MENANAM KASIH DI TENGAH KOMUNITAS KRISTEN YANG MELAYANI

Page 1


EDITORIAL Saudara-saudara terkasih, Merespons tema gereja kita tahun ini tentang mengalami kasih persaudaraan, harusnya tahun ini kita warnai dengan banyak aktivitas menanam kasih. Sadar atau tidak, saat ini, kasih persaudaraan – yang menjadi ciri-ciri paling khas orang Kristen – sedang dying digilas oleh modernitas yang lebih mengutamakan kenyamanan individual dan meredupkan nilai-nilai kebersamaan. Kita cenderung hidup menyendiri dalam keasyikan sendiri atau kelompok kita dan tidak mau diganggu. Di kota-kota besar yang sibuk, kasih persaudaraan sesungguhnya malah sudah mati suri, hanya saja kita pintar untuk menutupinya dengan senyum basa-basi. Menanam kasih mestinya bukan hal yang complicated. Itu hanya soal kemauan kita untuk memberikan telinga kita lebih sering. “The first duty of love is to listen,” kata Paul Tillich, seorang filsuf dan teolog Jerman-Amerika. Betapa sederhananya syarat dari sebuah cinta. Tetapi sungguh ironis, betapa sulitnya kita melakukannya. Cinta tidak menuntut kita untuk melakukan hal-hal yang spektakuler. Ia hanya minta kita mendengar orang lain terlebih dahulu sebelum kita melakukan hal yang lebih besar. Banyak orang yang mampu melakukan hal-hal besar, tetapi telinganya tuli. Maka jika kita ingin menanam kasih kepada saudara kita, mulailah dengan mendengar. Banyak perkara bisa dibereskan jika kita mau mendengar lebih banyak: mendengar keluhan saudara kita, mendengar nasihat orang tua kita, mendengar cerita istri atau suami kita, mendengar cerita anak kita, mendengar hati kita. “Barang siapa bertelinga, hendaklah ia mendengar,” kata Yesus di setiap khotbah-Nya. Apakah ini perintah yang mudah atau sulit untuk dilakukan? Tergantung ketaatan kita. Namun harusnya kita mengerti, menanam kasih akan berbuah kasih, dan kasih yang terus berbuah itu akan membuat segala sesuatu menjadi lebih mudah, seperti kata D.L. Moody: ”Faith makes all things possible, love makes all things easy.” Hidup ini sederhana, bukan? Selamat membaca, semoga setiap tulisan yang ada di sini memberi inspirasi bagi saudara-saudara. Tuhan Yesus memberkati kita. 2

Salam, Redaksi

Penasehat: Pdt Joni Sugicahyono, M.Div Pembina: GI Feri Irawan, M.Div Koordinator Literatur: Yahya Soewandono Pemimpin Redaksi: Titus Jonathan Wakil Pemimpin Redaksi: Elasa Noviani Editor: Hendro Suwito, Yati Alfian Creative Design : Juliani Agus, Arina Palilingan Koordinator Narasumber: Anton Utomo Koordinator Liputan: Edna Pattisina Desk Public Figure: Deirdre Tenawin Desk Pemuda & Remaja: Nico Tanles Tjhin Illustrator: Ricky Pramudita, Thomdean Penulis: Anton Utomo, Arina Palilingan, Elasa Noviani, Erwin Tenggono, Edna Pattisina, Hendro Suwito, Humprey, Nico Tanles Tjhin Kontributor: GI. Laazar Manuain, Ev. Metty Irawati, M.Div., Benny Dewanto, Cathryne Nainggolan, M.Div., Dian Lestari, Valencia Gabriella, Lily Ekawati, Steven Bradley Wong, Ardya Kristina Alamat Redaksi: Sub bidang literatur GKY BSD Jl. Nusaloka E8/7 BSD Tangerang Telp/ Fax: 021-5382274 Email: nafiri@gkybsd.org Kirimkan KRITIK, SARAN, SURAT PEMBACA dan ARTIKEL anda ke alamat redaksi ataupun lewat e-mail di atas

MENANAM KASIH DALAM KOMUNITAS KRISTEN YANG MELAYANI

NAFIRI mar2014.indd 2

3/22/14 11:29 PM


d

FOKUS

24

aftar isi

28

SUARA GEMBALA QUOTE 2 ZAMAN ENLIGHTENMENT CAPTURE VIEW POINT REFLEKSI LIPUTAN KHUSUS CORNER KICK KESAKSIAN LENTERA MISI PERCIKAN TEROPONG SHOOT ENGLISH CORNER The YOUNGSTERS Kilau Mutiara Kehidupan Rekomendasi BUKU Rekomendasi MUSIK Rekomendasi FILM NAFIRI Hahaha KOMIK

4 9 10 36 42 58 64 72 78 86 94 100 106 110 118 124 130 134 136 140 77 123 EVENT NOTES 40 70 92 114 138 142

POTRET

14

GI ELIYANI

Menanam Kasih di Tengah Komunitas Kristen yang Melayani Relasi dalam Komunitas Kristen

Mengamalkan Kasih Persaudaraan CINTA Tak Kenal Malu SIDNEY MOHEDE MENGASIHI Dimanakah Kasih dalam Komunitas Kristen? Kebaktian Bahasa MANDARIN Pripun Kabare Mbah? AFIE & YANI Trip Misi Kalimantan Tengah Mendengar Sampai Mengerti Refleksi Sosiologis Perjamuan Kudus Kristiyani Sinjaya The Top 10 Crimes Leaders Commit Belajar dan Berjuang untuk Berani Berbeda

Bang ARIF Sentilan YOUTH Camp SAAT YOUTH Prayer (STILL) GKY BSD Peduli Banjir COUPLE’S NIGHT HUT GKY BSD ke-21 Natal GKY BSD 2013

THOUGHT

NAFIRI MARET 2014

NAFIRI mar2014.indd 3

46

BASUKI TJAHAYA PURNAMA 3

3/22/14 11:29 PM


Mengamalkan

KASIH

PERSAUDARAAN

4

MENANAM KASIH DALAM KOMUNITAS KRISTEN YANG MELAYANI

NAFIRI mar2014.indd 4

3/22/14 11:29 PM


/ Pdt. Joni Sugicahyono /

telah menyucikan dirimu “Karenaolehkamu ketaatan kepada kebenaran.

sehingga kamu dapat mengamalkan kasih persaudaraan yang tulus ikhlas, hendaklah kamu bersungguh-sungguh saling mengasihi dengan segenap hatimu.� (1 Petrus 1: 22)

S

emua manusia bisa tersentuh, terharu, bahkan menangis oleh kisah-kisah menyedihkan yang dialami oleh orang lain. Apapun latar belakang keyakinan mereka, semua manusia bisa memiliki rasa kasih persaudaraan dengan orang lain. Bahkan orang-orang yang jahat sekalipun bisa mengasihi orang-orang yang dekat dengan kehidupan mereka. Semua ini bisa terjadi karena adanya unsur natural love di dalam hidup umat manusia. Kalau demikian, apa yang membedakan kasih persaudaraan dalam kehidupan orang Kristen dengan orang-orang yang tidak percaya atau mereka yang mempunyai latar belakang keyakinan berbeda? NAFIRI MARET 2014

NAFIRI mar2014.indd 5

5

3/22/14 11:29 PM


Tentunya ada perbedaan yang sangat mendasar antara kasih persaudaraan secara umum dengan kasih persaudaraan dalam Yesus Kristus. Kasih persaudaraan yang diajarkan oleh Tuhan kita adalah kasih yang memiliki dimensi supra natural. Kasih ini bukan berasal dari dalam diri manusia itu sendiri, tetapi berasal dari luar diri kita, yaitu berasal dari Allah sendiri. Dalam Alkitab kita mengenal tiga jenis kasih, yaitu kasih eros atau seksual, kasih philia atau persaudaraan, dan kasih agapao. Kasih Kristen seharusnya masuk dalam kategori kasih agapao, yaitu kasih yang muncul dari komitmen untuk mengorbankan diri sendiri bagi orang lain. Pada zaman modern sekarang ini dikenal pula jenis kasih yang lain. Penulis C.S. Lewis memunculkan kasih storge, yaitu kasih dalam keluarga. Pada perkembangan selanjutnya, orang-orang memperluas kasih storge ini sehingga mencakup kasih pada hal-hal lain, bahkan termasuk peralatan komunikasi modern, hobi, dan sebagainya. Telah muncul pula jenis kasih yang kelima yang dikenal sebagai self-love atau amor sui. Kasih jenis ini menekankan pentingnya seseorang mengasihi dirinya sendiri lebih dulu karena dengan demikian dia baru bisa mengasihi orang lain. Di tengah berbagai dimensi kasih yang kita kenal, gejala yang justru semakin memprihatinkan adalah semakin banyaknya keluarga yang justru kehilangan kasih. Banyak keluarga mengalami guncangan luar biasa akibat pudarnya kasih di antara mereka, bahkan banyak yang telah memutuskan untuk bercerai. Dalam kitab Wahyu, Tuhan mencela jemaat Efesus yang kehilangan kasih mula-mula. Sama seperti jemaat Efesus, kita juga dapat kehilangan kasih mulamula sehingga kita hanya sekedar menjadi seperti gong yang gemerincing yang tidak memberi makna sama sekali bagi kehidupan orang lain.

6

MENANAM KASIH DALAM KOMUNITAS KRISTEN YANG MELAYANI

NAFIRI mar2014.indd 6

3/22/14 11:29 PM


Mustahil Kasih Kristen tidak bisa diwujudkan tanpa kasih Allah. Kita mustahil dapat mengamalkan kasih persaudaraan kalau kita tidak lebih dulu mengalami kasih Allah. Hanya melalui kasih dan penebusan Kristus dan juga hanya dengan menjadi orang-orang yang dipilih oleh-Nya, kita akan dapat mengamalkan kasih persaudaraan yang sejati. Hal kedua dari dimensi kasih Allah adalah kasih yang providensial. Allah memberi panas dan hujan untuk semua manusia, baik orang yang baik maupun yang jahat. Kita pun dipanggil Tuhan untuk mengamalkan kasih yang providensial, yaitu mengasihi tanpa memilah-milah latar belakang orangnya; apakah mereka layak dikasihi atau tidak. Tuhan bahkan memerintahkan kita untuk mengasihi musuh kita dan mereka yang dianggap tidak layak menerima kasih persaudaraan dari kita. Dimensi berikutnya dari kasih Allah adalah kasih yang merindukan, kasih yang mencari, dan kasih yang menyelamatkan. Dia tidak berkenan terhadap kematian orang fasik. Dia merindukan dan mencari mereka agar mereka bisa bertobat dan diselamatkan. Dimensi kasih seperti ini juga harus kita amalkan. Kita harus dengan sungguh-sungguh, sabar, dan tidak putus asa mencoba menjangkau mereka yang belum mengenal kasih Allah agar mereka juga menjadi bagian dari umat yang diselamatkan. Kasih Allah juga kasih yang memilih. Dimensi ini seakan berlawanan dengan dimensi providensial, karena Allah seperti pilih kasih dan membeda-bedakan siapa yang dipilih dan tidak. Tetapi, Allah kita memang Allah yang memilih. Dia memilih bangsa Israel sebagai bangsa pilihan, bukan karena mereka lebih cendas atau lebih pandai. Allah kita juga memilih siapa saja yang diselamatkan. Kalau Allah kita hanya bicara tentang keadilan, tidak ada seorang pun manusia yang layak masuk sorga karena manusia dilahirkan dalam dosa. Dan dosa sekecil apa pun membuat kita tidak memenuhi syarat masuk ke dalam sorga. Sebab itu, kalau kita memutuskan untuk menerima penebusan Kristus dan menjadi bagian dari umat pilihan-Nya, itu sungguh-sungguh merupakan anugerah yang sangat tidak ternilai harganya. Dimensi berikut dari kasih Allah adalah bersyarat dan tidak bersyarat. Ada ekspresi kasih Allah yang tidak bersyarat, seperti panas atau hujan yang diberikan kepada siapa saja. NAFIRI MARET 2014

NAFIRI mar2014.indd 7

7

3/22/14 11:29 PM


Sebaliknya, juga ada dimensi kasih Allah yang bersyarat. Dia meminta agar kita taat dan percaya menjalani panggilan kita. Dia meminta agar kita tetap tinggal di dalam-Nya karena kalau kita tidak taat dan tidak tinggal bersama Dia, maka kasih-Nya tidak akan ada dalam kehidupan kita. Kita tidak akan bisa mengamalkan kasih persaudaraan karena kasih seperti ini hanya dapat direalisasikan dengan ‘kasih yang berasal dari luar’, yaitu dari Allah sendiri. Allah juga menerapkan kasih yang ‘menurun’ dan bukannya kasih yang ‘meningkat’ yang sering kita lakukan. Kita cenderung lebih senang mengasihi mereka yang cantik atau tampan atau yang indah-indah; sesuatu yang lebih hebat dibanding apa yang ada pada diri kita. Kasih Allah tidak demikian. Dia justru menerapkan kasih yang ‘menurun’, yaitu mengasihi mereka yang tidak layak mendapatkan kasih-Nya. Kita yang penuh dosa dan tidak layak menerima kasih-Nya justru telah ditebus melalui kematian Kristus. Tuhan telah memberi contoh bagaimana seharusnya kasih persaudaraan yang sejati itu harus diamalkan. Pada tahun ini tema gereja kita adalah mengembangkan kasih persaudaraan. Saya rindu agar kita semua bisa mengamalkan kasih persaudaraan yang berasal dari Allah sendiri. Sebab itu, mari kita mengamalkan kasih persaudaraan yang telah kita terima dari Allah bagi sesama kita. Saya yakin sepenuhnya gereja dan komunitas kita akan mengalami transformasi luar biasa kalau kita bersedia mengamalkan kasih persaudaraan dari Tuhan kepada saudara-saudara seiman dan lingkungan kita. Solus Christus. Soli Deo Gloria! Amin

*) Dituliskan oleh Hendro Suwito berdasarkan khotbah Pdt. Joni Sugicahyono di GKY BSD tanggal 5 Januari 2014. Tulisan belum direview oleh pengkhotbah.

8

MENANAM KASIH DALAM KOMUNITAS KRISTEN YANG MELAYANI

NAFIRI mar2014.indd 8

3/22/14 11:29 PM


always “A man with inGodtheismajority John Knox 1514 – 24 November 1572

(John Knox, kelahiran Skotlandia, dikenal sebagai salah seorang tokoh reformasi dan pendiri Gereja Presbyterian Skotlandia. Pada sebuah kerusuhan politik tahun 1546, Knox ditangkap oleh tentara Perancis dan dibuang ke Inggris. Di Inggris ia melayani di Church of England hingga King Edward VI mengangkatnya sebagai Royal Chaplain (Pendeta Istana). Beberapa tahun kemudian Knox pindah ke Geneva dan bertemu dengan John Calvin. Dari Calvinlah Knox belajar dan mengenal Reformed Theology dan prinsip-prinsip Presbyterian).

S

tidak suka bila kita menggunakan “istilahaya minoritas, sebab istilah ini lebih sering

kita gunakan untuk mengasihani diri sendiri dan membuat kita jadi minder. Dari pada berfokus pada isu minoritas, lebih baik kita berfokus pada peran dan panggilan kita di tengah masyarakat. Kalau gereja menggunakan perspektif panggilannya dalam melihat isu minoritas, maka gereja akan melihat peluang besar yang bisa dikerjakan di tengah bangsa.. ” Pdt. Petroes Soeryo (Saat diwawancarai oleh NAFIRI untuk NAFIRI edisi Sep 2012 – tentang isu minoritas sebagai orang Kristen dan keturunan Tionghoa).

NAFIRI MARET 2014

NAFIRI mar2014.indd 9

9

3/22/14 11:29 PM


IGHT EN

E

NL

MEN

T

CINTA

Tak Kenal

MALU

10

Sejujurnya aku sangat sulit mencerna kata “cinta.” Entah apakah karena kata itu abstrak atau memang aku hampir belum pernah merasakannya, apalagi dari mulut seorang lakilaki. Karena itu, sungguh tidak terbayang bagiku mendengar kisah dari seorang senator Benigno “Ninoy” Aquino yang dalam penjara menulis puisi cinta buat istrinya, Corazon Aquino.

MENANAM KASIH DALAM KOMUNITAS KRISTEN YANG MELAYANI

NAFIRI mar2014.indd 10

3/22/14 11:29 PM


/ GI. Feri Irawan /

K

atanya sih Ninoy menulis puisi ini sebagai hadiah ulang tahun pernikahan mereka yang ke-19 di tahun 1973 sekaligus sebagai ungkapan cinta Ninoy kepada Cory. Dalam puisinya ia katakan, “I have fallen in love with the same woman three times,” dan wanita yang dimaksud Ninoy tentu Cory Aquino, sang mantan presiden Filipina.

Pertama kali Ninoy jatuh cinta kepada Cory ketika masih muda, kedua kalinya ketika Cory melahirkan bayi pertama mereka, dan ketiga kalinya ketika Ninoy berada dalam penjara dan Cory menjadi satu-satunya penyemangat bagi jiwanya. Ah, sungguh menggelikan dan seperti puisi picisan bagiku. Bukannya aku meragukan cinta Ninoy kepada Cory, tapi yang aku alami sendiri menunjukkan kalau para lelaki yang selama ini bersamaku tidak pernah mencintaiku. Mereka juga kadang berpuisi di telingaku, tapi sebenarnya mereka hanya menginginkan tubuhku, tidak lebih. Sampai-sampai aku berikhtiar kalau semua lelaki sama saja. Maklum saja, aku ini seorang pelacur. Maaf, aku mungkin terlalu blak-blakan. Orang-orang di kota Nain lebih suka memanggilku dengan sebutan yang lebih halus, “Perempuan Berdosa.” Tapi toh itu sama saja, mereka tetap saja menganggap tubuhku ini sebagai sarang dosa. Padahal yang berdosa bukan cuma aku, lelaki hidung belang yang suka menghampiriku tidak pernah disebut “Laki-laki Berdosa.” Bagiku itu hanyalah akal-akalan mereka saja. Aku sih sudah terbiasa dengan sebutan itu, meskipun sebagai Yahudi, aku juga punya nama Yahudi yang terhormat sebenarnya. NAFIRI MARET 2014

NAFIRI mar2014.indd 11

11

3/22/14 11:29 PM


Tapi ketidakpercayaanku akan cinta sejati itu berubah juga akhirnya. Itu semua karena Yesus yang disebutsebut oleh orang banyak sebagai nabi dan Mesias bagi Israel. Bagiku, Yesus adalah Guru dan Tuhan yang telah mengampuni dosaku. Guru yang tidak sama dengan lelaki mana pun yang pernah aku kenal. Aku pernah sengaja datang menyaksikan ketika Guru berkhotbah, dan tanpa kusangka Guru menatapku. Lelaki lain menatapku karena menginginkan tubuhku, tapi tatapan Guru bagiku adalah tatapan cinta sejati yang menyadarkanku akan kehinaan dan kekotoran hidupku selama ini. Mungkin kalian tidak percaya, tapi perjumpaan dengan Yesus kala itu yang membuatku bertekad untuk tidak lagi mejalani pekerjaan kotor dan menjijikkan ini. Pagi itu aku mendengar kalau Simon, salah satu orang Farisi di Nain mengundang Guru dalam perjamuan makan di rumahnya. Tidak terlalu sering Guru datang ke kota Nain, karenanya yang terpikir di otakku adalah bagaimana bisa membalas cinta-Nya yang telah mengubahku.

12

Aku sudah tahu orang seperti apa Simon; tidak heran ketika menjamu Yesus dia sengaja membuka pintu rumahnya lebar-lebar agar semua orang tahu. Tapi bagiku itu kesempatan, aku bisa leluasa masuk dan menjumpai Guru di dalam rumah orang Farisi itu. Kalau aku pikir-pikir, aksiku ini nekat juga ya. Ini pertama kalinya aku masuk ke rumah seorang pemuka agama Yahudi. Tapi, rasa cintaku yang besar kepada Gurulah yang membuatku tak kenal malu. Ketika semua orang masih terperanjat kaget, aku sudah bersimpuh dan menyeka kaki Guru dengan untaian rambut panjangku dan dengan air mata yang luruh tanpa dapat kubendung lagi. Kucium kaki-Nya dan kutuangkan minyak wangi yang aku bawa dari buli-buli pualam itu pada kaki-Nya. Mungkin kau pikir aksiku ini terlalu berlebihan, tapi inilah ekspresi cintaku kepada Guru yang telah mengubah hidupku.

MENANAM KASIH DALAM KOMUNITAS KRISTEN YANG MELAYANI

NAFIRI mar2014.indd 12

3/22/14 11:29 PM


Aksi nekatku ini pada akhirnya menuai reaksi juga dari sang tuan rumah. Bayangkan saja, seorang pelac... eh, perempuan berdosa berani-beraninya datang ke rumah pemuka agama. Aku melihat sekilas wajah Simon memerah seperti kepiting rebus. Tapi belum sempat ia mengusirku, Guru berkata kepadanya, “Simon, ada dua orang yang berhutang kepada seorang pemberi pinjaman uang. Yang seorang berhutang lima ratus dinar, yang lain lima puluh. Karena mereka tidak sanggup membayar, maka hutang keduanya dihapuskan olehnya. Siapakah di antara mereka yang terlebih mengasihi dia?” Dan Simon menjawab, “Aku kira dia yang paling banyak dihapuskan hutangnya.” Tak kuduga, Guru mengambil contoh aksiku barusan menjadi perbandingan untuk menunjukkan kalau Simon sebenarnya sedikit mengasihi Dia. Hal ini sedikit mengejutkanku, bagaimana mungkin seorang yang menjamu Yesus dengan perjamuan mewah seperti ini ternyata didapati sedikit mengasihi Yesus? Yang lebih membuatku terkejut, dalam kesimpulannya Guru katakan kepada Simon tentang aku,

Ah, akhirnya aku belajar juga tentang kata “cinta,” cinta yang besar untuk Yesus yang dialami oleh seorang perempuan mantan pendosa yang diampuni-Nya. Cinta yang sebenarnya digerakkan karena telah lebih dahulu melihat keindahan cinta sejati Yesus pada diriku. Apakah kau juga melihat cinta yang sama dari Yesus dalam dirimu? Tidakkah cinta Yesus yang terbesar itulah yang membuatmu juga mencintai-Nya, bahkan rela memberi yang terbaik dan melayani-Nya saat ini? Maafkan kalau aku salah, tapi bagaimana kita bisa melayani dan memberi diri bagi-Nya jikalau kita tidak benar-benar mencintai-Nya? Cinta itu harusnya penuh dengan afeksi, ditunjukkan dalam sebuah aksi. Tanpa itu, tidakkah cinta hanyalah sebuah hipokrisi?

Ia telah banyak berbuat kasih. “ Tetapi orang yang sedikit diampuni, sedikit juga ia berbuat kasih.”

NAFIRI MARET 2014

NAFIRI mar2014.indd 13

13

3/22/14 11:29 PM


P

TRET

GI. ELIYANI SUGICAHYONO

“ELIYANI = Melayani ALLAHku” / Anton Utomo /

14

MENANAM KASIH DALAM KOMUNITAS KRISTEN YANG MELAYANI

NAFIRI mar2014.indd 14

3/22/14 11:29 PM


“W

hat’s in a name?”,

kata Shakespeare. Mawar diberi nama apa pun tetap wangi semerbak. Namun, bagi GI. Eliyani Sugicahyono, tokoh Potret kita kali ini, ungkapan ini tampaknya kurang tepat. Justru melalui nama yang disandangnya, ia memperoleh peneguhan akan panggilan Tuhan dalam hidupnya. Bagaimana ceritanya? Dan bagaimana pula kisahnya sebagai gadis mungil dari pelosok Jawa Timur dapat menuntaskan pendidikan teologi di kota Lawang tanpa dukungan dana dan restu dari orang tuanya? Ikutilah jalinan kisah hidupnya yang menarik melalui perbincangan hangat dengan NAFIRI beberapa waktu yang lalu.

Seperti biasa, GI. Eliyani menyambut kami dengan keceriaan dan keramahannya yang khas. Ketika kami memulai perbincangan di sebuah resto di Gading Serpong, sontak suasana hening berubah menjadi lebih ‘hidup’. Antusiasme dan semangat GI.Eliyani seperti aura yang mempengaruhi suasana menjadi lebih hangat dan akrab. Rangkaian kisah kehidupan yang menarik dan penuh inspirasi segera saja meluncur dari bibir hamba Tuhan yang mempersembahkan hidupnya menjadi hamba Tuhan di tahun 1991 ini. Panggilan Tuhan Lewat Nama yang Disandangnya Eliyani kecil lahir di Genteng. Bukan genteng atap rumah, melainkan sebuah kota kecil – lebih tepatnya sebuah desa – di jalan raya antara Banyuwangi dan Jember, Jawa Timur. Dilahirkan sebagai anak kelima dari enam bersaudara, ia masih ingat sukacita masa kecilnya ketika bermain bersama teman-teman sedesanya. NAFIRI MARET 2014

NAFIRI mar2014.indd 15

15

3/22/14 11:29 PM


Berlarian di kebun dan sawah, memanjat pohon, bahkan bermain di sungai sudah biasa dilakukannya bersama teman-temannya. Rupanya, bersama tiga saudara perempuannya, mereka mewarisi energi yang sama dari sang mama. Dikenangnya sang mama aktif berjualan segala macam untuk membantu perekonomian keluarga. Meski resminya mereka membuka toko mebel, namun mama juga pernah menjual barang kelontong, Masa kecil Eliyani ( ketiga dari kiri) pupuk obat, minuman es, bahkan membuka salon. Bukan dilahirkan dalam keluarga Diam-diam air matanya mengalir saat Kristen, Eliyani baru mengenal Kristus Tuhan menyapa dan memanggil lewat saat diajak Kebaktian Remaja di GKT firman-Nya. Hari itu ia berjanji untuk (Gereja Kristus Tuhan) oleh kakak mempersembahkan hidupnya bagi perempuannya. Waktu itu baru saja ia Tuhan. menginjak bangku SMP Santa Maria di Ada satu peristiwa lagi yang Genteng. Suatu kali, dalam Persekutuan membuat tekadnya untuk melayani Remaja ia mendengarkan firman Tuhan Tuhan makin membara dalam hatinya. yang disampaikan bukan oleh seorang Saat itu Eliyani telah duduk di kelas tiga pengkhotbah besar atau terkenal, tapi SMP. Karena bakat kepemimpinannya dari seorang mahasiswi teologi yang yang menonjol, ia dipilih menjadi sedang praktek di gerejanya. Anehnya, Ketua Komisi Remaja di GKT. Suatu walaupun penyampaian renungan ketika, dalam perbincangan santai yang dibawakan sungguh sangat dengan pengurus lain di gereja, ketua sederhana dan membosankan, ada Komisi Pemuda bertanya kepadanya, kuasa firman yang terus menggema apakah ia mengerti arti nama Eliyani? dalam dirinya yang ... supaya kamu mempersembahkan membuat orientasi tubuhmu sebagai persembahan yang hidup, hidupnya berubah.

“

yang kudus dan yang berkenan kepada Allah...“ (Roma 12:1)

16

MENANAM KASIH DALAM KOMUNITAS KRISTEN YANG MELAYANI

NAFIRI mar2014.indd 16

3/22/14 11:29 PM


“Kalau tidak tahu artinya, coba tanya mamamu.” sambung pemuda itu. Karena penasaran, ia bertanya kepada mamanya. Ia juga baru sadar, jikalau kedua kakak perempuan dan adik perempuannya memiliki nama yang berakhiran dengan wati (Listyowati, Ernawati dan Indahwati), sementara kenapa ia yani? Mamanya pun tak dapat menjawab. “Pokoknya nama Eliyani terdengar enak di telinga,” jawabnya singkat. Semakin penasaran, ia menemui sang pemuda yang bertanya kepadanya. Pemuda itu menjawab, “Eli artinya Allahku, sedangkan yani artinya ya melayani. Jadi, pemilik nama Eliyani itu seharusnya melayani Allah sepanjang hidupnya.” Bagi orang lain, ini mungkin seperti candaan yang iseng. Mencocok-cocokkan bahasa yang berbeda agar punya arti. Namun, ini seperti konfirmasi bagi Eliyani remaja. Ia semakin yakin hidupnya dipanggil Tuhan untuk melayani-Nya sepenuh waktu. Sejak saat itu, tekad untuk menjadi Hamba Tuhan terus berkobar dalam hatinya. Bila Tuhan Memanggil, Dia Bukakan Jalan Setamat SMA di Genteng, seperti kebanyakan kawan seusianya, Eliyani juga melanjutkan pendidikan di luar kota. Lebih untuk menyenangkan

hati orang tuanya, ia melanjutkan pendidikan di Sekolah Bahasa Asing di Jember, kota yang berjarak 70 km dari Genteng. Ketika liburan akhir tahun pertama tiba, ia pulang berlibur ke rumahnya. Saat beribadah di gereja, matanya tertumbuk pada sebuah brosur pendaftaran mahasiswa baru Institut Theologia Aletheia-ITA (sekarang Sekolah Tinggi Theologi Aletheia - STTA), Lawang. Panggilan Tuhan terngiang kembali! Ada gelora yang sulit untuk dibendungnya, sehingga ia pun mengisi formulir pendaftaran dan mengirimkannya. Tak dinyana, panggilan tes diterimanya beberapa waktu kemudian. Apa yang harus dilakukannya? Bagaimana cara mencapai kota Lawang? Tak mungkin meminta uang bekal perjalanan kepada papa dan mamanya. Akhirnya, berbekal uang saku seadanya, ditempuhnya perjalanan ke kota Lawang, ratusan kilometer dari kota Jember dengan bus umum. Setelah bertanya ke sana kemari, sampailah ia di tempat tujuan, sebuah sekolah teologi yang sangat diidamkannya. Tes dan wawancara kemudian dijalaninya dengan baik. Selang beberapa waktu kemudian, kabar baik dan buruk diterimanya. Kabar baiknya, ia diterima di ITA. Kabar buruknya, surat penerimaan dikirim ke rumah dan NAFIRI MARET 2014

NAFIRI mar2014.indd 17

17

3/22/14 11:29 PM


pertama kali dibaca oleh papanya! Ia sangat geram mengetahui anaknya mendaftar ke sekolah teologi. Bagi ayahnya, profesi hamba Tuhan adalah profesi tanpa harapan dan masa depan. Untuk apa harus sekolah bila hanya jadi pendeta? Bukankah hanya diperlukan kemampuan berbicara saja dalam menjalankan pekerjaannya? Pokoknya, cetus ayahnya, silakan sekolah Alkitab, namun mulai saat itu tidak ada lagi uang yang akan dikirimkan bagi anak keras kepala ini. Tidak serupiah pun! Malam itu dihabiskannya dengan menangis dalam kegelisahan dan putus asa. Bagaimana mungkin ia bisa berangkat ke Lawang tanpa bekal uang? Terbayang di kepalanya, berbagai pengeluaran yang harus disiapkannya. Uang sekolah, uang seragam, uang pondokan asrama, uang makan, dan keperluan lainnya. Dalam ke g e l i s a h a n n y a , ia menghadap Gembala gerejanya. Beliau menguatkan dia, “Bila Tuhan telah memanggilmu, Ia akan membuka jalan dan menyiapkan segalanya,” kata

Bapak Gembalanya. Kemudian mereka berdoa bersama, meminta pertolongan Tuhan. Esoknya, Pak Gembala sudah menemuinya kembali dan berkata, “Rupanya Tuhan cepat sekali menjawab doa kita. Seorang donatur yang tak mau disebut namanya, bersedia membiayai segala keperluanmu dalam menempuh pendidikan di ITA.” Puji Tuhan! Ia sungguh ajaib! Bagi Eliyani, ini adalah jawaban Tuhan yang luar biasa. Panggilan itu semakin jelas baginya. Melayani Allahku adalah arti namanya untuk selamanya!

