BERANI BERUBAH MAKIN SERUPA KRISTUS

Page 1


Saudara-saudara terkasih, Tema N a f i r i kali ini adalah: “Berani Berubah Makin Serupa Kristus”. Kita sering mendengar tentang harapan agar seseorang semakin menyerupai Kristus, tetapi ternyata harus ada tekad dan keberanian untuk mewujudkannya. Satu hal yang paling berkesan dari karakter Kristus–selain natur-Nya yang penuh kasih–adalah integritas-Nya. Bagi saya, integritas Tuhan Yesus menjadi begitu penting untuk dijadikan teladan agar kita dapat hidup serupa dengan Dia, sebab ini sangat relevan diterapkan dalam dunia yang jaim ini. Tuhan Yesus tidak pernah takut kepada apa kata orang karena Dia selalu memegang kebenaran Allah, dan memang Dia sendirilah Allah yang telah menjadi Manusia, sehingga nilai-nilai hidup-Nya pantas untuk menjadi standar. Kehidupan Kristus sama benarnya, baik ketika berada di dunia publik maupun di dalam dunia batin-Nya. Dalam edisi kali ini, rubrik “Thought” mengangkat wawancara dengan seorang CEO yang mempraktekkan hidup berintegritas dan menginspirasi kita semua bagaimana mempertahankan nilai-nilai hidup yang serupa Kristus dalam dunia kerja. Selain itu, “Potret” juga menyajikan kisah hidup keluarga yang sangat dikenal penuh kasih kepada anak-anak dan menjadi teladan dalam kesetiaan walau mengalami berbagai krisis. Pembicaraan hangat tentang LGBT, kondisi di Suriah, dikupas dalam edisi ini, serta berbagai artikel inspiratif yang unik: “Emak Menelpon Tuhan” dan “Menerawang Batas Kemampuan”, tentunya sangat menarik untuk dibaca. Juga kami menyajikan berbagai “Event Notes” yang membahas kegiatan GKY BSD termasuk hadiah ulang tahun ke-23 berupa IMB pendirian gedung gereja yang diperoleh setelah didoakan selama bertahuntahun, semuanya adalah wujud nyata kebaikan Tuhan kepada kita. Pada edisi yang terbit pada waktu sekitar peringatan kematian dan kebangkitan Yesus Kristus ini, kami mengucapkan “Selamat Paskah.” Selamat membaca, semoga setiap tulisan yang ada disini memberi inspirasi bagi saudara-saudara. Tuhan Yesus memberkati kita.

Salam, Redaksi 2

BERANI BERUBAH MAKIN SERUPA KRISTUS

NAFIRI MAR 16 PRINT.indd 2

Penasehat Pdt Joni Sugicahyono, M.Div. Pembina GI Feri Irawan, M.Div. Majelis sub. bid. Literatur Kevin Kowinto Pemimpin Redaksi Elasa Noviani Wakil Pemimpin Redaksi Nico Tanles Tjhin, Arina Palilingan Editor Hendro Suwito, Titus Jonathan Proof Reader Yati Alfian Creative Design Juliani Agus, Arina Palilingan, Christina Citrayani, Kezia Rusli, Abby Stefanus, Gabriel Neferet, Glory Amadea Illustrator Ricky Pramudita, Thomdean Fotografer Yahya Soewandono Penulis Anton Utomo, Deirdre Tenawin, Elasa Noviani, Erwin Tenggono, Edna C. Pattisina, Feri Irawan, Hendro Suwito, Humprey, Nico Tanles Tjhin, Pingkan Isabella, Titus Jonathan Kontributor Andika, Debby Tanles Tjhin, Ingkan, Ivan Kwananda Pangestu, Joni Sugicahyono, Kristiani Sinjaya, Langgeng Harjanto, Lily Ekawati, Lislianty Lahmudin, Mindra J. Citra, Setya Budi, Stanley Theofilus, Andriani Yuwana Alamat Redaksi Sub bidang literatur GKY BSD Jl. Nusaloka E8/7 BSD Tangerang Telp/ Fax: 021-5382274 Email: nafiri@gkybsd.org

Kirimkan KRITIK, SARAN, SURAT PEMBACA dan ARTIKEL anda ke alamat redaksi ataupun lewat e-mail di atas

3/22/16 11:30 AM


F oku s

28 Berani Berubah Makin Serupa KRISTUS 48 Menjadi Murid yang Siap Diubahkan Serupa KRISTUS 78 Percikan Emak Menelpon Tuhan 102 Teropong SURIAH, Negeri Bersimbah Darah dan Air MAta 162

62 Thought

English Corner

By Grace Through Faith

Christian Kartawijaya

4 12 18 42 54 74 86 94 118 126 130 138 152 156

Suara Gembala Menjadi dan Menjadikan Murid Enlightenment Menerawang Batas Kemampuan Kita Potret Burhan & Tenny Perspektif Memandang Hidup dengan Cara Berbeda View Point Karena Ganteng Bukan Segalanya Refleksi Tantangan untuk Menjadi Anak-anak Terang Corner Kick Mendekatkan yang Jauh, Menjauhkan yang Dekat Kesaksian Edy Sutopo Serpihan Perjalanan Ketika Kesempatan Begitu Singkat Luar Jendela Asyiknya Belajar Film Sh oo t Andriani Yuwana Len t e r a M isi Mencoba Melayani dengan Aktif dan Kreatif Mandarin Corner

36 C a p t ur e ONCE

11 Quote 2 Zaman 144 Rekomendasi Buku Having a Mary Heart in a Martha World Komik 27 Bang ARIF 85 Sentilan 93 NAFIRI Hahaha 125 114 134 148 166

Event Notes PAS Natal 2015 HUT GKY BSD ke-23 Peletakan Batu Pertama

诗篇十六篇 翻译:刘鹏飞

Liputan Khusus Fidelis

Nafiri MARET 2016

NAFIRI MAR 16 PRINT.indd 3

3

3/22/16 11:30 AM


Menjadi dan Menjadikan

Murid Kristus 4

BERANI BERUBAH MAKIN SERUPA KRISTUS

NAFIRI MAR 16 PRINT.indd 4

3/22/16 11:30 AM


ayat bahasan Lukas 9:23-26 / Pdt. Joni Sugicahyono /

emaat GKY BSD yang saya kasihi, untuk tiga tahun ke depan sesuai visi dan misi gereja, kita mengusung tema besar yaitu 3M: “Memenangkan, Memuridkan, dan Mengutus”. Hal ini sesuai dengan perintah Tuhan Yesus yang terakhir dan sangat penting sebelum Dia naik ke surga, seperti dicatat dalam Injil Matius 28:19: “Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus.” Oleh karena itu seluruh tema, kegiatan dan program pelayanan akan diarahkan pada tema 3M. Hal ini berbicara tentang disciple (murid), discipleship (kemuridan), dan disciple making (pemuridan). Tujuannya adalah untuk mempersiapkan kita menjadi murid Kristus yang sejati dan menjadikan orang lain murid Kristus. Namun tentunya kita pun sadar, sebagai manusia berdosa yang lemah tidak mungkin dapat melakukannya dengan kekuatan sendiri. Walaupun demikian Tuhan mengikut-sertakan manusia sebagai rekan dan hamba-Nya. Hanya Tuhan sendiri yang bisa melakukan ketiga hal ini: memenangkan jiwa, memuridkan, dan mengutus. Bagian kita hanya taat mengerjakan apa yang Ia perintahkan. Dietrich Bonhoeffer, teolog Jerman yang mati sebagai martir di kamp Nazi, menulis, ”Kekristenan tanpa kemuridan (discipleship) sama dengan kekristenan tanpa Kristus.” Kemuridan merupakan bentuk ketaatan kepada Kristus: menjadi murid Kristus dan kemudian menjadikan orang lain murid Kristus. Menjadi orang Kristen tidak cukup hanya sampai memperoleh keselamatan, kemudian hidup hanya untuk diri sendiri. Dallas Willard mengatakan, ”Kita bukan hanya diselamatkan oleh kasih karunia, melainkan telah dilumpuhkannya.” Nafiri MARET 2016

NAFIRI MAR 16 PRINT.indd 5

5

3/22/16 11:30 AM


Dia menambahkan jika kita memandang anugerah hanya sebagai pengampunan dosa saja, kita kehilangan gagasan bahwa kemuridan merupakan hal yang wajar. Menjadi murid dan menjadikan orang lain murid Kristus itu hal yang wajar. Perlu diingat kita bisa menjadi orang Kristen karena ada orang yang lebih dulu memuridkan kita menjadi murid Kristus. Apakah discipleship itu? Willard mendefinisikan bahwa discipleship adalah relasi yang kita bangun di dalam Kristus agar kita dapat menyatakan karakter-Nya. Dengan demikian, relasi yang semakin lama dengan Tuhan seharusnya membuat kita semakin terbiasa dan mudah melakukan apa yang Yesus ajarkan dan jalankan. Kerinduan kita yang utama adalah hidup serupa Kristus

6

“Christianity without discipleship is always Christianity without Christ.� Dietrich Bonhoeffer dalam semua aspek kehidupan kita. Dengan kata lain, tidak mungkin bagi kita untuk mengikut Kristus tanpa kerinduan untuk menjadi serupa dengan-Nya.

BERANI BERUBAH MAKIN SERUPA KRISTUS

NAFIRI MAR 16 PRINT.indd 6

3/22/16 11:30 AM


Dalam sejarah pemikiran tentang discipleship, ada tiga arus besar yang dominan: 1. Kemuridan Klasik Dimulai pada pertengahan abad ke-20. Ditandai dengan munculnya lembaga seperti Navigator, Campus Crusade for Christ, dan lain-lain. Metodenya melalui pendampingan pribadi, pemahaman Alkitab, menghafal ayat Alkitab, melatih orang bersaksi, dan mengajar kebenaran firman Tuhan. Manfaat metode ini sangat banyak dan merupakan terobosan di masa itu dan tetap bertahan sampai sekarang. Namun yang masih perlu perbaikan adalah karena terlalu banyak program, maka kehidupan rohani kurang diperhatikan dan cenderung menimbulkan kejenuhan dan sering tidak memberikan perubahan dalam jangka panjang. Banyak yang begitu program selesai, pertumbuhan rohani pun terhenti. 2. Spiritual Formation Gerakan ini menampilkan kembali disiplin rohani gereja purba, mencoba menemukan perjumpaan pribadi dengan Kristus melalui upacara dan ritual seperti yang dikerjakan murid dan pengikut Kristus di masa awal kekristenan. Metode ini menekankan proses individu menampilkan karakter Kristus melalui anugerah dan usaha manusia. Kelemahannya, terlalu dekat dengan teologi liberal, rentan terhadap pengaruh agamaagama lain, filsafat Timur dan pandangan dunia sekuler. 3. Kemuridan Berbasis Komunitas Arus ketiga ini muncul di masa postmodern, intinya membangun relasi melalui komunitas. Penekanannya pada bagaimana suasana komunitas dalam suatu kelompok turut menentukan apa yang bertumbuh atau mati dalam komunitas tersebut. Penekanan utama pada integritas, saling menerima, dan hubungan kepercayaan. Ketiga pemikiran tersebut saling melengkapi dan kita percaya Tuhan mengizinkan pemikiran-pemikiran ini muncul untuk menjawab tantangan di setiap zaman yang berbeda. Bagian dari ketiganya juga digunakan di gereja kita, misalnya dalam pembentukan CGF yang berbasis komunitas. Nafiri MARET 2016

NAFIRI MAR 16 PRINT.indd 7

7

3/22/16 11:30 AM


Untuk dapat memuridkan, terlebih dahulu kita harus menjadi murid Kristus. Apa artinya menjadi murid Kristus? Dalam Lukas 9:23–26 Yesus mengajarkan bahwa menjadi murid artinya bersedia menjadi pengikut-Nya. Ini adalah ujian pertama iman kita. Mengikuti Kristus berbicara masa yang panjang bahkan seumur hidup. Dengan demikian discipleship bukan hanya sepanjang program, melainkan suatu way of life. Terlebih saat Yesus berfirman dalam Lukas 9:23: ”Setiap orang yang mau mengikut Aku, ia harus menyangkal dirinya, memikul salibnya setiap hari dan mengikut Aku.” Setiap orang ... setiap orang percaya! Benar-benar dibutuhkan komitmen yang radikal dalam mengikut Kristus dan menjadi murid-Nya. Dalam Lukas 9:24 Yesus mengajar, “Karena barangsiapa mau menyelamatkan nyawanya, ia akan kehilangan nyawanya; tetapi barangsiapa kehilangan nyawanya karena Aku, ia akan menyelamatkannya.” Hal ini paradoks di mata manusia, karena dunia berfokus pada kepentingan diri sendiri. Dalam ayat 23 dikatakan “memikul salib setiap hari”. Memikul salib adalah metafora yang menakutkan; terlebih pada masa Tuhan Yesus dimana salib adalah lambang penyiksaan, penghinaan, dan kematian. Dunia yang telah terpengaruh filsafat Darwin “survival of the fittest” (seleksi alam), tentu tak dapat mengerti apalagi menerima pengajaran ini. Dalam dunia yang penuh persaingan, semua orang cenderung hidup berpusat pada diri sendiri dan mendahulukan kepentingannya sendiri. Hanya yang kuat, yang pintar, yang sehat yang bisa bertahan dan yang berhak hidup. Ini yang diajarkan Darwinisme. Maka kita akrab sekali dengan budaya yang menekankan bagaimana seseorang yang berhasil adalah yang terus memperhatikan dirinya sendiri, terus memperjuangkan dirinya sendiri; agar bisa ‘menyelamatkan nyawanya’. Tetapi Yesus mengatakan bahwa barangsiapa yang mau menyelamatkan nyawanya akan kehilangan nyawanya. Artinya semakin posesif dan obsesif, sendirinya semakin tidak bisa menikmati dan semakin tidak bisa mendapatkan kepuasan, jiwa terasa hampa. Ini seperti satu jurang 8

BERANI BERUBAH MAKIN SERUPA KRISTUS

NAFIRI MAR 16 PRINT.indd 8

3/22/16 11:30 AM


Lukas 9:23 yang tidak ada dasarnya, dikejar tidak habis-habis dan orang terus masuk di dalam kecanduan dan tetap hatinya tidak bisa puas. Jika tidak hati-hati, manusia akan terperangkap oleh keinginannya sendiri. Kalau demikian apakah berarti kita tidak boleh mempunyai keinginan? Ajaran Kristen berbeda dengan ajaran-ajaran yang lain, kalau kita tidak hatihati bisa mengartikan menyangkal diri sampai tidak punya keinginan apa-apa; bukan seperti itu maksudnya. Tetapi milikilah keinginan yang benar, yaitu mempersembahkan diri menjadi pengikut Kristus. Ada spirit “sacrifice�, pengorbanan diri. Mengapa hal ini bisa membuat hidup kita menjadi puas dan bermakna? Karena sesungguhnya hanya Yesus yang paling peduli dengan hidup kita; bahkan jauh melampaui kepedulian kita terhadap diri kita sendiri. Dia adalah Tuhan dan kita manusia, bukan tuhan. Kita bahkan tidak sanggup mengasihi diri sendiri dengan benar. Manusia pikir ia sedang mengasihi dirinya sendiri, kenyataannya dia sedang membinasakan dirinya sendiri dengan cinta kasihnya yang liar yang jauh dari cinta kasih Tuhan. Tuhan Yesus berkata: Apakah gunanya seseorang memperoleh seluruh dunia tetapi kehilangan nyawanya, kehilangan dirinya sendiri? Yesus datang ke dunia untuk mencari dan mencintai kita, namun kita mencari, mengejar dan mencintai sesuatu di luar diri kita. Sungguh ironis. Hidup manusia menjadi fragmented, terpecah-belah dan berkeping-keping mengikuti beragam konteks kehidupan yang sedang dijalaninya. Kehidupan bergereja, keluarga, pekerjaan, sosial, dan lainnya dilakukan terpisah-pisah; namun tidak ada fokus sehingga itu hanya mengacaukan hidup kita. Hanya Tuhan yang paling tahu bagaimana cara terbaik mengelola kehidupan yang kita persembahkan kepada-Nya. Ayat 26: “Sebab barangsiapa malu karena Aku dan karena perkataan-Ku, Anak Manusia juga akan malu karena orang itu, apabila Ia datang kelak dalam kemuliaan-Nya dan dalam kemuliaan Bapa dan malaikat-malaikat kudus.� Di sini Yesus mengajarkan hal lebih dalam lagi apa artinya menjadi murid-Nya. Kata-kata kunci dari ayat di atas adalah malu dan kemuliaan. Nafiri MARET 2016

NAFIRI MAR 16 PRINT.indd 9

9

3/22/16 11:30 AM


Keduanya bertolak belakang. Waktu seseorang ikut Tuhan mungkin saja dia merasa malu. Waktu mau bersaksi mengabarkan Injil malu. Waktu mau menjadikan orang lain murid Kristus malu. Bahkan ada yang malu mengakui dirinya adalah orang Kristen. Orang merasa malu karena tidak melihat kemuliaan atau merasa tidak mulia. Tuhan Yesus sudah mengantisipasi hal ini. Waktu kita mengikut Tuhan, dunia akan terus-menerus berusaha mempermalukan kita, akan terus menghina, akan terus menawarkan ‘kemuliaan-kemuliaannya’. Tetapi Yesus menjanjikan pada orang percaya bahwa mereka suatu saat akan bisa melihat Anak Manusia datang di dalam kemuliaan-Nya. Kemuliaan-Nya akan dinyatakan untuk mereka yang tidak malu memikul salib bagi Kristus. Pada akhirnya, jadilah manusia seperti yang pernah disampaikan Martin Luther, yaitu bukan sebagai matahari dan bintang yang memancarkan cahaya dari dirinya sendiri, tapi jadilah planet atau satelit yang merefleksikan cahaya matahari. Kita tidak dipanggil menjadi bintang, melainkan menjadi media refleksi yang bersih dan jernih yang memancarkan kemuliaan Tuhan, dan mempersembahkan kemuliaan hanya bagi Dia; kemuliaan yang dari atas, divine glory. Hidup sebagai murid Kristus dari awal sampai akhir adalah satu hidup yang terus-menerus berelasi dengan divine glory seperti ini. Saat hidup menjadi murid Kristus, saat bersaksi menjadikan orang lain murid Kristus, kita perlu berdoa, supaya Tuhan menolong kita untuk memancarkan kemuliaanNya, bukan mengusahakan kemuliaan kita sendiri. Bukan pula membangun kemuliaan yang ditawarkan dunia dengan standarnya, melainkan hanya dan hanya dengan memancarkan kemuliaan Kristus. Inilah makna yang paling penting menjadi murid Kristus dan menjadikan orang lain murid Kristus. Tidak ada sedikit pun kemuliaan bagi kita. Segala kemuliaan hanya bagi Dia, Tuhan kita. Soli Deo Gloria! Amin (Khotbah Pdt. Joni Sugicahyono pada Kebaktian Umum I, tanggal 3 Januari 2016; disarikan oleh Lislianty Lahmudin). 10

BERANI BERUBAH MAKIN SERUPA KRISTUS

NAFIRI MAR 16 PRINT.indd 10

3/22/16 11:30 AM


”As our Father makes many a flower

to bloom unseen in the lonely desert, [let us] do all that we can do, as under Gods eye, though no other eye ever take note of it. ” – James Hudson Taylor James Hudson Taylor (1832–1905) sempat merasa skeptis terhadap keberadaan Tuhan. Doa ibu dan saudara perempuannya menjadi titik tolak kembalinya Hudson pada kasih dan penebusan Kristus. Setelah selesai belajar di bidang medis, Hudson berlayar dari Inggris ke China pada bulan September 1853–yang menjadi awal kehidupannya sebagai misionaris. Kapalnya berlabuh di Shanghai 1 Maret 1854 saat sedang terjadi pemberontakan. Dia nyaris mati saat tembakan kanon menghantam bangunan dekat rumah yang dia tinggali. Hudson memberitakan kasih Kristus hingga ke desa-desa di pedalaman China. Pada tahun 1865, dia mendirikan China Inland Mission (CIM)–yang kemudian dikenal sebagai OMF International–dan mulai menerbitkan majalah Chinas Millions agar kasih Kristus bisa ‘didengar’ oleh jutaan penduduk. Dikenal sebagai ”man of prayer” dan “man of faith”, Hudson dianggap sebagai salah satu misionaris paling dipakai Tuhan dalam memperkenalkan Kristus di China. Dia meninggal tahun 1905 dan dikuburkan di Changsa, Hunan.

Maaf ya, khotbah-khotbah di gereja sekarang ini banyak yang terlalu tinggi, tinggi di langit dan hanya mengurus soal upah di surga setelah mati. Harusnya pendeta juga menyempatkan untuk khotbah tentang apa yang terjadi di dunia ini, misalkan sebulan sekali. Jangan pendeta khotbah yang itu-itu saja, nanti jemaat mudah sekali menebak, nggak menarik.

Prof. DR. Jakub Elfinus Sahetapy, SH., MA.

(Saat diwawancara Nafiri untuk edisi Juni 2012 dimana Beliau menyoroti lemahnya peran orang Kristen dalam pembangunan kehidupan bangsa) Nafiri MARET 2016

NAFIRI MAR 16 PRINT.indd 11

11

3/22/16 11:30 AM


12

BERANI BERUBAH MAKIN SERUPA KRISTUS

NAFIRI MAR 16 PRINT.indd 12

3/22/16 11:30 AM


/ Hendro Suwito /

M

Manusia harus tahu sampai di mana batas kemampuannya.” Kalimat ini rasanya satusatunya kalimat yang masih terus saya ingat dari sebuah film. Padahal, saya sudah menonton banyak film.

Entah mengapa, kata-kata detektif Harry Callahan di akhir film Magnum Force ini demikian nancep di otak saya yang saat itu– rasanya–masih kelas satu SMA. Padahal, filmnya biasa saja. Hanya film dar-der-dor versi Clint Eastwood, sang Harry Callahan. Saya jauh lebih tersentuh, dan bahkan mencucurkan air mata, ketika menonton Ben Hur dan Poseidon Adventure. Maaf untuk generasi muda yang tidak punya bayangan sama sekali tentang film-film ‘oldies’. Tetapi, kalau bisa menemukan secara online, saya sarankan untuk menonton Ben Hur dan Poseidon Adventure (yang aktornya Gene Hackman). Magnum Force tak perlu dicari. Buang waktu. Nafiri MARET 2016

NAFIRI MAR 16 PRINT.indd 13

13

3/22/16 11:30 AM


“Man’s got to know his limitations.” Clint Eastwood berguman setelah menghabisi sang penjahat. Dan kalimat ‘sakti’ ini ternyata telah ikut mewarnai perjalanan hidup saya. Tentunya, ada ayat-ayat Alkitab yang ikut membentuk saya. Di persekutuan siswa, kami diminta menghafal banyak ayat saat ikut kelompok tumbuh bersama: 2 Korintus 5:17, Roma 8:28, Yesaya 40: 31, Yosua 24:15, Yohanes 15:5 dan banyak lagi. Dan saat Sekolah Minggu tentunya kita berkenalan dengan ayat-ayat abadi: Yohanes 3:16, Mazmur 23, Matius 6:33, Amsal 1:7, Wahyu 3:20, dan ayat utama lainnya. Tetapi, cuapan Clint Eastwood itu tetap ikut mengisi pikiran saya; dan ikut berperan saat saya dihadapkan pada pilihan-pilihan dalam perjalanan kehidupan. Sebagai anak dari keluarga miskin; saya diingatkan untuk tidak berpikir mulukmuluk, untuk belajar menerima, dan mensyukuri kesempatan-kesempatan kecil yang terbuka. Setelah mulai memasuki dunia kerja, kata-kata Clint ini juga menyeruak di kepala. “Kira-kira saya bisa atau tidak menjalani pekerjaan atau profesi ini? Apakah saya harus ‘mengambil’ tawaran ini atau menolak karena ini di luar kemampuan saya ... beyond my limitation?” 14

BERANI BERUBAH MAKIN SERUPA KRISTUS

NAFIRI MAR 16 PRINT.indd 14

3/22/16 11:30 AM


Peringatan Clint ini, bersama ayatayat Alkitab yang sudah merasuk dalam sanubari, telah membuat langkah hidup saya ringan. Tidak mati-matian mempertahankan suatu jabatan kalau saya memang sudah tidak sesuai lagi. Tidak ‘mengambil’ suatu jabatan kalau itu tidak sesuai kemampuan saya. Beberapa kali, saya bahkan minta mundur kalau merasa sudah mentok, sudah kadaluwarsa. Biar orang lain yang melanjutkan dan mengembangkan. Terlalu Gamang Di sisi lain, bisa jadi kalimat Clint itu juga telah membuat saya jadi kalah sebelum bertanding, gagal mencoba tantangan baru. Bisa jadi, ada ‘jalan yang dirancang oleh Tuhan’ yang akhirnya mubazir karena saya tidak percaya diri; terlalu gamang untuk menjawab tantangan. Saya kurang yakin kalau Tuhan akan melengkapi dan memampukan. Tahun berlalu dan Clint Eastwood ternyata telah ‘mengkhianati’ saya. Dia mengajak kita lebih paham akan batas kemampuan. Tetapi, dia sendiri justru terus berani mencoba dan mencoba saat orang lain sudah berhenti dan ongkang-ongkang kaki di masa tuanya. Saya mulai terkagum-kagum ketika Clint menyutradarai dan membintangi Unforgiven saat usianya 62 tahun. Film Western yang menyentuh ini dinobatkan sebagai ‘Best Picture’ saat penganugerahan Oscar tahun 1993. Clint juga menyabet Oscar sebagai Sutradara Terbaik. Padahal, sebelumnya dia sudah membintangi puluhan film dan tidak pernah dilirik oleh Oscar. Yang lebih membuat saya–dan dunia–melongo, tiga belas tahun kemudian, Clint me-release Million Dollar Baby. Film ini menyabet Oscar sebagai Film Terbaik, menghantar Clint sebagai Sutradara Terbaik, dan membuat nama Hillary Swank melejit setelah dinobatkan sebagai Aktris Terbaik. Tujuh puluh lima tahun–pemenang Sutradara Terbaik tertua! –dan masih berjaya. Nafiri MARET 2016

NAFIRI MAR 16 PRINT.indd 15

15

3/22/16 11:30 AM


Dua tahun sebelumnya, dia juga menghantar Sean Penn menyabet Oscar sebagai Aktor Terbaik dan Tim Robbins sebagai Aktor Pendukung Terbaik di Mystic River, sebuah film yang sangat istimewa walaupun nuansanya muram. Saat usianya 78 tahun, dia kembali membuat masterpiece melalui Gran Torino. Film sederhana, menghibur dan mengharukan ini salah satu film Clint yang paling saya sukai. Dia sutradara sekaligus aktor utama film ini.

