Infografis Indikator Pembangunan Kota Palu Tahun 2014

Page 1



KATA PENGANTAR Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh. Saya menyambut baik atas rilis buku Indikator Pembangunan Kota Palu tahun 2014 yang kami terbitkan ini. Buku yang dikemas dengan pendekatan infografis ini diharapkan dapat menjadi pegangan bagi seluruh pemangku kepentingan di Kota Palu. Buku ini merangkum intisari dari penerbitan rutin tahunan yang diterbitkan Badan Pusat Statistik (BPS), buku Kota Palu Dalam Angka, yang telah memiliki standar baku penyusunan buku yang berisi informasi primer tentang detail daerah. Pada buku ini, informasi detail itu dikombinasikan dengan data-data yang bersifat sekunder, baik dari buku BPS, data dari dinas, dan kliping pemberitaan media massa, baik cetak (koran, tabloid), maupun elektronik (website). Dibutuhkan pendekatan yang berbeda dalam penyajian ragam informasi daerah, yang mana isi dari buku tersebut dirasakan dapat dibaca secara luas oleh siapa pun yang membutuhkan. Buku ini hadir untuk memenuhi kebutuhan tersebut. Atas terbitnya buku ini, saya mengucapkan terima kasih kepada pihak yang terlibat secara langsung atau tidak langsung dalam proses penyusunannya. Akhirnya, selamat membaca.

Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah dan Penanaman Modal.

Ir. DHARMA GUNAWAN M., M.Si



PALU 00,36” - 00,56”lintang selatan 1190,45” - 1210,1” bujur timur 395, 06 km persegi 39,504 ha kawasan lindung dan budi daya 10, 460 ha laut 8 kecamatan 45 kelurahan


PENDUDUK JUMLAH penduduk Kota Palu di tahun 2013 mencapai 356.279 jiwa, dengan komposisi pembagiannya menurut jenis kelamin yaitu 179.291 jiwa lelaki dan 176.988 jiwa perempuan. Peningkatan rata-rata jumlah penduduk Kota Palu per tahunnya adalah 1,71 persen. Jumlah itu tersebar di 8 (delapan) kecamatan dan 45 (empat puluh lima) kelurahan. Jumlah penduduk tertinggi berada di Kecamatan Palu Timur sebesar 67.419 jiwa (18,92 persen), dan yang terendah berada di Kecamatan Tawaeli sebesar 19.412 jiwa (5,54 persen).

Jumlah Penduduk Kota Palu di tahun 2013

179.291

176.988 TAWAELI 5,45% PALU UTARA 6,11% ULUJADI 7,30% TATANGA 10,53% PALU BARAT 16,42% MANTIKULORE 16,74% PALU TIMUR 18,92% PALU SELATAN 18,53%



81.097

tertinggi

terendah

Perubahan komposisi jumlah penduduk berdasarkan kecamatan itu dikarenakan dimekarkannya kecamatan yang sebelumnya 4 (empat) kecamatan menjadi 8 (delapan) kecamatan. Kecamatan Palu Utara dimekarkan menjadi Kecamatan Tawaeli, Kecamatan Palu Timur menjadi Kecamatan Mantikulore, Kecamatan Palu Selatan menjadi Kecamatan Tatanga, dan Kecamatan Palu Barat menjadi Kecamatan Ulujadi. Dari 8 (delapan) kecamatan itu, Kecamatan Mantikulore adalah kecamatan dengan wilayah terluas. Dari total jumlah penduduk itu, jumlah rumah tangga di Kota Palu adalah 81.087 rumah tangga. Jumlah rumah tangga ini mengikuti besaran jumlah penduduk berdasarkan kecamatan. Palu Selatan menjadi kecamatan yang paling banyak rumah tangganya (16.645 rumah tangga), dan yang paling sedikit adalah Kecamatan Tawaeli (4.164 rumah tangga).


395,06 km2

105 jiwa per km2

7.734 jiwa per km2

Luas wilayah administrasi Kota Palu adalah 395,06 km2. Berbatasan langsung dengan Kabupaten Donggala, Kabupaten Sigi, dan Kabupaten Parigi Moutong. Rata-rata tingkat kepadatan penduduk di luas wilayah itu adalah 902 jiwa per km2. Secara lebih khusus, tingkat kepadatan penduduk tertinggi di Kota Palu berada di Kecamatan Palu Timur (7.734 jiwa per km2), dan yang terendah berada di Kecamatan Mantikulore (105 jiwa per km2).


PALU BARAT

TATANGa

ULUJADi

PALU SELATAN PALU TIMUR

932

652

612

805

279

274

224

195

MANTIKULORE

PALU UTARA

TAWAELI

Palu barat tatanga ulujadi palu selatan 935

1110

322

393

274

324

93

171

Palu timur mantikulore palu utara tawaeli KET kelahiran kematian


Sepanjang tahun 2013, jumlah kelahiran di Kota Palu mencapai 5.761 jiwa. Jumlah itu tertinggi berasal dari Kecamatan Mantikulore (1.110 jiwa), dan yang terendah adalah Kecamatan Palu Utara (322 jiwa). Angka kelahiran ini berbanding lurus dengan angka kematian. Di Kecamatan Mantikulore 324 jiwa, di Palu Utara 93 jiwa.


Secara umum, perbandingan komposisi penduduk Kota Palu menurut jenis kelamin adalah 101, yang bermakna di setiap 100 penduduk perempuan, terdapat 101 penduduk lelaki. Namun secara khusus, perbandingan itu terlihat menonjol di Kecamatan Tawaeli sebagai kecamatan dengan penduduk lelaki terbanyak yaitu 104.


