BUKU BENDUNGAN KUWIL KAWANGKOAN

Page 1

Buku Konstruksi Bendungan Materi Pelaksanaan Bendungan 2019


Materi Sumber DIKLAT BENDUNGAN PELAKSANAAN KONSTRUKSI BENDUNGAN PEDOMAN BENDUNGAN,11 juli 2007

Dokumentasi Sumber Proyek Bendungan Koishiwaragawa - Kajima Jepang Proyek Bendungan Kuwil Kawangkoan Proyek Bendungan Logung Tahun 2018-2019

Tim Penyusun Penanggung Jawab Aprianto Donny Indrawan

Kontributor Adibowo Ridwan Budi S Nico Hartama

Editor

Nico Hartama

Proyek Bendungan Koishiwaragawa - KAJIMA JEPANG

1


MAP BENDUNGAN

yang telah dan sedang dikerjakan oleh WIKA Bend.Keureuto

Bend.Lau Simeme

Bend.Estuary Bend. Kuwil

Bend.Komering II

Bendali III Gunung Bahagia

Bend. Karian Bend. Jatigede Bend. Sukamahi Bend. Sadawarna Bend. Kuningan Bend. Cipanas Bend. Lodan

Bend. Pamukulu Bend. Paselloreng

Bend. Batu Tegi

Bend. Klambu Bend. Randu Gunting Bend. Logung Bend. Sabo

Bend. Kalibumi

Bend. Kalola Bend. Pelara Bend. Tiu Kulit Bend. Manikin Bend. Wonorejo Bend. Sangiran Bend. Tugu Bend. Gonggang Bend. Semeru

DSU 1 & 2

2

DSU 3


1 2 34 5 Outline

PENDAHULUAN PEKERJAAN PERSIAPAN

MAIN DAM

TEROWONGAN

Kata pembuka Buku ini ditulis berdasarkan proses Pelaksanaan Bendungan Proyek Bendungan Kuwil Kawangkoan Minahasa Utara dan beberapa dokumentasi dilibatkan berdasarkan studi banding Proyek Bendungan Koishiwaragawa Kajima Jepang dan dari Proyek Bendungan Logung.

SPILLWAY

IMPOUNDING

3


Alur pekerjaan

PEKERJAAN PERSIAPAN

PEKERJAAN BENDUNGAN UTAMA Galian tebing sandaran

PEKERJAAN PENGELAKAN

PEKERJAAN SPILLWAY

Galian inlet dan outlet pengelak

Terowongan

Konduit

Galian terowong

Galian terbuka

Lining concrete

Pemasangan struktur konduit

Grouting konsolidasi

BackďŹ ll

Galian spillway

Struktur spillway

Timbunan cofferadam

Pengalihan sungai (river closure) Galian river bed Perbaikan pondasi Pemasangan Instrumentasi Pengukuran

Pekerjaan struktur intake

Timbunan

Plugging

4

Impounding

Pintu Pelimpah


1

PENDAHULUAN PEKERJAAN PERSIAPAN

Proyek Bendungan Koishiwaragawa - KAJIMA JEPANG

5


Overview & Tipikal Bendungan 3

Keterangan:

4

6 2

1. Area Main Dam 2. PLTM 3. Fasilitas Umum 4. Terowongan Pengelak 5. Inlet 6. Outlet 7. Spillway 8. Cofferdam Primary

d 5

b 1

Spillway

8 Sandaran Kiri

a

Sandaran Kanan

Riverbed

c

d

7

INTI

Upstream

c

a

Downstream

b 6


PEKERJAAN PERSIAPAN 1. Penyusunan organisasi pelaksanaan 2. Kaji Ulang dan penyesuaian desain terhadap kondisi lapangan 3. Pengurusan Perizinan 4.Penyiapan program pelaksanaan 5. Penyiapan Rencana Mutu Konstruksi rinci 6. Penyiapan Gambar kerja 7. Pengukuran: Pemasangan BM, CP, MC, ProďŹ l dll 8. Persiapan dalam aspek K3 dan lingkungan 9. Penyiapan prasarana dan sarana penunjang pelaksanaan konstruksi (jalan masuk, kantor, gudang, laboratorium lapangan, dll) 10. Investigasi tambahan 11. Penyelenggaraan PKM 12. Mobilisasi dll 7