Bersama Pdt Joni dan Jo

Dibaptis 18

MENANAM KASIH DALAM KOMUNITAS KRISTEN YANG MELAYANI

NAFIRI mar2014.indd 18

3/22/14 11:29 PM


Satu Orang Percaya, Seisi Rumah Diselamatkan Bagi Eliyani, segala talenta yang telah Tuhan berikan, bahkan ditambahkan kemudian, semuanya hanya untuk kemuliaan-Nya semata. Ketika remaja, karena melayani di kota kecil yang sangat terbatas sumber daya manusianya, ia biasa melakukan serangkaian peran di gerejanya. Sebagai pengurus, guru sekolah minggu (sejak SMP kelas 3), juga penulis dan pemain drama. Bahkan, ada talenta yang sebelumnya dianggap ‘memalukan’ ternyata dipersiapkan Tuhan baginya untuk pelayanan di kemudian hari. Pada awal kuliah di ITA, ia sempat malu saat disuruh memimpin doa, karena memiliki suara banter (keras), tidak sesuai dengan figur mungil fisiknya. Acap kali setelah memimpin doa, semua kawannya tergelak tertawa memandang dirinya, seolah tak percaya suara ‘guntur’ itu keluar dari gadis kecil di sudut sana. Namun, pada akhir tahun pertama studi di ITA, barulah talenta itu ‘bermanfaat’ bagi semua. Saat itu ia dan beberapa rekan diutus melayani di pedalaman Kalimantan Barat yang terpencil dan tanpa fasilitas listrik. Pada saat menyampaikan renungan bagi penduduk lokal yang jumlahnya cukup banyak di ruang terbuka, kebanyakan

suara mereka tak terdengar, tertutup oleh berisiknya suara jengkerik dan binatang lain. Hanya suaranya yang keras ‘menggelegar’ sanggup menembus beragam halangan alam dan didengar jelas oleh para jemaat. Kini ia bersyukur dikaruniai suara banter yang telah menolongnya dalam menyampaikan firman Tuhan di berbagai lokasi pelayanan yang sulit. Di tahun kedua, saat ia pulang ke Genteng, ia diberikan kesempatan untuk menyampaikan firman Tuhan di GKT, gereja asalnya. Pada kesempatan itu pula papa dan mamanya hadir dalam kebaktian sore itu. Ternyata mereka ingin tahu seperti apa anaknya kini, setelah dua tahun meninggalkan rumah tanpa bekal uang sedikit pun. Sungguh luar biasa karya Tuhan sore hari itu. Kisah pertobatan Zakheus yang disampaikannya sebagai khotbah pertama di Genteng, telah menembus dinding-dinding tebal kekerasan hati manusia. Ayahnya begitu terkesan dan setengah tak percaya suara yang terdengar dari balik mimbar adalah suara anaknya. Belakangan ia berkata kepada kawannya, bahwa ia begitu bangga melihat anaknya dan baru sadar bahwa studi teologi diperlukan untuk dapat menguraikan firman Tuhan dengan jelas dan benar. Malam itu, sang papa memanggil Eliyani ke NAFIRI MARET 2014

NAFIRI mar2014.indd 19

19

3/22/14 11:29 PM


kamarnya. Sang papa tak berbicara banyak, hanya menyampaikan bahwa ia ingin memberikan uang untuk bekal studinya. Saat uang dari sang papa diterimanya, air mata Eliyani mengucur deras. Ia tahu, hati sang papa sudah disentuh oleh Roh Kudus. Bak Zakheus, Tuhan mampu merubah hati yang sekeras batu sekali pun. Di kemudian hari papa Eliyani memang menjadi anak Tuhan yang setia. Setelah dibaptis, papa semakin rindu membaca Alkitab. Di sela waktu menjaga toko, diambilnya buku tulis, ditulisnya dengan rapi ayatayat emas yang baru saja dibacanya. Saat dipanggil Tuhan beberapa tahun yang lalu, ‘peninggalan’ sang papa berupa buku catatan firman Tuhan itu, disimpan Eliyani dengan rapi. Bahkan, kebiasaan baik itu kini diikutinya. Catatan ayat-ayat firman Tuhan telah ditulisnya di sebuah buku yang kelak akan diwariskan pula kepada Joe Charison Sugicahyono, anak semata wayang mereka. Sungguh penuh syukur hati Eliyani kini.Tergenapilah janji firman Tuhan yang diyakininya, bahwa satu orang percaya seisi rumah akan diselamatkan.

20

Kisah Manis di Lapangan Bulu Tangkis Setelah 3 tahun menempuh pendidikan di ITA, Eliyani kemudian diutus melayani di GKT Semarang, sebagai mahasiswa praktek, selama 1 tahun. Walaupun singkat, ini adalah saat yang paling berkesan dalam hidup pribadinya, karena saat itulah Tuhan mempertemukan dirinya dengan kekasih hatinya. Bukan di gereja, tapi di lapangan bulutangkis. Kisahnya memang cukup unik. Sebagai pemudi yang aktif, Eliyani terbiasa berolah-raga dengan teratur. Di Semarang, ia juga bergabung dengan tim badminton bersama jemaat GKT. Mereka menyewa sebuah lapangan di sudut kota Semarang. Pada suatu sore, saat mereka berlatih, lapangan sebelah ternyata disewa oleh sekelompok orang, yang kemudian diketahui adalah group dosen Unika Soegijapranata. Joni Sugicahyono, calon buah hatinya, ternyata bergabung dalam kelompok ini, meski ia bukan dosen di sana tapi karyawan sebuah perusahaan kontraktor. Perkenalan dan pertemuan singkat di lapangan bulutangkis itu ternyata berkesan dalam bagi keduanya. Ketika NAFIRI bertanya, apa yang paling berkesan dari Joni muda saat mereka memulai perkenalan dan pertemanan, Eliyani menjawab ia

MENANAM KASIH DALAM KOMUNITAS KRISTEN YANG MELAYANI

NAFIRI mar2014.indd 20

3/22/14 11:29 PM


terkesan akan kecerdasan, ketegasan dan kedisplinan pemuda itu. Kendati agak pendiam, dan tak selancar dirinya saat berbicara, Eliyani mengagumi kepribadian calon kekasihnya itu sejak awal mereka bertemu. Kegigihan Joni juga diuji saat Eliyani kembali ke kampusnya setelah menyelesaikan pelayanan di Semarang. Sebagai penghuni asrama, mereka sangat dibatasi menerima telepon apalagi tamu yang berkunjung. Jam terima telepon hanya pada pukul 9 sampai dengan pukul 10 malam. Bila yang menelepon seorang pria, interogasi ketat lebih dulu dilakukan oleh sang ibu kepala asrama. Alhasil, dengan ‘akalnya’, Joni kadang ‘memakai’ mamanya di Semarang untuk melakukan panggilan telepon, agar terbebas dari interogasi. Hubungan jarak jauh melalui surat dan telepon terus berlanjut sampai Eliyani menyelesaikan studi dan mereka sepakat bertunangan dan kemudian menikah di tahun 1998. Sebenarnya sejak awal Eliyani mendambakan pasangan hidup yang bukan hamba Tuhan. Pertimbangannya saat itu, ia ingin melayani sepenuh hati di mana pun, tanpa terlalu membebani gereja tempatnya bernaung. Perhatiannya bisa fokus dalam pelayanan, sementara untuk

untuk kebutuhan hidup dicukupi oleh pekerjaan suami. Namun, Tuhan punya rancangan lain yang berbeda dengan rencananya. Joni Sugicahyono, kekasih hatinya, sebagai seorang sarjana teknik sipil memang bekerja dalam bidang konstruksi. Bahkan setelah menikah mereka sempat tinggal di Sydney, Australia, untuk melanjutkan pendidikan di bidang Construction Management. Tapi, di negara asing itulah Tuhan memanggil sang suami untuk melayani-Nya sebagai seorang hamba Tuhan penuh waktu. (Kisah Pdt. Joni Sugicahyono telah dimuat dalam rubrik Potret di NAFIRI edisi Desember 2009, red.) Kemana Saja Asal Tuhan Beserta Setelah sang suami menyelesaikan studi teologi di Institut Reformed Injili Indonesia di tahun 2003, maka kembali mereka menghadapi dilema dalam pelayanan: Bergabung dengan gereja Reformed (GRII) atau GKY, tempat Eliyani melayani sejak November 2000, tepatnya di GKY Sunter. Melewati pergumulan dan doa, akhirnya Pak Joni memutuskan untuk bergabung dengan GKY, namun tidak di Sunter, untuk menghindari kesan suami ikut isteri. Sebuah keputusan yang cukup mengejutkan buat Eliyani, apalagi dari beberapa NAFIRI MARET 2014

NAFIRI mar2014.indd 21

21

3/22/14 11:29 PM


lokasi yang ditawarkan, pilihan yang diambil Pak Joni adalah GKY Makassar. “Kenapa harus Makassar?” tanyanya sambil berurai air mata. Pertanyaan ini muncul, mengingat sejak awal Januari 2002 dirinya divonis sakit ACA (Anticardiolipin Antibody) oleh dokter, dan setiap minggunya harus rutin cek darah di RS PGI Cikini. Syndrom darah kental yang dideritanya ini yang membuatnya sering tak berdaya, hanya bisa berbaring di tempat tidur apabila lupa meminum obat yang diberikan dokter. Di Makassar apakah ada dokter darah? Bagaimana dengan kelanjutan pengobatan yang harus dijalaninya bila mereka pindah ke Makassar? Sebuah jawaban yang tenang dan mantap disampaikan oleh Pak Joni. “Ada dua kemungkinan,” katanya. “Pertama, di sana pasti Tuhan akan mempertemukan kita dengan dokter yang tepat. Kedua, kalau tidak ada dokter darah di sana, Tuhan pasti dengan mujizat-Nya akan sembuhkan sakit kental darahmu,” sambungnya penuh keyakinan iman. Sebulan sebelum berangkat ke Makassar, seperti biasa seminggu sekali, Eliyani memeriksakan diri ke dokter. Ternyata hasil tes darahnya cukup bagus. Prof. Dr. dr. Karmel yang menangani menyarankan tidak usah meminum obat dulu selama 1 minggu. 22

Sempat gamang juga mendengarnya, karena biasanya bila lupa meminum obat satu kali saja kepala sudah terasa berat, apalagi satu minggu. Namun ajaib kasih dan perbuatan Allah yang telah memanggil dan mengutus hamba-Nya untuk melayani. Tepat satu minggu tidak terjadi apa pun. Dan ketika kembali ke dokter, hasilnya semua bagus dan normal. Puji Tuhan! Allah menyatakan mujizat-Nya. Sebuah pengalaman rohani yang indah bersama Tuhan, yang meneguhkan iman bahwa di mana pun Tuhan tempatkan asal Ia menyertai, maka tidak perlu takut. Pelayanan dan Keluarga Samasama Penting Di akhir perbincangan, NAFIRI bertanya bagaimana rasanya menjadi seorang pelayan Tuhan yang penuh talenta, memiliki kapasitas dan potensi mumpuni dan mungkin cita-cita mengembangkan pelayanan pribadi setinggi mungkin, namun kemudian harus menerima kenyataan ‘hanya’ menjadi seorang isteri Pendeta? Eliyani menjawab panjang dan bijak,”Semula saya mendambakan pasangan hidup yang bukan hamba Tuhan, sehingga saya bisa full melayani. Dan memang sejak kuliah teologi saya merasa tertantang untuk menjadi seorang

MENANAM KASIH DALAM KOMUNITAS KRISTEN YANG MELAYANI

NAFIRI mar2014.indd 22

3/22/14 11:29 PM


pendeta wanita. Sehingga skripsi saya pun mengambil tema tentang “Wanita dan Jabatannya sebagai Pendeta”. Namun, Tuhan punya rencana lain. Saat ini, saya melihat Tuhan memanggil saya bukan sebagai pendeta, namun sebagai isteri pendeta. Tugas saya adalah mendukung sepenuhnya suami saya yang Tuhan panggil dalam jabatannya sebagai pendeta. Segala potensi dan talenta yang saya miliki, saya pakai untuk mendukung sepenuhnya suami saya dalam pelayanannya. Satu ayat firman Tuhan yang saya selalu pegang adalah: Isteri yang cakap adalah mahkota suaminya, tetapi yang membuat malu adalah seperti penyakit yang membusukkan tulang suaminya (Amsal 12:4). Sehingga genap pula firman Tuhan: Suaminya dikenal di pintu gerbang, kalau ia duduk bersama-sama para tua-tua negeri” (Amsal 31 : 23), imbuhnya menutup penjelasannya.

Kini, tetap sebagai hamba Tuhan penuh waktu di GKY BSD, ia mesti menyeimbangkan hidupnya bagi pelayanan dan keluarga, yang menurutnya sama-sama penting. Sambil bergurau, Eliyani berkata,”Saya dikaruniai dua pria yang luar biasa dalam hidupku. Keduanya penuh semangat dengan segudang aktivitas.” Untunglah Eliyani punya vitalitas dan energi yang prima, sehingga segala rutinitas kehidupan dan pelayanan dapat dilakoninya dengan penuh sukacita. Apalagi saat ini, di GKY BSD, ia benar-benar melihat jemaat yang GKY (Giat Kerja bagi Yesus) dan sangat dinamis. Seluruh komisi, bidang dan sub bidang semuanya aktif dan ‘hidup’. Sungguh suatu sukacita sekaligus kehormatan yang besar dapat bersama melayani Tuhan dalam komunitas yang bergairah dan penuh semangat seperti di GKY BSD. Tentu suatu sukacita dan berkat yang besar pula bagi seluruh jemaat GKY BSD dapat mengenal dan melayani bersama keluarga Pdt. Joni dan GI. Eliyani Sugicahyono

Bila Tuhan telah memanggilmu, “Ia akan membuka jalan..“

NAFIRI MARET 2014

NAFIRI mar2014.indd 23

23

3/22/14 11:29 PM


f

kus

24

MENANAM KASIH DALAM KOMUNITAS KRISTEN YANG MELAYANI

NAFIRI mar2014.indd 24

3/22/14 11:29 PM


M

embaca tema di atas, kita dapat memilah menjadi beberapa bagian yakni menanam kasih, komunitas Kristen dan melayani. Tema ini adalah suatu tema yang khas Kristiani. Setiap orang Kristen terpanggil untuk mengasihi dan melayani. Mengasihi dan melayani bagaikan dua sisi mata uang yang tidak bisa dipisahkan.

/ GI. Laazar Manuain /

I. Komunitas Kristen Penulis akan membatasi pembahasan tentang kasih kepada sesama dalam komunitas Kristen. Rasul Paulus dalam Roma 12:10, Hendaklah kamu saling mengasihi sebagai saudara dan saling mendahului dalam memberi hormat. Kata Yunani yang dipakai untuk “saudara� di sini adalah filadelfia. Saudara di sini adalah mereka yang disatukan dalam persaudaraan Kristen -NIV- Brotherhood (1 Petrus 2:17). Dalam Perjanjian Lama, yang dimaksud saudara adalah rekan Israel atau sesama orang Israel. Yesus menyebut pengikut-Nya sebagai saudara. Di luar Kristen orang memahami saudara hanyalah orang dari satu keturunan. Filadelfia bukan sekedar secara kiasan kasih seperti saudara dan sesama, melainkan kasih yang ekslusif dalam komunitas Kristen. Yesus meluaskan arti kasih kepada sesama manusia (Matius 5:43-48). Tetapi Ia juga menetapkan kasih khusus antara sesama Kristen seperti yang dimaksudkan oleh kata filadelfia (Roma 8:29). Komunitas inilah yang menjadi sorotan dalam tulisan singkat ini. NAFIRI MARET 2014

NAFIRI mar2014.indd 25

25

3/22/14 11:29 PM


II. Menanam Kasih Mengasihi dan melayani gampang dibicarakan, gampang didiskusikan bahkan gampang dikhotbahkan. Namun tidak gampang untuk dilakukan. Mengapa demikian? Pasti ada sesuatu yang salah. Setiap ayat dalam Alkitab sesungguhnya dapat diterapkan asalkan kita menghayatinya dengan baik, melibatkan Tuhan dan mau melakukannya. Ketika kita salah memahami hakikat kasih itu maka kita melayani hanya sebatas kegiatan atau sebatas program yang harus dilakukan. Menanam adalah suatu Ketika kita salah tindakan kemauan. Oleh karena itu menanam kasih itu memahami hakikat harus digalakkan, diperdalam, sungguh-sungguh dan kasih itu terus menerus.

maka kita melayani hanya sebatas Menanam kasih (mengasihi) adalah panggilan yang kegiatan atau sangat mendasar dari kehidupan Kristen. Kasih ditetapkan program yang harus dilakukan oleh Allah untuk jalinan hubungan yang normal dan ideal antar manusia (Imamat 19:17-18). Rasul Paulus mengatakan kasih itu jangan pura-pura. Kasih bukan sekedar emosi, juga bukan sekedar melaksanakan program gereja. Kasih yang murni keluar dari hati yang suci dan sungguh-sungguh (1 Petrus 4:8-9). Apa yang dikatakan oleh Rasul Paulus maupun Rasul Petrus adalah kasih di antara komunitas Kristen (Love the Brotherhood of Believers). Cranfield mengatakan bahwa orang percaya lainnya adalah “Wakil Kristus bagi saya, bahkan dalam dia Kristus secara rahasia ada bagi saya�. Dalam Perjanjian Baru banyak ditekankan kasih antar sesama komunitas Kristen. Orang Kristen mengasihi sesama karena meneladani kasih Allah (1 Yohanes 4:11); melihat dalam diri saudara itu Kristus sendiri (Matius 25:40). Saudara adalah orang yang untuknya Kristus telah mati (Roma 14:15) Perilaku saling mengasihi ini harus terwujud dalam persekutuan komunitas Kristen. Kasih ditetapkan oleh Allah sebagai suatu perintah yang harus diterapkan dengan satu kemauan dan kerelaan sampai menjadi suatu cara hidup orang Kristen.

26

MENANAM KASIH DALAM KOMUNITAS KRISTEN YANG MELAYANI

NAFIRI mar2014.indd 26

3/22/14 11:29 PM


Pelayanan dan kasih itu bagaikan langit dan bumi. Orang yang melayani belum tentu mengasihi, namun orang yang mengasihi pasti mau melayani III. Penerapan Praktis Menanam kasih dalam komunitas yang melayani adalah tugas dan panggilan kita sebagai orang-orang yang dihimpun Tuhan dalam gereja. Di dalam gereja ada banyak program yang dibuat oleh bidang-bidang dan kategorial-kategorial. Namun pertanyaanya, apakah saat kita melayani kita masih bisa mengasihi? Jawaban yang normal seharusnya Ya. Namun sering kita jumpai antara “Pelayanan� dan kasih itu bagaikan langit dan bumi. Orang yang melayani belum tentu mengasihi, namun orang yang mengasihi pasti mau melayani. Tujuan-tujuan program, target-target, sering membuat orientasi kita hanyalah semata-mata kepada tujuan dan bukan pada apa yang bisa saya lakukan kepada sesama saya di gereja. Untuk menerapakan kasih, prinsip Alkitab jelas bagi kita di dalam 1 Korintus 13 (secara khusus ayat 4-7) Kasih itu sabar; kasih itu murah hati; ia tidak cemburu. Ia tidak memegahkan diri dan tidak sombong. Ia tidak melakukan yang tidak sopan dan tidak mencari keuntungan diri sendiri. Ia tidak pemarah dan tidak menyimpan kesalahan orang lain. Ia tidak bersukacita karena ketidakadilan, tetapi karena kebenaran. Ia menutupi segala sesuatu, percaya segala sesuatu, mengharapkan segala sesuatu, sabar menanggung segala sesuatu. Kalau kita hayati ayat-ayat ini dengan baik maka kita pasti bisa menerima dan mengasihi saudara seiman sebagaimana Tuhan menerima dan mengasihi kita. Beberapa hal praktis yang dapat kita lakukan: Pertama, membantu komunitas Kristen yang berkekurangan (Roma 12:9-13); Kedua, memberi tumpangan kepada komunitas Kristen yang membutuhkan (Ibrani 13:1-2, 1 Petrus 4:8-9). Ketiga, melayani komunitas Kristen dengan karunia rohani yang Tuhan berikan (1 Petrus 4:10). Kiranya Tuhan menolong kita * Penulis adalah Gembala Pos di GKY Pos Jemaat Pamulang NAFIRI MARET 2014

NAFIRI mar2014.indd 27

27

3/22/14 11:29 PM


f

kus

Relasi dalam KOMUNITAS KRISTEN: Gaya STARBUCKS atau WARKOP?

/ Ev. Metty Irawati Sudharma /

28

MENANAM KASIH DALAM KOMUNITAS KRISTEN YANG MELAYANI

NAFIRI mar2014.indd 28

3/22/14 11:29 PM


“Aku Gereja, kau pun Gereja, kita sama-sama Gereja dan pengikut Yesus di seluruh dunia, kita sama-sama Gereja Gereja bukanlah gedungnya, dan bukan pula menaranya bukalah pintunya, lihat di dalamnya, Gereja adalah orangnya�

NAFIRI MARET 2014

NAFIRI mar2014.indd 29

29

3/22/14 11:29 PM


L

agu “Aku Gereja, Kau pun Gereja” (Judul asli: “We Are The Church”, Donald Stuart Marsh) ini, di Indonesia dikenal oleh Gereja, mulai dari Sekolah Minggu hingga jemaat umum . Syair yang sederhana dalam lagu ini ternyata dapat mengungkapkan satu kebenaran yang paling prinsip tentang diri kita: Kita adalah Gereja! Saudara dan saya adalah Gereja! Gereja terbentuk bukan oleh pertemuan yang diadakan para rasul setelah Yesus naik ke sorga, melainkan oleh karya Roh Kudus yang dicurahkan pada hari Pentakosta. Gereja juga bukan gagasan dari seorang Simon Petrus, melainkan gagasan agung dari Allah sendiri (1 Kor 12:12-13). Allah yang menyatukan dan merancang tempat dan bagian dari masing-masing anggota tubuh, seperti yang Ia kehendaki (1 Kor 12:18). Allah juga yang menciptakan sebuah relasi yang dinamis di antara anggota-anggota tubuh sehingga satu sama lain saling terintegrasi dalam sebuah kesatuan unik, yang disebut tubuh Kristus.

30

Jadi bicara tentang Gereja berarti bicara tentang karya ilahi yang hidup dan dinamis.“Gereja bukanlah gedungnya” melainkan, Gereja adalah sebuah kongregasi, sebuah komunitas, atau lebih tepatnya lagi Gereja adalah sebuah persekutuan, sebuah “fellowship”.

MENANAM KASIH DALAM KOMUNITAS KRISTEN YANG MELAYANI

NAFIRI mar2014.indd 30

3/22/14 11:29 PM


Untuk melihat dinamika apa saja yang terjadi di dalam Gereja, mari kita buka ‘pintunya’ dan menyimak makna di balik “fellowship” yang menapaskan setiap kegiatan yang terjadi di dalamnya. 1. Fellowship dalam Gereja Dibangun Berdasarkan Kesamaan Identitas Ingat peristiwa penyaliban Yesus di bukit Golgota? Dalam Yoh 19:23-27 Alkitab mencatat, dari kayu salibYesus melihat Maria dan murid yang dikasihi-Nya di sampingnya, lalu berkatalah ia kepada ibunya: “Ibu, inilah anakmu!” Kemudian kata-Nya kepada murid-Nya (matete ‘murid’), “Inilah ibumu.” Dan sejak saat itu murid itu menerima dia di dalam rumahnya. Tahukah Saudara apa yang sedang terjadi saat itu? Di bawah salib Yesus, sebuah keluarga baru diciptakan… keluarga dari orang-orang yang sudah ditebus-Nya, keluarga Allah! Inilah identitas yang menyatukan orang-orang percaya yang menembus batas-batas rasisme dan perbedaan lainnya. Sebelum itu, komunitas umat Allah (Israel) melulu didasarkan pada kesatuan secara daging dari keturunan Abraham, alias kesatuan melalui hubungan darah! Tentu saja, realitas baru yang Yesus bawa ini membuat hati orang-orang Yahudi tergoncang. Selama ini mereka tidak pernah mau berhubungan apalagi bersentuhan dengan orang-orang non-Yahudi. Haram hukumnya! Namun Allah memakai Rasul Petrus untuk memberi kesaksian tentang pimpinan Allah saat ia membaptis seorang nonYahudi dalam diri Kornelius (Kis 10-11). Identitas di dalam Kristus telah menyatukan baik Yahudi maupun non-Yahudi ke dalam satu kongregasi. Inilah yang terjadi dalam komunitas yang disebut Gereja yang berasal dari berbagai latar belakang.Kita semuanya dipanggil untuk masuk ke dalam satu persekutuan di dalam Kristus.Kita “...yang dahulu bukan umat Allah, sekarang telah menjadi umat-Nya; yang dahulu tidak dikasihani, sekarang telah beroleh belas kasihan.” (2 Pet 2:10). Bagaimanapun keragaman manusia-manusia yang disatukan oleh identitas yang sama dalam fellowship ini menggambarkan keragaman karakter dan cara berpikir. Bukan tidak mungkin ketidaksepakatan dan perselisihan mewarnai relasi antara manusia-manusia di dalamnya. NAFIRI MARET 2014

NAFIRI mar2014.indd 31

31

3/22/14 11:29 PM


Namun yang namanya identitas sebagai satu keluarga Allah sifatnya permanen, berbeda dengan persahabatan. Dalam dunia persahabatan, seseorang memilih orang lain sebagai sahabatnya. Suatu saat persahabatan bisa berakhir yaitu ketika salah satu pihak berubah atau karena kedua pihak berubah. Tetapi fellowship gereja sifatnya kekal karena bukan kita yang memilih, tapi Allahlah yang memilihkan bagi kita - saudara-saudara kita. Ada saudara-saudara yang “cukup menyenangkan” tapi tidak sedikit pula saudara-saudara yang “cukup menyebalkan”, yang membuat relasi keluarga menjadi sebuah beban. Tidak heran sesekali terjadi ‘gesekan’ satu dengan yang lain, dan bukan tidak mungkin suatu saat juga terjadi bentrokan. Ketika itu terjadi, masing-masing tidak dapat mengatakan, “Kau bukan saudaraku lagi.” Suka atau tidak suka, mau atau tidak mau, status mereka tetap keluarga kita di dalam Kristus. Dalam hal ini kita diajak melihat identitas keluarga Allah yang dikaruniakan ini sebagai sebuah panggilan untuk bertumbuh. Tidak seorang pun yang sempurna, dan semua masih perlu berproses untuk semakin dewasa sampai masing-masing makin memiliki karakter Kristus dalam hidupnya, sampai akhirnya Kristus sungguh-sungguh “layak” untuk menjadi “...yang sulung di antara banyak saudara.” (Roma 8:29). 2. Fellowship dengan Kristus Sebagai Pusat Kita hidup di era Kopernikus. Tetapi ironisnya, pikiran kita masih hidup di era Ptolemius. Selama ribuan tahun sebelum Kopernikus, manusia berpikir bahwa matahari, bulan, planet-planet dan bintangbintang beredar mengelilingi bumi. Ini adalah sistem tata surya Ptolemius. Bumi menjadi pusat sistem, pusat tata surya. Dalam perkembangannya, dunia Astronomi menyadari bahwa teori tersebut keliru. Bukan bumi pusat sistem, tetapi matahari. Bumi dan bendabenda langit lainnya beredar mengelilingi matahari. Inilah sistem tata surya Kopernikus. Dalam sistem tata surya rohani, Kristus adalah pusat sistem. Tetapi banyak orang hari ini membayangkan bahwa merekalah pusat sistem. Mereka hidup dalam sistem yang berpusatkan diri sendiri 32

MENANAM KASIH DALAM KOMUNITAS KRISTEN YANG MELAYANI

NAFIRI mar2014.indd 32

3/22/14 11:29 PM


dan mencintai diri mereka sendiri, dalam keegosentrisan. Menurut James C. Dobson, filsafat Me First ’aku pertama’ – ini mempunyai kekuatan untuk menghancurkan dunia kita sampai berkeping-keping, entah diterapkan dalam pernikahan, usaha, atau politik-politik internasional 1. Dan filsafat yang berjiwa egosentris itu pada kenyataannya mewujudkan diri dalam tiga pengejaran utama: 1. Ambisi pribadi – “mencari kepentingan sendiri” (Fil 2:3) (Yun. eritheia = ambisi yang berpusat pada diri sendiri, selfish ambition) 2. Harga diri – “mencari … puji-pujian yang sia-sia” (Fil 2:3) 3. Mementingkan diri sendiri – “memperhatikan kepentingannya sendiri” (Fil 2:4).

Gereja tidak dipanggil untuk hidup dalam tiga pengejaran utama di atas, sebaliknya Gereja dipanggil untuk hidup secara Kristosentris ’berpusat pada Kristus’. Itu artinya hidup dengan semangat yang menjadi ’tandingan’ semangat Me First, Joe White menyebutnya sebagai semangat Me Third. ’aku ketiga’. Siapa yang pertama, siapa yang kedua? Allah pertama, orang lain kedua dan aku selalu ketiga. Semangat ini sejalan dengan panggilan untuk sehati sepikir, dalam satu kasih, satu jiwa, satu tujuan (Fil 2:2). Pementingan diri sendiri akan membuahkan perpecahan dan permusuhan. Selama keakuan dan mengutamakan diri sendiri masih menguasai kita, maka kesatuan yang terjadi hanya kesatuan lahiriah. Satu gereja, satu bangku, satu nyanyian, tapi tetap tidak “satu kasih, satu jiwa, satu tujuan”. Ada yang menyebut kesatuan macam ini sebagai kesatuan “Starbucks” Biasanya orang pergi ke cafe seperti Starbucks kalau bukan dengan rekan bisnis, ya untuk menyendiri; satu ruangan, satu gaya hidup, satu merek minuman, tapi masing-masing sibuk dengan agenda masing-masing. Lawannya adalah kesatuan “Warkop” alias kesatuan “Warung kopi.” Biasanya orang pergi ke warung kopi, selain untuk mengopi, juga untuk berbagi hidup. 1. Edythe Draper, Draper’s Book of Quotations for the Christian World (Wheaton: Tyndale, 1992) 555.

NAFIRI MARET 2014

NAFIRI mar2014.indd 33

33

3/22/14 11:29 PM


Satu gereja, satu bangku, satu nyanyian, tapi tetap tidak “satu kasih, satu jiwa, satu tujuan”

Mulai dari pemilik warung sendiri, pengusaha, karyawan, pendeta, sampai tukang becak bisa melebur di warung kopi dalam obrolan panjang lebar tanpa motif apa pun kecuali berbagi hidup.

Penghalang terbesar bagi seorang Kristen untuk mengasihi dan melayani sesamanya secara tulus sebenarnya tidak bersifat eksternal– faktor-faktor dari luar–, seperti keluarga, pekerjaan, lokasi tempat tinggal dan lain sebagainya, tetapi bersifat internal–faktor-faktor dari dalam–, terutama perasaan tinggi hati dan sikap mementingkan diri sendiri. Orang yang tinggi hati takkan pernah siap menomorduakan kepentingannya dan mendahulukan kepentingan orang lain.Karena itu, Rasul Paulus mengajak jemaat di Filipi untuk menanggalkan segala jenis dan bentuk kesombongan di dalam diri mereka, dengan mengenakan kerendahan hati, sehingga mereka bisa saling menghormati dan memperhatikan, mengasihi dan melayani. “Hendaklah kamu sehati sepikir, dalam satu kasih, satu jiwa, satu tujuan, dengan tidak mencari kepentingan diri sendiri atau puji-pujian yang sia-sia. Sebaliknya hendaklah dengan rendah hati yang seorang menganggap yang lain lebih utama daripada dirinya sendiri; dan janganlah tiap-tiap orang hanya memperhatikan kepentingannya sendiri, tetapi kepentingan orang lain juga” (Fil 2: 2-4).

