Discovering The GIFT of GOD Inside Us

Page 1


Pembaca Nafiri terkasih, Karunia. Apakah Anda mengetahui karunia apa yang Anda miliki? Karena karunia adalah pemberian Roh Kudus, maka tiap orang tidak bisa memilih apalagi memaksa Roh Kudus memberi karunia yang dia inginkan. Pendeta Stephen Tong berkata, “Karunia-karunia diberikan oleh Roh Kudus sesuai dengan kerelaan-Nya dan kedaulatanNya.” Dalam Roma 12: 6 dikatakan, “Demikianlah kita mempunyai karunia yang berlain-lainan menurut kasih karunia yang dianugerahkan kepada kita ….” Maka dari itu tiap orang memiliki karunia yang berbeda-beda dengan jumlah yang berbeda-beda pula. Tulisan yang menarik ini dapat Anda nikmati dalam rubrik “Fokus”. Selain mengenai karunia, ada juga nasihat dari balik penjara. Siapakah yang dipenjara? Apa maksud dari rubrik “Enlightenment” tersebut? Diskusi seorang Ibu dan anaknya sungguh membuat kita berpikir lebih jauh tentang pengampunan. Kalau dahulu orang Eropa tidak berkunjung ke Indonesia untuk menginjili, mungkin kita tidak mengerti karunia yang kita miliki. Kini saatnya mengembalikan Injil ke Eropa. Begitulah kerinduan penulis “Teropong” untuk ‘membayar’ hutang kita dengan mengabarkan Injil kepada bangsa-bangsa Eropa yang saat ini mengalami krisis iman yang semakin dalam. Hmmm … dalam hidup ini perjuangan demi perjuangan kita lalui. Namun bagaimanapun juga, ketika kita tenggelam dalam kesendirian, kesedihan, dan frustrasi; terkadang kita lupa bahwa ada mereka yang tenggelam di kolam yang sama. Mungkin perjuangan akan terasa lebih ringan, bila kita belajar untuk berenang bersama-sama. Itulah yang direnungkan dalam rubrik “Refleksi”. Jangan lupa, selalu ada juga gambar-gambar dan tulisan menarik dan lucu di rubrik “Sentilan Ucil” dan “Taman Ketawa”. Sangat banyak tulisan lain yang menurut kami sangat menggugah untuk ditelusuri. Selamat membaca dan menikmati sajian kami pada edisi kali ini. Tuhan Yesus memberkati kita semua.

Salam, Redaksi 2

Penasehat Pdt Joni Sugicahyono, M.Div. Pembina GI Feri Irawan, M.Div. Majelis sub. bid. Literatur Yahya Soewandono Pemimpin Redaksi Humprey Wakil Pemimpin Redaksi Nico Tanles Tjhin Editor Hendro Suwito, Titus Jonathan Proof Reader Yati Alfian Creative Design Arina K Palilingan, Christina Citrayani, Glory Amadea, Juliani Agus, Kezia Rusli Illustrator Ricky Pramudita, Thomdean Fotografer Yahya Soewandono Penulis Anton Utomo, Elasa Noviani, Edna C Pattisina, Feri Irawan, Humprey, Lily Ekawati, Sarah A Palilingan, Thomdean, Titus Jonathan Kontributor Firdaus Salim, Hali Daniel Lie, Henny Dharmawan, Joni Sugicahyono, Triana Dewi, Tuti Erlina Zendrato, Alamat Redaksi Sub bidang literatur GKY BSD Jl. Nusaloka E8/7 BSD Tangerang Telp/ Fax: 021-5382274 Email: nafiri@gkybsd.org

Kirimkan KRITIK, SARAN, SURAT PEMBACA dan ARTIKEL anda ke alamat redaksi ataupun lewat e-mail di atas

Discovering the Gift of GOD Inside Us

NAFIRI OKT18 for print.indd 2

9/26/18 12:28 AM


Fokus

12 Menemukan Karunia Tuhan di Dalam Diri Kita Refleksi

30 B e r j u a n g S e n d i r i Percikan

86 Ujian Kesabaran: Remedial Lagi, Remedial Lagi … View Point

98 Restless Hearts

that Need Redemption

4

Suara Gembala

Diperlengkapi sebagai MUrid Kristus 22 38 62

Enlightenment Nasihat dari Balik Penjara Te ro p o n g Hutang Tanah Batak Kepada Nommensen Kesaksian Keajaiban Tuhan di Balik Kelahiran

48

FreddyANTO TANSIR

Aldridge 72

English Corner

Blame-Shifting Game 76

Potret

Corner Kick

Tidur … Tidur … “Tidhuuurrr” … 82

Mandarin Corner 世界语言多元化之起源

90

Serpihan Perjalanan

Pulang

根据 2015 年统计,全世界 71 亿多人 口,共有 7102 种语言,单单中国大陆 56 个民 族就有 80 多种语言。而印度尼西亚,该国中央 统计局 2010 年统计,共有 1211 种语言。为何 世界存在着那么多种语言呢? 为了回答以上问题,我们将要关注巴别塔事件。该事件 记载于创世纪 11:1-9。此段经文将会告诉我们有价值的资 料。下面我们观察一下这段经文!

某些释经家认为,此短短九节经文体现了鲜明的对 比。同一种语言(第 1 节)与变乱成多种语言(第 9 节) 对比,定居在示拿(第 2 节)与分散在全地上(第 8 节) 对比,人类正在商量(第 3-4 节)与耶和华正在商量(第 5-6 节)对比。唯独第五节前部分没有对比:耶和华从天上 下来。如果人类当时正在建造的巴别塔通达天上,耶和华 为什么还用降临? 巴别塔究竟是什么样子的建筑物呢?考古学家在美索 不达米亚地区发现了所谓通灵塔(ziggurat)。大体来说, 通灵塔与埃及人的金字塔相似。苏美尔人将通灵塔用为寺 NAFIRI OKT18 for print.indd 3 庙。总而言之,通灵塔既是金字形的神塔。

Quote 2 Zaman 103 Komik

Bang ARIF

61 Sentilan 81 TAMAN KETAWA 58 Event Notes 10 18 20 36 46

Minggu Musik Youth ConNexion SCL CAMP SIL MISI

Nafiri OKTOBER 2018

3

9/26/18 12:28 AM


Yesus Dielu-elukan di Yerusalem

4

Discovering the Gift of GOD Inside Us

NAFIRI OKT18 for print.indd 4

9/26/18 12:28 AM


/ Pdt Joni Sugicahyono /

Nats Alkitab Bacaan Yohanes 12: 12–19

Kita akan melanjutkan eksposisi Yohanes 12: 12–19. Pada waktu Yesus lahir ke dalam dunia, Dia tidak memilih lahir dari keluarga yang kaya. Dia justru memilih lahir dari keluarga sederhana, dari seorang tukang kayu; bukan berasal dari kota besar, namun dari dusun yang kecil, yaitu Yerusalem.

Tuhan mengunjungi orang-orang bukan karena jabatan

yang tinggi, bukan karena kekayaan atau kemuliaannya, tetapi mengunjungi mereka yang rendah hati. Mengapa? Karena Tuhan memiliki anugerah yang lebih daripada kemuliaan manusia.

Yesus memilih palungan, demikian pula Dia memilih siapa

yang mengurapi-Nya. Saat kita membaca Yohanes pasal 12, ketika Tuhan Yesus menapaki hari-hari terakhirnya di bumi, peristiwa penting menyongsong kematian Yesus saat Dia memilih seorang wanita biasa, yaitu Maria di Betania untuk mengurapi-Nya.

Nafiri OKTOBER 2018

NAFIRI OKT18 for print.indd 5

5

9/26/18 12:28 AM


Kita sudah mempelajari bahwa yang diurapi itu

hanyalah tiga jabatan, yaitu raja, imam, dan nabi. Itu tiga jabatan dalam Perjanjian Lama yang membutuhkan pengurapan. Jabatan raja mewakili kuasa Tuhan, jabatan imam mewakili kesucian Tuhan, dan jabatan nabi mewakili pemberitaan firman Tuhan. Ketiga-tiganya kumpul pada satu pribadi, yaitu Yesus Kristus.

Maria menangkap momen yang indah itu, yang

tak akan terulang lagi di sepanjang sejarah dunia, dari kekal sampai kekal. Maka berbahagialah orang yang bias menangkap momen yang tidak akan terulang lagi, momen bersama Tuhan. Hidup kita tidak semuanya merupakan waktu-waktu kairos. Ada banyak waktu yang kita jalani adalah waktu kronos. Berbahagialah kalau kita bisa menangkap momen dimana Tuhan mau datang, berbicara, dan memberkati kita.

Berapa pun lamanya usia kita, suatu saat pasti akan

berakhir. Apakah kita sudah melewatkan banyak momenmomen dalam hidup kita tanpa pernah mempersembahkan yang terbaik kepada Tuhan? Max Lucado berkata, “Hiduplah dengan bersungguhsungguh dan bersungguh-sungguhlah hidup.� Kalau kita renungkan, kalimat ini memiliki suatu makna yang begitu dalam.

Berapa banyak dari kita yang telah hidup dengan

sungguh-sungguh? Atau sebaliknya hanya hidup asal-asalan saja. Tak lama lagi tahun ini akan berlalu, apa yang sudah menjadi refleksi kita? Apakah yang kita perhitungkan hanya tambah usia tambah banyak harta? Apakah itu yang menjadi ukuran saat kita merefleksikan hidup? 6

Discovering the Gift of GOD Inside Us

NAFIRI OKT18 for print.indd 6

9/26/18 12:28 AM


Itu berarti kita hidup tidak bersungguh-sungguh.

Kita bisa aplikasikan seperti ini juga: Bekerjalah dengan bersungguh-sungguh dan bersungguh-sungguhlah bekerja; Melayanilah dengan bersungguh-sungguh dan bersungguhsungguhlah melayani.

Sekarang kita masuk ke peristiwa lain menjelang

kematian Tuhan Yesus. Setelah Yesus diurapi, maka Yesus masuk ke Yerusalem dengan menunggangi seekor keledai kecil. Kita boleh membayangkan perjalanan Yesus memasuki Yerusalem itu adalah sebuah prosesi raja.

Jika raja memasuki suatu kota, biasanya akan

melewati jalan khusus untuk prosesi raja (royal prosession). Ketika seorang raja selesai berperang dan menang, maka dia akan masuk melalui pintu gerbang kemenangan (victory gate).

Umumnya di atas victory gate ada yang namanya

quadriga, artinya gambaran dari kemenangan yang menunggang empat binatang—bisa kuda, bisa singa; binatang-binatang yang melambangkan kekuatan dan kemenangan. Itu tradisi yang menggambarkan kemenangan seorang raja ketika masuk kota dan dirayakan dengan meriah oleh rakyat yang menyambut di kiri kanan jalan. Tradisi ini bukan hanya ada di Roma, namun jauh sebelumnya pada masa Timur Dekat Kuno.

Nafiri OKTOBER 2018

NAFIRI OKT18 for print.indd 7

7

9/26/18 12:28 AM


Kalau kita bandingkan Yesus menaiki seekor keledai muda dengan tradisi quadriga, maka keledai dibandingkan kuda atau singa tidak ada apa-apanya; bahkan biasanya kudanya empat, singanya juga empat. Yesus bukan empat, tapi satu dan yang satu ini cuma keledai muda yang belum pernah dipakai. Nampaknya apa yang Yesus lakukan tidak cocok dengan gambaran kemuliaan yang dipahami dunia.

Zaman itu adalah zaman dimana Romawi sangat

membanggakan kekuatan fisik, sangat membanggakan bagaimana kemenangan itu diarak. Memang selalu ada benturan antara kemuliaan dunia dengan kemuliaan yang dinyatakan oleh surga. Kemuliaan yang banyak kali tersembunyi dari mata orang kebanyakan.

Kematian Kristus juga dianggap tidak menggugah

orang, karena bagi mereka kematian salib bukanlah suatu hal yang bisa dibanggakan. Tapi di situlah Tuhan mau menyatakan gambaran kemuliaan yang tidak kelihatan: the hiddeness of glory. Itulah gambaran kemuliaan Kristus waktu Dia inkarnasi ke dalam dunia.

Berbahagialah orang yang bisa melihat kemuliaan

Yesus, tetap tidak terganggu dengan gambaran kendaraan atau sarananya. Mengapa? Karena bukan keledai, bukan sarana, bukan kendaraannya yang penting, tetapi Yesus yang di atasnya yang jauh lebih penting dan yang paling penting.

Mengapa Yesus tidak memakai binatang yang lebih

mulia atau lebih ‘tinggi’ untuk royal procession-nya? 1. Dia datang untuk menggenapi nubuat Alkitab. 2. Yesus tidak butuh binatang yang ‘tinggi’, karena Dia sudah tinggi, bahkan sangat tinggi. Dia datang dari surga.

8

Discovering the Gift of GOD Inside Us

NAFIRI OKT18 for print.indd 8

9/26/18 12:28 AM


Demikian pula sebagai gereja—umat Tuhan—bukan

menara gading yang hanya melihat dari atas, tetapi kita perlu melihat dari bawah, dari perspektif bawah melihat ke atas, bukan dari perspektif atas melihat ke bawah saja.

John Stott pernah berkata, “Esensi dosa adalah

manusia menukar Allah dengan diri-Nya, mau menjadi Allah; tetapi esensi keselamatan adalah Allah menukar diri-Nya bagi manusia.” Inilah Yesus Kristus yang diberitakan oleh Yohanes.

Suatu refleksi bagi kita, apakah waktu kita ibadah,

Kristus sungguh-sungguh menjadi pusat perhatian kita? Apakah setiap kali Dia datang dalam firman-Nya, kita menyambut Dia sebagaimana waktu kita percaya pertama kali. Apakah kita rindu menjumpai dan menyambut Dia dengan sukacita?

Jangan lihat kendaraannya, jangan lihat

fenomenanya, lihatlah Yesus Kristus yang mau masuk ke dalam hatimu. Dengan ucapan syukur; mari kita melihat Tuhan yang lembut, Tuhan yang rendah hati, dan Tuhan yang datang dengan penuh kasih sayang pada Anda dan saya. Amin •

Khotbah Pdt. Joni Sugicahyono pada tanggal 1 Juli 2018 di GKY BSD. Disarikan oleh Henny Dharmawan. Nafiri OKTOBER 2018

NAFIRI OKT18 for print.indd 9

9

9/26/18 12:28 AM


/ minggu musik /

10

Discovering the Gift of GOD Inside Us

NAFIRI OKT18 for print.indd 10

9/26/18 12:28 AM


Nafiri OKTOBER 2018

NAFIRI OKT18 for print.indd 11

11

9/26/18 12:28 AM


Menemukan

Karunia Tuhan di Dalam Diri Kita

12

Discovering the Gift of GOD Inside Us

NAFIRI OKT18 for print.indd 12

9/26/18 12:28 AM


/ Tuti Erlina Zendrato /

Dalam teologi Kristen, istilah “karunia” atau “karisma” (bahasa Yunani karisma; jamak: kharismata) merupakan anugerah spiritual yang diberikan kepada semua orang percaya untuk menjalankan pelayanan mereka di gereja. Dari definisi ini kita bisa melihat bahwa karunia berbeda dengan bakat. Bakat adalah sesuatu yang dimiliki seseorang sejak lahir, sedangkan karunia itu diberikan oleh Roh Kudus sejak seseorang percaya Yesus. Jadi, setiap orang percaya pasti punya karunia.

