10 minute read

Badan Perpustakaan dan Kearsipan Daerah Kota Cirebon

Badan Perpustakaan dan Kearsipan Daerah Kota Cirebon

KONTAK

Advertisement

Jl. Brigjen. Dharsono No. 11, Kota Cirebon 45132

0231-486605

0231-486992

perpustakaan400@gmail.com

MEDIA SOSIAL

Perpustakaan 400 - Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kota Cirebon

JAM LAYANAN

Senin - Jumat 08.00 - 17.00 Sabtu 09.00 - 13.00

SEJARAH SINGKAT

Bidang Perpustakaan Kota Cirebon atau yang lebih dikenal dengan nama Perpustakaan 400 berada di Jalan Brigjen Dharsono (By Pas) No. 11, Kota Cirebon, Jawa Barat. Perpustakaan ini awalnya didirikan oleh Ikatan Keluarga Batalion 400 Tentara Pelajar Brigade XVII Siliwangi pada tahun 1980-an untuk mengenang jasa-jasa para pahlawan yang tergabung dalam Batalion 400 Tentara Pelajar Brigade XVII Siliwangi.

Pada tahun 1984, saat Pemerintah Provinsi Jawa Barat akan membentuk Unit Pelaksana Teknis (UPT) Perpustakaan Umum Kotamadya Dati II Cirebon di bawah Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Jawa Barat, pihak Ikatan Keluarga Batalion 400 bersedia menyumbangkan tanah beserta bangunan perpustakaan di dalamnya untuk dijadikan perpustakaan umum daerah. Sedangkan peresmian penggunaannya dilakukan oleh Ketua Ikatan Keluarga Batalion 400 Tentara Pelajar Brigade XVII Siliwangi, Drs. H. Salamun A.T. pada tanggal 10 November 1984. Setelah resmi beroperasi, dari tahun 1984 hingga sekarang status perpustakaan tidak selalu berada di bawah Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Jawa Barat. Pada tahun 1990, UPT Perpustakaan Umum Kotamadya Dati II Cirebon beralih status menjadi Unit Pelaksana Teknis yang berada di bawah Cabang Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kotamadya Dati II Cirebon. Sebelas tahun kemudian, tepatnya pada tahun 2001, masih tetap di bawah Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kotamadya Dati II Cirebon, perpustakaan berganti nama menjadi Kantor Perpustakaan Umum Daerah Kota Cirebon. Dan, pada tahun 2004 berganti nama lagi menjadi Bidang Perpustakaan dan Kearsipan Kota Cirebon dibawah Badan Perpustakaan dan Kearsipan Daerah (Bapuspida) Kota Cirebon yang dipimpin oleh Pejabat Setingkat Eselon II-B.

Ruang Koleksi

Sumber: portaljabar.net

FASILITAS

Fasilitas penunjang, baik gedung maupun perlalatan dan perlengkapan yang dimiliki oleh Perpustakaan 400 tergolong lengkap.

Gedung perpustakaan 400 memiliki ruangruang yang digunakan untuk berbagai macam keperluan, seperti: • ruang pegawai, • ruang pengolahan, • ruang baca, ruang referensi, • dan ruang penunjang lainnya. Sedangkan perlengkapan yang dimiliki, diantaranya adalah: • beberapa buah perangkat computer, • printer, • rak buku, • meja dan kursi baca, • audio visual, • lemari/laci katalog, • dan perlengkapan lainnya.

Selain perlengkapan di atas, pihak perpustakaan juga memiliki peralatan untuk bermain tenis meja yang khusus digunakan bagi para pegawainya untuk berolahraga.

1. Layanan informasi

Perpustakaan 400 tugas utamanya adalah memberikan layanan informasi kepada masyarakat, baik dari Kota Cirebon sendiri maupun dari daerah lain di sekitarnya melalui buku-buku koleksi yang dimilikinya. Melalui pelayanan ini perpustakaan diharapkan dapat menjadi sumber data bagi siapa saja yang membutuhkan.

2. Layanan keanggotaan perpustakaan

Perpustakaan 400 Cirebon menyediakan layanan untuk menjadi anggota perpustakaan bagi masyarakat yang berdomisili di dalam maupun di luar Kota Cirebon. Syarat-syarat keanggotaannya cukup mudah, yaitu: (1) mengisi formulir pendaftaran; (2) menyerahkan foto kopi Kartu Tanda Penduduk (KTP) atau identitas lain yang sah (Kartu Mahasiswa atau Kartu Siswa); dan (3) menyerahkan pas photo ukuran 2x3 sebanyak satu lembar. Sebagai catatan, bagi pelajar yang tidak atau belum memiliki kartu pelajar dapat diganti dengan menyerahkan foto kopi Kartu Tanda Penduduk orang tuanya.

