Dr. FAHRINA YUSTIASARI LIRIWATI, M.Pd.I JUNIANTO SITORUS, MA MUHAMMAD RAFAI HA, M.E
MANAJEMEN KEWIRAUSAHAAN PONDOK PESANTREN
Sanksi Pelanggaran Pasal 113 Undang - Undang Nomor 28 Tahun 2014 Tentang Hak Cipta Sebagaimana Yang Diatur Dan Diubah Dari Undang - Undang Nomor 19 Tahun 2002 Bahwa: Kutipan Pasal 113 1.
2.
3.
4.
Setiap orang yang dengan tanpa hak melakukan pelanggaran hak ekonomi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat (1) huruf i untuk Penggunaan Secara Komersial dipidana dengan pidana penjara paling lama 1 (satu) tahun dan/atau pidana denda paling banyak Rp. 100.000.000 (Seratus Juta Rupiah). Setiap Orang yang dengan tanpa hak dan/atau tanpa izin Pencipta atau pemegang Hak Cipta melakukan pelanggaran hak ekonomi Pencipta sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat (1) huruf c, huruf d, huruf f, dan/atau huruf h untuk Penggunaan Secara Komersial dipidana dengan pidana penjara paling lama 3 (tiga) tahun dan/atau pidana denda paling banyak Rp. 500.000.000,00 (Lima Ratus Juta Rupiah). Setiap Orang yang dengan tanpa hak dan/atau tanpa izin Pencipta atau pemegang Hak Cipta melakukan pelanggaran hak ekonomi Pencipta sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat (1) huruf a, huruf b, huruf e, dan/atau huruf g untuk Penggunaan Secara Komersial dipidana dengan pidana penjara paling lama 4 (empat) tahun dan/atau pidana denda paling banyak Rp. 1.000.000.000,00 (Satu Miliar Rupiah). Setiap Orang yang memenuhi unsur sebagaimana dimaksud pada ayat (3) yang dilakukan dalam bentuk pembajakan, dipidana dengan pidana penjara paling lama 10 (sepuluh) tahun dan/atau pidana denda paling banyak Rp. 4.000.000.000,00 (Empat Miliar Rupiah).
MANAJEMEN KEWIRAUSAHAAN PONDOK PESANTREN Dr. FAHRINA YUSTIASARI LIRIWATI, M.Pd.I JUNIANTO SITORUS, MA MUHAMMAD RAFAI HA, M.E
CV. Pusdikra Mitra Jaya Jln. Williem Iskandar Muda No – 2K/22 Medan Tlpn. (061) 8008-8209 (0813-6106-0465) Email: cvpusdikramitrajaya@gmail.com
Manajemen Kewirausahaan Pondok Pesantren Cet. 1. – Medan cv. Pusdikra Mitra Jaya, 2020 IV. 93 hlm, 26 Cm, Bibiografi, 94 Hak Cipta Pada, Penulis Dan Penerbit Maret 2020 Manajemen Kewirausahaan Pondok Pesantren Karya Dr. Fahrina Yustiasari Liriwati, M.Pd.I Junianto Sitorus, MA Muhammad Rafai HA, M.E Desain Sampul: Pusdikra Mitra Jaya Advertising Diterbitkan Oleh: CV. Pusdikra Mitra Jaya Jln. Williem Iskandar Muda No – 2K/22 Medan Tlpn. (061) 8008 - 8209 (0813-6106-0465) Email: cvpusdikramitrajaya@gmail.com Copyright © 2020 - CV. Pusdikra Mitra Jaya
Cetakan Pertama Maret 2020
Hak Cipta Dilindungi Undang – Undang. Dilarang Mengutip Sebagian Atau Seluruh Atau Seluruh Isi Buku Ini Dengan Cara Apapun, Termasuk Dengan Cara. Penggunaan Mesin Foto Copi, Tanpa Izin Sah Dari Penerbit.
ISBN:
Artinya : Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bahagianmu dari (kenikmatan) duniawi dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik, kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di (muka) bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan. ( QS Al-Qashash ayat 77 )1
1 Departemen
hal. 394
Agama RI, Al Qur’an Terjemah (Jakarta: Lautan Lestari, 2010)
________________Manajemen Kewirausahaan Pesanteren ____________
KATA PENGANTAR Alhamdulillahi Rabbil ‘Aalamiin, puji dan syukur penulis haturkan kepada Rabb, Tuhan Yang Maha Esa. Berkat rahmat, nikmat dan kekuatan dari-Nya, penulis dapat menyelesaikan buku ini. Shalawat dan salam semoga selalu tercurahkan keharibaan Rasulullah SAW insan mulia kekasih sang Ilahi yang telah menyelamatkan umat manusi dari kejahilan menuju alam yang penuh dengan ilmu pengetahuan dan akhlak mulia. Setelah melewati proses yang panjang dengan berbagai macam kendala, atas berkah rahmat dari Allah SWT, akhirnyaa penulis dapat menyelesaikan buku ini, yang berjudul “Manajemen Kewirausahaan Pondok Pesantren”. Selanjutnya penulis mengucapkan terimaksih kepada semua pihak yang telah memberikan bimbingan, masukan dan kontribusi untuk kesempurnaan buku ini. Selanjutnya penulis meminta saran dan kritik yang konstruktif untuk kesempurnaan buku ini. Semoga buku inidapat bermanfaat, aamiiin ya rabbal’alamin.
Jambi, Maret 2020 Penulis
i
_______________Manajemen Kewirausahaan Pesanteren ____________
DAFTAR ISI Kata Pengantar i Daftar isi ii Pendahuluan iii BAB 1 MANAJEMEN 1 A. Pengertian Manajemen 1 1. Planning 6 2. Organizing 10 3. Actuating 11 4. Controling 12 BAB 2 KEWIRAUSAHAAN 15 A. Pengertian Kewirausahaan 15 B. Manajemen Kewirausahaan 29 C. Fungsi Manajemen Kewirausahaan 31 BAB 3 PONDOK PESANTREN 34 A. Pengertian Pondok Pesantren 34 B. Sejarah Pondok Pesantren 50 C. Fungsi Dan Peran Pesantren 52 D. Landasan Ideologis Pendidikan Pesantren 54 E. Nilai Pendidikan Pesantren 58 F. Sistem Pendidikan Pondok Pesantren 59 BAB 4 MANAJEMEN KEWIRAUSAHAAN PONDOK PESANTREN 62 A. Pesantren Sidogiri 65 B. Pesantren Al-Ittifaq 66 C. Pesantren Al-Amin 66 ii
________________Manajemen Kewirausahaan Pesanteren ____________
D. E. F. G.
Pesantren Darul Hijrah 67 Pesantren Hidayatullah 67 Pesantren Darul Arafah 68 Penutup 70
Daftar Pustaka 73 Daftar Riwayat Penulis 75 LAMPIRAN
iii
_______________Manajemen Kewirausahaan Pesanteren ____________
PENDAHULUAN Pondok pesantren sebagai lembaga pendidikan tetap istiqamah dan konsisten melakukan perannya sebagai pusat pendalaman ilmu-ilmu agama (tafaqquh fi al-din) dan lembaga dakwah Islamiyah yang ikut serta mencerdaskan bangsa. Agar pesantren dapat tetap eksis dan survive serta tetap mampu memainkan peran yang dikehendaki untuk melahirkan sumber daya manusia unggul yang dapat mengantisipasi perubahan yang serba cepat, sekaligus dapat meningkatkan kualitas peran
dan
kontribusinya
terhadap
kemajuan
dan
kesejahteraan bangsa, menjawab berbagai persoalan dan tantangan yang semakin kompleks, maka diantara bidang yang mendesak untuk dicermati sekaligus dibenahi dari dunia pesantren. Pondok pesantren dan kemandirian ekonomi dalam upaya pengembangan pesantren adalah dua hal yang tidak bisa dipisahkan. Kemandirian ekonomi adalah salah satu jawaban untuk menghadapi kompetisi di era global. Semenjak lahir dan terus berkembang sesuai dengan percaturan kesejarahan, pondok pesantren selalu mandiri. Dengan kekuatan yang dimilikinya, pesantren mempunyai potensi untuk melakukan pemberdayaan masyarakat terutama dalam bidang ekonomi. Karena melakukan pemberdayaan ekonomi merupakan iv
bentuk
dakwah
bil
hal
dan
sekaligus
________________Manajemen Kewirausahaan Pesanteren ____________
mengimplementasikan konkrit
(aplikatif).
ilmu-ilmu yang dimilikinya secara Pesantren
yang
secara
langsung
bersentuhan dengan umat bisa menjadi media pemberdayaan dibidang ekonomi.2 Ajaran Islam sangat mendorong kewirausahaan bagi umatnya, Islam mengajarkan kepada pemeluknya agar bekerja dan beramal, sebagaimana firman Allah SWT dalam Al-Qur’an surat Al-Jumu’ah ayat 10 yaitu: Artinya : apabila telah ditunaikan shalat, Maka bertebaranlah kamu di muka bumi; dan carilah karunia Allah dan ingatlah Allah banyak-banyak supaya kamu beruntung. (QS 62 : 10)3 Ayat diatas jelas memberikan satu anjuran agar umat Islam bekerja mencari karunia Allah SWT di dunia, namun hal itu juga harus dibarengi dengan niat bahwa semua yang dilakukan oleh manusia harus dilandasi dengan selalu ingat (berdzikir) kepada Allah SWT, agar apa yang mereka lakukan senantiasa
mendatangkan
keuntungan,
baik
berupa
2Mohammad Nadzhir, Membangun Pemberdayaan Ekonomi di Pesantren, dalam Jurnal Economica, Volume VI/Edisi 1/ Tahun 2015 3Al-Qur’an dan Terjemahannya, ( Jakarta : Lautan Lestari, 2010) hal 554
v
_______________Manajemen Kewirausahaan Pesanteren ____________
keuntungan materi maupun keuntungan mendapatkan ridho dan pahala dari Allah SWT. Allah SWT memberikan kemudahan kepada manusia untuk memakmurkan bumi. Allah SWT menyeru manusia untuk berkecimpung di dunia ekonomi, bekerja dan berusaha dengan sungguh-sungguh sehingga menjadi anggota yang bekerja dalam sebuah masyarakat, baik untuk kepentingan diri sendiri maupun orang lain. Sementara
itu
Rasulullah
Muhammad
SAW
memberikan tuntunan, bahwa salah satu cara yang paling baik dan utama untuk mencukupi kebutuhan hidup adalah lewat hasil pekerjaan dan usaha sendiri. Hal itu sebagaimana sabda beliau: سلَّ َم قَا َل َما أَ َك َل أَ َح ٌد ُ ع ْن َر َ ِسو ِل هللا َ ُع ْنه َ ُي هللا ِ ع ْن ْالمِ ْق َد ِام َر َ َ علَ ْي ِه َو َ ض ُّ َط َعا ًما ق َ َ س ال ِم َّ ع َل ْي ِه ال َ ي هللاِ َد ُاو َد َ ط َخي ًْرا مِ ْن أ َ ْن يَأ ْ ُك َل مِ ْن َّ ع َم ِل يَ ِد ِه َو ِإ َّن نَ ِب )ع َم ِل َي ِد ِه (أخرجه البخري َ َكانَ َيأ ْ ُك ُل مِ ْن Artinya : “Dari Miqdam ra. Dari Rasulullah Saw, beliau bersabda: Seseorang yang makan dari hasil usahanya sendiri, itu lebih baik. Sesungguhnya Nabi Daud as makan dari hasil usahanya sendiri.” (H. R. Al-Bukhori)4 Dalam ajaran Islam, manusia diwajibkan untuk berusaha mendapatkan rezeki guna memenuhi kebutuhan kehidupannya. Islam juga mengajarkan
kepada manusia
4Abi Abdillah Muhammad ibn Ismail al-Bukhori, Matan Al-Bukhori Masykul: Bihasyiyah al-Sindi, juz.2 (Beirut: Dar al-Fikr, tt), hal.6
vi
________________Manajemen Kewirausahaan Pesanteren ____________
bahwa Allah SWT maha pemurah sehingga rezekiNya sangat luas. Bumi dan semua isinya diciptakan sebagai lapangan kehidupan manusia untuk berusaha mencapai dan memenuhi kebutuhan diri dan masyarakat secara keseluruhan. Hal ini tertuang dalam Al-Qur’an surat Al-Baqarah ayat 29 yaitu : Artinya : Dia-lah Allah, yang menjadikan segala yang ada di bumi untuk kamu dan Dia berkehendak (menciptakan) langit, lalu dijadikan-Nya tujuh langit. dan Dia Maha mengetahui segala sesuatu.(QS 2 : 29)5 Pentingnya wirausaha sebagai salah satu alternative untuk
mengembangkan
perekonomian,
idealnya,
kewirausahaan jangan hanya dikembangkan di dunia usaha, kampus-kampus atau sekolah, tetapi juga di pondok pesantren, termasuk beberapa pondok pesantren yang terdapat di Provinsi Riau. Peran penting yang membuat nilai plus dalam pelatihan kewirausahaan di lingkungan pesantren ialah karena mereka tidak hanya mendapatkan ilmu-ilmu wirausaha akan tetapi juga mendapatkan nilai-nilai keislaman serta suri tauladan yang didapat selama menjadi santri di pondok pesantren. Hal tersebut dapat menjadi modal bagi para santri untuk berwirausaha. 5 Al-Qur’an
dan Terjemahnya, Ibid, hal 5
vii
_______________Manajemen Kewirausahaan Pesanteren ____________
Pelatihan
kewirausahaan
merupakan
salah
satu
langkah terpenting untuk membangun dan mengembangkan ekonomi bangsa Indonesia. Salah satu masalah mendasar yang hingga kini menjadi tantangan terbesar bangsa Indonesia adalah
masalah
pembangunan
pembangunan
ekonomilah
yang
ekonomi. akan
Padahal
memberikan
pertumbuhan dan kesejahteraan ekonomi suatu bangsa. Dalam hal ini, problem yang dihadapi bangsa Indonesia adalah seiring bertambahnya sumber daya manusia malah justru mengakibatkan bertambah banyak pula pengangguran. Oleh sebab itu, untuk membangun ekonomi Indonesia semakin dirasakan pentingnya peran wirausahawan, karena pembangunan akan lebih berhasil jika ditunjang oleh para wirausahawan yang sukses dalam usahanya. Sebab, dari peran wirausahan inilah akan terbentuk lapangan-lapangan kerja yang variatif. Dalam upaya membuka lapangan kerja baru, maka diperlukan pelatihan kewirausahaan bagi beberapa komponen masyarakat, khususnya di kalangan para santri. Wirausaha dalam konteks pondok pesantren adalah seorang pembuat keputusan yang membantu terbentuknya sistem kegiatan suatu lembaga yang bebas dari keterikatan lembaga lain. Sebagian besar pendorong perubahan, inovasi dan kemajuan dinamika kegiatan di pesantren akan datang dari kyai yang memiliki jiwa wirausaha. Wirausaha adalah orang yang mempunyai tenaga dan keinginan untuk terlibat
viii
________________Manajemen Kewirausahaan Pesanteren ____________
dalam pertualangan inovatif. Wirausaha juga memiliki kemauan
menerima
tanggung
jawab
pribadi
dalam
mewujudkan keinginan yang dipilih. Seorang wirausaha memiliki daya inovasi yang tinggi, dimana dalam proses inovasinya menunjukkan cara-cara baru yang lebih baik dalam mengerjakan pekerjaan. Dalam kaitannya dengan tugas kyai, kebanyakan diantaranya tidak menyadari keragaman dan keluasan bidang yang menentukan tindakannya guna memajukan pesantren. Kiai yang memiliki jiwa wirausaha pada umumnya mempunyai tujuan dan pengharapan tertentu yang dijabarkan dalam visi, misi, tujuan dan rencana strategis yang realistik. Realistik berarti tujuan disesuaikan dengan sumber daya pendukung yang dimiliki. Semakin jelas tujuan yang ditetapkan semakin jelas peluang untuk meraihnya. Dengan demikian, kyai yang berjiwa wirausahaharus memiliki tujuan yang jelas dan terukur dalam mengembangkan pesantrennya. Untuk mengetahui apakah tujuan tersebut dapat dicapai maka visi, misi, tujuan dan sasarannya dikembangkan kedalam indicator yang lebih terinci dan terukur untuk masing-masing
aspek atau dimensi. Dari
indicator tersebut juga dapat dikembangkan menjadi program dan sub-program yang lebih memudahkan implementasinya dalam pengembangan pondok pesantren.
ix
_______________Manajemen Kewirausahaan Pesanteren ____________
Pesantren sebagai lembaga pendidikan Islam yang pro rakyat
atau
pro
masyarakat
memiliki
peran
sebagai
pemberdayaan masyarakat salah satunya dari aspek ekonomi. Pemberdayaan merupakan salah satu aspek manajemen untuk mengoptimalkan kinerja organisasi, lebih efektif dan efisien dalam mewujudkan tujuan.
x
________________Manajemen Kewirausahaan Pesanteren ____________
BAB 1 MANAJEMEN A. Pengertian Manajemen Manajemen dalam bahasa Inggris dikenal dengan kata manage yang berarti mengurus, mengatur, melaksanakan dan mengelola.
Sedangkan
dalam
Kamus
Umum
Bahasa
Indonesia. Manajemen diartikan sebagai cara mengelola suatu perusahaan besar. Pengelolaan atau pengaturan oleh seorang manajer
(pengatur//pemimpin)
berdasarkan
urutan
manajemen.6 Manajemen adalah ilmu dan seni yang mengatur proses pemanfaatan sumber daya manusia secara efektif, dengan didukung oleh sumber-sumber daya lainnya dalam suatu organisasi untuk mencapai tujuan .7 Gareth R. Jones 6Badrudin, 7M.Anton,
Dasar-dasar Manajemen, ( Bandung : Alfabeta, 2017), hal. 1 Athoillah, Dasar-dasar Manajemen, ( Bandung : Pustaka Setia,
2017 ) hal 14
1
_______________Manajemen Kewirausahaan Pesanteren ____________
menjelaskan bahwa manajemen adalah proses perencanaan, pengorganisasian, memimpin, dan mengendalikan sumber daya manusia dan lainnya untuk mencapai tujuan organisasi secara efisien dan efektif.8 Banyak
ahli
memberikan
pengertian
tentang
manajemen, diantaranya sebagai berikut : 1. Menurut Mary Parker Follet, manajemen adalah suatu seni karena untuk melakukan suatu pekerjaan dibutuhkan keterampilan khusus. 2. Menurut Horold
dan Cyril O. Donnel, Manajemen
adalah usaha untuk mencapai tujuan tertentu melalui kegiatan orang lain. 3. G.R Terry mengatakan bahwa`manajemen merupakan suatu porses khas yang terdiri atas tindakan-tindakan perencanaan, pengorganisasian, penggerakan, dan pengendalian untuk menentukan serta mencapai tujuan melalui pemanfaatan sumber daya manusia dan sumber lainnya. 4. James A.F.Stoner mendefenisikan manajemen sebagai proses
perencanaan,
pengorganisasian,
dan
penggunaan sumber daya organisasi lainnya agar mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan.
8 Gareth R. Jones., Jennifer M. George., Essentials of Contemporary Management, New York: McGraw-hill, p. 5
2
________________Manajemen Kewirausahaan Pesanteren ____________
5. Lawrence A. Appley dan Oey Liang Lee menjelaskan bahwa sebagai seni dan ilmu, dalam manajemen terdapat strategi memanfaatkan tenaga dan pikiran orang lain untuk melaksanakan suatu aktivitas yang diarahkan
pada
pencapaian
tujuan
yang telah
ditentukan sebelumnya.9 Semua pengertian tentang manajemen diatas secara esensial mengandung persamaan mendasar, yaitu bahwa dalam manajemen terdapat aktivitas yang saling berhubungan baik dari segi sisi fungsionalitasnya maupun dari tujuan yang ditargetkan sebelumnya. Manajemen dibutuhkan oleh semua orang, kelompok, organisasi, dan lain sebagainya untuk mengatur dan merencanakan segala hal untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Manajemen merupakan koordinasi semua sumber daya
melalui
proses
perencanaan,
pengorganisasian,
penetapan tenaga kerja, pengarahan dan pengawasan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan terlebih dahulu. Jadi, pada dasarnya manajemen adalah upaya mengatur segala sesuatu untuk mencapai suatu tujuan. Sebagaimana yang terdapat di dalam surat As-Sajadah ayat 5 – 6 yaitu :
9Anton Athoillah,
Op.Cit, hal 16
3
_______________Manajemen Kewirausahaan Pesanteren ____________
Artinya : Dia mengatur urusan dari langit ke bumi, kemudian (urusan) itu naik kepadanya dalam satu hari yang kadarnya adalah seribu tahun menurut perhitunganmu. yang demikian itu ialah Tuhan yang mengetahui yang ghaib dan yang nyata, yang Maha Perkasa lagi Maha Penyayang. ( QS 32 : 5-6)10 Dalam Al-Qur’an surat Yunus ayat 3 dan ayat 31 juga menjelaskan tentang makna manajemen yaitu : Artinya : Sesungguhnya Tuhan kamu ialah Allah yang menciptakan langit dan bumi dalam enam masa, kemudian Dia bersemayam di atas 'Arsy untuk mengatur segala urusan. tiada seorangpun yang akan memberi syafa'at kecuali sesudah ada izin-Nya. (Dzat) yang demikian Itulah Allah, Tuhan kamu, Maka sembahlah Dia. Maka Apakah kamu tidak mengambil pelajaran? ( Qs 10 : 3 )11
10Al-Qur’an
dan Terjemahnya, ( Jakarta : Lautan Lestari, 2010) hal 415 hal 208
11Ibid,
4
________________Manajemen Kewirausahaan Pesanteren ____________
Artinya : Katakanlah: "Siapakah yang memberi rezki kepadamu dari langit dan bumi, atau siapakah yang Kuasa (menciptakan) pendengaran dan penglihatan, dan siapakah yang mengeluarkan yang hidup dari yang mati dan mengeluarkan yang mati dari yang hidup dan siapakah yang mengatur segala urusan?" Maka mereka akan menjawab: "Allah". Maka Katakanlah "Mangapa kamu tidak bertakwa kepada-Nya)?" ( QS 10 : 31 )12 Adanya kata “Yudabbiru” yang berarti mengatur, mengurus,
me-manage,
mengarahkan,
membina,
merencanakan, melaksanakan, dan mengawasi. Dari kata yudabbiru muncul kata tadbir yang berarti pengaturan. Dalam bahasa manajemen, kata pengaturan ini dapat disamakan dengan kata pengorganisasian yang didalamnya mencakup uraian tentang berbagai kegiatan atau program dan sekaligus membagi-baginya sesuai dengan sumber daya manusia yang ada, waktu yang tersedia dan lain sebagainya.13 Dari ayat – ayat di atas dapat diketahui bahwa Allah SWT adalah pengatur alam (manager). Keteraturan alam raya ini merupakan bukti kebesaran Allah SWT dalam mengelola 12Ibid,
hal 212 Nata, Pendidikan dalam Persfektif Al-Qur’an ( Jakarta : Kencana, 2016 ) hal.266 13Abudin
5
_______________Manajemen Kewirausahaan Pesanteren ____________
alam. Namun, karena manusia yang diciptakan Allah SWT telah dijadikan sebagai khalifah di bumi, maka dia harus mengatur dan mengelola bumi dengan sebaik-baiknya sebagaimana Allah SWT mengatur alam ini. Dari beberapa pengertian di atas, dapat diketahui bahwa manajemen merupakan sebuah proses pemanfaatan semua sumber daya melalui bantuan orang lain dan bekerjasama dengannya agar tujuan bersama bisa dicapai secara efektif, efisien, dan produktif. Dalam proses kegiatan manajemen terdapat fungsi-fungsi pokok yang harus dilakukan oleh seorang manajer. Fungsi-fungsi tersebut adalah sebagai berikut: 1. Perencanaan (Planning) Perencanaan
adalah
langkah
awal
sebelum
melakukan fungsi-fungsi manajemen lainnya. Secara filosofis, dalam kegiatan kehidupan sehari-hari sebenarnya kita selalu penuh dengan perencanaan. Akan tetapi sering tidak disadari bahwa kita telah melakukan perencanaan. Sebagai contoh, “besok kita mau ke mana? Akan mengerjakan apa? Bagaimana caranya?� adalah suatu pertanyaan untuk perencanaan. Dalam Al-qur’an surat Yunus ayat 3 Allah SWT berfirman:
6
________________Manajemen Kewirausahaan Pesanteren ____________
Artinya: Sesungguhnya Tuhan kamu ialah Allah yang menciptakan langit dan bumi dalam enam masa, Kemudian dia bersemayam di atas 'Arsy untuk mengatur segala urusan. Tiada seorangpun yang akan memberi syafa'at kecuali sesudah ada izin-Nya. (Dzat) yang demikian Itulah Allah, Tuhan kamu, Maka sembahlah Dia. Maka apakah kamu tidak mengambil pelajaran? ( QS Yunus : 3 )14 Dari ayat tersebut bisa dipahami bahwa Allah SWT telah mengatur dan merencanakan kehidupan ini dengan konsep yang tak bisa diubah dengan semena-mena. Sesuatu yang telah terkonsep tersebut sudah menjadi ketentuan Allah SWT, tinggal bagaimana manusia menjalankan dan mematuhi apa yang telah Allah perintahkan bagi umat manusia. Apapun yang terjadi di dunia ini jauh hari telah Allah SWT rencanakan. Setiap organisasi memiliki sasaran yang akan dicapai, baik yang bersifat jangka pendek maupun jangka panjang. Oleh karena itu, fungsi perencanaan dilakukan pada awal kegiatan yang dilakukan organisasi. Menurut George R. Terry perencanaan
14
ialah
menetapkan
pekerjaan
yang
harus
Ibid, hal 208
7
_______________Manajemen Kewirausahaan Pesanteren ____________
dilaksanakan oleh kelompok untuk mencapai tujuan yang digariskan. Perencanaan mencakup kegiatan pengambilan keputusan, karena termasuk pemilihan alternatif-alternatif keputusan.15 Dalam perencanaan terdapat langkah-langkah yang perlu dilakukan yaitu : 1) Menetapkan sasaran atau perangkat tujuan. Langkah ini berkaitan dengan kebutuhan organisasi dan tujuan yang hendak dicapai. Dalam penentuan tujuan, disusun pula prioritas utama dan sumber daya yang dimiliki sehingga memudahkan pelaksanaan rencana. 2) Menentukan keadaan, situasi dan kondisi sekarang. Situasi
sekarang
perencanaan
dibuat
perlu
diperhatikan
kemudian
sebelum
diukur
menurut
kemampuan organisasi dari seluruh komponen yang sistematik. 3) Mengidentifikasi faktor pendukung dan penghambat. Memperkuat
semua
faktor
yang
mendukung
terlaksananya perencanaan dan meminimalisir semua faktor yang akan menghambat, demikian pula dengan antisipasi terhadap gangguan yang akan datang secara tidak diduga.