Proyek Bendungan Koishiwaragawa - KAJIMA JEPANG


2

TEROWONGAN PENGELAK

Proyek Bendungan Koishiwaragawa - KAJIMA JEPANG

8


SISTEM PENGELAKAN

9


Galian Pengelakan

Pengelak Tipe pengelak : terowongan Diameter : 5,6 m, 2 jalur Debit banjir rencana (Q25) : 429 m3/detik Elevasi : +56 (inlet); +52 (outlet) Bentuk : Tapal kuda

PEKERJAAN PENGGALIAN PENGELAKAN Kontrol Survey harus terus menerus dilakukan agar tidak terjadi penyimpangan dari batas galian sesuai gambar desain.

10

Terowongan Pengelak 2 Proyek Bendungan Kuwil Kawangkoan Paket 1


Terowongan Pengelak 2 Proyek Bendungan Kuwil Kawangkoan Paket 1

11


1. MARKING CENTER LINE

FOREPOLING

Surveyor menentukan garis batas galian tunnel.

Awal Penggalian

3. CHIPPING & SCALLING

Proses perapian dan pembentukan proďŹ l terowongan agar posisi, dimensi dan bentuk galian terowongan sudah tepat sesuai dengan rencana.

2. BREAKING

Surveyor menentukan garis batas galian tunnel.

4. MUCKING & CLEARING

Proses pengerukan dan pembersihan tanah dan batuan asli hasil galian terowongan untuk dipindahkn ke area disposal.

12


5. MAPPING GEOLOGI

Pekerjaan geologist untuk memetakan masa batuan pada galian terowongan

7. STEEL SUPPORT

6.PRIMARY SHOTCRETE

Proses ini dilakukan segera setelah selesai proses penggalian pertama pada bagian busur langit-langit upper excavation.

Steel rib

7. SECONDARY SHOTCRETE

Merupakan “proses finishing” terakhir dari seluruh rangkaian 1 siklus galian sebelum dilanjutkan pada siklus berikutnya.

13

Rockbolt

Dipasang berfungsi untuk memberikan perkuatan terhadap langit-langit dan dinding terowongan hasil galian. Rockbolt berfungsi untuk mengikat batuan dalam tanah sekeliling langit-langit terowongan. Steel rib yang digunakan berfungsi untuk menopang langit-langit dan dinding terowongan.


SIKLUS PEKERJAAN PENGGALIAN TEROWONG Terowongan Pengelak 2 Proyek Bendungan Kuwil Kawangkoan Paket 1

14


BREAKTHROUGH Terowongan Pengelak 2 Proyek Bendungan Kuwil Kawangkoan Paket 1

15


SIKLUS PEKERJAAN STRUKTUR TEROWONG PENGELAK SEGMEN 1

SEGMEN 2

SEGMEN 3

SEGMEN 4

SEGMEN 5

500

500

300

300

320

300

300

320

Arah Pengecoran

300

SEGMENT - 3, dst.

LINING SELESAI (CURING)

6200 INVERT: SELESAI CROWN: COR

300

500

500

6200 INVERT: SELESAI CROWN: PEMBESIAN

320

320

6200

INVERT: SELESAI

500 320 320

500

300

500

300

300 300

300

300

320

6200

300 300

SEGMENT - 2

300

SEGMENT - 1

INVERT: SELESAI

Pembesian Pekerjaan Invert

Bekis ng

Curing Andang Lebar 1m

Cor Pembesian Pekerjaan Crown

Sliding Form

Curing

Cor 16

Pengecoran crown dengan menggunakan form work sliding form berbentuk tapal kuda.


STRUKTUR PENGELAK INVERT Terowongan Pengelak 2 Proyek Bendungan Kuwil Kawangkoan Paket 1

PEMBETONAN 1. Pembetonan pada lantai kerja 2. Pengukuran kembali penampang galian 3. Pemasangan pembesian 4. Pemasangan form 5. Pengecoran/ pembetonan dilaksanakan per segmen. 17


STRUKTUR PENGELAK CROWN Terowongan Pengelak 2 Proyek Bendungan Kuwil Kawangkoan Paket 1