3. Layanan peminjaman dan pengembalian bahan pustaka

Mengenai layanan peminjaman dan pengembalian bahan pustaka (buku), pihak pengelola perpustakaan menerapkan peraturan yang agak ketat bagi para anggotanya. Aturan tersebut adalah anggota hanya boleh meminjam maksimal 3 buah buku yang harus dikembalikan dalam waktu 7 hari. Apabila dalam waktu yang telah ditentukan belum juga mengembalikan, maka si peminjam akan dikenai denda sebesar Rp.200,00,- per hari per buku yang dipinjamnya.

Apabila dalam waktu dua minggu buku belum juga dikembalikan, maka akan dikirimkan surat peringatan pertama ke alamat si peminjam. Satu minggu setelah surat peringatan pertama diberikan namun si peminjam belum juga dikembalikan, maka akan diberikan lagi surat peringatan kedua. Apabila surat peringatan kedua tidak juga digubris dalam waktu 7x24 jam, maka pihak pengelola akan mendatangi rumah si peminjam. Dan, apabila alamat rumah yang diberikan ternyata palsu, maka buku yang dipinjam akan dianggap hilang.

4. Layanan membaca di tempat

Layanan membaca di tempat diperuntukkan bagi orang-orang yang membutuhkan informasi namun belum menjadi anggota perpustakaan. Mereka dapat membaca buku-buku koleksi yang dimiliki oleh perustakaan di dalam ruangan-ruangan yang disediakan.

5. Layanan referensi

Perpustakaan 400 menyediakan layanan referensi berupa Undang-undang, ensiklopedia, dan naskah kuno dari daerah Cirebon, Indramayu, Kuningan, dan Majalengka yang sebagian terbitan tahun 1880-an. Sebagai catatan, seluruh koleksi referensi yang dianggap langka dan harganya mahal tidak dapat dipinjam untuk dibawa pulang, melainkan hanya boleh dibaca di ruangan khusus untuk membaca buku referensi.

6. Layanan pembinaan teknis perpustakaan

Perpustakaan 400 adalah perpustakaan induk yang membawahi atau mempunyai binaan beberapa perpustakaan lain di Cirebon, mulai dari tingkat taman kanakkanak hingga perguruan tinggi dan dari kelurahan hingga kecamatan. Bentuk pembinaan yang dilakukan adalah dengan memberikan bimbingan teknis tentang pengelolaan perpustakaan pada perpustakaan-perpustakaan tersebut. Namun, karena pihak yang dibina kurang siap atau bahkan mungkin tidak siap (umumnya bukanlah pustakawan), maka nilai keberhasilannya pun hanya sekitar

55 persen saja. Selebihnya sama seperti sebuah ungkapan “hidup segan mati tak mau”, ada perpustakaan tetapi tidak dikelola sebagaimana layaknya atau dibiarkan begitu saja.

7. Layanan bimbingan teknis, penelitian, PKL, dan lain sebagainya

Selain menyediakan buku, Perpustakaan 400 juga menyediakan layanan bagi orangorang yang ingin mendapat bimbingan teknis ketika akan melakukan penelitian. Para tenaga teknis perpustakaan yang berjumlah sekitar 8 orang siap membantu siapa saja yang ingin mendapat bimbingan teknis khususnya mengenai perpustakaan.

Pihak pengelola perpustakaan juga menyediakan tempat bagi para siswa maupun mahasiswa yang ingin mengadakan Praktek Kerja Lapangan (PKL). Tujuan dari diadakannya PKL bagi siswa atau mahasiswa diantaranya adalah: (1) dapat menambah wawasan terhadap masalah-masalah yang terjadi di luar bangku sekolah atau kuliah, (2) menyiapkan siswa/mahasiswa agar lebih memahami kondisi pekerjaan yang sesungguhnya; (3) melatih untuk berfikir kritis pada metode-metode pekerjaan antara teoretis dan praktek kerja di lapangan; (4) memberi kesempatan bagi siswa untuk mempelajari keterampilan dan pengetahuan baru melalui kegiatan kerjasama dengan orang-orang yang telah berpengalaman; dan (5) dapat menerapkan pengetahuan dan keterampilan yang telah diperoleh di sekolah. (http://niesha30.wordpress.com/) Sedangkan, manfaat bagi Perpustakaan 400 sendiri adalah dapat memperoleh informasi dan masukan baru mengenai layanan yang sedang dikembangkan.

