PRAPROPOSAL TGA 8.30_315160139

Page 1



ILUSTRASI 1 ilustrasi ini menggambarkan, berhuni bukan hanya berlindung dibawah atap, namun didalamnya memiliki 3 jenis ruang yaitu, ruang kolektif, publik, dan privat. Hunian juga harus mengikuti perubahan cara hidup manusia.



ILUSTRASI 2 Hunian haruslah bisa beradaptasi terhadap lingkungannya, pada masa sekarang kita harus memenuhi tuntutan iklim climate change. Kita sebagai manusia telah melupakan bagimana cara berbagi space dengan alam. Sehingga perlu untuk menciptakan hunian di daerah TOD, memiliki konsep one house = one garden dan menerapkan konservasi energi. Ada konsep waktu yang terjadi, dimana cara kita berhuni Kembali ke masa lalu, dengan teknologi masa depan dan tetap memperhatikan cara hidup manusia sekarang.



ILUSTRASI 3 Manusia menciptakan dwelling untuk survive, diperlukan adaptasi dan eksplorasi terhadap lingkungan juga sosial budaya. Ada memori yang bisa dibawa atau ditinggalkan oleh manusia. Misalnya, sekarang ini terjadi keterbatasan lahan, maka kita harus beralih ke hunian vertikal. Kita bisa membawa tipe hunian vernacular yang diadaptasi dengan tantangan climate change dan membawa kembali memori cara hidup manusia yang kuat kehidupan bertetangganya. Pada hunian vertikal bisa diciptakan taman didalam unitnya dan pengaplikasian teknologi smarthome untuk menjawab tantangan kenyamanan sekarang ini.



ILUSTRASI 4 Pada ilustrasi ini ditentukan tipe pengguna millennial karena dianggap paling membutuhkan hunian. Generasi ini melakukan segala aktivitas di rumah. Para millennial juga mementingkan experience, pada hunian kebanyakan millennial lebih memilih menyewa untuk tinggal di karenakan adanya tren sharing, biasanya dengan sistem kost atau co-housing. Di masa depan diprediksi akan terjadi aging population, para generasi millennial akan menua dan membutuhkan hunian dimana bisa menyokong mereka agar menjadi generasi lansia yang tetap produktif dan sejahtera. .



ILUSTRASI 5 Pada ilustrasi ini kita diingatkan Kembali bahwa sebuah hunian bukan berarti sebuah rumah, itu bisa menyentuh sisi kehidupan yang lain, bisa saja sebuah tempat, titik, lokasi yang bisa berada dimana saja. Manusia juga memiliki cara berhuninya masing-masing, kita sebagai arsitek harus mereduksi bagaimana cara kita memandang sebuah cara berhuni agar bisa menciptakan hunian yang sesuai dengan budaya manusianya. Sebuah hunian juga harus memiliki konteks dengan lingkungannya. .



ILUSTRASI 6 Merancang harus memperhatikan konsep waktu, yaitu melihat kondisi sekarang dan memprediksi masa depan. Seperti contoh di Indonesia, beberapa kejadian penting yang sedang terjadi dan merubah cara manusia berhuni, diantaranya adalah generasi milenial, pandemic covid-19, climate change, pembangunan vertikal dan lain-lain. Kejadian ini menciptakan gambaran bagaimana masa depan nantinya, akan ada ledakan populasi, dimana usia lansia menjadi jauh lebih banyak, pembangunan dengan konsep green sudah menjadi sebuah kewajiban, dan akibat dari perkembangan teknologi semua hal bisa dilakukan dengan bantuan internet. .



ILUSTRASI 7 Ilustrasi ini menggambarkan kejadian yang sedang terjadi yaitu covid-19, dimana merubah cara berhuni manusia dan keruangan yang telah ada sebelumnya akibat adanya kewajiban untuk melakukan physical distancing. Segala aktivitas dibatasi dengan pembatas fisik maupun visual, ini menyebabkan banyaknya konflik bermunculan. Selain melihat kejadian hari ini, perlu untuk memikirkan dampaknya di masa depan, dan menjadikannya pertimbangan pada desain. Dampak terhadap manusia, bangunan, dan lingkungan perlu diperhatikan. Ini hanyalah salah satu dari banyak kejadian yang mengubah cara berhuni manusia, maka pertanyaan selanjutnya, kejadian apa saja yang mempengaruhi cara manusia berhuni di bumi ? apakah ada konflik di dalamnya ? dan apakah arsitektur bisa hadir untuk menyelesaikan konflik tersebut di masa ini dan masa mendatang ? .