Menikmati Perbedaan Dia belum berhenti. Pada usia 79 tahun, Clint membuat Invictus; sebuah film luar biasa tentang bagaimana Nelson Mandela (diperankan Morgan Freeman) mempersatukan warga Afrika Selatan melalui rugbi, olahraga paling populer di sana. Film serius yang menghibur ini mengetuk kesadaran kita untuk menghargai, menghidupi, dan menikmati perbedaan. Tahun 2010 hingga 2014 (saat usianya 80 hingga 84 tahun!), Clint sibuk menyutradarai dan menghasilkan Hereafter, J. Edgar, Trouble with The Curve, Jersey Boys dan American Sniper. American Sniper mendapat enam nominasi Oscar, termasuk untuk Film Terbaik, Sutradara Terbaik dan Aktor Terbaik. Saya masih menanti beberapa karya Clint lainnya sebelum dia benar-benar berhenti. Semoga dia tidak mengecewakan saya. Pengguman “Man’s got to know his limitations� ini telah memberi contoh nyata bagaimana kita harus terus produktif kalau Tuhan masih memberi kekuatan 16

BERANI BERUBAH MAKIN SERUPA KRISTUS

NAFIRI MAR 16 PRINT.indd 16

3/22/16 11:30 AM


gster

Dokter Charles Eu

Dame

nne Gillian Ly

buku James Henry Arrud

a

dan kesempatan untuk berumur panjang. Usia tua bukan berarti hanya dudukduduk nglamun mengenang kejayaan masa lalu. Saatnya bagi kita untuk terus bertanya: Apalagi Tuhan? Saya baru saja dikirimi email tentang kisah-kisah orang tua yang luar biasa. Dame Gillian Lynne, koreografer (penari dan perancang tari) yang memenangi berbagai penghargaan, masih terus berkarya di usia 88. Resepnya: “Rahasia untuk ‘tetap muda’ dan penuh sukacita adalah mencintai apa yang Anda kerjakan dan mencintai orang-orang di sekitar Anda“. Sederhana, kan?” Dokter Charles Eugster menjuarai World Masters Rowing saat usianya 94 tahun. James Henry Arruda mulai belajar membaca dan menulis di usia 92 tahun. Dia menerbitkan buku karyanya pada usia 96. Saya segera masuk kepala enam. Kira-kira saya akan ongkang-ongkang sambil menerawang masa lalukah? Atau saya justru makin berani menemukan ujung ‘limitasi’ yang dirancang Tuhan kalau saya masih diberi hari-hari baru untuk dijalani? Dan bagaimana dengan Anda? Akh ... masih 25 tahun. Akh ... sudah 70 tahun. Sama saja. Ini waktunya untuk berkarya dan memuliakan Dia yang telah menciptakan Anda secara demikian luar biasa

Nafiri MARET 2016

NAFIRI MAR 16 PRINT.indd 17

17

3/22/16 11:30 AM


BURHAN DJUNAIDI dan TENI WONGSONO

Bukan Lagi Awan Gelap namun

PELANGI KASIH-NYA

18

BERANI BERUBAH MAKIN SERUPA KRISTUS

NAFIRI MAR 16 PRINT.indd 18

3/22/16 11:30 AM


/ Lily Ekawati /

Di balik sosok pria yang pendiam ini ternyata banyak kisah yang bisa dibagikan dalam rubrik “Potret” kali ini. Dari masa kecilnya yang sangat terkesan dengan Sekolah Minggu, pencarian Tuhan di masa muda, dan pergumulan hidupnya sebagai seorang ayah; diceritakan oleh Burhan Djunaidi didampingi istrinya Teni Wongsono pada tim Nafiri akhir Januari 2016. Menuliskan perjalanan cerita hidup guru Sekolah Minggu dan juga kesaksian istrinya dari awal hingga akhir, satu lagu rohani terlintas di benak saya:

“Apa yang kau alami kini mungkin tak dapat engkau mengerti. Satu hal tanamkan di hati indah semua yang Tuhan bri .... Tangan Tuhan sedang merenda suatu karya yang agung mulia, saatnya kan tiba nanti kau lihat pelangi kasih-Nya ....“

Nafiri MARET 2016

NAFIRI MAR 16 PRINT.indd 19

19

3/22/16 11:30 AM


Bertumbuh di tengah keluarga yang belum mengenal Tuhan, Burhan lahir tahun 1969. Pada saat ia duduk di kelas 2 SD Bukit Zaitun (Eclesia Christi), Burhan sangat terkesan dengan teman sebangkunya bernama Hani. Keberadaan Hani yang menurut Burhan ‘beda dari teman yang lain’ karena kebaikan hatinya dan selalu siap membantu, membuatnya masih mengingat sosok Hani sampai sekarang. Keakraban itu berujung pada ajakan Hani yang ternyata ialah anak seorang Pendeta, untuk samasama pergi ke Sekolah Minggu. “Saya langsung menolaknya, saya pikir, aduh Senin sampai Sabtu sudah sekolah capek-capek kok Minggu harus sekolah lagi, saya ga tau kalau sekolah minggu itu dengerin cerita Alkitab,” kata Burhan. Namun Hani tidak putus asa, Burhan dijemput dan diajak ke Sekolah Minggu. Ternyata Burhan kecil tertarik dengan cerita yang ia dapatkan di sana, sehingga di mingguminggu berikutnya dia berangkat sendiri dengan jalan kaki, bahkan sempat jadi anggota paduan suara dan suka mengikuti kuis Alkitab. Waktu remaja, orangtuanya menyuruh Burhan untuk pindah ke gereja Katolik saja, didasari dengan kekhawatiran mereka suatu hari nanti kalau mereka meninggal dan anaknya Kristen pasti tidak boleh pegang hio. Tanpa dukungan dari keluarga, 20

Burhan menceritakan bagaimana ia malas pergi ke gereja dan sempat menikmati ‘kenakalan’ bersama teman-temannya, kebut-kebutan naik motor .... Meskipun pada waktu SMA bersekolah di SMAK 2 Penabur, ia kadang-kadang datang bergereja di GKI Gunung Sahari namun merasa tidak ada damai sejahtera. Lulus SMA, Burhan diterima di Fakultas Arsitek Universitas Trisakti. Pada waktu kuliah inilah ia bertemu dengan gadis bernama Teni adik kelasnya jurusan Teknik Industri di Trisakti. Awal pacaran, Burhan menanyakan agama Teni yang dijawab sambil bergurau: ”Ateis .... Dulu Katolik, papa mama Buddha, tapi ... dua-duanya saya gak tertarik.” Burhan menceritakan sambil tergelak, ”Wah ... ga bisa nih ... kacau, batin saya mikir mesti ada agama .... Kita coba beberapa gereja termasuk gereja Katolik Katedral, tapi tetap ga terasa cocok. Akhirnya balik lagi ... pacaran kita isi dengan nonton, makan, pokoknya hal-hal duniawilah ....” Berawal dari Tempat Parkir Cara Tuhan memanggil pilihanNya memang seringkali misterius. Demikian pula yang dialami oleh Burhan dan Teni. Pada suatu hari Minggu mereka berencana melihat pameran rumah di JHCC, namun apa daya parkiran begitu penuh

BERANI BERUBAH MAKIN SERUPA KRISTUS

NAFIRI MAR 16 PRINT.indd 20

3/22/16 11:30 AM


“ Kita ga punya karcisnya,

jadi kayak dituntun saja ... masuklah kita ke sana.

membuat mereka parkir di Gelora Bung Karno. Pada saat itu di sana sedang berlangsung KKR oleh Pdt. Stephen Tong. Burhan mengajak Teni untuk ‘coba dengarkan’ Stephen Tong. Teni pun menyetujui. “Kita ga punya karcisnya, jadi kayak dituntun saja ... masuklah kita ke sana,” tutur Burhan disambung gelak tawa Teni. Hal mengherankan terjadi kemudian, ketika ada altar call, Teni tunjuk tangan. Mengenang momen itu, Burhan bercerita dengan geli, ”Kita kemudian ditemui konselor, waktu itu saya ada bintitan, sesuai kepercayaan kuno di jari tangan saya diikat benang ... konselornya sampai kebingungan, ini apaan? ... jimat?” Pasangan pemuda ini akhirnya diajak untuk ikut KTB di GKI Samanhudi selama satu bulan dan diminta mencari gereja yang tidak terlalu jauh dari tempat tinggal mereka saat itu. Pilihan jatuh ke GKJMB Green Ville, lagi-lagi selain faktor jarak yang dekat dari kos Burhan, dekat dari rumah tante Teni, juga karena arsitektur bangunan gereja yang menarik mata Burhan. Di sanalah mereka mulai setia beribadah tahun 1990 sampai menikah di tahun 1996. Sesudah menikah pasangan ini mulai tinggal di Gading Serpong. Saat itu mereka pernah datang sekali ke GKY BSD, dan dengan pertimbangan jarak, akhirnya mereka

memutuskan untuk beribadah di GKY BSD, pada saat itu juga Burhan mulai ikut pelatihan Sekolah Minggu dan mulai mengajar. Burhan tersenyum, ”Murid saya yang pertama sekarang sudah menikah dan masih aktif di gereja kita sampai sekarang ....” Melayani sebagai guru kelas anak-anak 3 SD di Sekolah Minggu Burhan merasa sangat diberkati. Ia menceritakan, “Meskipun tiap minggu harus mempersiapkan bahan, tapi saya sangat enjoy ... kadang pertanyaan anak-anak yang lucu dan menghibur, ada yang minta saya untuk menggambarkan suasana neraka ....” Mukjizat Tender Perjalanan karir Burhan juga sepenuhnya ia rasakan sebagai tuntunan Tuhan semata. Lulus kuliah di tahun 1993, dia bekerja di satu perusahaan kontraktor. Saat itu perusahaan mendapat proyek pembangunan city check-in maskapai terkenal Sempati Airlines. Tadinya Burhan menikmati pekerjaan ini bahkan sang atasan sangat percaya Nafiri MARET 2016

NAFIRI MAR 16 PRINT.indd 21

21

3/22/16 11:30 AM


padanya dan ia sudah seperti tangan kanan bos, tapi ada satu insiden kecil di lapangan, yang berujung pada konflik dengan istri pimpinannya, membuat Burhan memutuskan keluar dari pekerjaan ini. Kejadian selanjutnya di luar pikiran dan rencana Burhan. Sopir, mandor, dan pegawai di perusahaan lama ikut keluar; dan minta kerja pada Burhan. Berawal dari rasa tanggung jawab, Burhan mulai mencarikan pekerjaan buat mereka satu per satu. Dari mencarikan order untuk membuat furnitur kecil-kecilan akhirnya dia mempunyai satu usaha kontraktor sendiri. “Padahal saya tadinya pikir, mau bikin lamaran kerja lagi ke perusahaan yang butuh arsitek; tapi Tuhan sepertinya menuntun saya, tiba-tiba kok malah punya kerjaan sendiri,” jelasnya. Dalam kehidupan pekerjaannya, Burhan juga acap kali terheran-heran dengan pertolongan dan mukjizat Tuhan. Ia mengingat satu kali ada tawaran tender dari Duta Pertiwi, dan ia mencoba ikut. “Belum pernah ikut tender, saya juga ga tau mesti apa, saya datang aja pakai baju kemeja

pendek, bawa kalkulator kecil yang digitnya cuma sampai 99 juta, padahal yang lain datang dengan rekan dan keren-keren pakai jas ...,” senyum Burhan. Mukjizat karena akhirnya ia menang tender sampai kontraktor lain protes. “Begitu menang juga bingung, karena ga dikasih DP dan harus cari modal kerja sendiri, akhirnya saya pinjam ke paman saya. Saya menawarkan kerja sama. Mungkin paman gak percaya juga karena saya masih baru, jadi daripada sistem kerja sama paman milih sistem pinjam dengan hitung bunga,” tuturnya. Kemurahan Tuhan terus berlangsung, dimulai dari proyek pertama itu, hampir semua proyek Duta Pertiwi diserahkan pada Burhan. Namun tidak selamanya bisnis berjalan mulus; tahun 1997 saat mulai krisis moneter, Burhan tidak menerima pembayaran dan semua tagihan ditunda sampai waktu yang tidak ditentukan. “Tahun 1998 itu, hampir semua kontraktor kena. Saat itulah papa saya menasihati, kalau punya telur jangan taruh di satu keranjang,” ucap Burhan.

“Padahal saya tadinya pikir, mau bikin lamaran kerja lagi ke perusahaan yang butuh arsitek; tapi Tuhan sepertinya menuntun saya, tibatiba kok malah punya kerjaan sendiri

BERANI BERUBAH MAKIN SERUPA KRISTUS

NAFIRI MAR 16 PRINT.indd 22

22

3/22/16 11:30 AM


“... ternyata Tuhan bisa memakai orang yang biasa-biasa saja untuk memenangkan jiwa

Pertobatan Papa Tahun 1996, papa Burhan didiagnosis terkena stadium empat kanker paru. Dokter Indonesia memperkirakan hanya tiga bulan sisa waktu hidup papanya. Burhan dan saudara-saudara berusaha yang terbaik untuk papa mereka dengan membawanya berobat ke Singapore. Pulang dari Singapore, kondisi papa membaik meskipun sering keluar masuk rumah sakit. Kerinduan Burhan dan kakak adiknya supaya sang papa juga mengenal Tuhan membuat mereka cukup aktif mendatangkan hamba Tuhan gereja masing-masing untuk mendoakan papanya di rumah sakit. “Waktu itu zaman Gembala yang lama, pendeta adik saya, pendeta koko saya mau mendoakan; tapi papa selalu menolak ... papa bilang, udah kamu percaya sama Tuhan Yesus, papa percaya sama Dewi Kwan Im,” kata Burhan. Hingga suatu hari saat mereka menunggu papa yang sedang dirawat cukup lama di RS Graha Medika Kebon Jeruk, ada kebaktian yang dimpimpin oleh Pdt. Yesaya Pariadji yang disiarkan via layar di gedung sebelah, dan mereka berkunjung ke sana. Sehabis kebaktian, mereka mencari hamba Tuhan yang bisa menengok papa di Rumah Sakit untuk sekedar mendoakan. “Waktu itu hanya ada satu anak pemuda, bahkan belum

pendeta, mau diajak jalan ke Graha Medika dan mendoakan papa, ... eh papa betulan mau terima Tuhan ... ternyata Tuhan bisa memakai orang yang biasa-biasa saja untuk memenangkan jiwa,” kenang Burhan. Setelah itu, papa Burhan setia beribadah di GKY Sunter sampai ia dipanggil Tuhan di tahun 1998. Mama Burhan yang awalnya simpatisan, ketika melihat suaminya terima Tuhan Yesus ikut beribadah bersama dan masih setia beribadah di GKY Gading Serpong sampai saat ini. Konfirmasi Tuhan Satu momen yang memukul hidup mereka berdua, ketika Tuhan memanggil putra pertama mereka Christian (Ian) yang sangat mereka kasihi. Burhan menceritakan bagaimana ia sempat marah pada Tuhan, mengapa Ian yang sedari kecil mereka ajak ke gereja, ikut pelayanan paduan suara, dan benar-benar mencintai Tuhan malah seolah-olah direnggut dari kehidupan mereka. Selama satu tahun lebih dari kepergian Ian, mereka tidak mampu tinggal di rumah Gading Serpong yang Nafiri MARET 2016

NAFIRI MAR 16 PRINT.indd 23

23

3/22/16 11:30 AM


penuh dengan kenangan akan Ian dan memilih bolak-balik ke rumah mertua di Jakarta. Padahal semua aktivitas, kantor dan toko Burhan, demikian juga sekolah Christopher–adik Ian–ada di Gading Serpong. Namun, Tuhan adalah Tuhan yang luar biasa dan selalu baik dalam segala keadaan. Satu kali Burhan memimpikan Ian datang kepadanya dan bilang terima kasih karena Burhan sudah mengenalkan dia pada Tuhan Yesus, dan sekarang Ian sudah senang di rumah Bapanya yang di surga. Dalam mimpi itu, Burhan sempat ingin menarik Ian tapi raut muka Ian seperti menggambarkan bahwa ia lebih suka tinggal di tempat dia ada saat ini. Dari mimpi yang Tuhan izinkan Burhan alami inilah membuatnya yakin bahwa Tuhan ingin ia move on. Sejak saat itu, ia dan Teni dapat lebih rela melepaskan Ian. “Toh Ian sudah bahagia di surga bersama Bapanya di sana ... kita saja yang berat ditinggalin,” ujar Burhan.

24

Saat Tangan Tuhan sedang Merenda Teni, yang awalnya hanya mendengarkan, membagikan sedikit kenangannya dalam menemani Ian selama proses sakitnya. Ian tidak pernah mengeluh sekali pun, bahkan tetap percaya dan cinta Tuhan. Dengan kepolosan dan keteguhannya Ian selalu mengatakan Tuhan Yesus baik, ia berhasil memenangkan jiwa papa mama Teni yang tadinya Buddhis fanatik. Pandangan Teni juga banyak diubahkan, yang tadinya cukup cuek dan tidak terlalu enjoy dengan persekutuan-persekutuan, terbuka matanya bagaimana orang tidak perlu harus kenal dulu atau berhubungan cukup dekat untuk dapat membantu orang lain.Pada satu hari di Singapore ketika ia membawa Ian berobat dan dia tidak tahu harus mencari dokter siapa di rumah sakit NUH, sang sopir taksi menurunkan mereka di UGD. Ketika satpam UGD bertanya, Teni hanya menangis, memberikan laporan kesehatan Ian dari dokter sebelumnya. Tiba-tiba kepala Rumah Sakit khusus anak kecil, seorang profesor yang seharusnya hari itu terbang ke Kanada, mau membaca laporan analisa kesehatan Ian, merujuk mereka ke dokter spesialis paru, yang akhirnya merawat Ian. Tangan Tuhan terus menolong Teni, pada waktu mereka mau pergi beribadah

BERANI BERUBAH MAKIN SERUPA KRISTUS

NAFIRI MAR 16 PRINT.indd 24

3/22/16 11:30 AM


Tuhan menopang saya lewat satu email yang saya buka dalam perjalanan di MRT .... Email itu berisi sebuah lagu rohani dari Pak Yahya. Di MRT saya ikut menyanyi sambil menangis

ke GKY Singapore, sopir taksi sempat bertanya tujuan mereka datang ke Singapore dan dijawab untuk berobat, sopir itu langsung mematikan argo dan menolak dibayar. “Orang yang ga saya kenal, orang Singapore yang katanya egois dan ga mau tau orang lain ... bisa seperti itu,” kata Teni. Pada saat Ian sedang operasi pun, Tuhan menguatkan Teni lewat teman-teman gereja dan banyak orang yang tidak ia kenal dekat. “Tuhan menopang saya lewat satu email yang saya buka dalam perjalanan di MRT .... Email itu berisi sebuah lagu rohani dari Pak Yahya. Di MRT saya ikut menyanyi sambil menangis ...,” ujar Teni. Melihat Pelangi Kasih-NYA “Kalau sekarang saya cerita tentang Ian sudah tidak dengan air mata. Karena saya tahu semua orang mesti pulang, dan Ian pulang dengan membawa berkat dan penuh kemenangan. Malah saya takut kalah sama dia,” kata Teni. “Pada saat opa omanya mendoakan Ian yang sakit dengan segala atribut Buddha, Ian

berujar bahwa oma percuma doa-doa seperti itu ... kalau ibarat telepon sih salah sambung, karena Tuhan Yesus nomornya mana ... oma pencetnya mana ...,” Burhan menambahkan sambil tertawa. Lewat duka yang Tuhan izinkan mereka lalui, mereka merasakan tangan Tuhan ikut bekerja dan banyak hal diubahkan menjadi baik. Teni sekarang sangat menikmati pelayanannya di bidang diakonia bantuan internal, membantu orangorang yang bahkan tidak ia kenal. Papa mama Teni masih setia mengikut Tuhan, bahkan melayani sebagai penerjemah di gereja mereka di masa tuanya. “Mama Teni sampai sekarang kalau pergi kemana-mana bahkan naik pesawat saja sangat rajin baca Alkitab ... padahal tebel dan berat. Mama saya di rumah juga lihatnya siaran khotbah live dan di depannya Alkitab terbuka ...” ujar Burhan. Melihat hal ini mereka sangat bersyukur ... apa pun yang terjadi Tuhan merancangkan yang terbaik buat anak-anakNya

Nafiri MARET 2016

NAFIRI MAR 16 PRINT.indd 25

25

3/22/16 11:30 AM


Nama Lengkap Nama Panggilan Tempat/Tanggal Lahir Nama Istri Nama Anak

Biodata

: Burhan Djunaidi : Burhan : Jakarta, 24 Maret 1969 : Teni Wongsono (1971) : Christian Djunaidi (1997) Christoper Djunaidi (2005)

Riwayat Pendidikan SD Bukit Zaitun / Eclesia Christi SMP St. Fransiskus I SMA SMAK II Penabur Perguruan Tinggi Trisakti

Lulus tahun 1982 Lulus tahun 1985 Lulus tahun 1988 Lulus tahun 1993

Riwayat Pekerjaan • Toko Kaca Tria & Interior • Iyan Mobilindo • Furnimart • PT Dwi Archic Kreasi (Kontraktor)

Gading Serpong 2000 - Sekarang Gading Serpong 2008 - Sekarang Gading Serpong 2008 - Sekarang Jakarta 1995 - 1998

Riwayat Pelayanan • Guru Sekolah Minggu • KPP Bidang Literatur • TPP (Tim Panitia Pembangunan)

GKY BSD GKY BSD GKY BSD

1997 - Sekarang 1997 - 2000 2013 - Sekarang

“ Awan gelap itu telah berganti 26

BERANI BERUBAH MAKIN SERUPA KRISTUS

NAFIRI MAR 16 PRINT.indd 26

dengan pelangi kasih-Nya.

3/22/16 11:30 AM


Nafiri MARET 2016

NAFIRI MAR 16 PRINT.indd 27

27

3/22/16 11:30 AM


28

BERANI BERUBAH MAKIN SERUPA KRISTUS

NAFIRI MAR 16 PRINT.indd 28

3/22/16 11:30 AM


/ GI. Stanley Theofilus /

S

a y a teringat kira-kira di tahun 2010, tahun dimana saya memulai membaca buku-buku rohani praktis yang menolong pertumbuhan kerohanian saya. Salah satu buku yang sangat berkesan bagi saya hingga saat ini adalah buku Just Like Jesus karya Max Lucado. Di dalam bukunya, Lucado menuliskan bahwa,

“

“

Nafiri MARET 2016

NAFIRI MAR 16 PRINT.indd 29

29

3/22/16 11:30 AM


“ “ Kutipan tersebut sangat membekas dalam pikiran saya dan terus mengingatkan saya tentang apa artinya semakin serupa Kristus di dalam menanti kekekalan. Namun pada kenyataannya hidup semakin serupa Kristus bukanlah hal yang mudah. Banyak tantangan yang harus dihadapi baik itu dari lingkungan luar maupun dari dalam diri sendiri. Godaan dosa yang teramat manis seringkali mengelabui keinginan seseorang untuk berani berubah semakin serupa Kristus dalam dunia ini. Itulah sebabnya tidak salah jika seorang Rick Warren mengatakan bahwa “Becoming like Christ is a long, slow process of growth. Spiritual maturity is neither instant nor automatic; it is gradual, progressive development that will take the rest of your life.” 1 ‘Membutuhkan waktu’ adalah hal yang dapat kita simpulkan dari kutipan perkataan Warren mengenai serupa Kristus. Tidak ada yang tahu kapan proses itu akan berakhir. Namun ini bukan alasan bagi seseorang untuk menyerah dan tidak mau berubah serupa Kristus di tengah-tengah dunia ini.

1

http://rickwarren.org/devotional/english/becoming-like-jesus-is-a-slow-process_246

30

BERANI BERUBAH MAKIN SERUPA KRISTUS

NAFIRI MAR 16 PRINT.indd 30

3/22/16 11:30 AM


Serupa Kristus Jika kita melihat di dalam Perjanjian Lama ketika Allah menciptakan manusia, dikatakan dalam Kejadian 1:26, manusia diciptakan menurut gambar dan rupa Allah sendiri. Tidak ada makhluk lain yang dikatakan diciptakan menurut gambar dan rupa Allah selain dari manusia. Istilah ini di dalam bahasa Latin dikenal dengan sebutan Imago Dei. Baik kata gambar dan rupa di dalam terjemahan aslinya merujuk kepada keserupaan atau kemiripan namun tidak identik. Saat itu, pembaca awal secara sederhana memahami bahwa arti gambar dan rupa Allah ini mencakup segala aspek dan merepresentasikan Tuhan di tengah-tengah dunia ini.2 Diciptakannya manusia itu sendiri diikuti dengan mandat budaya dari Allah agar manusia menguasai dan mengelola bumi. Akibat kejatuhan manusia di dalam dosa, gambar dan rupa Allah yang mulia menjadi rusak (Roma 3:23). Namun melalui karya Kristus di Kalvari gambar dan rupa yang rusak tersebut dipulihkan dan manusia mengalami pengudusan. Di dalam proses pengudusan tersebut, manusia dituntut untuk mempersembahkan seluruh hidupnya bagi Allah seperti yang tertulis dalam Roma 12:1–2 yaitu, “Karena itu, saudarasaudara, demi kemurahan Allah aku menasihatkan kamu, supaya kamu mempersembahkan tubuhmu sebagai persembahan yang hidup, yang kudus dan yang berkenan kepada Allah: itu adalah ibadahmu yang sejati. Janganlah kamu menjadi serupa dengan dunia ini, tetapi berubahlah oleh pembaharuan budimu, sehingga kamu dapat membedakan manakah kehendak Allah: apa yang baik, yang berkenan kepada Allah dan yang sempurna.�

2

Wayne Grudem, Systematic Theology (Illinois: IVP Press, 2007) 383.

Nafiri MARET 2016

NAFIRI MAR 16 PRINT.indd 31

31

3/22/16 11:30 AM


Dua kata persembahan di dalam ayat 1 memiliki makna yang berbeda. Kata “mempersembahkan” pada bagian ini lebih bermakna aktif sebagai suatu demonstrasi pemberian di hadapan Allah. Bahkan dinyatakan bahwa orang-orang di zaman Paulus mengerti kata ini layaknya seseorang memberikan persembahan. Kata “persembahan” yang kedua lebih bermakna kurban. Dengan kata lain Paulus sangat jelas menulis pada bagian ini dengan maksud agar orang yang telah diselamatkan hendaknya mendemonstrasikan hidup mereka dengan penuh kerelaan bagi Allah sebagai suatu kurban yang hidup, kudus, dan berkenan kepada Allah.3 Hal ini pun diikuti di ayat kedua dengan suatu ajakan untuk tidak menjadi satu warna atau satu selera dengan dunia ini. Ia harus hidup berbeda dengan dunia ini. Dalam tulisan Paulus lainnya, ia juga begitu gamblang mengajak jemaat Filipi yang dilayaninya untuk meneladani Kristus. “Hendaklah kamu dalam hidupmu bersama, menaruh pikiran dan perasaan yang terdapat juga dalam Kristus Yesus.” (Filipi 2:5–7). Kristus merupakan teladan ultima yang harus dilihat oleh jemaat Filipi bagaimana Ia merendahkan diri sebagai manusia dan tidak menganggap kesetaraanNya dengan Allah sebagai milik yang harus dipertahankan. Hal ini juga ditegaskan di dalam 1 Yohanes 2:6, dimana di dalam konteks ini, rasul Yohanes berbicara mengenai Yesus sebagai pengantara orang percaya, rasul Yohanes menyatakan bahwa, “Barangsiapa mengatakan, bahwa ia ada di dalam Dia, ia wajib hidup sama seperti Kristus telah hidup.” Ada satu kriteria yang ditunjukkan di dalam ayat ini bahwa siapa yang mengaku sebagai orang yang mengenal Tuhan ia wajib hidup sama seperti Kristus telah hidup. Bahkan terlebih lagi di ayat 4 dikatakan bahwa jika seseorang mengenal Allah namun ia tidak menuruti perintah-

3

Leon Morris, The Pillar New Testament Commentary: The Epistle to The Romans (Grand Rapids: Eerdmans, 1988) 433.

32

BERANI BERUBAH MAKIN SERUPA KRISTUS

NAFIRI MAR 16 PRINT.indd 32

3/22/16 11:30 AM


perintahNya, itu tandanya ia adalah seorang pendusta. Hal ini sama halnya dengan ucapan Tuhan Yesus dalam Matius 7:21, “Bukan setiap orang yang berseru kepada-Ku: Tuhan, Tuhan! akan masuk ke dalam Kerajaan Surga, melainkan dia yang melakukan kehendak Bapa-Ku yang di surga.� Terlebih lagi di ayat 23 Tuhan Yesus mengatakan bahwa orangorang yang mengaku mengenal Tuhan namun tidak melakukan kehendakNya sesungguhnya orang yang tidak dikenal-Nya. Oleh sebab itu serupa Kristus berarti bahwa setiap orang yang percaya haruslah hidup taat, sesuai dengan kehendak Allah dalam hidup-Nya. Melalui beberapa bagian ayat firman Tuhan di atas, maka kita dapat melihat bahwa menjadi serupa Kristus adalah memahami bahwa sejak semula Allah telah menciptakan manusia menurut gambar dan rupa-Nya yang mulia. Namun akibat dosa, gambar dan rupa Allah yang begitu mulia di dalam manusia menjadi rusak. Melalui karya Kristus yang mati bagi dosa manusia, gambar yang rusak tersebut dipulihkan dan manusia hidup di dalam pengudusan, kemudian dengan penuh kerelaan dipersembahkan sebagai kurban yang berkenaan kepada Allah. Menjadi serupa Kristus juga berarti bahwa hati dan pikiran yang ada dalam diri manusia harus sama dengan apa yang menjadi pikiran Kristus. Menjadi serupa Kristus juga artinya bahwa seseorang harus menaati apa yang menjadi perintah-Nya di dalam hidup ini. Menjadi serupa Kristus adalah suatu keharusan bagi setiap orang percaya. Panggilan Universal bagi Setiap Orang Percaya Menjadi serupa Kristus adalah suatu keharusan bagi setiap orang percaya Karena hal ini adalah panggilan bagi setiap orang percaya. Panggilan untuk menjadi serupa dengan Kristus ini sendiri berkenaan dengan kesiapan seseorang untuk dimuridkan. Matius 28:19 jelas

Nafiri MARET 2016

NAFIRI MAR 16 PRINT.indd 33

33

3/22/16 11:30 AM


menyatakan perintah ini bahwa Tuhan Yesus memberikan mandat ini kepada para murid-Nya untuk pergi dan menjadikan semua bangsa murid Kristus. Kata pergi pada ayat ini diikuti dengan kalimat jadikanlah semua bangsa murid-Ku, berarti mereka harus memuridkan sama seperti mereka telah dimuridkan oleh Kristus sendiri. Pada zaman dahulu seorang rabi memberikan ajaran kepada muridnya dan menjadikannya identik dengan rabinya. Namun berbeda halnya dengan para murid Yesus. Mereka memuridkan agar setiap orang percaya menjadi Kristus bukan menjadi murid mereka sendiri.4 Inilah kerinduan Allah terhadap orang percaya. Ia tidak hanya menebus dan menyelamatkan tetapi Ia pun ingin orang tersebut dimuridkan. Kehidupan yang dijalani orang percaya setelah ia diselamatkan bukanlah kehidupan yang berjalan mulus. Ada dinamika kehidupan yang harus dijalani sampai kepada akhir kehidupan. Di dalam doktrin reformasi, dikenal pengajaran mengenai progressive sanctification. Pengudusan secara progresif berujung pada kesempurnaan keserupaan Kristus. Dalam hal ini, dinamika kehidupan orang percaya yang jatuh bangun melawan dosa, pada akhirnya ia akan mencapai kesempurnaan di dalam Kristus (Efesus 4:13). Hal ini menandakan bahwa menjadi serupa Kristus dibutuhkan tekad yang kuat di dalam ketaatan dan keberanian seperti yang dinyatakan dalam Ibrani 12:1, “Karena kita mempunyai banyak saksi, bagaikan awan yang mengelilingi kita, marilah kita menanggalkan semua beban dan dosa yang begitu merintangi kita, dan berlomba dengan tekun dalam perlombaan yang diwajibkan bagi kita.� Baru-baru ini dunia dihebohkan dengan pemberitaan mengenai perkataan kasar dari seorang petinju kelas dunia, Manny Pacquaio.

4

Craig S. Keener, The IVP Bible Background Commentary: New Testament (Illinois: InterVarsity Press, 1993) 34

BERANI BERUBAH MAKIN SERUPA KRISTUS

NAFIRI MAR 16 PRINT.indd 34

3/22/16 11:30 AM


Media massa memberitakan kehebohan pernyataan yang diungkapkan oleh Manny. Manny mengungkapkan bahwa LGBT lebih buruk dari binatang.5 Pernyataannya ini jelas memicu kontroversi ‘versi dunia’ dimana hal ini mengakibatkan ia diputus kontrak dengan perusahaan perlengkapan olahraga kelas dunia, Nike.6 Meskipun ia harus kehilangan banyak hal, tetapi tidak ada sama sekali kata penyesalan yang keluar dari mulut Manny. Bahkan di dalam pemberitaan tersebut ia dengan berani menyatakan imannya dan bertekad tidak serupa dengan dunia ini. Sikap seperti inilah yang seharusnya juga diteladani oleh setiap orang percaya. Berani hidup berbeda dengan ketaatan penuh di dalam Kristus. Di dalam Perjanjian Lama, hal ini juga dapat kita lihat melalui kehidupan Daniel. Dikatakan bahwa ia tidak makan makanan raja dan hidup saleh di negeri ‘orang’ (Daniel 1:28). Ancaman kematian yang ada di hadapannya sama sekali tidak menggetarkan imannya untuk tetap berdoa kepada Yahweh tiga kali sehari seperti yang biasa dilakukannya (Daniel 6:11). Sampai pada akhirnya raja Darius yang memerintah saat itu memuji Allah Daniel (Daniel 6:27). Sedangkan, di dalam perjanjian baru, Paulus pun memberikan suatu nasihat bahwa hendaknya setiap orang percaya menjaga kekudusan hidup mereka agar Kristus dimuliakan (Filipi 1:20). Untuk itu, hendaklah setiap orang percaya menyadari bahwa mereka harus berani hidup serupa Kristus

/ Penulis adalah Sarjana Teologi (S.Th) lulusan Seminari Alkitab Asia Tenggara (SAAT) Malang. Saat ini melayani di GKY Bajem Gading Serpong, Tangerang.

5

http://edition.cnn.com/2016/02/16/sport/boxing-manny-pacquiao-animals-gay/

6

http://money.cnn.com/2016/02/17/news/companies/nike-manny-pacquiao-endorsement/

Nafiri MARET 2016

NAFIRI MAR 16 PRINT.indd 35

35

3/22/16 11:30 AM


AN PERLU G SAKIT K

ORAN

KE DOKTER

Nama besar Once di dunia musik Indonesia tentu tidak pe rlu diragukan lagi. Suaranya yang khas dan berkarakter me lekat pada memori mereka ya ng pernah menikmati karya-karyany a.

