2
redaksi SUSUNAN REDAKSI
Pelindung Penasehat Penanggung jawab Pemimpin Umum Pemimpin Redaksi Redaktur Ahli Redaktur Pelaksana I Redaktur Pelaksana II Sekretaris I Sekretaris II Bendahara Redaktur Artistik Redaktur Teknis Redaktur Bahasa Redaktur Pemasaran
Redaktur Pusat Data
Redaktur Penasehat Redaktur Media Reporter
: Rektor Universitas Negeri Surabaya : Pembantu Rektor I Unesa : 1. Pembantu Rektor II Unesa 2. Pembantu Rektor III Unesa : Drs. Moh. Najid, M.Hum : Drs. Jack Parmin, M.Hum : 1. Wawan Setiawan 2. Drs. Suyatno, M.Pd : Aulia Putri Andhita (FT) : Indah Iswara (FBS) : Sholihatul Muniroh (FIS) : Dwi Nuzulah (FIS) : Lu’lu Dien Islami (FT) : Pipit Fitriani (FIP) Satria Muklis (FT) Diana Esmeralda R. (FBS) : Tito Hilmawan Reditya (FBS) Enjang Gumelar (FBS) Nur Fadhilah (FBS) : Tuchfatul Fajriyah (FBS) Nanang Hadi Sucipto (FBS) Rif’atul Hanifah (FBS) : Ade Ivan Al Haroma (FIS) Almayda Kurniawati (FBS) Dino Kurniawan (FT) Aprilia Damayanti (FMIPA) Rina Indrawati (FMIPA) M. Syahrul Ramadhan (FIK) Ferlinda Widiyanti (FIP) : Riska Nanda Rahmaningtyas (FIS) Siska Anggraini Putri (FIS) Kezia Eka Purwaningtyas (FT) Andini Oktaputri (FT) Manggari Gravitasari (FIP) Alivia Choirun Nisa’ (FIP) Hida Rizkiyatul Ula (FBS) : Ilmatus Sa’diyah (FBS) Rohmatul Ummah (FBS) Mu’ammar Syaikhul Q. A (FIP) : Uul Rohmatul Hasanah (FBS) Jeffry Oktavelani (FIP) M. Ardan Miftakhul Huda : Dini Afifah Rahmayani (FIS) Retno Tanjung (FIS) Wiwin Krisdianti (FIS) Eni Zahratin (FIS) Rosyidatul Ilmiyah (FIS) Anita Desi (FIP) Shella Wahyuningsih (FBS) Wahyu Mestikaningrum (FBS) Risma (FBS) Fitri Annisa (FMIPA)
Diterbitkan oleh: Lembaga Pers Kampus Universitas Negeri Surabaya Office: Gedung E9 (samping BAAK-PSI), Kampus Unesa Ketintang-Surabaya Email: tabloidgemaunesa0@gmail.com Phone: +62857320334408 Fanepage Fb: Gema Unesa Twitter: @unesagema Blog : http://gema-unesa.blogspot.com/ Redaksi menerima tulisan berupa opini, cerpen, ataupun puisi. Kirim karya Anda ke email tabloid Gema tabloidgemaunesa0@gmail.com Kami juga menerima saran dan kritik yang membangun demi kemajuan GEMA dan Unesa. Redaktur Gema meminta maaf untuk kesalahan penulisan jabatan pada maestro Abraham Samad. Ditulis Samad telah menjabat selama 45 tahun, yang benar adalah Abraham Samad telah menjabat selama 4 tahun.
Edisi 198 // EDITORIAL
MEA Masyarakat Ekonomi Asean Mengenal MEA seperti bunyi klenteng di siang bolong, mengapa? Yah, memang MEA bisa dijadikan suatu kabar gembira dan kabar buruk. Masyarakat ekonomi asean menjadi realisasi dari tujuan akhir integrasi ekonomi di kawasan Asia Tenggara. MEA akan berdampak bagi seluruh komponen negara, baik dari bidang hukum, sosial, ekonomi, budaya. Namun terlebih akan berdampak pada ekonomi. Garis besar pengertian MEA sendiri adalah suatu keadaan yang menggelobal. Perdagangan bebas akan terjadi secara cepat. Memang tujuan MEA adalah sistem perekonomian global. Anggota anggota ASEAN di Asia Tenggara siap saling berkoordinasi dan sangat berpartisipasi berbondong-bondong meningkatkan keuntungan masing masing.. Namun pengembangan ini secara mengglobal. Bayangkan? Indonesia yang masih banyak masalah di tubuhnya sendiri namun harus siap menyambut dan melewati ini??! memang awal niatnya MEA adalah memperkecil kesenjangan pertumbuhan ekonomi antara negara-negara ASEAN dengan cara saling bergantung. Toh, MEA dapat
mengembangkan konsep meta-nasional dalam rantai suplai makanan, dan menghasilkan blok perdagangan tunggal yang dapat menangani dan bernegosiasi dengan eksportir dan importir non-ASEAN.
Nah loh… kalau saling untung si tidak mengapa, tapi bagaimana nasib kita Indonesia yang notabene sumber daya manusianya rendah?. Bagaimana dengan produk dalam negeri yang mungkin saja tertindas dengan produk luar negeri yang telah kita ketahui semua bahwa masyarakat Indonesia adalah masyarakat konsumerisme terbesar. Bisa mati suri produk-produk regional jika dibandingkan dengan arus derasnya produk luar negeri yang bakal banyak didapatkan di Indonesia tahun depan. Bagaimana dengan dunia pendidikan? Jelas juga terganggu. Tingkat kualitas pendidikan di Indonesia masih rendah dibanding negara-negara lain di Asia Tenggara. Dilihat dari sisi pendidikan dan produktivitas Indonesia masih kalah bersaing dengan tenaga kerja yang berasal dari Malaysia, Singapura, dan Thailand serta pondasi industri yang bagi Indonesia sendiri membuat Indonesia berada pada peringkat keempat di ASEAN. Nah, bagi mahasiswa mahasiswa Indonesia yang melek situasi ini ayo lah bersama-bersama mencari solusi yang tepat. Kalau pribadi sih (mahasiswa) kita harus benar-benar tahu risiko risiko yang terjadi. Kita sebagai kaum intelektual generasi muda dan lantas negara juga akan berada dalam genggaman kita. Negara yang adil adalah Negara yang tau rakyat dan rumahnya. Tak usahlah kita sebagai negara boneka dari negara-negara di luar sana. Yang terpenting dari MEA ini adalah Indonesia dengan segala kesiapannya. Indonesia yang beradab bagi rakyatnya. Dan Indonesia yang tegas terhadap alamnya. Pikirkan, Bung! (NDA).
maestro PEMBANTU REKTOR 3 BARU, KEBIJAKAN BARU
// Edisi 198
3
(Kewirausahaan Berbasis Keilmuan dalam Menyambut MEA 2015)
Nama :Ketut Prasetyo TTL
:Kertosono,12 Mei 1960
Riwayat Pendidikan - S1 Perguruan Tinggi
:
UNIVERSITAS GADJAH MADA
Program Studi
:
TEKNIK GEOLOGI
Tanggal Lulus
:
15 Januari 1985
- S2 Perguruan Tinggi
:
UNIVERSITAS GADJAH MADA
Program Studi
:
PENGINDERAAN JAUH
Tanggal Lulus
:
09 Juli 1991
Perguruan Tinggi
:
UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA
Program Studi
:
PENDIDIKAN
Tanggal Lulus
:
29 Juni 2006
- S3
Pembantu Rektor 3,tentu kita tidak asing lagi mendengar jabatan itu.Bidang yang menangani masalah kemahasiswaan ini kini telah mengalami pergantian dari Prof.Warsono yang kini menjadi Rektor baru Universitas Negeri Surabaya digantikan oleh Dr.Ketut Prasetyo MS., mantan Dekan Fakultas Ilmu Sosial. Lelaki kelahiran Kertosono, 12 Mei 1960 ini memang sudah tak asing lagi bagi mahasiswa Unesa, khususnya bagi mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial,sosok yang tampak sederhana dan ramah ini cukup disegani di kalangan civitas akademika. Dengan adanya pergantian ini tentunya berganti pula kebijakan-kebijakan yang di terapkan di bidang kemahasiswaan, terutama kebijakan dalam hal-hal pengembangan kemahasiswaan. Di era sekarang ini, khususnya dalam persiapan menyambut Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) 2015, kebijakan yang di terapkan oleh Ketut Prasetya salah satunya adalah menguatkan Kewirausa-
pemerintahan baru,dimana dulu Unesa hanya menjadikan Kewirausahaan sebagai mata kuliah wajib saja dan hanya menanamkan jiwa kewirausahaan pada mahasiswa. Selain kebijakan tersebut, kebijakan lain yang akan di terapkan dalam pengembangan kewirausahaan adalah dengan adanya pembinaan kewirausahaan oleh para dosen yang nantinya dapat lebih mengembangkan kemampuan mahasiswa. Langkah –langkah yang akan diterapkan adalah mengangkat dan memperkokoh produk yang berkualitas dari mahasiswa Unesa.Selain peningkatan kewirausahaan juga kualitas SDM harus ditingkatkan dengan skill-skill yang memadai.Menurut Ketut Prasetyo,bagi mahasiswa harus meningkatkan potensi diri contohnya di bidang pendidikan untuk mampu bersaing dengan tenaga asing, tetapi ada potensi yang tidak semuanya dimiliki oleh tenaga yang masuk ke Indonesia, seperti halnya guru PPKn, guru agama, dan juga dokter yang harus mempelajari dulu penyakit-penyakit tropis.Dengan adanya seleksi terlebih dahulu terhadap kebudayaan Indonesia akan dapat mempersiapkan kemampuan SDM masyarakat Indonesia pada umumnya dan mahasiswa Unesa pada khususnya. Selain itu, kemampuan berbahasa dan berkomunikasi dalam berbahasa asing utamanya bahasa inggris juga sangat dibutuhkan dalam menghadapi MEA 2015.(WK)
haan (KWU) berbasis keilmuan,yaitu mengembangkan bidang kewirausahaan yang di sesuaikan dengan bidang ilmu masing-masing dari setiap jurusan yang ada di Unesa. Seperti contohnya jurusan kimia membuat sabun yang ramah lingkungan sesuai ilmu yang telah dipelajarinya,kemudian jurusan geografi yang dapat mengembangkan kewirausahaan berbasis keilmuan dengan membuat peta wisata atau peta transportasi di Surabaya yang dipasang di terminal, stasiun, ataupun bandara. Kebijakan baru ini merupakan gebrakan baru dari
“menguatkan Kewirausahaan (KWU) berbasis keilmuan,yaitu mengembangkan bidang kewirausahaan yang di sesuaikan dengan bidang ilmu masing-masing dari setiap jurusan yang ada di Unesa.�
4
PROFIL MAHASIWA
Edisi 198 //
Mahasiswa Berprestasi, Widodo Basuki: Berbisnis Ternak tetap Raih IPK Sempurna
Satu lagi mahasiswa yang memanfaatkan waktu luangnya untuk berwirausaha. Kali ini berasal mahasiswa Sosiologi, Widodo Basuki anak bungsu dari pasangan Deler dan Alimah sudah berternak sapi pedaging sejak SMA. Widodo panggilan sehari-harinya bercerita, awalnya ia melihat sektor ternak tanah kelahirannya, Sidoarjo lemah, yang mendominasi hanya industri dan pabrik. Di Sidoarjo kebanyakan orang hanya menganggap berternak Sapi sebagai sampingan, sehingga usaha tersebut belum bisa berkembang maksimal. Namun Widodo merasa ternak bisa menjadi acuan ke depan menjadi lahan bisnis. Widodo mendapatkan ilmu dalam berternak dari Koperasi Setia Kawan Nongko Jajar, Pasuruan. Dokter Koperasi tersebut memberinya ilmu mana-