18


GROUTING TEROWONGAN

Grouting pada terowongan merupakan proses menyuntikkan material semen kedalam batuan. Grouting konsolidasi dilaksanakan untuk memperbaiki kondisi batuan yang memiliki struktur kekar atau batuan dengan klasiďŹ kasi buruk. Grouting konsolidasi dilaksanakan sepanjang terowongan dan melingkar. Curtain Grouting dilaksanakan untuk memberikan lapisan kedap air sehingga diharapkan dapat memotong aliran. BackďŹ ll Grouting dilaksanakan untuk mengisi susut beton dan rongga antara beton dengan batuan. Proyek Bendungan Kuwil Kawangkoan

19


Dengan cara mengalihkan sungai ke Terowongan Pengelak 2, maka pekerjaan galian pada bendungan utama bisa segera diselesaikan. Telah dikerjakan Galian Bendungan Utama Sandaran kiri dan Sandaran kanan saat bersamaan d e n g a n p e ke r j a a n Te ro w o n g a n , d e n g a n mengestimasikan waktu river closure sehingga dapat mengerjakan galian pada River bed Bendungan.

RIVER CLOSURE inlet Terowongan Pengelak 2 Proyek Bendungan Kuwil Kawangkoan Paket 1

20


RIVER CLOSURE outlet

21


3

MAIN DAM

Proyek Bendungan Kuwil Kawangkoan

22


GALIAN SANDARAN KANAN Proyek Bendungan Kuwil Kawangkoan

23


Pekerjaan akhir, pada permukaan galian pondasi - Kotoran dari pecahan batu dan debu dibuang - Bila permukaan pondasi kering, dan timbul retak-retak kecil pada permukaannya, ditutup dengan slush grouting - Kontak dasar pondasi dengan inti bendungan (impervious zone), ditimbun dengan material contact clay.

GALIAN SANDARAN KIRI 24

¡

Bila distribusi ukuran butiran dasar pondasi dan bahan timbunan sangat berbeda. Membuang sebagian dari pondasi atau menyiapkan zona dengan material yang memenuhi syarat dengan membandingkannya secara ekonomis maupun keamanan.

¡

Bila permukaan galian mudah lapuk bila tersingkap Permukaan lapisan dikupas pada saat akan ditimbun, dengan ketebalan yang sudah diperhitungkan pada saat desain.

¡

Bila batuan dasar pondasi retak terbuka Mengisinya dengan mortar agar butiran-butiran tanah tidak lolos/tercuci oleh aliran rembesan melalui retakan batuan tersebut.


GALIAN RIVER BED Setelah sungai dialihkan ke Terowong Pengelak, pekerjaan Galian River bed dan struktur dapat dikerjakan dengan maksimal.

Proyek Bendungan Kuwil Kawangkoan

25


PERBAIKAN PONDASI

Perbaikan pondasi dimaksudkan untuk memperpanjang jalur lintasan air (seepage line) sehingga diharapkan tinggi energi di hilir bendungan dapat diturunkan.

Grou ng

Dinding Diafragma

Merupakan proses pemasukan suatu cairan dengan tekanan kedalam rongga atau pori rekahan dan kekar, sehingga cairan tersebut akan menjadi padat dan keras secara kimiawi

Merupakan penggan an material tanah dengan material baru yang lebih kedap, seper : clay atau beton

Bertujuan untuk meningkatkan parameter stabilitas terhadap rembesan dan kuat geser tanah

Lebih handal sebagai rai kedap air

Beberapa tanah ada yang bersifat ungroutable

Lebih mahal konstruksinya dibandingkan dengan grou ng 26


1. PERBAIKAN PONDASI GROUTING Grouting pondasi: prinsipnya dilakukan untuk mengisi rekah-rekah batuan ¡ Grouting material Prinsipnya semen biasa (Ordinary Portland Cement), dipergunakan sebagai bahan injeksi pondasi bendungan. ¡ Grouting pada pondasi batu Bahan pokok utama untuk grouting adalah Semen Portland. Lempung dan bentonite kadang digunakan sebagai bahan tambahan campuran semen. ¡ Grouting pada pondasi pasir kerikil atau tanah Grouting pada pondasi ini jarang dilakukan. Agar penetrasinya grouting efektif, diperlukan semen halus dan campuran bahan kimia (grouting kimia).

