When Pop Art Meets
Fashion Design by Najla Shabrina F
Cop
y
t h ir g
When Pop Art Meets Fashion
Oleh Najla Shabrina Febrianissa
Penata Letak: Najla Shabrina Febrianissa Ilustrator: Najla Shabrina Febrianissa Penanggung Jawab Proyek Anggi Anggarini, M.Ds Pengarah Komputer Grafis Sulistyono, A.Md A Submission for ‘Design I Like Project’ By Najla Shabrina Febrianissa, DG 4A Studio Desain Grafis III Tahun Ajaran 2020/2021 Program Studi Desain Grafis Jurusan Teknik Grafika Penerbitan Politeknik Negeri Jakarta Depok, 2 Juli 2021
III
When Pop Art Meets Fashion
Preface Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT karena izin-Nya penulis dapat menyelesaikan buku berjudul “When Pop Art Meets Fashion” untuk Design I Like Project. Buku ini membahas tentang bagaimana aliran seni pop art dapat mempengaruhi dunia fashion. Dalam buku ini dipaparkan karakteristik fasion pop art, seniman yang berpengaruh terhadap industri fashion, serta perkembangan fashion pop art dari tahun ke tahun. Buku ini diharapkan dapat menambah pengetahuan para pembaca dan menjadi inspirasi untuk mengekplor desain pakaian. Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu terselesaikannya buku ini. Khususnya kepada Bu Anggi anggarini dan Pak Sulistyono selaku dosen yang telah memberikan ilmu serta arahan dalam proses pembuatan buku ini.
IV When Pop Art Meets Fashion
CONCEP TS
V
When Pop Art Meets Fashion
1
All About Pop Art And Fashion 01
Pop Art & Fashion
03
Karakteristik Fashion Pop Art
05
2 3 Pop Artist Who Have Influenced The Fashion World 07
Timeline Fashion Pop Art 19
Andy Warhol
09
1966 YSL
21
Roy lichtenstein
11
22
Keith Haring
13
1984 Jean Charles de Castelbajac
Takashi Murakami
15
1991 Gianni Versace
23
Yayoi Kusuma
17
2012 Karla spectic
24
2013 Dior
25
2013 Prada
26
Fashion Pop Art Now
27
VI When Pop Art Meets Fashion
01
01
When Pop Art Meets Fashion
ter
C
p a h -
All About Pop Art And Fashion
02 When Pop Art Meets Fashion
Chapter 1 :
All About Pop Art and Fashion
&
Pop art Fashion I
nti dari seniman dan fashion designer adalah minat utama mereka untuk mengeksplorasi bentuk, warna, dan budaya. Banyak yang bekerja di industri fashion memandang seni sebagai sumber kreasi mereka sendiri, baik melalui penggabungan citra atau berkolaborasi langsung dengan seniman. Dibandingkan gaya seni yang lainnya, pop art telah terbukti menjadi salah satu yang paling berpengaruh di industri fashion. Hubungan ini memungkinkan seniman pop art dan fashion designer untuk berdiskusi dalam kelompok sosial yang sama dan saling berbagi ide. Sejak pop art muncul pada tahun lima puluhan, keberadaannya telah berjalan seiring dengan perkembangan industri fashion. Kemunculan pop art ini melawan nilai-nilai elitisme dan gagasan ekspresionisme abstrack karena tujuan dari seni ini adalah untuk menghilangkan batas antara seni “tinggi” dan budaya “rendah”. Pop art memperkenalkan aspek budaya massa dan membawa seni lebih dekat ke generasi baru Amerika yang mulai merasakan manfaat dari tempat yang disebut supermarket, pasca terjadinya perang Amerika.
03
When Pop Art Meets Fashion
Pop Art and Fashion
Whaam! (1963), Roy Lichtenstein.
