EDITORIAL Saudara-saudara terkasih, Di zaman postmodern ini, tak bisa dihindari bahwa kecenderungan untuk menghargai logika tampaknya lebih diterima ketimbang mempercayai hal-hal yang bersifat supranatural. Demikian pula dengan kuasa Allah, kita sepertinya agak canggung untuk bicara soal ini karena domain ini dianggap sebagai domain para rohaniwan. Sayangnya, para rohaniwan suka membikin garis batas yang memisahkan antara sorga dan dunia. Akibatnya terjadilah anggapan bahwa (kuasa) Allah adalah untuk urusan surga, sedangkan urusan dunia (bumi) benar-benar harus dipikirkan oleh otak. Apakah mempercayai kuasa Allah masih relevan di masa kini, dan benarkah kuasa Allah masih berperan mengatur denyut kehidupan dunia ini khususnya kehidupan kita? Yesus berkata, “Perhatikanlah bunga bakung di ladang, yang tumbuh tanpa bekerja dan tanpa memintal, tetapi Allah membuatnya bersolek begitu eloknya yang keindahannya tak bisa ditandingi bahkan oleh Salomo yang kemegahannya sebagai raja tak ada duanya.” Kemudian Ia melanjutkan, “Jadi jika demikian Allah mendandani rumput di ladang, yang hari ini ada dan besok dibuang ke dalam api, tidakkah Ia akan terlebih lagi mendandani kamu?” Perkataan Tuhan tersebut memang untuk mengingatkan kita soal kekhawatiran, tetapi dari urusan bunga bakung atau rumput itu, tidakkah seharusnya kita mengerti, bahwa sampai saat ini Allah tetap ‘mengurus’ denyut kehidupan dunia ini dengan kuasaNya? Kepintaran manusia dan kecanggihan teknologi memang memungkinkan untuk melakukan rekayasa genetika sehingga bunga-bunga bisa dirancang berwarna-warni sesuai keinginan kita. Tetapi, setelah benih itu ditanam, apakah tumbuh kembangnya juga terjadi atas kuasa manusia? Mungkin kita perlu merenungkan apa yang dikatakan oleh Robert Schuller, seorang pendeta reformed dari Amerika: “Any fool can count the seeds in an apple. Only God can count all the apples in one seed.” Selamat membaca, semoga setiap tulisan yang ada di sini memberi inspirasi bagi saudara-saudara. Tuhan Yesus memberkati kita.
Salam, Redaksi 2
Pembina: GI Feri Irawan, M.Div Koordinator Literatur: Yahya Soewandono Pemimpin Redaksi: Titus Jonathan Wakil Pemimpin Redaksi: Elasa Noviani Editor: Hendro Suwito, Yati Alfian Creative Design : Juliani Agus, Arina Palilingan Koordinator Narasumber: Anton Utomo Koordinator Liputan: Edna Pattisina Desk Public Figure: Deirdre Tenawin Desk Pemuda & Remaja: Nico Tanles Tjhin Illustrator: Ricky Pramudita, Thomdean Penulis: Anton Utomo, Arina Palilingan, Elasa Noviani, Erwin Tenggono, Edna Pattisina, Hendro Suwito, Humprey, Nico Tanles Tjhin Kontributor: GI. Martin Ghazali, Lucy Juwono, S.Th., Lena Thung, Andika Nugraha, Anastasia Gondosari, Lily Ekawati, Raphael Priatna Alamat Redaksi: Sub bidang literatur GKY BSD Jl. Nusaloka E8/7 BSD Tangerang Telp/ Fax: 021-5382274 Email: nafiri@gkybsd.org Kirimkan KRITIK, SARAN, SURAT PEMBACA dan ARTIKEL anda ke alamat redaksi ataupun lewat e-mail di atas
KUASA ALLAH DALAM KEHIDUPAN MASA KINI
NAFIRI SEP 13.indd 2
9/21/13 6:59 AM
FOKU S
DAFTAR ISI Suara Gembala Enlightenment Quote 2 Zaman Capture View Point Refleksi Liputan Khusus Serpihan Perjalanan Corner Kick Kesaksian Lentera Misi Garam & Terang Teropong One Moment Shoot Percikan The Youngsters
4 10 17 44 56 68 72 80 88 96 102 110 114 120 124 128 132
Event Notes 52 Kilau Mutiara 136 Komik 87 NAFIRI Hahaha! Rekomendasi Buku Rekomendasi Musik Rekomendasi Film
127 94 142 146 148
28
Apakah Kuasa Allah Masih Relevan?
36
Kuasa Allah dalam Kehidupan Masa Kini
KIM Dae-jung DAUD Margomgom Hutabarat Sterilitas vs Kekudusan Mencari Kuasa Allah dalam Kehidupan Kita SEKOLAH MINGGU Biola yang Patah di Tangan sang Maestro Doa Baru bagi Masa Depan MARIA YUNITA Benih itu Mulai Bertunas Apakah PAS sudah ‘pas’ Bagi Mereka? Konsep Ibadah Kristen Memotret Tukang Potret TESA Kurniawan Melukis Kehidupan Who Knows? Retret Christian Meditation Sentilan Bang ARIF
THOUGHT
60
Pdt ANDREAS YEWANGOE
POTRET
18
HERMANTO NAFIRI SEPTEMBER 2013
NAFIRI SEP 13.indd 3
3
9/21/13 6:59 AM
Kuasa Allah Melalui DOA 4
KUASA ALLAH DALAM KEHIDUPAN MASA KINI
NAFIRI SEP 13.indd 4
9/21/13 6:59 AM
/ Pdt. Joni Sugicahyono /
/ Kisah Para Rasul 4:23-31 /
“Sesudah dilepaskan pergilah Petrus dan Yohanes kepada
teman-teman mereka, lalu mereka menceriterakan segala sesuatu yang dikatakan imam-imam kepala dan tua-tua kepada mereka. Ketika teman-teman mereka mendengar hal itu, berserulah mereka bersama-sama kepada Allah, katanya: “Ya Tuhan, Engkaulah yang menjadikan langit dan bumi, laut dan segala isinya. Dan oleh Roh Kudus dengan perantaraan hamba-Mu Daud, bapa kami, Engkau telah berfirman: Mengapa rusuh bangsa-bangsa, mengapa sukusuku bangsa mereka-reka perkara yang sia-sia? Raja-raja dunia bersiap-siap dan para pembesar berkumpul untuk melawan Tuhan dan Yang Diurapi-Nya. Sebab sesungguhnya telah berkumpul di dalam kota ini Herodes dan Pontius Pilatus beserta bangsa-bangsa dan suku-suku bangsa Israel melawan Yesus, Hamba-Mu yang kudus, yang Engkau urapi, untuk melaksanakan segala sesuatu yang telah Engkau tentukan dari semula oleh kuasa dan kehendak-Mu. Dan sekarang, ya Tuhan, lihatlah bagaimana mereka mengancam kami dan berikanlah kepada hamba-hamba-Mu keberanian untuk memberitakan firman-Mu. Ulurkanlah tangan-Mu untuk menyembuhkan orang, dan adakanlah tanda-tanda dan mujizat-mujizat oleh nama Yesus, Hamba-Mu yang kudus.” Dan ketika mereka sedang berdoa, goyanglah tempat mereka berkumpul itu dan mereka semua penuh dengan Roh Kudus, lalu mereka memberitakan firman Allah dengan berani. ” NAFIRI SEPTEMBER 2013
NAFIRI SEP 13.indd 5
5
9/21/13 6:59 AM
A
pa yang membuat jemaat mulamula begitu luar biasa? Mereka tidak memiliki program yang muluk-muluk. Dana dan anggaran yang besar tidak ada. Para pelayan bukan lulusan universitas ternama. Jangankan S3 atau Pasca Sarjana, Sarjana S1 pun tidak. Mereka juga tidak ada dukungan dari tokoh-tokoh politik yang punya kuasa dan pengaruh pada saat itu. Sebaliknya, sebagian besar pemimpin jemaat mula-mula tidak secara jelas tercatat pernah menempuh pendidikan formal bahkan banyak yang pernah dipenjara. Sesungguhnya apa rahasia keberhasilan jemaat mula-mula ini? Kisah Para Rasul 4 menjawab pertanyaan ini. Jawabannya adalah karena orang-orang Kristen dari jemaat mula-mula tahu bagaimana berdoa, sehingga Allah dapat bekerja dengan kuasa yang luar biasa. Salah satu pengkhotbah yang paling sukses dalam sejarah kekristenan yang dipakai Tuhan dalam kebangunan rohani besar adalah pengkhotbah Inggris yang bernama Charles Haddon Spurgeon. Suatu hari ia ditanya apa rahasia pelayanannya yang luar biasa. Ia menjawab, “Pelayanan saya bisa seperti ini karena jemaat saya berdoa untuk saya.” Bapa Agustinus (354-430M), 6
Uskup dari Hippo pernah berkata,
“Berdoalah seakan-akan segala sesuatu bergantung pada Allah dan bekerjalah seakan-akan segala sesuatu bergantung pada kamu.”
Bapa-Bapa gereja adalah orangorang yang sangat rajin berdoa, karena mereka berdoa dengan prinsip ini di benak mereka: segala sesuatu bergantung pada Allah. Namun demikian jangan mengartikan bahwa doa adalah sebuah bentuk pelarian dari tanggung jawab, sebaliknya doa adalah sebuah respons kita terhadap perintah Allah. Doa yang benar akan menguatkan kita dalam hidup, dalam pelayanan dan peperangan rohani termasuk saat mengalami penganiayaan. Saat kita membaca ayat-ayat dalam Kisah Para Rasul 4 tadi, apakah fokus pembicaraan dalam pasal ini sejak ayat yang pertama? Menarik bahwa paling tidak tujuh (7) kali diulang kosa kata “dalam nama Yesus” (4:2, 7, 10, 12, 17, 18, 30). Doa yang berkuasa adalah doa yang difokuskan pada nama Tuhan Yesus.
KUASA ALLAH DALAM KEHIDUPAN MASA KINI
NAFIRI SEP 13.indd 6
9/21/13 6:59 AM
Kekuatan jemaat mula-mula di Yerusalem saat itu bukan program, bukan dana, bukan dukungan dari penguasa, bukan bakat, bukan kepintaran dan kecerdasan otak, bukan ketrampilan melayani, bukan pengalaman yang banyak, melainkan karena persekutuan doa yang diadakan setelah pemimpin mereka – Petrus dan Yohanes – ditangkap, ditahan dan diadili. Persekutuan doa ini sungguhsungguh hidup dan berkuasa dan perlu untuk kita teladani. Seperti apakah doa mereka yang berkuasa itu? Pertama, doa yang lahir dari kesaksian dan pelayanan bagi Tuhan. Rasul Petrus dan Rasul Yohanes baru saja jatuh ke dalam tangan musuh dan dilepaskan setelah diancam dengan keras. Jemaat lalu berkumpul, bersekutu dalam persekutuan doa untuk mengalahkan musuh. Pada saat Lukas - penulis Kitab Kisah Para Rasul ini - mencatat peristiwa ini, ia mengkontraskan istilah “berkumpul� di sini. Ayat 23-24 murid-murid berkumpul, bersekutu untuk berdoa kontras dengan ayat 27, Herodes, Pilatus, bangsa-bangsa dan suku-suku bangsa Israel berkumpul, bersekutu. Untuk apa? Untuk melawan Tuhan. Bagaimana dengan kita? Kita suka kumpul-kumpul untuk apa? Untuk gosip, mengkritik, menyebarkan isu yang meresahkan? Kumpul-kumpul untuk menimbulkan kegelisahan? Itu semua kumpul-kumpul yang tidak memiliki kredit di mata Tuhan. Herodes, Pilatus, bangsa-bangsa berkumpul memang untuk seperti itu. Tetapi murid-murid Tuhan berkumpul, bersekutu untuk berdoa bagi para pelayan Tuhan dan pekerjaan Tuhan. Zaman sekarang ini sering orang-orang percaya berkumpul untuk berdoa dengan sikap seolah-olah sedang menghadiri konser atau pesta. Tidak ada beban, dan sama sekali tidak ada suatu rasa kebutuhan mendesak untuk pekerjaan Tuhan. Mengapa? Karena kebanyakan kalau tidak mengalami perjalanan kehidupan Kristen yang terlalu nyaman, ya, terlalu sibuk dengan persoalan sendiri. NAFIRI SEPTEMBER 2013
NAFIRI SEP 13.indd 7
7
9/21/13 6:59 AM
Seandainya saja kita sebagai orang Kristen lebih banyak bersaksi bagi Kristus, seperti jemaat mula-mula ini, pasti akan lebih banyak dorongan dan berkat bagi jemaat bersekutu untuk berdoa. Kedua, doa yang mereka panjatkan ketika bersama-sama berseru kepada Allah adalah doa yang memiliki kesatuan hati (4:24 dan 1:14, “Mereka semua bertekun dengan sehati dalam doa bersama...”). Kesatuan jemaat membuat menjadikan mereka sehati, sepikir, dan Allah gembira menjawab doa orang-orang yang sehati seperti ini. Sebaliknya perpecahan dalam jemaat selalu menghalangi doa dan menggerogoti kuasa rohani gereja Tuhan. Ketiga, doa mereka sungguh-sungguh berpondasikan firman Tuhan (ayat 25-26 adalah kutipan dari Perjanjian Lama, yaitu Mazmur 2). Firman Tuhan dan doa harus berjalan seiring. Alkitab berkata, “Jikalau kamu tinggal di dalam Aku dan firman-Ku tinggal di dalam kamu, mintalah apa saja yang kamu kehendaki, dan kamu akan menerimanya.” Melalui firman-Nya, Allah berbicara kepada kita dan memberitahu kita apa yang ingin dilakukan-Nya. Di dalam doa kita berbicara kepada-Nya dan menyediakan diri kita untuk melaksanakan kehendak-Nya. Doa yang benar bukan menyuruh Allah melakukan apa yang kita kehendaki, melainkan memohon agar Allah melaksanakan kehendak-Nya di dalam dan melalui kita. 1 Yohanes 5:14-15, “Dan inilah keberanian percaya kita kepada-Nya, yaitu bahwa Ia mengabulkan doa kita, jikalau kita meminta sesuatu kepada-Nya menurut kehendak-Nya. Dan jikalau kita tahu, bahwa Ia mengabulkan apa saja yang kita minta, maka kita juga tahu, bahwa kita telah memperoleh segala sesuatu yang telah kita minta kepada-Nya.” Memohon agar kehendak Allah terlaksana di bumi, bukan kehendak manusia terlaksana di sorga. Para murid tidak berdoa supaya situasi berubah atau musuh-musuh dibinasakan, tetapi mereka berdoa agar Allah menguatkan mereka untuk mencapai apa yang telah Allah tetapkan. Mereka memohon kemauan ilahi bukan melarikan diri dan Allah mengaruniakan kekuatan yang mereka butuhkan. Philips Brooks (1835 - 1893M) yang pernah menjadi Bishop Massachusetts di tahun 1890-an yang juga seorang penulis yang terkenal pada zamannya pernah menulis begini, “Jangan berdoa meminta kehidupan yang mudah, tetapi berdoalah agar menjadi orang yang lebih kuat. Jangan berdoa meminta tugas-tugas yang sesuai dengan kekuatanmu, tetapi mintalah kekuatan yang sesuai dengan tugas8
KUASA ALLAH DALAM KEHIDUPAN MASA KINI
NAFIRI SEP 13.indd 8
9/21/13 6:59 AM
tugasmu.” Begitulah cara jemaat mula-mula berdoa dan begitu pula seharusnya kita, orang-orang Kristen masa kini berdoa. Mereka tidak minta cara menghindari masalah, mereka meminta keberanian untuk menghadapi dan menyelesaikannya dengan baik. Mereka tidak meminta api turun dari langit membakar habis musuh-musuh mereka; mereka meminta api dari sorga membakar hati mereka untuk berani memberitakan Injil dan kuasa untuk menyembuhkan. Yang terakhir, keempat, doa mereka memiliki keinginan yang kuat untuk memuliakan nama Tuhan Yesus. Nama itulah yang memberi mereka kuasa untuk memberitakan firman Allah dengan berani dan membuat mujizat. Kemuliaan Allah dan bukan kebutuhan manusia adalah tujuan tertinggi dari doa yang sejati. Pada waktu Nama Tuhan Yesus ditinggikan dan dimuliakan dalam doa, di situlah kuasa Allah dinyatakan melalui Nama di atas segala nama itu. Nama Yesus tidak pernah kehilangan kuasa-Nya, tetapi banyak orang yang kehilangan kuasa karena mereka tidak sungguh-sungguh berdoa dalam nama Putra Allah yang Mahakuasa itu. Seorang pengkhotbah pernah berkata, “Tidak ada hal yang tidak terjangkau oleh doa, kecuali hal-hal di luar kehendak Allah.” Dr. R.A. Torrey pernah berkata, “Berdoalah untuk hal-hal besar, harapkanlah hal-hal yang besar, bekerjalah untuk hal-hal yang besar, tetapi di atas segala-galanya – berdoalah!” Jemaat mula-mula berdoa bersama dan Allah menjawabnya dengan kuasa yang luar biasa besar. Allah masih berkenan menyatakan kuasa-Nya yang besar atas orangorang yang setia berdoa seperti ini. Maukah kita sungguh-sungguh berdoa seperti mereka? Saya percaya kalau kita pun masih akan dapat mengalami kuasa Tuhan – seperti para murid – pada masa kini, jika kita bersungguh-sungguh tekun berdoa bersama seperti mereka : Berdoa dari kesaksian dan pelayanan bagi Tuhan; bersama-sama berdoa dengan kesatuan hati; dengan berfondasikan firman Tuhan dan dengan keinginan yang kuat untuk memuliakan nama Tuhan Yesus.
Oleh sebab itu jika dalam gereja atau persekutuan kita ada kebaktian yang khusus diadakan untuk berdoa, yaitu Kebaktian Doa, marilah kita sekalian setia menghadirinya dan
menyediakan diri masing-masing untuk siap dipakai Tuhan menjadi sarana kuasa-Nya yang bekerja melalui doa-doa bersama kita di rumah Tuhan. Amin. Solus Christus. Soli Deo Gloria NAFIRI SEPTEMBER 2013
NAFIRI SEP 13.indd 9
9
9/21/13 6:59 AM
IGHT EN
E
NL
MEN
T
Kim Dae-jung
dan Warisan Divine Character-nya 10
KUASA ALLAH DALAM KEHIDUPAN MASA KINI
NAFIRI SEP 13.indd 10
9/21/13 6:59 AM
F
/ Titus Jonathan /
Memberi pengampunan itu seharusnya tidak rugi apa-apa, karena kita tidak ‘kulakan’ pengampunan sehingga harus menghitung-hitung modal berapa, jual berapa dan untung berapa.
i l os of i sederhana ini mewarnai prinsip hidup Kim Dae-jung (alm), Presiden Korea Selatan ke-8. Perjalanan hidupnya sebelum ia terpilih menjadi Presiden sangat berliku, tetapi dunia mengaguminya bukan karena ketahanannya dalam penderitaan, melainkan karena karakter mulia yang dimilikinya. Sekitar dua puluh tahun sebelum ia menjadi Presiden, pada tahun 1980, Kim Dae-jung dijatuhi hukuman mati karena aktivitas politiknya menentang tirani Presiden (waktu itu) Chun Doo-hwan. Intervensi dari Amerika Serikat membuat hukumannya dikurangi menjadi 20 tahun penjara dan ia harus menjalani pembuangan ke AS. Ketika ia pulang ke Korsel, ia masih harus menjalani tahanan rumah tetapi kemudian ia diperbolehkan mencalonkan diri dalam pemilu Presiden. Tahun 1998 ia terpilih menjadi Presiden Korsel ke-8. Di kursi presiden, ia teringat Chun Doo-hwan, mantan Presiden yang dulu menjatuhkan hukuman mati padanya sedang di penjara dan menanti hukuman mati atas tuduhan pembantaian rakyatnya sendiri di Gwangju. Kim Dae-jung sebagai Presiden, mempunyai kuasa untuk memerintahkan eksekusi mati atas Chun Doo-hwan, tetapi ia justru mengampuninya. NAFIRI SEPTEMBER 2013
NAFIRI SEP 13.indd 11
11
9/21/13 6:59 AM
Entahlah, mungkin hatinya terbuat dari pualam. Setelah mengampuni Chun Doo-hwan, di tahun 2000 ia mengunjungi Penguasa Korea Utara, Kim Jong-il yang menjadi seteru saudara sebangsanya di Selatan. Kim Dae-jung tak surut walau ia tahu Korea Utara selalu mencaci-maki dirinya dengan jargon-jargon politik komunisnya. Pada hari yang bersejarah itu, di Pyongyang yang angker itu, Kim Dae-jung duduk berdua dengan Kim Jong-il menawarkan rekonsiliasi dua bangsa yang berseteru.
12
Kim Dae-jung
KUASA ALLAH DALAM KEHIDUPAN MASA KINI
NAFIRI SEP 13.indd 12
9/21/13 6:59 AM
Kim Dae-jung mempunyai keyakinan bahwa memberi pengampunan tak membuatnya rugi apa-apa. Forgiveness means compassion, kata orang bijak, dan belas kasihan Kim Dae-jung ibarat sumber air yang terus memancar keluar. Ia memang tidak ‘kulakan’ itu, untuk apa mengirit-irit? Bukankah sumber air compassion itu tak pernah habis walau sudah dicedok dengan gayung ratusan kali, atau ditimba dengan ember sampai ribuan kali? Sebagai seorang Katolik, Kim Dae-jung mengerti pelajaran dari Yesus tentang pengampunan tanpa batas.
Kim Dae-jung bertemu dengan Kim Jong-il
Suatu hari Petrus bertanya,
“Tuhan, sampai berapa kali aku harus mengampuni saudaraku jika ia berbuat dosa terhadap aku? Sampai tujuh kali?” Yesus berkata kepadanya:
“Bukan! Bukan sampai tujuh kali, melainkan sampai tujuh puluh kali tujuh kali.” (Matius 18:20-21)
Petrus mungkin merasa ‘pede’ bahwa dengan menyebut angka tujuh maka yang ia amalkan sudah sempurna. Kita mungkin seperti Petrus yang yakin bahwa tujuh kali mengampuni adalah sikap yang luhur, karena biasanya setelah tiga kali, kita berkata: Enough is enough. Namun bagi Yesus tujuh kali yang dirasa sudah sempurna oleh Petrus itu masih terlalu sedikit, terlalu kurang, terlalu pelit. Yesus minta, yang tujuh kali dari Petrus itu harus dikalikan tujuh puluh. Tampaknya Yesus ‘agak sebel’ dengan Petrus dan berpikir, “Ahhh… pelit amat sih? Mengampuni saja bikin itung-itungan sampai tujuh kali...Emang berapa kali sudah Bapa mengampuni kamu? Dalam sehari saja kamu sudah berdosa lebih dari tujuh kali,” mungkin demikian yang ada di hati-Nya. NAFIRI SEPTEMBER 2013
NAFIRI SEP 13.indd 13
13
9/21/13 6:59 AM
Tampaknya Petrus dan muridmuridNya yang lain masih bengong Yesus tentu saja tidak sedang karena belum ngeh dengan 70x7 itu. mengajar matematika kepada muridLalu Yesus memberikan perumpamaan muridNya sehingga mereka lantas tentang seorang hamba yang harus berpikir untuk menghitung 70x7=490. Untuk apa angka-angka ini? berhutang kepada Raja sebesar Bagi-Nya kalkulasi dalam soal anugerah sepuluh ribu talenta tetapi tak mampu membayarnya. “Jual dia beserta anak tidak penting, karena anugerah diberikan tanpa syarat-syarat yang bikin dan istrinya untuk membayar hutang,” pusing: harus ini, harus itu, mesti begini titah Raja itu kepada pengawalnya. Bisakah kita membayangkan nasib dan mesti begitu. Dengan mencoret hamba ini dan keluarganya setelah angka sempurna (tujuh) yang diajukan vonis itu dijatuhkan oleh Raja? Hamba oleh Petrus dengan rasa bangga, dan itu sujud gemetar dan memohon memintanya untuk mengalikan tujuh belas kasihan, “Sabarlah ya Tuan, puluh kali lipat, Ia ingin mengajar aku akan melunasinya nanti...” Maka sekaligus menularkan karakter Bapa Raja yang murah hati itu langsung yang penuh belas kasihan dalam jatuh iba dan membebaskan seluruh memberi pengampunan yang limpah. Itulah Divine character, sebuah karakter hutangnya. Raja itu bukan hanya iba tetapi tahu bahwa hamba itu tak bakal yang limitless dalam memberikan bisa membayarnya sekalipun ia dan anugerah. semua yang dimilikinya – termasuk anak dan istrinya – dijual. Mengapa? Karena sepuluh ribu talenta itu terlalu besar. Berapakah 10.000 talenta itu? Mari kita konversi ke Rupiah agar mudah bagi kita membayangkan nilainya. Satu talenta adalah 6.000 dinar, sedangkan 1 dinar adalah upah seorang pekerja dalam sehari (dari perumpamaan tentang orangorang upahan di kebun anggur di kitab Matius 20:1-16). Jika 14
KUASA ALLAH DALAM KEHIDUPAN MASA KINI
NAFIRI SEP 13.indd 14
9/21/13 6:59 AM
di Indonesia rata-rata UMP (Upah Minimum Propinsi) adalah 1,5 juta rupiah, maka sehari adalah Rp62.500,dengan asumsi 24 hari kerja. Jadi 10.000 talenta adalah 60.000.000 (enam puluh juta) dinar atau sama dengan 3,75 triliun rupiah. Hamba itu berhutang 3,75 triliun rupiah dan dalam sekejab mata ia dibebaskan dan hutangnya dihapuskan. Raja itu langsung merobek surat hutangnya di depan mata hambanya sebagai tanda hutangnya di’write-off’. Harusnya hamba itu jatuh tersungkur di kaki Raja itu, menangis sejadi-jadinya, mencium kaki Raja dan kalau perlu memberikan kepalanya sebagai wujud terimakasih. Memang tidak diceritakan oleh Matius bagaimana reaksi hamba itu, tetapi saya membayangkan ia langsung mengeloyor pergi. Ya, ia mengeloyor begitu saja tanpa perasaan apa-apa. Buktinya, setelah ia keluar dari istana Raja, ia bertemu dengan kawannya yang hanya berhutang 100 dinar kepadanya. 100 dinar sama dengan 6,25 juta rupiah (saja!). Dibandingkan dengan hutangnya kepada Raja, hutang kawannya kepadanya ‘just a peanut’. Dengan pongah ia mencekik leher kawannya dan berkata, “Bayar hutangmu!” Dan sama dengan dia
beberapa menit sebelumnya di hadapan Raja, kawannya itu memohon belas kasihan kepadanya, “Sabarlah kawan, aku akan melunasinya nanti…” Tetapi tangis kawannya yang menghiba itu ternyata tak meluluhkan hatinya. Ia menjebloskan kawannya ke penjara tanpa ampun. Kedengaran oleh Raja itu, marahlah Raja itu dan berkata: “Hai hamba yang jahat (Raja itu menyebutnya jahat), seluruh hutangmu telah kuhapuskan karena engkau memohonkannya kepadaku. Bukankah engkaupun harus mengasihani kawanmu seperti aku telah mengasihani engkau?” Melihat kenyataan ini, saya bertanya pada diri sendiri, bukankah Tuhan (yang digambarkan oleh Raja itu) pasti tahu bahwa hamba yang jahat itu akan bertindak kejam kepada kawannya? Tetapi mengapa ia tetap mendapat ampunan? Pengampunan yang diperolehnya bahkan besar sekali. Setelah merenung, saya semakin yakin bahwa itulah Divine character, karakter Ilahi yang tidak membedakan dalam memberikan anugerah kepada setiap orang, entah dia baik atau jahat. Si jahat diberi anugerah, tetapi ternyata ia tak layak untuk menerimanya. Karakternya memang dan tetap jahat. NAFIRI SEPTEMBER 2013
NAFIRI SEP 13.indd 15
15
9/21/13 6:59 AM
Yesus tidak sedang bermain angka-angka, tetapi Ia ingin menyampaikan pesan bahwa angka 3,75 triliun rupiah (10.000 talenta) versus 6,25 juta rupiah (100 dinar) adalah gambaran perbandingan bumi dan langit: bahwa dosa kita kepada Tuhan jauh lebih besar dibandingkan dosa kawan kita kepada kita. Apakah kita suka mengingat sebesar apa dosa kawan kita kepada kita? Dosa kita kepada Tuhan jauh lebih besar. Apakah kawan kita telah menipu, mencuri, mengkhianati, memfitnah, menyakiti hati, menghina, menista, menyeleweng, dan dosa-dosa lain yang bisa disebut, dosa di antara kita yang sama-sama pendosa ini hanya merupakan hutang 100 dinar, sedangkan dosa kita kepada Tuhan jauh lebih besar (60 juta dinar). Pelajaran ini mengingatkan kita untuk berhati lapang kepada siapa pun yang pernah menyakiti kita. Ada banyak orang yang memilih memendam sakit hati dan membawanya sampai mati. Ada banyak orang tidak bisa tidur karena sakit hati dan semalammalaman berpikir keras untuk membalas.
Mengapa tidak berusaha memiliki Divine character seperti Kim Dae-jung? Dunia telah menghargainya dengan hadiah Nobel Perdamaian di tahun 2000, tetapi bagi Kim Dae-jung, mengampuni Chun Doo-hwan dan mengasihi Kim Jong-il jauh lebih mempunyai arti daripada medali Nobel
“Only the truly magnanimous and strong are capable of forgiving and loving.
Let us persevere, then, praying always that God will help us to have the strength to love and forgive our enemies. Let us together, in this way, become the loving victors�
(Kim Dae-jung) 16
KUASA ALLAH DALAM KEHIDUPAN MASA KINI
NAFIRI SEP 13.indd 16
9/21/13 6:59 AM
f you have men who will only come I “ if they know there is a good road, I don’t
want them. I want men who will come if there is no road at all.”
David Livingstone
19 Maret 1813 – 1 Mei 1873 (David Livingstone, kelahiran Inggris, adalah misionaris pertama dari Barat yang melakukan perjalanan transcontinental ke Afrika. Banyak orang memujinya bahwa ia telah mengorbankan hidupnya untuk Afrika, tetapi dengan rendah hati ia berkata: “I never made sacrifice. Of this we ought not to talk when we remember the great sacrifice which He made, who left His Father’s throne on high to give Himself for us.”).
“
P
raktek kasih lebih penting dari segalanya, bahkan lebih penting dari berkhotbah. Saya pernah mengajar anak-anak desa di Kediri. Waktu itu saya sedang bercerita tentang mujizat di Kana waktu Yesus mengubah air sumur menjadi air anggur. Diceritakan bahwa di situ ada 6 tempayan, isi setiap tempayan sekitar 120 liter. Saya tanya ke anak-anak itu, berapa total liter air untuk seluruh tempayan itu? Mereka anak-anak kelas 5 SD tetapi tidak ada yang bisa menghitung. Maka saya bilang kepada mereka, mulai besok saya tidak akan berkhotbah, tetapi akan mengajar matematika. Saya merasa lebih bertanggungjawab kepada Tuhan dengan memberi pelajaran matematika daripada mengajar PA, karena mereka lebih membutuhkan matematika.” Pdt. Yung Tik Yuk (Saat diwawancarai oleh NAFIRI untuk NAFIRI edisi Desember 2011 – tentang kasih yang harus dipraktekkan sebagai orang Kristen). NAFIRI SEPTEMBER 2013
NAFIRI SEP 13.indd 17
17
9/21/13 6:59 AM
P
18
TRET
KUASA ALLAH DALAM KEHIDUPAN MASA KINI
NAFIRI SEP 13.indd 18
9/21/13 6:59 AM
HERMANTO
Membangun
FONDASI SUKSES
dengan Ketekunan dan Kerendahan Hati / Nico Tanles Tjhin /
Tanpa banyak bicara, tanpa banyak tampil, dan tanpa banyak gaya, sosok “om om cool” ini sudah sangat banyak memberikan kontribusi nyata bagi lingkungannya. Penasaran siapa dia? Bagaimana kisah hidupnya?
S
u k s e s butuh proses. Seperti logam emas yang dipanaskan dalam suhu 1000° Celsius dan seperti mutiara yang dihasilkan dari kerang yang teriritasi oleh pasir, begitu juga dengan kisah sukses dari perjalanan hidup salah satu seorang jemaat GKY BSD bernama Hermanto. Pada tanggal 22 Juli lalu, Tim NAFIRI berkesempatan untuk meliput kisah hidup suami dari Theresia Retika ini lewat sebuah perbincangan santai di rumahnya di daerah Villa Melati Mas – Tangerang Selatan. NAFIRI SEPTEMBER 2013
NAFIRI SEP 13.indd 19
19
9/21/13 6:59 AM
Antara hidup susah dan susah hidup Hermanto lahir 53 tahun yang lalu di sebuah desa kecil bernama Sebangkau, kecamatan Pemangkat, 30 km dari kota Singkawang, Kalimantan Barat. Sebenarnya orang tua Hermanto bisa saja membentuk sebuah tim sepak bola untuk berkompetisi antar kampung, karena mereka mempunyai 11 anak. Terlahir sebagai anak ke-4 dari 11 bersaudara, pria yang mempunyai gelar S3 ini sebelumnya tidak pernah memiliki akte kelahiran sampai ia beranjak SMA. Tempat di mana ia lahir dan bertumbuh tidak familiar dengan hal surat-menyurat. “Lahir ya lahir saja, menikah ya menikah saja, tanpa surat atau bentuk dokumentasi apa pun,” katanya. Ditambah lagi, tidak terdapat aliran listrik di kampung halamannya waktu itu. Memang pada awalnya keluarga Hermanto hidup berkecukupan. Tidak kaya sekali, tapi cukup. Kakek yang mengadopsi ayah Hermanto mempunyai kebun jeruk, kebun karet, dan sawah. Bahkan ayah Hermanto masih mempunyai usaha sendiri sampai ia duduk di bangku kelas 2 SD. Namun sayangnya, kecanduan berjudi membuat ayah Hermanto jatuh bangkrut dan sejak itu ibunyalah yang menjadi tulang punggung keluarga, 20
menjalankan usaha kecil-kecilan untuk menghidupi dan menyekolahkan anak-anaknya. Kondisi seperti ini mau tidak mau membuat Hermanto harus membantu ibunya berjualan es keliling setiap pagi sebelum berangkat ke sekolah.