Karunia pertama kali diterima oleh para rasul setelah Yesus terangkat ke surga. Karunia pertama yang mereka terima adalah berbahasa roh (Kisah Para Rasul 2: 1–13). Setelah peristiwa itu, gereja perdana terbentuk dan makin banyaklah karunia-karunia yang diberikan oleh Roh Kudus. Bukan hanya kepada para rasul, melainkan juga kepada jemaat. Dalam Roma 12: 6–8 misalnya Paulus menyebutkan beberapa jenis karunia yang dimiliki oleh jemaat, yaitu: karunia bernubuat, karunia untuk melayani, karunia untuk mengajar, karunia untuk menasihati. Menariknya, Alkitab tidak membahas apakah karunia bersifat temporal atau selamanya. Alkitab justru lebih banyak membahas tentang tujuan diberikannya karunia itu. Jelas, tujuannya adalah untuk kepentingan pelayanan. Siegfried Schatzmann dalam bukunya Pauline Theology of Charismata mengatakan, “Jemaat yang memiliki karunia namun tidak menggunakan karunia tersebut Nafiri OKTOBER 2018

NAFIRI OKT18 for print.indd 13

13

9/26/18 12:28 AM


untuk melayani telah menyangkal hakikat dari tujuan pemberian karunia rohani tersebut.” Oleh sebab itu, tiap-tiap orang wajib memaksimalkan karunianya dalam pelayanan. Karena karunia adalah pemberian Roh Kudus, maka tiap orang tidak bisa memilih apalagi memaksa Roh Kudus memberi karunia yang dia inginkan. Pendeta Stephen Tong berkata, “Karunia-karunia diberikan menurut kemauan kedaulatan Roh Kudus, sesuai dengan kerelaan-Nya dan kedaulatan-Nya.” Dalam Roma 12: 6 dikatakan, “demikianlah kita mempunyai karunia yang berlain-lainan menurut kasih karunia yang dianugerahkan kepada kita ….” Maka dari itu tiap orang memiliki karunia yang berbeda-beda dengan jumlah yang berbeda pula. Masalahnya adalah, kalau setiap orang percaya diberikan karunia untuk melayani, lalu mengapa orang percaya kadang menolak terlibat dalam pelayanan? Beberapa alasan yang sering diberikan adalah, “Saya gak bisa apa-apa, masih banyak yang lain.” Sebaliknya, ada juga jemaat yang begitu antusias dalam pelayanan dan merasa diri mampu di semua area pelayanan. Tapi, bukannya jadi berkat malah jadi batu sandungan karena memang dia tidak punya karunia untuk melayani di semua bidang. Misalnya, mau mengajar

“Jemaat yang memiliki karunia namun tidak menggunakan karunia tersebut untuk melayani telah menyangkal hakikat dari tujuan pemberian karunia rohani tersebut.” Oleh sebab itu, tiap-tiap orang wajib memaksimalkan karunianya dalam pelayanan.

14

Discovering the Gift of GOD Inside Us

NAFIRI OKT18 for print.indd 14

9/26/18 12:29 AM


sekolah minggu, tapi tersenyum pun susah. Mau jadi MC, tapi suara fals. Mau tapi tidak mampu. Itu sebabnya penting bagi setiap orang percaya untuk belajar bagaimana cara mengetahui karunia yang dimilikinya, sehingga tidak salah memilih area pelayanan ataupun tidak menolak ketika diajak terlibat pelayanan. Beberapa cara yang bisa kita lakukan untuk tahu karunia apa yang kita miliki, yaitu: 1. Doa Dengan berdoa, kita bisa meminta Roh Kudus memberi kepekaan terhadap karunia yang diberikan-Nya kepada kita. Mungkin kita bisa memulainya dengan mendoakan satu dua hal yang kita minati selama ini, misalnya: menyanyi, mengajar, memainkan musik, dan sebagainya.

Nafiri OKTOBER 2018

NAFIRI OKT18 for print.indd 15

15

9/26/18 12:29 AM


2. Melakukan tes karunia Ada gereja-gereja dan seminari Alkitab yang melakukan tes karunia. Tentu syarat mengisi tes ini harus jujur dan apa adanya, sehingga kita bisa tahu apa yang menjadi karunia kita. Anda bisa meminta materi tes karunia di gereja anda atau bisa minta rekomendasi dari hamba Tuhan untuk mencari link yang baik di internet. 3. Mulai terlibat Ibarat seseorang ingin menjadi binaragawan, tentu ia harus berlatih. Jika tidak, maka ia tidak akan pernah memiliki otot seorang binaragawan. Tanpa tindakan, maka tidak akan ada hasil. Demikian juga dengan karunia. Kita akan sulit mengetahui apa yang menjadi karunia kita jika kita enggan atau selalu menolak terlibat pelayanan. Mulailah dengan memilih satu pelayanan dan maksimallah di sana. Hal itu sangat menolong anda untuk mengetahui apa yang menjadi karunia anda. 4. Berani mengevaluasi diri sendiri Kita memilih pelayanan bukan karena pelayanan itu sedang populer di gereja, banyak pengikutnya, dan sering tampil. Kita harus ingat bahwa kita melayani sesuai dengan karunia kita. Itu sebabnya, kita perlu mengevaluasi diri secara berkala. Perlu bertanya pada diri sendiri dengan berani dan jujur, “Apakah saya benar-benar diberi karunia melayani di bidang A?� atau “Saya hanya kepingin tampil dan dipuji?� Jika kita menemukan motivasi yang salah, kita juga tidak sejahtera dan akhirnya tidak maksimal, maka sebaiknya gumulkan kembali area pelayanan itu. 5. Minta masukan dari orang lain Seringkali kita kurang objektif menilai diri kita. Itu sebabnya kita butuh orang lain untuk memberi masukan kepada kita. Tentu kepada orang yang 16

Discovering the Gift of GOD Inside Us

NAFIRI OKT18 for print.indd 16

9/26/18 12:29 AM


tepat, misalnya: hamba Tuhan, pengurus komisi/bidang pelayanan kita. Masalahnya, seringkali orang enggan meminta masukan dari orang lain karena tidak mau terlihat jelek dan kurang. Padahal mungkin dia tidak punya karunia di bidang itu. Jadi, jika kita menyadari bahwa pelayanan adalah milik Tuhan, maka kita akan lakukan yang terbaik. Salah satunya adalah minta pendapat orang lain tentang karunia yang kita miliki. Lima cara di atas saya ambil dari beberapa bacaan dan juga dari diskusi dengan beberapa rekan. Tentu lima hal di atas bisa ditambahkan lagi. Yang paling penting adalah menyadari terlebih dahulu bahwa setiap orang percaya punya karunia untuk melayani, sehingga tidak ada alasan bagi kita untuk tidak terlibat dalam pelayanan •

Penulis mendapatkan gelar M.Div dari Sekolah Tinggi Teologi Amanat Agung (STTAA) Jakarta. Saat ini melayani di GKY Pos Pamulang

Nafiri OKTOBER 2018

NAFIRI OKT18 for print.indd 17

17

9/26/18 12:29 AM


/ connexion /

18

Discovering the Gift of GOD Inside Us

NAFIRI OKT18 for print.indd 18

9/26/18 12:29 AM


Nafiri OKTOBER 2018

NAFIRI OKT18 for print.indd 19

19

9/26/18 12:29 AM


/ sirem christian leaders camp /

20

Discovering the Gift of GOD Inside Us

NAFIRI OKT18 for print.indd 20

9/26/18 12:29 AM


Nafiri OKTOBER 2018

NAFIRI OKT18 for print.indd 21

21

9/26/18 12:29 AM


Nasihat dari Balik Penjara –To err is human; to forgive, divine– -Alexander Pope

22

Discovering the Gift of GOD Inside Us

NAFIRI OKT18 for print.indd 22

9/26/18 12:29 AM


/ Titus Jonathan /

Setiap malam gadis remaja itu menghabiskan waktu bersama ibunya sebelum keduanya beranjak tidur. Ibunya akan selalu memberikan nasihat-nasihat sesuai dengan jadwal membaca Alkitab pada hari itu. Paling tidak selama satu jam anak dan ibu itu akan mengobrol sampai kantuk datang. Nasihat-nasihat ibunya selalu baru sehingga anak itu merasa sayang jika melewatkan satu atau beberapa bagian di dalamnya. “Jadi siapakah yang lebih berbahagia di antara keduanya, yang diampuni atau yang mengampuni, Mama?” tanya gadis remaja itu. Malam itu mereka sampai pada kisah pengampunan sesuai bacaan pada Matius 18. “Yang mengampuni, Sayang,” jawab ibunya sambil meletakkan Alkitabnya di pangkuannya. “Mengapa?” tanya gadis remaja itu. Di sekolah SMP-nya, ia pernah menanyakan hal yang sama kepada guru agamanya, dan gurunya menjawab “sama saja”—sebuah jawaban yang tidak memuaskan hatinya.

Nafiri OKTOBER 2018

NAFIRI OKT18 for print.indd 23

23

9/26/18 12:29 AM


“Karena orang yang mengampuni adalah orang yang telah bebas, seperti seorang hukuman yang baru menghirup udara segar setelah sekian lama mendekam di penjara, sedangkan mereka yang tidak mengampuni hidup terbelenggu oleh sakit hati.” “Adakah orang-orang seperti itu, yang terbelenggu hingga akhir hidupnya?” Lalu mulailah ibunya bercerita: Ada orang yang membawa kemarahannya hingga mati. Ia merasa berhak marah kepada seseorang karena telah disakiti dan dikecewakan. Ia menyimpan kemarahannya bertahun-tahun hingga tak terasa waktunya telah tiba. Ketika napasnya sudah di ambang ajal, dan walaupun teman-temannya memintanya untuk melepaskan pengampunan, ia tak juga bersedia. Ia tidak rela meletakkan kemarahannya itu di luar liang lahat. Jadi ia membawanya turun agar terkubur beserta semua rasa benci dan sakit hatinya. Ia lebih memilih neraka daripada memberikan pengampunan kepada seseorang yang sangat dibencinya. “Neraka??” tanya gadis remaja itu tersentak. “Ya. Ia tentu mengerti konsekuensi atas keputusannya karena ia adalah orang yang rajin beribadah di gereja, dan cerita soal pengampunan itu sudah dihafalnya karena sering dikhotbahkan. Kata Yesus, ‘Tetapi jikalau kamu tidak mengampuni orang, Bapamu juga tidak akan mengampuni kesalahanmu.’ Bukankah setiap orang Kristen mengerti akan hal ini? Jadi jika orang itu mati dalam keadaan belum diampuni oleh Bapa karena ia 24

Discovering the Gift of GOD Inside Us

NAFIRI OKT18 for print.indd 24

9/26/18 12:29 AM


tak mau mengampuni sesamanya, kemanakah ia akan pergi, Sayang?” Gadis remaja itu terdiam, lalu menghela napas panjang. Ibunya memegang rambutnya lalu melanjutkan ceritanya. Tetapi ia tetap memilih neraka, karena mungkin baginya panasnya neraka tidak sepanas hatinya, terlebih jika yang menyakiti hatinya adalah orang yang dekat dengannya. Ada yang bilang, mengampuni musuh lebih mudah daripada mengampuni teman. Mengampuni orang yang jauh lebih mudah daripada mengampuni orang yang dekat. “Apa maksudnya orang-orang yang dekat itu?” tanya anaknya. “Hmm ...,” kening ibunya berkerut tanda sedang berpikir, lalu sambil menelan ludah ia menjawab, ”Istri terhadap suaminya, suami terhadap istrinya, anak terhadap mama-papanya, mamapapa terhadap anaknya. Mereka adalah orang-orang yang dekat satu sama lain, apalagi suami dan istri, tidak ada relasi yang lebih dekat daripada mereka.” Lalu ibunya melanjutkan ceritanya. Ada seorang anak laki-laki kesayangan ibunya. Ia merupakan kebanggaan ibunya. Setiap bertemu dengan teman-temannya dan sanak familinya, tak ada hal lain yang diceritakannya selain tentang anak laki-lakinya. Jika ia sudah bercerita tentang anaknya itu, jangan pernah memberikan kritik tentang anaknya, sebab jika sampai ada yang berbuat demikian, nada suaranya akan berubah sengit, lalu di kemudian hari ibu itu tak bakal mau bertemu lagi dengan kritikus itu.

Nafiri OKTOBER 2018

NAFIRI OKT18 for print.indd 25

25

9/26/18 12:29 AM


Sejak kecil ibunya membawa anaknya itu ke sekolah minggu. Ia sendiri mengikuti kebaktian di gereja dengan rajin. Sudah begitu banyak firman Tuhan yang singgah di telinganya, karena ia selalu menyimak segala sesuatu yang disampaikan oleh bapak pendeta. “Apakah anak itu nakal, Mama?” tanya gadis remaja itu. “Ha. Kau pasti menyangka anak yang dimanja itu tumbuh menjadi anak yang nakal, bukan?” Gadis remaja itu mengangguk. “Untungnya tidak. Anak laki-laki itu adalah anak yang baik, sama sekali tidak nakal,” jawab ibunya. Pertumbuhan yang baik itu mungkin karena didikan dari guru-guru sekolah minggunya, dan tentu saja, doa yang selalu diucapkan oleh ibunya. Beberapa tahun kemudian, ketika anak laki-laki itu beranjak dewasa, ia menemukan kekasih, lalu membawanya kepada ibunya untuk memohon restu. “Pasti ibunya dengan sukacita merestui!” sahut gadis remaja itu dengan antusias. Ia membayangkan teman sekolahnya yang sering memperhatikannya dengan diam-diam. Ia pun tersenyum ketika mengingat bahwa terkadang ia juga suka mencuri pandang ke arah temannya itu dengan diam-diam. Sambil menghela napas panjang, Ibunya menjawab lirih, “Hhh ... ternyata tidak.”

26

Discovering the Gift of GOD Inside Us

NAFIRI OKT18 for print.indd 26

9/26/18 12:29 AM


Tidak terlalu jelas alasan penolakan ibunya itu, tetapi sesudahnya hubungan mesra antara anak laki-laki itu dengan ibunya menjadi buruk, dan makin hari makin buruk. Anaknya merasa bahwa kekasihnya itu adalah pilihannya karena lahir dari perasaan cinta. Tahukah kamu bahwa cinta bersemi dan bertumbuh semakin subur justru di tengah tekanan dan penderitaan? Sudah berulang-kali anaknya berusaha melunakkan hati ibunya, tetapi semakin dicobanya, bukan hati ibunya makin melunak tetapi malah makin mengeras. Cukup lama ibu dan anak itu saling mendiamkan, tak berusaha untuk membereskan, sebab setiap kali mereka berbicara mengenai perkara itu, hanya pertengkaran yang terjadi. “Apakah anaknya jadi menikahi kekasihnya, Mama?” tanya gadis remaja itu menyela. “Apa boleh buat. Anak laki-laki itu harus mengambil sikap dan keputusan yang sulit. Mereka akhirnya menikah.” “Tanpa restu dari ibunya?” “Bahkan ibunya tidak menghadiri pernikahan mereka.” Satu tahun kemudian, anak laki-laki itu menjadi seorang papa setelah istrinya melahirkan seorang bayi yang lucu dan menggemaskan. Ibunya tak mau menengok cucunya, dan anak laki-laki itu tak berani membawa bayinya kepada ibunya karena ia takut ibunya akan menolaknya. “Mengapa tidak ada yang memberikan nasihat kepada

Nafiri OKTOBER 2018

NAFIRI OKT18 for print.indd 27

27

9/26/18 12:29 AM


mereka?” tanya gadis remaja itu. “Sudah, baik kepada ibunya maupun kepada anaknya. Tetapi betapa kerasnya hati manusia. Jika batu karang lambat laun akan terkikis oleh gelombang yang menerpanya, hati manusia justru makin mengeras karena benci dan sakit hati.” “Aduhhh ... runyam sekali. Jika keadaannya seperti itu, siapa yang harus mengambil inisiatif terlebih dahulu agar mereka bisa berdamai?” “Ingatkah kau cerita tentang domba yang hilang?” ibunya balik bertanya. “Ya. Gembala itu yang pergi mencari domba yang hilang itu.” “Tepat sekali, Sayang, sebab manusia berdosa berada dalam kegelapan. Mereka tidak bisa menemukan jalan pulang, jadi harus ada yang mencarinya, lalu membawanya pulang,” jawab ibunya. “Jadi maksudnya, ibunya yang harus berinisiatif menyapa anaknya, sepahit apa pun hatinya?” “Ada orang bijak bilang, bahwa anak itu tempat segala salah, ibu dan bapa tempat segala cinta. Hanya cinta yang mampu mengampuni, betapa pun salah seseorang kepadanya. Itulah sebabnya mengapa Yesus harus turun ke dunia, tidak lain adalah untuk mencari kita orang berdosa, bukan?”