jemen yang selanjutnya ia terapkan di Sidoarjo. Bisnisnya ia namai “Jiwa Usaha�. Agar mendapatkan kualitas dan sapi yang bergizi, makanan sapi dicampur-campur, biasanya gizi karbohidrat didapat dari ampas tahu dan protein didapatkan dari kedelai. Berbisnis sapi pedaging sudah menjadi hobinya untuk mengisi waktu luang kuliah. “Meski berbisnis kuliah tetap jalan, saya tidak merasa terganggu� ujar laki-laki kelahiran 11 mei 1993 itu. Hal itu terbukti dengan pencapaian nilai akademiknya yang fantastis, Widodo berhasil meraih IPK sempurna 4,00. Ia pun mendapatkan prestasi dari bidang beternak, terhitung 3 lomba telah ia juarai pada kontes ternak se-Kabupaten Sidoarjo, diantaraya : Juara 2 kategori calon pejantan 2 tahun berturut-
turut dan Juara 1 kategori calon betina produktif. Selain di Kabupaten, ia juga mengikuti kontes tataran kecamatan pada di puspa agro bulan September 2014 lalu. Dengan banyaknya juara yang ia raih, ia terpayu untuk selalu mengikuti lomba atau kontes di tataran Kecamatan ataupun Kabupaten. Selain berkuliah dan berbisnis, Widodo juga aktif dalam organisasi, ia menjabat Kepala Departemen (Kadep) Bakat dan Minat Himpunan Mahasiswa Prodi Sosiologi, Anggota HIMPI Unesa dan anggota Human Resourching. Iapun pernah lolos PMW dengan usaha Ayam bule sambal. Meskipun kuliah masih biaya orang tua, harapanya kelak bila usahanya bisa sukses dan membantu ekonomi orang tuanya. Saat ini uang penjualan masih digunakan untuk membeli sapi. (Rr/AO)
SEPUTAR KAMPUS
// Edisi 198
5
Pramuka Pandega Unesa Bangkitkan Budaya Nusantara Delapan puluh tiga pramuka pandega dari berbagai daerah di Indonesia menghadiri Kemah Kebangsaan Pramuka Pandega Nasional (Kembangnas UNESA 2014) yang diselenggarakan oleh UKM Pramuka Unesa. Mereka berasal dari dua puluh dua universitas, seperti: POLTEK Makasar, POLTEK Semarang, Universitas Pendidikan Ganesha Bali, Universitas Negeri Malang, Universitas Negeri Jember, POLTEK Riau, Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta, Universitas Cokroaminoto Palopo, Universitas Padjajaran Bandung, Universitas Negeri Lampung, dan STKIP PGRI Sumenep. Kegiatan yang bertemakan “Patriot Bangsa Berbudaya Nusantara” ini diselenggarakan selama enam hari di beberapa tempat. Hari pertama, di Surabaya, tepatnya di danau UNESA Ketintang. Hari kedua berada di tempat wisata kota di Madura, kemudian keesokan harinya di Trowulan (Mojokerto) untuk menjelajahi situs yang kemudian akan dibuat loka karya budaya. Hari ke-empat mereka melakukan pendakian di Gunung Penanggungan Bersambung ke hlm. 15 “Pramuka”....
Pak Menteri Berkunjung ke Unesa Menteri Kebudayaan dan Pendidikan Dasar dan Menengah, Anies Baswedan mengunjungi Unesa. Beliau datang sebagai narasumber dalam seminar pendidikan yang diadakan oleh BEM FMIPA Unesa pada tanggal 23 November 2014 bertempat di Gedung Gema Unesa. Seminar yang bertemakan “Tingkatkan Inovasi dan Kreativitas dalam Pembelajaran Berbasis Kurikulum 2013” ini, juga mengundang Prof. Dr. Warsono,M.S sebagai narasumber. Peserta dalam seminar ini tidak hanya mahasiswa Unesa saja. Namun, ada sebanyak 220 peserta dari jumlah 680 peserta yang berasal dari kalangan umum. “Kami memilih tema ini karena, kurikulum 2013 adalah kurikulum yang baru dikeluarkan oleh pemerintah untuk menggantikan KTSP, jadi kami ingin mensosialisasikan lebih lanjut tentang kurikulum 2013, agar tidak terjadi kesalahpahaman dan sebagai universitas keguruan yang akan mencetak pendidik-pendidik baru akan mengetahui tentang implementasi kurikulum 2013.” jelas Yunanda, panitia seminar. Setelah acara dibuka, Anies Baswedan menyampaikan materi tentang kebijakan pemerintah terkait kurikulum 2013. Saat itu Pak Anies Baswedan menerangkan bahwa dalam kegiatan pembelajaran, anak-anak harus diberikan suasana yang nyaman dan menyenangkan agar semua kompe-
tensinya dapat tumbuh. Para pendidik juga harus mampu menciptakan langkah dan trobosan-trobosan baru. Problem paling besar yang dihadapi oleh pendidik saat ini adalah kurangnya integritas. Oleh karena itu, Anies Baswedan berpesan kepada pada pendidik untuk jadi pendidik yang berintegrasi dan teladan.
Materi dilanjutkan oleh Pak Warsono tentang implementasi K13. Pak Warsono menyatakan bahwa guru harus kritis, kreatif, dan inovatif apalagi dalam melakukan pembelajaran kurikulum 2013. Guru juga harus bisa menciptakan pertanyaan yang mengarah pada kreatifitas sehingga dapat menumbuhkan kreatifitas anak juga. “Para Mahasiswa adalah bertanya, bertanya, dan bertanya.” Itulah slogan yang disampaikan oleh Pak Warsono untuk para peserta seminar. Setelah penyampaian kedua materi oleh para narasumber, acara ditutup dengan pemberian kenang-kenangan oleh BEM FMIPA UNESA kepada Pak Anies Baswedan dan Pak Warsono. (april)
200 Tahun Penemuan Borobudur
Jurusan Pendidikan Sejarah menyelenggarakan pameran “2 Peradaban dari Borobudur ke Majapahit” pada 25-27 November 2014, mulai pukul 08.00-21.00 di Gedung Serbaguna (Gema) kampus Unesa Ketintang Surabaya. Diselenggarakannya pameran 2 peradaban ini bertepatan dengan Dies Natalis Unesa ke-50 dan 200 tahun ditemukannya Borobudur serta memperingati 721 tahun peradaban di jawa timur yakni Majapahit. Acara ini dibuka untuk umum, panitia telah bekerjasama dengan Dinas Pendidikan Jawa Timur untuk mengundang sekolah-sekolah di kota Surabaya mulai dari SD, SMP hingga SMA untuk hadir dalam pameran tersebut. Acara ini bukan hanya pameran, tetapi juga seminar yang diselenggarkaan Bersambung ke hlm. 15 “Borobudur”....
BORO BUDUR
6
SEPUTAR KAMPUS Himapala Mengarungi Sungai New Zealand
New Zealand Rafting Expedition 2014, merupakan acara persembahan Himapala Unesa untuk alamamater dan negeriku tercinta. Acara yang su-
Edisi 198 //
TIM FE Unesa Ukir Prestasi dalam Perpajakan Nasional
dah direncanakan sejak 1 tahun yang lalu ini akhirnya akan terlaksana pada tanggal 27 November – 7 Desember 2014. Acara ini menghabiskan dana Bersambung ke hlm. 15 “Himapala”....
Mahasiswa Bahasa Asing Sambut Pasar Bebas
Ini sudah bukan waktunya ekspor dan impor lagi. Semakin berkembangnya zaman semakin maju pemikiran masyarakat. Dalam beberapa tahun yang akan datang akan diprogram sebuah hal baru mengenai perekonomian dalam jangka cakupan beberapa Negara bagian bahkan bisa jadi kedepannya akan mencangkup seluruh dunia. Program itu adalah MEA (Masyarakat Ekonomi Asia), ini adalah program yang dirancang untuk memudahkan perusahaan dalam negeri mempromosikan produknya di luar negeri bahkan interaksi antar Negara dalam bidang ekonomi dibebaskan, ini lebih terkenal lagi dengan Pasar Bebas. Disini interaksi ekonomi tidak hanya dalam bidang pembuatan produk namun ada jasa juga. Semua ini dibutuhkan kesiapan yang matang dari setiap Negara termasuk Indonesia. Indonesia yang masih dibilang begitu belum sempurnanya dalam bidang ekonomi seharusnya bertindak cepat untuk mengembangkan perekonomiannya.dalam hal ini yang dibutuhkan peningkatan yaitu di bidang kualitas produk sehingga produk kita dapat bersaing dengan sehat di
kalangan masyarakat luar negeri. Pasar bebas memberi peluang banyak bagi masyarakat yang berminat dan memiliki bakat yang berhubungan dengan perbisnisan. Karena dalam pasar bebas pasti ada perusahaan luar yang akan masuk di Indonesia begitu pula perusahaan Indonesia dapat bermigrasi di daerah luar negeri se lingkup Asia. Ini pelung yang sangat besar bagi pebisnis untuk mengembangkan produknya. Selain produk dari perusahaan Pasar bebas ini member peluang besar juga bagi masyarakat yang mengetahui tentang bahasa asing, Ini meliputi Mahasiswa jurusan bahasa asing. Mereka sangat antusias sekali menyambut Pasar bebas dengan berharap mendapatkan banyak peluang pekerjaan. Tiga Mahsiswa jurusan bahasa jerman dan bahasa inggris yaitu May Shinta , Desi Arinda dan Dewi kafanilla berdiskusi membahas tentang persiapan menyambut pasar bebes yang akan datang beberapa tahun lagi. Menurut mereka ada 3 aspek yang harus dikembangkan untuk menyambut pasar bebas : Sebuah mental dan usaha keras, dengan
Tim FE Unesa diwakili oleh Diana Amalia Puspitasari, Novi Khoiriawati dan Eka Puji Hardianti berhasil menambah kebanggaan bagi Unesa. Mereka meraih second winner dalam National Tax Olympiad 2014 yang diadakan oleh Kanwil DJP Wajib Pajak Besar bekerjasama dengan Politeknik Pos Indonesia pada tingkat mahasiswa D3/D4 dan S1 se-INDONESIA. Olimpiade ini bertemakan “Generasi Muda yang Berjiwa Wirausaha dan Sadar Pajak dalam Membangun Pemerintah yang Bebas Korupsi” dan diselenggarakan di Politeknik Pos Indonesia, Bandung. Pelaksanaan olimpiade ini terdiri atas empat tahapan. Tahap pertama merupakan kompetisi individu dengan menyelesaikan 100 soal pilihan ganda pilihan dalam waktu 60 menit (bobot 20%). Tahap kedua jawab pajak (bobot 30%) yang juga merupakan kompetisi individu dengan menyeleBersambung ke hlm. 15 “Tim FE”....
