Hi TEENS Senang bisa melihat lebih banyak anak muda yang rindu berkontribusi memberikan berkat dan pengaruh positif lewat karya tulis mereka di edisi Nafiri Teen bulan Maret 2016 kali ini. Bulan ini kami hadir dengan tema “Berani Berubah Makin Serupa Kristus�. Pada jaman arus budaya yang begitu kuat saat ini, kita sebagai generasi muda harus berani hidup melawan arus. Panggilan hidup kita adalah makin menjadi serupa seperti Kristus. Kita perlu terus menjaga lilin kita tetap terang dan garam kita tetap asin di manapun kita ditempatkan. Artikel-artikel dari anak muda untuk anak muda di edisi ini sangat menguatkan kita agar tidak patah semangat dalam memikul Salib berjalan melawan arus dunia.
THE TEAM EDITORS
Arina Palilingan Nico Tanles Tjhin
DESIGN
Arina Palilingan, Abby Stefanus, Christina Citrayani, Gabriel Gabriella, Kezia Rusli
CONTRIBUTORS
Christopher Pranoto, Angelin Christina Sutanto, Evan Kuswanto, Andika & Debby, Josephine Darmawan, Kevin J Rusli Stanley, Stephannie Z Joram
Selamat membaca dan Tuhan memberkati! Salam, Nico Tanles Tjhin Redaksi Kalau karya-karya kamu ingin diterbitkan di sini, ayo kirim email ke nicotjhin@gmail.com dengan subject NAFIRI TEEN (Judul Karya Kamu)!
1
MEME©s CORNER
2
3
4
5
Words by: Kevin J. Rusli
Graduating from university last year set me off to a journey called ‘life after university’. Although it might not sound like much, life after graduation is an important step on the ladder of life that can be daunting. Before university, we always know where to go after finishing a phase in the education system. However, graduating from university opens countless doors, each leading to different path of life. The list including getting a job, applying for Master’s degree, starting up a business, getting married and so on. Despite the choices, I decided that getting a job was the best thing to make my bachelor’s degree worth the effort. Truth be told, it was not easy. In fact, it was so hard and frustrating that it was only by His grace I got a job that I did not deserve. So, here is the story.
The first company I remembered applying was HMS. After successfully passing the preliminary interview and online tests, I was invited to its tough selection process for Graduate Trainee Program. HMS was known for paying their trainees well above average, which made it flocked by job seekers. In my batch, there were around 6000 candidates competing in the rigorous selection process for 30 slots. Despite the discouraging figures, I gave it a try. Optimistic was the right word to describe how I felt afterwards. The
6
feedback was positive. My assessors seemed impressed. It got me thinking that I might have a solid chance of being hired. I definitely could not wait for the announcement. A week later, an email from HMS popped out in my inbox. It was merely titled, ‘Thank You’. I could not believe it. I deserved the position. I even felt that I was better than the other candidates. The assessors seemed to like me. But, why? I learned my lesson to never put too much expectation and moved on.
Funnily, I never considered career choice as something that is within God’s will. I was only partnering with Him whenever I wanted to succeed in a job application, the rest of the decision was purely mine. Months later, I still had not found a job. Pressure was on. I applied to a handful of companies, and none showed any prospect. On the 2nd of October, I received an email from GSK saying that my application has been shortlisted to attend the recruitment process for Management Trainee position. Cynical would have been the right word to describe my first reaction towards the company. It just sounds so unfamiliar and definitely old. Contrasting to how I perceived the company, GSK is actually a massive conglomerate company which products are very familiar to us. Witnessing some credibility, I decided to attend the recruitment process. Fortunately, I made it to the final step, which was business case presentation. After a week of rigorous preparation, I presented
my result in front of the business leaders. Having prepared for a week, I thought my presentation was going to be a killer. And as always, reality was far from expectation. I was bombarded with the questions I did not expect. They did not seem impressed with my analysis and surely they were not happy with my product idea. Gone was my chance, I thought. A few days after that, I got an offer for a trainee position in a bank. I was offered on Thursday and scheduled to sign the contract on Friday. Friday was supposed to be the announcement day for GSK, which to my disappointment was postponed until next week! Still being hopeful, I negotiated to hold off the signing until next week. They gave me time until Monday afternoon, just a couple of days before the bank closed for Christmas holidays. Monday afternoon. There was still no confirmation or email whatsoever from GSK. Running out of time, I