28

Discovering the Gift of GOD Inside Us

NAFIRI OKT18 for print.indd 28

9/26/18 12:29 AM


Sambil menutup Alkitabnya, sekaligus menutup nasihatnya, ibu itu melanjutkan, “Berbuat salah adalah manusiawi, tetapi mengampuni adalah ilahi. Jika kita mampu mengampuni, kita berada di atas segala kebaikan yang bisa disebut. Mereka yang mendapat banyak pengampunan yang mampu mengampuni, tetapi sayangnya banyak orang merasa tidak butuh pengampunan sehingga ia tak mampu mengampuni.” “Dan itu berarti ia masih berada dalam penjara,” sahut anaknya. “Benar, penjara,” jawab ibunya. Setelah menutup nasihatnya, ibu itu menguap sekali dua kali, lalu menuju kamarnya. Gadis remaja itu termenung. Ia teringat ayahnya yang sudah lama pergi. Ia ingin sekali menanyakan hal itu kepada ibunya, tetapi ibunya selalu menghindar. Ia ingat di malam saat kepergian ayahnya itu ia mendengar tangis ibunya menembus dinding kamarnya •

“ To forgive is to set a prisoner free, and discover that the prisoner was you “ - Lewis B. Smedes

Nafiri OKTOBER 2018

NAFIRI OKT18 for print.indd 29

29

9/26/18 12:29 AM


30

Discovering the Gift of GOD Inside Us

NAFIRI OKT18 for print.indd 30

9/26/18 12:29 AM


/ Sarah Amanda Palilingan /

Berjuang Sendiri Saya percaya secara tidak langsung, manusia akan selalu terikat dengan hal-hal yang membuatnya merasa hidup.

Nafiri OKTOBER 2018

NAFIRI OKT18 for print.indd 31

31

9/26/18 12:29 AM


Penderitaan bukan merupakan sesuatu yang baru. Walaupun penderitaan itu menyakitkan dan melelahkan, seringkali saya berpikir bahwa rasa sakit yang dibawa bersamanya tidak jarang dirindukan manusia. Saya tidak mengatakan bahwa manusia menyukai rasa sakit, tetapi ketika kita menderita sesungguhnya kita sedang berjuang. Ketika kita berjuang, kita sedang hidup. Tanpa adanya perjuangan, hidup terasa hambar dan harapan pun ‘seakan’ tidak ada gunanya. Walau harapan sudah lama ada, seringkali kita baru sadar akan keberadaannya ketika kita benar-benar membutuhkannya. Beberapa hari yang lalu sebuah kejadian yang menarik terjadi. Saat itu saya sedang stres berat karena skripsi. Saya merasa sangat kesulitan dan di saat yang sama, merasa kesepian. Saya hendak menceritakan beban dan kegelisahan saya kepada sahabat serta tentunya keluarga saya. Tetapi, saya sendiri tidak bisa menjelaskan secara keseluruhan karena pertama, mereka tidak melalui apa yang saya lalui; kedua, saya terlalu lelah untuk menceritakan situasi dan kegelisahan

32

Discovering the Gift of GOD Inside Us

NAFIRI OKT18 for print.indd 32

9/26/18 12:29 AM


saya dari awal. Di luar itu, saya merasa energi yang perlu dikeluarkan untuk menceritakannya lebih baik dialokasikan untuk menyelesaikan pekerjaan saya. Pada akhirnya, saya melakukan hal yang selalu saya larang kepada dua klien konseling saya selama menjadi mahasiswi Psikologi yaitu, bergumul sendiri. Seringkali begitulah orang yang mengalami stres, mereka mengesampingkan kesehatan mental untuk kesibukan lain, yang justru pengerjaannya membutuhkan kondisi mental yang optimal. Pada akhirnya saya memutuskan untuk iseng chatting dengan teman dekat saya di kampus untuk menanyakan perkembangan skripsinya. Jawaban teman saya tidak membuat saya terkejut, karena ia juga sedang bergumul. Ia pun akhirnya menceritakan pergumulannya secara singkat pada saya. Saya menenangkan dan menghibur teman saya, karena saya benar-benar memahami apa yang sedang ia lalui. Secara spontan, saya mengatakan, “Kalau butuh bantuan apa-apa, ngomong aja ya, Kez. Siapa tau ada yang bisa aku bantu. Aku tau ini bisa bikin stres berat kalau dilalui sendiri.� Kemudian teman saya membalas, “Kamu juga. Makasih ya ... aku bersyukur ada Amanda.� Pada saat itu saya sadar, Tuhan tidak memberikan saya kemudahan atau penyelesaian dari masalah saya. Namun, Tuhan memberikan saya teman. Saya belajar bahwa kegagalan dan keputusasaan adalah sesuatu yang sering terjadi di kehidupan manusia. Tetapi, kesendirian membunuh. Kesendirian juga dialami oleh Rasul Paulus. Hal yang saya perhatikan ketika surat-surat Paulus adalah, bukankah ia juga butuh dukungan? Hal ini sungguh menarik karena Paulus memberikan sesuatu yang sesungguhnya juga ia butuhkan. Tetapi, ketika Paulus memberi dan memberi, ia tidak merasa kehilangan. Hal yang sama saya rasakan

Nafiri OKTOBER 2018

NAFIRI OKT18 for print.indd 33

33

9/26/18 12:29 AM


ketika menghibur dan menawarkan pertolongan pada teman saya. Saya tidak lagi merasa kesepian, karena saya tahu garis akhir saya dan teman saya sama dan saya tidak berjuang sendiri. Selain dari hikmat dan rhema yang Tuhan beri pada Paulus, saya percaya Paulus sendiri memiliki talenta dalam menulis. Karena surat-surat yang ia tulis pun memiliki gaya atau ciri khasnya tersendiri. Paulus dikenal sebagai salah satu penyemangat, atau encourager terbaik pada Perjanjian Baru. Hal ini mengingatkan saya bahwa talenta dan peran yang ia miliki, digunakan untuk membangkitkan jiwa-jiwa yang lesu dan berbalik dari Allah.

“May the God of endurance and encouragement grant you to live in such harmony with one another, in accord with Christ Jesus, that together you may with one voice glorify the God and Father of our Lord Jesus Christ� (Romans 15: 5–6). Ketika Paulus berada di kapal yang terombang-ambing, dipenjara, dan ditolak dari satu kota ke kota yang lain; kita mungkin tidak tahu persis apa yang ia rasakan. Apakah ia merasakan ketakutan yang luar biasa, kegelisahan, kesepian, atau kesedihan yang mendalam untuk beberapa waktu? Salah satu karakter yang kita tahu benar dari Paulus adalah ketaatannya pada Kristus.

34

Discovering the Gift of GOD Inside Us

NAFIRI OKT18 for print.indd 34

9/26/18 12:29 AM


Terdapat sebuah kutipan yang saya temukan, bertuliskan, “Fearless is not the absence of fear. It’s not being completely unafraid. Fearless is having fears. Fearless is living in spite of those things that scare you to death.” Harga ketaatan untuk memenuhi tujuan yang Tuhan taruh dalam hidup tidaklah murah. Ada ketakutan, keraguan, kegagalan, kesedihan, dan stres yang harus kita teguk sembari terus berjalan maju. Ketaatan untuk memenuhi talenta dan potensi kita dapat menjadi sebuah perjalanan yang berat. Karena anugerah menyelamatkan, tetapi ketaatanlah yang menjadi penentu ke mana kita akan jalan selanjutnya. Dalam hidup ini perjuangan demi perjuangan kita lalui. Namun bagaimana pun juga, ketika kita tenggelam dalam kesendirian, kesedihan, dan frustrasi; terkadang kita lupa bahwa ada mereka yang tenggelam di kolam yang sama. Mungkin perjuangan akan terasa lebih ringan, bila kita belajar untuk berenang bersama-sama •

Nafiri OKTOBER 2018

NAFIRI OKT18 for print.indd 35

35

9/26/18 12:29 AM


/ sekolah injil liburan /

36

Discovering the Gift of GOD Inside Us

NAFIRI OKT18 for print.indd 36

9/26/18 12:29 AM


Nafiri OKTOBER 2018

NAFIRI OKT18 for print.indd 37

37

9/26/18 12:29 AM


Hutang Tanah Batak Kepada Nommensen

38

Discovering the Gift of GOD Inside Us

NAFIRI OKT18 for print.indd 38

9/26/18 12:29 AM


/ Anton Utomo /

Tak dapat dipungkiri suku Batak adalah salah satu suku yang sangat berperan di berbagai bidang kehidupan di Indonesia. Beragam profesi penting negeri ini banyak diisi oleh suku yang berasal dari Tanah Tapanuli ini. Sungguh menarik menelusuri jejak sejarah suku Batak yang sampai dua ratus tahun lalu masih diliputi misteri, penuh dengan mitos dan kisah mengerikan tentang kanibalisme, pemujaan dewa dan kepercayaan animisme dan dinamisme, pertikaian panjang antar marga dan desa, serta adat istiadat yang rumit. Apa yang membuat suku tua yang tertutup di Sumatera Utara ini bertransformasi menjadi begitu menonjol dalam kehidupan bangsa Indonesia saat ini? Adakah kehadiran Injil membawa pencerahan bagi suku Batak—terutama di Tapanuli Utara—bukan hanya dari sisi rohani namun juga segala aspek kehidupan mereka?

Nafiri OKTOBER 2018

NAFIRI OKT18 for print.indd 39

39

9/26/18 12:29 AM


Negeri Berbukit di Tepi Danau Toba

Makam Raja Sidabutar

Desa adat batak

Aksara batak di desa adat

40

Ada satu kota di Sumatera Utara yang telah dikenal di seluruh dunia sebelum daerah lain di Indonesia dikunjungi para pedagang dan perantau dunia. Kota itu adalah Barus, penghasil kapur barus (kamper) dengan mutu terbaik di dunia. Para pedagang Arab, Persia, Cina, dan India rutin berlabuh di Kota Barus di pantai barat Sumatera Utara untuk mengangkut kapur barus dan komoditi lainnya. Suku Batak berdiam bukan hanya di kota-kota besar seperti Barus, namun juga di pedalaman Sumatera Utara yang berbukit-bukit dan di tepi Danau Toba maupun Pulau Samosir. Sebagian besar penduduk yang hidup terisolasi karena kondisi alam kemudian membentuk adat istiadat, aksara, bahasa, seni, dan budaya tersendiri. Suku Batak dipercaya sebagai keturunan Si Raja Batak, mempunyai kepercayaan turun-temurun yang disebut pebelegu, yang tak ubahnya adalah pemujaan kepada nenek moyang dan para dewa. Persentuhan awal suku Batak dengan suku lainnya terjadi melalui peristiwa yang sangat tragis. Di awal abad ke sembilan belas, tepatnya tahun 1816, terjadilah Perang Paderi di Sumatera Barat. Selama berlangsungnya Perang Paderi, pasukan Paderi bukan hanya berperang melawan kaum adat dan Belanda, namun juga menyerang Tanah Batak Selatan, di Mandailing. Melalui

Discovering the Gift of GOD Inside Us

NAFIRI OKT18 for print.indd 40

9/26/18 12:29 AM


Bukit salib kasih di Tarutung

perang ini, penduduk Batak Selatan kemudian memeluk agama Islam. Konon, jatuh korban jiwa yang sangat banyak dalam perang yang berlangsung hampir empat tahun ini. Penyerbuan pasukan Paderi baru berakhir tahun 1820 karena wabah penyakit kolera dan pes. Mayat binatang dan manusia yang tak sempat dikubur menyebabkan wabah semakin menyebar. Dari 150 ribu pasukan Paderi hanya tersisa 30 ribu, kebanyakan bukan mati karena perang namun karena berbagai penyakit. Tuanku Rao, kepala pasukan Paderi di tanah Batak, kemudian menarik mundur seluruh pasukannya. Rencana penyerangan dan pengislaman tanah Batak Utara dengan sendirinya dibatalkan. Akibat pengalaman pahit penyerbuan kaum Paderi, suku-suku Batak di utara semakin menutup diri. Mereka memandang penuh kecurigaan kepada setiap pendatang, terutama kepada bangsa Belanda yang kemudian menguasai Sumatera Barat dan Tapanuli Selatan. Injil Masuk Tanah Batak Awal abad ke sembilan belas adalah masa kebangkitan Badan Penginjilan Protestan di Belanda (NZV dan NZG) maupun di Jerman (RM). Mulai masa itu Nafiri OKTOBER 2018

NAFIRI OKT18 for print.indd 41

41

9/26/18 12:29 AM


perkabaran Injil dilakukan sistematis di sejumlah daerah di Indonesia, namun tampaknya tanah Batak (Utara) tetap belum tersentuh. Kawasan ini masih sangat tertutup dan dikelilingi kabut misteri. Barulah pada 1924, dua orang misionaris utusan Baptist Church of England, mencoba masuk tanah Batak. Kondisi masyarakat yang kurang bersahabat dan alam yang tak ramah akhirnya memaksa mereka menarik diri. “Jangan coba-coba mendekati orang Batak”, menjadi kalimat ampuh yang menggentarkan para misionaris untuk datang ke sana. Tapi panggilan misi tetap selalu bersambut. Ada saja misionaris yang berani menjejakkan kakinya ke tanah Batak dan bahkan kemudian menjadi martir. Martir pertama di Tanah Batak adalah Samuel Munson dan Henry Lyman, dua orang misionaris utusan Gereja Amerika. Mereka dibunuh oleh pasukan Raja Panggalamei yang sangat mencurigai semua orang asing terutama bangsa kulit putih. Konon, mayat mereka dipajang di sebuah pasar di Sisangkak, dan sebagian tubuhnya disantap para penyerangnya. Kendati menghadapi ancaman mengerikan, tetap tak menyurutkan tekad para misionaris untuk datang menyampaikan kasih Kristus kepada suku Batak. Misionaris berikutnya adalah Gerrit van Asselt yang dikirim oleh organisasi misi yang kecil. Karena tak dapat mencukupi kebutuhan hidup hanya melalui dana misi, Gerrit mengerjakan pekerjaan misinya sambil bekerja sebagai pelaksana pembangunan jalan di Sibolga dan kemudian menjadi administrator gudang kopi di Sipirok. Walaupun bekerja ‘paruh waktu’, tercatat pada tahun 1861 ia berhasil membaptis dua orang pertama suku Batak, yaitu Simon Siregar dan Jakobus Tampubolon. Di tahun itu pula, bersama dengan beberapa misionaris lainnya, didirikanlah gereja pertama bagi suku Batak, yaitu HKBP (Huria Kristen Batak Prostestan), yang kini berkembang menjadi denominasi Kristen terbesar di Indonesia dengan 4,5 juta jemaat. Waktu Tuhan telah tiba, ditandai kedatangan seorang misionaris muda dari Jerman yang mendarat di Kota Barus pada Juni 1862. Kelak ia dijuluki “Rasul Tanah Batak” karena berhasil mengubah suku Batak utara menjadi suku terbesar 42

