2

259

401

632

52

2,361

780

560

96

1,845

390

141

121

126

39

4

Tjg. Balai Karimun Kep.Riau (L)

Total 2013

Total 2012

Pertumbuhan (%)

70,731

28,331

1,062,840

991,950

7.15

95,709

9,665

49,296

948,498

876,878

8.17

1,262

20,282

55

395,774

365,601

8.25

514

793

17,243

32

267,555

254,187

5.26

233

145

4,490

181

184,946

151,931 21.73

1,080

822

43,401

378

633,921

522,063 21.43

796

1,072

14,137

1,299

168,284

143,450 17.31

1,665

612

459

9,339

557

106,116

93,874 13.04

236

147

232

5,383

24

71,942

62,322 15.44

131

330

12

149

2,141

846

740

618

85,175

1,171

257

58

501

1,078

1,142

10,691

141

763,785

751,504

74,669 14.07 1.63

776

476

315

490

1,704

1,190

6,556

56

183,325

172,397

6.34

510

137

116

760

1,526

650

11,336

301

184,225

170,433

8.09

135

51

552

270

1,066

586

1,582

72

132,761

127,220

4.36

354

139

37

296

1,579

505

4,765

41

138,279

131,268

5.34

711

91

1

446

2,546

444

6,070

86

168,596

157,110

7.31

22

43

7

36

419

29

1,620

2

76,655

73,884

3.75

2

1

-

5

14

101

73

88

101,140

77,013 31.33

16

2

-

8

19

18

12

9

4,790

3,812 25.66

-

-

-

-

-

26

29

-

7,628

4,559 67.32

-

9

-

-

-

5

8

-

912

766 19.06

1,071,629

990,519

8.19

375,276

386,219

-2.83

7,134,052 6,583,629

8.36

1,624

737

53,647

2,762

18,073

2,852

23,495

3,660

14,166

16,881

53,786

85,028

45,390

113,690

280,520

87,405

1.96

12.45

2.34

-5.58

44.71

17.86

-6.73

-2.49

Sumber : Ditjen Imigrasi dan BPS (diolah kembali oleh Pusdatin Kemenparekraf)

Vol. 4 l No. 48 l Desember 2013

35


Selamat Natal 25 Desember 2013

Even, Pemasaran Pariwisata

Even Utama di Dalam Negeri, Mengusung Promosi Pariwisata, Menjangkau Tanah Air Sekaligus Pasar Mancanegara. Beberapa di antara even utama promosi pariwisata di dalam negeri, yang diselenggarakan dan yang didukung oleh Kemenparekraf tahun 2013 :

Festival Budaya Lembah Baliem

36

Informasi : Telp. 021-3838220 u Fax. 021-3208612 u Website: www.indonesia.travel u Email: kncn@indonesia.travel Direktorat Promosi Pariwisata Dalam Negeri u Direktorat Jenderal Pemasaran Pariwisata Vol. 4 l No. 48 l Desember 2013 Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif RI u Jalan Medan Merdeka Barat No. 17, Jakarta


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.