34

MENANAM KASIH DALAM KOMUNITAS KRISTEN YANG MELAYANI

NAFIRI mar2014.indd 34

3/22/14 11:29 PM


Inkarnasi Kristus menyingkapkan sebuah rahasia yang agung tentang isi hati Allah, bukan semangat pemenuhan diri, tapi pengosongan diri. Hasrat untuk memberikan diri sendiri bagi kepentingan orang lain. Allah itu berjiwa besar.KemuliaanNya terletak bukan terutama pada keberadaan-Nya sebagai Allah, tapi pada kerendahan hati-Nya yang menakjubkan. Ia mau mengosongkan diri-Nya, memberikan diri-Nya sendiri bagi kepentingan orang lain. Lebih lanjut Rasul Paulus menasihatkan juga, “Hai saudarasaudaraku yang kekasih, kamu senantiasa taat; karena itu tetaplah kerjakan keselamatanmu dengan takut dan gentar, bukan saja seperti waktu aku masih hadir, tetapi terlebih pula sekarang waktu aku tidak hadir” (Fil 2:12).Mengerjakan keselamatan bukan mengupayakan keselamatan, karena manusia diselamatkan bukan karena amal jasanya, tetapi semata-mata karena kasih karunia Allah.“Mengerjakan keselamatan” berarti mengisi keselamatan dengan ketaatan kepada firman Tuhan.

Itulah dinamika yang terjadi dalam sebuah fellowship yang disebut Gereja. Melalui semua dinamika itu, setiap anggotanya–siapa pun dia–dimampukan untuk ikut ambil bagian menjalankan sebuah misi yang istimewa, Missio Dei–Misi Allah bagi dunia!

“Aku Gereja, kau pun Gereja, kita sama-sama Gereja dan pengikut Yesus di seluruh dunia, kita samasama Gereja Di waktu hari Pentakosta, Roh Kudus turunlah ke dunia; G’reja disuruh-Nya membawa berita Kepada umat manusia.”

*) Penulis adalah lulusan program M. Div. dari Sekolah Tinggi Teologi Bandung (STTB) dan sekarang melayani sebagai Tenaga Kategorial di GKI Ngupasan - Yogyakarta NAFIRI MARET 2014

NAFIRI mar2014.indd 35

35

3/22/14 11:29 PM


/ Arina Palilingan

S

ejak menerima Kristus saat remaja di Los Angeles pada umurnya yang masih belia, Sidney sudah mulai memimpin pujian di gereja lokal tempat ia tinggal di daerah Kalifornia Selatan. Sejak saat itu, Sidney menemukan bakatnya dalam bermusik. Ia pun mengerti sejak itu bahwa panggilan hidupnya adalah mempersembahkan talenta yang Tuhan berikan kepadanya untuk memimpin pujian (worship leading). Pada tahun 1995, Sidney kembali ke tanah air setelah 10 tahun hidup di Amerika. Di Jakarta, langkah Sidney semakin mantap saat ia bergabung bersama persekutuan yang disebut Jakarta Praise Center Youth Ministry (JPCYM). Di situ ia melayani anak muda untuk membawa mereka menikmati pujipujian penyembahan kepadaTuhan yang bersemangat sekaligus intim. Ia pun semakin berkomitmen untuk mempersembahkan talenta dan kecintaannya terhadap musik kepada Tuhan.

36

MENANAM KASIH DALAM KOMUNITAS KRISTEN YANG MELAYANI

NAFIRI mar2014.indd 36

3/22/14 11:29 PM


Sejak kembali dari Amerika, Sidney Mohede aktif terlibat dalam merekam dan memproduksi album-album rohani. Sebagai penulis dan pemusik yang berbakat, Sidney telah menulis lebih dari 200 lagu dan telah memproduksi kurang lebih 35 album sampai saat ini. Kebanyakandari album tersebut ialah hasil kerja keras band Sidney terdahulu Giving My Best (GMB), dan juga albumalbum yang ia rekam bersama tim praise and worship True Worshippers. Semakin Dikenal Dunia Dengan musik-musik pendeknya yang mengangkat dan mudah mengajak audience untuk bersemangat memuji Tuhan, Sidney bukan hanya sosok yang dikenal oleh remaja maupun pemuda. Musiknya telah dinimakti oleh berbagai kalangan dari berbagai negara. Pada tahun 2008, Sidney merupakan salah satu pengarang lagu yang tergabung dalam Insight Unlimited Publishing, dan di tahun 2011 Insight Unlimited Publishing resmi bermitra dengan tiga penerbit musik paling penting di dunia saat ini yaitu EMICMG Publishing (yang mencakup Amerika bagian utara), Brettian Publishing (mencakup semua negara di Afrika), dan KI Publishing (memegang wilayah Australia, New Zealand dan Eropa). Setelah mencapai popularitas di tanah air, tidak heran lagu-lagu yang awalnya hanya mengakar di berbagai gereja lokal di Indonesia, sekarang menjalar kebelahan NAFIRI MARET 2014

NAFIRI mar2014.indd 37

37

3/22/14 11:29 PM


dunia lain. Salah satu lagu Sidney yang dikenal dengan judul “Hosanna (Be Lifted High)”, adalah lagu yang Sidney tulis bersama Israel Houghton untuk album True Worshippers “God is Our Victory” pada tahun 2009. Lagu tersebut sekarang telah dinyanyikan oleh jemaatjemaat di Korea Selatan, India, Australia, Belanda, Amerika Serikat, dan Afrika Selatan. Lagu tersebut juga ada dalam album Israel berjudul Love God. Love People, sebuah album yang berhasil memenangkan Grammy Award 2011 untuk kategori Best Pop/Contemporary Christian Album. Hidup karena Anugerah Pelayanan Sidney di bidang praise and worship memang tidak pernah mengenal lelah. Nikmat berkat yang ia rasakan setiap harinya selalu terpancar dari setiap lirik, setiap nyanyian dan setiap alunan musiknya. Sidney sendiri selalu merasakan anugerah Tuhan yang nyata dalam hidupnya. Sebagai ucapan rasa 38

syukur atas kebaikan Tuhan atas dirinya dan 20 tahun pelayananannya di gereja, Sidney mengadakan konser solonya yang bertajuk “Louder Than Life” di Jakarta pada 20 Mei 2010. Dengan dukungan band gerejanya dan kumpulan musisi berbakat, ia menyanyikan kembali lagulagu terbaiknya dalam sebuah konser besar yang juga direkam menjadi album dengan judul yang sama. Anugerah Tuhan yang besar juga menjadi tema besar album solo terbarunya The Rescue, album bahasa Inggris pertamanya yang menargetkan pasar internasional. Terinspirasi dari quote dari John Stott “Grace is love that cares and stoops and rescues,” Sidney bersaksi lewatlagu-lagu yang ia nyanyikan. “I am a product of grace, I would not be where I am today if it was not for His rescue. I have been rescued by Grace and this album is a reflection of that divine grace in my life,” jelas Sidney. Ia sadar betul akan anugerah dan campur tangan Tuhan semata yang menjadikannya sebagaimana ia sekarang. Nampaknya tidak pernah terbesit di pikirannya untuk berhenti melayani.

MENANAM KASIH DALAM KOMUNITAS KRISTEN YANG MELAYANI

NAFIRI mar2014.indd 38

3/22/14 11:29 PM


Bukan ‘Artis’ Kristen Selama pelayanan dan keaktifannya di dunia musik, Sidney tidak pernah menganggap dirinya sebagai artis apalagi selebriti Kristen. Ia hanya menempatkan dirinya sebagai worship leader, seseorang yang dipakai Tuhan untuk memimpin pujian. Maka dari itu, ia tidak pernah tenggelam dalam am bisi mengembangkan karir demi nama besarnya sendiri. Tujuan hidupnya hanyalah untuk mengembalikan talentanya kepada Tuhan dan menghidupinya dengan penuh gairah. Sidney adalah seseorang yang tidak pernah berhenti untuk menemukan hal-hal baru. Semakin ia menggali hubungannya dengan Tuhan, semakin ia memperluas bakat yang ia tanamkan di berbagai tempat. Pelayanan di gereja lokalnya JPCYM juga menjadikan gereja itu semakin bertumbuh dan dewasa. Setelah beberapa tahun gereja yang menanamkan pentingnya penyembahan dan persekutuan tersebut berganti nama menjadi Jakarta Praise Community Church (JPCC). True Worshippers juga ikut giat dan aktif melayani sebagai tim yang memimpin pujian di gereja tersebut (sekarang ini True Worshippers dipimpin oleh Sidney selaku worship leader sekaligus Creative Director). Selain berkontribusi secara kreatif, Sidney pun melayani sebagai JPCC Youth Pastor pada tahun 2004 hingga 2010. Sekarang ini ia menjabat sebagai Network Pastor JPCC .

Sidney tetap rendah hati walaupun merasa hidupnya dipenuhi oleh kesibukan yang menjadikan ia semakin tenar. Kehidupan Sidney yang sederhana pun senantiasa dihiasi senyum dan tawa ketiga anaknya yang semakin beranjak besar: Ethan, Chelsea dan Charis. Dalam kesehariannya, Sidney selalu setia didampingi oleh istrinya Etha Mohede. Giat dan bersemangat adalah katakata kunci bagi seorang sosok Sidney Mohede. Di usianya yang bisa dibilang telah matang, Sidney tetap berkarya menghasilkan sesuatu yang mulia di mata Tuhan. Setiap tahunnya Sidney seperti sedang menetapkan gol-gol baru yang ia ingin capai. Dan semua itu sematamata hanya ingin ia persembahkan untuk Tuhan. Sebagai anak-anakNya yang telah dibayar mahal dan diselamatkan dari maut, apa yang sudah kita lakukan untuk Tuhan? Mengapa kita seringkali malas melayani padahal Tuhan tidak pernah lelah akan kita? Anugerah kehidupan dari Kristus terlalu besar dan terlalu mahal untuk kita balas, namun Sidney sedang melakukan apa yang menjadi bagiannya, yaitu terus mengasah bakatnya seraya melayani Tuhan. Mari kita terus heran akan kebesaran Tuhan, mengembangkan kemampuan dan talenta yang telah Tuhan karuniakan kepada kita untuk kemuliaan-Nya Sumber: http://www.sidneymohede.com/

NAFIRI MARET 2014

NAFIRI mar2014.indd 39

39

3/22/14 11:29 PM


EVENT NOTES

T

anggal 30 Des – 2 Jan yang lalu aku mengikuti SAAT Youth Camp di Malang dengan tema “Reviving The Body Of Christ”. Aku dan rombongan gereja pergi ke Malang naik kereta. Kami tiba di Malang tanggal 30 pagi. Acara dibuka dengan judul “Reviving The Body Of Christ”. Pada saat itu kami memuji Tuhan, juga ada khotbah singkat. Menariknya di setiap ibadah, praise and worship yang dilakukan itu dikemas dengan model musik yang berbeda-beda. Baik traditional gospel, global, dan lain-lain. Kurang lebih ada 900an peserta dari seluruh Indonesia. Di setiap kegiatan di Camp ini para peseta dibagi ke dalam kelompok yang diberi nama sesuai dengan tempat Paulus pernah mengabarkan injil atau singgah karena sesuai dengan dasar Firman pada Camp yaitu kitab Kisah Para Rasul dan 13

40

Kitab Paulus. rata-rata tiap kelompok anggotanya 25 orang. Acara dilanjutkan dengan KKR 1: “Terminator’s Salvation” yang dibawakan oleh Pdt. Beny Solihin. Di KKR ini kami semua diajak untuk bertobat dari dosa kami sebagai langkah awal baru. Hari kedua, acara dimulai dengan main games yang dibagi dalam pospos. Dibalik games itu ada intisari tersendiri tentang bagaimana kita harus hidup sebagai orang Kristen yang sejati atau kisah-kisah di kitabkitab Paulus. Lalu acara dilanjutkan kembali dengan sesi yang disebut “Kick and Goal” yang dikemas seperti acara Kick Andy dengan 2 pembicara yaitu Pdt. Rahmiati Tanudjaja dan Pdt. Pancha Wiguna. Di acara ini tiap kali pembicara dapat pertanyaaan, mereka menjawab, dan mereka harus menendang bola ke arah gawang. Acara dilanjutkan dengan sesi kedua yaitu “Mata Hari” yang dikemas seperti acara Mata Najwa dengan 3 pembicara yaitu Pdt. Hendra G. Mulya, Bpk. Ishak Sukamto, dan Pdt. Irwan Pranoto yang berperan sebagai Silas. Acara dilanjutkan dengan KKR 2: “Transformed: Renewed From The Fallen” dibawakan oleh Pdt. Hendra. Di KKR ini kami ditantang untuk ‘mati’ secara duniawi agar bisa mendapat

MENANAM KASIH DALAM KOMUNITAS KRISTEN YANG MELAYANI

NAFIRI mar2014.indd 40

3/22/14 11:29 PM


kebahagiaan sejati di dalam Tuhan. Kemudian kami disuruh untuk menulis ‘Letters to God’ yaitu komitmen yang akan kita pegang selama satu tahun kedepan. Lalu kami semua berkumpul di luar untuk merayakan tahun baru bersama. Hari ketiga dimulai dengan kembali bermain games. Selanjutnya, kami semua menonton final Bible Knowledge Competition yang dimenangkan oleh GKY Singapura. Lalu ada KKR 3: “Miraculous Heavenly Commission” yang dibawakan oleh Pdt. Benny. Di KKR ini kita ditantang untuk melayani Tuhan dengan setia, dan menjadi hamba Tuhan. Kurang lebih ada 100an orang yang memiliki komitmen untuk menjadi Hamba Tuhan. Hari terakhir dimulai dengan ibadah dengan judul “Acts 29” yang dibawakan oleh Pdt. Irwan Pranoto. Inti dari ibadah ini adalah mengenai apa yang akan kita lakukan dalam hidup sebagai lanjutan dari kisah di Kisah Para Rasul, seperti langkah lanjut dari komitmen yang sudah dibuat dari KKR sebelumnya. Kemudian acara terakhir yaitu Closing “Reviving Me As The Body Of Christ”. Camp ditutup dengan menyanyikan theme song “Bangkit!” untuk yang terakhir kalinya. Aku merasa sangat terberkati bisa ikut camp ini, bisa ketemu temen-temen baru, pengalaman baru, juga berkat dan penyertaan Tuhan yang luar biasa / Ardya Kristina NAFIRI MARET 2014

NAFIRI mar2014.indd 41

41

3/22/14 11:29 PM


Mengasihi “Kasih itu sabar, murah hati, percaya, tak angkuh dan tak dengki. Kasih itu tak memegahkan diri, kasih kekal dan abadi..”

42

MENANAM KASIH DALAM KOMUNITAS KRISTEN YANG MELAYANI

NAFIRI mar2014.indd 42

3/22/14 11:29 PM


/ Dian Lestari /

S

epenggal lagu ini masih terngiang di kepala saya meskipun sudah terlewat satu dasawarsa. Mungkin karena iramanya mudah diingat dan enak didengar. Akan tetapi, makna dari lirik ini tidaklah sedangkal alasan saya mengingatnya. Harus diakui bahwa mengasihi merupakan hal yang sulit dilakukan. Setiap kita punya karakter yang unik. Seringkali perbedaan karakter membuat kita berselisih dengan orang lain dan merusak hubungan kita dengan mereka.

Saya dilahirkan sebagai anak kedua dari tiga bersaudara. Saya juga adalah anak perempuan satu-satunya. Harus diakui bahwa saya sempat menjadi orang yang menyebalkan pada masa kecil saya. Kakak dan adik saya menjuluki saya “Tuan Putri�, karena semua keinginan saya harus terpenuhi. Saya jarang bertengkar dengan kakak saya. Mungkin karena dia super sabar menghadapi orang seperti saya. Akan tetapi, hubungan saya dengan adik saya tidak seindah hubungan saya dengan kakak saya. Kami sering bertengkar dan pertengkaran tersebut berlangsung cukup lama, dimulai dari SD hingga kuliah. (Well, mungkin masa SMA dapat diabaikan karena kami jarang berbicara pada masa itu.) Apapun dapat menjadi pertengkaran kami. Giliran mandi. Tugas mencuci piring. Pakaian kotor dan hal sepele lainnya. Ketika itu, saya merasa sulit untuk mengerti dan mengasihi adik saya. Apalagi kami sama-sama bertumbuh sebagai remaja dengan ego yang besar. Tidak ada satu pun di antara kami yang mau mengalah. Kami berdua merasa benar atas perkataan dan perbuatan kami. Hal ini membuat kami semakin sulit untuk memperbaiki hubungan. NAFIRI MARET 2014

NAFIRI mar2014.indd 43

43

3/22/14 11:29 PM


Saya merasa malu karena saya adalah pribadi yang sudah dimenangkan Tuhan. Saya berjanji pada Tuhan untuk melakukan apa yang menyenangkanNya. Ironis sekali, saya bahkan tidak bisa mengasihi dan berdamai dengan adik saya. Namun demikian, Tuhan punya rancangan-Nya sendiri atas kami. Ketika adik saya mulai kuliah di luar Jakarta, ia tidak lagi tinggal bersama kami. Pada awalnya, saya menikmati kepergiannya. Rumah terasa damai dan tenang. Sayang sekali, hal ini tidak berlangsung lama. Seiring dengan berjalannya waktu, saya merindukan adik saya. Rumah terasa kosong dan sepi. Hal ini membuat saya menyadari bahwa sesungguhnya saya mengasihi adik saya. Pertengkaran dan perselisihan yang tidak diselesaikan membuat saya marah dan menutupi kasih saya padanya. Seiring dengan bertambahnya usia dan kedewasaan, Tuhan menolong kami untuk perlahanlahan berubah. Jika adik saya pulang, kami akan menghabiskan waktu untuk berbicara dan bercerita akan banyak hal. Inilah awal perbaikan hubungan kami.

44

Perintah Tuhan Yesus untuk mengasihi sesama kita bukanlah perintah yang mudah untuk dikerjakan. Saya bahkan pernah mengalami kesulitan untuk mengasihi saudara kandung saya sendiri. Saya bukan satu-satunya orang yang pernah mengalami kesulitan ini. Tidaklah heran apabila kita seringkali mengalami perselisihan dengan orang lain, baik dengan keluarga, teman, atau bahkan orang yang tidak kita kenal. Ditambah dengan perbedaan karakter dan latar belakang, perselisihan menjadi sulit dihindari. Akan tetapi, kita dapat memilih bagaimana kita bersikap pada saat kita dihadapkan dalam situasi demikian. Akankah kita marah dan melabrak orang yang mengganggu kita? Akankah kita diam dan tidak ambil pusing? Akankah kita mencoba untuk memahami situasi orang tersebut dan menolongnya? Inilah yang harusnya membedakan kita dengan orang lain. Perintah Tuhan jelas berkata bahwa kita harus mengasihi sesama kita seperti kita mengasihi diri kita sendiri (Matius 22:39). Jika kita mengasihi Tuhan dengan sungguh-sungguh, maka kita pun dapat mengasihi orang lain.

MENANAM KASIH DALAM KOMUNITAS KRISTEN YANG MELAYANI

NAFIRI mar2014.indd 44

3/22/14 11:29 PM


Namun demikian, hal ini bukan berarti bahwa kita dapat dengan sendirinya mengasihi orang lain. Tidaklah benar bahwa jika terjadi pertengkaran, maka pertengkaran tersebut akan selesai dengan sendirinya. Untuk mengasihi orang lain, kita perlu terlebih dahulu menyadari betapa Tuhan mengasihi kita, makhluk yang tidak sempurna. Dengan demikian, kita dapat menyadari bahwa sesama kita manusia juga merupakan makhluk yang tidak sempurna. Oleh karena itu, dengan kasih Tuhan, kita juga belajar untuk mengasihi mereka dan mengupayakan perdamaian dengan mereka.

Tuhan, Jadikanlah aku pembawa damai, Bila terjadi kebencian, jadikanlah aku pembawa cinta kasih, Bila terjadi penghinaan, jadikanlah aku pembawa pengampunan, Bila terjadi perselisihan, jadikanlah aku pembawa kerukunan, Bila terjadi kebimbangan, jadikanlah aku pembawa kepastian, Bila terjadi kesesatan, jadikanlah aku pembawa kebenaran, Bila terjadi kesedihan, jadikanlah aku sumber kegembiraan, Bila terjadi kegelapan, jadikanlah aku pembawa terang, Tuhan semoga aku ingin menghibur daripada dihibur, memahami daripada dipahami, mencintai daripada dicintai, sebab dengan memberi aku menerima, dengan mengampuni aku diampuni, dengan mati suci aku bangkit lagi, untuk hidup selama-lamanya. Amin. (Doa Santo Fransiskus dari Asisi)

*) Penulis adalah seorang guru NAFIRI MARET 2014

NAFIRI mar2014.indd 45

45

3/22/14 11:29 PM


BASUKI TJAHAYA PURNAMA 46

MENANAM KASIH DALAM KOMUNITAS KRISTEN YANG MELAYANI

NAFIRI mar2014.indd 46

3/22/14 11:29 PM


Menguji

Karakter Seseorang, Berikan Kekuasaan / Titus Jonathan /

W

akil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaya Purnama atau yang populer disapa ‘Ahok’ adalah salah seorang pejabat di Indonesia yang bisa kita kategorikan sebagai ‘barang langka’. Bagaimana tidak, pejabat di Indonesia umumnya membawa gaya yang ‘itu-itu saja’ dan tidak menarik. Kata ‘itu-itu saja’ merujuk kepada sebuah situasi yang membosankan karena tidak ada hal baru yang ditawarkan para pejabat untuk membikin terobosan. Sebagian besar pejabat kenyataannya masih bekerja dengan cara ‘business as usual’ padahal banyak hal critical yang menunggu untuk diselesaikan. NAFIRI MARET 2014

NAFIRI mar2014.indd 47

47

3/22/14 11:29 PM


Selain cara kerjanya ‘business as usual’, yang dikerjakan pejabat kebanyakan adalah korupsi. Kita terhenyak menyaksikan Ketua Mahkamah Konstitusi ditangkap KPK. Di persidangan kita makin dibikin geleng-geleng kepala melihat percakapannya lewat sms dengan para penyuapnya ketika ia mengatur siapa yang akan dimenangkan dalam pilkada (pemilihan kepala daerah). Sungguh menjijikkan. Sebelumnya kita juga menyaksikan kasus yang tidak kalah heboh menyangkut dugaan korupsi salah satu petinggi Polri terkait simulator SIM, Ketua Partai Politik yang tersangkut kasus impor daging sapi, Kepala SKK Migas yang diduga menerima suap dari Kernel Oil, seorang Gubernur yang konon dandanannya bernilai 1 Milyar padahal rakyatnya ‘kere’ dan adiknya yang mengatur dan menguasai proyek-proyek pemerintah daerah, dan masih panjang deretan kasus lain jika mau disebut satu persatu. Yang paling membikin amarah publik adalah trend korupsi yang menggunakan uang korupsinya untuk mengoleksi barang mewah dan mobil mewah, dan belakangan berita menjadi semakin sedap karena terungkap affair mereka dengan selebritis, atau kawin lagi (poligami) dengan perempuan yang pantasnya menjadi anaknya. Maka tak heran jika ruang publik kita sekarang penuh dengan sumpah serapah, melihat kenyataan bahwa uang hasil korupsi yang berjumlah milyaran itu dipergunakan untuk berfoya-foya sedangkan rakyat yang mereka pimpin masih tidur beratap langit, makan sekali sehari, sakit tapi tak mampu berobat dan anak mereka tak bisa sekolah. Betapa kejamnya perbuatan para koruptor tersebut. Dan saking ‘kemaruk’nya mereka akan uang maka mereka sendiri kebingungan uangnya mau dipakai untuk apa, sampaisampai apa yang mereka beli adalah barang-barang yang kelewat batas. Seorang sopir taksi yang saya tumpangi bilang bahwa mereka bukan manusia. Tetapi, selalu ada perkecualian. Tidak semua pejabat bermoral rendah seperti itu. Ada banyak contoh pejabat Indonesia yang waras dan mau bekerja untuk rakyat, sebab jika tidak, sudah pasti Indonesia akan tenggelam. 48

MENANAM KASIH DALAM KOMUNITAS KRISTEN YANG MELAYANI

NAFIRI mar2014.indd 48

3/22/14 11:29 PM


Memang benar masih ada pejabat yang bersih, tetapi jika pejabat yang bersih ini menggunakan gaya kerja ‘business as usual’ maka persoalan tak pernah bisa selesai. Kita berharap bukan cuma pejabat bersih, tetapi pejabat yang juga berani bertindak, melawan arus bahkan mengambil risiko. Mengapa? karena Negara kita saat ini sedang berada di dalam ambulan menuju UGD. Kita sudah terlanjur kecewa. Sudah terlalu lama rakyat memberi cap bahwa pejabat pasti korup. Kita khawatir orang-orang yang pada awalnya dipandang sebagai orang bersih pun di kemudian hari juga tertangkap korupsi. Tetapi masuknya Ahok ke belantara politik Indonesia menghembuskan angin segar. Ahok ingin dikenal bukan sebagai orang yang larut dalam sistem itu, tetapi sebaliknya. “Saya ingin membuktikan, anggapan orang-orang bahwa pejabat pasti korup, pejabat tidak pernah bekerja benar-benar untuk rakyat. Itu salah. Stigma itu mau saya lawan, boleh diuji,” ujarnya. Pernyataan Ahok ini berani dan tegas, tetapi bikin kita sebagai orang Kristen miris. Kita ‘ketir-ketir’ karena Ahok juga manusia. Sebagai manusia ia bisa terpeleset. Kita miris karena kalau sampai Ahok ‘jatuh’

NAFIRI MARET 2014

NAFIRI mar2014.indd 49

49

3/22/14 11:29 PM


maka habislah harapan orang Kristen. Mengapa? Karena Ahok adalah etalase orang Kristen. Ahok seolah ‘barang pajangan’ yang dipamerkan kepada publik dan kita berdiri di luar kaca etalase sedang menonton. Ahok tak boleh cacat karena sekali trust itu cedera maka tidak akan balik lagi. Itulah kejamnya publik. Bagi publik, seorang public figure tidak boleh ada celanya. Maka Ahok saat ini telah menjadi ‘media darling’ yang setiap geraknya selalu membuat para pemburu berita memburunya. Tentu tidak semua pemburu berita itu ingin benar-benar meliput kegiatannya, karena pasti ada yang secara langsung atau tidak langsung mempunyai motivasi untuk ‘menjepret’ kekurangannya dan menunggu saat ia terpeleset. Karir Ahok di panggung politik termasuk fantastis karena ia adalah orang Tionghoa dan Kristen pula. Sebelum terpilih sebagai orang nomor 2 di DKI Jakarta mendampingi Jokowi, Ahok dipercaya oleh rakyat Belitung Timur untuk menjadi pemimpin mereka sebagai Bupati. Hal ini merupakan fenomena menarik, karena rakyat kita - paling tidak rakyat Belitung Timur yang 93% adalah Muslim – lebih melihat Ahok sebagai pemimpin yang jujur dan bekerja untuk rakyat daripada Ahok sebagai seorang keturunan Tionghoa dan Kristen. Kita harus memberikan apresiasi kepada komunitas masyarakat yang seperti ini, yang berpikiran jauh lebih maju, egaliter dan menjunjung tinggi nilai-nilai toleransi. Keberhasilan Ahok menembus Jakarta menambah keyakinan kita bahwa beberapa tahun belakangan ini tengah terjadi pergeseran pemahaman masyarakat kita dalam menilai figur pemimpin. Bisa jadi hal ini merupakan replika dari apa yang terjadi di Amerika Serikat ketika Barack Obama – keturunan kulit hitam - terpilih sebagai Presiden. Lalu apa yang mendorong Ahok untuk terjun ke dunia politik? Bukankah politik di Indonesia hawanya begitu pengap dan berbau? Apakah tidak dikatakan bahwa Ahok ‘cari perkara’? Tidakkah ia tahu bagaimana orang-orang garis keras yang suka bersuara keras itu tidak menginginkan ada pemimpin Kristen? Mengapa ia tidak menjalankan bisnis saja seperti orang Tionghoa pada umumnya di negeri ini? Agaknya Ahok sudah kepalang. Ia sudah 50

MENANAM KASIH DALAM KOMUNITAS KRISTEN YANG MELAYANI

NAFIRI mar2014.indd 50

3/22/14 11:29 PM


berjalan maju dan tak pernah berniat mundur. Ia harus ‘do something’ untuk memetik kemenangan, walaupun satu-dua kali ia harus berjibaku.