Discovering the Gift of GOD Inside Us

NAFIRI OKT18 for print.indd 42

9/26/18 12:29 AM


di Indonesia yang menerima Kristus sebagai Juru Selamat pribadi mereka. Ingwer Ludwig Nommensen, sang misionaris muda dan sederhana itu, menjalani pelayanannya yang panjang di tanah Batak, sampai ia dipanggil Tuhan 57 tahun kemudian. Nommensen, Obor Kristus di Tanah Batak Nommensen, yang lahir tahun 1834 di Jerman Utara, sejak kecil hidup dalam kemiskinan dan penderitaan. Ia membantu

Ludwig Ingwer Nommensen

mencari nafkah sebagai penggembala ternak, sedangkan ayahnya sakit-sakitan. Saat berusia tiga belas tahun ia mengalami kecelakaan serius, kedua kakinya terlindas roda kereta hingga patah. Akibatnya, selama berbulan-bulan ia hanya berbaring saja, mendengarkan cerita-cerita dari ibu dan teman-temannya. Berbagai kisah tentang penginjil yang memberitakan kabar keselamatan ke seluruh dunia sangat menarik hatinya. Namun, kondisi kakinya semakin parah, sehingga dokter menyarankan untuk diamputasi. Dalam keputusasaan ia terus berdoa kepada Tuhan, dan berjanji bila Tuhan sembuhkan kedua kakinya maka ia HKBP dan patung nommensen

Nafiri OKTOBER 2018

NAFIRI OKT18 for print.indd 43

43

9/26/18 12:29 AM


akan pergi memberitakan Injil ke daerah terpencil. Tuhan mengabulkan doanya, kedua kakinya sembuh sempurna sehingga ia bisa berjalan kembali. Segera setelah ia ditahbiskan sebagai pendeta, Nommensen naik kapal ke Sumatera, mengarungi lautan lepas selama 142 hari. Di Barus, ia mulai belajar bahasa Batak dan Melayu, yang sangat cepat dikuasainya. Tak berapa lama, ia tak puas hanya di perbatasan Tanah Batak. Lembah Silindung yang padat penduduk diliriknya. Larangan pemerintah Hindia Belanda tak digubrisnya. Kendati mengalami penolakan dan gangguan, ia terus maju dan berhasil mengumpulkan jemaatnya yang pertama di Huta Dame (Kampung Damai). Tahun 1873 ia mendirikan sebuah gedung gereja, sekolah, dan rumahnya sendiri di Pearaja. Sampai sekarag Pearaja menjadi lokasi kantor pusat HKBP. Nommensen melakukan penginjilan dengan beragam cara, mungkin saat ini lebih dikenal sebagai penginjilan holistik. Ia mendirikan sekolah, menerjemahkan Alkitab dalam bahasa Toba, dan menerbitkan ceritacerita Batak. Ia juga memperbaiki pertanian, peternakan, meminjamkan modal, menebus budak dari tuannya, serta membuka balai pengobatan. Keteguhan Nommensen, terbukti mampu memenangkan hati suku Batak yang berbuah pada dimulainya era baru bagi kehidupan sosial maupun spiritual hingga berimplikasi luas pada tatanan masyarakat Batak sampai saat ini. Nommensen meninggal pada usia lanjut—84 tahun—dan dikuburkan di Sigumpar, di tengah-tengah suku Batak yang dilayaninya selama 57 tahun. Puluhan ribu orang datang melayat, sampai ada orang berkata, “Inilah kumpulan manusia terbanyak yang pernah terjadi di Tanah Batak.�

44

Discovering the Gift of GOD Inside Us

NAFIRI OKT18 for print.indd 44

9/26/18 12:29 AM


Saatnya Mengembalikan Injil ke Negeri Nommensen Sebagaimana pernah disampaikan oleh pahlawan nasional TB Simatupang dalam autobiografinya, ”Saya adalah orang yang berhutang,” seakan ia tak pernah puas dan selalu bertanya, apalagi yang dapat kuberikan untuk Tuhan? Demikian juga kita suku Batak maupun suku lainnya di Indonesia, kita berhutang Injil kepada bangsa Eropa. Injil bukan saja menganugerahkan hidup kekal di surga namun juga telah mengangkat harkat kemanusiaan kita menjadi manusia yang lebih berbudaya dan berakal budi. Bukankah kini saatnya ‘membayar’ hutang kita dengan mengabarkan Injil kepada bangsa-bangsa Eropa yang saat ini mengalami krisis iman yang semakin dalam? •

Sumber : 1. Riwayat Hidup Singkat Tokoh-Tokoh dalam Sejarah Gereja, Drs F.D.Wellem, M.Th, PT BPK Gunung Mulia, 1999 2. http://misi.sabda.org/ingwer-ludwig-nommensen 3. https://id.wikipedia.org/wiki/Sejarah_masuknya_Kekristenan_ke_suku_Batak 4. https://okahutabarat.wordpress.com/2009/02/27/sejarah-agama-di-tanah-batak/ 5. http://www.danielnugroho.com/life/keadaan-suku-batak-sebelum-injil-datang/

Nafiri OKTOBER 2018

NAFIRI OKT18 for print.indd 45

45

9/26/18 12:29 AM


/ mission trip team Korea /

46

Discovering the Gift of GOD Inside Us

NAFIRI OKT18 for print.indd 46

9/26/18 12:29 AM


Nafiri OKTOBER 2018

NAFIRI OKT18 for print.indd 47

47

9/26/18 12:29 AM


Ada freddy di

Perpustakaan Gereja 48

Discovering the Gift of GOD Inside Us

NAFIRI OKT18 for print.indd 48

9/26/18 12:29 AM


/ Lily Ekawati /

Menemui sosok pria kalem ini di hari Minggu tidaklah sulit. Beliau setia hadir di perpustakaan GKY BSD—sering didampingi juga oleh istri dan anak-anaknya— dan siap membantu dan melayani jemaat yang rindu bertumbuh melalui literatur yang ada.

Nafiri OKTOBER 2018

NAFIRI OKT18 for print.indd 49

49

9/26/18 12:29 AM


Suatu siang, sesuai waktu yang telah dijanjikan, tim Nafiri bertandang ke perpustakaan untuk berbincang dengan pribadi yang satu ini. Freddyanto Tansir lahir di Palembang 29 November 1965 sebagai bungsu dari delapan bersaudara. Keluarganya berlatar agama Buddha. Waktu kecil, dia sering melihat papanya sembahyang untuk kelancaran usaha pabrik kopinya. Kopi produksinya yang diberi merek 555 cukup populer di kota ini. Kakak-kakak Freddy disekolahkan di sekolah Katolik. Freddy sendiri bersekolah di Methodist dari SD hingga SMP, dan di Sekolah Katolik Xaverius 1 saat SMA. Dia sangat senang membaca. Dia mulai mengenal Yesus Kristus secara personal saat membaca traktat. Tahun 1984 dia hijrah ke Jakarta karena diterima kuliah di Teknik Sipil Universitas Tarumanagara.

Kita tahu sekarang, bahwa Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia, yaitu bagi mereka yang terpanggil sesuai dengan rencana Allah.

50

Discovering the Gift of GOD Inside Us

NAFIRI OKT18 for print.indd 50

9/26/18 12:29 AM


Salah satu kakaknya suka memberikan buku-buku pada Freddy. Ketika membaca buku Damai dengan Allah (Billy Graham) dan Bagaimana Tokoh Kristen Bertemu dengan Kristus (James C. Hefley), Freddy semakin mengerti tentang keselamatan dalam Kristus. Tahun 1987, ketika menghadiri kebaktian kebangunan rohani yang dipimpin Ade Manuhutu, dia semakin mantap menjadi mengikut Kristus. Dia rajin bersekutu di POUT (Persekutuan Oikumene Universitas Tarumanegara) dan ikut aktif pada beberapa pelayanan di kampus. Freddy bergereja di daerah Samanhudi dan sempat juga diajak beribadah di GSRI (Gereja Santapan Rohani) oleh kakak kelasnya Reggy Andreas (yang sekarang menjadi pendeta di lingkungan GKY). Tujuh Tahun Saat kuliah itu pula, hati Freddy tertambat pada Juliana. Cintanya ternyata mendapat sambutan positif. Setelah menjalin hubungan, mereka juga sepakat mengikuti katekisasi di GKJMB Pluit dan disidi di sana. Setelah tujuh tahun berpacaran, Freddy dan Juli akhirnya menikah tahun 1997. Tahun 1998, mereka memutuskan pindah dari Pluit ke Cileungsi karena Freddy ditugaskan ikut membangun proyek Kota Wisata. Tiga tahun kemudian, mereka membeli rumah dan pindah ke Taman Palem. Mereka terus bergereja di GKY Pluit.

Nafiri OKTOBER 2018

NAFIRI OKT18 for print.indd 51

51

9/26/18 12:29 AM


Putri pertama mereka, Calista Angeline, lahir tahun 2000. Putri kedua, Clarissa Angeline, menyusul tahun 2003. Sambil tertawa Freddy bercerita, ”Istri saya pengen anak laki-laki. Dia sering mendoakan hal ini. Tuhan memberkati dengan kehamilan ketiga dan ternyata kami memang punya anak cowok. Kami beri nama Clement Andreas.”

Aku melayangkan mataku ke gunung-gunung, dari manakah akan datang pertolonganku? Pertolonganku ialah dari Tuhan, yang menjadikan langit dan bumi. Dengan latar pendidikan teknik sipil, karir Freddy di bidang properti cukup lancar. Sejak bergabung dengan perusahaan pengembang besar tahun 1992, karirnya terus meningkat dari senior staf hingga general manager. Dia dipercaya memimpin divisi Estate di Kota Wisata tahun 1998. “Saya benar-benar merasakan bagaimana Tuhan selalu menyertai dalam pekerjaan. Saya ini orang proyek .… Ngerti apa sih saya tentang 52

Discovering the Gift of GOD Inside Us

NAFIRI OKT18 for print.indd 52

9/26/18 12:29 AM


pengelolaan lingkungan, landscape, dan lain-lain ...,� kata Freddy. Namun, dalam tempo enam bulan, dia yang tadinya orang ketiga dalam suatu subdivisi tiba-tiba dipromosi untuk memimpin lima divisi. Selama lima tahun bekerja di Kota Wisata, dia dipercaya menangani bidang property management. Dia bahkan sempat membawahi dua ratusan tenaga in-house, termasuk staf bidang keamanan. Freddy juga pernah ikut ditugaskan mengelola mal dan gedung yang dimiliki perusahaan di Jakarta. Bekerja di bidang properti tidak selalu mudah. Freddy yang sangat mengutamakan integritas dalam bekerja kadang dihadapkan pada conflict of interest. Beberapa kali dia menolak untuk ikut berbuat curang walaupun sebagai akibatnya divisi yang dia pegang kesulitan meraih kinerja secara optimal.

Ia takkan membiarkan kakimu goyah. Penjagamu tidak akan terlelap. Sesungguhnya tidak terlelap dan tidak tertidur Penjaga Israel. Tuhanlah penjagamu. Tuhanlah naunganmu di sebelah tangan kananmu. Karena kurang nyaman dengan lingkungan kerjanya, dia sempat pindah ke sebuah proyek properti di Depok. Dia kemudian diajak salah satu mantan pimpinannya untuk membantu membenahi perusahaannya. Freddy membantu membenahi sistem dan masalahmasalah lain di perusahaan ini. Setelah dua setengah tahun, dia memutuskan mengundurkan diri.

Nafiri OKTOBER 2018

NAFIRI OKT18 for print.indd 53

53

9/26/18 12:29 AM


Sarang Jin Setelah itu, sejak tahun 2014 sampai sekarang, Freddy berkarya di grup properti yang merupakan perusahaan keluarga. Mungkin karena sudah kenal dengan integritas Freddy, sang pemilik meminta dia untuk mempelajari apakah perusahaan ini dikelola dengan baik dan diperlakukan secara fair oleh mitra-mitra kerjanya, termasuk mitra dari luar negeri. “Saya tidak diberi job description yang kaku. Saya cuma diminta untuk memeriksa apakah semua berjalan dengan benar,” ujar Freddy. Freddy, yang biasa bekerja secara maksimal, mempelajari secara mendalam dan membereskan beberapa anak perusahaan bermasalah. Salah satunya mengelola sebuah kompleks pasar di daerah Kota. “Saya pergi ke sana, saya mapping sendiri dan melihat kondisinya. Itu sudah kayak sarang jin. Jelek banget kondisinya. Setelah jelas, saya bertemu dengan owner dan membeberkan semuanya. Banyak sekali yang tidak beres di lapangan akibat kurangnya kontrol,” kata Freddy. Alhasil ada orang-orang yang merasa dirugikan dengan campur tangan Freddy. Dia kadang dihadapkan pada situasi yang sulit dan bahkan membahayakan, seperti ditodong pisau dan diacungi pistol. Situasi ini membuat Freddy cukup gentar. “Saya berdoa pada Tuhan apa saya salah masuk ke perusahaan ini. Mungkin Tuhan tidak berkenan walaupun sebelum pindah kemari saya sudah bertanya pada Tuhan … Tuhan tolong beri tahu kalau saya salah.”

Matahari tidak akan menyakiti engkau pada waktu siang, atau bulan pada waktu malam. Tuhan akan menjaga engkau terhadap segala kecelakaan; Ia akan menjaga nyawamu. Tuhan akan menjaga keluar masukmu, dari sekarang sampai selama-lamanya. 54

Discovering the Gift of GOD Inside Us

NAFIRI OKT18 for print.indd 54

9/26/18 12:29 AM


Akhirnya dia mengajukan ke owner untuk bekerja secara part time tiga hari seminggu. Pada hari lainnya dia merintis pekerjaan lain, misalnya sebagai trainer. Bekerja di perusahaan yang penuh tantangan membuat Freddy terus mengandalkan Tuhan saja sebagai penolongnya. Terbukti, pada berbagai situasi yang sulit, Tuhan ikut bekerja untuk melapangkan pekerjaan dan kehidupannya. “Pertolongan Tuhan tidak pernah terlambat,” tandas Freddy. Semua itu semakin meneguhkan imannya.

Sebab Aku ini mengetahui rancangan-rancangan apa yang ada pada-Ku mengenai kamu, demikianlah firman Tuhan, yaitu rancangan damai sejahtera dan bukan rancangan kecelakaan, untuk memberikan kepadamu hari depan yang penuh harapan.