Hermanto (paling kiri) – tahun 1962 (umur 2 tahun)
Istri Hermanto, Theresia “Orang yang mengungkapkan, sudah kecanduan berjudi bukan saja menghabiskan apa yang dia punya, tapi dia juga menggerogoti milik orang lain.” Dan benar, ayah Hermanto pada saat itu berhutang sana-sini untuk memuaskan nafsu berjudinya. Dia terus-menerus menggerogoti uang orang tuanya sampai akhirnya orang tuanya marah dan tidak mau membantu apa-apa lagi. Nama baik keluarga Hermanto pada saat itu jatuh dan tidak dipandang oleh keluarga lain dari pihak ayahnya. Beban mental tersebut saja sudah sangat menyulitkan
KUASA ALLAH DALAM KEHIDUPAN MASA KINI
NAFIRI SEP 13.indd 20
9/21/13 6:59 AM
Keluarga besar (tahun 1973) – (Hermanto – ke-3 dari kiri pd baris belakang)
Hermanto & Ibu - tahun 1963 (umur 3 tahun)
kehidupan keluarganya, ditambah lagi, satu-persatu barang di rumah dijual habis oleh ayahnya: mulai dari sepeda, kasur, sampai perabot rumah tangga lainnya. Akhirnya, rumah pun harus dijual untuk membayar hutang! Keadaan ini membuat ibu Hermanto harus mengontrak rumah untuk kelangsungan hidup anak-anaknya. Di tengah-tengah situasi yang sulit, bimbingan Tuhan memampukan Hermanto melewati sekolah tingkat SD dan masuk ke tingkat selanjutnya. Tetapi di kampungnya tidak terdapat sekolah SMP sehingga Hermanto harus pindah ke kampung neneknya, ikut tinggal bersama keluarga lain dari saudara ayahnya. Di rumah yang baru ini, Hermanto lebih dianggap sebagai pegawai ketimbang cucu. Sepulang sekolah dia harus bekerja di kebun untuk memetik jeruk dan memotong rumput. Ketika sepupu-sepupu yang lain ke sekolah naik sepeda (waktu
itu sepeda adalah alat transportasi yang cukup mewah), Hermanto harus berjalan kaki bolak-balik 4 km ke sekolah. Ketika sepupu-sepupu yang lain masih mempunyai waktu untuk bermain pingpong dan bersosialisasi (bermain), Hermanto harus kerja sampai malam. “Saya baru bisa mulai belajar malam hari. Di kampung kan ga ada listrik tuh, jadi untuk membaca pakai lampu semprong (lampu yang pakai sumbu dengan bahan bakar minyak tanah, red.). Setiap habis belajar, hidung pasti hitam-hitam kena asapnya,� ujarnya dengan aksen daerah yang kental. Ketika mau masuk SMA, lagilagi Hermanto harus pindah sekolah ke ibukota kecamatan, karena di kampung neneknya tidak ada sekolah SMA. Kali ini, neneknya memberikan sebuah sepeda yang tidak terlalu bagus untuk pulang-pergi sekolah. Hanya saja jarak tempuhnya kali ini lima kali lebih jauh (20 km). Sedangkan teman-teman yang lain menggunakan angkot untuk menempuh jarak tersebut. Hermanto tidak mampu naik angkot ataupun NAFIRI SEPTEMBER 2013
NAFIRI SEP 13.indd 21
21
9/21/13 6:59 AM
sewa tempat kos karena tidak ada uang. “Kalau zaman SD saya masih bisa main dengan pergi memancing. Ketika SMP dan SMA, saya tidak bisa lagi menikmati hiburan seperti anak-anak yang lain. Hiburan saya cuma satu, nilai pelajaran saya selalu tertinggi dan selalu jadi juara kelas. Jadi banyak teman yang ingin belajar bersama dengan saya. Bagi saya itu satu-satunya hiburan di masa kecil saya,� cerita ayah dari 2 anak perempuan ini.
Modal ketrampilan dan kerja keras ‘tok’ Tidak pernah terpikirkan oleh Hermanto untuk melanjutkan sekolah ke tingkat perguruan tinggi. Setelah tamat SMA, pria yang mempunyai hobi main bulu tangkis ini langsung merantau ke Jakarta untuk membantu usaha kakaknya. Waktu itu ia menjadi tukang jahit. Setahun kemudian, Hermanto balik ke kampung halamannya dan mendapati hal yang tidak ia duga. Salah satu tantenya yang masih tinggal dengan neneknya ingin membantu Hermanto melanjutkan sekolah. Caranya, Hermanto harus menagih hutang ke seseorang di kampung yang sudah
22
lama tidak membayar hutangnya ke tantenya itu. Si tante berkomitmen apabila hutangnya tertagih, maka uang tersebut bisa dipakai keponakannya itu untuk biaya kuliah. Dan akhirnya tertagih juga hutang tersebut sebesar dua juta rupiah. Di tahun 1983, Universitas Atma Jaya Yogyakarta menerima Hermanto sebagai mahasiswa jurusan Teknik Sipil. Karena hasil ujian saringan masuknya sangat bagus, maka uang pendaftarannya pun menjadi lebih murah. Sisa uang yang ada masih bisa dipakai Hermanto untuk memenuhi kebutuhan lain selama ia tinggal sendiri di Yogyakarta. Namun sisa uang tersebut hanya dapat memenuhi kebutuhan beberapa minggu saja, selanjutnya Hermanto harus bertahan hidup dengan wesel kiriman dari adiknya di kampung (Hasil perkebunan tanah warisan nenek) sebesar Rp15.000,- per bulan, di mana Rp12.500,- sudah pasti terpakai untuk uang kos bulanan dan Hermanto harus mengatur sisanya untuk kebutuhan dasar yang lain. Pada masa itu temanteman yang lain bisa mendapat kiriman uang Rp50.000,- sampai 100.000,per bulan oleh keluarganya. Lalu bagaimana Hermanto dapat makan dengan Rp2.500,- sebulan?
KUASA ALLAH DALAM KEHIDUPAN MASA KINI
NAFIRI SEP 13.indd 22
9/21/13 6:59 AM
Walaupun pada saat itu Hermanto belum menjadi Kristen, Tuhan Yesus sudah menyertai hidupnya. Salah satu teman kos Hermanto bisa memasak dan Hermanto suka membantu dia untuk memasak dan bersihbersih dapur. Dari situlah Hermanto bisa nebeng makan tanpa harus mengeluarkan uang. Ditambah dengan gaya hidupnya yang sangat sederhana, uang Rp2.500,- per bulan cukup untuk bertahan hidup di Yogyakarta pada saat itu. Saat ini, Hermanto memang pandai memasak berbagai jenis makanan. Biasanya, jika Theresia tidak sempat masak, maka Hermanto yang turun tangan berkreasi dengan bumbu masak. Tim NAFIRI ikut kebagian mencicipi masakannya yang lezat itu ketika wawancara ini dilakukan.
Pertemuan yang mengubahkan hidup Setelah lulus kuliah tahun 1988, Hermanto melihat lowongan kerja di harian KOMPAS dan langsung pergi melamar pekerjaan ke sebuah perusahaan konsultan teknik bangunan bernama PT. Ketira Engineering. Karena perusahaan tersebut tahu bahwa Hermanto berasal dari Kalimantan, maka ketika ada proyek di Banjarmasin, ia pun ditugaskan ke sana untuk bekerja. Di situlah Hermanto bertemu dengan Theresia, sang buah hati yang kelak menjadi istrinya. “Saya ketemu dia pertama kali langsung ada perasaan suka. Saya ajak berkenalan dan cari tahu tentang dia,� aku Hermanto kepada tim NAFIRI. Walaupun pada saat itu Theresia menjabat sebagai kepala keuangan dan merupakan adik dari pemilik perusahaan (ditambah lagi sangat disegani oleh para karyawan
Keluarga Hermanto (2010) NAFIRI SEPTEMBER 2013
NAFIRI SEP 13.indd 23
23
9/21/13 6:59 AM
di sana), Hermanto yang berasal dari kampung dan baru masuk ke Ketira tidak takut untuk ‘make a move’. Suatu kali Hermanto mengajak Theresia jalan-jalan liburan ke Yogyakarta. Tidak disangka, ajakannya diterima. “Ya pas liburan di Jogja itu, saya mulai suka sama dia,” kata Theresia kalem. Setelah sekitar 2 tahun (19891991) bekerja di dalam bidang fondasi bangunan sekaligus membangun ‘fondasi’ hubungan dengan Theresia di PT. Ketira Engineering, Hermanto pindah ke PT. Franki Pile Indonesia untuk meniti karir lebih lanjut. Tidak lama setelah itu, di tahun 1992 akhirnya mereka sepakat mengakhiri masa lajang. Sungguh pencapaian luar biasa. Seorang dari kampung kecil, melamar adik pemilik perusahaan. Di situlah cinta sejati terlihat. Theresia tidak mengambil pusing latar belakang Hermanto. Kerja keras, talenta, dan karisma yang Hermanto miliki mampu memikatnya untuk menjalani kehidupan bersama. Namun di sisi lain, Hermanto juga sangat beruntung bisa bertemu dan menikah dengan Theresia. Hermanto tadinya tidak percaya Tuhan Yesus, bahkan sempat ada persepsi buruk tentang orang Kristen di masa mudanya. Siapa sangka, Tuhan justru menjodohkan Hermanto dengan orang 24
Kristen yang dipakai pelan-pelan membawanya kepada Tuhan Yesus. Sejak masa pacaran, Theresia sudah mengajak Hermanto untuk bergabung dengan sebuah komsel (kelompok sel, red) dan pergi ke Gereja. Sudah banyak buku-buku dan CD-CD tentang ke-Kristenan yang disuguhkan oleh Theresia dilahap oleh Hermanto. Sampai pada waktunya menjelang pernikahan, Hermanto sadar bahwa mempunyai satu pegangan dalam hidup itu penting. Hal ini membuat Hermanto berkomitmen untuk mengikuti kelas Katekisasi di Gereja Kristus Ketapang. Setelah menjadi suami istri, iman mereka makin bertumbuh dan dikuatkan, apalagi ketika keduanya mengikuti kegiatan PRT (Persekutuan Rumah Tangga) yang diadakan oleh GKY BSD. Sang istri, sebagai orang Kristen yang lebih ‘senior’, tidak pernah menggurui suaminya, tetapi hanya mengarahkan. Theresia rajin mengajaknya hadir ke seminar, merekomendasikan buku-buku bagus, dan meng-encourage untuk ikut kegiatan-kegiatan Gereja. Hermanto mengakui, Tuhan telah memakai istrinya untuk membawa dia mengenal Tuhan.
KUASA ALLAH DALAM KEHIDUPAN MASA KINI
NAFIRI SEP 13.indd 24
9/21/13 6:59 AM
Satu pribadi rendah hati, puluhan talenta kualitas tinggi Pada tahun 1993, dua tahun setelah bekerja di PT. Franki Pile, Hermanto mengambil keputusan untuk mengundurkan diri dari perusahaan tersebut karena ingin membangun perusahaan sendiri. Lalu muncul pertanyaan, bagaimana
Hermanto dapat membangun sebuah perusahaan tanpa memiliki modal awal? Ternyata, kakak iparnya dengan sepenuh hati memberikan dukungan modal. Dia bisa sangat percaya karena sudah melihat kemampuan belajar Hermanto yang tinggi serta kerja keras dan kemampuannya di dunia
B IODATA Nama lengkap : Hermanto Nama panggilan : Hermanto Tempat/Tgl lahir : Sambas, 8 Mei 1960 : 11 April 1992 Menikah Nama Isteri : Theresia Retika Tjia (1961) Nama anak : Merilda Kristalya (1993) Helena Agnes (1997) Riwayat Pendidikan : SD Negeri Semparuk (1974) SMP Negeri Tebas (1977) SMA Negeri Pemangkat (1981) Universitas Atmajaya Yogyakarta (S1) (1988) Universitas Trisakti Jakarta (S2) (2001) Universitas Tarumanagara Jakarta (S3) (2013) Riwayat pekerjaan : PT. Duasia Padusejati, Jakarta PT. Franki Pile Indonesia, Senior Engineer PT. Ketira Engineering Consultants, Civil Engineer
(1993 - sekarang) (1991 - 1993) (1989 - 1991)
Pelayanan : Anggota panitia persiapan pembangunan Gereja Kristus Yesus (GKY) BSD (2013 - sekarang) Anggota bidang misi Gereja Kristus Yesus (GKY) BSD (2002 - sekarang) Koordinator KU-1 Gereja Kristus Yesus (GKY) BSD (2006 - 2012) NAFIRI SEPTEMBER 2013
NAFIRI SEP 13.indd 25
25
9/21/13 6:59 AM
fondasi bangunan. Maka berdirilah PT. Duasia Padusejati yang dikomandani Hermanto sampai saat ini. Metode pembelajaran yang dimiliki Hermanto sangatlah unik. Ia adalah seorang yang otodidak. Membaca buku sendiri jauh lebih mudah menyerap ilmu daripada diajari oleh orang lain. Ketika diajar oleh guru atau dosen, Hermanto justru cenderung bingung dan sulit mengerti. Seperti kemampuan menjalankan aplikasi komputer, misalkan cara mengedit video dan sebagainya dipelajari sendiri oleh Hermanto tanpa ada yang mengajarinya. Mulai dari berkebun, menjahit, memasak, membangun fondasi, mengoperasikan aplikasi komputer, sampai membuat mesin-mesin bangunan semua dapat dilakukan oleh Hermanto. Memiliki banyak talenta tidak membuat Hermanto tinggi hati dan lupa melayani Tuhan. Justru dengan apa yang dimiliki, Hermanto sudah banyak berkontribusi kepada lingkungan sekitarnya terutama pelayanan di GKY BSD. Namun pria bersahaja ini
banyak yang “lebihMasih jago dari saya. Saya
masih perlu belajar banyak ‘jurus’ lagi.“ 26
lebih memilih bergerak di belakang layar saja. NAFIRI harus berkali-kali ‘membujuknya’ agar kisah hidupnya bisa dituliskan untuk rubrik “Potret” ini, karena ia merasa belum pantas ditulis. Tetapi ketika dijelaskan bahwa kisah hidupnya bisa menginspirasi orang lain dan menjadi berkat bagi pembaca, akhirnya iapun ‘menyerah’. Banyak hal yang telah dilakukannya tanpa diketahui banyak orang, dan ia merasa lebih nyaman dan ingin tetap menjadi pribadi yang diam-diam saja tetapi berbuat untuk Tuhan sebagai wujud syukurnya. Ketika Tim NAFIRI menanyakan mengapa tidak ingin terlihat menonjol atau mengambil peran ‘pemimpin’ di pelayanan Gereja, Hermanto hanya menjawab, “Masih banyak yang lebih jago dari saya. Saya masih perlu belajar banyak ‘jurus’ lagi,” katanya merendah. Untuk ke depannya, Hermanto ingin merealisasikan impiannya selama ini, yaitu membangun satu perusahaan lagi yang khusus bergerak di bidang produksi mesin mekanik pembangunan. “Sebenarnya banyak mesin-mesin mekanik sederhana yang bisa kita buat sendiri, tidak perlu impor mahal-mahal dari RRC. Nanti kalau sudah ada orang yang bisa menggantikan posisi saya di Duasia, saya baru akan coba merintis satu
KUASA ALLAH DALAM KEHIDUPAN MASA KINI
NAFIRI SEP 13.indd 26
9/21/13 6:59 AM
perusahaan lagi,” ujarnya. Di dalam penampilannya yang santai, sederhana dan rendah hati, Hermanto mempunyai Untuk berhasil semangat untuk sukses dalam segala hal harus yang luar biasa. Ia yakin akan berlandaskan kebenaran motto yang selalu ia pegang dalam menjalani hidup, “Untuk Firman Tuhan yang berhasil dalam segala hal harus absolut.“ berlandaskan kebenaran Firman Tuhan yang absolut.” Hal inilah yang membuat Hermanto tidak hanya berhasil di karir tetapi juga di keluarganya. Ia selalu melandaskan kebenaran Firman Tuhan dalam seluruh aspek hidupnya. Contohnya, setiap malam menjelang tidur, Hermanto dan Theresia pasti meluangkan waktu sekitar 30-60 menit untuk mengobrol dengan kedua putrinya dan selalu ditutup dengan doa bersama. Inilah talenta Hermanto yang paling berkesan, talenta untuk menjadi seorang kepala keluarga yang sukses, yang hasilnya jauh melebihi kepuasan sukses dalam karir dan pekerjaannya
“
NAFIRI SEPTEMBER 2013
NAFIRI SEP 13.indd 27
27
9/21/13 6:59 AM
Apakah
Kuasa Allah Masih Relevan? ang perlu y k e p s a a p Bebera g mujizat n a t n e t i m a dipah 28
KUASA ALLAH DALAM KEHIDUPAN MASA KINI
NAFIRI SEP 13.indd 28
9/21/13 6:59 AM
Apakah Mujizat Masih Ada Sekarang Ini? / GI. Martin Ghazali /
Pe n g e r t i a n Mujizat Dari asal-usul kata-kata yang digunakan, dalam PL (pl’, temah, gevura, ‘ot) maupun PB (teras, dunamis, ergon, semeion), mujizat merujuk pada perbuatan-perbuatan Allah yang bersifat ajaib, penuh kekuatan, dan bermakna (sebagai tanda penunjuk kepada sesuatu). Jadi secara Alkitabiah, mujizat adalah perbuatan Allah yang bersifat supraalami (melampaui hukum alamiah dan kemampuan manusia) berdasarkan kehendak dan kuasa-Nya yang berdaulat untuk maksud dan tujuan tertentu yang bermakna.
Ada berbagai sikap orang Kristen dalam menanggapi pertanyaan di atas. Sebagian bersikap acuh tak acuh (tidak terlalu perduli, kalaupun percaya namun tidak menganggap terlalu penting dan relevan). Bahkan hasil survei di Amerika, Australia, dan Inggris tahun 2008-2009 menunjukkan semakin banyak orang yang tidak percaya pada mujizat, termasuk yang mengaku sebagai orang Kristen. Yang lain lagi berpandangan bahwa mujizat dan tanda-tanda ajaib supraalami sudah berhenti seiring dengan berakhirnya era kerasulan dan kanonisasi Alkitab. Mereka meyakini mujizat diberikan sebagai tanda otentik dari kerasulan dan tidak diperlukan lagi setelah kanon Alkitab selesai dibukukan. Pandangan ini disebut Cessationism. Sebagian lagi berpandangan bahwa mujizat dan karunia-karunia rohani yang tercatat dalam PB, masih ada dan terus berlanjut sampai saat ini. Pandangan ini disebut Non Cessationism atau Continuationism. NAFIRI SEPTEMBER 2013
NAFIRI SEP 13.indd 29
29
9/21/13 6:59 AM
Berdasarkan kesaksian Alkitab tentang siapa Allah, yaitu Allah yang hidup dan terus berkarya di tengah dunia hingga hari ini, termasuk di tengah-tengah kehidupan orang percaya, maka tidak ada alasan bagi kita untuk bersikap acuh tak acuh, tidak percaya serta menolak kemungkinan adanya mujizat di zaman sekarang ini. Dalam Injil Yohanes 5:17 Tuhan Yesus berkata, “ .. BapaKu bekerja sampai sekarang, maka Aku pun bekerja juga” (NIV: “My Father is always at his work to this very day, and I, too, am working”). Dalam ayat tersebut Tuhan Yesus jelas menyatakan bahwa Bapa senantiasa bekerja (tidak pernah berhenti dari dahulu hingga hari ini). Dan konteks Yohanes 5 adalah tentang mujizat penyembuhan. Sebagaimana Bapa senantiasa bekerja, demikian pula pola yang sama dikerjakan oleh Yesus sebagai Anak, sampai hari ini.
Alkitab juga mencatat bahwa karunia mujizat dan penyembuhan tidak hanya dilakukan oleh para rasul, namun telah diterima juga oleh mereka yang bukan rasul (Mark 9:38-41, Luk 10:1,9, Kis 6:8; 8:6-7; 9:17-18). Anggapan bahwa mujizat dan kesembuhan ilahi ‘sudah berhenti’ sejak akhir era apostolik dan kanoninasi, dan tidak ada lagi sampai kedatangan Kristus kedua kali, nampaknya tidak cocok dengan bagian-bagian Alkitab seperti I Korintus 1:7; 12:9-10, Galatia 3:5, Yakobus 5:16-17. Maka sebagai gereja yang hidup pada hari ini, kita percaya bahwa Allah yang hidup dan berdaulat itu masih terus berkarya sampai hari ini dan sanggup untuk menyatakan perbuatan mujizat-Nya yang ajaib bila Ia menghendaki hal itu terjadi.
Tidak ada alasan bagi kita untuk bersikap acuh tak acuh dan tidak percaya terhadap mujizat di zaman sekarang 30
KUASA ALLAH DALAM KEHIDUPAN MASA KINI
NAFIRI SEP 13.indd 30
9/21/13 6:59 AM
Apakah Semua Mujizat Berasal dari Allah ? Tidak semua mujizat berasal dari Allah. Alkitab memberi tahu kita bahwa Iblis lewat orang-orang yang dipakai olehnya, dapat melakukan perbuatanperbuatan yang ajaib dan spektakuler (Kel 7:11,12,22; 8:7, Kis 8:9-11, II Tes 2:9, Why 16:14). Mujizat dan halhal yang bersifat supraalami bukan saja ada dalam kekristenan, namun juga ada di banyak agama-agama dan kepercayaan-kepercayaan lain. Sebab itu, selayaknya kita waspada karena Iblis juga terus bekerja tanpa henti dengan berbagai strategi untuk menipu, memalsukan kebenaran, dan menyesatkan. Bagaimana kita dapat mengenali dan membedakan mujizat yang sejati dari yang palsu? Beberapa parameter. Pertama, orang yang mempraktekkannya, siapakah dia? Bila ia bukan orang yang percaya kepada Kristus, maka sumber mujizatnya dapat dipastikan bukan dari Kristus tapi dari kuasa lain. Kedua, perhatikan buah kehidupan orang yang mempraktekkan mujizat (Baca Matius 7:15-23). Bila buahnya (kehidupannya) tidak baik, sekalipun ia menyebut diri hamba Tuhan, utusan Tuhan, menyebut-nyebut nama Tuhan,
dan mengadakan banyak mujizat demi nama Tuhan, maka sesungguhnya mujizatnya bersifat menyesatkan. Buah ini dapat diamati, misalnya, apakah ia meninggikan nama Kristus atau nama dirinya, membawa orang datang dalam pertobatan dan percaya pada Kristus, atau membuat dirinya sendiri menjadi fokus perhatian dan komitmen. Karena bila yang kedua yang terjadi, sesungguhnya pelaku mujizat tersebut adalah nabi palsu (tidak ada buah Roh yang dihasilkan karena memang ia bukan orang yang sungguh-sungguh percaya yang telah dilahirkan dari Roh). Orang tersebut sesungguhnya tidak takut akan Tuhan, bukan pelaku kehendak Bapa (melainkan menjadi pelaku kejahatan yang menyalahgunakan nama Tuhan untuk kepentingan dan kemuliaan diri). Memang tidak selalu mudah untuk mengamati hidup seseorang. Dari Matius 7:22 bahkan ada kesan baru di hari terakhir tersingkap kepalsuan dan penyamaran pelaku mujizat tersebut. Itulah sebabnya Tuhan Yesus mengingatkan kita untuk waspada.
NAFIRI SEPTEMBER 2013
NAFIRI SEP 13.indd 31
31
9/21/13 6:59 AM
Ketiga, hasilnya. Bila hasil atau akibat dari mujizat tersebut hanya berlangsung relatif singkat (tidak bertahan lama, tidak permanen), maka mungkin sekali bahwa itu mujizat palsu yang bersifat semu. Bisa terjadi bahwa seseorang ‘merasa’ telah disembuhkan sebagai efek dari sugesti (psikologis). Kesembuhan terjadi, namun hanya sementara. Setelah pulang dari mengikuti KKR, sampai di rumah, kondisi kembali seperti semula. Dan ini sungguh terjadi, baik di Indonesia, di Kenya, di Afrika Selatan, dan banyak tempat lainnya.
Keempat, caranya. Kita harus mewaspadai cara-cara yang aneh dan tidak lazim yang tidak berlandaskan Alkitab. Misalnya, mengucapkan kata-kata yang harus diulang-ulang (mirip mantra) agar mujizat bisa terjadi. Atau memakai medium (alat) tertentu seperti: air putih, minyak (dijadikan sebagai minyak urapan), dedaunan (herbal) diiringi pembacaan doa tertentu. Kita harus waspada, sekalipun ketika seseorang hendak mempraktekkan mujizat, dipakai doa Bapa Kami secara berulang dan menyebut “Dalam nama Yesus” berulang-ulang. Atau terlalu menekankan media tertentu seperti “minyak urapan” sehingga misleading, bukan lagi fokus iman kepada Kristus, namun kepada minyak. Di dalam Alkitab, kita melihat baik Tuhan Yesus maupun rasul-rasul tidak terikat hanya memakai satu cara tertentu dalam melakukan praktek mujizat, melainkan berbagai macam cara.
Kita harus mewaspadai cara-cara yang aneh dan tidak lazim yang tidak berlandaskan Alkitab
32
KUASA ALLAH DALAM KEHIDUPAN MASA KINI
NAFIRI SEP 13.indd 32
9/21/13 6:59 AM
Beberapa Catatan Selain hal-hal yang telah disebutkan di atas, beberapa pemikiran berkaitan dengan mujizat dapat disampaikan di sini. 1. Aspek Kehendak Allah Yang Bersifat Khusus Meskipun benar bahwa Allah masih terus berkarya dan sanggup untuk melakukan mujizat-Nya hingga hari ini, kita harus tetap sadar bahwa Allah memiliki kedaulatan yang tidak dapat dibatasi oleh siapa pun. Artinya, keputusan dan kata akhir apakah mujizat terjadi atau tidak, ditentukan oleh Allah sendiri. Kita dapat berdoa memohon dan percaya Dia sanggup melakukan mujizat. Namun Allah tidak berada di bawah keharusan untuk melakukannya. Dia bebas dan berdaulat untuk melakukan dan tidak melakukannya. Kita harus selalu menundukkan diri di bawah kehendak dan rencana Allah, bukan kehendak dan rencana kita. Bagaimanapun juga kita mendefinisikan mujizat, mujizat adalah hal yang luar biasa, bukan hal yang biasa. Sebaiknya kita tidak mengatakan bahwa mujizat adalah sesuatu yang lumrah dalam kehidupan Kristen. 2. Aspek Pemberitaan Injil dan Pelayanan Janji Tuhan dalam Markus 16:17-18 bahwa orang percaya akan disertai oleh tanda-tanda mujizat memiliki korelasi yang erat dengan perintah untuk memberitakan Injil. Mujizat diberikan Allah untuk mendukung pemberitaan Injil. Artinya, berita Injil adalah yang utama. Kemudian mujizat mendukung pemberitaan Injil agar orang-orang yang belum percaya pada akhirnya dapat menjadi percaya setelah mereka menyaksikan dan mengalami kuasa Allah. Dalam hal ini kita dapat melihat relevansi mujizat untuk hari ini, bahwa mujizat dapat dipakai Allah untuk membawa orang yang belum percaya menjadi percaya pada pemberitaan Injil. Jadi mujizat merupakan alat (sarana), bukan tujuan. Mujizat adalah tanda yang menunjuk kepada Sumber mujizat yaitu Tuhan. Tujuan utama adalah supaya orang datang kepada Kristus, dan pada akhirnya Allah yang dipermuliakan. Orang yang menghendaki mujizat terjadi dengan motivasi hanya demi mengalami sesuatu yang sensasional dan spektakuler sesungguhnya telah keliru dalam menyikapi mujizat. Meskipun demikian, Gereja dapat menjadikan doa memohon mujizat dan kesembuhan sebagai salah satu bentuk pelayanan gereja bagi jemaat dan orang-orang yang membutuhkan pertolongan Allah. NAFIRI SEPTEMBER 2013
NAFIRI SEP 13.indd 33
33
9/21/13 6:59 AM
Allah masih terus berkarya hingga saat ini tetapi melakukan mujizat atau tidak tetap bergantung kepada kedaulatan-Nya
3. As pek Relatif Mujizat tidak selalu membawa orang datang dan menyerahkan hidupnya kepada Tuhan. Banyak orang di zaman Yesus melihat dan menyaksikan, bahkan mengalami mujizat yang dilakukan Tuhan. Namun orang-orang itu tidak menyerahkan hidup mereka kepada Tuhan, melainkan menolak Tuhan dan mengeraskan hati mereka. Mujizat pada dirinya sendiri tidak menjamin dapat membuat orang bisa menjadi pengikut Kristus. Mujizat juga tidak dimaksudkan Tuhan sebagai obat untuk menyelesaikan semua persoalan hidup kita dan meniadakan panggilan untuk ikut menderita bagi Kristus. Justru Tuhan menghendaki agar kita dapat mengalami kuasa-Nya di dalam kelemahan kita (II Korintus 12:9). Karena itu, iman kita jangan dibangun dan bergantung pada mujizat. Melainkan harus bergantung pada Firman Allah, janji-janjiNya, dan relasi yang benar dengan Allah dalam ketaatan pada Firman-Nya.
34
KUASA ALLAH DALAM KEHIDUPAN MASA KINI
NAFIRI SEP 13.indd 34
9/21/13 6:59 AM
4. Relasi Kebenaran, Ketaatan, dan Pengalaman Mujizat KebenaranAlkitabdanprinsip-prinsipeksegisyangdapatdipertanggungjawabkan harus ditempatkan berada di atas pengalaman. Pengalaman akan suatu mujizat harus diuji, dipagari, dan dipimpin oleh Kebenaran. Pengalaman tidak bisa dijadikan tolok ukur karena pengalaman bisa salah dan dapat saling bertolak belakang antara pengalaman yang satu dengan pengalaman yang lain. Karena itu pengalaman harus selalu ditempatkan dalam kerangka kebenaran secara utuh, bukan hanya bersifat parsial. Namun demikian, bukan berarti pengalaman tidak penting dalam kehidupan orang percaya. Pengalaman tanpa kebenaran akan menjadi liar dan sesat. Namun Kebenaran yang hanya sampai pada pengetahuan namun tidak dipraktekkan dan dihidupi dalam konteks pengalaman hidup secara nyata, akan menjadi kering dan mati. Pengalaman yang benar dapat memperkaya hidup kerohanian seseorang, menguatkan iman kita, bahwa kita sungguh mengalami Allah yang hidup itu menolong kita, menolong keluarga kita, gereja kita, bahkan bangsa kita. Di dalam Alkitab, pengalaman-pengalaman kuasa Allah dan mujizat Allah seringkali muncul sebagai buah dari ketaatan pada kebenaran dan perintah Allah
Literatur 1. Jurnal Teologi dan Pelayanan VERITAS Vol. 9 No.2 (Oktober 2008) artikel “Kuasa Setan di Balik Kesembuhan Ilahi?” Suatu Telaah Terhadap Mukjizat Kesembuhan Ilahi Yang Kontroversial oleh Alex Lim, Seminari Alkitab Asia Tenggara 2. Jurnal Teologi dan Pelayanan VERITAS Vol.13 No.2 (Oktober 2012) artikel “Menjawab Persoalan Teologis Tentang Konsep dan Praktik Kesembuhan Ilahi” oleh Ferry Y. Mamahit, Seminari Alkitab Asia Tenggara 3. Seri Tinjauan Teologis “MUJIZAT – Makna dan Isu-Isu Kontemporernya” oleh Pdt Dr. Paulus Kurnia, Bidang Pembinaan Sinode Gereja Kristus Yesus 4. Sepanjang Tahun Menelusuri ALKITAB, “Pelayanan Penyembuhan” oleh John Stott, Yayasan Komunikasi Bina Kasih
*) Penulis adalah Gembala jemaat GKY Gading Serpong
NAFIRI SEPTEMBER 2013
NAFIRI SEP 13.indd 35
35
9/21/13 6:59 AM
f
kus
Kuasa Allah
dalam
Kehidupan Masa Kini 36
KUASA ALLAH DALAM KEHIDUPAN MASA KINI
NAFIRI SEP 13.indd 36
9/21/13 6:59 AM
Y / Lucy Juwono, STh /
Ketika kita membaca judul artikel di atas, kirakira apa yang muncul di benak kita? Sebuah kemustahilankah? Apakah langsung berkelebat gambar-gambar berita di TV tentang aksi KPK menangkap para koruptor? Atau kampanye para politikus yang menjanjikan perbaikan nasib rakyat dan pemerintahan yang bersih apabila mereka dipilih?
a, kita memang dapat merasakan besarnya kekecewaan terhadap para pemimpin dan orang-orang yang terlibat dalam pemerintahan negeri ini. Tetapi bagaimana bila kita kecilkan kepada kehidupan di perkantoran-perkantoran swasta, tampakkah kuasa Allah dalam kehidupan ‘orang-orangNya’? Kalau kita kerucutkan lagi pada lembaga-lembaga Kristen, Gereja, dan tempat-tempat pelayanan Kristen lainnya, apakah kuasa Allah sungguh hadir, sungguh tercermin dalam kehidupan orang-orang yang terlibat di dalamnya? Tampaknya lebih cocok bila kita ganti menjadi: Kuasa uang dalam kehidupan masa kini.
