Vol. 7
n
No. 77
n
Mei 2016
Ayo, Outward Looking
‘Pleasantly Agressive’, Pemasaran Kita Kini
Pariwisata Indonesia Vol. 7 No. 77 mei 2016
1
Untuk mempercepat
proses link and match antara pendidikan tinggi dengan penerapan ilmu di lapangan atau di real business activity, terlebih menyangkut pemasaran dan penjualan produk, mahasiswa STP-B (Sekolah Tinggi Pariwisata– Bandung) mulai tahun ini menyelenggarakan ‘travel trade event’. Yaitu event pertemuan bisnis antara penjual dan pembeli yang lazim disebut Table Top Meeting. Yang menyelenggarakan ‘event’-nya adalah para mahasiswa jurusan manajemen perjalanan, dan, sebagai para pelaku seller juga sebagian dipraktekkan oleh para mahasiswa. Untuk itu mereka berpraktek sebagai penjual, mewakili perusahaan perjalanan NHAII Travel, yang adalah agen travel yang terkait dengan STPB. Selebihnya, peserta penjual dan pembeli pada event bernama STP-B Travel Mart tersebut terdiri atas perusahaan swasta dari luar lingkungan STP-B. Ini berlangsung bulan April yang lalu di aula kampus STP-B.
Penanggungjawab: • Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran Pariwisata Mancanegara Wakil Penanggungjawab: • Asisten Deputi Strategi Pemasaran Pariwisata Mancanegara; Penerbit/Pemimpin Redaksi: Arifin Hutabarat Reporter : Benito Lopulalan Alamat : Asdep Strategi Pemasaran Pariwisata Mancanegara, Kementerian Pariwisata, Jl. Medan Merdeka Barat No.17, Lantai 3 Jakarta 10110 Telp Fax Email
: 021 383 8220 : 021 380 8612, : jurnal@indonesia.travel
Pencetak : Rekadaya Multi Adiprima Jika Anda mempunyai infomasi dan pendapat untuk Newsletter ini, s ilakan kirim ke alamat di atas.
www.newsletter-pariwisataindonesia.com
2
Pariwisata Indonesia Vol. 7 No. 77 mei 2016
Isi Nomor ini
8 10 11 13 16 18
Aksi-aksi Pemasaran 2016 Promosi Below the Line pun Bisa Agresif The WIN-Way, dan Agresif Capaian Bulanan dan Langkah Taktis Berikutnya Wisata Diving Ramai di Thailand Dive Expo Penjualan di ADEX Singapura dengan Nilai Tambah
utama
‘Pleasantly Agressive’, Pemasaran Kita Kini
Di bidang pengembangan pemasaran pariwisata mancanegara, Menpar Arief Yahya mengarahkan fokus untuk beberapa bulan ini pada 3 kegiatan. Tetap kampanyekan Bebas Visa Kunjungan dan efektifitasnya, lakukan kegiatan di border tourism, dan upaya meningkatkan jumlah wisatawan dari Tiongkok. Ke Indonesia satu delegasi dari pejabat pemerintah dan pengusaha dari Shenzhen, Tiongkok, dipimpin oleh orang nomor satu Shenzen, Mr. Ma Xingrui berkunjung ke Kementerian Pariwisata, Jakarta pada 25 Mei 2016. Menteri Pariwisata, Arief Yahya memberikan presentasi tentang pembangunan pariwisata Indonesia. Sebagai tindak lanjut, Kemenpar berencana akan menyelenggarakan antara lain Indonesia night di Shenzen. Kemenpar juga mempromosikan peluang investasi pariwisata terutama di 10 destinasi prioritas.
U
ngkapan seperti itu belum banyak di wacanakan: pleasantly agressisve, ada juga mengatakan ‘graciously agressive’. Tapi rasanya itulah yang sudah dan sedang dilaksanakan kini di bidang pemasaran pariwisata Indonesia. Kemana-mana berkunjung hendak melakukan pendekatan hingga perunding an, sambutan positif dan supportive selalu diterima sehingga satu demi satu membuahkan hasil kerjasama bagi pelaksana an strategi pemasaran, dan, kian meluas.
Pariwisata Indonesia Vol. 7 No. 77 mei 2016
3
Menpar Arief Yahya bertemu dengan Minister for Tourism and International Education and Minister Assisting the Minister for Trade and Investment Australia, Senator the Honorary Richard Colbeck di Sydney (1/5/2016). Dibicarakan landasan kerjasama pengembangan platform pariwisata. Menteri didampingi Staf Khusus (Stafsus) bidang IT Samsriyono, Stafsus Menpar bidang Komunikasi dan Media Don Kardono, Deputi Pengembangan Pemasaran Pariwisata Mancanegara I Gde Pitana, dan Konsuler Jenderal RI di Sydney Yayan G. H. Mulyana. Menteri Pariwisata Arief Yahya terus me ngumpulkan mitra-mitra strategis yang punya nama besar di dunia pariwisata. Usai Rakornas bertema Sinergi Pusat dan Daerah di Jakata 28–29 April 2016, Menpar berangkat ke Australia. Minister for Tourism and International Education and Minister Assisting the Minister for Trade and Investment Australia, Senator the Honorary Richard Colbeck ditemuinya. Berun ding di Qantas Chairmans Lounge, Bandara Kingsford Smith, Sydney, Menpar membawa gagasan satu paket untuk dua destinasi, Indonesia-Australia, untuk pasar Timur Tengah. “Jika Australia tidak berkeberatan, kami akan paketkan originasi Middle East, ke Bali–Lombok–Jakarta, atau Surabaya, connect ke beberapa kota di Australia, seperti Darwin, Perth, Melbourne, Sydney, Adelaide, dan kota mana saja yang diminati,” Menpar Arief Yahya mengusulkan dalam pertemuan itu. Satu usulan lain lagi langsung direspon cepat oleh Australia, yakni ide single package untuk originasi Tiongkok ke Indonesia-Australia. Kemenpar pun baru saja menandatangani kesepahaman kerja sama dengan maskapai penerbangan Emirates dari Dubai, Uni Emirate Arab (UEA), di tengah berlangsungnya event Arabian Travel Market 2016. Indonesia ikut serta pada Travel Market tersebut. Juga, MoU kerja sama dengan Singapore Airlines, dan Garuda Indonesia tentunya. Beberapa airlines lain dari Indonesia dan dari Cina dewasa ini pun tengah menyiapkan diri ingin menerbangi rute langsung Cina–Indonesia. Emirates akan membuka rute penerbangan ke Lombok dan Surabaya, sekarang ini telah mengoperasikan rute ke Jakarta 14 kali dalam seminggu, dan Bali 6 kali seminggu. Emirates
4
Pariwisata Indonesia Vol. 7 No. 77 mei 2016
menyatakan sangat ingin menambah slot di Jakarta dan Bali, yang saat ini rata-rata sudah hampir 80 persen terisi. Australia adalah nama besar. Emirates dan Singapore Airlines juga punya nama besar. Cina apa lagi, sedang menjadi kekuatan ekonomi dunia. Dengan pendekatan pariwisata, Indonesia diperhitungkan dan dinilai punya inisiatif untuk menemukan bentuk kemitraan yang strategis. “Dan semuanya mendapatkan benefit yang proporsional, tetapi tetap signifikan,” kata Arief Yahya. Ke Beijing, Cina, Kemenpar mengajak Citilink untuk bekerja sama dengan Hubei Wanda, sebuah korporasi yang memiliki network untuk mendapatkan wisman dari Tiongkok. Idenya adalah menindaklanjuti program bersama Kemenpar dalam rangka menghidupkan KEK Pariwisata di Morotai. Hubei Wanda mampu menjadi mitra untuk banyak hal. Maka diharapkan Citilink yang akan mengangkut wisatawan dari 12 kota di Cina ke Morotai. Bersamaan itu hendak membangun amenitas di destinasi Morotai. Hari itu juga ditandatangan MoU antara tiga pihak yakni Kemenpar yang diwakili Vincensus Jemadu, Asdep Asia Pacifik, Albert Burhan, CEO PT Citilink Indonesia, dan wakil dari Hubei Wanda Tourism. Menpar Arief Yahya dan Mr Mp Yueming, Vice President of Wanda Culture Group, menyaksikannya. Ini modal untuk lebih banyak membuka direct international flight secara reguler, bukan hanya chartered flight lagi, kata Albert Burhan, Dirut Citilink, usai menandatangani MoU tersebut di Kantor Wanda Grup di Beijing, Tiongkok (19/05/2016). Arief Yahya menyatakan, Citilink sebagai