Punya Pelayanan Tahun 2012, Freddy dan Juli pindah ke Graha Raya dan mulai bergabung dengan GKY BSD. “Sejak awal, saya salut sama GKY BSD karena semua jemaat kok kelihatannya punya pelayanan ya,” kata Freddy sambil tertawa. Dia pun akhirnya memutuskan bergabung dengan pelayanan PAS (Peduli Anak Serpong) karena suka mengajar. Pelayanannya berlabuh juga di perpustakaan gereja. Ketika Nafiri menanyakan mengapa dia mau menjadi pengurus perpustakaan, Freddy dengan penuh tawa menjawab, ”Sebetulnya Juli yang awalnya mau melayani di perpustakaan sambil sekalian menunggu anak kami latihan di paduan suara White Lily. Tapi ketika harus berhubungan dengan komputer, dia kurang familier. Akhirnya lebih banyak saya yang urusin.” Nafiri OKTOBER 2018

NAFIRI OKT18 for print.indd 55

55

9/26/18 12:29 AM


Biodata Nama Lengkap Nama Panggilan Tempat/Tanggal Lahir Nama Istri Nama Anak

: Freddyanto Tansir : Freddy : Palembang, 29 November 1965 : Juliana : Calista Angeline Clarissa Angeline Clement Andreas

Riwayat Pendidikan SD SMP SMA Perguruan Tinggi

Methodist II Palembang Methodist II Palembang Xaverius I Palembang Univ Tarumanagara Teknik Sipil

Riwayat Pekerjaan • Project Group Head GMT Group, Jakarta • GM MSD PT. Aquanur Sinergindo, Jakarta • Project Manager PT Dinamika Alam Sejahtera • Property Manager Sinar Mas Land, Jakarta

1968 2000 2003 2004 Lulus tahun 1976 Lulus tahun 1981 Lulus tahun 1984 Lulus tahun 1990

2014–sekarang 2011–2014 2010–2011 1992–2010

Riwayat Pelayanan • Seksi Acara, Ketua Panitia Kamp Kepemimpinan, dll POUT - Persekutuan Oikumene Univ Tarumanagara 1987-1990 • Guru PAS - Matematika SD GerejaKristusYesus (GKY) BSD 2014 - sekarang • Pengurus Perpustakaan GerejaKristusYesus (GKY) BSD 2016 - sekarang

56

Discovering the Gift of GOD Inside Us

NAFIRI OKT18 for print.indd 56

9/26/18 12:29 AM


Freddy yang cinta buku sangat menikmati pelayanan di perpustakaan. Selain itu, dia sangat prihatin “karena kurangnya orang yang mau terlibat dalam pelayanan ini. Sulit sekali mencari jemaat yang mau ikut melayani (di bidang ini). Saya sempat frustasi ….” Dia berusaha sedikit demi sedikit menata ulang perpustakaan; antara lain memisahkan dan mengatur penempatan buku anak, remaja, dan buku untuk orang yang lebih dewasa. Ekspresi wajahnya menjadi sangat serius ketika dia menutup perbincangan. ”Saya merasa hutang saya di perpustakaan ini banyakkkkk banget .... Banyak yang masih harus dibereskan padahal saya punya kemampuan yang terbatas. Walaupun sudah dibantu Juli dan anak-anak, masih banyak yang harus dilakukan.” Freddy sangat rindu ada jemaat GKY BSD yang ikut terbeban dan mau sama-sama melayani di bidang perpustakaan. Jika terus dibenahi dan semakin menarik, perpustakaan bisa ikut berperan dalam membantu menumbuhkan dan meneguhkan kehidupan para jemaat, dari anak-anak hingga yang dewasa •

Nafiri OKTOBER 2018

NAFIRI OKT18 for print.indd 57

57

9/26/18 12:30 AM


Pendeta dan Desainer

Seorang desainer terkemuka ingin membuat rancangan pakaian yang cocok dikenakan ke gereja. Selama ini, ia hanya merancang pakaian pesta. Ia lalu menemui pendeta untuk meminta masukan. “Menurut Bapak, model pakaian yang cocok untuk dikenakan ke gereja tuh yang seperti apa?” “Semua pakaian cocok, yang penting bersih dan rapi,” jawab pendeta. Sang desainer tidak puas. “Maksud saya, jenis potongan bagaimana yang cocok menurut Bapak?” tanyanya lagi. Pendeta menjawab, “Semua potongan cocok. Asalkan arahnya tepat.” Si desainer bingung, “Maksud Bapak?”

Sang Pendeta menjelaskan, “Hindarilah potongan yang salah arah. Misalnya, potongan bagian atas, jangan dipotong semakin ke bawah. Sebaliknya, potongan bagian bawah, jangan dipotong semakin ke atas.”

Kelas Bahasa Inggris Guru : “Yakob, coba kau berikan satu contoh kalimat bahasa Inggris yang mengandung kata ‘I’.“ Yakob : “I is ....” Guru : “Salah Billy, bukan ‘I is’ tapi ‘I am’ ....” Yakob : “Iya Bu akan saya ulangi ... ‘I am the ninth letter of the alphabet‘ ....” Sebab itu turutilah dan lakukanlah segala sesuatu yang mereka ajarkan kepadamu, tetapi janganlah kamu turuti perbuatan-perbuatan mereka, karena mereka mengajarkannya tetapi tidak melakukannya. (Matius 23: 3) 58

Discovering the Gift of GOD Inside Us

NAFIRI OKT18 for print.indd 58

9/26/18 12:30 AM


/ Thomdean /

Luar Biasa Erik yang baru kelas lima SD duduk di bangku taman sembari membaca Alkitab. Tiba-tiba dia berteriak dengan keras, “Haleluya! Haleluya! Tuhan itu luar biasa dan perbuatan-Nya ajaib!” Seorang pemuda yang berada di dekatnya bertanya, “Mengapa kamu berteriak seperti itu?” Jawab Erik, “Saya baca di Alkitab kalau Tuhan menyuruh Musa membelah Laut Merah dan semua orang Israel berjalan melewatinya. Luar biasa!” Sang pemuda dengan lagak sok tahu berkata pada anak itu, “Dik, semuanya itu sekarang bisa dijelaskan dengan mudah. Para ilmuwan sudah menemukan bahwa pada masa itu Laut Merah belum sedalam sekarang ini, bagian yang dilalui Musa dan orang Israel itu dalamnya hanya dua puluh sentimeter, tentu saja mereka dapat melaluinya dengan mudah.” Kemudian pemuda ini meninggalkan anak itu dengan senyum penuh kemenangan. Baru berjalan lima langkah, tibatiba Erik berteriak lagi, lebih keras dari yang tadi, “Haleluya! Haleluya! Tuhan itu memang sangat luar biasa dan perbuatan-Nya ajaib!” Si pemuda penasaran dan kembali seraya bertanya, “Kenapa kamu berteriak lagi, bukankah sudah kakak katakan bahwa semuanya itu bisa dijelaskan dengan mudah.” “Ya, Tuhan sungguh ajaib, Dia bisa menguburkan semua orang Mesir dan kereta-kereta mereka di air yang dalamnya hanya dua puluh sentimeter. Luar biasa!” Nafiri OKTOBER 2018

NAFIRI OKT18 for print.indd 59

59

9/26/18 12:30 AM


Sekolah Minggu Sekolah minggu paling top di BSD dikunjungi oleh pengamat dari pusat. Juri penilai ingin melihat kualitas sekolah minggunya. Maka ia masuk ke sebuah kelas. “Selamat pagi, anak-anak,” sapa si pengamat. “Pagi, Pak!” jawab anak-anak serentak. Pengamat memulai dengan pertanyaan, “Ada yang tau siapa yang telah meruntuhkan tembok Yerikho??” “Maaf Pak, Bukan kami! Anak di sini baik-baik semua gak ada yang berani meruntuhkan tembok yang Bapak maksud.” jawab seorang anak dan disertai gumaman anak sekelas tanda setuju. Dengan kesal, pengamat itu masuk ke kantor dan menegur kepala sekolah minggu, “Waduh anak-anak bagaimana sih? Ditanya siapa yang meruntuhkan tembok Yerikho malah jawabnya bukan kami. Anak-anak diajarin baca Alkitab nggak sih?” Kepala sekolah pun kaget dan berkata dengan sabar, “Tenang Pak, anak di sini baik-baik semua kok. Begini saja, Bagaimana kalo kita menghimpun dana untuk membangun kembali tembok yang anda maksud.”

Menyimpan Uang Cucu : ”Nek, di mana tempat menyimpan uang yang paling aman??” Nenek : ”Di dalam Alkitab, Cu.” Cucu : ”Mengapa??” Nenek : ”Karena orang yang suka membaca Alkitab tidak akan mencuri, sedangkan orang yang suka mencuri tidak pernah membaca Alkitab.” 60

Redaksi NAFIRI menyambut sumbangan humor untuk rubrik Nafiri HAHAHA! Silakan mengirimkan tulisan ke email: Illustration created by Freepik nafiri@gkybsd.org

Discovering the Gift of GOD Inside Us

NAFIRI OKT18 for print.indd 60

9/26/18 12:30 AM


Nafiri OKTOBER 2018

NAFIRI OKT18 for print.indd 61

61

9/26/18 12:30 AM


ik l a B i d n a h u T n a b e i g a d j i a r e d K l A n a ir h a l e K

62

Discovering the Gift of GOD Inside Us

NAFIRI OKT18 for print.indd 62

9/26/18 12:30 AM


/ Elasa Noviani /

Aldridge Lucas Priatna. Pemilik nama yang susah di-spelling ini adalah seorang bayi imut yang arti namanya mengandung harapan besar. Menurut sang ayah, Aldridge berarti wise leader, sedang ibunya memilih nama Lucas yang berarti light (terang). Kedua orang tuanya berharap agar kelak Aldridge bisa menjadi seorang pemimpin yang bijaksana dan menjadi terang di mana pun Tuhan menempatkan dia.

Meskipun kehadirannya ke dunia belum genap empat bulan

ketika kami melakukan wawancara ini, Aldridge sudah menjadi pembawa berkat bagi banyak orang di sekitarnya. Tim Nafiri pun mewawancarai secara bergantian empat orang terdekatnya— Raphael Kristie Priatna (papa), Marlene Abigail Tannos (mama), dr. Hardja Priatna (kakek), dan Charlotte Priatna (nenek) —yang masing-masing menerima berkat khusus dari Tuhan melalui kelahiran Aldridge.

Nafiri OKTOBER 2018

NAFIRI OKT18 for print.indd 63

63

9/26/18 12:30 AM


TIDAK BOLEH HAMIL

Sebelum Raphael dan Marlene menikah, sebenarnya

dokter sudah menyarankan agar Marlene jangan sampai hamil. Ini disebabkan adanya aneurisma di dinding ginjal Marlene (aneurisma: pelebaran abnormal pada pembuluh nadi karena kondisi dinding pembuluh darah yang lemah - Wikipedia).

Kalau terjadi kehamilan akan meningkatkan tekanan di perut

dan berisiko pecahnya aneurisma tersebut. Selain itu kehamilan juga akan meningkatkan hormon estrogen dan progresteron yang bisa mengakibatkan pembesaran pada aneurismanya juga, sehingga risiko pecah semakin besar, dan ginjalnya pun bisa rusak.

Empat belas tahun silam, ginjal Marlene yang sebelah

kiri sudah diangkat karena bleeding (pendarahan), jadi sejak itu Marlene hidup hanya dengan satu ginjal saja.

“Kasus yang empat belas tahun lalu itu, tidak diketahui

apakah juga karena adanya aneurisma atau tidak, sebab tidak ada riwayat sebelumnya,” kata Marlene memulai ceritanya ketika kami temui di Serpong.

“Waktu itu saya hanya tiba-tiba sakit di perut. Setelah

menjalani dua kali operasi baru ketahuan bahwa penyebabnya adalah ginjal yang sudah bleeding dan harus segera diangkat,” lanjutnya.

“Setelah pengangkatan ginjal kiri tersebut, saya harus

rutin check-up. Dari situ ketahuan bahwa ada aneurisma di ginjal sebelah kanan. Jadi dokter menduga bahwa bleeding di ginjal kiri tempo hari juga disebabkan oleh aneurisma.”

Pada umumnya pasangan suami istri baru tahu bahwa

mereka tidak dikaruniai anak setelah mereka menikah, jadi tim Nafiri mempertanyakan perasaan Raphael dan Marlene mengenai saran dokter: “Tidak boleh hamil” ini. 64

Discovering the Gift of GOD Inside Us

NAFIRI OKT18 for print.indd 64

9/26/18 12:30 AM


“Saya sejak remaja memang tidak berpikir untuk punya

anak sendiri,” jawab Raphael melalui telepon dari Papua. “Saya memang suka anak-anak, tetapi bukan untuk punya anak sendiri. Dan tidak berpikir untuk membesarkannya, sebab saya membayangkan kalau punya anak yang bandel kayak saya, betapa ribetnya untuk mengasuh anak itu,” lanjutnya sambil tertawa.

“Jadi

ketika

punya

pasangan

Marlene,

dengan

keterbatasannya—tidak boleh hamil—buat saya tidak masalah sebab saya sudah siap untuk tidak punya anak. Bagi saya, boleh hidup berdua dengan Marlene sudah menjadi berkat.”

Berbeda dengan Raphael, Marlene sebenarnya ingin punya

anak. “Kalau saya ya ngarep sih, sebab kan bukan karena ngga bisa punya anak, tetapi ngga boleh,” katanya sambil tertawa ceria.

Sebelum menikah, Marlene dan Raphael sempat minta

pendapat dari Charlotte dan Hardja apakah keberatan kalau mereka nantinya tidak akan punya anak?

Charlotte ingat jawaban

yang dia berikan pada waktu itu, “Ngga apa, kan tujuan menikah bukan untuk punya anak, tetapi tujuan

menikah

adalah

kita

berdua dipersatukan agar dapat lebih lagi melayani Tuhan.”

Sedangkan dari Hardja

mereka mendapat penguatan bahwa itu semua tidak terlepas dari rencana Tuhan.

Nafiri OKTOBER 2018

NAFIRI OKT18 for print.indd 65

65

9/26/18 12:30 AM


... Tuhan mengajar saya untuk berserah dan mengakui bahwa kekuasaan berada di tangan Tuhan saja ...

BIJI MATA TUHAN

Setelah

mereka

menikah

Juli

tahun

lalu,

Hardja

menghubungi teman sejawatnya di Singapura yang ahli dalam bedah vaskular. Dokter ini dikenal karena pernah menangani kasus-kasus sulit yang sama di ginjal. Akhirnya, Marlene dibawa ke sana untuk diperiksa.

Kalau akan dipasang stent perkiraan biayanya cukup besar.

Hardja dan Charlotte sangat rela untuk mengorbankan apa yang ada untuk biaya pengobatan menantu kesayangannya ini.

Meski begitu, ketika masuk ke kamar mandi, sempat

terbersit kekhawatiran dalam hati Charlotte, dan dia agak mengeluh kepada Tuhan karena biaya yang besar itu.

66

Discovering the Gift of GOD Inside Us

NAFIRI OKT18 for print.indd 66

9/26/18 12:30 AM


Tiba-tiba, dia seakan-akan mendengar suara Tuhan yang

sangat tegas di dalam hatinya, “Charlotte, Marlene itu adalah biji mata-Ku.” Saat itu juga Charlotte memohon ampun kepada Tuhan, dan dengan kerendahan hati yang tulus dia menampik kekhawatiran itu.

“Saya langsung sadar, Marlene itu biji mata Tuhan! Melalui

kejadian itu Tuhan mengajar saya untuk berserah dan mengakui bahwa kekuasaan berada di tangan Tuhan saja,” kata Charlotte.

“Saya sendiri menjadi lebih tenang, mengetahui bahwa

Tuhan yang akan mengatur semuanya. Seperti hamba yang taat, saya menjawab kepada Tuhan, ‘Oooh, oke, oke, Tuhan. Yes, Boss!! Yes, Boss!!!’,” canda Charlotte yang mengundang gelak tawa dari kami semua.

Setelah diperiksa oleh tim dokter, ternyata diputuskan untuk

tidak dilakukan pemasangan stent, sebab risiko terhadap kerusakan ginjal malah akan lebih besar. Jadi Marlene hanya disarankan untuk menjaga diri dari kegiatan yang bisa membahayakan ginjalnya, termasuk tidak boleh hamil. Charlotte

ingat

sepulang dari rumah sakit itu Hardja berdoa, “Tuhan, kami pikir pasang stent itu jalan yang

terbaik

bagi

Marlene,

tetapi ternyata Tangan Tuhan sendirilah yang mau menjaga ginjal Marlene.”

Nafiri OKTOBER 2018

NAFIRI OKT18 for print.indd 67

67

9/26/18 12:30 AM


TERNYATA HAMIL!!!

Sebelum Raphael dan Marlene berangkat untuk berkarya

dan melayani di Papua, Charlotte berpesan, “Raphael, ingat ya, tolong jaga Marlene baik-baik, sebab Marlene itu biji mata Tuhan.” Dan Charlotte pun menjabarkan arti biji mata, bahwa biji mata itu adalah sesuatu yang sangat berharga tetapi fragile, karena itu harus dijaga dengan baik.

Selain itu Hardja juga mengantar keberangkatan pasangan

dokter muda ini dengan renungan dari Doa Bapa Kami yang mengingatkan bahwa di mana pun kita hidup, dalam hal sekecil apa pun (sebagai contoh: “Makanan hari ini yang secukupnya”) kita selalu harus bergantung kepada Tuhan.

