MATAMEDIA VOL. 1, NOMOR 2

Page 1


Pendampingan Masyarakat Melek Media oleh Tim Universitas Atmajaya Yogyakarta.




P

asangan anwar Hid ayat (42) dan Mujiyem (38) yang

tinggal di Kampung Karangwaru Lor merasa sangat bersyukur. anak sulungnya yang bernama Khoirudin Bayu aji dapat ma suk sMP 8 yang dikenal favorit di Jogja. Meski secara ekonomi

VOL I, NOMOR 02, DESEMBER 2009

tidak tergolong kaya, tetapi aji mampu bertengger di sepuluh be sar. rahasia suksesnya, setiap kali aji belajar sang ibu menunggui, dan melakukan diet nonton tV. Menurut penuturan sang ayah, prestasi aji merupakan berkah dari adanya pembiasaan yang baik melalui Jam Belajar Masyarakat (JBM). di keluarga anwar, televisi harus mati sejak Magrib hingga pukul 21.00 wiB ketika waktunya anak belajar. setelah itu sebenarnya terserah anak, tetapi kalau malam Ming gu aji boleh menonton sampai pukul 23.00. namun, ternyata aji sendiri jarang menonton tV di malam hari.“Paling saya non ton tV sampai malam kalau pas ada siaran sepak bola”, tandas aji. Pada waktu pagi keluarga itu juga tidak menyetel tV, sedang kan siang hari sangat jarang. Memang, sering kali si bung su Maulidyawan syarif Hidayat (arif) yang masih balita (4,5)

rewel minta diputarkan televisi. namun, pihak orang tua tetap teguh dalam memegang prinsip, tidak menghidupkan televisi di waktu jam belajar.“Untuk me ngalihkan perhatian, ya adaada saja kegiatan yang saya berikan kepadanya. Kadang dia saya su ruh mewarnai, coratcoret atau apa saja, yang penting tidak nye tel tV.... ”, jelas anwar. anwar mengakui bahwa ling kungan yang kondusif sangat berpengaruh dalam mendo rong prestasi belajar anakanak. Pembiasaan yang baik melalui program JBM di wilayah Karang waru terbukti berpengaruh po sitif bagi wilayah itu. Kini banyak warga Karangwaru Lor yang memiliki prestasi belajar cukup baik, dan bahkan empat orang di antaranya telah lulus dari sMa taruna nusantara Magelang. Pa dahal sampai tahun 1970an wi layah itu tercitra sebagai kam pung yang “nggegirisi”. r


Daya Kritis yang Tidak

Terwadahi

SUASANA Di BALAi RW 06 T ERBAN sore itu (11 November 2009) tampak meriah. ibu-ibu peserta pelatihan melek media sangat antusias mengikuti diskusi yang dipandu oleh Andika. Sore itu mereka belajar menganalisis tayangan program televisi. Banyak ungkapan kritis yang muncul dari mereka. ibu Ekawati misalnya, ketika mengomentari tayangan sinetron berpendapat, “Nggak mungkin di rumah kok pakai sepatu yang haknya tinggi... ada lagi yang aneh, pas ada adegan marah-marah eee...kok t iba-tiba ada taksi datang mau menjemput...”. Ungkapan yang lebih kritis dan provokatif dilontarkan oleh Bu Martuti, “C erita sinetron di TV sering hanya mengaduk-aduk emosi. Jadi kita ini dijajah, dan tontonan itu sebenarnya telah merampas hak kita”.

VOL I, NOMOR 02, DESEMBER 2009



Banyak tayangan program TV tidak mendukung perkembangan anak.


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.