Eceran Rp. 7.500 / Eksamplar Langganan Rp. 30.000 / Bulan
Terbit Mingguan
EDISI I MEI 2017
Pengaruh JK
di Pilgub Sulsel KORBES, MAKASSAR Sekitar setahun lagi Pemilihan Gubernur (Pilgub) Sulawesi Selatan (Sulsel) akan dihelat. Sejumlah tokoh disebut akan bersaing di antaranya Ketua Golkar Sulsel Nurdin Halid, Wakil Gubernur Sulsel Agus Arifin Nu'mang, Eks Bupati Gowa Dua Periode Ichsan Yasin Limpo, dan Bupati Bantaeng Nurdin Abdullah. Nurdin Halid yang memastikan diri berpasangan Azis Kahar Muzakkar dipastikan telah tampil sebagai calon gubernur karena telah memenuhi syarat pencalonan minimal mengantongi 17 kursi dari 85 kursi DPRD Sulsel. NH-Azis resmi diusung Partai Golkar, pemilik 18 kursi DPRD. Adapun Nurdin Abdullah telah mendeklarasikan dirinya berpasangan dengan Jenderal (Purn) TNI A. Tanribali Lamo. Hanya saja, pasangan ini belum mendapat dukungan resmi dari partai-partai pemilik kursi di DPRD Sulsel. Namun diprediksi Gerindra, NasDem, dan PKS akan mendukung pasangan ini. Ichsan dan Agus belum menentukan pasangan untuk wakilnya nanti. Mereka pun saat ini masih dalam tahap lobi-lobi dengan pimpinan parpol untuk mendapatkan mandat sebagai calon gubernur. Ichsan disebut hampir pasti diusung PAN dan berpeluang mendapat dukungan dari Partai Hanura dan PPP. Sedangkan Agus kemungkinan besar akan mendapat dukungan dari PKB, PKPI, PBB, dan PDI Perjuangan. Selain 4 tokoh ini, ada juga nama lain yakni, Rusdi Masse, Lutfi A Mutty, Andi Rivai Ras, dan Burhanuddin Andi. Terlepas dari itu, Pilgub Sulsel dinilai bukan hanya persaingan antarelit Sulsel. Melainkan suksesi tersebut akan menjadi ajang perta-
rungan antarelit nasional yang akan memperebutkan kursi Presiden Republik Indonesia. Direktur PT Indeks Politica Indonesia (IPI), Suwadi Idris Amir, mengatakan, Sulawesi Selatan sebagai provinsi strategis secara geopolitik nasional tentu akan menarik para capres. Kata dia, Joko Widodo (Jokowi), Jusuf Kalla (JK), Prabowo Subianto, dan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), paling punya kepentingan di Pilpres 2019. Dari keempat tokoh nasional tersebut, menurut Suwadi, pertarungan Jokowi, Prabowo dan SBY paling terdepan. Sebab Jokowi pasti maju di periode kedua, Prabowo sudah menampakkan akan maju kembali melawan Jokowi, dan SBY kemungkinan besar akan mendorong putra sulungnya maju di Pilpres. "Namun sosok JK bisa menjadi penentu kemenangan atau kesuksesan ketiga gerbong elit tersebut. Ketokohan seorang wakil presiden Jusuf Kalla, sangat dibutuhkan oleh gerbong Prabowo, Jokowi, maupun SBY untuk merebut kemenangan di Pilgub Sulsel 2018 nanti," jelas dia. Menurut analisis Suwadi, Prabowo, Jokowi, maupun SBY sangat besar kemungkinan meminta masukan kepada JK terkait arah dukungannya. Karena JK adalah sesepuh paling berpengaruh di Sulsel dan kawasan Indonesia Timur. Jika analisanya terjadi, maka Pasangan Nurdin Abdullah-A. Tanribali Lamo paling diuntungkan, karena pasangan ini tersebar kabar adalah jagoan wapres JK
dan Aksa Mahmud Ipar JK. "Berarti JK tinggal memilih apakah mendorong pasangan NA-TBL ke gerbong Prabowo, atau ke Gerbong Jokowi, atau mungkin ke gerbong SBY." Namun yang subst a nsi da-
lam analisa Suwadi adalah sosok seorang Wapres JK sangat sentral di Pilgub Sulsel 2018 hingga ke Pilpres 2019. Siapapun jagoan JK, maka dia akan sangat diuntungkan. Pengamat Politik, Andi Luhur Prianto, mengungkapkan Pilgub Sulsel bisa menjadi medium mengukur posisi sosial budaya, ekonomi, dan politik sekaligus sumber panutan daerah ini, seperti pada sosok JK. "Secara kultural, JK adalah simbol pencapaian politik tertinggi warga Sulsel di pentas politik nasional. JK adalah patron dan tokoh politik kebanggaan daerah ini. Posisi kultural itu membuat peran JK akan lebih bersifat perekat interaksi bagi seluruh golongan dan kelompok yang berkontestasi," ungkap Luhur. Pilgub Sulsel 2018, tutur