Tiga bulan setelah itu, walau sudah berusaha menjaga diri,

ternyata Marlene hamil!!!

Sebelum kehamilannya diketahui, Raphael sampai dua hari

berturut-turut mendapat mimpi bahwa mereka akan punya anak. Dia tidak ingat persis detail mimpinya, tetapi dia sempat bercanda dengan Marlene tentang mimpi itu.

Ternyata tidak hanya Raphael yang ‘diberi tahu’ melalui

mimpi bahwa Marlene akan hamil. Beberapa jam sebelum berita kehamilan itu sampai ke telinga Charlotte, dia baru menceritakan keyakinannya

kepada

seorang

teman

bahwa

Raphael

dan

Marlene akan mempunyai anak. Malamnya Raphael menelepon mengabarkan bahwa Marlene hamil. Mengetahui kehamilan itu, mereka semua senang bercampur waswas.

Dari satu sisi, Marlene memang ingin bisa punya anak; jadi

dia senang sekali ketika tahu dirinya hamil. Di sisi lain, Raphael khawatir akan kondisi ginjal Marlene.

68

Discovering the Gift of GOD Inside Us

NAFIRI OKT18 for print.indd 68

9/26/18 12:30 AM


Marlene sendiri mengaku bahwa dirinya tidak pernah

khawatir

mengenai

kehamilannya,

ataupun

aneurisma

dan

ginjalnya.

“Dari pertama tahu adanya aneurisma pun saya memang

tidak pernah khawatir,” katanya dengan iman yang mengagumkan, sambil mengutip bahwa mati adalah keuntungan. “Kalaupun ada sedikit kekhawatiran, itu lebih karena kehamilan ini di luar planing,” kata Marlene, “Saya orang yang well-planned, jadi sejak awal memang tidak berencana hamil dulu, kalau pun ingin berusaha, pikirnya nanti saja setelah tidak sedang di Papua.”

Selain itu Marlene lebih memikirkan kondisi calon anaknya

karena kehamilan yang tidak direncanakan ini. Dia merasa belum mempersiapkan diri dengan gizi yang cukup.

Agak berbeda dengan Marlene yang easy going, Raphael

tipe orang yang terbiasa mengantisipasi hal-hal terburuk yang mungkin terjadi. Dia merasa harus mempersiapkan diri sekiranya dia mungkin akan ditinggal mati oleh Marlene dan harus membesarkan bayinya seorang diri.

Namun dia juga percaya kalau memang Tuhan izinkan

hal itu terjadi, pasti Tuhan juga akan memberi kekuatan. Jadi kekhawatiran itu tidak sampai mengganggu dirinya.

Raphael dan Marlene juga dikuatkan oleh Charlotte dan

Hardja untuk percaya bahwa Tuhanlah Sang Pemberi kehidupan, dan Dia juga yang berdaulat atas kematian. Hari Keajaiban pun Tiba: Kelahiran Aldridge

Menurut Marlene, dia tidak mengalami masalah berarti

sepanjang mengandung Aldridge. Hanya memang dari hasil pemeriksaan rutin diketahui bahwa aneurisma di ginjalnya semakin membengkak seiring dengan bertambahnya usia kehamilan. Nafiri OKTOBER 2018

NAFIRI OKT18 for print.indd 69

69

9/26/18 12:30 AM


Biasanya bayi lahir pada usia 39–40 minggu. Dan teorinya,

usia kehamilan yang matang minimal adalah 37 minggu. Tetapi untuk mencegah pembengkakan yang semakin parah dari aneurisma ginjal Marlene, maka dokter memutuskan untuk melakukan operasi sesar di usia kandungan baru 35 minggu, karena risikonya lebih besar kalau dipertahankan. Keluarga ini terus khusyuk berdoa dan menyerahkan semua prosesnya ke dalam tangan Tuhan.

Tanggal 19 Mei 2018 merupakan hari terjadinya keajaiban

bagi keluarga besar Priatna dan Michael-Mimi Tannos, sebab untuk pertama kalinya generasi ketiga mereka hadir dengan selamat tanpa kurang suatu apa pun.

Pada akhir perbincangan, kembali tim Nafiri menikmati

kesegaran berkat Tuhan melalui kata bijak yang disampaikan oleh keluarga muda ini, “Bagi saya, kehadiran Aldridge yang tidak kami rencanakan ini semakin menyadarkan bahwa semata-mata adalah Tuhan yang merancangkan kehidupannya,” kata Raphael.

Sedangkan bagi Marlene, sebagai seorang ibu, dia mengaku

bahwa sejak adanya Aldridge rasa kekhawatirannya menjadi lebih banyak. “Saya kadang takut kalau dia kenapa-napa,” kata Marlene. “Tetapi kalau Tuhan sudah memberi Aldridge boleh hidup, ya harapannya agar Tuhan mau pakai dia. Mau jadi apa, di bidang apa saja, terserah Tuhan; yang penting hidupnya untuk Tuhan.”

Imannya dikuatkan oleh khotbah di GKY BSD beberapa

minggu sebelumnya yang menyimpulkan bahwa perjalanan hidup seorang Kristen itu adalah ‘perjalanan melepas’.

70

Discovering the Gift of GOD Inside Us

NAFIRI OKT18 for print.indd 70

9/26/18 12:30 AM


“Tuhan kasih anak tuh seperti Tuhan ingatin

sepanjang hidup bahwa kita perlu berserah kepada-Nya dan belajar untuk melepas. Dengan adanya Aldridge, Tuhan setiap hari ingatin kalau tidak ada yang akan menjadi milik kita selamanya.”

Dengan wajah penuh senyuman manis, Marlene

menandaskan, “Jadi, Aldridge ini bagi saya adalah latihan iman setiap hari.” •

“ ... Tuhan ingatkan sepanjang hidup bahwa kita perlu berserah kepada-Nya dan belajar untuk melepas.... “

Nafiri OKTOBER 2018

NAFIRI OKT18 for print.indd 71

71

9/26/18 12:30 AM


BLAMESHIFTING GAME A TRIAN I DEW

B YOUR FAULT 72

eing a teacher is not easy. My colleague found out the hard way. One of our students blamed my colleague for not motivating her enough. As a result, our student could not finish her homework… she said. Was it really my friend’s failure as a teacher, not being able to motivate this student to do what she was supposed to do anyway? Let’s discuss further.

Discovering the Gift of GOD Inside Us

NAFIRI OKT18 for print.indd 72

9/26/18 12:30 AM


HER FAULT According to the Bible, blame-shifting*) is the oldest ancient game played in this world. Let’s open the Bible, and we will find the classic example right in the beginning of the book of Genesis.

NOT ME

THE BOOK of GENESIS

NAFIRI OKT18 for print.indd 73

Chapter 2:18-23 (NIV): 15 The Lord God took the man and put him in the Garden of Eden to work it and take care of it. 16 And the Lord God commanded the man, “You are free to eat from any tree in the garden; 17 but you must not eat from the tree of the knowledge of good and evil, for when you eat from it you will certainly die.” 18 The Lord God said, “It is not good for the man to be alone. I will make a helper suitable for him.” 19 Now the Lord God had formed out of the ground all the wild animals and all the birds in the sky. He brought them to the man to see what he would name them; and whatever the man called each living creature, that was its name. 20 So the man gave names to all the livestock, the birds in the sky and all the wild animals. But for Adam no suitable helper was found. 21 So the Lord God caused the man to fall into a deep sleep; and while he was sleeping, he took one of the man’s ribs and then closed up the place with flesh. 22 Then the Lord God made a woman from the rib he had taken out of the man, and he brought her to the man. 23 The man said “This is now bone of my bones and flesh of my flesh; she shall be called ‘woman,’ for she was taken out of man.” Nafiri OKTOBER 2018

73

9/26/18 12:30 AM


HIS FAULT

Chapter 3:8-12 (NIV): 8 Then the man and his wife heard the sound of the Lord God as he was walking in the garden in the cool of the day, and they hid from the Lord God among the trees of the garden. 9 But the Lord God called to the man, “Where are you?” 10 He answered, “I heard you in the garden, and I was afraid because I was naked; so I hid.” 11 And he said, “Who told you that you were naked? Have you eaten from the tree that I commanded you not to eat from?” 12 The man said, “The woman you put here with me—she gave me some fruit from the tree, and I ate it.” After God had created all animals, and Adam had given names to all of them, God realised that none of them was suitable to be the true helper for Adam (Gen 2:18). So God made Adam fall into a deep sleep, He took one of Adam’s ribs, made a woman from this rib, and He brought her to Adam. At first, Adam was most happy when God brought this woman - called Eve - to him (Gen 2:23). But his sentiment shifted after a while. Let’s move backward a little to see this more clearly. God had created a variety of trees, from which Adam and Eve could eat the fruits as they desired, except for one tree: The Tree of Knowledge of Good and Bad (Gen 2:16-17). However, Eve could not resist the fruit, and finally neither could Adam, and together they ate the fruit of the Tree of Knowledge. As written, the consequences of eating fruit from the tree of the knowledge of good and evil, they will certainly die. God called Adam upon his deed. And rather than admitting his deed, Adam shifted the blame to Eve. To God, he answered: “The woman you put here with me—she gave me some fruit from the tree, and I ate it.” Adam blamed God for giving him a woman who led him to sin. He perceived that if God has given him a better woman, he would not commit to sin. Adam was so easily change his perspective on God after breaking God’s command. 74

Discovering the Gift of GOD Inside Us

NAFIRI OKT18 for print.indd 74

YOUR FAULT 9/26/18 12:30 AM


We human beings easily blame others for our mistakes. We do not want to look bad because of our mistakes, and we would rather flee from them. We dump the blame on someone else to avoid that we have to take responsibility for our own faults. Are there any benefit that we may gain from the blame-shifting behaviour? No way. We may escape this time, but we will make other mistakes in the future. So how would we like to solve that? Blame-shifting again? How long? How often? There is a saying “No matter how good a squirrel can jump, it will fall eventually.” In plain language: no matter how good you are at blame-shifting, eventually you will suffer from the consequences of your actions. Instead, we may apply those famous football or basketball players’ attitude, if they are interviewed after they lost in a game. They often say words like: “Yeah, I am sorry, I played badly today, or maybe this is a bad day for us.” “This is a learning experience for us, we need to come together again and practice harder. Hopefully we win in the next season”. They never seem to blame their team members. They admit that they made mistakes, and own the responsibility for their own behaviours or actions. Further, they also evaluate on how to correct the mistakes that they’ve made. If we never own the responsibility for the mistakes that we made, then we may not feel the need to correct it. Ultimately, we will live in this devilish circle forever. Is that what we want? It is a matter of choices. I would like to open those options for you to choose. Choose wisely. (^_^) •

Tribute to Rev. Bill Crowder (Bible Teacher at Our Daily Bread Ministry) for his sermon on King Saul, which has given me inspiration to write this short article. *) Blame Shifting - Definition: • Blame-shifting is an emotionally abusive behaviour or tactic (https://distantspark.wordpress. com/what-is-blame-shifting/) • Blame-shifting is when a person does something wrong or inappropriate, and then dumps the blame on someone else to avoid taking responsibility for their own behavior. (https://www. psychopathfree.com/articles/5-types-of-narcissistic-blame-shifting.388/)

Nafiri OKTOBER 2018

75

NOT ME

NAFIRI OKT18 for print.indd 75

9/26/18 12:30 AM


TIDUR...

TIDUR... “Tidhuuurrrr...” / Humprey /

diri

il ber r samb

Tidu 76

Discovering the Gift of GOD Inside Us

NAFIRI OKT18 for print.indd 76

9/26/18 12:30 AM


D

Tidur di atas tali

imulai dari kebijakan Pemerintah DKI Jakarta yang memperluas kawasan ganjil-genap dengan alasan “hanya selama Asian Games …” (namun banyak orang yakin akan diperpanjang), dimulailah babak baru bagi saya untuk memilih moda transportasi baru, yaitu secara rutin menggunakan KRL (Kereta Rel Listrik). Apa yang menarik dari KRL selain saya tidak perlu lagi capek menyetir selama 1,5–2 jam perjalanan ke tempat kerja saya di Jakarta Selatan?

Gaya tidur yang lucu. Ya, ada berbagai gaya tidur di KRL. Gaya tidur paling alami penumpang kereta adalah tidur sambil duduk, mungkin karena kelelahan atau bangun kepagian. Ada juga gaya tidur-tiduran, alias tidur boong’an, demi tidak disuruh bangun dan memberikan kursinya ke penumpang lain yang lebih membutuhkan (ibu hamil, ibu membawa anak, orang lanjut usia, dan yang memiliki cacat fisik). Mereka berpura-pura tidur… kadang-kadang saya tendang-tendang sih kakinya haha…. Sampai saat ini saya belum berhasil mempelajari gaya tidur ini karena takut kebablasan tidur beneran dan kelewatan stasiun yang dituju. Namun, yang paling menarik adalah gaya tidur berdiri, telah berkali-kali saya menemukan orang-orang yang tidur sambil berdiri dan terjatuh menimpa penumpang lain, sambil mendengar suara ngoroknya yang terdengar sampai satu gerbong. Mau tahu gaya tidur yang lain? Ingat Siao Liong Lie di film silat Return of the Condor Heroes (Sin Tiauw Hiap Lu)? Gaya tidurnya di atas seutas tali. Wow! Ga yakin sih itu beneran atau ga, tapi nampaknya beberapa dari kita sempat terpengaruh film itu dan mencobanya kan? Haha. Sedemikian jauh kita ngomong soal gaya tidur, ada lima gaya tidur sehat menurut berbagai sumber di internet, yaitu: Nafiri OKTOBER 2018

NAFIRI OKT18 for print.indd 77

77

9/26/18 12:30 AM


>

1. Telentang dengan kedua tangan lurus di samping badan Gaya ini dianggap gaya terbaik karena posisi tulang belakang dan leher tersangga dengan baik, asalkan tidak menggunakan bantal yang tinggi. Namun ada ahli berpendapat bahwa posisi ini tidak terlalu disarankan untuk yang bertubuh gemuk, karena bisa menimbulkan sleep apnea (henti napas sejenak saat sedang tidur).

2. Telentang dengan tangan terentang ke atas Gaya ini bagus untuk kesehatan punggung, juga menghindari kerutan atau jerawat di wajah (ah masa sih?).

3. Tidur tengkurap Gaya ini banyak disukai orang karena umumnya orang bisa tidur lebih nyenyak. Asalkan tetap bisa bernapas dengan baik, kabarnya gaya tidur ini baik untuk pencernaan.

4. Meringkuk seperti janin Buat saya namanya lebih cocok seperti gaya udang hehe‌. Menurut dokter kandungan, gaya ini cocok untuk ibu hamil, karena bisa meningkatkan sirkulasi darah ibu dan janin dalam kandungan, apalagi kalau miring ke kiri katanya akan mencegah rahim menekan jantung atau hati. Sering mendengkur? Gunakan gaya tidur ini.

5. Berbaring menyamping dengan tangan lurus di pinggang atau lurus ke depan Saya ga terlalu ngerti sih, cuma kata berbagai sumber gaya ini bisa mencegah naiknya asam lambung (tidur miring ke kanan) dan direkomendasikan untuk penderita sleep apnea, mendengkur, sakit punggung dan leher.