mitra pemerintah dalam mengembangkan Morotai, karena maskapai tersebut memiliki jalur charter flight untuk wilayah Cina Selatan dan memiliki pesawat dengan ukuran sedang. Diharapkan dari kerja sama ini tidak hanya akan terlaksana pengembangan destinasi wisata, akan tetapi juga investasi pembangunan di pulau destinasi itu. Citilink sebagai pelaksana aksesibilitas, lalu Wanda Grup bertanggung jawab akan perkembangan amenitas (pembangunan) dan Kemenpar akan bertanggung jawab untuk membangun maritime tourism, begitulah menurut Arief Yahya, Jumat (20/5/2016) kepada wartawan di Beijing. Alhasil, dalam hal aksesibilitas ini, akan berkembang penerbangan langsung dari Cina ke Morotai, Manado, Bintan. Ke Manado dikabarkan akan mulai lagi beroperasi penerbangan charter dari China awal bulan Juli mendatang Pada hari rundingan dengan Richard Colbeck di Sydney tersebut tadi, disetujui bagi Kemenpar untuk mempelajari digital market place dari Negeri Kanguru itu. Esoknya Senin, 2 Mei 2016, Stafsus Bidang IT Kemenpar, Samsriyono dan Deputi Pengembangan Pema saran Mancanegara I Gde Pitana terbang ke Canberra, ibu kota Australia. Di sana diberikan penjelasan detail bagaimana platform digital yang dimiliki Australia, skema manajemennya, operasional dan regulasinya, dan proses membangunnya. Menpar telah mengungkapkan rencana agar digital market place Indonesia menjadi salah satu yang terbaik di dunia. Market Place itu akan memberi kemudahan pada costumers untuk menjangkau Indonesia. Lebih mudah, lebih murah, lebih dekat, lebih cepat, lebih meyakinkan. “Tidak ada jalan lain, kecuali go digital!” sebut Arief Yahya. Di Beijing, ibu kota Tiongkok, seharian sebelum First Conference Tourism for Development digelar 19–20 Mei 2016, Menpar Arief Yahya secara maraton bertemu dengan mitra enam industri pariwisata setempat. Berunding dengan lima besar wholesaler, airlines chartered service, airlines industry, dua property tourism investment industry, dan national media agency. Wholesaler, tour operator, dan tour agency itu antara lain CITS, CTS, Caissa, Jet-tour, U-Tour. Mereka adalah lima perusahaan tour and travel terbesar dengan pola konvensional dan bukan berbasis pada online tour agency (OTA). Sedangkan, dengan OTA terbesar, Ctrip, sudah didatangi Menpar Arief Yahya lebih dahulu di Shanghai. “Perusahaan digital dengan platform look, book, pay, semuanya sudah kami temui,” ujar Arief Yahya. Perusahaan maskapai milik swasta di Shang-
hai, Spring Airlines juga bertemu Menpar dan menyatakan minatnya untuk terbang ke destinasi wisata di tanah air. Mereka pun punya agen Spring Tour, sudah membawa penumpang ke Thailand, Malaysia, Singapore, Hongkong, Korea. Sudah 52 rute internasional d ilayaninya. “Kami ingin terbang membawa turis China ke Bali, Jakarta dan Bandung,” sebut Zhang Wu’an, jurubicara Vice President Spring Airlines. Jadi, dalam gerakan agresive untuk pemasaran pariwisata dan menuju pada selling yang juga akan agresif, — melalui nantinya digital market place, — Kemenpar tetap memelihara dan bahkan meningkatkan juga kerja sama dengan agen-agen konvensional, ya termasuk yang ‘berkuasa’ di dunia tata niaga pariwisata yaitu wholesaler. Ada yang konvensional, dan ada yang juga sudah masuk OTA. Jadi, agresif tetap ramah memelihara jejaring. Adalah CYTS—Chinese Youth Tourism Service, satu perusahaan tour and travel yang mengembangkan properti di Beijing dan Shanghai. Saat bertemu Menpar, perusahaan itu menyatakan “Kami ingin mengembangkan diri ke Bali dan banyak tempat di Indonesia.” Begitulah, jika Spring Airlines dari perusahaan penerbangan merambah ke pariwisata, CYTS itu dari tourism ke properti. Spesialisasinya merestorasi kawasan lama dan heritage menjadi bagus dan berkembang menjadi destinasi baru. Deputi Bidang Pengembangaan Pemasaran Pariwisata Mancanegara, I Gde Pitana, bersama staf khusus Menteri bidang konektifitas, Yudi Rifajantoro, berunding ke Tokyo dengan manajemen maskapai JAL (Japan Air Lines) pada 26 Mei 2016. Indonesia mengusulkan membuka rute penerbangan langsung Tokyo– Denpasar. Di Jepang sendiri, salah satu penetrasi pasar dengan cara up-to-date dilaksanakan melalui ajang bertajuk Indonesia Culinary Fair 2016, ‘The Taste of Indonesia’ di Shinagawa Prince Hotel, Tokyo. Berlangsung sebulan 16 Mei–16 Juni, sekaligus menguatkan penancapan brand Wonderful Indonesia. Chef kondang William Wongso tampil berperan di situ. Pemerintah pun mempertajam diplomasi kuliner, semakin meningkat dua tahun terakhir ini di Jepang. Kementerian Pariwisata menggelorakan Promosi Kuliner Wonderful Indonesia khusus pada 16–18 Mei. Tiga target dari keseluruhan kegiatan ini. Pertama, jangka pendek; memperkenalkan keanekaragaman rasa Indonesia dan mem populerkan beberapa menu sehat andalan Indonesia (signature dishes). Target jangka menengah, meningkatkan keberadaan restoran Indonesia di Jepang,
Menpar Arief Yahya:
“Dengan pendekatan pariwisata, Indonesia diperhitungkan dan dinilai punya inisiatif untuk menemukan bentuk kemitraan yang strategis. Dan semuanya mendapatkan benefit yang proporsional, tetapi tetap signifikan”.
Pariwisata Indonesia Vol. 7 No. 77 mei 2016
5
I Gde Pitana berunding dengan JAL.
6
masuknya menu Indonesia yang sehat dan halal-friendly di berbagai chain restaurant, family restaurant, dan hotel-hotel, serta meningkatkan jumlah wisatawan Jepang ke Indonesia. Ketiga, target jangka panjang. Yang dibidik adalah masuknya tenaga kerja Indonesia sektor kuliner (chef dan koki) untuk bekerja di ber bagai restoran dan hotel di Jepang, sekaligus memperkenalkan teknik memasak masakan halal Indonesia, memasukkan menu Indonesia dalam kurikulum mata kuliah di institusi/sekolah kuliner di Jepang. “Jepang merupakan salah satu pasar utama, peringkat kelima dalam jumlah kunjungan wisatawan mancanegara ke Indonesia. Kementerian pariwisata tak menyia-nyiakan semua upaya promosi pariwisata Indonesia,” kata Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran Pariwisata Mancanegara Kemenpar, I Gde Pitana. Salah satu dukungan dari Kemenpar berupa ragam atraksi kesenian, pertunjukan tarian dan musik tradisional seperti sasando. “Kemenpar juga melihat dari sudut lain, bahwa ada kesempatan buat Indonesia untuk mengambil market share yang fair dalam hal penetrasi komo diti kuliner Indonesia. Kuliner adalah karya budaya yang sudah ratusan tahun turun-temurun,” ujar Pitana. Faktanya Pemerintah Jepang sendiri sedang menggalakkan keberagaman kuliner mancanegara, termasuk halal friendly food terkait targetnya mendatangkan lebih banyak wisatawan dari negara-negara yang berpenduduk m uslim. Singapore Airlines (SIA) menandatangani Nota Kesepahaman dengan Kemenpar di hadapan Menpar Arief Yahya. Jelas maskapai dunia seperti SQ bisa sangat membantu connectivity Indonesia, diakui oleh Menpar Arief Yahya. Singapore sendiri realitasnya merupakan HUB dunia, atau HUB country. Hampir semua airlines beroperasi ke sini sebagai destinasi atau transit di Singapura. Dapat dipastikan dan dimaklumi, negara itu menginginkan wisatawan. Di kotanya sendiri berdiam sekitar 1,5 juta e kspatriat. Ada satu langkah strategis. “Saya sudah bilang ke SQ, untuk kembangkan pariwisata dengan originasi India. Sudah 300 ribu lebih wisman India ke Indonesia. Padahal tidak ada direct flight. Peran SQ bisa mebawa wisman dari India, meskipun harus transit di Singapore, akan sangat berarti.
Pariwisata Indonesia Vol. 7 No. 77 mei 2016
“Kalau 2–3 jam transit Singapore masih happy kok,” jelas Arief Yahya. Dengan maskapai Oman Air, Tourism Board dan agen pariwisata Oman, kerja sama mulai dijajaki. Oman Air malahan menyatakan siap mensponsori familiarization trip (fam trip) bagi travel agent dan jurnalis Oman ke Indonesia. Maskapai itu punya rute penerbangan langsung dari Muscat ke Jakarta sejak Desember 2014. Kini bersiap mempromosikan pariwisata Indonesia. Termasuk kesediaannya jadi sponsor familiarization trip (famtrip) disebutkan tadi. Duta Besar RI untuk Kesultanan Oman, Musthofa Taufik Abdul Latif, menerangkannya pada Jumat (13/5). Tahun 2013 wisatawan Oman yang berkunjung ke Thailand berjumlah 80.000 orang. Kontras bila dibandingkan jumlah kunjungan ke Indo nesia yang baru mencapai 4.616 di tahun yang sama. Pada 2013, outbound tourists Oman sebesar 3.358.000 orang. Di 2015, meningkat hampir dua kali lipat menjadi 5.400.000 orang. Peluang pasarnya sangat terbuka lebar, tambah Dubes.
