EDITORIAL Saudara-saudara terkasih, Tema Nafiri edisi kali ini “Kasih Kristus Mengubah Konflik Menjadi Persaudaraan Sejati”, sengaja diselaraskan dengan tema tahunan gereja kita tercinta GKY BSD yaitu: “Mengasihi Sesama”. Sebuah ungkapan yang mudah untuk diucapkan tetapi tidak selalu mudah untuk dilakukan. Seperti tulisan dalam Refleksi kali ini yang menyoroti bahwa “Konflik Pasti Hadir… dan Selalu Ada”, menggugah kesadaran kita bahwa hidup di dunia memang tidak bebas dari perbedaan pendapat dan masalah, bahkan di tengah keluarga Kristen sekalipun. Untuk itu pula, Thought kali ini sengaja mengangkat perbincangan dengan seorang konselor Kristen yang membahas mengenai liku-liku hidup dalam berumah tangga dan rekonsiliasi dalam pernikahan. . Saya mengamati bahwa biasanya konflik timbul karena adanya kesombongan, keinginan untuk diutamakan dan iri hati. Ketika saya merenungkan mengenai kuasa kasih Kristus yang mampu mengubah konflik menjadi persaudaraan sejati, firman Tuhan mengarahkan saya kepada tokoh-tokoh yang mengajarkan bagaimana mengendalikan hal-hal yang berpotensi dapat menimbulkan konflik. Dengan kuasa kasih Kristus, kita dimampukan untuk mengendalikan kesombongan, mementingkan diri sendiri dan iri hati, supaya kita jangan dikendalikan olehnya. Yonatan adalah salah satu tokoh yang luar biasa, dia punya sejuta alasan untuk iri hati terhadap Daud, tetapi dia memilih untuk dengan rendah hati mengakui orang pilihan Tuhan ini ketimbang mengejar kepentingan dirinya sendiri. Yonatan yang sebenarnya sang pangeran, menempatkan dirinya sebagai ‘orang kedua’ bagi Daud. Yohanes Pembaptis juga menunjukkan sikap rendah hati ketika dia meninggikan Tuhan Yesus. Dia menggambarkan dirinya sebagai pemeran sahabat mempelai pria yang bersukacita karena kebahagiaan Orang Lain. Betapa indahnya dunia apabila semua orang memilih untuk rendah hati dan menganggap yang lain lebih utama daripada dirinya. “Jika kita rendah hati, tiada yang akan menggoyahkan kita-tidak juga pujian maupun keputusasaan. Jika seseorang mengkritik kita, kita tidak akan merasa putus asa karenanya. Jika seseorang memuji kita, kita tidak akan merasa sombong” (Mother Theresa) Selamat membaca, semoga setiap tulisan yang ada disini memberi inspirasi bagi saudara-saudara. Tuhan Yesus memberkati kita.
Penasehat Pdt Joni Sugicahyono, M.Div Pembina GI Feri Irawan, M.Div Koordinator Literatur Yahya Soewandono Pemimpin Redaksi Elasa Noviani Wakil Pemimpin Redaksi Deirdre Tenawin, Arina Palilingan Editor Hendro Suwito, Titus Jonathan Proof Reader Yati Alfian Creative Design Juliani Agus, Arina Palilingan Koordinator Narasumber Anton Utomo Koordinator Liputan Edna Pattisina Desk Public Figure Deirdre Tenawin Desk Pemuda & Remaja Nico Tanles Tjhin Illustrator Ricky Pramudita, Thomdean Fotografer Yahya Soewandono Penulis Anton Utomo, Arina Palilingan, Deirdre Tenawin, Elasa Noviani, Erwin Tenggono, Edna Pattisina, Feri Irawan, Hendro Suwito, Humprey, Nico Tanles Tjhin, Pingkan Isabella, Titus Jonathan Kontributor Chandra Arifin, Yesaya A.Widjaya, Jadi S. Lima, Binsar Nainggolan, Patricia Hartono, Jason Reynaldi, Girvan Christian Tenggono, Lily Ekawati Alamat Redaksi Sub bidang literatur GKY BSD Jl. Nusaloka E8/7 BSD Tangerang Telp/ Fax: 021-5382274 Email: nafiri@gkybsd.org Kirimkan KRITIK, SARAN, SURAT PEMBACA dan ARTIKEL anda ke alamat redaksi ataupun lewat e-mail di atas
Salam, Redaksi
2
KASIH KRISTUS MENGUBAH KONFLIK MENJADI PERSAUDARAAN SEJATI
NAFIRI sep14.indd 2
9/21/14 8:36 AM
FOKUS
d
aftar isi
24
Kasih Kristus Mengubah Konflik menjadi Persaudaraan Sejati
38
Mengasihi Sesama: Sebuah Respon akan Kasih Tuhan
SUARA GEMBALA ENLIGHTENMENT QUOTE 2 ZAMAN CAPTURE VIEW POINT REFLEKSI CORNER KICK KESAKSIAN PERCIKAN Lentera MISI SERPIHAN PERJALANAN PERSPEKTIF TEROPONG SHOOT ENGLISH CORNER The YOUNGSTERS Rekomendasi BUKU Rekomendasi MUSIK Rekomendasi FILM KOMIK
4 8 13 30 50 66 72 78 86 90 94 98 104 110 114 118 124 128 130 37 85 NAFIRI Hahaha 117 EVENT NOTES
46 92 122
POTRET
Menderita karena Kehendak Allah Dunia tanpa Batas ANDY OTNIEL Cerita Seorang SANTRI Dimanakah Kasih dalam Komunitas Kristen? Melihat Tetapi Tidak Melihat Tuhan Sudah Siapkan Segalanya PUAS dalam TUHAN Misi ke Gereja Martir Bare Your SOLE C H R I S TO L I T I C S Que Sera Sera Henny Dharmawan Early CHILDHOOD EDUCATION LO N E L I N E S S Cold Case Christianity Young & Free Tabula Rasa Sentilan
Malam Misi dan Budaya PRL KP1
14
MIRIAM CHANDRA
THOUGHT
NAFIRI SEPTEMBER 2014
NAFIRI sep14.indd 3
58
LIENA W SOEWITO 3
9/21/14 8:36 AM
Menderita
karena Kehendak
Allah
/ Pdt. Joni Sugicahyono /
4
KASIH KRISTUS MENGUBAH KONFLIK MENJADI PERSAUDARAAN SEJATI
NAFIRI sep14.indd 4
9/21/14 8:36 AM
K
i t a b 1 Pe t r u s banyak membahas tentang orang-orang Kristen yang harus menanggung ayat bahasan penderitaan sebagai pengikut Kristus. (I Petrus 4: 12-19) Kitab ini dikenal sebagai handbook bagi orang Kristen yang sedang mengalami penderitaan. Rasul Petrus menegaskan bahwa orang Kristen tetap dapat bersukacita dalam penderitaan. Dunia tidak mengenal konsep ini karena sukacita dianggap sangat bertolak belakang dengan penderitaan, dan tidak bisa digabungkan. Tetapi, dalam iman Kristen ditekankan bahwa sukacita paling tinggi justru muncul dari kesulitan dan penderitaan yang luar biasa. Charles H. Spurgeon mengibaratkan bahwa orang yang menyelam dalam lautan kesusahan yang sangat dalam, dialah yang akan muncul ke permukaan dengan membawa mutiara yang langka. Tuhan mengajar kita untuk berbahagialah kalau kamu dinista dan menderita karena Nama-Nya. Matius 5:10 menyatakan, “Berbahagialah orang yang dianiaya oleh sebab kebenaran, karena merekalah yang empunya Kerajaan Sorga.� Ini bukan ajaran tentang positive thinking. Ini adalah pengajaran Tuhan tentang sukacita yang sejati saat kita mau menjalani penderitaan bagi dan bersama Kristus. Kita harus dapat memiliki hati yang penuh sukacita apa pun keadaan kita. Dalam berbagai situasi yang sulit, kita harus bisa selalu melihat anugerah Tuhan dan bersukacita. Ini adalah kuasa supranatural yang datang dari Tuhan sendiri. Teladan Sempurna Penderitaan yang kita alami, sesulit apa pun, adalah bagian dari rencana dan kehendak Allah yang matang untuk memperkuat iman kita. Sebab itu kita harus bersukacita atas penderitaan yang boleh kita alami bagi Tuhan. Tuhan Yesus telah memberi teladan yang sempurna karena seluruh kehidupannya adalah untuk melaksanakan kehendak Allah. Dia rela menanggung penderitaan yang demikian luar biasa untuk menjalankan rencana Allah. NAFIRI SEPTEMBER 2014
NAFIRI sep14.indd 5
5
9/21/14 8:36 AM
Kisah Ayub memberi gambaran bagaimana Allah mengizinkan iblis untuk mendatangkan penderitaan bagi Ayub. Dalam sekejap, Ayub kehilangan anakanaknya, hartanya, dan juga kesehatannya. Tetapi, Ayub tetap berharap pada Tuhan saja dan akhirnya dia dipermuliakan oleh-Nya. Orang-orang yang terus percaya dan berharap pada Kristus akan bisa melewati api pengujian dan penghakiman, dan mengalami pemurnian serta revival dalam imannya kepada Tuhan. Sesulit apa pun penderitaan yang dialami anak-anak Tuhan adalah dalam izin dan kehendak Tuhan. Dia yang mengontrol dan berdaulat atas hidup kita. Penderitaan kita juga harus dimaknai sebagai suatu proses untuk mencapai kesatuan dengan Tuhan; ini adalah proses ‘union with Christ’. Iman Kristen memang sangat berbeda karena Allah di dalam Kristus ikut menderita bersama kita. Kristus sendiri telah menderita dan bahkan mati di kayu salib bagi kita. Itu sebabnya, ketika kita menderita bagi Kristus, kita tidak menderita seorang diri saja. Kristus sendiri ikut menderita bersama kita. Dan penderitaan yang kita alami merupakan bagian dari proses untuk bisa menjalani kehidupan bersama dan menyatu dengan Kristus. Pada gereja-gereja Barat umumnya, yang lebih didasarkan pada ajaran Rasul Paulus, kurang ditekankan pentingnya kesatuan dan kebersamaan dalam penderitaan bersama Kristus. Ini agak berbeda dengan gereja-gereja Timur yang banyak didasarkan pada ajaran Yohanes yang lebih menekankan kebersamaan dengan Kristus. Ada unsur supranatural yang kental tentang bagaimana kita menjalin kebersamaan dan kesatuan dengan Kristus. Itu sebabnya, pada banyak keadaan, justru ketika orang Kristen dihadapkan pada penindasan dan penderitaan, mereka mampu menjalani kebersamaan sangat erat dengan Tuhan. Saat orang Kristen ditindas di Romania atau Jerman Timur beberapa dekade lalu, justru tak kurang dari 80 persen dari mereka dengan setia menjaga iman dan hanya bersandar pada Tuhan. Sebaliknya, ketika situasi politik berubah dan tidak ada lagi penindasan, presentase pengikut Kristus yang terus menjaga imannya justru merosot hingga hanya sekitar 10 persen saja.
6
KASIH KRISTUS MENGUBAH KONFLIK MENJADI PERSAUDARAAN SEJATI
NAFIRI sep14.indd 6
9/21/14 8:36 AM
Topangan Terbesar Jika kita mengalami penderitaan, kita harus bersyukur karena pada saat itu Roh Allah tinggal di dalam kita. Justru dalam penderitaan yang sangat berat, kita akan mengalami sukacita terbesar karena ada topangan terbesar pula dari sorga. Kesempatan untuk boleh mengalami topangan Tuhan ini merupakan anugerah yang sangat luar biasa. Kalau kita mengendarai mobil di jalan yang lurus dan nyaman, kita akan mudah mengantuk dan bisa mengalami kecelakaan fatal. Jalan yang berkelokkelok memang membuat waktu tempuh lebih lama dan melelahkan. Tetapi, ini akan mengajar kita lebih berkonsentrasi dan waspada. Ini sama dengan saat kita harus menjalani kehidupan yang sulit dimana kita justru akan mengalami pendewasaan iman kita pada Tuhan. Pada saat penderitaan menimpa, kita justru perlu bersukacita karena kita bisa memuliakan Tuhan. Pada saat kita bisa tetap menjaga iman kita dan meyakini Allah sebagai yang paling bernilai bagi hidup kita, itu akan membawa kemuliaan bagi Tuhan. Ini adalah refleksi bahwa Tuhan memang sumber harapan dan sukacita kita sepenuhnya. Kita menggantungkan hidup kita bukan pada hal-hal yang sementara, tetapi hanya pada Allah yang kekal. Dan jika ini bisa kita jalankan, kita pasti mengalami sukacita yang luar biasa. Allah kita adalah Allah yang setia dan akan memelihara jiwa kita. Dia bukan hanya Allah yang memperhatikan jasmani kita, tetapi Allah yang mengerti dan menaungi kita hingga kekekalan. Setiap manusia akan dihadapkan pada akhir kehidupannya. Apakah kita sudah memakai hidup kita untuk memuliakan Tuhan? Saat kita meninggal, yang kita bawa pulang adalah iman kita. Apakah nanti kita bisa berdiri penuh sukacita karena kita telah menjalani panggilan hidup dan penderitaan kita dengan setia bersama Kristus? / Khotbah Pdt. Joni Sugicahyono di GKY-BSD tanggal 3 Agustus 2014; disarikan oleh Hendro Suwito NAFIRI SEPTEMBER 2014
NAFIRI sep14.indd 7
7
9/21/14 8:36 AM
IGHT EN
E
NL
MEN
T
MADU dan RACUN di Dunia Tanpa Batas
8
KASIH KRISTUS MENGUBAH KONFLIK MENJADI PERSAUDARAAN SEJATI
NAFIRI sep14.indd 8
9/21/14 8:36 AM
/ He n d ro Su w ito /
D
u n i a tanpa batas: Anugerahkah? Atau kutukan? Madukah? Atau racun? Sarana komunikasi modern membuat kita bisa berhubungan dengan siapa saja di mana saja di dunia secara online. Penerbangan juga memungkinkan kita masih berada di Jakarta malam ini dan besok sudah ada di Eropa atau Amerika.
Dunia tanpa batas mulai menjadi buah simalakama. Madu di tangan kananmu; racun di tangan kirimu... Aku tak tahu mana yang akan kau berikan padaku... Lirik lagu Arie Wibowo, yang meledak tahun 1980an bisa menggambarkan bagaimana dunia tanpa batas saat ini bisa membawa manfaat positif atau justru menghancurkan hidup kita. Pada bulan-bulan terakhir ini seluruh dunia gempar oleh fenomena ISIS (Islamic State of Iraq and Syria) dan virus Ebola. Dua-duanya dengan cepat menjadi ancaman dan keprihatinan dunia karena sama-sama membawa maut, dan dua-duanya ‘diuntungkan’ oleh mudahnya sarana telekomunikasi dan transportasi moderen. Indonesia gempar ketika klip video ‘pemasaran’ ISIS, yang bergentayangan di YouTube, ditayangkan di TV. Sekelompok milisi ISIS yang berasal dari Indonesia mengajak masyarakat bergabung mendukung ISIS yang ingin membentuk negara tanpa batas berdasar keyakinan pimpinannya. NAFIRI SEPTEMBER 2014
NAFIRI sep14.indd 9
9
9/21/14 8:36 AM
Walaupun membawa nama ‘Islam’, ISIS dianggap sama sekali bukan gerakan Islam oleh para tokoh Islam di dunia – termasuk tokohtokoh Islam di Indonesia. Mereka menganggap ISIS sebagai gerakan keblinger dan tidak membawa citra Islam sebagai agama yang membawa rahmat. ISIS memang sangat brutal dalam aksi-aksinya. Tentara-tentara ISIS bahkan telah menghancurkan sejumlah tempat ibadah Islam dan Kristen, merampok, dan membunuhi siapa pun yang tidak sejalan dengan misi mereka. Satu Penerbangan Virus Ebola juga sedang mengharu biru dunia. Organisas Kesehatan Dunia (WHO) telah menyatakan dunia dalam darurat Ebola. Hingga pertengahan Agustus, sekitar 1.000 orang telah meninggal dunia. Ebola memiliki lima tipe dan belum ada obatnya. Tipe yang ganas mengakibatkan 90 persen kematian bagi yang terjangkiti.
10
Ancaman penyebaran Ebola ke berbagai negara digambarkan oleh CNN hanya ‘terpaut satu penerbangan saja’ karena dunia sudah demikian terhubung oleh jaringan penerbangan yang sudah menggurita dan mudah. Memang hampir semua kematian masih terkonsentrasi di empat negara di Afrika Barat: Liberia, Guinea, Sierra Leone, dan Nigeria. Tetapi, sejumlah pekerja sosial, pekerja kesehatan dan bahkan hamba Tuhan dari sejumlah negara yang melayani di Afrika Barat telah menjadi korban. Jika tidak dikontrol secara ketat, Ebola bisa menyebar ke negaranegara lain...dan jaraknya hanya terpaut satu penerbangan saja. Virus Ebola memang tidak menular semudah virus flu. Penularannya melalui kontak cairan tubuh, seperti ludah dan darah; tetapi penularannya memang terkesan jauh lebih mudah dibanding HIV sehingga langsung membuat was-was dunia. Sejak muncul tahun 1976, Ebola telah beberapa kali muncul ke ‘permukaan’ dan tiap kali membunuh puluhan hingga 200-300 orang. Tetapi, kali ini Ebola seakan sedang ‘meledak’, menyebar cepat di luar batas negara, dan mengakibatkan kematian jauh lebih besar.
KASIH KRISTUS MENGUBAH KONFLIK MENJADI PERSAUDARAAN SEJATI
NAFIRI sep14.indd 10
9/21/14 8:36 AM
Beberapa waktu lalu, dunia juga sempat dag-dig-dug ketika Middle East respiratory syndrome coronavirus (MERS-CoV) menginfeksi dan memakan korban di Arab Saudi dan negara-negara tetangganya. Coba bayangkan, bagaimana kalau banyak yang tertular saat naik haji dan membawa virus ini ke seluruh dunia? Beberapa kasus mirip infeksi MERS sempat muncul di Indonesia walaupun tidak sepenuhnya terbukti secara klinis. Untunglah, ancaman MERS mulai reda pada bulan-bulan terakhir, walaupun beberapa negara sempat melarang warganya mengunjungi Arab Saudi karena kuatir tertular virus yang berasal dari unta ini. Bagaimana jika pada tahuntahun mendatang ada virus baru yang sangat mematikan dan bisa menular semudah virus flu? Tidak tetutup kemungkinan virus semacam ini akan membunuh ratusan ribu bahkan jutaan umat manusia dalam sekejap di dunia yang tanpa batas sekarang ini.
Sementara itu, gerakangerakan radikal semacam ISIS –yang merupakan sempalan dari kelompok Al Qaida– rasanya juga akan terus bermunculan dan berkembang cepat dengan memanfaatkan kemajuan teknologi. ‘Kutukan’ akibat dunia tanpa batas juga mengambil rupa dalam berbagai bentuk lainnya: pornografi, narkoba, terorisme, degradasi nilai-nilai kehidupan akibat paparan gaya hidup yang sangat berbeda dari negara-negara lain, pengajaranpengajaran yang menyimpang dari nilai-nilai Kristiani, bahkan berbagai tawaran barang konsumsi atau jasa yang justru akan merusak hidup kita. Bermata Dua Dunia tanpa batas memang seperti pedang bermata dua. Di satu sisi sangat mempermudah kehidupan kita, tetapi di sisi lain justru membuat kehidupan kita makin rumit, kompleks, dan sulit. Internet membuat kita dengan mudah mendapatkan berbagai informasi berguna. Tetapi, internet juga menyediakan berbagai materi yang dapat merusak hidup kita. Tiap saat, kita dituntut semakin sensitif dan waspada tentang mana yang layak dan tidak layak untuk kita serap dan konsumsi. NAFIRI SEPTEMBER 2014
NAFIRI sep14.indd 11
11
9/21/14 8:36 AM
Sekedar intermezzo, beberapa bulan lalu, saya sempat diajak untuk bergabung dengan gerakan MMM (Manusia Membantu Manusia). Gerakan ini katanya tanpa risiko dan langsung mendapat untung setelah mentransfer sejumlah uang untuk ‘membantu’ orang lain karena kita juga akan dikirimi uang dengan jumlah lebih besar oleh orang lain. Dalam waktu singkat, dengar-dengar sudah ratusan ribu orang Indonesia ikut bergabung gerakan ini. Tetapi, awal Agustus lalu, gerakan ini mulai disoroti berbagai pihak dan dianggap sebagai money game yang akan segera ‘meledak’ dampak-dampak negatifnya. Entah bagaimana ‘ujung’ gerakan ini nantinya. Dunia tanpa batas tak bisa kita hindari. Yang bisa dilakukan adalah untuk ati-ati, ojo nggragas lan ojo gampang gumun. Waspada, jangan rakus dan jangan mudah terpesona (oleh hal-hal baru yang justru bisa menghancurkan hidup kita).
12
Yang harus kita lakukan adalah untuk mengenakan ‘seluruh perlengkapan senjata Allah, supaya kamu dapat bertahan melawan tipu muslihat Iblis... . (Efesus 6: 11)
KASIH KRISTUS MENGUBAH KONFLIK MENJADI PERSAUDARAAN SEJATI
NAFIRI sep14.indd 12
9/21/14 8:36 AM
“
ever be afraid to trust an N unknown future to a known God ” Corrie Ten Boom 15 April 1892 - 15 April 1983
(Corrie Ten Boom lahir di Amsterdam, Belanda pada 15 April 1892. Hatinya yang lembut mendorongnya untuk mendirikan gereja yang melayani orangorang cacat mental. Pada Mei 1940, ketika tentara Nazi Jerman menginvasi Belanda, Corrie bersama dengan keluarganya berani mengambil risiko dengan menyediakan tempat persembunyian bagi orang-orang Yahudi yang dikejarkejar oleh Nazi. Keberanian keluarga ini dibayar dengan kematian ayahnya dan saudaranya ketika tentara Nazi akhirnya bisa mengendus tempat persembunyian tersebut. Corrie dimasukkan ke kamp konsentrasi Jerman tetapi akhirnya dibebaskan pada Desember 1944. Pengalamannya yang menyentuh ia tuliskan dalam buku “The Hiding Place” yang menjadi best seller tahun 1977).
“
K alau kecewa saya sering, tetapi saya berpikir lagi bahwa itu sovereignty (kedaulatan) Tuhan. Jadi saya pasrah
karena saya anggap itu kehendak Tuhan. Kehendak Tuhan tidak selalu cocok dengan keinginan kita, bahkan dalam hidup ini kita mesti siap-siap akan terjadinya anomali yang tidak terjelaskan. Contohnya seperti buku ”When bad things happen to good people”. Jadi anomali hidup itu adalah ketika kita merasa telah jadi baik tetapi malah mengalami yang buruk/musibah.
”
Christianto Wibisono (Saat diwawancarai oleh NAFIRI untuk NAFIRI edisi Juni 2013 – tentang anomali dalam kehidupan dan kedaulatan Tuhan).
NAFIRI SEPTEMBER 2014
NAFIRI sep14.indd 13
13
9/21/14 8:36 AM
P
TRET
MIRIAM CHANDRA
HIDUP LURUS dan KONSISTEN untuk Tuhan 14
KASIH KRISTUS MENGUBAH KONFLIK MENJADI PERSAUDARAAN SEJATI
NAFIRI sep14.indd 14
9/21/14 8:36 AM
/ Pingkan Palilingan /
J
a m sudah menunjukkan pukul 9.30 malam. Meski demikian, senyum di wajah Miriam tetap merekah. Malam itu, wanita berumur 45 tahun tersebut mengenakan kaus putih dengan luaran cardigan berwarna merah jambu. “Cici saya diambil Tuhan,” kata Miriam tersenyum. Kalimat tersebut seolah kontras dengan raut wajahnya. Masih dengan senyumnya yang ramah, Miriam menambahkan, “Kami sekeluarga syok sejak hari itu.”
Cerita tersebut disampaikan Miriam di rumahnya yang terletak di kompleks perumahan Puspita Loka, Bumi Serpong Damai.Ketika menginjakkan kaki ke pintu masuk, siapa pun mampu menyimpulkan betapa rumah tersebut dihuni oleh sebuah keluarga pecinta musik. Piano dan drum elektrik terletak di samping pintu depan. Dekorasi berbau musik seperti patung dan pajangan meja bertebaran di seluruh rumah dengan apik. Namun, hal pertama yang diceritakan Miriam ketika NAFIRI mengunjungi kediamannya bukanlah mengenai musik. Peristiwa kepergian sang kakak dipilihnya untuk mengawali perbincangan dengan NAFIRI. Mengapa? Wanita kelahiran Singkawang, Kalimantan, itu menjawab dengan pasti, “Tuhan sudah menyiapkan perjalanan hidup untuk keluarga kami dari peristiwa tersebut.” NAFIRI SEPTEMBER 2014
NAFIRI sep14.indd 15
15
9/21/14 8:36 AM
Sewaktu dibaptis
Masa kecil bersama adik
Menikah
Peristiwa itu terjadi pada saat Miriam berumur sembilan bulan. Keluarga Miriam yang sudah lama tinggal di Singkawang memutuskan untuk pindah ke Bogor demi memperoleh kehidupan ekonomi yang lebih baik. Akan tetapi, kepindahan tersebut tertunda karena Miriam lahir. Akhirnya kakak Miriam berangkat ke Bogor terlebih dahulu dan tinggal di rumah kakeknya. Lalu, peristiwa itu terjadi. Kakak Miriam yang pada saat itu berusia lima tahun tertabrak mobil. Sayang, pada saat itu Miriam kecil dan orangtuanya masih dalam perjalanan dari Singkawang ke Bogor dengan kapal laut. Seluruh keluarga syok begitu berat.
Bersama suami dan anak-anak 16
KASIH KRISTUS MENGUBAH KONFLIK MENJADI PERSAUDARAAN SEJATI
NAFIRI sep14.indd 16
9/21/14 8:36 AM
Akan tetapi rencana Tuhan memang aneh. Dua tahun kemudian, adik perempuan Miriam lahir pada tanggal dan jam yang sama dengan kepergian sang kakak sulung.Keluarga Miriam percaya bahwa Tuhan mengganti kakaknya dengan kelahiran sang adik kecil. Dari kejadian unik inilah Miriam percaya Tuhan dengan kebijaksanaan-Nya telah menata rapi setiap detail kehidupannya. Dituntun kepada Musik Miriam berasal dari keluarga Kristen yang taat. Ia telah menerima Yesus sebagai Juruselamat sejak SMP. Ayah Miriam adalah seorang majelis yang merangkap pelatih paduan suara, sementara sang kakek adalah seorang penginjil. Hidup Miriam juga sudah dikelilingi musik sejak kecil karena tante– adik ayah Miriam–dan kakeknya bermain piano. Akan tetapi, tak pernah terlintas di kepalanya untuk menjadikan musik sebagai citacita.Namun tak disadarinya bahwa ternyata secara perlahan Tuhan menuntun Miriam untuk menekuni musik.
Ketika berumur 10 tahun, Miriam diajak ke tempat tantenya les piano. Disana, ia mendapat tantangan dari seorang guru piano. “Kamu sanggup tidak latihan piano dua jam sehari? Dalam enam bulan saya lihat hasilnya. Kalau kamu tidak bermain dengan baik, jangan datang lagi kesini.� Miriam tertantang. Setelah itu, setiap hari sepulang sekolah ia berlatih selama dua jam. Karena tidak punya piano, Miriam berlatih di rumah kakeknya. Kakeknya pun dengan setia menemani Miriam berlatih tanpa mengatakan apa pun. Dalam dua jam itulah Miriam kecil menemukan dan mengembangkan metode-metode latihan piano. Kepatuhan dan ketekunannya itu membuahkan hasil. Setelah dua tahun les piano, Miriam sudah mampu memainkan lagu-lagu yang begitu rumit. Miriam yang masih kelas 1 SMP juga dipercaya untuk melayani di kebaktian pemuda sebagai pianis. Di pelayanan ini ia belajar sight reading, sebuah teknik dimana pemain musik tanpa persiapan apa pun memainkan lagu sesuai dengan partitur yang tersedia. Teknik ini didapatkannya karena kala itu semua lagu harus dimainkan secara impromptu. Miriam tak pernah diberitahu terlebih dahulu lagu apa yang akan dinyanyikan oleh sang liturgis. NAFIRI SEPTEMBER 2014
NAFIRI sep14.indd 17
17
9/21/14 8:36 AM
Kemudian melalui cara yang aneh Tuhan kembali menuntun Miriam untuk belajar musik. Pada saat kelas 1 SMP, Miriam sempat mengikuti les gitar di gerejanya. Hal tersebut diketahui seorang wanita yang adalah teman gereja Miriam. Wanita itu menelepon orangtua Miriam dan bersikeras meminta agar Miriam les organ saja, bukan gitar. Ia mengatakan bersedia mengantar jemput Miriam ke tempat les serta ke rumahnya untuk latihan. Yang menakjubkan, Miriam tidak perlu membayar apa pun ketika mengikuti les itu. Tak lama kemudian, terdengar kabar bahwa guru piano Miriam kena stroke. Seorang guru piano didatangkan dari Belanda untuk menggantikannya, akan tetapi ia membutuhkan asisten pengajar. Akhirnya Miriam-lah yang ditunjuk sebagai asisten. Dan pengalaman ini adalah awal mula Miriam mendapatkan pengalaman mengajar musik.