Bersambung ke hlm. 15 “Asing”....
Japan Pop Culture 2014 Tembus 5000 Pengunjung Japan Pop Culture (JPC) 2014 terlihat lebih ramai dari tahun sebelumnya, acara tahunan yang sudah berjalan selama 6 tahun ini berhasil dihadiri pengunjung hingga 5000 orang. Acara yang diadakan oleh HMJ Bahasa Jepang tersebut mengambil tema “Let’s Go GREEN to Save EARTH!” dengan memanfaatkan keadaan alam sekitar kampus Unesa Lidah Wetan. JPC 2014 diadakan selama 2 hari pada 1516 November 2014 di area gedung T8 dan depan T8 Fakultas Bahasa dan Seni. Agenda hari pertama dimulai pukul 07.30 s.d. 15.30 WIB yaitu Workshop Manga dan Lomba SMA dengan peserta total 229 yang terbagi menjadi 4 cabang lomba, yakni : Roudoku sebanyak 40 peserta, Shodou sebanyak 39 peserta, Cerdas Kanji sebanyak 47 timd ari 132 peserta, dan enron Taikai sebanyak 18 peserta. Hari Bersambung ke hlm. 15 “JPC”....
SEPUTAR KAMPUS
// Edisi 198
National Economic View Presiden Baru Harapan Baru
Banyaknya masyarakat yang membicarakan tentang jajaran
“ Making Good
7
Decission About Education Technologi Selection” Kuliah Tamu FIP
pemerintahan serta presiden negara Indonesia yang baru membuat BEM Bersambung ke hlm. 15 “Presiden”....
Sambut MEA dengan Seminar bersama Microsoft
Jurusan Teknik Informatika Unesa bekerjasama dengan Microsoft Certified, Windows Azure,dan Office 365 serta dibantu IC-E Unesa mengadakan Seminar ICT (International Certification). Seminar yang mengusung tema “Next Era of Information Technology” itu digelar di Ruang Sidang A1 Fakultas Teknik, Selasa, 18 November 2014. Seminar dibuka oleh Dekan FT, Tri Wrahatnolo, dengan mendatangkan pembicara yang kompeten di bidangnya; Francisca Chandra, M. Afiful Hashif, dan Airlangga Bhumintara Amitaba. Menurut Francisca, dalam menghadapi MEA 2015, International Certification sangat penting dan dibutuhkan sebagai bukti seseorang kompeten di bidangnya. “Seritifikat Internasional dibutuhkan dalam persaingan pasar bebas nanti,” ujar wanita yang memiliki International Certification dari Microsoft tersebut. Francisca menambahkan, dalam era kini, tak hanya cukup menggunakan ijazah untuk bekerja, terlebih
dalam IT, sertifikat internasional juga menjadi prioritas utama dalam bekerja. “Selain ijazah, sertifikat internasional juga dibutuhkann,” imbuhnya dihadapan sekitar 150 mahasiswa TI. Menurut Dekan FT dalam sambutannya, selain menambah wawasan, acara ini juga digelar sebagai langkah menaikan grade dari jurusan Teknik Informatika agar lebih bagus di FT maupun di Unesa. Mengingat kini di FT, jurusan Teknik Sipil yang terfavorit. “Tahun depan TI diprediksi akan lebih favorit di FT maupun Unesa karena kebutuhan pasar,” ujar Dekan yang sudah diangkat menjadi PR II tersebut. Salah satu peserta, Aditya Hermawan juga merespon baik acara ini “Saya rasa acara ini bagus dan menunjang perkuliahan terlebih materinya bisa disampaikan dengan baik, harapan saya untuk kedepan lebih banyak diadakan acara seminar seperti ini, misalnya seminar Mikrotik “ ujar mahasiswa prodi D-3 Manajemen Informatika tersebut. (AO)
Selasa 4 November 2014 menjadi acara yang berkesan di Fakultas Ilmu Pendidikan. Mata kuliah tamu yang dilaksanakan oleh jurusan Kurikulum dan Teknologi Pendidikan, pada Selasa 4 November 2014 menjadi acara yang berkesan di FIP. Kuliah tamu tersebut menjadi sebuah gambaran penting tentang pentingnya teknologi pendidikan dalam dunia pendidikan. Peserta yang hadir mayoritas adalah mahasiswa S-1 , S-2, dan S-3 jurusan Kurikulum dan Teknologi Pendidikan. Tidak hanya mahasiswa, kuliah tamu dengan tema “Making Good Decission About Education Technologi” Selection juga dihadiri oleh kepala sekolah dan para alumni jurusan Teknologi Pendidikan. Pembicara pada kuliah tamu kali ini adalah Mr. Rudy Rubio dan Mrs. Caroline pakar teknologi pendidikan dari Amerika Serikat. Acara
yang berlangsung sekitar 2 jam ini bisa membuat para guru di dalam dunia pendidikan menjadi lebih baik untuk kemajuan pendidikan di Indonesia. Mr. Rudy menyatakan bahwa dalam teknologi pendidikan haruslah memaksimalkan kebutuhan peserta didik untuk memajukan pendidikan di Indonesia. Beliau menggambarkan tentang bagaimana pendidikan yang ada di Amerika yang sangat lebih maju dibandingkan Indonesia. Mereka menggunakan berbagai metode dan teknologi untuk mencapai tujuan pendidikan menjadi lebih maksimal salah satunya adalah menerapkan pembelajaran berbasis online. Harapan dari kuliah tamu ini adalah semoga teknologi pendidikan bisa memberikan kontribusi demi kemajuan pendidikan di Indonesia.
ECOLY, Lomba Ekonomi se-Jawa-Bali Himpunan Mahasiswa Jurusan
Pendidikan Ekonomi UNESA telah melaksanakan acara besar, yaitu Economic Olympiad atau sering dikenal dengan nama ECOLY. ECOLY ini merupakan even Olimpiade Ekonomi se-Jawa-Bali yang diselenggarakan rutin setiap tahun oleh HIMA Jurusan Pendidikan Ekonomi Unesa, dan pada tahun 2014 sudah memasuki tahun ke-empat. ECOLY diikuti oleh 822 Tim yang terdiri atas siswa SMA/MA se Jawa-Bali. Kegiatan ini terbagi menjadi tiga tahap, yaitu babak penyisihan, babak semifinal, dan babak final. Babak penyisihan dilaksanakan tanggal 17 November 2014 di 11 rayon yang telah ditentukan yaitu Surabaya, Pamekasan, Lamongan, Jombang, Madiun, Jember, Tulungagung, Malang, Denpasar, Semarang, dan Bandung. Tim yang lolos babak pertama,
dikumpulkan di Surabaya dan bersama-sama beradu otak kembali pada tanggal 22 November 2014 untuk memperebutkan 9 tempat ke final. Bersambung ke hlm. 15 “Ecoly”....
8
LAPORAN UTAMA
Edisi 198 //
Sudah Siap kah Indonesia Menyambut MEA 2015? Masyarakat Ekonomi Asean yang biasa di singkat MEA adalah sebuah topic yang kini mewabah di Indonesia khusunya kalangan akademika ,berbagai seminar dengan berbagai narasumber hebat dengan mengangkat tema yang hampir sama yaitu mengenai MEA 2015 ataupun ASEAN COMMUNITY dan sebagainya telah banyak di gelar ,hal itu bertujuan agar mahasiswa khusunya sadar akan adanya sebuah persaingan global dalam mencari pekerjaan ,dimana yang awalnya mereka bersaing hanya dengan masyarakat Indonesia sendiri kini telah digagas sebuah keadaan dimana masyarakat asing bebas untuk masuk dan bersaing dengan masyarakat Indonesia dalam mencari pekerjaan,hal itu juga menjadi perhatian beberapa mahasiswa dan dosen UNESA,seperti halnya bapak Bambang Sigit Widodo S.Pd , M.Pd.,yang kami temui di ruang dosen,Dosen Geografi ini menyambut kedatangan kami dengan sangat hangat.Ketika kami wawancarai, beliau sangat antusias apalagi tema yang di angkat kali ini telah banyak menjadi pusat perhatian masyarakat. Ketika keputusan telah di keluarkan dan menjadi sebuah kesepakatan bersama maka MEA 2015 tak dapat di tolak dan semua elemen masyarakat wajib untuk siap mengahadapinya,”Setuju tidak setuju ya mau bagaimana lagi kan MEA sudah menjadi kebijakan global” ,tutur pak Bambang ketika kami menanyakan respon beliau mengenai MEA 2015.Ketika masyarakat di haruskan untuk membenahi diri karena sebuah persaingan baru dimana dunia kerja tak lagi hanya menjadi persaingan masyarakat Indonesia sendiri melainkan mulai terbuka dengan bebasnya warga Negara asing masuk untuk memperketat persaingan kita dalam memperebutkan dunia pekerjaan sehingga banyak menimbulkan berbagai dampak ,entah itu dampak positif atau bahkan dampak negative yang sangat mengerikan.Seperti yang dipaparkan pak Bambang bahwa semua keputusan pasti memberikan 2 dampak yaitu positif dan negative ,disini menurut beliau dampak positif adanya MEA 2015 yakni memungkinkan Negara-negara yang ada di Asean untuk berkembang dan bersepakat ketika MEA ini mencoba mengikuti apa yang sudah dilakukan oleh masyarakat ekonomi Eropa dimana mereka saling menjalin hubungan atau satu ikatan yang sama dengan Negara-negara dan juga kita bisa berinovasi dan selalu mengembangkan dalam sisi apapun dan setelah era kompetisi sudah dibuka maka inovasi akan muncul,sedangkan efek negatifnya yaitu kesiapan,kesiapan yang harus dilihat terutama kesiapan kualitas SDM (Sumber Daya Manusia)nya dimana Indonesia berada pada peringkat 124 yang termasuk paling rendah di kawasan ASEAN sedangkan Negara tetangga seperti Malaysia bahkan Singapura sudah jauh di atas kita.Beliau juga menegaskan bahwa ini semua adalah suatu bentuk liberalisasi dimana ketika era kompetisi sudah dibuka masyarakat ekonomi Asean berarti siapapun warga Negara di Asean boleh berkompetisi,ketika kompetisi itu sudah di buka sedangkan SDM kita belum siap maka tidak menutup kemungkinan bahwa kita akan tertinggal dan hal inilah yang merupakan dampak negatif yang mengerikan dimana masyarakat Indonesia yang sangat plural dengan kondisi geografis yang sangat berbeda dengan Negara lain,wilayahnya kepulauan ,pendidikannya tidak merata akan mengkhawatirkan apalagi rata-rata pendidikan masyarakat secara nasional kita masih setara dengan kelas 1 SMP sehingga sangat mengkhawatirkan dengan adanya persaingan global.
