NAFIRI GKY BSD | JULI 2018 | TH15 | MILK or SOLID FOOD CHRISTIANS?

Page 1


Pembaca Nafiri terkasih, Tentunya kita semua tahu dan pernah mencicipi yang namanya susu. Dulu, susu dikaitkan sebagai minuman untuk bayi atau balita. Sekarang, susu tersedia juga untuk orang dewasa dan bahkan lansia. Susu yang berbentuk cair memang mudah ditelan dengan upaya minimal. Ini yang disoroti oleh penulis “Fokus 1” dan “Fokus 2”. Apakah kondisi dan tahapan rohani kita masih seperti bayi yang hanya bisa menerima susu alias pengajaran paling dasar? Padahal, dengan berjalannya waktu dan pengenalan akan Kristus, seharusnya kita sudah makan ‘makanan padat’ alias siap menyerap pengajaran yang lebih utuh dan mendalam. Ikuti juga perjuangan penulis “Lentera Misi” dalam memperkenalkan kasih Kristus di Pegunungan Meratus, Kalimantan Selatan. Dia seakan sedang membawa ‘susu’ bagi para bayi rohani, yaitu masyarakat di pedalaman. Kasihnya bagi jiwa-jiwa yang dahaga sangat luar biasa. Dia setia melayani walau sering didera kelaparan dan kesulitan. Tuhan pun terus membentuknya menjadi pribadi yang jauh lebih rendah hati. Masih ingat lagu “Sentuh Hatiku” yang diciptakan oleh Jason? Lagu ini sangat populer tahun 2006. Sebagian liriknya berbunyi, “Bapa, sentuh hatiku, ubah hidupku menjadi yang baru. Bagai emas yang murni, Kau membentuk bejana hatiku.” Ikuti kisahnya di rubrik “Capture”. Setiap momen berharga perlu diabadikan. Dan dibutuhkan tangan dan mata yang jeli agar menjadi foto yang indah. Fotografi bukan sekadar asal jepret sana sini. Ikuti tuturan seorang jemaat kita dalam rubrik “Potret”. Juga bagaimana Tuhan membentuk imannya melalui perjalanan panjang yang kadang tidak sesuai dengan rancangan pribadinya. Mau dengar versi lain tentang Nabi Yunus? Perbincangan seorang ayah dan anak perempuannya di rubrik “Enlightenment” pasti akan membuat Anda tergelitik dan senyum-senyum sendiri. Masih banyak sajian menarik yang sangat sayang untuk dilewatkan. Ada juga komik dan gambar-gambar yang menghibur dan jenaka. Selamat membaca dan menikmati sajian kami pada Nafiri edisi kali ini. Tuhan Yesus memberkati kita semua.

Salam, Redaksi 2

MILK or SOLID FOOD CHRISTIANS?

NAFIRI JUL 18 print.indd 2

Penasehat Pdt Joni Sugicahyono, M.Div. Pembina GI Feri Irawan, M.Div. Majelis sub. bid. Literatur Kevin Kowinto Pemimpin Redaksi Humprey Wakil Pemimpin Redaksi Nico Tanles Tjhin Editor Hendro Suwito, Titus Jonathan Proof Reader Yati Alfian Creative Design Juliani Agus, Christina Citrayani, Glory Amadea, Kezia Rusli, Novita C Handoko Illustrator Ricky Pramudita, Thomdean Fotografer Yahya Soewandono, Djenny Tanius Penulis Anton Utomo, Elasa Noviani, Edna C Pattisina, Eric Ganiwijaya, Feri Irawan, Hendro Suwito, Humprey, Kevin Kowinto, Lily Ekawati, Lislianty Lahmudin, Pingkan I Palilingan, Sarah A Palilingan, Thomdean, Titus Jonathan Kontributor Eddy Tan, Alexander S Hermawan, Henny Dharmawan, Joni Sugicahyono, Leonard S, Roland B Alamat Redaksi Sub bidang literatur GKY BSD Jl. Nusaloka E8/7 BSD Tangerang Telp/ Fax: 021-5382274 Email: nafiri@gkybsd.org

Kirimkan KRITIK, SARAN, SURAT PEMBACA dan ARTIKEL anda ke alamat redaksi ataupun lewat e-mail di atas

6/20/18 10:21 AM


Fokus

18 Milk or Solid Food Christians? 36 Makanan untuk pertumbuhan,

walau tak sesuai selera 64 Kesaksian

Ketika Tuhan Menguji Komitmen Hamba-Nya

90 Serpihan Perjalanan

Mutiara Cantik di Pesisir Laut Adriatik

42 Thought

Pdt. DR. Buby ticoalu 4

Suara Gembala

Diperlengkapi sebagai MUrid Kristus 10

Enlightenment

54

Le nt e r a M i s i

Setelah Kisah Yunus Dibacakan

108

Jason Irwanto Chang

Mewujudkan Misi Tuhan Yesus 74

Corner Kick

Kesempatan Kedua 80

Potret

17 Quote 2 Zaman 98 Rekomendasi Buku

Prayer (Doa): Mengalami Kekaguman dan Keintiman Bersama Allah

Arief rahardjo 118

View Point

Hawking Knew the Truth 124

English Corner

A Cold Christian Embracing Transformed LifE 130

Percikan

Peristiwa Surabaya Dalam Kenangan 138

Mandarin Corner

代祷生活的重要性 (戴永富)

Capture

Komik 137 117 78

Bang ARIF Sentilan TAMAN KETAWA Event Notes

26 32 60 62 102 106

PASKAH PISAH SAMBUT MAJELIS MALAM MISI dan Budaya PARENTS DAY BAKSOS LAPAS PERESMIAN PERPUSTAKAAN DAN CAFE SMYRNA

在基督里活出祭司的职分 离不开代祷的生活。这是耶稣这 位大祭司所做的(来 7:24-25), 也是基督徒的义务(提前 2:1-

Nafiri JULI 2018

3

2)。

NAFIRI JUL 18 print.indd 3

代祷所以是信徒实行献祭或祭 司的生活,因为:

6/20/18 10:21 AM


Fajar Kebangkitan Menerbitkan Harapan

Matius 28: 1–10 dan 1 Korintus 15: 1–3; 12–23

4

MILK or SOLID FOOD CHRISTIANS?

NAFIRI JUL 18 print.indd 4

6/20/18 10:21 AM


/ Pdt Joni Sugicahyono /

Hari ini kita merayakan Paskah. Paskah adalah hari kebangkitan Tuhan Yesus Kristus. Kita bersyukur, Tuhan kita adalah Tuhan yang sudah bangkit dan hidup. Pada 1 Korintus 15, dalam 58 ayat, Paulus memaparkan kebenaran tentang Kristus sebagai Tuhan yang sudah bangkit. Paulus menyingkapkan hal ini panjang lebar, karena kebangkitan Kristus merupakan dasar fondasi iman Kristen. Tidak ada satu pun agama besar di dunia ini yang mempunyai konsep kebangkitan sebelum Yesus Kristus datang ke dalam dunia. Kebangkitan itu bukan dongeng atau mitos yang ditemukan dalam kekristenan. Kebangkitan merupakan janji Allah kepada manusia yang sudah jatuh ke dalam dosa, yang sudah diikat oleh kuasa kematian, kuasa maut. Paulus menegaskan saat orang-orang Korintus dilanda skeptisisme. Mereka dilanda ketidak-percayaan ada kebangkitan orang mati; mereka tidak percaya bahwa Kristus sudah bangkit. Mereka menyatakan tidak mungkin ada orang mati lalu kemudian bangkit kembali. Tetapi, Kristus bangkit dan ini adalah penggenapan rencana Allah sebelum dunia diciptakan.

Nafiri JULI 2018

NAFIRI JUL 18 print.indd 5

5

6/20/18 10:21 AM


Umumnya argumentasi mereka itu termasuk dalam salah satu lima teori yang utama, yang tidak percaya kebangkitan: 1. Teori Halusinasi Teori ini mengandung suatu kelemahan yang fatal: -­ Halusinasi tidak dialami oleh sekumpulan orang tetapi individu. ­- Kubur kosong. ­- Tidak ada jasadnya karena memang Yesus sudah bangkit. 2. Teori Kubur yang Salah - Jika para murid pergi ke kubur yang salah, maka penguasa Yahudi atau Romawi akan mengarak jasad Yesus keliling kota yang segera saja akan membungkam kesaksian para murid. - Hanya mungkin jika semua orang Yahudi mengalami amnesia massal. - Tidak menjelaskan bagaimana Yesus bangkit dan menampakkan diri dua belas kali. 3. Teori Mati Suri/Pingsan - Musuh dan sahabat Yesus sama-sama percaya bahwa Ia telah mati. - Jasad Yesus telah dibalut dengan rempah-rempah dan dibalut kain seberat 37 kilogram (Yohanes 19: 40) - Seandainya benar hanya pingsan, bagaimana mungkin seorang yang terluka amat parah dengan pendarahan yang hebat masih dapat hidup 36 jam kemudian? 4. Teori Pencurian Tubuh Yesus - Bagaimana bisa melewati penjagaan tentara Romawi yang terkenal disiplin dan ketat? - Para murid adalah orang yang berintegritas.

6

MILK or SOLID FOOD CHRISTIANS?

NAFIRI JUL 18 print.indd 6

6/20/18 10:21 AM


5. - - - -

Teori Yudas Iskariot Menggantikan Yesus di Salib Teori ini baru muncul enam ratus tahun setelah perisiwa kebangkitan (600 AD). Bertentangan dengan saksi mata dan sumber non-Kristen yang lebih awal. Justru menimbulkan lebih banyak pertanyaan daripada jawaban. Para murid, para prajurit Romawi, Pilatus, orang Yahudi, keluarga, sahabat semua saksi mata mungkinkah semuanya keliru mengenai siapa yang disalibkan? - Bagaimana dengan kubur kosong? - Dasarnya sangat rapuh karena berdasar spekulasi tanpa secuil bukti pun yang sah. Lebih sukar untuk percaya Yesus tidak bangkit, daripada percaya Yesus bangkit ‌ Itu artinya dibutuhkan iman yang lebih besar untuk percaya Yesus tidak bangkit daripada percaya Yesus bangkit. Kenapa bukti sudah begitu banyak, namun mereka masih tidak percaya? Karena percaya kebangkitan adalah iman yang hanya ada dalam Alkitab. Sadarkah kita bahwa percaya kepada kebangkitan adalah iman kepercayaan yang hanya ada dalam Alkitab, di luar kekristenan itu hanyalah sebuah konsep kebangkitan dari wahyu umum yang samar-samar yang pernah terlintas dalam pikiran manusia. Alkitab secara jelas menyatakan bahwa kebangkitan itu sungguh nyata. Sementara itu, konsep kebangkitan orang Mesir yang disebut sebagai immortality lebih tepat diterjemahkan sebagai ketidakrusakan. Immortalitas merupakan satu sifat dari Allah. Jadi Allah adalah satu-satunya oknum yang belum pernah dan tidak akan mengalami kerusakan. Allah menciptakan manusia menurut gambar dan rupa Allah, maka Tuhan menciptakan eternity, tetapi kita tidak mempunyai immortalitas. Maka dari itu kita mengalami degradasi daripada organ-organ di dalam tubuh kita, kita semakin lama menjadi semakin tua, beruban, keriput, dan bertambah renta. Karl Barth pernah mengatakan sebuah kata yang indah, yaitu: From the Nafiri JULI 2018

NAFIRI JUL 18 print.indd 7

7

6/20/18 10:21 AM


empty womb to the empty tomb. Yesus, dari rahim kosong menuju kubur kosong. Yesus Kristus lahir dan matinya tidak seperti orang biasa. Jika Yesus lahir dan mati seperti orang biasa, maka tidak ada kekristenan sejati. Rahim seorang anak dara tidak mungkin diisi bayi, tetapi Allah yang memungkinkan itu terjadi. Juga kuburan yang telah terisi dengan mayat tidak seharusnya menjadi kosong dengan sendirinya. Roh Kudus yang telah membuatnya kosong. Kubur dari pendiri-pendiri agama masih terisi dan pengikut mereka tetap kosong hatinya. Tetapi kuburan Yesus sudah kosong dan pengikut-Nya yang diisi Roh-Nya. Iman kita didasarkan pada kebangkitan Yesus. Kalau Yesus tidak bangkit; iman, penginjilan, dan pemberitaan kita akan sia-sia. Gereja yang tidak percaya kebangkitan, tidak punya kekuatan untuk mengubah dunia. Kebangkitan Kristus adalah jaminan yang paling besar bagi mereka yang berjuang dalam sejarah. Oleh karena itu berjuanglah, giat kerja bagi Kristus untuk hidup, walau harus mengalami kesulitan dan mengalami perlakuan yang tidak adil.Karena Kristus bangkit, kita tidak pernah tidak punya pengharapan. Yesus bangkit mempunyai akibat vertikal dan horizontal: - Akibat vertikal, kita berdamai dengan Tuhan Allah. Dosa kita diampuni, jiwa kita diselamatkan, dan kita menjalani hidup yang baru di dalam Tuhan. - Akibat horizontal, kita berjuang dalam dunia ini menjadi saksi kebangkitan Kristus sampai kita bertemu Dia. 8

MILK or SOLID FOOD CHRISTIANS?

NAFIRI JUL 18 print.indd 8

6/20/18 10:21 AM


Di dalam Kitab Suci ada satu ayat yang begitu indah yang menyatakan rahasia hidup melampaui kematian, “Aku pernah mati dan bangkit kembali untuk hidup selama-lamanya.” (Wahyu 1: 18). Orang-orang yang paling agung, pendiripendiri agama apa pun, mereka orang yang terhormat dan baik, tetapi mereka semua tidak tahu apa itu mati. Kristus satu-satunya yang berkata, “Aku pernah mati dan Aku sudah bangkit kembali dan Aku hidup untuk selama-lamanya dan Aku memegang kunci maut dan kerajaan maut.” Saya berdoa, kiranya kebangkitan Kristus menjadi dorongan bagi kita untuk memegang janji Tuhan. Dia yang hidup, Dia yang memegang kunci maut dan kerajaan maut. Oleh sebab itu, di minggu Paskah ini, mari saudara yang sudah percaya Tuhan, pegang teguh janji Tuhan yang telah diberikan. Bagi kita yang belum menerima Tuhan Yesus, mari datang … bukalah hatimu dan undang Kristus yang sudah bangkit itu untuk masuk ke dalamnya. Terimalah Dia sebagai Tuhan dan Juru Selamatmu. Dia mati dan Dia sudah bangkit untuk hidup selama-lamanya. Kiranya segala kemuliaan bagi Tuhan

Khotbah Pdt. Joni Sugicahyono pada tanggal 1 April 2018 di GKY BSD. Disarikan oleh Henny Dharmawan. Nafiri JULI 2018

NAFIRI JUL 18 print.indd 9

9

6/20/18 10:21 AM


10

MILK or SOLID FOOD CHRISTIANS?

NAFIRI JUL 18 print.indd 10

6/20/18 10:21 AM


/ Titus Jonathan /

Jika saat ini Tuhan mengutus Papa ke tempat persembunyian ISIS di suatu kota agar mereka bertobat, apakah Papa akan berangkat? tanya gadis kecil itu.

“ “Papa, siapakah nabi yang paling Papa kagumi?” tanya seorang gadis kecil kepada ayahnya di suatu malam di sebuah rumah kecil di pinggir kota.

“Nabi Yunus, Sayang,” jawab ayahnya sambil

membetulkan kacamatanya. Ia baru selesai membaca kitab Yunus sesuai dengan jadwal bacaan Alkitab malam itu.

“Hahh?? Bukankah Yunus adalah nabi yang

tidak taat kepada perintah Tuhan?”

Maka dengan senyum nyengir sambil menelan

ludahnya, ayahnya memulai ceritanya:

Banyak orang hanya melihat Yunus dari satu

sisi saja, yaitu pembangkangannya kepada Tuhan.

Di mata anak-anak sekolah minggu, Yunus

diejek dan ‘disyukurin’ karena mendekam di dalam perut ikan hingga tiga hari. Kan ada lagunya tuh. Ia dipandang sebagai nabi yang tak pantas dicontoh, tak

Nafiri JULI 2018

NAFIRI JUL 18 print.indd 11

11

6/20/18 10:21 AM


layak dibanggakan. Banyak nabi lain yang lebih spektakuler, ngapain ngefans kepada Yunus?

Tetapi pernahkah kita berpikir bahwa Yunus adalah seorang

yang hebat? Tidak ada nabi yang lebih berani daripada nabi Yunus. Ia bukan hanya berani tetapi juga sangat memegang prinsip. Ketika ia diperintahkan oleh Tuhan untuk pergi ke Niniwe, ia sengaja pergi ke kota lain, jauh dari hadapan Tuhan.

Itu adalah bentuk protesnya kepada Tuhan. Ia berani begitu

karena ia sangat mengenal Allahnya; Allah yang pemurah, pengasih, dan suka mengobral ampunan. Kenekatannya pergi ke Kota Tarsis daripada menuruti perintah Tuhan untuk berkhotbah di Niniwe dipicu pikirannya yang ‘curiga’ kepada Allah. Hmm ... agak gila juga sih, ada nabi yang berani-beraninya mencurigai Allah.

“Ini pasti Tuhan mau bikin bangsa yang jahat itu sadar dan

insaf,” begitu mungkin pikiran Yunus.

“Enak betul! Harusnya mereka dimusnahkan hingga debunya

pun berhamburan di udara!” pikirnya lagi.

“Daripada sesak dadaku melihat bangsa itu diampuni, lebih

baik aku minggat! Hukum saja aku, Tuhan! daripada aku harus melihat bangsa yang jahat itu lolos dari hukuman-Mu, huhh!!” Berkecamuk pikirannya sambil melampiaskan kekesalannya dengan meremasremas karcis kapal.

Kekesalan Yunus itu bukan tanpa alasan. Kota Niniwe adalah

sebuah kota di kerajaan Asyur. Pada zaman itu, Asyur merupakan negara adikuasa. Bangsa Asyur bukan hanya kuat dan suka berperang, tetapi dalam setiap peperangan, mereka selalu membantai musuhmusuhnya dengan sangat kejam dan sadis. Keganasan Asyur terkenal seantero jagat dan membuat bangsa-bangsa lain gemetar; karena mereka suka menyiksa tawanan, memenggal kepala, dan mengaraknya sepanjang jalan. 12

MILK or SOLID FOOD CHRISTIANS?

NAFIRI JUL 18 print.indd 12

6/20/18 10:21 AM


“Waduh, itu mirip dengan kelompok ISIS di zaman modern

ini ya, Papa?” gadis kecil itu tiba-tiba nyeletuk.

“Naahh ... persis! Sayang …,” jawab ayahnya.

Tetapi tiba-tiba ayahnya tertegun memandang anaknya.

“Ehh ... ngomong-ngomong, darimana kau tahu soal ISIS?” tanya ayahnya dengan dahi berkerut.

“Aku kan ngga gaptek, Papa ...!” jawab anaknya dengan

ketus.

Ayahnya tersenyum kecut, lalu melanjutkan ceritanya.

Atas dasar kejengkelan itulah Yunus lari, tak menggubris

firman yang disampaikan oleh Tuhan kepadanya. Dan ia tahu benar risiko membangkang Tuhan. Bayangkan, ia terang-terangan membangkang Tuhan. Orang biasa paling-paling hanya berani membangkang bosnya, atau paling parah membangkang orang tuanya. Tapi Yunus membangkang Yang Empunya langit dan bumi!

Setelah ia sampai di kapal itu, ia turun ke bagian yang paling

bawah, lalu tidur di situ. Bagaimana ia sengaja mengambil tempat yang paling bawah itu lalu tertidur lelap, menunjukkan sikapnya yang sudah tak peduli dan masa bodoh. Bahkan ketika badai mengamuk dan laut bergelora, ia mendengkur sementara penumpang lainnya berteriak-teriak dalam kepanikan.

Seandainya para penumpang yang ketakutan itu tidak

membangunkannya, barangkali Yunus tetap melungker di atas kasur dan menarik selimutnya lebih rapat hingga menutupi kepalanya. Lihat, betapa kerasnya hatinya dalam memegang prinsip, “Pokoknya, Tuhan, aku ogah Kau suruh ke Niniwe! Whatever it takes!”

Tetapi Yunus yang keras kepala itu adalah nabi yang berani,

teguh memegang prinsip, dan bersikap kesatria. Ia dengan lantang bicara kepada awak kapal dan para penumpang itu, “Aku seorang Ibrani! Karena akulah maka laut bergelora dan badai mengamuk!”

Nafiri JULI 2018

NAFIRI JUL 18 print.indd 13

13

6/20/18 10:21 AM


Yunus bukan orang yang berbelit-belit dan mencari-cari kambing hitam untuk dipersalahkan. Ia bicara terus terang, dan memberi solusi, “Angkatlah aku dan campakkanlah aku ke laut, maka laut akan berhenti mengamuk!” Berani benar dia.

Heran, para penumpang kapal yang tidak mengenal Allah

itu langsung berdoa dan memanggil dewa-dewa mereka untuk menolong, bahkan, mereka mendayung sekuat tenaga agar bisa mencapai daratan.

Mereka—orang-orang yang tidak mengenal Allah itu—

masih berusaha untuk menyelamatkan Yunus. Mereka tidak mau mengikuti perintah Yunus. Tetapi pada akhirnya, tidak ada cara lain, mereka harus melempar Yunus ke lautan. Begitu tubuh Yunus lenyap digulung gelombang; ajaib, laut yang bergelora itu langsung menjadi tenang.

“Apakah awak kapal dan penumpang itu bertobat, Papa?”

tanya gadis kecil itu.