8. Layanan kunjungan sekolah

Dalam rangka menunjang proses pembelajaran para siswa pihak pengelola Perpustakaan 400 memberikan layanan kunjungan bagi seluruh siswa sekolah (SD, SMP, SMU) se-Kota Cirebon. Tujuan pelayanan ini selain agar para siswa dapat memperoleh pengetahuan yang lebih luas, juga melatih para siswa agar terbiasa mengunjungi perpustakaan bila sedang membutuhkan data yang berkaitan dengan tugas-tugasnya di sekolah.

Ruang Sirkulasi

Sumber: inapos.com

ASAL MULA NAMA 400

Di mana, pada bagian depan perpustakaan ini, di cat warna biru dengan aksen berwarna merah, serta diberi hiasan Topeng Cirebon dan motif batik yang menghiasi gedung ini. Namun kini, banyak masyarakat Kota Cirebon yang belum mengetahui dan memahami apa itu arti 400 yang tersemat pada nama Perpustakaan 400 itu sendiri. Banyak yang mengira, bahwa asal mula nama 400 berasal dari jumlah buku pada saat awal didirikannya perpustakaan. Namun demikian, Kepala Dinas Keperpustakaan dan Kearsipan Kota Cirebon, Mochamad Korneli, membantah hal tersebut. Menurutnya, nama 400 tersebut berasal dari Batalion 400 Tentara Pelajar Brigade XVII Siliwangi. Karena, perpustakaan ini didirikan oleh Ikatan Keluarga Batalion 400 Tentara Pelajar Brigade XVII Siliwangi pada tahun 1980-an, untuk mengenang jasa-jasa para pahlawan yang tergabung dalam Batalion 400 Tentara Pelajar Brigade XVII Siliwangi. "Jadi, 400 itu bukan jumlah buku, melainkan berasal dari Batalyon 400 Tentara Pelajar Brigade XVII Siliwangi,"

Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (Perpus 400) kini memiliki Bis Perpustakaan dengan beragam fasilitas yang dimiliki. Suasana yang nyaman dan konsep yang menarik, menjadi keunggulan dari Bis Perpustakaan ini. Fasilitas baru ini merupakan pinjaman dari perusahaan Bus Damri saat pembukaan Bandara Internasional Jawa Barat, Mei lalu. Beberapa waktu lalu Kepala Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kota Cirebon mengajukan pojok baca pada pemerintah berupa mobil kontainer, ternyata direspons dengan baik, dan diberilah pinjaman berupa bis dari Damri. Kemudian setelah diubah isi bisnya, jadilah seperti ini, dan mulai saya kenalkan ke masyarakat. Pemberian bis ini merupakan program CSR dari Damri. Meski sifatnya bis pinjaman, Korneli berharap kedepannya Walikota Cirebon bisa mengusulkan untuk dihibahkan secara murni kepada pihak Perpustakaan 400. Karena dengan adanya bis ini, pihak Perpustakaan 400 ingin berkeliling ke tiap daerah di Kota Cirebon, mengajak masyarakat untuk membudayakan baca. "Memang belum dilaunching secara resmi Bis Perpustakaan ini, tapi tak ada salahnya kalau mulai dikenalkan. Diparkirkan di depan Perpustakaan 400 menjadikan orangorang penasaran dan ingin melihat kedalam Bis Perpustakaan,” tambahnya. Koleksi bukunya pun beragam, mulai dari buku anak-anak, buku pelajaran, buku pengetahuan, novel, dan lainnya tersedia. Suasananya pun cukup nyaman, namun masih ada beberapa hal yang masih kurang, diantaranya pendingin ruangan atau AC. "Ya, semuanya kan bertahap, saat ini saya rasa kekurangan masih banyak, mulai dari AC jenset, komputer untuk pendataan buku atau absensi kehadiran, wifi, TV LCD/ proyektor, play ground mini untuk anakanak, awning, dan lainnya," tambahnya. Pihaknya berharap kebutuhan itu bisa terealisasi di tahun ini, atau awal tahun 2019. Di Bis Perpustakaan ini juga sudah tersedia kotak P3K, dan aneka bantal yang menambah kenyamanan. Kedepannya juga bus ini akan dilengkapi pemandu atau pustakawan, yang memudahkan pembaca sekaligus bisa bercerita kepada anak-anak atau pengunjung lainnya. "Saya sudah membuat program bahwa bus ini nantinya bisa membawa anak-anak dari satu daerah menuju ke Perpustakaan 400 dan mereka membaca buku di dalam bus sepanjang perjalanan," katanya.