Pengeboran (drilling) Pada dasarnya lubang grout dibuat dengan mesin bor putar. Pencucian dengan sirkulasi air perlu dilakukan untuk mengangkat sisa pengeboran agar retakan-retakan (cracks) atau pori tidak tertutup (clogging) 27

Proyek Bendungan Logung


Pelaksanaan Grouting

Jenis Grouting/Sementasi

Water test/Pengujian air Setelah pengeboran selesai, perluu dilakukan pengujian air (water test) untuk mengetahui perlu tidaknya grouting. Apabila diterapkan tekana 10 kg/cm² selama 15 menit, debit air injeksi kurang - ⁵ cm/sec atau 1 Lugeon). Grouting tidak diperlukan dari 1 lt/menit/m (K < 10 pada kedalaman tersebut 28

Grouting Tirai (Curtain Grouting) Sekat kedap air yang dapat menahan rembesan yang besar dengan memperpanjang filtrasi sehingga berfungsi pula mengurangi uplift dan kemungkinan piping. Grouting Konsultan (Consolidation Grouting) Merekondisi struktur batuan pondasi yang mengalami kerusakan (waktu digali). Meningkatkan kekuatan mekanika batuan. Kedalaman bervariasi dari 5 m hingga 10 m dan spasi dari 5 m hingga 2,5 m dalam sistem grid. Grouting Selimut (Blanket Grouting) Berfungsi menahan rembesan air pada lapisan permukaan pondasi yang mengalami retakan-retakan, kedalaman umumnya 5 m dan jarak 2,5 m ~ 5 m. Grouting Pengisian (Filling/Backfill Grouting) Berfungsi sebagai rongga antara lining beton dan batuan pada terowong yang dikenal sebagai backfill grouting.


MACAM PELAKSANAAN GROUTING Single Stage Grouting, Dipakai untuk grouting dangkal (< 10 m) dan berbatuan baik. Pelaksanaan dilakukan satu kali grouting setelah pemboran dari kedalaman rencana selesai.

1. Membuat check hole pada titik yang dipilih dan biasanya dibor miring agar mewakili zona grouting. 2. Pengambilan contoh inti bor (core sampling) untuk melihat secara visual. 3. Pengujian permeabilitas setelah grouting (permeability after) dengan waterpressure test atau lugeon test. Tekanan diatur seperti permeability test, yaitu bervariasi 1-3-5-710-7-5-3-1 kg/cm², tergantung kondisi batuan. 4. Setelah selesai pengujian, check hole diisi dengan campuran grouting yang kental 1:1 atau 1:0,5 hingga jenuh.

Upstage Grouting (Ascending Grouting, Packer Grouting): Lubang grouting dibor langsung sampai kedalaman rencana, kemudian dipasang single packer dari bawah ke atas. Diterapkan terutama p a d a b a t u a n ko m p a k d a n t i d a k r u n t u h , pelaksanaan lebih cepat namun boros material grouting

Down Stage Grouting (Step Grouting, Decending Grouting) Pengeboran dilakukan secara bertahap (step by step) dengan interval 3 m ~ 5m diterpakan bagi pondasi batuan yang banyak retakan. Tahapan pelaksanaan : Bor – cuci – test air – grout step I – bor ulang – bor step II – cuci – test – grout test III, dan seterusnya. Multiple Grouting: Pelaksanaan multiple grouting diterapkan untuk kondisi banyak rekahan dan kekar serta leakage berlebihan. Grouting dibuat dengan pengeboran diameter besar (Ø 66 ~ 76 mm) kemudian di grout dengan campuran yang kental (1 : 1 ~ 1 : 0,5) untuk menutup rekahan. Selanjutnya di bor lagi dengan diameter lebih kecil (Ø 46 ~ Ø 56 mm) kemudian di grout dengan campuran encer atau berbahan dasar kimia 29


2. PERBAIKAN PONDASI DINDING DIAFRAGMA Perbaikan Pondasi dengan Dinding Diafragma (Diaphragm wall / cut-off wall) · Untuk pondasi pasir dan kerikil dapat dipakai dinding diafragma sebagai alternatif perbaikan apabila metode grouting tidak dapat diterpakan, karena sangat porous Berdasarkan bahan isiannya (filling material), dinding diafragma atau cut-off wall dapat diklasifikasi ke dalam : · Diafragma beton bertulang (reinforced concrete diaphragm wall) · Diafragma tanah dan semen (soil and cement diaphragm wall) · Diafragma tanah dan bentonit (S-B slurry diphragm wall) · Diafragma semen dan bentonit (C-B slurry diaphragm wall) Pelaksanaan dinding diafragma diawali penggalian paritan dengan alat excavator khusus atau mesin bor khusus. Tebal dinding umumnya 60 cm - 80 cm. 30 Proyek Bendungan Kuwil Kawangkoan