“You may have to fight a battle more than once to win it,” kata Margareth Thatcher

Untuk mengetahui pemikirannya, kali ini NAFIRI tidak melakukan wawancara dengan Ahok secara langsung mengingat waktu beliau yang sangat padat, sehingga kali ini kami menyajikan wawancara ‘imajiner’ dengan Ahok berdasarkan liputan media baik media cetak maupun elektronik juga media sosial. Semua jawaban Ahok disini adalah original berdasarkan yang diberitakan oleh media. Berikut ini kutipannya: Nafiri (NF): Apa yang mendorong Bapak terjun ke dunia politik di Indonesia ? Basuki Tjahaya Purnama/Ahok (BP): Pada awalnya saya juga merasa takut dan ragu-ragu mengingat saya seorang keturunan Tionghoa yang biasanya hanya berdagang. Tetapi setelah saya terus bergumul dengan Firman Tuhan, saya menemukan Firman Tuhan yang berbicara tentang justice (keadilan). NF: Mengapa justice ? BP: Ketika papa saya masih belum percaya Tuhan, beliau pernah mengatakan, “Kita enggak mampu bantu orang miskin yang begitu banyak. Kalau satu milyar kita bagikan kepada orang miskin akhirnya akan habis juga.” Setelah sering membaca Firman Tuhan, saya mulai mengerti bahwa charity berbeda dengan justice. Charity itu seperti orang Samaria yang baik hati, ia menolong orang yang dianiaya. Sedangkan justice, kita menjamin orang di sepanjang jalan dari Yerusalem ke Yerikho tidak ada lagi yang dirampok dan dianiaya. Hal ini yang memicu saya untuk memasuki dunia politik. Hal lain, saya frustrasi melihat kesewenang-wenangan para pejabat. Saya pernah jadi pengusaha di tahun 1995 dan mengalami sendiri pahitnya berhadapan dengan politik dan birokrasi yang korup. Pabrik saya ditutup karena saya melawan kesewenang-wenangan pejabat. Saya sempat berpikir untuk hijrah dari Indonesia ke luar negeri, tetapi keinginan itu ditolak oleh ayah saya yang mengatakan bahwa NAFIRI MARET 2014

NAFIRI mar2014.indd 51

51

3/22/14 11:29 PM


suatu hari nanti rakyat akan memilih saya untuk memperjuangkan nasib mereka. NF: Bapak saat ini adalah seorang pemimpin politik. Apa hal paling sulit manjadi pemimpin politik ? BP: Sebagai pemimpin politik, yang paling sulit adalah berpolitik bukan dengan merusak rakyat, tetapi dengan mengajar mereka. Maka saya tidak pernah membawa makanan, beras atau uang kepada rakyat. Tetapi saya selalu mengajarkan kepada rakyat untuk memilih pemimpin: yang pertama, bersih yang bisa membuktikan hartanya dari mana. Yang kedua, yang berani membuktikan secara transparan semua anggaran yang dia kelola. Dan yang ketiga, harus profesional, yaitu menjadi pelayan masyarakat yang bisa dihubungi oleh masyarakat dan mau mendengar aspirasi masyarakat. NF: Tetapi kenyataannya tidak banyak orang seperti itu mengisi panggung politik kita. Apa komentar Bapak ? BP: Perubahan di Indonesia bergantung pada apakah individu-individu idealis berani masuk ke politik dan ketika di dalam system yang bobrok berani mempertahankan integritasnya. Bagi saya, di alam demokrasi, yang baik dan yang jahat memiliki peluang yang sama untuk merebut kepemimpinan politik. Jika individu-individu idealis tidak berani masuk, tidak aneh kalau sampai hari ini politik dan birokrasi Indonesia masih sangat korup. NF: Bapak sangat concern dengan anggaran ya ? Sebagai Wakil Gubernur Bapak dikenal suka main potong anggaran. BP: Saya mempunyai pengalaman sebagai pengusaha dan juga anggota DPRD yang mengerti betul sistem keuangan dan budaya birokrasi yang ada. Waktu jadi Bupati dulu, dalam waktu singkat saya melaksanakan pelayanan kesehatan gratis, sekolah gratis sampai tingkat SMA, pengaspalan jalan sampai ke pelosok-pelosok daerah, dan perbaikan pelayanan publik lainya. Prinsipnya sederhana: jika kepala lurus, bawahan tidak berani tidak lurus. Saya potong semua biaya pembangunan yang melibatkan kontraktor sampai 20 persen. Dengan demikian saya punya banyak kelebihan anggaran untuk memperbaiki kesejahteraan masyarakat. NF: Apa yang mendorong Bapak melakukan terobosan soal transparansi? BP: Itu sudah saya lakukan sejak saya di DPR. Saya menciptakan standard baru bagi anggota-anggota DPR lain dalam anti-korupsi, transparansi dan profesionalisme. Semua kegiatan ada laporan aktivitas kerjanya baik dalam proses pembahasan undang-undang maupun dalam berbagai kunjungan kerja. Saya selalu transparan 52

MENANAM KASIH DALAM KOMUNITAS KRISTEN YANG MELAYANI

NAFIRI mar2014.indd 52

3/22/14 11:29 PM


terkait dengan gaji yang saya terima dan segala macam keuangan di DPR yang saya ketahui. Semua laporan bisa diakses melalui website. Sebagai Wakil Gubernur pun setiap rapat ada dokumentasinya dan kami upload ke YouTube agar masyarakat tahu dan mengerti. NF: Apakah Bapak melihat mulai terbukanya kesempatan bagi kaum minoritas untuk masuk ke panggung politik ? BP: Benar. Anak muda terutama yang berasal dari kaum minoritas tak perlu lagi segan terjun ke dunia politik. Lihat saja pembangunan Masjid Istiqlal, Jakarta Pusat. Jika masyarakat masih menggunakan pemikiran lama, sang arsitek Ahok yang lahir di Belitung Timur 29 Juni 1966 dinobatkan oleh Majalah TEMPO di tahun 2006 sebagai salah satu dari 10 tokoh yang mengubah Indonesia. Di tahun 2007 ia dinobatkan sebagai Tokoh Anti Korupsi dari penyelenggara negara oleh Gerakan Tiga Pilar Kemitraan yang terdiri dari KADIN, Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara, dan Masyarakat Transparansi Indonesia. Prinsip berpolitik Ahok adalah berpolitik atas dasar nilai pelayanan, ketulusan, kejujuran, dan pengorbanan, bukan politik instan yang sarat pencitraan. Ahok lulus sebagai Insinyur Geologi tahun 1989 dari Universitas Trisakti Jakarta dan Magister Management dari Sekolah Tinggi Manajemen Prasetya Mulya beberapa tahun sesudah beliau bekerja. Suami dari Veronica dan ayah dari 3 anak ini sejak menjadi Wakil Gubernur DKI Jakarta dikenal sangat disiplin terutama terkait dengan anggaran pemerintah daerah. Banyak staf di bawahnya tidak berkutik ketika Ahok mencecar secara detail soal anggaran dan tak segan-segan ia pun menggunting anggaran yang menurutnya adalah pemborosan dan menghamburhamburkan uang Negara.

NAFIRI MARET 2014

NAFIRI mar2014.indd 53

53

3/22/14 11:29 PM


Frederich Silaban yang merupakan seorang Kristen, akan langsung didiskualifikasi dari daftar calon arsitek Masjid Istiqlal. Ternyata, dengan keahliannya, ia mampu membangun Masjid Istiqlal yang menjadi kebanggaan warga (Muslim) Indonesia. Panggung politik tersedia bagi setiap individu tanpa batasan ras, suku, maupun agama. Yang penting teruji karakternya, seperti teori Abraham Lincoln. Jika ingin menguji karakter seseorang, berikan kekuasaan, apakah ditakdirkan untuk menjadi besar atau bubar. NF: Banyak orang mengatakan gaya komunikasi Bapak perlu diubah agar lebih santun. BP: Sekarang saya sudah berhenti marah-marah kok. Saya belajar juga, enggak ada gunanya sih ngomong sama orang enggak benar. Namun saya tak akan mengendorkan sikap tegas terhadap berbagai penyimpangan yang terjadi di DKI. Sikap saya yang suka marah-marah itu muncul sejak masuk ke dunia politik, karena saya menemui banyak penyimpangan tanpa ada yang memperbaikinya. NF: Mengapa Bapak suka berpindah-pindah partai politik ? BP: Ini pertanyaan yang paling sering muncul dan jadi serangan lawan politik saya maupun orang yang belum mengenal saya. Bagi lawan politik saya, mereka sudah tidak bisa menyerang saya dari sisi integritas dan korupsi, maka inilah yang sering digunakan untuk menjatuhkan saya. Tidak masalah. NF: Ada kesan Bapak adalah seorang opportunis. BP: Tuduhan saya sebagai politisi oportunis menurut saya salah alamat. Secara logis kalau tujuan pegang jabatan adalah untuk mengeruk uang sebanyakbanyaknya dan menikmati hidup, lebih enak jadi bupati dulu 10 tahun, kemudian baru jadi gubernur 10 tahun, dan DPR/DPD 10 tahun, jadi pas pensiunnya. Buat saya seorang manusia perlu punya ambisi untuk bisa sukses. Pertanyaannya, apakah ambisi itu untuk kebaikan orang atau kepentingan sendiri. NF: Sebenarnya apa yang dibutuhkan oleh rakyat saat ini ? BP: Menurut saya, yang dibutuhkan masyarakat bukan uang semata, beras, pengobatan gratis atau apapun, yang mereka butuhkan selalu adalah pejabat yang bisa diakses langsung setiap mereka ada kebutuhan darurat atau mereka mengalami penindasan. Pemimpin perlu membuktikan kepada masyarakat bahwa kita berbeda dan bersedia jadi pelayan. 54

MENANAM KASIH DALAM KOMUNITAS KRISTEN YANG MELAYANI

NAFIRI mar2014.indd 54

3/22/14 11:29 PM


NF: Bapak sering ‘nyerempet-nyerempet’ berkomentar soal-soal sensitif agama. Tidak takut ? BP: Soal himbauan Mendagri agar pemerintah diminta kerja-sama dengan FPI, saya bingung saja, bagaimana pemerintah kerjasama dengan ormas yang tidak terdaftar? Apabila harus bekerja sama, Pemprov DKI hanya akan mau bekerja sama dengan ormas yang resmi dan sudah memiliki izin. Kami akan bekerja sama dengan ormas mana pun, asal tidak anarkis dan menaati konstitusi bukanlah konstituen. Soal pernyataan saya mengenai penghapusan kolom agama pada KTP, saya tidak menyudutkan siapapun, saya hanya membandingkan dengan negara Malaysia. Di Malaysia hanya agama Islam yang tercantum dalam KTP, sementara non Islam tidak dicantumkan, sehingga hanya Hukum Syari’at yang berlaku bagi KTP yang mencantumkan kolom agama Islam, sementara agama lain diterapkan hukuman sesuai hukum positif yang berlaku. Jadi yang menuntut diberlakukan

Ahok yang setiap pagi bangun jam 04.30 selalu berusaha untuk bisa membaca Alkitab setiap hari. Di tengah jadwalnya yang sangat padat, beliau selalu menyempatkan untuk berolah-raga sebentar sebelum berangkat ke kantor. Kedisiplinan untuk datang ke kantor jam 07.30 mau tidak mau mempengaruhi stafnya untuk mengikuti irama kerjanya. Ketika beliau terpilih bersama Jokowi sebagai pasangan Gubernur – Wakil Gubernur DKI Jakarta, beberapa ormas Islam mempermasalahkannya karena sebagai Wagub Ahok akan menjabat 12 tugas ex officio yang akan berhubungan langsung dengan agama Islam. “Ahok tidak boleh mendekati Masjid. Bukan najis secara fisik, tetapi najis secara hati. Jadi bagaimana mungkin Wagub DKI yang nonmuslim jadi penasihat masjid,” kata Ketua Dewan Syuro DPD DKI FPI, Habib Shahab Anggawi, di depan gedung DPRD DKI. Dan ormas tersebut menawarkan solusi, yakni Ahok tidak menjabat Wagub DKI atau Ahok bersedia masuk Islam. NAFIRI MARET 2014

NAFIRI mar2014.indd 55

55

3/22/14 11:29 PM


syariah Islam, ya lakukan dong seperti di Malaysia dengan syariah. Yang melakukan korupsi, sesuai KTP anda harus dihukum pancung misalnya. Soal legalisasi lokalisasi pelacuran di Jakarta, saya tidak menghina Muhammadiyah. Mereka memang tidak setuju dengan ide saya itu karena seolah melegalkan pelacuran. Saya hanya mengatakan, “Jangan munafik, emang tidak ada prostitusi di Jakarta?” Saya juga tidak menyinggung siapapun bahwa mengurus Negara tidak perlu membawa-bawa agama. Kita mengurus negara yang majemuk, pakai agama enggak bisa dong, sesama agama saja berantem. Sejarah membuktikan, sesama agama saja ribut. Iman seseorang haruslah dibuktikan melalui perbuatan nyata, tak hanya melalui perkataan semata. Jadi harus dibedakan antara persoalan agama dengan memimpin negara. Saya terus terang menganut prinsip yang membedakan antara agama dan negara. Tapi saya bersikap dan bertindak sesuai dengan nilai dan norma agama saya, itu penting.

Ahok yang spontan dengan kata-kata yang sering diucapkannya, sering membuat miris yang mendengarnya termasuk keluarganya. Pada banyak kesempatan ketika beliau berurusan dengan warga Jakarta, ketegasannya sikapnya sering membuat telinga memerah dan menimbulkan gejolak protes. Beruntung di rumah Ahok mempunyai istri yang selalu mendukung. “Penegakan peraturan pasti akan ada serangan dari pihak yang tidak suka. Bapak sudah biasa dengan hal seperti ini,” kata Veronica Tan, istrinya. Setelah berkomentar keras pada sejumlah persoalan, kerap anggota keluarganya menanyakan sikapnya. Ahok menjelaskan latar belakang sikapnya disertai dengan argumen yang jelas. “Saya selalu menjelaskan sikap saya. Semua keluarga paham, hanya memang

56

MENANAM KASIH DALAM KOMUNITAS KRISTEN YANG MELAYANI

NAFIRI mar2014.indd 56

3/22/14 11:29 PM


anak-anak kadang khawatir, tetapi itu tidak masalah,” katanya. Dalam setiap keputusan dan beban beratnya mengemban tanggungjawab, betapa pentingnya peran seorang istri. “Saya dukung saja. Apalagi yang dilakukan benar dan terbaik, untuk melayani rakyat. Jadi saya mendukung penuh,” kata Veronica. Pagi hari saat akhir pekan, menurut Vero, menjadi waktu yang paling tepat untuk berbagi dengan suami bersama ketiga anaknya, Nicholas Sean (14), Natania (11), dan Daud (6). Selebihnya, Ahok kerap pulang larut malam saat anak-anaknya sudah terlelap tidur. Meski demikian, Vero mengaku, kondisi itu tidak menghalanginya untuk terus berkomunikasi dengan suami. “Kalau malam tidak sempat, ya paginya pas sarapan atau bangun tidur. Dia orang yang sangat terbuka kok,” katanya. Di sisi lain, Vero juga tidak melupakan perannya sebagai ibu dengan tiga orang anaknya. Ia pula yang selalu menyiapkan sarapan, mengantarnya ke sekolah, hingga mengajarinya les sejumlah mata pelajaran, biola, dan piano.

Menjadi minoritas adalah kenyataan yang harus diterima. Kita tidak perlu mengeluh karena kita berjumlah sedikit, karena yang terpenting adalah bagaimana kita menjalankan panggilan kita untuk membuat kehidupan ini menjadi lebih baik

Almost always,

the creative dedicated minority

has made the world better (Martin Luther King, Jr.)

Sumber tulisan: www.kompas.com, www.detik.com, www.tribunews.com, www.facebook.com, www.okezone.com, www.youtube.com www.ahok.org NAFIRI MARET 2014

NAFIRI mar2014.indd 57

57

3/22/14 11:29 PM


?

REFLEKSI

Dimanakah Kasih dalam

Komunitas Kristen

58

MENANAM KASIH DALAM KOMUNITAS KRISTEN YANG MELAYANI

NAFIRI mar2014.indd 58

3/22/14 11:29 PM


/ Erwin Tenggono /

Komunitas adalah sekelompok orang yang hidup bersama, dan secara umum mempunyai beberapa kesamaan karakter, sifat dan perilaku. Kebersamaan ini menghasilkan kesamaan dalam pola pikir, sikap dan pandangan serta perilaku dalam hidup (terjemahan bebas Oxford dictionary).

D

e n g a n mengacu pada definisi di atas, apakah kita dapat berkata bahwa kita hidup bersama dalam suatu komunitas, komunitas Kristen ataupun secara spesifik Komunitas Gereja Kristus Yesus BSD? Begitu juga pada minggu lalu, pada perayaan HUT Komisi Remaja yang ke-17, saya menyampaikan pesan bahwa selain mencari satu sekolah yang baik, adalah penting anak-anak untuk tetap mencari komunitas Kristen di kala anak anak remaja memutuskan untuk kuliah jauh dari orangtua dan gereja kita saat ini. Betapa pentingnya hidup dalam komunitas Kristen yang mencerminkan kasih persaudaraan, mulai saling mengenal hingga saling membantu. NAFIRI MARET 2014

NAFIRI mar2014.indd 59

59

3/22/14 11:29 PM


Mengalami Kasih Persaudaraan, adalah tema besar gereja kita di tahun 2014 ini. Tema yang harusnya dapat segera diwujudkan, karena kita hidup dalam satu komunitas Kristen GKY BSD. Namun, di kala beberapa rekan mulai menyusun suatu program GKP (Gerakan Kasih Persaudaraan), timbul suatu keraguan karena mulai melihat respon dari jemaat dan sesama rekan pelayanan. Ada kekuatiran bahwa tema ini akan hanya menjadi suatu “tema semata�. Keseriusan untuk membuat program dilakukan dengan baik, dan himbauan serta upaya untuk mengajak lebih banyak rekan terlibat pelayanan mulai disampaikan, baik di komisi, dan di persekutuan CGF (Caring Group Fellowship). Mengapa kita perlu mengajak dan mengkampanyekan gerakan kasih persaudaraan? Jawabannya adalah agar kita bisa mengalami suatu kasih persaudaraan dalam komunitas kita. Bukankah Kasih adalah ciri khas kita sebagai orang Kristen? Mengapa kita harus mengajak orang terlibat dalam gerakan ini? Mengapa kita harus mengingatkan untuk menegur dan menyapa? Dan tentunya banyak hal lagi yang harus kita lakukan. Jika demikian adanya, apakah kita sudah hidup dalam satu komunitas Kristen? Saya mengutip beberapa pernyataan yang telah saya dengar dan bahkan pernah terjadi dalam diri saya selama saya bergereja dalam komunitas kita, antara lain: Saya Saya tidak ada beban pelayanan di sini, saya lebih nyaman terlibat pelayanan di luar, kan sama aja? Jangan cuma omong aja, mesti ada kasih, buktikan dulu dong. Kita aja dicuekin, sikap dia tidak menunjukkan adanya kasih

60

NAFIRI mar2014.indd 60

sudah banyak teman kok di komisi, kami sudah saling mengerti. Kami pikir cukup, tidak perlulah ikut CGF lagi. Cari yang lain aja

Saya tidak suka dengan dia, gayanya dan caranya membuat kesal di hati. Orangnya sombong, mentangmentang majelis. Padahal kita juga yang memilih, jadi salah milih dong

Saya sudah lama berjemaat di gereja ini, tetapi tidak ada yang membesuk dan memperdulikan saya

Hamba Tuhan kita kurang perduli dengan kita-kita yang kurang mampu

3/22/14 11:29 PM


Mungkin pernyataan di atas terkesan provokatif bahkan kedengaran tidak nyaman, tetapi inilah kenyataan yang kita hadapi selama berada dalam komunitas Kristen, bahkan kadang kala pun terjadi dalam diri saya . Apakah kita bisa mewujudkan kasih persaudaraan di dalam komunitas kita, apabila pertanyaan dan pernyataan di atas masih ada dalam diri kita? Jawabannya adalah akan sangat sulit. Saya sendiri dikala menuliskan tulisan ini terus merefleksikan dan bergumul dalam doa. Semua pernyataan di awal, adalah tuntutan yang kita harapkan untuk menyenangkan dan mewujudkan apa yang menyenangkan diri kita. Pdt Rahmiati pernah memakai istilah UUS (Ujung Ujungnya Saya) atau UUT (Ujung Ujungnya Tuhan) . Di kala kita merefeksikan diri kita dalam mencari makna kasih persaudaraan dalam komunitas kita biarlah kedua firman Tuhan ini terus mengingatkan kita

Barang siapa tidak mengasihi, ia tidak “ mengenal Allah, sebab Allah adalah kasih� 1 Yoh 4:8

Allah adalah Kasih, saat kita begitu sulit untuk menyatakan kasih dan berfokus pada Tuhan Allah kita biarlah kita terus mencari tahu, bagaimana hubungan kita dengan Allah saat ini. Saya adalah orang yang mudah marah, mudah meledak. Setiap saat di kala saya mulai marah dengan anak dan istri, saya akan berkata pada diri saya bahwa hubungan saya dengan Allah pasti ada masalah. Karena Allah adalah Kasih. Dan kasih‌. Kasih itu sabar; kasih itu murah hati; ia tidak cemburu. Ia tidak memegahkan diri dan tidak sombong. Ia tidak melakukan yang tidak sopan dan tidak mencari keuntungan diri sendiri. Ia tidak pemarah dan tidak menyimpan kesalahan orang lain. Ia tidak bersukacita karena ketidakadilan, tetapi karena kebenaran. Ia menutupi segala sesuatu, percaya segala sesuatu, mengharapkan segala sesuatu, sabar menanggung segala sesuatu. Kasih tidak berkesudahan; nubuat akan berakhir; bahasa roh akan berhenti; pengetahuan akan lenyap. (1 Korintus 13 : 4 - 8) NAFIRI MARET 2014

NAFIRI mar2014.indd 61

61

3/22/14 11:29 PM


Pencarian akan Allah adalah suatu cara terindah untuk memahami makna kasih sesungguhnya. Saya percaya, apa pun karakter kita, siapa pun diri kita, bagaimana jeleknya sifat kita, di kala kita merendahkan hati dan mencari hadirat Bapa. Kita akan diubahkan oleh Bapa melalui firman, komunitas, gereja, kejadian-kejadian dalam hidup kita dan lainnya yang dapat Allah Bapa pakai. Firman Tuhan di dalam 1 Yohanes 4:10, Inilah kasih itu: Bukan kita yang telah mengasihi Allah, tetapi Allah yang telah mengasihi kita dan yang telah mengutus Anak-Nya sebagai pendamaian bagi dosa-dosa kita. Kita diingatkan dan ditegaskan kembali, bahwa kasih bermula dari Allah, kasih adalah memberi. Dimana Allah telah memberi anaknya Yesus Kristus untuk menebus kita, sebagai wujud kasih Bapa kepada kita. • Siapakah kita ini, yang harus menuntut orang lain terlebih dahulu mengasihi kita. • Siapakah diri kita, yang berani menentukan siapa yang kita anggap layak kita kasihi dan tidak kita kasihi. Bukankah setiap nyawa berharga di mata Tuhan? • Siapakah kita ini, yang berani membatasi lingkungan pelayanan kita untuk membatasi pekerjaan Allah dalam menyatakan kasih-Nya melalui kebersamaan kita dalam komunitas • Siapakah kita ini, yang berani membuat suatu standar ataupun parameter, majelis mana ataupun hamba Tuhan mana ataupun pelayan dan jemaat mana yang lebih mengasihi dan layak dikasihi

62

MENANAM KASIH DALAM KOMUNITAS KRISTEN YANG MELAYANI

NAFIRI mar2014.indd 62

3/22/14 11:29 PM


Allah adalah Kasih, dan Allah yang terlebih dahulu mengasihi kita dengan memberikan Anak-Nya untuk menebus kita. Biarlah kita semua terus diingatkan, bahwa dikala kita memikirkan bagaimana kita menjalani semua perjalanan dan kebersamaan dalam komunitas kita, kita memilih UUT (Ujung Ujungnya Tuhan) bukanlah UUS (Ujung Ujungnya Saya). Alangkah Indahnya dikala kita membayangkan Bapa berkata kepada kita…: ”(nama kita disebut)…, karena kamu telah menyucikan dirimu oleh ketaatan kepada kebenaran, sehingga kamu dapat mengamalkan kasih persaudaraan yang tulus ikhlas, hendaklah kamu bersungguh-sungguh saling mengasihi dengan segenap hatimu (1 Petrus 1 : 22).” Marilah kita bersama-sama memulai satu langkah kecil dalam setiap diri kita, mulai menyapa, mulai ikut dalam kelompok CGF atau terlibat dalam pertemuan komisi untuk berbagi kasih dan merasakan gerakan kasih persaudaraan di komunitas kita GKY BSD dapat terwujud dan terus diperkuat, sehingga kita semua benar dapat berkata bahwa kita adalah satu komunitas Kristen yang memuliakan Allah. Tuhan memberkati dan menyertai kita dan GKY BSD. Giat Kerja bagi Yesus, Bertumbuh, Setia dan Dinamis

NAFIRI MARET 2014

NAFIRI mar2014.indd 63

63

3/22/14 11:29 PM


LIPUTAN

KHUSUS

KEBAKTIAN BERBAHASA MANDARIN

Menjangkau Jiwa dengan Pendekatan BUDAYA dan BAHASA 64

MENANAM KASIH DALAM KOMUNITAS KRISTEN YANG MELAYANI

NAFIRI mar2014.indd 64

3/22/14 11:29 PM


Bila Anda datang ke GKY BSD beberapatahun yang lalu, mungkin Anda akan merasa sedikit heran mengapa GKY BSD belum memiliki Kebaktian Mandarin (kebaktian berbahasa Mandarin). Mungkin juga tidak banyak yang tahu bahwa saat ini GKY BSD memliki kebaktian umum berbahasa Mandarin seperti halnya GKY di tempat lain. Kebaktian Umum Mandarin telah menjadi suatu cirikhas GKY di dalam penyelenggaraan kebaktian dengan tujuan menjangkau kelompok masyarakat keturunan Tionghoa.

/ Humprey /

NAFIRI MARET 2014

NAFIRI mar2014.indd 65

65

3/22/14 11:29 PM


S

ekitar tiga tahun yang lalu, Majelis GKY BSD menyatakan kerinduannya untuk menyelenggarakan kebaktian umum berbahasa Mandarin. Ide ini muncul karena beberapa jemaat GKY BSD menggunakan bahasa Mandarin sebagai bahasa komunikasi mereka. Kita tahu bahwa penginjilan yang dilakukan dengan pendekatan budaya tentu akan sangat efektif dalam menjangkau jiwa. Namun, hal ini tentu memiliki kendala tersendiri, ketika kenyataannya sangat sulit untuk mencari penerjemah Bahasa Mandarin yang baik. Namun, semangat untuk menyelenggarakan kebaktian umum berbahasa Mandarin ini tidak pupus begitu saja. Tuhan bekerja mewujudkan rencana ini dan di dalam kehendak-Nya, Tuhan mengizinkan Kevin Kowinto untuk melayani di kebaktian berbahasa Mandarin bersama dengan beberapa rekan yang lain. Beliau bersama-sama dengan beberapa rekan antara lain Markus Chandra, Selono Seger, Yenny Sofian, Jusuf Effendi, Yunus Chandra dan GI. Chandra Arifin, dengan setia melayani di kebaktian berbahasa Mandarin hingga saat ini. Masa kepengurusan sampai saat ini telah masuk ke tahun yang ketiga (pada bulan Juli 2014). Kevin Kowinto sendiri lahir dan besar dalam komunitas berbahasa Mandarin dan Hokkian yang kental, di Pematang Siantar, 44 tahun yang lalu. Hidup dan pelayanannya sejak kecil di Gereja Kristen Kalam Kudus Pematang Siantar telah melatihnya menjadi seorang pelayan dengan talenta yang diberikan Tuhan.

“Semua ini adalah anugerah Tuhan, walaupun saya tidak dapat membaca han zi, namun di mimbar, Tuhan yang memampukan saya untuk menerjemahkan kalimat demi kalimat yang saya dengar,� kata Kevin Kowinto. Ya, hanya dengan anugerah dan pertolongan Tuhan, kita dapat melayani DIA. Kevin Kowinto 66

MENANAM KASIH DALAM KOMUNITAS KRISTEN YANG MELAYANI

NAFIRI mar2014.indd 66

3/22/14 11:29 PM


Hadirnya kebaktian berbahasa Mandarin di lingkungan GKY BSD membawa dampak positif bagi jemaat. Pada masa ini, di wilayah Tangerang Selatan, khususnya di BSD, mulai dipadati oleh penduduk baik dari Jakarta maupun luar pulau. Banyaknya pekerja asing yang berdomisili di sekitar BSD, khususnya para expatriate guru yang mengajar di sekolah-sekolah internasional di sekitar Tangerang Selatan, tidak memiliki tempat ibadah yang mengakomodir kesulitan berbahasa mereka. Ditambah lagi, adanya hampir 10% jemaat GKY BSD menggunakan bahasa Mandarin sebagai bahasa komunikasi sehari-hari. Namun, perjalanan pelayanan ini tentu memiliki tantangan yang harus dihadapi. Tantangan yang muncul tidak hanya sebatas sulitnya mencari penerjemah Bahasa Mandarin, namun juga dibatasi oleh sempitnya ruangan. Pada awalnya, ruangan di lantai 1 dirasa cukup untuk memuat sejumlah jemaat yang akan beribadah. Namun, saat ini, jemaat yang rutin beribadah di kebaktian berbahasa Mandarin telah mencapai 40-50 orang, bahkan mencapai 60-70 orang saat ada pelayanan paduan suara. Alhasil, tempat yang dulu masih lega, tampaknya sudah tidak nyaman lagi. Belum lagi tantangan dalam mencari pengkhotbah yang mampu berbahasa Mandarin.

NAFIRI MARET 2014

NAFIRI mar2014.indd 67

67

3/22/14 11:29 PM


Secara rutin, para hamba Tuhan yang melayani dalam Bahasa Mandarin diundang dari STTB, Bandung. Para mahasiswa teologia Warga Negara Cina yang menjalani praktek pelayanan mereka kerap diundang untuk menyampaikan khotbah dalam bahasa Mandarin dan diterjemahkan dalam bahasa Indonesia. Kebutuhan akan hamba Tuhan yang dapat berbahasa Mandarin tetap menjadi pokok doa yang selalu dipanjatkan. Mereka tetap berharap semakin banyak hamba Tuhan yang dapat melayani di bidang ini sehingga kebaktian berbahasa Mandarin ini tidak selalu dibawakan oleh para mahasiswa asing yang sedang menjalankan praktek pelayanan mereka. Majelis GKY BSD terus berupaya untuk menjangkau lebih banyak jemaat untuk mengenal dan beribadah di kebaktian berbahasa Mandarin. Strategi ini dilakukan dengan memulai penggabungan kebaktian umum kedua yang berbahasa Indonesia dengan kebaktian umum berbahasa Mandarin setiap minggu kedua mulai tahun 2014. Pada kesempatan ini, diharapkan dapat mengundang para pengkhotbah yang berbahasa Mandarin. Para aktivis yang melayani di kebaktian berbahasa Mandarin juga rindu agar dibuka kelas belajar bahasa Mandarin. Saat ini telah dilaksanakan kelas Pendalaman Alkitab (PA) dalam bahasa Mandarin yang dilaksanakan pada hari Sabtu dan dipimpin oleh para mahasiswa praktek dari STTB Bandung, namun masih dirasakan banyak kendala dan perlu terus dipikirkan lagi. Lalu, bagaimana menurut pendapat jemaat Kebaktian Mandarin sendiri? Bunaidhi, yang tahun ini berumur 73 tahun, beserta dengan istrinya adalah beberapa jemaat yang sangat aktif dan setia hadir di Kebaktian Mandarin. Apakah saat pertama kali Bunaidhi langsung hadir begitu mendengar ada Kebaktian Mandarin? Ternyata tidak, beliau justru datang awalnya karena adanya PA tersebut. Mengapa beliau senang dengan adanya PA? Di dalam PA ini beliau bisa mempelajari Alkitab dengan lebih mendalam, dan bisa lebih banyak bertanya, dan suasananya pun lebih fleksibel dibandingkan saat Kebaktian Mandarin.