NAFIRI SEPTEMBER 2013
NAFIRI SEP 13.indd 37
37
9/21/13 6:59 AM
Bila dipandang dari sudut pemakaian kata-kata rohani, tampaknya kuasa Allah sungguh hadir dalam kehidupan masa kini. Beberapa tahun belakangan ini, penggunaan kata-kata yang bersifat rohani, religius, seperti GBU – God bless you, PTL – Praise the Lord, dan sejenisnya sangat marak. Bahkan beberapa tahun terakhir ini, banyak anak-anak muda yang menyebut Allah sebagai daddy, dad, bentuk yang lebih hangat, akrab, dekat untuk sebutan father, bapa; “my dad will provide”. Namun pada saat yang sama, berita KPK menangkapi para koruptor -- termasuk koruptor Kristen yang terlibat -- tidak berkurang, bahkan semakin bertambah. Gejala apakah ini? Penulis melihatnya sebagai bangkitnya spiritualitas, sayangnya hanya dalam bentuk kata-kata. Orang merasa perbuatannya yang buruk dapat ditutupi dengan kata-kata religius, sehingga ia merasa bisa tetap merasa nyaman menjalani kehidupannya.
Dari Zaman ke Zaman Sejak jaman Nuh, Abraham, Musa, Hakim-Hakim, Raja-Raja, NabiNabi besar dan kecil, mereka dan orang-orang yang dipimpinnya selalu hidup di tengah bangsa-bangsa yang tidak mengenal Tuhan. Namun tetap masih ada orang-orang yang setia, dimana kuasa Allah sungguh nyata dalam kehidupan mereka. Seperti yang dikatakan di dalam Yesaya 1 : 9, “Seandainya Tuhan semesta alam tidak meninggalkan pada kita sedikit orang yang terlepas, kita sudah menjadi seperti Sodom, dan sama seperti Gomora.” ‘Sedikit orang yang terlepas’ – yang tidak terikat pada dunia ini, some survivors – the remnants of Israel. Ketika dunia ini telah rusak dan meninggalkan Allah, masih ada Nuh dan keluarganya yang dinilai Tuhan ‘memenuhi syarat’. Kuasa Allah nyata dalam hidup Nuh dan keluarganya. Musa memimpin bangsa yang hidupnya penuh dengan penyesalan, kemarahan dan ‘Sedikit orang yang terlepas’ umpatan, ketidak-puasan, kekecewaan, kehilangan – yang tidak terikat pada harapan, dll. Tetapi masih dunia ini, some survivors –
the remnants of Israel. 38
KUASA ALLAH DALAM KEHIDUPAN MASA KINI
NAFIRI SEP 13.indd 38
9/21/13 6:59 AM
ada Musa, Kaleb, Yosua, dan beberapa lagi yang hidupnya mengandalkan kuasa Allah. Saat Samuel hidup di rumah bapa Eli, anak-anak Eli -- Hofni dan Pinehas -- melakukan apa yang jahat di mata Tuhan, yaitu mencuri korban persembahan umat di Bait Allah. Tetapi, Tuhan tetap memelihara Samuel untuk hidup benar di hadirat Allah. Ketika Elia putus asa dan merasa sendirian, ternyata masih ada 7000 orang yang setia hidup di hadirat Allah. Bahkan di masa pembuangan di Babel, masih ada Daniel dan temantemannya yang sungguh hidup mengandalkan kuasa Allah. Bahkan sampai menjelang masa Perjanjian Baru ada Elizabeth dan Zakaria, ada Yusuf dan Maria, ada Simeon dan Hana, yang hidupnya dipenuhi dengan kuasa Allah. Melihat semua ini, kita percaya bahwa di tengah bangsa-bangsa yang bobrok, masih selalu ada the remnants of Israel, orang-orang pilihan-Nya yang hidup dalam hadirat Allah di mana kuasa Allah di dalam kehidupan mereka sungguh nyata. Bagaimana dengan di masa kini ?
Masa Kini Saya telah bekerja di dunia sekular selama 20 tahun dan di dunia ‘pelayanan atau rohani’ 13 tahun. Saya ingin menyoroti “Kuasa Allah dalam kehidupan masa kini” dalam konteks saya yang terbatas ini. Tentu faktor subjektivitas, walaupun sedapat mungkin dihindari, akan tetap ada. Hal-hal di bawah ini tidak dapat digeneralisasikan, pastinya; saya hanya ingin menunjukkan beberapa realita yang sangat kontras, sebagai suatu self-critic bagi kita semua.
NAFIRI SEPTEMBER 2013
NAFIRI SEP 13.indd 39
39
9/21/13 6:59 AM
Dunia Kerja Sekular Dunia kerja selular selalu bergerak cepat mengikuti perkembangan zaman. Zaman ketika para pemimpin puncak seperti seorang raja di tahtanya, berkantor besar dengan sofa-sofa besar untuk menerima tamu, lengkap dengan toilet dan ruang istirahat di dalamnya, telah memudar. Pemimpin masih merupakan faktor kunci, namun bukan hanya pemimpin puncak, karena kepemimpinan menyebar ke semua lini, menciptakan middle management, lower management yang juga kuat dan solid. Pemimpin bukan lagi sebagai individu yang ingin dihormati, tetapi membaur ke bawah sehingga peka memahami persoalan-persoalan yang ada dan segera dapat mencari solusinya. Pemimpin tidak lagi berada di balik ruang-ruang besar yang tertutup rapat, namun berada di ruang-
40
ruang kecil berkaca yang tembus pandang, di mana semua orang bisa melihat aktivitasnya, demikian pula sebaliknya. Tidak ada pemimpin yang begitu ditakuti dan dihormati, sampai tidak ada yang berani mengetuk pintunya. Tidak ada bawahan yang terlalu rendah sehingga bisa dibiarkan menunggu sampai berjam-jam menunggu di depan pintu sang pemimpin. Segala sesuatu dikomunikasikan dengan baik dan lancar. Tidak ada informasi yang terlalu bersifat rahasia sehingga tidak bisa di-sharing-kan. Keberanian untuk menyampaikan ide-ide, usulan-usulan, perbedaan pandangan, sangat diencourage, sehingga bisnis semakin maju dan berkembang, sedangkan gosip semakin berkurang.
KUASA ALLAH DALAM KEHIDUPAN MASA KINI
NAFIRI SEP 13.indd 40
9/21/13 6:59 AM
bersifat Pekerjaan dinamis, mobile; mutasi dan promosi dijalankan sesuai dengan kebutuhan dan prestasi. Kompetisi sehat untuk mencapai target, mendapatkan promosi, berjalan wajar dan terukur. Sumber daya manusia dikelola dengan baik oleh orang-orang yang memang mampu dan cocok di bidangnya. Proses perekrutan benar-benar untuk mendapatkan yang terbaik. pembinaan Pelatihan dan untuk pengembangan karakter, kepemimpinan, pengetahuan, berjalan berkesinambungan, sehingga produktivitas terjaga baik. Remunerasi dan promosi berdasarkan prestasi. Proses coaching, mentoring, appraising berjalan dengan adil dan transparent. Dunia “Pelayanan Rohani� Dunia pelayanan rohani mengambil jarak dari dari dunia bisnis sekular, tidak mau dianggap pengelolaannya seperti pengelolaan bisnis. Namun pada faktanya, akhirnya mengikuti juga cara dunia sekuler, dan tentu saja selalu ketinggalan karena mengambil apa yang sudah ditinggalkan oleh dunia bisnis yang maju dengan cepat.
Pemimpin puncak masih seperti seorang raja di tahtanya. Di ruangan besar tertutup dengan segala perlengkapannya. Kepemimpinan masih terpusat, tidak ada pemimpinpemimpin di middle dan lower management. Orang lebih mencari aman, ABS – asal bapak senang. Proses rekrutmen sangat lemah. Tidak ada sistim dan metode yang dipakai dengan jelas. Para pewawancara adalah orang-orang yang sangat awam dalam teknik dan pengetahuan wawancara untuk mendapatkan tenaga kerja yang baik. Akhirnya faktor like and dislike yang sangat dominan. Pertimbangan banyak mengedepankan faktor-faktor luar, seperti penampilan yang kurang rohani – berbaju ketat, berdandan menor, merokok, dan sebagainya. Dari pertimbangan-pertimbangan seperti ini, mustahil diperoleh tenaga kerja yang karakter, kemampuan dan produktivitasnya tinggi. Pelatihan dan pembinaan hampir tidak ada. Mendengarkan khotbah dianggap sudah mengikuti pelatihan dan pembinaan. Proses coaching, mentoring, appraising juga tidak ada. Remunerasi dan promosi tidak berdasarkan prestasi, tetapi berdasarkan like and dislike. HalNAFIRI SEPTEMBER 2013
NAFIRI SEP 13.indd 41
41
9/21/13 6:59 AM
hal seperti itu subur menumbuhkan pribadi-pribadi safe player ‘cari aman’, yang tampak rohani namun munafik. Tenaga kerja yang dianggap baik adalah yang bekerja puluhan tahun tidak pernah pindah, taat, penurut, dan setia, bukan dinilai berdasarkan karakter, produktivitas, potensi, kontribusi, dan prestasi kerjanya. Keadaan seperti ini melestarikan budaya yes man, malas, dan maraknya penggunaan ungkapan-ungkapan rohani tanpa ketulusan. Pdt. Samuel B. Prasetya dalam suatu khotbahnya baru-baru ini mengajak jemaat untuk merenungkan arti sebuah kesetiaan dilihat dari Kisah Anak yang hilang di Lukas 15. Apakah si sulung adalah anak yang setia, sedangkan si bungsu tidak setia hanya karena si sulung tetap di rumah dan si bungsu pergi?
42
Banyak pekerja yang tetap tinggal hanya karena tidak berani pergi meninggalkan comfort zone-nya, bukan karena melakukan pekerjaan Allah dan mencintai orang-orang yang terhilang. Bukan saja tidak mencari, bahkan seperti si sulung, ketika yang terhilang kembali, ia merasa tersaingi dan menunjukkan permusuhan. Dalam bukunya Christbased Leadership, David Stark mengungkapkan beberapa hal berikut ini: “Dunia sekular mengambil dan mengikuti prinsip dan nilai biblika tanpa menyebutkannya. Sebaliknya dunia ‘pelayanan rohani’ yang menyatakan mengikuti dan menjalani prinsip dan nilai biblika pada faktanya tidak melakukannya, terutama para pemimpinnya.” Prinsip dan nilai-nilai Kristen membentuk masyarakat Barat. Ilmu pengetahuan dan peradaban Barat sangat mempengaruhi dunia, tanpa dilihat sebagai prinsip dan nilai Kristen. Ilmu eksakta, ilmu sosial dari Barat yang dipakai dalam mengembangkan dunia bisnis sekular terus mengalami kemajuan tanpa kehilangan prinsip dan nilai-nilai biblikanya.
KUASA ALLAH DALAM KEHIDUPAN MASA KINI
NAFIRI SEP 13.indd 42
9/21/13 6:59 AM
Sebaliknya dunia pelayanan rohani yang menjauhi praktek dunia bisnis sekular, dan ingin mengambil langsung dari Sumbernya, justru perkembangannya terseok-seok dan sangat ketinggalan. Yesus memang mengatakan, “Belajarlah dari padaKu.” Tetapi Dia juga yang mengajar kita dengan berbagai perumpamaan dari kehidupan di sekitar kita. Melihat dari hal-hal di atas, maka tampaklah bahwa Gereja, Lembaga Kristen, dan tempat-tempat pelayanan rohani lainnya – yang diharapkan menjadi suluh keteladanan dalam membentuk dan meningkatkan moral, karakter, produktivitas dan prestasi kerja, dan untuk menunjukkan kehadiran kuasa Allah dalam kehidupan masa kini – pada faktanya masih jauh dari berhasil. Tetapi Allah tetap bekerja. Beberapa hari yang lalu di New York, seorang wanita tertabrak taksi dan kakinya putus. Orang-orang langsung berlarian menolongnya. Ada yang membuka ikat pinggangnya untuk menghentikan perdarahan. Ada yang langsung melakukan P3K. Dr. Mehmet Oz, dokter jantung yang sangat terkenal yang kebetulan juga berada di dekat lokasi tersebut mengatakan: “Masyarakat New York yang peduli dan memahami cara
menolong orang dalam kecelakaan telah menyelamatkan wanita ini.” New York yang dicap sebagai kota maksiat, kota individualis, sudah banyak kali membuktikan kasih dan kepedulian. Sedangkan Gereja, Lembaga Kristen, serta tempattempat pelayanan rohani lainnya, yang seharusnya memegang peran sebagai orang Samaria yang baik hati, justru sedang repot membenahi masalah internal yang tidak kunjung selesai. Banyak pekerjaan rumah yang harus dikerjakan supaya Gereja dan Lembaga Kristen bisa menyatakan Kuasa Allah dalam kehidupan masa kini. Yang terutama adalah proses pengkaderisasian dan pembentukan pemimpin. Jangan malu untuk belajar dari dunia bisnis sekuler karena sumbernya sama : Alkitab. Selain itu dibutuhkan perubahan paradigma/pola pikir/cara pandang dalam menilai “arti menghidupi iman”. ( bersambung ke hal. 109 )
NAFIRI SEPTEMBER 2013
NAFIRI SEP 13.indd 43
43
9/21/13 6:59 AM
44
KUASA ALLAH DALAM KEHIDUPAN MASA KINI
NAFIRI SEP 13.indd 44
9/21/13 6:59 AM
DAUD MARGOMGOM HUTABARAT
Guru yang Terusir
karena
Mempertahankan Integritas / Deirdre Tenawin /
“Menjadi guru adalah kesempatan luar biasa untuk bisa mendidik satu pribadi sehingga guru bisa dikategorikan sebagai arsitek jiwa, yang bisa mengarsiteki jiwa yang rusak dan bermasalah sehingga jiwa ini kembali lagi kepada Sang Penciptanya.� NAFIRI SEPTEMBER 2013
NAFIRI SEP 13.indd 45
45
9/21/13 6:59 AM
D
aud Margomgom Hutabarat, nama dan wajahnya mungkin terasa tak asing bagi anda. Selain sempat masuk dalam headline Harian Kompas, Daud Margomgom Hutabarat atau yang akrab disapa Pak Daud oleh murid-muridnya ini juga pernah tampil sebagai bintang tamu di acara Kick Andy Metro TV pada 10 Mei 2010. Pak Daud menjadi sorotan media karena perjuangannya membongkar praktek kecurangan dalam ujian nasional di kota asalnya, Medan.
Ujian Integritas Ada beberapa model kecurangan dalam ujian nasional (UN) yang diungkap Pak Daud berdasarkan pengalamannya mengajar di empat sekolah. Model kecurangan pertama yaitu di rayon, para guru pengawas diminta memberikan bantuan jawaban kepada siswa yang ada di sekolah masing-masing. Caranya dengan membacakan jawaban di depan siswa, menuliskannya di papan tulis atau mengirimkannya lewat sms, dimana siswa diperbolehkan menggunakan handphone selama ujian berlangsung. Salah satu sekolah tersebut adalah sekolah tempat Pak Daud mengajar bahkan pernah memaksanya untuk menjadi tim sukses yang bertugas menjawab soalsoal ujian.
46
Model kedua yang juga pernah Pak Daud alami yakni ia diminta melonggarkan pengawasan ketika mengawasi ujian. Pak Daud diminta untuk diam saja saat kepala sekolah membagikan jawaban ujian kepada siswa, tiga puluh menit sebelum bel. Model-model kecurangan tersebut terus berlangsung sehingga demi menentang dan melawan kecurangankecurangan itu, Pak Daud terpaksa harus mengundurkan diri berkalikali karena selalu menolak untuk bekerjasama.
KUASA ALLAH DALAM KEHIDUPAN MASA KINI
NAFIRI SEP 13.indd 46
9/21/13 6:59 AM
“Ada masalah pada sistem pendidikan Indonesia dalam hal evaluasi pendidikan,“ tutur Pak Daud. Menurutnya, ujian nasional mengevaluasi dengan menstandarisasi semuanya secara general, padahal Indonesia belum memenuhi kriteria standard nasional. Contohnya, standard guru dan standard mutu pendidikan dalam hal pengadaan buku serta fasilitas sekolah belum merata di seluruh kawasan, sementara evaluasi yang dilakukan terhadap siswa, sama di seluruh wilayah Indonesia. Ketidaksiapan ini akhirnya mengakibatkan beberapa pihak yang terlibat dalam bagian itu, mulai dari pejabat terkait sampai kepala sekolah, guru, orang tua dan siswa terpaksa harus memenuhi standard tersebut dengan berbagai cara yang kadang-kadang tidak tepat. Gelisah berada di antara situasi tersebut, perlawanan demi perlawanan atas kecurangan pun dilakukan Pak Daud. Dari melakukan mediasi di DPRD setempat hingga puncaknya pada tahun 2007 ketika Pak Daud membawa kasus ini ke DPR RI. Berbagai media kemudian mulai menyoroti dan kasus ini sempat disidangkan di komisi X DPR RI. Sebagai efek sampingnya, tekanan-tekanan dari berbagai pihak
bahkan teman-teman di sekolahan pun harus dialami Pak Daud. Sampai pada akhirnya, Pak Daud terpaksa meninggalkan kampung halamannya karena sudah tidak ada tempat baginya. Semua sekolah di Medan menolaknya dan nama Pak Daud sudah disebar di seluruh Medan agar ia tidak diterima apakah sebagai pegawai negeri sipil maupun swasta. Keadaan tersebut akhirnya memaksa Pak Daud untuk hijrah ke Jakarta. Di Jakarta, Pak Daud terus melanjutkan perjuangannya. Ia mengambil S2 jurusan manajemen pendidikan agar bisa mengerti lebih
NAFIRI SEPTEMBER 2013
NAFIRI SEP 13.indd 47
47
9/21/13 6:59 AM
dalam konsep pendidikan dengan harapan mampu mengimbangi para staf ahli pemerintah yang sangat menguasai soal pendidikan. Menurut pengalamannya, dalam melakukan perjuangan terkadang butuh lebih dari sekedar integritas, karena kalau tidak menguasai konsep pendidikan dengan baik akan kalah ketika dibenturkan dengan perang ilmu. Berjuang demi Pendidikan Indonesia Setelah mendapatkan gelar S2 nya di tahun 2010, Pak Daud kembali melanjutkan perlawanannya terhadap sistem yang diyakininya tidak benar. Perlawanan-perlawanan yang dilakukan Pak Daud akhirnya membawa kabar baik ketika pemerintah meninjau kembali kebijakan ujian nasional dan kementerian pendidikan menetapkan syarat kelulusan dengan 60 persen dari ujian nasional dan 40 persen dari ujian sekolah. Meskipun demikian, Pak Daud masih merasa penerapan kebijakan ini pun masih kurang tepat. Target Pak Daud sebenarnya adalah ujian nasional itu hanya dijadikan pemetaan saja. Memetakan bagaimana kondisi pendidikan di Indonesia tanpa ada standard sehingga dilakukan ujian tanpa 48
ada kaitannya dengan kelulusan. “Proses pendidikan adalah proses memanusiakan manusia yang dilakukan dengan sebuah program, yakni kurikulum dan kurikulum ini sebenarnya adalah bagian manifestasi kehidupan manusia yang kelak setelah dia dewasa, dia bisa terapkan dalam kehidupan sehari-hari,� tuturnya. Akan tetapi, sampai sekarang apa yang menjadi targetnya belum menelurkan keberhasilan. Pak Daud menduga bahwa ujian nasional dipertahankan hanya karena merupakan bagian dari politik pencitraan, supaya kelihatannya sistem tersebut berhasil mencapai standard yang dimaksud padahal kualitasnya belum tentu seperti itu. Meski belum mencapai targetnya, Pak Daud tidak pernah menyerah. Terutama karena Pak Daud tidak berjuang sendiri. Sejak dari Medan sampai Jakarta, Pak Daud didukung oleh teman-teman seperjuangannya yang tergabung dalam komunitas Air Mata Guru. Komunitas ini berisi anak-anak Tuhan yang memiliki integritas atas profesinya sebagai guru dan memiliki mimpi yang sama untuk mewujudkan Indonesia yang lebih baik.
KUASA ALLAH DALAM KEHIDUPAN MASA KINI
NAFIRI SEP 13.indd 48
9/21/13 6:59 AM
“Aku sebagai orang Kristen yang sudah mengenal Tuhan Yesus dan telah mengabdikan diri untuk Tuhan, bahwa guru itu adalah panggilan hidupku, sampai hari ini aku akan melakukan perjuangan itu. Apakah dalam bentuk tulisan, apakah dalam bentuk wawancara, apakah dalam bentuk demonstrasi mungkin dengan teman-teman. Ada kebanggaan tersendiri sebagai orang Kristen di Negara ini dan meyakini bahwa Tuhan menginginkan itu dikerjakan oleh orang-orang yang takut akan Tuhan. Oleh karena itu, aku pikir orang Kristen yang sekarang sudah memiliki pengetahuan dan mengenal Tuhan harus berani menegakkan kebenaran. Bukan berarti kita mau membuktikan kita orang Kristen, bukan, tetapi ingin memperbaiki keadaan. Sudah cukup banyak orang Kristen di Indonesia yang pintar, tapi lebih banyak lagi masih terlena di zona nyaman.�
Menyemaikan Nilai-nilai Kristen Menurut Pak Daud, kalau kita benar-benar mengaku sebagai orang Kristen, maka kita seharusnya tidak akan pernah nyaman dengan situasi kenyamanan (kekayaan dan semua yang dimiliki).�Tuhan berkata Anak Manusia saja tidak punya tempat untuk meletakkan kepala, itu artinya kita memang tidak pernah bisa nyaman dengan semua keadaan. Allah sendiri, Dia adalah pribadi yang memiliki semua. Tuhan Yesus sebenarnya bisa aman di Sorga ketika kita jatuh dalam dosa. Aku nyaman, kamu berdosa sendiri. Tapi Dia gelisah. Dia gelisah di dalam kenyamananNya, makanya datang ke dunia. Maka tidak alasan bagi kita mengaku NAFIRI SEPTEMBER 2013
NAFIRI SEP 13.indd 49
49
9/21/13 6:59 AM
sebagai orang Kristen, hidup nyaman. Kebanyakan kita Kristen begitu sibuk di gereja atau sibuk mengurus yang tidak perlu diurus lagi. Jadi garam ketemu garam akhirnya darah tinggi,” katanya. Bersama Komunitas Air Mata Guru, Pak Daud melakukan berbagai macam upaya untuk mewujudkan pendidikan yang lebih baik bagi Indonesia. Misalnya dengan melakukan mediasi-mediasi di DPRD dan DPR RI tentang bagaimana upaya memperbaiki sistem pendidikan, mengadakan proses pencerdasan masyarakat lewat seminar, diskusi maupun tulisan-tulisan yang dimuat di media cetak lokal maupun nasional. Bahkan ke depannya, Pak Daud berencana mewujudkan Lembaga Konsultasi Pendidikan Nasional sebagai tempat konsultasi berbagai masalah pendidikan nasional. Di sisi lain, bagi Pak Daud, bisa ada di Jakarta ia yakini sebagai bagian dari rencana Tuhan yang luar biasa untuknya. Bahkan di Jakarta, Tuhan memberinya kesempatan untuk kembali mengajar di sekolah yang menurutnya orang-orang potensial di negeri ini ada di sana. “Dalam catatan harianku, aku menuliskan bahwa ketika aku jadi guru di SMA Penabur 5, bukan seolah-olah aku 50
menyambungkan hidup di Jakarta. Tapi bagaimana melalui aku menjadi guru di SMA Penabur 5 itu, aku bisa menciptakan insan Indonesia baru lagi ke depan, yang bisa melipatgandakan ‘Daud-Daud’ berikutnya yang akan bisa memperbaiki keadaan Indonesia.” Di sela-sela kegiatannya mengajar, Pak Daud selalu menanamkan nilai-nilai Kristiani dengan mengenalkan Tuhan Yesus serta mendorong anak-anak untuk berpikir tentang bagaimana memperbaiki keadaan bangsa ini melalui konsep dan pemahaman yang baik akan Tuhan Yesus. “Karena yang pertama menurutku, untuk bisa melakukan perubahan bukan pengetahuan yang utama, tapi takut akan Tuhan dulu. Takut akan Tuhan, dilahirbarukan kembali, kemudian dia memiliki pengetahuan maka semua akan berjalan tanpa kepentingan pribadi lagi. Yang didahulukan dia adalah Tuhannya. Apa kehendak Tuhan melalui dia?” Pak Daud menargetkan setelah lima belas sampai dua puluh tahun ia mengabdikan diri di SMA Penabur 5, kelak akan tercipta manusia-manusia yang mengasihi Tuhan dengan pribadi nasionalis, yang bisa menjawab semua kebutuhan Indonesia. “Jadi kalau aku menjelaskan ekonomi
KUASA ALLAH DALAM KEHIDUPAN MASA KINI
NAFIRI SEP 13.indd 50
9/21/13 6:59 AM
contoh pengangguran, aku jelasin konsep pengangguran itu apa, lalu aku bilang apa kontribusi kita ke bangsa ini? Sekarang atau mungkin nanti? Melalui kita untuk perbaikan pengangguran. Aku ajak anak-anak itu bermimpi.” Teologia dalam Profesi Bagi murid-muridnya, Pak Daud sudah seperti ayah sendiri. Pak Daud juga selalu berusaha menciptakan hubungan kekeluargaan di kelas yang dibimbingnya, di mana anak-anak bisa bercerita apa saja kepadanya dan anak-anak pun diajak untuk menganggap teman-temannya sebagai saudara. “Jadi kelas itu adalah kesempatan yang Tuhan izinkan di mana setahun penuh di kelas yang sama untuk bermimpi bersama . Anak-anak itu punya kesempatan untuk mendoakan teman sebangkunya.“ Setiap hari Pak Daud selalu mengingatkan murid-muridnya,”Jangan pernah meninggalkan sekolah kalau kau gak tahu masalah temanmu sebangku hari ini. Supaya nanti malam kau doakan dia.“
Seringkali Pak Daud juga memotivasi murid-muridnya untuk bermimpi menjadi pakar-pakar teologia. Pakar teologia menurut Pak Daud adalah orang-orang yang menerapkan prinsip-prinsip firman Tuhan dalam berbagai bidang kehidupan mereka. Ia bermimpi lahirnya sistem ekonomi, pendidikan, hukum yang semuanya dari perspektif teologia. Bahkan Pak Daud bersama muridnya yang kini sudah akan kuliah di bidang kedokteran punya mimpi dan harapan agar sepuluh tahun ke depan mereka bisa mewujudkan pengobatan gratis di Indonesia. Pak Daud membayangkan itu akan berkembang terus, maka nanti murid-muridnya akan jadi pakar-pakar teologia yang berprofesi sebagai dokter, pengacara, keuangan, dan sebagainya, sehingga Indonesia akan jadi lebih baik. “Aku akan sangat senang ketika nanti mereka kembali ke Indonesia dan akan membangun negeri ini. Aku menunggu itu sepuluh sampai lima belas tahun ke depan,” katanya dengan tatapan optimis
NAFIRI SEPTEMBER 2013
NAFIRI SEP 13.indd 51
51
9/21/13 6:59 AM
EVENT NOTES
/ Elasa Noviani / “Kita ingin mempunyai doa yang lama dan kuat kepada Allah, namun kita lupa bahwa doa itu ternyata harus dilatih.” kata Pdt. Yohan Candawasa dalam perjalanan menuju Villa Bukit Pinus.