Tahun Selling, Agresive dengan Digital, Pelihara Keseimbangan… Menpar Arief Yahya menyebut tahun pertama masa kerja Kabinet Kerja (2015), kementerian pariwisata konsentrasi pada kegiatan pemasaran branding dan advertising. Membangun branding itu paling penting, agar jelas apa yang hendak dijual. Harus dilabeli dulu dengan branding, kalau tidak maka akan sangat sulit melaksanakan selling. “Kalaupun ngotot di selling, paling hanya akan berhenti di angka 12 juta. Karena itu urutannya memang harus brand dulu yang digenjot,” katanya. Tahun 2016 ini, Menpar mulai membawa konsentrasi ke selling. Karena itu dia temui maskapai Emirates, Singapore Airlines, Garuda Indonesia, dan lainnya termasuk akan menyusul kedatang an tamu dari Qatar Airways. Ke Cina daratan bernegosiasi untuk tambahan penerbangan langsung dari Cina ke Indonesia, memperbanyak akses. “Pada semua lini sekarang sudah disiapkan untuk selling. Berbeda pendekatannya dari marketing. Selling lebih teknis, berhitung cost and benefit,” kata Menteri. Go Digital! Bentuknya: Digital Market Place! Itu satu program yang akan merevolusi pemasaran pariwisata Indonesia dari yang selama ini. Itu pula mengapa memilih Sydney, Australia sebagai tempat menimba pengalaman. “Saya ingin saat HUT RI ke-71, tanggal 17 Agustus 2016, Platform Digital Market Place pariwisata
ini akan sempurna untuk diluncurkan! Saya ingin, setahun kemudian, 2017, Wonderful Indonesia naik panggung sebagai the best digital marketing in the world. Saya ingin membuktikan bahwa The More Digital the More Global,” kata Arief Yahya. Dia sendiri ahlinya, sebagai Mantan Dirut PT Telkom Indonesia. Dalam dunia digital, salip-menyalip teknologi aplikasi, kejar mengejar kecepatan komunikasi data, kompetisi menyediakan content terbaik adalah habitat Arief Yahya bertahun-tahun selama berkarier di sektor telekomunikasi. Maka sangat confidence, bahwa semakin digital semakin personal, semakin digital semakin global, semakin digital semakin profesional. “Akan saya buktikan penggunaan digital itu akan membuat pariwisata Indonesia melompat lebih tinggi,” ungkapnya. Digital Market Place (DMP) itu menjadi tempat orang dari seluruh penjuru dunia melakukan searching, atau Look. Kalau tertarik, maka akan melakukan Booking. Sampai pada sistem pembayaran, Pay. Selama ini Look, Book, Pay itu dimiliki oleh provider yang berbeda-beda. Ada yang spesialis Look, seperti Baidu dan Google. Ada yang berangkat dari Book, seperti TripAdvisor, Expedia, dan C-Trip. Ada juga yang besar dari Pay, seperti Alitrip (Alibaba), Booking.Com, Visa Card, Master Card, dan lainnya. DMP yang sedang didesain oleh Menpar Arief Yahya adalah konsep TXI (Travel X-change Indonesia) dengan one stop services, dari Look, Book, sampai ke Payment. Ibaratnya mal, ada tempat melihat-lihat dulu, ada tempat booking ketika sudah cocok harga dan barang, ada juga tempat pembayaran. Bagaimana bisa bersaing? Caranya tempuh kolaborasi dengan korporat dunia, dengan pemainpemain digital yang sudah lebih dulu eksis. Itu antara lain bergabung C-Trip dan Baidu di Cina. C-trip merupakan OTA—online travel agent— terbesar di Cina, dengan market share 70%. Baidu adalah mesin pencari, atau Google-nya Cina, yang menguasai hampir 75% pasarnya. Dua gajah raksasa yang berbeda platform bergabung, saling komplementer, saling melengkapi. Sudah tentu, pasar Tiongkok, dengan 110 juta outbound travelers rata-rata per tahun itu tidak akan ter geser oleh siapa pun, karena kebutuhan mereka sudah lengkap terlayani. Begitupun TripAdvisor dengan Booking.Com yang sudah bergabung, maka fungsi Look Book Pay sudah lengkap. Menurut Arief Yahya, biarkan para pemain besar dunia tetap memainkan perannya. Aktivitas mereka lebih banyak menjual tiket pesawat, dan hotel berdiskon khusus. Biarkan mereka terus berkompetisi dan kita tetap memanfaatkan jalur yang sudah mereka bangun bertahun-tahun.
Lalu bagaimana posisi TXI? Apa akan bersaing dengan raksasa-raksasa digital di atas? “Pasti tidak! Justu saling melengkapi. Pertama, untuk memberi lapak pada manual travel agent atau traditional travel agent yang jumlahnya ribuan di Indonesia, agar mereka bisa ikut bersaing di du nia digital marketing. Kalau tidak ikut bermain di arena ini, mereka akan semakin tertinggal jauh dan tenggelam oleh zaman. Ibaratnya, mereka itu pelaku-pelaku bisnis di pasar tradisional, nah sekarang kita ajak berjualan bersama di mal, dibuatkan toko di dalam mal,” kata Arief Yahya.
Kemenpar, kata Arief Yahya, tidak boleh me ninggalkan pelaku bisnis lama di travel agent itu. Kalau dibiarkan, mereka bersaing sendiri di alam yang sudah berubah itu tidak bijak. Mereka, cepat atau lambat, akan semakin terpinggirkan, dan bisa-bisa terlempar dari bisnis pariwisata yang semakin mengglobal. “Teknisnya, nanti kalau platform DMP itu sudah selesai, mereka kita training, kita ajarin bagaimana membuat paket? Mendesain produk paket? Meng-up load sendiri, dan trik atau cara untuk mendapatkan impresi lebih banyak,” kata dia, Arief mencontohkan bisnis wartel atau warung telekomunikasi, yang pernah berjumlah 120.000 se-Indonesia. Ketika GSM berkembang, handphone mengambil alih fungsi wartel. Maka, mereka harus switch, harus berubah pikiran, dan menutup bisnis wartelnya. “Kalau tidak, Anda bisa membayangkan, pasti wartel akan menjadi barang langka saat ini,” kata dia. Para pelaku saat ini sebagai traditional travel agent, mau tak mau haruslah bersiap mengantisipasi perubahan-perubahan yang mengalir. n
Kalau tahun lalu alokasi pembiayaan untuk kegiatan pemasaran BAS berurut masing-masing 50% : 30% : 20%, maka tahun 2016 ini diubah dengan memperbesar alokasi pada Selling, dua kali lipat menjadi 40%. Maka susunan alokasi pembiayaan BAS menjadi Branding 30%, Advertising 30%, dan Selling 40%.
Pariwisata Indonesia Vol. 7 No. 77 mei 2016
7
Aksi-aksi Pemasaran 2016
T
ema utama Rakornas II merefleksikan betapa bagi pariwisata Indonesia keterpaduan, sinkro nisasi hingga koordinasi dari pusat sampai daerah-daerah telah sampai pada high momentum untuk diefetif kan. Maka pada penghujung paparan dan anjurannya di hadapan segenap peserta Rakornas di hari kedua 29/4/2016, Deputi Bidang Pengembangan Pemasar an Pariwisata Mancanegara (BP3M), I Gde Pitana menekankan apa yang diharapkan dari daerah. Deputi BP3M merincinya, bahwa perlu sinergi antara pusat dan daerah mengenai : (1) Calender of Event yang jelas, (2) Penentuan originasi dari masing-masing destinasi secara lebih fokus, (3) Destination branding yang in-line dengan ‘Wonderful Indonesia’, (4) Penyelenggaraan event-event berskala internasional di daerah, dan 5) Penyusunan paket wisata yang siap jual melalui koordinasi antara Dispara dan pelaku industri. Program pemasaran mancanegara oleh Kemenpar sendiri untuk tahun 2016 telah mengisyaratkan betapa komprehensif dan ‘agresif’ kegiatan, yang—bahkan ini sebagai program rutin, sehingga sinergi lebih jauh dengan kalangan daerah niscaya akan menghasilkan daya dan nilai tambah dalam upaya-upaya mencapai target jumlah wisman 20 juta di tahun 2019. Empat tahun dari sekarang. I Gde Pitana menguraikan rincian program rutin pemasaran mancanegara yang demikian intensif dan ekstensif untuk tahun 2016 ini, yaitu : (1) Partisipasi pada 104 event Travex, (2) Melaksanakan 58 sales mission, (3) Menyelenggarakan 117 Festival, (4) Melaksanakan Famtrip dengan jumlah keseluruhan pesertanya 2.177 orang, (5) Kampanye di 4 media : Google, Youtube, Baidu, TripAdvisor dengan target 2,3 juta impression, (6) Media elektronik, 31 Channel mengambil 70.733 Spot, (7) Media Cetak dengan 69 media sebanyak 446 kali tayang, dan (8) Media ruang 1.100 spot. Tahun 2016 ini ditargetkan secara keseluruhan sepanjang tahun perlu mencapai rata-rata per bulan 1 juta wisman. Untuk itu sebagai program terobosan, diuraikan oleh Deputi BP3M, yaitu ter-
8
I Gde Pitana diri atas: (1) Mempromosikan intensif kebijakan bebas visa, (2) meningkatkan aktifitas untuk memperbanyak border tourism, (3) Meningkatkan penetrasi pasar Tiongkok, dan (4) Meningkatkan kegiatan hard selling, yaitu dengan memperbanyak kerjasama dengan OTA, TA/ TO dan operator penerbangan.
