architecture -portofolio-
Muhammad Hasby Selected Work(s)
Personal Information Muhammad Hasby Misbahuddin Abdulkarim DOB A M E IG
: October, 28th 1999, Denpasar : Jln. Bukit Kencanasari Timur Blok H-10, Surabaya : +62 823 3860 0500 : muhammadhasby12@gmail.com : hasbyy
Education 2017-2021 Universitas Sebelas Maret (UNS), Surakarta Major in Architecture with GPA 3,65/4,00
Highlights Fast learner Able to work under pressure Hardworker Cooperative Problem solver
Interest Basketball Architecture Typography Music Tech Agriculture
Software Skills
Working Experiences
Autocad 2D Sketchup
2019 1 Months Internship at CITRAKARA, Sukoharjo
Lumion Enscape
2020 3 Months Internship at SB301, Surabaya
Adobe Photoshop Adobe Illustrator Adobe InDesign Adobe XD
Competition Experiences
Microsoft Office
2018 Etalase UNNES “The Unexpected Space”
Organizational Experiences
2019 WEX UGM “Contextual Restroom”
2018 Vastu Vidya Student Association Department of Architecture Staff of Human Resourches Development Decoration Coordinator of “Perayaan Tahun Ajraran Baru - Tetris” PTAB 2018 Department of Architecture Head of “SPARTA” Satuan Perang Arsitektur Student Euphorian Exhibition Staff of Archevent 2018 “Architecture for Millenials” 2019 Head of Vastu Vidya Student Association Department of Architecture Publication Staff of Archevent 2019 “Mampir Sejenak” 2020 Staff of Engineering Faculty Student Council Public relations, Accomodation, and Licensing Coordinator of Archevent 2020 Design Division of KKN Bayan
120 International Architecture Competition “Svalbard” ARCHEVENT UNS “Mampir Sejenak” AFAIR UI “Urban Detox” ARCHPROJECT ITS “MORPH” 2020 AKSI REAKSI UNSRI Top 5 2021 PARADESC UNPAR “Adaptive Reuse” 1st Winner ARCHIFUN XI UMS “Rumah Mandiri Pangan” 3rd Winner WEX UGM “Kembali Susuri Arti” 1st Winner
Work(s)
Undergraduate
Final Architecture Studio Gunung Sewu Eco-Park
Competition
PARADESC UNPAR Onthouden
WEX UGM G30SPKI Memorial Park
FREELANCE PROJECT Housing
FREELANCE PROJECT Coffee Shop
Professional
INTERNSHIP PROJECT Coffee Shop
FREELANCE PROJECT Coffee Shop
GUNUNG SEWU ECO-PARK Pengembangan Kawawasan Ekowisata Geopark Gunung Sewu Undergraduate Work Year Site Mentor
: Final Architecture Studio : 2021 : Gunung Sewu, Wonogiri : Purwanto Setyo Nugroho, S.T., M.T. : Tri Yuni Iswati, S.T., M.T.