/ Deirdre T enawin

36

BERANI BERUBAH MAKIN SERUPA KRISTUS

NAFIRI MAR 16 PRINT.indd 36

3/22/16 11:30 AM


Nafiri MARET 2016

NAFIRI MAR 16 PRINT.indd 37

37

3/22/16 11:30 AM


O Once, salah satu vokalis papan atas Indonesia, telah menelurkan lima album bersama group band Dewa 19, yang digawangi oleh musisi Ahmad Dhani. Dia juga adalah Once yang mengundang tanya banyak pecinta musik ketika tiba-tiba banting setir meninggalkan Dewa dan memilih bersolo karir saat sedang berada di puncak popularitasnya. Tapi itulah Once. Pria bernama lengkap Elfonda Mekel yang lahir di Makassar tahun 1970 ini punya mimpi-mimpi besar melampaui apa yang dipikirkan orang lain. Bagi Once, musik bukanlah sebatas profesi dan bersolo karir; musik adalah sebuah pilihan 38

hidup. Dia menganggap musik lebih dari sekadar pekerjaan yang menghasilkan materi. Baginya, musik adalah sebuah saluran ekspresi. Akhir tahun lalu, tepatnya di bulan Desember 2015, Once baru saja mengeluarkan album solo terbarunya yang diberi nama Intrinsik. Kata “intrinsik” sendiri menurut Once mengandung makna “kandungan dan nilai yang sebenarnya”. Salah satu nilai yang menjadi tema besar lagu-lagu di album barunya ini adalah nilai cinta, baik cinta kepada sesama manusia maupun cinta kepada Tuhan secara universal. Album Intrinsik boleh dibilang adalah mahakarya dari seorang Once, karena ia pun turun tangan

BERANI BERUBAH MAKIN SERUPA KRISTUS

NAFIRI MAR 16 PRINT.indd 38

3/22/16 11:30 AM


langsung dalam penggarapannya sebagai produser, komposer, dan arranger sekaligus. Pita Suara Karir bermusik Once tidak selalu mulus dan tanpa badai ujian. Pada tahun 1993–1998, Once sempat vakum dari dunia musik. Pita suaranya mengalami kerusakan parah akibat terlalu sering membaca buku-buku tua yang berdebu. Once sangat terpukul dan sempat mengambil ancang-ancang untuk merintis profesi di luar dunia musik. Dia pun menyelesaikan kuliahnya di Fakultas Hukum, Universitas Indonesia. Setelah lulus, dia sempat bergabung dengan sebuah perusahaan kontraktor dan kemudian juga dengan sebuah proyek penelitian yang dijalin oleh LIPI dengan sebuah lembaga dari Australia. Ternyata Tuhan berkehendak lain. Dia menyembuhkan pita suara Once dan menolong Once untuk memulai kembali karirnya sebagai penyanyi. Once bahkan akhirnya diterima sebagai vokalis Dewa 19, menggantikan posisi Ari Lasso. “Saya bisa bangkit karena Tuhan yang memperkenankan,” tandas Once. Sebagai seorang public figure yang hidup di tengah hirukpikuk dunia entertaintment, Once mengaku mendapatkan cukup banyak tantangan. Di antaranya adalah tantangan dalam pergaulan, tantangan persaingan, ego sebagai seniman, dan terkadang juga keinginan untuk menjalani hidup dengan kebebasan. Agar bisa tetap survive di tengah berbagai tantangan, Once mensiasatinya dengan berusaha menjaga hidupnya agar tetap seimbang. “Kerja, berolahraga, merasa, berpikir, bersosialisasi, menyendiri untuk introspeksi, bergaul dengan orang lain, bergaul dengan Tuhan, membaca firman dan berdoa,” Once mengungkapkan kiat-kiat kehidupannya. Pria yang telah dibaptis Nafiri MARET 2016

NAFIRI MAR 16 PRINT.indd 39

39

3/22/16 11:30 AM


sejak kecil ini menyatakan selalu percaya bahwa Tuhan Yesus adalah juru selamat pribadinya. ”Karena saya bukan orang baik dan orang sakit kan perlu ke dokter,” tutur Once. Once menikah dengan Rietmadhanty (Ima), putri Henny Purwonegoro, penyanyi yang dikenal luas pada tahun 1970-an. Once dan Ima dikaruniai seorang putra, Manuel Mekel (9), yang mulai menunjukkan bakat dan kecintaan sangat kuat di bidang musik. Manuel, yang banyak mendapat bimbingan dari ayahnya, bahkan sudah mulai ngeband bersama sepupu-sepupunya. Menjadi Berkat Buku terus menjadi salah satu

40

kecintaan Once. Dia sangat suka membaca buku dan banyak menghabiskan waktunya untuk membaca ketika berada di rumah. Bahkan Once mengaku lebih banyak menghabiskan waktunya untuk membaca buku daripada bermusik, setidaknya pada sepuluh tahun terakhir ini. Salah satu penulis buku rohani yang cukup digemari Once adalah Bambang Noorsena, yang dianggapnya memiliki tulisan-tulisan tajam dan kritis. “Saya tidak suka baca buku rohani yang anehaneh, seperti teologi sukses. Menurut saya kita harus baca Alkitab dan menggalinya sebab iman ada dalam pengertian akan kebenaran. Kesuksesan kita sudah ada dalam bentuk keselamatan,” jelas Once.

BERANI BERUBAH MAKIN SERUPA KRISTUS

NAFIRI MAR 16 PRINT.indd 40

3/22/16 11:30 AM


Menurut saya kita harus baca Alkitab dan menggalinya sebab iman ada dalam pengertian akan kebenaran. Saat ini, Once dan keluarganya berjemaat di GPIB

“

(Gereja Protestan di Indonesia Bagian Barat) Paulus di Jakarta dan melayani di sana lewat pujianpujian yang dibawakannya. Kerinduan Once hanya satu; yakni bisa menjadi berkat bagi banyak orang, keluarga, istri, anak, sahabat, rekan kerja, bahkan orang-orang yang tidak dikenalnya. Tentang album rohani, Once mengaku belum terpikir untuk merilis album khusus semacam itu. Namun dia punya sebuah kerinduan untuk membuat album Natal jika ada kesempatan. Dia tidak akan pernah lupa penyertaan dan kebaikan Tuhan yang telah membuatnya bisa tetap berada di bidang musik yang sangat dicintainya. Carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenaranya, maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu, itulah prinsip hidup yang senantiasa dipegang oleh Once Nafiri MARET 2016

NAFIRI MAR 16 PRINT.indd 41

41

3/22/16 11:30 AM


MEMANDANG HIDUP dengan Cara Berbeda 42

BERANI BERUBAH MAKIN SERUPA KRISTUS

NAFIRI MAR 16 PRINT.indd 42

3/22/16 11:30 AM


K

/ Feri Irawan /

“Kita harusnya bersyukur punya sepeda motor, bukannya mobil!” Aku sengaja mengucapkan perkataan yang bak guntur yang mengagetkan kepada teman-temanku. Dulu, semasa aku masih tinggal di Bali, setidaknya seminggu sekali kami, sesama teman pemuda gereja, berkumpul bersama di tempat kos salah satu teman. Malam itu topik pembicaraan kami adalah meratapi nasib kami yang selama hidup tidak ada satu pun yang memiliki mobil sendiri. “Bersyukur bagaimana maksudmu?” salah seorang temanku mulai bertanya dengan wajah penuh selidik padaku. “Ya bersyukur, karena kalau kita naik motor, waktu hujan kita nggak kepanasan, waktu panas kita nggak kehujanan!” jawabku sok tenang. Dan, setelah itu dapat kita tebak bagaimana tanggapan teman-temanku selanjutnya.

Nafiri MARET 2016

NAFIRI MAR 16 PRINT.indd 43

43

3/22/16 11:30 AM


Memang sih, jawabanku itu sedikit asal dan nyeleneh. Aku juga mengutip perkataan itu dari salah satu teman yang pernah mengucapkannya. Tetapi sebenarnya kita harus jujur mengakui, bahwa dalam banyak hal kita punya kecenderungan untuk memiliki cara pandang yang sama, termasuk dalam memandang kehidupan yang kita jalani. Tentu sebagian dari kita tahu tentang ilustrasi gelas yang separuh gelas itu berisi air. Lalu kita diperhadapkan pada pertanyaan: air di gelas itu masih ada separuh ataukah air di gelas itu sudah habis separuh? Half full or half empty? Konon, cara pandang kita yang half full mencerminkan cara pandang kita yang selalu memandang segala hal yang terjadi dalam hidup ini dari sisi positif. Demikian sebaliknya, cara pandang half empty membuat kita selalu melihat kehidupan dari sisi negatif. Masalahnya, cara kita memandang realitas hidup itu memengaruhi dan menentukan cara kita berespons akan segala hal yang terjadi dalam hidup ini. Lalu apakah kita memandang hidup ini dengan half full atau half empty?

44

BERANI BERUBAH MAKIN SERUPA KRISTUS

NAFIRI MAR 16 PRINT.indd 44

3/22/16 11:30 AM


Aku pikir, ketimbang kita disibukkan untuk memilih cara pandang antara half full atau half empty, ada hal yang jauh lebih penting untuk kita pahami, yaitu cara pandang Allah; memandang hidup ini sebagaimana Allah memandangnya, tanpa mencurigai bahwa Allah telah melakukan hal yang salah terhadap kita. Aku jadi ingat dengan kisah di Keluaran 14 tentang bangsa Israel yang dibebaskan oleh Tuhan dari perbudakan Mesir. Ketika dalam perjalanan keluar, Tuhan menyuruh mereka berkemah di depan Pi-Hahirot, antara Migdol dan laut Teberau. Secara posisi, mereka terkurung antara laut dan padang gurun gersang. Satu-satunya jalan yang terlihat oleh mereka adalah arah berbalik menuju ke perkemahan Gosyen lagi. Belum lagi mereka selesai berpikir tentang jalan mana yang harus mereka tempuh selanjutnya, dari kejauhan Firaun bersama enam ratus kereta perang lengkap dengan perwira-perwiranya yang mengejar bangsa Israel semakin mendekati tempat mereka berkemah. Mereka ada dalam situasi kuldesak (dari bahasa Perancis yang berarti tidak ada jalan keluar), dan dalam ketakutannya, mereka berseru-seru kepada Tuhan. Dan Alkitab mencatat respons bangsa Israel selanjutnya yang dikatakan kepada Musa: “Apakah karena tidak ada kuburan di Mesir, maka engkau membawa kami untuk mati di padang gurun ini? Apakah yang kau perbuat ini terhadap kami dengan membawa kami keluar dari Mesir? Bukankah ini telah kami katakan kepadamu di Mesir: ‘Janganlah mengganggu kami dan biarlah kami bekerja pada orang Mesir.’ Sebab lebih baik bagi kami untuk bekerja pada orang Mesir dari pada mati di padang gurun ini.�

Nafiri MARET 2016

NAFIRI MAR 16 PRINT.indd 45

45

3/22/16 11:30 AM


Dari cara mereka merespons dengan berkata-kata kepada Musa demikian, sebenarnya menunjukkan bagaimana mereka menempatkan Allah sebagai pihak yang patut dipersalahkan atas ‘nasib buruk’ mereka. Sepertinya proses yang didemonstrasikan Allah melalui mukjizat sepuluh tulah, penyertaan tiang awan dan tiang api dengan mudahnya diabaikan oleh penilaian mereka. Terang saja yang terpikir oleh mereka saat itu hanya kematian yang sebentar lagi datang, ketimbang memikirkan bahwa Allah akan bertindak menolong mereka dari ancaman kematian. 46

Aku coba memikirkan, kira-kira ketika Musa melihat Firaun datang dengan pasukan perangnya yang lengkap, memangnya dia tidak takut? Aku yakin Musa juga sangat ketakutan! Tapi, responsnya beda. Ia berkata kepada seluruh bangsa itu: “Jangan takut, berdirilah tetap dan lihatlah keselamatan dari Tuhan, yang akan diberikan-Nya hari ini kepadamu; sebab orang Mesir yang kamu lihat ini, tidak akan kamu lihat lagi untuk selama-lamanya. Tuhan akan berperang untuk kamu, dan kamu akan diam saja.”

BERANI BERUBAH MAKIN SERUPA KRISTUS

NAFIRI MAR 16 PRINT.indd 46

3/22/16 11:30 AM


Aku cuma bisa bengong memikirkan perkataan Musa ini. Dan aku musti bilang woww ... sambil jungkir balik berkali-kali mungkin! Seperti inilah cara pandang yang dimaui Allah dari kita. Allah ingin kita bisa melihat dan menilai segala situasi yang terjadi dalam hidup kita secara benar dan lebih utuh. Jika kita menyadari bahwa Allah sangat menghargai kehidupan, maka tentu kita tidak usah lagi khawatir akan sebuah kematian. Mengutip perkataan Rasul Paulus dalam Filipi 1:21–26, baik mati maupun hidup itu sama-sama sebuah keuntungan. Karena jika kita masih bisa hidup, itu keuntungan buat kita makin menghasilkan buah, tetapi jika kita mati, itu juga sebuah keuntungan bisa cepat merasakan surga yang dinanti-nantikan. Menariknya, Rasul Paulus di ayat 24 menuliskan dengan penuh keyakinan bahwa Allah menginginkannya tetap hidup (tinggal dalam dunia) saat itu untuk menuntaskan tugas bagi kemajuan iman kerohanian jemaat di Filipi. Keyakinan yang sama juga ada pada diri Musa. Meski aroma kematian itu tercium oleh bangsa Israel dengan semakin mendekatnya pasukan Firaun, tetapi Musa sangat yakin bahwa momen itu bukanlah momen akhir kehidupan bangsa Israel. Itulah yang membuat Musa bisa dengan yakin berkata bahwa Tuhan akan berperang dan bangsa Israel hanya akan diam menyaksikan perbuatan ajaib Tuhan. Aku pikir sudah seharusnya kita mulai memandang hidup yang kita jalani sebagaimana Allah memandangnya, sehingga dari mulut kita masih bisa terucap kata syukur yang tulus karena memang banyak hal dalam hidup kita ini bisa kita syukuri. Kita bahkan bisa lebih utuh melihat kehidupan dan kematian sebagai bagian dari keuntungan yang kita dapatkan sebagai orang-orang yang Tuhan kasihi

“

HIDUP ITU INDAH, TERGANTUNG BAGAIMANA KAMU MEMANDANGNYA �

Nafiri MARET 2016

NAFIRI MAR 16 PRINT.indd 47

47

3/22/16 11:30 AM


Menjadi Murid n a k h a b iu D p ia S g n a y

s u t s i r K a p u r Se

48

BERANI BERUBAH MAKIN SERUPA KRISTUS

NAFIRI MAR 16 PRINT.indd 48

3/22/16 11:30 AM


/ GI. Ivan Kwananda Pangestu /

If you fail to plan, you plan to fail. Slogan ini menunjukkan pentingnya sebuah perencanaan dan persiapan. Sama halnya dengan seorang altlet membutuhkan persiapan dan pemanasan sebelum berlari dalam perlombaan, seorang yang hendak menjadi murid Kristus yang sejati juga memerlukan persiapan yang baik sebelum masuk ke dalam proses pemuridan. Tanpa persiapan yang baik; proses pemuridan akan terhambat, tidak efektif, dan tidak menghasilkan perubahan yang signifikan. Yesus dalam pengajaran-Nya tentang menjadi pengikut-Nya menyatakan pentingnya persiapan di dalam mengikut Dia dengan penggambaran seorang yang duduk membuat anggaran biaya sebelum mendirikan menara dan seorang raja yang menyusun strategi sebelum berperang (Lukas 14:28–32). Mengikut Yesus dan menjadi murid-Nya tidaklah mudah. Seringkali proses tersebut menuntut pengorbanan, kerelaan hati, dan penyangkalan diri (Lukas 14:28–27; Matius 16:24; Markus 8:34). Oleh karena itu, kita harus mengambil waktu untuk duduk dan mempersiapkan diri sebelum memasuki proses pemuridan. Artikel ini menjabarkan empat hal penting yang diperlukan untuk menjadi seorang murid yang diubahkan serupa Kristus. Tanpa keempat hal ini, kita masih dapat mengikuti program pemuridan di gereja, namun kita hanya mengikutinya sebagai program tanpa transformasi hidup. Namun jika kita memiliki keempat hal ini, dengan pertolongan Roh Allah kita akan mengalami transformasi hidup karena kita masuk ke dalam proses pemuridan dengan kesiapan hati yang baik. Nafiri MARET 2016

NAFIRI MAR 16 PRINT.indd 49

49

3/22/16 11:30 AM


1. Memiliki sikap hati yang miskin di hadapan Allah Sikap seorang murid yang terdapat dalam ajaran Yesus pertama dalam ucapan bahagia adalah memiliki sikap hati yang miskin di hadapan Allah (Matius 5:3). Seperti pepatah yang mengatakan “Gelas yang berisi penuh air takkan bisa diisi cairan lain,� demikian pula orang yang merasa dirinya sudah cukup baik dan cukup saleh tidak akan dapat menerima berkat dan pembentukan Tuhan yang mengubahkan. Untuk menjadi murid yang diubahkan seseorang harus memiliki kesadaran bahwa dirinya miskin dan membutuhkan Tuhan di dalam hidupnya. Seorang yang tinggi hati dan sombong tidak akan memberi dirinya untuk dikoreksi dan ditegur oleh kebenaran firman Tuhan. Hatinya keras seperti tanah di pinggir jalan yang kering dan benih firman Tuhan tidak dapat masuk dan bertumbuh di dalamnya (Markus 4:4). Diperlukan sikap hancur hati dan kesadaran bahwa diri kita adalah orang yang lemah dan membutuhkan Tuhan. Diperlukan pengakuan bahwa hidup kita telah hancur oleh karena dosa dan kita memerlukan anugrah Allah setiap hari untuk memulihkan hidup kita. Kerendahan hati adalah awal dari perubahan hidup yang sejati. 2. Memiliki kesediaan untuk mengubah konsep yang lama. Sejak kecil, pikiran kita diisi oleh berbagai macam konsep yang tidak semuanya selaras dengan kebenaran firman Tuhan. Konsep tersebut bisa kita terima di lingkungan keluarga, sekolah maupun masyarakat. Media, musik, iklan, dan film-film yang kita tonton juga turut bersumbangsih memberikan berbagai

Kerendahan hati adalah awal dari perubahan hidup yang sejati.

50

BERANI BERUBAH MAKIN SERUPA KRISTUS

NAFIRI MAR 16 PRINT.indd 50

3/22/16 11:30 AM


macam konsep yang membentuk pola pikir kita. Masalahnya, tidak semua konsep yang kita terima tersebut sesuai dengan konsep Allah yang benar di dalam Alkitab. Dunia mengajarkan kita berharga ketika kita memiliki penampilan yang menarik, Alkitab mengajarkan kita berharga karena kita buatan Allah dan dicipta serupa segambar dengan Dia (Efesus 2:10; Kejadian 1:26). Dunia mengajarkan kekayaan materi adalah kunci kebahagiaan, Alkitab mendorong kita mengejar kekayaan surgawi sebagai kunci kebahagiaan (Matius 6:19–20). Harus diakui bahwa pikiran kita adalah pikiran yang tidak lagi benar dan telahdicemari oleh konsep dunia yang berdosa. Oleh karena itu, kita perlu merubah konsep kita dengan konsep Kerajaan Allah. Kita perlu memiliki pikiran seperti pikiran Yesus dan memikirkan hal-hal yang benar, mulia, adil, suci sesuai pengajaran Alkitab (Filipi 2:5; 4:8). Tidak semua orang yang rajin beribadah dan mengikuti kelompok kecil memiliki kesediaan untuk mengubah konsep lama yang mereka miliki. Diperlukan adanya kerendahan hati (prinsip yang pertama) dan kesadaran bahwa pikiran kita telah dirusakkan oleh dosa dan kita memerlukan anugerah Tuhan agar kita bisa memiliki konsep yang baru dan benar di dalam pikiran kita. 3. Memiliki kemauan untuk berdisiplin rohani. “Latihlah dirimu untuk hidup dalam kesalehan” merupakan suatu nasihat Paulus agar orang percaya melatih diri kita untuk hidup saleh (1 Timotius 4:7b; terj. AYT). Paulus dalam 1 Korintus 9:26 memberikan penggambaran kehidupan Kristen seperti seorang olahragawan–pelari dan petinju–yang melatih dirinya agar menang di dalam perlombaan (lih. 2 Timotius 2:5). Menerima Yesus adalah satu hal, tetapi melatih diri untuk memiliki karakter murid yang sejati adalah suatu hal lain yang harus kita lakukan di dalam proses pengudusan kita. James Bryan Smith dalam bukunya The Good and Beautiful God mengatakan bahwa kita perlu melatih jiwa kita agar terjadi transformasi hidup. Disiplin rohani memiliki efek yang serupa dengan terapi yang menolong kita membarui hidup kita dengan cara hidup Kerajaan Allah. Jiwa dan kerohanian kita perlu kita latih agar menghasilkan pertumbuhan karakter murid Kristus yang sejati. Disiplin menuntut usaha dan penyangkalan diri, namun disiplin rohani merupakan cara mendatangkan perubahan dan pembentukan karakter Kristen. Bersediakah kita membayar harga dan menyangkal diri untuk pertumbuhan rohani kita?

Nafiri MARET 2016

NAFIRI MAR 16 PRINT.indd 51

51

3/22/16 11:30 AM


4.Memiliki kemauan untuk Bersediakah kita bertumbuh bersama. membayar harga dan Dietrich Bonhoeffer mengatakan, “It is grace, nothing but grace, that menyangkal diri untuk we are allowed to live in community pertumbuhan rohani kita? with Christian brethren.� Komunitas dan saudara seiman merupakan anugrah Tuhan bagi kita di dalam pertumbuhan rohani seorang murid. Tidak semua orang yang memiliki konsep benar dapat memiliki hidup yang benar. Tidak semua orang yang memiliki disiplin rohani yang teratur dalam mengalami pertumbuhan rohani yang signifikan. Setiap kita memerlukan komunitas rohani untuk dapat bertumbuh dengan sehat. Di dalam komunitas yang terbuka dan saleh, Allah Tritunggal bekerja dan memberkati interaksi rohani di dalamnya. Hal ini menuntut kesediaan untuk membuka diri dan membiarkan orang lain melihat pergumulan dan sampah-sampah karakter buruk yang tersimpan di dalam hati kita. Hal ini menuntut kita untuk rela melepas image yang kita jaga dan menjadi pribadi yang autentik di hadapan sesama dan Tuhan. Tentu hal ini bukanlah hal yang mudah untuk dilakukan. Di dalam budaya Timur yang sangat meninggikan kehormatan dan status, kebiasaan menjaga image merupakan suatu kebiasaan yang mendarah daging dalam kehidupan kita. Namun kita perlu mengingatkan diri kita terus menerus bahwa tanpa keterbukaan dan kejujuran di dalam komunitas Kristen, pertumbuhan rohani kita akan berjalan lambat dan stagnan. Kita membutuhkan saudara seiman untuk saling mendukung, mendoakan, mengingatkan, menegur dan menolong satu dengan yang lain (Ibrani 10:24–25; Galatia 6:2; Kisah Para Rasul 2:42, 44–46). 52

BERANI BERUBAH MAKIN SERUPA KRISTUS

NAFIRI MAR 16 PRINT.indd 52

3/22/16 11:30 AM


Jangan biarkan care grup di gereja kita menjadi sekadar perkumpulan superfisial yang tidak mendatangkan perubahan hidup, tetapi jadikanlah care grup menjadi tempat terjadinya kebangunan rohani yang dimulai dari kejujuran, keterbukaan, dan kasih antar saudara seiman di dalam tubuh Kristus. Perubahan sejati seorang murid selalu dimulai dari dalam ke luar. Perubahan selalu dimulai dari hati dan pikiran yang siap untuk dihancurkan dan dibentuk kembali oleh Tuhan. Proses ini menuntut penyerahan diri kita kepada Tuhan dan totalitas di dalam menjalani proses pembentukan-Nya. Kiranya dengan pertolongan Roh Kudus setiap kita dapat menjadi murid yang diubahkan hari demi hari kita menjadi semakin serupa dengan Kristus

“It is grace, nothing but grace, that we are allowed to live in community with Christian brethren.� – Dietrich Bonhoeffer

/ Penulis adalah lulusan Universitas Kristen Petra Surabaya dengan gelar Sarjana Ekonomi (SE) dan lulusan Seminari Alkitab Asia Tenggara (SAAT) Malang dengan gelar Magister Divinitas (M.Div.). Saat ini penulis melayani di GKA Gloria Pacar Surabaya. Nafiri MARET 2016

NAFIRI MAR 16 PRINT.indd 53

53

3/22/16 11:30 AM


Karena

Ganteng BUKAN SEGALANYA 54

BERANI BERUBAH MAKIN SERUPA KRISTUS

NAFIRI MAR 16 PRINT.indd 54

3/22/16 11:30 AM


/ Edna C. Pattisina /

M

a l a m telah lama merayap di Selatan Jakarta. Waktu telah menunjukkan pukul sepuluh malam. Pulang acara persekutuan, seperti biasa saya menumpang mobil Daniel–bukan nama sebenarnya. Daniel hanya tersenyum waktu saya menggodanya, senangnya bisa nebeng bujangan paling diinginkan di gereja.

Nafiri MARET 2016

NAFIRI MAR 16 PRINT.indd 55

55

3/22/16 11:30 AM


Walau tubuhnya tidak terlalu tinggi, mata yang berbinar dan alis hitam tebal telah membingkai kulitnya yang putih dengan eloknya. Hidungnya yang lancip membuat pemuda blasteran Filipina ini terlihat cool, apalagi dia memang jarang bicara. Bibirnya yang tipis lebih banyak menyunggingkan senyum kalau ditanya. Lain lagi kalau dia sedang bernyanyi. Suaranya tenornya membuat Daniel sering diminta tolong teman jadi solis di acara pernikahan. Indah, luar biasa. Belum lagi sosoknya yang bugar karena hobi fitness. Perutnya yang rata, tampak menawan dibungkus kemeja-kemaja berwarna pastel yang sering dipakainya. Tidak heran, terjadi semacam persaingan ketat di kalangan para lajang perempuan di gereja. Banyak nick name diberikan untuk Daniel yang memang banyak aktivitas di gereja. Apalagi, banyak yang diam-diam mendapat informasi kalau cowok kalem lulusan universitas nomor satu di Indonesia ini sudah menjadi country director di kantornya. Padahal, usianya baru beranjak sedikit dari angka 35. Wow banget deh! Sebagai teman sepersekutuan–semacam CGF–saya tentu merasa mendapat hak lebih. Termasuk ya nebeng dan minta diantar pulang. Ada satu lagi bujangan di kelompok saya, lebih tua dari Daniel, dan juga lebih serampangan. Kadang-kadang kalau Daniel lagi liburan ke tempat-tempat eksotis seperti Eropa Timur dan Afrika, saya merasa kehilangan. Malam itu tidak banyak yang berbeda, walau sebelumnya saya sempat minta didoakan soal rencana saya menikah tidak lama lagi. Daniel seperti biasa menanggapi dengan kalem. Tiba-tiba saya bertanya iseng, “Nah, lu sendiri gimana?” Saya tahu; pertanyaan itu bisa jadi tonjokan, plus kilat menyambar, plus pisau menyayat. Tapi, Daniel kalem aja. Dia dengan ringan menjawab, “Lu tau kan, itulah pergumulan gue. Gue gak bakalan nikah,” katanya. Bertahun berteman dengan Daniel, kami sering berdiskusi soal-soal pribadi. Termasuk soal prinsip kami yang sama kalau memang orang tidak harus menikah. Tapi baru malam ini dia bercerita. Itu pun tidak banyak. Sejak remaja, Daniel sadar kalau dia tidak pernah tertarik pada perempuan. Ia tidak pernah tahu kenapa. Sudah banyak dokter ia datangi. Sudah banyak doa dia panjatkan. Namun, rasa itu tidak pernah ada. Dia sempat didekati beberapa pria, namun rasa berdosa mengejarnya terus. Akhirnya, ia berhenti dari segala hubungan itu. 56

BERANI BERUBAH MAKIN SERUPA KRISTUS

NAFIRI MAR 16 PRINT.indd 56

3/22/16 11:30 AM


Daniel hanya salah satu teman saya yang menjadi gay. Ada beberapa yang lain termasuk dalam LGBT (Lesbian Gay Biseksual dan Transeksual) lainnya. Beberapa dari mereka beragama Kristen. Hampir semua dengan gigih memperjuangkan prinsipnya bahwa LGBT adalah hak asasi manusia. Belakangan ini, isu ini semakin merebak, masuk ke sosial media sampai ke lingkungan rumah. Beberapa waktu sebelumnya, untuk keperluan riset, saya terpaksa harus datang ke sebuah klub gay. Sekilas, pria-pria yang datang ke sana terlihat normal, namun setelahnya tampaklah keintiman yang tak wajar di antara mereka. Kebingungan Berhari-hari saya bertanya, bagaimana sikap saya terhadap mereka? Hampir setiap jam ada posting pro dan kontra di timeline Twitter dan Facebook saya. Terkadang rasanya seperti tersasar di tengah-tengah arus yang besar. Mau pro atau kontra LGBT? Lalu kalau kontra LGBT, apa artinya? Apa saya menghindari mereka? Atau menunggu sampai ada keputusan negara seperti di Amerika yang mengizinkan perkawinan sejenis? Bingung. Bahkan ketika ada aplikasi lambang pelangi di profile picture di Facebook, saya hanya mengamati-amati saja, siapa yang memasang lambang itu, tanda ucap syukur terhadap keputusan Amerika tadi. Mau berkomentar, ada rasa khawatir kalau saya menyerang pribadi teman-teman saya yang LGBT. Atau teman-teman yang selama ini menuding bahwa orang anti LGBT adalah super fanatik dan picik dan menolak HAM. Belum lagi pihak yang anti dengan LGBT cenderung melakukan kekerasan. Nafiri MARET 2016

NAFIRI MAR 16 PRINT.indd 57

57

3/22/16 11:30 AM


Kadang-kadang, diam itu memang emas. Dan ada banyak perdebatan dalam hidup yang kita bisa hindari. Namun, untuk ini taruhannya terlalu besar. We are part of the system, or we are against the system. Kita harus mengambil sikap. Masalahnya, kita kan harus punya dasar dalam sikap yang kita ambil. Ini lalu jadi masalah karena semua informasi simpang siur; antara psikolog, pemuka agama, sampai gereja, dokter, budayawan tidak punya satu jawaban. Akhirnya, setelah bingung berlama-lama saya berpaling pada andalan saya yang utama: Alkitab. Buat saya, dalam hidup, masingmasing orang bisa punya prinsip apa saja yang dia inginkan, logika dengan mengikuti pendapat ahli, atau agama dengan mendengar pendapat institusi, atau yang lainnya. Namun, saya butuh yang pasti-pasti saja. Apa pun kata orang. Alkitab jadi pilihan pribadi saya, karena Tuhan adalah yang terpenting dalam hidup saya.