Pemerintahan baru dengan kepemimpinan Presiden Jokowi sangat berperan penting dalam menjawab semua kerisauan masyarakat akan siapkah kita menghadapi MEA 2015 walaupun memang hal itu bukan sepenuhnya tanggung jawab pemerintah saja melainkan juga merupakan tanggung jawab kita ,tanggung jawab semua masyarakat Indonesia.Dengan adanya kebijakan – kebijakan baru yang telah di gagas dan dicetuskan oleh Presiden Jokowi pasti memiliki tujuan yang positif apalagi dengan adanya MEA 2015 yang akan datang ini.”Persiapan – persiapan itu sudah dilakukan oleh pemerintahan sebelumnya termasuk pemerintahan Presiden SBY ,Presiden Jokowi saya pikir juga memiliki orientasi yang sama ,kebijakan untuk pasar bebas Asean.Disini yang menarik bagi saya dan ketika ini benar-benar bisa dilakukan ,Jokowi sebagai Presiden menginginkan konsep Trisaktinya Presiden Soekarno yaitu berdaulat dibidang politik,berdikari di bidang ekonomi dan berkepribadian di bidang budaya dimana ketiga hal ini sangat luar biasa tetapi tantangannya juga sangat luar biasa sekali dimana apakah kita bisa berdikari secara ekonomi ketika globalisasi dan kapitalis itu kemudian sangat kuat. ”Ekonomi kita akan mengalami kesulitan karena semua asset baik itu industry nasional berskala besar maupun pertambanga n,migas,telekomunikasi,kelapa sawit,perkebunan itu semua faktanya adalah sebagian besar pemodalnya ialah dari asing.Hal yang paling di takutkan apabila SDM tidak siap saya takut bangsa ini nanti hanya menjadi pembantu di negeri sendiri dimana kini banyak gedung bertingkat tinggi tetapi disana orang Indonesia hanya menjadi Cleaning Service ,operator telfon tetapi pemiliknya bukan kita itulah yang ditakutkan,tetapi apabila trisakti benar-benar di terapkan dan berdikari betul mungkin dengan konsep sekarang (ikat pinggang,efisiensi) mudahmudahan dengan adanya dana yang bisa di hemat kemudian bisa di salurkan ke kepentingan umum untuk peningkatan SDM” ujar beliau ketika disinggung mengenai ekonomi Negara.,” Tapi kalau kita memang ingin seperti India dimana bersusahsusah dahulu dan menguatkan ikat pinggang untuk menghadapi globalisasi mungkin akan jauh lebih bagus”,tutur beliau menegaskan pendapat dan harapan beliau dengan pemerintahan baru ini.Beliau mengemukakan bahwa Pendidikan merupakan sentral utama (instrument utama) untuk mengatasi masalah persoalan bangsa untuk menghadapi masyarakat ekonomi Asean seperti ketika jepang runtuh, pertanyaan pertama yang di lontarkan adalah berapa jumlah gurunya karena mereka ingin menata dari manusianya. Meskipun PERPRES 2007 telah meliberalisasikan pendidikan ,dimana usaha terbuka salah satunya ada pendidikan didalamnya dan ketika ini sudah dinyatakan sebagai usaha yang terbuka maka infestor asing boleh mendirikan pendidikan di Indonesia tetapi ditakutkan ketika masih menata system pendidikan ,orientasi dan filosofis kita masih belum kuat kemudian kualitas guru dan infrastruktur juga masih belum bagus mereka masuk dan inilah yang menakutkan sehingga harapannya supaya kualitas manusia di tata dahulu baru yang lain karena yang lainnya sudah bagus sehingga revolusi mental ini sangat perlu dikongkreatkan. Lalu Bagaimana pendapat bapak dengan kebijakan – kebijakan yang akan di berikan oleh Rektor baru kita?Apakah kebijakan-kebijakan tersebut mampu untuk menyiapkan mahasiswa UNESA bersaing dalam MEA 2015? “Harapan saya begitu,tetapi semuanya kem-
bali kepada manusianya,mutu dosennya,mutu mahasiswanya ditunjang dengan infrastruktur yang bagus,tetapi apabila infrastruktur sudah bagus,sarana sudah lengkap,media yang baik tetapi bila dosennya buruk ,mahasiswanya tidak termotivasi akan percuma dan sama saja,sehingga program-program yang terkait dengan peningkatan mutu dan SDM harus dikedepannkan misalnya memberikan inovasi dan terobosan dimana dosen-dosen diarahkan untuk melakukan internasional konferens sehingga kemudian bisa berbicara dalam forum tidak hanya nasional tetapi juga internasional ,begitupun juga dengan mahasiswa seperti pertukaran pelajar agar kita bisa tau perkembangan mahasiswa di Negara lain sehingga mereka tidak hanya belajar mengenai teori namun juga budaya dan interaksi sosialnya kalau itu di jadikan ujung tombak saya rasa sangat bagus sekali”,Tegas beliau Dosen Jurusan Geografi ini berpesan kepada seluruh mahasiswa agar mahasiswa memperbaiki karakter yang masih lemah,karena apabila mahasiswa tidak memiliki modal lain (modal yang tidak hanya ijazah saja) tapi juga keterampilan,keterampilan yang sifatnya kecerdasan emosional merupakan hal yang sangat penting.Proses belajar selama lima tahun menjadi sarjana tidak hanya kemudian belajar teori karena kecerdasan teori saja tidak cukup ,sehingga mahasiswa perlu menggali di tempat lain selain di kelas misalnya organisasi,S1 boleh ngawur ngomong apapun boleh tidak ada yang menyalahkan itu,S2 harus ada dasarnya dan S3 sudah tidak boleh salah,mumpung masih boleh salah maka latihlah keterampilan berkomunikasi dan berpendapat,dimana karena ketika mencari pekerjaan tidak hanya dengan IPK tertentu saja tetapi bagaimana kemampuan berkomunikasi dan berintegritas itu yang menjadi ukuran. (DN)
“Hal yang paling menakutkan apabila SDM tidak siap saya takut bangsa ini nanti hanya menjadi pembantu di negeri sendiri”
LAPORAN KHUSUS 9 39% menyatakan Indonesia belum siap menghadapi MEA 2015 // Edisi 198
Sejak tahun 2003 lalu, para pemimpin negara Asean sepakat merintis Masyarakat Ekonomi Asean atau yang kita kenal dengan sebutan MEA. Rencananya, MEA akan dilakukan pada tahun 2015 mendatang. Tujuan yang ingin dicapai MEA adalah adanya aliran bebas barang, jasa, dan tenaga kerja terlatih serta untuk menarik investasi asing. Penanaman modal asing di wilayah Asean sangat dibutuhkan untuk meningkatkan lapangan kerja dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Pertanyaannya, apakah Indonesia sudah siap menghadapi MEA 2015? Mengingat, pemberlakuan MEA 2015 bisa menjadi sebuah tantangan, peluang, atau bahkan ancaman bagi Indonesia jika kita tidak mampu bersaing dengan negara-negara Asean lainnya. Berdasarkan survei yang kami lakukan, sebanyak 39% mahasiswa menyatakan Indonesia tidak atau belum siap menghadapi MEA 2015, sisanya 22% mahasiswa menyatakan sangat tidak siap. Sebanyak 33% yang menyatakan siap dan hanya 6% yang sangat siap. Meskipun demikian, sebanyak 65% mahasiswa menyatakan MEA 2015 memberikan dampak positif dan 20 % sangat positif. Sisanya 10 % memberikan dampak negatif dan hanya 5% sangat tidak positif. Terlepas dari dampak positif maupun dampak negatif yang timbul dengan adanya MEA 2015, sudah seharusnya kita bersiap menghadapi ketatnya persaingan di tahun 2015 mendatang. Indonesia harus pandai menerapkan strategi untuk menghadapi MEA. Pemerintah harus dapat membuat kebijakan-kebijakan strategis untuk mendorong masyarakat berpartisipasi dalam MEA 2015. Jangan sampai nantinya Indonesia hanya menjadi pasar produk-produk luar negeri, sedangkan masyarakat kita hanya menjadi penonton bukan pemain. (Gema)
Setujukah anda dengan adanya MEA ? 1
2
3
MEA akan memberi dampak negatif bagi Indonesia ?
4
1
2
3
4
5%
5%
14%
11% 26%
37% 26% 76%
Indonesia sudah siap menghadapi MEA 2015 ?
MEA akan memberi dampak positif bagi Indonesia ? 1
2
3
4
1
2
3
4
6%
5% 20%
10%
22% 33%
65%
39%
Indonesia mampu bersaing di MEA 2015 ?
Mahasiswa UNESA sudah siap Menyambut MEA 2015 ? 1
2
Respon Mahasiswa UNESA Terhadap MEA 2015
3
4
1
2
3
4
5%
10%
16%
21% 16%
Keterangan :
37%
32% 63%
Sangat Setuju
Setuju
MEA 2015 adalah pintu gerbang
untuk kemajuan In donesia dimata dunia 1
2
3
6% 6%
4
Setujukah anda bahwa dengan adanya aturan baru yang diterapkan oleh pemerintahan baru ini merupakan cara untuk mempersiapkan masyarakat Indonesia dalam menyambut MEA 2015 1
2
3
4
7% 5%
5% 27%
Tidak Setuju
Sangat Tidak Setuju 81%
Diagram survey:doc. GEMA/UNESA
63%
10
RESENSI Bulan Terbelah?
Edisi 198 //
Assalamualaikum,Beijing!
Judul Penulis Penerbit
: Bulan Terbelah di Langit Amerika : Hanum Salsabila Rais dan Rangga Almahendra : PT. Gramedia Pustaka Utama, Juni 2014, 352 halaman
Sejak 11 September 2001, hubungan antara Amerika dan Islam berubah. Semua orang berbondong-bondong membenturkan mereka. Mengakibatkan banyak korban berjatuhan; saling curiga, saling tuding, dan menyudutkan banyak pihak. Buku ini adalah kisah perjalanan spiritual di balik malapetaka yang mengguncang kemanusiaan. Kisah yang meminta rembulan kepada untuk membelah dirinya sekali lagi sebagai keajaiban. Namun, bulan punya pendirian. Ini untuk terakhir kalinya. Selanjutnya, jika dia bersujud kepada Tuhan agar dibelah lagi, itu bukan untuk keajaiban, melainkan agar dirinya berhenti menyaksikan pertikaian antar manusia di dunia.