18
Kesempatan mengembangkan talenta ini membuat Miriam ingin menekuni musik lebih lanjut di luar negeri. Akan tetapi rencana itu terpaksa diurungkan karena sebuah peristiwa.Di hari kelulusan Miriam dari SMA, toko kelontong sang ayah terbakar habis. Karena memikirkan kelanjutan pendidikan adiknya, Miriam mengalah dan memilih universitas dalam negeri. Akhirnya ia mempelajari manajemen di Universitas Bina Nusantara sementara impiannya belajar musik di Jerman ditimbunnya dalam-dalam. Ternyata Tuhan punya cara lain menuntun Miriam ke musik. Tiba-tiba saja ia dipanggil untuk mengikuti tes di sebuah tempat les piano di Bogor. Dengan patuh Miriam mengikuti instruksi tanpa tahu tujuan sebenarnya tes itu. Setelah selesai, ia dikabari bahwa dirinya diterima sebagai guru piano di tempat itu. Sontak, Miriam terkejut. Hal ini tak pernah terbayangkan olehnya. “Tanpa diminta, ternyata Tuhan sudah siapkan,” kata Miriam.
“
Pada saat hati yang hancur kita serahkan ke Tuhan itulah ibadah yang sesungguhnya
”
KASIH KRISTUS MENGUBAH KONFLIK MENJADI PERSAUDARAAN SEJATI
NAFIRI sep14.indd 18
9/21/14 8:36 AM
Pekerjaan itu Miriam jalani sambil menyelesaikan kuliah. Pagi hari ia berkuliah di Jakarta, siang hari ia ke Bogor untuk mengajar. Setelah lulus dari kuliah manajemen, Miriam memutuskan untuk tetap mengajar piano dibanding mencari pekerjaan baru yang berhubungan dengan kuliahnya. Konsistensi Tanpa Berkompromi NAFIRI iseng bertanya, apa ada kenakalan yang dilakukan Miriam pada saat remaja? Miriam menjawab sambil tertawa, “Enggak, lurus-lurus saja hidup saya. Karena saya dulu pendiam sekali.”Salah satu faktor menurut Miriam juga karena dirinya dikelilingi oleh teman-teman yang memberikan pengaruh positif. Selain itu, gerejanya di Bogor adalah gereja yang kecil dengan komunitas yang erat. Itu juga menolongnya untuk tetap taat pada firman Tuhan. Menilik kehidupan Miriam, yang membantunya untuk hidup dengan taat adalah konsistensi di setiap aspek kehidupannya. Pada pertemuannya dengan Sadikin, suaminya sekarang, Miriam juga dengan sikap tegas mempertahankan prinsipnya. “Saya dulu bilang ke Sadikin bahwa saya punya prinsip, yaitu memiliki calon suami yang beragama Kristen. Bukan
hanya Kristen saja, tetapi juga harus sungguh-sungguh,” ujar Miriam. Miriam mengaku bahwa hubungannya dengan Sadikin pada saat berpacaran tidak mudah. Meski sudah beberapa kali diajak ke gereja, Sadikin yang berasal dari keluarga Buddhis sering berdebat dengan penginjil dan juga keluarga Miriam. Karena konsisten diajak ke gereja, akhirnya hati Sadikin melunak dan mau menerima Yesus Kristus. Setelah menikah, Miriam dan Sadikin mendapat saran untuk datang ke GKY BSD (pada saat itu namanya masih GKJMB). Lagi-lagi Tuhan memanggil Miriam. Seusai kebaktian pertama Miriam di GKY, sang liturgis mengumumkan: “Kami membutuhkan pemusik”. Alhasil, Miriam menjadi pemusik pertama di GKY BSD. Tuhan telah menyiapkan posisi tersebut untuk Miriam. Konsistensi Miriam selalu dipertahankan di dalam pelayanannya. Beberapa kali Miriam berdebat dengan pelayan atau pengurus gereja dalam hal liturgi. Apabila ada hal yang menurutnya kurang, maka langsung ia tegaskan. “Mungkin jemaat lain melihat debat ini sesuatu yang serius. Tapi kami yang berdebat hubungannya baik-baik saja kok,” aku Miriam sambil tertawa. NAFIRI SEPTEMBER 2014
NAFIRI sep14.indd 19
19
9/21/14 8:36 AM
Namun, konsistensi bukan berarti tidak fleksibel. Menurut Miriam, musik sebenarnya tidak pernah 100 persen sempurna. Tidakada musik yang selalu cocok di semua gereja karena faktor perubahan zaman. Di masa kini,menurutnya orang-orang lebih cenderung memilih musik yang lebih simpel. “Jauh lebih enak pakai aransemen yang lebih simpel. Asalkan tak merubah isi lagu, menurut saya itu tidak apa-apa,” tegasnya. Miriam mengaku bahwa dirinya cukup terbuka dengan variasi, termasuk dalam hal liturgi. Ia berpendapat bahwa terkadang kebaktian perlu divariasi. Salah satu yang telah diterapkan, contohnya, adalah dengan mengajak tim strings di salah satu kebaktian umum. Contoh lainnya adalah kehadiran alat musik drum dalam kebaktian umum. Menurutnya, drum boleh digunakan sebagai variasi di dalam kebaktian, asal permainannya tidak asal-asalan dan tak mengganggu fokus jemaat. “Bukan liturgi yang penting. Pada saat hati yang hancur kita serahkan ke Tuhan, itulah ibadah yang sesungguhnya,” kata ibu tiga anak ini.
Sekolah Musik, Karakter dan Iman Hingga sekarang penggemar David Foster ini masih berprofesi sebagai seorang pengajar musik. Bahkan dirinya memiliki sekolah musik yang dinamakan CDE Music. Di tempat ini bukan hanya musik saja yang dipelajari oleh murid-muridnya tetapi juga karakter. “Hobi saya bikin murid. Menarik anak baru untuk jadi murid saya cukup susah. Tetapi kalau sudah jadi murid saya, saya juga akan bikin susah juga jika ada murid saya yang ingin berhenti di tengah jalan,” kata Miriam terkekeh. Miriam memberikan beberapa contoh kasus muridnya yang ingin berhenti les piano. Salah satu muridnya beberapa kali minta untuk berhenti. “Saya bilang ke (murid) kalau musik klasik itu main chord. Musik
Bersama tim strings GKY BSD 20
KASIH KRISTUS MENGUBAH KONFLIK MENJADI PERSAUDARAAN SEJATI
NAFIRI sep14.indd 20
9/21/14 8:36 AM
klasik itu adalah hasil improvisasi. Nanti kalau terus belajar, someday kamu akan bisa improvisasi,� ujar Miriam. Murid tersebut mengurungkan niatnya untuk berhenti. Alhasil, sekarang ia menjadi seseorang yang sangat dipakai oleh Tuhan.
Nama lengkap : Miriam Chandra Nama panggilan : Miriam Tempat/Tgl lahir : Singkawang, 17 Februari 1968 Nama Suami : Sadikin Kuswanto (1964) Nama anak : Carol Natasha Tamara Kuswanto (1995) Darian Nathanael Kuswanto (1997) Evan Nathanael Kuswanto (1998)
biodata
Riwayat Pendidikan : TK Kesatuan, Bogor SD Kesatuan, Bogor SMP Kesatuan, Bogor SMA Regina Pacis, Bogor Universitas Bina Nusantara, Jakarta Royal School of Music, London (Teaching & Music Performance) Riwayat pekerjaan : CDE Music sebagai pengajar & direktur Yamaha Music School sebagai pengajar & penguji Pengujitetap di beberapa sekolah musik Seminator & pembawa workshop (2004-sekarang) Juri kompetisi Arranger & komposer Pengajar privat piano
(2004-sekarang) (1987-2002) ( 2010- sekarang) (2008-sekarang) (1987-sekarang) (1984-sekarang)
Pelayanan : Pianis ibadah (1982-sekarang) Pelatih The White Lily Pengurus Bidang Ibadah & Musik Pianis Sanctus 1 Pianis The White Lily Guru SekolahMinggu (1984-1994) Pelatih vokal grup & paduan suara remaja & pemuda (1987-1994) Pembina remaja (1987-1994) Trainer pemusik (1994-sekarang) Pembicara dalam seminar musik gerejawi, khususnya tentang musik(2010-sekarang) Mengaransemen dan mengarang lagu-lagu gereja (1987-sekarang) Catatan: Pelayanan di GKY BSD sejak 1994. Sebelumnya di Gereja Beritakan Injil Bogor NAFIRI SEPTEMBER 2014
NAFIRI sep14.indd 21
21
9/21/14 8:36 AM
“Saya percaya kalau seorang anak masih patuh, suatu hari dia akan terbentuk menjadi seseorang,� Miriam menambahkan. Penting baginya untuk mencari tahu apa sebenarnya akar dari kebosanan anak-anak untuk belajar.
Seringkali akarnya berasal dari konflik keluarga atau dengan teman. Namun, Miriam tetap konsisten mendidik anak-anak untuk berdisiplin. Tak jarang pula Tuhan memakai CDE untuk mereka yang belum percaya kepada Tuhan. Miriam mengaku CDE sengaja didirikan tanpa menggunakan nama yang berbau Kristen. Dengan demikian, muridmurid yang diterima tidak terbatas hanya pada mereka yang sudah percaya Yesus saja. Guru musik yang dipilih Miriam juga mayoritas beragama Kristen. “Ada ibu yang sengaja suruh anaknya les di CDE karena dia tahu mayoritas pengajar CDE itu Kristen. Anaknya tidak boleh pergi ke gereja. Jadi ibunya minta tolong ditanamkan ajaran Kristen setiap anaknya les,� ucap Miriam.
22
Dan bukan hanya karakter murid-murid saja yang dibentuk. Dari mengajar, tentunya ada hal-hal yang Miriam pelajari. Contohnya dalam menahan amarah. Ia berkata marah kepada satu murid tidak bisa dilimpahkan kepada murid lain. Dan kemarahan tersebut harus diselesaikan pada saat itu juga dengan murid yang bersangkutan. Pengalaman-pengalaman itu membantu Miriam untuk lebih menahan diri ketika merasa kesal. Daripada melimpahkan amarah yang seringkali merusak hubungan, Miriam lebih memilih untuk berdiam diri. Ketika hati sudah tenang, kekesalan tersebut akan disampaikan baik-baik sambil dirumuskan solusinya. Sifat tersebut juga dibawanya ke dalam kehidupan berumah tangga. Selama ini Miriam selalu menahan diri ketika marah. Ketika sedang mengalami masalah pelik dengan seseorang, ia diam di kantornya untuk menenangkan hatinya. Ia juga kerap mengajar demi mendinginkan kepalanya terlebih dahulu.
KASIH KRISTUS MENGUBAH KONFLIK MENJADI PERSAUDARAAN SEJATI
NAFIRI sep14.indd 22
9/21/14 8:36 AM
Namun, diakuinya bahwa doalah yang menjadi kunci di dalam keluarga Miriam. “Keluarga kami selalu mengusahakan berkumpul setiap malam untuk sharing. Dari situ kami bisa lebih bertumbuh,” ucapnya kepada NAFIRI. Miriam berbagi, ketika anak-anaknya beranjak remaja muncul kecenderungan untuk menyendiri. Karena itu pendekatan sering dimulai dari orangtua. “Biasanya kalau setiap sharing, saya yang mulai duluan,” katanya. Ini untuk mendorong anakanak untuk bersedia membagi cerita. Alhasil ketiga anak Miriam–Carol, Darian, dan Evan–belajar untuk lebih terbuka. Tuhan Menata Hidup Setiap Kita dengan Apik... Jalan Tuhan terbukti nyata di dalam kehidupan Miriam. Dimulai dari kepergian cici-nya. Setelah itu jalan demi jalan dibukakan oleh-Nya. Perkenalannya kepada musik, setiap les yang diikutinya, kesempatan melayani dan mengajar, serta kuliah yang dia ambil, semuanya mengerucut kepada satu tujuan besar yang telah Tuhan siapkan. Bahkan melalui hal simpel pun Tuhan dapat bekerja secara maksimal. Contohnya, pada saat menunggu dijemput oleh supir dari tempat les organ Miriam punya kecenderungan mengamati bagaimana administrasi
di tempat les tersebut berjalan. Pengamatan ini ditambah ilmunya di bidang manajemen yang menjadi cikal bakal berdirinya CDE Music. Meski pada saat itu hal tersebut dikira tak berguna, tetapi Miriam tetap patuh menjalani apa yang ia hadapi. Tuhan dengan setia memberikan apa yang Dia rasa memang tepat untuk Miriam. Tuhan menyediakan bahkan sebelum Miriam meminta. Dan Tuhan juga menyediakan pada waktu yang tepat–bukan menurut manusia, tapi menurut-Nya. Meski rencana untuk kuliah musik sempat terhalang karena peristiwa kebakaran toko kelontong sang ayah, Miriam akhirnya bisa menekuni musik lebih jauh di Royal School of Music, London dalam bidang Teaching dan Music Performance. Pada saat menjalani hidup, seringkali semuanya kelihatan tidak jelas arah dan tujuannya. Akan tetapi, Tuhan lebih tahu apa yang menjadi kebutuhan setiap anak-Nya. Bahkan sebelum kita meminta, Ia tahu terlebih dahulu. Yang perlu dilakukan adalah patuh dan beriman akan pimpinanNya. Apabila melihat kembali kepada peristiwa-peristiwa sepanjang hidupnya, hanya kata syukur yang bisa diucapkan oleh Miriam. Karena Tuhan telah menyiapkan semuanya
NAFIRI SEPTEMBER 2014
NAFIRI sep14.indd 23
23
9/21/14 8:36 AM
KASIH KRISTUS Mengubah KONFLIK menjadi
PERSAUDARAAN SEJATI
K
e t i k a diminta untuk menuliskan tentang artikel dengan tema di atas, saya langsung merasa tema tersebut demikian kontekstual (pada saat saya menulis artikel ini, akhir Juli 2014), baik karena suasana pilpres yang ‘panas’, juga berkaitan dengan suasana Idul Fitri yang penuh nuansa maaf-memaafkan, silaturahmi, dan persaudaraan.
24
KASIH KRISTUS MENGUBAH KONFLIK MENJADI PERSAUDARAAN SEJATI
NAFIRI sep14.indd 24
9/21/14 8:36 AM
/ Yesaya A. Widjaya /
Dari spontanitas pemikiran tersebut, saya mulai memfokuskan tema ini kepada “apa yang penting”, “apa yang urgen”, dan “apa yang dialami oleh umat Allah.” Dan saya mendapati ketiga kondisi berikut ini: 1. Pemberitaan tentang kasih dari mulut dan mimbar yang seringkali tidak sesuai dengan praktik gerejawi dan kesaksian hidup kristiani. 2. Orang kristen ditantang untuk hidup berintegritas, karena kebutuhan akan integritas sangat besar pada zaman ini. 3. Hanya hidup kristen yang berintegritas, yang akan membawa rekonsiliasi sejati.
Pemberitaan vs Kenyataan Ketika beberapa pimpinan dari beberapa partai-partai politik berbasis agama di negeri ini tertangkap dalam kasus-kasus korupsi, banyaklah di antara kita menuding mereka dan dengan sinis mengumpat “Munafik!” Namun marilah merenung bersama, dan mendapati bahwa: mereka itu kita. Munafik, salah satu artinya menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah: “suka (selalu) mengatakan sesuatu yang tidak sesuai dengan perbuatannya”. Mari kita memeriksa, apakah yang suka kita katakan selalu sesuai dengan perbuatan dan kehidupan kita. Pada kenyataannya sering didapati, “kasih” yang sebagian besar orang Kristen nyatakan dalam kehidupan pada hari ini demikian artificial (palsu, tidak sungguh-sungguh) dan superficial (hanya di permukaan, dangkal). NAFIRI SEPTEMBER 2014
NAFIRI sep14.indd 25
25
9/21/14 8:36 AM
Sehingga sebenarnya tidak mengherankan, bila terdapat banyak konflik di mana-mana, baik di dalam bisnis (dengan mitra/klien/karyawan/pimpinan), di keluarga (dengan orangtua/anak/menantu/mertua/besan/famili/pembantu rumah tangga), di masyarakat (dengan tetangga), dan di dalam gereja (antar jemaat/ aktivis/majelis/rohaniwan)–yang berakibat pada kerenggangan, keretakan, perpecahan, sampai perpisahan. Namun kondisi ketiadaan kasih ini secara umum demikian subtle, tidak kentara, tidak tersadari. Secara umum pula, orang Kristen mengira dirinya telah memiliki kasih dan penuh kasih. Kenyataannya, mengetahui tentang kasih, membaca tentang kasih, berkotbah tentang kasih, tidak selalu sama dengan mengasihi. Suatu ketika saya tiba di salah satu rumah sakit di daerah Gatot Subroto, Jakarta Selatan, untuk mengunjungi seorang jemaat yang sedang sakit. Saya melihat ada beberapa dokter, berdiri berjejer di samping gedung rumah sakit, dan apa yang sedang mereka lakukan? Mereka sedang merokok! Mereka mengetahui banyak (lebih banyak dari orang lain) tentang kesehatan, membaca puluhan, bahkan mungkin ratusan buku, tentang kesehatan dan bahaya-bahaya dari rokok, berbicara kepada banyak pasien (“berkhotbah”) tentang kesehatan dan bagaimana kesembuhan bisa dijaga–tetapi itu sama sekali tidak membuat mereka hidup di dalamnya. Demikian pula dengan kehidupan kristen pada saat ini. Terlalu banyak cerita yang menyatakan betapa jauhnya jarak antara pemberitaan dengan kenyataan, antara khotbah dengan perbuatan, antara kesaksian mulut dengan kesaksian hidup, antara ucapan yang manis dengan perlakukan yang sinis. Hal ini adalah tantangan bagi kekristenan hari ini dan zaman ini. Tantangan dan Kebutuhan akan Integritas Tak bisa dipungkiri, bila ditangkapnya pentolan-pentolan partai berslogan “Bersih, Peduli, Profesional”, dan partai yang beriklan “Katakan ‘Tidak’ pada Korupsi!” oleh KPK–menjadikan perolehan suara partai-partai tersebut pada Pemilu terakhir menurun drastis. Kemunafikan adalah penghancur kesaksian. Tidak ada yang akan mempercayai pengakuan iman Anda (atau bahkan Anda sebagai pribadi), jikalau Anda tidak melakukan apa yang Anda yakini dan katakan. 26
KASIH KRISTUS MENGUBAH KONFLIK MENJADI PERSAUDARAAN SEJATI
NAFIRI sep14.indd 26
9/21/14 8:36 AM
Memang keselamatan dan iman merupakan anugerah Allah dan pekerjaan Roh Kudus semata-mata, namun Allah berkenan menggunakan Integritas sebagai sarana anugerah. Integritas atau kesaksian hidup kristen yang baik menjadi sarana pekabaran Injil yang efektif (Kisah Para Rasul 2:47), dan demikian sebaliknya. Masyarakat membutuhkan integritas (keselarasan antara ucapan dan tindakan, konsisten antara keyakinan dan kehidupan). Dan integritas pertamatama dilihat dari para pemimpin. Masyarakat membutuhkan teladan. Kenyataan menunjukkan banyaknya orang kristen dan pemimpin kristen yang tidak hidup sesuai dengan yang mereka ucapkan dan khotbahkan. Yang tampak justru konflik, perselisihan, ketidakjujuran, kecurangan, kelicikan, ketamakan, keangkuhan, arogansi, materialisme, hedonisme, ketidakpedulian sosial dan lingkungan. Semua ini telah menyebabkan identitas dan pengaruh kekristenan hancur dan menurun tajam. Ada juga banyak orang kristen dan pemimpin kristen yang seakan terlihat penuh kasih dan kebajikan, namun kasih dan segala kebajikan itu diperlakukan sebagai instrumen, alat, untuk mendapatkan sesuatu yang lain demi diri mereka sendiri. Itu bisa ditujukan untuk pujian, pengakuan, penghormatan, prestasi (peningkatan jumlah jemaat, peningkatan jumlah klien asuransi atau jasa atau produk lain), promosi menuju posisi yang lebih tinggi, dan lain-lain. Kasih dan kebajikan hanya diperalat demi tujuan pribadi yang meleceng seperti itu.
Ketika kasih menjadi instrumen untuk memperoleh sesuatu bagi kepentingan kita, maka ‘mengasihi’ menjadi tidak tulus, dan bisa berhenti atau selesai ketika telah berhasil atau gagal mencapai tujuannya. Ini adalah kasih yang palsu. Kasih tidak boleh instrumental, ia harus integral, kasih harus menyatu utuh dengan kehidupan kita, tidak terpisahkan dari hidup kita. Segala yang kita pikirkan, rasakan, ucapkan, lakukanselalu ada di dalam kasih; dan ia harus substansial: merupakan esensi hakikat diri kita, baik sebagai gambar dan rupa Allah, maupun sebagai umat tebusan yang dipersatukan secara rohani di dalam Kristus. Kita adalah tubuh Kristus, tubuh Sang Maha Kasih, tubuh yang selalu ingin mengasihi dan tidak pernah berhenti mengasihi, yang tidak mencari kepentingan sendiri, namun dengan tulus mencari kepentingan orang lain (Filipi 2:3-5). NAFIRI SEPTEMBER 2014
NAFIRI sep14.indd 27
27
9/21/14 8:36 AM
Kasih ini makin langka, tapi ia tetap ada. Inilah tantangan bagi kekristenan pada jaman ini, sekaligus inilah kebutuhan terbesar manusia hari ini: kasih dan integritas. Maukah kita sekarang menjalani dan menghidupinya? Jangan tunggu orang lain, jangan bermimpi terlalu besar, jangan tunggu nanti–mulailah dari diri sendiri, mulailah dari hal-hal yang paling kecil atau sederhana, dan mulailah sekarang juga! Integritas di Dalam Kasih Membawa Persaudaraan Sejati Agama Kristen secara umum dan global dikenal sebagai “Agama Kasih”. Hal kasih adalah demikian penting dan mendasar di dalam kekristenan. Bahkan Santo Augustine dalam risalah De Civitate Dei, menyatakan bahwa segala kebajikan yang lainnya merupakan tahapan kasih.Oleh sebab itu aspek kekristen yang paling ingin dilihat dan dibuktikan oleh dunia adalah aspek Kasih.Apa yang diucapkan oleh orang kristen tentang kasih, kasih, dan kasih–ingin dibuktikan kenyataannya oleh dunia. Berkaitan dengan tema kita “Kasih Kristus Mengubah Konflik Menjadi Persaudaraan Sejati”, saya ingin kembali menegaskan kemutlakan integritas– kesatuan antara pernyataan dengan kenyataan. Bahwa hanya ketika kita sungguh-sungguh hidup dalam Kristus,dan kasih Kristus menjadi bagian yang substansial dan integral dalam kehidupan kita–maka konflik akan dapat diubah menjadi persaudaraan sejati. Karena tidak ada konflik yang lebih besar daripada permusuhan manusia dengan Allah. Tidak ada pengkhianatan yang lebih besar daripada perselingkuhan gereja-Nya dengan mencintai berhala-berhala zaman. Tidak ada perpecahan dan perpisahan yang lebih besar daripada ciptaan yang lari dan tidak lagi mau mengakui Sang Pencipta. Tidak ada durhaka yang lebih besar daripada anakanak Allah yang tidak mau mengenali dan mencintai Sang Bapa. Namun segala kondisi ini dapat dan telah diperdamaikan dan dipulihkan di dalam Kristus. Seorang filsuf Amerika, Richard Rorty, pernah memberi judul untuk kuliahnya di Universitas Amsterdam (1997): “Is it Desirable to Love Truth?”–“Apakah kita sangat ingin untuk mengasihi kebenaran?”, Saya ingin memodifikasinya menjadi: “Is it Desirable to Truly Love?” – “Apakah kita sangat ingin untuk benar-benar mengasihi?”
28
KASIH KRISTUS MENGUBAH KONFLIK MENJADI PERSAUDARAAN SEJATI
NAFIRI sep14.indd 28
9/21/14 8:36 AM
Is it Desirable to Truly Love? Selama masih banyak berhala bertahta di dalam hati kita, kasih akan selalu menjadi instrumen yang diperalat untuk memperoleh berhala-berhala itu. Akibatnya, kita tidak akan ingin mengasihi, tapi yang kita ingini adalah berhala itu. Hancurkan semua berhala yang masih ada! Kiranya hanya Kristus, Sang Cinta itu, yang bertahta di dalam hidup kita!Maka cinta kasih kita tidak akan manipulatif. Melainkan kita akan hidup dan bergerak di dalam Sang Cinta, Kristus.Kita dapat benar-benar ingin mengasihi, karena kita mengingini Allah, Sang Kasih itu. Kita akan menjadi manusia yang berintegritas: yang menyatu antara ucapan dengan tindakan, antara khotbah dengan kehidupan. Kita akan menjadi manusia yang murni hati, yang menurut Soren Aabye Kierkegaard (teolog dan filsuf Denmark), kemurnian hati adalah mengingini satu hal saja, yaitu Allah. Integritas di dalam Kristus dan kasih-Nya, akan menyelesaikan banyak konflik. Pertama-tama, ini akan menyelesaikan konflik antara dirimu dengan Allah, diikuti penyelesaian konflik antara dirimu dengan dirimu sendiri, kemudian menyelesaikan konflik antara dirimu dengan sesamamu, dan dibarengi dengan penyelesaian konflik antara dirimu dengan ciptaan yang lain. Maka semuanya akan menjadi harmonis–melalui integritas hidup di dalam kasih Kristus. Perjalanan akan panjang, tapi mulailah berjalan! Amin
/ Penulis adalah lulusan Sekolah Tinggi Teologi Reformed Injili Internasional, sekarang mengajar di Universitas Pelita Harapan (UPH) Karawaci, Tangerang, untuk mata kuliah Spiritual Formation, Systematic Theology, Theological Philosophy, dan New Testament
NAFIRI SEPTEMBER 2014
NAFIRI sep14.indd 29
29
9/21/14 8:36 AM
An d y O t ni e l
Indahnya Hidup bersama Tuhan Yesus
30
KASIH KRISTUS MENGUBAH KONFLIK MENJADI PERSAUDARAAN SEJATI
NAFIRI sep14.indd 30
9/21/14 8:36 AM
/ Edna Pattisina /
K e s u k s e s a n bukan seberapa cepat kamu dapat menggapai bintang di langit, tetapi seberapa lama kamu terbang di awan-awan bersama dengan Tuhan. – Andy Otniel
H
i d u p Andy Otniel yang menjadi pembawa acara Solusi Life di O Channel dan SHOWBIZ di Sindo TV seakan cerah dan ceria seperti ekspresinya. Dia bersyukur atas kehidupannya. Dia bahkan pernah mendapat kesempatan tampil di beberapa acara internasional, termasuk acara yang diadakan PBB; menjadi duta merek Mitsubushi dan bertemu orang-orang besar, termasuk menteri. Andy juga kini bisa tinggal di apartemen yang cukup mewah dan mengendarai mobil bagus. Namun, bukan semua hal-hal itu yang paling ia syukuri. NAFIRI SEPTEMBER 2014
NAFIRI sep14.indd 31
31
9/21/14 8:36 AM
“Ketika saya mampu untuk bertahan, berjuang, taat dan setia, dan bersandar kepada Tuhan, itu adalah hal terindah dalam hidup saya,” kata Andy. Kalimat itu seakan terlalu ideal,dan dia bisa saja dituding sok rohani. Namun, itu bukan hal yang dia inginkan. Perjalanan hidupnya membawa dia pada pikiran bahwa tidak penting apa yang dikatakan orang. Yang penting adalah apa yang dikatakan Tuhan. Andy adalah anak tunggal dari Lelly Christiantinny yang menjadi orangtua tunggalnya. Ayah Andy meninggal saat ia masih berusia tujuh belas bulan. Mereka berdua tinggal di rumah petak di Bandung yang hanya muat satu kasur dan satu lemari. Saat Andy duduk di kelas 2 SD, ia harus bangun jam tiga pagi untuk membungkus keripik singkong dan es teh. Ia juga harus mengantar jualan itu jam lima pagi sebelum berangkat ke sekolah. Baru saat Andy di SMA, ibunya–yang hingga kini tidak menikah lagi–bisa membeli rumah sederhana di Bekasi. “Jika bukan karena Tuhan Yesus, tidak mungkin saya bisa melewatinya dengan mudah dan kuat. Tanpa Tuhan Yesus, hidup saya pasti hancur dan tidak ada pengharapan,” kata Andy.
32
Di tengah berbagai himpitan ekonomi, Tuhan memberkati Andy. Ia terpilih sebagai satu-satunya pelajar pria dengan penghargaan Siswa Teladan Berprestasi dan ikut bersama pelajar teladan lain se-Indonesia bertemu dan berfoto bersama Alm Presiden Soeharto pada peringatan Hari Anak Nasional. Ada juga sebuah prestasi unik. Saat berusia 15 tahun, Andy ikut Festival Menyanyi Lagu Dangdut se-DKI Jakarta. Dari total 2.200 peserta, hanya Andy yang beragama Kristen. Ia melewati lima tahap seleksi, masuk grand final dan dinilai oleh dewan juri yang terdiri dari Alm Fuad Hasan (Menteri Pendidikan dan Kebudayaan), Alm A Rafiq (penyanyi dangdut terkenal), dan ketua dewan juri Rhoma Irama. “Karya tangan Tuhan Yesus sangat indah. Tak pernah saya bayangkan, saya yang menjadi juara umum!” Pada lomba nyanyi se-Bandung yang diadakan Himpunan Artis Penyanyi Musisi Indonesia, Andy menjadi juara favorit. Juaranya Nike Ardilla (Almh). Andy mengikuti banyak lomba seperti puisi, pidato, dan menyanyi. Hingga usia 17 tahun, ia telah mendapat 180 piala dan 210 penghargaan.