Fenomena LGBT adalah sebuah kontes untuk menihilkan kehendak Allah atas dunia ini 58

Salah satu yang membuat cukup tercerahkan adalah rekaman khotbah Pendeta Yakub Susabda di Youtube. Dengan merujuk pada Roma 1: 21–32, tampak jelas kalau fenomena LGBT adalah sebuah kontes untuk menihilkan kehendak Allah atas dunia ini. Kehendak manusia akan kenikmatan dan kenyamanan jadi yang utama. Nilai-nilai manusia yang berasal dari Allah digeser dengan nilai-nilai dari Iblis. Proses penciptaan manusia, Adam dan Hawa diubah menjadi ‘Adam dan Herman’. Perintah Tuhan kepada manusia untuk berkembang-biak dan memenuhi bumi sebagai ciptaan Tuhan hendak ditiadakan. Hal ini terdengar ekstrim, namun kalau dilihat dari kaca mata makro, itulah tujuannya. Salah satu upaya yang masif adalah memberi bukti-bukti bahwa banyak orang memang dilahirkan dengan kecenderungan seksual yang berbeda sehingga hal ini harus diterima sebagai kenormalan. Namun, alasan ini kerap dijadikan tameng untuk pembenaran. Bentuk kampanye untuk memberikan pandangan bahwa seakan-akan homoseksualitas adalah sesuatu yang normal juga terjadi di dunia kedokteran. Salah satunya adalah lewat buku panduan Diagnostic

BERANI BERUBAH MAKIN SERUPA KRISTUS

NAFIRI MAR 16 PRINT.indd 58

3/22/16 11:30 AM


and Statistical Manual of Mental Disorders (DSM) yang pada edisi terbarunya tidak lagi memasukkan homoseksual ke dalam kategori abnormal. Pendeta Yakub Susabda yang juga mendalami konseling pastoral mengatakan, banyak pembenaran dilakukan untuk membuktikan kalau hemisfer otak dan jumlah hormon serotonin di kalangan homoseksual berbeda dengan kalangan hetero. Ia mengatakan, dalam Matius 19 memang disebutkan ada orang yang lahir tidak dapat menikah. Namun jumlahnya sedikit sekali, berbeda dengan kampanye saat ini dimana berbagai pihak mencoba memberikan pembuktian ilmiah bahwa mereka lahir sebagai homoseksual. Orang Kristen

pun bisa semakin terombang-ambing kalau tidak memiliki pedoman yang teguh pada Alkitab. Pada kenyataannya, harus diakui ada semacam upaya, entah sistematis atau tidak untuk mengubah orang yang orientasinya normal menjadi LGBT. Ini seperti upaya penularan. Dua contoh yang sedang hangat saat ini, seperti dugaan kasus pelecehan seksual artis SJ dan IB menunjukkan, ada upaya mengubah orang normal menjadi gay dengan iming-iming karir di dunia hiburan. Istilah gaulnya “dikletek�, alias diberi pengalaman seksual dengan sesama jenis. Pdt. Yakub Susabda mengatakan, untuk kaum remaja, pengalaman pertama seksual bisa mempengaruhi orientasi seksualnya untuk seterusnya.

Buku panduan Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders (DSM) yang pada edisi terbarunya tidak lagi memasukkan homoseksual ke dalam kategori abnormal Nafiri MARET 2016

NAFIRI MAR 16 PRINT.indd 59

59

3/22/16 11:30 AM


Gay memiliki dunianya sendiri, walau mereka ada di sekitar kita. Mereka tidak secara frontal ingin mengubah nilai-nilai, akan tetapi perlahan tapi pasti membuat kita lebih permisif bahkan menerimanya sebagai sebuah kenormalan. Mereka juga tidak agresif memaksakan kehendaknya. Mereka punya istilah “gay-dar� dari kata gay dan radar, untuk mendeteksi sinyal-sinyal gay dari lingkungannya. Lama kelamaan memang muncul semacam rasa solidaritas dan komunitas untuk mencari pasangan. Rasa solidaritas ini yang memupuk keinginan untuk menyebarluaskan paham LGBT lewat keseharian; mulai dari lagu, film, berita, sampai hal-hal formal seperti DSM tadi, dan UU Pernikahan Sejenis di Amerika Serikat. Penguasaan terhadap media dan teknologi oleh para kaum LGBT memberikan kontribusi yang besar. Beberapa waktu lalu, Financial Times mengeluarkan daftar lima puluh pemimpin perusahaan yang telah menyatakan dirinya sebagai LGBT. Nampak beberapa nama di perusahaan teknologi informasi dan media seperti Bob Greenblatt (chairman NBC Entertainment), Sara Geater (Freemantle media), Pierre Landy (Yahoo), Michael Brunt (The Economist), Mark Palmer-Edgecumbe (Google).

... perlahan tapi pasti membuat kita lebih permisif bahkan menerimanya sebagai suatu kenormalan

60

BERANI BERUBAH MAKIN SERUPA KRISTUS

NAFIRI MAR 16 PRINT.indd 60

3/22/16 11:30 AM


Bagaimana Sikap yang Seharusnya? Tulisan ini tidak hendak memberikan jawaban untuk semua kondisi. Yang jelas, prinsip di Alkitab telah menyebutkan kalau kehidupan seksual yang menyimpang dari kehendak Tuhan adalah konsekuensi manusia tidak lagi hidup dalam Allah. “Karena itu Allah menyerahkan mereka kepada keinginan hati mereka akan kecemaran, sehingga mereka saling mencemarkan tubuh mereka.� (Roma 1: 24). Dari sini bisa diambil kesimpulan, misi utama kita adalah menjaga hati bahwa misi utama kita dan pikiran kita agar tetap sesuai adalah menjaga hati dan dengan kehendak-nya pikiran kita agar tetap sesuai dengan kehendakNya. Masalahnya, bagaimana menghadapi lingkungan kita yang kian lenyap dari kehendak-Nya? Dalam setiap situasi yang berbeda-beda, satu-satunya cara adalah dengan minta pertolongan Roh Kudus. Berbeda dengan arus ekstrim yang sebaliknya, yang ingin menghapuskan LGBT dengan menggunakan cara-cara kekerasan, orang Kristen harus tetap mengasihi para penganut LGBT sebagai manusia. Tetapi pada saat yang sama, orang Kristen harus menolak LGBT sebagai gerakan untuk menularkan dan mempengaruhi orang lain. Untuk itu, dibutuhkan kebijaksanaan yang hanya bisa kita peroleh lewat bimbingan Roh Kudus. Setiap situasi akan membawa kita pada kasus yang berbeda dengan menuntut respons yang berbeda juga. Kembali pada Daniel, teman saya yang gay tadi, menunjukkan kalau ada banyak kaum LGBT yang memandang dirinya berada dalam pergumulan. Mereka tidak butuh dihakimi atau diberi label macam-macam dengan sikap sok tidak berdosa dari orang-orang yang normal. Mereka butuh dibantu dan dikuatkan untuk melalui pergumulan yang tidak ringan ini. Kita tidak peduli dari mana mereka datang, yang kita pedulikan ke mana mereka akan pergi, kepada kemuliaan Allah atau pada kebinasaan setan Nafiri MARET 2016

NAFIRI MAR 16 PRINT.indd 61

61

3/22/16 11:30 AM


Christian Kartawijaya

M

emimpin 7.000 orang bukanlah perkara mudah yang dipercayakan Tuhan kepada Christian Kartawijaya. Namun ayah dari dua anak ini melihatnya sebagai sebuah kesempatan dan panggilan untuk menyatakan kasih dan kemuliaan Tuhan dengan menyentuh hati setiap karyawan tanpa pandang bulu. 62

BERANI BERUBAH MAKIN SERUPA KRISTUS

NAFIRI MAR 16 PRINT.indd 62

3/22/16 11:30 AM


/ Nico Tanles Tjhin /

Nafiri MARET 2016

NAFIRI MAR 16 PRINT.indd 63

63

3/22/16 11:30 AM


Di tengah jadwal yang begitu padat, Direktur Utama PT. Indocement Tunggal Prakasa Tbk. ini meluangkan waktunya untuk berbincang-bincang dengan tim Nafiri di sebuah food court beberapa waktu lalu. Sebagai seorang petinggi dari sebuah perusahaan yang memproduksi semen terbesar kedua di Indonesia ia terlihat begitu sederhana, ramah, dan juga rendah hati. Pada umur tiga belas tahun ia harus kehilangan ayahnya yang meninggal. Semenjak itulah ia harus membiasakan diri dengan hidup tough. Untuk tetap dapat bersekolah dan bertahan hidup, anak terakhir dari lima bersaudara ini harus bekerja sambil bersekolah. Siapa sangka Tuhan membentuknya sedemikian rupa sehingga siap ditempatkan di posisi penting dalam dunia industri.

64

BERANI BERUBAH MAKIN SERUPA KRISTUS

NAFIRI MAR 16 PRINT.indd 64

3/22/16 11:30 AM


Nafiri (NF): Apa pandangan Anda terhadap konsep kepemimpinan Kristen? Christian Kartawijaya (CK): Seorang pemimpin harus berani merespons panggilan Tuhan. Ketika Tuhan sudah memberikan visi, kita harus berani melangkah dan ambil risiko dalam menjalaninya. Waktu saya bersama istri saya mendirikan Eunike, saya masih menjabat sebagai staf. Gaji masih kecil dan hidup sangat pas-pasan. Hanya saja kami merasa tetap perlu menjalaninya dan ternyata Tuhan selalu cukupkan dan kembangkan sampai sekarang. Awalnya kami buka satu kelas Bina Iman Sahabat Kristus di rumah dan kemudian berkembang dengan ada satu hamba Tuhan yang membantu. Dia pun harus tinggal di rumah. Sekarang Eunike sudah ada lebih dari 150 keluarga yang dibina dalam Bina Iman Sahabat Kristus di Kelapa Gading dan di Bekasi dengan sekitar 22 kelompok kecil pasutri yang dilayani oleh 6 hamba Tuhan dan lebih dari 50 guru anak serta 30-an pembimbing kelompok. NF: Siapa tokoh-tokoh pemimpin yang menjadi role model bagi Anda selama ini? CK: Yang pertama jelas, Pdt. Erick Kartawijaya. Dia adalah kakak kandung sekaligus pembina rohani saya, beda sembilan tahun. Dia seorang yang setia melayani Tuhan dan mencintai keluarga. Pada saat dia ingin menikah pun dia berkata dengan terbuka kepada calon istrinya bahwa sebagian dari penghasilannya akan terpotong untuk membiayai hidup adik-adiknya. Pemimpin yang berani mengambil risiko dengan meninggalkan pekerjaannya di Indonesia dan menjawab panggilan menjadi hamba Tuhan full-time di Perth, Australia. Lalu kedua, Pak Anthony Salim, owner dari Salim Group. Saya belajar banyak dari beliau. Beliau adalah seorang yang risk taker juga, punya passion, dan selalu berusaha dekat dengan bawahannya. Beliau membangun perusahaan seperti membangun keluarga. Nafiri MARET 2016

NAFIRI MAR 16 PRINT.indd 65

65

3/22/16 11:30 AM


Dan yang ketiga, sosok yang saya jadikan role model adalah CEO saya dari Jerman, yaitu Dr. Berdnt Scheifele. Pemikiran dia sangat taktis dan menerapkan manajemen modern. Misalnya gini, setiap habis meeting di Jerman atau di Singapore, dua jam setelahnya pasti minutes of meeting langsung jadi. Dia yang bikin sendiri. Jadi sesampainya saya di Indonesia, notulen meeting tersebut sudah diterima di e-mail saya. Jadi saya sangat beruntung punya tiga sosok leader yang berbeda-beda untuk dijadikan role model. Peran mereka saling melengkapi. Satu, saya belajar cara bagaimana memimpin di dalam keluarga dan dalam mengambil risiko melayani-Nya. Dua, saya belajar me-manage business melalui pendekatan Asian Style Management, gayanya Pak Anthony kan gitu, very Indonesian style, kekeluargaan, very unique. Dan yang ketiga, saya bisa belajar Modern or Western Style Management dari seorang Jerman. Sebenarnya kita bisa mempelajari semua ini dari sosok kepemimpinan Tuhan Yesus juga. Dia sangat melayani; Dia punya heart and compassion; dan dia juga sangat taktis membaca situasi.

66

BERANI BERUBAH MAKIN SERUPA KRISTUS

NAFIRI MAR 16 PRINT.indd 66

3/22/16 11:30 AM


NF: Pernakah Anda mengambil keputusan yang keliru sehingga berdampak besar bagi perusahan dan keluarga? Bagaimana Anda mengevaluasinya? CK: Saya pernah mengalami sebuah masalah besar. Tapi saya rasa itu bukan sepenuhnya pengambilan keputusan yang salah. Waktu krisis moneter 1998, Salim Group harus melakukan restrukturisasi perusahaan untuk membayar hutang perusahaan. Akibatnya, ketika krisis saya justru diangkat menjadi direktur Sugar Groupnya Salim Group di Lampung, karena tidak ada orang lagi dan kebetulan saya punya pengalaman untuk restrukturisasi utang dan perusahaan. Tugas saya adalah meliput dan membantu proses penjualan perusahaan. Singkat cerita, muncullah konflik antara dua shareholder, antara pembeli dan Salim Group. Suatu hari nama saya muncul di koran Kompas. Masuk di salah satu deretan nama pemimpin perusahaan yang dituntut sekian ratus juta dolar. Wah, di situ saya sempet down. Semua orang pada telepon saya; keluarga, teman, pengurus Eunike, semua. Istri dan anak-anak saya juga sangat concern dan merekalah yang menguatkan dan berdoa untuk saya. Ya menurut saya inilah kepemimpinan. Harus mengambil keputusan yang penuh risiko, bukan berarti keputusan yang salah. Nah; melalui doa keluarga, teman-teman Eunike, dan juga dukungan dari teman-teman kantor; saya mengalami bagaiman Tuhan bekerja dan membantu proses penyelesaiannya. Dan akhirnya, setelah 5–6 tahun kami memenangkan kasus hukum tersebut di Mahkamah Agung. Nama baik saya lepas dari tuduhan tersebut dengan pembuktian yang legal. Itulah hidup di dunia usaha. Tapi saya belajar, kalau kita benar kita nggak perlu takut, hadapi saja. NF: Kalau di kasus keluarga? CK: Sebenarnya keputusan untuk berhenti bekerja di tahun 2011 sewaktu saya sudah dalam posisi yang enak di Indocement sebagai Direktur Keuangan lalu memutuskan kuliah S-2 di Amerika dan istri saya juga melanjutkan sekolahnya untuk meraih PhD. di bidang family ministry; tapi saat keputusan diambil saat mana kami sudah berkeluarga dengan dua anak remaja tentunya bukan hal yang mudah. Saya harus mengorbankan jabatan serta karir saya di Indocement dan itu dipertanyakan oleh banyak orang, termasuk atasan saya. Mereka kaget dan sedikit tidak percaya ketika saya mau mengambil Master of Christian Education Nafiri MARET 2016

NAFIRI MAR 16 PRINT.indd 67

67

3/22/16 11:30 AM


di Amerika. Disangka saya hanya buat alasan untuk pindah bekerja di tempat lain. Ketika kami pindah sekeluarga ke Amerika, kami mengalami banyak pergumulan dan tantangan yang luar biasa selama dua tahun di sana. Mulai dari tidak punya teman siapa-siapa di sana, dan anak-anak saya alami culture shock di sekolahnya. Satu kejadian saya ingat begini, waktu itu saya ingin menjemput anak saya di sekolah (swasta) sehabis sebuah acara usai. Saya menunggu di mobil waktu itu dan melihat orangtua-orangtua yang lain turun menjemput anakanaknya dengan pada pakai dasi, jas dan baju rapi; sedangkan saya hanya pakai jins dan kaos. Karena waktu itu kami (saya dan istri) memang sepakat hidup sebagai mahasiswa seminari, hidup sederhana. Mobil kami saja hanya seharga US$2,500. Jadi saya memutuskan untuk menunggu di mobil. Padahal saya sudah bilang ke anak saya kalau saya akan turun, masuk ke ruangan untuk menjemput dia. Kala itu saya sedih dan merasa ‘minder’ (perasaan yang jarang saya punya sebenarnya). Anak saya bilang kenapa papa tidak turun sih? Saya hanya diam dan tidak menjawab. Tapi untungnya anak saya tidak kecewa dan mengerti saat saya menjelaskan. Banyak lagi kejadian-kejadian tidak menyenangkan yang membuat kami bertanya-tanya apakah ini keputusan yang tepat atau tidak. Tetapi ternyata Tuhan benar-benar mau membentuk kami sekeluarga dan lebih banyak hal positif lainnya yang kami dapatkan selama tinggal di sana. Yang pasti, Saya jadi punya banyak waktu quality time dan coaching kedua anak saya langsung. Hubungan kami–saya dengan anak, saya dengan istri–menjadi jauh lebih dekat. Kami menjadi lebih saling mengerti bagaimana berkomunikasi satu sama lain. Sehingga bisa melalui dan menikmati naik turun kehidupan di sana. Dan kami akhirnya tahu bahwa keputusan yang saya ambil itu disertai Tuhan dan Tuhan punya maksud. NF: Bagaimana Anda menjadi garam dan terang di perusahaan? CK: Saya selalu berusaha membangun lingkungan yang nyaman agar setiap karyawan bisa berkreasi optimal dan nyaman untuk kasih feedback dan getting personal dalam berhubungan dengan atasannya. Maksudnya, saya selalu menempatkan diri menjadi tempat mereka di-charge dan mendapatkan

68

BERANI BERUBAH MAKIN SERUPA KRISTUS

NAFIRI MAR 16 PRINT.indd 68

3/22/16 11:30 AM


semangat baru dalam bekerja serta saya belajar untuk apresiasi mereka satupersatu atas apa yang mereka telah capai. Ketika ada yang berulang tahun juga saya kasih kartu ucapan, mencoba untuk berelasi secara personal dengan mereka. Pada awal tahun 2016 saya diberi insight oleh Tuhan saat saya bersaat teduh untuk melakukan hal yang sama kepada pimpinan serikat pekerja. Saya undang mereka makan bersama–semua pimpinan Serikat Pekerja mulai dari Citeureup Plant sampai yang dari Kalimantan dan Cirebon–saya berbincangbincang dengan mereka layaknya anak dengan bapaknya. Saya menyampaikan tantangan berat apa yang akan kami hadapi bersama di tahun 2016, dukungan seperti apa yang saya butuhkan sebagai pemimpin mereka, lalu saya ambil waktu mendengar apa yang mereka khawatirkan, dan sebagainya. Dengan membangun heart connection antara manajemen dan Serikat Pekerja yang membawahi 7.000 karyawan tersebut, saya mencoba menggabungkan antara modern management (dengan MBO–penyampaian Indocement Virtue: tantangan dan gol yang jelas) dan A traditional management (dengan semangat Accountability kekeluargaan) approach.

S Service Mindedness I Integrity S Strive for Excellence T Teamwork

Nafiri MARET 2016

NAFIRI MAR 16 PRINT.indd 69

69

3/22/16 11:30 AM


NF: Apa pendapat Anda tentang konsep servant leader? CK: Konsep pemimpin yang melayani ini sebenarnya sudah ada juga yang dibuat oleh non-Kristen. Jadi konsepnya sekarang meluas. Tapi yang saya yakini adalah kita harus punya mindset melayani baik ke atasan maupun ke bawahan. Nilai service mindedness ini merupakan salah satu dari Indocement virtue yang kami sedang promosikan dengan gencar selama dua tahun ini. Untuk menanamkan nilai ke bawahan, saya dan teman-teman direksi harus terlebih dahulu menerapkannya (walk the talk). NF: Bagaimana dengan the dark side of leadership? Apa tanggapan Anda? CK: Menurut saya soal sisi gelap kepemimpinan, bahwa hampir setiap pemimpin itu kadang-kadang sok tahu. Kita jaim (jaga image) dan nggak mau bertanya kalau nggak tahu. Karena kita pengen kelihatan hebat. Suatu kali saya baca di koran ketika Bapak Mochtar Riady ditanya apa resep kesuksesannya, beliau menjawab, “Saya akan mengatakan bahwa saya tidak tahu untuk hal yang saya tidak tahu. Saya mau belajar dari bawahan yang lebih tahu.” Lalu juga kebanyakan pemimpin itu sangat ingin dihormati sehingga gengsi dan tidak mau ‘turun ke bawah’. Saya rasa pemimpin justru harus berani ‘turun ke bawah’ untuk bisa menyebarkan value-nya. Sisi gelap yang lain, kita terkadang selalu ingin terlihat sama dan tidak ‘kuper’. Maksud saya seperti ini. Ketika ngumpul-ngumpul di budaya Eropa atau misalkan saat deal dengan orang-orang Jepang atau China, budaya minum sampai mabuk-mabuk itu pasti terjadi. Rekan bisnis saya hampir semua biasa minum wine dan bir. Tapi minumnya tidak berhenti. Saya sendiri kadang memang ikut minum dalam dinner resmi, tapi paling satu gelas anggur saja. Mereka bilang ke saya, “If you don’t do that (to drink alcohol), then you’ll never go up.” Lalu menurut mereka kalau mau mencapai deal yang murah dengan client Jepang itu harus pergi karaoke dulu. Ya saya Pemimpin yang mau dipimpin Tuhan merasa harus berani untuk harus bisa menjaga kemurnian mengatakan “tidak” tanpa hati menghakimi mereka. Saya hanya bilang ke mereka, “Sorry, it is not my style. I 70

BERANI BERUBAH MAKIN SERUPA KRISTUS

NAFIRI MAR 16 PRINT.indd 70

3/22/16 11:30 AM


can’t drink more than one glass.” Dan buktinya, saya selalu bisa mencapai deal yang baik dan tetap bisa naik satu demi satu step tanpa harus melakukan itu semua. Pemimpin yang mau dipimpin Tuhan harus bisa menjaga kemurnian hati. NF: Di tengah-tengah kesibukan Bapak yang super padat, bagaimana Bapak membagi waktu antara pekerjaan, keluarga, relasi dengan Tuhan, Yayasan Eunike, dan hobi? By the way, hobi Bapak apa ya? CK: Hehe ... saya hobinya reading books dan main gitar. Saya juga senang main basket sama anak saya; di rumah ada lapangan basket, half court. Balik ke soal bagi waktu, kalau dulu pas masih kecil, pembimbing gereja saya mengajarkan saya untuk duduk diam setiap hari Minggu malamnya, merancang kegiatan seminggu ke depan mau ngapain aja. Termasuk jam-jamnya. Lalu saya pajang di meja belajar saya. Saya lakukan itu sampai saya ambil program MBA di tahun 1991. Tapi sekarang enak, sudah ada iPad. (Christian mengeluarkan iPad-nya, menunjukkan jadwalnya kepada tim redaksi N a f ir i. Tim melihat jadwal sesi wawancara dengan Nafiri sudah tercantum di kalender pribadinya). Ini saya sama sekretaris saya punya shared calendar. Jadi dia juga bisa isi jadwal saya. Tiap pagi juga saya sudah punya tempat khusus, di deket jendela, sambil dengar lagu, saya saat teduh di situ. Saya percaya sebagai pemimpin di keluarga, Indocement, dan Eunike; saya butuh di-redirect oleh Tuhan setiap harinya. Baru selesai saat teduh, saya temenin istri dan anak sarapan pagi sebelum beraktivitas. Dan setelahnya baru berolahraga, lari di treadmill sambil baca buku. NF: Masih sempat baca buku ya? CK: Ya, saya punya target baca sepuluh chapters dari buku rohani atau Alkitab, management atau leadership, sampai buku parenting yang saya coba baca setiap hari. Ada yang kasih ke saya buku, saya baca. Saya juga punya aplikasi Kindle, semacam e-book. Kindle ini praktis sekali, di mana saja kapan saja bisa saya baca buku-buku koleksi saya. Dalam perjalanan ke kantor di mobil saya baca Alkitab, mengikuti rencana baca “1 tahun 1 Alkitab”; sopir saya nyetir. Di sela-sela waktu saya juga baca koran dan beberapa majalah bisnis. Sehari bisa dua sampai tiga majalah atau koran. Jadi itulah the way I recharge myself.

Nafiri MARET 2016

NAFIRI MAR 16 PRINT.indd 71

71

3/22/16 11:30 AM


Kita kan kalau jadi pemimpin mesti menginspirasi; jadi kalau kitanya sendiri nggak terinspirasi, bagaimana kita menginspirasi orang lain? NF: Bagaimana cara Anda mendidik anak di tengah arus budaya saat ini? CK: Yang penting kita punya pipe of heart connection. Kami juga ajarkan di Eunike seperti itu. Punya koneksi dari hati ke hati dengan si anak sejak mereka umur sepuluh bulan. Jadi setelah heart connection itu sudah terbentuk pipanya, maka anak saya yang sudah dua puluh tahun di tahun 2016 ini pun, kalau ada apa-apa langsung mau cerita ke saya. Contohnya waktu itu dia telepon saya dari Chicago, Wheaton College, tempat dia berkuliah. Di sana waktu itu sudah subuh, di sini siang hari. Ternyata dia lagi putus cinta. Jadi ketika seorang remaja sedang bergumul dan dia sudah punya relasi yang baik dengan orangtuanya dan tahu how to communicate, itulah masa remajanya yang menjadi indah karena dia punya papa mama yang bisa dipercaya untuk berbagi dan bisa diandalkan. Nah, anak saya juga kalau tidak setuju sama saya, mereka bisa ungkapkan, bisa appeal (naik banding). Ketika mereka menganggap saya terlalu berpikir secara konservatif terhadap suatu hal, mereka akan bilang ke saya. Termasuk dalam hal memilih pasangan. Saya selalu ajarkan Kriteria memilih mereka kriteria memilih pasangan itu harus pasangan: ada ABCDEFG. Apa itu? A – Appreance. B A – Appreance – Background. C – Character & Christianity. B – Background D – Devotion. E – Education. F – Finance. C – Character & Christianity G – God’s guidance. Itulah rasa syukur saya D – Devotion kalau sampai sekarang Tim dan Tadeus bisa E – Education punya nilai seperti nilai yang kami tanamkan F – Finance melalui tindakan dan perkataan; termasuk G – God’s guidance juga saat si Tim mau memilih pacar, dia berpatokan pada hal itu dan dia selalu mau sharing dengan saya dan mamanya

72

BERANI BERUBAH MAKIN SERUPA KRISTUS

NAFIRI MAR 16 PRINT.indd 72

3/22/16 11:30 AM


BIODATA Nama lengkap: Ir. Christian Kartawijaya, MBA, MACE. Tempat dan tanggal lahir: Jakarta, 9 Januari 1967 Background pendidikan: Teknik Sipil, MBA Corp Finance, Master of Christian Education - Family Ministry Jabatan saat ini: Direktur Utama, CEO (PT. Indocement) Nama istri: Ev. Junianawaty Suhendra PhD. (Ev. Anne Kartawijaya PhD.) Nama anak: Timotius Abdiel Kartawijaya (20th) sedang Kuliah di Wheaton College, Chicago Illinois Tadeus Azriel Kartawijaya (16th) sedang sekolah di SPH Sentul kelas 1 SMA Nafiri MARET 2016

NAFIRI MAR 16 PRINT.indd 73

73

3/22/16 11:30 AM


Benturan antara nilai-nilai yang umumnya diterapkan dalam dunia bisnis dengan nilai-nilai yang lebih ‘dalam’ dan transcendental menjadi salah satu pergumulan paling nyata dalam perjalanan kehidupan saya, khususnya saat masih berkutat untuk menyelesaikan studi lanjut di bidang teologi. Latar belakang saya yang sangat kental dalam bidang bisnis kadang membuat saya lebih familier dengan prinsip-prinsip etika yang didasarkan pada ‘kebenaran individu’ dan bukannya pada kebenaran firman Tuhan. Dalam dunia bisnis, prioritas pada penciptaan keuntungan selalu menjadi landasan utama dalam pengambilan keputusan-keputusan. 74

BERANI BERUBAH MAKIN SERUPA KRISTUS

NAFIRI MAR 16 PRINT.indd 74

3/22/16 11:30 AM


/ Erwin Tenggono /

Banyak sekali pengusaha–termasuk kenalan-kenalan yang cukup aktif di bidang kerohanian– yang dengan mudah melakukan praktik-praktik bisnis sangat menyimpang, seperti melakukan jamuan bisnis dengan tujuan kongkalikong, menyuap pihak-pihak tertentu agar menang tender, dan langkah-langkah koruptif lainnya. Semua dianggap sebagai hal yang wajar agar bisnisnya bisa terus berkembang dan menghasilkan keuntungan. Hal-hal semacam ini sangat nyata di market place; di dunia bisnis yang ada di sekitar kita. Banyak ‘anak Tuhan’ yang jatuh dan ikut terperosok dalam praktik-praktik bisnis yang tidak berkenan semacam ini. Ikut Terpeleset itu sebabnya, saya cukup terperangah ketika beberapa waktu lalu mendengar kesaksian seorang pengusaha yang menerapkan prinsip etika dan nilai-nilai yang sangat berbeda. Beliau memilih untuk membatalkan kontrak bisnis yang nilainya sangat besar dan kehilangan peluang untuk mendapatkan profit miliaran. Mengapa? Dia ingin punya waktu lebih banyak untuk terlibat secara intensif dalam pelayanan bagi Tuhan. Allah adalah terang, demikian judul perikop yang dituliskan dalam 1 Yohanes 1: 5–10. Firman Tuhan ini berbicara bahwa terang dan kegelapan tidak dapat menjadi satu. Kita yang telah menjadi anak-Nya masih hidup dalam dunia yang penuh kegelapan. Bahkan kita kadangkala juga tergoda dan ikut terpeleset, baik dengan sengaja maupun tidak. Nafiri MARET 2016

NAFIRI MAR 16 PRINT.indd 75

75

3/22/16 11:30 AM


Kita semua memang tidak ada yang bisa sepenuhnya memenuhi apa yang diharapkan oleh Tuhan kita. Namun, yang sesungguhnya membedakan apabila kita benar-benar berusaha untuk hidup sebagai anak Tuhan–sebagai anak-anak terang–adalah keberanian untuk terus berjuang agar menjadi anak-anak Tuhan yang lebih rendah hati dan mau bersandar pada kekuatan dari Tuhan sendiri. Yang dibutuhkan adalah ketulusan dan keberanian untuk mengakui dosa kita bila kita terjatuh. Darah Yesus mampu menyucikan kita dari pelanggaran dan dosa-dosa yang kita perbuat. Jika kita dengan sungguh hati mengakui dan menyesali dosa-dosa kita, Bapa akan mengampuni dan menyucikan kita (ayat 9). Berani menjalani kehidupan dalam dunia bisnis di bawah terang dan nilai-nilai yang telah digariskan oleh Tuhan kita memang bukan sebuah pilihan yang mudah. Godaan untuk mengambil pilihan-pilihan mudah tetapi menyimpang akan terus kita hadapi.