15 George R. Terry, Prinsip-prinsip Manajemen, (Jakarta: PT. Bumi Angkasa, 2008), hal.17
8
________________Manajemen Kewirausahaan Pesanteren ____________
4) Mengembangkan
rencana
dan
menjabarkannya.
Pengembangan rencana dan penjabarannya harus dipahami oleh seluruh pelaksana kegiatan sehingga memudahkan tercapainya sasaran dan tujuan.16 Perencanaan adalah proses yang sistematis dalam pengambilan keputusan tentang tindakan yang akan dilakukan pada waktu yang akan datang. Disebut sistematis karena perencanaan itu dilaksanakan dengan menggunakan prinsipprinsip tertentu. Prinsip-prinsip tersebut mencakup proses pengambilan keputusan, penggunaan pengetahuan dan teknik secara
alamiah,
serta
tindakan
atau
kegiatan
yang
terorganisasi. Tentang perencanaan ini Allah SWT juga telah berfirman dalam surat al-Hasyr ayat 18 bahwa: Artinya: Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang Telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat); dan bertakwalah kepada Allah, Sesungguhnya Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan. (QS 59 : 18 )17
16 Anton Athoillah, 17Al-Qur’an
Op.Cit, hal 108 dan Terjemahnya, Op.Cit, hal 548
9
_______________Manajemen Kewirausahaan Pesanteren ____________
Perencanaan memerlukan pemikiran yang cerdas. Setiap perencanaan harus dapat memilih dan menentukan alternatif mana yang terbaik sesuai dengan kondisi yang dihadapi. Merencanakan berarti memikirkan dan membuat langkah-langkah yang perlu dilakukan sebelum pelaksanaan kerja nyata direalisasikan. Melalui perencanaan, dapat diketahui kapan pelaksanaan dilakukan, kapan selesainya, dan siapa saja yang terlibat di dalamnya. Perencanaan juga dapat meminimalkan kegiatankegiatan yang tidak produktif sehingga dapat menghemat biaya, tenaga dan waktu. Selain itu pula, perencanaan dapat mengarahkan pada pencapaian tujuan serta mendeteksi hambatan kesulitan yang bakal ditemui. Dapat
disimpulkan
bahwa perencanaan
adalah
sejumlah kegiatan yang ditentukan sebelumnya untuk dilaksanakan pada suatu periode tertentu dalam rangka mencapai tujuan yang ditetapkan. Perencanaan tidak dapat dilepaskan dari unsur pelaksanaan dan pengawasan termasuk pemantauan, penilaian, dan pelaporan. 2. Pengorganisasian (Organizing) Pengorganisasian
adalah
suatu
proses
menghubungkan orang-orang yangt terlibat dalm organisasi tertentu dan menyatupadukan tugas dan fungsinya dalam organisasi.
Dalam
proses
pengorganisasian
dilakukan
pembagian tugas, wewenang dan tanggung jawab secara 10
________________Manajemen Kewirausahaan Pesanteren ____________
terperinci berdasarkan bagian dan bidangnya masing-masing sehingga terintegrasikan hubungan-hubungan kerja yang sinergitas, koperatif yang harmonis dan seirama dalam mencapai tujuan yang telah disepakati bersama.18 Prinsip
pengorganisasian
adalah
kebermaknaan,
keluwesan dan kedinamisan. Dan pengorganisasian perlu dilakukan dalam urutan kegiatan dan dilakukan secara bertahap
dan
berkesinambungan.
Sedangkan
kegiatan
pengorganisasian mencakup: a) Membagi dibutuhkan
komponen-komponen untuk
mencapai
kegiatan
tujuan
ke
yang dalam
kelompok-kelompok. b) Membagi tugas kepada seorang manajer untuk mengadakan pengelompokan tersebut. c) Menetapkan wewenang di antara kelompok atau unitunit organisasi.19 3. Pelaksanaan (Actuating) Actuating adalah kegiatan yang menggerakkan dan mengusahakan agar para pekerja melakukan tugas dan kewajibannya. Para pekerja sesuai dengan keahlian dan proporsinya segera melaksanakan rencana dalam aktivitas yang konkret yang diarahkan pada tujuan yang telah ditetapkan, dengan selalu mengadakan komunikasi, hubungan 18Anton Athoillah, 19 George R.
Op.Cit, hal 111 Terry, Loc.Cit, hal 17
11
_______________Manajemen Kewirausahaan Pesanteren ____________
kemanusiaan
yang
baik,
kepemimpinan
yang
efektif,
memberikan motivasi, membuat perintah dan instruksiserta mengadakan supervisi, dengan meningkatkan sikap dan moral anggota kelompok kelompok. 20 Dalam actuating terdapat hal-hal sebagai berikut : a) Penetapan saat awal pelaksanaan rencana kerja b) Pemberian contoh tata cara pelaksanaan kerja dari pimpinan c) Pemberian motivasi para pekerja untuk segera bekerja sesuai dengan tugas dan tanggung jawabnya masingmasing d) Pengkomunikasikan seluruh arah pekerjaan dengan semua unit kerja e) Pembinaan para pekerja f) Peningkatan mutu dan kualitas kerja g) Pengawasan kinerja dan moralitas pekerja.21 4. Pengawasan (Controlling) Pengawasan
atau
controlling
disebut
juga
pengendalian yaitu mengadakan pemantauan dan koreksi sehingga bawahan dapat melakukan tugasnya dengan benar sesuai tujuan semula.22Controlling mencakup kelanjutan tugas untuk melihat apakah kegiatan-kegiatan dilaksanakan sesuai rencana. Pelaksanaan kegiatan dievaluasi dan penyimpangan20Anton Thoillah,
Op.Cit, hal 116 hal 116 22Badrudin, Op.Cit, hal 17 21Ibid,
12
________________Manajemen Kewirausahaan Pesanteren ____________
penyimpangan yang tidak diinginkan diperbaiki agar tujuantujuan dapattercapai dengan baik.23 Dalam ilmu manajemen, pengawasan ditempatkan sebagai tahapan terakhir dari fungsi manajemen. Dari segi manajerial, pengawasan mengandung makna pula sebagai: “pengamatan
atas
pelaksanaan
seluruh
kegiatan
unit
organisasi yang diperiksa untuk menjamin agar seluruh pekerjaan yang sedang dilaksanakan sesuai dengan rencana dan peraturan� atau “suatu usaha agar suatu pekerjaan dapat dilaksanakan sesuai dengan rencana yang telah ditentukan, dan
dengan
adanya
pengawasan
dapat
memperkecil
timbulnya hambatan, sedangkan hambatan yang telah terjadi dapat segera diketahui yang kemudian dapat dilakukan tindakan perbaikannya�. Dengan demikian peranan pengawasan ini sangat menentukan baik atau buruknya pelaksanaan suatu rencana. pengawasan
juga
dapat
didefenisikan
sebagai
proses
penentuan, apa yang harus dicapai yaitu standar, apa yang sedang dilakukan yaitu pelaksanaan, menilai pelaksanaan dan apabila perlu melakukan perbaikan-perbaikan, sehingga pelaksanaan sesuai dengan rencana yaitu selaras dengan standar. Jadi yang dimaksud dengan manajemen adalah suatu proses
atau
23George R.
kerangka
kerja
yang
melibatkan
proses
Terry, Op.Cit, hal 18
13
_______________Manajemen Kewirausahaan Pesanteren ____________
perencanaan,
pengorganisasian
dan
pengawasan
agar
pelaksanaan suatu usaha terencana secara sistematis dan dapat dievaluasi secara benar, akurat, dan lengkap sehingga mencapai tujuan secara produktif, berkualitas, efektif dan efisien.
14
________________Manajemen Kewirausahaan Pesanteren ____________
BAB 2 KEWIRAUSAHAAN A. Kewirausahaan Kewirausahaan
adalah
padanan
kata
dari
entrepreneurship dalam bahasa Inggris, unternehmer dalam bahasa
Jerman,
Sedangkan
ondernemen
dalam
bahasa
dalam Indonesia
bahasa
Belanda.
dengan
nama
kewirausahaan. Kata Entreprenuer berasal dari bahasa perancis yaitu entreprende yang berarti petualang, pengambil resiko, kontraktor, pengusaha dan pencipta yang menjual hasil ciptaannya.24 Istilah wiraswasta muncul sekitar pertengahan tahun 1970-an sebagai padanan kata entrepreneur.Kata wiraswasta atas wira, swa dansta. Wira berarti luhur, utama, keteladanan, jiwa ksatria (berani karena benar) atau jiwa besar (mau mengalah demi kebaikan); swaberarti sendiri atau mandiri; 24Made Dharmawati,
Kewirausahaan, ( Jakarta : Rajawali Press, 2016 ) hal.4
15
_______________Manajemen Kewirausahaan Pesanteren ____________
sedangkan sta berarti berdiri. Entrepreneur sebagai sebuah istilah yang hampir sepadan dengan wiraswasta pertama kali dikemukan oleh Richard Cantillon pada awal abad XVIII. Istilah tersebut awalnya berhubungan dengan suatu fungsi pokok dalam hal penanggungan resiko tanpa jaminan, artinya seseorang mengerjakan suatu proyek dan menanggung resiko dalam pelaksanaannya terutama dalam resiko keuangan. 25 Kewirausahaan adalah proses memulai suatu bisnis baru, biasanya dalam menjawab peluang yang muncul. Seorang entrepreneur mengejar peluang dengan mengubah, merombak, mengganti atau memperkenalkan produk atau layanan baru.26
Kata
wirausaha
berkaitan
dengan
kegiatan usaha atau kegiatan bisnis pada umumnya. Wirausahawan adalah seseorang yang memiliki kemampuan menilai peluangpeluang usaha (bisnis) dan mengkombinasikan berbagai macam sumber daya (resources) yang dibutuhkan untuk mengambil tindakan yang tepat untuk meraih keuntungan di masa depan. Wirausaha pada hakekatnya adalah sifat, ciri dan watak seseorang yang memiliki kemampuan dalam mewujudkan gagasan inovatif kedalam dunia nyata secara kreatif.27
25 Agus Siswanto, The Power Of Islamic Entrepreneurship : Energi Kewirausahaan Islami, (Jakarta:Amzah, 2016) hal 34 26Stephen P. Robbins - Mary Coultr , Alih Bahasa Bob Sabran, Manajemen Jilid 2( Jakarta : Erlangga, 2016 ) hal.239 27Ibid, hal 29.
16
________________Manajemen Kewirausahaan Pesanteren ____________
Kewirausahaan adalah perubahan stuktur dalam bidang ekonomi. Inovasi para wirausahawan dilakukan dengan kombinasi baru. 28Intinya seorang wirausahawan adalah orangorang yang memiliki jiwa wirausaha dan memiliki kreativitas dan inovasi yang tinggi dalam hidupnya. Untuk mengetahui perkembangan pendapat para ahli tentang entrepreneurship, Robert D.Hisrich dan Michael P. Peters (1995) – yang dikutip Buchari Alma – memformulasikan secara singkat dan padat tentang gambaran perkembangan teori dan defenisi wirausaha atau entrepreneur sebagai berikut: 1)
Kata entrepreneur berasal dari bahasa Prancis yang kemudian
diterjemahkan
kedalam
bahasa
Inggris
menjadi between taker (pengambil) atau go-between (perantara) 2)
Pada pertengahan, istilah entrepreneur berarti aktor atau orang yang bertanggung jawab dalam proyek produksi berskala besar.
3)
Pada abad XVII, entrepreneur diartikan sebagai orang yang
menanggung
resiko
untung-rugi
dalam
mengadakan kontrak pekerjaan bersama pemerintah dengan menggunakan harga tetap (fixed price).
28Mark Casson, Alih bahasa Benri Sjah, Entrepreneuship: Teori, Jejaring, Sejarah, ( Jakarta : Rajawali Press, 2016) hal. 6
17
_______________Manajemen Kewirausahaan Pesanteren ____________
4)
Pada Tahun 1725, Richard Cantillon menyatakan bahwa entrepreneur sebagai orang yang menanggung resiko berbeda dengan orang yang memberi modal.
5)
Pada tahun 1797, Bedeau menyatakan bahwa wirausaha ialah orang yang menanggung resiko, merencanakan supervise, mengorganisasikan dan memiliki.
6)
Pada tahun 1803, Jean Baptiste Say menyatakan adanya pemisahan antara keuntungan untuk entrepreneur dan keuntungan untuk pemilik modal.
7)
Pada tahun 1876, Francis Walker membedakan orang yang menyediakan modal dan menerima bunga dengan orang
yang
menerima
keuntungan
karena
keberhasilannya memimpin usaha. 8)
Pada tahun 1934, Joseph Schumpeter mengemukakan bahwa entrepreneur adalah seorang innovator
dan
mengembangkan teknologi. 9)
Pada tahun 1961, David McClelland menyatakan bahwa entrepreneur adalah seseorang yang energik dan membatasi resiko.
10) Pada tahun 1964, Peter Drucker berpendapat bahwa entrepreneur adalah orang yang mampu memanfaatkan peluang. 11)
Pada
tahun
entrepreneur
18
1975, dengan
Albert
Shapero
seseorang
mengartikan
yang
memiliki,
________________Manajemen Kewirausahaan Pesanteren ____________
mengorganisasi mekanisme social dan ekonomis serta menerima resiko kegagalan 12) Pada tahun 1980, Karl Vesper membedakan entrepreneur dengan ahli ekonomi, psikolog, pebisnis dan politikus. 13)
Pada tahun 1983, Gifford Pinchot berpandangan bahwa intrapreneur adalah seorang entrepreneur dari dalam organisasi yang sudah ada atau organisasi yang sudah berjalan.
14) Pada tahun 1985, Robert Hisrich berpendapat bahwa entrepreneur adalah proses menciptakan sesuatu yang berbeda dengan mengabdikan seluruh waktu dan tenaga; menanggung resiko keuangan, kejiwaan dan social serta menerima balas jasa dalam bentuk uang dan kepuasan pribadi.29 Peter F Drucker dalam Kasmir mengatakan bahwa kewirausahaan merupakan kemampuan dalam menciptakan sesuatu yang baru dan berbeda.30Pengertian ini mengandung maksud bahwa seorang wirausahawan adalah orang yang memiliki kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru, berbeda dari yang lain atau mampu menciptakan sesuatu yang berbeda dengan yang sudah ada sebelumnya. Sementara itu, Zemmerer mengartikan kewirausahaan sebagai suatu proses
29Buchari Alma, 30Kasmir,
Kewirausahaan, ( Bandung: Alfabeta, 2004) cet-7, hal 23 Kewirausahaan, ( Jakarta : Rajawali Press, 2011 ) hal 20
19
_______________Manajemen Kewirausahaan Pesanteren ____________
penerapan kreativitas dan inovasi dalam memecahkan persoalan dan menemukan peluang untuk memperbaiki kehidupan (usaha).31 Pendapat ini tidak jauh berbeda dengan pendapat diatas, artinya untuk menciptakan sesuatu diperlukan suatu kreativitas dan jiwa innovator yang tinggi. Seseorang yang memiliki kreativitas dan jiwa inovator tentu berpikir untuk mencari atau menciptakan peluang yang baru agar lebih baik dari sebelumnya. Dari kedua pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa kewirausahaan merupakan suatu kemampuan dalam hal menciptakan kegiatan usaha. Kemampuan menciptakan memerlukan adanya kreativitas dan inovasi yang terus menerus untuk menemukan sesuatu yang berbeda dari yang sudah ada sebelumnya. Kreativitas dan inovasi tersebut pada akhirnya mampu memberikan kontribusi bagi masyarakat banyak. Model
proses
perintisan
dan
pengembangan
kewirausahaan ini digambarkan oleh Bygrave dalam Buchari menjadi urutan langkah berikut ini :
31 Ibid,
20
hal 20
________________Manajemen Kewirausahaan Pesanteren ____________
Gambar 2.1 Model Proses Kewirausahaan32 Innovation (Inovasi)
Triggering Event (Pemicu)
Implementation ( Pelaksanaan)
Growth (Pertumbuhan)
1.
Proses Inovasi Beberapa faktor personal yang mendorong inovasi adalah keinginan berprestasi, adanya sifat penasaran, keinginan menanggung resiko, faktor pendidikan dan faktor pengalaman. Adanya inovasi yang berasal dari diri seseorang akan medorong dia mencari pemicu kearah memulai
usaha.
Sedangkan
faktor
environment
mendorong inovasi adalah adanya peluang, pengalaman dan kreativitas. 2.
Proses Pemicu Faktor personal yang mendorong Triggering Event rtinya yang memicu seseorang untuk terjun kedunia bisnis adalah: 32Buchari Alma,
Kewirausahaan, ( Bandung: Alfabeta, 2017) hal 10
21
_______________Manajemen Kewirausahaan Pesanteren ____________
✓ Adanya ketidakpuasan terhapa pekerjaan yang sekarang ✓ Adanya pemutusan hubungan kerja dan tidak ada pekerjaan lain ✓ Dorongan karena faktor usia ✓ Keberanian menanggung resiko ✓ Dan komitmen atau minat yang tinggi terhadap bisnis. Faktor-faktot environment yang mendorong menjadi pemicu bisnis adalah: ✓ Adanya persaingan dalam dunia kehidupan ✓ Adanya sumber-sumber yang bisa dimanfaatkan, misalnya tabungan, modal, warisan, lokasi yang strategis ✓ Mengikuti latihan-latihan atau incubator bisnis ✓ Kebijakan pemerintah misalnya
fasilitas kredit,
bimbingan usaha yang dilakukan dinas tenaga kerja. 3.
Proses Pelaksanaan Faktor personalyang mendorong pelaksanaan dari sebuah bisnis sebagai berikut : ✓ Adanya seorang wirausaha yang sudah siap mental secara total ✓ Adanya manajer pelaksana sebagai tangan kanan, pembantu utama ✓ Adanya komitmen yang tinggi terhadap bisnis
22
________________Manajemen Kewirausahaan Pesanteren ____________
✓ Adanya visi, pandangan yang juah kedepan guna memcapai keberhasilan ✓ 4. Proses Pertumbuhan Proses pertumbuhan ini didorong oleh faktor organisasi antara lain: ✓ Adanya tim yang kompak dalam menjalankan usaha sehingga semua rencana dan pelaksanaan operasional berjalan produktif ✓ Adanya strategi yang mantap sebagai produk dari tim yang kompak ✓ Adanya struktur dan budaya organisasi yang sudah membudaya ✓ Adanya produk yang dibanggakan tau keistimewaan yang dimiliki misalnya kualitas makanan, lokasi usaha, manajemen dan sebagainya. Menurut Kasmir, secara sederhana arti wirausahawan (entrepreneur) adalah orang yang berjiwa berani mengambil resiko untuk membuka usaha dalam berbagai kesempatan. Berjiwa berani mengambil resiko artinya bermental mandiri dan berani memulai usaha, tanpa diliputi rasa takut atau cemas sekalipun dalam kondisi tidak pasti. 33
33Kasmir,
Kewirausahaan, ( Jakarta : Raja Wali Press, 2011 ) hal 19
23
_______________Manajemen Kewirausahaan Pesanteren ____________
Seorang wirausahawan dalam pikirannya selalu berusaha mencari, memanfaatkan, serta menciptakan peluang usaha yang dapat memberikan keuntungan. Resiko kerugian merupakan hal biasa karena mereka memegang prinsip bahwa faktor kerugian pasti ada. Bahkan, semakin besar pula keuntungan resiko kerugian yang bakal dihadapi, semakin besar pula peluang keuntungan yang diraih. Tidak ada istilah rugi selama seseorang melakukan usaha dengan penuh keberanian dan penuh perhitungan. Inilah yang disebut jiwa wirausaha. Jiwa kewirausahaan mendorong minat seseorang untuk mendirikan dan mengelola usaha secara professional.34 Wirausaha
atau entrepreneur sebagai pelaku dari
aktivitas kewirausahaan secara spesifik memiliki ciri-ciri pribadi dan watak yang signifikan dengan tuntutan atau konsekuensi dari aktivitas kewirausahaan. Ciri-ciri itu adalah: ✓ Memiliki visi ✓ Memiliki komitmen ✓ Percaya diri ✓ Disiplin ✓ Siap mengambil resiko ✓ Memperdulikan konsumen dan ✓ Memiliki kreativitas35
34Ibid,
hal 16-17
35Agus Siswanto,
24
Op.cit, hal 42
________________Manajemen Kewirausahaan Pesanteren ____________
Selain ciri-ciri diatas, ada satu aspek lain yang juga terkait sangat erat, yakni masalah mentalitas. Berikut ini penjelasan mengenai mentalitas yang harus dimiliki oleh seorang wirausaha yaitu : •
Komitmen Kuat, keteguhan hati dan kegigihan Seorang wirausaha memiliki komitmen yang kuat dan kegigihan dalam setiap langkah usahanya. Tanpa itu ia tidak akan bisa bersaing didunia usaha, apalagi ingin memerangi sebuah kompetisi bisnis
•
Kemauan untuk berhasil dan tumbuh Mental wirausaha sejati adalah mereka yang memiliki kemampuan untuk maju dan berkembang. Sikap ingin maju
dibuktikan
dengan
kesungguhannya
dalam
melakukan inovasi-inovasi bisnis •
Beorientasi pada peluang bisnis dan target Seorang wirausaha memiliki naluri
yang kuat dalam
melihat sebuah peluang. Ketika melihatnya ia segera menerapkan strategi untuk bisa memanfaatkan peluang tersebut. •
Tanggung jawab Mentalitas seorang wirausaha sejati tampak dari sikapnya
terhadap
usahanya
tersebut.