T
anggal 19 – 20 Juli 2013, Bidang Pembinaan GKY BSD mengadakan retret sehari “Christian Meditation” yang merupakan program pendukung tema tahunan gereja: “Mengalami Tuhan”. Retret ini dimaksudkan untuk membangun kebiasaan berdoa melalui latihan bermeditasi agar dapat merasakan kehadiran Allah secara terus menerus. Orang-orang Yahudi dan Islam melatih umatnya berdisiplin berdoa, juga orang-orang Budha secara berkala mengadakan retret 10 hari melatih umat bermeditasi sepanjang hari mulai jam 3 pagi. Gereja-gereja Protestan umumnya menghindari doa yang dilatih, sebab kuatir akan terjerumus kepada legalisme. Namun pemikiran semacam itu menjadi salah satu penyebab kemerosotan kualitas rohani umat Kristen. Sebab secara kenyataan lebih banyak jemaat yang malah tidak melakukan keduanya (doa di mulut tidak, doa dengan hati pun tidak). Padahal
52
KUASA ALLAH DALAM KEHIDUPAN MASA KINI
NAFIRI SEP 13.indd 52
9/21/13 6:59 AM
Tuhan Yesus sendiri mengajarkan Doa Bapa Kami untuk melatih murid-murid-Nya berdoa. Jadi latihan rohani sangatlah penting. Pak Yohan yang sudah malang-melintang mengikuti meditasi dari berbagai agama, menjadi pembicara tunggal dalam retret tiga sesi itu. Beliau menyimpulkan bahwa meditasi bagi orang Kristen akan mendekatkan orang kepada Allah, tetapi sebaliknya meditasi yang diajarkan oleh agama-agama lain akan menghasilkan orangorang sakti yang malah semakin menjauh dari Allah – karena merasa kuat dan tidak membutuhkan Allah lagi. Menurut pak Yohan, sejatinya istilah meditasi sudah banyak dipakai oleh orang-orang di zaman penulisan Alkitab. Sebagai contoh ketika Pemazmur menulis: “..merenungkan Taurat itu siang dan malam..” (Maz.1:2), dan perihal Maria setelah ketemu Gabriel dikatakan: “..ibu-Nya menyimpan semua perkara itu di dalam hatinya” (Luk.2:51), kata yang dipakai adalah meditate. Berbeda dengan retret pada umumnya yang class room style dan berfokus pada pengajaran firman Tuhan, retret kali ini lebih banyak diisi oleh latihan-latihan. Inti kerohanian Kristen menurut pak Yohan terdapat dalam Yoh 15:5 “Akulah pokok anggur dan kamulah ranting-rantingnya. Barangsiapa tinggal di dalam Aku dan Aku di dalam dia, ia berbuah banyak, sebab di luar Aku kamu tidak dapat berbuat apa-apa”. Jadi melalui banyak exercise dalam retret ini, jemaat dilatih untuk menghidupi kehidupan yang akan selalu connected dengan Tuhan Kebanyakan orang Kristen mempunyai pengetahuan bahwa Allah hadir, tetapi tidak selalu mengenali dan menghidupi keterhubungannya (connected) dengan Dia, karena tidak terlatih. Seperti bagaimana mengenakan pelampung keselamatan di dalam pesawat seharusnya tidak hanya diperagakan oleh pramugari, namun juga dipraktekkan. Dalam Sesi Pertama, peserta diajar mengenai simple turning. Hidup Kristen merupakan kehidupan pertobatan yang terus menerus. Allah memakai berbagai cara tiap-tiap hari untuk menyapa dan merayu kita, supaya kita berpaling (turning) kepadaNya. Seperti perputaran yang lambat untuk meninggalkan daya tarik keinginan lama, sampai kita benar-benar mengarahkan pandangan kepada-Nya, yaitu jatuh cinta kepada-Nya. NAFIRI SEPTEMBER 2013
NAFIRI SEP 13.indd 53
53
9/21/13 6:59 AM
Dalam sesi simple turning, kita melakukan latihan meditasi berjalan, yaitu latihan untuk meningkatkan kepekaan, untuk selalu menyadari apa yang terjadi di sekitar kita. Kita tidak membiarkan satu momen pun terlewat begitu saja. Melalui setiap kebaikan yang menyentuh, melalui setiap ciptaan Allah, semuanya disadari sebagai sapaan Tuhan untuk memperkenalkan diriNya. Orang cenderung mengabaikan hal-hal yang sederhana sebelum hal itu diambil dari padanya. Sebagai contoh: orang tidak akan pernah bersyukur untuk kemampuan mata berkedip padahal ada orang yang karena penyakit untuk membuka dan menutup matanya pun harus dibantu dengan tangan. Orang yang marah ketika kena macet di jalan, pasti tidak menyadari bahwa seharusnya dia bersyukur karena masih dapat naik mobil. Rasa syukur orang yang disembuhkan dari sakit biasanya lebih besar dari pada orang yang sehatsehat saja, sebab orang lupa bahwa kesehatan adalah suatu berkat. Selanjutnya peserta diajar untuk melatih fokus dengan mendengarkan dan merasakan nafas saat berdiam. Sering kali internal noise dari otak kita, tidak kalah berisik daripada 54
suara di luar diri kita. Meditasi Kristen tidaklah mengajarkan orang untuk mengosongkan pikiran, sebab kita justru diperintahkan untuk mengasihi Tuhan dengan segenap akal budi. Fokus kepada Allah yang ingin dicapai adalah seperti keadaan ketika kekuatiran menguasai emosi dan unsur kimiawi tubuh kita, jadi memikirkan Allah dengan sangat mendalam sehingga hati kita melekat kepada-Nya. Didasarkan pada prinsip bahwa Tuhan menopang bumi dengan Firman-Nya, maka dalam latihan berfokus, pikiran kita diisi dengan Firman Tuhan untuk ‘dikunyah’ dan menjadi energi ilahi. Bahan yang diminta untuk direnungkan adalah dari ayat-ayat yang sudah kita hafalkan, seperti doa Bapa Kami, atau ayat-
KUASA ALLAH DALAM KEHIDUPAN MASA KINI
NAFIRI SEP 13.indd 54
9/21/13 7:00 AM
ayat lain. Seperti gigi yang dilatih untuk mengunyah terus menerus, kita menikmati satu per satu kata dalam doa tersebut dan tidak berpindah ke kata yang lain sebelum puas. Kalau meditasi berjalan digambarkan seperti kutu loncat yang berpindahpindah pengamatannya, sedangkan doa meditative dengan firman Tuhan ini digambarkan seperti lebah yang menghisap sampai tuntas, atau seperti cara kita memakan permen karet yang dikunyah terus sampai puas, tanpa dikembangkan. Latihan selanjutnya adalah menganalisa sesuatu dari berbagai sudut. Seperti menganalisa suatu benda misalnya sabun. Dimulai dengan analisa yang paling mendasar yang dapat ditangkap oleh panca indra kita mengenai sabun (misal: warnanya putih, baunya wangi, dan lain-lain), dilanjutkan dengan pengetahuan tentang sabun (untuk membersihkan,
dan lain-lain), dipikirkan lebih lanjut sekiranya dunia tanpa sabun, apa yang timpang, bagaimana dari segi ekonomi, siapa saja yang perlu, dan sebagainya. Akhirnya yang dianalisa soal sabun mengarah kepada hal rohani seperti: “Apa yang diajarkan sabun mengenai Allah� (rela habis untuk membersihkan, harus bekerja sama dengan air, dan lain-lain). Analisa itu akan membawa kita untuk berdialog dengan Tuhan bagaimana kita belajar dari sabun dan menyadarkan kita untuk mengakui keegoisan kita yang tidak mau berkorban demi orang lain. Dari sebuah sabun saja kita bisa belajar banyak. Demikian juga kita menganalisa firman Tuhan dan mereningkannya, sampai firman itu berbicara secara personal dengan kita, dan kita semakin mengenal Allah
NAFIRI SEPTEMBER 2013
NAFIRI SEP 13.indd 55
55
9/21/13 7:00 AM
St erilitas vs Kekudusan
/ Raphael Christie Priatna /
56
KUASA ALLAH DALAM KEHIDUPAN MASA KINI
NAFIRI SEP 13.indd 56
9/21/13 7:00 AM
S
Memasuki minggu ke-13 di kota Kudus – Jawa Tengah, saya memasuki stase baru di kepanitraan kedokteran. Setelah sebelumnya di stase radiologi selama 2 minggu, dan ilmu penyakit dalam selama 10 minggu, saya masuk ke stase obstetri dan ginekologi, dengan kata lain mengurus ibu hamil bahasa kasarnya.
tase ini jauh lebih melelahkan dibanding stase sebelumnya, dan banyak pengalaman baru yang didapatkan pada stase ini. Salah satunya adalah masuk ke ruang operasi dan menjadi asisten di berbagai operasi. Banyak hal yang harus dipelajari ketika masuk ruang operasi, yang berbeda dibandingkan dengan ruangan lain. Kami diajarkan cara mencuci tangan (cuci tangan kok diajari??) menggunakan gaun bedah dan sarung tangan, dan berbagai aturan yang ada di ruang operasi. Sebagai gambaran, ketika memasuki ruang ok (operatie kamer/ ruang operasi. red), setiap orang harus menggunakan penutup kepala, masker, baju khusus ruang ok, dan sendal bersih. Untuk mencuci tangan ada panduan langkah-langkah mencuci tangan yang benar. Setelah 7 langkah mencuci tangan menggunakan sabun, dilanjutkan 5 langkah mencuci tangan
menggunakan sikat, lalu diulang dengan menggunakan sabun. Setelah mencuci tangan, tangan tidak boleh berada di bawah, namun harus terus diangkat, yang salah satu alasannya adalah kemungkinan kontaminasi akibat air yang turun dari siku menuju tangan (ah, ribet amat, masbro‌). Selanjutnya memasang gaun bedah dimana tangan tidak boleh menyentuh bagian luar gaun, memakai sarung tangan tidak boleh memegang bagian luar sarung tangan. Setelah semua prosesi itu, tidak boleh ada kontak dengan barang atau orang yang tidak steril. Apabila tidak sengaja tersentuh atau terkena barang maka gaun atau sarung tangan harus/wajib/ kudu diganti. ‘Angel’ bahasa jawanya (bukan malaikat artinya), tapi susaaah/ sulit. NAFIRI SEPTEMBER 2013
NAFIRI SEP 13.indd 57
57
9/21/13 7:00 AM
Merasakan sulitnya untuk steril pada ruang operasi, saya berpikir bahwa hidup kudus di dunia dan steril pada ruang operasi memiliki banyak kesamaan. Sesuatu yang steril apabila sudah bersentuhan dengan sesuatu yang tidak steril, atau diragukan sterilitasnya maka benda yang steril tersebut tidak dianggap steril lagi. Orang yang tercemar oleh dosa sedikit apa pun akan dianggap tidak kudus. Tidak bisa dikatakan seseorang sedikit kudus, agak kudus, lumayan kudus. Sesuatu yang tidak steril kadang nampak tidak berbeda dengan benda yang lainnya. Sarung tangan yang sudah dipakai memegang gagang pintu misalnya (gagang pintu tidak steril) akan nampak sama dengan
58
sarung tangan yang steril. Terkadang orang-orang yang tidak kudus, hendak mencemari orang-orang kudus, nampak sangat kudus. Maka dari itu kekudusan tidak dapat dinilai secara sembarangan berdasarkan apa yang kita lihat. Sterilitas juga tidak membuat orang yang steril duduk diam dan terpisah dari yang tidak steril, namun ketika petugas kesehatan sudah steril mereka dapat membantu operasi pasien dengan baik. Justru ketika duduk diam, sterilitas dianggap menjadi tidak steril karena meningkatnya resiko kontaminasi di luar meja operasi. Kekudusan tidak membuat kita harus terpisah dan tidak hidup di tengah-tengah dunia yang berdosa, namun dengan senjata iman dan pengetahuan akan Alkitab yang baik maka kita dapat dipakai untuk menyelamatkan jiwa-jiwa yang ‘sakit’. Pada operasi ada gaun bedah, sarung tangan, sendal tertutup serta pengetahuan mengenai sterilitas, maka dalam kehidupan kita dapat menggunakan perlengkapan senjata Allah, disertai perkataan yang benar agar berani memberitakan Injil (Efesus 6:10-20).
KUASA ALLAH DALAM KEHIDUPAN MASA KINI
NAFIRI SEP 13.indd 58
9/21/13 7:00 AM
Yang terakhir, sterilitas bukanlah masalah moralitas, niat baik, ataupun norma. Sterilitas harus diawali dengan pengertian yang benar mengenai steril itu seperti apa. Bayangkan seseorang yang tidak mengerti harus seperti apa masuk ke ruang operasi. Niatnya baik ingin membantu mengambil
barang yang jatuh, namun ketika anda steril menyentuh barang jatuh anda menjadi tidak steril, atau ketika anda yang tidak steril berusaha membantu operasi, namun yang terjadi adalah ketidaksterilan pada ruang operasi. Maka dari itu sterilitas bukan hanya soal niat, moral atau norma tertentu.
Kekudusan pada orang Kristen, tidak seperti yang banyak dipikirkan, bukanlah hasil dari kumpulan aturan. Namun, kekudusan adalah konfirmasi dan cerminan dari karakter Allah sendiri. Setiap umat yang dipilih olehNya sudah ditentukan untuk menjadi serupa dengan gambaran anak-Nya (Roma 8:29). Mari kita bersama sebagai umat yang telah dipanggil keluar dari dunia ini, hidup kudus sebagaimana Kristus juga kudus! (NB: tema mengenai kekudusan bukan dikarenakan saya co.ass di kota Kudus. Hehehe. Salam untuk jemaat sekalian!)
W
e cannot grasp the true meaning of divine holiness by thinking something or someone very pure and then raising the concept to the highest degree we are capable of. God’s holiness is not simply the best we know, infinitely better. We know nothing like the divine holiness. It stands apart, unique, unapproachable, incomprehensible, and unattainable. Only the Spirit of the Holy One can impart to the human spirit the knowledge of the holy - A.W. Tozer. *) Penulis adalah mahasiswa kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana (Ukrida) Jakarta yang sedang bertugas sebagai co.ass di kota Kudus NAFIRI SEPTEMBER 2013
NAFIRI SEP 13.indd 59
59
9/21/13 7:00 AM
Pdt. Dr. Andreas A. Yewangoe
“Menangkan Indonesia bagi Kristus” itu Provokatif
60
KUASA ALLAH DALAM KEHIDUPAN MASA KINI
NAFIRI SEP 13.indd 60
9/21/13 7:00 AM
/ Edna Pattisina /
M
ewawancarai Ketua Umum Persekutuan Gereja-Gereja di Indonesia (PGI) Pdt. Dr. Andreas Anangguru Yewangoe, tim NAFIRI bertemu dengan sosok yang kerap berbicara apa adanya. Terkesan serius, pendeta yang lahir di Sumba Barat, Nusa Tenggara Timur 68 tahun yang lalu itu mengutarakan pikirannya tentang keesaan gereja sampai peran gereja dan orang Kristen di Indonesia. NAFIRI SEPTEMBER 2013
NAFIRI SEP 13.indd 61
61
9/21/13 7:00 AM
Berikut ini petikannya: Nafiri (NF): Saat ini anggota PGI telah mencapai 88 sinode, bagaimana perkembangannya? Andreas Yewangoe (AY): Itu bukan indikasi bahwa kita satu. Bisa saja malah kita melestarikan perpecahan. Kalau ada tambah anggota, indikator yang malah buruk sebenarnya. Sebab banyak gereja yang sekarang jadi anggota itu bekas pecahan juga. Kalau mereka committed pada keesaan, ikut saja pada induknya. Tidak usah jadi anggota PGI. Kita sekarang sebenarnya melestarikan perpecahan. Sebagai ketua PGI, saya jujur nyatakan itu. NF: Apa sebab perpecahan yang paling umum? AY: Biasanya asset. Misalnya hak milik gereja yang dicatat atas milik pribadi. Ketika yang bersangkutan sudah tua, aset tidak diserahkan ke gereja malah ke anaknya. Ada juga yang tidak ingin lepaskan jabatan. Misalnya ketua sinode, harusnya selesai malah mengubah AD/ART gereja agar bisa seolah-olah sah dipilih kembali. Kalau karena soal beda doktrin sangat sedikit. NF: Apa yang bisa dilakukan PGI? AY: Hanya moral. PGI bukan lebih tinggi dari yang lain. PGI ini himpunan gerejagereja yang berfungsi sebagai mitra. PGI mengurus hal-hal yang oleh gereja tidak diurus, misalnya hubungan dengan pemerintah atau presiden di mana ada kepentingan bersama. Sebenarnya sudah ada kesepakatan bersama anggota PGI soal keesaan gereja dan saling mengakui dan menerima. Ini yang dilanggar terus. Misalnya dinyatakan, setiap bentuk baptisan, selam, percik, lainnya diterima. Kenyataannya orang yang dibaptis percik di gereja sebelumnya eh dibaptis lagi ketika masuk ke gereja lain. Jadinya masalah baptis ulang, yang secara Altabiah sulit dipahami. NF: Jadi bagaimana menyatukan gereja-gereja itu? AY: PGI ada evaluasi, tapi tidak ada sanksi. Sanksi dari Yesus Kristus sendiri. Memang sejak awal didirikan PGI tidak diberi kewenangan itu. Prinsipnya penggembalaan. Nah, prinsip gereja itu kan penggembalaan. Jadi kita terus kasi kesempatan dan memaafkan. Nasihat Tuhan mengampuni tujuh puluh kali tujuh kali. Berarti tidak ada batas. 62
KUASA ALLAH DALAM KEHIDUPAN MASA KINI
NAFIRI SEP 13.indd 62
9/21/13 7:00 AM
NF: Bagaimana hubungan PGI dengan pemerintah? AY: PGI selalu bersikap kritis. Ingat isu Presiden disebut mempunyai 18 kebohongan? Itu dari kelompok rohaniwan lintas agama yang berkumpul, termasuk PGI. Menurut kami itu tugas. Tidak usah bermusuhan dengan presiden tapi tidak usah juga menjadi anak emasnya. Gereja itu bukan subordinasi pemerintah, demikian juga sebaliknya. Kami menjadi mitra. Saya ingat, beberapa waktu yang lalu kami bertemu Presiden di Cikeas di Perpustakannya jam 8 sampai 12 malam membahas kasus intoleransi di Negara kita. Beliau janji mau turun tangan, tapi kita tahu kenyataannya kan?
Dengan makin banyaknya anggota PGI, gereja makin banyak bukan berarti makin bersatu, tetapi bisa jadi kita malah melestarikan perpecahan.
NF: Bagaimana soal intoleransi yang makin marak? AY: Orang Indonesia sangat toleran. Itu kerukunan otentik. Tapi beberapa tahun terakhir ini masuk radikalisme. Ada golongan-golongan radikal mempengaruhi Islam yang toleran itu. Ini bukan keprihatinan Kristen saja. Ini keprihatinan pemimpin, Islam juga. Jadi harap digarisbawahi, kalau ada masalah intoleransi itu bukan soal agama tapi soal mereka yang setia dengan Pancasila versus mereka yang tidak setia. Ironisnya, sekarang ini yang mempopulerkan perda-perda syariah malah partai-partai berideologi kebangsaan.
NF: Hubungan dengan organisasi keagamaan lain? AY: Itu bukan masalah. Yang penting ada resonansinya di masyarakat bawah. Kerukunan otentik itu ada. NF: Bagaimana peran orang Kristen di tengah Indonesia? AY: Tadi saya katakan Islam di Indonesia adalah Islam yang ramah. Tapi muncul radikalisme. Tapi jangan lupa, di Kristen pun ada radikalisme. Misalnya, “Menangkan Indonesia untuk Kristus�. ini sangat provokatif. Dalam dokumen kita yang disebut Pokok-Pokok Tugas Panggilan Bersama, jelas dikatakan Injil harus dikabarkan. Tapi pada pihak yang lain, Injil tidak dikabarkan dalam ruangan kosong. Sudah ada orang beragama lain. NAFIRI SEPTEMBER 2013
NAFIRI SEP 13.indd 63
63
9/21/13 7:00 AM
NF: Kalau begitu harus bagaimana? AY: Pertanyaannya, apa kelebihan Injil ini sehingga harus lebih didengarkan daripada yang lain? Orang Kristen harus memperlihatkan satu sikap yang berbeda. Kalau orang yang dipanggil ke KPK sebagai tersangka korupsi juga orang Kristen, kalau bupati atau walikota masuk penjara adalah orang Kristen. Apa bedanya ? Sekarang kita malah berhura-hura di televisi. Tapi apa itu efektif? Injil bukan jadi kabar baik tapi aset yang dikemas lalu dijual. You beli you selamat, tidak beli yah tidak selamat. Tolong direnungkan. NF: Banyak orang Kristen yang juga terkena kasus. Bagaimana pendapat Bapak? AY: Orang Kristen sama saja. Manusia yang lemah, berdosa, punya nafsu, rakus. Dan barangkali ini bisa disebut kegagalan gereja melakukan penggembalaan. Gereja pun barangkali menerima uang korupsi. Yang disebut cuci uang mungkin juga di kantong kolekte. Ada pernyataan perang melawan korupsi di PGI tahun lalu di Melangoane, Talaud. Waktu itu Gereja menyatakan dengan resmi perang terhadap korupsi. Perang harus mulai dari dalam. Kalau di gereja biasanya ada yang korupsi uang gereja gak masuk ke pengadilan. Diselesaikan secara adat saja atau kekeluargaan. Ini tidak mendididk. Harusnya dibawa ke pengadilan saja biar dia bertobat. NF: Apa yang peran yang bisa diambil gereja? AY: Harusnya gereja menolak persembahan korupsi. Jangan menginjili dari uang korupsi. Lebih baik sedikit orang daripada gereja penuh dengan kepurapuraan. Seolah-olah tidak apa perpecahan. Gereja harus kritis terhadap korupsi. Jangan sampai gereja menjadi tempat pencucian uang. Pertanyaannya memang bagaimana kita tahu itu money laundering. Apalalagi kalau orang taruh diam-diam. Saya tahu ini sulit, tapi kita harus waspada. Jangan kita membenarkan sesuatu hanya karena sebuah tujuan, misalnya pekabaran Injil. Injil tidak dikabarkan karena tidak ada uang. Lho, dulu orang juga tidak punya uang tapi bisa mengabarkan Injil. Uang bukan segala-galanya.
Yang mempopulerkan perda-perda syariah itu ironisnya malah partai-partai berazas kebangsaan 64
KUASA ALLAH DALAM KEHIDUPAN MASA KINI
NAFIRI SEP 13.indd 64
9/21/13 7:00 AM
NF: Kalau begitu bagaimana pekabaran injil? AY: Sikap hidup itu sudah pekabaran Injil. Misalnya, kalau seorang pegawai Kristen di kantor gubernur memperlihatkan sikap kristiani, tanpa dia mengatakan apa pun, sikap konsisten, tidak korupsi itu sudah pekabaran injil. Ini yang kurang pada pimpinan yang Kristen. Kalau dia ikut dalam komplotan itu, seribu kali baca Alkitab pun tidak ada gunanya. Banyak pejabat Kristen, sebelum pidato kutip Alkitab untuk memperlihatkan dia Kristen. Sampai kita bingung seperti tidak ada bedanya antara pejabat dan pendeta. NF: Bagaimana bapak melihat peta politik di Indonesia khususnya menjelang Pemilu 2014? AY: Pemerintah pun terpuruk. Saya belum lihat calon untuk 2014. Tidak ada partai politik yang hebat. Semuanya jual janji. Mereka hanya memperhitungkan kepentingannya. Para founding fathers kita sangat arif. Mereka merumuskan demokrasi ala Indonesia. Jangan tentukan wakil kita berdasarkan agama, tapi berdasarkan kemampuannya. Tapi kita, seperti kata Syafii Maarif dari Muhammadiyah, kita menderita rabun ayam, hanya liat seseorang dari sisi agama.
NAFIRI SEPTEMBER 2013
NAFIRI SEP 13.indd 65
65
9/21/13 7:00 AM
Saya harap tokoh-tokoh agama yang toleran dan berwawasan kebangsaan terus berperan sebagai penjaga moral bangsa dan pemimpin. Soal pemimpin nanti, Tuhan akan mengadakan. Sekarang belum muncul. Di kalangan Islam banyak yang bagus. Mudah-mudahan di Kristen juga banyak. Buat orang Kristen, untuk politik coba lihat Yeremia 29:7 “Usahakanlah kesejahteraan kota ke mana kamu Aku buang, dan berdoalah untuk kota itu kepada TUHAN, sebab kesejahteraannya adalah kesejahteraanmuâ€?. Politik itu kekuasaan, harusnya dipakai untuk kesejahteraan masyarakat bukan untuk kekuasaan itu sendiri. J. Leimena yang berkali-kali menjadi wakil Perdana Menteri zaman Soekarno merumuskan politik adalah pelayanan. NF: Jadi ada pejabat atau politisi yang Kristen harusnya bisa melayani? AY: Kita harus tulus dan cerdik. Jangan naĂŻf. Kalau ada pejabat yang Kristen, kita Jangan merasa hebat. Kita harus melihat dia sebagai orang yang melayani bangsa. Dukung mereka dengan berbagai cara, misalnya dengan mengkritik.
Gereja jangan
terima persembahan dari
koruptor 66
KUASA ALLAH DALAM KEHIDUPAN MASA KINI
NAFIRI SEP 13.indd 66
9/21/13 7:00 AM
Saya tidak yakin orang gampang bertahan dengan ancaman materialisme dan hedonisme. Kenapa ada korupsi? Bukan karena mereka miskin tetapi karena hedonisme, kenikmatan dan gaya hidup. Untuk apa punya mobil sampai sepuluh? Dipakai juga cuma satu. NF: Materialisme jadi tantangan gereja juga kan? Menurut Bapak, perlukah kita membangun gereja besar-besar? AY: Contoh dari gereja di Eropa yang besar tapi kosong. Proses sekularisasi luar biasa. Kehadiran Gereja tidak mudah karena harus menjelaskan perkembangan ilmu pengetahuan seperti Big Bang. Prinsip sekularistik, semua harus dibuktikan. Bagaimana Gereja misalnya membantah Stephen Hawking? Gereja selalu datang dengan penjelasan tradisional mengenai Alkitab. Musti ada cara lain. NF: Sebagai Ketua Umum PGI Bapak bisa terpilih dua kali. Bagaimana ceritanya? AY: Saya tidak pernah pakai tim sukses. Terpilih begitu saja. Tahun 2004 saya terpilih. Saya mulai masuk PGI dari tahun 1989, waktu itu di Sidang Raya Surabaya saya terpilih jadi anggota Majelis Pekerja Harian. Mungkin mereka melihat kinerja saya sehingga memilih lagi untuk kedua kalinya. NF: Sekarang masih berkhotbah di gereja? AY: Masih, kalau diundang. Di Jakarta saya anggota GKI Panglima Polim karena dekat rumah saya. Tidak ada Gereja Sumba di sini, soalnya Gereja Sumba itu punya pendirian, kalau kita keluar dari Sumba kita tidak boleh mendirikan gereja Sumba. Kita harus masuk ke gereja yang sudah ada, itulah Oikumene. NF: Apa kerinduan Bapak untuk 5-10 tahun mendatang? AF: Tugas saya sudah selesai sebagai Ketua Umum PGI di tahun 2014 di Sidang Raya ke XVI di Nias nanti. Saya akan pensiun. Yang pasti saya akan kembali ke Kupang karena rumah saya di sana. Kalau diminta mengajar saya akan mengajar. Tapi sementara itu saya akan menulis buku
NAFIRI SEPTEMBER 2013
NAFIRI SEP 13.indd 67
67
9/21/13 7:00 AM
REFLEKSI
Mencari
Kuasa Allah dalam
Kehidupan Kita
68
KUASA ALLAH DALAM KEHIDUPAN MASA KINI
NAFIRI SEP 13.indd 68
9/21/13 7:00 AM
Saat saya menuliskan tulisan ini, yang didasarkan pada tema NAFIRI kali ini: “Kuasa Allah dalam kehidupan masa kini�, saya merasa begitu sulit untuk mengungkapkan pemikiran saya. Saat memikirkan tentang kuasa, yang terlintas adalah suatu kekuatan yang dimiliki, baik wewenang atau status yang ada pada kehidupan kita.
K
/ Erwin Tenggono /
uasa seakan mewakili semua hal yang kita butuhkan untuk membuat kita ada atau exist. Bahkan banyak orang mencoba mencari kuasa-kuasa lain agar dia bisa tampil lebih baik atau agar mampu menyelesaikan masalah-masalah dalam hidupnya. Di tengah kebingungan, saya membaca beberapa tulisan, berdoa dan mulai bertanya pada diri saya: apakah ada kuasa Allah dalam hidup seorang manusia/diri saya? Saya diberi kemampuan yang baik untuk berbicara, kemampuan untuk belajar dan untuk bekerja dengan baik dan meraih kesuksesan. Saya diberi NAFIRI SEPTEMBER 2013
NAFIRI SEP 13.indd 69
69
9/21/13 7:00 AM
kemampuan untuk mendengarkan Firman Tuhan dan terus belajar dan bertumbuh yang akhirnya mengubahkan hidup saya. Semua ini dari mana? Apakah karena saya mampu? Ataukah karena saya lebih beruntung dari orang lain. Jawabannya: TIDAK. Saya bukan orang yang cerdas, bahkan di bangku sekolah pun saya bukan orang yang hebat dalam banyak hal. Saya hanya berusaha dan mau belajar. Dan saya juga belum mengenal Kristus pada masa muda kehidupan saya saat itu. Hanya karena anugrah Tuhan kalau saya hari ini bisa melayani dan mengenal Kristus. Lalu dari manakah semuanya itu? Semuanya itu dari Bapa; semua kekuatan dan kuasa itu telah diberikan oleh Allah Bapa pada diri saya melalui Roh Kudus yang berkarya dalam hidup saya. Roh yang berkarya melalui perjalanan hidup saya, pengalaman, sekolah, pergaulan, dan banyak hal lainnya.
Kuasa Allah ada dalam diri kita melalui Roh Kudus yang tinggal dalam diri kita. Sadarkah kita dengan semua ini? Ada kuasa Allah dalam diri kita; kuasa yang baik dan benar. Kuasa yang menyatakan bahwa kita adalah anak Allah melalui karya kita. Di kala kita menyadari semuanya itu kita pasti dipenuhi rasa syukur dan kerendahan hati atas semua yang ada pada diri kita saat ini. Dan tentunya kita harus terus berusaha untuk menjaga hidup kita agar ada dalam pemeliharaan Roh dan bisa menjalani hidup yang berkenan bagi Allah. Tantangan selalu ada dalam cara bagaimana kita menjalani hidup kita, bagaimana menyikapi ketidaksalehan kita yang selalu ada, dan bagaimana kita terus berjuang agar dapat hidup lebih baik dengan mendekatkan diri pada Allah Bapa melalui Firman, doa dan merasakan kehadiran-Nya melalui Roh Kudus yang telah diam dalam diri kita.
“Ada rupa-rupa karunia, tetapi satu Roh. Dan ada rupa-rupa pelayanan, tetapi satu Tuhan. Dan ada berbagai-bagai perbuatan ajaib, tetapi Allah adalah satu yang mengerjakan semuanya dalam semua orang,�
( 1 Korintus 12: 4-6 )
70
KUASA ALLAH DALAM KEHIDUPAN MASA KINI
NAFIRI SEP 13.indd 70
9/21/13 7:00 AM
“Maksudku ialah: hiduplah oleh Roh, maka kamu tidak akan menuruti keinginan daging. Sebab keinginan daging berlawanan dengan keinginan Roh dan keinginan Roh berlawanan dengan keinginan daging -- karena keduanya bertentangan -- sehingga kamu setiap kali tidak melakukan apa yang kamu kehendaki.� (Roma 5:16-17). Ada dan Nyata Jadi, setiap kita orang yang percaya pada Allah Bapa dan telah menerima Kristus, kita mempunyai Kuasa Allah yang nyata dalam diri kita melalui Roh Kudus yang tinggal dalam diri kita. Biarlah kita semua jangan ragu atas karya Allah dalam diri kita. Biarlah kita senantiasa bersama-sama terus belajar dalam persekutuan kita, terus bertumbuh dan saling menguatkan dalam pertemuanpertemuan di komisi, caring group atau persekutuan lainnya. Biarlah kita terus mengingat bahwa Roh Kudus dan Kuasa Allah itu ada dan nyata dalam diri kita sehingga kita terus berupaya dan belajar melakukan semua hal yang berkenan dan memuliakan Allah Bapa, Anak dan Roh. Kita terus mencoba menjadi
saksi-Nya melalui hidup kita di mana pun kita berada, baik di gereja, di rumah tangga, dan kehidupan profesional. Menjadi saksi-Nya baik saat kita sedang sendiri maupun saat bersama orang-orang lain. Kita terus belajar dan tidak ragu untuk memperbaiki kekurangan dan ketidak-mampuan kita, kita belajar bersama karena kita tidak sempurna dan berdosa. Dan biarlah Allah Bapa senantiasa memberi kekuatan pada kita melalui Roh Kudus yang ada dalam diri kita dan selalu ada di mana pun kita berada. “Semuanya itu Kukatakan kepadamu, selagi Aku berada bersamasama dengan kamu; tetapi Penghibur, yaitu Roh Kudus, yang akan diutus oleh Bapa dalam Nama-Ku, Dialah yang akan mengajarkan segala sesuatu kepadamu dan akan mengingatkan kamu akan semua yang telah Kukatakan kepadamu. Damai sejahtera Kutinggalkan bagimu. Damai sejahtera-Ku Kuberikan kepadamu, dan apa yang Kuberikan tidak seperti yang diberikan oleh dunia kepadamu. Janganlah gelisah dan gentar hatimu.� Inilah janji Allah yang dinyatakan dalam Yohanes 14:25-27. Salam GKY BSD: Giat Kerja bagi Yesus, Bertumbuh, Setia dan Dinamis. Tuhan memberkati NAFIRI SEPTEMBER 2013
NAFIRI SEP 13.indd 71
71
9/21/13 7:00 AM
LIPUTAN
KHUSUS
SEKOLAH MINGGU:
Mengajar anak-anak,
belajar dari anak-anak
72
KUASA ALLAH DALAM KEHIDUPAN MASA KINI
NAFIRI SEP 13.indd 72
9/21/13 7:00 AM
Apakah yang terbayang dalam benak kita saat mendengar kata Sekolah Minggu? Mengapa orang tua harus repot-repot mengantar anaknya ke Sekolah Minggu? Seperti kata pepatah,”Tak kenal maka tak sayang”, ada baiknya kita mengintip sedikit apakah sebenarnya Sekolah Minggu itu dan bagaimana Sekolah Minggu yang ada di gereja kita GKY BSD. / Humprey /
A
Visi Misi dan Struktur Kelas pa Visi Sekolah Minggu? Sekolah Minggu mengikuti visi GKY BSD, yaitu: Mengalami Tuhan dalam Kasih Persaudaraan. Misinya, yaitu: Together in Jesus Christ (diambil dari Filipi 2), yang intinya, “Tidak ada kebersamaan yang permanen atau kekal tanpa fondasi Yesus Kristus.”
Sedangkan untuk menunjang kegiatan belajar mengajar, Sekolah Minggu kita dibagi menjadi beberapa tingkatan, antara lain: Batita (Bawah Tiga Tahun), Balita (Bawah Lima Tahun), Kelas Kecil (TK A, B), Kelas Tengah (Kelas 1,2,3), Kelas Besar (Kelas 4,5,6). Jumlah murid Sekolah Minggu saat ini sekitar 260-280 murid, namun kadang lebih dari 300 saat event tertentu.
NAFIRI SEPTEMBER 2013
NAFIRI SEP 13.indd 73
73
9/21/13 7:00 AM
Guru-guru SM Tesa dan buku materi SM Adapun sebagai materi pendidikannya, Sekolah Minggu menggunakan buku yang telah digunakan berpuluh tahun, yaitu buku Suara Sekolah Minggu (SSM), dimana buku ini telah dipakai secara luas terjemahannya dan diterbitkan oleh Departemen Pembinaan Anak dan Pemuda. Buku yang digunakan biasanya akan selesai dalam ½ tahun, namun urutan materi yang diajarkan disinkronkan dengan momen saat itu, misal saat Natal diajarkan dulu materi Natal.
74
Ditemui seusai rapat kepengurusan baru Sekolah Minggu, dapat terlihat bahwa Gereja dan khususnya pengurus sekolah minggu memandang pentingnya pelayanan Sekolah Minggu. Rapat rutin pengurus diadakan sebulan sekali, sedangkan dengan guru-guru 3 bulan sekali. Program periode sebelumnya dan program mendatang tidak banyak mengalami perubahan, namun pengurus berusaha memberikan yang terbaik dengan berupaya untuk sedapat mungkin efisien dalam penyelenggaraan setiap kegiatan, baik yang bersifat rutin dan non-rutin, dikarenakan sama-sama menyadari keadaan gereja yang sedang membutuhkan dana cukup besar untuk membangun.
KUASA ALLAH DALAM KEHIDUPAN MASA KINI
NAFIRI SEP 13.indd 74
9/21/13 7:00 AM
Tenaga Pengajar Menjadi seorang guru sekolah minggu ada tahapan-tahapannya, yaitu: ikut training dulu, standarnya selama ½ tahun, seminggu sekali 2-3 jam, dibina oleh laoshi Dessy. Awalnya harus menjadi asisten guru dulu, bila dilihat sudah siap maka barulah menjadi guru. Materi yang diajarkan berkisar antara doktrin Firman Tuhan, cara mengajar, memimpin kelas, cara memimpin pujian, dan tentunya visi misi GKY. Berbeda dengan sekolah pada umumnya, di Sekolah Minggu ada apresiasi bila anak berprestasi, namun tidak ada yang namanya hukuman, karena mengajar dengan kasih, tanpa ikatan dan guru-gurunya tidak dibayar karena bersifat pelayanan sebagai rasa syukur kepada Tuhan. Guru memperhatikan anak didiknya dengan adanya pembesukan terhadap anak Sekolah Minggu. Menurut Tesa Kurniawan, Majelis yang membawahi Sekolah Minggu, Sekolah Minggu ke depannya diharapkan dapat meningkatkan pertumbuhan iman anak, agar mereka tiap hari makin mengenal Tuhan. Namun, tantangannya, yaitu: anak makin banyak, ruangan kurang, harus adanya komunikasi yang baik antar sesama guru, antara guru dan orang tua, agar ada saling pengertian.