dia, bukan sekedar momentum kontestasi politik yang sangat liberal dan penuh pragmatisme. Kontestasi ini juga bisa mengukur tingkat pencapaian keadaban politik
mengecewakan JK. Secara politik, lanjut dia, JK adalah RI-2 sehingga politik JK adalah politik nasional dan kebangsaan. Kepentingannya lebih pada stabilitas dan harmonisasi hubungan Pemerintah pusat dan daerah. Semua calon kontestan Pilgub juga akan mencari k a it a n a f i lia s i
dan k e dekatan dengan JK. "Kalaupun ada kecenderungan kedekatan dengan salah satu calon atau kelompok, saya kira JK tidak akan terlibat langsung dalam operasi pemenangan. Biasanya dukungan melalui kerabat dan kolega terdekatnya. Tinggal nanti di lihat, apakah orang kepercayaannya ini bisa mengelolah sendiri tanpa perlu melibatkan secara langsung Pak JK." Terlalu berisiko secara so-
m a s yarakat Sulsel. Termasuk level akulturasi nilai-nilai sosial budaya dengan praktek politik elektoral. Menurut Luhur, posisi JK di Pilgub DKI Jakarta tak bisa disamakan Pilgub Sulsel. Semua tokoh politik di Sulsel menghormati JK, dan secara sosial JK tidak punya lawan di daerah ini. Kalaupun ada yang tidak dekat, bisa jadi tokoh politik itu pernah
... Ke Halaman 7
SALAM REDAKSI Assalamu'alaikum Wr.Wb Alhamdulillahirabbil’alamiin, atas berkat dan rahmatNya, Koran Celebes edisi perdana ini dapat hadir di hadapan sahabat semua, Sholawat dan salam kami sampaikan kepada Rasullullah SAW. Akhirnya terbit juga Koran Celebes dengan tagline "Referensi Informasi Lokal" yang sebelumnya hanya berupa wacana. Kami sadar dengan sepenuhnya bahwa Koran ini, masih terlalu jauh dari memuaskan. Namun kami akan berusaha agar Koran ini tampil optimal. Pada edisi perdana ini, kami juga mempermudah akses publik dengan portal berita kami yang bisa diakses lewat internet di www.korancelebes.com. Kritik dan masukan selalu kami harapkan untuk perbaikan pada edisi selanjutnya. Wassalamu'alaikum Wr.Wb Hormat Kami KORAN CELEBES
M. Gusti Palumpun, S.Ip, M.Si Direktur Utama Koran Celebes
Sumber : KPU RI
Bacagub Mesti Cepat Patenkan Dukungan K O R B E S , MAKASSAR Analis Politik dan Kebangsaan, Arqam Azikin, menut u rkan para tokoh yang ingin bertarung da lam Pemilihan Arqam Azikin Gubernur Sulawesi Selatan 2018 mendatang sebaiknya segera mematenkan dukungannya untuk bisa memastikan diri sebagai calon gubernur. Arqam mengatakan saat sekarang ini baru Nurdin Halid berpasangan
dengan Azis Kahar Muzakkar yang dalam posisi aman sebagai Cagub Sulsel, karena didukung Golkar yang mengantongi 18 kursi DPRD Sulsel. Ichsan Yasin Limpo meski belum mengantongi dukungan Parpol pemilik 17 kursi di DPRD Sulsel sebagai syarat untuk menjadi cagub, namun ia memastikan telah mengantongi syarat dukungan untuk menjadi cagub melalui jalur perseorangan atau independen. "Nah, pak Agus Arifin Nu'mang dan Nurdin Abdullah sebaiknya juga harus mempatenkan dukungannya untuk memastikan diri sebagai cagub," ujar Arqam, Sabtu (27/05/2017). Menurut Arqam, semakin cepat kepastian itu maka pergerakan
relawan atau tim pendukung masing-masing cagub tentu akan semakin maju. Tidak stagnan hanya karena menunggu kepastian bisa tidaknya tokoh-tokoh itu menjadi cagub. "Kalau semakin lama tuntaskan usungan maka semakin buang energi. Cagub lain sudah jalan 2 langkah yang lain masih langkah pertama," ucap Arqam. Dampak lain yang timbul, lanjut pendiri Sekolah Kebangsaan ini, bisa mempengaruhi publik atau relawan dalam menentukan pilihan karena berkutat pada maju tidaknya tokoh favoritnya. Sebab, masyarakat tentu hanya akan menjatuhkan pilihan pada tokoh yang jelas menjadi cagub. Kalkulasi Arqam, antara Agus
