Jaringan Survei Inisiatif
Kajian Tematik
PROGRAM PERCEPATAN
ELIMINIASI MALARIA DI ACEH
PROGRAM PERCEPATAN ELIMINIASI MALARIA DI ACEH (Sesuai Pergub No.40/2010, Target Aceh Eliminasi malaria tahun 2015) Untuk Disampaikan kepada Gubernur Aceh
DEFINISI:
Penyakit malaria adalah penyakit yang disebabkan oleh parasit plasmodium yang ditularkan oleh Nyamuk Anopheles. Eliminasi malaria merupakan upaya yang dilakukan untuk menghentikan penularaan setempat (Indegenous) dalam wilayah geografis tertentu. Eliminasi malaria merupakan lanjutan dari upaya pengendalian kasus malaria.
masyarakat Aceh khususnya penurunan kasus malaria TARGET Berdasarkan Peraturan Gubernur Aceh Nomor 40 Tahun 2010 tentang Pedomana Eliminasi Malaria di Aceh, Aceh akan eliminasi malaria ditargetkan pada tahun 2015. Target nasional, Tahun 2020 Indonesia Bagian barat akan eliminasi malaria. SITUASI SAAT INI:
Penularan setempat adalah penularan yang terjadi antara manusia yang terinfeksi parasit malaria di suatu daerah geografi tertentu dan menularkan ke manusia lain.
DASAR HUKUM:
Keputusan Menteri Kesehatan No. 293/Menkes/SK/IV/2009 Tentang Eliminasi Malaria di Indonesia. Peraturan Gubernur Aceh Nomor. 40 Tahun 2010 Tentang Pedoman Eliminasi Malaria di Aceh. Peraturan Bupati/Walikota yang telah diterbitkan oleh masing-masing Kabupaten/Kota.
Peraturan Gubernur Aceh Nomor 40/2010 ini diterbitkan ketika masa kepemimpinan Irwandi Yusuf pada Periode Pertama (2006-2012). Pergub ini merupakan bagian dari Komitmen Gubernur dalam meningkatkan derajat kesehatan
Hanya 9 Kabupaten yang tidak ditemukan kasus malaria (Data Tahun 2017). Subulussalam, Simeulue, Gayo Lues, Aceh Barat Daya, Aceh Singkil, Aceh Tenggara, Aceh Barat, Pidie Jaya, Langsa. Masih ada 4 kabupaten yang belum memperoleh sertifikasi eliminasi malaria. Keempat kabupaten tersebut masih ada kasus malaria dengan penularan setempat. Kabupaten Nagar Raya, Aceh Barat, Aceh Jaya dan Aceh Besar. Aceh tidak akan eliminasi, bila keempat kabupaten ini belum eliminasi. Masih ada kabupaten/kota yang sudah eliminasi malaria, namun masih memiliki kasus malaria dengan penularan setempat. Hal ini seperti terjadi di Kabupaten Aceh Selatan. Meskipun sudah memperoleh sertifikasi eliminasi malaria, namun kasus
malaria masih tinggi. Butuh komitmen kepala daerah dan dinas kesehatan dalam menurunkan jumlah kasus malaria di daerah tersebut. 
Penularan kasus malaria hanya terjadi di daerah pinggiran hutan dan di dalam hutan. Kasus malaria di Aceh sebagian besar terjadi pada pekerja hutan (Penebang kayu dan Penambang emas).

Dinas Kesehatan Aceh Bersama Lembaga Donor (UNICEF dan Global Fund) telah melakukan pendampingan, penguatan kapasitas, dan Monev. Unicef telah mendukung upaya Dinas Kesehatan Aceh dalam meningkatkan kapasitas tenaga Mikroskopi Malaria, Penguatan Surveilans migrasi dan pendampingan Kabupaten/kota melalui pembentukan Tim Monitoring dan Evaluasi Malaria Aceh. Selain itu, Global Fund mendukung Dinas Kesehatan Aceh dalam penyediaan kelambu dan distribusi kelambu bagi masyarakat di Aceh.
STRATEGI ELIMINASI MALARIA Sesuai dengan peraturan Gubernur Nomor. 40/2010 ada beberapa Strategi Eliminasi Malaria yang akan dilakukan. 1) Peningkatan sistem pengamatan kasus (surveilans) Malaria. 2) Peningkatan upaya promosi kesehatan dalam eliminasi Malaria. 3) Penggerakkan dan pemberdayakan masyarakat dalam pengendalian Malaria. 4) Peningkatan akses masyarakat terhadap pelayanan pengendalian Malaria yang berkualitas dan terintegrasi. 5) Pengendalian faktor risiko lingkungan terhadap eliminasi Malaria. 6) Peningkatan komitmen Pemerintah Aceh dan Pemerintah Kabupaten/Kota terhadap eliminasi Malaria. 7) Peningkatan pembiayaan dalam pengendalian Malaria.
PENYEBAB DAERAH BELUM ELIMINASI: 1) Masih rendahnya kepedulian masyarakat dan pemerintah dalam mengatasi malaria. Malaria tidak menjadi isu sebar dalam rencana kerja pemerintah. 2) Masih rendahnya komitmen kepala daerah dalam mendukung pencapaian eliminasi di masing-masing kabupaten. 3) Minimnya kapasitas petugas medis akibat rotasi petugas yang sering terjadi, khususnya tenaga Mikroskopis malaria. 4) Minimnya anggaran yang dialokasikan oleh daerah. 5) Rendahnya koordinasi lintas sector di daerah dalam mengendalikan kasus malaria, khususnya di daerah pertambangan rakyat. REKOMENDASI 1. Pembentukan Tim Percepatan Eliminasi malaria Aceh. Tim ini dibentuk oleh Gubernur Aceh dalam melakukan koordinasi lintas sektor dan kabupaten yang belum eliminasi malaria. Tim ini akan memberikan laporan berkala kepada gubernur Aceh. 2. Gubernur dapat melakukan pertemuan dengan kepala daerah (Bupati) yang belum eliminasi malaria dalam rangka koordinasi dan peningkatan komitmen daerah. 3. Gubernur dapat mengeluarkan edaran bagi kabupaten di Aceh yang belum eliminasi agar dapat menempuh langkah-langkah sesuai dengan pedoman eliminasi yang telah diterbitkan oleh kementerian Kesehatan. 4. Meminta Dinas Kesehatan Aceh mendampingi kabupaten yang belum eliminasi agar target eliminasi malaria bagi Aceh dapat tercapai dalam waktu dekat.
DATA KASUS MALARIA ACEH 2016-2017
Data Kasus Malaria di Aceh Menurut Kabupaten/Kota tahun 2016-2017 2016
136 96
63 59
30 24
20 9 9 2
58
228 15 7
56
25
13
2017
32
01
01
00
00
00
10
0 0 140
00
00
Sumber: DInas Kesehatan Aceh Tahun 2017
DISTRIBUSI KASUS MALARIA BERDASARKAN JENISN PARASIT
Data kasus Malaria di Aceh berdasarkan jenis Parasit dalam kurun waktu 2016-2017 250 200 150 100 50 0
196 154
2017 46
80
56 0
Plasmodium Falsiparum (Pf)
0
2015 6
Plasmodium Vivax (Pv) Plasmodium malariae Suspek Plasmodium (Pm) Knowlesi (Pk)
KABUPATEN YANG BELUM ELIMINASI MALARIA
0
0
Plasmodium Ovale (Po)
16
1 Mix
2016