68

MENANAM KASIH DALAM KOMUNITAS KRISTEN YANG MELAYANI

NAFIRI mar2014.indd 68

3/22/14 11:29 PM


Bunaidhi menyadari bahwa Alkitab tidak boleh ditafsirkan sembarangan, dan untuk itu perlu ada yang membimbing. Oleh karena itu selain dari membaca Alkitab bersama istrinya setiap hari, mereka berdua pun tidak mau melewatkan kesempatan mengikuti PA tersebut setiap Sabtu pagi. Sungguh bersyukur, mahasiswa praktek yang melayani pun sangat antusias dalam mengajar. Dengan heran pada suatu kali ia bertanya, kesempatan belajar bahasa Mandarin ini gratis, mengapa jarang yang berminat ya? Selain itu, mengapa Bunaidhi senang datang ke Kebaktian Mandarin? Selain karena dahulu ia merupakan generasi yang masih memiliki kesempatan belajar di sekolah Mandarin, ia suka karena ada harapan bahasa Mandarin bisa berkembang lagi, dalam hal ini di GKY BSD. Meskipun ia mengerti bahasa Indonesia, namun ia lebih memahami bahasa Mandarin. Ia mencontohkan saat orang berkata “kita kan sama”, justru ia bingung apanya yang sama? Setelah mendengar bahasa Mandarinnya, ia baru mengerti ternyata “zai zhu li mian”, yang artinya di dalam Tuhan (maksudnya kita sama di dalam Tuhan). Ia pun menyayangkan kurangnya generasi muda di Kebaktian Mandarin dan berharap gereja lebih memperhatikan hal ini. Seperti kata pepatah, yin shui shi yan ‘minum air harus tahu sumbernya’, beliau berharap generasi muda pun ingat asal-usul tanah leluhurnya. Bunaidhi

Dalam kebaktian umum berbahasa Mandarin semua liturgi dilakukan dalam dua bahasa, bahasa Mandarin diterjemahkan ke bahasa Indonesia atau bahasa Indonesia diterjemahkan bahasa Mandarin, baik puji-pujian maupun khotbah. Jadi, jangan takut untuk hadir pada kebaktian berbahasa Mandarin, karena yang tidak dapat berbahasa Mandarin pun juga akan mengerti. Sampai jumpa pada kebaktian berbahasa Mandarin… Kami tunggu lho…

NAFIRI MARET 2014

NAFIRI mar2014.indd 69

69

3/22/14 11:29 PM


EVENT NOTES

”STILL” adalah acara doa semalaman yang diadakan pada tanggal 13-14 Januari yang lalu. Sekitar 700 pemuda berkumpul di GKY Mangga Besar dari jam 10 malam dan berdoa bersama sampai 6 pagi. ari GKY BSD sendiri ada hampir 30 remaja dan pemuda yang mengikuti acara ini. Setiba di sana kami check-in terlebih dahulu dan setelah itu dibagi dalam kelompokkelompok yang disebut “Circle” di aula bawah. Setelah itu kami mulai mengikuti sesi yang pertama, kemudian doa berkelompok dan dilanjutkan dengan sesi ke-2. Sesi ke-3 dibawakan oleh Pdt. Hendra G. Mulia. Pada sesi ini, kami dijelaskan bahwa yang dibutuhkan oleh seluruh pemuda pada zaman ini adalah awakening dan bukan revival. Kita tidak perlu mengalami semangat kebangkitan (revival) secara terus menerus yang kemudian akan hilang begitu saja setelah beberapa waktu. Namun, yang dibutuhkan adalah mengalami kesadaran (awakening) bahwa kita membutuhkan persekutuan bersama Tuhan di dalam hidup kita. Dari sesi inilah saya merasa bahwa kita seharusnya memiliki hubungan yang intim dengan Tuhan. Setelah sesi ini, kami diajak untuk berdoa bersama dan merenungkan berbagai hal di dalam hidup kami. 70

MENANAM KASIH DALAM KOMUNITAS KRISTEN YANG MELAYANI

NAFIRI mar2014.indd 70

3/22/14 11:29 PM


Pada pukul 4 subuh, kami berkumpul di lapangan untuk berlanjut ke sesi terakhir. 2 jam kemudian kami pun menyelesaikan acara tersebut dan kembali ke gereja masingmasing. Dari acara ini saya mendapatkan banyak hal penting, dan menyadari betapa pentingnya kita berdoa setiap hari dan betapa Tuhan selalu mengasihi kita. Saya yakin Tuhan mau kita bersekutu dengan-Nya setiap hari dan mendoakan saudara dan sesama kita / Steven Bradley NAFIRI MARET 2014

NAFIRI mar2014.indd 71

71

3/22/14 11:29 PM


72

MENANAM KASIH DALAM KOMUNITAS KRISTEN YANG MELAYANI

NAFIRI mar2014.indd 72

3/22/14 11:29 PM


“Piye kabare? Kok suwe ora mampir?� (Bagaimana kabarnya? Kok lama tidak mampir?). Mbah Mul yang usianya sudah sekitar 75 tahun menyapa seorang tamunya dengan ramah. Mereka pun terlibat perbincangan akrab sebelum akhirnya sang tamu memperoleh pesanannya: tiga bungkus nasi pecel. / Hendro Suwito /

M

b a h M u l memang penjual pecel di kota Salatiga di Jawa Tengah. Warung kecilnya tersembunyi di balik gedung yang dulunya dikenal sebagai bioskop Ria. Pecel buatan Mbah Mul mungkin belum tentu yang paling enak di Salatiga. Tetapi, rasa pecel buatan Mbah Mul memang mantap. Bumbunya gurih, asin-manisnya pas, sayur-mayurnya segar dan bersih, dan juga komplit karena dijajakan juga tempe bacem, dadar jagung, ayam goreng Kalasan, opor ayam, usus goreng, krupuk, dan banyak lagi makanan kecil pendamping lainnya. Tinggal pilih mana yang paling cocok. Beliau sudah berjualan pecel sejak 1970-an. Ini berarti sudah sekitar empat dekade. Dan kekuatan Mbah Mul bukan hanya pada enaknya makanan yang dijual, tetapi juga pada keramahan yang pas, tulus, dan tak dibuat-buat. Tak heran pelanggannya bukan hanya pegawai, mahasiswa, dan berbagai kalangan masyarakat Salatiga, tetapi juga para pendatang yang ingin kembali lagi karena sebelumnya pernah merasakan nikmatnya pecel dan keakraban Mbah Mul. NAFIRI MARET 2014

NAFIRI mar2014.indd 73

73

3/22/14 11:29 PM


“Ayamnya mau disuwiri?� Dan para pelanggan tidak ragu agar ayamnya dibantu disuwiri (dagingnya dilepas-lepaskan dari tulangnya) oleh jari-jemari Mbah Mul karena yakin akan kebersihan Mbah Mul. Menikmati pecel plus ayam goreng Kalasan pun jadi lebih mudah. Itu sebabnya, warung Mbah Mul selalu ramai sejak buka di pagi hari. Para pelanggan terus gemelur berdatangan, baik yang makan di tempat atau dibawa pulang. Beberapa bulan lalu, putri Mbah Mul bersama putranya, mulai membuka cabang di Jalan Monginsidi sebagai upaya untuk memberi kesempatan berkembang bagi generasi penerus. Tentunya dengan menjual pecel dengan brand name Mbah Mul.

Andreas, murid Yesus yang paling awal, tak banyak dikisahkan dalam Alkitab. Dia tidak flamboyan seperti Petrus. Tetapi, menurut kajian Pak Yohanes Adrie, Andreas adalah seorang yang sangat setia pada panggilannya. Dia yang membawa Petrus kepada Yesus dan Petrus akhirnya berkembang menjadi tokoh yang luar biasa. Pada KKR pertamanya saja ada 3.000 orang yang memutuskan menjadi mengikut Yesus. Andreas juga yang membawa anak kecil yang mempunyai lima roti dan dua ikan kepada Yesus sehingga paling tidak ada 5.000 orang lapar yang dikenyangkan. Dia juga yang menghantar orang asing yang dianggap kafir kepada Yesus untuk mendapat pencerahan.

Tidak Flamboyan Saya tiba-tiba teringat kembali dengan pengalaman makan di warung Mbah Mul ketika mendengar kotbah Pendeta Yohanes Adrie Hartopo, Ketua Program Pascasarjana STTAA, di GKY BSD tanggal 16 Februari 2014. Khotbahnya membahas tentang Andreas, saudara Rasul Petrus.

74

MENANAM KASIH DALAM KOMUNITAS KRISTEN YANG MELAYANI

NAFIRI mar2014.indd 74

3/22/14 11:29 PM


Yah, Andreas hanyalah sekedar ‘orang biasa’ yang mencoba terus setia menjalankan panggilannya. Dan melalui kesetiaannya untuk melakukan hal-hal yang tampaknya demikian biasa, telah terjadi dampak yang demikian luar biasa. Sekitar dua tahun lalu, saya menulis di ‘Nafiri’ tentang Cik Pek, guru Sekolah Minggu saya pada tahun 1968-1969 di Surabaya. Cik Pek yang masih remaja benar-benar mempesona kami semua dengan kisah-kisah yang demikian menarik dan gaya bercerita yang sangat hidup. Pertumbuhan pengenalan saya dan teman-teman akan kasih Kristus tak bisa dilepaskan dari peran Cik Pek yang luar biasa. Dia benar-benar menjalankan perannya sebagai guru Sekolah Minggu secara prima. Setelah saya menulis kisah itu, saya mencoba menelusuri di mana Cik Pek berada. Setelah bertanya ke sana kemari, akhirnya saya menemukan Cik Pek. Beliau, yang usianya sekarang sudah 60 tahun lebih, adalah seorang dokter dan juga bersuami seorang dokter. Keluarga mereka tinggal di kota Bojonegoro, di Jawa Timur. Saya sangat prihatin ketika mendengar bahwa Cik Pek harus memakai kursi roda dan penglihatannya juga agak terganggu.

Tetapi, yang membuat saya takjub adalah Cik Pek masih setia melayani sebagai guru Sekolah Minggu. Jika dihitung sejak akhir 1960-an dulu berarti Cik Pek telah menjalankan panggilannya selama 40 tahun lebih! Benar-benar luar biasa! Saya pun mengirimkan ‘Nafiri’ kepada Cik Pek. Dia sangat bersyukur menerima ‘Nafiri’, kata Cik Pek, tulisan khusus itu sangat membantu mengobarkan semangatnya lagi sebagai guru sekolah Minggu yang sempat agak redup. Beberapa hari kemudian, keluarga kami pun mendapat kiriman paket ledre pisang asal Padangan, oleh-oleh khas Kabupaten Bojonegoro. Paling Terkenal Kita selalu terpesona oleh tokohtokoh besar yang bisa memenangkan jiwa hingga ribuan orang setiap tahun atau bahkan tiap bulan. Tetapi, banyak tokoh besar justru dipertemukan dengan Tuhan oleh orang-orang NAFIRI MARET 2014

NAFIRI mar2014.indd 75

75

3/22/14 11:29 PM


D.L. Moody biasa, sama seperti Petrus dipertemukan dengan Yesus oleh Andreas. Salah satu contoh lain adalah Billy Graham. Pak Yohanes Adrie mengungkapkan bahwa setelah ditelusuri hingga beberapa generasi sebelumnya, ternyata Billy Graham -- salah satu tokoh Kristen paling terkenal pada 50 tahun terakhir -ternyata adalah buah dari pelayanan seorang biasa saja yang mau memberitakan kasih Kristus kepada D.L. Moody, yang saat itu bekerja sebagai karyawan toko sepatu.

Anda merasa hanya orang biasa saja? Pelayanan Anda nyaris tidak pernah dilirik dan dihargai oleh orang lain karena Anda selalu ada di ‘belakang layar’? Jangan tawar hati. Tuhan tidak pernah melupakan hambahambaNya yang setia menjalankan panggilan-Nya, sesederhana apa pun bentuknya. Terus setia melayani…. Terus bersukacita atas kesempatan yang diberikan oleh Tuhan. Ah, sudah rindu jalan-jalan ke Salatiga lagi. Mau jalan-jalan masuk gang kecil dekat ujung Jalan Sukowati untuk menikmati pecel dan keramahan Mbah Mul lagi. Pripun kabare Mbah Mul?

D.L. Moody akhirnya menjadi salah satu tokoh besar dalam pemberitaan kasih Kristus. Dan salah satu ‘cucu rohani’ D.L. Moody inilah yang akhirnya membawa Billy Graham kepada Kristus.

76

MENANAM KASIH DALAM KOMUNITAS KRISTEN YANG MELAYANI

NAFIRI mar2014.indd 76

3/22/14 11:29 PM


NAFIRI MARET 2014

NAFIRI mar2014.indd 77

77

3/22/14 11:29 PM


KESAKSIAN Po Seng Hoei dan Yani

Tuhan Mendidik Kami untuk Mempercayai-Nya

78

MENANAM KASIH DALAM KOMUNITAS KRISTEN YANG MELAYANI

NAFIRI mar2014.indd 78

3/22/14 11:29 PM


“…aku berjanji untuk setia kepadamu dalam suka maupun duka, dalam sehat maupun sakit…” adalah cuplikan janji nikah yang mudah untuk diucapkan para pasangan pengantin yang lagi dimabuk cinta. Namun bagi Po Seng Hoei, yang akrab dipanggil Afie, dan Yani, istrinya, pembuktian janji nikah itu menjadi semakin teruji ketika Tuhan mengijinkan Afie mengalami gagal ginjal, dan Yani dengan setia memikul penderitaan bersama setiap hari.

/ Elasa Noviani /

“V

o n i s gagal ginjal tersebut justru terjadi di saat kami sudah tidak memperpanjang polis asuransi karena ekonomi keluarga sedang terpuruk saat itu,” kata Yani. Lima rumah mereka terpaksa dijual satu persatu, untuk menutupi hutang dan untuk membiayai kuliah anak-anak mereka. “Namun, Tuhan berbicara indah, sebab Dia ingin menyatakan kemuliaan-Nya,” tegas Yani merangkumkan segala peristiwa yang diijinkan Tuhan terjadi dalam bahtera hidup keluarga mereka. NAFIRI MARET 2014

NAFIRI mar2014.indd 79

79

3/22/14 11:29 PM


“Dulu kalau kita mau pergi jalan-jalan dan anak-anak ngga mau ikut karena mau pergi ke gereja, saya marah, sampai saya pukulin,” kata Yani. Bahkan

Keras Kepala Bersyukur bahwa ujian berat itu tidak terjadi di masa-masa awal pernikahan mereka. Yani mengakui bahwa dirinya yang ‘lama’ adalah orang yang sangat keras kepala. Dia mempunyai motivasi yang sangat duniawi ketika memilih Afie sebagai pasangannya. Butuh waktu 13 tahun bagi Afie untuk mendoakan istrinya sebelum akhirnya Yani menyerah dan percaya kepada Kristus. Afie tidak pernah memaksakan pertobatan Yani, sebab dia percaya bahwa akan datang waktunya, bahwa Tuhan sendirilah yang akan melembutkan hati Yani. Malahan anak-anak mereka sudah terlebih dahulu menjadi percaya dan rajin berbakti kepada Tuhan di gereja.

80

kalau sedang menghadapi masalah, dia berkali-kali menantang Afie supaya berdoa dan membuktikan kalau memang Tuhan Yesus lebih berkuasa dari pada ilahilah yang dia sembah saat itu. Dalam anugerah yang besar, Tuhan tetap bersedia meladeni tantangan Yani melalui keajaiban demi keajaiban yang dia alami. Sampai akhirnya hati Yani mejadi gelisah dan secara bertahap dia bersedia untuk menjadi orang Kristen dan belajar mengenal Tuhan yang benar. Yani pun semakin bertumbuh dan haus akan firman Tuhan. “Semakin banyak baca Alkitab ternyata semakin asyik,” katanya. Sosok Yani yang kita kenal saat ini adalah seorang laoshi Sekolah Minggu yang sangat ramah dan sudah lebih dari 15 tahun setia melayani di GKY BSD, sedangkan Afie sebelum sakit sempat melayani sebagai pengantar-jemput para anggota Kaleb (Komunitas lansia GKY) yang akan kebaktian di gereja. Pernikahan mereka saat ini sudah memasuki usia yang ke-32 tahun, dan dikaruniai tiga orang anak.

MENANAM KASIH DALAM KOMUNITAS KRISTEN YANG MELAYANI

NAFIRI mar2014.indd 80

3/22/14 11:29 PM


Berdamai dengan Gagal Ginjal Bulan Mei 2012, Afie divonis oleh dokter mengalami gagal ginjal, dan disuruh untuk cuci darah. Awalnya Afie berobat hanya karena cegukan yang tidak berhenti-henti selama dua hari. Beberapa hari sebelum cegukan, Afie rutin minum jus belimbing untuk menurunkan tekanan darahnya. Tetapi betapa terkejutnya mereka, sebab hasil tes darah dan rontgent-nya menunjukkan bahwa kedua ginjal Afie sudah mengecil dan fungsinya tinggal 10%. “Mendengar kata “cuci darah”, hati kami ciut dan spontan menjadi sangat kuatir membayangkan biaya yang akan dibutuhkan,” cerita Yani. Karena kurang percaya dengan apa yang didengar dan merasa tidak ada gejala layaknya orang sakit ginjal, Afie dan Yani berkonsultasi ke dokter lain untuk mencari second opinion. Atas permintaan Afie, dokter tersebut setuju untuk menunda proses cuci darah, dan memberi obat terlebih dahulu untuk menguji keadaan ginjalnya.

Beberapa hari berselang, ketika Yani sedang tidak di rumah, Afie sendirian menemui temannya, pak Suwandi dan istrinya, yang berkunjung ke rumah mereka. Namun sewaktu mereka sedang berbincang-bincang, tiba-tiba Afie kejang-kejang, sedangkan kepalanya miring ke samping, bola mata terbalik dan mulutnya berbusa. Dia pun tidak sadarkan diri, dan segera dilarikan ke rumah sakit. Semula Yani mengira Afie terkena stroke, namun hasil tes darah menunjukkan bahwa ureum dan kreatininnya tinggi sekali. Dan ketika akan dilakukan pengetesan darah ulang, ternyata darah Afie sudah sangat kental seperti jelly. “Kedatangan Pak Suwandi dan Bu Ester malam itu adalah keajaiban dari Tuhan, sebab mereka jarang berkunjung ke rumah kami,” kata Yani, selain itu dukungan dari gembala dan beberapa saudara seiman pun sangat menguatkan Yani dan anakanak. Saat itu dokter di rumah sakit memperkirakan harapan hidup bagi Afie sudah sangat tipis, bahkan denyut jantungnya pun sempat menghilang. Ketika Afie sadarkan diri keesokan harinya, tubuhnya penuh dengan alat. Dalam keadaan koma, dia hanya mendengar anak-anaknya terus memanggil-manggil namanya.

Afie sedang cuci darah NAFIRI MARET 2014

NAFIRI mar2014.indd 81

81

3/22/14 11:29 PM


“

... saya percaya bahwa Tuhan tidak akan meninggalkan kami dan bahwa pencobaan yang kami hadapi tidak akan melebihi kekuatan kami.�

Bersyukur setelah itu keadaannya pun berangsur-angsur membaik. Melalui peristiwa ini, Ibu Gembala – GI Eliyani mengingatkan bahwa karena Tuhan sudah berkenan memberi Afie kesempatan hidup untuk yang kedua kalinya, dia harus bersungguhsungguh mempersembahkan hidupnya bagi kemuliaan nama-Nya. Setelah kejadian itu Afie harus menjalani proses cuci darah tiga kali seminggu, dan berat badannya pun menyusut hampir sebanyak 30 kg karena harus menjaga makanan dan minuman untuk mengurangi kerja ginjal. Biaya yang diperlukan untuk sekali cuci darah mencapai 1.3 juta, yaitu Rp900.000,- untuk cuci darah saja, ditambah biaya rumah sakit, obat-obatan, dan lain-lain. Selain dari dukungan anak, banyak saudara seiman yang mendukung mereka dalam pengadaan dana yang mereka perlukan. Tidak mudah bagi Afie dan Yani untuk menerima bantuan dari orang lain, apalagi sebelumnya mereka pernah hidup sangat berkelimpahan ketika Afie masih bekerja sebagai manager. Mereka berprinsip untuk tidak meminta ataupun berhutang kepada siapa pun, kecuali meminta hanya kepada Tuhan. Mereka Ketiga anak Afie & Yani

82

MENANAM KASIH DALAM KOMUNITAS KRISTEN YANG MELAYANI

NAFIRI mar2014.indd 82

3/22/14 11:29 PM


mengalami bahwa kesetiaan Tuhan tidak terbatas, sehingga mereka mampu melewati semuanya itu. “Saat memikirkan biaya yang diperlukan, saya memang bingung, tetapi saya tenang, sebab saya percaya bahwa Tuhan tidak akan meninggalkan kami dan bahwa pencobaan yang kami hadapi tidak akan melebihi kekuatan kami,” kata Yani. Dia mengaku bersyukur bahwa firman Tuhan yang diajarkan kepada anak-anak Sekolah Minggu selalu menguatkannya. Krisis Datang tetapi Segera Hilang Ketika beberapa bulan berlalu dan bantuan yang datang mulai berkurang, mereka mengalami masa-masa krisis, sebab saat itu baru satu anak yang dapat menolong mereka secara keuangan. Jadi mereka berdoa terus dan bertanya kepada Tuhan bagaimana menghadapi krisis tersebut, sebab proses cuci darah tidak mungkin dihentikan. Tuhan memberi hikmat supaya Yani dan anak-anak mencari tempat cuci darah yang lebih murah. Dan oleh kemurahan Tuhan, mereka menemukan sebuah rumah sakit yang cukup murah dan bersih, bahkan menyediakan fasilitas cuci darah gratis bagi masyarakat yangmemiliki KTP Tangerang Kota.

“Saya ingat, kami berdua menangis di tempat parkir saking sukacitanya, karena melihat jalan keluar yang tidak pernah kami bayangkan sebelumnya,” kata Yani. Namun untuk mendapatkan KTP Tangerang Kota ini menjadi pergumulan tersendiri bagi mereka, sebab mereka menginginkan jalan yang lurus. Jadi mereka mendoakan lagi dan menetapkan agar Tuhan sendiri yang mengantarkan orang ke pintu rumah mereka untuk mendapatkan jalan keluar. “Kami tidak ingin mendukakan hati Tuhan, kalau memang ini adalah jalan dari Tuhan, pasti Dia akan tunjukkan caranya mendapatkan KTP tersebut,” kata Yani menyatakan keyakinannya. Tak lama kemudian Tuhan menghantarkan seorang kerabat yang mempunyai rumah kosong di Tangerang. Afie dan Yani diperkenankan untuk memakai fasilitas rumah mereka termasuk membuat KTP dengan alamat tersebut.Jadi mereka resmi melepaskan KTP mereka di BSD dan mengalihkannya ke Tangerang. Walaupun secara fisik mereka lebih banyak tinggal di BSD, namun mereka memang sering datang mengunjungi dan menginap di rumah pinjaman tersebut. Mereka juga sangat bersyukur karena Tuhan mempertemukan mereka dengan seorang perawat yang sangat NAFIRI MARET 2014

NAFIRI mar2014.indd 83

83

3/22/14 11:29 PM


tulus dan proactive di Rumah Sakit tersebut, sehingga berkali-kali mereka meneriakkan pujian dan kekaguman kepada Tuhan karena campur tanganNya yang indah. Krisis demi krisis selalu dapat dilewati. Selain menjalani proses cuci darah secara rutin, Afie juga harus menjaga minuman yang masuk ke tubuhnya. Maksimal dia hanya boleh minum air sebanyak sejumlah air kencingnya, ditambah 500 cc setiap hari. Karena dia termasuk orang yang sangat suka minum air dan minuman bersoda sejak masa mudanya, maka takaran minum itu menjadi kesulitan tersendiri bagi dia. Suatu saat, ketika dia tidak berdisiplin, penyakitnya bertambah parah, bahkan sampai merambat ke paru-paru. Paru-parunya berair, sehingga dia sangat susah untuk bernafas, dan harus disedot serta dirawat selama beberapa minggu di rumah sakit. Sepanjang tahun lalu Afie juga mengalami beberapa kali keluar masuk rumah sakit yang menelan biaya yang sangat besar.Dia mengalami melena (feses bercampur darah), diare dan herpes berturut-turut karena kondisi ginjalnya yang sudah tidak sempurna ini. Sampai-sampai Yani berpikir untuk tidak lagi menceritakan keadaan Afie kepada orang lain, 84

sebab dia malu karena berkali-kali merasa telah merepotkan orang yang membesuk Afie. Namun bersyukur karena semua saudara-saudara di gereja memperhatikan keluarga mereka dengan penuh kasih dan dalam ketulusan. Pasrah dalam Kelemahan, Bersyukur dalam Kepasrahan Berkali-kali orang memperkirakan bahwa hidup Afie tidak akan lama lagi, bahkan ada masa-masa dimana Yani sendiri merasa sudah pasrah karena tidak mampu menanggung biayanya dan tidak tahan melihat Afie kesakitan, sehingga dia berpikir untuk merelakan suaminya apabila memang sudah waktunya bagi Tuhan untuk memanggilnya. “Awalnya saya masih berdoa agar Tuhan memberi kesempatan bagi Afie agar tetap hidup sampai semua anak kami menikah, tetapi kadang kala saya sampai pada titik pasrah, dan tidak mengharapkan lagi terjadinya kesembuhan,� cerita Yani. Namun ketiga anaknya selalu menguatkan dia. Yani ingat suatu kali ketika dia lemah, Amel, salah satu anaknya mengingatkan: “Mama, mereka semua yang memvonis berapa lama papa hidup, mereka itu bukanlah Tuhan, jadi mama harus tetap percaya,�

MENANAM KASIH DALAM KOMUNITAS KRISTEN YANG MELAYANI

NAFIRI mar2014.indd 84

3/22/14 11:29 PM


katanya. Yani sangat terharu ketika Amel menyatakan tekadnya: “Aku lebih rela seumur hidupku membiayai rumah sakit bagi papa daripada aku menyesal.” Saat ini ketiga anaknya sudah bekerja, dan bahkan mereka mendapat berkat kedudukan yang semakin penting di tempat kerjanya, sehingga dapat membantu keuangan keluarga dengan semakin baik. Ketika ditanya apakah mereka tidak mempertimbangkan untuk transplantasi ginjal, keluarga ini sepakat untuk tidak akan membeli ginjal karena alasan kemanusiaan. Ketiga anaknya memilih untuk menyediakan diri dan merelakan ginjal mereka bagi sang ayah daripada harus mengorbankan orang lain yang mungkin menjual ginjalnya karena membutuhkan uang.

Bersyukur kondisi kesehatan Afie sudah sangat membaik. Afie sendiri selalu meyakini bahwa bagi Tuhan tidak ada sesuatu pun yang mustahil. Afie percaya Tuhan mampu untuk menyembuhkannya, tetapi sekiranya tidak, dia akan tetap bersyukur dan percaya kepada Tuhan. Afie percaya bahwa saat ini Tuhan sedang mendidik mereka dan ketika Dia mengijinkan hal ini terjadi, Dia pasti juga memberikan jalan keluar, seperti yang sudah mereka alami berkali-kali selama ini

“Tuhan ingin agar kita memercayai-Nya

– bahwa Ia sanggup melakukan mujizat di waktu yang sesuai bagi-Nya… (tetapi) mujizat tidak pernah menjadi tujuan akhir; mujizat selalu menjadi sarana untuk mengarahkan kita dan untuk meraih sesuatu yang lebih besar… Tuhan memanggill kita untuk mengejar Dia, bukan mengejar perbuatan yang bisa Dia lakukan.…” (Francis Chan)

NAFIRI MARET 2014

NAFIRI mar2014.indd 85

85

3/22/14 11:29 PM


/ Edna Pattisina /

andhuan yang menjaga bagian pendaftaran tidak lagi terkejut. Setelah beberapa hari bakti sosial, para kru Yayasan Gema Kasih Yobel (GKY) sudah mulai mengerti istilah-istilah masyarakat 86

yang kebanyakan adalah etnis Dayak. Sungai Kapuas jadi urat nadi kehidupan. Tidak heran, banyak istilahistilah seperti “hanyut� dipakai untuk menjelaskan kepala yang rasanya terombang-ambing alias pusing. Tantangan budaya dan bahasa hanya sedikit.Untuk misi memang diperlukan persiapan khusus baik fisik maupun mental, dan terutama rohani. Beberapa minggu sebelum berangkat, tim misi telah beberapa kali berkumpul

MENANAM KASIH DALAM KOMUNITAS KRISTEN YANG MELAYANI

NAFIRI mar2014.indd 86

3/22/14 11:29 PM


untuk mendapat gambaran tentang tujuan utama dan berbagai tantangan. Itu ditambah dengan keharusan mempersiapkan diri dari kekagetan air mandi yang berwarna coklat, ada cacingnya, sampai perjalanan malam hari dengan perahu di Sungai Kapuas yang membuat stres karena matinya mesin perahu yang mengakibatkan percikan api dan kayu-kayu yang membentur perahu bermuatan 40 orang di malam yang gulita. Toh, akhirnya wajah bisa tersenyum karena sejak Kamis,16 Januari sampai Minggu, 19 Januari 2014 ada 990 orang yang diobati, 325 orang dewasa dan 466 peserta KKR, 40 guru Sekolah Minggu yang dibina, dan 27 peserta kursus keterampilan. Jangan tanya capeknya karena perjalanan berlangsung berjam-jam dan udara panas. Setiap hari kami berangkat pukul 7 pagi, baru pulang pukul 10 malam. Namun, kelelahan fisik itu terbayar sudah melihat wajah orang-orang yang diobati dan tangan-tangan yang terangkat saat KKR, minta didoakan. Setiap orang punya tugas dan panggilannya. Ada yang mengajar Sekolah Minggu, ada dokter-dokter yang menangani pasien, ada yang membagi-bagi obat, mengajar tentang narkoba, mengajar keterampilan, bahkan ada yang bertugas untuk ngobrol-ngobrol dengan warga. Perjalanan dari Jakarta dimulai hari Rabu tanggal 15 Januari. Sebagian berangkat untuk membawa perbekalan. Kamis, 16 Januari, rombongan utama berangkat dari titik temu di BSD pukul 03.00. Setelah tiba di Banjarmasin, sekitar pukul 09.00 perjalanan dilanjutkan ke Kapuas Hulu, dan ke Mintin dengan perjalanan kira-kira 1,5-2 jam. Sebagian rombongan datang ke Kabulat, yang menjadi tempat penampungan penderita kusta. Siang sampai sore itu, pengobatan berjalan lancar dan berakhir pukul 19.00 ditutup dengan doa oleh Pdt Joni Sugicahyono.

Anak-anak Sekolah Minggu Mintin ikut gaya guru

NAFIRI MARET 2014

NAFIRI mar2014.indd 87

87

3/22/14 11:29 PM


Keesokan harinya, Jumat 17 Januari, rombongan sudah berangkat dari hotel pukul 7 pagi karena hari itu ada dua tempat yang akan jadi sasaran. Tempat pertama, di tepi Sungai Kapuas, yaitu di Sei Tatas. Masyarakat mulai berdatangan sekitar pukul 08.00. Seih, anggota Gereja Kristen Evangelis (GKE) yang sakit darah tinggi berkata, walaupun ada Puskesmas di dekat rumahnya, ia senang dengan kegiatan GKY karena baru sekali ini ada acara baksos dari Jakarta. Siang itu, diselingi makan rambutan batuk, perjalanan berlanjut ke Dadahup. Setibanya rombongan di Balai Desa, masyarakat terdapat lebih dari seratus masyarakat sudah menunggu. Meja-meja pendaftaran segera disiapkan, dan walaupun cuaca panas, para dokter tanpa kenal lelah memeriksa pasien-pasien yang jumlahnya lebih dari 220 orang.