Bank Indonesia (BI) menyatakan bahwa sektor pariwisata merupakan salah satu sektor penyumbang devisa negara terbesar. Hal ini dikarenakan sumber daya untuk mengembangkan pariwisata di Indonesia adalah berasal dari dalam negeri. Baik sumber daya manusia itu sendiri, wilayah, sumberdaya alam, keragaman sosial budaya bahkan kuliner turut andil sebagai potensi untuk mengembangkan pariwisata di Indonesia. Mengenai pariwisata, di Kabupaten Wonogiri sendiri capaian pendapatan pada sektor wisata mengalami penurunan pada tahun 2018, 2019, dan 2020. Permasalahan lain yang muncul adalah tingginya tingkat kemiskinan yang ada di Kabupaten Wonogiri. Bahkan Wonogiri sendiri merupakan salah satu kabupaten dengan laju ekonomi yang rendah diantara kabupaten di Indonesia. Padahal, Kabupaten Wonogiri memiliki potensi yang sangat besar di bidang wisata khususnya wisata alam. Geopark Gunung Sewu yang membentang dari DIY, Kabupaten Wonogiri, hingga Kabupaten Pacitan dikukuhkan sebagai Gunung Sewu Unesco Global Geopark oleh UNESCO pada tahun 2015. Hal ini menandakan bahwa Geopark Gunung Sewu merupakan kekayaan yang dimiliki Indonesia khususnya Kabupaten Wonogiri sebagai potensi yang sangat besar sebagai obyek wisata alam sehingga dapat mendongkrak permasalahan kemiskinan yang terdapat di Wonogiri. Terdapat 3 pilar utama kekayaan yang dimiliki Geopark Gunung Sewu, yaitu Geodiversity, Biodiversity, hingga Culturaldiversity. Salah satu situs Geologi yang masih lestari hingga saat ini adalah bekas aliran sungai Bengawan Solo Purba
9
9
6
4 8
LEGENDA 1
Tourism Information
2
Office
3
Geo Attraction Area
4
Bio Attraction Area
5
Cultural Attraction Area
6
Cottage
7
Glamping
8
Transition Zone
9
Parking Zone
7 2 3
8
8 1
9
5
MASTERPLAN
TOURISM INFORMATION Tourist Information Center merupakan area penerimaan dengan fungsi pembelian tiket dan memberikan informasi secara umum tentang edukasi mengenai Geopark Gunung Sewu serta kekayaan yang dimiliki Geopaark gunung Sewu. Selain itu terdapat retail umkm untuk menjual kerajinan tangan khas daerah setempat sebagai buah tangan para pengunjung.
OFFICE Ofiice difungsikan untuk menjalankan fungsi pengelolaan yang dilakukan oleh para pengelola kawasan ekowisata Geopark Gunung Sewu,
GEODIVERSITY ATRACTION AREA
GEOLOGICAL MUSEUM Geological Museum difungsikan untuk mengedukasi pengunjung tentang ilmu-ilmu geologi secara tematik dan sekuensial.
ARCHEOLOGICAL GALLERY Archeological Gallery difungsikan untuk menyimpan dan mempamerkan bukti-bukti arkeologi yang tersebar di sekitar Geopark Gunung Sewu. Bangunan ini memiliki visi mengedukasi serta mengkonservasi bukti-bukti purba agar lestari hingga masa depan.
BIODIVERSITY ATRACTION AREA
AVIARY Aviary difungsikan untuk mengkonservasi hewan khas Jawa Tengah khususnya unggas guna agar lestari. Selain itu Aviary memiliki visi untuk mengedukasi para pengunjung tentang hewan khas wilayah setempat yang harus dilestarikan.
SKYWALK GARDEN Skywalk Garden difungsikan untuk mengkonservasi fauna maupun flora khas Jawa Tengah. Bio Garden memiliki visi untuk mengedukasi para pengunjung tentang fauna maupun flora wilayah setempat yang harus dilestarikan
CULTURALDIVERSITY ATRACTION AREA
CULTURAL GALLERY Cultural Gallery difungsikan untuk memamerkan kesenian khas wilayah setempat seperti batik, alat musik, hingga kerajinan. Bangunan ini memiliki visi untuk mengedukasi para pengunjung mengenai kebudayaan yang dimiliki wilayah setempat`
PASAR WARGA + WORKSHOP BUDAYA Pasar Warga difungsikan untuk para pengunjung yang ingin menikmati kuliner maupun membeli kerajinan khas masyarakat setempat. Cultural Workshop Space difungsikan untuk para pengunjung yang ingin mempelajari tentang kesenian kebudayaan setempat seperti batik wonogiri, kesenian tari Wonogiri, hingga drama dan alat musik khas Wonogiri.