dan Nurdin Abdullah akan berebut dukungan parpol bila memang Ichsan hanya maju lewat perseorangan. Kalau tarikan parpol banyak ke Nurdin Abdullah berarti Agus tak bisa lolos. Bisa juga sebaliknya, kalau Agus yang dapat maka NA yang tak lolos. "Atau keduanya bisa saja dapat dukungan dari parpol," ujar Dosen Unismuh Makassar ini. Arqam menambahkan, kalau calon perseorangan tetap satu maka kemungkinan pintu partai hanya 3 orang. Itu artinya hanya akan ada 4 calon dalam Pilgub nanti. Tapi angka itu bisa berubah bila Nurdin Halid mampu berkoalisi dengan beberapa parpol pemilik kursi di DPRD Sulsel. - HADI
Sang Apoteker BELAJAR DARI PENGALAMAN
PROFIL HAL. 4 MC EXPO 2017 BUKTI MAKASSAR KOTA DUNIA
LIPSUS HAL. 10 JUMLAH USAHA NON PERTANIAN SULSEL CAPAI 936.294
EKOBIS HAL. 12 TORAJA PRIORITAS PENGEMBANGAN SEJARAH BUDAYA NASIONAL
SENI & BUDAYA HAL. 13
Korupsi Laikang Rugikan Negara Rp 17,3 Miliar KORBES, MAKASSAR Badan Pemeriksa Keuangan dan Pembangunan (BPKP) Sulawesi Selatan telah mengaudit kasus penjualan lahan di Desa Laikang Kabupaten Takalar yang disidik Kejaksaan Tinggi Sulsel. Hasilnya, negara dirugikan Rp 17.348.419.000. Kepala Seksi Penerangan Hukum Kejati Sulsel, Salahuddin, membenarkan telah menerima hasil audit dari BPKP Sulsel terkait penjualan lahan seluas 150 hektar itu. "Iya hasilnya sudah kami terima," kata Salahuddin saat dikonfirmasi pada Minggu (21/5/2017). Dalam kasus ini penyidik telah menetapkan tiga orang tersangka yaitu, Camat Mangarabombang Kabupaten Takalar Muh Noer Uthary, Sekretaris Desa Laikang Risno Siswanto, dan Kepala Desa Laikang Sila Laidi. Noor Uthary dan Risno Siswanto hingga saat ini masih mendekam dalam tahanan menunggu berkas perkara dilimpahkan ke Pengadilan Tipikor Makassar Menurut Salahuddin, hasil perhitungan tersebut akan menjadi dasar yang menguatkan jaksa bahwa telah terjadi tindak pidana korupsi dalam penjualan lahan milik negara tersebut. Secara yuridis, kata dia, unsur perbuatan melawan hukumnya telah terpenuhi. Hanya saja untuk lebih memastikannya harus bisa dibuktikan melalui proses persidangan di Pengadilan Tipikor Makassar. "Tergantung majelis hakimnya nanti, apakah yang telah didakwakan jaksa
nantinya itu terbukti secara sah atau tidak," tutur Salahuddin. Sebab menurut dia semua itu wewenang serta pertimbangan hakim, bagaimana dia melihat perkara ini secara obyektif dan secara proporsional. Karena Salahuddin meyakini bila, nantinya kasus tersebut akan terbukti secara sah dan meyakinkan bersalah dalam persidangan. Penetapan ketiga tersangka berdasarkan adanya dua alat bukti yang cukup, dan telah memenuhi unsur melanggar undang-undang Tindak Pidana Korupsi (Tipikor). Ketiganya disangkakan telah melanggar pasal 2 dan 3 UU Tipikor, juncto pasal 55 KUHP. Sebab ketiganya diduga bekerjasama dalam penjualan aset daerah itu. Padahal Badan Pertahanan Nasional telah memberi peringatan agar lahan tersebut tidak dijual Mereka merekayasa terbitnya alas hak berupa Sporadik dan HGB. Lahan yang rencananya diperuntukkan untuk membangun kawasan Transmigrasi dijual kepada PT Karya Insan Cirebon untuk pembangunan kawasan industri. Kasus itu sempat menyeret nama Bupati Takalar, Burhanuddin Baharuddin. Bahkan pernah beredar kabar Burhanuddin telah ditetapkan tersangka karena dinilai alat buktinya telah cukup. Hanya saja, jaksa menepis kabar itu karena belum pernah mengumumkan secara resmi. - TAUFIK