KASIH KRISTUS MENGUBAH KONFLIK MENJADI PERSAUDARAAN SEJATI
NAFIRI sep14.indd 32
9/21/14 8:36 AM
Penyelamat Bumi Kiprahnya di televisi mulai dilirik masyarakat saat ia bermain dalam serial televisi Lenong Bocah bersama Oki Lukman. Serial itu adalah satu diantara belasan penampilan Andy di televisi seperti dalam acara Lagu Untuk Anak (pimpinan Tetty Kady) dan drama keluarga Ratu Asia (pimpinan Pipit Sandra). Belakangan, ia banyak bermain dalam berbagai sinetron seperti Dua Hati Menyatu (Multivision Plus), Khayalan Tingkat Tinggi (Sinemart), Kecil-Kecil Ngobyek (RCTI) dan sebagai Rio dalam serial Rio Penyelamat Bumi. Namun, jalan hidup Andy tidak selalu mudah. Ia sempat tersingkir dari dunia hiburan. Ketika TVRI tidak lagi menjadi satu-satunya televisi, Andy yang tidak digarap manajemen profesional sempat hilang dari peredaran dunia hiburan. Itu sempat membuat Andy frustasi. Ia juga harus banting tulang dari jam sembilan pagi hingga lima sore saat dia bekerja di kantor. Malamnya, ia harus tampil di kafe. Hal itu berjalan selama sepuluh tahun, termasuk empat tahun terakhir dimana ia terhisap ke dalam kehidupan malam.
Kehidupan berjalan gelap bagi Andy yang saat itu belum sungguhsungguh mengenal dan meyakini kasih Kristus. Di tengah gelapnya kehidupan dan disertai ancaman pembunuhan pada dirinya, Andy akhirnya menyadari kesalahan hidupnya.Lagu Sidney Mohede “MengenalMu” yang menyadarkannya. “Saya sadar, saya belum benar-benar mengenal Yesus Kristus yang selama ini saya sembah, hanya sekedar tahu saja.” “Tuhan seperti menjemput saya di awan-awan,” ceritanya. Sejak itu, ia bertekad bahwa setiap hari ia harus hidup dalam pertobatan.Dia semakin memahami bahwa doa bukan sekedar alat permohonan dan permintaan. Doa adalah media dialog dengan Sang Pencipta. “Itu jadi bukti kehidupan kita dengan Tuhan, itu hal terbesar dan luar biasa dalam hidup.”
NAFIRI SEPTEMBER 2014
NAFIRI sep14.indd 33
33
9/21/14 8:36 AM
Baginya, setiap tarikan napas adalah hal yang luar biasa. Ketika Tuhan mau mengangkat dan menerimanya kembali, adalah hal yang luar biasa. Doa adalah luar biasa! Hidupnya jadi indah kerena setiap hari bertemu Tuhan. “Saya percaya kalau Tuhan bisa mengubah hidup saya, setiap orang lain juga bisa mengalam seperti itu.” Hidup Andy tidak otomatis menjadi mudah. Ia mengatakan, tantangan untuk bisa hidup bersama Tuhan sangat berat. Namun, ia percaya justru dengan tantangan yang berat, ketika ia tetap bisa menjaga iman, ada mahkota kehidupan–yang jauh lebih besar dari tantangan–yang menunggu.
34
Andy juga kerap merasakan bagaimana Tuhan menyatakan dan menggenapi janji dan firman-Nya, bahwa tidak akan kekurangan dan tidak akan dibiarkan layu daunnya orang yang berharap pada-Nya. “Apa yang saya perbuat akan berhasil jika saya merenungkan firman Tuhan setiap hari dan bersandar penuh kepada Tuhan.” Menjelang anak pertamanya lahir, ia tengah tur dengan 3 Diva di Ambon. Pulangnya, Tuhan mengizinkan Andy untuk bisa pulang dengan jet pribadi seorang calon presiden. Uangnya yang semula tinggal Rp2 juta, dilipatgandakan puluhan kali lipat oleh Tuhan sehingga ia mampu membawa istrinya ke RS Pondok Indah untuk melahirkan anak pertama mereka.
KASIH KRISTUS MENGUBAH KONFLIK MENJADI PERSAUDARAAN SEJATI
NAFIRI sep14.indd 34
9/21/14 8:36 AM
Hal mengherankan juga terjadi waktu ia dipilih sebagai host representative Mitsubishi. Saat itu, dia sedang kesulitan keuangan. “Beli popok saja sulit.”Apa yang dilakukan Andy, ia berlari dan bersandar pada Tuhan. Dia bahkan menyanyikan lagu “Ujilah aku Tuhan ... aku cinta padaMu Tuhan dan aku rindu hadirat-Mu Tuhan”. Tak disangka, jam enam pagi keesokan harinya ia mendapat telepon dari seorang yang sudah lama tidak berhubungan dengan dia. Malam sebelumnya, Andy berdoa dari jam dua belas sampai jam tiga pagi. Rupanya, pada saat yang sama orang itu juga tidak bisa tidur. Di telinganya seperti ada suara terngiang-ngiang bahwa ia harus menghubungi Andy. Orang itu akhirnya mempertemukan Andy dengan pimpinannya. Tanpa audisi berteletele, dia mendapatkan kepercayaan untuk ikut road show ke berbagai lokasi.
Karena Anugerah-Nya Andy terus belajar untuk meneladani Kristus. Dia terus berdoa agar bisa menjadi ayah yang bisa diteladani kedua anaknya dan juga menjadi pekerja yang berkenan bagi Tuhan. “Tuhan mempercayakan banyak hal yang menurut saya adalah semata-matahanya karena anugerah-Nya .... Tuhan memberi saya kesempatan untuk melayani Dia setiap hari baik dalam dunia sekuler maupun dunia pelayanan.” Penggemar martabak manis ini sekarang sering jadi master of ceremony di berbagai acara. Selain itu, dia juga ditunjuk sebagai host representative truk Fuso-Colt Diesel dan pick-up Mitsubushi. Sejak 2008 hingga sekarang ia menjadi youth pastor di Joshua Generation Church dan menjadi motivator pada sejumlah acara. Salah satu pekerjaan di mana Tuhan menempa dan memperlengkapinya adalah ketika menjadi host Solusi Life. Ia melihat sendiri pengalaman dan kesaksian nyata bahwa Yesus Kristus adalah satu-satunya jawaban bagi pergumulan hidup manusia. Apa yang terjadi melalui acara itu bukan karena Andy tapi hanya karena Tuhan Yesus.
NAFIRI SEPTEMBER 2014
NAFIRI sep14.indd 35
35
9/21/14 8:36 AM
“Saya bersyukur ketika Tuhan Yesus bekerja menyembuhkan yang sakit dan memberi mukjizat bagi sebuah keluarga yang sudah sebelas tahun merindukan anak. Istri dari pasutri itu ikut berdoa bersama saya saat Solusi Life ditayangkan ... dan beberapa minggu kemudian ibu itu hamil .... Puji Tuhan!” Andy menyebut pelayanannya saat ini sebagai ‘full heart’ bukan ‘full timer’ seperti pendeta. Ia telah bergumul dan akhirnya memutuskan tetap melayani melalui dunia sekuler. Dia ingin menunjukkan bahwa setiap orang percaya yang sudah merdeka dari hidupnya yang kelam di masa lalu adalah untuk memerdekakan orang lain dan melayani orang lain agar mereka juga mengalami kasih Kristus; mengenal, percaya dan menerima Kristus sebagai Juruselamatnya.
36
Kini, sebagai ayah, ia membiasakan mezbah keluarga setiap malam dengan memuji, menyembah, dan membaca Alkitab di hadapan Alden (5) dan Talya (1,5). Anak-anaknya juga terbiasa melihat, bagaimana ayah mereka setiap bangun dan akan tidur selalu berdoa dan membaca Alkitab, benda kesayangan Andy. “Bukannya saya mau sok rohani, tapi sejak saya membaca dan merenungkan firman Tuhan, harihari saya terasa bahagia, termasuk ketika kondisi sedang sulit menurut manusia,” kata Andy. Dia sangat mencintai Indonesia karena percaya Tuhan menempatkannya di Indonesia untuk berkarya dan menjadi bagian dari masa depan Indonesia. “Dengan rajin membaca, merenungkan, dan mempraktekkan apa yang tertulis di dalam firman Tuhan telah membuat manusia rohani saya bertumbuh, menggapai Tuhan dan mengalami kasih dan kehadiran Tuhan Yesus setiap hari,” kata Andy
KASIH KRISTUS MENGUBAH KONFLIK MENJADI PERSAUDARAAN SEJATI
NAFIRI sep14.indd 36
9/21/14 8:36 AM
NAFIRI SEPTEMBER 2014
NAFIRI sep14.indd 37
37
9/21/14 8:36 AM
f
kus
MENGASIHI SESAMA:
Sebuah Respon Akan KASIH TUHAN
Manakah sukacita yang lebih besar, dilayani sesama atau melayani sesama? Saudara-saudara, kami hendak memberitahukan kepada kamu tentang kasih karunia yang dianugerahkan kepada jemaat-jemaat di Makedonia. Selagi dicobai dengan berat dalam pelbagai penderitaan, sukacita mereka meluap dan meskipun mereka sangat miskin, namun mereka kaya dalam kemurahan. Aku bersaksi, bahwa mereka telah memberikan menurut kemampuan mereka, bahkan melampaui kemampuan mereka. Dengan kerelaan sendiri mereka meminta dan mendesak kepada kami, supaya mereka juga beroleh kasih karunia untuk mengambil bagian dalam pelayanan kepada orang-orang kudus. Mereka memberikan lebih banyak dari pada yang kami harapkan. Mereka memberikan diri mereka, pertama-tama kepada Allah, kemudian oleh karena kehendak Allah juga kepada kami. (2 Korintus 8:1-5) 38
KASIH KRISTUS MENGUBAH KONFLIK MENJADI PERSAUDARAAN SEJATI
NAFIRI sep14.indd 38
9/21/14 8:36 AM
/ GI. Chandra Arifin /
S
e r i n g kali kita beranggapan bahwa kita baru dapat menyatakan kasih kepada sesama ketika kita dalam kondisi damai, berhasil dan berkelebihan. Sebaliknya ketika kita sedang menderita, terpuruk dan kekurangan, kita beranggapan bahwa kitalah yang harus menerima pernyataan kasih dari orang lain. Tetapi anggapan ini terpatahkan ketika Paulus memberikan kesaksian tentang sikap dan gaya hidup jemaat Makedonia dalam menyatakan kasih mereka. Jemaat Makedonia sedang dicobai dengan berat dalam pelbagai penderitaan dan mereka sangat miskin (8:2). Frase “dicobai dengan berat dalam pelbagai penderitaan� menjelaskan bahwa mereka menghadapi banyak pencobaan yang sangat berat yang akhirnya membuat mereka menderita dan sangat miskin. Mereka mengalami penghinaan, penganiayaan, pemenjaraan, dan perampasan atas kekayaan mereka. Yang menarik dan menjadi teladan bagi kita sebagai gereja adalah kesaksian hidup jemaat Makedonia sebagai gereja Tuhan. Dalam kondisi penderitaan yang berat, sukacita mereka meluap. Dalam kondisi yang sangat miskin, mereka kaya dalam kemurahan. NAFIRI SEPTEMBER 2014
NAFIRI sep14.indd 39
39
9/21/14 8:36 AM
Pertanyaannya, apakah alasan jemaat Makedonia dapat bersikap dan bertindak seperti itu? Ketika banyak orang mempunyai alasan untuk mengeluh dan meratap, mereka justru bersukacita. Ketika orang lain beranggapan bahwa mereka yang harus didukung dan dikasihani, mereka justru memberi bahkan mendesak Paulus dalam menyatakan kasih. Sampai-sampai Paulus dengan bangga memberi kesaksian tentang jemaat Makedonia bahwa mereka memberi melampaui kemampuan mereka dan melebihi harapan Paulus. Dalam suratnya, Paulus memberi dua alasan mengapa jemaat Makedonia dapat bersikap dan bertindak begitu luar biasa. Pertama, mereka beranggapan bahwa melayani atau terlibat dalam pelayanan kasih merupakan kasih karunia yang dianugerahkan Tuhan kepada mereka. Dengan kerelaan sendiri mereka meminta dan mendesak kepada kami, supaya mereka juga beroleh kasih karunia untuk mengambil bagian dalam pelayanan kepada orang-orang kudus (8:4). Kedua, mereka memberi diri mereka kepada Tuhan dan kehendak Tuhan. Jemaat Makedonia menyadari bahwa diri mereka bahkan apa yang mereka punya adalah milik Tuhan dan dipakai untuk kehendak (kepentingan) Tuhan. Mereka memberikan lebih banyak dari pada yang kami harapkan. Mereka memberikan diri mereka, pertama-tama kepada Allah, kemudian oleh karena kehendak Allah juga kepada kami (8:5). Sukacita Dalam Mengasihi: sebuah respon atas kasih Tuhan Menjadi pemikiran yang mendalam, mengapa jemaat Makedonia punya pemahaman seperti itu sedangkan kita–jemaat masa kini–tidak mempunyai pemahaman seperti itu? Charles F. Stanley memaparkan bahwa pemahaman itu terbentuk ketika kita mengalami kasih Tuhan yang mendalam. Dalam Exploring the Depths of God’s Love, Stanley menyatakan bahwa respon kita akan kasih Tuhan dinyatakan dalam empat hal, yaitu: 40
1. Hasrat untuk mengenal Tuhan (a passion to know God) 2. Hasrat untuk menaati Tuhan (a passion to obey God) 3. Hasrat untuk melayani sesama (a passion to serve others) 4. Hasrat untuk memberitakan Kristus (a passion to proclaim Christ) KASIH KRISTUS MENGUBAH KONFLIK MENJADI PERSAUDARAAN SEJATI
NAFIRI sep14.indd 40
9/21/14 8:36 AM
Hasrat ini merupakan sebuah gaya hidup yang normal dari kehidupan orang percaya didalam Kristus. Seorang yang mengalami keselamatan dalam karya salib Kristus, akan memahamikedalaman kasih Tuhan atas dirinya. Seorang yang menyadari dan mengalami kedalaman kasih Tuhan, akan merespon secara normal dengan keinginan untuk mengenal Tuhan, keinginan mempelajari firman Tuhan dan menaatinya, kerinduan melayani Tuhan dan sesama serta kerelaan untuk bersaksi bagi Kristus. Menurut Stanley, seseorang yang sungguh-sungguh mengalami kasih Tuhan dalam hidup mereka akan menemukan sukacita yang besar dalam mengasihi sesama. Seperti tempayan air yang selalu dialiri air akan meluap, demikian juga seseorang yang mengalami kasih Tuhan akan membagikan kasih Tuhan itu kepada sesamanya. Paulus menekankan bahwa kasih yang dinyatakan kepada sesama merupakan karunia Tuhan kepada orang percaya. Orang percaya yang mengalami karya kelahiran baru dalam Kristus akan mengalami pembaruan yang dikerjakan Roh Kudus. Roh Kudus akan mengeluarkan buah-buah Roh sebagai perubahan alamiah seorang percaya. Ketika seorang Kristen dimampukan untuk menyatakan kasih dan kemurahan kepada sesama, hal itu merupakan kasih karunia Tuhan yang sedang bekerja dalam dirinya. Itulah sebabnya walaupun jemaat Makedonia dicobai pelbagai penderitaan, mereka tetap bersukacita. Walaupun pencobaan itu membuat mereka sangat miskin, mereka tetap kaya dalam kemurahan. Inti dari berbagi kasih bukan sekedar terletak pada jumlah atau besaran tetapi terlebih pada mengapa dan bagaimana kasih itu dinyatakan. Tuhan tidak ingin kita melakukannya dengan perasaan enggan atau terpaksa, tetapi Tuhan ingin umat-Nya menyatakan kasih sebagai sebuah dedikasi kepada Kristus dan dalam sukacita ketika menolong sesama yang membutuhkan.
NAFIRI SEPTEMBER 2014
NAFIRI sep14.indd 41
41
9/21/14 8:36 AM
Paulus berkata tentang jemaat Makedonia bahwa “Mereka memberikan diri mereka, pertama-tama kepada Allah, kemudian oleh karena kehendak Allah juga kepada kami (8:5).” Inilah motivasi jemaat Makedonia ketika mereka menyatakan kasih kepada sesama sebagai respon penyerahan diri seutuhnya kepada Tuhan. Mereka menyadari bahwa semua milik mereka, baik diri maupun harta, merupakan milik Tuhan. Mereka menyadari bahwa mereka adalah pelayan yang harus mempertanggungjawabkan kasih karunia Tuhan yang diberikan kepada mereka. Sukacita dalam menyatakan kasih kepada sesama akan terjadi ketika kita menyadari bahwa kasih yang Tuhan nyatakan kepada kita merupakan kasih karunia Tuhan yang sebenarnya kita tidak layak menerimanya. Dan ketika kita dapat mengasihi sesama kita juga beroleh kasih karunia sebagai penyalur kasih Tuhan kepada orang lain. Kita adalah hasil kasih karunia Tuhan sekaligus alat kasih karunia Tuhan. Itulah sukacita kita. Mengasihi: sebuah pengalaman spiritual dengan Tuhan John Angell James, dalam Christian Love or the Influence of Religion upon Temper, menyimpulkan bahwa tindakan seorang Kristen dengan saling mengasihi merupakan latihan dalam ketaatan kepada otoritas firman Tuhan. Kasih seorang Kristen adalah sebuah tindakan– bukan sekedar perasaan; kasih Kristen diusahakan dan dikerjakan sebagai sebuah tugas–bukan hasil dari sebuah insting; kasih Kristen adalah sikap tunduk kepada perintah Tuhan–bukan sekedar keinginan diri sendiri; kasih Kristen adalah desakan suara hati–bukan sekedar dorongan hukum sosial yang berlaku. Lebih lanjut, John Angell James menyatakan bahwa kasih Kristen didasarkan dan bertumbuh dari kasih kepada Tuhan. Orang Kristen harus mengasihi Tuhan demi diri-Nya sendiri dan mengasihi sesama demi Tuhan. Jika apa yang seseorang lakukan bukan demi Tuhan, maka tindakan orang itu adalah sebuah berhala. Hal ini merupakan perbedaan mendasar antara kekristenan dengan agama-agama lainnya.
42
KASIH KRISTUS MENGUBAH KONFLIK MENJADI PERSAUDARAAN SEJATI
NAFIRI sep14.indd 42
9/21/14 8:36 AM
James juga menyatakan bahwa mengasihi sesama merupakan akibat dari relasi kasih antara seorang Kristen dengan Tuhan. Mengasihi adalah sebuah pengalaman spiritual dengan Tuhan. Kasih Kristen harus menyatu dengan semua aspek kehidupannya, menyebar dalam semua tindakannya, membentuk karakternya, menjadi nafas dalam hasratnya, bahasa dalam kata-katanya, sinar pada matanya– Kasih Kristen adalah sesuatu yang hidup dari kehidupan itu sendiri. Kasih Kristen yang sejati adalah kasih yang bertindak. Sekalipun aku mempunyai karunia untuk bernubuat dan aku mengetahui segala rahasia dan memiliki seluruh pengetahuan; dan sekalipun aku memiliki iman yang sempurna untuk memindahkan gunung, tetapi jika aku tidak mempunyai kasih, aku sama sekali tidak berguna(1 Korintus 13:2). Gerakan Kasih Persaudaraan: merasakan pengalaman kehidupan saling mengasihi Setiap komunitas orang percaya (baca: gereja) seharusnya mempunyai kerinduan yang sama yaitu sesama anggotanya saling mengasihi. Kesehatan sebuah komunitas terpancar dari kerelaan dan sukacita anggotanya untuk mengamalkan kasih kepada sesamanya bahkan orang-orang di luar komunitasnya. Yang menjadi permasalahannya adalah bagaimana kita sebagai orang percaya merefleksikan kasih kita kepada Tuhan dengan mengasihi sesama kita? Gerakan Kasih Persaudaraan (GKP) yang dicanangkan gereja kita merupakan sebuah ajakan bagi setiap kita sebagai jemaat untuk mengalami kehidupan dalam kasih. Mengasihi sesama merupakanrespon kita karena kita pernah mengalami kasih Tuhan. Mengasihi sesama merupakan juga pengalaman spiritual dengan Tuhan, wujud kasih kita kepada Tuhan. NAFIRI SEPTEMBER 2014
NAFIRI sep14.indd 43
43
9/21/14 8:36 AM
Hal mendasar yang dapat kita lakukan dalam GKP adalah mengampuni. Sebab itu Aku berkata kepadamu: Dosanya yang banyak itu telah diampuni, sebab (itu) ia telah banyak berbuat kasih. Tetapi orang yang sedikit diampuni, sedikit juga ia berbuat kasih (Lukas 7:47). Orang yang mengalami kasih Tuhan, akan melakukan tindakan kasih kepada Tuhan dan sesama. Orang yang mengalami pengampunan dari Tuhan, akan mengampuni sesama. Dalam sikap mengampuni kita menerima keberadaan sesama kita, kita mempercayai dia lagi, kita bersekutu bersama dia, dan kita berdoa buat dia kepada Tuhan. Selanjutnya adalah tindakan yang penuh belas kasihan. Jika memang kamu mengerti maksud firman ini: Yang Kukehendaki ialah belas kasihan dan bukan persembahan, tentu kamu tidak menghukum orang yang tidak bersalah (Matius 12:7). Ketika ibadah tidak lebih utama dan persembahan tidak lebih bernilai, adalah ketika ibadah dan persembahan itu dibandingkan dengan tindakan yang penuh belas kasihan. Tindakan penuh belas kasihan merupakan ekspresi sebuah relasi yang erat dengan Tuhan. Aku berkata kepadamu, sesungguhnya segala sesuatu yang kamu lakukan untuk salah seorang dari saudaraKu yang paling hina ini, kamu telah melakukannya untuk Aku (Matius 25:40). Melakukan sebuah tindakan kasih kepada sesama, kita melakukannya demi Tuhan dan dalam relasi dengan Tuhan. Dalam tindakan penuh belas kasihan kita menolong sesama kita, kita mendukung dia ketika dia membutuhkan, kita berbagi berkat dengan dia, dan kita menjaga dia seutuhnya.
44
KASIH KRISTUS MENGUBAH KONFLIK MENJADI PERSAUDARAAN SEJATI
NAFIRI sep14.indd 44
9/21/14 8:36 AM
Yang tidak boleh tertinggal dalam GKP adalah memberitakan Kristus. Sangat ironis jika relasi spiritual kita dengan Tuhan tidak mendorong kita gemar memberitakan Dia. Apa yang paling dibutuhkan oleh kita dan sesama? Serangkaian pengalaman rohani bersama Kristus dalam sebuah relasi yang intim dengan Dia. Hal itu dimulai dari karya keselamatan-Nya atas setiap kita secara pribadi. Menjadi pertanyaan buat kita, bagaimana mungkin kita mengasihi sesama tanpa tindakan untuk memperkenalkan, membicarakan, menceritakan, dan membagikan Kristus kepada sesama? Apa yang telah kami lihat dan yang telah kami dengar itu, kami beritakan kepada kamu juga, supaya kamupun beroleh persekutuan dengan kami. Dan persekutuan kami adalah persekutuan dengan Bapa dan dengan Anak-Nya, Yesus Kristus (1 Yohanes 1:3). Melalui Gerakan Kasih Persaudaraan, marilah kita merasakan pengalaman rohani bersama Tuhan sekaligus merasakan pengalaman kehidupan saling mengasihi dengan sesama kita, warga GKY Jemaat BSD. Dan marilah kita saling memperhatikan supaya kita saling mendorong dalam kasih dan dalam pekerjaan baik. Janganlah kita menjauhkan diri dari pertemuan-pertemuan ibadah kita, seperti dibiasakan oleh beberapa orang, tetapi marilah kita saling menasihati, dan semakin giat melakukannya menjelang hari Tuhan yang mendekat (Ibrani 10:24-25). Amin
/ Penulis adalah lulusan Seminari Alkitab Asia Tenggara (SAAT) Malang, saat ini melayani di gereja GKY BSD
NAFIRI SEPTEMBER 2014
NAFIRI sep14.indd 45
45
9/21/14 8:36 AM
EVENT NOT ES
MALAM MISI DAN BUDAYA GKY BSD 7 Juni 2014
SAMPAI KE UJUNG BUMI
/ Nico Tanles Tjhin
46
J
ikalau Malam Misi dan Budaya tahun lalu membuat GKY BSD terasa diubah seperti sebuah kampung Betawi, maka tahun ini Gereja kita terasa seperti sebuah kampung Jawa. Malam Misi dan Budaya tahun ini jatuh pada Sabtu malam tanggal 7 Juni 2014. Jemaat mengawali acara dengan buka puasa bersama pada pukul 17.00. Hidangan yang disantap adalah makanan khas Jawa. Pukul 17.30 sudah terlihat seluruh pelayan mimbar mengenakan baju batik dan blangkon sedang bersiap-siap memberikan yang terbaik untuk Tuhan. Ketika acara sudah dimulai, Worship Leader mengundang para jemaat untuk berdoa syafaat khusus untuk negara Indonesia.
KASIH KRISTUS MENGUBAH KONFLIK MENJADI PERSAUDARAAN SEJATI
NAFIRI sep14.indd 46
9/21/14 8:36 AM
Para jemaat dengan kerinduannya menyatukan hati dan berdoa untuk suku-suku di Indonesia yang belum pernah mendengar tentang Injil, Pemilu Presiden yang akan segera berlangsung di tanggal 9 Juli, dan juga KKR Pentakosta yang akan diadakan oleh umat Kristen di Indonesia. Tim dari PEKAN (Pelayanan Kasih Anak Bangsa) mengisi acara Malam Misi dan Budaya tahun ini dengan sangat menarik. Salah satu pertunjukannya adalah tarian suku-suku Jawa. Lucunya, meskipun tariannya adalah tarian Jawa, para penari tidak ada yang berasal dari Pulau Jawa. Mereka berasal dari Nias, Batak, Ambon, Dayak, Manado, dan Kupang. Tarian yang diiringi gamelan langsung ini menceritakan suku-suku yang
sedang mengalami konflik mengalami pertobatan ketika Injil dikabarkan di tengah-tengah suku tersebut. Lalu juga ada dua persembahan pujian. Nyanyian yang pertama disajikan secara duet dengan diiringi melodi piano. Suara merdu mereka menyampaikan lirik indah yang berpesan bahwa kelaparan (spiritual) telah terjadi di mana-mana sehingga dunia butuh berita Injil. Penyanyi yang satu lagi menyanyi secara solo diiringi oleh gamelan. Lagunya memberikan semangat kepada para penonton untuk menyebarkan Injil dengan sukacita. Pertunjukan terakhir mengocok perut penonton dengan tawa. Pertunjukan berupa lenong humor ini mengisahkan tentang adanya sukusuku di Indonesia yang terhilang dan belum terjamah oleh Injil. Hal ini juga yang menjadi alasan mengapa tim PEKAN dibentuk. PEKAN, lembaga
NAFIRI SEPTEMBER 2014
NAFIRI sep14.indd 47
47
9/21/14 8:36 AM
pelayanan yang terdiri dari anak-anak muda ini didirikan oleh Drs. Atim Yatiman – saat ini selaku pengurus yayasan – pada tahun 1990. PEKAN rindu agar anak-anak muda ini menyadari dan memakai potensi diri mereka untuk melayani di desadesa melalui pendekatan bakti sosial, pelayanan kesehatan, pendidikan, dan juga ekonomi (pertanian). Pada tahun 2002 sampai sekarang, GKY secara resmi mendukung tim PEKAN ini dengan mendirikan banyak pos, mengirimkan hamba Tuhan dan jemaat ke lapangan, dan membantu menjalankan operasional pendidikan TK. Seluruh pesan yang telah disampaikan melalui pertunjukan seni tadi diperkaya oleh Pdt. Buby Ticoalu dalam sesi firman Tuhan. Beliau menekankan bahwa jangan sampai 48
kita fokus pada penginjilan di desadesa saja sehingga penginjilan di kota terabaikan. Penginjilan di kota juga sangat penting. Mengapa? Pertama, karena secara demografis, presentase jumlah penduduk yang berdomisili di kota lebih besar daripada di desa, 60:40. Kedua, karena demoralisasi dan kekelaman banyak terjadi di kota-kota besar atau negara-negara maju. Contoh: Inggris telah melegalkan perkawinan sejenis pada April 2014, Belanda pada 2001, dan juga dua puluh
KASIH KRISTUS MENGUBAH KONFLIK MENJADI PERSAUDARAAN SEJATI
NAFIRI sep14.indd 48
9/21/14 8:36 AM
negara federal di USA telah melakukan hal yang sama. Hal ini mengingatkan kita pada pesan Paulus kepada jemaat di Korintus (1 Korintus 5). Ketiga, kebanyakan orang kota menjalani hidup dengan lebih individualistis dibandingkan orang desa. Kehidupan di kota kurang memperhatikan dan mempedulikan satu sama lain. Kasih Kristus sangat diperlukan di tengahtengah keadaan seperti ini. Pendeta-pendeta besar di Inggris banyak yang pergi ke negara berkembang untuk memberitakan Injil, sehingga Inggris sendiri pun menjadi ‘terlantar’. Pdt. Buby menyimpulkan khotbahnya dengan berpesan, “Menginjili dan menjangkau ujungujung Indonesia penting, tetapi bermisi sampai ke ujung-ujung kota Jakarta jangan dilupakan.” Setelah acara selesai, Tim NAFIRI berbincang dengan Koordinator Acara Malam Misi dan Budaya, GI. Chandra Arifin. “Gereja kita adalah gereja yang
misioner tetapi spiritnya masih kurang. Tugas misi adalah tugas semua jemaat dan orang percaya, bukan hanya pengurus atau majelis saja. Acara pada malam hari ini berjalan sesuai dengan ekspektasi. Saya melihat ada beberapa pengunjung baru. Memang kita semua hadir dengan berbagai motivasi, tapi saya berharap semua akhirnya dapat termotivasi untuk bermisi,” ujar GI. Chandra
NAFIRI SEPTEMBER 2014
NAFIRI sep14.indd 49
49
9/21/14 8:36 AM
Cerita Seorang
SANTRI
50
KASIH KRISTUS MENGUBAH KONFLIK MENJADI PERSAUDARAAN SEJATI
NAFIRI sep14.indd 50
9/21/14 8:36 AM
/ Titus Jonathan /
Dalam perjalanan saya ke Solo baru-baru ini, di pesawat terbang saya duduk bersebelahan dengan seorang pemuda. Pemuda itu berpakaian baju koko warna putih, rambutnya disisir rapi dan berkumis tipis.