Ia
akan
bertanggung jawab terhadap segala resiko yang harus diambilnya dalam menjalankan usaha.
25
_______________Manajemen Kewirausahaan Pesanteren ____________
•
Tekun dan sabar dalam menghadapi umpan balik Umpan balik dan berbagai pihak oleh seorang wirausaha dijadikan pemicu bagi keberhasilannya.Ia tidak akan memandang bahwa hal tersebut adalah tantangan. Sebaliknya hal tersebut adalah peluang yang harus dimanfaatkan.
•
Berani mengambil dan mengkalkulasi resiko Resiko dalam berwirausaha akan selalu ada.Oleh karena itu, seorang wirausaha harus siap untuk menghadapinya. Lebih dari itu, ia mampu untuk mengatur resiko tersebut.
•
Tidak terlalu memperdulikan status dan kekuasaan Bagi wirausaha sejati, kekuasaan dan kekayaan bukanlah tujuan utama. Ia lebih melihat proses dan kepuasan yang ia peroleh ketika sebuah usaha berhasil. Selain itu, kepuasan karena mampu memberikan lapangan kerja kepada orang lain merupakan kepuasan yang tidak bisa digantikan.
•
Integritas Seorang wirausaha memiliki integritas yang tinggi dalam setiap langkah-langkah usaha yang dilakukannya. Ia memiliki komitmen yang tinggi dan siap dalam menghadapi tantangan yang ada. Ia tidak mau
26
________________Manajemen Kewirausahaan Pesanteren ____________
melakukan hal-hal yang dapat mengurangi nilaiintegritas dirinya terutama dalam usaha bisnisnya. 36 Dengan demikian, wirausaha sejati adalah mereka yang memiliki visi dan komitmen untuk menjalankan bisnisnya dan siap menghadapi resiko. Selain itu, ia juga selalu berinovasi untuk kemajuan usahanya. Dalam Al-Qur’an dijelaskan tentang jiwa/mental berwirausaha yaitu surat Al-Jumuah ayat 9-11 :
Artinya : Hai orang-orang beriman, apabila diseru untuk menunaikan shalat Jum'at, Maka bersegeralah kamu kepada mengingat Allah dan tinggalkanlah jual beliyang demikian itu lebih baik bagimu jika kamu mengetahui.apabila telah ditunaikan shalat, Maka bertebaranlah kamu di muka bumi; dan carilah karunia Allah dan ingatlah Allah banyak-banyak supaya kamu beruntung.dan apabila mereka melihat perniagaan atau permainan, mereka bubar untuk menuju kepadanya dan mereka tinggalkan kamu sedang berdiri (berkhotbah). Katakanlah: "Apa yang di sisi Allah lebih baik daripada 36Ibid,
hal 45
27
_______________Manajemen Kewirausahaan Pesanteren ____________
permainan dan perniagaan", dan Allah Sebaik-baik pemberi rezeki. (QS 62 : 9-11 )37 Dalam surat Al-Qhashas ayat 77 juga menjelaskan tentang semangat berwirausaha yaitu ; Artinya : dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bahagianmu dari (kenikmatan) duniawi dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik, kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di (muka) bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan. ( Qs 28 : 77 )38 Tentang keterkaitan ayat-ayat tersebut dengan kewirausahaan ialah menjelaskan tentang mental atau jiwa yang
mandiri,
kerja
keras
,
tidak
bermalas-malasan
sebagaimana dalam Surat Al-jum’ah ayat 9-11 dan pentingnya mempunyai pandangan yang jauh ke depan, mempunyai program , perencanaan , dan tujuan yang jelas dalam hidup ini sebagaimana dalam surat Al-Qashash ayat 77. Dalam hadis Rasulullah SAW dijelaskan tentang semangat bekerja dan tidak menunda – nunda. 37Al-Qur’an 38Ibid,
28
dan Terjemahnya, Op.cit, hal 554 hal 394
________________Manajemen Kewirausahaan Pesanteren ____________
أخﺬ رسﻮل اهللا ﺻلﻰ اهللا علﻴه وسلﻢ بﻤﻨﻜﺒي: عﻦ ابﻦ عﻤﺮ رضي اهللا عﻨه قال و كان ابﻦ عﻤﺮ رضي اهللا عﻨه، كﻦ ﻓي الﺪنﻴا كأنﻚ ﻏﺮيﺐ أو عابﺮ سﺒﻴﻞ: ﻓقال و خﺬ مﻦ، و إذا أﺻﺒﺤﺖ ﻓال ﺗﻨﺘﻈﺮ الﻤﺴاء، إذا أمﺴﻴﺖ ﻓال ﺗﻨﺘﻈﺮ الﺼﺒاح: يقﻮل ﺻﺤﺘﻚ لﻤﺮضﻚ و مﻦ حﻴاﺗﻚ لﻤﻮﺗﻚ ) ( رواه الﺒﺨاري Artinya : dari Ibnu Umar ra mengatakan: Rasulullah saw Mengambil pundak saya dan mengatakan: Jadilah di dunia seperti orang asing atau musafir, dan Ibnu Umar ra ra mengatakan: Jika anda pada waktu sore jangan menunggu pagi hari , dan jika Anda pada pagi hari jangan menunggu waktu soredan gunakanlah waktu sehat Anda sebelum waktu sakit Anda dan gunakan waktu hidup Anda untuk kematianmu (Hadits Riwayat Bukhari). 39 B. Manajemen Kewirausahaan Kewirausahaan adalah setiap kegiatan manusia dalam menciptakan sumber daya dari posisi yang produktivitas dan hasilnya rendah kepada posisi dan produktivitas yang tinggi serta mempunyai resiko.40 Wirausahawan adalah orang- orang yang memiliki kemampuan melihat dan menilai kesempatan-kesempatan bisnis; mengumpulkan sumber daya yang dibutuhkan untuk mengambil tindakan yang tepat, mengambil keuntungan serta memiliki sifat, watak dan kemauan untuk mewujudkan gagasan inovatif kedalam dunia nyata secara kreatif dalam 39 Imam
an-Nawawi, Riyadusholihin, Jiddah : Darul Al-Qiblah ats-tsaqafah alIslamiyah, 1990, No hadits : 574, hal. 247, 40 Nana Herdiana Abdurahman, Manajemen Bisnis Syariah dan Kewirausahaan, (Bandung : Pustaka Setia, 2013 ) hal 147
29
_______________Manajemen Kewirausahaan Pesanteren ____________
rangka meraih sukses/meningkatkan pendapatan. 41 Intinya, seorang wirausaha adalah orang-orang yang memiliki karakter wirausaha dan mengaplikasikan hakikat keiwrausahaan dalam hidupnya. Dengan kata lain, wirausahawan adalah orang-orang yang memiliki jiwa kreativitas dan inovatif yang tinggi dalam hidupnya. Wirausahawan yang sukses pada umumnya adalah mereka yang memiliki kompetensi yaitu seseorang yang memiliki ilmu pengetahuan, keterampilan dan kualitas individu yang meliputi sikap, motivasi, nilai serta tingkah laku yang diperlukan untuk melaksanakan pekerjaan/kegiatan.42 Berdasarkan konsep manajemen dan kewirausahaan di atas, maka dapatlah didefenisikan bahwa
manajemen
kewirausahaan adalah pendayagunaan potensi ekonomis secara kreatif, inovatif dan dengan keberanian menghadapi resiko untuk mendapatkan laba yang berguna mensukseskan program alam organisasi pendidikan. Sehingga kewirausahaan dapat juga dikatakan sebagai unsur dalam pendidikan untuk memperlancar proses pendidikan bukan sebagai media mendapatkan keuntungan secara berlebihan.
41Kompri,
Manajemen Pendidikan Jilid 3, ( Bandung : Alfabeta, 2015 ) hal 353 Anwar, Pengantar Kewirausahaan: Teori dan Aplikasi ( Jakarta : Kencana, 2017 ) hal 46 42Muhammad
30
________________Manajemen Kewirausahaan Pesanteren ____________
C. Fungsi Manajemen Kewirausahaan Dalam konsep manajemen kewirausahaan hal yang perlu dilakukan dalam setiap kegiatan perlu memperhatikan fungsi-fungsi manajemen,yaitu : a. Fungsi perencanaan yaitu suatu konsep manajemen dalam wirausaha dalam menentukan kegiatan yang telah ditetapkan yaitu meliputi apa yang dikerjakan (what), siapa yang mengerjakan (who), kapan harus dikerjakan (when), dimana itu harus dikerjakan (where) dan bagaimana dikerjakan (how). b. Fungsi Pengorganisasian yaitu suatu konsep manajemen dalam wirausaha dalam menentukan kegiatan untuk mencapai tujuan tertentu dalam suatu kelompok, melalui cara mengelompokan kegiatan, menentukan siapa yang akan memimpin kelompok tersebut, menyerahkan wewenang dan tugas untuk melaksanakan kegiatan kepada paa pemimpin dan menentukan hubungan antar kegiatan kelompok dengan kelompok lain. c. Fungsi Pergerakan yaitu suatu konsep manajemen dalam wirausaha dalam mendorong semangat kerja bawahaan, mengarahkan
aktivitas
bawahan,
mengorganisasi
beberapa aktivitas bawahan menjadi kompak sehingga sesuai dengan rencana dan tujuan. d. Fungsi Pengawasan yaitu suatu konsep manajemen dalam wirausaha untuk menentukan pengendalian
31
_______________Manajemen Kewirausahaan Pesanteren ____________
kegiatan membandingkan antara kegiatan pelaksanaan dengan standar standar yang telah direncanakan, serta melakukan pencatatan akan hasil - hasil yang diperoleh guna penyediaan data bagi perencanaan yang akan datang.43 Untuk kesuksesan dalam mengembangkan usaha, baik usaha itu milik individu ataupun organisasi, sekecil apapun usaha yang dibangun seorang wirausahawan membutuhkan manajemen.
Manajemen
kewirausahaan
membutuhkan
kebijakan dan praktek di empat bidang utama, yaitu : 1) Organisasi harus dibuat menerima inovasi dan bersedia melihat perubahan sebagai peluang, bukan ancaman. Kebijakan dan praktik diperlukan untuk menciptakan iklim wirausaha. 2) Pengukuran sistematis atau setidaknya penilaian kinerja perusahaan sebagai pengusaha dan innovator adalah wajib. Pengukuran akan bermanfaat baik bagi usaha yang dikembangkan maupun bagi individu atau organisasi yang menjalankan usaha 3) Manajemen kewirausahaan membutuhkan pertolongan praktik-praktik spesifik ke struktur organisasi, untuk mengulur waktu dan mengeloladan untuk kompensasi, insentif dan penghargaan
4) Ada beberapa “tidak� hal-hal yang tidak dilakukan dalam pengelolaan kewirausahaan.44 43
http://masbrox.blogspot.co.id/2012/09/konsep-manajemen-dalam wirausaha.html,diakses12 September 2017. 44Peter F. Druker, Inovation and Entrepreneurship Canada, harper Collin, tt) hal 150
32
________________Manajemen Kewirausahaan Pesanteren ____________
33
_______________Manajemen Kewirausahaan Pesanteren ____________
BAB 3 PONDOK PESANTREN A. Pengertian Pondok Pesantren Pondok Pesantren sebagai lembaga pendidikan yang tetap istiqomah dan konsisten melakukan perannya sebagai pusat pendalaman ilmu-ilmu agama (tafaqquh fi al-din) dan lembaga dakwah islamiyah serta ikut serta mencerdaskan bangsa telah diakui oleh masyarakat, dibuktikan dengan keberhasilannya
dalam
mencetak
tokoh-tokoh
agama,
pejuang bangsa serta tokoh masyarakat, baik dimasa prakemerdekaan, setelah kemerdekaan maupun zaman sekarang. Ini merupakan bukti nyata bahwa pondok pesantren telah
34
________________Manajemen Kewirausahaan Pesanteren ____________
banyak memberikan kontribusi dalam membangun bangsa Indonesia.45 Pesantren menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia berarti “asrama tempat santri atau tempat murid-murid belajar mengaji. Akar kata pesantren berasal dari dari kata “santri�, yaitu istilah yang ada awalnya digunakanbagi orang-orang yang menuntut ilmu agama di lembaga pendidikan tradisional. 46
Zamakhasyari Dhofier menyebutkan pesantren itu terdiri dari lima unsure pokok yaitu : Kyai, santri, masjid, pondok, dan pengajaran kitab-kitab Islam Klasik. 47 Kelima elemen tersebut merupakan ciri khusus yang dimiliki pesantren dan membedakan pendidikan pondok pesantren dengan lembaga pendidikan dalam bentuk lain. Peran Kyai begitu sentral dalam dunia pesantren. Masing-masing elemen akan diuraikan secara singkat sebagai berikut : 1. Kyai Kyai memiliki peran yang paling essensial dari suatu pesantren. Ia seringkali bahkan merupakan pendirinya. Sudah
45Abdullah
Syukri Zarkasyi, Gontor dan Pembaharuan Pendidikan Pesantren, ( Jakarta : Raja Grafindo Persada, 2005 ) hal 1 46Ali Anwar, Pembaruan Pendidikan di Pesantren Lirboyo Kediri ( Yogyakarta : Pustaka Setia, 2011 ) hal 22 47Zamakhsyar Dhofier, Op.Cit, hal 80
35
_______________Manajemen Kewirausahaan Pesanteren ____________
sewajarnya bahwa pertumbuhan suatu pesantren sematamata bergantung pada kemampuan pribadi kyainya. Menurut asal-usulnya, perkataan Kyai dipakai untuk ketiga jenis gelar yang saling berbeda yaitu : 1). Sebagai gelar kehormatan bagi barang-barang yang dianggap keramat seperti: Kyai Garuda Kencana yang dipakai untuk sebutan Kereta Emas yang ada di Keraton Yogyakarta. 2). Gelar Kehormatan untuk orang-orang tua pada umumnya. 3). Gelar yang diberikan oleh Masyarakat kepada seorang ahli gama Islam yang memiliki atau menjadi pemimpin pesantren dan mengajarkan kitab-kita Islam Klasikkepada santrinya. 48 2. Pondok Sebuah pesantren pada dasarnya adalah sebuah asrama pendidikan Islam tradisional dimana santrinya tinggal bersama dan belajar dibawah bimbingan seorang (atau lebih) guru yang dikenal dengan sebutan “kyai�. Asrama untuk para santri berada dalam lingkungan komplek pesantren dimana kyai bertempat tinggal yang juga menyediakan sebuah masjid untuk beribadah, ruangan untuk belajar dan kegiatan-kegiatan keagamaan yang lain. Pondok tempat tinggal santri merupakan elemen paling penting dari tradisi pesantren, tapi juga penopang utama bagi pesantren untukterus berkembang. Meskipun keadaan pondok sangat sederhana dan penuh sesak, namun 48Dhofier,
36
Ibid, hal 93
________________Manajemen Kewirausahaan Pesanteren ____________
anak-anak santri yang berasal dari pedesaan dan baru pertama kali meninggalkan desanya untuk melanjutkan pelajaran disuatu wilayah yang baru tidak perlu mengalami kesukaran dalam tempat tinggal atau
penyesuaian diri
dengan
lingkungan social yang baru. 49 3. Masjid Masjid
merupakan
elemen
yang
tidak
dapat
dipisahkan dari pesantren dan dianggap sebagai tempat yang paling tepatuntuk mendidik santri, terutama dalam praktik sholat lima waktu. Khutbah dan sholat jum’at dan pengajaran kita-kitab Klasik.Kedudukan masjid sebagai pusat pendidikan dalam tradisi pesantren merupakan manifestasi universalitas dari sistem pendidikan Islam tradisional. Dengan kata lain, kesinambungan sistem pendidikan Islam yang berpusat pada masjid sejak masjid Qubba didirikan dekat Madinah pada masa Nabi Muhammad saw tetap terpancar dalam sistem pesantren. Sejak zaman Nabi, masjid telah menjadi pusat pendidikan Islam. 50 4. Santri Santri merupakan unsure yang penting sekali dalam perkembangan sebuah pesantren, karena langkah pertama
49Ibid, 50Ibid,
hal 80 hal 85
37
_______________Manajemen Kewirausahaan Pesanteren ____________
dalam tahap-tahap membangun pesantren adalah harus ada murid yang datang untuk belajar dari seorang alim. Santri biasanya terdiri dari dua kelompok, yaitu santri kalong dan santri mukim. 1). Santri Mukim, yaitu murid-murid yang berasal dari daerah yang jauh dan menetap dalam kelompok pesantren. Santri mukim yang paling lama tinggal di pesantren biasanya merupakan satu kelompok tersendiri yang memang
bertanggung
jawab
mengurusi
kepentingan
pesantren sehari-hari. 2). Santri Kalong yaitu murid-murid yang berasal dari desa-desa disekitar pesantren, biasanya tidak menetap dalam pesantren. Untuk mengikuti pelajaran dipesantren, mereka bolak-balik dari rumahnya sendiri.51 5. Kitab – Kitab Islam Klasik Kitab-kitab terdahulu,
islam
termasuk
Klasik
pelajaran
dikarang
para
macam-macam
ulama ilmu
pengetahuan agama Islam dan bahasa Arab. Di kalangan pesantren, Kitab-Kitab Islam Klasik sering disebut Kitab Kuning oleh karna warna kertas edisi-edisi kitab kebanyakan berwarna kuning. Menurut Dhofier, pada masa lalu pengajaran kitabkitab klasik, terutama karangan-karangan ulama yang menganut paham Syafi’I yang merupakan satu-satunya pengajaran
formal
yang
diberikan
dalam
lingkungan
pesantren. Tujuan utamanya ialah untuk mendidik calon-calon 51Ibid,
38
hal 89
________________Manajemen Kewirausahaan Pesanteren ____________
ulama. Sekarang, kitab-kitab klasik yang diajarkan dipesantren dapat digolongkan ke dalam delapan kelompok jenis pengetahuan:1. Nahwu (syntac) dan shorof(morfologi);2. Fiqh; 3. Usul fiqh; 4. Hadist; 5. Tafsir; 6. Tauhid; 7. Tasawuf dan etika dan 8. Cabang-cabang lain seperti tarikh dan balaghah. Kitab-kitab tersebut meliputi teks yang sangat pendek sampai teks yang terdiri dari berjilid-jilid tebal mengenai hadist, tafsir, fiqh, usul fiqh dan tasawuf. Kesemuanya dapat juga digolongan kedalam tiga kelompok tingkatan, yaitu. 1. Kitab dasar; 2. Kitab tingkat menengah, 3. Kitab tingkat tinggi.52 KH.Imam Zarkasyi mendefinisikan pondok pesantren sebagai lembaga pendidikan agama Islam dengan sistem asrama atau pondok, dimana kyai sebagai figure sentralnya, masjid sebagai pusat kegiatan yang menjiwainya, dan pengajaran agama Islam dibawah bimbingan kyai yang diikuti santri sebagai kegiatan utamanya. 53 Pengertian pondok pesantren menurut Imam Zarkasyi lebih komprehensif karena mempunyai bebrapa kelelbihan dari defenisi lainnya, yakni : 1). Pesantren harus berbentuk asrama, 2). Fungsi Kyai sebagaicentral figure (uswatun hasanah) yang berperan sebagai guru (mua’llim), pendidik (murabbi) dan
52Ibid,
hal. 87 Syukri Zarkasyi, Op.Cit, hal 4
53Abdullah
39
_______________Manajemen Kewirausahaan Pesanteren ____________
pembimbing (musryid), 3). Masjid sebagai pusat kegiatan dan 4). Materi yang diajarkan tidak sebatas pada kitab kuning saja. Dilihat dari asal-usulnya, pesantren memiliki akar tradisi yang sangat kuat dilingkungan masyakarat Indonesia, sebab pesantren merupakan salah satu symbol budaya pendidikan asli Indonesia. Secara historis sistem pendidikan pesantren berakar pada tradisi pendidikan keagamaan semasa agama Hindu dan Budha berkembang di Indonesia. Sejak awal abad ke -13, Islamisasi yang berlangsung di nusantara telah mentransformasikan budaya pendidikan tersebut menjadi bentuk pondok pesantren.54 Pondok pesantren merupakan produk sejarah yang telah berdialog dengan zamannya masing-masing yang memiliki karakteristik berlainan baik menyangkut sosio-politik, sosio-kultural, sosio-ekonomi maupun sosio-religius.55 Pondok pesantren merupakan salah satu cikal bakal dan pilar pendidikan di Indonesia, selain pendidikan umum dan madrasah. Pesantren merupakan suatu lembaga pendidikan yang telah terbukti berperan penting dalam melakukan transmisi ilmu-ilmu keagamaan di masyarakat.56 Sekaligus pesantren merupakan sebuah lembaga pendidikan agama Islam tradisional telah lama tumbuh dan 54Zamakhsyari Dhofier,
Op.Cit, hal 18 Mujamil Qomar, Pesantren; Dari Transformasi Metodologi Menuju Demokratisasi Institusi, (Jakarta: Erlangga, t.t.), xv. 56 Nurhayati Djamas, Dinamika Pendidikan Islam di Indonesia Pascakemerdekaan, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2009), hal 19. 55
40
________________Manajemen Kewirausahaan Pesanteren ____________
berkembang di Indonesia jauh sebelum sekolah-sekolah umum memasuki wilayah pedesaan. Jauh sebelum sekolah-sekolah umum atau madrasah-madrasah berdiri. Pesantren adalah satu-satunya lembaga yang tersedia untuk segala pengajaran agama Islam, baik untuk tingkat dasar, menengah maupun tinggi. Karena tuanya sistem pendidikan pesantren Hasbullah menyebutnya sebagai “Bapak” pendidikan Islam Indonesia.57 Boleh dikatakan pesantren ada sejak permulaan penyebaran Islam di Indonesia. Pada lembaga ini inti pokok materi yang dipelajari adalah ilmu-ilmu diniyah (keagamaan) dari sumber aslinya yang berbahasa Arab atau lebih populer dengan istilah “Kitab Kuning”. Berdasarkan tujuan kurikuler yang hendak dicapai di pesantren tentu menguasai ilmu-ilmu keagamaan, dan santri tidak menguasai sama sekali ilmu-ilmu pengetahuan umum.58 Pondok Pesantren merupakan sistem pendidikan agama Islam yang tertua sekaligus merupakan ciri khas yang mewakili Islam ‘tradisional’ Indonesia yang eksistensinya telah teruji oleh sejarah dan berlangsung hingga kini. Pada mulanya merupakan sistem pendidikan Islam yang dimulai sejak munculnya masyarakat Islam di Indonesia. Munculnya masyarakat Islam di Indonesia berkaitan dengan proses 57 Hasbullah,
Sejarah Pendidikan Islam di Indonesia, (Jakarta: LKiS, 1996), hal
138. 58 Ahmad Syafi’ie Noor, Orientasi Pengembangan Pendidikan Pesantren Tradisional, (Jakarta: Prenada, 2009), hal 6.