“Benar. Mereka menjadi sangat takut kepada Tuhan,

lalu mempersembahkan korban sembelihan bagi Tuhan dan mengikrarkan nazar. Yang luar biasa adalah, mereka bertobat oleh ketidaktaatan Yunus,” jawab ayahnya.

“Apakah Yunus tahu ia bakal dimakan oleh ikan?”

“Pasti tidak tahu. Ketika ia minta awak kapal melemparnya

ke laut, ia pasti berpikir inilah akhir hidupnya; tenggelam di lautan dan mati. Ia sudah siap dengan itu. Seorang nabi sangat mengerti konsekuensi akibat membangkang perintah Tuhan.”

“Jadi ia lebih memilih mati daripada melihat bangsa Niniwe

bertobat?”

“Itulah kekerasan hatinya dalam memegang prinsip, Sayang

.…” 14

“Hmm ... tetapi sebesar apa sih ikan itu, Papa?”

MILK or SOLID FOOD CHRISTIANS?

NAFIRI JUL 18 print.indd 14

6/20/18 10:21 AM


“Pastinya besar sekali, Sayang .… Hmm perutnya sendiri kira-

kira seluas kamar kita ini. Buktinya Yunus masih bisa berdoa di dalam perut ikan ....”

Gadis kecil itu tercenung. Matanya memandang bibir ayahnya

yang terus berkata-kata, tetapi pikirannya melayang menuju video yang ditontonnya di YouTube mengenai bom yang diledakkan di tiga gereja di Surabaya baru-baru ini. Walaupun ia tak terlalu mengerti arti dari rangkaian peristiwa itu, tetapi ia melihat foto anak-anak seusianya yang menjadi korban. Ia ingat teman-temannya di sekolah yang selalu bersama-sama belajar di kelas dan bermain di halaman sekolah.

Setelah Yunus dimuntahkan oleh ikan besar itu, ayahnya

melanjutkan, Yunus berjalan keliling di Kota Niniwe dan berseru-seru, “Empat puluh hari lagi, maka Niniwe akan ditunggangbalikkan!”

Ia mungkin melakukannya dengan ogah-ogahan, mungkin

suaranya pun diatur setengah volume agar tidak terlalu kedengaran oleh orang-orang Niniwe. Tetapi walaupun dengan setengah hati, ternyata orang-orang itu bertobat.

Raja Niniwe langsung memaklumkan puasa, bahkan ia

memerintahkan bukan hanya manusia saja, tetapi juga seluruh ternak harus berpuasa dan berselubungkan kain kabung.

Melihat semuanya itu, anehnya, Yunus malah marah. Benarlah

dugaannya, dan kecurigaannya kepada Allah terbukti.

“Jika saat ini Tuhan mengutus Papa ke tempat persembunyian

ISIS di suatu kota agar mereka bertobat, apakah Papa akan berangkat?” tanya gadis kecil itu. Nadanya datar sekali, tetapi tatapan matanya tajam tertuju ke mata ayahnya, menusuk ke dalam hatinya.

“Ohhh .... Hmm .... Papa tentu berangkat, Sayang .… Emang

enak mendekam tiga hari dalam perut ikan?” jawab ayahnya dengan

Nafiri JULI 2018

NAFIRI JUL 18 print.indd 15

15

6/20/18 10:21 AM


nada menggantung. Ia sebenarnya tidak berkata benar, tetapi ia merasa harus mengajari anaknya untuk tidak mencontoh Yunus yang membangkang itu.

Dalam hatinya ia berkata, daripada mendatangi sarang ISIS

dan berkhotbah; lebih baik ia pergi ke Purwodadi makan swike, atau ke Magelang makan kupat tahu, atau blusukan cari tongseng di Solo.

Ketika gadis kecil itu menatap ayahnya, ia teringat tubuh-

tubuh bergelimpangan berlumuran darah yang ia saksikan di YouTube, lalu kupingnya menangkap suara sedu sedan orang-orang yang menangisi anak-anak seusianya yang diantarkan ke kuburan untuk dimakamkan.

“Jika suatu saat Tuhan memintamu, kau pasti lebih hebat

daripada Yunus, Sayang,” kata ayahnya dengan wajah gembira dan hati yang bangga.

“Papa, apakah di dalam perut ikan besar itu ada Wi-Fi?”

tanya gadis kecil itu.

Ayahnya menatap mata gadis kecil itu. Sepertinya anaknya

sangat menghayati cerita yang baru disampaikannya dan begitu mengagumi Nabi Yunus.

Sepanjang malam gadis kecil itu tak bisa tidur

Aku tenggelam ke dasar bumi, pintunya terpalang di belakangku untuk selama-lamanya. Ketika itulah Engkau naikkan nyawaku dari dalam liang kubur, ya Tuhan, Allahku. YUNUS 2: 6

16

MILK or SOLID FOOD CHRISTIANS?

NAFIRI JUL 18 print.indd 16

6/20/18 10:21 AM


“Courage is contagious. When a brave man takes a stand, the spines of others are stiffened.” William Franklin Graham atau Billy Graham dilahirkan dalam sebuah keluarga Baptis yang saleh di Charlotte, Amerika Serikat tanggal 7 November 1918—meninggal di Montreat, North Carolina, Amerika Serikat, 21 Februari 2018 pada umur 99 tahun. Billy Graham adalah tokoh kebangunan rohani di Amerika Serikat pada abad ke-20. Sejak kecil, Billy Graham telah bercita-cita untuk melayani pekerjaan Tuhan. Ia tidak mempunyai latar belakang pendidikan teologi secara akademik. Ia hanya mengikuti kursus teologi di Florida Bible Institute, sebuah kursus teologi fundamental. Setelah menyelesaikan kursus teologinya, Billy Graham menjadi pendeta Baptis Selatan (Southern Baptist Convention). Pendiri Youth fo Christ (Pemuda bagi Kristus), Billy Graham sering menerima penghargaan dari berbagai survei, termasuk “Greatest Living American” dan secara konsisten termasuk ke dalam daftar orang yang paling dikagumi di Amerika Serikat dan di dunia.

“Seribu langkah itu dimulai dari langkah pertama, namun begitu ingin melangkah; banyak yang mengatakan akan repot, tidak ada dana, atau SDM yang kurang pengalaman. Komitment pelayanan itu harus bayar harga. Kunci kesuksesan pelayanan memerlukan keberanian melangkah. Bukan berarti tidak merencanakan dan tidak memperhitungkan kesulitan; tetapi penyertaan, kuasa, dan janji Tuhan harus dihitung. Justru kuasa Tuhan terlihat pada saat kita melangkah.” Pdt. William Ho (Saat diwawancarai oleh Redaksi Nafiri untuk Nafiri edisi Maret 2015 dengan tema “Hati-Hati, Tuhan Bisa Meninggalkan Gereja”)

Nafiri JULI 2018

NAFIRI JUL 18 print.indd 17

17

6/20/18 10:21 AM


Milk or Solid Food Christians? Tujuan: Mendorong pembaca untuk meningkatkan level kerohanian sehingga tidak mudah terprovokasi dengan segala bentuk penyesatan masa kini, dan bahkan dapat memiliki iman yang makin teguh.

18

Salah satu kebahagiaan saya sebagai orang tua adalah ketika saya melihat anak-anak saya bertumbuh dan berkembang dengan baik; terutama anak saya yang paling kecil yang baru saja masuk usia satu tahun. Saya melihat bagaimana anak saya yang semula minum susu saja, sekarang sudah bisa makan makanan yang sedikit lebih padat.

MILK or SOLID FOOD CHRISTIANS?

NAFIRI JUL 18 print.indd 18

6/20/18 10:21 AM


/ GI Alex Semuel Hermawan /

Nafiri JULI 2018

NAFIRI JUL 18 print.indd 19

19

6/20/18 10:21 AM


Awalnya, kami berikan bubur saring padanya. Dia makan dengan lahap untuk sementara waktu. Setiap kali waktu makan, pasti habis. Suatu hari, anak kami tidak menghabiskan bubur saringnya. Dia sangat sehat. Hanya saja hari itu dia menolak untuk menghabiskan bubur saringnya. Setelah beberapa hari seperti itu, kami memutuskan untuk mengganti bubur saring dengan bubur. Makanan ini dia habiskan. Kesimpulan kami, dia tidak mau bubur saring tetapi mau bubur, atau lebih tepatnya dia sendiri yang minta makan makanan yang lebih padat. Dengan kata lain, dia minta makanan yang lebih padat sebagai indikasi dari proses pertumbuhan dan perkembangannya. Melalui interaksi dengan anak kami ini, saya dihantar untuk merenungkan apakah kondisi rohani saya juga bertumbuh dan berkembang? Apakah saya secara rohani meminta makan makanan rohani yang padat atau saya masih terus minta susu? Kalau saya sebagai orang tua bahagia melihat anak saya bertumbuh dan berkembang, bukankah Bapa kita yang di surga pun bahagia melihat kita sebagai anak-anakNya bertumbuh dan berkembang? Kalau begitu bagaimana kita sebagai orang Kristen bisa bertumbuh dan berkembang? Apakah dalam pertumbuhan rohani, kita ‘makan makanan padat’; ataukah kita, walaupun sudah sekian lama menjadi orang Kristen, kita masih terus ‘minum susu’?

20

MILK or SOLID FOOD CHRISTIANS?

NAFIRI JUL 18 print.indd 20

6/20/18 10:21 AM


Mari kita renungkan dua ayat yang sangat relevan ini: “Susulah yang kuberikan kepadamu, bukanlah makanan keras, sebab kamu belum dapat menerimanya. Dan sekarang pun kamu belum dapat menerimanya.” (1 Korintus 3: 2) “Sebab sekalipun kamu, ditinjau dari sudut waktu, sudah seharusnya menjadi pengajar, kamu masih perlu lagi diajarkan asas-asas pokok dari penyataan Allah, dan kamu masih memerlukan susu, bukan makanan keras.” (Ibrani 5: 12) Apa yang dimaksud dengan susu dan makanan keras? Di dalam Perjanjian Baru, setidaknya ada dua kali “susu” dan “makanan padat” dicatat. Paulus di kitab Korintus dan penulis Ibrani sedang mengontraskan “susu” dan “makanan keras” untuk membuat sebuah analogi/perbandingan rohani. Kata “susu” dalam bahasa aslinya secara metafora berarti pengajaran dasar dari Kekristenan.1 Sedangkan “makanan padat” di dua ayat ini berarti doktrin atau pengajaran Injil yang lebih padat/kokoh, lebih komplit, dan lebih dalam.2

1 2

rasul paulus melihat bahwa untuk mengajarkan kebenaran yang lebih dalam tentang allah akan percuma untuk jemaat Korintus selagi mereka masih senang berdebat mengenai siapa yang terbesar di antara mereka sendiri

http://biblehub.com/greek/1051.htm http://biblehub.com/interlinear/hebrews/5-12.htm

Nafiri JULI 2018

NAFIRI JUL 18 print.indd 21

21

6/20/18 10:21 AM


Kenapa Paulus dan penulis Ibrani menulis ini? Paulus sedang mengoreksi beberapa masalah dalam gereja di Korintus dalam suratnya yang pertama. Ada satu masalah yang terjadi dalam gereja ini, yaitu mereka adalah manusia duniawi. Kenapa Paulus menyebut mereka manusia duniawi? Karena jemaat di Korintus tidak dewasa rohani. Beberapa dari mereka bukan saja bilang bahwa mereka dari golongan guru-guru tertentu (Paulus, Apolos, Kefas, dan Kristus). Mereka juga menyebabkan pertengkaran dan perpecahan di dalam gereja karena mereka berdebat siapa di antara guru-guru ini yang lebih rohani (ayat 3–23)! Rasul Paulus melihat bahwa untuk mengajarkan kebenaran yang lebih dalam tentang Allah akan percuma untuk jemaat Korintus selagi mereka masih senang berdebat mengenai siapa yang terbesar di antara mereka sendiri.3 Sedangkan untuk penulis Ibrani, dia sedang mengkritik pembaca karena mereka sudah menjadi orang Kristen untuk beberapa waktu namun tidak juga dewasa secara rohani. Dia tuliskan bahwa mereka semestinya sudah siap untuk mengajar orang lain, namun mereka harus kembali diajarkan prinsip-prinsip dasar.4 Jadi, terlihat jelas sekali di sini, sama seperti jemaat di Korintus dan pembaca asli kitab Ibrani, bahwa kita bisa menjadi orang Kristen untuk sekian lama namun kita bisa saja tidak bertumbuh secara rohani.

3 4

https://bible.org/seriespage/1-corinthians-3 https://bible.org/seriespage/lesson-16-grow-hebrews-511-63

22

MILK or SOLID FOOD CHRISTIANS?

NAFIRI JUL 18 print.indd 22

6/20/18 10:21 AM


Apakah semua orang Kristen tidak perlu ‘susu’? Menarik sekali kalau perbandingan yang sama ini dipakai oleh Rasul Petrus ketika dia sedang menguatkan orang-orang yang baru percaya yang tercerai-berai. Dalam 1 Petrus 2: 2, dia menuliskan, “Dan jadilah sama seperti bayi yang baru lahir, yang selalu ingin akan air susu yang murni dan yang rohani, supaya olehnya kamu bertumbuh dan beroleh keselamatan.” Rasul Petrus menegaskan bahwa kita perlu ‘susu’. ‘Susu’ penting tergantung dari tingkat kedewasaan rohani kita. Dan ‘susu’ bukan menjadi tujuan akhir. Tetapi, sama seperti bayi yang rindu akan susu, kita harus punya kerinduan yang sama agar rohani kita terus bertumbuh. Dan itu hanya dapat diisi oleh ‘makanan padat’; dengan terus memperdalam pemahaman kita akan Yesus Kristus. Adalah hal yang baik kalau kita menyadari bahwa kita ini diselamatkan oleh karena anugerah Tuhan. Anak kecil pun tahu kalau dia diselamatkan jika dia datang kepada Yesus meminta pengampunan. Yang perlu mereka pahami adalah Yesus mati untuk menggantikan dan menyelamatkan mereka; akibat dosadosa mereka. Tetapi ketika rohani kita bertumbuh, kita seharusnya rindu akan pengertian yang lebih dalam tentang Allah dan kehendakNya, dan bagaimana kita bisa hidup ketika rohani kita bertumbuh, lebih seperti Kristus kita seharusnya rindu akan pengertian (christlikeness). Inilah yang lebih dalam tentang Allah yang dimaksudkan penulis Ibrani ketika dan kehendak-Nya, dan bagaimana ia menulis “ajaran kita bisa hidup lebih seperti Kristus tentang kebenaran”.

(Christlikeness)

Nafiri JULI 2018

NAFIRI JUL 18 print.indd 23

23

6/20/18 10:21 AM


Bagaimana kita tahu kalau kita tidak bertumbuh secara rohani? Saya akan berikan beberapa pertanyaan penting untuk kita masing-masing jawab sendiri dengan jujur:

5

m

Apakah Anda merasa terusik kalau ada orang Kristen yang bisa melakukan sesuatu yang tidak bisa Anda lakukan, atau mereka kelihatannya lebih memiliki pengetahuan tentang Alkitab daripada Anda?

m

Apakah saudara/i kita dalam Tuhan kelihatannya melampaui Anda dalam perjalanan hidupnya dengan Tuhan? Mereka kok kelihatannya semakin hari semakin dekat dengan Kristus?

m

Apakah saudara/i kita dalam Tuhan kelihatannya mendapatkan kemenangan demi kemenangan dalam hal-hal yang tadinya sulit dalam hidup mereka? Misalnya: kebiasaan buruk, perbuatan dosa, atau kecanduan; padahal Anda sendiri tidak mengalami kemenangan seperti itu.

m

Apakah Anda sadar kalau Allah sedang membantu Anda untuk bertumbuh sedangkan Anda lebih memilih untuk tetap menjadi bayi rohani?

m

Apakah ada hal-hal yang kita simpan dari Tuhan yang Tuhan sebenarnya minta agar kita berubah?5

http://advindicate.com/articles/2015/9/1/god-wants-us-to-eat-meat

24

MILK or SOLID FOOD CHRISTIANS?

NAFIRI JUL 18 print.indd 24

6/20/18 10:21 AM


Bagaimana kita berpindah dari ‘susu’ ke ‘makanan padat’? Penulis kitab Ibrani tahu kalau ‘bayi-bayi’ rohani tidak bisa tetap menjadi ‘bayi’ selamanya. Kita perlu belajar dan bertumbuh agar kita lebih handal untuk taat firman Tuhan, lebih sensitif akan kehendak-Nya, dan membagikan kabar baik dengan sesama. Tetapi bagaimana kita berpindah dari ‘susu’ ke ‘makanan padat’? Ada banyak sekali cara yang dapat membantu kita untuk lebih bertumbuh dan lebih mengerti. Di bawah ini adalah beberapa ide.

4 Mengobrol dengan teman gereja atau orang Kristen lain.

Tanyakan pertanyaan yang ingin lebih Anda pahami, saling berbagi pemahaman satu dengan yang lain, dan saling menguatkan satu dengan yang lain selagi Anda belajar lebih dalam tentang Tuhan.

4 Baca Alkitab. Karena bagaimanapun juga inilah ‘makanan padat’! Bacalah bagian yang lebih mudah untuk dimengerti dan bagian yang lebih sulit.

4 Carilah pertolongan. Bacalah komentari-komentari Alkitab,

dengarkan rekaman khotbah atau beli buku-buku rohani untuk membantu Anda lebih mengerti bagian-bagian yang sukar sehingga Anda dapat bertumbuh.

4 Lakukan. Aplikasikan apa yang Anda baca dan pelajari bersama atau secara individu supaya kehidupan Anda semakin lama semakin seperti Kristus. Renungkan apa yang Anda pelajari tentang Tuhan, dan apa yang Anda pelajari tentang diri Anda sendiri, dan berdoa agar Tuhan menggunakan semua studi yang Anda lakukan untuk mengubah dan menumbuhkan kerohanian anda.6 Seperti yang dikatakan oleh seorang pengkhotbah, “Kebenaran saja tidak akan membawa perubahan hidup, tetapi kebenaran yang diaplikasikan itulah yang membawa perubahan.”

Jadi bagaimana? Apakah Anda termasuk orang Kristen yang ‘makan makanan yang padat’ ataukah masih ‘makan makanan yang lunak’? 6

http://fervr.net/bible/are-you-ready-for-solid-food

Nafiri JULI 2018

NAFIRI JUL 18 print.indd 25

25

6/20/18 10:21 AM


Jumat Agung Senja kematian membawa kemenangan

26

MILK or SOLID FOOD CHRISTIANS?

NAFIRI JUL 18 print.indd 26

6/20/18 10:21 AM


Nafiri JULI 2018

NAFIRI JUL 18 print.indd 27

27

6/20/18 10:21 AM


Paskah Fajar kehidupan menerbitkan harapan

28

MILK or SOLID FOOD CHRISTIANS?

NAFIRI JUL 18 print.indd 28

6/20/18 10:21 AM


Nafiri JULI 2018

NAFIRI JUL 18 print.indd 29

29

6/20/18 10:21 AM


Fotografer: Arief R, Angga, Djenny T, Ferry, Jonathan 30

MILK or SOLID FOOD CHRISTIANS?

NAFIRI JUL 18 print.indd 30

6/20/18 10:22 AM


Nafiri JULI 2018

NAFIRI JUL 18 print.indd 31

31

6/20/18 10:22 AM


Majelis periode ke-6

32

MILK or SOLID FOOD CHRISTIANS?

NAFIRI JUL 18 print.indd 32

6/20/18 10:22 AM


Nafiri JULI 2018

NAFIRI JUL 18 print.indd 33

33

6/20/18 10:22 AM


34

MILK or SOLID FOOD CHRISTIANS?

NAFIRI JUL 18 print.indd 34

6/20/18 10:22 AM


Nafiri JULI 2018

NAFIRI JUL 18 print.indd 35

35

6/20/18 10:22 AM


36

MILK or SOLID FOOD CHRISTIANS?

NAFIRI JUL 18 print.indd 36

6/20/18 10:22 AM


/ Ev Eddy Tan /

Bila kita bertemu seorang balita yang sedang asyik menyedot susu dari botol susunya, kita melihatnya biasa saja. Karena itu wajar. Tapi bagaimana bila kita bertemu seorang yang sudah berusia dua puluhan tahun yang masih minum susu dari botol susu balita? Atau gambaran lain, apa yang kita pikirkan dan rasakan bila kita bertemu dengan seorang berusia dewasa yang tak mampu mengunyah makanan keras, hanya mau menyantap bubur bayi padahal perangkat cernanya seperti gigi dan saluran pencernaannya normal? Nafiri JULI 2018

NAFIRI JUL 18 print.indd 37

37

6/20/18 10:22 AM


Keterbelakangan cerna, begitulah kira-kira dua kasus itu bisa kita sebut. Dan masalah ‘keterbelakangan cerna’ ini juga masalah besar dalam hal rohani. Dalam suratnya kepada jemaat di Korintus, rasul Paulus dengan geram sekaligus sedih menulis, “Dan aku, saudara-saudara, pada waktu itu tidak dapat berbicara dengan kamu seperti dengan manusia rohani, tetapi hanya dengan manusia duniawi, yang belum dewasa dalam Kristus. Susulah yang kuberikan kepadamu, bukan makanan keras, sebab kamu belum dapat menerimanya. Dan sekarang pun kamu belum dapat menerimanya. Karena kamu masih manusia duniawi. Sebab, jika di antara kamu ada iri hati dan perselisihan bukankah hal itu menunjukkan bahwa kamu hidup secara manusiawi?” (1 Korintus 3: 1–3). Gereja Korintus bukanlah gereja pelosok yang miskin. Justru gereja ini terletak di sebuah kota administratif yang memegang peran penting baik dalam perdagangan maupun politik. Letaknya yang strategis pada jalur perdagangan dan memiliki dua buah pelabuhan besar, membuat kota ini merupakan sebuah kota metropolitan yang makmur. Status sebagai metropolitan ini juga mempengaruhi jemaat Kristen di sana. Dengan gaya hidup yang hedonistik dan makmur secara ekonomi serta budaya politik yang kuat, kota Korintus seolah sudah merasuki jiwa jemaat Kristen yang bergereja di tengahnya. Pengaruh buruk hedonistik dari kota metropolitan macam Korintus terejawantah dalam lagak sosial dan intelektual dalam jemaat Korintus (bdk. E. A. Judge, The Social Pattern of Christian Groups in the First Century, 1960: 49–61). Mereka menyukai pidato yang muluk-muluk (1 Korintus 1: 20, 2: 1), kecenderungan mengeksklusif dengan menggolong-golongkan diri pada figurfigur idola mereka (1 Korintus 3: 3–4, 11: 18, 2 Korintus 12: 20), suka merasa lebih tahu (1 Korintus 4: 10) dengan berani mengubah ajaran rasul Paulus yang lebih keras untuk disesuaikan dengan minat orang pada masa itu (1 Korintus 15: 12). Belum lagi polemik karunia roh yang 38

MILK or SOLID FOOD CHRISTIANS?