“Apa? Wajah Nabi Muhammad junjunganku terpahat di atas gedung ini? Apa-apaan ini! Penghinaan besar!” seruku pada Julia. Mataku hampir berair menatap patung di dinding Supreme Court atau Mahkamah Agung Amerika Serikat, tempat para pengadil dan terhukum di titik puncak negeri ini. “Jangan emosi. Tak bisakah kau berpikir lebih jauh, Hanum? Bahwa negeri ini telah dengan sadar mengakui Muhammad sebagai patron keadilannya. Bahwa Islam dan Amerika memiliki tautan sejarah panjang tentang arti perjuangan hidup dan keadilan bagi sesama. “Akulah buktinya, Hanum.” Kisah petualangan Hanum dan Rangga dalam 99 Cahaya di Langit Eropa berlanjut hingga Amerika. Kini mereka diberi dua misi berbeda. Namun, Tuhan menggariskan mereka untuk menceritakan kisah yang dimohonkan rembulan. Lebih daripada sekadar misi. Tugas mereka kali ini akan menyatukan belahan bulan yang terpisah. Tugas yang menyerukan bahwa tanpa Islam, dunia akan haus kedamaian. (fak)
JOKOWI ADALAH KITA Jenis Film Produser Produksi Sutradara
: Drama : KK Dheeraj : K2K Pictures : Rony Mepet
Kesuksesan Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo menjadi Presiden Republik Indonesia menjadi sejarah baru bagi Indonesia. Pria kelahiran Surakarta itu memang punya kisah yang unik. Tanpa banyak berbicara, Jokowi secara perlahan mampu membuktikan bahwa dirinya adalah sosok yang pantas ditunjuk sebagai seorang pemimpin. Awalnya ia terpilih sebagai walikota Surakarta pada tahun 2005. Setelah berprestasi membuat Surakarta jadi kota yang jauh lebih baik, ia pun mengembangkan sayap dan menjadi Gubernur ibu kota Jakarta per tahun 2012. Terdengar mudah memang, namun dalam prosesnya sendiri Jokowi menemui berbagai macam masalah. Meskipun begitu, keluarga dan
by Asma Nadia Ajarkan aku mantra pemikat cinta Ahei dan Ashima,maka akan kutaklukkan penghalang segala rupa agar sampai cintaku padanya. *** Dewa dan Ra adalah busur dan anak panah. Keduanya memiliki bidikan yang sama, sebuah titik bernama istana cinta. Tapi arah angin mengubah Dewa. Sebagai busur, dia memilih sasarannya sendiri dan membiarkan anak panah melesat tanpa daya. Sebagai laki-laki pengagum mitologi, Zhongwen ibarat kesatria tanpa kuda. Sikapnya santun dan perangainya gagah, tapi langkahnya tak tentu arah. Dia berburu sampai negeri jauh untuk mencari Tuhan sekaligus menemukan Asma, anak panah yang sanggup meruntuhkan tembok besar yang membentengi hatinya. Dan di manakah Ra ketika dalam kegamangan Asma menelusuri Tembok China, menjejakkan kaki di pemakaman prajurit Terakota dan menjelajah dunia dongeng si cantik Ashima dari Yunnan? Dua nama, satu cinta. Ra yang mencampakkan Dewa. Asma yang berjuang melupakan lelaki berahang kukuh yang diam-diam memujanya. Bersama, mereka mencoba menaklukkan takdir yang datang menyapa. (Ri) istrinya berperan penting sebagai pendukung pria berusia 53 tahun itu hingga mampu berprestasi. Di film ini selain Jokowi sebagai pemimpin, juga menunjukkan Jokowi sebagai seorang suami dan kepala keluarga di rumah. Canda ria, kedekatan dengan anak, Cinta jokowi terhadap istrinya dan bagaimana Jokowi mendapat dukungan penuh dari sang istri. Semua kisah naik turun dari Jokowi, Keluarga dan ketika Jokowi bersama Ahok sudah dibungkus rapi dalam film JOKOWI ADALAH KITA yang bakal tayang di bioskop serentak pada 20 November mendatang. Sebuah cerita tentang Presiden pertama kita yang lahir dari rakyat. (Ri)
CERPEN
// Edisi 198
11
Cerpen :
Sebuah Mimpi Untuk Mu “Nda” Mimpi. Setiap orang pasti memiliki mimpi, mimpi yang membuat kita memiliki harapan, memiliki tujuan, tau kemana arah kaki ini harus melangkah. Hanya robot dan seonggok jasad yang telah membusuk yang tak mempunyai mimpi. Bagiku semua itu sederhana, hanya diam, resapi, rasakan dan lakukan. Meski terkadang sakit, menyesakkan, dan memuakkan namun itulah proses yang harus kita lalui. Semua butuh proses kawan, tak semudah membalikkan telapak tangan. Jangan harap kau akan mendapatkan apa yang kau inginkan jika tak pernah merasakan yang namanya tangisan, pengorbanan, kepedihan yang mendalam. Aku pernah merasakannya, dan semua itu mungkin telah kulalui. “Anak-anak hari ini kita akan membahas mengenai cita-cita, ibu akan bertanya satu persatu kepada kalian, apa cita-cita kalian kalau besar nanti?” tanya bu Yuli guru SD ku yang lemah lembut dan sangat sabar mengajar murid-muridnya. Jawaban teman-temanku sangat beragam, ada yang ingin jadi polisi, dokter, guru, pilot, presiden dan lain-lain. Aku bingung ingin jadi apa aku nanti, aku sedang dilanda kebingungan. Aku hanya ingin sekolah setinggi-tingginya, sekolah di SD Negeri, SMP Negeri, SMA Negeri dan Universitas Negeri, bagiku setiap sekolah yang ada embel-embel Negerinya adalah sekolah yang istimewa, aku juga ingin menjadi orang sukses dan bisa membahagiakan orang tua sudah itu saja. “Nah Laura, kamu ingin jadi apa kalau besar nanti?” tanya bu Yuli mengaggetkanku. “emh anu bu, emhhh apa yaa. . jadi guru bu!” Spontan aku menjawab ingin menjadi guru. Entah kenapa mulutku langsung saja berucap tak bisa kuhentikan, mungkin karena faktor gugup dan kaget karena diberi pertanyaan secara langsung ketika sedang melamun. Kau tau Nda, hal apa yang membuat hidup dan mati kita sudah tak berharga lagi? Cinta. Ya cinta sering kali membuat kita ingin bersekutu dengan kematian. Sudah sejak lama aku mengagumi seseorang, dan mungkin dia tak pernah sekali pun menyadarinya. Aku hanyalah seorang bocah kecil yang labil di matamu. Belum pantas untuk jatuh cinta. Namun aku mencoba mencari celah-celah kedewasaan bersama iringan langkahnya. Sengaja kurangkai tulisan ini, saat senja tengah sekarat melawan kegelapan yang akan merenggutnya. Saat bulan bintang akan menggantikan seisi dermaga. Nda, aku sudah dewasa. Sudah bisa memilih mana yang baik dan mana yang benar. Aku ingin bebas dan bisa pergi kesana kemari tanpa ada larangan dari siapapun. Aku mencintainya dan ingin setiap saat bersamanya. Tak usah mengusik hidupku lagi Nda, biarkan aku berlari menyusuri bibir pantai dengannya, memeluk tubuhnya dan merasakan setiap desah nafasnya. Tak usah menghalang-halangiku lagi Nda, sebab aku mau dan aku mampu. “Ra, jauhi dirinya. dia hanya membawa pengaruh buruk buat mu. Cepat putuskan dia!” Celetukmu ketika gelap sudah menguasai separuh bumi. Kenapa kau selalu melarangku Nda? Apa kau cemburu terhadapnya sehingga kau berkata
demikian. Ahh sudahlah, aku tak peduli terhadap semua celoteh mu. Entah apa yang ada difikiranku, cinta buta telah meracuni akal sehatku. Aku mencintai yang bukan cinta, entah cinta yang bagaimana. Nda ingatkah kau? Suatu malam aku pergi dengannya. Menikmati sisa-sisa akhir tahun yang sedikit memuakkan. Aku telah meninggalkanmu sendirian, tak mengabari mu sama sekali, telah berbohong kepada mu. Karena aku tahu kau pasti tak akan semudah itu melepaskanku. Aku ingin menikmati masa-masa terindahku bersama orang yang kucintai, jangan takut Nda, aku masih tetap sayang padamu meskipun ada sosok lain yang telah mengisi hatiku. Air mata langit kala itu turun membahasi muka bumi. Suasana dingin menjalar diseluruh tubuh. Keadaan jalan sangat gelap sekali karena tidak ada satupun penerangan. Mulai kueratkan tanganku ditubuhnya untuk mendapatkan secuil kehangatan. Telah lama kita berjalan menyusuri jalan raya yang basah karena diguyur hujan. Aku mulai mengantuk dan sangat lelah, mataku mulai menutup serta terganti oleh suasana sunyi di alam mimpi. BRAAKKKK!!! Nda, aku mulai bingung dan panik, mataku berkunang-kunang serta tubuhku sempoyongan. Apa yang tengah terjadi? Aku mencoba bangkit namun tubuhku terasa berat. Dunia seperti kelihatan berputar-putar. Ada rasa perih yang menjalar diseluruh tubuh. Ternyata aku berada di tengah jalan raya, kulihat sepeda tergeletak ditengah jalan dengan keadaan hancur. Lalu dia kemana? kekasihku sudah tak ada, aku bingung dan aku takut namun tak bisa menangis. “Tolong! Tolong! Tolong kami! Ya Tuhan tolong kami, tolong!” teriakku “Woii ada kecelakaan, ada kecelakaan! Ayo cepat bantu!” salah satu warga berteriak Terimakasih Nda, kau yang selalu ada untukku. Selalu menemaniku di saat aku kehilangan semua mimpi-mimpi ku. Selalu menyemangati aku dan membuat aku tersenyum. Sungguh kaulah pelita hidupku, kau adalah cinta abadiku. Maafkan aku yang sempat terbutakan cinta, sering sakitimu dan acuh terhadap semua nasehatmu. Kini aku sadar, dan menyesali semua perbuatkanku yang kekanak-kanakan. Aku tak sesempurna dulu, malam itu telah mencacatkan tubuhku. Nda, hanya kamu hingga saat ini yang bisa membuatku tegar dan bisa menjadi sosok kuat seperti ini. Meskipun kau bukanlah seorang motivator handal atau ahli Psikologi. Namun aku tahu, hatimu lebih lembut dan seputih salju. Tutur katamu dan nasehat mu yang slalu mendamaikan kalbu. Ingatkah kau dengan percakapan kita dulu, dengan sebuah kata yang sangat bermakna bagiku. “Ra, sekolah yang bener, jangan dibuat main-main. Kalau bisa harus kuliah juga, nyari kerjaan sekarang susah, katanya kamu pengen jadi penulis ya? Okey aku akan slalu mendukung mu!” Semenjak saat itu Nda, aku selalu berusaha dengan keras. Mendengarkan semua kata-kata mu. Aku tak peduli kepada semua lelaki yang sering kali singgah. Yang ada di fikiranku hanya kamu dan kamu. Tahun 2013 adalah tahun keramat bagiku. Awal dari semua mimpi-mimpi ku.