41
_______________Manajemen Kewirausahaan Pesanteren ____________
Islamisasi, dimana proses Islamisasi terjadi melalui pendekatan dan penyesuaian dengan unsur-unsur kepercayaan yang sudah ada
sebelumnya,
sehingga
terjadi
percampuran
atau
akulturasi. Saluran Islamisasi terdiri dari berbagai cara antara lain melalui perdagangan, perkawinan, tasawuf, pondok pesantren dan kebudayan atau kesenian.59 Secara definisi pesantren adalah lembaga pendidikan tradisional Islam untuk belajar memahami, menghayati dan mengamalkan
ajaran–ajaran
agama
Islam
dengan
menekankan pentingnya moral agama sebagai pedoman hidup sehari-sehari dalam masyarakat.60 Pondok pesantren menurut M. Arifin berarti: “Suatu lembaga pendidikan agama Islam yang tumbuh serta diakui masyarakat sekitar, dengan sistem asrama (komplek) di mana santri-santri menerima pendidikan agama melalui sistem pengajian atau madrasah yang sepenuhnya berada di bawah kedaulatan dari leader-ship seorang atau beberapa orang kiai dengan
ciri-ciri khas yang bersifat
kharismatik
serta
independen dalam segala hal.�61 Pesantren
merupakan
lembaga
pendidikan
dan
pengajaran Islam di mana di dalamnya terjadi interaksi antara kiai atau ustadz sebagai guru dan para santri sebagai murid 59 Kartodirjo
Sartono, Elite Dalam Perspektif Sejarah (Jakarta: LP3ES, 1983),
hal 120. 60
Op.cit hal 78 Arifin, Kapita Selekta Pendidikan (Islam dan Umum), (Jakarta: Bumi Aksara, 1991), hal 240. 61 M.
42
________________Manajemen Kewirausahaan Pesanteren ____________
dengan mengambil tempat di masjid atau di halaman-halaman asrama (pondok) untuk mengaji dan membahas buku-buku teks keagamaan karya ulama masa lalu. Buku-buku teks ini lebih dikenal dengan sebutan Kitab Kuning, karena di masa lalu kitab-kitab itu pada umumnya ditulis atau dicetak di atas kertas berwarna kuning. Hingga sekarang penyebutan itu tetap lestari walaupun banyak diantaranya yang dicetak ulang dengan menggunakan kertas putih. Dengan demikian unsur terpenting bagi sebuah pesantren adalah adanya kyai, para santri, masjid, tempat tinggal (pondok) serta buku-buku atau kitab-kitab teks. Jauh sebelum masa kemerdekaan, pesantren telah menjadi sistem pendidikan nusantara. Hampir di seluruh pelosok nusantara, khususnya di pusat-pusat kerajaan Islam telah terdapat lembaga pendidikan yang kurang lebih serupa walaupun menggunakan nama yang berbeda-beda. Seperti meunasah, rangkang dan dayah di Aceh, surau di Minangkabau dan Pesantren di Jawa.62 Namun demikian, secara historis awal kemunculan dan asal-usul semua itu masih kabur. Banyak penulis sejarah pesantren berpendapat bahwa institusi ini merupakan hasil adopsi dari model perguruan yang diselenggarakan orang-orang Hindu dan Budha. Sebagaimana diketahui, sewaktu Islam datang dan berkembang di pulau 62 Haidar Putra Daulay, Historisitas dan Eksistensi Pesantren Sekolah dan Madrasah, (Yogyakarta: PT. Tiara Wacana Yogya, 2001), hal ix.
43
_______________Manajemen Kewirausahaan Pesanteren ____________
Jawa telah ada lembaga perguruan Hindu dan Budha yang menggunakan sistem biara dan asrama sebagai tempat para pendeta dan bhiksu melakukan kegiatan pembelajaran kepada para pengikutnya. Bentuk pendidikan seperti ini kemudian menjadi contoh model bagi para wali dalam melakukan kegiatan penyiaran dan pengajaran Islam pada masyarakat luas, dengan mengambil bentuk sistem biara dan asrama dengan merubah isinya dengan pengajaran agam Islam, yang kemudian dikenal dengan sebutan pondok pesantren. Sejalan dengan pandangan ini pesantren lahir semenjak masa awal kedatangan Islam di Jawa, masa Wali Songo. Diduga kuat bahwa pesantren pertama kali didirikan di desa Gapura Gresik Jawa Timur dan dihubungkan dengan usaha Maulana Malik Ibrahim (Sunan Ampel).63 Istilah pesantren ini sendiri seperti halnya mengaji bukanlah berasal dari istilah bahasa Arab, melainkan dari India. Di samping berdasarkan alasan terminologi yang dipakai oleh pesantren persamaan bentuk antara pendidikan pesantren dan pendidikan milik Hindu dan Budha di India ini dapat dilihat juga pada beberapa unsur yang tidak dijumpai pada sistem pendidikan Islam yang asli di Mekah. Unsur tersebut antara lain seluruh sistem pendidikannya berisi murni ilmu-ilmu agama, kyai tidak mendapatkan gaji, penghormatan yang tinggi 63
Luqman Hakim (ed.), Pola Pembelajaran di Pesantren, (Jakarta: Direktorat Pembinaan Perguruan Agama Islam, Direktorat Jenderal Kelembagaan Agama Islam Depag RI, 2001), hal 4.
44
________________Manajemen Kewirausahaan Pesanteren ____________
kepada guru serta letak pesantren yang didirikan di luar kota. Data ini oleh sebagian penulis sejarah pesantren dijadikan sebagai alasan untuk membuktikan asal-usul pesantren adalah karena pengaruh dari India. Pada
permulaan
berdirinya,
bentuk
pesantren
sangatlah sederhana. Kegiatan pengajian diselenggarakan di dalam masjid oleh seorang kyai sebagai guru dengan beberapa orang santri sebagai muridnya. Kyai tadi biasanya sudah pernah mukim bertahun-tahun untuk mengaji dan mendalami pengetahuan agama Islam di Mekah atau Madinah. Atau pernah berguru pada seorang wali atau kyai terkenal di nusantara. Kemudian ia bermukim pada suatu desa dengan mendirikan langgar yang dipergunakan sebagai tempat untuk shalat berjamaah. Pada awalnya jamaah hanya terdiri dari beberapa orang saja. Pada setiap menjelang atau selesai shalat berjamaah,
sang
kyai
biasanya
memberikan
ceramah
pengajian sekedarnya. Isi pengajian biasanya berkisar kepada soal rukun iman, rukun Islam, serta akhlak yang lebih banyak menyangkut kehidupan sehari-hari. Berkat caranya yang menarik dan keikhlasannya yang tinggi serta prilakunya yang shaleh, lama kelamaan jamaahnya bertambah banyak. Yang datang tidak lagi hanya dari penduduk desa tersebut, tetapi juga orang-orang yang jauh, dari luar desanya. Sebagian dari mereka yang ikut mengaji itu ingin tinggal menetap, dekat
45
_______________Manajemen Kewirausahaan Pesanteren ____________
dengan kyai atau ustadz dan bahkan mulai ada beberapa orang tua yang ingin menitipkan anaknya kepada kyai tadi. Untuk menampung semua itu dibentuklah pondok atau asrama. Dengan demikian, terbentuklah sebuah pesantren yang di dalamnya terdapat pondok, masjid, kyai dan santri. Beberapa alumni yang setelah selesai dan pulang dari pesantren kemudian mendirikan pesantren yang baru sehingga bertambah banyaklah jumlah pesantren yang tumbuh dan berkembang pada masa itu. Keadaan ini terus berlanjut hingga masa sekarang. Pesantren yang didirikan belakangan itu banyak yang telah menyesuaikan dengan perubahan dan kebutuhan di masyarakatnya. Namun demikian, pada dasarnya tetap melanjutkan tradisi dan fungsi utama pesantren.64 Walaupun
demikian,
secara
historis
pesantren
memiliki karakter utama yaitu: a. Pesantren didirikan sebagai bagian dan atas dukungan masyarakatnya sendiri. b. Pesantren
dalam
penyelenggaraan
pendidikannya
menerapkan kesetaraan santrinya, tidak membedakan status dan tingkat kekayaan orang tuanya. c. Pesantren kebodohan�,
mengemban
misi
khususnya
tafaqquh
“mensyiarkan agama Islam�.65
64
Ibid, hal 6. hal 7.
65 Ibid,
46
“menghilangkan fi
al-din
dan
________________Manajemen Kewirausahaan Pesanteren ____________
Menurut Gozali, ada tiga tipologi pondok pesantren yang berkembang di Indonesia, yaitu pesantren tradisional, pesantren modern dan pesantren komperhensif. Tiga tipologi pondok pesantren memiliki beberapa perbedaan mengenai metode pendidikannya yang disatu sisi, pesantren tradisional lebih memperkenalkan pengajaran kitab berbahasa Arab yang bersifat sorogan dan bandongan, sedangkan pesantren modern dalam metode pendidikannya telah mengadopsi metode klasikal dari Barat. Namun,
memasuki
abad
20
telah
ada
dan
berkembang metode yang menggabungkan pendekatan tradisional dan modern yang disebut pesantren komprehensif. Kedudukan para Kyai sebagai koordinator pelaksana proses belajar mengajar atau sebagai pengajar langsung di kelas. Para santri ada yang menetap dipondok dan ada yang tersebar di sekitarnya merupakan gabungan antara tradisional dan modern dan diaplikasikan pendidikan keterampilan.66 Ketiga tipe pondok pesantren ini memberi gambaran bahwa pondok pesantren merupakan lembaga pendidikan sekolah, luar sekolah, dan masyarakat yang tumbuh dari masyarakat, milik masyarakat dan untuk masyarakat. Kehadiran pesantren di tengah–tengah masyarakat tidak hanya sebagai lembaga pendidikan tetapi sebagai lembaga 66 Buhri Gozali, Pesantren Berwawasan Lingkungan, (Jakarta: CV Prasasti,2000), hal 14.
47
_______________Manajemen Kewirausahaan Pesanteren ____________
penyiaran agama dan sosial keagamaan. Sejak awal kehadiran pesantren ternyata mampu mengadaptasi diri dengan masyarakat. Pesantren juga berhasil menjadikan dirinya sebagai pusat gerakan pengembangan Islam. Perjalanan lembaga pesantren selalu mengalami dinamika yang tidak pernah berhenti sejalan dengan perubahan sosial yang terjadi. Dalam perkembangan pondok pesantren mengalami perubahan yang pesat, bahkan sebagian pesantren telah mengembangkan kelembagaanya dengan dengan membuka sistem madrasah.67 Dewasa ini pesantren dihadapkan pada banyak tantangan di dalam modernisasi Islam. Dalam banyak hal sistem dan lembaga pesantren telah di modernisasi dan disesuaikan dengan tuntutan perkembangan zaman, sehingga secara otomatis akan mempengaruhi kurikulum yang mengacu pada tujuan institusional lembaga tersebut. Pesantren harus mampu mempertahankan ciri khas pesantren dalam eksestensinya ditengah–tengah masyarakat. Kurikulum merupakan salah satu instrument dari suatu lembaga pendidikan termasuk pendidikan pesantren dalam mencapai tujuan pendidikan. Adapun tujuan pendidikan pondok pesantren yaitu untuk mempersiapkan para santri menjadi orang alim dalam ilmu
67 Ismail SM, Nurul Huda, Dinamika Pesantren dan Madrasah. (Semarang: Pustaka Pelajar Offset, 2002), hal 84.
48
________________Manajemen Kewirausahaan Pesanteren ____________
agama yang diajar oleh Kyai dan mengamalkan dalam masyarakat.68 Secara sederhana pondok pesantren dapat diartikan sebagai suatu yang sistem ditopang oleh beberapa komponen baik software dan hardware. Sarana untuk mendukung keberadaan pesantren seperti; kyai, santri, tradisi pengajian kitab, masjid atau mushola, ruangan pembelajaran, rumah pengasuh dan pondok tingal para santri. Pesantren
mempunyai
fungsi
menyiarkan,
mengembangkan, memelihara, melestarikan ajaran agama Islam dan mencetak tenaga pengembangan agama.69 Menurut Nurcholis Majid dalam Ismail bahwa
tujuan pendidikan
pesantren pada umumnya diserahkan pada proses improvisasi menurut perkembangan pesantren yang dipilih sendiri oleh kyai atau bersama-sama dengan pengasuh yang lain, sehingga terjadi perbedaan antara pesantren satu dengan yang lainnya. disamping tujuan umum perlu adanya tujuan khusus yang spesifik yang mengarah kepada tujuan lokal sesuai dengan situasi dan kondisi pesantren berada.70 Sebuah pesantren biasanya identik dengan kegiatankegiatan yang mengarah kepada Pendidikan Agama dan memakai disiplin yang sangat ketat dan keras. Dalam sebuah 68
Ziemek Manfred, Pesantren Dalam Perubahan Sosial. (Jakarta:P3M, 1986),
hal 86. 69 Zuhri, Saefudin, Berangkat dari Pesantren, 2002), hal 97. 70Ziemek Manfred ,Op.cit, hal 86.
(Jakarta:Gunung Agung,
49
_______________Manajemen Kewirausahaan Pesanteren ____________
lingkungan Pondok Pesantren biasanya banyak kegiatankegiatan yang diluar jam wajib atau dikenal dengan ekstrakurikuler. Dalam sebuah pesantren kegiatan ekstrakurikuler biasanya menjadi makanan empuk santri, seperti berbahasa Arab dan Inggris dalam kehidupan sehari-harinya, belajar malam (ngaji duduk) dan masih banyak lagi sesuai dengan program
yang
telah
dibuat
oleh
sebuah
pesantren.
Berbarengan dengan itu di pesantren baik tradisional maupun modren telah melakukan. B. Sejarah Perkembangan
Pondok
Pesantren
di
Indonesia. Pesantren secara historis-kultural dapat disebut sebagai salah satu lembaga pendidikan Islam tertua di Indonesia. Pesantren muncul bersamaan dengan proses Islamisasi yang terjadi di bumi Nusantara pada abad ke-8 dan ke-9 Masehi, dan terus berkembang sampai saat ini. Ketahanan yang ditampakkan pesantren sepanjang sejarahnya dalam menyikapi perkembangan zaman menunjukkan sebagai suatu sistem pendidikan. Pesantren mampu berdialog dengan zamannya. Pada gilirannya, hal itu telah menumbuhkan kepercayaan sekaligus harapan bagi sementara kalangan. Pesantren
dapat
menjadi
lembaga
pendidikan
alternatif pada saat ini dan masa depan, sekaligus sebagai motor penggerak dan pengawal arus perubahan sosial. Dalam 50
________________Manajemen Kewirausahaan Pesanteren ____________
pemakaian sehari-hari istilah pesantren biasa disebut dengan pondok saja atau kedua kata tersebut digabung menjadi satu sehingga pondok pesantren. M. Arifin, sebagaimana dikutip oleh Mujamil Qomar, mendefinisikan pondok pesantren sebagai suatu lembaga pendidikan agama Islam yang tumbuh serta diakui oleh masyarakat sekitar, dengan sistem asrama di mana santri-santri menerima pendidikan agama melalui sistem pengajian atau madrasah yang sepenuhnya berada di bawah kedaulatan dari leadership seseorang atau beberapa orang kiai dengan
ciri-ciri khas yang bersifat
kharismatik
serta
independen dalam segala hal. Sebagai sebuah lembaga pendidikan, pondok pesantren hampir semuanya tidak mempunyai satu keseragaman dalam merumuskan tujuan pendidikannya. Namun demikian, Mujamil Qomar dengan mengutip catatan Manfred Ziemek, menguraikan bahwa tujuan pondok pesantren adalah membentuk kepribadian, memantapkan akhlak, dan melengkapinya dengan pengetahuan. Adapun menurut Mastuhu, tujuan pesantren adalah menciptakan dan mengembangkan kepribadian muslim, yaitu kepribadian yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan, berakhlak mulia, bermanfaat bagi masyarakat atau berkhidmat kepada
51
_______________Manajemen Kewirausahaan Pesanteren ____________
masyarakat
dengan
jalan
menjadi
kawula
atau
abdi
masyarakat.71 Embrio lahirnya lembaga pendidikan pesantren sesungguhnya bisa dilacak sejak periode Wali Songo. Namun keberadaan lembaga ini dalam pengertian modern hanya bisa ditemukan pada abad XVIII dan XIV. Dalam pandangan Abdurrahman Mas’ud, lembaga pendidikan pesantren pada era kolonial cenderung diposisikan sebagai lembaga yang patut dicurigai karena menjadi basis “latihan para pejuang militan� guna melawan mereka.72 Sebagai
lembaga
pendidikan
Islam,
pesantren
memiliki lima elemen penting, yaitu pondok tempat menginap santri, masjid, santri, pengajaran kitab-ktiab klasik, dan kyai. Kelima elemen pondok pesantren di atas merupakan ciri khusus yang dimiliki pesantren yang membedakannya dengan lembaga pendidikan lainnya.73 C. Fungsi dan Peran Pondok Pesantren di Indonesia Sejak berdirinya pada abad yang sama dengan masuknya Islam hingga sekarang, pesantren telah bergumul dengan masyarakat luas. Pesantren telah berpengalaman menghadapi berbagai corak masyarakat dalam rentang waktu itu. Pesantren tumbuh atas dukungan mereka, bahwa menurut 71 Mujamil Qomar,
Op.cit, hal 1-3. Abdurrahman Mas’ud, Intelektual Pesantren Perhelatan Agama dan Tradisi, (Yogyakarta: LKiS, 2004), hal 77. 73 Choirul Fuad Yusuf dan Suwito NS (et. al.), Model Pengembangan Ekonomi Pesantren, (Purwokerto: STAIN Purwokerto Press, 2010), hal 28. 72
52
________________Manajemen Kewirausahaan Pesanteren ____________
Husni Rahim pesantren berdiri didorong permintaan (demand) dan kebutuhan (need) masyarakat, 74 sehingga pesantren memiliki fungsi yang jelas. Fungsi pesantren pada awal berdirinya sampai dengan kurun sekarang telah mengalami perkembangan. Visi, posisi, dan persepsinya terhadap dunia luar telah berubah. Laporan Mustofa Syarif dkk, menyebutkan pesantren pada masa yang paling awal (masa Syekh Maulana Malik Ibrahim) berfungsi sebagai pusat pendidikan dan penyiaran agama Islam.75 Kedua fungsi ini bergerak saling menunjang. Pendidikan dapat dijadikan bekal dalam mengumandangkan dakwah sedang dakwah bisa dimanfaatkan sebagai sarana dalam membangun sistem pendidikan. Jika ditelusuri akar sejarah berdirinya sebagai kelanjutan dari pengembangan dakwah, sebenarnya fungsi edukatif pesantren adalah sekadar membonceng misi dakwah. Misi dakwah Islamiyah inilah yang mengakibatkan terbangunnya sistem pendidikan. Pada masa wali songo, unsur dakwah lebih dominan dibanding unsur pendidikan. Marwan Saridjo dkk, mencatat bahwa fungsi pesantren pada kurun wali
74
Husni Rahim, Arah Baru Pendidikan Islam di Indonesia, (Jakarta: Logos Wacana Ilmu, 2001), hal 152. 75 Mustofa Syarif, Suparlan S. dan Abd. R. Saleh, Administrasi Pesantren, (Jakarta: PT. Paryu Barkah, t.t.), hal 5.
53
_______________Manajemen Kewirausahaan Pesanteren ____________
songo adalah sebagai pencetak calon ulama dan mubaligh yang militan dalam menyiarkan agama Islam.76 Menurut
Ma’shum,
fungsi
pesantren
semula
mencakup tiga aspek yaitu fungsi religius (diniyyah), fungsi sosial (ijtimaiyyah), dan fungsi edukasi (tarbawiyyah).77 Ketiga fungsi ini masih berlangsung hingga sekarang. Fungsi ini adalah sebagai lembaga pembinaan moral dan kultural. A. Wahid Zaeni menegaskan bahwa di samping lembaga pendidikan, baik di kalangan para santri maupun santri dengan masyarakat. Kedudukan ini memberikan isyarat bahwa penyelenggaraan keadilan sosial melalui pesantren lebih banyak menggunakan pendekatan kultural.78 D. Landasan Ideologis Pendidikan Pesantren Sebagai lembaga pendidikan Islam yang mengandung makna keaslian Indonesia (indigenous), 79 posisi pesantren sebagai lembaga pendidikan Islam merupakan sub sistem pendidikan nasional. Karena itu, pendidikan pesantren memiliki dasar yang cukup kuat, baik secara ideal, konstitusional maupun teologis. Landasan ideologis ini menjadi penting bagi pesantren, terkait eksistensinya sebagai
76 Marwan
Saridjo (et. al.), Sejarah Pondok Pesantren di Indonesia, (Jakarta: Dharma Bhakti, 1982), hal 34. 77 Ali Ma’shum, Ajakan Suci, (t.tp.: LTN-NU DIY, 1995), hal 119. 78 A. Wahid Zaeni, Dunia Pemikiran Kaum Santri, (Yogyakarta: LKPSM NU DIY, 1995), hal 92. 79 Nurcholis Madjid, Bilik-Bilik Pesantren: Sebuah Potret Perjalanan, (Jakarta: Paramadina, 1997), hal 3.
