BAB I Pendahuluan
A. Latar Belakang
B. Tujuan
BAB II Tinjauan Kebijakan
A. Tinjauan Tata Ruang
B. Tinjauan Intensitas Bangunan dan Sempadan
BAB III Analisis
A. Analisis Fisik Site
B. Analisis Kebutuhan Sarana dan Prasarana (berdasarkan jumlah penduduk yang diasumsikan)
C. Analisis Kebutuhan Lahan (hunian berdasarkan tipe, ruang terbuka, sarana-prasarana dll)
BAB III Konsep Perancangan
A. Pola permukiman
B. Zonasi (tipe hunian, ruang terbuka hijau, sarana-prasarana)
C. Desain masterplan
D. Contoh unit tiap tipe hunian
A. LATAR BELAKANG
Permukiman merupakan suatu
wilayah atau area yang digunakan
oleh sekelompok orang untuk tinggal
dan membangun tempat tinggal.
Permukiman dapat berupa desa, kota, atau bahkan kawasan perkotaan
yang lebih luas. Latar belakang
mengenai permukiman melibatkan
sejarah, pola pembangunan, perkembangan sosial, dan faktorfaktor lain yang mempengaruhi
pembentukan dan evolusi
permukiman. Pola pembangunan
permukiman dapat dipengaruhi oleh
berbagai faktor, termasuk geografi, kebijakan pemerintah, perkembangan
ekonomi, dan kebutuhan sosial.
Beberapa pola pembangunan
permukiman yang umum meliputi
pola linear (seperti desa-desa di sepanjang jalan),
B. TUJUAN
pola radial (dengan pusat
permukiman di tengah dan jalan-jalan menghubungkannya), atau pola grid (dengan jaringan jalan yang teratur).
Permukiman juga menghadapi berbagai tantangan, seperti kekurangan perumahan, kemiskinan, ketimpangan sosial, dan kerentanan terhadap bencana alam
Mahasiswa mampu merancang permukiman sesuai dengan standar dan kebijakan yang berlaku di Indonesia.
A. TINJAUAN TATA RUANG
Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Makassar yang selanjutnya
disingkat RTRWK Makassar, adalah hasil perencanaan tata
ruang yang merupakan penjabaran strategi dan arahan
kebijakan pemanfaatan ruang wilayah nasional, kawasan
strategis nasional dan provinsi ke dalam struktur dan pola
ruang wilayah Kota Makassar;
Kecamatan Rappocini memiliki ketentuan di dalam RDTR atau
RTRW sebagai :
Pasal 59 Kawasan Peruntukan Perkantoran
Pasal 62 Kawasan Peruntukan Pariwisata
Pasal 19 Pusat Pelayanan Kota
Pasal 58 Kawasan Peruntukan Perdagangan dan Jasa
B. TINJAUAN INTENSITAS BANGUNAN DAN SEMPADAN
Ketentuan umum peraturan zonasi kawasan perumahan kepadatan sedang sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b, penerapan intensitas pemanfaatan ruang meliputi :
1. penerapan ketentuan tata bangunan dan lingkungan yang meliputi :
ketentuan KDB paling tinggi 50 (lima puluh) meter, KLB paling tinggi 9 (sembilan) meter, KDH paling rendah 30 (tiga puluh) persen, GSB paling rendah berbanding lurus dengan Rumija, Tinggi bangunan paling tinggi dibatasi garis bukaan langit 60 (enam puluh) derajat dari as jalan;
2 penerapan ketentuan tata bangunan dan lingkungan yang berbasis mitigasi bencana;
3. pengembangan pusat permukiman ke arah intensitas tinggi dengan
KWT paling tinggi 60% (tujuh puluh persen); dan
4. penyediaan RTH paling sedikit 30% (tiga puluh persen) dari luas
kawasan perkotaan
A. ANALISIS FISIK SITE
Tapak berada pada pinggir jalan poros Aroeppala sehingga jalur ini banyak dilalui kendaraan. Sumber kebisingan terbesar berada pada area depan dan samping kiri site.
Orientasi Matahari terbit dari arah timur (depan site) ke barat (belakang). Panas Matahari meningkat ketika pukul 11:30-15:30.
TINGGI
B. ANALISIS KEBUTUHAN SARANA DAN PRASARANA
Sarana Pribadatan Sarana ruang terbuka, taman dan lapangan
olah raga
Rencana penduduk permukiman 1400
jadi Musholla yang dibutuhkan yaitu 1400
: 250 =6 Musholla (Luas = 100 m2)
Rencana penduduk permukiman 1400
jadi taman yang dibutuhkan yaitu 1400 : 250
=6 Taman (jumlah Luas = 1400 m2)
Sarana Pendidikan
Sarana Kesehatan
Rencana penduduk permukiman 1400
jadi TK yang dibutuhkan yaitu
1400 : 1250 = 1 TK (Luas = 600 m2)
Rencana penduduk permukiman 1400
jadi Posyandu yang dibutuhkan yaitu
1400 : 1250 = 1 Posyandu (Luas = 66,5 m2)
Rencana penduduk permukiman 1400
jadi Toko yang dibutuhkan yaitu 1400 : 250
= 6 Toko (Luas = 100 m2)