NAFIRI JUL 18 print.indd 38

6/20/18 10:22 AM


dibanggakan dan dikejar (1 Korintus 12, 14) lebih daripada hal utama yakni kasih (1 Korintus 13). Mungkin secara lahiriah, jemaat Korintus adalah jemaat atau gereja modern yang berlimpah sumber daya, punya banyak program unggulan dan bidang-bidang pelayanan. Namun secara rohani, mereka justru alami keterbelakangan rohani, yakni keterbelakangan ‘cerna rohani’. Hal itu disebabkan karena mereka tak sudi menyantap makanan rohani keras, yang sudah semestinya mereka kunyah sesuai tingkat pertumbuhan mereka yang bukan Kristen baru. Hanya mau dengar khotbah yang lucu atau yang sesuai minat mereka sendiri. Kelas pemahaman Alkitab mereka mungkin masih ada yang hadir, namun mereka memilih guru-guru sesuai selera mereka. Itu pun suka terjadi pemelintiran doktrin penting untuk disesuaikan dengan keinginan dan tren topik masa itu. Lemahnya pola makan rohani mereka inilah yang menimbulkan banyak kekacauan di tengah jemaat: perpecahan (1 Korintus 1, 3), kesombongan rohani (1 Korintus 2, 3: 10–23, 4: 6–10), bersengketa di pengadilan sekuler (1 Korintus 6: 1–9), perzinahan (1 Korintus 5, 6: 15–19), hingga berani menolak rasul Paulus (1 Korintus 4: 7–8, 9: 1–6). Bisa dikatakan bahwa jemaat Korintus itu hanya besar secara fisik, tapi sedang rusak dan rapuh secara rohani. Dan kondisi tragis begini masih menjadi ancaman gereja-gereja hingga saat ini!

Nafiri JULI 2018

NAFIRI JUL 18 print.indd 39

39

6/20/18 10:22 AM


Apa solusi bagi ancaman kerusakan dan kerapuhan jemaat macam ini? Menarik sekali bahwa rasul Paulus menyisipkan satu bagian yang khusus bicara soal kasih di antara dua bagian yang menyoal karunia-karunia rohani dan ketertiban dalam ibadah jemaat. Teguran Kristus dalam surat apokaliptik Kristen, yakni kitab Wahyu, kepada jemaat di Efesus tampaknya pas disampaikan pada jemaat Korintus juga, “Namun demikian Aku mencela engkau, karena engkau telah meninggalkan kasihmu yang semula. Sebab itu ingatlah betapa dalamnya engkau telah jatuh! Bertobatlah dan lakukanlah lagi apa yang semula engkau lakukan. Jika tidak demikian, Aku akan datang kepadamu dan Aku akan mengambil kaki dianmu dari tempatnya, jikalau engkau tidak bertobat.� (Wahyu 2: 4–5). Kembali pada kasih mula-mula, kembali pada semangat ketika awal mereka mengenal Kristus Tuhan dan Penebus. Belum ada kepandaian apa-apa, bukan siapa-siapa, hanya orang berdosa yang beroleh anugerah keselamatan melalui kematian dan kebangkitan Kristus. Karakter kasih itulah yang seharusnya berkembang dalam jiwa kerohanian kita.

40

MILK or SOLID FOOD CHRISTIANS?

NAFIRI JUL 18 print.indd 40

6/20/18 10:22 AM


Paulus sudah menegaskan, agar setiap orang Kristen mengingat dan berteguh dalam ajaran mendasar dan paling esensial ini, “Sebab yang sangat penting telah kusampaikan kepadamu, yaitu apa yang telah kuterima sendiri, ialah bahwa Kristus telah mati karena dosadosa kita, sesuai dengan Kitab Suci, bahwa Ia telah dibangkitkan pada hari yang ketiga, sesuai dengan Kitab Suci, bahwa Ia telah menampakkan diri kepada Kefas dan kemudian kepada kedua belas murid-Nya (1 Korintus 15: 3–5). Kembali pada istilah kunci dalam tulisan ini, yakni “makanan rohani”, asas mendasar dan paling esensial itu adalah bahan makanan, bukan sajian. Bagi orang Kristen baru, bahan makanan penting itu memang mesti disajikan dalam bentuk yang lunak, seperti susu bagi balita. Namun bagi mereka yang sudah beranjak dewasa, tentu sudah mesti mengunyah makanan keras karena kemampuan cernanya sudah ada dan harus digunakan agar berfungsi baik sesuai ketersediaannya dalam diri kita. Kedewasaan rohani itu bertumbuh dalam membaca dan merenungkan firman Tuhan secara tulus, berjiwa pemelajar, dalam semangat ketahudirian di hadapan Tuhan Penebus, serta dalam tuntunan hikmat Roh Kudus. Kesombongan dan keegoisan kita dengan hanya mau menyantap yang enak dan instan saja itu hanya akan membuat kerohanian kita rusak dan merapuh. Kita ingin menjadi Kristen yang tumbuh dewasa dengan kuat dan sehat, atau penyakitan dan rapuh? Mengasihi Tuhan berarti punya kerinduan untuk lebih dekat dan lebih mengenal Dia. Maka tulisan ini ditutup dengan salam rasul Paulus, “Siapa yang tidak mengasihi Tuhan, terkutuklah ia. Maranata!” (1 Korintus 16: 22)

Penulis memperoleh gelar S.Th dari Seminari Alkitab Asia Tenggara (SAAT). Saat ini melayani sebagai Pengerja Gereja Sidang Kristus Bandung dan Guru Agama SD dan SMP SKKK Bandung. Nafiri JULI 2018

NAFIRI JUL 18 print.indd 41

41

6/20/18 10:22 AM


Tentang mission impossible pendirian panti asuhan Betzata, Sahabat Anak, dan geliat anak muda zaman now 42

MILK or SOLID FOOD CHRISTIANS?

NAFIRI JUL 18 print.indd 42

6/20/18 10:22 AM


/ Anton Utomo /

Mungkin kita sudah mengenalnya sejak sepuluh, dua puluh atau bahkan tiga puluh tahun lalu. Tak begitu banyak berbeda, karena ia tetap tampil energik dengan suara baritonnya yang khas di belakang mimbar. Walaupun usianya sudah menjelang kepala tujuh, Pendeta Dr. Bastian “Buby� Ticoalu senantiasa tampil memikat, tak hanya untuk jemaat senior, namun juga bagi kaum muda. Melalui paparannya yang sistematik, didukung data yang lengkap dan penguasaan bahasa kekinian, Pdt. Buby tetap ditunggu di mana pun oleh semua kalangan. Nafiri mendapat kesempatan berbincang selepas beliau menyampaikan firman Tuhan pada kebaktian umum kedua di GKY BSD akhir April lalu. Sang istri tercinta setia mendampingi saat kami melakukan wawancara di sebuah resto di dekat gereja kita.

Nafiri JULI 2018

NAFIRI JUL 18 print.indd 43

43

6/20/18 10:22 AM


Nafiri (NF): Bapak tetap tampak segar dan bersemangat walaupun baru saja berkhotbah dalam dua kebaktian. Padahal kami dengar pernah menjalani operasi jantung beberapa waktu lalu. Pdt. Dr. Buby Ticoalu (BT): Puji Tuhan saya sehat-sehat saja. Setelah operasi pemasangan ring jantung beberapa tahun lalu, saya memang selalu didampingi isteri saat bepergian ke luar kota. Saya juga hanya bersedia berkhotbah di kebaktian satu dan dua saja, terlalu lelah bila harus tampil di kebaktian sore juga. NF: Kami langsung ke pertanyaan inti ya Pak. Mengapa Pak Buby yang puluhan tahun berkecimpung sebagai gembala jemaat, dosen dan pengurus sekolah teologi, pada usia senja malah menginisiasi pembentukan panti asuhan dan sekolah bagi yatim piatu atau keluarga miskin? BT: Itu pertanyaan yang kerap ditanyakan kepada saya. Memang agak sulit menjelaskannya, terutama kepada orang yang tidak mengerti dan mengenal saya. Mungkin penjelasan saya harus dimulai dari visi yang saya terima dari Tuhan saat saya masih memegang jabatan di SAAT (Seminari Alkitab Asia Tenggara), Malang.

44

MILK or SOLID FOOD CHRISTIANS?

NAFIRI JUL 18 print.indd 44

6/20/18 10:22 AM


NF: Seperti apa dan kapan visi tersebut Bapak dapatkan? BT: Tuhan mengirimkan visi buat saya secara bertahap, semakin hari semakin jelas. Yang paling awal, saya masih ingat, adalah saat pesawat saya delay di Sydney dalam perjalanan menuju Singapura. Waktu itu, sambil menunggu, saya sempat ke toko buku. Di sana saya mendapatkan buku karya Bill Clinton yang berjudul Giving. “Setiap orang dapat mengubah dunia melalui memberi,” kata Clinton. “Saya menulis buku ini untuk mendorong orang memberi, sebab setiap orang pasti dapat memberi sesuatu, bagi orang-orang di tepi jalan atau bahkan bagi dunia. Tak pernah terlambat atau terlalu cepat untuk memulainya,” ujar Clinton di bagian pengantar. Hati saya terketuk tapi mencoba mengabaikan pesan yang saya baca itu. Saya hanya seorang pendidik dan pengkhotbah, dan saya merasa sudah memberikan yang saya miliki. NF: Jadi Bapak coba mengabaikannya? BT: Ya, bahkan saat visi itu semakin jelas dan hadir melalui doa-doa dan perenungan saya, saya tetap berkilah bahwa hal itu tidak mungkin. Saat itu mungkin saya persis seperti Musa yang menolak panggilan Allah. Dari mana saya punya dana untuk membangun panti asuhan? Kalau pun ada, bagaimana dengan pengoperasiannya. Isteri saya yang dulu pernah melayani di sebuah panti asuhan di Lombok juga mengakui tidak mudah mengelola sebuah panti asuhan. NF: Jadi Bapak merasa hal itu tidak mungkin dilakukan? BT: Ya; saya tidak muda lagi, tanpa pengalaman, tanpa dana; bagaimana mungkin mendirikan panti asuhan yang baik? NF: Lantas, bagaimana respons Bapak selanjutnya setelah hati digelisahkan oleh visi yang tampaknya impossible itu? BT: Dalam pergumulan dan doa, saya tiba-tiba teringat kembali ke masa silam, tatkala SAAT masih belum semapan sekarang. Saat itu, Pdt. Peter Wongso (mantan rektor SAAT sejak tahun 1964) pernah berkata, “Kalau Tuhan berkehendak, kita percaya tahun depan SAAT tetap ada, tapi kalau Tuhan berkata lain, bisa saja SAAT dibubarkan.” Mengapa Pak Wongso berkata demikian? Nafiri JULI 2018

NAFIRI JUL 18 print.indd 45

45

6/20/18 10:22 AM


Karena saya sebagai karyawan bagian keuangan tahu bahwa setiap bulan kas untuk membayar gaji karyawan dan kebutuhan lainnya selalu pas-pasan. Hampir tak pernah ada saldo tersisa untuk keperluan bulan depan. Jadi, kuncinya hanya berdoa saja. Saya akhirnya sadar bahwa bukan kekuatan dan kehebatan manusia yang memungkinkan visi ini terwujud, tapi semata-mata kesediaan saya dipakai oleh Dia. Kuasa-Nyalah yang memungkinkan itu terjadi. NF: Kemudian langkah-langkah apa yang Bapak lakukan untuk mewujudkan visi itu? BT: Langkah pertama adalah mengajukan permohonan pensiun dan resign dari SAAT pada tahun 2008. Sebenarnya beberapa tahun sebelumnya saya sudah memasuki usia pensiun, namun terus diperpanjang sampai saya mengajukan pensiun di tahun 2008 itu. Modal pertama kami saat itu adalah sebidang tanah warisan istri saya di perbukitan dekat kota Manado, Sulawesi Utara. Di tanah seluas enam ribu meter persegi itulah lokasi panti asuhan akan kami dirikan. Dan puji Tuhan, saudara-saudara isteri saya pun tergerak mempersembahkan tanah, sehingga luas tanah seluruhnya kini menjadi 2,4 hektar (termasuk pembelian tanah sekitarnya di kemudian hari). Semuanya terletak dalam satu area! 46

MILK or SOLID FOOD CHRISTIANS?

NAFIRI JUL 18 print.indd 46

6/20/18 10:22 AM


Sejak awal, saya menekankan kepada seluruh anggota yayasan, bahwa kita semua adalah volunter, relawan yang tergerak melayani anakanak tanpa bayaran satu rupiah pun

NF: Luar biasa! Bagaimana dengan pembangunan fisiknya. Bukankah itu membutuhkan biaya yang besar? BT: Setelah membentuk yayasan dan mengurus perizinan, barulah kami memikirkan pembangunan fisik. Sejak awal, saya menekankan kepada seluruh anggota yayasan, bahwa kita semua adalah volunter, relawan yang tergerak melayani anak-anak tanpa bayaran satu rupiah pun. Bahkan ongkos perjalanan saat kami berbelanja kebutuhan panti pun sampai saat ini dikeluarkan dari kantong sendiri. Hanya guru-guru dan pengasuh yang menerima honor bulanan. Pembangunan fisik dimulai dengan pembuatan gambar oleh arsitek yang dulu merancang SAAT. Kebetulan saya mengenalnya dengan baik karena saya adalah ketua pembangunan SAAT. Ketika pasangan arsitek dan kontraktor SAAT datang menyerahkan gambar desain lengkap, mereka juga menawarkan diri untuk membangun kompleks gedung panti asuhan tersebut. Saat itu saya hanya tertawa kecut dan langsung menolak tawaran mereka. Dari mana saya bisa membayar biaya pembangunan yang diperkirakan mencapai empat miliar rupiah itu?

Nafiri JULI 2018

NAFIRI JUL 18 print.indd 47

47

6/20/18 10:22 AM


“Apakah Bapak punya visi?” tanya mereka lugas. Saya terkejut, dan spontan menjawab, ”Visi ada, uang tidak ada!” Mereka tak surut dan malah melanjutkan, ”Kami percaya visi Bapak dari Tuhan. Kami akan membangun dan mencatat semua pengeluaran. Silakan mengangsur ketika dana tersedia. Kami percaya Tuhan yang mencukupkan!” NF: Ajaib! Bagaimana selanjutnya? BT: Selanjutnya adalah sejarah. Sejarah penyertaan Tuhan bagi kami, hambaNya. Kompleks gedung panti asuhan selesai dibangun pada Agustus 2009, tanpa menyisakan utang serupiah pun terhadap kontraktor! Tuhan menyediakan melalui tangan-tangan para hamba-Nya. NF: Jadi bangunan selesai akhir 2009 dan langsung menerima anak asuh? Dari mana mereka datang dan apa kriteria penerimaannya? BT: Sesuai visi panti kami yang resminya bernama “Rumah & Sekolah Betzata”, kami menerima anak-anak yang berusia 5–6 tahun dan benar-benar berasal dari keluarga tidak mampu dan atau yatim piatu, yang berasal dari Sulawesi Utara maupun daerah lainnya di Indonesia. NF: Mengapa dinamakan Rumah & Sekolah Betzata? BT: Betzata (Betesda) adalah nama kolam yang tertulis dalam Yohanes 5: 2. Dikisahkan ada orang yang tergeletak lumpuh selama 38 tahun. Tuhan Yesus menjumpainya dan bertanya, ”Maukah engkau sembuh?” Jawabannya amat memilukan, ”Tuhan, tidak ada orang menolong aku.” Di Betzata, Tuhan Yesus mengubah hidup orang yang lumpuh menjadi mandiri dan bermakna. Rumah dan sekolah Betzata adalah pelayanan nonprofit dari anak-anak Tuhan yang mau peduli untuk menolong anak-anak ‘yang lumpuh dan tak berdaya’ untuk ‘bangkit dan berjalan’. NF: Jadi anak-anak itu tinggal dan bersekolah di tempat sama? Seperti sekolah berasrama? BT: Ya, Betzata adalah Rumah dan Sekolah National Plus dalam satu area seluas 2,4 hektar. Sejumlah guru dan pengasuh mendampingi dan mendidik mereka selama 24 jam.

48

MILK or SOLID FOOD CHRISTIANS?

NAFIRI JUL 18 print.indd 48

6/20/18 10:22 AM


Landasan kami tetap Jehovah-Jireh, Tuhan yang menyediakan melalui anak-anakNya yang tergerak mengulurkan tangan. Tanpa pernah meminta dan membuat proposal, Tuhan selalu mencukupkan kebutuhan kami.

NF: Berapa jumlah anak yang diasuh sekarang? Dan tentu besar sekali biaya operasional yang harus ditanggung yayasan, apakah ada donatur tetap yang membiayai? BT: Saat ini total anak yang kami asuh sudah 85 orang. Angkatan pertama kini sudah akan naik kelas 3 SMP, itulah sebabnya kami akan merencanakan membuka SMK tahun depan. Biaya operasional untuk membayar 40 orang guru dan pengasuh serta memenuhi kebutuhan panti mencapai 230 juta rupiah per bulannya. Bagaimana memenuhi kebutuhan ini? Landasan kami tetap Jehovah Jireh, Tuhan yang menyediakan melalui anak-anakNya yang tergerak mengulurkan tangan. Tanpa pernah meminta dan membuat proposal, Tuhan selalu mencukupkan kebutuhan kami. Nafiri JULI 2018

NAFIRI JUL 18 print.indd 49

49

6/20/18 10:22 AM


Program pengurus baru (saya sudah tidak terlalu mengurusi operasional) memang kini antara lain membentuk “Sahabat Anak”, memfasilitasi donatur untuk membiayai seorang anak atau hanya ’setengah’ anak. Jadi semacam orang tua asuh bagi mereka. Tapi prinsipnya tetap tidak boleh meminta sumbangan atau membuat proposal. Juga; seluruh sumbangan digunakan hanya untuk sarana prasarana, kebutuhan anak, honor pengasuh, guru, dan karyawan. NF: Sungguh kami diberkati mendengar kesaksian Bapak. Masih berhubungan dengan kegiatan sosial kepada masyarakat yang kurang beruntung, bagaimana pendapat Bapak terhadap peran gereja, khususnya gereja Injili, merespons panggilan ini? BT: Maaf, saya harus katakan gereja Injili kurang merespons panggilan mulia ini. Tak banyak kita temukan panti asuhan atau panti jompo yang didirikan dan didukung penuh oleh gereja Injili. Di lingkungan GKY saya bersyukur beberapa tahun ini ada Yayasan Gema Kasih Yobel yang mendirikan sekolah untuk anak tidak mampu, atau rumah singgah yang baru belakangan didukung oleh Sinode GKY. Saya percaya gereja masa kini bisa berperan sebagai saksi Kristus untuk menyelamatkan jiwa melalui penyampaian firman sekaligus penyelamat masa depan anak-anak yang miskin dan tak berdaya. 50

MILK or SOLID FOOD CHRISTIANS?

NAFIRI JUL 18 print.indd 50

6/20/18 10:22 AM


Kita harus selalu mengevaluasi diri, tak terkecuali pola pelayanan di gereja-gereja kita. Contohnya, pada pelayanan kaum muda. Anak muda biasanya memiliki ide-ide besar dan mereka selalu merasa “dihambat” oleh kita generasi tua saat mencoba mewujudkan berbagai idenya itu. Mereka memiliki cara berpikir yang sangat berbeda dengan kita, apalagi yang lahir sesudah tahun 1985-an, di jaman digital yang merambah semua sendi kehidupan kita.

NF: Intinya, apakah pola pelayanan gereja, utamanya gereja tradisional sudah perlu dievaluasi lagi, untuk menjawab tantangan besar di masa depan? Tadi, dalam khotbah di gereja, Bapak sampaikan juga bahwa di kota-kota besar kini para pemuda mulai meninggalkan gereja, bukan hanya terjadi di Eropa tapi juga di Indonesia. BT: Tentu kita harus selalu mengevaluasi diri, tak terkecuali pola pelayanan di gereja-gereja kita. Contohnya, mari diskusi kita fokuskan pada pelayanan kaum muda. Anak muda biasanya memiliki ide-ide besar dan mereka selalu merasa ‘dihambat’ oleh kita generasi tua saat mencoba mewujudkan berbagai idenya itu. Mereka memiliki cara berpikir yang sangat berbeda dengan kita, apalagi yang lahir sesudah tahun 1985-an, di zaman digital yang merambah semua sendi kehidupan kita. Cara mereka berkomunikasi dan berinteraksi benar-benar sudah berbeda dengan kita. Juga cara mereka bekerja dan berkarya. Berapa banyak yang ‘bekerja’ sambil berbaring di kamarnya yang nyaman. Lama-lama mereka juga berpikir bisa mendengarkan khotbah secara online juga, tanpa perlu hadir di gereja. Itulah sebabnya kita harus bisa menyelami cara berpikir mereka dan dapat berbicara dalam ‘bahasa’ mereka agar komunikasi berjalan dengan baik.

