Laporan Anaisis Studio
mung kid.
Meet The Team
PEN DAHU LUAN
KOM PILASI DATA
PRO FIL KOTA
KONS TELA SI
&
Daftar Isi 04 Kata Pengantar 06 Pendahuluan 14 Konstelasi 17 Kompilasi Data 52 Profil Kota 58 Potensi & Masalah
POTENSI MASALAH
KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa kepada kita sehingga kelompok 5 Studio Analisis Kota dapat dapat menyelesaikan Laporan Analisis Mungkid. Laporan ini merupakan hasil akhir dari proses mata kuliah studio analisis kota di semester 3. Kami menyadari bahwa laporan ini dapat terselesaikan atas bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu pada kesempatan ini kami ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada: 1. Bapak Prof. Ir. Bambang Hari Wibisono, MUP., M.Sc., Ph.D selaku dosen pembimbing studio analisis kota kelompok Mungkid. 2. Bapak Ir. Agam Marsoyo, M.Sc., Ph.D, Bapak M. Sani Roychansyah, ST., M.Eng., D.Eng., Ibu DR. Yori Herwangi, ST., MURP., Bapak Eko Heri, ST., MT., selaku dosen pembimbing mata kuliah studio analisis kota. 3. Segenap instansi pemerintahan Kabupaten Magelang dan Kecamatan Mungkid yang telah menyediakan data sekunder sebagai dasar analisis kami, 4. Serta semua pihak yang telah memberikan bantuan dan dukungan kepada kami dalam menyelesaikan laporan ini. Kami selaku penyusun menyadari bahwa masih banyak kekurangan dan kesalahan dalam sehingga saran dan kritik sangat kami butuhkan. Kami berharap semoga laporan analisis Mungkid ini dapat memberikan manfaat bagi pembacanya. Kelompok 5 Studio Analisis Mungkid
Laporan Analisis Studio
|
5
PEN DAHU LUAN
Latar Belakang Kota memiliki segudang daya tarik dan fasilitas yang seakan-akan menjadi magnet bagi masyarakat lua. Tidak dapat dipungkiri, kota akan terus bergerak secara dinamis. Sementara jumlah populasinya yang terus bertambah, ketersediaan ruang di dalam kota tidak akan bertambah. Oleh sebab itu, diperlukan perenca naan agar dalam keterbatasan ruang yang ada, kehidupan tetap dapat berjalan dan kesejahteraan pendu duknya dapat tercapai. Tentu saja perencanaan tersebut harus dilaku kan secara matang dan mempertim bangkan semua aspek yang ada di dalam kota, baik aspek ekonomi, kepen dudukan, sosial, budaya, dsb. Sebagai salah satu bagian dari Kabupaten Magelang, sebagian besar lahan di Mungkid masih berupa lahan pertanian. Namun begitu, seiring dengan berjalannya waktu,
keberadaan jalan arteri JogjaMagelang mulai membangkitkan sektor-sektor non-pertanian di Mungkid. Sehingga Mungkid pun mulai bergerak menuju ke arah perkotaan. Perkembangan yang terjadi di Mungkid ini harus diimbangi dengan perencanaan ya n g m a t a n g . Ta k l u p a p e r l u dilakukan analisis terlebih dahulu terhadap aspek-aspek yang ada di dalamnya, agar nantinya dapat digunakan sebagai pertimbangan dalam merencanakan perkemba ngan Mungkid ke arah kota.
Tujuan Penulisan Studio analisis Mungkid bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis berbagai aspek yang mendukung pembangunan maupun perkembangan di Mungkid. Hasil analisis tersebut kemudian digunakan untuk menentukan profil kota sebagai gambaran Mungkid secara keseluruhan. Laporan analisis studio ini disusun sebagai output dari studio kota yang berisi pemaparan hasil analisis yang nantinya dapat digunakan sebagai acuan dalam merencanakan Mungkid.
Laporan Analisis Studio
|
7
Sistematika Penulisan BAB I : Pendahuluan
BAB IV : Profil Kota
Berisi latar belakang, tujuan penulisan, metodo logi, ruang lingkup, serta sistematika penulisan.
Berisi fungsi dan peran kota serta profil kota yang menggambarkan kondisi Mungkid secara keseluruhan.
BAB II : Konstelasi Mungkid Berisi penjelasan mengenai kedudukan Mungkid terhadap desa-desa atau kelurahan yang ada di dalamnya serta kedudukan Mungkid terhadap kecamatan, kabupaten, maupun kota yang ada di atasnya . BAB III : Kompilasi & Analisis Data
BAB V : Potensi dan Masalah Berisi potensi yang dimiliki Mungkid serta permasalahan-permasalahan yang mengham bat pertumbuhan ataupun perkembangan Mungkid.
Berisi kompilasi data baik data primer maupun sekunder yang disajikan dan direpresentasikan ke dalam bentuk tabel, grafik, peta, ataupun narasi. Data-data tersebut terdiri atas data fisik dasar, fisik ruang, kependudukan, ekonomi, sarana dan prasarana, maupun data utilitas.
Ruang Lingkup Ruang Lingkup Spasial
Jalan Candimulyo Sungai Elo
Mungkid secara fungsional yang menjadi kawasan amatan kami memiliki luas sebesar 6 km2 dari luas total kecamatan Mungkid 37,4 km2. Kawasan amatan ini terdiri dari 6 desa dan 1 kelurahan, yaitu Desa Blondo, Desa Pagersari, Desa Paremono, Desa Ambartawang, Desa Bojong, Desa Senden, serta Kelurahan Mungkid. Batas-batas amatan kami berupa batas fisik sebagai berikut: Utara Jalan Candimulyo Timur Jalan lokal Selatan Jalan lokal Barat Sungai Elo
8
|
Studio Analisis Mungkid
Jalan lokal
Jalan lokal Gambar 1.1 Peta batas amatan
Ruang Lingkup Substansial Ruang lingkup substansial atau non-spasial dari Mungkid meliputi aspek fisik dasar, kependudu kan, sarana, prasarana, utilitas, dan perekonomi an.
Metode Pengumpulan Data
Metodologi Terdapat 2 metode yang digunakan dalam menganalisis Mungkid, yaitu metode pengumpulan data dan metode analisis data.
Pengumpulan data dilakukan untuk memperoleh data-data yang diperlukan dalam menganalisis Mungkid. Terdapat dua jenis data yang dikumpulkan, yaitu data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh secara langsung melalui survei lapangan serta wawancara terhadap penduduk, pegawai instansi, maupun kepala desa di Mungkid. Sementara data sekunder diperoleh dari pihak lain, seperti instansi-instansi pemerintahan yang terdapat di Mungkid. Metode Analisis Data Analisis dilakukan baik terhadap data primer maupun data sekunder. Data-data tersebut diolah dan direpresentasikan ke dalam bentuk tabel, grafik, maupun peta. Setelah itu dilakukan juga pembandingan data-data yang ada terhadap standar yang telah ditetapkan. Hasil analisis kemudian diuraikan secara naratif ke dalam laporan dan digunakan untuk menemukan profil, potensi, serta masalah yang ada di Mungkid.