Perpindahan (migrasi) penduduk ke Kota Palu terbesar berada di Kecamatan Palu Selatan. Di kecamatan tersebut migrasi yang masuk sebesar 439 jiwa dan migrasi yang keluar 679 jiwa. Data menunjukkan indikasi migrasi tersebut kepada jumlah penduduk di Kecamatan Palu Selatan sebagai kecamatan dengan jumlah penduduk tertinggi di Kota Palu. 18,53 persen penduduk Kota Palu berada di Kecamatan Palu Selatan.



75+ 70-74 65-69 60-64 55-59 50-54 45-49 40-44 35-39 30-34 25-29 20-24 15-19 10-14 5-9 0-4

30000

20000

10000

0

10000

20000

30000

Berdasarkan komposisi usia penduduk, Kota Palu dihuni paling banyak oleh penduduk usia muda produktif di rentang umur 20 – 24 tahun (43.324 jiwa) dan yang tertinggi kedua di rentang umur 15 – 19 tahun (42.058). Pada rentang umur remaja (15 – 19 tahun), diasumsikan belum produktif karena masih bergantung kepada orang tua. Hal mana dari data ini menjelaskan rata-rata 100 penduduk usia produktif di Kota Palu mempunyai tanggungan 39 penduduk yang termasuk dalam kategori belum produktif (anak dan remaja) dan yang sudah tidak produktif lagi (lanjut usia). Kelompok balita adalah usia signifikan ketiga tertinggi dalam komposisi (33.108 balita).



PENDIDIKAN

PENDIDIKAN, dan termasuk kesehatan, adalah sektor prioritas kedua pembangunan Kota Palu periode 2010 – 2015, setelah reformasi birokrasi dan tata kelola pemerintahan daerah sebagai prioritas pertama. Dalam pelaksanaannya, pelayanan pendidikan dirasakan masih memiliki masalah khususnya pada persoalan akses warga miskin oleh karena biaya pendidikan yang tinggi.



Beberapa hal yang perlu mendapatkan perhatian dari semua pihak khususnya pemerintah daerah adalah optimalisasi penggunaan berbagai sumber pendanaan (penganggaran) di sektor pendidikan yang ditujukan untuk perluasan dan pemerataan akses publik, mutu/kualitas, dan sarana prasarana penunjang, baik untuk pendidikan formal maupun informal 窶電ikenal sebagai Pendidikan Anak Usia Dini, Nonformal, dan Informal, disingkat PAUDNI. Untuk yang terakhir disebutkan itu, pelaksanaannya disebut sebagai pendidikan pra sekolah yang dilakukan melalui pendidikan anak usia dini dan taman kanak-kanak. Di Kota Palu, fasilitas untuk penyelenggaraan pendidikan taman kanak-kanak telah ada di semua kecamatan. Khusus Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) hanya di Kecamatan Tawaeli yang belum ada. Jumlah total PAUD di Kota Palu sebanyak 50, dan Taman Kanakkanak sejumlah 111.


Banyaknya Fasilitas Pendidikan menurut Tingkat Pendidikan dan Status Sekolah di Kota Palu Tahun 2013

Sumber: Dinas Pendidikan Kota Palu


PAUD Untuk pendidikan formal, jumlah sekolah di Kota Palu berdasarkan jenjang pendidikan, baik yang dikelola oleh negeri maupun swasta adalah jumlah Sekolah Dasar (SD) 180 unit bangunan, Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama (SLTP) 70 unit bangunan, Sekolah Menengah Umum (SMU) 33 unit bangunan, dan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) sebanyak 24 unit bangunan. Fasilitas di jenjang pendidikan formal ini, kecuali SD, diselenggarakan paling banyak oleh swasta. Kecuali Kecamatan Ulujadi yang belum memiliki fasilitas bangunan SMA atau SMK, fasilitas bangunan sekolah di semua jenjang pendidikan telah ada di masing-masing kecamatan.

TK/RA 14


Terdapat 4 (empat) Perguruan Tinggi negeri di Kota Palu (Universitas Tadulako, Institut Agama Islam Negeri Palu, Akademi Keperawatan, Politeknik Kesehatan), dan 21 (dua puluh satu) perguruan tinggi swasta. Jumlah siswa menurut jenjang pendidikan di Kota Palu baik dari sekolah negeri maupun swasta, yang tertinggi adalah siswa Sekolah Dasar (SD) sebanyak 39.606, Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama (SLTP) 18.904 siswa, Sekolah Menengah Umum (SMU) 10.911 siswa, dan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) 7.368 siswa.

Perguruan Tinggi

jumlah

negeri 1 2 1 4

swasta 2 2 9 7 2 21 Sumber: Dinas Pendidikan Kota Palu


Untuk menjawab tantangan akan kebutuhan akan dunia kerja, Pemerintah Kota Palu telah berkonsentrasi untuk meningkatkan animo masyarakat atas keberadaan Sekolah Menengah Kejuruan yang berorientasi kepada kompetensi lokal. Potensi sumber daya alam dari sektor kelautan, pertambangan, dan hasil bumi dan hutan, ke depannya akan membutuhkan tenaga kerja siap pakai yang telah mendapatkan pendidikan kejuruan dari SMK. Tidak hanya itu, lulusan dari perguruan tinggi pun diharapkan dapat menjadi pengusaha muda yang kreatif yang tidak hanya berorientasi untuk menjadi Pegawai Negeri


Banyaknya Guru Menurut Jenjang Pendidikan di Kota PaluTahun 2013

SD SLTP Smk slta

SUMBER: DINAS PENDIDIKAN KOTA PALU

500 400 300 200 100 0

Jumlah Siswa Menurut Jenjang Pendidikan di Kota Palu Tahun 2013

swasta

NEGERI

SD

SLTP

smu

smk


Banyaknya Sekolah, Murid dan Guru Sekolah Dasar dan Rasio Murid terhadap Guru, Tahun 2013