G30SPKI MEMORIAL PARK Manifestation of Sukitman Memories, The Survivor of G30SPKI Competition : WEX UGM 2021 Status : 1st Place Site : Lubang Buaya, Jakarta Timur Partner : Tajmulka Siraj Mumtaz : Geri Amora Putra Jurors : Effan Adhiwira (EFF STUDIO) : Kurnia Widiastuti (Dosen Arsitektur UGM) : Wiendi Nuryanti (Dosen Arsitektur UGM)
G30SPKI Memorial Park : Manifestation of Sukitman Memories, the Survivor of G30SPKI adalah sebuah bentuk Taman Peringatan kisah bersejarah yang dialami oleh Sukitman, seorang penyintas keganasan PKI pada masa G30SPKI di Kecamatan Lubang Buaya, Jakarta Timur. G30SPKI Memorial Park : Manifestation of Sukitman Memories, the Survivor of G30SPKI berusaha untuk menyuarakan kembali pengalaman kelam Sukitman selama G30SPKI dengan menghadirkan pengalaman ruang yang dapat mengintervensi seseorang secara fisik mapun spiritual. Obyek ini juga berusaha untuk menghubungkan kembali sebuah konteks masa lalu (Past) dengan masa sekarang (Present), sehingga terbentuklah benang merah yang menghubungkan dengan masa depan (Future). Sehingga proses perjuangan panjang nan melelahkan para pendahulu dapat selalu dikenang dan tidak akan pudar selamanya.
HISTORY CONTEXT
SITE CONTEXT
Sukitman Pelabuhan Ratu, 30.03.1943 Depok, 13.08.2007 Sukitman merupakan saksi sejarah terjadinya Gerakan 30 September 1965 oleh Partai Komunis Indonesia G30S/PKI dan penemu lokasi pembuangan jenazah para jenderal Pahlawan Revolusi Lubang Buaya, Jakarta Timur. Pada 30 September 1965 di malam hari, Soekitman sedang menjalankan tugas patroli. Tiba-tiba, terdengar suara tembakan diikuti rentetan letusan senjata. Ia bergegas menghampiri sumber suara ke arah kediaman Jenderal DI Panjaitan. Namun, sekelompok orang menghadang dan menculiknya. Agen Polisi Tingkat II Soekitman ikut dibawa ke Lubang Buaya dan menjadi salah satu saksi penculikan dan pembunuhan beberapa pemimpin TNI dalam Peristiwa G30S/PKI yang berada di Kecamatan Lubayng Buaya Jakarta Timur. Atas jasa-jasanya, dia mendapatkan kenaikan pangkat dari AKP (Ajun Komisaris Polisi) menjadi AKBP (Ajun Komisaris Besar Polisi).
Site berada di Kelurahan Lubang Buaya, Kecamatan Cipayung, Jakarta Timur, Provinsi DKI Jakarta. Site berada dalam kawasan bersejarah G30SPKI. Pada Sekitar site dengan radius 500 meter, tedapat museum lubang buaya, museum kesaktian pancasila, museum pengkhianatan PKI, dan sebagainya. Sehingga site terintegrasi dengan kawasan wisata sejarah G30SPKI di Jakarta Timur.
MOMENTS
Sukitman yang sedang berjaga seketika mendengar suara tembakan. Sukitman merasa kebingungan dan dihantui oleh perasaan mencekam karena tidak tahu-menahu apa yang terjadi.
Sukitman ditahan oleh anggota PKI dengan mata yang tertutup oleh kain yang diikat dikepalanya, Sukitman merasakan keputusasaan yang semakin lama semakin mendalam.
Kengerian PKI membuat ke 7 petinggi TNI pada saat itu kehilangan nyawanya, hingga pada akhirnya, Sukitman melihat sendiri proses dibuangnya mayat petinggi TNI ke Lubang Buaya.
Sukitmanpun turut m nya mayat-mayat Pro kan keganasan PKI.
DESIGN PROCESS
Zona Zona 1 Zona Pembuka
In
Out
Zona 7
APPROACH
Moments
Moments
Moments
Menerjemahkan cerita sejarah menjadi sekuensial-sekuensial momen.
Spatial
Spatial
Spatial
Dari setiap momen diterjemahkan menjadi sebuah spatial yang memiliki makna masing-masing momen.