76

Tetapi, kalau kita ingin menjadi anak-anak Tuhan yang membawa terang bagi sekitarnya, tidak ada jalan lain selain secara konsisten menjalankan praktik bisnis yang didasarkan pada nilai-nilai yang diajarkan oleh Tuhan kita. Kita harus terus bersikap dan menyatakan apa itu kebenaran dan terang; dan berani hidup sebagai anak-anak terang yang terus membawa kebaikan, keadilan dan kebenaran bagi semua orang yang ada di sekitar kita. Dan pada suatu momen, bisa jadi kita juga dihadapkan pada pilihan yang tidak mudah seperti apa yang disaksikan oleh pengusaha di atas. Beliau memang kehilangan peluang untuk memenangi kontrak bisnis dan kesempatan untuk mendapatkan keuntungan miliaran rupiah. Tetapi, melalui pilihannya untuk mendahulukan pelayanan bagi Tuhan, pada saatnya Tuhan juga akan membukakan tingkap-tingkap berkat-Nya bagi anak-Nya yang setia. Walaupun berkat itu belum tentu berupa kekayaan secara material, berkat itu pasti akan lebih bermakna bagi perjalanan

BERANI BERUBAH MAKIN SERUPA KRISTUS

NAFIRI MAR 16 PRINT.indd 76

3/22/16 11:30 AM


kehidupannya. (Renungkan Efesus 5:8–13). Lebih Hebat Hidup sebagai anak terang berarti harus berani mengambil sikap untuk tidak hidup dalam kegelapan, karena terang tidak dapat bersatu dengan kegelapan. Ini tidak mudah. Selalu ada harga yang harus dibayar atas setiap keputusan yang diambil. Keberanian kita untuk mengambil sikap adalah pernyataan iman kita kepada Allah dan tindakan nyata kita sebagai anak terang. Pilihan ada di tangan kita untuk berani dan berubah sesuai dengan harapan Bapa kita. Nilai-nilai umum di dunia ini yang sudah tercemar oleh dosa selalu berorientasi pada ‘kita’. Kita dipacu untuk menjadi lebih besar, lebih hebat, lebih kaya, lebih terpandang, dan lebih ‘terhormat’ dengan dasar yang salah. Sering kali justru hidup cukup itu baik adanya. Jauhkanlah dari padaku kecurangan dan kebohongan. Jangan berikan kepadaku kemiskinan ataupun kekayaan. Biarkanlah aku menikmati makanan yang menjadi bagianku. Supaya, kalau aku kenyang, aku tidak menyangkal-Mu dan berkata: Siapa Tuhan itu, atau, kalau aku miskin, aku mencuri dan mencemarkan nama Allahku (Amsal 30:8–9). Marilah, kita terus lebih sungguh-sungguh mencoba melakukan semua kebenaran firman dengan rasa takut dan hormat akan Tuhan. Karena seperti tertulis pada 1 Samuel 2:30: Siapa yang menghormati Aku, akan Kuhormati, tetapi siapa yang menghina Aku, akan dipandang rendah. Dan jangan lupa untuk terus memohon penyertaan Roh Kudus yang memampukan kita untuk berubah. Tuhan memberkati

Nafiri MARET 2016

NAFIRI MAR 16 PRINT.indd 77

77

3/22/16 11:30 AM


78

BERANI BERUBAH MAKIN SERUPA KRISTUS

NAFIRI MAR 16 PRINT.indd 78

3/22/16 11:30 AM


/ Titus Jonathan /

Nafiri MARET 2016

NAFIRI MAR 16 PRINT.indd 79

79

3/22/16 11:30 AM


80

BERANI BERUBAH MAKIN SERUPA KRISTUS

NAFIRI MAR 16 PRINT.indd 80

3/22/16 11:30 AM


“In prayer it is better to have a heart without words than words without a heart.”

Nafiri MARET 2016

NAFIRI MAR 16 PRINT.indd 81

81

3/22/16 11:30 AM


82

BERANI BERUBAH MAKIN SERUPA KRISTUS

NAFIRI MAR 16 PRINT.indd 82

3/22/16 11:30 AM


Nafiri MARET 2016

NAFIRI MAR 16 PRINT.indd 83

83

3/22/16 11:30 AM


84

BERANI BERUBAH MAKIN SERUPA KRISTUS

NAFIRI MAR 16 PRINT.indd 84

3/22/16 11:30 AM


Nafiri MARET 2016

NAFIRI MAR 16 PRINT.indd 85

85

3/22/16 11:30 AM


Di sebuah sekolah dasar ada sekelompok anak-anak bermain bersama; ada yang bermain kelereng, ada yang bermain lompat tali, ada yang bermain bola bekel, ada pula yang dengan riangnya mengejar layang-layang putus. Di sisi yang lain, dua kelompok anak sedang main kucing-kucingan. Ya ini pemandangan umum saat istirahat sekolah ‌ eittt ‌ ini tahun berapa?

86

BERANI BERUBAH MAKIN SERUPA KRISTUS

NAFIRI MAR 16 PRINT.indd 86

3/22/16 11:30 AM


/ Humprey /

Pembaca yang mengenal jenis-jenis permainan tersebut di atas mungkin lahir sebelum tahun 2000-an, masa awal-awal reformasi. Mengapa demikian? Perkiraan sederhana saja, bila seorang anak lahir sebelum tahun 2000, anggaplah tahun 1999, artinya ia masuk sekolah playgroup di tahun 2002-an, kira-kira empat tahun setelah reformasi, anak itu mungkin masih memainkan permainan-permainan tradisional seperti itu, tapi reformasi dan inovasi tidak berhenti sampai di situ. Yuk kita melompat jauh ke masa sekarang, di tahun 2016, anggaplah anak kita sudah berada di tingkat SD, apa pembicaraan anak-anak kita di sekolah? “Ah lu sih kuno, masa belom tau game baru itu tuh yang kita bisa online nyerang klan lain di Amrik,” atau “hapemu udah kuno tuh, iPad-ku baru dibeliin mama baru gres dari toko loh …,” dan seterusnya. Saat pulang sekolah, apa yang anak kita katakan? Papa, Mama … aku pulang? Atau ... Maaaaa … hp tabletku manaaa?” Langsung deh anak kita masuk kamar dan ‘bertapa’ di sana. Padahal dulu, anakanak kita mungkin pulang sekolah langsung main keluar dan berlari-lari dengan teman-temannya (ini tidak berlaku untuk anak-anak yang bersekolah di sekolah yang menuntut prestasi tinggi). Lantas, bisa dekatkah hubungan antara anak dan orangtua bila kesempatan berkomunikasi saja jarang terjadi?

Nafiri MARET 2016

NAFIRI MAR 16 PRINT.indd 87

87

3/22/16 11:30 AM


Dunia komunikasi sudah jauh berbeda sejak 1998. Saya masih teringat saat kerusuhan 1998 saya berada di sebuah pusat perbelanjaan di Bandung, mau telepon ke rumah harus cari telepon umum dulu, itu pun orang ramai-ramai antri mau telepon. Mau telepon teman atau orang yang kita taksir? Buka buku telepon yang kertasnya bisa dilipat-lipat jadi kecil, lalu cari wartel, eh sebenarnya nomor teleponnya hafal sih walau dibaca bolak-balik hahaha ... (kalau sekarang sih boro-boro, nomor handphone sendiri aja kadang lupa :p). Telepon ke rumah teman lawan jenis yang kita suka? Yang ngangkat si dia atau orangtuanya ya? Bisa-bisa dibilang ga ada atau ditutup deh karena keseringan telepon .… Menelepon interlokal ke kota lain demi mendengar suara ‘si dia’ walau jauh, tapi hatinya kok terasa dekat ya .…

Kita bahas sedikit perkembangan teknologi gadget ya supaya ada gambaran, mulai dari handphone pertama kali merek N keluaran Finlandia yang sangat booming di tahun 1998, apalagi dengan tipe Communicator nya yang keren abis, mirip komputer mini (ini hasrat saya yang tak kesampaian, curcol deh … hehe ...) sampai eranya berakhir setelah dihajar BB keluaran Amrik sekitar tahun 2007-an, dan kembali disikat habis di tahun 2010-an oleh handphone 88

BERANI BERUBAH MAKIN SERUPA KRISTUS

NAFIRI MAR 16 PRINT.indd 88

3/22/16 11:30 AM


berbasis sistem operasi Android dan Apple yang diusung merek S dan I beserta follower-nya. Lanjut, apalagi yang berubah? Waktu kita ketemu teman di mal, belum punya handphone, gimana cara kita janjian? Besok jam 18 ketemu di mal X ya, depan Ka-ef-ce, jangan telat ya … kalau gak ketemu, cari pusat informasi, minta diumumin aja. Lucunya, dulu biasanya hal itu lumrah dan tidak ada masalah, pasti ketemu dan tetap bisa jalan bareng. Sekarang? Di mal yang sama aja, dan sudah WhatsApp-an belum tentu ketemu, ga ada sinyal Bro … or belum beli paket data nih, lagi abis …. Mau nanya jalan? Duh, Waze gue GPS-nya ga bisa nyala Bos, nyasar deh …(padahal dulu kita punya peribahasa “Malu bertanya, sesat di jalan…”, nanya kiri kanan aja kaleee …). Waktu kita ketemu teman atau keluarga, apa yang kita lakukan? Ngobrol, bercengkrama, bercanda, bermain bersama, shopping bareng, makan, dan lain-lain. Duh, akrab dan dekat benar rasanya. Kini coba tengok, saat dua orang duduk di meja restoran? Masing-masing ngeluarin handphone, cek status dulu, atau lihat-lihat kalau-kalau ada yang ngajak chatting, atau maen game. Ga ngobrol? Ya adalah dikit-dikit. Mau ‘nembak’ (baca: menyatakan cinta) orang yang kita suka? Bentar, buka ‘Om Google’ dulu “cara menyatakan cinta yang paling romantis”. “Dulu kalau kita bertemu, pasti bisa ngobrol banyak, hati terasa dekat, tapi sekarang kok meski kita berhadap-hadapan tapi pikiran orang tersebut mungkin ada di tempat lain, chatting dengan orang lain pula,” keluh seorang gadis yang dicuekin pacarnya padahal sedang kencan berdua. “Handphone lu kejait (terjahit) di tangan ya?” sindir seorang kawan.

Nafiri MARET 2016

NAFIRI MAR 16 PRINT.indd 89

89

3/22/16 11:30 AM


Saya teringat saat kantor tempat saya bekerja dulu mengharuskan kami mengikuti sesi pelatihan di Puncak, sesi ini sangat keras disiplinnya, sehingga seluruh barang yang kami bawa termasuk dompet dan handphone disita (baca: dititipkan), bila ada yang penting harus menghubungi panita dengan cara menulis, tidak ada pula jam dinding, dan bila mau makan malam harus jualan dulu masing-masing 3 kaos harga @Rp.70 ribu dengan saingan 30-an orang peserta lainnya yang tidak membawa handphone atau uang sepeser pun namun kelaparan. Hasilnya? Bisa kok terjual di saat terakhir dan tim kami (satu tim tiga orang) sangat dekat walau kami cukup galau karena tidak memegang handphone dan uang. Terkadang saya pun memimpikan suatu piknik/rekreasi dimana kita tidak perlu membaca notifikasi/pesan-pesan yang terus mengejar kita (push notification), lebih damai sejahtera rasanya. Berani mencoba? Burukkah pengaruh perkembangkan teknologi komunikasi atau gadget itu? Ada sisi baiknya juga. Informasi cepat sampai, tidak harus antri di telepon umum atau bahkan surat yang terkadang tak sampai. Ini yang saya alami sehari saat saya menulis kisah ini, sehari sebelumnya saya melompat dari kasur saat istri saya membaca pesan WhatsApp Group saudara-saudara sepupu kami dan berkata bahwa Encek/Acek (adik laki-laki mama saya) baru saja meninggal. Pesan menyebar dengan sangat cepat walau dari jarak yang berjauhan, dan sesegera mungkin saudara-saudara dari tempat yang berjauhan berdatangan ke kota asal kami, Bandung. Koordinasi lebih baik dan bisa selalu up to date tentang berbagai berita penting.

90

BERANI BERUBAH MAKIN SERUPA KRISTUS

NAFIRI MAR 16 PRINT.indd 90

3/22/16 11:30 AM


Namun, mari kita lihat, opa oma kita, eh mungkin papa mama kita juga .… Ini yang saya alami waktu pulang ke kampung halaman. Saat pulang ke rumah adalah saat saya mengursuskan orangtua cara menggunakan smartphone, hehe .… “Ini pencet nih? Ini di-swap/geser aja ya? Terus ini yang gambar empat titik kayak tapak beruang (BB) ini tuk chatting ya? Hurufnya ada yang lebih gede ga, ga keliatan nih? Duh lupa lagi caranya, padahal udah dicatet di buku, keluar tulisan ini, apa artinya ya? Fesbuk (Facebook) ini entar bisa ketemu teman baru ya? “Oma sih emang cuma perlu hape yang bisa telepon dan sms-an doang, tapi ajarin dong, biar ga jadul-jadul amat, tuh si tante sebelah bangga-banggain melulu chatting ama anaknya yang di Amrik loh, ama dia baca berita terus tiap hari di hp tabletnya …,” celetuk seorang oma kepada cucunya. Familiar dengan percakapan di atas? Ingatlah bahwa dulu orangtua kita yang dengan sabarnya membujuk dan mengajarkan kita berbicara, menulis, dan melakukan berbagai macam hal. Saat kita lupa atau tidak bisa pun, orangtua selalu siap untuk membantu. Hari-hari ini pun kita harus sabar dan berbakti untuk mengajarkan banyak hal kepada orangtua kita yang mungkin daya ingat dan daya tangkapnya sudah banyak berkurang. Ingat pula, zaman dulu dan sekarang sudah jauh berbeda, kita yang masih aktif belajar dan berusaha mungkin lebih cepat dalam menyerap berbagai perkembangan zaman dan teknologi tersebut.

Nafiri MARET 2016

NAFIRI MAR 16 PRINT.indd 91

91

3/22/16 11:30 AM


Kita pun harus menyadari, bahwa dulu kita sekeluarga tinggal sekampung (ga ngerasa ya? Maksudnya, tinggalnya berdekatan), ada apa-apa tinggal ke tetangga yang jaraknya tidak terlalu jauh, sekolah dan kerja di kota yang sama. Saat pulang kerja bisa pulang ke rumah saat sore. Tapi sekarang ini, terutama karyawankaryawan yang “mencari sesuap nasi, semangkuk berlian” di kerasnya dunia kerja di Jakarta setiap hari Senin sampai Jumat tentunya hampir tidak punya waktu luang untuk berkumpul bersama keluarga dan saudara-saudara. Lalu, kapankah kita bisa berkumpul bersama? Paling-paling waktu ada nikahan dan kedukaan, dan momen hari raya seperti Imlek setahun sekali. Dekatkah? Dulu pasti lebih dekat. Sewaktu momen berkumpul itulah baru kita kerapkali mendengar hal seperti ini: ”Oooh ini anaknya si A, si B … wah sekarang udah besar ya, udah lama ya ga ketemu … sekolah di mana, tukeran nomor WhatsApp dong, account FB kamu apa, dan sebagainya. Lantas, bagaimana sikap kita sebagai anak Tuhan? Gadget kita boleh canggih, tetapi saat kita ibadah atau saat teduh, matikan dulu ya, Tuhan mau mengobrol dengan kita, ingin dekat dengan kita. Perlu gadget tuk buka ayat Alkitab? Malas bawa Alkitab berat-berat? Bukankah dulu kita bisa bawa dengan disiplinnya? Lagipula bukankah cara-cara kita berdoa tidak lekang oleh zaman, tidak harus pakai teknologi apa-apa? Cukup lipat tangan, tutup mata, dan berdoa. Kedekatan kita dengan Tuhan tentunya cuma kita sendiri yang merasakannya, maukah kita lebih aktif berkomunikasi dan merasakan kedekatan kita dengan Tuhan? Tuhan mungkin terasa jauh di sana, namun Ia sebenarnya berada dekat di hati kita. Amin

92

BERANI BERUBAH MAKIN SERUPA KRISTUS

NAFIRI MAR 16 PRINT.indd 92

3/22/16 11:30 AM


(dari berbagai sumber)

/ Thomdean /

Nafiri MARET 2016

NAFIRI MAR 16 PRINT.indd 93

93

3/22/16 11:30 AM


94

BERANI BERUBAH MAKIN SERUPA KRISTUS

NAFIRI MAR 16 PRINT.indd 94

3/22/16 11:30 AM


K

etika sedang melakukan brain-storming untuk Nafiri edisi kali ini, khususnya untuk rubrik “Kesaksian”, seorang anggota redaksi menyatakan keheranannya dengan perubahan drastis dari fisik Ediono Sutopo. “Kalian tahu Pak Ediono Sutopo kan?” Sebagian besar anggota tim Nafiri mengangguk. “Ya tentu,” mungkin demikian batin para anggota redaksi, Ediono Sutopo atau yang akrab dipanggil Edi Sutopo merupakan sosok yang sudah lama bergabung bersama GKY BSD. “Beliau berubah drastis loh, sekarang tubuhnya jadi jauh lebih kurus, jauh berbeda dari sebelumnya,” lanjut teman kami. Berbekal informasi dari teman kami ini, akhirnya kami mencoba untuk ‘menyelidikinya’ lebih jauh. Betul, fisik Edi bisa dikatakan berubah cukup drastis. Dalam kurun waktu yang cepat, beratnya turun sebanyak sebelas kilogram. Sebelum anda berharap bahwa ini adalah cerita mengenai keajaiban pil diet terbaru, kami minta maaf, bahwa ini bukanlah cerita demikian. Selain itu, ini juga bukanlah testimoni akan

pengobatan ajaib dari klinik dokter tertentu. Cerita ini adalah sebuah kesaksian seorang anak Tuhan yang mengalami bahwa hidup dan mati seseorang tidak dapat ditebak; bahwa hanya Tuhanlah yang menggenggam hari ini dan esok yang penuh dengan ketidakpastian.

Tersengal-Sengal

Tanggal 31 Agustus 2015 akan selalu menjadi tanggal yang tak terlupakan bagi Edi. Pada tanggal itu, Edi beraktivitas seperti biasa. Sarapan pagi kwetiau goreng buatan istri tercinta Ranti Trisna, kemudian menyetir mobil ke tempat kerjanya di daerah Pluit, sebuah pabrik di bidang bahan kimia pewarna. Edi sudah bekerja di bagian marketing perusahaan ini selama lima tahun. Sampai di kantor pukul 9.30 pagi, ketika sedang berbincangbincang dengan rekan kerjanya, Edi merasa dadanya sesak. Napas tersengal-sengal, susah sekali rasanya menarik napas panjang. Ia coba beristirahat dengan duduk di meja kerja. Namun, dadanya masih terasa sama. Merasa heran, ia keluar dari gedung kantor Nafiri MARET 2016

NAFIRI MAR 16 PRINT.indd 95

95

3/22/16 11:30 AM


untuk berjemur. “Mungkin kalau terekspos sinar matahari rasanya akan lebih baik,” begitu pikirnya. Tapi ternyata sakitnya masih tidak hilang. Edi memutuskan berbaring sebentar di mobil beberapa menit. Tapi rasa sesak itu tetap ada. Ia beranjak kembali ke kantor dan berusaha melanjutkan aktivitas kerjanya. Hingga ada seorang rekan kerja yang bertanya, “Ko Edi kenapa keringatan? Mukanya juga pucat.” Beberapa teman yang lain juga setuju, kebanyakan menyimpulkan bahwa Edi masuk angin. “Saya cerita ke temanteman bahwa saya sesak napas. Banyak yang membantu dengan menawarkan mau kerokin saya .... Tapi waktu itu karena nggak ada minyak angin, akhirnya nggak jadi dikerokin,” Edi bercerita kepada tim Nafiri yang bertandang ke rumahnya. Rekan kerja Edi menganggap ini hanya penyakit biasa yang bisa diabaikan. Tetapi ada sesuatu yang mendorong Edi sehingga ia merasa perlu memeriksa penyakit ini di rumah sakit. Khawatir menyetir sendirian, Edi meminta 96

tolong seorang teman untuk mengantarnya ke rumah sakit terdekat. “Meskipun di perjalanan pun saya masih sadar dan bahkan ngobrol normal sama teman saya yang menyetir, dada saya masih sesak. Saya sangat penasaran sama rasa sakit ini dan pikir perlu untuk dicek ke rumah sakit,” kata Edi. Sesampainya di UGD, Edi menghubungi istrinya. Ranti yang kerja di daerah Sudirman segera meluncur ke Pluit untuk menemani Edi. Selama Edi diperiksa serta diberikan obat dan oksigen, Edi berdoa meminta tolong penyertaan Tuhan dan jawaban-Nya akan penyakit yang masih saja membuat Edi bertanya-tanya.

Keringat Dingin

Tak lama setelah istrinya datang, dokter menyampaikan bahwa Edi harus segera dipindah ke RS Jantung Harapan Kita. “Dokter berkata bahwa penyakit Edi ini dicurigai sebagai serangan jantung. Maka itu, beliau berkata dalam jangka waktu beberapa jam Edi sudah harus dipindahkan ke rumah sakit lain,” ujar Ranti.

BERANI BERUBAH MAKIN SERUPA KRISTUS

NAFIRI MAR 16 PRINT.indd 96

3/22/16 11:30 AM


Edi dan Ranti

Di RS Harapan Kita, tubuh Edi diperiksa dengan cara dimasuki kateter. Terjawablah pertanyaan Edi: rasa sesaknya itu berasal dari penyumbatan di jantung. “Penyumbatannya sudah mencapai sembilan puluh persen,� kata Ranti. Ternyata sesak napas dan keringat dingin yang menurut rekan kerja Edi hanya penyakit sederhana, merupakan gejala serangan jantung. Dokter segera menyarankan operasi pemasangan ring di katup jantung yang tersumbat. “Awalnya saya sih sempat berpikir kalau sudah tidak sesak lagi ya tidak perlu perawatan lebih

lanjut. Dengan obat saja saya rasa sudah beres. Saya tidak ada prasangka buruk sama sekali,� kata Edi. Tetapi, setelah berbincang dengan Ranti dan bergumul dalam doa dengan Tuhan, mereka akhirnya memutuskan untuk mengikuti saran dokter. Akhirnya operasi pun dilaksanakan. Edi ditemani Ranti yang setia menunggu di luar ruang operasi. Meski kaget karena kejadian yang begitu tiba-tiba , Ranti punya pengharapan bahwa Tuhan akan menyertai suaminya melewati peristiwa ini. Selama menunggui suaminya, ia tidak bisa tidur. Bersyukur ada Nafiri MARET 2016

NAFIRI MAR 16 PRINT.indd 97

97

3/22/16 11:30 AM


kerabat yang datang menemani dan juga teman-teman gereja yang mendukung. Akan tetapi, Ranti sering terusik dengan kondisi di rumah sakit. “Saya tidak bisa tidur karena selama saya terjaga, perawat keluar dari ruang operasi dan mengumumkan kepada keluarga lain yang menunggu bahwa si A meninggal, si B meninggal .… Ya ampun, Tuhan …,” cerita Ranti. Daripada khawatir, Ranti putuskan untuk menutup telinga demi menghindari kabar-kabar buruk di sekitarnya. Ia pun berdoa dengan keras di dalam hatinya.

98

Nyaris Diabetes

Syukur pada Tuhan operasi berjalan mulus. Edi diminta tetap di rumah sakit selama seminggu untuk proses pemantauan dan pemulihan. Selepas dari rumah sakit, dokter mewanti-wanti dia untuk mengatur apa yang dia makan, karena penyumbatan di jantung umumnya diakibatkan oleh pola makan dan pola hidup yang tidak teratur. Semula Edi berberat badan 72 kilogram. Tak beberapa lama setelah operasi, berat badannya turun pesat menjadi 61 kilogram. Dokter juga mendiagnosis bahwa kadar gula darahnya tergolong tinggi hingga nyaris diabetes. Ini

BERANI BERUBAH MAKIN SERUPA KRISTUS

NAFIRI MAR 16 PRINT.indd 98

3/22/16 11:30 AM


menjadi alasan tambahan bagi Edi untuk mengawasi apa yang ia makan. “Tuhan sudah memberi saya kesempatan lagi bagi saya untuk tetap hidup. Saya akan berusaha lebih disiplin menjaga tubuh saya sekarang,” ujar Edi. Ranti juga bersaksi bahwa dia merasakan penyertaan Tuhan yang sangat nyata dan luar biasa melalui pengalaman ini. “Saya sendiri merasa bahwa karya Tuhan sangat nyata di dalam peristiwa ini,” ujar Ranti. Dia bercerita bahwa selama ini dia sangat mengandalkan suaminya di dalam berbagai hal, misalnya dalam mengurus transaksi dan dokumen-dokumen penting. Pada saat suaminya masuk rumah sakit, sempat timbul kekhawatiran dalam diri Ranti karena takut kesulitan pada saat mengurus administrasi dan pembayaran biaya rumah sakit. Puji Tuhan, sebelumnya Edi dan Ranti sudah mendaftarkan keluarganya untuk turut serta dalam program BPJS. “Saya mendengar cerita dari rekan di CGF (Caring Group Fellowship) mengenai pentingnya

“ asuransi. Katanya kalau memang tidak mampu untuk ikut asuransi swasta ya lebih baik ikut BPJS saja,” ujar Edi. ”Maka itu, saya berinisiatif mendaftar BPJS untuk keluarga saya. Tak lama kemudian, keluarga saya juga di-cover BPJS dari kantor. Memang sepertinya ini Tuhan yang mengatur. Karena delapan bulan kemudian saya didiagnosis penyakit jantung.” Meski mengaku kadang mendengar testimoni mengenai lambannya pelayanan BPJS, hal ini sama sekali tidak dialami oleh Edi dan Ranti. Dari awal hingga akhir proses dari perawatan Edi di Nafiri MARET 2016

NAFIRI MAR 16 PRINT.indd 99

99

3/22/16 11:30 AM


Edi, Ranti dan joshua rumah sakit, semuanya Tuhan lancarkan. Ranti dibantu oleh para dokter dan perawat rumah sakit untuk menyediakan kelengkapan dokumen perawatan suaminya dan untuk proses mengklaim pendanaan dari BPJS. “Benar-benar segala sesuatu saya urus sendiri. Seseorang seperti saya yang tidak mengerti apa-apa, bahkan urusan dokter gitu pun biasanya selalu diurus oleh Edi. Dari awal suami saya masuk RS hingga dipindah ke RS lain dan dirawat, itu semua saya merasa campur tangan Tuhan sangat besar,� kata Ranti. Biaya memang selalu menjadi problema utama ketika peristiwa

seperti ini terjadi. Tak dipungkiri, Edi dan Ranti sempat khawatir mereka tidak mampu menutupi biaya perawatan. Terlebih lagi Edi was-was bahwa nantinya ia tidak mampu bekerja lagi untuk menutupi biaya tersebut. Padahal ia masih harus menghidupi istri dan anak semata wayangnya.

Sangat Awam

Namun, puji Tuhan; pendanaan dari BPJS telah menutupi biaya rawat inap, ambulans, obat, dan fasilitas lainnya yang begitu banyak. “Dari segi keuangan Tuhan juga mudahkan. Nyaris nggak ada seperak pun yang kami keluarkan, padahal bill rumah

100 BERANI BERUBAH MAKIN SERUPA KRISTUS

NAFIRI MAR 16 PRINT.indd 100

3/22/16 11:30 AM


sakitnya puluhan juta. Saya sangat bersyukur,” ujar Ranti. “Kasih Tuhan pada saya itu sangat besar,” ujar Edi. “Keluarga saya tidak punya riwayat penyakit jantung. Bahkan saya baru tahu penyakit jantung koroner (terjadi karena aliran darah ke jantung terhambat oleh timbunan lemak, akibat pola makan dan pola hidup yang tidak benar) itu apa. Bisa dibilang saya ini sangat awam soal penyakit jantung.” Edi percaya apa yang dikatakan firman Tuhan bahwa “kesusahan sehari cukuplah hanya untuk sehari”. Meski setiap hari tidak dapat ditebak, namun hiduplah untuk hari ini dan percaya bahwa Tuhan akan memegang hari ini dan hari esok. Kalau bukan Tuhan yang melindungi Edi pada tanggal 31 Agustus pagi itu, ketika dia menyetir mobil ke kantor dengan kondisi normal, siapa lagi? Kalau bukan Tuhan yang menyertai Edi ketika gejala sesak napas muncul, siapa lagi? Bisa saja ia rebahan di mobil dan tiba-tiba tidak sadarkan diri dan tidak ada siapa pun yang bisa menolongnya karena tidak ada yang tahu.

Bayangkan juga kalau ternyata pada saat itu ada minyak angin, lalu punggung Edi dikerok oleh rekan kerjanya, yang pada akhirnya membuat Edi berpikir bahwa ia ‘sudah sembuh’ dan bahwa ia hanya mengalami masuk angin biasa sehingga tidak ingin mengecek kondisi lagi ke rumah sakit. Hati Edi yang gelisah, yang merasa ada sesuatu yang mendorong dia untuk pergi ke rumah sakit, siapa lagi kalau bukan Tuhan yang timbulkan kegelisahan itu? Memang, semuanya sudah Tuhan arahkan dan atur sesuai dengan rencana-Nya. Yang bisa kita lakukan hanyalah percaya dan berserah kepada-Nya. “Kesusahan sehari cukup untuk sehari. Saya menjalani peristiwa ini dengan penuh ucapan syukur,” ujar Edi. Seolah ingin mengulang kembali satu kesimpulan yang ia dapatkan dari peristiwa ini, Edi hanya berkata: “Kasih Tuhan pada saya itu besar.”