Nafiri JULI 2018

NAFIRI JUL 18 print.indd 51

51

6/20/18 10:22 AM


NF: Jadi, sebenarnya apa penyebab mereka meninggalkan gereja? Dan bagaimana cara menarik mereka kembali? BT: Mereka harus diberi kesempatan mengambil bagian lebih besar dalam pelayanan, dan tidak perlu terlalu mencurigai mereka. Misalnya dalam kebaktian, mereka menginginkan suasana, pujian dan penyampaian firman dengan cara ‘berbeda’. Dalam penyampaian firman, anak-anak muda sangat menghargai data yang lengkap dan akurat. Ini bukan hal yang aneh, karena kalau ragu, dalam hitungan detik mereka dapat mencari data yang lebih lengkap melalui gadget di tangan mereka. Intinya, di tengah dunia kita sekarang bergerak begitu cepat, kita harus buktikan bahwa Injil tak pernah kehilangan relevansinya bagi semua manusia, termasuk kaum muda. Karena tak ada yang dapat mengisi kekosongan jiwa kecuali firman Allah yang hidup. Pesan yang harus sampai kepada generasi muda di tengah hiruk pikuk kebisingan dunia saat ini dan masa depan

Catatan penulis: Pdt. Buby Ticoalu kini tinggal bersama keluarga di Manado. Ia masih kerap bepergian untuk menerima undangan khotbah dan beragam pelayanan lainnya di Jakarta maupun kota-kota lainnya di Indonesia. Untuk mengenal lebih dekat Rumah dan Sekolah Betzata, silakan kunjungi : http://www.betzata-abd.org.

Pewawancara: Anton Utomo dan Titus Jonathan

52

MILK or SOLID FOOD CHRISTIANS?

NAFIRI JUL 18 print.indd 52

6/20/18 10:22 AM


“Apabila engkau menyerahkan kepada orang lapar apa yang kau inginkan sendiri dan memuaskan hati orang yang tertindas maka terangmu akan terbit dalam gelap dan kegelapanmu akan seperti rembang tengah hari� - Yesaya 58: 10

Nafiri JULI 2018

NAFIRI JUL 18 print.indd 53

53

6/20/18 10:22 AM


Ev. Roland B. Balang 54

MILK or SOLID FOOD CHRISTIANS?

NAFIRI JUL 18 print.indd 54

6/20/18 10:22 AM


halom dan selamat bertemu di dalam Kristus Yesus yang telah memberi saya kesempatan untuk mengerjakan misi-Nya di muka bumi ini.

Saya Ev. Roland B. Balang, dibentuk dan diperlengkapi Tuhan dari enam kami bersaudara. Saya berasal dari negara tetangga Malaysia, lulusan SMK, Sarjana Misiologi. Saya lahir dari keluarga yang percaya kepadaTuhan, tetapi hidup saya tidak benar di hadapan Tuhan; terjerumus dalam narkoba, seks bebas, pemabuk, dan penjudi. Tetapi atas anugerah Tuhan, Ia memanggil saya dan memakai saya untuk mengerjakan misi-Nya. Setahun saya mengambil dasar penginjilan, lalu saya diutus ke suatu daerah Pegunungan Meratus Kalimantan Selatan. Jarak tempat pelayanan kami jangkau dengan jalan setapak sekitar 15–16 jam dari kecamatan. Di situ Tuhan menghajar, menghancurkan hidup saya yang keras, sombong, dan hidup menurut keinginan daging. Saya diubah hingga mempunyai hati untuk mengasihi jiwa- jiwa yang ada di tempat saya melayani. Selama setahun saya berada di tengah- tengah mereka, tak ada yang peduli kepada saya. Keadaan ini memaksa saya harus mencari makan sendiri, kadang-kadang mencari singkong liar di pinggir sungai untuk mengganjal perut, dan makan gula merah dengan kelapa tua. Saya sering menangis kelaparan, saya memikirkan keluarga saya di kampung membuang-buang nasi dingin untuk peliharaan, tetapi Tuhan memberi kekuatan bagi saya sehingga tidak sedikit pun pikiran saya mau meninggalkan panggilan Tuhan. Yang terjadi malah saya tambah mengasihi jiwa-jiwa tersebut.

Nafiri JULI 2018

NAFIRI JUL 18 print.indd 55

55

6/20/18 10:22 AM


Tuhan memberi kekuatan sehingga tidak sedikit pun pikiran saya mau meninggalkan panggilan Tuhan Suatu ketika saya mengambil waktu untuk berdoa dan berpuasa minta jawaban dari Tuhan dengan panggilan saya tersebut, lalu Tuhan menjawabnya dengan terjadi mukjizat terhadap seorang anak dari dukun kepala. Menurut beliau anaknya tidak akan hidup lagi, setelah saya mendoakan anak itu, Tuhan langsung melakukan mukjizat-Nya di depan mata saya. Mulai saat itu saya bertambah yakin dengan panggilan Tuhan kepada saya, bukan hanya itu saja, Tuhan melakukan banyak mukjizat kepada orang sakit yang lain termasuk banyak dukun minta didoakan dan mereka disembuhkan sehingga mereka mengatakan saya dukun besar. Saya minta hikmat dari Tuhan apa yang saya lakukan selanjutnya bagi masyarakat yang belum mendengar Injil?

56

MILK or SOLID FOOD CHRISTIANS?

NAFIRI JUL 18 print.indd 56

6/20/18 10:22 AM


Tuhan memberi hikmat kepada saya untuk membuka sekolah buta huruf dengan modal nekat, dan tidak ada bantuan dari manamana. Sekolah tersebut kami bangun dengan dinding dari kulit kayu dan bambu, atap dari bambu. Mereka diajar bahasa Indonesia, menulis, menghitung; dan setelah mereka pintar mulailah Injil disampaikan. Dalam dua tahun saya melayani di Pegunungan Meratus dan membuka dua sekolah buta huruf. Dengan kuasa Tuhan akhirnya ada dua jiwa dibaptis. Dengan berjalannya waktu dan pelayanan saya di tengah- tengah masyarakat di Gunung Meratus, mulailah orang- orang yang tidak mengenal Tuhan mendekati saya untuk dilayani kesembuhan dan syukuran, maka Tuhan mengizinkan saya menghadapi tantangan dalam pelayanan. Saya diusir dan mau dibunuh, tetapi Tuhan tidak pernah tinggal diam melindungi saya dari masalah ancaman tersebut. Tuhan melepaskan saya dari ancaman tersebut maka makin rindulah mereka yang di pegunungan ingin mengenal Yesus dan mau menerima Yesus sebagai Tuhan dan Juru Selamat mereka. Setelah tiga tahun saya pelayanan di Gunung Meratus, saya berpindah ke Kalimantan Tengah di Kabupaten Lamandau. Tuhan mengutus saya di tengah- tengah Dayak Tomun yang masih kuat di dalam tradisi menyembah roh nenek moyang dan alam. Setahun saya berada di antara mereka, saya harus Nafiri JULI 2018

NAFIRI JUL 18 print.indd 57

57

6/20/18 10:22 AM


mempelajari tradisi mereka terlebih dulu. Mereka sangat sulit untuk diubah dari tradisi dan adat istiadat nenek moyang mereka. Saya mulai menyampaikan Injil kepada mereka secara langsung, tetapi kebanyakan ditolak, karena mereka tidak mau berpindah keyakinan. Saya mulai dimusuhi dan diusir oleh aparat desa dan bupati sendiri, lalu saya keluar dari desa itu dan meminjam sebuah lumbung padi seorang anak Tuhan tempat saya tinggal sementara. Puji Tuhan, atas anugerah Tuhan yang selalu memberi saya solusi yang sangat baik mempertemukan saya dengan PPMT (Pusat Pelayanan Misi Terpadu) di Mintin yang banyak memberi saya pengetahuan di bidang pertanian, peternakan, teknologi pangan, dan banyak lagi sebagai jembatan untuk mendekati mereka dalam menyampaikan Injil keselamatan. Setelah mengikuti selama empat puluh hari pelatihan di PPMT; maka dengan itu saya masuk kembali di tengah-tengah mereka untuk mengajar hidup bertani, beternak, dan makanan organik yang sehat, serta meningkatkan ekonomi mereka. Dalam waktu yang singkat, cara hidup masyarakat mulai berubah untuk dibina dan diberi pengetahuan untuk meningkatkan ekonomi mereka. Dengan perubahan kehidupan masyarakat mulai maju, aparat desa dan bupati mengizinkan saya melayani masyarakat tersebut sehingga mengizinkan saya mendirikan gereja untuk mereka yang sudah percaya kepada Tuhan sebagai Tuhan dan Juru Selamat mereka yang hidup.

58

MILK or SOLID FOOD CHRISTIANS?

NAFIRI JUL 18 print.indd 58

6/20/18 10:22 AM


Sekarang Tuhan telah memberi ladang ini untuk saya kerjakan memenangkan jiwa-jiwa yang belum diselamatkan. Sebelum mengikuti PPMT, persembahan jemaat sekali ibadah hanya 6–12 ribu rupiah, tetapi setelah kami mengelola pengetahuan yang dari PPMT ini, maka persembahan mereka mulai naik. Inilah yang Tuhan kehendaki dari saya untuk merealisasikan Kabar Baik yaitu Injil Keselamatan. Di akhir dari kesaksian ini, saya sekali lagi berterima kasih buat anak-anak Tuhan yang mendukung saya dalam pelayanan khususnya gereja GKY BSD yang telah membuka PPMT tempat kami hambahamba Tuhan diperlengkapi. Tuhan Yesus memberkati Nafiri JULI 2018

NAFIRI JUL 18 print.indd 59

59

6/20/18 10:22 AM


60

MILK or SOLID FOOD CHRISTIANS?

NAFIRI JUL 18 print.indd 60

6/20/18 10:22 AM


Bersaksi mengenai Kristus adalah salah satu tanggung jawab yang diemban oleh orang Kristen. Kisah Para Rasul 1: 8 pun mengatakan, “Tetapi kamu akan menerima kuasa, kalau Roh Kudus turun ke atas kamu, dan kamu akan menjadi saksi-Ku di Yerusalem dan di seluruh Yudea dan Samaria dan sampai ke ujung bumi.” Hal ini diangkat menjadi tema dalam acara Malam Misi dan Budaya yang diadakan di GKY BSD pada Sabtu, 21 April 2018. Acara dibuka pukul 6 sore dengan GI. Alexander sebagai pemimpin pujian mengajak jemaat menyanyikan lagu “God is Good”. Sesuai dengan nama acaranya, jemaat pun diajak menyanyikan lagu ini dalam bahasa yang berbeda; seperti bahasa Indonesia, Inggris, Mandarin, ataupun bahasa daerah di Indonesia. Malam misi dan budaya ini pun juga menampilkan persembahan pujian yang dibawakan oleh Paduan Suara Sharon, Sion, dan Fidelis; serta persembahan pujian dalam suara musik angklung yang dibawakan oleh Komisi Kaleb. Pada acara ini, Ev. Roland Bangau Balang, seorang misionaris dari negeri tetangga, memberikan kesaksian mengenai hidupnya yang semula jauh dari Tuhan. Namun, akhirnya Tuhan menjangkau dan mengubahkan hidupnya sehingga dia dapat dipakai untuk kemuliaan-Nya. Dia menceritakan bagaimana hidupnya dapat dipakai Tuhan untuk membangun sekolah, membangun gereja, melakukan mukjizat, dan penginjilan di desa-desa yang berada di daerah Kalimantan. Khotbah firman Tuhan dibawakan oleh Pdt. Buby Ticoalu. Pendeta Buby menantang jemaat untuk bersaksi mengenai Kristus. Bersaksi mengenai Kristus tidak hanya dapat dilakukan dalam kegiatan penginjilan, namun juga dalam sikap hidup yang dijalani sehari-hari. Marilah kita lebih bersemangat untuk bersaksi sampai kedatangan Tuhan yang kedua kali. Biarlah Roma 10: 14 menjadi perenungan kita untuk menjadi saksi bagi Kristus. “Tetapi bagaimana mereka dapat berseru kepada-Nya, jika mereka tidak percaya kepada Dia? Bagaimana mereka dapat percaya kepada Dia, jika mereka tidak mendengar tentang Dia. Bagaimana mereka mendengar tentang Dia, jika tidak ada yang memberitakan-Nya?” /Eric Ganiwijaya Hasan Nafiri JULI 2018

NAFIRI JUL 18 print.indd 61

61

6/20/18 10:22 AM


62

MILK or SOLID FOOD CHRISTIANS?

NAFIRI JUL 18 print.indd 62

6/20/18 10:22 AM


Nafiri JULI 2018

NAFIRI JUL 18 print.indd 63

63

6/20/18 10:22 AM


GI. Royke Jenly Ngajow

Ketika Tuhan Menguji Komitmen Hamba-Nya 64

MILK or SOLID FOOD CHRISTIANS?

NAFIRI JUL 18 print.indd 64

6/20/18 10:22 AM


/ Elasa Noviani /

Sejak bergabung dengan GKY BSD tahun 2013, guru Injil yang satu ini sering terlihat agak nyeleneh karena menyambut jemaat dengan berdiri di luar pintu masuk gedung (Graha GKY), sementara para usher dan guru Injil yang lain berjejer di dalamnya ‘sesuai prosedur’. Sikapnya yang terasa agak SKSD (sok kenal, sok dekat) ini kadang menimbulkan tanda tanya, siapakah orang ini? Kenapa dia mau repot-repot membukakan pintu mobil sambil membantu jemaat—terutama para lansia— untuk turun dari mobil dan masuk ke dalam gereja? Royke—panggilan akrab GI. Royke Jenly Ngajow—memang sejak muda senang memperhatikan dan melayani orang lain. Hal itu dilakukannya dengan sangat natural, tanpa beban atau motivasi pencitraan. Bahkan sampai sekarang di GKY BSD Royke dipercaya menjadi Pembina Komisi Kaleb, sesuai dengan bidang yang dia doakan. Lahir dari keluarga Kristen tidak membuat Royke otomatis mengenal Kristus. Baru setelah mengikuti Bible camp di kampus Universitas Sam Ratulangi, Manado, tahun 1988, Royke menerima Kristus secara pribadi. Sejak itu dia aktif dalam pelayanan dan menjadi pengurus. Dari awal, dia selalu mengambil bidang pemerhati dan perlawatan, karena di situlah Tuhan menaruh beban hatinya.

Nafiri JULI 2018

NAFIRI JUL 18 print.indd 65

65

6/20/18 10:22 AM


Tangan Hampa Semakin rajin terlibat pelayanan, membuat Royke semakin rindu untuk bertumbuh dan mengenal Tuhan lebih dalam. Saat itu dia belum terpikir untuk menyerahkan diri menjadi hamba Tuhan. Sampai suatu hari ada sebuah lagu yang sangat menyentuh hatinya. Lagu itu berjudul “Must I Go, and Empty-Handed?” yang diterjemahkan menjadi “Layakkah ‘Ku Pergi dengan Tangan Hampa”. Lagu ini terus menerus menggelisahkan hatinya. Charles Caroll Luther yang mengarang lagu itu terinspirasi oleh kisah seorang pemuda yang menjelang kematiannya mengungkapkan penyesalannya karena belum sempat membawa jiwa bagi Tuhan. Kutipan kata-kata dalam beberapa bait yang dia ingat kira-kira berbunyi sebagai berikut:

“Bila Tuhan memanggilku, layakkah kujumpa Dia? Layakkah kupulang dengan tangan hampa, belum seorang pun yang ku bawa. Kini pulang ku tak sesal, jiwaku telah diselamatkan. Namun hatiku sedihlah, karena pekerjaanku belum berbuah. Ku rela serahkan diriku ‘tuk memberitakan Injil.”

Begitulah sampai berminggu-minggu lagu itu sering dinyanyikan di gereja. Tak jarang, saat menyanyikan lagu itu hati Royke sangat tersentuh dan tanpa dapat ditahan air matanya pun menetes. 66

MILK or SOLID FOOD CHRISTIANS?

NAFIRI JUL 18 print.indd 66

6/20/18 10:22 AM


“Saya tidak bisa melupakan kata-kata dalam lagu itu,” kata Royke. Lirik lagu itu seakan terus bergema dalam pikirannya. Hingga suatu hari, sepulang dari kebaktian, dia berlutut dan bertanya pada Tuhan, “Tuhan, apa maksudnya ini?” Kemudian dia sharing kepada pembimbing rohaninya dan ditantang kalau memang ingin dipakai lebih lagi dia sebaiknya masuk ke sekolah teologi. Belum Waktunya Setelah itu, tanpa sengaja Royke bertemu dengan seorang teman yang kuliah di SAAT (Seminari Alkitab Asia Tenggara). Dia diberi pembatas Alkitab bergambar kampus SAAT di Malang. Royke merasa tertarik dan dia mencari informasi dari para pembina yang pernah kuliah di sana. Dari info-info yang didapat, hatinya semakin bulat untuk kuliah di SAAT. Waktu itu dia masih duduk di semester enam Fakultas Peternakan. Itu sebabnya, para pembimbing menyarankan supaya dia menyelesaikan dulu S-1nya agar jangan menjadi kesaksian yang kurang baik bagi adik-adik kelas. Setelah lulus S-1, awal tahun 1996 Royke mendaftar ke SAAT dan diterima. Dia pun kuliah dengan sepenuh hati. Pada tahun 1998 Royke mendapat kesempatan untuk praktek di GKKK Bandung. Sebenarnya, saat itu belum waktunya untuk praktek di suatu gereja, tetapi karena ada kebutuhan hamba Tuhan, maka dia yang diminta untuk berangkat. Dia mendukung pelayanan GKKK Bandung selama setahun sebelum kembali lagi ke SAAT. Semua berjalan lancar sampai awal tahun 2000 ketika dia sedang bersiapsiap untuk pergi pelayanan dengan beberapa teman ke Tulung Agung. Ketika sedang makan pagi sebelum berangkat, tiba-tiba seorang temannya bertanya, “Roy, kenapa di leher kamu ada benjolan?” Nafiri JULI 2018

NAFIRI JUL 18 print.indd 67

67

6/20/18 10:22 AM


Royke baru sadar bahwa memang ada benjolan yang cukup besar dan keras di lehernya. Dia batal ke Tulung Agung dan menemui dokter kampus, yaitu dokter Teja. Setelah diperiksa, dokter merujuk Royke ke RS Panti Waluyo untuk melakukan CT Scan. Dari hasil CT Scan terlihat benjolannya ada dua, yang satu menonjol ke arah luar, yang satu ke dalam. Dokter memberitahu Royke benjolan itu berbahaya karena menekan pita suara dan menyarankan agar segera dilakukan operasi (biopsi). “Saya cukup kaget karena semuanya sangat mendadak,” kata Royke. Keesokan harinya Royke langsung dibiopsi dan dia opname selama seminggu di rumah sakit sampai lukanya kering. “Saya senang karena sudah boleh pulang dan saya kira sudah sembuh.” Langsung Lemas Ternyata sepuluh hari kemudian ada telepon dari dokter Teja ke asrama SAAT. Waktu itu Royke sedang mengikuti kuliah malam. Tetapi dokter mendesak Royke untuk segera menemuinya, padahal hari sudah pukul 20.00. Dokter Teja membuka pembicaraan dengan mengajak Royke untuk bersyukur bahwa operasi berjalan lancar dan lukanya sudah kering. Tetapi setelah menyampaikan good news tersebut, dokter berterus terang tentang adanya bad news: Hasil biopsinya menunjukkan bahwa benjolan tersebut adalah kanker. “Mendengar kata kanker, saya langsung lemas, tidak tahu harus berkata apa,” kata Royke. “Malam itu dokter Teja menyuruh saya minta tolong kalau ada saudara di Bandung untuk menanyakan suatu proses pengobatan di bagian kedokteran 68

MILK or SOLID FOOD CHRISTIANS?

NAFIRI JUL 18 print.indd 68

6/20/18 10:22 AM


nuklir di RS Hasan Sadikin. Tetapi saya tidak punya saudara di Bandung, yang saya punya adalah saudara dalam Kristus di GKKK.” “Jadi, pada malam itu saya baru mengerti rupanya praktek satu tahun saya di Bandung adalah pengaturan Tuhan untuk mempersiapkan saya menghadapi kondisi ini.” Sesampai di kampus, Royke langsung menelepon rekannya di GKKK untuk minta tolong dicarikan informasi mengenai pengobatan yang disebutkan oleh dokter Teja. Rekan di GKKK dengan cepat melakukan kontak dengan bagian kedokteran nuklir Hasan Sadkin untuk berkonsultasi. Ternyata proses untuk mendapatkan pengobatan ini tidak dapat dilakukan secara langsung. Royke harus menunggu sekitar satu bulan.

mempersiapkan saya menghadapi kondisi ini Nafiri JULI 2018

NAFIRI JUL 18 print.indd 69

Rupanya praktek satu tahun saya di “ Bandung adalah pengaturan Tuhan untuk

69

6/20/18 10:22 AM


“Selama satu bulan menanti, saya seperti orang yang sangat dimanjakan. Semua teman dan dosen memperhatikan saya. Awalnya saya belum merasakan kekhawatiran apa-apa. Saya menikmati makan dan tidur biasa saja,” kenang Royke. “Seorang dosen, Bapak Benny Solihin, malah setiap hari sehabis memberi kuliah memanggil saya dan menguatkan saya.” Namun, suatu kali ketika Pak Benny bertanya, “Kalau Tuhan memanggil kamu, apakah kamu sudah siap?” “Saat itu tiba-tiba saya merasa down,” ujar Royke. “Kan kita kalau bertanya kepada orang yang sehat, ‘Apakah kamu siap?’ jauh lebih gampang. Tetapi, ketika dalam keadaan seperti itu saya yang ditanya, ternyata sulit sekali untuk menerima. Saya benar-benar down.” “Tetapi, sebagai calon hamba Tuhan, tentu saya gengsi. Masak saya menjawab tidak siap. Jadi saya jawab, ‘Iya … siap’.” Jelas Sekali Namun, sejak hari itu Royke menjadi sulit tidur. Setiap malam dia menangis dan bertanya kepada Tuhan. “Tuhan, saya sudah tinggalin semua, mau jadi hamba Tuhan, kok saya malah dikasih sakit begini?” Royke bahkan merasa marah pada Tuhan, sampai membuat temantemannya sedih dan kasihan kepadanya. Setiap malam mereka datang ke kamar Royke, berlutut dan berdoa untuknya. Seminggu kemudian, sehabis berdoa, Royke mencoba tidur. Tetapi, malam itu dia sangat gelisah dan sulit tidur.