Aku mengikuti tes masuk Perguruan Tinggi Negeri di Kota Pahlawan, bersanding dengan para kaum intelektual. Aku sedikit minder, apalagi dengan keadaan tubuhku yang cacat ini apakah mereka mau menerimaku. Dengan sabar dan tenang kau selalu menyemangatiku, kau selalu meyakinkan ku bahwa hidup ini bukan tentang siapa dirimu, bukan tentang dari mana kamu berasal dan bukan tentang bagaimana keadaan rupa mu. Lihat Nda! Aku sekarang sudah bisa mewujudkan mimpiku, aku sudah bisa bersanding dengan orang-orang pilihan dan diterima disebuah Universitas Negeri di Kota Pahlawan ini. Satu mimpi ku telah terwujud, yaitu sekolah di SD Negeri, SMP Negeri, SMA Negeri, dan Universitas Negeri, karena bagiku setiap sekolah yang ada embelembel Negerinya adalah sekolah yang istimewa. Kulangkahkan kaki ku menuju gerbang kampus, ragu, bimbang, takut, malu bercampur menjadi satu. Apa aku bisa melewati ospek ini? Apa aku kuat menanggung semuanya selama tujuh hari kedepan? Aku ingin, tapi aku takut tak mampu. Kulihat pundak kiriku yang terbalut perban putih dengan gendongan yang melingkarinya sangat mengerikkan. Sesekali terasa sakit dan mati rasa, apa aku kuat menjalani semua ini nanti dengan hanya mengandalkan satu tangan. Semoga saja bisa. Nda, semua ini untuk mu. Aku bisa melewati semuanya. Ternyata aku seorang gadis kuat. Karena mu, karena pengorbanan mu, karena air mata mu, karena peluh mu yang selalu basahi jiwaku yang tandus, karena cinta dan kasih sayang mu yang selalu membuat ku tak mampu berhenti mengejar mimpi yang selama ini ku cari. Aku menyayangi mu Nda lebih dari apapun. “Setiap kata adalah doa, mungkin pepatah itu benar adanya. Aku sedang mengalaminya kawan.” Tutur ku dalam sebuah diskusi di saat senja menyapa. “Maksud kamu gimana Ra? Kok bisa begitu?” sahut Pipit teman sekelasku. “Dulu, waktu aku masih SD aku pernah ditanya oleh guruku, apa cita-citamu nanti, dan secara spontan aku menjawab ingin menjadi guru. Aku bingung mau menjawab apa, akhirnya aku berkata ingin menjadi guru. Namun sepertinya perkataan itu akan terkabul kawan. Aku akan menjadi seorang calon guru yang akan membimbing murid-muridku kelak menjadi anak yang berguna bagi agama, nusa dan bangsa. Mimpi itu tak pernah salah.” Dengan bangga dan senyum mengembang akan ku kejar mimpi itu walau terkadang raga ini tak mampu. Teruntuk ibunda tersayang dimanapun beliau berada, terimakasih untuk semuanya, doa, semangat, harapan, tenaga, fikiran dan cucuran air mata. Semua ini untuk mu wahai pelita hidupku. Doaku selalu di nadi mu. (She)
12
SASTRA
Edisi 198 //
PUISI Menjelang Terbenam
Kartini Masa Rumit
Oleh : Nurur Rohim
Oleh: Iswaranjani
Haii, Ibu Kartini? Aku yakin, kini kau ditempatkan Sang Agung di singgasana yang mulia… Ibu, Aku bercerita padamu disini, walau melalui pena dengan bekal sebungkus pungutan harapku yang kutali rapi agar aku bisa memberitahukan padamu lewat dimensi yang aneh ini, Ibu, tak kan lelah Aku memanggilmu “Ibu” sebagai sapaan perkenalanku, karena Ku yakin Kau pernah menebar keharuman di bumi pertiwi ini, dan…. sekarang jiwamu telah di alam sana, Aku sangat yakin, dan sangat yakin walau jarak usiaku mungkin sudah sekian abad denganmu Ibu, namamu Kartini, kujadikan istilah “Kartini masa Rumit” untuk hari ini.. Mengapa? Karena Aku terlalu hafal bahwa pada masaku ini banyak kerumitan setelah kerumitan sirna yang sudah kau perbuat dahulu Inilah, Ibu.. Kau patut tahu ! Ibu, Aku perempuan, sekaum denganmu, tapi Ibu, kini kenapa perempuan tak bisa menjadi perempuan semestinya, Walau maaf, bukankah perempuan yang Kau anggap dahulu adalah perempuan mulia ? Benarkan, Ibu? Ini hanya sekelumit bisikanku untukmu disana tempat kau berbaring rapi… Perlu Kau tahu, tapi jangan menangis, Ibu… jangan menangis
Aku keluar Mencari penawan kegundahan Tapi tak ditemukan Aku sadar aku masih kelabu Wahai sang surya Dengarlah, dengarlah ini Aku ingin tahu lebih banyak Membuka rahasia Tuhan yang terselip di alam Jika engkau adalah CCTV Tuhan dari atas langit sana Tunjukkan padaku setiap rekaman kehidupan Agar aku mengerti Tentang yang ku ceritakan tadi sore Cuma kita berdua yang tahu
Ini Puisi ?
Oleh : Nana Esmeralda Puisi itu rahasia Tersimpan rapi dalam kotak biru muda Puisi itu aroma Harum, mencuat dari masakan ibu pagi ini Puisi itu asap panas Yang mengepul dari cangkir kopi ayah Puisi itu kue kering Yang ku buat bersama ibu di hari libur Puisi itu cinta Setiap baitnya selalu membuatku bertanya, “Apa maknanya?” Puisi itu rahasia, Aroma, Panas, Cinta, Cantik, Menarik, Istimewa, Hati, Hujan, Bulan, Awan, Matahari, Huruf, Hayalan, Imajinasi.. Puisi itu anda Yang membuatku tak pernah kehabisan kata-kata untuk menyapa Apakah ini puisi? Sepertinya begitu…
Ibu, perempuan kini kian merumitkan batin sesamanya, kemuliaan itu sirna karena kesombongan peringainya dalam menapaki bumi pertiwi, betul kan, Ibu? Tak menjadi terhormat dan tak indah sebagai mana semestinya kaum perempuan makhluk Tuhan yang indah, seperti yang Kau katakan dulu.. Ibu, yang ku tahu kaulah Ibu kami, hanya untuk bangsa Indonesia.. Maka, perkenankanlah Aku menyampaikan padamu arsip masa kini… dan agar semua orang tahu dengan coretan pena ini Mengantarkannya pada titik yang harus mereka sadari, tentu teruntuk perempuan.. kaum kita …. Delta, 22.03 wib…
Ibu Ibu, akulah lelaki telanjang te-rajang terurai hanyut dalam palsu tenggak tuang Langkah pun tak mampu terjang meradang Hingga mimpi tak kunjung datang ‘kan terserak ‘ku tinggal belulang Kini bukan saja ‘ku terhempas lepas arah namun pula lupa cara menunggang kuda Bukan tak nyali menghunus pedang jarah namun karatnya tlah robek dawai diri jiwa
Surat
Hanya do’amu perisai langkah dalam setapak mimpi dan tirani jua ketika nyala jiwa-jiwa murka hingga padam dengan tuang kau do’a
Oleh : Angga Yuda Pratama
Surabaya, November 2014
Teknokrat, berpangkat terhormat Dengarkan jeritan rakyat Kami.. Hanya ingin Tilam dan garam
OASE
// Edisi 198
TIPS
13
TEKA-TEKI SILANG GEMA V.198
Tips Persiapan Menghadapi Asean Community 2015 bagi mahasiswa: 1. Mencari informasi tentang Asean Community 2015. Tentunya sebagai mahasiswa kita harus update tentang berita-berita terbaru agar nantinya kita tidak kudet (kurang update). Selain itu, sebagai mahasiswa tentunya wawasan yang kita punya harus lebih banyak. 2. Mengadakan diskusi umum dengan teman mengenai Asean Community 2015. Dengan diskusi kita dapat saling menukar pikiran mengenai Asean Community 2015 dan tentunya menambah teman. 3. Mengadakan sosialisasi kepada sesama untuk memperkenalkan tentang Asean Community 2015 agar segala lapisan masyarakat Indonesia dapat mengerti dan membantu berpartisipasi dalam Asean Community 2015, sehingga Indonesia akan sukses dalam Asean Community 2015 apabila semua warganya mau bekerja sama untuk membangun perekonomian Indonesia yang lebih baik.
Berbagi Cerita Luar Biasa dari Tanah Gletser
Mendatar 2. 5. 6. 7. 8. 9. 13. 14. 15. 18. 19. 20.
nama pembantu rektor III Unesa sebutan untuk para mentri-mentri kepemimpinan Jokowi-Jk masyarakat ekonomi Asean permukaan bumi yang menjulang lebih tinggi cerita tentang hewan-hewan negara yang dikenal dengan 100 wihara ulang tahun Unesa suku asli benua Australia tari yang berasal dari Sumatera Barat apak ekonomi dunia nama foodcourt Unesa teori relativitas Enstein
Menurun 1. 3. 4. 10. 11. 12. 16. 17. Siapa sangka Himapala Unesa berhasil menjelajahi tiga sungai di New Zealand. 2 Tim dengan beranggotakan 8 orang ini telah menjelajahi sungai Kaituna, sungai Rangatiki dan sungai Ngaruroro pada tanggal 27 November – 7 Desember 2014. Dalam mempersiapkan ekspedisi, semua anggota Tim dibekali materi dan pelatihan yakni materi dokumentasi dan Jurnalistik, latihan dayung di Sungai Rolak, Surabaya setiap hari senin dan kamis. Selain itu juga diberikan Try Out Rafting sungai di Malang dan Tasikmalaya. Pembekalan tersebut dimulai pada November 2013 hingga November 2014. Kedua Tim berbagi cerita dalam acara Presentasi New Zealand Rafting Expedition pada 18 Desember 2014 di Gedung I6 Fakultas Ilmu Sosial Unesa. tujuan diadakannya acara ini adalah untuk berbagi pengalaman dan cerita menarik. Ekspedisi dengan tema “Persembahan Himapala Unesa untuk Almamater dan Negeri Tercinta” ini mulai pukul 13.50 WIB. Acara dibuka dengan Upacara terlebih dahulu lalu sambutan Kabag Kemahasiswa Unesa dan Pembina Himapala Unesa. Dalam sambutan keduanya menginginkan semua anggota Himapala Unesa tetap berprestasi dalam akademik. “Prestasi dan Organisasi harus seimbang dan selaras” ujar Lutfiah Nur Laela, selaku Pembina Himapala Unesa. Sebelum presentasi, dibacakan terlebih dahulu profil kedelapan anggota Tim ekspedisi yaitu : Dimas Prasetyo Kurniawan, Choirul Huda, Ullumuddin Fanani, Anggar Sukmana Saputra, Rizal Fanani Aziz, Dwi Zulaikah, Fitria Indriani, dan Nafisha Ratnasari .