Nafiri MARET 2016

NAFIRI MAR 16 PRINT.indd 101

101

3/22/16 11:30 AM


102 BERANI BERUBAH MAKIN SERUPA KRISTUS

NAFIRI MAR 16 PRINT.indd 102

3/22/16 11:30 AM


S

/ Anton Utomo /

iapa pun pasti tak ingin berkunjung ke Suriah saat ini. Negeri indah di Asia Barat itu kini hancur luluh akibat perang saudara yang tak berkesudahan sejak 2011. Suriah atau Syria dalam bahasa Internasional, kini porak poranda, penduduknya pergi mengungsi bila tak ingin mati terkena sasaran bom dan pembantaian ISIS atau militan lainnya. Tepatlah ucapan Angela Merkel, Kanselir Jerman, �Penduduk Suriah yang terkepung mengalami penderitaan yang tak terperi.�

Nafiri MARET 2016

NAFIRI MAR 16 PRINT.indd 103

103

3/22/16 11:30 AM


Bagaimana ‘nasib’ umat Kristen di negeri itu? Sebelum perang saudara, ada kurang lebih 10% penduduk Suriah yang beragama Kristen. Lebih jauh, Suriah adalah bagian penting dari sejarah awal kekristenan, bahkan namanya telah tertulis dalam Alkitab saat Kristus mengajar di tanah Israel. Oleh karena itu, marilah kita sejenak menjelajahi negeri ini dan menelusuri sejarah umat Tuhan di Suriah, tentu tanpa desingan peluru dan dentuman bom di sekeliling kita. Benih Kekristenan Bertumbuh di Suriah Ketika Yesus berkeliling di Galilea untuk mengajar dan menyembuhkan banyak orang, tersiarlah kabar tentang hal itu di seluruh Siria, dan dibawalah kepada-Nya segala orang yang menderita berbagai penyakit, lalu Yesus menyembuhkan mereka (Matius 4:24). Sejak awal, berita keselamatan sudah terdengar di Suriah. Ketika gereja lahir di Yerusalem saat turunnya Roh Kudus, segera kabar keselamatan tersebar di seluruh tanah Palestina. Pada tahun 35–44 diperkirakan sudah ada umat Tuhan di Damsyik dan Antiokhia, ibukota Propinsi Siria saat itu. Dan itulah sebabnya Saulus yang geram melihat perkembangan kekristenan, segera memacu kudanya menuju Damsyik (Damaskus, ibukota Suriah sekarang) untuk menangkap umat Tuhan. Di jalan menuju Damaskus akhirnya Saulus ‘bertemu’ dengan Yesus dalam perjumpaan yang menggetarkan, yang kemudian menyuruhnya menuju Jalan Lurus dan diam di rumah Yudas dalam kebutaan selama tiga

104 BERANI BERUBAH MAKIN SERUPA KRISTUS

NAFIRI MAR 16 PRINT.indd 104

3/22/16 11:30 AM


Chapel of Ananias hari, sebelum Ananias datang menyembuhkan dan membaptiskannya. Tempat itu, sampai saat ini masih berdiri dan dapat disaksikan dalam bentuk Chapel of Ananias, terletak dekat sebuah masjid tua (Umayyad Mosque) yang juga dipercaya masih menyimpan kepala Yohanes Pembaptis. Saulus (Paulus) kemudian melakukan perjalanan penginjilannya ke Antiokhia bersama Barnabas. Melalui kota besar yang kemudian menjadi ‘markas’-nya ini, kemudian Paulus melakukan berbagai perjalanan ke seluruh Asia kecil (Turki saat ini) dan Eropa. Antiokhia, ibukota Siria masa lalu, kini bernama Antakya, sekarang masuk dalam wilayah negara Turki. Antiokhia masa Paulus adalah sebuah metropolis dengan penduduk tak kurang dari 600.000 jiwa. Inilah kota terbesar ketiga dalam Imperium Romawi sesudah Roma dan Aleksandria. Di kota heterogen ini–penduduk Romawi, Yunani, Yahudi dan bangsa lainnya bermukim– pertama kalinya istilah Kristen (Christianoi, bahasa Yunani) disematkan kepada umat Tuhan, yang artinya pengikut Kristus. Selama beberapa ratus tahun kemudian, Antiokhia tetap menjadi kota dagang dan pusat kekristenan yang penting, sampai peperangan, bencana alam, dan perubahan rute dagang membuatnya menjadi mundur dan akhirnya ditinggalkan orang. Suriah sebagai Salah Satu Pusat Kekristenan di Timur Walaupun harus melewati beragam kesulitan akibat penganiayaan penguasa Romawi selama tiga ratus tahun, umat Allah terus berkembang di Barat dan Timur. Darah para martir membasahi bumi, menjadi benih yang subur bagi pertumbuhan kekristenan di bumi. Uskup Antiokhia ke-3, Ignatius Theophorus (Ignatius of Antioch) adalah salah satu martir dari Suriah. Ia ditangkap tentara Romawi dan dibawa berlayar selama berbulan-bulan menuju Roma. Di perjalanan, berbagai surat pengajaran ditulisnya untuk gereja-gereja di Suriah. Secara tradisi, dipercaya bahwa bersama Polycarpus, sahabatnya yang Nafiri MARET 2016

NAFIRI MAR 16 PRINT.indd 105

105

3/22/16 11:30 AM


juga mati syahid, mereka adalah murid Rasul Yohanes. Akhirnya, Uskup Ignatius menjadi martir diterkam singa di arena Koloseum, Roma, pada tahun 108. Sebuah kisah tradisi juga menceritakan bahwa Ignatius adalah salah satu anak kecil yang pernah dipangku dan diberkati Yesus. Sebuah sekolah teologi yang terkenal juga pernah berdiri di Antiokhia, menghasilkan banyak teolog yang menuliskan dan merumuskan pemikiran teologi di masa bapa-bapa gereja, salah satunya adalah John Chrysostom. Kemampuannya berpidato dan berkhotbah membuatnya dijuluki “Si Mulut Emas” (Chrysostom). Namun, keberaniannya mengkritik istana saat ia menjadi batrik (archbishop) di Konstantinopel mengakibatkan ia terbuang dan mati dalam pengasingan. Walaupun demikian, peninggalannya berupa buku-buku khotbah (homili) yang mengulas Perjanjian Lama maupun Perjanjian Baru tetap diingat dan memberkati orang hingga kini. Berbeda dengan gereja di Barat yang lebih mementingkan pembenahan organisasi dan perbuatan (amal dan jasa), gereja di Timur nampaknya lebih menekankan perenungan; terutama merenungkan Allah dan kebenaran (dogma). Akibatnya, setelah masa penganiayaan berlalu–walaupun sebenarnya sejak abad pertama sudah terjadi–pertikaian doktrin pun makin berkobar. Kaisar Konstantin, sebagai kaisar Kristen pertama, memprakarsai sebuah konsili oikumenis bersidang di Nicea (di Turki sekarang) pada tahun 325. Isu terbesar saat itu adalah persoalan teologis tentang relasi Bapa dan Anak. Apakah Bapa dan Anak homousios (sehakekat) atau homoios (menyerupai)? Walaupun Konsili Nicea

106 BERANI BERUBAH MAKIN SERUPA KRISTUS

NAFIRI MAR 16 PRINT.indd 106

3/22/16 11:31 AM


po i Alep d t i n o r sipil a Ma Gerej m perang u sebel

Gereja di Suriah

Nafiri MARET 2016

NAFIRI MAR 16 PRINT.indd 107

107

3/22/16 11:31 AM


penuh perdebatan dan belum bersepakat penuh, sungguh ajaib Tuhan telah menuntun 250–300 uskup yang bersidang untuk merumuskan pengakuan iman yang tak berubah sampai hari ini. Dasar iman dan doktrin kekristenan dirumuskan atas kuasa Tuhan di tengah ricuhnya perdebatan doktrin dan filsafat yang tak berujung. Sayangnya, perdebatan teologi belum juga usai. Kini yang diributkan adalah Tabiat (nature) Yesus. Apakah Yesus hanya bertabiat satu saja, yakni Allah, sedangkan kemanusiaannya hanya semu, hanya tampak seperti kemanusiaan kita? Inilah ajaran Monophysite yang berkembang di gereja Timur terutama di Aleksandria. Atau kebalikannya, seperti yang dijabarkan Nestorius: Yesus bertabiat dua (Dyophysite), yang terpisah satu dengan lainnya. Tabiat pertama adalah Logos Allah yang kekal, sedangkan yang kedua adalah manusia biasa yang dapat diubah. Ada perbuatan Kritus yang dilakukan Logos (misalnya mukjizat), tapi ada pula yang hanya mengenai manusia Yesus (misalnya sengsara dan kematian-Nya). Antara Yesus manusia dan Logos tidak ada keesaan hakikat, melainkan hanya keesaan kehendak, seperti relasi suami-isteri. Nestorius serta pengikutnya kemudian disebut “golongan Antiokhia”. Syukurlah, perdebatan diakhiri oleh sebuah konsili terbesar yang pernah diadakan, yaitu Konsili Kalsedon (di seberang Konstantinopel, di Turki). Tak kurang dari 600 uskup bersidang dan kembali Tuhan menuntun dengan sebuah rumusan benar tentang tabiat Yesus: Kristus bukan bertabiat satu (Aleksandria) dan bukan bertabiat dua (Antiokhia), melainkan Ia “bertabiat dua dalam satu oknum”. Kedua tabiat ini “tidak bercampur dan tidak berubah” dan “tidak terbagi dan tidak terpisah”. Nyatalah, dengan rumusan ini, gereja mengakui bahwa sebenarnya eksistensi Yesus di bumi tak dapat dipahami akal manusia. Imanlah yang menuntun manusia mengerti apa yang tak dapat dirumuskan dalam bahasa manusia dan dimengerti otak manusia yang terbatas. Malangnya, gereja-gereja di Timur tak dapat menerima hasil Konsili Kalsedon. Perdebatan teologis, atau lebih tepat perdebatan yang bernuansa filsafat dan politis ini akhirnya menyebabkan perpisahan gereja (schism) untuk pertama kalinya. Gereja di Persia yang cenderung mengakui ajaran Nestorius, mendirikan Gereja Nestorian, yang kemudian berkembang bahkan sampai ke negeri Tiongkok pada abad ke-13. Tentara bangsa Mongol yang kejam kemudian menghancurkan dan menyisakan hanya sedikit pengikutnya sekarang. Gereja 108 BERANI BERUBAH MAKIN SERUPA KRISTUS

NAFIRI MAR 16 PRINT.indd 108

3/22/16 11:31 AM


Koptik di Mesir, Armenia, Suriah juga memisahkan diri dari gereja induk (Gereja Katolik Roma). Namun, di Suriah, masih ada beberapa gereja yang tetap mengakui Gereja Katolik sebagai kepalanya. Tak mengherankan, kini di Suriah berkembang beragam denominasi gereja, walaupun jumlah orang Kristen hanya 10% dari seluruh penduduk Suriah yang berjumlah 22 juta orang. Bertahan dalam Kekuasaan Islam Dalam suasana perpecahan gereja yang dipertajam oleh perebutan kekuasaan politik, membuat kehidupan keagamaan di Suriah pada abad ke-6 sungguh tidak nyaman. Suriah yang silih berganti dibawah kekuasaan Byzantium (Romawi Timur) dan Persia, harus menerima penindasan karena perbedaan doktrin gereja. Kedatangan tentara Islam pada awal abad ke-7 malah disambut dengan gembira oleh penduduk Suriah yang saat itu diperkirakan 95% beragama Kristen. Kedatangan penguasa Islam disambut sebagai pembebas. Bahkan, setelah Bani Umayyah menguasai pemerintahan Islam, ibukota imperium Islam dipindahkan dari Mekah-Medinah ke Damaskus selama seratus tahun. Pada masa itu, banyak jabatan penting di pemerintahan dipercayakan kepada orang Kristen karena kemampuan dan pengalaman mereka. Orang Kristen dan Yahudi tetap hidup bebas, namun dikenakan pajak sebagai warga non-Muslim. Peperangan dan pergantian kekuasaan yang silih berganti selama ratusan tahun selanjutnya membuat kehidupan orang Kristen semakin terjepit. Banyak yang kemudian beralih kepercayaan agar bisa hidup lebih baik, juga tak kurang banyaknya yang mengungsi ke negara lain. Saladin pemimpin Islam masa perang salib

Nafiri MARET 2016

NAFIRI MAR 16 PRINT.indd 109

109

3/22/16 11:31 AM


Jemaat Syriac Orthodox awal abad 20

Gereja di Aleppo sebelum dan sesudah perang Ajaib, gereja Suriah tetap bertahan selama 2000 tahun keberadaannya, dan kini telah berkembang menjadi beragam denominasi: Ortodox Church of Antioch (terbesar), Melkite Catholic Church, Syriac Orthodox Church, dan sebagian kecil Protestan Injili. Bahkan, ada sebagian kecil umat Kristen yang masih mempertahankan bahasa Aram dalam ibadah, membanggakan bahwa mereka menggunakan bahasa yang sama dengan bahasa-ibu Yesus. Dominasi agama (Islam), suku bangsa (Arab), dan bahasa (Arab) tidak membuat keberadaan umat Kristen di Suriah hilang lenyap seperti di Turki atau Arab Saudi. Pada tahun 1920, masih sekitar 30% penduduk Suriah beragama Kristen. Namun, gelombang emigrasi penduduk Kristen dan imigrasi suku-suku Arab ke Suriah membuat perimbangan itu terus turun sampai menjadi 10% pada tahun 2011, sebelum perang sipil berkecamuk. 110 BERANI BERUBAH MAKIN SERUPA KRISTUS

NAFIRI MAR 16 PRINT.indd 110

3/22/16 11:31 AM


Patriach gereja Syria Orthodox bertemu Paus

Sinode gereja Syriac orthodox church Adakah Masa Depan bagi Suriah? Menurut catatan terakhir, sudah sekitar empat juta penduduk Suriah pergi sebagai pegungsi ke berbagai belahan dunia sejak perang saudara mulai terjadi. Menyusul Tunisia dan Mesir, Suriah pun bergolak dalam pusaran ‘Arab Spring’ sejak 2011. Namun, berbeda dengan tetangganya, Bashar Al-Assad sebagai penguasa Suriah tak mudah dikalahkan pemberontak. Apalagi, Rusia yang secara tradisional mendukung penuh rezim penguasa di Suriah, membuat Presiden Bashar tetap kokoh duduk di kursinya. Walaupun dibantu Amerika Serikat dan Turki, pemberontak di Suriah tidaklah solid. Berbagai fraksi, aliran keagamaan, dan kepentingan saling berbenturan sendiri. Belum lagi, munculnya ISIS/ISIL yang memanfaatkan kekacauan di Irak dan Suriah, terus menebar teror ke semua pihak. Akhirnya, seperti seorang pengamat mengatakan, situasi di Suriah adalah ‘semua melawan semua’, bagaikan perang dunia yang diikuti berbagai kekuatan superpower, dan saling bertempur sendiri satu dengan yang lainnya. Kota-kota dan desa-desa Kristen di pedalaman Suriah hancur luluh diserang ISIS, tentara pemerintah, maupun tentara pemberontak. Kota dagang terbesar di Suriah, Aleppo, yang memiliki jumlah umat Kristen terbesar, jatuh ke tangan pemberontak. Di sebelah timur kota ini, tepatnya di Ar-Raqqa, ISIS mendirikan Nafiri MARET 2016

NAFIRI MAR 16 PRINT.indd 111

111

3/22/16 11:31 AM


‘ibu kota’-nya. Orang Kristen di kota-kota, yang sebagian besar dari kalangan menengah-atas yang berpendidikan, banyak yang ‘mengungsi’ ke Amerika dan Eropa. Bagi umat Kristen di desa, sebagian besar mereka mengungsi ke Libanon, Turki, Yordania, maupun kantong-kantong pengungsian di bawah PBB. Bagi yang tak sempat mengungsi, tak sedikit yang diculik ISIS dan dijadikan budak atau dibunuh. Jadi, adakah harapan hidup di Suriah? Penduduk yang beragama Islam Sunni (mayoritas) pun harus menantang maut di laut lepas mencari kehidupan baru di Eropa, apalagi penduduk minoritas seperti orang Kristen. Apakah kekristenan di Suriah yang sudah ada sejak zaman Paulus akan punah pada abad ini? Tak seorang pun yang tahu. Namun, Allah yang menguasai jalannya sejarah umat manusia, pasti punya rencana-Nya sendiri. Itu sudah terbukti di negara-negara komunis pada abad lalu. Kekristenan di Tiongkok dan Rusia tidak pernah mati kendati ditekan penguasa komunis selama puluhan tahun, malahan sekarang berkembang amat pesat. Otto von Bismarck, kanselir Jerman pertama, pernah berkata tentang kekristenan di Rusia,”Christianity is never as strong as it appears; but nor is it ever as weak as it appears.” Bagi Tuhan, kuat atau lemah, bisa punya arti yang mengejutkan dunia. Mari kita berdoa untuk Suriah 112 BERANI BERUBAH MAKIN SERUPA KRISTUS

NAFIRI MAR 16 PRINT.indd 112

3/22/16 11:31 AM


Sumber : • Sejarah Gereja, H.Berkhof, BPK Gunung Mulia, cetakan 30, 2013 • Christianity in Asia, A. Heuken SJ, Yayasan Cipta Loka Caraka, cetakan pertama, 2008 • Mari Berpikir tentang Sejarah: Apa yang Membentuk Gereja?, Yayasan Gloria, cetakan pertama, 2011 • http://www.cbn.com/cbnnews/world/2011/august/muslim-syria-fullof-christian-history • https://www.ewtn.com/library/CHISTORY/SYRIAHIS.HTM • http://www.bbc.com/news/world-middle-east-22270455 • https://en.wikipedia.org/wiki/Christianity_in_Syria

Nafiri MARET 2016

NAFIRI MAR 16 PRINT.indd 113

113

3/22/16 11:31 AM


PAS

Menjawab Panggilan Anugerah-Nya Sejak 10 Tahun Lalu

114 BERANI BERUBAH MAKIN SERUPA KRISTUS

NAFIRI MAR 16 PRINT.indd 114

3/22/16 11:31 AM


Ketika Si Empunya pekerjaan itu memanggil dan mempercayakan ‘pekerjaan’ kepada para pekerjanya, hanya ucapan syukur atas kepercayaan itu serta ketaatan hati untuk terus setia melayani yang patut ditunjukkan. Tak terasa, sepuluh tahun sudah Peduli Anak Serpong (PAS) berjalan .... Kegiatan pelayanan Peduli Anak Serpong dimulai pada bulan Januari 2006. GKYBSD, melalui sejumlah jemaatnya yang sangat cinta Tuhan, berusaha menjawab panggilan anugerah-Nya untuk memberikan kontribusi pelayanan ke luar tembok gereja, yaitu melalui bidang pendidikan. Program PAS dilaksanakan dengan memberikan pelajaran tambahan di bidang Matematika, Bahasa Inggris, dan Komputer untuk siswa-siswi kelas 6 SD dan 3 SMP. Tak kurang dari tujuh puluh relawan PAS yang tercatat ikut melayani pada saat ini.

Nafiri MARET 2016

NAFIRI MAR 16 PRINT.indd 115

115

3/22/16 11:31 AM


Pelayanan PAS dimulai dari sekolah di dekat gereja kita, yaitu SMP Falatehan di Lengkong Gudang Timur dan kemudian juga di SD Islam Mekar Jaya yang berlokasi di daerah Rawa Mekar Jaya, di belakang Nusa Loka. Dan sejak pertengahan 2015 kembali kita dipercaya untuk membantu mengajar di SD Islam Al-Huda di daerah Buaran. Total murid yang dilayani oleh relawan PAS pada saat ini sekitar 260 siswa yang tersebar di ketiga sekolah tersebut. Sejak tahun 2013, PAS juga dibantu oleh para siswa UPH College yang terbeban untuk melayani, dimana dalam setiap pelayanan PAS mereka membantu sebagai asisten.

Untuk mensyukuri penyertaan Tuhan dalam pelayanan PAS, pada tanggal 16 Januari 2016 para guru PAS, Bapak Gembala GKY BSD Pdt. Joni Sugicahyono, beberapa Majelis serta Kepala Sekolah SMP Falatehan Bapak Eko Pranoto berkumpul untuk merayakan ulang tahun PAS ke-10. Acara dimulai dengan sambutan dari Bapak Pdt. Joni, dan dilanjutkan dengan kilas-balik kegiatan PAS sejak 2006 yang disampaikan oleh Bapak George Hadi Santoso selaku Koordinator PAS selama 10 tahun. Setelah itu dilanjutkan dengan berbagai kesan dan pesan dari para

116 BERANI BERUBAH MAKIN SERUPA KRISTUS

NAFIRI MAR 16 PRINT.indd 116

3/22/16 11:31 AM


Kepala Sekolah SMP Falatehan Bapak Eko Pranoto

pengajar dan teman-teman dari UPH College, dan ditutup dengan mendengarkan sharing dari Bapak Eko. Sungguh mengharukan pada saat Pak Eko membagikan kesannya dimana beliau sempat menitikkan air mata karena rasa haru dan bahagianya dalam bermitra dengan para relawan program PAS GKY BSD. Pak Eko sangat mengenal program PAS karena beliau yang paling awal membuka kesempatan bagi para relawan PAS untuk mengajar para siswanya di SMP Falatehan. Sepuluh tahun lalu. Program PAS telah ikut berkontribusi bagi kemajuan pendidikan, kehidupan, dan masa depan anak-anak didiknya.

Benar...hanya rasa haru dan syukur melihat senyum di wajah anak-anak SD dan SMP yang kami dukung melalui pemberian pelajaran tambahan. Semuanya itu menjadi sukacita tersendiri bagi para guru PAS. Dan itulah semangat yang mengingatkan kembali ketika ada relawan yang hendak undur dari pelayanan ini. Mereka kembali dibangunkan semangatnya untuk melayani dan berdiri di depan anakanak SD dan SMP yang dilayani guna membagikan ilmu dan semangat berprestasi bagi anak-anak didiknya. Semoga Tuhan selalu mengobarkan semangat pelayanan bagi para relawan; sehingga apa yang diajarkan, dibagikan, dan disampaikan kepada anak-anak di ketiga sekolah itu dapat menggambarkan kemuliaan Allah dan menjadi pelayanan yang harum bagi nama-Nya / Andriani Yuwana & Ingkan Nafiri MARET 2016

NAFIRI MAR 16 PRINT.indd 117

117

3/22/16 11:31 AM


118 BERANI BERUBAH MAKIN SERUPA KRISTUS

NAFIRI MAR 16 PRINT.indd 118

3/22/16 11:31 AM


/ Elasa Noviani /

A

k h i r J a n u a r i 2016, saya ditugaskan kantor mengikuti Regional Conference di Da Nang, Viet Nam. Acara itu terasa sangat excited karena lokasinya berada di dekat pantai yang tidak biasa untuk dipakai bagi event yang resmi seperti ini. Tema yang diangkat pun unik: “Being Different” dengan simbol satu ikan merah yang melawan arus, berada di tengah-tengah serombongan ikan-ikan hitam yang sedang berenang ke arah yang berlawanan. Dalam rangka “Being Different” ini, komentar CEO: “We like complication” terdengar sangat out of the box, karena orang cenderung menyukai comfort zone–walaupun komentar tersebut kemudian dijelaskan maksudnya adalah: “Give us something difficult and we will give you the solution”. Nafiri MARET 2016

NAFIRI MAR 16 PRINT.indd 119

119

3/22/16 11:31 AM


Yang hadir dalam konferensi ini cukup banyak, 164 orang. Mereka adalah para kolega yang datang dari berbagai negara. Karena acara juga sangat padat maka empat hari rasanya tidak cukup bagi kami semua untuk saling mengenal. Walaupun agendanya serius namun panitia menyusunnya dengan sangat menarik. Acara meeting yang panjang diselingi oleh deru ombak di pantai yang jauh dari suasana kantor, membuat kami tidak merasa jenuh. Tim dari setiap bidang mempresentasikan business growth, market outlook, dan success stories, bukan dalam slide-slide presentasi formal yang panjang dan penuh dengan angka-angka, sebaliknya mereka memperagakannya dalam bentuk skit dan drama yang kocak dan gamblang. Bahkan presentasi tentang performance dari bahan kimia yang menjadi success story disajikan dalam demo portable lab yang simpel tetapi tetap sangat ilmiah. Yang lucu, para presenter yang sehari-hari sebenarnya adalah regional director dari berbagai bidang, memakai topi dari balon dan menyampaikan rangkaian presentasi bisnis sambil bersahut-sahutan dalam gaya rapper yang cerdik dan berbobot. Seorang teman berkomentar sambil tertawa geli: “Ini sih bener-bener ngga ada jaim-jaimnya ....“ Bagi saya yang baru lima bulan bergabung di perusahaan ini pun menjadi mudah untuk mengerti materi yang ingin disampaikan, selain itu saya juga sangat bersyukur karena kultur perusahaan ini ternyata cocok bagi saya yang cenderung ‘sulit untuk jaim’.

120 BERANI BERUBAH MAKIN SERUPA KRISTUS

NAFIRI MAR 16 PRINT.indd 120

3/22/16 11:31 AM


Dari sekian banyak agenda, ada satu di antaranya yang harus dipersiapkan sebelum keberangkatan ke Viet Nam, yaitu kami diminta mempelajari yang namanya: “Elevator Speech”. Ini adalah semacam latihan menyampaikan sesuatu presentasi apabila waktu yang dipunyai tidak banyak. Di dalam teori, speech tersebut terdiri dari 80–90 kata atau sekitar 8–9 kalimat, target waktunya hanya 30 detik, jadi seperti waktu yang diperlukan ketika seseorang menaiki elevator/lift. Setiap peserta harus sudah menghafalkan sebuah pidato singkat buatan sendiri yang dalam instruksinya adalah: clear, concise and compelling. Kualitas isinya harus jelas dan padat, harus disampaikan dengan cara yang menarik, dan celakanya, waktunya hanya 30 detik! Ini merupakan sesi yang membuat saya lumayan deg-deg-an mengingat gaya berbicara saya yang dari sononya memang cenderung terbata-bata. Ngomong dalam Bahasa Indonesia saja saya tidak fasih, apalagi dalam Bahasa Inggris. Jadi saya berlatih sebaik-baiknya. Semalam sebelumnya saya berusaha untuk menghafalkan beberapa kalimat padat yang sudah saya susun dengan baik. Saya berlatih mengucapkannya pada setiap kesempatan, ketika berjalan, ketika ke toilet, dan di mana pun juga. Namun setiap kali pencatat waktu masih menunjukkan saya lewat dari 30 detik, sementara kalimatnya sudah tidak bisa untuk lebih dipadatkan lagi, sebab isinya juga harus tetap berbobot, itu yang sulit. Saya hanya mampu mengucapkannya tepat 30 detik kalau membacanya dengan lantang (bukan dari hasil menghafalkan). Sebelumnya saya pernah mendengar tentang Elevator Speech ini dari mantan atasan saya, yang biasanya cenderung banyak berbicara ke sana kemari, tetapi dalam suatu meeting dengan customer, dia nyerocos berbicara padat tanpa henti, tanpa basa-basi, seolah tidak ingin ada yang menginterupsi sedikit pun. Ketika seusai meeting saya mempertanyakan hal itu, dia menjelaskan: “Ela, this was called: An Elevator Speech. If we met an Operation Director from such a big company like this, who had informed us that his time was only 10 minutes, so, we could not waste his time, we had to speak only the most important things, and we could not miss any poin.” Jadi saya belajar bahwa ada kalanya kita tidak mempunyai banyak kesempatan, sehingga kesempatan yang diberikan harus diisi dengan sesuatu yang benar-benar penting.

Nafiri MARET 2016

NAFIRI MAR 16 PRINT.indd 121

121

3/22/16 11:31 AM


Pelajaran mengenai Elevator Speech ini mengingatkan saya pada 2 Timotius 4:2 “Beritakanlah firman, siap sedialah baik atau tidak baik waktunya ....” Ketika kesempatan begitu singkat, kita harus menentukan prioritas, apa yang akan kita pilih untuk dikatakan, tetapi tidak mungkin kita pergi bertanya dulu kepada orang lain tentang apa yang harus menjadi jawaban. Kita harus sudah menghafalkannya di otak kita. Dalam interaksi kita dengan berbagai macam orang di dalam kehidupan kita sehari-hari, pasti kita pernah merasa bahwa orang ini sepertinya memang sedang disodorkan oleh Tuhan untuk dipertemukan dengan kita. Mungkin untuk kita Injili, mungkin dia perlu kita doakan, mungkin dia sedang memerlukan nasihat atau jawaban. Kalau kita harus menjawab dengan apa yang benar-benar penting, apa sih yang lebih penting dari firman Tuhan? Tidak ada!!! Lalu, apakah kita siap? Apakah dalam otak kita sudah tersimpan memori poin-poin berita Injil dan benih-benih firman Tuhan yang setiap saat siap untuk kita taburkan? Pernahkah kita mengalami, setelah berpisah dengan orang tersebut kita menyesal kenapa tadi tidak mengatakan ini atau itu? Ketika kesempatan itu betul-betul sangat singkat, paling tidak kita tetap harus berusaha untuk ‘mencipratkan’ kebenaran firman Tuhan, bukan? Yang saya maksudkan tentu saja bukan berkhotbah atau harus mengutip ayat, tetapi isi pembicaraannya itu sendiri harus mengarah pada inti sasaran yang sesuai dengan standar kebenaran dari Tuhan. Saya yakin kita memang sangat perlu untuk menghafalkan ayat-ayat kunci dari firman Tuhan. Sebab kita tidak pernah tahu kapan kesempatan itu akan muncul lagi. Jadi harus dihafal. Sayangnya otak kita juga sudah terbiasa belajar dari komputer: kalau ‘keliru’ ya tinggal pencet “undo” atau “redo” jadi hampir dalam semua hal kita mengira pasti akan ada kesempatan di ‘lain waktu’. Pemikiran adanya ikon: “undo” dan “redo” semacam itu membuat kita cenderung ingin menunda, karena dalam proses itu seolah waktu bisa diputar ke belakang, kesempatan akan bisa diulang. Saya sering berpikir: “Ah, kayaknya ngga pas ngomong sekarang, nanti saja.” Padahal kenyataannya tidak seperti itu, ada hal-hal yang tidak dapat diulang. Jadi kadang-kadang kita menghadapi kondisi: “Now or never”.

122 BERANI BERUBAH MAKIN SERUPA KRISTUS

NAFIRI MAR 16 PRINT.indd 122

3/22/16 11:31 AM


Selain itu kita sedang berpacu dalam generasi yang aneh, orang mengaku tidak punya waktu untuk mendengar atau merenungkan firman Tuhan tetapi mampu menghabiskan banyak waktu untuk menonton, chatting, atau hal-hal lain. Jadi sepertinya pelajaran Elevator Speech ini cocok untuk diterapkan dalam menangkap generasi yang cepat bosan ini. Selalu siap (di otak), berisi kebenaran firman Tuhan, padat, jelas dan singkat. Kadang kesempatan itu muncul pada saat yang tak terduga. Saya ingat pada suatu acara makan siang dengan seorang manajer dari sebuah perusahaan raksasa dimana saya ditemani oleh seorang kolega dari Singapore. Dalam perbincangan siang itu, tiba-tiba pembicaraan masuk kepada pembahasan mengenai keraguan dia akan keabsahan Alkitab, dia membahas mengenai penyimpangan yang dilakukan oleh gereja-gereja zaman ini. Dia mengupas dengan teori-teori yang dia pelajari selama tinggal di Amerika, dan semuanya dibahas dengan meyakinkan dan tampak sangat ilmiah. Sampai-sampai kolega saya dari Singapore merasa sangat terpengaruh. Sambil mendengarkan, saya mendoakan poin apa yang sebaiknya saya katakan dalam diskusi ini. Kalau mau aman sih, saya inginnya memilih diam saja, membiarkan dia mengontrol pembicaraan kami mengalir sesuai dengan apa yang dia yakini. Namanya juga menghadapi orang penting, pasti dia tidak mau terang-terangan disangkal. Hati saya bertentangan, kalau saya tidak mengatakan apa-apa, mungkin dia tidak akan pernah mendengar kebenaran, lagi pula jarang sekali ada kesempatan bertemu seperti ini.