PERTANYAAN RISET DESAIN Untuk memulai mendesain hunian hari ini berbasis masa depan, maka perlu mengawalinya dengan beberapa pertanyaan, diantaranya adalah: Pertanyaan 1: Kejadian apa pada hari ini yang mempengaruhi cara berhuni manusia ? Pertanyaan 2: Bagaimana kejadian ini akan mempengaruhi cara berhuni manusia di masa depan? Pertanyaan 3: Adakah peluang dimana arsitektur bisa masuk dan bersumbangsih dalam menghadapi perubahan yang terjadi? Pertanyaan-pertanyaan ini akan menjadi pegangan dalam menganalisis dan mengsintesis kejadian yang ada. A. KONDISI Saat ini dunia sedang memasuki era industri 4.0 dimana teknologi berperan besar pada kehidupan manusia dan menciptakan cara berhuni yang baru untuk manusia di bumi di berbagai segi kehidupannya. Indonesia juga secara aktif telah memasuki era ini ditandai dengan bergeraknya berbagai sector kehidupan ke arah digital serba otomatis. Dunia menjadi berjalan dengan sangat cepat, hampir semua orag dari berbagai kalangan usia sekarang ini sudah melek teknologi. Lalu, kelompok mana yang rentan pada perubahan era digitalisasi ini?. Mari kita melihat data populasi penduduk jakarta saat ini berdasarkan umur mereka.

sumber : https://databoks.katadata.co.id/datapublish/2020/03/20/jumlah-penduduk-dki-jakarta-berdasarkan-

usia


Lalu mari kita lihat juga prediksi populasi penduduk jakarta di masa depan berdasarkan umur mereka.

sumber : BPS 2018 : proyeksi penduduk indonesia

Dari data diatas didapatkan hipotesis, dimasa depan generasi Z dan alpha akan mendominasi populasi dengan jumlah 2x generasi milenial saat ini, dengan peran generasi Z menjadi sangat penting karena berada pada usia produktif yaitu di tahun 2035-2045. Ini juga menandakan saatnya milenial menua dan generasi z mulai dewasa. Lalu, apakah Indonesia telah mempersiapkan generasi ini dengan benar untuk ikut bersaing di era digitalisasi yang terus berkembang dengan cepat?. Mari kita telaah terlebih dahulu bagaimana generasi z terlahir dan di besarkan di bumi ini hingga sekarang. Generasi Z lahir diantara tahun 1995-2010, internet masuk ke Indonesia tahun 90an, maka inilah yang terjadi :

sumber: https://www.youtube.com/watch?v=gH1lkLUTxaQ


sumber: https://www.youtube.com/watch?v=gH1lkLUTxaQ

Generasi z menjadi generasi yang candu teknologi, Menurut jaco.j hamman, professor dari universitas vander built, amerika serikat, hal ini disebut dengan extended self, gadget menjadi bagian dari dirinya sendiri. Tetapi apakah ketergantungan generasi z akan gadget menjadi hal yang buruk? Kecanduan gadget oleh generasi z tidak bisa dicegah, karena sejatinya mereka terlahir di era serba teknologi.

Sumber : https://databoks.katadata.co.id/datapublish/2019/09/10/jumlah-penduduk-dki-jakarta-2019mencapai-105-juta-jiwa

Dari data demografi diatas generasi z di jakarta paling banyak adalah di rentang usia 15-24 tahun yang berarti di usia itu mereka sedang berada di dunia pendidikan yaitu sebagai siswa SMA dan memasuki universitas. Pendidikan sendiri menjadi sangat penting karena merupakan


tempat kedua dimana manusia belajar cara hidup di dunia sejak lahir, selain di dalam keluarga. Namun pendidikan di Indonesia sekarang ini belum bisa menjawab tantangan perubahan teknologi. Pendidikan sangat usang dan tidak mengkuti perubahan karakteristik manusia. Para siswa dahulu mungkin masih bisa belajar dengan sistem yang otoriter, dengan adanya sekat antara pengajar dan murid, namun apakah sistem ini masih relevan untuk generasi Z yang lebih bersifat bebas dan kreatif terutama di era digital? Tidak. Sistem pendidikan yang seperti ini menciptakan generasi yang takut berekpresi dan merasa terkukung. Mereka yang tidak ‘fit’ dalam sistem pendidikan yang sekarang dianggap sebagai produk gagal dan tidak suskes dalam hidupnya.

Sumber : pew research center

Akibatnya apabila kita mencari “Kesehatan mental generasi z� semua portal berita memberitakan darurat kesehatan mental generasi z yang berujung pelarian mereka pada teknologi sebagai bentuk aktualisasi diri yang tidak bisa mereka dapatkan di kehidupan nyata. Disinilah dampak buruk akibat penggunaan teknologi oleh generasi z terjadi. Indonesia dinilai belum siap untuk mewadahi generasi z yang memasuki era digital yang dimulai dari sistem pendidikannya. Maka pertanyaan selanjutnya, apakah peluang yang bisa diambil dari kejadian ini dimana arsitektur bisa berkontribusi di dalamnya ? B. PELUANG