70

MILK or SOLID FOOD CHRISTIANS?

NAFIRI JUL 18 print.indd 70

6/20/18 10:22 AM


“Malam itu saya tidak tahu apakah sebenarnya saya tidur atau tidak. Antara sadar dan tidak sadar, mungkin mimpi atau memang Tuhan benar-benar datang, saya tidak tahu. Saya tidak melihat wajah-Nya, tetapi saya mendengar suara yang sangat tegas dan jelas sekali,” cerita Royke menggebu-gebu. “Suara itu berkata, ‘Roy, kamu tidak punya hak untuk marah kepada-Ku. Hidup dan napas yang ada padamu, adalah milik-Ku. Kalau Aku sudah mau ambil, kamu tidak punya hak untuk marah’,” tutur Royke, membuat bulu kuduk yang mendengar berdiri. “Suara itu jelaaassss banget.” Dia pun kaget dan terbangun. Hari ternyata masih malam. Royke langsung berlutut dan minta ampun kepada Tuhan. Dia ingat sekali doa yang diucapkannya malam itu, “Tuhan, ampuni saya. Kalau Tuhan malam ini mau ambil nyawa saya, saya siap. Tapi Tuhan, saya sudah sekolah teologi beberapa tahun, dan sudah hampir selesai. Mohon Tuhan kasih kesempatan kepada saya untuk membawa jiwa satuuuuu orang saja untuk saya hantar kepada Tuhan. Amin.” Dia naik ke ranjang dan tidur lagi. Malam itu Royke tidur dengan sangat pulas. “Ketika saya makan pagi sehabis saat teduh, semua teman yang bertemu di tempat makan merasa heran dan bertanya-tanya, “Roy, kok wajahmu berubah ya. Kemarin-kemarin suram sekali, tapi kenapa hari ini ceria sekali?” Beberapa dosen juga mengatakan hal yang sama. Memang, sejak malam itu, Royke mempunyai keyakinan yang teguh bahwa Tuhan pasti menyembuhkan dia.

Nafiri JULI 2018

NAFIRI JUL 18 print.indd 71

71

6/20/18 10:22 AM


Cepat-Cepat Lari Setelah satu bulan berlalu, Royke berangkat ke Bandung. Dia tidak dikemoterapi tetapi di-treatment dengan nuklir. Dia dimasukkan ke ruang isolasi dan disuruh untuk meminum cairan radioaktif. “Sebelum saya meminumnya, beberapa calon dokter (ko-as) mengelilingi saya untuk mengamati. Tetapi, begitu saya minum, tiba-tiba mereka semua cepat-cepat lari ke luar dan pintu ditutup. Saya sampai kaget dan tidak mengerti mengapa,� Royke menceritakan pengalamannya. Selama seminggu dia tidak boleh dikunjungi dan tidak bisa berinteraksi dengan siapa pun. Bahkan dokter pun hanya sesekali memeriksa perkembangannya. Dokter tersebut membawa alat detektor radiasi nuklir, yang mengeluarkan bunyi kencang ketika mendekati Royke. Pengantar makanan juga tidak diperbolehkan masuk. Mereka hanya meletakkan makanan di depan pintu yang berlapis dan meneriakkan melalui interkom bahwa makanan sudah siap untuk diambil sendiri oleh Royke.

72

MILK or SOLID FOOD CHRISTIANS?

NAFIRI JUL 18 print.indd 72

6/20/18 10:22 AM


Ruang isolasi tersebut sangat besar, tetapi tidak ada apa-apa yang dapat membuatnya sibuk. TV tidak ada. Bacaan tidak ada. Seminggu itu Royke benarbenar merasa sangat kesepian. Teman-teman dari gereja kalau datang menjenguk juga hanya bisa berkomunikasi melalui interkom. Mereka membawakan makanan dan minuman yang diperlukan Royke. Biasanya dia menanyakan nama orang yang membesuk, sehingga walaupun dia tidak bertemu muka, dia ingat siapa saja yang menjenguknya. Setelah seminggu, detektor yang dibawa oleh dokter bunyinya sudah semakin lemah, sehingga dia akhirnya diperbolehkan pulang. Royke pun kembali ke Malang melanjutkan kuliahnya di SAAT. Tiga bulan kemudian dia harus kembali ke Bandung untuk menjalani treatment yang sama dengan nuklir. Dalam setahun, dia harus menjalani treatment hingga tiga kali. Berbeda dengan treatment yang pertama dimana Royke tidak merasakan apa-apa, treatment yang kedua dan ketiga membuat dia sangat mual sampai sulit sekali tidur. Seminggu setelah perawatan yang ketiga, tim dokter melakukan pemeriksaan. Puji Tuhan! Jaringan kankernya sudah hancur semua ‌ walau seumur hidup Royke harus minum Tirax, yaitu pengganti hormon untuk tiroid. Royke mengenang semuanya itu sebagai cara Tuhan untuk menguji dan memperteguh panggilan-Nya. Kita doakan supaya GI. Royke Jenly Ngajow tetap setia sampai akhir; dan banyak jiwa dapat diantar kepada Tuhan melalui pelayanannya! Amin!

Nafiri JULI 2018

NAFIRI JUL 18 print.indd 73

73

6/20/18 10:22 AM


Whusss ‌ whusss ‌ whusshh ‌ ada sesosok besar lewat. Warnanya terlihat cerah, merah, dan berkilat. Cahaya matahari menyinari sosok tersebut yang memantul ke sana kemari. Orang-orang yang melihatnya kagum dan memuji orang yang mencanangkannya. Bentuknya panjaaang dan memiliki banyak jendela, ban besar, dan jok baru. Sosok apakah itu? Bus. Ya Suroboyo Bus namanya. Sekitar seminggu sebelum terjadinya peristiwa teror bom, kebetulan saya dan beberapa teman kantor mendapat tugas untuk menjalani ujian profesi di Surabaya sehingga kami mendapat kesempatan untuk melihat langsung Suroboyo Bus ini. Lalu apa yang menarik dari Suroboyo Bus ini? Yuk mari kita simak bersama.

74

MILK or SOLID FOOD CHRISTIANS?

NAFIRI JUL 18 print.indd 74

6/20/18 10:22 AM


/ H u m p re y / Suroboyo Bus ini diluncurkan oleh Bu Risma, Wali kota Surabaya pada tanggal 7 April 2018 (eh ini ga ada kaitan ama politik or pilkada yah… :p). Bus ini kabarnya merupakan upaya beliau untuk mengurangi kepadatan kendaraan yang semakin bertambah dari tahun ke tahun. Sama aja dong ama Jakarta dengan Bus Transjakartanya? (biasa kita sebut busway … hehe …). Konsepnya sama, tetapi ada yang beda nih.

Apa yang beda? Ternyata selain sebagai transportasi massal untuk mengurangi kemacetan, Suroboyo Bus ini memiliki misi lain yaitu untuk mengurangi sampah plastik di Surabaya. Maksudnya? Pak Tri, Pak Putu, dan Pak Sutirman; sopir taksi online yang kami tumpangi mengatakan hal yang sama, ”Naik bus yang itu tuh, yang merah, ga usah bayar pake uang, bayar aja pake botol plastik, bisa keliling-keliling Surabaya. Mobilnya bagus, baru, merek Mercy lagi” Ya … bayar tiket bus pakai sampah plastik. “Penumpang membayar dengan menggunakan 10 gelas plastik air mineral, 5 botol plastik ukuran sedang, atau 3 botol plastik ukuran besar. “Jadi lewat Suroboyo Bus ini, sampah plastik kami kumpulkan lalu disetorkan ke bank sampah, lalu dijual untuk didaur ulang menjadi bahan yang lebih bermanfaat.”

Nafiri JULI 2018

NAFIRI JUL 18 print.indd 75

75

6/20/18 10:22 AM


Sampah yang dikumpulkan itu bisa diserahkan pada petugas yang ada

di dalam bus. Namun apabila penumpang tidak ingin membawa sampah plastik; bisa menukarnya di bank sampah, di drop box halte, dan drop box terminal Purabaya, yang sudah bekerja sama dengan Dinas Kebersihan dan Ruang Terbuka Hijau Kota Surabaya (DKRTH).

Setelah menukarkan sampah, penumpang akan mendapatkan kartu

setor sampah yang nantinya bisa digunakan untuk naik bus dan ditukar dengan tiket. “Jadi tidak usah lagi bayar pakai uang. Cukup bayar pakai sampah. Nanti penumpang bisa keliling atau jalan-jalan di Surabaya selama dua jam secara gratis. Pembayaran semacam ini, pertama kalinya di Indonesia, tepatnya di Surabaya. Semoga bisa memberikan dampak yang baik,” imbuh Bu Risma (sekali lagi, ini bukan kampanye yaaa, saya cuma mengutip idenya … haha … :p).

Suroboyo Bus ini memiliki dua belas CCTV serta ramah penyandang

disability, lansia, dan ibu hamil dengan desain low entry (tinggi pintu masuk yang rendah) menggunakan tombol khusus yang jika dipencet, asisten pengemudi akan membantu penyandang disability ini untuk naik ke bus. Apakah semuanya serba lancar seperti cerita di atas? Tidak juga, ada saja berita-berita miring, mulai dari penumpang yang komplain karena ternyata kurang cocoknya jembatan Terminal Purabaya untuk low deck sehingga harus diperbaiki dulu jembatannya. Ruang tunggu yang katanya kurang memadai untuk duduk, waktu tunggu bus yang lama karena harus dibersihkan dulu, AC yang kurang dingin, televisi ukuran sedang yang hanya menayangkan cara penukaran limbah botol plastik, dan hitung-hitungan penukaran limbah plastik yang kabarnya hanya bisa menutupi sekitar sepuluh persen dari harga tiket. Ya memang transportasi publik ini sebenarnya gratis, pemerintah hanya ingin mendidik masyarakat kotanya dalam mengelola sampah plastik yang sulit terurai.

Hmmm … sekarang kita coba lihat dari sudut yang lain. Di kota tempat

kita tinggal, sampah plastik itu biasanya kita lempar ke tong sampah (jemaat jangan buang sampah sembarangan ya … hehe …). Ya memang itu mungkin sudah tidak bernilai lagi bagi kita.

76

MILK or SOLID FOOD CHRISTIANS?

NAFIRI JUL 18 print.indd 76

6/20/18 10:22 AM


Kita buang, lalu para pemulung memungut kembali sampah tersebut,

dijual lagi ke bandar plastik, dipilah-pilah, dibersihkan lalu dijual lagi ke pabrik plastik. Pabrik mendaur ulang/mengolah lagi plastik bekas tersebut untuk menjadi perabotan plastik (umumnya plastiknya menjadi berwarna hitam/lebih gelap). Sesuatu yang tidak bernilai, bila di tangan yang tepat ternyata bisa mendapat kesempatan kedua untuk menjadi barang lain yang juga memiliki nilai lebih.

Ibarat plastik yang sudah tidak bernilai, bagaimana bila kita bandingkan

dengan diri kita yang berdosa? Bukankah kita ini orang yang bahkan sejak sebelum lahir sudah memiliki dosa asal? Bahkan sejak kecil tanpa diajari pun kita sudah bisa berbohong kan? Ditanya oleh orang tua kenapa makan permen? Jawabnya, “Ga makan kokkkk!” (padahal tadi sudah makan dua). Ditanya tadi ngapain ke rumah teman? Dijawab, ”Belajar bersama,” (padahal main PlayStation) dan seterusnya. Berbagai macam dosa kita lakukan hingga kita dewasa, tapi herannya Tuhan kok ga muak ya melihat tingkah laku kita? Seperti tertulis dalam Yesaya 64: 6, “Demikianlah kami sekalian seperti seorang najis dan segala kesalehan kami seperti kain kotor; kami sekalian menjadi layu seperti daun dan kami lenyap oleh kejahatan kami seperti daun dilenyapkan oleh angin.”

Yang lebih heran lagi, seperti contoh plastik daur ulang di atas, Tuhan

memberi kita kesempatan kedua. Dosa kita yang menjijikkan bagi Tuhan justru sudah Tuhan tebus dengan darah-Nya yang kudus di kayu salib, sehingga setiap kita yang sebenarnya sudah tidak bernilai karena dosa justru diselamatkan dari kematian kekal.

Sebagaimana ada tertulis juga dalam Yohanes 3: 16, “Karena begitu

besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan AnakNya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal,” maka kita sebagai anak Tuhan tentunya harus senantiasa bersyukur bahwa kita diberi kesempatan untuk menjadi bernilai kembali dan dilayakkan untuk melayani-Nya. Dapatkah Anda melihat anugerah-Nya yang sangat indah ini? Mudah-mudahan iya. Tuhan memberkati kita semua

Nafiri JULI 2018

NAFIRI JUL 18 print.indd 77

77

6/20/18 10:22 AM


Mendidik Anak Hari Jumat pagi sebelum berangkat sekolah Kristian merengekrengek minta uang jajan, tapi ibu tidak mengabulkannya. “Siapa suruh kamu habiskan jatah uang jajanmu,” kata ibu ketus. “Kalau mau jajan cari uang sendiri sana!” Sepulang dari sekolah, pada hari Senin, ibu memperhatikan Kristian datang sambil mengunyah cokelat kesukaannya. “Wah, dapat dari mana cokelatnya?” tanya ibu menyelidik. “Beli dari warung sebelah,” sahut Kristian datar. “Lho, bukannya uang jajan kamu sudah habis?” “Ibu lupa ya kemarin kasih aku uang sepuluh ribu rupiah waktu mau ke gereja?” “Tapi uang itu kan untuk dikasih ke gereja?” kata ibu dengan suara meninggi. “Aku tahu, Bu,” jawab Kristian lagi. “Tapi kemarin aku ketemu pak pendeta di pintu, dan katanya aku boleh masuk dengan gratis!”

78

Salah Sasaran Erik berniat mengadakan jamuan makan malam menyambut pendeta yang baru. Begitulah, sementara istrinya sibuk menyiapkan hidangan, sang suami repot dengan persiapan anekdot-anekdot sebagai penghangat suasana. “Jangan ceritakan anekdot yang sudah basi,” pesan istrinya, mengingatkan Erik yang gemar mengulang-ulangi cerita yang sama. “Pokoknya, kalau ada anekdot yang sudah pernah aku ceritakan, kamu kasih kode dengan menendang kakiku,” Erik memberi solusi. Demikianlah pada waktu yang ditentukan mereka sudah duduk mengitari meja makan, bersantap malam sambil ngobrol ngalor ngidul. Tapi karena terlampau banyak bercerita, Erik tidak menyadari sedang mengulang anekdot yang sudah usang. Duk! Sang istri mulai mengirim pesan dengan menendang. Karena suaminya terus saja berceloteh, tendangan kedua pun menyusul. Duk!! Namun, boro-boro berhenti, Erik malah kian bersemangat. Terpaksa sang istri mengirim pesan ketiga dengan tendangan yang agak keras. Duk!!! Ternyata tetap nggak mempan, Erik terus berceloteh dengan anekdotnya. Singkat cerita, Pendeta baru pun pamit pulang .… “Kenapa sih tadi kamu tidak langsung berhenti bercerita, sampai aku harus tendang tiga kali?” sesal sang istri tak lama setelah tamu mereka pulang. “Apa, tiga kali?” Erik terhenyak. “Kamu tendang cuma satu kali, tapi keras.” “Ha?! Jadi, kalau begitu yang aku tendang sampai tiga kali itu kakinya ... ya Tuhan ....”

MILK or SOLID FOOD CHRISTIANS?

NAFIRI JUL 18 print.indd 78

6/20/18 10:22 AM


/ Thomdean /

Mimpi ke Surga Anton dan Benny datang terlambat ke sekolah minggu. Mereka berdua dengan tergesa-gesa dan hampir bersamaan masuk ke kelas. "Anton, kenapa kamu datang terlambat? Bukankah ibu guru sudah jauh-jauh hari berpesan supaya semua datang pada waktunya?" tegur Bu Endah, guru kelas mereka. "Ma-maaf, Bu, saya ketiduran karena bermimpi," sahut Anton jujur. Grrrrr … seisi kelas tergelak. "Memangnya kamu mimpi apa?" tanya ibu guru lagi. "Saya bermimpi dibawa malaikat jalan-jalan ke surga." Lalu bu guru beralih kepada Benny, "Kamu, Benny, kenapa terlambat?" Jawab Benny, "Aku diajak Anton dalam mimpinya itu, Bu .…"

Berharap Seorang pria masuk ke dalam gereja yang sedang kosong karena tidak ada acara kebaktian. Begitu sampai di depan altar dia langsung bertelut dan berdoa. “Tuhan, hidup saya penuh dengan dosa dan kesalahan. Tapi saya bertekad untuk mengubah hidup saya. Saya berjanji, Tuhan, kalau Engkau membuat saya menang lotre satu miliar saya akan setia datang ke gereja.” Satu minggu berlalu tidak terjadi apa-apa. Pria pengangguran itu datang lagi ke gereja pada waktu yang sepi untuk berdoa. “Tuhan,” pintanya, “kabulkanlah permohonan saya untuk menang lotre satu miliar. Saya berjanji dengan sungguh-sungguh hati akan masuk gereja setiap minggu.”

Lewat satu minggu keadaan masih sama, tidak terjadi apa-apa. Lakilaki itu datang lagi ke gereja untuk berbicara kepada Tuhan. “Tuhan,” katanya dengan suara memelas sambil memandang ke langit-langit, “mengapa Tuhan belum mengabulkan permohonan hamba ini? Apakah Engkau menolakku?” Tiba-tiba, entah bagaimana, sebuah suara menggelegar dari pengeras suara yang berkata, “Anakku, aku tidak menolakmu. Tapi, setidaknya kamu harus ada usaha juga. Belilah dulu kupon lotre!” (dari berbagai sumber)

Redaksi NAFIRI menyambut sumbangan humor untuk rubrik Nafiri HAHAHA! Silakan mengirimkan tulisan ke email: nafiri@gkybsd.org Nafiri JULI 2018

NAFIRI JUL 18 print.indd 79

79

6/20/18 10:22 AM


Arief Rahardjo

80

MILK or SOLID FOOD CHRISTIANS?

NAFIRI JUL 18 print.indd 80

6/20/18 10:22 AM


/ Lislianty Lahmudin /

Setiap momen berharga perlu diabadikan. Setiap pengabadian suatu momen perlu tangan dan mata yang jeli untuk menjadikannya indah dan berkesan. Fotografi bukanlah tindakan asal jepret sana sini. Fotografi memerlukan penguasaan teknis, kejelian, passion, ‌ dan juga keberuntungan.

Kali ini kita akan berkenalan dengan sosok yang biasa terlihat membawa kamera dan jalan ke sana kemari saat gereja mengadakan acara-acara khusus. Dia adalah Arief Rahardjo, fotografer yang melayani di GKY BSD di bagian dokumentasi. Nafiri JULI 2018

NAFIRI JUL 18 print.indd 81

81

6/20/18 10:22 AM


Semuanya berawal menjelang kebaktian khusus Jumat Agung yang diadakan di UPH beberapa tahun lalu. Panitia mencari fotografer yang dapat menangani seksi dokumentasi. Salah satu rekan Arief di CGF Kanaan, yang mengenal keahliannya, langsung mengusulkan nama Arief. Mengapa? Karena Arief pernah sharing bagaimana fotonya pernah dimuat di Kompas dan menjadi juara. Dan sejak menjadi fotografer pada acara Jumat Agung itu, Arief langganan membantu melayani di seksi dokumentasi. Minat Arief dalam fotografi dimulai sejak SMP. Apa saja yang menarik perhatiannya akan difoto. “Saya hanya punya kamera saku saat itu, dan saya bawa ke mana-mana. Saya tidak punya uang untuk membeli kamera mahal,” ujar Arief pada Nafiri. “Kamera digital pertama yang saya pegang adalah pinjaman dari atasan saya di Ahold Indonesia yang saat itu memutuskan pulang ke Singapura setelah kerusuhan 1998,” katanya. “Beliau meminta saya untuk mendokumentasikan acara-acara kantor. Nah sejak itulah saya berusaha keras mencari uang untuk mencicil kamera digital pertama milik saya.” 82

MILK or SOLID FOOD CHRISTIANS?