Laporan Analisis Studio
|
9
GAMBA RAN U MUM
16.246 8,43 Jiwa km 2
Jumlah Penduduk
Luas Wilayah
Mungkid merupakan sebuah kota fungsional dengan luas 8,43 km2 yang merupakan bagian dari Kecamatan Mungkid dan berada di Kabupaten Magelang, Jawa Tengah. Mungkid memiliki jumlah penduduk sebanyak 16.246 jiwa sehingga dapat diklasifikasikan sebagai kota kecil. Rata-rata laju pertumbuhan Mundkid sebesar… Mungkid dilewati oleh sebuah jalan arteri, yaitu Jalan YogyakartaMagelang, yang menyebabkan munculnya sektor komersial di sepanjang jalan ini. Selain itu, Mungkid masih didominasi oleh lahan yang fungsinya adalah sebagai pertanian, seperti sawah sehingga sebagian besar penduduknya berprofesi sebagai petani. Selain itu, Mungkid juga memiliki beberapa industri mikro maupun makro di dalamnya. Kota fungsional Mungkid terdiri dari 7 desa dan 1 kelurahan, yaitu : -
Ambartawang Blondo Bojong Mungkid Pagersari Paremono Senden
Laporan Analisis Studio
|
11
0,77 Persen Laju Pertumbuhan
Blondo
Ambartawang
Paremono
12
|
Studio Analisis Mungkid
Sanden
PagerSari
Mungkid
Bojong
Laporan Analisis Studio
|
13
KONS TELA SI
Mungkid
terhadap Kabupaten Magelang Lokasi studi analisis terletak di Kecamatan Mungkid bagian utara. Berdasarkan Peraturan Daerah No. 5 tahun 2011 tentang RTRW Kabupaten Magelang, Kecamatan Mungkid diarahkan menjadi kawasan pendukung pertumbuhan Kota Mungkid mengacu pada potensi pariwisata dan pertanian yang dimiliki Kabupaten Mungkid. Dalam hal ini, Kota Mungkid direncanakan menjadi pusat pengembangan wisata budaya dan pusat pengembangan desa wisata dengan mengarahkan pada upaya pembibitan dan upaya konservasi lingkungan. Lebih dari 60% dari lahan Mungkid masih berupa laha hijau yangberfungsi sebagai lahan pertanian. Kondisi ini sesuai untuk mendukung Mungkid dalam mendukung pertumbuhan Kota Mungkid melalui upaya konservasi lingkungan. Laporan Analisis Studio
|
15
Mungkid
terhadap Kecamatan Mungkid Mungkid merupakan kota fungsional yang mencakup 7 desa dari total 14 desa di Kecamatan Mungkid. Mungkid menyediakan sarana pelayanan administrasi, ekonomi, dan sosial bagi Kecamatan Mungkid. Hal ini didukung dengan adanya kantor kecamatan yang melayani masyarakat kecamatan Mungkid, kawasan perdagangan di kawasan sepanjang jalan arteri Yogyakarta-Magelang serta kawasan industry baik lokal maupun regional sebagai pendukung ekonomi Kecamatan Mungkid.
Delineasi
Kec. Mungkid
KONSTELASI
Mungkid PKL
TEMANGGUNG
PKW MAGELANG
PKL
PKL
Kec. MUNGKID
PURWOREJO
PKN YOGYAKARTA
16
|
Studio Analisis Mungkid
KOM PILASI DATA
FISIK DASAR Curah Hujan Jenis Tanah & Kelerengan Analisis Kesesuaian Lahan
Curah Hujan Curah hujan di kota amatan sangat rendah yaitu berkisar pada 0-13,6 mm per harinya dan 2250-2750 mm per tahunnya. Data tersebut didapat dari BAPPEDA Kabupaten Magelang.
Gambar 3.1.1 Peta Curah Hujan
Kelerengan Terdapat 3 kategori kelerengan di kota amatan, yakni kelerengan 0-8% yang bersifat datar mendominasi kota amatan sedangkan kelerengan 8-15% yang bersifat landai dan >15% yang bersifat agak curam mendominasi bagian utara kota amatan. Data tersebut didapat dari BAPPEDA Kabupaten Magelang. Dengan begitu, kondisi seperti ini sangat cocok. untuk mendukung permukiman yang mana kelerengannya <8%.
Gambar 3.1.2 Peta Kelerengan
Jenis Tanah Terdapat 3 jenis tanah. Pada kota amatan bagian ujung barat didominasi jenis tanah aluvial cokelat tua kekelabuan yang tidak peka terhadap erosi dan tanah longsor, sedangkan ujung selatan dan pinggir timur kota amatan didominasi jenis tanah ragosol cokelat kekelabuan yang sangat peka terhadap erosi dan tanah longsor. Namun keseluruhan kota amatan paling banyak didominasi jenis tanah latosol cokelat yang agak peka terhadap erosi dan tanah longsor. Gambar 3.1.3 Peta Jenis Tanah
Laporan Analisis Studio
|
19
Rawan Bencana Dari beberapa jenis bencana alam, Mungkid memiliki tingkat rawan bencana yang rendah dari gunung berapi, longsor, dan kekeringan. Karena hal tersebut, Mungkid dapat digolongkan sebagai kota yang aman dari ancaman bencana alam.
Gambar 3.1.4 Rawan Tanah Longsor
Gambar 3.1.5 Rawan Gunung Berapi
20
|
Studio Analisis Mungkid
Gambar 3.1.6 Rawan Kekeringan
Laporan Analisis Studio
|
21
FISIK RUANG KDB & KLB Struktur & Pola Ruang Kondisi Lingkungan Arah Perkembangan Kota Daya Dukung & Daya Tampung
ANALISIS
KERUANGAN
Pola Pemanfaatan Ruang Migrasi Penduduk
Gambar 3.2.1 Peta Pola Ruang
Pemanfaatan ruang di Mungkid masih didominasi oleh persawahan dan permukiman. Hal ini menunjukan bahwa sebagian besar masyarakat Mungkid masih bergantung pada sektor pertanian. Selain pertanian, guna lahan yang cukup menonjol terdapat pada sepanjang Jalan Yogyakarta-Magelang, dimana posisinya yang strategis ini dimanfaatkan masyarakat untuk membuka usaha. Sehingga banyak bangunan yang berfungsi sebagai komersil dan jasa, seperti warung makan, toko oleh-oleh,cendramata, bengkel, minimarket, dan sebagainya. Mungkid juga memiliki beberapa industri yang bersifat mikro, seperti industri pengolahan pangan seperti padi, ketela, dan tempe, kemudian industri karton, paving, serta batako. Terdapat juga industri makro seperti PT. Papertech Indonesia yang bergerak di bidang produksi kertas serta Root Art Centre and Furniture yang bergerak di bidang kerajinan kayu.
Laporan Analisis Studio
|
23
Intensitas Pemanfaatan Ruang KDB yang dominan berkisar angka (0-20%) yang m e n a n d a ka n b e l u m b a nya k l a h a n ya n g mengalami pengerasan di Mungkid. Jumlah lahan yang dapat menjadi daerah resapan masih sangat banyak ditemukan di Mungkid.
Lahan Mungkid masih dominan berupa lahan hijau, yang juga dapat dilihat dari koefisien dasar hijau yang masih tinggi. Koefisien dasar Hijau (KDH) dominan Mungkid berkisar antara 81-100%.
KDH
KDB
0%-20% 21%-40% 41%-60% 61%-80% 81%-100%
KLB
Tergolong rendah dengan angka kurang dari 1. Hal ini menggambarkan kondisinya yang belum memiliki banyak bangunan vertikan dan terbangun.
24
|
Studio Analisis Mungkid
Kondisi Bangunan
Bangunan di Mungkid lebih dari 40% dalam kondisi baik dan sisanya di dominasi kondisi sedang.
Struktur Ruang
Gambar 3.2.2 Peta Struktur Ruang
Struktur ruang menunujukkan hubungan fungsional secara hirarkis antara pusatpusat pelayanan yang dapat mendukung kegiatan ekonomi sosial masyarakat Mungkid. Sistem pelayanan eksiting yang ada di Mungkid terdiri dari fasilitas komersil jasa, fasilitas kesehatan, fasilitas pendidikan, fasilitas industri, fasilitas ibadah, dan fasilitas instansi. Terlihat pada peta bahwa persebaran fasilitas-fasilitas di Mungkid mengikuti arah jalan utama Mungkid yaitu Jalan Jogja-Magelang yang merupakan jalan aretri dan Jalan Blabak-Mungkid yang merupakan jalan kolektor. Kegiatan-kegiatan komersil jasa di Mungkid terlihat sangat padat dan memusat pada persimpangan antara Jalan Jogja-Magelang dan Jalan Blabak-Mungkid, Terdapat lima fasilitas berupa puskesmas, polindes, poliklinik, bidan, dan posyandu. Persebaran dari fasilitas kesehatan sudah merata dan sudah menjangkau warga Mungkid. Sedangkan untuk fasilitas pendidikan di Mungkid terdapat TK, SD, SMP, SMA, dan Pesantren. Pada peta struktur ruang terlihat bahwa terdapat satu sekolah dengan jenjang SMP yang terletak pada tepi jalan arteri, hal ini cukup menjadi masalah karena rawan dengan kecelakaan dan kondisi sekolah yang tidak kondusif karena bising. Untuk fasilitas industri di Mungkid kebanyakan berada di bagian selatan, hal tersebut terjadi karena kondisi topografi Mungkid di bagian utara lebih terjal dan juga lahannya yang sebagian besar berupa sawah. Untuk fasilitas ibadah sudah tersebar merata dan mencukupi kebutuhan sarana ibadah di Mungkid. Laporan Analisis Studio
|
25
Arah Perkembangan Sejak zaman dahulu, perkembangan Mungkid menyebar dan tidak terpusat di satu titik. Akan tetapi dalam perkembangannya, arah perkembangan Mungkid sejak tahun 1906 hingga tahun 2018 lebih cenderung memusat walaupun tidak terlalu jelas dengan pusat di Kecamatan Mungkid. Selain itu, perkembangan Mungkid juga mengikuti jalan arteri Magelang sebagai jalur utama yang ada di Mungkid. Semakin lama lahan terbangun di daerah sekitar pusat dan di sepanjang jalan arteri semakin padat. Sementara apabila dilihat dari peta, tren pertumbuhan lebih mengarah ke bawah/ ke selatan. Hal itu dipengaruhi oleh keberadaan pusat kegiatan lokal lain yaitu Muntilan yang memiliki intensitas kegiatan ekonomi yang lebih tinggi. Selain itu faktor yang mendorong perkembangan mungkid ke arah selatan juga dipengaruhi adanya Kota Yogyakarta yang berada di selatan dan merupakan pusat kegiatan nasional.