W
a k t u itu liburan Lebaran baru usai dan banyak orang dari daerah yang berlibur ke Jakarta berbondong-bondong kembali ke daerahnya masing-masing.Deretan kursi pesawat terbang yang saya tumpangi penuh.Dari hiruk-pikuk obrolan para penumpang, saya tahu bahwa mereka kebanyakan berasal dari daerah. Ketika pesawat sudah lepas landas, saya tergerak untuk menyapa pemuda berkulit kuning langsat itu yang dari sikap dan raut wajahnya meyakinkan bahwaia adalah seorang yang sopan. “Mau pulang ke Solo, dik?” sapa saya. “Tidak Pak, ana mau ke Karanganyar,” jawabnya. Oh, dia memakai kata ‘ana’ untuk menyebut dirinya. “Ana” adalah “saya” dalam bahasa Arab. “Rumah adik di Karanganyar?” tanya saya. “Hmm..bukan, rumah ana di Jakarta, ini mau ke pondok.” “Pondok pesantren? Sekolah?” “Hmm..ana sudah lulus kelas 3, ini mau pengabdian 1 tahun,” jawabnya. “Pengabdian? Maksud pengabdian gimana Dik? “Membantu kakak-kakak pembina dan ustaz, mengajar atau kegiatan lain di pondok.” NAFIRI SEPTEMBER 2014
NAFIRI sep14.indd 51
51
9/21/14 8:36 AM
“Wahh..bagus ya, abis lulus ada 1 tahun pengabdian. Di pondok pesantren mana?” Ia menyebut nama pondok pesantren di kabupaten Karanganyar. Setelah itu kami asyik mengobrol. Pemuda itu memperkenalkan dirinya dengan nama “Mustofa” (bukan nama sebenarnya). Mengingat usianya jauh di bawah saya, maka saya bilang kepadanya untuk memanggil Mustofa saja. Saya bertanya mengenai kegiatannya selama belajar di pondok pesantren, dan alasan mengapa ia lebih memilih sekolah di pondok pesantren ketimbang di sekolah umum. “Dikirim oleh ayah atau ibu? Atau mau sendiri?” tanya saya. “Ana mau sendiri. Kurikulum pondok pesantren mirip dengan sekolah umum, tetapi ilmu agama Islamnya diperkuat, dan sehari-hari kami diwajibkan pakai bahasa Arab.” “Setelah selesai 1 tahun pengabdian nanti, mau melanjutkan kuliah kemana?” “Ke Madinah, Islamic University of Madinah,” jawabnya. “Abis lulus dari Madinah mau kerja apa?” “Ana mau jadi pengajar...” Pesawat yang kami tumpangi dalam beberapa detik mengalami guncangan. Saya menengok ke jendela, cerah, tidak ada tanda-tanda mau hujan. Hari itu saya tidak jadi membaca buku, padahal saya sudah menyiapkan buku autobiografi Ronald Reagan untuk menemani perjalanan saya. Mengobrol dengan Mustofasoal pondok pesantren cukup menarik. Maka Reagan pun saya diamkan saja di pangkuan saya. “Di pondok ada perpustakaan?” “Ada.” “Internet?” “Ada, tetapi kami tidak boleh pakai internet sendiri.” “Lho kenapa? Di internet juga banyak ilmu. Misalkan kalau perlu data untuk tugas sekolah.” “Kalau perlu cari referensi, minta ke ustaz atau kakak pembina untuk browsing,” jawabnya. “Ohh..” 52
KASIH KRISTUS MENGUBAH KONFLIK MENJADI PERSAUDARAAN SEJATI
NAFIRI sep14.indd 52
9/21/14 8:36 AM
Beberapa saat kemudian ganti Mustofa bertanya kepada saya.Ia menanyakan tentang tujuan perjalanan saya ke Solo, kemudian soal pekerjaan saya, anak-anak dan keluarga. Ketika kami ngobrol soal keluarga, di sinilah cerita yang mengagumkan dimulai. Cerita berawal ketika ia mengatakan, “Saya empat bersaudara, eh, bukan, lima bersaudara.” Sebelum saya sempat bertanya, ia melanjutkan, “Hmm…empat saudara kandung, abis itu ibu ana mengambil anak lagi.” “Sudah punya 4 anak, masih mengadopsi lagi?” Saya bertanya penasaran. “Benar,” jawabnya. Sekilas saya teringat ada banyak contoh keluarga-keluarga yang mengadopsi anak dari sanak-keluarga mereka yang ‘kebanyakan’ anak. Zaman saya masih kecil saya sering mendengar cerita dari orangtua saya perihal keluarga yang ‘kebanyakan’ anak, yang tiap tahun melahirkan padahal kondisi ekonominya sangat tidak cukup. “Oh, mungkin mengadopsi dari famili yang tidak mampu begitu ya?” “Hmm…bukan, eh, hmm..ibu ambil di stasiun,” jawabnya sambil memandang ke arah saya. Saya agak ragu-ragu sebentar, tapi saya bertanya lagi untuk meyakinkan telinga saya, “Ambil di stasiun?” Lalu berceritalah Mustofa. “Waktu ibu ana sudah mempunyai 4 anak, kandungannya disterilisasi. Tetapi selang beberapa tahun kemudian, ibu bermimpi. Dalam mimpinya itu ibu menggendong bayi. Mimpi itu tidak terjadi sekali, tetapi beberapa waktu kemudian mimpi yang sama berulang. Ibu menceritakan pada ayah, tetapi mereka tidak mengerti apa arti mimpi itu. Mungkin saking bingungnya, mereka ke dokter minta bagaimana caranya agar ibu bisa hamil lagi. Tetapi dokter bilang tidak bisa.” “Kalau sudah steril memang tidak bisa,” kata saya. “Beberapa waktu kemudian, ketika ibu ana berangkat bekerja, NAFIRI SEPTEMBER 2014
NAFIRI sep14.indd 53
53
9/21/14 8:36 AM
setibanya di stasiun Cilebut (sebelum stasiun Bogor), ibu melihat seorang perempuan menggendong bayi yang masih merah. Bayi itu sedang menangis. Ibu bayi itu–yang ternyata adalah seorang pemulung–tampak kebingungan dan tidak mampu membujuk bayinya.Melihat hal itu ibu langsung mendatangi perempuan itu.Setelah bercakap-cakap sebentar, perempuan itu mengajak ibu ke tempat tinggalnya. Rumahnya bedeng di dekat rel kereta api.” “Apakah perempuan itu punya anak-anak lain selain bayi itu?” tanya saya. “Punya, beberapa,” jawab Mustofa. “Suaminya di mana?” “Nah, ketika perempuan itu ditanya mana suaminya, ia menunjuk seorang laki-laki lusuh yang pada saat itu juga ada di situ.” Kemudian Mustofa melanjutkan: “Ibu ana bilang kepada perempuan itu, boleh nggak bayinya diminta. Perempuan itu tidak mau memberikan.Beberapa lama ibu menjelaskan bahwa lebih baik bayi itu kami rawat dan pelihara, bahkan ibu berjanji untuk menyekolahkan dan mendidik dengan baik, tetapi perempuan itu tetap menolak.Sampai terakhir kali, ibu mencopot cincin kawinnya dan memberikan kepada perempuan itu. Perempuan itu mulai ragu, tetapi laki-laki yang lusuh itu, begitu melihat cincin kawin itu, segera meminta agar bayi itu lekas diserahkan.” “Wahh..sampai segitunya ibu kamu ya,” kata saya. “Mau mengambil bayi yang tidak jelas begitu?” saya melanjutkan dengan perasaan campur aduk. Mustofa diam. “Bagaimana dengan ayah? Tadi ibu kan memutuskan sendiri di stasiun, tidak minta pertimbangan ayah.”
54
KASIH KRISTUS MENGUBAH KONFLIK MENJADI PERSAUDARAAN SEJATI
NAFIRI sep14.indd 54
9/21/14 8:36 AM
“Alhamdulillah, ayah ana tidak komplain sama-sekali.” Bayi yang kemudian dinamai Syaiful (bukan nama sebenarnya) itu sekarang telah berumur 11 tahun.Dan perempuan yang mengandungnya di stasiun itu tak pernah tahu dimana rimbanya, karena orangtua Mustofa memang tidak ingin mencarinya.Mereka berkomitmen untuk merahasiakan dari mana anak itu berasal.Orangtua Mustofa benar-benar menjadikannya seperti anak sendiri dalam keluarga mereka. Mustofa menceritakan, dalam tumbuh-kembangnya Syaiful sangat nakal, hiperaktif, dan suka memberontak (tidak taat).Pendeknya tabiatnya jauh berbeda dengan kakak-kakaknya.Tetapi walaupun demikian, Mustofa mengatakan bahwa ibu dan ayahnya tetap berusaha bersikap adil.Syaiful tetap diperhatikan sebagai “anak bungsu”, dicukupi kebutuhannya dan disekolahkan di sekolah yang baik. “Bagaimana perasaanmu melihat Syaiful sangat nakal dan suka bikin onar di keluarga?” tanya saya. “Terkadang kami jengkel dan marah juga, tetapi kami diajar untuk menyayangi, sehingga tidak pernah membencinya walaupun kami tahu ia adik tiri.” “Apakah betul-betul ia tidak tahu bahwa dirinya bukan anak kandung di keluargamu?” “Kami menjaga rahasia itu.” “Hmm…saya membayangkan bagaimana Syaiful akan bersyukur luar biasa dan berterima kasih kepada ibu dan ayahmu kelak, seandainya Tuhan mengizinkannya untuk tahu siapa ia sebenarnya dan dari mana ia berasal,” kata saya. Sampai disitu cerita berhenti.Kami terdiam cukup lama di pesawat terbang. Pikiran saya berkecamuk antara kagum, terharu dan bertanya-tanya.Saya teringat waktu saya dan istri saya belum dikaruniai anak dan harus menunggu dengan sabar selama 8 tahun.Waktu itu kami juga ingin mengadopsi anak.Kami membicarakannya dan bermaksud mencarinya di panti asuhan, bukan di stasiun. Kami ingin mencari anak (bayi) yang cantik, bersih, dan lucu untuk kami bawa pulang.Tapi niat itu kami batalkan. NAFIRI SEPTEMBER 2014
NAFIRI sep14.indd 55
55
9/21/14 8:36 AM
Tetapi ibu Mustofa (dan suaminya) benar-benar mempunyai hati bagaikan permata.Mereka tidak memilih bayi dari tempat yang selayaknya, tetapi mengangkat anak dari stasiun, bayi yang masih merah dari seorang perempuan yang hidupnya tidak jelas. Bayi itu kemungkinan berperawakan jelek, kurus, dan dekil karena terlahir di pinggir rel kereta api. Bayi itu tak mungkin bayi yang lucu dan menggemaskan.Tangisan bayi itu mungkin akibat kedinginan karena tak diselimuti, kelaparan karena tak disusui, dan ketakutan karena tak dibelai dengan penuh kasih sayang.Tetapi toh tetap dibawanya bayi itu pulang, dirawatnya, diasuhnya, dididiknya dan disekolahkannya hingga besar, tak peduli anak itu perilakunya begitu berbeda dengan anak-anak kandungnya sendiri.
56
KASIH KRISTUS MENGUBAH KONFLIK MENJADI PERSAUDARAAN SEJATI
NAFIRI sep14.indd 56
9/21/14 8:36 AM
Cinta macam apakah yang ada pada mereka? Saya heran cinta seperti itu dibuahkan oleh seorang Muslim.Tetapi saya lebih heran karena saya jarang menjumpai orang Kristen di sekitar kita yang membuahkan cinta semulia itu di zaman sekarang.Cinta orang Kristen kebanyakan masih cinta yang memilih-milih.Saya pun masih seperti itu, memilih orang yang ingin saya kasihi.“Jika kamu mengasihi orang yang mengasihi kamu, apakah jasamu? Orang yang tidak mengenal Allah pun melakukannya,” kata Yesus. Betapa saya bersyukur karena ternyata cinta seperti itu masih ada di bumi ini.Tetapi mengapa cinta seperti itu justru lahir di jalanan? Bukankah seharusnya gereja lebih kaya akan cinta karena memiliki Kristus Sang Cinta itu? Mungkin ibu Mustofa bukan satu-satunya, tetapi adakah kita menemukan yang serupa?Entahkah cinta itu adalah natural love yang lahir dari dalam dirinya, ataukah divine love yang lahir dari Allah, cinta sangat dibutuhkan untuk menyiram bumi yang sedang menggeleparkarena aniaya ini.Andaikan cinta itu pergi dan tidak kembali, maka bumi kita hanya menunggu mati.“Take away love and our earth is a tomb,” kata dramawan Inggris, Robert Browning. Kita tak pernah tahu apa motivasi ibu dan ayah Mustofa melakukan hal itu. Mungkin sebagian dari kita dengan sinis ‘menuduh’ mereka melakukannya untuk mengejar pahala.Tetapi, apakah pahala mampu untuk membuatnya sabar selama 11 tahun mengasuh kenakalan seorang yang bukan siapa-siapa baginya?Tetapi andaikan ibu dan ayah Mustofa melakukannya demi sebuah pahala, hal itu masih lebih baik, ketimbang orang Kristen yang tidak melakukan apa-apa. Ketika pesawat terbang mendarat di bandara Adi Sumarmo, Solo, Mustofa menemani dan mengantar saya sampai ke terminal Tirtonadi. Dari situ, ia melanjutkan naik taksi ke pondok pesantren tempat ia mau mengabdi selama 1 tahun. Saya termangu, menunggu bis jurusan Ponorogo
You can give without loving, but you can never love without giving / Robert Louis Stevenson
NAFIRI SEPTEMBER 2014
NAFIRI sep14.indd 57
57
9/21/14 8:36 AM
Dra Liena Winarsih Suwito, MA
Tentang konseling Kristen, perceraian, perselingkuhan dan rekonsiliasi dalam pernikahan
58
KASIH KRISTUS MENGUBAH KONFLIK MENJADI PERSAUDARAAN SEJATI
NAFIRI sep14.indd 58
9/21/14 8:36 AM
/ Anton Utomo /
Seburuk Apa pun Situasinya
Selalu Ada Harapan bagi Keluarga
R
e ko n s i l i a s i . Sebuah kata indah yang kerap terdengar di gereja, namun terkadang begitu sulit dilaksanakan. “Mata ganti mata akan membuat semua orang di dunia buta,” ujar Mahatma Gandhi. Ia seperti sedang menyindir orang Kristen, yang walaupun mewarisi hukum kasih tapi lebih senang menyelesaikan perselisihan diantara sesamanya dengan cara-cara ‘lama’. Tentu masalahnya semakin kompleks bila pihak yang berseteru adalah pasangan suami-istri. Seberapa sulitkah menepati janji “setia sampai maut memisahkan kita”? NAFIRI SEPTEMBER 2014
NAFIRI sep14.indd 59
59
9/21/14 8:36 AM
Untuk mengupasnya, NAFIRI menemui Ibu Liena Suwito, seorang konselor Kristen yang telah berpengalaman cukup panjang untukmenghidupkan semangat pasangan suamiistri dan menolong memulihkan kembali hubungan mereka agar tetap setia pada janji pernikahannya. Nafiri (NF): Sebenarnya apa yang dimaksudkan dengan konseling Kristen dan apa bedanya dengan konseling non-Kristen (umum)? Liena Suwito (LS): Secara umum, konseling adalah suatu proses dimana konselee dibantu agar lebih mengenal dirinya dan memahami apa yang sedang terjadi dalam kehidupannya. Yang membedakan konseling Kristen dengan konseling sekuler adalah adanya peran Roh Kudus dan anugerah Tuhan dalam proses konseling. Konselor juga manusia biasa dan mempunyai keterbatasan. Saat menghadapi konselee dengan kasus-kasus yang rumit, bisa saja konselor tidak sepenuhnya tahu apa yang harus dia katakan atau lakukan. Pada situasi seperti ini, yang dapat dia lakukan adalah berdoa meminta hikmat bijaksana dan pertolongan Tuhan agar dapat membantu konselee melewati pergumulannya. Kadang hanya dengan mendengarkan saja sudah sedikit banyak menolong konselee. NF: Banyak orang enggan meminta pertolongan konselor karena takut rahasianya terbuka, apalagi bila konselor itu orang yang cukup dikenalnya. Bagaimana mengatasi hal ini? LS: Dalam konseling ada etikanya. Setiap permasalahan yang diceritakan konselee sifatnya confidential. Bila konselor membutuhkan bantuan sesama teman konselor untuk membahas kasus-kasus tertentu yang sulit dan kompleks, konselor harus meminta izin kepada konselee bersangkutan, karena trust (kepercayaan) menjadi hal yang sangat penting dalam hubungan konselor dan konselee. Begitu juga kalau suatu saat konselor ingin memakai contoh kasus ini sebagai ilustrasi karena dapat menjadi berkat dan inspirasi bagi orang lain, dia pun perlu meminta izin kepada konselee bersangkutan apakah diperbolehkan. 60
KASIH KRISTUS MENGUBAH KONFLIK MENJADI PERSAUDARAAN SEJATI
NAFIRI sep14.indd 60
9/21/14 8:36 AM
NF: Apakah setiap konselor memiliki pendekatan yang berbeda kepada konselee dan adakah jenis pendekatan yang paling cocok untuk orang tertentu ? LS: Memang benar setiap orang butuh pendekatan berbeda. Itulah sebabnya tidak ada konselor yang ‘cocok’ untuk semua orang. Konselee tertentu membutuhkan pendekatan cognitive (pola pikir), namun ada juga yang memerlukan pendekatan psiko-dinamik, dimana masa lalu konselee dianalisis dan dihubungkan dengan permasalahan yang terjadi saat ini. Ada juga pendekatan yang bersifat client-centered, dimana konselee diperlakukan sebagai subjek dan bukannya objek. Seorang konselor biasanya menggunakan gabungan dari beberapa pendekatan agar dapat melayani konseleenya secara efektif.
Ibu Liena Suwito Menamatkan Sarjana Sastra Inggris di Universitas Kristen Satya Wacana (UKSW) di Salatiga. Pada tahun 1990-an, Bu Lienakuliah lagi di bidang konseling di STTRII di Jakarta. Bersama suaminya Hendro Suwito, kini mereka tinggal di Villa Melati Mas. Putri sulung mereka, Niena sudah menikah dengan Manik dan tinggal di Graha Raya. Putri kedua mereka, Liany, baru saja menyelesaikan sarjana S-1 di bidang psikologi di UKSW.Pada belasan tahun terakhir, Ibu Liena aktif melayani sebagai konselor di Kelompok Bina Iman Domba Kristus, suatu pelayanan yang ditujukan bagi keluarga yang misinya mengembalikan pendidikan iman anakanak ke orangtua mereka. Lembaga pelayanan yang ada di Gading Serpong ini didirikan oleh Ibu Melani Barlian bersama Liong Ju Tjung, suaminya, dan beberapa saudara seiman yang lain.
NAFIRI SEPTEMBER 2014
NAFIRI sep14.indd 61
61
9/21/14 8:36 AM
NF: KBagaimana pendapat Ibu bila sepasang suami-istri hidup dalam suasana perkawinan yang sangat buruk, sehingga mereka berpendapat bercerai adalah jalan terbaik ? LS: Saat menghadapi konselee yang datang dengan keinginan untuk bercerai, konselor umumnya akan mengutarakan konsekuensi-konsekuensi jangka panjang yang akan dihadapi dan mencoba menolong konselee agar tidak terburuburu mengambil keputusan pada saat-saat kritis. Keputusan yang diambil berdasarkan emosi sesaat atau dalam suasana kemarahan akan menyisakan penyesalan yang dalam dan panjang. Berdasarkan penelitian, pasangan yang bercerai dan kemudian menikah lagi memiliki kemungkinan perceraian yang tetap tinggi karena mereka akan terbentur pada masalah yang sama bila masalah sebelumnya belum teratasi atau diselesaikan. NF: Bagaimana bila seorang istri yang hidup sangat tertekan karena suaminya sangat kasar, bahkan melakukan KDRT (kekerasan dalam rumah tangga), bukankah ia akan lebih tenang bila hidup terpisah dari suaminya? LS: Saya sendiri secara pribadi tidak pernah menganjurkan perceraian, seburuk apa pun keadaannya. Saat saya menghadapi seorang istri yang begitu mengalami tekanan, terkadang saya menangis dalam hati saat menguatkannya untuk tetap bertahan. Bisa saja lebih mudah untuk mengambil jalan pintas (bercerai), tapi itu bukan jalan yang diinginkan Tuhan. Tuhan membenci perceraian. Selain itu, perceraian juga tidak menolong menyelesaikan masalah, dan bahkansering malah memperparah karena anak-anak ikut terluka. Komitmen suami-istri adalah komitmen seumur hidup dan janji setia yang diucapkan pada saat dipersatukan dalam pernikahan adalah janji yang sangat serius karena diucapkan tidak hanya bagi mereka berdua tapi juga di hadapan jemaat, dan terlebih lagi di hadapan Tuhan. Tatkala pergumulan demi pergumulan datang melanda, situasi seperti ini dapat menjadi momen dimana janji dan komitmen kita diuji. Ini juga menjadi momen dimana kasih kita juga diuji, apakah kasih kita kepada pasangan sudah benar dan dimurnikan, kasih yang tanpa syarat. Pernikahan atau keluarga merupakan konteks atau lingkungan terdekat di mana kita belajar menerapkan firman Tuhan, belajar taat, mengasihi dan mengampuni. Tidak selalu mudah karena kadang harus melalui proses yang sangat menyakitkan, dan kadang juga terasa bodoh dan dianggap bodoh oleh orang lain. 62
KASIH KRISTUS MENGUBAH KONFLIK MENJADI PERSAUDARAAN SEJATI
NAFIRI sep14.indd 62
9/21/14 8:36 AM
Memang, untuk kasus KDRT yang membahayakan nyawa istri dan anakanak, pemisahan sementara dapat dilakukan. Di negara maju, hukum mengatur hal-hal seperti ini. Namun, sekali lagi ini bukan perceraian. Suami yang pemarah dan labil emosinya adalah pihak yang sebenarnya membutuhkan pertolongan. Ia harus didekati untuk dipulihkan. Sifat pemarahnya bisa jadi ‘diwariskan’ oleh latar belakang keluarganya yang penuh dengan kekerasan, sehingga itulah ’bahasa’ satu-satunya yang dimengerti olehnya. NF: Tapi, bila pemarah sudah menjadi karakter dasarnya, bagaimana mungkin dapat diubah? LS: IItulah indahnya anugerah Tuhan. Sesuai dengan iman Kristen kita, karakter dapat dibentuk dan diubah oleh Tuhan, bila kita bersedia menyerahkan diri sepenuhnya kepada-Nya. Banyak tokoh-tokoh Alkitab dan bahkan kawankawan di gereja kita yang telah membuktikan kebenaran ini. Rekan sepelayanan kita yang dulunya dikenal emosional, kini tampil dengan kesabaran yang mengagumkan kita. Memang, proses pembentukan itu tidak instan. Perlu ketekunan dan ketaatan. Bahkan, ada kalanya “sifat buruk” itu muncul kembali sesekali. Bedanya, kini ia merasa berdosa, lebih peka dan lebih cepat sadar kembali dibandingkan sebelum ia bertobat. NF: Bagaimana dengan pasangan yang pernah jatuh dalam perselingkuhan? LS: Keputusan untuk bercerai adalah keputusan yang sangat sulit. Bisa jadi seseorang memutuskan bercerai karena merasa sangat terguncang setelah mengetahui pasangannya berselingkuh. Dalam keadaan marah dan tidak bisa berpikir jernih, bisa saja dia mengambil keputusan untuk bercerai. Tapi ada juga yang akhirnya bercerai karena luka yang dideritanya sudah terlalu dalam akibat masalah yang sama terus berulang dan dia merasa sudah tidak sanggup menjalaninya. Daripada nanti menjadi tidak waras padahal anak-anak masih sangat membutuhkannya, dia memilih berpisah atau bercerai dari pasangannya. Orang yang bercerai adalah orang yang sangat terluka dan tertolak walau mungkin dia sendiri yang mengambil keputusan cerai. Jadi yang perlu kita lakukan adalah menerima dan mengasihinya, bukan menjauhi atau menghakimi karena hal ini bisa terjadi pada siapa saja–walaupun kita tidak setuju dengan keputusannya.
NAFIRI SEPTEMBER 2014
NAFIRI sep14.indd 63
63
9/21/14 8:36 AM
NF: Bagaimana dengan pasangan yang pernah jatuh dalam perselingkuhan? LS: Orang yang berselingkuh sebenarnya adalah orang yang terluka dan butuh dikasihi dan diampuni karena mereka tetap adalah pribadi yang berharga di hadapan Tuhan dan dikasihi oleh Tuhan. Tidak berarti kita setuju dan menerima perilaku selingkuhnya, karena perselingkuhan sangat merusak diri seperti disebutkan di dalam Amsal 6. Perselingkuhan merusak hubungan dengan diri sendiri, hubungan dengan pasangan dan anak, hubungan dengan keluarga besar, dan hubungan dengan Tuhan. Ini juga menghancurkan self-esteem dirinya sendiri, pasangan, dan anak-anak. Perselingkuhan juga mendatangkan penderitaan dan kesedihan yang sangat mendalam bagi diri sendiri maupun keluarga;dan terlebih lagi mendukakan hati Tuhan. Kalau keluarga ini bisa tetap bertahan dan melanjutkan hidup pernikahannya, itu hanya karena kasih karunia Tuhan semata. NF: Bagaimana seorang wanita yang pernah dikhianati suaminya dalam perselingkuhan tetap bisa menerima suaminya dan membina kembali rumah tangga seperti sebelumnya? LS: Bagi seorang istri, menerima dan mencintai kembali sang suami yang berselingkuh memang bukanlah hal yang mudah. Apalagi bila sang istri adalah seorang Kristen yang memiliki latar belakang keluarga yang sangat menjaga kesucian perkawinan. Namun saya teringat Hillary Clinton bila membahas topik ini. Dengan latar belakang keluarga Kristen yang konservatif, hampir semua warga Amerika menduga Hillary akan mengajukan perceraian saat mendapati suaminya berselingkuh di Gedung Putih. Yang terjadi justru sebaliknya, dia mengampuni suaminya dan tidak menuntut perceraian. Di dalam bukunya, dia mengungkapkan alasan mengapa dia memaafkan suaminya. Salah satunya adalah masa lalu Presiden Clinton yang memiliki keluarga berantakan sehingga dia tidak mewarisi nilai-nilai yang benar. Menurut Hillary, justru di saat-saat seperti inilah (saat Clinton terpojok dan terpaksa mengakui perselingkuhannya), dia paling membutuhkan Hillary disisinya agar dapat bangkit kembali. Clinton juga bersedia mencari pertolongan dan menjalani terapi untuk mengatasi kelemahannya dan memulihkan hubungannya dengan Hillary.