Ditanya mengenai anak didiknya, ia berpendapat bahwa kadang anak lebih pintar dari gurunya, contohnya seorang anak bernama Ezra yang selalu bisa dan rajin menjawab, bahkan kalau laoshi-nya lupa, muridnya malah bisa bantu mengingatkannya. Ditanya mengenai kebanggaan menjadi guru Sekolah Minggu, Tesa berpendapat bahwa bangga kalau melihat anak-anak didiknya berubah menjadi lebih baik. Hal ini pun yang senantiasa ia ingatkan kepada guruguru Sekolah Minggu. Saat ketemu mantan anak didiknya di jalan yang masih mengenalnya, ia menganggap taburannya tidak sia-sia dan berbuah.
Rapat guru-guru SM
NAFIRI SEPTEMBER 2013
NAFIRI SEP 13.indd 75
75
9/21/13 7:00 AM
Walau terkadang ada murid yang kadang harus lebih diperhatikan karena menggunting sebelah rambutnya, menendang perutnya (wow!), namun salah satu hal yang paling berkesan bagi Marianti adalah sewaktu masih remaja ia mengajar anak umur 3 tahun yang baru bisa bicara, Marianti, Meirika, Dian ia bertanya siapa mau pimpin doa? Anak-anak didiknya malah rebutan mau pimpin doa, padahal orang dewasa biasanya relatif tidak mau. Bahkan ada anak Mengajar anak-anak, belajar dari didiknya yang pernah dijanjikan pimpin doa tapi lupa, anak didiknya malahan anak-anak Marianti, yang saat ini menangis. Marianti berpikir, ya ampun menjabat Ketua Sekolah Minggu di Tuhan, ajarkan kami seperti mereka, kepengurusan yang baru mengingat benar polos, ajar kami punya kerinduan kembali saat-saat awal-awal gereja seperti mereka, kepolosan ini benaryang masih baru, yang walau anak- benar menjadi berkat buat kita. anaknya masih sedikit tetapi semangat Kalau kita mengingat panggilan untuk mengajar sangat tinggi. Cerita Tuhan Yesus kepada murid-muridnya yang walaupun dirasa kaku, namun yang pertama, berupa :�Ikutlah Aku, ada games yang menarik sehingga kau akan Kujadikan penjala manusia�, senang untuk datang Sekolah Minggu. mungkin di zaman sekarang panggilan Dia ingat pula laoshi Nina yang heboh itu bisa berupa ajakan. Meirika yang sejak remaja diajak laoshi Fifi untuk dari dahulu hingga sekarang. menjadi guru sekolah minggu, ditraining dan mengajar hingga sekarang 76
KUASA ALLAH DALAM KEHIDUPAN MASA KINI
NAFIRI SEP 13.indd 76
9/21/13 7:00 AM
merasa Tuhan memantapkan dirinya untuk selalu bertahan. Dia dan temantemannya tetap mengingat simulasi cerita Yunus sewaktu pelatihan, dimana waktu itu ia masih SMP kelas satu. Dalam pelatihan tersebut masing-masing guru diminta simulasi menceritakan cerita Yunus, dan kemudian dievaluasi bersama. Masamasa itu sangat berkesan bagi Meirika dan teman-teman.
Darmawan
Menjadi guru sekolah minggu bukannya tanpa kendala, terkadang ada orang tua yang protes bahwa guru sekolah minggunya belum mampu mengajar, namun mereka mengingat komentar Bu Charlotte bahwa wajar kalau mereka dianggap belum siap, karena mereka belum punya anak, justru harusnya orang tua yang sudah punya anak belajar jadi guru sekolah minggu (tentunya orang tua biasanya lebih berpengalaman dengan anak). Guru sekolah minggu pria juga sangat dibutuhkan, karena saat ini dirasakan masih belum terlalu banyak.
Darmawan yang saat ini mengajar kelas 4, 5, 6 memiliki kesan mengajar sekolah minggu saat kelas 1 SMA, diajak untuk mengajar, walau saat itu cuma bantu-bantu dan pimpin pujian. Dia berpendapat ada satu sukacita tersendiri saat mengajar selama 27 tahun, yaitu sejak tahun 1986. Jenuh? Menurutnya, selama motivasinya benar dan Tuhan yang memimpin serta memerintahkan kita, tidak akan jenuh. Ingatlah Filipi 4:13, tambahnya, “Segala perkara dapat kutanggung di dalam Dia yang memberi kekuatan kepadaku.� NAFIRI SEPTEMBER 2013
NAFIRI SEP 13.indd 77
77
9/21/13 7:00 AM
Berbeda dengan Malachi yang mungkin satusatunya pengajar pria yang mengajar kelas Batita. Walaupun baru mengajar sejak 1 ½ tahun yang lalu, namun dia memiliki dorongan tersendiri untuk mengajar dikarenakan melihat ibunya yang juga guru sekolah minggu di Semarang. Diawali dengan tawaran untuk bermain musik di sekolah minggu, training oleh bu Anita, mulailah ia mengajar. Dia menganggap sekolah minggu Malachi memang membutuhkan pelayanan musik, agar suasana sekolah minggu lebih hidup. Harapannya adalah agar anak-anak sekolah minggu sejak kecil tahu firman Tuhan yang benar, sehingga membuka hati mereka akan pengenalan Tuhan sejak kecil. Cerita di sekolah minggu ini umumnya akan mereka ingat sampai besar. Ditanya mengenai apa yang menarik dari sekolah minggu? Dijawabnya, stres yang kita alami seminggu bisa hilang karena murid-murid ini. Mereka kayak obat penghilang stres kita.
Ibu Yani
78
Bu Yani bercerita mengenai saat bulan April 1998 dimana pertama kali ia bergabung dengan sekolah minggu. Awalnya ia tak pernah terpikirkan mengenai sekolah minggu,hanya mengantar anaknya ke sekolah minggu. Di situ ia mengetahui bahwa sekolah minggu kekurangan guru, dan mulai tertarik. Mungkin ia satu-satunya guru yang lumayan cepat proses dari training sampai menjadi guru. Hal yang masih dia ingat adalah murid yang menggigit tangannya, mengejar anak sekolah minggu yang keluar kelas, ingat Marianti yang merupakan muridnya yang paling pintar dan kritis bertanya apa itu Siloam, sehingga membuatnya
KUASA ALLAH DALAM KEHIDUPAN MASA KINI
NAFIRI SEP 13.indd 78
9/21/13 7:00 AM
terpacu untuk mendalami firman Tuhan. Sekian banyak anak didik Bu Yani, terkadang dia bertemu dengan mantan anak didiknya, hal itu pun berkesan baginya. Menurut Bu Yani, dari sekolah minggu yang perlu ditingkatkan adalah penambahan kelas ruangan, dan jumlah guru-gurunya yang dirasakan masih kurang. Saat mengajar, beliau sangat memperhatikan benar persiapan untuk bercerita, sehingga harus membaca dari berbagai sumber, dan menyesuaikan untuk anak didiknya agar bisa menjawab pertanyaan mereka.
Dia berharap pula agar orang tua dan guru bisa bekerja sama dengan baik, karena terkadang ada anakanak yang aktif luar biasa yang perlu didoakan agar anak-anak tersebut menjadi lebih baik. Perhatian dari orang tua sangat diperlukan, karena guru sekolah minggu hanya mengajar 1.5-2 jam dalam seminggu. Ia ingin anak didiknya pintar dalam segala hal dan kenal dengan Kristus. Di tengah kesibukannya merawat suaminya yang saat ini sakit gagal ginjal, dia tetap setia mengajar karena mengingat Tuhan sudah terlalu baik padanya.
Ditanya mengenai ketiga anakanaknya yang saat ini masih bersekolah minggu, keluarga Lucky dan Maria merasakan adanya perubahan yang lebih baik dari anak-anaknya, dimana mereka sekarang selalu berdoa setiap mau makan dan tidur. Keluarga Lucky & Maria Bersediakah Menjawab Panggilan? Banyak sekali kesaksian dan kenangan menjadi guru sekolah minggu, di samping kebutuhan akan guru yang terus meningkat, maukah Anda meluangkan waktu untuk mencobanya. Mungkin saja saat ada teman kita yang mengajak, orang itulah yang dipakai Tuhan untuk memanggil kita untuk melayani. Bersediakah Anda menjawab panggilan? Selamat berkarya untuk guru-guru sekolah minggu! NAFIRI SEPTEMBER 2013
NAFIRI SEP 13.indd 79
79
9/21/13 7:00 AM
SERPIHAN PERJALANAN
Biola yang Patah
di Tangan
Sang MAESTRO
Dari Retret Remaja Kembang Kuning Trawas, 17-20 Juni 2013
80
KUASA ALLAH DALAM KEHIDUPAN MASA KINI
NAFIRI SEP 13.indd 80
9/21/13 7:00 AM
“Kalian jangan ngomong: ‘Aku cuman anak yang lahir di kuburan Kembang Kuning’, sebab bukan itu yang penting, namun kepada Siapa hidup kita bergantung, itulah yang terpenting dalam hidup ini,” kata Pdt. Yung Tik Yuk dalam KKR mengawali retret remaja Kembang Kuning Surabaya bulan Juni lalu. / Elasa Noviani /
R
etret yang bertemakan: “Who am I” ini diikuti oleh 22 anak remaja dan diadakan di Trawas, sekitar 2 jam perjalanan darat dari Surabaya. Melalui kehidupan Musa yang lahir di zaman yang kurang menguntungkan (dimana terjadi pembunuhan bayi-bayi Israel), dan kemudian mengalami kejatuhan drastis dari posisi sebagai seorang pangeran menjadi buron, firman Tuhan disampaikan oleh Pak Yung dengan bahasa campuran Indonesia – Jawa, yang isinya sengaja menyentuh banyak pengalaman traumatis yang dialami oleh para remaja penghuni kuburan Kembang Kuning yang juga terkenal sebagai ‘kompleks lampu merah’ itu.
Selain Pak Yung sebagai pembicara utama, seorang hamba Tuhan bernama Amos dan juga Yunus anak sulung Pak Yung menyampaikan firman Tuhan dalam beberapa sesi yang saling melengkapi. Melalui pendekatan logika dan gaya khas anak muda, Yunus menolong para remaja untuk mengambil berbagai penerapan praktis dari firman Tuhan. Anak-anak NAFIRI SEPTEMBER 2013
NAFIRI SEP 13.indd 81
81
9/21/13 7:00 AM
menjadi mudah sekali mengingat Mazmur 8 yang disimpulkankan oleh Yunus menjadi: Manusia itu ‘hebat’ dan ‘payah’. Hebat karena diciptakan hampir sama seperti Allah, tapi juga payah kalau dibandingkan pada kebesaran Allah, dan ciptaan-Nya. Jadi tidak boleh sombong, tetapi juga tidak boleh berkecil hati. Untuk mem-follow up firman yang ditaburkan, Pak Yung mengajak saya dan delapan teman lain untuk berperan sebagai konselor bagi mereka. Sekilas Pak Yung sudah membriefing para pembimbing mengenai keadaan anak-anak yang hadir. Beberapa anak di-bully oleh pamannya sendiri, dan anak-anak lain mengalami kehidupan keras.
82
Para konselor datang dari berbagai latar belakang, beberapa di antaranya ada yang hamba Tuhan muda full timer, ada yang masih mahasiswa, dan saya satu-satunya yang bekerja di bidang sekuler. “Saya butuh bantuan pekerja Navigator,” kata Pak Yung ketika merekrut saya. “Kalau sampai ngga ikut awas yaaaa,” guyonnya. Sebenarnya saya tidak yakin bisa cuti, sebab jadwal retret tersebut bentrok dengan jadwal audit cGMP dari SQS Swiss (lembaga sertifikasi cosmetic Good Manufacturing Practice). Namun berkat doa semua saudara, 2 minggu sebelum retret saya menerima pemberitahuan bahwa jadwal audit diundur ke bulan Desember. Saya tercengang atas pengaturan Allah.
KUASA ALLAH DALAM KEHIDUPAN MASA KINI
NAFIRI SEP 13.indd 82
9/21/13 7:00 AM
Supaya lebih efektif, setiap pembimbing diminta untuk fokus kepada dua sampai tiga orang anak saja. Kami intensif berinteraksi dengan anak bimbingan kami, sampai-sampai waktu break dan lunch pun, sengaja kami pakai untuk berkumpul dengan kelompok kecil masing-masing. Setiap malam Pak Yung mengumpulkan para pembimbing, untuk mendiskusikan perkembangan yang terjadi, dan kami mendoakannya bersama-sama. Selain sharing berkat firman Tuhan dalam kelompok kecil yang dilakukan di saat break, kami juga mengambil waktu pribadi ke pribadi dengan masing-masing anak untuk lebih mendalami kebutuhan pribadi mereka satu per satu. Ketika dilakukan survei awal mengenai keadaan keluarga mereka, banyak anak yang mengungkapkan kemarahannya kepada orang tuanya. Kasusnya ada yang tampak berat, ada juga
... ada yang
“Saya benci
yang ringan. Di antaranya ada yang menulis: “Saya benci ayah”. Karena pembimbing wanitanya lebih banyak daripada yang pria, saya diminta untuk menangani tiga anak laki-laki, sedangkan teman-teman wanita yang lain menangani sesama perempuan. Anak-anak ini rata-rata berusia sekitar 12 – 14 tahun, sebaya dengan anak-anak saya sendiri. Tetapi mereka memanggil semua pembimbing, termasuk kepada saya dengan sebutan “kakak pembina”. Saya jadi merasa muda kembali. Rupanya anak-anak ini begitu haus akan kasih sayang orang tua, sehingga tidak terlalu sulit bagi mereka untuk merasa nyaman ketika diajak curhat dengan saya. Dari kesempatan pribadi ke pribadi ini saya selalu dibuat bungkam mendengar kepahitan yang dialami oleh anak-anak ini. Anak yang pertama tidak tahu siapa orang menulis: pernah tuanya, sejak lahir sampai ayah”... 13 tahun saat ini, dia tinggal bersama kakek dan neneknya. Dia kecanduan rokok sebagai akibat dipaksa oleh sekelompok kakak kelas yang tidak segan-segan menyiksa adik-adik kelasnya apabila tidak mau menurut. Seorang anak lain tidak pernah tahu siapa ayah kandungnya, dia NAFIRI SEPTEMBER 2013
NAFIRI SEP 13.indd 83
83
9/21/13 7:00 AM
sudah terbiasa digampar dengan benda-benda keras oleh ibunya karena perkara-perkara sepele. Dia juga merokok, kecanduan games online sejak masih SD. Keluarganya sudah akrab dengan okultisme dan menyerempet pornografi. Dia terbiasa menipu, dan suka mengatakan katakata yang sangat kasar. Tentu saja pengakuan atas kebobrokannya tidak terungkap sekaligus. Seperti orang bodoh, saya sempat tertipu beberapa kali karena dengan tulus mempercayai kata-katanya, namun oleh keajaiban kasih karunia anak ini mengoreksi ucapannya satu demi satu kepada saya tanpa diminta. Anak ini menjadi pergumulan saya hampir sepanjang empat hari itu. Kelakuannya bahkan menguras emosi para pembimbing yang lain juga. Dia sempat membuat Pak Yung tak kuasa menahan air mata, dan hampir kehilangan kesabaran karena ‘keliarannya’. Saya sendiri belum pernah merasa begitu cengeng terbebani perasaan belas kasihan yang dalam seperti kepadanya. Hanya satu anak bimbingan saya yang cukup ‘normal’. Dari awal pertemuan kami, sampai empat hari berikutnya, dia tetap lulus ‘tes’ yang saya lontarkan dengan bermacammacam cara dan dalam berbagai kesempatan untuk mengecek 84
keyakinannya akan keselamatan dalam Kristus, dan kesungguhannya. Kelihatannya Tuhan sengaja menempatkan seorang anak yang ‘nakal’ di dalam tim saya, supaya saya bisa benar-benar fokus selama retret ini, sebab saya sendiri ‘nakal’. Dari semula saya berencana untuk tetap bisa mengurus pekerjaan kantor di saat-saat rehat. Seolah saya tidak rela mengambil cuti empat hari bagi pelayanan ini. Heran, campur tangan Allah terasa sekali ketika tanpa saya sadari kedua BB (BlackBerry) saya tertinggal di rumah, sementara laptop juga tidak dapat digunakan karena tidak ada wifi. Lengkaplah sudah keterputusan saya dari dunia bisnis yang saya tangani sehari-hari. Betapa sulit rasanya hidup seminggu di zaman sekarang tanpa alat komunikasi. Tuhan tahu benar bagaimana cara-Nya untuk ‘memaksa’ saya untuk fokus disini. Masing-masing kami menghadapi anak dengan pergumulan yang berbeda-beda. Teman yang menangani anak yang trauma karena di-bully oleh pamannya, hampir tiap malam kurang tidur untuk memberi bimbingan secara khusus. Ada anak lain yang merupakan korban kekerasan di Poso yang lari ke Surabaya.
KUASA ALLAH DALAM KEHIDUPAN MASA KINI
NAFIRI SEP 13.indd 84
9/21/13 7:00 AM
Kami merasakan bahwa kasih Allah dicurahkan kepada mereka yang selama ini begitu haus akan kasih. Di hari ke tiga, diadakan acara outbound dimana ke 22 anak dibagi menjadi tiga kelompok dan setiap kelompok singgah ke empat buah pos yang sudah dipersiapkan. Dalam masing-masing pos diselenggarakan permainan yang mengarahkan anak-anak kepada pertobatan sejati di dalam Kristus. Dari pos ke pos, mereka digiring untuk menanggalkan semua beban, melepaskan luka dan sakit hati serta mengalami pengampunan. Pos yang paling banyak menguras air mata adalah pos terakhir dimana di dalam suatu ruangan yang ditata sendu dan hanya diterangi oleh lilin-lilin, kakak pembina memutar 3 buah video, sambil membimbing anak-anak dalam suasana refleksi. Salah satu video yang paling menyentuh hati saya mengisahkan tentang sebuah biola yang dibuat dengan teliti dan sangat hati-hati,
namun dalam perjalanannya biola itu dibeli oleh orang-orang yang tidak merawatnya dengan baik, dari tangan ke tangan yang meremehkannya, biola itu mengalami goresan demi goresan di mana-mana dan beberapa detailnya telah patah. Bahkan di pelelangan tidak ada seorang pun yang menghargainya, sampai ketika seseorang yang adalah pencipta dari biola itu mengenalinya, memperbaiki dan memainkannya. Di tangan Sang Maestro, biola tersebut dikembalikan kepada posisinya semula menjadi barang yang berharga. Pak Yung membisiki saya: “Bahkan ‘anak’mu yang nakal itu pun menangis tersedu-sedu”. Sepertinya tidak ada satu anak pun yang akan pulang dengan biasa-biasa saja, hati mereka telah diubahkan. Kami terus –menerus mendoakan mereka dan menemani mereka dalam perenungan pribadi.
NAFIRI SEPTEMBER 2013
NAFIRI SEP 13.indd 85
85
9/21/13 7:00 AM
Di malam terakhir, Pak Yung menantang anak-anak untuk berkomitmen hidup bagi Kristus, dan setiap anak yang mau, diminta untuk berdiri di atas lantai dengan 22 tanda. Apabila semua anak berdiri di atas tanda tersebut, formasi mereka akan membentuk salib. Hanya anak yang mau bersungguh-sungguh yang boleh berdiri di sana. “Saya rindu agar beberapa tahun ke depan di Kembang Kuning, orang tidak lagi menyebutnya sebagai ‘kompleks’ (lampu merah) tetapi Salib Kristus yang dilihat orang di sana,” kata Pak Yung berapi-api. “Saya rindu, ada anak-anak yang nantinya dipakai Tuhan untuk menjadi hamba-Nya,” lanjut Pak Yung pula. Hampir semua anak maju berdiri mengambil komitmen, ada tiga anak (termasuk ‘anak’ saya yang nakal) yang semula ragu-ragu, dan cukup lama tetap di tempat duduk. Namun akhirnya hanya tinggal satu anak saja yang tidak bersedia. Kami sangat terharu melihat ke 21 anak menyerahkan diri berkomitmen untuk dipakai oleh Kristus. 86
Dalam sesi terakhir, firman Tuhan membekali setiap anak untuk menghadapi realita. Mereka diingatkan untuk siap berperang melawan dosa, dengan kekuatan Roh Allah. Bersyukur saat ini ada salah satu hamba Tuhan muda yang mendedikasikan dirinya untuk remaja Kembang Kuning dan menindaklanjuti penerapan retret ini. Masih selalu terngiang komitmen yang dinyanyikan oleh anak-anak remaja Kembang Kuning:
“Bagi-Mu Tuhan, seluruh hidupku, pakailah Tuhan bagi kemuliaan-Mu, genapi seluruh rencana-Mu, sampai bumi penuh kemuliaan-Mu” Bagi saya tidak pernah ada retret yang hanya diperuntukkan bagi anak bimbingan saja, tetapi, Tuhan bersedia melawat dan mengubah hati saya juga. Puji Tuhan
KUASA ALLAH DALAM KEHIDUPAN MASA KINI
NAFIRI SEP 13.indd 86
9/21/13 7:00 AM
NAFIRI SEPTEMBER 2013
NAFIRI SEP 13.indd 87
87
9/21/13 7:00 AM
Doa Baru
bagi Masa Depan / Hendro Suwito / 88
KUASA ALLAH DALAM KEHIDUPAN MASA KINI
NAFIRI SEP 13.indd 88
9/21/13 7:00 AM
Tahukah -- atau ingatkah -- Anda pada satu lagu lawas yang membahana di seantero dunia dan liriknya dimulai dengan menyebut nama Indonesia? Bagi mereka yang sekarang usianya sudah 60 tahun ke atas mungkin masih bisa menjawab dengan tepat: A Summer Prayer for Peace… Doa musim panas bagi perdamaian.
L
agu band The Archies yang diedarkan tahun 1971 ini – yang sangat manis dan ‘dalam’ maknanya – dimulai oleh dua narrator yang saling bertanya-jawab: Indonesia – 112 million… United Kingdom – 55 million… California –18 million… Laos – 2 million… Yang langsung dilanjutkan dengan nyanyian mendayu: Three billion people together forever… Three billion people sing a summer prayer for peace… Tanya-jawab lagi: France – 50 million… Japan – 101 million… Australia – 12 million… NAFIRI SEPTEMBER 2013
NAFIRI SEP 13.indd 89
89
9/21/13 7:00 AM
Oh look, look around you… See what we have done?... Where’s the world that God intended with love for everyone?
Di bagian selanjutnya lagu itu disebutkan bahwa penduduk China 732 juta, Vietnam Utara 16 juta, Vietnam Selatan 17 juta, India 523 juta dan penduduk di sejumlah negara lain, termasuk beberapa negara bagian di Amerika Serikat. Doa bagi perdamaian dunia ini akhirnya ditutup dengan kata: Amen. Di Indonesia, khususnya di kota-kota besar di mana banyak radio swasta sedang menjamur pada awal 1970-an, lagu The Archies menjadi salah satu lagu yang sangat sering diputar dan mengisi kehidupan anakanak muda masa itu. Lagu ini juga menjadi top hit di sejumlah negara lain. Doa musim panas ini mengajak 3 miliar umat manusia untuk ikut menciptakan kehidupan yang lebih baik walaupun ada kelompok-kelompok yang justru ingin merusak dan 90
menghancurkannya. Pada tahun 1971, perang Vietnam sedang berkecamuk dan konflik komunal berdarah di Indonesia baru saja mereda. Konflik di Indonesia saja menewaskan antara 500.000 hingga satu juta jiwa. Mungkin itu sebabnya The Archies memulai lagunya dengan menyebut nama negara kita. Pesan lagu ini terasa sangat relevan pada tahun 1971 dan ternyata juga masih sangat relevan hingga masa kini. Sudah 251 juta Yah…penduduk Indonesia tidak lagi hanya 112 juta. Menurut estimasi website Biro Sensus Amerika Serikat (www.census.gov) pada 17 Agustus 2013 penduduk Indonesia telah mencapai 251 juta lebih – melonjak lebih dari dua kali lipat sejak lagu The Archies didendangkan 42 tahun lalu. Penduduk dunia juga sudah meledak menjadi 7,1 miliar pada tanggal 17 Agustus 2013 atau naik hampir dua kali lipat dibanding 3,7 miliar pada tahun 1970.
KUASA ALLAH DALAM KEHIDUPAN MASA KINI
NAFIRI SEP 13.indd 90
9/21/13 7:00 AM
Pada tahun 2050 nanti, menurut estimasi, dengan mempertimbangkan upaya banyak negara untuk meredam pertumbuhan penduduknya, penghuni dunia diperkirakan ‘hanya’ akan meningkat menjadi 10 miliar. Bagaimanapun angka ini adalah angka yang sangat besar dan memunculkan tanda tanya bagaimana 10 miliar mulut itu bisa mendapatkan makanan dan minuman yang cukup dan bergizi serta rumah yang sehat. Indonesia sendiri diperkirakan akan mempunyai penduduk sekitar 300 juta pada tahun 2050-an. Entah berapa juta hektar sawah baru, kebun jagung, kedele, kelapa sawit, atau kentang yang harus diciptakan? Berapa juta ayam, kambing, dan sapi yang harus diternakkan dan dipotong tiap tahunnya? Berapa juta hektar tambang batu bara yang harus dikeruk? Berapa milyar liter BBM yang harus dipompa ke luar dari relung-relung nun jauh di bawah sana – kalau masih ada yang tersisa? Yang lebih mudah dibayangkan adalah akan makin hancurnya dunia yang kita huni karena semua sumber kekayaan alam akan dieksploitasi untuk menghidupi dan membuat nyaman kehidupan 10 miliar manusia. Ledakan penduduk dunia memang sangat mencengangkan. Pada
saat Yesus hidup di dunia 2000 tahun lalu, penduduk dunia diperkirakan baru sekitar 300 juta orang; hanya sedikit lebih banyak dibanding penduduk Indonesia saat ini yang 250 juta. Bayangkan…pada rentang waktu hampir 2000 tahun antara masa Yesus berkarya hingga tahun 1970 penduduk dunia ‘hanya’ meningkat kira-kira 3,4 miliar yaitu menjadi 3,7 miliar. Tetapi, hanya dalam 40 tahunan terakhir ini saja – antara 1970 hingga 2013 – penduduk dunia sudah naik dengan jumlah yang sama: 3,4 miliar menjadi 7,1 miliar. Benar-benar fenomena perubahan yang sangat mencengangkan. Jika kerakusan manusia terus berlanjut, dunia ini memang hanya akan berjalan menuju satu arah: menuju kehancurannya.
Mahatma Gandhi pernah berujar, “There is
enough in the world for everyone’s needs, but not for any one’s greed.” NAFIRI SEPTEMBER 2013
NAFIRI SEP 13.indd 91
91
9/21/13 7:00 AM
Dunia ini bisa memenuhi kebutuhan semua umat manusia, tetapi tidak bisa memenuhi ketamakan mereka. Tetapi, jika pertumbuhan penduduk tidak dapat diperlambat secara signifikan pada dekadedekade mendatang, bahkan untuk memenuhi kebutuhan paling minimal bagi seluruh umat manusia pun, dunia ini tidak akan mampu lagi, apalagi jika ditambah dengan ketamakan yang sepertinya justru akan semakin menggila.
92
Strategis Tentunya, kita tidak berharap penduduk dunia ini berkurang banyak karena pecahnya perang antara bangsa, antar etnis, atau antara kelompok yang berbeda ideologi, agama atau pandangan politiknya; seperti yang masih saja terjadi di berbagai negara hingga saat ini, termasuk di Indonesia. Yang diperlukan dunia yang semakin tua ini adalah munculnya rasa kesatuan dan kebersamaan dari semua pemimpin negara sehingga dapat dilakukan upaya-upaya strategis secara global untuk meredam pertumbuhan penduduk secara ‘halal’
KUASA ALLAH DALAM KEHIDUPAN MASA KINI
NAFIRI SEP 13.indd 92
9/21/13 7:00 AM
Indonesia – 251 million… China – 1.35 billion… India – 1.22 billion… United States 314 million… Seven billion people together forever… Seven billion people sing the winter prayer for peace…
dan mencari terobosan-terobosan baru agar bumi ini bisa terus mendukung kebutuhan manusia secara berkesinambungan. Mungkin sudah saatnya diciptakan dan didendangkan doa baru oleh para musisi kita – kalau musisi dunia belum juga ada yang bergerak – untuk mengetuk atau bahkan menggedor nurani dan kesadaran semua pimpinan dunia bahwa masa depan generasi muda dan anak-cucu kita sedang dipertaruhkan karena dunia sudah benar-benar berada di tubir kehancurannya.
Kali ini kata winter mungkin lebih sesuai karena sepertinya dunia kita memang sedang menuju ke ujung kelam perjalanannya
(Catatan: Bagi yang ingin tahu atau ingin bernostalgia dengan lagu A Summer Prayer for Peace bisa dengan mudah mendengarkannya di Youtube. Dan bagi yang ingin mengikuti argometer peningkatan penduduk dunia bisa membuka website: www.census.gov). NAFIRI SEPTEMBER 2013
NAFIRI SEP 13.indd 93
93
9/21/13 7:00 AM
HAH H !
Anggota Baru Seorang wanita tua yang bekerja sebagai tukang bersih-bersih pergi ke sebuah gereja lokal. Seusai kotbah, Pak Pendeta mengundang jemaat yang baru pertama kali hadir untuk menjadi anggota gereja tersebut. Wanita tua ini segera mendekati pendeta itu dan mengutarakan keinginannya menjadi anggota gereja. Pikir Pak Pendeta, ‘Wah…ibu ini kelihatan kumal, bau, kuku-kukunya pun kotor. Sepertinya jarang mandi, padahal kerjanya kan ngambilin sampah….gimana nanti kata jemaat yang lain? ‘ Akhirnya, pak Pendeta berkata kepada wanita tua itu, “Begini ya bu, Ibu lebih baik pulang dan berdoa dulu, baru kemudian memutuskan mau jadi anggota gereja atau tidak.” Minggu depannya, wanita tua itu kembali datang ke gereja. Dan mengutarakan keinginannya untuk menjadi anggota gereja kepada Pak Pendeta.
“Pak, saya benar-benar ingin sekali menjadi anggota gereja ini dan dibaptis …” Pak Pendeta kembali menjawab, “Wah ibu harus pulang dulu dan banyak doa supaya lebih yakin dengan keinginan Ibu.” Beberapa minggu berlalu. Di sebuah restoran, Pak Pendeta tidak sengaja bertemu dengan wanita tua itu. Kata pak Pendeta, “Wah bu, ketemu lagi… sudah lama tidak ke gereja ya? Kok jarang kelihatan? Apakah Ibu baik-baik saja?” “Oh iya…saya sudah berdoa kepada Yesus dan Dia bilang kepada saya; jangan kuatir dengan rencanamu untuk mendaftar menjadi anggota gereja.” “Oh ya?” Pak Pendeta jadi penasaran. “Kata-Nya, Dia juga susah masuk ke gereja Bapak, sudah bertahun-tahun berusaha tapi belum berhasil…” jawab wanita tua itu. ( Sumber: jokes.christiansunite.com)
Baby Sitter Endah, si guru sekolah minggu bertanya kepada murid-muridnya, “Anak-anak, kenapa Maria dan Yusuf membawa bayi Yesus ke Yerusalem?” Tina langsung angkat jangan dan menjawab, “Mereka gak nemu baby sitter bu …” ( Sumber: http://ministry-to-children.com) “.. Saya aja bertahun-tahun berusaha sampai sekarang masih belum bisa masuk..” 94
KUASA ALLAH DALAM KEHIDUPAN MASA KINI
NAFIRI SEP 13.indd 94
9/21/13 7:00 AM
Putih vs Hitam Untuk pertama kalinya, seorang ibu membawa anak putrinya yang masih kecil ke sebuah acara pemberkatan pernikahan di gereja. Si anak nyeletuk, “ Mam, kenapa pengantin cewe nya kok pake baju putih?” Jawab ibunya, “ Putih itu adalah warna kegembiraan, dan hari ini adalah hari yang paling membahagiakan, itulah makanya kenapa dia pakai baju putih.” Komentar si anak, “ tapi kenapa yang cowok kok pakai warna hitam?” ( Sumber: http://ministry-to-children.com)
Jangan Ribut! Seusai sekolah minggu, seorang Ibu bertanya kepada ketiga anaknya, “Nah, kalian tahu kan sekarang, kenapa Mama minta kalian jangan ribut kalau di dalam gereja?” Andy, anak yang paling tua, menjawab,” Tahu mam, di gereja banyak orang lagi tidur, makanya nggak boleh ribut!” ( Sumber:http://www.gospelweb.net)
Redaksi NAFIRI menyambut sumbangan humor untuk rubrik Nafiri HAHAHA! Silakan mengirimkan tulisan ke email: nafiri@gkybsd.org
Garam Joni adalah seorang murid Sekolah Minggu dari suatu gereja. Walaupun ibunya belum mengenal Tuhan Yesus, ia tidak pernah melarang Joni untuk pergi ke Sekolah Minggu. Pada suatu hari Minggu, sesampainya Joni di rumah, ibunya bertanya, “Pelajaran apa yang kamu dapatkan di Sekolah Minggu tadi pagi?” Joni dengan semangat menjawab, “Tadi pagi guru Sekolah Minggu saya,Ibu Endah, mengajarkan saya untuk menjadi garam bagi dunia ini.” Ibunya terkejut dan berkata, “Weee lhadalah Nak, kamu mau jadi garam?Jangan kecewakan Ibu, Nak! Ibu maunya kamu tuh jadi dokter atau insinyur!” ( Sumber: http://etikakristen.blogspot.com)
Alkitabiah Suatu hari, seorang istri sedang bersiap menyantap sepiring pisang goreng yang masih panas... Suami : “Ma... bagi dong...” Istri : “Ada tertulis : janganlah kamu mengingini milik orang lain.” Suami : “Ada tertulis juga : mintalah, maka kamu akan diberi.” Istri : “Hai pemalas, pergilah kepada semut dan contohilah lakunya!” Suami : “Ada tertulis : Kasihilah sesamamu manusia...” Akhirnya, dengan terpaksa sang istri menyerahkan sebuah pisang goreng kepada suaminya... Istri : “Nih, ambillah!! dan jangan berbuat dosa lagi!!!! ( Sumber: http://etikakristen.blogspot.com)
NAFIRI SEPTEMBER 2013
NAFIRI SEP 13.indd 95
95
9/21/13 7:00 AM
KESAKSIAN
MARIA YUNITA
Tak Pernah Mempertanyakan
KEHENDAK TUHAN
Walau Terasa
PAHIT
96
KUASA ALLAH DALAM KEHIDUPAN MASA KINI
NAFIRI SEP 13.indd 96
9/21/13 7:00 AM
“Semua karena saya dekat dengan Tuhan.� Kata-kata itulah yang pertama kali terlontar dari mulut ibu ini saat ditemui di kediamannya untuk memberi kesaksian.