78

Discovering the Gift of GOD Inside Us

NAFIRI OKT18 for print.indd 78

9/26/18 12:30 AM


Buat saya, tidur adalah anugerah. Khususnya bagi kita yang hidup di perkotaan dan bekerja di Jakarta, rasanya kita semua kurang tidur karena kerja yang berlebihan atau habis waktu di perjalanan. Tidur berkualitas itu sehat karena meningkatkan sistem kekebalan tubuh, meningkatkan daya ingat, mengendalikan rasa lapar, dan yang paling saya percayai adalah tidur cukup itu bisa bikin umur panjang. Ini terbukti dari masyarakat yang hidup di kota kecil dan bisa berumur di atas sembilah puluh bahkan seratus tahun. Sekadar catatan, rekomendasi tidur sesuai kategori usia:

Bayi atau balita 16–18 jam Anak prasekolah 11–12 jam

>

Anak SD 10 jam Remaja 9–10 jam Dewasa dan lansia 7–8 jam

APAKAH KATA ALKITAB TENTANG TIDUR? idur di KRL

t Penumpang

NAFIRI OKT18 for print.indd 79

>>

Nafiri OKTOBER 2018

79

9/26/18 12:30 AM


Anda suka tidur? Saya yakin semua orang suka, termasuk saya, kecuali Anda memiliki insomnia (sulit tidur) atau workaholic (kecanduan bekerja). Hmm … tetapi apakah kata Alkitab tentang tidur? Berikut adalah beberapa ayatnya: 1. Tuhan berkarya saat kita tidur. Kejadian 2: 21 Lalu Tuhan Allah membuat manusia itu tidur nyenyak; ketika ia tidur, TUHAN Allah mengambil salah satu rusuk dari padanya, lalu menutup tempat itu dengan daging. 2. Tuhan berfirman kepada hamba-hambaNya dalam tidur. Kejadian 28: 16 Ketika Yakub bangun dari tidurnya, berkatalah ia, ”Sesungguhnya TUHAN ada di tempat ini, dan aku tidak mengetahuinya.” 3. Tempat tidur adalah tempat yang harus dijaga. Ibrani 13: 4 Hendaklah kamu semua penuh hormat terhadap perkawinan dan janganlah kamu mencemarkan tempat tidur, sebab orang-orang sundal dan pezinah akan dihakimi Allah. Kejatuhan Daud atau Amnon misalnya—semua terjadi di tempat tidur. 4. Tidur tidak boleh berlebihan. Amsal 24: 33–34, “Tidur sebentar lagi, mengantuk sebentar lagi, melipat tangan sebentar lagi untuk tinggal berbaring, maka datanglah kemiskinan seperti seorang penyerbu, dan kekurangan seperti orang yang bersenjata.” Jadi sebenarnya ada dilema, kurang tidur itu salah tapi kelebihan tidur juga tidak baik. Tetapi saya percaya, selain untuk tidur, kita juga harus bisa memanfaatkan hari-hari yang Tuhan telah anugerahkan kepada kita untuk melayani-Nya, seperti kata Mazmur 90: 12, “Ajarlah kami menghitung hari-hari kami sedemikian, hingga kami beroleh hati yang bijaksana.” Bagaimana dengan Anda, sudahkah Anda tidur cukup dan bersyukur atas hari-hari yang telah Tuhan berikan? Tuhan memberkati kita sekalian •

80

Discovering the Gift of GOD Inside Us

NAFIRI OKT18 for print.indd 80

9/26/18 12:30 AM


Nafiri OKTOBER 2018

NAFIRI OKT18 for print.indd 81

81

9/26/18 12:30 AM


世界语言多元化之起源 世界语言多元化之起源 根据 2015 年统计,全世界 71 亿多人

根据 2015 年统计,全世界5671 亿多人 口,共有 7102 种语言,单单中国大陆 个民 口,共有 种语言,单单中国大陆 56 个民 族就有7102 80 多种语言。而印度尼西亚,该国中央 统计局 年统计,共有 1211 种语言。为何 族就有 80 2010 多种语言。而印度尼西亚,该国中央 世界存在着那么多种语言呢? 统计局 2010 年统计,共有 1211 种语言。为何 为了回答以上问题,我们将要关注巴别塔事件。该事件 世界存在着那么多种语言呢? 记载于创世纪 11:1-9。此段经文将会告诉我们有价值的资 料。下面我们观察一下这段经文!

为了回答以上问题,我们将要关注巴别塔事件。该事件 记载于创世纪 11:1-9。此段经文将会告诉我们有价值的资 82 Discovering the Gift of GOD Inside Us 料。下面我们观察一下这段经文! 某些释经家认为,此短短九节经文体现了鲜明的对 比。同一种语言(第 1 节)与变乱成多种语言(第 9 节) 对比,定居在示拿(第 2 节)与分散在全地上(第 8 节) NAFIRI OKT18 for print.indd 82 对比,人类正在商量(第 3-4 节)与耶和华正在商量(第

9/26/18 12:30 AM


某些释经家认为,此短短九节经文体现了鲜 明的对比。同一种语言(第 1 节)与变乱成多种语 言(第 9 节)对比,定居在示拿(第 2 节)与分散 在全地上(第 8 节)对比,人类正在商量(第 3-4 节)与耶和华正在商量(第 5-6 节)对比。唯独第五 节前部分没有对比:耶和华从天上下来。如果人类当 时正在建造的巴别塔通达天上,耶和华为什么还用降 临? 巴别塔究竟是什么样子的建筑物呢?考古学家 在美索不达米亚地区发现了所谓通灵塔 (ziggurat)。大体来说,通灵塔与埃及人的金字塔 相似。苏美尔人将通灵塔用为寺庙。总而言之,通灵 塔既是金字形的神塔。 建造巴别塔的人们到底讲何种语言?创世纪 1 至 3 章,人类通用一种语言,洪水结束之后,诺亚 一家八口很也通用一种语言,到底何种言语?有个说 法,那种语言并非是希伯来语。笔者并不赞同该说 法。亚当夏娃一家人及诺亚大家庭可能不讲希伯来 语。我们只能如此认为:亚当夏娃讲某一种语言,而 诺亚后裔讲某一种语言。这两个时代讲的,也许是同 一种言语,也许是不同言语。具体何种言语,我们不 Nafiri OKTOBER 2018 83 晓得。也许世界第一种语言是美索不达米亚中的其中 一种语言。 NAFIRI OKT18 for print.indd 83

9/26/18 12:30 AM


塔既是金字形的神塔。 建造巴别塔的人们到底讲何种语言?创世纪 1 至 3 章,人类通用一种语言,洪水结束之后,诺亚 一家八口很也通用一种语言,到底何种言语?有个说 法,那种语言并非是希伯来语。笔者并不赞同该说 法。亚当夏娃一家人及诺亚大家庭可能不讲希伯来 语。我们只能如此认为:亚当夏娃讲某一种语言,而 诺亚后裔讲某一种语言。这两个时代讲的,也许是同 一种言语,也许是不同言语。具体何种言语,我们不 晓得。也许世界第一种语言是美索不达米亚中的其中 一种语言。 定居示拿的人们都用同一种语言。巴别塔工 程停工以后,人类分散在世界各地,并且说各种语 言。因此,巴别塔工程的失败即是言语多元化的起 因。之后,人类愈分散下去,语言愈多元。从一种言 语,变成几种方言。方言再发展下去将会形成新语 种。久而久之,一代接一代,世界语言也越来越多元 化。 亲爱的弟兄姊妹,剩下一个问题,耶和华为 何变乱他们的语言?他们计划集中于一个地方,耶和 华反而要他们分散在世界各地。创造天地第六天时, 上帝已清楚地告诉人类:要生养众多,遍满地面(创 1:28)。洪水消退后,上帝再次告诉人类:你们要生 养众多,遍满了地(创 9:1)。

参考资料 Keil-Delitzsch Commentary on the Old Testament [ESword]. 84 Discovering the Gift of GOD Inside Us Atkinson, David. “The Message of Genesis 1-11” BST. Leicester: IVP, 1990. Calvin, John. Commentary on the First Books of Moses. NAFIRI OKT18 for print.indd 84 Grand Rapids: Baker, 1979.

9/26/18 12:30 AM


化。

亲爱的弟兄姊妹,剩下一个问题,耶和华 何变乱他们的语言?他们计划集中于一个地方,耶 亲爱的弟兄姊妹,剩下一个问题,耶和华为 华反而要他们分散在世界各地。创造天地第六天时 何变乱他们的语言?他们计划集中于一个地方,耶和 上帝已清楚地告诉人类:要生养众多,遍满地面( 华反而要他们分散在世界各地。创造天地第六天时, 1:28)。洪水消退后,上帝再次告诉人类:你们要 上帝已清楚地告诉人类:要生养众多,遍满地面(创 1:28)。洪水消退后,上帝再次告诉人类:你们要生 养众多,遍满了地(创 9:1)。 养众多,遍满了地(创 9:1)。

参考资料

参考资料

Keil-Delitzsch Commentary on the Old Testament [

Keil-Delitzsch Commentary on the Old Testament [E-Sword]. Keil-Delitzsch Commentary on the Old Testament [ESword]. Sword]. Atkinson, David. “The Message of Genesis 1-11” BST. Leicester: IVP, 1990. Atkinson, David. of “The Message Genesis 1-11” BS Atkinson, David. “The Message Genesis 1-11”of BST. Calvin, John. CommentaryLeicester: on the First Books of Moses. Grand Rapids: Baker, 1979. IVP, 1990. Leicester: IVP, 1990. Calvin, John.on Commentary First Books of Mos Calvin, Commentary theUniversity, First Books Moses. Gunkel,John. Hermann. Genesis. Macon: Mercer 1997.onofthe Grand Rapids: Grand Baker, Rapids: 1979. Baker, 1979. Luhter, Marthin. “Lectures on Genesis 6-14” Luther’s Works. Saint Louis: Gunkel, Hermann. Genesis. Macon:Genesis. Mercer University, Gunkel, Hermann. Macon: Mercer Universi Concordia, 1960. 1997. 1997. Luhter, Marthin. “Lectures on Genesis 6-14” Luther’s Sailhamer, JohnLuhter, H.. Genesis, EBC 2. Grand Rapids: Zondervan, 1990. Marthin. “Lectures on Genesis 6-14” Luthe Works. Saint Louis: Concordia, 1960. Works. Saint Louis: Concordia, 1960. Wenham, Gordon J.. Genesis 1-15, WBC 1. Waco: 1987. Sailhamer, John H.. Genesis, EBC Word, 2. Grand Rapids: Sailhamer, John H.. Genesis, EBC 2. Grand Rapi Zondervan, Westermann, Claus. 1990. “Genesis 1-11” A Continental Commentary. Minneapolis: Zondervan, 1990. WBC 1. Waco: Wenham, Gordon J.. Genesis 1-15, Fortress, 1994. Word, 1987. Wenham, Gordon J.. Genesis 1-15, WBC 1. Wac Westermann, Word, Claus. 1987. “Genesis 1-11” A Continental Westermann, Claus. “Genesis Commentary. Minneapolis: Fortress, 1994. 1-11” A Continen

Commentary. Minneapolis: Fortress, 1994.

李昭团

李昭团 Ev Hali Daniel Lie, Ph.D. mendapatkan gelar S.Th dan MA di STTB dan M.Th di SAAT Malang. Menempuh studi doktoral di Nanjing Normal University. Penah melayani di GKJMB Pos Citra Garden dan saat ini merupakan dosen tetap STT IMAN. Nafiri OKTOBER 2018

NAFIRI OKT18 for print.indd 85

85

9/26/18 12:30 AM


Ujian Kesabaran: Remedial Lagi, Remedial Lagi…

86

Discovering the Gift of GOD Inside Us

NAFIRI OKT18 for print.indd 86

9/26/18 12:30 AM


/ Feri Irawan /

Sudah tiga kali penumpang yang duduk di sebelah

saya berdecak dan bergumam tidak jelas sambil menunjukkan ekspresi kejengkelannya. Sudah pukul empat sore dan kami masih stuck di area tol JORR.

Bukan cuma dia, saya pun sudah menahan diri

cukup lama untuk tidak menunjukkan ekspresi yang sama. Kejengkelan di hati saya juga sudah mulai memuncak, ditambah pantat yang sudah mulai panas akibat duduk di tempat yang sama cukup lama. Bolak-balik saya coba mengecek penyebab kemacetan parah ini lewat aplikasi Waze.

Yang saya temukan malah umpatan dan ekspresi

kejengkelan dari pengendara lain karena adanya proyek pembangunan tol di sekitar area lingkar Cikunir yang menyebabkan kemacetan parah tersebut.

O ya, Jumat siang itu saya berencana menuju ke

Bandung dengan memakai jasa travel untuk menghadiri pemberkatan nikah teman saya hari Sabtu pagi. Travel yang saya tumpangi berangkat dari BSD pukul 13.30 (itu pun sudah delay satu jam dari jam keberangkatan yang seharusnya). Akhirnya mobil travel baru bisa ‘lolos’ dari lingkar Cikunir sekitar pukul 17.30 dan masuk area tol Cikampek. Nafiri OKTOBER 2018

NAFIRI OKT18 for print.indd 87

87

9/26/18 12:30 AM


Pengalaman stuck parah di tol ini tiba-tiba saja mengingatkan saya pada kejadian dua hari sebelumnya. UJIAN REMEDIAL

Pada hari Rabu, saya mengonfimasi pelayanan

seorang ibu pembicara yang akan melayani di gereja lewat chatting di WA. Ibu P

: Ya pak Feri, sorry kelupaan. Ini baru mau

pulang dr Makassar. Saya : Nggak apa-apa bu. Safe flight... Ibu P

: Tq pak. Delay (sad emoticon)

Saya : Ujian kesabaran bu... Ibu P

: (smile and pray emoticon) Belum lulus ya.

Makanya masih remed.

Pengakuan jujur sang Ibu yang merasa belum lulus

dan perlu ujian remedial untuk pelajaran kehidupan tentang ‘kesabaran’ ini menggelitik benak saya saat itu. Sesulit itukah lulus dari ujian kesabaran Tuhan? Dan Tuhan memberikan jawaban atas pertanyaan ini dengan cara memberikan ujian kesabaran yang sama untuk saya alami sendiri dalam perjalanan menuju ke Bandung ini.

88

Discovering the Gift of GOD Inside Us

NAFIRI OKT18 for print.indd 88

9/26/18 12:30 AM


Sepanjang jalan ketika mobil travel melewati satu

demi satu truk yang ada di posisi jalur kiri jalan (truk dan bus dilarang mengambil jalur kanan di jalan tol), saya bisa melihat ekspresi bete dari pengemudi truk tersebut. Entah, mungkin saja karena mereka justru sudah lebih lama berada pada jalur kemacetan itu ketimbang mobil travel yang saya tumpangi. Namun, di sela-sela kejengkelan dan ketidaksabaran saya, Tuhan mengingatkan saya akan ujian kesabaran ini lewat seorang anak kecil berusia sekitar dua tahun yang dibawa oleh ibunya dalam travel itu.

Ibu dan anak ini duduk dua baris di belakang saya.

Meski perjalanan telah memakan waktu cukup lama dalam mobil, tetapi sang anak ini tidak sedikit pun menangis. Dan tepat dalam momen kejengkelan saya yang memuncak itulah saya mendengar ‘suara Tuhan’ lewat gelak tawa sang anak kecil ini. Saya baru benar-benar menyadari apa artinya bergumul dengan ujian kesabaran dari Tuhan setelah mendengar tawa anak itu. Ya, Tuhan ... ternyata tidak mudah melalui ujian kesabaran.

Pukul 20.30 saya baru tiba di jalan Pasteur, Bandung.

Dari Pasteur saya naik ojek ke Mal BIP (Bandung Indah Plaza) di mana teman-teman saya sudah menunggu dengan setia selama beberapa jam di sana. Mereka kemudian mengantar saya ke pastori gereja Hok Im Tong di Mekar Wangi tempat saya akan menginap malam itu.