Memorial Park
menyaksikan banyako-TNI yang disebab-
a2
Mengutip sebuah cerita sejarah yang penuh makna akan perjuangan bangsa Indonesia.
History
Sukitman melihat sebuah harapan pada saat anggota TNI menemukan Sukitman, sehingga Sukitman dapat menceritakan seluruh kronologis yang terjadi kepada anggota TNI tersebut agar dapat segera disampaikan kepada Presiden Soekarno.
Zona 3 Zona 4
Zona 5 Zona 6
Menggabungkan setiap spatial menjadi sebuah perjalanan ruang yang dapat bercerita kutipan sejarah yang sudah ditentukan.
Masyarakat Indonesia turut melihat proses pemberantasan PKI, hingga ada laporan-laporan bahwa Sungai Brantas di dekat Surabaya menjadi penuh mayatmayat hingga di tempat-tempat tertentu sungai itu “terbendung mayat”.
Pasca kejadian tersebut, 30 September diperingati sebagai Hari Peringatan Gerakan 30 September (G-30-S/PKI). Hari berikutnya, 1 Oktober, ditetapkan sebagai Hari Kesaktian Pancasila.
ZONA PEMBUKA
Hall Of Dim Light Pengunjung disambut oleh ruang yang sangat lapang dan menenangkan, dengan pohon sebagai vocal point, yang di kelilingi oleh cahaya redup. Hal ini bertujuan mengosongkan intrepretasi atau bayangan para pengunjung terhadap perjalanan ruang di G30SPKI Memorial Park : Manifestation of Sukitman Memories, the Survivor of G30SPKI.
ZONA 1
The Garden of Misinterpretation Zona ini merepresentasikan perasaan dan pengalaman yang dialami oleh Sukitman serta masyarakat Indonesia pra-kejadian 30 September. Sukitman yang sedang berjaga seketika mendengar suara tembakan. Sukitman merasa kebingungan dan dihantui oleh perasaan mencekam karena tidak tahu-menahu apa yang terjadi.
ZONA 2
The Abyss of Desperation Zona ini merepresentasikan perasaan yang dimulai dari situasi pada masa pra-G30SPKI, terlihat tentram dan aman, hingga seiring berjalannya waktu ancaman demi ancaman semakin nyata dan berdatangan. Hingga akhirnya masyarakat berada di titik putus asa seolah-olah tidak ada harapan lagi. Perasaan serta pengalaman tersebut diproyeksikan dengan sirkulasi yang semakin lama semakin turun dan menjauhi cahaya, hingga di titik klimaks berada 12 meter dibawah cahaya. 12 meter diproyeksikan dari kedalaman Sumur Lubang Buaya.
ZONA 3
Valley of The Fallen Heroes Zona ini merepresentasikan kengerian PKI yang membuat 6 petinggi daripada TNI pada saat itu kehilangan nyawanya. Hingga pada akhirnya, Sukitman melihat sendiri proses dibuangnya mayat ke 6 Petinggi TNI ke Sumur di Lubang Buaya di Jakarta TImur. Zona ini diproyeksikan dengan wujud arsitektur berupa monolith dengan ukiran pahlawan yang telah gugur. Dengan menyandingkan monolith bersama genangan air yang tenang, serta pepohonan yang asri, secara tidak disadari, emosi pengunjung dapat tersulut menuju rasa kesedihan yang dalam.
ZONA 4
Sept’30 Path Zona ini merepresentasikan perasaan dan pengalaman yang dialami Sukitman yang turut menyaksikan banyaknya mayat-mayat Pro-TNI yang disebabkan keganasan PKI. Zona ini diproyeksikan berupa taman yang menyuarakan rasa kengerian serta kesedihan dan rasa empati kepada para korban keganasan PKI berupa monolith tembaga berkarat melayang yang disebar sedemikian rupa, seolah-olah menggambarkan jiwa-jiwa yang melayang pada masa itu. Secara tidak disadari, emosi pengunjung dapat tersulut menuju rasa kesedihan yang semakin dalam.