/ Arina Palilingan /
M
aria Yunita Salim yang lebih akrab dipanggil Bu Maria itu memang telah berumur 75 tahun, namun ia terlihat masih sehat. Bahkan namanya pun dikenal sebagai salah satu pengajar Sekolah Minggu yang lemah lembut. Memiliki ingatan yang tajam, beliau dengan tenang membagikan suatu cerita tak terlupakan yang makin menguatkan relasinya dengan Tuhan. Bu Maria yang lahir pada tanggal 1 Maret 1938 itu bersuami bernama Tony Salim dan memiliki 2 anak perempuan. Anak pertama, Maya, menikah dengan Hanata Rusli, seorang periang dan baik hati, dan dikaruniai juga 2 orang anak.
Suami Bu Maria dan menantu pertama memiliki hubungan yang begitu erat karena sering menghabiskan waktu bersama, khususnya dalam menyalurkan hobi mereka yaitu memancing. Berbeda dengan suami Bu Maria yang memang hobi memancing – bahkan sering berpartisipasi dalam beberapa perlombaan – Hanata dulunya hanya ikut-ikutan saja. Namun lama-kelamaan hobi pun menular dan Hanata akhirnya menjadi suka. Keduanya sering memancing di daerah Merak atau Cilegon. Bu Maria dan keluarga sering ikut untuk bermalam di hotel sementara keduanya asyik NAFIRI SEPTEMBER 2013
NAFIRI SEP 13.indd 97
97
9/21/13 7:00 AM
memancing di laut. Hasil tangkapan mereka lalu dinikmati oleh keluarga besar menjadi santapan lezat. Kejadian di Pintu Kereta
Pada hari Sabtu, 6 September 1997, Pak Tony dan Hanata pergi ke Merak untuk memancing. Saat itu Bu Maria memilih untuk tidak ikut dan sedang berada di rumahnya di BSD. Menantunya itu sempat memberi kabar melalui telepon dan mengobrol kecil dengan Bu Maria untuk memberitahukan bahwa mereka telah selesai memancing walau hasil ikannya kurang begitu memuaskan. Seraya menutup telepon, Bu Maria berpesan kepada keduanya untuk berhati-hati. Seusai memancing dan turun dari kapal, suami Bu Maria dan menantunya itu bergegas untuk pulang. Hanata telah berjanji untuk kembali sebelum esok malam untuk bersama-sama menghadiri pernikahan keponakan Bu Maria pada hari Minggu. Namun apa daya, musibah memang datang pada saat yang tidak diduga. Saat kereta mau lewat, mereka menunggu di pintu kereta di Cilegon yang tidak ada palangnya. Tetapi tak disadari bahwa mobil mereka berhenti terlalu dekat dengan rel. Mobil yang pada saat itu dikendarai oleh sang suami terseret oleh kereta api karena daya 98
tarik magnet yang begitu kuat menarik mobil tersebut bermeter-meter sehingga kerusakan fatal tidak dapat dihindari lagi. Hari itu Bu Maria tak mendapat firasat apa-apa. Tetapi setengah jam setelah percakapan dengan menantunya tadi, tiba-tiba adik dari suaminya yang tinggal di Jakarta menerima kabar melalui telepon dari seorang polisi yang melaporkan bahwa telah terjadi kecelakaan di pintu kereta Cilegon. Musibah yang terjadi begitu cepat itu langsung merenggut nyawa sang menantu di tempat dan menyebabkan suami Bu Maria kritis. Tangis histeris tidak terkontrol menggema di rumah. Keluarga besar mereka panik, kebingungan, dan tidak tahu apa yang harus dilakukan. Kedua anak Hanata yang pada saat itu masih berumur 2 dan 4 tahun mengobrakabrik dan memecahkan apa pun yang
KUASA ALLAH DALAM KEHIDUPAN MASA KINI
NAFIRI SEP 13.indd 98
9/21/13 7:00 AM
mereka lihat seperti orang-orang kebingungan. Bu Maria mengaku tidak bisa menangis. Ia shock, mengingat bahwa setengah jam sebelumnya ia masih bisa mengobrol dengan menantunya. Sang suami segera dilarikan ke Rumah Sakit Krakatau Steel di Cilegon, namun ternyata nyawa beliau tidak dapat tertolong lagi. Sesampainya keluarga di rumah sakit, keduanya telah berpulang ke rumah Bapa di Sorga. Pada saat itu perawat Rumah Sakit merasa ada sesuatu yang aneh dari Bu Maria karena ia tidak menangis sedikit pun. Ditakuti mengalami guncangan jiwa yang hebat, pihak rumah sakit sempat ingin memberinya suntikan. Namun, setelah kedua almarhum dibawa ke Rumah Duka Abadi di Daan Mogot, Bu Maria akhirnya menitikkan air matanya melihat kedua orang yang disayanginya terbaring seperti tidur…
Kenapa kamu “tinggalkan saya?”
Tidak Berlebihan, Tidak Kekurangan
Bu Maria hanya bisa tegar menerima kejadian yang begitu tiba-tiba. Shock, kepanikan, dan kekhawatiran akan masa depan yang menjadi kurang jelas hanya bisa ia serahkan kepada Tuhan. Mudah bagi orang biasa untuk marah, bingung dan menenggelamkan diri dalam kesedihan dan penyesalan. Namun kasih Tuhan tetap terpancar nyata dari sosok Bu Maria. Dengan ketaatan dan imannya, Bu Maria tetap yakin akan rencana indah yang Tuhan sudah dan sedang kerjakan. Diakuinya bahwa selama ditinggal sang suami 16 tahun terakhir ini, hidupnya tidak pernah ada kendala. Bu Maria bahkan selalu merasa tercukupi secara finansial. “Saya tidak pernah berlebih dan tidak pernah kekurangan, semuanya cukup,” tuturnya ketika ditanya oleh NAFIRI apakah hidupnya terganggu secara ekonomi. Ia bersyukur ada orang-orang sekitar yang setia membantunya. Mulai dari keluarga, pendeta, istri pendeta, hingga orang-orang yang tidak ia duga bisa membantu, ikut menopang kesehariannya. “Anak dari adik saya menopang, menantu dari adik saya juga mengirim uang setiap bulannya. Ini semua memang benarbenar mujizat.”
NAFIRI SEPTEMBER 2013
NAFIRI SEP 13.indd 99
99
9/21/13 7:00 AM
Setelah meninggal, sang suami meninggalkan asuransi senilai 50 juta Rupiah. Herannya, uang itu justru Bu Maria serahkan ke bos dari almarhum suaminya yang pada saat itu usahanya sedang terpuruk. Melalui uang tersebut ia bangkit kembali. Setiap bulannya, bos almarhum suaminya mengirim uang ke Bu Maria sehingga kebutuhan sehari-hari senantiasa tercukupi. Sang anak, Maya, yang ditinggal oleh suami tercinta enggan menikah lagi. Ia memilih hidup sendiri bersama kedua anaknya dan Bu Maria. Maya adalah seorang Katolik namun sering ikut persekutuan-persekutuan kecil. Melalui dukungan teman-teman seimannya, Maya dikuatkan. Dukungan penuh sana-sini yang diterima Bu Maria dan Maya merupakan suatu keajaiban. Mengenang almarhum suaminya, Tony Salim, ia adalah seorang yang bekerja di perusahaan swasta dan juga ‘nyambi’ sebagai supplier senjata di Markas Besar ABRI di Cilangkap. Beliau berasal dari keluarga Budha yang akhirnya menerima Yesus sebagai Juruselamat dan bergereja di GPIA Kebon Kacang. Bu Maria dan suami sangat rajin beribadah ke gereja. Dulu sebagai jemaat GKI Perniagaan Bu Maria kerap mengikuti ibadah-ibadah di gereja lain seperti di GBI dan gereja 100
Katolik. Bu Maria mengaku selalu haus akan Firman Tuhan, seakanakan kerohaniannya perlu selalu ‘dikenyangkan’. Bersama dengan suami, Bu Maria juga rajin mengikuti kebaktian Pdt. Yusuf Roni di UKI pada jam 5 pagi. “Karena kebaktiannya harus lepas sepatu, sepatu suami saya sering hilang, dia nyeker jadinya,” kenang Bu Maria. Sang suami sering terkagum melihat banyaknya pertobatan orang bukan percaya menjadi Kristen dan mempertanyakan kita yang terkadang kalah semangatnya dari orang yang baru percaya. Sejak saat itu Bu Maria berkomitmen untuk berdisiplin secara rohani. Ia membiasakan diri untuk bangun jam 3 subuh tiap harinya untuk bersaat teduh. Tetap Setia dan Taat Mengikut Tuhan
16 tahun telah berlalu, luka pedih dan rasa kehilangan sudah pasti membekas di hati Bu Maria. Namun dengan mata yang hanya tertuju pada Tuhan, Bu Maria tidak pernah menyerah kepada emosi dan kemarahan kepada yang Maha kuasa. Ketika kejadian itu, saat ia menatap wajah suaminya yang ‘tertidur’, terbesit di pikirannya untuk marah dan bertanya: “Kenapa kamu tinggalkan saya?” Tetapi dengan cepat ia menarik pikiran itu dan meminta ampun kepada Tuhan. Apabila ini
KUASA ALLAH DALAM KEHIDUPAN MASA KINI
NAFIRI SEP 13.indd 100
9/21/13 7:00 AM
kehendak Tuhan, biarlah terjadi. Segala sesuatu akan baik-baik saja karena saya punya Tuhan yang memelihara‌ Sekarang ini Bu Maria melayani sebagai guru Sekolah Minggu di kelas Batita. Semangat yang luar biasa mendorongnya untuk dengan sukacita menjaga anak-anak sekaligus mengajarkan mereka Firman Tuhan. Bu Maria yang memang senang dengan anak kecil ini pernah menjadi pengurus di Kaleb dan sempat dicalonkan menjadi bendahara di persekutuan tersebut. Akan tetapi ia menolak dengan alasan bahwa seorang bendahara memiliki tanggung jawab yang begitu besar dihadapan Tuhan. Bu Maria lebih terbeban untuk tetap setia menjadi guru Sekolah Minggu hingga saat ini.
Kisah Bu Maria tidak hanya menginspirasi, namun juga senantiasa memberikan harapan kepada orang percaya bahwa kasih sekaligus kuasa Tuhan itu nyata di kehidupan kita. Seorang awam yang mungkin mengalami kejadian mirip yang menimpa Bu Maria rasanya tidak mungkin dapat memiliki hati lapang dada yang sedemikian apabila tidak memiliki relasi yang indah dengan Tuhan. Hanya dengan iman percaya dan hati yang berserah penuh, Bu Maria dapat melepas musibah yang menimpa dan merelakan kepergian suami tercinta dan menantu. Tidak pernah ia mempertanyakan kehendak Tuhan dalam hidupnya walau terkadang pahit. Hanya satu yang tetap Bu Maria pegang, bahwa Tuhan selalu memelihara umat-Nya, dan Ia tidak pernah mengingkari janji-Nya. Dengan kasih-Nya yang melimpah, Tuhan Yesus sudah lebih dari cukup untuk seorang Bu Maria‌
“
Saya tidak pernah berlebih dan tidak pernah kekurangan, semuanya cukup.� NAFIRI SEPTEMBER 2013
NAFIRI SEP 13.indd 101
101
9/21/13 7:00 AM
Benih itu Mulai Bertunas / Lena Thung / Robert E. Coleman dalam bukunya yang berjudul The Master Plan of Evangelism menulis, “Setiap orang harus mengambil keputusan di manakah dia menginginkan pelayanannya berhasil: di dalam penerimaan orang banyak yang penuh sorak-sorai tetapi bersifat sementara atau di dalam buah-buah kehidupannya yang tampak dalam beberapa orang pilihan yang akan meneruskan pekerjaannya setelah ia meninggal dunia.�
102
KUASA ALLAH DALAM KEHIDUPAN MASA KINI
NAFIRI SEP 13.indd 102
9/21/13 7:00 AM
Memuridkan Suku Emas Almarhum suami saya, enam tahun yang lalu mengambil keputusan untuk menginvestasikan seluruh hidupnya bagi sekelompok kecil Suku Emas (salah satu suku terabaikan di Indonesia), memuridkan mereka sedemikian rupa untuk mempersiapkan mereka menjadi murid yang bermisi. Yang dimaksud dengan murid yang bermisi adalah orang yang menyerahkan diri bagi Amanat Agung Tuhan Yesus (Matius 28:19-20) dan menyatakan kesediaan untuk pergi ke mana pun, melakukan apa pun, dan mengorbankan semua yang diperlukan Tuhan dari kita dalam pemenuhan tugas itu. Hasilnya, saat ini ada 18 pemuda pemudi Suku Emas yang siap meneruskan pekerjaannya setelah ia meninggal dunia. Mereka saat ini sedang melanjutkan studi di berbagai perguruan tinggi dan sekolah Alkitab, sebagai persiapan untuk masuk ke ladang misi. Hal yang sama juga saya lakukan saat ini, saya pun menginvestasikan seluruh hidup saya untuk memuridkan delapan anak asuh, yang saat ini tinggal bersama saya di rumah misi kami. Tujuh di antaranya dipilih secara selektif oleh almarhum suami saya dari beberapa desa, beberapa bulan sebelum ia meninggal dunia. Mempersiapkan mereka untuk menjadi murid yang bermisi, bukanlah perkara sederhana seperti membalikkan telapak tangan. Banyak sekali rintangan yang harus kami hadapi bersama. Sebagaimana dikatakan oleh LeRoy Eims dalam bukunya Penuai yang Diperlengkapi, “Bila kuasa kegelapan hendak menyerang bagian paling strategis di dalam pelayanan umat Tuhan di dunia, di mana yang menurut Anda akan diserangnya? Dia akan menyerang pada bagian pusatnya, dia akan menghambat munculnya para pekerja, akan membuat kita bertengkar di antara kita sendiri mengenai hal-hal yang bodoh, tidak bertujuan, dan tidak berarti, akan membuat kita melewatkan waktu kita bagi banyak kegiatan yang baik sementara kita meninggalkan yang terbaik.� Dan itulah yang terjadi pada bulan-bulan awal pelayanan saya.
NAFIRI SEPTEMBER 2013
NAFIRI SEP 13.indd 103
103
9/21/13 7:00 AM
Perpecahan yang Membawa Hikmah Sementara saya sedang berjuang habishabisan mengatasi kedukaan, menata ulang kembali seluruh pelayanan, saya diperhadapkan dengan suatu kenyataan pahit, seseorang mengganggu pelayanan saya. Tak tanggung-tanggung, seluruh pelayanan yang saya dan almarhum kerjakan selama ini nyaris hancur karena masalah ini. Saya tak kuasa menghindari konflik ini. Konflik semakin memuncak dan perpecahan pun terjadi. Kisah Para Rasul 15:35-41 dan Nehemia 6:1-5, secara khusus diberikan Tuhan untuk saya dalam mengambil keputusan untuk memisahkan diri dari orang tersebut dalam mengerjakan pelayanan di ladang misi. Perpisahan ini membawa akibat yang sangat besar dalam pelayanan misi yang saya kerjakan diantara Suku Emas. Saya sempat putus asa dan ingin menyerah tetapi tangan Tuhan yang kuat itu terus menggenggam erat saya. Roh Kudus mengingatkan saya akan Roma 8:28, “Kita tahu sekarang, bahwa Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia, yaitu bagi mereka yang terpanggil sesuai dengan rencana Allah.” Ayat ini membuat saya berhenti bertanya: “Mengapa Tuhan?” dan membuat saya mengubah pertanyaan saya, “Pelajaran rohani apa yang Tuhan ingin nyatakan melalui semua peristiwa pahit ini?” Saya pun kembali bangkit dari keterpurukan dan semakin merekatkan diri pada Tuhan. Bukan proses yang mudah memang, tetapi sejak saat itulah mata rohani saya mulai dapat melihat perkara-perkara besar yang Tuhan sedang kerjakan melalui perpecahan tersebut. Pertama, Tuhan tunjukkan kepada saya bahwa Dia bisa membuat saya fokus hanya pada visi-Nya, yaitu memuridkan Suku Emas untuk mempersiapkan mereka menjadi utusan misi. Ketika perpecahan belum terjadi, begitu banyak pelayanan yang kami kerjakan bersama, sehingga saya tidak bisa fokus dengan visi Tuhan. Kedua, perpecahan tersebut menjadi cara Tuhan untuk mempertemukan saya dengan rekan-rekan yang lebih tepat, yang memiliki visi yang sama bagi Suku Emas. Ketiga, saya jadi bisa melihat komitmen dan dedikasi yang luarbiasa dari rekan-rekan gereja pengutus, bagi Suku Emas yang saya layani. Saya sangat terharu akan kasih, pengorbanan serta kesungguhan hati mereka dalam mendampingi saya dalam masa-masa sulit di ladang misi ini. Keempat, Tuhan memakai perpecahan ini untuk membentuk karakter saya dan merekatkan saya lebih erat kepada diri-Nya. Yang terakhir ini, merupakan hal terbesar yang paling saya syukuri dalam menghadapi masalah ini. 104
KUASA ALLAH DALAM KEHIDUPAN MASA KINI
NAFIRI SEP 13.indd 104
9/21/13 7:00 AM
Tiga Pelajaran Dalam kelas-kelas pemuridan selama 1 tahun ini, kami belajar tiga pelajaran pokok. Pelajaran pertama, mengenai konsep keselamatan. Sebagian besar anak asuh saya tidak mengetahui bahwa keselamatan adalah anugerah Tuhan semata dan tidak dapat diperoleh karena melakukan perbuatan baik. Mereka selama ini juga seringkali hidup dalam ketakutan rohani sebab tidak mengetahui tentang jaminan keselamatan. Saya dan beberapa pemuda pemudi yang Suku Emas yang sudah dimuridkan, menjelaskan ulang mengenai Injil dan kemudian menuntun mereka untuk menerima Tuhan Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamat pribadi. Sejak saat itu, anak-anak mulai mengalami perubahan karakter dan mulai mencintai Firman Tuhan. Pelajaran kedua, kami bersama-sama mempelajari bagaimana menempatkan Kristus sebagai pusat hidup. Anak-anak dibimbing untuk menempatkan Kristus sebagai Tuhan, teladan dan tujuan atas seluruh kehidupan mereka. Saya, dua rekan pelayanan dan kedelapan anak, benar-benar dibentuk oleh Tuhan dalam pokok yang kedua ini. Kami semua berasal dari latar belakang keluarga dan pengalaman hidup yang berbeda. Ditambah lagi, masing-masing kami membawa ‘rombongan’ masa lalu ketika masuk ke rumah misi. Butuh kesabaran dan ketekunan untuk mengupas satu-persatu kehidupan anak-anak asuh, termasuk rekan-rekan yang melayani bersama saya. Saya menjadi orang pertama yang membuka seluruh hal-hal negatif dalam hidup saya kepada mereka.Tidak mudah menceritakan kelemahan diri sendiri kepada orang lain namun dalam pemuridan, bagian ini menjadi sangat penting. Saya tidak menyangka bahwa keterbukaan ini menjadi jembatan bagi keterbukaan mereka. Satu per satu anak mulai membuka lembaran-lembaran masa lalu kehidupan mereka dan membuka hati untuk dipulihkan oleh Tuhan. Selama proses ini berlangsung, Iblis berkali-kali nyaris mendapat celah untuk menghancurkan kehidupan anak-anak asuh saya. Syukur pada Tuhan, tangan Tuhan yang kuat itu memeluk erat setiap anak dengan begitu luar biasa. Roh Kudus juga memberikan hikmat dan kekuatan. Pelajaran ketiga, mengenai disiplin rohani. Kami belajar bersama bagaimana melakukan waktu teduh, membaca Alkitab berurutan selama setahun, berdoa, bersekutu dengan saudara seiman dan menyaksikan Injil Kristus. Kami tidak hanya belajar teori mengenai kelima disiplin rohani tersebut namun setiap minggu ada proyek ketaatan untuk menerapkan masing-masing NAFIRI SEPTEMBER 2013
NAFIRI SEP 13.indd 105
105
9/21/13 7:00 AM
disiplin rohani tersebut. Pelajaran mengenai disiplin rohani ini, terutama mengenai waktu teduh, membawa kami semua semakin dekat dengan Tuhan. Sekarang, tanpa disuruh pun, setiap pagi pukul 05:30-06:00 wib, masingmasing anak berwaktu-teduh bersama Tuhan. Sore harinya, pukul 17:30-18:30 wib, setiap anak meluangkan waktu untuk menikmati Tuhan melalui bible reading secara berurutan dari kitab Kejadian hingga kitab Wahyu. Selama bible reading berlangsung, anak-anak menemukan banyak kisah ajaib tentang Tuhan yang selama ini tak pernah mereka ketahui. Saya sangat bersukacita setiap kali mereka terlibat diskusi satu dengan yang lain tentang Firman Tuhan yang mereka baca. Sukacita saya semakin bertambah ketika saya menyaksikan perubahan mereka dalam tutur kata mereka, cara mereka berpikir, cara mereka merespon perbedaan, cara mereka belajar, cara mereka mengelola uang saku dan juga dari cara mereka melakukan kerja praktis harian di rumah misi.
Rumah Misi untuk Mempersiapkan Di rumah misi ini, kami semua, termasuk saya, mendapat jadwal kerja praktis. Seperti, mengepel, menyapu, membersihkan kamar mandi, tutupbuka gorden, mencuci baju, mengisi bak-bak air, kerapian rumah, membuang sampah dan lain-lain. Melalui kerja praktis ini, saya melatih mereka untuk belajar bertanggung jawab dan setia dalam perkara kecil. Awalnya memang tidak mudah bagi kami semua. Saya yang sangat suka dengan kerapian membuat anak-anak merasa cukup tertekan, sebab sering mendapat teguran dari saya apabila saya menjumpai ada bagian rumah yang kurang rapi. Kami semua kemudian belajar untuk merendahkanhati. Saya mencoba menurunkan sedikit standar kerapian saya dan anak-anak belajar untuk meningkatkan sedikit standar kerapian mereka. Kami bertemu di tengah-tengah dan kemudian bersama-sama meningkatkan rasa tanggungjawab kami dan melatih kesetiaan melalui kerja praktis ini. Kolose 3:23, “Apapun juga yang kamu perbuat, perbuatlah dengan segenap hatimu seperti untuk Tuhan dan bukan untuk manusia,� menjadi acuan kami bersama dalam melakukan kerja praktis harian. Hal praktis berikutnya yang juga ditekankan pada anak-anak ialah mengenai tanggungjawab dalam hal belajar. Kisah Daniel dan ketiga temannya dalam Kitab Daniel, menjadi inspirasi utama anak-anak untuk menempa diri dalam belajar. Saya pun menetapkan standar yang cukup tinggi bagi anak-anak dalam hal ketekunan belajar. Saya pribadi tidak terlalu menghiraukan prestasi akademis 106
KUASA ALLAH DALAM KEHIDUPAN MASA KINI
NAFIRI SEP 13.indd 106
9/21/13 7:00 AM
mereka dan lebih berkonsentrasi dengan proses belajar mereka. Apabila prosesnya berjalan sebagaimana seharusnya, prestasi akan mengikutinya. Syukur pada Tuhan, ketika kenaikan kelas, anak-anak mendapat juara di kelasnya bahkan ada dua anak saya yang juara 1. Dalam beberapa kali lomba ilmu pengetahuan yang diadakan oleh pemerintah, anak-anak juga terpilih untuk mewakili sekolah mereka. Guru-guru pun cukup mengandalkan anak-anak dalam banyak kegiatan di sekolah, seperti vocal group, pramuka dan kepanitiaan. Dengan berjalannya waktu, saya juga mulai mencoba membangkitkan kesadaran dalam diri mereka mengenai misi. Saya memulainya dengan kegiatan doa misi. Melalui kegiatan ini, anak-anak bukan hanya berkenalan dengan berbagai suku bangsa di dunia terutama suku-suku terabaikan, tapi juga diperkenalkan dengan kebutuhan yang besar di ladang misi, terutama kebutuhan akan para pekerja misi. Semua ini dilakukan untuk mempersiapkan anak-anak belajar lebih dalam tentang misi, pada awal tahun 2014 nanti. Anak-anak sudah mengerti bahwa mereka ada di rumah misi ini dalam rangka dipersiapkan untuk menjadi utusan misi terutama bagi suku mereka, Suku Emas. Mendampingi anak-anak untuk menemukan profil pelayanan mereka kelak di ladang misi, merupakan perkara yang tidak sederhana. Membutuhkan kepekaan akan suara Tuhan selama proses pemuridan ini berlangsung. Bagian yang bisa saya kerjakan hanyalah menanamkan kesadaran akan misi, selebihnya adalah bagian Roh Kudus dalam kehidupan mereka masing-masing. Selain kegiatan doa misi, saya juga mulai mempersiapkan anak-anak untuk terlibat langsung dalam pelayanan misi di luar rumah misi, yang selama ini saya kerjakan. Sebagai contoh, pelayanan kepada anak-anak dan remaja di sebuah desa yang cukup jauh jaraknya dari tempat tinggal kami. Saya mulai mengajak mereka berkunjung ke desa tersebut beberapa kali, sehingga mereka dapat menyaksikan secara langsung suka dan duka yang dialami di ladang misi.
NAFIRI SEPTEMBER 2013
NAFIRI SEP 13.indd 107
107
9/21/13 7:00 AM
Menjangkau Mereka di Seberang Baru-baru ini, saya mengajak salah seorang anak asuh yang tadinya berasal dari keluarga yang menentang kekristenan, untuk menyaksikan bagaimana saya dan salah seorang rekan melakukan pendekatan untuk menjangkau mereka. Mereka adalah keluarga dari rekan saya tersebut. Kami menempuh perjalanan yang cukup jauh untuk mencapai desa tempat orang-orang tersebut tinggal. Selain jauh juga nekat, sebab keluarga rekan saya termasuk dari aliran garis keras. Tuhan menyertai kami sehingga kami bisa membangun jembatan persahabatan dengan mereka. Hari itu menjadi hari yang melelahkan namun melegakan dan penuh sukacita bagi saya, rekan saya dan anak asuh saya. Sepulang dari kunjungan tersebut, saya berdiskusi dengan anak asuh saya dan membicarakan kemungkinan ke depan baginya untuk melakukan pelayanan penjangkauan kepada mereka yang masih berada di seberang. Kami berdua sepakat, bahwa bukan kebetulan baginya pernah menjadi salah seorang bagian mereka, bukan kebetulan juga akhirnya ia bisa mendengar Injil dan diselamatkan oleh Tuhan, dan bukan kebetulan pula ia dibentuk Tuhan di rumah misi kami. Tuhan pasti punya rencana tertentu melalui hidupnya kelak. Tak menutup kemungkinan, Tuhan sedang mempersiapkannya untuk menjadi salah satu orang kunci kami dalam menjangkau orang-orang yang belum percaya Kristus. Kerinduan terbesar dalam hidup saya, yang juga menjadi kerinduan terbesar almarhum suami saya, suatu hari kelak, semua orang dari Suku Emas yang kami muridkan menjadi murid yang bermisi. Bagian yang sudah dikerjakan oleh almarhum suami saya ialah menanam, bagian yang sedang saya kerjakan ialah menyiram, dan bagian Tuhan ialah menumbuhkan ‘biji-biji gandum’ dari Suku emas ini sehingga suatu hari kelak dapat menghasilkan banyak buah *) Penulis adalah misionaris yang memfokuskan dirinya melayani salah satu suku terabaikan di Indonesia. Tulisan ini adalah kelanjutan dari tulisan ‘Lentera Misi’ sebelumnya pada NAFIRI edisi September 2012.
108
KUASA ALLAH DALAM KEHIDUPAN MASA KINI
NAFIRI SEP 13.indd 108
9/21/13 7:00 AM
( sambungan dari hal. 43 ) David Stark mengatakan bahwa dunia bisnis sekuler mengakomodir dan mengaplikasikan langsung bentuk organic organization – organisasi yang hidup dan bergerak, seperti the body of Christ. Tetapi Gereja dan Lembaga Kristen malah terjebak dengan tetap mempertahankan mechanic organization yang bersifat top-down, hierarchical, command, control, and too rigid.
Pada bagian pengantar bukunya itu, ia mengatakan : “That very day I committed myself to reading and digesting as much of the business revolution material as I could find. I drilled far into insights about effective leadership and people-empowering structures. I wanted to learn, in full detail, what it would mean to lead an organic organization. And I figured I had an advantage: My organization is indwelt by the Spirit of God himself.” Akhirnya saya ingin menutup tulisan ini dengan sebuah puisi yang ditemukan oleh Michael Green di pintu ruangan seorang Chaplain :
Kesucianmu dan kesepianku
Aku lapar dan kau mengadakan rapat membahas kelaparanku. Aku dipenjara dan kau perlahan menepi untuk berdoa bagi kelepasanku. Aku dianiaya dan kau menjelaskan bagaimana Yesus pun dianiaya. Aku sakit dan kau bertelut, berterima kasih pada Tuhan atas kesehatanmu. Aku seorang tunawisma dan kau berkhotbah tentang rumah spiritual di dalam kasih Tuhan. Aku kesepian dan kau meninggalkanku sendirian lalu berdoa buatku. Kau tampak begitu suci, dan aku masih teramat kesepian ….
*) Penulis lulus Sekolah Tinggi Teologi Reformed Injili Indonesia (STTRII) dan Sekolah Tinggi Teologi Amanat Agung (STTAA), dan saat ini menjadi konselor mahasiswa STTAA. Penulis menyebut dirinya sebagai seorang pengamat kehidupan NAFIRI SEPTEMBER 2013
NAFIRI SEP 13.indd 109
109
9/21/13 7:00 AM
GARAM &TERANG
/ Nico Tanles Tjhin /
S
ejak tahun 2005, program diakonia GKY BSD yang dinamai PAS (Peduli Anak Serpong) telah berkontribusi dalam membantu kelulusan delapan angkatan di SMK Falatehan. Program yang dirintis oleh GKY BSD ini terus berkembang dan makin terasa dampaknya bagi siswa-siswi secara langsung. Apa kata mereka? (Catatan redaksi: PAS adalah program diakonia GKY BSD untuk membantu memberikan pelajaran tambahan di sekolah-sekolah yang menerima siswa-siswi dari kalangan masyarakat yang kurang mampu di sekitar gereja GKY BSD. Liputan khusus PAS secara lengkap dapat dibaca pada NAFIRI edisi Juni 2011)
110
KUASA ALLAH DALAM KEHIDUPAN MASA KINI
NAFIRI SEP 13.indd 110
9/21/13 7:00 AM
No va l
Pada awalnya, siswa yang bercita-cita menjadi pemain bola ini mengalami kesulitan di pelajaran Bahasa Inggris dan Matematika. Walaupun hubungan dengan keluarga baik, tidak ada yang dapat mengajarinya di rumah. Dia sendiri adalah anak tertua dari empat bersaudara. Namun dengan keberadaan PAS, ia mengakui nilainya secara bertahap mengalami peningkatan. Noval berharap, PAS akan terus berlangsung agar adik-adik kelasnya dapat merasakan manfaat yang sama.