pembuat media sosial facebook candi terbesar di Indonesia alat musik yang berasal dari Nusa Tenggara Timur 22 Desember gelar seorang sarjana teknik Iayah Rama dalam epos Ramayana makanan khas Yogyakarta koran yang dipimpin Dahlan Iskan
Bercerita tentang pemberangkatan, mereka berangkat dari Surabaya menuju Bandara Ngurah Rai Bali lalu terbang dan transit di Sidney. Australia. Disana mereka dijemput oleh salah seorang dari Auckland University Canoe Club (AACC) dan meneruskan perjalanan ke New Zealand. Saat tiba dilokasi kedelapan orang ini disambut oleh suku Maori, suku asli sana dengan salam berbagi nafas dengan menempelkan dahi dan hidung. Perbedaan sungai di New Zealand dan Indonesia adalah kebersihannya, bahkan keadaan alampun juga sangat bersih. Apabila terlihat sampah, akan ada hukuman bagi yang melanggar. Ketiga sungai yang menjadi tempat rafting berada di berbeda kota. Pengalaman menarik adalah terjun dari Tutea Waterfall dan Jeff Joys. Setelah terjun dari air terjun perasaan lega dan takjub dirasakan kedua Tim tersebut. “bukan sesuatu yang mudah melewati kedua air terjun, butuh latihan yang ekstra” ujar salah satu anggota Tim Ekspedisi. Disana mereka juga bertemu banyak orang asing yang mereka minta untuk mengucapkan “Selamat Ulang Tahun Universitas Negeri Surabaya ke-50”. Acara terbesar Himapala Unesa ini baru diadakan tahun 2014 dan bertepatan dengan Dies Natalis Unesa ke-50. “harapannya tahun depan diadakan rafting di negara-negara lain” ujar Dimas selaku ketua pelaksana ekspedisi. (Andini Oktaputri/AO)
14
OPINI
Edisi 198 //
MEA (Masyarakat Ekonomi Asia) merupakan suatu tuntutan bagi negara ini dan bukan lagi sebuah pilihan. Bila kita sadari sejenak MEA dapat menjadi lahan peningkatan kesejahteraan tetapi juga dapat menjadi bumerang bagi Indonesia. Produktivitas kita yang masih belum memadai dan kurangnya sumber daya manusia yang kompeten menjadi masalah yang tak kunjung usai di negeri ini. Namun bila kita mau dan mampu berinisiatif mungkin segala ketakutan kita bukan lagi menjadi alasan. Peningkatan rasa cinta produk dalam negeri, inilah yang saat ini dapat dan harus kita gencarkan. Berbagai momen perayaan atau hajat besar yang membutuhkan
Natal Siaga MEA
citra lebih sering kali menggunakan kiblat gaya barat. Hal ini merupakan kebiasaan yang harus segera dihapuskan. Sebaiknya tradisi ini diganti dengan pemanfaatan barang-barang lokal dan kiblat gaya Indonesia saja. Bukankah bangsa ini kaya akan budaya yang belum tersentuh keindahannya? Bayangkan ketika budaya asli Indonesia dimodifikasi sedemikian rupa untuk suatu perayaan, bukankah akan sangat menarik? Misalnya momen natal dan tahun baru 2015 yang akan segera kita songsong bersama. Pada momen ini akan membludak kebutuhan pohon natal, cokelat, terompet, kembang api dan sebagainya. Pernahkah terlintas di benak kita bila pohon natal
kita ubah konsepnya menjadi ala reog Ponorogo? Pohon berhias sintetis bulu burung merak ditemani lampu warna-warni dengan kepala harimau mini sebagai puncak pohonnya. Atau desain pohon natal dengan kuliner khas Indonesia, sebagaimana tumpeng pada upacara-upacara adat kita. Pohon natal nasi kuning lengkap dengan lalapannya dihias lampu dan pita beraneka warna. Kemudian untuk kostum sinterklas, bisa kita modifikasi dengan kain Ulos Sumatra dengan topi batik ditambah lonceng di ujung topi. Bukankah warna baru yang kita suguhkan ini layak dicoba? Lalu terompet tahun baru, kita ganti desainnya seperti terompet naga khas pengiring kuda lumping atau
dibuat menyerupai rumah adat Indonesia. Sebenarnya banyak sekali inovasi yang dapat kita lakukan, semua tergantung niat dan tekad dalam diri kita masing-masing. Dengan begitu kita tidak hanya mencintai budaya sendiri, tetapi dapat memperkenalkan Indonesia pada dunia. Kita dapat menunjukkan natal ala Indonesia dan gebrakan baru hanya dari Indonesia. MEA bukanlah suatu momok yang harus ditakuti atau dihindari, tetapi MEA harus kita hadapi. Dari natal ala Indonesia menuju Indonesia yang lebih baik. Selamat datang MEA, kami siap menjamu anda. (NH)
Penyakit Dalam Kehidupan Kampus yang Perlu Diobati (Sebuah Kritik) Oleh Yaroh Wahyu Kinasti
Saya ingin memberikan sepatah kata yang mungkin juga dirasakan oleh mahasiswa lainnya. Berkaitan dengan yang terjadi pada proses perkuliahan. Pertama, ketika proses pembelajaran berlangsung mahasiswa berupaya untuk aktif dan berfikir, dan saya melihat bahwa mahasiswa Unesa cukup t ,Mereka bekerja kerggap dengan hal itu. Agar mendapatkan hasil yang terbaik, dengan IPK yang memuaskan, mahasiswa Unesa berjuang untuk mendapatkan ilmu dengan berangkat ke kampus jalan kaki. Namun, ketika masuk ke dalam kelas apa yang didapatkannya ? mereka ada yang main musik, ada yang berbincang-bincang sendiri , ada yang membaca buku, ada yang melamun, ada yang asik memainkan gadget. Padahal Orang tua mereka
bersusah payah untuk mencari sejumlah uang demi anaknya menuntut ilmu ke jenjang yang lebih tinggi . Sebenarnya apa yang salah dari mereka? Saya tahu bahwa dalam perkuliahan mahasiwa yang lebih menonjol untuk interaksi aktif dengan dosen . Namun pada kenyatannya sedikit sekali dosen yang meluangkan waktu untuk memberikan kinerja yang baik demi memberikan ilmu ke anak didik pemimpin bangsa ini.Setiap dosen mempunyai ciri dan cara mengajar yang berbeda-beda. Baik itu dengan cara proses perkuliahan secara langsung maupun tidak langsung. Beberapa dosen yang saya lihat secara langsung ada yang kurang berkonsentrasi dalam memberikan materi seperti tidur saat proses belajar mengajar, ada yang sibuk dengan
alat komunikasinya , ada yang sibuk mengobrol dengan pendampingnya. Kemudian hal yang saya tanyakan adalah mengapa pada saat dosen tidak dapat hadir tidak diberikan dosen pengganti ataupun assisten? Ketika dosen berhalangan ataupun izin ke luar kota maupun ada keperluan wajib yang tidak dapat ditinggal, seharusnya pihak yang berwenng memberikan dosen pengganti ataupun assisten dosen agar proses perkuliahan tetap berjalan. Tidak seperti berdiri tanpa sandaran kaki. Pada awal masa perkuliahan sebagian besar dosen memberikan GBRP, tetapi dosen yang lain tidak menjelaskan GBRP padahal itu penting untuk mahasiswa, dan pada saat diberikan garis besar rencana perkuliahan ada yang tidak memberikan materi yang
sesuai GBRP. Sebagian dosen yang memberikan materi secara efektif saya sangat salut kepada beliau semoga dosen yang lain dapat memberikan materi yang sesuai dan dalam proses pengajaran apa yang disampaikan bisa berguna dan tidak mubadzir, diaggap negatif, sangat merugikan mahasiswa. Karena, mahasiswa membutuhkan kinerja dosen yang berkualitas serta proses perkuliahan yang efetif dan efisien. Semoga rektor Unesa memberikan Pengarahan serta evaluasi terhadap bapak dan ibu dosen agar hal-hal yang dinilai negatif menjadi positif agar negeri ini dipimpin oleh pemimpin yang bersahaja.
Dilema Antara Menyambut MEA atau Menyambut Konflik Besar Tahun 2015 adalah tahun yang digadang-gadang oleh beberapa negara di kawasan Asia Tenggara yang tergabung dalam ASEAN, sebagai tahun bebasnya warga asing untuk masuk ke dalam negara Indonesia. Tak cukup sampai disitu saja mereka siap untuk bersaing memperebutkan berbagai jenis pekerjaan di wilayah Indonesia, Sudahkah Indonesia siap dengan keadaan seperti ini? Keadaan ketika mereka harus sadar akan bertambahnya jumlah dan kualitas pesaing mereka dalam mendapatkan mata pencaharian. Sebuah situs mengatakan bahwa Indonesia adalah penggagas Asean Community, tetapi dalam kenyataannya Indonesia kalah dengan posisi kesiapan itu dengan Singapura. Menurut pandangan sosiologi dari Karl Mark bahwasanya di dalam
suatu masyarakat pasti akan muncul sebuah konflik sosial yang disebabkan adanya perbedaan kalas diantara masyarakat yakni masyarakat kaum borjuis atau pemilik modal (golongan kaya) dengan masyarakat kaum proletar yakni masyarakat miskin atau buruh. Ketika kabar mengenai bebasnya masyarakat asing untuk masuk dan bersaing dalam memperebutkan pekerjaan maka kondisi masyarakat pasti mengalami ketidak stabilan, yaitu ketika yang kaya akan semakin kaya dan yang miskin di takutkan akan juga semakin miskin sehingga adanya suatu konflik besar di khawatirkan akan menghancurkan dan memporak porandakan negeri ini. Hal ini semakin membuat dilema sosial negeri ini mengenai pertanyaan yang sering muncul di telinga kita, siapkah Indonesia menyambut MEA? atau bahkan yang lebih ekstrim kali
ini apakah Indonesia siap untuk menyambut konflik besar 2015? Kini pemerintahan baru di tangan presiden Jokowi menjadi sorotan berbagai topik di berbagai seminar, mengenai kesiapan Indonesia menyambut MEA 2015 di tangan pemerintahan baru. Tentulah hal itu bukan perkara yang mudah. Hal ini bukan hanya tanggung jawab seorang saja atau dalam hal ini presiden Jokowi tetapi semua elemen masyarakat di pertanyakan tanggung jawab dan kesiapannya dalam menyambut MEA 2015 yang akan mendatang. Mengapa? Karena jikalau kebijakan Presiden Jokowi baik dan unggul jikalau masyarakat tidak mendukungnya maka apalah arti sebuah kebijakan yang membangun jika rakyatnya sendiri “ogah� dan acuh tak acuh kepada kebijakkan tersebut,meskipun memang pemerintahan yang baru ini sangat
berpengaruh dan berperan penting dalam hal kemajuan atau malah kemrosotan yang membawa kehancuran negeri ini. Kesadaran mengenai sangat pentingnya untuk memperhatikan bagaimana upaya kita dalam mempersiapkan diri untuk menyambut dan siap bersaing dalam MEA 2015 adalah kewajiban utama semua elemen masyarakat karena jika kita tidak pandai-pandai untuk mempersiapkannya maka tidak menutup kemungkinan bahwa MEA 2015 berpotensi instabilitas perekonomian nasional bahkan secara tidak langsung pelanpelan asset negara kita akan hilang dimakan oleh penguasa Asean tersebut. Sehingga pertanyaan semacam ini “siapkah Indonesia menyambut MEA 2015?� tidak lagi dipertanyakan karena jawaban itu ada pada pundak kita masing-masing. (DN)
SAMBUNGAN