Axis TMK. Kalibata
Axis Monumen Kesaktian Pancasila
Axis Sumur Lubang Buaya
ZONA 5
Light of Hope Zona ini merepresentasikan perasaan dan pengalaman yang dialami Masyarakat Indonesia pada saat melihat secercah harapan dimana Presiden Soekarno pasca G30SPKI, memerintahkan Jenderal Soeharto untuk membrantas PKI hingga ke titik akarnya. Zona ini diproyeksikan dengan wujud arsitektur berupa ruangan yang hanya memberikan cahaya pada satu titik. Cahaya tersebut merepresentasikan sebuah harapan yang diharpkan oleh masyarakat indonesia sejak lama.
ZONA 6
Axis of Continuity Zona ini merepresentasikan perasaan dan pengalaman yang dialami Masyarakat Indonesia pada saat proses pembantaian PKI. Zona ini di proyeksikan dengan sejumlah balok-balok raksasa yang merepresentasikan masyarakat pro-PKI yang masih banyak yang semakin lama semakin menghilang. Zona yang memaksa para pengunjung untuk melewati sirkulasi yang gelap, lembap dan tidak nyaman, hingga akhirnya menuju zona selanjutnya, yang merepresentasikan kemenangan rakyat Indonesia. Zona ini merepresentasikan perasaan dan pengalaman yang dialami Masyarakat Indonesia pada saat Indonesia sudah berada di titik kemenangan melawan masyarakat ProPKI. Hal ini di proyeksikan dengan wujud arsitektur berupa balok-balok raksasa yang sudah hilang, dan tergantikan oleh pepohonan yang asri.
ZONA 7
Obelisk of Pancasila Zona ini diproyeksikan sebagai tanda terlepasnya Indonesia dari belenggu PKI, yaitu kejadian pasca G30SPKI. 30 September diperingati sebagai Hari Peringatan Gerakan 30 September (G-30-S/PKI). Dan pada hari berikutnya, 1 Oktober, ditetapkan sebagai Hari Kesaktian Pancasila. Hal ini di proyeksikan dengan menciptakan ruang yang menyuarakan keagungan dari keberhasilan yang dilakukan oleh masyarakat pada era tersebut. Sebuah ruang yang dapat menciptakan rasa empati yang sangat mendalam terhadap proses panjang dan mengerikan yang dilalui oleh masyarakat Indonesia.
ONTHOUDEN “to remember : re-visit, re-watch, re-imagined” Competition Status Site Partner Jurors
: WEX UGM 2021 : 1st Place : Jalan Dalem Kauman, Bandung : Lintang Ayasha Kirti : Fahran Nicole Russel : Georgius Budi Yulianto, ST., MT., IAI, AA : Dr. Harastoeti Dibyo Hartono, Ir., MSA. : Ir. Achmad Deni Tardiyana, MUDD : Prof. Johannes Widodo
Bioskop Dian atau yang juga dikenal dengan sebutan Radio City merupakan salah satu cagar budaya yang ada di Bandung. Bioskop Dian, bangunan bekas gedung bioskop pada masa kejayaannya saat ini terbengkalai karena tidak memiliki fungsi yang dapat mempertahankan kejayaannya. Padahal, menilik sejarah bangunannya, Bioskop Dian adalah salah satu cagar budaya yang memiliki kenangan penting sejarah Kota Bandung bersama dengan masyarakatnya. Film dan bioskop adalah hiburan paling laris dan dapat menjangkau berbagai kalangan, sayangnya budaya bioskop milenial saat ini menutup kesempatan Bioskop Dian untuk berkembang. Meskipun begitu, dunia perfilman tidak pernah mati atau sarat dengan perkembangan jaman. Perkembangan film di Kota Bandung juga cukup menarik, film dapat dibuktikan menjadi hiburan yang menarik bagi penduduk Bandung melalui Festival Film Bandung. Festival Film Bandung merupakan festival film tertua yang diprakarsai oleh Forum Film Bandung yang masih berjalan hingga saat ini. Perhatian komunitas Bandung terhadap perkembangan film juga ditunjukkan pada kegiatan-kegiatan komunitas seperti Yayasan Perfilman Sinematek dan Indiecinema. Bahkan untuk melengkapinya, pemerintah daerah juga memberikan ruang publik khusus yang disebut Taman Film yang berada di bawah Jembatan Pasupati.