Siswi yang akrab dipanggil Yuni ini tinggal di Ciputat. Ia ingin sekali suatu hari nanti dapat memiliki usaha butik sendiri. Setelah pulang sekolah, Yuni harus membantu ibunya mengerjakan pekerjaan rumah, sehingga kewalahan untuk mengatur waktu belajar. Yuni mengalami kesulitan dalam menghafal rumus Matematika dan mengingat arti dari kosa kata Bahasa Inggris. Namun ia bersyukur ada tim PAS yang mau membantunya belajar Matematika dan Bahasa Inggris. Menurutnya pengajar PAS sangat baik dan ramah, Yuni memberi masukan agar para pengajar bisa lebih tegas lagi, terutama menghadapi siswa yang tidak disiplin.
lto n M uh am m ad Su
Yu ni ta S ar i
Sulton adalah tetangga rumah dari Yuni. Ia menggunakan angkot setiap hari untuk pergi sekolah. Ayahnya sudah meninggal, dan sekarang ia tinggal bersama ibunya saja. Kedua kakak Sulton sudah besar dan sudah mandiri. Akibatnya, tidak ada yang bisa mengajari Sulton di rumah. Sulton berharap, tim PAS bisa terus meningkatkan kualitas pengajarannya agar dapat membantu para murid mengerti pelajaran sekolah.
NAFIRI SEPTEMBER 2013
NAFIRI SEP 13.indd 111
111
9/21/13 7:00 AM
Sejak mengikuti kegiatan belajar yang diadakan oleh PAS, Rushita mendapat banyak rumus-rumus matematika yang sebelumnya ia tidak tahu. Ia sendiri tidak keberatan kalau setiap hari Sabtu harus berjalan kaki 20 menit dari rumah ke sekolah demi mendapatkan kesempatan ikut belajar dari program PAS. Nilainya lumayan naik dan ia mengharapkan PAS tidak berhenti berjalan ke depannya. Nampaknya Rushita sangat menikmati masa SMP nya karena ia mempunyai guru yang bisa diajak curhat seperti teman sendiri.
Ketika besar nanti, Egi ingin menjadi masinis. Ia menyadari bahwa untuk mencapai cita-citanya, butuh kerja keras. Saat ini di sekolah, pelajaran yang menjadi tantangan bagi Egi adalah Bahasa Inggris dan Matematika. Kehadiran pengajar PAS sangat membantu Egi dalam mencapai kelulusan tingkat SMP. Penggemar pesepak bola nasional Bambang Pamungkas ini berpendapat bahwa para guru PAS dapat mengajar dengan lebih mudah ditangkap oleh para murid.
Eg i
Sri adalah anak seorang buruh dan ibuya sudah meninggal. Ia senang mengamati cara guru mengajar karena cita-citanya adalah menjadi guru agama. Menurut Sri, yang paling susah dari Matematika adalah rumus, sedangkan untuk pelajaran Bahasa Inggris ia mengalami kesulitan pada penggunaan kalimat past tense. Namun ia mengakui, PAS sangat membantunya belajar. Banyak hal yang sebelumnya Sri tidak tahu, menjadi tahu. Ilmunya ini dipakai oleh Sri untuk membantu adiknya belajar ketika pulang sekolah. Sri mengamati guru-guru PAS terlalu sabar. Ia berharap PAS dapat terus menjadi lebih baik dan lebih baik lagi ke depannya. 112
Ru sh ita
Sr i Ag un g
KUASA ALLAH DALAM KEHIDUPAN MASA KINI
NAFIRI SEP 13.indd 112
9/21/13 7:00 AM
Pada saat wawancara, terdapat senyum lebar di wajah anak-anak tersebut. Mereka sangat bersemangat masuk sekolah di hari Sabtu untuk mengikuti pelajaran tambahan yang diberikan oleh PAS. Begitu juga dengan kepala sekolah SMK Falatehan, Pak Eko, yang sangat bersyukur dapat bekerja sama dengan tim PAS selama kurang lebih 8 tahun dalam mengamankan jumlah kelulusan muridmuridnya setiap tahunnya. Melihat respon mereka, kita boleh bersyukur dan bersuka cita. Namun di sisi lain kita juga harus terus berkomitmen dalam meningkatkan pelayanan PAS. Meskipun tidak menyebarkan Firman Tuhan secara langsung (karena memang bukan program penginjilan melainkan diakonia), kegiatan sosial ini menunjukkan kasih Allah kepada mereka yang belum percaya. Kita juga mempunyai tanggung jawab untuk membuka peluang pendidikan bagi anak-anak Serpong dalam mencapai cita-cita mereka. Dengan demikian, GKY BSD bisa menjadi garam dan terang di tengah-tengah lingkungannya
Para pengajar PAS
NAFIRI SEPTEMBER 2013
NAFIRI SEP 13.indd 113
113
9/21/13 7:00 AM
TER
O PONG
/ Anton Utomo /
114
A
d a sekitar 140 jemaat pelayan Ibadah GKY BSD mengikuti Retret di Wisma Kinasih, Bogor, pada 7-8 Juni 2013 yang lalu. Untuk memperlengkapi para pelayan Tuhan di bidang ibadah dan musik tersebut, selama 2 hari beberapa sesi yang padat disampaikan oleh Pdt. Juswantori Ichwan dan Pdt. Joni Sugicahyono. Berikut petikan sesi 3 dan 4 yang membahas Konsep Ibadah Kristen yang dibawakan oleh Pdt. Juswantori.
KUASA ALLAH DALAM KEHIDUPAN MASA KINI
NAFIRI SEP 13.indd 114
9/21/13 7:00 AM
Suasana Ibadah yang Membosankan Ritual ibadah yang dilakukan oleh gereja-gereja ‘tradisional’ terkadang dirasa membosankan oleh sebagian jemaatnya sendiri. Liturgi yang kaku dan puji-pujian Hymn yang ‘kuno’ dianggap sebagai pangkal penyebab kebosanan tersebut. Gejala yang timbul biasanya sebagian jemaat mulai ‘melirik’ ibadah di gereja lain dan ingin mengadopsi liturgi dan pujian dari gereja ‘seberang’ tersebut. Kemudian timbul penolakan dari sebagian jemaat yang telah merasa nyaman dengan suasana ibadah saat ini. Sambil berseloroh, Pdt. Juswantori menuturkan, perbedaan pendapat itu seringkali memuncak menjadi ‘worship war’, yang dipenuhi perdebatan tak kunjung habis menyangkut ibadah yang benar harus seperti apa? Sesungguhnya, saat suatu gereja mengadopsi tata ibadah gereja lain, tak serta merta suasana ibadahnya juga berubah. Seringkali dilupakan, tata ibadah tak dapat di-copy dan ditiru begitu saja karena konsep teologi dan ajaran yang mendasarinya juga berbeda. Walaupun tak dapat disangkal, senantiasa dibutuhkan worship renewal dan worship revival, namun perubahan yang dilakukan harus tetap sesuai dengan konsep teologi yang mendasarinya.
Berangkat dari Konsep Arti kata Ibadah atau Kebaktian sebenarnya tak berbeda dengan Liturgi yang bila dijabarkan dari akar katanya berarti suatu kegiatan bersama-sama oleh jemaat yang dilakukan untuk kepentingan Tuhan. Ibarat sebuah pementasan drama, jemaat adalah pemain drama yang dipimpin oleh pelayan-pelayan Tuhan yang berperan sebagai sutradara (usher, liturgos, pemusik, pembawa Firman). Lantas, apa peranan Tuhan? Tuhan hadir sebagai ‘penonton’ yang bagi-Nya kita semua melakukan ibadah bersama-sama. Namun, lebih dari sekedar penonton yang pasif, Tuhan hadir berdialog dengan kita. Sepanjang ibadah kita melakukan dialog dengan Tuhan. Tuhan berfirman melalui khotbah maupun pembacaan Alkitab, sedangkan kita merespon melalui pujian, doa, persembahan dan pengakuan iman. Bila diamati, jalannya ibadah seperti deretan pasangan dialog antara Tuhan dan jemaat. Konsep kebaktian Protestan ini telah disusun ratusan tahun lalu oleh tokoh reformasi seperti Martin Luther dan John Calvin. Menurut Calvin, melalui dialog antara Tuhan dan jemaat, tercapailah Union with God. Jemaat menjadi sehati-sepikir dengan Tuhan. Akibatnya, saat pulang, jemaat mengalami pembaharuan budi. NAFIRI SEPTEMBER 2013
NAFIRI SEP 13.indd 115
115
9/21/13 7:00 AM
Ia telah ditegur, diteguhkan dan diperbaharui oleh Firman Tuhan. Hasil akhirnya adalah Glorification (Tuhan dimuliakan) dan Sanctification (jemaat dimurnikan). Firman Tuhan yang mendasari tata ibadah kita adalah Yesaya 6 : “Yesaya mendapat panggilan Allah”. Dikisahkan, bagaimana Tuhan menampakkan kemuliaan diri-Nya kepada Yesaya, yang sangat ketakutan karena menyadari kekotoran dirinya. Kemudian seorang Serafim meletakkan bara dimulut Yesaya untuk menyucikannya. Barulah setelah Serafim berkata ,”Lihat, ini telah menyentuh bibirmu, maka kesalahanmu telah dihapus dan dosamu telah diampuni,” Yesaya berani menghadap Tuhan dan mendengar suaraNya. Mengerti akan konsep ini, maka kita melakukan ritual pengakuan dosa setiap kali memulai ibadah. Dosa yang belum diselesaikan akan menghalangi persekutuan kita dengan Tuhan. Selanjutnya, Tuhan berfirman kepada Yesaya,”Siapakah yang akan Kuutus, dan siapakah yang mau pergi untuk Aku?” Maka sahut Yesaya “Ini aku, utuslah aku!”. Melalui perikop ini, dengan jelas, kita dapat merumuskan konsep ibadah sebagai berikut : 1. Jemaat berhimpun 2. Tuhan berfirman 3. Jemaat bersyukur 4. Jemaat diutus Inilah ‘tulang punggung’ tata ibadah gereja Protestan, walaupun ada berbagai variasi di beberapa bagian dalam setiap gereja maupun sinode gereja. Konsep Ibadah Gereja Karismatik Berbeda dengan gereja ‘tradisional’ yang mendasarkan tata ibadahnya pada Yesaya 6, gereja-gereja karismatik berpedoman pada Mazmur 95, yaitu tentang ritual perjalanan umat Tuhan ke Bait Allah di Yerusalem. Bagi bangsa Israel yang telah melewati berbagai halangan dan hambatan yang besar sepanjang jalan, tiba di Bait Allah 116
KUASA ALLAH DALAM KEHIDUPAN MASA KINI
NAFIRI SEP 13.indd 116
9/21/13 7:00 AM
yang maha suci merupakan suatu hal yang sangat disyukuri. Mereka melantunkan nyanyian syukur sambil bersorak sorai, bahkan sekalipun baru tiba di luar Bait Allah. Sorak sorai dan nyanyian syukur terus bereskalasi manakala umat masuk ke dalam pelataran Bait Allah, kemudian ke Ruang Kudus dan Ruang Maha Kudus di mana ada Tabut Perjanjian yang melambangkan Tahta Allah. Berdasarkan Mazmur 95 tersebut, demikianlah saudarasaudara kita jemaat karismatik menjalankan ibadahnya, seperti yang lazim disebut sebagai Ibadah Kode Tabernakel, dengan ciri-ciri adanya Celebration, Praise dan Worship. Tak heran, peranan musik begitu menonjol pada ibadah seperti ini. Musik terus berkumandang, demi menjaga suasana ibadah yang dipenuhi syukur dan pujian yang semakin memuncak saat jemaat memasuki ‘ruang maha kudus’ dimana manifestasi kehadiran Roh Kudus seperti bahasa Roh dan lainnya kerap terjadi. Bila tata ibadah gereja tradisional sering disebut Word Driven Worship, maka ibadah karismatik kerap disebut Music Driven Worship.
NAFIRI SEPTEMBER 2013
NAFIRI SEP 13.indd 117
117
9/21/13 7:00 AM
Mengadopsi dengan seleksi Konsep mana yang lebih benar? Mungkin pertanyaan yang lebih tepat adalah konsep mana yang lebih cocok untuk gereja kita? Kedua konsep ibadah di atas disampaikan tidak untuk saling dipertentangkan, namun perlu diketahui jemaat agar kita tidak sekedar mengadopsi tata ibadah dan puji-pujian dari gereja lain tanpa mempertimbangkan konsep dasar ibadah gereja kita. Ini terutama sering terjadi dalam pemilihan lagu dalam kebaktian dan persekutuan. Bagi gereja, syair sebuah lagu lebih penting dari pada melodinya. Di masa lalu, saat belum banyak orang yang memiliki Alkitab dan dapat membacanya, lagu pujian digunakan untuk menyampaikan pengajaran. 118
KUASA ALLAH DALAM KEHIDUPAN MASA KINI
NAFIRI SEP 13.indd 118
9/21/13 7:00 AM
Perlu diketahui, tidak setiap lagu rohani adalah lagu gerejawi. Lagu gerejawi dipilih dan diseleksi oleh sebuah team dengan mempertimbangkan : 1. Fungsional: Setiap lagu pujian harus berfungsi dalam ibadah, misalnya dalam pengakuan dosa, penghiburan, dan sebagainya. 2. Didaktik: Lagu tersebut harus mengandung unsur pengajaran yang sesuai dengan doktrin atau pengajaran gereja. 3. Doxologis: Lagu pujian harus memuliakan Tuhan 4. Nyanyian Jemaat: mudah dinyanyikan dan cocok untuk dinyanyikan bersama-sama. Dengan pertimbangan tersebut, tidaklah relevan memperdebatkan alat musik yang boleh atau tidak boleh digunakan atau mempertahankan Hymn hanya sebagai satusatunya sumber lagu pujian yang boleh dinyanyikan. Sepanjang memenuhi syarat sebagai lagu gerejawi dan cocok diiringi dengan alat musik tertentu, maka ia seharusnya boleh hadir memperkaya suasana ibadah di gereja kita. Maka, untuk membuat suasana ibadah lebih hidup, peranan musik gerejawi mutlak diperlukan. Sebenarnya banyak Hymn yang masih diciptakan sampai saat ini, baik oleh komposer dalam maupun luar negeri, sehingga pemilihan lagu gerejawi dapat lebih kaya dan bervariasi. Hymn ‘jadul’ pun, bila ditampilkan dengan aransemen yang kreatif tentu akan sangat berpengaruh menghidupkan suasana kebaktian, khususnya bagi para remaja dan kaum muda
“Ketika syair dinyanyikan, ia membawa orang ke realitas yang lain, membakar api kerohaniannya dan mengungkapkan kebenaran� (Agustinus)
NAFIRI SEPTEMBER 2013
NAFIRI SEP 13.indd 119
119
9/21/13 7:00 AM
1
moment
MEM TUKANG P
TRET TRET
Memotret itu gampang atau susah sih? Kan tinggal ambil kamera, lalu mengintip lubang kamera sambil memicingkan sebelah mata, terus…”jepret!” Maka menjelmalah objek tersebut menjadi gambar. Apapun yang “dijepret” oleh kamera toh akan sama persis dengan objeknya? Memotret rumah hasilnya gambar rumah, memotret orang hasilnya gambar orang, memotret monyet hasilnya gambar monyet, bukan?
/ Titus Jonathan /
120
KUASA ALLAH DALAM KEHIDUPAN MASA KINI
NAFIRI SEP 13.indd 120
9/21/13 7:00 AM
M
emotret cuma butuh kamera, that’s it! Lebih-lebih di era kemajuan teknologi sekarang dengan kamera digital yang lengkap dengan setelan menu otomatis, memotret cuma butuh satu jari untuk memencet tombol kamera. Ah, ini kan sekarang? Coba dulu waktu kamera masih pakai rol film, kita mesti menyetel diafragma, fokus, speed, dan sebagainya. Susah! Siapa bilang? Alfred Stieglitz, seorang fotografer Amerika keturunan Jerman-Yahudi yang lahir tahun 1864 dari dulu sudah mengatakan bahwa memotret itu gampang. Itu dikatakannya lebih dari seabad yang lalu. Saking gampangnya memotret, ia katakan:
“Wherever there is light, one can photograph”.
Memotret cuma butuh cahaya, titik. Biarpun filosofinya sederhana, dan masih menggunakan kamera “seadanya” (maksudnya tentu kamera model kuno), toh karyakaryanya sangat terkenal dan Stieglitz kerap memenangkan awards dalam pameran-pameran fotografi yang diikutinya, diantaranya adalah pameran foto the Boston Camera Club, Photographic Society
of Philadelphia dan The Society of Amateur Photographers of New York. Jadi karyanya diakui, bukan? Jika Stieglitz bilang bahwa memotret itu semudah membutuhkan cahaya, Ansel Easton Adams (1902 - 1984), seorang fotografer populer dari Amerika yang menjadi specialist foto hitam-putih tidak mau terlalu berbelit-belit dalam soal-soal aturan memotret untuk menghasilkan karya yang bagus.
“There are no rules for good photographs, there are only good photographs.” Kepengin memotret yang bagus ya memotret saja, kira-kira begitulah menurutnya. Walaupun ia menyederhanakan aturan dan teori fotografi, toh ia dipercaya oleh Presiden Jimmy Carter sebagai yang pertama yang dipercaya oleh Gedung NAFIRI SEPTEMBER 2013
NAFIRI SEP 13.indd 121
121
9/21/13 7:00 AM
Putih untuk memotret seorang Presiden secara official dimana sejak itu foto Presiden dijadikan simbol negara. Jadi, memotret itu gampang atau susah? Kalau gampang mengapa fotografi ada sekolahnya? Kalau susah mengapa anak saya yang masih 6 tahun bisa menjepret saya berkalikali dengan Samsung Galaxy saya? Hasilnya ‘so-so’ juga kok. Wajah saya juga tetap begitu-begitu saja, tidak lantas jadi gambar Brad Pitt, Barack Obama atau Rhoma Irama. Apakah memotret segampang memencet tombol kamera? Sesederhana memindahkan object menjadi gambar? Ansel Adams bilang: “You don’t
Djoko
Deirdre
take a photograph, you make it.” Nah,
proses membikin dan bukan hanya mengambil inilah esensi dari sebuah fotografi. Dan ini bukan hanya butuh satu jari untuk memencet, juga bukan sekedar teknis atau teori, tetapi juga feeling, citarasa seni,
Edisjah
122
dan mood. Coba kita tanyakan tukang potret yang kita miliki di GKY BSD. Dalam banyak kesempatan dan event gereja, kita butuh tukang potret. Mereka suka memotret tapi jarang dipotret ya? Padahal memotret tukang potret adalah seni tersendiri. Kalau kita cermati, gaya mereka dalam mengambil gambar sungguh berbedabeda, walaupun gaya memicingkan matanya sama. Hasilnyapun berbedabeda, walaupun semuanya adalah karya yang boleh diperhitungkan. Gaya
KUASA ALLAH DALAM KEHIDUPAN MASA KINI
NAFIRI SEP 13.indd 122
9/21/13 7:00 AM
Jonathan
Yahya
Yahya beda dengan gaya Edi, gaya Joko beda dengan gaya Jonatan, gaya Edisjah beda dengan gaya Deirdre. Para tukang potret kita ini tidak kalah kelasnya dengan Darwis Triadi, dan yang lebih penting, mereka juga dengan senang hati siap sedia jika dimintai tolong untuk memotret kegiatan gereja kita – free of charge. Hmm… Jadi memotret itu gampang atau susah? Ah, tidak penting. Yang jelas, banyak orang - walaupun punya kamera yang mahal - tetap tidak bisa memotret dengan hasil yang baik dan ‘nyeni’, termasuk saya
Edi
NAFIRI SEPTEMBER 2013
NAFIRI SEP 13.indd 123
123
9/21/13 7:00 AM
TESA KURNIAWAN:
“Kebanggaan Guru Sekolah Minggu adalah Jika Melihat Anak-anak Berubah Lebih Baik” 124
KUASA ALLAH DALAM KEHIDUPAN MASA KINI
NAFIRI SEP 13.indd 124
9/21/13 7:00 AM
Siapa yang tidak kenal dengan Tesa Kurniawan? Mungkin cuma saya saja ya? Maklum saya masih terhitung pendatang dan masih belum terlalu banyak kenalan karena baru beberapa tahun di BSD. Namun, apabila Anda merupakan generasi yang telah lama bergereja di GKY BSD, mungkin sejak zaman bersekolah minggu, tentunya nama Tesa sudah tidak asing lagi di telinga Anda semua.
/ Hump rey /
L
alu, apakah Anda yakin mengenal siapa itu Tesa Kurniawan? Kalau saya tafsirkan secara mudahnya, mungkin saya bisa dengan hormat bilang beliau itu “perantau nekat”. Bayangkan, mojang dari Bandung ini bersekolah di SMAK 1 Bandung dan lulus tahun 1984. Bermodalkan keberanian, bakat
mengajar, dan tentunya peran serta Tuhan, berangkatlah ia ke Jakarta untuk kuliah di Universitas Trisakti. Seorang diri, wanita, kos di kawasan Grogol, daerah ibu kota Jakarta. Namun, kerasnya kehidupan di ibu kota, pengeluaran yang besar, tuntutan hidup mandiri, tidak menyurutkan niatnya untuk melanjutkan studi di Jakarta. Ketika ditanya mengenai keluarga, jawabannya: suami satu, anak tiga, ketiga-tiganya cewek. Anak yang paling tua berumur 21 tahun, seorang calon arsitek dari Untar. Anak yang kedua kuliah di Universitas di Hong Kong. Anak yang ketiga bersekolah di SMAK 1 Jakarta. Seperti kata pepatah,”Buah jatuh tak jauh dari pohonnya”, nampaknya Bimbel (Bimbingan Belajar) TEchnoSA School untuk kelas KB-TK-SD-SMP yang dimiliki dan dikelolanya di Villa Melati Mas, telah membuat anakanaknya terbiasa dengan lingkungan pendidikan. “Ya mau gimana, anak masih di perut pun (hamil) sudah ngajar,” katanya sambil tersenyum. Jadi, bagaimana perannya di lingkungan GKY BSD? Ditemui pertama kali untuk wawancara, Bu Tesa sedang mengajar sekolah minggu kelas besar (kelas 4, 5, 6). Beliau yang telah mengajar di bidang sekolah minggu NAFIRI SEPTEMBER 2013
NAFIRI SEP 13.indd 125
125
9/21/13 7:00 AM
sejak tahun 1988 ini juga dipercaya sebagai Majelis Sub Bidang Sekolah Minggu. menurut Perihal mengajar, pengakuannya, beliau adalah orang yang kalau sudah itu ya itu-itu saja, atau bisa dengan kata lain loyal (setia). Mengajar memang mungkin sudah merupakan panggilannya, jenuh pun hampir tak terasa, karena memang hatinya senang untuk mengajar. Entah kenapa, menurutnya setiap pelayanannya baik itu berupa misi, diakonia pasti berhubungan dengan anak-anak. Namun, mengapa Tesa jatuh cinta dengan pelayanan di sekolah minggu? Ia berujar, “Saya sudah sepanjang hari kerja mengajar di bimbel, oleh karena itu saya ingin mempersembahkan akhir minggu saya untuk Tuhan. Tuhan sudah memberi talenta itu, yaitu mengajar, dan Tuhan juga sudah memberikan kesempatan, jangan sampai kita menolaknya.” Apakah kebanggaan guru sekolah minggu menurut Tesa? yaitu kalau melihat anak-anaknya berubah. Dia pun senantiasa mengingatkan kepada guru-guru sekolah minggu: “Kamu mengajar anak-anak tersebut mungkin cuma 1 tahun, buatlah anak didik berubah jadi lebih baik.” Terkadang ada yang bertemu 126
Tesa dan berkata : laoshi, laoshi, masih ingat saya tidak? Tentunya karena banyak anak didiknya, beliau tidak dapat menghafalnya satupersatu, namun melihat anak didiknya telah menjadi orang yang berguna, tentu minimal ada rasa bangga dan kepuasan tersendiri dalam diri beliau. “Meirika dan Marianti, itu anak didik saya yang sekarang menjadi guru sekolah minggu,” katanya. Berbuah dan berbuah, taburan kita tidak akan sia-sia, ada hasilnya. Sambil tertawa ringan, beliau juga berkata, “Saya ini sudah tua, tapi bergaul terus dengan anak muda, jadinya berjiwa muda.” Jadi, tua atau muda, maukah Anda berjiwa muda seperti Tesa? Teruskan perjuanganmu Tesa, pengorbananmu tidak akan sia-sia dalam mendidik anakanak agar semakin banyak anak-anak yang mengenal Tuhan sejak dini. Tuhan memberkati
KUASA ALLAH DALAM KEHIDUPAN MASA KINI
NAFIRI SEP 13.indd 126
9/21/13 7:00 AM
NAFIRI SEPTEMBER 2013
NAFIRI SEP 13.indd 127
127
9/21/13 7:01 AM
Melukis
KEHIDUPAN / Anastasia Gondosari /
128
KUASA ALLAH DALAM KEHIDUPAN MASA KINI
NAFIRI SEP 13.indd 128
9/21/13 7:01 AM
Tuhan seringkali diibaratkan sebagai seorang Pelukis yang melukis kehidupan manusia. Ia membuat sketsa jauh sebelum kita dilahirkan dan menyelesaikan sebuah lukisan ketika kita kembali kepada-Nya. Lukisan-Nya pun selalu diselesaikan sempurna, bukan seperti lukisan manusia yang memiliki cacat cela. Perumpamaan ini seringkali terdengar biasa saja bagi orang-orang yang tidak terbiasa melukis.
S
aya sendiri dulunya tidak begitu memikirkan perumpamaan ini dan baru akhir-akhir ini lebih memahami apa yang dimaksud perumpamaan diatas ketika mempersiapkan ujian akhir bidang kesenian (Art and Design) di sekolah. Ketika saya coba dalami, ternyata ada banyak hal yang bisa kita dapat dari perumpamaan ini.
Kita seringkali memandang menggambar sebagai kegiatan yang gampang, menyenangkan atau bahkan hanya pengisi waktu senggang atau ketika kita bosan. Saya pun dulunya tidak memandang melukis sebagai hal yang serius, terutama karena dibentuk pola pikir Indonesia yang mengedepankan Matematika dibandingkan Kesenian. Kini setelah saya mendalami lebih lagi, ternyata melukis bukanlah perkara yang gampang. Ia membutuhkan waktu, konsentrasi, penghayatan dan skill yang tinggi untuk menyelesaikan sebuah lukisan yang indah.
NAFIRI SEPTEMBER 2013
NAFIRI SEP 13.indd 129
129
9/21/13 7:01 AM
Ada sebuah cerita tentang sebuah kolektor lukisan dan pelukis yang sedang memamerkan lukisannya di dalam sebuah pameran. Sang kolektor yang mengamat-amati lukisan, menemukan lukisan paling indah yang pernah ia lihat dan mencoba untuk mengetahui harga lukisan itu agar ia bisa membeli dan memiliki lukisan itu. Setelah melihat dari segala penjuru, ia tetap tidak bisa menemukan harga dari lukisan itu. Akhirnya ia bertanya pada pelukis lukisan itu yang ada di sebelah lukisan itu. “Pak, harga lukisan ini berapa ya?” tanya si kolektor. “Oh, lukisan itu tidak dijual, Pak.” jawab si pelukis. “Pak pelukis, saya benar-benar mencintai lukisan ini. Saya berani membayarnya berapa pun harganya, asalkan saya bisa membawanya pulang,” kata si kolektor. “Mohon maaf, Pak, tapi lukisan ini benar-benar tidak dijual.. Saya melukis lukisan ini dengan susah payah, mengabdikan sejumlah waktu saya untuk menyelesaikan lukisan ini. Saya seringkali termenung di depan lukisan ini dan menghabiskan berjam-jam untuk menarik dua atau tiga garis saja. Saya menangis dan tertawa dengan lukisan ini, melarutkan jiwa saya di dalamnya. Saya harap Bapak bisa mengerti mengapa saya tidak menjual lukisan ini, karena 130
lukisan ini adalah sebagian jiwa dan hidup saya,” jelas si pelukis panjang lebar. Si kolektor terdiam dan membiarkan lukisan ini bersama dengan pembuatnya. Cerita diatas hanyalah sebuah ilustrasi belaka. Sekarang mari kita sambungkan ilustrasi ini kepada perumpamaan tentang Tuhan sebagai Pelukis. Pasangkan diri kita menjadi lukisan, Tuhan sebagai sang pelukis dan dunia ini atau Setan sebagai si kolektor. Tuhan adalah sang Pelukis hidup kita. Ia tidak bermain-main dengan hidup kita, Ia merancangkan yang terbaik untuk hidup kita. Ia menarik garis-garis dalam hidup kita dengan penuh perhitungan dan hatihati. Ia membubuhkan cat dan warna untuk membuatnya menarik dan tidak membosankan. Ia mengorbankan diriNya untuk menyempurnakan lukisan itu dengan mengorbankan Anak-Nya sendiri untuk menghapus noda dari lukisan itu, menggantikannya dengan lukisan yang indah yang bahkan Ia samakan dengan gambar dan rupa diri-Nya sendiri. Tidakkah hal ini menakjubkan? Setan pun ingin memiliki lukisan itu, namun Tuhan tidak memberikannya kepadanya. Kita adalah bagian hidup-Nya, kita adalah milik-Nya yang paling berharga. Tuhan tidak akan membiarkan kita dimiliki
KUASA ALLAH DALAM KEHIDUPAN MASA KINI
NAFIRI SEP 13.indd 130
9/21/13 7:01 AM
oleh Setan, berapa pun harganya, sebab Ia sudah merelakan diri-Nya sendiri untuk menyelesaikan lukisan itu. Kita adalah milik Tuhan, dan tidak ada seorang pun yang berhasil untuk mengambil atau memisahkan kita dari Tuhan, baik itu penindasan, harta kekayaan, kekasih atau apa pun itu, sebab Tuhan tidak mengizinkan seorangpun untuk mengambil kita dari tangan-Nya dan seperti yang kita tahu, Tuhan adalah Pengatur Utama dunia ini dan tidak ada yang sanggup melawan kehendak-Nya kalau Ia menghendaki demikian, agar anak-anakNya tidak diambil dari tangan-Nya. Sekarang, mari kita berandaiandai. Andaikan kita adalah si pelukis itu yang sedang melukis sebuah gambar dan sedang menggunakan hitam untuk mewarnai bagian bayangan dari lukisan itu, lalu tibatiba gambar itu protes, “Hei! Jangan pakai warna hitam dong! Hapus hapus hapussss, ganti warna kuning aja semuanya!” Apa yang akan kita lakukan? – mungkin setelah bengong beberapa saat karena kaget – saya pribadi mungkin akan marah balik sama lukisan itu. “Hei, rancangannya belum selesai nih, jangan berisik dulu! Kalau semua warna kuning semua
juga jelek kali. Udah deh diem dulu aja sampai selesai!” Bagaimana dengan pembaca sekalian? Sekarang coba ganti pelukis itu dengan Tuhan dan lukisan itu dengan kita. Bukankah memang hal itulah yang sering kita lakukan? Ketika Tuhan belum menyelesaikan rancangannya, seringkali kita terlalu cepat protes. “Tuhan, mengapa Kau izinkan hal ini terjadi dalam hidupku?” “Tuhan, mengapa Engkau tidak peduli lagi?” “Tuhan, dimana Engkau? Aku tidak bisa merasakan kehadiran-Mu.” “Kenapa sih Tuhan, jadinya begini? Harusnya tuh kayak begini” dan sederetan protes lainnya. Tuhan tahu yang terbaik untuk kita dan Ia membubuhkan sebuah warna karena suatu alasan yang indah pada akhirnya. Bagian kita, tentu saja, menunggu dan membiarkan Ia menyelesaikan rancangan-Nya, lalu melihatnya dari jauh, untuk menikmati keindahan rancangan-Nya dalam hidup kita
NAFIRI SEPTEMBER 2013
NAFIRI SEP 13.indd 131
131
9/21/13 7:01 AM
W ho KNoWS? / Andika Nugraha /
132
KUASA ALLAH DALAM KEHIDUPAN MASA KINI
NAFIRI SEP 13.indd 132
9/21/13 7:01 AM
S Seorang anak sekolah minggu bertanya kepada temannya, “Kalo udah SMP, nanti kemana? Kan udah gak ada sekolah minggu.” Lalu temannya menjawab, “Ke Komisi Remaja dong!” “Ah gak mau ah! Disana banyak anak yang udah jauh lebih besar! Aku takut,” balas anak tersebut. Lalu benar apa yang dikatakan oleh anak itu, ia tidak pergi ke Komisi Remaja setelah lulus dari Sekolah Minggu. Lalu singkat cerita anak itu sekarang menulis artikel ini. Ya, itulah saya, Andika Nugraha, anak yang kabur dari Komisi Remaja setelah lulus Sekolah Minggu.
a y a sekarang duduk di kelas 3 SMA di UPH College. Biasanya orang yang jauh lebih dewasa mengenali saya dengan panggilan ‘anaknya bu Herlin Pirena’. Itu tadi sedikit perkenalan dari saya. Cerita super singkat yang sudah saya tuliskan di paragraf sebelum ini adalah salah satu pengalaman saya yang paling berharga. Pertama, saya adalah anak Sekolah Minggu yang datang di hari Minggu untuk main bersama teman dan mengganggu teman. Bisa dibilang saya adalah anak yang sangat nakal saat itu. Teman-teman saya sekarang di Komisi Remaja rata-rata adalah anak yang dari sekolah minggunya sudah melayani melalui PS The White Lily, sedangkan saya adalah berandalan sekolah minggu saat itu. Setelah lulus dari Sekolah Minggu, saya tidak datang ke Komisi Remaja sampai hampir 4 bulan. Sedangkan, anak-anak Sekolah Minggu yang seangkatan dengan saya mengikuti Kebaktian Komisi Remaja. Setelah 4 bulan saya tidak beribadah, saya tibatiba dibesuk oleh G.I Dave (Pembina Remaja saat itu), Ardelia, dan Peter. Saat mereka datang, saya diajak untuk datang ke Komisi Remaja.