04 When Pop Art Meets Fashion
Chapter 1 :
All About Pop Art and Fashion
CharacK teristics Fashion Pop Art
arakteristik pop art terlihat dari teknik dan tema yang diambil dari budaya massa yang populer saat itu seperti buku komik, iklan, semua jenis kemasan, dan objek budaya lainnya. Richard Hamilton, salah satu pelopor pop art menggambarkan pop art sebagai
“
popular, transient, expandable, low cost, mass-produced, young, witty, sexy, gimmicky, glamorous, big business
”
Semua kualitas pop art ini dibagikan melalui salah satu fitur utamanya yaitu budaya konsumerisme dan industri fashion. Pada industri fashion, Pop Art biasanya dibuat melalui teknik sablon atau saring. Pop Art biasanya diaplikasikan pada sepatu, dengan ikon seperti layout komik. Pada desain jacket dan t-shirt yang menggunakan ikon khas Pop Art seperti adanya Bubble chat dan tambahan kalimat. Warna yang paling banyak digunakan ialah warna-warna primer seperti kuning, merah, dan biru, juga warna komplementer yang mencolok, serta bermacam-macam warna high contras. Garis yang terlihat dari Pop Art jelas dan merupakan representasi simbol, orang, dan benda-benda, menggunakan teks berukuran besar dengan outline yang tegas. Hal tersebut digunakan sebagai inspirasi oleh banyak desainer pada saat itu dan seterusnya.Dengan demikian, selama lebih dari lima puluh tahun, pop art telah memiliki pengaruh atas gaya kontemporer.
05 When Pop Art Meets Fashion
Characteristic Fashion Pop Art
06
When Pop Art Meets Fashion
02
07
When Pop Art Meets Fashion
ter
C
p a h -
Pop Artist Who Have Influenced The Fashion World
08
When Pop Art Meets Fashion
Chapter 2 :
Pop Artist Who Have Influenced The Fashion World
Warhol Andy A 09
When Pop Art Meets Fashion
ndy Warhol adalah icon pop art pertama yang menjadi tokoh paling berpengaruh di dunia fashion. Dia menerima banyak penghargaan untuk gayanya yang unik dan menjadi salah satu seniman komersial paling sukses saat itu, ia memulai karirnya sebagai fashion illustrator dan mulai bekerja untuk majalah seperti Glamour, Mademoiselle, dan Vogue. Dia juga salah satu seniman pertama yang mengubah seninya menjadi ba-
Campbell’s Soup Can
rang-barang fashion. Daya imajinasi warhol yang mengasilkan gagasan untuk mengombinasikan artistic expression, budaya selebriti, dan periklanan yang berkembang sekitar tahun 1960an itu membuatnya dijuluki sebagai “a leading figure” dalam visual art movement atau pop art. sepanjang perjalanan karirnya ada dua karyanya yang dianggap paling fenomenal yaitu lukisan Campbell’s Soup Can.
Souper Dress
Andy Warhol
Pada tahun yang sama, Warhol mulai mencetak desain seninya pada gaun kertas yang pada saat itu menjadi hal baru, pakaian ini menangkap esensi dari gaya hidup konsumeris. Gaun kertas yang paling dikenal dari tahun 60-an adalah Souper Dress, yang menampilkan pattern Kaleng Sup Campbell warhol. Meskipun gaun tersebut eksklusif pada saat itu, tak lama Campbell mengembangkan seluruh produk ini, membuat Souper Dresses tersedia untuk siapa saja hanya dengan beberapa dolar. Selama era enam puluhan gaun kertas yang terinspirasi dari gaya pop art ini menjadi pakaian yang memulai digemari di dunia fashion dan bahkan ketika pakaian tersebut benar-benar menghilang dari market, pakaian tersebut terus menginspirasi fashion designer kontemporer.
10
When Pop Art Meets Fashion
Chapter 2 :
Pop Artist Who Have Influenced The Fashion World
“
Roy
Pop art looks out into the world. it doesnt look like a painting of someting, it looks like the thing itself.