Promosi Konsisten dan Intensif
Kemudahan bebas visa tetap diekspos untuk menarik wisman. Ini salah satu meningkatkan daya saing. Di TV Korea dan TV Australia terus mengeksposnya melalui 21.220 spot di 3 kanal mulai 13 April 2016. Di Xinhua, Tiongkok mulai Juni ini akan diekspos hingga 20.800.000
Pariwisata Indonesia Vol. 7 No. 77 mei 2016
kali tayang. Juga tetap menggunakan media cetak di Singapura, Malaysia, Cina, Jepang, Korea, Filipina, Australia, Thailand, India, di inflight magazines di ASEAN, Asia Pasifik, Timur Tengah. Di media digital? Akan mencakup 18 negara dengan ekspos 55.971.101 impresi. Akan hebat diharapkan dampaknya sebagai promosi, dan terinci, yaitu akan tayang di Tiongkok: Baidu 3.413.556 impresi; Ctrip 2.025.800 impresi. Di 17 pasar lainnya melalui TripAdvisor, Google, Youtube. Media ruang di Korea Selatan, pada 50 bus di Seoul dan 50 bus di Busan, di Australia, 2 billboard di Sydney dan Melbourne, di Melbourne juga pada 5 gerbong trem. Tentu saja owned media Indonesia travel akan terus mengeksposnya selama bulan Mei-Juni ini, dan media sosial akan dilaksanakan kampanye seperti ini:
Pemasaran border tourism: (1) Fo kus pada Negara-negara di perbatasan, khususnya Malaysia dan Singapura. (2) Bentuk program dengan kegiatan utama adalah event music, dan, kegiatan selling, (3) Dalam setahun 96 kegiatan, dilaksana kan sbulan dua kali, dan (4) Target yang hendak dicapai 2,7 juta wisman. Meningkatkan pemasaran dan pe netrasi ke pasar Tiongkok: (1) Mempromosikan ‘Wonderful Indonesia’ melalui pembuatan film, penulisan buku, pembukaan restoran, kerjasama dengan komunitas dan kampus, kegiatan famtrip, serta penetrasi melalui media online. (2) Target wisman dari Great Tiongkok 2,1 juta wisman.
Hard Selling Kerjasama dengan airlines dan wholesaler : Wholesaler Tiongkok, Eropa, Timur Tengah. Dengan OTA :
Dengan airlines : dengan Garuda Indonesia, rencana penambahan direct flight dari secondry cities di Tiongkok, dan direct flight dari India. Dengan Spring Airlines (Tiongkok) rencana frekuensi penerbangan 3 kali seminggu mulai 6 Agustus 2016. Setiap minggu 500 pax, per bulan 2.000 pax hingga 5 bulan 10 ribu pax. Terbangnya dari Shanghai transit di Manado lalu ke Bali. Dengan AirAsia, bentuk kerjasama telah terinci antara lain sebagai berikut: konten promosinya destinasi Jakarta, Bali, Bandung, Yogyakarta dan Sema-
rang. Lama promosi 2 minggu dengan target jangkauan 4,1 juta. Konten marketing dan tactical sale termasuk di radio populer di kalangan melayu Malaysia, merupakan quick win untuk meningkat kan kunjungan kalangan melayu ke Indonesia, pelaksanaannya Juli 2016. Bersamaan itu, ada kampanye taktis, promosi menggunakan kombinasi iklan media cetak, radio, media digital untuk mendorong potential travelers dengan harga tiket atau paket khusus pada periode tertentu. Pelaksanaan Juli–November 2016.
Pariwisata Indonesia Vol. 7 No. 77 mei 2016
9
EVENT
Promosi Below the Line pun
Bisa Agresif
(Kiri-kanan) Arief Yahya, Ukus Kuswara, dan M Arif Wibowo.
MoU dengan Garuda Indonesia Rakornas Kementerian
Pariwisata di J akarta dibuka Kamis (27/4), hari itu ditandatangani MoU bidang ‘Pengembangan Pemasaran Pariwisata Indonesia’ antara Kemenpar dengan Garuda Indonesia. Tujuan yang hendak dicapai melalui kerja sama itu utamanya untuk mempercepat realisasi pencapaian target kunjungan wisatawan mancanegara sebanyak 12 juta wisatawan dan 260 juta perjalanan wisatawan nusantara pada tahun 2016 ini. Direktur Utama Garuda Indonesia, M Arif Wibowo dan Sekretaris Kementerian Pariwisata, Ukus Kuswara, menandatanginya disaksikan oleh Menteri Pariwisata, Arief Yahya. Kesepakatan mencakup upaya melaksanakan peningkatan aktivitas pemasar an pariwisata mancanegara dan nusantara, termasuk pelibatan media massa
10
untuk membantu mempercepat realisasi pencapaian target. Garuda Indonesia menyadari pentingnya kerja sama ini, mengingat posisinya sebagai maskapai pembawa bendera bangsa. Kerja sama di bidang promosi pariwisata sudah pernah dilaksanakan sebelumnya, itu meliputi ‘Nation Branding’ melalui penyediaan bahan-bahan promosi pariwisata Indonesia. “Kementerian Pariwisata dan Garuda Indonesia akan dapat terus menciptakan inovasi-inovasi baru yang dapat menarik wisatawan untuk datang ke Indonesia,” kata Arief Yahya.
Festival & Travel Fair di Sydney Terkait upaya-upaya promosi demi pencapaian target, Menpar merujuk juga pada apa yang disaksikannya: Wonderful Indonesia Festival and Travel Mart 2016 yang digelar oleh Asdep Asia Pasifik
Pariwisata Indonesia Vol. 7 No. 77 mei 2016
Kemenpar dua hari berturut-turut (30 April–1 Mei 2016) di Tumbalong Green, Darling Harbour, Sydney, Australia. Festival itu mementaskan tari Bali, tari Giring-giring Dayak, tarian Jawa, musik angklung dan lagu-lagu Indonesia. Masyarakat setempat selalu meme nuhi festival. Kuliner khas Indonesia juga diminati. Antrean selalu panjang memesan sate ayam, sate kambing, tongseng, nasi uduk, nasi padang, sampai nasi campur tidak terelakkan. Tompi bintang penyanyi pun memukau publik. Penggemar musik jazz di Negeri Kangguru, dibuai dengan lantun an jazz berlirik bahasa Indonesia yang dibawakan Tompi. Konjen RI di Sydney, Yayan GH Mulyana, didampingi Deputi Pengembangan Pemasaran Manca negara, I Gde Pitana, mengkampanyekan lagi bahwa, “Saat ini tidak perlu mengurus Visa di KJRI untuk datang dan wisata ke Bali and Beyond,” ucap Yayan. Menpar Arief Yahya terkait itu menegaskan, “Harus lebih gencar, lebih agresif dan menemukan banyak trik untuk menarik orang ke Indonesia. Termasuk mempromosikan destinasi baru.” Below the line promotion seperti event itu penting demi memperkuat branding Wonderful Indonesia di Australia. Bersamaan mempromosikan bebas Visa kunjungan, memperkenalkan karya budaya Indonesia, seperti kuliner dan kesenian. Diplomasi budaya itu dahsyat. Contoh nya, Thailand menggunakan kuliner sebagai alat promosi yang efektif. n
Rakornas Kepariwisataan 2016 di Jakarta, 28–29 April 2016.
The WIN-Way, dan Agresif Sesuai dengan temanya, para pengelola daerah dan praktisi bisnis kini haruslah bersama ber gerak. Dan Menpar menegaskan, pada berbagai aspek dan unit kegiatan, harus selalu dilakukan benchmark atau perbandingan dengan kompetitor. Jika kita ingin maju ke tengah pasar global, maka haruslah sesuai dengan standar yang berlaku global.
S
ikap ‘pleasantly aggressive’ dalam pemasaran pariwisata sejati nya terasa pada banyaknya kehadiran, materi dan keseriusan pembicaraan dalam Rapat Koordinasi Nasional Kepariwisataan di Jakarta Convention Center (JCC), 28–29 April 2016. Lebih dari 200 orang, diikuti seluruh pejabat Kementerian, Kadispar Provinsi dan beberapa Kadispar Kabupaten/Kota, Asosiasi, pelaku bisnis pariwisata. Pembicara diundang dari luar untuk konteks persaingan global. Empat Deputi Kemenpar, I Gede Pitana, Esthy Reko Astuty, Ahman Sya dan Dadang Rizky, menguraikan
perkembangan mutakhir dan proyeksi, dipandu oleh staf ahli Menteri sebagai moderator, Hari Untoro. Pembahasan materi yang berkait langsung dengan praktik dalam bisnis pariwisata, didiskusikan dengan: Marienne dari Ogilvy, salah satu PR Company ter besar di dunia, berpusat di New York, yang adalah juga salah satu tim shadow management Kemenpar. Ethan Liu dari Baidu, digital platform sebagai Googlenya Tiongkok, menguasai pasar China hampir 80%. Outbound travelers China tahun 2015 berjumlah 110 juta orang lebih, 70% melakukan pencarian destinasi wisata melalui online.