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
In Case Of Temptation
BREAK GLASS Angelin Christina Sutanto
Seperti yang kita semua tau, masa remaja adalah masa-masa yang menyenangkan. Masa remaja adalah masa dimana kita semua bersenang-senang dan merasakan kebebasan. Tapi, kalian tau ga sih kalau masa remaja juga masa yang rawan atau bahaya dan masa dimana kita harus berhati-hati dalam pergaulan. Kita harus berhati-hati dalam memilih teman karena pergaulan akan sangat memengaruhi kita. Bebas dan bersenang-senang itu seperti apa sih? Pesta? Hura-hura? Atau apa? Nah, bebas dan bersenang-senang bisa didefinisikan dalam dua hal yaitu yang baik dan buruk. Bersenang-senang dalam hal positif adalah seperti mengikuti kegiatan-kegiatan di gereja. Sedangkandalamhalnegatifadala hhura-hura, clubbing dan banyak lagi. Semuanya tergantung kepada diri kita masing-masing. Apakah kita akan memanfaatkannya untuk yang 26
baik atau sebaliknya? Setiap remaja pasti akan menghadapi pencobaan. Bahkan tanpa kamu sadari, cobaan itu bisa membuat kamu melakukan hal-hal yang buruk. Kita juga dihadapkan dengan tekanan-tekanan yang sulit. Banyak dari remaja-remaja mengalami kesulitan dalam menghadapi godaan seperti rokok, minuman keras, mematuhi orang tua, musik, film, internet, dan pornografi. Terkadang kita tidak sadar bahwa kita telah melakukan halhal yang tidak semestinya dilakukan. Seiring berkembangnya teknologi, banyak juga remaja yang tidak bisa lepas dari gadgetnya. Karena itu, banyak sekali mereka yang mengalami kesulitan dalam belajar dengan fokus. Mereka lebih memilih bermain dengan gadgetnya dibandingkan belajar atau melakukan hal-hal lain yang bersifat fisik. Sebenarnya kita bisa melalui semua itu yaitu dengan mempunyai iman yang kuat. Pemazmur berkata “Bawalah aku berjalan dalam kebenaranMu dan ajarlah aku, sebab Engkaulah Allah yang menyelamatkan aku, Engkau kunanti- nantikan sepanjang hari� (Mazmur 25:5) Benda apakah yang mampu mengarungi lautan selama bertahuntahun sebelum akhirnya tiba di pantai dan tumbuh? Menurut artikel National Geographics di majalah World, benda yang luar biasa itu adalah kacang yang berasal dari Amerika Selatan dan India Barat. Orang-orang menyebut benda tersebut “hati laut�. Biji kacang berwarna yang berukuran 0,8 cm ini berbentuk hati. Biji ini tahan terhadap segala macam cuaca, dan tumbuh pada tanaman merambat yang tinggi. Biji-biji itu sering jatuh ke sungai dan terbawa menuju lautan. Biji-biji itu melewati lautan selama bertahun-tahun sampai akhirnya sampai di pantai dan tumbuh menjadi tanaman. Biji yang kuat, mampu bertahan, dan dapat menguasai arus ini menggambarkan kekuatan rohani. Mungkin kita harus menunggu lama untuk mendapatkan pemenuhan rencana Tuhan bagi kita. Seperti Nuh, ia harus tahan diejek selama (diperkirakan) sekitar 120 tahun saat membangun sebuah kapal untuk menghadapi banjir besar. Abraham juga menanti pemenuhan janji Tuhan bahwa ia akan diberi anak pada usianya yang sudah tua. Daud, orang yang diberkati Tuhan, memilih untuk 27
menunggu waktu Tuhan daripada membunuh Raja Saul yang iri hati. “Hati laut� tidak bisa memilih untuk bersabar, tetapi kita bisa. Dengan menanti Tuhan, kita akan merasakan kedamaian, dan iman kita akan bertumbuh, terutama saat kita telah sampai di tepi. Contoh teladan yang lain adalah Mark Wahlberg. Aktor yang terkenal dengan film Transformers: Age of Extinction ini mempunyai iman yang kuat. Ia mencoba meluangkan waktunya untuk pergi ke gereja. Sebagai aktor Hollywood, tidaklah mudah baginya untuk menghadapi cobaan-cobaan disekitarnya. Tetapi ia tetap mempertahankan imannya. Ia sangat bersyukur karena Tuhan selalu membantunya menghadapi cobaan-cobaan disekitarnya. Wahlberg percaya bahwa Tuhan bisa mengubah hidupnya dan menguatkannya dalam menghadapi semua rintangan hidup. Berbeda dengan Mark Wahlberg, Lindsay Lohan yang juga berprofesi sebagai artis Hollywood ini mengkonsumsi narkoba dan mempengaruhi penampilannya. Saat pertama kali muncul, wajah cantiknya membuat orang-orang tertarik. Tetapi, penampilannya sekarang terlihat semakin mengkhawatirkan. Gara-gara narkoba, bintang MEAN GIRLS ini harus berurusan dengan hukum. Belajar dari tokoh-tokoh alkitab maupun selebriti hollywood, kita tau bahwa godaan sangatlah berat. Semuanya memang bergantung kepada kita. Apakah kita akan memilih jalan yang benar atau sesat. Jika mempunya iman yang kuat dan selalu bersandar kepada Tuhan, kita juga bisa membantu teman-teman remaja yang lain untuk menghadapi cobaancobaan hidup.Menginjili mereka adalah salah satu hal yang mulia.
28
29
30