PEMBAGIAN ZONA TIMBUNAN

INTI

Membahas mengenai zona timbunan dibagi menjadi: 1. Timbunan core 2. Timbunan Filter 3. Tmbunan batu 4. Rip rap

31

CORE

FILTER

RANDOM

RIP RAP


Timbunan core terdiri dari 3 bagian yaitu contact clay, medium core dan general core. Sebagai contoh ilustrasi pembagian zona timbunan core pada Proyek Bendungan Koishiwaragawa KAJIMA CORPORATION:

yang membedakan ilustrasi tersebut dengan penerapan pada Proyek Bendungan Kuwil Kawangkoan adalah tidak ada timbunan core yang terkontak langsung dengan tanah dasar, melainkan Capping/ Groutcap. 32

CORE


Contact clay 33


Setelah pekerjaan shot clay selesai dilakukan dengan baik, tahapan pekerjaan selanjutnya adalah pekerjaan

timbunan contact clay. Disebut dengan contact clay karena timbunan tersebut berfungsi menjadi lapisan Contact clay timbunan lempung yang berkontak langsung dengan pondasi batuan atau capping sebagai lapisan impervious (kedap air). Material yang digunakan untuk core harus bersih dari akar-akar organik. 34


Medium core

Pekerjaan medium core dilakukan setelah contact clay selesai dikerjakan, lebih tepatnya medium core akan menutup contact clay yang miring secara horizontal. Disebut dengan medium core karena posisi bagian tersebut berada di tengah antara contact clay dan general core.

35


Timbunan General core memiliki volume yang paling besar diantara semua pekerjaan timbunan core. Timbunan

General core General core berada di tengah serta memanjang sepanjang tubuh bendungan. 36


Menjaga agar timbunan core tetap kering saat hujan, dipasang terpal seluas timbunan core. Saat hujan pekerjaan timbunan core tidak boleh dilanjutkan.

Penggunaan drone di proyek ini tidak hanya sebagai alat dokumentasi tetapi juga sebagai alat bantu quality control, pada gambar tersebut drone digunakan untuk memetakan.

Pekerjaan pemasangan instrumen pada tubuh bendung di area timbunan inti, sebelum ditimbun instrumen tersebut dilindungi dengan cara dilapisi oleh material contact clay, metode pelapisanya mirip dengan shotcrete yaitu dengan menggunakan kompresor dan aliva.

Menjaga agar timbunan core tetap kering, dilakukan penyedotan kandungan air yang tergenang pada area timbunan core.

37


UJI MUTU CONTACT CLAY

Mutu timbunan contact clay yang dimaksud adalah meliputi mutu kepadatan dan kadar air yang biasanya digambarkan dalam graďŹ k hubungan antara kepadatan dan kadar air optimum.

PENGUJIAN IMPERMEABILITAS

Pengujian ini memperhitungkan kecepatan serapan air ke dalam lapisan timbunan core inilah yang nantinya menghasilkan nilai impermeabilitas.

PENGUJIAN DEFORMASI MODULUS DENGAN FALL BALL 38 TEST

PENGUJIAN KEPADATAN REPLACEMENT MATERIAL

UJI KEPADATAN DENGAN ALAT UJI RADIO ISOTOP


Filter berfungsi sebagai proteksi erosi terhadap lapisan core dimana ďŹ lter halus dapat mengalirkan rembesan air dari tubuh bendung secara keseluruhan. Filter akan mencegah pergerakan partikel tanah dari atau antara lapisan core pada tubuh bendungan. Karena dengan pergerakan yang tidak terkontrol dapat menyebabkan terkonsentrasinya bocoran-bocoran air yang pada akhirnya dapat menyebabkan kegagalan timbunan bendung. Material yang digunakan untuk ďŹ lter adalah material granular/berbutir yang tembus air/ permeable dengan gradasi yang seragam dan tidak tersegregasi/terurai pada saat dipadatkan. Dengan tingginya prasyarat bagi pelaksanaan Filter maka pekerjaan timbunan Filter harus dilaksanakan dengan teliti menggunakan material granular pilihan.