Kecamatan

Sekolah

Murid

Guru

Rasio Murid terhadap Guru

Palu Barat

31

7.548

400

19

Tatanga

20

4.364

200

22

Ulujadi

19

2.287

219

10

Palu Selatan

21

6.306

257

24

Palu Timur

33

8.775

492

18

Mantikulore

26

6.368

405

16

Palu Utara

16

2.697

154

18

Tawaeli

18

2.871

187

15

Kota Palu 2013

184

41.216

2314

18

Banyaknya Sekolah, Murid, Guru dan Rasio Murid terhadap Guru Sekolah Menengah Pertama Negeri dan Swasta menurut Kecamatan Tahun 2013

Kecamatan

Sekolah

Murid

Guru

Rasio Murid terhadap Guru

Palu Barat

11

4.112

273

15

Tatanga

10

983

98

10

Ulujadi

4

444

89

5

Palu Selatan

6

3.038

310

10 14

Palu Timur

17

6.655

478

Mantikulore

10

1.649

197

8

Palu Utara

5

1.067

85

13

Tawaeli

7

1.388

110

13

Kota Palu 2013

70

19.336

1.551

12


Banyaknya Sekolah, Murid, Guru dan Rasio Murid terhadap Guru Sekolah Menengah Atas Negeri dan Swasta menurut Kecamatan Tahun 2013

Kecamatan

Sekolah

Murid

Guru

Rasio Murid terhadap Guru

Palu Barat

6

2.051

192

11

Tatanga

5

686

60

11

Ulujadi

1

235

38

6

Palu Selatan

2

2.095

164

13

Palu Timur

10

3.664

324

11

Mantikulore

6

1.370

170

8

Palu Utara

1

129

36

4

Tawaeli

3

980

85

12

Kota Palu 2013

34

11.210

1.069

10

Banyaknya Sekolah, Murid, Guru dan Rasio Murid terhadap Guru Sekolah Menengah Kejuruan Negeri dan Swasta menurut Kecamatan Tahun 2013

Kecamatan

Sekolah

Murid

Guru

Rasio Murid terhadap Guru

Palu Barat

3

411

14

31

Tatanga

3

276

22

13

Ulujadi

-

-

-

-

Palu Selatan

4

2.002

163

13

Palu Timur

8

4.862

420

12

Mantikulore

6

989

135

7

Palu Utara

1

537

90

6

Tawaeli

2

216

14

15

Kota Palu 2013

7

9.323

858

11


Sipil (PNS). Wacana moratorium pengangkatan PNS menjadi tantangan tersendiri bagi Kota Palu untuk menyiapkan perangkat pendidikan yang baik, yang bisa menjawab tantangan tersebut. Jumlah tenaga pengajar (guru) untuk pendidikan formal di semua jenjang pendidikan telah tersebar di semua kecamatan. Namun khusus di Kecamatan Palu Timur, jumlah tenaga pengajar menjadi yang tertinggi jumlahnya dibandingkan dengan kecamatan yang lain. Jumlah sekolah di kecamatan tersebut menjadi indikasi penyebaran guru tersebut terlihat tidak merata.



KESEHATAN

MUARA dari indikator pembangunan kesehatan di Kota Palu adalah meningkatnya usia harapan hidup penduduk. Indikator ini terbangun dari upaya pemerintah daerah Kota Palu dalam meningkatkan derajat kesehatan masyarakat melalui menurunnya Angka Kematian Ibu Melahirkan, Angka Kematian Bayi, Angka Kesakitan dan Kecacatan akibat penyakit menular dan tidak menular.


Khusus Rumah Sakit Bersalin, di Kota Palu terdapat 9 unit Rumah Sakit Bersalin yang berada di Kecamatan Palu Barat 1 unit, Kecamatan Palu Selatan 2 unit, Kecamatan Palu Timur 5 unit, dan Kecamatan Mantikulore 1 unit.

Sama halnya dengan pelayanan pendidikan, sektor kesehatan menitikberatkan kepada tingkat aksesibilitas publik, khususnya bagi masyarakat miskin, dengan tetap memperhatikan kualitas pelayanan yang memadai. Fasilitas dan tenaga medis menjadi yang terpenting dalam pembangunan di sektor kesehatan. Fasilitas terbanyak untuk sektor ini adalah Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu) yang telah berjumlah 212 unit dan merata di seluruh kecamatan. Selain Posyandu, dukungan fasilitas juga datang dari 11 unit Pos Bersalin Desa (Polindes), 44 unit Pos Kesehatan Desa (Poskesdes), 30 unit Puskesmas Pembantu (Pustu), 10 unit Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas), dan 10 unit Rumah Sakit. Seperti yang sama kita ketahui, Posyandu di tingkat kelurahan, telah menjadi garda terdepan pelayanan kesehatan bagi ibu dan anak, termasuk kelompok lanjut usia. Kader Posyandu sebagai tenaga kesehatan lainnya, telah ikut memberikan sumbangsih bagi peningkatan pelayanan kesehatan di Kota Palu.


Fasilitas Kesehatan Menurut Kecamatan di Kota Palu Tahun 2013

rumah sakit

PUSKESMAS

Kecamatan

UMUM

Bersalin

RAWAT INAP

Palu Barat

1

1

-

Tatanga

-

-

-

Ulujadi

1

-

Palu Selatan

-

Palu Timur

Tanpa Rawat Inap

Pustu

Poskesdes

Polindes

Posyandu

1

4

1

4

6

-

29

6

1

-

1

23

6

8

-

2

1

27

2

3

6

-

5

5

21

-

1

-

6

-

Mantikulore

1

33

1

-

2

7

2

9

Palu Utara

37

1

-

-

1

4

4

-

19

Tawaeli

-

-

1

1

2

6

1

23

Jumlah

10

9

10

10

30

44

11

212

Semua kecamatan di Kota Palu telah memiliki layanan Puskesmas. Puskesmas di Kecamatan Palu Selatan dan Kecamatan Tawaeli bahkan telah memberikan pelayanan rawat inap seperti halnya Rumah Sakit. Khusus Kecamatan Tawaeli yang berada di utara kota, akses penduduk untuk pelayanan rawat inap, termasuk pelayanan persalinan memang dibutuhkan, karena Rumah Sakit Umum dan Bersalin berada jauh dari sana.