NAFIRI SEPTEMBER 2013
NAFIRI SEP 13.indd 133
133
9/21/13 7:01 AM
Saya mau tidak mau datang ke Komisi Remaja hari Minggunya karena saya sudah dibesuk, padahal saya sangat malas dan sejujurnya tidak ingin datang. Pada awalnya saya sangat pasif yang hanya datang, duduk dan pulang. Tapi, setelah setengah tahun saya ada di Komisi Remaja, teman saya Cecil dan Sharon mengajak saya untuk turut ambil bagian dalam pelayanan (menjadi pemain musik/gitaris). Saat itu saya menolak tawaran mereka. Tapi... beberapa minggu kemudian, nama saya jelas terpampang di slide pengumuman “Gitaris: Andika”, dalam hati saya bekata “Waduh ini anak udah dibilang gak mau, masih aja didaftarin.” Ya sudah mau tidak mau saya harus melayani. Pertama, saya merasa tidak senang, tapi lama kelamaan setelah melayani beberapa kali, saya jadi merasa enjoy dan senang melayani.
134
Saya mulai aktif dan masuk kedalam kepanitiaan acara-acara yang diadakan di Komisi Remaja. Lalu tahun 2010 saya dipilih untuk menjadi pengurus dalam bidang ibadah di Komisi Remaja. Sejak itu saya tambah aktif, saya mulai melayani sebagai Worship Leader, juga ikut dalam pelayanan Fidelis. Lalu tahun berikutnya saya kembali terpilih menjadi pengurus dalam bidang Ibadah lagi. Di tahun 2012 saya terpilih menjadi ketua Komisi Remaja GKY BSD. Sejujurnya, saat saya menjabat menjadi ketua, saya mengalami penurunan dalam hal rohani, saya jarang berdoa dan melayani setengah-setengah karena satu dan lain hal. Tetapi saya sekarang sudah kembali diubahkan menjadi anak yang mau melayani dengan semangat dan mau dibentuk.
KUASA ALLAH DALAM KEHIDUPAN MASA KINI
NAFIRI SEP 13.indd 134
9/21/13 7:01 AM
“ “.. saya adalah anak Sekolah Minggu yang datang di hari Minggu untuk main bersama teman dan mengganggu teman.”
Sekarang saya sudah bukan pengurus Komisi Remaja karena saya sudah kelas 3 SMA, lagipula saya juga sudah 3 tahun menjadi pengurus. Walaupun saya sudah tidak menjabat dalam kepengurusan lagi, saya masih tetap aktif melayani dan tetap rajin beribadah. Sekarang pun saya masih terus belajar dan dibentuk.
Dari sini saya belajar satu hal bahwa: “Jangan seorang pun menganggap engkau rendah karena engkau muda, tetapi jadilah teladan bagi orangorang percaya, dalam perkataanmu, dalam tingkah lakumu, dalam kasihmu, dalam kesetiaanmu, dan dalam kesucianmu.” (1 Timotius 4:12). Siapa yang mengira bahwa anak yang tadinya adalah anak Sekolah Minggu yang nakal dan kabur dari Komisi Remaja akan menjadi ketua Komisi Remaja? Tuhan bisa saja memakai orang yang tidak kita duga. W ho k nows ? NAFIRI SEPTEMBER 2013
NAFIRI SEP 13.indd 135
135
9/21/13 7:01 AM
HI
N
KI L
A
A
K
E
MUTI
R
U A
D U PA
U
Anugerah-Nya
Seperti Hujan, Bahkan Sampai Masa Tua pun
Kasih-Nya KEKAL
murnya belum genap 11 tahun waktu orang tuanya bercerai, lalu ayah dan ibunya masing-masing mempunyai pasangan yang baru, sehingga pemuda ini – yang kini sudah hampir 20 tahun – selama bertahun-tahun terasing dari hidup keseharian kedua orang tuanya. Ketika saya mengantarnya ke airport, saya mengira akan mendengar berbagai keluhan ataupun cerita panjang tentang kepahitan hidup. Namun saya keliru, dia malah memunculkan sikap hati yang berbelaskasihan, bahkan terhadap ibu tirinya–yang ternyata mengalami kehidupan masa kecil yang jauh lebih keras daripada dirinya. Dia mengasihi ibu tirinya bagai terhadap ibunya sendiri. Kata-katanya menghujam di penghujung percakapan kami: “Tuhan itu baik” membuat saya merenung sepanjang perjalanan pulang. Kehidupan saya jauh lebih mudah daripada dia, tetapi kadang-kadang saya masih mengeluh atau kurang bersyukur. Umurnya belum sampai setengah dari umur saya, tetapi dia telah mengajari saya untuk bersyukur walaupun seakan tidak ada alasan untuk bersyukur. Suatu mutiara hidup yang berkilau di pagi itu.… Redaksi menyambut setiap sharing singkat dari jemaat. Silakan mengirimkan tulisan ke email: nafiri@gkybsd.org atau sms kata: “Kilau mutiara” kirim ke : +62-81382938620. Kami akan menelpon saudara untuk wawancara singkat melalui telpon, nanti redaksi akan menuangkan kesaksian saudara ke dalam tulisan. Terima kasih untuk setiap saudara yang sudah berkontribusi dalam penerbitan kali ini. Tuhan memberkati. 136
KUASA ALLAH DALAM KEHIDUPAN MASA KINI
NAFIRI SEP 13.indd 136
9/21/13 7:01 AM
Humprey: Anugerah Tuhan Seperti Hujan yang Cantik Kenangan pertama kali yang saya ingat sebagai anak adalah di rumah nenek saya. Waktu itu sepertinya ada yang bilang saya berumur 6 tahun. Ya waktu kecil memang saya tinggal di rumah nenek dari pihak ibu, karena ayah sibuk berwiraswasta bengkel bubut dan ibu masih bekerja, sedangkan koko (kakak laki-laki) saya sudah bersekolah, dimana jarak umur kami 5 tahun. Neneklah yang pertama kali mengenalkan saya dengan gereja, di mana setiap minggu saya menemani nenek ke gereja di Bandung. Waktu itu saya cuma ikut duduk dan mendengar kebaktian umum tanpa mengerti artinya. Setelah sekolah, baru saya ikut sekolah minggu, karena ada tanda tangan untuk guru agama yang perlu saya kumpulkan dari laoshi sekolah minggu, di situ saya mulai mengenal Tuhan. Selang beberapa waktu, ayah, ibu, koko dan saya sudah tinggal bersama, karena ibu sudah berhenti kerja dan fokus merawat kami, dengan sekali-sekali ada order iseng-iseng yang ibu saya dapatkan karena buka salon di rumah. Ibu saya memang bisa masak, membuat kue, menjahit, salon, merangkai bunga, dan segala pekerjaan rumah tangga, di samping tentunya lama juga bekerja di kantor. Ayah saya membuka wiraswasta bengkel bubut, dengan banyak mesinmesinnya yang agak bising dan kadang dikomplain tetangga, namun orang luar melihat kami hidup dengan mapan dan sebagian menganggap kami orang kaya, walaupun kalau mau jujur kami pernah 1-2 kali makan nasi dengan kecap karena pelanggan belum bayar-bayar pelunasan dan order sedang tidak terlalu ramai. Keluarga kami bisa dikategorikan keluarga harmonis, tanpa teriakan dan dar der dor piring terbang seperti di sinetron. Ayah dan ibu bisa dikatakan tidak pernah bertengkar selama 25 tahun menikah (1974-1999), setidaknya tidak di depan kami sebagai anak. Saya dan koko termasuk hampir selalu masuk top ten di kelas, di sekolah yang cukup tinggi standar pendidikannya. Sekitar tahun 1994 koko saya mendapat beasiswa dari sebuah universitas di Karawaci, sehingga tinggal kami bertiga di rumah, dan sekitar tahun 1998 mendapat tawaran NAFIRI SEPTEMBER 2013
NAFIRI SEP 13.indd 137
137
9/21/13 7:01 AM
sebagai dosen di universitas tersebut. Kehidupan keluarga kami berubah total saat pada tahun 1999 ayah dan ibu saya ke dokter karena ayah sering pusing dan makan obat keras pun sudah tidak mempan. Dokter menemukan sesuatu di otak kiri ayah saya, dan divonis umurnya sudah terhitung bulan, karena sudah stadium empat. Dokter berkata, kalau ada yang tahu obatnya, pasti dia dapat Nobel. Mungkin ini yang namanya kita bisa tahu siapa keluarga dan teman kita, yaitu saat kita benar-benar di bawah, sudah jatuh tertimpa tangga. Biaya berobat yang terus mengucur, tulang punggung keluarga yang mulai lumpuh (tangan kanan dan kaki kanan lumpuh, mata kanan kabur, sampai menyerang bagian kiri juga, hampir tidak bisa berbicara dan hanya berbaring). Hampir semua hal dilakukan di tempat tidur. Ayah merasakan sakit yang amat sangat setiap hari saat penyakitnya menyerang. Pernahkah terbayang menggendong ayah sendiri ke kamar mandi untuk buang air kecil dan membersihkan buang air besarnya? Saya melakukannya, tidak hanya membayangkan. Beruntung ada teman dan keluarga yang terus memberikan dukungan, termasuk dari persekutuan kami di gereja. Sesuai anjuran pembimbing saya di gereja, saya memegang kepala ayah saya dan berdoa. Ajaib, sakitnya hilang karena ayah tidak lagi berteriak. Pertama saya masih mengira ini kebetulan. Hari lainnya terjadi lagi, saya memegang sambil berdoa, ajaib, sakitnya hilang lagi, ah kebetulan kok bisa dua kali? Hari selanjutnya lagi, ayah berteriak kesakitan, saya berdoa: “Tuhan, ringankan beban ayah, jangan sampai sakit.� Ajaib, sakitnya hilang lagi. Di situ saya tahu Tuhan ada, dan ini bukan kebetulan. Oh ya, ayah kami beragama Katolik, dan ibu beragama Kristen. Keluarga kami tidak pernah bertengkar, namun memang terkadang ada konflik dimana nenek dari pihak ayah menginginkan kami masuk Katolik, sedangkan anak-anak memilih ikut ibu. Seakan sudah tiba waktunya, semua konflik itu meledak saat ayah saya sakit, ya lengkaplah sudah. Ditambah pada bulan ke-5 setelah ayah saya sakit, nenek saya mendadak meninggal. Beban yang sangat berat untuk ibu saya, merawat ayah yang sakit dan ibunya yang sangat dekat dengannya meninggal. Perlu dicatat, ayah saya sedari dulu tidak pernah mau diajak ke gereja mana pun, mungkin malas atau mungkin tidak enak dengan keluarganya. Saya walau tidak rutin, tetap mendoakannya mungkin sejak umur 10 tahun, 138
KUASA ALLAH DALAM KEHIDUPAN MASA KINI
NAFIRI SEP 13.indd 138
9/21/13 7:01 AM
artinya mungkin sudah kira-kira 10 tahun saya berdoa agar kami sekeluarga bisa ke gereja bersama. Terkabul walau di saat terakhir, ayah saya yang mungkin menyadari umurnya tak lama lagi, mau ke gereja, bahkan saat tim persekutuan yang dibawah koko saya datang, ayah yang ke gereja saja tidak mau, menggeliat ingin bangun dan berdiri untuk berdoa.... Tidak tahan rasanya melihat saat itu.... Seingat saya, ayah saat itu telah menerima Yesus sebagai Juruselamat, Amin. Tanggal 1 Desember 1999, yaitu 6 bulan setelah ayah sakit, ayah saya kembali masuk rumah sakit, setelah berkali-kali keluar masuk rumah sakit karena stroke, dan komplikasi berbagai penyakit yang mengerikan, luka yang tidak dapat sembuh, berat badan yang menyusut dari 80 kg ke 40 kg, seakan tulang berbalut kulit, sampai hampir tidak dikenali. Setelah ganti menjaga ayah, pagi saya tetap kuliah ke kampus, karena sudah menjelang UAS. Siang harinya, koko dari ibu saya datang ke kampus dan menjemput saya, ayah telah dipanggil Bapa di Surga. Tiga hari setelah itu, saya harus UAS, semua teman menyarankan saya tidak ikut, tapi saya berkeras ikut. Saya menangis, berdoa, dan berpikir, nilai ini untuk ayah. Ajaib lagi, anak yang tidak pernah belajar maksimal, untuk kali ini hanya membaca satu kali bahan kuliah, namun langsung bisa mengerti dan hafal, jenius? Tidak, itu hanya anugerah Tuhan. IPK saya 3,61. Di situ saya tahu kebesaran Tuhan. Bagaimana kami hidup setelahnya, siapa keluarga dan teman kami yang membantu, bagaimana kami berusaha selama ini, terlalu panjang untuk diceritakan, namun Anugerah Tuhan tidak pernah berkesudahan. Hal-hal ini yang mendidik saya yang tidak pernah berusaha maksimal menjadi orang yang selalu berusaha jadi yang terdepan, di mana saya tahu Tuhan selalu ada kapan pun saya mencarinya. Saat ini saya dan istri dianugerahi putri pertama yang bernama Rainie Joanne Lynn (rain=hujan, joanne=yohanna, artinya anugerah, lynn = cantik/ indah) yang artinya Anugerah Tuhan seperti Hujan yang Cantik. Cerita saat masa kehamilan, persalinan caesar, dan kelahirannya seperti apa, mungkin di lain kesempatan akan saya ceritakan.
NAFIRI SEPTEMBER 2013
NAFIRI SEP 13.indd 139
139
9/21/13 7:01 AM
Endang Susilowati: Kejutan dari Tuhan Setelah 56 Tahun Sejak pertengahan tahun 2012, saya tinggal di rumah salah seorang anak saya di Tangerang. Sebelumnya saya lebih suka tinggal di Solo, sebab mengira bahwa di Tangerang saya tidak punya teman sesama lansia. Puji Tuhan, setelah bergabung dengan persekutuan Kaleb GKY BSD saya berkenalan dengan cukup banyak teman dan menjadi akrab. Awal Juni tahun ini, saya berusia 80 tahun. Menjelang hari ulang tahun saya, anak-anak, cucu dan para kerabat berdatangan. Ada yang datang dari Semarang, Solo, Magelang, Sidoarjo dan bahkan Papua dan Singkawang. Saya sempat agak kesal karena mereka datang tanpa memberitahu terlebih dahulu. Memang liburan sekolah sudah dekat, tetapi saya sama sekali tidak menyangka bahwa ternyata mereka sudah merencanakan sebuah pesta kejutan bagi ulang tahun saya. Karena tidak tahu, Sabtu sore itu saya menolak ketika diajak pergi untuk makan malam. Saya katakan bahwa saya masih kenyang dan ingin tinggal di rumah saja. Tetapi salah seorang anak saya terus mendesak, padahal yang lain sudah pergi. Karena didesak terus, akhirnya saya menurut. Ternyata anak saya membawa saya ke Country Club kluster tempat kami tinggal yang hanya sekitar 5 menit dari rumah. Betapa saya terkejut karena sudah ada sekitar 70 orang kerabat sedang menunggu saya di sana. Saya menangis tidak pernah menyangka akan menerima pesta kejutan yang luar biasa seperti ini. Acara sangat meriah. Cucu-cucu yang masih SD dan SMP, memandu acara, menampilkan berbagai atraksi dan juga memainkan musik. Renungan
140
KUASA ALLAH DALAM KEHIDUPAN MASA KINI
NAFIRI SEP 13.indd 140
9/21/13 7:01 AM
yang dibawakan oleh seorang pemimpin rohani mengingatkan saya akan betapa besar karya Allah dalam hidup saya selama 80 tahun ini. Seusai pesta, anak dan menantu saya memasukkan semua kado ke dalam kamar saya. Tiba-tiba saya teringat akan peristiwa pahit yang sangat kontras terjadi 56 tahun yang lalu. Peristiwa ini belum pernah saya ceritakan kepada siapa pun, bahkan kepada anak yang paling dekat sekalipun. Lima puluh enam tahun yang lalu, seusai pesta pernikahan saya, semua kado dan angpao diambil oleh mama mertua saya. Ketika suami saya mencoba menanyakan kepada mamanya (mertua saya) tentang salah satu kado yang diberikan oleh bos saya, mertua saya menjadi marah besar. Dia membentakbentak saya dengan kata-kata yang sangat kasar, dan membanting kado-kado yang berisi barang pecah belah. Ketika saya hendak membersihkan pecahan gelas-gelas itu, segera saya disambut dengan lemparan demi lemparan kadokado lain yang berupa gelas dan berbagai barang pecah belah. Saya menangis sambil menyapu beling-beling itu, tetapi mertua saya malah mengusir kami dari rumah itu. Saya menjadi sangat ketakutan dan hancur hati. Bersyukur suami saya memilih tinggal bersama saya dan ikut lari dari orang tuanya. Walaupun kami sempat hidup sangat berkekurangan, namun keluarga kami rukun, dan kami diberkati dengan anak-anak yang taat. Bersyukur juga, dalam perjalanan kehidupannya, mertua saya dapat mengenal Kasih Tuhan Yesus dan menjadi orang Kristen yang sungguh-sungguh. Saya juga sudah lama mengampuni dia. Lima puluh tahun sungguh suatu masa yang panjang, tetapi Tuhan sabar menunggu untuk memberikan kejutan indah dalam hidup saya. Di malam ulang tahun saya yang ke-80 itu, ketika tiba-tiba saya teringat akan peristiwa pahit yang saya alami itu, Tuhan seolah-olah ingin mengatakan, �Sampai masa tuamu, Aku sangat mengasihimu karena kamu berhaga di mata-Ku.�
NAFIRI SEPTEMBER 2013
NAFIRI SEP 13.indd 141
141
9/21/13 7:01 AM
REKO
SI
MENDA
BUKU
B
u ku ini sangat menarik, ditulis dengan bahasa mudah dicerna, menjelaskan secara runtut, dan sering membuat saya ‘terkuliti’ selama membacanya. Craig mengungkapkan fakta-fakta tentang keateisan Kristen, suatu wabah rohani yang menular sangat cepat bahkan dapat membinasakan, dan sangat sulit untuk dikenali terutama bagi mereka yang sudah tertular. Ia menceritakan pengalaman pribadinya dan pergumulannya untuk terus belajar dengan pertolongan Tuhan mengatasi problem keateisan Kristen. 142
Judul Buku : The Christian Atheist: Believing in God but Living as If He Doesn’t Exist Penulis : Craig Groeschel Judul Terjemahan Indonesia : The Christian Atheist: Percaya Tuhan Tetapi Hidup Seakan Dia Tidak Ada Penerbit : Benaiah Books
Menurut Craig, banyak sekali orang mengaku Kristen karena mereka mengenal Tuhan (secara reputasi), pergi ke gereja, mendengar firman Tuhan, dan punya ayat-ayat favorit. Tetapi mengenal tidaklah sama dengan mempercayai. Karena untuk dapat mempercayai perlu kadar pengenalan lebih dalam dan hubungan yang lebih intim. Dia
KUASA ALLAH DALAM KEHIDUPAN MASA KINI
NAFIRI SEP 13.indd 142
9/21/13 7:01 AM
menggambarkan proses ini seperti ketika ia jatuh cinta pada istrinya, Amy, dan seperti Daud yang menyatakan cintanya pada Tuhan dalam Mazmur 63. Ketika orang Kristen menjadi sangat mengenal Tuhan, maka semua aspek kehidupannya akan diubahkan, dan menjadi manusia yang berbeda karena Dia. Dengan kata-kata yang sederhana, Craig menuliskan ciri-ciri orang Kristen atheis disertai panduan firman Tuhan tentang bagaimana seharusnya kita hidup benar sebagai Kristen sejati. Kristen atheis percaya pada Tuhan, tapi malu akan masa lalu, malu akan kondisi finansial, malu dosa seksual masa lalu, atau rahasia-rahasia lainnya. Ketika rasa malu itu begitu membelenggu dan mengontrol tindakan kita, kelihatannya Allah tidak ada dan kita tidak bisa hidup bagiNya. Craig melihat Petrus yang keluar dari penjara rasa malu, dimana Petrus yang awalnya membantah perkataan Yesus bahwa ia akan menyangkal-Nya ternyata berkhianat sebelum ayam berkokok. Tetapi Petrus memilih untuk keluar dari rasa malunya,
dan dengan hati hancur dan penuh pertobatan ia kembali pada Tuhan. Pemulihan itu membawa semangat baru untuk memberitakan firman Tuhan secara luar biasa di hari Pentakosta. Kristen atheis percaya bahwa Tuhan mengasihi manusia, tapi tidak dirinya. Perasaan tidak berarti, buruk, tidak penting dan penuh dosa sering membuat kita merasa tidak layak untuk dikasihi. 1 Yoh 4:8 menyatakan bahwa Allah adalah kasih. Kasih bukanlah sesuatu yang Tuhan lakukan, tapi kasih adalah diri-Nya, Dia tidak memilih siapa tapi tiap orang di bumi ini yang penuh dosa Ia kasihi. Bahkan begitu berharganya sehingga Ia memberikan anak-Nya yang tunggal supaya kita tidak binasa. Kristen atheis berdoa, tapi tidak yakin doanya akan membuat perbedaan. Inti dari doa adalah komunikasi terus-menerus dengan jujur di hadapan Tuhan. Tuhan menjawab ‘ya’ pada doa-doa tertentu dan ‘tidak’ pada doa lainnya jika tidak sesuai dengan kehendak-Nya ( 1 Yoh 5;14-15). Paulus berdoa sampai tiga kali NAFIRI SEPTEMBER 2013
NAFIRI SEP 13.indd 143
143
9/21/13 7:01 AM
supaya Tuhan mengangkat duri dalam dagingnya tapi Tuhan menjawab, ”Cukuplah kasih karunia-Ku bagimu, sebab justru dalam kelemahanlah kuasa-Ku menjadi sempurna.” Melalui pergumulannya, Paulus belajar menerima situasinya dan bergantung pada Tuhan dengan cara yang belum pernah ia lakukan sebelummya. Orang kristen seharusnya mengampuni, tapi Kristen atheis berpikir selalu ada pengecualian untuk orang-orang yang sudah menyakiti kita secara luar-biasa dan menimbulkan kepahitan. Kasih tidak menyimpan kesalahan, tapi kepahitan menyimpan sampai ke detil-detilnya. Firman Tuhan menunjukkan bagaimana membunuh akar kepahitan, tapi orang Kristen atheis ahli menghindari obat-obatan rohani. Satu-satunya jalan untuk menyembuhkan akar kepahitan adalah pengampunan (Efesus 4:31-32). Orang Kristen dapat menemukan dalam Tuhan kekuatan untuk memerangi perasaan amarah, kebencian, dan kepahitan dengan mengingat salib-Nya. Di sanalah Tuhan telah mengampuni kita. 144
Semakin membaca buku ini, semakin terasa bahwa apa yang kita anggap sebagai hal yang “biasa” ternyata mencerminkan seorang Kristen atheis. Yang sering kita katakan, ”Aku memang seperti ini, tidak mungkin bisa berubah” adalah satu kebohongan, karena ketika kita meminta kepada Tuhan dengan sungguh-sungguh untuk mengubah kita hal itu akan terjadi, sebab segala sesuatu adalah mungkin bagi Allah (Markus 10:27). Rasa kuatir juga merupakan dosa karena tidak percaya pada janji-janji dan kuasa Tuhan dan lebih suka memikirkan hal terburuk. Roma 14:23 mengatakan, ”Dan segala sesuatu yang tidak berdasarkan iman adalah dosa.” Kekuatiran adalah kebalikan dari iman; maka itu adalah dosa. Kristen atheis rela berbuat dosa untuk mengejar kebahagiaan, dan mempercayai formula: harta + keadaan damai + pengalaman indah + hubungan yang benar + penampilan sempurna = kebahagiaan. Padahal, kebahagiaan sejati hanya ditemukan dalam Tuhan, dan ketika kita menemukannya kita akan mengerti, betapa diberkatinya kita.
KUASA ALLAH DALAM KEHIDUPAN MASA KINI
NAFIRI SEP 13.indd 144
9/21/13 7:01 AM
Kristen atheis percaya uang, yakin bahwa Tuhan menginginkan semua anak-Nya menjadi kaya. Kristen atheis yang kaya mempersembahkan “sisa-sisa” kepada Tuhan yang kudus, dan memberi persembahan selama tidak menurunkan standar hidupnya. Saat kita punya kesempatan untuk bercerita pada orang yang belum mengenal Tuhan tentang iman kita dan kita memilih untuk tidak bicara, inipun tanda Kristen atheis. Banyak juga orang Kristen yang mengaku percaya pada Tuhan tapi merasa tidak perlu gereja-Nya. Padahal kita dalam
gereja adalah tangan dan kakiNya untuk menyebarkan kasih, anugerah, pengampunan, dan hidup yang diubahkan sehingga membuat perbedaan besar bagi dunia. Buku ini ditutup dengan cerita tentang pemain akrobat yang sedikit banyak dapat menggambarkan tingkat hubungan Kristen atheis dengan Tuhannya. Penulis mengajak kita untuk terus maju dalam iman kita sampai akhirnya kita dapat menjadi Kristen sejati / Lily Ekawati /
Craig Groeschel adalah Pendiri dan Pendeta dari gereja Life Church, sebuah gereja yang setting-nya dibuat seperti tempat belajar di universitas atau kampus. Dalam seminggu gereja ini mengadakan lebih dari 80 kali kebaktian di 14 lokasi berbeda termasuk dengan metode “online campus”. Craig, dan istrinya, Amy, serta 6 anak mereka tinggal di The Edmond, Oklahoma, sebuah daerah di mana gereja Life Church dimulai di tahun 1996. Craig adalah juga penulis beberapa buku antara lain: It, Chazown, Going All the Way, dan Confessions of a Pastor.
NAFIRI SEPTEMBER 2013
NAFIRI SEP 13.indd 145
145
9/21/13 7:01 AM
REKO
SI
MENDA
USIK
C CH HR R II SS __ TT O OM M LL II N N BURNING LIGHTS
S
ebagai pemusik Kristen kontemporer, nama Chris Tomlin sudah tidak asing lagi di telinga kebanyakan kita. Dengan suaranya yang khas dan lirik-lirik lagu yang Gospel-centered, Chris Tomlin membawakan gubahan-gubahan indah. Lagu-lagunya yang kebanyakan bernada pop dan slow rock sangat mudah melekat di hati para pendengarnya sehingga sering dinyanyikan dalam kebaktian Minggu maupun persekutuanpersekutuan.
146
KUASA ALLAH DALAM KEHIDUPAN MASA KINI
NAFIRI SEP 13.indd 146
9/21/13 7:01 AM
Di album studio terakhirnya, Chris Tomlin agaknya ingin sedikit keluar dari zona nyamannya dengan berani mencoba hal baru. Pada album ke7-nya yang bertajuk Burning Lights, Tomlin menawarkan suara yang berbeda bagi penikmat setianya. Pendengar-pendengar baru pun akan mendengar beberapa variasi unik yang Tomlin coba dalam album ini. Empat lagu pembuka yang semangat “Awake My Soul”, “Whom Shall I Fear (God of Angel Armies)”, “Lay Me Down” dan “God’s Great Dance Floor” menonjol kuat di album ini. “Awake My Soul” sebagai pembuka tampil mengejutkan dengan adanya kolaborasi dengan Lecrae yang membacakan Yehezkiel 37:4-9 dengan lantang. Begitu juga dengan “Whom Shall I Fear” dan “Lay Me Down” yang mengandalkan alunan gitar sang musisi yang mantap. Lalu muncul “God’s Great Dance Floor” yang merupakan eksperimen Tomlin dengan synthesizer (alat musik eletronik yang dapat mengeluarkan bermacammacam suara). Hasilnya adalah sebuah track pembangkit semangat dengan nada sama sekali berbeda dari lagu-lagu cepat Tomlin di album-album sebelumnya.
Beberapa kali Tomlin pernah menggabungkan lagu lama dan baru menjadi satu musik indah, seperti yang dulu ia lakukan di “Amazing Grace (My Chains Are Gone)” dan “Joy To The World (Unspeakable Joy)”. Di album ini, ia menciptakan “Crown Him (Majesty)” yang adalah penggabungan lagu lama “Crown Him With Many Crowns” dengan lagu baru. Album ini ditutup dengan dua lagu balada yang didominasi oleh permainan piano Tomlin sendiri. Lagu duet “Thank You God For Saving Me” yang menceritakan karya agung Yesus di kayu salib menampilkan Phil Whickham yang juga adalah penyanyi dan penulis lagu Kristen kontemporer. Suara Whickham yang begitu berkarakter kian menambahkan nafas segar di album ini. “Shepherd Boy” lalu menutup album ini dengan alunan piano yang menggema di telinga. Tidak jauh berbeda dari album-album sebelumnya memang, tetapi Burning Lights merupakan karya Tomlin yang segar dengan variasi di tiap lagu. Tomlin sekarang sedang mengadakan Burning Lights Tour di Amerika, dan dipastikan ia akan setia menemani para jemaat untuk memuji Tuhan dengan hati yang semangat / Arina Palilingan / NAFIRI SEPTEMBER 2013
NAFIRI SEP 13.indd 147
147
9/21/13 7:01 AM
REK
SI
ENDA OM
M Judul Film : Cloudy with a Chance of Meatballs 2 Pemain/ Pengisi Suara : Bill Hader, Anna Faris, James Caan, Andy Samberg, Neil Patrick Harris, Benjamin Bratt, Terry Crews, Will Forte, Kristen Schaal Sutradara : Cody Cameron Kris Pearn Distribusi : Columbia Pictures
148
a s i h ingatkah Anda pada film animasi Cloudy with a Chance of Meatballs (Sony Pictures Animation) yang film pertamanya dirilis pada tahun 2009? Terinspirasi buku anakanak karya Ron dan Judi Barret, Cloudy with a Chance of Meatballs berkisah tentang seorang penemu yang selalu gagal dalam hidupnya, Flint Lockwood (disuarakan oleh Bill Hader) yang akhirnya menemukan alasan mengapa hujan berhenti turun di kotanya, dan bahkan hujan itu sekarang tergantikan oleh hujan makanan dari hasil mesin ciptaan Flint yang baru kali ini berhasil. Seiring petualangannya menyelamatkan dunia
KUASA ALLAH DALAM KEHIDUPAN MASA KINI
NAFIRI SEP 13.indd 148
9/21/13 7:01 AM
dari badai makanan, Flint menemukan cintanya dari seorang reporter cuaca (disuarakan oleh Anna Faris). Bila Anda masih berpikir bahwa film animasi adalah film anak-anak, mungkin justru film ini dapat merubah pikiran Anda. Film animasi telah banyak berkembang setelah zaman film kartun kucing dan tikus yang kejar-kejaran (Tom & Jerry). Orang tua memang diharapkan menemani anak-anak saat menonton film agar dapat memberikan bimbingan dan penjelasan yang berguna bagi daya imajinasi anak. Dan daripada sehari-hari kita selalu menonton berita kriminalitas yang bikin stres, adakalanya tontonan penghilang stres diperlukan, bukan? Film Cloudy with a Chance of Meatballs yang kedua ini mengambil tempat dimana film pertama terputus. Flint Lockwood menemukan bahwa mesin yang tidak terkontrol di masa lalu yang mengubah air menjadi makanan masih beroperasi dan sekarang menciptakan kombinasi mutan binatang dan makanan. Dengan nasib kemanusiaan di tangannya, Flint dan teman-temannya harus memulai dalam misi berbahaya namun lezat, memerangi tacodiles lapar, shrimpanzees, apple piethons, cheespiders double meat dan makhluk makanan lain untuk kembali menyelamatkan dunia, agar dapat
menjadi tempat tinggal kembali bagi manusia. Masih ingatkah Anda pada sungut-sungut bangsa Israel yang kelaparan di padang gurun? Hujan roti diturunkan Allah 40 tahun. Setiap pagi ada embun Manna yang bisa dikumpulkan bangsa Israel untuk dimakan. Musa mengingatkan mereka: “Seorang pun tidak boleh meninggalkan dari padanya sampai pagi.� Namun tetap ada yang tidak mendengarkan Musa dan menyimpannya sampai pagi, lalu berulat dan berbau busuk sehingga Musa menjadi marah kepada mereka. Ada pula yang memungutnya pada hari Sabat, sehingga TUHAN berfirman kepada Musa: “Berapa lama lagi kamu menolak mengikuti segala perintah-Ku dan hukum-Ku?� (Keluaran 16). Mungkin saat melihat film ini, kita bisa bertanya-tanya, apakah ilmu pengetahuan umat manusia telah berusaha untuk menggantikan peran Tuhan? Apakah mungkin dengan ilmu pengetahuan, misalnya dengan cara kloning atau menciptakan mesin, kita berusaha untuk menyamai Sang Pencipta sehingga membuat Tuhan marah? Masihkah kita bersandar pada Tuhan? Mari kita sama-sama melihat film ini yang diperkirakan akan tayang pada bulan Oktober 2013. Tuhan memberkati / Humprey / NAFIRI SEPTEMBER 2013
NAFIRI SEP 13.indd 149
149
9/21/13 7:01 AM