Pariwisata Indonesia Vol. 7 No. 77 mei 2016
11
“Pariwisata bisa menjadi leading sector.” Abdullah Azwar Anas Bupati Banyuwangi
12
Abdullah Azwar Anas, Bupati Banyuwangi, membuktikan dengan data bagai mana pariwisata bisa menjadi leading sector. Kabupatennya tadinya daerah minus, miskin, terpencil, terkotor nomor 2 di Provinsi Jawa Timur. Sekarang bisa menyelenggarakan puluhan event nasio nal dan internasional. Investasi terus meningkat. “Sekarang dikenal sebagai Kota Pariwisata,” katanya. Dia telah mendapat penghargaan dari UN-WTO, United Nations World Tourism Organization. TripAdvisor, website paling populer dan dipercaya oleh miliaran turis dunia kini, sudah berbicara pada Rakornas tahun lalu. Menggalang sebanyak mungkin potensi dalam melaksanakan pemasaran yang tampak agresif ini, Rakornas 2016 menyaksikan sekaligus penandatanganan MoU kerja sama dengan banyak pihak. Di antaranya, BMKG (Badan Metereologi dan Geofisika), Garuda Indonesia, Singa pore Airlines, Akademi Bahasa Asing, Bina Sarana Informatika, Politeknik Kota Malang, Politektik Aceh, President University, Sekolah Tinggi Bahasa Asing Persahabatan Internasional Asia, Universitas Papua, Kementerian PU-PR, dan BTN. Menpar mengukuhkan Ted Sioeng sebagai Duta Pariwisata Indonesia untuk Tiongkok. Dia menyatakan siap membantu menghadirkan lebih banyak wisman dari Tiongkok. Dia akan menyelenggarakan Wonderful Indonesia Night di beberapa kota di sana. Malah dia bilang “Saya yakin target 12 juta wisman tahun 2016, dan 10 juta wisatawan asal Tiong-
Pariwisata Indonesia Vol. 7 No. 77 mei 2016
kok di tahun 2019 itu akan tercapai.” Charles Bonar Sirait (CBS), mempresentasikan keindahaan dan potensi Danau Toba. Perlahan dia melangkah menuju panggung setelah dijemput dan diiringi para penari Batak tor-tor. Di iringi musik gondang, khas Tapanuli. Lalu, sepasang tetua Batak khidmat mengenakan ulos kepada Menpar Arief Yahya. Budaya kerja atau Corporate Culture di bidang pariwisata. Menpar kini gigih mengenalkan, menularkan, untuk menalarkannya. Rakornas itu sendiri dinyatakannya sebagai melakukan pen dekatan korporasi. Menteri meminta pelaksanaan Rakornas kali ini, dijadikan standar untuk seterusnya. Lalu dianjur kannya menerapkan budaya, yang seperti dikenal pada skala internasional pernah populer sebutan IBM-Way, lantaran hebatnya budaya perusahaannya yang membentuk sifat dan perilaku segenap sumber daya manusianya. Budaya korporit yang sesuai dengan karakternya merupakan kekuatan spirit dan perilaku manajemen, produksi, dan pemasaran IBM di dunia. Menpar menyebut, “WIN-Way artinya spirit Wonderful Indonesia Way,” itu perlu dan cocok kalau dibangun menggunakan prinsip nilai-nilai 3S, yaitu solid, speed, smart. Solid itu implementasinya pada persatuan, menuju Indonesia Incorporated. Speed itu mengacu pada instruksi presiden bahwa tahun 2016 adalah (mulainya) tahun perce patan. Siapa yang cepat akan mengalahkan yang lambat. Smart akan dilakukan dengan cara go digital.” n
Strategi Pemasaran
Capaian Bulanan
dan Langkah Taktis Berikutnya
Ratna Suranti
Samsriono Nugroho
Yudi Rifajantoro
Sumarni
Hassiyanna
Sapril
Anita
Budihardjanti
Dwi Ratih
Eddy Sunyoto
Pada satu kegiatan media gathering di Jakarta, Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran Pariwisata Mancanegara (BP3M), I Gde Pitana memperkenalkan kepada para wartawan, bagaimana Asdep Strategi Pemasaran Pariwisata Mancanegara (ASP2M)) tugas utamanya ibarat dapur untuk bidang pemasaran. Dari dapur itu disajikan analisis dan saran-saran strategis dan taktis untuk mendukung kegiatan pemasaran yang dilaksanakan oleh para Asdep Wilayah. Yaitu ada Asdep Wilayah ASEAN, Wilayah Asia Pasifik, dan Asdep Wilayah ETTAA (Eropa, Timur Tengah, Amerika dan Afrika).
D
i layar terpampang catatan akhir dari hasil rapat koordinasi bulanan hari itu (12/5). Ratna Suranti, Asdep Strategi Pemasaran Pariwisata Mancanegara (ASP2M) yang memimpin rakor mena yangkannya dan membacakan. Setiap kali dibacakan satu rencana aksi yang hendak dilakukan oleh ASP2M, Samsriono Nugroho, Staf Khusus Menpar Bidang Data Digital menyeling: ”Untuk rencana aksi itu, harap cantumkan jadwalnya. Kapan akan dilaksanakan? Atau, paling lambat kapan itu diselesaikan?” Dan demikianlah rakor yang dimulai tepat pukul sembilan pagi, bisa diselesaikan dengan tambahan satu jam dari seharusnya, pukul lima sore.
Rakor bulanan di awal bulan Mei memang fokus pada tiga evaluasi utama. Menelisik jumlah wisman yang tampak turun di statistik Januari–Maret 2016; jumlah wisman yang tampak berada di bawah angka target; mengacukan perkembangan dengan strategi pemasar an pariwisata nasional. Dalam konteks itu, ada tiga arahan dari Menteri Pariwisata dijadikan pedoman: (1) kebijakan Bebas Visa, (2) peningkatan wisman dari Tiongkok dan (3) kegiatan-kegiatan di wisata border cross. Dimulai dengan menyaksikan dan mempelajari data capaian jumlah wisman bulan Maret 2016. Ditautkan de ngan capaian Januari dan Februari 2016, dan perbandingan dengan tahun-tahun
sebelumnya. Lalu disajikan dan ditelaah laporan perkembangan dari tiga arahan Menpar, yakni tentang pelaksanaan Bebas Visa Kujungan (BVK), tentang kegiat an Festival di area Border Cross, dan tentang penggarapan pasar Tiongkok. Setiap materi itu kemudian didiskusikan, dan di situ rakor bulanan ini mengesankan kelengkapan peninjauannya. Staf Khusus Menpar Bidang Konektifi tas Yudi Rifajantoro menambah data dan informasi informasi paling mutakhir berkaitan aksesibilitas dan konektifitas penerbangan internasional dan dalam negeri. Beberapa perspektif disampaikan oleh peserta rakor bulanan ini, kendati singkat padat, tapi langsung menembus
Pariwisata Indonesia Vol. 7 No. 77 mei 2016
13
jantung permasalahan yang ditemukan, atau saran dan pendapat untuk kemungkinan solusi, dan membangun cross discussion. Dari unsur pelaku bisnis pariwisata tampillah pendapat dan saran dari Sapril Sembiring, Badan Promosi Pariwisata Daerah (BPPD) Kepulauan Riau (Kepri), Hassiyanna Ashadi, Ketua ASITA DKI Jakarta, Eddy Sunyoto dari Kepala Bidang Pemasaran Luar Negeri DPP ASITA, Anita dari BPW Dwidaya Jakarta, kali ini ikut Arifin Hutabarat, sebagai jurnalis pengamat pariwisata, lalu para Kepala Bidang Strategi Pema saran Wilayah, Sumarni (ASEAN), Budihardjanti (Asia Pasifik), Dwi Ratih Siswarini (Eropa dan TimTeng) dan para staf di jajaran ASP2M. ***** jumlah kunjungan wisman bulan Maret 2016 sudah dikeluarkan oleh BPS. ASP2M melaksanakan rapat koordinasi bulanan untuk mengevaluasi, ini merupakan yang ketiga kali di tahun 2016 ini. Staf Khusus Menpar Bidang Data Digital Samsriono Nugroho menjelang akhir rakor saat menuntaskan apa saja langkah-langkah yang akan dilaksanakan dari hasil evaluasi rakor ini, — langsung membahas untuk mengkongkritkan time line yaitu setiap rencana aksi dipastikan jadual dan deadline pelaksanaannya. Jadwal pelaksanaan setiap kesimpulan tersebut bersifat amat jangka pendek, ada yang harus sudah terlaksana dalam tempo satu minggu, atau dua minggu dan paling lama satu bulan. Kata Ratna Suranti, “Rakor ini me mang bersifat taktis, yaitu menemukan langkah taktis yang perlu segera dilaksanakan dalam jangka pendek. Misalnya terhadap jumlah wisman dari originasi Malaysia yang cenderung turun. Apa yang perlu dan baik dilakukan dalam jangka beberapa bulan ini?” Demikian pula terhadap perkembangan lain, se perti originasi yang belum tercapai target jumlah wismannya, dan s eterusnya. Dari Asdep ini memang keluarannya selalu berupa telaah dan rekomendasi yang akan diserahkan untuk dikordinasikan kepada Asdep lainnya, Asdep Pengembangan Pasar Wilayah, International Marcom, dan seterusnya. Sebagai dimaklumi alokasi sumber daya pembiayaan untuk pelaksanaan strategi pemasaran dan promosi pariwisata nasional (strategi BAS) untuk ta-
Statistik
14
hun 2016 telah diubah bobot alokasinya beralih ke Selling, menjadi 40%, sedang kan untuk Advertising dan Branding masing-masing menjadi 30%. Sebelumnya alokasi anggaran untuk pembiayaan promosi BAS (Branding, Advertising, Selling) terstruktur 50 : 30 : 20. Branding Wonderful Indonesia telah mencatat capaian yang tinggi, sebagai mana ditegaskan oleh Menpar sejak awal, branding yang sudah kuat dan meluas, akan membuka jalan bagi penjualan produk dari destinasi-destinasi. Namun tetaplah diakui, bahwa dalam hal pemasaran dan penjualan destinasi sendiri, apalagi produk wisata dari se tiap destinasi, haruslah utamanya di perankan oleh jajaran-jajaran di tingkat daerah, mulai dari Pemda-nya hingga para pelaku bisnis wisatanya. Secara nasional Kementerian Pariwisata menunjukkah arah melalui antara lain bobot alokasi pembiayaan yang 40% diarahkan untuk mendukung kegiatan Selling. Dari situ diharapkan jumlah wisman yang membeli produk-produk perjalanan dan berwisata ke Indonesia, akan meningkat jumlahnya, dan meluas geografi pasar dan destinasi-nya. Adapun unsur pelaku bisnis sebagai peserta pada rakor bulanan seperti ini, sangat diharapkan perannya dalam
Pariwisata Indonesia Vol. 7 No. 77 mei 2016
memberikan telaah dari perspektif praktik di tata niaga pariwisata itu sendiri. Para pelaku bisnis secara individual maupun asosiasi yang mewakili anggotanya, di situ bisa memberikan langsung tanggapan dan saran dalam kerangka mendukung program pemasaran pariwisata Indonesia. Untuk mencapai target 12 juta jumlah wisman tahun 2016, maka pada bulanbulan berikutnya jumlah rata-rata per bulan kunjungan wisman diperlukan berada di atas satu juta orang. Rakor bulanan ini dengan ‘tajam’ dan ‘prudent’ dan juga seperti ungkapan yang diajukan oleh Samsriono Nugroho, haruslah ‘berani’ menyampaikan telaah dan rekomendasi ‘action’ pada Asdep lain, hingga ke para pelaku bisnis pariwisata di lapangan. Pelaku bisnis Sapril Sembiring pun menyatakan: “Saya mengapresiasi lang kah Menteri AY untuk pembauran antara pemerintah, pelaku usaha dan masyarakat”.