NAFIRI JUL 18 print.indd 82

Pantai Sayang Heulang, Garut - 2009

The Best Landscape 2017

The Best Animal 2017

The Best Abstract 2017

6/20/18 10:23 AM


Foto Pilihan Kompas Desember 2017

Photo of The Day GPI 2017

Sewaktu bekerja di Jebsen & Jessen, setiap tahun di perusahaan ada lomba foto. Arief dengan semangatnya sampai mengirim 216 foto! Dan … tidak ada satu pun yang menang. Dia mendapatkan kenang-kenangan … sebagai peserta yang mengirimkan foto terbanyak. Sejak itu, dia mulai belajar secara serius teknik-teknik foto dari buku-buku, termasuk mendalami fotografi digital. Pada tahun 2008, dia mulai ikut klub foto online. Karya-karyanya semakin ‘jadi’. Dan tahun 2009 dia mendapat juara tiga pada lomba foto bergengsi National Geographic Indonesia. Hadiah uang yang didapat langsung dia pakai untuk membeli kamera digital Kodak. Ke mana-mana dia bawa kamera kebanggaannya itu. Dan, tanpa sadar, dia jadi agak tinggi hati. Hingga suatu hari kamera itu hilang. “Saya ditegur (oleh Tuhan). Ini membuat saya introspeksi bahwa Tuhan ingin agar saya tidak menonjolkan diri; saya harus belajar rendah hati,” ujarnya.

Nafiri JULI 2018

NAFIRI JUL 18 print.indd 83

83

6/20/18 10:23 AM


Sejak itu Arief menjalani hobinya dengan lebih arif. Dia aktif ikut lombalomba foto, dan tahun 2010 fotonya dimuat di Kompas untuk pertama kali. Dia sangat bangga, tetapi bisa tetap rendah hati, tidak lagi ada kesombongan dalam dirinya. “Di sinilah saya belajar akan kedaulatan Tuhan. Jika memang Tuhan mau kasih, ya saya akan dikasih menang. Kalau enggak, ya enggak.”

Ditunggu-tunggu Kisah ‘kesombongan Si Arief yang lama’ terbentuk dari kehidupannya yang cukup sulit sebagai anak bungsu dan yatim sejak umur tiga tahun. Sejak kecil semua anak dipaksa mandiri, harus bisa melakukan semuanya sendiri. Dia terbiasa mengandalkan dirinya sendiri. “Mama sebagai single parent menjadi kepala keluarga dan harus membiayai kehidupan tujuh anak. Dia bekerja di konfeksi milik adik papa di daerah Rajawali, Kemayoran,” kata Arief. “Itu cukup jauh dari tempat tinggal kami di Slipi.” Pada tahun 1973–1990 transportasi jauh lebih sulit dibandingkan sekarang. “Untuk menghemat waktu dan biaya, Mama menginap di Kemayoran hari Senin hingga Jumat, dan pulang ke rumah hari Sabtu.” Hari Sabtu sore adalah hari yang ditunggu-tunggu Arief, karena dia diajak kakaknya ke depan gang untuk menunggu mamanya pulang. Senin pagi selalu membawa kesedihan bagi Arief kecil karena mamanya akan pergi enam hari. Tetangganya sering membantu menenangkan Arief yang sangat kehilangan mamanya yang berangkat bekerja.

84

MILK or SOLID FOOD CHRISTIANS?

NAFIRI JUL 18 print.indd 84

6/20/18 10:23 AM


Yesaya 55 : 8 - 9

Ketika Arief sekolah kelas dua SD sampai SMP, dia sering ikut mamanya bekerja jika libur sekolah. Melihat perjuangan berat mama membesarkan anakanaknya, Arief sadar dia harus menjadi anak yang bertanggung jawab. Dia tidak ikut-ikutan temannya menjadi perokok. Mamanya terus menjadi inspirasinya untuk nantinya berani berjuang mendapatkan kehidupan yang lebih baik. Cara Tuhan membentuknya kadang tak terduga. Arief adalah anak berprestasi di sekolahnya. Ranking kedua di kelas dengan NEM rata-rata 8–9. Itu membuatnya sangat yakin diterima di SMEA Negeri 3 Jurusan Akuntansi. Ternyata dia tidak diterima, padahal secara data namanya tercantum di nomor satu. Dia sampai protes ke Dinas Dikbud DKI karena kalau tidak diterima di sekolah negeri tidak ada dana untuk sekolah. Akhirnya yang ada tempat kosong di SMEA Negeri 18 untuk jurusan perdagangan. Dengan berat hati, Arief pun masuk. “Sungguh mengherankan, karena saya berprestasi tapi tidak diterima (di SMEA 3).” Untunglah dia dikuatkan oleh ayat Yesaya 55: 8–9, “Sebab rancangan-Ku bukanlah rancanganmu, dan jalanmu bukanlah jalan-Ku, demikianlah firman Tuhan. Seperti tingginya langit dari bumi, demikianlah tingginya jalan-Ku dari jalanmu dan rancangan-Ku dari rancanganmu.”

Nafiri JULI 2018

NAFIRI JUL 18 print.indd 85

85

6/20/18 10:23 AM


Dan ternyata di jurusan perdagangan ini Arief malah menjadi juara umum tiga kali berturut-turut. Saat kelas di kelas tiga, Arief kembali bergumul karena tidak ada uang untuk kuliah. Pembimbing di gereja mendoakan pergumulan anak-anak yang akan kuliah. Dia pun mengambil jalur beasiswa dan mendaftar ke STMIK Binus. Ternyata diterima. Dia mengambil kelas malam, karena siang hari harus bekerja mengajar komputer di suatu lembaga kursus. Di Binus inilah dia dibekali untuk menjadi programmer.

86

MILK or SOLID FOOD CHRISTIANS?

NAFIRI JUL 18 print.indd 86

6/20/18 10:23 AM


Cinta pun Bersemi Pada tahun 1995 Arief baru memahami mengapa dia tidak diterima di jurusan akuntansi, tapi perdagangan yang menghantar dia kuliah di bidang komputer. Dia diajar untuk belajar ilmu retail dulu dan kemudian bidang komputer itu untuk lebih memperlengkapi ilmunya. Dan masa kuliah ini juga membuatnya berjumpa dengan belahan jiwanya. Dia bertemu dengan Widiawaty Kurniawan, teman kuliah yang kadang jadi teman diskusi dan sekali-sekali dia bantu mengerjakan tugas programming. Seiring berjalannya waktu, dengan makin intensifnya komunikasi, cinta pun bersemi di antara mereka berdua. Tuhan akhirnya mempersatukan Arief dan Widiawaty sebagai suami-istri. Bekerja selama delapan tahun menjadi programmer sampai menjadi manager IT membuatnya masuk ke dalam zona nyaman dan menjadikannya agak tinggi hati kembali. Mungkin ini ‘bawaan’ orang pintar yang kadang kurang sabar pada anak buah yang agak susah belajar. Dia berharap semua orang cepat bisa seperti dirinya. Tuhan pun kembali menegurnya. Perusahaan tempatnya bekerja ditutup tahun 2003. Beberapa tahun kemudian, saat bekerja di perusahaan lain, dia kembali terlalu mengandalkan diri sendiri akibat terpengaruh buku-buku self-motivation. Ternyata, proyek cukup besar yang sudah dia kerjakan selama setahun, transaksinya dibatalkan. Dia pun bahkan kena PHK. Dalam situasi yang sangat sulit ini, dia pun bertanya-tanya, “Mengapa Tuhan?� Jawaban Tuhan muncul ketika dia tanpa sengaja melihat buku berjudul Mengapa Doa Kita Tidak Dijawab Tuhan? Karangan Daud Toni di rak di kamarnya. Buku ini menyadarkan Arief bahwa dia harus belajar melembutkan hati dan berdamai dengan sesama. Dan itu dia mulai dari orang terdekat: Widiawaty, istrinya. Dia bertanya pada istrinya apa ada yang tidak beres dalam hubungan mereka berdua. Nafiri JULI 2018

NAFIRI JUL 18 print.indd 87

87

6/20/18 10:23 AM


Widiawaty pun menangis. Ternyata dia sudah lama sangat tertekan oleh sikap Arief yang merasa paling benar. Arief mohon maaf pada istrinya dan mereka berdua melakukan rekonsiliasi. Mereka memohon pada Tuhan agar makin mendewasakan hubungan mereka. Keajaiban terjadi. Arief diterima lagi bekerja di dunia retail. Dan pribadinya juga mengalami perubahan secara sangat nyata. Arief yang dulu sulit sekali menoleransi kekurangan orang lain, mulai semakin dimampukan untuk menerima orang lain sebagaimana adanya. Tuhan terus membentuk ayah dua anak ini untuk menjadi pribadi yang lebih sabar dan bijak. Karirnya pun bergerak ke arah yang lebih positif. Sejak tahun 2017, Arief dipercaya sebagai Vice President of Technology di PT Tiki JNE. Sejak kecil hingga tahun 2007, Arief bergereja di Gereja Kristus Petamburan. Dimulai sebagai siswa sekolah minggu, anggota paduan suara, aktif di remaja, dan bertahun-tahun menjadi guru sekolah minggu. Setelah pindah ke Serpong, Arief bergabung dengan GKY BSD. Selain aktif pada seksi dokumentasi, sejak 2014 Arief juga aktif melayani sebagai guru komputer melalui program PAS GKY BSD. “Saya masih punya kerinduan suatu saat bisa mengajar sekolah minggu lagi,� kata pria berusia 48 tahun ini. Kerinduan sederhana yang menyiratkan perubahan nyata yang telah terjadi dalam hidupnya. Sekolah minggu memang satu bidang pelayanan yang bisa membawa perubahan luar biasa bagi kehidupan anakanakNya

88

MILK or SOLID FOOD CHRISTIANS?

NAFIRI JUL 18 print.indd 88

6/20/18 10:23 AM


Nama Lengkap Tempat/Tanggal Lahir Nama Istri Nama Anak

: Arief Rahardjo : Jakarta, 20 Maret 1970 : Widiawaty Kurniawan : Ardya Kristina Rahardjo Ardian Danny Rahardjo

Riwayat Pendidikan SD SD Pembangun SMP SMPN 89 SMA SMEAN 18 Perguruan Tinggi STMIK Bina Nusantara 1995 Jurusan Komputerisasi Akuntansi Riwayat Pekerjaan Apr 2017 - sekarang Vice President of Technology PT Tiki JNE Apr 2014 - Mar 2017 Group IT & Infrastructure PT Mega Mahadana Hadiyah Senior Manager Apr 2012 - Mar 2014 Senior IT Manager PT Dunia Makmur Jaya Apr 2011 - Mar 2012 Senior IT Manager PT Trans Mart Jul 2006 - Mar 2008 Sales Manager, IT Solutions PT Jebsen&Jessen Mar 2004 - Jul 2006 Business Development PT Duta Kalingga Pratama Manager – IT Solution Sep 1995 - Jul 2003 IS & T Project Manager PT AHOLD Indonesia Riwayat Pelayanan 1985 - 1989 Paduan Suara pemuda Gereja Kristus Petamburan Sep 1985 - 2009 Guru Sekolah Minggu Gereja Kristus Petamburan Sep 1988 - Des 1989 Ketua Komisi Remaja GKP Jun 1988 Ketua Retret Komisi Remaja GKP Jan 2014 - sekarang Guru Komputer-Peduli Anak Serpong Seksi Dokumentasi Nafiri JULI 2018

NAFIRI JUL 18 print.indd 89

89

6/20/18 10:23 AM


90

MILK or SOLID FOOD CHRISTIANS?

NAFIRI JUL 18 print.indd 90

6/20/18 10:23 AM


/ Lily Ekawati /

Beberapa bulan lalu, ketika satu developer mengumumkan reward penjualan periode itu adalah trip ke Kroasia, saya tidak dapat membayangkan seperti apa negara tersebut dan sejujurnya bahkan tidak tahu di manakah letaknya. Penasaran saya lihat di peta, Kroasia adalah negara yang berbatasan dengan Laut Adriatik di bagian barat, Slovenia dan Hungaria di utaranya, Serbia di timur laut, BosniaHerzegovina di selatan dan timur, dan Montenegro di tenggara. Wow … rasanya kok bukan tujuan wisata yang cukup populer … malah sepertinya ingatan saya langsung ke “perang” waktu membaca Serbia Nafiri JULI 2018

NAFIRI JUL 18 print.indd 91

91

6/20/18 10:23 AM


dan Bosnia …. Singkat cerita, puji Tuhan … target terpenuhi dan kami mendapat jatah enam pax tur. Saya berangkat bersama lima orang dari tim kantor kami. Perjalanan di mulai tanggal 3 Mei 2018 dengan penerbangan selama kurang lebih enam belas jam dan mendarat di Venesia, Italia. Sebelum berangkat, pihak tur baru menginfokan bahwa meskipun kami akan banyak eksplorasi Kroasia dan Slovenia, namun agak sulit untuk mendapatkan visa masuk langsung ke Kroasia, sehingga diputuskan masuk melalui Venesia, Italia. Sepanjang hari itu kami menikmati Venesia, yang menurut saya adalah kota yang selalu menarik dan romantis di musim apa pun. Kami datang dengan disambut hujan lebat alhasil kami menikmati pemandangan dengan berpayung ria. Kanal, jembatan, dan gondola merupakan ciri khas yang sangat menonjol dari kota ini. Sayangnya menurut berbagai studi, Kota Venesia terus tenggelam dalam kecepatan lambat 1–2 milimeter per tahun. Keesokan harinya, petualangan baru dimulai. Perjalanan menuju Kroasia ditempuh dengan bus. Saat kami tiba di perbatasan masuk Kroasia, semua diminta turun dari bus dengan memegang paspor masing-masing. Kami berdiri berbaris menuju pos pemeriksaan. Polisi yang memeriksa berada di dalam pos dan ternyata … memakan waktu cukup lama untuk setiap orangnya, malah teman-teman di antrean depan diperiksa 92

MILK or SOLID FOOD CHRISTIANS?

NAFIRI JUL 18 print.indd 92

Cathedral of St Mary, Zagreb

6/20/18 10:23 AM


sekitar 5–8 menit per orang. Yang sudah melalui pos pemeriksaan, paspor akan distempel; jalan ke depan, dan menunggu hingga semua peserta satu bus selesai, dan bus boleh maju untuk menjemput kami yang sudah kepanasan berdiri di pinggir jalan. Oh ya, awal berangkat, pihak tur menginformasikan bahwa suhu akan berkisar antara 11–26 derajat Celsius dan diperkirakan akan ada hari yang turun hujan. Untuk kami—kebetulan dari kantor saya yang berangkat semua adalah kaum hawa—yang semua suka berfoto, suhu tak menentu cukup membuat kami galau dengan kostum yang harus dibawa. Hari itu kami mengunjungi beberapa tempat di Kroasia, dijelaskan bahwa negara ini baru merdeka di tahun 1991. Dan di tahun 1992, pecah perang antara Kroasia dengan Serbia yang terus berlanjut dan benar-benar selesai pada saat para pemimpin Serbia di Kroasia membuat kesepakatan mengakhiri perang tahun 1995. Awalnya, Kroasia merupakan bagian dari kerajaan Serbia, Kroasia, dan Slovenia yang lebih terkenal dengan nama

Yugoslavia. Mayoritas penduduk Kroasia beragama Katolik Roma. Mata uang di sini bukan Euro namun Kuna, saat ini satu kuna setara dengan kurang lebih 2.500 rupiah. Kami mengunjungi Pula Arena, semacam teater terbuka yang dibangun di zaman Romawi, sangat mirip dengan Colloseum di Roma, hanya ini dengan ukuran lebih kecil. Bentuk pemerintahan di Kroasia adalah demokrasi presidensial/parlementer. Zagreb adalah ibu kota sekaligus kota terbesar di Kroasia, selain itu ada kota-kota penting seperti Dubrovnik dan Split. Besoknya perjalanan dilanjutkan dengan memasuki negara Slovenia, dan sekali lagi pemeriksaan di border cukup ketat. Sama seperti ketika masuk ke Kroasia, masing-masing kami turun dengan membawa paspor untuk mengantre di depan pos border … kali ini kami sudah lebih siap dan mengisi waktu dengan berfoto-foto sambil menunggu semua teman satu bus selesai diperiksa. Tampaknya perjalanan kali ini akan lebih banyak ‘waktu terbuang’ untuk border karena kami akan bolak-balik ke beberapa objek wisata dua Nafiri JULI 2018

NAFIRI JUL 18 print.indd 93

93

6/20/18 10:23 AM


Predjama castle, Slovenia Game of Thrones, Dubrovnik

negara tersebut. Hal ini disebabkan latar belakang kedua negara yang dahulu kala bersengketa masalah pembagian wilayah masing-masing. Mereka telah berusaha menyelesaikan perselisihan terutama dengan satu perjanjian di tahun 2001 yang disahkan oleh Slovenia tetapi tidak oleh Kroasia, sehingga Slovenia sempat memblokir pembicaraan UEKroasia sampai kesepakatan dicapai. Salah satu rekan saya malah menyambut gembira adanya pemeriksaan berkali-kali di border, karena paspornya menjadi lebih penuh dengan banyaknya stempel hahaha ‌.

94

MILK or SOLID FOOD CHRISTIANS?

NAFIRI JUL 18 print.indd 94

6/20/18 10:23 AM


St Nicholas Cathedral / Ljubljana Cathedral, Slovenia

Slovenia punya lebih dari sepuluh ribu gua untuk objek wisata dan kami masuk salah satu yang paling terkenal yaitu Postojna Cave, dengan panjang 20.570 meter. Sekitar sembilan kilometer dari Postojna Cave ada sebuah kastil yang sangat unik karena seolah-olah separuh bangunan kastil ada di dalam gua, namanya Predjama Castle. Ibu kota Slovenia adalah Ljubljana, punya arti “yang tercinta”. Simbol resmi Kota Ljubljana adalah naga, yang terpampang jelas di Dragon Bridge (jembatan naga). Tahun 2016 Kota Ljubljana terpilih menjadi ibu kota terhijau di Eropa. Mengetik kata “hijau”, saya jadi ingat bahwa saya sempat bercanda dengan teman-teman

yang ada di kantor, waktu mereka menerima video yang saya rekam di bus dimana sepanjang perjalanan semua pohon berwarna hijau, persis seperti jalan antar kota di Indonesia … hahaha … yang mengingatkan bahwa kami sedang di luar negeri hanyalah papan petunjuk arah jalan. Itulah kenapa untuk saya pribadi, saya lebih memilih bepergian di musim semi atau gugur bahkan musim dingin sehingga bisa menikmati nuansa yang benar-benar berbeda dengan musim di Indonesia. Kembali ke cerita Slovenia, di sini ada lebih dari tiga ribu gereja, kapel, dan monumen agama, salah satunya St. Nicholas Cathedral yang sangat cantik. Nafiri JULI 2018

NAFIRI JUL 18 print.indd 95

95

6/20/18 10:23 AM


Kami melintasi border kembali keesokan harinya, masuk Kroasia untuk mengunjungi Plitvice National Park. Taman nasional tertua dan terbesar di Kroasia ini terdaftar di Unesco World Heritage di tahun 1979 dan konon merupakan salah satu yang taman nasional tercantik di dunia. Taman ini merupakan perpaduan antara hutan, air terjun, gunung, serta danau. Jalan setapak dan jalur hiking melintas di tengahtengah danau, pemandangan yang sangat menakjubkan. Di tempat ini, meskipun sepanjang mata memandang kami ingin mengambil foto namun tidak mudah, apalagi dengan tongsis ajaib ‌ karena jalan setapak hanya bisa dilalui dua orang, kanan kiri ada danau, sehingga tidak memungkinkan untuk berhenti terlalu lama. Perjalanan cukup jauh, termasuk naik turun boat juga, tidak heran tour leader berpesan dari hari sebelumnya supaya kami memakai sepatu yang nyaman. Dalam perjalanan selanjutnya menuju Kota Dubrovnik, kami melewati Split, yang tidak terlalu besar namun cukup berkesan karena di sini terdapat reruntuhan berpadu dengan kafe-kafe modern yang dibangun sepanjang jalan membuat kota ini unik. Salah satu highlight perjalanan kali ini adalah kota tua Dubrovnik yang adalah tempat syuting Game of Thrones, Star Wars: The Last Jedi, dan konon akan menyusul Robin Hood yang akan diluncurkan tahun ini. Terletak di pesisir Laut Adriatik dan dikelilingi benteng sepanjang dua kilometer, kota ini sangat amat cantik. Di dalam kota tua ini terdapat cukup banyak kastil, katedral, dan gereja yang terbuka untuk turis berdoa ataupun hanya berfoto.

96

MILK or SOLID FOOD CHRISTIANS?

NAFIRI JUL 18 print.indd 96

National park

6/20/18 10:23 AM


Kota Split

Agak berbeda dengan trip-trip sebelumnya, kali ini banyak sekali kesempatan untuk masuk dan berdoa di gereja-gereja. Bukan hanya di Kroasia dan Slovenia, namun juga Wina yang kami kunjungi di hari terakhir sebelum penerbangan pulang ke tanah air. Wina ibu kota Austria, tempat kelahiran musik waltz juga musisi ternama seperti Schubert, Johann Strauss I dan juga kota tempat Mozart dan Beethoven meniti karir hingga meninggalnya, disebut sebagai “Kota Musik di Baratâ€?. Mengawali perjalanan dengan Venice yang romantis, menutup perjalanan dengan tempat seindah Austria, membuat saya bersyukur sekali lagi atas kemurahan Tuhan ‌ seperti hashtag yang selalu saya selipkan dalam akun medsos saya ... #tripbyHisgrace

Those who seek paradise on earth should come to see Dubrovnik @Croatia (George Bernard Shaw)

Nafiri JULI 2018

NAFIRI JUL 18 print.indd 97

97

6/20/18 10:23 AM


ASI ND

KOME RE

98

MILK or SOLID FOOD CHRISTIANS?