”
Lich tenstein
11
When Pop Art Meets Fashion
R
oy Lichtenstein menjadi tokoh terkemuka untuk gerakan pop art, berkat karya-karya inovatifnya seperti Whaam! dan Drowing Girl. Pop art pada awal 1950-an merupakan representasi dari budaya pop dan pengaruh modern selama era itu. Gambar-gambar bintang muda, gadis-gadis pin up dan tokoh-tokoh ikonik yang dikombinasikan dengan bentuk grafis dan warna cerah membuat karya seni pop ini populer terutama di kalangan anak muda. Hal ini yang menginspirasi gaya desain dari Lichtenstein. Gaya desain komik stripnya diterima baik oleh dunia seni, serta merek fashion terbesar di dunia. Gaya nya yang khas dengan warna yang bold, garis hitam yang mencolok, dan detail pattern polka dot atau garis menarik perhatian para fashion designer.
Charlotte Olympia
Nike
Roy Lichtenstein
Lisa Perry
Spray II Dress
On Dress
Karyanya menginspirasi dunia alas kaki seperti Charlotte Olympia, Nike, dan Converse. merek-merek tersebut menciptakan sepatu dengan karya serta gaya desain dari Lichtenstein.
No Thank You! Dress
Tahun 2011 Lisa Perry merilis koleksi gaun, seluruhnya dikhususkan untuk lukisan warna-warni dari seniman komik terkenal. Capsule collection yang dikeluarkan lisa perry cukup menarik perhatian. Dia bekerja sama dengan Roy Lichtenstein untuk membuat koleksi gaun edisi terbatas yang menampilkan tiga karya Lichtenstein paling terkenal yaitu Spray II, No Thank You, dan On.
Converse
12
When Pop Art Meets Fashion
Chapter 2 :
Pop Artist Who Have Influenced The Fashion World
S
eniman jalanan asal Amerika sekaligus aktivis sosial, Keith Harring, adalah salah satu seniman kontemporer yang namanya melegenda di seni jalanan. Karyanya memiliki ciri khas figur dengan simbol dan ikon yang penuh warna. Banyak karyanya bertema politik, seksualitas, perang, agama, dan AIDS, terutama menanggapi budaya jalanan New York yang ia alami. Seperti banyak legenda seni jalanan, Keith Harring pertama kali turun ke jalanan dengan menggambar di kereta bawah tanah di awal tahun 1980-an. Gambar tersebut membuat namanya terangkat dan menjadikannya terkenal hingga menarik banyak perhatian dari industri fashion. Keith Haring telah berkolaborasi langsung dengan banyak desainer fashion seperti Vivienne Westwood dan Nicholas Kirkwood. Sebagai mantan murid Andi Warhol, ia akrab dengan gaya budaya pop terkemuka dan membuatnya jadi sosok ikon baru budaya pop yang berpengaruh. Sulit untuk membayangkan fashion tahun 80an tanpa pengaruh karyanya.
Keith Harring 13
When Pop Art Meets Fashion
Keith Harring
Vivienne westwood
Selama perjalanan ke New York, Vivienne Westwood bertemu dengan seniman Keith Haring dan ada cinta kreatif pada pandangan pertama. Dari persatuan tak terduga ini, antara pelopor punk, pemilik toko pakaian, bernama Sex, di 430 Kings Road dan anak laki-laki yang mengoleskan kereta bawah tanah Manhattan - berakhir di museum pada tahun 1978 dan dikenal hari ini karena prianya yang ber-
Nicholas Kirkwood koleksi ini didedikasikan untuk seniman pop art bersejarah, keith haring. nicholas telah menciptakan ankle boots maupun heels dengan arsitektual yang mempengaruhi tahun selanjutnya selama lebih dari 6 tahun. dia juga mengatakan bahwa tidak ingin menggunakan pattern grafis keith haring untuk menghiasi ankle boots maupun heelsn-nya karena hal tersebut sudah biasa menurutnya, sebaliknya, ia ingin karya grafis itulah yang membentuk ankle boots.
warna-warni - bahwa Penyihir lahir. Itu adalah musim dingin 1983/84, salah satu koleksi Westwood yang paling berwarna-warni, terpesona oleh metropolis Amerika dan warna-warna dekade kebugaran yang ditafsirkan dengan “squiggles” Haring yang direproduksi di kemeja. Ramuan peledak, biasanya dikenakan oleh ikon pop utama, Madonna!
“
I’ve grown up with Keith Haring’s work around me. It’s so ubiquitous, you saw it before you even knew it was art. The bold colors, defined shapes and edges–that aspect of it, to me, made it perfect for a shoe.
”
14
When Pop Art Meets Fashion
Chapter 2 :
Pop Artist Who Have Influenced The Fashion World
Takashi Murakami T
akashi Murakami adalah seniman kontemporer Jepang yang paling sukses di dunia kreatif saat ini, ia memiliki hubungan yang erat dengan gaya pop art. Sumber inspirasinya adalah budaya manga dan anime. Sejak awal 1990-an, Murakami telah menemukan karakter yang menggabungkan aspek-aspek kartun populer dari Jepang, Eropa, dan Amerika Serikat, ia membawa karya yang sangat pop-art, Cerah, warna-warni, dan tampak bebas. Ketika karya nya di-publish tahun 1997, seluruh dunia
15
When Pop Art Meets Fashion
langsung tercengang. Murakami yang selalu berani tampil beda, membuat karyanya diminati dan selalu dinanti oleh banyak orang. Beberapa karyanya seperti “Mr. DOB”, hingga berbagai karakter anime dan bunga-bunga tersenyum, beruang, dan singa menarik perhatian para fashion designer. Pada tahun 2002 ketertarikannya pada fashion dan budaya pop art modern menghasilkan kolaborasi dengan Marc Jacobs untuk lini tas tangan dan aksesoris lainnya untuk Louis Vuitton ketika Jacobs adalah direktur kreatif.
“
My aesthetic sense was formed at a young age by what surrounded me: the narrow residential spaces of Japan and the mental escapes from those spaces that took the forms of manga and anime.” -Takashi Murakami-
”
Mr. Bob
Takasi Murakami
Takashi Murakami
X X
Louis Vuitton Museum Seni Kontemporer Los Angeles
Kolaborasi ini mempertemukan tiga raksasa terkemuka sekaligus yaitu seniman pop art Jepang Takashi Murakami, merek Prancis legendaris Louis Vuitton yang dipimpin oleh Marc Jacobs, dan Museum Seni Kontemporer di Los Angeles. Yang terakhir ini menampung toko pop-up Louis Vuitton di bawah atapnya, di mana siapa pun dapat membeli barang-barang yang dibuat oleh duo Jacobs-Murakami. Hal itu terjadi pada 2007, meski seniman dan desainer ini sudah berkolaborasi sejak 2003 yang mengejutkan kartun Murakami menambahkan kesegaran dan kekanak-kanakan pada style klasik Louis Vuitton langsung dari jalanan Tokyo, dan hasilnya sangat orisinal.
16
When Pop Art Meets Fashion
Chapter 2 :
Yayoi D
ikenal karena Karya polka dotnya yang memukau, seniman dan penulis Jepang ini, diakui sebagai salah satu seniman yang paling berpengaruh di dunia. Uniknya terdapat sebuah cerita tentang pengalamannya semasa kecil yang menginspirasi karya serta dirinya hingga kini. Pada saat berumur 10 tahun dirinya mempunyai penyakit halusinasi rungu dan netra yang membuat apa pun yang dilihatnya selalu berbentuk pola polkadot atau disebut Rijinsho. Salah satu cara yang ia tempuh untuk men-
17
When Pop Art Meets Fashion
a m a s u K gobati penyakitnya adalah dengan menggambarkan apa yang Kusama lihat. Melalui gambar dan lukisan yang penuh dengan polkadot, pola geometris dan pusaran berpilih inilah yang menjadi pelarian ampuhnya. Yayoi Kusama telah bekerja di berbagai media sepanjang karirnya, termasuk lukisan, kolase, dan fashion. Pada 2012, luxury fashion house Prancis, Louis Vuitton melambungkan seniman ke dunia fashion dengan kolaborasi khusus tas dan aksesoris, yang mengambil alih toko merek di seluruh dunia.
-Ya yo i
Pop Artist Who Have Influenced The Fashion World
m asu u K
“
My life is a dot lost among thousands of other dots.