Capaian hingga Maret Ratna Suranti menyajikan data perkembangan yang telah tercapai hingga bulan Maret 2016. Antara lain seperti berikut ini :
Perbandingan Wisman 2016 vs 2015 perbandingan wisman maretMaret 2016 vs 2015 REALISASI WISMAN BERDASARKAN FOKUS PASAR REALISASI WISMAN BERDASARKAN FOKUS PASAR 2016 2015 GROWTH 2016 2015 GROWTH NO FOKUS PASAR Maret Maret*) Maret Maret Maret Maret SINGAPURA 132,362 130,886 1.13% 1 1 SINGAPURA 132,362 128,127 3.31% 2 MALAYSIA 108,824 111,357 -2.27% MALAYSIA 108,824 109,193 -0.34% 2 3 GREAT CHINA 120,386 111,919 7.57% 3 GREAT CHINA 120,386 110,113 9.33% TIONGKOK 95,067 85,126 11.68% TIONGKOK 95,067 83,706 13.57% TAIWAN 16,720 18,825 -11.18% TAIWAN 16,720 18,485 -9.55% HONG KONG 8,599 7,968 7.92% 7,922 8.55% HONG KONG 8,599 AUSTRALIA 89,651 85,512 4.84% 4 4 AUSTRALIA 89,651 84,897 5.60% EROPA 125,795 62,588 n.a 5 EROPA 125,795 61,419 n.a 5 INGGRIS 27,437 19,517 40.58% 19,073 43.85% INGGRIS 27,437 PERANCIS 15,387 12,602 22.10% 12,294 25.16% PERANCIS 15,387 JERMAN 18,955 14,275 32.78% JERMAN 18,955 14,104 34.39% BELANDA 11,987 11,430 4.87% 11,207 6.96% BELANDA 11,987 RUSIA 6,103 4,764 28.11% RUSIA 6,103 4,741 28.73% EROPA LAINNYA 45,926 n.a EROPA LAINNYA 45,926 n.a n.a JEPANG 44,486 44,891 -0.90% 6 6 JEPANG 44,486 43,532 2.19% 7 KORSEL 24,250 28,565 -15.11% KORSEL 24,250 27,794 -12.75% 7 8 AMERIKA SERIKAT 25,474 20,470 24.45% 8 AMERIKA SERIKAT 25,474 19,874 28.18% 9 INDIA 28,071 21,528 30.39% 9 INDIA 28,071 20,645 35.97% TIM-TENG 22,165 18,905 n.a 10 10 TIM-TENG 22,165 18,887 n.a ARAB SAUDI 18,039 17,374 3.83% 17,365 3.88% ARAB SAUDI 18,039 MESIR 1,104 676 63.31% MESIR 1,104 668 65.27% UNI EMIRAT ARAB 933 737 26.59% UNI EMIRAT ARAB 933 736 26.77% BAHRAIN 153 118 29.66% BAHRAIN 153 118 29.66% KUWAIT 417 KUWAIT 417 YAMAN 784 YAMAN 784 n.a n.a n.a n.a QATAR 79 QATAR 79 OMAN 656 OMAN 656 11 FILIPINA 11,221 11,788 -4.81% 11 FILIPINA 11,221 11,320 -0.87% 12 THAILAND 7,570 9,294 -18.55% 12 THAILAND 7,570 9,114 -16.94% PASAR LAINNYA 77,084 106,508 -27.63% PASAR LAINNYA 77,084 105,294 -26.79% PINTU LAINNYA 74,875 76,860 -2.58% PINTU LAINNYA 74,875 76,860 -2.58% TOTAL 892,214 841,071 6.08% TOTAL 892,214 827,069#) 7.88% Sumber: BPS dan Puslitbangjakpar Kemenpar Sumber: BPS dan Puslitbangjakpar Kemenpar Catatan: Realisasi vs Target Wisman Jan – Mar 2016 *) Kunjungan Maret 2015, angka KITAS (TKA) didistribusikan per pasar dan per pintu. REALISASI JAN-MAR TARGET JAN - PERSENTASE PERSENTASE Kekurangan #) Minus KITAS (KTA) 14.002 wisman. NO FOKUS PASAR (Target thd (Target thd Realisasi 2016 2015* GROWTH MAR 2016 Target setahun Setahun) Realisasi) NO
FOKUS PASAR
1 2 3
4 5
realisasi vs target wisman jan–mar 2016
SINGAPURA MALAYSIA GREAT CHINA TIONGKOK TAIWAN HONG KONG AUSTRALIA EROPA INGGRIS PERANCIS JERMAN BELANDA RUSIA EROPA LAINNYA
6 7
JEPANG KORSEL
Catatan: *) Kunjungan 2015, angka KITAS (TKA) didistribusikan per pasar dan per pintu.
340,626 293,842 378,561 305,534 52,228 20,799 257,003 177,197 54,085 36,807 35,293 34,130 16,882
2.44% -1.76% 14.32% 18.81% -0.57% -14.19% 0.54% n.a 28.21% 15.02% 23.67% 7.61% 21.31%
336,000 405,000 445,000 357,000 62,000 26,000 283,000 207,000 55,000 39,000 37,000 36,000 18,000
3.85% -28.73% -2.75% 1.68% -16.24% -31.35% -8.69% 60.77% 26.08% 8.55% 17.96% 2.02% 13.78%
22,000
446.63%
92.51%
108,000
133,001 98,123
-4.67% -6.75%
128,000 103,000
-0.95% -11.17%
23.05% 22.87%
422,000 297,000
22.14% 23.77% 17.72%
238,000
n.a
120,259 126,785 91,495
8
AMERIKA SERIKAT
66,420
56,966
16.60%
62,000
7.13%
9 10
INDIA TIM-TENG ARAB SAUDI MESIR
83,205 53,146 41,665 2,940
64,978 43,891 39,830 2,022
28.05% n.a 4.61% 45.40%
72,000 58,000
15.56% -8.37%
1,797
1,739
3.34%
437 1,423 2,062 329 2,493 34,139 19,552 223,169 235,364 2,594,826
300
45.67%
54,000 30,000 217,000
-36.78% -34.83% 2.84%
2,400,000
8.12%
UNI EMIRAT ARAB
Sumber: BPS dan Puslitbangjakpar Kemenpar Catatan: *) Kunjungan 2015, angka KITAS (TKA) didistribusikan Sumber: pasar dan per pintu BPS danper Puslitbangjakpar Kemenpar.
348,931 288,657 432,778 363,001 51,929 17,848 258,398 332,787 69,342 42,334 43,646 36,726 20,480
11 12
BAHRAIN KUWAIT YAMAN QATAR OMAN FILIPINA THAILAND PASAR LAINNYA PINTU LAINNYA TOTAL
19.39% 14.43% 20.61% 21.35% 18.88% 14.28% 18.46% 28.44% 23.11% 16.93% 19.40% 19.33% 27.31%
1,464,000 1,595,000 1,655,000 1,343,000 213,000 99,000 1,117,000 963,000 245,000 211,000 188,000 154,000 57,000
278,000 242,000
n.a 32,953 3.60% 22,229 -12.04% 325,729 -31.49% 245,873 -4.27% 2,470,972 5.01%
12.41% 9.78% 19.32% 21.62%
221,000 170,000 938,000 9,600,000
Pariwisata Indonesia Vol. 7 No. 77 mei 2016
15
Catatan: *) Kunjungan Mar 2 angka KITAS (TKA) didistribusikan per p dan per pintu
#) minus KITAS (KTA 14.002 wisman
Promosi & Selling
Wisata Diving
Ramai di Thailand Dive Expo Kuartal
kedua 2016 ini promosi kian gencar, tapi dikombinasikan sekaligus dengan selling. Yaitu pada event B to C. Ke Thailand Dive Expo (TDEX) 2016 di Bangkok, Thailand, pada 12–15 Mei 2016, Kementerian Pariwisata memfasilitasi industri dive berpartisipasi. TDEX 2016 ini berskala internasional dan terbesar di Thailand. Khusus pa meran wisata diving dengan target konsumen langsung. Event itu tahun ini merupakan yang ke-13 kali. Indonesia ikut untuk pertama kali. Indonesia tampil langsung seakan ‘menerobos pasar’. Pada lahan seluas 72 m2 ada 12 industri pariwisata khusus diving bergabung dalam booth Indonesia. Mereka berasal dari destinasi diving
unggulan, yaitu Jakarta, Bali, NTT, Papua Barat, dan Sulawesi Utara. Pamor pameran ini yang cukup baik mendorong 6 industri lain atas biaya sendiri ikut berpartisipasi pada pameran ini. Selama pameran, awareness campaign, dilakukan juga untuk memaksimalkan partisipasi ini dengan memasang advertisement di show directory TDEX 2016 dan di Koran harian The Nation menampilkan destinasi-destinasi diving Indonesia. Selain itu pada seminar TDEX Kemenpar meyakinkan hadirin mengenai keunggulan destinasi diving Indonesia dengan tema Raja Ampat Underwater dan Indonesia Underwater. Hasilnya,
berdasarkan evaluasi kuesioner yang dibagikan pada 12 industri peserta, diperoleh estimasi potensi transaksi dari sejumlah 367 pax dengan nilai sekitar Rp5,5 miliar. Transaksi langsung juga didapatkan dari satu industri lokal Thailand yang mempunyai cabang di Indonesia, Panu nee Sea Master yaitu 20 paket diving ke Raja Ampat dengan nilai Rp750 juta. Diperoleh juga usulan yang positif, tentu berkat kombinasi pameran dan penjualan in, bahwa tahun depan, sebaiknya pada keikutsertaan diajak kerja sama airlines agar dapat menjual paketpaket dengan harga khusus selama berlangsungnya pameran. Itu akan meng optimalkan hasil transaksi. n
Pengunjung dan pembeli memadati booth Indonesia.