PRAKTIK KESEHATAN PERORANGAN DI KOTA PALU

133

85 42

1

153 Di Kota Palu, praktik kesehatan perorangan berdasarkan data tercatat ada 133 dokter umum, 85 dokter spesialis, 42 dokter gigi, 1 dokter gigi spesialis, dan 153 bidan.


Khusus Rumah Sakit Bersalin, di Kota Palu terdapat 9 unit Rumah Sakit Bersalin yang berada di Kecamatan Palu Barat 1 unit, Kecamatan Palu Selatan 2 unit, Kecamatan Palu Timur 5 unit, dan Kecamatan Mantikulore 1 unit.

MANTIKULORE PALU TIMUR

PALU BARAT

PALU SELATAN



Praktek Kesehatan Perorangan Menurut Kecamatan di Kota Palu Tahun 2013

Praktek Perorangan Kecamatan

Dokter Umum

Dokter Spesialis

Dokter Gigi

Dokter Gigi Spesialis

Bidan

Palu Barat

21

7

4

-

22

Tatanga

9

2

4

-

23

Ulujadi

1

-

-

-

10

Palu Selatan

33

3

9

1

36

Palu Timur

52

69

20

-

35

Mantikulore

15

2

3

-

22

Palu Utara

-

2

1

-

3

Tawaeli

2

-

1

-

2

Jumlah

133

85

42

1

153

Praktik kesehatan perorangan ini, khusus untuk Kecamatan Palu Utara belum memiliki dokter umum, dan Kecamatan Tawaeli belum memiliki dokter spesialis. Penyiapan tenaga kesehatan oleh Pemerintah Kota Palu seperti dokter, perawat, dan bidan di tahun 2013 ini seluruhnya berjumlah 2.745 orang dari beragam latar belakang pendidikan kesehatan. Dari jumlah ini kemudian terlihat rasio tenaga kesehatan terhadap penduduk Kota Palu adalah sebesar 8, yang bermakna di setiap 1000 orang penduduk terdapat 8 tenaga kesehatan


Oleh tingkat pelayanan yang baik di bidang kesehatan, Kota Palu mendapatkan penghargaan nasional dari Kementerian Kesehatan. Penghargaan yang telah diraih sebanyak empat kali itu, untuk kali terakhir diterima oleh Wali Kota Palu Rusdy Mastura dalam Rapat Kerja Nasional (Rakernas) Konferensi Nasional Promosi Kesehatan yang keenam, yang diselenggarakan pada Bulan Nopember 2013 di Jakarta. Prestasi itu diharapkan dapat semakin memberi motivasi bagi peningkatan fasilitas di semua tingkat pelayanan, khususnya pada Badan Layanan Umum Daerah (BLUD) Rumah Sakit Anutapura, dan mutu pelayanan kesehatan di Kota Palu.


Banyaknya Tenaga Kesehatan menurut Jenis Pendidikan dan Kecamatan Tahun 2013 akademi

dokter Asisten Apoteker

paramedis

Kecamatan

Spesialis

umum

gigi

Farmasi/ Apoteker

Kesehatan

Non Kesehatan

Perawat

non Perawat

Lainlain

Palu Barat

2

8

1

3

3

44

3

11

7

26

Tatanga

-

3

1

-

2

29

-

5

8

-

Ulujadi

18

43

7

3

21

219

17

48

16

39

Palu Selatan

-

19

5

2

5

169

9

24

13

84

Palu Timur

4

8

1

3

13

122

24

39

19

69

Mantikulore

30

42

8

22

26

481

37

52

31

155

Palu Utara

6

21

4

14

17

180

9

37

8

141

Tawaeli

-

7

2

2

1

47

12

6

12

13

Kota Palu

60

151

29

49

88

1291

111

222

144

527

Jumlah

120

302

58

98

176

2.582

222

444

208

1.054

Terhadap aksesibilitas publik atas pelayanan kesehatan, Pemerintah Kota Palu mengupayakannya melalui pemberian Jaminan Kesehatan Daerah (Jamkesda) bagi warga, yang direplikasi dari program nasional Jamkesmas. Komitmen pemberian jaminan kesehatan bagi warga tersebut untuk mendukung program-program pelayanan kesehatan lainnya yang telah dilaksanakan secara nasional.


KETENAGAKERJAAN

DI tahun 2013, dari data Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kota Palu, tercatat ada 5.855 orang pendaftar yang dikategorikan sebagai pencari kerja. Sebagian besar dari daftar pencari kerja dalam data ini adalah mereka yang mendaftar untuk pengangkatan calon Pegawai Negeri Sipil (PNS).


Seperti yang telah diuraikan dalam bagian kependudukan, jumlah penduduk usia produktif yang dominan di Kota Palu berkorelasi dengan lowongan atau kesempatan kerja yang mewadahi segmentasi terbesar usia penduduk tersebut. Lapangan kerja terbesar adalah untuk tingkat pendidikan di usia itu, SMU dan sederajat. Hal yang mana berdampak kepada angka pengangguran yang signifikan pada tingkat pendidikan yang lebih di atas (diploma, sarjana, dan pasca sarjana). Secara lebih umum Data Survei Angkatan Kerja Nasional (Sakernas) mencatat persentase antara penduduk Kota Palu yang bekerja sebanyak 92,97 persen dan yang menganggur sebanyak 7,03 persen.