EXISTING CONTEXT
DESIGN CONCEPT Onthouden ‘To Remember’ merupakan museum-bioskop ; sebuah museum untuk mengingat sejarah perkembangan film dan perjalanan sejarah bioskop dian melalui experience bioskop. Menggabungkan konsep perjalanan sejarah bioskop dian,perkembangan film, dan ‘juke box’ kedalam penataan layout ruang dalam bangunan. Selain mewadahi aktivitas musem-bioskop, Onthouden juga mewadahi aktivitas komunitas film Bandung seperti Indiecinema. Misbar, merupakan event space yang dirancang sebagai ‘layar tancep’ yang dapat digunakan eventual oleh komunitas penggiat film di Bandung. Sedangkan, sejarah perkembangan film dipresentasikan melalui studio-studio penayangan yang dibagi sesuai dengan perjalanan waktu perkembangan film; audio, film bisu, film hitam putih, film berwarna, hingga vcd/dvd player. Tema desain dalam ruangannya mengadaptasi konsep industrial rejuvination.Dengan memperbaiki bagian bangunan sesuai dengan bahan awalnya, dan memberikan nuansa modern yang fresh tanpa mengubah terlalu banyak suasana ‘lama’ bangunan. Harapannya, bangunan memberikan dua kesan ruang yang berbeda ; kuno dan modern.
CONSERVATION METHOD
Bangunan liar non-cagar budaya, serta gerobak pedagang kaki lima pada exsiting bangunan mengakibatkan citra bangunan cagar budaya rusak dan berkesan berantakan.
Bangunan liar dihilangkan agar tidak merusak citra bangunan cagar budaya. Selain itu, preservasi dan restorasi dilakukan terhadap bangunan cagar budaya sesuai dengan peraturan yang telah dikaji.
gerobak pedagang ditata ulang : area teras samping dimanfaatkan untuk area pedagang kaki lima, area belakang dimanfaatkan untuk penyimpanan gerobak.
Dengan mengadaptasi konsep adaptive reuse, desain berorientasi pada preservasi nilai historis dan memperpanjang umur bangunan sesuai konteks historis bangunan.
TICKET BOOTH Ticket Booth sebagai entrance Onthouden yang berkonsep Art-Deco ditujukan untuk mendukung konsep desain dari Bioskop Dian sehingga pengalaman pengunjung yang datang seolah-olah diajak kembali menuju masa Art Deco Bandung.
MISBAR Area Misbar merupakan event space yang diadaptasi dari konsep layar tancep alias gerimis bubar. Misbar dapat dimanfaatkan untuk kegiatan-kegiatan komunitas penggiat film atau kegiatan komunitas secara umum yang masih dapat didukung oleh ruangan.
PAMERAN Area pameran dilengkapi dengan jalur khusus dandisplay berupa foto-foto kisah dan display barang antik.Foto-foto yang ditampilkan berupa sejarah bangunan BioskopDian dan cerita yang bersangkutan. Sedangkan display barang digunakan untuk memajang barang yang berkaitan denganperfilman seperti roll film, kamera, piringan, dsb.
“1895” STUDIO “Only Voice Sorrounding” Juke Box “1895” Studio memberikan pengalaman perfilman dunia pada tahun 1895, yaitu masa sebelum adanya layar film sehingga hanya berupa suara dari radio.
“1927” STUDIO “Silent Movie” Juke Box “1927” Studio memberikan pengalaman perfilman dunia pada tahun 1927, yaitu era perfilman yang hanya menampilkan film black & white tanpa adanya suara, atau film bisu.
“1937” STUDIO “Black & White Experience” Juke Box “1937” Studio memberikan pengalaman perfilman dunia pada tahun 1937, yaitu era perfilman yang menampilkan film black & white yang sudah bersuara.