64
KASIH KRISTUS MENGUBAH KONFLIK MENJADI PERSAUDARAAN SEJATI
NAFIRI sep14.indd 64
9/21/14 8:36 AM
Bagi seorang istri, memulihkan trust yang telah hilang akibat perselingkuhan suami adalah sesuatu yang harus diperjuangkan setiap hari. Kendati suami sudah bertobat dan telah menunjukkan kesetiaannya, memulihkan rasa percaya sehari demi sehari adalah anugerah Tuhan.Kadang bahkan bisa terjadi regresi (kemunduran) dan muncul rasa tak berdaya, kecemasan, dan kemarahan yang sangat mendalam jika ada pemicu yang mengingatkan kembali akan perselingkuhan yang telah terjadi. Suami harus bersedia untuk lebih memahami pergumulan batin istrinya, antara lain dengan membina pola hidup dan hubungan yang lebih terbuka, tulus, jujur, dan tranparan agar kepercayaan istrinya bisa dibangun kembali. Ini adalah proses yang tidak mudah dan membutuhkan perjuangan bertahun-tahun. Dan jika kesatuan keluarga akhirnya bisa dibangun lagi itu hanyalah karena anugerah Tuhan saja. NF: Jadi, bagaimana pasangan suami-istri harus menyikapi hidup perkawinannya dalam perspektif kristiani? LS: Suami-istri yang dipersatukan dalam pernikahan, menurut Gary Thomas dalam bukunya Sacred Marriage, perlu menyadari bahwa mereka adalah dua orang yang berdosa dan justru akan semakin terlihat jelas keberdosaannya (kedagingannya) di dalam pernikahan. Mereka adalah dua orang yang tidak sempurna dan dipersatukan dalam pernikahan untuk saling mengasah, saling membentuk, dan ‘saling menguduskan’, dan dikuduskan oleh Tuhan agar bertumbuh makin serupa dengan-Nya dalam kasih, pengampunan, dan ketaatan. Mereka adalah dua orang yang tidak sempurna yang membutuhkan kehadiran dan keterlibatan Tuhan yang sempurna dalam hidup mereka
Hendaklah setiap suami dan istri memiliki rasa syukur kepada Tuhan dan senantiasa memuji-Nya karena “Tak berkesudahan kasih setia Tuhan, tak habis-habisnya rahmat-Nya, selalu baru tiap pagi, besar kesetiaan-Mu!�
(Ratapan 3: 22 - 23)
NAFIRI SEPTEMBER 2014
NAFIRI sep14.indd 65
65
9/21/14 8:36 AM
REFLEKSI
kiflnok
konflik konflik
konfl KONFLIK PASTI HADIR... dan SELALU ADA
66
KASIH KRISTUS MENGUBAH KONFLIK MENJADI PERSAUDARAAN SEJATI
NAFIRI sep14.indd 66
9/21/14 8:36 AM
k
/ Erwin Tenggono /
nflik Konflik itu perlu ada dan baik, sebagai bagian dari pengawasan dan pemicu awal untuk mengevaluasi produktivitas. Konflik jangan dihindari, tetapi harus ada dan dikelola (di-managed). Inilah sikap yang sering diambil oleh Top Management dalam suatu organisasi.
D
a l a m M a n a j e m e n , konflik pada umumnya dapat terbagi empat kategori: 1. Interpersonal conflict , karena adanya perbedaan kepribadian antar individu, 2. Intrapersonal conflict, karena adanya perbedaan cara berpikir dan nilai-nilai yang dianut antar individu 3. Intragroup conflict, karena perbedaan pendapat masing-masing individu dalam satu kelompok 4. Intergroup conflict, ada perbedaan antar tim dan masing-masing mempunyai kelompok.
NAFIRI SEPTEMBER 2014
NAFIRI sep14.indd 67
67
9/21/14 8:36 AM
Ada konflik tentunya ada pula cara menyelesaikannya. Metode “The Thomas Kilmann” membagi manajemen konflik menjadi lima cara yakni: • Accommodating , artinya salah satu pihak mengalah saja dan menerima perbedaan • Avoiding, salah satu pihak menghindari sumber konflik, mungkin dengan cara tidak bertemu, tidak membahas topik yang sama dan lain-lain •Collaborating, kedua pihak mendiskusikan dan mencari solusi atas permasalahan, bekerjasama untuk satu tujuan yang lebih penting dan mengabaikan kepuasan individu yang bersangkutan •Competing, menekan pihak lain secara agresif dengan berbagai pendekatan agar mengikuti cara kita •Compromising, masing-masing pihak mengalah dalam beberapa hal agar mendapatkan satu penyelesaian terbaik.
NAFIRI sep14.indd 68
9/21/14 8:36 AM
Mengacu pendekatan di atas, mari kita coba berpikir: Konflik yang kita hadapi masuk kategori mana? dan bagaimana kita menyelesaikan konflik tersebut? Hal di atas lazim kita pakai, baik kita sadari atau tidak, khususnya cara kita menyelesaikan konflik baik dalam rumah tangga atau dalam organisasi baik di gereja maupun di tempat kita berkarya. Kalau begitu, dimana kasih Kristus yang diajarkan melalui firman dalam kehidupan kita sebagai seorang Kristen? Kalau begitu, mari kita memilih “Accommodating� dan memaafkan pihak lain, agar konflik bisa diselesaikan dengan baik. Apakah ini solusi yang baik? Tentu tidak. Setiap konflik harus berakhir dengan satu resolusi, pada saat kita berbicara resolusi tentunya bukanlah suatu resolusi atas permasalahan tersebut, tetapi pada individu yang mengalami konflik. Pada area individu inilah, kita sebagai manusia mempunyai perasaan dan emosi. Ini yang tidak dapat diselesaikan hanya melalui pendekatan konflik secara manajemen atas permasalahan yang terjadi, tetapi harus ada suatu upaya rekonsiliasi untuk menyelesaikan dan mengobati hati yang terluka. Tantangan terbesar timbul, karena setiap karakter dan kepribadian individu berbeda-beda sehingga respons yang timbul akan berbeda pula. Misal seorang yang berkepribadian kolerik tidak akan sensitif dengan perasaan individu lain dibandingkan seorang yang melankolis. Kita bisa mendiskusikan semua pendekatan konsep dan teori konflik, kepribadian dan manajemen yang tentunya telah diuji dan diriset oleh berbagai pakar di masing-masing bidangnya. Kita bisa mempelajari hal tersebut dan menerapkan hal tersebut. karena semua itu adalah anugerah yang diberikan ke masing-masing individu untuk belajar, memahami dan menerapkan semua pengetahuan yang ada. Tetapi bukankah Allah yang memegang kendali atas kehidupan kita? Bukankah semua hal yang terjadi dalam hidup kita adalah dalam kendali dan rencana Allah, agar kita bertumbuh dalam kehidupan ini dan terus dibentuk semakin segambar dan serupa Allah? Bukankah Allah adalah kasih, sehingga kita harus mencari semua penyelesaian permasalahan hanya kepada Allah? NAFIRI MARET 2014
NAFIRI sep14.indd 69
69
9/21/14 8:36 AM
Dia yang memampukan kita untuk berubah dan dibentuk oleh Roh Kudus yang ada dalam diri kita. Bukankah seharusnya hidup kita telah diubahkan menjadi manusia baru dalam Kristus? Inilah pergumulan hidup kita sebagai orang Kristen, yaitu bagaimana kita terus bertumbuh dan diubahkan menjadi manusia baru yang segambar dan serupa dengan Kristus. Perjuangan ini harus kita lalui dan harus terus kita ingat dalam proses pembentukan diri kita menjadi manusia baru yang sesungguhnya dalam Kristus. Yohanes pada pasalnya yang ke-13 menceritakan bagaimana Yesus membasuh kaki murid-muridNya, lalu memperingatkan Yudas dan memberikan perintah baru kepada murid-muridNya yang kemudian ditutup dengan memperingatkan Simon Petrus. Perintah baru yang diberikan Yesus kepada muridmuridNya tertulis dalam Yohanes 13:34-35 : “Aku memberikan perintah baru kepada kamu, yaitu supaya kamu saling mengasihi; sama seperti Aku telah mengasihi kamu demikian pula kamu harus saling mengasihi. Dengan demikian semua orang akan tahu, bahwa kamu adalah murid-muridKu, yaitu jikalau kamu saling mengasihi.�
70
KASIH KRISTUS MENGUBAH KONFLIK MENJADI PERSAUDARAAN SEJATI
NAFIRI sep14.indd 70
9/21/14 8:36 AM
Mengasihi, itulah perintah yang diberikan Yesus kepada murid-muridNya semasa akhir kehidupan Yesus di dunia ini. Memahami kasih Kristus, menghidupi dan melaksanakannya begitu penting dalam kehidupan ini. Agar kita bisa mengampuni dan benar dapat mengasihi dengan kasih yang mesra dan mengampuni seperti yang tertulis dalam surat rasul Paulus kepada jemaat Efesus dalam pasal ke-4 mengenai kesatuan jemaat dan karunia yang berbedabeda . dimulai dari ayat ke-17 hingga 32. yang diberi judul perikop manusia baru. Pada Efesus 4:31-32 tertulis: Segala kepahitan, kegeraman, kemarahan, pertikaian dan fitnah hendaklah dibuang dari antara kamu, demikian pula segala kejahatan. Tetapi hendaklah kamu ramah seorang terhadap yang lain, penuh kasih mesra dan saling mengampuni, sebagaimana Allah di dalam Kristus telah mengampuni kamu. Berdasarkan perikop Perintah Baru dan Manusia Baru dalam penjelasan ayat Alkitab di atas, bagi kita sebagai pengikut Kristus harus sepenuhnya bersandar pada firman, berdoa dan meminta Bapa yang memberi kekuatan dalam menyelesaikan semua akibat dari konflik yang ada dalam diri kita. Karena tanpa itu tidak dapat kita selesaikan. Teruslah kita mencari kasih karunia dari Bapa, tekunlah dalam menjaga hubungan kita dengan Bapa, berbicaralah kepada Bapa apa perasaan kita, kekesalan kita, dan beban kita . Sampaikan kepada Bapa dan mohon belas kasihan dan pengampunan Bapa agar kita diberi kekuatan untuk dapat mengasihi dengan sungguh dan menjadi manusia baru dalam Kristus, dan terus bersandar dan mencari Bapa. Ibrani 12:14-15 tertulis: Berusahalah hidup damai dengan semua orang dan kejarlah kekudusan, sebab tanpa kekudusan tidak seorang pun akan melihat Tuhan. Jagalah supaya jangan ada seorang pun menjauhkan diri dari kasih karunia Allah, agar jangan tumbuh akar yang pahit yang menimbulkan kerusuhan dan yang mencemarkan banyak orang. Kita semua terus berjuang dan bergumul, yang penting kita mau memohon belas kasihan dari Bapa dan meminta Bapa untuk memampukan kita berubah. Saya pun terus bergumul dengan segala konflik yang ada dalam kehidupan saya. Teman-teman tidak sendiri, diskusikan bersama dalam kelompok kecil. Terus bertekun dalam iman. Kita tidak pernah sendiri dalam pergumulan kita. Bapa senantiasa beserta kita
NAFIRI SEPTEMBER 2014
NAFIRI sep14.indd 71
71
9/21/14 8:36 AM
Melihat tetapi
Tidak Melihat 72
KASIH KRISTUS MENGUBAH KONFLIK MENJADI PERSAUDARAAN SEJATI
NAFIRI sep14.indd 72
9/21/14 8:36 AM
/ Elasa Noviani /
D
ua puluh dua tahun lalu ketika hijrah ke Jakarta, saya tidak pernah membayangkan bahwa saya akan berani menyetir di kota yang ribet ini. Namun sekarang ketika berangkat dari rumah saya sering berpamitan dengan terburu-buru, menuruni tangga dengan tas laptop yang dijejali dompet make up, menyetir melewati satpam cluster dengan rambut acak-acakan dan masih basah... Lalu 30 menit kemudian saya tiba di kantor dengan rambut rapi, muka yang sudah dioles dengan moisturizer, cream, dan bedak tabur, serta bibir yang dipoles lipstik. Di tempat parkir saya tinggal melongok ke spion untuk merapikan sedikit lipstik dan bedak. Saya menjadi terbiasa dengan acara ‘akrobat’ make up sambil menyetir, sebab selain berbedak, saya kadang sempat mengoles body lotion, dan kutek bahkan memasang softlens kalau jalanan lagi macet. Mobil saya pun sudah berubah menjadi semacam rumah berjalan. Anak saya yang kecil menyebut salah satu laci di mobil saya: ‘itu locker dedek’. NAFIRI SEPTEMBER 2014
NAFIRI sep14.indd 73
73
9/21/14 8:36 AM
Ketika saya mengamati perubahan keberanian menyetir saya saat ini dibandingkan dengan 22 tahun yang lalu, saya memahami bahwa memang kita dituntut untuk beradaptasi dengan kerasnya hidup di Jakarta. Beradaptasi, tetapi tetap tidak berkompromi terhadap nilai-nilai dunia. Bagaimana bisa? Sepertinya orang yang menyetir di kota sepadat Jakarta cenderung untuk terlatih menjadi ‘orang egois’ sebab kalau sedang berdesak-desakan mengantri dan berebutan dalam kemacetan, misalnya hanya untuk masuk ke tol dalam kota, atau menyeberangi lampu merah di Cideng, maka kalau saya terlambat sedikit untuk maju, langsung ada mobil lain yang akan menyerobot memotong antrian. Saya belajar: “Siapa yang bisa mencuri antrian itu cerdik dan dibenarkan.” Belum hilang kaget karena diserobot, eh, mobil di belakang saya sudah mengumandangkan omelan keras melalui klakson yang tak hentihenti dipencet. Sayapun belajar bahwa “Mengalah itu salah, dan memberi jalan kepada orang lain itu suatu kebodohan”. Apalagi dulu saya masih menggunakan mobil dengan persneling manual, jadi saking groginya sang kaki, kadang-kadang mesin malah mati ketika berebut di jalanan menanjak yang diguyur hujan. Paling sial dalam kemacetan begitu, kalau sedang merasa kebelet, lengkaplah sudah penderitaan lahir dan batin. Pada kesempatan lain, ketika kita berhasil mengambil jalan orang, dan mendahuluinya–saya pernah bertemu dengan orang yang marah dan tidak terima–dia kemudian berusaha untuk mengejar saya sambil memepet mobil
74
KASIH KRISTUS MENGUBAH KONFLIK MENJADI PERSAUDARAAN SEJATI
NAFIRI sep14.indd 74
9/21/14 8:36 AM
saya. Saya juga pernah menyerempet atau diserempet mobil orang, karena panik. Biasanya saya akan turun, meminta maaf, memberi alamat supaya perusahaan asuransi bisa mengurus dan masuk kembali ke mobil. Tapi ketika menceritakan kejadian serempetan tersebut kepada teman-teman, biasanya mereka akan menyalahkan saya kenapa ‘tidak marah duluan’. Kembali saya belajar bahwa mengalah itu tidak populer dan ‘bisa marah’ itu adalah suatu kemenangan. Teman saya menceritakan bahwa dia bahkan pernah memepet metromini dan bertengkar dengan supirnya karena dicuri jalannya–suatu hal yang tidak bakal tertarik untuk saya lakukan. Saya merasa heran dengan ‘latihan karakter’ yang ditawarkan oleh dunia Jakarta. Latihan tersebut bisa berbuah positif bisa juga negatif tergantung bagaimana kita menyikapinya. Kita bisa menjadi orang yang sangat egois, penuh curiga, tidak sabar, pemarah, pendendam, dan menghalalkan segala cara atau bahkan cenderung meneror orang lain. Saya pernah dipepet dan setengah diteror orang yang tidak terima jalannya diambil. Sebaliknya kita juga bisa menjadi orang yang cekatan namun sabar, easy going, berfokus hanya untuk halhal yang positif, menghargai orang lain, murah hati dan bahkan berbelaskasihan.
NAFIRI SEPTEMBER 2014
NAFIRI sep14.indd 75
75
9/21/14 8:36 AM
Hmmm… kok bisa ya? Ketika merenungkan Mat 13:13 tentang ‘melihat tetapi tidak melihat’ saya merasa tertegur dan mengambil penerapan untuk membuka mata bagi hal-hal di sekitar jalanan dan mengambil kesempatan untuk menjadikannya bernilai kekal. Betapa sering dalam perjalanan saya begitu sibuk dengan urusan diri saya sendiri, dengan make-up, dan lain-lain, ataupun kegiatan yang lebih rohani yaitu mendengarkan CD Alkitab atau rekaman khotbah, tanpa menyadari apa yang sebenarnya terjadi di luar mobil saya. Kadang dalam perjalanan kita menuju suatu tempat yang mewah, kita tidak melihat betapa kumuhnya sebenarnya daerah di sekitar itu. Kita melewati suatu pasar dan desa untuk menikmati pemandangan pegunungan, tanpa melihat betapa miskinnya masyarakat di situ. Bukankah dengan begitu kita sudah ‘melihat tetapi tidak melihat’? Saya sering diingatkan bahwa hidup hanya sekali, banyak orang yang tidak seberuntung kita yang dapat menikmati berbagai fasilitas. Sering berada di jalanan telah dipakai oleh Tuhan untuk menolong saya agar dapat lebih ‘melihat’ apa yang saya lihat. Kalau ada angkot yang ugal-ugalan atau berhenti
76
KASIH KRISTUS MENGUBAH KONFLIK MENJADI PERSAUDARAAN SEJATI
NAFIRI sep14.indd 76
9/21/14 8:36 AM
mendadak setelah menyalip, Tuhan menolong saya untuk bisa melihat lebih dari sekedar mobil saya dipepet atau jalanan saya diserobot. Saya sekarang jarang marah lagi, malah tidak ingat untuk marah. Yang muncul malah perasaan belas kasihan karena bagi supir angkot setiap detik adalah kesempatan mendapatkan penumpang dan setiap penumpang adalah kesempatan untuk mendapat uang, yang berhubungan dengan perutnya dan perut keluarganya. Bahkan ketika ditabrak pun saya lebih tenang. Dulu saya sebel dan ketus kalau harus memberi uang kepada polisi cepek, selain menganggap mereka tidak berguna, saya paling kesal kalau melihat mereka merokok. Tetapi sekarang Tuhan menolong saya untuk lebih kreatif ketika di jalanan. Saya kini bisa melihat mereka sebagai “manusia” yang butuh makan, dan tidak punya cara lain untuk mendapatkan uang. Saya mencari cara untuk menghindari “polisi cepek”, pengemis atau pengamen memakai uang untuk merokok atau hal-hal yang tidak berguna, jadi saya biasanya menyiapkan makanan kecil atau biskuit di mobil, dan saya jarang memberi uang. Dalam perjalanan saya ke kantor, saya sering melewati pos retribusi yang sudah diubah menjadi tempat mangkal para tukang ojek. Mereka suka menyetel lagu dangdut kencang-kencang dan beberapa orang berjoget, tanpa malu, beberapa yang lain nongkrong sambil menyeruput jamu. Saya mengamati hidup para kaum marginal ini begitu simpel. Mereka tidak kuatir dengan budget atau target, mereka tidak kuatir mengenai deadline, mereka tidak kuatir mengenai bakteri apa saja yang terdapat di dalam beras kencur yang disajikan oleh mbok jamu, mereka akrab dengan polusi yang mereka hirup sepanjang hari, tahuntahunnya berlalu begitu saja. Sampai nanti mereka mati. Apakah Tuhan menciptakan mereka hanya untuk ‘pernah hidup’ dan setelah itu binasa? Apakah saya yang sudah mempunyai keyakinan keselamatan dalam Kristus akan diam saja mengamati semuanya itu dan tetap sibuk dengan urusan saya sendiri? Apakah ketika saya berhati-hati untuk tidak menyerempet si tukang ojek yang menyeberang jalan seenaknya hanya karena takut dengan akibatnya ataukah sesungguhnya memang saya ingin mengorangkan (menghargai sebagai orang) mereka dan memperhatikan orang-orang lemah (Yes 58:6-7)? Bagaimana kalau mereka ternyata adalah Tuhan Yesus sendiri (Mat 25:40)? Sekarang, setiap kali menyetir, saya selalu diingatkan untuk ‘melihat’ apa yang saya lihat, supaya ketika ‘itu’ Tuhan Yesus, jangan sampai saya terlewat NAFIRI SEPTEMBER 2014
NAFIRI sep14.indd 77
77
9/21/14 8:36 AM
KESAKSIAN BUDIONO CHANDRA
TUHAN Sudah Siapkan
SEGALANYA
78
KASIH KRISTUS MENGUBAH KONFLIK MENJADI PERSAUDARAAN SEJATI
NAFIRI sep14.indd 78
9/21/14 8:36 AM
/ Humprey /
“W
aktu itu awal bulan Juli 2010,” Budiono Chandra (54) memulai kisahnya. Saat itu dia baru pulang mengantar anaknya mencari kos di Bandung karena Nathanael Chandra, anak pertamanya, akan masuk kuliah di ITB.
“Saat pulang kok rasanya aneh, kuping kok budek (tuli),” ujar Budiono. Dia segera memeriksakan diri ke Rumah Sakit THT Proklamasi BSD. Telinganya didiagnosis mengalami infeksi. Telinga lelaki kelahiran Malinau–yang sekarang masuk Provinsi Kalimantan Utara–ditiup dengan alat khusus. Ternyata, telinga yang tadinya tuli menjadi luar biasa sensitif, sampai suara derap kaki yang jauh pun bisa terdengar. Tetapi, ini cuma berlangsung seminggu, sesudah itu dia tuli lagi. Budiono kembali ke rumah sakit dan bertemu dokter lain. Saat datang kedua kali ini, di punggung Budiono mulai ada benjolan. Ini menyebabkan dokter curiga, dan dia disarankan untuk endoskopi.
NAFIRI SEPTEMBER 2014
NAFIRI sep14.indd 79
79
9/21/14 8:37 AM
Benjolan ini terasa kencang, seperti otot, dan besarnya seukuran telur ayam. Dari hasil endoskopi dokter memastikan ini tumor, tetapi belum tahu apakah kanker (tumor yang ganas) atau bukan. Dokter menyarankan dilakukan pemeriksaan lebih seksama. Budiono melakukan MRI dan hasilnya menunjukkan bahwa itu adalah kelenjar getah bening yang menonjol. Dia langsung mengabari istrinya yang sedang berada di Pontianak. “Saya kena tumor, tolong dukung dalam doa, semoga tidak ganas.” Budiono sempat merasa drop (terpukul). “Tuhan, saya kena tumor, belum tahu ini ganas atau tidak, kalau bisa tolong Tuhan sembuhkan saya,” dia menangis dalam doa sambil duduk di pojok kamarnya. “Saat itu saya sedang kesulitan keuangan akibat main saham dan terkena efek hancurnya Lehman Brothers,” kata Budiono. Itu sebabnya, dia mencoba berobat secara herbal yang lebih murah dengan mengkonsumsi formula khusus dari Jepang yang menggunakan lobak, wortel, jamur, daun lobak, dan gobo (nyupang).
80
Lebih Parah Sambil tetap memakan ramuan herbal, Budiono mencari pembanding ke dokter THT di RS Siloam. Setelah diendoskopi lagi, ketahuan penyakitnya jauh lebih parah. “Ini sudah hampir pasti kanker nasofaring (kanker yang tumbuh di rongga belakang hidung dan belakang langit-langit rongga mulut). Kanker nasofaring ini sudah pasti ganas. Ini harus ditangani secara cepat, jangan neko-neko. Kalau terlambat entar keburu tidak bisa tertolong, jangan pakai pengobatan alternatif lagi,” tegas dr. Billy. Setelah dibujuk istrinya Hartini dan didorong banyak teman gereja, Budiono akhirnya menghentikan metode herbal dan melanjutkan pengobatan dengan ditangani dokter. Dia akhirnya memutuskan untuk berobat di luar negeri karena biaya tak jauh berbeda. Tetapi, uang memang merupakan masalah utama saat itu. “Ini berat sekali,” pikirnya, walaupun dia cepatcepat mengurus paspor. Beruntung bantuan mulai berdatangan dari saudara-saudara Budiono dan Hartini dan sejumlah rekan di gereja.
KASIH KRISTUS MENGUBAH KONFLIK MENJADI PERSAUDARAAN SEJATI
NAFIRI sep14.indd 80
9/21/14 8:37 AM
”Sampai saat ini pun kami tidak tahu pasti bantuan itu dari siapa saja, tapi tolong sampaikan rasa terima kasih kami atas dukungan semua saudarasaudara seiman,” kata Budiono dan Hartini dengan hati penuh syukur. Budiono mengirim hasil-hasil pemeriksaan yang telah diterjemahkan ke Singapura dan mendapat tanggapan cepat dari dr. Loh Kwok Seng (Thomas Loh) di National University Hospital (NUH), Singapore. Dengan dana bantuan yang terkumpul, mereka bisa berangkat ke Singapura bulan September 2010. Tuhan benar-benar berperan nyata dalam berbagai hal. Mereka bisa menghemat banyak biaya karena bisa menginap di apartemen sepupu Hartini. Kekuatiran Hartini tentang siapa yang akan mengantar jemput anaknya ke sekolah dan siapa yang akan menyiapkan makanan di rumah karena mamanya masih kurang sehat bisa teratasi.
Tetangganya menawarkan diri untuk membantu antar jemput anaknya dan mamanya juga cepat pulih dan bisa menyiapkan makanan dan mengurus rumah. “Tuhan benarbenar mengatur semuanya,” ujar Hartini (50) yang berasal dari Sungai Pinyuh, tak jauh dari Pontianak. Saat bertemu dr. Thomas Loh, Hartini memberanikan diri berbicara dengan bahasa Mandarin yang jarang dia gunakan lagi. “Dok, walaupun kami berobat hingga ke Singapura, kami bukan orang kaya. Kami ke sini walau dana kami terbatas karena kami tahu dokter-dokternya sangat kompeten.” “Jangan kuatir, nanti saya bantu,” janji dr. Loh. Hasil scan di Singapura mampu menunjukkan secara lebih spesifik letak dan kondisi kanker serta menandainya dengan warna khusus. Dokter Loh sempat bertanya kepada Budiono, ”Are you Chinese?”
... Tuhan “ yang memulai,
DIA pasti membuka jalan...
”
NAFIRI SEPTEMBER 2014
NAFIRI sep14.indd 81
81
9/21/14 8:37 AM
Walaupun merasa agak aneh, dia menjawab, ”Yes, I am Chinese.” Dokter Loh menerangkan bahwa kanker ini sering muncul di kalangan orang Tionghoa karena faktor DNA yang tampaknya lebih rentan. “Jika ada trigger tertentu, kanker mudah muncul.” Diduga pemicu kanker Budiono adalah stres yang berat. Dia memang mengalami stres berat ketika investasinya saat bermain saham gagal total. Harga-harga saham yang dia beli anjlok. Stadium Berapa Dokter Loh membesakan hati Budiono dengan menyatakan 70 persen kasus kanker nasofaring bisa disembuhkan secara total. Tetapi, Budiono tetap gelisah. “Bagaimana kalau saya termasuk yang 30 persen?” Dia dan Hartini juga sempat bertanya kanker yang diderita sudah stadium berapa. Dokter Loh enggan menerangkan. “Sudah tidak usah tanya-tanya stadium, yang penting sembuh,” jawabnya. Tetapi, karena didesak terus, akhirnya dr. Loh, sebelum berlalu dari ruangan, berkata kanker Budiono ada di stadium dua.
82
Dokter Loh menepati janjinya dan tidak menghitung ongkos pemeriksaan Budiono. Yang dihitung hanya biaya rumah sakit saja, bahkan ongkos periksa darah pun digratiskan. Dia menjelaskan pengobatan kanker nasofaring adalah dengan kemoterapi dan disinar secara berbarengan. Budiono pun menemui dokter radiologi. Dengan kurs dolar Singapura yang saat itu sekitar Rp7.000, biaya yang dibutuhkan ternyata hampir Rp300 juta. Tetapi dokter radiologi itu mengabulkan permohonan keringanan Budiono dan hanya akan menarik biaya sekitar Rp125 juta. Ternyata, niat baik ini tidak disetujui pihak rumah sakit karena bertabrakan dengan regulasi yang ada. Dokter radiologi ini meminta maaf kepada Budiono karena adanya aturan itu dan menyarankan Budiono untuk melanjutkan pengobatan di Malaysia. Mereka akhirnya memilih Rumah Sakit Pantai di Kuala Lumpur yang punya peralatan mirip dengan di Singapura. Budiono mengirim e-mail ke dr. John Low dan langsung ditanggapi secara serius. Budiono dan Hartini naik bus ke Kuala Lumpur dan lagi-lagi merasa bersyukur karena bisa menginap gratis di apartemen sepupu Hartini di sana.
KASIH KRISTUS MENGUBAH KONFLIK MENJADI PERSAUDARAAN SEJATI
NAFIRI sep14.indd 82
9/21/14 8:37 AM
Dengan biaya setengahnya dibanding Singapura, Budiono mengambil paket pengobatan 3 kali kemoterapi dan disinar 33 kali. “Uang memang masih kurang, tapi saya merasa sangat tenang. Dan memang ajaib, uangnya ada saja pada waktunya. Tuhan yang memulai, Dia pasti membuka jalan sampai selesai,” kata Hartini yang merasa sangat diteguhkan imannya selama menemani pengobatan suaminya. Tuhan terus menggerakkan hati dan kepedulian saudara-saudara dan teman-teman, termasuk banyak rekan-rekan gereja. Kemoterapi dimulai awal Oktober 2010 dan berlangsung selama delapan jam, dan langsung dilanjutkan dengan penyinaran. Budiono menggunakan masker mirip atlit anggar. Setiap kali disinar, masker itu dibaut agar kepalanya tidak bisa bergerak-gerak dan sinar tidak kena bagian lain. Proses pengobatan ini berlangsung berminggu-minggu dan baru setelah penyinaran ke-25 akan terasa efeknya. Setelah penyinaran ke-25, Budiono mulai merasakan sangat sakit. “Betul-betul luar biasa sakitnya, nelan ludah aja nggak berani, sakit sekali. Sampai tiga-empat hari tidak berani nelan ludah, begitu ada ludah, harus dibuang ke luar.”