1906
1940 Gambar x.x Arah Perkembangan Mungkid
26
|
Studio Analisis Mungkid
2018
Daya Tampung
Daya Dukung
Daya tampung dilihat dari seberapa kemampuan lahan untuk menampung penduduk yang menempati Mungkid. Daya tampung dihitung berdasarkan total luas lahan dibagi dengan standar ruang hidup manusia per jiwa yang dalam hal ini 2 dihitung 9 m /jiwa.
Kebutuhan sarana yang dihitung berupa sarana peribadatan, sarana pendidikan, sarana kesehatan, sarana perdagangan. Jumlah penduduk pendukung untuk tiap sarana dihitung berdasarkan ketentuan SNI no 03 tahun 2004.
Ketersediaan Lahan 9 m2/jiwa 8.430.000 m2 9 m2/ jiwa = 936.666 jiwa Dengan jumlah lahan eksisting 8430000 m2, Mungkid bisa menampung p e n d u d u k s e j u m l a h 9 3 6 . 6 6 6 j i wa . Berdasarkan perhitungan tersebut, dapat disimpulkan bahwa dari segi ketersediaan lahan, Mungkid masih mampu menampung seluruh penduduk Mungkid saat ini yang sejumlah 16.246 jiwa.
Ketersediaan Lahan Jumlah Penduduk 8.430.000 m2 16.246 jiwa = 462 m2/jiwa
Penduduk pendukung TK SD SMP SMA
Jenis bidan poliklinik polindes posyandu puskesmas Masjid Gereja
1250 1600 4800 4800
Penduduk Mungkid 2017 16142 16142 16142 16142
Penduduk Pendukung 5000 30000 30000 1250 30000 2500 Tergantung Masyarakat
Penduduk eksis ng 16142 16142 16142 16142 16142 16142 16142
Kebutuhan
Ketersediaan
13 10 3 3
9 10 4 3
Kebutuhan
Ketersediaan
3 1 1 13 1 6 Tergantung Masyarakat
1 1 1 1 1 32 1
Dari tebel tersebut dapat diketahui bahwa fasilitas pendidikan dan peribadatan di Mungkid sudah dapat mendukung aktivitas penduduk Mungkid. Namun pada fasilitas kesehatan masih terdapat kekurangan pada bidan dan posyandu. Sehingga dapat dikatakan fasilitas kesehatan Mungkid belum memadai dalam mendukung kegiatan penduduk Mungkid.
Dapat diketahui bahwa pada saat ini setiap penduduk Mungkid memiliki ruang 2 hidup seluas 462 m . Ruang hidup ini akan semakin berkurang seiring dengan bertambahnya penduduk Mungkid di masa yang akan datang.
Laporan Analisis Studio
|
27
KEPEN DUDUK AN Jumlah Penduduk perKelurahan Pertumbuhan Penduduk Kepadatan Penduduk Kepadatan Penduduk Komposisi Penduduk Dinamika Penduduk Proyeksi Penduduk
Persebaran Penduduk Grafik jumlah penduduk berdasarkan kelurahan
Grafik 3.3.1 jumlah penduduk berdasarkan kelurahan
Jumlah penduduk kecamatan mungkid yang masuk dalam kawasan amatan kami berjumlah 16.232 yang tersebar ke 7 kelurahan. Berdasarkan data tersebut, maka kelurahan mungkid memiliki angka tertinggi sebesar 6.073 penduduk. Sedangkan untuk kelurahan Blondo, memiliki sebaran penduduk yang rendah yaitu 874 penduduk.
Kompoposi Penduduk Menurut Mata Pencaharian
Jumlah Penduduk Mungkid Berdasarkan Mata Pencaharian
Berdasarkan grafik, dapat diketahui mayoritas penduduk Mungkid bermata pencaharian sebagai petani. Tercatat sebesar 30% penduduk merupakan petani yang terbagi menjadi petani sendiri (petani yang memiliki lahan sawah dan mengolah lahannya sendiri) dan juga buruh tani. Hal tersebut juga didukung dengan fakta bahwa lahan pertanian masih mendominansi guna lahan di Mungkid.
Pengrajin TNI/ Polri
Jasa
Lainnya Petani
Buruh
Wiraswasta/ Pedagang PNS Karyawan Swasta Diagram 3.3.1 Mata Pencaharian Laporan Analisis Studio
|
29
Jumlah Penduduk Mungkid yang berprofesi sebagai Petani
30% penduduk Mungkid berprofesi sebagai Petani
Grafik 3.3.2 jumlah penduduk profesi petani
Berdasarkan data yang dihimpun dari Potensi Desa dan Prodeskel Bina Pemdes, jumlah penduduk dengan matapencaharian petani tertinggi berada di Desa Paremono, yaitu sebanyak 2.455 penduduk. Hal tersebut tidak mengherankan karena Kelurahan Paremono sendiri memiliki lahan pertanian terluas di Kecamatan Mungkid, yaitu sebesar 319,85 Ha. Sedangkan untuk jumlah petani terendah berada di Kelurahan Mungkid yang guna lahannya memang lebih didominansi oleh lahan non pertanian dibandingkan lahan pertanian. Sementara itu matapencaharian penduduk terbanyak kedua di Mungkid adalah karyawan swasta. Sejumlah 20% penduduk Mungkid merupakan karyawan swasta yang pada umumnya bekerja sebagai buruh industri, baik industri besar maupun industri rumahan. Beberapa industri tersebut di antaranya adalah industri ceriping ketela, industri daur ulang kertas, industri tempe, maupun industri meubel.
Menurut Umur
Jumlah Penduduk Mungkid Berdasarkan kelompok umur
Piramida penduduk di Mungkid menunjukkan piramida expansive, dimana angka kelahiran di Mungkid lebih tinggi daripada angka kematiannya, sehingga Mungkid didominasi oleh penduduk berusia muda dan produktif.
Grafik 3.3.1 Piramida Penduduk
30
|
Studio Analisis Mungkid
Dependency Ratio Angka tanggungan kerja
Sex Ratio penduduk Mungkid
Dependency Ratio adalah perbandingan antara jumlah penduduk berumur 0-14 tahun, ditambah dengan jumlah penduduk 65 tahun keatas dibandingkan dengan jumlah penduduk usia 15-64 tahun.
Rasio Jenis Kelamin (Sex Ratio) adalah perbandingan antara jumlah penduduk laki-laki dan jumlah penduduk perempuan di suatu daerah atau negara pada suatu waktu tertentu.
Jumlah usia tidak produktif Jumlah usia produktik
Jumlah penduduk Laki-laki Jumlah penduduk perempuan
(3.465 + 1.525) jiwa x 100% 11.250 jiwa = 44,34% Dapat disimpulkan bahwa di kecamatan Mungkid, tiap 100 orang produktif menanggung 44 orang usia non produktif. Angka tersebut masuk ke dalam kategori rendah.
(8.029) jiwa x 100% 8.217 jiwa = 97,7% Dapat disimpulkan bahwa dari 100 penduduk perempuan di Mungkid, terdapat 98 penduduk laki-laki. Hal ini menunjukkan bahwa jumlah penduduk perempuan lebih banyak daripada penduduk laki-laki.
Menurut Jenis Kelamin
Perbandingan jumlah penduduk Mungkid berdasarkan jenis kelamin
Pada tahun 2017, perbandingan antara jumlah perempuan dan laki-laki tidak terlalu besar tetapi tetap didominasi oleh perempuan dengan persentase 51% dan laki-laki dengan persentase 49%.