Jumlah Pencari Kerja Yang Ditempatkan menurut Sektor Kegiatan Ekonomi, Tahun 2013


8400 8200 8100

2009

2010

Banyaknya Pegawai Negeri Sipil di Lingkungan Pemerintah Kota Palu Tahun 2009 - 2013

2011

2012

2013

Banyaknya Pegawai Negeri Sipil di Lingkungan Pemerintah Kota Palu Berdasarkan Eselon, Tahun 2013

SD

51

Eselon 1

0

SLTP/sederajat

62

Eselon 2

34

SLTA/sederajat

1.898

Eselon 3

156

Diploma I

142

Eselon 4

737

Diploma II

646

Eselon 5

32

Diploma III/Akademi

712

JFT

712

S1

4.425

JFU

4.984

S2

187

Kota Palu

2.181

S3

1 8.124

8.124




Atas pembukaan lapangan kerja itu gambaran kegiatan sektor ekonomi yang membutuhkan angkatan kerja terbesar adalah Perdagangan Besar, Perdagangan Eceran, Rumah Makan, dan Hotel. Kebutuhan di sektor kegiatan ekonomi yang menyerap angkatan kerja terbesar ini memang masih lebih tinggi kebutuhannya pada tenaga kerja yang tingkat pendidikannya SMU dan sederajat. Sektor ekonomi yang menyerap tenaga kerja terbesar lainnya adalah keuangan asuransi, usaha persewaan bangunan, jasa perusahaan, lalu jasa kemasyarakatan, sosial, perorangan, dan sektor kegiatan ekonomi pertanian, peternakan kehutanan, perkebunan, perikanan

Persentase Tenaga Kerja pada Hotel menurut Tingkat Pendidikan Tahun 2013

17%

DIPLOMA

7%

SD/SLTP

UNIVERSITAS

71%

Perkembangan Jumlah Kamar, Tempat Tidur dan Tenaga Kerja Tahun 2009-2013

SLTA


Investasi swasta ikut memberikan andil bagi tingkat penyerapan tenaga kerja di Kota Palu. Meningkatnya dari tahun ke tahun jumlah perusahaan-perusahaan industri dari beragam sektor (Industri Aneka, Industri Logam, Mesin, Elekronik, dan Kimia, dan Industri Hasil Pertanian dan Kehutanan), membuat ragam lapangan kerja menjadi terbuka. Dari total 3.219 perusahaan industry di tahun 2013 (tahun sebelumnya 3.178) yang tercatat di Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi, dan Usaha Kecil Menengah Kota Palu, sektor Industri terbesar adalah Industri Logam, Mesin, Elektronik, dan Kimia.


Dari keseluruhan perusahaan industri tersebut, jumlah tenaga kerja yang terserap di Kota Palu sebanyak 16.733 orang, dan sektor industri yang paling tinggi menyerap tenaga kerja tersebut adalah industri hasil pertanian dan kehutanan.

Pada bagian lain, serapan tenaga kerja secara khusus terserap di kegiatan perhotelan. Ada 74 unit hotel dan penginapan yang telah beroperasi di Kota Palu. Jumlah kamar dan tempat tidur hotel berkorelasi dengan kebutuhan tenaga kerja. Tercatat ada 1.015 orang yang bekerja di sektor perhotelan dari 1.784 jumlah kamar dan 2.671 Ditetapkannya Kota Palu sebagai Kawasan Ekonomi Khusus (KEK), ke depannya akan lebih membuka lapangan kerja yang luas bagi warga Kota Palu.

tempat tidur. Dari jumlah tenaga kerja itu, tingkat pendidikan SMU sederajat adalah yang paling dominan (71 persen). Kecakapan dan keterampilan tenaga kerja menjadi bagian penting yang integral dengan kebutuhan lapangan pekerjaan. Menjawab tantangan akan kebutuhan tenaga kerja yang siapa pakai dan terampil, terlebih tantangan global Masyarakat Ekonomi ASEAN yang semakin dekat, penyikapannya oleh Pemerintah Kota Palu melalui Dinas Pendidikan dan Kebudayaan untuk menyiapkan tenaga kerja yang sesuai kebutuhan itu diterjemahkan melalui fokus pendidikan formal di Sekolah Menengah Kejuruan dan secara informal melalui lembaga-lembaga kursus terapan.



SOSIAL MEMASUKI tahun 2014, Pemerintah Kota Palu berfokus kepada upaya penanggulangan kemiskinan, sebagai bagian dari program nasional di bawah kendali Tim Nasional Percepatan Penanggulangan Kemiskinan (TNP2K). Di daerah, kebijakan nasional itu dilaksanakan oleh Tim Koordinasi Penanggulangan Kemiskinan Daerah (TKPKD). Selanjutnya program itu bersinergi dengan komitmen Wali Kota Palu Rusdy Mastura yang menggagas lahirnya program Zero Poverty, program yang diperkenalkan untuk kali pertama dalam pertemuan Forum KTI (Kawasan Timur Indonesia) di Palu pada September 2012. Program itu bersemboyan “Berusaha, Berdaya, Mandiri�. Program Zero Poverty menyasar warga miskin yang sebelumnya terdata secara nasional. Data itu dikombinasikan dengan program stimulan lainnya yang serupa di masing-masing kementerian dan menjadi program di di daerah melalui dinas. Kompilasi data kemiskinan itu ditujukan untuk pembagian (clustering) tahapan dan kelompok penerima bantuan.



Jumlah rumah tangga miskin di Kota Palu dari data TNP2K adalah 13.673 rumah tangga. Angka itu didapatkan dari lembaga resmi pendataan yang ada di semua daerah di seluruh Indonesia, Badan Pusat Statistik (BPS).

13.673


Program yang bertujuan untuk mengurangi angka kemiskinan di Kota Palu itu akan dilakukan dalam tiga tahapan kegiatan: Padat Karya, Program Daerah Pemberdayaan Masyarakat (PDPM), dan kredit usaha daerah (kurda). Terkecuali PDPM yang telah dilaksanakan sejak 2008 hingga sekarang, dua kegiatan lain dalam program itu adalah kegiatan baru yang salah satunya (Padat Karya) dilaksanakan selama 9 bulan sepanjang April hingga Desember 2014. Memasuki tahun 2015 nanti, kegiatan Kredit Usaha Rakyat Daerah (Kurda) telah disiapkan skemanya untuk segera dikucurkan bagi warga miskin yang terdata di kelompok (clustering) penerima bantuan.