54
________________Manajemen Kewirausahaan Pesanteren ____________
lembaga pendidikan yang sah, menyejarah dan penunjuk arah bagi semua aktivitasnya. Dasar ideal pendidikan pesantren adalah falsafah Negara Pancasila, yakni sila pertama yang berbunyi: “Ketuhanan Yang Maha Esa.” Hal ini mengandung pengertian bahwa seluruh bangsa Indonesia percaya kepada Tuhan Yang Maha Esa, atau tegasnya harus beragama. Dasar konstitusional pendidikan pesantren adalah pasal 26 ayat 1 dan ayat 4 Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional. Pada pasal 1 disebutkan bahwa, “Pendidikan nonformal diselenggarakan bagi warga masyarakat yang memerlukan layanan pendidikan yang berfungsi sebagai pengganti, penambah, dan/atau pelengkap pendidikan formal dalam rangka mendukung pendidikan sepanjang hayat.” Selanjutnya, pada pasal 2 dinyatakan, “Satuan pendidikan nonformal terdiri atas lembaga kursus, lembaga pelatihan, kelompok belajar, pusat kegiatan belajar masyarakat, dan majelis taklim, serta satuan pendidikan yang sejenis.”80 Sedangkan dasar teologis pesantren adalah ajaran Islam,
yakni
bahwa
melaksanakan
pendidikan
agama
merupakan perintah dari Tuhan dan merupakan ibadah kepada-Nya. Dasar yang dipakai adalah Al-Qur’an dan al80 Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional, (Jakarta: CV. Eko Jaya, 2003), hal 19-20.
55
_______________Manajemen Kewirausahaan Pesanteren ____________
Hadits. Dasar Al-Qur’an sebagaimana disebutkan dalam Surat an-Nahl ayat 125: Artinya: ‘Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk’. (QS. An-Nahl: 125). Di samping itu, pendidikan pesantren didirikan atas dasar tafaqquh fi al-din, yaitu kepentingan umat untuk memperdalam ilmu pengetahuan agama, dasar pemikiran ini relevan dengan firman Allah Subhanhu wata’ala: Artinya: “Tidak sepatutnya bagi mukminin itu pergi semuanya (ke medan perang). Mengapa tidak pergi dari tiap-tiap golongan di antara mereka beberapa orang untuk memperdalam pengetahuan mereka tentang agama dan untuk memberi peringatan kepada kaumnya apabila mereka telah kembali kepadanya, supaya mereka itu dapat menjaga dirinya.” (QS. At-Taubah: 122). 56
________________Manajemen Kewirausahaan Pesanteren ____________
Ayat tersebut di atas menjiwai dan mendasari pendidikan pesantren, sehingga seluruh aktivitas keilmuan di dalam
pesantren
pada
dasarnya
ditujukan
untuk
mempertahankan dan menyebarkan agama Islam. 81 Selain ayat-ayat Al-Qur’an, dalam hadits Nabi juga banyak disebutkan
landasan-landasan
teologis yang
mendasari
aktivitas pesantren, misalnya hadits riwayat Imam Bukhari: “Sampaikanlah ajaranku kepada orang lain walaupun hanya sedikit.” (HR. Bukhari). Serta hadits riwayat Abu Daud dan Nasa’i: “Kamu pelajarilah kitab Allah dan kamu ikutilah apa yang ada di dalamnya.” (HR. Abu Daud dan Nasa’i). Ayat Al-Qur’an dan Hadits di atas merupakan perintah agama dan sekaligus mendasari kewajiban mencari ilmu pengetahuan
dan
mengajarkannya
kepada
orang
lain
walaupun sedikit. Keberadaan pesantren tidak lepas dari motivasi
teologis
menjalankan
tersebut.
ajaran
Islam
Bagi
kalangan
pesantren,
dan
mengeksplorasi
ilmu
pengetahuan adalah tugas sekaligus kewajiban yang harus diemban manusia untuk menjalankan fungsi kekhalifahannya di dunia dalam rangka mencari ridha-Nya. Dengan demikian, pesantren memerankan dirinya sebagai model pendidikan yang ‘alim secara intelektual dan cerdas secara spiritual.
81 Zamakhsyari Dhofier,
op. cit., hal. 39.
57
_______________Manajemen Kewirausahaan Pesanteren ____________
E. Nilai Pendidikan Pesantren Sebagai sebuah lembaga pendidikan keagamaan, sistem pendidikan pesantren didasari, digerakkan dan diarahkan oleh nilai-nilai kehidupan yang bersumber pada ajaran dasar Islam.82 Nilai ini secara kontekstual disesuaikan dengan realitas sosial masyarakat. Perpaduan kedua sumber nilai
inilah
yang
membentuk
pandangan
hidup
dan
menetapkan tujuan yang akan dikembangkan oleh pesantren. Menurut Mastuhu, nilai yang mendasari pesantren digolongkan menjadi dua kelompok, yaitu: 1) Nilai-nilai agama yang memiliki kebenaran mutlak yang bersifat fiqih-sufistik dan berorientasi pada kehidupan ukhrawi, dan 2) Nilai-nilai agama yang memiliki kebenaran relatif, bercorak empirik dan pragmatis untuk memecahkan berbagai persoalan kehidupan menurut hukum agama.
83
Kedua nilai ini mempunyai
hubungan vertikal dan hirarkis. Dalam kaitan ini, kyai menjaga nilai-nilai agama kelompok pertama, sedangkan ustadz dan santri menjaga nilai-nilai kelompok kedua. Hal inilah yang menyebabkan dalam sistem pendidikan pesantren sosok kyai menjadi sosok yang menentukan setiap perjalanan dan aktivitas pesantren (individual enterprise).
82
Mastuhu, Dinamika Sistem Pendidikan Pesantren Suatu Kajian Tentang Unsur dan Nilai Sistem Pendidikan Pesantren, (Jakarta: INIS, 1994), hal 26. 83 Ibid, hal 58.
58
________________Manajemen Kewirausahaan Pesanteren ____________
F. Sistem Pendidikan Pondok Pesantren Pada fase awal, pusat pendidikan Islam adalah langgar, mesjid, atau rumah sang guru, dimana murid-murid duduk di lantai menghadapi sang guru, dan belajar mengaji. Waktu mengajar umumnya diberikan pada waktu malam, agar tidak mengganggu pekerjaan orang tuanya sehari-hari. Menurut Zuhairini, tempat-tempat pendidikan Islam nonformal seperti inilah yang menjadi embrio terbentuknya sistem pendidikan pondok pesantren.
Sistem pendidikan
pada pondok pesantren pada prinsipnya memiliki kesamaan sebagaimana sistem pendidikan di langgar atau di mesjid, hanya lebih intensif dan dilaksanakan dengan waktu yang lebih lama.84 Pendidikan pesantren memiliki dua sistem utama dalam pengajaran, yaitu sistem sorogan yang disebut sistem individual, dan sistem bandongan atau wetonan yang disebut sistem kolektif. Dengan cara sistem sorogan, setiap murid mendapat kesempatan untuk belajar secara langsung dari kyai atau pembantu kyai. Sistem ini biasanya diberikan dalam pengajian kepada murid-murid yang telah menguasai pembacaan Al-Qur’an dan merupakan bagian yang paling sulit sebab sistem ini menuntut kesabaran, kerajinan, ketaatan, dan displin pribadi dari murid. Murid seharusnya
84
Ibid, hal 212.
59
_______________Manajemen Kewirausahaan Pesanteren ____________
sudah paham tingkat sorogan ini sebelum dapat mengikuti pendidikan selanjutnya di pesantren.85 Metode utama sistem pengajaran di lingkungan pesantren adalah sistem bandongan atau wetonan. Dalam sistem ini, sekelompok murid mendengarkan seorang guru yang membaca, menterjemahkan, dan menerangkan bukubuku Islam dalam Bahasa Arab. Kelompok kelas dari sistem bandongan ini disebut halaqah yang artinya sekelompok peserta didik yang belajar di bawah bimbingan seorang guru.86 Pesantren sekarang ini dapat dibedakan pada dua macam, yaitu pesantren tradisional dan modern.
Sistem
pesantren tradisional sering disebut pesantren salafi, yaitu sistem yang tetap mempertahankan pengajaran kitab-kitab Islam klasik sebagai inti pendidikan di pesantren. Pondok pesantren modern merupakan sistem pendidikan yang berusaha mengintegrasikan secara penuh sistem tradisional dan sistem pendidikan formal (madrasah).87 Tujuan proses modernisasi pondok pesantren adalah berusaha untuk menyempurnakan sistem pendidikan Islam yang ada di pesantren. Akhir-akhir ini pondok pesantren memiliki kecenderungan baru dalam rangka renovasi terhadap sistem yang selama ini digunakan. Perubahan ini 85 Mastuhu,
Op.cit, hal. 28
86Ibid.213 87 Mastuhu,
60
Op.cit, hal 12
________________Manajemen Kewirausahaan Pesanteren ____________
dapat diamati di pesantren modern, termasuk: mulai akrab dengan metodologi ilmiah modern, mulai terbuka atas perkembangan di luar dirinya, diversifikasi program dan kegiatan di pesantren makin terbuka dan luas, dan sudah dapat berfungsi sebagai pusat pengembangan masyarakat.88
88 Hasbullah, Sejarah Pendidikan Islam di Indonesia; Lintasan Sejarah Pertumbuhan dan Perkembangan, (Jakarta: Raja Grafindo Utama, 1999), hal 155.
61
_______________Manajemen Kewirausahaan Pesanteren ____________
BAB 4 MANAJEMEN KEWIRAUSAHAAN PONDOK PESANTREN Dalam menghadapi tantangan zaman, pesantren melakukan
diversifikasi
peran,
yakni
tidak
hanya
mengembangkan aspek kognitif keilmuan, tetapi juga aspek psikomotrik keahlian kecakapan hidup (life skill). Dewasa ini, banyak pesantren yang terlibat dalam pengembangan sektor perekonomian
seperti
bidang
pertanian,
peternakan,
perikanan, kelautan, kehutanan, pertokoan, koperasi, BMT dan home industri.89 Dimasa mendatang, pesantren memiliki tantangan dalam
menghadapi
Globalisasi
yang
menjadi
realitas
89 Lukman Fauroni, Menggerakkan Ekonomi Syariah Dari Pesantren, (Yogyakarta: Forum Pengkajian Pendidikan dan Pesantren Yogyakarta, 2017), hal. 23.
62
________________Manajemen Kewirausahaan Pesanteren ____________
keseharian, Pesantren harus mampu mencari solusi yang benar-benar
mencerahkan
sehingga
dapat
menumbuh
kembangkan kaum santri yang memiliki wawasan luas dan mampu beradaptasi dengan modernisasi kehidupan. Pada sisi lain, dapat menghantarkan masyarakat menjadi komunitas yang menyadari tentang persoalan yang dihadapi dan mampu mengatasi dengan penuh kemandirian dan keadaban.90 Hal
tersebut
yang
menyebabkan
terjadinya
perubahan pesantren dari pesantren tradisional menuju pesantren
modern,
serta
menjadikan
pesantren
yang
berkolaborasi terhadap entitas bisnis pada pesantren yang ada. Pesantren saat ini dituntut untuk melakukan aktivitas bisnis guna menghidupi pesantren sebagai self financing atau self supporting.91 Bisnis merupakan sejumlah total usaha yang meliputi pertanian,
produksi,
konstruksi,
distibusi,
transportasi,
komunikasi, usaha jasa dan pemerintahan yang bergerak dalam bidang membuat dan memasarkan barang dan jasa kepada
konsumen.
Sehingga,
dapat
dikatakan
bisnis
merupakan suatu aktivitas yang menghasilkan barang dan jasa yang dibutuhkan oleh masyarakat.92
90 Abu
‘Ala , Peran Pesantren Dalam Transformasi Pembaruan Pesantren, (Yogyakarta: LKIS Printing, 2016) hlm. 8. 91 Lukman Fauroni, op.cit, hal. 24 92 Ibid, hal.24
Sosial, dalam
63
_______________Manajemen Kewirausahaan Pesanteren ____________
Pilihan aktivitas ekonomi (bisnis) ditentukan oleh kemampuan pengelola pesantren membaca, mendefinisikan, memanfaatkan, dan mengorganisasikan resources, kondisi geografis, kondisi sosiokultural, baik internal maupun eksternal.
Jenis-jenis
dikembangkan
pada
usaha
ekonomi
pesantren
yang
umumnya
dapat dapat
diklasifikasikan ke dalam 4 kelompok besar, yaitu: • Agrobisnis (pertanian, perikanan dan perkebunan) • Jasa ( KBIH, percetakan, Lazis, BMT, Koperasi) • Perdagangan (pertokoan, agen penjualan) • Industri, (penjernihan air)93 Adapun langkah-langkah yang harus dilaksanakan dalam melaksanakan kegiatan bisnis di pesantren adalah sebagai berikut: •
Menganalisis kebutuhan subjek sasaran ekonomi (need assessment).
•
Melakukan analisis potensi SDM dalam kegiatan bisnis di pesantren.
•
Memetakan kebutuhan dan potensi untuk dijadikan sebagai rancangan program yang memadai.
• Melaksanakan program dengan memperhatikan jaringan kerja (Networking) yang telah dimiliki pesantren. • Melakukan evaluasi kinerja.94 93
64
Yusuf dan Suwoto, Op.cit, hal.268
________________Manajemen Kewirausahaan Pesanteren ____________
Pengembangan bidang ekonomi pondok pesantren dimaksudkan untuk menopang kemandirian pesantren secara kelembagaan pada satu sisi dan menyiapkan kecakapan hidup bagi para santrinya. Pesantren yang tumbuh di Indonesia memiliki potensi dalam pengembangan bisnis di lingkungan pesantren. Setiap pesantren memiliki aktivitas bisnis yang mendukung sesuai dengan potensi daerah masing-masing. Berikut merupakan bentuk pengelolaan bisnis pada sebagian pesantren di Indonesia:95 1. Pesantren Sidogiri Pesantren Sidogiri Pasuruan telah berhasil melakukan pengembangan aneka usaha hingga mempunyai aset 15 Milliar di bawah koordinasi Koperasi Pondok Pesantren. Aset ini disumbangkan
melalui
usaha-usaha
percetakan,
aneka
pertokoan seperti toko buku, toko sarung dan busana muslim, produksi air minum mineral merk santri yang produksi perbulannya telah mencapai 25 ribu pak atau 1.000.000 gelas. Asset ini belum termasuk BMT MMU yang telah mencapai 20 Milliar. Secara garis besar, Koppontren Sidogiri terbagi menjadi dua sasaran, yaitu: •
Sasaran utama komunitas santri Jenis usaha adalah toko kitab dan serba ada, dan
warung makan 94
Ibid, hal.268 Faurono, Op.cit, hal. 28
95 Lukman
65
_______________Manajemen Kewirausahaan Pesanteren ____________
• Sasaran terhadap Masyarakat Jenis usaha adalah toko serba ada, toko kebutuhan pokok (sembako), percetakan dan stationary, pertanian dan perkebunan, warpostel, mini market, dan lain-lain.96 2. Pesantren Al-Ittifaq Pesantren Agribisnis Al Ittifaq di Ciwidey Bandung telah berhasil menjadi pesantren penghasil aneka sayur mayur dan setiap hari memasoknya ke berbagai supermarket di Bandung, Bogor, Depok, dan Jakarta. Pesantren melibatkan seluruh santri dalam proses produksinya dan tidak memungut biaya atas seluruh biaya pendidikan di pesantren. Ada beberapa jenis usaha yang dikembangkan di pesantren Al Ittifaq, di antaranya pertanian, agrobisnis, peternakan, perikanan, dan koperasi pondok pesantren. Akan tetapi usaha ekonomi yang paling menonjol adalah di bidang agribisnis.97 3. Pesantren Al-Amin Pesantren Al Amin Prenduan Sumenep telah berhasil mengembangkan usaha bahari dengan produk berbagai aneka industri ikan laut yang dilakukan melalui usaha mandiri dan kerja sama dengan masyarakat nelayan dan juga para alumni
96 Ibid, 97 Ibid,
66
hal. 24 hal.23
________________Manajemen Kewirausahaan Pesanteren ____________
yang sudah berhasil sebagai pengusaha pengolahan ikan laut. 98
4. Pesantren Darul Hijrah Bidang usaha Pesantren Darul Hijrah Kalimantan Selatan adalah mengadakan kegiatan perikanan air tawar dengan berbagai usaha antara lain pengadaan bibit ikan, pembesaran ikan konsumsi, penanaman jati, karet, pisang, dan agrowisata. Dalam rangka pengembangan usaha, pesantren Darul Hijrah bekerja sama dengan Dinas Perikanan dan Kelautan Banjarbaru, Kelompok Tani Pengelola Tambak Kalimantan Selatan, PT Pupuk Kaltim, dan IPB. 5. Pesantren Hidayatullah Pesantren Hidayatullah Balikpapan Kalimantan Timur memiliki berbagai jenis usaha ekonomi sebagai penopang bagi keberlangsungan aktivitas yayasan dalam menjalankan misi tarbiyah dan dakwahnya, yaitu: peternakan sapi, peternakan ayam, perkebunan jeruk, budidaya ikan, dan Baitul Maal.99 Mekanisme pengelolaan bisnis keseluruhan berada dibawah naungan yayasan. Seluruh bidang usaha harus menyetor infaq ke yayasan melalui Bendahara. Dana yang terkumpul kemudian digunakan untuk membiayai biaya operasional yayasan. Khususnya di bidang pendidikan dan
98
Ibid, hal.28 hal.24
99 Ibid,
67
_______________Manajemen Kewirausahaan Pesanteren ____________
pemeliharaan sarana prasarana yayasan, serta gaji para guru (ustadz). 6. Pesantren Darul Arafah Pesantren Darul Arafah Medan, memiliki berbagai jenis usaha ekonomi yang dikembangkan, antara lain: perkebunan cokelat, budidaya ikan tawar, penanaman kayu mindy,
pembibitan
kelapa
sawit,
peternakan
unggas,
penggemukan sapi, perkebunan kelapa, budidaya jagung unggul, waserda, kantin santri, jahit pakaian, laundry, percetakan pesantren. Namun, dalam hal pengelolaan usaha, tidak melibatkan santri. Oleh karena itu terdapat karyawan khusus dalam menjalankan kegiatan usaha. Secara umum, kegiatan perekonomian pesantren yang ada memberlakukan kedua prinsip sebagai berikut:100 a. Pelaksanaan kegiatan unit usaha berbasis Learning By Doing. Dalam mengelola unit usaha, seluruh staff/ asatidz belajar mengelola dengan praktik langsung di lapangan secara sunguh-sungguh. Dengan demikian, akan tercipta pengalaman dari apa yang telah dilakukan. Pengalaman serta arahan dari senior menjadikan ilmu yang sangat bermanfaat bagi pengelolaan unit usaha b. Implementasi Pelaksanaan Prinsip Self Berdrying System 100 Ahmad Suharto, Profil Pondok Pesantren Modern Gontor, (Ponorogo, Darussalam Press, 2011) hal.8
68
________________Manajemen Kewirausahaan Pesanteren ____________
Pengelolaan unit usaha dilandasi atas keinginan pondok dalam
memenuhi
kebutuhan
santri
yang
ada.
Serta
memaksimalkan keuntungan agar sirkulasi ekonomi berputar untuk kepentingan pondok.
69
_______________Manajemen Kewirausahaan Pesanteren ____________
PENUTUP Dewasa ini banyak pesantren yang mengembangkan konsep kewirausahaan dan kemandirian bagi pemberdayaan perkembangan santri kedepan. Konsep tersebut dituangkan dalam program-program kewirausahaan, antara lain : 1. Mini Market Pesantren yang notabene tempattinggal santri dalam menimba ilmu agama, mempunyai peluang uasaha untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari santri melalui Mini Market. Kebutuhan akan mudah diperoleh santri tanpa harus keluar lokasi pesantren. Adanya mini market merupakan sarana pembelajaran bagi santri dalam bidang entrepreneurship. 2. Koperasi Pesantren (Kopontren) Koperasi Pesantren adalah badan usaha yang beranggotakan santri dan guru dengan melandaskan kegiatannya berdasarkan prinsip koperasi sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat berdasarkan asas kekeluargaan. 3. Klinik Konsultasi Rumah Tangga Setiap manusia tentu tidak pernah luput dari masalah. Berbagai cara dilakukan oleh setiap orang dalam menghadapi masalahnya, salah satu usahanya yaitu datang kekyai untuk meminta petuah agar penyelesaian masalah tidak keluar dari jalan Allah SWT. Seperti halnya konsultan pada umumnya dalam memberikan bimbingan kepada kliennya, klien tersebut memberikan imbalan tertentu kepada konsultan. Hal ini yang membedakan antara kyai dan konsultan dalam membrikan jasa bimbingan kepada masyarakat yakni keikhlasan dalam memberi bantuan. Pemberian bantuan tidak berupa 70
________________Manajemen Kewirausahaan Pesanteren ____________
uang tetapi berupa bantuan bahan bangunan untuk perbaikan kelas, pagar, gedung ataupun masjid. 4. Agrobisnis Lokasi pesantren yang kebanyakan didesa berpeluang besar untuk mengembangkan agrobisnis. Sebuah harapan demi tumbuh dan majunya agrobisnis dipedasaan tengah disemai pemerintah. Santri dibekali jiwa entrepreneurship melalui program agrobisnis. 101 Manajemen kewirausahaan Pondok Pesantren adalah pendayagunaan potensi ekonomis secara kreatif, inovatif dan dengan keberanian menghadapi resiko untuk mendapatkan laba yang berguna mensukseskan program unit-unit usaha pada pondok pesantren.