Nafiri MARET 2016

NAFIRI MAR 16 PRINT.indd 123

123

3/22/16 11:31 AM


Dalam keadaan semacam itu tidak mungkin kita akan akan mencari tahu jawabannya dari orang lain lebih dulu bukan? Semuanya harus siap di otak kita. Saya jadi ingat pelajaran dari Elevator Speech ini, bahwa waktunya singkat, dan harus masuk kepada intinya. Jadi saya memberanikan diri hanya menyampaikan dua kalimat tentang Kristus yang sudah dinubuatkan oleh setiap kitab dalam Perjanjian Lama, dan akan karya-Nya yang sudah lengkap sehingga sudah tidak memerlukan nabi lain untuk hadir, sebab memang Dia yang sudah dinantinantikan untuk menggenapi. Saya tidak tahu apakah yang ada di dalam hati dia, namun sejak peristiwa itu namanya saya masukkan dalam lis yang saya doakan. Sampai saat ini ternyata hubungan kami tetap baik. Puji syukur. Saya hanya berharap agar suatu saat dia dapat menerima Kristus secara pribadi dan diselamatkan. Jadi memang kita harus siap baik atau tidak baik waktunya kita harus mempunyai sense of urgency untuk setiap saat menyisipkan berita Injil dalam pembicaraan kita, karena waktunya sudah dekat (Wahyu 1:3) Oya, ngomong-ngomong kembali ke kisah di Da Nang tentang sesi Elevator Speech yang sempat membuat saya deg-deg-an itu ... ternyata dalam sesi tersebut, trainer menawarkan volunter untuk mempraktekkan apa yang sudah dipersiapkan sebelumnya, jadi tidak ada keharusan untuk maju ke depan .... Hahaha ...tentu saja saya memilih untuk tidak menjadi volunter, duduk tenang mendengarkan saja. Tuhan memang sangat mengerti kemampuan saya

124 BERANI BERUBAH MAKIN SERUPA KRISTUS

NAFIRI MAR 16 PRINT.indd 124

3/22/16 11:31 AM


/ Thomdean /

TIPS BERHENTI MEROKOK Perokok : “Pak Pendeta, bagaimana cara menghilangkan kebiasaan merokok?” Pendeta : “Sangat mudah sekali, semudah membalikkan telapak tangan, yang penting ada niat, Saudara.” Perokok : “Ya, Pak Pendeta, saya sangat berniat benar ini, mohon Pak Pendeta bagaimana caranya?” Pendeta : “Anda berdoa dan berjanji untuk melaksanakan saran saya, kalau setuju biar saya berikan resepnya.” Perokok : “Ya, saya setuju Pak Pendeta.” Pendeta : “Ok! Bila setuju mudah saja. Saat Anda memegang rokok, maka pada saat rokok mendekati bibir Saudara, maka balikkan segera telapak tangan Saudara yang memegang rokok, sehingga api rokok berhadapan dengan bibir Saudara. Dengan begitu Saudara bisa ingat komitmen untuk berhenti merokok.” Beberapa minggu kemudian .... Perokok : “Wah Pak Pendeta, saya sudah berhenti merokok sekarang. Memang benar Pak, semudah membalikkan telapak tangan.” Pendeta : “Syukurlah!” Perokok : “Tapi Pak Pendeta, saya izin gak ke gereja dulu. Soalnya bibir saya luka-luka, gara-gara merokok terbalik terus.” (dari berbagai sumber) Redaksi NAFIRI menyambut sumbangan humor untuk rubrik Nafiri HAHAHA! Silakan mengirimkan tulisan ke email: nafiri@gkybsd.org Nafiri MARET 2016

NAFIRI MAR 16 PRINT.indd 125

125

3/22/16 11:31 AM


Cecilia Verna Wijaya

Aku sekarang kuliah di Kyungsung University, Busan, Korea Selatan, memasuki tahun kedua jurusan perfilman. Banyak yang bertanya kenapa aku ambil kuliah di Korea? Kenapa enggak ambil jurusan ilmu komunikasi (ilkom), terus penjurusan ke TV? Terus terang aku enggak tertarik untuk masuk ilkom. Jadi kalo bisa ketemu universitas yang empat tahun fokus belajar film, kenapa enggak? Daripada harus buang satu tahun mempelajari hal-hal yang aku sama sekali enggak tertarik. Awalnya sebelum memilih kuliah di Korea, aku sudah berniat mendaftar di SAE, Jakarta, jurusan pembuatan film dan digital music production. Namun pada suatu hari, temanku bilang dia mendaftar di Kyungsung University, dan mengajakku karena jurusan yang aku inginkan ada juga di sana. Cuma, setelah dipikir-pikir, karena sudah dapat yang di Jakarta, tinggal daftar, aku enggak ambil. Enggak lama, di sekolah Sanur (Santa Ursula) ada edu fair. Setelah menyempatkan datang dan berkeliling, aku ketemu booth Kyungsung University. Ya sudah, aku iseng coba

126 BERANI BERUBAH MAKIN SERUPA KRISTUS

NAFIRI MAR 16 PRINT.indd 126

3/22/16 11:31 AM


tanya-tanya, terus daftar dan tes di minggu depannya. Tiga hari setelah tes aku menerima kabar lewat telepon memberitahukan bahwa aku lulus dan mendapat beasiswa empat puluh persen. Karena sudah pasti dapat, akhirnya kuputuskan untuk ambil di Korea. Kenapa pilih jurusan film? Awalnya sih aku enggak pernah kepikiran dan enggak tau kalo jurusan film itu ada. Sejak SMP aku udah mulai coba-coba mengedit video. Dan waktu SMA, di sekolah beberapa kali kami diberi tugas untuk membuat video klip. Dari situlah aku baru sadar bahwa ternyata aku begitu asyik dan menikmati dalam setiap proses pembuatan video-video itu dari awal sampai akhir. Hal inilah yang

akhirnya mendorong aku untuk memilih sekolah di jurusan film. Di Kyungsung banyak sekali orang Indonesia. Senior-senior di sana sangat baik dan selalu bersedia membantu kami. Bahkan mereka membuat program untuk menyambut junior-juniornya yang baru datang di Korea. Waktu pertama tiba di sana, mereka membantu kami memindahkan barang-barang dari bus ke dalam kamar, juga mengantar kami untuk membeli segala macam keperluan yang kami butuhkan. Berhubung di sana banyak sekali mahasiswa dari Indonesia, kami menggelar sebuah pagelaran seni bertajuk “Knock-Knock Indonesia� (KKI) dan hasilnya cukup sukses.

Nafiri MARET 2016

NAFIRI MAR 16 PRINT.indd 127

127

3/22/16 11:31 AM


Tahun 2015 merupakan tahun ke-4 KKI dipersembahkan. Kami juga mempunyai dua buah klub khusus mahasiswa Indonesia, yaitu klub tari tradisional bernama Kyungsung Indonesian Traditional dance Association (KITA) dan klub untuk penikmat film Cinema Club (CC). Puji Tuhan, selain seniorsenior yang baik, dosen-dosennya juga baik sekali. Sungguh menarik, karena dosen-dosen di sana juga masih terlibat di dunia perfilman. Persiapan bahasa Korea langsung kudapatkan dari Kyungsung. Universitas menyediakan kelas bahasa selama enam bulan intensif mulai dari bulan Agustus (setelah lulus SMA). Sebenarnya kelas dimulai di bulan Juni, tapi hanya seminggu sekali untuk perkenalan kelas dan adaptasi dengan teman-teman. Dalam satu minggu belajar bahasa, satu hari dikhususkan untuk belajar budaya di sana. Kami juga diajarkan membuat sendiri dua jenis makanan yang terkenal di sana,

tteokbokki dan kimbab. Guru bahasa dan budayanya pun adalah orang Korea asli yang tinggal di Indonesia. Kesulitan yang kuhadapi di Korea adalah budaya minum soju (minuman mengandung alkohol). Jika kita menolak minuman yang ditawarkan artinya kita enggak sopan, ada juga yang bilang kita enggak boleh menolak. Puji Tuhan di sana aku dapat teman-teman dan senior yang baik. Sebelum minum, mereka selalu bertanya kalau aku bisa minum alkohol atau tidak. Begitu aku bilang tidak, mereka langsung menawarkan cola sebagai gantinya. Beberapa orang bahkan ingat kalau aku tidak bisa minum soju, jadi sewaktu ada senior yang memberi kami minuman beralkohol tanpa bertanya apa pun sehingga aku enggak bisa menolak, mereka mengajari aku bersiasat, yaitu berpura-pura minum saja. Jadi, selama satu tahun kemarin aku di sana, aku belum pernah minum

128 BERANI BERUBAH MAKIN SERUPA KRISTUS

NAFIRI MAR 16 PRINT.indd 128

3/22/16 11:31 AM


satu kali pun. Beradaptasi di Korea sebenarnya enggak terlalu susah, karena masih sama-sama negara Asia. Untuk makanan juga lumayan cocok, walaupun ada beberapa yang sama sekali aku enggak bisa makan. Selain bentuknya yang agak aneh, juga karena memang tidak cocok di lidah. Yang agak rumit adalah tingginya senioritas di sana. Orang-orang di sana sangat menghargai yang namanya senioritas. Kami para junior harus memberi salam pada senior-senior kami kalau bertemu. Tidak hanya di sekitar kampus, tapi di mana saja. Di Busan ada banyak gereja dan kebanyakan menggunakan bahasa Korea. Ada juga yang berbahasa Indonesia. Aku pernah ke gereja yang menggunakan bahasa Inggris. Cukup sulit mencari gereja yang cocok dan dekat asrama. Akhirnya aku ketemu juga gereja yang cocok

tapi menggunakan bahasa Korea. Beruntung aku bisa mengikuti sedikit-sedikit. Keunikan dari gereja-gereja di Korea adalah mereka selalu menyediakan makanan setelah kebaktian, sehingga kami bisa duduk dan mengobrol dengan jemaat yang lain sebelum kami pulang. Karena masih penyesuaian dan belum menentukan gereja tetap, aku belum mengambil pelayanan. Ya, itulah sekilas sharing tentang kuliah di Korea. Sebenarnya banyak sekali cerita yang seru di sana dan bisa disampaikan, tapi akan jadi panjang sekali kalau diceritakan di sini. Aku mohon teman-teman bisa doain aku supaya aku bisa menemukan gereja tetap dan melayani di sana, dan bisa menjadi terang dan berkat juga. Kamsahamida ....

Nafiri MARET 2016

NAFIRI MAR 16 PRINT.indd 129

129

3/22/16 11:31 AM


ANDRIANI YUWANA:

130 BERANI BERUBAH MAKIN SERUPA KRISTUS

NAFIRI MAR 16 PRINT.indd 130

3/22/16 11:31 AM


/ Humprey /

Ria Yoe, demikian nama itu kerap kali kita dengar di gereja. Namun tahukah Anda nama lengkapnya? Andriani Yuwana. Loh kok bisa jadi nama Ria? And-ria-ni, demikian penjelasan Ria mengutak-atik nama panggilannya. Tuhan menuntun Ria–wanita kelahiran kota Malang ini–dalam berbagai lika-liku kehidupan. Cita-cita Ria saat itu kuliah di Institut Pertanian Bogor (IPB), namun terganjal keterbatasan finansial, sehingga agar lebih murah akhirnya ia masuk ke Food Technology Angkatan 1996 di Universitas Brawijaya, Malang. Selesai kuliah di tahun 2000, Ria bekerja di Surabaya hingga tahun 2003 kemudian hijrah ke Jakarta. Semasa Ria kos di daerah Jalan Sudirman Jakarta inilah, Ria bertemu dengan Chandra yang kemudian meminangnya di akhir tahun 2004. Pasangan ini menikah pada

pertengahan tahun 2005 di GKKK Jakarta (di Jalan Madu, daerah Mangga Besar). Alicia Carissa, anak pertamanya lahir di Juli 2006, sedangkan Austin Cornelius lahir di Juni 2009. Lalu bagaimana Ria bisa ‘nyangkut’ di GKY BSD? Kira-kira enam bulan setelah menikah Ria masih sering bolak-balik ke Gereja Kristen Kalam Kudus (GKKK) di Jakarta, dan sempat ke gereja tempat suaminya beribadah. Namun karena pergumulan hatinya, maka di akhir 2006 ia pergi sendiri ke GKY BSD dan membawa anaknya yang waktu itu berumur lima bulan ke Sekolah Minggu GKY BSD. Sedangkan Chandra masih pergi ke gerejanya sendiri dengan orangtuanya. Very happy, papa dari Chandra justru senang beribadah di GKY BSD dan akhirnya Ria sekeluarga bisa bergereja bersama lagi. “What I can do, I will Nafiri MARET 2016

NAFIRI MAR 16 PRINT.indd 131

131

3/22/16 11:31 AM


do”, demikian slogan Ria. Saat itu ia aktif di Paduan Suara Sanctus 1 dan mulai aktif sebagai pengajar Bahasa Inggris SMP sebagai relawan Peduli Anak Serpong (PAS) karena ia pun punya passion mengajar. Ia pun meng-encourage Chandra untuk mengajar Matematika di tahun 2011 dan Chandra pun saat ini juga aktif menjadi Caring Group Leader (CGL) Nazareth dan Koordinator PAS untuk Matematika SMP. Tuhan menguji perjalanan Ria saat hendak menjadi majelis, ia jobless satu bulan. Tuhan menegurnya lewat seorang mentor CGF, “Apa sih kita ini kalau kita bisa melayani, punya prestasi di pekerjaan, kita itu bukan apa-apa. Saat itu aku benar-benar merasa ditarik ke bawah, saat ‘si aku’ mulai muncul, berlutut! Tuhan makin ditinggikan, aku makin direndahkan di bawah salib-Nya.” “Pembina Kebaktian Doa mengajak bicara dan memintaku menggumulkan untuk menjadi majelis, tapi belum tahu untuk bidang apa,” kenang Ria. Kemudian Ria menggumulkan dan menjawab panggilan itu. Ria menjadi Majelis pertama kali mulai Juli 2015, dengan periode sampai bulan Juni 2018. Selain Kebaktian Doa, yaitu yang ada di bawah Bidang Ibadah, ia juga

dipercaya untuk menangani Bidang Sakramen dan Ibadah khusus; yaitu Perjamuan Kudus, Baptisan Kudus, dan Sakramen Pernikahan. Format kebaktian doa tetap sama; Rabu minggu pertama dibawakan oleh Gembala, Rabu minggu kedua ada mini seminar–bekerja sama dengan Bidang Pembinaan, Rabu minggu ketiga ada seri “Dibangun di atas Iman”, Rabu minggu keempat diisi oleh pembicara dari luar/dalam gereja. Dengan di-support oleh Ibu Lina Iwang sebagai Koordinator Kebaktian Doa Rabu dan Ibu Liliana selaku Koordinator Kebaktian Doa Sabtu, Ria merasa sangat di-support dalam meng-organize jalannya Kebaktian Doa. Demikian pula Ibu Eti dan Ibu Eni, kedua Ibu yang setiap minggu pertama jam lima pagi sudah stand by di gereja, yang sejak dahulu tak tergantikan dengan setia mempersiapkan roti dan anggur Perjamuan Kudus. Ibu Melissa dan Ibu Nani Sukarwo juga sangat membantu saat ada sakramen pernikahan. Apa yg paling menarik dari kebaktian doa? “Personally buat saya, adalah doa lutut (berdoa dengan sikap berlutut, red.).” Ketertarikanku yang pertama untuk konsisten datang Kebaktian Doa adalah doa lutut yang saat itu aku sadari sedang mengalami

132 BERANI BERUBAH MAKIN SERUPA KRISTUS

NAFIRI MAR 16 PRINT.indd 132

3/22/16 11:31 AM


pergumulan yang berat. Kebaktian doa itu diperlukan untuk berkomunikasi dengan Tuhan, dan sebagai kebaktian di tengah minggu di sela-sela kita bekerja, semacam untuk recharging. Apalagi sesudah mengetahui bahwa salah satu sasaran program Komisi Kaleb yang mana mendorong jemaat paling tidak 80% untuk datang ke kebaktian doa, menyadarkan Ria bahwa Kebaktian Doa begitu diperhatikan. Seorang hamba Tuhan mengingatkan, ”Oma, Opa; kesehatan dan penglihatanmu mungkin menurun, tetapi kamu masih punya lutut untuk berdoa, masih punya tangan yang

tergenggam, mengapa tidak berdoa?” Dan hanya Roh Kudus yang mampu menggerakkan hati umat-Nya untuk mau datang dan berdoa di Kebaktian Doa. Pesan apa yang ingin disampaikan oleh Ria? “Mari kita berdoa, doa itu bukan passion/minat, doa itu seperti napas, kita tidak bisa memilih. Tiap saat ya harus bernapas. Saya berharap setiap jemaat yang datang dalam Kebaktian Doa dapat mengalami perjumpaan secara pribadi dengan Tuhan.” Saat ini Ria dipercaya pula untuk mengurus persiapan Paskah di bulan Maret 2016. Selamat melayani Ria Yoe! Nafiri MARET 2016

NAFIRI MAR 16 PRINT.indd 133

133

3/22/16 11:31 AM


Seperti tahun-tahun sebelumnya, rangkaian kebaktian/perayaan Natal tahun 2015 sudah dimulai sejak awal bulan Desember, yaitu pada tanggal 9 Desember 2015, dalam bentuk Perayaan Natal Aktivis.

134 BERANI BERUBAH MAKIN SERUPA KRISTUS

NAFIRI MAR 16 PRINT.indd 134

3/22/16 11:31 AM


Kebetulan hari itu adalah hari libur karena bertepatan dengan Pilkada serentak, maka tak heran cukup banyak jemaat yang bisa hadir (423 orang). Pembicara Natal Aktivis adalah Pdt. Hendra G. Mulia, dengan tema “The Joy of Serving God”.

Kebaktian Malam Terang Lilin diadakan pada tanggal 24 Desember dalam dua kali kebaktian yang dipadati tak kurang dari 854 orang (pukul 16.00) dan 557 orang (pukul 19.00). Pembicara malam itu adalah Ev. Dr. Harry Ratulangi yang mengusung tema “The Joy of Christmas”.

Nafiri MARET 2016

NAFIRI MAR 16 PRINT.indd 135

135

3/22/16 11:31 AM


Sebuah drama yang mengisahkan terciptanya lagu abadi “Stille Nacht” (“Malam Kudus”) di sebuah desa di Austria menciptakan suasana malam Natal yang yang lebih syahdu di gereja kita, terutama saat lilin dinyalakan dan lagu abadi ini dinyanyikan.

136 BERANI BERUBAH MAKIN SERUPA KRISTUS

NAFIRI MAR 16 PRINT.indd 136

3/22/16 11:31 AM


Kebaktian Natal pada tanggal 25 Desember juga diadakan dua kali, masing-masing dimulai pukul 7.00 (dihadiri 463 orang) dan pukul 10.00 (737 orang). Kebaktian dikemas dalam bentuk KKR dan dibawakan oleh pembicara yang sama, Ev. Dr. Harry Ratulangi. Panitia bersyukur kepada Tuhan karena ada lebih dari 20 orang yang merespon altar calling.

Rangkaian acara Natal ditutup dengan Kebaktian Akhir Tahun tanggal 31 Desember, dimulai pukul lima sore. Bentuk kebaktian adalah malam refleksi menjelang penutupan tahun. Acara dimulai dengan tayangan slide kaleidoskop aktivitas gereja selama tahun 2015 sebelum Pdt. Joni Sugicahyono menyampaikan firman Tuhan yang mengajak seluruh jemaat melakukan refleksi di penghujung tahun 2015

/ Anton Utomo

Fotografer: Peter Witama

Nafiri MARET 2016

NAFIRI MAR 16 PRINT.indd 137

137

3/22/16 11:31 AM


Setya

Saya dan istri berasal dari suku Jawa, dibesarkan di Solo, Jawa Tengah, sampai kemudian pindah ke Bandung untuk kuliah. Saat ini kami berdomisili dan berkarya di Jabodetabek. Anak kami satu, sekarang sudah tahun ketiga kuliah di universitas. Latar belakang keagamaan kami tidak terlalu Kristen. Maksud kami, orangtua kami bukan Kristen. Jadi kami mengenal Kristus di usia dewasa kami (tepatnya ketika sudah pemuda/i) karena pencarian pribadi atau lebih tepatnya penemuan kreatif oleh Tuhan. Latar belakang tersebut memberi warna bagi visi dan kegiatan kami saat ini.

138 BERANI BERUBAH MAKIN SERUPA KRISTUS

NAFIRI MAR 16 PRINT.indd 138

3/22/16 11:31 AM


Karena konteks kehidupan di dunia ini, dan khususnya di Indonesia, adalah sebuah kehidupan lintas/interaksi budaya, maka kami harus peka pada budaya. Saya berasal dari dan dibesarkan dalam suatu budaya tertentu, dan itu tidak perlu saya paksakan pada orang lain. Saya harus belajar menjadi seseorang yang membuat orang lain nyaman. Saya harus menjadi kabar baik lebih dulu sebelum diskusi tentang Kabar Baik. Sebuah Persembahan Dari visi di atas, kami melihat, bahwa pelayanan itu adalah setiap aktivitas kehidupan kami, seperti dituliskan oleh Paulus berikut ini: Roma 12:1 - Karena itu, saudara-saudara, demi kemurahan Allah aku

menasihatkan kamu, supaya kamu mempersembahkan tubuhmu sebagai persembahan yang hidup, yang kudus dan yang berkenan kepada Allah: itu adalah ibadahmu yang sejati. Setiap gerak kehidupan kita adalah sebuah persembahan kepada Allah, baik di rumah, di jalan, di kantor, dan di mana pun. Aktivitas itu membuat kami berinteraksi dengan orang lain. Tindakan kasih dalam interaksi itu akan mendorong perbuatan/ pekerjaan baik, itulah pelayanan setiap anggota dari jaringan hubungan ini. Ibrani 10:24 - Dan marilah kita saling memperhatikan supaya kita saling mendorong dalam kasih dan dalam pekerjaan baik. Dengan cara demikian, penyebaran kabar baik itu akan menjalar dan melipat ganda Nafiri MARET 2016

NAFIRI MAR 16 PRINT.indd 139

139

3/22/16 11:31 AM


melalui hubungan-hubungan yang mengalir sampai jauh. Fokusnya di sini bukanlah saya tahu apa, orang lain perlu tahu apa. Tapi saya punya sumber daya apa untuk menyatakan kasih, bagaimana saya mengembangkan hubungan untuk mengetahui kebutuhan orang dan memberikan sumber daya itu. Dalam proses seperti itu, terjadilah pekerjaan Tuhan. Allah bekerja sesuai dengan kuat kuasa-Nya di dalam/melalui hubungan yang terjadi. Kristus diperbincangkan, karena Dialah pusat dari semua itu. Membina Kesehatian Visi di atas diterapkan dalam konteks kehidupan dan tugas kami. Kami hidup di keluarga besar (yang sekitar lima puluh persen bersifat lintas agama).

Kami hidup bertetangga di kompleks perumahan. Kami bekerja di yayasan dengan jaringan orang-orang yang cukup luas; di antara remaja, mahasiswa, alumni, keluarga, dan seterusnya. Kami berdoa, semoga di tiap konteks kehidupan dan tugas itu, kami bisa menerapkan visi tersebut secara nyata dan efektif. Keluarga dan keluarga besar adalah ladang pelayanan yang paling nyata dan penuh tantangan. Bagaimana menerapkan visi ini dalam hubungan suami-istri, bekerja sama, membesarkan anak dari bayi sampai besar ... menjadi kabar baik dan alat Tuhan bagi pasangan dan anak. Melatih anak untuk berjalan dengan Tuhan adalah hal yang menantang. Bukan hanya mengajar, tapi

140 BERANI BERUBAH MAKIN SERUPA KRISTUS

NAFIRI MAR 16 PRINT.indd 140

3/22/16 11:31 AM


melatih. Sementara tantangan untuk menjadi kabar baik dan menyebarkannya dalam konteks keluarga besar lintas agama juga lebih besar lagi. Membina kesehatian dalam keluarga besar dalam isu-isu yang dihadapi adalah salah satu proses yang kami lakukan. Arisan keluarga, kunjungankunjungan, gerakan kasih, dan lain-lain adalah cara-cara yang bisa dipakai. Tapi yang lebih seru adalah mendampingi anggota keluarga besar dalam suatu pergumulan/ masalah yang dihadapi. Supaya dari masalah itu, makin mengenal dan mengarah kepada Kristus. Perlu banyak doa suami-istri bagi keluarga besar. Di konteks bertetangga, kami bersyukur tinggal di perumahan yang hubungan ketetanggaan masih cukup baik (sedikit banyak ini tergantung ketua RT dan ibu-ibunya). Saya senang jika ada kerja bakti atau acara bersama lain seperti tujuh-belasan, dan lain-lain. Itu kesempatan untuk berinteraksi dengan mereka yang sebagian besar beragama berbeda. List (istri saya) juga aktif di arisan RT, bahkan menjadi bendahara arisan. Ini kesempatan untuk lebih banyak bertemu pribadi dari rumah ke rumah dan biasanya akan berbincang lebih jauh

tentang pengalaman dan isu kehidupan. Saya juga senang olahraga/joging di kompleks, dan biasanya/sering berjumpa dengan bapak-bapak yang sudah sepuh/pensiunan. Interaksi membuka kesempatan lebih besar untuk pekerjaan Tuhan. Tugas/pekerjaan dari yayasan tempat bekerja membuat kami memiliki kesempatan relasi yang cukup luas dengan mahasiswamahasiswi yang tinggal di dekat tempat tinggal kami. Kami membuka rumah buat interaksi dengan mahasiswa. Makanmakan, main game, diskusi kehidupan dan firman Tuhan, dan aktivitas lainnya adalah kesempatan yang indah. Interaksi dengan mahasiswa memberi dorongan untuk kreatif dalam membuat kegiatan; antara lain olahraga, rujakan, outbound, open house di hari-hari tertentu, weekend bersama/rekreasi, dan lain-lain. Beberapa kegiatan terbuka untuk mahasiswa lintas agama, dan ini praktik yang baik supaya bisa menyajikan kabar baik secara nyata dan alamiah. Relasi dengan mahasiswa ini berkembang ke relasi dengan orangtua para mahasiswa yang kami kenal. Kami cukup sering berkunjung ke rumah orangtua mereka jika kebetulan lewat Nafiri MARET 2016

NAFIRI MAR 16 PRINT.indd 141

141

3/22/16 11:31 AM


atau ada tugas di kota tempat tinggal mereka. Kadang relasi yang makin luas ini membuka kesempatan untuk terlibat dalam pekerjaan Tuhan dalam kehidupan mereka hingga suatu kadar tertentu. Tugas pekerjaan yang lain adalah mendukung alumni-alumni dalam berbagai konteks kehidupannya untuk terus bertumbuh melalui suasana komunitas yang mendukung. Pekerjaan ini sangat kaya dan luas: bagaimana mengembangkan suasana komunitas yang positif untuk anak-anak, orangtua/mertua, pembantu rumah tangga, dan yang lain. Kami juga mengembangkan dukungan untuk setiap pergumulan rumah tangga dan karir, saling memperlengkapi dalam

pekerjaan-pekerjaan baik dari tiap keluarga (ini sangat luas dan kesempatannya luar biasa bagaimana tiap keluarga bisa dipakai Tuhan melalui jaringan hubungan di kantor, tetangga, keluarga besar, gereja, dan seterusnya). Pelayanan ini juga mencakup dukungan komunitas bagi alumni baru, bagi alumni senior (yang tidak/belum menikah), dan bagi calon pasangan nikah. Demikianlah kami belajar melihat apa yang Tuhan bukakan pintu untuk pembangunan Tubuh Kristus dan perluasan kerajaanNya melalui tiap orang, keluarga, jaringan relasi, lintas budaya, lintas agama. Kami berdoa keindahan Injil Kristus semakin meluas memberkati banyak orang.