KEGIATAN

ALOKASI DANA (RP)

Pelatihan Kewirausahaan

20.000.000,-

Infrastruktur

28.500.000,-

Ekonomi

38.000.000,-

Sosial

28.500.000,-

Biaya Operasional KMS Total BLM PDPM

5.000.000,120.000.000,-



Jumlah Masyarakat Miskin (Rumah Tangga Dan Individu Sasaran) Menurut Kabupaten/Kota Di Provinsi Sulawesi Tengah Tahun 2012 Sumber : Unit Penetapan Sasaran Penanggulangan Kemiskinan (UPSPK) Tim Nasional Percepatan Penanggulangan Kemiskinan (TNP2K


Sasaran Palu 2015: Zero Poverty Terbukanya lapangan kerja bagi 51.542 jiwa masyarakat miskin usia produktif; Berkembangnya lapangan usaha bagi 22.623 jiwa masyarakat rentan miskin; Terbukanya akses masyarakat miskin terhadap pelayanan dasar (Pendidikan, Kesehatan, Infrastruktur Dasar, Pangan dan Gizi); Terintegrasinya lembaga/institusi dalam penanggulangan kemiskinan; Tertatanya wilayah kumuh pada 45 kelurahan; Meningkatnya partisipasi aktif masyarakat miskin dalam penanggulangan kemiskinan.

Telah ditetapkan angka 2.165 rumah tangga miskin sasaran kegiatan Padat Karya dari 45 kelurahan se Kota Palu. Angka di setiap kelurahan beragam, dari yang terendah, 13 rumah tangga miskin (Poboya dan Siranindi), sampai yang tertinggi di Birobuli Utara (95 rumah tangga miskin). Setiap rumah tangga sasaran itu akan mendapatkan dana setiap bulannya Rp. 500.000, setiap kepala rumah tangga sasaran itu akan bekerja di masingmasing wilayah domisili (kelurahan) untuk tiga hal: kebersihan, penghijauan, dan perawatan infrastruktur perkotaan. Tiga hal itu


menjadi pilihan (opsi) bagi penerima dana dan prosesnya selama 9 bulan akan diawasi oleh kelurahan dan kecamatan. Muara dari pembangunan di bidang sosial ini bertujuan untuk menjamin akses kebutuhan dasar masyarakat, khususnya kelompok masyarakat pra sejahtera


/bulan yang mesti diintervensi melalui kegiatan-kegiatan pemberdayaan. Dalam pelaksanaannya, Badan Pemberdayaan Masyarakat (BPM) Kota Palu menjadi koordinator teknis (leading sector) yang secara bersama-sama Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) lainnya yang terkait, seperti Dinas Sosial dan Tenaga Kerja, Dinas Pendidikan dan Kebudayaan, Dinas Kesehatan, dan Dinas Kebersihan dan Pertamanan.


Beberapa dinas terkait dalam strategi percepatan penanggulangan kemiskinan itu memiliki program sektoral seperti Kartu Keluarga Sejahtera (KKS), Jaminan Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas), Program Keluarga Harapan (PKH), Bantuan Operasional Sekolah (BOS), Beras untuk Keluarga Miskin (Raskin), Bantuan Siswa Miskin (BSM), Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM), dan Kredit Usaha Rakyat (KUR). Keberadaan SKPD yang terkoordinasi dalam pembangunan bidang sosial itu untuk menyatukan data dari program-program penanggulangan kemiskinan, agar tak tumpang tindih dan program berjalan berkesinambungan.



INFRASTRUKTUR

PENANDA paling riil dari pertumbuhan Kota Palu di tahun 2014 ini adalah pada sektor sarana dan prasarana (infrastruktur) baik yang dikerjakan oleh pemerintah daerah maupun oleh investasi swasta. Pembangunan di sektor konstruksi itu dapat terlihat dari jumlah bangunan hotel, tempat perbelanjaan modern, rumah toko (ruko), rumah kantor (rukan), dan perumahan (properti). Rehabilitasi bagi perbaikan jalan, pedestrian, drainase, taman, dan infrastruktur penunjang ruang publik kota lainnya juga menjadi prioritas yang dikerjakan oleh Pemerintah Kota Palu.


Sarana akomodasi hotel di Kota Palu adalah 74 hotel, mengalami kenaikan 6 hotel baru sejak tahun 2012.

Data Dinas Tata Ruang dan Perumahan Kota Palu, tercatat ada 3.568 Izin Mendirikan Bangunan (IMB) yang diterbitkan sepanjang tahun 2014, yang tentu saja data tersebut tidak mencakup keseluruhan oleh masih rendahnya kesadaran masyarakat untuk mengurus IMB. Izin Mendirikan Bangunan tersebut tertinggi berada di Kecamatan Palu Selatan (1.094 IMB) dan terendah berada di Kecamatan Palu Timur (147 IMB).


Di bagian transportasi udara, Kota Palu telah memiliki bandara yang baru saja diresmikan, Bandara Mutiara SIS Aljufri. Untuk transportasi laut, Pelabuhan Pantoloan dan Pelabuhan Feri Taipa telah melayani kebutuhan transportasi laut yang masuk dan keluar. Khusus bagi Pelabuhan Pantoloan, mengalami percepatan pengembangan seiring dengan ditetapkan Kota Palu sebagai Kawasan Ekonomi Khusus yang lokasinya adalah bagian dari kawasan Pelabuhan Pantoloan.