51%
49%
Perempuan
Laki-Laki
Diagram 3.3.2 Kelompok Umur
Laporan Analisis Studio
|
31
Dinamika Penduduk
Grafik 3.3.2 Dinamika Penduduk
Berdasarkan grafik jumlah penduduk masuk dan keluar Mungkid, dapat disimpulkan bahwa selama 2 tahun terakhir lebih banyak penduduk yang keluar dibandingkan penduduk yang m a s u k ke M u n g k i d . H a l i n i d a p a t disebabkan karena besarnya daya tarik di kota-kota lain atau mungkin karena adanya tuntutan tertentu yang membuat penduduk Mungkid memilih pindah ke kota lain.
32
|
Studio Analisis Mungkid
Sementara itu, untuk tahun 2017 sendiri jumlah penduduk yang masuk dan keluar tertinggi berada di Kelurahan Mungkid. Seperti yang tertera pada tabel X.Y, terdapat 24 penduduk yang masuk ke Kelurahan Mungkid dan terdapat 50 yang memilih untuk pindah/keluar.
Migrasi Penduduk
Desa/Kelurahan
Jumlah Penduduk masuk
Jumlah Penduduk keluar
Paremono
15
22
Bojong
13
27
Blondo
23
39
Senden
4
11
Pagersari
3
4
Mungkid
24
50
Ambartawang
2
5
84
158
TOTAL
Tabel 3.3.3 Jumlah Migrasi Penduduk
Dari tabel di atas dapat pula dihitung angka migrasi keluar maupun migrasi masuk penduduk Mungkid per kelurahan pada tahun 2017. Perhitungan ini dilakukan untuk mengetahui jumlah migrasi yang te r j a d i p a d a t i a p 1 . 0 0 0 p e n d u d u k desa/kelurahan yang ada di Mungkid. Hasilnya, berdasarkan per- hitungan dapat diketahui bahwa angka migrasi masuk dan keluar tertinggi pada tahun 2017 berada di Desa Blondo,
yaitu sebesar 26 untuk migrasi masuk dan 45 untuk Artinya terdapat 26 migran yang masuk per 1.000 penduduk di Desa Blondo dan terdapat 45 penduduk yang bermigrasi ke luar per 1.000 penduduk di Desa Blondo. Sementara itu desa dengan angka migrasi terendah berada di Ambartawang dan Pagersari, yaitu sebesar 1 untuk migrasi masuk dan 2 untuk migrasi keluar.
Diketahui angka migrasi masuk dan keluar tertinggi tahun 2017 berada di Desa Blondo, yaitu sebesar 26 untuk migrasi masuk dan 45 untuk migrasi keluar. Sementara itu, desa dengan angka migrasi terendah berada di Kelurahan Ambartawang dan Pagersari, yaitu sebesar 1 untuk migrasi masuk dan 2 untuk migrasi keluar. Grafik 3.3.3 Migrasi per Tahun 2017
Laporan Analisis Studio
|
33
Desa/Kelurahan
Luas (ha)
Jumlah Penduduk
Kepadatan Penduduk Bruto (jiwa/ha)
Paremono
171
6.073
36
Bojong
34,5
874
25
Blondo
100,32
2.295
23
1.085
24
Senden
45
Pagersari
149,8
2.176
15
Mungkid
173,44
2.839
16
Ambartawang
50,04
890
185
TOTAL
724,1
10.165
157
Tabel 3.3.4 Jumlah Penduduk Bruto
Kepadatan Penduduk Kepadatan Penduduk Bruto Kepadatan penduduk bruto diperoleh dengan cara membagi jumlah penduduk dengan luas administratif. Hasilnya, kepadatan bruto di Mungkid tergolong rendah jika dibandingkan dengan ratarata kepadatan bruto di kota kecil lainnya (10 jiwa/Ha), yaitu hanya berada pada rentang 0,11-0,3 jiwa/ Ha (11-10 jiwa/km2) Kepadatan bruto tertinggi berada di Desa Mungkid dengan kepadatan lebih 2 dari 30 jiwa/km . Sementara itu kepadatan bruto terendah berada di Desa Pagersari, Desa Paremono, dan Desa Senden dengan rentang kepadatan 2 penduduk bruto 11-20 jiwa/km .
Grafik 3.3.4 Jumlah Penduduk Bruto
Gambar 3.3.1 Peta Kepadatan Penduduk Bruto
34
|
Studio Analisis Mungkid
Desa/Kelurahan
Luas (ha)
Jumlah Penduduk
Kepadatan Penduduk Netto (jiwa/ha)
Paremono
63,6
6.073
95
Bojong
28,48
874
31
Blondo
27,66
2.295
83
Senden
20
1.085
54
Pagersari
37,1
2.176
59
Mungkid
55,19
2.839
51
Ambartawang
10,14
890
88
242,17
10.165
461
TOTAL
Tabel 3.3.5 Jumlah Penduduk Netto
Kepadatan Penduduk Netto Kepadatan penduduk bruto diperoleh dengan cara membagi jumlah penduduk dengan luas administratif. Hasilnya, kepadatan bruto di Mungkid tergolong rendah jika dibandingkan dengan ratarata kepadatan bruto di kota kecil lainnya (10 jiwa/Ha), yaitu hanya berada pada rentang 0,11-0,3 jiwa/ Ha (11-10 jiwa/km2) Kepadatan bruto tertinggi berada di Desa Mungkid dengan kepadatan lebih 2 dari 30 jiwa/km . Sementara itu kepadatan bruto terendah berada di Desa Pagersari, Desa Paremono, dan Desa Senden dengan rentang kepadatan penduduk 2 bruto 11-20 jiwa/km .
Grafik 3.3.5 Jumlah Penduduk Netto
Gambar 3.3.2 Peta Kepadatan Penduduk Netto Laporan Analisis Studio
|
35
Luas (ha)
Jumlah Penduduk
Kepadatan Penduduk Fisiologis (jiwa/ha)
Paremono
107,4
6.073
57
Bojong
6,02
874
145
Blondo
72,66
2.295
32
Desa/Kelurahan
Senden
25
1.085
43
Pagersari
112,7
2.176
19
Mungkid
118.23
2.839
24
Ambartawang
39,9
890
22
TOTAL
481,98
10.165
342
Tabel 3.3.6 Jumlah Penduduk Fisiologis
Kepadatan Penduduk Fisiologis Kepadatan fisiologis dapat menunjukkan perbandingan jumlah penduduk dengan luas lahan yang bisa diolah. Cara memperoleh kepadatan ini adalah dengan membagi jumlah penduduk dengan luas lahan pertanian. Dalam wilayah amatan, kepadatan fisiologis tertinggi berada di Desa Blondo, dengan kepadatan fisiologis sebesar 145 jiwa/km 2 . Sementara itu kepadatan fisiologis terendah berada di Desa Pagersari dengan kepadatan sebesar 19 jiwa/km2.
Grafik 3.3.6 Jumlah Penduduk Fisiologis
Gambar 3.3.3 Peta Kepadatan Penduduk Fisiologis
36
|
Studio Analisis Mungkid
Proyeksi Penduduk Proyeksi penduduk merupakan metode yang digunakan untuk memperkirakan jumlah penduduk di masa yang akan datang. Proyeksi penduduk penting dilakukan dalam proses perencanaan kota karena terkait dengan elemen penting penyusuun kota yaitu penduduk. Proyeksi penduduk digunakan untuk mempertimbangkan daya dukung dan daya tampung kota serta perencanaan yang terkait dengan kependudukan seperti perencanaan sarana prasarana kota. Metode proyeksi penduduk yang kami gunakan adalah metode geometri dimana angka kelahiran dan kematian penduduk tidak dimasukkan menjadi variabel hitung.