16
Pariwisata Indonesia Vol. 7 No. 77 mei 2016
Meluaskan
Wisata Golf Bersamaan
dengan event TDEX tadi, ada penyelenggaraan Thailand Golf Expo (TGEX), di lokasi dan waktu yang sama. Tentu saja ‘Wonderful Indonesia’ de ngan efisien juga mengambil bagian aktif di situ. Jadi, juga pada event TDEX tanggal 12–15 Mei 2016 di Queen Sirikit National Convention Center (QSNCC), Bangkok-Thailand, Kemenpar meyakin kan pelaku golf bahwa Indonesia merupakan surganya para pegolf. Ada 9 industri pariwisata dari destinasi golf unggulan Indonesia berpartisipasi difasilitasi oleh Kemenpar menempati 72 m2 area pameran. Mereka berasal dari destinasi golf terkemuka dan sering mendatangkan wisman yakni Medan, Batam, Bangka Belitung, Jakarta, Bogor, Surabaya, dan Bali. Pameran itu sendiri merupakan referensi bagi penggemar golf dari Thailand dan negara-negara lain untuk mencari alternatif tujuan wisata golf ke manca
negara. Pengunjung tercatat sekitar 85 ribu orang, lahan pamerannya seluas ±2400 m2 dengan 70 booth. Selama empat hari penyelenggaraan, booth Indonesia menyajikan berbagai aktivitas atraktif dan interaktif bagi para pe ngunjung. Coffee dan Refreshment Corner, Spa Corner, Augmented Reality Corner, Mini Stage, dan Mini Golf Course, Games, hingga Gift Redemption, Peta Indonesia Interaktif, serta pertunjukan tarian tradisional Indonesia, praktis semua menarik perhatian pengunjung. Tahun ini Kemenpar melakukan promosi gencar mengadakan event di Indonesia berupa turnamen di dalam negeri, seperti di Batam dan Bintan. Sedangkan ke luar negeri, selain sales mission ke beberapa negara, wisata golf ini digarap melalui promosi pameran ke berbagai ajang internasional pilihan.
Booth Indonesia dibangun dengan tema modern dilengkapi LED Monitor yang menampilkan video Wonderful Indonesia serta peta interaktif dan berbagai poster image dari lapangan golf yang mewakili 3 greater (Batam, Jakarta, dan Bali), serta branding Wonderful Indonesia.
Termasuk di TGEX ini. Estimasi nilai transaksi potensial dari sini tercatat dari 921 pax dengan nilai sekitar USD1,338,871 (IDR 17.806.984.300) berdasarkan kurs USD 13,300. Paket wisata golf yang paling banyak diminati adalah paket ke Bangka Belitung, Batam, Surabaya, dan Bogor. n
Pariwisata Indonesia Vol. 7 No. 77 mei 2016
17
EVENT
Penjualan di ADEX Singapura
W
ah, kali ini tercatat hasil sangat positif keikutsertaan Indonesia pada ajang Asia Dive Expo (ADEX) 2016 di Suntec Singapore Exhibition & Convention Centre, Singapura. Asdep Pemasaran Pariwisata Wilayah ASEAN mengambil bagian pada pameran itu, berlangsung tiga hari pada 15–17 April 2016. Pada keikutsertaan di ADEX 2016 ini, Indonesia tampil de ngan 10 booths. Sebanyak 20 Industri Pariwisata Indonesia ikut serta, terdiri dari 12 dive resort, 5 dive center, 1 Liveaboard (LOB), dan 2 dive operator, serta 1 Dinas Pariwisata dari Kabupaten Raja Ampat. Adapun destinasi-destinasi yang turut berpartisipasi terdiri dari Sabang, DKI Jakarta, Bali, Sulawesi Utara, Gorontalo, Maluku, Papua, dan Papua Barat. Mari memperhatikan positifnya hasil dan ditambah penonjolan tampilnya Indonesia sehingga dengan sendirinya menambah nilai tambah terhadap promosi destinasi Indonesia umumnya, destinasi untuk wisata bahari kegiatan diving, khususya. Menteri Pariwisata RI diundang oleh organizing comittee ADEX sebagai Guest of Honor, memberikan Welcoming Remarks dan meresmikan Opening Ceremony of ADEX 2016. Indonesia juga berpartisipasi pada beberapa business forum di ADEX 2016 dengan mendelegasikan pembicara seperti Prof. Dr.Ir. Indroyono Soesilo, MSc., Indra Swari, dan Patrick Ong. Booth Indonesia juga berhasil memenangkan ‘Best Booth Design 2016’ award dari total ±150 booth peserta. Event itu merupakan pameran diving internasional B to C, Consumer Show terbesar se-Asia. Pameran ini menjadi refe rensi bagi warga Singapura untuk mencari alternatif tujuan wisata diving ke luar negeri. Acara ini dikunjungi oleh kurang lebih 40.000 orang pada setiap penyelenggaraannya. Pada para peserta industri pariwisata Indonesia dibagikan kuesioner untuk mencatat estimasi hasil potensi transaksi selama pameran ini. Tercatatlah sejumlah 935 pax dengan nilai sebesar S$ 940.961 atau setara dengan Rp 9.409.610.000.
Diving merupakan niche market, sehingga harus ditemukan network yang tepat di setiap market. Setelah pameran ini di nilai mampu mendukung capaian target pasar wisman untuk diving, ajang lain yang cukup penting dan perlu diikuti antara lain DRT Philippines dan Thailand Dive Expo (TDE), atau Asia Pasifik (Hongkong, Cina, Jepang), USA, dan Eropa (Jerman, dan Belanda). “Bagi pelaku usaha inbound khusus diving di Indonesia,
JUMLAH KUNJUNG
indikator
No.
KEBANGSAAN
Jumlah Kunjungan Kode Negara
SoekarnoHatta, Banten (U) (1)
Ngurah Rai, Bali Kualanamu Int. Batam, (U) Airport, Medan Kep.Riau (L+U) (U) (2)
(3)
(4)
Juanda, Jatim (U)
R S
(5)
1
Singapura
SPO
42,983
30,207
3,040
208,107
4,780
2
Malaysia
MLS
70,322
40,428
25,892
43,264
10,440
3
Jepang
JEP
47,549
60,462
383
5,206
1,260
4
Korea Selatan
KS
27,917
34,122
333
18,915
872
5
Taiwan
TWN
16,481
28,359
642
1,310
2,141
6
Tiongkok
RRC
74,966
244,987
1,583
8,525
3,654
7
India
IND
19,333
38,789
556
12,988
1,001
8
Philipina
PHI
10,080
8,114
285
9,637
517
9
Hongkong
HKG
8,451
5,749
374
668
931
10
Thailand
TAI
9,434
5,242
699
1,026
1,192
11
Australia
ALI
16,220
231,311
838
3,139
501
12
Amerika Serikat
USA
20,039
35,934
679
3,121
1,075
13
Inggris
ING
14,135
43,251
728
4,470
510
14
Belanda
BLD
13,920
18,483
577
1,022
415
15
Jerman
JB+JT
10,771
26,866
750
1,174
524
16
Perancis
FRA
8,761
26,705
355
1,564
302
17
Rusia
RUS
1,931
17,153
113
222
64
18
Eropa lainnya *)
-
24,191
81,297
1,537
3,228
1,099
19
Saudi Arabia
SAU
38,576
2,883
29
16
70
20
Mesir
MES
1,163
1,585
29
63
14
21
Uni Emirat Arab
UEA
1,344
411
22
Bahrain
BRN
277
150
23
Kuwait *)
KWT
905
493
2
24
Yaman *)
YMN
1,749
168
39
25
Qatar *)
QAT
153
170
1
3
26
Oman *)
OMN
2,082
328
1
51
6
-
54,829
86,667
2,449
36,820
14,122
Jumlah 2016
538,562
1,070,314
41,920
364,550
45,536
Jumlah 2015
575,054
921,694
54,684
380,946
47,219
-6.35
16.12
-23.34
-4.30
-3.57
Lainnya**)
Pertumbuhan (%)
6
4
-
6
11 -
1
1
-
34 -
KUN
W TOTAL
Suasana B to C, konsumen dapat langsung membeli paket, dan tercatatlah 935 konsumen.