Gurunya seru sekali di Sekolah Minggu Mintin 88

Sementara itu, tim Sekolah Minggu memberi beberapa masukan pada guru-guru yang ada di GKE Dadahup. Sedangkan, anak-anak remaja mendapat penyuluhan tolak narkoba dari GI Edy. Sorenya, acara dilanjutkan dengan KKR oleh Pdt Joni. Gereja penuh dan saat altar call, puluhan orang mengangkat tangan minta didoakan. Ada yang bercerita tentang keluarga yang sakit, atau ada remaja yang ingin didoakan agar lebih dengar-dengaran pada Tuhan. Di sini, lagu yang sudah dilatih sebelumnya “Kasenangku Toh Batang Danom� dinyanyikan GKY dan disambut senyum-senyum warga Dadahup yang ikut menyanyikan lagu dalam bahasa daerah mereka itu. Malam cepat berlalu. Rombongan baru tidur sekitar pukul 22.00, dan stamina disiapkan untuk esok hari. Karena jalan Kalimantan yang rusak,

Banyak sakit darah tinggi di Sei Tatas

MENANAM KASIH DALAM KOMUNITAS KRISTEN YANG MELAYANI

NAFIRI mar2014.indd 88

3/22/14 11:29 PM


perjalanan ke Kaladan bisa berlangsung sampai tujuh jam. Oleh karena itu, diputuskan menggunakan perahu sehingga bisa memotong lama perjalanan sampai empat jam. Sempat terjadi sedikit kekhawatiran kalau muatan perahu akan melebihi kapasitas. Di perjalanan, selain Sungai Kapuas yang lebar dan hutan bakau, ada banyak lambang-lambang pemujaan di muara-muara anak sungai. Lagi-lagi cuaca panas menjadi tantangan bagi para relawan GKY. Maklum, begitu banyak pasien yang ingin berobat. Di ruang kelas 1 yang jadi ruang pendaftaran, puluhan orang duduk menunggu giliran. Sedangkan di ruang dokter, di kelas sebelah, dokter-dokter memeriksa bersama tim obat membagi-bagi obatnya. Tim lain mengajar Sekolah Minggu dan guru Sekolah Minggu. Walaupun ada duren yang melengkapi ikan mujair goreng sebagai makan siang, kelegaan hari ini terjadi di KKR sore harinya di gereja Dadahup. Hampir semua orang mengangkat tangan untuk didoakan. Harapharap cemas dan latihan jantung terjadi dalam perjalanan pulang dengan satu perahu, satu nakhoda, dan 40 orang yang deg-degan tapi tak berdaya, karena gelap gulita dan takut ada buaya. Budi Suntoro Winoto mengatakan, jejak-jejak awal kerja GKY di Kalimantan Tengah telah dimulai pada tahun 2004. Perjalanannya tidak mudah, karena GKY ingin mengerjakan program yang berdampak pada masyarakat. Baru pada 2009 berhasil dibentuk Pusat Pelatihan Masyarakat Terpadu (PPMT). Masalah berikutnya, siapa yang akan menangani? “Saudara-saudara kita di Kalteng makin tersisih,� kata Budi. Wayan, yang saat itu menjadi Pembantu Dekan bidang Administrasi di Sekolah Tinggi Theologia Abdi Tuhan Injili, Anjungan, Kalbar merasakan panggilan dari-Nya. Suami istri yang dua-duanya master theologi ini terpanggil untuk tugas-tugas misi. Pada bulan Juli 2010, Wayan dan istri mulai bekerja.Saat itu, motor tidak ada, rumah pun demikian. Bahkan, apa yang hendak dikerjakan di Mintin ia tidak tahu. Dalam perjalanannya bertahun-tahun kemudian, Wayan bukannya mengalami semua lancar walau ia tahu tugasnya NAFIRI MARET 2014

NAFIRI mar2014.indd 89

89

3/22/14 11:29 PM


sebagai panggilan. “Tantangan ada. Masyarakat minta kita doakan ayamnya supaya kembali. Dalam hati saya sendiri tidak percaya. Eh, besok habis saya berdoa, benar ayamnya kembali,” cerita Wayan. Pekerjaan misi adalah pekerjaan yang menuntut kita keluar dari zona nyaman dan zona aman. Dulu, pelayan-pelayan Tuhan dalam keadaan yang lebih tidak nyaman, tidak aman, bahkan untuk jangka waktu yang tidak jelas keluar masuk desa pakai perahu. Kini, saudara-saudara kita kerap memberikan keyakinannya demi kebutuhan perut yang memang juga tidak bisa disalahkan. Oleh karena itu, dibutuhkan strategi untuk memegang tangan saudara-saudara seiman kita di Kalteng lebih erat. Hal ini menjadi rencana jangka panjang PPMT lewat pertanian dan perikanan. Di Mintin, panen sudah mulai dilakukan. Secara rutin juga Wayan mengadakan kursus bahasa Inggris. Namun, kemungkinannya jauh lebih besar dari itu. “Kita di BSD punya banyak hati dan tenaga. Ayo kita bantu saudara-saudara kita di sini. Kita pikirkan bersama, misalnya soal internet, atau bahasa Inggris,” kata Budi. Lewat waktu, materi dan kelelahan kita sejenak, ada tangan-tangan saudara-saudara kita di Kalimantan Tengah yang harus kita pegang erat. Agar tidak terlepas 90

Warga Dadahup kebanyak kerja di perkebunan kelapa sawit

MENANAMKAN KASIH DALAM KOMUNITAS KRISTEN YANG MELAYANI

NAFIRI mar2014.indd 90

3/22/14 11:29 PM


“Karena kamu telah menyucikan dirimu oleh ketaatan kepada kebenaran, sehingga kamu dapat mengamalkan kasih persaudaraan yang tulus ikhlas, hendaklah kamu bersungguh-sungguh saling mengasihi dengan segenap hatimu.�

NAFIRI mar2014.indd 91

3/22/14 11:29 PM


EVENT NOTES

GKY BSD PEDULI BANJIR TANGERANG “Jakarta kebanjiran ....� sebuah lirik lagu berjudul Kompor Meleduk dari Benyamin Suaeb ini seperti menyindir ibukota kita yang langganan banjir tiap tahunnya. Namun, banjir tahun ini bukan lagi langganan ibukota, karena banjir telah menjadi bencana nasional dan menimpa banyak daerah di Indonesia, termasuk wilayah Tangerang. Tingginya curah hujan ditambah luapan sungai dan kontur tanah yang cekung setidaknya menjadi sebagian alasan terjadinya banjir di beberapa titik di Tangerang. Bagaimana pun juga, musibah banjir ini membuat masyarakat jadi menderita. 92

/ GI. Feri Irawan /

S

e b a g a i wujud kepedulian gereja kepada sesama, sebagian hamba Tuhan, tim dokter dan jemaat relawan utusan dari GKY BSD mengadakan pelayanan pengobatan gratis dan pemberian bantuan material bagi masyarakat pasca banjir pada Selasa, 28 Januari 2014. Jalannya pelayanan ini tidak terlepas dari respon jemaat yang telah memberikan persembahan bagi korban banjir Tangerang ini sebelumnya. Berangkat sekitar pukul 9.30, rombongan yang berjumlah 20 orang ini langsung menuju ke lokasi yang dituju. Tujuan pertama pemberian bantuan ini adalah daerah sekitar Perumahan Villa Mutiara Pluit, RW 11, Kelurahan Priuk, Tangerang.

MENANAM KASIH DALAM KOMUNITAS KRISTEN YANG MELAYANI

NAFIRI mar2014.indd 92

3/22/14 11:29 PM


Seperti namanya, Priuk, kontur tanah di daerah ini memang membentuk cekungan sehingga rawan banjir. Meskipun RW 11 ini sudah memiliki beberapa mesin diesel untuk membuang air, ternyata tetap tidak mampu menahan debit air yang masuk. Akibatnya, sekitar enam RT yang terdiri sekitar 197 kepala keluarga ini pun terkena banjir. Di RW 11 ini GKY BSD memberikan bantuan berupa 100 liter karbol, puluhan peralatan kebersihan seperti ember dan tongkat pel, 125 paket alat tulis dan cemilan buat anak-anak, serta solar diesel yang dipakai untuk menjalankan mesin diesel beberapa hari sebelumnya ketika banjir melanda daerah ini. Bantuan diserahkan langsung melalui Gembala GKY BSD Pdt. Joni Sugicahyono dan diterima oleh ketua RW setempat, Bapak Sunarko.

Tidak berlama-lama di RW 11, Priuk, rombongan langsung beranjak ke Perumahaman Total Persada, Tangerang yang tidak terlalu jauh dari lokasi pertama. Di sini, GKY BSD selain memberikan bantuan berupa sebuah terpal, 200 liter karbol, dan 350 paket alat tulis dan cemilan, juga mengadakan pelayanan pengobatan gratis bagi warga. Bantuan material diserahkan secara langsung melalui Pdt. Joni kepada ketua RT 09/ RW 07, Bapak Samudi. Sementara, kehadiran tim dokter dan rekan-rekan relawan yang membantu disambut baik oleh warga. Terbukti sejak pukul 12 siang hingga hampir jam 4 sore, pasien datang silih berganti. Tercatat sekitar 186 pasien yang datang berobat dan 2 pasien yang khusus dikunjungi di rumah karena kondisi fisik yang tidak memungkinkan. Setelah mengakhiri seluruh pelayanan di dua lokasi, rombongan GKY BSD pulang dengan perasaan sukacita. Semoga pelayanan ini menjadi berkat bagi sesama NAFIRI MARET 2014

NAFIRI mar2014.indd 93

93

3/22/14 11:29 PM


94

MENANAM KASIH DALAM KOMUNITAS KRISTEN YANG MELAYANI

NAFIRI mar2014.indd 94

3/22/14 11:29 PM


MENDENGAR

Sampai

MENGERTI

/ Benny Dewanto / NAFIRI MARET 2014

NAFIRI mar2014.indd 95

95

3/22/14 11:29 PM


H

Belum lama ini ada berita yang mengejutkan bagi kalangan hamba Tuhan, yaitu seorang pastor dijatuhi hukuman mati oleh Mahkamah Agung (MA)1. Pastor tersebut didakwa telah melakukan pembunuhan kepada 3 orang, yaitu: seorang kekasihnya dan 2 orang anak hasil dari hubungan gelapnya. Kekasihnya tercatat juga sebagai seorang hamba Tuhan, yaitu suster.

akim Agung, Prof. Dr. Gayus Lumbuun, yang mengetok palu hukuman mati bagi pastor yang bernama Herman Jumat Masan ini, mengatakan bahwa putusan hukuman mati diambil untuk sebuah efek jera bagi si pastor yang tidak menghargai hidup sebagai anugerah Tuhan. Kasus yang menimpa dunia rohaniwan seperti pastor Herman, sebenarnya bukan sesuatu yang baru. Di kalangan pendeta besar, bahkan yang sudah dikenal banyak dipakai untuk memperlihatkan mujizat Tuhan, juga tidak bisa bertahan dengan godaan dosa seksual. Alkitab juga mencatat dengan jelas bahwa anakanak imam Eli bertumbuh sebagai orang-orang berkelakuan jahat (dursila)2. Sekalipun Eli adalah imam bait suci Tuhan, seluruh pekerjaan Eli tidak serta merta membuat anak-anaknya mengenal Tuhan. Anak-anak Eli diperlihatkan sebagai pribadi yang tidak mau mendengar suara Tuhan. Anak-anak Eli tidak merasa canggung untuk melakukan dosa seks di depan pintu Kemah Pertemuan. Seandainya saja, peristiwa ini diliput oleh media saat ini, maka bukan tidak mungkin kejahatan anak-anak Eli akan dijadikan headline dengan kalimat yang vulgar, seperti: “Kebejatan Anak Hamba Tuhan!” Bagian lain, belum lama ini juga diberitakan dari Korea Selatan, dikabarkan bahwa pemimpin gereja Yoido yaitu David Yonggi Cho (78), telah dinyatakan bersalah atas tuduhan penggelapan uang gereja sebesar 9 juta euro 1. DetikCom, asp/van, “Pastor Bunuh Suster dan 2 Bayi,” http://news.detik.com/read/2014/02/12/103222/24 94258/10/pastor-bunuh-suster-dan-2-bayi-ini-kronologi-hingga-herman-divonis-mati. 2. 1Samuel 2:12.

96

MENANAM KASIH DALAM KOMUNITAS KRISTEN YANG MELAYANI

NAFIRI mar2014.indd 96

3/22/14 11:29 PM


atau 13,1 juta won, atau bila dikonversikan ke rupiah menjadi kurang lebih senilai 1,4 trilliun rupiah 3. Gereja Yoido adalah salah satu gereja terbesar dan terkaya di Korea Selatan. Skandal penggelapan uang gereja untuk kepentingan pribadi melalui dalih pelayanan juga sudah bukan berita baru lagi. Media juga pernah memuat skandal pemimpin gereja City Harvest Singapura, Kong Hee, yang diduga melakukan penggelapan uang gereja. Dalam Injil Yohanes, dipaparkan dengan jelas bahwa Yudas Iskariot disebut sebagai seorang pencuri uang kas pelayanan yang dipercayakan kepadanya (Yohanes 12:6). Kejahatan pencurian uang dalam lingkungan gereja merupakan nista yang besar. Apabila KPK (Komisi Pemberantasan Korupsi) masuk semenjak dahulu untuk menyelidiki tertib administrasi keuangan kegerejaan di Indonesia, mungkinkah akandiberitakan kasus-kasus korupsi di rumah Tuhan? Semoga saja tidak, sebab bila benar maka media tidak akan segan memberikan judul yang mengerikan: “Koruptor Tertangkap Tangan Sedang Pelayanan!” Kedua berita tersebut memperlihatkan sosok hamba Tuhan yang secara umum dipandang sebagai pribadi yang sudah pasti intim dengan suara Tuhan, ternyata tidak berbeda dengan pelaku kejahatan lainnya. Bahkan status mereka sebagai hamba Tuhan justru membuat kejatuhan mereka semakin terpuruk. Benarkah mereka tidak mendengar suara Tuhan sehingga jatuh dalam kejahatan? Kemanakah mereka selama pelayanan? Apakah suara Tuhan yang berulang-ulang mereka sampaikan di atas mimbar tidak membuat mereka celik soal godaan dunia? Atau, apakah mereka yang selalu berusaha membuat jemaat mengerti akan kebenaran Tuhan, sesungguhnya mereka sendiri tidak mengerti akan firman-Nya? Suara Tuhan bukanlah suara yang sama-samar terdengar. Suara Tuhan adalah suara yang jelas dan membuat hati menjadi sulit untuk menolaknya. Ketika Musa pertama kali melihat kehadiran Allah dalam rupa nyala api yang keluar dari semak duri (Keluaran 3:1-6), dikatakan bahwa Musa berusaha untuk berpaling dan tidak mendatangi semak duri tersebut untuk memeriksanya. Suara Allahlah yang membuat Musa tersungkur. Suara Allah yang memanggil Musa dua kali sudah cukup membuat Musa mengerti bahwa itulah suara Allah. Namun selanjutnya, dikatakan dalam Keluaran 3 bahwa Musa mencoba beragumentasi 3. JawabanNews, CBN, “Pemimpin Gereja Terbesar Korea Selatan Dipenjara,” http://www.jawaban.com/ index.php/news/detail/id/90/news/140224172932/limit/0/Pemimpin-Gereja-Terbesar-Korea-Selatan-Dipenjara.html

NAFIRI MARET 2014

NAFIRI mar2014.indd 97

97

3/22/14 11:29 PM


mengenai pengutusannya. Musa berusaha menolak instruksi Allah. Sekalipun Musa mengerti bahwa pada saat itu dia tengah berbicara dengan Allah, tapi tidak mudah baginya untuk mengerti mengapa harus dia yang diutus untuk membawa bangsa Israel keluar dari Mesir. Mendengar dan mengerti sesungguhnya adalah suatu konsep yang tidak bisa dipisahkan. Tujuan akhir dari mendengar harus menghasilkan pengertian. Amsal 2:1-2 mengatakan “Hai anakku, jikalau engkau menerima perkataanku dan menyimpan perintahku di dalam hatimu, sehingga telingamu memperhatikan hikmat, dan engkau mencenderungkan hatimu kepada kepandaian...” Mendengar menjadi pintu gerbang untuk keselamatan hidup, oleh karena melalui mendengar orang akan mendapatkan hikmat dan kepandaian untuk menata hidup seturut dengan kehendak-Nya. Dalam bahasa Ibrani “shaw-mah” memiliki arti mendengar dengan sungguh hingga akhirnya mendapatkan pengertian seperti yang dikehendaki oleh pembicara. Atau dapat diperkatakan ulang sebagai: mendengarlah hingga kau mengerti! Tidak heran bila dalam Injil dicatat berulang kali Yesus mengingatkan “Siapa bertelinga, hendaklah ia mendengar!” (Matius 11:15). Yang artinya adalah: ketika kita sedang mendengar, olahlah dengan baik sampai kita mengerti (listening and understanding). Janganlah sampai kita mendengar mendengar hingga mengerti namun tidak mengerti. Dengan = sebuah sikap yang demikian, sesungguhnya mendengar bertanggung jawab hingga mengerti sama artinya dengan sebuah sikap yang bertanggung jawab. Kualitas mendengar menentukan pembentukan konsep pengertian dan penanaman anggapan tentang konsep yang harus dijalankan sesuai dengan tujuannya. Kualitas mendengar terkait langsung dengan kualitas pertanggungjawaban. Allah menghendaki setiap kita tumbuh sebagai pribadi yang bertanggung jawab. Status kita yang mengaku sebagai orang percaya, memiliki nilai pertanggungjawaban yang besar. Oleh karena itu, Allah seringkali berbicara kepada setiap umat-Nya dengan suara yang terus menerus. Alkitab menuliskan bahwa Allah akan berbicara hingga telinga yang mendengarnya berdenging. 1 Samuel 3:11 menyatakan hal itu “Lalu berfirmanlah TUHAN kepada Samuel: 98

MENANAM KASIH DALAM KOMUNITAS KRISTEN YANG MELAYANI

NAFIRI mar2014.indd 98

3/22/14 11:29 PM


“Ketahuilah, Aku akan melakukan sesuatu di Israel, sehingga setiap orang yang mendengarnya, akan bising kedua telinganya.� Dalam versi ESV, kata bising mempergunakan kata tingle, yang artinya ada suara yang menggelitik pada telinga. Bahasa Ibraninya adalah “tsaw-lal�. Tsawlal mengusung ide konsep vibrasi. Sehingga dapat diartikan bahwa Allah murka oleh karena bangsa Israel begitu sulit untuk mau mengupayakan untuk mendengar dengan baik (kualitas mendengar). Sehingga, Allah memutuskan untuk menyuarakan perintah-Nya atau pesan-Nya dengan keras, yaitu dengan cara yang memberikan getaran (vibration) yang juga bisa diartikan sebagai suatu gelombang yang terus menerus, hingga telinga merasa berdenging (Yeremia 19:3). Bahkan ketika pesan Allah itu begitu keras gaungnya, begitu tajam, maka setiap telinga yang mendengarnya akan merasa telinganya merah, seperti orang yang dipermalukan karena sikapnya yang bebal. Mendengar suara Tuhan menjadi kebutuhan yang serius yang harus semakin diperhatikan. Baik secara individual maupun secara komunal. Zaman yang semakin cepat melaju, tanpa disadari telah membangun konstruksi modernitas yang membuat setiap individu bisa menjadi pribadi yang tuli akan kebenaran Tuhan. Ketulian tersebut sebenarnya bukan lagi menjadi suatu ancaman, oleh karena ketulian tersebut sudah terjadi dan tengah berlangsung di antara kita. Mengapa kita tidak menyadarinya, itulah yang menjadi persoalan. Dengan pola yang begitu halus, dunia semakin eksis sekaligus semakin seksi sehingga tidak urung banyak mata akan terpikat oleh segala gaya yang ditawarkan dunia. Setiap beribadah ke gereja, setiap kita akan diperdengarkan suara Tuhan. Tidak ada salahnya kalau setiap kita menelisik diri kita masing-masing: Apakah saat kita mendengar firman-Nya kita sudah berusaha untuk mengerti? Bila saat itu kita tidak dapat mengerti, sudahkah kita terus mencari pengertian tersebut? Setidaknya, pada akhirnya kehidupan kita sebagai orang Kristen, kita benar-benar dipenuhi dengan pengertian akan kebenaran. Sehingga, suara godaan itu tidak lagi mudah menarik kita masuk dalam persekutuan orang jahat. Jangan biasakan kita mendengar firman Tuhan dengan samar-samar, agar hidup kita tidak tercemar *) Penulis adalah mahasiswa Sekolah Tinggi Teologi Amanat Agung (STTAA) Jakarta yang sedang menyelesaikan pelayanan praktik 1 tahun di Sekolah Athalia, Serpong. NAFIRI MARET 2014

NAFIRI mar2014.indd 99

99

3/22/14 11:29 PM


TER

O PONG

100 MENANAM KASIH DALAM KOMUNITAS KRISTEN YANG MELAYANI

NAFIRI mar2014.indd 100

3/22/14 11:29 PM


P

erjamuan Kudus adalah salah satu sakramen yang penting dalam tradisi gereja. Pada umumnya, perjamuan Kudus merefleksikan karya penebusan Kristus bagi tiap-tiap orang percaya. Namun, perjamuan Kudus tidak hanya memiliki aspek teologis, melainkan juga sosiologis. Tulisan berikut ini merefleksikan secara singkat aspek sosiologis perjamuan Kudus yang tercatat dalam 1 Korintus 11:17-34.

/ Cathryne B. Nainggolan /

Profil Gereja Korintus Gereja Korintus berkembang di kota yang maju. Julius Caesar membangun kota Korintus dari reruntuhan. Kota Korintus berada di propinsi Akhaya dimana penguasa Roma menempatkan wakilnya untuk memerintah seluruh wilayah tersebut.

NAFIRI MARET 2014

NAFIRI mar2014.indd 101

101

3/22/14 11:29 PM


Bukan hanya karena kota Korintus adalah pusat pemerintahan di wilayah Akhaya, lokasi kota ini pun strategis. Kota ini menghubungkan dua pelabuhan yang sangat ramai kala itu untuk perdagangan. Lokasi yang sangat strategis itu menjadikan kota Korintus selalu jadi tempat pesta olahraga atletik yang disponsori oleh kelompok-kelompok elite di lingkungan Romawi. Ketika ajang olahraga berlangsung, berbagai lapisan masyarakat berkumpul di Korintus, dari masyarakat kebanyakan hingga orang-orang penting. Tak ayal, ajang ini bukan hanya sekedar ajang olahraga saja, tetapi transaksi bisnis dan ajang pameran status sosial pun terjadi. Kemajuan kota Korintus menjadi daya tarik yang mengundang banyak orang datang dan menetap. Dari orang kaya hingga budak hidup dan bekerja di kota ini. Orang Yahudi dan non-Yahudi pun berinteraksi di sini. Singkatnya, warga kota ini sangat bervariasi. Gambaran yang serupa menjadi profil gereja Korintus. Paulus dan pasangan Akwila-Priskila merintis gereja ini. Dalam 1,5 tahun pelayanan Paulus di Korintus, banyak orang Korintus menjadi percaya pada Kristus. Inilah cikal bakal terbentuknya gereja Korintus. Pelayanan Paulus pun ‘terhenti’ ketika sekelompok orang Yahudi ‘memaksa’ Paulus untuk ke luar dari kota itu. Apa yang terjadi setelah Paulus meninggalkan kota tersebut? Permasalahan bermunculan. Mari cermati satu saja di antaranya, yaitu diskriminasi di tengah perkumpulan jemaat. Anggota gereja Korintus datang dari beragam latar belakang dan status sosial. Budak dan orang kaya, orang Yahudi dan non-Yahudi adalah profil jemaat Korintus. Masalah muncul ketika jemaat tidak bisa melepaskan perbedaanperbedaan sosial tersebut. Paulus menyatakan bahwa ada perpecahan dalam perkumpulan mereka yang mendatangkan keburukan (ay. 17-18). Perpecahan yang seperti apakah? Latar belakang teks kali ini adalah pertemuan jemaat yang biasanya dilakukan di rumah-rumah jemaat yang mampu menampung seluruh anggota gereja dan mensponsori kebutuhan dana makan untuk semua orang. Yang terjadi adalah adanya pemisahan ruangan di antara jemaat. Ruangan yang lebih nyaman diperuntukkan bagi mereka yang menyokong gereja secara 102 MENANAM KASIH DALAM KOMUNITAS KRISTEN YANG MELAYANI

NAFIRI mar2014.indd 102

3/22/14 11:29 PM


finansial, dan ruangan lain diperuntukkan bagi jemaat second-class. Tindakan diskriminatif ini tampak lebih jelas ketika gereja mengadakan perjamuan makan. Kelompok elite menikmati makanan yang baik, namun jemaat second-class hanya bisa menikmati makanan sisa dari kelompok yang pertama. Pada ayat 21, perkataan Paulus mengindikasikan bahwa ada yang mabuk karena terlalu banyak makan, namun ada pula yang masih kelaparan. Siapakah mereka yang mungkin mabuk dalam perjamuan makan? Kemungkinan besar mereka adalah orang-orang kaya yang memiliki kekuatan finansial dan telah berkontribusi pada gereja yang sebagian besar jemaatnya adalah budak tersebut. Oleh karena uang dari merekalah yang menyokong kebutuhan gereja, maka makanan terbaik dan terbanyak diberikan kepada mereka terlebih dahulu. Kemudian sisanya diberikan pada kelompok yang lain. Bagaimana Paulus meresponi isu ini? Kesatuan dalam Perjamuan Tuhan Paulus mengajarkan makna perjamuan Tuhan dalam melawan sikap diskriminatif di dalam perjamuan makan di gereja Korintus (ay. 23-29). Paulus mengutip perkataan Yesus, “Inilah tubuhku yang terpecah bagi kamu� dan membagikannya kepada semua murid-Nya. Paulus hendak mengatakan bahwa seluruh murid Yesus adalah satu kesatuan dalam Kristus. Tubuh Yesus yang dilambangkan dengan roti adalah satu, dan dari tubuh yang satu itu, roti itu dipecahkan dan dibagikan ke setiap murid. Meskipun roti itu terpecah, namun pecahan itu berasal dari satu roti yang satu, melambangkan Kristus. Paulus menyatakan bahwa sebagaimana Yesus menekankan kesatuan di antara murid-murid-Nya yang sangat beragam satu sama lain, demikian pula gereja yang anggota-anggotanya berkumpul untuk perjamuan seharusnya menekankan kesatuan di atas perbedaan sosial apa pun.

NAFIRI MARET 2014

NAFIRI mar2014.indd 103

103

3/22/14 11:29 PM


Dengan kata lain, Paulus hendak mengungkapkan bahwa setiap jemaat Korintus, entah dia seorang kaya atau budak, entah dia seorang Yahudi atau bukan Yahudi, adalah satu dalam Kristus. Mereka ini semua anggota-anggota dari tubuh Kristus yang satu. Tidak ada ruang untuk diskriminasi berdasarkan status sosial. Kekuatan finansial orang-orang elite yang menopang kebutuhan gereja tidak menjadikan mereka jadi warga kelas satu atau VIP, sedangkan yang lain hanyalah second-class. Kekuatan finansial sekelompok orang tidak lantas memperbolehkan sikap diskriminatif terhadap kelompok ekonomi lemah lainnya. Setiap orang yang terlibat dalam perjamuan makan dalam Kristus adalah satu sebagai anggota tubuh Kristus. Segala bentuk diskriminasi seharusnya tidak mendapat ruang dalam gereja Tuhan. Pembaharuan dalam Perjamuan Tuhan Paulus mengingatkan pembaharuan dalam Kristus yang telah dianugerahkan lewat kematian Kristus (ay. 25). Paulus mengutip perkataan Yesus ketika Ia mengangkat cawan anggur dalam perjamuan terakhir-Nya. Cawan anggur melambangkan perjanjian baru dari darah Kristus. Maksudnya, lewat kematian Kristus, keselamatan dan pengampunan dosa itu sudah lunas dan tuntas diberikan untuk umat-Nya. Maka setiap kali meminum anggur, setiap jemaat diingatkan tentang jati diri yang baru di dalam Kristus, bukan lagi yang lama. Di dalam Kristus, setiap jemaat telah menjadi manusia yang baru dimana dosa, kebiasaan, dan cara pikir yang lama itu sudah selesai dituntaskan dalam kematian Kristus. Paulus hendak menegaskan bahwa orang-orang yang sudah dibaharui di dalam Kristus tidak diperkenankan mempraktekkan diskriminasi berdasarkan nilai-nilai duniawi seperti uang dan jabatannya. Cawan anggur mengingatkan tentang darah Kristus yang telah tercurah untuk memperbaharui mentalitas manusia. Maka, setiap orang di dalam Kristus seharusnya tidak lagi terjebak dalam cara pikir duniawi yang menilai dan memperlakukan seseorang berdasarkan ornamen-ornamen sosial seperti harta, jabatan, status sosial, atau kesukuan.

104 MENANAM KASIH DALAM KOMUNITAS KRISTEN YANG MELAYANI

NAFIRI mar2014.indd 104

3/22/14 11:29 PM


Seseorang yang telah dibaharui lewat darah Kristus seharusnya meninggalkan pola pikir yang lama dan mengusung pola pikir yang baru dimana kesatuan menjadi fokusnya. Maka Paulus mengatakan untuk saling menunggu satu sama lain (ay. 33). Jikalau lapar, hendaknya makan dulu di rumah sehingga tidak berbuat dosa dalam perjamuan. Seluruh petunjuk praktis itu berakar pada kesatuan di dalam Kristus lewat kematian-Nya. Tidak ada tempat untuk diskriminasi di dalam gereja. Diskriminasi Menghina Perjamuan Tuhan Paulus semakin memperkuat pesan kesatuannya dengan mengatakan bahwa barangsiapa yang tidak layak makan roti dan minum cawan Tuhan, maka ia sedang melakukan dosa (ay. 27). Apa artinya? Barangsiapa yang tetap mempertahankan kelas sosial dan menyingkirkan saudara seiman karena kelas sosial yang berbeda, ia menganggap remeh penebusan yang telah Kristus lakukan. Barangsiapa yang ikut serta makan roti dan cawan dalam perjamuan Tuhan, tetapi juga membedakan satu dengan yang lain karena berasal dari suku yang berbeda, ia meremehkan penebusan lewat Kristus. Gereja dimulai dengan kerelaan Kristus memberikan diri-Nya menanggung semua hukuman dosa seluruh umat-Nya. Dan Gereja dimulai dari kebangkitan Kristus yang juga membawa pembaharuan. Semua umat percaya satu dalam Kristus. Dan kesatuan itu tidak memberi ruang sedikit pun untuk segala bentuk diskriminasi dalam gereja. Di dalam Kristus hanya ada kesatuan

*) Penulis adalah mahasiswa Torch Trinity Graduate School of Theology, Seoul - Korea Selatan

NAFIRI MARET 2014

NAFIRI mar2014.indd 105

105

3/22/14 11:29 PM


KRISTIYANI SINJAYA

WANITA

Harus Mempunyai

INNER BEAUTY

106 MENANAM KASIH DALAM KOMUNITAS KRISTEN YANG MELAYANI

NAFIRI mar2014.indd 106

3/22/14 11:29 PM


/ H u m p re y /

Pertama kali mendengar nama Kristiyani Sinjaya, saya langsung memutar otak apakah saya mengenal beliau? Bagi ibu-ibu di Komisi Wanita (KW), nama ini pasti sudah tidak asing lagi, terlebih di lingkungan majelis GKY BSD. Banyak pula yang mengenalnya sebagai istri dari Ketua Majelis kita periode yang lalu, Juan Panca Wijaya.