Dia juga hanya bisa makan bubur halus dan encer karena harus ditelan dengan cara disedot. Badannya yang semula sekitar 72 kg akhirnya merosot hingga 25 kg menjadi hanya 47 kg. Sakit Lagi “Dokter di Malaysia hanya memberikan antibiotik 5-8 ml saja, tidak ratusan mililiter seperti di sini. Tak lama setelah makan obat, badan langsung merasa kesakitan lagi,” kenang Budiono. Ternyata, penderitaan yang dia alami justru semakin mendekatkan Budiono pada Tuhan. Sulitnya proses untuk makan dan rasa sakit yang luar biasa membuat Budiono demikian mensyukuri tiap kesempatan dia bisa makan dan bisa tetap bernafas. Kalau semula dia merasa cukup berdoa sebelum makan, dia akhirnya merasa itu tidak cukup lagi. Dia juga memanjatkan doa tiap kali habis makan. Ini terus berlangsung hingga sekarang. Setelah penyinaran ke-33 Budiono merasa jauh lebih baik. Bersyukur saat pemeriksaan darah, sel darah putih Budiono selalu cukup sehingga kemoterapi bisa berjalan lancar. Benjolan di punggungnya juga sudah hilang. NAFIRI SEPTEMBER 2014
NAFIRI sep14.indd 83
83
9/21/14 8:37 AM
Setelah itu, sekali sebulan dia harus kontrol lagi ke Malaysia. Dia diinfus selama 24 jam seminggu penuh, dikemo, dan diberi obat. Kontrol bulanan ini berlangsung sejak Desember 2010 hingga Februari 2011. Setelah itu kontrolnya menjadi tiga bulan sekali, enam bulan sekali dan sekarang cukup satu tahun sekali. “Tuhan sudah memberkati keluarga kami secara luar biasa. Mamanya Hartini sudah sembuh dari sakitnya dan sangat membantu pekerjaan di rumah. Walau masih tahap belajar, Hartini mulai dapat membantu keuangan keluarga dengan menjadi pemasar asuransi. Nathan berhasil mendapat nilai bagus sehingga dibebaskan dari biaya kuliah yang sebenarnya jumlahnya bisa puluhan juta,” kata Budiono penuh syukur. Pencobaan-pencobaan yang kamu alami ialah pencobaanpencobaan biasa, yang tidak melebihi kekuatan manusia. Sebab Allah setia dan karena itu Ia tidak akan membiarkan kamu dicobai melampaui kekuatanmu. Pada waktu kamu dicobai, Ia akan memberikan kepadamu jalan ke luar, sehingga kamu dapat menanggungnya. Ayat dari 1 Korintus 10:13 ini selalu menguatkan Budiono. 84
Selain Nathan (23), Budiono dan Hartini juga mempunyai dua anak, yaitu Hans Chandra (21) dan Felix Chandra (14). Budiono tak habis-habisnya mensyukuri kemurahan Tuhan saat dia menata kembali kehidupan dan masa depan dirinya dan keluarganya. Dan yang akhirnya diketahui oleh Budiono dan Hartini adalah kanker nasofaring yang dia derita sebenarnya sudah berada pada stadium IVB– stadium yang sudah demikian dekat dengan kematian. Kalau dia mengalami kesembuhan, itu hanyalah karena mujizat dan kemurahan Tuhan yang demikian mengasihi dia dan keluarganya
“
... Pada waktu kamu dicobai, Ia akan memberikan kepadamu jalan ke luar, sehingga kamu dapat menanggungnya...
”
KASIH KRISTUS MENGUBAH KONFLIK MENJADI PERSAUDARAAN SEJATI
NAFIRI sep14.indd 84
9/21/14 8:37 AM
... tetapi barangsiapa minum air yang akan Kuberikan kepadanya, ia tidak akan haus untuk selama-lamanya. Sebaliknya air yang akan Kuberikan kepadanya, akan menjadi mata air di dalam dirinya, yang terus-menerus memancar sampai kepada hidup yang kekal.
/ Yoh 4:14
NAFIRI SEPTEMBER 2014
NAFIRI sep14.indd 85
85
9/21/14 8:37 AM
KEPUASAN DALAM TUHAN “We want more! We want more!”
T
eriakan ini tentu tidak asing buat mereka yang biasa nonton konser musik langsung. Seolah penonton tidak rela ketika penyanyi pujaannya mengisyaratkan untuk menutup konser dengan lagu pamungkasnya, serentak mereka berteriak “we want more!” Rupanya sang penyanyi sudah tahu natur penontonnya. Seperti harapan mereka, ia melanjutkan dengan bonus lagu yang terakhir sebagai penutup konsernya. Semua penonton terpuaskan, seolah uang jutaan yang sudah dikeluarkan demi menebus kepuasan menonton konser itu tidaklah sia-sia. Namun, kondisi kepuasan ini bukanlah sebuah kepuasan yang permanen. Kepuasan ini sama nilainya dengan kepuasan
86
/ Feri Irawan /
ketika saya akhirnya bisa membeli gadget baru yang sudah saya incar sejak berbulan-bulan lalu. Selama berbulan-bulan lalu saya meyakinkan diri bahwa saya tidak perlu dulu membeli smartphone dengan spesifikasi yang lebih canggih karena yang saya miliki juga masih cukup baik. Namun keyakinan itu tidak bertahan lama. Dua bulan terakhir sebelum saya memutuskan membeli gadget baru, saya mulai lagi mencari-cari data beberapa smartphone yang saya incar, terutama perkembangan penurunan harganya di internet. Kali ini saya meyakinkan diri bahwa sekaranglah saatnya untuk membeli smartphone baru itu dengan menancapkan berbagai alasan yang logis di kepala,
KASIH KRISTUS MENGUBAH KONFLIK MENJADI PERSAUDARAAN SEJATI
NAFIRI sep14.indd 86
9/21/14 8:37 AM
mulai dari baterai ponsel lama yang sudah soak, smartphone yang lama suka lemot karena kapasitasnya yang terlalu kecil, hingga alasan bahwa saya sudah memakainya sejak tahun 2011 (itu artinya sudah tiga tahun saya tidak berganti ponsel). Semua alasan itu ditambah dengan promo penurunan harga yang menggiurkan jelang Lebaran menjadi ‘pembenaran’ bagi sebuah keinginan untuk dipuaskan dengan sebuah smartphone baru yang saya inginkan! Tahukah Anda bagaimana perasaan saya setelah berhasil membeli smartphone baru tersebut? Benar! Puas. Tetapi itu tidak lebih hanya sebuah kepuasan sementara. Kepuasan yang sejujurnya dari keinginan hawa nafsu yang ternyata kepuasan itu tidak mampu mengisi ruang-ruang kosong dalam jiwa seseorang. Kita hidup dalam dunia yang butuh dipuaskan, dan dunia sangat haus akan kepuasan dalam hidup. Sebagian besar orang berusaha mengganjar kepuasannya dengan sebuah gadget baru, sebagian lainnya dengan sebuah mobil baru, tas bermerk keluaran terbaru, dan seperangkat asesoris lainnya yang dianggapnya mampu memenuhi kebutuhan akan kepuasan. Memiliki barang-barang itu bisa menimbulkan kepuasan tersendiri.
Sahabat saya beberapa bulan lalu mengganti mobilnya dengan sebuah mobil yang limited edition karena hanya ada beberapa mobil sejenis saja di Indonesia. Dan saya tahu raut kepuasan ada dalam wajahnya dengan mobil barunya itu. Bagi sebagian orang Kristen ‘kuno’ yang tidak terlalu peduli dengan perkembangan teknologi biasanya berkomentar, “Ah, dasar nggak rohani!” atau “Memuaskan hawa nafsu saja!” Bisa jadi tuduhan itu mengandung kebenaran, tetapi kita perlu berhati-hati karena bisa saja bukan mobil atau gadget yang menjadi kepuasan orang Kristen ‘kuno’ itu, tetapi bisa jadi makanan, koleksi perangko kuno, ataupun CD lagu-lagu kenangan yang notabene tidak jauh berbeda secara esensi, yaitu mengejar kepuasan sementara yang berangkat dari keinginan hawa nafsu. Orang Kristen perlu juga mewaspadai pengejaran kepuasan diri dalam area pelayanan di gereja, karena banyak orang Kristen memanipulasi yang ‘rohani’ untuk tujuan kepuasan hawa nafsunya juga. Artinya, tidak selamanya menjalani aktivitas ‘rohani’ itu benar-benar rohani. Sahabat saya pernah menyaksikan bagaimana dulu dia merasakan kepuasan ketika bisa menjalani segala kesibukan aktivitas ‘rohani’ dalam gereja. SampaiNAFIRI SEPTEMBER 2014
NAFIRI sep14.indd 87
87
9/21/14 8:37 AM
sampai dalam satu hari minggu yang sama ia harus rapat dalam dua bidang yang berbeda. Semakin sibuk dengan aktivitas ‘rohani’-nya semakin terpuaskan dia. Syukur kepada Tuhan, kepuasan itu disadarinya sekarang hanya sebatas kepuasan hawa nafsu belaka, tidak lebih. Saya mendapati ada juga sebagian orang Kristen yang menjalani pola yang tidak jauh berbeda. Demi sebuah kepuasan ‘rohani’ (yang sebenarnya hawa nafsu belaka), seorang bisa saja hadir dalam kebaktian di dua tempat yang berbeda dalam sebuah hari minggu yang sama. Kebetulan, jam kebaktiannya memungkinkan ia melakukan itu. Sebagai bocoran, dulu saya sering melakukan itu sebelum menjadi hamba Tuhan. Minggu pagi saya tetap setia beribadah di gereja sendiri, siang atau sorenya saya menambah slot aktivitas ‘rohani’ saya dengan menghadiri kebaktian di gereja lain yang musik dan lagu-lagunya ‘lebih memuaskan hati yang dahaga’. Dan saya sadar, itu tidak lebih dari memuaskan hawa nafsu saya akan musik dan lagu yang lebih up to date dan kontemporer kala itu. Celakanya ada banyak orang Kristen yang bahkan bertahun-tahun masih terjebak dengan kepuasan ‘rohani’ yang palsu ini tanpa pernah menyadarinya. Tanpa menghakimi 88
semua orang Kristen yang sibuk dengan aktivitas gerejawinya, saya justru ingin mengajak kita memeriksa diri dan memastikan bahwa kepuasan yang kita dapatkan dalam segala aktivitas ‘rohani’ itu benar-benar sebuah kepuasan rohani yang sejati bukanlah kepuasan hawa nafsu. Raja Daud melalui mazmurnya setidaknya mencerahkan kita tentang apa artinya kepuasan yang sejati itu. “Tetapi aku, dalam kebenaran akan kupandang wajah-Mu, dan pada waktu bangun aku akan menjadi puas dengan rupa-Mu.” (Mazmur 17:15). kepuasan dalam Tuhan tentu berbeda dengan kepuasan dengan memanipulasi Tuhan. Kepuasan dalam Tuhan berfokus pada kerinduan yang mendalam ‘dalam kebenaran memandang wajah Tuhan’. Tuhan Yesus dalam khotbahNya di bukit juga bicara yang sama mengenai kepuasan yang sejati, “berbahagialah orang yang lapar dan haus akan kebenaran, karena mereka Celakanya ada banyak
orang Kristen yang bahkan bertahun-tahun masih
terjebak dengan kepuasan ‘rohani’ yang palsu ini
KASIH KRISTUS MENGUBAH KONFLIK MENJADI PERSAUDARAAN SEJATI
NAFIRI sep14.indd 88
9/21/14 8:37 AM
akan dipuaskan” (Matius 5:6). Masalahnya lapar dan haus akan kebenaran itu secara kasat mata tidak bisa dibedakan dengan lapar dan haus akan keinginan hawa nafsu. Yang bisa membedakan tentu adalah orang itu sendiri. Itulah sebabnya mengapa kita perlu secara berkala memeriksa motivasi kita ketika melakukan segala akivitas dalam keseharian termasuk aktivitas gerejawi seperti pelayanan: apakah kepuasan dalam menjalani aktivitas itu berasal dari pengejaran kita akan Tuhan ataukah pengejaran kita akan keinginan hawa nafsu? Sebuah kepuasan yang sejati yang berangkat dari pencarian kita akan wajah Tuhan dalam kebenaran akan selalu selaras dengan kerendahan hati kita untuk berkata “cukup” bagi keinginan yang lebih yang sebenarnya hanyalah memenuhi hawa nafsu kita. Berani berkata “cukup” menjaga kita dari sebuah keserakahan atau ketamakan yang saya bagi dengan “ketamakan materi” dan “ketamakan rohani.” Keinginan untuk mempercantik interior mobil atau rumah adalah hal yang baik, tetapi ketika keinginan itu tidak bisa kita kendalikan sehingga kita ingin dan ingin terus melakukan itu menjadi indikator bahwa tidak ada lagi kata “cukup” dalam kamus hidup kita. Demikian juga keinginan untuk melayani di gereja adalah hal yang baik, tetapi ketika keinginan itu menjadi tidak terkontrol menjadikan kita tidak lagi mengenal kata “cukup” itu. Rasul Paulus katakan dalam Filipi 4:11b, “Aku telah belajar mencukupkan diri dalam segala keadaan.” Itu artinya sebuah perasaan cukup puas pun perlu belajar dan dilatih dalam keseharian kita. Sepertinya kita perlu belajar mulai membiasakan diri berkata pada diri sendiri, “Aku sudah cukup puas dengan berkat yang Tuhan beri sampai kini dan aku menyukurinya” atau “Aku sudah cukup puas dengan bagian pelayanan yang Tuhan sudah percayakan padaku dan aku tidak memaksakan diri meminta lebih demi kepuasan nafsuku.” Tidak ada salahnya kita mulai belajar menikmati sebuah kepuasan yang sejati yang berasal dari Tuhan NAFIRI SEPTEMBER 2014
NAFIRI sep14.indd 89
89
9/21/14 8:37 AM
Misi (Kini) ke Gereja Martir (Dulu) / Edna Pattisina
G
ereja di Desa Tamiang, Kecamatan Haurgeulis, Indramayu memiliki sejarah yang panjang. Didirikan oleh misionaris Belanda, usia gereja Tamiang sudah 100 tahun. Dulu, wilayah ini jadi basis Kristen, sehingga desa ini diberi nama Desa Rehobot. Kini, namanya jadi Desa Tamiang. Dulu, ada martir di gereja ini. Jemaat kocar-kacir melarikan diri karena ada pemberontakan Darul Islam/Tentara Islam Indonesia (DI/ TII) di awal tahun 1950-an. Rumahrumah dibakar dan warga gereja diusir. Seorang pendeta tewas. Namanya, Pdt. Oesman Sarim.
90
Menurut buku Sejarah Perjumpaan Islam dan Kristen di Indonesia karangan Jan S Aritonang, peristiwa itu terjadi tahun 1951. Saat itu, masyarakat anggota DKP sedang merasa resah dengan gerombolan DI/TII. Tiba-tiba Pdt Oesman Sarim ditembak orang-orang tak dikenal. Hingga kini, tidak diketahui apakah Oesman Sarim ditembak oleh DI/TII atau gerombolan lain. Tapi itu dulu. Sekarang, tidak ada pendeta di gereja ini. Bahkan, dalam 100 tahun itu sebenarnya baru tiga pendeta yang pernah melayani di Tamiang. Jemaatnya pun kocar kacir, sisa-sisa melarikan diri dari serangan
KASIH KRISTUS MENGUBAH KONFLIK MENJADI PERSAUDARAAN SEJATI
NAFIRI sep14.indd 90
9/21/14 8:37 AM
DI/TII. Saat itu memang banyak rumahrumah, bahkan tempat ibadah seperti masjid dibakar. Sekarang, hanya tinggal 200 orang yang rutin beribadah. Itu pun, tidak dipimpin oleh pendeta tetapi oleh majelis yang bergantian. Tentunya tidak dalam posisi kita untuk menghakimi, termasuk ada jemaat-jemaat yang merokok dan makan saat kebaktian. Namun, inilah saatnya mengulurkan tangan. Warga gereja GKP di Tamiang adalah bagian dari seluruh jemaat Kristus yang dalam Alkitab, berkalikali ditegaskan bahwa kita adalah satu tubuh.
Salah satu anggota tim misi GKY BSD, Arif Leo mengatakan, fokus pelayanan misi kali ini adalah pelatihan Guru Sekolah Minggu, pelatihan Hamba Tuhan, dan bakti sosial kesehatan. Ada 24 jemaat GKY yang ikut acara ini termasuk Pdt. Joni Sugicahyono dan enam dokter. Acara ini bisa terselenggara karena kerja sama GKY dengan GKI Jatibarang. GKI Jatibarang juga pernah beberapa kali melayani di GKP Tamiang. Dalam rentetan acara misi 8-10 Agustus lalu, tanggal 8 diisi dengan pelatihan hamba Tuhan dan guru kekolah minggu, tanggal 9 diisi bakti sosial dan KKR, serta tanggal 10 ke GKI Jatibarang.
(bersambung ke hal 127)
NAFIRI SEPTEMBER 2014
NAFIRI sep14.indd 91
91
9/21/14 8:37 AM
EVENT NOTES
ASIKNYA IKUT PRL / Girvan Tenggono
P
ada tanggal 30 Juni – 2 Juli SiRem (komisi Remaja) mengadakan PRL. Apa sih PRL? PRL singkatan dari Pekan Remaja Liburan. Bertepatan dengan liburan sekolah selama 3 hari itu kami, remaja-remaja diajak untuk mengisi liburan dengan kegiatan yang lebih bermanfaat, seperti mendengarkan firman, main games bersama, mempererat hubungan sama teman-teman SiRem dan lainlain. Hal ini jelas jauh lebih asik dan produktif deh daripada nganggur gak jelas di rumah. Pada hari pertama kita ada seminar tentang illuminati. Di situ kita dijelasin tentang apa sih illuminati itu dan kenapa booming banget belakangan ini, serta apa pengaruhnya ke kita remaja zaman ini. Acara PRL juga ada Quiz Alkitab per kelompok dengan yel-yel yang amat sangat kreatif, dan tentu ada makan siang bersama. Pada hari kedua, hari dibuka dengan games bersama, setelah itu ada tiga kelas berbeda dengan judul “Science and faith: friend or foe?”, “Kemanakah aku setelah mati?” dan “Apakah keselamatan hanya di dalam Kristus?” yang dibawakan oleh Laoshi Edy Gurning, Laoshi Junia Purnomo dan Laoshi Feri Irawan. Tiga topik yang menarik tetapi sayangnya
92
KASIH KRISTUS MENGUBAH KONFLIK MENJADI PERSAUDARAAN SEJATI
NAFIRI sep14.indd 92
9/21/14 8:37 AM
cuma bisa daftar dua kelas karena keterbatasan waktu. Setiap selesai kelas, kita bakal dikasih ulangan (diuji), tapi gak susah kok. Setelah itu juga ada games indoor, makan siang, dan nobar kartun mengenai seorang tokoh Kristen, Perpetua, yang mati martir di usia yang muda dan tetap mempertahankan iman nya sampai akhir hidupnya (kalau mau tau lebih lanjut mengenai kisah hidupnya bisa search di Google). Hari ketiga, kami kumpul pagi-pagi di gereja, kemudian berangkat ke MMCC Sawangan. Di sana sebelum games kami berdoa bersama dulu dan nyanyi. Di sana kami main banyak games kebersamaan dalam kelompok yang sudah ditentukan, mulai dari games uler-uleran yang mesti mecahin balon, sampai games memindahkan bola plastik pakai kaki lewat kepala. Cukup aneh-aneh tapi seru. Setelah itu kami makan siang dan lanjut main games lagi, tapi kali ini gamesnya full basah-basahan dan lumpur-lumpuran di kolam renang dan di arena outbond. Gak nyesel deh. Serius. Kurang lebih begitulah acara PRL SiRem 2 bulan lalu. Buat teman-teman remaja dan mau tahu PRL itu gimana, silahkan ikut PRL kita yang akan datang. GBU
NAFIRI SEPTEMBER 2014
NAFIRI sep14.indd 93
93
9/21/14 8:37 AM
BARE YOUR SOLE
EMPATI UNTUK KAKI YANG TAK BERSEPATU / Deirdre Tenawin
B
erapa banyak koleksi sepatu yang anda punya? Apa tipe sepatu kesukaan anda? Yang mana sepatu kesayangan anda? Memakai sepatu yang bagus dan cocok dengan pakaian yang kita kenakan dapat membuat kita tampil lebih percaya diri. Tak heran jika, baik pria apalagi wanita senang memiliki lebih dari satu pasang sepatu. Sebuah ungkapan populer bahkan mengatakan good shoes takes you to good place, sepatu yang bagus membawa anda ke tempat yang bagus. Namun sayangnya, di balik ungkapan tersebut, sebuah data justru menunjukkan bahwa 40 persen dari populasi manusia di dunia ini tidak memiliki sepatu. Mayoritas di antara mereka berusia di bawah delapan belas tahun dan tidak sedikit yang harus berjalan dengan telanjang kaki seumur hidup. Data juga menunjukkan 10.000 anak meninggal setiap harinya akibat foot borne diseases. Data-data tersebut dipaparkan pada papan besar dalam pameran yang diadakan oleh Habitat for Humanity Singapore. Habitat for Humanity Singapore adalah sebuah Lembaga Sosial Masyarakat (LSM) yang kegiatannya banyak berpusat pada perbaikan dan pembangunan rumah-rumah layak tinggal bagi masyarakat kurang mampu. Hari itu, LSM yang juga
94
KASIH KRISTUS MENGUBAH KONFLIK MENJADI PERSAUDARAAN SEJATI
NAFIRI sep14.indd 94
9/21/14 8:37 AM
punya cabang di Indonesia ini sedang mengajak pengunjung Mall Orchard Central untuk mengikuti kegiatan “Bare Your Sole� yang diadakan guna menggalang tambahan dana bagi keberlangsungan program-program sosial mereka. Bare Your Sole merupakan kegiatan jalan pagi bersama tanpa alas kaki. Dalam kegiatan ini, kita boleh memilih ingin berjalan sejauh 2,5 km atau 5 km. Selain untuk menggalang dana, acara ini juga bertujuan untuk mengajak orang-orang ikut berempati merasakan keadaan empat puluh persen populasi manusia dunia yang terpaksa berjalan tanpa alas kaki setiap hari. Sebagai informasi, rata-rata manusia berjalan sejauh 8 kilometer dalam sehari. Acara Bare Your Sole kemudian diselenggarakan pada tanggal 12 Juli 2014 di Bay East (Gardens by the Bay), Singapura. Pukul sembilan, ratusan orang berseragam biru muda telah berkumpul di tempat yang menjadi meeting point itu. Ada yang datang sekeluarga. Ada yang datang bersama teman. Ada yang datang sendiri, seperti saya. Juga, tidak sedikit yang datang bersama rombongan sekolah ataupun kantor. NAFIRI SEPTEMBER 2014
NAFIRI sep14.indd 95
95
9/21/14 8:37 AM
Sebelum kegiatan dimulai, kepada peserta dibagikan susu cokelat gratis. Acara dibuka oleh pengurus-pengurus Habitat dengan menyampaikan kata pengantar dan ucapan terima kasih kepada para sponsor yang telah turut mendukung kegiatan rutin tahunan ini. Tidak lama kemudian, pembawa acara mengajak semua orang untuk melepas alas kaki dan menyimpannya. Bersamaan dengan itu acara jalan kaki bersama Bare Your Sole pun dimulai. Kami langsung disambut oleh band perkusi yang memainkan lagu penuh semangat untuk mengiringi langkah kaki kami melewati garis start. Pemandangan di sepanjang jalan sangat indah, sehingga saya dan 96
peserta lainnya sibuk selfie dengan kamera ponsel. Jalan tanpa alas kaki pun jadi tidak terasa. Cepat saja kami sudah sampai di jarak 2,5 km dari garis start. Beberapa orang yang mendaftar jarak 2,5 km lalu berjalan kembali ke titik awal dan sisanya melanjutkan perjalanan ke jarak 5 km. Pasca-3 km, di jalanan mulai terdapat batu-batu kerikil. Sesekali saya harus membersihkan kerikil-kerikil dari telapak kaki agar tidak sakit jika terinjak. Kami kemudian melewati jembatan menuju Marina Barrage. Sesampainya di Marina Barrage, kami melewati jalanan melingkar yang cukup tinggi. Angin berhembus
KASIH KRISTUS MENGUBAH KONFLIK MENJADI PERSAUDARAAN SEJATI
NAFIRI sep14.indd 96
9/21/14 8:37 AM
“
...kami mulai sibuk memperhatikan jalanan karena banyak bagian yang tidak rata serta berbatu.
“
Kaki pun mulai terasa perih.
cukup kencang dan pemandangan di sekitar sangat indah. Beberapa panitia membangun pos dan membagikan minuman gratis di tengah perjalanan. Sembari berfoto ria, para peserta melanjutkan perjalanan menuju garis finish. Di kilometer 4, pemandangan indah mulai berkurang. Para peserta tidak lagi sibuk mengambil gambar. Kini, kami mulai sibuk memperhatikan jalanan karena banyak bagian yang tidak rata serta berbatu. Kaki pun mulai terasa perih. Di tengah kondisi tersebut, celetukan “auw auw� pun bermunculan dan terkadang mengundang tawa di antara kami.
Akhirnya, perjalanan 5 km tanpa alas kaki kami pun berakhir di garis finish. Ada rasa senang dan girang bisa ikut berkontribusi positif bagi kehidupan orang lain walaupun hanya lewat hal sesepele jalan tanpa alas kaki. Ada rasa syukur dan cinta atas berkat sepatu yang teringat menunggu di rumah. Terlebih ada doa dalam hati bagi jutaan jiwa di luar sana yang semoga terberkati lewat kegiatan ini. Di garis finish itu juga, dua orang bule mencolek pundak saya dan minta tolong difoto. Sebagai gantinya, jadilah foto saya dengan kaki kapalan sembari menenteng sepatu namun penuh kebanggaan ini
NAFIRI SEPTEMBER 2014
NAFIRI sep14.indd 97
97
9/21/14 8:37 AM
Christolitics
Politik menurut Etika Kristen
H
ajatan besar politik di Indonesia yakni Pemilihan Umum langsung Presiden dan Wakil Presiden RI 2014–2019 baru saja berlalu. Dua pasang kandidat Prabowo Subianto-Hatta Rajasa dan Joko Widodo (Jokowi)-Jusuf Kalla (JK) bertarung dengan sangat ketatnya, bahkan kadang-kadang terlihat menempuh cara yang kurang terpuji untuk meraih kemenangan, misalnya dengan melakukan black campaign.
98
KASIH KRISTUS MENGUBAH KONFLIK MENJADI PERSAUDARAAN SEJATI
NAFIRI sep14.indd 98
9/21/14 8:37 AM
/ Binsar Nainggolan /
Tentu masih segar dalam ingatan kita bagaimana peristiwa unik terjadi, ada dua versi hasil Quick Count–hitung cepat penghitungan suara– dari beberapa lembaga survei yang saling bertentangan, yang terkesan menjadi bagian dari tim kampanye kedua kubu tersebut. Lembaga survei yang memiliki track record baik menempatkan JokowiJK sebagai pemenang, tetapi ada lembaga survei lain yang kurang terdengar kiprahnya menempatkan Prabowo-Hatta sebagai pemenang pilpres.