101Jazim Hamidi – Mustafa Lutfi, Entrepreneurship Kaum Sarungan, ( Jakarta : Khalifa, 2010 ) hal 157
71
_______________Manajemen Kewirausahaan Pesanteren ____________
Gambar 2 Model Manajemen Kewirausahan Pondok Pesantren UNIT USAHA PESANTREN
SANTRI DAN MASYARAKAT
PENGORGANISASIAN
PERENCANAAN
MANAJEMEN KEWIRAUSAHAAN
PELAKSANAAN
PIMPINAN PESANTREN
72
KONTRIBUSI
PENGAWASAN
______________Manajemen Kewirausahaan Pesanteren ____________
DAFTAR PUSTAKA A.Muri Yusuf, Metode Penelitian: Kuantitatif, Kualitatif Dan Penelitian Gabungan,. Jakarta: Kencana, 2016 Agus Siswanto, The Power Of Islamic Entrepreneurship.Energi Kewirausahaan Islami.Jakarta: Amzah, 2016 Ainurrafiq Dawam Dan Ahmad Ta’arifin, Manajemen Madrasah Berbasis Pesantren. Jakarta: Listafariska, 2005 Bukhari Umar, Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta: Amzah, 2010 Bjorn Bjerke, Understanding Entrepreneurship, Edward Elgar Publishing Limited, USA, 2007 Buchari Alma, Kewirausahaan Untuk Mahasiswa Dan Umum.Bandung: Alfabeta, 2017 D. Made Dharmawati, Kewirausahaan, Jakarta:PT.Raja Grafindo Persada, 2016 H. Samsul Nizar, Sejarah Pendidikan Islam: Menelusuri Jejak Sejarah Pendidikan Era Rasulullah Sampai Indonesia. Jakarta: Kencana, 2013 H.Abudin Nata, Pendidikan dalam Perspektif Al-Qur’an. Jakarta: Prenada Media Group, 2016 Haris Herdiansyah, Metodologi Penelitian Kualitiatif Untuk IlmuIlmu Social, Jakarta: Salemba Humanika, 2010 HM.Amin Haedari et al, Masa Depan Pesantren: Dalam Tantangan Modernitas dan Tantangan Kompleksitas Global. Jakarta: IRD Press, 2004 H.M Burhan Bungin, Penelitian Kualitatif: Komunikasi, Ekonomi, Kebijakan Publik dan Ilmu Sosial lainnya. Jakarta : kencana, 2008 John W.Creswell, Research Desigh:Pendekatan Kualitatif, Kuantitatif dan Mixed.Yogyakarta:2015 Kaspul Anwar Us, Kepemimpinan Pesantren: Menawarkan Model Kepemimpinan Kolektif dan Responsif. Jambi: Sulthan Thaha Press, 2011 Kasmir, Kewirausahaan.Jakarta: Rajawali Press, 2011 Kompri, Manajemen Pendidikan Jilid 3. Bandung: Alfabeta, 2015 M.Dian Nafi’ et al, Praksis Pembelajaran Pesantren. Yogyakarta: ITD, 2007
73
_______________Manajemen Kewirausahaan Pesanteren ____________
Mu’awanah, Manajemen Pesantren Mahasiswa. Yogyakarta: STAIN Kediri Press, 2009 Muhammad Anwar HM, Pengantar Kewirausahaan: Teori dan Aplikasi, Jakarta: Kencana, 2017 Mukhtar, Metode Praktis Peneltian Deskriptif Kualitatif,Jakarta: Referensi, 2013 Nur Efendi, Manajemen Perubahan Di Pondok Pesantren:Kontruksi Teoritik Dan Praktik Pengelolaan Perubahan Sebagai Upaya Pewarisan Tradisi Dan Menatap Tantangan Masa Depan. Yogyakarta: Kalimedia, 2016 Nurcholid Madjid, Bilik-bilik pesantren sebuah Potret Perjalanan.Jakarta: Paramadina, 1997 Olman Dahuri dan Nida’ Fadlan, Pesantren-Pesantren Berpengaruh Di Indonesia, Jakarta: Erlangga, 2015 Rulam Ahmadi, Metodologi Penelitian Kualitatif. Yogyakarta: Ar-Ruz Media, 2016 Sa’id Aqiel Siradj et al, Pesantren Masa Depan:Wacana Pemberdayaan dan Transformasi Pesantren. Bandung:Pustaka Hidayah, 1999 Sugiyono, Metode Penelitian pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R & D). Jakarta: Alfabeta, 2012 Stephen P Robbins, Manajemen Jilid 2. Jakarta: PT.Gelora Aksara Pratama, 2013 Sulthan Masyhud dan Moh.Khusnurdilo, Manajemen Pondok Pesantrean. Jakarta: Diva Pustaka, 2004 Wawan Dhewanto, Intrapreneurship: Kewirausahaan Korporasi, Bandung: Rekayasa Sains, 2013 Zamakhsyari Dhofier, Tradisi Pesantren: Memadu Modernitas Untuk Kemajuan Bangsa. Yogykarta: Pesantren Nawesea Press, 2009 Zamakhsyari Dhofier, Tradisi Pesantren: Studi tentang Pandangan Hidup Kyai. Jakarta:LP3ES, 1994
74
______________Manajemen Kewirausahaan Pesanteren ____________
DAFTAR RIWAYAT HIDUP PENULIS Dr. Fahrina Yustiasari Liriwati, M.Pd.I, lahir di Tembilahan pada tanggal 02 Januari 1983. Anak dari Syarifuddin dan Fatimah Mulita dan Istri dari Muhammad Rafai HA, M.E dan ibunda dari 2 bidadari sholehah Najla Izzaty Salamy El-Fa’i dan Sakinah Arafah Annajwa El-Fa’i. ia menempuh pendidikan formal di : SDN 001 Tembilahan Kota, SLTPN 01 Tembilahan Hulu, SMKN 01 Tembilahan Hilir dan pernah merasakan dunia pesantren di Tahfizh Quran Al-Mubarak Tahtul Yaman Jambi Tahun 2001. Kemudian melanjutkan pendidikan di Perguruan Tinggi STAI Auliaurrasyidin Tembilahan Tahun 2002-2006 dan meraih Magister Manajemen Pendidikan Islam di IAIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi Tahun 2009-2011. Sejak Tahun 2011 hingga sekarang mengabdikan diri sebagai Dosen Tetap di kampus tercinta STAI Auliaurrasyidin Tembilahan. Saat ini sudah menjalani ujian tertutup disertasi pendidikan Doktoral di UIN Sulthan Thaha Saifuddin Tahun 2017 melalui Program Beasiswa 5000 Doktor dari Kementerian Agama Republik Indonesia.Penulis dapat dihubungi melalui email lilifahrina.tbh@gmail.com dan no.hp 0852.64.549350
Dr. Junianto Sitorus,MA Lahir di Desa Durian, 24 Juni 1984, yang beralamat di Jalan Prona No. 17 Medan Helvetia. Penulis merupakan seorang Dosen Tetap di Sekolah Tinggi Agama Islam Al-Hikmah Medan yang beralamat di Jalan Mesjid N0. 1 Medan Estate Telp 0617351538 dan seorang Manager Sajada Advertising Medan Sumatera Utara. Penulis menempuh pendidikan dasar di Madrasah Ibtidaiyah Al Washliyah Kisaran Tamat Tahun 1996, Madrasah Tsanawiyah Dar Al Falah Kisaran Tamat Tahun 1999 dan Pondok Pesantren Muhammadiyah Darul Arqam Simalungun Tamat Tahun 2002 kemudian melanjutkan ke jenjang S1 Kependidikan Islam IAIN Sumatera Utara Tamat Tahun 2006, S2 Manajemen Pendidikan Islam IAIN Sumatera Utara Tamat Tahun 2013 dan saat ini sedang menempuh pendidikan doktoral di UIN STS Jambi Tahun 2017 – Sekarang melalui beasiswa 5000 Doktor dari Kementerian Agama Republik Indonesia. Penulis dapat dihubungi melalui Alamat E-mail: juniantositorus@gmail.com dan No. Hp: 0813.75.925256.
75
_______________Manajemen Kewirausahaan Pesanteren ____________
Muhammad Rafai HA,M.E, Lahir Di Enok, 01 Oktober 1982. Penulis Merupakan Dosen Tetap Di STAI Ahsanta Kota Jambi Jalan Fatah Raside No.68 Kelurahan Jelutung Kec. Kebun Handil Kota Jambi. Penulis Beralamat Di Jalan Jambi Paradise RT. 1 Dusun Sungai Peluru Desa Talang Belido, Kec Sungai Gelam Kab Muaro Jambi. Penulis Menempuh Pendidikan Di SDN 010 Enok Tamat 1996, Mtsn Enok Tamat 1999, Madrasah Aliyah Nurul Huda Tamat 2002, S1 Di Fakultas Syariah jurusan ekonomi Islam IAIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi Tamat Tahun 2006 Dan Melanjutkan S2 program studi ekonomi Islam konsentrasi Perbankan dan lembaga keuangan Syariah Di IAIN STS Jambi tamat Tahun 2016. Penulis dapat dihubungi di no.hp 0852.78.229189 dan email muhammadrafai870@gmail.com
76
https:/ ainamulyana.blogspot.com/2019/10/undang-undang-uu-nomor-18-tahun-2019.html
SALINAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 18 TAHUN 2019 TENTANG PESANTREN
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
Menimbang
a
bahwa setiap orang bebas memeluk agama dan
beribadat menurut agamanya serta memilih pendidikan dan pengajaran dalam satu sistem
b
pendidikan nasional yang meningkatkan keimanan dan ketakwaan serta akhlak mulia dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa sebagaimana diamanatkan dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945; bahwa dalam upaya untuk meningkatkan keimanan dan ketakwaan serta akhlak mulia, pcsantren yang tumbuh dan berkembang di masyarakat dengan kekhasannya telah berkontribusi penting dalam mewujudkan Islam yang rahmatan lil'alamin dengan melahirkan insan beriman yang berkarakter, cinta tanah air dan berkemajuan, serta terbukti memiliki peran nyata baik dalam pergerakan dan perjuangan
meraih kemerdekaan maupun
c
pembangunan nasional dalam kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia; bahwa untuk menjamin penyelenggaraan pesantren dalam fungsi pendidikan, fungsi dakwah, dan fungsi pemberdayaan masyarakat, diperlukan pengaturan untuk memberikan rekognisi, afirmasi, dan fasilitasi berdasarkan tradisi dan kekhasannya;
d. SK No 006344 A
bahwa . .
.
PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
-2d
bahwa pengaturan mengenai pesantren belum optimal mengakomodasi perkembangan, aspirasi, dan kebutuhan hukum masyarakat serta belum
menempatkan pengaturan hukumnya dalam kerangka peraturan perundang-undangan yang terintegrasi dan komprehensif; e
bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, huruf b, huruf c, dan huruf d, perlu membentuk Undang-Undang tentang Pesantren;
Mengingat
Pasal 20, Pasal 21, Pasal 28C, Pasal 288, Pasal 29, dan Pasal 31 Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945;
Dengan Persetujuan Bersama DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA dan PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA MEMUTUSKAN:
Menetapkan
UNDANG-UNDANG TENTANG PESANTREN BAB I KETENTUAN UMUM
Pasal
1
Dalam Undang-Undang ini yang dimaksud dengan: 1. Pondok Pesantren, Dayah, Surau, Meunasah, atau sebutan lain yang selanjutnya disebut Pesantren adalah lembaga yang berbasis masyarakat dan didirikan oleh perseorangan, yayasan, organisasi masyarakat Islam, dan/atau masyarakat yang menanamkan keimanan dan ketakwaan kepada Allah Swt., menyemaikan akhlak mulia serta memegang . .
SK No 006345 A
.
PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
-3-
2
3
memegang teguh ajaran Islam rahmatan lil'alamin yang tercermin dari sikap rendah hati, toleran, keseimbangan, moderat, dan nilai luhur bangsa Indonesia lainnya melalui pendidikan, dakwah Islam, keteladanan, dan pemberdayaan masyarakat dalam kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia. Pendidikan Pesantren adalah pendidikan yang diselenggarakan oleh Pesantren dan berada di lingkungan Pesantren dengan mengembangkan kurikulum sesuai dengan kekhasan Pesantren dengan berbasis kitab kuning atau dirasah islamiah dengan pola pendidikan muallimin. Kitab Kuning adalah kitab keislaman berbahasa Arab atau kitab keislaman berbahasa lainnya yang menjadi rujukan tradisi keilmuan Islam di Pesantren
4
5
6
Dirasah Islamiah dengan Pola Pendidikan Muallimin adalah kumpulan kajian tentang ilmu agama Islam yang terstruktur, sistematis, dan terorganisasi. Pendidikan Muadalah adalah Pendidikan Pesantren yang diselenggarakan pada jalur pendidikan formal dengan mengembangkan kurikulum sesuai dengan kekhasan Pesantren dengan berbasis Kitab Kuning atau Dirasah Islamiah dengan Pola Pendidikan muallimin secara berjenjang dan terstruktur. Pendidikan Diniyah Formal adalah Pendidikan
Pesantren yang diselenggarakan pada jalur pendidikan formal sesuai dengan kekhasan Pesantren yang berbasis Kitab Kuning secara berjenjang dan terstruktur.
7. Mahad
SK No 006346 A
PRESTDEN
REPUBLIK INDONESIA
-4-
7. Ma'had Aly adalah Pendidikan Pesantren jenjang pendidikan tinggi yang diselenggarakan oleh Pesantren dan berada di lingkungan Pesantren dengan mengembangkan kajian keislaman sesuai dengan kekhasan Pesantren yang berbasis Kitab Kuning secara berjenjang dan terstruktur.
8. Santri adalah peserta didik yang pendidikan dan mendalami ilmu
menempuh agama Islam di
Pesantren.
9. Kiai, Trran Guru, Anre Gurutta, Inyiak, Syekh, Ajengan, Buya, Nyai, atau sebutan lain yang selanjutnya disebut Kiai adalah seorang pendidik yang memiliki kompetensi ilmu agama Islam yang berperan sebagai figur, teladan, dan/atau pengasuh Pesantren
10. Dewan Masyayikh adalah lembaga yang dibentuk
1
1.
oleh Pesantren yang bertugas melaksanakan sistem penjaminan mutu internal Pendidikan Pesantren. Majelis Masyayikh adalah lembaga mandiri dan independen sebagai perwakilan Dewan Masyayikh
dalam merumuskan dan menetapkan
sistem
penjaminan mutu Pendidikan Pesantren.
12. Pemerintah Pusat adalah Presiden Republik Indonesia yang memegang kekuasaan pemerintahan negara Republik Indonesia yang dibantu oleh Wakil Presiden dan Menteri sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. 13. Pemerintah Daerah adalah kepala daerah sebagai unsur penyelenggara pemerintahan daerah yang memimpin pelaksanaan urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan daerah otonomi. 14. Menteri adalah menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang agama. BAB II
SK No 006347 A
PRESIDEN
REPUBLIK TNDONESIA
-5-
BAB II ASAS, TUJUAN, DAN RUANG LINGKUP Pasal 2
Penyelenggaraan Pesantren berasaskan a. Ketuhanan Yang Maha Esa; b. kebangsaan; c. kemandirian; d. keberdayaan
:
e. kemaslahatan; f. multikultural; g. profesionalitas; h. akuntabilitas; i. keberlanjutan; dan j. kepastian hukum Pasal 3 Pesantren diselenggarakan dengan tujuan: a. membentuk individu yang unggul di berbagai bidang yang memahami dan mengamalkan nilai ajaran agamanya danf atau menjadi ahli ilmu agama yang
beriman, bertakwa, berakhlak mulia, berilmu,
b.
mandiri, tolong-menolong, seimbang, dan moderat; membentuk pemahaman agama dan keberagamaan yang moderat dan cinta tanah air serta membentuk perilaku yang mendorong terciptanya kerukunan hidup beragama; dan
c. meningkatkan kualitas hidup masyarakat berdaya dalam memenuhi kebutuhan
yang pendidikan
warga negara dan kesejahteraan sosial masyarakat. Pasal 4
Ruang lingkup fungsi Pesantren meliputi a. pendidikan;
b. SK No 006348 A
dakwah
PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
-6-
b. c.
dakwah; dan pemberdayaan masyarakat
BAB III PENDIRIAN DAN PENYELENGGARAAN PESANTREN
Bagian Kesatu Umum Pasal 5
(1)
Pesantren terdiri atas:
a.
(2)
Pesantren yang menyelenggarakan pendidikan dalam bentuk pengkajian Kitab Kuning; b. Pesantren yang menyelenggarakan pendidikan dalam bentuk Dirasah Islamiah dengan Pola Pendidikan Muallimin; atau c. Pesantren yang menyelenggarakan pendidikan dalam bentuk lainnya yang terintegrasi dengan pendidikan umum. Pesantren sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus memenuhi unsur paling sedikit:
a. Kiai; b. Santri yang bermukim di Pesantren; c. pondok atau asrama; d. masjid atau musala; dan e. kajian Kitab Kuning atau Dirasah Islamiah dengan Pola Pendidikan Muallimin.
Bagian Kedua Pendirian Pasal 6
(1) Pesantren didirikan oleh perseorangan,
yayasan, organisasi masyarakat Islam, danf atau masyarakat. (21 Pendirian
SK No 006349 A
PRESIDEN
REPUBLIK INDONESTA
-7
(2)
-
Pendirian Pesantren sebagaimana dimaksud pada ayat (1) wajib: a. berkomitmen mengamalkan nilai Islam rahmatan lil'alamin dan berdasarkan Pancasila, UndangUndang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, Negara Kesatuan Republik Indonesia, serta Bhinneka Tunggal Ika; b. memenuhi unsur Pesantren sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 ayat (21; c. memberitahukan keberadaannya kepada kepala desa atau sebutan lain sesuai dengan domisili Pesantren; dan
d. mendaftarkan keberadaan Pesantren
kepada
Menteri.
(3) Dalam hal pendirian Pesantren sebagaimana dimaksud pada ayat (2) terpenuhi, Menteri me
mberikan izin terdaftar. Pasal 7
Ketentuan lebih lanjut mengenai pendirian Pesantren sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 diatur dengan Peraturan Menteri. Bagian Ketiga Penyelenggaraan Pasal 8
(1)
Penyelenggaraan Pesantren wajib mengembangkan nilai Islam rahmatan lil'alamin serta berdasarkan Pancasila, Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun L945, Negara Kesatuan Republik Indonesia, dan Bhinneka Trrnggal Ika. (21 Penyelenggaraan
SK No 006350 A
PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
-8-
(2)
Penyelenggaraan Pesantren sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan dengan tetap menjaga kekhasan atau keunikan tertentu yang mencerminkan tradisi, kehendak dan cita-cita, serta ragam dan karakter Pesantren. Pasal 9
(1) Dalam penyelenggaraan Pesantren, Kiai sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 ayat (2) huruf a harus:
a. berpendidikan Pesantren; b. berpendidikan tinggi keagamaan Islam, (2)
dan/atau; c. memiliki kompetensi ilmu agama Islam. Kiai sebagaimana dimaksud pada ayat (1) merupakan pemimpin tertinggi Pesantre YanB mampu menjadi pengasuh, figur, dan teladan dalam penyelen ggaraan
(3)
santren. Dalam penyelenggaraaan Pesantren sebagaimana dimaksud pada ayat (2), Kiai dapat dibantu oleh: a. pendidik dan tenaga kependidikan dengan kompetensi sesuai dengan kebutuhan Pesantren; Pe
dan/atau
b. (4)
pengelola Pesantren.
Pengelola Pesantren sebagaimana dimaksud pada ayat (3) huruf b bertujuan membantu peran Kiai dalam fungsi administrasi pengelolaan Pesantren' Pasal 10
(1) Dalam
penyelenggaraan Pesantren, Santri yang bermukim di Pesantren sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 ayat (2) huruf b menetap di dalam pondok atau asrama Pesantren.
(2) Selain SK No 006351 A
PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA
-9
-
(2) Selain Santri yang bermukim
(3)
sebagaimana
dimaksud pada ayat (1), Pesantren dapat memiliki Santri lain yang tidak menetap di dalam pondok atau asrama Pesantren. Santri sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) diarahkan untuk pendalaman dan peningkatan kajian Kitab Kuning atau Dirasah Islamiah dengan Pola Pendidikan Muallimin, pengamalan ibadah,
pembentukan perilaku akhlak mulia,
(4)
dan
penguasaan bahasa. Santri sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) dididik untuk menanamkan keimanan dan ketakwaan kepada Allah Swt., menyemaikan akhlak mulia, memegang teguh toleransi, keseimbangan,
moderat, rendah hati, dan cinta tanah air berdasarkan ajaran Islam,
nilai luhur
bangsa Indonesia, serta berdasarkan Pancasila dan UndangUndang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
Pasal
1
1
(1) Dalam
penyelenggaraan Pesantren, pondok atau asrama sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 ayat (2) huruf c merupakan tempat tinggal Santri yang bermukim selama masa proses pendidikan di Pesantren.
(2)
Pondok atau asrama sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus memperhatikan aspek daya tampung, kenyamanan, kebersihan, kesehatan, dan keamanan.
(3)
Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah sesuai dengan kewenangannya dapat memfasilitasi pondok atau asrama Pesantren untuk memenuhi aspek daya tampung, kenyamanan, kebersihan, kesehatan, dan keamanan.
Pasal12... SK No 006352 A
PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
- 10-
Pasal 12
(1)
Dalam hal penyelenggaraan Pesantren, masjid atau musala sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 ayat
(2) huruf d harus memperhatikan aspek
(2)
daya
tampung, kebersihan, dan kenyamanan. Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah sesuai dengan kewenangannya dapat memfasilitasi masjid atau musala Pesantren untuk memenuhi aspek daya tampung, kenyamanan, kebersihan, kesehatan, dan keamanan. Pasal 13
(1) Dalam penyelenggaraan Pesantren, kajian Kitab Kuning atau Dirasah Islamiah dengan Pola Pendidikan Muallimin sebagaimana dimaksud dalam
Pasal
5 ayat (2) huruf e dilaksanakan
secara
sistematis, terintegrasi, dan komprehensif.
(2)
Kajian Kitab Kuning atau Dirasah Islamiah dengan Pola Pendidikan Muallimin sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan dengan menggunakan metode sorogan, bandongan, metode klasikal,
terstruktur, berjenjang, dan/atau
metode
pembelajaran lain. Pasal 14
Ketentuan lebih lanjut mengenai penyelenggaraan Pesantren sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 sampai dengan Pasal 13 diatur dengan Peraturan Menteri.
Bagian Keempat
SK No 006353 A
PRESIDEN
REPUBLIK TNDONESIA
- 11Bagian Keempat Pesantren dalam Fungsi Pendidikan Paragraf Umum
1
Pasal 15
Pesantren melaksanakan fungsi pendidikan sebagai bagian dari penyelenggaraan pendidikan nasional. Pasal 16
(1) Pesantren menyelenggarakan fungsi pendidikan berdasarkan kekhasan, tradisi, dan kurikulum pendidikan masing-masing Pesantren.
(2) Fungsi Pendidikan Pesantren sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditujukan untuk membentuk Santri yang unggul dalam mengisi kemerdekaan Indonesia dan mampu menghadapi perkembangan zaman. Pasal 17
(1) Pesantren (2) (3)
menyelenggarakan pendidikan formal
danlatau nonformal. Pendidikan formal sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi Pendidikan Pesantren jenjang pendidikan dasar, menengah, dan tinggi. Pendidikan Pesantren yang diselenggarakan pada jalur pendidikan formal jenjang pendidikan dasar sebagaimana dimaksud pada ayal {2) berbentuk:
a. satuan Pendidikan Muadalah ula
atau
Pendidikan Diniyah Formal ula; dan/atau
b. satuan Pendidikan Muadalah wustha Pendidikan Diniyah Formal wustha.
(4) Pendidikan SK No 006354 A
atau
PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
-12-
(4)
Pendidikan Pesantren yang diselenggarakan pada jalur pendidikan formal jenjang pendidikan menengah sebagaimana dimaksud pada ayat (2) berbentuk satuan Pendidikan Muadalah ulya atau Pendidikan Diniyah Formal ulYa.
(5) Jenjang
Pendidikan Muadalah
dapat diselenggarakan dalam waktu 6 (enam) tahun atau lebih dengan menggabungkan penyelenggaraan satuan Pendidikan Muadalah wustha dan satuan
Pendidikan (6)
(7)
Muadalah
ulYa
secara
berkesinambungan Pendidikan Pesantren yang diselenggarakan pada jalur pendidikan formal jenjang pendidikan tinggi sebagaimana dimaksud pada ayat (21 berbentuk Mahad A1y. Pendidikan nonformal sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berbentuk pengkajian Kitab Kuning. Pasal 18
(1) (2\
Kurikulum Pendidikan Muadalah terdiri atas kurikulum Pesantren dan kurikulum pendidikan umum. Kurikulum Pesantren sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dikembangkan oleh Pesantren dengan berbasis Kitab Kuning atau Dirasah Islamiah dengan Pola Pendidikan Muallimin.
(3) Kurikulum pendidikan umum dimaksud pada ayat (1) diatur
sebagaimana dalam Peraturan
Menteri. Pasal 19
(1) Santri satuan Pendidikan Muadalah yang telah menyelesaikan pendidikan dinyatakan lulus melalui penilaian oleh pendidik dan satuan Pendidikan Muadalah.