Rupanya dalam ujian kesabaran dari Tuhan semacam

ini saya juga masih perlu remedial .... •

Nafiri OKTOBER 2018

NAFIRI OKT18 for print.indd 89

89

9/26/18 12:30 AM


Pulang 90

Discovering the Gift of GOD Inside Us

NAFIRI OKT18 for print.indd 90

9/26/18 12:30 AM


/ Edna C. Pattisina /

Perjalanan tidak selalu harus pergi. Perjalanan bisa pulang. Perjalanan tidak selalu mendapat sesuatu. Perjalanan bisa memberi sesuatu. Kali ini kami pulang. Ingin rasanya memberikan sesuatu pada desa Sidakangen, rumah kami. Sebenarnya lebih tepat rumah suami, Thomdean. Baginya, Desa Sidakangen, Kecamatan Kalimanah, Kabupaten Purbalingga, Jawa Tengah adalah rumah. Walau lahir di Purworejo, sejak kecil sampai SMA, dihabiskannya di Sidakangen. Setiap sentimeter dari desa itu menyimpan kenangan buatnya. Buat saya, yang sejak kecil hidup pindahpindah kota, pulang jadi satu kemewahan. Perjalanan ke Purbalingga hanya bisa menggunakan

angkutan darat. Biasanya saya naik kereta dari Gambir, turun di Purwokerto. Dari Purwokerto, naik taksi setengah jam, sampai deh di Sidakangen. Kalau kembali ke Jakarta, selain kereta bisa juga naik bis dari Terminal Bus Purbalingga, dilanjutkan deg-degan sekaligus kagum pada supir bis malam yang biasa berakrobat dan balapan sepanjang 6–7 jam perjalanan ke Lebak Bulus, Jakarta. Di Sidakangen, kami mengadakan acara Sidakangen Ngartun. Tujuannya, agar Sidakangen jadi punya acara tahunan dalam bidang seni yang melibatkan semua orang. Warga desa tidak saja jadi punya penghasilan tambahan, tapi juga bisa bersukaria dan tercetus untuk melihat hal-hal baru. Di tengah situasi dimana banyak paham-paham baru Nafiri OKTOBER 2018

NAFIRI OKT18 for print.indd 91

91

9/26/18 12:30 AM


yang menyusup, kami sengaja merayakannya pada bulan Agustus, agar rasa keindonesiaan bisa dirayakan bersama. Senangnya; banyak sahabat, warga, bahkan pemerintah setempat yang menyambut baik acara itu. Karang Taruna bekerja dengan sukarela, guyub, dan bersenang-senang mencoba beberapa hal baru seperti membuat mural di dinding-dinding. Kepala Desa juga dengan antusias menyediakan Balai Desa sebagai pusat kegiatan, mulai dari pameran sampai acara puncak lomba. Beberapa toko di Purbalingga dan tempat wisata bahkan rela menjadi sponsor, padahal mereka juga tidak bisa sepenuhnya membayangkan bakal jadi apa Sidakangen Ngartun ini. Beberapa teman kantor, dan dari GKY BSD, baik sahabat Nafiri maupun CGF Betlehem ikut menyumbang buku-buku bekas untuk dibagikan. Puji Tuhan, acara berlangsung lancar dan banyak yang tersenyum. Rangkaian acara dimulai tanggal 4 Agustus 2018. Ada sekitar 92

Discovering the Gift of GOD Inside Us

NAFIRI OKT18 for print.indd 92

9/26/18 12:30 AM


tujuh belas kartun yang telah menang berbagai penghargaan internasional dipamerkan di Balai Desa. Tidak butuh pendingin ruangan, karena toh desa di tepi sawah itu masih teduh dengan pohon-pohonnya. Setelah beristirahat sehari, empat hari berikutnya diisi dengan jalan-jalan ke sekolah-sekolah setempat. Di sana, anak-anak diajak untuk menggambar bersama Thomdean. Berbagai macam polah tingkah anak-anak dari kelas 1–6 dari SDN Karang Petir, SDN Rabak, SDN Jompo, SD Katolik Pius, SDN Blater, SDN Sidakangen, SDN Kedung Wuluh, SDN Kalimanah Wetan I. Selama dua jam, mereka menggambar tentang apa saja.

belajar menggambar; mereka jadi berani berbeda, menghargai perbedaan, dan bertanggung jawab untuk menyelesaikan tugas dengan tekun.

Menggambar bagi anak-anak bukan sekadar untuk membuat gambar. Akan tetapi tujuannya agar anak-anak percaya diri terutama dalam menyatakan pendapat dan mimpinya lewat gambar. Memang hanya sedikit anak yang ketika dewasa pekerjaannya berkaitan dengan menggambar. Tapi dengan

Tidak ada gambar yang salah atau jelek. Memang sih masih ada yang menggambar dengan penggaris atau menghapus gambarnya berkali-kali, tanda tidak percaya diri. Tidak berubah seperti puluhan tahun lalu, masih banyak anak-anak yang menggambar bentukbentuk stereotip dua gunung Nafiri OKTOBER 2018

NAFIRI OKT18 for print.indd 93

93

9/26/18 12:30 AM


yang dipisahkan sebuah jalan di tengah. Ada anak-anak yang belum percaya diri. Membuat lingkaran besar di tengah kertas saja susahnya bukan main. Ada juga kelas yang di dindingnya terpampang gambar suasana pasar tradisional yang indah. Rupanya gambar itu karya salah seorang anak. Namun ketika disuruh menggambar bebas, dia malah bingung. Rupanya kebebasan berekspresi anak justru bisa jadi macet saat diberi kebebasan berkarya. Tapi ada juga yang kemudian percaya diri dan setelah acara menggambar bersama, mereka mempresentasikan karyanya di depan teman-teman sekelasnya. Usai acara, anak-anak diajak ikut acara Lomba Gambar Sidakangen Ngartun yang diadakan tanggal 12 Agustus. Begitu harinya tiba, puncak acara diadakan di sepanjang jalan di depan Balai Desa. Sudah sejak pagi jalanan ditutup. Kebetulan jalanannya buntu, jadi tidak terlalu mengganggu orang lalu-lalang. Masyarakat di 94

sisi kiri-kanan rumah bersiapsiap dengan tenda panjang di jalanan depan rumahnya yang jadi tempat anakanak menggambar. Palang sudah disiapkan, sementara masyarakat dari desa-desa sekitar bahkan dari kota Purbalingga yang letaknya sekitar lima belas menit naik mobil sudah berdatangan. Ada sekitar dua ratus anak yang menjadi peserta lomba gambar. Mereka dibagi jadi tiga kategori: TK, SD kelas 1–3, dan SD kelas 4–6. Acara yang dinantinantikan sudah tiba. Menarik menyaksikan hari-hari persiapan. Berbagai sudut desa digambar. Mulai dari jalanan aspal, pos ronda di pojokan jalan, tong-tong penopang pohon buku, sampai mural di dinding-dinding rumah tempat lomba diadakan. Sebagian besar dikerjakan anak-anak Karang Taruna Desa Sidakangen. Dari awalnya mereka tidak percaya diri; hasil akhirnya gambargambar yang berwarna, penuh, dan berani berekspresi.

Discovering the Gift of GOD Inside Us

NAFIRI OKT18 for print.indd 94

9/26/18 12:30 AM


Anak-anak tampak tekun menggambar. Berbagai cara mereka mewujudkan tema yang diberikan, “Gotong Royong� dalam gambar mereka. Walaupun ibu-ibu dilarang untuk membantu, ada saja ibu-ibu yang dari samping memberikan petunjuk-petunjuk ini itu. Sementara itu, masyarakat yang tinggal di pinggir kiri-kanan jalan sibuk menyiapkan jajan pasar. Rencananya, setelah menggambar, sambil menunggu pengumuman, orang tua dan anak-anak peserta lomba gambar akan disuguhi makanan tradisional jajanan pasar. Semua orang boleh mengambil sepuasnya, gratis, tapi harus ingat orang lain. Dengan beralaskan tampah dan daun pisang, ibu-ibu dengan wajah ceria menjelaskan jajanan pasar yang mereka buat sendiri. Ada cucur yang bulat berminyak, terbuat dari tepung beras dan gula yang digoreng. Manis-gurih rasanya. Juga ada tiwul, dari ubi kering yang ditumbuk, lalu dikukus dan dimakan dengan gula merah.

Nafiri OKTOBER 2018

NAFIRI OKT18 for print.indd 95

95

9/26/18 12:30 AM


Ada juga gatot, jipang, klanting, clorot, dan mata roda. Lucu-lucu ya namanya? Kebanyakan bahannya dari singkong dan ubi. Agak susah juga sih cerita rasanya. Memang harus dicobain satu-satu yaaa .... Tapi begitu lomba gambar selesai, masyarakat sudah sibuk mengerumuni pohon buku. Ada lima pohon buku yang dibuat. Pohon buku Pancasila itu terbuat dari bambu yang vertikal lalu diberi bambu-bambu melintang dengan ukuran panjang hingga pendek di bagian atas. Di puncak pohon buku setinggi lima meter itu ada tampah yang masing-masing melambangkan sila-sila Pancasila. Orang-orang pun mulai heboh dengan galah di tangan masing-masing mengait berbagai buku yang tergantung. Lumayan, ada sekitar lima ratus buku yang dibagikan hari itu.

96

Discovering the Gift of GOD Inside Us

NAFIRI OKT18 for print.indd 96

9/26/18 12:30 AM


Pengumuman telah ditunggutunggu. Wajah-wajah yang tadinya tegang berubah menjadi gembira. Di atas panggung mereka menerima berbagai hadiah dari buku hingga sepeda. Senang rasanya mengisi liburan di desa dengan acara yang menyenangkan banyak orang. Semoga Tuhan lebih memberkati upaya kami untuk menjadi garam dan terang di tengah Desa Sidakangen.

Sementara itu, juri yang terdiri dari Thomdean, Imam Yunni (majalah Tempo), dan Sri Rahayu (artis lokal), memberi penilaian. Acara ini awalnya diprakarsai oleh Sri Rahayu yang sebelumnya mengadakan lomba gambar di bulan Agustus untuk anak-anak tetangganya. Imam Yunni mengatakan, ia cukup antusias melihat karya anak-anak yang walaupun masih kecil sudah bisa menggambar anatomi dan bentuk.

Buat yang mau ikutan, tunggu Sidakangen Ngartun edisi 2.0 tahun 2019. Bagi warga GKY BSD bisa ikutan dengan menyumbangkan buku-buku bekas atau baru nonpelajaran, atau jadi relawan sekaligus jalan-jalan menikmati desa dan makanan lokal yang asli lhoooo ‌. •

Nafiri OKTOBER 2018

NAFIRI OKT18 for print.indd 97

97

9/26/18 12:30 AM


/Restless Hearts that Need Redemption/ / Firdaus Salim /

98

Discovering the Gift of GOD Inside Us

NAFIRI OKT18 for print.indd 98

9/26/18 12:30 AM


What you are looking at is a 15th century painting titled The Damned Plunging into Hell by Rogier van der Weyden. A British atheist named Peter Hitchens once looked at this painting and his heart was made into angst1 that he eventually turned to God.

Nafiri OKTOBER 2018

NAFIRI OKT18 for print.indd 99

99

9/26/18 12:30 AM


Yes, you read that right, a painting brought an atheist to God. The painting apparently disturbed him so much that he said the following in an interview referring to his experience staring at this painting: “...I gaped, my mouth actually hanging open, at the naked figures fleeing towards the pit of hell. I had a sudden strong sense of religion being a thing of the present day, not imprisoned under thick layers of time. My large catalogue of misdeeds replayed themselves rapidly in my head. I had absolutely no doubt that I was among the damned, if there were any damned. Van der Weyden (the painter’s name) was still earning his fee, nearly 500 years after.”2 How come that this painting “speak” about God? Any expressions of men in arts, theories3 and science actually beg for God. God’s general revelation is in everything but men suppress Him.4 As I am writing this article, I am in the midst of reading a book from Francis Schaeffer called The God who is There. It is profoundly written and offers many deep and thoughtful insights. Reading the book simply at its face value would be missing the message that it tries to deliver.

100 Discovering the Gift of GOD Inside Us

NAFIRI OKT18 for print.indd 100

9/26/18 12:30 AM


In the book, in a section where Schaeffer was writing about non-believers’ expressions of art in painting and poem, he discussed about legendary painters such as Van Gogh and Picasso. As he wrote it, he asserted that the expressions of art of these people speak about their nihilism, pessimism and despair. Their hearts looked and longed for a liberation that they needed but could not find. This is what he wrote: “These paintings, these poems, and these demonstrations which we have been talking about are the expressions of men who are struggling with their appalling lostness. Dare we laugh at such things? Dare we feel superior when we view their tortured expressions in their heart?” Then he continued, “These men are dying while they live; yet where is our compassion for them?”5 Every heart needs a redemption. A student of Schaeffer, Nancy Pearcey, elaborated these words further in her book Total Truth in which she wrote that every culture reflects three things: Creation, Fall, and Redemption. Men’s hearts are constantly looking for a redemption that they might not know exist. Our hearts are restless, Augustine said, “Until we find rest in Him”1

Nafiri OKTOBER 2018

NAFIRI OKT18 for print.indd 101

101

9/26/18 12:30 AM


This would mean that the present day’s culture and art also reflects people’s need for redemption. When we watch movies about suicide, loneliness, when we hear teenager’s loud rebellious music, we are actually witnessing expressions of people whose soul are lost, tortured and are grasping for a way out that they do not even know exist. They might have unknowingly been trapped in their fallen image of God, separated from their soul’s redeemer. Trying to shut them up would only make them scream louder for their liberation; every artful expression of men desperately need a redemption, a redemption in Christ that would liberate them. It is for freedom that Christ has set us free (Galatians 5:1) •

/ The writer is a member of CGF Betania of GKY BSD

Footnotes: 1. This is a term by Kierkegaard which means “restless”. 2. http://www.catholicherald.co.uk/commentandblogs/2010/08/05/glimpsing-hell/ 3. A reference to a title of Roy A. Clauser's book, The Myth of Religious Neutrality: An Essay on the Hidden Role of Religious Belief in Theories. 4. Quoted from Romans 1:18b. 5. Francis Schaeffer, The God Who is There, in A Christian View of Philosophy and Culture, vol.1. 1Augustine, Confessions, I.1.

102 Discovering the Gift of GOD Inside Us

NAFIRI OKT18 for print.indd 102

9/26/18 12:30 AM


“If therefore our houses be houses of the Lord, we shall for that reason love home, reckoning our daily devotion the sweetest of our daily delights; and our family-worship the most valuable of our family-comforts... A church in the house will be a good legacy, nay, it will be a good inheritance, to be left to your children after you.” - Matthew Henry Matthew Henry (18 Oktober 1662 – 22 Juni 1714) adalah seorang Pendeta Gereja Presbiterian asal Inggris. Karya Matthew Henry yang paling terkenal adalah Exposition of the Old and New Testaments (1708–1710) atau Complete Commentary, sebanyak enam jilid, yang memberikan penjabaran mendetail ayat demi ayat dalam Alkitab. Pada tahun 1860 sebuah tanda kenangan berupa “Cenotaph to Matthew Henry” didirikan di Chester. Terdiri dari sebuah obelisk yang dirancang oleh arsitek Thomas Harrison dan menyertakan sebuah medali perunggu buatan Matthew Noble. Obelisk ini asalnya berdiri pada halaman gereja (churchyard) St. Bridget’s Church, kemudian pada tahun 1960-an dipindahkan ke tengah bundaran yang berseberangan dengan pintu masuk kastil Chester (Chester Castle).

“Rumah adalah awal dari semua tindakan kehidupan kita. Membangun rumah adalah membangun harapan, yang pada akhirnya membangun kehidupan.” - James Tumbuan (Wawancara pada Nafiri Edisi September 2015 tentang: “Membangun rumah, harapan, Kehidupan”).

Nafiri OKTOBER 2018

NAFIRI OKT18 for print.indd 103

103

9/26/18 12:30 AM



Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.