Perpustakaan 400 milik Pemkot Cirebon berupaya mengenalkan banyak ragam motif batik kuno yang semakin langka karena sudah tidak lagi dibuat. Salah satu upayanya yakni mereproduksi atau menghidupkan lagi motif batik kuno dan bekerja sama dengan seniman di Kota Cirebon.

Saat ini, setidaknya sudah lima motif batik kuno ragam keratonan yang sudah direproduksi di atas kain kanvas berukuran 200 cm x 140 cm. Kelima motif batik tersebut yakni taman sarian, naga pasha, kangkungan, pakisan dan singa barong.

Lima lukisan batik yang sudah jadi dipasang menghiasi tiang-tiang di perpustakaan. Tiga diantaranya menjadi hiasan tiang yang persis di teras masuk perpustakaan untuk menyambut pengunjung perpustakaan, dan dua lainnya dipasang di dalam ruang perpustakaan. Upaya tersebut merupakan bagian dari kegiatan litetasi sejarah dan Cirebon sebagai kota batik memiliki banyak ragam motif batik peninggalan leluhur. Banyak diantara motif batik kuno itu sudah tidak diproduksi lagi, sehingga warga Cirebon sendiri dipastikan tidak tahu atau tidak mengenal lagi motif batik asli daerahnya.

Sebagai kota kuno yang sudah ada sejak ratusan tahun lalu sebagai ibu kota Kesultanan Cirebon, Kota Cirebon menyimpan kekayaan sejarah dan budaya yang luar biasa kaya.

Semua tiang penopang bangunan yang ada di Perpustakaan 400 akan ditutup semua dengan lukisan batik kuno. Selain batik, di sejumlah dinding perpustakaan juga dihiasi sejumlah topeng berukuran besar, dan lukisan kaca yang juga seni asli Cirebon.

Sumber: pikiran-rakyat.com

Sumber: javanews.tv

PERPUSTAKAAN 400 KOTA CIREBON GELAR LOMBA KREASI MAKANAN TRADISIONAL

Dalam rangkaian dari Gebyar Literasi Kota Cirebon, diadakan Lomba Kreasi Makanan Tradisional dan Demo Membuat Jajanan Pasar. Di sana terdapat, aneka jajanan pasar yang dibuat langsung oleh lebih dari 23 tim, masing-masing terdiri dari dua orang peserta.

Menurut Ketua Panitia lomba, Lismah Rahmawati, para peserta mengkreasikan berbagai makanan dan jajanan tradisional, beserta minumannya di tempat lomba.

“Jadi, para peserta membuat makanan dan minumannya di rumah, kemudian dibawa ke tempat lomba untuk diplating dan dihias,” katanya, Senin (25/3/2019).

Ia melanjutkan, peserta terdiri dari umum, guru, mahasiswa perhotelan, dan siswa SMK perhotelan. Yang menjadi penilaian adalah dari segi rasa, kreativitas, kebersihan, penyajian, dan deskripsi. adalah dadar gulung polkadot, talam lapis pisang, satay onde pelangi, kue koi, awug ketan, putumayang boked ungu, dan lainlain. Sedangkan untuk minumannya adalah es teler pisang hijau, putri mandi, es cendol pelangi, bubur candil pelangi, es cumendol buah naga kopor, dan lain-lain,” ujarnya.

Sedangkan menurut Kepala Dinas Keperpustakaan dan Kearsipan Kota Cirebon, Mochamad Korneli, kegiatan lomba ini merupakan salah satu bentuk kepedulian dan untuk meningkatkan literasi di Kota Cirebon. Karena secara tidak langsung, mereka membaca resep-resep yang ada di perpustakaan, maupun dari referensi lainnya.

“Dengan adanya lomba ini, bisa meningkatkan keinginan untuk belajar, dan ikut serta dalam berbagai kegiatan literasi di perpustakaan,” katanya..

Lomba ini juga bisa meningkatkan nilai bisnis bagi para peserta. Karena dengan daya kreativitasnya dalam membuat kue tradisional, bisa menjadikan nilai jual. “Nantinya, mereka bisa memasarkan hasil kreasinya melalui online ataupun offline,” pungkasnya.

This article is from: