SAATNYA MEWUJUDKAN PROVINSI ACEH BEBAS DARI PERILAKU BUANG AIR BESAR SEMBARANGAN KONDISI SAAT INI Fakta Sanitasi Provinsi Aceh
1 DARI 5 RUMAH TANGGA TIDAK MEMILIKI JAMBAN
PROVINSI DENGAN INSIDEN DIARE TERTINGGI DI INDONESIA
HANYA
3%
DESA DAN KELURAHAN YANG TELAH BEBAS DARI PERILAKU BUANG AIR BESAR SEMBARANGAN
Kondisi yang memprihatinkan ini diperlihatkan dalam Statistik
HINGGA TAHUN 2017, HANYA 3% DESA DAN KELURAHAN DI PROVINSI ACEH YANG BEBAS DARI PERILAKU BUANG AIR BESAR SEMBARANGAN
Kesejahteraan Rakyat yang diterbitkan oleh Badan Pusat Statistik
Berdasarkan data Kementerian Kesehatan di Tahun 2017, jumlah
(BPS) Tahun 2017. Tanpa fasilitas jamban yang layak dan nyaman
desa yang sudah diverifikasi dan dinyatakan telah berstatus
di setiap rumah, kondisi ini akan mendorong anggota keluarga
stop BABS sampai dengan tahun 2017 adalah 195 desa dari
melakukan praktik Buang Air Besar Sembarangan (BABS), baik di
total 6502 desa dan kelurahan di seluruh Provinsi Aceh3.
SATU DARI LIMA RUMAH TANGGA DI PROVINSI ACEH TIDAK MEMILIKI TOILET/JAMBAN1
sungai, sawah, danau, pantai, kebun, atau tanah Lapang/kosong.
AKSES SANITASI DI DAERAH PERDESAAN SANGAT RENDAH
DI INDONESIA, KONDISI SANITASI YANG BURUK BERAKIBAT PADA KERUGIAN EKONOMI HINGGA 56 TRILYUN SETAHUN4
Sumber data BPS menunjukkan bahwa 24.7% atau satu dari
Kondisi sanitasi yang buruk juga dapat menyebabkan tingginya
empat rumah tangga yang tinggal di daerah perdesaan di Provinsi
angka balita yang meninggal dunia karena diare5 dan salah
Aceh tidak memiliki jamban. Meskipun kondisi di daerah perkotaan
satu penyebab utama terjadinya stunting pada anak6. Anak
jauh lebih baik, namun masih ada 5.6% rumah tangga yang
stunting adalah kondisi dimana tubuh seorang anak lebih
tinggal di perkotaan di Provinsi Aceh yang tidak memilki jamban.
pendek dan secara kognitif tidak berkembang dengan
KONDISI SANITASI YANG BURUK MERUPAKAN SALAH SATU PENYEBAB UTAMA TINGGINYA INSIDEN DIARE DI PROVINSI ACEH
baik dibandingkan dengan anak lain yang seusianya.
Tidak heran apabila Provinsi Aceh merupakan provinsi dengan insiden diare tertinggi di Indonesia. Laporan Riskesdas 2013 menunjukkan insiden diare pada balita di Provinsi Aceh adalah 10,2 persen, yang merupakan insiden diare tertinggi di Indonesia2. Tiga kabupaten/kota dengan insiden diare tertinggi adalah Kabupaten Pidie Jaya (17,9%), Aceh Tenggara (17,3%), dan Aceh Timur (16,9%). Karakteristik diare balita tertinggi terjadi pada kelompok umur 12-23 bulan, perempuan, tinggal di daerah perdesaan, dan berasal dari keluarga miskin.
©UNICEF Indonesia/2014