MERDEKA BELAJAR Menteri pendidikan kita bapak nadiem makarim pun telah memikirkan masa depan pendidikan Indonesia, ia mulai menerapkan konsep merdeka belajar secara bertahap, kebijakan merdeka belajar yang mau di terapkan yaitu bahwa di masa sekarang ini nilai bukanlah penentu kompetensi seseorang. Bapak nadiem ingin konsep merdeka belajar ini akan memperbaiki sistem pendidikan nasional yang terkesan monoton dimana siswa dan guru bebas berekspresi. Merdeka Belajar menjadi salah satu program untuk menciptakan suasana belajar di sekolah yang bahagia suasana yang happy, bahagia bagi peserta didik maupun para guru. Inilah tantangan bagi Indonesia, dimana tantangan tersebut dapat diubah menjadi sebuah peluang untuk Indonesia yang lebih baik. Lalu, apakah tipologi arsitektur sekolah di Indonesia telah mengikuti perubahan ini ?,

Sumber : google images

apabila kita membayangkan sebuah sekolah maka muncul gambaran bangunan dengan lorong-lorong dan ruang kelas yang seragam satu sama lainnya. Lantas apa keterkaitan antara desain bangunan pendidikan yang kreatif dengan gaya belajar para siswa? Pemberian kemerdekaan terhadap para siswa dalam menentukan gaya belajar di sekolah dapat dimulai dari menciptakan suasana belajar yang nyaman dan menyenangkan. Kenyamanan dan kesenangan itu akan lebih mudah terwujud apabila ruang-ruang di sekolah dibangun dengan melibatkan harapan-harapan dan karakter para siswa, mereka lebih menyukai suasana bermain yang cair ketimbang suasana kelas yang klasik, kaku, serta dingin.


Karena itu hal ini tidak mungkin diwujudkan hanya oleh sekolah, apalagi tidak semua pengajar memiliki pengetahuan mengenai arsitektur, maka disinilah arsitek perlu hadir menyumbangkan pemikiriannya. Dengan cara ini pula, kita tahu bahwa menciptakan desain bangunan pendidikan secara kreatif adalah bagian dari investasi kita untuk generasi cerdas dan kreatif di masa mendatang. C. KONFLIK Dari pemikiran diatas ada beberapa konflik yang terjadi, diantaranya disebabkan oleh adanya pandemic covid-19. Konsep merdeka belajar untuk generasi z, juga mengedepankan kolaborasi dan peduli terhadap sesama manusia, namun akibat kejadian ini mereka terpaksa harus belajar dari rumah. Generasi z yang sudah termasuk candu teknologi dan terisolasi, harus kembali terisolasi di dalam rumah, sementara apabila mereka kembali beraktivitas seperti biasa, ada resiko yang besar, dan bersosialisasi juga menjadi susah karena adanya kebijakan social distancing. Maka perlu dipikirkan, bagaimana menciptakan tipologi bangunan pendidikan yang sesuai dengan generasi z dan konsep merdeka belajar dengan mempertimbangkan pengaruh kejadian covid-19 dalam bersosialisasi. D. ARGUMENTASI

Gambar : infografik isu kejadian Sumber : penulis 2020


Gambaran umun program pada proyek ini diantaranya adalah learning spaces, area diskusi, game room, sport activity area, amphiteater, library, plaza, creative space, galeri, culinary area dan lain-lain. Selain itu dalam perancangan perlu juga dipertimbangkan lokalitas budaya yang semakin lama tergerus modernisasi dan kontekstual lingkungan juga komunitas setempat. Tidak lupa juga untuk menganggapi fenomena climate change dengan konsep renewable energy. Diharapkan proyek ini bisa menjadi pusat interaksi sosial dan tempat berbagi pengetahuan tidak hanya antara pengajar dan murid namun seluruh masyarakat. Proyek ini juga diharapkan dapat menyediakan pengalaman ruang yang kaya bagi penggunanya, tidak hanya dalam konteks ruang namun juga kegiatan didalamnya, sehingga mendorong interaktivitas yang dibutuhkan untuk masa depan.


DAFTAR PUSTAKA https://www.voaindonesia.com/a/generation-z-rentan-serangan-epidemi-kesehatan-mental/4837806.html https://mediaindonesia.com/read/detail/276834-sistem-mengajar-untuk-generasi-z-di-sekolah-perludiubah https://nakita.grid.id/read/029886/trenyuh-ini-penyebab-stres-pada-anak-generasi-z https://databoks.katadata.co.id/datapublish/2019/09/10/jumlah-penduduk-dki-jakarta-2019mencapai-105-juta-jiwa https://tirto.id/pola-pendidikan-yang-tepat-bagi-generasi-z-dan-generasi-alfa-ekQw https://www.depoedu.com/2019/11/29/edu-talk/tantangan-pendidikan-di-era-digital/ https://analisadaily.com/berita/arsip/2018/8/13/601344/generasi-z-di-era-digital/ https://mediaindonesia.com/read/detail/273736-pendidikan-generasi-z-dan-alfa https://www.youtube.com/watch?v=2Ga_QQdyv6M https://gtk.kemdikbud.go.id/read-news/merdeka-belajar https://lpmpjatim.kemdikbud.go.id/site/detailpost/desain-bangunan-sekolah-kreatif-investasi-masadepan



Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.