Ada peristiwa unik lain yang lebih mengagetkan, khususnya bagi umat Kristen di Indonesia, dengan diselenggarakannya suatu kebaktian bertema “Ibadah Pengucapan Syukur Kemenangan Prabowo Subianto-Hatta Rajasa 2014–2019” empat hari sebelum hasil pengumuman resmi pemenang pilpres oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU). Kebaktian ini diadakan oleh organisasi Kristen Indonesia Raya (KIRA) dan dipimpin oleh seorang Pendeta yang cukup terkenal yang juga ketua ikatan gereja-gereja denominasi tertentu. Dan seperti yang telah kita ketahui bersama KPU akhirnya menetapkan pasangan JokowiJK sebagai Presiden dan Wakil Presiden RI terpilih periode 2014–2019 berdasarkan penghitungan suara riil. Apa kata dunia dengan cara orang-orang Kristen mengadakan ibadah ucapan syukur secara gegabah seperti NAFIRI SEPTEMBER 2014
NAFIRI sep14.indd 99
99
9/21/14 8:37 AM
itu yang tentunya berpotensi menjadi batu sandungan bagi orang-orang yang kurang paham akan ajaran Kristus yang benar. Politik…oh politik…!!! Dulu sewaktu penulis masih SMA dan bingung mau kuliah jurusan apa, almarhum ayah pernah menasihati untuk tidak mengambil jurusan politik atau berkarir di bidang politik. Menurut beliau–yang notabene adalah seorang tentara yang ikut berpolitik–politik itu jahat, salah dibilang benar dan benar dibilang salah; tidak ada kawan apalagi saudara dalam politik, yang ada hanya kepentingan dan kekuasaan. “Bah, ngeri kali,” pikir saya. Beliau berkata seperti itu karena melihat ketertarikan saya akan diskusi dan perdebatan yang berbau ekonomi dan politik. Makhluk Politik Apa sebenarnya politik itu? Kenapa terkesan politik tidak sesuai dengan etika Kristen. Kata politik secara etimologi berasal dari bahasa Yunani politikos (dari, untuk dan yang berhubungan dengan warga negara) dengan akar katanya polites (warga negara) dan polis (negara/kota) atau jika coba kita definisikan, politik adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan warga negara, pemerintahan, serta penyelenggaraan kehidupan bernegara. Menurut filsuf terkenal Aristoteles yang lahir sekitar tahun 384 sebelum Masehi, politik adalah usaha yang ditempuh oleh warga negara untuk mewujudkan kebaikan bersama, sehingga otomatis manusia merupakan makhluk politik karena sudah menjadi hakikat manusia untuk hidup dalam suatu kota/negara atau pemerintahan. 100 KASIH KRISTUS MENGUBAH KONFLIK MENJADI PERSAUDARAAN SEJATI
NAFIRI sep14.indd 100
9/21/14 8:37 AM
Seiring berjalannya waktu makin banyak definisi politik yang bergeser dari makna awalnya, misalnya Harold D Lasswell mendefinisikan bahwa politik adalah tentang “who get what, when and how” siapa mendapat apa, kapan dan bagaimana caranya. Paham inilah yang paling banyak dianut politisi saat ini di Indonesia dan di seluruh dunia, yang akhirnya mendiskreditkan makna awal politik yang luhur. Kalau melihat dari arti kata dasar dan makna awalnya, sebenarnya tidak ada yang salah dengan politik karena tujuan utamanya adalah meningkatkan kesejahteraan warga dalam suatu negara. Jadi apakah kita sebagai pengikut Kristus harus menghindari politik? Dalam Yeremia 29:7 tertulis, “Usahakanlah kesejahteraan kota ke mana kamu Aku buang, dan berdoalah untuk kota itu kepada TUHAN, sebab kesejahteraannya adalah kesejahteraanmu.“ Terjemahan Lembaga Alkitab Indonesia (LAI) untuk kata “usahakanlah” berasal dari kata Ibrani “darash” yang bisa juga diartikan “mencari dengan sungguh-sungguh”, sedangkan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) kata “usaha” adalah kegiatan dengan mengerahkan tenaga, pikiran, atau badan untuk mencapai suatu maksud. Jika kita selaraskan definisi politik dengan konteks ayat tersebut dengan situasi masa kini, maka kita sebagai umat pilihan Allah mau tidak mau harus ikut berpolitik. Ini dalam arti dengan sungguh-sungguh menggunakan segenap tenaga dan pikiran untuk mensejahterakan kota, bangsa atau negara di mana kita berada, baik sebagai warga negara yang bekerja di sektor swasta maupun yang terjun langsung ke politik praktis sebagai pejabat pemerintah, anggota MPR/DPR/DPD/ DPRD, kepala daerah maupun kepala negara. Singkatnya politik seharusnya sudah menjadi bagian yang tak terpisahkan dari kehidupan kita. Dalam Alkitab terdapat cukup banyak contoh tokoh Alkitab yang bersentuhan dengan dunia politik praktis, seperti Yusuf, Saul, Daud, Salomo, Daniel, Ester, Mordekhai, dan lainnya. Melihat kehidupan Saul maka kita dapat mengambil pelajaran tentang politik kotor yang dilakukannya. Saul membenci Daud dan menganggapnya sebagai lawan yang harus disingkirkan. Saul juga bersikap angkuh dan tidak mengandalkan Tuhan. Sebaliknya, Daud dalam berpolitik melakukan apa yang baik dan berkenan kepada Tuhan, walaupun tetap ada kesalahan-kesalahan yang ia lakukan. NAFIRI SEPTEMBER 2014
NAFIRI sep14.indd 101
101
9/21/14 8:37 AM
Berpolitik Praktis Tuhan Yesus dalam waktu pelayanan-Nya yang singkat memang tidak melakukan politik praktis, tetapi Ia hidup di jaman yang situasi politiknya rawan konflik antara bangsa Yahudi dan pemerintah Romawi. Saat itu secara umum strata masyarakat Yahudi terbagi atas tiga golongan, yakni: Golongan Saduki– minoritas, kelas sosial atas yang merupakan golongan kaya; Golongan Farisi–kelas menengah, lebih terdidik dan mudah menerima perubahan; dan Golongan Am Haaretz (Essene)–kelompok mayoritas yang merupakan kelas sosial terbawah terdiri dari kaum buruh kasar, petani dan lainnya. Golongan ketiga ini yang paling merasakan tekanan bangsa Romawi, misalnya dalam membayar pajak yang sangat memberatkan. Itu sebabnya, kedatangan Kristus sebagai Mesias yang dinubuatkan dalam kitab Yesaya membuat mereka berharap Yesus akan berpolitik praktis dengan menjadi raja atas bangsa Yahudi untuk melawan penindasan bangsa Romawi. Sehubungan dengan pemerintahan Romawi yang berkuasa, Yesus juga memberikan pernyataaan-Nya seperti yang tertulis dalam Markus 10: 41-45 bahwa jika menjadi penguasa janganlah memerintah dengan tangan besi tetapi harus dengan sikap melayani. Sedangkan dalam Matius 22: 15-22 saat Ia ditanya oleh orang Farisi dalam hal membayar pajak, Ia berkata, “Berikanlah kepada Kaisar apa yang wajib kamu berikan kepada Kaisar dan kepada Allah apa yang wajib kamu berikan kepada Allah.” Alkitab menceritakan banyak hal yang bisa kita terapkan dalam kehidupan berpolitik. Jadi supaya kita tidak terjerumus dalam politik yang kotor, ada batasanbatasan dari Alkitab yang bisa menjadi pagar bagi kita dalam berpolitik, baik yang terjun ke dunia politik praktis sebagai pengambil kebijakan (policy) maupun sebagai warga negara yang merupakan objek dari kebijakan tersebut: 1. Hanya ungkapkan kebenaran, selebihnya adalah dosa. Sama seperti sumpah bagi orang yang akan bersaksi di pengadilan: “Tell the truth, only the truth, nothing but the truth“, katakanlah kebenaran, hanya kebenaran, tidak ada yang lain selain kebenaran. Jika ya, hendaklah kamu katakan: ya, jika tidak, hendaklah kamu katakan: tidak. Apa yang lebih dari pada itu berasal dari si jahat. (Matius 5: 37) 102 KASIH KRISTUS MENGUBAH KONFLIK MENJADI PERSAUDARAAN SEJATI
NAFIRI sep14.indd 102
9/21/14 8:37 AM
2. Tunduk dan patuhlah kepada pemerintah yang berkuasa, karena Allah yang mengizinkan hal itu terjadi. “Tiap-tiap orang harus takluk kepada pemerintah yang di atasnya, sebab tidak ada pemerintah yang tidak berasal dari Allah“ (Roma 13: 1). 3. Utamakan kepentingan orang lain diatas kepentingan sendiri, sama seperti Kristus yang rela mengosongkan diri, merendahkan diri dan turun ke dunia untuk menebus dosa manusia. Ini merupakan nasihat Paulus kepada jemaat di Filipi. “Sebaliknya hendaklah dengan rendah hati yang seorang menganggap yang lain lebih utama dari pada dirinya sendiri dan janganlah tiap-tiap orang hanya memperhatikan kepentingannya sendiri, tetapi kepentingan orang lain juga” (Filipi 2: 3b-4) 4. Jadilah teladan, karena sejatinya orang Kristen adalah orang yang sehati dan sepikiran dengan Kristus. “Segala sesuatu yang kamu kehendaki supaya orang perbuat kepadamu, perbuatlah demikian juga kepada mereka” (Matius 7: 13) 5. Akhirnya semua dikembalikan hanya untuk kemuliaan Allah “Apapun juga yang kamu perbuat, perbuatlah dengan segenap hatimu seperti untuk Tuhan dan bukan untuk manusia” (Kolose 3: 23)
Berpolitik bukan berarti kita boleh kompromi dengan dosa atau hal-hal yang tidak berkenan kepada Allah, dalam berpolitik kita harus mengedepankan prinsip firman Tuhan. Sebagai penutup saya mengutip Mazmur Raja Daud, “Jauhilah yang jahat dan lakukanlah yang baik, maka engkau akan tetap tinggal untuk selama-lamanya.” Amin. Soli Deo Gloria. Tuhan memberkati
/ Penulis adalah mahasiswa Sekolah Tinggi Teologi (STT) Cipanas
NAFIRI SEPTEMBER 2014
NAFIRI sep14.indd 103
103
9/21/14 8:37 AM
TER
O PONG
QueSera, “
era S
Anybody who has survived his childhood has enough information about life to last him the rest of his days.
”
– Flannery O’Connor, “Mystery and Manners: Occasional Prose”
104 KASIH KRISTUS MENGUBAH KONFLIK MENJADI PERSAUDARAAN SEJATI
NAFIRI sep14.indd 104
9/21/14 8:37 AM
/ Jadi S. Lima /
S
e m u a bayi akan bertumbuh besar, jika kematian tidak datang menghadang. Semua orang dewasa, akan menjadi tua, jika kematian tidak menginterupsinya. Semua orang tua akan mati, jika akhir zaman tak keburu tiba duluan. Pendek kata, proses penuaan dan kematian adalah salah satu hal yang paling pasti di dalam hidup manusia. Anehnya, kita tidak suka memikirkan maupun membicarakannya. Kebanyakan kita terlalu pengecut untuk menerima kenyataan bahwa tubuh kita akan rusak dan kita semua akan menjadi bangkai suatu hari kelak. Sebagai akibatnya, kita tidak memikirkan apa konsekuensi dari masa depan yang pasti ini. Tambahan lagi, kita ini sering terobsesi dengan hal-hal lain yang tidak pasti, lalu menjadi khawatir karena hal-hal itu tidak pasti. Misalnya, kita khawatir dengan jumlah dan letak jerawat di wajah kita, kita khawatir dengan pandangan kawan-kawan dan musuh kita mengenai selera musik kita–apakah akan dianggap cool atau katro–mengenai cara bicara kita, mengenai isi pembicaraan kita, mengenai pilihan baju kita, dan segudang hal tak pasti yang lain. NAFIRI SEPTEMBER 2014
NAFIRI sep14.indd 105
105
9/21/14 8:37 AM
Ada sebuah lagu yang pernah saya dengar sewaktu saya kecil dulu, mengungkapkan hal ini dengan baik: “When I was just a little girl, I ask my mother, what will I be? Will I be pretty? Will I be rich? Here’s what she said to me: ‘que sera, sera, whatever will be will be, the future’s not ours to see, que sera, sera’” Tentu saja lagu ini tidak mengajarkan kita untuk bersikap masa bodoh terhadap masa depan, seperti yang dengan bodohnya dikatakan beberapa orang mengenai arti syair lagu ini. Jika kita membaca syair lagunya secara keseluruhan, bijaksana yang hendak diajarkan si pengarang adalah bahwa masa depan tidak dapat kita ketahui sekarang, apa yang akan terjadi, masih belum terjadi–maka kita masih harus menunggu untuk mengetahuinya. The future is not ours to see. Ini berarti juga menerima dengan ikhlas keterbatasan kita sebagai makhluk ciptaan, sementara kita tahu bahwa esensi dosa adalah penolakan terhadap kemakhlukan kita tersebut.1 Nyata dari larangan Tuhan untuk bernujum, berusaha untuk melampaui batasan waktu yang Tuhan tetapkan, mengintip ke masa depan, Allah tidak menghendaki kita untuk melampaui ketidaktahuan kita tentang masa depan (Ulangan 18:10, 14; Imamat 19:26; Mikha 5:12). Ironisnya, terkadang kita tidaklah menyukai keterbatasan kemakhlukan kita sebagai manusia. Kita berkehendak untuk menjadi Tuhan. Inilah salah satu karakteristik paling mendasar dari dosa. Tuhan Yesus ingin agar kita menanggalkan kekhawatiran mengenai ketidakpastian masa depan dan membiarkan hati kita menjadi tenang dalam ingatan akan kesetiaan Bapa–Sang Sumber dan Sang Pemelihara segala kehidupan. Sesungguhnya, Allah telah memberikan beberapa hal yang pasti mengenai masa depan kita, tetapi kita menolak untuk menerimanya–kita semua pasti mati, dan berbahagialah mereka yang mati di dalam Tuhan karena ia menuju sebuah eksistensi yang lebih baik. Segenap ciptaan ini juga pasti suatu hari kelak menjadi lebih baik. Karena di dalam Kristus, Allah akan dan sedang memulihkan kemuliaan segenap ciptaan dan meluruskan keadilan–berbahagialah mereka yang karena berhenti mengkhawatirkan hal-hal yang memang tak dapat dipastikan di dalam dunia ini, mereka dapat menginvestasikan lebih banyak dari pikiran, perasaan, dan tubuhnya untuk perkara-perkara Kerajaan yang Sedang Datang itu. 1
Sebenarnya Allah dapat saja melakukan segala sesuatunya dalam sekejap mata, tetapi mengapakah Ia mengijinkan ada proses? Dengan kata lain, mengapa ada sejarah? 106 KASIH KRISTUS MENGUBAH KONFLIK MENJADI PERSAUDARAAN SEJATI
NAFIRI sep14.indd 106
9/21/14 8:37 AM
Dalam kata-kata Tuhan kita Yesus Kristus sendiri kita mendengar: “Janganlah kamu mengumpulkan harta di bumi; di bumi ngengat dan karat merusakkannya dan pencuri membongkar serta mencurinya (janganlah turut mengejar apa yang dunia kejar). Tetapi kumpulkanlah bagimu harta di sorga; di sorga ngengat dan karat tidak merusakkannya dan pencuri tidak membongkar serta mencurinya. Karena di mana hartamu berada, di situ juga hatimu berada”. (kita tentu tidak mau menginvestasikan hati kita di tempat yang salah, bukan?). “Mata adalah pelita tubuh. Jika matamu baik, teranglah seluruh tubuhmu; jika matamu jahat, gelaplah seluruh tubuhmu. Jadi jika terang yang ada padamu gelap, betapa gelapnya kegelapan itu. Tak seorangpun dapat mengabdi kepada dua tuan. Karena jika demikian, ia akan membenci yang seorang dan mengasihi yang lain, atau ia akan setia kepada yang seorang dan tidak mengindahkan yang lain. Kamu tidak dapat mengabdi kepada Allah dan kepada Mamon.” (kiranya Allah mengaruniakan kepada kita mata yang tidak menjadi gelap oleh keinginan menjadi kaya, populer atau dihormati oleh kawan-kawan–keingingan-keinginan semacam itu adalah saingan dari cinta kepada Tuhan). “Karena itu Aku berkata kepadamu: Janganlah kuatir akan hidupmu, akan apa yang hendak kamu makan atau minum, dan janganlah kuatir pula akan tubuhmu, akan apa yang hendak kamu pakai. Bukankah hidup itu lebih penting dari pada makanan dan tubuh itu lebih penting dari pada pakaian?” (kita tentu saja mengaminkan perkataan Yesus bahwa ‘hidup itu lebih penting daripada makanan, dan tubuh lebih penting daripada pakaian; tetapi kita seringkali lebih mengkhawatirkan makanan dan pakaian daripada makna kehidupan itu sendiri– kita lebih mengkhawatirkan apa yang orang pikir mengenai penampilan kita daripada apa penilaian Tuhan mengenai seluruh arah hidup kita).
Mengapakah ada waktu jika Allah begitu Maha Kuasa Ia tidak memerlukan proses untuk melakukan segala-galanya? Orang-orang yang mempercayai Kedaulatan Sang Pencipta di atas segala sesuatu dapat menjawab pertanyaan dasar ini dengan mengatakan bahwa “Allahlah yang telah memutuskan untuk menciptakan alam semesta yang temporal, dimana segala sesuatunya terjadi di dalam waktu, dengan kata lain, keberadaan sebagai proses itu adalah ide Tuhan sendiri. Pandangan-pandangan yang negatif terhadap waktu atau proses sebagai ‘ketidaksempurnaan’ kemungkinan besar justru menunjukkan pengaruh-pengaruh dari pandangan yang bukan berasal dari iman kepada Allah Abraham yang melihat bahwa segala yang Ia ciptakan ‘baik’ dan ‘sungguh amat baik’ (Kejadian 1).
NAFIRI SEPTEMBER 2014
NAFIRI sep14.indd 107
107
9/21/14 8:37 AM
“Pandanglah burung-burung di langit, yang tidak menabur dan tidak menuai dan tidak mengumpulkan bekal dalam lumbung, namun diberi makan oleh Bapamu yang di sorga. Bukankah kamu jauh melebihi burung-burung itu? Siapakah di antara kamu yang karena kekuatirannya dapat menambahkan sehasta saja pada jalan hidupnya? Dan mengapa kamu kuatir akan pakaian? Perhatikanlah bunga bakung di ladang, yang tumbuh tanpa bekerja dan tanpa memintal, namun Aku berkata kepadamu: Salomo dalam segala kemegahannyapun tidak berpakaian seindah salah satu dari bunga itu. Jadi jika demikian Allah mendandani rumput di ladang, yang hari ini ada dan besok dibuang ke dalam api, tidakkah Ia akan terlebih lagi mendandani kamu, hai orang yang kurang percaya? Sebab itu janganlah kamu kuatir dan berkata: Apakah yang akan kami makan? Apakah yang akan kami minum? Apakah yang akan kami pakai? Semua itu dicari bangsa-bangsa yang tidak mengenal Allah. Akan tetapi Bapamu yang di sorga tahu, bahwa kamu memerlukan semuanya itu.” (Allah tidak mengatakan bahwa tubuh kita tidak memerlukan makanan dan diri kita tidak memerlukan penghargaan sosial–yang diwakili oleh pakaian. Allah mengakui bahwa kita memerlukan semuanya itu, tetapi Allah ingin kita bertobat dari prioritas yang terbalik yaitu mendahulukan yang tidak esensial–makanan dan pakaian– demi sesuatu yang lebih esensial–makna kehidupan dan perjuangan kita).
108 KASIH KRISTUS MENGUBAH KONFLIK MENJADI PERSAUDARAAN SEJATI
NAFIRI sep14.indd 108
9/21/14 8:37 AM
“Tetapi carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya, maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu. Sebab itu janganlah kamu kuatir akan hari besok, karena hari besok mempunyai kesusahannya sendiri. Kesusahan sehari cukuplah untuk sehari.” (Matius 6:19-34) Apa yang perlu untuk dikhawatirkan menurut versi dunia ini adalah makanan (kebutuhan pokok) dan pakaian (gengsi), tetapi bagi Yesus kepada hal-hal itu seharusnya kita mengatakan “Aku rapopo” –whatever will be, will be –karena kita tidak dapat memastikan kita makan banyak atau sedikit tahun depan, makan steak tiap hari atau hanya sayur-sayuran, itu bukanlah hal yang penting-penting banget. Mengenai kita akan dihargai, dikeploki (mendapat tepuk tangan), diakui, dan orang terkesan kepada kita atau tidak, bukanlah hal yang terlalu berharga untuk dikhawatirkan juga. Yang paling perlu dikhawatirkan justru seharusnya adalah hal yang memang setiap kita tahu dengan pasti, yaitu suatu hari kelak kita akan menghadap Tuhan, dan waktunya semakin mendekat, dan tubuh kita akan semakin lemah. Bagaimanakah kita dapat mempertanggungjawabkan setiap talenta, setiap menit yang Tuhan kita berikan? Dan yang paling utama, bagaimanakah kita dapat mempertanggungjawabkan Injil yang telah kita dengar itu? Bagaimakah kita sebagai anak-anak yang telah ditebus oleh Kristus Yesus dapat mempertanggungjawabkan kesempatan hidup yang telah Tuhan berikan ini? Pernahkah kita bertanya: “Tuhan, untuk apakah engkau menghadirkan aku ke dalam dunia ini? Di tengah keluarga ini? Di tengah lingkungan kawan-kawan ini? Di dalam negara ini?” Itulah hal-hal yang penting untuk kita khawatirkan, perjuangkan, dan doakan–dibandingkan dengan hal-hal ini yang lain-lain bukanlah hal yang terlalu penting
/ Penulis lulus M.A. (Phil.) dari Vrije Universiteit, Amsterdam tahun 2010 dan M.Th. dari Sekolah Tinggi Teologia Reformed Injili Indonesia (STTRII) Jakarta tahun 2012. NAFIRI SEPTEMBER 2014
NAFIRI sep14.indd 109
109
9/21/14 8:37 AM
HENNY DHARMAWAN
Penting Memperhatikan Anak-anak REMAJA 110 KASIH KRISTUS MENGUBAH KONFLIK MENJADI PERSAUDARAAN SEJATI
NAFIRI sep14.indd 110
9/21/14 8:37 AM
/ H u m p re y /
Seperti apakah perjalanan rohani Henny Darmawan dan kiprahnya semasa menjabat kemajelisan–yang membidangi –Remaja dan Pemuda (Kape 1 dan Kape 2)? Mari kita simak kisahnya.
P
e r j a l a n a n pelayanan Henny diawali sejak umur 18 tahun sebagai guru sekolah minggu di gereja Ketapang di Jakarta. Pada tahun 1991, dia menikah dengan Willy, pujaan hatinya dan mereka memutuskan bergereja di GKY Green Ville. Pasangan ini dikaruniai satu putra dan satu putri yang dua-duanya sedang kuliah. Pada tahun 1997 Henny dan keluarganya pindah ke Gading Serpong dan sejak itu mulai beribadah di GKY BSD. Henny mulai aktif melayani sebagai guru sekolah minggu bersama GI. Fifi Widjaja dan GI Immanuel. Melihat kesungguhan Henny dalam melayani, dia dipercaya menjadi koordinator Sekolah MInggu dan akhirnya menjadi ketua pelayanan Sekolah Minggu selama tiga periode kepengurusan. Pada tahun 2009 barulah dia mulai menjabat sebagai Majelis yang menangani Remaja dan Pemuda (Kape 1 dan Kape 2). Henny mengaku bahwa dia sebenarnya orang yang tidak terlalu suka berorganisasi, bahkan bila suaminya rapat di gereja sampai sore, Henny kadang bingung kok bisa lama sekali rapatnya. NAFIRI SEPTEMBER 2014
NAFIRI sep14.indd 111
111
9/21/14 8:37 AM
Henny sendiri adalah seorang yang sangat fokus dalam bekerja. Dia tidak mau setengah-setengah; kalau mengerjakan sesuatu harus sampai tuntas dan tidak mau asal-asalan. Itu sebabnya saat Mariana mengajaknya untuk menjadi calon majelis, dia tidak langsung mengiyakan. Baru setelah GI Mathindas Wenas menghubungi, Henny tak mampu mengelak lagi. Kata-kata GI Wenas selalu diingatnya: ”Melayani Tuhan itu kesempatan yang tidak datang dua kali lho Bu.” Dia akhirnya memberanikan diri untuk menjadi majelis sebab dia berpikir mungkin saja di lain kesempatan kondisinya sudah sangat berbeda (kondisi fisik, kesibukan dalam pekerjaan atau keluarga, dan lainlain). “Lalu bagaimana sampai bisa menangani remaja dan pemuda?” Henny menerangkan, “Waktu pemilihan majelis saya cukup kaget karena saya dipilih di bagian remaja dan pemuda yang notabene saya tidak menguasai sama sekali.” Awalnya Henny berusaha menolak, ”Wah jangan pak, saya dari sekolah minggu njomplang banget langsung ‘naik’ begitu.” Henny merasa was-was karena dia sama sekali belum punya pengalaman dengan remaja dan pemuda. Dengan hati masih penuh pergumulan, akhirnya dia menerima penugasan barunya. Dia berpikir bahwa Tuhan menempatkan dia mendampingi remaja dan pemuda karena kedua anaknya–Nathan dan Nia–juga mulai menapaki tahapan usia remaja-pemuda. Dan Henny memang mulai cukup intensif mengamati kehidupan anak-anak remaja saat mengantar Nathan dan Nia mengikuti ibadah dan paduan suara. Berbekal buku catatan, di bulan Juni 2009, misalnya, Henny mengamati kegiatan ibadah remaja di gereja lama di Rawa Buntu. Dia melihat pemusik justru ke luar ruangan dan sempat-sempatnya ngobrol santai lebih dulu menjelang ibadah di mulai. Dia juga mengamati kantong persembahan yang dibiarkan tergeletak di ruangan dekat pintu masuk oleh kolektan yang bertugas. Henny mulai menyadari panggilannya, ”Oh, ini nggak bisa begini. Ini mungkin sebabnya Tuhan mau pakai saya di bidang ini.” Usia kritis Terinspirasi oleh pelatihan sebagai usher, Henny mulai merapikan berbagai hal, termasuk CPR (Caring, Praying, Reaching), semacam kelompok di mana anakanak bisa tumbuh bersama dalam iman. “Tidak mudah memang mencari orang112 KASIH KRISTUS MENGUBAH KONFLIK MENJADI PERSAUDARAAN SEJATI
NAFIRI sep14.indd 112
9/21/14 8:37 AM
orang yang memiliki kerinduan untuk melayani di kalangan remaja yang sedang berada pada tahapan usia yang kritis, dan kadang juga bisa agak bandel dan menyebalkan,”gelak Henny. Dalam perjalanan pelayanan, Henny akhirnya baru menyadari kenapa Tuhan menempatkan dia di bidang ini, yaitu untuk membantu melakukan beberapa perbaikan dalam proses ibadah dan pertemuan kelompok. “Tuhan juga menempatkan orang baru seperti agar saya juga mau belajar.” Henny sempat merasa tak mampu dan banyak bergumul dalam doa, bahkan sekali-sekali juga menitikkan air mata karena merasa gagal. “Tetapi, saya melihat Tuhan itu sangat baik. Pada waktu kita merasa tidak bisa apa-apa dan kita berserah pada-Nya, Dia terus menolong kita.” Selama masa kemajelisan, Tuhan juga banyak membentuk Henny yang mautak-mau hampir tiap minggu harus mengikuti rapat yang cukup makan waktu. Kelompok Remaja yang dulu hanya melakukan satu kali ibadah pada pukul 7.30, sekarang mengadakan dua kali ibadah, ditambah dengan pukul 09.30. Selain untuk mewadahi remaja yang sering susah bangun pagi, ibadah kedua ini juga memudahkan orangtua yang biasa mengikuti ibadah umum kedua. Henny dan rekan-rekannya sedang berupaya meningkatkan kuantitas pemuda yang ikut ibadah dengan memikirkan cara-cara untuk merangkul para pemuda yang sedang kuliah di kampus-kampus di Serpong, mengaktifkan pembesukan, dan mendorong pemuda yang ada untuk aktif mengajak sobat-sobatnya. Henny menekankan, “Gereja akan bisa maju dan bangkit kalau jemaat punya kualitas rohani yang baik dan pengalaman rohani yang nyata dengan Tuhan. Kalau itu bisa terpenuhi, pelayanan akan dapat berjalan lancar dengan sendirinya. Ini kerinduan saya; taat dan setia sampai akhir, dan percaya Tuhan akan bekerja dan menyempurnakan.” Ditanya apa yang akan dilakukan di masa depan, Henny menjawab ringan namun serius, ”Pelayanan untuk Tuhan tidak ada istilah cuti. Saya sedang bergumul, dan sepertinya saya makin jatuh cinta untuk melayani di kalangan remaja. Saya bersyukur walaupun awalnya saya masih belum bisa apa-apanya, Tuhan terus membukakan jalan. Saya akan mencoba terus menjalani (panggilan pelayanan ini dengan setia), Tuhan pasti akan memberi kepercayaan.” Selamat melayani, Henny. Tuhan memberkati
NAFIRI SEPTEMBER 2014
NAFIRI sep14.indd 113
113
9/21/14 8:37 AM
EARLY CHILDHOOD EDUCATION SHOULD NEVER BE UNDERVALUED / Patricia Hartono
H My name is Patricia Hartono and I am currently pursuing my bachelor degree of Early Childhood Education in Pensacola Christian College, Florida. often times, I get different responses regarding my major, and I found these somewhat interesting.
ere are some of the responses I got: “Seriously? Education?” “Wait, you do realize that this means you are going to be a teacher, right?” “Wait, I thought nannies are good enough to teach toddlers.” “All the way to the United States of America and yet you choose this major?” Some responses are even as extreme as: “How are you gonna make a living?” or “Are you insane?” Well, first of all. Nope, I am not insane. I am sure of what God has called me to be, and am working hard to fulfill it. Numerous people think that teachers are people that are not smart enough to be doctors, lawyers, businessmen, etc.
114 KASIH KRISTUS MENGUBAH KONFLIK MENJADI PERSAUDARAAN SEJATI
NAFIRI sep14.indd 114
9/21/14 8:37 AM
Even until now, I find it really strange how people often overlook the importance of early childhood education. I can’t really blame them for what they said. This is the kind of era and culture that we are living in now, an era where money is the ultimate goal of education. Brainwashed Growing up, I remember hearing so many people telling me to study hard with the goal of earning a good living. So, it does not surprise me at all how money-oriented people are these days. Millions of children have been brainwashed, thinking that wealth is the ultimate goal of education. One thing is for sure, toddlers are way too young to think about careers seriously, at least most of them. Why bother giving them good education? Yes, finding a suitable career is an important goal of education, but it should not be the main reason for education. Being a Christian, our goal in life is to fulfill God’s calling. Yes, we do need intelligence to work towards it, but intelligence alone is insufficient. Persistence, diligence, obedience to authority, and other essential characters are keys to success. And these should be introduced and formed during children’s early age, the age when they haven’t been exposed to the bitterness of life. Years when they are just like sponges, absorbing everything that is taught to them. Years when they are first introduced to God, their Designer and Savior in Whom they should trust and serve all their lives. Now, what does the Bible say about education? Proverbs 22:6 says, “Train up a child in the way he should go, and when he is old, he will not depart from it.” If we think about it, why do we actually need to train up a child? Why can’t we just let him grow, and learn by nature? Isn’t each child’s nature good? The Bible is clear about this. Proverbs 22:15 says, “Foolishness is bound in the heart of a child; but the rod of correction shall drive it far from him.” It is not a child’s nature to be kind, obedient and selfless. These traits must be planted in their heart. Even God has commanded Christians to do so. When? The earlier, the better it is. The Bible has several examples that show the importance of education during the early stages of a child’s life. Many NAFIRI SEPTEMBER 2014
NAFIRI sep14.indd 115
115
9/21/14 8:37 AM
Christians should be very familiar with the story of Samuel, a Godly prophet who was chosen by God to anoint the first few kings of the Israelites. One thing we often missed is a fact behind Samuel’s childhood days. As we all know, Samuel was born of a promise between a barren woman named Hannah and God. Hannah promised that she would give Samuel unto the Lord all the day of his life. After Samuel was born, Hannah did not send him right away to the church, but instead nurtured and trained him until he was ready. Samuel, then, was delivered by Hannah to live with Eli as God’s servant. However, the Bible recorded that Eli’s two sons were clearly unlike their dad (1 Samuel 2:12). Being a young child, Samuel lived in this kind of environment, watching Eli’s sons took parts of the church’s offerings for themselves. But Samuel, being a child, managed to stay pure and faithful in God’s eyes (1 Samuel 2:18). This is clearly not just a coincidence. It is one thing when a child decides to do good things, but it is definitely an extraordinary thing when a child decides to do good even when his friends around him, do bad things. This takes a strong character from the child himself.