PALU, KOMPAS — Pemerintah Kota Palu, Sulawesi Tengah, mulai memanfaatkan energi terbarukan dari sampah. Pada tahap pertama, energi yang dihasilkan mencapai 50 kilowatt untuk menerangi sekitar 60 rumah tangga yang ada di sekitar Tempat Pembuangan Akhir Kawatuna di Kecamatan Mantikulore. ”Dengan karakter sampah berbeda, 1 hektar lahan tumpukan yang mulai dimanfaatkan ini diperkirakan menghasilkan 190 kW. Jadi, pemanfaatan pada proyek pertama ini baru sekitar seperempatnya,” kata Wakil Wali Kota Palu Andi Mulhanan Tombolotutu, di Palu, Jumat (23/5), seusai peresmian instalasi biogas di TPA Kawatuna. Instalasi biogas itu diresmikan Gubernur Sulteng Longki Djanggola, dihadiri Wali Kota Palu Rusdy Mastura, Deputi IV Menteri Lingkungan Hidup Rasio Ridho Sani, Wakil Wali Kota Boras (Swedia) Tom Enderson, dan sejumlah pejabat dari Kedutaan Besar Swedia untuk Indonesia. Proyek biogas merupakan kerja sama antara Pemkot Palu dan Boras. Proyek mulai dikerjakan tahun lalu. Potensi energi biogas dari sampah di TPA Kawatuna mencapai 804 kW. Volume ini bisa bertambah mengingat tingkat konsumsi masyarakat akan terus meningkat. Saat ini, sampah yang masuk ke TPA rata-rata 380 ton per hari

atau 138.700 ton per tahun. Selain itu, dengan sistem penampungan, energi listrik juga bisa juga bertambah. Menurut Andi, pada tahap kedua akan dibangun lagi sekitar 10 sumur untuk menyalurkan lebih banyak metana ke mesin pengolah sehingga menjangkau lebih banyak rumah tangga. Keenam puluh rumah yang dialiri listrik dari biogas TPA Kawatuna sejauh ini dibebaskan dari biaya. Proyek itu akan dibarengi dengan edukasi kepada rumah tangga untuk memilah sampah organik dari non-organik. Ini dimaksudkan untuk mempermudah lokalisasi sampah yang memiliki kandungan metana tinggi. Secara nasional, kata Ridho Sani, volume sampah yang dihasilkan mencapai 200.000 per hari atau 73 juta ton per tahun. Dari jumlah itu, baru sekitar 7 persen yang diolah menjadi kertas dengan produk turunannya, plastik, kompos, dan energi biogas. ”Di Swedia, pemanfaatan sampah sudah 99 persen. Tantangan kita ke depan adalah terus meningkatkan pemanfaatan sampah menjadi produk inovatif,” ujar dia. Menurut Ridho, proyek kerja sama Pemkot Palu dan Boras bisa dijadikan replikasi bagi daerah lain di Sulteng dan Indonesia. Kabupaten lain yang memanfaatkan biogas dari sampah adalah DKI

Jakarta, Kota Bogor (Jabar), dan Kota Surabaya (Jatim). Enderson menilai, sampah merupakan salah satu masalah besar di Indonesia. Padahal, masalah persampahan menjadi bagian penting dari isu krisis ekologis dan perubahan iklim. ”Pemanfaatan biogas memiliki dampak besar terhadap aspek kehidupan lain, mulai dari lingkungan hingga ekonomi,” kata dia. Karena itu, Gubernur Longki berharap, kabupaten lain di Sulteng mencontoh proyek ini. ”Semua pihak harus mendukung, termasuk PLN,” ujarnya. Dalam rencana, Pemkot Palu akan berkoordinasi dengan PLN memanfaatkan energi terbarukan tersebut. Tak menyebutkan waktunya, tetapi Andi memastikan akan dibuatkan nota kesepahaman antara Pemkot Palu dan PLN guna memperluas jangkauan pemanfaatan biogas. Terkait pendanaan proyek, Andi menjelaskan, jumlah anggaran yang dipakai mencapai Rp 24 miliar. Dari jumlah tersebut, sekitar Rp 6 miliar digelontorkan Pemkot Palu dari APBD 2013. Sisanya disediakan Pemerintah Kota Boras. Namun, dengan tidak menyebut nilai, Enderson menyatakan, dana yang dikucurkan Boras sangat kecil. (VDL)


km, jalan propinsi 37,34 km, dan jalan kota 828,71 km. Kebutuhan akan ruang (jalan) ke depannya akan menjadi semakin bertambah oleh tingginya angka kepemilikan kendaraan baik roda dua maupun Ruas jalan yang ada di Kota Palu

roda empat. Pembenahan bagi

adalah 918,60 km. 25,52 persen

moda transportasi publik untuk

dari jalan tersebut dalam keadaan

menjawab masalah tersebut

baik, 28,99 persen sedang,

adalah kebutuhan prioritas bagi

16,01 persen rusak, dan 24,49

Pemerintah Kota Palu.

persen rusak berat. Di sepanjang infrastruktur transportasi darat itu, status jalan terbagi dalam jalan negara sepanjang 52,56



66

Kendaraan Khusus Umum

Mobil Penumpang Umum

877 Mobil Bus Umum

10 Kendaraan Khusus BUKAN Umum

-

-

Mobil Bus BUKAN Umum

1.222

Kereta Gandeng

58

Mobil bARANG Umum

695

Kereta Gandeng / Kereta Tempel bukan Umum

Mobil BUKAN bARANG Umum

Kendaraan Bermotor (Tiga Roda) Bukan Umum


Bertambahnya sarana dan prasarana (infrastruktur), termasuk rehabilitasi bagi pemeliharaannya, akhirnya ditujukan semata untuk kepentingan publik. Dana Alokasi Umum (DAU) yang dialokasikan pemerintah pusat bagi hal tersebut tercermin pada pembangunan sarana dan prasarana untuk pendidikan, kesehatan, jalan dan jembatan, dan pembangunan perumahan rumah susun sederhana sewa (rusunawa) atau rumah susun sederhana milik (rusunami) khususnya bagi warga miskin. Sarana dan prasarana itu juga terkait dengan air bersih, kebersihan, dan sanitasi. Taman kota menjadi salah satu perhatian khusus yang menjadi prioritas bagi pengembangan sarana dan prasarana (infrastruktur) perkotaan. Di Kota Palu kebutuhan bagi meningkatnya jumlah taman sebagai salah satu sebagai