(2) Santri SK No 006355 A
PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA
-13(2) Santri yang dinyatakan lulus
sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) berhak: a. melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi baik yang sejenis maupun tidak sejenis; dan/atau b. mendapatkan kesempatan kerja. Pasal 20
(1) Kurikulum Pendidikan Diniyah Formal terdiri kurikulum Pesantren dan kurikulum
(2)
atas pendidikan
umum. Penyusunan rumusan kerangka dasar dan struktur kurikulum Pesantren sebagaimana dimaksud pada ayat (1) yang berbasis Kitab Kuning dilakukan oleh Majelis Masyayikh.
(3) Kurikulum pendidikan umum dimaksud pada ayat (1) diatur
sebagaimana dalam Peraturan
Menteri. Pasal 21
(1)
Santri satuan Pendidikan Diniyah Formal yang telah menyelesaikan pendidikan dinyatakan lulus melalui penilaian oleh pendidik, satuan pendidikan formal, dan penilaian oleh Menteri.
(21 Santri yang dinyatakan lulus
sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) berhak: a. melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi baik yang sejenis maupun tidak sejenis; dan/atau b. mendapatkan kesempatan kerja. Pasal22
(1)
Ma'had Aly menyelenggarakan pendidikan akademik pada program sarjana, magister, dan doktor.
(2) Mahad SK No 006356 A
PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
-14-
(2)
Ma'had Aly mengembangkan rumpun ilmu agama Islam berbasis Kitab Kuning dengan pendalaman bidang ilmu keislaman tertentu.
(3) Pendalaman bidang ilmu keislaman yang diselenggarakan oleh Mahad Aly yang dikembangkan berdasarkan tradisi akademik (4) (5)
Pesantren dalam bentuk konsentrasi kajian. Mahad Aly dapat menyelenggarakan lebih dari 1 (satu) konsentrasi kajian pada 1 (satu) rumpun ilmu agama Islam. Kurikulum Ma'had AIy wajib memasukkan materi muatan Pancasila, kewarganegaraan, dan Bahasa Indonesia.
(6) Ma'had Aly memiliki otonomi untuk
mengelola
lembaganya sebagaimana tertuang dalam statuta
(7)
Ma'had Aly. Santri Ma?rad Aly yang telah menyelesaikan proses pembelajaran dan dinyatakan lulus berhak menggunakan gelar dan mendapatkan ijazah serta berhak melanjutkan pendidikan pada program yang
lebih tinggi dan kesempatan kerja. Pasal 23
(1)
Pendidikan Pesantren jalur pendidikan nonformal dapat diselenggarakan secara berjenjang atau tidak berjenjang.
(21 Pendidikan Pesantren jalur pendidikan nonformal dapat menerbitkan syahadah atau ijazah sebagai tanda kelulusan.
Pesantren jalur pendidikan nonformal diakui sama dengan pendidikan formal pada jenjang tertentu setelah dinyatakan lulus ujian.
(3) Lulusan Pendidikan
(4)Lulusan... SK No 006357 A
PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA
_15_
Pesantren jalur pendidikan nonformal yang dinyatakan lulus ujian sebagaimana
(4) Lulusan Pendidikan
dimaksud pada ayat (3) dapat melanjutkan ke jenjang pendidikan formal yang lebih tinggi, baik yang sejenis maupun tidak sejenis, dan/atau kesempatan kerja.
Pasal24
Ketentuan lebih lanjut mengenai penyelenggaraan Pendidikan Pesantren diatur dengan Peraturan Menteri. Paragraf 2 Sistem Penjaminan Mutu Pendidikan Pesantren Pasal 25
Dalam menjaga mutu pendidikan, Pesantren menyusun kurikulum. Pasal 26
(1) Untuk menjamin mutu Pendidikan (2)
Pesantren,
disusun sistem penjaminan mutu. Sistem penjaminan mutu sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berfungsi: a. melindungi kemandirian dan kekhasan Pendidikan Pesantren; b. mewujudkan pendidikan yang bermutu; dan c. memajukan penyelenggaraan Pendidikan Pesantren.
(3) Sistem penjaminan mutu sebagaimana dimaksud pada ayat (2) diarahkan pada aspek:
a.
peningkatan kualitas dan daya saing sumber daya Pesantren; penguatan pengelolaan Pesantren; dan
b. c. peningkatan dukungan sarana dan
prasarana
Pesantren.
(4)Sistem... SK No 006358 A
PRESIDEN REPUBLTK INDONESIA
-t6-
(4) Sistem penjaminan mutu sebagaimana dimaksud pada ayat (1) disusun oleh Majelis Masyayikh.
(5) Rumusan penjaminan mutu yang disusun
oleh Majelis Masyayikh sebagaimana dimaksud pada ayat (4) ditetapkan oleh Menteri. Paragraf 3 Dewan Masyayikh Pasal 27
(1) Dalam rangka penjaminan mutu internal, Pesantren (2) (3)
membentuk Dewan Masyayikh. Dewan Masyayikh sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dipimpin oleh seorang Kiai. Dewan Masyayikh memiliki tugas paling sedikit: a. men)rusun kurikulum Pesantren; b. melaksanakan kegiatan pembelajaran; c. meningkatkan kompetensi dan profesionalitas
d. e.
pendidik dan tenaga kependidikan; melaksanakan ujian untuk menentukan kelulusan Santri berdasarkan kriteria mutu yang telah ditetapkan; dan menyampaikan data Santri yang lulus kepada Majelis Masyayikh. Paragraf 4 Majelis Masyayikh Pasal 28
(1) Majelis Masyayikh merupakan perwakilan (2)
Dewan Masyayikh. Ketentuan mengenai tata cara pembentukan Majelis Masyayikh diatur dengan Peraturan Menteri. Pasal 29
SK No 006359 A
dari
PRESIDEN
REPUBLIK TNDONESIA
-t7Pasal 29
Majelis Masyayikh bertugas:
a. menetapkan kerangka dasar dan struktur kurikulum Pesantren;
b. c.
memberi pendapat kepada Dewan Masyayikh dalam menentukan kurikulum Pesantren; merumuskan kriteria mutu lembaga dan lulusan Pesantren;
d. merumuskan kompetensi dan e. f.
profesionalitas
pendidik dan tenaga kependidikan; melakukan penilaian dan evaluasi serta pemenuhan mutu; dan memeriksa keabsahan setiap syahadah atau rjazah Santri yang dikeluarkan oleh Pesantren. Pasal 30
(1)
Hasil penilaian dan evaluasi serta pemenuhan mutu sebagaimana dimaksud dalam Pasal 29 huruf e disampaikan kepada Menteri.
(21 Berdasarkan hasil penilaian dan evaluasi serta pemenuhan mutu sebagaimana dimaksud pada ayat ( 1), Menteri melakukan: a. pemetaan mutu;
b. perencanaan target pemenuhan
mutu
berdasarkan pemetaan mutu; dan
c. pemberian fasilitasi dan afirmasi (3)
dalam
pencapaian target pemenuhan mutu. Ketentuan lebih lanjut mengenai pemetaan mutu, perencanaan target pemenuhan mutu, dan pemberian fasilitasi dan afirmasi dalam pencapaian target pemenuhan mutu sebagaimana dimaksud pada ayat (2) ditetapkan melalui Peraturan Menteri.
Pasal31... SK No 006360 A
PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
- 18Pasal 31
(1) (2)
Majelis Masyayikh menyusun struktur, organisasi, dan tata kerja. Untuk kelancaran pelaksanaan tugas, Majelis Masyayikh dibantu oleh sekretariat. Pasal 32
Sumber pembiayaan Majelis Masyayikh dapat berasal dari bantuan Pemerintah Fusat, Pemerintah Daerah, masyarakat, danf atau sumber lain yang sah dan tidak mengikat. Paragraf 5
Pendidik dan Tenaga Kependidikan Pendidikan Pesantren Pasal 33
(1)
Dalam penyelenggaraan Pendidikan Pesantren, Kiai dalam fungsinya sebagai pendidik berperan menjaga kultur dan kekhasan Pesantren.
(2) Kultur dan kekhasan Pesantren
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berupa pengembangan karakter dan nilai Islam rahmatan lil'alamin, toleran, keseimbangan, dan moderat yang berkomitmen pada
kebangsaan, berdasarkan Pancasila dan UndangUndang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Pasal 34
(1) Pendidik pada Pendidikan Pesantren jalur pendidikan formal harus memenuhi kualifikasi dan kompetensi sebagai pendidik profesional.
(2) Kualifikasi
SK No 006361 A
PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
-19-
(2\
Kualifikasi sebagai pendidik profesional sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus berpendidikan Pesantren dan/atau pendidikan tinggi. (3) Kompetensi sebagai pendidik profesional sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus memenuhi kompetensi ilmu agama Islam dan/atau kompetensi sesuai dengan bidang yang diampu dan bertanggung jawab. (41 Penetapan pendidik sebagai tenaga profesional sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan oleh Menteri. Pasal 35
Tenaga kependidikan pada Pendidikan Pesantren dapat berasal dari pendidik yang diberikan tugas tambahan dan tenaga lain sesuai dengan kebutuhan. Pasal 36
Ketentuan lebih lanjut mengenai pendidik dan tenaga
kependidikan Pendidikan Pesantren dimaksud dalam Pasal 34 dan Pasal 35
sebagaimana diatur dengan
Peraturan Menteri. Bagian Kelima Pesantren dalam Fungsi Dakwah Pasal 37
Pesantren menyelenggarakan fungsi dakwah untuk mewujudkan I slam rahmatan lil' alamin. Pasal 38
Fungsi dakwah oleh Pesantren sebagaimana dimaksud dalam Pasal 37 meliputi:
a. upaya SK No 006362 A
PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
-20a
upaya mengajak masyarakat menuju jalan Allah Swt. dengan cara yang baik dan menghindari kemungkaran;
b
C
mengajarkan pemahaman dan keteladanan pengamalan nilai keislaman yang rendah hati, toleran, keseimbangan, moderat, dan nilai luhur bangsa Indonesia berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945; dan menyiapkan pendakwah Islam yang menjunjung tinggi nilai luhur bangsa Indonesia berdasarkan
Pancasila
dan Undang-Undang Dasar
Negara
Republik Indonesia Tahun 1945. Pasal 39
Pelaksanaan fungsi dakwah Pesantren sebagaimana dimaksud dalam Pasal 38 dapat dilakukan oleh Kiai, Santri, dan/atau melalui lembaga dakwah yang dibentuk dan dikelola oleh Pesantren. Pasal 40
Dakwah yang dilaksanakan oleh Pesantren harus: a. menanamkan nilai ajaran agama dan menjaga
b. c. d. e. f.
moralitas umat; memperhatikan tradisi dan kebudayaan masyarakat; mengikuti perkembangan yang ada di masyarakat; menjaga kerukunan hidup umat beragama; selaras dengan nilai kebangsaan dan cinta tanah air; dan menjadikan umat Islam di Indonesia sebagai rujukan dunia dalam praktik keberagamaan yang moderat.
Pasal
SK No 006363 A
4l
.
.
PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
-27Pasal 4 1
Dakwah yang dilaksanakan oleh Pesantren dilakukan dengan menggunakan pendekatan: a. pengajaran dan pembelaj aran; b. ceramah, kajian, dan diskusi; c. media dan teknologi informasi;
d. e. f. g. h.
seni dan budaya; bimbingan dan konseling;
keteladanan; pendampingan;dan/atau pendekatan lain. Pasal 42
Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah memberikan dukungan pelaksanaan fungsi dakwah Pesantren dalam bentuk kerja sama program, fasilitasi kebijakan, dan pendanaan.
Bagian Keenam Pesantren dalam Fungsi Pemberdayaan Masyarakat Pasal 43
Pesantren menyelenggarakan fungsi pemberdayaan masyarakat yang berorientasi pada peningkatan kesejahteraan Pesantren dan masyarakat. Pasal 44
Dalam menyelenggarakan fungsi
pemberdayaan masyarakat, Pesantren melaksanakan aktivitas dalam menyiapkan sumber daya manusia yang mandiri dan memiliki keterampilan agar dapat berperan aktif dalam
pembangunan.
Pasal45... SK No 006364 A
PRESTDEN
REPUBLIK INDONESIA
-22Pasal 45
Pemberdayaan masyarakat oleh Pesantren dilaksanakan dalam bentuk: a. pelatihan dan praktik kerja lapangan; b. penguatan potensi dan kapasitas ekonomi Pesantren dan masyarakat; c. pendirian koperasi, lembaga keuangan, dan lembaga usaha mikro, kecil, dan menengah; d. pendampingan dan pemberian bantuan pemasaran terhadap produk masyarakat; e. pemberian pinjaman dan bantuan keuangan; f. pembimbingan manajemen keuangan, optimalisasi, dan kendali mutu; g. pelaksanaan kegiatan sosial kemasyarakatan; h. pemanfaatan dan pengembangan teknologi industri;
dan/atau
i.
pengembangan program lainnya. Pasal 46
(1) Pemerintah Pusat dan Pemerintah
Daerah memberikan dukungan dan fasilitasi ke Pesantren dalam melaksanakan fungsi pemberdayaan
masyarakat.
(2) Dukungan Pemerintah Pusat dan
(3)
Pemerintah Daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) paling sedikit berupa: a. bantuan keuangan; b. bantuan sarana dan prasarana; c. bantuan teknologi; dan/atau d. pelatihanketerampilan. Dukungan dan fasilitasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diberikan sesllai dengan kemarnpuan keuangan Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah dan dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. BAB IV
SK No 006365 A
PRESIDEN
REPUBLIK INDONESTA
-23BAB IV PENGELOLAAN DATA DAN INFORMASI
Pasal47
(1) Menteri mengembangkan sistem informasi
dan
manajemen untuk mengelola data dan informasi Pesantren.
(2) Sistem informasi dan manajemen
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diselenggarakan secara terpadu dengan pengelolaan data dan informasi oleh
Menteri.
(3) Data dan informasi hasil pengelolaan
digunakan
untuk pengembangan Pesantren. BAB V PENDANAAN Pasal 48
(1) Sumber pendanaan penyelenggaraan
Pesantren
berasal dari masyarakat.
(2) Pemerintah Pusat membantu pendanaan penyelenggaraan Pesantren melalui anggaran pendapatan dan belanja negara sesuai dengan kemampuan keuangan negara d.q ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pemerintah Daerah membantu pendanaan penyelenggaraan Pesantren melalui anggaran pendapatan dan belanja daerah sesuai dengan kewenangannya dan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(41 Sumber pendanaan penyelenggaraan
Pesantren
dapat berasal dari sumber lain yang sah dan tidak mengikat sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(5) Sumber SK No 006366 A
PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
-24-
(5) Sumber pendanaan Pesantren yang berasal dari hibah luar negeri diatur lebih lanjut dalam Peraturan Presiden. Pasal 49
(1) (2)
Pemerintah menyediakan dan mengelola dana abadi Pesantren yang bersumber dan merupakan bagian dari dana abadi pendidikan. Ketentuan mengenai dana abadi Pesantren sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur dengan Peraturan Presiden. BAB VI KERJA SAMA Pasal 50
(1) Dalam meningkatkan peran dan mutu, Pesantren (2)
(3)
dapat melakukan kerja sama yang bersifat nasional dan/ atau internasional. Kerja sama sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat dilakukan dalam bentuk: a. pertukaran peserta didik; b. olimpiade; c. sistem pendidikan; d. kurikulum; e. bantuan pendanaan; f. pelatihan dan peningkatan kapasitas; dan/atau g. bentuk kerja sama lainnya. Kerja sama sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
BAB VII
SK No 006367 A
PRESIDEN
REPUBLIK TNDONESIA
-25BAB VII PARTISIPASI MASYARAKAT Pasal 51
(1) Dalam pengembangan penyelenggaraan Pesantren, masyarakat dapat berpartisipasi dalam pengembangan Pesantren.
(2) Partisipasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat berupa:
a. memberikan bantuan program dan/atau pembiayaan kepada Pesantren;
b. memberikan masukan kepada Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah daiam penyelenggaraan Pesantren
c. mendukung setiap d.
;
kegiatan
Yang
dilaksanakan Pesantren; mendorong pengembangan mutu dan standar Pesantren;
e.
mendorong terbentuknya wahana pendidikan
karakter dan pembinaan moral di dalam masyarakat dan di sekitar lingkungan Pesantren; dan
f.
memperkuat kemandirian
dan
kemampuan
ekonomi Pesantren.
(3) Partisipasi dapat dilakukan
secara perseorangan,
kelompok, badan, dan/atau organisasi masyarakat.
BAB VIII
SK No 006368 A
PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
-26BAB VIII KETENTUAN PERALIHAN Pasal 52
Pada saat Undang-Undang ini mulai berlaku, semua peraturan perundang-undangan yang mengatur mengenai penyelenggaraan Pesantren dinyatakan tetap berlaku sepanjang tidak bertentangan atau belum diganti dengan peraturan yang baru berdasarkan UndangUndang ini. Pasal 53
(1)
Pada saat Undang-Undang
ini mulai berlaku, semua
peraturan perundang-undangan yang mengatur
(2)
mengenai Pesantren disesuaikan dengan ketentuan dalam Undang-Undang ini. Penyesuaian sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan paling lama 3 (tiga) tahun terhitung sejak Undang-Undang ini diundangkan. BAB IX KETENTUAN PENUTUP Pasal 54
(1) Peraturan pelaksanaan dari (2)
Undang-Undang ini harus ditetapkan paling lama I (satu) tahun terhitung sejak Undang-Undang ini diundangkan. Pemerintah Pusat harus melaporkan pelaksanaan Undang-Undang ini kepada Dewan Perwakilan Rakyat paling lama 3 (tiga) tahun terhitung sejak Undang-Undang ini diundangkan. Pasal 55
Undang-Undang ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan. Agar
SK No 006369 A
PRESIDEN REPUBLIK TNDONESIA
-27
-
Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan dengan pengundangan Undang-Undang ini penempatannya dalam Lembaran Negara Republik Indonesia.
Disahkan di Jakarta pada tanggal 15 Oktober 2Ol9 PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA
ttd JOKO WIDODO
Diundangkan di Jakarta pada tanggal 16 Oktober 2Ol9 PIt. MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA,
ttd TJAHJO KUMOLO LEMBARAN NEGARA RBPUBLIK INDONESIA TAHUN 2019 NOMOR 191
Salinan sesuai dengan aslinYa KEMENTERIAN SEKRETARIAT NEGARA REPUBLIK INDONESIA puti Bidang Hukum dan srrm undangan,
* vanna Djaman
SK No 006205 A
PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA PENJELASAN ATAS
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 18 TAHUN 2OI9 TENTANG PESANTREN
I
UMUM Indonesia sebagai negara demokratis memberikan jaminan bagi setiap warga negara untuk bebas memeluk agama dan beribadat menurut agamanya, serta memilih pendidikan dan pengajaran dalam
satu sistem pendidikan nasional yang meningkatkan keimanan dan ketakwaan serta akhlak mulia dalam mencerdaskan kehidupan bangsa sebagaimana diamanatkan dalam Undang-Undang Dasar Negara Repubiik Indonesia Tahun 1945. Dalam upaya untuk meningkatkan keimanan dan ketakwaan serta akhlak mulia, Pesantren yang tumbuh dan berkembang di masyarakat dengan kekhasannya telah berkontribusi penting dalam mewujudkan Islam yang rahmatan lil'alamin dengan melahirkan insan beriman yang berkarakter, cinta tanah air dan berkemajuan, serta terbukti memiliki peran nyata baik dalam pergerakan dan perjuangan meraih kemerdekaan maupun pembangunan nasional dalam kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia. Pesantren sebagai subkultur memiliki kekhasan yang telah mengakar serta hidup dan berkembang di tengah masyarakat dalam menjalankan fungsi pendidikan, fungsi dakwah, dan fungsi pemberdayaan masyarakat. Pesantren merupakan lembaga yang berbasis masyarakat dan didirikan oleh perseorangan, yayasan, organisasi masyarakat Islam dan/atau masyarakat yang
menanamkan.
SK No 005394 A
PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
-2menanamkan keimanan dan ketakwaan kepada Allah Swt., menyemaikan akhlak mulia, serta memegang teguh ajaran Islam rahmatan lil'alamin yang tercermin dari sikap rendah hati, toleran, keseimbangan, moderat, dan nilai luhur bangsa Indonesia lainnya melalui pendidikan, dakwah Islam, keteladanan, dan pemberdayaan masyarakat dalam kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia. Pendidikan Pesantren pada umumnya diselenggarakan oleh masyarakat sebagai perwujudan pendidikan dari, oleh, dan untuk masyarakat. Jauh sebelum Indonesia merdeka, pendidikan yang diselenggarakan oleh Pesantren sudah lebih dahulu berkembang. Selain menjadi akar budaya bangsa, nilai agama disadari merupakan bagian tidak terpisahkan dalam pendidikan. Pendidikan Pesantren juga berkembang karena mata pelajaran/kuliah pendidikan agama yang dinilai menghadapi berbagai keterbatasan. Secara historis, keberadaan Pesantren menjadi sangat penting dalam upaya pembangunan masyarakat, terlebih lagi karena Pesantren bersumber dari aspirasi masyarakat yang sekaligus mencerminkan kebutuhan masyarakat sesungguhnya akan jenis layanan pendidikan dan layanan lainnya. Untuk menjamin penyelenggaraan Pesantren dalam menjalankan fungsi pendidikan, fungsi dakwah, dan fungsi
pemberdayaan masyarakat, diperlukan pengaturan untuk memberikan rekognisi, alirmasi, dan fasilitasi kepada Pesantren berdasarkan tradisi dan kekhasannya. Sementara itu, pengaturan mengenai Pesantren belum mengakomodasi perkembangan, aspirasi dan kebutuhan hukum masyarakat, serta belum menempatkan pengaturan hukumnya dalam kerangka peraturan perundangundangan yang terintegrasi dan komprehensif. Hal tersebut menyebabnya perlakukan hukum yang tidak sesuai dengan norma berdasarkan kekhasan dan kesenjangan sumber daya yang besar dalam pengembangan Pesantren. Sebagai bagian strategis dari kekayaan tradisi dan budaya bangsa Indonesia yang perlu dijaga kekhasannya, Pesantren perlu diberi kesempatan untuk berkembang dan ditingkatkan mutunya oleh semua komponen bangsa, termasuk Pemerintah Fusat dan Pemerintah Daerah. Oleh
SK No 006395 A
PRESTDEN
REPUBLIK INDONESIA
-3Oleh karena itu, diperlukan undang-undang yang dapat dijadikan sebagai landasan hukum yang kuat dan menyeluruh dalam penyelenggaraan Pesantren yang dapat memberikan rekognisi terhadap kekhasannya, sekaligus sebagai landasan hukum untuk memberikan afirmasi dan fasilitasi bagi pengembangannya. Undang-Undang tentang Pesantren mengatur mengenai penyelenggaraan fungsi pendidikan, fungsi dakwah, dan fungsi pemberdayaan masyarakat. Melalui Undang-Undang tentang Pesantren, penyelenggaraan Pendidikan Pesantren diakui sebagai bagian dari penyelenggaran pendidikan nasional. Undang-Undang tentang Pesantren memberikan landasan hukum bagi rekognisi terhadap peran Pesantren dalam membentuk, mendirikan, membangun, dan menjaga Negara Kesatuan Republik Indonesia,
tradisi, nilai dan norma, varian dan aktivitas, profesionalisme pendidik dan tenaga kependidikan, serta proses dan metodologi penjaminan mutu. Undang-Undang tentang Pesantren juga menjadi landasan hukum afirmasi atas jaminan kesetaraan tingkat mutu lulusan, kemudahan akses bagi lulusan, dan independensi penyelenggaraan Pesantren, serta landasan hukum bagi Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah untuk memberikan fasilitasi dalam pengembangan Pesantren.