NAFIRI JUL 18 print.indd 98

6/20/18 10:23 AM


“Kesendirian” atau solitude merupakan hal yang sulit diperoleh di tengah kencangnya perkembangan teknologi komunikasi. Maraknya media sosial dan kemudahan mengakses internet menyita waktu; waktu untuk menyendiri dan bersekutu dengan Sang Pencipta berkurang. Seperti kata Timothy Keller, pendeta dan apologist terkemuka, “In the past, most people couldn’t avoid solitude. But now there isn’t any.” Di masa lalu, kebanyakan orang hampir tidak bisa menghindari kesendirian. Tetapi sekarang, kesendirian itu tidak ada.

Seberapa banyak waktu yang kita sediakan untuk sesekali menyingkir dari keramaian dan menyepi untuk berdoa? Sebagai komponen penting bagi iman Kristen, mengapa doa sangat sulit untuk dilakukan? “Tidak adakah orang yang bisa mengajariku cara berdoa?” menjadi pertanyaan yang dilontarkan umat Kristen. Melalui bukunya, Prayer (Doa): Mengalami Kekaguman dan Keintiman Bersama Allah, Timothy Keller mengupas seluk-beluk tentang doa, mulai dari makna hingga bagaimana menjadikannya sebagai bagian penting dari hidup. Berdoa mungkin terlihat sebagai kegiatan yang mudah, tetapi semua umat Kristen tak lepas dari pergumulan akan berdoa. Tak terkecuali Keller sendiri. Setelah dihadapkan pada penyakit kronis istrinya, pemahaman Keller terhadap

Nafiri JULI 2018

NAFIRI JUL 18 print.indd 99

99

6/20/18 10:23 AM


doa ditantang, yang mana berujung pada satu hal: Bahwa ia tidak memahami dengan baik apa itu doa. Pencarian akan makna doa ini kemudian mendorongnya untuk berjuang dalam mengubah kebiasaan berdoanya secara rutin. Pada akhirnya usaha itu berbuah. “Doa adalah percapakan dan pertemuan dengan Allah . . . . Saya telah menemukan rasa manis yang baru di dalam Kristus, selain rasa pahit yang baru juga, karena kini saya dapat melihat hati saya secara lebih jelas dalam terang baru melalui doa . . . ada pengalaman kasih yang membawa kedamaian sekaligus pengalaman pergulatan yang besar,” demikian kata Keller, dikutip dari bukunya. Buku ini menekankan bahwa integritas spiritual umat Kristen ditentukan oleh kehidupan doa pribadi. Seperti yang dicontohkan oleh Yesus melalui kehidupan-Nya yang singkat. Bukan saja Ia mengajar murid-muridNya untuk berdoa, Ia juga menyembuhkan orang sakit dan mengusir roh jahat dengan doa. Namun, lebih dari itu, dalam beberapa kesempatan Yesus berdoa sepanjang malam, seperti di taman Getsemani pada malam hari sebelum Ia disalib. Pada akhirnya pun Yesus mati di kayu salib, dimana Ia berdoa menyerahkan hidup-Nya kepada Allah. Lebih dari hal-hal teoritis mengenai doa, Keller mengajak pembacanya untuk mempraktikkan kegiatan tersebut, agar menjadi sebuah aktivitas yang personal dan sarat makna. Melalui saran dan panduan yang gospel-centred, buku ini akan membantu anda untuk menemukan perjalanan doa anda. Sebagaimana disampaikan oleh Keller, bahwa perjalanan doa yakni: Mencari jalan kita dari kewajiban berubah menjadi kesukaan. Pada akhirnya, ia menambahkan, “Kita harus belajar berdoa. Wajib bagi kita.”

/ Pingkan I. Palilingan

100 MILK or SOLID FOOD CHRISTIANS?

NAFIRI JUL 18 print.indd 100

6/20/18 10:23 AM


PRO F IL P E N U L IS Timothy Keller adalah seorang pendeta yang mendirikan Redeemer Presbyterian Church di Manhattan. Ia juga merupakan pemimpin dan pendiri dari Redeemer City to City, sebuah gerakan yang membantu penanaman dan pembangunan gereja baru di kota-kota. Hingga saat ini, gerakan tersebut telah membantu mendirikan lebih dari 300 gereja di 54 kota. Dr. Keller juga menulis beberapa buku lain yang di-dapuk sebagai best-seller oleh New York Times, yaitu The Reason for God dan The Prodigal God.

Nafiri JULI 2018

NAFIRI JUL 18 print.indd 101

101

6/20/18 10:23 AM


102 MILK or SOLID FOOD CHRISTIANS?

NAFIRI JUL 18 print.indd 102

6/20/18 10:23 AM


Di antara beberapa jenis pelayanan sosial kemasyarakatan, pelayanan penjara menjadi pelayanan yang kurang dijangkau oleh GKY BSD selama ini. Puji Tuhan, di tahun 2018 ini Tuhan membukakan jalan bagi gereja-Nya untuk terlibat dalam pelayanan penjara. Tepatnya pada Jumat, 6 April 2018, berlokasi di Lapas Kelas III Gunung Sindur, Bogor; tim pelayanan dari GKY BSD yang terdiri dari hamba-hamba Tuhan, tim medis, dan jemaat relawan memulai pelayanan bakti sosial di sana. Dibuka dengan sedikit seremonial berupa sambutan oleh Bapak Iwan Setiawan dari pejabat lapas dan prakata dari Ketua Majelis, Bapak Handi Widjaja, sekitar pukul 10.30 dimulailah kegiatan pengobatan gratis yang bertempat di Gereja Lapas Gunung Sindur. Kegiatan ini juga didukung oleh GKY Kebayoran Baru. Pengobatan gratis ini disambut dengan antusias oleh penghuni lapas. Selain berobat, mereka juga dikuatkan dalam doa dan mendapatkan bingkisan makanan sumbangan dari jemaat.

Nafiri JULI 2018

NAFIRI JUL 18 print.indd 103

103

6/20/18 10:23 AM


104 MILK or SOLID FOOD CHRISTIANS?

NAFIRI JUL 18 print.indd 104

6/20/18 10:23 AM


Selain pengobatan gratis, gereja melalui persembahan jemaat, menyumbangkan pula pemasangan satu unit sumur bor di lapas, mengingat selama ini kondisi air di lapas kurang jernih. Bantuan yang sama juga diberikan oleh beberapa GKY lain dalam jenis pelayanan yang sama di kesempatan yang berbeda. Kiranya Tuhan makin menyingkapkan bagi gereja-Nya pelayanan-pelayanan yang lain yang dapat menjadi berkat bagi sesama. Mereka merindukan kasih Kristus melalui lawatan umat-Nya / Feri Irawan Nafiri JULI 2018

NAFIRI JUL 18 print.indd 105

105

6/20/18 10:23 AM


106 MILK or SOLID FOOD CHRISTIANS?

NAFIRI JUL 18 print.indd 106

6/20/18 10:23 AM


Nafiri JULI 2018

NAFIRI JUL 18 print.indd 107

107

6/20/18 10:23 AM


Bapa, sentuh hatiku Ubah hidupku menjadi yang baru Bagai emas yang murni Kau membentuk bejana hatiku

108 MILK or SOLID FOOD CHRISTIANS?

NAFIRI JUL 18 print.indd 108

6/20/18 10:23 AM


/ Edna C. Pattisina /

Tahun 2006, lagu “Sentuh Hatiku� tiba-tiba melejit. Apalagi, setelah lagu itu menjadi lagu utama sinetron yang tayang di RCTI hingga 23 episode. Di balik lagu itu, ada perjalanan panjang Jason, penciptanya. Pedangdut Cina Sekitar empat belas tahun sebelumnya, seorang remaja bernama Irwanto Chang dipanggil oleh Tuhan saat ia ikut retret. Irwanto lalu dibaptis, menjadi Kristen dan menambahkan Jason di awal namanya. Jason berdoa dan minta agar Tuhan memakainya. Murid kelas dua SMP di Rangkas Bitung itu lalu aktif terlibat pelayanan. Berhubung jauh dari mana-mana, Jason belajar main piano sendiri, lewat buku. Ia mulai sadar kalau Tuhan memberinya talenta untuk bermain piano. Sempat juga semangat Jason ini memberikan serangan balik. Begitu rajinnya ia pelayanan di gereja sehingga nilainya turun. Ibunya marah besar. Mengetahui hal itu, guru sekolah minggu Jason memperingatkan kalau ia harus tekun belajar dan tidak boleh melawan orang tua. Jason sadar, untuk menginjili orang tuanya tidak bisa lewat kata-kata. Ia pun mulai belajar keras. Dua tahun kemudian, seluruh keluarganya percaya pada Tuhan Yesus. Nafiri JULI 2018

NAFIRI JUL 18 print.indd 109

109

6/20/18 10:23 AM


Mengenal Tuhan tidak serta-merta membuat hidup Jason dan keluarganya mendadak baik. Mereka tergolong keluarga kurang mampu. Ayahnya jam tiga pagi sudah bangun dan berangkat kerja jam empat pagi dan pulang malam. Jason dan tiga adik laki-lakinya terbiasa hidup serba pas-pasan. Sementara di sekolah ada masalah lain. Etnis Cinanya membuat Jason menghadapi masalah dalam pergaulan. Tapi ia berjuang. Ia ikut lomba dangdut se-Kabupaten Lebak dan menang untuk kategori penyanyi pria. “Aneh kan, Chinese tapi dangdutan. Tapi saya jadi banyak teman. Tuhan membalikkan semuanya dengan cara yang tidak terpikirkan,� ceritanya.

110 MILK or SOLID FOOD CHRISTIANS?

NAFIRI JUL 18 print.indd 110

6/20/18 10:23 AM


Jason mulai coba-coba untuk membuat lagu. Ia juga mulai belajar menyanyi. Lulus SMA, Tuhan yang

memberikan tidak

menang

Rp

terduga. 15

juta

berkat Ibunya undian

utama BCA. Di tahun 1997, uang itu cukup untuk Jason kuliah

di

Universitas

Bina

Nusantara, Jakarta serta untuk biaya hidup. Sambil kuliah, ia kembali aktif pelayanan di GBI di Petamburan. Di sana ia sudah melihat ada hamba Tuhan yang dipakai untuk bermusik dan bernyanyi. Tapi tidak sekelebat pun pikiran Jason untuk menjadi seperti itu. “Saya di GBI Petamburan belajar jadi penyanyi, worship leader, saya jadi terasah,” ceritanya. Sayangnya, uang dari BCA tidak cukup sampai Jason tamat. Ia harus bekerja. Apalagi, ada tiga adik lelakinya yang harus dibantu. Pada akhir semester lima, Jason memutuskan untuk mengundurkan diri. Ia mulai usaha katering sesuai dengan hobinya memasak. TUHAN MEMANGGIL Di tengah usaha katering yang sudah mulai mengangkat ekonomi keluarga Jason, tiba-tiba Tuhan memanggilnya. “Orang suka nanya, gimana sih caranya Tuhan manggil hidup kita? Sebenarnya simpel. Kalau orang sering berdoa, menyembah Tuhan, dia akan mengenal suara Bapanya,“ kata Jason. Nafiri JULI 2018

NAFIRI JUL 18 print.indd 111

111

6/20/18 10:23 AM


Suatu hari ada temannya yang datang. Ia bertanya, apa Jason punya nazar ke Tuhan. Tiba-tiba Jason teringat, waktu kecil saat ia menerima Yesus, ia pernah mengatakan bahwa ia ingin menjadi hamba Tuhan. “Saya bilang ke Tuhan, ‘Tuhan itu kan pikiran anak kecil yang lagi semangat’,” kata Jason. Tapi

rupanya

Tuhan

mengenal

anak-Nya.

Jason

lalu

memutuskan untuk meninggalkan bisnis kateringnya yang tengah menanjak. Ia menjadi pekerja tetap di GBI Narwastu, Puri Gardenia. Jason mengakui, hal itu tidak mudah. Dari zona nyaman pindah ke zona baru. Tapi nilai ketaatan memang berat. Sempat ia ragu, jangan-jangan ia yang salah menangkap maksud Tuhan. Untung, ibunya menguatkan. Kata ibu Jason, kalau memang itu panggilan Tuhan, jalanin saja. “Saya percaya, seperti dalam firman Tuhan, kalau kita setia pada perkara kecil, akan dipercayakan perkara besar,” kata Jason. Tidak mudah buat Jason mengawali pelayanannya dalam musik. Walau ia sempat mengasah bakatnya dalam pelayanan bermusik di gereja, kenyataannya orang belum mengenal dia. Ia lalu menyanyi dari persekutuan ke persekutuan dan menawarkan ke gereja-gereja agar ia bisa menjual CD musiknya. Justru di tengah situasi seperti itu, Jason mendapatkan hikmat untuk membuat lagu “Sentuh Hatiku”. Lagu itu terinspirasi dari teman SMP nya yang dilecehkan oleh ayah kandungnya yang mabuk. Temannya itu setelah melahirkan, kemudian diasingkan, sampai dipasung karena 112 MILK or SOLID FOOD CHRISTIANS?

NAFIRI JUL 18 print.indd 112

6/20/18 10:23 AM


mengalami

gangguan

jiwa.

Bertahun-tahun

kemudian

yaitu sekitar tahun 2005 Jason membuat refrein dari kisah hidup sahabatnya ini. Namun, ia belum tahu bagaimana bait utamanya. Tiba-tiba ia mendapat telepon dari sahabatnya itu, belasan tahun setelah mereka berpisah. Sahabatnya itu bercerita bahwa ketika ia hampir bunuh diri, ia merasakan bahwa Tuhan Yesus memeluknya dan menyentuh hatinya. “Kebetulan saya sedang di rumah ibu saya, dan kebetulan saya yang angkat telepon,� cerita Jason. Lagu itu kemudian menjadi awal dari perjalanan Jason seterusnya. Sebuah perusahaan rekaman dari Bandung, PT Impact Music membeli lagu itu sebelum dipakai oleh penyanyi Maria Shandi. Seterusnya, Tuhan membuat lagu itu menjadi berkat bagi banyak orang, terutama lewat soundtrack sinetron. LAGU ROHANI Sejak itu, Jason mulai dikenal. Tapi ia lalu jadi merasa penting. Ia ingin dilayani. Ia jadi punya cita-cita untuk ingin terkenal. Untungnya beberapa orang mengingatkannya, termasuk ada suara Roh Kudus. Masa-masa itu tidak mudah. Jason sadar bahwa ia harus mencari Tuhan. Yang kedua, walaupun ia sudah berusaha menjaga hati agar tetap selaras dengan Tuhan, tapi ia tetap butuh orang lain untuk mengingatkan. Mulai dari mentor, orang tua, istri, dan teman-teman menjadi malaikat yang melindungi Jason dari egonya. “Jadi penyembah pujian itu tantangan paling beratnya adalah kesombongan,� katanya merujuk masa lalu. Nafiri JULI 2018

NAFIRI JUL 18 print.indd 113

113

6/20/18 10:23 AM


Sekarang Jason sadar kalau semua lagu-lagu yang ia ciptakan itu adalah lagu Tuhan. Ia menjadi alat Tuhan. Tuhan sebagai pemilik hikmat memilih siapa yang akan Dia beri lagu. Oleh karena itu, ia hanya berusaha keras untuk menjaga hati. Hal ini di antaranya dilakukan dengan tidak memasang tarif tertentu untuk pelayanan. Namun, tentunya Jason memohon hikmat dari Tuhan agar bisa melihat situasi. “Hidup saya tidak ditentukan tarif. Apa yang Tuhan mau, saya kerjakan,” katanya. “Menjaga hati itu penting, banyak orang melayani, belum tentu mengasihi Tuhan,” kata Jason. Kalau orang mencintai Tuhan, dia tahu bagaimana caranya melayani Tuhan, yaitu menjaga hati untuk tetap bersih. Beberapa kali ia pelayanan dengan pengusaha, tidak pernah memberikan tarif. Kalau gereja pengundangnya kecil, kerap ia bahkan tidak tega. Ia 114 MILK or SOLID FOOD CHRISTIANS?

NAFIRI JUL 18 print.indd 114

6/20/18 10:23 AM


ingat, bagaimana gereja-gereja kecil yang mendukungnya ketika ia bukan siapa-siapa. Selain gereja asalnya GBI Sungai Yordan yang memberi dukungan penuh, Jason juga mendapat kesempatan dari gereja-gereja lain seperti dari Pendeta Rubin Adi GBI Stairway from Heaven, Yosiah Abdisaputra gereja Nafiri Discipleship Church (NDC) dan pendeta GKY Citra Garden di mana ia diberi izin untuk promosi album. RENCANA KE DEPAN Jason

kini

sedang

intensif

membina

artis-artis

muda

penerusnya. Ia kini banyak bekerja sama dengan bibit-bibit muda seperti Citra Scholastika, Asmirandah, Maria Calista, Gracia Ephipania, Given Valentinus, dan Fandy Kho. Ia juga banyak berkeliling bahkan hingga ke Amerika untuk mewartakan menyanyi lagu rohani yang menurut Jason adalah firman Tuhan yang dinyanyikan. “Saya berdoa supaya Tuhan mengirim anak-anak yang baik, kalau pun tidak, saya anggap itu salib saya,” kata Jason. Ia mengatakan, banyak orang yang ingin jadi penyanyi supaya terkenal. Padahal, menjadi penyanyi lagu rohani itu adalah menyampaikan isi hati Tuhan. Kerap kali ada orang yang datang kepada Jason dan mengatakan, bagaimana caranya supaya anaknya bisa menjadi berkat. “Saya pastikan dulu, berkat tuh maksudnya mau melayani atau jadi terkenal. Kalau terlalu banyak kepentingan, saya jadi tidak damai sejahtera,” kata Jason.

Nafiri JULI 2018

NAFIRI JUL 18 print.indd 115

115

6/20/18 10:23 AM


Kepada para jemaat ia berpesan agar ketika memuji Tuhan, jadilah penyembah sejati. Jangan melihat manusianya. Dengan hati yang terbuka, Tuhan pasti akan hadir

Tempat ibadah Gereja JCC Cijantung, Jakarta

Afiliasi PT Impact Music

Album 2006 – Album Sentuh Hatiku, “Sentuh Hatiku” 2007 – Album Forgiveness, “Mengampuni” 2008 – Album Mimpi Menjadi Nyata, “Kuperlu Kau Tuhan” 2010 – Album Tuhan Selalu Punya Cara, “Tuhan Selalu Punya Cara” 2012 – Album Hatimu ada Bagiku, “PertolanganMu” by Citra Scholastika dan “HatiMu ada Bagiku” by Gisele Idol 2014 – (produser) Gracia Epiphania dengan “Walau Ku Tak Dapat Melihat” dan “Tetap Setia” 2015 – Album Inspirational Worship I dengan Asmirandah, “Yesus Aku Cinta” 2017 – Album Mata Hatiku dengan Angel Pieters, “Kemurahan Tuhan”

116 MILK or SOLID FOOD CHRISTIANS?

NAFIRI JUL 18 print.indd 116

6/20/18 10:23 AM


Nafiri JULI 2018

NAFIRI JUL 18 print.indd 117

117

6/20/18 10:23 AM


118 MILK or SOLID FOOD CHRISTIANS?

NAFIRI JUL 18 print.indd 118

6/20/18 10:23 AM


/ Firdaus Salim /

Stephen Hawking, one of the world’s renowned physicists, died in his home in England on March 14, 2018 at the age of 76. He spent many years of his life battling his motor neurone disease. One of his most famous books, A Brief History of Time, was a bestseller in the 1990’s. His theory for the beginning of the universe, generally known as the “big-bang theory”, is often used by Christian apologists to argue for the existence of God, that God created the world ex nihilo (out of nothing). In his life, Hawking seemed genuinely interested to know if there is a God. His curiosity was reflected in many of his interviews. Somehow, his religious view seemed to vary from time to time. In 2010, CNN had an article in which he said, “Spontaneous creation is the reason why there is something rather than nothing, why the universe exists, why we exist.” While it seemed to imply the existence of God, he then continued, “It is not necessary to invoke God to light the blue touch paper [fuse] and set the universe going.”1

Nafiri JULI 2018

NAFIRI JUL 18 print.indd 119

119

6/20/18 10:23 AM


His view on God was somehow a bit more flexible a few years prior to that. When he met Pope Benedict in Vatican in 2008, he was more opened about God. He was quoted saying, “I believe the universe is governed by the laws of science.” And in the article in Reuters in 2008, he said, “The laws may have been decreed by God, but God does not intervene to break the laws.”2 In this statement, Hawking seemed to infer to a god, an impersonal god as in deism. Many years later, his inclination to atheism became firmer. NBC News quoted him in 2014 in which he asserted, “Before we understand science, it is natural to believe that God created the universe. But now science offers a more convincing explanation.” And he firmly concluded, “I’m an atheist.”3 Following this stance, in the following years, his later book The Grand Design mentioned that the mechanism behind the origin of the universe was becoming so well known that God was no longer necessary. 120 MILK or SOLID FOOD CHRISTIANS?