Proyeksi penduduk dilakukan dalam jangka waktu 20 tahun ke depan dengan interval waktu 5 tahun. Jumlah proyeksi penduduk dapat dilihat pada grafik di atas yang dapat disimpulkan jumlah penduduk Mungkid tiap tahun terus mengalami kenaikan. Perthitungan menggunakan Metode Geometri Pt = Po (1+r) t Keterangan : Pt = Jumlah penduduk pada tahun-t Po = Jumlah penduduk tahun-t-1 r = Laju pertumbuhan penduduk t = rentang waktu (tahun)
(Jiwa)
Grafik 3.3.7 Dinamika Penduduk
Laporan Analisis Studio
|
37
EKO
NOMI Pengaruh Industri Jumlah Serapan Tenaga Kerja sektor Industri Besaran PDRB per-Sektor PDRB Mungkid
Ketenagankerjaan
Tabel 3.4.1 ketenagakerjaan
Mayoritas penduduk di Mungkid masih bermatapencaharian sebagai petani. Hal ini dapat terlihat dari masih banyaknya lahan yang berfungsi sebagai lahan pertanian berupa sawah yang mencapai 50% dari total luas lahan di Mungkid. Hal ini didukung oleh konservasi lahan pertanian yang diberlakukan oleh pemerintah Magelang guna memper tahankan peran Mungkid sebagai salah satu pemasok padi di Magelang. Mata pencaharian terbanyak kedua diduduki oleh wiraswasta atau pedagang. Mungkid dilewati oleh jalan arteri primer dan jalan ko l e k t o r, y a i t u J a l a n Yo g y a k a r t a Magelang dan Jalan Blabak-Mungkid, dimana jalan tersebut dianggap sangat strategis untuk membuka usaha, seperti
warung makan, toko kelontong, minimarket, toko oleh-oleh, dan lain-lain. Ke m u d i a n , k a r y a w a n s w a s t a d a n karyawan pemerintah kebanyakan tersebar di Kelurahan Mungkid karena terdapat beberapa instansi, seperti kantor polisi, kantor Kecamatan Mungkid, dan bank, serta industri besar seperti PT. Papertech Indonesia yang membutuhkan banyak karyawan. Buruh juga merupakan mata pencaharian yang cukup mendo minasi di Mungkid karena banyaknya industri kecil di Mungkid yang berjalan di sektor pangan, seperti industri pengola han padi, tempe, dan ketela serta industri yang berjalan di bidang material seperti paving dan batako.
Laporan Analisis Studio
|
39
PDRB Pendapatan Domestik Regional Bruto
Tabel 3.4.2 PDRB Tahun 2010-2014
Pendapatan Domestik Regional Bruto (PDRB) adalah pendapatan yang diperoleh suatu daerah dari hasil produksi maupun pelayanan jasa yang terdapat di daerah tersebut dan berasal dari berbagai macam sektor. Sektor perdagangan memiliki kontribusi terbesar karena Mungkid dilewati oleh jalan arteri primer, yaitu Jalan Yogyakarta-Magelang, kemudian jalan kolektor yang menghubungkan Blabak dan Mungkid yang sangat strategis untuk dijadikan kawasan komersial di sepanjang jalan itu. PDRB terbesar kedua diberikan oleh sektor pertanian. Karena dianggap memiliki peran yang penting dalam perekonomian Mungkid, pemerintah menetapkan lahan-lahan pertanian yang ada di Mungkid yang didominasi oleh sawah untuk dikonservasi dan dipertahankan keberadaannya.
40
|
Studio Analisis Mungkid
Kegiatan Ekonomi A. Pertanian
C. Industri
Pertanian merupakan kegiatan ekonomi yang paling menonjol di Mungkid. Hal ini terlihat dari perbandingan luas lahan pertanian dan non pertanian di Mungkid yang mencapai 2 : 1. Sebagian besar pemanfaatan ruang di Mungkid masih digunakan sebagai lahan pertanian yang berupa sawah. Kemudian, masih banyak warga di Mungkid yang memi lih petani sebagai mata pencaharian mereka karena dianggap menjanji kan. Dari segi PDRB, sektor pertanian memberikan pemasokan paling besar kedua setelah perdagangan.
Di Mungkid, terdapat dua industri besar dan banyak industri kecil atau rumahan. Industri besar yang ada di Mungkid adalah P T. P a p e r t e c h I n d o n e s i a , d i m a n a komoditas yang dihasilkan berupa kertas dan juga Root Art Centre & Furniture Magelang, dimana komoditas yang dihasilkan berupa mebel dan kerajinan kayu lainnya. Selain industri makro, industri mikro juga tersebar di beberapa titik di Mungkid. Industri mikro di Mungkid kebanyakan berjalan di sektor pangan, seperti industri pengolahan padi, tempe, dan ketela. Kemudian, terdapat juga industri kertas karton, dimana limbah dari industri ini tidak merusak lingkungan karena limbah nya digunakan kembali sebagai bahan baku untuk memproduksi kertas karton, serta industri paving dan batako.
B. Perdagangan Kegiatan perdagangan di Mungkid berpusat pada sepanjang jalan arteri primer Jalan Yogyakarta-Magelang. Jalan ini dianggap strategis karena merupakan penghubung antar kota dan memiliki mobilitas yang tinggi. Di sepanjang jalan, terdapat banyak bangunan komersil, seperti warung makan, toko oleh-oleh, minimarket, dan lain-lain. Kemudian, terdapat pula jalan kolektor BlabakMungkid yang mendorong tumbuhnya kawasan komersil di sepanjang BlabakMungkid. Sementara itu, toko kecil dan warung banyak tersebar di kawasan permukiman warga. Mungkid juga memiliki pasar skala lokal yang bernama Pasar Mungkid, dimana pasar ini beroperasi dari pagi hingga sore. Pasar Mungkid menjual berbagai kebutuhan sehari-hari masyarakat.
D. Jasa Saat ini, belum ada sektor jasa di yang m e m b e r i ka n p e n g a r u h b e s a r b a g i perekonomian Mungkid. Di Jalan BlabakMungkid, terdapat sebuah jasa penginapan yang cukup besar bernama Sevilla Resort yang ditujukan bagi para pelancong dari luar Mungkid yang ingin berwisata di Magelang dan sekitarnya. Selain itu, jasa yang ada di Mungkid skalanya adalah lokal, seperti bengkel, jasa pengiriman barang, tempat fotokopi, percetakan, dan lain-lain.
Laporan Analisis Studio
|
41
SARANA PRASARANA SARANA Pendidikan Peribadatan Kesehatan Perniagaan Jasa Instansi Industri PRASARANA Jaringan Jalan Jaringan Air Bersih Jaringan Persampahan Jaringan Drainase Jaringan Telekomunikasi Jaringan Listrik Jaringan Transportas Infrastruktur Air Limbah
B. Sarana Kesehatan Faslitas kesehatan yang ada di Mungkid sudah cukup memadai. dimana terdiri dan puskesmas. bidan, poliklinik. polindes, dan posyandu. Kecamatan Mungkid sudah memenuhi standar kesehatan karena sudah memiliki puskesmas sebagai pusat sarana kesehatan penduduk nya. Cakupan fasilitas-fasilitas kesehatan di Mungkid masih skala lokal karena belum terdapat rumah sakit. Sedangkan untuk posyandu sudah tersedia di semua padukuhan namun hanya ada satu yang memiliki bangunan khusus, Umumnya posyanduposyandu yang ada di Mungkid diadakan di balai warga, rumah kepala dusun, dll.
Gamber 3.5.1 Peta persebaran sarana kesehatan
Puskesmas
Bidan
Jenis
Penduduk Pendukung
Penduduk 2017
Penduduk Proyeksi
bidan poliklinik polindes posyandu puskesmas
5000 30000 30000 1250 30000
16142 16142 16142 16142 16142
18819 18819 18819 18819 18819
Jumlah Kebutuhan sekarang 3 1 1 13 1
Jumlah Kebutuhan Proyeksi 4 1 1 15 1
Jumlah saat ini
sekarang
proyeksi
1 1 1 1 1
belum sudah sudah belum sudah
belum sudah sudah belum sudah
Tabel 3.5.1 Analisis Kebutuhan Sarana Kesehatan bedarsarkan Jumlah Penduduk
Laporan Analisis Studio
|
43
C. Sarana Peribadatan Sarana ibadah yang terdapat pada deliniasi Mungkid ini antara lain masjid. mushola, dan gereja. Terlihat bahwa persebaran fasilitas untuk masjid sudah merata. Sedangkan untuk gereja hanya terdapat 1 bangunan. Sesuai yang ada pada SNI bahwa gereja tidak memiliki radius jangkauan khusus pelayanan dan untuk pelayanan gereja yang ada di Mungkid suah mampu menjarigkau seluruh masyarakat Mungkid. Gamber 3.5.2 Peta persebaran sarana peribadatan
Masjid Gereja
Penduduk Pendukung
Penduduk 2017
Penduduk Proyeksi 20th
Jumlah kebutuhan sekarang
2500 Tergantung Masyarakat
16142
18819
16142
18819
6 Tergantung Masyarakat
Jumlah kebutuhan proyeksi 8 Tergantung Masyarakat
Jumlah saat ini ket saat ini
ket proyeksi
32
sudah
sudah
1
sudah
sudah
Tabel 3.5.2 Analisis Kebutuhan Sarana Peribadatan bedarsarkan Jumlah Penduduk
D. Sarana Pelayanan Umum Instansi-instansi yang ada di Mungkid berupa instansi pemerintahan yaitu kantor kecamatan, kantor kelurahan, kantor desa. dan kantor pelayanan pemerintah lainnya. Sebagian besar lokasi kantor-kantor sudah sesuai SNI yaitu di jalan yang dapat diakses kendaraan umum, namun masih terdapat kantor instansi yang berada di jalan lingkungan sehingga aksesibilitas tidak terlalu bagus. Kantor Kecamatan terletak di pinggir jalan arten sehingga kondisi jalan memadai dan mampu diakses kendaraan umum.