T

a k kenal maka tak sayang, begitulah kata pepatah. Sebelum lebih lanjut mengenal pelayanannya, ada baiknya kita mengenal sedikit mengenai kehidupan beliau. Juan dan Kristiyani ternyata telah saling mengenal satu sama lain saat samasama aktif di Perkantas (Persekutuan Kristen Antar Universitas) di Unika Semarang. Kristiyani ternyata telah merantau meninggalkan kota asalnya sejak tahun 1991, yaitu 2 bulan setelah ia menikah. Bersama Juan yang saat itu memperoleh beasiswa ke Jakarta, dimulailah kehidupan mereka bersama di Jakarta. Setelah mengenal sedikit kehidupan pribadinya, bagaimanakah pelayanannya di GKY BSD? Kristiyani mulai melayani sejak lebih dari 20 tahun lalu di GKY BSD. Waktu itu gereja masih berlokasi di samping gereja lama di Rawa Buntu (sekarang menjadi Soli Deo). Awalnya Kristiyani melayani sebagai guru Sekolah Minggu, dan sejak 3-4 tahun yang lalu menjadi pembimbing remaja, kemudian sejak 1,5 tahun yang lalu menjadi majelis yang membidangi Komisi Wanita. NAFIRI MARET 2014

NAFIRI mar2014.indd 107

107

3/22/14 11:29 PM


Lalu apa yang menarik dari Komisi Wanita sekarang ini? Menurut beliau, Komisi Wanita itu unik, pengunjungnya ada yang berasal dari jemaat GKY BSD dan dari luar GKY BSD, bahkan kadang tetangga jemaat pun diajak. Usia yang hadir pun bervariasi dari usia muda sampai lanjut usia, antara 40-70an dengan jumlah kedatangan rata-rata 65 orang, dan terkadang bisa juga 70-90 orang. Persekutuan Komisi Wanita ini diadakan setiap hari Jumat pukul 10.30, dimana rata-rata ibu-ibu yang hadir adalah ibu-ibu yang telah memiliki cukup waktu luang, sambil menunggu anaknya yang sedang bersekolah misalnya. Apakah ada suka-dukanya melayani di Komisi Wanita? Ada, sukanya yaitu Tuhan memberi kita hak istimewa untuk boleh melayani, adanya teman-teman yang mau saling bekerjasama, dan saling terbuka. Dukanya, harus belajar juga saling toleransi jika ada masalah,

108 MENANAM KASIH DALAM KOMUNITAS KRISTEN YANG MELAYANI

NAFIRI mar2014.indd 108

3/22/14 11:29 PM


dan berusaha untuk bisa lebih baik lagi. Kalaupun ada masalah, Komisi Wanita menjadi wadah untuk saling mendengarkan dan bercerita, karena biasanya suatu masalah apabila sudah diceritakan akan lebih lega rasanya. Program-program Komisi Wanita di tahun lalu: WITA (Wanita Idaman Tuhan Allah) yang Berbahagia. Program ini dituangkan dalam topik setiap bulan, antara lain: Bersyukur, Beribadah, Empati, Rajin, Bersaksi, Bagai Karya Allah, Awas Ajaran Sesat, Giat Kerja bagi Yesus, dan sebagainya. Yang menarik, ternyata ada acara demo kecantikan juga yang tujuannya antara lain untuk membahas bahwa wanita itu tidak hanya cantik secara fisik, tetapi juga harus mempunyai inner beauty, seperti kisah Ester di Alkitab. Program-program Komisi Wanita di tahun ini: WITA Berusaha, yang dituangkan antara lain dalam topik Beriman dan Bertumbuh. Topik ini juga harus sejalan dengan tema gereja, yaitu mengalami kasih persaudaraan. Format persekutuannya seperti apa? Setiap hari Jumat, liturgi dibawakan oleh kelompok, yang nama-nama kelompoknya menggunakan nama-nama sembilan buah roh. Di persekutuan ini, ibu-ibu dapat belajar untuk tidak grogi dalam

melayani. Setiap minggu ke-3 pun ada PA kelompok dan ada kunjungan ke rumah-rumah. Apa harapan untuk Komisi Wanita? Harapannya adalah agar Komisi Wanita benar-benar bisa memancarkan kasih persaudaraan walaupun dalam kelompok yang berbeda-beda dan supaya ibu-ibu bisa saling mengasihi dan melayani. Bagaimana untuk ibu-ibu yang kesulitan transportasi ke persekutuan? Tenang, ternyata ada antar jemput ke rumah. Ada pesan untuk pembaca NAFIRI? Jawab Kristiyani dengan semangatnya: Ayo bergabung bersama kami! Saling memperhatikan dan mendoakan. Ibu-ibunya akrab kok, jadi tidak bakal sendirian dan bisa juga belajar untuk melayani

Kristiyani Sinjaya (ke-3 dari kanan) bersama pengurus KW NAFIRI MARET 2014

NAFIRI mar2014.indd 109

109

3/22/14 11:29 PM


The Top 10 Crimes Leaders Commit

T

rue leaders realize that they need to keep striving to be genuine leaders. It’s all started from the bottom, getting through the uncomfortable process, until they can reach a higher level of leadership they could possibly achieve. During the process leaders must have made mistakes. Some of the mistakes could be acceptable, but some others are just crucial. We need to get to know what are the most dangerous “crimes” committed

//////

by leaders in common. I have conducted a little survey toward some leaders. I took some of the results into consideration in listing the top 10 crimes leaders commit. Here we go:

110 MENANAM KASIH DALAM KOMUNITAS KRISTEN YANG MELAYANI

NAFIRI mar2014.indd 110

3/22/14 11:29 PM


//////////////////////// 1 Prioritizing self-interest over others Followers in general can easily determine whether the leader is being selfish or not. Even if the leader is sneaky enough in manipulating others to fulfill their own interests, it will eventually get revealed somehow. Once a leader loses his or her trust from their followers, the organization will be no longer working out. Keep in mind that your role as a leader is to embrace, develop, and protect your followers. Create a collective goal instead of personal goal. Share it around and make sure that your followers know that you are there for them, NOT for yourself.

//////////////////////// 5 Being indecisive Leaders cannot not make decisions. There are leaders who just don’t want to take the blame over the consequences of the decision he/she made, and I tell you that it is a crime for sure. Even in the most puzzling situation (a lose-lose situation for instance) leaders still need to decide. There is no such thing as neutrality, since there are always be pros and cons. Therefore, you might say that it is pointless trying to please everybody in the room. Decisions need to be taken precisely and firmly in order to make a good starting point.

2 //////////////////////// Acting too much like a boss Yes, some leaders are to be the boss in the organization. But acting like “a boss” too much can irritate the people. Acting like one also gives you gap in terms of relationship. Followers need a leader who can also be friends with them. In order to be a good friend, a leader must lower himself to be “equal” with the people. There has to be a good listener within the team members. In fact, great leaders do not have to be bossy when they delegate tasks to the people. They know how to make their followers feel comfortable when delegating tasks.

4 //////////////////////// Hands down Having too much interference will not make the people develop well. If we want to see our people grow, we have to be brave enough to let them make mistakes. Leaders should not be too often telling their people how to finish tasks. Let them be amazed with themselves as they eventually see that they can actually stretch out their potential to the maximum level. A great leader tells the followers where to look without telling what to see.

NAFIRI MARET 2014

NAFIRI mar2014.indd 111

111

3/22/14 11:29 PM


//////////////////////// 5 Hands off According to crime number 4, it is true that leaders should not have too much interference within the process. However, letting the people be out of sight is not a safety thing either. Leaders still need to play their role as a controller in the team. It is very important to make sure that your people are not going to go out of the track. What I am trying to point out is that great leaders know when they need to get in charge and when they need to back off from the process.

6 //////////////////////// Unwilling to serve others Keep in mind that all individual is the greatest asset. Not money, not reputation, but people. Many arrogant leaders do not have the willingness to serve their followers and end up being disrespected, left out. You lose nothing by inviting your people to come visit your place and serve them with nice refreshment. Or, people would feel much appreciated if their leaders could spare some time to just sit and listen to their problem during any hard time.

8 //////////////////////// //////////////////////// 7 Done with learning already The darkest hole a leader could fall into is the place where he/she thinks that they do not need to learn anymore. Even smart leaders never think that they are smart enough, therefore they will never stop learning. Once they decide to stop learning, apparently they stop growing as well. In fact, learning can be exercised anywhere, anytime. Start to observe little things around us. Observe not only with our eyes but also heart and mind. Wise leaders should never think that they are the most righteous among others.

Getting stuck with status quo We need to get used to with changes because everything in this world changes. The only thing that does not change is the change itself. If leaders get totally stuck with the existing status quo, they will surely be left behind. The comfort zone that has been settled over years is like killing you slowly but sure. We can hardly notice it, so stay away from our comfort zone by creating changes. And by changes mean improvement. Not every change is an improvement. Be careful that change could be bad or good, but not changing is definitely harmful.

112 MENANAM KASIH DALAM KOMUNITAS KRISTEN YANG MELAYANI

NAFIRI mar2014.indd 112

3/22/14 11:29 PM


“We need to get used to with changes because everything in this world changes. The only thing that does not change is the change itself.� ///////////////// 9

Failed to prepare the next generation Every leader has the responsibility to create a long term plan regarding the sustainability of the organization. It will be very unfortunate if what has been built in an organization only lasts for couples of years. Good system and culture do not guarantee the success of organization sustainability. The most important thing that needs to be really well prepared is regeneration. The continuity of existing qualified leaders will sustain what has been developed rather than starting from 2-3 steps back every time there is a change in the leadership level.

//////////////// 10

Having poor family relationship Imagine that there is a leader who is quite successful in developing his/her company, yet never got time to play with their own children and never had some quality time with their spouse. Would you still recognize him/her as a leader? A great leader will never neglect their family no matter what. Family has to always come first. Those who are able to lead other people, must also be able to lead their family in the first place. Leaders that have poor relationship with their families are actually in a big trouble. They need to think once again what leadership is all about and start fixing their relationship with each family member. Cheers! / Nico Tanles Tjhin NAFIRI MARET 2014

NAFIRI mar2014.indd 113

113

3/22/14 11:29 PM


EVENT NOTES

“Tak ada kompromi untuk kualitas”, kata seorang Panitia Couple’s Night ketika menjanjikan serunya acara perhelatan khusus untuk pasangan suami isteri itu. Hal itu memang terjadi sejak awal sampai berakhirnya acara meriah yang digelar di Damai Indah Golf BSD pada Sabtu, 15 Pebruari 2014.

S

a a t mobil peserta tiba di lokasi acara, seorang panitia dengan sigapnya menyambut dan menawarkan ‘valet parking’ gratis! Kemudian sesi foto untuk setiap pasangan dilakukan dengan latar belakang hijaunya rerumputan lapangan golf. Para fotografer yang telah dipersiapkan panitia juga segera menjalankan tugasnya dengan cekatan, mengabadikan setiap pasangan yang telah hadir dengan dandanan terbaik untuk acara sore dan malam itu.

114 MENANAM KASIH DALAM KOMUNITAS KRISTEN YANG MELAYANI

NAFIRI mar2014.indd 114

3/22/14 11:29 PM


Couple’s Night Komisi Pasutri

Romance in Marriage / Anton Utomo /

NAFIRI MARET 2014

NAFIRI mar2014.indd 115

115

3/22/14 11:29 PM


Mata acara yang digelar sangat padat dan bermakna dalam bagi setiap pasutri yang hadir. Tidak hanya makanan jasmani berupa romantic dinner yang ditata dalam keremangan cahaya lilin yang redup, namun juga makanan rohani berupa serangkaian kesaksian dari para pembicara yang telah dipersiapkan sebelumnya. Beragam kesaksian itu sungguh menguatkan dan meneguhkan kembali ikatan perkawinan yang mungkin telah mulai terkikis akibat 116 MENANAM KASIH DALAM KOMUNITAS KRISTEN YANG MELAYANI

NAFIRI mar2014.indd 116

3/22/14 11:29 PM


perjalanan waktu dan kesibukan suami maupun isteri dalam aktivitasnya masing-masing. Tak kurang dari 75 pasangan suami isteri malam itu diajak kembali mengenang dan menghidupkan kembali indahnya masa-masa awal perkawinan mereka. Komitmen dan janji perkawinan kembali berkumandang dalam hati setiap pasutri yang hadir. Berbagai souvenir dan hadiah yang dipersiapkan panitia untuk setiap peserta tentu makin membuat kebahagiaan di malam itu makin sempurna NAFIRI MARET 2014

NAFIRI mar2014.indd 117

117

3/22/14 11:29 PM


•

ejak kecil aku punya mimpi untuk sekolah di luar negeri. Sebelumnya, aku tidak pernah berpikir akan sekolah di Hongkong, terbesit pun tidak. Bayanganku adalah sejauh Amerika atau Australia. Tetapi Tuhan berkehendak lain. Hongkong adalah

tempat tujuan yang dirancang-Nya bagiku. There I am meant to be molded by Him. Sejak dulu, aku sangat menikmati berada dan bekerja dalam suatu organisasi. Pada awal semester pertama, aku memutuskan untuk mengikuti salah satu organisasi terbesar di kampusku. International Student Association (ISA), namanya.

118 MENANAM KASIH DALAM KOMUNITAS KRISTEN YANG MELAYANI

NAFIRI mar2014.indd 118

3/22/14 11:29 PM


Organisasi ini melayani mahasiswa Internasional yang bersekolah disana. Semua orang ingin masuk organisasi ini, terlihat keren katanya. Aku pun cukup kaget ketika terpilih. Tentu saja dengan senang aku menerima tawaran itu. Dan Desember kemarin telah genap satu tahun setengah aku melayani di organisasi ini. Enam bulan pertama, aku menjadi sub-committee, yaitu kepengurusan luar yang nantinya akan dipilih menjadi executive committee. Ketua pertama kami bernama Revan (Nama samaran). Sempat sesekali, Revan mengadakan rapat di bar. Aku cukup bingung atas “tempat” yang ditentukannya. Namun, aku hanya berpikir positif “Rapat kok… Cuma rapat”. Rapat pun diawali dengan pembukaan oleh Revan: “Mari kita bahas program-program yang telah kita lakukan. Mulai dari……. (blablabla)” Sepuluh menit pun berlalu. Lalu Revan kembali berkata “Baiklah, rapat sudah selesai. Sekarang semua orang boleh memesan ‘minuman’.” Satu-satu memesan minuman mulai dari bir dengan gelas super besar hingga gelas kecil dengan alkohol yang sepertinya cukup kuat. Dan tibalah giliranku. Aku dengan cukup percaya diri berkata “Hot chocolate, please”. Alhasil, semua orang pun tertawa. Setelah enam bulan pertama,

aku diangkat menjadi Culture Event Manager Executive Committee. Karena ketua dari ISA ini diganti, aku berpikir bahwa keadaan dari organisasi ini mungkin akan berubah, tidak berorientasi pada minum-minum atau menghamburkan uang. Tetapi ternyata keadaan tidak berbeda jauh dari sebelumnya. Selama satu tahun masa kepengurusan, setiap kami diminta untuk membuat paling sedikit dua program yang berbeda. Salah satu program tahunan yaitu Food Sharing Night cukup mendapatkan respon positif. Berbeda halnya dengan program inovatif. Aku mengajukan delapan proposal mengenai apresiasi terhadap perbedaan budaya. Semua ditolak karena menurut mereka tidak menarik dan tidak akan ada peserta. Saat itu aku cukup bingung karena tidak mendapat masukan harus bagaimana. Akhirnya, mereka memutuskan untuk mengadakan “Drinks Night”, dimana pada acara itu, kami menawarkan minuman-minuman dari berbagai negara. Balik lagi pada minum-minum, dimana hampir seluruh acara yang diadakan berorientasi pada minumminum belaka. Untuk mengadakan acara ini pun, tidak semulus yang aku kira. Aku dipaksa berbohong melalui pengubahan pada proposalku. Melakukan proses yang tidak benar. NAFIRI MARET 2014

NAFIRI mar2014.indd 119

119

3/22/14 11:29 PM


Dan hal ini cukup bertentangan denganku. Untuk apa kita hidup? Untuk apa kita bersusah payah belajar, bekerja dan mencari uang? Pertanyaanpertanyaan ini kerap kali dan selalu terngiang di pikiran setiap orang. Dan kebanyakan orang Kristen dengan mudah menjawabnya: Memuliakan nama Tuhan! Buat apa bertanya sesuatu hal yang kita sudah dengan jelas tahu jawabannya. Tentu saja tujuan hidup kita adalah untuk menjadi terang dan memuliakan nama-Nya. Yes, betul sekali. Tetapi itu tidak semudah kelihatan dan kedengarannya. Satu waktu ketika aku ingin pergi persekutuan Kristen di kampus, salah satu teman mengajakku pergi gym dengannya. Tentu dengan halus aku menolak ajakannya karena aku tahu akan ada persekutuan. Dia dengan lantang berkata “Aduh lu ngapain persekutuan. Tuhan ga akan buat lu makin pinter. Mending lu gym

bareng gua, buat tubuh lebih fit and ujian lu pasti bagus.” Teman-teman organisasiku pun selalu mengejekku dengan kata “You are so naive! You have to face the real world man, come on!” Hmmm. Cukup tersentak mendengarnya. Sewaktu aku masih di SMP dan SMA, aku hidup di lingkungan Kristen, melayani di organisasi yang jelas ketentuannya, bergaul dengan temanteman yang menjauhi ketidakbenaran, enggan berkata kasar dan mematuhi peraturan. My comfort zone. Aku selalu berpikir “Ah, minum-minum? Tidak ada di kamusku. Korupsi?? Apalagi. Semua orang yang korupsi itu jelas-jelas salah! Buat apa sih mereka korupsi? Aneh.” Dan, aku sadar ternyata pemikiranpemikiran itu dengan mudah tertulis di atas kertas, namun sungguh sulit implementasinya. Banyak orang seringkali beranggapan ketika mereka menolak arus dunia, mereka akan dikucilkan dan

120 MENANAM KASIH DALAM KOMUNITAS KRISTEN YANG MELAYANI

NAFIRI mar2014.indd 120

3/22/14 11:29 PM


HongKong University of Science and Technology

tidak punya teman. Perasaan takut dan khawatir seringkali menjadi alasan. Rasanya tertekan ketika teman sepergaulan memaksa untuk minum. Rasanya ingin marah ketika melihat semua temanku menikmati melakukan korupsi. Namun, satu hal yang selalu kupegang adalah tetap melakukan apa yang berkenan di mata-Nya. Menolak bila diajak minum. Menolak melakukan korupsi. Berpegang teguh untuk tidak mengikuti arus. Apakah setelah itu aku kehilangan teman dan komunitas? Oh, tentu tidak. Bahkan Tuhan menyediakan anugerah-Nya lebih dari pada itu! Teman-temanku di organisasi tersebut pun lambat laun belajar menghormati pendirianku. Aku punya banyak teman yang baik di komunitas lain. Dan tentu saja, mahkota kemuliaan dari Tuhan yang akan menjadi hadiah terbesarku. Delapan belas tahun aku hidup, masalah yang biasa ku hadapi hanya seputar bertengkar dengan sahabat atau mungkin mendapat nilai jelek. Namun di tempat asing ini, aku harus mengelilingi kota mencari gereja. Menguatkan teman ketika aku sendiri butuh dikuatkan. Berdoa menangis sendiri. Sebuah pergumulan tanpa henti. Tetapi dari sinilah,

NAFIRI MARET 2014

NAFIRI mar2014.indd 121

121

3/22/14 11:29 PM


aku sungguh menyadari siapa aku tanpa-Nya dan bagaimana aku harus berjuang untuk kemuliaan-Nya. Aku berjuang untuk berbeda. Aku belajar bagaimana terus berlutut untuk berdoa. Aku belajar bahwa pribadi yang bisa kucari kapan pun dan dimana pun hanyalah Bapaku. Aku tidak butuh WiFi untuk Skype atau kartu telepon untuk berbicara intim dengan-Nya. Tetapi sesederhana dengan menutup mata dan menggenggam tangan. Di tengah keputusasaan akan tekanan yang cukup berat, aku baru menyadari ada kedamaian yang begitu menenangkan dalam doa bersama Tuhan. Di tengah kekhawatiran akan jalan menuju masa depan, aku baru menyadari ada jalan terbuka dan penuh kepastian bila jalan bersamaNya. Di tengah kebimbangan akan mana yang benar dan salah, aku baru menyadari ada Roh Kudus yang sungguh membimbing. Ada pepatah mengatakan “Kita tidak tahu apa itu pahit, bila tidak tahu manis� Yes, aku baru merasakannya. Eits tunggu dulu, apakah kita baru bisa dekat dengan Allah saat kita punya masalah berat? Tentu saja tidak! Setiap orang punya perjalanannya masing-masing. Dan Tuhan membentuk kita dengan caranya yang spesial dan unik.

Kisahku seperti ini, dan bagaimana kisahmu? Tentu tidak kalah menarik. Tetapi poin-nya bukan itu. Tidak peduli bagaimana jalannya, tetapi yang Ia rindukan adalah kedekatan kita dengan-Nya. Bukan hanya menjadikan doa secara formalitas. Ketika kita baru saja mendapat kenaikan gaji, kita berdoa memberitahu Bapa betapa bahagia dan bersyukurnya kita. Ketika kita baru mendapat kecelakaan, kita berdoa meminta kekuatan dan menaikkan syukur bahwa kita masih bernafas. Berbicara dengan Tuhan seperti kehausan akan bertemu dengan pacar. Dan seharusnya melebihi itu! Masih panjang perjalanan yang harus kutempuh, bila Tuhan berkenan. Dan aku siap akan tempaan olehNya karena kelembutan tanganNya menghampiriku, membentukku menjadi pribadi yang Dia mau. Ia tengah mempersiapkanku menjadi seseorang yang akan dipakai-Nya. Aku berdoa tidak meminta Tuhan untuk tidak memberiku kesulitan, tetapi aku berdoa untuk terus diberi kekuatan, hikmat, kebijaksanaan, dan keyakinan. Keinginan untuk terus belajar. Belajar mencintai Bapaku, Pemelihara hidupku *) Penulis saat ini belajar di The Hongkong University of Science and Technology (HKUST) mengambil program Business.

122 MENANAM KASIH DALAM KOMUNITAS KRISTEN YANG MELAYANI

NAFIRI mar2014.indd 122

3/22/14 11:30 PM


NAFIRI mar2014.indd 123

3/22/14 11:30 PM


HI

N

KI L

A

A

K

E

MUTI

R

U A

D U PA

B

eberapa bulan lalu seorang kakak memberi sebuah CD Alkitab Perjanjian Baru untuk menemani saya menikmati kemacetan Jakarta.Dengan mendengarkan berulang-ulang ketika macet atau ketika menempuh perjalanan jauh, ternyata Tuhan menyingkapkan banyak tentang firman-Nya, lebih daripada yang pernah saya alami sebelumnya. Karena diungkapkan dalam bentuk audio, saya jadi suka membayangkan bahwa seolah-olah Tuhan Yesus atau Paulus sendiri yang sedang tampil berkhotbah, sehingga saya sangat menghormati apa yang saya dengar dan berusaha untuk tidak menginterupsi dan menerima telepon atau melakukan hal-hal lain ketika mendengarkannya. Banyak sekali hal yang saya tidak sadari sebelumnya telah disingkapkan melaluinya. Di hari Natal yang lalu, seorang Pendeta memberi kado berupa CD Alkitab Perjanjian Baru versi Bahasa Inggris yang beliau bawa dari Australia. Ketika mendengarkannya, ternyata bagi saya pembacaan firman Tuhan seperti meloncat keluar dan terasa segar di telinga, mungkin karena sebelumnya saya telah mendengarkan yang versi bahasa Indonesia secara berulang-ulang. Saya sangat bersyukur karena melalui CD-CD ini, sekarang saya selalu segar dan menikmati perjalanan sejauh dan semacet apa pun, sebab saya sering mengantuk ketika menyetir dan membiarkan otak menganggur. Puji Tuhan !!! Redaksi menyambut setiap sharing singkat dari jemaat. Silakan mengirimkan tulisan ke email: nafiri@gkybsd.org atau sms kata: “Kilau mutiara� kirim ke : +6281382938620. Kami akan menelpon saudara untuk wawancara singkat melalui telpon, nanti redaksi akan menuangkan kesaksian saudara ke dalam tulisan. Terima kasih untuk setiap saudara yang sudah berkontribusi dalam penerbitan kali ini. Tuhan memberkati.

124 MENANAM KASIH DALAM KOMUNITAS KRISTEN YANG MELAYANI

NAFIRI mar2014.indd 124

3/22/14 11:30 PM


Humprey: Letih tapi Bahagia Melanjutkan sharing saya di NAFIRI edisi September 2013. Saya pada tahun 1999 kuliah di salah satu universitas swasta di Bandung. Masa kuliah saya dilalui hampir tanpa sempat bermain atau jalan-jalan seperti mahasiswa lainnya. Mulai dari mengajar kursus privat, mengajar sebagai asisten dosen Statistik, menitip jual kue ke toko kue, sampai mengantar parsel buah yang minta ampun beratnya ke sekeliling Bandung sudah saya jalani. Ini saya lakukan untuk membantu orangtua, karena ayah saya selaku tulang punggung keluarga telah meninggal. Kondisi ekonomi kami adakalanya dibantu oleh saudara dan kakak saya yang baru saja mulai bekerja. Bertolak dari masa-masa berat yang telah dilalui, saya bertekad untuk lebih cepat berhasil dibanding teman-teman lainnya yang sebaya, dan dengan berat hati saya harus berangkat merantau seorang diri meninggalkan mama saya sendiri di Bandung untuk mulai bekerja ke Jakarta. Tuhan selalu ada dalam setiap langkah yang saya ambil, dan setiap akan pindah kerja saya selalu berlutut dan berdoa, minta petunjuk Tuhan, dan Tuhan selalu menjawab pada waktu-Nya. Di tempat kerja saya yang kedua, saya mengikuti Management Development Program (MDP), yang menyebabkan saya harus menjalani ikatan dinas selama 2 tahun di Sumatera, antara lain di Palembang, Medan, dan Jambi. Setiap saya akan pindah kota atau baru sampai di kota yang baru, saya selalu sms ibu Lily Efferin, istri Gembala Sidang di GKIA di Bandung: Bu, di kota ini gerejanya di mana? Mungkin karena lumayan sering pindah kota, sempat suatu kali dijawab: Astaga Humprey, pindah kota lagi? Hehe.‌ Saya percaya setiap info gereja yang diberikan Bu Lily merupakan tuntunan Tuhan agar saya menjadi berkat di gereja tersebut. Di kota terakhir sebelum ke kembali ke Jakarta, yaitu di kota Jambi inilah saya bertemu dengan belahan jiwa yang sekarang menjadi istri saya, tepatnya di sebuah gereja di Jambi. Aktif dalam berbagai kegiatan di gereja ternyata membuat kami menyadari bahwa iman kami sama, yaitu sama-sama mencari Tuhan. Sampai akhirnya keluarga saya di Bandung memanggil saya kembali ke Jakarta, di situ saya terpisah jarak selama beberapa tahun.Namun akhirnya kami kembali bersama di Jakarta dan menjalani bimbingan pernikahan di GKY BSD sampai akhirnya menikah di tahun 2012 kemarin. NAFIRI MARET 2014

NAFIRI mar2014.indd 125

125

3/22/14 11:30 PM


Rainie Joanne Lynn, putri kami lahir di tahun 2013 dengan berbagai perjuangan. Setelah istri saya menghadapi 40 minggu mengandung, sang bayi nampaknya belum mau lahir ke dunia, sampai akhirnya dokter melakukan cara agar timbul kontraksi. Sekitar pukul 2 pagi saya dan istri meluncur ke rumah sakit karena mulai ada flek darah dan terasa nyeri.Sesampainya di RS dokter bilang, baru bukaan satu dari sepuluh. Pukul 12 siang, masih tetap bukaan satu. Pukul 16.00 dokter bilang, baru bukaan 2 (astaga, ini istri saya udah nyeri pinggang kesakitan sampai selama ini, kok ga buka-buka ya). Sambil terus menemani dan memijat pelan-pelan, masih kami tunggu proses kelahiran ini, karena kami memilih kelahiran normal, bukan caesar. Pukul 20.00 bukaan empat, , istri saya sudah kesakitan hampir 20 jam, masih belum juga? Tuhan ini gimana, tolong jaga istri dan anak kami. Pada pukul 22 dokter menyarankan induksi, tapi itu katanya sakit, dan mungkin masih harus menunggu 5-10 jam lagi. Alamaaak‌.atau solusinya caesar? Karena istri saya sudah lemas kesakitan seharian. Akhirnya istri saya masuk kamar operasi sambil berdoa.Saat itu saya berusaha tetap tenang dan berdoa, Tuhan selamatkan mereka, Tuhan jaga mereka. Satu jam terasa lama, sampai akhirnya dokter keluar dan membawa Rainie yang sehat, lalu saya bertanya di mana istri saya, dan dokter menunjukkan bahwa istri saya baik-baik saja, terima kasih Tuhan. Saat ini keluarga kami lumayan disibukkan dengan kehadiran sang bayi yang saat bulletin ini diterbitkan telah berusia 7 bulan, letih tapi bahagia, terima kasih Tuhan atas berkat-Mu.

Andriani Yuwana & Chandra Wijaya: Tuhan, Apa Maksud-Mu Mengijinkan Kami Mengalami Hal Itu? Hari Minggu siang tanggal 9 Desember 2012 tidak akan pernah terlupakan oleh kami. Setelah pulang gereja di kebaktian pertama, saya bersama Mama Tutik dan Papa Edi dan Mama Lanny (mama dari Ria yang datang dari Malang) 126 MENANAM KASIH DALAM KOMUNITAS KRISTEN YANG MELAYANI

NAFIRI mar2014.indd 126

3/22/14 11:30 PM


pergi sarapan Bakmi Alim di Melati Mas. Tak disangka itu adalah mie terakhir yang dimakan oleh mama sebelum beliau berpulang ke sorga, padahal besoknya, 10 Desember 2012, beliau juga berulang tahun. Setelah makan bakmi, maka saya membawa pulang kembali orangtua kami ke ruko Mama Tutik.Setiap hari Minggu toko kami memang libur dan tutup.Kami berbincang dan bercerita-cerita ngalor-ngidul dan tiba saatnya saya menjemput anak-anak dari Sekolah Minggu siang karena Ria ada rapat di gereja sampai siang. Sesampainya di rumah, beberapa menit kemudian saya mengetahui ada miss call di HP saya dari Mama Tutik. Saya telepon kembali tapi tidak diangkat oleh mama.Karena sekalian mau pergi ke Gading Serpong, maka saya keluar rumah dan juga melewati ruko mama dengan maksud hendak mampir sebentar. Setibanya di ruko, saya melihat pintu-pintu yang terbuka dan kotak kasir tidak ada di tempatnya. Saya menemukan Mama Tutik tergeletak pingsan di kamar mandi (mungkin saat itu sudah dalam keadaan meninggal) dan di dapur belakang saya menemukan Papa Edi dengan mulut yang dibungkam. Ternyata kedua orangtua kami dirampok di siang bolong. Bergegas dengan panik saya gendong mama, kemudian papa, lalu membawa mereka ke RS Eka untuk mendapatkan pertolongan pertama. Papa langsung dirawat dan diberikan pertolongan di UGD sedangkan mama sudah dinyatakan meninggal dan menunggu dilanjutkannya proses otopsi. Lemas, lelah, pikiran berkecamuk, menyesal, hati risau dan bertanya-tanya mengapa dan mengapa, sampai air mata tidak sempat menetes saat itu. Hanya ulu hati yang merasa sesak dan bingung. Walaupun mama meninggal karena peristiwa perampokan, kami tetap meyakini bahwa itu pun cara yang diijinkan Tuhan. Semuanya kami lewati dulu.. Semuanya kami terima dulu. Penyelidikan dan pengambilan sidik jari di ruko mama, pemanggilan beberapa saksi, dan proses di kantor polisi hingga larut malam, saya lalui. Ria membantu proses otopsi mama di RSU Tangerang ditemani beberapa rekan GKY BSD hingga dini hari. Kakak-kakak saya menemani Papa Edi yang belum tahu bahwa Mama Tutik sudah meninggal窶電i RS Eka. Baru keesokan harinya, kakak saya memberitahu sambil memeluk papa supaya beliau tidak shock mendengar berita kematian mama. Menangis sebentar, terguncang sebentar, sampai akhirnya papa menerima bahwa mama sudah dipanggil Tuhan. NAFIRI MARET 2014

NAFIRI mar2014.indd 127

127

3/22/14 11:30 PM


Sepeninggal Mama Tutik, Papa Edi tinggal bersama kami dan mendapat curahan kasih sayang kami. Dengan dibantu oleh seorang suster, Papa Edi menjalani hari-harinya, suka-duka, kondisi ‘naik-turun’. Saya dan papa, sebagai saksi juga menjalani semua proses pengadilan yang saat sebulan setelah kejadian mama, beberapa pelaku dapat ditangkap oleh polisi (pelaku ada 4 orang). Kami sungguh bersyukur akan hal ini, dan sekali lagi kesabaran kami diuji karena harus berhadapan dengan mereka yang sudah tega melakukan kejahatan sehingga mama harus meninggal dalam kejadian itu. Papa pun juga diuji. Beliau kami dampingi, terus kami ingatkan dan kuatkan, supaya tidak mendendam dan ada kepahitan dalam hati setelah mengetahui perampok-perampok itu. Papa cukup tegar dalam menghadapi proses pengadilan yang berkali-kali, hingga akhirnya beliau sakit dan masuk-keluar RS setelah Lebaran 2013, terkena serangan stroke ke-2 dan menderita infeksi paru-paru. Setelah sempat mengalami pemulihan jiwa dan iman, dimenangkan kembali imannya, dan sempat juga dilayani Christmas Carol oleh GI.Chandra Arifin dan tim pada Desember 2013, maka Papa Edi berpulang ke sorga pada tanggal 9 Januari 2014, tepat 1 tahun 1 bulan setelah Mama Tutik mendahului kami semua ke sorga. Menjawab pertanyaan paling atas dari artikel ini, kami tetap meyakini bahwa Tuhan Allah tidak pernah berubah, Tuhan Allah tetap baik. Semua yang diberikan-Nya, semua yang diizinkan-Nya, semata-mata tetap untuk kebaikan anak-anakNya. Iman itu yang terus kami bawa dalam menjalani kehidupan ini dan mengerjakan tugas kami selanjutnya dengan terus berharap dan memandang kepada-Nya. Gabriel Winardi : Tuhan Tidak Pernah Lepas Tangan Hari ini, 9 Desember 2013, saya dan Abby naik kereta Commuter Line yang mengalami kecelakaan siang tadi di sekitar Pondok Ranji, Bintaro.. Awalnya kereta itu mengalami gangguan teknis, AC-nya rusak, 128 MENANAM KASIH DALAM KOMUNITAS KRISTEN YANG MELAYANI