unsur penting ruang terbuka hijau itu, telah menentukan beberapa titik lokasi sebagai taman baru. Sejak Januari hingga Nopember 2014, telah diresmikan dua taman baru yang terletak di Kelurahan Lere, Kecamatan Palu Barat (Taman Datokarama) dan di Kelurahan Besusu Barat, Kecamatan Palu Timur (Taman Ntovea), selain tentu saja lokasi di sepanjang Anjungan yang masih menjadi bagian dari wilayah Kelurahan Besusu Barat. Dibutuhkan taman-taman baru di lokasi yang berpotensi untuk menambah ruang terbuka hijau Kota Palu. Dua taman yang telah ada sebelumnya adalah Taman Gelanggang Olah Raga dan Taman Bundaran Nasional yang berdekatan adalah taman di tengah kota yang dijaga kelestariannya. Potensi pengembangan hutan kota (arboretum) di Kelurahan Talise, Kecamatan Mantikulore adalah juga bagian penting yang menjadi perhatian Pemerintah Kota Palu.


EKONOMI INDIKATOR bagi pembangunan makro ekonomi dapat dilihat dari PDRB atas dasar harga berlaku, PDRB atas dasar harga konstan, tingkat pertumbuhan ekonomi, dan pendapatan per kapita. Data aktual atas indikator tersebut di Kota Palu dapat terlihat dari infografis berikut.


Peningkatan yang terlihat secara signifikan dalam pembangunan ekonomi di Kota Palu, baik melalui pembangunan sarana dan prasarana fisik, perbaikan taraf ekonomi masyarakat, peningkatan pertumbuhan ekonomi, peningkatan ekspor, dan nilai investasi, dapat dilihat dari kegiatan penunjang perekonomian seperti pembangunan sarana jalan, jembatan, Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU), pembangunan terminal induk, peningkatan status bandara dan pelabuhan.


Tingkat pertumbuhan ekonomi Kota Palu meningkat dari tahun ke tahunnya. Tiga tahun terakhir sejak tahun 2013 pertumbuhan ekonomi di Kota Palu mencapai angka 9,96 persen, dari tahun sebelumnya (2012) 9,61 persen, dan tahun 2011 sebesar 9,44 persen.

9.61 9.4 8.2 7,59

9.96


Hal positif tersebut berkaitan dengan dua hal yang sama saling membutuhkan, kebijakan pemerintah daerah dalam hal kemudahan pada izin penanaman modal/investasi dan dukungan pihak swasta dalam mengoptimalisasikan factor-faktor produksi yang berdampak pada nilai tambah ekonomi.

Pertumbuhan Ekonomi Kota Palu Menurut Sektor Tahun 2009 – 2013 (persen)

primer SEKUNDER TERSIER



Terdapat 9 (sembilan) sektor utama yang membentuk perekonomian daerah, berkontribusi bagi tingkat pertumbuhan ekonomi, khususnya dalam hal Pendapatan Domestik Regional Bruto (PDRB). 9 hal utama itu meliputi sektor pertanian, pertambangan dan galian, industri pengolahan, listrik dan air bersih, bangunan, perdagangan, hotel, dan restoran, angkutan dan komunikasi, keuangan, persewaan, jasa perusahaan, dan sektor jasa. Secara lebih terinci 9 sektor pembentuk perekonomian di tahun 2013 itu digambarkan dalam infografis berikut.

Nilai PDRB, Perkembangan PDRB dan Kontribusi Terhadap Total PDRB dari SEMUA SEKTOR EKONOMI DI KOTA PALU TAHUN 2013 Perkembangan PDRB (%)

SEKTOR

PDRB Harga Berlaku (Juta)

PDRB Konstan (Juta)

Harga Berlaku

Harga Konstan

Kontribusi Terhadap Total PDRB Harga Berlaku (%)

PERTANIAN Pertambangan

196.191 385.848

96.388 159.946

9,58 15,18

6,79 10,96

2,02 3,97

Industri Pengolahan LISTRIK DAN AIR BERSIH

1.063.433 254.947

422.321 80.719

14,39 11,00

9,82 11,18

10,93 2,62

BANGUNAN

1.245.641

34,96 11,92

10,21

1.247.178

371.323 474.893

14,22

PERDAGANGAN, HOTEL DAN RESTORAN

9,78

12,82

ANGKUTAN DAN KOMUNIKASI

1.180.099 1.055.479

12,89 12,84

9,31 9,66

12.13

KEUANGAN, PERSEWAAN DAN JASA PERUSAHAAN

464.690 442.318

JASA-JASA

3.099.445

1.122.797

19,57

9,20

31.86

10.85


Perkembangan ekonomi Kota Palu periode 2009 -2013 mengalami perkembangan yang lebih baik, dengan indikasi angka PDRB ADHB tahun 2013 mencapai Rp. 9,73 Trilyun rupiah dari Rp. 5,33 Trilyun rupiah pada tahun 2009.

PDRB Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Kabupaten/Kota Tahun 2013 (Milyar)


Berdasarkan angka PDRB Angka Di atas Harga Berlaku (ADHB) di seluruh kabupaten, termasuk Kota Palu, sebagai bagian dari Propinsi Sulawesi Tengah, sejak tahun 2009 sampai dengan tahun 2012 Kota Palu menduduki peringkat kedua terbesar setelah Kabupaten Parigi Moutong. Pada tahun 2013 menjadi yang tertinggi dibandingkan kabupaten-kabupaten lainnya di Propinsi Sulawesi Tengah.



Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.