”
“
Pada tahun 2006, Marc Jacobs terbang menemui saya di Tokyo dan bertanya apakah saya ingin pergi ke Amerika Serikat dan mencoba melakukan proyek bersama dengannya. Ini sangat menginspirasi saya, karena saya selalu tertarik dengan fashion
Yayoi Kusuma
Yayoi Kusama
X
Louis Vuitton
”
kata seniman Jepang yang terkenal dengan polkadotnya yang cerah. Sejak tahun itu, Yayoi Kusama telah melakukan pekerjaan yang luar biasa, mengerjakan desain grafis, toko dan etalase, atau pakaian. Pada 2012, ia bekerja sama dengan Jacobs untuk membuat koleksi kapsul pakaian dan aksesori Louis Vuitton, ditaburi polka dot khasnya. Obsesinya akan keabadian diterjemahkan dalam lingkaran yang tak memiliki sudut, hingga tak memiliki awal maupun akhir. Maka hadirlah sebuah koleksi busana siap pakai, aksesori, dan tas-tas ikonik Louis Vuitton yang dipenuhi dengan lingkaran-lingkaran.
18
When Pop Art Meets Fashion
03
19
When Pop Art Meets Fashion
ter
C
p a h -
Timeline Fashion Pop Art
20 When Pop Art Meets Fashion
Chapter 3 :
Y
ves Saint Laurent adalah desainer pertama yang booming dengan tren dalam koleksi Musim Gugur / Musim Dinginnya. Ia meluncurkan koleksinya yang berjudul “Pop Art” pada tahun 1966, hal ini jelas membangkitkan gerakan pop art. Koleksi pop art Saint Laurent tidak menunjukkan adanya outline yang berada di sekitar bentuk atau warna primer. Gaun Pop Art dibuat dari wol jersey, bahannya tidak membentuk tubuh si pemakai gaun tersebut. Potongan gaun ini ada yang panjangnya sampai semata kaki dan ada juga yang berbentuk midi dress setinggi paha. Pada gaun terdapat ilustrasi yang menampilkan tubuh wanita dari arah samping, wajah dengan bibir merah, hati, lingkaran dan garis melengkung dengan jelas menunjukkan karakteristik wanita. Gaun-gaun ini juga ditampilkan dalam berbagai warna yang berbeda: merah, merah muda, kuning, biru, dan ungu. Evolusi Pop Art pada 1960-an juga menandai poin penting dalam hubungan antara seni dan fahion. Menunjukkan bahwa fashion dan seni dapat bersatu, dan bahwa hasil dari ini bisa sangat memuaskan.
Yves Saint Laurent Autumn/Winter
21
When Pop Art Meets Fashion
1966
Timeline Fashion Pop Art
1966 & 1984
“
Art is like energy to me
”
Jean charles de castelbajac Spring/ Summer
1984 J
ean-Charles de Castelbajac menciptakan koleksi gaun yang dibuat pada tahun 1962 dan dipamerkan pada pertunjukan solo pertamanya sebagai fine artist, karya seni Warhol yang langsung dapat dikenali terdiri dari 32 kanvas lukis kaleng sup Campbell.
22 When Pop Art Meets Fashion
Chapter 3 :
Timeline Fashion Pop Art
Versace
Spring/Summer
K
oleksi Pop Art Gianni Versace menampilkan gaun bertatahkan permata yang dihiasi dengan cetakan Marilyn Monroe Warhol, yang dikenakan oleh supermodel Linda Evangelista. Baik glamor dan seksi, gaun itu mendefinisikan mode 90-an dan sebagai salah satu kreasi paling terkenal Versace yang sekarang disimpan oleh Metropolitan Museum of Art di New York. Pasangan James Dean dan Marilyn Monroe sudah seperti lambang Pop Art “Medusa” nya versace, sebagaimana yang kita tahu bahwa medusa merupakan ikon bagi Versace. Koleksinya ini benar-benar menggambarkan ciri khas dari gianni versace, berwarna-warni, playful, dan sangat berani. Cetakan Pop Art menghidupkan kembali estetika budaya pop yang abadi. Semua itu sepenuhnya terinspirasi oleh karya Warhol yang mematahkan hambatan antara seni dan fashion kontemporer.
