SUMBER DAYA ALAM INDONESIA: DI BAWAH CENGKRAMAN MAFIA
HUTAN
Sinarmas adalah konglomerasi usaha di sektor sumber daya alam yang didirikan oleh Eka Tjipta Widjaja. Grup Sinarmas merupakan salah satu usaha dengan penguasaan lahan terbesar, dengan sektor usaha meliputi sawit, hutan dan tambang. Untuk menguasai sektor kehutanan, Sinarmas membangun Asia Pulp and Paper yang berdomisili di Singapura dan Indah Kiat Pulp and Paper, sebagai industri kertas di Indonesia.
Menguasai 38 konsesi dengan luasan, 2,6 juta hektar. Beberapa perusahaan dalam grup APP (Arara Abadi) pernah terkait dengan kasus korupsi di Provinsi Riau yang melibatkan suap kepada Gubernur Tengku Azmun Jaafar. Tahun 2015, kebakaran hutan melanda 86 ribu hektar tanaman Akasia di dalam konsesinya.
Asia Pulp & Paper
Sinarmas
Selain IKPP, Sinarmas memiliki 10 usaha lini industri pulp dan kertas dengan kapasitas produksi hingga 10,6 juta ton. Keterbatasan penanaman yang dilakukan APP, membuat industri kayu Sinarmas tersebut terindikasi menggunakan kayu hutan alam.
Indah Kiat Pulp and Paper
IKPP pernah melakukan wanprestasi terbesar, dengan gagal bayar Dengan penguasaan lahan yang luas, laporan perusahaan menyebutkan pembayaran pajaknya sepanjang 2004-2014 hanya mencapai 42 juta dolar.
Sinarmas
Pada tahun 2015, Joko Widodo ikut menyaksikan perjanjian investasi antara Sinarmas dengan China Development Bank – total nilai investasi tersebut mencapai 19,5 trilyun rupiah.
Dalam skema lainnya, dari total pinjaman 3 milyar dolar dari China Development Bank kepada Indonesia melalui 3 bank BUMN (BRI, Mandiri untuk kepentingan infrastruktur, Sinarmas justru mendapatkan bagian terbesar dalam dana tersebut. 1. Pindo Deli mendapatkan 221 juta USD. 2. Indah Kiat mendapatkan 175 juta USD. Praktiknya uang tersebut digunakan untuk membiayai pembangunan OKI Mill.
Saat ini, konsesi hutan grup Sinarmas sedang dalam proses fasilitasi untuk mendapatkan land swap untuk memindahkan konsesinya dari lahan gambut.
Tahun 2016 Sinarmas mendapatkan program tax amnesty pemerintah. Dalam kurun waktu yang tidak jauh berbeda, OKI Mill juga mendapatkan tax holiday selama 10 tahun.
Asia Pulp & Paper
OKI Mill
Pada tahun 2017, setelah tidak lagi menjabat sebagai Menteri Perindustrian, Saleh Husin diangkat sebagai komisaris oleh PT IKPP.
PERKEBUNAN SAWIT
PENGUASAAN SAWIT OLEH MALAYSIA
GURITA FELDA DI INDONESIA
GURITA IOI CORPORATION BERHAD DI INDONESIA
PERUSAHAAN MALAYSIA MERAMBAH KAWASAN HUTAN DI INDONESIA
Data HGU Kemen ATR/BPN, 2017 (diolah)
GURITA BISNIS INI DIDUKUNG OLEH PERBANKAN
Michael Sampoerna : Merangkap Jabatan di 16 Perusahaan
Independensi dan Objektivitas Michael Sampoerna adalah eksekutif atau anggota dewan di beberapa perusahaan (est.), banyak diantaranya merupakan competitor.
Sumber: Sistem Informasi Database Sawit Auriga
14
TAMBANG
KK DAN IUP BERDASARKAN KOMODITI 9 IZIN CNC DAN 44 IZIN NON CNC Komoditi Batubara Emas Nikel Tembaga Grand Total
Jumlah Izin 9 42 1 1 53
Tahapan Izin EKSPLOITASI (KK) EKSPLORASI (IUP) OPERASI PRODUKSI (IUP) STUDI KELAYAKAN (KK) Grand Total
Tahapan Izin EKSPLOITASI EKSPLORASI OPERASI PRODUKSI STUDI KELAYAKAN Grand Total
Luas (Ha) 246,760 1,179,600 3,500 202,950 1,632,810 Jumlah Izin 1 47 3 2 53
Luas (Ha) Emas Nikel Tembaga Grand Total 13,923 13,923 335,473 1,265,697 4,637 1,605,807 4,688 4,688 269,858 248,745 518,603 335,473 1,554,165 4,637 248,745 2,143,020
Batubara
catatannya‌ Hasil eksploitasi sumber daya alam yang diperoleh secara illegal digunakan untuk membiayai korupsi.
Ekses negatif dari korupsi dan ekonomi ekstraktif menyebabkan kerusakan lingkungan dan kerugian negara yang seringkali tidak dimintakan pertanggung jawaban.
Korupsi
Kerusakan lingkungan dan kerugian negara
Lemahnya pengendalian terhadap penguasaan lahan dan ekonomi ekstraktif menyebabkan ketimpangan.
Memberantas korupsi dan menghapuskan ketimpangan penguasaan SDA harus dilakukan secara bersamaan.
Kebijakan yang memberikan privilese
Ketimpangan
Korupsi memberikan peluang perlakuan memihak kepada pelaku tertentu.