44
|
Studio Analisis Mungkid
Gamber 3.5.3 Peta persebaran sarana instansi
ANALISIS
SARANA Analisis dilakukan dengan standar ketercu kupan menurut peraturan SNI 03-1733-2004 Tata Cara Perencanaan Lingkungan Peruma han Perkotaan
Jumlah Penduduk Penduduk Pendukung Minimum
A. Sarana Pendidikan
Gambar 3.5.4 Peta Persebaran Pendidikan.
Jenis
Penduduk SNI
Penduduk 2017
TK SD SMP SMA
1250 1600 4800 4800
16142 16142 16142 16142
Penduduk Proyeksi 20th 18819 18819 18819 18819
Kebutuhan
Kebutuhan proyeksi
Jumlah saat ini
13 10 3 3
15 12 4 4
9 10 4 3
ket saat ini belum sudah sudah sudah
ket proyeksi belum belum sudah belum
Tabel 3.5.3 Analisis Kebutuhan Sarana Pendidikan bedarsarkan Jumlah Penduduk Berdasarkan peta, Mungkid memiliki sarana pendidikan berupa 9 TK, 10 SD/MI, 4 SMP/MTS, serta 3 SMA/SMK. Persebaran sarana pendidikan cukup merata di seluruh daerah Mungkid, akan tetapi lebih cenderung banyak terdapat di pusat sementara daerah Mungkid bagian pinggir hanya terdapat fasilitas seperti TK dan SD.
Laporan Analisis Studio
|
45
TK di Mungkid berjumlah 9 buah dimana letaknya tersebar di setiap d e s a / ke l u r a h a n . Wa l a u p u n s e t i a p desa/kelurahan terdapat TK,namun berdasarkan kebutuhan penduduk dan keterjangkauan dengan radius 500m, kebutuhan akan sarana TK masih belum tercukupi.
Persebaran sarana SD di Mungkid dapat dikatakan cukup merata dan menjangkau hampir seluruh daerah Mungkid dengan radius keterjangkauan sebesar 1000m. Hanya sebagian kecil di Mungkid sebelah barat yang masih belum terjangkau.
Sarana pendidikan SMP di Mungkid masih belum mampu menjangkau seluruh daerah Mungkid dengan radius 1000m, terutama bagian atas atau utara. Akan tetapi, kebutuhan sarana SMP telah terpenuhi dari segi kuantitas.
Kebutuhan Mungkid akan sarana SMA telah terpenuhi. Begitu juga keterjang kauan sarana SMA telah menjangkau seluruh daerah Mungkid dengan radius keterjangkauan SMA sebesar 3000m.
46
|
Studio Analisis Mungkid
E. Sarana Perniagaan (Komersil & Jasa) Kondisi komersial di Mungkid didominasi oleh toko (retail) dengan skala lokal dan sebagian besar terletak di pinggir jaklan arteri. Berbagai kegiatan komersial yang ada di Mungkid seperti toko, pertokoan, mini market, dan rumah makan terjadi pemusatan di persimpa ngan yang paling strategis yaitu persim pangan antara Jalan Jogja-Magelang dan Jalan Blabak-Mungkid. Pusat pelayanan yang ada di Mungkid ialah Pasar Mungkid yang merupakan satu-satunya pasar tradisional di daerah tersebut. Skala
Gamber 3.5.5 Peta jangkauan sarana perniagaan
pelayanan dari Pasar Mungkid masih skala lokal karena hanya mampu melayani kebutuhan di Mungkid sendiri. Dari peta persebaran komersial & jasa terlihat bahwa arah perkembangan perniagaan di Mungkid mengikuti jalan utama yaitu Jalan Jogja – Magelang yang merupakan jalan arteri dan Jalan blabak-mungkid yang merupakan jalan kolektor primer. Perkembangan tersebut terjadi karena jalan tersebut strategis, ramai, dan mudah dijangkau.
Gamber 3.5.6 Peta persebaran sarana jasa
F. Sarana Industri Mungkid memiliki lebih dari 40 UMKM dan satu sentra perindustrian (sentra industri kerajinan sapu Desa Bojong) dengan sumber bahan baku yang berasal dari dalam daerah. Sementara itu, terdapat 2 industri besar yang menyerap pekerja dalam jumlah besar (pabrik ukir kayu dan pabrik kertas).
Gamber 3.5.7 Peta persebaran sarana industri
G. Sarana Ruang Terbuka Berdasarkan peta persebaran ruang terbuka, jumlah ruang terbuka di Mungkid masih tergolong kurang dalam memenuhi kebutuhan masyarakat baik dari segi kuantitas yang masih kurang maupun dari segi keterjangkauan ke seluruh wilayah Mungkid. Kurang tersedianya ruang terbuka ini dapat menimbulkan kurangnya wadah untuk interaksi sosial maupun sebagai sarana rekreasi sehingga dapat mengurangi daya tarik Mungkid. Gamber 3.5.8 Peta persebaran sarana Ruang Terbuka
ANALISIS
PRA-SARANA Jalan Hirarki Jalan Melalui Peta Hierarki Jalan Mungkid dapad diketahui bahwa jalan-jalan yang ada di Mungkid letaknya masih belum sesuai hierarkinya dimana terdapat banyak jalan lingkungan yang langsung terhubung dengan jalan arteri. Hal tersebut tentu saja dapat berbahaya karena kendaraan harus menyesuaikan dari kecepatan lambat langsung ke kecepatan tinggi. Terdapat 3 kriteria yang digunakan untuk menentukan kondisi jalan, yaitu: 1. Jalan tidak berlubang 2. Jalan rata 3. Jalan memadai dan digunakan sesuai dengan fungsinya Jalan tergolong baik apabila memenuhi 3 kriteria, sedang apabila memenuhi 1 atau 2 kriteria, dan buruk apabila tidak ada kriteria yang terpenuhi. Salah satu jalan yang kondisinya tergolong baik adalah jalan arteri Jogja-Magelang. Jalan ini memenuhi 3 kriteria untuk difungsikan sebagai jalan arteri skala nasional karena mobilitas serta aksesibilitasnya tinggi.
Penampang Jalan Konstruksi jalan beraspal banyak ditemukan di jalan arteri, kolektor, lokal, dan beberapa jalan lingkungan. Contohnya di Jalan Jogja-Magelang dan Jalan Blabak Mungkid. Sementara jalan beton, paving, dan yang masih berupa tanah banyak ditemukan di jalan-jalan lokal dan jalan lingkungan.
ilustrasi penampang jalan
RUMAJA
RUMIJA RUASJA
Laporan Analisis Studio
|
49
Konstruksi Jalan Konstruksi jalan beraspal banyak ditemukan di jalan arteri, kolektor, lokal, dan beberapa jalan lingkungan. Contohnya di Jalan Jogja-Magelang dan Jalan Blabak Mungkid. Sementara jalan beton, paving, dan yang masih berupa tanah banyak ditemukan di jalan-jalan lokal dan jalan lingkungan.
Gambar 3.5.9 kondisi jalan & hirarki jalan
Jalan arterti dari Mungkid ini adalah jalan Magelang yang memiliki 4 lajur kendaraan. Dan memiliki ukuran ruang manfaat jalan sebesar 15 meter, ruang milik jalan sebesar 18 meter dan ruang pengawasan jalan sebesar 20 meter. Jalan Blabak Mungkid merupakan jalan kolektor di Mungkid terdiri dari 2 lajur dan memiliki ukuran ruang manfaat jalan sebesar 6 meter, ruang milik jalan sebesar 10 meter dan ruang pengawasan jalan 15 meter.