1991 23
When Pop Art Meets Fashion
K
1991 & 2012
2012
arla Spetika merilis koleksi pakaian, memadukan antara gayanya yang feminim dengan warna pastel dan gaya komik strip Roy Lichtenstein. Dikenal karena kecintaannya pada pastel dan cetakan artsy, Karla Spetic menyalurkan tahun 60-an dengan bantuan strip komik klasik Roy Lichtenstein. Menjaga gaya khasnya, koleksi “Heart” AW 2012 Spetic ini menonjolkan kesan modern, lembut dan cantik. Garis-garis bersih dari jaket yang terinspirasi militer dan rok lingkaran lima puluhan dengan indah memeratkan pop art yang berani dan melimpah. Meskipun desain pakaiannya sederhana, potongan kartun dan cetakan digital trompe l’oeil terlalu jenaka dan chic untuk di lewatkan. Nuansa lembut berwarna biru muda, blush dan abu-abu menyoroti dan menyeimbangkan percikan cerah kuning dan merah.
Karla Spetic
Fall/Winter
24 When Pop Art Meets Fashion
Chapter 3 :
Timeline Fashion Pop Art
2013 d
Christian Dior
25 When Pop Art Meets Fashion
Fall/Winter
alam beberapa tahun terakhir Christian Dior merilis koleksi gaun dan aksesoris dengan sketsa sepatu yang digambar oleh Warhol, sejak awal dior telah mempertahankan hubungan yang kuat dengan dunia seni. Ia telah memanfaatkan beberapa karya awal Warhol yang diambil dari tahun 1950-an dalam koleksi Fall/Winter 2013-nya. Karya warhol seperti “Stamped Shoe with Butterflies 1961,” “High Heel,” dan “Shoe 1955” diaplikasikan ke beberapa tas tangan dan gaun sutra. Tas dan gaun sutra disulam atau diembos dengan gambar sepatu langka oleh Warhol dari tahun 1950-an, sementara gaun sutra menampilkan gambar awal sang seniman sebagai grafik berulang. Gagasan Surealisme dan Pop art di kombinasikan menjadi satu melalui gambar Warhol.
B
2013
anyak yang berfikir bahwa pakaian musim semi akan selalu bermotif bunga biasa yang membosankan, mereka jelas belum melihat miuccia prada yang mengeluarkan pakaian ready to wear nya dengan motif bunga-bunga bernuansa klasik. Koleksi SS13 Miuccia Prada mengambil beberapa inspirasi melalui karya andy Warhol untuk koleksi Musim Semi 2013 nya yaitu bunga... Koleksinya juga di pengaruhi oleh referensi budaya jepang dari permainan melipat kertas origami sampai wanita harajuku. mantel bulu putih yang menonjol dengan bunga aster berwarna merah menambah kesan pop art pada koleksinya ini. Bunga-bunga ini memiliki makna tersendiri, Japonisme yang ada pada koleksi prada kali ini ia merangkul tropes tradisional femininity dan womanhood, bahkan isu perbudakan geisha.
“
Dream is forbidden, nostalgia is forbidden, to be too sweet is not good. Everything we used to feel historically, now you can’t enjoy. The clothes are the expression of this impossible dream.
Summer
2013
Prada Spring/
”
26
When Pop Art Meets Fashion
Chapter 3 :
Timeline Fashion Pop Art
Fashion Pop Art Now
1 2
P 3
“
Real happiness is when you can accept that life isn’t always that happy and yet you still choose to smile and move on.