“1950” STUDIO “Movie of Color” Juke Box “1950” Studio memberikan pengalaman perfilman dunia pada tahun 1950, yaitu era perfilman yang sudah berwarna dan bersuara.
“1993” STUDIO “Through Your Television” Juke Box “1993” Studio memberikan pengalaman perfilman dunia pada tahun 1993, yaitu era perfilman yang sudah dapat dinikmati dengan televisi.
PUJASERA Pujasera yang ditata dengan sedimikian rupa difungsikan untuk mewadahi para pedagang yang menjajakan dagangannya di sekitar Bioskop Dian. Sehingga fungsi konservasi dan fungsi ekonomi yang sebelumnya sudah berjalan dapat berlangsung beriringan.
KANTOR PENGELOLA Kantor pengelola berada di lantai 2 Bioskop Dian difungsikan untuk mewadahi fungsi pengelolaan para pengelola Onthouden, sehingga fungsi konservasi dapat tetap berjalan.
TWIN HOUSE Professional Work : Freelance Year : 2022 Location : Mojokerto Typology : Residential Status : Proposal Twin house didisain untuk ditinggali sepasang suami istri dengan 1 orang anak dengan fungsional di lantai 1 untuk area parkir, balkon ruang tamu, ruang makan, dapur, taman, dan area cuci jemur. Untuk lantai 2 difungsikan untuk 2 kamar tidur, 2 kamar mandi dan walking closet. Twin house didesain dengan banyak area terbuka untuk mengehemat energi sekaligus menjadikan rumah sehat dengan pencahayaan dan udara alami. transisi dari ruang tamu beserta ruang makan dan dapur difungsikan menjadi taman sebagai pusat orientasi serta area hijau tambahan untuk penyegaran udara di dalam rumah.
Se-KOPI Professional Work : Freelance Year : 2022 Location : Mojokerto Typology : Hospitalilty Status : Proposal Se-Kopi merupakan proyek coffee shop yang berada di Kota Mojokerto. Se-Kopi didesain dengan mempertimbangkan market yang ada di Kota Mojokerto, yangmana karakteristik “ngopi” di Kota Mojokerto masih dimasa transisi dari budaya warkop, sehingga konsep desain dari Se-Kopi berusaha untuk mewadahi karakter tipologi warkop, berupa bangunan dengan bentuk sederhana dengan struktur riangan dengan konsep ruang yang relatif terbuka.
UTUTU KEDAI BUAH Professional Work : Internship at SB301 Year : 2020 Location : Surabaya Typology : Hospitalilty Status : Built Principal Architect : Zulfikar Ibrahim Design Director : Fikri Izza Ututu Kedai Buah sebelumnya berupa tanah parkiran kantor yang sudah tidak difungsikan lagi oleh sang pemilik. Klien sendiri merupakan seseorang yang aktif bersepedah, ia menginginkan sebuah desain cafe jus buah yang ramah dengan pengguna sepeda. Sehingga diusunglah sebuah konsep simpel dan sederhana dengan sirkulasi linear, dengan intervensi tanaman peneduh dan dengan bangku yang dapat difungsikan sebagai tempat parkir sepeda yangmana pengguna sepeda dapat duduk diatas bangku tersebut.
SANAK CAFE Professional Work : Freelance Year : 2021 Location : Surabaya Typology : Hospitalilty Status : Proposal Partner : Fikri Izza : Zulfikar Ibrahim Sanak Cafe berasal dari sebuah bangunan rumah tinggal yang sudah tidak dihuni oleh sang pemilik, sehingga sang pemilik menginginkan bekas huniannya menjadi sebuah bangunan yang produktif yaitu sebuah cafe atau coffee shop. Harapan client sendiri, Sanak Cafe memiliki segment market dari anak muda hingga keluarga sehingga konsep dari Sanak Cafe sendiri menjadikan area luar bangunan sebagai tempat yang nyaman untuk “nongkrong” anak muda, dan area dalam bangunan sebagai tempat untuk keluarga yang ingin makan dengan nyaman dan tenang.