142 BERANI BERUBAH MAKIN SERUPA KRISTUS

NAFIRI MAR 16 PRINT.indd 142

3/22/16 11:31 AM


Lebih Jelas Dengan melayani secara demikian, kami sendiri terus dilayani oleh Kristus dan oleh saudara-saudari dalam Kristus. Kami diberi semangat dan kekuatan. Yang dimaksud visi dan pelayanan ini adalah apa yang Tuhan nyatakan kepada kami, bukan dari dalam diri kami sendiri. Kami berharap, bahwa kami terus bekerja dalam visi dan pelayanan Tuhan, serta melihat apa yang Tuhan kerjakan secara aktif dan kreatif. Tulisan ini adalah gambaran besar dari visi dan pelayanan kami. Banyak kisah-kisah kecil/ nyata yang menarik, menantang dan kadang terasa berat. Tapi semua itu menolong kami mengenal Kristus lebih jelas. Pujian bagi-Nya

(Catatan: Tulisan ini disiapkan bersama oleh Satya dan List, istrinya) Nafiri MARET 2016

NAFIRI MAR 16 PRINT.indd 143

143

3/22/16 11:31 AM


ASI ND

KOME RE

Judul buku: Memiliki Hati Seorang Maria di Dunia Marta Judul versi bahasa Inggris: Having a Mary Heart in a Martha World Pengarang: Joanna Weaver Jumlah halaman: 338 halaman

Salah satu cerita Alkitab yang pasti sudah sering kita dengar adalah cerita tentang Marta dan Maria. Dua wanita bersaudara itu menyambut kedatangan Tuhan Yesus ke rumahnya dengan dua sikap yang sangat berbeda. Marta yang begitu cekatan bergerak ke sana kemari menyiapkan seluruh hidangan untuk Tamu Agung mereka di dapur. Sedangkan Maria dengan santai memilih duduk di kaki Tuhan dan mendengarkan perkataan

Tuhan. Ketika Marta mengeluh dan meminta Tuhan supaya Ia menyuruh Maria membantunya; Tuhan malah membuatnya terkejut dengan berkata bahwa Maria sudah melakukan hal yang benar dengan ‘memilih bagian yang terbaik’, yang tidak akan diambil daripadanya. Buku ini ditulis dari awal hingga akhir dengan sangat menarik. Cara pandang penulis–yang notabene adalah seorang wanita juga, dengan peran sebagai seorang istri

144 BERANI BERUBAH MAKIN SERUPA KRISTUS

NAFIRI MAR 16 PRINT.indd 144

3/22/16 11:31 AM


dari hamba Tuhan, seorang ibu dari dua orang anak, dan seorang penulis artikel maupun buku–terhadap sosok seorang Marta dan seorang Maria membuat buku ini layak untuk dibaca setiap orang, terlebih seorang wanita pada zaman ini. Tuntutan pekerjaan dan kesibukan yang menumpuk sering membuat penulis sendiri terjebak dalam kurangnya waktu dan perasaan khawatir yang tidak berkesudahan. Segala sesuatu yang seharusnya ia lakukan tapi tidak ia lakukan, segala sesuatu yang telah ia lakukan namun tidak terlalu baik. Mengenal Tuhan, beribadah dan melayaniNya, namun tidak menemukan damai sejahtera; dan pada satu titik ia menyadari bahwa perkataan Yesus pada Marta itulah jawabannya, “Engkau khawatir dan menyusahkan diri dengan banyak perkara, padahal hanya satu saja yang perlu ... duduk dekat kaki Yesus.� Dalam kehidupan seharihari kita sering bertingkah laku seperti penulis dan juga

Marta, gaduh dalam setiap hal, dan waktu 24 jam sehari yang tersedia tidaklah cukup. Dan kemudian dengan segala kelelahan, kita sering berteriak pada Tuhan, mengapa seolaholah Tuhan tidak peduli. Padahal hal tersebut salah satunya disebabkan karena kita terlalu memusatkan pikiran kita ke lingkungan sekitar; dan hati kita jauh dari Tuhan; memberi kesempatan pada setan untuk memenuhi hati kita dengan kekacauan, keraguan, dan keputusasaan. Kita terlalu sibuk untuk duduk berdiam seperti Maria dan mendengarkan Tuhan. Penulis bergumul selama hampir dua puluh tahun untuk mencapai disiplin dalam devosinya, berjuang untuk memiliki hati seperti Maria terhadap Tuhan. Devosi sejati bukanlah sebuah tugas melainkan sebuah kesukaan, bukan sebuah latihan kesalehan karena itu merupakan suatu kehormatan, bukan pula sebuah kunjungan karena ini merupakan kepulangan-Nya ke rumah. Nafiri MARET 2016

NAFIRI MAR 16 PRINT.indd 145

145

3/22/16 11:31 AM


Tempat yang ditempati Maria di kaki Tuhan adalah tempat yang sama yang tersedia bagi kita semua. Tempat dimana kita dikenal sepenuhnya sekaligus dikasihi sepenuhnya, tempat yang bisa kita sebut ‘rumah’. Belajar dari teladan Maria dalam buku ini; tidak hanya tentang ‘prioritas’ hidupnya yang benar, namun juga tentang pengharapannya pada Allah dalam kondisi apa pun. Pada saat saudara yang dikasihinya sakit, Maria dan Marta mengirim utusan kepada Tuhan dengan harapan Tuhan akan datang. Kenyataannya, Tuhan menunggu dua hari untuk berangkat dan sampai di Betania dalam keadaan Lazarus sudah mati selama empat hari. Maria menyatakan imannya pada Yesus dengan kalimat, “Tuhan, sekiranya Engkau ada di sini, saudaraku pasti tidak mati.” Perkataan itu membuat Tuhan menjadi sangat iba dan Ia pun menyatakan kuasa-Nya dengan membangkitkan Lazarus dari kuburnya. Kisah tentang Maria tidak hanya berhenti di sini, penulis melanjutkan dengan

cerita tentang kasih Maria yang sedemikian besar terhadap Yesus. Pada waktu Yesus datang lagi ke Betania, Maria memberikan yang terbaik yang ia miliki dengan menuangkan minyak narwastu yang sangat mahal harganya ke kaki Yesus dan menyeka dengan rambutnya, diiringi dengan pandangan dan perkataan sinis beberapa orang yang hadir di sana, termasuk Yudas Iskariot. Harta dan pengharapan Maria terletak pada apa yang bisa ia dapatkan dari Yesus, dan sukacitanya terletak pada apa yang bisa ia berikan. Kasih Maria sepenuh hati dan melimpah sehingga ia tidak menyimpan apa pun untuk dirinya, dan memberikan seluruhnya untuk Tuhan-Nya. Dalam buku ini juga dibahas mengenai pentingnya menjaga keseimbangan dalam hidup. Seimbang antara bekerja dan beribadah, kasih pada Allah dan kasih pada sesama (Lukas 10:25–28). Keseimbangan antara keintiman di ruang tamu rohani (contoh: Maria) dan di dapur pelayanan (contoh: Marta). Penulis mencontohkan

146 BERANI BERUBAH MAKIN SERUPA KRISTUS

NAFIRI MAR 16 PRINT.indd 146

3/22/16 11:31 AM


ketika ia sibuk mengambil bagian dalam drama Natal, ia akan menyediakan waktu sesudahnya untuk berdoa, devosi, dan istirahat yang cukup. Jika hidup kita bisa seimbang maka kita akan bergerak ke arah positif dan berjalan dinamis. Untuk mempunyai hati seperti Maria, bahkan Marta pun melewati proses belajar. Dari seorang wanita yang suka mempersiapkan segala sesuatu pada saat tamu datang (Lukas 10:38–42) menjadi seorang wanita yang berani meninggalkan tamu-tamunya untuk menemui Yesus secepatnya (Yohanes 11). Itu semua karena iman. Hilang sudah kata-kata “suruhlah dia” pada diri Marta yang suka berdebat. Ia tidak memerintah Yesus kali ini, namun dengan rendah hati memberi Yesus otoritas untuk memutuskan yang terbaik, “Tetapi sekarang pun aku tahu, bahwa Allah akan memberikan kepada-Mu segala sesuatu yang Engkau minta kepada-Nya.” Demikian seperti Marta yang bisa mengalami transformasi, bukan tidak mungkin kita juga belajar untuk punya hati seperti Maria dalam kebisingan hidup saat ini

Joanna Weaver

/ Lily Ekawati

Nafiri MARET 2016

NAFIRI MAR 16 PRINT.indd 147

147

3/22/16 11:31 AM


sus atas e Y n a h u SD aT ji kepad da gereja GKY B e-23 u p a l a g k a Se sia yang Nya kep karunia- leh memasuki u ari 2016. o ru hingga b a tanggal 7 Feb pad Sabtu 13 Feb 2016 pagi pukul 6.30, cuaca mendung dengan sedikit rintik hujan tidak mengurangi semangat jemaat GKY BSD untuk berkumpul dan berdoa bersama pada kebaktian doa pagi. Khotbah yang dibawakan oleh Bapak Gembala, Pdt. Joni Sugicahyono penuh dengan ucapan syukur. Bahan Gema membahas Mazmur Daud dengan ayat yang sangat relevan dengan momen ulang tahun yaitu Mazmur 7:18 “Aku hendak bersyukur kepada TUHAN karena keadilanNya, dan bermazmur bagi nama TUHAN, Yang Mahatinggi�. 148 BERANI BERUBAH MAKIN SERUPA KRISTUS

NAFIRI MAR 16 PRINT.indd 148

3/22/16 11:31 AM


Setelah kebaktian doa, jemaat berkumpul untuk menikmati hidangan pagi lontong cap gomeh yang menggugah selera. Setelah sarapan, jemaat terus berdatangan silih berganti memeriahkan acara kebersamaan yang dibagi menjadi tujuh kelompok dewasa. Sedangkan untuk anak-anak diadakan lomba mewarnai untuk kelompok kecil (kelas TK sampai 2 SD) dan lomba mewarnai layang-layang untuk kelompok besar (kelas 3 sampai 6 SD). Sesuai dengan tema Gereja GKY BSD 2016 yaitu “3M� (Memenangkan, Memuridkan dan Mengutus) maka panitia pun mempersiapkan game yang berkaitan dengan tema 3M tersebut untuk kelompok dewasa. Permainan M pertama–Merah Putih, yaitu perlombaan mengupas dan memotong bawang merah sebanyakbanyaknya. Pada waktu mengupas dan memotong bawang, beberapa peserta merasakan pedasnya bawang merah di mata mereka. Sesuai dengan makna M pertama dari 3M yaitu memenangkan; dalam memenangkan jiwa tentu akan banyak suka dan duka bahkan air mata, namun hal ini tidak menyurutkan semangat untuk terus memenangkan jiwa bagi Tuhan. Permainan M kedua–Master Chef, yaitu lomba masak yang mengingatkan makna memuridkan yaitu dalam memuridkan tentu dibutuhkan banyak resep, bumbu agar dapat membawa jiwa yang sudah dimenangkan untuk lebih dekat lagi kepada sang Pencipta, Tuhan Yesus Kristus.

Nafiri MARET 2016

NAFIRI MAR 16 PRINT.indd 149

149

3/22/16 11:31 AM


Permainan M ketiga adalah Mystery Box, yaitu lomba menebak benda atau barang yang ditaruh di dalam kotak hitam dengan mata tertutup. Makna yang ingin disampaikan adalah pada saat mengutus seseorang ke ladang Tuhan tentu banyak hal yang tidak kita mengerti dan tidak kita pahami bisa terjadi, namun hanya bersandar pada Tuhan saja kita dapat terus bertahan dalam pelayanan. Lomba selesai pukul 11.30 dan ditutup dengan makan siang bersama.

150 BERANI BERUBAH MAKIN SERUPA KRISTUS

NAFIRI MAR 16 PRINT.indd 150

3/22/16 11:31 AM


Pada acara perayaan ulang tahun di hari Minggu sore, Ev. Yuzo Adhinarta dalam pesan khotbahnya mengingatkan bahwa segala sesuatu yang ada adalah dari Tuhan dan harus kembali dipergunakan untuk memuliakan Tuhan. Setelah khotbah, para majelis dan hamba Tuhan melakukan pemotongan kue ulang-tahun diiringi dengan lagu “Selamat Ulang Tahun�. Ikut menyemarakkan acara adalah persembahan Paduan Suara Sion dan permainan angklung Komisi Kaleb. Acara ditutup dengan pembagian hadiah bagi para pemenang lomba di hari Sabtu sebelumnya. Semua jemaat yang hadir terlihat begitu bersemangat dan larut dalam kebahagiaan bersama. Puji Tuhan

/ Mindra J Citra Fotografer: Edisjah, Peter W, Wiener

Nafiri MARET 2016

NAFIRI MAR 16 PRINT.indd 151

151

3/22/16 11:31 AM


诗篇十六篇 翻译:刘鹏飞

这首诗是大卫王所意识到,那来自于在主里面信心的一 个团契的喜乐的庆贺。撰写本诗篇的时候,可能他正面临 狂野的危险或者是对其统治的抵挡。无论情形怎样,大卫 王被说服,就是因为他认识并且依靠主作为他生命中的全 部,面对死亡大卫可以完全依靠神。

A.

主是大卫生命中的全部 (16:1-8) 16:1. 在 1-8 节大卫重温他如何认识并且信靠主。第一

节似乎总结了整首诗:神 啊 ! 求 祢 保 佑 我 , 因 为 我 投 靠 祢 。 接着大卫在我投靠祢,就是投靠神的思路上继续发挥。 16:2. 大卫宣告他对耶和华的极度信靠。他信心的宣告 是,祢 是 我 的 主 ; 我 的 好 处 不 在 祢 以 外 ( 参 看 诗 篇 三 十四 10 少壮狮子、还缺食忍饿.但寻求耶和华的、甚么好 处都不缺;诗 篇 八 十 四 11 因为耶和华

神是日头、是盾

牌、要赐下恩惠和荣耀.他未尝留下一样好处、不给那些行 动正直的人。 )。 152 16:3-4. 基于对神的委身,诗人大卫就自己对朋友们的 BERANI BERUBAH MAKIN SERUPA KRISTUS

认识以及他的朋友圈进行了描绘。他对在那 片 土 地 上 ( 圣 民 ) 热爱神的人欢喜有佳,他看待他们为尊 贵 的 民 ( 荣 耀

NAFIRI MAR 16 PRINT.indd 152

3/22/16 11:31 AM


节似乎总结了整首诗:神 啊 ! 求 祢 保 佑 我 , 因 为 我 投 靠 祢 。 接着大卫在我投靠祢,就是投靠神的思路上继续发挥。 16:2. 大卫宣告他对耶和华的极度信靠。他信心的宣告 是,祢 是 我 的 主 ; 我 的 好 处 不 在 祢 以 外 ( 参 看 诗 篇 三 十四 10 少壮狮子、还缺食忍饿.但寻求耶和华的、甚么好 处都不缺;诗 篇 八 十 四 11 因为耶和华

神是日头、是盾

/ GI. Louis Liu Peng Fei /

牌、要赐下恩惠和荣耀.他未尝留下一样好处、不给那些行 动正直的人。 )。 16:3-4. 基于对神的委身,诗人大卫就自己对朋友们的 认识以及他的朋友圈进行了描绘。他对在那 片 土 地 上 ( 圣 民 ) 热爱神的人欢喜有佳,他看待他们为尊 贵 的 民 ( 荣 耀 的 民 ) 。神已经呼召了祂的民成为圣洁的子民(出埃及记 十九 6 你们要归我作祭司的国度、为圣洁的国民.这些话你 要告诉以色列人),神的仆人认识他的伙伴。他们是被主救 赎忠心的民。其余的,那 些 敬 拜 别 神 ( 其 余 的 泥 塑 木 雕 , 人 手 所 造 , 等 等 的 ) , 将要面临愁 苦 和困境。大卫不提及他 们的行为,以及他们虚妄的假神敬拜,就连他们的名字也不 要提起。但是,大卫对被称义了的信徒有忠心。

16:5-6. 诗人大卫直接向神说话,他赞美神赐的福。大

卫把耶和华比作自己从神领受的产 业 ,以及杯 中 的 份 (参 看 诗篇七十三 26 我的肉体、和我的心肠衰残.但 神是我 心里的力量、又是我的福分、直到永远;诗篇一百一十九 57 耶和华是我的福分。我曾说、我要遵守你的言语;诗篇 一百四十二 5 耶和华阿、我曾向你哀求.我说、你是我的避 Nafiri MARET 2016 153 难所.在活人之地、你是我的福分)。主神耶和华是大卫生 3/22/16 命中和心中的一切所需。除了杯 中 的 份 ,主神还赐给大卫

NAFIRI MAR 16 PRINT.indd 153

11:31 AM


看 诗篇七十三 26 我的肉体、和我的心肠衰残.但

神是我

心里的力量、又是我的福分、直到永远;诗篇一百一十九 57 耶和华是我的福分。我曾说、我要遵守你的言语;诗篇 一百四十二 5 耶和华阿、我曾向你哀求.我说、你是我的避 难所.在活人之地、你是我的福分)。主神耶和华是大卫生 命中和心中的一切所需。除了杯 中 的 份 ,主神还赐给大卫 美 好 的 产 业 。神丈量分派给大卫的土地是在佳美之处,极 其美好。换句话说他把神赐的福比作一个人要接受的最好的 财产。主神赐给他一个绝妙完美的人生。 16:7-8. 作为这所有恩惠赐福的结局,大卫赞美主耶和 华因为神昼夜指教大卫,并且因为神引导大卫在安全地。这 是诗篇当中几十次提到神赐福的诗句之一。在那些经节当中 “赐福”通常转化为“赞美”。因着这些大卫知道他自己不会摇 动出自他正直的与神同行并且享受在主耶和华里面的福气。

B.

主神对大卫的保守 (16:9-11) 16:9-11. 大卫确信在面对死亡时主耶和华对他的保守。

他喜乐因为即便面对死亡,神照样使大卫的身 体 安 然 居 住 。 安然居住的原因是神没 有 把 他 撇 在 阴 间 ,也不 使 神 的 圣 徒 朽 坏 。这节经文指出,大卫描绘自己是神的圣徒之一, 就是说大卫是圣徒当中的一位(参看诗篇 十六 3 节)。面 对这一事实,当时当地,神不会使得他的身体死亡或者朽坏 在坟墓里面。事实上神已经使得大卫经历生 命 的 道 路 因此 在神的面前大卫经历了在主神里面的喜乐(11 节)。 154 BERANI BERUBAH MAKIN SERUPA KRISTUS

NAFIRI MAR 16 PRINT.indd 154

3/22/16 11:31 AM


èêD n0®èʯH¥ D é=. vV¡Î7ô Ëì& n ÍQ 7n `ø ] æ/¤S 9 ÿ¼i ÊÅ YªBç ) ! Êá÷ë| n¡´$ kC ÊÅƧ èêD n0®èʯH¥ D é=. nāĀ * ]CÊmÞì¶o C ÉfÊûö¡Ñ vV¡Î7ô Ëì& n ÍQ 7n `ø ] ] kìCÊĄ B] nCĄQ ÎÄõÊ æ/¤S 9 ÿ¼i ÊÅ YªBç ) !ñÚTK UèêD FÜn|¢Ă¥ ) ! Êá÷ë| n¡´$ kC ÊÅƧ D é=T Z³ Ú ô C ]CÊmÞ nāĀ * ]CÊmÞì¶o C ÉfÊûö¡Ñ ì¶o vVn"ʯH üé, ÔÊ­ Ï, ] kìCÊĄ B] nCĄQ ÎÄõÊ P7Ó~ýÿ ì¶o È Ô tÃÊ 7 µì ) !ñÚTK UèêD FÜn|¢Ă¥ ¶o ¡crÐÊtà k¾vVÊñ\°M¯8 Ê D é=T Z³ Ú ô C ]CÊmÞ ú1òó 7å ÊÛX= · !nrÐÿ %X_ Ê ì¶o vVn"ʯH üé, ÔÊ­ Ï, - F{÷@ npsÿĄ¶o°vVgà×ÊLaÛX P7Ó~ýÿ ì¶o È Ô tÃÊ 7 µì >°vVÛXÊ°6¿2 $Êþ¨ ßà×rÐÛXÊ° ¶o ¡crÐÊtà k¾vVÊñ\°M¯8 Ê 6¿2 $Êtà ú1òó 7å ÊÛX= · !nrÐÿ %X_ Ê ¿2 /vV³;AÊyâ k%73[În&ÔÊ - F{÷@ npsÿĄ¶o°vVgà×ÊLaÛX >°vVÛXÊ°6¿2 $Êþ¨ ßà×rÐÛXÊ° lwÿĄ¸vÊi) Ô Iï¿2gps£ ÒÝxÊl 6¿2 $Êtà w ú / :5¬ÊÌG °}JÌ Ê : Û± ¿2 /vV³;AÊyâ k%73[În&ÔÊ ,¿ÿté'Ê}JÊdÑ ^9ôWE¿, Ô < lwÿĄ¸vÊi) Ô Iï¿2gps£ ÒÝxÊl í¿2¦Àn&à×rÐÿĄÊlw h¹ub+ 0 : w ú / :5¬ÊÌG °}JÌ Ê : Û± qÆ« °² Ö ÷@ &a? äØÁ+ ,¿ÿté'Ê}JÊdÑ ^9ôWE¿, Ô < ½n#ă(Ā Ö" rÐan k%ú°x «Á í¿2¦Àn&à×rÐÿĄÊlw h¹ub+ 0 : Ê úG Ê e°Ì ^GÊ k%rÐà× Û ã qÆ« °² Ö ÷@ &a? äØÁ+ ,¿2 öRÕą.TjÙ 7 núÿ ÛtÃ, ½n#ă(Ā Ö" rÐan k%ú°x «Á î 7ùnROOʯH »eðC: !tà %Ï Ê úG Ê e°Ì ^GÊ k%rÐà× Û ã ,(4NÇʺz h¹uQ+ T0 >rÐ Û6¿ÿ ,¿2 öRÕą.TjÙ 7 núÿ ÛtÃ, tà %Ï,(4NÇʺz î 7ùnROOʯH »eðC: !tà %Ï

,(4NÇʺz h¹uQ+ T0 >rÐ Û6¿ÿ

tà %Ï,(4NÇʺz

1文章摘自 Walvoord, J. F., Zuck, R. B., & Dallas Theological Seminary. (1983-­‐ c1985). The Bible knowledge commentary : An exposition of the scriptures (1:803). Wheaton, IL: Victor Books.

1文章摘自 Walvoord, J. F., Zuck, R. B., & Dallas Theological Seminary. (1983-­‐ c1985). The Bible knowledge commentary : An exposition oNafiri f the scriptures 1:803). 155 MARET(2016 Wheaton, IL: Victor Books.

NAFIRI MAR 16 PRINT.indd 155

3/22/16 11:31 AM


156 BERANI BERUBAH MAKIN SERUPA KRISTUS

NAFIRI MAR 16 PRINT.indd 156

3/22/16 11:31 AM


/ Andika Nugraha & Debby Tanles Tjhin /

Tahukah kalian, paduan suara remaja Fidelis yang kece ini ternyata sudah eksis dari tahun 1998 loh! Pada edisi Nafiri kali ini, kami mau mengajak teman-teman mengenal Fidelis lebih dekat, dan teman-teman juga bisa bergabung bersama kami! Nafiri MARET 2016

NAFIRI MAR 16 PRINT.indd 157

157

3/22/16 11:32 AM


Awalnya Fidelis hanya merupakan vocal group yang terdiri dari 10-12 orang dan hanya memiliki satu suara. Vocal group tersebut dimulai dari kerinduan Laoshi Wiwik, Laoshi George, Laoshi Elvis, dan Laoshi Imelda untuk memaksimalkan karunia pelayanan yang Tuhan sudah berikan di bidang tarik suara untuk menjadi berkat. Waktu itu, kebaktian umum dan latihan vocal group masih berlokasi di rumah sebelah gereja lama kita, yang sekarang menjadi bengkel. Dengan penyertaan Tuhan, anggota vocal group terus bertambah di bawah pengajaran dan bimbingan Laoshi Wiwik yang dibantu oleh Laoshi Elvis sebagai pemusik, tidak lama kemudian berkembang menjadi paduan suara. Laoshi Wiwik yang pernah mengajar Fidelis kurang lebih 13 tahun berkata, “Saat kita tahu artinya melayani Tuhan, maka hati saya juga dikobarkan untuk terus setia dalam pelayanan, apapun resiko, kesulitan, halangan yang dihadapi, kami tetap melayani anak2 remaja. Ada sukacita, semangat terus, kekompakan dan yang pasti awet muda tuh kalo sama anak remaja saat itu.�

158 BERANI BERUBAH MAKIN SERUPA KRISTUS

NAFIRI MAR 16 PRINT.indd 158

3/22/16 11:32 AM


Saat ini, anggota paduan suara Fidelis ada 35 sampai 40 remaja. Latihan diadakan setiap hari Minggu setelah Kebaktian Remaja 2 pukul 11.30, dan disediakan makan siang loh! Selain diajarkan teknik olah vokal, Fidelis juga berlatih lagu-lagu yang akan dinyanyikan di Kebaktian Umum 3 setiap minggu pertama, di Kebaktian Remaja setiap minggu ke-4, dan di acaraacara khusus GKY BSD lainnya. Nah, kalau teman-teman ingin bergabung, caranya gampang banget! Tidak ada kualifikasi khusus kecuali memiliki komitmen dalam berlatih, memiliki hati untuk melayani, dan setidaknya mengerti nada dan not angka (ngga usah takut, ini bisa dilatih kok!). Laoshi Elvis, pelatih Fidelis kita saat ini, berkata, “Choir remaja itu bermacam-macam, ada yang masih kecil, ada yang sudah besar, kadang waktu latihan ada yang bawel, ada yang pendiam, ada yang antusias, dari bermacam-macam itu ya itu yang bikin mengesankan. Apalagi kalau saat tampil, bisa sangat berbeda saat latihan, sering membuat saya deg2an. Karena kadang menurut saya mereka belum terlalu bisa, tapi saat pelayanan ternyata mereka bisa. Saya mengimbau remaja atau orang tua yang memiliki anak remaja agar mereka dapat mengambil bagian dalam pelayanan yang salah satunya adalah Paduan Suara Fidelis.�

Nafiri MARET 2016

NAFIRI MAR 16 PRINT.indd 159

159

3/22/16 11:32 AM


Suasana latihan Fidelis

160 BERANI BERUBAH MAKIN SERUPA KRISTUS

NAFIRI MAR 16 PRINT.indd 160

3/22/16 11:32 AM


Tiffany Eunice selaku ketua Fidelis sekarang bilang kalo awalnya dia mau ikut Fidelis yak arena dari kecil udah pernah ikut White Lily jadi pas udah lebih gede juga tetep pengen lanjutin pelayanan terus juga seneng bisa terlibat pelayanan bareng temen-temen terus ketemu dan kenal sama temen-temen yang baru juga.

Kalau Gabriella Evangeline (adik Tiffany) juga bilang “Awalnya sih takut ikut Fidelis, cuman lama-lama merasa nyaman aja bareng yang lain soalnya ya baik-baik juga anak-anaknya. Pesannya buat anggota Fidelis ya jangan males latihan ya! Harus semakin giat melayani, selalu kasih yg terbaik buat Tuhan, semakin kompak juga dan jangan sering-sering bolos latihan�.

Jadi tunggu apalagi?! Yuk temen-temen remaja yang masih SMP/ SMA ikut pelayanan di komunitas kita fidelis supaya bisa melayani Tuhan dari usia yang masih muda!

Nafiri MARET 2016

NAFIRI MAR 16 PRINT.indd 161

161

3/22/16 11:32 AM


162 BERANI BERUBAH MAKIN SERUPA KRISTUS

NAFIRI MAR 16 PRINT.indd 162

3/22/16 11:32 AM


/ Sarah Amanda Palilingan /

h e n I came across the verse one thing pops into my head, “Is it even possible? Can people actually live exactly like Jesus?” The verse sounds depressing as I tried to ponder on how can someone be as kind, loving, and genuine as Jesus?

It was Wednesday afternoon when I stumbled upon a story about a teacher and his student where he asked his student to draw a line exactly like the ones he drew. No matter how many times the student tried, the line never looked the same. From the story, we can see how the student tried to copy the teacher just like our effort on mirroring Jesus. To be like Jesus is never an easy task. Some of us might work as hard as possible to live according to His words, while some others think, “Nah, this isn’t for me.” From these two responses we understand the gorge between those who give blood and sweat to raise their performance and those who chill their way out realizing no matter how hard they try they can never succeed. The truth is, none of them is right. To make it scarier, Jesus said,

“You therefore must be perfect, as your heavenly Father is perfect.” Matthew 5:48 Nafiri MARET 2016

NAFIRI MAR 16 PRINT.indd 163

163

3/22/16 11:32 AM


We cannot deny that we require perfection in order to keep up with God’s standard. Imagine the burden we need to carry on performing for God. I had my time giving up on the Bible because it was such a load, “There isn’t any page of the Bible that does not tell me what to do!” Now, ain’t that tiresome? The truth is, to be perfect isn’t like pressing an ON switch and transform to a whole new self. We are sinful human beings that breed sins ever since we were born. So that settles it. We‘re doomed. There’s a gap between our capability and God’s requirements which we can never close or fill in to reach the other end. We have to be perfect that’s the point! No wonder Jesus came. Wait for it, this gets better. The best part is Jesus came and died on the cross not so we pray 10 times a day, go to church every day, finish reading the Bible for the hundredth time! Jesus came because He delights in us, He wants us. He graced us with forgiveness and ownership. God never wants to weight us with His laws, instead God longs for us to feel joy in knowing Him.

“but God shows his love for us while in that while we were still sinners,

Christ died for us Romans 5:8

Sometimes we put on this mask of pure happiness and hardship when we really are the persons drained from ticking all the commandments that are robbing the joy God has prepared for us. The weight of responsibility has always been on Him, not me, you, or anybody else. He chose us and called us to be His. He came to earth to personally died for us, offered himself to come into our messy lives, handed us the gift of forgiveness and eternal life, made sure someone explain the gospel for us, and He never left us all alone. Let’s not forget the minute we want Him to be in our lives is not even because of what we do, but the Holy Spirit’s work. What about our responsibility? God has basically done everything for us. What must we do? 164 BERANI BERUBAH MAKIN SERUPA KRISTUS

NAFIRI MAR 16 PRINT.indd 164

3/22/16 11:32 AM


The Bible said focusing on the laws will only lead to one thing: awareness of our sin. Instead of making the laws our goals, adjust our focus on God. We need to respond to Him in faith; faith not in our effort, but in His work on us. He knows that we are going to sin. As long as we’re here on earth, we can never be flawless. To be like Jesus is not sculpturing a model of our perfect self. To be like Jesus is to love Him in our vulnerability and incompleteness because in Him, we are made complete.

"If you keep my commands, you will remain in my love, just as I have kept my Father’s commands and remain in His love. John 15:10

He wants us to live to have joy as a believer and at the same time live by His words. We need to be honest and transparent in order for Him to work in us. When we come across a verse that told us, “You need to do this..”, “You have to do that…”, let us not focus on how we perform for God, but rather rely on Him on giving us the ability to change our thinking and behavior through the Holy Spirit. He has freed us from the laws that burden our sinful hearts and wants us to depend on Him instead. Let God be God. God is more interested in who we are than what we can do. We may memorize, relearn, or stick verses in our doors. But when it comes to doing, we need to rely on Him to live through us

‘I have been crucified with Christ and I no longer live, but Christ lives in me. The life I now live in the body, I live by faith in the Son of God, who loved me and gave himself for me. I do not set aside the grace of God, for if righteousness could be gained through the law, Christ died for nothing! Galatians 2:20-21 Nafiri MARET 2016

NAFIRI MAR 16 PRINT.indd 165

165

3/22/16 11:32 AM


Beberapa minggu lalu Pdt. Joni menyampaikan, gereja kita tahun ini mendapatkan hadiah ulang tahun terindah, berupa Ijin Mendirikan Bangunan (IMB) untuk gedung gereja baru. Memang benar, ijin pembangunan gereja yang sudah dirindukan selama bertahun-tahun, bahkan belasan tahun ini, akhirnya dikeluarkan pihak berwenang tepat dua hari menjelang hari ulang tahun gereja kita yang ke-23. Penantian panjang, usaha keras panitia pembangunan dan dukungan doa seluruh jemaat akhirnya berbuah indah. Perjalanan panjang anak-anak Tuhan di GKY BSD sampailah pada titik perhentian berikutnya dan sebuah babak baru siap digelar.

166 BERANI BERUBAH MAKIN SERUPA KRISTUS

NAFIRI MAR 16 PRINT.indd 166

3/22/16 11:32 AM


Tak menunggu lama, pada hari Sabtu, tanggal 20 Februari 2016 seremoni peletakan batu pertama dilaksanakan di sebuah sudut yang kelak akan berdiri bangunan baru.Rangkaian acara yang dimulai dengan Ibadah ini tepat dimulai pukul 10 pagi, dipimpin oleh Ketua Sinode GKY, Pdt. Freddy Lay. Dalam renungan singkatnya, beliau menekankan bahwa proses pembangunan jauh lebih penting daripada hasil secara fisik. Dalam proses pembangunan yang seyogyanya melibatkan seluruh jemaat, akan terlihat kesatuan jemaat dan kesungguhan iman setiap orang. Beliau juga menyampaikan bahwa pembangunan kerohanian tubuh Kristus lebih penting daripada sekedar pembangunan fisik. Proses pembangunan bukan hanya melibatkan panitia pembangunan atau majelis gereja, tapi menjadi tanggung jawab setiap jemaat. Tidak setiap orang memiliki kesempatan terlibat dalam pembangunan rumah Tuhan, walaupun cuma sekali selama hidupnya. Pada puncak acara, Pdt. Freddy Lay berkenan meletakkan batu pertama dan memoleskan adukan semen, kemudian berturut-turut diikuti Pdt. Bambang Suharjo (Sekum Sinode GKY), Pdt. Joni Sugicahyono (Gembala GKY BSD), Bpk. Handi Widjaja (Ketua Majelis), dan Bpk. Juan Panca Wijaya (Ketua Panitia Pembangunan). Pada akhir acara, Pdt. Freddy Lay secara spontan meminta salah seorang jemaat senior yang hadir untuk meletakkan plakat, walaupun sebenarnya beliau yang didaulat untuk meletakkannya. Terpilihlah Ibu Liliana mewakili Pdt. Freddy Lay meletakkan plakat tanda dimulainya pembangunan rumah Tuhan di BSD. Tampaknya inilah wujud kerendahan hati Ketua Sinode kita yang memberikan kesempatan jemaat awam juga terlibat dalam seremoni resmi semacam ini. Untuk semua jemaat GKY BSD: Selamat berkarya. Mari bekerjasama membangun bait-Nya / Anton Utomo Fotografer: Yahya S

Nafiri MARET 2016

NAFIRI MAR 16 PRINT.indd 167

167

3/22/16 11:32 AM



Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.