Pesantren didirikan dan
diselenggarakan untuk menyelenggarakan fungsi pendidikan, fungsi dakwah, dan fungsi pemberdayaan masyarakat. Varian dan model penyelengaraan Pesantren diakui sebagaimana fakta yang ada di masyarakat sesuai dengan kekhasan masing-masing. Ketentuan mengenai penjaminan mutu serta pendidik dan tenaga kependidikan diatur secara khusus berdasarkan kekhasan tradisi akademik Pesantren. Dalam penjaminan mutu, Pesantren membentuk Dewan Masyayikh dan Majelis Masyayikh yang diakui oleh pemerintah dan independen dalam pelaksanaan tugasnya. Ketentuan mengenai pengeloiaan data dan informasi Pesantren yang disesuaikan dengan kebutuhan berdasarkan kekhasan Pesantren, yaitu pengelolaan data dan informasi dilaksanakan untuk pengembangan Pesantren. Sebagai
SK No 006396 A
.
PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
-4-
Sebagai lembaga berbasis masyarakat, sumber pendanaan
utama Pesantren berasal dari masyarakat. Pemerintah
Pusat
membantu pendanaan penyelengaraan Pesantren melalui anggaran
pendapatan
dan belanja negara sesuai dengan
kemampuan keuangan negara dan ketentuan peraturan perundang undangan. Pemerintah Daerah membantu pendanaan penyelenggaraan Pesantren melalui anggaran pendapatan dan belanja daerah sesuai dengan kewenangannya dan ketentuan peraturan perundang undangan. Selain itu, sumber pendanaan penyelenggaraan Pesantren dapat berasal dari sumber lain yang sah dan tidak mengikat sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan. Pemerintah Pusat
menyediakan dan mengelola dana abadi Pesantren untuk memastikan ketersediaan dan ketercukupan anggaran dalam pengembangan Pesantren. Undang-Undang tentang Pesantren juga mengatur kerja sama dan partisipasi masyarakat. Kerja sama dapat dilakukan oleh
Pesantren dengan lembaga lainnya yang bersifat nasional dan/atau internasional. Kerja sama tersebut antara lain dilakukan dalam bentuk pertukaran peserta didik, perlombaan, sistem pendidikan, kurikulum, bantuan pendanaan, pelatihan dan peningkatan kapasitas, serta bentuk kerja sama lainnya, dan dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Dalam pengembangan Pesantren, masyarakat dapat berpartisipasi secara perseorangan, kelompok, badan, dan/atau melalui organisasi kemasyarakatan. Adapun partisipasi masyarakat dapat berupa memberi bantuan program dan pembiayaan, memberi masukan kepada Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah, mendukung kegiatan, mendorong pengembangan mutu dan standar, mendorong terbentuknya wahana pendidikan karakter dan pembinaan moral, serta memperkuat kemandirian dan kemampuan ekonomi Pesantren.
Undang-Undang
SK No 006397 A
PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA
-5Undang-Undang tentang Pesantren merupakan kesepakatan bersama dengan melibatkan pihak yang mewakili komunitas Pesantren, yang masing-masing telah memvalidasi rumusan norma hukum secara optimal sesuai dengan karakteristik dan kekhasan Pesantren. II
PASAL DEMI PASAL
Pasal
1
Cukup jelas. Pasal 2
Huruf a Yang dimaksud dengan asas "Ketuhanan Yang Maha Esa" adalah bahwa penyelenggaraan Pesantren dilaksanakan sebagai bentuk penghayatan dan pengamalan terhadap
keyakinan terhadap Tuhan Yang Maha Esa.
Huruf b Yang dimaksud dengan asas "kebangsaan" adalah bahwa
penyelenggaraan Pesantren diiaksanakan untuk memupuk jiwa cinta tanah air dan bela negara. Huruf
c
Yang dimaksud dengan asas "kemandirian" adalah bahwa penyelenggaraan Pesantren dilakukan dengan
mengoptimalkan sumber daya Pesantren.
Huruf d
Yang dimaksud dengan asas "keberdayaan" adalah bahwa bahwa penyelenggaraan Pesantren dilaksanakan untuk mengoptimalkan fungsi pendidikan, fungsi penyiaran agarna, dan memberdayakan masyarakat agar lebih sejahtera.
Huruf
SK No 006398 A
e
PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
-6Huruf
e
Yang dimaksud dengan asas "kemaslahatan" adalah bahwa penyelenggaraan Pesantren dilaksanakan untuk
sebesar-besar pemanfaatan bagi pembentukan masyarakat yang adil, makmur, dan sejahtera yang diridai oleh Allah Swt. Huruf f
Yang dimaksud dengan asas "multikultural" adalah bahwa dalam Pesantren terdapat keanekaragaman budaya yang harus dihormati.
Huruf
g
Yang dimaksud dengan asas "profesionalitas" adalah bahwa penyelenggaraan Pesantren dilaksanakan dengan
mengikuti prinsip manajemen pendidikan dan pengelolaan organisasi. Huruf h
Yang dimaksud dengan asas "akuntabilitas" adalah bahwa pengelolaan Pesantren dilakukan secara bertanggung jawab.
Huruf i
Yang dimaksud dengan asas "keberlanjutan" adalah bahwa pengelolaan Pesantren tidak hanya ditujukan untuk kepentingan generasi sekarang, tetapi juga untuk kepentingan generasi yang akan datang.
Huruf j Yang dimaksud dengan asas "kepastian hukum" adalah bahwa pengelolaan Pesantren berdasarkan peraturan perundang-undangan. Pasal 3 Cukup jelas. Pasal 4 Cukup jelas
Pasal 5
SK No 006399 A
PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
-7
Pasal 5 Ayat
-
(1)
Huruf a Pesantren yang menyelenggarakan Pendidikan Pesantren dalam bentuk pengkajian Kitab Kuning dapat dinamakan sebagai Pesantren salafiah. Huruf b Pesantren yang menyelenggarakan Pendidikan Pesantren dalam bentuk Dirasah Islamiah dengan
Pola Pendidikan Muallimin dapat dinamakan sebagai Pesantren modern atau Pesantren muallimin.
Pendidikan Pesantren dalam bentuk Dirasah Islamiah dengan Pola Pendidikan Muallimin merupakan pendidikan yang bersifat integratif, memadukan ilmu agama Islam dan ilmu umum, dan bersifat komprehensif dengan memadukan intrakurikuler, ekstrakurikuler, dan kokurikuler. Huruf
c
Cukup jelas. Ayat (2) Cukup jelas. Pasal 6 Ayat (1) Cukup jelas. Ayat (2)
Huruf a
Nilai Islam rahmatan lil'alamin dan berlandaskan Pancasila, Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, Negara Kesatuan Republik Indonesia, serta Bhinneka Tunggal Ika dikembangkan sebagai jiwa Pesantren yang meliputi jiwa Negara Kesatuan Republik Indonesia dan
SK No 006400 A
PRESIDEN REPUBLIK TNDONESIA
-8dan nasionalisme, jiwa keilmuan, jiwa keikhlasan, jiwa kesederhanaan, jiwa ukuwah, jiwa kemandirian, jiwa kebebasan, dan jiwa keseimbangan.
Yang dimaksud dengan 'Jiwa Negara Kesatuan Republik Indonesia dan nasionalisme" adalah jiwa yang merupakan prinsip utama dalam
penyelenggaraan sistem pendidikan yang dikembangkan di wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia. Yang dimaksud dengan 'Jiwa keilmuan" adalah jiwa yang melandasi seluruh pemangku kepentingan dan sivitas akademika Pesantren untuk menimba, mencari, dan mengembangkan ilmu pengetahuan yang tidak henti. Bagi kalangan Pesantren, mencari ilmu pengetahuan merupakan keharusan yang dilakukan hingga meninggal dunia. Demikian juga,
semangat untuk mengembangkan dan menyebarkan ilmu pengetahuan kepada masyarakat merupakan bagian dari ibadah sosial sebagai pengejewantahan iktikad meraih ilmu pengetahuan yang bermanfaat.
Yang dimaksud dengan 'Jiwa keikhlasan" adalah jiwa yang tidak didorong oleh ambisi apa pun untuk memperoleh keuntungan tertentu, tetapi semata-mata demi ibadah kepada Allah Swt. Jiwa keikhlasan termanifestasi dalam segala rangkaian sikap dan tindakan yang selalu dilakukan secara ritual oleh komunitas Pesantren. Jiwa ini terbentuk oleh adanya suatu keyakinan bahwa perbuatan baik akan dibalas oleh Allah Swt. dengan balasan yang baik pula, bahkan mungkin sangat lebih baik.
Yang...
SK No 006401 A
PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
-9
-
Yang dimaksud dengan 'Jiwa kesederhanaan" adalah sederhana yang bukan berarti pasif, melainkan mengandung unsur kekuatan dan ketabahan hati serta penguasaan diri dalam menghadapi segala kesulitan. Di balik kesederhanaan itu, terkandung jiwa yang besar,
berani, maju terus dalam
menghadapi perkembangan dinamika sosial. Kesederhanaan ini menjadi identitas Santri yang paling khas.
Yang dimaksud dengan 'Jiwa ukuwah" adalah jiwa demokratis yang tergambar dalam situasi dialogis dan akrab antarkomunitas Pesantren yang dipraktikkan sehari-hari. Disadari atau tidak, keadaan ini akan mewujudkan suasana damai, senasib sepenanggungan, yang sangat membantu dalam membentuk dan membangun idealisme Santri. Perbedaan yang dibawa oleh Santri ketika masuk Pesantren tidak menjadi penghalang dalam jalinan yang dilandasi oleh spiritualitas Islam yang tinggi.
Yang dimaksud dengan 'Jiwa
kemandirian" bukanlah kemampuan dalam mengurusi persoalan internal, melainkan kesanggupan membentuk kondisi Pesantren sebagai institusi pendidikan Islam yang independen dan tidak menggantungkan diri pada bantuan dan pamrih kepada pihak lain. Pesantren harus mampu berdiri di atas kekuatannya sendiri.
Yang dimaksud dengan 'Jiwa kebebasan" adalah bebas dalam memilih alternatif jalan hidup dan menentukan masa depan dengan jiwa besar dan sikap optimistis menghadapi segala problematika hidup berdasarkan nilai Islam. Kebebasan juga berarti tidak terpengaruh atau tidak mau didikte oleh dunia luar. Yang
SK No 006402 A
PRES IDEN
REPUBLIK TNDONESIA
-10Yang dimaksud dengan 'Jiwa
keseimbangan" adalah jiwa yang dalam Pesantren dimanifestasikan atas kesadaran yang mendasar atas fungsi
manusia baik sebagai hamba Allah Swt. maupun sebagai khalifah di muka bumi. Sebagai hamba Allah Swt., manusia diwajibkan untuk beribadah dan menjalin hubungan personal secara vertikal dengan Allah SWT melalui serangkaian ibadah mahdlah dan fasilitasi ibadah lainnya. Sebagai khalifah di muka bumi, manusia diwajibkan untuk menjalin komunikasi, kerja sama, dan hubungan
sosial horizontal di antara sesama
serta memanfaatkan alam semesta secara harmonis untuk kepentingan kemanusiaan secara luas. Kedua fungsi itu senantiasa mendasari sikap dan perilaku keberagamaan, pola pikir, dan kegiatan
sehari-hari secara seimbang.
Huruf b Cukup jelas.
Huruf
c
Cukup jelas.
Huruf d Cukup jelas. Ayat
(3)
Cukup jelas. Pasal 7 Cukup jelas. Pasal 8 Cukup jelas
Pasal 9 .
SK No 006403 A
.
PREStDEt\i
REPUBLIK INDONESIA
- 11Pasal 9 Ayat (1)
Huruf a Cukup jelas.
Huruf b
Yang dimaksud dengan "pendidikan keagamaan Islam" adalah program studi
tinggi bidang
keagamaan Islam.
Huruf
c
Cukup jelas. Ayat
(2)
Cukup jelas. Ayat (3) Cukup jelas. Ayat (4) Cukup jelas. Pasal 10 Ayat (1) Cukup jelas. Ayat (2) Yang dimaksud dengan "santri lain" adalah peserta didik yang mengikuti pendidikan di Pesantren, tetapi bukan merupakan bagian dari unsur Pesantren. Ayat (3) Cukup jelas. Ayat (a) Cukup jelas. Pasal
1
1
Ayat
(1)
Yang dimaksud dengan "pondok atau asrama" adalah tempat tinggal Santri selama masa proses pendidikan di Pesantren. Pondok atau asrama rnisalnya rlrang yang ada di lingkungan Pesantren sebagai tempat tinggal Santri sebagaimana tradisi dan kondisi Pesantren tersebut dan tidak selalu berupa gedung atau bangunan khusus. Ayat (2)
SK No 006404 A
.
PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
-t2Ayat (2\ Cukup jelas Ayat (3) Cukup jelas
Pasal 12 Ayat
(1)
Yang dimaksud dengan "masjid atau musala" adalah ruang yang digunakan sebagai tempat pelaksanaan ibadah dan pembelajaran Santri dan dapat digunakan untuk kegiatan masyarakat di sekitar Pesantren. Masjid atau musala dapat berupa ruang yang ada di lingkungan Pesantren sebagai tempat pelaksanaan ibadah dan pelaksanaan proses belajar mengajar Santri sebagaimana tradisi dan kondisi Pesantren tersebut dan tidak selalu berupa gedung atau bangunan khusus. Ayat (2) Cukup jelas. Pasal i3 Ayat (1) Yang dimaksud dengan "sistematis" adalah kajian Kitab Kuning atau Dirasah Islamiah dengan Pola Pendidikan Muallimin yang disusun dalam bentuk bahan kajian terstruktur untuk mencapai kompetensi tertentu. Yang dimaksud dengan "terintegrasi" adalah kajian Kitab Kuning atau Dirasah Islamiah dengan Pola Pendidikan Muallimin yang dilaksanakan secara terintegrasi dengan
pola pengasuhan di Pesantren.
Yang dimaksud dengan "komprehensif' adalah kajian Kitab Kuning atau Dirasah Islamiah dengan Pola Pendidikan Muallimin yang mencakup keseluruhan aspek pengetahLlan, wawasan, dan sikap. Ayat (2)
SK No 006405 A
.
PRES IDEN
REPUBLIK INDONESIA
-13Ayat
(2)
Yang dimaksud dengan "sorogan" adalah sistem belajar secara individual, yaitu seorang Santri berhadapan dengan seorang Kiai atau pendidik; sehingga terjadi interaksi saling mengenal di antara keduanya. Seorang Kiai atau pendidik menghadapi Santri satu per satu secara bergantian.
Yang dimaksud dengan "bandongan" adalah sistem belajar pengkajian kitab yang dibaca dengan halaqah, yaitu dalam pengkajian itu, kitab yang dibaca dan didalami oleh Kiai atau pendidik hanya satu, sedangkan Santri membawa kitab yang sama, lalu Santri mendengarkan dan menyimak bacaan dan penjelasan Kiai atau pendidik. Metode pembelajaran lainnya antara lain metode bahtsul masail. Pasal 14 Cukup jelas Pasal 15 Cukup jelas Pasal 16 Cukup jelas. Pasal 17 Ayat
(1)
Penyelenggaraan pendidikan formal dan/atau nonformal Pesantren diselenggarakan dalam bentuk kajian Kitab Kuning atau Dirasah Islamiah dengan Pola Pendidikan
Muallimin. Dalam
SK No 006406 A
PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
-14Dalam penyelenggaraan fungsi pendidikan, Pesantren dapat menyelenggarakan satuan/program pendidikan lainnya yang diintegrasikan dengan kajian Kitab Kuning
atau Dirasah Islamiah dengan Pola
Pendidikan
Muallimin. Ayat
(2)
Cukup jelas. Ayat (3) Cukup Ayat (a) Cukup Ayat (5) Cukup Ayat (6) Cukup Ayat (7) Cukup
jelas. jelas. jelas.
jelas. jelas.
Pasal 18 Cukup jelas Pasal 19 Ayat (1)
Penilaian oleh
pendidik dilakukan
secara berkesinambungan yang bertujuan memantau proses dan
kemajuan belajar peserta didik. Penilaian oleh satuan
Pendidikan Muadalah dilakukan untuk menilai pencapaian kompetensi peserta didik pada semua mata pelajaran dan kompetensi lulusan peserta didik di setiap jenjang. Ayat
(2)
Cukup jelas.
Pasal 20
SK No 006407 A
PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
-15Pasal 20 Cukup jelas Pasal
2
1
Ayat
(1)
Penilaian oleh
pendidik dilakukan
secara
berkesinambungan yang bertujuan memantau proses dan kemajuan belajar peserta didik.
Penilaian oleh satuan Pendidikan Diniyah Formal dilakukan untuk menilai pencapaian kompetensi peserta didik pada semua mata pelajaran dan kompetensi lulusan peserta didik di setiap jenjang.
Penilaian oleh Menteri dilakukan dalam bentuk ujian akhir Pendidikan Diniyah Formal berstandar nasional. Ayat (2) Cukup jelas Pasal 22 Ayat (i)
Program sarjana pada Ma?rad Aly disebut marhalah ula (M-1).
Program magister pada Mahad Aly disebut marhalah tsaniyah (M-2).
Program doktor pada Ma'had
Aly disebut
marhalah
tsalisah (M-3). Ayat (2)
Rumpun ilmu agama Islam yang dikembangkan oleh Ma'had Aly meliputi: a. Alquran dan ilmu Alquran; b. tafsir dan ilmu tafsir; c. hadis dan ilmu hadis; d. fikih dan ushul fikih;
e. akidah... SK No 006408 A
PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
-16-
e. f. g. h. i. Ayat
akidah dan filsafat Islam; tasawuf dan tarekat; ilmu falak; sejarah dan peradaban Islam; dan bahasa dan sastra Arab.
(3)
Cukup.jelas. Ayat
(4)
Cukup jelas. Ayat
(5)
Materi muatan Pancasila dan
kewarganegaraan
dimaksudkan untuk membentuk Santri yang memiliki pemahaman dan penghayatan mengenai Pancasila sebagai ideologi bangsa Indonesia serta menjadi manusia yang memiliki rasa kebangsaan dan cinta tanah air.
Materi muatan Bahasa Indonesia diberikan dengan pertimbangan bahwa Bahasa Indonesia merupakan bahasa resmi nasional yang digunakan di seluruh wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia. Ayat (6) Cukup jelas. Ayat (7) Cukup jelas. Pasal 23 Ayat (1) Cukup jelas. Ayat (2) Cukup jelas. Ayat (3)
Yang dimaksud dengan "ujian" adalah ujian untuk menilai kompetensi lulusan pada jenjang pendidikan tertentu berdasarkan kriteria yang ditetapkan.
Ayat (4)
SK No 006409 A
.
PRESIDEN REPUBLIK TNDONESIA
-17-
Ayat (a) Cukup jelas Pasal 24 Cukup jelas Pasal 25 Cukup jelas Pasal 26
Ayat (1)
Sistem penjaminan mutu Pendidikan Pesantren terdiri atas sistem penjaminan mutu internal dan sistem penjaminan mutu eksternal. Sistem tersebut mencakup penilaian Iembaga Pendidikan Pesantren berdasarkan kriteria mutu yang ditetapkan, rekognisi lulusan, rekognisi pendidik, dan tenaga kependidikan sebagai tenaga profesional, rekognisi kesetaraan kualifikasi dan kompetensi pendidik dan tenaga kependidikan dengan
pendidikan formal melalui mekanisme rekognisi pembelajaran lampau, afirmasi dalam melindungi kekhasan Pendidikan Pesantren, serta fasilitasi dalam mengembangkan Pendidikan Pesantren. Ayat
(2)
Cukup jelas. Ayat (3) Cukup jelas. Ayat (a) Cukup jelas. Ayat (5) Penetapan oleh Menteri dimaksudkan sebagai pengakuan negara atas putusan Majelis Masyayikh sebagai aspek administratif.
Pasal 27
SK No 006410 A
PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
-18-
Pasal 27 Cukup jelas Pasal 28
Cukup jelas Pasal 29
Huruf a Cukup jelas.
Huruf b Cukup jelas.
Huruf
c
Yang dimaksud dengan "kriteria mutu" adalah acuan mutu yang dikembangkan berdasarkan kekhasan Pendidikan Pesantren dan dapat berbentuk standar nasional pendidikan danf atau bentuk lain yang sejenis.
Huruf d Cukup jelas.
Huruf
e
Cukup jelas.
Huruf f Cukup jelas. Pasal 30 Cukup jelas Pasal 31 Cukup jelas Pasal 32 Cukup jelas Pasal 33 Cukup jelas. Pasal 34
SK No 006411 A
PRESIDEN
REPUBLIK TNDONESIA
_t9_
Pasal 34 Ayat (1) Cukup jelas.
Ayat
(2)
Cukup jelas. Ayat (3) Cukup jelas. Ayat (a) Penetapan sebagai tenaga pendidik profesional dapat berbentuk pemberian sertifikat pendidik, pemberian nomor registrasi pendidik, atau bentuk lain yang
ditetapkan oleh Menteri. Pasal 35
Yang dimaksud dengan "tenaga lain" adalah
tenaga
kependidikan yang diangkat dari anggota masyarakat untuk menunjang kegiatan pendidikan. Pasal 36 Cukup jelas Pasal 37 Cukup jelas Pasal 38
Huruf a Cukup jelas. Huruf b Cukup jelas.
Huruf
c
Pendakwah Islam dapat juga disebut sebagai dai atau mubalig.
Pasal 39
SK No 00641? A
PRESIDEN
REPUBLIK INDONESTA
-20-
Pasal 39
Yang dimaksud dengan "melalui lembaga dakwah
yang dibentuk dan dikelola oleh Pesantren" adalah dakwah yang dilakukan melalui pengorganisasian secara terstruktur dan
terencana dalam bentuk lembaga dakwah yang diselenggarakan oleh Pesantren. Pasal 40
Cukup jelas Pasal 41 Cukup jelas Pasal 42 Cukup jelas Pasal 43 Cukup jelas. Pasal 44 Cukup jelas Pasal 45 Cukup jelas Pasal 46 Cukup jelas Pasal 47 Cukup jelas Pasal 48 Ayat (1) Cukup jelas.
Ayat (2)
SK No006413 A
PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
-21
Ayat
-
(2)
Cukup jelas. Ayat (3) Cukup jelas. Ayat (a)
Sumber lain yang sah antara lain hibah luar negeri, hibah dalam negeri, badan usaha, dan pembiayaan internal. Ayat (5) Cukup jelas. Pasal 49 Ayat
(1)
Yang dimaksud dengan "dana abadi Pesantren" adalah dana yang dialokasikan khusus untuk Pesantren. Ayat
(2)
Cukup jelas. Pasal 50 Cukup jelas Pasal 51 Cukup jelas Pasal 52 Cukup jelas Pasal 53 Cukup jelas Pasal 54 Cukup jelas. Pasal 55 Cukup jelas TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6406
SK No 006414 A