27
When Pop Art Meets Fashion
”
engaruh pop art terhadap dunia fashion memang tidak pernah ada ujungnya, di era modern ini gaya pop art sudah mengalami banyak perubahan. Belakangan ini perpaduan warna-warna yang nyentrik sedang di gemari di kalangan anak muda, seperti designer serta fashion blogger asal indonesia ini, diana rikasari. Walaupun sudah mempunyai 2 anak, tidak menghalanginya untuk tampil penuh warna, playful, dan berani lewat karya-karyanya. Gayanya di senangi dan memberikan inspirasi untuk banyak orang. Pada saat pandemi ini aktivitas diluar rumah di batasi, sehingga banyak orang lebih banyak menghabiskan waktunya dirumah. Banyak cara yang bisa dilakukan saat mengisi waktu selama masa karantina mandiri di rumah. Salah satunya seperti yang dilakukan oleh Diana Rikasari. Lewat Instagram pribadinya, Diana menunjukan meski di rumah aja tetapi bisa memiliki sesuatu yang baru dan menyenangkan. Ia mengubah pakaian lamanya menjadi sesuatu yang baru dan tetap fashion-
Fashion Pop Art Now
2021
able. Diana membuat beberapa busana salah satunya overall dress yang diambil dari gabungan celana jeans. Ia pun menjahitnya sendiri dan hasilnya menjadi sebuah overall dress yang sangat modis. Selain mendapat pakaian baru, usaha yang dilakukan oleh Diana ini juga bertujuan untuk meminimalkan limbah fashion sehingga tidak perlu membuang baju yang sebenarnya masih bisa digunakan. Pada zaman sekarang sudah saatnya kita menerapkan gaya hidup zero waste fashion. Prinsip utamanya, yaitu meminimalisasi limbah. Dimulai dari proses pembuatan, desain kain, serta penggunaan materi tekstil. Ditambah lagi, konsep ini juga lebih jauh memikirkan usaha-usaha pemanfaatan pakaian usai pakai, meliputi usaha pakaian second hand sampai penggunaan kembali pakaian dengan fungsi yang berbeda. Industri mode adalah penghasil limbah terbesar nomor dua
setelah minyak. Realitas menyedihkan itu tentunya berbanding terbalik dengan euforia kita menyambut kebaruan dalam dunia mode. Kita masih bisa melakukan beberapa hal untuk mengurangi limbah pakaian. Seperti daur ulang pakaian yang sudah tak terpakai, cara ini sederhana tapi masih suka banyak yang lupa. Pakaian yang sudah nggak terpakai bisa dialihfungsikan dan Thrifting.
Diana Rikasari
28 When Pop Art Meets Fashion
Biography
Najla Shabrina Febrianissa, memiliki nama kecil Abin, lahir di Jakarta, 7 Februari 2001 adalah anak pertama dari empat bersaudara. Suka menggambar sejak kecil, seperti dua adiknya yang lain. Selain itu menjahit merupakan hobi nya sejak ia duduk di Sekola Dasar, didukung oleh nenek serta tantenya yang mengajarinya menjahit menggunakan mesin jahit sampai membuat pola pakaian, dari sana lah tumbuh kecintaannya terhadap dunia fashion. Penulis bercita-cita memiliki brand fashionnya sendiri. Walaupun riwayat pendidikannya tidak semulus anak pada umumnya dikarenakan dirinya yang harus berpindah-pindah sekolah karena pekerjaan orang tuanya tetapi ia berhasil lulus dari SMA Negeri 79 Jakarta dan sekarang tengah melanjutkan pendidikannya di suatu perguruan tinggi yaitu Politeknik Negeri Jakarta dengan mengambil jurusan Desain Grafis. Penulis aktif dalam berbagai organisasi serta kepanitiaan dan terus belajar tentang dunia jahit menjahit untuk mewujudkan cita-citanya.
29
When Pop Art Meets Fashion
About Me
Saat mendengar kata “fashion pop art” pasti yang langsung terbayang adalah warna kontras yang berani, gaya strip komik dengan gambar wajah tokoh ternama, dan outline tebal pada setiap gambar. Namun fashion pop art yang sebenarnya lebih dari itu, apalagi seiring berjalannya waktu fashion pop art ini mengalami banyak perubahan sehingga citranya tidak hanya gaya berpakaian yang nyetrik dan heboh tetapi fashion pop art juga dapat memberikan kesan minimalis dan modern. Buku ini membahas tentang bagaimana aliran seni pop art dapat mempengaruhi dunia fashion dan juga perkembangan fashion pop art dari tahun ke tahun. Buku ini diharapkan dapat menambah pengetahuan para pembaca dan menjadi inspirasi untuk mengekplor desain pakaian.