No doubt No matter what kind of technique Hannah used specifically in training Samuel as a toddler, it must have been very effective, seeing how Samuel turned out being such a Godly child. I was very amazed and excited seeing how clear the importance of early childhood education is portrayed in this story. There is no doubt that it plays a major role in a child’s character. In conclusion, early childhood education should never be undervalued. No you cannot teach a toddler how to perform a Mozart sonata, observe stock market fluctuation, handle a company’s major finance problem, or win a legal case at a court. But yes, you can plant good character traits from teaching them how to obey to authorities, to do what has been told with a happy heart, to do what is right even when nobody is looking, or to simply say, “I am sorry”, “Please”, and “Thank you”. Think about it... Aren’t these skills more important? What qualities do you look for in your child?
/ Patricia Hartono is a junior student at the Pensacola Christian College in Florida, USA. She is the daughter of Yunus and Theresia Hartono
116 KASIH KRISTUS MENGUBAH KONFLIK MENJADI PERSAUDARAAN SEJATI
NAFIRI sep14.indd 116
9/21/14 8:37 AM
/ Thom /
‘‘ Future Baby Sitter”
DOA MINTA JODOH
“Ya Allah, kalau dia memang jodohku, dekatkanlah... Tapi kalau bukan jodohku, Jodohkanlah.... Jika dia tidak berjodoh denganku, maka jadikanlah kami jodoh... Kalau dia bukan jodohku, jangan sampai dia dapat jodoh yang lain, selain aku... Kalau dia tidak bisa di jodohkan denganku, jangan sampai dia dapat jodoh yang lain, biarkan dia tidak berjodoh sama seperti diriku... Dan saat dia telah tidak memiliki jodoh, jodohkanlah kami kembali... Kalau dia jodoh orang lain, putuskanlah! Jodohkanlah dengan ku.... Jika dia tetap menjadi jodoh orang lain, biar orang itu ketemu jodoh dengan yang lain dan kemudian jodohkan kembali dia dengan ku ... “Amin...”.
( dari berbagai sumber )
NAFIRI sep14.indd 117
TELEPON
Seorang mahasiswa teologi sedang menjalani praktek pelayanan di sebuah gereja yang tergolong besar di ibukota. Suatu ketika, pagi-pagi sekali, ia telah tiba di ruang kerjanya dan mulai membenahi segala sesuatunya. Kemarin dia baru saja diserahi tugas untuk menangani masalah konseling. Ketika sedang berbenah-benah di ruangannya, tiba-tiba ia mendengar suara sekelompok orang dari arah pintu. Untuk membuat dirinya tampak penting di hadapan orang-orang yang barangkali akan menemuinya, maka mahasiswa itu langsung menyambar gagang telepon dan pura-pura berbicara. “Oh, Anda tidak perlu mengucapkan terima kasih pada saya. Berterima kasihlah pada Tuhan, karena campur tangan Tuhanlah penyakit kanker Ibu lenyap,” kata mahasiswa memulai aksinya, “Apa?... suami ibu juga sakit?... sakit apa, Bu? ... tumor otak? ... Pada dasarnya Ibu tidak perlu takut. Kalau ada waktu, segera bawa suami Ibu kemari, saya akan bantu mendoakannya. Tumor itu kecil, Bu. Buktinya, bukankah telah Ibu rasakan? Sekali saya mendoakan Ibu, penyakit kanker yang Ibu derita lenyap,” tambah mahasiswa itu dengan gaya yakin. Mahasiswa itu lalu meletakkan gagang telepon dan dengan bangga menatap sekelompok orang yang berdiri terheran-heran di depan pintunya. “Well, apa yang bisa saya bantu untuk Saudara-saudara?” tanya mahasiswa itu. “Kami disuruh Bapak Pendeta untuk memperbaiki telepon di ruang kerja Anda, karena dari kemarin belum juga berfungsi.” NAFIRI SEPTEMBER 2014
117
9/21/14 8:37 AM
Loneliness... / Jason Reynaldi Priatna
G
roup musik yang sempet ngehits, 2NE1, sempat menyanyikan satu lagu bermakna dalam1. Ada kalimat yang kira-kira artinya, “when we’re close I still feel like we’re worlds apart.” Miris kan kalo ternyata deket tapi berasa terpisah jauh. Malu dong sama yang LDR tapi super mesra. Udah punya pasangan aja masih bisa berasa kesepian, bagaimana yang belom punya? Tentu lebih besar kemungkinannya untuk mengalami kesepian. Coba kita pikir, penduduk dunia diperkirakan mencapai 7 miliar jiwa. Indonesia sendiri berada pada urutan keempat yang memiliki jumlah penduduk terbanyak. Satu hari kalo niat ngitung, minimal bisa 1.000 orang yang kita jumpai. Mengapa masih ada saja anak muda yang merasa kesepian. Mungkin ada banyak faktor seperti putus, sakit yang berkepanjangan, pindah ke lingkungan yang baru, dan lain-lain. Tapi tetap saja
118 KASIH KRISTUS MENGUBAH KONFLIK MENJADI PERSAUDARAAN SEJATI
NAFIRI sep14.indd 118
9/21/14 8:37 AM
ada orang yang kesepian di kelas (sekolah atau kampus) kita bukan? Dia bertemu dengan banyak orang namun merasa kesepian. Makanya gak heran muncul istilah “the lonely crowd�. Istilah ini bener-bener nyesek, karena masih bisabisanya orang berasa kesepian di tengah kerumunan banyak orang. Mengapa demikian? Di Singapura, setiap orang berjalan dengan sangat cepat. MRT (Mass Rapid Transit) segala jurusan sangat padat setiap kloternya. Namun setiap orang yang lalu lalang, berjalan dengan headset tanpa peduli orang lain. Semua–termasuk kita semua–seringkali sibuk dengan gadget, film, buku atau komik, games, pekerjaan dan hal-hal lainnya. Segala fasilitas rumah atau kamar saat ini terbilang kuat untuk menahan kita berjam-jam. Kebanyakan orang juga berpikir bahwa seorang teman dibutuhkan untuk menguntungkan diri sendiri. Jika aku berteman dengan orang yang tidak berdampak apa-apa, untuk apa aku menemani dia? Bukankah pikiran-pikiran demikian bernada individualis? Seorang penulis pernah mengatakan bahwa kita semua, yang berada dalam abad 21, adalah korban dari kemajuan teknologi dan budaya individualis. Perasaan yang demikian sangatlah mungkin terjadi pada kita, anak muda zaman sekarang. Keadaan yang demikian berpotensi untuk membuat kita menjadi pribadi yang kesepian. Tidak menjamin, orang yang banyak ngobrol dengan orang lain tidak mengalami kesepian. Seorang komedian, Chris Farley mati dalam kondisi kesepian dan malu akan dirinya yang gendut. Robin Williams yang baru-baru ini mati bunuh
1Mungkin kebanyakan anak muda tahu bahkan nyanyi lagu
Korea tanpa mengerti artinya. Tapi sebagai anak muda yang mau hidup bertanggung jawab, kita harus bijak. Lihat liriknya dan tahu apa arti lagu yang kita nyanyiin. NAFIRI SEPTEMBER 2014
NAFIRI sep14.indd 119
119
9/21/14 8:37 AM
diri juga dikabarkan karena depresi berat. John Belushi, Richard Pryor, dan banyak komedian lain yang mati karena kecanduan, bunuh diri, dan sebagainya, membuat Fox 8 News menulis secara berlebihan di dalam websitenya, “all funny men, all gone before their time.” Orang-orang yang terlihat sangat riang di layar kaca, ternyata memiliki lubang besar di dalam hatinya, yaitu loneliness. Menurut John Piper, Yesus mengerti setiap kita yang berasa lonely. Ia pernah mengalami hal yang sama. Ya, Dia adalah pribadi yang tidak berdosa (Ibrani 4:15). Ketidakberdosaan-Nya tidak selamanya menguntungkan. Sejak ia turun ke dalam dunia yang berdosa, ketidakberdosaan-Nya membuat dia berbeda dengan dunia. Bayangkan, ketika Yesus masih kecil bukankah aneh jika Dia tidak ikut nakal bersama dengan anak-anak lainnya? Tentu Ia dianggap aneh. Ia tidak pernah cocok bergaul dengan setiap kelompok main mana pun. Bahkan orangtua-Nya yang penuh kasih tidak sepenuhnya memahami Yesus. Orangtua-Nya juga tidak mampu melindungi Yesus dari ejekan orang-orang yang mencibir “Hei orang tersuci di dunia!”, disertai tawa merendahkan.
Pada masa pelayanan-Nya, Yesus memiliki banyak pengikut yang seharusnya membuat Dia tidak merasa lonely lagi. Namun, selang 3 tahun murid-muridNya yang biasa menemaninya meninggalkan Dia satu persatu karena takut ditangkap bersama dengan Yesus. Perasaan lonely yang Yesus rasakan paling parah adalah ketika Ia ditinggal Bapa di sorga. Tidak ada satu pun orang yang lebih lonely , jika dibandingkan dengan Yesus. Dengan begitu, tidak heran jika Tuhan ngerti banget perasaan orang yang lonely. Sesungguhnya, Tuhan tidak ingin anak-anakNya merasa lonely. Ketika Tuhan menciptakan manusia Ia berkata, “Tidak baik jika manusia hidup seorang diri saja.” Lalu Tuhan memberikan teman hidup untuknya. Teman adalah hal mendasar yang selalu Tuhan sediakan. Ketika Ayub menderita dan ditinggal istri yang dikasihinya, Tuhan tetap menyediakan teman-teman yang ajak Ayub ngobrol (Elifas, Bildad, dan Zofar). Kabar gembira untuk kita sekalian bahwa sesungguhnya ada pribadi yang menganggap kita sahabat. Dia adalah Yesus. Tidak ada kasih yang lebih besar dari pada kasih seorang yang memberikan nyawanya untuk sahabat-sahabatnya (Yohanes 15:13).
120 KASIH KRISTUS MENGUBAH KONFLIK MENJADI PERSAUDARAAN SEJATI
NAFIRI sep14.indd 120
9/21/14 8:37 AM
Dia telah mati untuk kamu dan saya. Kebanyakan dari kita berpikir kita tidak berarti apa-apa. Namun di mata-Nya, kita adalah sahabat-sahabatNya. What a friend we have in Jesus. Tuhan bergaul karib dengan orang yang takut akan Dia, dan perjanjianNya diberitahukan-Nya kepada mereka (Mazmur 25:14). Sekarang kita tahu bahwa kita bukan cuma punya seorang teman, tapi sahabat yang bergaul karib kepada kita yang takut akan Dia. Seperti apa orang yang takut akan Tuhan? Ia adalah orang yang melakukan perintah Tuhan. Seperti dalam Yohanes 15:14, “Kamu adalah sahabat-Ku, jikalau kamu berbuat apa yang Kuperintahkan kepadamu.� Perintah-Nya ditulis pada ayat yang ke-17, “Inilah perintah-Ku kepadamu: kasihilah seorang akan yang lain.� Menarik sekali bahwa Tuhan membeikan kunci dan rahasia untuk memiliki seorang teman di dunia ini. Kunci atau rahasianya adalah kasih. Jika kita mengasihi orang yang ada di lingkungan kita, maka pastinya kita memiliki banyak teman. Bagaimana kalo misalnya kita adalah orang yang menyebalkan dan tidak suka banyak tipikal orang, maka orang tidak akan nyaman berteman dengan kita. Tuhan ingin kita juga memiliki teman di dunia ini.
Terbukti bahwa Tuhan sering berbicara kepada saya melalui seorang teman. Ada teman yang membangun dan ada juga teman yang menjatuhkan. Tetapi jika kita berpijak kepada kasih yang Tuhan ajarkan (unconditional, tak bersyarat), kita akan tetap bersukacita untuk bisa menjadi berkat dan diberkati melalui sebuah hubungan pertemanan. Ingat! Kesepian adalah hal yang berbahaya. Jika kita sudah mengerti dan tidak merasakan kesepian lagi, saya anjurkan untuk kita tidak diam. Masih banyak sekali orang yang kesepian di luar sana. Mungkin kita sering berbicara tentang hal-hal yang di permukaan saja. Tetapi sesungguhnya dia membutuhkan kamu untuk menjadi teman yang mendengarkan segala permasalahan keluarga, pergumulan dosa, kesulitan studi, kegalauan hati, dan sebagainya. Mungkin saja ada orang di sekitarmu saat ini sedang depresi dan tak tahu harus berbuat apa? Jangan tunda untuk terbuka dan memperhatikan mereka, karena kesempatan kedua tidak selamanya ada
NAFIRI SEPTEMBER 2014
NAFIRI sep14.indd 121
121
9/21/14 8:37 AM
EVENT NOTES
KEBAKTIAN PADANG KP1
LIGHT (LIVING IN GRACE AND HOLINESS TOGETHER) / Feri Irawan
B
ertempat di Villa Kaca Puncak, pada 19 Juli 2014 lalu, sekitar hampir 40 anak muda yang tergabung dalam Komisi pemuda 1 melaksanakan kebaktian padang dengan mengangkat tema yang sekaligus menjadi tema besar KP1, yaitu “Living In Grace and Holiness Together.” Firman Tuhan yang dibawakan oleh GI Feri Irawan menekankan bagaimana anak muda Kristen dapat membangun persahabatan yang bukan sekadar tampak baik dan menyenangkan satu sama lain namun didapati menyimpang dari kebenaran. Persahabatan Kristen adalah persahabatan yang berlandaskan pada pemahaman akan keselamatan sebagai kasih karunia Allah dan kekudusan hidup yang harus dijaga satu sama lain. Kesadaran akan kasih karunia Allah dan hidup kudus
dalam interaksi persahabatan sesama anak muda harus dimiliki terus menerus dalam diri pemuda pemudi Kristen. Menariknya, kebaktian padang kali ini sekaligus merupakan sabtu pertama bagi beberapa pemuda yang baru naik dari remaja ke pemuda. Tercatat ada sekitar 12 anak pemuda yang baru naik bergabung dalam Komisi Pemuda 1. Setelah renungan firman, acara dilanjutkan dengan penyambutan pemuda dari remaja dengan penyematan kaos dengan logo “KP one” oleh ketua KP1, Raynardi, kepada perwakilan pemuda baru, Andika, sekalius meresmikan keanggotaan mereka di Komisi Pemuda 1. Setelah penyematan kaos barulah semua peserta memakai kaos dengan logo “KP one” bersama-sama yang sekaligus sebagai launching
122 KASIH KRISTUS MENGUBAH KONFLIK MENJADI PERSAUDARAAN SEJATI
NAFIRI sep14.indd 122
9/21/14 8:37 AM
logo baru KP1 yang menekankan pada komunitas pemuda Kristen yang bersatu. Kebersamaan dan sukacita berlanjut dengan aneka permainan kelompok dengan pos-pos permainan yang tersedia. Rata-rata setiap permainan menekankan kebersamaan dan kerja sama dalam satu tim. Semangat kesatuan tim dibuktikan dengan relanya mereka berbasahbasahan di dalam sungai kecil yang dingin demi menyelesaikan misi dalam permainan, atau merelakan wajah mereka belepotan dengan selai coklat di permainan yang lainnya. Tidak ada yang merasa diri pemuda senior dan junior, atau yang Ja-Im (jaga Image) dalam kebersamaan kelompok. Semuanya berbaur merasakan sukacita dan kebersamaan dalam kebaktian padang ini. Terbukti
ketika ditanya secara pribadi, Steven Bradley yang baru resmi bergabung di Komisi Pemuda 1 berkomentar kalau ia terkesan dengan pemuda KP1 yang asik dan aktif. Semoga kebersamaan ini tidak hanya dirasakan dalam kebaktian padang ini saja tetapi tetap terjaga dalam setiap persekutan di masa depannya. Santap siang bersama sekitar pukul 1 siang mengakhiri sukacita kebersamaan dalam kebaktian padang KP1 tahun 2014. Rasa lelah setelah setengah hari full aktivitas tidak membuat kebersamaan itu menjadi luntur. Sekitar jam 14.30 semua peserta Kebaktian Padang bergegas pulang ke BSD. Meskipun terjadi kemacetan sepanjang jalan pulang, namun hal itu tidak mampu mengurangi sukacita yang sudah didapatkan melalui Kebaktian Padang tahun ini NAFIRI SEPTEMBER 2014
NAFIRI sep14.indd 123
123
9/21/14 8:37 AM
REKO
SI
MENDA
BUKU
COLD_CASE CHRISTIANITY J. Warner Wallace
Judul buku :
COLD-CASE CHRISTIANITY Pengarang :
J. WARNER WALLACE Jumlah halaman :
339 halaman 124 KASIH KRISTUS MENGUBAH KONFLIK MENJADI PERSAUDARAAN SEJATI
NAFIRI sep14.indd 124
9/21/14 8:37 AM
J
im Warner Wallace adalah seorang ateis yang kuat selama 35 tahun kehidupannya. Ia juga seorang penyidik kasus pembunuhan lama. Dalam buku ini Jim berusaha ‘membedah’ kekristenan dengan cara yang sama seperti ia membedah kasus pembunuhan yang sering ia hadapi. Diawali dengan “BAGIAN 1” yang berisi 10 bab menarik tentang “Belajar menjadi detektif”, membaca buku ini separuhnya seperti membaca novel detektif yang seru. Bab per bab diurai dengan contoh studi kasus pembunuhan yang pernah menjadi topik Jim dalam lingkup pekerjaannya, dan disambung dengan studi tentang kekristenan. Dalam suatu kasus pembunuhan, Jim mengajarkan pada kita secara jelas dan rinci bagaimana caranya menarik kesimpulan tentang siapakah pembunuh yang terlibat, dari bukti-bukti yang ada di tempat kejadian perkara, bagaimana menguji saksi mata yang ada, mencermati setiap kata yang dikeluarkan, memisahkan artefak dari bukti, berhenti mencari ‘kebenarannya’ dan bersiap menghadapi serangan dari pihak lawan dalam hal ini adalah pengacara terdakwa. Membaca lanjut “BAGIAN 2” buku ini menjadi semakin menarik, dimana Jim mulai mengaplikasikan prinsip-prinsip yang dipakainya untuk menyelidiki kekristenan dan
membandingkannya dengan apa yang termuat dalam Perjanjian Baru. Ia mengevaluasi Injil salah satunya tentang kapankah Injil itu ditulis? Dengan runtutan bukti-bukti tentang apa yang diceritakan dalam Perjanjian Baru dan saksi mata (Penulis Injil) maka Jim akhirnya menyimpulkan bahwa Injil ditulis pada abad ke-1 selama masa hidup para saksi mata. Kriteria pertama dari empat kriteria yang harus diperhatikan dari seorang saksi mata sudah terpenuhi. Penyelidikan Jim maju selangkah, tapi apakah berarti keempat Injil layak dipercaya? Belum tentu. Adakah bukti-bukti yang saling menguatkan? Kembali Jim mengajak kita menguji klaim-klaim catatan Injil. Gaya bahasa Yunani yang digunakan pada masa abad ke-1, pencantuman namanama populer orang Yahudi Palestina abad ke-1 dengan benar, nama-nama lokasi, bukti-bukti arkeologi yang juga dipaparkan cukup banyak oleh penulis, semua menguatkan penjelasan bahwa para penulis Injil memang hidup pada abad ke-1. Kriteria ketiga dan keempat yang harus diperhatikan adalah apakah saksi mata, para penulis Injil ini akurat dan apakah ada ‘bias’ dalam penulisan mereka. Jim merinci keakuratan Injil dengan menyelidiki Yohanes yang mengajar dua muridnya yaitu Ignatius dan Polycarpus. Di mana mereka NAFIRI SEPTEMBER 2014
NAFIRI sep14.indd 125
125
9/21/14 8:37 AM
berdua mengajar Irenaeus yang akhirnya mengajar Hippolytus. Jim juga merangkum keakuratan Injil dari Paulus dan juga Petrus. Dari catatan mereka, dapat dibuktikan bahwa Yesus: terlahir secara ajaib, diakui sebagai Tuhan, mengajar dengan penuh kuasa, mati di kayu salib, bangkit dari kematian, dan memerintah bersama Allah Bapa. Di akhir investigasinya, Jim pun mengakui bahwa kesaksian para rasul penulis Injil tidak bias. Selama bertahun-tahun mengusut kasus pembunuhan, Jim sadar ada tiga motif umum yang tersimpan dalam hati semua pembunuh, yang membuatnya memikirkan sesuatu yang tidak semestinya, mengucapkan sesuatu yang tidak sepantasnya, atau melakukan sesuatu yang tidak layak dilakukan. Tiga motif itu adalah: ketamakan finansial, hasrat seksual atau relasional, dan pengejaran kekuasaan. Dengan dasar inilah Jim melemparkan pertanyaan sebagai bahan investigasinya, yaitu apakah saksi mata sah dari kehidupan dan pelayanan Yesus menyimpan motif tertentu (dari tiga motif di atas) saat
menulis Injil? Motif pertama tentu tidak, dalam Injil digambarkan para murid sebagai orang yang meninggalkan harta benda dan mengikut Yesus. Paulus bahkan beberapa kali menceritakan kondisi keuangan mereka yang parah (1 Korintus 4:11). Motif kedua tidak terbukti juga, bahkan ketika lelaki lain dalam budaya mereka saat itu biasanya mengambil lebih dari satu istri, para rasul mengijinkan hanya pria beristri satu yang boleh menduduki posisi kepemimpinan (1 Timotius 3:2). Motif ketiga, kekuasaan dan posisi malah menjadikan mereka target penganiayaan dan kekerasan, jadi kekuasaan dan posisi bukanlah motif yang mendorong para rasul menyatakan klaim yang mereka tuangkan dalam Injil. Di akhir bukunya Jim mengajak kita untuk menjadi orang Kristen yang mengambil dua keputusan. Keputusan “percaya bahwa” dan “percaya pada”. Dikatakan bahwa jika kita sudah memutuskan untuk percaya pada Injil, maka sudah sepatutnya kita membelanya (1 Petrus 3:15) / Lily Ekawati /
126 KASIH KRISTUS MENGUBAH KONFLIK MENJADI PERSAUDARAAN SEJATI
NAFIRI sep14.indd 126
9/21/14 8:37 AM
(sambungan dari Lentera Misi hal 91)
Ke depan, ada rencana jangka panjang untuk mengirimkan hamba tuhan ke GKP Tamiang. Gereja itu tidak boleh kosong. Secara fisik, tanahnya besar dan masyarakatnya bergaul akrab. Tanah yang besar itu sebagian diminta untuk pembangunan masjid. Sekarang gereja dan masjid berdampingan, tanpa ada masalah soal toleransi. Tentunya mengirim pendeta tidak sederhana. Arif Leo mengatakan, masyarakat mengatakan sanggup menyediakan rumah dan makanan. Namun, soal administrasi jadi hal lain. Masalah lain, denominasi GKP biasanya berafiliasi dengan Sekolah Teologi Duta Wacana. Kini, sesekali pendeta dari GKP di Haugeleuis datang berkunjung. Namun, dia bukan gembala GKP Tamiang. Menjadi satu tubuh seperti perintah Tuhan Yesus adalah hal yang indah namun pelik dan butuh kerja keras. Ketika kita dipakai, ucapan syukur pada Tuhan karena ikut dalam pekerjaan-Nya
NAFIRI SEPTEMBER 2014
NAFIRI sep14.indd 127
127
9/21/14 8:37 AM
REKO
SI
MENDA
USIK
H i l l s o n g Yo u n g & F r e e We A r e Yo u n g & F r e e T R AC K L I S T 1. Brighter 2 . A l i ve 3 . Wa k e 4. Lifeline 5. Close 6 . L ove G o e s O n 7. G r a c i o u s Te m p e s t 8. End Of Days 9 . B a c k To L i f e 10. In Sync 11. Embers 12. Sinking Deep 1 3 . A l i ve ( S t u d i o Ve r s i o n ) 1 4 . Wa k e ( S t u d i o Ve r s i o n ) 1 5 . B a c k To L i f e ( S t u d i o Ve r s i o n ) 128 KASIH KRISTUS MENGUBAH KONFLIK MENJADI PERSAUDARAAN SEJATI
NAFIRI sep14.indd 128
9/21/14 8:37 AM
W
e Are Young & Free adalah album pertama dari seri Young & Free yang dirilis tahun lalu oleh gereja Hillsong di Australia. Sesuai dengan judulnya, kali ini Hillsong mentargetkan audiens remaja dan pemuda dengan musik yang lebih enerjik dan semangat. Simak saja “Alive” dan “Wake”. Nada dan hentakan kuat kedua lagu tersebut akan sangat mengingatkan para anak muda akan lagu-lagu pop masa kini yang dipopulerkan artis-artis ternama seperti David Guetta, Calvin Harris atau DJ Zedd. Lirik lagu yang memusat kepada firman Tuhanlah yang menjadikan Young & Free berbeda dan menempatkan posisi Hillsong tetap sebagai gereja dengan misi menyuarakan kebaikan Tuhan kepada orang banyak. Hillsong mengaku, bahwa lebih dari sekedar label, Young & Free adalah sebuah misi dan pesan bagi generasi muda yang sekarang hidup begitu bebas dan terbuka. Melalui musik yang terdengar familiar di telinga anak muda namun dengan lirik yang Gospel-centered, Young & Free ingin tidak hanya sebatas menjangkau namun juga melayani dan menguatkan. Bagi anak muda penggemar genre pop alternatif, dance, dan elektronik yang menganggap lagu rohani tidak akan pernah menyentuh jenis musik yang sedemikian, We are Young & Free dengan kualitasnya yang tidak dipungkiri lagi pantas dijadikan pilihan Album versi digital Young & Free dapat diunduh di iTunes Indonesia, sedangkan CD-nya bisa didapatkan di toko-toko musik terdekat /Arina Palilingan/ NAFIRI SEPTEMBER 2014
NAFIRI sep14.indd 129
129
9/21/14 8:37 AM
REK
SI
ENDA OM
Tabula
Rasa
Sutradara: Adriyanto Dewo Pemeran: Jimmy Kabogau, Yaya Unru, Dewi Irawan Produser: Lala Timothy Production House: Lifelike Pictures Tanggal rilis: 25 September 2014
T
idak banyak film Indonesia yang mengangkat tema makanan. Padahal selain kekayaan alamnya, Indonesia terkenal dengan berbagai macam menu makanan lezat yang berasal dari berbagai provinsi di tanah air. Keindahan pegunungan, lautan, bahkan flora dan fauna Indonesia sering menjadi langganan beberapa sutradara lokal maupun asing dalam pengambilan gambar film-film mereka. Namun hampir tidak pernah kuliner Nusantara yang begitu variatif diekspose dalam film layar lebar.
130 KASIH KRISTUS MENGUBAH KONFLIK MENJADI PERSAUDARAAN SEJATI
NAFIRI sep14.indd 130
9/21/14 8:37 AM
Ide sederhana inilah yang dilihat sebagai kesempatan emas oleh produser film ternama, Lala Timothy. Bersama dengan Vino Bastian, juga sebagai produser, Tumpal, seorang penulis berbakat dan Adriyanto Dewo sebagai sutradara, digaraplah film drama bertajuk Tabula Rasa ini oleh Lala. Film ini mengikuti kehidupan sederhana seorang anak dari Papua, Hans (diperankan oleh Jimmy Kabogau, Cinta Dari Wamena), yang bercita-cita menjadi seorang pemain sepakbola terkenal, namun takdir berkata lain saat Hans bertemu dengan Mak ketika ia hampir kehilangan nyawanya. Lewat pertemuannya dengan Mak yang adalah pemilik restoran Padang, Hans menemukan semangat hidup dalam dirinya yang anehnya ia dapatkan melalui masakan dan makanan.
Mengingat minimnya film Indonesia yang berkualitas yang tayang akhirakhir ini, Tabula Rasa nampaknya layak mendapat perhatian khusus. Dengan pesannya yang positif dan membangun, film ini selain memberikan warna baru di kancah perfilman negeri juga pasti dapat menambah kecintaan kita terhadap keberagaman kuliner Indonesia Tabula Rasa berasal dari bahasa Latin yang artinya adalah “kertas kosong�. Tabula Rasa kemudian dijadikan sebagai teori yang berkata bahwa setiap orang lahir dalam dunia tanpa suatu ‘ide’ apa pun dalam diri atau otak mereka karena segala pengetahuan datang dari pengalaman dan persepsi. Tabula Rasa akan tayang di bioskop 25 September 2014. / Arina Palilingan / NAFIRI SEPTEMBER 2014
NAFIRI sep14.indd 131
131
9/21/14 8:37 AM