Jalan Pemandian merupakan salah satu contoh dari jalan lokal yang ada di Mungkid yang memiliki 2 lajur dengan ukuran ruang manfaat jalan sebesar 3 meter, ruang milik jalan 4 meter dan ruang pengawasan jalan sebesar 5 meter.
50
|
Studio Analisis Mungkid
Gambar 3.5.10 konstruksi jalan
ilustrasi penampang jalan
RUMIJA RUASJA
Karena memiliki ukuran ruang milik jalan sebesar 2 meter dan ruang pengawasan jalan sebesar 2,5 meter, maka jalan lingkungan pada Mungkid ini hanya satu lajur dan tidak semua jalan dapat dilalui oleh kendaraan roda 4 maupun kendaraan roda 2.
Sampah Terdapat tiga tempat pembuangan sementara di Mungkid deliniasi amatan yaitu berlokasi di Pagersari, Mungkid, dan Pasar Blabak. Dengan radius jangkauan seluas 1500m dan jumlah yang masih terbatas, ketersediaan sarana prasarana persampahan dianggap belum mencukupi apabila dibandingkan dengan luas wilayah dan timbulan sampah yang harus dilayani. Sebelumnya, sumber sampah di Mungkid ini berupa sampah organik dan nonorganik. Kondisi perwadahan sampah di Mungkid masih konvensional, di mana sampah dibuang ke tong sampah atau TPS tanpa dilakukan pemilahan terlebih dahulu. Namun masih banyak sampah yang belum terwadahi sehingga menyebabkan kekumuhan di kawasan permukiman atau komersil. Sarana persampahan yang ada saat ini telah digunakan untuk melayani setiap kawasan sesuai dengan karakteristik areanya. Sistem pengangkutan sampah dilaksanakan dengan pemindahan langsung dari TPS-TPS sampah yang ada atau konteiner menuju TPS Pasuruhan. Pemindahan dan pengangkutan sampah dari TPS menuju Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Pasuruhan saat ini dilakukan oleh Dinas Pekerja Umum, Energi, dan Sumber Daya Mineral dengan menggunakan dump truk atau arm roll truk. Sementara itu, pengangkutan dari rumah ke TPS secara umum menggunakan gerobak sampah.
Gambar 3.5.11 Persebaran TPS
Laporan Analisis Studio
|
51
PRO FIL KOTA
Profil
KOTA
“Mungkid sebagai daerah berkembang menuju perkotaan yang dilalui jalan arteri dengan pengembangan sektor perdagangan, serta pengembangan sektor industri yang berbasis pertanian”
Laporan Analisis Studio
|
53
Fungsi
KOTA
“Mungkid berfungsi sebagai kota pengembangan pertanian, perdagangan, dan industri” Fungsi Mungkid yang didasari oleh 3 sektor besar tersebut dapat dibuktikan oleh beberapa data dan analisis berikut ini:
1. Pertanian Bedasarkan analisis peta guna lahan eksisting, Mungkid didominasi oleh pemanfaatan ruang pertanian. Hal ini ditandai oleh beberapa bukti seperti yang pertama; perbandingan luas non lahan pertanian Mungkid lahan pertanian dengan lahan pertanian yaitu 1:2
Selain itu, luas hasil produksi dari sektor pertanian juga tergolong besar, yakni : Luas hasil produksi Hasil Produksi Pertanian Padi Jagung Kacang Tanah Ubi jalar
3.478,9 Ha 55,8 Ha 17,4 Ha 18,4 Ha
Kabupaten Magelang juga menetapkan aturan bahwa lahan-lahan pertanian di Mungkid sengaja dipertahankan keberadaannya sehingga untuk membangun bangunan di lahan yang fungsinya sebagai pertanian diperlukan syarat-syarat khusus dalam mengurus IMB.
Tabel 4.1 Luas lahan
54
|
Studio Analisis Mungkid
2. Perdagangan
3. Industri
Ke d u a , d i t i n j a u d a r i s e k to r p e r dagangan. Ruang-ruang komersil di Mungkid secara umum terpusat secara linear di sepanjang Jalan Arteri yaitu Jl. Jogja-Magelang.
Selain ditinjau dari sektor pertanian dan perdagangan, fungsi Mungkid yaitu sebagai kota pengembangan industri. Hal ini dapat dibuktikan dari cukup banyaknya persebaran industri rumah tangga hingga skala internasional di Mungkid. .Terdapat 4 1 U M K M ( Us a h a M i k ro Ke c i l d a n Menegah) di Mungkid dengan memanfaatkan berbagai potensi bahan baku lokal seperti singkong, kertas, karton, tempe, dan lain-lain. Dengan pemasaran dominan Jawa Tengah, skala nasional, maupun beberapa hingga skala internasional dan dengan tenaga kerja berasal dari warga lokal maupun daerah sekitarnya.
Peran
KOTA
“Mungkid berperan pada sektor industri dan mata air-nya” Ditinjau dari sektor industri, terdapat beberapa pabrik besar berskla nasional hingga internasional. Seperti; Pabrik Kayu Root Art Center and Furniture yang menjuak produk berupa ukiran dan meubelir dengan bahan baku kayu jati dan kayu mahoni. Pemasaran produk kayu Root Art Center and Furniture ini mulai dari skala nasional yaitu Jogja, Jakarta, Medan, dll) hingga skala internasional seperti USA dan Mexico. Selanjutnya yaitu ada Pabrik Paper Tech dengan produk kertas dan bahan baku kayu. Pemasaran produk kertas Paper Tech ini mulai dari skala nasional seperti Jogja, Semarang, Solo, dll hingga skala internasional.Selain itu, ada juga Pabrik Criping Catela yakni Mirasa Food yang menghasilkan nilai investasi terbesar. Perusahaan ini masih skala UMKM hanya saja memang orientasinya adalah ekspor. Mirasa Food berhasil mengangkat potensi lokal. berupa singkong menjadi produk makanan berstandar ekspor dan berskala internasional.
Laporan Analisis Studio
|
55
Di samping itu, ditinjau dari mata air-nya, terdapat 1 mata air yakni Mata Air Blambangan di Mungkid (insert peta mata air air) Hal ini dibuktikan dengan metode Location Quotient adalah salah satu metode yng digunakan untuk mengetahui sektor basis atau sector potensial yang berpengaruh besar pada pertumbuhan ekonomi suatu daerah. Dari tabel di atas terlihaat baahwa dari tahun 2012-2014 sektor yang menjadi unggulan di Kecamatan Mungkid adalah dari sektor listrik, gas, dan air minum dimana memiliki nilai LQ sebesar 12, 79 (2012), 12,98 (2013), dan 13,18 (2014). Hal ini menunjukkan bahwa kebutuhan listrik, gas, dan air minum sudah mampu terpenuhi tanpa harus mendapat pasokan dari luar Kecamatan mungkid, bahkan Kecamatan Mungkid menjadi pemasok dari sektor tersebut khususnya untuk air minum, terlihat dari sumber air yang melimpah sehingga terdapat pabrik air minum yang cakupan pemasarannya hingga luar Kecamatan Mungkid. Sumber daya air yang dimiliki Kecamatan Mungkid mampu memenuhi pemasokan air guna irigasi lahan pertanian di Kecamatan Mungkid dan sekitarnya. Sumber air ini terlihat dari adanya semibilan titik mata air dengan total debit 718 liter/detik untuk tujuan irigasi dan PDAM.
memiliki nilai LQ tertinggi
Tabel 4.2 perhitungan LQ
56
|
Studio Analisis Mungkid
Laporan Analisis Studio
|
57
&
POTENSI MASALAH
ANALISIS
POTENSI
Tabel 5.1 Potensi Mungkid
Grafik jumlah penduduk berdasarkan kelurahan
Laporan Analisis Studio
|
59
Berkembangnya Sektor Pertanian
Mungkid memiliki lahan pertanian cukup luas dengan perbandingan lahan pertanian dan non pertanian yakni 1:2. sehingga lahan pertanian ini masih menjadi dominasi struktur ruang di Mungkid. Hal ini ditandai juga dengan banyaknya masyarakat mungkid yang berprofesi sebagai petani.