39

FILTER


Kebalikan dari pengujian timbunan Core, pada timbunan ďŹ lter dan timbunan batu justru tingkat permeabilitas atau kemampuan meloloskan air yang akan dicari dan dicapai. Material timbunan batu bendungan berupa campuran batu yang cukup keras, bergradasi baik, bongkahan dan kerikil dengan ukuran partikel maksimum lebih kecil dari 100 cm.

RANDOM 40


Lapisan terluar dari tubuh bendungan. Rip rap berupa susunan bongkahan batu andesit, permukaan lurus dan rata serta saling mengunci.

Pekerjaan pemasangan rip rap menggunakan Excavator. Sebelum dipasang material rip rap dipilah-pilah terlebih dahulu agar pas dengan material rip rap yang telah dipasang sebelumnya. Untuk pemadatan dilakukan dengan memukul-mukul pasangan rip rap dengan menggunakan bucket excavator.

RIP RAP 41


PEKERJAAN TIMBUNAN & PEMADATAN PLACING → SPREADING → COMPACTING → TESTING § Sering tidak semua material di borrow area dan quarry memenuhi syarat untuk timbunan atau hanya cocok timbunan zona tertentu, untuk itu perlu ada ahli geotek yang memilah dan memilih material di sumber galian material dan perlu perhatian pengawas. § Stripping di borrow area sebaiknya dilaksanakan secara bertahap sesuai kebutuhan galian, khususnya di musim hujan untuk menjaga kadar air tanah. § Pada kondisi tertentu kadang-kadang diprlukan pencampuran blanded material. Untuk itu diperlukan lahan pencampuran yag cuku luas. Pencampuran dilakukan dengan penghamparan tanah secara berlapis-lapis kemudian diambil dengan shovel dengan memotong secara vertikal. Bila belum cukup homogen, shovel dapat dilengkapi dengan bucket mixing. Atau mixing dilakukan langsung pada hamparan yang berlapis-lapis. § Pada tanah alami yang berlapis-lapis yang tadi terlalu tebal, sering cukup dengan cara gali potong secara vertikal. § Sambil dilakukan penebaran, buang kotoran, akar, batu besar yang terangkut. Pecahkan bongkah-bongkah tanah agar diperoleh kepadatan yang seragam § Untuk bendungan, prinsipnya ada 2 jenis material : material penyangga tubuh bendungan yang umumnya lolos air dan material pencegah rembesan yang berlebihan yang disebut inti kedap air. § Material lolos air tidak terlalu sensitif terhadap kedap air, tetapi material kedap air sangat sensitif terhadap kadar air sehingga selama pelaksanaan, kadar air harus selalu dijaga. Umumnya pada kondisi OMC. § Penimbunan tanah inti pada bidang kontak dengan pondasi batuan atau pasangan, perlu mendapat perhatian. Harus dilakukan dengan selected clay yang plastis, pemadatan khusu yaitu dengan stamper dengan tebal lapis pemadatan 10 cm minimal dalam 3 lapis. Proyek Bendungan Logung

42


PEKERJAAN PEMADATAN ยง Pemadatan adalah suatu proses pengeluaran udara dari pori-pori tanah dengan cara mekanis ยง Tujuan pemadatan tanah : agar tanah mencapai tingkat kepadatan seprti yang direncanakan misal (bendungan rendah : 90~95% ; tinggi : 95~98% standar proctor) sehingga dengan pemadatan tersebut akan : Menaikkan kekuatan Memperkecil compressibilitas Menaikkan tingkat kedap air Memperkecil pengaruh air terhadap tanah ยง Sebelum pemadatan lebih dulu perlu dilakukan percobaan pemadatan untuk memilih, jenis alat, berat alat, tebal lapisan dan banyak lintasan pemadatan.