NAFIRI JUL 18 print.indd 120

6/20/18 10:23 AM


In spite of his disbelief in God, Hawking somehow searched for values in his work. He believed that men do not live for nothing but for something. Hawking was quoted in The Guardian as saying, “We should seek the greatest value of our action.”4 This quote is actually contrary to his stance on atheism. If God did not exist, as he declared, men are just merely matters. Our brain is nothing but just stuff with chemical reaction. Matters do not create values for themselves. Without God, men are just star-stuff —which means that men are simply matters of nitrogen in our DNA, calcium in our teeth, iron and water in our blood, and carbon. That’s what an atheist astronomer, Carl Sagan, believed. But that’s exactly where the problem is—star-stuffs are dead matters! If men are star-stuff, there is nothing wrong with star-stuff being dead and having no values. Why do then star-stuff need to seek for values? Values can only exist if there is a value-giver, a Nafiri JULI 2018

NAFIRI JUL 18 print.indd 121

121

6/20/18 10:23 AM


personal being whom we know as God who infuse values on dusts and ashes (that’s us, human) by which we are no longer star-stuff but a valuable being. Deep down, Hawking knew God. He searched for values within him because he is an image of God. He was star-stuff that was infused with life and values from his Creator. But due to his hardened heart, he suppressed the truth. Interestingly, at Hawking’s funeral, Eddie Redmayne, an actor who won an Oscar for playing him in Theory of Everything recited a pericope from the Bible. Redmayne read Ecclesiastes 3: 1–10, “For everything there is a season, and a time for every matter under heaven: a time to be born, and a time to die; a time to plant, and a time to pluck up what is planted; a time to kill, and a time to heal; a time to break down, and a time to build up; a time to weep, and a time to laugh; a time to mourn, and a time to dance; a time to throw away stones, and a time to gather stones together; a time to embrace, and a time to refrain from embracing; a time to seek, and a time to lose; a time to keep, and a time to throw away; a time to tear, and a time to sew; a time to keep silence, and a time to speak; a time to love, and a time to hate; a time for war, and a time for peace.” Instead of confirming meaninglessness of life, these words confirm that lives have meaning, for otherwise, these words which reflect on his life could not have any meaning at all.

122 MILK or SOLID FOOD CHRISTIANS?

NAFIRI JUL 18 print.indd 122

6/20/18 10:23 AM


They would be paradoxical. And the following verse in the

book Ecclesiastes, which was not read, actually affirmed God. “He (God) has made everything beautiful in its time. He has also set eternity in the human heart (3: 11a).

Thus, those verses that Redmayne read actually referred to

God. By seeking values in his work, Hawking knew Him—but in the sentiment of Roman 1: 21—he simply suppressed Him

1

http://edition.cnn.com/2010/WORLD/europe/09/03/hawking.god.universe.

criticisms/index.html 2

https://www.reuters.com/article/us-pope-hawking/pope-sees-physicist-

hawking-at-evolution-gatheringidUSTRE49U6E220081031 3

https://www.nbcnews.com/science/space/i-m-atheist-stephen-

hawking-god-space-travel-n210076 4

https://www.theguardian.com/science/2011/may/15/stephen-hawking-

interview-there-is-no-heaven

ABOUT THE WRITER Firdaus Salim, born in 1981, is a member of GKY BSD and joins CGF Betania. He secured his MBA majoring in International Business from the Philippine School of Business Administration in 2004. Since 2017, he has joined the graduate study in Theology at STT Reform Indonesia. Between 2003 and 2017, he worked as officer and manager with several businesses and trade commissions, including as business consultant.

Nafiri JULI 2018

NAFIRI JUL 18 print.indd 123

123

6/20/18 10:23 AM


124 MILK or SOLID FOOD CHRISTIANS?

NAFIRI JUL 18 print.indd 124

6/20/18 10:23 AM


/ Sarah A Palilingan / My sister once gave me a gift with a card attached to it. I can’t remember the exact words but it was something like this, “Don’t let the world makes your heart grow cold.” Out of all God bless you, reminders to enjoy my twenties; hers stood out because it wasn’t merely a message or a wish. It was a warning. Pain and suffering are nothing new. Our need for social connection oftentimes can create conflicts and left us bruised or even traumatized. They say the pain of heartbreak is as agonizing as physical pain, a proven research by the University of Michigan in 2011 had agreed upon that conclusion. And love isn’t the only culprit when it comes to pain. Do you remember your first psychological trauma? American Psychological Association (APA) stated that trauma is the emotional response someone has to an extremely negative event. Extremely negative event includes bullying, rape, severe illness, death of a loved one, domestic violence, and many more. Trauma happens when our capability to handle a negative event has exceeded its limit. To put it simply, what we had gone through was so bad that our mind can’t handle it any more. I believe each of us has this subjective and often idealistic construct of what love or happiness looks like. We daydream, wish, and therefore expect things will go in accordance with what we think is right. When things don’t work out the way we wanted them to, our first instinct as an emotional being is to respond with sadness, anger, etc. Nonetheless, we too are intelligent enough to reason the situation; therefore we try so hard to rationalize our painful experiences. In the end, we

Nafiri JULI 2018

NAFIRI JUL 18 print.indd 125

125

6/20/18 10:23 AM


grow out of our emotional trauma and balance it with logical thinking in order to live a rational and “normal” life.

WAY OF L EA RN IN G One pain after another had made me skeptical about the idea of love, happiness, and basically, life. Personally, doubtfulness and suspicion was my ‘normal’. There was a time in my life where being cautious is synonymous with a smart and safe life. I didn’t share much with people, not even those closest to me. I hesitated on giving my best to people because I was scared they wouldn’t appreciate what I had to give. That was my way of learning. I’ve learnt the importance of limiting myself, including my talents, thoughts, and trust. Most of all, I’ve learnt that when you give your best, you must prepare for the worst, and I didn’t think I would ever be ready to once again bear the worst.

Everything was fine and safe at first, but as I continued my ‘normal’ life, I felt robotic, cold, and paranoid.

126 MILK or SOLID FOOD CHRISTIANS?

NAFIRI JUL 18 print.indd 126

6/20/18 10:23 AM


My respond to the pain I’ve gone through had turned me doubtful and oftentimes I found myself over analyzing my relationship with others. “Does he or she want something from me?” “Can I trust her?” “Maybe I shouldn’t be too friendly; she might think I’m weak and childish.” “I shouldn’t tell her too much about me, or she will use it against me.” … and so on. This had obviously affected my relationship with God and overall, how I lived my life as a follower of Christ.

“Everyone who wants to live a godly life in Christ Jesus will be persecuted.” 2 Timothy 3: 12

The moment we decided to be a believer is the moment our life turns into a war-zone.

“And he said to all, ‘If anyone would come after me, let him deny himself and take up his cross daily and follow me. For whoever would save his life will lose it, but whoever loses his life for my sake will save it.’” Luke 9: 23–24

As a believer, how I lived my life back then was the opposite of what Jesus had said about denying ourselves and taking up our cross. We are called not only to believe, but also to suffer.

Nafiri JULI 2018

NAFIRI JUL 18 print.indd 127

127

6/20/18 10:23 AM


The world had left me cold and hesitant on embracing life’s challenges. I chose to save myself by living the life I think is comfortable. What I had decided to do wasn’t because I didn’t know what it takes to follow Christ, but simply because I was scared and traumatized with the pain I had felt.

L OV I NG HI M An article written called “Don’t Be a Cold Christian” by Dane Davis, the Pastor of a Christian church in California had gotten my attention. Pastor Davis used the seven brief letters John the apostle—on the instruction of Jesus— sent to the Church in Ephesus as one of the cases that explains the irony behind the good services of the church. The Ephesians practiced good deeds, persevered amidst difficulties, refused to tolerate wickedness, so on and so forth. However, at the end of the letter, John wrote, “Yet I hold this against you: You have forsaken your first love.” (Revelation 2: 4)

“Love the Lord your God with all your heart and with all your soul and with all your mind and with all your strength.” Mark 12: 30–31

Jesus, as John wrote underlined there are no love in the services practiced by the church. The services seem lifeless, loveless, and mechanical. The letters addressed to the Church in Ephesus reminded me that following Christ means loving Him. As a solid-food Christian, we must’ve understood that love and suffering cannot be separated because love requires sacrifice and commitment. 128 MILK or SOLID FOOD CHRISTIANS?

NAFIRI JUL 18 print.indd 128

6/20/18 10:23 AM


I realized that what Jesus longs for is a heart of worship. Because, no matter how perfect we look on the outside but if we have no love, our deeds and accomplishments are meaningless.

“This light momentary affliction is preparing for us an eternal weight of glory beyond all comparison, as we look not to the things that are seen but to the things that are unseen. For the things that are seen are transient, but the things that are unseen are eternal.” 2 Corinthians 4: 17–18

The verse above gives me hope and joy, because I know that all the pain I’ve felt and those that awaits are the exercises—the processes I have to undergo—to equip me for eternal glory with God. Most of all, once again, my traumatized heart slowly opened its door and let Jesus in. At that time, I made sure to welcome Him with a warm hug and a reassuring smile that this place will no longer stay cold

Nafiri JULI 2018

NAFIRI JUL 18 print.indd 129

129

6/20/18 10:23 AM


130 MILK or SOLID FOOD CHRISTIANS?

NAFIRI JUL 18 print.indd 130

6/20/18 10:23 AM


/ Hendro Suwito /

Nafiri JULI 2018

NAFIRI JUL 18 print.indd 131

131

6/20/18 10:23 AM


Tiga gereja itu adalah Gereja Katolik Santa Maria Tak Bercela (GKSMTB) di Ngagel Madya, Gereja Kristen Indonesia (GKI) di Jalan Diponegoro, dan Gereja Pantekosta Pusat Sawahan (GPPS) di Jalan Arjuno. Tetapi, bukan hanya peristiwa naas itu yang membuat saya tak habis heran. Yang membuat pikiran saya melayang-layang kembali ke masa kecil di Surabaya adalah ketiga lokasi peristiwa ini. Ternyata hidup saya pernah bersinggungan langsung dengan ketiga-tiganya. Ketika saya masih kelas tiga dan empat SD, setiap Minggu jam tiga sore saya naik becak Pak Zaman, tetangga kami di daerah Pandegiling. Kami menuju Jalan Petemon Timur untuk menjemput Emak Pudjiati, nenek dari pihak Mama. Tujuannya akhirnya adalah GPPS di Jalan Arjuno. Saya, yang masih sekitar sepuluh tahun, bertugas mendampingi Emak (sekitar tujuh puluh tahun) yang bergereja di GPPS. Dan Emak sangat disiplin. Dia selalu datang saat masih acara pembukaan saat song leader dengan menggebu-gebu menyanyikan lagu-lagu pengantar. Lirik lagunya biasanya pendek-pendek, tapi diulang-ulang berkalikali. Semua menyanyi dengan penuh semangat, sering kali dengan bertepuk tangan. 132 MILK or SOLID FOOD CHRISTIANS?

NAFIRI JUL 18 print.indd 132

6/20/18 10:23 AM


GKSMTB

Hadir di kebaktian dari jam 3.30 hingga jam 6.00 sore di kebaktian dewasa dan harus duduk manis, tampaknya kurang pas untuk anakanak. Walaupun suasana terus penuh semangat, termasuk khotbah Pendeta Ishak Leo, saya harus mengaku kalau sering terkantukkantuk. Sangat Dekat Setelah kelas lima–enam SD, keluarga kami pindah ke daerah Kalibokor. Tugas saya berubah. Pada pagi hari, karena saya sekolah siang, saya harus mengantar sepupu yang masih TK ke sekolah. Dia saya bonceng dengan sepeda dari Jalan Kalibokor ke sekolahnya di Santa Clara di Ngagel Madya. Sekolah ini baru satu–dua tahun dibuka tapi sudah jadi favorit masyarakat sekitar. Di lingkungan sekolah ini pada masa itu juga sedang dibangun gedung Gereja Katolik SMTB. Saya sendiri, dari SD hingga SMA, bersekolah di Petra. Sekolah ini sangat dekat dengan GKI, sama seperti Ipeka dengan GKY. Kalau ada acara khusus, sekolah kami menggunakan gedung GKI. Ketika SD di Jalan WR Supratman, kami sering menggunakan gedung GKI Diponegoro. Nafiri JULI 2018

NAFIRI JUL 18 print.indd 133

133

6/20/18 10:23 AM


egoro

on GKI Dip

Bahkan ketika SMP di Embong Wungu, saya memutuskan bergereja di GKI Diponegoro, termasuk ikut paduan suara remaja. Saya juga menjadi saksi ketika gedung gereja pindah dari bangunan Belanda tak jauh dari Kebon Binatang ke lokasi yang sekarang. Wajah, gaya, dan tutur kata Pendeta Yahya Kumala sebagai pendeta utama bahkan masih segar dalam ingatan.

Kok bisa ya? Kok bisa saya pernah dekat dengan tiga lokasi ini? Dan saya pun hanya bisa terus terheran-heran tanpa tahu jawaban apa yang sebenarnya saya harapkan. Tulisan sendu dan ulasan serius tentang bom Surabaya sudah banyak sekali muncul di media dan saya tidak bermaksud untuk menambah beban pikiran Anda semua. Saya hanya ingin mengajak Anda semua berselancar meniti ombak ke masa lalu, baik yang sudah lama lewat atau yang baru saja terjadi.

134 MILK or SOLID FOOD CHRISTIANS?

NAFIRI JUL 18 print.indd 134

6/20/18 10:23 AM


Tersandung-sandung Demikian banyak peristiwa besar-kecil yang Tuhan sudah perkenankan untuk kita alami. Pada saat kita sedang mengalami dan menjalani semua peristiwa itu bisa jadi kita tidak pernah berpikir secara mendalam apakah ada maksud tertentu yang Tuhan ingin ajarkan bagi kita. Kita menganggap semua yang terjadi itu biasa-biasa saja. Hidup ya seperti itu adanya. Tidak perlu dibuat pusing. Sebaliknya, justru ada pribadi-pribadi yang demikian terkungkung oleh peristiwa-peristiwa yang pernah terjadi dalam hidupnya. Halhal yang sangat menyakitkan atau sangat mendukakan di masa lalu masih terus menghantui dan membelenggu. Akibatnya, mereka sering tersandung-sandung untuk move on dan gagal untuk mengembangkan potensi yang sudah Tuhan berikan. Saya bahkan mengenal beberapa orang yang masih sering mimpi buruk—dengan pola mimpi yang sama—akibat rasa cemas dari masa lalu yang terus terbawa ke masa kini. Dan ternyata sangat tidak mudah untuk mengajak mereka lebih legawa—lebih pasrah, lebih membuka hati, dan lebih penuh bersandar—pada kasih, anugerah, dan pengaturan Tuhan. Manusia memang demikian kompleks. Kita semua masih tidak habis pikir bagaimana ada orang tua yang rela mengorbankan anakanaknya untuk membawa kehancuran pada diri mereka sendiri dan orang-orang lain.

Nafiri JULI 2018

NAFIRI JUL 18 print.indd 135

135

6/20/18 10:23 AM


Ketika mengikuti peristiwa Surabaya ini, sudah sepatutnya kita lebih mensyukuri keindahan kasih karunia Tuhan bagi kita semua. Tuhan juga telah merelakan Anak-Nya untuk mati bagi kita. Tetapi, sama sekali bukan untuk membawa kehancuran. Dia mengorbankan Anak-Nya justru untuk membawa penebusan dan keselamatan bagi kita semua, manusia berdosa. Dia ingin kita bisa meraih kembali tujuan penciptaan manusia: Hidup kekal bersama Dia, Sang Pencipta. Kiranya keindahan pengorbanan, kasih, dan anugerah melalui Yesus Kristus ini selalu mengingatkan kita untuk menjalani hidup dengan rasa syukur—yang makin penuh. Sepanjang Dia yang Mahakuasa masih memberi napas, mari kita terus giat menjadi berkat bagi sesama. Rasanya ini salah satu jawaban dari pertanyaan yang muncul di kepala atas peristiwa yang terjadi di Surabaya

136 MILK or SOLID FOOD CHRISTIANS?

NAFIRI JUL 18 print.indd 136

6/20/18 10:23 AM


Nafiri JULI 2018

NAFIRI JUL 18 print.indd 137

137

6/20/18 10:23 AM


代祷生活的重要性

代祷生活的重要性 (戴永富) (戴永富) 在基督里活出祭司的职分 离不开代祷的生活。这是耶稣这 在基督里活出祭司的职分 位大祭司所做的(来 7:24-25),

离不开代祷的生活。这是耶稣这 也是基督徒的义务(提前 2:1-

位大祭司所做的(来 7:24-25), 2)。 也是基督徒的义务(提前 2:1-

2)。 代祷所以是信徒实行献祭或祭 司的生活,因为: 138 MILK or SOLID FOOD CHRISTIANS? a. 祷告是人的努力的终结而神的行

代祷所以是信徒实行献祭或祭

NAFIRI JUL 18 print.indd

动的开始:在祷告中,人向神虚 司的生活,因为: 138 己,承认自己的无能,任凭神使

6/20/18 10:23 AM


代祷所以是信徒实行献祭或祭司的生活,因为: a. 祷告是人的努力的终结而神的行动的开始:在祷告 中,人向神虚己,承认自己的无能,任凭神使用。 b. 代祷是人代表他人的最佳方式之一:我们在代祷中 以他人的需要为自己的需要,恳切为他们的得救与 幸福向神说话。 c. 代祷是神开始通过我们改变世界的方式,也是我们 在这旧现实中传达神的旨意的方式。

在代祷中,信徒学习如何向神献祭或牺牲自己。 信徒要牺牲自己,因人更喜欢为自己祷告,不太热心 为他人(更别说仇敌)祈祷,但神会赏赐那为了代他 人祷告而有时忘记为自己祷告的人。信徒要学习自我 牺牲,因真诚为他人祷告常需要人与哀哭的人一同哀 哭,设身处地体会他人的忧愁和苦难。我们在代祷中 承担他人的苦痛,若没有圣灵的能力,我们是无法做 到的。实际上,我们无法吸收人的全部痛苦,我们只 能把这一切交托给神。所以,代祷时,我们主要是成 为他者在神面前的代言人。在觉悟到自己的限制时, 我们才意识到:我们在代祷中不仅代表人,也是代表 神,因最好的祷告是让主自己通过我们祷告。 Nafiri JULI 2018

NAFIRI JUL 18 print.indd 139

139

6/20/18 10:23 AM


在代祷中,信徒学习如何向神献祭或牺牲自己。 信徒要牺牲自己,因人更喜欢为自己祷告,不太热心 为他人(更别说仇敌)祈祷,但神会赏赐那为了代他 人祷告而有时忘记为自己祷告的人。信徒要学习自我 牺牲,因真诚为他人祷告常需要人与哀哭的人一同哀 哭,设身处地体会他人的忧愁和苦难。我们在代祷中 承担他人的苦痛,若没有圣灵的能力,我们是无法做 到的。实际上,我们无法吸收人的全部痛苦,我们只 能把这一切交托给神。所以,代祷时,我们主要是成 为他者在神面前的代言人。在觉悟到自己的限制时, 我们才意识到:我们在代祷中不仅代表人,也是代表 神,因最好的祷告是让主自己通过我们祷告。

其实,在我们里面的圣灵帮我们向天父祷告。 尤其在我们软弱时,圣灵帮助我们(罗 8:26)。但我 们的日常祷告也需要得到圣灵的引导和感动,以免我 们的祷告没有来自被基督感化之心。以下是让主通过 我们祷告的基本方法:(一)热爱学习圣经,叫我们 成为“圣经之人”。如此,神的话才更容易影响我们 的祷告;(二)把读经和祷告结合起来。若读经是聆 听神,祷告是我们对神的话的回应。用读经代祷的最 140 MILK or SOLID FOOD CHRISTIANS? 佳操练是通过诗篇祷告,因诗篇既是神的话又是人的 祷告文。 NAFIRI JUL 18 print.indd 140

6/20/18 10:23 AM


牺牲,因真诚为他人祷告常需要人与哀哭的人一同哀 为他者在神面前的代言人。在觉悟到自己的限制时, 哭,设身处地体会他人的忧愁和苦难。我们在代祷中 我们才意识到:我们在代祷中不仅代表人,也是代表 承担他人的苦痛,若没有圣灵的能力,我们是无法做 神,因最好的祷告是让主自己通过我们祷告。 到的。实际上,我们无法吸收人的全部痛苦,我们只 能把这一切交托给神。所以,代祷时,我们主要是成 为他者在神面前的代言人。在觉悟到自己的限制时, 我们才意识到:我们在代祷中不仅代表人,也是代表 神,因最好的祷告是让主自己通过我们祷告。

其实,在我们里面的圣灵帮我们向天父祷告。 尤其在我们软弱时,圣灵帮助我们(罗 8:26)。但我 们的日常祷告也需要得到圣灵的引导和感动,以免我 其实,在我们里面的圣灵帮我们向天父祷告。

们的祷告没有来自被基督感化之心。以下是让主通过 尤其在我们软弱时,圣灵帮助我们(罗 8:26)。但我 我们祷告的基本方法:(一)热爱学习圣经,叫我们 们的日常祷告也需要得到圣灵的引导和感动,以免我 成为“圣经之人”。如此,神的话才更容易影响我们 们的祷告没有来自被基督感化之心。以下是让主通过 我们祷告的基本方法:(一)热爱学习圣经,叫我们 的祷告;(二)把读经和祷告结合起来。若读经是聆 成为“圣经之人”。如此,神的话才更容易影响我们 听神,祷告是我们对神的话的回应。用读经代祷的最 的祷告;(二)把读经和祷告结合起来。若读经是聆 佳操练是通过诗篇祷告,因诗篇既是神的话又是人的 听神,祷告是我们对神的话的回应。用读经代祷的最 祷告文。 佳操练是通过诗篇祷告,因诗篇既是神的话又是人的 祷告文。

戴永富博士从事神学教育事工,曾经在圣道神学院和 戴永富博士从事神学教育事工,曾经在圣道神学院和 国际归正福音神学院任教。 国际归正福音神学院任教。 D LeonarSdpernah per nah mengajteologi ar t eol ogi didanSTT SAAT Drr .Leonard mengajar di SAAT STTRII Dr . Leonar d per nah m engaj ar t eol ogi di STT SAAT dan STTRI I . dan STTRI I .

1

1

Nafiri JULI 2018

NAFIRI JUL 18 print.indd 141

141

6/20/18 10:23 AM



Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.