Gambar 5.1 Peta Guna Lahan
Berkembangnya Sektor Perindustrian Mungkid memiliki banyak industri kecil menengah dan beberapa indusri besar seperti Root Art Center and Furniture dan Paper Tech yang berada di Jalan Sanggrahan-Gatak no 23.
Pabrik Kayu Root Art Center and Furniture -Lokasi : Jl. Magelang-Jogja km.9, Pare, Blondo -Luas : kurang lebih 5 Ha -Produk : ukiran, meubeulir -Bahan baku : kayu jati, kayu mahony, -Pemasaran : Skala nasional (jogja, Jakarta, Medan, dll) dan skala internasional (USA, Mexico, dll)
60
|
Studio Analisis Mungkid
Gambar 5.2 Peta Persebaran Industri
Pabrik Paper Tech -Lokasi : Jl. Sanggrahan-Gatak No. 23, Desa Mungkid, Kec. Mungkid, Kab Magelang -Luas : kurang lebih 22 Ha -Produk : kertas -Bahan baku : kayu -Pemasaran : Skala nasional -Jumlah tenaga kerja : 90 pekerja -Omset :
Potensi Penduduk Usia Produktif
Jumlah penduduk usia angkatan kerja dan kelahiran pada Mungkid lebih tinggi daripada angka kematian, sehingga Mungkid didominasi oleh usia produktif.
Grafik 5.1 Piramida Penduduk
Akses & Mobilitas
Mungkid dilalui jalan arteri JogjakartaMagelang yang melintasi pusat Mungkid yaitu jalan Magelang. Sehingga Mungkid mudah diakses dan memiliki mobilitas yang baik. Hal ini dapat mendukung menjadi kawasan yang strategis.
Gambar 5.3 Peta lokasi jalan arteri
Laporan Analisis Studio
|
61
ANALISIS
MASALAH Setiap kota pasti memiliki potensi dan masalahnya masing-masing. Secara garis besar, Mungkid memiliki masa lah yaitu terham batnya perkembangan kota tersebut. Hal terse but terjadi disebabkan oleh hambatan pada bidang ekonomi, kurang nya daya tarik kota, dan kurangnya keter sediaan dan optimalnya infrastruktur pendukung kota
Tabel 5.2 Masalah Mungkid
Daya tarik Kota kurang
ciri khas
Sebagian besar pen duduk di Mungkid bermatapencaharian sebagai petani, hambatan ekonomi terjadi karena kurangnya kemampuan petani untuk mengembangkan usaha.
62
|
Studio Analisis Mungkid
Penduduk tidak bisa mengembangkan usaha
Pendapatan masyarakat kurang maksimal
Ketergantungan pada Tengkulak
Kurangnya konsistensi dalam keberlanjutan program yang direncanakan
Masih minimnya peran organisasi dalam controlling serta evaluasi program kepada masyarakat
Masih bergantung pada teknologi tradisional
Sulit akses permodalan
Penduduk tidak bisa Mengembangkan Usaha
Kualitas SDM Rendah
Sekitar 70% penduduk Mungkid memiliki mata pencaharian sebagai petani. Namun kualitas pertanian dari t a h u n ke t a h u n t i d a k m e n g a l a m i pertumbuhan yang cepat. Hal ini didasarkan pada kualitas SDM yang rendah. Menurut BPPT, pemerintah mengupayakan program pertanian organik guna meningkatkan mutu hasil pertanian Mungkid tetapi petani di Mungkid tidak menjalankan programprogram yang diajukan pemerintah karena petani di Mungkid tidak berani mengambil resiko. Selain itu, hambatan yang dihadapi pertanian Mungkid yaitu m i n i m nya p e ra n o rg a n i s a s i d a l a m controlling serta evaluasi program kepada masyarakat yang menyebabkan kurangnya konsistensi dalam keberlanjutan program yang direncanakan pemerintah. Belum adanya integrasi antar petani agar hasil pertanian dapat meningkatkan ekonomi Kecamatan Mungkid. Antar
petani masih mementingkan kepentingan pribadi dan mengg-gunakan sistemnya sendiri sehingga program dari pemerintah sulit dilaksanakan di Mungkid. Petani-petani di Mungkid masih bergantung pada tengkulak, dimana hasil pertaniannya seperti padi langsung dijual kepada tengkulak. Hal tersebut membuat harga hasil pertanian lebih rendah daripada diolah sendiri dan dijual dalam bentuk beras sehingga meningkatkan nilai ekonomi. Kurangnya produktivitas dalam mengolah hasil pertanian mennyebabkan pendapatan masyarakat kurang maksimal dan berpengaruh pada keadaan petani yang sulit mengembangkan usahanya.
Laporan Analisis Studio
|
63
Daya tarik Kota kurang
ciri khas
Daya tarik Kota Kurang
Sebagai salah satu daerah yang d i l ewa t i j a l a n a r te r i ( J a l a n J o g j a Magelang) seharusnya Mungkid memiliki daya tarik yang tinggi agar orang-orang baik dalam Mungkid maupun dari luar Mungkid ingin melakukan berbagai aktivitas di Mungkid. Namun sayangnya hal tersebut masih belum terlihat di Mungkid. Mungkid masih kurang memiliki daya tarik sehingga terkesan kota yang kurang hidup. Salah satu yang mampu meningkatkan daya tarik kota adalah ciri khas dari kota tersebut dan Mungkid masih belum memiliki ciri khas yang mampu menjadi daya tarik orang-orang agar mau singgah ke Mungkid. Selain itu, Mungkid masih tergolong sebagai daerah yang sepi. Hal ini dibuktikan dengan kondisi pasar yang tidak ramai padahal pasar umumnya digunakan sebagai pusat kegiatan suatu kota yang identik dengan keramaian.
64
|
Studio Analisis Mungkid
Kegiatan yang ada di Mungkid juga kurang bervariasi atau kurang kompleks sehingga tidak terlihat sebagai kota yang hidup dan ramai. Kegiatan yang dominan di Mungkid ialah kegiatan dibidang pertanian dan kegiatan komersil di tepi jalan arteri. Bahkan kegiatan-kegiatan komersil yang ada di tepi jalan arteri tersebut masih terbilang sepi karena skala pelayanannya yang masih skala lokal. Tidak ditemukan ruang rekreasi publik yang dapat dijadikan sebagai titik kumpul masyarakat.
dan kurang optimalnya
Permasalahan Infrastruktur Kota
Masalah yang ada di Mungkid yaitu terdapat fasilitas insfrastruktur yang belum disediakan untuk penduduknya seperti kurangnya ruang publik sebagai tempat berkumpul penduduk. Untuk insfrastruktur persampahan juga belum memadai, dibuktikan dengan kurangnya ketersediaan TPS di tiap desa/kelurahan. Sebagai daerah yang dilalui jalan arteri, Mungkid juga masih kurang dalam pelayanan fasilitas transportasi dimana tidak ditemukan bangunan khusus transit transportasi umum seperti terminal sehingga aksesibilitas Mungkid dengan kota lain belum berjalan baik jika menggunakan kendaraan umum. Masalah lain yaitu fasilitas sarana dan prasarana yang kurang optimal. Terlihat dari fasilitas pendidikan yaitu TK dan SMP yang masih kurang merata sehingga tidak semua daerah di Mungkid terjangkau sarana pendidikan.
Masalah insfrastruktur lain di Mungkid ya n g b e l u m o pt i m a l ya i t u b a nya k ditemukan jalan lingkungan yang terhubung langsung dengan jalan arteri. Sejatinya jalan arteri hanya boleh terhubung dengan jalan kolektor, apabila terhubung dengan jalan lingkungan akan mengganggu mobilitas jalan dan membahayakan keselamatan pengguna jalan arteri maupun pengguna jalan lingkungan itu sendiri. Masalah insfrastruktur lain ditunjukkan oleh struktur ruang Mungkid yang kurang tepat. Seperti industri yang terletak di tengah permukiman warga yang mampu mengganggu kualitas lingkungan, letak puskesmas yang dekat dengan pasar Mungkid dan tentunya akan mengganggu kondusifitas dari puuskesmas tersebut, serta guna lahan permukiman yang terletak di sempadan mata air yang seharusnya sempadan mata air bebas dari bangunan.
Laporan Analisis Studio
|
65
masih banyak masyarakat berprofesi Petani
mayoritas penduduk menganut Agama Islam
mata air yang juga sebagai kolam pemandian
66
|
Studio Analisis Mungkid
Laporan Analisis Studio
|
67
JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH KOTA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS GADJAH MADA