// Edisi 198 sambungan hlm. 6 “Pramuka”.... untuk melihat situs-situs sejarah yang ada di sana. Sore harinya mereka turun gunung dan menuju lentera kemah hingga hari terakhir. “Pokoknya kegiatan ini banyak serba serbi budaya. Temanya saja kita ambil budaya. Tetapi kita juga menyelipkan perayaan ulang tahun pramuka yang ke-32 pada pembukaan kegiatan ini”, sahut Fery Rahmawati selaku ketua pelaksana di kegiatan ini. Kegiatan yang diselenggarakan tanggal 10-15 November ini merupakan program kerja dari Dewan Racana yang dananya berasal dari rektorat, sumbangan alumni, sponsor, dan swadaya peserta.(acn) sambungan hlm. 6 “Borobudur”.... pada 23 Nivember tentang pasang surut peradaban di Indonesia. Ada pula lomba mewarnai celengan majapahit dan menggambar logo Unesa dengan alokasi waktu 2 jam. “Dengan mengingat dan memperingati sejarah negara, akan menciptakan rasa bangga dan dengan sejarah kita mampu bersaing di era globalisasi ini” ujar Hanan Pamungkas salah satu Dosen Pendidikan Sejarah. Senada dengan Hanan, Dwi Surya mengaku acara ini sangat bermanfaat. “Dengan acara ini saya menjadi tau lebih tentang sejarah di Indonesia dan menambah wawasan saya” ujar mahasiswa pendidikan sejarah tersebut. AO) sambungan hlm. 6 “himapala”.... 160 juta yang bersumber dari banyak pihak antara lain pihak Birokrasi Universitas Negeri Surabaya, Obec Rafting, Noars Rafting, Dirjen Perguruan Tinggi dan juga persatuan pelajar serta tim gayung di Negara New Zealand itu sendiri. Tim ekspedisi yang beranggotakan 8 orang dari berbagai fakultas dan tingkatan semester ini merupakan mahasiswa pecinta alam beruntung yang akan mengarungi 3 sungai di tanah New Zealand yaitu sungai Kaituna, Sungai Rangatiki dan Sungai Ngaruroro. Salah satu sungai yaitu sungai Kaituna merupakakan sungai tempat kejuaran dunia rafting dilakukan, sungai tersebut memiliki air terjun setinggi 7 meter. Delapan orang ini terpilih melalui open recruitment ketat yang dilaksanakan dalam beberapa tahap mulai dari wawancara, tes fisik dan sebagianya. Bahkan dalam persiapannya, tim juga diberikan pengajaran bahasa inggris guna memudahkan berkomunikasi dengan masyarakat disana. Karena dalam ekspedisi ini tidak ada pembina dan murni hanya akan dilakukan oleh 8 orang mahasiswa, maka pembina Himapala Prof. Dr. Lutfiyah Nurlaelah. M.Pd. selalu memberikan yaitu “Jaga kesehatan, jaga keamanan, dan jaga kehormatan”. Beliau juga berharap dalam pengarungan 3 sungai ini mereka tidak hanya membawa oleh-oleh dokumentasi foto dan video tetapi juga
sebuah buku yang menceritakan perjalanan mereka selama di New Zealand, buku tersebut akan dipersembahakan sebagai hadiah Universitas Negeri Surabaya ke-50. (ndah) sambungan hlm. 6 “Asing”.... mental yang kuat menghadapi bangsa lain yang akan masuk ke Negara kita menawarkan berbagai produk , kita harus mempersiapkan mental agar kita dapat bersaing dan ikut memasuki dunia mereka. Bahasa sesuai dengan Negara, ini yang diinginkan mereka yaitu jika ada pendetang dari Negara asing datang ke Indonesia bukan kita harus belajar bahasa mereka saja namun mereka juga harus belajar bahasa kita juga. Bakat bisnis, dalam pasar bebas aktifitas lebih ditekankan pada aspek bisnis dan ini menjadi tuntutan kita untuk mempelajari bisnis mulai dini, dengan mengikuti seminar-seminar tentang bisnis dan menerapkannya secara bertahap . ini bertujuan memudahkan kita menghadapi persaingan dagang dengan luar negeri ketika pasar bebas. Meningkatkan aspek kependidikan bagi mahasiswa jurusan pendidikan, dalam pasar bebas dimungkinkan banyak orang yang ke Indonesia dan menawarkan jasa mereka dalam bidang pendidikan maupun yang lain. Dan jika di dalam bidang pendidikan maka itulah yang akan menjadi batu kerikil bagi mahasiswa jurusan pendidikan maka dari itu kualitas tenaga pendidikan kita harus lebih ditingkatkan agar dapat bersaing dengan tenaga pendidikan dari luar negeri. Itulah ulasan pikiran yang mereka tuangkan dalam diskusi di lingkungan kampus sore itu. Pasar bebas akan berdampak pada siapa saja maka dari itu kita harus mempersiapkannya dimulai dari diri kita sendiri. (tik) sambungan hlm. 6 “Tim FE”.... saikan 30 soal essay dalam waktu 30 menit. Babak ketiga kasus pajak (bobot 50%), pada tahapan ini, peserta harus menyelesakan satu kasus tentang pajak dalam waktu satu jam secara berkelompok (tiga orang). Tahap keempat dan terakhir adalah babak debat pajak, peserta yang dapat mengikuti babak ini hanya ada 8 tim yang telah berhasil memperoleh nilai lebih tinggi daripada 11 tim lainnya berdasar akumulasi dari ketiga babak sebelumnya. Satu-satunya tim Unesa yang merupakan mahasiswa semester tujuh jurusan S1 Akuntansi harus melawan Politeknik Komputer Niaga LPKIA Bandung. Setelah berjuang melewati berbagai kerumitan dalam persoalan pajak, akhirnya dewan juri yang murni dari Kanwil Direktorat Jenderal Pajak Wajib Pajak Besar memutuskan tiga tim yang menjadi juara. Juara pertama dari Politeknik Komputer Niaga LPKIA Bandung, sementara di peringkat kedua adalah Universitas Negeri Surabaya yang hanya selisih
nilai dua poin dari juara pertama, dan juara ketiga adalah STIE Suta Atmaja Bandung dengan selisih nilai dua puluh poin dari juara kedua, tim Unesa. “Kami merasa sangat bangga dan senang bisa menjadi juara kedua dalam lomba olipiade pajak tingkat nassional kali ini, karena ini pertama kalinya kami harus melawan 19 tim dari Universitas di Indonesia yang berlatar belakang dari Jurusan D3 Pajak atau S1 Perpajakan. Sedangkan dari kami bertiga bukan merupakan mahasiswa dari jurusan tersebut”, ungkap Eka salah satu tim Unesa yang ditemui di FE Unesa. Rasa bangga tak hanya dari ketiga mahasiswa tersebut, para dosen FE dan mahasiswa FE lainnya, khususnya keluarga akuntansi Unesa merasa sangat bangga dengan raihan yang diperoleh Didi, Novi, dan Eka (sapaan akrab mereka). Ketiganya berharap, kemenangan-kemenangan seperti ini dapat diteruskan oleh generasi-generasi berikutnya. sambungan hlm. 6 “JPC”.... kedua Entertainment dimulai pukul 07.30 s.d. 22.00 WIB yakni : J-Fashow, Dance Cover, lomba karaoke, Obake Yashiki, dan penampilan band Terdapat pula stand-stand disepanjang jalan T8 yang menjual aksesoris Jepang dan makanan serta minuman khas Jepang. Sebanyak 77 panitia dari angkatan 2012-2014 turut andil dalam mensukseskan JPC 2014 ini. Muhammad Ali selaku ketua pelaksana mengaku butuh banyak panitia karena acaranya tidak dalam lingkup unesa saja namun juga luar unesa “JPC tahun ini cakupannya lebih luas hingga se-Jawa sehingga peserta dan pengunjungnya juga lebih banyak. Maka dari itu butuh panitia yang professional dan banyak” ujar mahasiswa Bahasa Jepang angkatan 2012 tersebut. Ali juga berharap untuk tahun depan pengunjung JPC menjadi 10 ribu orang dan cakupannya bisa diperluas juga. (AO) sambungan hlm. 7 “Presiden”.... Fakultas Ekonomi UNESA melaksanakan kegiatan yang bernamakan National Economic View yang dilaksankan pada tanggal 6 Desember lalu. Kegiatan yang bertemakan “Harapan dan Tantangan Ekonomi Nasional Ditangan Presiden Baru” dengan keynote speaker Thomy Andryan (Asisten Direktur Tim Statistik Survei Laison Kpw Bank Indonesia Wilayah IV, perwakilan dari bapak Drs. H. Syaifullah Yusuf serta Prof. Erani Yustika selaku Guru Besar Universitas Brawijaya dan pernah menjadi moderator debat Presiden ini diikuti oleh 450 mahasiswa yang berasal dari berbagai universitas. Seminar ini membahas banyak hal mengenai tabel-tabel kuantitatif yang menggambarkan negara Indonesia saat ini. Mulai dari perkembangan suku bunga riil, perkembangan indikator utang, pergerakan inflasi, perkembangan postur APBN 20052013, realisasi APBN 2005-2013 dan banyak hal lainnya. Sebagian besar menjelaskan prestasi dan frustasi
15
negara Indonesia beberapa tahun ini. Kalau disimpulkan bahwa kegagalan perekonomian disebabkan oleh beberapa hal yaitu perdagangan, nilai tukar rupiah, inflasi, suku bunga, rasio utang, debt service ratio, sektor fiskal, nilai tukar petani (NTP) dan ketimpangan yang tidak seimbang. Menurut Prof. Erani Yustika perlu adanya 3 solusi yang beliau sebut 3 poros ekonomi yaitu transformasi ekonomi, keadilan ekonomi, dan yang terakhir daya saing ekonomi. Solusi yang pertama transformasi ekonomi, yaitu dengan penguatan sektor basis yang kokoh melalui penguatan sektor pertanian dan SDA dengan melakukan kebihjakan reforma agrarian, subsidi input, infrastruktur desa dan pertanian, metode tanam kolektif, pembatasan kepemilikan lahan, bank tani, menegakkan pohon industri lalu namun harus disertai dengan sektor keuangan yang sehat dan berpihak. Solusi yang kedua keadilan ekonomi, melihat fakta pertumbuhan ekonomi dan pendapatan perkapita yang naik lumayan tinggi namun kesejahteraan rakyat golongan menengah kebawah menurun harus diatasi dengan pendekatan asset, penguatan kapabilitas manusia, penciptaan lapangan kerja permanen yang layak dan kebijakan fiskal (pajak) yang progresif. Solusi yang terakhir yaitu daya saing ekonomi Indonesia yang masih terhalang oleh birokrasi yang dikenal pelayanan yang masih lambat, mahal dan rumit, korupsi yang sekan tidak kenal waktu dan keterbatan infrastruktur yang menyebabkan ongkos logistik mahal. Solusi yang ditawarkan oleh Prof. Erani Yustika adalah promosi ekspor yaitu kombinasi dari keterkaitan antarasektor ekonomi, keragaman komoditas dan penetrasi pasar, lalu solusi lain yang ditawarkan adalh keterbukaan ekonomi yaitu dengan pengendalian pasar dan penguatan pasar domestik. Prof. Erani Yustika berharap dapat muncul pemikiranpemikiran handal dari civitas akademi dalam mengatasi persoalan ekonomi yang ada. (ss) sambungan hlm. 7 “Ecoly”.... Tanggal 23 November 2014 para tim memperebutkan juara dengan jumlah total hadiah sebesar 8,2 juta rupiah serta memperebutkan trophy Gubernur Jawa Timur, trophy Rektor Unesa, dan trophy Dekan Fakultas Ekonomi Unesa. Perjuangan pun akhirnya berakhir ketika juara pertama ECOLY UNESA 2014 sudah diumumkan yaitu juara bertahan, SMA 2 Petra Surabaya. ECOLY UNESA 2014 bertemakan “Meningkatkan Potensi Generasi Muda yang Cerdas dan Solutif Demi Terciptanya Pendidikan dan Perekonomian Bangsa yang Lebih Berkualitas” ini, semoga dapat benar-benar bertujuan mengetahui, menguji, dan menambah wawasan pelajar SMA dan MA se-Jawa-Bali tentang dunia Ekonomi dan agar mereka dapat berkontribusi untuk Indonesia yang lebih maju.
16
GALERI
Edisi 198 //