18
Pariwisata Indonesia Vol. 7 No. 77 mei 2016
Sumber: Ditjen Imigrasi dan BPS (diolah kembali oleh Asdep Litbangjakpar Kemenpar) Sumber : Ditjen Imigrasi dan BPS (diolah kembali oleh Asdep Litbangjakpar Kemenpar) Catatan: Data kebangsaan tahun 2016 merupakan data sementara, karena belum termasuk data kebangsaan Catatan : Data tahunL2016 Keterangan jenis pintukebangsaan masuk: U (Udara), (Laut),merupakan D (Darat) data sementara, karena belum termasuk da
Keterangan jenis pintu masuk : U (Udara), L (Laut), D (Darat)
dengan Nilai Tambah Shanghai, Korea, Hong Kong, dan Sidney. Partisipasi pada lebih banyak pameran diving, memperba nyak media promotion, untuk pasar-pasar tertentu juga akan sangat membantu promosi diving spot Indonesia bagi target pasarnya. Event khusus diving, solo exhibition untuk memperkenalkan destinasi-destinasi diving Indonesia secara keseluruhan juga perlu diadakan. Itulah sebagian masukan dari industri yang berpartisipasi pada Asia Dive Expo (ADEX) 2016. n
peta destinasi diving Indonesia yang lebih komprehensif harus segera dibuat. Selain itu kegiatan promosi melalui pameran bila dilakukan dengan konsep yang jelas, diyakini akan mendorong tumbuhnya wisata diving pada target wisman. Pada kegiatan pameran, biasanya industri akan memberikan database travel agent-nya sehingga buyers yang hadir tepat. Kegiatan seperti itu hendaknya pula dilakukan di pasar/kota dengan potensi yang besar seperti Singapura, Malaysia, Beijing,
NGAN WISATAWAN MANCANEGARA MENURUT PINTU MASUK DAN KEBANGSAAN Bulan Januari - Maret 2016
Wisatawan mancanegara menurut pintu masuk dan kebangsaan
l
januari–maret 2016 Jumlah Kunjungan Wisman Melalui 19 Pintu Masuk Utama
PINTU MASUK UTAMA Sam Ratulangi, Sulut (U)
Entikong, Kalbar (D)
(6)
(7)
Adi Minangkabau, Sumarmo, Hasanuddin, Sumbar (U) Jateng (U) Sulsel (U) (8)
(9)
(10)
BIL, NTB (U)
Sepinggan, Kaltim (U)
Sultan Syarif K II, Riau (U)
Tj.Priok, DKI Jakarta (L)
(11)
(12)
(13)
(14)
Husein Tj.Pinang, Adi Sucipto, Sastranegara, Kep.Riau (L) DIY (U) Jabar (U) (15)
(16)
(17)
Tj.Uban, Kep.Riau (L)
Tj.Balai Karimun, Kep.Riau (L)
(18)
(19)
2016
Pertumbuhan (%)
2015
248
16
68
6
196
887
194
604
-
15,768
2,749
4,842
17,943
9,019
341,657
333,245
2.52
92
3,966
10,442
1,118
1,803
12,615
905
4,046
-
2,941
11,009
27,339
2,597
12,603
281,822
287,704
-2.04
122
6
78
1
33
300
39
34
-
76
421
299
3,698
19
119,986
128,714
-6.78
45
233
14
8
1
425
34
37
-
47
237
177
4,177
9
87,603
95,785
-8.54
11
83
5
6
41
8
56
-
73
92
49
1,026
84
50,467
51,286
-1.60
837
185
91
5
58
728
781
79
-
1,190
689
306
19,818
177
358,659
302,736
18.47
14
36
30
6
24
385
76
170
-
744
355
264
4,154
862
79,787
62,137
28.40 28.40
53
97
4
5
13
48
16
31
-
376
211
72
2,332
266
32,157
31,398
2.42
51
56
8
5
14
73
11
26
-
60
81
50
1,069
16
17,693
20,683
-14.46
-
-13.56
-
11
17
71
43
22
35
25
94
155
24
298
9
26
255
116
65
218
21
55
15
102
274
64
108
-
264
30
80
11
46
391
66
40
-
140
17
20
6
61
205
10
10
1
283
16
63
4
95
206
52
28
1
78
7
102
3
73
307
50
14
18
4
16
1
14
94
27
1
18
110
8
230
1,078
95
1
3
-
10
4
534 -
-
-
1
2
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
1
-
-
9
-
1 -
3
3 4
88
15
1
277
141
233
139
18,754
21,697
278
250
2,245
24
255,899
255,150
0.29
169
589
290
1,575
23
64,351
55,245
16.48
282
449
158
2,821
18
67,750
52,708
28.54 28.54
67
272
135
491
19
35,871
33,452
7.23
145
384
128
1,384
19
42,893
34,771
23.36
-
210
406
73
1,964
148
41,122
35,925
14.47
-
8
132
11
571
6
20,386
16,804
21.32 21.32
-
357
1,002
235
3,027
180
118,314
-
-
5
22
5
-
-
10
10
5
5
41,625
39,807
4.57
2,911
1,996
45.84 45.84
-
-
-
-
-
1
-
-
-
-
3
-
-
-
-
2
-
-
-
-
7
-
-
-
-
-
-
1
-
-
328
-
-
-
-
-
12
7
-
2,491
4
16
-
7
-
-
53 142
3
11
-
1,794
1,738
3.22
-
436
300
45.33 45.33
-
1,418
-
2,016
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
317
485
190
462
89
344
132
251
17,278
397
1,715
392
3,877
90
220,905
321,981
-31.39
3,491
5,319
11,756
1,726
2,912
18,730
2,698
5,790
17,283
23,105
21,363
35,269
75,046
23,726
2,309,095
2,185,262
5.67
6,875
5,669
9,405
1,812
3,207
13,145
3,137
7,140
19,778
22,028
16,427
38,511
74,119
24,249
-49.22
-6.17
25.00
-4.75
-9.20
42.49
-13.99
-18.91
-12.62
4.89
30.05
-8.42
1.25
-2.16 235,364
245,873
-4.27
73,172
39,837
83.68
2,617,631
2,470,972
5.94
4
KUNJUNGAN WISMAN MELALUI PINTU MASUK LAINNYA KUNJUNGAN WISMAN MELALUI PINTU MASUK LAINNYA
WNA PENGUNJUNG SINGKAT LAINNYA (< (< 1 TAHUN) WNA PENGUNJUNG SINGKAT LAINNYA 1 TAHUN)
AL KUNJUNGAN WISMAN WISMAN MELALUIMELALUI SELURUHSELURUH PINTU MASUK TOTAL KUNJUNGAN PINTU MASUK dari pintu lainnya.
k data kebangsaan dari pintu lainnya
Pariwisata Indonesia Vol. 7 No. 77 mei 2016
19
Konsistensi di Perbatasan Timor Leste hingga Desember
Penampilan orkestra dari sekolah di Atambua.
P
erbatasan di Batam-Bintan dan Kalimantan merupakan wilayah yang diurus Asdep Pemasaran Pariwisata ASEAN, akan meningkatkan upaya meramaikan kunjungan dari wilayah ASEAN terdekat. Nah, perbatasan dengan Timor Leste tahun ini akan semakin dihidupkan dengan rencana kegiatan berseri yang akan dilaksanakan oleh Asdep Pemasaran Wilayah Asia Pasifik. Ada tiga pintu perbatasan Indonesia dengan Timor Leste, akan dibuat ‘marak’ demi menanamkan semangat pariwisata, melalui rangkaian Festival. Di Kabupaten Belu ibukotanya Atambua, Kabupaten Malaka di Betun dan Kabupaten Timor Tengah Utara di Kefamenanu-Tanjung Bastian. Mulai 11 Juni hingga Desember 2016, akan dilaksanakan antara lain Bazaar, Konser, Pacuan Kuda dan Kejua raan Motor Cross. Inilah alur programnya:
20
Baliho promosi di Jalan Delta, pusat Kota DIli (Januari 2016).
Festival Crossborder Atambua akan dilaksanakan konsisten hingga tahun 2019, akan selalu menghadirkan endorser dari artis ternama, selain artis Timor Leste, kolaborasi dalam konser. Jadi, promosi pariwisata, menghibur masyarakat di perbatasan, edukasi menanamkan rasa cinta tanah air. Ditambah efek domino bergeraknya ekonomi ketika acara berlangsung. Rangkaian festival diawali Januari lalu, Konser Musik Atambua (30/01). Respon positif langsung diberikan oleh Alur Rangkaian Festival di perbatasan Timor Leste:
Pariwisata Indonesia Vol. 7 No. 77 mei 2016
otoritas Tourism Ministry of Repúblika Demokrátika Timór-Leste, mendukung kegiatan ini. Sebelum dan saat konser 29–30 Januari, wisman dari Timor Leste masuk ke Atambua sekitar 200 orang. Seluruh pengisi acara berasal dari warga lokal, grup kesenian dari Kupang. Ya, event semacam ini punya efek lebih panjang. Wisman tak hanya datang pada hari berlangsungnya event. Justru kunjungan post event pun merupakan harapan dari efek promosi setiap peristiwa. n