Proyek Bendungan Logung

43


Proyek Bendungan Koishiwaragawa - KAJIMA JEPANG

44


UJI MUTU PEMADATAN TANAH - SECARA VISUAL - SEDERHANA

Proyek Bendungan Koishiwaragawa - KAJIMA JEPANG

45


Proyek Bendungan Logung

- UJI MUTU LAPANGAN Pengujian Densitas timbunan Tanah dengan sand cone

Kadar air pada saat pemadatan adalah OMC kurang lebih 2%. Kepadatan minimum yang disyaratkan lebih besar sama dengan 95% kepadatan kering. 46


Proyek Bendungan Kuwil Kawangkoan

47


Proyek Bendungan Kuwil Kawangkoan

48


¡

Kalibrasi Instrumen Secara umum kalibrasi instrumen dilakukan dalam 3 tahap, yaitu: 1.Kalibrasi pabrik yang dilakukan sebelum pengiriman instrumen kepada pengguna. Kalibrasi ini sering tidak diberikan oleh pabrik secara langsung, maka harus diminta/disebutkan di dalam dokumen pengadaan, termasuk jaminan mutu dan pelayanan purna jualnya. 2.Kalibrasi lapangan yang dilaksanakan pada saat instrumen diserahkan kepada pengguna. Bila tidak dapat dilakukan secara komprehensif, kalibrasi ini bisa berupa uji pembacaan/pengukuran segera setelah instrumen dipasang. 3.Kalibrasi pengguna yang dilakukan dalam rangka pengujian fungsi dan ketepatan pembacaan instrumen selama masa pengguanaannya dan bisa dilakukan secara insitu atau dibawa ke laboratorium dengan jadwal yang teratur.

¡

Perawatan Instrumen Biasanya telah diuraikan secara rinci di dalam buku manual instrumen, diantaranya sebagai berikut : 1.Instrumen harus selalu tetap bersih dan kering agar dapat berfungsi lama dan dapat diandalkan. 2.Bagian tertentu yang bergerak/berputar harus dibersihkan dan diminyaki secara teratur dan berkala. 3.Pita ukur harus dicuci setelah digunakan agar terhindar dari bahan-bahan kimia yang dapat menyebabkan karat. 4.Baterai/aki yang digunakan untuk peralatan baca harus tetap hidup dengan cara memeriksa/mengisi air aki secara teratur. Hal ini untuk mencegah pengaruhnya terhadap memori pembacaan.

INSTRUMENTASI

Proyek Bendungan Logung

49


Instrumentasi dibutuhkan untuk memantau perilaku bendungan baik selama konstruksi, pengisian pertama (impounding) maupun pada saat operasi waduk. Macam instrumen pada bendungan urugan dikelompokkan sbb:

50


INTAKE

Proyek Bendungan Logung

51


PLUGGING

52


4

SPILLWAY 53


GALIAN SPILLWAY Proyek Bendungan Kuwil Kawangkoan

54


Spillway atau Pelimpah berfungsi untuk mengalirkan debit yang berkelebihan dan untuk menurunkan muka air di hulu Spillway tersebut. Spillway pada Bendungan, merupakan pengaman Tubuh Bendungan. Dengan adanya Spillway, elevasi muka air pada Bangunan Air tersebut (EL. Hu) didesain tidak akan melampaui batas maksimum berkaitan dengan debit banjir rencana yang ditentukan atau dipilih (Qdf = Flood Design Discharge).

Proyek Bendungan Logung

55


Proyek Bendungan Logung

56


5

IMPOUNDING Proyek Bendungan Logung

57


PENGISIAN PERTAMA WADUK Persiapan fisik konstruksi bendungan dan bangunan pelengkapnya · Tubuh bendungan · Bangunan pengambilan (intake) dan saluran air (waterway) · Bangunan pelimpah (spillway) · Pintu terowongan pengelak · Fasilitas & sarana jalan Persiapan fisik bukan konstruksi · Pembebasan tanah dan peminadahan penduduk · Pemotongan pepohonan di daerah genangan waduk · Kajian terhadap adanya longsoran di daerah waduk · Evakuasi satwa liar · Pengukuran cross section dasar waduk dan patok batas Persiapan non fisik dan administrasi · Sosialisasi penggenangan waduk terhadap penduduk di sekitar waduk · Pedoman operasi & pemeliharaan · Organisasi operasi dan pemeliharaan bendungan · Analisa keruntuhan bendungan (dam break analyses) · Panduan rencana tindak darurat (emergency action plan) · Manual pengisian awal waduk · Persetujuan pengisian awal waduk

Proyek Bendungan Logung

58


Proyek Bendungan Logung

59


“Any non-written experiences are story tales, but the written ones are histories.�


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.