NAFIRI mar2014.indd 128

3/22/14 11:30 PM


di Stasiun Serpong sehingga mengalami keterlambatan 10-15 menit. Jadi sekitar pukul 11.05, kereta baru sampai di Stasiun Rawa Buntu (tempat kami). Biasanya kami naik kereta di gerbong agak depan, tapi hari itu entah kenapa Abby tidak mau naik di deket-deket depan, dia bilang, “Udah di sini aja (gerbong tengah)”. Akhirnya kami pun naik di gerbong ke-6. Kereta tersebut kemudian jalan seperti biasa, dari satu stasiun ke stasiun lainnya.Di sebuah tikungan, kereta jalan cukup pelan, kemudian saya merasakan kereta tersebut ngerem dengan cukup kuat.Kami merasakan guncangan seperti kereta menabrak sesuatu.Seketika itu kereta berhenti, AC mati, lampu mati, dan kami melihat banyak orang berlarian di pinggir kereta. Awalnya ada yang menduga di luar sedang ada tawuran, tapi kemudian ada yang berteriak “api..apiii.. ada apiiii..”. Pada saat mendengar kata “Ada apiii..” seluruh penumpang langsung panik. Saat itu pintu tidak terbuka sama sekali.Beberapa laki-laki dan satpam mencoba membuka paksa pintu dan jendela, dan akhirnya 1-2 menit kemudian pintu baru terbuka. Penumpang langsung berhamburan keluar. Waktu keluar saya melihat api besar dan asap yang mengepul warna hitam di bagian kepala kereta. Kami langsung menjauhkan diri dari kereta karena takut apinya akan cepat merembet. PUJI TUHAN, Tuhan masih memberi kesempatan kami untuk keluar dari tempat kejadian tersebut tanpa kurang suatu apa pun. Saya pribadi merasakan perlindungan Tuhan yang amat sangat. Kita tidak perlu bilang “Seandainya keretanya gak telat......” atau “Coba kalo keretanya diservis lebih lama 5 menit lagi....” atau “Coba kalau angkot-angkot gak ngetem bikin macet rel kereta dan mobil tangki bensin gak nekat maju terus........” dan sebagainya. Tapi satu hal, gak ada satu kejadian pun yang dapat terjadi tanpa seizin Tuhan.. Kami selamat dari kejadian ini semata-mata hanya karena Anugrah Tuhan.Api gak sampai merembet ke gerbong-gerbong selanjutnya itu juga karena Anugrah Tuhan. Penyertaan-Nya dan pertolongan-Nya sungguh ajaib dan nyata kami rasakan. Saya merasa beruntung bukan karena kami berada dalam gerbong bagian tengah kereta, karena saya yakin sebenarnya musibah bisa terjadi kapan saja, di mana saja dan lewat apa dan mana saja. Almarhum ayah saya pernah bilang bahwa tidak ada satu tempat pun di dunia ini yang aman, selain dalam naungan dan perlindungan-Nya. “Datanglah Kerajaan-Mu, jadilah kehendak-Mu di bumi seperti di sorga” Dan satu hal lagi, Tuhan tidak pernah lepas tangan. Hujan lebat yang membantu proses pemadaman api juga saya yakini bahwa itu semua dari Tuhan. How Great is our God ! Allah itu bagi kita tempat perlindungan dan kekuatan, sebagai penolong dalam kesesakan sangat terbukti. (Mazmur 46:1) NAFIRI MARET 2014

NAFIRI mar2014.indd 129

129

3/22/14 11:30 PM


REKO

SI

MENDA

BUKU

uku yang terdiri dari 15 bab ini ditulis dengan rentang waktu yang cukup panjang yaitu 10 tahun oleh penulisnya yang adalah seorang dokter dan peneliti. Buku diawali dengan pengamatan dan penelitian penulis tentang kondisi kehidupan jaman modern ini dimana kehidupan berjalan begitu cepat dan hampir semua manusia tenggelam dalam gaya hidup tak bermargin. Tak bermargin contohnya ketika kita harus menangani bayi yang menangis sambil 130 MENANAM KASIH DALAM KOMUNITAS KRISTEN YANG MELAYANI

NAFIRI mar2014.indd 130

3/22/14 11:30 PM


menjawab telepon yang berdering. Kebalikannya, ketika kita masih dapat menikmati sisa gaji kita di akhir bulan atau ketika kita punya bayi yang dijaga oleh orangtua kita sehingga kita bisa dengan enaknya menerima telpon. Itulah hidup bermargin. Bagaimana seseorang bisa memiliki kehidupan yang tidak bermargin, penulis membaginya menjadi 4 penyebab yaitu: rasa sakit akibat kemajuan jaman, rasa sakit akibat berbagai masalah, rasa sakit akibat stress, dan rasa sakit akibat kelebihan beban. Kemajuan jaman tidak dapat dipungkiri menghasilkan hal-hal yang semakin cepat dan canggih, dan menghasilkan peningkatan dalam banyak bidang. Hubungan antar manusia menjadi semakin tawar karena faktor kecepatan. Sulit untuk membuat seseorang punya waktu untuk mendengarkan orang lain apalagi mengasihinya. Kebanyakan dari rasa sakit kita ada dalam kehidupan relasional kita, yaitu relasi dengan diri sendiri, relasi dengan orang lain, dan relasi dengan Allah. Kita kehilangan margin dalam banyak area, padahal kita sangat membutuhkan margin dalam hubungan-hubungan kita. Jadi menurut penulis, ketika kita tidak lagi punya margin, kita diserbu oleh stress dan kelebihan beban. Kehidupan relasional kita sakit dan terpuruk dengan peristiwa-

peristiwa di luar kendali kita. Penyebab kehidupan tak bermargin berikutnya adalah rasa sakit akibat stress. Untuk diketahui, menghindari stress sama tidak mungkinnya dengan tak menginginkan stress. Kehidupan modern terus menerus menantang kita untuk menyesuaikan diri. Beberapa hal pemicu stress yang menonjol misalkan: perubahan, mobilitas, ekspektasi, tekanan waktu, pekerjaan, kendali, ket a ku t a n , hubungan-hubungan, kompetisi, frustasi dan kemarahan. Satu lagi kecenderungan di dunia saat ini adalah menambah detil pada kehidupan kita, menambah satu pilihan lagi, satu komitmen lagi, satu ekspektasi lagi, satu utang lagi, satu pekerjaan lagi, dan satu keputusan lagi. Kelebihan beban terjadi ketika hal-hal yang harus kita perhatikan telah melampui apa yang dapat kita tanggung. Kelebihan beban yang terus-menerus juga berdampak pada kehidupan spiritual kita. Kita hanya punya sedikit waktu untuk berdoa dan merenung, tenaga yang semakin berkurang untuk pelayanan, dan kurang tertarik dalam menjalin hubungan. Konsep margin sangat penting, karena margin merupakan syarat bagi hidup yang sehat. Margin memberi kebebasan dan kesempatan untuk beristirahat, memupuk hubungan maupun pelayanan. Secara rohani margin memberi kita kesempatan NAFIRI MARET 2014

NAFIRI mar2014.indd 131

131

3/22/14 11:30 PM


untuk dipakai bagi tujuan Allah. Margin adalah lawan dari kelebihan beban, margin adalah celah antara istirahat dan kelelahan. Formula margin = daya - beban. Formula ini sederhana, tapi jika tidak kita pahami akan menyakitkan. Untuk mendapatkan hidup bermargin, pilihannya adalah memperbesar daya atau mengecilkan beban. Supaya sehat, kita perlu margin setidaknya dalam 4 area: energi emosi, energi fisik, waktu dan keuangan. Margin dalam energi emosi adalah yang terpenting, karena ketika secara emosi kita pulih, kita siap untuk menghadapi masalah-masalah kita dengan suatu harapan dan kekuatan. Sebaliknya jika cadangan psikis kita habis, kita benar-benar lemah. Penulis MARGIN versi Bahasa Indonesia menguraikan beberapa cara untuk mendapatkan kembali energi emosi kita, yaitu dengan rekonsiliasi berbagai hubungan, saling melayani, beristirahat, tertawa, menangis, menciptakan batasan-batasan yang tepat, memimpikan hari depan yang lebih baik, mengucap syukur, memberi dengan murah hati, kaya dalam iman, memegang teguh harapan, dan yang terutama adalah segala hal tentang kasih. Banyaknya pilihan-pilihan dalam gaya hidup makin memicu kekurangan margin dalam energi fisik. Toko-toko yang buka 24 jam sehari menantang kita untuk menikmati dan mengurangi waktu tidur yang seharusnya, demikian pula kurangnya kesadaran masyarakat untuk berolahraga. Margin dalam waktu artinya kita punya kebebasan untuk menentukan waktu dengan bebas. Idealnya waktu kita keseluruhan adalah waktu Allah diatur oleh-Nya, dipergunakan bagi tujuan-tujuanNya. Setiap orang perlu waktu: waktu 132 MENANAM KASIH DALAM KOMUNITAS KRISTEN YANG MELAYANI

NAFIRI mar2014.indd 132

3/22/14 11:30 PM


pribadi, waktu bersama keluarga, waktu untuk berbagi dan waktu bersama Allah. Penulis memberikan beberapa langkah yang dapat kita ambil untuk memulihkan margin waktu kita yaitu dengan: menyiapkan diri untuk hal-hal yang tak terduga, belajar untuk berkata tidak, mematikan televisi, dan banyak lagi hal-hal yang dapat kita lakukan untuk memperoleh kembali margin dalam penggunaan waktu kita. Kehidupan ini adalah suatu perjalanan, dan bukannya pertandingan. Margin dalam keuangan, dengan hikmat dan disiplin yang cukup maka uang bisa dipakai untuk memuliakan Allah dan memberkati banyak orang.

Yesus mengajarkan tentang prioritas Ia menjelaskan dengan ayat, “Tetapi carilah dahulu Kerajaan Allah dan Kebenaran-Nya maka semua itu akan ditambahkan kepadamu.� Semua margin - dalam energi, emosi, fisik, waktu dan keuangan, pertama-tama harus menghormati Allah. Semua margin harus dibuat untuk siap sedia bagi tujuan kerajaan-Nya, karena uang milik Allah, kekayaan milik Allah, kerajaan milik Allah, kita milik Allah, marginpun milik Allah. Hanya pilihanlah satu-satunya milik kita. Akhirnya penulis menyimpulkan bahwa margin, dengan kehadiran maupun ketidakhadirannya mempengaruhi kesehatan. Kesehatan didapat melalui rasa puas, kesederhanaan, keseimbangan, dan istirahat. Penulis mengajak kita untuk melakukan perjalanan ke arah kesehatan. Jika stress menekan, atasi atau tinggalkanlah. Jika kelebihan beban menghancurkan hubungan, buanglah beban itu. Dan di saat jaman kita hidup sekarang ini, kita harus beristirahat secara spiritual karena itu sangat penting

Salah satu hal yang dianjurkan oleh penulis untuk memulihkan margin dalam keuangan adalah dengan mencukupkan diri dengan apa yang sudah Allah berikan dan hidup dalam kebenaran yang sederhana. Ketika

/ Lily Ekawati

NAFIRI MARET 2014

NAFIRI mar2014.indd 133

133

3/22/14 11:30 PM


REKO

SI

MENDA

USIK

the rescue

sidney mohede

S

empat membentuk band Kristen Giving My Best (GMB), dan masih tergabung dalam tim praise and worship True Worshippers tidak membuat Sidney Mohede berhenti menyalurkan bakat music dalam proyek-proyek solonya. Dikenal sebagai salah satu musisi Kristen kontemporer paling berpengaruh di Indonesia, Sidney Mohede kembali dengan album solonya yang bertajuk The Rescue, album pertama Sidney dalam bahasaInggris yang ditargetkan kepada pasar internasional. Produksi album ini pun bisa dibilang sangat luas cakupannya melihat banyaknya musisi internasional yang terlibat. Salah satu lagu lama yang paling familiar di telinga penikmat musik Kristen gubahan Sidney dan Israel

Houghton, “Hosanna/Be Lifted Higher” hadir kembali di album ini. Uniknya, “Hosanna/Be Lifted Higher” turut melibatkan musisi Andi Rianto untuk mengaransemen lagu ini sehingga terdengar menjadi lebih megah namun tetap kontemplatif. Dalam ”I Am Loved”, Sidney berduet dengan penyanyi asal Australia, Barry Southgate. Track yang didominasi alunan cello dan petikan gitar ini ditulisnya bersama pengarang lagu Robin Ghosh. Namun highlight The Rescue mungkin ialah saat Sidney menggaet Darlene Zschech dari Hillsong Church untuk berkolaborasi dalamlagu yang Sidney ciptakan bersama Mia Fieldes berjudul ”It Is Done”. Prestasi lagu tersebut begitu mengagumkan sejak dirilis sebagai single pada Maret 2013.”It Is Done” berhasil menempati posisi nomor 1 di iTunes Singles Chart Indonesia selama 10 hari (mengalahkan artis-artis internasional ternama seperti Rihanna dan Michael Buble). Sejak keterlibatannya di musik Kristen, ciri khas Sidney sebagai

134 MENANAM KASIH DALAM KOMUNITAS KRISTEN YANG MELAYANI

NAFIRI mar2014.indd 134

3/22/14 11:30 PM


Edisi regular dan Limited Edition The Rescue

worship leader memang sangat kental. Disetiap album rekaman pun (live maupun studio recording), gayanya yang santai tapi begitu serius menikmati music dan pujipujian terus terpancar dengan jujur dari suaranya. Sidney memang tidak pernah ingin menganggap dirinya artis Kristen, karena ia mengaku semata-mata hanyalah seorang pemimpin pujian yang rindu menyembah Tuhan seraya mengajak para jemaat menyanyi untuk Tuhan. Di album The Rescue pesan itu masih menggema kuat. Dan sebagai musisi rohani, Sidney semakin mantap dan matang. Tidak sulit bagi The Rescue untuk mendapatkan pengakuan secara global, karena tidak hanya kita diajak untuk menyanyi, kita pun hanyut dalam keindahan setiap instrumen dan nyanyian, mengalami kembali kasih dan anugerah Tuhan yang besar lewat musik. Album The Rescue dapatdibeli di toko-toko musik rohani terdekat, dan dapat diunduh di iTunes Indonesia. Sidney Mohede juga mengadakan konser solonya pada tanggal 19 Maret di Jakarta / Arina Palilingan

track list 1/ All Things New 2/ It Is Done (ft. Darlene Zschech) 3/ I Will Come I Will Sing 4/ Jesus It Is You 5/ I am Loved (ft. Barry Southgate) 6/ Open The Sky

7/ Hosanna (Be Lifted Higher) (ft. Israel Houghton) 8/ Doxology / Come and Worship 9/ Amazing 10/ In Christ Alone 11/ Make You Feel My Love (Bonus Track) NAFIRI MARET 2014

NAFIRI mar2014.indd 135

135

3/22/14 11:30 PM


Tanggal Rilis: 28 Maret 2014 Sutradara: Darren Aronofsky Pemain: Russel Crowe sebagai Noah, Ray Winstone sebagai Tubal Cain, Anthony Hopkins sebagai Methuselah, Emma Watson sebagai Ila, Logan Lerman sebagai Ham, Jennifer Connelly sebagai Naameh, Douglas Booth sebagai Shem

alau kita mendengar kata “Noah�, mungkin sebagian orang terutama dari kalangan non-Kristen mengenal ini sebagainama grup band Noah yang sedang naik daun, dengan vokalis bernama Ariel. Namun, bagi orang Kristen, Noah atau yang biasa kita sebut Nuh adalah nama hamba Tuhan yang mendapat kasih karunia di mata Tuhan (Kej 6:8). Alkitab menceritakan bahwa Allah menyesal telah menjadikan manusia di bumi, dimana manusia telah memilukan hati-Nya oleh karena kekerasan dan kejahatan manusia, sehingga Allah memerintahkan Nuh

136 MENANAM KASIH DALAM KOMUNITAS KRISTEN YANG MELAYANI

NAFIRI mar2014.indd 136

3/22/14 11:30 PM


untuk membuat bahtera. Allah kemudian mendatangkan air bah meliputi bumi dan memusnahkan segala yang hidup di bumi. Air itu berkuasa di bumi selama 150 hari lamanya. Setelah bumi benar-benar kering, Nuh keluar dari bahtera dan mempersembahkan korban. Allah mengadakan perjanjian dengan Nuh dan keturunannya bahwa Dia tidak akan melenyapkan segala yang hidup dengan air bah lagi. Lalu bagaimana dengan film “Noah� yang tampil di bioskop per 28 Maret 2014 ini? Film ini menimbulkan kontroversi di kalangan umat Kristen dan Yahudi. Namun ada pula yang mengatakan film ini telah membuat Alkitab menjadi kelihatan keren. Lalu, mengapa film ini tetap direkomendasikan untuk ditonton? Sebelum menjawab pertanyaan tersebut, ada baiknya kita mengetahui gambaran tentang film ini. Noah merupakan gagasan dari produser Darren Aronofsky , yang mengatakan bahwa ia telah ingin membuat film tentang Nuh dan bahtera sejak masa kecilnya. Dengan anggaran $125 juta,

film ini lebih menggambarkan seorang pria yang bertempur melawan musuh-musuhnya, yaitu Tubal Kain, tepat pada saat iamembuat bahtera, dan menanti datangnya air bah. Walaupun kisah Nuh yang difilmkan ini banyak yang dimodifikasi sehingga tidak pas dengan konteks Alkitab, namun kita patut mengacungkan jempol akan karya produksi film Hollywood yang mengambil dasar Alkitab sebagai bahan untuk sebuah film yang menstimulasi daya imajinasi kita dengan efek visualnya yang canggih dan menarik / Humprey

NAFIRI MARET 2014

NAFIRI mar2014.indd 137

137

3/22/14 11:30 PM


EVENT NOT ES

HU T G KY BSD K E 2 1

KESATUAN ORGANISME BUKAN ORGANISASI erap kali, kita sudah merasa sangat nyaman di pergaulan gereja, sehingga tanpa kita sadari keegoisan kita membuat gereja jadi sistem tertutup. Sebegitu egoisnya kita sehingga orang yang baru datang merasa tidak punya tempat. Padahal, Alkitab sejatinya adalah sistem terbuka. Dalam acara perayaan ulang tahun GKY BSD yang ke-21, Minggu, 9 Februari, Pendeta Joni Sugicahyono memberikan khotbah berdasarkan Efesus 2 : 11 – 22. Kenyataannya, kedagingan manusia membuat konsep, pikiran, dan karakter sangat berpengaruh dalam persekutuan, baik di gereja bahkan dalam rumah tangga. Ketika ada manusia yang berbeda, kita sulit menerimanya. Akhirnya, yang terbentuk adalah kesatuan mistikal, seperti Menara Babel. Hal ini berlawanan dengan Alkitab yang terbuka dan mengajak orang dari

luar untuk masuk ke dalam kerajaan-Nya. Kesatuan di dalam Kristus berlandaskan pada prinsip bahwa Kristus adalah kepala yang mempersatukan. Semua sama. Karena, semua yang sudah ditebus oleh darah Kristus mengarah kepada Kristus. Semua jadi buatan Allah yang diciptakan untuk melakukan pekerjaan baik yang sudah dipersiapkan sebelumnya. Yang terjadi, ketika kita berkumpul, semua diarahkan pada Yesus. Inilah yang membuka ikatan egosentris kita yang di awal tadi disebutkan tentang kesatuan mistikal. Kesatuan dalam Kristus membuat persatuan yang tidak lagi memandang latar belakang, perbedaan status sosial dan ekonomi, karakter, sifat, dan hal-hal kedagingan lainnya. Karena semua perbedaan itu dimanifestasikan dalam kepala yang tertunduk dan diarahkan pada Kristus. Indah.

138 MENANAM KASIH DALAM KOMUNITAS KRISTEN YANG MELAYANI

NAFIRI mar2014.indd 138

3/22/14 11:30 PM


Pendeta Joni menjelaskan, kesatuan sejati adalah kesatuan rohani, bukan sekedar fisik dari orang-orang pilihan yang sudah ditebus Kristus. Demikianlah kamu bukan lagi orang asing dan pendatang, melainkan kawan sewarga dari orang-orang kudus dan anggota-anggota keluarga Allah (ay. 19). Sebelumnya, ketika manusia hidup tanpa Kristus, ia tidak termasuk warga Sorga. Kini, setelah bersatu dengan Yesus, kesatuan tidak lagi bersifat fisik. Dengan demikian, dalam pelayanan tidak perlu ada perbedaan pendapat karena telah sehati dan sepikir sebagai sesama warga kerajaan sorga. Dalam Efesus 4:16, �Dari padaNyalah seluruh tubuh, --yang rapi tersusun dan diikat menjadi satu oleh pelayanan semua bagiannya, sesuai dengan kadar pekerjaan tiap-tiap anggota--menerima pertumbuhannya

dan membangun dirinya dalam kasih.� Nyata bahwa yang dituju pada akhirnya adalah kesatuan organisme. Ini berbeda dengan organisasi biasa. Dalam kesatuan organisme, kesusahan, pergumulan anggota yang lain juga kita rasakan. Lewat doa yang digerakkan oleh Roh yang sama, kita menjadi kesatuan yang hidup yang saling merasakan kesedihan dan suka cita. Kesatuan organisme ini adalah hasil usaha seluruh warga jemaat. Hal ini tidak mungkin bisa dikerjakan oleh Hamba Tuhan atau majelis. Prinsip kesatuan juga berlaku dalam upaya bersama sebagai sesama anggota keluarga Allah. Dalam perayaan HUT GKY ke-9, setelah hari Sabtu diisi dengan acara permainan, acara kebaktian hari Minggu dimeriahkan visualisasi dari Persekutuan Kaleb kemudian ditutup dengan jamuan dan santap makan bersama. Tim dari Pasutri melayani para tamu dan anggota Kaleb yang duduk di meja makan. Yang lain, mengerumuni meja-meja penuh hidangan nikmat mulai dari wedang jahe, sampai sate ayam di pojokan yang lezatnya takkan terlupa / Edna Pattisina NAFIRI MARET 2014

NAFIRI mar2014.indd 139

139

3/22/14 11:30 PM


Endah, guru sekolah minggu bertanya kepada muridnya: “ Jadi anak-anakku, tahu kan sekarang kenapa Musa dan bangsa Israel berputarputar di padang gurun selama 40 tahun?” Jawab Joko dengan antusias: “ Tahu buu.. Mereka malas bertanya, jadi sesat di jalan….”

Seorang nenek tua yang dikenal sangat beriman kepada Tuhan, selalu berdiri di depan rumahnya dan berseru ke jalan: “Pujilah Tuhan!” Tetangganya yang atheis, marah mendengarnya, dan balas berseru: Mana ada Tuhan?” Si Nenek tak mau kalah, dia tetap berdoa dan akhirnya berseru: Pujilah Tuhan! Tuhan, saya perlu makan..hidup makin susah...berilah saya makanan yang secukupnya..” Esok paginya, Si Nenek menemukan sebuah kantung berisi buah-buahan, roti dan sayuran di depan rumahnya. Serunya: “Puji Tuhan !” Si Atheis yang dari pagi bersembunyi dekat pagar keluar dan berseru: “Ha ha ha.. Sudah kubilang, mana ada Tuhan. Itu kan aku yang beliin, Nek!” Si Nenek malah bertepuk tangan dan berseru, “Puji Tuhan! Tuhan yang menyediakan makanan ini, bahkan bisa membuat seorang atheis membayar untuk makanan ini…”

Seberangi Laut Merah, belok kanan ke gunung Sinai...

Seorang lelaki tua berkunjung ke rumah pendeta dan bertemu dengan istri pendeta, seseorang yang dikenal sangat baik hati dan suka memberi. “ Bu,” katanya dengan terbatabata, “Saya ingin cerita, ada sebuah keluarga yang sangat miskin tinggal di dekat sini, si Bapak sudah meninggal, Ibunya sakit keras dan badannya lemah, anaknya 6 dan kelaparan semua..Mereka terancam tidak punya tempat berteduh dan bisa tinggal di jalan, karena tidak sanggup lagi membayar kontrakan rumahnya, sudah nunggak 2 bulan, jumlahnya 1 juta rupiah…” “Aduh pak…,” Istri Pendeta terkejut. “Kita harus bantu. Mm..boleh saya tahu, Bapak apanya keluarga ini?” Lelaki tua itu berbisik dengan muka sedih, “ Saya yang punya rumah kontrakan…”

140 MENANAM KASIH DALAM KOMUNITAS KRISTEN YANG MELAYANI

NAFIRI mar2014.indd 140

3/22/14 11:30 PM


Seorang Pendeta yang sedang sakit dan sekarat mengundang kedua jemaatnya, seorang Hakim dan ketua Partai Anu untuk menemuinya di rumah. Kedua jemaatnya duduk di sisi Pendeta yang terbaring sakit, sambil bertanyatanya, apa maksud Pendeta mengundang mereka. Beberapa saat berlalu dan suasana hening. Si Hakim memberanikan diri bertanya, “ Pak Pendeta, kenapa kami diundang kemari?” Adakah yang perlu kami bantu?” Pendeta terbata-bata dengan suara lemah: “ Tentu, kalian kuundang kemari untuk membantuku memenuhi keinginan terakhirku sebelum mati…” “Apa itu pak?” tanya si Ketua Partai Anu. “Aku sedang sekarat, bila aku mati aku ingin seperti Tuhan Yesus, mati di antara kedua penjahat…”

Suami istri yang baru 1 tahun menikah, sedang bertengkar hebat di kamar! Akhirnya sang istri berseru: “ AKU MAU PULANG SAJA KE RUMAH MAMA!!!” Suami akhirnya meraih celana panjangnya yang tergantung di pintu, merogoh sakunya dan mengeluarkan beberapa lembar uang, menghitungnya dan akhirnya menyerahkannya ke sang istri. “Nih, buat ongkos kereta pulang!!!” Sang istri segera menyambar uang itu dan menghitungnya kembali. “ Kurang!!! Mana cukup buat ongkos balik?!” (Adaptasi dari http: //www.ahajokes.com)

Redaksi NAFIRI menyambut sumbangan humor untuk rubrik Nafiri HAHAHA! Silakan mengirimkan tulisan ke email: nafiri@gkybsd.org NAFIRI MARET 2014

NAFIRI mar2014.indd 141

141

3/22/14 11:30 PM


EVENT NOT ES

142 MENANAM KASIH DALAM KOMUNITAS KRISTEN YANG MELAYANI

NAFIRI mar2014.indd 142

3/22/14 11:30 PM


Kebaktian Malam Natal 24 Desember 2013: Kita telah dibayar lunas enyapnya malam Natal di GKY BSD tiba-tiba ditutup dengan gemuruh Paduan Suara Sanctus yang bersahutan membawakan “Hallelujah Chorus” karya Handel. Gereja penuh. Pohon natal dari kertas coklat dan merah marun menghiasi pojok panggung. Pendeta Paulus Surya yang berkhotbah mengatakan, Yesus datang karena manusia berdosa tidak mungkin bersekutu dengan Allah yang Maha Mulia. “Kata Yesus kepadanya: “Telah sekian lama Aku bersama-sama kamu, Filipus, namun engkau tidak mengenal Aku? Barangsiapa telah melihat Aku,

ia telah melihat Bapa; bagaimana engkau berkata: Tunjukkanlah Bapa itu kepada kami?” (Yohanes 14 :9). Tuhan itu kudus. Bahkan nabi Yesaya pun merasa dirinya najis saat melihat kekudusan Tuhan. Ketika Yesus disalib, murka Allah dinyatakan sekaligus pada saat yang sama ketika kasih karunia Allah diberikan. Ingat Wayne Rooney pemain MU yang kedapatan merokok dan buang air kecil di jalan? Hal ini dilarang dan menggusarkan pelatihnya, Sir Alex Ferguson. Sekilas, kedua hal itu wajar. Namun, Ferguson mengatakan, Rooney telah dibeli lunas. Seluruh hidupnya adalah milik MU dan harus bertindak sesuai dengan nilai-nilai MU. Hal serupa terjadi dengan kita. Kita melakukan kekudusan tidak hanya di lapangan namun dimanapun. Ketika Yesus datang, Ia dinyatakan sebagai Imannuel. Artinya, Allah yang maha mulia beserta dengan kita, manusia. Sama seperti Yesaya, setelah ia bertemu Tuhan, ia merasakan kekudusan Tuhan tetapi kemudian ia memberi dirinya untuk diutus. Ia tahu, Israel akan menolak. Kesulitan akan tetap ada. Demikian juga yang terjadi dengan Yusuf dan Maria. Saat dipakai Allah mereka hidup sangat sederhana bahkan sampai harus mengungsi. Allah beserta kita, bukan berarti semuanya lancar. Namun, artinya Tuhan tidak pernah meninggalkan kita. NAFIRI MARET 2014

NAFIRI mar2014.indd 143

143

3/22/14 11:30 PM


Kebaktian Natal 25 Desember 2013: It has been done esan awal yang indah tentang KKR Natal 25 Desember adalah drama tiga babak yang membuka kebaktian. Babak pertama, soal seorang putri raja. Ia memiliki apapun namun merasa hidupnya kosong. Pada akhirnya, ia menemukan kalau ruang kosong dalam hatinya itu hanya bisa dipenuhi oleh Tuhan. Babak kedua, seorang korban bencana yang masih bisa menghibur orang lain karena merasa dirinya dilimpahi kasih Tuhan. Sementara di babak ketiga, soal kekosongan manusia ketika tidak ke gereja. Pendeta Paulus Surya membawakan khotbah dari Yesaya 9 : 1-6. Ia membuka khotbahnya dengan ilustrasi kalau selama Natal yang paling diuntungkan adalah Walmart, Carrefour dan Kentucky Fried Chicken. Makanmakan dan berbelanja selalu dianggap

cara untuk membahagiakan. Padahal, suka cita sejati yang di dalamnya ada damai sejahtera hanya bisa diperoleh lewat Terang yang datang ke dunia. Pasalnya, Terang itu bisa melepaskan belenggu dosa. Lepas dari belenggu dosa itu sulit. Orang Israel bisa keluar dari Mesir hanya dalam waktu 40 hari. Namun, untuk mengeluarkan pengaruh Mesir dari diri orang Israel itu butuh 40 tahun. Kita pun masih sering ditarik dosa masa lalu. Untuk bisa menang, hanya dengan bersandar pada Yesus. Untuk memenangkan peperangan rohani, agama lain menuntut umatnya untuk “do”, sedangkan dalam Kristen sudah ‘done’. It has been done. Artinya, kita sudah dimenangkan. Jadi hal baik dilakukan bukan untuk mendapat keselamatan tetapi buah keselamatan. Damai sejahtera juga bisa kita peroleh karena kita tahu, hidup kita ada di bawah kontrol Tuhan / Edna Pattisina

144 MENANAM KASIH DALAM KOMUNITAS KRISTEN YANG MELAYANI

NAFIRI mar2014.indd 144

3/22/14 11:30 PM


Pendeta Paulus Surya membawakan khotbah

NAFIRI MARET 2014

NAFIRI mar2014.indd 145

145

3/22/14 11:30 PM



Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.